28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan dinegara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli ( EIEC). Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman terkontaminasi, berpergian, penggunaan Laporan Kasus | 1

Lapkas Fix Key

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan kasus pediatri

Citation preview

Page 1: Lapkas Fix Key

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat

keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek

dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena

infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah

sakit. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan

dinegara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan

99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya. WHO memperkirakan ada

sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Bila angka

itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang dewasa per

tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare didapatkan 13,3 % di

Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat

jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter

jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh

Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella

dan Enteroinvasive E.coli ( EIEC).

Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut

yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman terkontaminasi, berpergian,

penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS, merupakan petunjuk penting dalam

mengidentifikasi pasien beresiko tinggi untuk diare infeksi.

B. Tujuan

Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah selain untuk menyelesaikan salah satu tugas

kepaniteraan klinik stase pediatri, juga untuk mengetahui serta mempelajari lebih jauh

mengenai kasus diare hingga penatalaksanaan yang tepat pada pasien di lapangan.

Laporan Kasus | 1

Page 2: Lapkas Fix Key

BAB II

STATUS PASIEN

Identitas pasien

No. RM : 7649XX

Nama : An. M

Usia : 1 tahun 10 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama orang tua : Tn.A

Alamat : Jl.percetakan negara, jakarta pusat

Tgl MRS : 05 Desember 2014

ALLOANAMNESA (kepada ibu OS)

Keluhan Utama :

BAB ≥ 10 X sejak 2 hari SMRS

Keluhan Tambahan :

tidak mau makan dan minum, lemas , muntah

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dibawa oleh orangtunya ke IGD dengan keluhan BAB cair sejak2 hari

SMRS BAB sebanyak >10x/hari, BAB cair, ada ampas tapi sedikit, tidak disertai lendir, busa

dan darah. BAB kira kira ½ gelas, warna kuning hijau, tidak berbau busuk. BAB tidak

disertai nyeri perut. Disertai Muntah 8x isi makanan dan lama kelamaan air saja. Muntah tiap

makan minum. Sejak tadi pagi pasien lemas, tidak mau bermain, hanya tergeletak di

kasur,tidak menangis, tidak rewel, tidak mau minum. BAK lebih pekat, terakhir BAK

Laporan Kasus | 2

Page 3: Lapkas Fix Key

semalam dan sedikit diserta berwarna seperti teh. Berat badan menurun dari 11,5 kg,

sekarang 10 kg.

. Demam sejak 3 hari SMRS, demam hilang timbul tidak disertai kejang SMRS,Batuk (+)

batuk berdahak 2 hari SMRS. Pilek tidak ada. Sesak tidak ada.

.

Riwayat Penyakit Dahulu

Belum pernah mengalami hal yang seperti ini sebelumnya

Kejang demam disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang menderita hal yang sama

Riwayat alergi disangkal

Riwayat pengobatan

1 hari SMRS sudah berobat ke Puskesmas diberi obat penurun panas dan obat diare

tetapi tidak ada perbaikan

Riwayat Kehamilan :

ANC teratur di Bidan

Ibu Os tidak pernah sakit saat hamil

Riwayat kelahiran

Cukup bulan (37 minggu)

Lahir spontan ditolong bidan di RB

BBL 3100 gram; PB 49 cm

Pola Makan

ASI dari 0 bulan sampai 6 bulan

Susu formula diberikan pada usia 6 bulan sampai sekarang

Laporan Kasus | 3

Page 4: Lapkas Fix Key

Makanan nasi + lauk pauk ( daging, telur ) sebanyak 3 x sehari

Riwayat Imunisasi :

BCG : 1x

Hepatisis : 3x

Polio : 4x

DPT : 3x

Campak : 1x

Kesan : imunisasi dasar lengkap

Riwayat Tumbuh kembang

Tengkurap pada usia 6 bulan

Berdiri pada usia 10 bulan

Berjalan pada usia 12 bulan

Saat ini os sudah bisa berlari

Kesan : Tumbuh kembang sesuai usia

Riwayat Alergi

Alergi udara disangkal

Alergi susu disangkal

Alergi makanan disangkal

Laporan Kasus | 4

Page 5: Lapkas Fix Key

Riwayat Psikososial

Tinggal bersama dengan keluarga besar, 1 rumah berisi 5 orang

Jumlah ventilasi di dalam rumah cukup

Terdapat sinar matahari yang masuk ke dalam rumah

Anggota keluarga merokok

Terdapat kontak penderita dengan asap rokok

Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat

• Kesadaran : Letargi

• Tanda-tanda vital

Suhu : 38,9oC

Nadi : 118 x/menit, kuat angkat, isi cukup

Pernapasan : 24x/menit

Tekanan Darah : Tidak dilakukan

Antropometri

BB : 10 kg

PB : 88 cm

Ling.kepala : 44 cm

LILA : 12 cm

STATUS GIZI

BB/U : 10/12 X 100% = 84 % (gizi baik)

PB/U : 88/90 X 100% = 97% (normal)

BB/TB: 10/12 X 100% = 84% (gizi baik)

Laporan Kasus | 5

Page 6: Lapkas Fix Key

KESAN : Gizi Baik

STATUS GENERALIS

KEPALA

Bentuk : Normochepal

Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak rontok, ubun-ubun sudah menutup

Mata : Cekung (+/+), Edema palpebra (-/-), Konjungtiva anemis (+/+), Sklera

ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor

Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), secret (-/-)

Telinga : Normotia, serumen (-/-)

Mulut : Bibir pucat (+), bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), stomatitis (-)

LEHER

Tidak terdapat pembesaran KGB.

THORAK

PARU

Inspeksi : Dada simetris

Palpasi : vocal fremitus sama

Perkusi : sonor

Auskultasi : Vesikular, tidak ada whezzing dan tidak ada ronkhi.

Laporan Kasus | 6

Page 7: Lapkas Fix Key

JANTUNG

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : sonor

Auskultasi : BJ I & II reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN

Inspeksi : Perut datar

Auskultasi : Bising usus meningkat (17 x/menit)

Palpasi : Abdomen supel, turgor kembali agak lambat, tidak teraba pembesaran hepar

dan lien

Perkusi : Timpani seluruh abdomen

Ekstremitas atas

Akral : dingin pucat

Edema : -/-

Sianosis : -/-

CRT : >2 s / > 2 s

Ekstremitas bawah

Akral : dingin pucat

Edema : -/-

Sianosis : -/-

Laporan Kasus | 7

Page 8: Lapkas Fix Key

CRT : >2 s / > 2 s

GENITALIA DAN RECTUM

Perempuan dan tidak ada kemerahan dan lecet

REFLEKS

Patologis

Babinski (-)

Oppenheim (-)

Burdzinski I (-)

Burdzinski II (-)

Fisiologis

Petella (+)

Biseps (+)

Tendo Achilles (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

• Hemoglobin : 9,1 g/dl (10,8-12,8 g/dl)

• Hematokrit : 37 % (35-43 %)

• Trombosit : 367 ribu/µL (217-491 ribu/µL)

• Leukosit : 25,6 ribu/µL (6-17 ribu/µL)

• Na : 131 mEq/L (135-147 mEq/L)

• K : 2,6mEq/L (3,5-5 mEq/L)

• Cl : 102 mEq/L (94-111 mEq/L)

Laporan Kasus | 8

Page 9: Lapkas Fix Key

RESUME

• An. Laki-laki usia 1 tahun 10 bulan datang karena diare >10x sejak 2 hari SMRS, muntah 8x,

febris sejak 3 hari SMRS disertai batuk berdahak ,pilek sejak 2 hari SMRS.tampak letargi,

tidak mau minum, BAK terakhir semalam dan sedikit, warna pekat

• Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan letargi, suhu : 38,9oC, nadi : 118x/menit, pernapasan :

24x/menit, konjungtiva anemis,faring hiperemis,mukosa bibir kering extremitas sup&inf

dingin pucat, RCT>2 detik, turgor kembali dengan lambat.

• Dari hasil lab didapatkan :HB:9,1, leukosit:25600, Na:131mEq, K: 2,6mEq

Assesment :

• Diare

• Vomitus

• Febris

Diagnosis

Klinis : Diare akut dengan dehidrasi berat ISPA, hipokalemia,

Gizi : gizi baik

Imunisasi :imunisasi dasar lengkap

Tum-Bang : sesuai usia

Penatalaksanaan

- IVFD RL 1 jam pertama, dilanjut KaEn3B

- Pemberian 1

30ml/KgBB dalam waktu ½ jam

a. 30x10=300ml dalam waktu ½ jam

Laporan Kasus | 9

Page 10: Lapkas Fix Key

300x20

0,5x60 = 200tpm(mikro) 67tpm (makro)

Pemberian 2

70 ml/KgBB dalam waktu 2 ½ jam

• 70x10=700ml dalam waktu 2 ½ jam =

• 700 cc x 20

2 ,5 x 60 = 94 tpm (mikro) = 31 tpm (makro)

Dukungan nutrisi, susu bebas laktosa

Obat atas indikasi

Terapi suportif : Zinc

Edukasi orangtua

- r/ Probiotik 1 dd 1

- r/ zink 20 mg

- r/ KCl 10 mEq

- r/ parasetamol syrup (10x10=100mg sampai 10x15=150 mg)àsediaan125 mg per

1sdtà 3 dd1 cth

- r/ ondancentron 2mg IV

- r/ guaifenisin

- Kadar natrium dan kalium di periksa ulg stlh rehidrasi

Laporan Kasus | 10

Page 11: Lapkas Fix Key

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah

cair(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200

ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3

kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14

hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

B. Epidemiologi

Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta

kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang

berkisar 3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5

episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes,

diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini

meningkat bila dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare

masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat

proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan

peringkat 2. Diare pada anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara

langsung atau tidak terdapat pembiayaan dalam masyarakat.

C. Etiologi

Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh gastroenteritis,

keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik. Etiologi diare pada 25 tahun

yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah lebih dari 80% penyebabnya

diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme

yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi.

Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 – 60%) sedangkan virus

lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus.

Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus,

Compylobacter jejuni, Clostridium defficile, Clostridium perfringens, E coli, Pleisiomonas,

Shigelloides, Salmonella spp, Staphylococus aureus, vibrio cholerae dan Yersinia

Laporan Kasus | 11

Page 12: Lapkas Fix Key

enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli, Capillaria

phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi,

Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura.  

D. Faktor resiko

Perilaku yg menyebabkan penyebaran kuman meningkat :

• Tidak memberikan ASI secara penuh utk 4-6 bulan pertama

• Menggunakan botol susu

• Menyimpan makanan masak pada suhu kamar

• Menggunakan air minum yg tercemar oleh bakteri yg berasal dari tinja

• Tidak mencuci tangan sesudah BAB, sesudah membuang tinja atau sebelum masak

• Tidak membuang tinja dengan benar

Faktor pejamu yang meningkatkan kerentanan tehadap diare :

• Kurang gizi/malnutrisi

• Campak

• Imunodefisiensi/imunosupresi

• Umur à 2 tahun pertama rentan

• Variasi musiman

• Infeksi asimtomatik

E. Patofisiologi

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare osmotik,

sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena terdapatnya

bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri usus sehingga

tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan. Diare sekretorik terjadi

karena toxin dari bakteri akan menstimulasi c AMP dan cGMP yang akan menstimulasi

Laporan Kasus | 12

Page 13: Lapkas Fix Key

sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat

adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post

reseksi usus serta hipertiroid.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui

makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi

usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang,

villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan

meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul

diare.

Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan

pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis

terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh

virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel

mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat

masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri

ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.

Diare dapat disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu seperti susu,

produk susu, makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi

usus dapat pula disebabkan oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa

macam obat, terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan

menekan flora normal usus sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal antibiotika

akan berkembang bebas.

F. Cara penularan

Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang

terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila

tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.

G. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis diare akibat virus dan bakteri berbeda. Gejala klinis yang didapat

pada diare akibat Rotavirus antara lain :

1. BAB cair 5 - 10 x/hari.

Laporan Kasus | 13

Page 14: Lapkas Fix Key

2. Volume tinja banyak, warna kuning-hijau, konsisten cair, tidak ada darah, tidak berbau,

tidak berbuih.

3. Masa tunas 12 - 72 jam.

4. Lamanya sakit ± 5 - 7 hari.

5. Sering terjadi pada musim dingin.

6. Panas.

7. Sering mual-muntah.

8. Nyeri perut, tenesmus.

9. Ditemukan virus dalam tinja.

10. Penderita dengan kasus ringan gejalanya berlangsung selama 3-5 hari, kemudian sembuh

sempurna. Diare karena Adenovirus cenderung ringan dan sembuh sendiri. Gejalanya

meliputi demam ringan, tinja cair, muntah dan kadang-kadang ada gejala-gejala

pernafasan.

Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh bakteri berbeda berdasarkan etiologinya

masing-masing.

a. Stafilococcus aureus

Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang

mengandung toksin stafilokokkus. Gejala terjadi dalam waktu 1 – 6 jam setelah asupan

makanan terkontaminasi. Sekitar 75 % pasien mengalami mual, muntah, dan nyeri abdomen,

yang kemudian diikuti diare sebanyak 68 %. Demam sangat jarang terjadi. Lekositosis perifer

jarang terjadi, dan sel darah putih tidak terdapat pada pulasan feses. Masa berlangsungnya

penyakit kurang dari 24 jam.

b. Bacillus cereus

Enterotoksin dari B. cereus menyebabkan gejala muntah dan diare, dengan gejala muntah

lebih dominan. Gejala dapat ditemukan pada 1 – 6 jam setelah asupan makanan

terkontaminasi, dan masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam. Gejala akut mual,

muntah, dan nyeri abdomen, yang seringkali berakhir setelah 10 jam.

c. Clostridium perfringens

Gejala berlangsung setelah 8 – 24 jam setelah asupan produk-produk daging yang

terkontaminasi, diare cair dan nyeri epigastrium, kemudian diikuti dengan mual, dan muntah.

Demam jarang terjadi. Gejala ini akan berakhir dalam waktu 24 jam.

Laporan Kasus | 14

Page 15: Lapkas Fix Key

d. Vibrio cholerae

Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah, yang secara cepat menjadi diare berat,

diare seperti air cucian beras. Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah. Demam ringan

dapat terjadi.

e. Escherichia coli patogen

Kebanyakan pasien mengalami gejala ringan yang terdiri dari diare cair, mual, dan

kejang abdomen. Diare berat jarang terjadi, dimana pasien melakukan BAB lima kali atau

kurang dalam waktu 24 jam. Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari. Demam timbul pada

kurang dari 1/3 pasien. Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel

darah putih. Lekositosis sangat jarang terjadi.

f. Shigella

Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB

berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair

tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata

pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu.

g. Campylobakter

Manifestasi klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi, dari asimtomatis sampai

sindroma disentri. Masa inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk. Diare dan

demam timbul pada 90% pasien, dan nyeri abdomen dan feses berdarah hingga 50-70%.

Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam, mual, muntah dan malaise. Masa

berlangsungnya penyakit ini 7 hari.

H. Langkah Diagnosis

Anamnesis

Sudah berapa lama diare berlangsung, berapa kali sehari, warna dan konsistensi

tinja, lendir dan/darah dalam tinja, adanya muntah, anak lemah, kesadaran menurun,

rasa haus, rewel, kapan terakhir kencing.

Jumlah cairan yang masuk selama diare

Anak minum ASI atau susu formula, apakah anak makan makanan yang tidak biasa

Apa ada yang menderita diare disekitarnya, dari mana sumber air minum

Laporan Kasus | 15

Page 16: Lapkas Fix Key

Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak

Diagnosa Didasarkan pada keadaan

Diare cair akut -Diare lebih dari 3 kali/hari berlangsung < 14

hari

-Tidak mengandung darah

Kolera -Diare air cucian beras yang sering, banyak

dan cepat menimbulkan dehidrasi berat,

atau

-Diare dengan dihidrasi berat selama terjadi

KLB kolera atau

-Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk

Vibrio cholerae

Disentri Diare disertai darah

Diare persisten Diare berlangsung selama ≥ 14 hari

Diare dengan gizi buruk Diare jenis apapun yang disertai tanda gizi

buruk

Diare terkait antibiotik Mendapat pengobatan antibiotik oral

spektrum luas

Invaginasi -Dominan darah dan lendir dalam tinja

-Massa intraabdominal

-Tangisan keras dan kepucatan pada bayi

Pemeriksaan fisik

Timbang BB

Perhatikan tingkat kesadaran anak

Cari tanda-tanda dehidrasi ringan, sedang, berat

Tanda invaginasi ( massa intraabdominal, tinja hanya lendir dan darah)

Laporan Kasus | 16

Page 17: Lapkas Fix Key

Menilai dehidrasi

I. Tatalaksana

Prinsip utama tatalaksana diare adalah penggantian cairan serta garam dan mineral yang

hilang melalui kotoran, muntah dan demamnya. Perkiraan jumlah cairan yang hilang dan

beratnya muntah serta diare akan menentukan jenis terapi yang akan diberikan. Cairan ini

dapat diberikan baik melalui mulut ataupun melalui infus bila anak mengalami dehidrasi

berat.

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi.

Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan, tetapi terapi antibiotik spesifik

diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman.

Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti anti

spasmodik/spasmolitik tidak dianjurkan untuk dipakai, karena akan memperburuk keadaan.

Obat ini dapat menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi usus, gangguan

Laporan Kasus | 17

Tabel 2. Penilaian derajat dehirasi pada diare akut

PENILAIAN DIARE TANPA DIARE DIARE DEHIDRASI BERAT

DEHIDRASI DEHIDRASI

RINGAN SEDANG

LIHAT:

KEADAAN UMUM Baik, sadar * Gelisah, rewel * Lesu, lunglai, anak tdk sdr

Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa * Haus * Malas minum, tdk bs mnm

PERIKSA:

Turgor kulit Kembali cepat * Kembali lambat * Kembali sangat lambat

% TURUN BB < 5 % 5 – 10 % > 10 %

Estimasi def.cairan 50 % 50 – 100 % > 100 %

Rencana pengobatan Rawat di rumah Rehidrasi: rawat rmh Rawat inap

atau rawat

Sumber : Sandhu 200115.

Diare dengan dehidrasi ringan – sedang atau dehidrasi berat bila didapatkan 1 gejala

dengan tanda * ditambah 1 atau lebih gejala lain.

Page 18: Lapkas Fix Key

digesti dan absorpsi lainnya. Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah

kembung dan dehidrasi bertambah berat.

Obat-obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pectin, narit, dan sebagainya, telah

terbukti tidak bermanfaat. Obat-obat stimulans seperti adrenalin, nikotinamide dan

sebagainya, tidak akan dapat memperbaiki syok atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya

adalah kehilangan cairan (hipovolemic shock), sehingga pengobatan yang paling tepat yaitu

pemberian cairan secepatnya.

1. Rencana terapi A (diare tanpa dehidrasi)

- Pengobatan diare di rumah

- Berikan cairan lebih banyak dari biasanya

o Oralit, cairan RT (air tajin, sup, yogurt, air)

- Berikan makanan à cegah kurang gizi

o ASI, susu formula yg biasa diberikan

o Sari buah segar (pisang : kalium)

o Makanan tambahan selama & setelah diare (2 mg)

- Bawa anak ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau

menderita sebagai berikut :

o Buang Air besar cair lebih sering

o Muntah berulang-ulang

o Rasa haus yang nyata

o Makan atau Minum sedikit

o Demam

o Tinja berdarah

- Jika akan diberi larutan oralit di rumah, tunjukkan kepada ibu jumlah oralit yang diberikan

setiap habis buang air besar dan diberikan oralit yang cukup untuk 2 hari

Umur Jumlah oralit tiap

BAB

Jumlah oralit yang

disediakan di rumah

< 1 tahun 50-100 cc 400 ml /hari ( 2 bungkus)

1-4 tahun 100-200 cc 600 – 800 ml/ hari ( 3-4

bungkus)

Laporan Kasus | 18

Page 19: Lapkas Fix Key

>5 tahun 200-300 cc 800 – 1000 ml/hari ( 4-5

bungkus)

Dewasa 300-400 cc 1200 –2800 ml / hari

2. Rencana terapi B (diare dengan dehidrasi ringan/sedang)

- Upaya rehidrasi oral (URO)

- Oralit untuk 3 jam pertama

< 1 tahun 1-5 tahun >5tahun Dewasa

Ada timbangan 75 cc/kgBB

Tidak ada

timbangan

300 cc 600 cc 1200 cc 2400 cc

- Tunjukkan pada ibu cara pemberian oralit

- Berikan tablet zink selama 10 hari

- Nilai kembali setelah 3 jam à klasifikasi derajat dehidrasi lalu tentukan rencana

terapi yang sesuai (A/B/C)

3. Rencana terapi C (diare dengan dehidrasi berat)

- Beri cairan intravena secepatnya

Umur Pemberian pertama

30 ml/kgBB selama

Pemberian

berikutnya

70 ml/kgBB selama

Bayi (<12 bulan) 1 jam* 5 jam

Anak (sampai 5 tahun) 30 menit* 2,5 jam

*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba

- Beri oralit segera setelah anak mau minum, biasanya sesudah 3-4 jam pada bayi

atau 1-2 jam pada anak dan beri tablet zinc

- Periksa kembali bayi setelah 6 jam atau anak setelah 3 jam, klasifikasi dehidrasi

kemudian pilih rencana terapi yang sesuai

Laporan Kasus | 19

Page 20: Lapkas Fix Key

- Bila tidak tersedia fasilitas pemberian cairan intravena, rehidrasi dilakukan dengan

pipa nasogastrik

Oralit 20 ml/kgBB/jam selama 6 jam

Evaluasi penderita setiap 1-2 jam

Muntah, kembung, tidak perbaikan dalam 3 jam à rujuk untuk pengobatan

IV

Sesudah 6 jam klasifikasi dehidrasi kemudian pilih rencana terapi yang

sesuai

J. Komplikasi

- Dehidrasi

- Gangguan keseimbangan asam basa

- Gangguan sirkulasi

- GGA

- Hipoglikemia

- Gangguan gizi

K. Prognosis

Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi

antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan

morbiditas dan mortalitas yang minimal. Seperti kebanyakan penyakit, morbiditas dan

mortalitas ditujukan pada anak-anak dan pada lanjut usia.

L. Pencegahan

Hasil penelitihan terakhir menunjukkan ,bahwa cara pencegahan yang benar dan efektif

yang dapat dilakukan adalah :

- Memberikan ASI

- Memperbaiki makanan pendamping ASI

- Menggunakan air bersih yang cukup

- Mencuci Tangan

- Menggunakan Jamban

- Membuang tinja bayi yang benar

- Memberikan imunisasi campan

Laporan Kasus | 20

Page 21: Lapkas Fix Key

DAFTAR PUSTAKA

Feigin, Stadler, Diare : dalam Behrman, Vaughan, Nelson Ilmu Kesehatan Anak Bagian 2.

Jakarta : EGC.

Herman,diki pribadi. Pediatri Praktis edisi 3. Bandung. 2007

Juffrie, Mohammad. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1. Ikatan Dokter Anak

Indonesia : Jakarta. 2010 

Pedoman Tatalaksana Diare. Available from : http://www.depkes.go.id/downloads/diare.pdf.

Risan,neli amalia, dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak edisi ketiga.

Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD. 2005

Laporan Kasus | 21