35
BAB I STATUS PASIEN NOMOR REKAM MEDIS : 573133 IDENTITAS/BIODATA Nama : Ny. Dede Rohanah Nama Suami : Tn. Endih Umur : 33 tahun Umur : 38 Tahun Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SD Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Alamat : Babakan Cangklek Alamat : Babakan Cangklek Tanggal Masuk : 08 Juni 2015, Pukul 20.50 WIB ANAMNESIS Autoanamnesis Keluhan Utama : keluar darah dari jalan lahir Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu dengan G4P3A0, merasa hamil 2 bulan, mengeluh keluar darah warna merah dari jalan lahir sejak pukul 12.00 WIB, darah yang keluar sedikit, Gerak janin (-). Ibu merasa mules mulai pukul 15.00 WIB. Merasa pusing disangkal, pandangan berkunang-kunang disangkal dan keluar air-air disangkal. 1

Lapkas Dr. Hehe Kamil

  • Upload
    dina

  • View
    23

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laapkas

Citation preview

Page 1: Lapkas Dr. Hehe Kamil

BAB I

STATUS PASIEN

NOMOR REKAM MEDIS : 573133

IDENTITAS/BIODATA

Nama : Ny. Dede Rohanah Nama Suami : Tn. Endih

Umur : 33 tahun Umur : 38 Tahun

Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Babakan Cangklek Alamat : Babakan Cangklek

Tanggal Masuk : 08 Juni 2015, Pukul 20.50 WIB

ANAMNESIS

Autoanamnesis

Keluhan Utama : keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu dengan G4P3A0, merasa hamil 2 bulan, mengeluh keluar darah warna merah dari jalan lahir sejak pukul 12.00 WIB, darah yang keluar sedikit, Gerak janin (-). Ibu merasa mules mulai pukul 15.00 WIB. Merasa pusing disangkal, pandangan berkunang-kunang disangkal dan keluar air-air disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan riwayat

operasi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat yang sama

Riwayat Pengobatan : OS belum mengkonsumsi obat apapun sejak timbul keluhan

Riwayat Psikososial : pola makan teratur. Merokok dan minum alkohol disangkal

1

Page 2: Lapkas Dr. Hehe Kamil

RIWAYAT OBSTETRI

Riwayat Kehamilan : G4P3A0

HPHT : 28 Februari 2015

TP : 7 Desember 2015

KB : suntik 3 bulan

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas :

No

.

Th.

Partus

Tempat

Partus

Umur

Hamil

Jenis

Persalinan

Penolong

Persalinan

Penyulit BB/

Kel

Anak

1 1999 Dirumah Aterm Spontan Paraji Tidak 3000 g P

2 2004 Dirumah Aterm Spontan Paraji Tidak 3000 g L

3 2008 Dirumah Aterm Spontan Paraji Tidak 3000 g P

4 Hamil ini

5

Riwayat Menstruasi Riwayat Pernikahan

Menarche : 12 Tahun Pernikahan ke- : 1

Siklus Haid : 28 hari Usia saat Menikah : 17 tahun

Lama Haid : 7 hari Usia suami : 38 tahun

Dismenorrhea : Disangkal Lama Menikah : 16 tahun

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sakit Sedang

Kesadaran : ComposMentis

Tanda- tanda Vital : - T : 150/90 mmHg

- N : 85 kali/menit

- R : 24 kali/menit

- S : Afebris

Antropometri : BB: 70 kg TB : 155 cm

2

Page 3: Lapkas Dr. Hehe Kamil

STATUS GENERALIS STATUS OBSTETRI

Kepala : Normocephal Inspeksi

Mata : Konjungtiva anemis (-/-) - Wajah : Chloasma grav. (-)

Sklera Ikterik (-/-) - Thorax : Mammae simetris

Refleks Pupil (+/+) - Abdomen : Datar lembut

Isokor ka=ki Nyeri Tekan (-)

Leher : Pembesaran KGB (-/-) DM (-), PS/PP (-/-)

Pembesaran Tiroid (-/-) Luka Post. Op (-)

Thorax : Normochest Palpasi

Gerak Simetris - TFU : Tidak teraba

Paru-Paru : VF Simetris (+/+) Auskultasi DJJ: Tidak dilakukan

Vesikular (+/+) Pemeriksaan Luar Genitalia

Ronkhi (-/-) - Vulva/ Vagina : t.a.k

Wheezing (-/-) - Perineum : t.a.k

Jantung : Bunyi I/II murni, regular Pemeriksaan Dalam Genitalia

Abdomen : Lihat status obstetri - Vagina : t.a.k

Ekstremitas : Akral Dingin, CRT < 2dt - Portio : tebal-lunak

nyeri goyang (-)

- Pembukaan : 1-2 cm

- Pendarahan : +

- Stosel : +

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Haemoglobin 12.1 12 – 16 g/dL

Hematokrit 35.8 37 – 47 %

Eritrosit 4.42 4.2 - 5.4 106/µL

Leukosit 10.6 4.8 - 10.8 103/µL

Trombosit 259 150 - 450 10s/µL

Tes Kehamilan (+)

3

Page 4: Lapkas Dr. Hehe Kamil

RESUME

Seorang wanita mengaku hamil 2 bulan. Keluar darah sejak jam 12.00 WIB

sedikit, darah kemerahan. Gerak janin (-). Ibu merasa mules mulai pukul 15.00 WIB.

Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Status generalis dalam batas normal,

pemeriksaan lainnya dalam batas normal. Status obstetri ditemukan pada Pemeriksaan

dalam vagina dan vulva tidak ada keluhan, portio tebal lunak, pembukaan 1-2 cm

perdarahan (+) sedikit, stosel (+)

Test kehamilan positif, hemoglobin 12.1 g/dL, hematokrit 35,8 %, eritrosit 4,42

106/µL. PP test (+)

DIAGNOSIS

G4P3A0 gravida 8 minggu dengan abortus inkomplit

PLANNING

1. Informed concent2. Cek laboratorium darah rutin PP Test3. Infus Rl 4. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital5. Rencana USG6. Rencana Kuretase

LAPORAN TINDAKAN

Tanggal Tindakan : 09 Juni 2015

Diagnosa pra tindakan : Abortus Inkomplit

Diagnosa Pasca tindakan : Abortus Komplit

Tindakan : Kuretase

4

Page 5: Lapkas Dr. Hehe Kamil

Uraian Tindakan

Kuretase dilakukan tanggal 09 Juni 2015 pukul 10.15 WIB

Os diletakan dengan posisi litotomi

Kandung kemih dikosongkan

Disinfeksi pada vulva vagina dan sekitarnya

Dipasang spekulum dan dipegang asisten, bibir porsio dijepit tenakulum

Dilakukan Anastesi lokal

Sonde masuk sedalam 9 cm

Sendok kuret no.6 dilakukan kuretase sistematis dan hati-hati

Kuretase dengan sendok kuret dan dikeluarkan jaringan sebanyak sebanyak ±30 gr

Jumlah perdarahan ±20 cc

Jaringan tidak di PA kan

Keadaan Pasca Tindakan

1. Tanggal : 10 Juni 2015

2. Keadaan umum : Baik

3. Kesadaran : Compos Mentis

4. Nadi : 76 kali permenit

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Suhu tubuh : 36,8 OC

5. Pernapasan : Baik

5

Page 6: Lapkas Dr. Hehe Kamil

FOLLOW UP RUANGAN

Tanggal/

Jam

Catatan Instruksi

09.06.2015 S: Perdarahan + sedikit

O :

KU : Baik

Kesadaran : CM

T : 110/80 mmHg

R : 18 x/mnt

N : 84 x/mnt

S : Afebris

Perdarahan : + Sedikit

A: Abortus Incomplete

- Observasi KU, T, N, R, S,

Perdarahan

- Bed Rest

10.06.2015 S: t.a.k

O :

KU : Baik

Kesadaran : CM

T : 110/80 mmHg

R : 18 x/mnt

N : 76 x/mnt

S : 36,8 C

Perdarahan : + Sedikit

BAK : + normal

BAB : -

A: post kuretase

- Observasi KU, T, N, R, S,

Perdarahan

- cefadroxil 2x1

- pospargin 3x1

- asam mefenamat 3x1

PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

6

Page 7: Lapkas Dr. Hehe Kamil

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Abortus adalah hasil pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin hidup diluar

kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin

kurang dari 500 gram.

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan sedangkan yang

terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut abortus provokatus. Abortus provokatus

terbagi 2 abortus provokatus terapeutik dan abortus provokatus kriminalis. Disebut abortus

terapeutik karena didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu. Disini

pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter yaitu spesialis kebidanan dan kandungan,

spesialis penyakit dalam, dan spesialis jiwa. Bisa juga ditambah oleh pertimbangan tokoh

agama terkait. Setelah dilakukan terminasi kehamilan harus juga diperhatikan agar ibu dan

suami tidak terkena trauma psikis dikemudian hari.

Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus jarang dilaporkan

kecuali jika terjadi komplikasi. Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian studi

menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji

lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Hal ini dikarenakan karena

tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui dalam 2-4 minggu

setelah konsepsi. Sebagian besar kegagalan kehamilan ini dikarenakan kegagalam gamet

(misalnya sperma dan disfungsi oosit).

KLASIFIKASI

Berdasarkan jenis tindakan, abortus dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Abortus spontan : abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Kata lain

adalah keguguran.

2. Abortus provokatus : pengakhiran kehamailan sebelum 20 minggu

akibat suatu tindakan.

Abortus provokatus dibagi menjadi 2 yaitu :

7

Page 8: Lapkas Dr. Hehe Kamil

a. Abortus provokatus terapeutik : merupakan terminasi kehamilan secara

medis atau bedah sebelum janin mampu hidup (viabel). Indikasi untuk

abortus provokatus terapeutik adalah dekompensasi kordis dan penyakit

vaskuler hipertensi tahap lanjut, karsinoma serviks invasif. American

College Obstetricians and Gynecologist (!987) menetapkan petunjuk

untuk abortus terapeutik :

- Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa ibu atau

mengganggu kesehatan secara serius. Dalam menentukan apakah

memang terdapat risiko kesehatan perlu dipertimbangkan faktor

lingkungan pasien.

- Apabila kehamilan terjadi karena perkosaan atau incest. Dalam hal

ini pada evaluasi wanita yang bersangkutan perlu diterapkan kriteria

medis yang sama.

- Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar menyebabkan

lahirnya bayi dengan retardasi mental atau deformitas fisik yang

berat.

b. Abortus provokatus kriminalis : merupakan interupsi kehamilan

sebelum janin mampu hidup atas permintaan wanita yang bersangkutan,

tetapi bukan karena alesan penyakit janin atau gangguan kesehatan ibu.

Secara klinik abortus dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Abortus imminens : peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus sebelum

kehamilan 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa

dilatasi serviks. Pada kondisi seperti ini kehamilan masih dipertahankan.

2. Abortus insipiens : peristiwa kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya

dilatasi serviks uterus yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam

uterus. Kondisi ini menunjukan proses abortus sedang berlangsung dan akan

berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.

3. Abortus inkomplit : pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa jaringan tertinggal dalam uterus.

8

Page 9: Lapkas Dr. Hehe Kamil

4. Abortus komplit : pengeluaran seluruh hasil konsepsi dari kavum uteri pada

kehamilan sebelum 20 minggu.

5. Abortus tertunda (missed abortions) : kematian janin sebelum berusia 20

minggu, tetapi janin yang mati tersebut tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau

lebih.

6. Abortus habitualis : abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.

Penderita abortus habitualis umumnya tidak sulit untuk hamil kembali tetapi

kehamilannya berakhir dengan abortus secara berturut-turut.

7. Abortus infeksiosa, abortus septik : abortus yang disertai infeksi genitalia,

sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran

kuman atau toksin kedalam peredaran darah atau peritonium.

8. Kehamilan anembrionik (blighted ovum) : kehamilan patologik dimana

mudigoh tidak terbentuk sejak awal walaupun kantong gestasi tetap terbentuk.

Disamping mudigah kantong kuning telur juga tidak terbentuk. Kelainan ini

dapat terdeteksi dengan menggunakan USG. Bila tidak dilakukan tindakan

kehamilan ini akan berkembang terus walaupun tanpa ada janin didalamnya.

Biasanya sampai sekitar 14-16 minggu akan terjadi abortus spontan.

9

Page 10: Lapkas Dr. Hehe Kamil

Blighted ovum

10

Page 11: Lapkas Dr. Hehe Kamil

DASAR PENEGAKKAN DIAGNOSIS

1. Nyeri suprapubik, kejang uterus dan atau nyeri punggung

2. Perdarahan pervaginam

3. Dilatasi servik dan teraba jaringan keluar dari kanalis servikalis

4. Gejala dan tanda kehamilan menghilang

5. Tes kehamilan negatif atau peningkatan kadar βhCG yang tidak sesuai

6. Hasil pemeriksaan ultrasonografi yang abnormal

ETIOLOGI

Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah.

Sebaliknya pada kehamilan lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup.

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah

pada kehamilan muda. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan ialah

sebagai berikut :

1. Kelainan kromosom

Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi, poliploidi, dan

kemungkinan kelainan kromosom seks.

2. Lingkungan kurang sempurna

Bila lingkungan di endometrium disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga

pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.

3. Pengaruh dari luar

Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi

maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh

teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya.

4. Kelainan pada plasenta

11

Page 12: Lapkas Dr. Hehe Kamil

Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi plasenta

terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan

ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

5. Penyakit ibu

a. Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus

abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lainnya. Toksin, bakteri, virus, atau

plasmodium dapat melalui plasenta dan masuk ke janin, sehingga menyebabkan

kematian janin kemudian terjadi abortus.

b. Kelainan endokrin misalnya diabetes melitus, berkaitan dengan derajat kontrol

metabolik pada trimester pertama. Selain itu juga hipotiroidsm dapat

meningkatkan resiko terjadinya abortus dimana autoantibodi tiroid

menyebabkan peningkatan insidensi abortus walaupun tidak terjadi

hipotiroidsm yang nyata.

6. Kelainan traktus genitalia

Retorversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat

menyebabkan abortus. Sebab lain abortus dalam trimester ke 2 ialah serviks

inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi

serviks berlebihan, konisasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.

PATOLOGI

Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh

nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian

atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan

uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan

seluruhnya karena vili koriales belum menembus desidua lebih dalam sehingga hasil

konsepsi mudah dilepaskan, meskipun ada sebgaian dari hasil konsepsi masih tertahan

dalam cavum uteri. Perdarahan pervaginam terjadi saat pengeluaran hasil konsepsi.

12

Page 13: Lapkas Dr. Hehe Kamil

Pada kehamilan 8 samapi 14 minggu vili koriales menembus desidua lebih dalam

sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak

perdarahan.

Pada kehamilan 14 minggu keatas umunya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah

adalah janin disusul dengan plasenta. Perdarahan jumlahnya tidak banyak jika plasenta

segera terlepas dengan lengkap.

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Bisa dalam

bentuk kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang

jelas (blighted ovum) atau janin telah mati dalam waktu yang lama (missed abortion).

DIAGNOSIS

Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang

perdarahan pervaginam setelah mengalami keterlambatan haid. Kecurigaan tersebut

diperkuat dengan dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan

dengan tes kehamilan secara biologis (Gali Mainini) atau imunologik (Pregnoticon,

Gravindex).

Diagnosis lain yang harus dipikirkan adalah kehamilan ektopik terganggu, mola

hidatidosa, atau kehamilan dengan kelainan pada serviks. Kehamilan ektopik terganggu

dengan hematokel retrouterina kadang sulit dibedakan dengan abortus dimana uterus posisi

retroversi. Pada ke-2 nya ditemukan amenoreae disertai perdarahan pervaginam, rasa nyeri

pada perut bagian bawah. Tetapi keluhan nyeri pada kehamilan ektopik lebih hebat. Untuk

memastikan kehamilan ektopik terganggu bisa dilakukan kuldosintesis. Pada

molahidatidosa uterus biasanya lebih besar daripada lamanya amenore dan muntah lebih

sering. Untuk memastikan molahidatidosa bisa dilakukan pemeriksaan USG. Karsinoma

serviks uteri dapat menyertai kehamilan. Perdarahan dari kelainan ini dapat menyerupai

abortus. Pemeriksaan dengan spekulum, pemeriksaan sitologik, dan biopsi dapat

menentukan diagnosis pasti.

1. Abortus imminens

Diagnosis abortus iminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan

pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Penderita mengeluh mulas

sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali. Ostium uteri masih tertutup besarnya uterus

13

Page 14: Lapkas Dr. Hehe Kamil

masih sesuai dengan umur kehamilan dan tes kehamilan urin masih positif. Untuk

menentukan prognosis abortus iminens dapat dilakukan dengan melihat kadar hormon hCG

pada urin dengan melakukan tes urin. Jika hasilnya masih positif maka prognosisnya baik,

bila negatif maka prognosisnya dubia ad malam.

2. Abortus insipiens

Diagnosis abortus insipiens ditentukan karena adanya perdarahan melalui

ostium uteri eksternum, penderita akan merasa mulas karena kontraksi yang sering dan

kuat, perdarahannya bertambah sesuai dengan pembukaan serviks uterus dan umur

kehamilan. Besar uterus masih sesuai usia kehamilan dengan tes urin kehamilan masih

positif. Pada pemeriksaan dalam ostium uteri terbuka, buah kehamilan masih di dalam

uterus, serta ketuban masih utuh dan dapat menonjol. Pada kehamilan lebih dari 12

minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya perforasi pada dinding uterus akan

lebih besar, maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian infus oksitosin.

3. Abortus inkomplit

Diagnosis abortus inkomplit ditentukan karena adanya perdarahan melalui

ostium uteri eksternum, disertai mules atau adanya kontraksi uterus. Sebagian jaringan

hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis

servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium

uteri eksternum. Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit

bergantung pada jaringan yang tersisa. Pasien dapat mengalami anemia atau syok

hemoragik sebelum sisa jaringan konsepsi dikeluarkan. Abortus inkomplit sering

berhubungan dengan aborsi yang tidak aman, oleh karena itu periksa tanda-tanda

komplikasi yang mungkin terjadi akibat abortus provokatus seperti perforasi dan tanda-

tanda infeksi atau sepsis.

4. Abortus komplit

Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, ostium uteri telah menutup, uterus

sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan umur

kehamilan.Pemeriksaan USG tidak perlu dilakukan bila pemeriksaan secara klinis sudah

memadai. Pada pemeriksaan tes urin biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah

abortus.

14

Page 15: Lapkas Dr. Hehe Kamil

5. Abortus terunda (missed abortion)

Penderita missed abortion biasanya tidak merasakan keluhan apapun

kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang diharapkan. Bila

kehamilan diatas 14 minggu sampai 20 minggu penderita justru merasakan rahimnya

semakin mengecil dengan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai

menghilang. Kadangkala missed abortion didahului oleh abortus imminens yang kemudian

merasa sembuh, tetapi pertumbuhan janin terhenti.

Pada pemeriksaan tes urin kehamilan biasanya negatif setelah 1 minggu dari

terhentinya pertumbuhan kehamilan. Pada pemeriksaan USG akan didapatkan uterus yang

mengecil, kantong gestasi yang mengecil dan bentuknya tidak beraturan disertai gambaran

fetus yang tidak ada tanda-tanda kehidupan.

6. Abortus habitualis

Penyebab abortus habitualis diantaranya :

1. Idiopatik >50%

Konseling yang bersifat informatif atau suportif berperan penting mengingat 60 – 70% dari

ibu dengan setidaknya satu persalinan hidup sebelumnya akan mengalami satu kehamilan

yang sukses setelahnya.

2. Faktor anatomik 10 – 15%

Kelainan uterus paling sering dikaitkan dengan peristiwa abortus pada

trimester kedua. Malformasi kongenital yang disebabkan oleh

abnormalitas fusi ductus Müllerii dan lesi yang “acquired” memiliki

pengaruh yang sifatnya masih kontroversial. Pembedahan pada

beberapa kasus dapat menunjukkan hasil yang positif.

15

Page 16: Lapkas Dr. Hehe Kamil

Uterine anomalies : A. Uterus duplex unicollis. B. Uterus duplex with double vagina. C.

Uterus didelphys. D. Uterus septus with single vagina. E. Uterus subseptus. F. Uterus

arcuatus. G. Uterus unicornis with rudimentary contralateral hemiuterus.

Salah satu penyebab yang sering dijumpai adalah inkompetensia serviks

yaitu keadaan dimana serviks uteri tidak dapat menerima beban untuk

tetap bertahan menutup setelah kehamilan memasuki trimister pertama,

dimana ostium serviks akan membuka (inkompeten) tanpa disertai rasa

mulas/kontraksi rahim dan akhirnya terjadi pengeluaran janin.

Inkompetensia servik bertanggung jawab untuk abortus yang terjadi

pada trimester II. Tindakan cervical cerclage pada beberapa kasus

memperlihatkan hasil yang positif. Diagnosis inkompetensia serviks

tidak sulit dengan anamnesis yang cermat. Khususnya diagnosis abortus

habitualis karena inkompetensia serviks menunjukkan gambaran klinis

yang khas yaitu dalam kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan

serviks tanpa disertai mulas, selaput ketuban yang mulai menonjol dan

pada suatu saat pecah. Kemudian timbul mulas yang selanjutnya diikuti

dengan melakukan pemeriksaan vaginal tiap minggu. Penderita

16

Page 17: Lapkas Dr. Hehe Kamil

mengeluh mengeluarkan lendir yang sangat banyak dari vagina. Pada

inkompetensia serviks diameter kanalis servikalis lebih dari 8 mm.

3. Faktor endokrin 10-15%

Defek fase luteal disebabkan oleh sekresi progesteron dari corpus

luteum yang tidak memadai , dan menyebabkan endomentrium belum

siap untuk menerima implantasi dan atau ketidak mampuan untuk

mempertahankan kehamilan ada. Pada kasus ini ini sering diberikan

progesteron namun dengan keuntungan yang sangat spekulatif.

Kelainan metabolisme  : Hipotiroid – Diabetes Melitus – PCOS.

4. Faktor genetik 5-10%

Abnormalitas kromosom orang tua

Aneuploidi embrionik berulang

5. Faktor imunologi 5-10%

Sindroma Antibodi Fosfolipid: adalah gangguan imunologi yang

ditandai dengan adanya antibodi dalam sirkulasi yang melawan

fosfolipd membran dan setidaknya memperlihatkan satu sindroma klinik

spesifik (abortus berulang, trombosis yang penyebabnya tak jelas dan

kematian janin). Penegakkan diagnosa setidaknya memerlukan satu

17

Page 18: Lapkas Dr. Hehe Kamil

pemeriksaan serologis untuk konfirmasi diagnosis (antikoagulansia

lupus, antibodi kardiolipin). pengobatan pilihan adalah aspirin + heparin

(atau prednison dalam beberapa kasus tertentu).

Alloimunitas (perbedaan imunologi antara individu) telah diajukan

sebagai faktor antara pasangan subur yang menyebabkan abortus

berulang yang tdai dapat dijelaskan dengan alasan lain. Selama

kehamilan normal, sistem imunologi ibu dianggap dapat mengenali

suatu antigen janin semialogenetik (50% bersifat “non-self” dan

kemudian menghasilkan faktor “pemblokade” untuk melindungi janin.

Kegagalan untuk memproduksi faktor “pemblokade” ini dapat berperan

penting, namun tak ada bukti ilmiah langsung yang mendukung teori ini

dan tidak terdapat cara pemeriksaan diagnostikum spesifik. Imunoterapi

telah digunakan dalam upaya untuk meningkatkan toleransi imunologis

terhadap antigen paternal.

6. Faktor infeksi5%

Lysteria Monocytogenes, Mycoplasma Hominis, Ureaplasma

Urealyticum, Toxoplasma Gondii dan Virus (herpes simplex,

cytomegalovirus, rubella) memiliki hubungan yang ber variasi dengan

semua jenis abortus spontan, tetapi tak satupun yang membuktikan

adanya hubungan dengan abortus berulang. Diagnosa dapat ditegakkan

dengan menggunakan kultur servik, titer virus atau antibodi serum.

terapi antibiotika trerarah mungkin bermanfaat bila agen penyebabnya

dapat di identifikasi. Meskipun demikian, pengobatan empiris dengan

diksisiklin atau eritromisin dari segi biaya lebih efisien

7. Faktor lain :

Toksin

Merokok

Alkohol

Kopi

18

Page 19: Lapkas Dr. Hehe Kamil

Obat-obat : antagonis asam folat, asam valproat, warfarin, gas anastesi,

tetrakloroetilen dan isotretinoin.

7. Abortus infeksiosa / abortus septik

Diagnosis abortus infeksiosa ditandai dengan adanya abortus yang disertai

dengan gejala dan tanda infeksi alat genitalia seperti panas, takikardi, perdarahan

pervaginam yang bau, uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan adanya

leukositosis. Apabila terdapat sepsis penderita tampak sakit berat, kadang-kadang

menggigil, demam tinggi, tekanan darah menurun. Untuk mengetahui kuman penyebab

lakukan kultur pada serviks uteri.

8. Blighted ovum

Diagnosis kehamilan anembrionik ini ditegakkan pada usia kehamilan 7-8

minggu bila pada pemeriksaan USG didapatkan kantong gestasi tidak berkembang atau

pada diameter 2.5 cm yang tidak disertai adanya gambaran mudigah. Untuk itu, bila pada

pemeriksaan USG pertama didapatkan gambaran seperti ini perlu dilakukan evaluasi USG

2 minggu kemudian. Jika tetap tidak dijumpai struktur mudigah atau kantong kuning telur

dan diameter kantong gestasi sudah mencapi 25 mm maka dapat dinyatakan sebagai

kehamilan anembrionik.

DIAGNOSIS BANDING

95% peradarahan uterus pada kehamilan muda disebabkan oleh abortus, namun

perlu diingat diagnosis banding dari perdarahan pervaginam kehamilan muda yaitu :

1. Kehamilan ektopik terganggu

2. Molahidatidosa

3. Perdarahan servik akibat epitel servik mengalami eversi atau erosi

4. Polip endoservik

5. Karsinoma servik uteri

19

Page 20: Lapkas Dr. Hehe Kamil

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

1. Laboratorium

Darah lengkap

- Kadar hemoglobin rendah akibat syok hemoragik yang menyebabkan pasien

anemis.

- LED dan jumlah leukosit meningkat.

Tes kehamilan

- Penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG adalah prediktif,

terjadinya kehamilan abnormal (blighted ovum, abortus spontan, dan

kehamilan ektopik terganggu).

2. Pemeriksaan USG

USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi kehamilan 4-5 minggu.

Detak jantung janin terlhat pada usia kehamilan 5-6 minggu. Dengan melakukan

dan menginterpretasi dengan cermat, pemeriksaan USG dapat digunakan untuk

menentukan apakah kehamilan viabel atau non-viabel. Pada abortus imminen,

mungkin terlihat adanya kantung gestasi dan embrio yang normal.

Prognosis buruk bila dijumpai :

Kantung kehamilan yang besar dengan dinding tidak beraturan

dan tidak ada kutub janin.

Perdarahn retrochorionic yang luas (>25% ukuran kantung

gestasi).

Frekuensi DJJ yang perlahan (<85 detik per menit).

PENATALAKSANAAN

Penilaian awal

Untuk penangan yang memadai, segera lakukan penilaian dari :

a. Keadaan umum pasien

20

Page 21: Lapkas Dr. Hehe Kamil

b. Tanda-tanda syok seperti pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik <90

mmHg, nadi >112 x/menit

c. Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri perut bawah, adanya cairan

bebas dalam cavum pelvis pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.

d. Tanda-tanda infeksi atau sepsis seperti demma tinggi, sekret berbau pervaginam,

nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah,

atau pingsan.

e. Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas

kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi).

Penangan spesifik

Abortus inkomplit

Pengelolaan pasien harus diawali dengan perhatian terhadap keadaan umum dan

mengatasi gangguan hemodinamik yang terjadi untuk kemudian disiapkan untuk tindakan

kuretase. Pemeriksaan USG hanya dilakukan bila kita ragu dengan diagnosis secara klinis.

Besar uterus sudah lebih kecil dari umur kehamilan dan kantong gestasi sudah sulit

dikenali, di kavum uteri tampak massa hiperekoik yang bentuknya tidak beraturan.

Bila terjadi perdarahan hebat dianjurkan segera mengeluarkan sisa hasil konsepsi

secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera

dikeluarkan, kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti.

Selanjutnya dilakukan kuretase. Tindakan kuretase harus dilakukan secara hati-hati sesuai

dengan keadaan umum ibu dan besarnya uterus. Pasca tindakan perlu diberikan uterotonika

parenteral ataupun per oral dan antibiotika.

Hasil konsepsi yang terperangkap dalam serviks yang disertai perdarahan hingga

ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum, setelah itu

evaluasi perdarahan :

Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau

misoprostol 400 mg per oral.

21

Page 22: Lapkas Dr. Hehe Kamil

Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi

dengan AVM atau D&K (pilihan tergantung usia gestasi,

pembukaan serviks, dan keberadaan bagian-bagian janin).

Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotik profilaksis (Ampisilin 500 mg

atau doksisiklin 100 mg per oral).

Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazole 500 mg setiap 8 jam.

Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu segera lakukan

evakuasi dengan AVM.

Bila pasien tampak anemis berikan sulfas ferosus 600 mg perhari selama 2

minggu (anemia sedang) dan bisa transfusi darah (anemia berat).

Pada beberapa kasus abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh

sebab itu perhatikan hal-hal berikut :

Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus, atau cidera

intra abdomen (mual/muntah, nyeri punggung, demam, perut kembung, nyeri

perut bawah, dinding perut tegang, nyeri ulang lepas).

Berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding

vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah diimunisasi.

Bila riwayat pemberiaan imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS)

1500 unit IM diikuti dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 3

minggu.

Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi, dan

syok.

a. Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi

dan jika perlu diberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi

apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

b. Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi

hiperetrofleksi. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi dan

22

Page 23: Lapkas Dr. Hehe Kamil

tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau jika perlu

lakukan histerektomi.

c. Infeksi dapat diberikan atibiotik berspektrum luas.

d. Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena

infeksi berat (syok endospetik).

BAB IV

KESIMPULAN

23

Page 24: Lapkas Dr. Hehe Kamil

A. KESIMPULAN KASUS

Berdasarkan analisa kasus, maka dapat ditegakkan diagnosis Abortus inkomplit

manifestasi klinis :

1. Wanita 33 tahun

2. G4P3A0, hamil 2 bulan

3. Keluhan keluar darah dari jalan lahir

4. Pada status ginekologi ditemukan pada pemeriksaan dalam portio tebal lunak,

pembukaan 1-2 cm, perdarahan (+) sedikit, stosel (+)

5. Interpretasi USG menujukkan terdapat sisa konsepsi pada cavum uteri

6. Kesan Abortus inkomplit

B. KESIMPULAN TINJAUAN PUSTAKA

1. Abortus inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum

uteri dan masih ada yang tertinggal. Batasan ini juga masih terpancang pada

umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram

(Prawirorahardjo, 2009)

2. Insiden abortus inkomplit belum diketahui secara pasti, namun demikian

disebutkan sekitar 60% dari wanita hamil dirawat dirumah sakit dengan

perdarahan akibat mengalami abortus inkomplit. Inisiden abortus spontan

secara umum disebutkan sebesar 10% dari seluruh kehamilan

Resiko abortus spontan semakin meningkat dengan bertambahnya paritas

disamping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah

DAFTAR PUSTAKA

24

Page 25: Lapkas Dr. Hehe Kamil

Cunningham, Gary. F. 2010. Williams Obstetry. Edisi 23 Cetakan Pertama. Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Eeden, S., 2005. Ectopic Pregnancy Rate and Treatment Utilization in a Large Managed

Care Organization. California 1997-2000. Jurnal Obstetrics and Gynecology, vol

105, hal 1052-1057.

Wiknjosastro, H., 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat Cetakan Ketiga, Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Wiknjosastro, H., 2011. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo, Jakarta.

25