18
LAPORAN KASUS DERMATITIS ATOPIK Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal Pembimbing : Dr. Dody Suhartono Sp.KK Penyusun : Rina Caroline Widjaja 030.07.219

Lapkas Dr. Dodi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lapkas Dr. Dodi

LAPORAN KASUS

DERMATITIS ATOPIK

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Kedokteran

Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal

Pembimbing :

Dr. Dody Suhartono Sp.KK

Penyusun :

Rina Caroline Widjaja

030.07.219

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan KelaminRumah Sakit Umum Kardinah Tegal

Periode 1 Agustus - 10 September 2011Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Page 2: Lapkas Dr. Dodi

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

DERMATITIS ATOPIK

Oleh :

Rina Caroline Widjaja

030.07.219

Menyetujui :

Tegal, Agustus 2011

Pembimbing Koordinator Kepaniteraan Klinik

Dr. Dody Suhartono Sp.KK Dr. Erna Khaeriyah

Page 3: Lapkas Dr. Dodi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas rahmat-Nya saya

dapat menyelesaikan laporan kasus mengenai Dermatitis Atopik. Laporan kasus ini dibuat untuk

memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal. Dalam pembuatan

laporan kasus ini saya telah berusaha memperoleh bahan yang semaksimal mungkin dalam

melengkapi laporan kasus ini.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Dody Suhartono, Sp.KK selaku

pembimbing dalam pembuatan laporan kasus ini serta teman-teman dan semua pihak yang ikut

membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini sehingga dapat selesai dan dikumpulkan tepat

pada waktunya.

Akhir kata, saya menyadari bahwa laporan kasus yang saya susun ini memang masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, saya sangat terbuka untuk menerima segala saran dan kritik yang

diberikan demi kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus yang telah saya susun ini

dapat bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya di bagian ilmu penyakit Kulit dan Kelamin.

Tegal, Agustus 2011

Penyusun

Page 4: Lapkas Dr. Dodi

PENDAHULUAN

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap

pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa

efloresensi polimorfik maupun oligomorfik dan keluhan gatal.1

Dermatitis kontak adalah reaksi fisiologik yang terjadi pada kulit karena kontak dengan

substansi tertentu, dimana sebagian besar reaksi ini disebabkan oleh iritan kulit dan sisanya

disebabkan oleh alergen yang merangsang reaksi alergi.2

Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan (DKI) dan dermatitis

kontak alergi (DKA), keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis iritan merupakan

reaksi peradangan kulit non imunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului

proses sensitisasi, sebaliknya dermatitis kontak alergi terjadi pada seseorang yang telah

mengalami sensitisasi terhadap suatu alergen.1

Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

Bila dibandingkan dengan DKI, jumlah penderita DKA lebih sedikit, karena hanya

mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat peka (hipersensitif).1

Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (<

1000 dalton), merupakan alergen yang belum diproses, disebut hapten, bersifat lipofilik, sangat

reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis di bawahnya.

Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya DKA, misalnya, potensi sensitisasi alergen, dosis

per unit area, luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembaban lingkungan,

vehikulum, dan pH. Juga faktor individu, misalnya keadaan kulit pada lokasi kontak (keadaan

stratum korneum, ketebalan epidermis), status imunologik (misalnya sedang menderita sakit,

terpajan sinar matahari).2,3

Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA adalah mengikuti respons imun yang

diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi imunologik tipe IV, suatu

hipersensitivitas tipe lambat, umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan dengan alergen.

Reaksi ini terjadi melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi.. Fase saat

kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase induksi atau fase sensitisasi.

Fase ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi ini

Page 5: Lapkas Dr. Dodi

dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen,

dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lemah

seperti bahan-bahan yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit

pertama muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan.

Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai

timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung antara 24-48 jam.1,3

Hanya individu yang telah mengalami sensitisasi dapat menderita DKA. Sekali

tersensitisasi, bila mendapat paparan lagi walaupun dalam jumlah kecil akan menimbulkan

dermatitis alergi dalam beberapa hari. Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit

bergantung pada keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak

eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula.

Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). DKA akut di tempat

tertentu, misalnya kelopak mata, penis, skrotum, eritema dan edema lebih dominan daripada

vesikel. Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga

fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis,

mungkin penyebabnya juga campuran. DKA dapat meluas ke tempat lain, misalnya dengan cara

autosensitisasi. Skalp, telapak tangan dan kaki relatif resisten terhadap DKA.

Berbagai lokasi terjadinya DKA

Tangan. Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan,

mungkin karena tangan merupakan organ tubuh yang paling sering digunakan untuk melakukan

pe-kerjaan sehari-hari. Penyakit kulit akibat kerja, sepertiga atau lebih mengenai tangan. Tidak

jarang ditemukan riwayat atopi pada penderita. Pada pekerjaan yang basah ('wet ivor/c),

misal¬nya memasak makanan, mencuci pakaian, pe-ngatur rambut di salon, angka kejadian

dermatitis tangan lebih tinggi.Etiologi dermatitis tangan sangat kompleks karena banyak sekali

faktor yang berperan di samping atopi. Contoh bahan yang dapat me-nimbulkan dermatitis

tangan, misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran, semen, dan pestisida.

Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel),

sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di ketiak dapat disebabkan oleh deodoran, anti-

perspiran, formaldehid yang ada di pakaian.

Page 6: Lapkas Dr. Dodi

Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, spons

(karet), obat topikal, alergen di udara (aero-alergen), nikel (tangkai kaca mata), semua alergen

yang kontak dengan tangan dapat mengenai muka, kelopak mata, dan leher pada waktu menyeka

keringat. Bila di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-

buahan. Dermatitis di kelopak mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, maskara, eye

shadow, obat tetes mata, salap mata.

Telinga. Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab dermatitis kontak pada

telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut, hearing-aids,

gagang telepon.

Leher. Penyebab kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum,

alergen di udara, zat warna pakaian.

Badan. Dermatitis kontak di badan dapat di-sebabkan oleh tekstil, zat warna, kancing

logam, karet (elastis, busa), plastik, deterjen, bahan pelembut atau pewangi pakaian.

Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita,

alergen yang berada di tangan, parfum, kontrasepsi, deterjen. Bila mengenai daerah anal,

mungkin disebabkan oleh obat antihemoroid.

Paha dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh tekstil, dompet,

kunci (nikel), kaos kaki nilon, obat topikal, semen, sepatu/sandal. Pada kaki dapat disebabkan

oleh deterjen, bahan pembersih lantai.

Dermatitis kontak sistemik. Terjadi pada individu yang telah tersensitisasi secara topikal

oleh suatu allergen, selanjutnya terpajan secara sistemik, kemudian timbul reaksi terbatas pada

tempat tersebut. Walaupun jarang terjadi, reaksi dapat meluas bahkan sampai eritrodermal.

Penyebab¬nya, misalnya niksl, formaldehid, balsam Peru.

Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang

teliti. Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang ditemukan.

Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang

pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan yang diketahui menimbulkan alergi,

penyakit kulit yang pernah dialami, riwayat atopi, baik dari yang bersangkutan maupun

keluarganya. Pemeriksaan fisis sangat penting, karena dengan melihat lokasi dan pola kelainan

kulit sering kali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya.

Page 7: Lapkas Dr. Dodi

Dahulu diperkirakan bahwa kejadian DKI akibat kerja sebayak 80% dan DKA 20%,

tetapi data baru dari Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dermatitis kontak akibat

kerja karena alergi ternyata cukup tinggi yaitu berkisar antara 50 dan 60 persen. Sedangkan dari

satu penelitian ditemukan frekuensi DKA bukan akibat kerja tiga kali lebih sering daripada DKA

akibat kerja. Di RSU Kardinah sendiri, jumlah keseluruhan penderita dermatitis pada tahun 2009

adalah sebanyak 1015 orang. 508 kasus merupakan dermatitis kontak, 242 kasus merupakan

dermatitis atopic dan 265 merupakan kasus dermatitis numularis. Dari 508 kasus dermatitis

kontak, kejadian dermatitis kontak alergi adalah sebesar 50,2% dan dermatitis kontak iritan

sebesar 49,8%. Dari 253 kasus DKI, 72 pasien adalah perempuan dan 181 pasien adalah laki-

laki. Untuk DKA, dari 255 kasus, 76 pasien adalah laki-laki dan 179 pasien adalah perempuan.

Berikut ini ilaporkan sebuah kasus dermatitis kontak alergi yang terjadi pada seorang ibu berusia

56 tahun.

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Hopiah

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 56 tahun

Pekerjaan : Petani

Status Pernikahan : menikah

Agama : Islam

Alamat : Ds. Kupu no 35, Tegal

B. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 8 Agustus 2011, bertempat di

poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah

Keluhan Utama

Gatal dan panas pada punggung lengan kiri

Page 8: Lapkas Dr. Dodi

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah dengan keluhan

gatal dan panas pada punggung lengan kirinya lalu meluas ke leher, siku lengan kiri, punggung

lengan kiri, punggung tangan kanan, sekitar pusar, lutut kanan dan kiri, serta punggung kaki

kanan sejak setengah bulan SMRS. Karena gatal, pasien sering menggaruknya sampai luka.

Semula hanya terdapat bintik-bintik merah berukuran kecil pada punggung lengan kirinya.

Pasien merasa gatal sepanjang hari terutama pada saat berkeringat dan kulitnya terasa

panas setelah ia menggaruknya. Untuk menghilangkan keluhannya ia sering memakai bedak

Herocyn tetapi keluhannya tidak membaik. Pasien biasa mandi sehari 2 kali dengan sabun

Lifebuoy dan mengganti pakaiannya sehari 2 kali, mengganti sprey setiap 2 minggu sekali dan

kasurnya terbuat dari kapuk. Pekerjaan pasien adalah seorang petani padi.

Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini. Pasien tidak pernah

bersin-bersin pagi hari dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap debu, asap, makanan,

maupun obat.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dikeluarganya tidak ada yang memiliki keluhan gatal pada kulitnya namun anaknya yang

berusia 5 tahun sering mengeluh gatal pada matanya.

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital : Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 86x/menit

Suhu : Afebris

Pernapasan : 20x/menit

Page 9: Lapkas Dr. Dodi

Berat badan : 62 kg

Tinggi badan : 160 cm

Status gizi : Lebih (BMI 24,2 kg/m2)

Kepala

Bentuk : Normocephali

Mata : Konjuntiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)

Mulut : Bibir kering (-), dinding faring hiperemis (-)

Telinga : Normotia, tanda radang (-)

Leher : Deviasi (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorax

Inspeksi : bentuk simetris, gerak napas simetris

Palpasi : tidak dilakukan

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : Jantung : S1S2 reguler,murmur (-), gallop (-)

Paru : SN vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen :Datar, supel, timpani, bising usus (+)

Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, terdapat kelainan kulit

pada kedua tangan dan kaki

2. STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : Generalisata

Ad Regio : Punggung lengan kiri, leher, siku lengan kiri, punggung lengan kiri,

punggung tangan kanan, sekitar pusar, lutut kanan dan kiri, serta

punggung kaki kanan.

Lesi : Multipel, konfluens, tidak teratur, batas tegas, tepi tidak tampak lebih aktif,

lesi kering, ukuran milier sampai plakat, bervariasi dari 0,2 cm – 2 cm.

Efloresensi : Eritema, erosi, ekskuamasi, skuama, dan sikatriks.

Page 10: Lapkas Dr. Dodi
Page 11: Lapkas Dr. Dodi

Diagnosis Banding

1. Dermatitis Atopik

2. Dermatitis Kontak Alergi e.c. serbuk tanaman

3. Dermatitis Kontak Iritan e.c serbuk tanaman

Usulan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan serum IgE dan eosinofil

Uji tempel

RESUME

Seorang perempuan, 56 tahun, menikah, pekerjaan petani, agama Islam datang ke

poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah tanggal 8 Agustus 2011 jam 10.00 WIB dengan

keluhan utama gatal dan panas pada punggung lengan kirinya lalu meluas ke leher, siku lengan

kiri, punggung lengan kiri, punggung tangan kanan, sekitar pusar, lutut kanan dan kiri, serta

punggung kaki kanan sejak setengah bulan SMRS. Karena gatal, pasien sering menggaruknya

sampai luka. Semula hanya terdapat bintik-bintik merah berukuran kecil pada punggung lengan

kirinya. Gatal sepanjang hari terutama pada saat berkeringat dan kulitnya terasa panas setelah ia

menggaruknya. Pekerjaan pasien adalah seorang petani padi dan tempat tidurnya terbuat dari

kapuk. Anaknya yang berusia 5 tahun sering mengeluh gatal pada matanya.

Pada pemeriksaan fisik, status generalisata dalam batas normal. Pada status

dermatologikus didapatkan lesi multipel, konfluens, tidak teratur, batas tegas, tepi tidak tampak

lebih aktif, lesi kering, ukuran milier sampai plakat, bervariasi dari 0,2 cm – 2 cm pada

punggung lengan kiri, leher, siku lengan kiri, punggung lengan kiri, punggung tangan kanan,

sekitar pusar, lutut kanan dan kiri, serta punggung kaki kanan. Efloresensi : Eritema, erosi,

ekskuamasi, krusta, dan skuama

Diagnosis kerja

Dermatitis Atopik

Page 12: Lapkas Dr. Dodi

Penatalaksanaan

Umum:

a. Menjelaskan kepada pasien penyakit dan cara pengobatannya

b. Menyarankan agar pasien berobat teratur

c. Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat memperparah luka dan

bisa meningkatkan resiko infeksi

Khusus

a. Sistemik :

Kortikosteroid : Dexamethason 2 X 0,5 mg

Antihistamin : interhistin 2x50 mg

b. Topikal

Kortikosteroid : inerson 2 kali sehari

Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad fungsionam : ad bonam

Quo ad sanasionam : dubia ad malam

Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dermatitis atopic adalah keadaan peradangan kulit kronis dan rtesidif disertai gatal, sering

berhubungan dengan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (DA, rhinitis alergik, dan atau

asma bronchial). Kelainan kulit