35
MEDICAL SCHOOL OF MUHAMMADIYAH JAKARTA UNIVERSITY Dermatitis Kontak Alergi . LAPORAN KASUS Pembimbing : dr. Bowo Wahyudi, SpKK Oleh : Nur Amalina Diana Marini ( 2009730181 )

Lapkas Dka Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapkas dka

Citation preview

Fungal Nail Disease David de Berker, M.R.C.P.

MEDICAL SCHOOL OF MUHAMMADIYAH JAKARTA UNIVERSITYDermatitis Kontak Alergi.LAPORAN KASUSPembimbing :dr. Bowo Wahyudi, SpKK

Oleh :Nur Amalina Diana Marini ( 2009730181 )

1

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

IDENTITAS

Nama: Ny. MUmur: 62 tahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Kp Gang PemandanganTgl Berobat: 23 Maret 2015Dermatitis Kontak IAlergi, Maret 2015DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR

2

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

ANAMNESA1. Keluhan Utama

DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR Kulit di kedua telapak kaki terasa gatal dan kemerahan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit

3

2. Riwayat Penyakit SekarangPasien wanita usia 62 tahun datang ke poli kulit RSUD Banjar dengan keluhan kulit di kedua telapak kaki terasa gatal dan kemerahan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Menurut pasien keluhan pertama kali dirasakan sejak 1 bulan yg lalu tapi keluhan makin terasa menganggu sejak 3 hari smrs, awalnya muncul berupa bintik kemerahan pada kedua telapak kaki dan lama-kelamaan makin melebar dan mengenai hampir seluruh dari bagian telapak kaki.

Pasien juga mengeluh kulit di kedua telapak kaki makin gatal dan perih sehingga pasien membeli obat betadine. Setelah diberikan betadin timbul nanah di kedua telapak kaki tsb dan kemudian nanah tersebut pecah dan kulit di kedua telapak kaki tersebut menjadi terkelupas. Setelah terkelupas kulit lama-kelamaan mengering dan bersisik serta terasa lebih kasar. Pasien juga mengaku nyeri ketika menggunakan sandal. Os menyangkal terdapat keluhan demam dan lemas sebelumnya.

Pasien mengaku belum pernah menderita hal yg sama sebelumnya dan menyangkal terdapat anggota keluarga yg pernah mengalami penyakit yg sama.Pasien mengaku keluhan saat ini dirasakan sejak mulai menggunakan sandal karet sejak 1 bulan yg lalu. Pasien menyangkal terdapat alergi menggunakan deterjen, sabun mandi, makanan, minuman dan cuaca.

Pasien sehari-hari tinggal di daerah perkampungan, jarak antar rumahnya berdekatan, rumah permanen dengan tembok, lantai menggunakan keramik dan beratap genteng. Sehari-hari pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga seperti memasak, mencuci piring dan pakaian dan selama bekerja tidak menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan dan hanya memakai sandal.Pasien menyangkal pernah berobat ke tempat lain dan hanya pernah menggunakan betadin saja.

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

PEMERIKSAAN FISIK

DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR Kesadaran: ComposmentisKeadaan umum: Tampak sakit ringanVital SignNadi: 84 x/menitRR: 18x/menitSuhu: 36CKepala: NormochepalMata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Hidung: Septum deviasi (-), sekret (-/-)Mulut: Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-)

8

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

PEMERIKSAAN FISIK

Dermatitis Kontak Iritan, September 2014DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR Leher: Pembesaran KGB (-)Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (-/-) Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II regulerAbdomen: Tampak datar, supel, BU normal, organomegali (-)Ekstremitas: Akral hangat (+/+), edema (-/-), pitting nails (-/-)

9

STATUS DERMATOLOGIKUS

Dermatitis Kontak Iritan, Maret 2015DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR DistribusiRegionalA/RTelapak kaki kanan dan kiriLesiMultiple, konfluens, batas lesi tegas ,kering, permukaan rata dengan diameter terkecil 2 x 2 cm sampai diameter terbesar 5 x 4 cmEfloresensiMakula eritematosa disertai skuama kasar berwarna putih dan erosi

10

RESUMEPasien wanita usia 62 thn berprofesi sebagai ibu rumah tangga datang ke RSUD Banjar dengan keluhan kulit di kedua telapak kaki terasa gatal dan kemerahan sejak 3 hari smrs. Awalnya berupa bintik kemerahan dan melebar ke seluruh telapak kaki kanan dan kiri. Os memakai betadin dan kulit menjadi bernanah kemudian pecah dan mengering dan bersisik. Os mengaku keluhan mulai terasa sejak menggunakan sandal karet.Alergi sabun, detergen, makanan dan cuaca disangkal. Pasien belum pernah berobat kemanapun dan hanya memakai betadin.

STATUS DERMATOLOGIKUS

Dermatitis Kontak Alergi, Maret 2015DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR DistribusiRegionalA/RTelapak kaki kanan dan kiriLesiMultiple, konfluens, batas lesi tegas ,kering, permukaan rata dengan diameter terkecil 2 x 2 cm sampai diameter terbesar 5 x 4 cmEfloresensiMakula eritematosa disertai skuama kasar berwarna putih dan erosi

12

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

DIAGNOSA BANDING

Dermatitis Kontak Alergi , Maret 2015DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR Dermatitis Kontak Alergi e.c Sandal KaretDermatitis Kontak Iritan e.c Sandal KaretDermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction ICD)

14

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

DIAGNOSA KERJA

DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR Dermatitis Kontak Alergi e.c Sandal Karet

15

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dermatitis Kontak Iritan, September 2014DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR Tes tempel (patch test), untuk menentukan substansi penyebab.Provocative Use Test

16

PenatalaksanaanNon-Medikamentosa :Tidak lagi menggunakan sandal karetMenggunakan pelembab kulit atau emolien untuk mengatasi kulit kering.Jangan menggaruk luka karena bisa menjadi tempat infeksi baru dan dapat meninggalkan bekas garukan yang permanen.Kontrol bila obat habis.

Medikamentosa :Kortikosteroid : Deksamethason tablet 3 x 0,5 mg , No. XTopikal : Krim Hidrokortison 1% , s.u.e (pagi & sore)

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

PROGNOSIS

DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR Quo Ad Vitam: Ad BonamQuo Ad Functionam: Ad BonamQuo Ad Sanationam: Ad Bonam

18

ANALISA MASALAH

Berdasarkan ANAMNESISPasien 62 thnKulit telapak kaki gatal dan kemerahan sejak 3 hari smrsTimbul nanah kemudian pecah dan mengeringTimbul sisik yg terasa kasar dan nyeriKeluhan mulai terasa ketika memakai sandal karet 1 bulan yg lalu

TEORIEpidemiologi: tidak semua orang (usia,ras) , kulit yg pekaEtiologi: Bahan alergen (bahan kimia dgn BM < 500 - 1000) ex : nikel, karet (sandal atau sepatu) , kosmetikGejala: Gatal, kulit kering, kemerahan. Timbul vesikel yg dapat pecah menjadi erosi. Pd DKA kronis kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan fisur dan batas tidak jelasPatogenesis: Reaksi Hipersensitivitas tipe IV Fase sensititasi = induksiKontak pertama sensitifBerlangsung 2 -3 minggu Fase elisistasiPajanan ulang dengan alergen yg samaGejala klinis berlangsung 24 48 jam

Berdasarkan Pemeriksaan FisikDistribusiRegionalA/RTelapak kaki kanan dan kiriLesiMultiple, konfluens, batas lesi tegas ,kering, permukaan rata dengan diameter terkecil 2 x 2 cm sampai diameter terbesar 5 x 4 cmEfloresensiMakula eritematosa disertai skuama kasar berwarna putih dan erosi

Pemeriksaan Fisik Menurut TeoriPada yg akut ditandai bercak eritem berbatas jelas yg diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yg kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. DKA dapat meluas ke tempat lain, misalnya dengan cara autosensitisasi

Berdasarkan Diagnosis bandingDKA e.c sandal karetReaksi yg disebabkan alergen dgn BM 500-1000 dalton seperti nikel,karet (sandal atau sepatu).Patogenesisnya diperantai respon imun tipe IV fase sensitisasi selama 2 3 mingguFase elisitasi 24 48 jamDKI e.c sandal karetreaksi akut monomorfik yg disebabkan bahan yg bersifat iritan: deterjen, minyak pelumas, asam, alkali dan serbuk kayu.Patogenesisnya yakni bahan iritan langsung merusak stratum korneum, denaturasi keratin, merusak fungsi sawar kulitDKI Gesekanrespon pada gesekan yg lemah, dimana secara klinis dapat berupa eritema, skuama, fisura, dan gatal pada daerah yang terkena gesekan .DKI Gesekan dapat hanya mengenai telapak kaki dan seringkali terlihat menyerupai psoriasis dengan plakat merah menebal dan bersisik, tetapi tidak gatal.

Dermatitis Kontak Alergi e.c Sandal KaretDermatitis Kontak Iritan e.c Sandal KaretDermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction ICD)

Berdasarkan Diagnosis bandingDKA e.c sandal karet

Gejala klinisnya ialahAkut: bercak eritematosa berbatas tegas, edema, papulovesikel, esikel atau bula Kronis : kering, berskuama, papul, likenifikasi, fisur, dan berbatas tidak tegas.DKI e.c sandal karet

Gejala klinisnya ialah skuama, eritema, vesikel, pustul, serta erosi, dan biasanya terlokalisasi di dorsum dari kaki. Biasanya hal ini terjadi pada orang yang terpajan dengan pekerjaan basah. Reaksi iritasi dapat sembuh, menimbulkan penebalan kulit atau dapat menjadi DKI kumulatif. DKI Gesekan

Secara klinis, DKI Gesekan dapat hanya mengenai pinggiran-pinggiran dan ujung jemari tergantung oleh tekanan mekanik yg terjadi.

Dermatitis Kontak Alergi e.c Sandal KaretDermatitis Kontak Iritan e.c Sandal KaretDermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction ICD)

REFERENSI

R/PEMERIKSAAN PENUNJANGPENATALAKSANAANPEMERIKSAAN FISIKSTATUS DERMATOLOGIKUSPROGNOSISANALISA KASUSRESUMEDIAGNOSISIDENTITASANAMNESA

BERDASARKAN DIAGNOSIS BANDING

Buxton, Paul K. ABC Of Dermatology 4th ed. London: BMJ Books; 2003.p.19-21DERMATITIS KONTAK ALERGIClinical Stage Of Dermatology RSUD KOTA BANJAR Pada diskusi laporan kasus ini, penulis mengambil diagnosis kerja nya adalah Dermatitis Kontak Alergi e.c sandal karet, dikarenakan berdasarkan gejala klinis dan teori memiliki hubungan dan kecocokan.DKI Reaksi Iritan Secara klinis menunjukkan reaksi akut monomorfik yang dapat berupa skuama, eritema, vesikel, pustul, serta erosi, dan biasanya terlokalisasi di dorsum dari tangan dan jari. Biasanya hal ini terjadi pada orang yang terpajan dengan pekerjaan basah. Reaksi iritasi dapat sembuh, menimbulkan penebalan kulit atau dapat menjadi DKI kumulatif. DKI Gesekan berkembang dari respon pada gesekan yang lemah, dimana secara klinis dapat berupa eritema, skuama, fisura, dan gatal pada daerah yang terkena gesekan DKI Gesekan dapat hanya mengenai telapak tangan dan seringkali terlihat menyerupai psoriasis dengan plakat merah menebal dan bersisik, tetapi tidak gatal. Secara klinis, DKI Gesekan dapat hanya mengenai pinggiran-pinggiran dan ujung jemari tergantung oleh tekanan mekanik yang terjadi.

26

Pada diskusi laporan kasus ini, penulis mengambil diagnosis kerja nya adalah Dermatitis kontak alergi e.c sandal karet , dikarenakan berdasarkan gejala klinis dan teori memiliki hubungan dan kecocokan.

Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang pada teoriUji Tempel ( Patch Test in vivo) hipersensitivitas terhadap zat yang bersentuhan dengan kulit sehingga alergen dapat ditentukan dan tindakan korektif dapat diambil2. Provocative Use Testmengkonfirmasi reaksi uji tempel yang mendekati positif terhadap bahan-bahan dari zat, seperti kosmetik3. Uji Photopatchmengevaluasi fotoalergi kontak terhadap zat seperti sulfonamid, fenotiazin, p-aminobenzoic acid, oxybenzone, 6-metil kumarin, musk ambrette, atau tetrachlorsalicylanilide

Pemeriksaan Penunjang pada pasienTidak dilakukan pemeriksaan Uji Tempel, Provocative Use dan uji Photopatch karena keterbatasan alat dan bahan-bahan

Berdasarkan tatalaksana pada teoriMedikamentosa :Sistemik : Kortikosteroid mengatasi peradangan yakni prednison 30 mg/hariTopikal : Glukokortikoid salepNon-Medikamentosa :Menghindari kontak alergenTidak menggaruk daerah yang terkena alergi karena akan mengakibatkan infeksi

Penatalaksanaan pada pasienNon-Medikamentosa :Tidak lagi menggunakan sandal karetMenggunakan pelembab kulit atau emolien untuk mengatasi kulit kering.Jangan menggaruk luka karena bisa menjadi tempat infeksi baru dan dapat meninggalkan bekas garukan yang permanen.Kontrol bila obat habis.

Medikamentosa :Kortikosteroid : Deksamethason tablet 3 x 0,5 mg , No. XTopikal : Krim Hidrokortison 1% , s.u.e (pagi & sore)

Prognosis pada teoriPrognosis pada DKA umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat disingkirkan. Prognosis menjadi kurang baik dan menjadi kronis apabila bersamaan dengan dermatitis endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis atau psoriasis), atau pajanan dengan bahan iritan yg tidak mungkin dihindari

Prognosis pada kasus :Quo Ad Vitam: Ad BonamTidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital pasien masih dalam batas normal.Quo Ad Functionam: Ad Bonam DKA menimbulkan lesi kulit yang tidak mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.Quo Ad Sanationam: Ad BonamDengan menghilangkan faktor predisposisi maka penyakit ini dapat diobati secara tuntas dan sembuh.

Berdasarkan prognosis pada kasusSesuai dengan teori prognosis pada kasus ini adalah Baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat.

Daftar PustakaWolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, editors. Fitzpatricks Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw Hill; 2008.p.396-401.Chew AL and Howard IM, editors. Ten Genotypes Of Allergen Contact Dermatitis. In: Chew AL and Howard IM, editors. Allergen Dermatitis. Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg; 2006.p.5-8 Buxton, Paul K. ABC Of Dermatology 4th ed. London: BMJ Books; 2003.p.19-21Grawkrodjer, David J. Dermatology an Illustrated Colour Text Third Edit. British: Crurchill Livingstone.2002.p.30-1 Levin C, Basihir SJ, and Maibach HI, editors. Treatment Of Allergen Contact Dermatitis. In: : Chew AL and Howard IM, editors. Irritant Dermatitis. Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg; 2006.p.461-5 Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta: FKUI. 2008. Hal 138-139 Siregar R.S. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. EGC. 2005. Hal 120-122 Siregar, R.S. Cara Menegakkan Diagnosis Penyakit Kulit : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi Kedua. Jakarta : EGC, 2005. Hal 45- 60

Terima Kasih