Upload
dheedhyand
View
243
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
malaria
Citation preview
LAPORAN KASUS
Penanganan Pasien G3P2A0 hamil 26 minggu dengan
Plasenta Previa Totalis dan Post Terminasi kehamilan 30
minggu dengan Riwayat transfusi whole Blood
Dibuat untuk Kasus Obstetri di Kepaniteraan Klinik Madya Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pendidikan Tipe B
Jayapura
Oleh:
Armand Samuel Ap, S.Ked05 801 980
Pembimbing:
1. dr. David Randel Christanto, Sp.OG, M.Kes2. dr. Thomas Chayadi
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA2013
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan antepartum merupakan perdarahan signifikan dari jalan lahir yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu. Penyebab dari proporsi kasus perdarahan antepartum yaitu plasenta previa 0,5 %, perdarahan aksidental yang tidak diketahui penyebabnya 3,0%, plasenta abrasio tingkat moderat 0,8%, tingkat berat 0,2 %, perdarahan serviks 0,05%.1
Plasenta previa ialah suatu keadaan dimana plasenta menutupi atau berada sangat dekat dengan ostium uteri internum. Dalam keadaan ini plasenta berimplantasi, baik parsial atau total, pada segmen bawah uteri dan terletak di bawah (previa) bagian presentasi janin. Keadaan ini dibagi menjadi empat bagian yaitu Plasenta previa totalis, dimana ostium uteri ditutupi seluruhnya oleh plasenta, Plasenta previa parsialis: dimana ostium uteri internum sebagian ditutupi oleh plasenta, plasenta previa marginalis: dimana bagian tepi dari plasenta berada di pinggir dari ostium uteri internum. Plasenta letak rendah: dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim, tetapi tepi dari plasenta tidak mencapai ostium uteri internum, namun berada didekatnya. akan kita temui sebagai perdarahan ante partum. Luas implantasi previa masih dapat minor, sehingga masih memungkinkan kelahiran melalui vagina, atau mayor. Plasenta previa tiga kali lebih sering pada wanita multipara daripada primipara, dan belum terdeteksi factor etiologi lain. Perdarahan terjadi ketika panjang segmen bawah uteri bertambah dan terjadigaya-gaya gesekan antara trofoblas dengan sinus darah ibu. 60% kasus perdarahan episode pertama terjadi setelah kehamilan minggu ke 36; 30 persen terjadi antara minggu ke 32 dan 36 dan 10 persen sebelum minggu ke 32. Perdarahan tidak menimbulkan nyeri, tanpa sebab dan berulang. Bagian presentasi biasanya tinggi dan sering tidak berada pada bagian tengah pinggir panggul. Ini berarti bahwa selanjutnya plasenta akan menjadi previa pada minggu-minggu kehamilan
berikutnya dan pemeriksaan ultrasonografi lanjutan harus dilakukan pada kehamilan kira-kira 30 minggu.1,2,3
Adanya gangguan pada vaskularisasi desidua, akibat dari adanya atropi dan inflamasi, berperan pada terjadinya plasenta previa, juga menemukan bahwa dengan merokok resiko terjadinya plasenta previa meningkat dua kali lipat. Teori yang diberikan ialah bahwa hipoksemia menyebabkan terjadinya kompensasi dari plasenta sehingga terjadi hipertropi. 2
Secara ultrasonografi dapat kita lihat letak dari plasenta. Pada usia kehamilan muda sering didapatkan adanya plasenta letak rendah. Hal ini disebabkan pada kehamilan muda segmen bawah rahim belum terbentuk. Tetapi dengan meningkatnya usia gestasi, perlahan-lahan didapatkan perubahan letak plasenta. Perubahan posisi dari plasenta ini tampaknya disebabkan karena pembesaran segmen atas rahim dan pembentukan segmen bawah rahim. Disarankan bagi wanita hamil dengan diagnosis plasenta letak rendah pada saat kehamilan muda untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk melihat apakah terjadi perubahan letak plasenta atau tidak.2
Penderita dengan plasenta previa datang dengan keluhan adanya perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester kedua dan trimester ketiga. Penatalaksanaan plasenta previa tergantung dari usia gestasi penderita dimana akan dilakukan penatalaksanaan aktif yaitu mengakhiri kehamilan, ataupun ekspektatif yaitu mempertahankan kehamilan selama mungkin.2,3
. Angka kejadian dari plasenta previa adalah 0,5% atau 1 diantara 200 persalinan Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo terjadi 37 kasus plasenta previa di antara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 di antara 125 persalinan terdaftar 2010. Faktor resiko terjadinya plasenta previa adalah multi paritas dan pertambahan usia ibu. Persalinan sebelumnya dengan seksio sesar atau abortus juga meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa. plasenta previa pada 3,9% wanita hamil dengan riwayat persalinan dengan seksio sesar pada kehamilan sebelumnya.2
Pentalaksanaan plasenta previa tergantung dari tingkat keparahan perdarahan dan umur kehamilan janin. Dalam kasus perdarahan hebat, diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi dan plasenta tanpa memperhitungkan umur kehamilan janin.1
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS
1. Nama pasien : Ny. Priskila Sauyar
2. Umur : 23 tahun (Biak, 27 Juni 1991)
3. Alamat : Polimak I
4. Agama : Kristen Protestan
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
6. Suku bangsa : Biak, Papua
7. Status Marital : Sudah menikah 5 tahun
8. Tanggal MRS : 23 Mei 2013, Jam : 14.10 WIT
2.2 ANAMNESIS
2.2.1 Keluhan Utama:
Perdarahan dari vagina
2.2.2 Riwayat Kehamilan Sekarang:
G3P2A0 merasa hamil 7 bulan, datang dengan keluhan sakit dari perut
bawah ± 15 jam SMRS disertai dengan perdarahan dari vagina ± 3
minggu yang lalu, berlangsung beberapa menit bergumpal-gumpal tapi
tidak ada riwayat keputihan sebelumnya. Gerak janin masih dirasakan
oleh ibu. Makan dan minum baik, buang air besar dan buang air kecil
lancar. Flour (+), bau (+), gatal (-).
2.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Malaria (-), Diabetes mellitus (-), Hipertensi (-), Asma (-).
2.2.4 Riwayat Obstetri:
1. Riwayat Kehamilan
Suami I
Anak pertama : Persalinan: spontan, penolong: Dukun, BB: ?, Hidup: JK
: ♂, Umur sekarang 5 tahun
Anak kedua : Persalinan: spontan , penolong: dukun, BB: ? , , hidup: JK:
♀, umur sekarang 2 tahun
Suami II
Anak ketiga : hamil ini
2. Riwayat Pernikahan
Usia pernikahan : ♀ umur 22 tahun, pendidikan: SMP, pekerjaan: IRT
♂ umur 30 tahun, pendidikan: SMA, pekerjaan:Swasta
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : teratur (28 hari)
Gejala Penyerta : dysmenorrhoea (-)
HPHT : 17 Oktober 2012
TP : 22 Juli 2013
4. Pemeriksaan Antenatal (PAN/ANC)
PAN pertama kali pada umur kehamilan: 20 minggu
PAN : 3 kali Puskesmas Elly uyo, 1 kali di
dr.Suhartono, Sp.OG
Imunisasi TT : 1 kali
5. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Sebelum Hamil
Jenis kontrasepsi : -
Selama : -
Sebab berhenti : -
Rencana KB setelah melahirkan : -
2.3 STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 152 cm
Berat Badan : 51 kg
Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Nadi : 72 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
Suhu Badan : 36,9 °C
Kepala
Mata : konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-, pupil isokor, Ø ± 3
mm
Hidung : Deformitas (-), secret (-)
Mulut : Oral trush (-)
Telinga : Deformitas (-), secret (-)
Leher :pembesaran kelenjar getah bening (-), Peningkatan vena
jugularis (-)
Thoraks
Jantung : BJ I – II reguler
Paru : suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ekstremitas : edema (-), CRT < 2 detik
Refleks : refleks patella
2.4 STATUS OBSTETRI
1. Pemeriksaan Luar
TFU : 23 cm diatas symphis pubis (6 jari dibawah prosesus
xyphoideus)
LP : tidak dalam evaluasi
LA : tidak dalam evaluasi
BJA : 175 x/ menit
His : tidak dalam evaluasi
TBBA : 1.550 gram
2. Inspekulo : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
5. Kesan panggul : yang dapat dinilai baik
2.5 DIAGNOSIS SEMENTARA
G3P2A0 hamil 26 minggu Janin presentasi bokong dengan Placenta previa totalis
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Mei 2013
Hb : 4,9 gr%
Leukosit : 7.400 mm3
DDR : negatif
Trombosit : 199.000
USG : Janin Presentasi Bokong , Biometri 26 minggu sesuai usia
kehamilan.
2.7 RESUME
G3P2A0 merasa hamil 7 bulan, datang dengan keluhan sakit dari perut bawah ± 15
jam SMRS disertai dengan perdarahan dari vagina ± 3 minggu yang lalu,
berlangsung beberapa menit bergumpal-gumpal tapi tidak ada riwayat keputihan
sebelumnya. Gerak janin masih dirasakan oleh ibu. Makan dan minum baik, buang
air besar dan buang air kecil lancar. Flour (+), bau (+), gatal (-), HPHT : 17 Oktober
2012, TP : 22 Juli 2013, Status generalis: KU: tampak sakit sedang, kesadaran CM,
TD: 110 / 70 mmHg, Nadi: 72 x/ menit, RR: 20 x/ menit, SB: 36,9 °C, Status
obstetrik: Pemeriksaan luar: TFU: 23 cm diatas symphis pubis (6 jari dibawah px),
LP: t.d.e, LA: t.d.e, BJA: 175 x/ menit, His: t.d.e, TBBA: 1540 gram. Pemeriksaan
dalam: tidak dilakukan, pemeriksaan panggul: tidak dilakukan, kesan: yang dapat
dinilai baik. Laboratorium: Hb: 4,9 gr%, Leukosit: 7.400 mm3, DDR: negatif,
Trombosit: 199.000.
2.8 DIAGNOSIS KERJA
G3P2A0 hamil 26 minggu Janin presentasi bokong dengan Placenta previa totalis,
belum Inpartu
2.9 RENCANA TERAPI
Observasi BJA, His, Vital sign
Sanmol 3 x 500 mg
Transfusi PRC sampai dengan Hb > 10 g/dl
Fladystatin 1 x 1 supp
Cek serum Ferritin
2.10 FOLLOW UP
Tanggal 24 Mei 2013
S Pasien tenang, mules (-), gerak janin (+). perdarahan (+) sedikit, pusing (-),
mobilisasi (+), makan/ minum (+/+) baik, BAB/BAK (+/+) lancar.
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 120/70 mmHg, N : 80x/menit, RR : 20x/menit, SB :
36,8 º C
Kepala : CA(+/+), SI(-/-)
Leher : P>KGB(-)
Thorax : Simetris, retraksi(-), ronchi(-/-), wheezhing(-/-), BJ 1-2
reguler.
Abdomen : Supel, cembung, nyeri tekan (-)
Genetalia : Perdarahan (+) sedikit
Ekstremitas : Akral hangat, udem(-), anemis (-)
Status Obstetri : His (-), DJJ 157 x/mnt, I : v/v tidak ada kelainan,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 26 minggu Janin presentasi bokong dengan Placenta previa
totalis, belum Inpartu
P - Observasi BJA, His, Vital sign
- Sanmol 3 x 500 mg
- Transfusi PRC sampai dengan Hb > 10 g/dl
- Fladystatin 1 x 1 supp
- Cek serum Ferritin
Tanggal 25 Mei 2013
S Pasien tenang, mules (-), gerak janin (+). perdarahan (+) sedikit, pusing (-),
mobilisasi (+), makan/ minum (+/+) baik, BAB/BAK (+/+) lancar.
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD:120/70 mmHg, N: 72x/menit, RR: 20x/menit,
SB:36,9 º C
Kepala : CA(+/+), SI(-/-)
Leher : P>KGB(-)
Thorax : Simetris, retraksi(-), ronchi(-/-), wheezhing(-/-), BJ 1-2
reguler.
Abdomen : Supel, cembung, BU (+), nyeri tekan (-),
Genetalia : Perdarahan (-)
Ekstremitas : Akral hangat, udem(-), anemis (-)
Status Obstetri : His (-), DJJ 157 x/mnt, I : v/v tidak ada kelainan,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 26 minggu Janin presentasi bokong dengan Placenta previa
totalis, belum Inpartu
P - Observasi BJA, His, Vital sign
- Sanmol 3 x 500 mg
- Transfusi PRC sampai dengan Hb > 10 g/dl
- Nifedipin 3 x 10 mg
Tanggal 26 Mei 2013
S Pasien tenang, mules (-), gerak janin (+). perdarahan (+) sedikit, pusing (-),
mobilisasi (+), makan/ minum (+/+) baik, BAB/BAK (+/+) lancar, menggigil
setelah pemberian transfusi darah
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 100 70 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 28 x/menit, SB :
36,8 º C
Kepala : CA(+/+), SI(-/-)
Leher : P>KGB(-)
Thorax : Simetris, retraksi(-), ronchi(-/-), wheezhing(-/-), BJ 1-2
reguler.
Abdomen : Supel, cembung, nyeri tekan (-)
Genetalia : Perdarahan (-) sedikit
Ekstremitas : Akral hangat, udem(-), anemis (-)
Status Obstetri : His (-), DJJ 145 x/mnt, I : v/v tidak ada kelainan,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 26 minggu Janin presentasi bokong dengan Placenta previa
totalis, belum Inpartu
P - Observasi BJA, His, Vital sign
- IVFD RL / 8 Jam
- Sanmol 3 x 500 mg
- Transfusi PRC sampai dengan Hb > 10 g/dl
- Fladystatin 1 x 1 supp
- Rawat konservatif
Tanggal 27 Mei 2013
S Pasien sesak, mules (-), gerak janin (+). perdarahan (+) sedikit, pusing (-),
mobilisasi (+), makan/ minum (+/+) baik, BAB/BAK (+/+) lancar, menggigil
setelah pemberian transfusi darah
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 30 x/menit, SB :
36,8 º C
Kepala : CA(+/+), SI(-/-)
Leher : P>KGB(-)
Thorax : Simetris, retraksi(-), ronchi(-/-), wheezhing(-/-), BJ 1-2
reguler.
Abdomen : Supel, cembung, nyeri tekan (-)
Genetalia : Perdarahan (-) sedikit
Ekstremitas : Akral hangat, udem(-), anemis (-)
Status Obstetri : His (-), DJJ 145 x/mnt, I : v/v tidak ada kelainan,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 26 minggu Janin presentasi bokong dengan Placenta previa
totalis, belum Inpartu
P - Observasi BJA, His, Vital sign
- IVFD RL: D5 2 : 1
- Sementara Stop transfusi
- Dexamethason 2 x 2 ampul
- Diphenhidramin 2 ampul extra
- Lasix 1 ampul
- Sanmol 3 x 500 mg
- Transfusi PRC sampai dengan Hb > 10 g/dl
- Observasi respon terapi, jika tidak ada respon, lapor konsulen jaga
- Fladystatin 1 x 1 supp
- Rawat konservatif
Tanggal 27 Mei 2013 Jam 13.15
S Pasien masih tetap sesak setelah pemberian terapi, demam (+), pusing (+),
menggigil (+) menggigil setelah pemberian transfusi darah
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD: 130/80 mmHg, N : 120 x/menit, RR : 28 x/menit, SB:
37,8 ºC
Kepala : CA(+/+), SI(-/-)
Leher : P>KGB(-)
Thorax : Simetris, retraksi(-), ronchi(+/+), wheezhing(-/-), BJ 1-2
reguler.
Abdomen : Supel, kesan datar, nyeri tekan (-)
Genetalia : Perdarahan (-) sedikit
Ekstremitas : Akral hangat, udem(-), anemis (-)
Status Obstetri : His (-), DJJ 170 x/mnt, I : v/v tidak ada kelainan,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 26 minggu Janin presentasi bokong dengan Placenta previa
totalis, belum Inpartu
P Lapor Dr. dr. H. Suhartono, Sp.OG (K)
- Instruksi :
o Berikan dexamethason 2 ampul
o Observasi BJA, His, Vital sign
o Lapor Anastesi
o Sementara Stop transfusi
Lapor dr. Veronika, Sp. An Jam 13.45 WIT
Instruksi :
- Observasi Vital Sign, KU
- Berikan Dexamethason 2 ampul
- Lasix 2 x 1 ampul
- Farmadol drip/ 4-6 jam
Tanggal 28 Mei 2013
S Sesak (+) berkurang, menggigil (+), batuk makin sering, mules (-), mules (-), gerak janin masih dirasakan ibu.
O Keadaan Umum : Sesak,
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD: 120/80 mmHg, N: 100 x/menit, RR : 24 x/menit,
SB:36,8 º C
Kepala : CA(+/+), SI(-/-)
Leher : P>KGB(-)
Thorax : Simetris, retraksi(-), ronchi(-/-), wheezhing(-/-), BJ 1-2
reguler.
Abdomen : Supel, kesan datar, nyeri tekan (-)
Genetalia : Perdarahan (-) sedikit
Ekstremitas : Akral hangat, udem(-), anemis (-)
Status Obstetri : His (-), DJJ 150 x/mnt, I : v/v tidak ada kelainan,
I0 : tidak dilakukan, VT : tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 26 minggu Janin presentasi bokong dengan Placenta previa
totalis, belum Inpartu
P - Pro konsul penyakit dalam
- Pro EKG
- Observasi KU, vital sign, his DJJ, Perdarahan
- 02 5 Lpm
- Lasix 1 ampul jika sesak
- Farmadol drip per 6 jam
Jam 11.05
Lapor Anastesi : Pasien sesak
Saran terapi : Cairan 1000 cc / 24 Jam
- Cek Ulang DL
- Antibiotik Ceftriaxone 2x2 ampul
- Transfusi sampai dengan Hb ≥ 10 g/dl, extra lasix 1 ampul
- Farmadol 4 x 500 mg
Jam 12.00
Konsul penyakit Dalam
Keluhan : Sesak pasien
Saran : Transfusi PRC ≥ 10 g/dl
Ceftriaxone 1 x 3 gr
IVFD RL/ 8 Jam
Tanggal 28 Mei 2013
S mules –mules (-), sesak (-), demam(+), Gerak janin masih dirasakan pasien,
makan-minum (+/+) baik, BAK (+) terpasang kateter, BAB (+)
O Keadaan Umum : Sesak
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD:110/70 mmHg, N: 90 x/menit, RR : 24 x/menit, SB :
36,8º C
Kepala : CA(+/+), SI(-/-)
Leher : P > KGB(-)
Thorax : Simetris, retraksi (-), ronchi(-/-), wheezhing(-/-), BJ 1-2
reguler.
Abdomen : supel, cembung, nyeri tekan (-)
Genetalia : Perdarahan (-) sedikit
Ekstremitas : Akral hangat, udem(-), anemis (-)
Status Obstetri : His (-), DJJ 176 x/mnt, I : v/v tidak ada kelainan,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 26 minggu janin presentasi bokong dengan Placenta previa
totalis, belum Inpartu, Anemia dalam perbaikan, Dispneu e.c Susp. TB paru
P - IVFD RL 20 tpm
- Ceftriaxone 1 x 3 gr
- Observasi KU, vital sign, his, DJJ, Perdarahan / Jam
- Farmadol drip / 6 jam
- Lasix 1 ampul jika sesak
- Farmadol drip per 6 jam
- Transfusi PRC sampai Hb ≥ 10 g/dl
- Crossmatching ulang
Tanggal 29 Mei 2013
S mules–mules (-), sesak (+), demam(+), Gerak janin masih dirasakan pasien,
makan-minum (+/+) baik, BAK (+) terpasang kateter, BAB (+)
O Keadaan Umum : Sesak
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD:110/60 mmHg, N: 94 x/menit, RR : 44 x/menit, SB :
38,5º C
Kepala : CA(+/+), SI(-/-)
Leher : P > KGB(-)
Thorax : Simetris, retraksi (-), ronchi(-/-), wheezhing(-/-), BJ 1-2
reguler.
Abdomen : supel, cembung, nyeri tekan (-)
Genetalia : Perdarahan (-) sedikit
Ekstremitas : Akral hangat, udem(-), anemis (-)
Status Obstetri : His (-), DJJ 176 x/mnt, I : v/v tidak ada kelainan,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 26 minggu janin presentasi bokong dengan Placenta previa
totalis, belum Inpartu, Anemia dalam perbaikan, Dispneu e.c Susp. TB paru
P - O2 4-5 lpm canul nasal
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ceftriakson I X 3 gr (iv)
- Inj. Farmadol drip/6 jam (jika demam)
- Observasi KU, tanda vital, his, DJJ / jam
- Transfusi PRC s/d Hb > 10 g/dl → pelan-pelan → Obsv. tanda-tanda
reaksi transfusi
- Crossmatching ulang
- Transfusi pelan-pelan cc Rw reaksi transfuse
- Obsv. ketat DJJ
Dilakukan USG oleh dr. Christina dg suporvisi oleh dr. David, Sp.OG
- USG : ditemukan plasenta masih menutupi sebagian dari OUI dg
subferimik bleeding minimal, plasenta memanjang dari fundus superior
sebagian OUI, di segmen posterior corpus
- Janin tunggal
- Intrauterine, hidup. Biometri BPD/HC/AC/FL = 6.44/25.06/22.83/5.2
- Cairan amnion cukup
- Tidak ada tanda-tanda anomali congenital major
- Janin laki-laki
Tanggal 30 Mei 2013
S mules–mules (-), keluar lendir dari jalan lahir (-), sesak (+), batuk jarang,
demam hilang timbul, ma/mi (+/+) baik, BAK terpasang DC, BAB (+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/60 mmHg, N: 88 x/menit, RR : 44 x/menit, SB :
37,8º C
Status Generalis : Kepala : CA (+/+), SI (-/-)
Leher : P > KGB (-)
Thorax : J : S1-2 reguler, gallop (+), murmur (+)
P : vesikuler kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing
-/-
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 176 x/mnt, I : v/v
tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (perbaikan) + Dispneu e.c Susp. TB paru
P R dx : Obsv. KU, Vital sign, His, DJJ / jam
R Th : - O2 4–5 lpm, canul nasal (bila sesak)
- IVFD RL ~ 20 tpm
- Inj. Ceftriakson I X 3 gr
- Drip Farmadol 1 fl jika demam
- Transfusi PRC s/d Hb > 10 g/dl → Obs. ketat tanda-tanda
reaksi transfuse
Tanggal 31 Mei 2013
S mules–mules (-), keluar lendir dari jalan lahir (-), sesak (+), batuk jarang,
demam hilang timbul, ma/mi (+/+) baik, BAK terpasang DC, BAB (+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/60 mmHg, N: 88 x/menit, RR : 44 x/menit, SB :
37,8º C
Status Generalis : Kepala : CA (+/+), SI (-/-)
Leher : P > KGB (-)
Thorax : J : S1-2 reguler, gallop (+), murmur (+)
P : vesikuler kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing
-/-
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 176 x/mnt, I : v/v
tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (perbaikan) + Dispneu e.c Susp. TB paru
P R dx : Obsv. KU, Vital sign, His, DJJ / jam
R Th : - O2 4–5 lpm, canul nasal (bila sesak)
- IVFD RL ~ 20 tpm
- Inj. Ceftriakson I X 3 gr
- Drip Farmadol 1 fl jika demam
- Transfusi PRC s/d Hb > 10 g/dl → Obs. ketat tanda-tanda
reaksi transfusi
- Cek sputum BTA
- Konsul jantung
- aFF DC
Tanggal 1 Juni 2013
S mules–mules (-), keluar cairan dari jalan lahir (-), sesak (-), demam (-),
ma/mi (+/+) baik, BAK terpasang kateter, BAB (+) lancer
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 120/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR : 36 x/menit, SB :
36,6º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (+), murmur (+)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-)
Status Obstetri : TFU jari bawah px, His (-), DJJ 156 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P R dx : Obsv. KU, Vital sign, His, DJJ / jam
R Th : - O2 4–5 cpm, canul nasal, jika sesak
- IVFD RL ~ 20 tpm
- Inj. Ceftriakson 1 X 3 gr → hari ke-6
- Drip Farmadol/6 jam, jika demam
- Transfusi PRC s/d Hb > 10 g/dl → Obsv. ketat tanda-tanda
reaksi transfusi
- Konsultasi jantung
Lapor dr. David, Sp.OG →
- Cek Coomb test jika memungkinkan transfusi, target Hb 10 g/dl
- Drip Venover 2 ampul sambil menunggu darah
Tanggal 2 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 120/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR : 36 x/menit, SB :
36,6º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (+)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU jari bawah px, His (-), DJJ 1 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P Obsv. KU, Vital sign, His, DJJ / jam
R Th : - O2 4–5 cpm, canul nasal, jika sesak
- IVFD RL ~ 20 tpm
- Inj. Ceftriakson 1 X 3 gr → hari ke-7
- Drip Farmadol/6 jam, jika demam
- Transfusi PRC s/d Hb > 10 g/dl → Obsv. ketat tanda-tanda
reaksi transfuse
Tanggal 3 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 120/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR : 36 x/menit, SB :
36,6º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (+)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU jari bawah px, His (-), DJJ 1 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Ceftriaxone 1 x 3 gr (Hari ke 8)
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Lasix 1 – 0 – 0
- Kaltrofen supp
- Echo
Tanggal 4 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), Kontraksi (-) > 24 jam
makan/minum baik, BAB/ BAK (+/+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR : 36 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU jari bawah px, His (-), DJJ 142 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P Obsv. KU, Vital sign, His, DJJ / jam
- IVFD RL ~ 20 tpm
- Inj. Ceftriakson 1 X 3 gr → hari ke-9
- Drip Farmadol/6 jam, jika demam
- Transfusi PRC s/d Hb > 10 g/dl → Obsv. ketat tanda-tanda
reaksi transfusi
- Lasix 1 – 0 – 0
Tanggal 5 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 142 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Ceftriaxone 1 x 3 gr (Hari ke 10)
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Lasix 1 – 0 – 0
Lapor dr. David, Sp.OG
Demam (-), sesak (-), hemodinamik stabil, gerak janin aktif, perdarahan (-),
Gerak janin aktif.
Instruksi :
- Terapi Ceftriaxone stop
- Inj Lasix stop
- Pro transfusi PRC Observasi tanda-tanda reaksi transfusi
- Rawat konservatif
Tanggal 6 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 156 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Rawat Konservatif
Tanggal 7 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 152 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Rawat Konservatif
Tanggal 8 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 152 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Rawat Konservatif
Tanggal 9 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 152 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Rawat Konservatif
Tanggal 10 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 152 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Rawat Konservatif
Tanggal 11 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 152 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Rawat Konservatif
Tanggal 12 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 152 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Rawat Konservatif
Tanggal 13 Juni 2013
S Demam (-), Sesak (-), Keluar darah dari jalan lahir (-), makan/minum baik,
BAB/ BAK (+/+), Gerak Janin masih dirasakan Ibu, Kontraksi (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR : 20 x/menit, SB :
36,8º C
Status Generalis : Kepala/Leher : CA (+/+), SI (-/-), p>KGB (-)
Thoraks : SN vesikuler +/+, Rhonki (-),
Wheezing (-)
BJ HI Reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Anemis (+)
Status Obstetri : TFU 5 jari bawah px, His (-), DJJ 152 x/mnt,
I : v/v tenang,
I0 : Tidak dilakukan, VT : Tidak dilakukan
A G3P2A0 hamil 27 minggu janin tunggal hidup dengan Placenta previa totalis,
Anemia gravis (post transfusi - dalam perbaikan) dengan anemia heart
disease, susp. TRALI, susp. decomp cordis, susp. reaksi autoimmune
transfuse
P - Observasi His, DJJ, TTV / Jam
- IVFD RL 20 tpm
- Farmadol (bila demam)
- Pro transfusi sampai Hb ≥ 10 g/dl Observasi tanda-tanda reaksi
tranfusi
- Rawat Konservatif
- BPL
2.11 LAPORAN PERSALINAN
LAPORAN OPERASI
(Dilakukan di RSU Jayapura)
Operator : dr. David. Randel, Sp.OG, M.Kes
Asisten : dr. Christina. Sitorus
Ahli Anestesi : dr. Diah Widyanti, Sp.An (KIC)
Jenis Anestesi : Spinal Anestesi Block
Tanggal Operasi : 8 Juni 2013
Lama Operasi : ± 55 menit (jam 11.38 – 12.33 wit)
Diagnosis pre – operatif:
G3P2A0 Hamil 30 – 31 minggu, Hemorragia antepartum e.c placenta previa
totalis JPKTH, Riwayat reaksi transfusi dengn Whole Blood
Diagnosis post – operatif:
P3A0, post SC a/i Placenta previa totalis + Riwayat reaksi transfusi dengan
Whole Blood
Laporan Operasi:
Pasien posisi supine dalam pengaruh SAB
Dilakukan tindakan aseptik – antiseptik lapangan operasi dan
dipersempit dengan doek steril
Dilakukan insisi pfannestil ± 8 cm, diperdalam secara tajam dan
tumpul sampai menembus peritoneum parietalis
Tampak uterus gravidus, kemudian dilakukan insisi SBR semilunar
Pecahkan ketuban, dengan tarikan pada kepala, dilahirkan bayi BB
kepala bayi, bayi dilahirkan jam 11.45 wit, jenis kelamin ♂, BB:
1900 gram, PB: 44 cm, A/S: 4/6/8
Plasenta lahir jam 11.55 wit. Injeksi Oxytocin 1 ampul pada
kontraksi uterus Intrauretral. Eksplorasi sisa-sisa placenta.
Dinding uterus dijahit seara kontinyu, plika vesika uterine dijahit
secara kontinyu. Bersihkan cavum uteri dengan NaCl. Jahit
peritoneum dengan promikeker 2.0 secara kontinyu. Otot dan fasia
dijahit secara kontinyu dengan vicryl 1.0 secara kontinyu. Sub cutis
dijahit dengan vicryl 1.0 secara kontinyu. Cutis dijahit dengan vicryl
3.0 secara kontinyu.
Perdarahan ± 500 cc
Operasi selesai.
Instruksi Post Operasi:
IVFD RL : D5 2 : 2 (28 tpm makro)
Injeksi Ceftriaxone 2 x 2 gr (iv)
Injeksi Metronidazole 3 x 500 gr, flacon (drips)
Injeksi Ketorolac 3 x 1 ampul (iv)
Injeksi Alinamin – F 3 x 1 ampul (iv)
Injeksi Ondansentron 3 x 1 ampul (iv)
Injeksi Vitamin C 2 x 1 ampul (iv)
Observasi vital sign/ ½ jam selama 2 jam pertama, tanda-tanda akut
abdomen dan perdarahan.
Mobilisasi dini (tidur terlentang 24 jam)
Sterilisasi luka operasi/ GV
Cek Hb post operasi.
Diet TKTP
3 DIAGNOSIS AKHIR
P3A0, post SC a/i placenta previa totalis dan Riwayat reaksi transfusi Whole Blood.
4 FOLLOW UP
Tanggal 08 Juli 2013
S Telah berlangsung SC a/i Placenta previa totalis, lahir bayi laki-laki BB: 1900
gram, PB: 44 cm, A/S 4/6/8, cairan ketuban sedikit, bau, warna hijau kental.
O KU : Baik, Kes: cm
TD : 120/70 mmHg, N : 80x/m, R: 18 x/mnt, SB : 36,50C
Status generalis : Dalam batas normal
Status Obstetrik : TFU : 2 Jari bawah pusat, kontraksi baik, luka operasi
tertutup kasa, Lochia rubra
A P3 Post SC TPP + Akseptor IUD
P - Pastikan kondisi Ibu dan Bayi dalam kondisi baik (Observasi KU, vital sign,
perdarahan)
- Cegah Infeksi luka operasi Inj. Ceftriaxone 2 x 2 gr / 2 hari, Inj.
Metronidazole 3 x 500 mg pc
- Hari ketiga obat untuk oral :
Cefixime 2 x 200 mg pc
Clindamysin 2 x 300 mg pc
- Atasi Nyeri : Kaltrofen supp 3 x1
- Perawatan post partum Mobilisasi bertahap
- Mika- miki 6 jam
- Coba duduk 12 jam
- Berdiri 24 jam
- Perawatan Luka operasi GV Hari ke-2
- Motivasi ASI Ekslusif Lactafit 2x1 tab
- Atasi Anemia Transfusi PRC 1 Kolf
Tanggal 09 Juli 2013
S Puasa (+), Nyeri luka operasi (+)↓, perdarahan jalan lahir (+)↓, Kontraksi (+)
baik, pusing (-), demam (-).
O KU : Baik, Kes: cm
TD : 110/70 mmHg, N : 80x/m, R: 18 x/mnt, SB : 36,80C
Status generalis : Dalam batas normal
Status Obstetrik : TFU : 2 Jari bawah pusat, kontraksi baik, luka operasi
tertutup kasa, Lochia rubra
A P3 Post SC a/i TPP + Akseptor IUD
P - IVFD RL/ 8 Jam
- Inj. Ceftriaxone 2 x 2 gr (2 hari)
- Inj. Metronidazole 3 x 500 mg (drip)
- Ganti obat oral.
.
BAB III
PEMBAHASAN
Permasalahan
Penanganan Pasien G3P2A0 Hamil 26-27 minggu, Hemorragia antepartum e.c
placenta previa totalis JPKTH, Post terminasi hamil 30 minggu dengan riwayat
reaksi transfusi dengan Whole Blood
Perdarahan antepartum merupakan perdarahan yang signifikan dari jalan lahir yang
terjadi setelah kehamilan minggu ke 20. Salah satu dari perdarahan antepartum adalah
plasenta previa yang berdasarkan insiden sekitar 0,5% dari semua kehamilan dan
bertanggung jawab terhadap 20 persen kasus perdarahan antepartum. Plasenta previa
tiga kali lebih sering pada wanita multipara daripada primipara. Perdarahan terjadi
ketika panjang segmen bawah uteri bertambah dan terjadi gaya-gaya gesekan antara
trofoblas dengan sinus darah ibu. Terjadi pada 60% kasus perdarahan episode pertama
setelah kehamilan minggu ke-36; 30% terjadi antara minggu ke 32 dan 36 dan 10 %
sebelum minggu ke 32.1,3,4
Plasenta previa bervariasi dan dibagi menjadi 3 yaitu placenta previa totalis,
parsial dan marginalis. Plasenta previa totalis, dimana ostium uteri ditutupi seluruhnya
oleh plasenta Plasenta previa parsialis: dimana ostium uteri internum sebagian ditutupi
oleh plasenta, plasenta previa marginalis: dimana bagian tepi dari plasenta berada di
pinggir dari ostium uteri internum3,4
Dalam kasus ini, pasien mengalami pasien mengalami episode perdarahan yang
dilaporkan sebagai plasenta previa totalis pada umur kehamilan 26 minggu berdasarkan
Ultrasonografi dan pulang dengan 29 minggu dilakukan perawatan konservatif. Pada
kehamilan 30 minggu datang dengan episode perdarahan berulang lagi akhirnya
diterminasi dengan operasi section Cesarea (SC).
1. Apakah penanganan yang dilakukan pada pasien ini sudah sesuai dan benar?
Placenta previa merupakan perdarahan vagina yang terjadi pada trimester kedua dan
ketiga. Antara 70% dan 80 % pasien dengan plasenta previa akan mengalami episode
perdarahan berulang. Sekitar 10-20% pasien dengan kontraksi uterus sebelum perdarahan dan lebih dari 10% asymptomatic.
Pasien dengan perdarahan dialami pada kehamilan kurang dari 30 minggu, kehamilan
antara 30-36 minggu, dan lebih dari 36 minggu, Pasien dengan onset perdarahan awal (<30 minggu kehamilan)
mempunyai resiko ptransfusi darah dan asosiasi untuk kesakitan dan kematian bayi. Perdarahan dipercaya dari disrupsi
dari pembuluh darah placenta dengan segmen bawah rahim.1,5
Episode perdarahan signifikan yang oertama biasanya terjadi di rumah pasien dan
biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat di rumah sakit dan tidak dilakukan
pemeriksaan vagina. Karena akan mencetus perdarahan yang sangat deras. Di rumah
sakit, tanda-tanda vital sign juga diperiksa, dinilai jumlah darah yang keluar, dan
dilakukan cross match. Kehilangan darah yang banyak memerlukan transfusi.
Dilakukan palpasi abdomen untuk menentukan umur kehamilan janin, presentasi dan
posisinya. Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan segara setelah masuk, untuk
mengkonfirmasi diagnosis. Penatalaksanaan selanjutnya tergantung pada keparahan
perdarahan dan umur kehamilan janin. Dalam kasus perdarahan hebat, diperlukan
tindakan darurat untuk melahirkan bayi dan plasentatanpa memperhitungkan umur
kehamilan janin. Jika perdarahan tidak hebat, perawatan kehamilan dapat dibenarkan
jika umur kehamilan janin< 36 minggu. Karena perdarahan ini cukup berulang, ibu
harus tetap dirawat di rumah sakit. Episode perdarahan berat mengharuskan
pengeluaran janin darurat, namun pada kebanyakan kasus kehamilan dapat dilanjutkan
hinggu minggu ke 36; kemudian pilihan melahirkan bergantung pada apakah derajat
plasenta previanya minor atau mayor. Wanita yang mempunyai derajat plasenta previa
minor dapat memilih menunggu kelahiran sampai term. Plasenta previa derajat mayor
ditangani dengan seksio sesarea pada waktu yang ditentukan oleh dokter, meskipun
dilakukan sebelum tanggal yang disepakati, karena perdarahan berat dapat terjadi setiap
saat.1,3,5
Pada pasien ini, penanganan yang dliakukan pada pasien bersifat konservatif dan
terminasi kehamilan karena pasien datang dengan episode perdarahan yang tidak berat
terjadi di rumah pasien dan kehilangan banyak darah sehingga memerlukan transfusi
sehingga pada pasien ini dalam beberapa hari sampai bulan ini dilakukan perawatan
konservatif dengan dilihat vital sign, jumlah darah yang dikeluarkan dan dilakukan
transfusi pada pasien ini sampai kadar haemoglobin yang diinginkan, sampai tidak
terjadi perdarahan lagi dan sengaja dipertahankan dengan menunggu kelahiran term.
Tetapi karena episode berulang pasien dan perdarahan hebat, pasien kembali lagi ke
rumah sakit, diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi dan plasenta dengan
section sesarea.
2. Apa yang akan terjadi jika pada kasus ini, pasien tidak dilakukan
diterminasi?
Episode perdarahan berat dapat terjadi, setiap saat dan selama perdarahan ini janin dapat
mati karena hipoksia. Setelah lahir, mungkin terjadi perdarahan postpartum karena
tropoblas menginvasi segmen bawah uteri yang kurang didukung oleh jaringan vena.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Jones, Llewellyn D. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Jakarta:
Hipokrates 2008. 109-110.
2. Hanafiah T. Plasenta previa. USU Repository. FK Universitas Sumatera Utara:
Digitized by USU digital library. 2007. 1-4.
3. Foley R M, Francois K E. Antepartum and Postpartum Hemorrhage.CHAPTER
19. 2010. 421-422.
4. Cunningham F G, Gant N F, Leveno K J. . Williams Obstetrics 23 rd edition. Pdf.
1235-1253. 2009.