19
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II Topik : Glass Ionomer Cement (GIC) PENYUSUN: DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 B A R

Lap. Prak Imkg II - Gic

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum GIC

Citation preview

Page 1: Lap. Prak Imkg II - Gic

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II

Topik : Glass Ionomer Cement (GIC)

PENYUSUN:

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA2015

B A R U

Page 2: Lap. Prak Imkg II - Gic

DAFTAR ISI

1. TUJUAN.........................................................................................................1

2. ALAT DAN BAHAN.....................................................................................1

2.1 Alat..........................................................................................................1

2.2 Bahan.......................................................................................................1

3. CARA KERJA................................................................................................2

4. HASIL PRAKTIKUM....................................................................................5

5. PEMBAHASAN.............................................................................................5

6. KESIMPULAN...............................................................................................9

7. DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9

Page 3: Lap. Prak Imkg II - Gic

1. TUJUAN

1.1 Mahasiswa mampu memanipulasi GIC untuk material restorasi

menggunakan alat dengan benar.

1.2 Mahasiswa mampu membedakan setting time GIC berdasarkan variasi

rasio bubuk/cairan dengan benar.

2. ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat

Pengaduk plastik

Glass lab

Cetakan Teflon ukuran diameter 5 mm dan tebal 2 mm

Plastic filling instrument

Sonde

Pisau model

Stopwatch

Paper pad

Sendok takar GIC

Spatula plastik Glass lab dan cetakan Teflon Plastic filling, sonde, dan

pisau model

2.2 Bahan

Bubuk GIC

Cairan GIC

1

Bubuk GIC, cairan GIC dan sendok takar GIC

Page 4: Lap. Prak Imkg II - Gic

3. CARA KERJA

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pratikum

b. Cetakan teflon diletakkan di atas glass lab

c. Botol bubuk GIC dikocok terlebih dahulu kemudian diambil 1 sendok

takar bubuk GICdengan memiringkan posisi botol kemudian letakkan di

atas paper pad dan dibagi menjadi dua bagian

Semen GICdibagi menjadi dua bagian

d. Cairan GICditeteskan sebanyak 1 tetes di atas paper pad dekat bubuk,

cairan diteteskan dengan cara dipegang secara vertical dengan jarak ke

paper pad secukupnya.

Cairan GICditeteskan di dekat bubuk GIC

e. Waktu awal pencampuran dicatat posisi stopwatch posisi 00:00, bagian

pertama dari bubuk diaduk dengan cairan sampai detik ke 10, kemudian

ditambahkan bubuk bagian keduadan diaduk selama 25-30 detik

2

Page 5: Lap. Prak Imkg II - Gic

Semen GIC yang pertama diaduk

Semen GIC yang kedua diaduk pada detik ke-10

f. Pencampuran yang sudah homogen diambil dengan spatula dan diletakkan

kecetakan Teflon dengan menggunakan plastic filling instrument, setelah

itu diratakan sedangkan stopwatch masih tetap menyala.

Pencampuran yang sudah homogen diambil dengan plastic filling instrument dari spatula plastik

3

Page 6: Lap. Prak Imkg II - Gic

Pencampuran yang sudah homogen diletakkan pada cetakan teflon

g. Setelah memasukkan GIC pada cetakan Teflon, dilakukan pengukuran

setting time dengan cara menusuk permukaan dengan sonde, penusukan

dilakukan dengan interval 5 detik sampai pada permukaan sampel tidak

memberikan bekas setelah ditusuk sonde.

Pengetesan setting time dengan menggunakan sonde

h. Setting time dicatat dihitung sejak awal pencampuran hingga semen

mengeras.

i. GIC yang telah mengeras dilepas dari cetakan.

j. Ulangi kegiatan di atas dengan GIC yang telah expired dengan

perbandingan ¾ sendok bubuk : 1 tetes cairan dan perbandingan 1 ¼

sendok bubuk : 1 tetes cairan.

k. Ulangi kegiatan di atas dengan GIC non-expired dengan perbandingan 1

sendok bubuk : 1 tetes cairan, ¾ sendok bubuk : 1 tetes cairan, dan

perbandingan 1 ¼ sendok bubuk : 1 tetes cairan

4

Page 7: Lap. Prak Imkg II - Gic

4. HASIL PRAKTIKUMRasio

bubuk : airSetting time GIC expired

Setting time GIC non-expired

1:1 4:51 03 : 08¾ :1 5:27 04 : 30

1 ¼ : 1 4:20 02 : 20

5. PEMBAHASANGlass ionomer adalah nama dari kelompok bahan yang terjadi berdasarkan

reaksi serbuk kaca silikat dan bahan asam poliakrilat . Penamaannya diperoleh

dari perumusan bubuk kaca dan ionomer yang mengandung asam karboksilat.

Awalnya, semen ini dimaksudkan untuk pemulihan estetika gigi anterior,dan

dianjurkan untuk digunakan dalam memulihkan gigi dengan Kelas III dan

persiapan kavitas kelas V. Jenis ionomer kaca ini dapat digunakan sebagai

agen luting, perekat braket ortodontik, pit and fisure sealant, liners dan basa,

buildups inti, dan intermediet restorasi. Jenis aplikasi ini tergantung pada

konsistensi semen, yang berkisar dari viskositas rendah sampai viskositas

yang sangat tinggi.(Annusavice,2013)

Material set ini lebih kuat dari polikarboksilat yangmemiliki nilai

compressive strength (kekuatan tekan) sebesar 130 MPa, walaupun mungkin

ada variasi yang berbeda-beda dari satu produk ke produk yang lain. Bahan ini

dapat menahan kondensasi amalgam dan kadang-kadang digunakan sebagai

cavity lining untukrestorasi amalgam.Meskipun material ini jarang digunakan

sebagai lapisan dalam rongga yang sangat dalam. Glass ionomer semen saat

ini sudah banyak dianjurkan sebagai pelapis(liner) material pada bagian

posterior filling komposit. Material ini memberi lebih banyak kekuatan keras

dibandingkan dengan semen kalsium hidroksida.(Mccabe,2013)

Reaksi kimia terjadi ketika bubuk dan cairan dicampur untuk membentuk

pasta, asam etches permukaan pada partikel kaca dan kalsium, aluminium,

sodium, dan ion fluor meluruh ke dalam media berair. Rantai asam

poliakrilat mengalami cross-linked oleh kalsium ion yang digantikan oleh ion

aluminium dalam 24 jam berikutnya. Sodium dan ion fluor tidak ikut dalam

lintas linlzing semen. Beberapa ion natrium dapat mengganti ion hidrogen dari

kelompok karboksilat, sedangkan ion tersisa tersebar merata dalam set semen

bersama dengan fluor ion. Fase cross-linked menjadi terhidrasi over time

5

Page 8: Lap. Prak Imkg II - Gic

dengan air yang sama yang digunakan untuk mencampur. Proses ini disebut

pematangan. Bagian yang tidak bereaksi dari partikel kaca diselubungi oleh

silika gel yang berkembang selama pemindahan aksi dari permukaan partikel.

demikian set semen terdiri dari aglomerasi partikel bubuk yang tidak bereaksi

yang dikelilingi oleh silika gel di dalam matriks amorf kalsium terhidrasi dan

aluminumpolysalts (Mccabe,2013).

Glass ionomer dikemas dalam botol dan di kapsul vakum untuk

pencampuran secara mekanik di dalam mixer mekanik. Dalam dispensing

massal, bubuk dan liquid dibagikan dalam jumlah yang tepat pada kertas pad,

setengah bubuk dimasukkan untuk menghasilkan konsistensi susu homogen.

Sisa dari bubuk ditambahkan, dan total waktu pencampuran 30 sampai 40

detik digunakan sebagai waktu initial setting dari 4 menit. Setelah

menempatkan restoratif dan tersusun kontur yang benar, permukaan harus

dilindungi dari kontaminasi dengan menerapkan protective barrier. Trimming

dan finishing harus dilakukan setelah 24 jam. Campuran disuntikkan langsung

ke dalam preparasi kavitas dengan jarum suntik khusus. Working timenya

pendek dan kritis, sehingga sangat penting untuk menempatkan bahan dengan

minimal manipulasi. Jika gel pada fase pada reaksi ini terganggu selama awal

reaksi, sifat fisiknya akan sangat rendah dan adhesi bisa hilang. Hasil yang

optimal dicapai jika instruksi pabrik diikuti dengan hati-hati menjaga- isolasi,

menggunakan prosedur etsa yang memadai, melindungi pemulihan dari air liur

setelah penempatan, dan menunda finishing akhir untuk satu hari atau lebih

lama jika mungkin(Craig,2013).

Pengaturan reaksi resin-modified glass ionomersemen terdiri dari dua

mekanisme yang berbeda. Initial set adalah hasil dari light-cured atau self-

cured reaksi polimerisasi dari group metakrilat, hadir sebagai kelompok

liontin pada rantai poly (acrylic acid), dalam molekul HEMA, atau dalam

monomer dimetakrilat. Pada reaksi asam-basa lebih lambat daripada

konvensional glass ionomerkarena rendahnya kandungan air. Polimer HEMA

dan polysalt dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Namun, fase pemisahan

antara dua matriks yang terbentuk dapat terjadi. Penggunaan modifikasi poli

(asam akrilat) mencegah pemisahan fase, karena ikatan rangkap karbon dalam

6

Page 9: Lap. Prak Imkg II - Gic

struktur HEMA dapat berpolimerisasi dengan metakrilat liontin dari rantai

poli. Sebagai Akibatnya, matriks semen dibentuk oleh kedua ion dan

crosslinks kovalen (Craig,2013).

Rasio P / L harus sesuai dengan yang direkomendasikan oleh produsen

GIC. Pencampuran harus dilakukan pada sebuah paper pad. Sebuah

lempengan kaca dingin dan kering dapat digunakan untukmenghambat reaksi

dan memperpanjang waktu kerja. Hal ini penting diketahui bahwa slab tidak

dapat digunakan jika suhunya di bawah titik embun. Bubuk dan cair jangan

dibagikan ke slab sampai sebelum prosedur pencampuran dimulai.Kontak

yang terlalu lama pada udara dapat mengubah rasio acidlwater pada liquid.

Serbuk harus dimasukkan dengan cepat ke dalam cairan menggunakan sebuah

spatula kakuuntuk aplikasi restoratif dan logam atau spatula plastik untuk

aplikasi pada luting.Waktu pencampuran harus tidak melebihi 45 sampai 60

detik, tergantung pada masing-masing produk. Pada saat ini, campuran harus

memiliki penampilan yang mengkilap,itu berarti menunjukkan polyacid

bereaksi di permukaan.(Annusavice,2013).

Glass ionomer disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan dengan berbagai

warna. Bubuk ini merupakan ion-leachablekaca aluminosilikat, dan cairannya

merupakan larutan air dari polimer dan kopolimer asam akrilik. Glass ionomer

terjadi sebagai akibat dari garam logam jembatan antara Al ++ dan Ca ++ ion

luluh darikaca dan gugus asam pada polimer. Reaksi berlangsung perlahan-

lahan, dengan pembentukan cross-linked gel matriks pada initial set

danaluminiumion exchange yang memperkuat cross-linked pada final set.

Sebuah efek khelasi berlangsung dengankalsium pada permukaan gigi yang

terkena, yang akan menciptakanikatan perekat. Permukaan restorasi harus

dilindungi dari air liur selama initial set dengan lapisan

pelindung(Craig,2013).

Sifat penting dari glass ionomeradalah (1) modulus elastisitas yang mirip

dengan dentin, (2) kekuatan ikatan ke dentin dari 2 sampai3 MPa, (3)

koefisien ekspansi sebanding dengan struktur gigi, (4) kelarutannya rendah,

dan (5) opacity cukup tinggi.Fluoride dalam kaca rilis antikariogenik secara

perlahan pada plak gigi yang berdekatan dan struktur gigi. Meskipun kekuatan

7

Page 10: Lap. Prak Imkg II - Gic

ikatan dari ionomer kaca untukdentin lebih rendah dibandingkan resin

komposit, penelitian klinis telah menunjukkan bahwa retensi glass ionomerdi

daerah cervical erosion jauh lebih baik daripada komposit. Ketika dentin yang

dikondisikan(terukir) menggunakan larutan encer (15% sampai 25%) asam

poliakrilat, glass ionomer dapat diberikan tanpa preparasi kavitas(Craig,2013).

Menurut Anusavice (2012:322), rasio W/P yang direkomendasikan oleh

pabrik harus diikuti. Pada praktikum ini, kami menggunakan perbandingan

bubuk dan cairan 1:1 sesuai anjuran pabrik dan perbandingan bubuk dan

cairan 3/4 : 1 serta1 ¼ : 1 untuk takaran uji. Oleh karena itu, dapat diketahui

bahwa perbandingan bubuk dan cairan yang digunakan sudah sesuai teori.

Dari semua hasil percobaan kami, hasil yang dieroleh sesuai dengan teori

yang ada. Rasio bubuk dan cairan mempengaruhi setting time dari GIC.

Semakin kental rasio bubuk dan cairan yang digunakan maka setting time

semakin cepat dari rasio normal. Begitu juga sebaliknya, semakin encer rasio

bubuk dan cairan maka setting time GIC semakin lama dari rasio normal.

Kami menggunakan dua macam GIC berdasarkan batas waktu

penggunaanya, yaitu yang sudah kadaluarsa dan yang masih normal.

Percobaan dengan GIC yang sudah kadaluarsa, menghasilkan warna yang

lebih tua dan setting time yang lebih lama, yaitu 4:52 detik untuk rasio bubuk

dan cairan 1:1, 5:27 detik untuk rasio bubuk dan cairan ¾:1 dan 4:10 detik

untuk rasio bubuk dan cairan 1¼ : 1. Glass ionomer cement yang masih

normal menghasilkan warna yang lebih terangdan setting time yang lebih

cepat dibandingkan GIC yang sudah kadaluarsa, yaitu3:08 untuk rasio bubuk

dan cairan 1:1, 4:30 detik untuk rasio bubuk dan cairan ¾:1 dan 2:20 detik

untuk rasio bubuk dan cairan 1¼ : 1. Hal ini dikarenakan pada GIC yang

sudah kadaluarsa, bahan kimia yang terkandung sudah mengalami kerusakan

secara fisik maupun kimia.

Rasio bubuk dan cairan sebaiknya mengikuti petunjuk pabrik, dalam hal

ini digunakan rasio 1:1. Untuk pencampuran sebaiknya menggunakan paper

pad dan glass lab bersuhu kamar dan kering. Glass lab berfungsi sebagai

retarder reaksi dan memperpanjang setting time. Suhu glass lab tidak boleh

kurang dari dew point. Bubuk harus segera dicampurkan dengan cairan

8

Page 11: Lap. Prak Imkg II - Gic

menggunakan spatula keras untuk aplikasi restoratif atau flexible metal atau

spatula plastic untuk aplikasi luting. Normalnya setengah dari bubuk

dicampurkan terlebih dahulu dengan cairan selama 5 sampai 15 detik,

kemudian sisa bubuk segera dicampurkan dan diaduk dengan cara melipat

(folding) semen tersebut sampai mendapatkan hasil homogen dan berkilau.

Mixing time tidak boleh lebih dari 45 detik namun dapat lebih cepat untuk

produk tertentu. Hasil yang mengkilat menandakan adanya polyacid yang

belum bereaksi, dimana ini sangat penting untuk menempel pada kavitas.

Hasil yang tidak mengkilat menandakan zat asam tersebut telah bereaksi.

(Anusavice, 2013)

6. KESIMPULANKesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan praktikum yang telah

dilaksanakan adalah mahasiswa mampu melakukan manipulasi GIC dan

membedakan setting time GIC. Setting time GIC yang telah expired lebih lama

dibandingkan dengan GIC yang non-expired. Hal ini dikarenakan pada GIC

yang sudah kadaluarsa, bahan kimia yang terkandung sudah mengalami

kerusakan secara fisik maupun kimia.

7. DAFTAR PUSTAKAAnusavice,K.,2013. Phillips Science of Dental Material. 12th. Philadelphia:

Elsevier Ltd.McCabe,J. and Walls, A., 2008. Applied Dental Materials. 9th. Oxford :

Blackwell Publishing Ltd.Sakaguchi, R. L. & Powers, J. M., 2013. Craig's Restorative Dental Materials.

13th penyunt. Philadelphia: Elsevier.

9

Page 12: Lap. Prak Imkg II - Gic

10

Page 13: Lap. Prak Imkg II - Gic

11