lap pkl

Embed Size (px)

Citation preview

http://id.wikipedia.org/wiki/HematomaHematomaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hematoma adalah sekelompok sel darah yang telah mengalami ekstravasasi, biasanya telah menggumpal, baik di dalam organ,interstitium, jaringan dan otak.[1]Daftar isi[sembunyikan]

o o

1 Klasifikasi 1.1 Menurut lokasi 1.2 Menurut ukuran

2 Rujukan

[sunting]Klasifikasi [sunting]Menurut

lokasi

Kepala atau otak:

Hematoma subgaleal terletak antara aponeurosis galea dan periosteum Hematoma epidural antara tulang tengkorak dan dura mater Hematoma subdural antara dura mater dan araknoid mater Hematoma subaraknoid antara araknoid mater dan pia mater (bahasa

Inggris: subarachnoid space)

Telinga:

Sefalhematoma antara periosteum dan tulang tengkorak Otematoma antara kulit dan lapisan kartilaga telinga

Usus:

Hematoma Perikondral

Kuku:

Hematoma Perianal

Hematoma Subungual

[sunting]Menurut

ukuran

Petekia, mempunyai diameter berukuran lebih kecil daripada 3 mm

Purpura, mempunyai diameter sekitar 1 cm Ekimosis, mempunyai panjang lebih dari 3 cm Memar

[sunting]Rujukan

1.

^ (Inggris)"Hematoma". Dorland's Medical Dictionary. Diakses pada 23 Juni 2010.

dimensionsInchesCentimetre1/2 inch1 cm. 1 inch2.5 cm. 1 1/2 inch4 cm . 2 inches5 cm . 3 inches8 cm . 4 inches10 cm . 5 inches12 cm 9 inches23 cm 11 inches28 cm 13 inches33 cm

Volume Oven Temperatures Imperial Metric Gas Mark F C 2 fl oz 55 ml 1 275F 140C 3 fl oz 75 ml 2 300F 150C 5 fl oz ( pint) 150 ml 3 325F 170C 10 fl oz ( pint) 275 ml 4 350F 180C 1 pint 570 ml 5 375F 190C 1 pint 725 ml 6 400F 200C 1 pint 1 litre 7 425F 220C 2 pint 1.2 litre 8 450F 230C 2 pint 1.5 litre 9 475F 240C 4 pint 2.25 litres If using a fan oven you will need to reduce the oven temperature in a recipe by 20 degrees. American Cup Conversions Liquid Conversions American Imperial Metric Imperial Metric American 5oz 150g 1 cup flour 1 cup caster/ granulated sugar 8oz 225g 1 cup brown sugar 6oz 175g fl oz 15 ml 1 tbsp 1 cup butter/margarine/lard 8oz 225g 1 fl oz 30 ml 1/8 cup 1 cup sultanas/raisins 7oz 200g 2 fl oz 60 ml cup 1 cup currants 5oz 150g 4 fl oz 120 ml cup 1 cup ground almonds 4oz 110g 8 fl oz 240 ml 1 cup 1 cup golden syrup 12oz 350g 16 fl oz 480 ml 1 pint 1 cup uncooked rice 7oz 200g 1 cup grated cheese 4oz 110g 1 stick butter 4oz 110g Note: A pint isn't always a pint: in British, Australian and often Canadian recipes you'll see an imperial pint listed as 20 fluid ounces. American and some Canadian recipes use the the American pint measurement, which is 16 fluid ounces.

1.

Pendahuluan Program Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa dilaksanakan agar mereka dapat lebih mengenal kegiatan-kegiatan nyata dalam ruang lingkup industri Perhotelan atau Usaha Perjalanan Wisata dan juga kedua usaha tersebut. Program tersebut merupakan suatu kerja sama antara STP Sahid dengan industri perhotelan dan industri pariwisata lainnya, yang dengan sungguhsungguh menanganinya untuk suatu tujuan bersama yaitu menciptakan tenaga profesional muda yang siap ditempatkan di lapangan kerja. Industri merupakan sebuah laboratorium yang berada di luar lingkungan kampus, tempat mahasiswa akan menerima petunjuk dan bimbingan yang sangat berarti dalam bentuk kegiatan pelatihan serta pengenalan terhadap sistem operasional, etika perusahaan, organisasi dan hirarki dalam perusahaan, perilaku dan keinginan tamu dan sebagainya. Program ini juga diharapkan dapat memberikan keuntungan timbal balik bagi kedua belah pihak yaitu kampus dan industri.

2.

Maksud dan Tujuan Melatih dan mengembangkan sumber daya manusia melalui sarana dan fasilitas yang terdapat dalam industri perhotelan dan industri pariwisata lainnya guna memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja profesional di masa yang akan datang. Memberikan kepada para mahasiswa bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menyatukan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan wawasan kegiatan suatu bidang usaha agar mereka dapat lebih percaya diri dan selalu mandiri dalam perkembangan karir di masa yang datang. Menambahkan kepada para mahasiswa pengertian akan lingkungan organisasi bidang usaha komplek dengan berbagai kegiatan di dalamnya. Membantu industri dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang berwawasan akademi

RSUD Dok 2 Jayapura, Riwayatmu DuluREP | 03 July 2011 | 03:48 77 5 Nihil

Konon, di jaman Belanda pernah menjadi Rumah Sakit Zending berkelas di kawasan Pasifik Selatan. Sayang, kenangan itu nyaris terlupakan dan tidak tercermin lagi saat ini.

RSUD Dok 2 Jayapura yang terletak di Jalan Kesehatan

RSUD Dok 2 Tempo Dolo ee.(photo:Rafaella Mariane Wajoi)

Selama Belanda menguasai wilayah Netherland Nieuw Guinea (kini Papua), telah dibangun sejumlah rumah sakit dan klinik kesehatan di berbagai tempat. Pembangunan rumah sakit dan klinik itu umumnya dilengkapi fasilitas penunjang dan tenaga medis yang profesional. Untuk wilayah Holandia (sekarang Jayapura) misalnya, Belanda telah membangun sebuah klinik kesehatan di Abepura sekitar awal 1940-an. Hadirnya klinik ini guna memberi pelayanan kesehatan bagi orang-orang Papua dan Belanda (Eropa) di sekitar wilayah Holandia. Klinik ini awalnya hanya melayani pengobatan malaria dan pasien bersalin. Tapi, dalam perkembangan kemudian, klinik itu berkembang hingga menjadi Holandia Binnen Hospital (kini menjadi RSUD Abepura yang dikelola Pemerintah Provinsi Papua). Setelah beberapa tahun, badan Zending Protestan dan Misi Khatolik Belanda memandang perlu membangun satu rumah sakit misi tersendiri yang kualitasnya jauh lebih baik. Sebab kebutuhan pengobatan terus meningkat saat itu. Akhirnya dirintislah pembangunan rumah sakit Zending di Holandia (kini RSUD Dok 2 Jayapura) pada 1956, selain rumah sakit misi yang sudah ada di Serui. Waktu itu lokasi tanah yang hendak dipilih untuk pembangunan rumah sakit berada di dua tempat, yakni di Skyland dan Dok 2 Jayapura (lokasi permanen sekarang). Tapi atas pertimbangan temperatur udara dan kondisi lingkungan, maka lokasi Dok 2 dianggap paling cocok. Tanah untuk pembangunan rumah sakit telah dihibahkan masyarakat adat Kayo Pulo. Sebagai gantinya, mereka akan berobat gratis. Proses pembangunan rumah sakit ini dimulai 1956 dan memakan waktu kurang lebih 3 tahun hingga diresmikan pada 1959 oleh Nyonya Gubernul Platell. Saat peresmian rumah sakit Zending, diundang pula sejumlah tamu yang merupakan utusan medis dari kawasan Pasifik Selatan seperti, Papua New Guinea (PNG),Fiji, Vanuatu, Solomon, dan lain-lain. Seorang dokter spesialis tulang Belanda bernama, George Jacobs de Frice lalu ditunjuk mengepalai rumah sakit ini. Belanda juga membangun perumahan bagi

para petugas medis di sekitar area rumah sakit. Kini sebagian besar bangunan rumah itu masih terawat. Tapi sebagian lagi sudah dibongkar sana sini atau direnovasi. Nah, semenjak beroperasi di tahun 1959, rumah sakit Zending itu menjadi sentral pengobatan bagi seluruh wilayah Netherland Nieuw Guinea. Pemerintah Belanda lewat Badan Misi Protestan dan Khatolik sebelumnya juga telah membangun sejumlah pos pelayanan kesehatan dan klinik di wilayah utara dan selatan Netherland Nieuw Guinea. Pembangunan itu disesuaikan dengan pembagian wilayah pelayanan (misi). Dengan begitu, keberadaan rumah sakit Zending di Holandia sifatnya menjadi rumah sakit rujukan bila sewaktu-waktu ada pasien dari wilayah lain atau pedalaman yang membutuhkan pengobatan lanjutan. Dengan fasilitas medis yang lengkap dan dukungan para dokter spesialis Belanda yang profesional, rumah sakit Zending memperoleh status sebagai rumah sakit paling terbaik (berkelas) di kawasan Pasifik Selatan. Sebab di rumah sakit ini hanya terdapat 4 dokter umum, selebihnya merupakan dokter spesialis. Adolf Rumkabu (75 thn), seorang mantri Papua didikan Belanda yang pernah bertugas di unit pasteur menjadi saksi sejarah atas masa kejayaan rumah sakit ini. Ia menuturkan, pada setiap unit rumah sakit Zending memiliki sekitar 2 hingga 3 dokter ahli. Mereka dibantu 20-an suster Belanda, dua dari mereka adalah suster Papua dan Ambon. Selain itu, pelayanan di rumah sakit ini pun dibantu para perawat Papua yang menjalani pendidikan di rumah sakit. Karena sejak berdiri, rumah sakit Zending juga difungsikan sebagai tempat pendidikan bagi generasi Papua yang ingin menjadi perawat atau mantri. Semua kebutuhan obat dan peralatan medis didatangkan dari Negeri Belanda (Netherland). Dengan status ganda sebagai rumah sakit rujukan dan pendidikan, disinilah tempat sejumlah siswa-siswi Papua dari berbagai wilayah direkrut untuk menjalani pendidikan medis. Adolof Rumkabu bersama beberapa temannya merupakan angkatan pertama yang mengikuti pendidikan dan praktek di rumah sakit Zending. Semenjak ditangani orang-orang Belanda, rumah sakit ini menerapkan prinsip pelayanan maksimal. Kalau ada pasien karena kecelakaan, suster dan dokter akan berusaha keras selama 24 jam agar pasien itu tidak sampai meninggal, kata Rumkabu. Belum lagi jika ada pasien yang menderita TBC paru, petugas medis akan berupaya maksimal agar pasien yang bersangkutan bisa sembuh total. Semua kebutuhan obat bagi pasien disediakan langsung dari rumah sakit. Bila ada pasien kusta (leprosi), ia akan dirujuk ke rumah sakit lepra yang telah dibangun Belanda di kilometer 12 Sorong atau rumah sakit lepra di Mopah Merauke dan Manggurai. Pasien kusta memang mendapatkan perlakuan dan pengobatan istimewa dibanding pasien lain di jaman Belanda. Yang menarik menurutnya, dalam pelayanan kesehatan diberlakukan pengobatan gratis kepada pasien tidak mampu. Kalau ada pasien rujukan dari wilayah pedalaman, setelah sembuh diobati pasien akan dipulangkan kembali atas tanggungan Pemerintah Belanda melalui rumah sakit. Rumkabu masih ingat persis, saat itu hampir tidak ada pasien yang mengeluh selama masa pengobatan. Itu karena manajemen rumah sakit dikendalikan dengan baik dan tersistem. Pada ruang jaga dari rumah sakit ini terdapat sebuah telpon. Ini difungsikan 24 jam bagi pasien di luar rumah sakit yang membutuhkan penanganan segera dari petugas medis yang

setiap harinya bersiaga. Tidak ada diskriminasi antara pasien orang Papua dan orang Belanda. Demikian pula pelayanan kesehatan diberlakukan setara. Tidak membedakan masyarakat biasa, pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, pemimpin gereja, biarawan khatolik, pastor hingga anggota militer. Dengan begitu status sosial dan kedudukan tidak menentukan prioritas perlakuan bagi seorang pasien. Dalam menangani pasien yang datang berobat saja, petugas medis akan mendahulukan pasien yang membutuhkan penanganan segera. Bukan hanya itu, rumah sakit juga memberlakukan disiplin kerja yang tinggi dan pengawasan kepada setiap perawat dan dokter yang bekerja. Saya masih ingat, waktu itu hampir tidak ada pasien yang terbengkalai pengobatannya, kata mantri yang pernah berkerja di beberapa bagian rumah sakit ini. Tidak hanya itu, keindahan dan kebersihan lingkungan rumah sakit juga ditata sedemikian rupa. Urusan lingkungan seperti pemeliharaan taman dan pepohonan, dikoordinir langsung seorang insinyur Belanda yang memiliki keahlian itu. Inilah salah satu aspek penting dari pembangunan rumah sakit ini.Pemandangan sekitar rumah sakit juga terlihat sangat menyejukan, asri dan alami. Sebab saat itu area sekitar wilayah Dok II masih tertutup hutan lebat yang dipenuhi pepohonan rimbun. Alias tidak seperti sekarang, dimana hutan telah dibabat dan kini yang terlihat adalah pemukiman padat dan sumpek. Selama rumah sakit Zending berdiri, ada beberapa perawat Papua yang dikirim untuk menperdalam ilmu medis di Fiji dan beberapa wilayah Pasifik Selatan. Setelah selesai, mereka ditempatkan di sejumlah unit rumah sakit atau menjadi asisten dokter ahli yang semuanya orang Belanda. Yang sangat berkesan, para perawat Papua yang dididik pada jaman itu lebih ditekankan memiliki jiwa melayani pasien dan disiplin kerja tinggi. Waktu itu pelayanan yang lebih diutamakan, kalau soal hak berupa gaji atau insentif untuk perawat atau dokter itu urusan belakangan, kata Adolf Rumkabu. Memang para perawat dan dokter saat itu lebih dituntut untuk mampu melayani pasien sebaik mungkin. Lantara urusan kesehatan dianggap begitu penting. Semenjak beroperasi, rumah sakit Zending juga turut mengobati para serdadu Belanda dan Indonesia yang menjadi korban perang dalam sengketa perebutan wilayah Papua. Misalnya para korban akibat pertempuaran di laut Aru. Ketika itu armada kapal perang Belanda dan Indonesia bernama KRI Macam Tutul terlibat bentrok sengit sehinggamenewaskan Komodor Yos Sudarso pada 15 Januari 1962 silam. Para serdadu yang terluka berat sebagian besar dirawat di rumah sakit ini. Selepas perseteruan antara Belanda dan Indonesia soal status wilayah Papua, rumah sakit Zending diambil alih PBB pada 1963. Pengambil alihan itu seiring penyerahan status pemerintahan sementara oleh Belanda kepada PBB, yakni UNTEA (United Nations Temporary Executive Autority) sebelum nantinya diserahkan kepada Indonesia pada 1 Mei 1963. Setelah Indonesia menduduki Tanah Papua, dr. Gunawan ditunjuk mengepalai rumah sakit peninggalan Belanda ini yang hanya beroperasi selama 4 tahun. Ia menjadi pengganti dr. George Jacobs de Frice, dokter Belanda yang pertama dan terakhir mengepalai rumah sakit peninggalan yang hanya sempat beroperasi selama 4 tahun di jaman Belanda ini.

Berkenaan dengan itu, status rumah sakit dialihkan menjadi rumah sakit daerah Irian Barat yang di kelola Pemerintah Indonesia. Setelah dr. Gunawan mengepalai rumah sakit ini selama beberapa tahun, dr. Sambiono ditunjuk mengantikannya untuk beberapa tahun kemudian hingga digantikan dr. Tamrin. Karena sudah lama, Bapa Adolf Rumkabu tidak ingat tahun berapa proses penggantian para direktur rumah sakit itu terjadi. Tapi ia ingat persis, sejak dr. Tamrin menjabat direktur rumah sakit sekitar 1970-an, pada masa itulah kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut menjadi semakin menurun. Lebih-lebih sejak masa awal peralihan penguasaan wilayah Papua dari Belanda ke Indonesia, Banyak fasilitasrumah sakit berupa alat-alat medis peninggalan Belanda yang rusak atau dibawa ke tanah Jawa. Bukan hanya itu, beberapa tahun kemudian banyak bangunan lama rumah sakit seperti, ruang bedah dan ruang bersalin dibongkar sana sini untuk keperluan renovasi. Padahal, menurut Adolf Rumkabu, ruang itu dari sisi letak dan konstruksi bangunannya sudah sangat bagus. Sebagai salah satu mantri Belanda yang pertama kali bertugas di rumah sakit Zending, ia pernah mengusulkan ke Pemerintah Indonesia agar rumah sakit itu dijadikan rumah sakit sejarah. Saya punya alasan karena waktu itu banyak pejuang Indonesia yang diobati di sini, kata dia. Sayang, usulan itu tak pernah direspon Pemerintah hingga saat ini. (Julian Howay)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan disetiap kampus menitikberatkan pada pengembangan kreatifitas mahasiswa, pembekalan dasar keahlian dan pengembangan akademi. Termasuk di dalamnya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ). Praktek kerja penting untuk mempersiapkan mahasiswa yang berkompeten dibidangnya setelah menyelesaikan studinya. PKL merupakan salah satu syarat wajib bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk mengambil mata kuliah selanjutnya yaitu Seminar dan Skripsi. Salah satu bidang dari Ilmu Komunikasi adalah Jurnalistik. Oleh karena itu, praktek kerja lapangan ini dapat dijadikan landasan bagi penilaian dosen maupun penilaian dalam hal praktek lapangan kerja jurnalistik yang sesungguhnya dikemudian hari. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta sebagai salah satu instansi perguruan tinggi swasta di Indonesia mewajibkan setiap mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk melakukan PKL. Penulis merasakan, dengan adanya PKL mahasiswa nantinya dapat mengimplementasikan ilmu yang selama ini didapatkan di kampus ke dalam lingkungan kerja yang sesuai dengan bidangnya. Dalam pelaksanaan kerja lapangan, mahasiswa jurnalistik tidak bisa terlepas dari media massa. Media massa yang terdapat di masyarakat baik cetak maupun elektronik merupakan media yang memiliki fungsi memberi informasi, alat kontrol sosial, mendidik, dan menghibur. Namun dalam pelaksanaan kerja jurnalistik, kedua jenis media ini memiliki fungsi yang dominan dalam membentuk opini masyarakat. Pandangan masyarakat terhadap isu atau masalah yang berkembang sangat bergantung dari pemberitaan oleh pelaku jurnalistik. Citra positif maupun negatif dari suatu instansi juga sangat bergantung dari bagaimana publikasi yang dilakukan kepada masyarakat. Penginformasian, penyebaran suatu kabar berita, dan gambaran citra terhadap suatu masalah tidak hanya di lakukan oleh

media massa umumnya. Hal tersebut juga dapat dilakukan oleh media intern suatu instansi. Dimana media ini tidak hanya menyebarkan suatu informasi dan berita kepada para anggotanya tetapi juga kepada publik untuk menunjukkan citra positif yang mereka miliki. Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk mengambil praktek kerja lapangan di Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia ( TVRI ). Penulis ingin lebih mengetahui lebih banyak mengenai praktek jurnalistik yang sesungguhnya di lembaga milik pemerintah ini. Penulis berharap, pembaca dapat mengetahui dan membandingkan kegiatan jurnalistik yang terdapat di lembaga penyiaran publik ini dengan lembaga penyiaran swasta lainnya. 1.2.Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan Praktek kerja lapangan yang dilakukan penulis dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan yang nantinya akan memberikan kegunaan yang baik bagi penulis sendiri maupun pihak lain. Adapun tujuan dilaksanakannya PKL ini antara lain sebagai berikut 1.Memperoleh kesempatan untuk lebih mengenal serta mengetahui lebih jauh suasana lingkungan kerja yang sesungguhnya. 2.Mengaplikasikan atau menerapkan serta menganalisis dan membandingkan teoriteori yang diperoleh dari perkuliahan. 3.Membimbing mahasiswa secara langsung maupun tidak untuk memahami situasi yang akan dihadapi didunia kerja jurnalistik yang sesungguhnya. 4.Memberikan pelajaran dan pengalaman bagi mahasiswa yang tidak bisa diperoleh ketika belajar di dalam kelas. 5.Dengan PKL ini, maka akan tercipta lulusan-lulusan berkualitas yang siap pakai dalam bekerja khususnya calon-calon jurnalis professional. 1.2.2. Manfaat Manfaat dari praktek kerja lapangan adalah 1.Menambah wawasan pengetahuan maupun kemampuan dalam mencari dan memperoleh, mengumpulkan, dan mengelola informasi yang didapat di lapangan untuk kemudian ditulis menjadi naskah berita. 2.Mengetahui sistematika dan cara kerja media cetak dan elektronik yang sesungguhnya. 3.Memotivasi diri untuk lebih meningkatkan kompetensi dalam pengembangan inovasi dan kreatifitas, serta menerapkan kemampuan kerjasama dan disiplin yang tinggi dalam menghadapi dunia kerja. 4.Penulis berharap dapat memberikan konstribusi, menjalin hubungan baik, dan membuka kerjasama yang baik antara mahasiswa FISIP UPN Veteran Jakarta, Kampus UPN Veteran Jakarta, dan pihak TVRI. 5.Melaksanakan salah satu fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. 1.3.Perumusan Masalah Penulis merumuskan masalah dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan ini sebagai berikut, Bagaimana Penulisan Berita Warta Siang di TVRI ? 1.4.Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL

Penulis memilih untuk melaksanakan PKL di TVRI dengan alasan agar penulis dapat mengetahui kesamaan dan perbedaan antara kegiatan jurnalistik di lembaga penyiaran milik pemerintah dengan kegiatan jurnalistik pada lembaga penyiaran lainnya. Selama kegiatan PKL di TVRI Jakarta, penulis ditempatkan di Redaksi Pemberitaan LPP TVRI. Penulis melaksanakan PKL selama 1 bulan terhitung dari tanggal 10 Agustus 4 September 2009 yang dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat. Jam kerja mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai.

Tes fungsi hati atau lebih dikenal dengan liver panel atau liver function test adalah sekelompok tes darah yang mengukur enzim atau protein tertentu di dalam darah anda. Tes fungsi hati umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi, menilai dan memantau penyakit atau kerusakan hati. Biasanya jika untuk memantau kondisi hati, tes ini dilakukan secara berkala. Atau dilakukan juga ketika Anda memiliki risiko perlukaan hati, ketika Anda memiliki penyakit hati, atau muncul gejala-gejala tertentu seperti jaundice (ikterus). Untuk tes ini diperlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (vena) umumnya pada lengan pasien. Dan sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan persiapan khusus, kecuali tes dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memerlukan persiapan khusus. Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia. Berlokasi di abdomen (perut) bagian atas kanan dan di balik rusuk-rusuk bagian bawah. Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. Ia juga menghasilkan faktor-faktor, protein dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral. Empedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan kemudian.

Pelbagai penyakit & infeksi dapat menyebabkan kerusakan akut maupun kronis pada hati, menyebabkan peradangan, luka, sumbatan saluran empedu, kelainan pembekuan darah, dan disfungsi hati. Alkohol, obat-obatan, dan beberapa suplemen herbal, serta racun juga bisa memberikan ancaman. Jika besarnya kerusakan cukup bermakna, maka akan menimbulkan gejala-gejala jaundice, urine gelap, tinja berwarna keabuan terang, pruritus, mual, kelelahan, diare, dan berat badan yang bisa berkurang atau bertambah secara tiba-tiba. Deteksi dini penting untuk diagnosis lebih awal guna minimalisasi kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati. Tes fungsi hati, seperti yang disampaikan sebelumnya, mengukur enzim, protein dan unsur yang dihasilkan atau dilepaskan oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan hati. Beberapa dihasilkan oleh sel-sel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan hati yang menurun dalam melakukan satu atau beberapa fungsinya. Ketika dilakukan bersamaan, tes ini memberikan dokter gambaran kondisi kesehatan hati, suatu indikasi keparahan akan kerusakan hati, perubahan status hati dalam selang waktu tertentu, dan merupakan batu loncatan untuk tes diagnosis selanjutnya. Tes ini biasanya berisi beberapa tes yang dilakukan bersamaan pada contoh darah yang diambil. Ini bisa meliputi: Alanine Aminotransferase (ALT) suatu enzim yang utamanya ditemukan di hati, paling baik untuk memeriksa hepatitis. Dulu disebut sebagai SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase). Enzim ini berada di dalam sel hati/hepatosit. Jika sel rusak, maka enzim ini akan dilepaskan ke dalam aliran darah. Alkaline Phosphatase (ALP) suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu; seringkali meningkat jika terjadi sumbatan. Aspartate Aminotransferase (AST) enzim ditemukan di hati dan di beberapa tempat lain di tubuh seperti jantung dan otot. Dulu disebut sebagai SGOT (Serum Glutamic Oxoloacetic Transaminase), dilepaskan pada kerusakan sel-sel parenkim hati, umumnya meningkat pada infeksi akut. Bilirubin biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada jaundice): Bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam darah; Bilirubin direk untuk mengukur bentuk yang terkonjugasi.

Albumin mengukur protein yang dibuat oleh hati dan memberitahukan apakah hati membuat protein ini dalam jumlah cukup atau tidak. Protein total mengukur semua protein (termasuk albumin) dalam darah, termasuk antibodi guna memerangi infeksi.

Tergantung pada pertimbangan dokter, beberapa tes tambahan mungkin diperlukan untuk melengkapi seperti GGT (gamma-glutamyl transferase), LDH (lactic acid dehydrogenase) dan PT (prothrombine time). Ada beberapa potensi disfungsi hati di mana tes fungsi hati bisa disarankan untuk dilakukan. Beberapa di antaranya adalah orang yang memiliki riwayat diketahui atau berpotensi terpapar virus hepatitis; mereka yang merupakan peminum berat; individu dengan riwayat keluarga menderita penyakit hati; mereka yang mengonsumsi obat yang kadang dapat merusak hati. Tes fungsi hati juga bisa disarankan pada temuan tanda & gejala penyakit hati, beberapa di antaranya adalah: kelelahan, kelemahan, berkurangnya selera makan, mual, muntah, pembengkakan atau nyeri perut, jaundice, urine gelap, tinja berwarna terang, pruritus (gatal-gatal). Pada dasarnya tidak ada tes tunggal yang digunakan untuk menegakkan diagnosis. Terkadang beberapa kali tes berselang diperlukan untuk menentukan jika suatu pola ada dan membantu menentukan penyebab kerusakan hati. Pun ketika penyakit hati sudah dideteksi, tes fungsi hati biasanya tetap berlanjut secara berkala untuk memantau tingkat keberhasilan terapi atau perjalanan penyakit. Lalu apa makna hasil tes fungsi hati? Hasil tes fungsi hati bukanlah sebuah media diagnostik untuk kondisi spesifik; mereka mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan ada suatu masalah pada hati. Pada orang yang tidak memperlihatkan gejala atau tidak terindentifikasi adanya faktor risiko, hasil tes fungsi hati yang abnormal bisa mengindikasikan adanya perlukaan hati sementara atau sesuatu yang terjadi di lokasi lain di dalam tubuh seperti pada otot, pankreas atau jantung. Namun juga bisa menandakan penyakit hati tahap awal dan memerlukan tes lebih lanjut dan/atau pemantauan secara berkala.

Hasil-hasil tes fungsi hati biasanya dievaluasi secara bersama-sama. Jadi beberapa set tes dalam periode tertentu dilihat apakah memiliki pola tertentu. Setiap orang akan memiliki sebuah set tes fungsi hati yang unik yang biasanya berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Seorang dokter mengamati kombinasi hasil-hasil tes ini guna mendapatkan petunjuk tentang kondisi yang mendasarinya. Seringkali, tes lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apa sebenarnya yang menyebabkan penyakit dan/atau kerusakan hati tersebut. Tabel berikut menunjukkan beberapa kombinasi hasil yang mungkin ditemukan pada beberapa tipe kondisi/penyakit hati tertentu.Jenis Kondisi Bilirubin Kerusakan hati Normal atau akut (infeksi, meningkat racun, obat) biasanya setelah peningkatan ALT & AST Penyakit hati kronis Hepatitis alkoholik Sirosis Normal atau meningkat Normal atau meningkat Bisa jadi meningkat tapi hanya pada kondisi yang sudah berlanjut ALT & AST Biasanya sangat meningkat; ALT umumnya lebih tinggi daripada AST Sedikit meningkat AST biasanya dua kali kadar ALT ALP Normal atau hanya meningkat sedikit Albumin Normal PT Biasanya normal

Normal atau sedikit meningkat Normal atau lumayan meningkat

Normal

Normal

Normal

Normal

AST biasanya Normal atau lebih tinggi dari meningkat ALT, namun kadarnya biasanya lebih rendah daripada penyakit alkoholik Meningkat, sering lebih tinggi 4 kali dari nilai normal Biasanya sangat meningkat

Biasanya menurun

Biasanya memanjang

Obstruksi Normal atau Normal hingga duktus biliaris, meningkat; lumayan kolestasis meningkat meningkat pada obstruksi penuh Kanker yang sudah menyebar ke hati (metastases) Kanker yang asli berasal dari hati (hepatoselular karsinoma) Biasanya normal Normal atau sedikit meningkat

Biasanya Biasanya normal, namun normal jika berlangsung kronis, kadar dapat menurun Normal Normal

Mungkin meningkat, umumnya jika penyakit progresif

AST lebih Normal atau tinggi dari ALT, meningkat namun kadar lebih rendah daripada

Biasanya menurun

Biasanya memanjang

penyakit alkoholik Autoimmune Normal atau meningkat Lumayan meningkat Normal atau sedikit meningkat Normal atau menurun Normal

Jika seseorang mengonsumsi obat yang bisa memengaruhi hatinya, maka hasil tes abnormal bisa jadi mengindikasikan bahwa perlu mengevaluasi lagi dosis dan pilihan medikasi. Ketika seseorang dengan penyakit hati sedang dalam pemantauan, maka dokter akan mengevaluasi apakah hasil tes menunjukkan perburukan atau perbaikan. Dokter akan menanyakan semua obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien, termasuk suplemen makanan & produk herbal karena beberapa mungkin memiliki efek potensial pada hati. Penggunaan acetaminophenberlebih dan alkohol misalnya, dapat merusak hati sebagaimana terpapar racun misal dari jamur yang beracun. Gejala awal penyakit hati kadang tidak terlalu kentara, karena hanya berupa kelelahan dan mual. Namun gejala lain akan muncul jika perburukan kerusakan hati terjadi. Tentu saja nilai tes abnormal bisa terjadi walau Anda tidak memiliki penyakit hati. Beberapa kondisi sementara bisa menyebabkannya, misalnya syok, luka bakar, infeksi berat, trauma otot, dehidrasi, pankreatitis, hemolisis, dan kehamilan. Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan melihat sumber yang sayagunakan untuk menulis, antara lain LabTest Online, MedLinePlus,Wikipedia, Mayo Clinic. Anda bisa berbagi seputar pemeriksaan fungsi hati di sini, namun saya harap Anda tidak menggunakan kolom tanggapan/komentar untuk mengonsultasikan nilai hasil pemeriksaan laboratorium untuk tes fungsi hati anda ataupun orang lainnya.

LAPORAN PRAKTIKUM II Pengambilan Dara Vena danPemeriksaan laju endap darah(LED) Nama :Pascalis Woge Nim/kelompok :09 3145 453 041/I Tanggal mulai :23 April 2010 Tanggal selesai :23 April 2010 Nama Penetapan : Pemeriksaan Laju Endapan Darah metode Westergreen. Tujuan Penetapan :Untuk menetapkan nilai koagulan dan untuk mengetahui kecepatan laju endap darah. Dasar Prinsip : Kecepatan endap darah atau laju endap darah adalah mengukur kecepatan sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam.

Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya. Landasan teori : Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma ( nm/jam ). Tiga fase LED meliputi : 1. Fase pengendapan lambat I Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang, sulit mengendap ( 1-30 menit 0 2. Fase pengendapan cepat Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit ) 3. Fase pengendapan lambat II Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit ) Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in Hematology ) adalah cara westergren. Alat dan Bahan Pemeriksaan LED : Alat : Rak LED Tabung Westergreen Pipet Westergreen Bahan : NaCl 0.85 % 4 : 1 Natrium sitrat 3,2 % EDTA Darah 2 ml Cara Kerja : 1. Cara kerja : Metode Westergreen v Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,8 % ) atau

darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. v Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0. v Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung. v Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit. Nilai Rujukan : 1. Metode Westergreen : Pria : 0 15 mm/jam Wanita : 0 20 mm/jam Catatan Sumber kesalahan : Kesalahan dalam persiapan penderita, pengambilan dan penyiapan bahan pemeriksaan ( lihat bahan pemeriksaan hematology ) 1. Dalam suhu kamar pemeriksaan harus dilakukan dalam 2 jam pertama, apabila darah EDTA disimpan pada suhu 4 C pemeriksaan dapat ditunda selama 6 jam. 2. Perhatikan agar pengenceran dan pencampurandarah dengan larutan antikoagulan dikerjakan dengan baik, 3. Mencuci pipa westergren dapat dilakukan dengan cara membersihkannya dengan air, kemudian alcohol dan terakhir acetone. Cara lain adalah dengan membersihkan dengan air dan biarkan kering satu malam dalam posisi vertical. Tidak dianjurkan memakai larutan bichromat atau deterjen. 4. Nilai normal pada umumnya berlaku untuk 18 25 C. 5. Pada pemeriksaan pipet harus diletakan benar benar posisi vertical. Pengambilan darah Vena Sampling Darah Vena Prinsip : Pembendungan pembuluh darah vena dilakukan agar pembuluh darah tampak jelas dan dengan mudah dapat ditusuk sehingga didapatkan sempel darah. Alat alat : 1. Spuit disposable. 2. Kapas alcohol 70 %. 3. Kapas kering. 4. Tabung sempel. 5. Tourniquet. 6. Mikropore.

Cara kerja : 1. Pasang tourniquet pada lengan atas 7 10 cm diatas bagian yang akan dilakukan tusukkan dan pasien diminta untuk mengepalkan tangannya. 2. Pilih vena yang besar, tidak mudah bergerak dan bersihkan dengan alkohol 70 %, biarkan kering dengan sendirinya. 3. Tusuk kulit dengan jarum pada kemiringan 30 , sampai jarum masuk ke dalam lumen vena. 4. Kendurkan ikatan tourniquet perlahan lahan, tarik pengisap Spuit sehingga darah masuk kedalam spuit sebanyak yang diperlukan. 5. Letakkan kapas kering diatas jarum, kemudian cabut jarum spuit perlahan lahan dari vena. 6. Tekan kapas kering tersebut beberapa menit dan tutup dengan mikropore. 7. Pisahkan darah kedalam tabung sesuai kebutuhan pemeriksaan dengan cara melepaskan jarum dari spuit dan alirkan darah pada dinding tabung. Kesimpulan : : Dari hasil uji Laju Endap Darah yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki Laju Endap Darah normal. Sampling darah vena secara baik dan benar sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan tidak menimbulkan keluhan pada pasien.O

Laju Endap DarahPosted November 15, 2008 by guegue in DARAH. Ditandai:DARAH. 43 Komentar

11 Votes sumber : www.kalbe.co.id Mungkin pada suatu hari anda pernah sekedar mengalami demam menderita penyakit typhus atau demam berdarah yang mengharuskan anda memeriksakan darah ke laboratorium, lalu pada hasilnya anda mendapati kriteria Laju Endap Darah (LED) di situ. Apakah yang dimaksud Laju Endap Darah (LED) itu? Mari kita cermati pembahasan berikut. Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah

(LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter. Namun biasanya dokter langsung akan melakukan pemeriksaan tambahan lain, bila nilai Laju Endap Darah (LED) di atas normal. Sehinggai mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai Laju Endap Darah (LED)-nya tinggi. Selain untuk pemeriksaan rutin, Laju Endap Darah (LED) pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila Laju Endap Darah (LED) makin menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik. Pada kasus dengan keluhan gampang lelah dan pandangan berkunang-berkunang, kemungkinan besar diagnosisnya anemia. Biasanya didukung dengan nilai Hemoglobin (Hb) yang rendah. Untuk penanganannya, anemia harus diidentifikasikan dahulu apakah Hb yang turun akibat dari Zat Besi (Fe) yang turun, atau komponen Hb yang lain yang turun? (Misalnya globinnya/protennya). Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai ragam. Ada yang disatukan dengan Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar proteinnya yang turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman bertenaga dan yang paling banyak mungkin berbentuk makanan lauk-pauk sehari-hari. _____________________________ PEMBAHASAN TEKNIS Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 20 mm/jam dan untuk pria 0 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 15 mm/jam dan untuk pria 0 10 mm/jam. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan Laju Endap Darah (LED) cepat. Walau pun demikian, tidak semua anemia disertai Laju Endap Darah (LED) yang cepat. Pada anemia sel sabit, akantositosis, sferositosis serta poikilositosis berat, laju endap darah tidak cepat, karena pada keadaan-keadaan ini pembentukan rouleaux sukar terjadi. Pada polisitemia dimana jumlah eritrosit/l darah meningkat, Laju Endap Darah (LED) normal. Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma. Peningkatan kadar fibrinogen dan globulin mempermudah pembentukan roleaux sehingga Laju Endap Darah (LED) cepat sedangkan kadar albumin yang tinggi menyebabkan Laju Endap Darah (LED) lambat. Laju Endap Darah (LED) terutama mencerminkan perubahan protein plasma yang terjadi pada infeksi akut maupun kronik, proses degenerasi dan penyakit limfoproliferatif. Peningkatan laju endap darah merupakan respons yang tidak spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan petunjuk adanya penyakit. Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan. Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua. Dan akhirnya yang perlu diperhatikan adalah faktor teknik yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Selama pemeriksaan tabung atau pipet harus tegak

lurus; miring dapat menimbulkan kesalahan 30%. Tabung atau pipet tidak boleh digoyang atau bergetar, karena ini akan mempercepat pengendapan. Suhu optimum selama pemeriksaan adalah 20C, suhu yang tinggi akan mempercepat pengendapan dan sebaliknya suhu yang rendah akan memperlambat. Bila darah yang diperiksa sudah membeku sebagian hasil pemeriksaan laju endap darah akan lebih lambat karena sebagian fibrinogen sudah terpakai dalam pembekuan. Pemeriksaan laju endap darah harus dikerjakan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah, karena darah yang dibiarkan terlalu lama akan berbentuk sferik sehingga sukar membentuk rouleaux dan hasil pemeriksaan laju endap darah menjadi lebih lambat

Granola bar tinggi serat Saat kita mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat sekaligus kaya serat, kemampuan tubuh dalam membakar kalori akan meningkat hingga dua kali lipat. Begitulah simpulan sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris. Nikmati granola bar yang mengandung minimal 4 gram serat sebelum berolahraga. Granola bar dapat menurunkan kadar insulin di dalam darah sehingga tubuh kehilangan kemampuan membakar lemak dengan efektif, demikian menurut Lisa Dorfman RD, asisten profesor di University of Miami, Amerika Serikat. Flaxseed Flaxseed atau biji rami adalah bahan makanan yang kaya akan serat dan lemak baik. Selain itu, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa flaxseed juga mengandung estrogen yang mampu meredakan gejala ketidakstabilan hormon. Pilihlah flaxseed dalam bentuk biji-bijian kering. Flaxseed kering dapat disantap bersama sereal, sup, salad, atau smoothies. Selain itu, flaxseed bisa menjadi pengganti tepung canola atau jagung untuk membuat muffin. Rasionya, 120 gr flaxseed berbanding 40 gr tepung canola (atau jagung). Catatan khusus: ketika muffin sudah matang, kecilkan api perlahan supaya warna flaxseed menjadi coklat merata.

Flaxseed bisa dibeli di supermarket atau hipermarket. Saus pedas Siapa bilang makanan sehat harus tidak enak? Makanan penuh rasa ternyata bisa juga sehat. Coba tambahkan rasa pedas ke dalam makanan kita sehari-hari. Dijamin lemak akan lebih mudah terbakar. Ini adalah kesimpulan yang didapat dari penelitian di Australia terhadap 36 relawan pria dan wanita. Menurut peneliti, cabai mengandung kapkaisin yang mampu meningkatkan kadar insulin di dalam tubuh sehingga kemampuan tubuh membakar lemak akan meningkat sebesar 32 persen. Bawang bombay Bersyukurlah mereka yang hobi makan bawang bombay. Informasi dari American Journal of Clinical Nutrition mengatakan, bawang bombay banyak mengandung phytochemical untuk meluruhkan tumpukan lemak di tubuh, ampuh membunuh virus, serta membasmi jamur. Bumbu lain yang banyak mengandung phytochemical adalah bawang putih. Moster (mustard) Rasanya agak pedas dan menyengat (mirip wasabi). Bijinya yang masih mentah berwarna coklat muda dan mengandung kunyit. Jurnal Endocrinology menyebutkan bahwa kandungan kunyit di dalam moster bermanfaat memperlambat penyerapan lemak oleh tubuh. Moster siap pakai berbentuk pasta berwarna kuning atau kecoklatan dan bisa dibeli di pasar swalayan. Nikmat disajikan dengan sandwich atau sebagai campuran salad sayuran. Kayu manis Jadikan sebagai pengganti gula dan berat badan pun akan turun 2-3 kg dalam setahun tanpa bersusah payah. Pasalnya, kayu manis tidak mengandung kalori. Coba bandingkan dengan 1 sendok teh gula pasir mengandung 16 kalori. Manfaat lain dari penggunaan kayu manis adalah kesehatan organ hati lebih terjaga. Sebab, kayu manis mampu meningkatkan level hormon estrogen yang berfungsi mencegah kerusakan hati, menjaga keseimbangan mood, menurunkan level kolesterol sebanyak 18 persen, serta trigliserida sebanyak 30 persen. Kacang kenari Ketimbang mengudap keripik kentang kemasan yang dicurigai penuh dengan sodium lebih baik mengudap kacang kenari. Kacang kenari kaya akan asam lemak Omega-3 dan serat yang dapat membuat kita kenyang lebih lama dan menjaga kesehatan sel-sel tubuh. Para ilmuwan dari Australia menemukan bahwa relawan yang mengonsumsi 8-10 kacang kenari setiap hari berat badannya lebih cepat turun dibandingkan dengan relawan yang tidak mengonsumsi kacang kenari. Plus, kadar insulin turun, sehingga lemak tidak mudah menumpuk. Penelitian ini dilakukan terhadap para penderita diabetes yang sedang menjalankan diet rendah lemak. 1. Minum teh hijau Teh hijau membantu menurunkan berat badan dalam beberapa cara, salah satunya karena mengandung polyphenol dalam tingkat yang sangat tinggi. Studi menunjukkan bahwa tingkat tinggi polyphenol dalam teh hijau meningkatkan sistem metabolisme tubuh hingga 4 persen. Metabolisme yang lebih cepat membantu tubuh melepaskan lebih banyak lemak dan kalori. 2. Makan lebih banyak protein Makan makanan tinggi protein juga dapat mempercepat laju metabolisme dengan mendukung massa otot. Dikutip WebMD, protein membantu membangun otot dan otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak.

Protein juga bekerja sebagai penekan nafsu makan dengan membuat Anda merasa kenyang lebih cepat dan lebih lama daripada karbohidrat. Makan protein mengaktifkan hormon alami yang mempromosikan penurunan berat badan, yang disebut PYY. Hormon ini mengurangi rasa lapar. Makanan yang kaya protein misalnya susu, keju, telur, keju cottage, ikan, daging merah, ayam, kacangkacangan dan biji-bijian. 3. Jangan ngemil di malam hari Ada dua teori di balik berat badan dan tidur. Salah satunya adalah bahwa Anda benar-benar tidak aktif ketika tidur dan tidak dapat membakar makanan terakhir, jadi lebih cenderung disimpan sebagai lemak. Teori lainnya adalah bahwa tetap terjaga sampai larut malam menyebabkan hasrat ingin makan karbohidrat dan makanan manis semakin besar karena tubuh dirancang untuk tidur di malam hari. 4. Minum air es Banyak yang tahu bahwa minum delapan gelas air sehari bermanfaat untuk kesehatan dan membantu dalam penurunan berat badan, tetapi sedikit yang mengetahui manfaat tambahan minum air es. Penelitian terbaru menunjukkan minum air es bisa membakar kalori dengan meningkatkan laju metabolisme. 5. Stop makan secara emosional Emosi dapat memicu rasa lapar dan keinginan makan lebih banyak dari kebutuhan yang dibutuhkan tubuh. Stres, kesedihan, kebosanan, kecemasan dan kemarahan dilaporkan sebagai penyebab makan secara emosional. Kenalilah rasa lapar yang disebabkan oleh sinyal tubuh atau hanya berupa emosi belaka.

Berdasarkan beberapa penelitian, cabai dan makanan pedas memiliki banyak khasiat, berikut di antaranya. 1. Menurunkan berat badan Cabai mengandung capsaicin yang akan mempercepat metabolisme dan membantu tubuh membakar kalori lebih cepat. Hal ini terjadi karena capsaicin meningkatkan temperatur tubuh dan berperan dalam meningkatnya detak jantung. Lebih jauh, studi menunjukkan orang yang hobi makan pedas biasanya makan dalam porsi sedikit sehingga berat badan lebih terjaga. 2. Menyehatkan jantung Cabai menyehatkan jantung dengan cara mencegah pembekuan darah. Penelitian juga menunjukkan kadar kolesterol jahat/LDL bisa mencegah oksidasi yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Capsaicin juga efektif melawan inflamasi, yang telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penyakit jantung. 3. Melancarkan sirkulasi Makanan pedas akan melancarkan sirkulasi dan menurunkan tekanan darah. Cabai juga membantu menguatkan dinding pembuluh darah karena kandungan vitamin A dan C-nya. 4. Antikanker

Banyak penelitian menunjukkan konsumsi teratur makanan pedas akan mengurangi risiko kanker. Capsaicin memperlambat pertumbuhan sel kanker dan pada banyak kasus sel-sel kanker mati tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. 5. Meningkatkan fungsi cerna Manfaat cabai dalam saluran cerna adalah meningkatkan sirkulasi darah di perut dan meningkatkan lapisan mukus. Capsaicin juga membantu membunuh bakteri H.pylori penyebab sakit maag. Akan tetapi jika Anda mengalami heartburn (rasa panas) setelah makan pedas, cobalah tablet antiacid yang akan menetralisir asam di lambung. 6. Flu Capsaicin membantu meningkatkan pengeluaran keringat dan menghilangkan gejala flu yang mengganggu. Makanan pedas juga akan membantu membuka jalan napas, mengurangi sinusitis, dan gejala flu lainnya. 7. Tidur nyenyak Peneliti dari Australia menemukan orang yang rutin mengasup makanan pedas lebih mudah tidur. Mereka juga cenderung bangun lebih pagi dan lebih segar. 8. Menjaga mood Cabai merah meningkatkan level endorfin dan serotonin yang menghilangkan nyeri dan memberi perasaan nyaman. Hormon ini bisa berlaku seperti pelawan stres dan depresi. 9. Melancarkan pernapasan Makanan pedas bertindak seperti espektoran dan membantu penderita asma, bronkitis kronik, sinusitis, dan penyakit pernapasan lainnya bernapas lebih baik.

Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Sebagian ahli hematologi, LED tidak andal karena tidak spesifik, dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat.

Pemeriksaan CRP dipertimbangkan lebih berguna daripada LED karena kenaikan kadar CRP terjadi lebih cepat selama proses inflamasi akut, dan lebih cepat juga kembali ke kadar normal daripada LED. Namun, beberapa dokter masih mengharuskan uji LED bila ingin membuat perhitungan kasar mengenai proses penyakit, dan bermanfaat untuk mengikuti perjalanan penyakit. Jika nilai LED meningkat, maka uji laboratorium lain harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah klinis yang muncul.

Metode Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Kenyataan inilah yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Westergreen daribada metode Wintrobe. Selain itu, International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen. LED berlangsung 3 tahap, tahap ke-1 penyusunan letak eritrosit (rouleaux formation) dimana kecepatan sedimentasi sangat sedikit, tahap ke-2 kecepatan sedimentasi agak cepat, dan tahap ke-3 kecepatan sedimentasi sangat rendah.

Prosedur 1. Metode Westergreen o Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian daraho o o

EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0. Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.

2. Metode Wintrobe

o o o o

Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0. Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.

Nilai Rujukan 1. Metode Westergreen : o Pria : 0 - 15 mm/jamo

Wanita : 0 - 20 mm/jam

2. Metode Wintrobe : o Pria : 0 - 9 mm/jamo

Wanita 0 - 15 mm/jam

Masalah Klinik

Penurunan kadar : polisitemia vera, CHF, anemia sel sabit, mononukleus infeksiosa, defisiensi faktor V, artritis degeneratif, angina pektoris. Pengaruh obat : Etambutol (myambutol), kinin, salisilat (aspirin), kortison, prednison.

Peningkatan kadar : artirits reumatoid, demam rematik, MCI akut, kanker (lambung, kolon, payudara, hati, ginjal), penyakit Hodgkin, mieloma multipel, limfosarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepatitis, sirosis hati, inflamasi panggul akut, sifilis, tuberkulosis, glomerulonefritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (eritroblastosis fetalis), SLE, kehamilan (trimester kedua dan ketiga). Pengaruh obat : Dextran, metildopa (Aldomet), metilsergid (Sansert), penisilamin (Cuprimine), prokainamid (Pronestyl), teofilin, kontrasepsi oral, vitamin A.

Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium :

Faktor yang mengurangi LED : bayi baru lahir (penurunan fibrinogen), obat (lihat pengaruh obat), gula darah tinggi, albumin serum, fosfolipid serum, kelebihan antikoagulan, penurunan suhu.

Faktor yang meningkatkan LED : kehamilan (trimester kedua dan ketiga), menstruasi, obat (lihat pengaruh obat), keberadan kolesterol, fibrinogen, globulin, peningkatan suhu, kemiringan tabung.

Posted by Riswanto on Monday, November 30, 2009 Labels: Tes Hematologi

Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.

Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia.

Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakanhematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu : 1. Metode makrohematokrit Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %. 2. Metode mikrohematokrit

Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %. Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

Nilai Rujukan

Dewasa pria : 40 - 52 % Dewasa wanita : 35 - 47 % Bayi baru lahir : 44 - 72 % Anak usia 1 - 3 tahun : 35 - 43 % Anak usia 4 - 5 tahun : 31 - 43 % Anak usia 6-10 tahun : 33 - 45 %

Masalah Klinis

Penurunan kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE. Pengaruh obat : antineoplastik, antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.

Peningkatan kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis, diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia, pembedahan, luka bakar.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi.

Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.

Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.

TBCTBc atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil tahan asam disingkat BTA nama lengkapnya Mycobacterium Tuberculosis. Walaupun TBC dapat menyerang berbagai organ tubuh ,namaun kuman ini paling sering menyerang organ Paru. Infeksi Primer terjadi pada individu yang sebelumya belum memiliki kekebalan tubuh terhadap M Tuberculosis Basil TBC terhisap melalui saluran pernapasan masuk kedalam paru ,kemudian basil masuk lagi ke saluran limfe paru dan dari ini basil TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui aliran darah inilah basil TBC menyebar keberbagai Organ tubuh. Bagaimana mengetahui kita terserang TBC ? TbC dapat kita diagnosa melalui pengkajian dari gejala klinis ,pemeriksaan fisik ,gambaran radiologi atau Rontgen Paru dan pemeriksaan laboratorium klinis maupun bakteriologis. Gejala klinis yang sering ditemui pada tuberculosis paru adalah batuk yang tidak spesifik tetapi progresif. Pada pemeriksaan fisik kadang kita dapat menemukan suara yang khas tergantung seberapa luas dan dan seberapa jauh kerusakan jaringan paru yang terjadi.

Pemeriksaan Rontgen dapat menunjukkan gambaran yang bermacam macam dan tidak dapat dijadikan gambaran diagnostik yang absolut dari Tuberculosis Paru. Pada pemeriksaan laboratorium ,peningkatan Laju Endap Darah dapat menunjukan proses yang sedang aktif ,tapi laju endap darah yang normal bukan berarti menyingkirkan adanya proses Tuberculosis. Penemuan adanya BTA pada Dahak , bilasan bronkus ,bilasan lambung ,cairan pleura atau jaringan paru adalah sangat penting untuk mendiagnosa TBC Paru. Sering dianjurkan untuk pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali untuk dahak yang diambil pada pagi hari. Pengobatan TBC Paru : Pengobatan bertujuan untuk menyembuhkan ,mencegah kematian ,dan kekambuhan. Obat TBC yang utama adalah Isoniazid ,Rifampisin ,pirazinamid ,streptomisin dan etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang biasa digunakan adalah kanamisin ,kuinolon ,makroloid dan amoksisilin di kombinasikan dengan klavulanat. Pengobatannya secara keseluruhannya dapat mencapai 12 bulan

Pemeriksaan laju endap darahPosted on Juni 5, 2009 by ratihrochmat

Cara westergren Dasar teori Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma ( nm/jam ). Tiga fase LED meliputi : 1. Fase pengendapan lambat I Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang, sulit mengendap ( 1-30 menit 0 2. Fase pengendapan cepat Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit ) 3. Fase pengendapan lambat II Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit ) Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in Hematology ) adalah cara westergren. Bahan dan Alat Bahan : darah vena diambil 1,6 ml dan dicampur dengan Na Sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml Alat : Tabung dan rak, tusuk tabung westergren Cara kerja 1. Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat 3,8% sampai garis tanda 0 pipet harus

kering dan bersih 2. Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya posisinya betul-betul tegak lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari dan getaran 3. Setelah satu jam, baca hasilnya dengan satuan nm/jamFiled under: Tugas Kuliah

Pemeriksaan LED ( Laju Endap Darah ) Metode WestergrenLED ( Laju Endap Darah ) *PRINSIP : darah dg anticoagulan, bl didiamkan dlm sh kamar mk eritrosit akan mengendap pd dasar tabung bag atas tertinggal plasma *Alat : Tabung westergren, Pipet ukur, Rak LED dan Timer *Bahan : darah dan Na Sitrat 3,8 %

*Prosedur : 1. Buat pengenceran : Darah vena 1,6 ml ( 2 ml ) + Na Citrat 3,8% 0,4 ml ( 0,5 ml ), Campur rata 2. Isap campuran darah dg Na Citrat dg pipet westergren sampai garis 0 3. Letakkan dlm rak LED posisi tegak lurus, diamkan 1 jam 4. Periksa tinggi plasma dan buffy coat pd jam 1 dan ke 2

Range normal : Laki laki : < 10 mm/jam Wanita : < 20 mm/jam

Read more : Pemeriksaan LED ( Laju Endap Darah ) Metode Westergren | Blog Sodiyc & Acun http://www.sodiycxacun.web.id/2010/07/pemeriksaan-led-lajuendap-darah-metode.html#ixzz1JX2WZf2U Under Creative Commons License: Attribution Share Alike Pemeriksaan kolesterol, trigliserida (lemak), asam urat, atau gula darah umumnya sudah dipahami oleh para karyawan yang melakukan medical check up. Laboratorium Biomed, salah satu provider pelaksana medical check up tahunan tempat saya bertugas juga melampirkan lembar informasi kesehatan berkaitan dengan kolesterol, lemak, asam urat, dan gula darah. Sehingga karyawan dapat mengetahui jenis makanan yang harus dihindari bila hasil medical check up kolesterol, lemak, atau asam uratnya melebihi batas normal. Untuk hasil pemeriksaan yang lain terkadang memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyakit/gangguan kesehatan yang dialami oleh karyawan. Salah satunya adalah LED (Laju Endap Darah). Salah satu pertanyaan yang sering muncul: LED saya tinggi, saya sakit apa ya Dok? LED tidak spesifik untuk penyakit/gangguan kesehatan tertentu. Perlu data-data lain untuk menyimpulkan penyebab dari naiknya nilai LED. Baik dari anamnesa meliputi keluhan dan riwayat kesehatan karyawan, pemeriksaan fisik, serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya (laboratorium, rontgen, dll). Klik LED untuk informasi tentang prosedur pemeriksaan LED dan hal-hal yang dapat mempercepat atau memperlambat LED. LED tinggi bisa merupakan indikasi adanya gangguan kesehatan dalam tubuh kita. Namun seseorang yang hasil pemeriksaan LEDnya tinggi belum tentu memiliki gangguan kesehatan. Sebaliknya seseorang yang memiliki gangguan kesehatan bisa saja nilaiLEDnya normal. LED dapat meningkat pada kondisi-kondisi berikut :

1. Wanita hamil 2. Obesitas/Kegemukan 3. Kadar kolesterol yang tinggi 4. Anemia/kurang darah 5. Penyakit Tuberkulosis (TBC) 6. Gangguan pada ginjal 7. Penyakit Tiroid (kelenjar gondok) 8. Penyakit yang berhubungan dengan peradangan

9. Rhematoid Artritis, penyakit yang dapat menimbulkan peradangan dan kerusakansendi. 10. Demam Rematik 11. Hiperfibrinogenemia, peningkatan kadar fibrinogen (zat yang berperan dalam pembekuan darah). 12. Multiple myeloma

Kadar LED di bawah angka normal dapat disebabkan oleh : 1. Penyakit yang berhubungan dengan gagal jantung.2. Kadar protein dalam plasma darah rendah bisa terjadi pada gangguan hati/ginjal. 3. Hipotermia, suhu tubuh di bawah normal 4. Anemia sel sabit 5. Penggunaan obat anti radang jenis steroid 6. Hipofibrinogenemia, kurangnya kadar fibrinogen dalam darah

Terkadang pemeriksaan dalam medical check up tidak cukup untuk menyimpulkan penyebab naiknya LED. Sebaiknya segera konsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan mungkin pemeriksaan penunjang yang diperlukan sehingga penyebab naiknya LED dapat ditemukan. Pemeriksaan LED dapat digunakan untuk menilai perjalanan beberapa penyakit seperti TBC, demam rematik, artritis (radang sendi), nefritis (radang pada ginjal), atau kanker. Dalam hal ini pemeriksaan LED harus dilakukan secara berulang. Bila LED cenderung meningkat daripada hasil sebelumnya, berarti proses penyakit meluas/memburuk. Bila hasil LEDmenurun berarti ada proses perbaikan. Pemeriksaan LED secara berulang juga dapat digunakan untuk memonitor keberhasilan terapi/pengobatan.

pemeriksaan laju endap darah by ririk Artikel, Laboratorium

Number of View: 571

Penyakit sendi umumnya disertai perubahan dalam cairan sendi dan darah khususnya protein plasma, sebagai akibat reaksi tidak khas dari peradangan yang terjadi pada penyakit tersebut. Kebanyakan penyakit sendi belum diketahui penyebabnya, maka banyak penyelidik menyadari akan manfaat hasil pemeriksaan laboratorium sebagai ukuran untuk menilai aktifitas penyakit yang sedang berlangsung (1). Pemeriksaan laboratorium umumnya bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam darah dan cairan sendi, baik dengan cara fisika, kimia, serologik atau imunologik. Disini akan dibahas secara singkat beberapa jenis pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan pada penderita penyakit sendi. Sebagian dari pemeriksaan tersebut hanya memberi petunjuk secara umum ada tidaknya perubahan dari susunan protein plasma, yang umumnya terjadi sebagai akibat suatu proses peradangan atau kerusakan jaringan; sebagian lagi merupakan pemeriksaan yang bersifat lebih spesifik untuk suatu jenis penyakit atau golongan penyakit sendi. Gambaran yang lebih jelas dan manfaat yang lebih besar diperoleh bila beberapa jenis pemeriksaan dilakukan bersamasama dan diulang pada waktu-waktu tertentu selama perjalanan penyakit. LAJU ENDAP DARAH Laju Endap Darah (LED) adalah pemeriksaan untuk mengukur kecepatan pengendapan sel darah dalam waktu tertentu. Eritrosit dalam darah bila didiamkan cenderung untuk membentuk rouleaux yang mempunyai peranan penting pada proses pengendapan sel tersebut. Faktor dalam darah yang mempengaruhi proses ini a.l. meningkatnya kadar globulin dan fibrinogen yang mempermudah terbentuknya rouleaux, sedangkan albumin mempunyai efek sebaliknya. Mudah

dimengerti bahwa pada peradangan dan kerusakan jaringan yang umumnya disertai peningkatan kadar globulin dan kadang-kadang juga fibrinogen akan memberi hasil LED yang meningkat (2). Ada beberapa cara untuk menetapkan LED, tetapi hanya cara Westergren dan Wintrobe yang sering dipergunakan. Nilai dari LED selain dipengaruhi oleh metoda pemeriksaan yang dipergunakan juga dipengaruhi umur dan jenis kelamin. Nilai normal pada anak lebih rendah dari orang dewasa dan untuk wanita lebih tinggi dari pria. Pada kedua jenis kelamin terjadi peningkatan nilai normal sesuai dengan penambahan umur. Peningkatan ini sampai umur 55 tahun berjalan lambat, tetapi lewat umur 60 tahun akan berlangsung lebih cepat. Meskipun LED bukan merupakan pemeriksaan yang spesifik untuk penyakit sendi, pemeriksaan tersebut masih tetap berguna untuk menilai perubahan susunan protein plasma sebagai akibat proses peradangan atau kerusakan jaringan yang terjadi pada penyakit tersebut. Pada penyakit sendi yang disebabkan oleh proses degenerasi, hasil pemeriksaan LED umumnya masih dalam batas nilai normal (1)

Laju Endap Darah03AUGLaju Endap Darah (LED) atau Sed Rate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah. LED yang tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis, atau disebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi. Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi LED-nya. Tinggi ringannya nilai pada LED memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai LED yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki LED tinggi, dan sebaliknya bila LED normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan LED masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter. Namun biasanya dokter langsung akan melakukan pemeriksaan tambahan lain, bila nilai LED di atas normal. Sehinggai mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai LED-nya tinggi.

Selain untuk pemeriksaan rutin, LED pun bisa dipergunakan untuk menge-cek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila LED makin menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik. Pada kasus dengan keluhan gampang lelah dan pandangan berkunang-berkunang, kemungkinan besar diagnosisnya anemia. Biasanya didukung dengan nilai Hemoglobin (Hb) yang rendah. Untuk penanganannya, anemia harus diidentifikasikan dahulu apakah Hb yang turun akibat dari Zat Besi (Fe) yang turun, atau komponen Hb yang lain yang turun? (Misalnya globinnya/protennya). Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai ragam. Ada yang disatukan dengan Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar proteinnya yang turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman bertenaga dan yang paling banyak mungkin berbentuk makanan lauk-pauk sehari-hari. Wallahu alam bishshawab.

HematokritA. Pengertian Hematokrit Hematokrit adalah persentase volume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan semprit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk pengukuran hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. Setelah tabung tersebut dipusingkan / sentripus dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap. Dari skala Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%. Pada umumnya, penetapan salah satu dari tiga nilai ini sudah memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDM seseorang cukup atau tidak. Akan tetapi, bila terjadi anemia kerap kali juga diperlukan informasi lebih lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin / SDM. Volume SDM diperoleh dari membagi hematokrit ( mL/L darah ) dibagi dengan jumlah SDM ( juta/ml darah ). Satuan yang digunakan adalah fL dan nilainya berkisar antara 80 94 fL,rata-rata 87 fL konsentrasi Hb/SDM diperoleh dengan membagi konsentrasi hemoglobin / SDM. Hasilnya dinyatakan dengan satuan pg ( pikogram, 1pg = 10-12g ), pada orang dewasa sehat nilai ini berkisar antara 27 32 pg dengan rata-rata sebesar 29,5 pg.

Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena / kapiler. Prinsip Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung dipusing selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai hematokrit. B. Alat dan Bahan Pemeriksaan Alat 1. Tabung wintrobe 2. Tabung mikrokapiler 3. Sentifuge Bahan 1. Darah Cara kerja 1. Mikrometode menurut Wintrobe 1. Isilah tabung wintrobe dengan darah oxalat, heparin atau EDTA sampai garis tanda 100 diatas. 1. Masukkan tabung itu kedalam sentrifuge yang cukup besar, pusingkan selama 30 menit pada kecepatan 300 rpm. Bacalah hasil penetapan itu dengan memperhatikan : Warna plasma diatas : warna kuning, itu dapat dibandingkan dengan larutan kaliumbichkromat dan intensitasnya disebut dengan satuan. Satuan satuan sesuai dengan warna kaliumbichkromat 1 : 10.000 Tebalnya lapisan putih diatas sel sel merah yang tersusun dari lekosit dan trombosit. 2. Mikrometode 1. Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan mikrohematokrit dengan darah. 1. Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus. 1. Masukkan tabung kapiler itu kedalam centrifuge khusus yang mencapai kecepatan besar, yaitu lebih dari 16.000 rpm ( centrifuge mikrohematokrit ). 1. Pusingkan selama 3 5 menit. 1. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus.

Nilai Normal Laki laki : 40 48 vol % Wanita : 37 43 vol % Penyakit yang ditimbulkan Jika hematokrit meningkat disebut : hemokonsentrasi Contohnya : DBD Jika hematokrit menurun disebut : hemodilusi Sumber sumber kesalahan dalam penetapan nilai hematokrit 1. Bila memaki darah kapiler tetesan darah pertama harus dibuang karena mengandung cairan intrastitial. 2. Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 8 jam akan meningkatkan hematokrit. 3. Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan. 4. Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan. 5. Didaerah beriklim tropis, tabung kapiler yang mengandung heparin cepat rusak karena itu harus disimpan dilemari es. 6. Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai 7. Konsentrasi antikoagulan yang digunakan tidak sesuai 8. Pembacaan yang salah. fenikol ( Kee JL,1997 ) 9. Obat obatan yang dapat menurunkan hasil hematokrit, seperti : penicilin, kloram. Penetepan nilai Hematokrit cara manual Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal (Simmons A, 1989). Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 3 mm,panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena (Wirawan,dkk 2000). Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat pembaca skala hematokrit

Penetapan nilai Hematokrit cara otomatik Pada umumnya laboratorium sekarang menggunakan metode otomatik untuk menghitung jumlah darah lengkap, dat rutin biasanya didapat meliputi Ht, Hb, jumlah volume eritrosit rata-rata (VER), hemoglobin rata-rata (HER) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER). Persamaan-persamaan berikut menjelaskan hubungan antara data-data tersebut : VER = Ht jumlah eritrosit (dalam mikrometerkubik, atau fentoliter, FI). HER = Hb + jumlah eritrosit (dalam pikogram, pg), KHER = Hb Ht (dalam gram / 100 ml RBC, g / dl eritrosit atau %). Hematokrit diukur dari volume sel rata-rata dan hitung sel darah merah. Nilai normal hematokrit (Ht) sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan (Gandasoebrata R, 2006, Weterburi L, 2001). Table Nilai rujuk pemeriksaan Hematokrit USIA Hematokrit (%) Bayi baru lahir Anak (1-3 tahun) Anak (4-10 tahun) Pria dewasa Wanita dewasa 44-65 29-40 31-43 40-50 36-46

Masalah-masalah Klinis yang mempengaruhi tinggi atau turunnya hasil hematokrit Penurunan kadar hematokrit dapat terjadi pada beberapa kondisi tubuh, seperti anemia kehilangan darah akut, leukemia, kehamilan,malnutrisi,gagal ginjal. Sedangkan peningkatan kadar dapat terjadi pada beberapa kondisi : dehidrasi, diare berat, luka baker, pembedehan (Kee JL,1997) Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosa penyakit demam berdarah, dimana pada kasus tersebut terjadi penurunan kadar trombosit (trombositopeumia) secara derastis sampai dibawah 100.00 / mm3 yang diikuti dengan peningkatan kadar hematokrit 20 % atau lebih yang menunjukkan terjadi perembesan plasma atau lebih, dianggap menjadi bukti definitive adanya peningkatan permiabelitas vaskuler. Pada kasus tersebut kadar hematokrit dapat dipengaruhi baik pada pergantian volume tubuh secara dini atau oleh perdarahan.Posted by Mari Berbagi at Minggu, Mei 24, 2009

http://iccagagah.blogspot.com/2009/05/hematokrit.html HEMATOKRITNilai hematokrit adalah volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume). Istilah lainnya nilai hematokrit adalah volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100ml darah dan dinyatakan

dalam %. Berdasarkan atas reprodusibilitas dan sederhananya pemeriksaan tersebut merupakan salah satu pemeriksaan yang paling dapat dipercaya di antara parameter lainnya, yaitu kadar Hb dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai test penyaring sederhana terhadap anemia.

1. Prinsip Pemeriksaan

Darah dengan antikoagulan diputar di sentrifuge, kemudian dibandingkan panjang kolom merah dengan total kolom.

2. Metode Pemeriksaan

mikrohematokrit > kapiler

makrohematokrit > wintrobe

MIKROHEMATOKRIT

Penggunaan tabung hematokrit yang kapasitas dan diameternya lebih kecil dari tabung wintrobe sangat tepat untuk cara pemeriksaan rutin dalam klinik. Disamping itu tabung tersebut dapat dipergunakan untuk penampung darah kapiler secara langsung. Pada anemia makrositik terdapat sedikit kenaikan jumlah plasma, dengan adanya sferofit pada sferosiasis, thalasemia, anemia hipokromik dan anemia sel sabit kenaikan jumlah plasmanya lebih tinggi lagi.

a. Dasar

Darah EDTA atau heparin disentrifuge, sel-sel eritrositnya akan dimampatkan. Tingginya kolom eritrosit diukur dinyatakan dalam % darah tersebut.

b. Alat

tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm, diameter 1 mm. Ada yang berisi heparin (khusus untuk darah kapiler) dan ada yang tidak berisi antikoagulan (untuk darah antikoagulan, misalnya darah EDTA)

lampu spiritus / malam untuk menutup salah satu ujung tabung hematokrit

sentrifuge yang dapat memutar > 16.000 rpm

skala pembaca mikrohematokrit

c. Reagensia

Heparin (sudah melapisi lumen tabung kapiler)

d. Bahan

Darah vena / darah kapiler

e. Cara Kerja

bila menggunakan darah kapiler

lakukan pengambilan darah kailer

isi tabung kapiler dengan darah sampai 3/4 tabung

sumbat dengan malam ujung tabung yang ada darahnya atau bakar ujung tabung yang tidak ada darahnya (tabung yang kosong) dengan lampu spiritus, hingga benar-benar tertutup.

sentrifuge dengan kecepatan 16.000 rpm selama 5 menit

baca dengan skala hematokrit panjang kolom merah

bila tidak mempunyai skala Ht dipakai perhitungan

Ht = panjang kolom merah panjang total kolomf. Keuntungan Mikrohematokrit

x 100%

cepat

kesalahan lebih kecil

mudah

darah sedikit

g. Sumber Kesalahan

sentrifugasi tidak benar

lupa mengocok sample

penutupan ujung kapiler tidak rapat

tabung kapiler tidak ditera

MAKROHEMATOKRIT

a. Dasar

Darah antikoagulan disentrifuge pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu, perbandingan volume eritrosit terhadap volume specimen darah dinyatakan dalam %

b. Alat

tabung wintrobe dengan diameter 2,5 - 3,0 mm, panjang 110 mm dan berskala 0 - 10 mm dengan skala terkecil 1 mm. Volumenya 1 ml darah EDAT

alat sentrifuge

c. Bahan

Darah EDTA, darah heparin

d. Cara Kerja

dengan menggunakan pipet Pastuer yang berisi darah EDTA, masukan ujung pipet sampai dasar tabung wintrobe

sambil diangkat, pelan-pelan keluarkan isinya sampai skala teratas

sentrifuge tabung tersebut pada 3000 rpm selama 30 menit

tingginya kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %

e. Nilai Normal

pria : 47 +/- 7 %

wanita : 42 +/- 5 %

Bayi baru lahir : 54 +/- 10 %

bayi 3 bulan : 38 +/- 6 %

bayi 3-6 tahun : 40 +/- 4 %

10 - 12 tahun : 41 +/- 4 %

http://patologiklinikku.blogspot.com/2008/05/hematokrit.html

VALIDASI HASIL PEMERIKSAAN URINEValidasi hasil pemeriksaan Definisi : upaya memantapkan kualitashasil pemeriksaan yang telah diperoleh Tujuan : 1. Hasil pemeriksaan menggambarkan kondisi yang sebenarnya 2. Mencegah keragu-raguan atas hasil laboratorium yang dikeluarkan? Apa saja yang divalidasi? Linearitas Range (rentang) Presisi (ketelitian) Akurasi (ketepatan) Spesifisitas Sensitifitas LINEARITAS dan RENTANG LINEARITAS : Kemampuan metode analisis memberikan respon proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel RENTANG : pernyataan batas terendah dan batas tertinggi analit

BAGAIMANA MENDAPATKAN HASIL YANG VALID ? MENJALANKAN SEMUA TAHAPAN PEMERIKSAAN DENGAN BENAR

PRA ANALITIK Penundaan pemeriksaan menyebabkan : 1. Perubahan fisik urin : a. Warna : ok oksidasi/reduksi bilirubin -- biliverdin, Hb -- metHb urobilinogen--- urobilin b. Kejernihan : keruh oleh karena proliferasi bakteri, presipitasi kristal, amorf c. Bau : peningkatan bau oleh karena proliferasi bakteri (Pseudomonas) atau dekomposisi urea 2. Penurunan : a. Bilirubin + -- hidrolisis/oksidasi -- bilirubin b. Urobilinogen -- oksidasi -- urobilin c. Keton + -- keton menurun d. Lisis eritrosit, esterase meningkat

e. Glukosa + -- glukosa menurun (glikolisis) 3. Pembentukan NH4 + CO2 -- pH urin alkali : a. Silinder rusak b. Pengendapan ca fosfat, Mg fosfat

MAKROSKOPIS 1. Warna urin : kuning muda kuning perhatikan perubahan warna urin oleh karena obat-obatan 2. Busa : normal warna putih penyebab busa : protein, bilirubin 3. Kejernihan : normal urin jernih perhatikan adanya kontaminasi feses Kriteria : jernih, agak berawan, berawan, keruh 4. Bau : aromatic odor (bukan hal yang dilaporkan rutin). Perhatikan adanya bau dari makanan 5. Konsentrasi : 94% air + 6 % bahan terlarut bahan terlarut tergantung : diet, aktivitas, kesehatan 6. BJ : 1000-1030 a. diukur dengan : urinometer, refraktometer, carik celup b. Dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan pemekatan ginjal c. Urin sewaktu BJ > 1025 fx pemekatan baik 7. Volume : 600-1800 mL a. Dipengaruhi diet, aktivitas, kesehatan b. Volume > 500 mL pada malam hari ; nokturia c. Poliuria : > 3000 mL/ hari d. Oligouria : < 400 mL/hari KIMIAWI URIN 1. BERAT JENIS a. Prinsip : perubahan pKa -- ion H+

b. Rendah palsu : glukosa, urea > 1 g/dL pH > 6,5 c. Tinggi palsu : protein 100-500 mg/dL asam laktat, keton d. BJ < 1000 : cek ulang apakah urin BJ > 1040 : kontras radiologi, manitol (periksa BJ dengan osmometri) 2. pH : a. Prinsip : methyl red brom thymol blue + urin -- hijau biru pH 5 8,5 b. Normal : 4,5 - 8,5 bila pH < 4,5 atau > 8,5 cari penyebab < 4,5 : urin terdilusi > 8,5 : urin lama, obat c. PH alkali ; batu fosfat, CaCO3 asam : batu urat, sistein, ca oksalat 3. DARAH SAMAR a. Prinsip :

b. Mikroskopis : eritrosit 5 15 eri / uL c. Kimia (carik celup) : Hb, eritrosit, mioglobin d. Positif palsu : peroksidase bakteri, hipoklorit e. Negatif palsu : vitamin C, tetrasiklin, bj tinggi, captopril f. Eritrosit lisis pada urin yang BJ rendah, urin alkali g. Hasil perlu konfirmasi dengan sedimen, plasma pasien 4. ESTERASE LEUKOSIT a. Prinsip :

b. Hasil : negatif tidak meniadakan adanya leukosit c. Perlu urin segar d. Mendeteksi hanya granulosit e. Positif : peradangan saluran kemih f. + palsu : warna urin oleh karena obat, bit, kontaminasi leukosit g. - palsu : limfosit, glukosa > 3g/dL, protein > 500 mg/dL BJ tinggi, detegen, sabun, gentamisin h. Perlu konfirmasi mikroskopis 5. NITRIT a. Prinsip :

b. Positif : bakteriuria > 105 / mL urin c. Kuman : Escherichia, Enterobacter / Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, Staphylococcus d. Negatif : belum tentu tidak ada bakteriuria Urin harus dalam buli-buli 4 jam Bakteri tidak membentuk reduktase Tidak terdapat nitrat dalam urin e. Hasil : -(negatif), + (positif) f. Positif palsu : warna urin ok obat fenazopiridin, bit, urin lama g. Negatif palsu : vitamin C > 25 mg/dL 6. PROTEIN a. Prinsip

b. Normal : < 150 mg / 24 jam c. - + ++ +++ ++++ 1000 d. Positif palsu : mengandung senyawa NH4, urin alkali warna urin oleh karena obat e. Negatif palsu : adanya protein selain albumin,perlu konfirmasi tes asam sulfosalisil 7. GLUKOSA a. Prinsip :

b. Negatif palsu : vitamin C > 50 mg/dL tetrasiklin (antioksidan) Benda keton > 4 mmol /L BJ urin meningkat urin lama c. Positif palsu : sisa detergen / peroksida bahan-bahan oksidatif dipyrone Levodopa glutathione d.glukosa urin belum tentu berkorelasi dengan darah (hiperglikemia tanpa glukosuria) 8. KETON a. Benda keton : aseton, as aseto asetat, beta OH butirat b. Prinsip :

c. Positif palsu : levodopa, captopril, phtalein high pigmented urin d. Negatif palsu : urin BJ meningkat, pH rendah, urin lama e. Positif : kelaparan, hiperemesis gravidarum, demam, muntah, ketoasidosis ( konfirmasi klinis, glukosa darah 9. UROBILINOGEN a. Prinsip :

b. Normal: positif < 1 EU /dL c. Perlu urin segar d. Positif palsu : p-amino salicylic acid, warna urin e. Negatif palsu : formalin > 200 mg/dL, urin lama f. Negatif : sumbatan saluran empedu g. Ekskresi terbanyak : 14 16 10. BILIRUBIN a. Prinsip :

b. Sensitivitas : 0,4 0,8 mg/dL bilirubin c. Perlu konfirmasi dengan tes Harrison d. Positif : penyakit jaringan hati e. + palsu : piridium, indikan, klorpromasin f. - palsu : vitamin C > 25 mg/dL, nitrit tinggi, urin lama 11. Asam Askorbat

MIKROSKOPIS 1. Eritrosit : a. Diperiksa dengan pembesaran obyektif 40X b. sulit membedakan asal penyakit c. Adanya eritrosit dismorfik (glomerulus) d. Adanya silinder eritrosit : tubulus/glomerulus e. Dibedakan dengan jamur dengan as asetat 6 % h. Korelasi dengan makroskopis dan kimiawi : Kimiawi +/sedimen - : lisis, false + Kimiawi - / sedimen + : Vit C, salah lihat (jamur, ca oksalat monohidrat Sedimen eritrosit +/ proteinuri - : o darah berasal dari daerah sesudah ginjal / kontaminasi o blood > 3 dapat mempengaruhi hasil proteinuria o blood < 3 tidak mempengaruhi hasil proteinuria i.Benda-benda yang mirip : yeast, kristal ca oksalat, droplet oil, udara, leukosit pada urin yang hipertonik ( pakai as asetat 2 % / toluidin biru) 2. Leukosit : a. Diperiksa dengan obyektif 40X b. Bisa bersamaan dengan bakteriuria maupun tidak c. Infeksi bakteri : leukosit + bakteri d. Infeksi trikomonas, jamur, chlamydia, mycoplasma virus, TBC : leukosituria tanpa bakteri e. Korelasi sedimen dan kimiawi : Esterase +/ sedimen leukosit - : lisis, false +

Esterase - / sedimen leukosit + : non granulosit sedimen leukosit + bisa disertai/tidak proteinuria 3. Epitel : a. Diperiksa dengan LPK / obyektif 10 X b. Lebih banyak pada wanita c. Dibedakan macam-macam epitel : squamosa : uretra, vagina, perineal transisional : kaliks ginjal, ureter, bladder epitel tubulus : tubulus ginjal d. Oval fat bodies : epitel tubulus yang mengalami degenerasi lemak 4. Silinder : a. Dibaca dengan LPK b. Syarat terbentuknya silinder : pH urin asam, proteinuria, aliran urin lambat c. Adanya silinder menunjukkan kelainan berasal dari ginjal d. Normal : silinder hialin 0-1 / LPK e. Banyaknya silinder menunjukkan beratnya penyakit f. Peningkatan silinder tetapi tidak patologis ; atlit maraton, terapi diuretik. g. Korelasi dengan kimiawi/makroskopis urin : silinder + / proteinuria + proeinuria +/ silinder 5. Kristal : a. Urin asam : urat amorf, asam urat, monosodium urat, kalsium oksalat, bilirubin, sistin, cholesterol b. Urin alkali : amorf fosfat, tripel fosfat, kalsium fosfat, amonium biurat KESIMPULAN 1. Validasi pemeriksaan urinalisa memerlukan semua tahapan pemeriksaan dengan benar mulai praanalitik, analitik dan pasca analitik 2. Memerlukan pengetahuan mengenai linearitas, range pembacaan, ketelitian, ketepatan, sensitivitas, spesifisitas semua alat, reagensia yang diperlukan 3. Memerlukan pengetahuan mengenai pemeriksaan urinalisa itu sendiri, keterbatasan pemeriksaan, penyebab positif palsu, negatif palsu.

Laporan Praktikum Parasitologi Pemeriksaan FesesPosting Oleh: alonemisery

I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevelansinya terutama pada penduduk di daerah tropik seperti di Indonesia, dan merupakan masalah yang cukup besar bagi bidang kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam kondisi geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai, sehingga kehidupan cacing ditunjang oleh proses daur hidup dan cara penularannya.

Identifikasi parasit yang tepat memerlukan pengalaman dalam membedakan sifat sebagai spesies, parasit, kista, telur, larva, dan juga memerlukan pengetahuan tentang berbagai bentuk pseudoparasit dan artefak yang mungkin dikira suatu parasit. Identifikasi parasit juga bergantung pada persiapan bahan yang baik untuk pemeriksaan baik dalam keadaan hidup maupun sediaan yang telah di pulas. Bahan yang akan di periksa tergantung dari jenis parasitnya, untuk cacing atau protozoa usus maka bahan yang akan di periksa adalah tinja atau feses, sedangkan parasit darah dan jaringan dengan cara biopsi, kerokan kulit maupun imunologis (Kadarsan, 1983). Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva yang infektif. Pemeriksaan f