Upload
rianasilalahi
View
267
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ikhtiologi
Citation preview
1
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Beribu-ribu tahun silam manusia mengenal adanya ikan. Ikan adalah
hewan vertebrata air yang berdarah dingin, bernafas dengan insang, bergerak
menggunakan sirip, dan hidup di air (Djuhanda, 2002).
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di
bidang Perikanan. Luas wilayah Indonesia sebesar 7,9 juta km2 atau sekitar 81 %
dari wilayah seluruh Indonesia. Sedangkan luas perairan Indonesia saat ini lebih
kurang 14 juta Ha, yang terdiri dari sungai dan rawa sebesar 11,9 juta Ha, 1,78
juta Ha danau alam dan 0,93 juta Ha danau buatan. Hal ini merupakan potensi
yang sangat bagus untuk pengembangan usaha perikanan (Sumantadinata, K.,
2006).
Sektor perikanan Indonesia merupakan salah satu sektor vital yang sangat
menunjang keadaan perekonomian dan pertumbuhan masyarakat, khususnya
dalam bidang kesehatan dan kemakmuran. Sektor perikanan merupakan sektor
lahan yang luas, dimana sektor perikanan meliputi perairan darat dan perairan laut
yang banyak menghasilkan sumberdaya alam, baik sumberdaya hayati dan
sumberdaya non hayati.
Salah satu sumberdaya yang bisa dimanfaatkan adalah ikan. Manusia telah
memanfaatkan ikan sebagai salah satu bahan pangan sejak beberapa abad yang
lalu dimana kandungan protein yang terdapat dalam tubuh ikan lebih besar
dibandingkan lemak dan abu yang mempunyai arti penting bagi manusia. Menurut
2
Hadiwiyono, (2005) daging ikan merupakan bahan biologi yang secara kimiawi
tersusun oleh unsur-unsur organik yang merupakan senyawa-senyawa yang terdiri
dari protein, lipid, vitamin dan enzim.
Effendi, (2003) menyatakan bahwa perikanan merupakan suatu usaha atau
kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perairan. Ditinjau dari
kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan pada umumnya dapat dibagi 2, yaitu
1). penangkapan ikan dan binatang laut lainnya yang dilakukan oleh para nelayan
di laut, rawa, sungai dan danau yang dilakukan oleh nelayan dilaut, 2).
Pemeliharaan ikan dan binatang lainnya oleh petani ikan di sawah, kolam,
perairan umum dan tepi pantai dimana usaha ini lebih dikenal dengan usaha
budidaya perikanan.
Syamsuddin, (2000) menyatakan bahwa beberapa faktor yang
mempengaruhi perikanan Indonesia, yaitu usaha yang masih bersifat sambilan,
terbatasnya pendidikan petani ikan, kurangnya bimbingan pemerintah dan pihak
berwenang, terbatasnya modal yang dimiliki. Oleh sebab itu, maka pemerintah
mengatasi hal tersebut dengan adanya pengadaan dan penyediaan serta
penyederhanaan sarana dan prasarana usaha perikanan, pengadaan pendidikan dan
latihan serta penyuluhan dalam rangka alih teknologi bagi petani ikan. Ikan
menurut Hadiwiyono, (2002) merupakan bahan pangan yang mudah menjadi
rusak dan busuk terutama dalam keadaan segar dan ikan akan cepat sekali
mengalami kerusakan biokimia sehingga mutunya menurun.
Widodo, (2008) mengemukakan dalam mengembangkan usaha perikanan
langkah yang perlu dilakukan adalah mengetahui permasalahan perikanan yang
3
ada didaerah tersebut, sehingga nantinya dapat memberi informasi yang
diperlukan apakah perikanan tersebut masih dapat dikembangkan.
I.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui susunan, bentuk, jumlah
baris linea lateralis dan jumlah sisik pada tubuh ikan.
Adapun manfaat yang didapatkan dari praktikum ini adalah mengetahui
tentang penggolongan jenis, bentuk tubuh, bagian luar tubuh dan alat-alat
tambahan pada ikan.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah
dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan
keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan
insang (Raharjo, 2005). Ikan mempunyai dari beberapa sirip seperti sirip dada (P),
punggung (D), perut (V), anus (A) dan ekor (C).
Ikan meskipun mempunyai bentuk yang berbeda namun ada satu pola
dasar yang sama yaitu ”kepala – badan – ekor” pada umumnya simetris bilateral
(Tim Iktiologi, 2002). Bidang dan arah pada pada anatomi ikan terdapat dalam
buku terminologi “Nomina Anatomica Veterinaria”. Terminologi yang
menyangkut bidang dan arah pada anatomi manusia berbeda dengan yang
diterapkan pada ikan atau hewan lain (Manda et al, 2005).
Menurut Frandson, (2005) pola penunjukan seekor hewan tergantung pada
hewan itu sendiri tanpa memperhatikan posisi serta dari arah hewan itu. Untuk
kepentingan tersebut digunakan bidang-bidang sebagai pola penunjuk arah atau
lokasi pada tubuh ikan seperti: rostral, medial, transversal, dorsal dan ventral.
Menurut Tim Iktiologi, (2003) bahwa bentuk tubuh ikan bervariasi
meskipun demikian mempunyai pola dasar yang sama yaitu “kepala-badan-ekor”
pada umumnya bilateral simetris. Sebagai pengecualian pada ordo
Plauronectiformes yang mempunyai bentuk non bilateral simetris. Dimana secara
garis besar ikan yang ada di alam dikelompokkan menjadi dua yaitu Agnatha
5
(ikan yang tidak berahang) dan Gnathostomata (ikan yang memiliki rahang).
Secara umum ikan dibagi atas tiga kelas yaitu: Cephalaspidomorphi,
Condrichthyes dan Osteichthyes.
Ikan Nilem /Paweh (Osteochilus hasselti) bentuk tubuh hampir serupah
dengan ikan mas, hanya kepalah relatif kecil, pada sudut-sudut mulutnya terdapat
dua pasang sungut peraba. Warna tubuh ikan ini hijau abu-abuan, dan hidup di
perairan yang jernih, makanan berupa tumbuhan.sirip punggung dari ikan nilem
ini di sokong jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagak
bentuknya simetris. Sirip dubur di sokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari
lunak,sirip perut di sokong 1 jari-jari keras dan 8 jari lunak, sirip dada di sokong 1
jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Di indonesia ikan ini terdapat di jawa,
sumatra, dan kalimantan di luar indonesia terdapat di malaysia dan siam
(Djuhanda, 2003)
Klasifikasi Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti )
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : osteochilus
Spesies : Osteochilus hasselti
Ikan Barau (Hampala macrolepidota) bentuk tubuhnya hampir sama
dengan ikan mas, tetepi jika kita perhatikan baik-baik ikan barau ini bentuknya
lebih ramping dan lebih lansing, moncong lebih tirus dan di sudut mulutnya ada
satu pasang sungut peraba, ikan ini adalah ikan pemangsa ikan kecil, juga suka
6
memakan hewan-hewan lain, seperti udang, ketam, dan serangga.warna tubuh
putih keperakan punggung bewarna gelap, pinggir badan dan perutnya bewarna
lebih cerah, sirip-sirip bewarna kuning.pinggiran depan dari sirip punggung dan
pinggiran luar dari sirip ekor bewarna hitam. Dari ujung depan pangkal sirip
punggung berjalan garis hitam yang tebal melintang menujuh pangkal sirip ekor
(Djuhanda, 2003)
Tim Ikhtiologi, (2003) mengemukakan bahwa jenis-jenis ikan dari famili
siluridae merupakan air tawar yang pada umumnya menghuni perairan sungai,
anak-anak sungai maupun danau-danau ukuran kecil (bekas aliran sungai) dan
sangat bersembunyi disela-sela daun tanaman air yang terdapat disekitar tempat
hidupnya. Ikan ini yang bernilai ekonomis ikan ini banyak sekali terdapat
disungai-sungai bentuknya berpariasi dan bahkan dijadikan ikan hias.
Klasifikasi Ikan Barau (Hampala macrolepidota)
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Hampala
Spesies : Hampala macrolepidota
Lagler et al. dalam Anonimous, (2004) Ikan kerapu macan (Ephinephelus
lauvina) adalah ikan yang termasuk kedalam Fanili serranidae. Ikan ini
mempunyai sifat hermaprodite protoginous yaitu pada perkembangan mencapai
dewasa (matang gonat) berjenis kelamin betina dan akan berubah kelamin jantan
7
setelah dewasa.ikan kerapu macan termasuk kedalam Ordo Percomorphi, Famili
serranidae, Genus ephinephelus, Spesies (Ephinephelus lauvina).
Klasifikasi Kerapu macan (Ephinephelus lauvina)
Ordo : Percomorphi
Famili : Serranidae
Genus : Ephinephelus
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus
Ikan tongkol terklasifikasi dalam ordo Goboioida, family Scombridae,
genus Euthynnus, spesies Euthynnus pelamis . Ikan tongkol masih tergolong pada
ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada
melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan
perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip
punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada
tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut,
sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut
berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip
tambahan yang keci
Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus allecterates)
Ordo : Percomorphy
Famili : Lutianidae
Genus : Euthynnus
Spesies : Euthynnus allecterates
8
Bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi, dan pipih ke samping. Panjang
maksimumnya mencapai 65 cm. Ukuran mulut kecil, miring, dan dapat
disembulkan. Gurami memiliki garis lateral (garis gurat sisi atau linea literalis)
tunggal, lengkap dan tidak terputus, serta memiliki sisik berbentuk stenoid (tidak
membulat secara penuh) yang berukuran besar.
Ikan ini memiliki gigi di rahang bawah. Di daerah pangkal ekornya terdapat titik
bulat berwarna hitam. Bentuk sirip ekor membulat..
Secara umum, tubuh gurami berwarna kecokelatan dengan bintik hitam pada dasar
sirip dada. Gurami muda memiliki dahi berbentuk normal atau rata. Semakin
dewasa, ukuran dahinya menjadi semakin tebal dan tampak menonjol. Selain itu,
di tubuh gurami muda terlihat jelas ada 8-10 buah garis, tegak atau vertikal yang
akan menghilang setelah ikan menginjak dewasa.
Klasifikasi Ikan Gurami ( Osphronemus goramy )
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus goramy
9
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan pada hari kamis, tanggal 8 Mei 2014, pukul
08.00 - 10.00 WIB di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ikan Kerapu macan
(Ephinephelus lauvina), Ikan Nilem /Paweh (Osteochilus hasselti), Ikan Barau
(Hampala macrolepidota), Ikan Tongkol (Euthynnus allecterates), Ikan Gurami
(Osphronemus goramy) Ikan Hiu (Carcharinus leucas) Ikan Kembung (Scomber
leanagurta),Ikan Tambakan ( Helostoma tamincki )
Alat yang digunakan adalah nampan untuk meletakkan sample, buku
gambar praktikun Iktiologi, pena, pensil, penghapus, penggaris dan serbet.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang dilakukan dalam praktikum ini, yaitu pengamatan secara
langsung, dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan
cara mengamati secara langsung di Laboratorium Biologi Perairan, sehingga dapat
memberikan gambaran bentuk tubuh ikan yang telah dibagi di dalam buku
penuntun pratikum dan berbagai sirip-sirip tambahan yang terdapat pada ikan
tersebut.
10
3.4. Prosedur Praktikum
Setelah dilakukan pengamatan gambar ikan sampel yang terdapat di meja
praktek pada buku penuntun praktikum saudara minimal 3 gambar jenis ikan
berbeda karakter, pada setiap ikan yang digambar pada sudut kanan atas gambar
buat klasifikasi ikan dari kelas sampai spesies. Pada bagian bawah gambar buat
tabel hasil perhitugan mersitik tubuh ikan yang saudara gambar, selanjutnya buat
tabel data meristik setiap ikan tersebut dan symbol dari setiap sirip ikan tersebut.
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum “Perhitungan Merisitik Ikan” yang dilaksanakan maka
didapatkan hasil-hasil sebagai berikut :
4.1.1. Ikan Kembung lelaki ( Scomber leanagurta )
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Scomber
Spesies : Scomber kanagurta
Ciri-ciri :
Kembung lelaki adalah nama sekelompok ikan yang tergolong ke
dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae.
12
Tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6 dibandingkan
dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga
kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip
punggung; sisik ventral keperakan.
Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip
punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah
finlet yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis
dan kecil (rudimenter). Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-
masing sisi batang ekor.Ukuran morfometrik ikan ini adalah SL 23 cm, TL 21
cm, HDL 6 cm, BDH 7 cm.
Gambar 1. Ikan Kembnng lelaki ( Scomber kanagurta )
13
Tabel 1. Hasil Perhitungan Data Meristik Ikan Gembung lelaki (Scomber
leanagurta)
NO MERISTIK KETERANGAN
1. Dorsal D.5.3
2. Pectoral P.10.5
3. Ventral V.8.19
4. Anal A.XIV.16
5. Caudal C.10.5
6. Susnan linea lateralis Lengkap dan sempurna
7. Bentuk linea lateralis Menyerupai garis lurus
8. Jumlah baris linea lateralis Satu baris
9. Jumlah sisi depan sirip punggung 8x2
10. Jumlah sisik pipi 3x2
11. Jumlah sisik di sekeliling badan 5x2
12. Jumlah sisik batang ekor 6x2
13. Jumlah sisik pada garis rusuk 25x2
14. Jumlah sisik atas 5x2
15. Jumlah sisik bawah 5x2
4.1.2. Gambar Ikan Tambakan ( Helostoma tamincki )
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
14
Sub ordo : Scombridae
Famili : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma tamincki
Ciri-ciri :
Ikan tambakan , Bentuk tubuh ikan ini adalah compresed, ikan ini
memiliki bibir yang tebal, mata berukuran kecil, memiliki sepasang lubang hidung
(monorhinous), posisi mulut terhadap kepala terletak pada terminal (tepat diujung
hidung), memiliki gigi yang kecil, ukuran mulut sempit, memiliki moncong
(rostrum) yang pendek dan tumpul, memiliki tutup insang (operculum), memiliki
sisik (squama) pada tubuhnya, memiliki sirip yang lengkap dengan sirip
punggung/pinnae dorsalis (D) terpisah dengan sirip ekor, letak sirip perut/pinnae
ventralis (V) pada posisi Thorcic (dibawah sirip dada), bentuk sirip ekor/pinnae
caudalis (C) bentuk berpinggiran tegak. Ukuran morfometrik ikan ini adalah SL
17 cm, TL 13 cm, HDL 4 cm, BDH 6 cm.
15
Gambar 2. Ikan Tambakan ( Helostoma tamincki )
16
Tabel 2. Hasil Perhitungan Data Meristik Ikan Tambakan ( Helostoma tamincki
)
NO MERISTIK KETERANGAN
1. Dorsal D.XV.10
2. Pectoral P.15
3. Ventral V.I.3.7
4. Anal A.XII.7.9
5. Caudal C.5.20
6. Susnan linea lateralis -
7. Bentuk linea lateralis -
8. Jumlah baris linea lateralis -
9. Jumlah sisi depan sirip punggung 6x2
10. Jumlah sisik pipi 4x2
11. Jumlah sisik di sekeliling badan 8x2
12. Jumlah sisik batang ekor 7x2
13. Jumlah sisik pada garis rusuk 36x2
14. Jumlah sisik atas 7x2
15. Jumlah sisik bawah 7x2
2.1.3. Gambar Ikan Hiu ( Charcarinus leucas )
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Chondrichthyes
17
Sub kelas : Elasmobranchi
Ordo : Laminformes
Spesies : Carcharinus leucas
Ciri-ciri :
Hiu atau adalah sekelompok (Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang
rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan
menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada
spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu
mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit
mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka
mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.
Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi,
Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya
22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang bertumbuh hingga
sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui
alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah yang
paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar
(jenis ini ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.
18
Gambar 3. Ikan Hiu ( Carcharinus Leucas )
19
Tabel 3. Hasil Perhitungan Data Meristik Ikan Hiu ( Carcharinus leucas )
NO MERISTIK KETERANGAN
1. Dorsal D.2
2. Pectoral P. -
3. Ventral V.2
4. Anal A.2
5. Caudal C.2
6. Susnan linea lateralis -
7. Bentuk linea lateralis -
8. Jumlah baris linea lateralis -
9. Jumlah sisi depan sirip punggung 3x2
10. Jumlah sisik pipi 2x2
11. Jumlah sisik di sekeliling badan 3x2
12. Jumlah sisik batang ekor 4x2
13. Jumlah sisik pada garis rusuk 2x2
14. Jumlah sisik atas 2x2
15. Jumlah sisik bawah 2x2
4.2. Pembahasan
Ciri-ciri ikan Kembung lelaki adalah nama sekelompok ikan yang
tergolong ke dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae.
Tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6 dibandingkan
dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga
kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip
punggung; sisik ventral keperakan.
20
Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip
punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah
finlet yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis
dan kecil (rudimenter). Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-
masing sisi batang ekor.
Dari hasil praktikum yang dilakukan pada perhitungan jari-jari sirip ikan
Kembung lelaki didapat D.5.3, P.10.5, V.7, A.8.19, C.XIV.16. Pada ikan
Kembung lelaki hanya memiliki jari jari sirip lemah Mengeras dan tidak memiliki
jari jaris sirip yang keras dan memiliki jari-jari lemah. Berikutnya pada
pengamatan Linea Lateralis, Susunan Linea lateralis pada ikan Kembung Lelaki
lengkap dan sempurna, bentuk linea lateralisnya menyerupai garis lurus, dan
jumlah linea lateralis satu baris. Selanjutnya jumlah sisik ikan Kembung leleaki di
depan sirip punggung adalah 8x2, jumlah sisik pipi 3x2, jumlah sisik di sekeliling
badan 5x2, jumlah sisik batang ekor 6x2, jumlah sisik pada garis susuk 25x2,
jumlah sisik atas 5x2, dan jumlah sisik bawah 5x2.
Ikan tambakan , Bentuk tubuh ikan ini adalah compresed, ikan ini
memiliki bibir yang tebal, mata berukuran kecil, memiliki sepasang lubang hidung
(monorhinous), posisi mulut terhadap kepala terletak pada terminal (tepat diujung
hidung), memiliki gigi yang kecil, ukuran mulut sempit, memiliki moncong
(rostrum) yang pendek dan tumpul, memiliki tutup insang (operculum), memiliki
sisik (squama) pada tubuhnya, memiliki sirip yang lengkap dengan sirip
punggung/pinnae dorsalis (D) terpisah dengan sirip ekor, letak sirip perut/pinnae
ventralis (V) pada posisi Thorcic (dibawah sirip dada), bentuk sirip ekor/pinnae
21
caudalis (C) bentuk berpinggiran tegak. Berikutnya pada pengamatan Linea
Lateralis, Susunan Linea lateralis pada ikan Tambakan tidak lengkap dan tidak
sempurna, tidak memeiliki bentuk linea lateralisnya, dan tidak memiliki jumlah
linea lateralis . Dari hasil praktikum yang dilakukan pada perhitungan jari-jari
sirip ikan Tambakan didapat D.XV.10, P.15, V.I.3.7, A.XII.7.9, C.5.20,
Selanjutnya jumlah sisik ikan Tambakan di depan sirip punggung adalah 6x2,
jumlah sisik pipi 4x2, jumlah sisik di sekeliling badan 8x2, jumlah sisik batang
ekor 7x2, jumlah sisik pada garis susuk 36x2, jumlah sisik atas 7x2, dan jumlah
sisik bawah 7x2.
Hiu atau adalah sekelompok (Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang
rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan
menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada
spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu
mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit
mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka
mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.
Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi,
Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya
22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang bertumbuh hingga
sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui
alat penyaring di mulutnya.
Dari hasil praktikum yang dilakukan pada perhitungan jari-jari sirip ikan Hiu
didapat D.2, P.-, V.2, A.2. C.2. Pada ikan Hiu hanya memiliki jari jari sirip lemah
22
dan tidak memiliki jari jaris sirip yang keras dan memiliki jari-jari lemah.
Berikutnya pada pengamatan Linea Lateralis, tidak memeiliki Susunan Linea
lateralis pada ikan Hiu lengkap dan sempurna, tidak memeiliki bentuk linea
lateralisnya menyerupai garis lurus, dan jumlah linea lateralis satu baris.
Selanjutnya jumlah sisik ikan barau di depan sirip punggung adalah 3x2, jumlah
sisik pipi 2x2, jumlah sisik di sekeliling badan 3x2, jumlah sisik batang ekor 4x2,
jumlah sisik pada garis susuk 2x2, jumlah sisik atas 2x2, dan jumlah sisik bawah
2x2.
23
V. KESIMPULAN & SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum praktikan dapat mengetahui sifat sifat pada
jari jari sirip ikan, susunan, bentuk, dan jumlah linea lateralis pada tubuh ikan dan
mengetahui cara menghitung jumlah sisik ikan.
4.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan sudah menguasai
dan memahami teori yang akan di praktikumkan atau cara untuk melakukan
praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya
melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Djhuanda, tatang. (2002). Dunia Ikan. Bandung . Amrico.
Effendy, M. 2000. Fish Biologi. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 86
halaman.
Sunyoto dan Alamsyah. 2005. Freshwater fish of Western Indonesia and Sulawesi.
Diterjemahkan oeh Kartikasari, S. dan Wirjoatmojo,S. Periplus Edition (HK)
Ltd. Bekerjasama dengan proyek EMDI. Jakarta 291 hal.
Putra, RD., dkk. 2006. Penuntun Praktikum Ikhtiologi. Labaoratorium Biologi
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau,
Pekanbaru.
Rahardjo. 2001. Icthiology. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 125 halaman.
Suamntadinata,K., 1983. Pengembangan Ikan-ikan pemeliharaan di Indonesia.
Sastra Husada, Bogor, 132 hal.
Tim Ikhtiologi. 2004. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perikanan.
Weber, M and de beaufort. 2002. The Fishes of the Indo-Australia Archipelago.
25
LAMPIRAN
26
1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum :
Nampan Serbet
Pena Pensil
Penghapus Penggaris
Buku penuntun praktikum Buku gambar
PENUNTUN PRAKTIKUMICHTHYOLOGY
Fakultas perikanandan ilmu kelautan
Uversitas Riau
Pekanbaru
2004