14
A. Judul : Enzim B. Tujuan : Mengetahui Kerja Enzim amilase C. Dasar Teori Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan urutan-urutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi  bertahap yang menguraikan molekul nutrient, reaksi yang menyimpan dan mengubah energi kimiawi dan yang membuat makromolekul sel dari  prekursor sederhana. Di antara sejumlah enzim yang berpartisi di dalam metabolisme terdapat sekelompok khusus yang dikenal sebagai enzim  pengatur yang dapat mengenali berbagai isyarat metabolik dan mengubah kecepatan katalitiknya sesuai dengan isyarat yang diterima. Melalui aktivitasnya, sistem enzim terkoordinasi dengan baik, menghasilkan suatu hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolik yang  berbeda, yang diperlukan untuk menunjuang kehidup an (Lehninger, 1982). Enzim merupakan suatu katalisator dalam reaksi biokimia dan setiap enzim mempunyai kemampuan spesifik untuk merubah molekul tertentu. Menurut Haldare, enzim merupakan larutan koloid atau katalis organik yang dihasilkan mikroorganisme. Sebagai katalisator, enzim hanya meningkatkan kecepatan reaksi dan sangat spesifik untuk reaksi yang dikatalisanya. Enzim adalah bahan kimia yang dihasilkan mikroorganisme untuk meningkatkan kecepatan reaksi menuju keadaan keseimbangan reaksi kimia, sehingga sifat termodinamika sistim tidak berubah ( Dwidjoseputro, 1992). Enzim dikatakan aktif apabila zat tersebut mempunyai kemampuan untuk melaksanakan aktivitas katalitiknya. Telah dilaporkan oleh Fogarty dan Kelly (1979) bahwa enzim proteolitik bakteri, yeast ataupun fungi mempunyai karakter dan spesifisitas yang berbeda. Karakter enzim proteolitik tersebut ditunjukan dengan pH dan suhu optimum enzim tersebut dalam menghidrolisis substratnya. Selain itu adanya ion logam, asam amino tertentu dan inhibitor enzim akan mempengaruhi aktivitas enzim tersebut (Poedjadi, 2006).

Lap Biokimia Enzim

  • Upload
    syn-jr

  • View
    55

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktikum biokimia

Citation preview

A. Judul : EnzimB. Tujuan : Mengetahui Kerja Enzim amilaseC. Dasar TeoriEnzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan urutan-urutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul nutrient, reaksi yang menyimpan dan mengubah energi kimiawi dan yang membuat makromolekul sel dari prekursor sederhana. Di antara sejumlah enzim yang berpartisi di dalam metabolisme terdapat sekelompok khusus yang dikenal sebagai enzim pengatur yang dapat mengenali berbagai isyarat metabolik dan mengubah kecepatan katalitiknya sesuai dengan isyarat yang diterima. Melalui aktivitasnya, sistem enzim terkoordinasi dengan baik, menghasilkan suatu hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda, yang diperlukan untuk menunjuang kehidupan (Lehninger, 1982).Enzim merupakan suatu katalisator dalam reaksi biokimia dan setiap enzim mempunyai kemampuan spesifik untuk merubah molekul tertentu. Menurut Haldare, enzim merupakan larutan koloid atau katalis organik yang dihasilkan mikroorganisme. Sebagai katalisator, enzim hanya meningkatkan kecepatan reaksi dan sangat spesifik untuk reaksi yang dikatalisanya. Enzim adalah bahan kimia yang dihasilkan mikroorganisme untuk meningkatkan kecepatan reaksi menuju keadaan keseimbangan reaksi kimia, sehingga sifat termodinamika sistim tidak berubah (Dwidjoseputro, 1992).Enzim dikatakan aktif apabila zat tersebut mempunyai kemampuan untuk melaksanakan aktivitas katalitiknya. Telah dilaporkan oleh Fogarty dan Kelly (1979) bahwa enzim proteolitik bakteri, yeast ataupun fungi mempunyai karakter dan spesifisitas yang berbeda. Karakter enzim proteolitik tersebut ditunjukan dengan pH dan suhu optimum enzim tersebut dalam menghidrolisis substratnya. Selain itu adanya ion logam, asam amino tertentu dan inhibitor enzim akan mempengaruhi aktivitas enzim tersebut (Poedjadi, 2006).Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa (Salisbury dan Ross, 1995).Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin.Secara singkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain (Dwidjoseputro, 1992) :1. berfungsi sebagi biokatalisator2. merupakan suatu protein3. bersifat khusus atau spesifik4. merupakan suatu koloid5. jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak6. tidak tahan panasFungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam maupun diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Suatu enzim dapat bekerja 108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi aktivasi, sehingga laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006).Enzim-enzim hingga kini diketahui berupoa molekul-molekul besar yang berat molekulnya ribuan. Karena enzim tersebut dilarutkandalam air, maka akan menjadi suatu koloid Beberapa enzim, diketahui memiliki kemampuan untuk mengubah substrat menjadi hasil akhir dan sebaliknya, yaitu mengubah kembali hasil akhir menjadi substrat jika kondisi lingkungan berubah. Contohnya adalah enzim-enzim dari golongan protease dan urase serta beberapa jenis enzim lainnya (Dwidjoseputro, 1992).Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa (Salisbury, 1995).Seperti halnya katalisator, enzim juga dipengaruhi oleh temperatur. Hanya saja enzim ini tidak tahan panas seperti katalisator lainnya. Kebanyakan enzim akan menjadi non aktif pada suhu 500C (Poedjiadi, 2006).Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995).Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi cara kerja enzim :1. SuhuOleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktig enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.2. pHUmumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein.3. Konsentrasi enzimSeperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.4. Konsentrasi substratHasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.5. Zat-zat penghambatHambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.D. Alat dan Bahan AlatNo.GambarFungsi

1.Batang PengadukSebagai alat untuk mencampurkan larutan

2. Gelas KimiaMenampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang banyak

3.Gelas Ukur

Mengukur volume larutan

4.Penangas Air

Menguapkan zat atau larutan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi

5.Pipet TetesMemindahkan beberapa tetes zat cair

6.Rak tabung reaksi

Tempat tabung reaksi

7.Tabung reaksi

Menampung larutan dalam jumlah yang sedikit

BahanNo.GambarSifat

1.Amilum 1%

Sifat Fisik :tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbauSifat Kimia :Amilum mempunyai Rumus Molekul (C6H10O5)n, Densitas 1.5 g/cm3

2.Aquadest

Sifat Fisika :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa.Sifat Kimia :Rumus molekul H2O, dengan berat molekul 18,02.

3.Enzim amilase

Sifat Fisik :1. Sebagai Cairan berupa getah eksokrin yang bisa sebagai ekso enzim maupun endoenzim.2. Tersusun oleh Bahan protein kandungan protein ini akan rusak bila suhu terlampau panas(termolabil) .Sifat Kimia : 1. Mempercepat reaksi kimia atau sebagai penyebab dimulainya suatu proses reaksi kimia dalam sel

4.

Larutan Iodium

Sifat Fisik :zat padat yang sukar larut dalam airSifat Kimia :kelarutannya sebesar 0,0013 mol/ L pada suhu 25o C

5.Reagen benedict

Sifat Fisik :Larutan berwarna biruSifat Kimia :larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat

E. Prosedur Kerja

Tabung reaksi CTabung reaksi BTabung reaksi DTabung reaksi A

Dimasukkan 1mL saliva.Ditambah 1mL amilum 1%Diamkan pada suhu kamar selama 20-30 menit.Dimasukkan 1mL aquadest.Ditambahkan 1mL amilum 1%Diamkan pada suhu kamar selama 20-30 menit.Dimasukkan 1mL saliva.Dimasukkan ke dalam es selama 5-10 menit. Ditambah amilum 1%Diamkan pada suhu kamar selama 20 menitDimasukkan 1mL saliva.Dipanaskan selama 5-10 menit. Dinginkan dan tambah amilum 1%Diamkan pada suhu kamar selama 20 menit

Tabung reaksi HTabung reaksi GTabung reaksi FTabung reaksi E

Dimasukkan 1mL campuran aquadest dan amilum dari tabung reaksi DDimasukkan 1mL campuran saliva dan amilum dari tabung reaksi CDimasukkan 1mL campuran saliva dan amilum dari tabung reaksi BDimasukkan 1mL campuran saliva dan amilum dari tabung reaksi A

Pada tabung A sampai D dilakukan uji iodin, dengan menambahkan beberapa tetes larutan iodin.Pada tabung E sampai H dilakukan uji benedict, dengan menambahkan 1mL reagen benedict dan kemudian dipanaskan selama 10 menit.

Hasil PengamatanUji Iodin : - Tabung A dan C berwarna kuning kecoklatan, (-) enzim amilase bekerja.Tabung B dan D berwarna biru kehitaman, (+) enzim amilase tidak bekerja.Uji benedict : - Tabung E dan G berwarna kuning kecoklatan (+) enzim amilase bekerja.Tabung B dan D berwarna biru kehitaman, (-) enzim amilase tidak bekerja.

F. Hasil Pengamatan TabungKomposisi dan PerlakuanUji

IodinBenedictKeterangan

ASaliva + amilum 1% (suhu kamar)Warna: kuning kecoklatanEnzim bekerja

BSaliva + amilum 1% (dalam air mendidih)Warna: biru kehitamanEnzim tidak bekerja

CSaliva + amilum 1% (dalam air es)Warna: kuning kecoklatanEnzim bekerja

DSaliva + amilum 1% (dalam air es)Warna: biru kehitamanEnzim tidak bekerja

ESaliva + amilum 1% (suhu kamar)-Warna: kuning kecoklatanEnzim bekerja

FSaliva + amilum 1% (dalam air mendidih)-Warna: biruEnzim tidak bekerja

GSaliva + amilum 1% (dalam air es)-Warna: kuning kecoklatanEnzim bekerja

HSaliva + amilum 1% (dalam air es)-Warna: biruEnzim tidak bekerja

G. PembahasanPada praktikum ini kami melakukan percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim amylase yang terdapat pada air liur dalam memecah larutan pati. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim diantaranya adalah konsentrasi enzim, konsentrasi ion hydrogen (pH), suhu dan konsentrasi substrat, dan inhibitor.Dalam praktikum kali ini digunakan bahan pati yang diindikasikan sebagai substrat. Sedangkan air liur digunakan untuk mengetahui reaksi enzimatik darienzim amilase di dalamnya. Larutan Iodium digunakan sebagai indikator perubahan warna dari larutan uji.Suhu mempengaruhi aktivitas katalisis enzim. Diluar suhu optimum aktivitas enzim menjadi tidak maksimal. Bila suhu terlalu rendah, enzim menjadi tidak aktif, karena tidak terjadi benturan antara molekul enzim dengan substrat. Sedangkan bila suhu terlalu tinggi, dimana benturan yang terjadi semakin banyak maka struktur tiga dimensi dari enzim tersebut akan terganggu sehingga enzim akan mengalami denaturasi, atau dapat dikatakan enzim akan kehilangan sifat alamiahnya.Pada percoban mengenai pengaruh suhu terhadap aktiivitas enzim, kami menggunakan larutan pati sebagai larutan uji untuk melihat aktivitas enzim amylase. Pada tabung A terjadi reaksi antara air liur dan pati sedangkan pada tabung D tidak terjadi reaksi apapun karena pada tabung D hanya terisi dengan aquadest dan amilum. Tabung B diberi perlakuan berupa pemanasan dalam air mendidih yang selanjutnya didiamkan pada suhu kamar, pada tabung ini tidak terjadi pemecahan amilum karena enzim dipengaruhi oleh suhu ketika suhu mengalami kenaikan hingga 60oC terjadi penurunan laju reaksi. keadaan ini diakibatkan oleh benturan antara enzim dan substrat. Perbenturan antara enzim dan substrat terus berlangsung namun keadaan ini tidak menambah laju reaksi namun mengurangi laju reaksi ini disebabkan karena enzim mengalami denaturasi sehingga bangun tiga dimensinya berubah secara bertahap. Jika suhu jauh lebih tinggi dari suhu optimum, maka makin besardeformasi struktur tiga dimensi tersebut dan makin sukar bagi substrat untuk menempati secara tepat di bagian aktif molekul enzim ( Mohamad Sadikin, 2002 ). Pada tabung C diberi perlakuan berupa pendinginan dalam es (air dingin) dan terjadi reaksi antara enzim dan amilum tetapi dalam waktu yang cukup lama karena enzim tidak aktif pada suhu < 40C.Pada tabung A-D dilakukan uji iodin dan didapatkan hasil perubahan warna pada tabung A dan C kuning kecoklatan, tabung B dan D biru kehitaman. Warna kuning kecoklatan yang dihasilkan mengidikasikan bahwa enzim dapat bekerja. Sedangkan pada tabung E-H dilakukan uji benedict dan didapatkan hasil perubahan warna kuning kecoklatan pada tabung E dan kuning kebiruan pada tabung G, sedangkan pada tabung F dan H terjadi perubahan warna menjadi warna biru. Pada tabung E dan G enzim dapat bekerja sedangkan pada tabung F dan H tidak.

H. KesimpulanDari hasil percobaan maka dapat kami simpulkan yaitu enzim dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama yaitusuhu, aktivitas enzim semakin meningkat seiring bertambahnya suhu terlihat dari laju reaksi namun aktivitasnya menurun setelah melewati suhu optimum. Faktor kedua yaitupHdimana terlihat perbedaan warna akibat kerja enzim pada pH yang berbeda, dan aktivitas enzim dapat dikatakan bekerja cepat dan tepat pada pH optimumnya. Faktor ketiga yaitukonsentrasi enzim, dimana semakin tinggi konsentrasi enzim semakin banyak produk yang dihasilkan. Selain itu dapat kami simpulkan bahwa enzim amylase bekerja menghidrolis secara parsial larutan pati yang merupakan karbohidrat. Enzim amylase bekerja maksimum pada pH 7 dan pada suhu 370C. sehingga dapat dikatakan pH 7 merupakan pH optimum dalam kerja enzim amylase. Sedangakan suhu 370C merupakan suhu optimum bagi enzim amylase dalam melaksanakan kerjanya. Pengaruh substrat terhadap enzim adalah mempengaruhi kecepatan enzim, semakin banyak substrat, enzim bekerja dengan optimal sampai pada titik jenuh.I. Kemungkinan KesalahanKemungkinan kesalahan yaitu pada saat pengambilan bahan yaitu saliva, mungkin saja wadah yang digunakan kurang bersih. Sehingga saliva yang digunakan sudah sedikit terkontaminasi dan hanya dapat sedikit bekerja dalam memecah amilum.J. Jawaban Petanyaan1. Secara umum enzim dapat diklasifikasikan dalam 6 golongan, sebutkan.Jawab:Enzim diklasifikasikan menjadi 6 kelas, yaitu :1. Kelas Oksidoreduktase2. Kelas Transferases3. Kelas Hidrolase4. Kelas Liase5. Kelas Isomerase6. Kelas Ligase 2. Termasuk dalam golongan apakah enzim amilase?Jawab:Enzim amilase termasuk dalam golongan enzim hidrolase.3. Hasil apakah yang diharapkan dari tes iodin, pada tabung reaksi A-D, jelaskan.Jawab:Tes iodin menunjukkan adanya kandungan amilum pada suatu larutan. Dimana untuk tabung A dan C negatif iodin, karena tidak menunjukkan adanya kandungan amilum. Sedangkan untuk tabung B dan D positif iodin, karena menunjukkan adanya kandungan amilum.4. Hasil apakah yang anda harapkan dari tes benedict, pada tabung reaksi E-H, jelaskan.Jawab:Tes benedict menunjukkan adanya kandungan gula pereduksi pada suatu larutan. Dimana untuk tabung E dan G positif benedict, karena menunjukkan adanya kandungan gula pereduksi. Sedangkan untuk tabung F dan H negatif benedict, karena tidak menunjukkan adanya kandungan gula pereduksi.

Daftar PustakaDwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, JakartaLehninger. 1990. Dasar dasar biokimia, jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.Poedjiadi, A. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.Sadikin,M. 2002.Biokimia Enzim.Jakarta : Widya Medika.Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung.