Upload
agustin-kurniati
View
18
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kepengawasan
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang
dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan
lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam
bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik.
Tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran
mengandung pengertian luas, mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap,
dan sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki karakteristik: (1)
perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat
sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat positif
dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek
perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan.
Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang
berasal dari dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada
beberapa hal yang termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat
(aptitude), keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, kondisi fisik, dan
mental.
1
Faktor eksternal, adalah kondisi di luar individu peserta didik yang
mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah:
metoda yang digunakan guru, gaya mengajar guru, lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan
keadaan masyarakat).
Dari semua faktor eksternal tersebut diatas faktor yang paling
dominan yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik
adalah adalah faktor metoda dan gaya mengajar guru
Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan tujuannya
sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksanaannya
Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik,
metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta
didik, materi, dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan
efektif.
Metode pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk
membawa pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan efektif (T. Raka Joni, 2012).
Cara-cara yang dipilih dalam menetapkan metode pembelajaran meliputi
sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik . metode pembelajaran tidak hanya terbatas
pada prosedur dan kegiatan saja, melainkan juga termasuk di dalamnya
materi pengajaran dan sumber belajar alat dan bahan yang digunakan.
Faktor yang memengaruhi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran terdiri dari faktor internal dan eksternal.
2
Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar
pribadi guru, antara lain keluarga dan lingkungan pergaulan di masyarakat.
Faktor lingkungan, yang dimaksud adalah faktor lingkungan alam,
lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pribadi guru
sebagai pengelola kelas seperti . Guru harus dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan metode dan teknik yang tepat, oleh sebab itu guru
harus mampu menciptakan berbagai inovasi dan kreativitas dalam
melaksanakan pembelajaran, memiliki persiapan mental, kesesuaian antara
tugas dan tanggung jawab, penguasaan bahan ajar, kondisi fisik, dan
motivasi kerja yang tinggi. Dari semua faktor internal guru tersebut diatas
faktor yang paling dominan yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar
peserta didik adalah Kemampuan guru menciptakan inovasi dan kreativitas
dalam melaksanakan pembelajaran serta kemampuan guru dalam memilih
dan menerapkan metoda pembelajaran
Berdasarkan pengalaman saya sebagai kepala sekolah dalam
membimbing para guru di sekolah dasar tempat saya bertugas, disadari
bahwa kegiatan-kegiatan yang telah diadakan tidak memberi pengaruh besar
terhadap perubahan mereka dalam mengelola proses pembelajaran di kelas.
Karena kenyataan menunjukkan, bahwa, materi yang diberikan hanya
bersifat kognitif tanpa dibarengi dengan praktek langsung di dalam kelas.
Sehingga teori-teori yang telah diberikan tersebut hanya sebatas
pengetahuan saja, karena untuk prakteknya diserahkan kepada masing-
masing guru untuk mempraktekkannya langsung di sekolah masing-masing.
3
Tetapi para guru jarang sekali mempraktekkan apa yang mereka peroleh dari
kegiatan yang telah diikuti. Kebanyakan dari mereka kembali ke polanya
yang lama dalam mengajar setelah selesai mengikuti kegiatan.
Mereka kurang memperhatikan proses pembelajaran di dalam
ruang kelas. Padahal sesungguhnya guru sebagai salah satu faktor yang
sangat menentukan dalam pembelajaran mempuyai tugas utama mengajar,
mendidik dan membimbing siswa-siswa untuk belajar serta mengembangkan
dirinya. Di dalam tugasnya seorang guru diharapkan dapat membantu siswa
dalam memberi pengalaman-pengalaman lain untuk membentuk kehidupan
sebagai individu yang dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat
modern.
Hal ini diperparah lagi oleh keadaan bahwa proses pembelajaran
yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu, kecuali guru itu sendiri.
Kebanyakan Guru Dalam mengajar dikelas tidak dilengkapi dengan
rencanaan pembelajaran (RPP) sebagaimana mestinya.
Akibatnya guru tidak tertantang melakukan persiapan mengajar
dengan baik, memikirkan metode mengajar yang bervariasi, mempersiapkan
media untuk mendukung dan menciptakan proses pembelajaran yang aktip
kreativ efektip dan menyenangkan
Berdasarkan hasil observasi penulis di kelompok kerja guru SDN
01 Bina Tani kelas IV yang tergabung dalam kelompok kerja guru (KKG)
Gugus II kecamatan Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir
Sumatera Selatan, diperoleh kenyataan bahwa yang terjadi di lapangan
menunjukkan masih banyak hal berkenaan dengan proses pembelajaran IPA
4
yang harus dibenahi. Kemampuan guru dalam menyusun RPP masih rendah
dalam melaksakan pembelajaran pemberian pengalaman nyata kepada siswa
hampir tidak pernah terjadi, sehingga pelajaran IPA dirasakan oleh siswa
sebagai suatu hal yang jauh dari lingkungan keseharian mereka. Struktur
kegiatan belajar mengajar IPA di SD masih nampak statis, yaitu masih
didominasi oleh guru (teacher-centered). Siswa pasif, yang sering dikenal
dengan istilah proses pengajaran duduk, dengar, catat dan hafal (DDCH).
Metode yang diterapkan guru selama ini lebih banyak menggunakan metode
konvensional seperti tanya jawab dan ceramah sehingga motivasi untuk
belajar dan hasil belajar siswa rendah
Melalui wawancara dengan Guru-guru yang terhimpun dalam
kelompok kerja guru (KKG) Kelas IV gugus II kecamatan Mesuji Makmur,
diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru-guru masih memiliki
kesulitan dalam menyusun Rencana pembelajaran sesuai dengan tuntutan
permen 81a tahun 2013 tentang standar proses terutama bagaimana
merumuskan indikator pencapaian kompetensi merumuskan tujuan
pembelajaran .menguraikan materi ajar sesui standar kompetensi dan
kompetensi dasar dan menyusun alat penilaian sedangkan dalam proses
pembelajaran guru belum mampu menerapkan pembelajaran PAKEM
sesuai PP 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan teruma
bagaimana cara memotivasi siswa, membuka dan menutup
pelajaran ,menggunakan metoda yang bervariasi,melakukan pegelolaan
kelas.memanpaatkan media danmenggunakan teknik bertanya
5
Oleh karena itu untuk memenuhi salah satu kompetensi guru
tersebut maka teknik penyajian pembelajaran haruslah teknik penyajian
yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan
digunakan oleh siswa dengan baik.
Berdasarkan studi pendahuluan terhadap guru-guru yang akan
melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas seringkali
mengalami kesulitan dalam memulai ketrampilan mengajar dengan kata lain
keterampilan guru dalam membuat RPP masih rendah. Rendahnya
keterampilan guru dalam membuat RPP berdasarkan hasil observasi , maka
peneliti mencoba melakukan pengembangan ketrampilan mengajar dengan
model pembelajaran menggunakan metode Kreativitas. Adapun metode
kreativitas yang dimaksudkan dalam tulisan ini diartikan sebagai cara,
prosedur, kegiatan belajar mengajar yang dirancang sendiri oleh guru, di
mana siswa menemukan sendiri data, fakta, konsep dan teori yang
diperlukan melalui informasi yang disajikan berupa syair dan lagu,
melengkapi teks, cerita bergambar, broken circle, melengkapi gambar dan
pantun bersahut di mana guru bertindak sebagai motivator, dan fasilitator
untuk menjawab / menyelesaikan masalah atau persoalan yang ditemukan.
Metode kreativitas, yaitu model yang dibuat sendiri oleh guru atau
siswa yang merupakan sumbangan pribadinya dalam usaha untuk
menghidupkan peristiwa-peristiwa yang sedang dipelajari. Selain itu pula
untuk menggugah hasrat yang laten pada siswa untuk menciptakan sesuatu.
Dalam hal ini diusahakan agar masing-masing guru dapat menyumbangkan
6
satu unsur Kreativitas dari satu konsep peristiwa pakta hukum dan berbagai
permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari hari kedalam
kreatvitas bentuk syair dan lagu, melengkapi teks, cerita bergambar, broken
circle, melengkapi gambar dan pantun bersahut dan lain lain sesuai dengan
kreativitas guru dan siswa itu sendiri. Menurut Guilford (1959) kreativitas
sebagai kemampuan untuk melihat dan memecahkan masalah yang ditandai
dengan sifat-sifat bakat berfikir kreatif yaitu kepekaan terhadap masalah,
kelancaran, kelenturan, keaslian, perumusan kembali, dan kerincian dalam
pemikiran dan gagasan; serta sifat-sifat bukan bakat berfikir kreatif, yaitu
percaya diri, menguasai masalah, memiliki minat dan apresiasi kepada
kegiatan kreatif, toleran, berani mengambil resiko, senang berpetualang dan
mencari hal-hal baru, dan pemikiran yang beragam.
Amabile (1983) yang menyebutkan bahwa: creativity can be
regarded as the quality of product or respons judged to be creative people.
Munandar (2010; 47-50) mengemukakan tiga bentuk rumusan
kreativitas sebagai berikut:
Pertama, Kreativitas adalah ”kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.
Dari pengertian ini, kreativitas dapat diartikan sebagai daya cipta, yaitu
kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru.
Kedua, kreativitas (berfikir kreatif, atau berfikir divergen) adalah
kemampuan memecakan masalah berdasarkan data atau informasi yang
tersedia untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu
masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan
7
keanekaragaman jawaban. Model-model kemampuan berfikir
kreatifmungkin ndapat diterapkan SD meliputi: menyusun kata konsep,
menyusun huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair dan
lagu, potong dan tempel gambar broken circle, melengkapi gambar pantun
bersahut, melengkapi teks, cerita bergambar, dan sebagainya
Ketiga, secara opersional kreativitas dapat dirumuskan sebagai
”kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan
orisinilitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, dan memperinci) suatu gagasan”.
Reni Akbar (2011:12) juga menyatakan bahwa pengetian
kreativitas : 1) pemanfaatan barang atau bahan baik yang bekas atau baru
sehingga fungsinya menjadi lain dari fungsi aslinya. contoh: pemanfaatan
bola lampu listrik bekas menjadi model penyulingan air laut menjadi air
tawar. Pengembangan fungsi saklar sebagai pendeteksi volume air dalam
bak, dan sebagainya 2) menggabungkan fungsi beberapa bahan/barang bekas
atau baru sehingga memiliki fungsi baru yang lain dari aslinya. Contoh:
pembuatan alat peraga, model dan alat IPA sederhana, dan 3) menyusun
strategi pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan yang baru.
Contoh: pendekatan sains, teknologi, lingkungan masyarakat dan lembaran
kerja siswa non eksperimen dan sebagainya.
Dengan demikian maka diharapkan jangan menjadi guru yang
memiliki kemampuan kognitif saja. pembelajaran yang sering dipakai guru
dalam pembelajaran di sekolah. Secara umum, penerapan metode
konvensional ini dilakukan melalui komunikasi satu arah sehingga situasi
8
belajarnya terpusat pada guru. Suparman (1991) menyatakan bahwa Metode
konvensional didominasi oleh metode ceramah dan tanya jawab, metode
pembelajarannya berbentuk pemberian penjelasan-penjelasan dari pengajar
kepada siswa dan diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang
belum jelas. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung dengan
kemampuan guru, karena gurulah yang berperan penuh. Kepiawaian guru
dalam menguasai bahan, audience, keterampilan bahasa dan intonasinya
sangat menentukan keberhasilan dalam menggunakan metode ini. Masih
dominannya guru menggunakan metode ceramah dalam mengajar
disebabkan desakan kurikulum, sebagaimana dikemukakan Semiawan
(2001) bahwa karena adanya desakan waktu untuk mengejar pencapaian
kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang termudah, yaitu
menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk
melakukan penelitian terhadap guru-guru kelas IV SDN 01 Bina Tani
Gugus II KKG Kecamatan Mesuji Makmur mata pelajaran IPA yang
pernah mengikuti Diklat mata tatar penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yaitu salah satu mata tatar dalam workshop penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang merupakan salah satu
perangkat administrasi yang harus disiapkan oleh guru.
1.2. Rumusan Masalah
Secara umum penelitian ini adalah usaha memperbaiki mata tatar
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan pendekatan dan metode
kreativitas. Dengan rincian masalah sebagai berikut:
9
”Apakah kegiatan KKG Gugus II kecamatan Mesuji makmur dapat
meningkatkan ketrampilan mengajar IPA dengan metoda kreativitas bagi
Guru Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bina Tani”
Pengambilan data penelitian untuk keterampilan mengajar IPA
dengan menggunakan metoda kreativitas terhadap Guru Kelas IV Sekolah
Dasar dalam KKG Gugus II kecamatan Mesuji Makmur dilakukan
sebelum dan sesudah proses pembelajaran, menggunakan format Alat
Penilaian Keterampilan Guru APKG 2 yang dimodifikasi , format APKG 2
digunakan untuk menilai keterampilan guru dalam melaksanakan
pengajaran. Sedangkan usaha-usaha perbaikannya melalui diskusi antara
guru yang mengajar dengan peneliti setelah proses belajar mengajar selesai
dengan mengamati hasil rekaman video, dan apabila ternyata terdapat
kurang dari angka 3 dari hasil penilaian terhadap format APKG 2
modifikasi, maka dilakukan perbaikan terhadap keterampilan guru dalam
mengajar sampai hasil yang diharapkan. Hal ini, dapat dilihat dari
pencapaian kriteria terhadap format APKG 2. Modifikasi.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menyelidiki Apakah
kegiatan KKG Gugus II kecamatan Mesuji Makmur dapat meningkatkan
keterampilan mengajar IPA dengan metoda kreativitas bagi Guru Kelas IV
Sekolah Dasar 01 Bina Tani.
10
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat pengembangan mengajar dengan metode kreativitas yang
dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat::
1. Guru, untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam
memahami dan menerapkan proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode kreativitas sehingga hasil belajar siswa akan
semakin meningkat.
2. Kepala sekolah, untuk memberikan sumbangan yang bermanfaat dan
berguna dalam rangka memperbaiki proses proses pembelajaran IPA.
3. Dinas Diknas Kabupaten Kota, Diknas Kecamatan Mesuji Makmur,
untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan guru dalam memperbaiki
proses pembelajaran IPA terutama melalui penerapan metode kreativitas
sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
1.5. Hipotesis tindakan
Kegiatan KKG Gugus II Kecamatan Mesuji Makmur dapat meningkatkan
keterampilan mengajar IPA dengan metoda kreativitas bagi Guru Kelas IV
Sekolah Dasar 01 Bina Tani.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Ruang Lingkup IPA Sekolah Dasar
Pendidikan llmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah
satu mata pelajaran yang tercantum di dalam struktur kurikulum
tingkat satuan pendidikan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum 2013
dijelaskan bahwa IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan, dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang
alam sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses kerja ilmiah.
Proses ilmiah di atas antara lain meliputi kerja ilmiah yang
mencakup: penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah, serta
penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Untuk memperoleh
gagasan-gagasan dalam IPA, siswa perlu dilatih berpikir divergen
agar siswa mampu menemukan masalah dan mengembangkan
masalah tersebut menjadi gagasan penyelesaian. Cara ini menuntut
siswa untuk berpikir kreatif dalam IPA. Tanpa kreativitas, IPA tidak
akan berkembang dinamis selayaknya sebagal ilmu pengetahuan.
Menurut Alandre (2009 : 1) bahwa kualitas siswa yang dapat
hidup pada dunia teknologi adalah siswa yang mampu menggunakan
teknologi. Dalam pembelajaran teknologi harus dapat
mengembangkan dua aktivitas yakni penggunaan teknologi dan
12
penciptaan teknologi itu sendiri. Sehingga dengan pembelajaran
teknologi ini diharapkan siswa memiliki berbagai kompetensi
sebagai bekal dari proses pendidikan yang mereka tempuh. Oleh
sebab itu, Harlen (2005) menyarankan agar pengajaran IPA dapat
mengembangkan sikap ilmiah (scientific attitude) seperti sikap ingin
tahu (curiosity), kebiasaan mencari bukti sebelum menerima
pernyataan (respect for evidence), sikap luwes dan terbuka dengan
gagasan ilmiah (flexibelity), kebiasaan bertanya secara kritis (critical
reflection) dan sikap peka terhadap mahluk hidup dan lingkungan
sekitar (sensitifity to living things and environment).
Dalam Pedoman Umum Kurikulum 2006 (Dikdasmen, 2006),
kurilulum mata pelajaran IPA juga menggariskan bahwa salah satu
tujuannya adalah untuk menanamkan pengetahuan dan konsep-
konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari serta
menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan
teknologi tersebut dapat dicapai jika proses belajar mengajar IPA
melibatkan berbagai metode mengajar khususnya eksperimen. Jadi,
tidak sekedar interaksi satu arah dan menekankan hafalan (rote
learning) tetapi belajar yang sesungguhnya (meaningful learning).
Tampaknya proses belajar mengajar yang demikian masih belum
banyak diterapkan oleh kalangan pengajar IPA.
Alasan klasik adalah kurangnya waktu belajar dan karena
beban kurikulum yang padat. Menurut Masdjudi (1999), kurikulum
yang dirasa padat ini disebabkan oleh: 1) pengembangan kurikulum
13
dibagi masing-masing kelompok bidang studi; 2) dirasakan terlalu
banyaknya materi yang dianggap penting.
Ruang lingkup dan isi standar kompetensi kurikulum 2006
merupakan konsep-konsep pokok yang kemudian secara luwes dapat
dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Secara lebih
kongkrit, materi pelajaran IPA di SD meliputi:
a. Kerja Ilmiah.
1. Penyelidikan/Penelitian; Siswa menggali pengetahuan yang
berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan
analisis untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan
menafsirkan data, mengkomunikasikan kesimpulan, serta menilai
rencana prosedur dan hasilnya.
2. Berkomunikasi Ilmiah; Siswa mengkomunikasikan pengetahuan
ilmiah hasil temuan dan kajiannya kepada berbagai kelompok
serta sasaran untuk berbagai tujuan.
3. Pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah; Siswa
mampu berkreativitas dan memecahkan masalah serta membuat
keputusan dengan menggunakan metode ilmiah.
4. Sikap dan nilai ilmiah; Siswa mengembangkan sikap ingin tahu,
tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data faktual,
terbuka terhadap pikiran dan gagasan baru, kreatif dalam
menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makhluk hidup dan
lingkungan, serta tekun dan teliti.
14
b. Pemahaman Konsep
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan; Makhluk hidup memiliki
banyak keberagaman dalam hal struktur dan prilaku yang
berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan hidupnya. Siswa
mengumpulkan informasi tentang cara-cara makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan mengembangkan pemahaman mengenai
strukturnya agar berfungsi secara efektif di lingkungannya. Siswa
mengidentifikasi pola interaksi yang terjadi di lingkungan
sekitarnya.
2. Benda dan sifatnya; Sifat-sifat benda ditentukan oleh struktur
dasarnya. Benda dapat dikelompokkan menurut sifat-sifatnya
yang berbeda. Siswa menyelidiki sifat-sifat benda, bagaimana
sifat ini dapat diubah, dan pengaruh perubahan ini pada kegunaan
benda.
3. Energi dan perubahannya; Bumi tempat kita hidup telah dibentuk
oleh gaya-gaya yang mempengaruhi bentuk, gerak, perilaku dan
energi dari objek. Siswa menjajaki pengaruh gaya dalam
kehidupan sehari-hari, memikirkan cara menggunakan energi dan
konsekuensinya terhadap lingkungan dan masyarakat. .
4. Bumi dan alam semesta; Bumi merupakan salah satu bagian dari
alam semesta serta memiliki banyak komponen. Siswa menggali
gagasan tentang sifat bumi yang dinamis dan sistem tata surya.
Menyelidiki berbagai cara makhluk hidup memanfaatkan bumi,
tata surya, dan sumber daya alam.
15
5. Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (saling temas);
Sains terdapat di dalam teknologi, lingkungan dan masyarakat.
Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang
dapat diidentifikasikan. Penerapan sains perlu dilakukan secara
bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.
Penekanan pembelajaran salingtemas diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya
melalui penerapan konsep sains dan kompetensi bekerja ilmiah
secara bijaksana.
2.1.2 Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Siswa atau peserta didik di SD adalah mereka yang berusia
sekitar 6-13 tahun, yang sedang menjalani tahap perkembangan dari
masa kanak-kanak dan memasuki masa remaja awal. Tahap
perkembangan anak-anak di SD merupakan suatu masa di mana
mereka mempersiapkan dirinya untuk perkembangan dan
kehidupannya di masa yang akan datang.
Sesuai dengan perkembangan usianya, perkembangan tingkah laku
siswa SD didominasi oleh rasa ingin tahu yang besar terhadap
berbagai hal. Demikian juga halnya dengan tingkah laku siswa dalam
belajar. Hal ini sejalan dengan tahap perkembangan psikososial anak
menurut Erikson (dalam Biehler, 1982:37) bahwa saat anak
memasuki dunia sekolah dasar ia berada pada tahap Industry, maka
16
saat itu perkembangan tingkah lakunya didominasi oleh rasa ingin
tahu yang tinggi dan merasa yakin dengan ”performance” nya. Pada
tahap ini anak belajar mendapatkan pengakuan dengan menghasilkan
sesuatu.
Sejalan dengan perkembangan usianya, tingkah laku dan kegiatan
siswa sekolah dasar yang merupakan peralihan dari masa kanak-
kanak menuju remaja awal masih lebih banyak bermain, bercerita,
bernyanyi dan humor. Hal ini sejalan dengan pendapat Biehler
(1982:97-114) yang mengemukakan bahwa kegiatan belajar siswa
sekolah dasar sesuai dengan karakteristik dan tahap
perkembangannya dapat dilakukan melalui berbagai permainan. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran, guru dapat menggunakan
berbagai metode bermain seperti menyusun kata konsep, menyusun
huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair dan lagu,
potong dan tempel gambar broken circle, melengkapi gambar pantun
bersahut, melengkapi teks, cerita bergambar, dan sebagainya
sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan.
.
2.1.3 Metode Kreativitas
a. Pengertian Metode
Pengertian metode secara etimologi dalam Kemus Besar Bahasa
Indonesia (1995:652) diartikan sebagai cara kerja yang sistematis
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
17
yang ditentukan. Dari pengertian metode ini dapat dikemukakan
bahwa metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh secara
sistematis dalam pelaksanaan proses pembelajaran guna mencapai
tujuan pembelajaran yakni hasil belajar.
Hasil belajar siswa akan dapat diperoleh secara optimal apabila
proses pembelajaran yang dilakukan memenuhi standar. Hal ini sesuai
dengan ketentuan yang tercantum pada PP. No 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang berbunyi
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa”.
Atwi (2001), mengatakan bahwa metode mengajar adalah
sebagai cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan, metode mengajar berfungsi sebagai cara dalam menyajikan
(menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hamalik
(1993), metode mengajar adalah suatu cara, atau langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam proses belajar mengajar.
18
Dari uraian tersebut metode mengajar dapat disimpulkan
sebagai, cara, prosedur belajar mengajar yang dipakai oleh guru dan
siswa guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Pengertian Kreativitas
Manusia dilahirkan memiliki berbagai potensi, salah satu
potensi yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran adalah
kreativitas. Reni (2011:24) menilai bahwa kekeliruan dalam
pembelajaran adalah kurangnya penelitian terhadap fungsi-fungsi otak
belahan kanan. Belahan otak kiri diisi dengan membaca, menulis,
berhitung atau pengetahuan, yang melatih kemampuan berpikir logis,
rasional dan linier. Belahan otak kanan belum banyak diisi sehingga
terjadi ketidak seimbangan fungsi-fungsi otak. Fungsi otak menurut
belahannya, yaitu belahan kiri (left hemisphere) dan belahan kanan
(right hemisphere). Fungsi belahan otak kanan, yaitu irasional,
non-logis, holistik, spontan, perasaan, imajinasi, intuisi, ruang,
orientasi pada manusia, think in picture, dan kreatif. Fungsi belahan
otak kiri yaitu rasional, logis, linear, sekuensial, fakta, pengetahuan,
sistem/aturan, simbol, orientasi pada fakta, think in words and figures,
dan implementasi.
Guilford (1959) mengartikan kreativitas sebagai kemampuan
untuk melihat dan memecahkan masalah yang ditandai dengan sifat-
sifat bakat berfikir kreatif yaitu kepekaan terhadap masalah,
kelancaran, kelenturan, keaslian, perumusan kembali, dan kerincian
dalam pemikiran dan gagasan; serta sifat-sifat bukan bakat berfikir
19
kreatif, yaitu percaya diri, menguasai masalah, memiliki minat dan
apresiasi kepada kegiatan kreatif, toleran, berani mengambil resiko,
senang berpetualang dan mencari hal-hal baru, dan pemikiran yang
beragam.
Amabile (1983) yang menyebutkan bahwa: creativity can be
regarded as the quality of product or respons judged to be creative
people.
Munandar (1992; 47-50) mengemukakan tiga bentuk rumusan
kreativitas sebagai berikut:
Pertama, Kreativitas adalah ”kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang
ada. Dari pengertian ini, kreativitas dapat diartikan sebagai daya cipta,
yaitu kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru.
Kedua, kreativitas (berfikir kreatif, atau berfikir divergen)
adalah kemampuan memecakan masalah berdasarkan data atau
informasi yang tersedia untuk menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada
kuantitas, ketepatgunaan, dan keanekaragaman jawaban. Model-model
kemampuan berfikir kreatifmungkin ndapat diterapkan SD meliputi:
menyusun kata konsep, menyusun huruf, teka-teki silang, peta konsep,
sajak dan gambar, sair dan lagu, potong dan tempel gambar broken
circle, melengkapi gambar pantun bersahut, melengkapi teks, cerita
bergambar, dan sebagainya
20
Ketiga, secara opersional kreativitas dapat dirumuskan
sebagai ”kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
(fleksibelitas), dan orisinilitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, dan memperinci)
suatu gagasan”.
Reni Akbar (2011:12) juga menyatakan bahwa pengetian
kreativitas : 1) pemanfaatan barang atau bahan baik yang bekas atau
baru sehingga fungsinya menjadi lain dari fungsi aslinya. contoh:
pemanfaatan bola lampu listrik bekas menjadi model penyulingan air
laut menjadi air tawar. Pengembangan fungsi saklar sebagai pendeteksi
volume air dalam bak, dan sebagainya 2) menggabungkan fungsi
beberapa bahan/barang bekas atau baru sehingga memiliki fungsi baru
yang lain dari aslinya. Contoh: pembuatan alat peraga, model dan alat
IPA sederhana, dan 3) menyusun strategi pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan yang baru. Contoh: pendekatan sains,
teknologi, lingkungan masyarakat dan lembaran kerja siswa non
eksperimen dan sebagainya.
c. Pengertian Metode Kreativitas
Dari berbagai pengertian berkenaan dengan metode khususnya
metode pembelajaran dan pengertian kreativitas dapat dikemukakan
bahwa, metode kreativitas merupakan cara, prosedur, kegiatan belajar
mengajar yang dirancang sendiri oleh guru, di mana siswa menemukan
sendiri data, fakta, konsep dan teori yang diperlukan melalui informasi
yang disajikan berupa, syair dan lagu, melengkapi teks, cerita
21
bergambar, broken circle, melengkapi gambar, pantun bersahut dan
lain lain di mana guru bertindak sebagai motivator, dan fasilitator
untuk menjawab/menyelesaikan masalah atau persoalan yang
ditemukan. Dengan demikian, memungkinkan kerja otak belahan kiri
dan otak belahan kanan secara seimbang dengan ciri-ciri berfikir
kognitif dan perilaku siswa antara lain: (1) keterampilan berfikir lancar
(2) keterampilan berfikir lentur, (3) keterampilan berfikir orisinil (asli),
(4) keterampilan berfikir rinci (mengelaborasi), (5) keterampilan
menilai (mengevaluasi), dan ciri-ciri non kognitif dan perilaku siswa
adalah: (1) rasa ingin tahu, (2) bersifat imajinatif, (3) merasa tertantang
dengan kemajemukan, (4) sifat berani mengambil resiko, dan (5) sifat
menghargai.
d. Keunggulan dan Kelemahan Metode Kreativitas
22
Metode kreativitas dapat digunakan pada setiap tingkat kelas
dan pada semua materi pelajaran. Hal ini dikarenakan metode
kreativitas memiliki banyak keunggulan. Keunggulan metode
kreativitas tersebut antara lain memberikan kesempatan kepada siswa
untuk lebih aktif melakukan kegiatan pembelajaran bersama-sama
teman-temannya. Siswa dilatih untuk mencari, menemukan dan
menyimpulkan informasi serta mampu menggunakan informasi yang
telah diperoleh tersebut untuk memecahkan masalah yang mereka
hadapi. Metode kreativitas juga mampu memotivasi anak untuk belajar
sungguh-sungguh. Reni (2001) menyatakan metode kreativitas dapat
memacu dan mendorong belahan otak bagian kanan dan kiri berfungsi
secara seimbang. Dengan keseimbangan ini, maka pembelajaran
menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa lebih
termotivasi untuk belajar. Kondisi ini akan lebih memungkinkan siswa
dapat menguasai secara tuntas materi pada kegiatan inti pembelajaran.
23
Dalam penerapan metode kreativitas, peranan guru adalah
sebagai motivator,dan fasilitator. Selanjutnya, metode kreativitas
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab
terhadap kelompok dan dirinya sendiri dalam menyelesaikan tugas-
tugas pembelajaran. Aktivitas yang didominasi oleh siswa akan
mampu mengembangkan kreativitas mereka. Di sinilah pada dasarnya
terletak hakekat pembelajaran. Selain itu, metode kreativitas mampu
mengembangkan potensi sosial yang ada di dalam diri siswa. Setiap
individu (siswa) di kemudian hari mau-tidak mau harus mampu
berhubungan dengan sesamanya. Kemampuan bersosialisasi
merupakan modal dasar untuk mencapai kesuksesan mereka. Metode
ini merupakan sarana untuk mengembangkan potensi sosial tersebut.
24
Beberapa metode kreativitas yang cocok diterapkan untuk
siswa sekolah dasar antara lain adalah: menyusun kata konsep,
menyusun huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair
dan lagu, potong dan tempel gambar broken circle, melengkapi
gambar pantun bersahut, melengkapi teks, cerita bergambar, dan
sebagainya (Harry dan Kawet, 2000). Metode kreativitas juga
memiliki kelemahan. Kelemahan metode kreativitas terletak pada
keributan di dalam kelas sering tidak dapat dikontrol oleh guru jika
pengelolaan kelas tidak baik/terabaikan. Tingkat ketercapaian tujuan
pembelajaran sering terabaikan karena kebebasan siswa mendominasi
proses pembelajaran. Sering aktivitas pembelajaran didominasi oleh
siswa yang memiliki tingkat keaktifan tinggi. Siswa yang keaktifannya
rendah tenggelam dan mengalami pesimistis dalam belajar.
2.1.4 Keterampilan Mengajar
Guru sebagai pendidik, dituntut untuk memiliki
kompetensi dalam melaksanakan proses pembelajaran kompetensi
adalah suatu keadaan mental yang memberikan kepada seseorang
kualifikasi untuk berwewenang dan bertanggung jawab atas tindakan
atau perbuatannya. Bila dikaitkan dengan mengajar Ali Imron
(2005:160) menyatakan bahwa kemampuan itu merupakan sesuatu
yang esensial yang harus dimiliki oleh guru, karena tugas guru yang
paling utama adalah mengajar. Lebih lanjut dikatakan bahwa
kemampuan mengajar sebenarnya merupakan pencerminan bagi guru
atas kompetensi yang dilakukannya.
25
Nana Sudjana (1997:87) berpendapat bahwa pelaksanaan
proses belajar-mengajar meliputi beberapa tahapan, yaitu: (1) tahap
pra pembelajaran, yakni tahap yang ditempuh pada saat memulai
proses belajar mengajar, (2) tahap pembelajaran, yakni tahap
penyampaian pesan, (3) tahap evaluasi dan tindak lanjut, tahap ini
bertujuan untuk menguasai keberhasilan tahap pembelajaran.
Sehubungan dengan proses pembelajaran, Sumadi
Suryabrata (1991:7-8) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran,
guru harus senantiasa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
individu peserta berupa potensi bakat, minat serta intelektual yang
berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dan
kepribadian mereka yang unik dan khas yang berpengaruh terhadap
proses pembelajaran tersebut.
Salah satu tujuan pendidikan guru adalah menolong anak
mengembangkan potensinya dengan semaksimal mungkin. Oleh
karena itu guru harus memahami dan mengenal hakekat anak yang
pada dasarnya bukan manusia dalam bentuk kecil atau seorang dewasa
minus beberapa hal yang belum dimiliki. Anak adalah seseorang yang
berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan memiliki potensi
untuk menjadi dewasa.
Dalam proses pengembangan potensi melalui proses
pembelajaran, guru dapat menumbuh-kembangkan situasi pendidikan
yang memungkinkan pelaksanaan proses pendidikan yang memberikan
dampak positif terhadap perkembangan peserta didik. Prayitno
26
(2002:2) menyebutkan bahwa melalui penerapan kewibawaan, kasih
sayang dan kelembutan, keteladanan, penguatan, dan ketegasan yang
mendidik, diharapkan proses pembelajaran akan diwarnai dengan
penghargaan yang setinggi-tingginya oleh guru terhadap harkat dan
martabat peserta didik sebagai.
2.1.5 KKG gugus II guru kelas IV kecamatan Mesuji Makmur
Kelompok kerja guru ( KKG ) adalah sekumpulan guru-
guru sekolah dasar yang setiap satu minggu sekali berkumpul disuatu
tempat untuk membicarakan berbagai masalah yang timbul dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam upaya menciptakan dan
menerapkan kegiatan belajar mengajar yang aktif kreativ inofatif dan
menyenangkan sesuai dengan tuntutan Bab IV pasal 19 tahun 2005
tentang sandar nasional pendidikan yang berbunyi Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik..
Dalam hal ini BSNP 2006 mengatakan untuk
meningkatkan aktivitas dan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran perlu dibentuk suatu organisasi seprti porum ilmia
guru ,kelompok kerja guru (KKG) ,musawara guru mata pelajaran
27
(MGMP),Ikatan kerja guru mata pelajaran (IKGM) dan organisasi lain
yang sejenis.
KKG gugus II guru kelas IV kecamatan Mesuji Makmur
kabupaten Ogan Komering Ilir, di SDN 01 Bina Tani kecamatan
Mesuji Makmur dengan anggota 10 orang guru kelas IV (lampiran 3).
Pertemuan KKG diadakan satu minggu sekali setiap hari kamis dari
pukul 08,00 sampai pukul 12.00 di SD Negeri 01 Bina Tani Kegiatan
KKG didampingi nara sumber dan pasilitator Pengawas.
Pada kegiatan KKG tersebut materi yang dibahas antara
lain ,diskusi, membahahas, serta mencari solusi berbagai kesulitan
dalam melaksanakan pembelajaran minggu lalu, menyusun silabus dan
RPP untuk pembelajaran minggu depan dengan berbagai metoda dan
teknik secara kelompok, melakukan simulasi pembelajaran sesuai RPP
yang telah dibuat , diskusi tentang kebaikan dan kelemahan RPP yang
telah dibuat dan diskususi tentang kebaikan dan kelemahan simulasi
pembelajaran ,serta membahas ,repleksi usul saran dari pasilitator
2.2 Hasil Penelitian Relevan
Rani Gusti (2007) meneliti tentang efektivitas metode
pembelajaran dan teknik kreativitas terhadap pembelajaran IPA SD. Hasil
penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode
dan teknik kreativitas, memungkinkan berkembangnya keterampilan guru
dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang menyenangkan dan hasil
belajar IPA siswa lebih tinggi
2.3 Kerangka berpikir
28
Rendahnya kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran
yang aktip kreatip efektiv dan menyenngkan pada pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar dikarnakan ketidak mengertian guru tentang apa itu
pembelajaran aktip kreatip efektip dan menyengkan ( PAKEM ) hal tersebut
diperparah lagi dengan kebiasaan guru yang sudah merasa nyaman mengajar
dengan metode konvensional dengan metode cerama dan tanya jawab,
siswa hampir tidak pernah diberi pengalaman nyata dalam belajar , sehingga
pelajaran IPA dirasakan oleh siswa sebagai suatu hal yang jauh dari
lingkungan keseharian mereka. Struktur kegiatan belajar mengajar IPA di
SD masih nampak statis, yaitu masih didominasi oleh guru (teacher-
centered). Siswa pasif, yang sering dikenal dengan istilah proses pengajaran
duduk, dengar, catat dan hafal (DDCH). sehingga motivasi untuk belajar dan
hasil belajar siswa rendah Metode kreativitas merupakan salah satu
metode pembelajaran yang berorientasi kepada proses pembelajaran aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang menekankan pada
kemampuan dan proses kognitif terhadap fungsi otak belahan kiri (left
hemisphere) dan belahan kanan (right hemisphere) sebagai kemampuan
untuk melihat dan memecahkan masalah ysang dianggap Mampu
Meningkatkan Keterampilan dan daya serap belajar IPA siswa pada
kenyataannya belum mampu diterapkan oleh guru dalam mengajar IPA di
Sekolah dasar hal itu dikarnakan rendahnya pengetahuan, kererampilan dan
pemahaman guru tentang metoda Kreativitas.
Kelompok Kerja Guru ( KKG ) gugus II guru kelas IV kecamatan
Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir dimana disetiap pertemuan
29
materi yang dibahas antara lain ,diskusi, membahahas, serta mencari solusi
berbagai kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran minggu lalu,
menyusun silabus dan RPP untuk pembelajaran minggu depan dengan
berbagai metoda dan teknik secara kelompok, melakukan simulasi
pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat , diskusi tentang kebaikan dan
kelemahan RPP yang telah dibuat dan diskususi tentang kebaikan dan
kelemahan simulasi pembelajaran ,serta membahas ,repleksi usul saran dari
pasilitator untuk pembelajaran minggu depan dengan kegiatan tersebut
diharapksan kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktiv
kreatif efektif dan Menyenangkan merupakan implementasi dalam
meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan metoda Kreativitas
sebagai kemampuan melihat dan memecahkan masalah yang ditandai
dengan sifat-sifat bakat berfikir kreatif untuk meningkatkan motivasi dan
aktivitas belajar siswa dan kreativitas Guru dalam upaya menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa metode kreativitas yang
dilatihkan pada kegiatan Kelompok Kerja Guru ( KKG ) gugus II guru kelas
IV kecamatan Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir diduga dapat
menigkatkan Keterampilan Mengajar IPA dengan Metoda Kreativitas bagi
guru SDN 01 Bina Tani kelas IV kecamatan Mesuji Makmur dikarnakan
pada kegiatan KKG, guru dilatih untuk merancang kegiatan belajar
mengajar dengan metode kreatifitas yang menekankan pada kegiatan siswa
untuk menemukan sendiri data, fakta, konsep dan teori yang diperlukan
sehingga pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan guru lebih terampil
30
dalam mengajar dan selanjutnya meningkatkan kreativitas, motivasi dan
keterampilan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Kerangka berfikir
Gambar 1 Kerangka berfikir
PerencanaanPelaksanaanObservasi Refleksi
Keterampilan Mengajar IPA dengan Metoda Kreativitas Guru Kelas IV
Rendah
Kegiatan KKG Gugus II Kecamatan Mesuji Makmur
Siklus ISiklus IISiklus III
Keterampilan Mengajar IPA dengan Metoda Kreativitas Guru
Kelas IV Meningkat
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sebagai salah satu bentuk dari
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk meningkatkan keteampilan
melaksanakan pembelajaran mengajar dengan menggunakan metode
kreatavitas melalui kegiatan KKG gugus II kecamatan Mesuji Makmur.
Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, dan setiap siklus melalui 4
(empat) tahap kegiatan. setiap siklus dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mendiskusikan kesulitan belajar minggu lalu
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
menggunakan metode kreativitas berdasarkan materi yang akan
diajarkan
c.Melaksanakan simulasi pembelajaran dengan metode Kreativitas
d. Mendiskusikan hasil simulasi pembelajaran dengan metode
kreativitas. Kemudian dilakukan analisis dan refleksi dan apabila
penilaian terhadap setiap guru dengan APKG 2 yang dimodifikasi
telah mencapai nilai rata rata minimal katagori baik maka tindakan
32
dianggap sudah berhasi
3.2 Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar kelas IV gugus II
kelompok kerja guru dalam kecamatan Mesuji Makmur yang telah
melakukan.praktek mengajar / simulasi pembelajaran pada pertemuan KKG
guru kelas IV kecamatan Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir
yang anggotaya sebanyak 10 guru.
Obyek penelitian tindakan ini adalah keterampilan dalam
melaksanakan pembelajaran IPA dengan metode kreativitas
3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap guru-guru Sekolah Dasar kelas IV
dalam kecamatan Mesuji Makmur yang telah mengikuti pelatihan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan praktek / simulasi
mengajar dalam kegiatan KKG GUGUS II Kecamatan Makmur Makmur
untuk mata pelajaran IPA.
Penelitian dilaksanakan tiap tiap hari sabtu dari pukul 08,00 sampai
pukul 12,00 pada bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember 2015
bertempat di SD Negeri 01 Bina Tani kabupaten Ogan Komering Ilir
dengan jadwal sebagai berikut :
No. JADWAL kegiatan BulanAgt Sep Okt Nop
I Perencanaan1 Pengumpulan data awal X
2 Penyusunan silabus pembelajaran X
3 Penyusunan rencana pembelajaran X
4 Penyusunan instrument penelitian X
33
II Pelaksanaan
1 Pelaksanaan tindakan siklus I X
2 Observasi dan monitoring X
3 Refleksi siklus I X
4 Perencanaan tindakan siklus II X
5 Pelaksanaan tindakan siklus II X
6 Observasi dan monitoring X
7 Refleksi siklus II X
8 Perencanaan tindakan siklus III X
9 Pelaksanaan tindakan siklus III X
10 Observasi dan monitoring X
11 Refleksi siklus III X
12 Analisa data X
13 Penyusunan laporan X
14 Seminar/perbaikan laporan X
15 Penggandaan laporan penelitian X
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu terdiri dari:
3.4.1 Identifikasi Awal
KKG Guru kelas yang diikuti oleh 10 guru, dengan kajian
awal dilakukan peneliti untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitan dengan keterampilan mengajar dengan metode Kreativitas
yang secara nyata mendesak dan perlu ditangani.
Adapun hasil pengamatan pra tindakan terhadap guru Sekolah
Dasar kelas IV gugus II kelompok kerja guru dalam kecamatan
Indralaya dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode
kreativitas.
34
Berdasarkan analisis terhadap 10 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang disusun guru nampak ditemukan kecenderungan
bahwa secara keseluruhan memiliki nilai sama. Dan setelah
dilakukan wawancara maka diketahui bahwa guru belum memahami
keterampilan mengajar dengan metode Kreativitas
3.4.2 Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan maka perlu dilakukan
penyusunan program tindakan. Oleh karena itu pada tahap ini
peneliti dan guru secara kolaboratif menetapkan keterampilan
mengajar dengan metode Kreativitas
Rancangan pembelajaran tersebut disusun sedemikian rupa
yang akan dilaksanakan pada masing-masing tahapan. Pembelajaran
yang dilaksanakan dalam satu pertemuan selama 40 menit. Urutan
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Observasi keterampilan
Diskusi struktur pembelajaran yang mengacu pada metode
kreativitas
Dilanjutkan dengan pemantapan hasil diskusi
Demonstrasi pembelajaran dengan metode kreativitas
3.4.3 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut :
Guru melaksanakan simulasi mengajar pada tahap 1, peneliti
menginterpretasikan dan mengevaluasi tahap 1. Kegiatan inti akhir
dari tahap 1. Interpretasi dan evaluasi tindakan tahap 1 dijadikan
35
sebagai rekomendasi bagi tindakan 2. Prosedur pelaksanaan tindakan
pada tahap 2 dan 3 dilakukan mengikuti pola prosedur yang terjadi
pada tahap 1. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru,
dalam hal ini tindakan dilakukan simultan dan tampak dalam arti
tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengikutkan guru
sehingga peneliti perlu memberikan pengarahan dan pemodelan
pembelajaran dengan menggunakan metode kreativitas agar tindakan
benar-benar tepat dan sesuai dengan rencana.
3.4.4 Pemantauan
Pemantauan dilakukan secara terus menerus mulai tahap 1
sampai tahap 3. Pemantauan yang dilakukan dalam satu tahapan
memberi pengaruh pada tindakan yang dilakukan pada tahap
berikutnya. Hasil pengamatan selanjutnya didiskusikan dengan guru
sehingga menghasilkan refleksi yang berpengaruh pada tindakan yang
dilakukan pada tahap berikutnya pula. Pada pelaksanaan tahap 4
dilaksanakan dua kali pertemuan dalam rangka membuktikan asumsi
peneliti bahwa rutinitas pelatihan keterampilan mengajar dapat
meningkatkan pengembangan mengajar bagi guru ke arah yang lebih
baik dan berkualitas.
3.4.5 Refleksi
Peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan kegiatan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Materi yang didiskusikan
melalui kegiatan:
Melakukan analisis tentang kegiatan yang telah
36
dilaksanakan
Mengulas dan menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan
tindakan yang dilakukan
Membahas kendala-kendala yang ditemukan berkaitan
dengan tindakan yang telah dilakukan
Melakukan interpretasi serta menyimpulkan data untuk
selanjutnya dilihat relevansinya dengan rencana yang telah
ditetapkan
Setelah satu tahapan dilaksanakan dan dari kegiatan
pengamatan serta penilaian secara refleksi diperoleh data yang
menunjukkan adanya keharusan untuk melakukan perbaikan ataupun
perubahan, maka tindakan pembelajaran berikutnya merupakan
tindakan pembelajaran yang sudah direvisi dan merupakan siklus ulang
tindakan sebelumnya. siklus ulang tindakan terhenti setelah
memperoleh bahwa rencana awal penelitian berkaitan dengan
keterampilan mengajar dalam mata tatar Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode kreativitas telah
memperoleh peningkatan.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Alat Penilaian Keterampilan Guru APKG II. yang dimodifikasi
dipakai untuk menggali data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
37
Adapun komponen kemampuan proses pembelajaran, terdiri dari
sepuluh komponen (lihat lampiran). Setiap kemampuan diukur berdasarkan
bukti-bukti yang tampak pada observasi dan evaluasi.
3.6 Analisis Data
3.6.1. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data menggunakan rumus teknik proporsi
(Sudjana,1987 ) yaitu :
Dengan
K = [ A / N ] x 100 %
K = Persentase keterampilan guru
A = jumlah guru yang melakukan aktivitas keterampilan
N = jumlah total guru
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk grafik untuk lebih
memudahkan dalam membaca data dan memprediksikan apa
kesimpulan dari perlakuan yang diberikan.
3.6.2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan yang diamati
adalah Keterampilan melaksanakan Pembelajaran dengan metode
Kreativitas
Persentase Keterampilan ditentukan dengan acuan dari Arikunto
(2006) sebagai berikut:
76% - 100% sangat terampil (ST)
38
51% - 75% Cukup Terampil (CT)
26% - 50% Kurang Terampil (KT)
1% - 25% Tidak terampil (TT)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian siklus pertama
Berdasarkan hasil analisis hasil pengamatan terhadap praktek
mengajar yag dilakukan guru dengan mengunakan APKG 2 yang
dimodifikasi pada siklus 1 diperoleh data yang memuat data kompetensi
keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran data tersebut adalah :
4.1.1 Data kompetensi Melaksanakan pembelajaran
Dari hasil pengamatan dengan menggunakan APKG 2
modifikasi terhadap simulasi mengajar yang dilaksanakan guru diperoleh
prosentase keterampilan guru pada siklus pertama seperti pada tabel 2
Tabel data keterampilan guru dalam melaksanakanPembelajaran pada siklus 1
No Komponen/keterampilan yang amati Rata-rata ( % )
1. Kemampuan Membuka Pelajaran 64,1
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran 32,0
3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat 43.4
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi 24,2
5.Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam
pembelajaran 27,3
6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran
dengan tepat 51,0
7 Mengunakan teknik Bertanya 31,6
39
8 Membimbing diskusi kelompok kecil 42,0
9 Kemampuan memberikan penguatan 53,5
10 Kemampuan Menutup Pembelajaran 56,7
Rata-rata 42,58
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa guru belum
terampil menggunakan alat bantu Pembelajaran 32,0 %, menggunakan
metode pembelajaran yang tepat 43.4 % memberi kesempatan kepada
siswa untuk berpartisipasi 24,2 % menggunakan respon dan pertanyaan
siswa dalam pembelajaran 27,3 % , mengunakan teknik bertanya
31,6 % membimbing diskusi kelompok kecil 42,0 % dan sudah cukup
terampil dalam hal kemampuan membuka pelajaran 64,1 % ,
kemampuan menutup pembelajaran 56,7 %, dan kemampuan
memberikan penguatan 53,5 %.
Secara umum dapat dikatakan guru SD kelas IV yang
tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur kurang terampil
dalam melaksanakan pembelajaran hal ini dapat dilhat pada Prosentase
rata-rata keterampilan melaksananakan pembelajaran pada tabel 2
sebesar 42,85 % adapun keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang perlu ditingkatkan diantaranya menggunakan alat
bantu pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran , memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, menggunakan respon dan
pertanyaan siswa dalam pembelajaran, mengunakan teknik bertanya,
dan membimbing diskusi kelompok kecil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
10
20
30
40
50
60
70 64.1
32
43.4
24.2 27.3
51
31.6
42
53.5 56.7
Rata-Rata
Grafik keterampilan guru dalam melaksanakan Pembelajaran pada siklus 1
40
Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran
3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam
pembelajaran
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran
dengan tepat
7. Mengunakan teknik Bertanya
8. Membimbing diskusi kelompok kecil
9. Kemampuan memberikan penguatan
10. Kemampuan Menutup Pembelajaran
4.1.2 Refleksi siklus 1
Hasil pengamatan terhadap praktek mengajar yang
dilakukan guru pada siklus 1 secara umum dapat dikatakan guru SDN 02
Karya Jaya kelas IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji
Makmur kurang terampil dalam melaksanakan pembelajaran hal
terlihat saat simulasi pembelajaran 1) Guru belum terlampil
menggunakan alat bantu pembelajaran (media) hal ini terlihat saat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
10
20
30
40
50
60
70 64.1
32
43.4
24.2 27.3
51
31.6
42
53.5 56.7
Rata-Rata
Grafik keterampilan guru dalam melaksanakan Pembelajaran pada siklus 1
41
simulasi pembelajaran sebagian guru mempersiapkan media
pembelajaran tapi tidak dipakai saat pembelajaran, 2) Metode
pembelajaran yang digunakan sebagian besar haya cerama yang
diselingi dengan tanya jawab belum bervariasi , 3) Sebagian besar guru
belum memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam
pembelajaran siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya.dan
mengemukakan pendapatnya atau gagasanya terhadap materi yang
disampaikan, 4) Sebagian besar guru belum terampil menggunakan
respon dan pertanyaan Siswa dalam pembelajaran, 5) Sebagian besar
guru belum trampil mengunakan teknik Bertanya masih ada guru yang
tidak memberikan waktu tuggu, memberi giliran, menyebarkan
pertanyaan dan memberikan acuan saat mengajukan pertanyaan pada
siswa , 6) Guru belum terampil Membimbing diskusi kelompok kecil
4.2 Hasil Penelitian Siklus Dua
Pada siklus ke dua hasil analis yang dilakukan terhadap data
kompetensi keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran :
4.2.1 Data kompetensi Melaksanakan pembelajaran
Dari hasil pengamatan selama simulasi pembelajaran yang
dilaksanakan guru pada siklus ke dua diperoleh prosentase
keterampilan guru-guru SDN 01 Bina Tani kelas IV yang tergabung
dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur dalam melaksanakan
seperti pada tabel.
Tabel Data keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaranpada siklus 2
42
No Komponen/ Keterampilan yang diamati Rata-rata( % )
1 Kemampuan Membuka Pelajaran 72,42. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran 78,73. Menggunakan Metode Pembelajaran yang tepat 66,24. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi 47.5
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran 45,6
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat 72.3
7 Mengunakan teknik Bertanya 49.18 Membimbing diskusi kelompok kecil 59,89 Kemampuan memberikan penguatan 77,010 Kemampuan Menutup Pembelajaran 78,4
Rata-rata 61,70
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa guru sudah cukup
terampil dalam hal kemampuan membuka pelajaran 72,4 % ,
Kemampuan menutup pembelajaran 78,4 %, Kemampuan
memberikan penguatan 77,0 %. menggunakan metode pembelajaran
yang tepat 66,2 % namun masih belum terampil menggunakan alat
bantu pembelajaran 48,7 %, mengunakan teknik bertanya 31,6 %
memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi 47,5 %
menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran
45,6 % membimbingdiskusi kelompok kecil 59,8 %.
Walaupun masih banyak keterampilan yang perlu
ditingkatkan seperti keterampilan guru dalam menggunakan Alat
bantu pembelajaran, mengunakan teknik bertanya, memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi , menggunakan Respon
43
dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran, secara umum dapat
dikatakan guru SDN 01 Bina Tani kelas IV yang tergabung dalam
gugus II kecamatan Mesuji Makmur setelah siklus ke dua cukup
terampil dalam melaksanakan pembelajaran hal ini dapat dilhat pada
Prosentase rata-rata keterampilan melaksananakan pembelajaran pada
tabel 4 sebesar 68.1 %.
Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran
3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam
pembelajaran
6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran
dengan tepat
7. Mengunakan teknik Bertanya
8. Membimbing diskusi kelompok kecil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
72.478.7
66.2
47.5 45.6
72.3
49.1
59.8
77 78.4
Grafik keterampilan guru dalam melaksanakan keterampi-lan mengajar siklus 2
44
9. Kemampuan memberikan penguatan
10. Kemampuan Menutup Pembelajaran
4.2.2 Refleksi Siklus 2
1. Keterampilan guru dalam menentukan Langkah-langkah
pembelajaran masih perlu ditingkatkan terutama bagaimana cara
merencanakan apersepsi,motivasi ,prasyarat Ilmu pengetahuan pada
kegiatan awal , pada kegiatan inti guru harus trampil bagaimana
cara mendeskripsikan kegiatan belajar mengajar supaya menjadi
aktif, kreatip, inovatip dan menyenangkan, pada kegiatan penutup
guru harus terampil bagaimana merencakan program tindak lanjut
agar siswa terlibat aktif dalam mengerjakan tugas mandiri
maupaun tugasterstruktur 3) Keterampilan merencanakan
penilaian masih perlu ditingkatkan terutama cara merencanakan
jenis dan prosedur penilaian ,dan pada alat penilaian harus
mencantumkan soal, kunci jawaban, penskoran, dan petunjuk
penilaian
2. Dari hasil pengamatan selama simulasi pembelajaran yang
dilaksanakan guru pada siklus ke dua secara dapat dikatakan
kompetensi dan ketrampilan guru-guru SDN 01 Bina Tani kelas IV
yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur
dalam melaksanakan pembelajaran IPA mengalami peningkatan
dibading pada siklus 1 pada siklus 1 rata rata prosentasi
keterampilan guru 42,58 % menjadi 61,70 % dalam hal ini dapat
dikatakan di ahir siklus kedua guru-guru SDN 01 Bina Tani kelas
45
IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur
dalam melaksanakan pembelajaran IPA sudah cukup namun masih
perlu ditingkatkan dalam hal keterampilan guru dalam: 1)
Menggunakan alat bantu pembelajaran / alat praga (media
pembelajaran) terutama dalam hal merancang,membuat dan
memodifikasi alat bantu pembelajaran, membuat LKS kreativitas
serta menggunakan LKS dan media pembelajaran lainnya yang
berhubungan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan
guru melalui metode kreativitas. 2) Teknik bertanya, dalam
melakukan tehnik bertanya guru harus lebih meningkatkan lagi
bagaimanacara memusatkan perhatan siswa saat mengajukan
pertanyaan ,bagaimana menyebarkan pertanyaan dan mengajukan
pertanyaan yang memberi acuan, 3) Memberi kesempatan kepada
siswa untuk berpartisipasi dan menggunakan respon dan pertanyaan
siswa dalam pembelajaran
4.3 Hasil Penelitian siklus Tiga
Setelah siklus ketiga berahir hasil analisis yang dilakukan terhadap
hasil pengamatan praktek mengajar yag dilakukan guru diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel Data keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada
siklus 3
No. Komponen/keterampilan yang amatiRata-rata( % )
1. Kemampuan Membuka Pelajaran 97,8
46
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran 79,23. Menggunakan Metode Pembelajaran yang tepat 90,64. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi 89.7
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran 85,4
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat 93.9
7 Mengunakan teknik Bertanya 82,18 Membimbing diskusi kelompok kecil 75.29 Kemampuan memberikan penguatan 96,0
10. Kemampuan Menutup Pembelajaran 95,7
Rata-rata 88,56
Secara umum dapat dikatakan guru SDN 02 Karya Jaya kelas IV
yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur setelah siklus ke
tiga sangat terampil dalam melaksanakan pembelajaran ssecara rinci dapat
kita uraikan keterampilan membuka pelajaran 97,8 %, keterampilan
menggunakan alat bantu pembelajaran 79.2 %.keterampilan menggunakan
metode pembelajaran 90.6 %, keterampilan memberikan kesempatan pada
siswa untuk berpartisipasi 89,7%,keterampilan menggunakan respon dan
pertanyaan siswa dalam pembelajaran 85,4 %, keterampilan menggunakan
dan menyampaikan materi pembelajaran 93,9 %, keterampilan
menggunakan teknik bertanya 82,1 %, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil 75,2 % , keterampilan memberikan penguatan 96,0 % dan
keterampilan menutup pelajaran 95,7%.
47
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
20
40
60
80
100
120
97.8
79.2
90.6 89.7 85.493.9
82.175.2
96 95.7
Grafik keterampilan guru dalam melaksanakan pembela-jkaran Siklus 3
Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran
3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam
pembelajaran
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran
dengan tepat
7. Mengunakan teknik Bertanya
8. Membimbing diskusi kelompok kecil
9. Kemampuan memberikan penguatan
10. Kemampuan Menutup Pembelajaran
3.Refleksi siklus 3
Berdasarkan hasil pengamatan selama simulasi pembelajaran
yang dilaksanakan guru diahir siklus ke tiga dapat dikatakan
48
kompetensi dan ketrampilan guru-guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kreativitas naik dari
61.70 % menjadi 88,56 % (naik 26,86 %) dengan demikian dapat
diartikan bahwa ahir siklus ketiga guru-guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA sudah sangat terampil, dan sudah mampu
menerapkan pembelajaran aktif kreatip efektif inovatif dan
menyenangkan dengan menggunakan model pembelajaran yang
menerapkan metode, kreativitas
Selanjutnya dalam menerapkan pembelajaran IPA dikelas
guru-guru sudah memiliki kompetensi dan ketrampilan sesuai dengan
tuntutan APKG 2 modifikasi, sepert membuka pelajaran, menggunakan
alat bantu pembelajaran menggunakan metode pembelajaran,
memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi, menggunakan
respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran, menggunakan dan
menyampaikan materi pembelajaran, menggunakan teknik bertanya,
membimbing diskusi kelompok kecil, memberikan penguatan, dan
menutup pelajaran. Meningkat cukup signifikan
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisis dan pengolahan data terhadap keterampilan
guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metoda kreativitas ternyata
guru masih kurang terampil dalam melaksanakan pembelajaran IPA, sesuai
dengan tahapan tahapan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran
menggunakan metoda kreativitas yang sudah dilatihkan, hal ini dikarnakan
guru belum memahami betul bagaimana menyusun RPP IPA dan bagaimana
49
cara menerapkan model pembelajaran IPA menggunakan metoda kreativitas
dikarnakan: 1) Guru sudah terbiasa dan merasa nyaman mengajar dengan
metoda konpensional (teacher-centered). Dimana yang guru aktif sedangkan
siswa pasif, yang sering dikenal dengan istilah proses pengajaran duduk,
dengar, catat dan hafal (DDCH). 2) Sebagian besar guru belum paham dan
belum mampu mendiskripsikan materi IPA yang akan diajarkan kedalam
lembar kerja siswa ( LKS ) bentuk kreativias 3) Sebagian guru belum
terampil merancang/memodifikasi alat/media pembelajaran yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pembelajaran kreativitas hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Reni Akbar (2001:12) yang menyatakan bahwa Kreativitas
dalam pembelajaran diartikan sebagai pemanfaatan barang atau bahan baik
yang bekas atau baru sehingga fungsinya menjadi lain dari fungsi aslinya.
atau menggabungkan fungsi beberapa bahan/barang bekas atau baru sehingga
memiliki fungsi baru yang lain dari aslinya. Atau menyusun strategi
pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan yang baru.seperti
pendekatan sains, teknologi, lingkungan masyarakat dan lembaran kerja
siswa bentuk kreativitas dalam seperti. menyusun kata konsep, menyusun
huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair dan lagu, potong
dan tempel gambar broken circle, melengkapi gambar pantun bersahut,
melengkapi teks, cerita bergambar, dan sebagainya 4 ) Dalam melaksakan
pembelajaran Guru belum terlampil menggunakan alat bantu pembelajaran
(media),
Dalam hal ini sebagian guru juga belum terbiasa menggunakan
metoda kreativitas pembelajaran, metoda yang digunakan sebagian besar
50
hanya cerama yang diselingi dengan tanya jawab, belum terbiasa memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dan
belum terbiasa untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat atau gagasanya terhadap materi yang
disampaikan, guru juga belum terampil menggunakan respon dan pertanyaan
Siswa.
Untuk mengatasi semua kekurangan tersebut diahir siklus pertama
guru guru dilatih ulang dan diajak berdiskusi mengengenai bagaimana
melaksanakan pembelajaran dengan metoda kreativitas agar pembelajaran
menjadi efektiv, inovatif, kreativ dan menyenangkan disampng itu dilakukan
simulasi pembelajaran ulang supaya guru-guru memahami dan mampu
menerapkan pembelajaran kreativ efektiv inovatif dan menyenangkan
berkaitan dengan metoda kreativitas untuk diterapkan pada siklus kedua pada
pertemuan KKG minggu berikutnya.
4.4.1 Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 1 dan 2
Dari hasil pengolahan data kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA dengan menggunakan metoda kreativitas guru sudah
mulai menerapkan pembelajaran aktip kreativ dan menyenangkan sesuai
konsep yang telah dibahas pada siklus satu walaupun disana sini masih
ada kekurangannya 5) Guru cukup terampil melaksankan pembelajaran
IPA sesuai tuntutan APKG 2 yang dimodifikasi sesuai dengan apa yang
telah didiskusikan dan dilatihkan pada siklus 1 keterampilan-
keterampilan tersebut dari siklus satu ke siklus dua mengalami
peningkatan yang cukup signifikan seperti tampak pada tabel
51
Tabel Data peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakanpembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2
No Komponen/keterampilan yang amatiRata-rata( % )
Siklus1
Siklus2
Peningkatan
1. Kemampuan Membuka Pelajaran 64,1 72,4 8,3
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran 32,0 48,7 16,1
3. Menggunakan Metode Pembelajaran yang tepat 43.4 66,2 22,8
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
24,2 47.5 23,3
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran
27,3 45,6 18,3
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat
51,0 72.3 21,3
7 Mengunakan teknik Bertanya 31,6 49.1 17,5
8 Membimbing diskusi kelompok kecil 42,0 59,8 17,8
9 Kemampuan memberikan penguatan 53,5 77,0 23,5
10 Kemampuan Menutup Pembelajaran 56,7 78,4 21,7
Rata-rata 42,58 61,70 19,12
Dengan menggunakan data pada tabel diatas dapat di jelaskan
bahwa kopetensi dan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA denganmetode teknik danLKS kreativitas pada siklus
dua mengalami peningkatan dibading pada siklus pertama. Prosentase
rata rata keterampilan guru melaksanakan pembelajaran naik dari
45.58 % menjadi 61,70 % ( naik 19,12 % ) secara rinci peningkatan
prosentase keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA
dengan metode kreativitas dari siklus satu ke siklus dua dapat dijelaskan
sebagai berikut. Keterampilan guru dalam membuka pelajaran meningkat
52
8,3 %, keterampilan guru dalam menggunakan alat bantu pembelajaran
meningkat 16,1 %.keterampilan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran meningkat 22,8 %, keterampilan guru dalam memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi meningkat 22,3 %,
keterampilan guru dalam menggunakan respon dan pertanyaan siswa
dalam pembelajaran meningkat 18,3 %, keteram pilan guru dalam
menggunakan dan menyampaikan materi pembelajaran meningkat 21,3 %,
keterampilan guru guru dalam dalam menggunakan teknik bertanya
meningkat 17,5 %, keterampilan guru dalam dalam membimbing diskusi
kelompok kecil meningkat 17,8 % , keterampilan guru dalam memberikan
penguatan meningkat 23,5% dan keterampilan guru dalam menutup
pelajaran meningkat 21,7 %. walaupun diahir kegiatan siklus dua guru-
guru sudah cukup terampil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan mengunakan metode kreativitas namun masih ada kopetensi
keterampilan guru yang harus ditingkatkan walaupun keterampilan
tresebut dari siklus satu ke siklus ke dua mengalami peningkatan
53
Grafik peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
siklus 1
siklus 2peningkatan
Ket :
1. Kemampuan Membuka Pelajaran
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran
3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam
pembelajaran
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran
dengan tepat
7. Mengunakan teknik Bertanya
8. Membimbing diskusi kelompok kecil
9. Kemampuan memberikan penguatan
10. Kemampuan Menutup Pembelajaran
54
Ada beberapa keterampilan guru yang perlu ditingkatkan diahir
siklus dua untuk diterapkan pada siklus tiga 1) untuk menyusun RPP IPA
kompetensi yang masih harus di tingkatkan adalah keterampilan
merumuskan tujuan pembelajaran , keterampilan menentukan langkah-
langkah pembelajaran, dan keterampilan merancang penilaian 2) Untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran
yang mengunakan metode, kreativitas kompetensi dan keterampilan yang
harus ditingkatkan adalah keterampilan menggunakan alat bantu
pembelajaran ,keterampilan mengunakan teknik bertanya, ketermpilan
memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, keterampilan
menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran, dan
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Untuk meningkatkan kompetensi tersebut diahir siklus kedua
guru-guru diajak diskusi lalu menyusun RPP IPA ulang dan melakukan
simulasi pembelajaran untuk mempraktekan RPP IPA yang telah disusun
yang akan diterapkan pada siklus ketiga pada pertemuan minggu
berikutnya.
Guru guru juga sudah memiliki kompetensi dan terampil dalam
melaksanakan pembelajaran sesuai tuntutan APKG 2 modifikasi
Diahir siklus ketiga keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kreativitas mengalami
peningkatan yang cukup signifikan seperti tampak pada tabel
55
Tabel Data peningkatanketerampilan guru dalam melaksanakanpembelajaran pada siklus 2 dan siklus 3
No Komponen/keterampilan yang amati
Rata-rata( % )SikLus 2
SikLus 3
Peningkatan
1. Kemampuan Membuka Pelajaran 72,4 97,8 25,42. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran 48,7 79,2 30,53. Menggunakan Metode Pembelajaran yang
tepat 66,2 90,6 24,4
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi 47.5 89.7 22,2
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran 45,6 85,4 39,8
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat 72.3 93.9 21,6
7 Mengunakan teknik Bertanya 49.1 82,1 33,08 Membimbing diskusi kelompok kecil 59,8 75.2 15,49 Kemampuan memberikan penguatan 77,0 96,0 19.010 Kemampuan Menutup Pembelajaran 78,4 95,7 17,3
Rata-rata 61,70 88,56 26,86
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat kita uraikan bahwa
kopetensi dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA
dengan metode kreativitas pada siklus tiga mengalami peningkatan
sangat signifikan dibading pada siklus kedua. Prosentase rata rata
keterampilan guru melaksanakan pembelajaran naik dari 61,70 %
menjadi 88,56 % (naik 26,86 % ) secara rinci peningkatan prosentase
kopetensi dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan metode kreativitas dari siklus satu ke siklus dua dapat
dijelaskan sebagai berikut, keterampilan membuka pelajaran meningkat
25,4 %, keterampilan menggunakan alat bantu pembelajaran meningkat
30,5 %. keterampilan menggunakan metode pembelajaran meningkat 24,4
%, keterampilan memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi
meningkat 42,2 %,keterampilan menggunakan respon dan pertanyaan
siswa dalam pembelajaran meningkat 39.8 %, keteram pilan menggunakan
dan menyampaikan materi pembelajaran meningkat 21,6 %,
56
keterampilan menggunakan teknik bertanya meningkat 16,1 %,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil meningkat 15,4 % ,
keterampilan memberikan penguatan meningkat 19,0 % dan keterampilan
menutup pelajaran meningkat 17,3 %.
Grafik peningkatanketerampilan guru dalam melaksanakanpembelajaran pada siklus 2 dan siklus 3
Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran
3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam
pembelajaran
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran
dengan tepat
7. Mengunakan teknik Bertanya
8. Membimbing diskusi kelompok kecil
9. Kemampuan memberikan penguatan
10. Kemampuan Menutup Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
20
40
60
80
100
120
72.4
48.7
66.2
47.5 45.6
72.3
49.159.8
77 78.4
97.8
79.290.6 89.7 85.4
93.982.1
75.2
96 95.7
25.430.5
24.4
42.2 39.8
21.633
15.4 19 17.3
Siklus 2Siklus 3peningkatan
57
Dikarnakan pada akhir siklus ke tiga keterampilan guru-guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode teknik
dan LKS kreativitas sudah tercapai sesuai dengan yang
diharapkan maka penelitian tindakan ini tidak dilanjutkan lagi ke siklus
keempat
58
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa ketempilan
guru-guru Sekolah Dasar Negeri 01 Bina Tani kelas IV pada gugus II KKG
dalam kecamatan Mesuji Makmur kabupataen Ogan Komering Ilir dalam
menyusun RPP IPA dan keterampilan melaksanakan pembelajaran IPA
dengan menggunakan metoda kreativitas dapat disimpulkan bahwa :
Kegiatan KKG Gugus II kecamatan Mesuji Makmur dapat meningkatkan
keterampilan mengajar IPA dengan metoda kreativitas bagi Guru Kelas IV
Sekolah Dasar. (Hipotesis)
59
5.2. Saran-saran
Dari temuan yang diperoleh pada penelitian ini, disampaikan saran-
saran sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kreativitas yang dilatihkan
dalam kelompok kerja guru (KKG) di sekolah dasar cukup efektif untuk
meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran
model PAKEM dikelas IV SD.
Berdasarkan hal itu, disarankan kepada para guru untuk menggunakan
metode Kreativitas dalam pembelajaran IPA.
60
Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk dapat menggunakan
metode kreativitas sebagai bahan inovasi dan variasi dalam pembelajaran
IPA. 1) Tahap pertama, guru secara sendiri-sendiri atau kelompok dalam
kegiatan KKG mempelajari buku petunjuk aplikasi metode Kreativitas
untuk menambah pengetahuan dan pemahaman. 2) Tahap kedua,
melakukan pendekatan dan membujuk para guru untuk mau melaksanakan
uji coba baik di sekolah masing-masing atau secara bersama-sama dalam
kegiatan KKG serta meminta penilaian dari guru / teman sejawat / kepala
sekoh dan pengawas terhadap strategi / metode baru yang diuji cobakan
hasil ujicoba diharapkan dapat menjadi bahan gambaran, bahwa metode
kreativitas efektif meningkatkan keterampilan dan kemampuan guru dalam
dalam melaksakan pembelajaran 3) Tahap ketiga, memberikan informasi
kepada para guru bahwa metode kreativitas relevan untuk meningkatkan
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran model PAKEM. 4) Tahap
keempat, para guru dengan pengetahuan yang cukup melaksanakan di
sekolah masing-masing.
2. Penerapan strategi metode dan teknik pembelajaran selalu dipengaruhi
oleh perbedaan individu. Untuk itu para guru disarankan untuk
memperhatikan perbedaan individu dalam penerapan metode kreativitas.
61
3. Agar metode kreativitas dapat dipahami oleh para guru ada tiga jalan yang
dapat ditempuh, yaitu pengembangan diri, pendidikan dan latihan ( Diklat )
serta melalui pendidikan formal. Jalan pengembangan diri, disarankan agar
setiap individu guru mau membaca buku-buku dan media lain yang berisi
tentang inovasi pendidikan, baik yang menyangkut metode kreativitas
maupun inovasi lainnya, yang dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran IPA. Pelatihan dan penataran dapat ditempuh melalui
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Sistem Pembinaan Profesi
(SPP) dengan wadah kegiatan KKG/MGMP dan penataran yang diadakan
oleh departemen dan dinas pendidikan dengan materi yang sifatnya inovatif
baik metode kreativitas maupun inovasi lainnya. Pendidikan formal
terutama Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) yang mendidik
calon guru Sekolah Dasar sampai ke Sekolah Lanjutan Atas untuk guru
bidang studi IPA, sehingga mereka memperoleh pengetahuan dan memiliki
keterampilan menggunakan metode kreativitas dan metode-metode inovasi
lainnya. Calon guru tanpa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, bila terjun ke lapangan menjadi guru mereka akan mendapat
hambatan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dapat
menyenangkan, mudah, cepat dan menggairahkan siswa dalam belajar IPA
62
4. Diharapkan pembelajaran dengan metode kreativitas ini bukan hanya
digunakan pada mata pelajaran IPA saja tapi dapat di terapkan untuk
matapelajaran lain disekolah dasar
5. Penelitian ini hanya terbatas pada pada gur-guru kelas IV SD pada
KKG gugus 1 kecamatan Indralaya, maka penelitian ini tidak
terlepas dari berbagai keterbatasan dan kelemahan. Oleh karena itu, agar
dapat memperoleh data empirik dan pengetahuan yang lebih luas,
diharapkan ada peneliti lain mau mengadakan penelitian serupa dengan
jumlah sampel yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar,Reni., dkk 2011. Kreativitas. Jakarta: Algresindo.
Alandre. 2009 The thingking classroom is based on the collective research and
ideas of cognitive skills group, Harvard Project Zero
Ali Imron (2005). Pembinaan Guru di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya..
Atwi, Suparman. (2001). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat
Antar Universitas-PPAI
Biehler, Robert F. 1982. Psychology applied to teaching. New York: Houghton
Mifflin.
Depdiknas. 1995.Kamus Besar BahasaIndonesia Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Kurikulum 2004. Pengembangan Silabus dan
Sistem Penilaian. Jakarta: Depdiknas.
63
Depdiknas. 2005. Standar Pendidikan Nasional, Peranturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.
Jakarta: Sinar Grafika.
Depdiknas. 2007. Standar standar proses , PeranturanMentri pendidikan
Republik Indonesia 41 Tahun 2001 Tentang Standar Proses. Jakarta:
Depdiknas
Guilford, J. P. 1959. Fundamental Statistisc in Psychology and Education. New
York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Herlen. W. 2005. Teaching and learning primary in science. London: Harper and
Row Ltd.
Hamalik. 1993. Psikologi belajar dan mengajar, Bandung: Sinar Baru
Harry dan Th Kawet. 2008. Pengembangan Kreativitas Dalam Pembelajaran
IPA. Bandung: PPPG IPA.
Nana,Sujana. 1987. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Masdjudi. 1999. Menggusur kurikulum padat, Pendidikan dan Kebudayaan.
Munandar,Utami.2010 Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Penuntun bagi guru dan prang tua. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
-----------. 1999. Kreativitas dan keberbakatan. Jakarta: Gramedia
Rani Gusti 2007. Efektivitas pembelajaran Kretivitas terhadap hasil belajar IPA
siswa SLTPN di Pariaman, Tesis, PPs. Universitas Negeri Padang.
Semiawan,Cony. 2001. Memupuk Bakat dan Kreatifitas Siswa Sekolah
Menengah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumadi Suryabrata. (1991). Ilmu dalam Prespektif. Jakarta: Obor Indonesia
T.Raka,Joni 2012, Strategi Belajar-Mengajar Tinjauan Pengantar,
P2LPTK Ditjen Pendidikan Tinggi Dep. P dan K: Jakarta.
.
64
.
Lampiran 1: Instrumen Penelitian
1. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1Modifikasi
Nama Guru :
NIP :
Mata Pelajara :
Unit Kerja :
No. Komponen yang dinilai Nilai
1 2 3 4
1. Rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus
2. Menguraikan Materi Pembelajaran
3. Menentuan Alat Bantu Pembelajaran
4. Menentuan Metode pembelajaran
5. Menentukan Langka langkah pembelajaran
6. Menentuan Sumber Belajar
65
7 Menetapkan Alokasi Waktu
8.. Merancang Penilaian
.
Rata rata
Lampiran 2:
Instrumen Penelitian
1. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2
Modifikasi
Nama Guru :
NIP :
Mata Pelajara :
Unit Kerja :
No.Komponen yang dinilai
Nilai
1 2 3 4
1. Kemampuan Membuka
2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran
3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat
66
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi
5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa
dalam pembelajaran
6. Menggunakan dan menyampaikan Materi
Pembelajaran dengan tepat
7 Mengunakan teknik Bertanya
8 Membimbingdiskusi kelompok kecil
9 Kemampuanmemberikan penguatan
10. Kemampuan Menutup Pembelajaran
Rata-rata
Lampiran 3
Daftar nama guru-guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Bina T ani
pada KKG gugus II kecamatan Mesuji Makmur
No. Nama Tempat Tugas
1. Rohada S.Pd SD Negri 01 Bina Tani
2. Samsuri, S.Pd.SD
3. Marlina , S.Pd.SD
4. Ernelly, S.Pd.SD
5. Zakia Wati, S.Pd.SD
6. Sardiman, S.Pd
7. Amrina Rosada, A.Ma.Pd
8. M.Padil Fitri, S.Pd.SD
9. Iskandar, S.Pd
67
10. Sri Yulianti, S.Pd.SD
Lampiran 4:
DAFTAR CURRICULUM VITAE
1 Nama NGANI S.Pd M.M.
2 Jenis Kelamin Laki laki
3 NIP 196409071992081001
4 Pangkat/Golongan Penata TKI/IIId
5 Pekerjaan Pengawas Madya
68
6 Instansi UPTD Pendidikan Kec Mesuji
Makmur
7 Alamat Kantor Jln.Pulay raya catur tunggal
Kecamatan Mesuji Makmur Kab OKI
Kode Pos 30681
Mesuji Makmur, Nopember 2015
Yang membuat pernyataan
NGADI,S.Pd.M.M.
NIP : 19640071992081001
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
Mata pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
1 Standar kompetensi
69
Memahami gaya dapat mengubah gerak dan /atau bentuk suatu benda
2 Kopetensi Dasar
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah bentuk suatu benda
3 Indikator
1 Menyebutkan pengertian gaya
2 Menjelaskan bahwa karet bila ditarik menjadi panjang
3 Menjelaskan bila plastisin bulat bila ditekan menjadi pipih
4 Menjelaskan bahwa lidi bila ditekan menjadi patah
4 Tujuan pembelajaran
1. Setelah tanya jawab siswa dapat menyebutkan pengertian gaya
2. Setelah menerima informasi dari guru siswa dapat menjelaskan bahwa karet
bila ditarik menjadi panjang
3. Setelah demonstrasi siswa dapat menjelaskan bila plastisin bulat bila
4. ditekan menjad pipih
5. Setelah demonstrasi siswa dapat menjelaskan bahwa lidi bila ditekan
6. menjadi patah
5 Materi ajar
51 Pengertian Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan
52 Pengaru gaya
Sakah satu pengaruh gaya terhadap benda dapat mengubah bentuk benda
Contoh 1 Karet gelang ditarik bentuknya bertambah panjang
2 Plastisin bulat ditekan menjadi pipih
3 Lidih ditekan menjadi patah
6 Metode pembelajaran
70
1 Cerama
2 Tanya jawab
3 Demonstrasi
7 Langka langkah pembelajaran
7.1 Kegiatan Awal
1 Menuliskan judul pelajaran
2 Menyampaikan tujuan
3 Motivasi
Apa yang terjadi dengan kaca bila dipukul dan mengapa hal
tersebut terjadi
7.2 Kegiatan Inti
1 Menerima inpormasi dari guru tertang pengertian Gaya
2 Melakukan demonstrasi bahwa karet gelang bila ditarik menjadi
panjang
3 Melakukan demonstrasi bahwa Plastisin bentuk bulat bila ditekan
bentuknya menjadi pipih
4 Melakukan demonstrasi bahwa Lidi bila ditekukmmenjadi patah
7.3 Kegiatan Ahir
1 Membuat Kesimpulan
2 Tindak lanjut /PR
Siswa diberi tugas membuat rangkuman tentang pelajaran minggu
depan energi Panas
3 Memberikan penguatan
8 Sarana dan sumber belajar
8.1 Alat bantu mengajar
1 Plastisin
2 Lidi
3 Karet gelang
8.2 Sumber Belajar
71
1 Buku Super IPA kls IV Bambang Sutejo
2 Buku Pedoman guru dalam pembelajaran IPA Kls IV Sumiharto
9 Evaluasi
1 Jenis penilaian : tertulis
2 Prosedur penilaian :penilaian proses dan penilaian Ahir
3 Alat penilaian
Soal Kunci jawaban Skor
1 Sebutkan pengertian gaya Gaya adalah tarikan atau
dorongan
2
2 Jelaskan apa yamng terjadi pada
karet bila karet tersebut ditarik
Bentuk karet bertambah
panjang
2
3 Jelaskan apa yang terjadi pada
plastisin bulat bila ditekan
Bentuknya menjadi pipih 2
4 Jelaskan Apa yang terjadi pada
lidih bila ditekuk
Lidih menjadi patah 2
Jumlah Skor siswa
Nilai Anak = ---------------------------- x 100
Skor Maksimum
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
Mata pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
1 Standar kompetensi
72
Memahami Berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari hari
2 Kopetensi Dasar
Menderkripsikan panas dan bunyiyang terdapat dilingkungan sekitar
serta sipat-ipatnya
3 Indikator
1Menyebutkan pengertian Panas
2 Menyebutkan 3 nama termometer
3Memberi 3 contoh energi Panas
4 Menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi
5 Setelah mengerjakan tugas siswa dapat memberikan 2 contoh
perpindahan Kalor secara konveksi
6 Memberi contoh Panas yang merambat secara Radiasi
7 Menyebutkan nama alat yangdapat mencegah perpindahan kalor
4 Tujuan pembelajaran
1 Setelah mendengar penjelasan guru siswa dapat menyebutkan
pengertian Panas
2 Setelah tanya jawab siswa dapat menyebutkan 3 nama termometer
3 Setelah tanya diskusi siswa dapat memberi 3 contoh energi Panas
4 Setelah tanya jawab siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor
secara konduksi
5 Setelah mengerjakan tugas siswa dapat memberikan 2 contoh
Perpindahan Kalor secara konveksi
6 Setelah mengerjakan tugas siswa dapat memberi contoh Panas yang
merambat secara Radiasi
7 Setelah mendengar penjelasan guru siswa menyebutkan nama alat
Yang dapat mencegah perpindahan kalor
5 Materi ajar
73
1 Pengertian Panas
Panas adalah zat alir yang berupa kalor sedangkan tingkat / derajat
panas dinginya suatu zat dinamakan Suhu
2 Alat ukur suhu
Alat ukur suhu dinamakan termo meter menurut Skalnya termometer ada 4
jenis yaitu Reamur,Celsius, Fahranheit, Kalvin.
3 Sumber energi Panas Contoh Sumber energi Panas dalam dalam
kehidupan sehari hari Api, Sinar matahari,Mata Air panas,Gesekan
4 Sipat sipat energi Panas
Energi panas dapatberpindah dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat
yang suhunya rendah dilihat dari cara berpindahnya ada 3cara perpindahan
panas
a Perpindahan panas secara konveksi Perpindahan Panas yang di ikuti oleh
perpindahan zat perantaranya contoh
Memasak Air ,Pristiwa Angin darat dan Angin Laut
b Perpindahan panas secara konduksi
Perpindahan Panas yang tidak di ikuti oleh perpindahan zat perantaranya
contoh
Besi yang ujungnya dipanaskan panas tersebut merambat kepangkal besi
c Perpindahan Panas secara Pancaran /Radiasi
Perpindahan kalor tampa zat perantara Contoh sinar mata hari
5 Alat yang dapat mencega perpindahan kalor dinamakan Termos
6 Metode pembelajaran
1 Cerama
2 Diskusi
3 tanya jawab
4 Penugasan
7 Langkah langkah pembelajaran
1 Kegiatan Awal 10 menit
1 Menuliskan judul pelajaran
74
2 Menyampaikan tujuan
2 Motivasi
Apa yang kamu rasakan bila kedua telapak tanga kita gesek
gesekan dan mengapa hal tersebut terjadi
2 Kegiatan Inti 70 menit
1 Guru menanyakan kepada siswa apakah tugas merangkum materi tentang
energi Panas sudah dikerjakan
2 Guru meminta siswa membaca rangkuman yang telah dibuat dalam hati
3 Guru membagikan LKS cerita bergambar tentangenergi panas
4 Siswa secara perosang diminta membaca cerita bergambar tentang energi
panas
5 secara sendiri-sendiri siswa diminta membuat rangkuman konsep apa saja
yang ditemukan dalam cerita bergambar tersebut
6 Guru meminta sala satu dari siswa memprosentasikan
rangkumannya didepan kelas
sedang siswa lainnya diminta menanggapi
8 Siswa menjawab pertanyaan diskusi secara perorangan dengan
bimbingan guru (fase berpikir)
9 Siswa menjawab pertanyaan diskusi secara berpasangan dengan
bimbingan guru (fase berpasangan)
10 Siswa menjawab pertanyaan diskusi secara kelompok dengan
bimbingan guru (fase berbagi)
11 Masing masing kelompok melaporkan hasil diskusinya
3 Kegiatan Ahir 10 menit
1 Membuat Kesimpulan
2 Tindak lanjut /PR
Siswa diberi tugas membuat rangkuman tentang pelajaran minggu
depan energi Bunyi
3 Memberikan evaluasi
8 Sarana dan sumber belajar
1 Alat bantu mengajar
75
1 Chart tentang perpindahan panas secara konveksi,konduksi da Radiasi
2 LKS cerita Bergambar
2 Sumber Belajar
1 Buku Super IPA kls IV Bambang Sutejo
2 Buku Pedoman guru dalam pembelajaran IPA Kls IV Sumiharto
9 Penilaian
1 Jenis penilaian : tertulis
2 Prosedur penilaian : penilaian proses dan penilaian Ahir
3 Alat penilaian
Soal Kunci jawaban Skor
1 Sebutkan pengertian
Panas
1 Panas adalah zat alir yang berupa
kalor
1
2 Sebutkan 3 nam
termometer
2 a Reamur
b Celsius
c Fahranheit
3
3 Beri 3 contoh energi
Panas
3 a SinarMatahari
b Api
c Gesekan
3
4 Jelaskan perpindahan kalor
secara konduksi
4 Perpindahan Panas yang tidak
diikuti oleh perpindahan zat
perantaranya
2
5 Berikan 2 contoh
perpindahan Kalor secara
konveksi
5 a Memasak Air ,
b Pristiwa Angin darat dan Angin
Laut
2
6 Beri 1 contoh Panas yang
merambat secara Radiasi
6 Sinar Matahari
7 Menyebutkan nama alat
yangdapat mencegah
perpindahan kalor
7 Termos 1
Jumlah Skor Maksimum 12
76
Jumlah Skor siswa
Nilai Anak = ---------------------------- x 100
Skor Maksimum
77
Sandi, selain api apa saja
Gesekan, Matahari dan
sumber air
Gambar 1
Gambar 2
Rini besi yang saya pegang terasa panas
Itu berarti panas telah merambat
secara konduksi
Dengan cara apa lagi panas merambat
Dengan cara Radiasi dan Konveksi Rini
78
Rini,! Apa nama alat yang dapat m
encegah perpindahan PANAS
Termos Sandi
Gambar 3
Pertanyaan diskusi1. Jelaskan Pengertiaan energi panas
2. Dari gambar 1 Beri 4 contoh energi panas dalam kehidupan
sehari-hari
3 Dari Gambar 2
A Sebutkan 3 cara merambat Energi panas
B Beri contoh perambatan energi panas secara konduksi
4 Dari gambar 3 apa nama alat yang dapat mencegah
perpidahan panas
5 Jelaskan bagaimana cara perpindahan panas
A Konveksi
B Konduksi
C Radiasi
79
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi waktu : 4 x 35 menit
1 Standar kompetensi
Memahami Berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan Sehari hari
2 Kopetensi Dasar
Menderkripsikan panas dan bunyiyang terdapat dilingkungan sekitar
serta sipat Sipatnya
3 Indikator
1 Menyebutkan pengertian Energi Bunyi
2 Menyebutkan 3 jenis energi bunyi berdasar frekwensinya
3 Menyebutkan 2 contoh hewan yang dapat mendengar bunyiInfra
sonik
4 Memberi 4 contoh sumber energi bunyi
5 Memberi 2 contoh energi bunyi karena dipukul
6 Menyebutkan 3 jenis bunyi pantul
7 Menyebutkan Pengertian Gema
4 Tujuan pembelajaran
1 Setelah mengerjakan tugas siswa dapat menyebutkan pengertian
Energi Bunyi
2 Setelah bermain broken circle siswa dapat menyebutkan 3 jenis energi
bunyi berdasar frekwensinya
3 Setelah bermain broken circle siswa menyebutkan 2 contoh hewan
yang dapat mendengar bunyiInfra sonik
4 Setelah belajar berpasangan siswa dapat memberi 4 contoh sumber
energi bunyi
5 Setelah belajar berpasangan siswa dapat memberi 2 contoh energi
80
bunyi karena dipukul
6 Setelah diskusi kelompok siswa dapat menyebutkan 3 jenis bunyi
pantul
7 Setelah diskusi kelompok siswa dapat menyebutkan pengertian
Gema
5 Materi ajar
A Pengertian Energi bunyi
Energi bunyi adalah energi yang dihasil kan oleh benda yang
sedang bergetar
B jenis bunyi berdasarkan frekwensi getarannya
1 Bunyi Infrsa sonik
Bunyi yang frekwensinya .< 20 Hz bunyi ini tidak dapat didengar
oleh manusia karena frekwensinya terlalu rendah Bunyi Infrsa
sonik dapat didengar oleh Kelelawar dan Anjing
2 Bunyi Auidio Sonik
Bunyi yang frekwensinya 20 Hz sd 20 000 Hz bunyi Auidio Sonik
dapat
didengar oleh manusia dan hewan
3 Bunyi Ultra sonik
Bunyi yangfrekwensinya <20 000 Hz bunyi ini tidak dapat didengar
oleh manusia karena frekwensinya terlalu tinggi bunyi Ultra sonik
dapat didengar oleh limba-lumba dan kelelawar
C Sumber Buyi
Dilihat dari cara bergetarnya sumber bunyi ada 4 macam
1 Karena dipetik contoh Harpa dan Gitar
2 Karena digesek contoh Biola dan rebab
3 Karena dipukul contoh Gendang dan Beduk
D Macam macam bunyi pantul
1 Gema
81
Bunyi pantul yang terdengar Setelah bunyi asli
2 Gaung
Bunyi pantul yang terdengar Sebagian bersama bunyi asli
3 Bunyi pantul memperkuat bunyi asli
Bunyi pantul yang terdengar bersamaan dengan bunyi asli
6 Metode pembelajaran
Mengungunakan model pembelajaran koperatip learning tipe Berpikir
berpasangan Berbagi yang didalamnya terdapat metod Cerama,
diskusi,tanya jawab,dan Penugasan
7 Langka langka pembelajaran
a Kegiatan Awal 10 menit
1 Menuliskan judul pelsajaran
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran
3 Motivasi
Apa yang terjadi bila botol bekas dipukul dengan sendok
mengapa demikian
b Kegiatan Inti 115 menit
1 Guru menanyakan kepada siswa apakah tugas merangkum materi
tentang energi bunyi sudah dikerjakan
2 Guru meminta siswa membaca rangkuman yang telah dibuat dalam
hati
3 Guru membagikan LKs Broken Circle dalam amplop tertutup
4 Guru menjelaskan cara bermain broken circle
5 Siswa Bermsain broken circle dibawah bimbingan guruSiswa
Bermsain broken circle dibawah bimbingan guru
6 Siswa secara kelompok menempelkan hasil kerjakelompoknya
berupa broken circle dipapan tulis
7 Guru membagikan Lks lembar pertanyaan
8 siswa menjawab pertanyaan guru secara tertulis perorangan
(fase berpikir)
82
9 Siswa menjawab pertanyaan guru secara berpasangan
(fase berbagi)
10 Siswa menjawab pertanyaan guru secara kelompok (fase berbagi)
11 Masing masing kelompok melaporkan hasil diskusinya
c Kegiatan Ahir 15 menit
1 Membuat Kesimpulan
2 Tindak lanjut /PR
Siswa diberi tugas membuat rangkuman tentang pelajaran
minggu depan tentang Energi alternatif
3 Memberikan penguatan
8 Sarana dan sumber belajar
1 Alat bantupembelajaran
1 LKS permainan broken Circle
2 Chart tentang jenisbunyi, sumber bunyi, macam macam
bunyipantul
2 Sumber belajar
1 Buku Super IPA kls IV Bambang Sutejo
2 Buku Pedoman guru dalam pembelajaran IPA Kls IV Sumiharto
9 Evaluasi
1 Jenis penilaian : tertulis
2 Prosedur penilaian : Penilaian proses dan penilaian Ahir
3 Alat penilaian
Soal Kunci jawaban Skor
1 Sebutkan pengertian
Energi Bunyi
Energi bunyi adalah energi yang
dihasil kan oleh benda yang
sedang bergetar
2
2 Sebutkan 3 jenis energi
bunyi berdasar
frekwensinya
1 Infra sonik
2 Audio sonik
3 Ultra sonik
3
3 Sebutkan 2 contoh hewan
yang dapat mendengar
1 Anjing
2 Kelelawar
2
83
bunyi Infra sonik
4 Beri 4 contoh sumber
energi bunyi
1 Bunyi karena dipetik
2 Bunyi karena dipukul
3 Bunyi karena ditup
4 Bunyi karena digesek
4
5 Beri 2 contoh energi
bunyi karena dipukul
1 Gendang
2 Beduk
2
6 Sebutkan 3 jenis bunyi
pantul
1 Gema
2 Gaung
3 Bunyi pantul memperkuat bunyi
Asli
3
7 Sebutkan Pengertian
Gema
Gema adalah bunyi pantul yang
terdengar setelah bunyiasli
2
Jumlah Skor Maksimum 18
Jumlah Skor siswa
Nilai Anak = ---------------------------- x 100
Skor Maksimum
Mengetahui, Indralaya, 1 Agustus 2014
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
Dra. Yanti Sumarni Ernely
NIP. 131890236 NIP. 131396032
84
Kunci Broken Circle Tentang Energi Bunyi
Lembar kerja siswa Pertemuan ke 3Broken circle Energi bunyi
Petunjuk1. Didalam amplop terdapat potongan-potongan kertas yang
bertuliskan konsep bunyi2. Kelompokan konsep konsep tersebut menjadi 3 kelompok tentang :
a. sumber bunyib. Jenis bunyic. Macam macam bunyi pantul
3. Setelah dikelompokkan susun dantempelkan pada tempat yang tela disediakan
4.Jika ada kesulitan mintalah bantuan guru
85
Tempat Memasang Potongan Kertas Broken Circle Tentang Energi Bunyi
Pertanyaan diskusi1.Sebutkan pengertian bunyi2.Berikan masing masing 2 contoh sumber bunyi yang didengar karena: a. Dipetik b. Dipukul c. Ditiup d. Digesek
86
3.Berikan masing masing 2 contoh mahluk hidup yang dapat mendengar jenis bunyi a. Infra sonik b. Audio sonik c. Ultra sonik4.Bunyi dapat dipantulkan jelaskan apa yang dimaksut dengan bunyi pantul : a.Memperkuat bunyi asli b.Gaung c.Gema
5.Bunyi dapat merambat melalui zat padat zat cair dan udara berikancontoh dalam kehidupan sehari hari peeristiwa merambatnya bunyi melalui :
a. Zat padatb. Zat cairc. Udara
87