of 130 /130
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik. Tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran mengandung pengertian luas, mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki karakteristik: (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat positif dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) 1

Lap. Bab 1-6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kepengawasan

Text of Lap. Bab 1-6

LAPORAN

67

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik.Tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran mengandung pengertian luas, mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki karakteristik: (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat positif dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan.Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal yang termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude), keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, kondisi fisik, dan mental. Faktor eksternal, adalah kondisi di luar individu peserta didik yang mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah: metoda yang digunakan guru, gaya mengajar guru, lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan masyarakat).Dari semua faktor eksternal tersebut diatas faktor yang paling dominan yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik adalah adalah faktor metoda dan gaya mengajar guruOleh karena itu pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksanaannya Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif. Metode pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan efektif (T. Raka Joni, 2012). Cara-cara yang dipilih dalam menetapkan metode pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik . metode pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan saja, melainkan juga termasuk di dalamnya materi pengajaran dan sumber belajar alat dan bahan yang digunakan.Faktor yang memengaruhi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar pribadi guru, antara lain keluarga dan lingkungan pergaulan di masyarakat. Faktor lingkungan, yang dimaksud adalah faktor lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pribadi guru sebagai pengelola kelas seperti . Guru harus dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan metode dan teknik yang tepat, oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan berbagai inovasi dan kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran, memiliki persiapan mental, kesesuaian antara tugas dan tanggung jawab, penguasaan bahan ajar, kondisi fisik, dan motivasi kerja yang tinggi. Dari semua faktor internal guru tersebut diatas faktor yang paling dominan yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik adalah Kemampuan guru menciptakan inovasi dan kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran serta kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan metoda pembelajaranBerdasarkan pengalaman saya sebagai kepala sekolah dalam membimbing para guru di sekolah dasar tempat saya bertugas, disadari bahwa kegiatan-kegiatan yang telah diadakan tidak memberi pengaruh besar terhadap perubahan mereka dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Karena kenyataan menunjukkan, bahwa, materi yang diberikan hanya bersifat kognitif tanpa dibarengi dengan praktek langsung di dalam kelas. Sehingga teori-teori yang telah diberikan tersebut hanya sebatas pengetahuan saja, karena untuk prakteknya diserahkan kepada masing-masing guru untuk mempraktekkannya langsung di sekolah masing-masing. Tetapi para guru jarang sekali mempraktekkan apa yang mereka peroleh dari kegiatan yang telah diikuti. Kebanyakan dari mereka kembali ke polanya yang lama dalam mengajar setelah selesai mengikuti kegiatan. Mereka kurang memperhatikan proses pembelajaran di dalam ruang kelas. Padahal sesungguhnya guru sebagai salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pembelajaran mempuyai tugas utama mengajar, mendidik dan membimbing siswa-siswa untuk belajar serta mengembangkan dirinya. Di dalam tugasnya seorang guru diharapkan dapat membantu siswa dalam memberi pengalaman-pengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai individu yang dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat modern. Hal ini diperparah lagi oleh keadaan bahwa proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu, kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan Guru Dalam mengajar dikelas tidak dilengkapi dengan rencanaan pembelajaran (RPP) sebagaimana mestinya. Akibatnya guru tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik, memikirkan metode mengajar yang bervariasi, mempersiapkan media untuk mendukung dan menciptakan proses pembelajaran yang aktip kreativ efektip dan menyenangkan Berdasarkan hasil observasi penulis di kelompok kerja guru SDN 01 Bina Tani kelas IV yang tergabung dalam kelompok kerja guru (KKG) Gugus II kecamatan Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, diperoleh kenyataan bahwa yang terjadi di lapangan menunjukkan masih banyak hal berkenaan dengan proses pembelajaran IPA yang harus dibenahi. Kemampuan guru dalam menyusun RPP masih rendah dalam melaksakan pembelajaran pemberian pengalaman nyata kepada siswa hampir tidak pernah terjadi, sehingga pelajaran IPA dirasakan oleh siswa sebagai suatu hal yang jauh dari lingkungan keseharian mereka. Struktur kegiatan belajar mengajar IPA di SD masih nampak statis, yaitu masih didominasi oleh guru (teacher-centered). Siswa pasif, yang sering dikenal dengan istilah proses pengajaran duduk, dengar, catat dan hafal (DDCH). Metode yang diterapkan guru selama ini lebih banyak menggunakan metode konvensional seperti tanya jawab dan ceramah sehingga motivasi untuk belajar dan hasil belajar siswa rendah Melalui wawancara dengan Guru-guru yang terhimpun dalam kelompok kerja guru (KKG) Kelas IV gugus II kecamatan Mesuji Makmur, diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru-guru masih memiliki kesulitan dalam menyusun Rencana pembelajaran sesuai dengan tuntutan permen 81a tahun 2013 tentang standar proses terutama bagaimana merumuskan indikator pencapaian kompetensi merumuskan tujuan pembelajaran .menguraikan materi ajar sesui standar kompetensi dan kompetensi dasar dan menyusun alat penilaian sedangkan dalam proses pembelajaran guru belum mampu menerapkan pembelajaran PAKEM sesuai PP 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan teruma bagaimana cara memotivasi siswa, membuka dan menutup pelajaran ,menggunakan metoda yang bervariasi,melakukan pegelolaan kelas.memanpaatkan media danmenggunakan teknik bertanyaOleh karena itu untuk memenuhi salah satu kompetensi guru tersebut maka teknik penyajian pembelajaran haruslah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.Berdasarkan studi pendahuluan terhadap guru-guru yang akan melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas seringkali mengalami kesulitan dalam memulai ketrampilan mengajar dengan kata lain keterampilan guru dalam membuat RPP masih rendah. Rendahnya keterampilan guru dalam membuat RPP berdasarkan hasil observasi , maka peneliti mencoba melakukan pengembangan ketrampilan mengajar dengan model pembelajaran menggunakan metode Kreativitas. Adapun metode kreativitas yang dimaksudkan dalam tulisan ini diartikan sebagai cara, prosedur, kegiatan belajar mengajar yang dirancang sendiri oleh guru, di mana siswa menemukan sendiri data, fakta, konsep dan teori yang diperlukan melalui informasi yang disajikan berupa syair dan lagu, melengkapi teks, cerita bergambar, broken circle, melengkapi gambar dan pantun bersahut di mana guru bertindak sebagai motivator, dan fasilitator untuk menjawab / menyelesaikan masalah atau persoalan yang ditemukan. Metode kreativitas, yaitu model yang dibuat sendiri oleh guru atau siswa yang merupakan sumbangan pribadinya dalam usaha untuk menghidupkan peristiwa-peristiwa yang sedang dipelajari. Selain itu pula untuk menggugah hasrat yang laten pada siswa untuk menciptakan sesuatu. Dalam hal ini diusahakan agar masing-masing guru dapat menyumbangkan satu unsur Kreativitas dari satu konsep peristiwa pakta hukum dan berbagai permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari hari kedalam kreatvitas bentuk syair dan lagu, melengkapi teks, cerita bergambar, broken circle, melengkapi gambar dan pantun bersahut dan lain lain sesuai dengan kreativitas guru dan siswa itu sendiri. Menurut Guilford (1959) kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat dan memecahkan masalah yang ditandai dengan sifat-sifat bakat berfikir kreatif yaitu kepekaan terhadap masalah, kelancaran, kelenturan, keaslian, perumusan kembali, dan kerincian dalam pemikiran dan gagasan; serta sifat-sifat bukan bakat berfikir kreatif, yaitu percaya diri, menguasai masalah, memiliki minat dan apresiasi kepada kegiatan kreatif, toleran, berani mengambil resiko, senang berpetualang dan mencari hal-hal baru, dan pemikiran yang beragam.Amabile (1983) yang menyebutkan bahwa: creativity can be regarded as the quality of product or respons judged to be creative people.Munandar (2010; 47-50) mengemukakan tiga bentuk rumusan kreativitas sebagai berikut: Pertama, Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Dari pengertian ini, kreativitas dapat diartikan sebagai daya cipta, yaitu kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Kedua, kreativitas (berfikir kreatif, atau berfikir divergen) adalah kemampuan memecakan masalah berdasarkan data atau informasi yang tersedia untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keanekaragaman jawaban. Model-model kemampuan berfikir kreatifmungkin ndapat diterapkan SD meliputi: menyusun kata konsep, menyusun huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair dan lagu, potong dan tempel gambar broken circle, melengkapi gambar pantun bersahut, melengkapi teks, cerita bergambar, dan sebagainya Ketiga, secara opersional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan orisinilitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, dan memperinci) suatu gagasan. Reni Akbar (2011:12) juga menyatakan bahwa pengetian kreativitas : 1) pemanfaatan barang atau bahan baik yang bekas atau baru sehingga fungsinya menjadi lain dari fungsi aslinya. contoh: pemanfaatan bola lampu listrik bekas menjadi model penyulingan air laut menjadi air tawar. Pengembangan fungsi saklar sebagai pendeteksi volume air dalam bak, dan sebagainya 2) menggabungkan fungsi beberapa bahan/barang bekas atau baru sehingga memiliki fungsi baru yang lain dari aslinya. Contoh: pembuatan alat peraga, model dan alat IPA sederhana, dan 3) menyusun strategi pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan yang baru. Contoh: pendekatan sains, teknologi, lingkungan masyarakat dan lembaran kerja siswa non eksperimen dan sebagainya. Dengan demikian maka diharapkan jangan menjadi guru yang memiliki kemampuan kognitif saja. pembelajaran yang sering dipakai guru dalam pembelajaran di sekolah. Secara umum, penerapan metode konvensional ini dilakukan melalui komunikasi satu arah sehingga situasi belajarnya terpusat pada guru. Suparman (1991) menyatakan bahwa Metode konvensional didominasi oleh metode ceramah dan tanya jawab, metode pembelajarannya berbentuk pemberian penjelasan-penjelasan dari pengajar kepada siswa dan diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung dengan kemampuan guru, karena gurulah yang berperan penuh. Kepiawaian guru dalam menguasai bahan, audience, keterampilan bahasa dan intonasinya sangat menentukan keberhasilan dalam menggunakan metode ini. Masih dominannya guru menggunakan metode ceramah dalam mengajar disebabkan desakan kurikulum, sebagaimana dikemukakan Semiawan (2001) bahwa karena adanya desakan waktu untuk mengejar pencapaian kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang termudah, yaitu menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian terhadap guru-guru kelas IV SDN 01 Bina Tani Gugus II KKG Kecamatan Mesuji Makmur mata pelajaran IPA yang pernah mengikuti Diklat mata tatar penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu salah satu mata tatar dalam workshop penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang merupakan salah satu perangkat administrasi yang harus disiapkan oleh guru. 1.2. Rumusan Masalah Secara umum penelitian ini adalah usaha memperbaiki mata tatar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan pendekatan dan metode kreativitas. Dengan rincian masalah sebagai berikut:Apakah kegiatan KKG Gugus II kecamatan Mesuji makmur dapat meningkatkan ketrampilan mengajar IPA dengan metoda kreativitas bagi Guru Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bina Tani Pengambilan data penelitian untuk keterampilan mengajar IPA dengan menggunakan metoda kreativitas terhadap Guru Kelas IV Sekolah Dasar dalam KKG Gugus II kecamatan Mesuji Makmur dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran, menggunakan format Alat Penilaian Keterampilan Guru APKG 2 yang dimodifikasi , format APKG 2 digunakan untuk menilai keterampilan guru dalam melaksanakan pengajaran. Sedangkan usaha-usaha perbaikannya melalui diskusi antara guru yang mengajar dengan peneliti setelah proses belajar mengajar selesai dengan mengamati hasil rekaman video, dan apabila ternyata terdapat kurang dari angka 3 dari hasil penilaian terhadap format APKG 2 modifikasi, maka dilakukan perbaikan terhadap keterampilan guru dalam mengajar sampai hasil yang diharapkan. Hal ini, dapat dilihat dari pencapaian kriteria terhadap format APKG 2. Modifikasi.

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menyelidiki Apakah kegiatan KKG Gugus II kecamatan Mesuji Makmur dapat meningkatkan keterampilan mengajar IPA dengan metoda kreativitas bagi Guru Kelas IV Sekolah Dasar 01 Bina Tani.

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat pengembangan mengajar dengan metode kreativitas yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat::1. Guru, untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam memahami dan menerapkan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kreativitas sehingga hasil belajar siswa akan semakin meningkat.2. Kepala sekolah, untuk memberikan sumbangan yang bermanfaat dan berguna dalam rangka memperbaiki proses proses pembelajaran IPA.3. Dinas Diknas Kabupaten Kota, Diknas Kecamatan Mesuji Makmur, untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran IPA terutama melalui penerapan metode kreativitas sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

1.5. Hipotesis tindakanKegiatan KKG Gugus II Kecamatan Mesuji Makmur dapat meningkatkan keterampilan mengajar IPA dengan metoda kreativitas bagi Guru Kelas IV Sekolah Dasar 01 Bina Tani.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Kajian Teori2.1.1 Ruang Lingkup IPA Sekolah DasarPendidikan llmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang tercantum di dalam struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum 2013 dijelaskan bahwa IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses kerja ilmiah.Proses ilmiah di atas antara lain meliputi kerja ilmiah yang mencakup: penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah, serta penyusunan dan pengujian gagasangagasan. Untuk memperoleh gagasangagasan dalam IPA, siswa perlu dilatih berpikir divergen agar siswa mampu menemukan masalah dan mengembangkan masalah tersebut menjadi gagasan penyelesaian. Cara ini menuntut siswa untuk berpikir kreatif dalam IPA. Tanpa kreativitas, IPA tidak akan berkembang dinamis selayaknya sebagal ilmu pengetahuan.Menurut Alandre (2009 : 1) bahwa kualitas siswa yang dapat hidup pada dunia teknologi adalah siswa yang mampu menggunakan teknologi. Dalam pembelajaran teknologi harus dapat mengembangkan dua aktivitas yakni penggunaan teknologi dan penciptaan teknologi itu sendiri. Sehingga dengan pembelajaran teknologi ini diharapkan siswa memiliki berbagai kompetensi sebagai bekal dari proses pendidikan yang mereka tempuh. Oleh sebab itu, Harlen (2005) menyarankan agar pengajaran IPA dapat mengembangkan sikap ilmiah (scientific attitude) seperti sikap ingin tahu (curiosity), kebiasaan mencari bukti sebelum menerima pernyataan (respect for evidence), sikap luwes dan terbuka dengan gagasan ilmiah (flexibelity), kebiasaan bertanya secara kritis (critical reflection) dan sikap peka terhadap mahluk hidup dan lingkungan sekitar (sensitifity to living things and environment).Dalam Pedoman Umum Kurikulum 2006 (Dikdasmen, 2006), kurilulum mata pelajaran IPA juga menggariskan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari serta menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi tersebut dapat dicapai jika proses belajar mengajar IPA melibatkan berbagai metode mengajar khususnya eksperimen. Jadi, tidak sekedar interaksi satu arah dan menekankan hafalan (rote learning) tetapi belajar yang sesungguhnya (meaningful learning). Tampaknya proses belajar mengajar yang demikian masih belum banyak diterapkan oleh kalangan pengajar IPA.Alasan klasik adalah kurangnya waktu belajar dan karena beban kurikulum yang padat. Menurut Masdjudi (1999), kurikulum yang dirasa padat ini disebabkan oleh: 1) pengembangan kurikulum dibagi masing-masing kelompok bidang studi; 2) dirasakan terlalu banyaknya materi yang dianggap penting.Ruang lingkup dan isi standar kompetensi kurikulum 2006 merupakan konsep-konsep pokok yang kemudian secara luwes dapat dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Secara lebih kongkrit, materi pelajaran IPA di SD meliputi:a. Kerja Ilmiah.1. Penyelidikan/Penelitian; Siswa menggali pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan analisis untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, mengkomunikasikan kesimpulan, serta menilai rencana prosedur dan hasilnya.2. Berkomunikasi Ilmiah; Siswa mengkomunikasikan pengetahuan ilmiah hasil temuan dan kajiannya kepada berbagai kelompok serta sasaran untuk berbagai tujuan.3. Pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah; Siswa mampu berkreativitas dan memecahkan masalah serta membuat keputusan dengan menggunakan metode ilmiah.4. Sikap dan nilai ilmiah; Siswa mengembangkan sikap ingin tahu, tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data faktual, terbuka terhadap pikiran dan gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan, serta tekun dan teliti.

b. Pemahaman Konsep1. Makhluk hidup dan proses kehidupan; Makhluk hidup memiliki banyak keberagaman dalam hal struktur dan prilaku yang berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan hidupnya. Siswa mengumpulkan informasi tentang cara-cara makhluk hidup untuk bertahan hidup dan mengembangkan pemahaman mengenai strukturnya agar berfungsi secara efektif di lingkungannya. Siswa mengidentifikasi pola interaksi yang terjadi di lingkungan sekitarnya. 2. Benda dan sifatnya; Sifat-sifat benda ditentukan oleh struktur dasarnya. Benda dapat dikelompokkan menurut sifat-sifatnya yang berbeda. Siswa menyelidiki sifat-sifat benda, bagaimana sifat ini dapat diubah, dan pengaruh perubahan ini pada kegunaan benda.3. Energi dan perubahannya; Bumi tempat kita hidup telah dibentuk oleh gaya-gaya yang mempengaruhi bentuk, gerak, perilaku dan energi dari objek. Siswa menjajaki pengaruh gaya dalam kehidupan sehari-hari, memikirkan cara menggunakan energi dan konsekuensinya terhadap lingkungan dan masyarakat. .4. Bumi dan alam semesta; Bumi merupakan salah satu bagian dari alam semesta serta memiliki banyak komponen. Siswa menggali gagasan tentang sifat bumi yang dinamis dan sistem tata surya. Menyelidiki berbagai cara makhluk hidup memanfaatkan bumi, tata surya, dan sumber daya alam. 5. Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (saling temas); Sains terdapat di dalam teknologi, lingkungan dan masyarakat. Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Penekanan pembelajaran salingtemas diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

2.1.2 Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Siswa atau peserta didik di SD adalah mereka yang berusia sekitar 6-13 tahun, yang sedang menjalani tahap perkembangan dari masa kanak-kanak dan memasuki masa remaja awal. Tahap perkembangan anak-anak di SD merupakan suatu masa di mana mereka mempersiapkan dirinya untuk perkembangan dan kehidupannya di masa yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan usianya, perkembangan tingkah laku siswa SD didominasi oleh rasa ingin tahu yang besar terhadap berbagai hal. Demikian juga halnya dengan tingkah laku siswa dalam belajar. Hal ini sejalan dengan tahap perkembangan psikososial anak menurut Erikson (dalam Biehler, 1982:37) bahwa saat anak memasuki dunia sekolah dasar ia berada pada tahap Industry, maka saat itu perkembangan tingkah lakunya didominasi oleh rasa ingin tahu yang tinggi dan merasa yakin dengan performance nya. Pada tahap ini anak belajar mendapatkan pengakuan dengan menghasilkan sesuatu. Sejalan dengan perkembangan usianya, tingkah laku dan kegiatan siswa sekolah dasar yang merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju remaja awal masih lebih banyak bermain, bercerita, bernyanyi dan humor. Hal ini sejalan dengan pendapat Biehler (1982:97-114) yang mengemukakan bahwa kegiatan belajar siswa sekolah dasar sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangannya dapat dilakukan melalui berbagai permainan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru dapat menggunakan berbagai metode bermain seperti menyusun kata konsep, menyusun huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair dan lagu, potong dan tempel gambar broken circle, melengkapi gambar pantun bersahut, melengkapi teks, cerita bergambar, dan sebagainya sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.. 2.1.3 Metode Kreativitas a. Pengertian Metode Pengertian metode secara etimologi dalam Kemus Besar Bahasa Indonesia (1995:652) diartikan sebagai cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dari pengertian metode ini dapat dikemukakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh secara sistematis dalam pelaksanaan proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yakni hasil belajar. Hasil belajar siswa akan dapat diperoleh secara optimal apabila proses pembelajaran yang dilakukan memenuhi standar. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada PP. No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang berbunyi Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Atwi (2001), mengatakan bahwa metode mengajar adalah sebagai cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, metode mengajar berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hamalik (1993), metode mengajar adalah suatu cara, atau langkah-langkah yang akan ditempuh dalam proses belajar mengajar. Dari uraian tersebut metode mengajar dapat disimpulkan sebagai, cara, prosedur belajar mengajar yang dipakai oleh guru dan siswa guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.b. Pengertian Kreativitas Manusia dilahirkan memiliki berbagai potensi, salah satu potensi yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran adalah kreativitas. Reni (2011:24) menilai bahwa kekeliruan dalam pembelajaran adalah kurangnya penelitian terhadap fungsifungsi otak belahan kanan. Belahan otak kiri diisi dengan membaca, menulis, berhitung atau pengetahuan, yang melatih kemampuan berpikir logis, rasional dan linier. Belahan otak kanan belum banyak diisi sehingga terjadi ketidak seimbangan fungsifungsi otak. Fungsi otak menurut belahannya, yaitu belahan kiri (left hemisphere) dan belahan kanan (right hemisphere). Fungsi belahan otak kanan, yaitu irasional, nonlogis, holistik, spontan, perasaan, imajinasi, intuisi, ruang, orientasi pada manusia, think in picture, dan kreatif. Fungsi belahan otak kiri yaitu rasional, logis, linear, sekuensial, fakta, pengetahuan, sistem/aturan, simbol, orientasi pada fakta, think in words and figures, dan implementasi. Guilford (1959) mengartikan kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat dan memecahkan masalah yang ditandai dengan sifat-sifat bakat berfikir kreatif yaitu kepekaan terhadap masalah, kelancaran, kelenturan, keaslian, perumusan kembali, dan kerincian dalam pemikiran dan gagasan; serta sifat-sifat bukan bakat berfikir kreatif, yaitu percaya diri, menguasai masalah, memiliki minat dan apresiasi kepada kegiatan kreatif, toleran, berani mengambil resiko, senang berpetualang dan mencari hal-hal baru, dan pemikiran yang beragam. Amabile (1983) yang menyebutkan bahwa: creativity can be regarded as the quality of product or respons judged to be creative people. Munandar (1992; 47-50) mengemukakan tiga bentuk rumusan kreativitas sebagai berikut: Pertama, Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Dari pengertian ini, kreativitas dapat diartikan sebagai daya cipta, yaitu kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Kedua, kreativitas (berfikir kreatif, atau berfikir divergen) adalah kemampuan memecakan masalah berdasarkan data atau informasi yang tersedia untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keanekaragaman jawaban. Model-model kemampuan berfikir kreatifmungkin ndapat diterapkan SD meliputi: menyusun kata konsep, menyusun huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair dan lagu, potong dan tempel gambar broken circle, melengkapi gambar pantun bersahut, melengkapi teks, cerita bergambar, dan sebagainya Ketiga, secara opersional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan orisinilitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, dan memperinci) suatu gagasan. Reni Akbar (2011:12) juga menyatakan bahwa pengetian kreativitas : 1) pemanfaatan barang atau bahan baik yang bekas atau baru sehingga fungsinya menjadi lain dari fungsi aslinya. contoh: pemanfaatan bola lampu listrik bekas menjadi model penyulingan air laut menjadi air tawar. Pengembangan fungsi saklar sebagai pendeteksi volume air dalam bak, dan sebagainya 2) menggabungkan fungsi beberapa bahan/barang bekas atau baru sehingga memiliki fungsi baru yang lain dari aslinya. Contoh: pembuatan alat peraga, model dan alat IPA sederhana, dan 3) menyusun strategi pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan yang baru. Contoh: pendekatan sains, teknologi, lingkungan masyarakat dan lembaran kerja siswa non eksperimen dan sebagainya.c. Pengertian Metode Kreativitas Dari berbagai pengertian berkenaan dengan metode khususnya metode pembelajaran dan pengertian kreativitas dapat dikemukakan bahwa, metode kreativitas merupakan cara, prosedur, kegiatan belajar mengajar yang dirancang sendiri oleh guru, di mana siswa menemukan sendiri data, fakta, konsep dan teori yang diperlukan melalui informasi yang disajikan berupa, syair dan lagu, melengkapi teks, cerita bergambar, broken circle, melengkapi gambar, pantun bersahut dan lain lain di mana guru bertindak sebagai motivator, dan fasilitator untuk menjawab/menyelesaikan masalah atau persoalan yang ditemukan. Dengan demikian, memungkinkan kerja otak belahan kiri dan otak belahan kanan secara seimbang dengan ciri-ciri berfikir kognitif dan perilaku siswa antara lain: (1) keterampilan berfikir lancar (2) keterampilan berfikir lentur, (3) keterampilan berfikir orisinil (asli), (4) keterampilan berfikir rinci (mengelaborasi), (5) keterampilan menilai (mengevaluasi), dan ciri-ciri non kognitif dan perilaku siswa adalah: (1) rasa ingin tahu, (2) bersifat imajinatif, (3) merasa tertantang dengan kemajemukan, (4) sifat berani mengambil resiko, dan (5) sifat menghargai.d. Keunggulan dan Kelemahan Metode Kreativitas Metode kreativitas dapat digunakan pada setiap tingkat kelas dan pada semua materi pelajaran. Hal ini dikarenakan metode kreativitas memiliki banyak keunggulan. Keunggulan metode kreativitas tersebut antara lain memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif melakukan kegiatan pembelajaran bersama-sama teman-temannya. Siswa dilatih untuk mencari, menemukan dan menyimpulkan informasi serta mampu menggunakan informasi yang telah diperoleh tersebut untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Metode kreativitas juga mampu memotivasi anak untuk belajar sungguh-sungguh. Reni (2001) menyatakan metode kreativitas dapat memacu dan mendorong belahan otak bagian kanan dan kiri berfungsi secara seimbang. Dengan keseimbangan ini, maka pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. Kondisi ini akan lebih memungkinkan siswa dapat menguasai secara tuntas materi pada kegiatan inti pembelajaran. Dalam penerapan metode kreativitas, peranan guru adalah sebagai motivator,dan fasilitator. Selanjutnya, metode kreativitas memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab terhadap kelompok dan dirinya sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Aktivitas yang didominasi oleh siswa akan mampu mengembangkan kreativitas mereka. Di sinilah pada dasarnya terletak hakekat pembelajaran. Selain itu, metode kreativitas mampu mengembangkan potensi sosial yang ada di dalam diri siswa. Setiap individu (siswa) di kemudian hari mau-tidak mau harus mampu berhubungan dengan sesamanya. Kemampuan bersosialisasi merupakan modal dasar untuk mencapai kesuksesan mereka. Metode ini merupakan sarana untuk mengembangkan potensi sosial tersebut.

Beberapa metode kreativitas yang cocok diterapkan untuk siswa sekolah dasar antara lain adalah: menyusun kata konsep, menyusun huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair dan lagu, potong dan tempel gambar broken circle, melengkapi gambar pantun bersahut, melengkapi teks, cerita bergambar, dan sebagainya (Harry dan Kawet, 2000). Metode kreativitas juga memiliki kelemahan. Kelemahan metode kreativitas terletak pada keributan di dalam kelas sering tidak dapat dikontrol oleh guru jika pengelolaan kelas tidak baik/terabaikan. Tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran sering terabaikan karena kebebasan siswa mendominasi proses pembelajaran. Sering aktivitas pembelajaran didominasi oleh siswa yang memiliki tingkat keaktifan tinggi. Siswa yang keaktifannya rendah tenggelam dan mengalami pesimistis dalam belajar. 2.1.4 Keterampilan MengajarGuru sebagai pendidik, dituntut untuk memiliki kompetensi dalam melaksanakan proses pembelajaran kompetensi adalah suatu keadaan mental yang memberikan kepada seseorang kualifikasi untuk berwewenang dan bertanggung jawab atas tindakan atau perbuatannya. Bila dikaitkan dengan mengajar Ali Imron (2005:160) menyatakan bahwa kemampuan itu merupakan sesuatu yang esensial yang harus dimiliki oleh guru, karena tugas guru yang paling utama adalah mengajar. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemampuan mengajar sebenarnya merupakan pencerminan bagi guru atas kompetensi yang dilakukannya.Nana Sudjana (1997:87) berpendapat bahwa pelaksanaan proses belajar-mengajar meliputi beberapa tahapan, yaitu: (1) tahap pra pembelajaran, yakni tahap yang ditempuh pada saat memulai proses belajar mengajar, (2) tahap pembelajaran, yakni tahap penyampaian pesan, (3) tahap evaluasi dan tindak lanjut, tahap ini bertujuan untuk menguasai keberhasilan tahap pembelajaran.Sehubungan dengan proses pembelajaran, Sumadi Suryabrata (1991:7-8) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus senantiasa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh individu peserta berupa potensi bakat, minat serta intelektual yang berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dan kepribadian mereka yang unik dan khas yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran tersebut.Salah satu tujuan pendidikan guru adalah menolong anak mengembangkan potensinya dengan semaksimal mungkin. Oleh karena itu guru harus memahami dan mengenal hakekat anak yang pada dasarnya bukan manusia dalam bentuk kecil atau seorang dewasa minus beberapa hal yang belum dimiliki. Anak adalah seseorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan memiliki potensi untuk menjadi dewasa.Dalam proses pengembangan potensi melalui proses pembelajaran, guru dapat menumbuh-kembangkan situasi pendidikan yang memungkinkan pelaksanaan proses pendidikan yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan peserta didik. Prayitno (2002:2) menyebutkan bahwa melalui penerapan kewibawaan, kasih sayang dan kelembutan, keteladanan, penguatan, dan ketegasan yang mendidik, diharapkan proses pembelajaran akan diwarnai dengan penghargaan yang setinggi-tingginya oleh guru terhadap harkat dan martabat peserta didik sebagai.

2.1.5 KKG gugus II guru kelas IV kecamatan Mesuji MakmurKelompok kerja guru ( KKG ) adalah sekumpulan guru-guru sekolah dasar yang setiap satu minggu sekali berkumpul disuatu tempat untuk membicarakan berbagai masalah yang timbul dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam upaya menciptakan dan menerapkan kegiatan belajar mengajar yang aktif kreativ inofatif dan menyenangkan sesuai dengan tuntutan Bab IV pasal 19 tahun 2005 tentang sandar nasional pendidikan yang berbunyi Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik..Dalam hal ini BSNP 2006 mengatakan untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran perlu dibentuk suatu organisasi seprti porum ilmia guru ,kelompok kerja guru (KKG) ,musawara guru mata pelajaran (MGMP),Ikatan kerja guru mata pelajaran (IKGM) dan organisasi lain yang sejenis. KKG gugus II guru kelas IV kecamatan Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir, di SDN 01 Bina Tani kecamatan Mesuji Makmur dengan anggota 10 orang guru kelas IV (lampiran 3). Pertemuan KKG diadakan satu minggu sekali setiap hari kamis dari pukul 08,00 sampai pukul 12.00 di SD Negeri 01 Bina Tani Kegiatan KKG didampingi nara sumber dan pasilitator Pengawas. Pada kegiatan KKG tersebut materi yang dibahas antara lain ,diskusi, membahahas, serta mencari solusi berbagai kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran minggu lalu, menyusun silabus dan RPP untuk pembelajaran minggu depan dengan berbagai metoda dan teknik secara kelompok, melakukan simulasi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat , diskusi tentang kebaikan dan kelemahan RPP yang telah dibuat dan diskususi tentang kebaikan dan kelemahan simulasi pembelajaran ,serta membahas ,repleksi usul saran dari pasilitator 2.2 Hasil Penelitian RelevanRani Gusti (2007) meneliti tentang efektivitas metode pembelajaran dan teknik kreativitas terhadap pembelajaran IPA SD. Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode dan teknik kreativitas, memungkinkan berkembangnya keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang menyenangkan dan hasil belajar IPA siswa lebih tinggi 2.3 Kerangka berpikirRendahnya kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang aktip kreatip efektiv dan menyenngkan pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dikarnakan ketidak mengertian guru tentang apa itu pembelajaran aktip kreatip efektip dan menyengkan ( PAKEM ) hal tersebut diperparah lagi dengan kebiasaan guru yang sudah merasa nyaman mengajar dengan metode konvensional dengan metode cerama dan tanya jawab, siswa hampir tidak pernah diberi pengalaman nyata dalam belajar , sehingga pelajaran IPA dirasakan oleh siswa sebagai suatu hal yang jauh dari lingkungan keseharian mereka. Struktur kegiatan belajar mengajar IPA di SD masih nampak statis, yaitu masih didominasi oleh guru (teacher-centered). Siswa pasif, yang sering dikenal dengan istilah proses pengajaran duduk, dengar, catat dan hafal (DDCH). sehingga motivasi untuk belajar dan hasil belajar siswa rendah Metode kreativitas merupakan salah satu metode pembelajaran yang berorientasi kepada proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang menekankan pada kemampuan dan proses kognitif terhadap fungsi otak belahan kiri (left hemisphere) dan belahan kanan (right hemisphere) sebagai kemampuan untuk melihat dan memecahkan masalah ysang dianggap Mampu Meningkatkan Keterampilan dan daya serap belajar IPA siswa pada kenyataannya belum mampu diterapkan oleh guru dalam mengajar IPA di Sekolah dasar hal itu dikarnakan rendahnya pengetahuan, kererampilan dan pemahaman guru tentang metoda Kreativitas.Kelompok Kerja Guru ( KKG ) gugus II guru kelas IV kecamatan Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir dimana disetiap pertemuan materi yang dibahas antara lain ,diskusi, membahahas, serta mencari solusi berbagai kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran minggu lalu, menyusun silabus dan RPP untuk pembelajaran minggu depan dengan berbagai metoda dan teknik secara kelompok, melakukan simulasi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat , diskusi tentang kebaikan dan kelemahan RPP yang telah dibuat dan diskususi tentang kebaikan dan kelemahan simulasi pembelajaran ,serta membahas ,repleksi usul saran dari pasilitator untuk pembelajaran minggu depan dengan kegiatan tersebut diharapksan kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktiv kreatif efektif dan Menyenangkan merupakan implementasi dalam meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan metoda Kreativitas sebagai kemampuan melihat dan memecahkan masalah yang ditandai dengan sifat-sifat bakat berfikir kreatif untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa dan kreativitas Guru dalam upaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.Seperti yang telah dijelaskan bahwa metode kreativitas yang dilatihkan pada kegiatan Kelompok Kerja Guru ( KKG ) gugus II guru kelas IV kecamatan Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir diduga dapat menigkatkan Keterampilan Mengajar IPA dengan Metoda Kreativitas bagi guru SDN 01 Bina Tani kelas IV kecamatan Mesuji Makmur dikarnakan pada kegiatan KKG, guru dilatih untuk merancang kegiatan belajar mengajar dengan metode kreatifitas yang menekankan pada kegiatan siswa untuk menemukan sendiri data, fakta, konsep dan teori yang diperlukan sehingga pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan guru lebih terampil dalam mengajar dan selanjutnya meningkatkan kreativitas, motivasi dan keterampilan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Kerangka berfikir

Keterampilan Mengajar IPA dengan Metoda Kreativitas Guru Kelas IV RendahPerencanaanPelaksanaanObservasi Refleksi

Siklus ISiklus IISiklus IIIKegiatan KKG Gugus II Kecamatan Mesuji Makmur

Keterampilan Mengajar IPA dengan Metoda Kreativitas Guru Kelas IV Meningkat

Gambar 1 Kerangka berfikir

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Metode PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian tindakan sebagai salah satu bentuk dari penelitian kualitatif yang bertujuan untuk meningkatkan keteampilan melaksanakan pembelajaran mengajar dengan menggunakan metode kreatavitas melalui kegiatan KKG gugus II kecamatan Mesuji Makmur. Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, dan setiap siklus melalui 4 (empat) tahap kegiatan. setiap siklus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Mendiskusikan kesulitan belajar minggu lalub. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode kreativitas berdasarkan materi yang akan diajarkan c. Melaksanakan simulasi pembelajaran dengan metode Kreativitasd. Mendiskusikan hasil simulasi pembelajaran dengan metode kreativitas. Kemudian dilakukan analisis dan refleksi dan apabila penilaian terhadap setiap guru dengan APKG 2 yang dimodifikasi telah mencapai nilai rata rata minimal katagori baik maka tindakan dianggap sudah berhasi3.2 Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar kelas IV gugus II kelompok kerja guru dalam kecamatan Mesuji Makmur yang telah melakukan.praktek mengajar / simulasi pembelajaran pada pertemuan KKG guru kelas IV kecamatan Mesuji Makmur kabupaten Ogan Komering Ilir yang anggotaya sebanyak 10 guru. Obyek penelitian tindakan ini adalah keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan metode kreativitas 3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan terhadap guru-guru Sekolah Dasar kelas IV dalam kecamatan Mesuji Makmur yang telah mengikuti pelatihan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan praktek / simulasi mengajar dalam kegiatan KKG GUGUS II Kecamatan Makmur Makmur untuk mata pelajaran IPA. Penelitian dilaksanakan tiap tiap hari sabtu dari pukul 08,00 sampai pukul 12,00 pada bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember 2015 bertempat di SD Negeri 01 Bina Tani kabupaten Ogan Komering Ilir dengan jadwal sebagai berikut :No.JADWAL kegiatanBulan

AgtSepOktNop

IPerencanaan

1Pengumpulan data awalX

2Penyusunan silabus pembelajaranX

3Penyusunan rencana pembelajaranX

4Penyusunan instrument penelitianX

IIPelaksanaan

1Pelaksanaan tindakan siklus IX

2Observasi dan monitoringX

3Refleksi siklus IX

4Perencanaan tindakan siklus IIX

5Pelaksanaan tindakan siklus IIX

6Observasi dan monitoringX

7Refleksi siklus IIX

8Perencanaan tindakan siklus IIIX

9Pelaksanaan tindakan siklus IIIX

10Observasi dan monitoringX

11Refleksi siklus IIIX

12Analisa dataX

13Penyusunan laporanX

14Seminar/perbaikan laporanX

15Penggandaan laporan penelitianX

3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan yaitu terdiri dari: 3.4.1 Identifikasi Awal KKG Guru kelas yang diikuti oleh 10 guru, dengan kajian awal dilakukan peneliti untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan mengajar dengan metode Kreativitas yang secara nyata mendesak dan perlu ditangani. Adapun hasil pengamatan pra tindakan terhadap guru Sekolah Dasar kelas IV gugus II kelompok kerja guru dalam kecamatan Indralaya dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode kreativitas. Berdasarkan analisis terhadap 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun guru nampak ditemukan kecenderungan bahwa secara keseluruhan memiliki nilai sama. Dan setelah dilakukan wawancara maka diketahui bahwa guru belum memahami keterampilan mengajar dengan metode Kreativitas

3.4.2 Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil studi pendahuluan maka perlu dilakukan penyusunan program tindakan. Oleh karena itu pada tahap ini peneliti dan guru secara kolaboratif menetapkan keterampilan mengajar dengan metode Kreativitas Rancangan pembelajaran tersebut disusun sedemikian rupa yang akan dilaksanakan pada masing-masing tahapan. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam satu pertemuan selama 40 menit. Urutan proses pembelajaran adalah sebagai berikut: Observasi keterampilan Diskusi struktur pembelajaran yang mengacu pada metode kreativitas Dilanjutkan dengan pemantapan hasil diskusi Demonstrasi pembelajaran dengan metode kreativitas

3.4.3 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut : Guru melaksanakan simulasi mengajar pada tahap 1, peneliti menginterpretasikan dan mengevaluasi tahap 1. Kegiatan inti akhir dari tahap 1. Interpretasi dan evaluasi tindakan tahap 1 dijadikan sebagai rekomendasi bagi tindakan 2. Prosedur pelaksanaan tindakan pada tahap 2 dan 3 dilakukan mengikuti pola prosedur yang terjadi pada tahap 1. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru, dalam hal ini tindakan dilakukan simultan dan tampak dalam arti tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengikutkan guru sehingga peneliti perlu memberikan pengarahan dan pemodelan pembelajaran dengan menggunakan metode kreativitas agar tindakan benar-benar tepat dan sesuai dengan rencana. 3.4.4 Pemantauan Pemantauan dilakukan secara terus menerus mulai tahap 1 sampai tahap 3. Pemantauan yang dilakukan dalam satu tahapan memberi pengaruh pada tindakan yang dilakukan pada tahap berikutnya. Hasil pengamatan selanjutnya didiskusikan dengan guru sehingga menghasilkan refleksi yang berpengaruh pada tindakan yang dilakukan pada tahap berikutnya pula. Pada pelaksanaan tahap 4 dilaksanakan dua kali pertemuan dalam rangka membuktikan asumsi peneliti bahwa rutinitas pelatihan keterampilan mengajar dapat meningkatkan pengembangan mengajar bagi guru ke arah yang lebih baik dan berkualitas.3.4.5 Refleksi Peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan kegiatan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Materi yang didiskusikan melalui kegiatan: Melakukan analisis tentang kegiatan yang telah dilaksanakan Mengulas dan menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan Membahas kendala-kendala yang ditemukan berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan Melakukan interpretasi serta menyimpulkan data untuk selanjutnya dilihat relevansinya dengan rencana yang telah ditetapkan Setelah satu tahapan dilaksanakan dan dari kegiatan pengamatan serta penilaian secara refleksi diperoleh data yang menunjukkan adanya keharusan untuk melakukan perbaikan ataupun perubahan, maka tindakan pembelajaran berikutnya merupakan tindakan pembelajaran yang sudah direvisi dan merupakan siklus ulang tindakan sebelumnya. siklus ulang tindakan terhenti setelah memperoleh bahwa rencana awal penelitian berkaitan dengan keterampilan mengajar dalam mata tatar Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode kreativitas telah memperoleh peningkatan.3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Alat Penilaian Keterampilan Guru APKG II. yang dimodifikasi dipakai untuk menggali data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Adapun komponen kemampuan proses pembelajaran, terdiri dari sepuluh komponen (lihat lampiran). Setiap kemampuan diukur berdasarkan bukti-bukti yang tampak pada observasi dan evaluasi.

3.6 Analisis Data3.6.1. Teknik Analisa Data Teknik analisa data menggunakan rumus teknik proporsi (Sudjana,1987 ) yaitu :DenganK = [ A / N ] x 100 %K = Persentase keterampilan guru A = jumlah guru yang melakukan aktivitas keterampilanN = jumlah total guru Hasil analisis data disajikan dalam bentuk grafik untuk lebih memudahkan dalam membaca data dan memprediksikan apa kesimpulan dari perlakuan yang diberikan. 3.6.2. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan yang diamati adalah Keterampilan melaksanakan Pembelajaran dengan metode Kreativitas Persentase Keterampilan ditentukan dengan acuan dari Arikunto (2006) sebagai berikut:76% - 100% sangat terampil (ST)51% - 75% Cukup Terampil (CT)26% - 50% Kurang Terampil (KT)1% - 25% Tidak terampil (TT)BAB IVHASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian siklus pertama Berdasarkan hasil analisis hasil pengamatan terhadap praktek mengajar yag dilakukan guru dengan mengunakan APKG 2 yang dimodifikasi pada siklus 1 diperoleh data yang memuat data kompetensi keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran data tersebut adalah : 4.1.1 Data kompetensi Melaksanakan pembelajaran Dari hasil pengamatan dengan menggunakan APKG 2 modifikasi terhadap simulasi mengajar yang dilaksanakan guru diperoleh prosentase keterampilan guru pada siklus pertama seperti pada tabel 2Tabel data keterampilan guru dalam melaksanakanPembelajaran pada siklus 1NoKomponen/keterampilan yang amatiRata-rata ( % )

1.Kemampuan Membuka Pelajaran64,1

2.Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran32,0

3.Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat43.4

4.Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi24,2

5.Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran27,3

6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat51,0

7Mengunakan teknik Bertanya31,6

8Membimbing diskusi kelompok kecil42,0

9Kemampuan memberikan penguatan53,5

10Kemampuan Menutup Pembelajaran56,7

Rata-rata42,58

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa guru belum terampil menggunakan alat bantu Pembelajaran 32,0 %, menggunakan metode pembelajaran yang tepat 43.4 % memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi 24,2 % menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran 27,3 % , mengunakan teknik bertanya 31,6 % membimbing diskusi kelompok kecil 42,0 % dan sudah cukup terampil dalam hal kemampuan membuka pelajaran 64,1 % , kemampuan menutup pembelajaran 56,7 %, dan kemampuan memberikan penguatan 53,5 %.Secara umum dapat dikatakan guru SD kelas IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur kurang terampil dalam melaksanakan pembelajaran hal ini dapat dilhat pada Prosentase rata-rata keterampilan melaksananakan pembelajaran pada tabel 2 sebesar 42,85 % adapun keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang perlu ditingkatkan diantaranya menggunakan alat bantu pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran , memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran, mengunakan teknik bertanya, dan membimbing diskusi kelompok kecil

Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran 2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat7. Mengunakan teknik Bertanya8. Membimbing diskusi kelompok kecil9. Kemampuan memberikan penguatan10. Kemampuan Menutup Pembelajaran4.1.2 Refleksi siklus 1 Hasil pengamatan terhadap praktek mengajar yang dilakukan guru pada siklus 1 secara umum dapat dikatakan guru SDN 02 Karya Jaya kelas IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur kurang terampil dalam melaksanakan pembelajaran hal terlihat saat simulasi pembelajaran 1) Guru belum terlampil menggunakan alat bantu pembelajaran (media) hal ini terlihat saat simulasi pembelajaran sebagian guru mempersiapkan media pembelajaran tapi tidak dipakai saat pembelajaran, 2) Metode pembelajaran yang digunakan sebagian besar haya cerama yang diselingi dengan tanya jawab belum bervariasi , 3) Sebagian besar guru belum memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya.dan mengemukakan pendapatnya atau gagasanya terhadap materi yang disampaikan, 4) Sebagian besar guru belum terampil menggunakan respon dan pertanyaan Siswa dalam pembelajaran, 5) Sebagian besar guru belum trampil mengunakan teknik Bertanya masih ada guru yang tidak memberikan waktu tuggu, memberi giliran, menyebarkan pertanyaan dan memberikan acuan saat mengajukan pertanyaan pada siswa , 6) Guru belum terampil Membimbing diskusi kelompok kecil 4.2 Hasil Penelitian Siklus Dua Pada siklus ke dua hasil analis yang dilakukan terhadap data kompetensi keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran : 4.2.1 Data kompetensi Melaksanakan pembelajaran Dari hasil pengamatan selama simulasi pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus ke dua diperoleh prosentase keterampilan guru-guru SDN 01 Bina Tani kelas IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur dalam melaksanakan seperti pada tabel.Tabel Data keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaranpada siklus 2NoKomponen/ Keterampilan yang diamatiRata-rata( % )

1Kemampuan Membuka Pelajaran72,4

2.Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran78,7

3.Menggunakan Metode Pembelajaran yang tepat66,2

4.Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi47.5

5.Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran45,6

6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat72.3

7Mengunakan teknik Bertanya49.1

8Membimbing diskusi kelompok kecil59,8

9Kemampuan memberikan penguatan77,0

10Kemampuan Menutup Pembelajaran78,4

Rata-rata61,70

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa guru sudah cukup terampil dalam hal kemampuan membuka pelajaran 72,4 % , Kemampuan menutup pembelajaran 78,4 %, Kemampuan memberikan penguatan 77,0 %. menggunakan metode pembelajaran yang tepat 66,2 % namun masih belum terampil menggunakan alat bantu pembelajaran 48,7 %, mengunakan teknik bertanya 31,6 % memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi 47,5 % menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran 45,6 % membimbingdiskusi kelompok kecil 59,8 %.Walaupun masih banyak keterampilan yang perlu ditingkatkan seperti keterampilan guru dalam menggunakan Alat bantu pembelajaran, mengunakan teknik bertanya, memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi , menggunakan Respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran, secara umum dapat dikatakan guru SDN 01 Bina Tani kelas IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur setelah siklus ke dua cukup terampil dalam melaksanakan pembelajaran hal ini dapat dilhat pada Prosentase rata-rata keterampilan melaksananakan pembelajaran pada tabel 4 sebesar 68.1 %.

Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat7. Mengunakan teknik Bertanya8. Membimbing diskusi kelompok kecil9. Kemampuan memberikan penguatan10. Kemampuan Menutup Pembelajaran

4.2.2 Refleksi Siklus 21. Keterampilan guru dalam menentukan Langkah-langkah pembelajaran masih perlu ditingkatkan terutama bagaimana cara merencanakan apersepsi,motivasi ,prasyarat Ilmu pengetahuan pada kegiatan awal , pada kegiatan inti guru harus trampil bagaimana cara mendeskripsikan kegiatan belajar mengajar supaya menjadi aktif, kreatip, inovatip dan menyenangkan, pada kegiatan penutup guru harus terampil bagaimana merencakan program tindak lanjut agar siswa terlibat aktif dalam mengerjakan tugas mandiri maupaun tugasterstruktur 3) Keterampilan merencanakan penilaian masih perlu ditingkatkan terutama cara merencanakan jenis dan prosedur penilaian ,dan pada alat penilaian harus mencantumkan soal, kunci jawaban, penskoran, dan petunjuk penilaian2. Dari hasil pengamatan selama simulasi pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus ke dua secara dapat dikatakan kompetensi dan ketrampilan guru-guru SDN 01 Bina Tani kelas IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur dalam melaksanakan pembelajaran IPA mengalami peningkatan dibading pada siklus 1 pada siklus 1 rata rata prosentasi keterampilan guru 42,58 % menjadi 61,70 % dalam hal ini dapat dikatakan di ahir siklus kedua guru-guru SDN 01 Bina Tani kelas IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur dalam melaksanakan pembelajaran IPA sudah cukup namun masih perlu ditingkatkan dalam hal keterampilan guru dalam: 1) Menggunakan alat bantu pembelajaran / alat praga (media pembelajaran) terutama dalam hal merancang,membuat dan memodifikasi alat bantu pembelajaran, membuat LKS kreativitas serta menggunakan LKS dan media pembelajaran lainnya yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan guru melalui metode kreativitas. 2) Teknik bertanya, dalam melakukan tehnik bertanya guru harus lebih meningkatkan lagi bagaimanacara memusatkan perhatan siswa saat mengajukan pertanyaan ,bagaimana menyebarkan pertanyaan dan mengajukan pertanyaan yang memberi acuan, 3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dan menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran 4.3 Hasil Penelitian siklus TigaSetelah siklus ketiga berahir hasil analisis yang dilakukan terhadap hasil pengamatan praktek mengajar yag dilakukan guru diperoleh data sebagai berikut :Tabel Data keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus 3No.Komponen/keterampilan yang amatiRata-rata( % )

1.Kemampuan Membuka Pelajaran97,8

2.Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran79,2

3.Menggunakan Metode Pembelajaran yang tepat90,6

4.Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi89.7

5.Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran85,4

6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat93.9

7Mengunakan teknik Bertanya82,1

8Membimbing diskusi kelompok kecil75.2

9Kemampuan memberikan penguatan96,0

10.Kemampuan Menutup Pembelajaran95,7

Rata-rata88,56

Secara umum dapat dikatakan guru SDN 02 Karya Jaya kelas IV yang tergabung dalam gugus II kecamatan Mesuji Makmur setelah siklus ke tiga sangat terampil dalam melaksanakan pembelajaran ssecara rinci dapat kita uraikan keterampilan membuka pelajaran 97,8 %, keterampilan menggunakan alat bantu pembelajaran 79.2 %.keterampilan menggunakan metode pembelajaran 90.6 %, keterampilan memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi 89,7%,keterampilan menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran 85,4 %, keterampilan menggunakan dan menyampaikan materi pembelajaran 93,9 %, keterampilan menggunakan teknik bertanya 82,1 %, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 75,2 % , keterampilan memberikan penguatan 96,0 % dan keterampilan menutup pelajaran 95,7%.

Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat7. Mengunakan teknik Bertanya8. Membimbing diskusi kelompok kecil9. Kemampuan memberikan penguatan10. Kemampuan Menutup Pembelajaran

3.Refleksi siklus 3 Berdasarkan hasil pengamatan selama simulasi pembelajaran yang dilaksanakan guru diahir siklus ke tiga dapat dikatakan kompetensi dan ketrampilan guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kreativitas naik dari 61.70 % menjadi 88,56 % (naik 26,86 %) dengan demikian dapat diartikan bahwa ahir siklus ketiga guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA sudah sangat terampil, dan sudah mampu menerapkan pembelajaran aktif kreatip efektif inovatif dan menyenangkan dengan menggunakan model pembelajaran yang menerapkan metode, kreativitas Selanjutnya dalam menerapkan pembelajaran IPA dikelas guru-guru sudah memiliki kompetensi dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan APKG 2 modifikasi, sepert membuka pelajaran, menggunakan alat bantu pembelajaran menggunakan metode pembelajaran, memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi, menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran, menggunakan dan menyampaikan materi pembelajaran, menggunakan teknik bertanya, membimbing diskusi kelompok kecil, memberikan penguatan, dan menutup pelajaran. Meningkat cukup signifikan 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisis dan pengolahan data terhadap keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metoda kreativitas ternyata guru masih kurang terampil dalam melaksanakan pembelajaran IPA, sesuai dengan tahapan tahapan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran menggunakan metoda kreativitas yang sudah dilatihkan, hal ini dikarnakan guru belum memahami betul bagaimana menyusun RPP IPA dan bagaimana cara menerapkan model pembelajaran IPA menggunakan metoda kreativitas dikarnakan: 1) Guru sudah terbiasa dan merasa nyaman mengajar dengan metoda konpensional (teacher-centered). Dimana yang guru aktif sedangkan siswa pasif, yang sering dikenal dengan istilah proses pengajaran duduk, dengar, catat dan hafal (DDCH). 2) Sebagian besar guru belum paham dan belum mampu mendiskripsikan materi IPA yang akan diajarkan kedalam lembar kerja siswa ( LKS ) bentuk kreativias 3) Sebagian guru belum terampil merancang/memodifikasi alat/media pembelajaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran kreativitas hal ini sesuai dengan pernyataan dari Reni Akbar (2001:12) yang menyatakan bahwa Kreativitas dalam pembelajaran diartikan sebagai pemanfaatan barang atau bahan baik yang bekas atau baru sehingga fungsinya menjadi lain dari fungsi aslinya. atau menggabungkan fungsi beberapa bahan/barang bekas atau baru sehingga memiliki fungsi baru yang lain dari aslinya. Atau menyusun strategi pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan yang baru.seperti pendekatan sains, teknologi, lingkungan masyarakat dan lembaran kerja siswa bentuk kreativitas dalam seperti. menyusun kata konsep, menyusun huruf, teka-teki silang, peta konsep, sajak dan gambar, sair dan lagu, potong dan tempel gambar broken circle, melengkapi gambar pantun bersahut, melengkapi teks, cerita bergambar, dan sebagainya 4 ) Dalam melaksakan pembelajaran Guru belum terlampil menggunakan alat bantu pembelajaran (media), Dalam hal ini sebagian guru juga belum terbiasa menggunakan metoda kreativitas pembelajaran, metoda yang digunakan sebagian besar hanya cerama yang diselingi dengan tanya jawab, belum terbiasa memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dan belum terbiasa untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat atau gagasanya terhadap materi yang disampaikan, guru juga belum terampil menggunakan respon dan pertanyaan Siswa. Untuk mengatasi semua kekurangan tersebut diahir siklus pertama guru guru dilatih ulang dan diajak berdiskusi mengengenai bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan metoda kreativitas agar pembelajaran menjadi efektiv, inovatif, kreativ dan menyenangkan disampng itu dilakukan simulasi pembelajaran ulang supaya guru-guru memahami dan mampu menerapkan pembelajaran kreativ efektiv inovatif dan menyenangkan berkaitan dengan metoda kreativitas untuk diterapkan pada siklus kedua pada pertemuan KKG minggu berikutnya. 4.4.1 Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 1 dan 2 Dari hasil pengolahan data kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metoda kreativitas guru sudah mulai menerapkan pembelajaran aktip kreativ dan menyenangkan sesuai konsep yang telah dibahas pada siklus satu walaupun disana sini masih ada kekurangannya 5) Guru cukup terampil melaksankan pembelajaran IPA sesuai tuntutan APKG 2 yang dimodifikasi sesuai dengan apa yang telah didiskusikan dan dilatihkan pada siklus 1 keterampilan-keterampilan tersebut dari siklus satu ke siklus dua mengalami peningkatan yang cukup signifikan seperti tampak pada tabel Tabel Data peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakanpembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2NoKomponen/keterampilan yang amatiRata-rata( % )

Siklus1Siklus2Peningkatan

1.Kemampuan Membuka Pelajaran64,172,48,3

2.Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran32,048,716,1

3.Menggunakan Metode Pembelajaran yang tepat43.466,222,8

4.Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi24,2

47.523,3

5.Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran27,345,618,3

6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat51,072.321,3

7Mengunakan teknik Bertanya31,649.117,5

8Membimbing diskusi kelompok kecil42,059,817,8

9Kemampuan memberikan penguatan53,577,023,5

10Kemampuan Menutup Pembelajaran56,778,421,7

Rata-rata42,5861,7019,12

Dengan menggunakan data pada tabel diatas dapat di jelaskan bahwa kopetensi dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA denganmetode teknik danLKS kreativitas pada siklus dua mengalami peningkatan dibading pada siklus pertama. Prosentase rata rata keterampilan guru melaksanakan pembelajaran naik dari 45.58 % menjadi 61,70 % ( naik 19,12 % ) secara rinci peningkatan prosentase keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan metode kreativitas dari siklus satu ke siklus dua dapat dijelaskan sebagai berikut. Keterampilan guru dalam membuka pelajaran meningkat 8,3 %, keterampilan guru dalam menggunakan alat bantu pembelajaran meningkat 16,1 %.keterampilan guru dalam menggunakan metode pembelajaran meningkat 22,8 %, keterampilan guru dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi meningkat 22,3 %, keterampilan guru dalam menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran meningkat 18,3 %, keteram pilan guru dalam menggunakan dan menyampaikan materi pembelajaran meningkat 21,3 %, keterampilan guru guru dalam dalam menggunakan teknik bertanya meningkat 17,5 %, keterampilan guru dalam dalam membimbing diskusi kelompok kecil meningkat 17,8 % , keterampilan guru dalam memberikan penguatan meningkat 23,5% dan keterampilan guru dalam menutup pelajaran meningkat 21,7 %. walaupun diahir kegiatan siklus dua guru-guru sudah cukup terampil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengunakan metode kreativitas namun masih ada kopetensi keterampilan guru yang harus ditingkatkan walaupun keterampilan tresebut dari siklus satu ke siklus ke dua mengalami peningkatan

Grafik peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat7. Mengunakan teknik Bertanya8. Membimbing diskusi kelompok kecil9. Kemampuan memberikan penguatan 10. Kemampuan Menutup Pembelajaran Ada beberapa keterampilan guru yang perlu ditingkatkan diahir siklus dua untuk diterapkan pada siklus tiga 1) untuk menyusun RPP IPA kompetensi yang masih harus di tingkatkan adalah keterampilan merumuskan tujuan pembelajaran , keterampilan menentukan langkah-langkah pembelajaran, dan keterampilan merancang penilaian 2) Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran yang mengunakan metode, kreativitas kompetensi dan keterampilan yang harus ditingkatkan adalah keterampilan menggunakan alat bantu pembelajaran ,keterampilan mengunakan teknik bertanya, ketermpilan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, keterampilan menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran, dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut diahir siklus kedua guru-guru diajak diskusi lalu menyusun RPP IPA ulang dan melakukan simulasi pembelajaran untuk mempraktekan RPP IPA yang telah disusun yang akan diterapkan pada siklus ketiga pada pertemuan minggu berikutnya.Guru guru juga sudah memiliki kompetensi dan terampil dalam melaksanakan pembelajaran sesuai tuntutan APKG 2 modifikasi Diahir siklus ketiga keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kreativitas mengalami peningkatan yang cukup signifikan seperti tampak pada tabel

Tabel Data peningkatanketerampilan guru dalam melaksanakanpembelajaran pada siklus 2 dan siklus 3NoKomponen/keterampilan yang amatiRata-rata( % )

SikLus 2SikLus 3Peningkatan

1.Kemampuan Membuka Pelajaran72,497,825,4

2.Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran48,779,230,5

3.Menggunakan Metode Pembelajaran yang tepat66,290,624,4

4.Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi47.589.722,2

5.Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran45,685,439,8

6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat72.393.921,6

7Mengunakan teknik Bertanya49.182,133,0

8Membimbing diskusi kelompok kecil59,875.215,4

9Kemampuan memberikan penguatan77,096,019.0

10Kemampuan Menutup Pembelajaran78,495,717,3

Rata-rata61,7088,5626,86

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat kita uraikan bahwa kopetensi dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan metode kreativitas pada siklus tiga mengalami peningkatan sangat signifikan dibading pada siklus kedua. Prosentase rata rata keterampilan guru melaksanakan pembelajaran naik dari 61,70 % menjadi 88,56 % (naik 26,86 % ) secara rinci peningkatan prosentase kopetensi dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan metode kreativitas dari siklus satu ke siklus dua dapat dijelaskan sebagai berikut, keterampilan membuka pelajaran meningkat 25,4 %, keterampilan menggunakan alat bantu pembelajaran meningkat 30,5 %. keterampilan menggunakan metode pembelajaran meningkat 24,4 %, keterampilan memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi meningkat 42,2 %,keterampilan menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran meningkat 39.8 %, keteram pilan menggunakan dan menyampaikan materi pembelajaran meningkat 21,6 %, keterampilan menggunakan teknik bertanya meningkat 16,1 %, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil meningkat 15,4 % , keterampilan memberikan penguatan meningkat 19,0 % dan keterampilan menutup pelajaran meningkat 17,3 %.

Grafik peningkatanketerampilan guru dalam melaksanakanpembelajaran pada siklus 2 dan siklus 3

Ket : 1. Kemampuan Membuka Pelajaran2. Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran3. Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi5. Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran6. Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat7. Mengunakan teknik Bertanya8. Membimbing diskusi kelompok kecil9. Kemampuan memberikan penguatan10. Kemampuan Menutup PembelajaranDikarnakan pada akhir siklus ke tiga keterampilan guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode teknikdan LKS kreativitas sudah tercapai sesuai dengan yang diharapkan maka penelitian tindakan ini tidak dilanjutkan lagi ke siklus keempat

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanHasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa ketempilan guru-guru Sekolah Dasar Negeri 01 Bina Tani kelas IV pada gugus II KKG dalam kecamatan Mesuji Makmur kabupataen Ogan Komering Ilir dalam menyusun RPP IPA dan keterampilan melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metoda kreativitas dapat disimpulkan bahwa : Kegiatan KKG Gugus II kecamatan Mesuji Makmur dapat meningkatkan keterampilan mengajar IPA dengan metoda kreativitas bagi Guru Kelas IV Sekolah Dasar. (Hipotesis)

5.2. Saran-saran Dari temuan yang diperoleh pada penelitian ini, disampaikan saran-saran sebagai berikut :1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kreativitas yang dilatihkan dalam kelompok kerja guru (KKG) di sekolah dasar cukup efektif untuk meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran model PAKEM dikelas IV SD. Berdasarkan hal itu, disarankan kepada para guru untuk menggunakan metode Kreativitas dalam pembelajaran IPA. Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk dapat menggunakan metode kreativitas sebagai bahan inovasi dan variasi dalam pembelajaran IPA. 1) Tahap pertama, guru secara sendiri-sendiri atau kelompok dalam kegiatan KKG mempelajari buku petunjuk aplikasi metode Kreativitas untuk menambah pengetahuan dan pemahaman. 2) Tahap kedua, melakukan pendekatan dan membujuk para guru untuk mau melaksanakan uji coba baik di sekolah masing-masing atau secara bersama-sama dalam kegiatan KKG serta meminta penilaian dari guru / teman sejawat / kepala sekoh dan pengawas terhadap strategi / metode baru yang diuji cobakan hasil ujicoba diharapkan dapat menjadi bahan gambaran, bahwa metode kreativitas efektif meningkatkan keterampilan dan kemampuan guru dalam dalam melaksakan pembelajaran 3) Tahap ketiga, memberikan informasi kepada para guru bahwa metode kreativitas relevan untuk meningkatkan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran model PAKEM. 4) Tahap keempat, para guru dengan pengetahuan yang cukup melaksanakan di sekolah masing-masing.

1. Penerapan strategi metode dan teknik pembelajaran selalu dipengaruhi oleh perbedaan individu. Untuk itu para guru disarankan untuk memperhatikan perbedaan individu dalam penerapan metode kreativitas.

1. Agar metode kreativitas dapat dipahami oleh para guru ada tiga jalan yang dapat ditempuh, yaitu pengembangan diri, pendidikan dan latihan ( Diklat ) serta melalui pendidikan formal. Jalan pengembangan diri, disarankan agar setiap individu guru mau membaca buku-buku dan media lain yang berisi tentang inovasi pendidikan, baik yang menyangkut metode kreativitas maupun inovasi lainnya, yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA. Pelatihan dan penataran dapat ditempuh melalui Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Sistem Pembinaan Profesi (SPP) dengan wadah kegiatan KKG/MGMP dan penataran yang diadakan oleh departemen dan dinas pendidikan dengan materi yang sifatnya inovatif baik metode kreativitas maupun inovasi lainnya. Pendidikan formal terutama Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) yang mendidik calon guru Sekolah Dasar sampai ke Sekolah Lanjutan Atas untuk guru bidang studi IPA, sehingga mereka memperoleh pengetahuan dan memiliki keterampilan menggunakan metode kreativitas dan metode-metode inovasi lainnya. Calon guru tanpa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, bila terjun ke lapangan menjadi guru mereka akan mendapat hambatan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dapat menyenangkan, mudah, cepat dan menggairahkan siswa dalam belajar IPA

1. Diharapkan pembelajaran dengan metode kreativitas ini bukan hanya digunakan pada mata pelajaran IPA saja tapi dapat di terapkan untuk matapelajaran lain disekolah dasar 1. Penelitian ini hanya terbatas pada pada gur-guru kelas IV SD pada KKG gugus 1 kecamatan Indralaya, maka penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan dan kelemahan. Oleh karena itu, agar dapat memperoleh data empirik dan pengetahuan yang lebih luas, diharapkan ada peneliti lain mau mengadakan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar,Reni., dkk 2011. Kreativitas. Jakarta: Algresindo.

Alandre. 2009 The thingking classroom is based on the collective research and ideas of cognitive skills group, Harvard Project ZeroAli Imron (2005). Pembinaan Guru di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya..Atwi, Suparman. (2001). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas-PPAIBiehler, Robert F. 1982. Psychology applied to teaching. New York: Houghton Mifflin.Depdiknas. 1995.Kamus Besar BahasaIndonesia Jakarta: Depdiknas.Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Kurikulum 2004. Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian. Jakarta: Depdiknas.Depdiknas. 2005. Standar Pendidikan Nasional, Peranturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.Depdiknas. 2007. Standar standar proses , PeranturanMentri pendidikan Republik Indonesia 41 Tahun 2001 Tentang Standar Proses. Jakarta: DepdiknasGuilford, J. P. 1959. Fundamental Statistisc in Psychology and Education. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc. Herlen. W. 2005. Teaching and learning primary in science. London: Harper and Row Ltd.Hamalik. 1993. Psikologi belajar dan mengajar, Bandung: Sinar BaruHarry dan Th Kawet. 2008. Pengembangan Kreativitas Dalam Pembelajaran IPA. Bandung: PPPG IPA.Nana,Sujana. 1987. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.Masdjudi. 1999. Menggusur kurikulum padat, Pendidikan dan Kebudayaan.

Munandar,Utami.2010 Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Penuntun bagi guru dan prang tua. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.-----------. 1999. Kreativitas dan keberbakatan. Jakarta: GramediaRani Gusti 2007. Efektivitas pembelajaran Kretivitas terhadap hasil belajar IPA siswa SLTPN di Pariaman, Tesis, PPs. Universitas Negeri Padang.Semiawan,Cony. 2001. Memupuk Bakat dan Kreatifitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Sumadi Suryabrata. (1991). Ilmu dalam Prespektif. Jakarta: Obor IndonesiaT.Raka,Joni 2012, Strategi Belajar-Mengajar Tinjauan Pengantar, P2LPTK Ditjen Pendidikan Tinggi Dep. P dan K: Jakarta.

.

.

Lampiran 1: Instrumen Penelitian1. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1Modifikasi

Nama Guru:NIP:Mata Pelajara:Unit Kerja:No.Komponen yang dinilaiNilai

1234

1.Rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus

2.Menguraikan Materi Pembelajaran

3.Menentuan Alat Bantu Pembelajaran

4.Menentuan Metode pembelajaran

5.Menentukan Langka langkah pembelajaran

6.Menentuan Sumber Belajar

7Menetapkan Alokasi Waktu

8..Merancang Penilaian

.

Rata rata

Lampiran 2: Instrumen Penelitian1. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2Modifikasi

Nama Guru:NIP:Mata Pelajara:Unit Kerja:

No.Komponen yang dinilaiNilai

1234

1.Kemampuan Membuka

2.Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran

3.Menggunakan Metode Pembelajaran Yang tepat

4.Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi

5.Menggunakan Respon dan Pertanyaan Siswa dalam pembelajaran

6.Menggunakan dan menyampaikan Materi Pembelajaran dengan tepat

7Mengunakan teknik Bertanya

8Membimbingdiskusi kelompok kecil

9Kemampuanmemberikan penguatan

10.Kemampuan Menutup Pembelajaran

Rata-rata

Lampiran 3Daftar nama guru-guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Bina T ani pada KKG gugus II kecamatan Mesuji Makmur

No.NamaTempat Tugas

1.Rohada S.PdSD Negri 01 Bina Tani

2.Samsuri, S.Pd.SD

3.Marlina , S.Pd.SD

4.Ernelly, S.Pd.SD

5.Zakia Wati, S.Pd.SD

6.Sardiman, S.Pd

7.Amrina Rosada, A.Ma.Pd

8.M.Padil Fitri, S.Pd.SD

9.Iskandar, S.Pd

10.Sri Yulianti, S.Pd.SD

Lampiran 4:

DAFTAR CURRICULUM VITAE

1Nama

NGANI S.Pd M.M.

2Jenis Kelamin

Laki laki

3NIP

196409071992081001

4Pangkat/Golongan

Penata TKI/IIId

5Pekerjaan

Pengawas Madya

6InstansiUPTD Pendidikan Kec Mesuji Makmur

7Alamat KantorJln.Pulay raya catur tunggal Kecamatan Mesuji Makmur Kab OKI Kode Pos 30681

Mesuji Makmur, Nopember 2015 Yang membuat pernyataan

NGADI,S.Pd.M.M. NIP : 19640071992081001

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1

Mata pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/2 Alokasi waktu : 2 x 35 menit

1 Standar kompetensi Memahami gaya dapat mengubah gerak dan /atau bentuk suatu benda

2 Kopetensi Dasar Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda

3 Indikator 1 Menyebutkan pengertian gaya 2 Menjelaskan bahwa karet bila ditarik menjadi panjang 3 Menjelaskan bila plastisin bulat bila ditekan menjadi pipih 4 Menjelaskan bahwa lidi bila ditekan menjadi patah 4 Tujuan pembelajaran1. Setelah tanya jawab siswa dapat menyebutkan pengertian gaya2. Setelah menerima informasi dari guru siswa dapat menjelaskan bahwa karet bila ditarik menjadi panjang3. Setelah demonstrasi siswa dapat menjelaskan bila plastisin bulat bila4. ditekan menjad pipih5. Setelah demonstrasi siswa dapat menjelaskan bahwa lidi bila ditekan6. menjadi patah

5 Materi ajar 51 Pengertian Gaya Gaya adalah tarikan atau dorongan

52 Pengaru gayaSakah satu pengaruh gaya terhadap benda dapat mengubah bentuk bendaContoh 1 Karet gelang ditarik bentuknya bertambah panjang2 Plastisin bulat ditekan menjadi pipih3 Lidih ditekan menjadi patah

6 Metode pembelajaran 1 Cerama 2 Tanya jawab 3 Demonstrasi

7 Langka langkah pembelajaran 7.1 Kegiatan Awal 1 Menuliskan judul pelajaran 2 Menyampaikan tujuan 3 Motivasi Apa yang terjadi dengan kaca bila dipukul dan mengapa hal tersebut terjadi

7.2 Kegiatan Inti 1 Menerima inpormasi dari guru tertang pengertian Gaya 2 Melakukan demonstrasi bahwa karet gelang bila ditarik menjadi panjang 3 Melakukan demonstrasi bahwa Plastisin bentuk bulat bila ditekan bentuknya menjadi pipih 4 Melakukan demonstrasi bahwa Lidi bila ditekukmmenjadi patah

7.3 Kegiatan Ahir 1 Membuat Kesimpulan 2 Tindak lanjut /PR Siswa diberi tugas membuat rangkuman tentang pelajaran minggu depan energi Panas 3 Memberikan penguatan 8 Sarana dan sumber belajar 8.1 Alat bantu mengajar 1 Plastisin 2 Lidi 3 Karet gelang 8.2 Sumber Belajar 1 Buku Super IPA kls IV Bambang Sutejo 2 Buku Pedoman guru dalam pembelajaran IPA Kls IV Sumiharto

9 Evaluasi 1 Jenis penilaian : tertulis 2 Prosedur penilaian :penilaian proses dan penilaian Ahir 3 Alat penilaian

SoalKunci jawabanSkor

1 Sebutkan pengertian gaya

Gaya adalah tarikan atau dorongan2

2 Jelaskan apa yamng terjadi pada karet bila karet tersebut ditarikBentuk karet bertambah panjang2

3 Jelaskan apa yang terjadi pada plastisin bulat bila ditekan Bentuknya menjadi pipih2

4 Jelaskan Apa yang terjadi pada lidih bila ditekukLidih menjadi patah

2

Jumlah Skor siswa Nilai Anak = ---------------------------- x 100 Skor Maksimum

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2

Mata pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/2 Alokasi waktu : 2 x 35 menit

1 Standar kompetensi Memahami Berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari hari

2 Kopetensi Dasar Menderkripsikan panas dan bunyiyang terdapat dilingkungan sekitar serta sipat-ipatnya

3 Indikator 1Menyebutkan pengertian Panas 2 Menyebutkan 3 nama termometer 3Memberi 3 contoh energi Panas 4 Menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi 5 Setelah mengerjakan tugas siswa dapat memberikan 2 contoh perpindahan Kalor secara konveksi 6 Memberi contoh Panas yang merambat secara Radiasi 7 Menyebutkan nama alat yangdapat mencegah perpindahan kalor

4 Tujuan pembelajaran 1 Setelah mendengar penjelasan guru siswa dapat menyebutkan pengertian Panas 2 Setelah tanya jawab siswa dapat menyebutkan 3 nama termometer 3 Setelah tanya diskusi siswa dapat memberi 3 contoh energi Panas 4 Setelah tanya jawab siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi 5 Setelah mengerjakan tugas siswa dapat memberikan 2 contoh Perpindahan Kalor secara konveksi 6 Setelah mengerjakan tugas siswa dapat memberi contoh Panas yang merambat secara Radiasi 7 Setelah mendengar penjelasan guru siswa menyebutkan nama alat Yang dapat mencegah perpindahan kalor

5 Materi ajar 1 Pengertian Panas Panas adalah zat alir yang berupa kalor sedangkan tingkat / derajat panas dinginya suatu zat dinamakan Suhu 2 Alat ukur suhuAlat ukur suhu dinamakan termo meter menurut Skalnya termometer ada 4 jenis yaitu Reamur,Celsius, Fahranheit, Kalvin. 3 Sumber energi Panas Contoh Sumber energi Panas dalam dalam kehidupan sehari hari Api, Sinar matahari,Mata Air panas,Gesekan

4 Sipat sipat energi PanasEnergi panas dapatberpindah dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya rendah dilihat dari cara berpindahnya ada 3cara perpindahan panasa Perpindahan panas secara konveksi Perpindahan Panas yang di ikuti oleh perpindahan zat perantaranya contoh Memasak Air ,Pristiwa Angin darat dan Angin Lautb Perpindahan panas secara konduksi Perpindahan Panas yang tidak di ikuti oleh perpindahan zat perantaranya contoh Besi yang ujungnya dipanaskan panas tersebut merambat kepangkal besi c Perpindahan Panas secara Pancaran /Radiasi Perpindahan kalor tampa zat perantara Contoh sinar mata hari

5 Alat yang dapat mencega perpindahan kalor dinamakan Termos 6 Metode pembelajaran 1 Cerama 2 Diskusi 3 tanya jawab 4 Penugasan7 Langkah langkah pembelajaran 1 Kegiatan Awal 10 menit 1 Menuliskan judul pelajaran 2 Menyampaikan tujuan 2 Motivasi Apa yang kamu rasakan bila kedua telapak tanga kita gesek gesekan dan mengapa hal tersebut terjadi

2 Kegiatan Inti 70 menit 1 Guru menanyakan kepada siswa apakah tugas merangkum materi tentang energi Panas sudah dikerjakan 2 Guru meminta siswa membaca rangkuman yang telah dibuat dalam hati 3 Guru membagikan LKS cerita bergambar tentangenergi panas 4 Siswa secara perosang diminta membaca cerita bergambar tentang energi panas 5 secara sendiri-sendiri siswa diminta membuat rangkuman konsep apa saja yang ditemukan dalam cerita bergambar tersebut6 Guru meminta sala satu dari siswa memprosentasikan rangkumannya didepan kelas sedang siswa lainnya diminta menanggapi 8 Siswa menjawab pertanyaan diskusi secara perorangan dengan bimbingan guru (fase berpikir) 9 Siswa menjawab pertanyaan diskusi secara berpasangan dengan bimbingan guru (fase berpasangan) 10 Siswa menjawab pertanyaan diskusi secara kelompok dengan bimbingan guru (fase berbagi) 11 Masing masing kelompok melaporkan hasil diskusinya 3 Kegiatan Ahir 10 menit 1 Membuat Kesimpulan 2 Tindak lanjut /PR Siswa diberi tugas membuat rangkuman tentang pelajaran minggu depan energi Bunyi 3 Memberikan evaluasi 8 Sarana dan sumber belajar 1 Alat bantu mengajar 1 Chart tentang perpindahan panas secara konveksi,konduksi da Radiasi 2 LKS cerita Bergambar 2 Sumber Belajar 1 Buku Super IPA kls IV Bambang Sutejo 2 Buku Pedoman guru dalam pembelajaran IPA Kls IV Sumiharto

9 Penilaian 1 Jenis penilaian : tertulis 2 Prosedur penilaian : penilaian proses dan penilaian Ahir 3 Alat penilaianSoalKunci jawabanSkor

1 Sebutkan pengertian Panas1 Panas adalah zat alir yang berupa kalor1

2 Sebutkan 3 nam termometer

2 a Reamur b Celsius c Fahranheit3

3 Beri 3 contoh energi Panas

3 a SinarMatahari b Api c Gesekan3

4 Jelaskan perpindahan kalor secara konduksi4 Perpindahan Panas yang tidak diikuti oleh perpindahan zat perantaranya2

5 Berikan 2 contoh perpindahan Kalor secara konveksi 5 a Memasak Air , b Pristiwa Angin darat dan Ang