17
IV - 1 Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten 4.1. Hasil Observasi Potensi Kelapa Eksotik di Provinsi Banten Provinsi Banten merupakan salah satu Provinsi dengan potensi tanaman kelapa yang tidak kalah jumlah tanaman dan produksinya dengan provinsi di luar Jawa. Di antara tanaman kelapa yang diusahakan di masyarakat petani ternyata terdapat beberapa kelapa eksotik yang spesifik dan berpotensi untuk dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani, juga sebagai ikon Provinsi Banten. Hasil survey di Kabupaten Tangerang ditemukan potensi tanaman kelapa kopyor dengan jumlah yang cukup banyak menyebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Naga, Kecamatan Paku Haji dan Kecamatan Mauk. Masing-masing kecamatan memiliki karaktertistik yang spesifik terkait penyebaran dan pola pengusahaan kelapa kopyor. Tanaman kelapa kopyor di Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluk Naga Laporan Akhir III - 1

Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

4.1. Hasil Observasi Potensi Kelapa Eksotik di Provinsi Banten

Provinsi Banten merupakan salah satu Provinsi dengan potensi tanaman

kelapa yang tidak kalah jumlah tanaman dan produksinya dengan provinsi di

luar Jawa. Di antara tanaman kelapa yang diusahakan di masyarakat petani

ternyata terdapat beberapa kelapa eksotik yang spesifik dan berpotensi untuk

dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani, juga sebagai ikon

Provinsi Banten.

Hasil survey di Kabupaten Tangerang ditemukan potensi tanaman

kelapa kopyor dengan jumlah yang cukup banyak menyebar di tiga kecamatan

yaitu Kecamatan Teluk Naga, Kecamatan Paku Haji dan Kecamatan Mauk.

Masing-masing kecamatan memiliki karaktertistik yang spesifik terkait

penyebaran dan pola pengusahaan kelapa kopyor. Tanaman kelapa kopyor di

Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluk Naga ditanam diantara kelapa normal.

Jumlahnya tidak banyak dengan produksi buah kopyor 1 – 3 butir pertandan.

Lokasi ini sangat memungkinkan untuk pengembangan kelapa kopyor melalui

penanaman dan penggantian kelapa normal dengan bibit kelapa kopyor.

Laporan Akhir III - 1

Page 2: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Gambar 1. Pertanaman kelapa kopyor di Desa Tajung Burung Kec. Teluk Naga, Kab. Tangerang

Di lokasi desa Kohod Kecamatan Paku Haji ditemukan tanaman kelapa

kopyor yang ditanam di pekarangan rumah penduduk. Jumlahnya juga terbatas

yaitu hanya sekitar 20 tanaman yang berdampingan dengan kelapa normal.

Jumlah buah kopyor pertandan juga relatif rendah yairu antara 1 – 3 butir

pertandan. Lokasi ini juga sangat memungkinkan untuk dilakukan

pengembangan kelapa kopyor atau tanaman eksotik lainnya karena

masyarakatnya sudah mengenal tanaman eksotik ini. Namun demikian

kesadaran untuk melakukan peremajaan atau penggantian tanaman dengan

baru setelah tanaman ditebang juga masih terbatas.

Laporan Akhir III - 2

Page 3: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Gambar 2. Tanaman kelapa kopyor di Desa Kohod Kec. Paku Haji , Kab. Tangerang

Lokasi ketiga yang dillakukan observasi adalah di Kecamatan Mauk.

Tanaman kelapa kopyor di wilayah ini umumnya tumbuh di lahan milik

perseorangan dengan luasan maksimal 2 ha. Pada lahan tersebut terdapat

tanaman kelapa kopyor yang telah berumur sekitar 30- 40 tahun sebanyak 60

pohon yang tumbuh bersama kelapa normal. Tanaman kelapa kopyor tersebut

berpotensi dijadikan sebagai pohon induk sumber benih, dengan sebelumnya

melakukan pengamatan morfologi dan produksi buah kopyor maupun buah

normal yang akan dijadikan benih. Selain tanaman kelapa kopyor, di

Kecamapan Mauk juga ditemukan kelapa eksotik lainnya yaitu kelapa lilin.

Jumlah tanaman kelapa lilin ini sangat terbatas dan belum diidentifikasi

morfologi tanaman dan produksinya.

Laporan Akhir III - 3

Page 4: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Gambar 3. Pertanaman kelapa kopyor di Desa Marga Mulya, Kec. Mauk Kab. Tangerang

Observasi terhadap kelapa eksotik juga telah dilakukan di Kabupaten

Serang dan Pandeglang. Hasil pengamatan di desa Sukerena, Kecamatan

Ciomas, Kabupaten Serang ditemukan kelapa Cungap Merah dengan warna

buah hijau dan coklat. Terdapat kurang lebih 10 – 15 pohon kelapa Cungap

Merah yang dapat dijadikan sebagai sumber benih.

Gambar 4. Penampilan daging buah kelapa kopyor di asal Desa Marga Mulya, Kec. Mauk Kab. Tangerang

Laporan Akhir III - 4

Page 5: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Gambar 5. Penampilan daging buah kelapa Lilin di asal di asal Desa Marga Mulya, Kec. Mauk Kab. Tangerang

Gambar 6. Mengukur Pelapah Kelapa Hijau Cungap Merah di Desa Sukerena Kec. Ciomas Kab. Serang

Selain itu dari pohon-pohon induk tersebut telah dikembangkan dan

ditanam pada luasan 1 (satu) ha kelapa cungap merah yang sekarang sudah

berumur 10 – 15 tahun. Dengan kondisi pertanaman seperti itu, kelapa cungap

merah ini berpotensi untuk didaftarkan sebagai varietas lokal spesifik Banten

Laporan Akhir III - 5

Page 6: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

dan selanjutnya dengan pengamatan data produksi selama 3 tahun berturut-

turut dapat dilepas sebagai varietas unggul lokal.

Gambar 7. Tanaman Kelapa Cungap Merah di Desa, Sukerena Kec. Ciomas Kab. Serang

Gambar 8. Tanaman Kelapa Cungap Merah di Desa, Sukerena Kec. Ciomas Kab. Serang

Laporan Akhir III - 6

Page 7: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Hasil observasi di Desa Medong, Kecamatan Mekar Jaya, Kabupaten

Pandeglang diperoleh infomasi bahwa terdapat kelapa kopyor dan kelapa

cungap merah yang menyebar di kebun sekitar pemukiman warga. Jumlahnya

juga masih terbatas dan memungkinkan untuk dikembangkan dan ditambah

tanaman baru. Minat masyarakat merupakan salah satu variabel keberhasilan

pengembangan kelapa eksotik secara swadaya. Antusiasme masyarakat dan

Kepala Desa Ujung tombak akselerasi pembangunan merupakan pemicu

utama keberhasilan pengembangan usaha tani kelapa eksotik baik kelapa

kopyor maupun kelapa hijau cungap merah. Dalam keseharian, kelapa hijau

cungap merah telah mendapat julukan di kalangan masyarakat yaitu Kelapa

CM yang berasal dari Cungap Merah. Hal ini merupakan salah satu indikator

dalam upaya mempopulerkan kelapa tersebut dan meningkatkan kognisi dan

meraih ceruk pasar sehingga keberadaan kelapa CM ini mampu memberikan

nilai tambah pada usaha tani kelapa yang dijalankan oleh masyrakat petani

pekebun.

`

Gambar 8. Tanaman Kelapa Hijau Cungap Merah di Desa, Medong Kec. Mekar Jaya Kab. Pandeglang

Laporan Akhir III - 7

Page 8: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Gambar 9. Buah Kelapa Hijau Cungap Merah di Desa Medong Kecamatan Mekar Jaya Kabupaten Pandeglang

4.2. Studi dan Penelitian Kelapa Eksotik

Studi dan penelitian tentang kelapa eksotik sudah dimulai sejak tahun

1998 di Balit Palma Manado, dengan melakukan eksplorasi kelapa kopyor di

Kalianda Lampung Selatan dan Sumenep, Jawa Timur. Penelitian dilanjutkan

dengan melakukan kultur embryo kelapa kopyor hasil ekspolasi dari kedua

daerah tersebut.

Selanjutnya dilakukan sejumlah kegiatan penelitian tentang kelapa Kopyor

Pati sejak tahun 2003. Kegiatan awal yang dilakukan adalah identifikasi dan

karakterisasi populasi kelapa Kopyor di Kabupaten Pati, Jawa tengah. Dari

sejumlah penelitian tersebut telah diidentifikasi tiga calon populasi kelapa

Kopyor unggul lokal dari enam populasi yang ada di lapangan. Pada tahun

2007, tiga calon populasi unggul lokal tersebut telah di daftarkan di Pusat

Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) dengan nama Genjah Kopyor Kuning

Pati, Genjah Kopyor Hijau Pati dan Genjah Kopyor Coklat Pati (Anonim, 2008).

Laporan Akhir III - 8

Page 9: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Melalui serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan sejak tahun 2005

hingga tahun 2009, akhirnya pada tahun 2010 Balit Palma, Menado berhasil

melepas tiga varietas unggul lokal kelapa Genjah Kopyor (Coklat, Hijau, dan

Kuning) asal Pati, Jawa Tengah yang mempunyai potensi hasil buah kopyor

rata-rata sekitar 40% per tandannya.

Pada tahun 2010 peneliti dari Balit Palma juga telah memulai program

persilangan terkontrol antar tetua terpilih dari kelapa Kopyor Genjah Pati.

Dalam penelitian yang dilakukan, skenario persilangan yang dilakukan antara

lain: persilangan alami (open pollinated), selfing dengan cara alami

(pengerodongan infloresen untuk mencegah penyerbukan oleh serangga), dan

selfing dengan persilangan terkontrol (persilangan dibantu oleh manusia). Induk

jantan dan induk betina kelapa Kopyor yang digunakan dalam penelitian ini

semuanya merupakan tanaman dengan genotipe heterosigot (Kk). Hasil

percobaan mengindikasikan persilangan OP menghasilkan buah kontrol

sebesar 20%, hasil selfing dengan bantuan manusia menghasilkan buah kopyor

sebesar 30%, sedangkan selfing dengan cara alami (hanya dikerodong saja)

menghasilkan buah kopyor sebesar 40%. Dari pengalaman tersebut

mengindikasikan bahwa persilangan terkontrol dapat berpotensi meningkatkan

jumlah buah kopyor yang dipanen. Pendekatan persilangan terkontrol yang

telah dilakukan tersebut perlu dievaluasi lebih lanjut sehingga dapat secara

praktis diterapkan oleh petani.

Eksplorasi dan identifikasi kelapa kopyor selanjutnya dilakukan pada

tahun 2011, meliputi sentra produksi kelapa kopyor di Kalianda Lampung

Selatan, Pati Jawa Tengah, Sumenep dan Jember, Jawa Timur.

Laporan Akhir III - 9

Page 10: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Hasil pengamatan menunjukkan kelapa kopyor di Kalianda dan

Sumenep merupakan tipe kelapa Dalam Kopyor, sedangkan yang berada di

Pati dan Jember dijumpai tipe kelapa Dalam, Genjah dan Hibrida Kopyor.

Pertanaman kelapa kopyor di Kalianda, Jember dan Sumenep dalam bentuk

kebun dengan luas 0.5 - 3 ha dan tersebar di antara tegakan kelapa normal.

Sebaliknya, pertanaman kelapa di Pati umumnya ditanam di pekarangan.

Populasi kelapa kopyor di Kalianda, Lampung Selatan terdapat di tiga

desa yaitu Agom Jaya, Palembapang dan Kecapi, Kecamatan Kalianda,

dengan kelapa kopyor tipe Dalam. Jumlah tanaman kelapa kopyor yang

teridentifikasi pada populasi di Desa Agom Jawa sebanyak 100 pohon dari total

282 tanaman kelapa. Populasi di Desa Palembapang diamati sebanyak 69

pohon kelapa kopyor dari total 134 tanaman kelapa Dalam, sedangkan populasi

di Desa Kecapi teridentifikasi sebanyak 116 tanaman kelapa kopyor dari total

jumlah tanaman kelapa sebanyak 658, yang tersebar pada lahan seluas 5 ha.

Jumlah buah kopyor pada masing-masing lokasi bervariasi antara 1 sampai 4

butir pertandan. Jumlah buah kopyor pertandan tersebut ada kecenderungan

berhubungan dengan keberadaan

Kelapa kopyor di Jember diamati di tiga lokasi berbeda yaitu kecamatan

Wuluhan, Ambulu dan Gumuk Mas. Tanaman kelapa kopyor tipe Dalam

diamati di Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan teridentifikasi sebanyak 36 pohon

yang tersebar di kebun petani dekat pemukiman penduduk. Populasi kelapa

kopyor tipe Dalam juga teridentifikasi di Desa Mayangan, kecamatan Gumuk

Mas sebanyak 65 pohon dari total 147 tanaman kelapa yang ditanam di

pematang kolam ikan. Pada lokasi lainnya yaitu Desa Pontang, kecamatan

Ambulu berhasil diamati sebanyak 40 tanaman kelapa kopyor tipe Genjah

Laporan Akhir III - 10

Page 11: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

dengan warna buah hijau dan kuning. Jumlah buah kopyor tipe Dalam berkisar

antara 1 – 2 butir, sedangkan kelapa tipe Genjah antara 1-4 butir kopyor

pertandan.

Hasil pengamatan di Desa Lapataman, kecamatan Dungkek,

kabupaten Sumenep diperoleh tanaman kelapa kopyor tipe dalam sebanyak 31

pohon dari total 89 tanaman. Jumlah buah kopyor pertandan sebanyak 1 – 4

butir pertandan. Tanaman kelapa kopyor tersebut tersebar di kebun sekitar

pemukiman penduduk.

Tanaman kelapa kopyor di kabupaten Pati menyebar di tiga kecamatan

yaitu Kecamatan Tayu, Margoyoso dan Dukuh Seti. Umumnya tanaman kelapa

kopyor tersebut ditanam di pekarangan rumah dan kebun sekitar rumah

penduduk. Pada tahun 2004 diketahui luas tanaman kelapa kopyor di

Kabupaten Pati 378,09 Ha. Tiga kecamatan yang memiliki areal pertanaman

terluas, yaitu Dukuhseti, Margoyoso dan Tayu, berturut-turut seluas 132,60 Ha,

131,55 Ha dan 69,50 Ha (Anonim, 2004). Dengan jumlah tanaman yang sangat

banyak dan menyebar luas di Kabupaten ini, diduga tanaman kelapa Genjah

kopyor tersebut merupakan tanaman asli daerah Pati. Saat ini kelapa Genjah

kopyor Pati telah berkembang di kabupaten lain di Jawa Tengah seperti di

Kabupaten Jepara, Rembang, Sukoharjo, Magelang dan Jogyakarta. Selain itu

telah menyebar sampai ke Sumenep, Jawa Timur, Berau Kalimantan Timur

dan Kepulauan Riau.

Salah satu populasi kelapa kopyor desa Sambiroto di Kecamatan Tayu

yang diamati menunjukkan adanya pola pertanaman campuran antara kelapa

kopyor tipe Genjah, kopyor tipe Dalam, kopyor Hibrida yang tumbuh berdekatan

dengan kelapa normal dari masing-masing tipe kelapa tersebut.

Laporan Akhir III - 11

Page 12: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Pengamatan terhadap karakteristik endosperm diperoleh bahwa

endosperm kelapa kopyor yang terdapat di Kalianda, Lampung Selatan

bervariasi antara skor 1 sampai 9. Hal yang sama ditunjukkan oleh endosperm

buah kopyor asal Jember dan Sumenep. Untuk kelapa kopyor tipe Genjah, tipe

Dalam dan Hibrida di kabupaten Pati hanya berkisar antara skor 1 sampai 6.

Belum diketahui penyebab perbedaan karakteristik endosperm buah kopyor

tersebut. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan mengamati karakteristik

endosperm pohon kopyor di sekitar tanaman yang diamati dan persilangan

terkontrol menggunakan serbuk sari dari pohon kopyor yang diketahui

karakteristik endspermnya.

Sedangkan untuk di Wilayah Provinsi Banten, berdasarkan observasi

dan identifikasi di lapangan, beberapa jenis kelapa eksotik yang berpotensi

untuk diluncurkan adalah kelapa kopyor yang berada di Kecamatan Mauk

Kabupaten Tangerang dengan eksisting pohon kelapa yang biasanya

menghasilkan buah kopyor sebanyak 60 pohon. Berbeda dengan kelapa

cungap merah di Desa Sukarena Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang dan

Desa Medong Kecamatan Mekarjaya Kabupaten Pandeglang lebih menunjukan

potensi eksisting kelapa Cungap Merah yang berpotensi juga untuk dirilis.

Laporan Akhir III - 12

Page 13: Lap Akhir - Bab 4 Hasil Observasi

IV - 1IV - 1

Design Pengembangan Kelapa Eksotik Provinsi Banten

Gambar 4. Skoring karakteristik kelapa kopyor di Lampung, Pati, Jember dan Sumenep berdasarkan ketebalan endosperm

Berdasarkan skoring tersebut diatas, daging buah kelapa kopyor di asal Desa

Marga Mulya Kec. Mauk Kab. Tangerang dapat dimasukan kedalam dikategori

skor 1 sampai denga skore 6.

Laporan Akhir III - 13

Score: 9Score: 7

Score: 4 Score: 6

Score: 5

Score: 3

Score: 2

Score: 1

Score: 8