25
10 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Corporate Identity Corporate Identity merupakan identitas yang membedakan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, dan bisa juga berfungsi sebagai penanaman citra atau image yang bisa menjadikan sebagai daya tarik. Identitas mencerminkan kepribadian sebuah perusahaan dan dari sinilah branding perusahaan tercipta. Menurut Cenadi dalam (Adiwarna, 2015) Corporate identity juga suatu bentuk visual dan ekspresi grafis dari image dan identitas suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual, corporate identity menampilkan simbol yang mencerminkan image yang hendak disampaikan. Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah identitas perusahaan dapat diciptakan dan mempengaruhi nasib dari perusahaan tersebut. Menurut (Rustan, 2017) dalam konteks identitas perusahaan disebut dengan identity mix, yang terdiri dari: 1. Visual Contoh: logo, tipografi, warna, packaging, seragam, signage, bangunan. 2. Komunikasi Contoh: iklan, laporan tahunan, press release, customer service, public relation. 3. Perilaku (behavior) Contoh: Corporate value, corporate culture, norma. Identitas yang ditampilkan dengan konsisten akan memberi gambaran pada publik bahwa identitas tersebut konsekuen dan profesional. Dari situ diharapkan meningkatkan brand awareness dan brand image positif di benak masyarakat.

LANDASAN TEORI...10 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Corporate Identity Corporate Identity merupakan identitas yang membedakan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, dan bisa

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

10

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1. Corporate Identity

Corporate Identity merupakan identitas yang membedakan antara satu

perusahaan dengan perusahaan lainnya, dan bisa juga berfungsi sebagai penanaman

citra atau image yang bisa menjadikan sebagai daya tarik. Identitas mencerminkan

kepribadian sebuah perusahaan dan dari sinilah branding perusahaan tercipta.

Menurut Cenadi dalam (Adiwarna, 2015) “Corporate identity juga suatu

bentuk visual dan ekspresi grafis dari image dan identitas suatu perusahaan. Sebagai

bentuk visual, corporate identity menampilkan simbol yang mencerminkan image

yang hendak disampaikan. Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah identitas perusahaan

dapat diciptakan dan mempengaruhi nasib dari perusahaan tersebut”.

Menurut (Rustan, 2017) dalam konteks identitas perusahaan disebut dengan

identity mix, yang terdiri dari:

1. Visual

Contoh: logo, tipografi, warna, packaging, seragam, signage, bangunan.

2. Komunikasi

Contoh: iklan, laporan tahunan, press release, customer service, public relation.

3. Perilaku (behavior)

Contoh: Corporate value, corporate culture, norma.

Identitas yang ditampilkan dengan konsisten akan memberi gambaran pada

publik bahwa identitas tersebut konsekuen dan profesional. Dari situ diharapkan

meningkatkan brand awareness dan brand image positif di benak masyarakat.

11

Berdasarkan pemaparan di atas penulis menyimpulkan bahwa pembentukan

karakter pada logo dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat akan

profesionalitasnya perusahaan. Masyarakat sangat mengapresiasi sebuah perusahaan

apabila identitas yang menjadi karakter perusahaan konsekuen dan profesional.

1.2. Manfaat Corporate Identity

Menurut (Rustan, 2017) menjelaskan bahwa:

Bayangkan bila kita berkenalan dengan seorang teman baru. Yang pertama

kali kita nilai adalah penampilan fisiknya, wajah, gaya, rambut, pakaian.

Kedua, kita akan menilai perkataan dan cara bicaranya, apakah sopan, tegas,

santai, humoris. Terakhir yang kita nilai adalah tingkah lakunya, apakah

sopan dan menjaga tatakrama, atau kasar dan tidak tahu aturan, apakah

tingkah lakunya konsisten dengan yang dikatakannya.

Berdasarkan tiga poin di atas, maka disimpulkan bahwa manfaat corporate

identity sebagai pemberi identitas bagi perusahaan agar dapat dikenal oleh

masyarakat. Sebuah identitas perusahaan harus dapat memperhatikan penempatan

produk yang dijualnya berdasarkan image agar masyarakat dapat termaindset dengan

produk yang dijual perusahaan sehingga dapat menjadi top of mind.

1.3. Pengertian Logo

Menurut Kartika (Kartika & Wijaya, 2015) mengemukakan bahwa “logo

bukanlah satu-satunya identitas, melainkan salah satu bagian dari identitas. Sebuah

identitas mencapai nilai penuh melalui sinergi antara pencipta dan peusahaan yang

menggunakannya”.

Menurut (Rustan, 2017) memberikan pengertian bahwa:

Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937

dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan

elemen apa saja: tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Banyak

juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar/ simbol pada identitas

visual.

12

Dari dua pengertian yang dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan

perancangan logo sangat mudah dengan memberikan sentuhan bermacam elemen

seperti: tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Logo sebagai identitas

perusahaan harus dibuat dengan memperhatikan aspek sebagai entitas perusahaan.

1.4. Jenis Bentuk Logo

Apapun bentuk dan cara pengkategorian logo, untuk mudahnya kita hanya perlu

mengetahui dua hal sederhana dan mendasar, berikut ini menurut (Rustan, 2017)

1. Bahwa dilihat dari segi kontruksinya, logo pada umumnya terbagi menjadi

tiga jenis.

a. Picture Mark dan Letter Mark

Elemen gambar dan tulisan saling terpisah.

Gambar 0.1

Picture Mark dan Letter Mark pada Logo Djarum

b. Picture Mark sekaligus Letter Mark

Bisa disebut gambar, bisa juga disebut tulisan / saling berbaur.

Gambar 0.2

Picture Mark sekaligus Letter Mark pada Logo Dopod

13

c. Letter Mark

Elemen tulisan saja.

Gambar 0.3

Letter Mark pada Logo Acer

2. Bahwa logo apapun, semua dibentuk dari basic shapes /primitive shapes atau

„bentuk-bentuk dasar‟ (Basic shapes sendiri dibentuk dari poin dan garis).

Kemudian beberapa basic shapes, apabila saling bergabung dapat membentuk

dua jenis objek yang lebih kompleks yang kita kenal dengan gambar dan

huruf (pada logo disebut picture mark dan letter mark).

a. Picture Mark

Pada dasarnya jenis logo ini menggunakan gambar/simbol tanpa ada

peggunaan teks, namun dalam beberapa kasus teks juga digunakan namun

hanya sebagai penguat, penjelas atau pendukung dari logo utamanya.

Dibutuhkan kreatifitas dan profesionalitas yang tinggi untuk membuatnya

dimana logo tidak hanya menjadi sebuah gambar namun mempunyai

makna dan filosofi yang erat dengan perusahaan / brand yang diusung.

Gambar 0.4

Picture Mark pada logo Apple, Android dan Twitter.

14

b. Letter Mark

Jenis logo ini merupakan sebuah logo yang menggunakan teks langsung

dalam logonya sebagai tanda pengenal yang diungkapkan untuk

mengkomunikasi makna dari sebuah perusahaan, teks dalam logo bisa

berupa singkatan atau nama perusahaan.

1.5. Unsur Visual

Menurut (Rustan, 2017) memberikan saran bahwa, “Untuk menentukan bentuk

logo yang sesuai dengan konsep dan kepribadian entitasnya, desainer sangat dianjurkan

mempelajari hubungan antara bentuk-bentuk dasar dan sifat yang terkandung di

dalamnya”.

1.5.1. Garis

Menurut Hendratman dalam (Soraya & Nasir, 2018) mengemukakan bahwa :

Garis didefinisikan sebagai kumpulan titik yang dideretkan memanjang.

Setiap garis menimbulkan kesan psikologis atau persepsi tersendiri. Misalnya

garis yang membentuk huruf “s”, sering dirasakan sesuatu yang lembut, halus

dan gemulai. Garis secara orientasi terdiri dari: garis lurus horizontal member

ketenangan atau hal yang tak bergerak; garis lurus diagonal memberi kesan

tidak stabil, sesuatu yangbergerak atau dinamika; garis melengkung (kurva)

member kesan keanggunan, halus.

Menurut (Nugroho, 2015) menyimpulkan bahwa, “Garis adalah suatu hasil

benda, batas ruang, batas warna, bentuk massa, rangkaian massa, dan lain-lain yang

disebut garis semu atau maya”.

Gambar 0.5

Letter Mark pada logo Disney, Fedex, Canon, Facebook.

15

1. Garis Horizontal

Garis horizontal atau mendatar mengasosiasikan cakrawala, laut, pohon tumbang

orang tidur atau mati, dan benda-benda lain yang mendatar. Garis horizontal

memberikan karakter tenang (calm), damai, pasif, kaku serta melambangkan

ketenangan, kedamaian, kemantapan, dan istirahat.

Gambar 0.6

Garis Horizontal

2. Garis Vertikal

Garis vertikal atau garis tegak ke atas mengasosiasikan benda-benda yang

berdiri tegak lurus seperti batang pohon, orang berdiri, tugu dan lain-lain. Garis

vertikal memberikan karakter keseimbangan (stability), megah, kuat, tetapi statis,

dan kaku serta melambangkan kestabilan, keseimbangan, kemegahan kekuatan,

kekokohan.

Gambar 0.7

Garis Vertikal

3. Garis Diagonal

Garis diagonal atau garis miring ke kanan atau ke kiri mengasosiasikan orang

berlari, kuda meloncat dan objek lainnya yang mengesankan tidak seimbang dan

16

menimbulkan gerakan akan jatuh. Garis diagonal memberikan karakter gerakan

(movement), gerak lari atau meluncur, dinamik, tak seimbang, gerak gesit,

menggetarkan serta melambangkan kedinamisan, kegesitan dan kelincahan.

Gambar 0.8

Garis Diagonal

4. Garis Zig-Zag

Garis zig-zag merupakan garis lurus patah-patah bersudut runcing yang dibuat

dengan gerakan naik turun secara sepat spontan merupakan gabungan dari garis-garis

vertikal dan diagonal memberi sugesti semangat dan gairah. Mengasosiasikan seperti

petir atau kilat, letusan, retak-retak tembok sehingga mengesankan bahaya. Garis zig-

zag memberikan karakter bergairah (excited), semangat, bahaya, dan mengerikan.

Garis ini melambangkan gerak semangat, kegairahan dan bahaya.

Gambar 0.9

Garis Zig-zag

5. Garis Lengkung

Garis lengkung meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah, dan lengkung

busur. Mengasosiasikan gumpalan asap, buih sabun, balon dan semacamnya

17

memberi kesan gaya mengapung, ringan, dan dinamik. Garis ini memberi karakter

ringan, dinamis, dan kuat serta melambangkan kemegahan, kekuatan, dan

kedinamikaan.

Gambar 0.10

Garis Lengkung

6. Garis Lengkung S

Garis lengkung S atau garis lemah gemulai (grace) merupakan garis lengkung

majemuk atau lengkung ganda. Garis ini dibuat dengan gerakan melengkung ke atas

bersambung melengkung ke bawah atau melengkung ke kanan bersambung

melengkung ke kiri. Mengasosiasikan gerakan ombak, padi atau rumput tertiup

angin, gerakan lincah. Dari lengkung S memberi karakter indah, dinamis, dan luwes

serta melambangkan keindahan, kedinamisan, dan keluwesan.

Gambar 0.11

Garis Lengkung S

18

1.5.2. Bentuk

Menurut (Ubay, 2016) Bentuk, merupakan salah satu elemen dasar

dalam desain Logo. Bentuk-bentuk tertentu (kotak, bundar, ellips dll) atau

garis dapat menyampaikan arti yang secara umum dilihat dan memberikan

pemahaman tentang suatu maksud. Bentuk-bentuk itulah yang selalu kita lihat

dimanapun.

1. Lingkaran

Gambar 0.12

Lingkaran

Dinamis, ramah, bergerak, kecepatan, berulang, tak terputus, tak berawal dan tak

terakhir, abadi, kualitas, dapat diandalkan, sempurna matahari, kehidupan, semesta.

2. Segi Empat

Gambar 0.13

Segi Empat

19

Stabil, diam, kokoh, teguh, rasional, keunggulan, teknis, formal, sempurna,

dapat diandalkan, kejujuran, integritas.

3. Segi Tiga

Gambar 0.14

Segi Tiga

Stabil, diam, kokoh, megah, rasional, tritunggal, api, kekuatan, gunung, harapan,

terarah, progres, bernilai, suci, sukses, sejahtera, keamanan.

4. Ellips / Oval

Gambar 0.15

Ellips / Oval

Lonjong, bulat panjang, bulat telur, positif, abadi , sempurna, feminim,

hubungan, kesatuan, stabilitas.

20

1.5.3. Gestalt

Menurut Anggraeni dan Nathalia (2014) Dalam (Kristiana, 2018) Gestalt

merupakan salah satu teori dalam membedah karya desain komunikasi visual.

Gestalt adalah sebuah istilah yang berarti „kesatuan yang utuh‟. Teori gestalt

menjelaskan proses penyatuan komponen-komponen yang berbeda sehingga

membentuk visual atau pola yang memiliki unsur kemiripan dan menjadi

kesatuan yang utuh. Teori gestalt mengacu pada teori persepsi visual yang

dikembangkan oleh psikolog dari Jerman tahun 1920.

Menurut Rustan (Rustan, 2017) memberikan pengertian bahwa:

Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa seseorang

akan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai satu

kesatuan yang utuh. Dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880-1943)

bersama rekan-rekannya, teori ini dapat menjelaskan kecenderungan persepsi

yang terbentuk di benak seseorang. Prinsip-prinsip dalam gestalt yang banyak

diterapkan dalam logo antara lain Similarity, Closure, Figure ground dan

Impossible figure.

1. Similarity

Objek-objek yang bentuk/ elemennya sama/ mirip akan dilihat sebagai satu

kelompok tersendiri.

Gambar 0.16

Similarity pada logo Chanel dan logo Gucci

2. Closure

Melengkapi sebuah objek menjadi sesuatu yang utuh walaupun sebenarnya

tidak komplit.

21

Gambar 0.17

Closure pada logo WWF

3. Figure Ground

Sebuah objek bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan foreground

dan background. Masing-masing bisa diidentifikasi sebagai objek tanpa harus

membentuknya menjadi solid.

Gambar 0.18

Figure Ground pada logo FedEx dan logo Carrefour

4. Impossible Figure

Objek yang tidak mungkin dibuat dalam dunia nyata yaitu tiga dimensi.

22

Gambar 0.19

Impossible Figure pada logo Renault

1.5.4. Tipografi

Menurut (Lukman, 2015) memberikan pengertian bahwa:

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkenaan

dengan huruf, alfabet, aksara, abjad, font, atau type. Implementasinya

mencakup berbagai media desain grafis, baik media cetak maupun media

elektronik. Tipografi sudah menjadi bagian penting dalam ilmu desain grafis

atau desain komunikasi visual. Eksistensinya di Indonesia seiring dengan

lahirnya pendidikan desain grafis di Indonesia, yaitu sejak berdirinya jurusan

desain grafis di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1972.

Huruf merupakan unsur penting dalam pembentukan logo karena tipografi

berkaitan dengan penggunaan logo dan huruf serta mengatur bagaimana membuat

teks menjadi hidup. Beberapa jenis huruf yang sering digunakan saat ini menurut

(Sihombing, 2015) yakni :

1. Old Style (Gaya Lama)

Adalah huruf yang memilik kait berukuran kecil dengan sudut lengkung yang

besar dan tebal tipis garisnya yang rendah. Sering digunakan sebagai body text untuk

desain buku dan majalah karena memiliki disiplin bentuk dan konsisten serta irama

yang sangat baik. Contoh yang termasuk jenis huruf Old Style yaitu: Garamond.

23

Gambar 0.20

Jenis Huruf Old Style

2. Transitional (Transisi)

Adalah huruf yang memiliki kait berukuran kecil dengan sudut lengkung yang

kecil dan tebal tipis garisnya uang cukup. Menimbulkan kesan klasik dan indah

sering digunakan sebagai body text untuk desain buku, majalah, brosur, buku, koran

dan iklan serta digunakan untuk naskah yang panjang. Contoh yang termasuk jenis

huruf Transitional yaitu: Baskerville Old Face, Perpetua, dan Times New Roman.

Gambar 0.21

Jenis Huruf Transitional

3. Modern

Adalah huruf yang memiliki kait berukuran kecil tanpa sudut lengkung, dan

tebal tipisnya garis yang ekstrem. Memiliki kesan indah, mewah dan elegan,

sehingga baik diterapkan sebagai display type dalam desain buku, majalah dan

periklanan. Contoh yang termasuk jenis huruf Modern yaitu: Bodoni MT.

24

Gambar 0.22

Jenis Huruf Modern

4. Egyptian

Adalah huruf yang berbentuk kotak dan berukuran besar tanpa sudut lengkung

dan tebal tipis garisnya yang rendah. Memiliki kesan seperti buatan mesin, berat atau

gelap dan horizontal namun terlihat kokoh dan kuat. Sering digunakan untuk display

type untuk menarik perhatian pembaca poster iklan dan flyer. Serta dapat juga

digunakan sebagai logotype, seperti pada logo Sony dan Wells Fargo, bank ternama

di Amerika. Contoh yang termasuk jenis huruf Egyptian yaitu: Clarendon BT.

Gambar 0.23

Jenis Huruf Egyptian

5. Sans Serif

Adalah huruf yang tidak memiliki kait, dan tebal tipisnya garis (stroke) yang

rendah atau tidak memiliki stroke. Memiliki kesan kuat, paduan klasik dan modern.

Sehingga banyak diterapkan dalam berbagai macam aplikasi desain grafis, mulai dari

desain periklanan hingga tipografi untuk desain logo. Baik juga digunakan untuk

25

judul halaman. Contoh yang termasuk jenis huruf San Serif yaitu: Franklin Gothic

Book, Futura Bk BT, dan Gill Sans MT.

Gambar 0.24

Jenis Huruf San Serif

6. Script

Adalah huruf yang menyerupai tulisan tangan, ada yang seperti goresan kuas

atau pena kaligrafi. Dalam huruf script huruf-huruf kecilnya menyambung. Memiliki

kesan feminin, anggun dan akrab. Sehingga sering digunakan untuk segmen pasar

wanita. Contoh yang termasuk jenis huruf Script yaitu: Brush Script MT dan Kunstler

Script.

Gambar 0.25

Jenis Huruf Script

7. Dekoratif

Adalah huruf yang dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang

indah. Di desain dengan memprioritaskan keindahan. Memiliki kesan indah dan

26

menarik. Sangat dibutuhkan dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca.

Contoh huruf Dekoratif yaitu: .

Gambar 0.26

Jenis Huruf Dekoratif

1.6. Identitas Visual

Menurut (Rustan, 2017) di bagian ini dibahas elemen-elemen yang termasuk

dalam identitas visual :

1. Nama

Semua atribut identitas lainnya seperti logo, tipografi, warna, image dan lain-

lain dibangun dengan berpijak pada nama. Oleh karena sangat pentingnya, pencarian

dan pemilihan nama membutuhkan proses yang tidak mudah. Sebelum menentukan

nama, terlebih dahulu perlu ditentukan skenario brand architecture-nya, karena hal

itu mempengaruhi kontruksi penamaan dan identitas visual lainnya.

2. Logo

Veronica Napoles, mengatakan dalam bukunya, “Perusahaan itu bagaikan

manusia. Mereka memiliki karakter pribadi, budaya, dan prinsip-prinsip. Namun bagi

banyak orang, mereka terlihat dingin (kaku) dan tidak berkepribadian. Tanpa tanda-

tanda kehidupan.

27

3. Warna

Warna juga meningkatkan brand recognition sebanyak 80%, menurut

penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola, Chicago, Amerika. Karena itu

memilih warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain

identitas visual. Memilih warna bagi suatu identitas bukan berdasarkan selera, atau

asal tebak. Karena belum tentu warna yang kita sukai adalah yang paling sesuai

dengan kepribadian entitas tersebut. Butuh riset yang mendalam akan hal ini,

contohnya riset terhadap kepribadian entitas, produk, media, pelanggan dan market/

pasar.

a. Makna Warna

Abu-abu:

dapat diandalkan, keamanan, elegan, rendah hati, rasa hormat, stabil, kehalusan,

bijaksana, masa lalu, bosan, kebusukan, renta, polusi, urban, emosi yang kuat,

seimbang, netral, perkambungan, formal, bulan maret.

Putih:

rendah hati, suci, netral, tidak kreatif, masa muda, bersih, cahaya, penghormatan,

kebenaran, salju, damai, innocence, simple, aman, dingin, penyerahan, takut,

28

tanpa imajinasi, udara kematian (tradisi timur), kehidupan, perkawinan (tradisi

barat), harapan, lemah lembut, kosong, bulan januari, kesempurnaan.

Hitam:

klasik, baru, ketakutan, depresi, kemarahan, kematian (tradisi barat), kecerdasan,

pemberontakan, misteri, ketiadaan, modern, kekuatan, hal-hal duniawi, formal,

elegan, kaya, gaya, kejahatan, serius, mengikuti, kecenderungan sosial, anarki,

kesatuan, dukacita, professional.

Merah:

perayaan, kekayaan, nasib baik (Cina), suci, tulus, perkawinan (india),

perkabungan (Afrika Selatan), setan (tradisi modern barat), gairah, kuat, energy,

api, cinta, roman, gembira, cepat, panas, sombong, ambisi, pemimpin, maskulin,

tenaga, bahaya, menonjol, darah, perang, marah, revolusi, radikal, sosialisme,

komunisme, agresi, penghormatan, martir, roh kudus.

Biru:

laut, manusia, produktif, isi dalam, langit, damai, kesatuan, harmoni, damai,

tenang, percaya, sejuk, kolot, air, es, setia, bersih, teknologi, musim dingin,

29

depresi, idealisme, udara, bijaksana, kerajaan, bangsawan, bumi, zodiac Virgo,

Pisces, Aquarius, kuat, baik, tabah, cahaya, ramah, perkambungan (iran),

kebenaran, cinta, keagamaan, mencegah roh jahat, kebodohan dan kesialan.

Hijau:

kecerdasan, tinggi, alam, musim semi, kesuburan, masa muda, lingkungan hidup,

kekayaan uan (Amerika), nasib baik, giat, murah hati, pergi, rumput, agresi,

dingin, cemburu, malu (Cina), sakit, rakus, narkoba, korupsi (Afrka Utara) , abadi,

udara, tanah, tulus, zodiac cancer, pemburu, pertumbuhan, kesehatan, bulan

Agustus, keseimbangan, harmoni, stabil, tenang, kreatif, islam.

Kuning:

sinar matahari, gembira, bahagia, tanah, optimis, cerdas, idealisme, kaya (emas),

musim panas, harapan, udara, liberalisme, pengecut, sakit (karantina), takut,

bahaya, tidak jujur, serakah, lemah, feminism, bergaul, persahabatan, zodiak

Gemini, Taurus, Leo, April, bulan September, kematian (abad pertengahan),

perkabungan (Mesir), berani (Jepang), tuhan (kuning emas).

30

Coklat:

Coklat adalah warna retro, memberikan kesan hangat, nyaman dan aman. Namun

selain itu, coklat juga memberikan kesan anggun dan elegan karena dekat dengan

warna emas. Coklat juga bisa memberikan nuansa dapat di andalkan dan kuat.

Pink:

musim semi, rasa syukur/terimakasih, pengharaan, kagum, simpati, feminism,

kesehatan, cinta, roman, bulan Juni, perkawinan, sukacinta, innocence,

kekanakan.

1.7. Fungsi dan Tujuan Logo

Menurut (Rustan, 2017) logo memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Identitas diri. untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain.

2. Tanda kepemilikan. untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain.

3. Tanda jaminan kualitas.

4. Mencegah peniruan/ pembajakan.

Menurut Veronica Napoles dalam (Rustan, 2017) mengemukakan bahwa:

Perusahaan itu bagaikan manusia. Mereka memiliki karakter pribadi, budaya dan

prinsip-prinsip. Namun bagi banyak orang, mereka terlihat dingin (kaku) dan

tidak berkepribadian. Tanpa tanda-tanda kehidupan. Identitas visual membantu

membuat mereka lebih manusiawi, dengan memberinya „wajah‟ dan kepribadian

dalam bentuk sebuah logo.

31

Berdasarkan dari fungsi dan tujuannya maka penulis dapat menjadikan poin-

poin di atas sebagai referensi untuk merancang logo yang baik dan memperhatikan

aspek penting dari perancangan logo yang dibuat.

1.8. Proses Penciptaan Logo

Menurut (Rustan, 2017) berikut ini adalah tahapan membuat logo:

1. Riset dan Analisa

Yang pertama kali dilakukan adalah mencari fakta-fakta tentang entitas,

termasuk pesaingnya. Contohnya apabila entitas adalah berupa perusahaan, maka

yang diriset pertama kali adalah sektor industri, visi, misi, struktur perusahaan,

analisa pasar, target group, keunggulan dan kelemahan (analisa S.W.O.T.) dan lain-

lain.

Kemudian menanyakan alasan dan tujuan pembuatan logo. Bila entitas

berupa perusahaan, contoh pertanyaannya: apakah ini untuk logo grup atau anak

perusahaan, apakah perusahaan hasil merger atau akuisisi, dan lain-lain. Lalu

mengadakan wawancara khusus untuk mendapatkan personality dari brand tersebut.

Dikumpulkan dalam bentuk keywords / kata-kata kunci. Keseluruhan hasil riset dan

analisa ini dirangkum dalam creative brief yang akan digunakan untuk tahap

berikutnya.

2. Thumbnails

Berdasarkan creative brief , kita membuat thumbnails yang merupakan visual

brainstorming atau cara pengembangan ide lewat visual, berupa sketsa-sketsa kasar

pensil atau bolpen yang dilakukan secara manual. Sangat tidak dianjurkan

menggunakan komputer dalam tahap ini.

32

3. Komputer

Tahap berikutnya baru kita gunakan komputer. Beberapa thumbnails yang

berpotensi dipilih, lalu dipindahkan ke komputer. Entah dengan menscan-nya lalu

diedit, atau digambar ulang menggunakan drawing software. Disarankan

menggunakan software yang berbasis vektor seperti Adobe Ilustrator atau

CorelDraw! Keduanya memang diperuntukan untuk pekerjaan seperti ini.

Tidak ada larangan bila dalam tahap ini anda ingin menggunakan efek-efek

yang ada pada drawing software untuk mengembangkan bentuk logo. Yang tidak

dianjurkan adalah bila anda mengerjakan seluruhnya dengan komputer dari sejak

tahap awal. Atau bisa saja tahapnya bolak-balik antara komputer lalu thumbnails lagi

lalu komputer lagi dan seterusnya, yang penting dapat menghasilkan alternatif logo

yang optimal.

4. Review

Setelah terkumpul alternatif desain yang sudah diedit dan dirapihkan, tahap

selanjutnya adalah mengajukan ke klien untuk dipilih. Di tahap ini keikutsertaan

klien harus intens, bahkan dari sejak tahap awal klien harus terus aktif menyediakan

data yang diperlukan. Desainer jangan terlalu berharap dalam pengajuan pertama ini

langsung akan terpilih satu kandidat logo.

Besar kemungkinan diperlukan paket alternatif kedua, ketiga, dan

seterusnya. Bila beberapa kandidat logo telah terpilih, akan disempitkan lagi hingga

hanya tinggal satu logo andalan. Logo itu selanjutnya di-finishing agar lebih

„matang‟ dan layak dipublikasikan. Jangan lupa untuk meriset logo-logo perusahaan

lain untuk mengantisipasi kemiripan bentuk. Hal ini bahkan sebaiknya dilakukan dari

sejak tahap awal mendesain. Logo yang mirip dengan logo lain walaupun tidak

disengaja akan mempertaruhkan reputasi klien dan desainernya sendiri.

33

5. Pendaftaran Merek

Logo yang sudah selesai kemudian didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI), Departemen Hukum dan HAM untuk

mendapatkan perlindungan hak dari penggunaan secara tidak sah oleh pihak lain.

Proses registrasi ini sebaiknya dimulai dari sejak saat pengajuan nama merek.

6. Sistem Identitas

Dalam tahap ini desainer menentukan atribut lainnya seperti logo turunan,

sistem warna, sistem tipografi, sistem penerapan logo pada berbagai media, dan lain-

lain. Semua itu dirangkum dalam pedoman sistem identitas.

7. Produksi

Berdasarkan pedoman sistem identitas, berbagai media internal dan eksternal

mulai diproduksi dengan menggunakan identitas yang sudah didaftarkan/dipatenkan.

1.9. Kriteria Logo yang Baik dan Efektif

Menurut (Rustan, 2017) berdasarkan fungsi awal logo, maka kriteria utama

yang tidak dapat dipungkiri adalah:

1. Harus unik. Mencerminkan dan mengangkat citra entitasnya sekaligus

membedakannya dengan yang lain.

2. Harus dapat mengakomodasi dinamika yang dialami entitasnya dalam jangka

waktu selama mungkin. Artinya logo harus fleksibel sekaligus tahan lama.

Di luar kriteria dasar itu, ada beberapa kriteria umum yang bersifat fisik yang

dilihat dari faktor bentuk, warna dan ukuran. Kriteria ini dapat digunakan sebagai

acuan dasar, menjadi semacam isi dalam mendesain logo. Namun kriteria ini tidak

34

bersifat kaku, bahkan tidak tertutup kemungkinan untu berubah di masa depan

seiring perkembangan kreativitas dalam dunia desain grafis.

1.10. Teori Retro Style

Semangat menghadirkan/menampilkan/memvisualkan kembali nuansa/gaya-

gaya lama disebut sebagai retro, yang menjadi istilah populer untuk

mendefinisikan/menyebutkan model pengulangan-pengulangan yang disebut sebagai

revival, alchimia, eklektik, historisisme, rekonstruksi, dan duplikasi. Menurut

Longman Dictionary Of Contemporary English, pengertian „retro‟ adalah

deliberately using styles of fashion or design from the recent past. Pengertian ini ada

hubungannya dengan definisi retrospective yakni :

1. concerned with or thinking about the past; dan

2. a show of the work of an artist, that includes all the kinds of work they have done

Retro menjadi bagian dari trend, dan teks baru untuk menyebutkan sesuatu

yang pernah muncul dan muncul kembali. Retro dalam aplikasi kontemporer

mengakulturasi unsur lama dengan kebaruan yang berupa gagasan, kemajuan

teknologi visualisasi/pencitraan, dan menimbulkan kesan keluar dari paritas, dikemas

menjadi satu kesatuan. (Nirmana, 2016)