20
LAPORAN KASUS 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Mr. M Umur : 37 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal masuk : 16 Juli 2014 Registrasi : 672261 Status : BPJS 2. ANAMNESIS a.Keluhan utama : Luka pada lutut kiri b.Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas c.Mekanisme trauma : Pasien sedang mengendarai motor dan tiba-tiba menabrak mobil yang tidak disadari sedang berhenti di pinggir jalan. d.Keluhan lain : Riwayat pingssan (-), mual (-) muntah (-). e.Riwayat Pengobatan : Penanganan awal di lakukan di Puskesmas. 3. PEMERIKSAAN FISIS a. Primary Survey 1

lamaran kerja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

about make a curiculum vitae

Citation preview

Page 1: lamaran kerja

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Mr. M

Umur : 37 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal masuk : 16 Juli 2014

Registrasi : 672261 Status : BPJS

2. ANAMNESIS

a. Keluhan utama : Luka pada lutut kiri

b. Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit

akibat kecelakaan lalu lintas

c. Mekanisme trauma : Pasien sedang mengendarai motor dan tiba-tiba

menabrak mobil yang tidak disadari sedang berhenti di pinggir jalan.

d. Keluhan lain : Riwayat pingssan (-), mual (-) muntah (-).

e. Riwayat Pengobatan : Penanganan awal di lakukan di Puskesmas.

3. PEMERIKSAAN FISIS

a. Primary Survey

A (Airway) : Patent

B (Breathing) : Pernapasan 16x/min, regular, simetris, spontan,

thoracoabdominal type.

C (Circulation) : Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/min,Regular.

D (Disability) : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor Ø 3/3mm,

Refleks cahaya +/+.

1

Page 2: lamaran kerja

E (Exposure) : Temperatur 36,60 C (Axillaries).

b. Secondary Survey

Regio Genu sinistra

Inspeksi : terdapat luka jahitan pada regio genu berukuran 4 cm,

deformitas (+), edema (+), hematoma (+),

Palpasi : Nyeri tekan (+) pada genu sinistra

NVD : Sensibilitas dalam batas normal. Pulsasi arteri popliteal,

arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior teraba, CRT< 2

detik.

ROM : Gerakan aktif dan pasif pada knee joint sulit dievaluasi karena

nyeri

4. FOTO KLINIS

Ekstremitas Kiri Atas

- Tampak Anterior

- Tampak Lateral

2

Page 3: lamaran kerja

5. FOTO RADIOLOGI

X-ray AP/Lateral Femur Sinistra X-ray AP/Lateral Genu sinistra

Pada pemeriksaan Radiologi :

tampak fraktur comminuted intercondylar femur sinistra

6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

WBC 30,9 4,00-10,0

RBC 3,9 4,00-6,00

HGB 11,9 12,0-16,0

HCT 36,3 37,0-48,0

3

Page 4: lamaran kerja

PLT 154 150-400

CT 6’00” 4-10

BT 3”00 1-7

HBsAgNon

Reactive

Non

Reactive

7. RESUME

Seorang laki-laki 37 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan Luka

pada lutut kiri sejak 4 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit akibat kecelakaan

lalu lintas. Pasien sedang mengendarai motor dan tiba-tiba menabrak mobil yang

tidak disadari sedang berhenti di pinggir jalan.

Pada genu sinistra, pada inspeksi terdapat luka jahit pada lateral genu

dengan ukuran 4 cm, deformitas (+), hematom (+) edem(+) pada palpasi nyeri

tekan (+), Sensibilitas dalam batas normal. Pulsasi arteri popliteal, arteri dorsalis

pedis dan arteri tibialis posterior teraba, CRT< 2 detik.pergerakan aktif dan pasif

dari knee joint sulit dievaluasi karena nyeri.

Pada pemeriksaan laboratorium, terdapat peningkatan leukosit (30,9x

103/mm3), penurunan hemoglobin (11,9g/dL) dan hematokrit (36,3%). Pada

pemeriksaan radiologi X-Ray AP/Lateral femur sinistra dan AP/Lateral genu

sinistra tampak fraktur comminuted intercondylar femur sinistra.

8. DIAGNOSIS

Open fraktur comminuted intercondylar left femur grade III A.

4

Page 5: lamaran kerja

9. TERAPI

a. IVFD

b. Antibiotik

c. Analgesik

d. Tetanus toxoid

e. Rencanakan untuk debridement dan internal fixation

5

Page 6: lamaran kerja

DISKUSI:

I. PENDAHULUAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas pada struktural tulang, tulang rawan

sendi, tulang rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial. Jika jaringan

kulit masih intak disebut fraktur tertutup (simple); jika jaringan kulit tidak intak atau

ada hubungan fraktur dengan dunia luar disebut fraktur terbuka (compound), mudah

terkontaminasi dan infeksi. Fraktur dapat disebabkan oleh ; (1) trauma (2) repetitive

stress (3) pathological fraktur.1

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan

berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran,penekukan, pemuntiran atau

penarikan. Berikut ini adalah klasifikasi open fraktur menurut Gustillo and Anderson

:

Grade Wound

size

Contamination Soft tissue Bone injury

I <1cm Clean Minimal -Simple (transverse,

short oblique)

-minimal

comminution

II >1cm Moderate No extensive soft

tissue injury

-moderate

comminution

(transverse, short

oblique)

III A >10 cm High -extensive soft

tissue injury

- Adequate soft

-minimal periosteal

stripping

-soft tissue coverage

6

Page 7: lamaran kerja

tissue coverage of bone is possible

III B >10 cm Massive -Extensive soft

tissue injury

- Need soft tissue

reconstruction

-moderate to severe

comminution

-poor bone coverage

III C >10cm Massive -Extensive soft

tissue injury

main vasculer

artery need to

repair

-poor bone coverage

-moderate to severe

comminution

II. ANATOMI

 

Gambar 1 . Distal Femur . Femur distal terdiri dari supracondylar dan condylar 2

Daerah Supracondylar femur adalah zona antara kondilus femoralis dan

persimpangan metafisis dengan femoral shaft. Daerah ini terletak distal 10

sampai 15 cm dari femur.2

Distal femur terletak dari cylindric shaft untuk membentuk dua kondilus yang

dipisahkan oleh interkondilaris.2

7

Page 8: lamaran kerja

Kondilus medial meluas lebih distal dan lebih cembung daripada kondilus

femoral lateral. Hal ini sebagai fisiologis valgus femur.2

Saat melihat lateral femur, femoral shaft sejajar dengan setengah anterior

kondilus lateral.2

Saat melihat permukaan distal dari ujung femur, kondilus lebih luas di

posterior , membentuk trapesium.2

Biasanya , sendi lutut sejajar dengan tanah. Rata-rata, aksis anatomi ( sudut

antara shaft femur dan sendi lutut ) memiliki angulasi valgus dari 9 derajat

(kisaran 7 sampai 11 derajat ).2

Deforming force dari otot disebabkan pola karakteristik displacement.

- Gastrocnemius : fleksi fragmen distal, displacement posterior dan angulasi.

-Quadriceps and hamstrings: eksersi traksi proksimal, mengakibatkan

pemendekan ekstremitas bawah.1

Gambar 2. pada posisi lateral, tampak muscle attachment dan deforming force. yang

menyebabkan angulasi dan posterior displacement.2

8

Page 9: lamaran kerja

Gambar 3. Deep dissection femur.3

Gambar 4. Innervasi pada femur.3

9

Page 10: lamaran kerja

III. KLASIFIKASI

Gambar 7. Klasifikasi AO Mueller Fraktur Distal Femur

Deskriptif

• Terbuka vs tertutup

• Lokasi : supracondylar , interkondilaris , condylar

• Pola : spiral , oblique, atau transverse

• Keterlibatan artikular

• comminuted , segmental , atau butterfly fragmen

• Angulasi atau deformitas rotasi

• Pemindahan: shortening atau translation3

IV. EPIDEMIOLOGI

Fraktur femur distal mencapai 7 % dari semua patah tulang femur. Fraktur

terbuka terjadi pada 5% sampai 10 % dari semua patah tulang femur distal .

V. MEKANISME CEDERA

Sebagian besar fraktur femur distal adalah hasil dari beban aksial dengan

varus, valgus, atau kekuatan rotasi.2

Pada orang dewasa muda, fraktur biasanya karena trauma energi tinggi :

seperti tabrakan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian.2

Pada orang tua, atau pada pasien osteopenia dengan fraktur akibat Low –

enerrgy injury dapat terjadi karena jatuh dengan posisi berdiri atau twisting

injury. 2

10

Page 11: lamaran kerja

biasanya pasien terjatuh dengan kaki fleksi .2

VI. PEMERIKSAAN KLINIS

Pasien biasanya mengeluh nyeri, edem, deformitas pada femur dan lutut.

Penilaian status neurovaskular wajib dilakukan. Kedekatan struktur

neurovaskular ke area fraktur adalah suatu pertimbangan penting.

Pembengkakan yang tidak biasa dan tegang di daerah poplitea dan tanda-

tanda yang biasa pucat dan kurang rasa menunjukkan pecahnya pembuluh

darah utama.1

Compatement syndrome pada femur jarang terjadi dan terkait dengan

perdarahan berat pada paha.

Pemeriksaan pinggul ipsilateral, lutut, kaki, dan pergelangan kaki sangat

penting , terutama pada pasien obtunded atau polytraumatized. 1

VII. RADIOLOGI

Anteroposterior, lateral, dan two 45-degree oblique radiographs dari distal

femur harus diperiksa.

Evaluasi radiografi harus mencakup seluruh femur.

Foto kontralateral membantu untuk perbandingan dan berfungsi untuk

perencanaan pra operasi.

Fraktur intraartikular Complex dan lesi osteochondral memerlukan

pemeriksaan CT-Scan untuk penilaian diagnostik dan perencanaan pra

operasi.

Fraktur comminuted dan perluasan ke diafisis biasanya disebabkan oleh

high-energy injury dan di anjurkan untuk dilakukan intervensi segera untuk

melihat apakah ada associated injury.

Magnetic Resonance Imaging berguna dalam mengevaluasi cedera ligamen

atau meniscal associated injury.

11

Page 12: lamaran kerja

Indikasi Arteriografi apabila dislokasi lutut, karena 40 % dari dislokasi terkait

dengan gangguan vaskular. Alasannya adalah bahwa vaskular poplitea yang

ditambatkan pada hiatus adduktor proksimal dan distal pada lengkung soleus.1

VIII. TERAPI

Initial Management

a. Reduksi dengan menggunakan traksi dan splinting biasanya digunakan untuk

stabilisasi sementara untuk fraktur intercondylar femur. Skeletal traksi

biasanya tidak digunakan.4

b. External fiksasi pada knee diindikasikan jika definitive fiksasi ditunda karena

adanya soft tissue injury atau luka yang terkontaminasi, dan adanya proses

perbaikan dari vascular. Idealnya, external fiksasi harus di ganti menjadi

definitive internal fiksasi dalam waktu 2 minggu untuk menurunkan resiko

infeksi sekunder dari kolonisasi pin track.4

Definitive treatment

Tujuan pemasangan ORIF (open reduction and internal fixation ) adalah untuk

mengembalikan posisi anatomis alignment dari ekstrimitas sambil menyediakan

lingkungan yang stabil untuk penyembuhan dan stabilitas yang cukup agar

pergerakan cepat kembali.4

- Anatomic reduction of the articular surface. Pada fraktur intraartikular tujuan

utamanya adalah mengembalikan restore congruity. Dapat dilakukan dengan

menggunakan interfragmentary screws.

- Resoration of mechanical axis –Realignment axis femur dapat diperoleh

dengan menggunakan plates and screws atau implant intramedullar seperti

supracondylar nail.

Pemasangan ORIF dapat dilakukan dengan plate fixation, atau Intramedullary

Implant.4

12

Page 13: lamaran kerja

IX. KOMPLIKASI

Fixation failure: dapat disebabkan oleh salah satu berikut yaitu tulang yang

buruk, ketidakpatuhan pasien dengan perawatan pasca operasi, perencanaan

bedah yang tidak memadai.

Malunion : Biasanya ini hasil dari fiksasi tidak stabil atau infeksi. Yang paling

umum adalah varus deformitas. Mengakibatkan cacat fungsional. Malunion

Dapat diatasi dengan osteotomy.

Nonunion : Ini jarang terjadi karena pasokan pembuluh darah yang kaya ke

daerah ini dan dominasi tulang cancellous.

Osteoarthritis Posttraumatic: Ini mungkin hasil sebagai kegagalan untuk

mengembalikan harmoni artikular , terutama pada pasien yang lebih muda .

Infeksi : open fracture dengan debridement dan irigasi dengan antibiotic

intravena. Fraktur terbuka dapat menyebabkan knee sepsis.

Loss of knee motion : paling sering terjadi akibat kerusakan quadriceps,

kerusakan articular akibat trauma. Jika memungkinkan, dilakukan

quadricepsplasty untuk pergerakan sendi. 2,5

13

Page 14: lamaran kerja

DAFTAR PUSTAKA

1. Solomon L, et all. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. Ninth Edition.

London : Hodder Arnold. 2010; p. 870-72

2. Koval, Keneath J., Zuckerman, Joseph D. Lower Extremity Fractures and

Dislocation. In: Handbook of Fracture, 3rd Edition. New York: Lippincott

Williams & Wilkins. 2006; , p: 420-8

3. Thompson, Jon C. Leg/Knee. In: Netters Concise Atlas of Orthopedics Anatomy,

1st edition. Learning System LLC, A Subsidiary of Elsevier Inc. 2001;p. 257

4. K.Sean M. Fractures of the Supracondylar Femur Region. In: Brinker MR.

Review of orthopaedic trauma. 2nd edition. Texas.2013.

5. Miller Mark D, et all. Upper and Lower Extremity Injuries. In: Review of

Orthopaedics. 6th Edition. United State of America: Elsevier.2008;p.751—3

14