Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Lakuna Pemimpin Versus Kristalisasi Politik
Oleh
Mochtar Pabottingi
Abstract
For at least the last five year of the Reform Efforts in Indonesia there has been a loud clamor concerningthe serious dearth of leadership precisely at the time when it is most needed a grim fact that has indeed
affected the morale of the nation Indonesia has become a leaderless country Unfortunately no one tries tounravel the serious dearth At close examination we find layers of wrong political practices that has over timeundermined the normal recruitment process This paper traces the layers from the very beginning of the NewOrder to the present stage of the Reform Efforts including negligence in political science theories The politicsof depoliticization the systemic nipping of the buds of leadership the absence of regime change in the truesense of the word the hampering of the initiative for a transitional constitution the insincerity of initiativetoward truth and reconciliation commission the eruption of horizontal conflicts the practice of impunity andintroduction of anachronistic politics if in reverse manner along the New Order and in the current Era ofReform Efforts all this blurs the distinction between what is right and what is wrong in politics and malignantlycompromising ethical standards These were eight roots that have made leadership doomed Above all howeverthe leadership lacuna has a great deal to do with the trampling down ofthe concernfor nation andlor nationhoodespecially the severity of corruption among so called people s representative and with the flagrant abuse ofregional autonomy The greater the political collectivity is slighted and confused withforces ofpetty irrationalitiesand or primordialism the more numerous the distortions of leadership become The author maintains that onlya conscious undertaking towards political crystallization could Indonesia recovers its leadership i e by theinculcation of the respectability ofpolitics and of political profession by sharpening of the understanding ofour nation s blue print and by heeding the imperative ofnation in democracy by separating the business ofstatefrom that of religion and or primordial concern and by making room for transitional rulings in the nextconstitutional amendment in order to get rid of the numerous vicious circles brought about by the distortions ofthe transitional period as well as the anachronistic policies
Ifdemocracy is to survive it will have to employ and use every bit ofskill and knowledge and leadershipit can get hold of This complicated interdependent world in which we are living cannot be run withoutknowledge and skill foresight and leadership A D Lindsay
Eksis boleh dikata tanpa kepemimpinan
begitulah negara nasion kita ditakdirkan
sepanjang 1998 200 Era Upqya Reformasi
EUR Segelintir figur yang di awal EURprospektif menjadi pemimpin nasional ternyata
mudah tertekuk menjadi kompromistis
kehilangan elan reformasi berpikir jangka
Sengaja saya tidak menggunakan istilah Era Reformasi demi
obyektivitas dan kerendah hatian Menyebut masa transisi politik
seperti yang kita alami dalam periode 1998 2008 sebagai sudahEra Reformasi secara implisit menafikan dua kemungkinan
Pertama bisa saja nanti dinyatakan secara terbuka bahwa upaya
reformasi yang telah dilakukan sepanjang periode ini sesungguhnyamasih lancung dan tak mewakili reformasi dalam pengertian yangsesungguhnya Kedua jika kemungkinan pertama tadi benar kita
niscaya masih memerlukan upaya reformasi atau demokratisasi
baik sebagai koreksi parsial maupun sebagai koreksi komprehensif
pendek dan dengan demikian mengikis sendiri
prospeknya Hingga saat ini sudah tak terhitunghimbauan di media massa yang mencanangkankerinduan bangsa kita akan kepemimpinan
Sayang tak ada yang menyimak akar akar lakunaatau ketiadaan pemimpin ini lalam teori maupun
praksis sehingga kita pun tak kunjutig tahu jalanmenuju kondisi yang memungkinkan
kelahirannya
pada kesempatan lain Sepanjang kata reformasi kita seartikandengan demokratisasi kita perlu mengakui bahwa langkah
langkah perubahan politik selama lebih sepuluh tahun terakhir
untuk melaksanakannya barulah sampai pada apa yang bisa disebutmixedperfornrance kinerja yang belum menentu baik dalam
hitungan kedaulatan rakyat maupun perbaikan dalam hal perikehidupan ekonomi rakyat pada umumnya
Pada hari hari ini tatkala kita memperingati
Sepuluh Tahtin Upaya Reformasi 1998 2008
dan Seratus Tahun Kebangkitan Nasional 1908
2008 jika kita hanya mampu menunjukkan
posisi teoretis yang semestinya dan kemudiantnenyimak faset faset evolusi politik nyata di
Tanah Air yang mengerdilkan peluang bagikeiahiran kepemilnpinan dalaln arti luas baru kita
bisa memaknai kedua peringatan ini sebagaimana
mestinya Lebih penting lagi hanya dengan itukita bisa membukakan jalan bagi solusi politik
yang sehat dan rasional untuk mengatasipenderitaan yang masih terus beruntun menderamayoritas bangsa kita
Tulisan ini bertujuan untuk menegakkan
tesis bahwa minimnya kepemimpinan di
sepanjang EUR berkaitan langsung dengantiadanya kristalisasi politik terutama lantaran
begitu miskinnya niat balk kejujuran dan
ketercerahan dalam berpolitik dan atau
berdemokrasi Keadaan ini berkorelasi langsungdengan diterapkannya berturut turut dua
kebijakan politik anakronistis yang berbalikansatu sama lain yaitu pertama di sepanjang 19711998 Orde Baru di bawah Soeharto dan kedua di
sepanjang sepuluh tahun terakhir era pascaSoeharto
Korpus Teori Demokrasi Minus Kajian
Kepernimpinan
Mengaitkan lakuna kepemimpinan di
tengah tengah opacity atau kekisruhan kondisipolitik di EUR niscaya akan berhadapan dengan
kesulitan literatur dalam dua hitungan Pertama
sebagaimana telah diungkap oleh GiovanniSartori dalam karya besarnya pada korpus teori
politik modern tak terdapat kajian tersendiri
mengenai kaitan antara demokrasi dan
kepemimpinan Z Kedua jauh melampaui
kurangnya kajian mengenai kaitan antara
demokrasi dan kepetnimpinan adalah kajian
tentang perkembangan upaya demokratisasidalam kondisi anomali dan atau kondisi politik
darurat yang senantiasa sarat perangkappenyimpangan kebingungan dan atau
irasionalitas
2 Lihat Giovanni Sartori The Theory ofDemocracv Revisited PartOne The Contemporary Debate Chatham New lersey ChathamHouse Publishers Inc 1987
Ibid h1m 164
21
Sartori mengutip serangkaian pemikirpolitik mulai dari zaman Yunani Kuno hingga ke
zaman modern seperti Thucyidides Lord J
Bryce Karl Mannheim S de Madariaga V O
Key dan Daniel Bell Mereka semua bersaksitentang pentingnya menekankan kepemimpinandalam demokrasi Akan tetapi menurutnya
semua kesaksian yang sungguh benar itu hinggakini tak memperoleh pengindahan dalarn korpus
teori politik modern
If one looks into the theory of democracyin general it can hardly be said that themessage conveyed by the above quotationshas been incorporated in terms oftheoretical status the praise of leadershipremains a sideline of little theoretical
consequence And this quite apartf om theanti elitist attack 3
Kita dapat metnahami mengapa pengabaian
tersebut demikian dirisaukan terutama oleh
Sartori sebab memang dialah pemikir politikyang mungkin paling kuat dan konsistenmenekankan pentingnya memperjuangkan
demokrasi yang berkualitas J1ka mayoritasteoretikus demokrasi modern menggeluti dimensi
horisontal Berta teori deskriptif dari dan atas
demokrasi Sartori mengerahkan energi
intelektual terbaiknya pada dimensi vertikal
Berta teori preskriptif dari dan atas demokrasi
Baru belakangan ini teoretikus seperti LarryDiamond mulai menekankan pentingnya
demokrasi yang bermutu 5 Secara eksplisitDiamond mengakui pentingnya gagasan gagasan
kritis Sartori tentang demokrasiOn the more theoretical level of thedefinition of democracy and the debatesurrounding its concepts relationships andforms a stream ofstimulating new work isappearing of which the two recent two
volume contribution of Giovanni Sartorishould be considered an essential
reference
Ibid passim
Lihat Larry Diamond dan Leonardo Morlino The Quality ofDemocracy An Overview Journal ofDemocracy volume 15number 4 October 2004
Lihat Larry Diamond Juan J Linz dan Seymour Martin Lipset
Eds Democracy in Developing Countries Volume Two AfricaBoulder Colorado Lynne Rienner Publishers 1988 hlm x
Miskinnya kajian mengenai keterkaitan
inheren antara demokrasi dan kepemimpinan
antara lain disebabkan oleh dominannya para
pendukung dari apa yang saya sebut kubu
prosedural seperti Joseph Schumpeter dan
Samuel Huntington ketimbang kubu esensialdi kalangan teoris demokrasi maupun pada
sebagian besar studi lapangan yang dilakukantentang demokrasi katakanlah hingga tahun1970 an
Dominannya kubu prosedural tnungkin
sekali disebabkan oleh kenyataan bahwa memanglebih gampang melakukan penelitian mengenaiindikator indikator demokrasi yang mudahdikuantifikasikan dan diterjemahkan ke dalam
angka angka statistik dibanding dengan indikatorindikator bersifat kualitatif yang tak bisadiperlakukan demikian Kubu esensial
memerlukan konsistensi ketajaman analisis secara
lintas ilmu iltnu sosial dari awal hingga akhir
penelitian
Faktor kepemimpinan jelas termasuk dalam
ranah esensial itu Seperti akan kami utarakan
di bawah Tocqueville sendiri dalam karya
klasiknya Democracy in America bolehdikatakan tiada henti melecehkan peluangkepetnimpinan dalam alam demokrasi
Literatur politik modern yang didominasioleh para pemikir dan atau teoretikus Barat
lebih miskin lagi dalam hal analisis tentang upayademokratisasi dalam kondisi politik anomali dan
atau dalam keadaan de facto darurat yang jugamenyulitkan kelahiran pemimpin Kata anomali
dipakai untuk menunjukkan kondisi politik yangumumnya resisten baik terhadap semangatmaupun terhadap kiat kiat atau lembaga lembagademokrasi sebagaimana itu semua dipahatni di
Barat Lantaran demokrasi mula mula
berkembang dan kemudian menjadi matang diBarat maka kaidah kaidah dan pemahaman
demokrasi di dan dari Barat itulah yang kemudiandipandang sebagai yang normal atau yang
standar
Lakuna teoretis ini diperburuk oleh praktik
yang sama sama tak tercerahkan baik dari sisipara pemikir demokrasi di Barat maupun dari
Lihat Mochtar Pabottingi Pengukur Demokrasi Kita yangditulis sebagai Pengantar bagi Syamsuddin Haris Ed Partai dan
Parlemen Lokal Era Transisi Demokrast di Indonesia Jakarta
LIPI Press 2007
padanannya di kalangan bangsa kita Tiga hal
yang harus disebut dasar dasar teori politikmodern terutama teori demokrasi lahir dan
berkembang terns di Barat Hingga saat ini kitadi Indonesia seperti juga rekan rekan kita dari
negara negara berkembang mantan kolonilainnya hanyalah konsumen dari karya karya
mereka s Celakanya pada umurnnya kita tak
menyadari bahwa berdasarkan diktum sosiologi
ilmu pen getahuan pemahaman manusia atas
suatu masalah pada umumnya sangat ditentukan
oleh lingkttngan sosio historis dan atau sosio
kultural tempatnya tumbuh dan berakar
Dengan pemahaman demikian kita mestinya
berani menyatakan bahwa evolusi atau
historisitas politik Icita bukan hanya berbeda dari
evolusi dan historisitas politik Barat melainkan
cenderung bertentangan semata mata karenaadanya pertandingan global antarbangsa
sepanjang sejarah untuk menguasai sumber
sumber daya ekonomi politik Dinamika
kolonialisme yang membandingkan rumpunnegara penjajah ttrnurnnya di Barat dengan
rttmpun negara terjajah di Dunia Ketiga hampir
selalu melahirkan keadaan Zero sum
Oleh karena itu harus ditekankan bahwa
bersamaan dengan timbulnya ketimpangan yangbesar antara negara negara maju di Barat dengan
negara negara Dunia Ketiga dalam hal evolusi
ekonomi antara keduanya juga terjadi
ketimpangan besar dalam hal evolusi politik
Konsisten dengan tesis zero sum di atas akan lebih
jelas jika dikatakan bahwa sebagian besar
kemajuan ekonomi di negara negara maju dibayar
telak dengan stagnasi dan kekerdilan kemajuan
ekonomi di negara negara Dunia Ketiga Begitu
juga halnya dalam hitungan evolusi politik
Kesinambungan otoriterisme di negara negara
Dunia Ketiga sebagian besar merupakan hasil
kerja sistemik tak patut yang terus dilakukanjustru oleh negara negara demokrasi maju
Kenyataan getir tentang keterkaitan zerosum dan bersimpangannya kemajuan ekonomi
politik antara kedua belahan peradaban umat
manusia ini pada umumnya didiamkan oleh
kalangan ilmuwan dan akademisi di Barat
Untuk tulisan yang mengkritisi kenyataan ini lihat misalnyaBhikhu Parekh The Cultural Particularity of Liberal Democracydalam David Held Ed Prospects for Democracy StanfordCalifornia Stanford University Press 1993
Untuk tulisan yang mengkritisi kenyataan ini lihat misalnyaBhikhu Parekh The Cultural Particularity of Liberal Democracydalam David Held Ed Prospects for DemoaraCY StanfordCalifornia Stanford University Press 1993
7
Mereka misalnya terus menggunakan kaidah
kaidah politik modern yang tutnbtth dan
berkembang di Barat untuk mengukur evolusipolitik di Dunia Ketiga dengan asulnsi bahwa
mereka pemilik otoritas tunggal untuk melahirkan
tesis tesis politik Sebagian besar dari keduapuluh
tujuh indikator modal sosio politik yangdikemukakan oleh Samuel Huntington misalnya
lahir dari pengalalnan sosio historis Barat butir
butir klaim yang dikukuhkan ketika Barat sudahmaju 10 Dinafikan bahwa rangkaian kaidah tesis
politik mereka sama sekali tak lepas dari
kenyataan sosio historis ilmu pengetahuan tadi
Para teoretikus ekonomi politik Baratlah
yang kemudian melahirkan istilah istilah sepertideveloping economies atau developing
democracies seakan akan tak terdapat juranglebar dan tak ada rantai besi yang melilit kondisipemilik developing economies maupun
developing democracies tersebut Dengan katalain mereka sengaja atau tidak menghindari
keadaan zero sum yang mengikat kedua belahperadaban tersebut Seolah olah sengaja
melupakan bahwa kecuali negara negara satelit
mereka developed economies maupun
developed democracies secara sistemik bekerja
untuk membuat kehidupan ekonomi dan
kehidupan politik pada rumpun negara Dunia
Ketiga pada umumnya senantiasa berada dalam
cekikan atau kontrol mereka
Kondisi politik anomali sebagian besar
terjadi lantaran kolonialisme dan imperialisme
Barat terutama Eropa Barat dan kemudian juga
Amerika Serikat dengan neo kolonialisme dan
neo imperialismenya mendistorsikan serta
merampas peluang bagi berlangsungnya evolusipolitik yang sehat normal di setnua negeri jajahanatau protektorat mereka Selain itu dengan
model partisi dan unifikasi yang mereka
terapkan menjelang berakhirnya masa penjajahanlangsung negara negara kolonial itupunmenciptakan bom waktu yang hingga kinimasih terns melahirkan kekisruhan politik di
pelbagai bagian dunia
Model partisi dan unifikasi tersebut memangdirancang oleh para mantan negara kolonis Baratuntuk lnerampas peluang mantan negara negara
koloni mereka untuk bisa tumbuh dalam evolusi
politik yang normal dan sehat seperti yang mereka
Lihat Samuel Huntington The Third Mave Democratization
in the Late Tiventieth Century Oklahoma University ofOklahoma Press 1991 him 37 38
8
sendiri nikmati Jelas tujuan utamanya adalah
untuk tetap menguasai mengungguli danmengontrol mereka demi mempertahankan
hegemoni politik dan ekonomi mereka secara
global Salah satu yang paling terpukul denganrekayasa partisi dan atau unifikasi ini adalah
negara negara yang dulu merupakan bagian dariKemaharajaan Turki Osmaniah yang umumnyamerupakan negeri negeri mayoritas Muslim di
Timur Tengah
Kata de facto sengaja kita tekankan atas
dasar kenyataan bahwa di negara negara
berkembang terutama di negara negara mantankoloni kondisi anomali dan atau keadaan darurat
itu pada umtlmnya tidak diakui atau tidak
diumumkan secara eksplisit Kekaburan batas
batas antara kondisi darurat dengan kondisi
normal ini merupakan salah satu penyebab
utama dari panjangnya kiprah irasionalitas politik
di negeri kita Penyebabnya antara lain adalah
ketidak percayaan timbal bal ik antara pemerintah
dan parlemen Miriam Budiardjo mencatat bahwa
pemerintah kurang memercayai kemampuanparlemen membuat UU Darurat sedangkan
parlemen kerap mencurigai motif pemerintahdalam kehendak untuk menerapkannya Penyebab
lain adalah sifat labilitas dadakan dan ketak
terkontrolan dari rangkaian perkembangan politik
itu sendiri lantaran lemahnya lembaga lembaga
pemerintahan kita l
Semua itu jelas mempersulit bekerjanya
kaidah kaidah atau norma norma politik yangmantap Dan tanpa itu negara dan atau
masyarakat tak akan melniliki tolok tolok ukur
yang diperlukan untuk melihat menilai danmengakui kepemimpinan
Dalam kondisi resmi atau de facto darurat
kondisi politik posisi posisi politik maupun arah
perkembangan politik Dunia Ketiga terutama
yang nlantan koloni sulit untuk dibaca Besardan dalamnya distorsi politikyang dilakukan olehnegara negara kolonial atas negeri negeri jajahan
11 Untuk referensi mengenai kolonialisme Barat lihat antara lain
Albert Memmi The Coloni er and the Colonised New York The
Orion Press 1965 K M Panikkar Asia and t esternDominance
New York Collier Books Edition 1969 Frantz Fanon The
Wretched of the Earth New York Grove Press Inc 1968Chimveizu The West and the Rest of Us New York RandomHouse 1975 Untuk neo kolonialisme dan atau neo imperialisme
lihat misalnya Chalmers Johnson Blowback The Costs and
Consequences of American Empire New York An Owl BookHenry Holt and Company 200012 Lihat Miriam Budiardjo Demokrasi di Indonesia Demokrasi
Parlementer dan Demokrasi Pancasila Jakarta P T Gramedia
Pustaka Utaka 1994 him 274 275
mereka membuat rasionalitas politik sangat sulit
tumbuh Contoh dari keadaan ini bertebaran di
negara negara Asia ter nasuk di Timur Tengah
di Amerika Latin dan terutama di negara negara
Afrika Di sini kehidupan politik ditandai oleh
divergensi dan fragmentasi sehingga mekanisme
politik tidak sejalan dengan bangunan politik yanghendak dibangun Dalam hal ini penolakan Bung
Karno terhadap demokrasi Barat misalnya jelasmengandung sisi sisi kebenarannya juga Padahakikatnya bangunan politik yang hendakdibangun di negara negara mantan koloni ini pun
sudah rapuh sejak awal Dalam pengamatan
Larry DiamondThis includes the whole range ofphenomena establishment breakdown
reequilibration and consolidation of
democratic government periods of
democratic persistence crises
authoritarianism and renewal and all of
the ambivalences and oscillations in
between 13
Kenyataan tentang divergensi evolusi politikserta posisi zero sum dalam hal penguasaan
sumber sumber daya politik dan ekonomi inilah
yang hingga kini masih belum memperolehperhatian semestinya dari para ilmuwan politik
baik di kalangan negara negara maju maupun di
negara negara berkembang itu sendiri Padaumumnya kajian demokrasi di negara negara
maju dan di negara negara berkembang dilakukansecara terpisah dan sendiri dengan demikian
menafikan kenyataan divergensi atau zero sum
tad i
Sehubungan dengan keadaan anomali dan
kondisi de facto darurat di atas yang palingterpengaruh dan terpukul adalah peluang danpotensi yang sehat bagi nasion untuk tumbuh danberkembang Lantaran banyaknya distorsi danatau rekayasa penjajahan pelbagai perangkap
politik distorsi irasionalitas dan kebingungan
melemahkan pertumbuhan dari apa yang sayasebut otosentrisitas pada nasion Saya
merumuskan nasion sebagai kolektivitas politik
yang egaliter otosentris Tesis tentang adanyasimbiosis inheren antara nasion dan demokrasi
Lihat Larry Diamond Juan J Linz and Seymour Martin LipsetEds Democracy in Developing Countries Africa Volume Tiro
Untuk telaah telaah teoretis awal mengenai kaitan antara nasion
dan demokrasi dan sentralitas konsep otosentrisitas di dalamnyalihat Mochtar Pabottingi Demokrasi Masalah Genealogi Distorsi
dan Otosentrisitas Seminar Nasional XI dan Kongres Ill AIPI
lahir dart Sill 14 Seperti akan kita lihat di bawah
pemimpin dan atau kepemimpinan tak mungkin
dilepaskan dari konteks nasion dan demokrasi
terutama dengan moda kerja otosentrisitas tadi
Akar Akar Lakuna Pemimpin dalam
Praksis di Indonesia
Lakuna pemimpin di Tanah Air dalam
sepuluh tahun terakhir punya Sembilan sebab
preseden Pertama karena sepanjang 1971 1997Presiden Soeharto terus membabati segenappernimpin tandingan mengebiri partai partai
yang selama lebih dari empat dekade yaitu dari1920 an hingga 1960 an menjadi motor dinamika
politik bangsa dan menghabisi ruang semai bagitunas tunas pemimpin masa depart Tindakan
demikian tnenunjukkan tiadanya kenegarawanan
dan kecerdasan politik Saat lengser Soeharto
memang telah sempurna membuat Indonesiabangkrut pemimpin Dan tak terperikan dampak
negatif bagi negara maupun masyarakat yangdiakibatkan oleh pembangkrutan tersebut
Kedua stigmatisasi atas kegiatan politik
terbuka dalam sistem kekuasaan Orde Baru yangmonolitik Depolitisasi ini dilancarkan dengan
dalih bahwa kegiatan politik di luar kalangan
penguasa hanya menyuburkan pertikaian dan tak
memberikan kontribusi positif apapun Bangsa
kita dibuat lupa pada pelajaran yang tak ternilaiyaitu bahwa justru melalui perjuangan politik
yang luaslah kita bisa merebut menjaga sertamewujudkan cita cita kemerdekaan Sebagai
bentuk pembodohan politik tertinggi depolitisasi
menutup peluang bagi proses politik normal yangmemungkinkan lahirnya pemimpin 15
Ketiga ialah karena sedari awal EUR tidak
mengalami pergantian personalia Rezim Orde
Baru Ikut berjubah reformasi sehingga para
Jakarta 25 27 Januari 1994 Lima Palang Demokrasi Satu SolusiRasionalitas clan Otosentrisitas dari Sisi Historis Politik di
Indonesia Orasi Ilmiah Pengukuhan sebagai Ahli Peneliti Utama
PPW LIPI 22 luni 2000 dan In the Absence ofAutocentricityThe Case of Historical Preclusion of Democracy in Indonesiadalam R William Liddle Ed Crafting Indonesian DemocracyJakarta Mizan Pustaka 2001
15 Seluruh sistem dan pranata sosial politik dan kenegaraan
sesungguhnya telah hancur saat Soeharto berpidato tentang
ketaksediaannya meneruskan pemerintahannya Lihat Stanley
rimbunan Sampah Orde Baru dalam Stanley Ed liarisan OrdeBaru Snidi Fenomena dan Sistem Bublasan Rerlm Soeharto di Era
Reformasi Jakarta Institut Studi Arus Reformaisi Universitas
Melbourne Ausaid 2005 him xv Uhlin mcnulis bahwa Menyusul
naiknya Soeharto ke tampuk pemerintahan seluruh oposisi hancur
Lthal Andeis Uhlin Oposisi Berserak Bandung Mizan Pustaka1997 him 89
9
komponen atau penerus Orde Baru tetapmemegang kendali bukan hanya atas jalannyapemerintahan melainkan juga atas jalannya
reformasi 6 Di bawah dominasi dan diktasi
mereka dalam pemerintahan serta kepartaian
berlanjut pula penyebaran motif atau perilaku
buruk mereka seperti keserakahan ketidak
pedulian pada balk bangsa maupun nasion dan
di atas semuanya terjadilah perampasan
kedaulatan rakyat Semua praktik tersebut sudah
berurat berakar di dalam jaringan kekuasaan
Orde Baru Di bawah dominasi dan diktasi itu
pula terciptalak rekrutmen atau cetakan cetakan
baru ke dalam jajaran mereka
Keempat dijegalnya inisiatif Konstitusi
Transisional juga lantaran dominasi diktasi tadi
Tiap negara yang mengalami transisi politik dariotoriterisme ke detnokrasi perlu melakukan
periode sela di mana Pemerintahan Transisional
dan Konstitusi Transisional diperkenalkan demi
membuka selebar lebarnya peluang bagi kopreksiatas beragam bentuk kerusakan akibat
otoritarianisme sebelumnya dan sekaligus
menutup peluangnya untuk terus mengangkangikekuasaan atau membajak upaya reformasi
Akan tetapi seperti yang kita saksikan dalamsepuluh tahun terakhir bagi para penerus Orde
Baru mempertahankan kekttasaan jauh lebih
penting daripada menyelamatkan IndonesiaKelima tiadanya ketulusan untuk
menegakkan rekonsiliasi sejati sejak awal EUR
Rekonsiliasi sejati hanya mungkin jika didahului
oleh penegakan kebenaran Pada hakikatnya
rumus yang menyatu paketkan kebenaran danrekonsiliasi seperti dilakukan pada pertengahan
1990 an di Afrika Selatan merupakan kunci
Pernyataan tentang rangkaian pemerintahan pasca Soeharto sebagattak lebih dari bablasan Orde Baru pertama kah saya lontarkan dalam
wawancara dengan Harian Kompas yang dtmuat pada halaman 1 pada14 Januari 2004 Pada beberapa kali kesempatan Vedi R Hadizjuga
menyampaikan hal yang lamaKonstitusi Transisional atau Interim Constitution dilaksanakan
misalnya oleh Afrika Selatan dalam rangka menyusun suatu konstitusi
yang benar benar progresif dengan memnggalkan segala bentuk
kebijakan pemerintahan aparthetdyang disknminatifdan monopolisticserta sepenuh penuhnya menyantuni segenap warganegara AfrikaSelatan Keutamaan demokratisasi atau lebih tepat lagi konstitusi
Afrika Selatan terletak terutama pada koreksinya yang telak dansekaligus progresif atas politik apartheid dengan segenap dampakburuknya Dengan penempatan dialektis demikian konstitusi AfrikaSelatan tidak mengacu pada tradisionalisme konstitusi melainkan
sebaltknya pada konstitusi dalam dimensi progresifnya Forconstitutions with a transformative dimension tulis Sunstein
constitutional traditionalism seems positively perverse As I have
emphasized the South African constitution is not understood byreference to long standing practices instead its meaning is gatheredfrom the effort to eliminate the apartheid legacy Lihat Cass RSunstein Designing Democracy What Constitutions Do Oxford
University Press 2001 hlm 78
911
Inenuju kristalisasi politik Kiat itu lahir dari
rasionalitas politik universal bukan milik
eksklusif pemerintahan Nelson Mandela yaitu
bahwa rangkaian kekejaman dan atau ketidak
adilan sistemik yang berlaku sebelumnya padasuatu negara itulah yang harus dikoreksi jugasecara sistemik l
Keenam ialah dibiarkannya atau
diperparallnya konflik horisontal politisasi
agama dan pembodohan politik secara serempak
di sejumlah daerah pada tahun tahun awal EUR
baik oleh pemerintah maupun oleh unsur unsur
Iniliter di daerah yang diperkirakan masihberkiprah dengan paradigma Orde Baru Di sini
dalam situasi lapangan yang serba kaotik dansarat kebengisan seperti yang berlaku di SanggauLedo Sampit Ambon dan Poso misalnya
berperanlah berbagai pelaku dengan motif motif
utamanya masing masing j9 Akan tetapi terlepasdari keragaman motif tersebut rangkaian konflik
horisontal itu turut menentukan terjegalnya dua
agenda pokok reformasi yaitu tuntutan
pertanggungjawaban dari para pelaku mega
korupsi serta para pelanggar HAM sepanjang1965 1998
Ketijuh berkaitan dengan butir keenam
adalah disistemikkannya kebijakan impunitas
Terlepas dari terhambatnya upaya upaya ke arah
penuntutan pertanggungjawaban atas para
pelanggar HAM serta para pelaku mega korupsi
lantaran konflik konflik horisontal tadi memangsangat terbaca adanya persekongkolan
terselubung di kalangan lembaga lembagaperadilan untuk tidak inenjamah mereka
Kenyataan ini terutama terasa ketika tuntutan
Pelajaran terbesar yang bisa kita timba dari pengalamanAfrikaSelatan dan belum diutarakan di manapun adalah betapa eratnya
kaitan antara konstitusi transtormatif yang berhasil disusun olehMandela dan kawan kawannya di African National Congress dengan
kinerja positif Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang merekabentuk
Telah telaah yang dihasilkan oleh P2P LIPI berhasil memaparkanhimpunan faktor faktor kultural institusional dan struktural yangmenyebabkan ledakan rangkaian konflik di daerah daerah
Termasuk di dalam atau bertumpang tindih dengan ketiga faktorinduk tersebut adalah persoalan segregasi demografi deprivasi
ekonomi oportunisme aparat keamanan maupun aparat militer
komersialisasi hutan rasisme kelembagaan dan euforia
otonomi daerah Lihat M Harridan Basyar Ed Konfltk Poso
Pemetaan don Pencarian Pola Po1a llternatifPenvelesaiannyaJakarta P2P LIPI 2003 Bayu Setiawan Ed Konflik Poso
Perbedaan Intensilas Konflik dan E eklivilas Upaya
Pen
yelesaiannyaJakarta P2P LIPI 2004 Sri Yanuarti et al
Problemaltka Capacity Building Kelembagaan PemerintahanLokal dalam Pengelolaan Konflik di Maluku Jakarta P2P LIPI
2006 Heru Cahyono Ed Konflik Kalbar dan Kalteng JalanPanjang Meretas Perdarnatan Jakarta P2P LIPI bekerjasamadengan PUS aka Pelajar 2008
menyangkut diri mantan Presiden Soeharto
beserta keluarganya Logika sederhana
menyatakan bahwa jika penanggung jawabutama praktis seluruh pelanggaran HAM besar
serta korupsi masif sepanjang Orde Baru tidakbisa diadili apalagi para bawahannya Dampak
terbesar dari tiadanya punitas adalah tiada ataar
lenyapnya greget krisis sense of crisis dikalangan para penguasa betapapun dalamnya
keadaan multikrisi s yang menimpa Tidak adanyagreget krisis adalah salah satu manifestasi utama
dari tiadanya kepemimpinan sebab di tengah
tengah keadaan multikrisis yang terus menderakepemimpinan tak bisa lain haruslah bertolak dari
greget krisis yang nyataKedelapan dan meliputi keenam butir di
atas yaitu diterapkannya kebijakan politik
anakronistis dalam dua periode berturut turut
Kebijakan anakronistis terjadi lantaran adanya
kesenjangan antara asumsi preskripsi politik
dengan realitas politik Soeharto menerapkan
format politik darrlrat dari 1966 hingga 1998
padahal sejak 1975 kondisi negara nasion kita
sudah tak lagi darurat Sebaliknya sepanjangperiode 1998 2008 rangkaian pemerintahan
pasca Soeharto menerapkan format politik
normal padahal sejak Juli 1996 negara kita sudah
kembali memasuki dan kemudian terjebak dalam
kondisi de facto darurat Kentalnya kondisi
anakronisme menjungkir balikkan kaidah kaidah
rasionalitas politik dan otomatis menyulitkan
pemimpin lahir 20
Agak mencengangkan bahwa di Indonesia
seolah olah tak ada yang menyadari betapaberbahayanya anakronisme politik itu Tiap rezimatau pemerintahan yang menerapkannya
merisikokan kesia siaan bagi seluruh kinerjanya
Untuk Demokrasi Terpimpin misalnya BungHatta sudah menyimpulkan sejak dini bahwa yangakhirnya akan dicapai Bung Karno tak lebih dari
bangunan kertas Untuk Orde Baru yangdicapai Soeharto hanyalah timbunan hutangratusan trilyun rupiah serta keterpurukan politik
ekonomi hukum dan moral yang parah dan
Untuk anakronisme yang menerapkan ormctl polrrtk clanmat dalam keadaanyang tak lagi danirat 1966 1998 lihat antara lain thdisan kolom pengantardan artikel penulis Anakronisme dalam Mochtar Pabottingi Gtara 6t aknr
Jakarta Penerbit Erlangga 1999 hlm 10 13 Pengantar dan Dilema
Legitimasi Orde Banc Bayangan hrisis Politik dan Arah Pemecahannya
dalam Syamsuddin Haris dan Riza Sihbudi Eds Menelaah Kenhah hitrnat
Pollnk Orde Baru Jakarta Gramedta Pustaka Utama 1995 Untuk
anakronisme yang menerapkanJorrnat pohttk nonna dalam keadaan defactodarurat lihat Mochtar Pabottingi UU No 22 Tahun 1999 Blunder ASllinsl
di Tengah Irasionalitas Politik dalam Syamsuddin Haris Ed Alemhangmv
r itrmat Bant Otonomr Uaerah Jakarta LIPI Press 2006 Lihat Juga
Mochtar Pabottingi Dalam l utrikan Anakromsine 7empo I Agustns 2008
hingga kini para pcnguasa masih belum juga
menenulkan jalan keluar yang pasti Itu semuamembentuk akar tunjang dari multiplikasipenderitaan bangsa kita sepanjang sepuluh tahunEUR Jasa jasa baik yang dihasilkan olehDemokrasi Terpimpin maupun Orde Baru
rnenjadi lebur dan sia sia berhadapan dengan
mallabencana yang mereka ciptakan sendiri dipenghujung masa pemerintahannya masing
masing
Realitas kondisi darurat sepanjang sepuluhtahun terakhir terlihat nyata dalam bentuk
keadaan serba terpuruk sarat korupsi
penyelewengan distorsi oportunisme dan
riuhnya provokasi konflik kesewenangwenangan pemancingan di air keruh serta
bebasnya laku jarah atas aset aset masyarakat
negara Kita juga menyaksikan pembusukan
hukum dan yang sangat penting disadari terus
berlakunya apa yang saya sebut perangkapperangkap simalakama Ini semua merupakan
tumpukan kesalahan yang berhulu pada kebijakanpolitik anakronistis sebelumnya
Para komponen Orde Baru yang terusmendominasi rangkaian pemerintahan pasca
Soeharto tentu sangat berkepentingan unhlk
menganggap situasi dan format politikanakronistis itu tak ada sebab merekalall
perancang pelaku dan sekaligus profiteerutamanya Membuka kontradiksi antara asumsi
preskripsi politik mereka dan realitas politik yangdihadapi berarti membongkar muslihat politik
mereka sendiri Maka apa yang disebut denganpenuh kebanggaan oleh mantan Presiden Habibie
sebagai detik detik yang menentukan di awalmasa pemerintahannya yang singkat
sesungguhnya lebih jujur jika disebut detik detik
yang ditentukan Di sini patut disayangkan
bahwa balk para pengamat politik apalagi para
pimpinan pemerintahan sepanjang Orde Baru danselama sepuluh tahun EUR tak pernah secara
terbuka atau jujur mengakui apalagi
mempersoalkan blunder asumsi ini
Imperatif Nasion dan Kedaulatan
Rakyat Bagi Pemimpin
Di atas semuanya penyebab paling dasardari lakuna pemimpin adalah kenyataan bahwa
mesin politak Orde Baru maupun EUR tidak
Lihat B J Habibie Detrk Deiik King A enenlukan I 14CMandiri 2006
berkiprah pada poros nasion rrtelainkan pada
eksklusivisme kekuasaan yang merampaskedaulatan rakyat Lantaran lamanya
pembodohan politik berlangsung bangsa kitaumumnya lupa bahwa sejak Sumpah Pemuda clan
Proklamasi 17 Agustus 1945 pemimpin ipsofacto
hanya bisa tampil clan berkiprah dalam konteks
kolektivitas politik tertinggi yang dimiliki olehbangsa kita yang tentu saja tak lain dart nasionSama halnya sejak kedua momen penting itudemokrasi atau upaya reformasi akan sia sia jtka
kedaulatan rakyat dirampas terbuka maupun
terselubungKolektivitas nasion kita dtinjak injak
sepanjang 1965 2008 dimulai dengan
pembantaian ratusan ribu saudara sebangsa di
awal Orde Baru Sejak itu de facto Republik
Indonesia bukan lagi milik kita bersama
melainkan milik kekuasaan otoriter di bawah
Presiden Soeharto Dari situ persekusi
warganegara dan atau pembantaian atas rakyat
terrnasuk untuk merampas lahan lahan hidupmereka terus berlanjut
Konflik horisontal parah yang terjadi diKalimantan Barat Kalimantan Tengah Maluku
Utara dan Sulawesi Tengah juga harus dipahami
sebagai akibat dari penginjak injakan terhadapnasion terhadap prinsip kebersamaan kitasebagat bangsa yaitu kettka proses pembangunan
sepanjang Orde Baru hanya menguntungkankelompok kelompok masyarakat yang
mempunyai hubungan organik dengan kelompok
para penguasa sebagai kepanjangan figur figur
atau tangan tangan kekuasaan dari pusat ke
daerah daerah dengan memarj inalkan masyarakatselebihnya Pada keempat kasus itu dapat
dikatakan bahwa terutama di daerah kelompok
kelompok masyarakat yang diuntungkan adalahmereka yang mempunyai kaitan denganbirokratisasi Islam politik dimulat dart
lingkaran dalam kekuasaan Presiden Soeharto
terutama melalui Ikatan Cendektawan Muslim
Indonesia ICMI Agaknya intlah yang disebutoleh Rosa Marieta rasisme institusional
Dari kasus kasus yang ditenzukan tampakbahwa rasisme institusional memangbekerja di dalam kelembagaan
pemerintahan lokal di Maluku Tengah dan
Maluku Tenggara Hak hak istimewa yangditerima kelompok Kristen pada masa
kolonial Belanda dan di awal nzasa
kemerdekaan dan kemudian adanya
penganzbil alihan kekuasaan oleh
12
hcl mpok Islam nzelalui rekayasa
demogrqfis dan ICILV isasi di bawah
peznerintaharz Orde Barzi merupakan bukti
nvata dari bekerjanya rasistne
institu sioncrl melalui birokrasi pemerintah
dacrah
Kenyataan ini diperkuat oleh Syamsuddin
Haris ketika dia menulis bahwa faktor
terpenting di balik konflik konflik lokal tersebutadalah persoalan ketidakadilan akibat eksploitast
sumber daya alam lokal dan sentralisasi politik
secara berlebihan oleh Jakarta ketimbang masalahloyalitas daerah terhadap ide persatuan
3
Kedaulatan rakyat kita sudah dirampas
bahkan lebih awal lagi yaitu sejak periode
Demokrasi Terpimpin Meskipun Rezim Orde
Baru mengalihkan pemerintahan kita dari posisi
sangat kiri ke posisi sangat kanan monopoli
kepemitnpinan inilah yang diteruskan oleh OrdeBaru dengan cara yang lebih ketat clan sistemikterutama dengan mengangkat 60 persen anggota
MPR clan rnelitsus selebihnya Di era EUR
perampasan kedaulatan rakyat diteruskan dengan
sistem nomor urut peruakan politik uang danpelbagai muslihat yang memanfaatkan celah
celah penyelewengan yang sengaja diadakandalanf rangkaian undang undang politik maupunperaturan pelaksanaannya
Sepanjang Rezim Soeharto semboyanpembangunan nastonal terutama tunduk pada
kepentingan negara negara Barat yang menyeretIndonesia ke dalam timbunan hutangmenggelembung dart 3 milyar dolar di bawahkekuasaan Sukarno menjadi 155 milyar dolarAS
di bawah Soeharto Maka terjadilah apa yangpaling dikuatirkan oleh Bung Karno Indonesiakembali menjadi bangsa kuli clan kuli di antara
bangsa bangsa justru di alam kemerdekaan
Agenda pengkultan bangsa tak terpisahkan dari
agenda pembangunan nasional Orde Baru yangmemindahkan porsi potensi ekonomi rakyat
secara fnasif ke tangan keluarga clan para kroni
Soeharto yang rata rata merupakan konglomerathitam
zz Lthat Josephine Rosa Marieta Manajemen Konflik dan
Keberagaman dalam Konteks Kembali Negeri Ohor Ratschapdalam Sri Yanuarti et al Pro6lemattka Capacity Building op cit
Lihat Syamsuddin Haris Dtlema Salah Urns Negara dan
Pemerintahan bagi Proyek Keindonesiaan dalam Firman Noor
Ed nlasionalisme Demokratisast dan Identitas Primordialisme
di Indonesia Jakarta P2P 1 IPL 2007 him 100
Sepanjang 1998 2008 langkah langkallbesar pengkulian dan pengkhianatan terhadapbangsa terus berlangsung misalnya dalamkebijakan pertanian dalam penggundulan hutan
lebih dari 100 juta hektar raib hanya dalam
delapan tahun dalam kebijakan pendidikan
dalam pengobralan Indosat serta pengontrakan
tak wajar dari tambang tambang kaya raya kitadalam kebijakan impor yang mematikanproduktivitas rakyat termasuk impor kondom
bekas serta limbah perusak lingkungan dan di
atas semuanya itu dalam penghibahan ratusan
trilyun dana BLBI kepada bank bank yangumumnya dimiliki oleh para konglomerat hitam
tadi Tak kt tratlg khianatnya adalah kasus kasuspembuatan undang undang oleh DPR yangmenafikan kepentingan nasion 4
Pemimpin mustahil muncul di tengah tengah
meruaknya praktik yang melecehkan nasion
sebab secara ultimat kepemimpinan memangdiukur dari cttrahan pengabdian dan perkiblatan
kepada nasion Di negar a manapun
kepemimpinan senantiasa bekerja dalgn moda
otosentrisitas dan dalam konteks nasion Prinsipotosentrisitas pada hakikatnya sama dan
sebangun dengan prinsip dari oleh dan untukrakyat Pemimpin berkiprah subur dalam ukuran
dan paradigma sistem politik serta kolektivitas
politik yang otosentris itu Sama seperti nasionadalah kolektivitas politik yang otosentrisdemokrasi adalah sistem politik yang otosentrisyaitu bertujuan membawakan kesejahteraan bagi
segenap warganya Dalam konteks politik saatkedaulatan rakyat baca demokrasi dirampas
kepemimpinan akan tersendat Hanya j ika rakyatberdaulat sistetn ganjaran bagi tingkat tingkat
integritas dan kompetensi dari para aspiran
pemimpin bisa diukur dan difungsikan dengan
sebaik baiknya
Jika mekarlisme pengabdian dan perkiblatan
kepada nasion mampet pemimpin akan
kehilangan arah wadah dan tempat bernafas
Arah wadah dan tetnpat bernafas itulah yangditiadakan selama 32 tahun oleh Orde Baru
peniadaan yang diteruskan oleh jajarankomponennya sepanjang sepuluh tahun terakhirAntara nasion dan demokrasi terdapat simbiosis
alamiah yang sangat kuat Serat serat nasionmenguat dalam demokrasi dan demokrasi
tumbuh sehat dalam nasion Apabila nasion
24 Untuk ilustrasi yang komprehensif tentang ini lihat MochtarPabottingi Risiko Potitik Divestasi hrdosat Jakarta Guci Offset
Printing 2007
diinjak injak denokrasi pun bagai kerakaptumbuh di bate Dan kepemimpinan dalam
pengertian yang sesungguhnya mustahil tumbuhdi situ
Kaitan inheren antara kepemimpinan dengan
nasion inilah yang luput dari tangkapanTocqueville ketika dia dengan bias
aristo krasinya menyatakan bahwa
kepemimpinan tak punya tempat atau tak bisa
berkiprah banyak dalam alaln demokrasi Not
only is confidence in the superior attainments ofcertain individuals weakened among democraticnations tulis Tocqueville but the general
notion of the intellectual superiority which anyman whatsoever may acquire in relation to therest of the community is soon overshadowedDi sini Tocqueville memperluas kuasa prinsipkesamaan suara equality of vote hingga
mencakup kesamaan pengaruh atau kesamaandaya persuasi yang takkan dibenarkan oleh nalarsederhana sekalipun
Selain itu argumen Tocqueville
bertentangan dengan fakta fakta dasar mengenai
betapa Amerika Serikat terbentuk dari proses
kontestasi dan seleksi kepemimpinan yangkecemerlangan gagasan gagasannya terutama
dalam The Federalist Papers masih terns bersinar
dan menjadi tolok ukur negara negara demokrasi
maju hingga saat in i 2 Dia keliru ketika
menyatakan bahwa kepemimpinan dalam sistem
demokrasi di Amerika hanya berlaku dan memangsangat rnengesankan saat proses pembentukan
selama lima puluh tahun pertama negara federasi
tersebut sebab kian modern dan kian kompleks
suatu peradaban yang harus dihadapi oleh tiapnegara ke depart maka kian dituntut pula
kecerdasan dan kepeloporan untuk
menghadapinya
Perangkap Perangkap Simalakama
Sebagai dampak negatif anakronisme
politik bangsa kita secara beruntun terus saja
memasuki perangkap simalakama Itu misalnyakita hadapi pada ketentuan konstitusional maupun
perundangan yang meluangkan dua kali masa
zs Lebih lagjut Toequeville menulis As men grow more like each
other the doctrin of the equality of intellect infuses itself into theiropinion and it becomes more difficult for any innovator to acquireor to exert much influence over the minds of people Lihat Alexis
de Tocqueville Democracy in America vol 2 hlm 2732 Lihat Clinton Rossiter Ed The Federalist Papers Hamilton
Madison Jay New York A Mentor Book 1961
13
jabatan eksekutiftertinggi di pusat dan di daerah
yang sebetulnya berlaku clan diterima sebagaisesuatu yang sehat clan rasional di negara negarademokrasi pada umumnya Akan tetapi diakui
atau tidak pada tahun tahun EUR ketentuan ini
diamalkan secara sangat merugikan Parahnya
politik uang membuat para calon legislator calonkepala daerah apalagi calon presiden menumpuk
hutang ratusan juta miliaran bahkan triliunanrupiah sesuai dengan jenjang kepangkatan yangdituju Maka kuat diperkirakan bahwa pada masa
awal jabatan mereka seorang legislator kepaladaerah clan presiden sibuk mencari dana atau
jalan dalam berbagai bentuk untuk membayar
tumpukan hutang tersebut Di samping itu tentusaja mengumpulkan dana lagi untuk menghadapi
pemilihan berikutnya Dan jika terpilih untuk
masa jabatan kedua mereka tetap sibukmelakukan hat hal yang sama kali ini untuk
memperkaya diri sendiri Singkatnya pada kedua
masa jabatan itu mereka hanya sibuk
menggerogoti negara dan tak ada kontribusi apa
apa bagi kehidupan rakyat pada umumnya
Perangkap simalakama juga kita dapatidalam benturan antara keharusan mengacu pada
kabinet presidensil menurut konstitusi clan
keniscayaan praktik kabinet parlementer menurut
realitas Ini jelas sangat mengisruhkan proses
politik kita Namun kehendak untuk memaksakan
konsistensi dalam pilihan kabinet presidensiil
mengandung bahaya tersendiri sebab kita tidakberada pada kondisi normal Kita bisa saja
terjebak pada pemberian privilese tak patut
kepada partai partai besar yang ada sekarangpartai partai yang mayoritas merupakan penerusatau sudah terkontaminasi oleh rangkaian motif
perilaku buruk Orde Baru
Tentu kita juga bisa salah mernbiarkan
oportunisme partai partai kecil menjamur
Namun perlu disadari bahwa pada mulanya
multiplikasi jumlah partai terjadi terutama bukan
karena oportunisme para pendirinya melainkan
karena kebijakan depolitisasi puluhan tahun oleh
mesin otoritarianisme Orde Baru di bawah
Soeharto Lebih penting lagi mempersulit ataubahkan menutup kemungkinan munculnya partaipartai baru bisa berarti menghancurkan masa
depan nasion kita sendiri Siapa tahu masa depan
Indonesia berada di tangan partai kecil yang barnakan lahir clan pada waktunya akan tumbuh
menjadi partai raksasa dengan integritas clan
kompetensi istimewa
El
Perangkap simalakama juga berlaku luasdalam ken iscayaan melaksanakan otonomi daerah
serta demokratisasi di tengah letnahnya kapasitas
pemerintah wltuk menegakkan hukum dan
akuntabilitas pemerintahan Tidak melaksanakan
demokratisasi clan otonomi daerah akan
tnemperparah pembusukan hukum dan
pemerintahan serta menghambat aspirasi yang
sudah puluhan tahun terkekang Akan tetapimenegakkan demokratisasi dan otonomi daerah
di tengah anakronisme clan patologi politik uangserta kepicikan tentang imperatif nasion jugamenghasilkan dampak yang kurang lebih samaPolitik uang yang patologis langsung membajakupaya demokratisasi secara berbanding lurusdengan kadar gairah demokratisasi Otonorni
daerah apalagi pemekaran daerah yang
dilaksanakan secara picik terutama yangmengedepankan eksklusivisme agama daerah
akan merusak serat serat nasion serta menafikan
kriteria integritas pribadi nasional dan kompetensi
profesional nasional 2
Kebajikan Kebajikan Kristalisasi Politik
Tiap negara yang transisi politiknyaberlangsung secara benar maka akan berusahasedapat mungkin mewujudkan kristalisasipolitik
Nalarnya sederhana personalia dan atau perilaku
rezim yang nyata telah melakukan kerusakanparah atas bangsa clan negara tak boleh dibiarkan
terus berkuasa dan justru harus dimintai
pertanggungjawabannya Nalar itulah yangdilaksanakan oleh pemerintahan Orde Baru di
awal kebangkitannya yang celakanya justru iahempang sejak 21 Mei 1998
Strategi yang menghendaki kebangkitantanpa mengoreksi deretan blunder atau
pengkhianatan masa lalu jelas bersifat menipu
Menjalankan roda Republik kita dengan
mengobral impunitas adalah kekeliruan fatal Itu
mengaburkan petnisahan antara perilaku
kekuasaan yang khianat nista clan perilakukekuasaan yang bakti mulia serta membiarkanberlanjutnya dominasi para pelaku khianat nista
itu di dalam pemerintahan
Z Dalam Laporan Utamanya khusus mengenai pemekaran
wilayah yang disebutnya pemisahan wilayah Tempo menulissebagai berikut Secara umum indeks pembangunan manusia
metode untuk mengukur kesejahteraan penduduk suatu kawasan
di daerah baru masih di bawah daerah induknya Dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan pembentukan daerah baru masihbesar pasak daripada tiang Lihat Anarki Pemisahan WilayahTempo 15 Februari 2009 him 23
Mesti disadari bahwa pemimpin khususnya
negarawan hanya bisa lahir dart posisi posisi
politik yang jelas Karakter bersinar di sepanjangproses kontestasi dan deliberasi formal maupun
informal dari posisi posisi politik yang dikukuhidan dipertanggwlg jawabkan secara terbukaBegitu pula emansipasi pencerahan atau
terobosan politik Pelembagaan oposisi yangkredibel pun ditnungkinkan hanya dengan
berlakunya kejelasan dalam posisi posisi politik
makro maupun dalam pelbagai masalah
kenegaraan Di sini posisi David Hume yangmenyatakan bahwa Reason is and ought onlyto be the slave of the passions yang kurang lebihsenada dengan penilaian Tocqueville tentangdemokrasi Amerika setelah lewatnya masa para
pendirinya memperoleh sanggahan yang sangat
kuat dari posisi Juergen Habermas maupun John
Rawls dan paling mutakhir Ian Shaspiro zSTanpa kristalisasi politik tanpa kejelasan
posisi posisi politik oposisi yang kredibel akanmati dengan sendirinya digantikan oleh
merajalelanya korupsi dan oportunisme Karakter
dan prinsip prinsip politik luhur jadi lumer danmenguap di gelanggang Dan bersamanyatnenguap pulalah elan politik yang hendakmenegakkan akuntabilitas transparansi
pemerintahan bersih dan pertanggungjawaban
pemerintah kepada rakyat
Ketiadaan kristalisasi politik ini membawa
akibat yang amat serius dan menyedihkanSeluruh tatanan politik hukum ekonomi dan
moralitas kita menjadi rawan distorsi
penyelewengan dan tidak ada pertanggungjawaban Dalam konteks itulah nasion terus
dikhianati secaratelanjang bahkan bi arre justruoleh para petinggi yang berkewajiban menjagadan memuliakannya di ketiga cabangpemerintahan
The Rawlsian idea of reflective equilibrium presupposes the
possibility of moral deliberation In Habermas the ideal speechsituation is intended to permit deliberations about ends as well as
about means Because each idea is embedded in a highly complextheory one should should beware ofdiscussing them independentlyof the context Yet the arguments advanced by Habermas and Rawlsdo seem to have a common core political choice to be legitimate
must be the outcome of deliberations aboput ends among freeequal and rational agents Lihat Kata Pengantar dari Ann Elster
Ed Deliberative Democracy Cambridge University Press hlm5 dan Ian Shapiro The Moral Foundations ofPolitics New HavenYale University Press 2003
Man Nlenuju Kristalisasi Politik
Mengharapkan kebangkitan figur figur
pemimpin tanpa melaksanakan kristalisasi politik
adalah ibarat mengharapkan pepohonan tumbuh
subur tanpa sinar matahari Di luar jalan
Kebenaran dan Rekonsiliasi yang masih terusdijegal kristalisasi politiktetap bisadilaksanakansecara berarti oleh segenap komponen bangsa kitalewat enam langkah tiga yang pertama menuntutinternalisasi dan tiga lainnya menuntut praksis
Pertama sekali ialah dengan kembali
menangkap diktum Aristoteles tentang politiksebagai bidang kegiatan termulia karena jikadilaksanakan secara benartak ada bidang lainyang bisa lnengatasinya dalam tnenegakkanrangkaian kebajikan serta kemaslahatan publik
public virtues and public goods Bagi
Aristoteles politik bukanlah sesuatu yangdeskriptif tnelainkan preskriptif Secara eksplisit
dia mengaitkan pemahamannya tentang politikdengan risalahnya yang terkenal EthicaNichomachea 9 Kita perlu menghimbau tiapwarganegara yang memiliki integritas dankompetensi publik agar aktif dalam kerja politik
baik yang sifatnya mencerahkan maupun yanglangsung terjun di lapangan Pada hakikatnyapolitik itu sendiri adalah ajang kepemimpinanDan tak ada sistem pemerintahan yangmemberikan ruang seluas luasnya bagi kiprahdan atau kontestasi politik seperti yang berlakupada demokrasi
Kedua dengan kembali menajamkan
pemahaman kita akan cetak biru atau rangkaian
ideal makro politik kita sebagai nasion Kita perlu
menelusuri sejarah proto nasion dan sejarah
pergerakan nasional kita agar bisa lebih jernih
menangkap akar akar historis dari jati diri kitasebagai bangsa Dalam hitungan ini menyimak
Dalam suatu terjemahan mutakhir dari Politics karyaAristoteles
Phillips Simpson kembali menandaskan bahwa Politics harus
ditempatkan dalam konteks Ethica Nichomachea Lihat Peter LPhillips Simpson The Politics of Aristotle Chapel Hill TheUniversity of North Carolina Press 1997 Aristoteles sendirimenulis bahwa the majority of the acts commanded by the laware those which are prescribed from the point of view of virtue
taken as a whole for the law bids us practise every virtue and forbidsus to practice any vice Dan dia menambahkan bahwa This iswhy we do not allow a man to rule but rationalprinciple becausea man behaves thus in his own interests and becomes a tyrant
Lihat Richard McKeon Ed Introduction toArislotle New York
The Modern Library 1947 111m 402 412 Dengan mudah kitabisa melacak perindukan gagasan gagasan Rawls Sartori danShapiro pada gagasan gagasan Aristoteles
15
ulang korpus karya Bung Karno dan Bung Hattamerupakan suatu keniscayaan sebab pada kedua
korpus karya mereka kita dapat menangkapgenealogi nasion kita 30 Pancasila harus kita
pahami tidak melulu sebagai hasil adopsi dari
khasanah pemikiran politik universal melainkan
juga sebagai hasil sublimasi dan kristalisasi
prinsip prinsip politik modern dari partikularitasrangkaian pengalaman ideal kita sebagai bangsa
Pancasila lahir dari alam pikiran Indonesia
modern bukan dart khasanah leluhur kita ribuan
tahun lampau
Adalah ilnperatif untuk tidak memahami
atau menggunakan Pancasila sepenggal
sepenggal di luar keutuhan kohesifnya apalagi
mengoperasionalkan salah satu silanya dalam
politik praktis yang melecehkan sila sila lainnyaDulu Orde Baru melakukan ini dengan sila ketiga
Persatuan Indonesia sedemikian rupa untuk
menghabisi lawan lawan politiknya secara bengis
sehingga praktis menginjak injak sila kedua
keempat dan kelima Akibatnya ideal dan sendi
sendi persatuan itu sendiri jadi terancam dan
merapuh Kita harus tegas lnenolak laku reduksi
atas Pancasila yang menjadikannya semata mata
sebagai tongkat penggebuk sebab reduksi yangdemikian juga merupakan suatu pengkhianatan
tersendiri Pancasila tetaplah rangkaian ideal
komprehensif yang harus terus dibina ataudiwujudkan
Ketiga ialah dengan memahami adanya
simbiosis antara nasion dan demokrasi serta
memahami imperatifotosentrisitas Ini berarti kita
harus menegakkan demokrasi sembari
memuliakan nasion Persaudaraan dalam
pluralitas nasion akan diperkuat dengan
pelaksanaan demokrasi sedangkan kerja
tnenyusun kontrak kontrak politik dalam
demokrasi dipermudah dengan mengindahkan
persaudaraan se nasion Pemahaman akan
simbiosis ini mutlak perlu bagi para penentu
pelaksana kebijakan di ketiga cabangpemerintahan maupun di setiap bagian Tanah Airdalam pelaksanaan otonomi daerah
Keempat memasuki wilayah praksis yaitu
dengan memisahkan urusan agama dengan urusan
negara atau menjaga independensi keluhuran
kebajikan masing masing Ini bertujuan agar
Tentang genealogi nasion Indonesia lihat misalnya MochtarPabottingi Nationalism and Egalitarianism in Indonesia 1908
1980 Doctoral dissertation University of Hawaii at Manoa 1991dan R E Elson The Idea of Indonesia A History CambridgeUniversity Press 2008
a
keduanya tidak saling merusak melainkan justrusaling menunjang daiam independensiPencalnpur adukan urusan agama dengan urusan
negara akan merancukan integritas dan
kolnpetensi masing masing dan akhirnya akanmerusak keduanya Peradaban politik modern
cukup banyak lnenyediakan rambu rambu ataukiat kiat untuk membuat agama dan negara tidak
saling inerusak misalnya dengan mengangkatpejabat negara semata rnata menurut kriteria
keutamaan jejak integritas dan kompetensi
kenegaraannya
Kelima metnanfaatkan momentum
amandemen baru atas UUD 1945 serta perubahan
undang undang politik untuk memperkenalkan
bab aturan peralihan guna mengatasi dalamnya
dampak negatif dari pilihan pilihan silnalakama
di bidang politik yang di awal EUR mestinyadiatasi sekaligus lewat Konstitusi Transisional
Dengan memaksimalkan pemanfaatan kecerdasan
serta daya temu inventiveness politik hukum
yang ada pada bangsa kita tidak mustahil kitamampu memperkecil atau bahkan meniadakan
dampak negatif dari pilihan pilihan simalakama
tersebut
Untuk memperkecil peluang korupsi danpolitik uang misalnya kita bisa
mempertimbangkan kemungkinan menetapkan
dalam aturan peralihan agar para pejabat
eksekutif tertinggi terutama presiden dipilih
masing masing hanya untuk satu masa jabatandalam pemilihan umum dan pilkada katakanlah
hingga 2014 Kita juga bisa lnemasukkan
moratorium bagi otonomi daerah serta mencegah
munculnya partai partai oportunis dengan
mensyaratkan basis massa dan atau basis
ideologis yang belum diklaim oleh partai partaiyang sudah ada
Terakhir sedapat mungkin mengadopsi
strategi Pergerakan Kemerdekaan kita yaitu
menarik garis pisah antara pihak sini dan pihak
sana Jika dulu kedua pihak ini dibedakan atas
dasar bangsa penjajah atau bangsa terjajah kini
keduanya harus dibedakan atas dasar perilaku
yang membina atau merusak nasion Di luarwilayah abu abu tidaklah sulit mengidentifikasi
para pelaku dan rangkaian perilaku khianat
nasion oleh individu maupun partai di sekitar kita
sebagai bagian dari pihak sana dan
mein band ingkannya dengan rangkaian perilaku
bela nasion sebagai bagian dari pihak sini
Selanjutnya pihak sini wajib menggalang dan
meningkatkan kerjasama serta jaringamnya untuk
menghadapi pihak sana
Kristalisasi pihak sini pihak sana sulit
dielakkan dalam kondisi keterpurukan
berkepanj angan yang sudah langsung mengancameksistensi Republik kita Ini perlu dilakukan mulai
dari tingkat individu hingga ke tingkat partai
politik dan organisasi kemasyarakatan Partai
organisasi dituntut untuk kembali menegaskan
paradigma ideologis masing masing dan merekayang paradigmanya kurang lebih samaseyogianya melebur diri Partai yang semulabertolak sebagai kekuatan reformis namun
kemudian terkontaminasi menjadi cetakan Orde
Baru menghadapi tugas berat untuk
membersihkan diri
Partai atau organisasi pejuang denganlandasan ideologis serta sistem pengaderan yangbalk bisa menerapkan kebijakan askese politik
yaitu melarang tiap anggotanya hidup bermewahmewah di tengah kemelaratan rakyat sebab
bermewah mewah di tengah kemelaratan rakyat
adalah imoral dan sekaligus suspicious Ia pun
bisa secara sukarela mentradisikan asas
pembuktian terbalik di lingkungannya atas setiapbentuk kekayaan yang asal usulnya
dipertanyakan Kedua langkah ini akan
berdampak sangat positif bagi kebangkitannya
sebagai partai organisasi pemimpin ke depan
baik untuk menjadi simpul simpul kebajikan dan
solidaritas publik maupun untuktumbuh menjadi
partai organisasi mayoritas
Partai organisasi yang solider dengankondisi rakyat dan konsisten mengamalkan
prinsip akuntabilitas serta transparansi akan
segara bersambung dengan lekat di hati danmenjadi panutan rakyat Di manapun dan
kapanpun rakyat tak pernah terlalu bodoh untuk
menyambung dirinya dengan tiap partaiorganisasi yang konsisten m embela danmengangkat harkat hidupnya dengan kasih
Makin bajik suatu partai makin besar pulalah
peluangnya untuk memperkuat barisan dan
memperluas pengaruhnya secara nasional Maka
sama seperti hasil dari strategi pihak sini pihak
sana di masa Pergerakan Nasional yang berujungpada Republik Indonesia strategi pihak sini pihak
sana masa kini yang di permukaan tampakkonfrontatif sesungguhnya tak lain dari strategi
menuju reintegrasi nasional di atas dasar dasar
politik yang lebih bijak dan lebih kokoh
Kesimpulan
Nasion Republik dan Tanah Air kita adalah
tiga serangkai rahmat dan sekaligus amanah yangtiada ternilai harganya dari Yang Maha Pengasihkepada bangsa kita Oleh karena itu kita perlumelakukan beberapa hal sebagai berikut
I Memahami berturut turut politik dalam
pengertiannya yang hakiki2 memahami cetak biru Republik kita
3 memahami simbiosis antara nasion dan
demokrasi yang bineka dalam modaotosentrisitas atau yang membela danmemelihara segenap warganegara tanpadiskriminasi dalam bentuk apa pun
4 menghormati independensi serta salingtunjang negara dan agama terhadap danbagi satu sama lain di dalam Republik
5 menyiasati secara cerdas perangkap
perangkap atau pilihan pilihan
simalakama yang merubung kita lantarananakronisme politik selama ini dan
6 menarik garis pisah antara pihak sini
dan pihak sana demi kebajikan publik
dan reintegrasi nasional
Semua itu adalah jalan yang sah terpujidan tak terelakkan j ika kita hendak menyediakantanah yang gembur dan udara yang lapang bagipertumbuhan pemimpin pemimpin bangsa kita di
masa depan yang dekatHanya pemimpin pemimpin sejati yang
sanggup menyelamatkan bukan hanya rangkaianagenda reformasi melainkan juga dan terutama
rangkaian cita cita luhur yang terangkum didalam Pancasila secara utuh Jika keenam
langkah di atas bisa kita hayati dan wujudkan
akan tersarnbunglah kembali ikatan tali pusar
yang menyatukan eksistensi kita dengan parapendiri Republik beserta jutaan rantai pejuangdan atau syuhada yang sudah mendahului
Alangkah indah dan bermakna hidupberjuang dan berkarya untuk menyediakan masadepan yang lebih maju lebih baik dan lebihbermartabat bagi anak cucu kita generasi
generasi bangsa kita hingga jauh ke masa depan
membawa Indonesia berdiri tegak dan sejajar
dengan bangsa bangsa termaj u di dunia bahkanjika bisa melampaui mereka semua Dalam
perenungan dan pergumulan pemikiran kita pada
peringatan Satu Dekade Era Upaya Reformasi
dan Satu Abad Pergerakan Kemerdekaan saat ini
17
inilah jalan untuk memancangkan sosok yanglebih nyata dan lebih tegar bagi Kebangkitan
Nasional kita seterusnya
Daftar Pustaka
Basyar M Harridan Ed 2003 Konflik Poso
Pemetaan dan Pencarian Pola Pola
Alternatif Penyelesaiannya Jakarta P2PLIPI
Budiardjo Miriam 1994 Demokrasi di Indonesia
Demokrasi Parlementer dan Demokrasi
Pancasila Jakarta P T Gramedia Pustaka
Utama
Cahyono Heru Ed 2008 Konflik Kalbar dan
Kalteng Jalan Panjang Meretas
Perdamaian Jakarta P2P LIPI
bekerjasama dengan Pustaka Pelajar
Chinweizu 1975 The West and the Rest of Us NewYork Random House
de Tocqueville Alexis Democracy in America Vol2
Diamond Larry dan Leonardo Morlino 2004 TheQuality of Democracy An OverviewJournal of Democracy Volume 15 No 4Oktober 2004
Diamond Larry Juan J Linz dan Seymour MartinLipset Eds 1988 Demiocracy inDeveloping Countries Volume Two
Africa Boulder Colorado Lynne Rienner
Publishers
Elson R E 2008 The Idea ofIndonesia A HistoryCambridge Cambridge University Press
Elster Jhon Ed 2003 Deliberative DemocracyCambridge Cambridge University Press
Fanon Frantz 1968 The Wretched ofthe Earth New
York Grove Press Inc
Habibie B J 2006 Detik Detik Yang MenentukanTHC Mandiri
Haris Syamsuddin dan Riza Sihbudi Eds 1995
Menelaah Kembali Format Politik Orde
Baru Jakarta Gramedia Pustaka Utama
Haris Syamsuddin 2007 Dilema Salah Urus
Negara dan Pemerintahan bagi Proyek
Keindonesiaan dalam Firman Noor Ed
Nasionalisme Demokratisasi dan Identitas
Primordialisme di Indonesia Jakarta P2P
LIPI
18
Huntington Samuel 1991 The Third Wave
Democratisation in the Late Twentieth
Century Oklahoma University of klahomaPress
Johnson Chalmers 2000 Blowback The Costs and
Consequences of American Empire NewYork An Owl Book Henry Holt andCompany
Majalah Tempo Anarki Pemisahan Wilayah 15
Februari 2009
McKeon Richard Ed 1947 Introduction to
Aristotle New York The Modern Library
Memmi Albert 1965 The Colonizer and the
Colonized New York The Orion Press
Pabottingi Mochtar 1991 Nationalism and
Egalitarianism in Indonesia 1908 1980
Doctoral Dissertation Hawaii Universityof Hawaii at Manoa
1994 Demokrasi Masalah Genealogi
Distorsi dan Otosentrisitas Seminar
Nasional XI dan Kongres III A1PI bertema
Demokrasi dan Demokratisasi di Indonesia
yang diselenggarakan melalui kerjasamaantara AIPI dan PPW LIPI Jakarta 25 27
Januari 1994
2000 Lima Palang Demokrasi SatuSolusi Rasionalitas dan Otosentrisitas dari
Sisi Historis Politik di Indonesia Orasi
llmiah Pengukuhan sebagai Ahli Peneliti
Utama PPW LIPI 22 Juni 2000
2001 In the Absence ofAutocentricityThe Case of Historical Preclusion of
Democracy in Indonesia Dalam R
William Liddle Ed Crafting IndonesianDemocracy Jakarta Mizan Pustaka
2006 UU No 22 Tahun 1999 Blunder
Asumsi di Tengah Irasionalitas Politik
Dalam Syamsuddin Haris Ed
Membangun Format Baru Otonomi
Daerah Jakarta LIPI Press
2007 Pengukur Demokrasi Kita
Ditulis sebagai Pengantar bagi
Syamsuddin Haris Ed Partai dan
Parlemen Lokal Era Transisi Demokrasi
di Indonesia Jakarta LIPI Press
2007 Risiko Politik Divestasi Indosat
Jakarta Guci Offset Printing
2008 Dalam Kutukan Anakronisme
Dalam Tempo 1 Agustus 2008
Panikkar K M 1969 Asia and Western Dominance
New York Collier Books Edition
Parekh Bhikhu 1993 The Cultural Particularityof Liberal Democracy Dalam David Held
Ed Prospects for Democracy StanfordCalifornia Stanford University Press
Rossiter Clinton Ed 1961 The Federalist Papers
Hamilton Madison Jay New York AMentor Book
Sartori Giovanni 1987 The Theory of DemocracyRevisited Part One The ContemporaryDebate Chatham New Jersey ChathamHouse Publishers Inc
Setiawan Bayu Ed 2004 Konflik Poso
Perbedaan Intensitas Konflik dan
Efektivitas Upaya Penyelesaiannya
Jakarta P2P LIPI
Shapiro Ian 2003 The Moral Foundations ofPolitics New Haven Yale University Press
Simpson Peter L Phillips 1997 The Politics ofAristotle Chapel Hill The University ofNorth Carolina Press
Stanley 2005 Timbunan Sampah Orde Baru
Dalam Stanley Ed Warisan Orde Baru
Studi Fenomena dan Sistem Bablasan
Reim Soeharto di Era Reformasi Jakarta
Institut Studi Arus Reformasi Universitas
Melbourne Ausaid
Sunstein Cass R 2001 Designing Democracy WhatConstitutions Do Oxford Oxford
University Press
Uhlin Anders 1997 Oposisi Berserak BandungMizan Pustaka
Yanuarti Sri dkk 2006 Problematika CapacityBuilding Kelembagaan Pemerintahan Lokaldalam Pengelolaan Konflik di MalukuJakarta P2P LIPI
Ell