68
LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS TAFSIR TEMATIK) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: Ahmad Yasir Muharram NIM 1112034000081 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H./2019 M.

LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS

TAFSIR TEMATIK)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Ahmad Yasir Muharram

NIM 1112034000081

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H./2019 M.

Page 2: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS

TAFSIR TEMATIK)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Ahmad Yasir Muharram

NIM 1112034000081

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H./2019 M.

Page 3: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan
Page 4: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan
Page 5: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan
Page 6: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

i

ABSTRAK

Ahmad Yasir Muharram

Laknat dalam Perspektif al-Qur’an (Analisis Tafsir Tematik)

Skripsi ini membahas tentang laknat dalam al-Qur’an dengan menggunakan

metode mauḏu’i (tematik). Pengangkatan tema ini berangkat dari masih banyaknya

orang yang menyepelekan bahaya dari laknat. Karena bisa jadi pada saat laknat kita

ucapkan kepada orang lain, dan Allah sedang menghendaki terkabulnya doa-doa,

sementara orang tersebut tidak pantas mendapat kutukan/laknat karena tidak

bersalah. laknat itu bisa berbalik kepada diri sendiri. Maka, hanya Allah saja yang

dapat melaknat dengan sebab sebab yang jelas.

Adapun demikian, karena banyak sekali ayat yang membahas tentang laknat,

maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada beberapa faktor, di antaranya

yaitu: jatuhnya laknat kepada pendusta, orang kafir, pembunuh, orang munafik.

Dalam mengutip tafsir ayat-ayat tersebut, penulis mengutip beberapa pendapat

mufassir, yaitu Ibn Jarir al-Tabarî, imam al-Qurṯubî, Ibn Katsîr, al-Syaukânî, al-

Marâghî, Quraish Shihab dan lain sebagainya.

Hasil dari penelitian ini penulis berkesimpulan bahwa di antara faktor-faktor

penyebab seseorang tertimpa laknat Allah antara lain pendusta, orang kafir,

pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan dari rahmat Allah dan

dari segala kebaikan. Tapi lebih rinci lagi pendusta yang mendapat laknat di dalam

al-Qur’an ialah bagi yang menyembunyikan ilmu, mempertahankan pendapat yang

salah, menuduh wanita mukmin. Dan orang kafir yang mendapat laknat adalah

mereka yang merusak janji Allah, menyekutukan Allah, dan berbuat zalim kepada

Allah. Pembunuh yang mendapat laknat adalah pembunuh yang membunuh

mukmin dengan sengaja, serta orang munafik yang mendapat laknat di dalam al-

Qur’an ialah yang memutus silaturahmi, berprasangka buruk kepada Allah dan

menghalangi orang dari kebaikan.

Kata kunci: laknat, tafsir, dan al-Qur’an.

Page 7: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

ii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah, Zat yang tiada bosan mendengar keluh kesah hamba-

Nya. yang dengan Rahmat dan kasih sayang-Nya, Alhamdulillah saya dapat

menyelesaikan skripsi ini, Shalawat dan salam saya haturkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan semua penerus ajarannya. Semoga

kelak kita diakui sebagai umatnya dan mendapatkan syafaat.

Skripsi berjudul: Laknat dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tafsir

Tematik) merupakan karya ilmiah saya sebagai perjalanan terakhir, setelah sekian

tahun menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Guna memenuhi persyaratan untuk

gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Ushuluddin, pada Jurusan Ilmu al-Qur’an

dan Tafsir, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari sumbangsih berbagai pihak yang

telah membatu dan yang memberi dukungan baik moril ataupun materil. Oleh

karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati kepada pihak-pihak yang

telah dengan rela membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini, penulis

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Lubis, Lc, MA., selaku Rektor UIN Syarif

Hidyatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA, Ketua jurusan Program studi Ilmu al-Qur’an dan

Tafsir dan Dra. Banun Binaningrum, M. Pd, sekretaris Progam Studi Ilmu al-Qur’an

dan Tafsir, Semoga Allah mempermudah segala urusannya.

4. Bapak Muslih, M. Ag, selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang dengan

keikhlasan dan kesabarannya membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis

hingga skripsi ini selesai.

Page 8: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

iii

5. Segenap civitas akademika Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah banyak membantu kelancaran administrasi dan birokrasi. Segenap staf

Perpustakaan Umum (PU), Perpustakaan Fakultas Ushuluddin (PF), Pusat Studi al-

Qur’an (PSQ), yang telah membantu meminjamkan buku-buku dan beberapa

literatur dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin, terimakasih atas ilmu dan bait-bait nasihat

yang telah diberikan dengan tulus kepada saya.

7. Yang tercinta Ayah Ma’mun Abdul Azis dan Umi Kamalia Salam, yang selalu

merangkaikan doa-doa indah, menginspirasi, membiayai, mendidik, mendukung,

dan memotivasi dengan sabar dan tak hentinya memberikan semangat, kasih sayang

kepada penulis (Allahummaghfir lahumâ wa irhamhumâ kamâ rabbayânî saghîrâ).

Dan Keluarga besar penulis yang maaf tidak dapat disebutkan satu-persatu, semoga

keberkahan selalu menyertai keluarga besar kita. Amiin.

8. Teman-teman Tafsir-Hadist angkatan 2012 khususnya kelas C, sahabat-sahabat

KKN PRASASTI, yang terpenting adalah kalian semua penyemangat dan teman

terbaik untuk saya.

9. Untuk sahabat-sahabatku Arip, Riswan, Pajar, Kholik, Syardi, Bokir, Faizal,

Windika, Azza, Puput, Kiki terima kasih atas kesediaan dan luangan waktunya,

sukses selalu dan cepat wisuda dan bisa lanjut S2, S3, semoga keberhasilan

senantiasa menyertai kalian.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan informasi yang

bermanfaat untuk penulisan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah jugalah, penulis mengharap ridha dan rasa

syukur penulis yang tak terhingga. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat yang

baik bagi yang membaca. Jazâkumullâh aẖsan al jazâ’, Âmîn...!

Ciputat, 3 Desember 2018

Ahmad Yasir Muharram

Page 9: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......... ................................................................. .................. ........ i

KATA PENGANTAR ......................................................... .................. ........ ii

DAFTAR ISI ...... ................................................................. .................. ........ iv

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................... .................. ........ vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................... .................. ........ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................... .................. ........ 1

B. Identifikasi Masalah .......................................... .................. ........ 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................ .................. ........ 7

D. Manfaat dan Tujuan Penilitan ........................... .................. ........ 7

E. Tinjauan Pustaka ............................................... .................. ........ 8

F. Metode Penelitian .............................................. .................. ........ 9

G. Sistematika Penulisan ........................................ .................. ........ 10

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG LAKNAT ...... .................. ........ 12

A. Pengertian Laknat .............................................. .................. ........ 12

B. Bentuk Laknat Allah ......................................... .................. ........ 14

C. Akibat Dari Laknat ............................................ .................. ........ 17

D. Antara Laknat dan Rahmat ................................ .................. ........ 20

BAB III DESKRIPSI AYAT-AYAT LAKNAT DALAM AL-QUR’AN .. 22

A. Ayat-ayat Laknat dalam al-Quran ................... .................. ........ 22

B. Objek Laknat dalam al-Qur’an ....................... .................. ........ 24

C. Subjek Laknat dalam al-Qur’an ...................... .................. ........ 28

BAB IV ANALISIS AYAT-AYAT TENTANG LAKNAT ............... ........ 32

A. Pendusta .......................................................... .................. ........ 32

1. Menyembunyikan Ilmu ............................ .................. ........ 33

2. Mempertahankan Pendapat yang Salah ... .................. ........ 34

3. Menuduh Wanita Mukmin ....................... .................. ........ 36

Page 10: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

v

B. Orang Kafir ..................................................... .................. ........ 37

1. Merusak Janji Allah ................................. .................. ........ 38

2. Menyekutukan Allah ............................... .................. ........ 39

3. Zalim terhadap Allah ............................... .................. ........ 40

C. Pembunuh ....................................................... .................. ........ 43

1. Membunuh Mukmin dengan Sengaja ....... .................. ........ 43

D. Orang Munafik ................................................ .................. ........ 47

1. Memutus Silaturahmi ................................ .................. ........ 47

2. Berprasangka Buruk kepada Allah ........... .................. ........ 48

3. Menghalangi Kebaikan ............................. .................. ........ 49

BAB V PENUTUP .............................................................. .................. ........ 51

A. Kesimpulan ..................................................... .................. ........ 51

B. Saran ............................................................... .................. ........ 52

DAFTAR PUSTAKA ......................................................... .................. ........ 53

Page 11: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2017.

A. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf

Arab

Huruf

Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

ẖ h dengan garis bawah ح

kh Ka dan ha خ

d De د

dz De dan zet ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy es dan ye ش

s صes dengan garis bawah

ḏ de dengan garis bawah ض

ṯ te dengan garis bawah ط

ẕ zet dengan garis bawah ظ

‘ ع

koma terbalik di atas hadap kanan

Page 12: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

vii

gh ge dan ha غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

l El ل

m Em م

n En ن

w We و

h Ha ه

Apsotrof ' ء

y Ye ي

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tungga atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal,

ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fatẖah

I Kasrah

U Ḏommah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

و au a dan u

Page 13: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

viii

C. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ان

î i dengan topi di atas ين

û u dengan topi di atas نو

D. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf ال dialih aksarakan menjadi /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf kamariah.

Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl.

E. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda (ـ dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan (ــ

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata (الضرورة) tidak ditulis ad-

darûrah melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

F. Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika tamarbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti

kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat

contoh 3).

Page 14: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

ix

No Kata Arab Alih Aksara

Ṯarîqah طريقة 1

al-jâmî’ah al-Islâmiyyah اجلامعةاالسالمية 2

waẖdat al-wujûd وحدةالوجود 3

G. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk

menuliskanpermulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan

lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan

huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata

sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al -Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-

Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam

alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak

tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka

demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari

dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya

berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd

al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al -Dîn al-Rânîrî.

Page 15: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

1

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

Saw melalui perantara Malaikat Jibril sebagai rahmat yang tiada taranya di alam

semesta ini. Al-Qur’an juga merupakan sumber ajaran Islam yang mana kitab suci

ini menempati posisi sentral, bukan saja dalam perkembangan ilmu-ilmu keislaman,

tetapi juga merupakan inspirator pemandu gerakan-gerakan umat Islam. Jika

demikian halnya, maka pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an melalui

penafsiran-penafsirannya, mempunyai peranan yang sangat besar bagi maju-

mundurnya umat. Sekaligus penafsiran-penafsiran itu dapat mencerminkan

perkembangan serta corak pemikiran mufassir.1

Untuk memahami al-Qur’an upaya yang dilakukan adalah melalui penafsiran-

penafsiran. Cara ini diharapkan agar segala kandungan makna al-Qur’an yang

masih terselubung dalam teks (lafâẕ) dapat terbuka sehingga menjadi sesuatu yang

jelas. Secara teks al-Qur’an memang tidak berubah tetapi penafsiran atas teks selalu

berubah-ubah sesuai konteks ruang, waktu dan keadaan manusia. Untuk itu, al-

Qur’an selalu membuka diri untuk dianalisis, dipersepsi, dan diinterpretasikan

(ditafsirkan) dengan berbagai alat, metode dan pendekatan untuk menguak isi

sejatinya. Aneka metode dan tafsir diajukan sebagai jalan untuk membedah makna

terdalam dari al-Qur’an tersebut untuk dapat lebih mudah membumikan maksud-

maksud wahyu Ilahi kepada manusia.2

Terdapat banyak metode penafsiran al-Qur’an, namun seluruh metode tersebut

belum dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan zaman, sehingga dibutuhkan

metode baru yang bersifat ilmiah dan dapat menjawab tantangan zaman dan

problematika manusia. Tipologi tafsir berkembang terus dari waktu ke waktu sesuai

dengan tuntutan dan kontek zaman, dimulai dari tafsîr bi al-Ma’tsur atau tafsir

1 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat (Bandung: Mizan, 1996), h. 83. 2 Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik (Jakarta:

Paramadina, 1999), h. 13.

Page 16: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

2

riwayat berkembang ke arah tafsîr bi al-Ra’yi. Tafsîr bi al-Ma’tsûr menggunakan

nash dalam menafsirkan al-Qur’an, sementara tafsîr bi al-Ra`yi lebih menggunakan

ijtihad dengan akal.3

Banyak cara yang ditempuh para pakar al-Qur’an untuk menyajikan kandungan

dan pesan pesan firman Allah itu. Ada yang menyajikan sesuai urutan ayat-ayat

sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an, misalnya dari ayat pertama surat al-

Fâtiẖah hingga ayat terakhir. Ada juga yang memilih topik tertentu kemudian

menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan topik tersebut, dimana pun ayat itu

ditemukan. Cara ini dinamai oleh para pakar dengan metode mauḏû’i (tematik).4

bila ditinjau dari sudut pandang sejarah penafsiran al-Qur’an tentunya beraneka

ragam metode serta bentuk dalam penafsirannya. Secara umum, para ulama telah

membagi metode penafsiran al-Qur’an kepada empat metode, yaitu: metode tahlili

(analitik), metode ijmali (umum), metode muqarran (komparasi), dan metode

mauḏû’i (tematik).

Di antara banyak tema yang terdapat dalam al-Qur’an, sengaja penulis

membahas laknat karena masih banyak orang yang belum mengerti tentang makna

laknat itu sendiri.

Definisi laknat secara bahasa adalah:

ردادو اإلبع مالط ن

ال ردل يقو ريخ

ادمع اإلبو الط مو للان قن

ل ع الخ والد ب اءالس

عن و الل

و ماالسة

ن لع عمج ال ع

ن اتو انول ع

نهل ع

ل ههي د ر

ط

عنا

بو ل

ع أ هد

“Menjauhkan dan menyingkirkan kebaikan. Dikatakan : ‘Menyingkirkan dan

menjauhkan (jika berasal) dari Allah. Dan (jika berasal) dari makhluk

maknanya adalah cacian dan doa. Laknat adalah kata benda (ism), bentuk

jamaknya adalah li’ân dan la’anât. La’anahu – yal’anahu – la’nan, yaitu

menyingkirkannya dan menjauhkannya”.5

3 Hasbi al-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an / Tafsir (Jakarta: Bulan Bintang,

1980), h. 227. 4 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat

(Bandung: Mizan, 1996), h. xii. 5 Ibn Manẕur, Lisân al-‘Arab (Beirut: Dâr Sadir, t.t), h. 4044.

Page 17: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

3

Pertama, jika melihat makna laknat dari manusia atau makhluknya maka laknat

itu berarti doa atau cacian, mengaitkan dengan fenomena saat ini, seakan sudah

menjadi karakter sebagaian dari masyarakat Indonesia. Mungkin pernah atau secara

tidak sengaja melakukan hal ini. Pada saat merasa sakit hati, kesal, iri dan benci

seringkali manusia mengaharapkan hal buruk terjadi pada orang tersebut.

Seperti tulisan M. Abdussalam “Kewajiban Mencaci Pemimpin”,6 menurutnya

bukan hal aneh lagi melihat Masyarakat Indonesia banyak memberikan komentar

negatif atas berbagai hal, khususnya di dunia maya. Mencaci atau melaknat pada

kolom komentar bukan menjadi sesuatu yang dianggap salah. Justru hal tersebut

menjadi budaya yang menyebar luas dikalangan pengguna media sosial.

Atau yang lebih spesifik, artikel dari salah satu situs berita, “TGB: Hati-hati

ketika kita mengkafirkan orang yang tidak kafir”,7 bahwa ada pihak yang

mengkafirkan Muhamad Zainul Majdi karena perbedaan pandangan politik,

menjadi bulanan sebagian netizen dan elit politik negeri ini, perkaranya hanya

karena memberikan dukungan kepada Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Kafir

dan manusia penjilat, menjadi stempel Gubernur penghafal al-Qur’an tersebut.

Tulisan lainnya, artikel dari salah satu situs berita, “Dihujat Netizen, Andritany

Balas dengan Kalimat Menohok”,8 bagaimana kiper Indonesia dalam ajang Asian

Games 2018, dihujat lantaran dianggap jadi pemain yang paling bertanggung

jawab, atas tersingkirnya Indonesia. Publik merasa Andritany tak becus menjadi

seorang kiper, karena tidak mampu membaca pinalti.

Perlu diingat bahwa ucapan adalah doa, dan setiap doa yang buruk merupakan

laknat. Pada prinsipnya seorang mukmin tidak boleh menjadi pelaknat atau

6 Diakses dari, https://www.kompasiana.com/bouel/5a53be8fcf01b42a3f4ea013/kewajiban-

mencaci-pemimpin , pada tanggal 18 Januari 2019. 7 Diakses dari, https://www.merdeka.com/peristiwa/tgb-hati-hati-ketika-kita-mengkafirkan-

orang-yang-tidak-kafir.html, pada tanggal 20 April 2018. 8 Diakses dari, https://www.indosport.com/sepakbola/20180825/dihujat-netizen-andritany-

balas-dengan-kalimat-menohok , pada tanggal 18 Januari 2019.

Page 18: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

4

pengumpat, pencerca dan pencaci maki. Sesuai sabda Rasulullah Saw yang

diriwayatkan oleh ‘Abdullah ibn Mas‘ûd ra, berbunyi:

ر ودعسم نبللادبع نع هنع للاي ض ال ق

ص للالوسر ال :ق

ع يللال

:هيل م

ل س و يس

ل

ذيء ب ال

ال احشو

فال

ال انو ع

الل

ال انو ع

منبالط

ؤ ال

“Orang mukmin bukanlah pengumpat, bukan pelaknat, bukan pencaci maki,

dan (bukan) buruk kata.” (HR. al-Tirmidzî).9

Pada hari akhir, para pelaknat diharamkan memberi syafaat untuk orang lain.

Sabda Rasulullah Saw, riwayat Abû al-Dardâ ra:

ع م ل س يهو

ل للاع ل للاص سول معتر اءس رد بيالد

قولنا اء ي د ه

ش

ون ون

ك ي

ال انين ع

الل ان

ال اء و ع

ف

ةش ام قي

ال وم ي

“Sesungguhnya para pelaknat itu tidak akan menjadi syuhada dan tidak bisa

memberi syafaat pada Hari Kiamat.” (HR. Muslim).10

Melaknat atau mencaci seseorang merupakan sifat buruk yang sangat besar

bahayanya bagi pelakunya sendiri, baik melaknat binatang, benda mati, apalagi

sesama manusia. Ini jelas diharamkan. Karena, dalam laknat terdapat bahaya, yakni

menganggap Allah telah menjauhkan orang yang dikutuk. Padahal ini masalah gaib

yang tidak seorang pun mengetahuinya. Maka, hanya Allah saja yang memiliki hak

untuk melaknat makhluk-Nya.11

Kedua, definisi laknat Allah berarti ia dijauhkan dari rahmat-Nya disertai

dengan murka Allah di dunia dan hukuman neraka di akhirat kelak. Dalam al-

Qur’an kata laknat diulang dalam berbagai bentuk sebanyak 41 kali yang tersebar

di 36 ayat dan 18 surat dalam berbagai kasus yang berbeda-beda.12 Ibn Katsîr

mengartikan laknat dalam tafsirnya dengan Allah mengusir mereka dari segala

9 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat (Jakarta: Gema Insani Press,

1989), h. 12. Lihat, Muẖammad bin ‘Îsâ bin Saurah bin Mûsâ bin al-Ḏaẖak al-Tirmidzî, al-Jâmi’ al-

Kabîr Sunan al-Tirmidzî (Beirut: Dâr al-Islâmî, 1998), j. 3, h. 418. 10 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 13. Lihat, Imam al-

Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim (Bandung: Jabal, 2013), h. 691. 11 Abû Hâmid al-Ghazâlî, Âfat al-Lisân: Bahaya Lisan (Jakarta: Qisthi, 2005), h. 65. 12 Muḥammad Fuâd ‘Abd Bâqî, al-Mu’jam al-Mufahras li al-fâẕ al-Qur’an al-Karîm (Kairo:

Dâr al-Kutub al-Miṣriyyah, 1364 H), h. 649-650.

Page 19: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

5

macam kebaikan.13 Menurut al-Marâghî dalam kitabnya, jauh dan tersingkir, dan

laknat Allah yaitu jauh dari rahmat-Nya dan yang menjaga semua mukmin di dunia

maupun di akhirat.14 Imam al-Ṯabarî menyebutkan bahwa makna laknat adalah

Allah telah menjauhkan, mengusir, menghinakan dan menghancurkan mereka dan

memberitahukan bahwasanya mereka akan dijauhkan dari-Nya dan dari rahmat-

Nya.15

Dari penjelasan di atas tersirat bahwa orang yang tertimpa laknat dari Allah

merupakan golongan yang sangat rugi. Tapi bukan tanpa alasan Allah melaknat

mereka. Karena di dalam al-Qur’an sudah Allah jelaskan mengapa mereka pantas

mendapat laknat-Nya.

Yang pertama mendapat laknat Allah adalah Iblis, dia patut diusir dari rahmat

Allah Swt karena dia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk menyesatkan anak

Adam, selalu menipu dan memperdayakan mereka.16 Sebagaimana tersebut dalam

al-Qur’an, sebagai berikut:

سنون إم م نح لمص

ل هۥمنص قت

ل رخ

ش لب سجد

نلك مأ

ل ال

٣٣ ق ك إن

اف رجمنه

ٱخ

ف ال

ق

جيم ين ٣٤ ر ومٱلدي ى

إل

ة عن

ٱلل يك

ل ع إن ٣٥ و

“Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau

telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam

yang diberi bentuk Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena

sesungguhnya kamu terkutuk dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu

sampai hari kiamat".” (QS. al-Hijr/15: 33-35)

13 Ibn Katsîr, Tafsîr Ibn Katsîr, Terj. M. Abdul Ghoffar E.M (Bogor: Pustaka Imam al-Syafi’i,

2004), j. 1, h. 181. 14 Aẖmad Mustafâ al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî, terj. Bahrun Abu Bakar, Hery Noer Aly

(Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1993), j. 2 h. 29. 15 Abû Ja’far Muẖammad bin Jarîr al-Ṯabarî, Tafsîr al-Ṯabarî, terj. Ahsan Askan (Jakarta:

Pustaka Azam, 2008), j. 2 h. 188. 16 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 16.

Page 20: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

6

Dan tak luput juga laknat Allah diturunkan bagi orang yang menuduh wanita

baik-baik dan mukminat, yang lalai dari perbuatan dosa dan terbebas dari ikatan-

ikatan nista..17 Sebagaimana firman-Nya:

اب ذ همع

ل ةو خر

ٱل او ي

ن فيٱلد

عنوا

تل

من ؤ تٱل

فل

غتٱل

ن حص

ٱل

رمون ي ذين ٱل ظيمإن ع

٢٣ “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang

lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat,

dan bagi mereka azab yang besar.” (QS. al-Nûr/24: 23)

Ayat ayat di atas merupakan salah satu di antara ayat-ayat lain yang

menyebabkan seseorang ditimpa laknat oleh Allah. Setiap perbuatan yang

mendapat laknat Allah dan Rasul-Nya Saw merupakan dosa-dosa besar. Laknat

adalah penjauhan rahmat Allah, maka orang-orang yang dilaknat itu sangat jauh

dari rahmat Allah dan dari pengampunan-Nya. Maka, seorang muslim harus selalu

memohon kepada Allah agar terhindar darinya.18

Penelitian mengenai ayat-ayat laknat dalam al-Qur’an ini sangat penting

untung dikaji lebih dalam lagi, mengingat al-Qur’an sebagai sumber utama umat

Islam sehingga jika pengkajian al-Qur’an yang berkaitan dengan kehidupan dunia

dan akhirat tidak banyak dikaji, maka akan memberikan efek yang kurang baik

terhadap umat Islam khususnya orang-orang awam. Adapun pertimbangan dan

alasan penulis memilih tema tentang laknat ini pertama, penulis merasa tertarik

untuk mencari tahu tentang akibat seseorang yang tertimpa laknat Allah. Kedua,

mengenai penyebab apa saja yang menjadikan mereka mendapat laknat Allah.

Maka dari itu, penulis tertarik untuk membahas tentang laknat apalagi meneliti ayat

dalam al-Qur’an sebagai rujukan dan penengahnya.

17 Sayyid Quṯb, Tafsîr fī Ẕhilâl al-Qur’an: Di bawah Naungan al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq

Shaleh Tahmid (Jakarta: Robbani Press, 2005), j. 10 h. 226. 18 Aidh Abdullah al-Qarni, Sentuhan Spritual Aidh al-Qarni (Jakarta: Al-Qalam, 2006), h. 426.

Page 21: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

7

B. Identifikasi Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas, penulis mendapati adanya

permasalahan-permasalahan, yaitu:

1. Siapa saja yang pantas dilaknat,

2. Persamaan dan perbedaan mufassir dalam menafsirkan ayat tentang laknat,

3. Bagaimana bentuk laknat,

4. Mengapa seseorang bisa tertimpa laknat,

5. Bagaimana pandangan al-Qur’an tentang laknat,

6. Bagaimana cara mencegah dari laknat.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar dalam penulisan dan pembahasannya dapat lebih terarah dan terfokus dan

tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis membatasi penelitian

ini hanya pada bagaimana pandangan al-Qur’an tentang laknat. Penulis akan

menggunakan ayat-ayat al-Qur’an yang relevan dengan pembahasan yang telah

dirumuskan di dalam daftar isi.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan utama adalah: “Apa Penyebab Kutukan Allah kepada Manusia

yang Dijelaskan di dalam al-Qur’an?”

D. Manfaat dan Tujuan Penulisan

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan dan kegunaan untuk mengetahui hakikat makna

dalam al-Qur’an tentang laknat. Mengkaji lebih luas dari segi faktor, indikasi dan

pencegahan dari jatuhnya laknat menurut al-Qur’an.

Page 22: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

8

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi yang

konkret akan perkara yang transenden yang seringkali tidak disadari oleh manusia.

Sehingga dapat diketahui apa itu laknat dalam pandangan al-Qur’an.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah menelaah karya-karya seputar

laknat baik berupa jurnal, skripsi ataupun tesis untuk kemudian penulis cari

perbedaan temanya dengan karya tulis yang sedang penulis susun. Sehingga penulis

bisa menjadikan sebagai pijakan bahwa karya tulis ini belum ada yang membuat

sebelumnya. Dan memang pantas untuk diangkat dalam bentuk karya tulis ini.

Dalam mencari data-data yang penulis butuhkan, penulis menemukan beberapa

tulisan yang berkaitan tapi tidak sama dengan kajian yang akan dibahas oleh

penulis. Di antara penelusuran yang penulis temukan sebagai berikut:

1. Skripsi oleh Mahfuz yang berjudul “Takhrij hadits Tentang Laknat Allah

Bagi Pelaku Suap-Menyuap”, tahun 2007, no 2085. Skripsi ini membahas

pada kajian Hadits-hadits yang berkenaan dengan laknat Allah bagi pelaku

suap-menyuap.

2. Skripsi oleh Ismail Amir yang berjudul “Laknat dalam Pandangan al-Qur’an

(analisis ayat-ayat laknat dalam tafsir al-Marâghî), tahun 2011. Skripsi ini

membahas tentang ayat-ayat laknat dalam al-Qur’an dari sudut pandang

Aẖmad Musṯafâ al-Marâghî.

Dari tinjauan di atas, dapat dikatakan bahwa pembahasan skripsi ini berbeda

dengan karya-karya di atas. Perbedaan dengan skripsi ini adalah penulis

memaparkan lebih dalam lagi tentang hakikat dan makna laknat dengan

menganalisa ayat-ayat yang berbicara mengenai penyebab seseorang tertimpa

laknat dan memberikan penjelasan lebih rinci di dalamnya serta menggunakan

objek yang berbeda. Begitu juga penulis tidak terfokus pada salah satu tokoh saja,

akan tetapi dari berbagai sudut pandang mufassir, sehingga nantinya mendapatkan

pemahaman yang utuh. Maka menurut penulis pembahasan ini penting dan perlu

dibahas.

Page 23: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

9

F. Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan skripsi ini, dibutuhkan sebuah metode tertentu. Tanpa

metode suatu penulisan akan sulit untuk dilakukan. Adapun metode ini berfungsi

untuk mengkaji secara rasional, sistematis dan terarah demi mendapatkan hasil

optimal. Kemudian langkah-langkah metode dalam penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research), yaitu sebuah

penelitian yang menggunakan cara pengumpulan data dan informasi

mengenai tema pembahasan. Penelitian ini dilakukan dengan menulusuri

bahan-bahan pustaka atau literatur.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:

a. Sumber Data Primer

Pengambilan data langsung dikumpulkan oleh penulis dari sumber

pertamanya, yaitu al-Qur’an.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang dipakai dalam penulisan ini adalah

sejumlah kitab-kitab Tafsir dan buku yang masih berkaitan dengan objek

penelitian seperti buku-buku, majalah, jurnal dan kamus dan rujukan

lainnya yang masih terkait dengan pembahasan.

3. Metode Pembahasan

Tekhnik pembahasan dalam skripsi ini adalah tematik (mauḏû’i),

Langkah-langkah atau cara kerja metode Mauḏûi dijelaskan oleh tim

penyusun Kementrian Agama RI19, sebagai berikut:

a. Menentukan topik atau tema yang akan dibahas,

b. Menghimpun ayat-ayat al-Qur’an menyangkut topik yang akan

dibahas;

19 Tim penyusun berpedoman pada beberapa langkah yang telah dirumuskan oleh para ulama,

dan disepakati dalam musyawarah para ulama al-Qur’an di Ciloto, 14-16 Desember 2006. Lihat,

Kementrian Agama RI, Tafsir al-Qur’an Tematik: Jihad, Makna dan Implementasinya (Jakarta:

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2013), j. 1 h. xxix.

Page 24: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

10

c. Menyusun urutan ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologis

masa turunnya,

d. Memahami korelasi (munâsabah) antar ayat,

e. Memperhatikan sabab nuzul untuk memahami konteks ayat,

f. Melengkapi penjelasan ayat dengan hadits-hadits nabi dan pendapat

para ulama;

g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara mendalam,

h. Menganalisis ayat-ayat secara utuh dan komprehensif dengan jalan

mengkompromikannya antara yang umum (‘âm) dan khusus (khâs),

mutlak dan terkait (muqayyad) dan lain sebagainya,

i. Membuat kesimpulan dari masalah yang dibahas.

4. Tekhnik Penulisan

Adapun tekhnik penulisan skripsi ini mengacu pada “Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2017” yang disusun oleh Tim Penyusun dan diterbitkan pada tahun 2017.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dalam beberapa bab dan setiap babnya terdiri dari beberapa

sub-bab yang sesuai dengan keperluan kajian yang akan dilakukan. Dengan tujuan

untuk mendapatkan hasil yang sistematis, dengan perincian sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah

mengapa perlu dibahas, kemudian dirumuskan dan dibatasi supaya pembahasannya

tidak melebar. Begitu juga dalam bab ini memaparkan kegunaan dan manfaat

penelitian juga menunjukkan kajian pustaka untuk mengetahui masalah utama dan

temuan yang telah dihasilkan pada penelitian sebelumnya juga menjadi referensi

dalam melakukan penelitian dalam topik yang sama yaitu laknat. Setelah itu

merumuskan metode penelitian yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah

yang akan dibahas.

Bab kedua, menjelaskan kajian teoritis tentang laknat. Bab ini menjadi empat

sub bab yang meliputi: pengertian laknat, bentuk laknat Allah, akibat dari laknat,

antara laknat dan rahmat.

Page 25: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

11

Bab ketiga, membahas tentang deskripsi ayat-ayat laknat dalam al-Qur’an. Bab

ini terbagi menjadi tiga sub-sub. Sub-bab tersebut adalah ayat-ayat laknat dalam al-

Qur’an, subjek ayat-ayat laknat dan objek laknat dalam al-Qur’an.

Bab keempat, berisi penafsiran para mufassir dan analisis penulis mengenai

ayat-ayat tentang laknat, yang meliputi: pendusta, orang kafir, pembunuh, orang

munafik.

Bab kelima, dalam bagian ini berisi penutup yang meliputi kesimpulan atau

hasil dari analisis yang telah penulis teliti dan saran-saran untuk penelitian

selanjutnya.

Page 26: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

12

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG LAKNAT

Untuk memahami makna sebuah kalimat yang sulit dipahami, maka harus

mencari asal dari kalimat tersebut. Dalam bab ini penulis akan menguraikan kajian

teoritis tentang laknat dan segala sesuatu yang melengkapi pembahasan tentang

makna laknat itu sendiri. Oleh karena itu, sebelum masuk ke pembahasan

selanjutnya, maka penulis akan menguraikan terlebih dahulu makna laknat, sebagai

berikut:

A. Pengertian Laknat

Kata laknat merupakan salah satu kata yang terdapat dalam al-Qur’an.

Sebagaimana firman-Nya yang berbunyi:

بل ف

لوبنا غ

ل قوا

المنون وق

ا يؤ ليال م

قفرهم ف

بك

عنهم ٱلل

٨٨ ل

“Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah

mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang

beriman.” (QS. al-Baqarah/2: 88).

Laknat menurut bahasa/etimologi berarti menjauhkan dan menyingkirkan

kebaikan. Menurut istilah: “Menyingkirkan dan menjauhkan (jika berasal) dari

Allah. Dan (jika berasal) dari makhluk maknanya adalah cacian dan doa’. Laknat

adalah kata benda (ism), bentuk jamaknya adalah li’ân dan la’anât. La’anahu –

yal’anhu – la’nan, yaitu menyingkirkan dan menjauhkan.1 Dalam “Kamus Besar

Bahasa Indonesia” laknat diartikan dengan kutuk, sumpah dan makian yang berupa

doa atau kata-kata yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana kepada

seseorang atau orang lain.2

Sedangkan menurut pandangan para ulama seperti Ibn Katsîr mengartikan

laknat dalam tafsirnya dengan Allah mengusir dan menjauhkan mereka dari rahmat-

1 Ibn Manzur, Lisân al- ‘Arab (Beirut: Dar Sadir, t.t.), h. 4044. 2 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta; Balai Pustaka, 1986), h. 626.

Page 27: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

13

Nya, serta mengeluarkannya dari sisi-Nya dan segala macam kebaikan.3 Menurut

al-Marâghî dalam kitabnya laknat adalah jauh dan tersingkir, dan laknat Allah yaitu

jauh dari rahmat-Nya dan yang menjaga semua mukmin di dunia maupun di

akhirat.4

Kemudian imam al-Ṯabarî menyebutkan bahwa makna laknat adalah Allah

telah menjauhkan, mengusir, menghinakan dan menghancurkan mereka dan Allah

memberitahukan bahwasanya mereka akan dijauhkan dari-Nya dan dari rahmat-

Nya disebabkan apa yang telah mereka perbuat. Arti asal ال ن ع ل adalah mengusir,

mengutuk dan menjauhkan, dikatakan: للا ن ع ل

ف

ال ي نا

ه ن ع ل

م و ه ا و ن ع ل

و ع ل

ن artinya

Allah telah melaknat seseorang dengan laknat dan dia adalah yang terlaknat,

kemudian maf’ul م و ع ل

ن tersebut diubah sehingga menjadi ن ي ع ل . Sebagai contoh

perkataan al-Syamâkh bin Ḏarâr: ه ب ت ر ع ذ

ال ق

ا و ط

ن م ه ن ع ت ي ق

ان ك

الذ ب ئ

ل ج الر ك

ن ي ع الل

(aku dikagetkan oleh kucing sehingga aku menjauhinya seolah dia serigala,

sehingga aku seperti orang terusir).5

Imam al-Qurṯubî mengatakan bahwa laknat asal lafaznya adalah al-la’n dalam

bahasa Arab adalah terusir dan dijauhkan. Oleh karena itulah serigala disebut

dengan: al-la’în (yang diusir), namun menurut satu pendapat, makna asal al la’an

adalah diusir dan dijauhkan dari rahmat dan petunjuk Allah. Menurut pendapat

yang lain, makna asalnya adalah diusir dan dijauhkan dari setiap kebaikan.6 Imam

al-Syaukânî dalam kitab tafsirnya mengatakan laknat itu adalah orang yang

dikutuki Allah, yakni yang diusir dan dijauhkan dari rahmat Allah dan tidak ada

penolong baginya untuk mencegahnya dari azab dan kemurkaan Allah yang

diturunkan kepadanya.7

3 Ibn Katsîr, Tafsîr Ibn Katsîr, terj. M. Abdul Ghoffar E.M (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i,

2004), j. 1, h.181. 4 Aẖmad Mustafa al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî, terj. Bahrun Abu Bakar, Hery Noer Aly

(Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1993), j. 1, h.296. 5 Abû Ja’far Muẖammad bin Jarîr al-Ṯabarî, Tafsîr al-Ṯabarî, terj. Ahsan Askan (Jakarta:

Pustaka Azam, 2008), j. 2, h. 193. 6 al-Qurṯubi, Tafsîr al-Qurṯubî, terj. Fathurrahman Ahmad Hotib (Jakarta: Pustaka Azam,

2007), j. 2, h. 59. 7 Imam al-Syaukânî, Tafsīr Fatẖ al-Qadîr, terj. Amir Hamzah Fachruddin (Jakarta: Pustaka

Azam, 2009), j. 2, h. 893.

Page 28: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

14

Dan menurut Sayyid Quṯb dalam tafsirnya mengartikan laknat dengan Dia

(Allah) mengusir dan menjauhkan mereka dari hidayah dengan sebab kekafiran

mereka. Jadi, pada mulanya mereka telah kafir lalu Allah membalas kekafiran

mereka dengan mengusirnya dan menghalangi mereka dari mendapatkan hidayah.8

Dalam “al-Qur’an dan Tafsirnya” Departemen Agama mengartikan laknat bahwa

mereka terusir dan jauh dari rahmat-Nya, karena keingkaran mereka pada

kebenaran.9

Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis dapat memberi kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan laknat adalah: pertama, dijauhkan dari kebaikan dan

rahmat Allah. Kedua, berarti cacian dan doa jika berasal dari manusia.

B. Bentuk Laknat Allah

Laknat itu berarti dijauhkan dan diusir dari kebaikan. Laknat Allah berarti

dikutuk dan dijauhkan dari rahmat-Nya.10 lalu bagaimana agar seseorang bisa

mengetahui bentuk laknat dari Allah. Terdapat beberapa bentuk laknat Allah yang

digambarkan dalam al-Qur’an, yaitu:

1. Fisik

Allah menggambarkan bentuk laknatnya dengan nyata, sebagaimana

firmannya yang berbunyi:

يه وجعل منه ضب عل

وغ

عنه ٱلل

من ل

عند ٱلل

وبة

لك مث

ن ذ

م ر م بش

كئ ب نل هل أ

م ق

ا وأ ان

ك ر م

ئك ش

ول أ وت

غنازير وعبد ٱلط

خ

وٱل

قردة

بيل ٱل ء ٱلس

ضل عن سوا

“Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang

lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu

orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang

dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu

lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. al-

Mâ’idah/5: 60).

8 Sayyid Quṯb, Tafsîr fî-Ẕilâl al-Qur’an: Di bawah Naungan al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq

Shaleh Tahmid (Jakarta: Robbani Press, 2005), j. 1, h. 250. 9 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 1984) j. 1, h. 181. 10 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat (Jakarta: Gema Insani Press,

1989), h. 11.

Page 29: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

15

Dari ayat di atas dapat dilihat bentuk laknat yang Allah gambarkan adalah

mengubah mereka menjadi kera yang hina. imam al-Ṯabarî dalam tafsirnya

mengatakan bahwa murka dan laknat Allah yang diberikan kepada mereka dengan

merubah bentuk mereka menjadi kera dan babi. Penyebabnya karena mereka

melanggar janji Allah yaitu larangan pada hari Sabtu.11

Dalam “al-Qur’an dan Tafsirnya” dijelaskan bahwa mereka orang fasik

terdahulu telah Allah laknat menjadi kera dan babi. Dari riwayat Ibn ‘Abbas bahwa

mereka yang melanggar kehormatan hari Sabtu12 telah terjadi dua macam kejadian.

Pertama, orang-orang muda menjadi kera. Kedua, orang-orang tua menjadi babi.13

Sebagaimana dijelaskan dalam ayat lainnya, yang berbunyi:

مس و ط ن ن

بل أ

ن ق

م م ا معك

ا ل

ق نا مصد

ل ز بما ن

ب ءامنوا

كت

ٱل

وا

وت

ذين أ

ها ٱل ي

أها ي رد

نجوها ف

مفعول

مر ٱللان أ

بت وك ب ٱلس

صح

أا عن

ما ل

عنهم ك

لو ن

أدبارها

ى أ

٤٧عل

“Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa

yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada

kamu sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang

atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang

(yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.”

(QS. al-Nisâ’/4: 47)

Quraish Shihab menyebutkan bahwa mereka umat terdahulu telah dilaknat

Allah akan menjadi kera yang hina. Tapi tidak jelas, apakah bentuk rupa mereka

yang diubah menjadi kera atau hati dan pikiran mereka saja. Namun yang perlu

digaris bawahi adalah binatang yang ditunjuk Allah Swt itu. Kera adalah satu-

satunya hewan binatang yang selalu terlihat auratnya, kera juga harus dicambuk

untuk mengikuti perintah. Demikianlah sama halnya seperti para Ahli Kitab dari

11 al-Ṯabarî, Tafsîr al-Ṯabarî, v. 9 h. 160. 12 Bahwa hari Sabtu adalah hari yang ditetapkan Allah bagi orang-orang Yahudi – sesuai usul

mereka – sebagai hari ibadah yang bebas dari aktivitas duniawi. Mereka dilarang mengail pada hari

itu. Sebagian mereka melanggar dengan cara yang licik. Mereka tidak mengail, tetapi membendung

ikan dengan menggali kolam sehingga air bersama ikan masuk ke kolam itu. Peristiwa ini – menurut

sementara mufassir – terjadi di salah satu desa kota Aylah di Palestina. Kemudia setelah hari Sabtu

berlalu, mereka mengailnya. Allah murka terhadap mereka, maka Allah berfirman kepada mereka

“jadilah kamu kera hina yang terkutuk” QS. al-Baqarah/2: 65. 13 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 2 h. 472.

Page 30: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

16

orang Yahudi mereka tidak tunduk dan taat kecuali setelah dijatuhi sanksi atau

diperingati dengan ancaman.14

Hamka menyebut dalam tafsirnya bahwa mereka yang dilaknat atau dikutuk

mereka telah menjadi kera. dijadikan perangainya seperti beruk atau monyet yang

menjijir dan mencemooh segala usaha orang lain, padahal dia sendiri tidak

berusaha. Menyalahkan segala pekerjaan orang, padahal mereka sendiri tidak

bekerja.15

2. Non Fisik

Allah menggambarkan betuk laknat-Nya dalam al-Qur’an dengan bentuk yang

tidak nyata. Bahwa tanpa mereka sadari, mereka yang melanggar perintah-Nya

dalam keadaan terlaknat, sebagaimana firman-Nya:

رهم بصعمى أ

هم وأ صم

أ ف

عنهم ٱلل

ذين ل

ئك ٱل

ول ٢٣أ

“Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga

mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muẖammad/47: 23)

Yang dimaksud tuli atau buta dalam ayat ini bukan secara zahiriah, para

mufassir dalam tafsirnya mengartikan tuli dan buta dalam ayat ini dengan berbeda.

Seperti al-Marâghî dalam tafsirnya menyebut mereka yang dilaknat akan Allah

tulikan mereka sehingga tidak dapat mengambil manfaat dari apa yang mereka

dengar, dan Allah membutakan penglihatan mereka hingga tidak dapat

memanfaatkan ayat-ayat yang mereka saksikan terdapat pada diri mereka maupun

pada alam sekelilingnya.16

Quraish Shihab mengatakan bahwa ayat di atas menyebutkan pandangan

sebagai yang dibutakan, sedang dalam menulikan tidak disebutkan telinga. Ini

karena sesuatu yang dijadikan tuli hanyalah telinga semata-mata, berbeda dengan

pembutaan. Ia bisa berupa mata kepala dan bisa juga mata hati. Sementara ulama

14 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta:

Lentera Hati, 2000), v. 2 h. 443. 15 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz 5 (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), h. 123. 16 Aẖmad Mustafa al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî, terj. Bahrun Abu Bakar, Hery Noer Aly

(Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1993), j. 26 h. 113.

Page 31: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

17

memahami kalimat membutakan pandangan pada ayat ini dalam arti tidak

memahami tuntunan atau menyadari kebenaran, karena seseorang yang buta berada

dalam kebimbangan menyangkut sekelilingnya. Ia tidak mengetahui apa yang

bermanfaat dan berbahaya kecuali dengan bantuan pihak lain.17

Hamka menyatakan dalam tafsirnya, “Maka ditulikanlah mereka” sehingga

tidak pernah didengarnya lagi kata yang jujur dan benar. “Dan dibutakan

penglihatan-penglihatan mereka”. Karena telinga sudah mulai tuli. Maka

pengajaran yang tulus ikhlas tidak dapat lagi. Karena mereka telah ditimpa penyakit

buta. Walaupun mata itu nyalang. Tetapi dia tidak dapat melihat kenyataan. Inilah

pangakal dari kesengsaraan batin.18

C. Akibat dari Laknat Allah

Dalam laknat terdapat bahaya, mereka yang dilaknat Allah akan dijauhkan dari

rahmat dan kebaikan. Tidak hanya di dunia juga di akhirat. Sebagaimana firman-

Nya yang berbunyi:

قبوحين ن ٱل

مة هم م قي ويوم ٱل

عنة

يا ل

ن ذه ٱلد

هم في ه

بعن

ت ٤٢وأ

“Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat

mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah)”. (QS. al-

Qasas/28: 42).

Dari ayat di atas dapat ditemukan akibat dari kutukan Allah, yaitu:

1. Terhina di Dunia

Mereka yang tertimpa laknat Allah akan terhina di dunia. Allah menjauhkan

dari rahmat-Nya jika mereka tidak bertaubat. Selain laknat Allah, di dunia mereka

juga akan mendapatkan akibat laknat itu dari manusia, sebagaimana firman-Nya:

روا

فذين ك

جمعين إن ٱل

اس أ ة وٱلن

ئك

ل وٱل

ٱلل

عنة

يهم ل

ئك عل

ولار أ ف

وهم ك

وا

١٦١ ومات

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir,

mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.”

(QS. al-Baqarah/2: 161).

17 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, v. 13 h. 145. 18 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz 26, h. 89.

Page 32: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

18

Merkea akan mendapat laknat dari seluruh manusia. Quraish Shihab dalam

tafsirnya mengatakan Bahwa bukan dalam arti seluruh manusia, karena tentu saja

teman-teman mereka sekukufuran tidak akan mengutuknya, tetapi yang dimaksud

adalah manusia yang taat kepada Allah itu, melaknatnya.19 Yang dimaksud dengan

laknat di dunia, adalah kejauhan mereka dari rahmat Allah antara lain tercermin

dalam cambukan, serta antipati masyarakat muslim, di samping penolakan

kesaksian mereka untuk selama-lamanya bagi mereka yang tidak bertaubat.20

Ketika manusia melaknat hendaknya berhati-hati, baik melaknat binatang,

benda mati, apalagi manusia bahkan kepada orang kafir sekalipun. Orang kafir yang

masih hidup tidak boleh ditunjukkan laknat kepadanya secara personal. Karena

boleh jadi Allah merahmati dia, sehingga dia mendapatkan hidayah untuk masuk

Islam. Dalilnya adalah ketika Rasulullah Saw mendoakan laknat untuk orang-orang

yang membunuh penduduk sumur Maunah21 dalam qunutnya selama satu bulan.22

Allah Swt menegur beliau melalui firmanNya yang berbunyi:

لمون هم ظ إن

بهم ف

و يعذ

يهم أ

و يتوب عل

يء أ

مر ش

ك من ٱل

يس ل

١٢٨ ل

“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah

menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka

itu orang-orang yang zalim.” (QS. Âli ‘Imrân/3: 128).

Sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah Ibn Mas’ûd ra

berbunyi;

م: يه وسل

ي للا عل

ال رسول للا صل

ال: ق

ي للا عنه ق يس عن عبدللا بن مسعود رض

ل

بذيء ال

احش ول

ف ال

ان ول ع

الل

ان ول ع

من بالط

ؤ ال

19 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 2 h. 371. 20 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 9 h. 313. 21 Rasulullah Saw mengutus ahli ilmu kepada kaum Bani Sulaim yang terdiri dari Kabilah

Ri’iin, Hayyan, Dzakwan dan ‘Ushayyah. Mereka meminta kepada Rasulullah Saw agar mau

mengajarkan mereka tentang Islam, sejarah mencatat jumlah ahli ilmu yang dikirim mecapai 70

orang. Sesampainya para ahli ilmu di sumur Ma’unah, mereka dibunuh secara kejam semuanya.

Pada saat itulah kesedihan dan amarah Rasulullah Saw muncul sampai sebulan lamanya beliau

melaknat dan mengutuk mereka agar keburukan dan kehancuran menimpa mereka dalam qunutnya. 22 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 12.

Page 33: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

19

“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang

banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan

orang yang jorok omongannya”. (HR. al-Tirmidzî).23

Dan tanpa dilaknat sekalipun, mereka telah divonis oleh Allah sebagai orang-

orang terlaknat.24 Bila melaknat secara personal orang kafir saja terlarang, maka

melaknat seorang muslim tentu lebih terlarang lagi.25

2. Ancaman di Akhirat

Banyak sekali ayat-ayat laknat yang berisi ancaman di akhirat bagi mereka

yang mendapat laknat Allah dan tidak bertaubat, salah satunya yang berbunyi:

ا صير هۥ ن

جد ل

ن ت

ل ف

عن ٱلل

ومن يل

عنهم ٱللذين ل

ئك ٱل

ول ٥٢أ

“Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah,

niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.” (QS. al-

Nisâ/4: 52).

Ayat ini menjelaskan bahwa barang siapa yang telah mendapat kutukan atau

laknat dari Allah pasti dia tidak akan menemukan penolong dan pembela yang akan

membebaskan mereka dari siksaan azab di akhirat nanti, tidak ada yang akan

memberi syafaat kepadanya dan tidak ada yang akan menolongnya.26

Maka sudah jelas jika tidak mendapat penolong mereka akan mendapat tempat

di neraka, sebagaimana firman-Nya:

فريكعن ٱل

ل

اإن ٱلل هم سعير

عد ل

٦٤ ن وأ

“Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi

mereka api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. al-Aẖzâb/33: 64).

23 Muẖammad bin ‘Îsâ bin Saurah bin Mûsâ bin al-Ḏaẖak al-Tirmidzî, al-Jâmi’ al-Kabîr Sunan

al-Tirmidzî (Beirut: Dâr al-Islâmî, 1998), j. 3, h. 418. 24 Firman Allah Swt:

ا هم سعير عد ل

فرين وأ

كعن ٱل

ل

٦٤ إن ٱلل

“Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang

menyala-nyala (neraka).” (QS. al-Aẖzâb/33: 64). 25 Abû Hâmid al-Ghazâlî, Âfat al-Lisân: Bahaya Lisan (Jakarta: Qisthi, 2005), h. 72. 26 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 2 h. 204.

Page 34: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

20

Ayat ini menjelaskan bahwa bagi orang kafir Allah melaknatinya dan Allah

menjauhkan dari setiap kebaikan. Dan menyediakan bagi mereka di akhirat api

neraka yang dinyalakan dan dikobarkan, lalu Allah menyemburkan mereka ke

dalamnya.27

Quraish Shihab dalam tafsirnya mengatakan Allah mengutuk orang-orang kafir

dengan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala di neraka yang

bertingkat-tingkat kepedihannya.28

D. Antara Laknat dan Rahmat

Laknat dan rahmat adalah sesuatu yang bertolak belakang, bisa dikatakan

rahmat itu adalah lawan kata dari laknat. orang yang dilaknat Allah maka dia jauh

dari Rahmat-Nya pun sebaliknya. Raẖmah atau rahmat berasal dari akat kata

raẖima – yarẖamu – raẖmah. Di dalam berbagai bentuknya, kata ini terulang

sebanyak 338 kali di dalam al-Qur’an.29

Râghib al-Asfahânî menyebutkan bahwa raẖmah adalah belas kasih yang

menuntut kebaikan kepada yang dirahmati. Jika raẖmah disandarkan kepada Allah,

maka yang dimaksud tidak lain adalah “kebaikan semata-mata.” Sebaliknya, jika

disandarkan kepada manusia, maka arti yang dimaksud adalah simpati semata.30

Kata raẖmah yang digunakan di dalam al-Qur’an hampir semuanya menunjuk

kepada Allah Swt, sebagai subjek utama pemberi raẖmah. Dengan kata lain,

raẖmah di dalam al-Qur’an berbicara tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan

kasih sayang, kebaikan, dan anugrah rezeki Allah terhadap makhluk-Nya. Allah

menyifati diri-Nya dengan kasih dan sayang yang mahaluas.31 Sebagaimana

firman-Nya:

27 al-Ṯabarî, Tafsîr al-Ṯabarî, v. 21 h. 260. 28 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, v. 11 h. 324. 29 M. Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosakata (Jakarta: Lentera Hati,

2007), v.2. h. 810. 30 Râghib al-Asfahȃnî, Mu’jam Mufradât al-Fâẕ al-Qur’ân (Beirut: al-Dâr al-Kutub, 2004), h.

215. 31 M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosakata, v.2. h. 811.

Page 35: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

21

ى يو م إل

ك يجمعن

ل حمة فسه ٱلر

ى ن

تب عل

ك

ل للرض ق

ت وٱل و م ا في ٱلس ن م

ل ل

مة ق قي

م ٱل

منون يؤ

هم ل

نفسهم ف

أا سرو

ذين خ

ريب فيه ٱل

١٢ل

“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi".

Katakanlah: "Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih

sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada

keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak

beriman.” (QS. al-An’âm/6: 12).

Tapi, ada suatu kondisi di mana rahmat dan laknat itu berdekatan, atau tanpa

disadari rahmat itu berarti kutukan. Maka, hal itu disebut istidrâj, yaitu penarikan

seseorang sedikit demi sedikit ke arah kebinasaan. Seperti firman-Nya:

ب بوا

ذذين ك

مون وٱل

يعل

ل

ن حيث

ستدرجهم م تنا سن ١٨٢ اي

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan

menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara

yang tidak mereka ketahui.” (QS. al-A’râf/7: 182).

Imam al-Syaukânî menjelaskan bahwa mereka lupa bersyukur kepada Allah

Swt sehingga membuat Allah Swt menenggelamkan mereka ke dalam kesesatan

dan tidak akan bisa keluar dari kesesatan tersebut kecuali mereka bertaubat.32

Mereka yang tertimpa istidrâj adalah orang yang lupa daratan. Karena, mereka

merasa Allah Swt masih menyanyangi mereka meskipun mereka terus berbuat

maksiat. Seperti melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan laknat Allah, tapi

Allah balas mereka dengan memberikan nikmat atau rahmat-Nya yang banyak

sehingga tanpa mereka sadari bahwa tujuan Allah Swt memberikan nikmat yaitu

untuk menghancurkannya.33 Maka, dalam hal ini bisa disimpulkan rahmat yang

mereka dapat merupakan kutukan atau laknat yang Allah berikan.

32 Nur Hasanahtul Azizah, “Istidrâj dalam al-Qur’an (Analisis Ayat-ayat tentang Istidrâj)”,

(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, 2017), h. 30. 33 Nur Hasanahtul Azizah, “Istidrâj dalam al-Qur’an (Analisis Ayat-ayat tentang Istidrâj)”, h.

21.

Page 36: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

22

BAB III

DESKRIPSI AYAT-AYAT LAKNAT DALAM AL-QUR’AN

A. Ayat-ayat Laknat dalam al-Qur’an

Dalam al-Qur’an kata laknat beserta derivasinya disebutkan sebanyak 41 kali

yang tersebar dalam 36 ayat dan 18 surat yang berbeda-beda. Dalam hal ini, penulis

menggunakan kitab “Mu’jam Mufahras li al-Fâz al-Qur’ân al-Karîm” karya M.

Fuâd ‘Abdul Bâqî.1 Rinciannya sebagai berikut:

Tabel: Hasil Pencarian dalam kamus

No Nama Surat TN2 TS3 Ayat Lafadz Mk/Md4

1 Sad 37 38 78 عنتى Mk ل

2 al-A’râf 38 7 38 عنت Mk ل

3 al-A’râf 38 7 44 عنة

Mk ل

4 al-Qasas 48 28 42 عنة

Mk ل

5 al-Isrâ’ 49 17 60 ةعون

ل Mk ال

6 Hûd 51 11 18 عنة

Mk ل

7 Hûd 51 11 60 عنة

Mk ل

8 Hûd 51 11 99 عنة

Mk ل

9 al-Hijr 53 15 34 عنة

Mk ل

10 al-Mu’min 59 40 52 عنة

Mk ل

11 al-‘Ankabût 84 29 25 عن Mk يل

12 al-Baqarah 1 2 88 عنهم Md ل

13 al-Baqarah 1 2 89 عنة

ل Md ف

1 Muẖammad Fuâd ‘Abd Bâqî, al-Mu’jam al-Mufahras li al-fâẕ al-Qur’ân al-Karîm (Kairo:

Dâr al-Kutub al-Misriyyah, 1364 H), h. 649-650. 2 Tartib Nuzul, yang diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas. Lihat, Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi

Sejarah al-Qur’an (Yogyakarta: FKBA, 2001), h. 102. 3 Tartib Surah. 4 Mk: Makkah, Md: Madinah.

Page 37: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

23

14 al-Baqarah 1 2 159 عنهم Md يل

15 al-Baqarah 1 2 159 عنهم Md يل

16 al-Baqarah 1 2 159 عنونال Md ال

17 al-Baqarah 1 2 161 عنة

Md ل

18 Âli ‘Imrân 3 3 61 عنت Md ل

19 Âli ‘Imrân 3 3 87 عنة

Md ل

20 al-Aẖzâb 4 33 57 عنهم Md ل

21 al-Aẖzâb 4 33 61 عونين Md مل

22 al-Aẖzâb 4 33 64 عن Md ل

23 al-Aẖzâb 4 33 68 عنهم Md وال

24 al-Aẖzâb 4 33 68 عنا Md ل

25 al-Nisâ 6 4 46 عنهم Md ل

26 al-Nisâ 6 4 47 عنهمل Md ن

27 al-Nisâ 6 4 47 ا عن Md ل

28 al-Nisâ 6 4 52 عنهم Md ل

29 al-Nisâ 6 4 52 عن Md يل

30 al-Nisâ 6 4 93 عنه Md ل

31 al-Nisâ 6 4 118 عنه Md ل

32 Muẖammad 9 47 23 عنهم Md ل

33 al-Ra’d 10 13 25 عنة

Md ل

34 al-Nûr 17 24 7 عنة

Md ل

35 al-Nûr 17 24 23 عنوا Md ل

36 al-Fatẖ 26 48 6 عنهم Md ل

37 al-Mâ’idah 27 5 13 اهم عن Md ل

38 al-Mâ’idah 27 5 60 عنه Md ل

39 al-Mâ’idah 27 5 64 عنوا Md ل

Page 38: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

24

40 al-Mâ’idah 27 5 78 عن Md ل

41 al-Tawbah 28 9 68 عنهم Md ل

Jika dilihat dari segi lafaz itu terulang. Maka, rinciannya sebagai berikut: عن ل

yang terulang satu kali, عنتا ,satu kali ل عن

اهم ,satu kali ل عن

عنه ,satu kali ل

terulang ل

tiga kali, عنهمعنهم ,terulang tujuh kali ل

لعن ,satu kali ن

عنهم ,dua kali يل

,dua kali يل

عنهمعن ,satu kali وال

عنوا ,satu kali ل

عنا ,dua kali ل

,satu kali ل

عنة

عنتى ,tiga belas kali ل

ل

satu kali, عنونالعونين ,satu kali ال

,satu kali مل

ةعون

ل .satu kali ال

Jika dilihat dari segi bentuk lafaz-nya. seperti berikut:

1. Fi’il Mâḏî: عنعنت ,ل

ا ,ل عن

اهم ,ل عن

عنه ,ل

عنهم ,ل

عن ,ل

عن ,ل

وال , 17 kali.

2. Fi’il Muḏari’: عنهملعن ,ن

عنهم ,يل

.kali 5 ,يل

3. Fi’il Amr: عنهم .kali 1 ,وال

4. Masdar: عنا ,ل عنة

عنتى ,ل

.kali 15 ,ل

5. Ism al-Fâil: عنونال .kali 1 ,ال

6. Ism Mafûl: عونينمل ,

ةعون

ل .kali 2 ,ال

B. Objek Laknat dalam al-Qur’an

Ada 12 objek5 laknat yang telah penulis rangkum dari dalam al-Qur’an. Dan

dalam skripsi ini penulis mencoba menjabarkan apa saja objek yang terkandung

dalam ayat-ayat laknat, di antarnya:

1. Iblis

Bahwa yang pertama kali mendapat laknat Allah adalah Iblis. Dia telah terusir

dari rahmat Allah karena telah berjanji pada dirinya sendiri untuk menyesatkan

anak Adam.6 Apabila Iblis tidak dapat berhasil mencapai tujuannya, yaitu

menjerumuskan kepada kemusyrikan, maka dia akan merayu mereka untuk berbuat

5 Penderita/yang mengalami. 6 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat (Jakarta: Gema Insani Press,

1989), h. 16.

Page 39: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

25

kejahatan, kekejian, dan dusta kepada Allah Swt.7 Sebagaimana ditemukan dalam

QS. Sâd/38: 78 dan QS. al-Hijr/15: 35 karena perilaku membangkang Iblis ketika

Allah menyuruhnya untuk tunduk atau sujud kepada Nabi Adam maka Allah

melaknatnya hingga hari kiamat (pembalasan).8

2. Orang Zalim

Allah memuji keadilan serta orang yang berlaku adil, dan mengutuk kezaliman

dan orang yang berlaku zalim. Karena zalim termasuk perbuatan buruk dan keji.

Dan kepada para pelakunya dijanjikan suatu kekecewaan dan siksa yang pedih di

dunia dan akhirat.9 Laknat Allah terhadap orang zalim ditemukan dalam QS. al-

A’râf/7: 44 berisi percakapan antara penghuni surga dan neraka bahwa mereka

dimasukkan ke dalam neraka karena perbuatan zalim ketika di dunia, QS. Hûd/11:

18, QS. al-Mu’min/40: 52 tentang peringatan dan ancaman dari Allah kepada

orang-orang zalim.

3. Orang Kafir

Ancaman dan peringatan terhadap orang kafir bahwa mereka akan mendapat

laknat dari Allah dikarenakan mengingkari ayat-ayat yang dibawa Rasul Saw,

mereka menutupi sesuatu yang jelas ada (benar).10 sebagaimana dalam QS. al-

Baqarah/2: 88-89, QS. al-Baqarah/2: 161, QS. Âli ‘Imrân/3: 87, QS. al-Aẖzâb/33:

64, QS. al-Mâ’idah/5: 78, QS. al-Nisâ’/4: 46-47.

7 Ismail Amir, “Laknat dalam Pandangan al-Qur’an (Analisis Ayat-ayat Laknat dalam Tafsir

al-Marâghî)”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, 2011), h. 27. 8 Allah menjawab keingkaran Iblis dengan perintah agar ia segera keluar dari langit, atau dari

surga atau dari golongan malaikat, karena ia dengan pengingkarannya itu telah jauh dari rahmat

Allah, telah dikenai hukum rajam dan terus menerus mendapat kutukan Allah sampai hari

pembalasan nanti. Lihat, DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI,

1984), j. 5 h.280. 9 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 26. 10 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 36.

Page 40: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

26

4. Penghina Allah dan Rasul

Allah menyediakan siksaan yang hina di dunia dan di akhirat kepada orang yang

menyakiti Allah dan Rasul-Nya11 dalam QS. al-Ahzâb/33: 57, Allah melaknat

mereka karena mereka mereka mengatakan bahwa tangan Allah terbelenggu dalam

QS. al-Mâ’idah/5: 64.

5. Pembunuh orang muslim dengan sengaja

Orang yang membunuh seorang muslim dengan sengaja karena permusuhan di

antara mereka, atau karena fanatisme golongan atau karena urusan dunia, atau

karena berebut kekuasaan, pangkat dan pengaruh.12 Jelas akan mendapat laknat,

mereka juga akan mendapatkan balasan berupa neraka Jahannam tercantum dalam

QS. al-Nisâ/3: 93.

6. Pemimpin yang menyesatkan pengikutnya

Ancaman bagi para pemimpin yang menyesatkan akan mendapat laknat dan

dijauhkan dari rahmat Allah ada dalam QS. al-Qasas/28: 42, doa para pengikut yang

telah disesatkan oleh pemimpin mereka QS. al-Aẖzâb/33: 68, mereka mengutuk

pemimpin mereka yang menyesatkan di neraka QS. al-A’râf/7: 38.

7. Pendusta

Ancaman bagi orang-orang yang menyebarkan berita bohong terdapat pada QS.

Âli-‘Imrân/3: 61, mereka berdusta dengan menyembunyikan kebenaran tentang al-

Qur’an di QS. al-Baqarah/2: 159, laknat bagi orang yang melakukan sumpah palsu

QS. al-Nûr/24: 7, laknat bagi orang yang menduduh wanita mukminah13 melakukan

zina dalam QS. al-Nûr/24: 23.

11 Mereka menyakiti Allah dengan perbuatan seperti kufur, atau seperti orang Yahudi yang

mengatakan, bahwa tangan Allah dibelenggu, atau ucapan orang-orang Nasrani, bahwa Isa itu

adalah putra Allah, atau seperti kaum musyrikin yang mengatakan bahwa malaikat itu putri-putri

Allah. Dan mereka menyakiti Rasul Nya, seperti menuduh beliau penyair, tukang sihir. Lihat,

DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 8 h.40. 12 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 22. 13 Hukumnya haram menuduh wanita mukmin baik-baik berbuat zina dan Allah akan

menjahuhkan mereka dari rahmat-Nya di dunia dan di akhirat, dan di akhirat nanti akan ditimpakan

Page 41: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

27

8. Menyekutukan tuhan

Sesungguhnya Allah Swt sama sekali tidak akan mengampuni perbuatan syirik.

Bagi siapa yang menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka dia benar benar telah

tersesat dan jauh dari jalan yang lurus. Dan tidak akan mendapat kebahagiaan di

dunia dan akhirat, karena syirik adalaah kesesatan yang merusak akal dan

mengeruhkan kejernihan ruhani dan mereka yang menyembah berhala sama saja

seperti menyembah setan dan Allah melaknatnya.14 Sebagaimana dalam QS. al-

Nisâ/3: 118, ancaman bagi orang musyrik adalah laknat Allah dan tidak akan

memperoleh penolong baginya QS. al-Nisâ/3: 52, mereka dilaknat oleh Allah

karena menyembah ṯoghût QS. al-Mâ’idah/5: 60.

9. Orang Munafik

Mereka orang munafik atau lemah iman yang senantiasa merusak di muka

bumi dengan melakukan pertumpahan darah, tidak adil, menerima suap, memutus

silaturahmi akan dikutuk Allah lalu dibuat tuli pendengaran dan dibutakan

penglihatannya sehingga mereka tidak mampu mendengar petunjuk dan tidak pula

berhasil menemukan jalan kebahagiaan.15 Sebagaimana dalam QS. Muẖammad/47:

23. Ancaman untuk memerangi dan membunuh orang munafik karena mereka

dalam keadaan terlaknat QS. al-Aẖzâb/33: 61, ancaman berupa laknat dan nereka

Jahannam bagi orang munafik laki-laki dan perempuan terdapat pada QS. al-

Fatẖ/48: 6, QS. al-Tawbah/9: 68.

10. Perusak janji Allah

Mereka kaum Yahudi dan Nasrani telah berjanji akan sungguh-sungguh

mengamalkan kitab Taurat yang di dalamnya terkandung ajaran syariat dari Allah

Swt. Allah Swt telah menjelaskan bahwa mereka melanggar perjanjian tersebut.

Ancaman neraka Jahannam bagi yang merusak atau mengingkari janji dengan Allah

kepada mereka azab yang amat pedih. Kisah Aisyah contoh dalam masalah ini. Lihat, DEPAG R.I,

al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 6 h.612. 14 Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 3, terj. Abdul Hayyie al-Kattani (Jakarta: Gema

Insani, 2016), h. 272. 15 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2000), vol. 13 h. 145.

Page 42: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

28

dalam QS. al-Ra’d/13: 25, mereka mendapat laknat Allah dan Dia menjadikan hati

mereka keras membatu sehingga tidak bisa menerima kebenaran serta tidak bisa

tersentuh oleh nasihat dan pelajaran, dalam QS. al-Mâ’idah/5: 13.16

11. Umat-umat terdahulu

Kaum Nabi Hud atau kaum ‘Ad mereka selalu diikuti laknat Allah di dunia dan

di akhirat Q.S. Hûd/11: 60, Kaum Nabi Ibrahim mendapat laknat Allah karena

menyembah berhala Q.S. al-‘Ankabût/29: 25, Fir’aun dan pengikutnya juga selalu

diikuti laknat Allah di dunia dan di akhirat Q.S. Hûd/11: 99.

12. Pohon yang terkutuk

Kisah pohon yang terkutuk dalam al-Qur’an yaitu pohon Zaqqum adalah pohon

di nereka yang buahnya menjadi makanan para penghuni nereka17 QS. al-‘Isra’/17:

60.

C. Subjek Laknat dalam al-Qur’an

Setelah pada poin sebelumnya menjelaskan tentang objek laknat. Maka

diperlukan juga penjelasan mengenai subjek18 laknat. Setelah ditelusuri penulis

menemukan subjek yang berbeda-beda, sebagaimana dijelaskan dalam tabel di

bawah ini:

16 Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 3, h. 456. 17 Dalam firman Allah Swt:

لمينلظ

لهافتنة

ناجعل جحيم٦٣إن

صلٱل

رجفيأ

ختجرة

هاش طين٦٤إن ي هۥرءوسٱلش ن

أعهاك

ل٦٥ط

“Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang

zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala

(Jahim). mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan” (Q.S. al-Sâffât: 63-65). 18 Pelaku atau aktor.

Page 43: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

29

Tabel: Pemaparan Subjek Laknat

No Surat & Ayat Potongan Ayat Subjek

1 Sâd 78 عينل

يومٱلد ى Allah نتيإل

2 al-A’râf

38, 44

تها

خعنتأ

لة م

Orang Kafir أ

لمينىٱلظ

عل

ٱلل

عنة

نل

Allah أ

3 al-Qasas 42 عنة

يال

ن ذهٱلد

Allah فيه

4 al-Isrâ 60 ةعون

ل ٱل

جرة

Allah وٱلش

5 Hûd

18, 60, 99

لمينىٱلظ

عل

ٱلل

عنة

Allah ل

عنة

يال

ن ذهٱلد

Allah فيه

عنة

ذهۦل

فيه

بعوا

ت Allah وأ

6 al-Hijr 35 ىإلعنة

يكٱلل

عل ينوإن

Allah يومٱلد

7 al-Mu’min 52 وعنة

همٱلل

ارول همسوءٱلد

Allah ل

8 al-‘Ankabût 25 مبعضا

عنبعضك

Kaum Nabi ويل

Ibrahmim

9

al-Baqarah

88, 89, 159,

161

فرهمبك

عنهمٱلل

Allah بلل

عنة

لفرينف

كىٱل

عل

Allah ٱلل

عنونعنهمٱلل

ويل

عنهمٱلل

ئكيل

ول Allah dan أ

semua makhluk

جمعيناسأ ةوٱلن

ئكل وٱل

ٱلل

عنة

,Allah ل

Malaikat,

Manusia

10 Âli ‘Imrân عنتذبينل

كىٱل

عل

Allah ٱلل

Page 44: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

30

61, 87 ٱلل

عنة

جمعينل

اسأ ةوٱلن

ئكل ,Allah وٱل

Malaikat,

Manusia

11 al-Aẖzâb

57, 61, 64, 68

خرة ياوٱل

ن فيٱلد

عنهمٱلل

Allah ل

قفوا

ينماث

أ عونين

ل م

قتيال

توال ت وق

واخذ

Allah أ

فرينكعنٱل

همسعيرال

ل عد

Allah وأ

بيراعناك

عنهمل

Allah وٱل

12

al-Nisâ’

46, 47, 52, 93,

118

فرهمبك

عنهمٱلل

Allah ل

ا عن

مال

عنهمك

لون

أ بت بٱلس

صح

Allah أ

ف

عنٱلل

ومنيل

عنهمٱللصيرال

هۥن

جدل

نت

Allah ل

اباعظيماهۥعذ

ل عد

عنهۥوأ

Allah ول

نخذ ت

الل

وق

عنهٱلل Allah ل

13 Muẖammad 23 عنهمٱلل

رهمل بص

أ عمى

هموأ صم

أ Allah ف

14 al-Ra’d 25 وعنة

همٱلل

ارل همسوءٱلد

Allah ل

15 al-Nûr

7, 23

ذبينكانمنٱل

يهإنك

عل

عنتٱلل

ل ن

Allah أ

خرة ياوٱل

ن فيٱلد

عنوا

Allah ل

16 al-Fatẖ 6 م همجهنل عد

عنهموأ

Allah ول

17 al-Mâ’idah

13, 60, 64, 78

ل

سية

وبهمق

لناق

هموجعل

Allah عن

يهضبعل

وغ

عنهٱلل

Allah ل

Page 45: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

31

بليداه واالبماق

عنوا

تانينفقول

مبسوط

ءايش

يف

ك

Allah

منبنيإسر

روا

فذينك

عنٱل

Nabi Isa dan ل

Nabi Daud

18 al-Tawbah 68 قيم ابمهمعذ

ول

عنهمٱلل Allah ول

Jika diperhatikan dengan teliti maka akan ditemukan bahwa hampir seluruh

ayat-ayat laknat di dalam al-Qur’an merujuk kepada satu subjek yang pasti, yakni

Allah. Maka, jelas bahwa hak melaknat itu milik Allah, tapi terdapat beberapa

subjek yang berbeda yang menjadikan bahwa laknat itu tidak hanya dilakukan oleh

Allah saja, tapi bisa dilakukan oleh makhluk-Nya dalam artian yang berbeda.

Bahwa laknat dari Allah berarti penjauhan dari segala kebaikan dan rahmat-Nya

dan laknat dari makhluknya berupa doa atau makian agar yang dilaknat itu tertimpa

keburukan.

Page 46: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

32

BAB IV

ANALISIS AYAT-AYAT TENTANG LAKNAT

Al-Qur’an menggambarkan laknat dengan begitu kompleks, dari penyebabnya

dan ancaman bagi yang tertimpa laknat. kata laknat beserta derivasinya disebutkan

terulang sebanyak 41 kali pada 38 ayat dan 18 surat yang berbeda. Dalam al-Qur’an

terdapat ayat-ayat yang berisi tentang faktor atau penyebab seseorang tertimpa

laknat. Di antara banyak faktor tersebut penulis mencoba untuk menjelaskan

beberapa faktor yang menyebabkan seseorang pantas untuk dijatuhkan laknat.

berikut uraiannya:

A. Pendusta

Dusta adalah akhlak yang buruk. Dusta dalam bahasa Arab disebut juga kadzib

asal kata dari kadzaba – yakzibu – kadzib, kidzb, kidzab. Di dalam al-Qur’an )كذب(

tersebut 266 kali, tersebar di dalam berbagai surat dan ayat. dusta (kebohongan)

adalah perbuatan menyampaikan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan yang

telah diketahui oleh penyampainya. Kebongan dalam hal ini menunjukkan

kelemahan pelakunya karena ia tidak mampu menyampaikan kenyataan yang

diketahuinya, bisa saja karena ada rasa takut atau ada tujuan lain.1

Dusta menyebabkan manusia menjadi sial dan rugi, serta memancing murka

Allah Swt. Dan itu jelas merupakan bencana bagi manusia meskipun bencana itu

datang pada waktu kemudian. Seorang pendusta tidak akan menemukan jalan

hidayah karena Allah Swt tidak akan mempermudah jalan itu baginya.2 Firman

Allah Swt:

اب ذ ك

يهدي من هو مسرف

ل

٢٨ إن ٱلل

“Sesungguhnya Allah tidak menmberi petunjuk bagi orang-orang yang

melampaui batas lagi pendusta.” (QS. al-Mu’min/40: 28).

1 M. Quraish Shihab dkk, Eksiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosakata (Jakarta: Lentera Hati,

2007), v. 2, h. 413. 2 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat (Jakarta: Gema Insani Press,

1989), h. 20.

Page 47: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

33

Haramnya dusta bukan karena dusta itu sendiri, melainkan karena dusta akan

membahayakan orang lain. Bahkan, dusta dapat membuat orang lain tidak

mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Karena, orang yang berdusta

memberitahukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Adapun diperbolehkannya berdusta terhadap tiga hal3: berdusta dengan maksud

mendamaikan, berdusta dalam peperangan, berdusta kepada istri atau kepada suami

(untuk membahagiakannya).

Laknat Allah terhadap pendusta dapat ditemukan di dalam al-Qur’an. Di

antaranya adalah:

1. Menyembunyikan Ilmu

ه ن هدى من بعد ما بي

ت وٱل

ن بي نا من ٱل

نزل

أتمون ما

ذين يك

ئك إن ٱل

ول

ب أ

كت

اس في ٱل للن

عنون عنهم ٱلل

ويل

عنهم ٱلل

١٥٩ يل

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami

turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah

Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati

Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati.” (QS.

al-Baqarah/2: 159).

Munasabah Dalam ayat 146 telah diterangkan bahwa orang Yahudi mengenal

Nabi Muhammad dari kitab-kitab mereka seperti mengenal anak-anak mereka

sendiri, karena di sana disebutkan segala sifat-sifatnya dengan jelas dan bahwa

beliau akan diutus sebagai Rasul, akan tetapi mereka tetap mengingkarinya dan

selalu menyembunyikan apa yang mereka ketahui itu.4

Dalam riwayat yang dikutip oleh al-Qurṯubî pada ayat ini Allah Swt

memberitahukan, bahwa orang-orang yang menutup-nutupi atau menyembunyikan

petunjuk atau keterangan apa pun yang telah diturunkan adalah orang-orang yang

terlaknat. Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai siapa yang dimaksud

dengan orang-orang tersebut.

Ada yang berpendapat bahwa mereka adalah kaum Yahudi dan Nasrani yang

menutupi kerasulan Muhammad Saw. Sedangakan ulama lainnya berpendapat

bahwa maknanya adalah siapapun yang menutupi kebenaran, umum untuk semua

3 Abû Hâmid al-Ghazâlî, Âfat al-Lisân: Bahaya Lisan (Jakarta: Qisthi, 2005), h. 72. 4 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 1984), j. 1 h. 289.

Page 48: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

34

orang yang menutupi ilmu apapun yang berasal dari agama Islam. Karena memang

penyebaran ilmu agama wajib.5

Menurut Quraish Shihab, ayat ini turun dalam konteks kecaman terhadap

orang-orang Yahudi, namun redaksinya yang bersifat umum menjadikannya

sebagai kecaman terhadap setiap orang yang menyembunyikan apapun yang

diperintahkan agama untuk disampaikan, baik ajaran agama atau ilmu pengetahuan.

Dalam konteks ini, Nabi Muhammad Saw bersabda:

ال م ق

يه وسل

ال رسول هللا صل هللا عل

ال ق

قبي هريرة

ع ن ع ل ئ س ن م عن ا

م ل

ف ه م ت ك

أ م و ي م ج ل

ن م ام ج ل ب ة ام ي ق ال

ار ن

“Siapa yang ditanya tentang ilmu, lalu menyembunyikannya, maka di hari

Kemudian, diletakkan di mulutnya kendali yang terbuat dari api neraka.” (HR.

Abû Dâwûd dan al-Tirmidzî).

Walau demikian, bahwa setiap ucapan ada tempatnya. Memang tidak semua

apa yang diketahui boleh disebarluaskan karena informasi terbagi menjadi dua, ada

yang dituntut untuk disebarluaskan – kebanyakan dari ilmu syariat demikian – dan

ada juga yang tidak perlu disebarkan. Tidak semua informasi disampaikan sama

kepada yang pandai dan bodoh, atau anak kecil dan dewasa, karena semuanya ada

tempat dan waktunya.6

2. Mempertahankan Pendapat yang Salah

م ونس ءك

بنا

ا وأ

ءن

بنا

دع أ

نوا

عال

قل ت

م ف

عل

ءك من ٱل

ك فيه من بعد ما جا ج

من حا

ا ف

ءن

ا

ذبين كى ٱل

عل

عنت ٱلل

نجعل ل

بتهل ف

م ن

م ث

نفسك

نفسنا وأ

م وأ

ءك

٦١ ونسا

“Siapa yang membantahmu tentang kisah ‘Isa sesudah datang ilmu (yang

meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil

anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri

kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan

kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.”

(QS. Âli-‘Imrân/3).

Munasabah: dalam ayat-ayat lalu diterangkan bahwa Nabi ‘Isa yakin akan

keingkaran Bani Israil kepada agama yang dibawanya, serta yakin pula akan

pernyataan dari sahabat-sahabat setianya (hawâriyyûn) bahwa mereka sanggup

5 al-Qurṯubi, Tafsîr al-Qurṯubi, terj. Fathurrahman Ahmad Hotib (Jakarta: Pustaka Azam,

2007), j.2 h. 428. 6 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta:

Lentera Hati, 2000), vol. 1 h. 370.

Page 49: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

35

untuk menjadi pembantu-pembantunya, beliau juga yakin terhadap siksa

orang-orang kafir yang selalu membuat tipu daya untuk menghalang-halangi

tersiarnya agama Allah. Kemudia dalam ayat-ayat ini diterangkan tentang

sanggahan terhadap tipu daya mereka, yaitu bahwa Allah melahirkan Isa dari

tipu daya mereka dengan mengangkatnya kepada-Nya, guna menyelamatkan

dari siksaan dan hinaan orang-orang kafir.7

Yang dapat dipahami dari ayat ini adalah mereka para Ahli Kitab yang

mendebat Nabi Muhammad tentang Nabi ‘Isa. Padahal sudah datang kepada

mereka ilmu tentang Nabi ‘Isa yang sedemikian jelas dan gamblang. Maka Rasul

mengajak mereka bermubahalah, di sini kata mubâhalah terambil dari kata bahlah

atau buhlah, yang berarti doa yang sungguh-sungguh untuk memohon jatuhnya

kutukan Allah kepada lawan yang membangkang atau berbohong. Diriwayatkan,

Nabi siap mengajak putri beliau, Fatimah, bersama suaminya, ‘Ali ibn ‘Abi Thalib,

dan al-Hasan serta al-Husain, dua orang cucu Nabi, kesemuanya siap untuk

melakukan mubahalah dikarenakan beliau yakin akan kebenaran apa yang beliau

sampaikan, tidak ada keraguan. Sampai-sampai beliau mengajak orang-orang yang

paling beliau cintai yang biasanya dibela dan dihindarkan dari segala kemungkinan

ancaman.8

Hamka menjelaskan dalam tafsirnya, mubahalah adalah bersumpah yang berat,

yang di dalam bersumpah itu dihadirkan anak dan istri dari kedua pihak yang

bersangkutan, lalu diadakan persumpahan di dalam mempertahankan keyakinannya

masing-masing. Menilai kebenaran pendirian kedua belah pihak. Kalau ternyata

kedua belah pihak berkeras kepala, tidak ada yang mau bertolak-angsur, biarlah

Allah menurunkan kutuk laknat-Nya kepada barangsiapa yang masih saja bertahan

pada pendirian yang salah.9

7 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 1 h. 484. 8 Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 2 h. 105. 9 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz III (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), h. 266.

Page 50: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

36

3. Menuduh Wanita Mukmin

اب هم عذ

خرة ول

يا وٱل

ن في ٱلد

عنوا

ت ل

من

ؤ ت ٱل

فل

غت ٱل

حصن

ذين يرمون ٱل

٢٣ عظيم إن ٱل

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang

lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat,

dan bagi mereka azab yang besar.” (QS. al-Nûr/24: 23).

Munasabah pada surat ini Allah menganjurkan semua orang beriman,

khususnya kaum wanita, agar menjaga kesucian seksualnya, maka riwayat-

riwayat memberikan keutamaan pada pengajaran dam pembacaan surah ini

oleh kaum wanita, dalam kenyataanya, ia dapat dipandang sebagai kesucian

seksual dan perjuangan melawan kekotoran seksual. Sebab, bagian utama dari

perintah-perintahnya adalah tentang membersihkan masyarakat dari kekejian-

kekejian seksual melalui berbagai cara.10

Kutukan di dunia dan di akhirat bersama dengan siksaan yang besar mencakup

bagi mereka yang memfitnah dan memberikan cap buruk kepada orang-orang yang

suci moralnya. Berkenaan dengan kenyataan bahwa ayat di atas ditempatkan setelah

cerita tentang ifk (fitnah besar)11. Tetapi seperti banyak ayat yang diturunkan untuk

sebuah kasus khusus sementara isinya bersifat umum, ayat ini juga tidak terbatas

pada kasus tersebut. Sebagaimana Imam Ja’far Sadîq memandang ayat ini sebagai

bukti bagi kenyataan bahwa tuduhan zalim terhadap wanita-wanita suci adalah

salah satu dari dosa-dosa besar. Dan Allah yang Mahakuasa mengutuk mereka di

dunia, dan di akhirat mereka akan mendapat siksa yang berat dan pedih.12

Ayat di atas menyatakan sesungguhnya orang-orang yang melemparkan

tuduhan zina terhadap wanita-wanita yang baik-baik yang selalu melindungi diri

mereka dengan kesucian lagi merupakan wanita lugu lengah yang tidak sempat

berpikir untuk melakukan apalagi mengerjakan kemaksiatan karena kebersihan

hatinya dan sempurna imannya – orang yang menuduh wanita seperti itu – mereka

dilaknat oleh Allah, Rasul, kaum mukminin bahkan semua yang taat dan tunduk

kepada Allah. Mereka melaknatnya di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang

besar. Yang dimaksud dengan laknat di dunia, adalah kejauhan mereka dari rahmat

10 Allamah Kamal Faqih, Tafsir Nurul Qur’an: Sebuah Tafsir Sederhana Menuju Cahaya al-

Qur’an. Terj. Ahsin Muhammad (Jakarta: al-Huda, 2006) j. 11 h. 317. 11 Fitnah atau gosip yang menimpa Aisyah istri Nabi Muhammad Saw. 12 Allamah Kamal Faqih, Tafsir Nurul Qur’an, j. 11 h. 317.

Page 51: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

37

Allah antara lain tercermin dalam cambukan, serta antipati masyarakat muslim, di

samping penolakan kesaksian mereka untuk selama-lamanya bagi mereka yang

tidak bertaubat.13

Dari beberapa penafsiran dan contoh ayat-ayat di atas dapat disimpulkan

bahwasanya al-Qur’an telah menjelaskan mengenai balasan bagi orang-orang yang

berdusta, adalah mereka mendapat laknat tidak hanya dari Allah tapi dari segala

makhluk, juga tidak hanya di dunia melainkan juga di akhirat sebagaimana

pendapat para mufassir. Adapun rincian pendusta yang mendapat laknat-Nya

adalah bagi yang menyembunyikan ilmu, mempertahankan pendapat yang salah,

dan menuduh wanita mukmin. Maka, sudah sepatutnya bagi orang-orang yang

beriman agar meminta kepada Allah untuk dihindarkan dari sifat tersebut agar

selalu berada dalam rahmat-Nya.

B. Orang Kafir

Kata kâfir merupakan ism fâ’il (subjek) dari kafara – yakfuru – kufr رف –)ك

فر فر( –يك

ك . Di dalam al-Qur’an, kata kafir dan yang seasal dengannya disebut 525

kali. Secara bahasa mengandung arti antara lain menutupi, melepaskan diri, para

petani, menghapus.14

Menurut al-Asfahani dan ibn Manzur, yang dekat kepada arti secara istilah

adalah menutupi, dan menyembunyikan. Malah hari disebut kafir karena ia

menutupi siang atau tersembunyinya sesuatu oleh kegelapannya. Awan disebut

kafir karea ia dapat menutupi atau menyembunyikan cahaya matahari. Kafir

terhadap nikmat Allah berarti seseorang menutupi atau menyembunyikan nikmat

Allah dengan cara tidak mensyukurinya.15

Kufur berarti mengingkari ayat-ayat yang dibawa Rasul Saw. Mereka

menutupi sesuatu yang jelas ada. Ada beberapa macam kekufuran.16 Di antaranya:

13 Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 9 h. 313. 14 Shihab dkk, Eksiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosakata, v. 2, h. 415. 15 Shihab dkk, Eksiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosakata, v. 2, h. 416. 16 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 36.

Page 52: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

38

1. Kufur keyakinan: kaum nasrani dengan kepercayaan mereka yang

meyakini bahwa Allah Swt beranak. Mereka yang mengingkari ajaran

rasul, hari kebangkitan, adanya surga dan neraka.

2. Kufur ucapan: meyakini kepercayaan lain yang bukan dari Allah, atau

mengejek dan mencaci maki ajaran Islam.

3. Kufur perbuatan: melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan

dengan ajaran Islam atau justru mendukung kepercayaan selain ajaran

Islam. Seperti, merobek al-Qur’an, memakai kalung salib, atau secara sadar

mengikuti ritual ibadah agama lain.

Laknat Allah terhadap orang kafir dapat ditemukan di dalam al-Qur’an. Di

antaranya:

1. Merusak Janji Allah

لم كون ٱل

ف يحر

سية

وبهم ق

لنا ق

هم وجعل

عنهم ل

قيث

قضهم م بما ن

ف

سوا

واضعهۦ ون عن م

عنه ٱعف

ف

نهم

م

ليل ق

نهم إل

ئنة م اى خ

لع عل

ط

زال ت

ت

بهۦ ول

روا

كا ذ م

ا م إن حظ

ح

م وٱصف

حسنين يحب ٱل

١٣ ٱلل

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami

jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah)

dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa

yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad)

senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara

mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka,

sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-

Mâ’idah/5: 13).

Munasabah: setelah pada ayat-ayat sebelumnya Allah memerintahkan kepada

orang mukmin supaya memenuhi janji, dan sebagai realisasi dari janji itu

disebutkan-Nya hal-hal yang dihalalkan, diharamkan, wajib berwudu’ apabila

hendak salat, maka pada ayat ini Allah Swt menerangkan bahwa orang-orang

Yahudi dan Nasrani selalu mengingkari Janji.17

Mereka kaum Yahudi dan Nasrani telah berjanji akan sungguh-sungguh

mengamalkan kitab Taurat yang di dalamnya terkandung ajaran syariat dari Allah

Swt. Allah Swt telah menjelaskan bahwa mereka melanggar perjanjian tersebut.

17 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 2 h. 405.

Page 53: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

39

Lalu Allah Swt pun akhirnya menghukum mereka dengan melaknat mereka,

menjauhkan dan mengusir mereka dari kebenaran, petunjuk dan rahmat Allah,

menurunkan murka atas mereka, dan menjadikan hati mereka keras sehingga tidak

bisa menerima kebenaran serta tidak bisa tersentuh oleh nasihat dan pelajaran.18

Sebagaimana firman-Nya:

اب عظيم هم عذ

ول

وة

رهم غش بص

ى أ

وعل

ى سمعهم

وبهم وعل

لى ق

عل

تم ٱلل

٧ خ

“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan

mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. al-Baqarah/2:

7).

Mereka orang Yahudi telah melanggar perjanjian, mereka telah kafir, dengan

mengingkari bahkan membunuh rasul-rasul. Pelanggaran mereka yang lain adalah

terus menerus merubah perkataan-perkataan Allah dari tempatnya, dan mereka

sengaja melupakannya, yaitu kitab Taurat. Maka, Allah mengutuk mereka, yakni

dijauhkan dari rahmat Allah, dan dijadikan hati mereka keras membatu, sehingga

tidak berpengaruh bagi mereka nasihat dan ajakan kebaikan.19

2. Menyekutukan Allah

ا فروض ا م صيب ن من عبادك ن

خذ ت

ال ل

وق

عنه ٱلل ١١٨ ل

“Mereka (orang syirik) yang dilaknati Allah. dan syaitan itu mengatakan:

"Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang

sudah ditentukan (untuk saya).” (QS. al-Nisâ’/4: 118).

Munasabah: ayat-ayat yang lalu melarang manusia melakukan pembicaraan

rahasia untuk merencanakan kejahatan. Ayat-ayat ini menerangkan bahwa dosa

yang paling besar adalah dosa mempersekutukan Allah dengan yang lain. Dosa

yang demikian tidak akan diampuni selama-lamanya.20

Mereka orang-orang kafir yang menyekutukan Allah dengan kepercayaan

menyembah berhala, menyembah benda, memuja dan menyembah orang yang telah

mati. Kepercayaan mereka itu timbul karena mengikuti hawa nafsu dan karena

mengikuti tipu daya setan yang durhaka yang selalu berusaha menyesatkan anak

18 Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 3, terj. Abdul Hayyie al-Kattani (Jakarta: Gema

Insani, 2016), h. 456. 19 Shihab, Tafsir al-Misbah, v. 3 h. 49. 20 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 2 h. 288.

Page 54: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

40

cucu Adam dari jalan yang lurus. Maka, Allah melaknatnya, mereka bertambah

jauh dari rahmat dan karunia-Nya.21

Wahbah al-Zuhaili dalam tafsirnya mengatakan sesungguhnya Allah Swt sama

sekali tidak akan mengampuni perbuatan syirik. Bagi siapa yang menyekutukan

sesuatu dengan Allah, maka dia benar-benar telah tersesat dan jauh dari jalan yang

lurus. Dan tidak akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat, karena syirik

adalaah kesesatan yang merusak akal dan mengeruhkan kejernihan ruhani dan

mereka yang menyembah berhala sama saja seperti menyembah setan dan Allah

melaknatnya.22

3. Zalim kepada Allah

د ه ه

ش هم ويقول ٱل

ى رب ئك يعرضون عل

ول أذبا

ك

ى ٱلل

رى عل

تن ٱف م مم

لظذين ومن أ

ء ٱل

لؤ

لمين ى ٱلظ

عل

ٱلل

عنة

ل

ل أهم

ى رب عل

بوا

ذ ١٨ك

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta

terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para

saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan

mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.”

(QS. Hûd/11: 18).

Munasabah: setelah Allah menerangkan pada ayat sebelum ini bahwa

manusia itu ada dua golongan, segolongan hanya menghendaki kehidupan

dunia dan bersenang-senang di dalamnya dan segolongan lagi orang-orang

yang beriman yang mendasarkan kepercayaan kepada dalil-dalil yang nyata

dan dikuatkan pula dengan kesaksian dari Tuhannya, maka pada ayat ini Allah

Swt menerangkan balasan bagi kedua golongan itu, yang akan mereka rasakan

di akhirat nanti.23

Mereka orang yang zalim yang selalu mencari cara agar menyesatkan orang

dari jalan yang benar.24 Di antara cara tersebut:

1) Menumbuhkan penyakit syirik. Mereka akan bengkokkan tauhid menjadi

syirik dengan mencampurkan ajaran tauhid dengan ajaran agama lain dalam

21 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 2 h. 490. 22 al-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 3, h. 272. 23 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 4 h. 490. 24 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 3 h. 423

Page 55: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

41

beribadah dan berdoa. Mempersekutukan Allah dengan yang lain dengan

menjadikan berhala itu sebagai wasilah kepada Allah.

2) Merubah dan menambahkan syariat. Mereka mengada-adakan dalam agama

suatu yang tidak berdasar kepada al-Qur’an dan sunnah. Hanya berdasarkan

ta’wil saja, dan mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah.

3) Dengan menimbulkan segala macam keraguan dalam agama, mereka

mempersulit dengan cara berlebih-lebihan untuk mengerjakan agama sehingga

orang lambat laun lari dari agama.

Dalam tafsirnya imam al-Syaukânî mengatakan tidak seorang pun dari mereka

yang lebih zalim terhadap dirinya sendiri melainkan mereka telah membuat dusta

terhadap Allah dengan mengatakan tentang berhala mereka, bahwa berhala mereka

yang memberi syafa’at nanti. Mereka juga mengatakan, “Para malaikat adalah

putri-putri Allah”. Mereka adalah yang menghalangi orang lain dari agama Allah

dan dari memeluknya. Bahkan mereka menisbatkan perkataan Allah kepada selain-

Nya. Mereka orang zalim itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka dan (para

saksi)25. Bahwa kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim”.26

Menurut al-Marâghî tidak ada seorang pun yang lebih zalim terhadap dirinya

dan orang lain, dibandingkan dengan orang yang mengadakan kedustaan kepada

Allah tentang ayat-ayat-Nya atau pekerjaan-pekerjaan-Nya, hukum-hukum-Nya,

sifat-sifat-Nya atau dalam hal menganggap adanya pemeberi syafa’at para wali

tanpa izin-Nya atau dalam menyangka bahwa malaikat itu adalah anak-anak

perempuan Allah. Juga orang-orang Nasrani yang juga mengatakan bahwa Isa

adalah anak Allah, atau dalam mendustakan ajaran yang dibawa oleh para Rasul,

supaya orang-orang berpaling dari jalan Allah. Dengan alasan seperti iniliah orang-

25 Yang mana adalah para malaikat penjaga. Ada yang mengatakan para rasul. Ada juga yang

mengatakan malaikat, para rasul, dan para ulama. Ada pula yang mengatakan, bahwa itu adalah

semua makhluk. 26 Imam al-Syaukânî, Tafsīr Fath al-Qadîr, terj. Amir Hamzah Fachruddin (Jakarta: Pustaka

Azam, 2009), j. 5 h.299-301.

Page 56: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

42

orang zalim ini dipermalukan dengan kepastian yang dibarengi dengan kutukan

yang menunjukkan bahwa mereka terusir dari lingkaran rahmat.27

Zalim adalah aniaya, bengis, tidak adil, keterlaluan dan dapat diartikan dengan

tidak menaruh belas kasihan dengan berbuat sewenang-wenang.28 Perlu dipahami

bahwa zalim itu sendiri ada macamnya, yaitu zalim kepada Allah, kepada diri

sendiri, kepada orang lain, kepada makhluk lain atau alam sekitarnya. Dan puncak

dari kezaliman adalah mempersekutukan Allah.29 Sebagimana firman-Nya:

م عظيم لظ

رك ل

إن ٱلش

رك بٱلل

ش

ت

بني ل هۥ ي

ن لبنهۦ وهو يعظ قم

ال ل

ق

١٣ وإذ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,

sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar.” (QS. Luqmân/31: 13).

Dari beberapa penafsiran dan contoh ayat-ayat laknat di atas dapat disimpulkan

bahwa orang kafir sudah pasti terlaknat dan jauh dari rahmat Allah. Karena mereka

selalu mencari cara agar dapat menyesatkan orang yang beriman, dengan merusak

janji Allah, menyekutukan-Nya, bahkan berbuat zalim dengan membohongi

Tuhannya seperti yang dijelaskan oleh para mufassir. Maka, mereka tidak akan bisa

lari dari laknat Allah baik di dunia maupun di akhirat karena perbuatan mereka telah

disaksikan oleh para malaikat yang akan menjadi saksi di Hari Kemudian. Dan telah

disediakan pula bagi mereka azab yang buruk berupa neraka Jahannam. Sikap

orang-orang muslim di sini tidak perlu ikut melaknatnya, cukup urusan laknat

diserahkan kepada Allah, dan senantiasa selalu berdoa kepada Allah meminta

perlindungan dari perbuatan orang-orang kafir yang menyesatkan.

27 Aẖmad Mustafa al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî, terj. Bahrun Abu Bakar, Hery Noer Aly

(Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1993), j. 12 h. 36. 28 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta; Balai Pustaka, 1986), h. 1279. 29 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 27.

Page 57: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

43

C. Pembunuh

Bunuh atau membunuh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

menghilangkan, menghabisi, mencabut nyawa seseorang.30 Dalam al-Qur’an akan

ditemukan kata qitâl )قتال( merupakan salah satu bentuk kata turunan dari kata

qatala – yaqtulu – qatlan تلتل( –يقتل –)ق

ق yang menurut Ibn Faris memiliki dua

pengertian, yaitu idzlal (merendahkan, menghina, melecehkan) dan imâtah

(membunuh, mematikan).31

Allah Swt mengharamkan membunuh nyawa seorang mukmin kecuali karena

tiga alasan, yaitu laki-laki beristri dan wanita bersuami bila berzina, sebagai qisâs

nyawa yang dibalas dengan nyawa, dan seorang muslim yang meninggalkan

agamanya (murtad). Hanya tiga sebab yang dihalalkan, karena mengalirkan darah

itu merupakan hak, kehormatan, dan wewenang Allah, dan yang diharamkan

apabila maksud saling membunuh karena adanya permusuhan di antara mereka,

atau karena fanatisme golongan karena urusan dunia, atau karena berebut pimpinan,

pangkat dan pengaruh.32

Karena masalah pembunuhan ini kelak pada hari Kiamat menjadi perkara

pertama yang dipersoalkan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

ماء قيامة فى الد

اس يوم ال ى بين الن ول مايقض

“Perkara pertama yang diselesaikan di antara manusia pada hari kiamat adalah

tentang darah (pembunuhan).” (HR al-Bukhâri dan Muslim).

Maka, laknat Allah di dalam al-Qur’an bagi pembunuh akan ditemukan pada:

1. Pembunuh Mukmin dengan Sengaja

د ومن يقتل تعم ا م من

لد مؤ

م خ هۥ جهن

ؤجزا

ابا ا ف

هۥ عذ

عد ل

عنهۥ وأ

يه ول

عل

ضب ٱلل

ا فيها وغ

٩٣ اعظيم “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka

balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya,

30 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 179. 31 Shihab dkk, Eksiklopedia al-Qur’an; Kajan Kosakata, v. 2, h. 779. 32 Majdi Assayid Ibrahim, Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat, h. 22.

Page 58: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

44

dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. al-

Nisâ’/4: 93).

Munasabah: ayat-ayat yang lalu telah menjelaskan bermacam-macam

golongan orang-orang kafir dan munafik, dilihat dari sikap mereka terhadap

Islam dan kaum muslimin. Dan dijelaskan pula ketentuan-ketentuan Allah Swt

mengenai apa yang harus dilakukan oleh kaum muslimin terhadap mereka. Dan

pada ayat ini menerangkan msalah yang lain, yaitu apa hukumnya apabila

seorang mukmin membunuh mukmin yang lain.33

Imam al-Ṯabarî dalam tafsirnya mengatakan bahwa membunuh mukmin secara

sengaja dengan bermaksud membunuhnya maka ganjaran bagi si pembunuh adalah

nereka Jahannam, yakni siksa neraka Jahannam yakni kekal abadi di dalamnya, dan

tak luput murka Allah akan diberikan kepada orang yang membunuh secara sengaja

serta laknat Allah yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya, dan dihinakaan serta disediakan

baginya siksaan yang besar.

Tetapi makna لدم خ هۥ جهن

ؤجزا

ا فيهاف (maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia

di dalamnya) al-Ṯabari berpendapat bahwa barangsiapa membunuh seorang

mukmin dengan sengaja, maka jika Allah membalasnya niscaya balasanya adalah

nereka, dan ia kekal di dalamnya. Akan tetapi jika Allah berkehendak, Allah

memaafkan dan memberikan karunia atas hamba-Nya lantaran keimanan dalam

dirinya, sehingga Allah memasukkannya ke dalam neraka namun tidak untuk kekal

di dalamnya, melainkan akan mengeluarkannya kembali karena rahmat-Nya.34

Sesuai janji Allah dalam firmannya yang berbunyi:

ذين أ

عبادي ٱل

ل ي

وب ۞ق

نفر ٱلذ

يغ

إن ٱلل

حمة ٱلل من ر

وا

قنط

ت

نفسهم ل

ى أ

عل

وا

سرف

حيم فور ٱلرغهۥ هو ٱل إن

٥٣ جميعا

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri

mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya

Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Zumar/39: 53).

al-Marâghî menyebutkan riwayat dari Ibn ‘Abbas ra, yang berbunyi:

33 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 2 h. 254. 34 al-Ṯabarî, Tafsîr al-Ṯabarî, j. 7 h. 506.

Page 59: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

45

ني عبد ث ر هللا بن هاشم و عبد حد

حمن بن بش نا يحيى وهو ابن –الر

ث حد

ال

عبدي ق

ال

ت ل لال ق

عن سعيد بن جبير ق

ة بي بز

اسم بن ا

قني ال

ث ان عن ابن جريج حد

ط

قبن سعيد ال

ن لاس ا ان عب

فرق

تي في ال

ال

ية

يه هذه ال

وت عل

تلال ق

ق

ال ل

وبة ق

دا من ت

منا متعم تل مؤ

ق

ذين ل وال

حق بٱل

إل

م ٱلل تي حر

فس ٱل ون ٱلن

يقتل

ر ول

ها ءاخ

إل

يدعون مع ٱلل

ى ا

خر ال

ة مدني

ية

تها ا

سخ

ن ة ي

مك

ية

ال هذه ا

ية ق

من ومن ال

د يقتل مؤ

تعم لد ا مم خ هۥ جهن

ؤجزا

.ا ا ف

“Saîd bin Jubair berkata: Aku bertanya kepada Ibn Abbâs: “Apakah orang yang

membunuh orang mukmin dengan sengaja memiliki taubat?” Ia menjawab:

“Tidak.” Lalu aku membacakan ayat dalam surat al-Furqân ini: “Dan orang-

orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak

membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan

(alasan) yang benar…” (QS. al-Furqân: 68) hingga akhir ayat. Ia berkata: Itu

ayat Makkiyah yang telah dihapus oleh ayat Madaniyah: “Dan barangsiapa

yang membunuh orang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah

Jahannam.” (QS. al-Nisâ’: 93).” (HR. Muslim).35

Bahwa orang kafir yang bertaubat dari syirik, sedangkan sebelum itu dia

pernah membunuh dan berzina, maka taubatnya diterima. Adapun taubat orang

mukmin yang melakukan pembunuhan dengan sengaja tidak akan diterima. Sebab,

orang yang pertama belum beriman kepada syariat yang mengharamkan perkara-

perkara ini. Jadi, dia mempunyai semacam uzur karena belum tampak baginya

kebenaran kenabian. Adapun orang mukmin yang yakin akan kebenaran kenabian

dan pengharaman pembunuhan tidak mempunyai uzur, karena dia mengetahui

bahwa orang mukmin itu saudara dan penolongnya. Maka, apabila kemudian dia

sengaja melanggar perintah Allah tidak diragukan lagi dia patut berada kekal di

dalam neraka dan menerima kemurkaan serta laknat Allah. Karena dia telah berani

melanggar hukum-hukum agama-Nya dan tidak ada penghormatan terhadap hukum

syariat.36

Hamka dalam tafsirnya mengatakan bawah membunuh manusia secara sengaja

adalah dosa yang paling besar. Dia termasuk dalam tujuh dosa besar. Dosa yang

paling besar pertama adalah menyekutukan Allah dengan yang lain. Di bawahnya

adalah dosa membunuh. Dijelaskan di sini bahwasanya membunuh dengan sengaja,

35 Imam al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim (Bandung: Jabal, 2013), h. 805. 36 Aẖmad Mustafa al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî, j. 5 h.204.

Page 60: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

46

diancam dengan empat ancaman besar. Pertama, kekal dalam neraka Jahannan.

Kedua, ditimpa oleh Allah dengan kemurkaan-Nya. Ketiga, dilaknat atau dikutuk

hidupnya. Keempat, disediakan lagi siksaan yang besar untuknya.37 Di dalam suatu

hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhârî, bersabda Rasulullah Saw:

بي عبدهللا ن ع ي هللا عن الن ع هللا ل ص بن عمر رض س و ه ي ل

م ل

م : ال ق

تل معاهدا ل

من ق

ة ، جن ال

و وإن ري يرح رائحة

ربعين عاماحها ت

جد من مسيرة أ

“Barangsiapa yang membunuh seorang yang bukan Islam, yang telah mengikat

persetujuan dengan kekuasaan Islam, maka tidaklah si pembunuh itu akan

membaui asap surga. Jaraknya degna asap surga itu adalah sejarak 40 tahun.”

(HR. al-Bukhârî no. 3166).38

Sedangkan hanya membunuh orang kafir yang telah mendapat perlindungan

akan dijauhkan dari wangi surga, apalagi membunuh seorang muslim.39

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa para mufassir sepakat, bagi para

pelaku yang membunuh muslim dengan sengaja akan dilaknat oleh Allah dan

termasuk dalam kategori dosa besar. Tapi dapat ditemukan juga dari beberapa

penafsiran di atas sisi yang berebeda mengenai taubat yang di lakukan oleh pelaku

akan diterima atau tidak. Di antaranya mengatakan dengan mengutip (QS. al-

Nisâ’/4: 48) bahwa selama itu bukan dosa syirik maka akan diampuni oleh Allah

jika bertaubat. Dan di sisi lain dengan mengutip riwayat dari Ibn ‘Abbas

menyatakan bahwa pelaku pembunuhan muslim dengan sengaja tidak akan diterima

taubatnya karena dia telah berani melanggar hukum-hukum agama-Nya dan tidak

ada penghormatan terhadap hukum syariat.

Tapi dalam masalah taubat itu urusan Allah, dalam (QS. al-Zumar/39: 53),

Allah mengatakan bahwa dia maha Pengampun dan maha Penyanyang. Maka, bagi

pelaku janganlah berputus asa untuk memperoleh rahmat-Nya, jika ia taubat dengan

taubat yang sebenar-benarnya, hal ini dapat menggugurkan dosa-dosanya dan

taubatnya bisa diterima. Dalam hal ini seorang muslim disarankan untuk tidak ikut

37 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz 5, h. 265. 38 Imam al-Zabidi, Ringkasan Shahih Bukhari (Bandung: Jabal, 2013), h. 435. 39 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz 5, h.266.

Page 61: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

47

melaknatinya jika pelaku sudah bertaubat. Apabila belum bertaubat maka pantas

bagi para pelaku untuk mendapat laknat, agar Allah menimpakan keburukan bagi

mereka.

D. Orang Munafik

Orang munafik dalam bahasa Arab masdar-nya adalah nifâq )اق Artinya .)نف

adalah keluar dari keimanan secara diam-diam. Di dalam terminologi islam, nifâq

adalah masuk ke dalam agama dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.

Karena itu, mereka adalah orang yang secara lisan menerima Islam, tapi diam-diam

keluar dari Islam, atau menampakkan keimanan secara lisan dan menyembunyikan

kekufuran dalam hati.40

Orang munafik selalu berpura-pura atau setia dengan agamanya, tetapi dalam

hatinya tidak. Mereka selalu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan

perbuatannya. Mereka adalah orang-orang yang terdapat penyakit di dalam

hatinya.41 Karena prilaku mereka yang jelak sampai diturunkannya surat al-

Munâfiqûn/63 yang secara khusus membahas karakteristik orang munafik.

Di dalam al-Quran telah Allah jelaskan mengenai laknat-Nya terhadap orang-

orang munafik, di antaranya:

1. Memutus Silaturahmi

رهم بصعمى أ

هم وأ صم

أ ف

عنهم ٱلل

ذين ل

ئك ٱل

ول ٢٣ أ

“Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga

mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muẖammad/47: 23).

Munasabah: pada ayat yang lalu disebutkan sikap orang-orang munafik,

orang-orang kafir dan orang-orang beriman ketika mendengar ayat-ayat al-

Qur’an tentang akidah, seperti ketauhidan, hari kebangkitan dan sebagainya.

Dalam ayat-ayat berikut disebutkan sikap orang-orang munafik pada waktu

mendengar ayat-ayat tentang berjihad di jalan Allah. Mereka ingkar dan penuh

rasa takut, seakan-akan mereka itu sedang menghadapi sakratul maut.42

40 Shihab dkk, Ensiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosakata, v.2. h. 639. 41 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta; Balai Pustaka, 1986), h. 763. 42 DEPAG R.I, al-Quran dan Tafsirnya, j. 9 h. 352.

Page 62: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

48

Laknat Allah disebabkan sikap orang-orang munafik yang selalu mengejar

kesenangan hidup di dunia, mereka hanya mementingkan diri sendiri, suka

mengambil dan memperkosa hak orang lain, dan memutuskan hubungan

silaturahmi.

Mereka telah dijauhkan Allah dari rahmat-Nya, karena itu Allah

menghilangkan pendengaran mereka sehingga tidak dapat mengambil pelajaran

dari apa yang mereka dengar, dan Allah butakan mereka sehingga tidak dapat

mengambil manfaat dari apa yang mereka lihat.43

2. Berprasangka Buruk kepada Allah

ات ٱلظ

رك

ش ركين وٱل

ش ت وٱل

فق

ن فقين وٱل

ن ب ٱل

ويعذ

ئرة

يهم دا

وء عل ن ٱلس

ظ

ين بٱلل

ن

ءت مصير م وسا هم جهن

عد ل

عنهم وأ

يهم ول

عل

ضب ٱلل

وء وغ ٦ اٱلس

“dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan

orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka

buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat

buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi

mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat

kembali.” (QS. al-Fatẖ/48: 6).

Munasabah: pada ayat sebelumnya diterangkan nikmat-nikmat yang

diperoleh oleh kaum muslimin yaitu ketenangan dan ketentraman hati,

bertambah kuatnya iman, disediakan tempat di surga, dihapuskan dosa-dosa

dari kesalahan-kesalahan yang terlah diperbuat mereka. Dalam ayat ini

diterangkan orang-orang kafir akan mendapat balasan berupa kehancuran,

laknat Allah, kemarahan Allah Swt dan tempat di neraka.44

Imam al-Qurṯubî mengatakan dalam tafsirnya sebab orang munafik terlaknat

karena mereka berprasangka buruk kepada Allah yakni sangkaan mereka bawa

Nabi dan tak satu pun dari sahabatnya, tidak akan kembali ke Madinah saat mereka

berangkat ke Hudaibiyah, mereka orang musyrik dan munafik mengharapkan

kebinasaan mereka. 45

Quraish Shihab dalam tafsirnya mengatakan mereka orang munafik dan

musyrik akan mendapat giliran kebinasaan yang amat buruk di dunia dan di akhirat.

43 DEPAG R.I, al-Quran dan Tafsirnya, j. 9 h. 374. 44 DEPAG R.I, al-Quran dan Tafsirnya, j. 9 h. 379. 45 al-Qurṯubî, Tafsîr al-Qurṯubî, j.16 h. 687.

Page 63: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

49

Allah memurkai serta mengutuk mereka sehingga mereka tersiksa dalam kehidupan

dunia ini serta menyediakan bagi mereka Neraka Jahannam di akhirat. Itulah

penyediaan yang buruk dan Neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat

kembali. Mereka orang munafik dan musyrik memiliki sifat yang hatinya selalu

berprasangka buruk terhadap Allah Swt. Didahulukannya penyebutan kaum

munafikin atas kaum musyrikin pada ayat ini, karena bahaya orang munafik

terhadap Islam lebih besar dari pada bahaya orang musyrik. Mereka orang munafik

adalah musuh dalam selimut. Mereka mengemas sesuatu yang buruk degan

kemasan yang indah.46

3. Menghalangi Kebaikan

وعد ٱلل ول

عنهم ٱلل ول

هي حسبهم

لدين فيها

م خ ار جهن

ار ن ف

كت وٱل

فق

ن فقين وٱل

ن هم ٱل

اب قيم عذ ٦٨ م

“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-

orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah

neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab

yang kekal.” (QS. al-Tawbah/9: 68).

Munasabah: dalam ayat-ayat yang lalu Allah menerangkan sifat orang-orang

munafik yang menuduh Nabi Muhammad Saw berlaku curang dalam

membagikan harta rampasan dan harta zakat. Maka pada ayat-ayat ini Allah

jelaskan tingkah laku orang-orang munafik yang memandang rendah Nabi

Muhammad Saw.47

Ayat ini dengan sangat jelas menerangkan ancaman Allah kepada orang-orang

munafik, orang-orang kafir baik pria maupun wanita dikarenakan mereka saling

menganjurkan kepada yang lainnya untuk berbuat kemungkaran, masing-masing

saling melarang sesamanya berbuat baik seperti melakukan jihad dan mengeluarkan

harta untuk amal-amal sosial terutama perang sabil.48 Sebagaiaman firman-Nya:

م ئن ٱلسزا

خ

ولل

وا ض

ى ينف حت

ى من عند رسول ٱلل

عل

نفقوا

ت

ون ل

ذين يقول

ت هم ٱل و

فقين لن كن ٱل

رض ول

هون وٱل

٧ يفق

46 Shihab, Tafsir al-Misbah, v. 13 h. 181. 47 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 4 h. 175. 48 DEPAG R.I, al-Qur’an dan Tafsirnya, j. 4 h. 180.

Page 64: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

50

“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar):

"Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin)

yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)".

Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-

orang munafik itu tidak memahami.” (QS. al-Munâfiqûn/63: 7).

al-Marâghî dalam tafsirnya juga menjelaskan ayat ini berisi ancaman tegas

kepada orang munafik dan orang kafir. Allah mendahulukan orang-orang munafik

atas orang-orang kafir dalam ayat ini, untuk menunjukkan bahwa meski orang

munafik itu memperlihatkan keimanan dan mengerjakan perbuatan-perbuatan

Islam, namun mereka lebih buruk dari pada orang-orang kafir. Dan dilanjutkan

mengenai ancaman bagi orang-orang munafik berupa neraka Jahannam serta Allah

mengutuk mereka di dunia dan di akhirat dengan tidak memberi mereka rahmat

yang hanya berhak dimiliki oleh orang mukmin yang benar. Mereka juga akan

mendapatk azab yang kekal, dan mereka tidak akan dapat bertemu dengan Allah

dan tidak akan mendapat kemurahan-Nya.49

Dari beberapa penafsiran dan contoh ayat-ayat tentang laknat terhadap orang

munafik dapat disimpulkan, mereka orang-orang munafik tidak akan luput dari

laknat Allah dan azab-Nya, bahkan dalam beberapa ayat, mereka orang-orang

munafik disebutkan lebih dahulu dari pada yang lainnya. Yang menegaskan bahwa

mereka lebih berbahaya. Maka, jelas laknat dan ancaman Allah terhadap mereka

yang tetap teguh terhadap kemunafikannya, sikap seorang muslim hendaknya harus

berhati-hati, dikarenakan tidak mudah mengetahui orang yang munafik sebab

mereka adalah umat Islam yang tidak menampakkan tindakan sebenarnya secara

terbuka melainkan secara sembunyi, ibarat musuh dalam selimut. Maka, tidak perlu

bagi seorang muslim untuk ikut melaknat cukup bagi seorang muslim untuk selalu

berupaya semaksimal mungkin membendung pengaruh jelek mereka, dalam hal ini

biar Allah yang melaknatnya.

49 Aẖmad Musṯafa al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî, j. 10 h.265.

Page 65: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis membuat analisa dan menguraikan pembahasan dari bab per

bab, mengenai laknat dalam perspektif al-Qur’an maka dapat disimpulkan, laknat

memiliki dua makna, jika dari Allah artinya dijauhkan dan disingkirkan dari segala

kebaikan dan rahmat-Nya, jika dari manusia artinya doa atau cacian. Kata laknat di

dalam al-Qur’an terulang 41 kali, dengan rincian 18 kali terulang dalam bentuk fi’il

mâḏî, yang menandakan bahwa laknat itu telah benar-benar terjadi dan nyata

adanya.

Bentuk laknat Allah sendiri tergambar dalam dua bentuk, yaitu fisik (nyata)

dan non fisik (tidak nyata), non fisik seperti ditulikan telinga dan dibutakan

penglihatannya, maksudnya tidak dapat mengambil manfaat apapun dari yang

dilihat dan didengarnya. bentuk fisik yaitu, Allah telah melaknat mereka menjadi

kera dan babi yang hina karena melanggar perintah-Nya.

Dari 38 ayat laknat yang ditemukan, hampir seluruhnya merujuk subjek yang

pasti, Allah. Bahwa wewenang atau hak melaknat itu hanyak milik Allah, bukan

manusia. Allah menurunkan kepada mereka yang memiliki sebab. Maka, jawaban

dari rumusan masalah pada bab satu mengenai penyebab laknat Allah yang

ditemukan dalam al-Quran di antaranya adalah bagi pendusta, orang kafir,

pembunuh, orang munafik. Berikut rinciannya:

1. Pendusta: mereka yang menyembunyikan ilmu, yang mempertahankan

pendapat yang salah, serta bagi pemfitnah wanita mukmin.

2. Orang kafir: yang terlaknat adalah mereka yang merusak janji Allah,

menyekutukan Allah, serta zalim terhadap Allah.

3. Pembunuh: mereka mendapat laknat dikarenakan membunuh mukmin

dengan sengaja.

Page 66: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

52

4. Orang munafik: laknat kepadanya karena memutus silaturahmi,

berprasangka buruk kepada Allah, serta selalu menghalangi orang kepada

kebaikan.

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

bahwa sebuah penelitian tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Untuk itu,

penelitian ini tidak dapat dikatakan telah selesai, mengingat masih ada hal yang

perlu dikaji lebih mendalam lagi dari penelitian ini.

Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengkaji tentang tema di atas

secara mendalam, dari segi faktor, indikasi serta pencegahan laknat yang belum

tersentuh dan luas. Dengan menambahkan sumber-sumber yang lebih banyak yang

bisa dipertanggung jawabkan. Karena kajian tentang laknat dalam al-Qur’an ini

masih banyak yang belum terbahas.

Page 67: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

53

DAFTAR PUSTAKA

Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an. Yogyakarta: FKBA, 2001.

Amir, Ismail, “Laknat dalam Pandangan al-Qur’an (Analisis Ayat-ayat Laknat

dalam Tafsir al-Marâghî)”. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN

Jakarta, 2011.

al-Asfahânî, al-Râgîb. Mu’jam al-Mufradât al-Fâẕ al-Qur’ân. Beirut: al-Dâr al-

Kutub, 2004.

Azizah, Nur Hasanatul, “Istidrâj dalam al-Qur’an (Analisis Ayat-ayat tentang

Istidrâj)”. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, 2017.

Bâqî, Muẖammad Fu’âd ‘Abdul. Mu’jam al-Mufahras Li al-fâẕ al-Qur’ân al-

Karîm . Kairo: Dâr al-Kutub, 1996.

Departemen Agama RI. al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: DEPAG RI, 1997.

-------, Tafsir al-Qur’an Tematik: Jihad, Makna dan Implementasinya. Jakarta:

DEPAG RI, 2013.

Faqih, Allamah Kamal. Tafsir Nurul Qur’an: Sebuah Tafsir Sederhana Menuju

Cahaya al-Qur’an. Penerjemah Ahsin Muhammad. Jakarta: al-Huda,

2006.

al-Ghazâlî, Abû Hâmid. Âfat al-Lisân: Bahaya Lisan. Penerjemah Fuad Kauma.

Jakarta: Qisthi, 2005.

Hamka, Tafsir al-Azhar. Jakarta: PT. Pustaka Panjimas. 1983.

Ibrahim, Majdi Assayid. Wanita dan Laki-laki yang Dilaknat. Jakarta: Gema Insani

Press, 1989.

Katsîr, Ibn. Tafsir Ibn Katsîr. Penerjemah M. Abdul Ghoffar E.M. Bogor: Pustaka

Imam al-Syafi’i, 2004.

Manzȗr, Ibn, Lisân al-‘Arab. Beirut: Dâr Sâdir, t.t.

al-Marâghî, Aẖmad Muṣṯafâ. Tafsîr al-Marâghî. Penerjemah Bahrun Abu Bakar,

Hery Noer Aly. Semarang: Toha Putra Semarang, 1993.

al-Mundziri, Imam. Ringkasan Shahih Muslim. Bandung: Jabal, 2013.

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1986.

Page 68: LAKNAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISISrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44247/1/Ahmad Yasir Muharram.pdf · pembunuh, dan orang munafik. Maka mereka akan dijauhkan

54

al-Qarni, ‘Aidh ‘Abdullah. Sentuhan Spritual Aidh al-Qarni. Jakarta: al-Qalam,

2006.

al-Qurṯubî, Imam. Tafsir al-Qurṯubî. Penerjemah: Fathurrahman Ahmad Hotib dkk.

Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

al-Quṯb, Sayyid. Tafsir Fi-Zhilâl al-Qur’an: Di Bawah Naungan al-Qur’an.

Penerjemah: Aunur Rafiq Shaleh Tamhid. Jakarta: Rabbani Press,

2005.

al-Shiddiqy, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an / Tafsir. Jakarta: Bulan

Bintang, 1980.

Shihab, M. Quraish dkk. Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata. Jakarta:

Lentera Hati, 2007.

-------. Tafsȋr al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera

Hati, 2002

-------. Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat. Bandung: Mizan, 1996.

-------. Wawasan al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat.

Bandung: PT Mizan Pustaka, 1996.

al-Syaukânî, Imam. Tafsir Fatẖ al-Qadîr. Penerjemah Amir Hamzah Fachruddin.

Jakarta: Pustaka Azam, 2009.

al-Ṯabarî, Abû Ja’far Muẖammad bin Jarîr. Tafsîr al-Ṯabarî. Penerjemah Ahsan

Askan. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

al-Zabidi, Imam. Ringkasan Shahih Bukhari. Bandung: Jabal, 2013.

al-Zuhaili, Wahbah. Tafsir al-Munir. Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani. Jakarta:

Gema Insani, 2016.

Dari web:

https://www.merdeka.com/peristiwa/tgb-hati-hati-ketika-kita-mengkafirkan-

orang-yang-tidak-kafir.html.

https://www.kompasiana.com/bouel/5a53be8fcf01b42a3f4ea013/kewajiban-

mencaci-pemimpin

https://www.indosport.com/sepakbola/20180825/dihujat-netizen-andritany-balas-

dengan-kalimat-menohok