11
Teori dasar Sifat Alir Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian yang seragam ke dalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan di sekitar fasilitas produksi. Sifat aliran dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel, partikel yang lebih besar dan bulat menunjukkan aliran yang lebih baik. Metode untuk mengevaluasi sifat aliran granul yang sering digunakan adalah metode corong (langsung) (Sari, 2010). Kecepatan alir diketahui melalui metode corong. Metode ini paling sederhana untuk menetapkan kemampuan alir granul secara langsung, yakni kecepatan alir granul dengan bobot tertentu melalui corong diukur dalam detik. Suatu penutup sederhana ditempatkan pada lubang keluar corong lalu diisi dengan granul yang telah ditimbang terlebih dahulu. Ketika penutup dibuka, waktu yang dibutuhkan granul untuk keluar dicatat. Dengan membagi massa serbuk dengan waktu keluar tersebut, kecepatan alir diperoleh sehingga dapat digunakan untuk perbandingan kuantitatif granul yang berbeda. Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah granul untuk mengalir dalam suatu alat. 1

laju alir waktu hancur dapus monografi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Teori dasar

Sifat Alir

Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian

yang seragam ke dalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan

gerakan bahan di sekitar fasilitas produksi. Sifat aliran dipengaruhi oleh

ukuran dan bentuk partikel, partikel yang lebih besar dan bulat menunjukkan

aliran yang lebih baik. Metode untuk mengevaluasi sifat aliran granul yang

sering digunakan adalah metode corong (langsung) (Sari, 2010).

Kecepatan alir diketahui melalui metode corong. Metode ini paling

sederhana untuk menetapkan kemampuan alir granul secara langsung, yakni

kecepatan alir granul dengan bobot tertentu melalui corong diukur dalam

detik. Suatu penutup sederhana ditempatkan pada lubang keluar corong lalu

diisi dengan granul yang telah ditimbang terlebih dahulu. Ketika penutup

dibuka, waktu yang dibutuhkan granul untuk keluar dicatat. Dengan membagi

massa serbuk dengan waktu keluar tersebut, kecepatan alir diperoleh sehingga

dapat digunakan untuk perbandingan kuantitatif granul yang berbeda.

Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah granul untuk

mengalir dalam suatu alat. Sifat alir ini dapat digunakan untuk menilai

efektivitas bahan pelicin, mudah tidaknya granul mengalir dan sifat

permukaan granul (Voigt, 1995).

Metode sudut istirahat telah digunakan sebagai metode tidak langsung

untuk mengukur mampu alir granul karena hubungannya dengan kohesi antar

partikel. Banyak metode yang berbeda untuk menetapkan sudut istirahat dan

salah satunya yang digunakan adalah metode corong (Sari, 2010).

Uji Waktu Hancur

Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di

bawah kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui

saringan berukuran mesh-10. Uji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel-

1

partikel itu akan melepas bahan obat dalam larutan dengan kecepatan yang

seharusnya (Lachman, dkk., 1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah

sifat kimia dan fisis dari granulat, kekerasan dan porositasnya. Tablet

biasanya diformulasi dengan bahan pengembang atau bahan penghancur yang

menyebabkan tablet hancur di dalam air atau cairan lambung. Hancurnya

tablet tidak berarti sempurna larutnya bahan obat dalam tablet. Kebanyakan

bahan pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin yang berlebihan akan

memperlambat waktu hancur. Tablet dengan rongga-rongga yang besar akan

mudah dimasuki air sehingga hancur lebih cepat dari pada tablet yang keras

dengan rongga-rongga yang kecil (Soekemi, dkk., 1987).

Prosedur

Pengujian Sifat Alir

Sebanyak 20 gram serbuk ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam

flow tester untuk diuji laju alirnya. Lalu, tutup hopper dibuka, serbuk akan

turun ke bawah, waktunya dicatat, diameter dan tingginya diukur.

Pengujian Waktu Hancur Tablet

Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam masing-masing kolom,

dimasukkan cakram ke dalam masing-masing kolom tersebut. Kolom tersebut

dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi air sebanyak 1000 ml dengan

suhu 37o C yang telah berada di dalam disentegrator tester. Dinyalakan

disentegrator tester dan diamati keadaan tablet hingga semua hancur sempurna.

Data pengamatan

Pengujian sifat alir

waktu= 15 detik

diameter= 10.06 cm

tinggi= 2.7 cm

2

Kecepatan Aliran Granul

Kecepatan aliran granul = Massa(g)Waktu (s)

=25gram15detik

= 1.66 g/s

Sudut Istirahat

Sudut istirahat (θ) = tinggijari− jari

= 2.75.3

= 0,5

tan θ = 0,5

θ = 26.99 o

Pengujian Waktu Hancur tablet

Tablet hancur sempurna dalam waktu 1 menit 24 detik 06 sekon

Pembahasan

Pada proses pengujian laju alir, sebanyak 25 gram serbuk ditimbang

dan dimasukkan ke dalam alat flow tester, bagian bawah alat tersebut

dialasi kertas untuk tempat serbuk yang jatuh. Setelah serbuk dimasukkan

ke dalam alat, tutup hopper dibuka agar serbuk jatuh. Tutup tersebut

dibuka bersamaan dengan ditekannya tombol stopwatch untuk menghitung

waktu yang dibutuhkan agar serbuk tersebut jatuh semua. Serbuk yang

jatuh, ditampung dengan kertas, diameter yang terbentuk diukur, dan

tingginya pun dihitung. Pengujian laju alir dilakukan untuk mengetahui

laju alir dari serbuk, sehingga dapat diketahui baik atau tidaknya aliran

serbuk saat dicetak di dalam mesin. Hasil pengujian laju alir serbuk

3

adalah, waktu yang dibutuhkan serbuk untuk jatuh adalah 15 detik,

diameter yang terbentuk adalah 10.06 cm, dan tinggi serbuk yang

terbentuk adalah 2.7 cm. Laju alir tersebut dihitung dengan menggunakan

rumus :

kecepatan aliran granul=massa(g)waktu (s )

didapatkan hasil laju alir serbuk adalah 1.66 gram/s. Selain itu, sudut

istirahatnya juga dihitung, sudut istirahat dihitung dengan menggunakan

rumus tan. Sudut istirahat yang didapatkan adalah 26.99 o . Sudut istirahat

yang didapatkan pada praktikum kali ini sangat baik karena nilai yang di

dapatkan sesuai dengan literatur yaitu kurang dari 25-30o.

Salah satu dari pengujian tablet yang dilakukan untuk menguji tablet

kempa langsung yang telah dicetak adalah pengujian waktu hancur tablet.

Pengujian waktu hancur tablet ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama tablet

tersebut terpecah menjadi molekul-molekul yang siap untuk didistribusikan dalam

tubuh. Pada pengujian waktu hancur ini, 6 tablet dimasukan ke dalam alat

Disentegrator tester, yang berupa keranjang yang berisi 6 kolom dimana pada

kolom-kolom tersebut dimasukkan tablet yang akan diuji. Kemudian ada cakram

penutup yang berfungsi untuk mencegah tablet tersebut keluar dari kolom.

Keranjang yang telah terisi tablet dan ditutup dengan cakram lalu dimasukkan ke

dalam beaker glass yang bersuhu 37oC. Penggunaan suhu tersebut karena

disesuaikan atau diibaratkan dengan suhu tubuh manusia pada umumnya. Dari

hasil percobaan, waktu yang diperlukan sampai semua tablet dalam keranjang itu

hancur adalah1 menit 24 detik 06 sekon. Menurut Farmakope Indonesia, waktu

yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit

untuk tablet yang tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut

gula dan bersalut selaput. Berdasarkan Farmakope maka percobaan yang

dilakukan dapat dikatakan tablet memiliki waktu hancur yang cukup baik karena

4

memenuhi persyaratan dimana waktu yang diperlukan hingga tablet hancur tidak

lebih dari 15 menit.

Daftar pustaka

Sari, Nia Permata. 2010. Skripsi: Pembuatan dan Karakterisasi Bahan

Tablet Vitamin C Menggunakan Kitosan dan Amylum Manihot sebagai

Matriks Melalui Metode Granulasi Basah. Departemen Kimia Falultas

Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Medan

Voight, Rudolf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed. Ke-5. UGM Press. Yogyakarta

Soekemi, R. A., Yuanita, T., Fat Aminah, Salim Usman. (1987). Tablet.

Mayang Kencana. Halaman 2-4, 41, 49. Medan

Lachman, L., Lieberman, H. A., dan Kanig, J. L. 1994. Teori dan Praktek

Farmasi Industri II. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Halaman 651-653,

657-660.

Monografi zat

1. Teofilin

5

Teofilin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%

C7H8N4O2, dihitung terhadap zat yang dikeringkan. Pemeriannya: berupa serbuk hablur, putih; tidak berbau, rasa pahit; stabil di udara.

Kelarutan : Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas; mudah larut dalam larutan alkali hidroksidadan dalam ammonium hidroksida; agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroformdan dalam eter.

2. Laktosa

Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu dalam bentuk anhidrat atau

mengandung satu molekul air hidrat.

Pemerian : merupakan serbuk atau massa hablur, keras, putih atau krem.

Tidak  bau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau.

Kelarutan : mudah dan pelan-pelan larut dalam air dan lebih mudah larut dalam

air mendidih, sangat sukar larut dalametanol, tidak larut dalam klorofonm dan

dalam eter . Manisnya laktosa 0,16manisnya sukrosa

3. Amprotab

 Kelarutan           : larut dalam air dingin dan alcohol (Mart, 503)

    Aplikasi               : sebagai zat penghancur

6

4. Avicel

5. Talkum

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit

Aluminium silikat.

  Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah

melekat pada kulit dan bebas dari butiran.

Kelarutan  : praktis tidak larut dalam pelarut asam dan basa, pelarut organik dan

air.

Aplikasi    : sebagai glidan dan lubrikan 1-10%.

Kekerasan   : 1,0-1,5

Kandungan lembab  : talk tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25oC dan

kelembaban relatif naik hingga 90%.

Stabilitas : stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160oC selama tidak

lebih dari 1 jam.

Inkompabilitas  : dengan senyawa amonium kuartener.

Penggunaan   : zat tambahan (pelincir)

6. Mg stearat

BM : 591,34

Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran

asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari

magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai

7

perbandingan. Mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8 % dan

tidak lebih dari 8,3 % MgO.

Pemerian : Serbuk halus, putih dan voluminus; bau lemah khas; mudah

melekat di kulit; bebas dari butiran.

Kelarutan  : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter. (FI IV:

515)

Inkompatibilitas : Dengan asam dan garam logam.

Penggunaan  : sebagai zat pelincir.

Aplikasi  : 0.25 – 5% sebagai lubricant

Stabilitas : magnesium stearat stabil dan harus disimpan dalam

wadah/container   dingin, di tempat kering.

susut pengeringan  : tidak lebih dari 6.0%

Kerapatan   : 0.159 g/cm3 (ruah), 0.286 g/cm3 (mampat), 1.092 g/cm3

(nyata)

8