8
1 F 2 F R F 1 α 1 α 2 α SKL 1. Membaca pengukuran salah satu besaran dengan menggunakan alat ukur tertentu. Jangka sorong : Hasil Pengukuran (HP) 100 s skalanoniu skalautama HP + = 100 7 2 + = HP = 2,07 Mikrometer skup 100 15 5 , 5 + = HP = 5,65 SKL 2. Menentukan besaran skalar dan vektor serta menjumlah /mengurangkan besaran-besaran vektor dengan berbagai cara. 2 2 tot tot y x + tot tot x y Resultan 2 vektor Besar resultan : F R = α cos 2 2 1 2 2 2 1 F F F F ± + Arah resultan : 2 1 sin α F = 1 2 sin α F = α sin R F Dot Product : F 1 . F 2 = |F 1 |.|F 2 | cos α Cross Product : F 1 x F 2 = |F 1 |.|F 2 | sin α SKL 3. Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak parabola. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN Syarat : ∆v # 0 dan a kons v o = kecepatan awal v = kecepatan pada saat tertentu Gerak Vertikal a. Gerak Jatuh Bebas = GLBB, a = g, vo = 0. b. Gerak Dilempar vertical ke bawah = GLBB, a = g, vo 0 c. Gerak Dilempar vertical ke atas = GLBB, a = - g, vo 0 d. Di titik tertinggi vt = 0 Gerak Parabola Gerak pada sumbu x Gerak pada sumbu y a x = 0 v x + konstan GLB v o cos α = v p cos ө = v H a y = -g v y berubah x = v o cos α . t v y = v o sin α - gt h = v o sin α . t- 2 1 gt 2 v 2 y = v y 0 sin 2 α - 2gh titik tertinggi H syarat : v y = 0 titik terjauh B syarat : h = 0 t H = g v o α sin = g h 2 t B = 2t H = g v o α sin 2 h H = g v 2 sin 2 2 0 α x B = g v o α 2 sin 2 Gerak Melingkar Beraturan (GMB) laju tetap, vector arah tidak tetap. V = ω.r, a sp = R v 2 , F sp = m R v 2 SKL 4. Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hukum Newton I ΣF = 0 → Benda diam tetap atau bergerak beraturan GLB Hukum Newton II v = v o + at s = v o . t + 2 1 at 2 v 2 = v 2 o + 2as s = ½ (v o + v t )t v t v o s t v o

Kumpulan rumus skl un fisika sma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kumpulan rumus skl un fisika sma

1

F2 FR

F 1

α1

α2α

SKL 1. Membaca pengukuran salah satu besaran dengan menggunakan alat ukur tertentu.

Jangka sorong :

Hasil Pengukuran (HP)

100

sskalanoniuskalautamaHP +=

100

72 +=HP

= 2,07

Mikrometer skup

100

155,5 +=HP = 5,65

SKL 2. Menentukan besaran skalar dan vektor serta

menjumlah /mengurangkan besaran-besaran vektor dengan berbagai cara.

22

tottot yx +

tot

tot

x

y

Resultan 2 vektor

Besar resultan : FR = αcos2 21

2

2

2

1 FFFF ±+

Arah resultan :

2

1

sinαF

=

1

2

sinαF

= αsin

RF

Dot Product : F1 . F2 = |F1|.|F2| cos α

Cross Product : F1 x F2 = |F1|.|F2| sin α

SKL 3. Menentukan besaran-besaran fisis gerak

lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak parabola.

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

Syarat : ∆v # 0 dan a kons

vo = kecepatan awal

v = kecepatan pada saat tertentu

Gerak Vertikal

a. Gerak Jatuh Bebas = GLBB, a = g, vo = 0.

b. Gerak Dilempar vertical ke bawah = GLBB, a = g, vo ≠ 0

c. Gerak Dilempar vertical ke atas = GLBB, a = - g, vo ≠ 0

d. Di titik tertinggi vt = 0

Gerak Parabola Gerak pada sumbu x Gerak pada sumbu y

ax = 0 → vx + konstan → GLB

vo cos α = vp cos ө = vH ay = -g → vy berubah

x = vo cos α . t vy = vo sin α - gt

h = vo sin α . t- 2

1 gt2

v2

y = vy

0 sin2 α - 2gh

titik tertinggi H → syarat : vy = 0

titik terjauh B → syarat : h = 0

tH = g

vo αsin=

g

h2 tB = 2tH = g

vo αsin2

hH = g

v

2

sin 22

0 α xB =

g

vo α2sin2

Gerak Melingkar Beraturan (GMB) laju tetap, vector arah

tidak tetap. V = ω.r, asp = R

v2

, Fsp = mR

v2

SKL 4. Menentukan berbagai besaran dalam hukum

Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hukum Newton I

ΣF = 0 → Benda diam tetap atau bergerak beraturan GLB

Hukum Newton II

v = vo + at

s = vo . t + 2

1at

2

v2

= v2

o + 2as

s = ½ (vo + vt)t

v

tvo

s

tvo

Page 2: Kumpulan rumus skl un fisika sma

2

F cos aαF

S

F

V1

S

V2a

h1

h2

ΣF = m . a atau a = m

F∑

Arah percepatan a = arah resultan gaya ΣF

Hukum Newton III

Hukum ini dikenal dengan Hukum aksi-reaksi

Faksi = - Freaksi

GAYA GESEKAN

Gaya Gesekan Kinetik (fs)

fk = µk . N

Gaya Gesekan Statik (fs)

Bekerja pada benda yang diam, syarat: ΣFx = 0, fs tidak tetap,

bervariasi dari nol sampai dengan fs maks.

fs maks = µs . N

Umumnya : fs maks. > fk → µs > µk → 0 ≤ µ ≤ 1

SKL 5. Menentukan hubungan besaran-besaran fisis

yang terkait dengan gaya gravitasi. Gaya Gravitasi

F = G 2r

mM g =

2r

GM

W = mg; m = massa benda

M = massa bumi

r = Jarak pusat bumi ke benda; g = percepatan gravitasi.

Hk Kappler :

3

2

1

2

2

1

=

R

R

T

T,

SKL 6. Menentukan letak titik berat dari berbagai

benda homogen. Letak titik berat

• Dimensi satu:

xo = ....

...

21

2211

++

++

ll

ll xx l = panjang

• Dimensi dua:

xo = ....

...

21

2211

++

++

AA

AxAx A = luas

• Titik Pusat massa:

xo = ....

...

21

2211

++

++

mm

mxmx m = massa

SKL 7. Menganalisis hubungan besaran-besaran yang

terkait dengan gerak rotasi. Massa Partikel

I = m1r12 + m3r3

2

(1) Rotasi murni (2) Menggelinding

EKrot = 2

1 Iω2

EKtot = EKtrans + EKrot

EKtot = 2

1 mv2 +

2

1 Iω2

Momentum sudut L = I ω

Momen Gaya (Torsi) : τ = F.L sin θ

SKL 8. Menentukan besaran-besaran yang terkait

dengan usaha dan perubahan energi. Usaha (W)

W = F cos α s → W = Fs cos α

Usaha dan perubahan energi

W = F . s

• W = EK2 – EK1 = 2

1 mv22-

21 mv1

2 = ∆EK

• W = ∆ Ep

• W = ∆ EM

Daya (P) P = W/t = F . v

SKL 9. Menjelaskan sifat elastisitas benda atau

penerapan konsep elastisitas dalam kehidupan sehari-hari.

HUKUM HOOKE (ELASTISITAS)

Besarnya penmbahan panjang suatu zat padat (∆L),

sebandinng dengan gaya yang bekerja padannya (F)

E = :A

F L

L∆ atau τ = E . e

E = Modulus Young

Pada pegas

F = k . ∆x : Ep = 2

1. K (∆x)

2

SKL 10. Menentukan besaran-besaran yang terkait

dengan hukum kekekalan energi mekanik.

SKL 11. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan impuls, momentum, atau hukum kekekalan momentum.

I = F . ∆t P = m . v → f . ∆t = m . ∆v Pada tumbuhan (ΣFluar = 0) berlaku Hukum Kekekalan

Momentum :

m2 v2, + m1 v1

, = m2 v2 + m1 v1

Koefisien elastisitas (e)

e = - )(

)(

21

21

vv

vv

− → 0 ≤ e ≤ 1

Page 3: Kumpulan rumus skl un fisika sma

3

t(oC)

100

0 ES 0oC Q2,Les

Q1,? t1

ES-50oC

Q3,? t2

Q4,LuapQ5,? t3

Q

h1

v0

h2

vt

h

V1= 0

BA

P

CD

VQ2

Q1

T1

T2

e =

1

2

h

h =

1

2

v

v

SKL 12. Menjelaskan proses perpindahan kalor atau

penerapan azas Black dalam kehidupan sehari-hari.

AZAS BALCK

Akibat pemberian kalor Q pada benda adalah :

• Perubahan suhu : Q = m . c . ∆t → c = kalor jenis

• Perubahan fasa : Q = m . L → L = kalor laten

Diagram kalor-suhu untuk air

Q1 = m . c . ∆t1 → ces = 2

1kal/g

oc

Q2 = m . Les → Les = 80 kal/g

Q3 = m . c . ∆t2 → cair = 1 kal/g oc

Q4 = m . Luap → 540 kal/g oc

SKL 13. Mendeskripsikan azas Bernoulli dalam fluida

dan penerapannya. Persamaan Kontinuitas

Q1 = Q2 ⇒ Q = t

vol= A . v

maka A1v1 = A2v2

Q = Debit : (m3/s).

Hukum Bernoulli

P + pgh + 2

1 pv2 = konstan

Penerapan Hukum Bernoulli pada tangki Bocor

Vo = 12gh x = 2 2.1 hh

t =

g

h22 vt = 2

2

0 2ghv +

vt = kcepatan air tiba di lantai

SKL 14. Menentukan variabel-variabel pada

persamaan umum gas ideal. Hukum Boyle-Gay lussac

Merupakan penggabungan hukum Boyle dengan Gay-Lussac

yaitu

T

pV= konstan →

1

11

T

Vp=

2

22

T

Vp

Persamaan keadaan Gas ideal

PV = nRT atau PV = NkT → nR = Nk

n = BM

m=

oN

Ndan R = k . No

dengan :

n = jumlah mol gas R = tetapan gas umum

m = massa 1 partikel gas = 8,31 J/mol K

BM = berat molekul = 0,082 It.atm/mol K.

No = bilangan Avogadro k = konstanta boltzman

= 6,02 x 1023part

/mol = 1,38 x 10-23

J/K

P = 3

1

V

Nmv2

T= temperatur (K)

SKL 15. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi energi kinetik gas.

Ek = 3/2 kT , −

Ek : Ek rata-rata SKL 16. Menentukan berbagai besaran fisis dalam

proses termodinamika pada mesin kalor. Mesin Carnot (Mesin Ideal)

Siklus Carnot adalah sikus ideal yang terdiri dari dua proses

isotherm dan dua proses adiabatis.

• T1 > T2

• Proses A → B dan proses C → D adalah proses isotherm.

• Proses B → C dan proses D → A dalah proses adiabatis

Q1 = kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir bersuhu

tinggi (T1)

Q2 = kalor yang dilepas oleh gas pada reservoir bersuhu rendah

(T2)

Kerja yang diperoleh : W = Q1 - Q2

Efisiensi : η =

1Q

W → η =

1

21

Q

QQ −= 1 -

1

2

Q

Q

η = 1 -

1

2

T

TT dalam Kelvin

MESIN PENDINGIN CARNOT

Koefisien Daya Guna Mesin Kp =

21

2

TT

T

SKL 17. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan pengamatan menggunakan mikroskop atau teropong.

Mikroskop

- Mikroskop mempergunakan dua buah lensa positif

(obyektif dan okuler)

- Benda terletak di R II dari lensa (antara fob dan 2fob)

Page 4: Kumpulan rumus skl un fisika sma

4

ob ok

FokFob = Fok

- Sifat bayangan akhir : diperbesar, maya dan terbalik dari

asalnya.

Panjang mikroskop d = S’ob + Sok

d = jarak lensa objektif dengan okuler

bayangan oleh lensa objektif merupakan benda bagi lensa

okuler

lensa okuler berfungsi sebagai lup

- Perbesaran linier total :

Mtot = Mob . Mok =

ob

ob

S

S 'x

ok

ok

S

S '

- Perbesaran sudut total untuk mata tidak berakomodasi

Syarat : S’ok = ∞ , Sok = fok

Mtot =

ob

ob

S

S 'x

ok

n

f

S

Perbesaran sudut total untuk mata berakomodasi maksimum.

Syarat : S’ok = -sn

Mtot =

ob

ob

S

S 'x

+1

fok

sn

Teropong Bintang

- mempergunakan dua buah lensa positif (objektif dan okuler)

- fob > fok karena letak benda jauh sekali

- dipergunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar

- memperbesar sudut penglihatan agar benda tampak lebih

jelas dn dekat, buka lebih besar.

- Bayangan akhir S'

ok terbalik

Karena bintang-bintang sangat jauh, maka : Sob = ∞ → S’ob = fob

Rumus umum perbesaran sudut Mtot =

ob

ob

S

S 'x

ok

ob

S

f

Perbesaran sudut untuk mata tidak berakomodasi.

Syarat :

=

∞=

okok

ok

fS

S 'letak fob berhimpit fok

Mtot =

ok

ob

S

f=

ok

ob

f

f

Teropong bumi (dengan lensa pembalik)

d = fob + 4 fp + fok (tanpa akomodasi)

Teropong panggung : (lensa obj (+) ; lensa okuler (-)

d = fob - fok

SKL 18. Menjelaskan berbagai jenis gelombang

elektromagnet serta manfaatnya atau bahayanya dalam kehidupan sehari-hari.

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang-

gelombang yang tidak bermuatan listrik, yaitu :

gelombang radio, televise, radar, inframerah, cahaya

tampak, ultra violet, sinar x, sinar γ

semakin kekanan f makin besar

SKL 19. Menentukan besaran-besaran tertentu dari

gelombang berjalan. 16. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN

v = f . λ

y = A sin (ωt – kx + oϕ )

fk πωλπ

2,2

==

SKL 20. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan peristiwa interferensi atau difraksi cahaya.

kisi Difraksi

d sin θ = m . λ m = 0, 1, 2, 3, …

d = jarak kedua celah

l = jarak layer kecelah

l

dp.= m.λ

p = jarak terang ke m dari terang pusat.

λ = panjang gelombang cahaya yang dipakai.

Syarat terjadi gelap (interferensi minimum)

l

dp.= (bil.ganjil) x

2

1 λ

Lenturan pada Celah Tunggal

d = lebar celah

l = jarak layer ke celah

Syarat terjadinya gelap

d sin θ = m . λ atau l

dp.= m . λ

m = 1, 2, 3, …

Kisi

Syarat terjadinya terang : d sin θ = m . λ , d = 1/N

Page 5: Kumpulan rumus skl un fisika sma

5

R BA

I

BA p

SKL 21. Membandingkan intensitas atau taraf intensitas dari beberapa sumber bunyi yang identik.

INTENSITAS (I) DAN TARAF INTENSITAS BUNYI (TI)

Intensitas adalah energi yang dipindahkan persatuan waktu atau

daya (P) per satuan luas

(A).

• Intensitas (I)

I = A

P (W/m

2) I1 : 12 =

2

1

1

R:

2

2

1

R

• Taraf Intensitas (TI)

TI = I 0 log

oI

I

di mana :

TI = taraf intensitas (dB)

I = Intensitas bunyi (W/m2)

Io = intensitas ambang = 1 0-12

W/m2

Perbandingan Intensitas

a. Jumlah (n)

1

2

1

2

n

n

I

I=

b. Jarak (R) :

2

2

1

1

2

=R

R

I

I

TI2 – TI1 = 10 log

1

2

I

I

SKL 22. Menentukan besaran-besaran tertentu yang

menimbulkan efek Doppler atau menentukan perubahan akibat efek Doppler tersebut.

EFEK DOPPLER

• fp =

s

p

vv

vv

±

±. fs → Bila kecepatan angin diabaikan

• fp = ( )[ ]( )[ ]sa

a

vvv

vpvv

±±

±±. fs → Bila kecepatan anngin tidak

diabaikan

SKL 23. Menentukan besaran-besaran yang terkait

dengan hukum Coulomb atau medan listrik. LISTRIK STATIS

Hukum Coulomb

Menurut Coulomb besar antara 2 muatan listrik adalah :

F = k . 2

21 .

r

qq

F = gaya coulomb, q = muatan listrik

r = jarak kedua muatan

Medan Listrik

E = q

F F = q . E E = kuat medan listrik di tempat muatan

listrik q

Catatan :

• E dan F adalah besaran vector

• Jika q positif maka F searah dengan E

• Jika q negative maka berlawanan arah dengan E

E =

'q

F → E = k . 2r

q (N/C = V/m)

Potensial Listrik

v = k .

r

q karena E = k .

2k

q maka v = E . r

o R = jari-jari bola

o r = jarak ke pusat

o potensial di dalam bola = potensial di kulit bola

(r ≤ R) yaitu v = k .

r

q

potensial di luar bola (r>R) v = k .

r

q

Potensial listrik pada dua keping sejajar

v= E . d atau v =

oεσ

. d d = jarak kedua keeping

Energi potensial Listrik

Besarnya energi potensial listrik (EP) pada suatu titik yang

potensialnya v adalah :

Ep = qV sehingga Ep =

o

qqk

ε21.

SKL 24. Menentukan hasil pengukuran kuat arus dan

atau tegangan listrik. Kuat Arus Listrik

I = t

q I = dalam Ampere

q = dalam coulomb

t = dalam detik

Hukum ohm

Arus listrik pada hambatan berasal dari potensial tinggi, kepotensial

rendah, maka VA > VB

VAB = I . R → VAB = VA - VB VAB = -VBA

VBA = VB - VA

Hambatan Listrik (R)

R = ρ . A

l

alatxskalaskala

tunjukskalaPengukuranH _

max_

_. =

Page 6: Kumpulan rumus skl un fisika sma

6

SKL 25. Menggunakan hukum Ohm dan hukum Kirchoff untuk menentukan berbagai besaran listrik dalam rangkaian tertutup.

Hukum Kirchoff I : ΣI masuk = ΣIkeluar

Hukum Kirchoff II : Vab = ΣI.R + ΣE

SKL 26. Menentukan besaran-besaran yang terkait

dengan medan magnet induksi di sekitar kawat berarus.

KEMAGNETAN

• Induksi Magnetik di sekitar kawat bawah lurus berarus

B = a

Io

πµ2

B = induksi magnetik

oµ = permeabili tas hampa

= 4π . 10-7

ωb/amp . m

a = jarak dari kawat berarus

I = kuat arus listrik

• Induksi magnetik di sekitar kawat melingkar berarus

Bp = a

Io

2

µ→ B =

a

NIo

2

µ

a = jari-jari lingkaran

r = jarak titik dari kawat lingkaran

N = jumlah lilitan kawat

• Induksi magnetik dalam solenoida

Besarnya induksi magnetik di tengah-tengah Solenoida

BT = l

NIoµ

Besarnya induksi magnetik di titik ujung solenoida

Bu = l2

NIoµ l = panjang solenoida

N = banyak lilitan

I = kuat arus listrik

• Induksi magnetik dalam toroida

Induksi magnetik hanya ada di dalam belitan toroida

B = L

NIoµ L = keliling toroida

di O induksi magnetik = nol

SKL 27. Menjelaskan timbulnya gaya magnet (gaya Lorentz) atau menentukan besaran-besaran yang mempengaruhinya.

• Gaya Lorentz pada kawat berarus

FL = BI l sin α

α = sudut yang dibentuk oleh B dan I

• Gaya Lorentz pada muatan bergerak

FL = q v B sin α α = sudut v terhadap B

Lintasan partikel bermuatan dalam medan magnet

Bila v //B maka F = 0 → bergerak lurus

Bila v ⊥ B, ada gaya sentripetal F = qvB → bergerak melingkar

qvB = R

mv2

→ R =

qB

mv atau ω = m

qB

• Gaya pada dua kawat sejajar berarus listrik

l

F = a

iio

πµ

2

. 21

SKL 28. Menjelaskan kaitan besaran-besaran fisis

pada peristiwa induksi Faraday. Hukum Faraday

• εind. = -N dt

dΦ → Φ = B . A

• Fluks berubah karena A berubah

Jika kawat PQ yang panjangnya l di geser dengan kecepatan v.

εind. = B l v syarat : B ⊥ A, kalau B // A → εind = 0

• Hukum Henry

εind = -L dt

dl dl/dt = perubahan arus terhadap waktu

L = koefisien induksi diri (Henry)

Energi yang tersimpan didalam kumparan (W) adalah :

W = 2

1 LI2

W = energi dalam inductor

Transformator

• Jika efesien ( )η transformator = 100 % maka :

s

p

V

V=

p

s

I

I →

p

s

I

I=

s

p

N

N

• Jika efesiensi ( )η transformator < 100 % maka :

Psekunder = η Pprimer Vs . Is = η . Vp . Ip

Generator Arus Bolak-balik (Alternator)

• ε = NAB ω sin ωt

• ε = εmaks sin ωt

• εmaks = N . A . B . ω

SKL 29. Menentukan besaran-besaran fisis pada

rangkaian arus listrik bolak-balik yang mengandung resistor, induktor, dan kapasitor.

Tegangan dan Arus Bolak-Balik

V = Vm sin ωt I = Im sin ωt

Besar harga efektif/ms Veff =

2

mV dan Ieff =

2

mI

Harga rata-rata

Ir = πm21

dan Vr = πmV2

Ir = kuat arus rata-rata; Vr = tegangan rata-rata

Hambatan terhadap AC

Xc = cω

1 ( Ω ) XL = ω L ( Ω )

Xc =

fcπ2

1 ( Ω ) XL = 2π f . L ( Ω )

Z = 22 )( cL XXR −+

R = Z cos ϕ

Page 7: Kumpulan rumus skl un fisika sma

7

tg ϕ = R

XX cL −, ϕ = sudut fasa

resonansi : XL = Xc → Z = R sehinggafres = π2

1

LC

1

Penjumlahan tegangan VR = I . R

VL = I . XL dan Vtot = I . Z atau I = z

Vtot

Vc = I . Xc

Daya pada Arus Bolak-Balik

P = I2

R

SKL 30. Membedakan teori-teori atom. Model Atom Rutherford

- Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan listrik positif

mengandung hampir seluruh massa atom dan dikelilingi oleh

electron-elektron bermuatan listrik negative seperti model

tata surya.

- Selama mengelilingi inti, gaya sentripetal pada electron

dibentuk oleh gaya tarik elektrostatik.

- Kelemahan :

Etot akan mengecil sehingga r mengecil hingga suatu saat

bersatu dengan inti → tidak benar.

Spektrum atom hidrogen dinyatakan kontinu → tidak benar,

ternyata adalah spectrum garis.

Model atom bohr

postulat Bohr, yaitu :

- Elektron berputar mengelilingi inti pada lintasan tertentu

yang disebut lintasan stasioner tanpa melepas/menyerap

energi, dengan besar momentum sudut (mvr) sebagai

berikut :

mvr = π2

.hn

n = bilangan kuantum utama 1, 2, 3, 4 …

h = konstanta planck

- Elektron dapat berpindah dari lintasannya ke lintasan

yang lebih rendah jika melepaskan energi (berupa foton)

dan kelintasannya yang lebih tinggi jika mendapat energi.

Elektron dari r3 ke r2 melepas energi :

E3 – E2 = h f1 = frekuensi foton yang dilepas.

rn = n2

. r1

rn = jari-jari electron pada orbit ke n, r1 = 5,28 x 10-11

m

En = 2

1

n

E

En = energi elektron pada jari-jari rn’ E1 = -13,6 ev

energi untuk membebaskan sebuah elektron dari kulit ke n

adalah :

E = 2

6,13

neV

Kelemahan Bohr, yaitu :

- Lintasan elektron yang sebenarnya masih mempunyai sub

orbital jadi tidak sesederhana dalam teori Bohr.

- Teori Bohr tidak dapat menerangkan kajadian-kejadian

dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet

terhadap atom dan spectrum atom berelektron banyak.

Spektrum atom Hidrogen

Secara umum panjang gelombang ( λ ) spectrum dirumuskan

sebagai berikut :

λ1

= R

22

11

BA nn

λmax nB = nA + 1, λmin nB = ~

R = konstanta Rydberg = 1,097 x 107

m-1

NB = (nA + 1), (nA + 2), (nA + 3) ….

Deret lyman : nA = 1

Deret balmer : nA = 2

Deret paschen : nA = 3

Deret Bracket : nA = 4

Deret pfund : nA = 5

SKL 31. Menganalisis teori relativitas dan besaran-

besaran yang terkait. Relativitas Kecepatan

Penjumlahan kecepatan relativistic adalah sebagai berikut :

V =

2

21

21

1C

VV

VV

+

+

V1 = kecepatan benda 1 terhadap tanah

V2 = kecepatan benda 2 terhadap benda 1

V = kecepatan benda 2 terhadap tanah (kerangka acuan diam)

c = kecepatan cahaya

Relativitas Panjang (kontraksi lorentz)

L’ = L2

21c

v−

L’ = panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap

benda.

L = panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap

benda.

v = kecepatan relative antara kerangka acuan.

Relativitas Waktu

∆t’ = 22 /1 cv

t

∆t’ = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak

terhadap kejadian.

∆t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap

kejadian.

Relativitas Massa

m = 22 /1 cv

mo

Massa dan Energi

E = mc2

EK = Etotal – Ediam atau EK= 22 /1 cv

mo

−c

2 – mo . c

2

Page 8: Kumpulan rumus skl un fisika sma

8

SKL 32. Menjelaskan teori kuantum Planck dan kaitannya dengan radiasi benda hitam.

Pergeseran Wien

λmax . T = C T = suhu mutlak (K) C = 2,898 x 10

-3 m . k

Teori Kuantum Max Planck

Cahaya terdiri dari paket energi (kuanta, foton) yang

terkuantisasi.

h = tetapan planck = 6,6 x 10-34

J . s

n foton : E = n . h . f = n . h . λc

Efek Foto Listrik

W = hfo = energi ambang logam

E = W + EK → hf = hfo + 21

mv2

Efek Compton

- berlaku hukum kekekalan momentum

- λ’ - λ = cm

h

o

(1 – cos θ ) → λ ’ > λ atau f’ < f

Partikel/materi sebagai gelombang

Hipotesa De Broglie

λ = p

h→ λ =

mqV

h

mEk

h

mv

h

22==

SKL 33. Menentukan besaran-besaran fisis pada

reaksi inti atom. Reaksi Inti

A + B C + D

(reaktan) (produk)

Berlaku Hk. Kekekalan nomor atom dan nomor massa

Energi = (reaktan – produk) x 931 MeV

E + = menghasilkan energy

E - = menyerap energi

Energi ikat inti (Eikat)

Eikat = ∆m . c2

∆m = penyusutan massa (massa defek)

∆m = mteori – mnyata’ sehingga :

∆m = (zmp + (A – Z)mn) – minti

mp = massa proton

mn = massa netron

- massa 1 sama = 1,66 x 10-27

kg → 1 sma ≈ 931,4 MeV

1eV = 1,6 x 10-19

joule

Radioaktivitas/ Peluruhan

N = No

Tt

2

1 dan T =

λλ693,021

=n

λ = konstanta peluruhan

Aktivitas : A = λ N

SKL 34. Menentukan jenis-jenis zat radioaktif atau mengidentifikasi manfaat radioisotop dalam kehidupan. Sinar gamma : mengukur ketebalan logam

Sinar gamma (Co-60) : Membunuh sel-sel kangker

Sinar beta(ββββ) : mendeteksi kebocoran pipa

Iodium : memantau kelenjer tiroid

Karbon (C-14) : mendeteksi umur fosil

Pemindaian(scanning)

Iodium-131 : Tiroid paru-paru

Kromium-51 : Limpa

Selenium-75 : Pankreas

Teknetium-99 : tulang, paru-paru

Galium-67 : Getah bening