90
Review Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan

Kuliah saraf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

neuro

Citation preview

Page 1: Kuliah saraf

Review Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan

Page 2: Kuliah saraf

Materi

1. Pembagian Susunan Saraf Manusia2. Susunan Saraf Pusat3. Sistem Ventrikel dan Likwor Serebrospinalis4. Vaskularisasi5. Serebrum

Page 3: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia

• Anatomi.

• Fisiologi.

Page 4: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi dan Fisiologi -

• Anatomi (gambar 1):– Susunan saraf pusat (SSP):

• Otak (ensefalon).• Sumsum tulang belakang (medula spinalis).

– Susunan saraf tepi (SST): • Saraf-saraf kranial.• Saraf-saraf spinal.

Page 5: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi dan Fisiologi -

• Fisiologi:– _Susunan saraf somatik:

• Mensarafi struktur-struktur dinding tubuh (otot, kulit, membrana mukosa).

– Susunan saraf otonom: • Mengotrol aktifitas otot-otot dan kelenjar-

kelenjar bagian dalam tubuh (visera) serta pembuluh darah.

Page 6: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi dan Fisiologi -

Page 7: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi: Susunan Saraf Pusat (SSP) -

• Susunan saraf pusat (SSP ; gambar 2):– Otak (ensefalon):

• Serebrum.• Batang otak.• Otak kecil (serebelum).

– Sumsum tulang belakang (medula spinalis).

Page 8: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi: Susunan Saraf Pusat (SSP) -

Page 9: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- SSP: Otak (Ensefalon) -

• Serebrum:– Telemsefalon.

• Kortek.• Subkortek.• Basal ganglia.

– Diensefalon:• Talamus.• Hipotalamus.• Subtalamus.• Epitalamus.

Page 10: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- SSP: Otak (Ensefalon) -

• Batang Otak:– Mesensefalon.– Pons.– Medula Oblongata.

• Otak Kecil (Serebelum):– Paleoserebelum.– Neoserebelum.– Arkiserebelum.

Page 11: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi: Susunan Saraf Pusat (SSP) -

• Susunan saraf pusat (SSP ; gambar 2):– Otak (ensefalon).

– Sumsum tulang belakang (medula spinalis):• Servikal.• Torakal.• Lumbal.• Sakral.• Koksigeal.

Page 12: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi: Susunan Saraf Tepi (SST) -

• Saraf-saraf Kranial (gambar 3).

• Saraf-saraf Spinal (gambar 4).

Page 13: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi: Susunan Saraf Tepi (SST) -

• Saraf-saraf Kranial (gambar 3):– N. Olfaktorius (I). – N. Fasialis (VII).– N. Optikus (II). – N. Vestibulokokhlearis

(VIII).– N. Okulomotorius (III). – N. Glosofaringeus (IX).– N. Trokhlearis (IV). – N. Vargus (X).– N. Trigeminus (V). – N. Asesorius (XI).– N. Abdusens (VI). – N. Hipoglosus (XII)

• Saraf-saraf Spinal (gambar 4).

Page 14: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- SST: Saraf-Saraf Kranial -

Gambar 3

Page 15: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- Anatomi: Susunan Saraf Tepi (SST) -

• Saraf-saraf Kranial (gambar 3).

• Saraf-saraf Spinal (gambar 4):– Servikal (8 pasang).– Torakal (12 pasang).– Lumbal (5 pasang).– Sakral (5 pasang).– Koksigeal (1 pasang).

Page 16: Kuliah saraf

Pembagian Sistem Saraf Manusia- SST: Saraf-Saraf Spinal -

Page 17: Kuliah saraf

Susunan Saraf Pusat (SSP)

• SSP dlindungi oleh:– Tulang (kranium dan vertebrae).– Selaput otak (meningen).– Ruang subaraknoid yang berisi cairan (likwor)

serebrospinalis.

Page 18: Kuliah saraf

Susunan Saraf Pusat (SSP)

• SSP dlindungi oleh:– Tulang (kranium dan vertebrae).– Selaput otak (meningen).– Ruang subaraknoid yang berisi cairan (likwor)

serebrospinalis.

Page 19: Kuliah saraf

PENYAKIT NEURODEGENERATIF

• -STROKE• -PARKINSON• -DEMENSIA• -LOW BACK PAIN /HNP• -REMATIK

Page 20: Kuliah saraf

STROKE• Definisi:

– Adalah gangguan peredaran /aliran darah otak,mendadak-cepat dengan gejala gangguan fungsi saraf sesuai dengan daerah otak yang terganggu

• Klasifikasi– Patologi anatomi dan penyebab– 1.Iskemik(85%): Trombosis , Emboli– 2.Perdarahan (15%)

• Intraserebral (ICH) ; Subarakhnoid(SAH).

Page 21: Kuliah saraf

STROKE• -Stadium waktu:• 1.TIA (Transient Ischemic Attack)• 2.Stroke in evolution/progressive stroke• 3.Completed stroke

• -Sistem pembuluh darah• 1.Karotis• 2.Vertebrobasiler

Page 22: Kuliah saraf

STROKE

• Faktor Resiko:– Tidak dapat diobati:

• Usia.• Gender.• Ras.• Riwayat keluarga

– Dapat diobati:– 1.Faktor resiko kuat :

• Hipertensi, diabetes mellitus, kelainan jantung, pernah menderita TIA/Stroke, polisitemia .

Page 23: Kuliah saraf

STROKE• 2.Faktor resiko lain:

• -Kadar yang tinggi dari:• trombosit, hematokrit, asam urat;• lemak darah, fibrinogen,homosistein• -Merokok• -Alkohol• -Kopi• -Infeksi• -Obat2 an (Kontrasepsi,Nakotik,Steroid)• -Kegemukan• -Kurang olah raga• -Asupan garam• -Pola hidup dan stres

Page 24: Kuliah saraf

STROKE

• Patofisiologi:

– Trombus dalam pembuluh darah → menutup sebgian / total penampang pembuluh darah → iskemik / oklusi aliran darah otak → glukosa ↓ + O2 ↓ → infrak / nekrosis neuron / saraf.

– Pada emboli → tromboemboli (jantung / arteri karotis) → iskemik.

– Pecahnya pembuluh darah otak (mikroaneurisma) → perdarahan/hematome (proses desak ruang).

Page 25: Kuliah saraf

STROKE• Gejala Klinik:

– Penurunan kesadaran (-) / (+)– Sakit kepala(-)/ (+)– Muntah.– Kejang.– Hemi hipestesia / parestesia.– Disfasia / afasia: motorik / sensorik.– Hemiplegi / paresis.– Disartia.– Vertigo.– Tinitus / tuli.– Disfagia.– Ataxia– Gangguan lapangan pandang/buta mendadak

Page 26: Kuliah saraf

STROKE

• Perjalanan Klinis:

• 1. Transient ischemic attack (TIA).• Bila gejala klinis neurologik fokal menghilang < 24

jam.

• 2. Reversible ischemic neurologic Deficit (RIND).• Bila gejala klinik neurologik fokal menghilang setelah

24 jam sampai 1 minggu.

• 3. Completed stroke.• Bila gejla neurologik fokal menetap / persisten > 24

jam.

Page 27: Kuliah saraf

STROKE• Terapi:

– Terapi Umum :5B:• Brain : kesadaran (GCS), posisi kepala > tinggi 30o

• Udem otak dan kejang hrs dicegah• Breathing: oksigenasi paru → menoleh sedot lendir, O2.• Blood : nadi - tekanan darah- komposisi • darah: O2, Glukosa ,elektrolit.• Bowel : alimentasi cukup, hindari diare dan obstipasi,NGT.• Bladder : balans cairan ,perawatan BAK/BAB.

– Terapi Khusus– Posisi Penderita: Mika-miki →/→pneumoni,dekubitus,DVT– Rehabilitasi medis +psikoterapi– Terapi preventif– Tx dan menghindari fx resiko

Page 28: Kuliah saraf

STROKE

• 5 NO :• No Glukosa• No Antihipertensi• No Antidiuretika• No Steroid• No Antikoagulan

Page 29: Kuliah saraf

PARKINSON

• Epidemiologi:– Kelainan extrapiramidal, ditemukan oleh

James Parkinson (1817).– Insiden 20 per 100.000.– Pria : Wanita = 3 : 2.– Onset umur : 50 tahun.– Neurotransmiter DOPAMIN

Page 30: Kuliah saraf

PARKINSON• Etiologi:

– Penyebab pasti tidak diketahui.– Genetik– Sekunder:– -Faktor: Lingkungan → Exogenus Toxin →

MPTP (Methyl- – Phenyl-Tetrahydropyridine) → merusak sel– -Obat– -Infeksi otak– -Stroke– -Trauma kepala – -Tumor otak– -Stres

Page 31: Kuliah saraf

PARKINSON• Gambaran Klinis:

– Tremor → pil rolling, Resting/alternating tremor– Dapat meluas ke bibir-lidah,kepala dan kaki.– Rigiditas →hipertonus , Phenomena Roda Bergigi (+).– Bradikinesia → gerakan menjadi lambat.,grkn halus

sulit– Tulisan kecil.– Langkah pendek2-kecil2 ,cenderung beralih kelari sulit

dihentikan.– Gerakan asosiatif berkurang-membungkuk, grkn lengan ↓– Mask face– Postural instability: propulsion, freezing , retro – latero

pulsion

Page 32: Kuliah saraf

PARKINSON• Tahap Lanjut:• - Kesulitan berbalik kekiri/kanan terutama • saat berbaring telentang• - ADL tergantung orang lain• - Afek emosi (-)• - Sulit berbicara krn otot rahang dan wajah • kaku, air liur mengalir• - Gangguan :perilaku ,proses berpikir,dan halusinasi

– • ilusi ,pelupa• - Gangguan saraf otonom

Page 33: Kuliah saraf

PARKINSON

–Diagnosis:• Ax - Ditemukan trias gejala• Radiologi• Lab pengukuran Nt Dopamin

Page 34: Kuliah saraf

DEMENSIA• Definisi

– Adalah suatu penyakit neurodegenerasi

– semakin mundurnya fungsi otak yg ditandai – oleh menurunnya kemampuan:- intelektual( pertimbangan,

pengertian,berbahasa,daya abstraksi dan kepribadian/perilaku)

- Kognitif(gangguan daya ingat/memori,proses belajar,orientasi,perhatian dan konsentrasi)

– yang progresif sehingga mengganggu fungsi– sosial,pekerjaan dan aktifitas se hari2 tanpa

gangguan – kesadaran

Page 35: Kuliah saraf

DEMENSIA• Penyebab:

1. Alzheimer 50-60 %2. Vaskular 10-30 %3. Depresi 5-15 %4. Alkohol 1-10 %5. Metabolik 1-10 %6. Intoksikasi 1-10 %7. Hidrosefalus 1-5 %8. Anoksia Otak 1-2 %9. Radang otak 1-2 %10. Tumor otak 1-2 %11. Trauma kepala 1-2 %12. Lain 2 10-20 %

Page 36: Kuliah saraf

DEMENSIA• PATOFISIOLOGI• Proses penuaan otak:• Otak mengalami atropi/ menyusut / mengecil• Berat otak menurun• Sulkus melebar• Girus menyempit• Kortek menipis• Masa putih berkurang• Ventrikel melebar• Jumlah sel saraf berkurang

Page 37: Kuliah saraf

DEMENSIA

• -Komunikasi antar sel saraf ↓dan tidak baik• -Penurunan Nt ASETILKOLIN sbg sarana

komunikasi antar sel tdk mencukupi akibatnya:• - Berpikir jadi lamban• - Kesulitan pemusatan perhatian & konsenrasi• - Perlu waktu utk belajar sesuatu yg baru• - Perlu isyarat utk mengingat kembali apa yang • pernah di ingatnya

Page 38: Kuliah saraf

DEMENSIA

• Gejala demensia:1. Gangguan memori2. Gangguan berbahasa 3. Gangguan dalam menjalankan tugas4. Gangguan komunikasi sosial5. Gangguan perilaku

Page 39: Kuliah saraf

DEMENSIA• DEMENSIA ALZHEIMER1. Ditemukan dr.Alois Alzheimer 190072. Penyebab utama demensia3. Degenerasi otak berat4. Penyebab kematian no 45. Onset 40-90 tahun6. Gejala Neuropsikologis (+)7. Defisit memori & kognitif (+)8. Gagngguan kesadaran (-)9. Penyakit sistemik (-)10. Fx resiko : Usia lanjut, Riwayat kelg, Cedera

kepala, Stroke, Gangguan jantung

Page 40: Kuliah saraf

DEMENSIA

• Demensia Vaskular

1. Penyebab kedua demensia2. Fx resiko :• = Fx resiko pada stroke• 3.Hubungan Demensia dan stroke:• -Ggan aliran darah otak → Suplai

darah ( 02 & glukosa ) ↓ → sel saraf mati →Asetilkolin ↓ → demensia

Page 41: Kuliah saraf

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

• Definisi:– Suatu kelalaian diskus intervertebralis, berupa penonjolan (protrusi)

dari nukelus pulposus anulus fibrosis ke dalam kanalis spinalis yang mengakibatkan penjepitan akar saraf / medula spinalis / kauda ekuina.

• Penyebab:– Trauma.– Proses degeneratif.– Hilangnya elastisitas anulus fibrosus.

• Macam:– HNP Servikal.– HNP Torakal.– HNP Lumbosakral (terbanyak).

Page 42: Kuliah saraf

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

• Gejala Klinik:– HNP Servikal:

• Jarang.• Mengenai veretebra C5 – C6 >>.• Nyeri dan kaku leher.• Nyeri menjalar ke bawah sampai bahu, dinding depan dada (≈

iskemik jantung).• Dapat timbul kelumpuhan otot.• Bila kompresi di tengah → mengenai mielum → gangguan jalan

(gait), kencing, dan parestesia kedua kaki.– HNP Torakal:

• Sangat jarang.• Nyeri radikuler sesuai level.• Mengenai diskus intervertebralis torakal IX-X-XI-XIII.

Page 43: Kuliah saraf

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

• Gejala Klinik:– HNP Lumbosakral:

• Terbanyak.• Mengenai diskus intervertebralis L5 – S1, selanjutnya L4 – L5.• Nyeri punggung bawah, radikulaer dan menjalar ke kaki

(ischialgia).• Nyeri dapat diprovokasi oleh:

– Batuk/ mengenjan / bersin.– Gerakan badan miring ke arah lesi.– Mengangkat barang.

• Kelumpuhan otot dapat terjadi → foot drop.• Gangguan miksi dan impotensi dapat terjadi (jarang) → mengenai

kauda ekuina.

Page 44: Kuliah saraf

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

• Diagnosis:– RO Vertebra.– Kaudografi / Mielografi → MRI.– EMG / NCV.

• Terapi:– Konservatif (Medikomentosa + Fisioterapi).– Operasi.

Page 45: Kuliah saraf

TUMOR OTAK

• Macam:– Primer:

• 6 orang/100.000 tahun.• Neuroepithelial → astrositoma, oligodendrogiloma,

meduloblastorma.• Menignen → meningioma.• Sel selubung saraf → neurofibroma, neurilemoma.• Pembuluh darah → hemingioblastoma.

– Sekunder (tumor metastase):• Penyebaran dari paru / mamae / prostat.

Page 46: Kuliah saraf

TUMOR OTAK

• Lokasi:– Pada dewasa terbanyak terletak supratentorial.– Pada anak, infra tentorial.

• Patologi:– Tumor intrakranial, bisa “benigna” atau “maligna”.– Tumor benigna tumbuh lambat, soliter.– Tumor Maligna tumbuh cepat, deferensiasi jelek, mitosis,

nekrosis, jarang metastasis ke extra kranial, infiltratif.

Page 47: Kuliah saraf

TUMOR OTAK

• Etiologi:– Penyebab pasti belum diketahui.– Faktor predisposisi (radiasi kepala dan obat imunosuresi).

• Gejala Klinik:– Timbul secara pelan-pelan (besar dan tingkat keganasan).– Sakit kepala, muntah, papilodema.– Penurunan kesadaran.– Pelebaran (dilatasi) pupil.– Epilepsi (fokal / umum).– Gangguan fungsi luhur (tergantung letak tumor) → supratentorial.– Sraf kranial III – IX → batang otak.– Dismetri, tremor, gangguan jalan → serebelum.

Page 48: Kuliah saraf

TUMOR OTAK

• Diagnosis:– Foto kepala.– CT scan kepala dan kontras.– MRI.– Angiografi.

• Terapi:– Steroid.– Operasi.– Radioterapi.

Page 49: Kuliah saraf

MENINGITIS

• Definisi:– Infeksi selaput otak (meningen) oleh kuman (mikroorganisme).

• Penyebab:– Bakteri: streptokokus pneumonia, neisseria meningitidis, haemophilus

influenza, TBC, e. coli, enterobakter.– Virus: echovirus, mumpuirus, coxsacievirus, herpes simplex.– Parasit: malaria, toxplasma.– Cacing: cysticercosis.– Jamur: candida, aspergilus.

Page 50: Kuliah saraf

MENINGITIS

• Cara Penyebaran:– Sistemik: melalui nasofaring.– Fokal / perkontinuitatum.– Langsung: trauma, operasi.

• Gejala Klinik:– Meningitis bakterial.– Meningitis tuberkulosa.

Page 51: Kuliah saraf

MENINGITIS

• Gejala Klinik: Meningitis bakterial.– Neonatus dan bayi.

• Panas (50%), letargi, sulit menyusu, irritable, muntah + diare, apnoe, kejang, ubun-ubun besar >>.

– Anak dan dewasa.• Panas, sakit kepala, fotofobia, kaku kuduk, letragi,stupor, konfus,

koma, kejang, defisit neurologi fokal, mual + muntah.

– Orang tua.• Panas, sakit kepala, kaku duduk, konfus / koma, kejang.

Page 52: Kuliah saraf

MENINGITIS

• Gejala Klinik: Meningitis tuberkulosa.– Prodromal.

• Anoreksia, penurunan BB, batuk, berkeringat malam hari, sakit kepala, meningismus, gangguan kesadaran.

– Tanda klinis.• Adenopati servical, suara paru ↓ di apex, panas badan, kaku

duduk, defisit neurologi fokal, tuberkulin test (+).

Page 53: Kuliah saraf

MENINGITIS

• Diagnosa:– Foto baru, pungsi lumbai (pemeriksaan cairan otak),

laboratorium darah, tuberkulin test, CT scan kepala + kontras, biakan kuman.

• Terapi:– Antibiotika ≈ kuman.– Bila kejang → anti konvuisi.– Perawatan penderita (bila panas dikompres, hindari luka

dekubitus, miring kanan-kiri, kandung kencing, realimentasi / gizi cukup, corneal injury).

– Kelumpuhan → fisioterapi.

Page 54: Kuliah saraf

HIDROSEFALUS

• Definisi:– Adalah kenaikan volume cairan serebrospinalis (CSS), yang biasanya

akibat dari gangguan absorbsi dan jarang disebabkann oleh sekresi yang berlebihan.

• Cairan Serebrospinal (CSS):– 500 ml/hari (0.35 ml/menit).– Plexus koroideus.– Berjalan ke bawah melalui foramen luschka dan magendie → ruang

subarakhnoid.– Diabsorbsi di granulasi arakhnoid → masuk sistem vena.

Page 55: Kuliah saraf

HIDROSEFALUS

• Klasifikasi:– Tipe obstruktif:

• Aliran CSS terbendung di dalam sistem ventrikel.

– Tipe komunikating:• Aliran CSS terbendung di luar sistem ventrikel (CSS

ventrikel berhubungan dengan ruang subarakhnoid).

Page 56: Kuliah saraf

HIDROSEFALUS

• Etiologi (Obstruktif dan Komunikating):– Obstruktif.

• Kongenital:– Stenosis akuaduktus.– Sindroma Dandy-Walker (Atresia Foramina).– Arnold-Chiari Malformasi.

• Didapat:– Stenosis akuaduktus o.k. infeksi/perdarahan.– Tumor.– Perdarahan intraventrikuler.– Abses otak.– Kista Arakhnoid.

Page 57: Kuliah saraf

HIDROSEFALUS

• Etiologi:– Komunikating.

• Infeksi (bakterial, TBC).• SAH.• Trauma.• Meningitis Karsinomatosa.

Page 58: Kuliah saraf

HIDROSEFALUS

• Gambaran Klinis:– Bayi dan anak:

• UUB menonjol.• “Cracked Pot” sound.• Mental retardasi.• Kulit tipis dengan vena dilatasi.• Gangguan kesadaran dan muntah.• Kelopak mata retraksi.• Tidak bisa melihat ke atas.

– Dewasa:• Tanda tekanan intrakranial ↓ : sakit kepala, muntah, penurunan

kesadaran.• Gangguan melihat ke atas.

“Sunset” phenomenon

Page 59: Kuliah saraf

HIDROSEFALUS

• Diagnosis:– RO kepala.– CT scan kepala.

• Terapi:– Drainase CSS → Ventrikular-peritoneal (VP) /

Ventriuloatrial (VA) Shunt.

Page 60: Kuliah saraf

TRAUMA KEPALA

• Macam Cidera (Trauma): Posisi Kepala– Akselerasi.

• Datangnya trauma dalam percepatan linear / angular → isi rongga kranial rusak oleh karena kontak mendadak tulang menonjol atau membrane dural → lesi kounterkoup (-).

– Deselerasi.• Bila kepala yang bergerak membentur benda yang

fixed dan solid → lesi kounterkoup (+).– Rotasi dan Shearing.

• Hiperflexi, hiperrextensi, lateral flexi / menoleh.

Page 61: Kuliah saraf

TRAUMA KEPALA

• Bentuk Cidera pada Masa Serebral:– Kompresi.– Tarikan.– Shearing (pergeseran).

Page 62: Kuliah saraf

TRAUMA KEPALA

• Pemeriksaan:– Bukti cidera:

• Laserasi kulit kepala.• Robekan jaringan → fraktur?

– Tanda fraktur basis kranii:• Rhinorrhoea.• Hematome Periorbital.• Otorrhoea.• Battle’s sign (perdarahan mastoid).• Resiko meningitis ↑.

– Derajat kesadaran:• GCS: eye opening, motor respons, motor verbal respons.• Penurunan kesadaran: tindakan segera.

Page 63: Kuliah saraf

TRAUMA KEPALA

• Pemeriksaan:– Pemeriksaan pupil:

• Isokor / anisokor.• Miosis / medriasis.

– Kelumpuhan:• Anggota gerak (-) / (+).

– Gerakan bola mata:• Doll’s eye phenomena.

– Vital sign:• Tensi, nadi, pernafasan.

Page 64: Kuliah saraf

TRAUMA KEPALA

• Tipe Cidera:– Fraktur tulang kepala (linear dan depress).– Cidera kepala tertutup tanda fraktur tulang → kerusakan massa otak.– Luka penetrasi pada tulang dan otak.– Cidra kraniospinal: mengenai otak dan medula spinalis cervikalis bagian atas

(C1 – C2).

• Patologi:– Komotio Otak (Concussion).

• Cidera kepala ringan, defisit neurologi reversible secara total oleh karena kehilangan fungsi otak sementara.

• Kerusakan struktural (-).– Kontusio Otak.

• Kerusakan jaringan otak, sehingga menimbulkan kerusakan permanen di otak.• Penurunan kesadaran / defisit menurologi fokal.

Page 65: Kuliah saraf

EPILEPSI

• Definisi:– Adalah suatu serangan (seizure) pada otak oleh karena adanya lepas

muatan listrik yang berlebihan dari Fokus Epileptogenesis yang menyebabkan kejang (fokal / umum) dan gangguan tingkah laku.

• Macam:– Parsial:

• Sederhana (motorik sensorik, autonom, psikik).• Komplek (lobus temporalis).• Sekunder umum.

– General:• Tonik-klonik (grand mal), mioklonik, tonik, klonik, atonik, ptitmal /

absence.– Unclassified.

Page 66: Kuliah saraf

EPILEPSI

• Diagnosis:– Anamnesis.– Electroencephalografi.– CT scan → sekunder.

• Anamnesis:– Adanya kejang / tingkah laku.– Tipe kejang.– Aura (+) atau (-).– Panas (-).– Lidah tergigit.– Mata.– Ngompol.– Air liur (+) atau (-).– Habis kejang: tidur, sakit kepala, bingung.

Page 67: Kuliah saraf

CEREBRAL PALSY

• Congenital Disorders.– Congenital abnormalities of motor-function.

• Infant-early Childhood.• Ex:-hereditary.

– Acquired.– Intrauterine.– Natal-post natal disease.

• Mental Retardation-epilepsy.• Divided into:

– Immature infant (matrix hemorrhages).– Hypoxic-ischemic encepalopathy.– Developmental abnormalities of CNS.

Page 68: Kuliah saraf

CEREBRAL PALSY

• Matrix Hemorrhage in Premature Infant.– 20 – 35 weeks.– Respiratory distress.– Cyanosis.– Cerebral function.– Bulging fontanels.– Hydrocephalus.– Spastic diplegia / congenital hemi / tetra death.

Page 69: Kuliah saraf

CEREBRAL PALSY

• Cerebral Spastic Diplegia (Little Desease).– Hypoxic-ischemic (birth injury).– Cerebral blood flow.– PO2 < 10 – 15%.– Three groups:.

• Mild H-I-encepalopathy: alert, < 24 hours, EEG : N• Moderate H-I-encepalopathy: < 48 – 72 hours,

lethargia, hypotonic, normal movement, response (-) EEG : ABN.

• Severe H-I-encepalopathy: convulsion, coma.

Page 70: Kuliah saraf

CEREBRAL PALSY

• Cerebral Spastic Diplegia / Quadriple.– Prematurity.– Head size.– Intelligence ↓ : mental disorder retarded.– Apgar < 5.– Sign:

• Paraplegia, diplegi / quadriplegia.• Pseudobulbar.• Hypotonia.• Spastisitas.• Convulsion.• Stiffness of the fingers.• Slightly flexed legs.• Scissors gait.

Page 71: Kuliah saraf

CEREBRAL PALSY

• Infantile Hemiplegia.– Infancy-early childhood.– After birth 4 -6 months of life.– Delay of sitting, walking, speech, m-retarded, bilateral of

motor ABN, convulsion, CT scan: cerebral atrophy.

• TX:– Symtomatis.– Supportive.– Fisioteraphy.– Psychoteraphy.

Page 72: Kuliah saraf

INVESTIGATIONS OF THE CENTRAL AND PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM

Page 73: Kuliah saraf

RADIOLOGY :SKULL X-RAY

• Fractures• Bone erosion (Multiple myeloma)• Bone hyperostosis(Meningioma,Osteoma• Abnormal calcification (Tumours,Aneurysma

wall)• Midline shift (Pineal is calcified)• Signs of raised intracranial pressure• Configuration(Platybasia,basilar impression)

Page 74: Kuliah saraf

SKULL X- RAY

• MORE SPECIFIC VIEWS• Base of skull (cranial nerve palsies)• Optic Foramina (progressive blindness)• Sella turcica (visual field defects)• Petrous/internal auditory

meatus(sensorineural deafnesss)

Page 75: Kuliah saraf

CERVICAL-THORACAL-LUMBAL

• X-RAY• MYELOGRAPHY(Cervical)• CAUDOGRAPHY (Thoraco-lumbal)• MRI

Page 76: Kuliah saraf

COMPUTERISED TOMOGRAFHY(CT) SCANNING

• Intracranial – body-spine pathology• INTERPRETATION of THE CRANIAL CT SCAN• Ventricular system(size,position,compression)• Skull base(hyperostosis,osteolytic lesion,depressed

fracture)• Multiple lesions(tumour,tumour metastases

abscesses,granuloma,infection,trauma)• Abnormal tissue density –mass effect( calcification

blood,tumour,infarction,abscesses,oedema,infection,• AVM,contision

Page 77: Kuliah saraf

MAGNETIC RESONANCE IMAGING ( MRI )

• Cyst, hygroma, cerebromalacia,• ischaemia,oedema,demyelination,• most malignant tumours,dermoid

tumour,lipoma,some metastases,atheroma,• acute-subacute-chronic

haemrrhege,HNP,syringomyelia-Arnold C M

Page 78: Kuliah saraf

TRANS CRANIAL DOPPLER ULTRASOUND

• Measurements of flow velocity in the anterior-middle - posterior cerebral and basilar arteries

• Applications:• Assessment of intracranial haemodynamics in

extracranial occlusives/stenosic vascular disease

Page 79: Kuliah saraf

ANGIOGRAPHY

• Look for:• -Vessel occlusion,stenosis/plaque formation• -Aneurysm• -AVM• -Abnormal tumour circulation• -Vessel displacement/compression

Page 80: Kuliah saraf

ELECTROENCEPHALOGRAPHY ( E E G )• Electrical activity of the brain• (syncope,seizure,convulsion,chronic cephalgia)

• LUMBAR PUNCTURE• -Cerebrospinal fluid for analysis:• Standart tests• -bacteriological• -biochemical (protein etc)• Special test (malignant tumour,tubercle,non bacterial

inf,demmyelinating dis,neurosyphilis,cryptococcus,HIV)

• -CSF drainage and pressure reduction• (communicating hydrocephalus/CSF fistula )

Page 81: Kuliah saraf

ELECTROMYOGRAPHY(EMG)

NERVE CONDUCTION STUDIES

• EMG :electrical activity of muscle• NCV :coduction in nerves in response to an • electrical stimulus

Page 82: Kuliah saraf

Sindroma Guillain Barre

• Kriteria Diagnosis– Klinis:

• Kelemahan ascenden dan simetris• Anggota gerak bawah terjadi lebih dahulu dari anggota

gerak atas. Kelemahan otot proksimal lebih dulu terjadi dari otot distal kelemahan otot trunkal, bulbar dan otot pernafasan juga terjadi.

• Kelemahan terjadi akut dan progresif bisa ringan sampai tetraplegi dan gangguan nafas

Page 83: Kuliah saraf

Sindroma Guillain Barre

• Puncak defisit dicapai 4 minggu• Recovery biasanya dimulai 2-4 minggu• Gangguan sensorik biasanya ringan• Gangguan sensorik bisa parasthesi, baal atau sensaisi

sejenis• Gangguan N. cranialis bisa terjadi : facial drop, diplopia,

disartria, disfagi• Banyak pasien mengeluh nyeri punggung dan tungkai• Gangguan otonom dari takikardi, bradikardi,

flushingparoxysmal hipertensi ortostatik dan an hidrosis

Page 84: Kuliah saraf

Sindroma Guillain Barre

• Retensio urin dan ileus paralitik• Gangguan pernafasan:

– dyspnoe– nafas pendek– sulit menelan– bicara serak– gagal nafas

Page 85: Kuliah saraf

Sindroma Guillain Barre

– Pemeriksaan Fisik:• Kelemahan N. cranialis VII, VI, III, V, IX, X• Kelemahan ekstremitas bawah, asenden, asimetris

upper extremitas, facial• Reflex : absen atau hiporefleksi• Reflex patologi -

– Penunjang:• LCS• Ro : CT/MRI untuk mengeksklusi diagnosa lain seperti

myelopati• EMG

Page 86: Kuliah saraf

Sindroma Guillain Barre

Diagnosis BandingDiagnosis Banding Polioneuropati terutama karena defisiensi Polioneuropati terutama karena defisiensi

metabolikmetabolik Tetraparesis penyebab lainTetraparesis penyebab lain HipokalemiHipokalemi Miasthenia gravisMiasthenia gravis

Page 87: Kuliah saraf

Miastenia Gravis

• Kriteria Diagnosis– Klinis:

• Kelemahan/ kelumpuhan otot yang tidak berhubungan dengan kelemahan secara umum

– 2/3 pasien : Gabgguan gerak bola mata, ptosis, diplopia– 1/6 pasien : Kelemahan otot farings, kesulitan mengunyah,

menelan dan berbicara

Page 88: Kuliah saraf

Miastenia Gravis

– 10% pasien : » Kelemahan ekstremitas» Kelemahan otot ringan pagi hari dan memberat jika siang,

seiring aktivitas» Kelemahan bersifat progresif» Setelah 15-20 tahun kelumpuhan menetap» Faktor yang meperparah gejala: emosi, infeksi

viral, hypo thy reo denasi, kehamilan, panas,obat transmisi neuromuscular

» Pemeriksaan pita suara

Page 89: Kuliah saraf

Miastenia Gravis

– Penunjang:• Laborat:

– Pemeriksaan edrophonium cloride (Tensilon)– Antibodi terhadap acetylcholin receptor (AchR)

• Penunjang:– Repetitive Nerve Stimulation– Simple filter EMG

• Gold standard:-• Radiologis:-

Page 90: Kuliah saraf

Miastenia Gravis

Diagnosis BandingDiagnosis Banding HisteriaHisteria Multiple sclerosisMultiple sclerosis Symptomatic miastheniaSymptomatic miasthenia Syndroma moebiusSyndroma moebius Cholinergic crisisCholinergic crisis