29
Kuliah 12 – P. Kewarganegaraan INTEGRASI NASIONAL Politeknik STMI Jakarta 2015

Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

integrasi 2

Citation preview

Page 1: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Kuliah 12 – P. Kewarganegaraan

INTEGRASI NASIONAL

Politeknik STMI Jakarta2015

Page 2: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

A. Integrasi Nasional dan Pluraritas Masyarakat Indonesia

B. Strategi Integrasi C. Integrasi Nasional Indonesia

Kuliah 12 – P. Kewarganegaraan

MATERI KULIAH

Page 3: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan tentang integrasi nasional dan pluraritas masyarakat indonesia, strategi integrasi dan bagaimana integrasi nasional indonesia.

Page 4: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Masalah integrasi nasional dialami hampir semua negara, terutama negara-negara muda, termasuk Indonesia.

Mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan menjadi satu entitas kebangsaan yang baru.

Persoalan Indonesia adalah bagaimana menyatukan penduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa serta budaya daerah yang berbeda satu sama lain, untuk menjadi satu entitas baru bernama bangsa Indonesia

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

LATAR BELAKANG

Page 5: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

INTEGRASI NASIONAL DAN PLURALITAS MASYARAKAT

INDONESIA

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 6: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

1. Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya (Saafroedin Bahar,1998).

Menurut Howard Wrigins (1996), integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 7: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

1) Integrasi adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan dengan menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan sempit.

2) Integrasi adalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.

3) Integrasi adalah masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan perbedaan aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.

4) Integrasi adalah adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.

5) Integrasi adalah penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima untuk mencapai tujuan bersama.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Menurut Myron Weiner (1971) ada lima definisi mengenai integrasi, yaitu :

1. Pengertian Integrasi Nasional

Page 8: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Menurut Howard Wriggins (1996) , ada 5 (lima) faktor yang digunakan para pemimpin politik dalam mengembangkan integrasi bangsa.

Faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu negara adalah: 1) adanya ancaman dari luar, 2) gaya politik kepemimpinan, 3) kekuatan lembaga-lembaga politik,4) ideologi nasional, dan 5) kesempatan pembangunan ekonomi.

Menurut Sunyoto Usman (1998) bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi apabila, 6) masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai

fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama, 7) masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos

cutting affiliation” sehingga menghasilkan “croos cutting loyality”, dan 8) masyarakat berada saling ketergantungan di antara unit-unit sosial

yang terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

1. Pengertian Integrasi Nasional

Page 9: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Setiap negara berharap masyarakatnya terintegrasi dengan baik, sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan untuk membangun kejayaan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

Masyarakat disuatu negara yang selalu konflik, akan sulit untuk mewujudkan kemajuan. Banyak kerugian yang diderita, baik berupa fisik seperti kerusakan sarana dan prasarana maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan tekanan mental berkepanjangan.

Di sisi lain banyak potensi sumber daya yang harusnya dapat digunakan untuk pembangunan kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

2. Pentingnya Integrasi Nasional

Page 10: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Kenyataan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat pluralis atau masyarakat majemuk .

Menurut Clifford Geertz (Geertz, 1963: 105 dst.) , masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang berdiri sendiri-sendiri, dimana masing-masing sub sistem terikat oleh ikatan-ikatan yang bersifat primordial.

Ikatan primordial adalah ikatan perasaan yang lahir dari kehidupan sosial, yang berasal dari hubungan keluarga, ikatan kesukuan, keagamaan, budaya, bahasa atau dialek tertentu, serta kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang mengikat kuat dalam kehidupan masyarakat.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

3. Pluralitas Masyarakat Indonesia

Page 11: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Menurut Nasikun( Nasikun, 1993: 28) , Struktur masyarakat Indonesia mempunyai dua ciri. Secara horizontal masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat, serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan cukup tajam antara lapisan masyarakat atas dan lapisan bawah .

Kemajemukan masyarakat Indonesia secara horisontal dilihat dari adanya berbagai suku bangsa seperti suku bangsa Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, Bugis, Papua, Maluku, Dayak, dsb. Menurut Geertz ada lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia dengan bahasa dan identitas kulturalnya masing-masing.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

3. Pluralitas Masyarakat Indonesia

Page 12: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Di samping suku-suku bangsa , di Indonesia terdapat kelompok warga masyarakat yang disebut warga peranakan, seperti warga peranakan Cina, Arab, India. Kelompok warga masyarakat tersebut memiliki kebudayaannya sendiri, yang tidak sama dengan budaya suku-suku asli di Indonesia.

Kemajemukan lain adalah dibidang keagamaan, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Di samping itu ada berbagai aliran kepercayaan yang dianut masyarakat.

Keberagaman suku bangsa, agama di Indonesia disebabkan keadaan geografis Indonesia yang berupa kepulauan yang jumlahnya ribuan dan terletak di antara dua samudra dan dua benua sebagai lalu lintas perdagangan dunia. Keterpisahan pulau-pulau dan perkembangan lalu lintas perdagangan dunia mendorong tumbuh berkembangnya berbagai suku bangsa dan agama di Indonesia.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

3. Pluralitas Masyarakat Indonesia

Page 13: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Kondisi majemuk masyarakat Indonesia, harus disadari bahwa masyarakat Indonesia menyimpan potensi konflik cukup besar. Konflik yang bersifat vertikal maupun horizontal.

Konflik vertikal yaitu konflik antara pemerintah dengan rakyat, konflik antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.

Konflik horizontal adalah konflik antar warga masyarakat atau antar kelompok dalam masyarakat.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

4. Potensi Konflik dalam Masyarakat Indonesia

Page 14: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Dalam dimensi vertikal, sejak proklamasi Indonesia hampir tidak pernah lepas dari gejolak kedaerahan.

Kasus Aceh, Papua, Ambon merupakan konflik bersifat vertikal yang bertujuan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik tersebut merupakan ekspresi ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan di daerah. Di samping itu juga ada kepentingan-kepentingan tertentu dari masyarakat di daerah.

Kebijakan pemerintah pusat sering dianggap menimbulkan kesenjangan antar-daerah, sehingga ada daerah-daerah tertentu yang sangat maju pembangunannya, sementara ada daerah-daerah yang masih terbelakang. Contoh : P. Jawa kondisinya dipandang sangat maju, sementara daerah-daerah di luar Jawa yang merasa menyumbangkan pendapatan yang besar pada negara, kondisinya masih terbelakang.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

4. Potensi Konflik dalam Masyarakat Indonesia

Page 15: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Konflik horizontal, berlatarbelakang keagamaan, kesukuan, antar-kelompok atau golongan , dsb timbul dalam bentuk kerusuhan, perang antar-suku, pembakaran rumah-rumah ibadah, dsb.

Contoh kasus-kasus di Poso, Sampit, Ambon, Lombok, dan tempat-tempat lain.

Terjadinya konflik horizontal umumnya merupakan akumulasi dari berbagai faktor baik faktor kesukuan , etnis, agama, ekonomi, sosial, dsb.

Apa yang tampak sebagai kerusuhan berlatarbelakang agama bisa jadi lebih terkait dengan sentimen etnis atau kesukuan.

Konflik yang tampak dengan latar belakang etnis atau keagamaan sebenarnya hanya merupakan perwujudan dari kecemburuan sosial.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

4. Potensi Konflik dalam Masyarakat Indonesia

Page 16: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Konflik horizontal, juga terjadi dengan latar belakang perbedaan kepentingan, seperti kepentingan politik, ekonomi, maupun sosial.

Kepentingan suatu kelompok berbeda atau bertentangan dengan kelompok lain, sehingga upaya suatu kelompok untuk mencapai tujuan dirasakan mengganggu pencapaian tujuan kelompok lainnya. Contoh : Konflik antar pendukung partai, calon presiden, atau kepala desa.

Kesenjangan sosial ekonomi antar daerah, mendorong konflik horisontal yang berkecenderungan terjadinya disintegrasi bangsa. Untuk menghindari terjadinya disintegrasi, pemerintah harus melaksanakan pembangunan yang seimbang dan merata di seluruh daerah.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

4. Potensi Konflik dalam Masyarakat Indonesia

Page 17: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

B. STRATEGI INTEGRASI

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 18: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Untuk mewujudkan integrasi nasional yang mantap, terdapat beberapa strategi, yaitu:

1. Stategi Asilmilasi2. Strategi Akulturasi3. Strategi Pluralis

Ketiga strategi terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan terhadap unsur-unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Strategi asimilasi, akulturasi, dan pluralisme masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara bertingkat berbeda dari yang paling kurang, yang lebih, dan yang paling besar penghargaannya terhadap unsur-unsur perbedaan dalam masyarakat.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 19: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

1. Strategi Asimilasi.

Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya pembentuknya.

Dengan strategi ini, negara mengupayakan agar unsur-unsur

budaya yang ada dalam negara benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.

Dengan strategi ini tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal dalam masyarakat negara yang bersangkutan.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 20: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

2. Strategi Akulturasi

Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut.

Dengan strategi ini, kebudayaan baru yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. integrasi nasional dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal, walaupun penghargaan tersebut dalam kadar yang tidak terlalu besar.

Disini negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya bersama namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 21: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

3. Strategi Pluralis.

Strategi pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang.

Dengan strategi pluralis, negara memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku, agama, budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya , untuk tumbuh dan berkembang, serta hidup berdampingan secara damai.

Disini, integrasi nasional diwujudkan dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 22: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

C. Integrasi Nasional Indonesia

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 23: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

1. Dimensi Integrasi Nasional.

Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu a. dimensi vertikal dan, b. dimensi horisontal.

Dimensi vertikal integrasi adalah upaya menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan antara elite dan massa atau antara pemerintah dengan rakyat.

Integrasi nasional dalam dimensi ini biasa disebut dengan integrasi politik.

Dimensi horisontal integrasi adalah upaya mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat, baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan lainnya. Integrasi nasional dalam dimensi ini biasa disebut dengan integrasi teritorial.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 24: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

PENGERTIAN INTEGRASI NASIONAL MENCAKUP DIMENSI VERTIKAL DAN DIMENSI HORISONTAL.

MAKA PERSOALAN INTEGRASI NASIONAL ADALAH MENYANGKUT KESERASIAN HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH DAN RAKYAT, SERTA KESERASIAN HUBUNGAN DI ANTARA KELOMPOK-KELOMPOK DALAM MASYARAKAT DENGAN LATAR BELAKANG PERBEDAAN DI DALAMNYA.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

1. Dimensi Integrasi Nasional.

Page 25: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

2. Tantangan Integrasi Nasional

Dalam dimensi horizontal, tantangan berupa pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi.

Dalam dimensi vertikal tantangan berupa celah perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan perkotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional.

Masalah dimensi vertikal lebih sering timbul ke permukaan namun setelah berbaur dengan dimensi horizontal, memberikan kesan seolah kasus Indonesia dimensi horizontal lebih menonjol daripada dimensi vertikalnya. (Sjamsuddin, 1989: 11).

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

Page 26: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Tantangan integrasi nasional timbul lebih menonjol ke permukaan setelah memasuki era reformasi tahun 1998.

Konflik horizontal maupun vertikal sering terjadi bersamaan

dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat.

Karena kebebasan yang digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi banyak disalahgunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

2. Tantangan Integrasi Nasional

Page 27: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Untuk mewujudkan integrasi nasional Indonesia, negara menghadapi dua situasi, situasi dalam negeri dan situasi global.

Situasi dalam negeri terutama adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Umumnya berkisar pada masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan.

Situasi global adalah adanya tarikan tuntutan dan kecenderungan global. Tarikan global cenderung mengabaikan batas-batas negara, terutama dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi dan transportasi.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

3. Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia

Page 28: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

Sehubungan dengan itu, maka :1. Nasionalisme sebagai karakter bangsa harus dipelihara dan

dikembangkan, karena merupakan kekuatan untuk menjaga eksistensi, sekaligus mewujudkan taraf peradaban yang luhur, kekuatan yang tangguh, dan mencapai negara-bangsa yang besar. Nasionalisme sebagai karakter makin diperlukan dalam menjaga harkat dan martabat bangsa di era globalisasi

2. Para pendiri negara menghendaki persatuan di negara ini diwujudkan dengan menghargai terdapatnya perbedaan di dalamnya. Perbedaan-perbedaan merupakan aset demi membangun sebuah negara yang dapat melindungi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga dipakailah semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan tersebut sama maknanya dengan istilah “unity in diversity”, yang artinya bersatu dalam keanekaragaman. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut segala perbedaan dalam masyarakat ditanggapi bukan sebagai keadaan yang menghambat persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan sebagai kekayaan budaya yang dapat dijadikan sumber pengayaan kebudayaan nasional kita.

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan

3. Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia

Page 29: Kuliah 12 - PKn- Integrasi Nasional

TERIMA KASIH

Kuliah 12 - P. Kewarganegaraan