Embed Size (px)
Citation preview
KUALITAS SANAD DAN AKURASI HADIS-HADIS
DALAM BUKU
DIALOG FPI AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR KARYA MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh
Siti Chuzaemah
NIM: 1113034000193
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
Siti Chuzaemah
“KUALITAS SANAD DAN AKURASI HADIS-HADIS DALAM
BUKU DIALOG FPI AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR KARYA
MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB”
Kajian ini menunjukkan informasi tentang kualitas sanad dan akurasi hadis-
hadis yang terdapat dalam buku Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, fokus
kajian yang mendiskusikan bagaimana kualitas sanad dan akurasi 120 hadis yang
menjadi sumber argumentasi dari jawaban atas kritikan dan tuduhan terhadap
Gerakan Nasional Anti Maksiat. Dengan demikian, kualitas sanad dan akurasi
hadis-hadis tersebut layak untuk diteliti karena secara tidak langsung hadis-hadis
yang termuat dalam buku Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar tersebut dijadikan
ḥujjah atas konsep amar makruf nahi munkar FPI.
Dalam mendiskusikan kajian di atas, peneliti akan mengimplementasikan
tahap-tahap sebagai berikut: Pertama, dalam penelitian takhrīj ini, peneliti
menggunakan metode Maḥmūd al-Ṭaḥḥān yaitu menelusurinya dengan
menggunakan keyword atau kata yang terdapat dalam matan. Adapun alat yang
digunakan dalam penelusuran tersebut yaitu Maktabah Syāmilah. Kedua, dalam
penyajian data takhrīj, penulis mengikuti medote al-‘Irāqī dalam al-Mughnī ‘an
Ḥaml al-Asfār fī Takhrīj mā fī al-Iḥyā’ min al-Akhbār. Ketiga, dalam penentuan
kualitas sanad, penulis mengikuti qaul ulama, dan apabila tidak ada ulama yang
pernah menelitinya, maka dalam penentuan kualitas sanadnya akan mengikuti
metode Maḥmūd al-Ṭaḥḥān.
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa hal: Pertama, Tingkat akurasi
hadis-hadis dalam Dialog FPI yaitu akurat 55% dengan jumlah 66 hadis, tidak
akurat 42% dengan jumlah 51 hadis, dan tidak ditemukan 3% dengan jumlah 3
hadis. Kedua, kualitas sanadnya yaitu Sahih 61% dengan jumlah 73 hadis, Hasan
8% dengan jumlah 10 hadis, Daif 29% dengan jumlah 35 hadis, dan tidak diketahui
2% dengan jumlah 2 hadis. Berpijak pada hal tersebut, merupakan bukti bahwa
buku Dialog FPI tingkat akurasi hadis dan kualitas sanadnya dapat
dipertanggungjawabkan oleh MRS secara ilmiah.
Kata kunci: Kualitas, Akurasi, FPI, Habib Rizieq.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillāh Rabb al-‘Ālamīn, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt.
yang telah memberikan taufiq, hidayah serta ināyah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi dengan judul: “KUALITAS
SANAD DAN AKURASI HADIS-HADIS DALAM BUKU DIALOG FPI
AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR KARYA MUHAMMAD RIZIEQ
SYIHAB”. Shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. sebagai Rasul pilihan yang membawa cahaya penerang dengan
ilmu pengetahuan. Serta untaian doa senantiasa tetap dicurahkan kepada keluarga,
para Sahabat, seluruh pengikutnya sampai akhir zaman, dan semoga kelak kita
mendapatkan syafa’atnya. Āmīn.
Munculnya berbagai hambatan selama penulis menjalankan studi hingga
akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini, seakan ringan berkat bantuan, motivasi,
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghanturkan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. sebagai Ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir, dan Dra. Banun Binaningrum, M. Pd. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
4. Bapak Dr. Muhammad Zuhdi Zaini M.Ag, sebagai pembimbing dalam
penulisan skripsi ini, yang telah bersedia meluangkan, memotivasi, memberi
petunjuk kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.
5. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang dengan ketulusan hati dan
kesabarannya telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuannya kepada
penulis selama belajar di Ushuluddin, khususnya kepada dosen Rifqi
Muhammad Fatkhi, MA. yang juga membantu membimbing dan memotivasi
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Kepada kedua orang tua penulis, yakni ayahanda Muhammad (alm), dan
ibunda tercinta Siti Rochlin, terimakasih atas semua pengorbanan, dari
motivasi dan doa yang selalu diberikan kepada penulis.
7. Kepada segenap saudara (abang Jalil, kakak Masri’ah, kakak Liya, adik
Burhan, dan kak Din) serta saudara-saudara lain yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Merekalah yang senantiasa mendoakan dan memotivasi penulis
untuk terus berkreasi dan berpacu dalam mencari ilmu.
8. Kepada Mudīr, asātidz, wa ustadzāt keluarga Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Khairiyah, Pondok Pesantren Mamba’us Shalihin dan Darus Sunnah, yang
telah memberikan ilmu sehingga penulis bisa belajar di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Kepada teman-teman Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2013,
khususnya kelas TH-F (Nur Hasanah, Anggi, Siska, dan yang lainnya), yang
sama-sama berjuang selama kuliah, penulis tidak akan melupakan
persahabatan kita.
iv
10. Kepada teman kamar kosan (Dewi, Arima, Lintang, Aini, Pera, Ani, dan Azka)
yang sama-sama berjuang sekaligus saling memotivasi untuk menyelesaikan
skripsi.
Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini menjadi sebuah refleksi
studi S1 dan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca yang berminat dengan tulisan ini. Dan dengan harapan
karya tulis ini dapat dijadikan amal bagi penulis, Āmīn Yā Rabb al- ‘Ālamīn.
Ciputat, 19 Februari 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................................ 6
1. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
2. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
3. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 7
D. Studi Terdahulu yang Relevan ................................................................. 8
E. Metodologi Penelitian .............................................................................. 11
1. Sumber Data ....................................................................................... 11
2. Jenis Penelitian ................................................................................... 11
3. Teknisi Pengumpulan Data dan Analisis Data ................................... 12
F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 16
BAB II MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB DAN BUKU DIALOG FPI
AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
A. Biografi Muhammad Rizieq Syihab ......................................................... 19
vi
1. Keunikan Riwayat Pendidikan Muhammad Rizieq Syihab ............... 22
2. Pusat Kegiatan Muhammad Rizieq Syihab dalam Penyebaran Amar
Makruf Nahi Munkar ......................................................................... 26
B. Deskripsi Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar .................................. 29
1. Latar Belakang Penulisan ................................................................... 29
2. Konsep Amar Makruf Nahi Munkar dalam Dialog FPI .................... 32
BAB III KRITIK HADIS-HADIS DALAM DIALOG FPI
A. Takhrīj ...................................................................................................... 48
B. Akurasi ..................................................................................................... 60
C. Kualitas Sanad .......................................................................................... 64
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................82
B. Saran .......................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................84
LAMPIRAN ......................................................................................................96
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Standar Bahasa Arab (Romanization of Arabic) yang pertama
kali diterbitkan pada tahun 1991 dari American Library Association (ALA) dan
Library Congress (LC).
A. Padanan Aksara
Berikut adalah daftar aksra Arab dan padanannya dalam aksara latin:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
- - alif ا
ba’ b be ب
ta’ t te ت
tsa’ ts te dan es ث
jim J je ج
ha’ ḥ ha (dengan titik di bawah) ح
kha’ kh ka dan ha خ
dal d de د
dzal dz de dan zet ذ
ra’ r er ر
zai z zet ز
sin s es س
syin sy es dan ye ش
shad ṣ es (dengan titik di bawah) ص
dhad ḍ de (dengan titik di bawah) ض
tha’ ṭ te (dengan titik di bawah) ط
zha’ ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ
viii
ain ‘ koma terbalik di atas‘ ع
gain gh ge dan ha غ
fa’ f ef ف
qaf q qi ق
kaf k ka ك
lam l el ل
mim m em م
nun n en ن
wawu w we و
ha’ h ha ه
hamzah ’ apostrof ء
ya’ Y ye ي
B. Vokal
1. Vokal Tunggal
kasrah ditulis i ـ
fathah ditulis a ـ
dhammah ditulis u ـ
2. Vokal Rangkap
Fathah + Ya’ Mati ditulis ai
ditulis bainakum بينكم
Fathah + Wawu Mati ditulis au
ditulis Qaulūn قولون
ix
3. Vokal Panjang
Fathah + Alif ditulis ā
ditulis jāhiliyyah جاهلية
Fathah + Ya’ Mati ditulis ā
ditulis Yas‘ā يسعى
Kasrah + Ya’ Mati ditulis ī
ditulis Karīm كرمي
Dhammah + Wawu Mati ditulis ū
ditulis Furūḍ فروض
4. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis dirangkap:
ditulis ‘iddah عدة
5. Kata Sandang
Kata sandang, dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf yaitu
dialihaksarakan menjadi “al”, baik itu diikuti huruf syamsiyyah maupun
qamariyyah. Contoh: al-Rijāl bukan ar-Rijāl, al-Dīn bukan ad-Dīn.
C. Singkatan
Swt. = Subḥānahu wa Ta’ālā
Saw. = Ṣalla Allāh ‘alaih wa sallama
Ra. = Raḍiya Allāh ‘anhu
QS. = al-Qur’an Surat
HR. = Hadis Riwayat
M. = Tahun Masehi
H. = Tahun Hijriyah
x
W. = Tahun Wafat
h. = Halaman
b. = Bin/ Ibn
bt. = Binti
ed. = Editor
Cet. = Cetakan
T.tp. = Tanpa tempat penerbit
T.pn. = Tanpa penerbit
T.t. = Tanpa tahun
no. = Nomor
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fikry Muhammadi berkata bahwa:
Muhammad Rizieq Syihab1, sebuah nama yang dalam hitungan detik akan
segera dikaitkan dengan Front Pembela Islam atau yang akrab disebut FPI. Berkenaan
dengan rekam jejak, FPI diabadikan oleh media masa melalui sederetan aksi yang
melibatkan pengrusakan atas tempat-tempat yang dalam istilah FPI disebut sebagai
“kawasan nahi munkar”2, maka organisasi ini kerap dikaitkan dengan kesan keras.3
Karena aksi-aksi nahi munkar tersebut, Gerakan Islam yang mengusung ide
radikalisme (paham atau aliran radikal4) Islam di Indonesia dilabelkan pada beberapa
organisasi Islam5 di antaranya organisasi FPI.6 Yang tidak asing lagi bahwa organisasi
tersebut dirintis oleh MRS, sosok sarjana yang aktif sebagai pendidik di sekolah dan
1 Untuk selanjutnya, penulis menyebutkan nama Muhammad Rizieq Syihab dengan “MRS”.
2 Berikut aksi-aksi nahi munkar yang telah direalisasikan oleh FPI diantaranya yaitu (1) Mengusir
preman Ketapang, dibawah komando FPI peristiwa Ketapang pada tahun 1999 menjadi ikon
pembersihan preman besar-besaran pertama kali di ibukota yang dilakukan masyarakat sipil. (2)
Mengatasi ninja Banyuwangi. (3) Ikut serta perang Ambon pada tahun 1999 dan perang Poso (pada
tahun 1998-2001). (4) Pada tahun 2006, FPI mengepung majalah Playboy, dan menuntutnya agar
menarik seluruh majalahnya yang telah beredar ditarik kembali. Lihat Ibnu Umar Junior, Habib Rizieq
Shihab; Singa Allah Dari Negeri Timur, Cet. 1 (Jakarta: Pujangga Tunggal, 2017), h. 133-135. 3 Fikry Muhammadi, Sisi Lain Habib Rizieq, ed. Imran Laha, Cet. 2 (Jakarta: Zahira, 2017), h. 9. 4 Radikal berarti sama sekali, besar-besaran dan menyeluruh, keras, kokoh, maju, dan tajam
(dalam berfikir). Sedangkan radikalisme adalah faham politik kenegaraan yang menghendaki adanya
perubahan dan perombakan besar sebagai jalan untuk mecapai taraf kemajuan. Lihat Windy Novia,
Kamus Ilmiah Populer, Cet. 1 (T.tp.: Wipress, 2009), h. 400. Berdasarkan kamus ilmiah tersebut dapat
diketahui bahwa makna radikal memiliki konotasi yang positif (menyeluruh, kokoh, maju, dan tajam
dalam berfikir), dan memiliki makna yang negatif (keras). Terlepas dari aneka ragam makna radidal
tersebut, makna islam radikal yang dilabelkan pada FPI ini memiliki konotasi yang negatif yaitu sebagai
islam keras atau ekstrem. 5 Radikalisme ini hampir identik dengan kemunculan sejumlah sejumlah organisasi Islam di
Indonesia seperti Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKASWJ), Front Pembela Islam (FPI),
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Laskar Jihad (LJ), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Jamaah
Islamiyah (JI). Lihat Eric Hiariej, “Aksi dan Identitas Kolektif Gerakan Islam Radikal di Indonesia”,
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik XIV, no. 2, (November 2010): h. 134. 6 Afadlal, dkk., ed. Endang Turmudi dan Reza Sihbudi, Islam dan Radikalisme Di Indonesia
(Jakarta: LIPI Press, 2005), h. 12.
2
Universitas, pengajar di Majelis Ta’lim, dai di atas mimbar, pemimpin organisasi,
orator dalam aksi, panglima di medan juang, pembina para preman dan narapidana di
berbagai Lembaga Permasyarakatan, dan menjadi pelopor utama Aksi 411 dan 212.
Menurut pengakuan MRS, sejak mendeklarasikan dan memimpin FPI tanggal
25 Rabi’uts Tsani 1419 H. yang bertepatan pada 17 Agustus 1998 hingga kini, MRS
senantiasa mendapatkan kritikan, kencaman, tuduhan, tudingan, hinaan dari publik.7
Oleh karena itu, MRS dijebloskan dalam tahanan dengan sebab bahwa dakwahnya
dianggap provokasi dan hasutan, amar makruf nahi munkar dianggap radikal dan
anarkis, sedang kritik dan protesnya dianggap sebagai penghinaan dan penistaan
terhadap penguasa.
Namun, keberadaan MRS di tahanan tidak juga menahannya untuk berkarya,
dengan kecerdasan yang dimilikinya ia menulis sebuah karya berjudul Dialog FPI
Amar Ma’ruf Nahi Munkar8, memuat tentang jawaban atas semua tuduhan, kritikan,
dan protesan terhadap Gerakan Nasional Anti Maksiat, dan buku tersebut diselesaikan
dalam sel penjara pada tahun 2003.9
Dalam Dialog FPI tersebut, disebutkan bahwa ada 3 metode untuk mengobati
demam maksiat. Pertama, “menyemarakkan amar makruf” dengan mengadakan
majelis dzikir dan majelis ilmu di seantero negeri dalam rangka mengobati mereka
yang menjadi korban maksiat. Kedua, “menegakkan nahi munkar” dengan
7 Muhammad Rizieq b. Husein Syihab, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar Menjawab
Berbagai Tuduhan Terhadap Gerakan Nasional Anti Maksiat di Indonesia, Cet.3 (Jakarta: Pustaka Ibnu
Sidah, 2013), h. 3. 8 Untuk selanjutnya, penulis menyebutkan “Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar” dengan
“Dialog FPI”. 9 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 3.
3
menghancurkan sarang-sarang maksiat yang menjadi pusat penyebarluasan
kemaksiatan. Ketiga, “menyempurnakan amar makruf nahi munkar” dengan
pembasmian nyamuk-nyamuk (pelaku) maksiat yang jahat dan berbahaya.
Memulainya dari cara yang paling lembut hingga tegas dan keras bila terpaksa.10 Dari
metode tersebut, maka diketahuilah model penegakkan amar makruf nahi munkar FPI.
Bagi MRS, kekerasan merupakan cerminan dari dua sikap. Pertama, cerminan
ketegasan sikap dan ketegaran prinsip. Kedua, cerminan kekasaran sikap dan
kebengisan hati. Untuk kedua, jelas dilarang karena bertolak belakang dengan prinsip
kelembutan yang diajarkan Islam. Sedangkan yang pertama, sama sekali tidak
bertentangan dengan prinsip kelembutan karena ia merupakan tindak lanjut dari proses
amar makruf nahi munkar dengan kelembutan yang tidak terselesaikan.11
Dasar untuk menegakkan amar makruf nahi munkar, MRS berpedoman pada
al-Qur’an dan hadis, dan itu terbukti ketika setiap argumentasi yang dituangkannya
dalam Dialog FPI seringkali ia menyertakan juga dalil al-Qur’an dan hadis untuk
memperkuat argumentasinya, dan dibuktikan juga bahwa jumlah hadis yang tercantum
dalam Dialog FPI ada 120 hadis.
Berkenaan argumerntasi tentang aksi penghancuran sarana maksiat dan
kemunkaran manakala aksi tersebut menjadi pilihan terakhir, MRS menggunakan
istilah ḥujjah qur’āniyyah dan ḥujjah nabawiyyah untuk mendasari aksinya tersebut.
Adapun terkait ḥujjah nabawiyyah, MRS menyebutkan sebagaimana dalam kitab al-
Lu᾿lu᾿ wa al-Marjān, sebuah kitab himpunan hadis-hadis muttafaq ‘alaih, pada kitāb
10 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 13. 11 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 68.
4
al-Masājid, Bab 47 Hadis ke-382, Abū Hurairah Ra. meriwayatkan bahwasanya
Rasulullah Saw. bersabda:
ن آمر "د هممت أ
ق
ي بيده ل فس
ذي ن
م وال
ها ث
ن ل
ذ
يؤ
ة ف
ل م آمر بالص
ب ث
يحط
ب ف
بحط
أى رجال ف
إل
الف
خ
م أ
اس ث م الن
يؤ
ف
ايهم بيوتهم قرحآمر رجل
"عل
‘’Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh aku ingin memerintahkan
pengumpulan kayu bakar kemudian dikumpulkan kayu tersebut. Setelah itu aku
perintahkan untuk dilaksanakan panggilan salat. Kemudian aku perintahkan seseorang
untuk mengimami orang-orang yang salat (berjamaah di masjid). Sedangkan aku akan
mendatangi orang-orang (yang tidak shalat berjamaah), maka aku akan membakar
rumah mereka.’’12
Adapun ḥujjah nabawiyyah lainnya yang mendukung FPI dalam aksi
penghancuran sarana dan kemunkaran sebagaimana yang dikatakan oleh MRS adalah
sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh al-Imām al-Tirmidzī dalam Jāmi‘-nya,
kitāb al-Buyū‘ hadis ke-1214, yang bersumber dari Abū Ṭalḥah Ra:
نان" "أهرق المر واكسر الد‘’Tumpahkan khamrnya dan pecahkanlah tongnya’’. (HR. al-Tirmidzī)13
Kedua hadis di atas merupakan ḥujjah MRS atas aksi penghancuran sarana
maksiat dan kemunkaran, karena bagi MRS hadis pertama menjelaskan tentang
himmah Rasulullah Saw. yang begitu kuat untuk membakar rumah kaum Munafikin14
yang tidak mau salat berjamaah bersama beliau dan Sahabat lainnya di Masjid
Madinah.15 Sedang hadis kedua menjelaskan tentang Rasulullah Saw. menolak
12 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 81. 13 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 82. 14 Menurut al-‘Ayyāsy sebagaimana yang dinukil oleh Ibn Daqīq, bahwa yang dimaksud kaum
Munafikin pada hadis di atas adalah kaum Mukminin yang menentang Rasulullah Saw. Lihat Abū al-
Fatḥ Muḥammad b. ‘Alī b. Wahb b. Muṭī‘ al-Qurasyī, Iḥkām al-Aḥkām Syarḥ ‘Umdat al-Aḥkām,
Pentaḥqīq Muṣṭafā dan Mudatstsir Sundus, Cet. 1 (Bairut: Mu’assasat al-Risālah, 2005), h. 117. 15 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 81.
5
permintaan Abū Ṭalḥah Ra. untuk membuat cuka dari Khamr yang masih ada, dan
menyuruhnya untuk menumpahkan khamr dan memecahkan tongnya.16
Berkenaan dengan penggunaan hadis-hadis dalam Dialog FPI, maka dapat
dikatakan kajian tersebut masuk dalam ranah kajian hadis. Pada masa sekarang,
pembelajaran al-ḥadīts al-nabawī terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pertama hal yang
berhubungan dengan muṣṭalaḥ al-ḥadīts. Kedua, hal yang berkaitan dengan takhrīj al-
ḥadīts, kritik matan dan sanad. Dan ketiga, hal yang berkaitan dengan pemahaman al-
ḥadīts al-nabawī.17
Mengetahui kualitas sanad hadis merupakan hal yang penting agar diketahui
juga apakah hadis tersebut layak atau tidak dijadikan ḥujjah.18 Oleh karena itu, penulis
berupaya mengetahui kualitas sanad hadis-hadis dalam Dialog FPI. Selain itu, penulis
juga berupaya untuk mengetahui akurasi dari setiap hadis yang ditulis oleh MRS,
karena di dalam Dialog FPI tersebut seringkali hadis yang ditulis oleh MRS disebutkan
juga eksistensinya. Dengan demikian, maka penulis berusaha mengungkapnya melalui
kajian skripsi dengan judul “Kualitas Sanad dan Akurasi Hadis-Hadis dalam
Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar Karya Muhammad Rizieq Syihab”.
16 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 82. 17 ‘Ali Musthofa Ya’qub, al-Ṭuruq al-Ṣaḥīḥah fī Fahm al-Sunnah al-Nabawiyyah, Cet. 2,
(Jakarta: Maktabah Darus Sunnah, 2006), h. 13. 18 ‘Ali Musthofa Ya’qub, al-Ṭuruq al-Ṣaḥīḥah fī Fahm al-Sunnah al-Nabawiyyah, h. 13.
6
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah yaitu:
a) Dalil menegakkan amar makruf nahi munkar FPI bersumber dari al-Qur’an dan
hadis. Ketika MRS menjawab setiap permasalahan, seringkali ia menyebutkan al-
Qur’an dan hadis yang terkait dengan jawaban tersebut. Dan ketika menyebutkan
hadis, MRS juga sering kali menyebutkan eksistensi hadis tersebut dalam kitab
hadis baik kitab hadis primer (induk) maupun sekunder19. Dengan demikian, perlu
diketahui ke-akurasi-an hadis yang ditulis.
b) Hadis-hadis yang termuat dalam Dialog FPI itu menjadikan jawaban serta
argument yang dilontarkan oleh MRS, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
hadis-hadis tersebut dijadikan ḥujjah. Sedangkan dalam kajian hadis, mengentahui
kualitas sanad hadis tersebut adalah salah satu hal yang penting dalam kajian hadis
agar dapat diketahui layak atau tidaknya dijadikan ḥujjah, sehingga mengkaji
kualitas sanad hadis-hadis dalam Dialog FPI diperlukan.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, kajian ini difokuskan pada kajian 120 hadis
yang termuat dalam Dialog FPI karya MRS. Dalam penilaian kualitas sanad 120 hadis
19 Kitab hadis primer adalah kitab-kitab hadis yang disusun oleh pengarangnya lewat jalur
bertemu guru serta hadis yang termuat di dalamnya disebutkan sanadnya sampai Rasulullah Saw., seperti
al-Kutub al-Sittah, Muwaṭṭā’ Mālik, Mustadrak al-Ḥākim, Muṣannaf ‘Abd al-Razzāq, dan sebagainya.
Sedangkan kitab hadis sebunder adalah kitab-kitab yang mengikuti dari kitab primer, seperti al-Jāmi‘
al-Ṣaghīr, Tuḥfat al-Asyrāf bi Ma‘rifat al-Aṭrāf, dan sebagainya. Lihat Maḥmūd al-Ṭaḥḥān, Uṣūl al-
Takhrīj wa Dirāsat al-Asānīd, Cet. 3 (Riyad: Maktabat Al-Ma‘ārif, 1996), h. 11.
7
tersebut, penulis hanya berfokus pada 1 hadis yaitu hadis ke-81 “ 20”اتق اهلل ما استطعت
dengan tema menegakkan amar makruf nahi munkar sesuai kemampuan, yang mana
hadis tersebut belum ada satu ulama pun yang telah meneliti kualitas sanadnya. Adapun
selebihnya (119 hadis), terdapat 117 kualitas sanad yang telah diteliti ulama dan 2 hadis
tidak diketahui kualitas sanadnya karena lam aqif ‘alaih.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, pembahasan dalam
kajian ini difokuskan pada: Bagaimana kualitas sanad dan akurasi hadis-hadis dalam
Dialog FPI?.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Beranjak dari ketertarikan penulis dalam mengkaji tentang hadis-hadis yang
termuat dalam Dialog FPI, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini tidak
lain untuk mengetahui kualitas sanad dan akurasi hadis-hadis yang terdapat dalam
Dialog FPI, agar dapat diketahui juga gambaran umum dari hadis-hadis dalam Dialog
FPI baik dari segi kualitas sanad atau akurasi hadis.
Terkait dengan tujuan yang terealisasi, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat yang bersifat praktis dan akademis. Secara praktis, dengan
melakukan penelitian kualitas sanad dan akurasi hadis seperti ini, penulis dapat
mempraktikkan takhrīj al-ḥadīts dan kritik sanad yang diperoleh selama kuliah. Secara
akademis, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi, pemahaman,
20 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 281.
8
dan konstribusi bagi khazanah ilmu pengetahuan, khususnya bagi akademisi hadis
maupun ilmu hadis.
D. Studi Terdahulu yang Relevan
Sepanjang penelusuran yang dilakukan, untuk mendudukkan posisi penelitian
ini maka akan dihadirkan kajian-kajian terdahulu yang relevan dengan kajian ini, di
antaranya sebagai berikut:
Pertama, Ninin Prima Damayanti, dkk., Radikalisme Agama Sebagai Salah
Satu Bentuk Perilaku Menyimpang; Studi Kasus Front Pembela Islam, Jurnal
Kriminologi Indonesia. Dalam jurnal ini, Ninin, dkk. mencoba untuk menganalisa
tindakan-tindakan yang dilakukan kelompok yang menganut radikalisme agama
dengan menggunakan contoh kasus kelompok Front Pembela Islam (FPI) dengan kata
lain menggunakan salah satu teori dari kelompok strain theory, yaitu status-frustation
theory yang dikemukakan oleh Albert Cohen.21
Kedua, Andri Rosadi, Gerakan Keagamaan Radikal; Studi Antropologi
Gerakan Front Pembela Islam di Jakarta. Tesis (S2) Progam Studi Antropologi,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam tesis ini, Andri mencoba untuk
mengungkapkan konteks relasi FPI dengan negara dan masyarakat sipil. Bentuk-
bentuk kemaksiatan digunakan FPI sebagai kategori budaya untuk menggambarkan
21 Ninin Prima Damayanti, dkk,. “Radikalisme Agama Sebagai Salah Satu Bentuk Perilaku
Menyimpang; Studi Kasus Front Pembela Islam”, Kriminologi Indonesia III, no. 1 (Juni 203): h. 44.
9
pelanggaran terhadap nilai-nilai agama dan hukum positif di tengah kevakuman aparat
negara dalam menegakkan hukum.22
Ketiga, Dodiana Kusuma, Strategi Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Dalam
Menanggulagi Dampak Negatif Globalisasi. Skripsi (S1) Jurusan Komunikasi Penyiar
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam skripsi ini, Dodiana mencoba untuk merespon dan mengungkapkan strategi
dakwah FPI dalam menanggulangi dampak negatif globalisasi dengan menggunakan
metode deskriptif analitik, yaitu dengan melaporkan data yang terkumpul secara apa
adanya dan kemudian data tersebut dikumpulkan.23
Keempat, Siti Masyithoh, Metode Dakwah Habib Rizieq Husein Syihab pada
Majelis Ta’lim Jami’ al-Ishlah Jakarta Pusat. Skripsi (S1) Jurusan Manajemen
Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah.
Dalam penelitian ini, Masyithoh mencoba untuk menungkapkan metode dakwah Habib
Rizieq pada pengajian “al-Ishlah” dengan mengadopsi metode deskriptif analisis yang
bersifat kualitatif yaitu menggambarkan kenyataan sebagaimana adanya.24
Kelima, Farwah Quraisyiah, Pemikiran Dakwah Muhammad Rizieq Husein
Syihab, MA. Skripsi (S1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsi ini,
22 Andri Rosadi, “Gerakan Keagamaan Radikal; Studi Antropologi atas Gerakan Front Pembela
Islam di Jakarta”, (Tesis S2 Antropologi, Universitas Gajah Mada, 2006), h. i. 23 Dodiana Kusuma, “Strategi Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Dalam Menanggulangi
Dampak Negatif Globalisasi”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Kumunikasi, Universitas Islam Negeri,
2010), h. 11. 24 Siti Masyithoh, “Metode Dakwah Habib Rizieq b. Husein Syihab Pada Majelis Ta’lim Jami’
Al-Ishlah Jakarta Pusat”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. i.
10
Farwah mencoba untuk mengungkapkan pemikiran MRS, maksud amar makruf nahi
munkar serta hubungan antara kekerasan dengan amar makruf nahi munkar, dengan
mengadopsi metode deskriptif analitis yang bersifat kualitatif yaitu mendeskripsikan
atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor yang
diteliti.25
Keenam, Saeful Anwar, Pemikiran Gerakan Amr Ma‘rūf Nahy Munkar Front
Pembela Islam (FPI) Di Indonesia 1989-2012. Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dalam jurnal ini, Saeful mencoba
untuk mengungkapkan gerakan dan pemikiran kelompok radikal Front Pembela Islam
(FPI) di Indonesia, khusunya tentang konsep, dokrin FPI dan gerakan amar makruf
nahi munkar FPI pada tahun 1998-2012.26
Ketujuh, Kendra Anastasia Benita Naamin, Perilaku Prejudice Ketua FPI
Muhammad Rizieq Shihab Terhadap Ahok Analisis Situs Resmi FPI dan Partai Berita
Online, Makalah Non-Seminar Jurusan Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Dalam makalah non-seminar ini,
Kendra mengungkapkan isu mengenai perseteruan antara FPI versus Ahok dengan
menggunakan data situs resmi FPI dan media online yang terkait dengan berbagai
statement, baik dari pihak Ahok maupun resmi FPI.27
25 Farwah Quraisyiah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”,
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri, 2014), h. 7. 26 Saeful Anwar, “Pemikiran dan Gerakan Amr Ma’rūf Nahy Munkar Front Pembela Islam di
Indonesia 1989-2012”, Tasawuf dan Pemikiran Islam IV, no. 1 (Juni 2014): h. 248. 27 Kendra Anastasia Benita Naamin, “Perilaku Prejudice Ketua FPI Muhammad Rizieq Shihab
Terhadap Ahok”, Psikologi Komunikasi (Desember 2014): h. 1.
11
Kedelapan, Maurisa Zinira, The Movement of Islam Defenders Front and Its
Socio Political Influence on Indonesian Society. Jurnal Studi Agama-agama,
Universitas Islam Neegeri (UIN) Walisongo, Semarang. Dalam jurnal ini, Maurisa
mendiskusikan gerakan Front Pembela Islam (FPI) di Indonesia dengan fokus tiga hal:
Petama, faktor dan konteks geopolitik yang mempengaruhi munculnya FPI. Kedua,
ideologi kelompok FPI. Ketiga, perkembangan FPI di Indonesia.28
Setelah diketahui uraian berbagi kajian keislaman di atas baik dari skripsi, tesis
maupun jurnal, maka diketahui bahwa belum ada satupun yang membahas tentang
kualitas sanad dan akurasi hadis-hadis dalam buku Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi
Munkar karya MRS. Dengan demikian, penulis merasa perlu untuk mengkajinya dalam
penelitian ini.
E. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah hadis-hadis dalam buku Dialog FPI Amar
Ma’ruf Nahi Munkar karya MRS.
2. Jenis Penelitian
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa objek (sumber data)
penelitian ini adalah hadis-hadis dalam Dialog FPI. Berdasarkan objek kajiannya,
maka penelitian ini tergolong jenis penelitian kepustakaan (library research).
28 Maurisa Zinira, “The Movement of Islamic Defenders Front and Its Socio Political Influence
on Indonesian Society”, Studi Agama-Agama V, no. 2 (September 2015): h. 245.
12
Adapun secara garis besar sumber penelitian ada dua macam, yaitu sumber
primer dan sekunder. Sumber primer yang digunakan yaitu semua kitab induk hadis
dari hadis-hadis Dialog FPI, seperti al-Kutub al-Sittah, Musnad al-Imām Aḥmad b.
Ḥanbal, Sunan al-Dārimī, al-Muwaṭṭā’, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Khuzaimah, dan
lain sebagainya. Adapun sumber sekunder yang digunakan, di antaranya adalah Kutub
al-Jarḥ wa al-Ta‘dīl guna untuk mengetahui kredibilitas perawi, seperti Taqrīb al-
Tahdzīb karya Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī, Siyar A‘lām al-Nubalā’ karya al-Dzahabī, dan
Tahdzīb al-Kamāl karya al-Mizzī.
3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dalam kajian ini adalah pertama, mengumpulkan
hadis-hadis yang tertulis dalam buku Dialog FPI. Kemudian men-takhrīj-nya dengan
menggunakan metode takhrīj Maḥmūd al-Ṭaḥḥān dalam kitabnya Uṣūl al-Takhrīj wa
Dirāsat al-Asānīd. Dari sekian banyak metode29 yang diusung oleh Maḥmūd al-
Ṭaḥḥān, penulis hanya menggunakan kata-kata asing atau kata-kata yang terdapat
dalam hadis30. Adapun penelusuran hadisnya dibantu dengan Maktabah Syāmilah31,
29 Maḥmūd al-Ṭaḥḥān menyebutkan ada 5 metode takhrij, yaitu pertama, dengan menggunakan
Perawi Sahabat. Kedua menggunakan awal lafad dari matan hadis. Ketiga, menggunakan kata-kata
asing. Keempat dengan menggunakan metode tematik. Dan terakhir dengan menggunakan keadaan
matan dan sanad hadis. Lihat Maḥmūd Al-Ṭaḥḥān, Usūl al-Takhrīj wa Dirāsat al-Asānīd, h. 82. 30 Penelusuran dengan menggunakan metode ini (kata-kata yang asing) sangat cocok dalam
penelitian ilimiah ini, karena hadis-hadis yang terdapat dalam Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar
tidak semuanya lengkap, bahkan ada yang potong. Dengan demikian, untuk mengambil jalan tengahnya
maka penulis hanya menggunakan satu metode yaitu menggunakan kata-kata yang asing. 31 Maktabah Syāmilah; Size: 14.2 GB, contains: 12.519 files, 37 folders, dan created 12 Maret
2014. Abdul Majid Khon mengatakan bahwa selain kitab al-Mu‘jam, Maktabah Syāmilah atau CDR
lainnya seperti al-Kutub al-Tis‘ah, dan Alfiyah al-Sunnah juga dapat digunakan sebagai alat bantu
penelusuran hadis. CDR mengalami perkembangan dan memiliki perbedaan sistem penomoran. Oleh
sebab itu, hendakknya ditindaklainjutin secara manual agar tidak terjdi kesalahan. Lihat Abdul Majid
Khon, Takhrīj dan Metode Memahami Hadis, Cet. 1 (Jakarta: Amzah, 2014), h. 14.
13
dan difokuskan pada semua kitab hadis induk yang berada dalam mutūn al-ḥadīts32.
Namun, apabila hadis tersebut tidak ditemukan, maka penulis akan menelusurinya
kembali di semua kitab hadis induk Maktabah Syāmilah.
Adapun dalam analisis penyajian takhrīj, penulis menggunakan metode al-
Ḥāfiẓ ‘Abd al-Raḥmān b. Ḥusain al-‘Irāqī dalam al-Mughnī ‘an Ḥaml al-Asfār fī
Takhrīj mā fī al-Iḥyā min al-Akhbār33. Metode al-‘Irāqī sebagai berikut yaitu, Pertama,
menyebutkan eksistensi hadis dalam kitab hadis primer (induk). Kedua, menyebutkan
jalur Sahabat. Ketiga, apabila hadis tidak berasal dari Sunah maka ia mengatakan lā
aṣla lahu atau lā a‘rifu. Keempat, apabila hadis tersebut belum dapat dipastikan maka
ia mengatakan lam aqif ‘alaihi. Kelima, menyebutkan kualitas sanad hadis tersebut,
misalnya sanaduhu ḍa‘īf.
Untuk menyempurnakan metode al-‘Irāqī di atas, maka penulis menambahkan
beberapa tambahan, bebagai berikut:
a) Dalam menentukan kualitas sanad hadis, apabila hadis yang diteliti diriwayatkan
oleh al-Bukhārī dan Muslim dalam kitab Ṣaḥīḥ-nya, maka tidak perlu dikaji karena
hadis tersebut dianggap Sahih34. Adapun dalam menentukan kualitas sanad dari
32 Pada Mutūn al-Ḥadīts versi maktabah syamilah ini terdapat 270 kitab. 33 Kitab ini merupakan kitab takhrīj yang sangat baik dan terkenal. Adapun kitab takhrīj yang
yang paling terkenal lainnya, sebagai berikut: Takhrīj Aḥādīts al-Muhadzdzāb disusun oleh Muḥammad
b. Mūsā al-Ḥāzimī, Takhrīj Aḥādīts al-Mukhtaṣar al-Kabīr disusun oleh Muḥammad b. Aḥmad ‘Abd
Al-Hādī al-Maqdisī, Naṣb Al-Rāyah li Aḥādīts al-Hidāyah disusun oleh ‘Abdullāh b. Yūsuf al-Zaila‘ī,
Takhrīj Aḥādīts al-Kasysyāf disusun oleh al-Zaila‘ī juga, al-Badr al-Munīr fī Takhrīj al-Aḥādīts wa al-
Ātsār al-Wāqi‘ah fī al-Syarḥ al-Kabīr disusun oleh ‘Umar ‘Alī al-Mulqīn, Takhrīj al-Aḥādīts allatī
Yusyīru ilaihā al-Tirmidzī fī Kull Bāb disusun oleh al-‘Irāqī juga, al-Talkhīṣ al-Kabīr fī Takhrīj Aḥādīts
Syarḥ al-Wajīz al-Kabīr disusun oleh Aḥmad b. ‘Alī b. Ḥajar al-‘Asqalānī, al-Dirāyah fī Takhrīj Aḥādīts
al-Hidāyah disusun oleh Ibn Ḥajar juga, dan Tuḥfat al-Rāwī fī Takhrīj Aḥādīts al-Baiḍāwī disusun oleh
‘Abd Rauf b. ‘Alī al-Munāwī. Lihat Maḥmūd al-Ṭaḥḥān, Uṣūl al-Takhrīj wa Dirāsat al-Asānīd, h. 15-
16. 34 Kitab Ṣaḥīh Al-Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim dianggap Sahih karena mayoritas ulama
menganggap bahwa 2 kitab tersebut mu‘tabarah, dan kitab tersebut merupakan aṣaḥḥ al-kutub setelah
14
selain hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhāri dan Muslim, maka penulis akan
mengikuti qaul ulama yang pernah meneliti kualitasnya dengan menyebutkan
alasan atau sebab kedaifan atau kehasanan saja, karena sebab sahihnya hadis sudah
jelas sedangkan sebab tidak sahihnya sanad hadis banyak. Namun, jika tidak ada
yang pernah meneliti kualitasnya, maka penulis akan menggunakan metode
Maḥmūd al-Ṭaḥḥān dalam Uṣūl al-Takhrīj wa Dirāsat al-Asānīd.
b) Dalam menentukan kredibilitas ke-ḍābiṭ-an perawi, apabila perawinya terdapat
dalam al-Kutub al-Sittah maka penulis langsung merujuk pada kitab Taqrīb al-
Tahdzīb karya Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī35. Adapun tingkatan kredibilitas tersebut
sebagai berikut:
1) Sahabat, sudah jelas al-Ṣaḥābah kulluhum ‘udūl.
2) Perawi yang dikuatkan ke-ta‘dīl-annya; baik dengan wazan “af‘aluhu”
seperti autsaqu al-nās, maupun dengan mengulangi sifat tersebut secara
lafad seperti tsiqah tsiqah, atau secara makna seperti: tsiqah ḥāfiẓ.
3) Tanpa menggunakan ta’kīd (penguat), seperti tsiqah, mutqin, tsabat, atau
‘adl.
4) Perawi yang derajatnya dibawah sedikit dari tingkatan yang no. 3, seperti:
ṣadūq, lā ba’sa bihi, atau laisa bihi ba’s.
al-Qur’an. Lihat Badr al-Dīn Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Jamāl ‘Abdullāh Bahādir, al-Nukat ‘alā
Muqaddimah Ibn Ṣalāh, Pentaḥqīq Zain al-‘Ābidīn b. Muḥammad Balā Farīj, Juz I, Cet. 1 (Riyad: Aḍwā’
al-Salaf, 1998), h. 163; Jalāl al-Dīn ‘Abd al-Raḥmān al-Suyūṭī, Tadrīb al-Rāwī fī Syarḥ Taqrīb al-
Nawāwī, Pentaḥqīq ‘Abd al-Raḥmān al-Muḥammadī, Cet. 1 (Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1971),
h. 61. 35 Alasan penulis menggunakan kitab Taqrīb al-Tahdzīb dalam mengetahui kredibilitas perawi
dalam al-Kutub al-Sittah, karena Ibn Ḥajar meringkas pendapat para kritikus hadis tentang kredibilitas
perawi tersebut.
15
5) Perawi yang derajatnya lebih rendah sedikit dari tingkatan no. 4, seperti:
ṣadūq sayyi’ al-ḥifẓ, ṣadūq yahimu, atau sifat yang terdapat lahu auhām,
yukhṭi’u, taghayyara bi ākhirihi, dan perawi yang dituduh bid‘ah seperti al-
tasyayyu‘, al-qadar, al-naṣb, al-irjā’, al-tajahhum, dan lain sebagainya.
6) Perawi yang tidak memiliki hadis kecuali sedikit, dan tidak ada yang
menetapkan bahwa hadisnya ditinggalkan karena sebab hadis tertentu,
seperti maqbūl, hadīts yutābi‘u. Apabila tidak termasuk lafad-lafad yang
telah disebutkan di atas, maka perawinya da‘īf.
7) Perawi yang memiliki murid lebih dari satu namun tidak ada yang men-
tsiqah-kannya, seperti: mastūr atau majhūl al-ḥāl.
8) Perawi yang tidak ada men-tsiqah-kannya untuk dijadikan i‘tibār, karena
dipastikan bahwa perawi tersebut hafalannya lemah, seperti ḍa‘īf.
9) Perawi yang hanya memiliki 1 murid dan muridnya tidak men-tsiqah-
kannya, seperti: majhūl.
10) Tidak ada seorang pun yang men-tsiqah-kan perawi tersebut, bahkan ia
didaif-daifkan, seperti lafad: matrūk, matrūk al-ḥadīts, wāhī al-ḥadīts, atau
sāqiṭ.
11) Perawi yang dituduh dusta.
12) Perawi yang terbukti berdusta.36
c) Apabila perawinya selain di al-Kutub al-Sittah, maka penulis menulusuri
kredibilitas ke-ḍābiṭ-annya dalam Kutub al-Ja‘rḥ wa al-Ta‘dīl yang lain, seperti
36 Abū Faḍl Aḥmad b. ‘Alī b. Muḥammad b. Aḥmad b. Ḥajar al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb,
Pentaḥqīq Muḥammad ‘Awānah, Cet. 1 (Suriya: Dār Al-Rasyīd, 1986), h. 80-81.
16
Mīzān al-I‘tidāl karya al-Dzahabī, Siyar A‘lām al-Nubalā’ karya al-Dzahabī, atau
al-Ḍu‘afā’ wa al-Matrūkīn karya Ibn al-Juazī, atau lain sebagainya.
d) Dalam menentukan akurasi atau tidaknya hadis dalam Dialoq FPI, penulis
menggunakan istilah 2 term kata yaitu pertama, “akurat” digunakan ketika hadis
yang ditulis MRS dalam Dialog FPI lengkap dan sesuai dengan mukharrij37.
Kedua, term “tidak akurat”, digunakan ketika hadis yang ditulis MRS
berbeda dengan mukharrij baik dari segi huruf, kata, atau kalimat, dan termasuk
kategori “tidak akurat” juga jika hadis yang ditulis oleh MRS tidak lengkap, atau
mukharrij yang disebutkan MRS salah, misalnya hadis yang ditulis sebenarnya
diriwayatkan oleh al-Ṭabrānī tetapi MRS mengatakan bahwa hadis tersebut
diriwayatkan oleh Abū Ya‘lā..
Adapun dalam hal teknik penulisan pedoman transliterasi pada skripsi ini,
penulis mengacu pada Standar Bahasa Arab (Romanization of Arabic) yang pertama
kali diterbitkan pada tahun 1991 dari American Library Association (ALA) dan Library
Congress (LC).
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang utuh, maka dalam kajian ini penulis
membagi pembahasan dalam 4 bab, dan masing-masing bab memiliki spesifikasi
pembahasan mengenai topik-topik tertentu, yaitu:
37 Al-Mukharrij adalah perawi yang meriwayatkan hadis di dalam kitab tertentu dengan
menyebutkan sanadnya sendiri dari gurunya sampai Rasulullah Saw. Lihat Nūr al-Dīn ‘Itr, Manhaj al-
Naqd fī ‘Ulūm al-Ḥadīts, Cet. 3 (Damaskus: Dār al-Fikr, 1997), h. 261.
17
Bab I, berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah
muncul, setelah itu mengidentifikasi masalah tersebut dan merumuskan
permasalahannya. Kemudian disertakan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Selain
itu, tinjauan pustaka yang relevan pun perlu dilakukan dengan tujuan mengetahui posisi
penelitian ini di antara studi-studi Islam lainnya, begitu juga dengan penjelesan
mengenai metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini. Dan
terakhir yaitu penjelasan mengenai sistematika penulisannya.
Bab II, berisi tentang biografi MRS dan buku Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi
Munkar mulai dari keunikan Biografi dan pendidikannya, pusat kegiatan MRS dalam
penyebaran Amar Makruf Nahi Munkar, dan karya-karyanya. Selain itu, pada bab ini
juga memuat tentang deskripsi buku Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang
mencakup latar belakang penulisan, dan konsep Amar Makruf Nahi Munkar MRS
dalam Dialog FPI.
Bab III, berisi tentang kritik hadis-hadis dalam Dialog FPI, yang mana dalam
kajian ini mencakup 3 hal penting, yaitu pertama, takhrīj hadis. Kedua, akurasi hadis-
hadis yang ditulis oleh MRS dengan mukharrij. Ketiga, menentukan kualitas sanad
hadis-hadis Dialog FPI. Pada bab ini, penulis akan memberikan satu contoh pada
masing-masing kajian takhrīj maupun akurasi hadis. Namun dalam menentukan
kualitas sanad 120 hadis dalam Dialog FPI, penulis hanya memaparkan 6 hadis yang
belum pernah ada yang menelitinya, sedang hadis selainnya dilampirkan.
Bab IV, merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan jawaban dari
rumusan masalah, serta berbagai temuan yang dapat diambil, dan dimanfaatkan dari
18
penelitian ini. Selain terdiri dari kesimpulan, juga ada saran untuk menindaklanjuti
hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
19
BAB II
MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB
DAN BUKU DIALOG FPI AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
A. Biografi Muhammad Rizieq Syihab
Muhammad Rizieq b. Husain Syihab1, atau popular dengan sapaan Habib
Rizieq, sedangkan panggilan kecilnya bukan Muhammad atau Rizieq, tapi Ayib.2 MRS
lahir pada tanggal 24 Agustus 1965 M./ 27 Rabiul Sani 1385 H. di Jakarta3, ia putra
1 Nama Rizieq didapat oleh ibundanya melalui sebuah isyarat. Saat itu Muhammad Rizieq Syihab
masih berada dalam kandungan, dan ibunda bermimpi bertemu dengan Habib Muhammad b. Zein al-
Attas. Dalam mimpi itu, ibundanya melihat dan mendengar Habib Muhammad berkata, “Rizieq!
Rizieq!”. Mimpi tersebut dianggap sebagai bentuk ta‘ẓīm atau penghormatan kepada Muhammad b. Zein
al-Attas, sehingga sang ibunda memberi nama bayi laki-lakinya Muhammad Rizieq. Adapun nama
marga Syihab, didapatkannya dari sang ayah sehingga nama beliau kerap ditulis lengkap dengan Habib
Muhammad Rizieq b. Husein Syihab. Lihat Fikry Muhammadi, Sisi Lain Habib Rizieq, h. 30. 2 Ayib merupakan panggilan sayang Syarifah Sidah, dan nama Ayib juga menjadi nama panggilan
kecil seluruh keluarga. Panggilan nama Ayib pun akhirnya diikuti pula oleh teman-teman
sepermainannya. Di Palembang, Sumatera Selatan, biasanya nama Ayib digunakan sebagai panggilan
hormat keluarga bagi lelaki keturunan Sayyid atau Habib yang memiliki garis keturunan hingga
Rasulullah Saw. Lihat Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 17. 3 Muhammad Rizieq Syihab, Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam, Cet. 2 (Jakarta:
Islam Press, 2013), h. 203; dan lihat Muhammad Rizieq Syihab, Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI
Bersyariat, Cet. 1 (Jakarta: Islam Press, 2012), h. 285.
20
dari pasangan Habib Husein b. Syihab4 dan Syarifah Sidah al-Attas.5 Rumahnya
terletak di Jln. Petamburan III No. 83, Tanah Abang, Jakarta Pusat.6
Pada usia 22 tahun, ibu MRS memintanya untuk menikah. Dan ibunya pula
yang menunjukkan gadis untuk ia amati, gadis tersebut bernama Syarifah Fadhlun7.
Sabtu pagi sekitar pukul 09.00 WIB pada tanggal 11 September 1987 di kawasan
Bogor, Jawa Barat MRS menikah dengan Syarifah Fadhlun.8
Pernikahan MRS dengan Syarifah Fadhlun dikaruniai 7 putri, yaitu Rufaidah,
Humaira, Zulfa, Najwa, Mumtaz, Fairuz, dan terakhir Zahra.9 Sementara seorang bayi
putri sulungnya lebih dulu wafat karena musibah keguguran.10 Setelah menikah, MRS
bersama istri dan anaknya tinggal di rumah sederhana yang berlokasi di Jalan
Petamburan III. Di ujung jalan rumahnya, ia membuka toko yang menjual minyak
wangi dan perlengkapan salat.11
4 Adalah seorang pria asal Betawi berdarah Arab, tokoh pejuang kemerdekaan, tokoh yang dekat
dengan ulama Betawi terkemuka yaitu Habib Ali al-Habsyi dari Kwitang, Jakarta Pusat, ayahnya
menjadi pemimpin Pandu Arab Indonesia, dan seorang jawara Betawi. Habib Husin dilahirkan di Jakarta
sekitar tahun 1920. Tidak lama dari kelahiran MRS, ketika berusia 11 bulan ia sudah menyandang yatim,
Habib Husein wafat pada tahun 1966. Lihat Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 8-
14; Lihat Rizieq, Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam, h. 203; Dan lihat Rizieq, Wawasan
Kebangsaan NKRI, h. 285. 5 Adalah seorang perempuan yang juga asal Betawi berdarah Arab. Syarifah Sidah meupakan
putri Habib Alwi al-Attas, seorang tokoh cukup berpengaruh di daerah Petamburan hingga Tanah
Abang. Syarifah Sidah lahir di Jakarta pada 26 September 1943. Setidaknya selama 13 tahun Syarifah
Sidah telah menyaksikan perjalan putranya memimpin FPI. Menyaksikan pula bagaimana putranya
dicaci, dikriminalisasi, bahkan dipenjara hingga 3 kali. Pada tanggal 3 Desember 2012 sekitar pukul
14.30 WIB, ia harus menghadap keharibaan Ilahi. Diagnosa dokter, wafatnya akibat penyakit jantung
dan gula yang dideritanya cukup lama. Ia dimakamkan di sebuah pemakaman keluarga di daerah
Cibubur, Bogor, Jawa Barat; Lihat Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 8. 6 Farwah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h. 26. 7 Adalah cicit dari Utsman b. Yahya, seorang tokoh Mufti Betawi yang sangat tersohor. Lihat
Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 65. 8 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 61-63. 9 Rizieq, Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam, h. 204; Dan lihat Rizieq, Wawasan
Kebangsaan NKRI, h. 286. 10 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 73. 11 Farwah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h. 28.
21
Terkait dengan adanya diskriminalisasi hukum12 yang ditudingkan kepada
MRS, hal tersebut menyebabkannya dipenjara tiga kali13. Di samping itu, seperti
kebanyakan para Haba’ib di Indonesia atau Hadhramaut pada umumnya, MRS juga
berakidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah14. Dalam Ushūl, Abū al-Ḥasan al-Asy‘arī15
menjadi pegangannya. Adapun dalam Furū‘, Imam Syafi‘ī16 menjadi rujukannya.
Sementara Ba’alawi17 sebagai tarekatnya, dan Amar Makruf Nahi Munkar sebagai
pergerakan dakwahnya, dengan FPI sebagai motor penggeraknya.18
12 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 73. 13 Penjara part 1 pada 16 Oktober 2002 MRS dijebloskan ke dalam bui di Rutan Polda Metro
Jaya. Penjara part 2 pada 29 Juli 2003, ia dijebloskan juga ke Rutan Salemba, Jakarta Pusat. Dan penjara
part 3 pada 30 Oktober 2008, Ketua Majelis Hukum, Penusunan Harahap, di Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat memvonis MRS dengan hukuman penjara selama 1,5 tahun. Lihat Ibnu Umar Junior, The Legend
Habib Rizieq Shihab, h. 119-125. 14 Ahlus Sunnah wal Jamaah merupakan istilah bagi kelompok yang mengikut metodenya Salafus
Shalih dalam artian kelompok yang berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunah. Ketika disebutkan
istilah Ahlus Suunnah wal Jamah di beberapa kitab maksudnya adalah Asy’ariyah, Maturidiyah dan
aṣḥāb Al-ḥadīts. Lihat Ḥamad Al-Sinān dan Fauzī al-‘Anjazī, Ahl Al-Sunnah Al-Asyā‘irah; Syahādat
‘Ulamā’ Al-Ummah Wa Adillatuhum (Bairut: Dār Al-Ḍiyā’, t.t.), h. 80. 15 Abū Ḥasan al-Asy‘arī nama lengkap ‘Alī b. Ismā‘īl b. Abī Bisyr Isḥāq b. Sālim b. Ismā‘īl b.
‘Abdillāh b. Mūsā b. Bilāl b. Abī Burdah b. Abū Mūsā b. ‘Abdillāh b. Qais Al-Asy‘arī, pelopor aliran
Asy‘ariyah, ahli kalam, guru tarekat Ahlus Sunnah wal Jamaah. Lahir pada tahun 260 H, dan wafat pada
tahun 334 H. Lihat Ḥamad Al-Sinān dan Fauzī Al-‘Anjarī, Ahl Al-Sunnah Al-Asyā‘irah, h. 39; Lihat
Abū Al-Fatḥ Muḥammad ‘Abd al-Karīm b. Abī Bakr Aḥmad Al-Syahrastānī, Al-Milal Wa Al-Niḥal
(Bairut: Dār Al-Fikr, 2005), h. 75; Dan lihat Ibn Ḥazm Al-Dzāhirī Al-Andalūsī, Al-Fiṣal Fī Al-Milal Wa
Al-Ahwā’ Wa Al-Niḥal (T.tp.: Maktabat Al-Salām Al-‘Ilmiyyah, t.t.), Juz I, h. 97. 16 Madzhab Al-Syāfi‘ī pendirinya Muḥammad b. Idrīs b. Al-‘Abbās b. ‘Utsmān b. Syāfi‘ Al-
Syāfi‘ī. Ia lahir pada tahun 150 H., dan wafat pada tahun 204 H. Lihat Akram Yūsuf ‘Umar Al-Qawāsī,
Al-Madkhal Ilā Madzhāb Al-Imām Al-Syāfi‘ī, Cet. 1 (Yordania: Dār Al-Nafā’is, 2003), h. 25. 17 Tareqah Ba’alawi merupakan tarekat yang cukup populer terutama di Indonesia, Yaman,
Malasyia, Singapura, India, Pakistan, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab. Ajaran ini mengadopsi ajaran
datuknya para Ahlul Bait Nabi Saw., yang kemudian kembali dipopulerkan oleh Muhammad b. Ali
Ba’alawi. Ajarannya sangat sederhana, yaitu syi’ar berdakwah, berwawasan ilmu, lembut berakhlak,
sabar berkondisi, dan dermawan bersedekah. Tapi ajaran ini akan bertambah fungsi tatkala kehormatan
Islam diinjak dan umatnya dizalimi. Lihat Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 84. 18 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 83.
22
1. Keunikan Riwayat Pendidikan Muhammad Rizieq Syihab
Setiap ulama pasti mempunyai riḥlah ‘ilmiyah, karena melalui riḥlah tersebut
dapat diketahui sejauh mana hubungan guru dan murid. Dan dari hubungan guru dan
muridlah menjadi salah satu wasīlah atau perantara untuk menanamkan ideologi
maupun doktrin, bahkan cara berpikirpun dapat dibentuk dari hubungan guru maupun
murid.
Sebagaimana yang disebutkan oleh MRS dalam beberapa karyanya bahwa
semenjak usia dini, ghīrah dan keinginnannya dalam belajar agama sangat besar. Oleh
karena itu, menginjak usia 4 tahun, ia sudah rajin mengaji di masjid-masjid.19 Jenjang
pendidikan formal MRS dimulai di SDN 1 Pertamburan lokasinya juga masih berada
di Jalan Petamburan IV, Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan lulus
SD pada tahun 1975 dengan nilai yang sangat memuaskan pada usia muda belum genap
10 tahun. Oleh karenanya, ia disebut sebagai siswa berprestasi sangat gemilang.
Beasiswa diperolehnya untuk melanjutkan masuk ke SMPN 40 Pejompongan
kelurahan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.20
Kali ini sekolah berjarak sekitar 3 kilometer dari rumahnya, tubuh MRS yang
kecil karena memang ia lulus SD di usia muda membuat ibunya mulai berpikir untuk
membatalkan beasiswanya ke sekolah dekat dari rumah, akhirnya MRS pindah ke SMP
19 Rizieq, Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam, h. 203; Dan lihat Rizieq, Wawasan
Kebangsaan NKRI, h. 285. 20 Rizieq, Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam, h. 204; Lihat Rizieq, Wawasan
Kebangsaan NKRI, h. 286; Lihat Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 28; Dan lihat
Farwah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h. 29.
23
Kristen Bethel Petamburan yang jaraknya lebih dekat dari rumahnya, dan lulus pada
tahun 1979.21
Pada usia yang memang baru 10 tahun, MRS dikenal sebagai murid pembantah
doktrinisasi guru di SMP Bethel. Kepopulerannya semakin menjadi manakala
bantahannya seringkali mematahkan argumen lawan bicara sekelas pendeta yang
usianya di atasnya.22 Ia pun ia dapat menolak aksi misionari kepadanya tersebut tanpa
harus berselisih paham yang berkelanjutan. Meskipun demikian, hingga kini ia masih
tetap menjalin hubungan yang baik dengan pendeta dan masyarakat Kristen yang ada
di sekitar lingkungan rumahnya. Toleransi tetap ia pegang, selama saling menghargai
tidak ada alasan untuk saling membenci.23
Pada usia memasuki 14 tahun, MRS lulus dari SMP Kristen Bethel. Kemudian
MRS melanjutkan pendidikannya di SMAN 4 di Jalan Batu No. 3, Kelurahan Gambir,
Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Namun, belum setahun ia bersekolah di SMAN 4
karena ibunya berminat untuk pindah rumah. Bertepatan saat kenaikan kelas, ia
berpindah sekolah ke kelas 2 SMA Islamic Village di Jalan Imam Bonjol, Kelapa Dua,
Karawaci, Tangerang.24
Setelah lulus SMA Islamic Village, MRS tertarik memperdalam ilmu Bahasa
Arab. Pada tahun 1984, ia mendaftar di LPBA (Lembaga Pendidikan Bahasa Arab),
sebuah lembaga milik Universitas Islam Imam Muhammad b. Saud, KSA (Kingdom
21 Rizieq, Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam, h. 204; Lihat Rizieq, Wawasan
Kebangsaan NKRI, h. 286; Lihat Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 28; Dan lihat
Farwah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h. 29. 22 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 30. 23 Farwah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h. 29. 24 Fikry Muhammadi, Sisi Lain Habib Rizieq, h. 31; Dan lihat Ibnu Umar Junior, The Legend
Habib Rizieq Shihab, h. 33.
24
Of Saudi Arabia), yang berlokasi di Salemba Raya, Jakarta Timur. Karena
kecerdasannya, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di Fakultas
Tarbiyah, Jurusan Fiqh dan Ushul, King Saud University. Pada tahun 1984, atas restu
ibunya ia berangkat ke Riyadh, Saudi Arabia. Di King Saud University, MRS
mempelajari aneka cabang keilmuan dalam rumpun Dirāsah Islāmiyyah atau studi
agama Islam.25 Pada 1990, ia lulus S1 bidang Fiqh dan Ushul dari King Saud
dengan predikat cumlaude.26
Usai menyabet gelar cumlaude di King Saud University pada tahun 2004, MRS
kembali memperoleh beasiswa S2 di Universitas Antar Bangsa Malasyia. Namun baru
setahun studinya berlangsung, sistem beasiswanya mengalami perubahan. Dampak
perubahan sistem itu, dengan terpaksa MRS harus berhenti melanjutkan studinya di
Universitas tersebut karena memberatkan ekonominya. Pada tahun 2006, beasiswa pun
kembali diperolehnya di Fakultas Syariah Universitas Sains Islam Malaya (USIM)
yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malasyia, dan lulus pada tahun 2010 dengan predikat
camlaude. Kemudian, MRS meneruskan kembali studi ke jejang doktoral di
Universitas yang sama, dengan predikat yang sama juga.27
Dari biografi riwayat pendidikan MRS di atas, maka diketahui ada hal unik dari
MRS, yaitu pada usia yang muda 10 tahun, ketika ia bersekolah di SMP Kristen Bethel
doktrinisasi yang diutarakan oleh guru dibantahnya. Bahkan ia mampu mematahkan
25 Fikry Muhammadi, Sisi Lain Habib Rizieq, h. 35. 26 Ibnu Umar, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 71-72; Dan lihat Fikry Muhammadi, Sisi Lain
Habib Rizieq, h. 35. 27 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 77-78; Dan lihat Fikry Muhammadi,
Sisi Lain Habib Rizieq, h. 35.
25
argumen pendeta yang usianya jauh darinya. Keunikannya itu menunjukkan dan
membuktikan bahwa ia adalah sosok pria di atas rata-rata karena kecerdasan dan
ketegasannya yang dimiliki sejak kecil.
Adapun guru-guru MRS, di antaranya Habib Alawi Jamalullail, Habib Ali b.
Abdurraman Assegaf, Habib Abdullah al-Attas, Habib Abdullah al-Faqih al-Attas,
Habib Muhsin b. Ahmad al-Attas, KH. Abdullah Syafii al-Batawi, KH. Aminullah al-
Batawi, Habib Muhammad b. Alawi al-Maliki, Habib Muhammad al-Haddar, dan
masih banyak lagi.28 Dari guru-guru tersebut MRS memiliki ilmu, dan dari guru-
gurunya juga ia memperoleh inspirasi.
Dari beberapa guru yang telah disebutkan di atas, Habib Muhsin al-Attas, guru
MRS yang pakar fiqh menjadi ‘pendobrak’ pertama inspirasinya. Salah satu prinsip
Habib Muhsin yang terus terngiang adalah jika Allah menetapkan status hukum halal
atau haram, maka konsekwensi hukumnya harus ditaati. Jangankan kemunkaran,
karena kemunkaran adalah kebatilan yang harus dilawan. Tak ada negosasi! Tak peduli
kata orang. Style Habib Muhsin itu yang banyak mewarnai gaya dakwah MRS terutama
untuk penegakan amar makruf nahi munkar.29
Selain Habib Muhsin, Habib Muhammad b. Alawi al-Maliki juga menjadi guru
inspirasinya. Di Negara Saudi Arabia, Habib Muhammad merupakan tokoh sangat
berpengaruh. Tetapi ideologinya berbeda dengan penguasa saat itu. Tarekat Ba’alawi
yang dianutnya sempat beberapa kali diintevensi pemerintah, sehingga aparat dan
28 Farwah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h. 31. 29 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 111; Dan lihat, Fikry Muhammadi, Sisi
Lain Habib Rizieq, h. 35.
26
kebanyakan masyarakat Arab Saudi harus kontradiksi dengannya. Saat itu, MRS
mengikuti serangkaian kajiannya di Mekah, Arab Saudi, MRS saksikan sendiri
bagaimana di tengah jempitan kekuatan penguasa dan masyarakat, Habib Muhammad
dengan komunitas kecilnya tetap bertahan, bahkan terus berlanjut dan bahkan semakin
berkembang.30
2. Pusat Kegiatan Muhamamad Rizieq Syihab dalam Penyebaran Amar
Makruf Nahi Munkar
Memasuki usia 17 tahun, kedewasaan MRS terus menanjak, jiwa
kepemimpinan pun mulai terlihat, ia sudah terjun secara aktif membolisasi kawan-
kawannya untuk mengadakan sejumlah kegiatan positif para remaja. Dengan dukungan
kawan-kawannya dan kerabatnnya, ia mendirikan sebuah perkumpulan remaja yang
diberi nama “al-Huseini”. Di antara tujuannya mendirikan perkumpulan tersebut
adalah untuk mengarahkan remaja agar tidak terperosok dalam pergaulan negatif,
dimana kondisi ibukota saat itu terbilang cukup mengkhawatirkan, baik dari faktor
kriminal maupun maksiat. Selama berdirinya perkumpulan tersebut, ia sempat menjadi
Ketua Umum.31 Dan pada usia tidak lebih 18 tahun, ia merantau ke Medan, Sumatera
Utara untuk bekerja di perusahaan kontraktor.32
Selain menjadi aktifis organisasi dan karyawan, menjadi seorang pembimbing
atau guru juga sudah sejak awal memang telah menjadi ciri MRS, bahkan pada tahun
1993, setelah kepulangannya dari studi di Saudi Arabia, selain aktif mengajar di majelis
30 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 111-112. 31 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 34-35. 32 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 53.
27
ta’lim, MRS juga menjadi guru di Aliyah Jami’at Kheir33 yang berlokasi di KH. Mas
Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Setahun kemudian di tahun 1994, ia menjadi
Wakepsek (Wakil Kepala Sekolah), bahkan di tahun 1995, ia menduduki jabatan
Kepsek (Kepala Sekolah) Madrasah Aliyah Jam’iat Kheir sampai tahun 1996.
Meskipun sudah tidak menjabat sebagai Kepala Sekolah di sana, ia masih aktif
mengajar di sekolah tersebut sebagai guru bidang fiqih atau ushul fiqih dan ilmu waris
(faraid).34
MRS juga pernah menjadi Dewan Syaria BPRS at-Taqwa, Tangerang. Sebelum
menjadi ketua FPI, ia juga pernah menjadi pemimpin atau pembina sejumlah majelis
taklim se-Jabodetabek, ia juga mempunyai majelis taklim yang bernama “al-Ishlah”.
Selain itu, ia juga pernah dijadikan sebagai Dewan Pembina Forum Umat Islam (FUI),
Dewan Pembina Komite Imamah Nasional (DIN), Dewan Pembina Komite
Pembebasan Aqsha (KPA), Dewan Pembina Hilal Merah Indonesia (HILMI), Dewan
Penasehat Rabithah al-Alawiyah dan Dewan Pembina Laskar Anti Korupsi Pejuang
45. MRS juga dinobatkan sebagai Mufti Besar Kesultanan Sulu Malasyia pada 19
Maret 2009 dengan gelar DPMSS (Datuk Paduka Maulana Syar’i Sulu). Dan ia juga
pernah ditawarkan menjadi dosen di Universitas di Malasyia tempat ia menamatkan
33 Jami’at Kheir adalah Sebuah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang didirikan oleh para
imigran Hadhrami (orang-orang Indonesia keturunan Timur Tengah yang berasal dari Hadhramaut,
Yaman) pada era kolonial untuk suatu tujuan memajukan sumber daya manusia kalangan Hadhrami
dalam upaya memajukan kesejahteraan mereka. Lihat Fikry Muhammadi, Sisi Lain Habib Rizieq, h. 41. 34 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 87-88; Dan lihat Farwah, “Pemikiran
Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h. 38.
28
studi S2nya. MRS juga mendirikan pesantren agrokultural yang berstandar
Internasional.35
Dari beberapa kegiatan MRS yang disebutkan, kemungkinan ada 3 karir yang
menjadikan pusat penyebaran dakwah amar makruf nahi munkar dan pemikirannya,
yaitu ketika ia menjadi pemimpin FPI, Imam Besar Kesultanan Sulu dan pendiri
pesantren Argokultural. Karena 3 karir tersebut, MRS menjadi figur yang sangat
penting sehingga sangat mudah baginya untuk menyebarkan amar makruf nahi munkar
dan menuangkan semua pemikirannya.
Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang diembannya dapat diketahui bahwa jadwal
MRS padat, tetapi hal tersebut tidak menahannya untuk berkarya, sejumlah karya telah
berhasil ia rampungkan. Semua karya tulis telah dicetak dan disebarluaskan, di
antaranya adalah Dialog FPI; Amar Makruf Nahi Munkar (2003), Pledoi FPI; Suara
Dari Penjara (2003), al-Munajat al-Lathifah (2003), ad-Du’a al-Qur’ani (2003),
Inilah Dalil Kami (2003), Liberal Musuh Islam (2011), Wawasan Kebangsaan Menuju
NKRI Bersyariah (2012), Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam (2013).
Beberapa karya tulisnya bahkan dirampungkan saat ia mendekam dalam sel tahanan36
diantaranya adalah Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang akan dibahas.
35 Farwah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h.38; Dan lihat
Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 115. 36 Ibnu Umar Junior, The Legend Habib Rizieq Shihab, h. 191.
29
B. Deskripsi Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar
1. Latar Belakang Penulisan
Berdasarkan pengakuan MRS dalam pengantar buku Dialog FPI mengatakan
bahwa sejak FPI (Front Pembela Islam) merancangkan Gerakan Nasional Anti Maksiat
pada saat deklarasi pendirian organisasi, tanggal 25 Rabius Sani 1419 H./ 17 Agustus
1998 M. Dan saat itu pula, berbagai kritik, ancaman dan intimidasi, kerap kali
dialamatkan ke organisasi ini. Selain itu juga, berbagai ujian dan cobaan pun
menghantam FPI dan para aktivisnya. Pada tanggal 3 Sya’ban 1419 H./ 22 November
1998 M., terjadi peristiwa Ketapang, yang menyeret FPI ke dalam tragedi berdarah
yang menggemparkan dunia.
Dan pada tanggal 25 Dzulhijah 1419 H./ 11 April 1999 M., MRS selaku Ketua
Umum FPI ditembak orang tak dikenal, dan dengan pertolongan Allah Swt. MRS
selamat dari usaha percobaan pembunuhan tersebut. Sedang pada tanggal 21 Rabiul
Akhir 1421 H./ 23 Juli 2000 M., al-Habib Sholeh Alattas, salah seorang penasehat
DPP-FPI, terbunuh ditembak orang tak dikenal di depan halaman rumahnya, usai
mengimami salat Shubuh di Masjid.37 Esoknya, tanggal 22 Rabiul Akhir 1421 H./ 24
Juli 2000 M. sore hari, KH. Cecep Bustomi, salah seorang deklarator FPI, ketika keluar
dari Markas Group I Kopassus di Serang, usai bertemu Wakil Komandan Group I, ia
dikejar sejumlah orang tidak dikenal dengan menggunakan motor tril, sambil terus
memberondong tembakan hingga Pasar Rawu–Serang, Banten. Akhirnya beliau
terbunuh secara tragis.
37 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 3.
30
Sepanjang tahun 2000 ini pula, terjadi penangkapan besar-besaran terhadap
aktivis FPI di berbagai wilayah. Bahkan pada tanggal 15 Ramadhan 1421 H./ 11
Desember 2000 M., menjelang sahur, aparat kepolisian dengan sangat brutal
menembaki Tim Monitoring Laskar FPI Pusat secara membabi buta. Penembakan
tersebut dilatarbelakangi oleh kekecewaan dan sakit hati sejumlah oknum kepolisian,
karena lahan setoran judinya diserang salah satu Posko Laskar FPI di wilayah Jakarta
Pusat.
Dua hari kemudian, tanggal 17 Ramadhan 1421 H./ 133 Desember 2000 M., al-
Habib Sholeh al-Habsyi, Ketua Majelis Syura FPI Jawa Barat diserang segerombolan
preman, rumah tinggalnya dijarah dan dibakar. Alhamdulillah, beliau dan keluarga
berhasil meloloskan diri.
Puncaknya pada tanggal 28 Ramadhan 1421 H./ 24 Desember 2000 M., malam
Natal, di SCTV lewat suatu acara dialog dengan Presiden RI ke 4, yang didampingi
dan dipandu oleh salah seorang Presenter SCTV. Dan Presiden menyatakan
bahwasanya FPI harus bubar, dan batas waktu yang diberikan adalah sampai akhir
Januari 2001 M.38 Adapun penyebab pembubaran FPI tersebut sebagaiamana yang
dikatakan oleh Habib Muhsin bahwa mereka melihat FPI sebagai kencaman, intoleran,
radikalisme, anti Bhineka.39 Namun, Allah Swt. menghendaki lain. Ternyata pada
tanggal 3 Jumadal Ula 1422 H./ 24 Juli M., Presiden RI ke-4 dilengserkan musuh-
musuh politiknya. Sedang FPI, hingga saat ini tetap ada dan diakui eksistensinya.40
38 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 4. 39 Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad al-Attas, Depok, 23 Maret 2018. 40 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 5.
31
Sikap permusuhan FPI tidak hanya datang dari dalam negeri, sejumlah negara
barat yang anti Islam seperti Amerika Serikat dan Inggris pun melakukan propaganda
licik untuk memojokkan FPI. Laporan Departemen Luar Negeri AS yang menyatakan
bahwa FPI adalah salah satu jaringan “teroris” Usamah b. Ladin. Karena itulah, saat
ini segenap aktivis FPI harus ekstra hati-hati jika ingin melakukan perjalanan ke luar
negeri.41 Adapun ketidaksukaan AS terhadap FPI berawal dari Gerakan Anti Maksiat
yang marak di tanah air. Warga AS yang banyak berkeliaran di Indonesia merasa
terusik, karena kehadiran mereka di sini bukan sekedar bertujuan wisata tetapi mereka
banyak ikut menyemarakan kemaksiatan bahkan mereka adalah sumber kemaksiatan.42
Pada tanggal 9 Sya’ban 1423 H./ 16 Oktober 2002 M., MRS dipenjara dalam
Rumah Tahanan Polda Metro Jaya tanpa alasan yuridis yang jelas. Kemudian
dilanjutkan dengan Tahanan Rumah, lalu Penangguhan Penahanan hingga 18 Shafar
1423 H./ 20 April 2003 M. dan pada tanggal 19 Shafar 1423 H./ 21 April 2003 M.,
MRS kembali dijebloskan ke penjara Rumah Tahanan Salemba. Ini pun tanpa alasan
hukum yang benar.43
Meskipun kondisinya dalam tahanana, tetapi MRS menyelesaikan penulisan
risalah Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar ketika ia berada di sel no. 19 Blok R
dalam Rutan Salemba di Jakarta Pusat. Kedahsyatan badai tudingan terhadap
perjuangan FPI dalam ber-amar makruf nahi munkar sebagaimana yang telah
disebutkan telah mendorong MRS membuat sebuah risalah yang menghimpun berbagai
41 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 5. 42 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 8. 43 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 9.
32
tuduhan tersebut dalam bentuk dialog Tanya jawab. Sekaligus untuk memberi
informasi dan pengalaman sesama ihwan yang corcern terhadap perjuangan amar
makruf nahi munkar.
Buku Dialog FPI bukan dialog imajiner, semua pertanyaan yang ada dalam
buku tersebut bukan sekedar imajinasi penulis tetapi merupakan pertanyaan dan
pernyataan riil MRS dapatkan dari berbagai kalangan dalam aneka ragam kesempatan.
Harapan MRS, semoga buku Dialog FPI bisa menjadi panduan bagi para pejuang amar
makruf nahi munkar di manapun mereka berada, dan menjadi obat mujarab bagi
mereka yang menderita keraguan, serta menjadi ḥujjah yang kuat terhadap para
penghujat44.
Pernyataan di atas diperkuat oleh Habib Muhsin al-Attas bahwa buku Dialog
FPI tersebut menjadi runjukan utama FPI ketika menegakkan Amar Makruf Nahi
Munkar baik dari dahulu hingga sekarang, meskipun ada sebuah pembaharuan dalam
pergerakan. Hal tersebut merupakan perkembangan-perkembangan yang berada di luar
dari buku Dialog FPI.45
2. Konsep Amar Makruf Nahi Munkar dalam Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi
Munkar
Untuk melihat konsep diperlukan dulu mengetahui pengertian amar makruf
nahi munkar. Sebelum mengetahui makna amar makruf nahi munkar, sebenarnya
44 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 9-10. 45 Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin al-Attas.
33
kalimat ini berasal dari bahasa Arab yang telah meng-indonesia, asalnya “ األمر باملعروف
-Dalam Kamus al .(al-amru bi al-ma‘rūf wa al-nahy ‘an al-munkar) ”والنهي عن املنكر
Mu‘jam al-Wasīṭ disebutkan al-amr berarti keadaan, perihal, urusan, situasi dan
kondisi seperti lafad “ليس لك من األمر شيء”, makna lainnya adalah perintah, ajakan,
himbuan “46”األمر والطلب أو املأمور به. Dan dalam kamus Lisān al-‘Arab disebutkan “ األمر
artinya al-amr (perintah) jelas antonim dari kata al-nahy ”معروف نقيض الن هي
(larangan).47
Sedangkan al-ma’rūf artinya sesuatu yang dikenal baik (kebijakan) dan tidak
ada seorang pun yang mengingkarinya48, yaitu segala perbuatan baik menurut syariat
Islam dan mendekatkan pelakunya kepada Allah Swt. Oleh karena itu MRS,
mengartikan al-amr bi al-ma’rūf dengan menuntut mengadakan kebajikan.49
Dalam al-Qāmūs al-Muḥīṭ disebutkan bahwa kata al-munkar berasal dari kata
yang berarti tipu daya, inkar.50 al-Mu‘jam al-Wasīṭ pun ”النكر والنكارة والنكراء والنكر “
menyebutkan bahwa al-munkar adalah antonim dari kata al-ma‘rūf, maksudnya segala
46 Ibrāhīm Muṣṭafā, dkk., Al-Mu‘jam Al-Wasīṭ, Juz I, Cet. 2 (Kairo: Dār Al-Da‘wah, 1972), h. 26.
47 Muḥammad b. Mukram b. Manẓūr Al-Afriqī Al-Miṣrī, Lisān Al-‘Arab, Juz IV, Cet. 1 (Bairut:
Dār Al-Ṣādir, t.t.), h. 26. 48 Ibnu Manẓūr, Lisān Al-‘Arab, Juz IX, h. 236.
49 Rizeq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 36.
50 Muḥammad b. Ya‘qūb Al-Fairūzabādī, Al-Qāmūs Al-Muḥīṭ, Cet. 2 (Lebanon: Mu’assasat Al-
Risālah, 1987), h. 626.
34
sesuatu yang menurut akal sehat atau syari’at jelek.51 Oleh karena itu, MRS
mengartikan bahwa al-munkar adalah sesuatu yang diinkari (kemunkaran), maksudnya
segala perbuatan al-munkar menurut syariat Islam dan menjauhkan pelakunya dari
pada Allah Swt. Jadi al-nahy ‘an al-munkar artinya adalah mencegah mengadakan
segala kemunkaran. Dengan demikian secara sederhana maksud istilah amar makruf
nahi munkar yang telah meng-Indonesia tersebut adalah menyerukan kebajikan dan
mencegah kemunkaran.52 Dan pengertian yang dimaksud MRS ini sesuai dengan
pengertian pada umumnya, di antaranya sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh
Ali Mustafa Yaqub.53
Dalam rangka mengobati bangsa Indonesia yang sedang sakit demam maksiat,
maka MRS mengajak seluruh umat Islam dan segenap bangsa Indonesia:
a. “Menyemarakan amar makruf”, dengan cara mengadakan majelis dzikir dan
majelis ilmu di Seantero negeri dalam rangka mengobati mereka yang menjadi
korban maksiat.
b. “Menegakkan nahi munkar”, dengan menghancurkan sarang-sarang maksiat yang
menjadi pusat penyebarluasan kemaksiatan.
c. “Menyempurnakan amar makruf nahi munkar”, dengan pembasmian nyamuk-
nyamuk (pelaku) maksiat yang jahat dan berbahaya, mulai dengan cara paling
lembut hingga tegas dan keras bila terpaksa.54
51 Ibrāhīm Musṭafā, Al-Mu‘jam Al-Wasīṭ, Juz II, h. 952. 52 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 35-36. 53 Ali Mustafa Yaqub, Panduan Amar Makruf Nahi Munkar, Cet. 1 (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2012), h. 7. 54 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 13.
35
Tidak ada seorangpun yang memungkiri bahwa sikap lembut dan bijak adalah
sikap yang terpuji, bahkan harus dikedepankan di berbagai situasi dan kondisi apalagi
dalam beramar makruf nahi munkar.55 Namun, bagi MRS kekerasan merupakan
cerminan dari dua sikap. Pertama, cerminan ketegasan sikap dan ketegaran prinsip.
Kedua, cerminan kekasaran sikap dan kebengisan hati. Kekerasan sebagai cerminan
tegas sikap dan tegar prinsip adalah kekerasan yang terpuji, dan tidak bertentangan
dengan syariat dan ini merupakan tindak lanjut dari proses amar makruf nahi munkar
dengan kelembutan yang tidak terselesaikan. Karena dalam QS. al-Taubah ayat 73,
Allah Swt. memerintahkan Rasulullah Saw. untuk bersikap keras terhadap orang-orang
kafir dan munafiq:
جاه د ناف ق ني واغل ظ عليه م ومأواه م جهنم وب ئس يا أي ها النب ر الك فار والم 56(37 الم‘’Wahai Nabi! Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang
munafik, dan bersikap kasarlah kepada mereka. Tempat mereka adalah neraka
Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat mereka’’.57
Adapun kekerasan sebagai cerminan kasar sikap dan kebengisan hati adalah
kekerasan yang tercela, dan dilarang kasar oleh syariat atau bertolak belakang dengan
55 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 65. 56 Menurut Abū Ja‘far pada QS. Al-Taubah ayat 73 ini makna perintah jihad kepada orang kafir
berarti perang (jihad dengan pedang atau senjata), namun para ahli ta’wil berbeda pendapat tentang
makna perintah jihad kepada orang munafik. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa makna perintah
jihad kepada orang kafir dan munafik berarti perintah jihad dengan menggunakan tangan, lisan atau
sesuai dengan kemampuannya, dengan dalil hadis sebagai berikut:
حدثنا ابن وكيع قال، حدثنا محيد بن عبد الرمحن، وحيىي بن آدم، عن حسن بن صاحل، عن علي بن األقمر، ه، فإن مل بيده، فإن مل يستطع فبلسانعن عمرو بن جندب، عن ابن مسعود يف قوله: جاهد الكفار واملنافقني(، قال:
يستطع فبقلبه، فإن مل يستطع فليكفهر يف وجهه.Lihat Muḥammad b. Jarīr b. Yazīd b. Katsīr b. Ghālib Al-Āmalī Abū Ja‘far Al-Ṭabarī, Jāmi‘ Al-Bayān
fī Takwīl Al-Qur’ān, Pentaḥqīq Aḥmad Muḥammad Syākir, Juz XIV, Cet. 1 (Bairut: Mu’assasat Al-
Risālah, 2000), h. 199. 57 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 18.
36
prisip kelembutan yang diajarkan oleh Islam, dan karena dalam QS. Ālī ‘Imrān ayat
159 dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan Rasulullah Saw. untuk berdakwah
dengan hikmah, arif, bijak, lemah lembut dan tidak boleh kasar ataupun bengis:
ن الله ل نت ل م ولو ك نت فظا غل ي ف ر ظ القلب لن فضوا م فب ما رمحة م ت ه م وا عن ن حول ك فاع 58(951ل م وشاو ره م يف األمر فإ ذا عزمت ف ت وكل على الله إ ن الله حي ب الم ت وكل ني
‘’Maka berkat Rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.59
Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.’’60
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa amar makruf nahi munkar adalah
kewajiban dan jika ia tidak bisa ditegakkan dengan sempurna kecuali dengan sikap
tegas dan keras, maka sikap tersebut wajib demi tegak dan sempurnanya kewajiban
amar makruf nahi munkar.61 Maka berlakulah kaidah fiqih:
62ما ل يتم الواجب إل به فهو واجب‘’Apa-apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya, maka ia
ikut menjadi wajib”.63
58 Pada ayat ini menjelaskan tentang Allah memuji Nabi Muhammad Saw., dan sifat-sifatnya
yang selalu bersikap lemah lembut dan tidak bersikap keras terhadap para pengikutnya serta memaafkan
dan memintakan ampun bagi mereka atas kesalahan-kesalahan mereka. Dan Allah memerintahkan Nabi
Muhammad Saw. agar bermusyawarah dalam segala urusan. Di dalam melaksanakan hasil-hasil
musyawarah, agar bertawakal kepad Allah Swt. Lihat Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-
Qur’an dan Tafsirnya, Jil. II (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), h. 68. 59 Urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,
kemasyarakatan dan lain-lain. 60 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 18.
61 Rizieq, Dialog FPI Amar Makrruf Nahi Munkar, h. 65. 62 Muhammad b. Al-Ḥusain b. Muḥammad b. Khalf b. Al-Farrā’, Al-‘Iddah fī Uṣūl Al-Fiqh,
Pentaḥqīq Aḥmad b. ‘Alī b. Sair Al-Mubārakī, Juz II, Cet. 2 (Riyad: T.pn., 1990), h. 419. 63 Rizieq, Dialog FPI Amar Makrruf Nahi Munkar, h. 65.
37
Sikap tegas dan keras pada kondisi seperti ini bukan kekerasan yang tercela,
bahkan yang terpuji karena menjadi wasilah perjuangan yang lazim demi sempurnanya
amar makruf nahi munkar yang sedang diperjuangkan. Karenanya, kekerasan terpuji
semacam ini dibenarkan dalam al-Qur’an dan hadis, dan merupakan bagian tak
terpisahkan dari perjuangan Islam semenjak zaman permulaan hingga saat ini.64
Namun, sikap tegas dan kekerasan dalam perjuangan ini sering disalahartikan sebagai
tindakan anarkis, brutal, main hakim sendiri dan tidak adanya toleransi sehingga MRS
sering difitnah sebagai ulama fundamental yang sering mendahulukan kekerasan
ketimbang berbincang-bincang dengan musyawarah.65
Membela agama dan mempertahankan agama adalah suatu upaya untuk
menjaga keberlangsungan pengalaman ajaran agama secara aman dan tenang dengan
menjauhkan segala bentuk kekerasan yang membahayakan kemurnian agama.
Pengertian tersebut mencakup upaya melawan penindasan terhadap agama, memerangi
kezaliman dan menentang kemunkaran. Hal inilah yang menjadi subtansi peperangan
Rasulullah Saw., dan ini pulalah yang menjadi subtansi penghancuran sarang
kemaksiatan. Jadi keduanya mempunyai persamaan subtansial.66
Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa MRS menggunakan istilah ḥujjah
qur’āniyyah, dan ḥujjah nabawiyyah untuk menguatkan dalam penegakkan nahi
munkar dengan sumber al-Qur’an dan hadis. MRS menghancurkan dan membakar
tempat maksiat yang menjadi pusat perluasan kemaksiatan. Berikut ḥujjah qur’āniyyah
64 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 68-69. 65 Farwah, “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA”, h. 57; Dan lihat,
Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 259-360. 66 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 77.
38
adalah kisah masjid al-Dhirar yang terdapat pada QS. al-Taubah: 107-108, sebagai
berikut:
ن ني وإ رصادا ل من حارب الله و رارا وك فرا وت فر يقا ب ني الم ؤم دا ض ن ق بل والذ ين اتذ وا مسج وله م رس على 903ن إ ن أردنا إ ل ال سن والله يشهد إ ن ه م لكاذ ب ون وليحل ف د أ ( ل ت ق م ف يه أبدا لمسج
ن أول ي وم أحق أن ت ق وم ف يه ف يه ر جال حي بون أن ي تطهر وا والله حي ب ا 63(908م طهر ين ل الت قوى م ‘’Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin) dan karena
kekafiran (nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta
menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak
dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah, "Kami tidak menghendaki selain
kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta
(dalam sumpahnya). Janganlah kamu salat dalam masjid itu selama-lamanya.
Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang
ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”.68
Dalam kitab Asbāb Nuzūl al-Qur’ān, karya al-Imām Abū al-Ḥasan ‘Alī b.
Aḥmad al-Wāḥidī al-Naisābūrī, disebutkan bahwasanya sebab turunnya ayat tersebut
bermula dari seorang tokoh pribumi Madinah, asal suku Khazraj, yang biasa dipanggil
Abū ‘Āmir al-Rāhib. Sejak zaman Jahiliyah, Abū ‘Āmir menjadi pengikut taat agama
Nasrani, ia dicintai kaumnya serta punya kedudukan yang terhormat di Madinah.
Namun setelah kedatangan Rasulullah Saw. di Madinah, Abū ‘Āmir merasa kehilangan
pamor dan kedudukan akhirnya dengan penuh iri dan dengki ia berkata dengan lantang
67 Pada QS. Al-Taubah ayat 107, Allah menjelaskan maksud mereka (Abū ‘Āmir beserta
pengikutnya) mendirikan masjid tersebut yaitu: (1) Untuk mencelakakan orang-orang mukmin yang
biasa beribadah di Masjid Quba’. (2) Sebagai fasilitas dalam melakukan berbagai perbuatan sebagai
manifestasi kekafiran. Kaum munafik meninggalkan salat dengan sembunyi-sembunyi dalam bangunan
yang mereka dirikan itu. (3) Untuk memecah belah antara kaum Muslimin yang berdiam di daerah itu.
(4) Menjadi tempat berlindung bagi orang-orang yang biasa memerangi agama Allah, sehingga apabila
mereka datang ke tempat itu, mereka mendapatkan tempat perlindungan yang aman. Lihat Kemenag RI,
Al-Qur’an dan Tafsirnya, h. 208-209. 68 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 77.
39
di hadapan nabi Saw., “ د ق وما ي قات ل ونك إ ل قات لت ك معه م Tidaklah aku dapatkan) ”ل أج
suatu kaum memerangimu melainkan aku pasti memerangimu bersama mereka).69
Tercatat juga dalam sejarah, mulai dari perang Uhud hingga Hunain, Abū ‘Āmir
banyak mengambil peran di pihak musuh untuk memerangi Rasulullah Saw., oleh
karena itu tidak berlebihan bagi Rasulullah Saw. menjulukinya dengan “Abū ‘Āmir al-
Fāsiq” sebagaimana disinggung dalam kitab Tanwīr al-Miqbās min Tafsīr Ibn al-
‘Abbās karya Abu Ṭāhir b. Ya‘qūb al-Fairūzabādī.70
Setelah perang Hunain, Abū ‘Āmir melarikan diri ke Romawi dan meminta
bantuan Kaisar Hiraclius untuk memerangi Rasulullah Saw. dari sana mulailah Abū
‘Āmir menyurati sejumlah pengikut setianya di Madinah yang selama ini pura-pura
masuk Islam. Ia mengatur strategi agar pengikutnya mendirikan sebuah masjid tidak
jauh dari Masjid Quba.
Saat membangun masjid tersebut, kaum Munafikin menyampaikan alasan
kepada Rasulullah Saw. sambil bersumpah bahwasanya pembangunan masjid tersebut
dimaksudkan untuk kebajikan, seperti perlindungan kaum lemah serta kemudahan
ibadah di musim dingin. Setelah pembangunan masjid, mereka mengundang
Rasulullah Saw. untuk salat bersama mereka di masjid tersebut. Karena saat itu, beliau
Saw. dan para Sahabat Ra. dalam puncak persiapan keberangkatan ke Tabuk, maka
69 Abū Al-Ḥasan ‘Alī b. AḤmad Al-Wāḥidī, Asbāb Nuzūl Al-Qur’ān, Cet. 1 (Bairut: Dār Al-
Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1991), h. 264-265; Dan lihat Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 78. 70 Majd Al-Dīn Abū Ṭāhir MuḤammad b. Ya‘qūb Al-Fairūzabādī, Tanwīr Al-Miqbās Min Tafsīr
b. ‘Abbās, Cet. 1 (Bairut: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1992 ), h. 214; Dan lihat Rizieq, Dialog FPI Amar
Ma’ruf Nahi Munkar, h. 78.
40
Nabi Saw. menjawab kepada mereka: “ شاء اهلل إنا على فر، ولكن إذا رجعنا إن ” (Kami
dalam persiapan berpergian, akan tetapi jika kami kembali, Insya Allah).71
Saat Rasulullah Saw. kembali dari Tabuk, menjelang kota Madinah, datanglah
Jibril membawa wahyu Allah Swt. Melalui wahyu tersebutlah akhirnya Rasulullah
Saw. mengetahui bahwasanya masjid tersebut dimaksudkan untuk kemudaratan,
kekufuran, memecah belah persaudaraan, dan sebagai tempat mematai-matai gerak-
gerik umat, serta sekaligus untuk tempat penantian kembalinya Abū ‘Āmir membawa
bala bantuan musuh. Oleh karena itu, maka Rasulullah Saw. mengutus orang-orang ke
Masjid Dirar itu untuk merobohkannya sebelum beliau tiba di Madinah.72 Beliau pun
berkata kepada Mālik b. al-Dakhsyam Ma‘īn b. Ma‘dī yang akan dikirim “ ا نطل ق وا إ ل
د الظامل أهل ه ، فاهد موه واحر ق وه Berangkatlah kalian kemasjid itu yang) ”هذا المسج
penghuniya zalim, lalu hancurkan dan bakar masjid itu).73
Sedangkan ḥujjah nabawiyyah yang dijadikan sumber aksi nahi munkar FPI
adalah tentang himmah Rasulullah Saw. yang kuat untuk membakar rumah kaum
Munafikin yang tidak mau salat berjamaah bersama beliau dan Sahabat lainnya di
Masjid Madinah. MRS mengatakan ḥujjah nabawiyyah tersebut sebagaimana hadis
dalam kitab al-Lu’lu’ wa al-Marjān, sebuah kitab himpunanan hadis-hadis Mutafaqun
71 Ismā‘īl b. Katsīr Al-Qurasyī Al-Dimasyqī, Tafsīr Al-Qur’ān Al-Aẓīm, pentaḥqīq Muḥammad
Nāsir Al-Albānī, Juz III (T.tp.: Maktabat Al-Ṣafā, 2004), h. 124-125; Dan lihat, Rizieq, Dialog FPI
Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 79. 72 Abū Al-Ḥasan ‘Alī b. AḤmad Al-WāḤidī, Asbāb Nuzūl Al-Qur’ān, h. 264-265. 73 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 80; Dan lihat Ibn Katsīr, Tafsīr Al-Qurān
Al-Aẓīm, Juz III, h. 125.
41
Alaih, Kitāb al-Masājid, Abu Hurairah Ra. meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Saw.
bersabda:
لة ف ي ؤذن ل طب ف ي حطب ث آم ر ب ال ي ب يد ه لقد همت أن آم ر ب ا ث آم ر رج ل "والذ ي ن فس إ ل ر جال فأحر ق عليه م ب ي وت ه م" ف ي ؤ م الناس ث أ خال
‘’Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh aku ingin memerintahkan
pengumpulan kayu bakar kemudian dikumpulkan kayu tersebut. Setelah itu aku
perintahkan untuk dilaksanakan panggilan salat. Kemudian aku perintahkan seseorang
untuk mengimami orang- orang yang salat (berjamaah di masjid). Sedangkan aku akan
mendatangi orang- orang (yang tidak salat berjamaah), maka aku akan membakar
rumah mereka.”
Berdasarkan pengakuan MRS juga bahwa meskipun ḥujjah hadis di atas hanya
merupakan sunnah himmayah yang baru berupa keinginan dan belum terwujud dalam
bentuk tindakan, namun setidaknya hadis tersebut menjadi petunjuk akan ketegasan
sikap Nabi Saw.74
Adapun ḥujjah nabawiyyah kedua yang dijadikan sumber atas aksi nahi munkar
FPI adalah riwayat al-Tirmidzī dalam al-Jāmi‘:
نان" ر الد "أهر ق المر واكس ‘’Tumpahkan khamrnya dan pecahkanlah tongnya’’.
Menurut MRS, hadis di atas menjelaskan tentang Rasulullah Saw. menolak
permintaan Abū Ṭalḥah Ra. untuk membuat cuka dari Khamr yang masih ada dan
menyuruhnya untuk menumpahkan khamr dan memecahkan tongnya.75
Dalam kasus pembakaran dan penghancuran masjid al-Dhirar dan
penghancuran berhala di atas, MRS menggunakan kaidah:
74 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 81-82. 75 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 82.
42
76السببالعربة بعموم اللفظ ل خبوص ‘’Pengambilan dalil/ hukum dengan keumuman lafadz bukan dengan
kekhususan sebab”.77
Sehingga ketika MRS menggunakan dalil kaidah ini, maka konsekuwensinya
adalah keumuman dalil-dalil yang telah disebutkan di atas mencakup kejadian apapun
dan di manapun serta kapanpun, yang memiliki subtansi yang sama. Sifat umum ini
akan tetap berlaku selama tidak ada dalil lain yang mengkhususkannya.78
Dari peristiwa itulah, MRS bisa mengambil dua pelajaran yang sangat penting
yang berkaitan dengan masalah penghancuran tempat maksiat. Pertama, tempat
maksiat sebagai tempat terjadinya kemungkaran layak untuk dihancurkan dan dibakar,
meskipun nama yang diberikan untuk tempat kemungkaran tersebut memiliki nama
yang indah, berkonotasi kebijakan, apalagi nama yang terang-terangan berkonotasi
kemaksiatan.
Kedua, bila tempat yang bernama “masjid” saja boleh dihancurkan dan dibakar
saat terbukti dijadikan sarang kemungkaran. Bagaimana dengan “markas
pembodohan”, “pusat pemurtadan”, “pratek perdukunan”, “lokasi pelacuran” dan
berbagai tempat lainnya yang terbukti menjadi tempat transaksi kemunkaran?79.
Bagi MRS, penghancuran atau pembakaran tempat maksiat menyangkut salah
satu teknis dalam ber-amar makruf nahi munkar, yang kedudukan hukumnya kembali
kepada hukum fikih 5, yaitu wajib, mandub, mubah, makruh dan haram. Penentuan
hukum tersebut sangat tergantug pada tingkat kemanfaatan dan mudarat yang
76 Ibn Al-Farā’, Al-‘Iddah fī Uṣūl Al-Fiqh, Juz II, h. 608. 77 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 84. 78 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 85. 79 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 80-81.
43
ditimbulkan, dengan tidak terlepas dari pengaruh situasi dan kondisi yang ada. Adapun
terkait hukum penghancuran/ pembakaran tempat maksiat, MRS menggambarkan
kemungkinan hukum yang muncul, yaitu:
a. Wajib, jika kemunkarannya tidak bisa dihilangkan kecuali dengan
dihancurkan/dibakar, sedang mudaratnya hampir sama sekali tidak ada.
b. Mandub, jika manfaat penghancuran/ pembakaran jauh lebih besar daripada
mudaratnya, dan kemudaratan tersebut mudah dihindarkan.
c. Mubah, jika manfaat penghancuran/ pembakaran jauh lebih besar daripada
mudharatnya, dan kemudaratan tersebut sulit dihindarkan.
d. Makruh, jika manfaat dan kemudaratnya seimbang.
e. Haram, jika mengantarkan kepada mudarat yang lebih besar.
Jadi untuk menentukan hukumnya, harus dilakukan pengkajian yang mendalam
dengan ijtihād yang ekstra hati-hati dan harus dilakukan oleh ahlinya.80
Terlepas dari hukum fiqh yang lima, MRS menggunakan istilah fiqhud dakwah
untuk mempertimbangkan dan menghindarkan terjadinya aksi penghancuran dan
pembakaran tempat maksiat harus dihindarkan sebisa mungkin. Dan MRS juga
mengupayakan untuk mencari alternatif lain sekalipun membutuhkan lebih banyak
pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran. Karena memang pertimbangan “kesan”
termasuk dari pertimbangan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. dalam
perjuangan dakwah.81
80 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 87-88. 81 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 89.
44
Tidak diragukan lagi bahwa FPI merupakan salah satu sarana utama bagi MRS
untuk menegakkan amar makruf nahi munkar, dan dalam FPI memiliki 4 metode dalam
menjalankan setiap aktivitasnya:
Pertama, FPI harus mengedepankan kelembutan, sementara tindakan tegas
hanyalah solusi terakhir. Kedua, FPI hanya concern terhadap jenis “kemaksiatan” yang
sudah disepakati, bukan yang masih diperselisihkan. Ketiga, FPI hanya mengurangi
maksiat yang dilakukan secara terang-terangan dan terbuka. Keempat, FPI membagi
dua wilayah: wilayah aksi amar makruf dan wilayah aksi nahi munkar.
Wilayah aksi amar makruf adalah wilayah kemaksiatan yang didukung oleh
masyarakat setempat atau setidaknya masyarakat tersebut tidak terganggu dengan
kemaksiatan yang ada, seperti karena persoalan mata pencaharian. Dalam wilayah ini,
FPI tidak boleh melakukan aksi keras melawan maksiat, karena hanya akan
menciptakan benturan dengan masyarakat yang memang pada dasarnya belum
memiliki kesadaran beragama yang baik. Untuk menghindarkan konflik horizontal
antar masyarakat, maka FPI berkewajiban melakukan amar makruf dengan
menyemarakan dakwah di wilayah semacam ini untuk menyadarkan umat dari bahaya
maksiat.
Sedangkan wilayah nahi munkar adalah ranah kemaksiatan yang padat maksiat
dan ditolak oleh masyarakat setempat atau setidaknya masyarakat tersebut sudah
diserahkan dan diganggu oleh aktifitas kemaksiatan yang ada. Di wilayah ini, FPI
berkewajiban mendorong dan membantu masyarakat setempat secara optimal untuk
menindak tegas segala kemaksiatan yang ada, karena tingkat kesadaran beragama
45
masyarakat setempat tidak relatif baik. Peran FPI di sini sebagai pelayan umat dalam
melakukan nahi munkar.82 Inilah penegakan amar makruf nahi munkar model FPI.
Hukum agama bersifat mutlak, wajib ditaati secara keseluruhan dan tidak ada
jalan untuk menyiasatinya. Sehingga amar makruf nahi munkar yang diperjuangkan
FPI harus tunduk dan patuh kepada aturan yang berlaku dalam syariat Islam. Sedang
hukum negara tidak mutlak, jika ia sesuai dengan norma-norma agama maka kita wajib
taati, sebaliknya jika ia berbenturan dengan agama harus kita tolak. Dalam menolak ini
dibutuhkan strategi dan siasat.83
MRS mengungkapkan salah satu rahasia yang terkandung dalam firman Allah
QS. al-Nisā’ ayat 59:
نك م يا أي ها الذ ين آمن وا ول وأ ول األمر م 84أط يع وا الله وأط يع وا الر
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), serta
ulil amri diantara kamu.”
Pada ayat di atas, menurut MRS, “taatilah” Allah Swt. begitu pula Rasulullah
Saw. Sedangkan untuk ūlī al-amr, baik diartikan ulama atau umara, hanya di aṭafkan
saja kepada sebelumnya. Ini adalah isyārah ilaihi bahwa taat kepada Allah Swt. dan
82 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 243-244. 83 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 234. 84 Ayat ini memerintahkan agar kaum Muslimin taat dan patuh kepada-Nya, kepada Rasul-Nya
dan kepada orang yang memegang kekuasaan di antara mereka agar tercipta kemaslahatan umum. Untuk
kesempurnaan pelaksanaan amanat dan hukum sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, hendaklah kaum
Muslimin: (1) Taat dan patuh kepada perintah Allah dengan mengamalkan isi Kitab suci Al-Qur’an,
melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkannya. (2) Melaksanakan ajaran-ajaran yang dibawa
Rasulullah Saw. pembawa amanat dari Allah untuk dilaksanakan oleh segenap hamba-Nya. (3) Patuh
kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan ūli Al-amr yaitu orang-orang yang memegang
kekuasaan di antara mereka. Apabila mereka telah sepakat dalam suatu hal, maka kaum Muslimin
berkewajiban melaksanakannya dengan syarat bahwa keputusan mereka tidak bertentangan dengan
Kitab Al-Qur’an dan hadis. (4) Kalau ada sesuatu yang diperselisihkan dan tidak tercapai kata sepakat,
maka wajib dikembalikan kepada Al-Qur’an dan hadis. Lihat Kemenag RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya,
Jil. II, h. 198-199.
46
Rasulullah Saw. adalah mutlak, sedang taat kepada ūlī al-amr tergantung kepada
kesesuaian keputusan mereka dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Bila sesuai syariat
wajib ditaati, bila tidak maka haram untuk ditaati. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
bersabda:
ل طاعة ملخلوق ىف معية الالق، إمنا الطاعة ىف املعروف‘’Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam maksiat kepada khaliq (sang
pencipta). Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebajikan”85.
Oleh karena itu, pola pejuang FPI dalam perjuangan amar makruf nahi munkar
tunduk kepada aturan syariat Islam. Tentang hukum Negara, maka FPI akan tunduk
sepanjang tidak berbenturan dengan ajaran agama. Adapun seperangkat peraturan dan
perundang-undangan yang bertolak belakang dengan syariat Islam, maka FPI dalam
perjuangannya akan berusaha untuk menyiasatinya sehingga terhindar dari jembatan
melawan hukum negara, sambil terus berjuang merubah segala ketentuan hukum yang
sesat lagi menyesatkan ke arah Islami. Ini adalah kewajiban.86
Seperti halnya hukum sipil yang ada di Indonesia tidak layak disebut sebagai
hukum positif, karena mengakibatkan banyak hal yang negatif, seperti problem sosial,
pewarisan dendam, pemborosan uang negara, tidak ada efek jera, dan tidak menjamin
rasa aman masyarakat. Selain itu, hukum sipil tidak memiliki manfaat agama seperti
pengampunan dan keberkahan, bahkan sebaliknya hanya menambah dosa dan
menghilangkan keberkahan, sehingga membuat negara semakin bobrok dan hancur.
85 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 234-235. 86 Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 235.
47
Sedangkan hukum Islam jelas manfaat agamanya, dan menuntaskan masalah
hingga ke akar persoalannya. Dengan demikian, sesuai standar kemampuan suatu jenis
hukum dan menuntaskan persoalan hukum, maka hukum sipil tidak pantas disebut
sebagai hukum positif, tapi hukum Islamlah yang paling pantas menyandangnya,
sehingga sudah patutnya hukum Islam diformalisasikan sebagai undang-undang
Negara Republik Indonesia. Maka dari itu, dengan syariat Islam mestinya kita mampu
membangun Negara Tanpa Penjara.87
Dari sekian konsep amar makruf nahi munkar dalam Dialog FPI, dapat diterima
oleh peneliti, hanya saja penulis kurang setuju dengan sikap anarkis yang dilakukannya
karena tidak mendapatkan izin dari pemerintah. Namun, jika MRS mempunyai jabatan
sebagai pemerintahan yang memiliki hak atas sikap anarkis tersebut maka sikap anarkis
tersebut dibenarkan. Selain itu, terkait keinginan MRS untuk menerapkan hukum Islam
di Indonesia tidak bisa dibenarkan juga, karena negara Indonesia adalah Negara
Pancasila bukan Negara Islam.
87 Rizieq, Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam, h. 128-129.
48
BAB III
KRITIK HADIS-HADIS DALAM DIALOG FPI
A. TAKHRĪJ
Berdasarkan hasil pelacakan yang telah dilakukan terhadap 120 hadis-hadis
dalam Dialog FPI maka ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, dari 120 hadis yang terdapat dalam Dialog FPI ada 72% dengan
jumlah 86 hadis diriwayatkan dalam al-Kutub al-Sittah; dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī ada
35 hadis, Ṣaḥīḥ Muslim ada 47 hadis, Sunan Abī Dāwud ada 42 hadis, Sunan al-
Tirmidzī ada 46 hadis, Sunan al-Nasā’ī ada 38 hadis, dan Sunan Ibn Mājah ada 38
hadis. Di samping 86 hadis tersebut diriwayatkan dalam al-Kutub al-Sittah,
diriwayatkan juga diriwayatkan di selain al-Kutub al-Sittah.
Berikut salah satu contoh hasil takhrīj dari teks hadis ke-1 dengan tema tentang
adab sebagaimana yang dikatakan oleh MRS:
المر و السلم ورد الذى وكف البصر "غض :قال الطريق يا رسول اهلل؟" حق "وما قالوا: 1".المنكر عن والن هي بالمعروف
Setelah ditelusuri melalui kata “ الطريق” dan “ غض” yang terdapat pada matan
hadis di atas, maka diketahui bahwa hadis tersebut berasal dari 5 jalur Sahabat, yaitu
Abū Sa‘īd al-Khudrī, Abū Ṭalḥah al-Anṣārī, Abū Hurairah, ‘Umar b. al-Khaṭṭāb dan
Abū Syuraiḥ b. ‘Amr al-Khazā‘ī. Pertama, jalur Abū Sa‘īd al-Khudrī diriwayatkan
1 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 40.
49
oleh al-Bukhārī dalam Ṣaḥīḥ2 dan al-Adab wa al-Mufrad3, Muslim4, Abū Dāwud5, Ibn
Ḥibbān6, Aḥmad7, al-Baihaqī dalam al-Arba‘ūn al-Ṣughrā8, al-Sunan al-Kubrā9, dan
2 Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Ismā‘īl Al-Ju‘fī Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Pentaḥqīq
Muṣṭafā Dīb Al-Bughā, Juz II, Cet. 3, al-Maẓālim, Hadis no. 2333 (Bairut: Dār Ibn Katsīr, 1987), h. 780;
sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz II, al-Maẓālim, Hadis no. 2333, h. 870; Juz
V, al-Isti’dzān, Hadis no. 5875, h. 2300-2301. 3 Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Ismā‘īl Al-Ju‘fī Al-Bukhārī, Al-Adab Al-Mufrad, Pentaḥqīq
Muḥammad Fu’ād ‘Abd Al-Bāqī, Cet. 3, Bāb Majālis al-Ṣu‘udāt, Hadis no. 1149-1150 (Bairut: Dār Al-
Basyā’ir Al-Islāmiyyah, 1989), h. 392-393; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Bāb
al-Ṣu‘ūdāt, Hadis no. 1149-1150, h. 392-393. 4 Abū Al-Ḥusain Muslim b. Al-Ḥajjāj b. Muslim Al-Qusyairī Al-Naisābūrī, Ṣaḥīḥ Muslim,
Pentaḥqīq Muḥammad Fu’ād ‘Abd al-Bāqī, Juz III, Cet. 1, al-Libās wa al-Zīnah, Hadis no. 2121 (Bairut:
Iḥyā’ Al-Turāts Al-‘Arabī, 1991), h. 1675; Juz IV, al-Salām, Hadis no. 2121, h. 1704. 5 Abū Dāwud Sulaimān b. Al-Asy‘ats Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Adāb, Hadis
no. 4817 (Bairut: Dār Al-Kitāb Al-‘Arabī, t.t.), h. 404. 6 Abū Ḥātim Muḥammad b. Ḥibbān b. Aḥmad Al-Tamīmī Al-Bustī, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān,
Pentaḥqīq Syu‘aib Al-Arna’ūṭ, Juz II, Cet. 2, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 595 (Bairut: Mu’assasat Al-
Risālah, 1993), h. 356; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz II, al-Birr wa al-
Iḥsān, Hadis no. 595, h. 356. 7 Abū ‘Abdillāh Aḥmad b. Ḥanbal Al-Syaibānī, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III,
Musnad Abī Sa‘d al-Khudrī Ra., Hadis no. 11327 (Kairo: Mu’assasah Quṭaibah, t.t.), h. 36; sebagaimana
yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz III, Musnad Abī Sa‘d al-Khudrī Ra., Hadis no. 11327, h.
36. Lihat juga Juz III, Hadis no. 11454, h. 47. 8 Abū Bakr Aḥmad b. Al-Ḥusain b. ‘Alī Al-Baihaqī, Al-Arba‘ūn Al-Ṣughrā, Pentaḥqīq: Abū
Isḥāq Al-Ḥuwainī Al-Atsarī, Cet. 1, al-Bāb al-Khāmis fī Ghaḍḍ al-Baṣar wa Kaff al-Adzā wa Ḥifẓ al-
Lisān, Hadis no. 12 (Bairut: Dār Al-Kitāb Al-‘Arabī, 1408 H.), h. 37; sebagaiamana yang terdapat dalam
Maktabah Syāmilah, al-Bāb al-Khāmis fī Ghaḍḍ al-Baṣar wa Kaff al-Adzā wa Ḥifẓ al-Lisān, Hadis no.
12, h. 37. 9 Abū Bakr Aḥmad b. Al-Ḥusain b. ‘Alī Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Pentaḥqīq Muḥammad
Al-Qādir ‘Aṭā, Juz VII, al-Nikāḥ, Hadis no. 13291 (Makkah: Maktabat Dār Al-Bāz, 1994), h. 89;
sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz VII, al-Nikāḥ, Hadis no. 13291, h. 89. Lihat
Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 19992, h. 94.
50
Syu‘ab al-Īmān10, al-Ṭaḥāwī11, Ibn ‘Asākir12, ‘Abd b. Ḥumaid13, Abū Ya‘lā14, dan al-
Baghawī15. Kedua, jalur Abū Ṭalḥah diriwayatkan oleh Muslim16, al-Nasā’ī17,
Aḥmad18, Ibn Abī Syaibah19, Abū Ya‘lā20, al-Ṭaḥāwī21, Ibn ‘Asākir22, dan al-Ṭabrānī23.
Ketiga, jalur Abū Hurairah diriwayatkan oleh al-Bukhārī24, dan al-Ḥākim25. Keempat,
10 Abū Bakr Aḥmad b. Al-Ḥusain b. ‘Alī Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Pentaḥqīq Muḥammad
Basyūnī Zaghlūl, Juz IV, Cet. 1, al-Sābi‘ wa al-Tsalātsūn, Hadis no. 5423 (Bairut: Dār Al-Kutub Al-
‘Ilmiyyah, 1410 H.), h. 364; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz IV, al-Sābi‘ wa
al-Tsalātsūn, Hadis no. 5423, h. 364; Lihat juga Juz VI, al-Tsānī wa al-Tsalātsūn, Hadis no. 9086-9088,
h. 508. 11 Abū Ja‘far Aḥmad b. Muḥammad b. Salāmah b. ‘Abd Al-Mulk b. Salamah Al-Azdī, Syarḥ
Muskil Al- Atsār, Pentaḥqīq Syu‘aib Al-Arna’ūṭ, Juz I, Cet. 1, Min Nahyihi ‘an al-Julūs bi al-Ṣu‘udāt,
Hadis no. 169 (Bairut.: Mu’assat Al-Risālah, 1987), h. 156. 12 Abū Al-Qāsim ‘Alī b. Al-Ḥasan b. Hibatullāh, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Pentaḥqīq Wafā’ Taqiy
Al-Dīn, Juz I, Cet. 1, Dzikr Man Ismuhu Sa‘īd, Hadis no. 449 (Damaskus: Dār Al-Basyā’ir, 2000), h.
372; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz I, Hadis no. 449, h. 224. 13 ‘Abd b. Ḥumaid b. Naṣr Abū Muḥammad Al-Kussī, Al-Muntakhab Min Musnad ‘Abd b.
Ḥumaid, Pentaḥqīq Ṣubḥī al-Badrī al-Sāmurāī dan Maḥmūd Muḥammad Khalīl al-Ṣa‘īdī, Cet. 1,
Musnad Abī Sa‘d al-Khudrī, Hadis no. 958 (Kairo: Maktabat al-Aunnah, 1988), h. 297; sebagaimana
yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Musnad Abī Sa‘d al-Khudrī, Hadis no. 958, h. 297. 14 Aḥmad b. ‘Alī b. Al-Mutsannā Abū Ya‘lā Al-Muṣalī Al-Taimī, Musnad Abī Ya‘lā, Pentaḥqīq
Ḥusain Salīm Asad, Juz II, Cet. 1, Musnad Abī Sa‘d al-Khudrī, Hadis no. 1247 (Damskus: Dār Al-Mā’ūn
li Al-Turāts, 1989), h. 441; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz II, Musnad Abī
Sa‘d al-Khudrī, Hadis no. 1247, h. 441. 15 Abū Muḥmmad Al-Ḥusain b. Mas‘ūd b. Muḥammad Al-Farrā’ Al-Baghawī Al-Syāfi‘ī, Syarḥ
Al-Sunnah Al-Baghawī, Pentaḥqīq Syu‘aib b. Al-Arna’ūṭ, Juz XII, Cet. 2, Karāhiyyat al-Julūs ‘alā al-
Ṭuruq, Hadis no. 3338 (Bairut: Al-Maktab Al-‘Ilmiyyah, 1983), h. 304. 16 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Salām, Hadis no. 2161, h. 1703. 17 Abū ‘Abd Al-Raḥmān b. Syu‘aib Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Pentaḥqīq ‘Abd al-Ghaffār
Sulaimān al-Bundārī dan Kasrawī Ḥasan, Juz VI, Cet. 1, Kitāb al-Tafsīr, Hadis no. 11362 (Bairut: Dār
al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1991), h. 419; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz VI,
Kitāb al-Tafsīr, Hadis no. 11362, h. 418. 18 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Musnad Abī Ṭalḥah Zaid b. Sahl al-
Anṣārī, Hadis no. 16414, h. 30. 19 Abū Bakr ‘Abdullāh b. Muḥammad b. Ibrāhīm Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf Li Ibn Abī
Syaibah, Pentaḥqīq Muḥammad ‘Awwāmah, Juz XIII, Cet. 1, al-Adāb, Hadis no. 27082 (Jedah: Dār al-
Qiblah, 2006), h. 522. 20 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz III, Musnad Abī Ṭalḥah, Hadis no. 1421, h. 13. 21 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Muskil Al- Atsār, Juz I, Min Nahyihi ‘an al-Julūs bi al-Ṣu‘udāt, Hadis no.
165, h. 154; Lihat juga Min Nahyihi ‘an al-Julūs bi al-Ṣu‘udāt, Hadis no. 167, h. 155. 22 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz II, Isti’dzān, Hadis no. 1340, h. 1040-1041. 23 Abū Al-Qāsim Sulaimān b. Aḥmad b. Ayyūb Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kābir, Pentaḥqīq
Ḥamdī b. ‘Abd Al-Majīd Al-Salafī, Juz V, Cet 2, Zaid b. Sahl Abū Ṭalḥah al-Anṣārī, Hadis no. 4725
(Al-Mūṣal: Maktabat Al-‘Ulūm wa Al-Hukm, 1983), h. 102; sebagaimana yang terdapat dalam
Maktabah Syāmilah, Juz V, Zaid b. Sahl Abū Ṭalḥah al-Anṣārī, Hadis no. 4725, h. 102. 24 Al-Bukhārī, Al-Adab Al-Mufrad, Bābun, Hadis no. 1014, h. 350-351. 25 Muḥammad b. ‘Abdillāh Abū ‘Abdillāh Al-Ḥākim Al-Naisabūrī, Al-Mustadrak ‘Alā Al-
Ṣaḥīḥain, Pentaḥqīq Muṣṭafā ‘Abd Al-Qādir ‘Aṭā, Juz IV, Cet. 1, Kitāb al-Ādāb, Hadis no. 7688 (Bairut:
51
jalur ‘Umar b. al-Khaṭṭāb diriwayatkan oleh al-Bazzār26. Terakhir, jalur Abū Syuraiḥ
al-Khazā‘ī diriwayatkan oleh al-Ṭaḥāwī27, al-Ṭabrānī28, dan al-Haitsamī29. Dengan
demikian, 5 jalur Sahabat tersebut menjadi syāhid bagi periwayatan satu dengan
lainnya.
Dari hasil takhrīj di atas, diketahui ada 17 mukharrij yang meriwayatkan
dengan beragam redaksi hadis, dan diantara mukharrij tersebut ada di al-Kutub al-
Sittah. Berikut redaksi hadis dari masing-masing mukharrij:
1. HR. al-Bukhārī
حدثنا معاذ بن فضالة حدثنا أبو عمر حفص بن ميسرة عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار . فقالوا ما لنا بد ال )إياكم واجللوس يف الطرقات(ق : عن النيب أيب سعيد اخلدري رضي اهلل عنهن ع
ق ال اجملالس فأعطوا الطريق حقها(. قالوا وما حق الطريإمنا هي جمالسنا نتحدث فيها . قال )فإذا أبيتم إ 30.البصر وكف الذى ورد السلم وأمر باملعروف وهني عن املنكر( غض؟ قال )
2. HR. Muslim
حدثىن سويد بن سعيد حدثىن حفص بن ميسرة عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار عن أىب قالوا يا رسول اهلل ما لنا بد من جمالسنا «. إياكم واجللوس ىف الطرقات»قال سعيد اخلدرى عن النىب
Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1990), h. 394; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz
IV, Kitāb al-Ādāb, Hadis no. 7688, h. 294. 26 Abū Bakr Aḥmad b. ‘Amr b. ‘Abd Al-Khāliq Al-‘Atīkī Al-Barrāz, Al-Baḥr Al-Zakhkhār Al-
Ma‘rūf bi Musnad Al-Bazzār, Pentaḥqīq Maḥfūẓ Al-Raḥmān Zainullāh, Juz I, Cet. 1, wa Mimmā Rawā
Ibn Ḥajīrah ‘an ‘Umar, Hadis no. 338 (Bairut: Mu’assat ‘Ulūm Al-Qur’ān, 1988), h. 472-473. 27 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Muskil Al- Atsār, Juz I, Min Nahyihi ‘an al-Julūs bi al-Ṣu‘udāt, Hadis no.
168, h. 156. 28 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kābir, Juz XXII, Hāni’ b. ‘Amr b. Syuraiḥ al-Khazā‘ī, Hadis no.
18340, h. 187. 29 Nūr Al-Dīn ‘Alī b. Sulaimān b. Abī Bakr Al-Haitsamī Al-Syāfi‘ī, Bughyat Al-Bāḥits ‘an
Zawāid Musnad Al-Ḥārits, Pentaḥqīq Ḥusain Ṣāliḥ Al-Bākirī, Juz II, Cet. 1, al-Adab, Hadis no. 859
(Madinah: Markaz Khidmat Al-Sunnah wa Al-Sīrah Al-Nabawiyyah, 1992), h. 822; sebagaimana yang
terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz II, al-Adāb, Hadis no. 859, h. 822. 30 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz II, al-Maẓālim, Hadis no. 2333, h. 870.
52
غض »قالوا وما حقه قال «. فإذا أبيتم إال اجمللس فأعطوا الطريق حقه» نتحدث فيها. قال رسول اهلل 31«.البصر وكف الذى ورد السلم والمر باملعروف والنهى عن املنكر
3. HR. Abū Dāwud
عن -أسلم يعىن ابن-عن زيد -يعىن ابن حممد-حدثنا عبد اهلل بن مسلمة حدثنا عبد العزيز فقالوا يا رسول «. إياكم واجللوس بالطرقات»قال ى أن رسول اهلل عطاء بن يسار عن أىب سعيد اخلدر
قالوا وما «. إن أبيتم فأعطوا الطريق حقه» اهلل ما بد لنا من جمالسنا نتحدث فيها. فقال رسول اهلل 32.«غض البصر وكف الذى ورد السلم والمر باملعروف والنهى عن املنكر»الطريق يا رسول اهلل قال حق
4. HR. al-Nasā’ī
أنا حممد بن إبراهيم نا الفضل بن العلء نا عثمان بن حكيم عن إسحاق بن عبد اهلل بن أيب يوما ظهرا فوجدهم يتحدثون يف جمالسهم على أبواب طلحة عن أبيه عن جده قال: خرج رسول اهلل
الدور فقال ما هذه اجملالس إياكم وهذه الصعدات جتلسون فيها قالوا يا رسول اهلل جنلس على غري ما بأس نغتم يف البيوت فنربز فنتحدث قال فأعطوا اجملالس حقها قالوا وما حقها يا رسول اهلل قال غض البصر
33.م وإرااد الضالوحسن الكلم ورد السل
5. HR. Aḥmad
حدثنا عبد اهلل حدثين أيب ثنا عبد الرمحن ثنا زهري بن حممد عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار : إياكم واجللوس يف الطرقات قالوا يا رسول اهلل ما لنا من عن أيب سعيد اخلدري قال قال رسول اهلل
ق اجمللس فأعطوا الطريق حقه قالوا يا رسول اهلل فما حجمالسنا بد نتحدث فيها قال فأما إذا أبيتم اال 34.الطريق قال غض البصر وكف الذى ورد السلم والمر باملعروف والنهي عن املنكر
6. HR. Ibn Ḥibbān
أخربنا أمحد بن علي بن املثىن قال: حدثنا أبو خيثمة قال: حدثنا أبو عامر عن زهري بن حممدقال: )إياكم واجللوس يف عن أيب سعيد اخلدري أن النيب يساربن أسلم عن عطاء بن اعن زيد
الطرقات( قالوا: يا رسول اهلل ما لنا من جملسنا بد نتحدث فيها قال: فإذا أبيتم إال اجمللس فأعطوا الطريق
31 Muslim Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Libās wa al-Zīnah, Hadis no. 2121, h. 1675. 32 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Adāb, Hadis no. 4817, h. 404. 33 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, Kitāb al-Tafsīr, Hadis no. 11362, h. 419. 34 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Abī Sa‘d al-Khudrī Ra., Hadis
no. 11327, h. 36.
53
حقه قالوا: ما حق الطريق؟ قال: )غض البصر وكف الذى ورد السلم والمر باملعروف والنهي عن 35.املنكر(
7. HR. al-Baihaqī
أخربنا أبو علي الروذباري أنبأ أبو بكر بن داسة ثنا أبو داود ثنا عبد اهلل بن مسلمة ثنا عبد العزيز بن حممد عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار عن أيب سعيد اخلدري رضي اهلل عنه أن رسول اهلل ا
قال: إياكم واجللوس بالطرقات فقالوا يا رسول اهلل ما بد لنا من جمالسنا نتحدث فيها فقال رسول اهلل إن أبيتم فاعطوا الطريق حقه قالوا وما حق الطريق يا رسول اهلل قال غض البصر وكف الذى ورد السلم
36.والمر باملعروف والنهي عن املنكر
8. HR. al-Ṭaḥāwī
ثنا ابن وهب، حدثين حفص بن ميسرة، عن زيد بن أسلم، عن عطاء بن حدثنا يونس، حدالوا: يا ق« إياكم واجللوس بالطرقات: »يسار، عن أيب سعيد اخلدري، أن رسول اهلل عليه السلم قال
« الطريق حقه م إال اجملالس فأعطوافإذا أبيت»رسول اهلل ال بد من جمالسنا نتحدث فيها، فقال رسول اهلل: البصر وكف الذى ورد السلم والمر باملعروف والنهي غض »وما حق الطريق يا رسول اهلل؟ قال: قالوا:
37.«عن املنكر
9. HR. Ibn ‘Asākir
أخربنا سعيد بن أمحد بن احلسن بن أمحد بن عبد اهلل بن البناء أبو القاسم بن أيب غالب بن أيب علي السقلطوين بقراءيت عليه ببغداد قال أبنا أبو القاسم علي بن أمحد بن حممد بن البسري البندار قراءة
غوي ثنا عبد هلل بن حممد البعليه قال أبنا أبو طاهر حممد بن عبد الرمحن بن العباس املخلص ثنا عبد ابن عاصم أبو طالب النسائي ثنا حفص بن ميسرة الصنعاين عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار ااجلبار
قال إياكم واجللوس بالطرقات قالوا يا رسول اهلل ما لنا بد من جمالسنا عن أيب سعيد اخلدري عن النيب اجمللس فأعطوا الطريق حقه قالوا يا رسول اهلل وما حق فإذا أبيتم إال نتحدث فيها فقال رسول اهلل
38البصر وكف الذى ورد السلم والمر باملعروف والنهي عن املنكر.غض الطريق قال
35 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 595, h. 356. 36 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VII, al-Nikāḥ, Hadis no. 13291, h. 89. 37 Abū Ja‘far Al-Azdī, Syarḥ Musykil Al-Atsār, Juz I, Min Nahyihi ‘an al-Julūs bi al-Ṣu‘udāt,
Hadis no. 169 (Bairut.: Mu’assat Al-Risālah, 1987), h. 156. 38 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Dzikr Man Ismuhu Sa‘īd, Hadis no. 449, h. 372.
54
10. HR. ‘Abd b. Ḥumaid
ثنا عبد امللك بن عمرو قال ثنا هشام بن سعد عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار عن أيب قال: إياكم واجللوس يف الطرقات قالوا يا رسول اهلل وما لنا بد من جمالسنا نتحدث سعيد أن النيب
البصر ضغفيها قال فإذا أبيتم إال اجمللس فأعطوا الطريق حقها قالوا يا رسول اهلل وما حق الطريق قال 39.وكف الذى ورد السلم والمر باملعروف والنهي عن املنكر
11. HR. Abū Ya‘lā
حدثنا أبو عامر عن زهري ابن حممد عن زيد عن عطاء بن يسار: عن أيب سعيد أن حدثنا زهري قال: إياكم واجللوس يف الطرقات قالوا: يا رسول اهلل ما لنا من جمالسنا بد نتحدث فيها قال: النيب
ى ورد البصر وكف الذ غضفإذا أبيتم إال اجمللس فأعطوا الطريق حقه قالوا: وما حق الطريق ؟ قال: 40.السلم والمر باملعروف والنهي عن املنكر
12. HR. al-Baghawī
أخربنا عبد الواحد بن أمحد املليحي، أخربنا أمحد بن عبد اهلل النعيمي، أخربنا حممد بن يوسف، ، عن محدثنا حممد بن إمساعيل، حدثنا عبد اهلل بن حممد، حدثنا أبو عامر، حدثنا زهري، عن زيد بن أسل
، قال: إياكم واجللوس بالطرقات، فقالوا: يا رسول بن يسار، عن أيب سعيد اخلدري، أن النيب اعطاء اهلل، ما لنا من جمالسنا بد نتحدث فيها، فقال: فإذا أبيتم إال اجمللس، فأعطوا الطريق حقه قالوا: وما حق
41.روالمر باملعروف، والنهي عن املنك البصر، وكف الذى، ورد السلم،غض الطريق يا رسول اهلل؟ قال:
13. HR. Ibn Abī Syaibah
حدثنا عفان قال: حدثنا عبد الواحد بن زياد قال: حدثنا عثمان بن حكيم قال: حدثين إسحاق بن عبد اهلل بن أيب طلحة قال: حدثين أيب قال: قال أبو طلحة: كنا جلوسا بالفنية، فمر بنا رسول اهلل ا غري : قلنا: يا رسول اهلل، إنا جلسنا ب؟ قالفقال: ما لكم وجملالس الصعدات اجتنبوا جمالس الصعدات
39 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz II, Musnad Abī Sa‘d al-Khudrī, Hadis no.
958, h. 297. 40 Abū Ya‘lā Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Musnad Abī Sa‘d al-Khudrī, Hadis no. 1247, h. 441. 41 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XII, Karāhiyyat al-Julūs ‘alā al-Ṭuruq, Hadis no. 3338,
h. 304.
55
: فأعطوا اجملالس حقها، قال: قلنا: وما حقها يا رسول اهلل؟ قال: غض ، قالما بأس نتذاكر ونتحدث 42وحسن الكلم. ،ورد السلم، البصر
14. HR. al-Ṭabrānī
وهري وزكريا بن محدويه الصفار قاال ثنا عفان بن مسلم )ح( وحدثنا حدثنا أمحد بن القاسم اجلمعاذ بن املثىن ثنا مسدد قاال ثنا عبد الواحد بن زياد ثنا عثمان ابن حيكم عن إسحاق بن عبد اهلل بن
فقال: مالكم واجللوس على أيب طلحة عن أبيه عن جده قال: كنا جلوسا على الفنية فمر بنا النيب الصعدات؟ فقلنا: يا رسول اهلل إنا جلسنا نتحدث نذكر اهلل قال: فأعطوا اجملالس حقها قلنا: يا رسول
43.البصر ورد السلم وإهداء السبيل وحسن الكلمغض اهلل وما حقها؟ قال:
15. HR. al-Ḥākim
ضل ثنا عبد مسدد ثنا بشر بن املفأخربنا أبو عبد اهلل حممد بن يعقوب ثنا حيىي بن حممد ثنا الناس أن جيلسوا الرمحن بن إسحاق عن سعيد املقربي عن أيب هريرة رضي اهلل عنه قال: هنى رسول اهلل
بأفنية الصعدات قالوا: إنا ال نستطيع ذاك و ال نطيقه يا رسول اهلل قال: أما ال فأدوا حقها قالوا: وما 44.البصر وإرااد السبيل غضة وتشميت العاطس إذا محد اهلل و حقها يا رسول اهلل؟ قال: رد التحي
16. HR. al-Bazzār
حدثنا حممد بن املثىن، قال: حدثنا عبد اهلل بن سنان، قال: حدثنا عبد اهلل بن املبارك، عن جرير بن حازم، عن إسحاق بن سويد، عن ابن حجرية، عن عمر بن اخلطاب رضي اهلل عنه: أن رسول اهلل ا :قال: إياكم واجللوس يف الصعدات، فإن كنتم البد فاعلني فأعطوا الطريق حقه، قيل: وما حقه؟ قال ،
45البصر، ورد السلم، أحسبه قال: وإرااد الضال. غض
17. HR. al-Haitsamī
مر على حدثنا عبد العزيز بن أبان ثنا هشام عن رجل عن حيىي بن يعمر: أن رسول اهلل ياكم والسبيل فإهنا سبيل النار أو قال سبيل من الشيطان قال مث مضى حىت ظنوا جملس يف طريق فقال إ
42 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XIII, al-Adāb, Hadis no. 27082, h. 522. 43 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kābir, Juz V, Zaid b. Sahl Abū Ṭalḥah al-Anṣārī, Hadis no. 4725,
h. 102. 44 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Kitāb al-Ādāb, Hadis no. 7688, h. 394. 45 Al-Barrāz, Musnad Al-Bazzār, Juz I, Musnad ‘Umar b. al-Khaṭṭāb, Hadis no. 338, h. 437.
56
أهنا عزمة مث جاء فقال اال أن تؤدوا حق الطريق قالوا وما حق الطريق قال أن تغضوا البصر وهتدوا الضال 46.وتردوا السلم
Kedua, dari 120 hadis yang terdapat dalam Dialog FPI ada 27% dengan jumlah
33 hadis yang hanya terdapat di selain al-Kutub al-Sittah. Berikut salah satu contoh
hasil takhrīj dari teks hadis ke-7 sebagaimana yang dikatakan oleh MRS:
سلم، والجرة، واجلهاد، دقة، وصوم رمضان، والمر والصلة، والص "وأعطيتك ثانية أسهم: التك مسني م بالمعروءف، والن هي عن المنكر، وإيني ي وم خلقت السموات والرض ف رضت عليك وعلى أ
47.صلة ف قم با أنت وأمتك"Setelah ditelusuri melalui kata “ أسهم” dan “ وأعطيتك” yang terdapat pada matan
hadis di atas, maka diketahui bahwa hadis tersebut berasal dari 4 jalur Sahabat, yaitu
Ḥudzaifah, ‘Alī, Abū Hurairah, dan Ibn ‘Abbās. Pertama, jalur Abū Ḥudzaifah
diriwayatkan oleh al-Bazzār48, al-Baihaqī49, ‘Abd al-Razzāq50, al-Ṭayālisī51, dan Ibn
Abī Syaibah52. Kedua, jalur ‘Alī diriwayatkan oleh Abū Ya‘lā53. Ketiga, jalur Abū
Hurairah diriwayatkan oleh al-Ḥākim54. Keempat, jalur Ibn ‘Abbās diriwayatkan oleh
46 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥits, Juz II, al-Adab, Hadis no. 859, h. 822. 47 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 44. 48 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VII, Musnad Ḥudzaifah b. al-Yamān, Hadis no. 2928, h.
330-331. 49 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Aḥādīts fī Wujūb al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an
al-Munkar, Hadis no. 7585, h. 94. 50 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Pentaḥqīq Ḥabīb al-A‘ẓamī, Juz III, Cet. 3, al-
Ṣalāh, Hadis no. 5011 (Bairut: Al-Maktab Al-Islāmī, 1403 H.), h. 125; sebagaimana yang terdapat dalam
Maktabah Syāmilah, Juz II, al-Ṣalāh, Hadis no. 5011, h. 125; Lihat juga Juz V, al-Jihād, Hadis no. 9280,
h. 173. 51 Abū Dāwud Sulaimān b. Dāwud Al-Jārūd Al-Ṭayālisī Al-Baṣrī, Musnad Abī Dāwud Al-
Ṭayālisī, Pentaḥqīq Muḥammad b. ‘Abd Al-Muḥsin Al-Turkī, Juz I, Cet. 1, Aḥādīts Ḥudzaifah b. Al-
Yamān, Hadis no. 413 (Mesir: Dār Al-Hijr, 1999), h. 329. 52 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz X, Faḍl al-Jihād, Hadis no. 19910, h. 368; Juz XV, al-
Īmān wa al-Ru’yā, Hadis no. 30949, h. 576. 53 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz I, Musnad ‘Alī b. Abī Ṭālib, Hadis no. 523, h. 400. 54 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-‘Ṣaḥīḥāin, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 53, h. 70.
57
al-Ṭabranī dalam al-Mu‘jam al-Ausaṭ55 dan al-Mu‘jam al-Kabīr56. Dengan demikian,
4 jalur Sahabat tersebut menjadi syāhid bagi periwayatan satu dengan lainnya.
Dari hasil takhrīj di atas, diketahui ada 8 mukharrij yang meriwayatkan dengan
beragam redaksi hadis, semua mukharrij-nya selain di al-Kutub al-Sittah. Berikut
redaksi hadis dari masing-masing mukharrij:
1. HR. al-Bazzār
حدثنا حممد بن سعيد بن يزيد بن إبراهيم التسرتي، قال: أخربنا يعقوب بن إسحاق احلضرمي، ، ن النيب، عحذيفة رضي اهلل عنهقال: أخربنا يزيد بن عطاء، قال: أخربنا أبو إسحاق، عن صلة، عن
، مقال: السلم ثانية أسهم السلم سهم، والصلة سهم، والزكاة سهم، وحج البيت سهم، والصيام سه 57والمر باملعروف سهم، والنهي عن املنكر سهم، واجلهاد يف سبيل اهلل سهم، وقد خاب من ال سهم له.
2. HR. al-Baihaqī
نا احلسن بن حممد بن إسحاق نا يوسف بن يعقوب نا حفص بن عمر أخربنا أبو احلسن املقري أنا اعبة عن أيب إسحاق عن خالد بن زفر عن حذيفة قال: السلم ثانية أسهم أظنه قال: فالسلم سهم والصلة سهم و الزكاة سهم وصوم رمضان سهم واحلج سهم واجلهاد سهم والمر باملعروف سهم
58.خاب من ال سهم له والنهي عن املنكر سهم وقد
55 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Pentaḥqīq Ṭāriq b. ‘Iwaḍillāh b. Muḥammad dan ‘Abd Al-
Muḥsin b. Ibrāhīm Al-Ḥusainī, Juz VIII, Man Ismuhu Maḥmūd, Hadis no. 7893 (Kairo: Dār Al-
Ḥarumain, 1415 H.), h. 39; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz VIII, Man
Ismuhu Maḥmūd, Hadis no. 7893, h. 39. 56 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XI, Aḥādīts ‘Abdullāh b. ‘Abbās, Hadis no. 11958, h.
344. 57 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VII, Musnad Ḥudzaifah b. al-Yamān, Hadis no. 2928, h.
330-331. 58 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Aḥādīts fī Wujūb al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an
al-Munkar, Hadis no. 7585, h. 94.
58
3. HR. ‘Abd al-Razzāq
عبد الرزاق عن معمر عن الثوري عن أيب إسحاق عن صلة بن زفر عن حذيفة قال بين االسلم على ثانية أسهم اهادة أن ال إله اال اهلل وأن حممدا رسول اهلل وإقام الصلة وإيتاء الزكاة وحج البيت
59.باملعروف والنهي عن املنكر وقد خاب من ال سهم لهوصوم اهر رمضان واجلهاد والمر
4. HR. al-Ṭayālisī
حدثنا أبو داود قال حدثنا اعبة عن أيب إسحاق قال مسعت صلة بن زفر حيدث عن حذيفة قال: السلم ثانية عشر سهما السلم سهم والصلة سهم والزكاة سهم واحلج سهم وصوم رمضان
نهي عن املنكر سهم واجلهاد يف سبيل اهلل سهم وقد خاب من ال سهم سهم والمر باملعروف سهم وال 60.له وذكروا أن غري اعبة يرفعه
5. HR. Ibn Abī Syaibah
لة : السلم ثانية أسهم: الصحدثنا وكيع، عن سفيان، عن أيب إسحاق، عن صلة، قال حذيفة والنهي ،والمر باملعروف سهم ،وصوم رمضان سهم ،واحلج سهم ،واجلهاد سهم ،والزكاة سهم ،سهم
61عن املنكر سهم، وقد خاب من ال سهم له.
6. HR. Abū Ya‘lā
حدثنا سويد بن سعيد حدثنا حبيب بن حبيب أخو محزة الزيات عن أيب إسحاق عن احلارث: قال: السلم ثانية أسهم: االسلم سهم والصلة سهم والزكاة سهم واحلج سهم عن علي عن النيب
د سهم وصوم رمضان سهم والمر باملعروف سهم والنهي عن املنكر سهم وخاب من ال سهم واجلها 62.له
7. HR. al-Ḥākim
حدثنا أبو بكر بن إسحاق ثنا عبيد بن عبد الواحد ثنا حممد بن أيب السري ثنا الوليد بن مسلم قال: السلم أن تعبد عن ثور بن يزيد عن خالد بن معدان عن أيب هريرة رضي اهلل عنه: عن النيب
اهلل ال تشرك به ايئا وتقيم الصلة وتؤيت الزكاة وتصوم رمضان وحتج البيت والمر باملعروف والنهي عن
59 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz III, al-Ṣalāh, Hadis no. 5011, h. 125. 60 Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Juz I, Āḥādīts Ḥudzaifah b. Al-Yamān, Hadis no. 413, h.
329. 61 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz V, Faḍl al-Jihād, Hadis no. 19910, h. 368. 62 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz I, Musnad ‘Alī b. Abī Ṭālib, Hadis no. 523, h. 400.
59
املنكر وتسليمك على أهلك فمن انتقص ايئا منهن فهو سهم من السلم يدعه ومن تركهن فقد وىل 63.السلم ظهره
8. HR. al-Ṭabrānī
ملروزي نا حامد بن آدم نا علي بن عاصم ثنا خالد احلذاء عن عكرمة حدثنا حممود بن حممد االسلم عشرة أسهم وقد خاب من ال سهم له اهادة أن ال إله عن بن عباس قال قال رسول اهلل
إال اهلل وهي امللة والثانية الصلة وهي الفطرة والثالثة الزكاة وهي الطهور والرابعة الصوم وهي اجلنة واخلامسة حلج وهي الشريعة والسادسة اجلهاد وهي العروة والسابعة المر باملعروف وهو الوفاء والثامنة النهي عن ا
64.املنكر وهي احلجة والتاسعة اجلماعة وهي اللفة والعاارة الطاعة وهي العصمة
Ketiga, hadis yang tidak ditemukan dalam Dialog FPI ada 1% dengan jumlah
1 hadis karena lā aṣla lahu65 yaitu teks hadis ke-37, sebagai berikut:
يق رضي اهلل عنه: "يا رسول اهلل هل من جهاد غري قتال المشركني؟"، فقال "قال أب و بكر الصيدي: "نعم يا أبا بكر، إن لله تعاىل جماهدين يف الرض أفضل من الش هداء أحياء مرزوقني رسول اهلل
"، هلل يشون على الرض ي باهي اهلل بم ملئكة السماء وت زي نت لم اجلنة كما ت زي نت أم سلمة لرسول ااهلل عنه: "يا رسول اهلل، ومن هم؟" قال: اآلمرون باملعروف والناهون عن المنكر فقال أبو بكر رضي
66والمحب ون يف اهلل والمبغضون يف اهلل".
Setelah ditelusuri melalui kata “ أفضل” dan “ مرزوقني” yang terdapat pada matan
hadis di atas, penulis tidak menemukan redaksi hadis tersebut di kitab-kitab hadis, dan
63 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-‘Ṣaḥīḥāin, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 53, h. 70. 64 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VIII, Man Ismuhu Maḥmūd, Hadis no. 7893, h. 39. 65 Penyataan Lā Aṣla Lahu, mempunyai beberapa makna yang paling rājiḥ adalah perkataan
مل يوجد “ atau ,”مل يوجد له أصل“ ,”ليس له أصل“ atau ,”ال أصل له بذا اللفظ“ atau ,”هذا احلديث ال أصل له“-atau semisalnya itu bermakna hadis tersebut tidak memiliki sanad. Lihat Sayyid ‘Abd Al ”هذه اللفاظ
Mājid Al-Ghaurī, Mu‘jam Al-Muṣṭalaḥāt Al-Ḥadītsiyyah, Cet.1 (Bairut: Dār Ibn Katsīr, 2007), h. 590. 66 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 152.
60
pernyataan tersebut diperkuat oleh al-‘Irāqī67 dan al-Albānī68 mengatakan bahwa hadis
tersebut lā aṣla lahu.
Berdasarkan hasil takhrīj di atas, maka dapat disimpulkan sebagaimana
diagram berikut:
Diagram 1. Takhrīj hadis-hadis dalam Dialog FPI
B. AKURASI
Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan, maka ditemukan akurasi
dari 120 hadis yang terdapat dalam Dialog FPI sebagai berikut:
Pertama, hadis yang akurat ada 55% dengan jumlah 66 hadis. Adapun contoh
dari hadis akurat di antaranya yaitu teks hadis ke-10: MRS menyatakan bahwa hadis
67 Zain Al-Dīn Abū Al-Faḍl Al-‘Irāqī, Al-Mughnī ‘an Ḥaml Al-Asfār fī Al-Asfār fī Takhrīj Mā
fī Al-Iḥyā’ min Al-Akhbār, Cet. 1 (Bairut: Dār Ibn Al-Ḥazm , 2005), h. 786. 68 Muḥammad Nāṣir Al-Dīn Al-Albānī, Al-Silsilah Al-Ḍa‘īfah, Juz II, Hadis no. 603 (Riyad:
Maktabat Al-Ma‘ārif, t.t.), h. 69.
Al-Kutub al-Sittah72%
Selain al-Kutub al-Sittah
27%
Tidak ditemukan
1%
Al-Kutub al-Sittah Selain al-Kutub al-Sittah Tidak ditemukan
61
ini diriwayatkan oleh al-Tirmidzī dengan lafad “ هون و بالمعروف لتأمرن بيده ن فسي والذي لت ن
Setelah 69.”عن المنكر أو ليواكن الله أن ي ب عث عليكم عقابا منه مث تدعونه فل يس تجاب لكم
ditelusuri, redaksi hadis tersebut akurat sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-
Tirmidzī70.
Kedua, hadis yang tidak akurat ada 42% dengan jumlah 51 hadis, baik
penyebab tidak akuratnya hadis tersebut karena MRS berbeda dengan mukharrij dari
segi huruf, kata, atau kalimat. Dan termasuk kategori “tidak akurat” juga, jika MRS
tidak menyebutkan hadisnya dengan lengkap, atau MRS salah dalam menentukan
mukharrij hadis yang ia tulis.
Adapun salah satu contoh dari hadis yang tidak akurat dikarenakan MRS
berbeda dengan mukharrij dari segi huruf dan MRS memotong hadisnya juga adalah
teks hadis ke-2: MRS mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Muslim “ وي ب قى
باع ال ي عرفون معروفا وال ي نكرون منكرا ,Setelah ditelusuri .71”ارار الناس يف خفة الطري وأحلم السي
maka diketahui bahwa pada redaksi hadis ini MRS mengganti lafad “ف يب قى” dengan
“ serta ia tidak menyebutkan lafad ”وي ب قى“ فيقولون تستجيبون أال فيقول الشيطان لم فيتمثل
69 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 47. 70 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2169, h. 468. 71 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 40.
62
معهيس فل الصور ىف ينفخ مث عيشهم حسن رزقهم دار ذلك ىف وهم الوثان بعبادة فيأمرهم تأمرنا فما
Oleh karena itu pada contoh teks .”وال ي نكرون منكرا“ setelah 72 ”أحد إال أصغى ليتا ورفع ليتا
hadis ke-2 ini, termasuk dalam kategori tidak akurat.
Salah satu contoh hadis tidak akurat lainnya karena MRS berbeda dengan
mukhharrij dari segi kalimat yaitu teks hadis ke-5. Pada teks hadis ini, MRS
mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh al-Nasā’ī “ من ب عده كان وال نيبي بعث ما
هاه بالمعروف تأمره بطانة بطان تان وله إال خليفة بطانة وقى فمن خباال تألوه ال وبطانة المنكر عن وت ن
Setelah ditelusuri, diketahui bahwa redaks hadis tersebut termasuk .73”الس وء ف قد وقي
tidak akurat karena MRS mengganti lafad “74”ما بعث اهلل من نيب pada Sunan al-Nasā’ī
dengan “ نيبي بعث ما ”.
Adapun salah contoh hadis tidak akurat yang disebabkan MRS salah dalam
menentukan mukharrij hadis yang ditulis, adalah teks hadis ke-13. Pada teks hadis ini,
MRS mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh al-Baghawī dalam Syarḥ al-
Sunnah “ "يا: قال " أهلها ب وكذا كذا مدي نة أقلب "أن السلم عليه جربيل إىل وجل عز اهلل أوحى
72 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VIII, al-Fitan wa Asyrāṭ al-Sā‘ah, Hadis no. 2940, h. 2258-2259. 73 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 41. 74 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Bai‘ah, Hadis no. 7826, h. 434.
63
ها: "قال ت عاىل "عني طرفة ي عصك مل فلنا عبدك فيهم إن ربي يف ي تمعر مل وجهه فإن عليهم عليه و اقلب
Setelah ditelusuri, diketahui bahwa redaksi hadis tersebut tidak .75”"ساعة قط
diriwayatkan oleh al-Baghawī tetapi al-Baihaqī76. Oleh karena itu, pada hadis ini
termasuk dalam kategori hadis yang tidak akurat.
Ketiga, akurasi hadis yang tidak ditemukan ada 3% dengan jumlah 3 hadis yaitu
teks hadis ke-46, 114, dan 117. Adapun sebab tidak ditemukan keakurasian hadis-hadis
tersebut karena tidak ditemukannya kitab-kitab yang menjadi sumber penukilan hadis
tersebut, yaitu kitab Anwār al-Bahiyyah karya al-Sayyid Muḥammad b. al-Mālikī al-
Ḥasanī, Jamharat al-Auliyā’ wa A‘lām ahl al-Tasawwuf karya Sayyid Maḥmūd Abū
al-Faiḍ al-Manūfī, dan al-Da‘wah al-Tāmmah wa al-Tadzkirah al-‘Āmmah karya
Ḥabīb ‘Abdullāh b. ‘Alawī al-Ḥaddād.
75 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 49. 76 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7595, h. 97.
64
Berdasarkan hasil akurasi di atas, maka dapat disimpulkan sebagaimana
diagram berikut:
Diagram 2. Akurasi hadis-hadis dalam Dialog FPI
Berdasarkan persentase akurasi hadis-hadis dalam Dialog FPI di atas, dapat
diketahui bahwa hadis yang akurat tebilang banyak, dan ini salah satu bukti bahwa
MRS memang sosok yang cerdas dan memiliki daya ingatan yang cukup tinggi.
C. KUALITAS SANAD
Dalam menentukan kualitas sanad 120 hadis Dialog FPI, penulis mengikuti
pendapat (qaul) ulama yang pernah membahasnya. Berdasarkan hasil penelusuran
kualitas sanad hadis dari 120 hadis dalam Dialog FPI, maka diketahui beberapa hal
sebagai berikut:
Pertama, hadis yang kualitas sanadnya sahih ada 61 % dengan jumlah 73 hadis;
26 hadis sahih yang diriwayatkan oleh al-Bukhāri Muslim, salah satunya sebagaimana
yang terdapat pada hadis ke-1, MRS berkata: “ :قالوا: "وما حق الطريق يا رسول اهلل؟" قال
55%42%
3%
Akurat Kurang akurat Tidak ditemukan
65
Dan 9 hadis sahih .77”"غض البصر وكف الذى ورد السلم والمر بالمعروف والن هي عن المنكر
yang diriwayatkan oleh al-Bukhārī, salah satunya sebagaimana yang terdapat pada
hadis ke-5 “ هاه بالمعروف ره تأم بطانة بطان تان وله إال خليفة من ب عده كان وال نيبي بعث ما عن وت ن
Dan 21 hadis sahih yang .78”المنكر وبطانة ال تألوه خباال فمن وقى بطانة الس وء ف قد وقي
diriwayatkan oleh Muslim, salah satunya yaitu hadis ke-2 “ طري ال خفة يف الناس ارار وي ب قى
dan 16 hadis sahih yang selain ,79”وأحلم السيباع ال ي عرفون معروفا وال ي نكرون منكرا
diriwayatkan oleh al-Bukhārī dan Muslim, salah satunya yaitu hadis ke-14 “ الناس أي ها يا
يضر كم ال أن فسكم ليكم ع آمنوا الذين أي ها يا}اآلية وت ؤويلون ها على خلف تأويلها هذه ت قرءون إنكم
عنا وأنا{ اهتدي تم إذا ضل من ي عمهم أن أواك غي يرونه ي ال المنكر رأوا إذا الناس "إن ي قول: الله رسول مس
77 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 40 78 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 41. 79 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 40.
66
-setelah ditelusuri hadis ini sahih sebagaimana qaul al-Tirmidzī81, al , 80”الله بعقابه
Albānī82, dan al-Ṣabābiṭī83.
Kedua, hadis yang kualitas sanadnya hasan ada 8% dengan jumlah 10 hadis
yaitu hadis ke-7, 10, 11, 25, 26, 52, 62, 81, 95, dan 96. Berikut salah satu contohnya
yaitu hadis ke-7 “ م و ص ، و ة ق د ص ال، و ة ل الص ، و اد ه اجل ، و ة ر ج ال ، و م ل س : ال م ه س أ ة ي ان ث ك ت ي ط ع أ و
رضت عليك وعلى ف إيني ي وم خلقت السموات والرض ، و ر ك ن م ال ن ع ي ه الن ، و ف ءو ر ع م ال ب ر م ال ، و ان ض م ر
,Hadis tersebut diriwayatkan oleh al-Bazzār .84”أمتك مسني صلة ف قم با أنت وأمتك
sebagai berikut:
احلضرمي، حاقإس بن يعقوب أخربنا: قال التسرتي، إبراهيم بن يزيد بن سعيد بن حممد حدثنا ، النيب نع عنه، اهلل رضي حذيفة عن صلة، عن إسحاق، أبو أخربنا: قال عطاء، بن يزيد أخربنا: قال سهم، والصيام سهم، البيت وحج سهم، والزكاة سهم، والصلة سهم، السلم أسهم ثانية السلم: قال
85.له سهم ال من خاب وقد سهم، اهلل سبيل يف واجلهاد سهم، املنكر عن والنهي سهم، باملعروف والمر
80 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 50. 81 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2168, h. 467.
82 Muḥammad Nāṣir Al-Dīn Al-Albānī, Ṣaḥīḥ Al-Targhīb wa Al-Tarhīb, Juz II, Cet. 5 (Riyad:
Maktabat Al-Ma‘ārif, t.t.), h. 286. 83 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj ‘Isām Al-Dīn Al-Sabābiṭī, Juz VI, Hadis no.
2168, h. 18; lihat Ābādī, ‘Aun Al-Ma‘būd, Pentakhrīj ‘Isām Al-Dīn Al-Sabābiṭī, Juz VII, Hadis no. 4330,
h. 416. 84 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 44. 85 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VII, Hadis no. 2928, h. 330.
67
Diketahui bahwa kualitas sanad hadis di atas adalah hasan, sebagaimana yang
dikatakan oleh al-Haitsamī86, dan diperkuat dengan perkataan ‘Alā’ al-Dīn al-Syādzilī
al-Hindī bahwa hadis ini dari jalur Ḥudzaifah hasan, dan jalur ‘Alī daif87. Setelah
ditelusuri kembali bahwa sanad ini ḥasan karena terdapat perawi yang bernama Yazīd
b. ‘Aṭā‘ al-Wāsiṭī al-Bazzār ma‘a lainihi ḥusn al-ḥadīts88.
Ketiga, hadis yang kualitas sanadnya daif ada 29% dengan jumlah 35 hadis.
Adapun salah satu contohnya yaitu hadis ke-3, MRS berkata: “ بالمعروف لتأمرن والله كل
هون عن المنكر ولتأخذن على يدي الظامل ولتأطرنه على احلقي أطرا و لت قصرنه على احل قي قصرا 89.”ولت ن
Hadis ini diriwayatkan oleh Abū Dāwud, sebagai berikut:
عن عبيدة أىب عن بذية بن على عن رااد بن يونس حدثنا النفيلى حممد بن اهلل حدثنا عبد يلقى الرجل كان إسرائيل بىن على النقص دخل ما أول إن» اهلل رسول قال قال مسعود بن اهلل عبد
يكون أن ذلك ينعه فل الغد من يلقاه مث لك حيل ال فإنه تصنع ما ودع اهلل اتق هذا يا فيقول الرجل من كفروا الذين عنل) قال مث«. ببعض بعضهم قلوب اهلل ضرب ذلك فعلوا فلما وقعيده واريبه أكيله
باملعروف تأمرنل واهلل كل» قال مث( فاسقون) قوله إىل( مرمي ابن وعيسى داود لسان على إسرائيل بىن 90.« قصرا حلقا على ولتقصرنه أطرا احلق على ولتأطرنه الظامل يدى على ولتأخذن املنكر عن ولتنهون
86 Abū Al-Ḥasan Nūr Al-Dīn ‘Alī b. Abī Bakr b. Sulaimān Al-Haitsamī, Majma‘ Al-Zawāid wa
Manba‘ Al-Fawā’id, Pentaḥqīq Ḥisām Al-Dīn Al-Qudsī, Juz I (Kairo: Maktabat Al-Qudsī, 1994), h.
292. 87 ‘Alā’ Al-Dīn ‘Alī b. Ḥisām Al-Dīn Al-Hindī, Kanz Al-‘Umāl fī Sunan Al-Aqwāl wa Al-Af‘āl,
Pentaḥqīq Bakrī Ḥayānī, Cet. 5 (T.tp.: Mu’assasat Al-Risālah, 1981), h. 30. 88 Syams Al-Dīn Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Aḥmad Al-Dzahabī, Al-Kāsyif fī Ma‘rifat Man
Lahu Riwāyah fī Al-Kutub Al-Sittah, Pentaḥqīq Muḥammad ‘Awāmah Aḥmad Muḥammad Namr Al-
Khaṭīb, Juz II, Cet. 1 (Jedah: Dār Al-Qiblah li Al-Tsaqāfah Al-Islāmiyyah, 1992), h. 388. 89 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 40-41. 90 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4338, h. 213.
68
Diketahui bahwa kuliatas sanad hadis di atas daif sebagaimana yang dikatakan
oleh al-Albānī91. Dan penyataan al-Albānī diperkuat oleh ‘Alawī b. ‘Abd al-Qādir al-
Saqqāf92 dan al-Ṣabābiṭī93 isnāduhu ḍa‘īf karena Abū ‘Ubaidah tidak mendengar hadis
dari ayahnya (‘Abdullāh b. Mas‘ūd).
Keempat, hadis yang kualitas sanadnya tidak ditemukan 2% dengan jumlah 2
hadis, yaitu hadis ke-60 dan 116 karena kedua hadis tersebut lam aqif ‘alaih.
Namun dari 120 hadis tersebut, terdapat 1 hadis yang tidak ada satu ulama pun
yang pernah membahas kualitas sanadnya yaitu hadis ke-81, sebagaimana yang
termaktub dalam Dialog FPI, MRS berkata “ 94”اتق اهلل ما استطعت. Setelah ditelusuri
dengan menggunakan kata “ اتق” dan “ استطعت” yang terdapat pada matan di atas, maka
diketahui bahwa hadis tersebut hanya berasal dari satu Sahabat, yaitu Mu‘ādz yang
diriwayatkan oleh al-Baihaqī95 dengan redaksi yang sama, dan diriwayatkan juga oleh
al-Ṭabrānī96 dengan redaksi yang semakna. Berikut ini redaksi yang diriwayatkan oleh
al-Ṭabrānī:
91 Abū ‘Abd Al-Raḥmān Muḥammad Nāṣir Al-Dīn Al-Albānī, Silsilat Al-Aḥādīts Al-Ḍa‘īfah
wa Al-Mauḍū‘ah wa Atsaruhā Al-Sayyi’ fī Al-Ummah, Juz III, Cet. 1 (Arab Saudi: Dār Al-Ma‘ārif,
1992), h. 227. 92 ‘Alawī b. ‘Abd Al-Qādir Al-Saqqāf, Takhrīj Aḥādīts wa Ātsār kitāb fī Ẓilāl Al-Qur’ān li
Sayyid Quṭb, Cet. 2 (T.tp.: Dār Al-Hijrah, 1995), h. 78. 93 Abū Al-Ṭayyib Muḥammad Syams Al-Ḥaq Al-‘Aẓīm Ābādī, ‘Aun Al-Ma‘būd Syarḥ Sunan
Abī Dāwud, Pentakhrīj ‘Iṣām Al-Dīn Al-Ṣabābiṭī, Juz VII, Hadis no. 4328, (Kairo: Dār Al-Ḥadīts, 2001),
h. 414. 94 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 281. 95 Al-Baihaqī, Al-Zuhd Al-Kabīr, Juz V, Bāb al-Wara‘ wa al-Taqwā, Hadis no. 957, h. 348.
96 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XX, Mu‘ādz b. Jabal al-Anṣārī, Hadis no. 17088, h.
159.
69
حدثنا أمحد بن عمرو اخللل ثنا يعقوب بن محيد ثنا أنس بن عياض و عبد العزيز بن حممد عن عليك :منر عن عطاء بن يسار عن معاذ قال: قلت يا رسول اهلل أوصين فقال اريك بن عبد اهلل بن أيب
واذكر اهلل عند كل حجر واجر وما عملت من سوء فأحدث هلل فيه توبة السر بتقوى اهلل ما استطعت .بالسر والعلنية بالعلنية
Adapun kualitas sanad hadis yang diriwayatkan oleh al-Ṭabrānī adalah Daif
sebagaimana perkataan Ḥamdī ‘Abd al-Majīd al-Salafī karena sanadnya munqaṭī‘;
‘Aṭā‘ tidak bertemu dengan Mu‘ādz.97 Begitu juga yang diriwayatkan oleh al-Baihaqī98,
setelah ditelusuri kualitas sanad tersebut adalah Daif karena sanadnya munqaṭī‘ juga;
Muḥammad b. Jubair tidak bertemu dengan Mu‘ādz. Berikut perincian kualitas sanad
yang diriwayatkan oleh al-Baihaqī beserta redaksi lengkapnya:
ا، حدثين حيىي ، ثنا عبد اهلل بن أيب الدنياحلسني بن صفوان، أنبأنا أبو احلسني بن بشرانأخربنا بن أيوب، ثنا إمساعيل بن جعفر، أخربين عمرو بن أيب عمرو، عن عبد الرمحن بن احلويرث، عن حممد ايسلم عليه، فقال: يا إىل اليمن فلما حضر رحيله أتاه النيب معاذا بن جبري قال: بعث رسول اهلل ا
وجل ما أطقت، هلل عزواعمل بقوتك اتق اهلل ما استطعتيا معاذ »رسول اهلل إين منطلق فعظين، فقال: واذكر اهلل عز وجل عند كل اجر وحجر، وإن أحدثت ذنبا، فأحدث عنده توبة إن سرا فسرا، وإن
99.«علنية فعلنيةPerawi di atas ada 10 orang. Berikut biografi para perawi tersebut:
1) Al-Baihaqī
Al-Baihaqī menenama hadis dari Abū al-Ḥusain b. Bisyrān. Al-Baihaqī nama
lengkapnya Aḥmad b. al-Ḥusain b. ‘Alī b. Mūsā, kunyahnya Abū Bakr al-Baihaqī. ia
lahir dan tumbuh di desa Baihaq (Naisabur) pada tahun 384 H. kemudian hijrah ke
97 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Pentakhrīj Ḥamdī ‘Abd al-Majīd, Juz XX, Mu‘ādz b. Jabal
al-Anṣārī, Hadis no. 17088, h. 159. 98 Al-Baihaqī, Al-Zuhd Al-Kabīr, Juz V, Bāb al-Wara‘ wa al-Taqwā, Hadis no. 957, h. 348. 99 Al-Baihaqī, Al-Zuhd Al-Kabīr, Hadis no. 957, h. 348.
70
Baghdad, Kufah, Mekah dan lainnya. Dan menetap di Nasabur juga sampai wafat pada
tahun 458 H.100
Guru-gurunya yaitu Abū al-Ḥusain ‘Alī b. Muḥammad b. Bisyrān, Abū ‘Abd
al-Raḥmān Muḥammad b. al-Ḥusain al-Sulamī, Abū al-Ḥusain Muḥammad b. al-
Ḥusain al-Qaṭṭān, dan Abū ‘Alī al-Ḥasan b. Aḥmad b. Syādzān. Murid-muridnya yaitu
cucunya Abū al-Ḥasan ‘Ubaidillāh b. Muḥammad b. Muḥammad b. Aḥmad al-Baihaqī,
putranya Ismā‘īl b. Aḥmad al-Baihaqī, Abū ‘Abdillāh al-Farāwī, dan lain-lain.101
Komentar ulama tentang dirinya:
“Al-Zarkalī berkata: al-Baihaqī muḥaddits102. Al-Dzahabī berkata: ia imam
musnid.103”
Dari biografi di atas dapat diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang mencela
al-Baihaqī, bahkan pujian disandangnya tersebut menunjukkan bahwa ia adalah perawi
yang mempunyai kredibilitas ke-ḍābiṭ-an yang tidak diragukan.
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh al-Baihaqī dalam menerima hadis “أخربنا”, maka diketahui bahwa sanad
di sini muttaṣil (bersambung) karena kata tersebut digunakan oleh ahli hadis dalam
membaca dan mendengar langsung dari gurunya.
100 Khair Al-Dīn Al-Zarkalī, Al-A‘lām; Qāmūs Tarājum li Asyhur Al-Rijāl wa Al-Nisā’ mi Al-
‘Arab wa Al-Musta‘ribīn wa Al-Mustasyriqīn, Juz I, (Bairut: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1986), h. 116. 101 Abū Bakr Muḥammad b. ‘Abd Al-Ghanī Al-Baghdādī, Al-Taqyīd li Ma‘rifat Ruwwāt Al-
Sunan wa Al-Masānīd, Pentaḥqīq Kamāl Yūsuf Al-Ḥūt (Bairut: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1408 H.),
h. 138. 102 Al-Zarkalī, Al-A‘lām, Juz I, h. 116.
103 Syams Al-Dīn Muḥammad b. Aḥmad b. ‘Utsmān Al-Dzahabī, Siyar A‘lām Al-Nubalā’, Juz
XIX (Bairut: Mu’assasat Al-Risālah, t.t.), h. 503.
71
2) Abū al-Ḥusain b. Bisyrān
Abū al-Ḥusain b. Bisyrān menerima hadis dari al-Ḥusain b. Ṣafwān. Abū al-
Ḥusain adalah kunyahnya, nama lengkapnya ‘Alī b. Muḥammad b. ‘Abdillāh b.
Bisyrān b. Muḥammad b. Bisyr. Ia lahir pada tahun 328 H., wafat 415 H.
Guru-gurunya yaitu al-Ḥusain b. Ṣafwān, Abū Bakr b. al-Najjād, ‘Utsmān b.
al-Samāk, dan lain-lain. Dan murid-muridnya yaitu al-Baihaqī, al-Khaṭīb, al-Ḥasan al-
Banā’, ‘Āṣim b. al-Ḥasan, dan lain-lain.104
Komentar ulama tentang dirinya:
Menurut al-Khaṭīb berkata: Abū al-Ḥusain b. Bisyrān tsiqah tsabt.105 Al-
Dzahabī berkata: ia musnid, ‘ālim106, dan menyebutkannya dalam Ṭabaqāt Al-
Muḥadditsīn.107
Dari biografi di atas dapat diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang mencela
Abū al-Ḥusain b. Bisyrān, bahkan pujian disandangnya tersebut menunjukkan bahwa
ia adalah perawi yang mempunyai kredibilitas ke-ḍābiṭ-an yang tidak diragukan.
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh Abū al-Ḥusain b. Bisyrān dalam menerima hadis “أنبأنا”, maka
diketahui bahwa sanad di sini muttaṣil (bersambung) karena kata tersebut digunakan
oleh ahli hadis dalam membaca dan mendengar langsung dari gurunya.
104 Al-Khaṭīb, Tārīkh Baghdād, Juz XII, h. 98.
105 Al-Khaṭīb, Tārīkh Baghdād, Juz XII, h. 98.
106 Al-Dzahabī, Siyar A‘lām Al-Nubalā’, Juz XVII, h. 311-312.
107 Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Aḥmad b. ‘Utsmān Al-Dzahabī, Al-Mu‘ayyan fī Ṭabaqāt Al-
Muḥadditsīn, Pentaḥqīq Hammām ‘Abd Al-Raḥīm Sa‘īd, Cet. 1 (Yurdania: Dār Al-Furqān, 1404 H.), h.
32.
72
3) Al-Ḥusain b. Ṣafwān
Al-Ḥusain b. Ṣafwān menerima hadis dari ‘Abdullāh b. Abī al-Dunyā, nama
lengkapnya al-Ḥusain b. Ṣafwān b. Isḥāq b. Ibrāhīm, kunyahnya Abū ‘Alī al-Bardza‘ī.
Ia wafat pada tahun 340 H.108
Gurunya yaitu Abū Bakr b. Abī al-Dunyā. Murid-muridnya yaitu Abū al-
Ḥusain b. Bisyrān, Abū ‘Abdillāh b. Dausat, dan Muḥammad b. ‘Abdillāh b. Akhī
Mīmī.109
Komentar ulama terhadap dirinya:
“Al-Khaṭīb al-Baghdādī berkata: al-Ḥusain b. Ṣafwān ṣadūq.110 Al-Dzahabī
berkata: ia muḥaddits ṣadūq.111
Dari biografi di atas dapat diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang mencela
al-Ḥusain b. Ṣafwān, lafad Ṣadūq menunjukkan bahwa perawi ini ke-ḍābt-annya ringan
namun masih termasuk dalam tingkatan ‘adālah yang ke-4.
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh al-Ḥusain b. Ṣafwān dalam menerima hadis “ثنا” singkatan dari lafad
maka diketahui bahwa sanad di sini muttaṣil (bersambung) karena kata tersebut ,”حدثنا“
digunakan oleh ahli hadis dalam membaca dan mendengar langsung dari gurunya.
4) ‘Abdullāh b. Abī al-Dunyā
108 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Juz VIII, h. 54.
109 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Juz VIII, h. 54.
110 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Juz VIII, h. 54.
111 Al-Dzahabī, Siyar A‘lām Al-Nubalā’, Juz XV, h. 442.
73
‘Adullāh b. Abī al-Dunyā menerima hadis dari Yaḥyā b. Ayyūb. ‘Abdullāh b.
Abī al-Dunyā salah satu atbā‘ tābi‘ al-tābi‘īn. Nama lengkapnya ‘Abdullāh b.
Muḥammad b. ‘Ubaid b. Sufyān b. Qais al-Qurasyī. Kunyahnya Abū Bakr b. Abī al-
Dunyā al-Baghdādī. Dari nisbatnya dapat diketahui bahwa ia pernah berkunjung atau
menetap di Baghdad.112 Ia wafat pada tahun 281 H., saat itu ia berumur 73 tahun.113
Guru-gurunya yaitu Yaḥyā b. Ayyūb al-Maqābirī, Ibrrāhīm b. Dīnār al-
Baghdādī, Aḥmad b. Jamīl al-Marwazī, dan lain-lain. Adapun murid-muridnya yaitu
Abū ‘Alī al-Ḥusain b. Ṣafwān al-Bardza‘ī, Ibn Mājah, Aḥmad b. Muḥammad al-
Jarrāḥ, dan lain-lain.114
Komentar ulama tentang dirinya:
Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī berkata: Abū Bakr b. Abī al-Dunyā ṣadūq, ḥāfiẓ.115
Dari biografi di atas, dapat diketahui bahwa terkait kredibilitas ke-ḍābiṭ-an Abū
Bakr b. Abī al-Dunyā, Ibn Ḥajar menggunakan ṣadūq, ḥāfiẓ untuk menunjukkan bahwa
ia seorang ḥāfiẓ yang ke-ḍābt-annya ringan.
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh Abū Bakr b. Abī al-Dunyā dalam menerima hadis “حدثين”, maka
diketahui bahwa sanad di sini muttaṣil (bersambung) karena kata tersebut digunakan
oleh ahli hadis dalam membaca dan mendengar langsung dari gurunya.
112 Yūsuf b. Al-Zakkī ‘Abd Al-Rāḥmān Abū Al-Ḥajjāj Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Pentaḥqīq
Basysyār ‘Iwād Ma‘rūf, Juz XVI, Cet. 1 (Bairut: Mu’assasat Al-Risālah, 1980), h. 72-76. 113 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 542.
114 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XVI, h. 72-76.
115 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 542.
74
5) Yaḥyā b. Ayyūb al-Maqābirī
Yaḥyā b. Ayyūb al-Maqābirī menerima hadis dari Ismā‘īl b. Ja‘far. Yaḥyā b.
Ayyūb al-Maqābirī salah satu atbā‘ tābi‘ al-tābi‘īn, nama lengkapnya Yaḥyā b. Ayyūb
al-Muqābirī. Kunyahnya Abū Zakariyyā al-Baghdādī al-‘Ābid. Dari nisbatnya dapat
diketahui bahwa ia pernah berkunjung atau menetap di Baghdad.116 Ia wafat pada tahun
234 H., saat itu ia berumur 77 tahun.117
Guru-gurunya yaitu Ismā‘īl b. Ja‘far al-Madanī, Ismā‘īl b. ‘Ulayyah, Khalf
b. Khalīfah, dan lain-lain. Adapun murid-muridnya yaitu Abū Bakr ‘Abdillāh b.
Muḥammad (Abū Bakr b. Abī al-Dunyā), Muslim, Abū Dāwud, dan lain-lain.118
Komentar ulama tentang dirinya:
“Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī berkata: Yaḥyā b. Ayyūb al-Maqābirī tsiqah.119”
Dari biografi di atas dapat diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang mencela
Yaḥyā b. Ayyūb al-Maqābirī, bahkan pujian disandangnya tersebut menunjukkan
bahwa ia adalah perawi yang mempunyai kredibilitas ke-ḍābiṭ-an yang tidak
diragukan.
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh Yaḥyā b. Ayyūb al-Maqābirī dalam menerima hadis “ثنا” singkatan dari
lafad “حدثنا”, maka diketahui bahwa sanad di sini muttaṣil (bersambung) karena kata
116 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XXXI, h. 238-240.
117 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 1050.
118 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XXXI, h. 238-240.
119 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 1050.
75
tersebut digunakan oleh ahli hadis dalam membaca dan mendengar langsung dari
gurunya.
6) Ismā‘īl b. Ja‘far
Ismā‘īl b. Ja‘far menerima hadis dari ‘Amr b. Abī ‘Amr al-Qurasyī. Ismā‘īl b.
Ja‘far salah satu atbā‘ al-tābi‘īn, nama lengkapnya Ismā‘īl b. Ja‘far b. Abī Katsīr al-
Zuraqqī al-Anṣārī. Kunyahnya Abū Isḥāq al-Qāri’ al-Madanī. Dari nisbatnya dapat
diketahui bahwa ia pernah berkunjung atau menetap di Madinah. Selain itu, ia juga
pernah menetap di Baghdad.120 Ia wafat pada tahun 180 H.121
Guru-gurunya yaitu ‘Amr b. Abī ‘Amr, ‘Utsbah b. Muslim, dan Ḥmaid Al-
Ṭawīl. Adapun murid-muridnya yaitu Yaḥyā b. Ayyūb al-Maqābirī, Isḥāq b.
Muḥammad al-Farwī, Ibrāhīm b. ‘Abdillāh b. Ḥātim, dan lain-lain.122
Komentar ulama tentang dirinya:
“Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī berkata: Ismā‘īl b. Ja‘far tsiqah tsabat.123”
Dari biografi di atas dapat diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang mencela
Ismā‘īl b. Ja‘far, bahkan pujian disandangnya tersebut menunjukkan bahwa ia adalah
perawi yang mempunyai kredibilitas ke-ḍābiṭ-an yang tidak diragukan.
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh Ismā‘īl b. Ja‘far dalam menerima hadis “أخربين”, maka diketahui bahwa
120 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz III, h. 56-59.
121 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 138.
122 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz III, h. 56-59.
123 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 138.
76
sanad di sini muttaṣil (bersambung) karena kata tersebut digunakan oleh ahli hadis
dalam membaca dan mendengar langsung dari gurunya.
7) ‘Amr b. Abī ‘Amr al-Qurasyī
‘Amr b. Abī ‘Amr al-Qurasyī menerima hadis dari ‘Abd al-Raḥmān b. al-
Ḥuwairits. ‘Amr b. Abī ‘Amr salah satu Tabi’in. Nama lengkapnya ‘Amr b. Maisarah
al-Qurasyī al-Makhzūmī. Kunyahnya Abū ‘Utsmān al-Madanī. Dari nisbatnya dapat
diketahui bahwa ia pernah berkunjung atau menetap di Madinah.124 Ia wafat pada tahun
150 H.125
Guru-gurunya yaitu Anas b. Mālik, Ḥabīb b. Hind al-Aslamī, Ḥamzah b.
‘Abdullāh b. ‘Utbah b. Mas‘ūd, dan lain-lain. Adapun murid-muridnya yaitu Ismā‘īl
b. Ja‘far b. Abī Katsīr, Ibrāhīm b. Suwaid b. Ḥayyān al-Madanī, Sulaimān b. Bilāl,
dan lain-lain.126
Komentar ulama tentang dirinya:
“Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī berkata: ‘Amr b. Abī ‘Amr al-Qurasyī tsiqah rubama
wahima.127”
Dari biografi di atas, dapat diketahui bahwa terkait kredibilitas ke-ḍābiṭ-an
‘Amr b. Abī ‘Amr, Ibn Ḥajar menggunakan tsiqah rubama wahima untuk
menunjukkan bahwa perawi ini ke-ḍābt-annya ringan dan ia masih termasuk dalam
tingkatan ‘adālah yang ke-4 yakni derajat di bawah tsiqah yang tidak yahim.
124 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XXII, h. 168-169.
125 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 742.
126 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XXII, h. 168-169.
127 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 742.
77
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh ‘Amr b. Abī ‘Amr dalam menerima hadis “عن”, maka di sini
memungkinkan bersambung karena ‘Amr b. Abī ‘Amr bukan mudallis. Selain itu,
dilihat dari tahun wafat antara ‘Amr b. Abī ‘Amr (W. 150 H.) dengan gurunya ‘Abd
al-Raḥmān b. Ḥuwairits (W. 130 H.), dapat disimpulkan bahwa sanadnya ‘Amr b. Abī
‘Amr bersambung dengan gurunya karena antara jarak satu dengan yang lain tidak
berjauhan.
8) ‘Abd al-Raḥmān b. Ḥuwairits
‘Abd al-Raḥmān b. Ḥuwairits menerima hadis dari Muḥammad b. Jubair. ‘Abd
al-Raḥmān b. Ḥuwairits salah satu Tabi’in. Nama lengkapnya ‘Abd al-Raḥmān b.
Mu‘āwiyah b. al-Ḥuwairits al-Anṣārī. Kunyahnya Abū al-Ḥuwairits, dan ia dikenal
dengan nama ini. Ia salah satu ahli Madinah.128 Ia wafat pada tahun 130 H.129
Guru-gurunya yaitu Muḥammad b. Jubair b. Muṭ‘am, Ḥanẓalah b. Qais,
‘Abdullāh b. ‘Abd al-Rāḥmān b. Abī Dzubāb, dan lain-lain. Adapun murid-muridnya
yaitu Ibrāhīm b. Muḥammad b. Abī Yaḥyā al-Aslamī, Ḥanẓalah b. ‘Amr b. Ḥanẓalah,
al-Zubair b. Mūsā al-Makkī, dan lain-lain.130
Komentar ulama tentang dirinya:
“Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī berkata: ‘Abd al-Raḥmān b. Ḥuwairits Ṣadūq sayyi’ al-
ḥifẓ rumiya bi al-irjā’.131”
128 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XVII, h. 414-415.
129 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 832.
130 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XVII, h. 414-415.
131 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 832.
78
Dari biografi di atas, dapat diketahui bahwa terkait kredibilitas ke-ḍābiṭ-an Abd
al-Raḥmān b. Ḥuwairits, Ibn Ḥajar menggunakan ṣadūq sayyi’ Al-ḥifẓ rumiya bi al-
irjā’ untuk menunjukkan bahwa perawi ini ke-ḍābt-annya ringan namun masih
termasuk dalam tingkatan ‘adālah yang ke-5; tingkatan di bawah ṣadūq.
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh ‘Abd al-Raḥmān b. Ḥuwairits dalam menerima hadis “عن”, maka di
sini memungkinkan bersambung karena ‘Abd al-Raḥmān b. Ḥuwairits bukan mudallis.
Selain itu, dilihat dari tahun wafat antara ‘Abd al-Raḥmān b. Ḥuwairits (W. 130 H.)
dengan gurunya Muḥammad b. Jubair (W. 100 H.), dapat disimpulkan bahwa
sanadnya ‘Abd al-Raḥmān b. Ḥuwairits bersambung dengan gurunya karena antara
jarak satu dengan yang lain tidak berjauhan.
9) Muḥammad b. Jubair
Muḥammad b. Jubair meneriima hadis dari Mu‘ādz. Muḥammad b. Jubair salah
satu Tabi’in, nama lengkapnya Muḥammad b. Jubair b. Muṭ‘am b. ‘Adī b. Naufal al-
Qurasyī al-Naufalī. Kunyahnya Abū Sa‘īd al-Madanī. Ia salah satu ahli Madinah.132 Ia
wafat pada tahun 100 H.133
Guru-gurunya adalah ayahnya sendiri Jubair b. Muṭ‘am, Ibn ‘Abbās,
Mu‘āwiyah b. Abī Sufyān, ‘Umar b. al-Khaṭṭāb, dan ‘Abdullāh b. ‘Adī b. al-Ḥamrā’
al-Zuhrī. Adapun murid-muridnya yaitu Abū al-Ḥuwairits ‘Abd al-Raḥmān b.
132 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XXIV, h. 573-574.
133 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 832.
79
Mu‘āwiyah, Ibrāhīm b. Muḥammad b. Jubair b. Mu‘am, Umayyah b. Ṣafwān, dan lain-
lain.134
Komentar ulama tentang dirinya:
“Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī berkata: Muḥammad b. Jubair tsiqah, ‘ārif bi al-
nasab.135”
Dari biografi di atas dapat diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang mencela
Muḥammad b. Jubair, bahkan pujian disandangnya tersebut menunjukkan bahwa ia
adalah perawi yang mempunyai kredibilitas ke-ḍābiṭ-an yang tidak diragukan.
Adapun berkenaan dengan sambungnya sanad, dilihat dari Ṣighah yang
digunakan oleh Muḥammad b. Jubair dalam menerima hadis “136”قال, maka di sini
sanadnya terputus karena sanad ini tidak ditulis oleh Muḥammad b. Jubair tetapi ditulis
langsung oleh al-Baihaqī. Bahkan dilihat dari segi tahun wafat antara Muḥammad b.
Jubair (W. 100 H.) dan Mu‘ādz (W. 18 H.) tidak memungkinkan mereka berdua
bertemu karena jarak mereka berdua sangat jauh.
10) Mu‘ādz
Mu‘ādz menerima hadis dari Rasulullah Saw. Mu‘ādz salah satu Sahabat
Rasulullah Saw., nama lengkapnya Mu‘ādz b. Jabal b. ‘Amr b. ‘Aus b. ‘Āidz b. ‘Adī
b. Ka‘b b. ‘Amr b. Adī d. Sa‘d b. ‘Alī b. Asad b. Sāridah b. Yazīd b. Jasyim b. al-
134 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XXIV, h. 573-574.
135 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 832.
136 Ketika menemukan hadis pada karangan seseorang, dan tidak tulisan sendiri dengan
menyebutkan lafad “dzakara fulān”, “qāla fulān”, atau “akhbaranā fulān”, maka hadis tersebut munqaṭi‘
tidak bersambung sanadnya. Lihat ‘Abd Al-Mājid Al-Ghaurī, Al-Muṣṭalaḥ Al-Ḥadītsiyyah, h. 555.
80
Khazraj al-Anṣārī. Kunyahnya Abū ‘Abd al-Raḥmān al-Anṣārī.137 Adapun perang yang
pernah diikutinya adalah Badar. Selain pernah menetap di Madinah, ia juga pernah
menetap di Syam. Gurunya Rasulullah Saw.138 Ia wafat di Syam pada tahun 18 H.139
Gurunya yaitu Rasulullah Saw. Adapun murid-muridnya yaitu Ibn ‘Abbās, Ibn
‘Umar, Ibn ‘Adī, Ibn Abī Aufā al-Asy‘arī, dan lain-lain.140
Penilain tentang Mu‘ādz tidak perlu dibahas, karena ia adalah sahabat, dan kulu
al-Ṣaḥābah ‘udūl (setiap Sahabat adalah adil).
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui beberapa hal.
Pertama, dilihat dari segi kuantitas maka hadis ke-81 tersebut termasuk hadis Ahad
dengan jenis gharīb. Kedua, dilihat dari segi penyandaran hadisnya, hadis tersebut
termasuk hadis marfū‘ karena hadis tersebu disandarkan pada Rasūlullāh Saw. Ketiga,
dilihat dari segi kualitas sanad hadis termasuk hadis hasan li ghairihi; jalur yang
diriwayatkan oleh al-Baihaqī daif tetapi diperkuat dengan jalur yang diriwayatkan oleh
al-Ṭabrānī sehingga kualitasnya naik.
137 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Al-Iṣābah fī Tamyīz Al-Ṣaḥābah, Juz VI, h. 136.
138 Al-Mizzī, Tahdzīb Al-Kamāl, Juz XXVIII, h. 105-108.
139 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 950.
140 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Al-Iṣābah fī Tamyīz Al-Ṣaḥābah, Juz VI, h. 136-137.
81
Berdasarkan hasil kualitas sanad hadis-hadis dalam Dialog FPI, maka dapat
disimpulkan sebagaimana diagram berikut:
Diagram 3. Kualitas sanad hadis-hadis dalam Dialog FPI
Dari persentase kualitas sanad hadis-sanad dalam Dialog FPI di atas, maka
diketahui bahawa mayoritas hadis-hadis di dalamnya dapat dijadikan ḥujjah, karena
kualitas sanad yang sahih tebilang banyak.
61%
8%
29%
2%
Sahih Hasan Daif Tidak ditemukan
82
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengkaji dan meneliti 120 hadis dalam Dialog FPI karya MRS, maka
dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut. Pertama, tingkat kualitas sanad dalam
Dialog FPI, yaitu Sahih 61 % dengan jumlah 73 hadis, Hasan 8 % dengan jumlah 10
hadis, Daif 29 % dengan jumlah 35 hadis, dan tidak diketahui 2% dengan jumlah 2
hadis. Kedua, tingkat akurasi hadis-hadis tersebut yaitu akurat 55 % dengan jumlah 66
hadis, tidak akurat 42 % dengan jumlah 51 hadis, dan tidak diketahui 3 % dengan
jumlah 3 hadis.
Berpijak pada kualitas sanad di atas, dapat disimpulkan bahwa Buku Dialog
FPI layak dijadikan ḥujjah, meskipun hadis yang sanadnya Daif ada 35, namun hadis-
hadis tersebut masih dapat dijadikan ḥujjah karena termasuk dalam 3 syarat
sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī yaitu, Pertama, hadisnya
tidak sangat daif. Kedua, hadisnya termasuk dalam pokok hadis yang bisa diamalkan.
Ketiga, ketika mengamalkan tidak meyakini mengenai kepastiannya, sekedar hati-hati
saja. Dari 35 hadis yang kualitas sanadnya Daif tersebut, hanya ada 8 hadis yang tidak
dapat dijadikan ḥujjah karena sanad hadisnya sangat daif, yaitu hadis ke-9, 32, 35, 93,
110, 111, 117, dan 118.
Berpijak pada akurasi hadis, dapat disimpulkan bahwa MRS memang seorang
yang cerdas dan daya ingat yang bagus karena hadis-hadis yang termaktub dalam
Dialog FPI mayoritas akurat. Dengan demikian, keduanya baik kualitas sanad maupun
83
akurasi hadis-hadis Dialog FPI karya MRS dapat dipertanggungjawabkan oleh MRS
secara ilmiah.
B. Saran
1. Saran untuk masyarakat, supaya lebih cermat dan cerdas antara berita fakta dan
fiktif agar terhindar dari sifat subyektif, dan kesalahpahaman.
2. Saran untuk akademisi khususnya bagi mahasiswa hadis, supaya melanjutkan
penelitian ini baik dari segi kajian kritik matan, atau pemahaman hadis, karena
kajian tersebut merupakan tidak lanjut dari kajian setelah men-takhrīj.
84
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Ābādī, Abū al-Ṭayyib Muḥammad Syams al-Ḥaq al-‘Aẓīm. ‘Aun al-Ma‘būd Syarḥ
Sunan Abī Dāwud. Pentakhrīj ‘Iṣām al-Dīn al-Ṣabābiṭī. Juz VII. Kairo: Dār
al-Ḥadīts, 2001.
Al-‘Abasī, Abū Bakr Ibn Abī Syaibah ‘Abdullāh b. Muḥammad b. Ibrāhīm b. ‘Utsmān
b. Khawāstī. Al-Muṣannaf Li Ibn Abī Syaibah. Pentaḥqīq Muḥammad
‘Awwāmah. Cet. 1. Jedah: Dār al-Qiblah, 2006.
_________________________. Musnad Ibn Abī Syaibah. Pentaḥqīq ‘Ādil b. Yūsuf al-
‘Izārī dan Aḥmad b. Farīd al-Mazīdī. Cet. 1. Riyad: Dār al-Waṭan, 1997.
Afadlal. dkk.. ed. Endang Turmudi dan Reza Sihbudi. Islam dan Radikalisme Di
Indonesia. Jakarta: LIPI Press, 2005.
Ibn Aḥmad, Abū al-Barakāt Muḥammad. al-Kawākib al-Nīrāt fī Ma‘rifat min al-Ruwāt
al-Tsiqāt. Pentaḥqīq ‘Abd al-Qayyūm. Juz II. Cet. 1. Bairut: Dār Ma’mūn,
1981.
Ibn Abī Syaibah, Abū Bakr ‘Abdullāh b. Muḥammad b. Ibrāhīm. al-Muṣannaf fī al-
Aḥādīts wa al-Ātsār. Pentaḥqīq Kamāl Yusūf al-Ḥūt. Cet. 1. Riyāḍ: Maktabat
al-Rusyd, 1409 H.
_________________________. Musnad Ibn Abī Syaibah. Pentaḥqīq ‘Ādil b. Yūsuf al-
‘Azāzī dan Aḥmad b. Farīd al-Mazīdī. Cet. 1. Riyad: Dār al-Waṭan, 1997.
Al-Albānī, Abū ‘Abd al-Raḥmān Muḥammad Nāṣir al-Dīn. Silsilat al-Aḥādīts al-
Ḍa‘īfah wa al-Mauḍū‘ah wa Atsaruhā al-Sayyi’ fī al-Ummah. Juz III. Cet. 1.
Arab Saudi: Dār al-Ma‘ārif, 1992.
_________________________. Ḍa‘īf Sunan al-Tirmidzī. Cet. 1. Riyad: al-Maktab al-
Islāmī, 1991.
_________________________. Ghāyat al-Marām fī Takhrīj Aḥādīts al-Ḥalāl wa al-
Ḥarām. Cet. 3. Bairut: al-Maktab al-Islāmī, 1405 H.
_________________________. Ṣaḥīḥ al-Targhīb wa al-Tarhīb. Juz II. Cet. 5. Riyad:
Maktabat al-Ma‘ārif, t.t.
_________________________. al-Silsilah al-Ḍa‘īfah. Juz II. Riyad: Maktabat al-
Ma‘ārif, t.t.
85
_________________________. Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf al-Jāmi‘ al-Ṣaghīr wa Ziyādatuhu.
Arab Saudi: al-Mamlakah al-‘Arabiyyah al-Su‘ūdiyyah, 2000.
Al-Andalūsī, Ibn Ḥazm al-Dzāhirī. al-Fiṣal Fī al-Milal Wa al-Ahwā’ Wa al-Niḥal. Juz
I. T.tp.: Maktabat al-Salām al-‘Ilmiyyah, t.t.
Al-‘Anjazī, Fauzī. Ahl al-Sunnah al-Asyā‘irah; Syahādat ‘Ulamā’ al-Ummah Wa
Adillatuhum. Bairut: Dār al-Ḍiyā’, t.t.
Al-Anṣārī, Abū Muḥammad ‘Abdullāh b. Muḥammad b. Ja‘far b. Ḥayyān. al-Amtsāl
fī al-Ḥadīts al-Nabawī. Pentaḥqīq ‘Abd al-‘Alī ‘Abd al-Ḥamīd. Cet. II. India:
al-Dār al-Salafiyyah, 1987.
Anwar, Saeful. “Pemikiran Gerakan Amar Ma‘rūf Nahy Munkar Front Pembela Islam
(FPI) di Indonesia 1989-2012”. Tasawuf dan Pemikiran Islam IV, no. 1. (Juni
2014): h. 220-250.
Al-Aṣbahānī, Abū Muḥammad ‘Abdullāh b. Muḥammad b. Ja‘far b. Ḥayyān al-Anṣārī.
al-Amtsāl fī al-Ḥadīts al-Nabawī. Pentaḥqīq ‘Abd al-‘Alī ‘Abd al-Ḥamīd. Cet.
2. India: al-Dār al-Salafiyyah, t.t.
Al-Aṣbahānī, Abū Nu‘aim Aḥmad b. ‘Abdullāh b. Aḥmad b. Isḥāq b. Mūsā b. Mihrān.
Ḥilyat al-Auliyā wa Ṭabaqāt al-Aṣfiyā’. Cet. 4. Bairut: Dār al-Kitāb al-‘Arabī,
1405 H.
_________________________. Ma‘rifat al-Ṣaḥābah. Pentaḥqīq ‘Ādil b. Yūsuf al-
Īzārī. Cet. 1. Riyad: Dār al-Waṭan li al-Nasyr, 1998.
_________________________. al-Musnad al-Mustakhraj ‘alā Ṣaḥīḥ al-Imām Muslim.
Pentaḥqīq Muḥammad Hasan Ismā‘īl al-Syāfi‘ī. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutuab
al-‘Ilmiyyah, 1996.
Al-Aṣbaḥī, Abū ‘Abdillāh Mālik b. Anas. al-Muwaṭṭa’. Pentaḥqīq Muḥammad Muṣṭafā
al-A‘ẓamī. Cet. 1. T.tp.: Mu’assat Zāyid b. Sulṭān, 2004.
Al-Aṣfiyā, Abū Nu‘aim Aḥmad b. ‘Abdillāh. Ḥilyat al-Auliyā’ wa Ṭabaqāt al-Aṣfiyā’.
Juz II. Cet. 4. Bairut: Dār al-Kitāb al-‘Arabī, 1405 H.
Al-‘Asqalānī, Abū Faḍl Aḥmad b. ‘Alī b. Muḥammad b. Aḥmad b. Ḥajar. Lisān al-
Mizān. Cet. 3. Bairut: Muassa’sat al-A‘lamī li al-Maṭbū‘āt, 1986.
_________________________. al-Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah. Pentaḥqīq ‘Alī
Muḥammad al-Bajāwī. Juz III. Cet. 1. Bairut: Dār al-Jiyal, 1412 H.
86
_________________________. Ta‘rīf Ahl al-Taqbīs bi Marātib al-Mauṣūfīn bi al-
Tadlīs. Pentaḥqīq ‘Āṣim b. ‘Abdillāh Al-Qaryūnī. Cet. 1. Yurdania: Maktabat
al-Manār, t.t.
_________________________. Taqrīb al-Tahdzīb. Pentaḥqīq Muḥammad ‘Awānah.
Cet. 1. Suria: Dār al-Rasyīd, 1986.
_________________________. Līsān al-Mīzān. Juz I. Cet. 3. Bairut: Mu’assasat al-
A‘lamī, 1986.
Al-Azdī, Abū Ja‘far Aḥmad b. Muḥammad b. Salāmah b. ‘Abd al-Mulk b. Salamah.
Syarḥ Muskil al- Atsār. Pentaḥqīq Syu‘aib al-Arna’ūṭ. Cet. 1. Bairut: Mu’assat
al-Risālah, 1987.
Al-Baihaqī, Abū Bakr Aḥmad b. al-Ḥusain b. ‘Alī. al-Arba‘ūn al-Ṣughrā. Pentaḥqīq:
Abū Isḥāq al-Ḥuwainī al-Atsarī. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kitāb al-‘Arabī, 1408
H.
___________________________. Ma‘rifat al-Sunan wa al-Ātsār. Pentaḥqīq ‘Abd al-
Mu‘ṭī Amīn Qala‘jī. Cet. 1. Bairut: Dār Qutaibah, 1991.
___________________________. al-Sunan al-Kubrā. Pentaḥqīq Muḥammad al-Qādir
‘Aṭā. Juz VII. Makkah: Maktabat Dār al-Bāz, 1994.
___________________________. al-Sunan al-Ṣaghīr. Pentaḥqīq ‘Abd al-Mu‘ṭī Amīn
Qala‘jī. Cet. 1. Pakistan: Jāmi‘ah al-Dirāsāt al-Islāmiyyah, 1989.
___________________________. al-Zuhd al-Kabīr. Pentaḥqīq ‘Āmir Aḥmad Ḥaidar.
Cet. 3. Bairut: Mu’assasat al-Kutub al-Tsaqāfah, 1996.
Al-Baghawī, Abū Muḥmmad al-Ḥusain b. Mas‘ūd b. Muḥammad al-Farrā’ al-Syāfi‘ī.
Syarḥ al-Sunnah al-Baghawī. Pentaḥqīq Syu‘aib b. al-Arna’ūṭ. Cet. 2. Bairut:
al-Maktab al-‘Ilmiyyah, 1983.
Al-Baghdādī, Abū Bakr Aḥmad b. ‘Ajlī b. Tsābit al-Khaṭīb. al-Kifāyah fī ‘ilm Al-
Riwāyah. Pentaḥqīq Abū ‘Abdillāh al-Sūriqī dan Ibrāhīm Ḥamdī al-Madanī.
Madinah: al-Maktabah al-‘Ilmiyyah, t.t.
_________________________. Tārīkh Baghdād. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyāh,
t.t.
Al-Baghdādī, Abū Bakr Muḥammad b. ‘Abd al-Ghanī. al-Taqyīd li Ma‘rifat Ruwwāt
al-Sunan wa al-Masānīd. Pentaḥqīq Kamāl Yūsuf al-Ḥūt. Bairut: Dār al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 1408 H.
87
Al-Baghdādī, Abū Ḥafṣ ‘Umar b. Aḥmad b. ‘Utsmān. al-Targhīb fī Faḍā’il al-A‘māl
wa Tsawāb Dzālik. Pentaḥqīq Muḥammad Ḥasan Muḥammad Ḥasan Ismā‘īl.
Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2004.
Al-Baghdadī, Abū al-Ḥasan ‘Alī b. al-Ja‘d b. ‘Ubaid Al-Jauharī. Musnad Ibn Ja‘d.
Pentaḥqīq ‘Āmir Aḥmad Ḥaidar. Cet. 1. Bairut: Mu’assasat Nādir, 1990.
Bahādir, Badr al-Dīn Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Jamāl ‘Abdullāh. al-Nukat ‘alā
Muqaddimah Ibn Ṣalāh. Pentaḥqīq Zain al-‘Ābidīn b. Muḥammad Balā Farīj.
Juz I. Cet. 1. Riyad: Aḍwā’ al-Salaf, 1998.
Al-Bāqī, MuḤammad Fu’ād ‘Abd. al-Lu’lu’ wa al-Marjān Fī Mā Ittafaqa ‘Alaihi al-
Syaikhānī. T.tp.: Dār Iḥyā’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, 2009.
Al-Barrāz, Abū Bakr Aḥmad b. ‘Amr b. ‘Abd al-Khāliq al-‘Atīkī. al-Baḥr al-Zakhkhār
al-Ma‘rūf bi Musnad al-Bazzār. Pentaḥqīq Maḥfūẓ al-Raḥmān Zainullāh. Cet.
1. Bairut: Mu’assat ‘Ulūm al-Qur’ān, 1988.
Al-Bukhārī, Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Ismā‘īl al-Ju‘fī. Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Pentaḥqīq
Muṣṭafā Dīb al-Baghā. Cet. 3. Bairut: Dār Ibn Katsīr, 1987.
_________________________. al-Adab al-Mufrad. Pentaḥqīq Muḥammad Fu’ād
‘Abd al-Bāqī. Cet. 3. Bairut: Dār al-Basyā’ir al-Islāmiyyah, 1989.
_________________________. al-Ḍu‘afā’ al-Ṣaghīr. Pentaḥqīq Maḥmūs Ibrāhīm
Zāyid. Cet. 1. Ḥalb: Dār al-Wā‘ī, 1396 H.
Al-Baṣrī, al-Rabī‘ b. Ḥubaib b. ‘Umar al-Azdī. al-Jāmi‘ al-Ṣaḥīḥ Musnad al-Imām al-
Rabī‘ b. Ḥubaib. Pentaḥqīq Muḥammad Idrīs dan ‘Āsyūr b.Yūsuf. Bairut: Dār
al-Ḥikmah, 1415 H.
Al-Bustī, Abū Ḥātim Muḥammad Ibn Hibbān b. Aḥmad al-Tamīmī. Ṣaḥīḥ Ibn Hibbān.
Pentaḥqīq Syu‘aib al-Arna’ūṭ. Cet.2. Bairut: Mu’assasat al-Risālah, 1993.
Damayanti, Ninin Prima. dkk,. “Radikalisme Agama Sebagai Salah Satu Bentuk
Perilaku Menyimpang; Studi Kasus Front Pembela Islam”. Kriminologi
Indonesia III, no. 1 (Juni 203): h. 44.
Al-Dārimī, Abū Muḥammad ‘Abdullāh b. ‘Abd al-Raḥmān. Sunan al-Dārimī.
Pentaḥqīq Fawwāz Aḥmad Zamralī. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kitāb al-‘Ilmiyyah,
1407 H.
Al-Dāruquṭnī, ‘Alī b. ‘Umar abū al-Ḥasan al-Baghdadī. Sunan al-Dāruquṭnī. Pentaḥqīq
‘Abdullāh Hāsyim Yamānī al-Madanī. Bairut: Dār al-Ma‘rifah, 1966.
88
Al-Dimasyqī, Abū al-Fadā’ Ismā‘īl b. Muḥammad b. ‘Abd al-Hādī al-Jirāḥī al-‘Ajlūnī.
Kasyf al-Khafā’ wa Mazīl al-Ilbās. Pentaḥqīq ‘Abd al-Ḥamīd b. Aḥmad b.
Yūsuf b. Handawī. Cet. 1. T.tp.: al-Maktab al-‘Aṣriyyah, 2000.
Al-Dimasyqī, Ismā‘īl b. Katsīr al-Qurasyī. Tafsīr al-Qur’ān al-Aẓīm. Pentaḥqīq
Muḥammad Nāsir al-Albānī. T.tp.: Maktabat al-Ṣafā, 2004.
Al-Dzahabī, Syams al-Dīn Muḥammad b. Aḥmad. al-Mu‘ayyan fī Ṭabaqāt al-
Muḥadditsīn. Pentaḥqīq Hammām ‘Abd al-Raḥīm Sa‘īd. Cet. 1. Yurdania:
Dār al-Furqān, 1404 H.
_________________________. Siyar A‘lām al-Nubalā’. Juz XVI. Bairut: Mu’assasat
al-Risālah, t.t.
_________________________. Al-Kāsyif fī Ma‘rifat Man Lahu Riwāyah fī al-Kutub
al-Sittah. Pentaḥqīq Muḥammad ‘Awāmah Aḥmad Muḥammad Namr al-
Khaṭīb. Juz II. Cet. 1. Jedah: Dār al-Qiblah li al-Tsaqāfah al-Islāmiyyah, 1992.
Al-Fairūzabādī, Majd al-Dīn Abū Ṭāhir MuḤammad b. Ya‘qūb. Tanwīr al-Miqbās Min
Tafsīr Ibn ‘Abbās. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992.
Al-Fairūzabādī, Muḥammad b. Ya‘qūb. al-Qāmūs al-Muḥīṭ. Cet. 2. Lebanon:
Mu’assasat al-Risālah, 1987.
Al-Fākihī, Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Isḥāq b. al-‘Abasī al-Makkī. Akhbār Makkah
fī Qadīm al-Dahr wa Ḥadītsuhu. Pentaḥqīq ‘Abd al-Malik ‘Abdullāh Dahīsy.
Cet. 2. Bairut: Dār Khaḍr, 1414 H.
Al-Farrā’, Muhammad b. al-Ḥusain b. Muḥammad b. Khalf b. al-‘Iddah fī Uṣūl al-
Fiqh. Pentaḥqīq Aḥmad b. ‘Alī b. Sair al-Mubārakī. Cet. 2. Riyad: T.pn, 1990.
Al-Ghaurī, Sayyid ‘Abd al-Mājid. Mu‘jam al-Muṣṭalaḥāt al-Ḥadītsiyyah. Cet.1.
Bairut: Dār Ibn Katsīr, 2007.
Al-Ghazalī, Abū Ḥāmid Muḥammad b. Muḥammad al-Ṭūsī. Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn.
Bairut: Dār al-Ma‘rifah, t.t.
Al-Ḥaddādī, Zain al-Dīn Muḥammad ‘Abd al-Ra’ūf b. Tāj al-‘Ārifīn b. ‘Alī b. Zain al-
Ābidīn. al-Ittiḥāfāt al-Saniyyah bi al-Aḥādīts al-Qudsiyyah. Pentaḥqīq ‘Abd
al-Qādir al-Arna’ūṭ. Bairut: Dār Ibn Katsīr, t.t.
Al-Haitsamī, Nūr al-Dīn ‘Alī b. Sulaimān b. Abī Bakr al-Syāfi‘ī. Bughyat al-Bāḥits ‘an
Zawāid Musnad al-Ḥārits. Pentaḥqīq Ḥusain Ṣāliḥ al-Bākirī. Cet. 1. Madinah:
Markaz Khidmat al-Sunnah wa al-Sīrah al-Nabawiyyah, 1992.
89
_________________________. Ghāyat al-Maqṣad fī Zawā’id al-Musnad. Pentaḥqīq
Khalāf Maḥmūd Abd al-Samī‘.Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
2001.
_________________________. Mawārid al-Ẓamān ilā Zawā’id Ibn Ḥibbān.
Pentahqīq Muḥmmad ‘Abd al-Razzāq Ḥamzah. Bairut: Dar al-Kutub al-
‘Ilmiyyah, t.t.
_________________________. Majma‘ al-Zawāid wa Manba‘ al-Fawā’id. Pentaḥqīq
Ḥisām al-Dīn al-Qudsī. Juz I. Kairo: Maktabat al-Qudsī, 1994.
Al-Ḥākim, Muḥammad b. ‘Abdillāh Abū ‘Abdillāh al-Naisabūrī. al-Mustadrak ‘alā al-
Ṣaḥīḥain. Pentaḥqīq Muṣṭafā ‘Abd al-Qādir ‘Aṭā. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1990.
Al-Ḥanẓalī, Abū ‘Abd al-Raḥmān ‘Abdullāh b. al-Mubārak b. Wāḍiḥ. Musnad al-
Imām ‘Abdillāh b. al-Mubārak. Pentaḥqīq Ṣubḥī al-Badrī al-Sāmurā’ī. Cet. 1.
Riyad: Maktabat al-M‘ārif, 1407 H.
Al-Hindī, ‘Alā’ al-Dīn ‘Alī b. Ḥisām al-Dīn. Kanz al-‘Umāl fī Sunan al-Aqwāl wa al-
Af‘āl. Pentaḥqīq Bakrī Ḥayānī. Cet. 5. T.tp.: Mu’assasat al-Risālah, 1981.
Al-Ḥumaidī, Abdullāh b. al-Zubair Abū Bakr. Musnad al-Ḥumaidī. Pentaḥqīq Ḥabīb
al-Raḥmān al-A‘ẓamī. Kairo: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.
Al-Ḥūt, Muḥammad b. Darwīsy b. Muḥammad. Asnā al-Maṭālib fī Aḥādīts Mukhtalifat
al-Marātib. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.
Ibn Idrīs, Abū ‘Abdillāh Muḥammad. Musnad al-Syāfi‘ī. Bairut: Dār al-Kutub al-
‘Ilmiyyah, t.t.
Al-‘Ijlī, Abū al-Ḥasan Aḥmad b. ‘Abdillāh b. Ṣāliḥ. Ma‘rifat al-Tsiqāt. Pentaḥqīq ‘Abd
al-‘Alīm ‘Abd al-‘Aẓīm al-Bastawī. Cet. 1. al-Madīnah al-Munawwarah:
Maktabat al-Dār, 1985.
‘Itr, Nūr al-Dīn. Manhaj al-Naqd fī ‘Ulūm al-Ḥadīts. Cet. 3. Damaskus: Dār al-Fikr,
1997.
Kementerian Agama Republik Indonesia. al-Qur’an dan Tafsirnya, Jil. II. Jakarta: PT.
Sinergi Pustaka Indonesia, 2012.
Al-Kissī. ‘Abd b. Ḥumaid b. Naṣr Abū Muḥammad. al-Muntakhab min Musnad ‘Abd
b. Ḥumaid. Pentaḥqīq Ṣubḥī al-Badrī al-Sāmurā’ī dan Muaḥmūd Muḥammad
Khalīl al-Ṣa‘īdī. Cet. 1. Kairo: Maktabat al-Sunnah, 1988.
90
Al-Ḥanẓalī, Isḥāq b. Ibrāhīm b. Makhlad b. Rāhawīh. Musnad Isḥāq b. Rāhawīh.
Pentaḥqīq ‘Abd al-Ghafūr b. ‘Abd al-Ḥaqq al-Bālūsyī. Cet. 1. al-Madīnah al-
Munawwarah: Maktabat al-Īmān, 1991.
Hiariej, Eric. “Aksi dan Identitas Kolektif Gerakan Islam Radikal di Indonesia”. Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik XIV, no. 2. (November 2010): h. 134.
Ibn Hibatullāh, Abū al-Qāsim ‘Alī b. al-Ḥasan. Mu‘jam al-Syuyūkh. Pentaḥqīq Wafā’
Taqiy al-Dīn. Cet. 1. Damaskus: Dār al-Basyā’ir, 2000.
Al-‘Irāqī, Zain al-Dīn Abū al-Faḍl. al-Mughnī ‘an Ḥaml al-Asfār fī al-Asfār fī Takhrīj
Mā fī al-Iḥyā’ min al-Akhbār. Cet. 1. Bairut: Dār Ibn al-Ḥazm, 2005.
Al-Jauzī, Abū al-Farj ‘Abd al-Raḥmān b. ‘Alī b. Muḥammad b. al-Ḍu‘afā wa al-
Matrūkīn. Pentaḥqīq ‘Aabdullāh al-Qāḍī. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1406 H.
Al-Jazarī ‘Izz al-Dīn b. al-Atsīr Abū al-Ḥasan ‘Alī b. Muḥammad. Asad al-Ghābah fī
Ma‘rifat al-Aṣḥāb. Juz I. Bairut: Ibn Ḥazm, 2014.
Junior, Ibnu Umar. Habib Rizieq Shihab; Singa Allah Dari Negeri Timur. Cet. 1.
Jakarta: Pujangga Tunggal, 2017.
Al-Jūzajānī, Abū Isḥāq Ibrāhīm b. Ya‘qūb. Aḥwāl al-Rijāl. Pentaḥqīq Ṣubḥī al-Badrī
al-Saurā’ī. Bairut: Mu’assasat al-Risālah, 1405 H.
Al-Jauzajānī, Abū ‘Utsmān Sa‘īd b. Manṣūr b. Syu‘bah al-Khurāsānī. Sunan Sa‘īd
Manṣūr. Pentaḥqīq Sa‘d b. ‘Abdillāh b. ‘Azīz. Juz III. Cet. 1. al-Riyāḍ: Dār
al-‘Asīmī, 1414 H.
_________________________. al-Mauḍū‘āt. Pentaḥqīq ‘Abd al-Raḥmān Muḥammad
‘Utsmān. Cet. 1. Madinah: al-Maktabah al-Salafiyyah, 1966.
Kaḥālah, ‘Umar Riḍā. Mu‘jam al-Mu’allifīn Tarājum Muṣannifī al-Kutub al-
‘Arabiyyah. Juz IV. Bairut: Mu’assasata al-Risālah, 2008.
Al-Kharā’iṭī. Makārim al-Akhlāq wa Ma‘ālīhā wa Maḥmūd Ṭarāiqihā. Pentaḥqīq
‘Abdullāh b. Bajāsy b. Tsābit al-Ḥamīrī. T.tp.: Maktabat al-Rusyd, 2006.
Kusuma, Dodiana. “Strategi Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Dalam
Menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah
dan Kumunikasi, Universitas Islam Negeri, 2010.
Al-Lahīmīd, Suliamān b. Muḥammad. Qurrat al-‘Ainain fī Syarḥ Aḥādīts Mukhtārah
min al-Ṣaḥīḥain. Juz I. Saudi: Www. Almotaqeen.Net, t.t.
91
Al-Maqdisī, Muḥammad b. Ṭāhir. Dzakhyarat al-Ḥuffādz. Pentaḥqīq ‘Abd al-Raḥmān
Farīwāī. Juz V. Riyad: Dār al-Salaf, 1996.
Al-Miṣrī, Muḥammad b. Mukram b. Manẓūr al-Afriqī. Lisān al-‘Arab. Juz IV. Cet. 1.
Bairut: Dār al-Ṣādir, t.t.
Al-Mizzī, Yūsuf b. al-Zakkī ‘Abd al-Rāḥmān Abū al-Ḥajjāj. Tahdzīb al-Kamāl.
Pentaḥqīq Basysyār ‘Iwād Ma‘rūf. Juz V. Cet. 1. Bairut: Mu’assasat al-
Risālah, 1980.
Al-Mubārak, Abū ‘Abd al-Raḥmān ‘Abdullāh b. Musnad al-Imām ‘Abdillāh b. al-
Mubārak. Pentaḥqīq al-Ṣubḥī al-Badrī al-Sāmurā’ī. Cet. 1. Riyad: Maktabat
al-Ma‘ārif, 1407 H.
Al-Mubārakafūrī, Abū al-‘Alā’ Muḥammad ‘Abd al-Raḥmān b. ‘Abd al-Raḥīm. Tuḥfat
al-Aḥwadzī bi Syarḥ Jāmi‘ al-Tirmidzī. Pentakhrīj ‘Isām al-Dīn al-Sabābiṭī.
Juz V. Kairo: Dār al-Ḥadīts, 2001.
Muhammadi, Fikry. Sisi Lain Habib Rizieq. ed. Imran Laha. Cet. 2. Jakarta: Zahira,
2017.
Muṣṭafā, Ibrāhīm. dkk. al-Mu‘jam al-Wasīṭ. Juz I. Cet. 2. Kairo: Dār al-Da‘wah, 1972.
Al-Munāwī, Zain al-Dīn Muḥammad ‘Abd al-Ra’ūf. Faiḍ al-Qadīr Syarḥ al-Jāmi‘ al-
Ṣaghīr. Juz IV. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1994.
Al-Mundzīrī, Abū Muḥammad ‘Abd al-‘Aẓīm b. ‘Abd al-Qawī. al-Taghīb wa al-
Tarhīb min al-Ḥadīts al-Syarīf. Pentaḥqīq Ibrāhīm Syams al-Dīn. Cet. 1. Dār
al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1417 H.
Naamin, Kendra Anastania Benita. “Perilaku Prejudice Ketua FPI Muhammad Rizieq
Shihab Terhadap Ahok”. 9 Desember 2014: h. 1.
Al-Naisābūrī, Abū Bakr Muḥammad b. Isḥāq b. Khuzaimah al-Salimī. Ṣaḥīḥ Ibn
Khuzaimah. Pentaḥqīq Muḥammad Muṣṭafā al-A‘ẓamī. Bairut: al-Maktab al-
Islāmī, 1970.
Al-Naisābūrī, Abū Muḥammad ‘Abdullāh b. ‘Alī b. al-Jārūd. al-Muntaqī mi al-Sunan
al-Musannadah. Pentaḥqīq ‘Abdullāh ‘Umar al-Bārūdī. Cet. 1. Bairut:
Mu’assasat al-Kitāb al-Tsaqāfah, 1988.
Al-Naisābūrī, Abū al-Ḥusain Muslim b. al-Ḥajjāj b. Muslim al-Qusyairī. Ṣaḥīḥ Muslim.
Pentaḥqīq Muḥammad Fu’ād ‘Abd al-Bāqī. Cet. 1. Bairut: Iḥyā’ Al-Turāts Al-
‘Arabī, 1991.
92
Al-Nasā’ī, Abū ‘Abd al-Raḥmān b. Syu‘aib. al-Sunan al-Kubrā. Pentaḥqīq ‘Abd al-
Ghaffār Sulaimān al-Bundārī dan Kasrawī Ḥasan. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1991.
Al-Naṣrī, Abd al-Raḥmān b.‘Amr. al-Fawā’id al-Mu‘allilah. Pentaḥqīq Rajab b. ‘Abd
al-Maqṣūd. Cet. 1. Kuwait: Maktabat al-Imām al-Dzahabī, 2003.
Al-Nawawī, Abū Zakariyā Muḥyī al-Dīn Yaḥyā b. Syarf. al-Arba‘ūn al-Nawawiyyah.
Pentaḥqīq Muḥammad Nūris al-Ḥallāq dan Anwar b. Abī Bakr al-Syaikhī.
Cet. 1. Bairut: Dār al-Minhāj li al-Nasyr wa al-Tauzī‘, 2000.
_________________________. Riyāḍ al-Ṣāliḥīn. Pentaḥqīq Māhir Yāsīn al-Faḥl. Juz
I. Cet. 1. Bairut: Dār Ibn Katsīr, 2007.
Nizar, Samsul. Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2001.
Novia, Windy. Kamus Ilmiah Populer. Cet. 1. T.tp.: Wipress, 2009.
Al-Qawāsī, Akram Yūsuf ‘Umar. al-Madkhal Ilā Madzhāb al-Imām al-Syāfi‘ī. Cet. 1.
Yordania: Dār al-Nafā’is, 2003.
Al-Qazwīnī, Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Yazīd. Sunan Ibn Mājah. Pentaḥqīq
Muḥammad Fu‘ād ‘Abd al-Bāqī. Bairut: Dār al-Fikr, t.t.
Al-Quḍā‘ī, Muḥammad b. Salamah b. Ja’far b. ‘Alī b. Ḥakmūn al-Miṣrī. Musnad al-
Syihāb. Pentaḥqīq Ḥumaidī b. ‘Abd al-Majīd al-Salafī. Cet. 2. Bairut:
Mu’assasat al-Risālah, 1986.
Quraisyiah, Farwah. “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab”.
Skripsi 1 Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.
Al-Qurasyī, Abū Bakr ‘Abdullāh b. Muḥammad b. ‘Ubaid b. Sufyān b. Qais al-
Baghdādī al-Amawī. al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar.
Pentaḥqīq Salāḥ b. ‘Āyiḍ al-Syalāḥī. Cet. 1. Saudi: Maktabat al-Ghurabā’ al-
Atsariyyah, 1997.
Al-Qurasyī, Abū al-Fatḥ Muḥammad b. ‘Alī b. Wahb b. Muṭī‘. Iḥkām al-Aḥkām Syarḥ
‘Umdat al-Aḥkām. Pentaḥqīq Muṣṭafā dan Mudatstsir Sundus. Cet. 1. Bairut:
Mu’assasat al-Risālah, 2005.
93
Al-Qurṭubī, Abū ‘Umar Yūsuf b. ‘Abd al-Namrī. Jāmi‘ Bayān al-‘Ilm wa Faḍlihi.
Pentaḥqīq Abū ‘Abd al-Raḥmān Fawwāz Aḥmad Zamralī. Cet. 1. T.tp.:
Ma’assasat al-Rayyān, 2003.
Al-Rāzī, Abū Muḥammad ‘Abd al-Raḥmān b. Abū Ḥātim. al-Jarḥ wa al-Ta‘dīl. Juz
IV. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1953.
Al-Rāzī, Abū al-Qāsim Tamām b. Muḥammad. al-Fawā’id. Pentaḥqīq Ḥamdī ‘Abd al-
Majīd al-Salafī. Riyad: Maktabat al-Rusyd, 1412 H.
Rosadi, Andri. “Gerakan Keagamaan Radikal; Studi Antropologi atas Gerakan Front
Pembela Islam di Jakarta”. Tesis S2 Antropologi, Universitas Gajah Mada,
2006.
Rubaidi. “Variasi Gerakan Radikal Islam di Indonesia”. IAIN Sunan Ampel Surabaya
XI, no. 1. (Juni 2011): h. 35.
Al-Saqqāf, ‘Alawī b. ‘Abd al-Qādir. Takhrīj Aḥādīts wa Ātsār Kitāb fī Ẓilāl al-Qur’ān
li Sayyid Quṭb. Cet. 2. T.tp.: Dār al-Hijrah, 1995.
Al-Syāfi‘ī, Abū al-Qāsim ‘Alī b. al-Ḥasan b. Hibbatullāh b. ‘Abdillāh. Tārīkh Madīnah
Dimasyq. Pentaḥqīq MuḤib al-Dīn Abū Sa‘īd ‘Umar b. Gharāmah al-‘Umarī.
Bairut: Dār al-Fikr, 1995.
Al-Ṣan‘ānī, Abū Bakr ‘Abd al-Razzāq b. Hammām. Muṣannaf ‘Abd al-Razzāq.
Pentaḥqīq Ḥabīb al-Raḥmān al-A‘ẓamī. Cet. 3. Bairut: al-Maktab al-‘Islāmī,
1403 H.
Al-Sijistānī, Abū Dāwud Sulaimān b. al-Asy‘ats. Sunan Abī Dāwud. Bairut: Dār al-
Kitāb al-‘Arabī, t.t.
Al-Suyūṭī, Jalāl al-Dīn ‘Abd al-Raḥmān b. Abī Bakr. al-Fatḥ al-Kabīr fī Ḍamm al-
Ziyādah Ilā al-Jāmi‘ al-Ṣaghīr. Pentaḥqīq Yūsuf al-Nabhānī. Cet. I. Bairut:
Dār al-Fikr, 2003.
_________________________. Tadrīb al-Rāwī fī Syarḥ Taqrīb al-Nawāwī. Pentaḥqīq
‘Abd al-Raḥmān al-Muḥammadī. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1971.
Al-Syahrastānī, Abū al-Fatḥ Muḥammad ‘Abd al-Karīm b. Abī Bakr Aḥmad. al-Milal
Wa al-Niḥal. Bairut: Dār al-Fikr, 2005.
Al-Syaibānī, Abū ‘Abdillāh Aḥmad b. Ḥanbal. Musnad al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal.
Kairo: Mu’assasah Quṭaibah, t.t.
94
_________________________. al-Musnad Aḥmad b. Ḥanbal. Pentakhrīj Ḥamzah
Aḥmad Zain. Juz XVII. Kairo: Dār al-Ḥadīts, 1995.
_________________________. al-Zuhd. Pentaḥqīq Muḥammad ‘Abd al-Salām
Syāhīn. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1999.
Al-Syaibānī, Aḥmad b. ‘Amr b. Ḍaḥḥāk Abū Bakr. al-Āḥād Wa al-Mastānī. Pentaḥqīq
Bāsim Faiṣal Aḥmad al-Jawābirah. Cet. 1. Riyāḍ: Dār al-Rāyah, 1991.
Al-Syaukānī, Muḥammad b. ‘Alī b. Muḥammad b. ‘Abdillāh al-Yamanī. Nail al-Auṭār.
Pentaḥqīq ‘Isām al-Dīn al-Ṣabābiṭī. Cet. 1. Mesir: Dār al-Ḥadīts, 1993.
_________________________. al-Fawā’id al-Majmū‘ah Fī al-Aḥādīts al-Mauḍū‘āt.
Pentaḥqīq ‘Abd al-Raḥmān Yaḥyā al-Mu‘allimī. Cet. 3. Bairut: al-Maktab al-
Islāmī, 1407 H.
Syihab, Muhammad Rizieq b. Husein. Dialog FPI Amar Makruf Nahi Munkar
Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Gerakan Nasional Anti Maksiat di
Indonesia. Cet. 3. Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2013.
_________________________. Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam. Cet.
2. Jakarta: Islam Press, 2013.
_________________________. Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariat. Cet.
1. Jakarta: Islam Press, 2012.
Al-Ṭabarī, Muḥammad b. Jarīr b. Yazīd b. Katsīr b. Ghālib al-Āmalī Abū Ja‘far. Jāmi‘
al-Bayān fī Takwīl al-Qur’ān. Pentaḥqīq Aḥmad Muḥammad Syākir, Juz
XIV, Cet. 1. Bairut: Mu’assasat al-Risālah, 2000.
_________________________. Tahdzīb al-Ātsār wa Tafṣīl al-Tsābit ‘an Rasūlillāh mi
al-Akhbār. Pentaḥqīq Maḥmūd Muḥammad Syākir. Kairo: Maṭba‘at al-
Madanī, t.t.
Al-Ṭabrānī, Abū al-Qāsim Sulaimān b. Aḥmad. al-Mu‘jam al-Ausaṭ. Pentaḥqīq Ṭāriq
b. ‘Iwaḍillāh b. Muḥammad dan ‘Abd al-Muḥassin b. Ibrāhīm al-Ḥusainī.
Kairo: Dār al-Ḥarumain, 1415 H.
_________________________. al-Mu‘jam al-Kābir. Pentaḥqīq Ḥamdī b. ‘Abd al-
Majīd al-Salafī. Cet. 2. al-Mūṣal: Maktabat al-‘Ulūm wa al-Ḥukm, 1983.
_________________________. al-Mu‘jam al-Ṣaghīr. Pentaḥqīq Muḥammad Syakūr
Maḥmūd al-Ḥāj Amrīr. Cet. 1. Bairut: al-Maktab al-Islāmī, 1985.
95
_________________________. Musnad al-Syāmiyyīn. Pentaḥqīq Ḥumaidī b. ‘Abd al-
Majīd al-Salafī. Cet. 1. Bairut: Mu’assat al-Risālah, 1984.
Al-Tabrīzī, Muḥammad b. ‘Abdullāh al-Khaṭīb. Misykāt al-Maṣābīḥ. Pentaḥqīq
Muḥammad Nāṣir al-Dīn al-Albānī. Cet. 3. Bairut: al-Makta al-Islāmī, 1985.
Al-Ṭaḥāwī, Abū Ja‘far Aḥmad b. Muḥammad b. Salāmah b. ‘Abd al-Malik b. Salamah.
Syarḥ Ma‘ānī Ātsār. Pentaḥqīq Muḥmmad Zuhrī al-Nazzār. Cet. 1. Bairut:
Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1399 H.
Al-Ṭaḥḥān, Maḥmūd, Usūl al-Takhrīj Wa Dirāsat al-Asānīd, Cet. 3. Riyad: Maktabat
al-Ma‘ārif, 1996.
Al-Taimī, Aḥmad b. ‘Alī b. al-Mutsannā Abū Ya‘lā al-Muṣalī. Musnad Abī Ya‘lā.
Pentaḥqīq Ḥusain Salīm Asad. Cet. 1. Damaskus: Dār al-Ma’mūn li al-Turāts,
1984.
Al-Ṭayālisī, Abū Dāwud Sukaimān b. Dāwud al-Jārūd al-Baṣrī. Musnad Abī Dāwud
al-Ṭayālisī. Pentaḥqīq Muḥammad b. ‘Abd al-Muḥsin al-Turkī. Cet. 1. Mesir:
Dār al-Hijr, 1999.
Al-‘Uqalī, Abū Ja‘far Muḥammad b. ‘Amr b. Mūsā b. Ḥammād. al-Ḍu‘Afā’ al-Kabīr.
Pentaḥqīq ‘Abd al-Mu‘ṭī Amīn Qal‘ajī. Cet. 1. Bairut: Dār al-Kutub al-
‘Ilmiyyah, 1984.
Al-Wāḥidī, Abū al-Ḥasan ‘Alī b. AḤmad. Asbāb Nuzūl al-Qur’ān. Cet. 1. Bairut: Dār
al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1991.
Yaqub, ‘Ali Mustafa. Panduan Amar Makruf Nahi Munkar. Cet. 1. Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2012.
_________________________. al-Ṭuruq al-Ṣaḥīḥah Fī Fahm al-Sunnah al-
Nabawiyyah. Cet. 2. Jakarta: Maktabah Darus Sunnah, 2006.
Al-Zarkalī, Khair al-Dīn. al-A‘Lām; Qāmūs Tarājum Li Asyhur al-Rijāl Wa al-Nisā’
Mi al-‘Arab Wa al-Musta‘Ribīn Wa al-Mustasyriqīn. Juz VI. Bairut: Dār al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 1986.
Zinira, Maurisa. “The Movement of Islamic Defenders Front and Its Sosio Political
Influence on Indonesian Society”. Religo: Studi Agama-Agama V, no. 2.
(September 2015): h. 245-263.
Zuhdi, M. Nurdin. “Kritik Terhadap Pemikiran Gerakan Keagamaan Kaum
Revivalisme Islam di Indonesia”. Paper presented at Ma’had ‘Ali Wahid
Hasyim. Yoqyakarta, t.t.
96
Lampiran 1. Teks Hadis-Hadis dalam Dialog FPI
No. Teks Hadis
1 لم والمر بالمعروف قالوا: "وما حق الطريق يا رسول اهلل؟" : "غض البصر وكف الذى ورد الس
1والن هي عن المنكر".
قى شرار " 2 باع ل ي عرفون معروفا ول ي نكرو وي ب ة الطي وأحلم الس 2."ن منكراالناس ف خف
3 هون عن المنكر ولتأخذن على يدي الظال ولت ى الق أطرنه عل "كل والله لتأمرن بالمعروف ولت ن
3ولت قصرنه على الق قصرا". ،أطرا
4."ليس منا من ل ي رحم صغينا ول ي وق ر كبينا ويأمر بالمعروف وي نه عن المنكر" 4
5 هاه عن المنكر إل وله بطان تان بطانة تأمره ب "ما بعث نب ول كان ب عده من خليفة المعروف وت ن
وء ف قد وقي". 5وبطانة ل تألوه خبال فمن وقى بطانة الس
6لله عز وجل".هي عن المنكر وذكر ا"كلم ابن آدم عليه ل له إل المر بالمعروف والن 6
7
لة، والصدقة، وصوم رمض سلم، والجرة، والهاد، والص ن، والمر ا"وأعطيتك ثانية أسهم: الهي عن المنكر، وإن موات والرض ف رضت ع بالمعروءف، والن تك ي وم خلقت الس ليك وعلى أم
تك" 7.خسي صلة ف قم با أنت وأم
".ا"عليك بت قوى اهلل فإن ها جاع كل خي وعليك بالهاد فإنه رهبانية 8 8لمسلمي
9"أصيك بت قوى اهلل ت عال، فإنه رأس المركله". 9
10 هون عن المنكر أو ليوشكن الله أن ي ب عث عليكم عقابا "والذي ن فسي بيده لتأمرن بالمعروف ولت ن
10 تدعونه فل يستجال لكم".منه ث
1 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 40.
2 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 40.
3 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 40-41.
4 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 41.
5 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 41.
6 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 42.
7 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 44.
8 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 45.
9 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 46.
10 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 47.
97
11 ل أن تدعون ب "يآ أي ها الناس إن اهلل عز وجل ي قول لكم: مروا بالمعروف وان هوا عن المنكر من ق
11.وتست نصرون فل أنصركم"فل أجيبكم وتسألون فل أعطيكم
12 ة بعمل الآصة حت ي روا المنكر ب ي ظهرانيهم وهم " ل العآم قادرون على أن إن اهلل ت عال ل ي عذ
ة والآصة ي نكروه فل ي نكروا فإذا ف علوا ذلك عذ 12."ل اهلل العآم
13
لم "أن أقلب مدي نة كذا وكذا بأهلها!" قال: ! إن " "أوحى اهلل عز وجل إل جبيل عليه الس يا رل" قال ت عا ها عليه و فيهم عبدك فلنا ل ي عصك طرفة عي عليهم فإن وجهه ل ي تمعر ف ل: "اقلب
" 13.ساعة قط
14
لون ها على خلف تأويلها}يا أي ها ال ين آمنوا عليكم ذ "يا أي ها الناس إنكم ت قرءون هذه الية وت ؤوعنا رسول الله ي قول: "إن الناس إذا ر أن ف أوا المنكر ل سكم ل يضركم من ضل إذا اهتدي تم{ وأنا س
هم الله بعقابه". رونه أوشك أن ي عم 14ي غي
15
ها ف زعا أن النب الي وم من ي قول: "ل إله إل اهلل. ويل للعرل من شر قد اق ت رل دخل علي : فتها. ف قلت: يا ر ب هام والت تلي سول اهلل أن هلك ردح يأجوج ومأجوج مثل هذه". وحلق بإصب عيه: ال
15نا الصالون؟" قال: "ن عم إذا كث ر البث".وفي
16
قص على بن إسرائيل كان الرجل ي لقى الرجل ف ي قول: يا هذا! اتق ا ل ما دخل الن لله ودع ما إن أول لك" ث ا ف علوا ي لقاه من الغد فل ين عه ذلك أن يكون أكيل تصنع فإنه ل ي ه وشريبه وقعيده ف لم
16ذلك ضرل الله ق لول ب عضهم بب عض".
17 هون عن المنكر دي الظال ولتأطرنه على الق أطرا ولتأخذن على ي "كل والله لتأمرن بالمعروف ولت ن
17.ولت قصرنه على الق قصرا"ب الرفق ف المر كله". 18 18إن الله رفيق وي
11 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 48.
12 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 49.
13 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 49.
14 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 50.
15 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 50.
16 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 51.
17 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 53.
18 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 66.
98
ب الرفق وي عطي علي 19 19ه ما ل ي عطي على العنف".إن الله رفيق ي
20انه".ش "يا عائشة، ارفقي فإن الرفق ل يكن ف شيء قط إل زانه، ول نزع من شيء قط إل 20
ر كله". 21 21"من يرم الرفق يرم الي
22 ا، ث آمر رجل ن فسي بيده لقد همت أن آمر بطب ف يحطب، ث آمر بالصلة ف ي ؤذن ل "والذي
22ف ي ؤم الناس، ث أخالف إل رجال فأحرق عليهم ب يوت هم".
23نان"."أهرق المر واكسر الد 23
24
ل من "عن جابر بن عبد اهلل رضي اهلل عنه. قال: "كنا ف غزاة، فكسع رجل من المهاجرين رج : "يا للمهاجرين! "فسمع ذاك رسول : "يا لألنصار!"، وقال المهاجري النصار!، فقال النصاري
هاجرين رجل من اهلل
، فقال: "ما بال دعوى جاهلية؟" قالوا: "يا رسول اهلل! كسع رجل من امل، ف قال: "ف علوه اهلل!، ا؟ أما و النصار". ف قال: "دعوها، فإن ها منتنة". فسمع بذلك عبد اهلل بن أب
ها الذل "ف ب لغ النب ، ف قام عمر، ف قال: "يا رسول اهلل! لئن رجعنا إل المدينة ليخرجن العز من ث الناس أن دعن أضرل عنق هاذا المنافق. "ف قال النبي دا ي قتل : "دعه. ل ي تحد 24 أصحابه".مم
25 ها ومن ن "إذا عملت الطيئة ف الرض كان من شهدها فكرهها وقال مرة أنكرها كان كمن غال ع
ها ف رضي ها كان كمن شهدها". 25غال عن
26 منكر بيده ول اليمان رضي اهلل تعال عنه عن ميت الحياء؟، ف قال: "ل ي نكر ال "سئل حذي فة بن
26بلسانه ول بقلبه".
27".ئاي ل بل أرجو أن يرج الله من أصلبم من ي عبد الله وحده ل يشرك به ش " 27
28 ؟" فقالوا: "أن ق ريشا أههم شأن المرأة المخزومية الت سرقت، ف قالوا: "من يكلم فيها رسول اهلل
: "أتشفع ؟"، فكلمه أسامة، ف قال رسول اهلل من يتئ عليه إل أسامة بن زيد حب رسول اهلل
19 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 67.
20 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 67.
21 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 67.
22 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 81.
23 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 82.
24 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 90.
25 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 108.
26 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 108.
27 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 110.
99
ا أهلك الذين من ق بلكم أن هم كانوا ف حد من حدود اهلل ت عال؟!"، ث قام فاختطب، ث قال: "إنريف ت ركوه ، وإذا سرق ، وام اهلل، لو أن فاطمة فيهم الضعيف أقاموا عليه الد إذا سرق فيهم الش
د سرقت لقطعت يدها". 28بنت ممي
29"فاطمة سيدة نساء أهل النة". 29
ناه وعل صوته وا "كان رسول اهلل 30 ".شتد غضبه حت ك إذا خطب احرت عي 30أنه منذر جي
31"الهاد ماض مع الب والفاجر". 31
32"من آذى ذميا فأنا خصمه خصمته ي وم القيامة". 32
33."احفظ الله يفظك" 33
، ل يضرهم من خذلم حت يأت أ "ل ت زال طائفة من 34 ت ظاهرين على الق 34.مر اهلل"أم
35 لهم غرقى إل ك "الناس كلهم موتى إل العالمون، والعالمون كلهم هلكى إل العاملون، والعاملون
35المخلصون، والمخلصون على خطر عظيم".
36 ق. من جعله أمامه قاده إل النة. ومن جعله خلف ع وما حل مصد هره ساقه ظ "القرآن شافع مشف
36إل النار".
37
يق رضي اهلل عنه: "يا رسول اهلل هل من جهاد غي قتال المشركي "قال أب و بكر الص ؟"، فقال دهداء أحياء مرزوق رسول اهلل ي : "نعم يا أبا بكر، إن لليه تعال ماهدين ف الرض أفضل من الش
ماء وت زي نت لم النة كما ت زي نت يشون على الرض ي باهي اهلل بم م أم سلمة لرسول اهلل لئكة الس فقال أبو بكر رضي اهلل عنه: "يا رسول اهلل، ومن هم؟" قال: المرون باملعروف والناهون عن ،"
ون ف اهلل والمبغضون ف اهلل". 37المنكر والمحب
28 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 112.
29 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 113.
30 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 114.
31 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 120.
32 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 130.
33 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 136.
34 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 137.
35 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 143.
36 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 150.
37 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 152.
100
ث ن فسه بغزو فمات على شعبة نفاق""م 38 38.ن مات ول ي غز ول يد
39"علمن عمل ي عدل الهاد؟" قال: ل أجده". 39
40 لله ل ي فت من صيام ول صلة ا"مثل المجاهد ف سبيل الله كمثل الصائم القائم القانت بآيات
40حت ي رجع المجاهد".
هداء وإن مات على فراشه". 41 هادة بصدق ب لغه الله منازل الش 41"من سأل الله الش
هادة صادقا أعطي ها 42 42.ولو ل تصبه""من طلب الش
43
ل دف عة وي رى مقعده من النة ويار هيد عند الله ست خصال ي غفر له ف أو من عذال القب "للشن يا وما فيها وي زوج لياقوتة منه ويأمن من الفزع الكب ويوضع على رأسه تاج الوقار ا ر من الد خي
43اث نت ي وسبعي زوجة من الور العي ويشفع ف سبعي من أقاربه".
44 هداء حزة بن عبد المطلب ورجل قام إل رجل ر الش ه ف ذات اهلل ف قت له على فأمره ون ها "خي
44ذلك".
45 ت رجل قام إل إمام جائر فأمره بالمعروف ون هاه عن المنكر ف قت ه على ذلك ل "أفضل شهداء أم
هيد منزلته ف ال 45.نة ب ي حزة وجعفر"فذلك الش
46 د أ " ؟! "لو قال مم لة إل ب يت المقدس وجآء ق بل أن يصب قه أنه ذهب اللي ب عد من ذلك أف تصد
ق ته" 46.واهلل لصد
47 وا ت لقاء العدو واسلوا الله العافية فإذا لقيتموهم فاص "يا أي ها الناس ل ت تمن بوا واعلموا أن النة
يوف". 47ظلل الس
ا لكل امرئ ما ن وى" 48 يات وإن ا العمال بالن 48."إن
38 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 153.
39 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 153.
40 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 154.
41 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 155.
42 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 155.
43 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 156.
44 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 157.
45 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 157.
46 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 160.
47 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 164.
48 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 167.
101
49
ل الناس ف عرف ها قال فما عملت ي قضى ي وم القيامة عليه رجل استشهد فأت به ف عرفه نعمه "إن أور د قيل ث أم فيها قال قات لت فيك حت استشهدت قال كذبت ولكنك قات لت لن ي قال جريء ف ق
أت به ف عرفه نعمه به فسحب على وجهه حت ألقي ف النار ورجل ت علم العلم وعلمه وق رأ القرآن ف لقرآن قال كذبت ولكنك ا ف عرف ها قال فما عملت فيها قال ت علمت العلم وعلمته وق رأت فيك
ب على وجهه حت ت علمت العلم لي قال عال وق رأت القرآن لي قال هو قارئ ف قد قيل ث أمر به فسح ع الله عليه وأعطاه م ت به ف عرفه نعمه ف عرف ها قال ن أصناف المال كله فأ ألقي ف النار ورجل وس
فق فيها إل أن فقت فيها لك قال ب أن ي ن كذبت ولكنك فما عملت فيها قال ما ت ركت من سبيل 49.النار" قد قيل ث أمر به فسحب على وجهه ث ألقي ف ف علت لي قال هو جواد ف
50 السد كله وإذا فسدت فسد السد كله أل وهي "أل وإن ف السد مضغة إذا صلحت صل
50القلب". 51إذا دعا بدأ بن فسه". اهلل "كان رسول 51
52 لم: "عظ ن فسك، فإن ان ت فعت فعظ ال ناس، وإل "روي أن اهلل ت عال أوحى إل عيسى عليه الس
." 52فاستحي من
53
مع الناس ف حت ت فعل ما آمرك به"، قال: وما هو؟" قال "ف قال للملك: إنك لست بقاتلي " :هم ف كبد القو س ث قل باسم صعيد واحد وتصلبن على جذع ث خذ سهما من كنانت ث ضع الس
يد واحد وصلبه على رمن فإنك إذا ف علت ذلك ق ت لتن"، فجمع الناس ف صع الله رل الغلم ث اهم ف كبد القوس ث قال: "باسم الله رل الغلم"، ث جذع ث أخذ سهما من كنانته ث وضع الس
هم فمات، ف قال الن رم هم ف صدغه ف وضع يده ف صدغه ف موضع الس اس: "آمنا برل اه ف وقع السذر قد والله ن زل الغلم آمنا برل الغلم آمنا برل الغلم"، فأت الملك فقيل له: "أرأيت ما كنت
ت وأضرم النيان وقال: كك فخد "من ل بك حذرك قد آمن الناس"، فأمر بالخدود ف أف واه السءت امرأة ومعها صب لا ف ت قاعست اي رجع عن دينه فأحوه فيها"، أو قيل له اق تحم ف فعلوا حت ج
" ه اصبي فإنك على الق "م أن ت قع فيها، ف قال لا الغلم: "يا أم 53.ن
49 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 169.
50 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 173.
51 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 176.
52 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 177.
53 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 180-181.
102
54
ده "يا غلم! إن أعلمك كلمات: احفظ الله يفظك، احفظ الله اهك، إذا سألت فاسأل فعوك بش ة لو اجتمعت على أن ي ن فعوك الله، وإذا است عنت فاستعن بالله، واعلم: أن الم يء، ل ي ن
ضروك إل بشيء قد كتبه الله لى أن يضروك بشيء، ل ي إل بشيء قد كتبه الله لك. ولو اجتمعوا ع حف". ت الص 54عليك. رفعت القلم، وجف
55
ا اف ت رضت عليه. م "من عادى ل وليا، ف قد آذن ته بالرل. وما ت قرل إل عبدي بشيء أحب إل وافل حت أحبه. فإذا أحببته، كنت سعه الذي يسمع به، وبصره وما ي زال عبدي ي ت قرل إل بالن
با، ورجله الت ي إن سألن لعطي نه ولئن است عاذن شي با، و الذي ي بصر به، ويده الت ي بط 55لعيذنه".
ين بالرجل الفاجر". 56 56"أن الله ي ؤيد هذا الد
ين بأق وام ل خلق لم". 57 57"إن الله ت بارك وت عال سي ؤيد هذا الد
ة بضعيفها بدعوتم وصلتم وإخلصهم". 58 ا ي نصر الله هذه الم 58"إن
59"هل ت نصرون وت رزقون إل بضعفائكم!". 59
نب شئ وم على غي فاعله، إن ع 60 60، وإن رضي به شاركه".إن اغتابه أث ره اب تلي به، و ي "الذ
61."يأت على الناس زمان الصابر فيهم على دينه كالقابض على المر " 61
62 " لرجل مؤمنا ويسي كافرا يبيع ق وم اويل للعرل من شر قد اق ت رل فت نا كقطع الليل المظلم يصب
ك ي ومئذ بدينه كالقابض على المر ن يا قليل المتمس 62."دين هم بعرض من الد
سلم ي علو ول ي على عليه". 63 63"ال
64ثلثا". "هلك المت نطعون قالا 64
54 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 189-190.
55 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 192.
56 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 204.
57 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 204.
58 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 218.
59 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 218.
60 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 219.
61 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 219.
62 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 220.
63 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 226.
64 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 227.
103
65"إن أحب العمال إل الله أدومها وإن قل ". 65
66
قال: "لقين أبو بكر ف قال: "كيف أنت "عن حنظلة السيدي قال وكان من كتال رسول الله رسول الله فق حنظلة"، قال: "سبحان الله ما ت قول؟!" ق لت: "نكون عند يا حنظلة؟"، ق لت: "نا
رنا بالنار والنة حت كأنا رأي عي فإذا خرجنا من عند رسول الله عافسنا الزواج والولد يذكعات ف نسينا كثيا"، قال أبو بكر: "ف والله إنا لن لقى مثل هذا"، فانطلقت أن و ا وأبو بكر حت الضي
وما ذاك؟"، : "ق لت: "نافق حنظلة، يا رسول الله!" ف قال رسول الله دخلنا على رسول الله رنا بالنار والنة حت كأنا رأي عي فإذا خر نا من عندك ج ق لت: "يا رسول الله نكون عندك تذك
عات نسينا كثيا"، ف قال رسول الله : "والذي ن فسي بيده إن لو عافسنا الزواج والولد والضي م ولكن يا تدومون على ما تكونون عندي وف الذكر لصافحتكم الملئكة على ف رشكم وف طرقك
66حنظلة ساعة وساعة"، ثلث مرات".
نوا فيها موتاكم"."البسوا من ثيابك 67 67م الب ياض فإن ها أطهر وأطيب وكف
68 ة ف الناس "إنكم قادمون على إخوانكم فأصلحوا رحالكم وأصلحوا لباسكم حت تكونوا كأنكم شام
ب ال ".فإن الله ل ي فح ول الت 68فح
ا الطاعة ف المعروف". 69 69"ل طاعة لمخلوق ف معصية الالق، إن
70 ره بيده فإن ل يستطع فبلسانه فإن ل يستطع بقلبه وذلك أضعف ف "من رأى منكم منكرا ف لي غي
يان". 70ال
71".أن ن لقى أهل المعاصي بوجوه مكفرهة أمرنا رسول اهلل " 71
72 ل أو جاء رجل إل النب " ل؟ قال: أ على ناقة له، ف قال: "يا رسول الله! أعقلها وأت وك طلقها وأت وك
ل!". 72 "اعقلها وت وك
65 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 227.
66 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 228.
67 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 232.
68 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 232.
69 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 235.
70 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 246.
71 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 250.
72 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 257.
104
ت رحة". 73 73"اختلف أم
74
نة، فصبحنا القوم ف هزمناهم ولقت أنا ورجل م "ب عث نا رسول الله ن النصار إل الرقة من جهي ا غشيناه، قال: "ل إله إل الله، فكف عنه النصاري وطعنته برم هم ف لم لته، ف لم حت ق ت يرجل من
لت: ، ف قال ل: "يا أسامة أق ت لته ب عد ما قال: ل إله إل الله؟"، ق قدمنا المدي نة، ب لغ ذلك النب ذا!" ف قال: "أق ت لته ب عد ما قال ا كان مت عو إل الله؟"، فما زال يكررها علي : ل إله "يا رسول الله إن
يت أن ل أكن أسلمت ق بل ذلك الي وم". 74حت تن 75"أفل شققت عن ق لبه حت ت علم أقالا أم ل؟!". 75
76
نما نن نشي إذ ظهر لنا سراج " لة ف المدي نة ف ب ي فانطلقنا ن ؤمه خرجت مع عمر رضي اهلل عنه لي ا دن ونا منه إذا بال مغلق على ق وم لم أصوات ولغط فأخذ عمر بيدي قال: أتدري ب يت من و ف لم
عة بن أمية بن خلف، وهم الن شرل فما تدري؟، ق لت : أرى هذا؟ ق لت: ل، ف قال: هذا ب يت ربي سوا"، ف رجع س نا ما ن هانا اهلل عنه، قال ت عال: "ول مر رضي اهلل عنه ع أنا قد أت ي
76."وت ركهم
77
، ف تسور روي أن عمر رضي اهلل عنه كان يعس بالمدي نة من الليل فسمع صوت رجل ف ب يت " ي ت غست رك وأنت ف معصيته ل: يا عدو اهلل أظن نت أن اهلل ي عليه، ف وجد عنده امرأة وعنده خرا، ف قا
ر المؤمني ل ت عجل على، فإن كنت عصيت اهلل واحدة ف قد عصيت اهلل ف ف قال: وأنت يا أمي ست، وقال اهلل ت عال: }وأت ثلثا، قال اهلل ت عال: }ول س سوا{، وقد وا الب ي وت من أب وابا{ س
ر ب ي وتكم حت تست أنسوا وتسلموا على وقد تسورت على، وقد قال اهلل ت عال: }ل تدخلوا ب ي وتا غي عنك؟، { وقد دخلت ب يت بغي إذن ول سلم. ف قال عمر: هل عندك من خي إن عفوت أهلها
ل أعود إل مثلها أبدا، ف عفا عن ر المؤمني لئن عفوت عن ا وخر ه قال ن عم، واهلل يا أمي ج وت ركه. ف لم قال للناس: أ رأي تم لو أن إماما رأى رجل وامرأة على فاحشة فأقام عليه ال ، ما كنتم أصب د
ا أنت إمام! ف قال علي بن أب طالب رض ؟، قالوا: إن عنه: ليس ذلك عليك، إذا ي قام ي اهلل فاعلي، إن اهلل ل يأمن على هذا المر أقل من أرب عة شهود، ث ت ركهم ما شا ركهم ث ء عليه الد اهلل أن ي ت
73 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 259.
74 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 263.
75 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 264.
76 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 265-266.
105
مر إل رأي علي رضي اهلل الول، فقال علي مثل مقالته الول. فمال ع سألم، ف قال القوم مقالت هم هما 77 ."عن
78
المار برحاه ف يجتمع دور "ياء بالرجل ي وم القيامة ف ي لقى ف النار ف ت ندلق أق تابه ف النار ف يدور كما ي هانا ع ن المنكر؟ أهل النار عليه، ف ي قولون: أي فلن ما شأنك؟ أليس كنت تأمرنا بالمعروف وت ن
78وآتيه". قال: كنت آمركم بالمعروف ول آتيه وأن هاكم عن المنكر
79 لة أسري ب رجال ت قرض شفاههم بقاريض من نار، ف قلت: "من هؤلء يا جب يل؟" قال: "رأيت لي
تك يأمرون الناس بالب وي نسون أن فسهم". 79"هؤلء خطباء من أم
80
"، قال: ف قال: "أبايعك على الجرة والهاد أب تغي الجر من الله ت عال "أق بل رجل إل نب الله ؟" قال: "ن عم بل كلها"، قال: "ف تبتغي الجر من الل ت عال؟"، قال: ه "ف هل من والديك أحد حي
80"ن عم"، قال: "فارجع إل والديك فأحسن صحبت هما". 81"اتق اهلل ما استطعت". 81
82 ذا كان إ : "انصر أخاك ظالما أو مظلوما!"، ف قال رجل: "يا رسول الله، أنصره "قال رسول اهلل
جزه أو تن عه من الظلم فإن ذ 82لك نصره".مظلوما أف رأيت إذا كان ظالما كيف أنصره؟"، قال: "
83"إن أحب العمال إل الله أدومها وإن قل ". 83
ؤال". "إن الله كره 84 84لكم ثلثا: قيل وقال، وإضاعة المال، وكث رة الس
85 ث با و ها وليحد ا هي من الله ف ليحمد الله علي ها فإن ب ر ذلك إ "إذا رأى أحدكم رؤيا ي ذا رأى غي
يطان ف ليستعذ من شرها ول يذكرها لحد فإن ها ل ت ما يكره فإن 85ضره".ا هي من الش
77 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 266-267.
78 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 273.
79 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 274.
80 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 277.
81 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 281.
82 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 301.
83 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 301.
84 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 322.
85 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 352.
106
86
ء مسلم جز ل "إذا اق ت رل الزمان ل تكد رؤيا المؤمن تكذل وأصدق هم رؤيا أصدق هم حديثا ورؤيا ايطان ر من ستة وأربعي جزءا من النب وة والرؤيا ثلث فالرؤيا الصالة بشرى من الله وال زين الش ؤيا من
ث با الرجل ن فسه". 86والرؤيا ما يد
ثن أحدكم 87 يطان به ف منامه". "ل يد 87بت لعب الش
ة شعبان ثلثي". 88 88"صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غب عليكم فأكملوا عد
89
لة المعة ث قدمت المدينة ف آخ ام ف رأيت اللل لي هر فسألن "استهل علي رمضان وأنا بالش ر الشهما ث ذكر اللل، ف قال: "مت رأي تم لة ا عبد الله بن عباس رضي الله عن للل؟"، ف قلت: "رأي ناه لي
نا رأي ناه المعة"، ف قال: "أنت رأي ته؟"، ف قلت: ن عم، ورآه الناس وصاموا وصام معاوية"، ف قال: "لك بت فل ن زال نصوم حت نكمل ثلثي لة الس ل تكتفي برؤية معاوية أو ن راه"، ف قلت: "أو لي
."89وصيامه؟"، ف قال: "ل، هكذا أمرنا رسول الله
ت رحة". 90 90"اختلف أم
91"المسلم أخو المسلم". 91
ت ست فتق على 92 92 الماعة".ثلث وسبعي فرقة كلها ف النار إل واحدة وهي "إن أم
ت ست فتق على بضع وسبعي فرقة كلها ف النار إل واحدة وهي الزنادق 93 93.ة""إن أم
عاصي بريد 94
94الكفر"."امل
95"أفضل الهاد كلمة حق عند إمام جائر". 95
86 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 352.
87 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 353.
88 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 391.
89 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 392.
90 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 406.
91 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 406.
92 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 407.
93 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 407.
94 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 419.
95 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 431.
107
96
ت منب ابن عامر وهو يطب وعليه ثيال رقاق ف قال أبو ب لل: "انظروا إل "كنت مع أب بكرة عت رسول الله اق!" ف قال أبو بكرة: "اسكت! س أهان سلطان ي قول من أمينا ي لبس ثيال الفس
96الله ف الرض أهانه اهلل".
97
بونكم وتصلون عليهم ويصلون عليكم وشر بون هم وي تكم الذين تكم الذين "خيار أئم ار أئملله أفل ن نابذهم عند ذلك؟"، ون هم وي لعنونكم، قالوا: "ق لنا: "يا رسول ات بغضون هم وي بغضونكم وت لعن
لة". لة، ل، ما أقاموا فيكم الص 97قال: "ل، ما أقاموا فيكم الص
98 مع والطاعة فيم ب ويكره إل أن ي ؤمر بعصي "على المرء المسلم الس ة فإن أمر بعصية فل سع ا ي
98ول طاعة".
99
نا أمراء يس "سأل سلمة بن يزيد العفي رسول الله ألونا ف قال: "يا نب الله أرأيت إن قامت علي نا فما تأمرنا؟"، فأعرض عنه ث سأله، ف قال رسول الله: "اسعوا هم وين عونا حق ا و حق أطيعوا فإن
99عليهم ما حلوا وعليكم ما حلتم".
100 أدرك منا ذلك؟"، وأمور ت نكرون ها"، قالوا: "يا رسول الله كيف تأمر من "إن ها ستكون ب عدي أث رة
100قال: "ت ؤدون الق الذي عليكم وتسألون الله الذي لكم".
ين بالرجل 101 101الفاجر"."أن الله ي ؤيد هذا الدين بأق وام ل خلق لم". 102 102"إن الله ت بارك وت عال سي ؤيد هذا الدون ها إياه". 103 ت المر باسم يسم 103"ليستحلن طائفة من أم
104 ال ب عضهم أعلها والواقع فيها كمثل است هموا على سفينة، فأص "مثل القائم على حدود الله
قالوا: "لو وب عضهم أسفلها. فكان الذين ف أسفلها إذا است قوا من المآء مروا على من ف وق هم. ف
96 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 431.
97 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 433.
98 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 434.
99 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 435.
100 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 436.
101 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 437.
102 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 437.
103 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 441.
108
ركوهم وما أرادوا هلكوا ج خرق نا ف نصيبنا خ يعا، وإن أخذوا على رقا ول ي ؤذي من ف وق نا!"، فإن ي ت يعا ". 104أيديهم نوا ج
105 ا لمرئ ما ن وى ، فمن كانت هجرته إ " يات ، وإن ا العمال بالن الله ورسوله فهجرته إل الله ل إن
105".يه ورسوله ، ومن كانت هجرته لدن يا يصيب ها أو امرأة ي ت زوجها فهجرته إل ما هاجر إل
106
ا أمر به المرسلي، إل طيبا وإن الله أمر المؤمني ب : "إن الله طيب ل ي قبل "قال رسول الله ذين آمنوا ف قال ت عال: }يا أي ها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالا{ وقال ت عال: }يا أي ها ال
فر أشعث أغب ر يد يدي كلوا من طيبات ما ر ماء: "يا زق ناكم{ ث ذكر الرجل يطيل الس ه إل الس! ومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسه حرام وغذي بالرام فأن يستجال ! يا رل 106.له" رل
107ن بت لمه من سحت فالنار أول به"."من 107
108 عوة، قال : "يا أنس، أطب كسبك يستجال "ق لت: "يا رسول اهلل، اجعلن مستجال الد
108ه دعوته أربعي ي وما".فل يستجال ل دعوتك، فإن الرجل لي رفع اللقمة إل فيه من حرام 109"ل يدخل النة جسد غدي بالرام". 109 الناس، وإذا فسدا فسد الناس: العلمآء والمرآء". 110 فان من الناس إذا صلحا صل 110"صن
111."الناس على دين ملوكهم" 111
112"عليكم بسنت وسنة اللفاء المهديي الراشدين". 112
113 هون عن المنكر ولتأخذن على يدي الظال ولت طرنه على الق أطرا أ "كل والله لتأمرن بالمعروف ولت ن
113ولت قصرنه على الق قصرا".
104 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 445.
105 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 455.
106 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 458.
107 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 459.
108 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 459.
109 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 460.
110 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 462.
111 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 463.
112 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 467.
113 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 471.
109
114 ة المنافق العليم قالوا: كيف قال عمر بن الطال رضي اهلل عنه: إن أخوف ما أخاف على هذه الم
ها؟ 114قال: عال اللسان جاهل القلب والعمل. يكون منافقا علي
115"العلمآء ورثة النبيآء". 115
وء". 116 ت من علمآء الس 116"ويل لملطان ما ل يزع بالقرآن " 117 117".إن اهلل يزع بالسوا 118 ة! وادعوا لم بالصلح! فإن صلحهم لكم صلح"."ل تسب 118الئم
119
ل: : "يوشك أن تداعى عليكم المم كما تداعى الكلة على قصعتها"، قال قائ "قال رسول اهلل يل : "بل أن تم ي ومئذ كثي ولكنكم غثاء كغثاء اليا رسول اهلل؟"، قال "أو من قلة نن ي ومئذ، س
ا يا رسول اهلل، وم ولي نزعن اهلل صدور عدوكم المهابة منكم ولي قذفن ف ق لوبكم الوهن"، قال قائل: "ن يا وكراهية الموت". 119الوهن؟" قال: "حب الد
120
ا: وإن : "كيف أن تم إذا طغى نساؤكم، وفسق شبابكم، وت ركتم جهادكم؟!"، قالو "قال رسول اهلل ن"، قالوا: "وما أشد عم، والذي ن فسي بيده، وأشد منه سيكو ذلك لكائن يا رسول اهلل؟"، قال: "ن
هوا عن منكر؟"، ق الوا: "وكائن منه يا رسول اهلل؟"، قال: "كيف أن تم إذا ل تأمروا بعروف، ول ت ن د منه يا ؟"، قال: "ن عم، والذي ن فسي بيده وأشد منه سيكون"، قالوا: "وما أش ذلك يا رسول اهلل
ن وا: "وكائ ل رسول اهلل؟"، قال: " كيف أن تم إذا رأي تم المعروف منكرا، ورأي تم المنكر معروفا؟"، قا: ل ذلك يا رسول اهلل؟"، قال: "ن عم، وأشد منه سيكون"، قالوا: "وما أشد منه يا رسول اهلل؟"، قا
هلل؟"، قال: ا"كيف أن تم إذا أمرت بالمنكر ون هيتم عن المعروف؟!"، قالوا: "وكائن ذلك يا رسول ر "ن عم، والذي ن فسي بيده، وأشد منه سيكون"، ي قول اهلل تعال: "ب حلفت، لتيح نة يصي ن لم فت
ران". ها حي 120الليم في
114 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 501.
115 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 502.
116 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 502.
117 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 504.
118 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 505.
119 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 515.
120 Rizieq, Dialoq FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 519.
110
Lampiran 2. Takhrīj Hadis-Hadis dalam Dialog FPI
No. Kata Kunci Mukharrij Sahabat
2
،شرار الناس Al-Nasā’ī121, Muslim122, Aḥmad123, Ibn .خفة
Ḥibbān124, Al-Ḥākim125, dan Al-Baihaqī126.
‘Abdullāh b. ‘Amr
.أطر ، لتأمرن 3
Abū Dāwud127, Al-Tirmidzī128, Aḥmad129,
Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-Kubrā130
dan Syu‘ab Al-Īmān131, Al-Ṭabrānī dalam
Al-Mu‘jam Al-Kabīr132 dan Al-Mu‘jam Al-
Ausaṭ133, Abū Ya‘lā134, dan Al-Ṭaḥāwī135.
1 ‘Abdullāh b.
Mas‘ūd
121 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, al-Tafsīr, Hadis no. 11629, h. 501.
122 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Fitan wa Asyrāṭ al-Sā‘ah, Hadis no. 2940, h. 2258-2259.
123 Aḥmad, Musnad Al-Imān Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad ‘Abdullāh b. ‘Amr, Hadis no.
6555, h. 166; Lihat juga Juz II, Musnad ‘Abdullāh b. ‘Amr, Hadis no. 6964, h. 210. 124 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ b. Ḥibbān, Juz XVI, Ikhbāruhu Saw. ‘an al-Ba‘ts wa Aḥwāl al-Nās fī
Dālika al-Yaum, Hadis no. 7353, h. 349. 125 Al-Ḥākim Al-Naisabūrī, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Fitan wa al-Malāḥim,
Hadis no. 8654, h. 594; Lihat juga Juz IV, al-Fitan wa al-Malāḥim, Hadis no. 8341, h. 481. 126 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz 1, Kaif Intihā’ al-Ḥayāt al-Ūlā wa Ibtidā’ al-Ḥayāt al-
Ukhrā, Hadis no. 351, h. 308. 127 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Malāḥim, Hadis no. 4338, h. 213.
128 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, Tafsīr al-Qur’ān, Hadis no. 3047-3048, h. 252.
129 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd, Hadis no. 3713, h.
391. 130 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, Bāb mā Yustadallu bihi ‘alā anna al-Quḍā’a wa
Sā’ira A‘māl al-Wulāh mimmā yakūnu amran bi Ma‘rūf au Nahyan ‘an Munkar min Furūḍ al-Kifāyah,
Hadis no. 19983, h. 93. 131 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7544-7545, h. 79-80. 132 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz X, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd al-Hudzallī, Hadis 10264, h.
145; Lihat Juz X, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd al-Hudzallī, Hadis no. 10267-10268, h. 146. 133 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz I, Hadis 519, h. 166.
134 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VIII, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd, Hadis no. 5035, h. 448; Juz
IX, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd, Hadis no. 5094, 27. 135 Al-Ṭaḥāwī, Musykil Al-Ātsār, Juz III, Fī Mā Yanbaghī an Yaf‘ala bi man Ra’a minhu
Munkaran, Hadis no. 1164, h. 206.
111
Al-Tirmidzī136, Aḥmad137, Al-Baghawī138,
Ibn Ja‘d139, Ibn Abī Syaibah140, dan Al-
Baihaqī141.
2 Ḥudzaifah
Al-Ṭabrānī142. 3 Abū Hurairah
Al-Bazzār143.
4 ‘Umar b. Al-
Khaṭṭāb
Al-Haitsamī144. 5 ‘Alī
Al- Baihaqī145.
6 Ḥudzaifah b.
al-Yamān
Al-Ṭaḥāwī146.
7 Abū Mūsā Al-
Asy‘arī
Ibn Mājah147. 8 Abū ‘Ubaidah
4
Al-Tirmidzī148, Al-Baghawī149, Ibn
Ḥibbān150, Abū Zur‘ah151, Al-Haitsamī
1 Ibn ‘Abbās
136 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2169, h. 469.
137 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Ḥudzaifah b. al-Yamān, Hadis no.
23349, h. 388; Hadis no. 23360, h. 390; Hadis no. 23375, h. 391. 138 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz IV, al-Raqā’iq, Hadis no. 4154, h. 345.
139 Abū la-Ḥasan ‘Alī b. Al-Ja‘d b. ‘Ubaid Al-Jauharī Al-Baghdadī, Musnad Ibn Ja‘d, Pentaḥqīq
‘Āmir Aḥmad Ḥaidar, Cet. 1, Baqiyyat Ḥadīts al-A‘masy, Hadis no. 2692 (Bairut: Mu’assasat Nādir,
1990), h. 394. 140 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XI, al-Fitan, Hadis no. 38376, h. 80; al-Fitan, Hadis no.
38731, h. 258. 141 Al-Baihaqī, Sunan Al-Kubrā, Juz X, Mimmā Yakūnu Amran bi al-Ma‘rūf, Hadis no. 19983,
h. 93. 142 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1379, h. 99.
143 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz I, Musnad ‘Umar b. al-Khaṭṭāb, Hadis no. 188, h. 292-
293. 144 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥitst, Juz II, al-Fitan na‘ūdzu billāh minhā, Hadis no. 767, h.
767. 145 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7558, h. 84. 146 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz III, Fī Mā Yanbaghī an Yaf‘ala bi man Ra’a minhu
Munkaran, Hadis no. 1164, h. 205. 147 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Abū ‘Ubaidah, Hadis no. 4006, h. 1327.
148 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, al-Birr wa al-Ṣilah, Hadis no. 1921, h. 321.
149 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIII, al-Isti’dzān, Hadis no. 3452, h. 39-40.
150 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 458, h. 203; al-Birr wa
al-Iḥsān, Hadis no. 464, h. 211. 151 ‘Abd Al-Raḥmān b. ‘Amr Al-Naṣrī, Al-Fawā’id Al-Mu‘allilah, Pentaḥqīq Rajab b. ‘Abd Al-
Maqṣūd, Juz I, Cet. 1, Hadis no. 138 (Kuwait: Maktabat Al-Imām Al-Dzahabī, 2003), h. 168.
112
لم ، ليس منا .وي نه ، ي رحم
dalam Bughyat Al-Bāḥits152 dan Mawārid
Al-Ẓamān153, Al-Baihaqī154, Al-Quḍā‘ī155,
Aḥmad156, Al-Rabī‘157, Al-Ṭabrānī158, dan
‘Abd b. Ḥumaid159.
Abū Dāwud160, Al-Tirmidzī161, Al-Bukhārī
dalam Al-Adab Al-Mufrad162, Al- Ḥākim163,
Al-Baihaqī dalam Syu‘ab Al-Īmān164 dan
Ma‘rifat Al-Sunan165, Aḥmad166, Al-
Ḥumaidī167, Al-Asbahānī168, dan Ibn Abī
Syaibah169.
2 ‘Abdullāh b.
‘Amr
152 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥits, Juz II, al-Adab, Hadis no. 798, h. 791.
153 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Adab, Hadis no. 1913, h. 473.
154 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī Raḥm al-Ṣaghīr wa Tauqīr al-Kabīr, Hadis
10980, h. 457-458. 155 Muḥammad b. Salāmah b. Ja‘far Abū ‘Abdillāh Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Pentaḥqīq
Hamdī b. ‘Abd Al-Majīd Al-Salafī, Juz II, Cet. 2, Laisa Minnā man lam Yuwaqqir al-Kabīr wa Yarḥam
al-Ṣaghīr, Hadis no. 1203 (Bairut: Muu’assasat Al-Risālah, 1986), h. 209. 156 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abdullāh b. ‘Abbās, Hadis no.
2329, h. 257. 157 Al-Rabī‘ b.Ḥabīb b. ‘Umar Al-Azdī Al-Baṣrī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaḥīḥ Musnad Al-Imāb Al-Rabī‘
b. Ḥabīb, Pentaḥqīq Muḥammad Idrīs dan ‘Āsyūr Yūsuf, al-Buyū‘, Hadis no. 582 (Bairut: Dār Al-
Ḥikmah, 1415 H.), h. 231. 158 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XI, ‘Abdullāh b. al-‘Abbās, Hadis no. 11083, h. 72;
Hadis no. 12276, h. 449. 159 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad Ibn ‘Abbās, Hadis no. 586, h. 202.
160 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, al-Adab, Hadis no. 4945, h. 441.
161 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Hadis no. Al-Birr wa al-Ṣilah, 1920, h. 322.
162 Al-Bukhārī, Al-Adab Al-Mufrad, Bāb Faḍā’il al-Kabīr, Hadis no. 354-355, h. 129-130; Bāb
Ijlāl al-Kabīr, Hadis no. 358, h. 130; Bāb Raḥmat al-Ṣaghīr, Hadis no. 363, h. 133. 163 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥan, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 209, h. 131; al-Īlm,
Hadis no. 363, h. 133. 164 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī Raḥm al-Ṣaghīr wa Tauqīr al-Kabīr, Hadis
10976-10977, h. 457-458. 165 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz XIV, al-Mukātab, Hadis no. 20835, h. 478.
166 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, ‘Abdullāh b. ‘Amr, Hadis no. 6733, h.
185; Hadis no. 6935, h. 207. 167 ‘Abdullāh b. Al-Zubair Abū Bakr Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Pentaḥqīq Ḥabīb Al-
Raḥmān Al-A‘ẓamī, Juz II, ‘Abdullāh b. ‘Amr, Hadis no. 586 (Kairo: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, t.t.),
h. 268. 168 Abū Muḥammad ‘Abdullāh b. Muḥammad b. Ja‘far b. Ḥayyān Al-Anṣārī, Al-Amtsāl fī Al-
Ḥadīts Al-Nabawī, Pentaḥqīq ‘Abd Al-‘Alī ‘Abd Al-Ḥamīd Cet. II, Man Lā Yarḥam Lā Yurḥam, Hadis
no. 173 (India: Al-Dār Al-Salafiyyah, 1987), h. 210. 169 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XIII, al-Adab, Hadis no. 25359, h. 52-53.
113
Al-Bukhārī dalam Al-Adab Al-Mufrad170,
Al- Ḥākim171, dan Al-Baihaqī dalam Syu‘ab
Al-Īmān172.
3 Abū Hurairah
Al-Haitsamī173, Al-Ṭaḥāwī174, Al-Bazzār175,
dan Al-Ṭabarī176.
4 ‘Ubādah b. Al-
Ṣāmit
Al-Bukhārī dalam Al-Adab Al-Mufrad177. 5 Abū Umāmah
Al-Tirmidzī178, Abū Ya‘lā179, dan Al-
Haitsamī180.
6 Anas b. Mālik
Al-Ṭabrānī181. 7 Wātsilah
Abū Nu‘aim182.
8 Ḥāritsah b. Al-
Aḍbaṭ
Al-Baihaqī183.
9 ‘Alī b. Abī
Ṭālib
Al-Ṭabrānī184, dan Al-Baihaqī185. 10 Jābir
170 Al-Bukhārī, Al-Adab Al-Mufrad, Bāb Faḍl al-Kabīr, Hadis no. 353, h. 129.
171 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥan, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah, Hadis no. 7353, h.
197. 172 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī Raḥm al-Ṣaghīr wa Tauqīr al-Kabīr, Hadis
10979, h. 458. 173 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 176, h. 89; Juz III, al-Adab, Hadis
no. 2919, h. 122. 174 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz III, Qauluhu Ma Intahaba fa Laisa Minnā, Hadis
no. 1328, h. 365. 175 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VII, Musnad ‘Ubādah b. al-Ṣāmit, Hadis no. 2718, h.
517-518. 176 Al-Ṭabarī, Tahdzīb Al-Ātsār, Juz II, Dzikr Mā Ḥaḍarnā Dzikruhu min Dzālika, Hadis no.
787, h. 543. 177 Al-Bukhārī, Al-Adab Al-Mufrad, Bāb Faḍl al-Kabīr, Hadis no. 356, h. 130.
178 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah, Hadis no. 1919, h. 321.
179 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VI, Tsābit al-Bunānī, Hadis no. 3476, h. 191; Juz VII,
Abū ‘Imrān alJūnī, Hadis no. 4241-4242, h. 238. 180 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥits, Juz II, al-Adab, Hadis no. 798, h. 791.
181 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XXII, Hadis no. 18080, h. 95.
182 Abū Nu‘aim Aḥmad b. ‘Abdullāh b. Aḥmad b. Isḥāq b. Mūsā b. Mihrān Al-Aṣbahānī,
Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Pentaḥqīq ‘Ādil b. Yūsuf Al-Īzārī, Juz I, Cet. 1, al-Arqam, Wa al-Aḍbaṭ b. Ḥuyay
b. Zi‘l al-Akbar, Hadis no. 1100 (Riyad: Dār Al-Waṭan li Al-Nasyr, 1998), h. 359; Juz II, Ḥāritsah b. al-
Aḍbaṭ al-Dzakwānī, Hadis no. 1979, h. 744. 183 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī Raḥm al-Ṣaghīr wa Tauqīr al-Kabīr, Hadis
10983, h. 459. 184 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VI, Hadis no. 5927, 101.
185 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī Raḥm al-Ṣaghīr wa Tauqīr al-Kabīr, Hadis
10984, h. 459.
114
Al-Ṭabrānī186.
11 Ḍumairah Al-
Ḍamairah
.ي وق ،بطان تان 5
Al-Nasā’ī187, Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam
Al-Ausaṭ188 dan Al-Mu‘jam Al-Kabīr189, Al-
Baihaqī190, Al-Baghawī191, dan Al-
Ṭaḥāwī192.
1 Abū Ayyūb
Al-Anṣārī
Al-Bukhārī193, Al-Nasā’ī194, Al-Ṭabrānī195,
Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-Kubrā196
dan Syu‘ab Al-Īmān197, Al-Baghawī198, Ibn
Ḥibbān199, Abū Ya‘lā200, Aḥmad201, dan Al-
Ṭaḥāwī202.
2 Abū Sa‘īd Al-
Khudrī
186 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz VIII, Ḍumairah b. Abī Ḍumairah, Hadis no. 8154, h.
308. 187 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Bai‘ah, Hadis no. 7826, h. 434; Juz V, al-Siyar,
Hadis no. 8757, h. 230. 188 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VIII, Man Ismuhu Muṭallib, Hadis no. 8720, h. 309.
189 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz IV, Khālid b. Zaid b. Kalīb, Hadis no. 3895, h. 131.
190 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 20105, h. 111.
191 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, al-‘Iddah, Hadis no. 2483, h. 74.
192 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz V, Mā Ba‘atsa Allāh min Nabiyyin wa Lā Istakhlafa
min Khalīfah illā wa Lahu bi Ṭānatāni, Hadis no. 2112, h. 355. 193 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz VI, al-Qadar, Hadis no. 6237, h. 2438; al-Aḥkām, Hadis
no. 6773, h. 2632-2633. 194 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Bai‘ah, Hadis no. 7825, h. 433; Juz V, al-Siyar,
Hadis no. 8755, h. 230. 195 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz V, Man Ismuhu ‘Ubaidillāh, Hadis no. 4612, h. 38.
196 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 20101-20103, h. 111.
197 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, al-Tāsi‘ wa al-Arba‘ūn, Hadis no. 7404, h. 27.
198 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, al-‘Iddah, Hadis no. 2484, h. 75.
199 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XIV, al-Tārīkh, Hadis no. 6192, h. 72.
200 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī, Hadis no. 1228, h. 428.
201 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī, Hadis
no. 11360, h. 39; Hadis no. 11852, h. 88. 202 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz V, Mā Ba‘atsa Allāh min Nabiyyin wa Lā Istakhlafa
min Khalīfah illā wa Lahu bi Ṭānatāni, Hadis no. 2113, h. 356.
115
Al-Nasā’ī203, Al-Tirmidzī204, Aḥmad205, Al-
Bukhārī dalam Al-Adab wa Al-Mufrad206,
Al-Ḥākim207, Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam
Al-Ausaṭ208, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr209 dan
Musnad Al-Syāmiyyīn210, Al-Baihaqī dalam
Al-Sunan Al-Kubrā211 dan Syu‘ab Al-
Īmān212, Al-Baghawī213, Ibn Ḥibbān214, Abū
Ya‘lā215, Al-Bazzār216, Ibn Al-Mubārak217,
Al-Ṭaḥāwī218, dan Al-Haitsamī219.
3 Abū Hurairah
Al-Ṭabrānī220.
4 ‘Abdullāh b.
Mas‘ūd
203 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Bai‘ah, Hadis no. 7824, h. 433; Juz V, al-Siyar,
Hadis no. 8756, h. 230. 204 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Zuhd, Hadis no. 2369, h. 583.
205 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah, Hadis no. 7238,
h. 237; Hadis no. 7874, h. 289. 206 Al-Bukhārī, Al-Adab Al-Mufrad, Bāb al-Mustasyār Mu’taman, Hadis no. 256, h. 99.
207 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Aṭ‘imah, Hadis no. 7178, h. 145.
208 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Man Ismuhu Ismā‘īl, Hadis no. 2967, h. 219.
209 Abū Al-Qāsim Sulaimān b. Aḥmad b. Ayyūb Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Pentaḥqīq
Muḥammad Syakūr Maḥmūd Al-Ḥāj Amrīr, Juz I, Cet. 1, Ḥarf Hamzah, Hadis no. 188 (Bairut: Al-
Maktab Al-Islāmī, 1985), h. 127; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz I, Ḥarf
Hamzah, Hadis no. 188, h. 127. 210 Abū Al-Qāsim Sulaimān b. Aḥmad b. Ayyūb Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Pentaḥqīq
Ḥumaidī b. ‘Abd Al-Majīd Al-Salafī, Juz I, Cet. 1, Burud b. Sinān, Hadis no. 367 (Bairut: Mu’assat Al-
Risālah, 1984), h. 207; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz I, Burud b. Sinān,
Hadis no. 367, h. 207. 211 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 20104, h. 111.
212 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, al-Tāsi‘ wa al-Arba‘ūn, Hadis no. 7403, h. 27.
213 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, al-Iddah, Hadis no. 2484, h. 75.
214 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XIV, al-Tārīkh, Hadis no. 6191, h. 70.
215 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz X, Musnad Abī Hurairah, Hadis no. 5901, h. 307; Hadis
no. 6000, h. 397; Hadis no. 6023, h. 415. 216 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XIV, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no. 7904, h. 294.
217 Abū ‘Abd Al-Raḥmān ‘Abdullāh b. Al-Mubārak b. Wāḍiḥ Al-Ḥanẓalī, Musnad Al-Imām
‘Abdillāh b. Al-Mubārak, Pentaḥqīq Ṣubḥī Al-Badrī Al-Sāmurā’ī, Cet. 1, al-Fitan, Hadis no. 272 (Riyad:
Maktabat Al-M‘ārif, 1407 H.), h. 166. 218 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz V, Mā Ba‘atsa Allāh min Nabiyyin wa Lā Istakhlafa
min Khalīfah illā wa Lahu bi Ṭānatāni, Hadis no. 2116, h. 357. 219 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, ‘Alāmāt Nubuwwawat Nabiyyinā Muḥammad
Saw., Hadis no. 2102, h. 515. 220 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz IX, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd al-Hudzallī, Hadis no. 8928,
h. 189.
116
6
،كلم ابن آدم .وذكر الله
Ibn Mājah221, Al-Tirmidzī222, Al-
Baihaqī223, Al-Ṭabrānī224, Al-Hākim225, Al-
Fākihī226, Abū Ya‘lā227, dan Al-Quḍā‘ī228.
Ummu Ḥabībah
.ة رهباني ، جماع 8
Abū Ya‘lā229, Al-Haitsamī230, Al-Ṭabrānī
dalam Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr231 dan Al-
Mu‘jam Al-Kabīr232.
1 Abū Sa‘īd Al-
Khudrī
Aḥmad233, Ibn Ḥibbān234, dan Al-Quḍā‘ī235. 2 Abū Dzarr
9 Lihat hadis ke-8 (Al-riwāyah bi Al-ma‘nā)
10 Lihat hadis ke-3 (riwāyah bi Al-ma‘nā)
221 Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Yazīd Al-Qazwīnī, Sunan Ibn Mājah, Pentaḥqīq Muḥammad
Fu‘ād ‘Abd Al-Bāqī, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 3974 (Bairut: Dār Al-Fikr, t.t.), h. 1315. 222 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Zuhd, Hadis no. 2412, h. 608.
223 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz I, Bāb fī Maḥabbatillāh, Hadis no. 514, h. 392; Juz IV, Bāb
fī Ḥifẓ al-Lisān, Hadis no. 4954, h. 245. 224 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XXIII, Dzikr Azwāj Rasūlillāh Saw., Hadis no. 19436,
h. 243. 225 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz II, al-Tafsīr, Hadis no. 3892, h. 556.
226 Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Isḥāq b. Al-‘Abbās Al-Makkī Al-Fākihī, Akhbār Makkah fī
Qadīm Al-Dahr wa Ḥadītsihi, Pentaḥqīq ‘Abd Al-Malik ‘Abdullāh Dahīsy, Juz III, Cet. 2, Dzikr Rubā‘
Banī Makhzūm b. Yaqaẓah, Hadis no. 2156 (Bairut: Dār Khadr, 1414 H.), h. 328-329; sebagaimana
yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz III, Hadis no. 2156, h. 328-329. 227 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz XIII, Ḥadīts Maimūnah Zauj al-Nabī Saw., Hadis no.
7132 dan 7134, h. 45 dan 47. 228 Al-Quḍā’ī, Musnad Al-Syihāb, Juz I, Kalām b. Ādam Kulluhu ‘laihi Lā Lahu illa Amran bi
Ma‘rūf au Nahyan ‘an Munkar au Dzikra Allāh Ta‘ālā, Hadis no. 305, h. 202. 229 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī, Hadis no. 1000, h. 283.
230 Abū Al-Ḥasan Nūr Al-Dīn ‘Alī b. Abī Bakr b. Sulaimān Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad fī
Zawā’id Al-Musnad, Pentaḥqīq Khlāf Maḥmūd ‘Abd Al-Samī‘, Juz II, Cet. 1, Hadis no. 2105 (Bairut:
Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 2001), h. 211; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz
II, al-Waṣāyā, Hadis no. 2105, h. 211. 231 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz II, Man Ismuhu Muḥammad, Hadis no. 949, h. 156.
232 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz II, Jundub b. Junādah Abū Dzarr al-Ghifārī Ra., Hadis
no. 1651, h. 157. 233 Aḥmad, Musnad Al-Īmām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī, Hadis
no. 11791, h. 82. 234 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 361, h. 76.
235 Al-Quḍā’ī, Musnad Al-Syihāb, Juz I, Ūṣīka bi Taqwa Allāh fa Innahu Ra’s Amrik, Hadis no.
740, h. 431.
117
.أنصركم ، مروا 11
Aḥmad236, Ibn Mājah237, Ibn Ḥibbān238, Al-
Baihaqī239, Al-Ṭabrānī240, Al-Haitsamī
dalam Al-Mawārid Al-Ẓamān241 dan
Ghāyat Al-Maqṣad242, dan Isḥāq b.
Rāhawaih243.
1 ‘Āisyah
Al-Ṭabrānī244.
2 ‘Abdullah b.
‘Umar
12
، ي عذب .ظهرانيهم
Al-Baghawī245, Al-Syaibānī246, Aḥmad247,
Al-Haitsamī248, dan Ibn Abī Syaibah249.
1 ‘Adī b.
‘Umairah
Al-Ṭabrānī250.
2 Al-‘Urs b.
‘Umairah
236 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Ḥadīts Sayyidah ‘Āisyah Ra., Hadis
no. 25294, h. 159. 237 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis 4004, h. 1327.
238 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 290, h. 526.
239 Al-Baihaqī, Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 19987, h. 93.
240 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VI, Hadis no. 6665, h. 376-377.
241 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Fitan, Hadis no. 1842, h. 456.
242 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 4378, h. 216.
243 Isḥāq b. Ibrāhīm b. Makhlad b. Rāhawīh Al-Ḥanẓalī, Musnad Isḥāq b. Rāhawīh, Pentaḥqīq
‘Abd Al-Ghafūr b. ‘Abd Al-Ḥaqq Al-Bālūsyī, Juz II, Cet. 1, Hadis no. 864 (Al-Madīnah Al-
Munawwarah: Maktabat Al-Īmān, 1991), h. 338; Sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah,
Juz II, Hadis no. 864, h. 338. 244 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1367, h. 95.
245 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIV, al-Raqāq, Hadis no. 4155, h. 346.
246 Aḥmad b. ‘mr b. Ḍaḥḥāk Abū Bakr Al-Syaibānī, Al-Āḥād wa Al-Mastānī, Pentaḥqīq Bāsim
Faiṣal Aḥmad Al-Jawābirah, Juz IV, Cet. 1, ‘Adī b. ‘Adī al-Kindī Ra., Hadis no. 2431 (Riyāḍ: Dār Al-
Rāyah, 1991), h. 269; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz IV, ‘Adī b. ‘Adī al-
Kindī Ra., Hadis no. 2431, h. 269. 247 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, ‘Adī b. ‘Adī al-Kindī Ra., Hadis no.
17756, h. 192. 248 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 4371, h. 213.
249 Abū Bakr Ibn Abī Syaibah ‘Abdullāh b. Muḥammad b. Ibrāhīm b. ‘Utsmān b. Khawāstī Al-
‘Abasī, Musnad Ibn Abī Syaibah, Pentaḥqīq ‘Ādil b. Yūsuf Al-‘Izārī dan Aḥmad b. Farīd Al-Mazīdī, Juz
II, Cet. 1, ‘Adī b. Ḥātim, Hadis no. 586 (Riyad: Dār Al-Waṭan, 1997), h. 86. 250 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XVII, ‘Ars b. ‘Umairah al-Kindī, Hadis no. 14031-
14032, h. 138-139.
118
Mālik251, Al-Baihaqī252, dan Al-Ḥumaidī253.
3 ‘Umar b. ‘Abd
Al-‘Azīz
.Al-Baihaqī254, dan Al-Ṭabrānī255 .ي تمعر ، أقلب 13
Jābir b. ‘Abdullāh
Al-AnṢārī
.عمهم ي ، اهتدي تم 14
Ibn Mājah256, Al-Nasā’ī257, Abū Dāwud258,
Al-Tirmidzī259, Aḥmad260, Al-Bazzār261,
Abū Ya‘lā262, Ibn Ḥibbān263, Al-Syaibānī264,
Ibn Abī Syaibah265, Abū Nu‘aim266, Al-
Haitsamī267, ‘Abd b. Ḥumaid268, Al-
Ṭaḥāwī269, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-
Abū Bakr Al-Ṣiddīq
251 Mālik b. Anas, Al-Muwaṭṭa’, Pentaḥqīq Muḥammad Muṣṭafā Al-A‘ẓamī, Juz V, Cet. 1, Mā
Jā’a fī al-Taqwā, Hadis no. 3636 (T.tp.: Mu’assat Zāyid b. Sulṭān, 2004), h. 1443; sebagaimana yang
terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz V, Mā Jā’a fī al-Taqwā, Hadis no. 3636, h. 1443. 252 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7602, h. 99. 253 Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Juz I, Aḥādīts ‘Āisyah Umm al-Mu’mīn Ra., Hadis no.
269, h. 131. 254 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7595, h. 97. 255 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VII, Hadis no. 7661, h. 336.
256 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 4005, h. 1327.
257 Al-Nasā’ī, Sunan Al-Kubrā, Juz VI, al-Tafsīr, Hadis no. 11157, h. 338.
258 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Malāḥim, Hadis no. 4340, h. 214.
259 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2168, h. 467; Juz V, Tafsīr al-
Qur’ān, Hadis no. 3057, h. 256. 260 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad Abī Bakr al-Ṣiddīq Ra., Hadis
no. 1, h. 2; Hadis no. 163, h. 5; Hadis no. 53, h. 9. 261 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz I, Mā Rawā Qais b. Abī Ḥāzim ‘an Abī Bakr, Hadis no.
65, h. 135; Hadis no. 69, h. 138-139. 262 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz I, Musnad Abī Bakr al-Ṣiddīq Ra., Hadis no. 128 dan
131, h. 118-119. 263 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 305, h. 540.
264 Al-Syaibānī, Al-Āḥād wa Al-Matsānī, Juz I, Wa Min Ṣifatigi wa Sunnihi wa Ayyām
Khilāfatihi wa Wafātihi, Hadis no. 62, h. 36. 265 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz VII, al-Fitan, Hadis no. 37738, h. 260-261.
266 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz I, Ma‘rifat Mā Asnada al-Ṣiddīq Ra., Hadis no. 123,
h. 36. 267 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, Bāb al-Ma‘rūf bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-
Munkar, Hadis no. 1837, h. 455. 268 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Musnad Abī Bakr al-Ṣiddīq Ra., Hadis no.
1, h. 29. 269 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-‘Ātsār, Juz III, Hadis no. 1175, h. 214; Juz XI, Hadis no. 4597,
h. 539.
119
Kubrā270 dan Syu‘ab Al-Īmān271, dan Al-
Ḥumaidī272.
.ث الخب ، اق ت رب 15
Al-Bukhārī273, Muslim274, Al-Tirmidzī275,
Al-Nasā’ī276, Ibn Mājah277, Aḥmad278, Ibn
Ḥibbān279, Al-Syaibānī280, Al-Ṭabrānī
dalam Al-Mu‘jam Al-Kabīr281 dan Musnad
Al-Sāmiyyīn282, Al-Baihaqī dalam Al-
Sunan Al-Kubrā283 dan Syu‘ab Al-Īmān284,
Al-Baghawī285, Abū Ya‘lā286, Al-
Ḥumaidī287, ‘Abd Al-Razzāq288, Ibn
‘Asākir289, dan Abū Nu‘aim290.
1 Zainab
270 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qaḍī, Hadis no. 19976, h. 91.
271 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7550, h. 82. 272 Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Juz I, Aḥādīts Abī Bakr al-Ṣiddīq Ra., Hadis no. 3, h. 3.
273 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, al-Anbiyā’, Hadis no. 3168, h. 1221; al-Manāqib,
Hadis no. 3403, h. 1317; Juz VI, al-Manāqib, Hadis no. 6650, h. 2589; al-Fitan, Hadis no. 6716, h. 2609. 274 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Fitan wa Asyrāṭ al-Sā‘ah, Hadis no. 2880, h. 2207.
275 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2187, h. 480.
276 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, al-Tafsīr, Hadis no. 11311, h. 391; Hadis no. 11333,
h. 408. 277 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 3953, h. 1305.
278 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Ḥadīts Zainab bt. Jaḥsy Ra., Haddis
no. 27453-27456, h. 428-429. 279 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 327, h. 33.
280 Al-Syaibānī, Al-‘Āḥad wa Al-Matsānī, Juz V, Zainab bt. Jaḥsy, Hadis no. 3092, h. 259.
281 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XXIV, Zainab Zauj Rasūlillāh Saw., Hadis no. 20156-
20159, h. 51-53; Hadis no. 20163, h. 55. 282 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Syu‘aib ‘an al-Zuhrī ‘an ‘Urwah b. al-Zubair,
Hadis no. 3115, h. 208. 283 Al-Baihaqī, Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 19984, h. 93.
284 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7598, h. 97. 285 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIV, al-Raqāq, Hadis no. 4201, h. 397.
286 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz XIII, Ḥadīts Maimūnah Zauj al-Nabī Saw., Hadis no.
7155, h. 66; Hadis no. 7159, h. 69. 287 Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Juz I, Ḥadīts Zainab bt. Jaḥsy Ra., Hadis no. 308, h. 147.
288 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Bāb al-Fitan, Hadis no. 20749, h. 363.
289 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, al-Raqāq, Hadis no. 469, h. 388-389; Juz II, Fitan,
Hadis no. 1322, h. 1027. 290 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz VI, al-Kunā; Zainab bt. Jaḥsy, Hadis no. 7428, h.
3225-3226.
120
Al-Ṭabrānī291, Ibn Ḥibbān292, dan Al-
Haitsamī293.
2 Ummu
Ḥabībah
Al-Ṭabrānī294, dan Mālik295.
3 Ummu
Salamah
16 Lihat hadis ke-3 (hadis ini merupakan potongan dari hadis ke-3).
17 Lihat hadis ke-3.
.المر ، رفيق 18
Al-Bukhārī296, Muslim297, Al-Tirmidzī298,
Al-Nasā’ī299, Ibn Mājah300, Aḥmad301, Ibn
Ḥibbān302, ‘Abd Al-Razzāq303, Al-
Quḍā‘ī304, Al-Baihaqī dalam Syu‘ab Al-
Īmān305 dan Al-Sunan Al-Kubrā306, Al-
Dārimī307, Abū Ya‘lā308, Isḥāq b.
‘Āisyah
291 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VII, Hadis no. 7319, h. 218.
292 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XV, al-Tārīkh, Hadis no. 6831, h. 246.
293 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Fitan, Hadis no. 1906, h. 470.
294 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XXIII, Dzikr Azwāj Rasulillāh Saw., Hadis no. 19957,
h. 416. 295 Mālik, Al-Muwaṭṭā’, Juz V, Mā Jā’a fī ‘Adzāb al-‘Āmmah bi ‘Amal al-Khaṣṣāh, Hadis no.
3635, h. 1442-1443. 296 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz V al-Adab, Hadis no. 5678, h. 2242; al-Isti’dzān, Hadis
no. 5901, h. 2308; al-Da‘awāt, Hadis no. 6032, h. 2349; Juz VI, Istitābat al-Murtadīn wa al-Mu‘ānidīn,
Hadis no. 6828, h. 2539. 297 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah wa al-Ādāb, Hadis no. 2593, h. 2003-
2004. 298 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, al-Isti’dzān, Hadis no. 2701, 60.
299 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, Hadis no. 10213-
10215, h. 102-103; al-Tafsīr, Hadis no. 11572, h. 482. 300 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Adab, Hadis no. 3689, h. 1216.
301 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Ḥadīts Sayyidah ‘Āisyah Ra., Hadis
no. 24136-24137, h. 37; Hadis no. 24597, h. 85; Hadis no. 25674, h. 199. 302 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 547, h. 307; al-Tārīkh,
Hads no. 6441, h. 352. 303 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz VI, Ahl al-Kitābīn, Hadis no. 9839, h. 11;
Hadis no. 19460, h. 392. 304 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Inna Allāh Yuḥibbu al-Rifqa fī al-Amr Kullih, Hadis
no. 1063, h. 142; Hadis no. 1065-1066, h. 143. 305 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī Radd al-Salām, Hadis no. 9099, h. 511.
306 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Jizyah, Hadis no. 18503, h. 203.
307 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Raqāq, Hadis no. 2794, h. 416.
308 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VII, Musnad ‘Āisyah, Hadis no. 4421, h. 394.
121
Rāhawīh309, Al-Ḥumaidī310, Al-Ṭabrānī
dalam Musnad Al-Syāmiyyīn311, Al-Mu‘jam
Al-Ausaṭ312 dan Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr313.
.العنف ، رفيق 19
Ibn Mājah314, Ibn Ḥibbān315, dan Al-
Haitsamī316.
1 Abū Hurairah
Abū Dāwud317, Al-Syaibānī318, Al-Bukhārī
dalam Al-Adab Al-Mufrad319, Al-Dārimī320,
Aḥmad321, dan ‘Abd b. Ḥumaid322.
2 ‘Abdullāh b.
Al-Mughaffal
Muslim323, Al-Baghawī324, dan Ibn
Ḥibbān325.
3 ‘Āisyah
309 Isḥāq b. Rāhawīh, Mussnad Isḥāq b. Rāhawīh, Juz II, Hadis no. 817, h. 296.
310 Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Juz I, Aḥādīts ‘Āisyah Umm al-Mu’minīn Ra., Hadis no.
248, h. 120. 311 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Syu‘aib ‘an al-Zuhrī ‘an ‘Urwah ‘an Zubair,
Hadis no. 3076, h. 190. 312 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz IV, Man Ismuhu Ḥabūsy, Hadis no. 3535, h. 31.
313 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu Ḥabūsy, Hadis no. 429, h. 262.
314 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Adab, Hadis no. 3688-3689, h. 1216.
315 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 549, h. 309.
316 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Adab, Hadis no. 1914, h. 473.
317 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Adab, Hadis no. 4809, h. 402.
318 Al-Syaibānī, Al-‘Āḥād wa Al-Matsānī, Juz II, Dzikr ‘Abdullāh b. Mughaffal al-Muzannī Ra.,
Hadis no. 1091, h. 288. 319 Al-Bukhārī, Al-Adab Al-Mufrad, al-Bunyān, Hadis no. 472, h. 166.
320 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Raqāq, Hadis no. 2793, h. 416.
321 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, ‘Abdullāh b. Mughaffal al-Muzanī,
Hadis no. 16848, h. 87; Hadis no. 16851, h. 87. 322 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd Ḥumaid, Juz I, ‘Abdullāh b. Mughaffal, Hadis no. 504, h.
181. 323 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah wa al-Ādāb, Hadis no. 2593, h. 2003-
2004. 324 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIII, al-Isti’dzān, Hadis no. 3492, h. 75.
325 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 552, h. 312.
122
Al-Nasā’ī326, Aḥmad327, Al-Bazzār328, Al-
Baihaqī329, Al-Haitsamī330, dan Abū
Ya‘lā331.
4 ‘Alī b. Abī
Ṭālib
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr332
dan Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ333, dan Al-
Baihaqī334.
5 Anas b. Mālik
Al-Ṭabrānī335.
6 Jarīr b.
‘Abdullāh
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Kabīr336
dan Musnad Al-Syāmiyyīn337.
7 Ṣaddī b.
‘Ajlān Al-
Bāhilī
Al-Ṭabrānī338, ‘Abd Al-Razzāq339, dan Abū
Nu‘aim340.
8 Ma‘dān b. Abī
Karb Al-
Kalā‘ī
326 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ta‘bīr, Hadis no. 7702, h. 404.
327 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Alī b. Ṭālib, Hadis no. 902, h.
112. 328 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz II, wa Mimmā Abū Khalīfah ‘an ‘Alī b. Abī Ṭālib, Hadis
no. 756, h. 322-323; Juz XIII, al-Rabī‘ b. Anas ‘an Anas, Hadis no. 6519, h. 129; Hadis no. 7114, h. 405;
Juz XVI, Hadis no. 9253, h. 152-153. 329 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī Ḥusn al-Khuluq, Hadis no. 8415, h. 336.
330 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz III, al-Adab, Hadis no. 2923, h. 124.
331 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz I, Musnad ‘Alī b. Abī Ṭālib, Hadis no. 490, h. 380.
332 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Bāb Man Ismuhu Ibrāhīm, Hadis no. 221, h. 145.
333 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Bāb Man Ismuhu Ibrāhīm, Hadis no. 2934, h. 206;
Juz IV, Man Ismuhu Ṭālib, Hadis no. 3682, h. 88. 334 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī Zuhd wa Qaṣr al-Amal, Hadis no. 11065, h.
480. 335 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz II, Jarīr b. ‘Abdillāh al-Bajalī, Hadis no. 2274, h. 306.
336 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz VIII, Ṣadī b. al-‘Ajlān, Hadis no. 7493, h. 95.
337 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz I, Khālid b. A‘dān, Hadis no. 421, h. 237; dan Juz
III,‘Aṭā’ ‘an Abī Hurairah, Hadis no. 2383, h. 315. 338 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XX, Ma‘dān Abū Khālid, Hadis no. 17608, h. 365.
339 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz V, al-Manāsik, Hadis no. 9251, h. 163.
340 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz V, Ma‘dān Abū Khālid b. Ma‘dān, Hadis no. 6349,
h. 2646-2647.
123
20
.شانه ، ارفقي
Muslim341, Abū Dāwud342, Aḥmad343, dan
Ibn Abī Syaibah344.
1 ‘Āisyah345
Ibn Mājah346, Aḥmad347, Al-Bazzār348, Al-
Baghawī349, Ibn Ḥibbān350, ‘Abd Al-
Razzāq351, Al-Baihaqī352, Al-Quḍā‘ī353, dan
Al-Haitsamī354.
2 Anas
21
.الخير، يحرم Muslim355, Al-Bukhārī dalam Al-Adab Al-
Mufrad356, Abū Dāwud357, Ibn Mājah358,
Aḥmad359, Abū Dāwud Al-Ṭayālisī360, Al-
Baihaqī dalam Al-Sunan Al-Kubrā361 dan
Jarīr b. ‘Abdillāh
Al-Bajalī
341 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah wa al-Ādāb, Hadis no. 2593, h. 2004.
342 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2480, h. 312; Juz IV, al-Adab,
Hadis no. 4810, h. 403. 343 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Ḥadīts Sayyidah ‘Āisyah Ra., Hadis
no. 24852, h. 112. 344 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XIII, al-Adab, Hadis no. 25813, h. 24.
345 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2480, h. 312; Juz IV, al-Adab,
Hadis no. 4810, h. 403. 346 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Zuhd, Hadis no. 4185, h. 1400.
347 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Anas b. Mālik Ra., Hadis no.
12712, h. 165. 348 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XIII, Hadis no. 6924, h. 320; Hadis no. 7002, h. 359.
349 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIII, Bāb al-Taḥrīm al-La‘b bi al-Nard, Hadis no. 3595,
h. 172. 350 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 550, h. 310.
351 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz XI, al-Jāmi‘ li al-Imām Ma‘mar b. Rāsyid
al-Azdī, Hadis no. 20145, h. 141. 352 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb al-Ḥayā’ bi Fuṣūlihi, Hadis no. 7723, h. 139.
353 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Mā Kāna al-Rifq fī Syai’ illā Syānuhu, Hadis no. 794,
h. 16. 354 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Adab, Hadis no. 1915, h. 473.
355 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah wa al-Ādāb, Hadis no. 2592, h. 2003.
356 Al-Bukhārī, Al-Adab Al-Mufrad, Bāb al-Rifq, Hadis no. 463, h. 164.
357 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Adab, Hadis 4811, h. 403.
358 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Adab, Hadis no. 3687, h. 1216.
359 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Wa min Ḥadīts Jarīr b. ‘Abdillāh ‘an
al-Nabī Saw., Hadis no. 19229, h. 362; Hadis no. 19272, h. 366. 360 Abū Dāwud Al-Ṭayālisī, Musnad Abī Dāwud Al-Ṭayālisī, Aḥādīts Jarīr b. ‘Abdillāh al-Bajalī
Ra., Hadis no. 666, h. 92. 361 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, al-Syahādāt, Hadis no. 21315, h. 193.
124
Syu‘ab Al-Īmān362, Ibn Abī Syaibah363, Al-
Ṭabrānī364, Ibn Ḥibbān365, dan Ibn
‘Asākir366.
22
.فأحرق ، آمر
Al-Bukhārī367, Muslim368, Abū Dāwud369,
Al-Tirmidzī370, Al-Nasā’ī371, Ibn Mājah372,
Aḥmad373, Al-Mālik374, Al-Baihaqī dalam
Al-Sunan Al-Kubrā375, Syu‘ab Al-Īmān376
dan Ma‘rifat Al-Sunan377, Abū Nu‘aim378,
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ379,
1 Abū Huraiarah
362 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī Ḥusn al-Khuluq, Hadis no. 8416-8417, h. 337.
363 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz V, al-Adab, Hadis no. 25812, h. 23; Hadis no. 25815, h.
25. 364 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz II, Jarīr b. ‘Abdillāh al-Bajalī, Hadis no. 2450-2456,
h. 346-347; Hadis no. 2459, h. 348. 365 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 548, h. 308.
366 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, al-Adab, Hadis no. 581, h. 478.
367 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz I, al-Jamā‘ah wa al-Imāmah, Hadis no. 618, h. 231; Hadis
no. 626, h. 234; Juz II, al-Khuṣūmāt, Hadis no. 2288, h. 852; Juz VI, al-Aḥkām, Hadis no. 6797, h. 2640. 368 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz I, al-Masājid wa Mawāḍi‘ al-Ṣalāh, Hads no. 651, h. 451-452.
369 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz I, al-Ṣalāh, Hadis no. 506, h. 193; Juz I,
Hadis no. 548-549, h. 214-215. 370 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz I, Abwāb al-Ṣalāh, Hadis no. 217, h. 422.
371 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz I, al-Imāmah wa al-Jamā‘ah, Hadis no. 921, h. 297.
372 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz I, al-Masājid wa al-Jamā‘āt, Hadis no. 791, h. 259.
373 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
7324, h. 244; Hadis no. 8134, h. 314; Hadis no. 8877, h. 376; Hadis no. 8890, h. 377; Hadis 9372, h.
416; Juz II, Hadis no. 9482, h. 424, dalam riwayat Aḥmad terdapat 19 jalur dari Sahabat Abū Hurairah
dan ‘Abdullāh b. Mas‘ūd. 374 Mālik, al-Muwaṭṭā’, Juz II, Bāb Faḍl al-Jamā‘ah ‘alā Ṣalāt al-Fadzdz, Hadis no. 427, h. 177.
375 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Ṣalāh, Hadis no. 5127-5133, h. 55-56; Juz III, al-
Jumu‘ah, Hadis no. 5784, h. 172; Juz X, al-Syahādāt, Hadis no. 21484, h. 215. 376 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz III, Bāb fī al-Ṣalawāt, Hadis no. 2853-2854, h. 55-56; Juz
V, Bāb fī Taḥrīm al-Malā‘ib wa al-Malāhī, Hadis no. 6511, h. 239. 377 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz IV, Faḍl al-Jamā‘ah, Hadis no. 5601, h. 102.
378 Abū Nu‘aim Aḥmad b. ‘Abdillāh b. Aḥmad b. Aḥmad b. Isḥāq Al-Harrānī Al-Aṣbahānī, Al-
Musnad Al-Mustakhraj ‘alā Ṣaḥīḥ Al-Imām Muslim, Pentaḥqīq Muḥammad Hasan Ismā‘īl Al-Syāfi‘ī,
Juz II, Cet. 1, al-Ṣalāh, Hadis no. 1454 (Bairut: Dār Al-Kutuab al‘Ilmiyyah, 1996), h. 247; sebagaimana
yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz II, Hadis no. 1454, h. 247; Lihat juga Juz II, Hadis no.
1456, h. 248. 379 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz I, Hadis no. 435, h. 138; Juz II, Hadis no. 1423, h. 113;
Hadis no. 1502, h. 138; Juz V, Hadis no .4877, h. 134; Juz VII, Hadis no. 7221, h. 182; Hadis no. 7551,
h. 299.
125
Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr380 dan Musnad Al-
Syāmiyyīn381, Al-Dārimī382, Al-Baghawī383,
Al-Ṭaḥāwī384, Ibn Ḥibbān385, Ibn
Khuzaimah386, Abū ‘Awānah387, Isḥāq b.
Rāhawīh388, Al-Rabī‘389, Al-Syāfi‘ī390,
‘Abd Al-Razzāq391, Ibn ‘Asākir392, Al-
Bazzār393, dan Ibn Al-Jārūd394.
380 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu Sahl, Hadis no. 479, h. 290; Juz II,
Man Ismuhu Muḥammad, Hadis no. 931, h. 143. 381 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Syu‘aib ‘an Abī Zinād ‘Abdillāh b. Zakwān,
Hadis no. 3259, h. 273. 382 Abū Muḥammad ‘Abdullāh b. ‘Abd Al-Raḥmān Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Pentaḥqīq
Fawwāz Aḥmad Zamralī, Juz I, Cet. 1, al-Ṣalāh, Hadis no. 1212 (Bairut: Dār Al-Kitāb Al-‘Ilmiyyah,
1407 H.), h. 298; Hadis no. 1274, h. 327. 383 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz III, Bān al-Tasydīd ‘alā Tark al-Jamā‘ah, Hadis no. 791-
792, h. 344-345. 384 Abū Ja‘far Aḥmad b. Muḥammad b. Salāmah b. ‘Abd Al-Malik b. Salamah Al-Ṭaḥāwī,
Syarḥ Ma‘ānī Al-Ātsār, Pentaḥqīq Muḥmmad Zuhrī Al-Nazzār, Juz I, Cet. 1, al-Ṣalāh, Hadis no. 916-
919 (Bairut: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1399 H.), h. 168-169; sebagaimana yang terdapat dala
Maktabah Syāmilah, Juz I, alṢalāh, Hadis no. 916-919, h. 168-169. 385 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz V, al-Ṣalāh, Hadis no. 2096-2098, h. 451-254.
386 Abū Bakr Muḥammad b. Isḥāq b. Khuzaimah Al-Salimī Al-Naisābūrī, Ṣaḥīḥ Ibn
Khuzaimah, Pentaḥqīq Muḥammad Muṣṭafā Al-A‘ẓamī, Juz II, al-Ṣalāh, Hadis no. 1481 (Bairut: Al-
Maktab Al-Islāmī, 1970), h. 369; Hadis no. 1484, h. 370. 387 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz I, Bayān Ījāb Ītān al-Jamā‘ah, Hadis no. 1257-
1259, h. 351-352. 388 Ibn Rāhawīh, Musnad Isḥāq b. Rāhawīh, Juz I, Mā Yurwā ‘an Rijāl Aḥl al-Jazīrah wa Ahl
al-Syām wa Miṣr, Hadis no. 310-311, h. 326-327. 389 Al-Rabī‘, Musnad Al-Imām Al-Rabī‘, Bāb fī Auqāt al-Ṣalāh, Hadis no. 182, h. 80.
390 Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Idrīs, Musnad Al-Syāfi‘ī, Wa Min Kitāb al-Imāmah, Hadis no.
213 (Bairut: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, t.t.), h. 52. 391 ‘Abd Al-Razzāq, Musnad ‘Abd Al-Razzāq, Juz I, al-Ṣalāh, Hadis no. 1984-1985, h. 517-518;
Hadis no. 1998, h. 522. 392 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Jamā‘ah, Hadis no. 698 h. 563.
393 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XIV, Hadis no. 8090, h. 375; Juz XVI, Hadis no. 9037,
h. 14; Hadis no. 9206-9207, h. 123-124; Hadis no. 9275, h. 165. 394 Abū Muḥammad ‘Abdullāh b. ‘Alī b. Al-Jārūd Al-Naisābūrī, Al-Muntaqī mi Al-Sunan Al-
Musannadah, Pentaḥqīq ‘Abdullāh ‘Umar Al-Bārūdī, Cet. 1, Hadis no. 304 (Bairut: Mu’assasat Al-Kitāb
Al-Tsaqāfah, 1988), h. 84; sebagaiimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah Hadis no. 304, h. 84.
126
Muslim395, Al-Bazzār396, Aḥmad397, Al-
Baihaqī398, Al-Ḥākim399, Al-Ṭabrānī dalam
Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ400 dan Al-Mu‘jam Al-
Kabīr401, Al-Ṭaḥāwī dalam Syarḥ Ma‘ānī
Al-Ātsār402 dan Syarḥ Musykil Al-Ātsār403,
Ibn Khuzaimah404, Abū ‘Awānah405, Abū
Ya‘lā406, Ibn Abī Syaibah dalam Musnad407
dan Al-Musannaf408, Al-Ṭayālisī409, dan
‘Abd Al-Razzāq410.
2 ‘Abdullāh b.
Masūd
23 نان ، أهرق -Al-Tirmidzī411, Al-Dāruquṭnī412, dan Al .الد
Ṭabrānī413.
Abū Ṭalḥah
395 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz I, al-Masājid wa Mawāḍi‘ al-Ṣalāh, Hads no. 652, h. 452.
396 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz V, Hadis no. 1579, h. 22; Hadis no. 2082, h. 442-443.
397 Aḥmad, Musnad al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abdillāh b. Mas‘ūd Ra., Hadis
no. 3743, h. 394; Hadis no. 3816, h. 402; Hadis no. 4007, h. 422; Hadis no. 4295-4297, h. 449; Hadis
no. 4398, h. 461. 398 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Ṣalāh, Hadis no. 5365, h. 172.
399 Al-Ḥākim, Al-Mustadak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz I, al-Jumu‘ah, Hadis no. 1080, h. 430.
400 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz IV, Hadis no. 3633, h. 69; Juz VI, Hadis no. 5752, h.
46. 401 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz X, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd Ra., Hadis no. 9981, h. 71.
402 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Ma‘ānī Al-‘Ātsār, Juz I, al-Ṣalāh, Hadis no. 914, h. 168.
403 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz XV, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an ‘Abdullāh
b. Mas‘ūd ‘an al-Nabī Saw. Fī al-Ṣalāh Wā‘ada Rasūlullāh Saw. al-Mukhallifīna ‘anhā bi Iḥrāq bi
Buyūtihim Ayyu al-Ṣalawāt Hiya?, Hadis no. 5865, h. 97-98; Hadis no. 5868-5869, h. 98-99. 404 Ibn Khuzaimah, Ṣaḥīḥ Ibn Khuzaimah, Juz III, al-Jumu‘ah, Hadis no. 1853, h. 174.
405 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz II, Mubtada’ Kitāb al-Jumu‘ah, Hadis no. 2531,
h. 125. 406 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Yā‘lā, Juz IX, Musnad ‘Abdullāh b. Mas‘ūd, Hadis no. 5335, h.
228; Juz XI, al-A‘raj ‘an Abī Hurairah, Hadis no. 6338, h. 222. 407 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abī Syaibah, Juz I, Hadis no. 325, h. 220.
408 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz IV, al-Ṣalāh, Hadis no. 5582, h. 170-171.
409 Abū Dāwud Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Mā Asnada ‘Abdullāh b. Mas‘ūd Ra., Hadis
no. 316, h. 316; Muḥammad b. Al-Munkadir ‘an Jābir Ra., Hadis no. 1717, h. 238. 410 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz III, al-Jumu‘ah, Hadis no. 5170, h. 166.
411 Al-Tirmidzī, Al-Sunan Al-Tirmidzī, Juz III, al-Buyū‘, Hadis no. 1293, h. 588.
412 ‘Alī b. ‘Umar abū Al-Ḥasan Al-Dāruquṭnī Al-Baghdadī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Pentaḥqīq
‘Abdullāh Hāsyim Yamānī Al-Madanī, Juz IV, al-Asyribah wa Ghairuhā, Hadis no. 1 (Bairut: Dār Al-
Ma‘rifah, 1966), h. 265. 413 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz V, Zaid b. Sahl Abū Ṭalḥah al-Anṣārī Ra., Hadis no.
4714, h. 99.
127
24 -Al-Bukhārī414, Al-Tirmidzī415, Al .ي تحدث ، دعني
Bazzār416, dan Al-Baihaqī417.
Jābir b. ‘Abdillāh
25
، الخطيئة .شهدها
Abū Dāwud418.
1 Al-‘Urs b.
‘Umairah
Al-Baihaqī419.
2 ‘Abdullāh b.
‘Umar
26 .ه بقلب ، ي نكر
Abū Bakr Al-Syāfi‘ī420, dan Al-Baihaqī421.
Ḥudzaifah (mauqūf)
27
.يشرك ،أرجوAl-Bukhārī422, Muslim423, Al-Nasā’ī424, Al-
Baghawī425, Ibn Ḥibbān426, Abū
‘Awānah427, Al-Fākihī428, dan Al-
Ṭabrānī429.
‘Āisyah
414 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhāri, Juz IV, al-Tafsīr, Hadis 4622, h. 1861-1862; Hadis no. 4624,
h. 1863. 415 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, Tafsīr al-Qur’ān, Hadis no. 3315, h. 417.
416 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VI, Hadis no. 2572, h. 25.
417 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 17644, h. 32.
418 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Malāḥim, Hadis no. 4347, h. 218.
419 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VII, al-Ṣadāq, Hadis no. 14328-14329, h. 266.
420 Abū Bakr Al-Syāfi‘ī, Al-Fawā’id Al-Syahīr bi al-Ghailāniyyāt li Abī Bakr Al-Syāfi‘ī, Juz I,
Hadis no. 423, h. 387-388. 421 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7590, h. 96. 422 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, Bad’u al-Khalq, Hadis no. 3059, h. 1180-1181.
423 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Jihād wa al-Siyar, Hadis no. 1795, h. 1420.
424 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ta‘bīr, Hadis no. 7706, h. 405.
425 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIII, Bāb Taḥrīm al-La‘b bi al-Nard, Hadis no. 3747, h.
332. 426 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XIV, al-Tārīkh, Hadis no. 6561, h. 516.
427 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb Ḥaẓr Dukhūl al-Masjid bi Rīḥ Muntanah,
Hadis no. 6902, h. 340; Bāb Dzikr Ibāḥat Tark al-Ightisāl min al-Jimā‘ idzā Lam Yanzil, Hadis no. 6904,
h. 341. 428 Al-Fākihī, Akhbār Makkah, Juz IV, Qarn al-Tsa‘ālib wa Mā Jā’a Fīhi, Hadis no. 2624, h.
281. 429 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VIII, Hadis no. 8902, h. 370.
128
28
.ئ يجتر ، يكلم
Muslim430, Al-Bukhārī431, Abū Dāwud432,
Al-Tirmidzī433, Ibn Mājah434, Al-Nasā’ī435,
Al-Dārimī436, Al-Baihaqī dalam Ma‘rifat
Al-Sunan437, Al-Sunan Al-Saghīr438 dan Al-
Sunan Al-Kubrā439, Ibn Jārūd440, Al-
Baghawī441, Ibn Ḥibbān442, Abū
‘Awānah443, Isḥāq b. Rāhawīh444, dan Al-
Ṭaḥāwī445.
1 ‘Āisyah
Al-Ṭabrānī446.
2 Ummu
Salamah
430 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Jihād wa al-Siyar, Hadis no. 1795, h. 1420-1421.
431 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, Faḍā’il al-Ṣaḥābah, Hadis no. 3526, h. 1366; Juz III,
al-Ḥudūd, Hadis no. 6406, h. 2491. 432 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Ḥudūd, Hadis no. 4375, h. 230.
433 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Ḥudūd, Hadis no. 1430, h. 37.
434 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Ḥudūd, Hadis no. 2547, h. 851.
435 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, Qaṭ‘ al-Sāriq, Hadis no. 7386, h. 333; Juz IV, Hadis
no.7387, h. 334. 436 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Ḥudūd, Hadis no. 2302, h. 227.
437 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz XIII, Bāb al-Rajul Yajidu Ma‘a Imra’atihi al-Rajul Fa
Yaqtuluhu, Hadis no. 17524, h. 76. 438 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz III, al-Syahādah, Hadis no. 3316, h. 318.
439 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, Hadis no. 16932, al-Saraqah, h. 253; Hadis no.
17004, h. 267; Juz VIII, Hadis no. 17394, h. 332. 440 Ibn Jārūd, Al-Muntaqī mi Al-Sunan Al-Musannadah, al-Ḥudūd, Hadis no. 805, h, 204.
441 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, Bāb al-‘Itq ‘alā al-Khidmah, Hadis no. 2603, h. 328.
442 Ibn Hibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Ḥudūd, Hadis no. 4402, h. 248.
443 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān al-Khabar al-Nāhī an Yasyfa‘ ilā al-
Imām wa Laisa ilā al-Masrūq minhu Sya’, Hadis no. 6240, h. 118. 444 Ibn Rāhawīh, Musnad Ibn Rāhawīh, Juz II, Hadis no. 861, h. 335.
445 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz IV, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an fī al-Wa‘īd
‘alā al-Syafā‘ah fī al-Ḥudūd allatī Li Allā ‘Azza wa Jalla, Hadis no. 1681-1682, h. 383-384; Juz VI, Bāb
Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an Rasūlillāh Saw. Man Amarahu bi Qaṭ‘ al-Makhzūmiyyah allatī Kānat
Tasta‘īru al-Ḥullī fa Tajḥaduhu, Hadis no. 2306, h. 72. 446 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VII, Hadis no. 7479, h. 272.
129
29
أهل ، سيدة .الجنة
Al-Bukhārī447, Al-Nasā’ī448, Al-
Syaibānī449, Al-Ḥakim450, Aḥmad451, Ibn
Abī Syaibah452, dan Abū Nu‘aim453.
1 Ḥudzaifah
Abū Ya‘lā454. 2 Fāṭimah
Abū Ya‘lā455.
3 Ummu
Salamah
Al-Ḥākim456, Abū Ya‘lā457, dan Aḥmad458.
4 Abū Sa‘īd Al-
Khudrī
Muslim459, Al-Tirmidzī460, Ibn Ḥibbān461
dan Al-Syabānī462.
5 ‘Āisyah
447 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, Faḍā’il al-Ṣaḥābah, h. 1374.
448 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Wafāh, Hadis no. 7078, h. 252; Juz V, al-Manāqib,
Hadis 8298, h. 81; Juz V, Hadis no. 8365, h. 95; Juz V, al-Khaṣā’iṣ, Hadis no. 8511, h. 145. 449 Al-Syaibānī, Al-Āḥād wa Al-Matsānī, Juz V, Dzikr Fāṭimah bt. Rasūlillāh Saw., Hadis no.
2966, h. 143. 450 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no. 4721-
4722, h. 164. 451 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Musnad ‘Abdullāh b. al-‘Abbās, Hadis
no. 2337, h. 391. 452 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XVII, al-Faḍā,il, Hadis no. 32937, h. 213.
453 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz VI, Hadis no. 7326-7327, h. 3190; Ummu Ḥudzaifah
b. al-Yamān, Hadis no. 7905, h. 3486. 454 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz XII, Musnad Fāṭimah bt. Rasūlullāh Saw., Hadis no.
6743, h. 110. 455 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz XII, Musnad Ummu Salamah Zauj Rasūlillāh Saw., Hadis
no. 6886, h. 312. 456 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no. 4733,
h. 168. 457 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Min Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī, Hadis 1169, h. 395.
458 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad ‘Alī b. Abī Ṭālib Ra., Hadis
no. 1177, h. 80. 459 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, Faḍā’il al-Ṣaḥābah, Hadis no. 2450, h. 1904-1905.
460 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, al-Manāqib, Hadis no. 3781, h. 660; Juz V, Hadis
no. 3873, h. 701. 461 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XV, Ikhbāruhu Saw. ‘an Manāqib al-Ṣaḥābah, Hadis no.
6952, h. 402. 462 Abū Bakr Al-Syaibānī, Al-Āhād wa Al-Matsānī, Juz V, Dzikr Fāṭimah bt. Rasūlillāh Saw.,
Hadis no. 2963, h. 140; Hadis no. 2965-2966, h. 142-143; Hadis no. 2967, h. 144.
130
30
.احمرت ، خطب Muslim463, Ibn Mājah464, Al-Baihaqī dalam
Al-Sunan Al-Kubrā465, Ibn Al-Jārūd466, Abū
Nu‘aim467, Ibn Ḥibbān468, Abū Ya‘lā469,
dan Ibn ‘Asākir470.
Jābir b. ‘Abdillāh
31
.البر ، الجهاد
Abū Dāwud471, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan
Al-Ṣaghīr472, Al-Sunan Al-Kubrā473, Syu‘ab
Al-Īmān474 dan Ma‘rifat Al-Sunan475, dan
Al-Ṭabrānī476.
1 Abū Hurairah
Abū Dāwud477, dan Al-Baihaqī478. 2 Anas b. Mālik
Al-Ṭabrānī479.
3 Jābir b.
‘Ubaidillāh
Abd Al-Razzāq480. 4 Al-Ḥasan
463 Musliim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz II, al-Jumu‘ah, Hadis no. 867, h. 592.
464 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz I, Iftitāḥ al-Kitāb fī al-Īmān wa Faḍā’il al-Ṣaḥābah wa al-
‘Ilm, Hadis no. 45, h. 17. 465 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Jumu‘ah, Hadis no. 5963, h. 206.
466 Ibn Al-Jārūd, Al-Muntaqī mi Al-Sunan Al-Musannadah, al-Ṣalāh, Hadis no. 297, h. 83.
467 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz II, al-Ṣalāh, Hadis no. 1951, h. 454.
468 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīh Ibn Ḥibbān, Juz I, al-Muqaddimah, Hadis no. 10, h. 186.
469 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz IV, Tābi‘ Musnad Jābir, Hadis no. 2111, h. 85; Hadis no.
2119, h. 90. 470 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Ādāb al-Khutbah, Hadis no. 534, h. 443.
471 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2535, h. 325.
472 Abū Bakr Aḥmad b. Ḥusain b. ‘Alī b. Mūsā Al-Khurasānī Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr,
Pentaḥqīq ‘Abd Al-Mu‘ṭī Amīn Qala‘jī, Juz I, Cet. 1, al-Ṣalāh, Hadis no. 506 (Pakistan: Jāmi‘ah Al-
Dirāsāt Al-Islāmiyyah, 1989), h. 197. 473 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Ḥaiḍ, Hadis no. 5083, h. 121; Juz VIII, Qitāl Ahl
al-Baghy, Hadis no. 16547, h. 185; Juz X, al-Siyar, Hadis no. 18261, h. 156. 474 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī al-Ṣalāh ‘alā Man Māta min Ahl, Hadis no.
9242, h. 3. 475 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz IV, Fī Jawāz Imāmati Man Lā Yaḥmadu Ḥāluhu li al-
Ḍarūrah ma‘a al-Karāhah, Hadis no. 5919, h. 214. 476 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz II, al-‘Allā’‘an ‘Abdillāh b. Bisr, Hadis no. 1512, h.
369; Juz III, Mu‘āwiyah ‘an al-‘Allā’ b. al-Ḥārits, Hadis no. 1988, h. 158; Juz IV, Makḥūl ‘an Abī
Hurairah, Hadis no. 3461, h. 329. 477 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2534, h. 324.
478 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 18261, h. 156.
479 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz V, Man Ismuhu ‘Abd al-Rāḥmān, Hadis no. 4775, h.
95. 480 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz V, al-Jihād, Hadis no. 9611, h. 279.
131
.خصمته ، آذى 32
Abū Dāwud481, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan
Al-Ṣaghīr482, dan Ma‘rifat Al-Sunan483, dan
Ibn Al-Jauziyyah484.
1 Jābir
Al-Khaṭīb485
2 ‘Abdullāh b.
Mas‘ūd
.يحفظك ، احفظ 33
Al-Tirmidzī486, Al-Ḥākim487, Al-Ṭabrānī
dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ488 dan Al-
Mu‘jam Al-Kabīr489, Al-Baihaqī490, Abū
Ya‘lā491, Aḥmad492, Ibn Ja‘d493, Al-
Quḍa‘ī494, ‘Abd b. Ḥumaid495, dan Abū
Nu‘aim496.
1 Ibn ‘Abbās
Abū Nu‘aim497. 2 Abū Ja‘far
481 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz III, al-Kharrāj, Hadis no. 3054, h. 136.
482 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz II, al-Buyū‘, Hadis no. 2157, h. 320.
483 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz VIII, Masyrrū‘iyyat ‘Aqd al-Ijāzah, Hadis no. 12109, h.
335. 484 Jamāl Al-Dīn ‘Abd Al-Raḥmān b. ‘Alī b. Muḥammad Al-Jauzī, Al-Mauḍū‘āt, Pentaḥqīq
‘Abd Al-Raḥmān Muḥammad ‘Utsmān, Juz II, Cet. 1, Bāb al-Man‘ man Adzā Ahl al-Dimmah
(Madinah: Al-Maktabah Al-Salafiyyah, 1966), h. 236. 485 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Juz VIII, Bāb al-Dāl, h. 370.
486 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Ṣifat al-Qiyāmah wa al-Raqā’iq wa al-Wara‘, Hadis
no. 2516, h. 667. 487 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no. 6303-
6304, h. 623-624. 488 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz V, Man Ismuhu Muḥammad, Hadis no. 5417, h. 316.
489 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XI, Aḥādīts ‘Abdillāh b. al-‘Abbās, Hadis no. 11243,
h. 123; Hadis no. 11416, h. 178; Hadis no. 11560, h. 223; Hadis no. 12988, h. 238. 490 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb fī al-Rajā’ mi Allāh Ta‘āla wa fīhi Fuṣūl, Hadis no.
1074, h. 27; Juz VII, Dzikr Mā fī al-Aujā‘ wa al-Amrāḍ wa al-Muṣībāt min al-Kafārāt, Hadis no. 10000-
10001, h. 203. 491 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz IV, Awwal Musnad Ibn ‘Abbās, Hadis no. 2556, h. 430.
492 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abdullāh b. al-‘Abbās Ra.,
Hadis no. 2669, h. 293; Hadis no. 2763, h. 303; Hadis no. 2804, h. 307. 493 Ibn Al-Ja‘d, Musnad Ibn Al-Ja‘d, ‘Ab al-Wāḥid b. Sulaim, Hadis no. 3445, h. 494.
494 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz I, Iḥfaẓa Allāh Yaḥfaẓuka, Hadis no. 745, h. 434.
495 ‘Abd b. Ḥuimaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad Ibn ‘Abbās Ra., Hadis no. 636, h. 214.
496 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz III, Hadis no. 4284, h. 1707.
497 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz III, ‘Abdullāh b. Ja‘far b. Abī Ṭālib, Hadis no. 4044,
h. 1606.
132
.خذلهم ،ت زال 34
Muslim498, Abū Dāwud499, Al-Tirmidzī500,
Ibn Mājah501, Al-Syaibānī502, Al-Hākim503,
Al-Ṭabarī504, Al-Baihaqī505, Ibn Ḥibbān506,
Abū ‘Awānah507, Aḥmad508, Al-Ṭabrānī509,
dan Al-Quḍā‘ī510.
1 Tsaubān
Al-Syaibānī511, Al-Ṭabarī512, dan Al-
Ṭabrānī513.
2 Salamah b.
Nufail
Al-Syaibānī514.
3 ‘Abdullāh b.
Nufail
498 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1920, h. 1523.
499 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Khātam, Hadis no. 4234, h. 157.
500 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2229, h. 504.
501 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz I, Iftitāḥ al-Kitāb fī al-Īmān wa Faḍā’il al-Ṣaḥābah wa al-
‘Ilm, Hadis no. 10, h. 5. 502 Al-Syaibānī, Al-Āḥād wa Al-Matsānī, Juz I, Wa min Dzikr Tsaubān, Hadis no. 456, h. 366.
503 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Fitan wa al-Malāḥim, Hadis no. 8390,
h. 496. 504 Al-Ṭabarī, Tahdzīb Al-Ātsār, Juz III, Hadis no. 931, h. 176.
505 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Jizyah, Hadis no. 18605, h. 226.
506 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XVI, Ikhbāruhu Saw. ‘an Manāqib al-Ṣaḥābah, Hadis
no. 7238, h. 220. 507 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb Bayān al-Khabar al-Dāl ‘alā anna Ahl al-
Ḥijāz Lā Yazālūna ‘alā al-Ḥaqq Ḥattā Taqūma al-Sā‘ah, Hadis no. 7509, h. 508. 508 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Wa min Ḥadīts Tsaubān, Hadis no.
22448, h. 278; Hadis no. 22458, h. 279. 509 Al-Ṭabrānī, Musand Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Sa‘īd ‘an Qatādah ‘an Abī Qilābah ‘Abdillāh b.
Yazīd al-Jarḥī, Hadis no. 2690, h. 45. 510 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Lā Tazāll Ṭā’ifah min Ummatī ‘alā al-Ḥaqq Ẓāhirīn
Ḥattā Ya’tiya Amr Allāh, Hadis no. 914, h. 76. 511 Al-Syaibbānī, Al-‘Āḥād wa Al-Matsānī, Juz IV, Salamah b. Nufail al-Sakūnī, Hadis no.
2460, h. 295; Salamah b. Nufail Abū Jubair b. Nufail al-Ḥaḍramī, Hadis no. 2625, h. 453. 512 Al-Ṭabarī, Tahdzīb Al-Ātsār, Juz III, Hadis no. 935, h. 180.
513 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz II, Muḥammad ‘an al-Walīd b. ‘Abd al-Raḥmān al-
Jarsyī, Hadis no. 1419, h. 320. 514 Al-Syaibbānī, Al-‘Āḥād wa Al-Matsānī, Juz IV, ‘Abdullāh b. Nufail al-Kindī, Hadis no.
2785, h. 627.
133
Al-Bukhārī515, Muslim516, Aḥmad517, Al-
Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ518, Al-
Mu‘jam Al-Kabīr519 dan Musnad Al-
Syāmiyyīn520, Al-Ṭabārī521, Al-Baghawī522,
Abū ‘Awānah523, Al-Ṭaḥāwī, Ibn
‘Asākir524, Al-Baihaqī525, dan Abū
Nu‘aim526.
4 Mu‘āwiyah b.
Abī Sufyān
Al-Ṭabrānī527.
5 Marrah Al-
Bahzī
Al-Ṭabarī528, dan Al-Quḍā‘ī529.
6 ‘Umar b. Al-
Kaṭṭāb
515 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz I, al‘Ilm, Hadis no. 71, h. 39; Juz III, al-Khums, Hadis
no. 2948, h. 1134; Juz VI, al-I‘tiṣām bi al-Kitāb wa al-Sunnah, Hadis no. 6882, h. 2667; al-Tauḥīd, Hadis
no. 7022, h. 2714. 516 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1037, h. 1524.
517 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Musnad al-‘Asyrah al-Mubasyirīn bi
al-Jannah, Hadis no. 1692, h. 97; Hadis no. 1695, h. 99; Hadis no. 1697, h. 101. 518 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VIII, Min Baqiyyat Man Awwal Ismihi Mīm Ismuhu
Mūsā, Hadis no. 7957; Hadis no. 8766, h. 328. 519 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XIX, Man Ismuhu Mu‘āwiyah, Hadis no. 1642, h.
329; Hadis no. 1656, h. 380; Hadis no. 1656, h. 383; Hadis no. 1657-1658, h. 386-390. 520 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz I, ‘Utbah ‘an Makḥūl, Hadis no. 758, h. 431; Juz III,
al-Zubaidī ‘an Numair b. Aus, Hadis no. 1863, h. 95; Mu‘āwiyah b. Ṣāliḥ ‘an Rabī‘ah b. Zaid, Hadis no.
1933, h. 128-129. 521 Al-Ṭabarī, Tahdzīb Al-‘Ātsār, Juz III, Hadis no. 924-926, h. 169-171.
522 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz I, Bāb al-Tafaqquh fī al-Dīn, Hadis no. 131, h. 284; Juz
XIV, Bāb Ẓuhūr Ṭā’ifah min Hādzihi al-Ummah ‘alā Man Khālafahum, Hadis no. 4011, h. 212. 523 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb Itsbāt al-Jihād wa Annahu Māḍin ilā
Yaum al-Qiyāmah, Hadis no. 7502-7504, h. 506-507. 524 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz II, ‘Ilm, Hadis no. 832, h. 670-671.
525 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz I, al-Ijmā‘, Hadis no. 280, h. 170.
526 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz III, Zaid b. Arqam b. Qais b. al-Nu‘mān b. Mālik,
Hadis no. 2965 h. 1169. 527 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kubrā, Juz XX, Murrah b. Ka‘b al-Sulamī, Hadis no. 17510, h.
317. 528 Abū Ja‘far Muḥammad b. Jarīr b. Yazīd Al-Ṭabarī, Tahdzīb Al-Ātsār wa Tafṣīl Al-Tsābit ‘an
Rasūlillāh mi Al-Akhbār, Pentaḥqīq Maḥmūd Muḥammad Syākir, Juz II, Hadis no. 920 (Kairo: Maṭba‘at
Al-Madanī, t.t.), h. 162. 529 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Lā Tazāll Ṭā’ifah min Ummatī ‘alā al-Ḥaqq Ẓāhirīn
Ḥattā Ya’tiya Amr Allāh, Hadis no. 913, h. 76.
134
Al-Dārimī530, Ibn ‘Asākir531, dan Abū
Nu‘aim532.
7 Al-Mughīrah
b. Syu‘bah
Al-Ṭayālisī533.
8 ‘Abdullāh b.
‘Umar
Al-Ṭayālisī534 dan ‘Abd b. Ḥumaid535.
9 Zaid b. Al-
Arqam
35
،غرقى، موتى .Al-Baihaqī536 .هلكى
Dzū Al-Nūn Al-
Miṣrī
36
.ساقه ، شافع
Ibn Ḥibbān537, Al-Baihaqī dalam Syu‘ab
Al-Īmān538, dan Al-Haitsamī539.
1 Jābir
‘Abd Al-Razzāq540, dan Al-Ṭabrānī541.
2 ‘Abullāh b.
Mas‘ūd
Al-Baihaqī542.
3 Ma‘qil b.
Yasār
‘Abd Al-Razzāq543. 4 Ḥasan
Ibn Abī Syaibah544. 5 Zādān
530 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2432, h. 280.
531 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz II, ‘Ilm, Hadis no. 849, h. 684-685.
532 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz V, al-Mughīrah b. Syu‘bah b. Abī ‘Āmir, Hadis no.
6230, h. 2585. 533 Abū Dāwud Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, al-Ifrād, Hadis no. 38, h. 9.
534 Abū Dāwud Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Mā Asnad Zaid b. Arqam Ra., Hadis no. 689,
h. 94. 535 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Musnad Zaid b. Arqam Ra., Hadis no. 268,
h. 115. 536 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz V, Bāb fī Ikhlāṣ al-‘Amal Lillāhi ‘Azza wa Jalla wa Tark
al-Riyā’, Hadis no. 6868, h. 345. 537 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 124, h. 331.
538 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Idmān Tilāwat al-Qur’ān, Hadis no. 2010, h. 351.
539 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Tafsīr, Hadis no. 1793, h. 443.
540 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz III, Faḍā’il al-Qur’ān, Hadis no. 6010, h.
372. 541 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz IX, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd al-Hudzallī, Hadis no. 8655,
h. 132. 542 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb fī Ta‘ẓīm al-Qur’ān, Hadis no. 2486, h. 487.
543 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz III, Faḍā’il al-Qur’ān, Hadis no. 6011, h.
373. 544 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XV, Faḍā’il al-Qur’ān, Hadis no. 30675, h. 478.
135
38
.يحدث ، ي غز
Muslim545, Abū Dāwud546, Al-Nasā’ī547,
Aḥmad548, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-
Ṣaghīr549 dan Al-Sunan Al-Kubrā550, Ibn
Al-Jārūd551, Abū ‘Awānah552, dan Ibn
‘Asākir553.
1 Abū Hurairah
Abū ‘Awānah554. 2 Anas b. Mālik
39
.ل ي عد ، علمني Al-Bukhārī555, Muslim556, Al-Tirmidzī557,
Al-Nasā’ī558, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan
Al-Ṣaghīr559, Al-Sunan Al-Kubrā560, dan
Syu‘ab Al-Īmān561, Abū ‘Awānah562, Ibn
Abī Syaibah563, dan Ibn Ḥibbān564.
Abū Hurairah
545 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1910, h. 1517.
546 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2504, h. 318.
547 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 4305, h. 6.
548 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah, Hadis no. 8852,
h. 374. 549 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz III, al-Siyar, Hadis no. 3494, h. 369.
550 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kabīr, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 17720, h. 48.
551 Ibn Al-Jārūd, Al-Muntaqī min Al-Sunan Al-Musannadah, Dawām al-Jihād ilā Yaum al-
Qiyāmah, Hadis no. 1036, h. 259. 552 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb ‘Iqāb Man Māta wa Lam Yaghzu fī
Ḥayātihi wa Lam Yuḥaddits Nafsuhu bi Ghazw, Hadis no. 7451, h. 492. 553 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz II, Jihād, Hadis no. 1312, h. 1020-1021.
554 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb ‘Iqāb Man Māta wa Lam Yaghzu fī
Ḥayātihi wa Lam Yuḥaddits Nafsuhu bi Ghazw, Hadis no. 7450, h. 491. 555 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 2633, h. 1026.
556 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1878, h. 1498.
557 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Faḍā’il al-Jihād, Hadis no. 1619, h. 164.
558 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 4336, h. 13.
559 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz III, al-Siyar, Hadis no. 3681, h. 414.
560 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 18269, h. 157.
561 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī al-Jihād, Hadis no. 4216, h. 9.
562 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb Wujūb Naḍr al-Khalīfah idzā Būyi‘a li
Ghairihi, Hadis no. 7352, h. 465. 563 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz X, Faḍl al-Jihād, Hadis no. 19660, h. 234-235; Hadis
no. 19827, h. 325. 564 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Siyar, Hadis no. 4627, h. 486.
136
40
، ر ي فت ، الصائم .ي رجع
Al-Bukhārī565, Muslim566, Al-Nasā’ī567, Al-
Tirmidzī568, Ibn Mājah569, Ibn Ḥibbān570,
Aḥmad571, Al-Baihaqī572, Abū ‘Awānah573,
Ibn Abī Syaibah574, Mālik575, Ibn Ḥibbān576,
Al-Baihaqī577, Abū ‘Awānah578, Abū
Ya‘lā579, Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-
Ausaṭ580 dan Musnad Al-Syāmiyyīn581, Al-
Haitsamī582, Al-Baghawī583, Al-Bazzār584,
dan ‘Abd Al-Razzāq585.
1 Abū Hurairah
Al-Haitsamī586.
2 Al-Nu‘mān b.
Basyīr
565 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 2635, h. 1027.
566 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1878, h. 1498.
567 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Nasā’ī, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 4332-4335, h. 13.
568 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Faḍā’il al-Jihād, Hadis no. 1619, h. 164.
569 Ibn Majāh, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2754, h. 920.
570 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Siyar, Hadis no. 4627, h. 486.
571 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
9477, h. 424; Hadis no. 9922, h. 459; Hadis no. 10001, h. 465. 572 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 18270, h.158.
573 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān Tsawāb al-Mujāhid fī Sabīlillāh, Hadis
no. 7350-7531, h. 464-465. 574 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz X, Faḍl al-Jihād, Hadis no. 19660, h. 234-235.
575 Mālik, al-Muwaṭṭā’, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 1616, h. 629.
576 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Siyar, Hadis no. 4621-4622, h. 482.
577 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī al-Jihād, Hadis no. 4215-4218, h. 9.
578 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān Tsawāb al-Syahīd alladzī Yaqtulu fī
Sabīlillāh ‘Azza wa Jalla, Hadis no. 7324, h. 457. 579 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz X, Musnad Abī Hurairah, Hadis no. 5845, h. 222.
580 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VIII, Man Ismuhu Muṭallib, Hadis no. 8787, h. 333.
581 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Syu‘aib ‘an al-Zuhrī ‘an Sa‘īd b. al-Musayyabb,
Hadis no. 3015, h. 166. 582 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Jihād, Hadis no. 1583, h. 381.
583 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, Bāb al-‘Itq ‘alā al-Khidmah, Hadis no. 2612-2613, h.
348-349. 584 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XIV, Hadis no. 7671, h. 146; Hadis no. 7740, h. 188.
585 ‘Abd Al-Razzāq, Musnad ‘Abd Al-Razzāq, Juz V, al-Jihād, Hadis no. 9530, h. 254.
586 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2521, h. 346.
137
41
.ادة الشه ، ب لغه
Muslim587, Abū Dāwud588, Al-Tirmidzī589,
Al-Nasā’ī590, Ibn Mājah591, Ibn Ḥibbān592,
Al-Ḥākim593, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan
Al-Kubrā594, Al-Ṭaḥāwī595, Al-Dārimī596,
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ597
dan Al-Mu‘jam Al-Kabīr598, dan Abū
‘Awānah599.
1 Sahl b. Ḥunaif
Muslim600, Abū Ya‘lā601, dan Al-
Baghawī602.
2 Anas b. Mālik
Al-Baihaqī603.
3 Mu‘ādz b.
Jabal
42 Lihat hadis ke-41 (Al-riwāyah bi Al-ma‘nā).
43
.فر ي غ ، للشهيد Al-Tirmidzī604, Ibn Mājah605, Al-
Baihaqī606, Al-Haitsamī607, Aḥmad608, dan
‘Abd. Al-Razzāq609.
1 Al-Miqdām b.
Ma‘dī Karib
Al-Kindī
587 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1909, h. 1517.
588 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz I, al-Witr, Hadis no. 1522, h. 560.
589 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Faḍā’il al-Jihād, Hadis no. 1653, h. 183.
590 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 4370, h. 25.
591 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2797, h. 935.
592 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīh Ibn Ḥibbān, Juz VII, al-Janā’iz, Hadis no. 3192, h. 465.
593 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2412, h. 87.
594 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 18336, h. 169.
595 Peneliti tidak menemukan kitabnya.
596 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2407, h. 270.
597 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Man Ismuhu Bakr, Hadis no. 3079, h. 259.
598 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz VI, Sa‘īd b. Qais b. Ṣakhr al-Anṣārī, Hadis no. 5550,
h. 72. 599 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān ‘Iqāb Man Māta wa Lam Yaghzu fī
Ḥayātihi wa Lam Yuḥaddits Nafsuhu bi al-Ghazw, Hadis no. 7448, h. 491. 600 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1908, h. 1517.
601 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VI, Tsābit al-Bunānī ‘an Anas, Hadis no. 3372, h. 106.
602 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, Bāb al-‘Itq ‘alā al-Khidmah, Hadis no. 2634, h. 368.
603 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā,Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 18339, h. 170.
604 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Faḍā’il al-Jihād, Hadis no. 1663, h. 187.
605 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2799, h. 935.
606 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī al-Jihād, Hadis no. 4254, h. 25.
607 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2552, h. 357.
608 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts al-Miqdām b. Ma‘di Yakrib al-
Kindī, Hadis no. 17221, h. 131. 609 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz V, al-Jihād, Hadis no. 9559, h. 265.
138
Al-Bazzār610.
2 ‘Ubādah b.
Ṣāmit
Al-Ṭabrānī611.
3 ‘Uqbah b.
‘Āmir
Ibn Abī Syaibah612
4 Makḥūl
Abū Nu‘aim613.
5 Qais Al-
Judzamī
44
.ر فأم ، الشهداء
Al-Ḥākim614
1 Jābir
Al-Hākim615, dan Al-Ṭabrānī616. 2 ‘Alī
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr617
dan Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ618.
3 Abū Ayyūb
Al-Anṣārī
Al-Ṭabrānī619. 4 Ibn ‘Abbās
Al-Ṭabrāni dalam Musnad Al-Syāmiyyīn620,
dan Al-Bazzār621.
5 ‘Ubaidah b.
Al-Jarrāḥ
45 Lihat hadis ke-44 (Al-riwāyah bi Al-ma‘nā).
46 ق ، لو قال .Al-Ḥākim622, dan Abū Nu‘aim623 .ته لصد
1 Āisyah
610 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VII, Hadis no. 2696, h. 142-143; Hadis no. 2715, h. 156.
611 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz I, Ib Tsaubān ‘an Abīhi, Hadis no. 201, h. 129;
Buḥair ‘an Khālid ‘an Katsīr b. Murrah, Hadis no. 1163, h. 188. 612 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz X, Faḍl al-Jihād, Hadis no. 19815, h. 319.
613 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz X, Qais al-Judzāmī, Hadis no. 5722, h. 2326.
614 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no. 4884,
h. 215. 615 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no. 4876,
h. 212. 616 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz III, Ḥasan b. ‘Alī b. Abī Ṭālib, Hadis no. 2676, h. 57.
617 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu Aḥmad, Hadis no. 94, h. 75.
618 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VI, Hadis no. 6540, h. 327.
619 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz IV, Hadis no. 4079, h. 238.
620 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Makḥūl ‘an Qabīṣah b. Dzu’aib, Hadis no. 3541,
h. 356. 621 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz IV, wa Mimmā Ruwiya b. Dzu’aib ‘an Abī ‘Ubaidah,
Hadis no. 1285, h. 109. 622 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no. 4407,
h. 65; Hadis no. 4458, h. 81. 623 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz I, Wa Sammāhu al-Rasūl Saw. Ṣiddīqan Kamā
‘Atīqan, Hadis no. 69, h. 24.
139
Al-Ṭabarī624. 2 Abū Salamah
47
، ت تمن وا .لقيتموهم
Al-Bukhārī625, Muslim626, Abū Dāwud627,
Aḥmad628, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-
Ṣaghīr629, Al-Sunan Al-Kubrā630 dan
Syu‘ab Al-Īmān631, Al-Ḥākim632, Al-
Baghawī633, Abū ‘Awānah634, Al-Bazzār635,
dan Ibn Abī Syaibah636.
1 ‘Abdullāh b.
Abī ‘Auf
Al-Bukhārī637, Muslim638, Al-Nasā’ī639,
Aḥmad640, Al-Baihaqī641, Al-Ṭabrānī642,
2 Abū Hurairah
624 Peneliti tidak menemukan kitabnya.
625 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 2804, h. 1082-1083; Juz VI, al-
Tamannā, Hadis no. 6810, h. 2644. 626 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz III, al-Jihād wa al-Siyar, Hadis no. 1742, h. 1362-1353.
627 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2633, h. 346.
628 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Baqiyyat Ḥadīts ‘Abdillāh b. Abī Aufā,
Hadis no. 19137, h. 353. 629 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz III, al-Siyar, Hadis no. 3614, h. 399.
630 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 17857, h. 76; Hadis no. 18243,
h. 152. 631 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, ab fī al-Tsabāt Li al-‘Adw wa Tark al-Fark al-Farār,
Hadis no. 4308, h. 49. 632 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2413, h. 87.
633 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XI, Bāb al-‘Itq ‘alā al-Khidmah, Hadis no. 2689, h. 38-
39. 634 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb Ḥaẓr Tamannī Liqā’ al-‘Aduww, Hadis
no. 6570, h. 218. 635 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VIII, Hadis no. 3358, h. 289-290.
636 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz X, Faḍl al-Jihād, Hadis no. 19856, h. 341-342; Juz XVII,
al-Siyar, Hadis no. 33752, h. 552; Juz XVIII, al-Siyar, Hadis no. 34106, h. 513. 637 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 2863, h. 1102.
638 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Jihād wa al-Siyar, Hadis no. 1742, h. 1362.
639 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz V, al-Siyar, Hadis no. 8633-8634, h. 189.
640 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
9185, h. 400; Hadis no. 10784, h. 523. 641 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 17857, h. 76; Hadis no. 18242,
h. 152. 642 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VIII, Man Ismuhu Mūsā, Hadis no. 8056, h. 89.
140
Al-Haitsamī643, Abū ‘Awānah644, dan Al-
Bazzār645.
Al-Ḥākim646, dan Al-Ṭabrānī647.
3 Jābir b.
‘Abdillāh
Al-Baihaqī648. 4 ‘Amr b. ‘Āṣ
Al-Dārimī649, ‘Abd b. Ḥumaid650, Ibn Abī
Syaibah651, dan ‘Abd Al-Razzāq652.
5 ‘Abdullāh b.
‘Amr
48
.ن وى، العمال Al-Bukhārī653, Muslim654, Abū Dāwud655,
Al-Tirmidzī656, Al-Nasā’ī657, Ibn Mājah658,
Aḥmad659, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-
Ṣaghīr660, Al-Sunan Al-Kubrā661, Ma‘rifat
‘Umar b. Al-Kahṭṭāb
643 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2571, h. 363.
644 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb Ḥaẓr Tamannī Liqā’ al-‘Aduww, Hadis
no. 6563, h. 217. 645 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XV, Hadis no. 8245, h. 41.
646 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz X, al-Maghāzī wa al-Sarāyā, Hadis no. 4342,
h. 40. 647 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz II, Man Ismuhu Muḥammad, Hadis no. 790, h. 65.
648 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 18250, h. 153.
649 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Siyar, Hadis no. 2440, h. 285.
650 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Musnad ‘Abdullāh b. ‘Amr Ra., Hadis no.
330, h. 134. 651 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XVIII, al-Siyar, Hadis no. 34101, h. 116-117.
652 ‘Abd Al-Razzāq, Musnad ‘Abd Al-Razzāq, Juz V, al-Jiḥād, Hadis no. 9513-9514, h. 247-
248; Hadis no. 9518, h. 250. 653 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 54, h. 30; Juz II, al-‘Itq, Hadis no.
2392, h. 894; Juz III, Faḍā’il al-Ṣaḥābah, Hadis no. 3685, h. 1416; Juz VI, al-Aimān wa al-Nudzūr, Hadis
no. 6311, h. 2461-2462; al-Ḥiyal, Hadis no. 6553, h. 2551. 654 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1907, h. 1515-1516.
655 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Ṭalāq, Hadis no. 2203, h. 230.
656 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Faḍā’il al-Jihād, Hadis no. 1647, h. 179.
657 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz I, al-Ṭahārah, Hadis no. 74, h. 79; Juz III, al-Aimān wa
al-Kafarāt, Hadis no. 4736, h. 130; al-Ṭalāq, Hadis no. 5630, h. 361. 658 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Zuhd, Hadis no. 4227, h. 1413.
659 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Umar al-Khaṭṭāb Ra.,
Hadis no. 168, h. 25. 660 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Saghīr, Juz I, al-Ṭahārah, Hadis no. 1, h. 7; al-Ṣalāh, Hadis no. 350,
h. 138. 661 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz I, al-Ṭahārah, Hadis no. 181, h. 41; Hadis no. 972, h.
215; Hadis no. 1321, h. 298; Juz II, al-Ḥaiḍ, Hadis no. 2087, h. 14; Juz IV, al-Zakāh, Hadis no. 7162, h.
141
Al-Sunan662 dan Syu‘ab Al-Īmān663, Al-
Bazzār664, Al-Jārūd665, Al-Ṭabrānī666, Al-
Ṭabarī667, Al-Ṭaḥāwī dalam Syarḥ Ma‘ānī
Al-Ātsār668 dan Musykil Al-Ātsār669, Al-
Ḥumaidī670, Al-Dāruquṭnī671, Al-
Ṭayālisī672, Al-Baghawī673, Ibn Ḥibbān674,
Ibn Khuzaimah675, Abū ‘Awānah676, Al-
Quḍā‘ī677, Ibn ‘Asākir678, dan Abū
Nu‘aim679.
112; al-Ṣiyām, Hadis no. 7897, h. 235; Juz V, al-Ḥajj, Hadis no. 8774, h. 39; Juz VI, Qism al-Fai’ wa
al-Ghanīmah, Hadis no. 12686, h. 331; al-Khulu‘ wa al-Ṭalāq, Hadis no. 14773, h. 341. 662 Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz I, Bāb al-Niyah fī al-Wuḍū‘, Hadis no. 585, h. 260; Hadis
no. 587-588, h. 261; Hadis no. 589, h. 263; Juz II, Bāb Ṣiyat al-Ṣalāh wa Ghairihā, Hadis no. 2915, h.
326; Juz VI, Bāb al-Niyah fī al-Ṣadaqah wa Adā’ Mā Wajaba ‘alaihi bi ‘Ainihi, Hadis no. 8082, h. 85. 663 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz V, Bāb fī Ikhlāṣ al-‘Amal Li Allāh ‘Azza wa Jalla, Hadis
no. 6837, h. 336. 664 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz I, wa Mimmā ‘Alqamah b. Waāṣ al-Laitsī ‘an ‘Umar b.
al-Khaṭṭāb Ra., Hadis no. 257, h. 380. 665 Ibn Al-Jārūd, Al-Muntaqī Min al-Sunan al-Musannadah, al-Ṭahārah, Hadis no. 64, h. 27.
666 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz I, Hadis no. 40, h. 17; Juz VII, Hadis no. 7050, h. 123.
667 Al-Ṭabarī, Tahdzīb Al-‘Ātsār, Juz II, Hadis no. 30, h. 784.
668 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Ma‘ānī Al-Ātsār, Juz III, al-Ṭalāq, Hadis no. 4293-4294, h. 96.
669 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz XIII, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an Rasūlillāh
Saw. fī al-Syuhadā’, Man Hum?, Hadis no. 5107, h. 106; Hadis no. 5114, h. 109. 670 Al-Ḥumaidi, Musnad Al-Ḥumadī, Juz I, Aḥādīts ‘Umar b. al-Khaṭṭāb Ra. ‘an al-Nabī Saw.,
Hadis no. 28, h. 16. 671 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz I, Bāb al-Niyah, Hadis no. 1, h. 50.
672 Abū Dāwud Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, al-Ifrād, Hadis no. 37, h. 9.
673 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz I, al-Muqaddimah, Hadis no. 1, h. 5; Bāb al-Niyah fī al-
Wuḍū‘ wa Gairihi Min al-‘Ibādāt, Hadis no. 206, h. 401. 674 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Kitāb al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 389, h. 115.
675 Ibn Khuzaimah, Ṣaḥīḥ Ibn Khuzaimah, Juz I, al-Wuḍū‘, Hadis no. 142-143, h. 73-74; Hadis
no. 228, h. 114; al-Ṣalāh, Hadis no. 455, h. 232; Juz III, al-Ṣiyām, Hadis no. 1934, h. 212. 676 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb al-Khabar al-Dāl ‘alā Anna Man Qātala
Li al-Maghnam au Li al-Dunyā Yuṣībuhā, Hadis no. 7438, h. 487-488. 677 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz I, al-A‘māl bi al-Niyyāt, Hadis no. 2, h. 36; Juz II, Innamā
al-A‘māl bi al-Niyyāt, Hadis no. 1171, h. 195; Hadis no. 1173, h. 196. 678 Ibn ‘Asākir, Musnad Al-Syuyūkh, Juz I, al-Ṭahārah, Hadis no. 78, h. 78-79; Ḥadīts Innamā
al-A‘māl bi al-Niyyāt, Hadis no. 201, h. 177; Innamā al-A‘māl bi al-Niyyah, Hadis no. 379, h. 317-318;
Innamā al-A‘māl bi al-Niyyah, Hadis no. 453, h. 377; Adab, Hadis no. 575, h. 473-474; al-A‘māl bi al-
Niyyāt, Hadis no. 700, h. 564-565; Innamā al-A‘māl, Hadis no. 1030, h. 820-821; Juz II, Innamā al-
A‘māl bi al-Niyyāt, Hadis no. 1404, h. 1085. 679 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz I, Ma‘rifat Mā Asnada ‘an al-Nabī Saw., Hadis no.
212, h. 55.
142
49
، ي قضى .استشهد
Muslim680, Al-Nasā’ī681, Aḥmad682, Al-
Ḥākim683, Al-Baihaqī Syu‘ab Al-Īmān684
dan Al-Sunan Al-Kubrā685, Al-Ṭabarī686,
dan Abū ‘Awānah687.
Abū Hurairah
50
.صلحت ، مضغة
Al-Bukhārī688, Muslim689, Ibn Mājah690,
Al-Dārimī691, Al-Baihaqī dalam Al-
Arba‘ūn Al-Ṣughrā692, Al-Sunan Al-
Ṣaghīr693, Al-Sunan Al-Kubrā694 dan
Syu‘ab Al-Īmān695, Ibn Ḥibbān696, Al-
Ṭabrānī697, Abū ‘Awānah698, Ibn Abī
Syaibah699, Al-Baghawī700, dan Abū
Nu‘aim701.
Al-Nu‘mān b.
Basyīr
680 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1905, h. 1513-1514.
681 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz V, al-Siyar, Hadis no. 8803, h. 30; Juz VI, al-Tafsīr,
Hadis no. 11559, h. 478. 682 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
8260, h. 321. 683 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak Al-Ṣaḥīḥain, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2524, h. 120.
684 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb fī Ta‘ẓīm al-Qur’ān, Hadis no. 2618, h. 530; Juz V,
Bāb fī Ikhlāṣ al-‘Amal Li Allāh ‘Azza wa Jalla, Hadis no. 6805, h. 325. 685 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 18330, h. 168.
686 Al-Ṭabarī, Tahdzīb Al-‘Ātsār, Juz II, Hadis no. 1115, h. 792.
687 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb al-Khabar al-Dāl ‘alā Anna Man Qātala
Li al-Maghnam au Li al-Dunyā Yuṣībuhā, Hadis no. 7441, h. 489. 688 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 52, h. 28-29.
689 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz III, al-Musāqāh, Hadis no. 1599, h. 1219-1220.
690 Ibn Mājah, Musnad Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 3984, h. 1318.
691 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Buyū‘, Hadis no. 2531, h. 319.
692 Al-Baihaqī, Al-Arba‘ūn Al-Ṣughrā, al-Bāb al-Tānī wa al-‘Isyrūn, Hadis no. 64, h. 118.
693 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz II, al-Buyū‘, Hadis no. 1855, h. 237.
694 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz V, al-Buyū‘, Hadis no. 10180, h. 264.
695 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz V, Bāb fī Ṭayyib al-Maṭ‘am wa al-Malbas wa Ijtināb al-
Ḥarām wa Ittiqā’ al-Syubuhāt, Hadis no. 5741, h. 50. 696 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 297, h. 532.
697 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu al-Ḥusain, Hadis no. 382, h. 235.
698 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz III, Bāb al-Khabar al-Dāl ‘alā Ījāb Ijtināb Mā
Ikhtalafa fīhi min al-Buyū‘ wa al-Isti‘māl al-Iḥtiyāṭ fīhi, Hadis no. 5460, h. 396-397. 699 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XI, al-Buyū‘ wa al-Aqḍiyah, Hadis no. 22435, h. 318-
319. 700 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz VIII, Bāb al-Ittiqā’ ‘an al-Syubuhāt, Hadis no. 2031, h.
12. 701 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz V, al-Nu‘mān b. Basyīr, Hadis no. 6374, h. 2659.
143
51
Abū Dāwud702, Muslim703, Al-Timidzī704 .بدأ ، دعا1 Ubay b. Ka‘b
Al-Ṭabrānī705.
2 Abū Ayyūb
Al-Anṣārī
52 -Abū Nu‘aim706, Aḥmad707, dan Ibn Abī Al .فاستحي ، عظ
Dunyā708.
Mālik b. Dīnār
(maqṭū‘)
53 .صبري، تجمع
Muslim709, Al-Nasā’ī710, Aḥmad711, Al-
Ṭabrānī712, Al-Baihaqī713, Ibn Ḥibbān714,
Al-Syaibānī715.
Ṣuhaib
54 Lihat teks hadis ke-33
55
، اف ت رضت -Al-Bukhārī716, Al-Baihaqī dalam Al .لعيذنه
Arba‘ūn Al-Ṣughrā717 dan Al-Sunan Al-
1 Abū Hurairah
702 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Ḥurūf wa al-Qirā’āt, Hadis no. 3986,
h. 59; al-Malāḥim, Hadis no. 5136, h. 498. 703 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Faḍā’il, Hadis no. 2380, h. 1850-1852.
704 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, al-Da‘awāt, Hadis no. 3385, h. 463.
705 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz IV, Khālid b. Zaid b. Kulaib, Hadis no. 4081, h. 182.
706 Abū Nu‘aim, Ḥilyat Al-Auliyā’, Juz II, Mālik b. Dīnār, h. 382.
707 Abū ‘Abdillāh Aḥmad b. Muḥammad b. Ḥanbal b. Hilāl b. Asad Al-Syaibānī, Al-Zuhd,
Pentaḥqīq Muḥammad ‘Abd Al-Salām Syāhīn, Cet. 1, Min Mawā‘id ‘Īsā ‘alaih al-Salām, Hadis no. 300
(Bairut: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1999), h. 48. 708 Abū Bakr ‘Abdullāh b. Muḥammad b. ‘Ubaid b. Sufyān b. Qais Al-Baghdādī Al-Amawī Al-
Qurasyī, Al-Amr bi Al-Ma‘rūf wa Al-Nahy ‘an Al-Munkar, Pentaḥqīq Ṣalāḥ b. ‘Āyiḍ Al-Syalāḥī, Cet. 1,
Hadis no. 90 (Saudi: Maktabat Al-Ghurabā’ Al-Atsariyyah, 1997), h. 124. 709 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Zuhd wa al-Raqā’iq, Hadis no. 3005, h. 2299.
710 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, Ṣifat al-Ṣalāh, Hadis no. 1166, h. 510.
711 Aḥmad, Musnad Al-Imān Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Musnad ‘Abdullāh b. al-‘Abbās Ra.,
Hadis no. 2397, h. 16. 712 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz VIII, Ṣuhaib b. al-Nu‘mān, Hadis no. 7336, h. 50.
713 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb fī Syuḥḥ al-Mar’i bi Dīnihi, Hadis no. 1634, h. 240.
714 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz III, al-Raqā’iq, Hadis no. 873, h. 154.
715 Al-Syaibānī, Al-Āḥād wa Al-Matsānī, Juz I, wa Min Dzikr Ṣuhaib b. Sinān, Hadis no. 287,
h. 219-222. 716 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz V, al-Raqāq, Hadis no. 6137, h. 2384.
717 Al-Baihaqī, Al-Arba‘ūn Al-Ṣughrā, Fī al-Ijtihād fi Ṭā‘at Allāh, Hadis no. 34, h. 75.
144
Kubrā718, Ibn Ḥibbān719, Ibn ‘Asākir720, dan
Al-Baghawī721.
Al-Ṭabrānī722.
2 Ibn ‘Abbās
56
.الفاجر ، ي ؤيد Al-Bukhārī723, Muslim724, Al-Nasā’ī725, Al-
Baihaqī726, Abū Nu‘aim727, Al-Ṭabrānī
dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ728 dan Musnad
Al-Syāmiyyīn729, Al-Dārimī730, Ibn
Hibbān731, dan Abū ‘Awānah732.
Abū Hurairah
57
.Aḥmad733, dan Al-Haitsamī734 .ق خل ، سي ؤيد 1 Abū Bakrah
Al-Nasā’ī735, Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam
Al-Ṣaghīr736 dan Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ737,
2 Anas b. Mālik
718 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, Ṣalāt al-Istisqā’, Hadis no. 6187, h. 346; Juz X, al-
Syahādāt, Hadis no. 21508, h. 219. 719 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīh Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 347, h. 58.
720 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz II, Ḥadīts Man ‘Ādā Lī Waliyyan, Hadis no. 1438, h.
1108-1109. 721 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz V, Bāb al-Taqarrub ilā Allāh Swt. Bi al-Nawāfil wa al-
Dzikr, Hadis no. 1248, h. 19. 722 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XII, ‘Abdullāh b. ‘Abbās, Hadis no. 12719, h. 145.
723 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 2897, h. 1114-1115.
724 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 111, h. 105.
725 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz V, al-Siyar, Hadis no. 8883, h. 278.
726 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, al-Murtad, Hadis no. 16611, h. 197.
727 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz I, Bāb al-Dīn al-Naṣīḥah, Hadis no. 299, h.
181. 728 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Man Ismuhu Ja‘far, Hadis no. 3393, h. 356.
729 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Syu‘aib ‘an al-Zuhrī ‘an Sa‘īd b. al-Musayyab,
Hadis no. 3019, h. 167. 730 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Siyar, Hadis no. 2517, h. 314.
731 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Siyar, Hadis no. 4519, h. 378.
732 Ibn‘Awānah, Musnad Ibn ‘Awānah, Juz I, Bāb fī al-Nahy ‘an Man‘i al-Nisā’ idzā Aradna
al-Khurūj ilā al-Masjid, Hadis no. 133, h. 52. 733 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Ḥadīts Abī Bakrah Nafī‘ b. al-Ḥārits,
Hadis no. 20472, h. 45. 734 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2569, h. 362.
735 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz V, al-Siyar, Hadis no. 8885, h. 279.
736 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu Aḥmad, Hadis no. 132, h. 97.
737 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Man Ismuhu Ibrāhīm, Hadis no. 2737, h. 142.
145
dan Al-Bazzār738. Ibn Ḥibbān739, dan Al-
Haitsamī740
58 ,Al-Nasā’ī741, Al-Bukhārī742, Al-Baihaqī743 .هاضعيف ، ي نصر
dan Al-Ṭabrānī744.
Sa‘d b. Abī Waqqāṣ
59
، ت نصرون .بضعفائكم
Al-Baghawī745, dan Al-Ṭabrānī dalam Al-
Mu‘jam Al-Ṣaghīr746 dan Al-Mu‘jam Al-
Ausaṭ747, dan ‘Abd Al-Razzāq748.
1 Sa‘d b. Abī
Waqqāṣ
Aḥmad749. 2 Sa‘d b. Mālik
60
، ه اغتاب ، ر ي ع .أثم
Al-Jāmi‘ Al-Saghīr yang diriwayatkan
oleh Al-Dailamī dalam Musnad Al-
Firdaus
Anas
61
.الجمر ، يأتي
Ibn ‘Asākir750. 1 Anas
Al-Bazzār751.
2 ‘Abdullāh b.
Mas‘ūd
Abū Dāwud752, Al-Tirmidzī753, Ibn
Mājah754, Al-Ḥākim755, Al-Ṭabrānī dalam
Al-Mu‘jam Al-Kabīr756 dan Musnad Al-
3 Abū Tsa‘labah
Al-Khusyanī
738 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XIII, Mālik b. Dīnār ‘an al-Ḥasan ‘an Anas, Hadis no.
6648, h. 193. 739 Ibn Hibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Siyar, Hadis no. 4517, h. 376.
740 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Jihād, Hadis no. 1606, h. 387.
741 Al-Nasa’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, Hadis no. 4387, h. 30.
742 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, al-Jihād, Hadis no. 2739, h. 1061.
743 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, Qism al-Fa’ wa al-Ghanīmah, Hadis no. 12683, h.
331. 744 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 2249, h. 367; Juz IV, Man Ismuhu ‘Alī,
Hadis no. 4148, h. 262. 745 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIV, Bāb Faḍl al-Fuqarā’, Hadis no. 4061, h. 264.
746 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu Aḥmad, Hadis no. 123, h. 92.
747 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 2249, h. 367.
748 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz V, al-Jihād, Hadis no. 9691, h. 303.
749 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad Sa‘d b. Abī Waqqāṣ Ra., Hadis
no. 1493, h. 1. 750 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Fitan, Hadis no. 710, h. 575-576.
751 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz V, Hadis no. 1776-179, h. 178.
752 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Malāḥim,Hadis no. 4343, h. 215.
753Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, Tafsīr al-Qur’ān, Hadis no. 3058, h. 25.
754 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 4014, h. 1330.
755 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Raqāq, Hadis no. 7912, h. 358.
756 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XXII, Bāb al-Lām Alif, Hadis no. 18439, h. 220.
146
Syāmiyyīn757, Ibn Ḥibbān758, Al-Baihaqī
dalam Syu‘ab Al-Īmān759 dan Al-Sunan Al-
Kubrā760, Al-Ṭaḥāwī761, dan Al-Baghawī762.
Al-Haitsamī763, dan Aḥmad764. 4 Abū Hurairah
62 Lihat hadis ke-61.
63
.ي على، ي علو Al-Dāruquṭnī765, dan Al-Baihaqī766
1 Āidz b. ‘Amr
Al-Muzannī
Al-Bukhārī767, dan Al-Baihaqī768.
2 Ibn ‘Abbās
Al-Ṭabrānī769.
3 Umar b. Al-
Kaṭṭāb
757 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz I, ‘Utbah ‘an ‘Amr b. Jāriyah al-Sulamī, Hadis no.
753, h. 428. 758 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 385, h. 108.
759 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī al-Ṣabr ‘alā al-Maṣā’ib, Hadis no. 9731, h. 127.
760 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 19980, h. 91.
761 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz III, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an Rasūlillāh
Saw. Fī al-Murād bi Qaul Allāh ‘Azza wa Jalla “Yā Ayyuhā alldzīna Āmanū ‘alaikum Anfusakum Lā
Yaḍurrukum Man Ḍalla idzā Ihtadaitum”, Hadis no. 1171, h. 211-212. 762 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIV, Bāb al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-
Munkar, Hadis no. 4156, h. 347. 763 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 4413, h. 228.
764 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah, Hadis no. 9061,
h. 390; Hadis no. 9063, h. 390. 765 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz III, Bāb al-Mahar, Hadis no. 30, h. 252.
766 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, al-Luqaṭah, Hadis no. 11935, h. 205.
767 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz I, al-Janā’iz, Hadis no. 1289, h. 455.
768 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz X, Iftirāq al-Dārain Lā Ta’tsīra lahu fī Īqā’ al-Firqah,
Hadis no. 13994, h. 143. 769 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz II, Man Ismuhu Muḥammad, Hadis no. 948, h. 153.
147
64
، هلك .المت نطعون
Muslim770, Abū Dāwud771, Aḥmad772, Al-
Bazzār773, Abū Ya‘lā774, Al-Ṭabrānī775, Al-
Baghawī776, dan Ibn Abī Syaibah777.
‘Abdullāh b. Mas‘ūd
65
.قل ، أحب
Al-Bukhārī778, Muslim779, Aḥmad780, Al-
Baghawī781, Isḥāq b. Rāhawīh782, Ibn
Ḥibbān783, Ibn Khuzaimah784, Abū
Nu‘aim785, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-
Kubrā786 dan Ma‘rifat Al-Sunan787, Al-
Quḍā‘ī788, ‘Abd b. Ḥumaid789, ‘Abdullāh b.
1 ‘Āisyah
770 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz IV, al-‘Ilm, Hadis no. 2670, h. 2055.
771 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Sunnah, Hadis no. 4610, h. 330.
772 Aḥmad, musnad Al-Imān Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abdullāh b. Mas‘ūd Ra., Hadis
no. 3655, h. 386. 773 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz V, al-Aḥnaf b. Qais ‘an ‘Abdillāh, Hadis no. 1878, h.
264. 774 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VIII, Musnad ‘Abdullāh b. Mas‘ūd, Hadis no. 5004, h.
422. 775 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz X, ‘Abdullāh b. Mas‘ūd, Hadis no. 10268, h. 175.
776 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XII, Bāb Dzam al-Bayān wa al-Tanaṭṭu‘, Hadis no. 3396,
h. 367. 777 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abī Syaibah, Juz I, Hadis no. 198, h. 146.
778 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz V, al-Raqqāq, Hadis no. 6099-6100, h. 2373.
779 Muslim, Ṣahīḥ Muslim, Juz II, Ṣalāt al-Musāfirīn wa Qaṣrihā, Hadis no. 783, h. 541.
780 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Ḥadīts Sayyidah ‘Āisyah Ra., Hadis
no. 24367, h. 61; Hadis no. 25356, h. 165; Hadis no. 26350, h. 267; Hadis no. 26386, h. 273. 781 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz IV, Bāb al-Rak‘atain ba‘da al-‘Isyā’, Hadis no. 937, h.
54. 782 Isḥāq b. Rāhawīh, Musnad Isḥāq b. Rāhawīh, Juz II, Hadis no. 626, h. 140.
783 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz IV, al-Ṣalāh, Hadis no. 1578, h. 446.
784 Ibn Khuzaimah, Ṣaḥīḥ Ibn Khuzaimah, Juz II, al-Ṣalāh, Hadis no. 1277, h. 261.
785 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz II, al-Ṣalāh, Hadis no. 1779, h. 375.
786 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz II, al-Ḥaiḍ, Hadis no. 4342, h. 485.
787 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz III, Isti’tsnā’ Ba‘ḍ al-Ṣalawāt allatī Lā Karāhata an
Tuṣalliya fī Ayyi Waqt, Hadis no. 5197, h. 430. 788 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Inna Aḥabba al-A‘māl ilā Allāh Adwamuhā wa in
Qalla, Hadis no. 1303, h. 254. 789 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Musnad ‘Āisyah Ra., Hadis no. 1515, h.
438.
148
Al-Mubārak790, Al-Ṭaḥāwī791, dan Ibn
‘Asākir792.
Al-Bazzār793, Al-Quḍā‘ī dalam Musnad Al-
Syihāb794.
2 Abū Hurairah
66
، نافق .لصافحتكم
Muslim795, Al-Tirmidzī796, Al-Syaibānī797,
Aḥmad798, Al-Ṭabrānī799, Al-Baihaqī800, Ibn
Abī Syaibah801, Abū Nu‘aim802, dan Al-
Baghawī803.
Ḥanẓalah Al-
Usayyidī
67
Al-Nasā’ī804, Al-Bazzār805, Ibn Abī
Syaibah806, dan Al-Ṭabrānī807.
1 Samurah b.
Jundub
790 ‘Abdullāh b. Al-Mubārak, Musnad Al-Imām ‘Abdillāh b. Al-Mubārak, Awwal al-Kitāb,
Hadis no. 77, h. 45. 791 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz II, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘anhu ‘alaihi
al-Salām min Qaulihi: “Fa Inna Allāh Lā Yamallu Ḥattā Tamallū”, Hadis no. 652, h. 117-118. 792 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz II, Iqtiṣād, Hadis no. 1585, h. 1214.
793 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XVIII, Hadis no. 296, h. 255-256.
794 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz I, ‘Alaikum mi al-A‘māl bi Mā Tuṭīqūn fa Inna Allāh Lā
Yamallu ḥattā Tamallū, Hadis no. 758, h. 442; Juz II, Inna Aḥabba al-A‘māl ilā Allāh Adwamuhā wa in
Qalla, Hadis no. 1302, h. 254; Hadis no. 1304, h. 254. 795 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz IV, al-Taubah, Hadis no. 2750, h. 94-95.
796 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Ṣifat al-Qiyāmah wa al-Raqā’iq wa al-Wara‘, Hadis
no. 2514, h. 666. 797 Al-Syaibānī, Al-Āḥād wa Al-Matsānī, Juz II, Ḥanẓalah b. al-Rabī‘ al-Kātib al-Asīdī, Hadis
no. 1201, h. 385. 798 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts Ḥanẓalah al-Kātib al-Asīdī Ra.,
Hadis no. 17646, h. 178. 799 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz IV, Ḥanẓalah b. al-Rabī‘ al-Asīdī, Hadis no. 3491-
3492, h. 11. 800 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb fī al-Rajā’ min Allāh, Hadis no. 1059, h. 13.
801 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abī Syaibah, Juz II, Hadis no. 833, h. 335.
802 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz II, Ḥanẓalah b. al-Rabī‘, Hadis no. 2228, h. 854;
Hadis no. 2230, h. 855. 803 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz I, Hadis no. 90, h. 167-168.
804 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz I, al-Janā’iz wa Tamannā al-Maut, Hadis no. 2023, h.
621; Juz V, al-Zīnah, Hadis no. 9645, h. 477. 805 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz X, Samurah b. Junddub Ra., Hadis no. 4520, h. 387-388.
806 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz VII, al-Janā’iz, Hadis no. 11236-11238, h. 181-183.
807 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz VII, Samurah b. Jundub, Hadis no. 6778, h. 181.
149
، اض الب ي ، البسوا .أطهر
Abū Dāwud808, Al-Tirmidzī809, Ibn
Mājah810, Ibn Ḥibbān811, Al-Baihaqī dalam
Al-Sunan Al-Kubrā812, Syu‘ab Al-Īmān813
dan Ma‘rifat Al-Sunan814, Al-Ḥākim815, Al-
Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr816, Al-
Mu‘jam Al-Ausaṭ817 dan Al-Mu‘jam Al-
Kabīr818, Aḥmad819, Al-Bazzār820, Al-
Ḥumaidī821, Al-Syāfi‘ī822, Al-Quḍā‘ī823,
‘Abd Al-Razzāq824, dan Al-Haitsamī825.
2 Ibn ‘Abbās
808 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Ṭibb, Hadis no. 3880, h. 9; al-Libās,
Hadis no. 4063, h. 90. 809 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz III, al-Janā’iz, Hadis no. 994, h. 319.
810 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājaḥ, Juz I, al-Janā’iz, Hadis no. 1472, h. 473; Juz II, al-Libās, Hadis
no. 3566, h. 1181. 811 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīh Ibn Ḥibbān, Juz XII, al-Asyribah, Hadis no. 5423, h. 242.
812 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Jumu‘ah, Hadis no. 5763, h. 245; Juz V, al-Ḥajj,
Hadis no. 8733, h. 33. 813 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz V, Bāb fī al-Malābis wa al-Zay wa al-Awānī wa Mā
Yukrahu Minhā, Hadis no. 6318, h. 190. 814 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz VI, Mā Lā Yu’khadzu mi al-Tamr Idzā Kāna Lahu
Khairan Minhu, Hadis no. 8168, h. 107. 815 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz I, al-Janāiz, Hadis no. 1308, h. 506; Juz
IV,al-Libās, Hadis no, 7378, h. 205. 816 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu al-Ḥusain, Hadis no. 388, h. 238.
817 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz IV, Man Ismuhu al-Ḥusain, Hadis no. 3471, h. 7.
818 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XII, ‘Abdullāh b. al-‘Abbās, Hadis no. 12427, h. 45;
Hadis no. 12485, h. 64; Hadis no. 12488-12489, h. 65; Hadis no. 12492-12493, h. 66. 819 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abdullāh b. al-‘Abbās Ra.,
Hadis no. 2219, h. 247; Hadis no. 2479, h. 274; hadis no. 3342, h. 355; Hadis no. 3426, h. 363. 820 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XI, Hadis 5092, h. 294.
821 Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Juz I, Aḥādīts Ibn ‘Abbās Ra., Hadis no. 520, h. 240.
822 Al-Syāfi‘ī, Musnad Al-Syāfi‘ī, wa Min Kitāb al-Ḥajj mi al-Amālī, Hadis no. 1676, h. 364.
823 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Inna mi Khair Tsiyābikum al-Bayāḍ wa Inna Khair
Akḥālikum al-Itsmad, Hadis no. 1253, h. 232. 824 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz III, al-Janāiz, Hadis no. 6200, h. 429.
825 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Aṭ‘imah, Hadis no. 1339, h. 348.
150
.يحب ، قادمون 68Abū Dāwud826, Ibn Abī Syaibah827,
Aḥmad828, Al-Ḥākim829, Al-Ṭabrānī830, dan
Al-Baihaqī831.
Abū Al-Dardā’
.معصية ، طاعة 69
Al-Bukhārī832, Muslim833, Abū Dāwud834,
Al-Nasā’ī835, Aḥmad836, Ibn Ḥibbān837, Al-
Bazzār838, Al-Baihaqī839, Ibn Ja‘d840, dan
Al-Ṭayālisī841.
1 ‘Alī
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ842
dan Al-Mu‘jam Al-Kabīr843, Al-Quḍā‘ī844,
Al-Ḥākim845, Al-Bazzār846, dan Al-
2 ‘Imrān b.
Ḥuṣain
826 Abū Dāwud Al-Sijistānī, sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Libās, Hadis no. 4091, h. 101.
827 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz X, Faḍl al-Jihād, Hadis no. 19873, h. 351.
828 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts Sahl b.Ḥanẓalah Ra., Hadis no.
17659, h. 179; Hadis no. 17661, h. 180. 829 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak Al-Ḥākim ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Libās, Hadis no. 7371, h.
203. 830 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz VI, Sahl b. al-Ḥanẓaliyyah al-Anṣārī, Hadis no. 5616-
5617, h. 94-95. 831 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz V, Bāb fī al-Malābis wa al-Zay wa al-Awānī wa Mā
Yukrahu Minhā, Hadis no. 6204-6205, h. 163-164. 832 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz VI, al-Tamannī, Hadis no. 6830, h. 2649.
833 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1840, h. 1469.
834 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2627, h. 344.
835 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Zīnah, Hadis no. 7828, h. 434; Juz V, al-Siyar,
Hadis no. 8721-8722, h. 221. 836 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abī b. Abī Ṭālib Ra., Hadis no.
1095, h. 131. 837 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Siyar, Hadis no. 4567, h. 429.
838 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz II, Hadis no. 586, h. 204.
839 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, Qitāl Ahl al-Baghy, Hadis. no. 16386, h. 156.
840 Ibn Ja‘d, Musnad Ibn Ja‘d, Baqiyyat Ḥadīts Syu‘bah ‘an Manṣūr, Hadis no. 894, h. 140.
841 Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Aḥādīts ‘Alī b. Abī Ṭālib ‘an al-Nabī Saw., Hadis no. 109,
h. 17. 842 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz IV, Man Ismuhu ‘Alī, Hadis no. 3917, h. 181; Man
Ismuhu ‘Abdullāh, Hadis no. 4322, h. 321. 843 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XVII, ‘Imrān al-Ḥuṣain, Hadis no. 15091, h. 170; Juz
XVIII, Hadis no. 15117, h. 177; Hadis no. 15281, h. 229. 844 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Lā Ṭā‘ah li Makhlūq fī Ma‘ṣiyat al-Khāliq, Hadis no.
873, h. 55. 845 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no. 4622,
h. 132. 846 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz IX, Hadis no. 3511, h. 11; Hadis no. 3581, h. 54-55;
Hadis no. 3599, h. 71; Hadis no. 3614, h. 81.
151
Haitsamī dalam Bughyat Al-Bāḥits847 dan
Ghāyat Al-Maqṣad848.
Al-Baghawī849.
3 Al-Nawwās b.
Sam‘ān
Ibn Abī Syaibah850. 4 Al-Ḥasan
Aḥmad851, ‘Abd Al-Razzāq852, dan Al-
Bazzār853.
5 ‘Abdullāh b.
Mas‘ud
Al-Ṭabrānī854.
6 Al-Ḥakam b.
‘Amr Al-
Ghifārī
Ibn Mājah855.
7 Abū Sa‘īd Al-
Khudrī
Al-Tirmidzī856, dan Abū ‘Awānah857. 8 Ibn ‘Umar
70
.عفأض ، يستطع Abū Dāwud858, Al-Nasā’ī859, Ibn Mājah860,
Abū Nu‘aim861, Aḥmad862, Al-Baihaqī
dalam Al-Sunan Al-Kubrā863 dan Syu‘ab Al-
Abū Sa‘īd Al-
Khudrī
847 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥits, Juz II, Bāb fī Mā Tajibu al-Ṭā‘ah fīhi, Hadis no. 602, h.
632. 848 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz II, al-Khilāfah, Hadis no. 2460. h. 330.
849 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, Bāb al-‘Itq ‘alā al-Khidmah, Hadis no. 2455, h. 162.
850 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XVIII, al-Siyar, Hadis no. 34406, h. 247.
851 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abdullāh b. Mas‘ūd Ra., Hadis
no. 3889, h. 409. 852 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz II, al-Jāmi‘ li al-Imām Ma‘mar b. Rāsyid
al-Azdī, Hadis no. 34406, h. 546. 853 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz V, al-A‘masy ‘an al-Qāsim, Hadis no. 1988, h. 356-357;
al-Ma‘ūdī ‘an al-Qāsim, Hadis no. 2004, h. 374. 854 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1352, h. 92.
855 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2863, h. 955.
856 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Jihād, Hadis no. 1707, h. 209.
857 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān al-Akhbār al-Mubīḥah Tark Ṭā‘at al-
Amīr iidzā Amara bi Ma‘ṣiyah, Hadis no. 7112, h. 405. 858 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz I, al-Ṣalāh, Hadis no. 1142, h. 443; Juz IV,
al-Malāḥim, Hadis no. 4342, h. 214. 859 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Nasā’ī, Juz VI, al-Īmān wa Syarā’i‘uhu, Hadis no. 11739, h. 632.
860 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 4013, h. 1330.
861 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 175, h. 136.
862 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī Ra., Hadis
no. 11478, h. 49; Hadis no. 11532, h. 54. 863 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, al-Ghadb, Hadis no. 11293, h. 94; Juz VII, al-Ṣadāq,
Hadis no. 14325, h. 265; Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 19966, h. 90.
152
Īmān864, Ibn Ḥibbān865, Abū ‘Awānah866,
dan Abū Ya‘lā867.
71 .ة مكفره ، ن لقى
Ibn Syāhīn868.
‘Abdullāh b. Mas‘ūd
72
.هاأطلق ، أعقلهاAl-Tirmidzī869, Al-Baihaqī870, dan Al-
Haitsamī871.
1 Anas b. Mālik
Al-Syaibānī872, Al-Baihaqī873, dan Ibn
Ḥibbān874.
2 ‘Amr b.
Umayyah
73 .ة رحم ، اختلف
Al-Baihaqī875, dan Al-Khaṭīb876.
Ibn ‘Abbās
74 ,Al-Bukhārī877, Aḥmad878, Abū Nu‘aim879 .ت تمن ي ، فكف
dan Ibn Ḥibbān880.
Usāmah b. Zaid
864 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz I, Fī Ziyādat al-Īmān wa Nuqṣānihi, Hadis no. 28, h. 61.
865 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 306-307, h. 540-541.
866 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz I, Bayān Nafy al-Īmān ‘an al-Ladzī Yaḥrumu
Hādzihi al-Akhlāq al-Mutsabbitah fī Hādzā al-Bāb, Hadis no. 97, h. 41. 867 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Min Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī, Hadis no. 1009, h.
289. 868 Abū Ḥafṣ ‘Umar b. Aḥmad b. ‘Utsmān Al-Baghdādī, Al-Targhīb fī Faḍā’il Al-A‘māl wa
Tsawāb Dzālik, Pentaḥqīq Muḥammad Ḥasan Ismā‘īl, Cet. 1, Hadis no. 482 (Bairut: Dār Al-Kutub Al-
‘Ilmiyyah, 2004), h. 139. 869Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Ṣifat al-Qiyāmah wa al-Raqā’q wa al-Wara‘, Hadis
no. 2517, h. 668. 870 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb al-Tawakkul Bi Allāh, Hadis no. 1212, h. 80.
871 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Zuhd, Hadis no. 2549, h. 633.
872 Al-Syaibānī, Al-Āḥād wa Al-Matsānī, Juz II, ‘Amr b. Umayyah, Hadis no. 970, h. 172.
873 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb al-Tawakkul Bi Allāh, Hadis no. 1210, h. 80.
874 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Raqā’iq, Hadis no. 731, h. 510.
875 Abū Bakr Al-Baihaqī, Al-Madkhal ilā Al-Sunan Al-Kubrā, Pentaḥqīq Muḥammad Ḍiyā’ al-
Raḥmān al-A‘ẓamī, Bāb Aqāwīl al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no. 152 (T.tp.: Dār al-Khulafā’ al-Kutub al-
Islāmī, t.t.) h. 162-163. 876 Abū Bakr Aḥmad b. ‘Allī b. Tsābit Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Al-Kifāyah fī ‘Ilm Al-Riwāyah,
Pentaḥqīq Abū ‘Abdillāh Al-Sūriqī dan Ibrāhīm Ḥamdī Al-Madanī (Madinah: Al-Maktabah Al-
‘Ilmiyyah, t.t.), h. 48. 877 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz IV, al-Maghāzī, Hadis no. 4021, h. 1555-1556; Juz VI,
al-Diyāt, Hadis no. 6478, h. 2519. 878 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Ḥadīts Usāmah b. Zaid Ra., Hadis no.
21793, h. 200. 879 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 277, h. 172.
880 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīh Ibn Ḥibbān, Juz XI, al-Siyar, Hadis no. 4751, h. 56.
153
75
.م ت عل ، شققت
Muslim881, Abū Dāwud882, Al-Nasā’ī883,
Aḥmad884, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-
Kubrā885 dan Syu‘ab Al-Īmān886, Abū
Nu‘aim887, Abū ‘Awānah888, Ibn Abī
Syaibah dalam Al-Musnad889 dan Al-
Muṣannaf890, Ibn ‘Asākir891, dan Al-
Ṭaḥāwī892.
1 Usāmah b.
Zaid
Al-Baihaqī893.
2 Al-Miqdād b.
Al-Aswad
76 -Al-Ḥākim894, Al-Baihaqī895, dan Al .واتجسس ، لغط
Ṭabrānī896.
‘Umar b. Al-Khaṭṭāb
77 .ام ي ق ، ي ت غنى
Al-Kharā’iṭī897.
‘Umar b. Al-Khaṭṭāb
(mauqūf)
881 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 96, h. 96.
882 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwūd, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2645, h. 348.
883 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz V, al-Siyar, Hadis no. 8594, h. 176.
884 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Ḥadīts Usāmah b. Zaid Ra., Hadis no.
21850, h. 207. 885 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, al-Nafaqāt, Hadis no. 15625, h. 19; Qatl Ahl al-
Baghy, Hadis no. 16581, h. 191; al-Murtad, Hadis no. 16601, h. 195. 886 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī Taḥrīm al-Nufūs wa al-Jināyāt, Hadis no. 5319,
h. 338. 887 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz I, , al-Īmān, Hadis no. 276, h. 171.
888 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz I, Bayān Ḥaqn Dimā’ Man Yaqirr bi al-Islām min
al-Kuffār fī al-Muḥārabah, Hadis no.192, h. 68. 889 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abī Syaibah, I, Hadis no. 150, h. 116-117.
890 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XIV, al-Ḥudūd, Hadis no. 29535, h. 575; Juz XVII, al-
Siyar, Hadis no. 33771, h. 563; XX, al-Maghāzī, Hadis no. 37786, h. 286-287. 891 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Sariyah al-Ḥuruqāt, Hadis no. 117, h. 109-110.
892 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Atsār, Juz VIII, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an Rasūlillāh
Saw. min Qaulihi Li Usāmah b. Zaid fī al-Rajul alladzī Qatalahu Ba‘da an Qāla lahu “Innī Muslim Mā
Qāla lahu fī Dzālika”, Hadis no. 3227-3228, h. 262-263. 893 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz III, al-Murtad, Hadis no. 3176, h. 280-281.
894 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Ḥudūd, Hadis no. 8136, h. 419.
895 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, al-Asyribah wa al-Ḥadd fīhā, Hadis no, 17403, h.
333. 896 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz III, al-Zuhrī ‘an Zurārah, Hadis no. 1806, h. 61.
897 Al-Kharā’iṭī, Makārim Al-Akhlāq, Juz I, Hadis no. 540-541, h. 873-875; Juz III, Hadis no.
564, h. 909.
154
78
، يدور ، يجاء .آمركم
Al-Bukhārī898, Muslim899, Aḥmad900, Al-
Baihaqī dalam Al-Sunan Al-Kubrā901 dan
Syu‘ab Al-Īmān902, Al-Ḥumaidī903, Ibn Abī
Syaibah904, dan Al-Baghawī905.
Usāmah b. Zaid
.ن يأمرو ، ت قرض 79
Aḥmad906, Ibn Ḥibbān907, Al-Ṭabrānī908, Al-
Baihaqī909, Abū Ya‘lā910, Al-Bazzār911, Ibn
Abī Syaibah912, Al-Baghawī913, Aḥmad914,
Al-Haitsamī915, dan ‘Abdullāh b. Al-
Mubārak916.
Anas b. Mālik
80
.سن فأح ، أبايعك Muslim917, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-
Kubrā918 dan Syu‘āb Al-Īmān919, dan
Aḥmad.
‘Amr b. Al-‘Āṣ
898 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, Bad’u al-Khalq, Hadis no. 3094, h. 1191.
899 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Zuhd wa al-Raqā’iq, Hadis no. 2989, h. 2290-2291.
900 Aḥmad, Musnad Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Ḥadīts Usāmah b. Zaid Ra., Hadis no. 21832, h.
205; Hadis no. 21848, h. 207. 901 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 19996, h. 94.
902 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7568, h. 88. 903 Al-Ḥumaidī, Musad Al-Ḥumaidī, Juz I, Aḥādīts Usāmah b. Zaid Ra., Hadis no. 547, h. 250.
904 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abī Syaibah, Juz I, Hadis no. 152, h. 118-119.
905 Al-Baghawī, Syarḥ al-Sunnah, Juz XIV, Hadis no. 4158, h. 351.
906 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Anas b. Mālik Ra., Hadis no.
12232, h. 120; Hadis no. 12879, h. 180; Hadis no. 13445, h. 231. 907 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-Muqaddimah, Hadis no. 53, h. 249.
908 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VIII, Man Ismuhu Mūsā, Hadis no. 8223, h. 144.
909 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb fī Nasyr al-‘Ilm wa Allā Yamna‘ahu Ahluhu, Hadis
no. 1773, h. 283; Juz IV, Bāb fī Ḥifẓ al-Lisān, Hadis no. 4965-4967, h. 249-250. 910 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VII, ‘Alī b. Zaid b. Anas, Hadis no. 3992, h. 69; Hadis
no. 3996, h. 72. 911 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XIII, Hadis no. 7231, h. 456-457.
912 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XX, al-Maghāzī, Hadis no. 37731, h. 250-251.
913 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIV, Bāb Wa‘īd al-Ẓālim, Hadis no. 4159, h. 281.
914 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Anas b. Mālik Ra., Hadis no.
13539, h. 239. 915 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥits, Juz I, Bāb Mā Jā’a fī al-Isrā’, Hadis no. 26, h. 170.
916 Ibn Al-Mubārak, Musnad Al-Imām ‘Abdullāh b. Al-Mubārak, Hadis no. 27, h. 28; Hadis no.
134, h. 135. 917 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah, wa al-Ādāb, Hadis no. 2539, h. 1975.
918 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IX, al-Siyar, Hadis no. 17607, h. 26.
919 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī Birr al-Wālidain, Hadis no. 7827, h. 176.
155
81 .استطعت ، اتق
Al-Baihaqī920, dan Al-Ṭabrānī921.
Mu‘ādz
82
.تحجز ، انصر
Al-Bukhārī922, Al-Tirmidzī923, Aḥmad924,
Al-Ṭabrānī925, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan
Al-Kubrā926, Syu‘ab Al-Īmān927, Ibn
Ḥibbān928, Al-Dārimī929, Al-Baghawī930,
Abū Ya‘lā931, Al-Bazzār932, Al-Quḍā‘ī933,
‘Abd b. Ḥumaid934, dan Ibn ‘Asākir935.
1 Anas b. Mālik
Al-Ṭabrānī936. 2 Jābir
Al-Haitsamī937, dan Ibn ‘Asākir938. 3 Al-Ḥasan
Ibn Ḥibbān939, dan Al-Haitsamī940.
4 Ibn ‘Umar
920 Al-Baihaqī, Al-Zuhd Al-Kabīr, Juz V, Bāb al-Wara‘ wa al-Taqwā, Hadis no. 957, h. 348.
921 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XX, Mu‘ādz b. Jabal al-Anṣārī, Hadis no. 17088, h.
159. 922 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz II, al-Maẓālim, Hadis no. 2311-2312, 863; Juz VI, al-
Ikrāh, Hadis no. 6552, h. 2550. 923 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no, 2255, h. 523.
924 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Anas b. Mālik Ra., Hadis no.
11967, h. 99; Hadis no. 13101, h. 201. 925 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu ‘Alī, Hadis no. 576, h. 346.
926 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, al-Gha db, Hadis no. 11289-11290, h. 94; Juz X,
Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 19964, h. 89. 927 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Ta‘āwun ‘alā al-Birr wa al-Taqwā, Hadis no.
7606, h. 101. 928 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XI, al-Ghaḍab, Hadis no. 5167-5168, h. 571-572.
929 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Raqāq, Hadis no. 2753, h. 401.
930 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIII, Hadis no. 3516, h. 96-97.
931 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VI, Ḥumaid al-Ṭawīl ‘an Anas, Hadis no. 3838, h. 449.
932 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XIV, Hadis no. 7458, h. 36.
933 Al-Quḍā‘ī, Al-Musnad Al-Syihāb, Juz I, Unṣur Akhāka Ẓāliman au Maẓlūman, Hadis no.
646, h. 375. 934 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Musnad Anas b. Mālik, Hadis no. 1401, h.
441. 935 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Adab, Hadis no. 229, h. 200.
936 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz I, Hadis no. 679, h. 210.
937 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥits, Juz II, Bāb al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 762, h. 764. 938 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Adab, Hadis no. 325, h. 275-276.
939 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XI, al-Ghaḍab, Hadis no. 5166, h. 570.
940 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Fitan, Hadis no. 1847, h. 457.
156
83 Lihat Hadis ke-65.
84
.وإضاعة ، كر
Al-Bukhārī941, Muslim942, Ibn Ḥibbān943,
Al-Quḍā‘ī944, Aḥmad945, Al-Ṭabrānī dalam
Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ946 dan Al-Mu‘jam Al-
Kabīr947, Abū ‘Awānah948, dan Al-
Ṭaḥāwī949.
1 Al-Mughīrah
b. Syu‘bah
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Kabīr950
dan Musnad Al-Syāmiyyīn951.
2 Ma‘qil b.
Yasār
Muslim952, dan Aḥmad953. 3 Abū Hurairah
85 .ذ ف ليستع ، رأى
Al-Bukhārī954, dan Abū Ya‘lā955.
1 Abū Sa‘īd Al-
Khudrī
941 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz II, al-Zakāh, Hadis no. 1407, h. 537.
942 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Aqḍiyah, Hadis no. 1715, h. 1341.
943 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XIII, al-Ḥaẓar wa al-Ibāḥah, Hadis no. 5719, h. 27.
944 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Inna Allāh Yanhākum ‘an Qīla wa Qāla wa Iḍā‘at al-
Māl, Hadis no. 1089, h. 156. 945 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts al-Mughīrah b. Syu‘bah Ra.,
Hadis no. 18172, h. 246. 946 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VII, Hadis no. 7484, h. 274.
947 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XX, Mughīrah b. Syu‘bah al-Tsaqafī, Hadis no.
17656, h. 384; Hadis no. 17658-17659, h. 384-385; Hadis no. 17675, h. 389; Hadis no. 17699, h. 397. 948 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bāb al-Khabar al-Mūjib Naṣīḥat al-Ḥākim wa
al-Imām wa al-Nahy ‘an Qīla wa Qāla Katsrat al-Su’āl wa Iḍā‘at al-Māl, Hadis no. 6389, h. 166; Hadis
no. 6392, h. 167. 949 Al-Ṭaḥāwī, Musykil Al-Ātsār, Juz VIII, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an Rasūlillāh Saw.
fī Nahyihi ‘an Iḍā‘at al-Māl, Hadis no. 3196-3198, h. 220-223. 950 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XX, Ma‘qil b. Yasār, Hadis no. 17278, h. 224; Hadis
no. 17283, h. 226. 951 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Sa‘īd ‘an Qatādah ‘an Ḥumairī b. Basyīr, Hadis
no. 2726, h. 59. 952 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Aqḍiyah, Hadis no. 1715, h. 1340.
953 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Huraiirah Ra., Hadis no.
8316, h. 327. 954 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz VI, al-Ta‘bīr, Hadis no. 6584, h. 2563.
955 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Min Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī, Hadis no. 1363, h.
513.
157
Al-Nasā’ī956, Ibn Mājah957, Al-Tirmidzī958,
Aḥmad959, Al-Ḥākim960, Al-Baghawī961, Al-
Baihaqī dalam Syu‘ab Al-Īmān962 dan
Ma‘rifat Al-Sunan963, Al-Ḥumaidī964, Ibn
Abī Syaibah965, dan ‘Abd Al-Razzāq966.
2 Abū Hurairah
Al-Ḥākim967. 3 Anas b. Mālik
Al-Nasā’ī968, dan Aḥmad969. 4 Jābir
‘Abd Al-Razzāq970. 5 Abū Qilābah
86 ,Al-Bukhārī971, Muslim972, Abū Dāwud973 .كذب ، اق ت رب
Al-Tirmidzī974, Aḥmad975, Al-Dārimī976,
Abū Hurairah
956 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ta‘bīr, Hadis no. 7654, h. 390.
957 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Ta‘bīr al-Ru’yā, Hadis no. 3906, h. 1285.
958 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Ru’yā, Hadis no. 2291, h. 541.
959 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Huraiirah Ra., Hadis no.
7630, h. 269; Hadis no. 9118, h. 395. 960 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Ta‘bīr al-Ru’yā, Hadis no. 8174, h. 432.
961 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz I, Bāb Radd al-Waswasah, Hadis no. 61, h. 112.
962 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī Ta‘dīd Ni‘ami Allāh ‘Azza wa Jalla, Hadis no.
4763, h. 189. 963 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz XIV, al-Mukātab, Hadis no. 20859-20860, h. 485.
964 Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Juz II, Bāb Jāmi‘ ‘an Abī Hurairah, Hadis no. 1145, h.
484. 965 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XVI, al-Ru’yā, Hadis no. 31148, h. 58-59.
966 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz XI, al-Jāmi‘ li al-Imām Ma‘mar b. Rāsyid
al-Azdī wa ‘Abd al-Razzāq al-Ṣan‘ānī, Hadis no. 20352, h. 211. 967 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Ta‘bīr al-Ru’yā, Hadis no. 8177, h. 433.
968 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, Hadis no. 10747, h.
226. 969 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Jābir b. ‘Abdillāh Ra., Hadis
no. 15150, h. 383. 970 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz XI, al-Jāmi‘ li al-Imām Ma‘mar b. Rāsyid
al-Azdī wa ‘Abd al-Razzāq al-Ṣan‘ānī, Hadis no. 20354, h. 212. 971 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz VI, al-Ta‘bīr, Hadis no. 6614, h. 2574.
972 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Ru’yā, Hadis no. 2263, h. 1773.
973 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Sunnah, Hadis no. 5021, h. 462.
974 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Ru’yā, Hadis no. 2270, h. 532.
975 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
10598, h. 507. 976 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Ru’yā, Hadis no. 2144, h. 168.
158
Al-Baghawī977, Al-Baihaqī978, dan Ibn
Ḥibbān979.
87
ثن .لعب بت ، يحدMuslim980, Al-Nasā’ī981, Ibn Mājah982,
Aḥmad983, Al-Ḥākim984, Al-Baihaqī dalam
Syu‘ab Al-Īmān985, Ibn Ḥibbān986, Abū
Ya‘lā987, Al-Ḥumaidī988, dan ‘Abd b.
Ḥumaid989.
Jābir
88
.غبي ، صومواAl-Bukhārī990, Muslim991, Al-Tirmidzī992,
Al-Nasā’ī993, Al-Dārimī994, Aḥmad995, Ibn
Ḥibbān996, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-
1 Abū Hurairah
977 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XII, al-Ru’yā, Hadis no. 3280, h. 212.
978 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī Ta‘dīd Ni‘ami Allāh ‘Azza wa Jalla, Hadis no.
4762, h. 188. 979 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīh Ibn Ḥibbān, Juz XIII, al-Ru’yā, Hadis no. 6040, h. 404.
980 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Ru’yā, Hadis no. 2268, h. 1776.
981 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ta‘bīr, Hadis no. 7676-7677, h. 391; Juz VI,
‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, Hadis no. 10747-10748, h. 226. 982 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Ta‘bīr al-Ru’yā, Hadis no. 3913, h. 1287.
983 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Jābir b. ‘Abdilāh Ra., Hadis
no. 14821, h. 350. 984 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Ta‘bīr al-Ru’yā, Hadis no. 8182, h. 434.
985 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī Ta‘dīd Ni‘ami Allāh ‘Azza wa Jalla,Hadis no.
4765, h. 189. 986 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XIII, al-Ru’yā, Hadis no. 6056, h. 420.
987 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz III, Musnad Jābir, Hadis no. 1958, h. 384; Juz IV, Tābi‘
Musnad Jābir, Hadis no. 2262, h. 180. 988 Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Juz II, Aḥādīts Jābir ‘an ‘Abdillāh al-Anṣārī Ra., Hadis
no. 1286, h. 539. 989 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Min Musnad Jābir b. ‘Abdillāh, Hadis no.
1046, h. 319. 990 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz II, al-Ṣaum, Hadis no. 1810, h. 674.
991 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 1081, h.762.
992 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz III, al-Ṣaum, Hadis no. 684, h. 68.
993 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 2427, h. 69.
994 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Ṣaum, Hadis no. 1685, h. 6.
995 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
9453, h. 422; Hadis no. 9551-9552, h. 430; Hadis no. 9652, h. 438; Hadis no. 9852, h. 454; Hadis no.
9886, h. 456; Hadis no. 10455, h. 497. 996 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz VIII, al-Ṣaum, Hadis no. 3442, h. 226; Hadis no. 3457,
h. 238; Hadis no. 3459, h. 239.
159
Ṣaghīr997, Al-Sunan Al-Kubrā998 dan
Ma‘rifat Al-Sunan999, Abū Nu‘aim1000, Al-
Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1001 dan
Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr1002, Ibn Al-Jārūd1003,
Al-Dāruquṭnī1004, Ibn Al-Ja‘d1005, Al-
Bazzār1006, Al-Syāfi‘ī1007, Al-Ṭayālisī1008,
Al-Ṭaḥāwī1009, Al-Baghawī1010, dan Ibn
‘Asākir1011.
Al-Bazzār1012, Al-Baihaqī1013, Al-
Ṭayālisī1014, dan Abū Nu‘aim1015.
2 Abū Bakrah
997 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 1304, h. 88.
998 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ṣiyām, Hadis no. 7721-7724, h. 205-206; Hadis
no. 7733, h. 207; Hadis no. 7972, h. 247; Hadis no. 7996, h. 252. 999 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunnan, Juz VI, al-Ṣiyām, Hadis no. 8561, h. 233.
1000 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz III, al-Ṣiyām, Hadis no. 2428-2429, h. 158-
159. 1001 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 2291, h. 383.
1002 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu Aḥmad, Hadis no. 161, h. 112.
1003 Ibn Al-Jārūd, Al-Muntaqī mi Al-Sunan Al-Musannadah, Bāb al-Ṣiyām, Hadis no. 376, h.
102. 1004 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 27, h. 162; Hadis no. 33, h.
163. 1005 Ibn Ja‘d, Musnad Ibn Ja‘d, Hadis no. Syu‘bah ‘an Muḥammad b. Ziyād, 1118, h. 174.
1006 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XV, Hadis no. 8879, h. 328.
1007 Al-Syāfi‘ī, Musnad Al-Syāfi‘ī, Min al-Juz al-Tsānī min Ikhtilāf al-Ḥadīts min al-Aṣl al-
‘Atīq, Hadis no. 908, h. 187. 1008 Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Mā Asnada Abū Hurairah min Riwāyat Sa‘īd b. al-
Musayyab, Hadis no. 2306, h. 304; Muḥammad b. Ziyād al-Qurasyī ‘an Abī Hurairah Ra., Hadis no.
2481, h. 325. 1009 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz I, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘anhu ‘alaihi al-
Salām qauluhu “Syahran ‘Īd Lā Yanquṣānī Ramaḍān wa Dzā al-Ḥijjah”, Hadis no. 500, h. 438. 1010 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz VI, al-Ṣiyām, Hadis no. 1719, h. 236-237.
1011 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Ṣaum, Hadis no. 874, h. 706-707.
1012 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XV, Hadis no. 8879, h. 328.
1013 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ṣiyām, Hadis no. 7727, h. 206.
1014 Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Abū Bakrah Ra., Hadis no. 873, h. 118.
1015 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz V, Nafī b. Abī Bakrah, Hadis no. 6418, h. 2681.
160
Al-Tirmidzī1016, Al-Nasā’ī1017, Aḥmad1018,
Al-Ḥākim1019, Al-Dāruquṭnī1020, Al-
Ṭabrānī1021, Al-Haitsamī dalam Bughyat Al-
Bāḥits1022 dan Mawārid Al-Ẓamān1023, Al-
Baihaqī1024, Al-Dārimī1025, Al-Baghawī1026,
Ibn Ḥibbān1027, Ibn Khuzaimah1028, Abū
Yā‘lā1029, Al-Ṭaḥāwī1030, Ibn Abī
Syaibah1031, dan Ibn ‘Asākir1032.
3 Ibn ‘Abbās
Ibn Mājah1033, Abū Nu‘aim1034, Al-
Ṭabrānī1035, Al-Dāruquṭnī1036, Ibn
‘Asākir1037, Ibn Abī Syaibah dalam Al-
4 Ibn ‘Umar
1016 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz III, al-Zakāh, Hadis no. 668, h. 72.
1017 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 2439-2440, h. 71-72; Hadis no.
2499, h. 85. 1018 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abdullāh b. al-‘Abbās Ra.,
Hadis no. 1931, h. 221; Hadis no. 1985, h. 226; Hadis no. 2335, h. 258. 1019 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz I, al-Ṣaum, Hadis no. 1547, h. 587.
1020 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 7, h. 157.
1021 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XI, Aḥādīts ‘Abdullāh b. al-‘Abbās, Hadis no. 11754-
11757, h. 286. 1022 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥits, Juz I, Bāb Ṣūmū li Ru’yatihi, Hadis no. 316-317, h. 408-
409. 1023 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓumān, Juz I, al-Ṣiyām, Hadis no. 873, h. 221.
1024 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ṣiyām, Hadis no. 7736, h. 207.
1025 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Ṣaum, Hadis no. 1683, h. 5.
1026 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz VI, al-Ṣiyām, Hadis no. 1716, h. 232.
1027 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz VIII, al-Ṣaum, Hadis no. 3590, h. 356; Hadis no. 3594,
h. 360. 1028 Ibn Khuzaimah, Ṣaḥīḥ Ibn Khuzaimah, Juz III, al-Ṣiyām, Hadis no. 1912, h. 204.
1029 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz IV, Awwal Musnad Ibn ‘Abbās, Hadis no. 2355, h. 243.
1030 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz IX, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an Rasūlillāh
Saw. Min Qaulihi fī al-Hilāl “Fa In Ghumma ‘Alaikum Faqdurū Lahu”, Hadis no. 3767, h. 388-389. 1031 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz VI, al-Ṣiyām, Hadis no. 9112, h. 142.
1032 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Ṣaum, Hadis no. 874, h. 706-707.
1033 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, al-Ṣiyām, Hadis no. 1654, h. 529.
1034 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz III, al-Ṣiyām, Hadis no. 2414, h. 146.
1035 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Man Ismuhu Ibrāhīm, Hadis no. 2642, h. 111.
1036 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz II, Bāb al-Syahādah ‘alā Ru’yat al-Hilāl, Hadis no.
3, h. 167. 1037 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Ṣaum, Hadis no. 915, h. 736-737.
161
Musnad1038 dan Al-Muṣannaf1039, Al-
Ṭayālisī1040, dan Al-Baihaqī1041.
Al-Ṭabrānī1042, dan Al-Nasā’ī1043.
5 ‘Umar b. Al-
Khaṭṭāb
Al-Ṭabrānī1044. 6 Jābir
Al-Ṭabrānī1045. 7 Al-Barrā’
Al-Dāruquṭnī1046.
8 Rab‘ī b. Al-
Ḥarrāsy
Al-Ṭaḥāwī1047. 9 Ḥudzaifah
Aḥmad1048, dan Al-Haitsamī1049. 10 Ṭalq b. ‘Alī
89
.فيتكت ، استهل Muslim1050, Abū Dāwud1051, Al-
Tirmidzī1052, Al-Nasā’ī1053, Aḥmad1054, Ibn
Khuzaimah1055, Al-Dāruquṭnī1056, Al-
Ibn ‘Abbās
1038 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abī Syaibah, Juz II, Hadis no. 960, h. 422-423.
1039 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz VI, Hadis no. 9114, h. 143.
1040 Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Mā Rawā Sālim b. ‘Abdillāh ‘an Abīhi Ra., Hadis no.
1810, h. 249. 1041 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz IV, al-Ṣiyām, Hadis no. 8565, h. 233-234.
1042 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VI, Hadis no. 6331, h. 254.
1043 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ṣaum, Hadis no. 8199, h. 207.
1044 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz IX, Man Ismuhu al-Haitsam, Hadis no. 9416, h. 159.
1045 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz II, Barā’ b. ‘Āzib al-Naṣārī, Hadis no. 1176, h. 25.
1046 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 20, h. 160.
1047 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz IX, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an Rasūlillāh
Saw. Min Qaulihi fī al-Hilāl “Fa In Ghumma ‘Alaikum Faqdurū Lahu”, Hadis no. 3769, h. 390-391. 1048 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts Ṭalq b. ‘Alī Ra., Hadis no.
16337, h. 23. 1049 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 1437, h. 8.
1050 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 1087, h. 765.
1051 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Ṣaum, Hadis no. 2334, h. 271, h. 2.
1052 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz III, al-Ṣaum, Hadis no. 693, h. 76.
1053 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz II, al-Ṣiyām, Hadis no. 2421, h. 67.
1054 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Abdullāh b. al-‘Abbās Ra.,
Hadis no. 2790, h. 306. 1055 Ibn Khuzaimah, Ṣaḥīḥ Ibn Khuzaimah, Juz III, al-Ṣiyām, Hadis no. 1916, h. 205.
1056 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz II, Bāb al-Syahādah ‘alā Ru’yat al-Hilāl, Hadis no.
21, h. 171.
162
Baihaqī dalam Al-Sunan Al-Kubrā1057 dan
Ma‘rifat Al-Sunan1058, dan Al-Ṭaḥāwī1059.
90 Lihat hadis ke-73.
91
.أخو ، المسلم
Al-Bukhārī1060, Muslim1061, Abū Dāwud1062,
Al-Tirmidzī1063, Al-Nasā’ī1064, Aḥmad1065,
Al-Ṭabrānī1066, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan
Al-Kubrā1067 dan Syu‘ab Al-Īmān1068, Al-
Baghawī1069, Ibn Ḥibbān1070, Haitsamī1071,
dan Al-Quḍā‘ī1072.
1 Ibn ‘Umar
Aḥmad1073, Ibn Mājah1074, Al-Ḥākim1075, Al-
Baihaqī dalam Al-Sunan Al-Ṣaghīr1076 dan
2 ‘Uqbah b. Al-
Juhanī
1057 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Ṣiyām, Hadis no. 7994, h. 251.
1058 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz VI, al-Ṣiyām, Hadis no. 8805, h. 303.
1059 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz I, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘anhu ‘alaihi al-
Salām mimmā Rawāhu Ibn ‘Abbās fī Ru’yat Hilāl Ramaḍān, Hadis no. 480, h. 422. 1060 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz II, al-Maẓālim, Hadis no. 2310, h. 862-863; Juz VI, al-
Ikrāh, Hadis no. 6551, h. 2550. 1061 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah wa al-Ādāb, Hadis no. 2580, h. 1996.
1062 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Adab, Hadis no. 4895, h. 424.
1063 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Ḥudūd, Hadis no. 1426, h. 34.
1064 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Rajam, Hadis no. 7291, h. 309.
1065 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad ‘Abdullāh b. ‘Umar Ra., Hadis
no. 5357, h. 68; Hadis no. 5646, h. 91. 1066 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XII, ‘Abdullāh b. ‘Umar al-Khaṭṭāb, Hadis no. 13137,
h. 287; Hadis no. 13239, h. 322. 1067 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, al-Ghadb, Hadis no. 11292, h. 94; al-Luqaṭah,
Hadis no. 11908, h.201; Juz VIII, al-Asyribah wa al-Ḥadd fīhā, Hadis no. 17382, h. 330. 1068 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī al-Satr ‘alā Aṣḥāb al-Qarūf, Hadis no. 9650,
h. 105; Bāb fī an Yaḥibba al-Rajul li Akhīhi al-Muslim, Hadis no. 11150, h. 507. 1069 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIII, al-Isti’dzān, Hadis no. 3518, h. 98.
1070 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 533, h. 291.
1071 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz III, al-Birr wa al-Ṣilah, Hadis no. 2996, h. 115; Juz
IV, al-Zuhd, Hadis no. 4890, h. 376. 1072 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz I, al-Muslim Akhū al-Muuslim lā Yaẓlimuhu wa lā
Yaslamuhu, Hadis no. 168-169, h. 132; Man Farraja ‘an Akhīhi Karbatan mi Kurab al-Dunyā Farraja
Allā ‘anhu Karbatan min Kurab Yam al-Qiyāmah, Hadis no. 477, h. 290. 1073 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Ḥadīts b. ‘Uqbah b. ‘Ammār al-Juhanī Ra.,
Hadis no. 17487, h. 158. 1074 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Tijārāt, Hadis no. 2246, h. 755.
1075 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz II, al-Buyū‘, Hadis no. 2152, h. 10.
1076 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz II, al-Buyū‘, Hadis no. 1939, h. 264.
163
Al-Sunan Al-Kubrā1077, Al-Ṭabrānī1078, dan
Haitsamī1079.
Abū Dāwud1080, Ibn Mājah1081, Aḥmad1082,
Al-Ḥākim1083, Al-Baihaqī dalam Al-Sunan
Al-Ṣaghīr1084 dan Al-Sunan Al-Kubrā1085,
Al-Ṭabrānī1086, Ibn Abī Syaibah1087, dan
Abū Nu‘aim1088.
3 Suwaid b.
Ḥanẓalah
Al-Ṭabrānī1089. 4 Jābir
Aḥmad1090, Al-Ṭabrānī1091, dan Haitsamī1092.
5 Wātsilah b.
Al-Asqa‘
Muslim1093, Al-Tirmidzī1094, Aḥmad1095, Al-
Baihaqī dalam Al-Sunan Al-Kubrā1096 dan
6 Abū Hurairah
1077 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz V, al-Buyū‘, Hadis no. 10515, h. 320.
1078 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XVII, ‘Uqbah b. ‘Āmir al-Juhanī, Hadis no. 14563-
14564, h. 316-317. 1079 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz II, Hadis no. 1880, h. 142.
1080 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz III, al-Aimān wa al-Nudzūr, Hadis no. 3258. H. 218.
1081 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz I, al-Kafarāt, Hadis no. 2119, h. 685.
1082 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts Suwaid b. Ḥanẓalah Ra., Hadis
no. 16772, h. 79. 1083 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Aimān wa al-Nudzūr, Hadis no. 7821,
h. 333. 1084 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz IV, al-Aimān wa al-Nudzūr, Hadis no. 4046, h. 107.
1085 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kabīr, Juz X, al-Aimān, Hadis no. 19818, h. 65.
1086 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz VII, Suwaid b. Ḥanẓalah, Hadis no. 6479-6480, h.
89. 1087 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abi Syaibah, Juz II, Hadis no. 569, h. 65.
1088 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz III, Man Ismuhu Sufyān, Hadis no. 3527, h. 1397;
Hadis no. 3632, h. 1433-1434; ‘Amr b. al-Aḥwaṣ, Hadis no. 5034, h. 2003-. 1089 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VI, Hadis no. 6478, h. 304.
1090 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Ḥadīts Wātsilah b. al-Asqa‘, Hadis no.
16062, h. 491. 1091 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XXII, Man Ismuhu Wātsilah, Hadis no. 18034, h. 74.
1092 Al-Haitsamī,Ghāyat Al-Maqṣad, Juz I, al-Ghaḍb, Hadis no. 2083, h. 2802.
1093 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah wa al-Ādāb, Hadis no. 2564, h. 1986.
1094 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Birr wa al-Ṣilah, Hadis no. 1927, h. 325.
1095 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
7713, h. 277; Hadis no. 8089, h. 331; Hadis no. 8707, h. 360. 1096 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, al-Ghaṣab, Hadis no. 11276, h. 92; Juz VIII, al-
Ḥudūd, Hadis no. 16906, h. 249.
164
Syu‘ab Al-Īmān1097, Al-Baghawī1098, Isḥāq
b. Rāhawīh1099, Al-Bazzār1100, Al-
Ṭabrānī1101, ‘Abd b. Ḥumaid1102, dan Al-
Abū Ya‘lā1103.
Al-Baihaqī1104.
7 Qailah bt.
Makhamah
Al-Dāruquṭnī1105. 8 Ibn ‘Abbās
Al-Baihaqī1106.
9 Sālim b.
‘Abdillāh
92
، ست فترق .الجماعة
Ibn Mājah1107, Abū Ya‘lā1108, Aḥmad1109,
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr1110
dan Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1111.
1 Anas b. Mālik
Al-Tirmidzī1112.
2 ‘Abdullāh b.
‘Amr
1097 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz V, Bāb fī Taḥrīm A‘rāḍ al-Nās, Hadis no. 6660, h. 280;
Juz VI, Bāb al-Ta‘āwun ‘alā al-Birr wa al-Taqwā, Hadis no. 7614, h. 104; Hadis no. 7654, h. 115; Juz
VII, Bāb al-Satr ‘alā Aṣḥāb al-Qarūf, Hadis no. 9650, h. 105; Bāb fī an Yuḥibba al-Rajulu li Akhīhi al-
Muslim, Hadis no. 11150, h. 507. 1098 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIII, al-Isti’dzān, Hadis no. 3549, h. 130.
1099 Isḥaq b. Rāhawīh, Musnad b. Rāhawīh, Juz I, Mā Yarwī ‘an ‘Aṭā’ b. Abī Muslim ‘an Abī
Hurairah ‘an al-Nabī Saw., Hadis no. 521, h. 449. 1100 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XV, Hadis no. 8719, h. 225; Hadis no. 8778, h. 283-
284; Hadis no. 8891, h. 335. 1101 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz I, Ibn Jābir ‘an Abī Sa‘īd al-Maqburī, Hadis no. 619,
h. 359; Juz III, ‘Aṭā’ b. Abī Hurairah, Hadis no. 2372, h. 313. 1102 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Min Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
1442, h. 420. 1103 Abū Ya‘lā, Sunan Abī Ya‘lā, Juz XI, al-Ḥasan ‘an Abī Hurairah, Hadis no. 6228, h. 101.
1104 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VI, Iḥyā’ al-Maut, Hadis no. 11611, h. 150.
1105 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz III, al-Buyū‘, Hadis no. 85, h. 25.
1106 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb al-Ta‘āwun ‘alā al-Birr wa al-Taqwā, Hadis no.
7614, h. 104. 1107 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 3993, h. 1322.
1108 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VII, ‘Abd al-‘Azīz b. Ṣuhaib ‘an Anas b. Mālik, Hadis
no. 3944, h. 36. 1109 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Musnad Anas b. Mālik Ra., Hadis no.
12501, h. 145. 1110 Al-Ṭabrānī, al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz II, Man Ismuhu ‘Īsā, Hadis no. 724, h. 29.
1111 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz V, Man Ismuhu ‘Īsā, Hadis no. 4886, h. 137.
1112 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, al-Īmān, Hadis no. 2641, h. 26.
165
Aḥmad1113, Abū Dāwud1114, Al-Ḥākim1115,
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Kabīr1116
dan Musnad Al-Sāmiyyīn1117, dan Abū
Zur‘ah1118.
3 Mu‘āwiyah b.
Abī Sufyān
‘Abd b. Ḥumaid1119.
4 Sa‘d b. Abī
Waqqāṣ
93
، ست فترق .Al-‘Uqalī1120 .الزنادقة
Anas
.Al-Baihaqī1121, dan Abū Nu‘aim1122 .د بري ، المعاصي 94
Abū Ḥafṣ (maqṭū‘)
.جائر ، الجهاد 95Al-Tirmidzī1123, Abū Dāwud1124, Ibn
Mājah1125, ‘Abd b. Ḥumaid1126, Al-
Ḥākim1127, dan Al-Ḥumadī1128.
1 Abū Sa‘īd Al-
Khudrī
1113 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts Mu‘āwiyah b. Abī Sufyān Ra.,
Hadis no. 16979, h. 102. 1114 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Sunnah, Hadis no. 4599, h. 324.
1115 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 443-444, h. 218.
1116 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XIX, Man Ismuhu Mu‘āwiyah, Hadis no. 16554-
16555, h. 376-377. 1117 Al-Ṭabrānī, Mussnad Al-Syāmiyyīn, Juz II, Ṣafwān ‘an Azharī b. ‘Abdillāh al-Ḥarrāzī,
Hadis no. 1005, h. 108. 1118 Abū Zur‘ah, Al-Fawā’id Al-Mu‘allilah, Juz I, Hadis no. 60, h. 131.
1119 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Musnad b. Sa‘d Abī Waqqāṣ, Hadis no.
148, h. 79. 1120 Abū Ja‘far Muḥammad b. ‘Amr b. Mūsā b. Ḥammād Al-‘Uqalī, Al-Ḍu‘afā’ Al-Kabīr,
Pentaḥqīq ‘Abd Al-Mu‘ṭī Amīn Qal‘ajī, Juz IV, Cet. 1, Mu‘ādz b. Yāsīn al-Zayyāt, Hadis no. 1782
(Bairut: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1984), h. 201. 1121 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz V, Bāb fī Mu‘ājalat Kulli Dzanb bi al-Taubah, Hadis no.
7223, h. 447. 1122 Abū Nu‘aim, Ḥilyat Al-Auliyā’, Juz X, ‘Amr al-Naisābūrī, h. 229.
1123 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2174, h. 471.
1124 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Malāḥim, Hadis no. 4346, h. 217.
1125 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 4011, h. 1329.
1126 ‘Abd b. Ḥumaid, Musnad ‘Abd b. Ḥumaid, Juz I, Min Musnad Abī Sa‘īd al-Khudrī, Hadis
no. 864, h. 273. 1127 Al-Ḥākim, Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Fitan wa al-Malāḥim, Hadis no. 8543,
h. 551. 1128 Al-Ḥumaidī, Musnad Al-Ḥumaidī, Juz II, Aḥādīts Abī Sa‘īd al-Khudrī Ra., Hadis no. 752,
h. 331.
166
Al-Nasā’ī1129, Aḥmad1130, dan Al-
Baihaqī1131.
2 Ṭāriq b.
Syihāb
Aḥmad1132, dan Ibn Ja‘d1133. 3 Abū Umāmah
Al-Bazzār1134. 4 Samurah
Al-Ṭabrānī1135. 5 Wātsilah
Al-Ṭabrānī1136.
6 ‘Umair b.
Qatādah al-
Laisī
.أهان ، ي لبس 96
Al-Tirmidzī1137, Aḥmad1138, Al-Bazzār1139,
Al-Baihaqī dalam Al-Sunan Al-Kubrā1140
dan Syu‘ab Al-Īmān1141, Al-Haitsamī1142,
Al-Quḍā‘ī1143, dan Al-Ṭayālisī1144.
1 Abū Bakrah
1129 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kabīr, Juz IV, al-Bai‘at, Hadis no. 7834, h. 435.
1130 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts Ṭāriq b. Syihāb Ra., Hadis no.
18848, h. 314. 1131 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar,
Hadis no. 7582, h. 93. 1132 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Ḥadīts Abī Umāmah al-Bāhilī Ra.,
Hadis no. 22261, h. 256. 1133 Ibn Ja‘d, Musnad Ibn Ja‘d, Ḥammād b. Salamah, Hadis no. 3326, h. 480.
1134 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz X, Hadis no. 4589, h. 435.
1135 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XVII, Man Ismuhu Wātsilah, Hadis no. 18044, h. 78.
1136 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XVII, ‘Umair b. Qatādah Abū ‘Ubaid, Hadis no.
13793, h. 49. 1137 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2224, h. 502.
1138 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Ḥadīts Abī Bakrah Nafī‘ b. al-Ḥārits
Ra., Hadis no. 20450, h. 42; Hadis no. 20513, h. 48. 1139 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz IX, Hadis no. 3670, h. 121-122.
1140 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VIII, Bāb fī an Yuḥibba al-Rajulu li Akhīhi al-Muslim,
Hadis no. 17102, h. 163. 1141 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Ṭā‘ah Aulā al-Amr, Hadis no. 7373, h. 17.
1142 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz II, al-Khilāfah, Hadis no. 4563, h. 315; Juz I, al-
Zakāh, Hadis no. 1291, h. 394. 1143 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz I, Man Ahāna Sulṭān Allāh Ahānahu Allāh, Hadis no.
419, h. 259. 1144 Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Baqiyyat Aḥādīts Abī Bakrah Ra., Hadis no. 887, h. 121.
167
Al-Tirmidzī1145, Aḥmad1146, Al-Syaibānī1147,
Al-Bazzār1148, Al-Ḥākim1149, Al-Ṭabrānī
dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1150 dan Al-
Mu‘jam Al-Kabīr1151, Abū Ya‘lā1152, dan
Abū Nu‘aim1153.
2 Sa‘d b. Abī
Waqqāṣ
Al-Bazzār1154, Al-Ḥākim1155, Ibn Ḥibbān1156,
Aḥmad1157, dan Al-Haitsamī1158.
3 ‘Utsmān b.
‘Affān
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1159
dan Al-Mu‘jam Al-Kabīr1160, dan Al-
Bazzār1161.
4 Anas
1145 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, al-Manāqib, Hadis no. 3905, h. 714.
1146 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad b. Abī Waqqāṣ Ra., Hadis no.
1473, h. 171; Hadis no. 1586-1587, h. 183. 1147 Al-Syaibānī, Al-‘Āḥād wa Al-Matsānī, Juz I, wa Min Dzikr Sa‘d b. Abī Waqqāṣ, Hadis no.
215, h. 150. 1148 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz IV, Hadis no. 1175, h. 16-17.
1149 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no.
6956-6957, h. 84. 1150 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Man Ismuhu Bakr, Hadis no. 3200, h. 295; Juz
IV, Man Ismuhu Sa‘īd, Hadis no. 3609, h. 61; Man Ismuhu ‘Alī, Hadis no. 3808, h. 137. 1151 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz I, Sa‘d b. Abī Waqqāṣ, Hadis no. 327, h. 146.
1152 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Musnad Sa‘d b. Abī Waqqāṣ, Hadis no. 775, h. 113.
1153 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz I, Ma‘rifat Mā Usnada Sa‘d b. Abī Waqqāṣ, Hadis
no. 545, h. 140. 1154 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz II, Hadis no. 373, h. 28-29.
1155 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Ma‘rifat al-Ṣaḥābah Ra., Hadis no.
6955, h. 83. 1156 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XIV, al-Tārīkh, Hadis no. 6269, h. 165.
1157 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Utsmān b. ‘Affān Ra., Hadis
no. 460, h. 64. 1158 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Manāqib, Hadis no. 2288, h. 569.
1159 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VI, Hadis no. 5924, h. 100.
1160 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz II, Anas b. Mālik al-Anṣārī, Hadis no. 753, h. 259.
1161 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XIII, Hadis no. 7199, h. 441.
168
97
، هم تحبون ، خيار .أقاموا
Muslim1162, Al-Dārimī1163, Ibn Ḥibbān1164,
Al-Bazzār1165, Al-Ṭabrānī dalam Al-
Mu‘jam Al-Kabīr1166 dan Musnad Al-
Syāmiyyīn1167, Al-Baihaqī1168, Abū
‘Awānah1169, ‘Abdullāh b. Al-Mubārak1170,
dan ‘Abd Al-Razzāq1171.
1 ‘Auf b. Mālik
Al-Asyja‘ī
Al-Tirmidzī1172, Al-Bazzār1173, Aḥmad1174,
Abū Ya‘lā1175, dan Isḥāq b. Rāhawīh1176.
2 ‘Umar b. Al-
Kaṭṭāb
98
Muslim1177, Al-Tirmidzī1178, Al-Nasā’ī1179,
Ibn Mājah1180, Aḥmad1181, Al-Baihaqī
dalam Al-Sunan Al-Ṣaghīr1182, Al-Sunan
1 Ibn ‘Umar
1162 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1855, h. 1481-1482.
1163 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Raqāq, Hadis no. 2797, h. 417.
1164 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Siyar, Hadis no. 4589, h. 449.
1165 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VII, Hadis no. 2752, h. 184.
1166 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XVIII, ‘Auf b. Mālik al-Asyja‘ī, Hadis no. 14824-
14826, h. 62-63. 1167 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz I, Ibn Jābir ‘an Zuraiq b. Ḥayyān, Hadis no. 586, h.
333; Hadis no. 637, h. 368; Mu‘āwiyah b. Ṣāliḥ ‘an Rabī‘ah b. Yazīd, Hadis no. 1938, h. 132. 1168 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, VIII, QitālAhl al-Baghy, Hadis no. 16400, h. 158.
1169 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān al-Khabar al-Mūjib Naqḍ Mā Ya’tī al-
Wālī mi al-Ma‘ṣiyah, Hadis no. 7182-7183, h. 424-425; Hadis no. 7186, h. 426. 1170 Ibn Mubārak, Musnad Ibn Al-Mubārak, al-Fitan, Hadis no. 243, h. 249.
1171 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz XI, al-Jāmi‘ li al-Imām Ma‘mar b. Rāsyid
al-Azdī wa ‘Abd al-Razzāq al-Ṣan‘ānī, Hadis no. 20663, h. 325. 1172 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2264, h. 528.
1173 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz I, Hadis no. 290, h. 414.
1174 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Ḥadīts ‘Auf b. Mālik al-Asyja‘ī al-
Anṣārī Ra., Hadis no. 24027, h. 24; Hadis no. 24045, h. 28. 1175 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz I, Musnad ‘Umar b. al-Khaṭṭāb, Hadis no. 161, h. 148.
1176 Isḥāq b. Rāhawīh, Musnad Isḥāq b. Rāhawīh, Juz IV, Hadis no. 1895, h. 128.
1177 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1839, h. 1469.
1178 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Jihād, Hadis no. 1707, h. 209.
1179 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz IV, al-Bai‘ah, Hadis no. 7829, h. 434; Juz V, al-Siyar,
Hadis no. 8720, h. 220. 1180 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2864, h. 956.
1181 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad ‘Abdullāh b. ‘Umar b. al-
Khaṭṭāb Ra., Hadis no. 6278, h. 142. 1182 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Ṣaghīr, Juz III, Qitāl Ahl al-Baghy, Hadis no. 3142, h. 270.
169
،على المرء .يحب ، السمع
Al-Kubrā1183 dan Ma‘rifat Al-Sunan1184, Ibn
Ibn Al-Jārūd1185, Abū ‘Awānah1186, Al-
Bazzār1187, dan Ibn Abī Syaibah1188.
Al-Bukhārī1189, Abū Dāwud1190, Al-
Baihaqī1191, dan Al-Baghawī1192.
2 ‘Abdullāh b.
Mas‘ūd
99
لت ، اسمعوا .م حمMuslim1193, Al-Tirmidzī1194, Al-Bazzār1195,
Al-Ṭabrānī1196, Al-Baihaqī1197, Al-
Baghawī1198, Ibn Abī Syaibah1199, dan Abū
‘Awānah1200.
Wā’il b. Ḥajar
.ون ت ؤد ، ستكون 100Al-Bukhārī1201, Muslim1202, Ibn Ḥibbān1203,
Al-Bazzār1204, Al-Ṭabrānī dalam Al-
Mu‘jam Al-Ṣaghīr1205 dan Al-Mu‘jam Al-
‘Abdullāh b. Mas‘ūd
1183 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Ḥaiḍ, Hadis no. 5117, h. 127.
1184 Al-Baihaqī, Ma‘rifat Al-Sunan, Juz IV, al-Ṣalāh, Hadis no. 5955, h. 225.
1185 Ibn Al-Jārūd, Al-Muntaqī mi Al-Sunan Al-Musannadah, Dawām al-Jihād ilā Yaum al-
Qiyāmah, Hadis no. 1041, h. 260. 1186 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān al-Akhbār al-Mubīḥah Tark Ṭā‘at al-
Amīr idzā Amar bi Ma‘ṣiyah, Hadis no. 7109, h. 404. 1187 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz XII, Hadis no. 5478, h. 56.
1188 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XVIII, al-Siyar, Hadis no. 34396, h. 242; Juz XXI, al-
Fitan, Hadis no. 38355, h. 67-68. 1189 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz VI, al-Aḥkām, Hadis no. 6725, h. 2612.
1190 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz II, al-Jihād, Hadis no. 2628, h. 345.
1191 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, Qitāl Ahl al-Baghy, Hadis no. 16385, h. 155.
1192 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, al-‘Iddah, Hadis no. 2453, h. 42.
1193 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1846, h. 1474-1475.
1194 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2199, h. 488.
1195 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz X, Hadis no. 4472, h. 343.
1196 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XXII, Wā’il b. Ḥajar al-Ḥaḍramī, Hadis no. 17871,
h. 16. 1197 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, Qitāl Ahl al-Baghy, Hadis no. 16401, h. 158.
1198 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz X, al-‘Iddah, Hadis no. 2462, h. 53-54.
1199 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XXI, al-Fitan, Hadis no. 38416, h. 98-99; al-Jamal,
Hadis no. 39048, h. 431-432. 1200 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān Wujūb al-Ṣabr ‘alā al-Atsarah, Hadis
no. 7152, h. 415. 1201 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, al-Manāqib, Hadis no. 3408, h. 1318-1319.
1202 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, al-Imārah, Hadis no. 1843, h. 1472.
1203 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz X, al-Siyar, Hadis no. 4587, h. 447.
1204 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz V, Hadis no. 1768, h. 172-173.
1205 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz II, Man Ismuhu Muḥammad, Hadis no. 985, h. 178.
170
Ausaṭ1206, Abū ‘Awānah1207, Abū Ya‘lā1208,
Ibn Abī Syaibah dalam Al-Muṣannaf1209
dan Al-Musnad1210, dan ‘Abdullāh b. Al-
Mubārak1211.
101 Lihat hadis ke-56
102 Lihat hadis ke-57
103
،ليستحلن .يسمون ها
Al-Nasā’ī1212, Aḥmad1213, Al-Bazzār1214, Al-
Haitsamī dalam Ghāyat Al-Maqṣad1215 dan
Bughyat Al-Bāḥits1216, Al-Rabī‘1217, Ibn Abī
Syaibah1218, Al-Ṭayālisī1219, dan ‘Abd Al-
Razzāq1220.
1 ‘Ubādah b. Al-
Ṣāmit
Al-Ḥākim1221, Al-Baihaqī1222, Al-
Dārimī1223, dan Abū Ya‘lā1224.
2 ‘Āisyah
1206 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VII, Hadis no. 6893, h. 73.
1207 Abū ‘Awānah, Musnad Abī ‘Awānah, Juz IV, Bayān al-Khabar al-Mūjib ‘alā Ra‘iyyah wa
al-Wafā’ bi Bai‘at al-Imām, Hadis no. 7132, h. 410. 1208 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz IX, Musnad ‘Abdullāh b. Mas‘ūd, Hadis no. 5156, h. 88.
1209 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XXI, al-Fitan, Hadis no. 38264, h. 26-27; Hadis no.
38420, h. 100. 1210 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abī Syaibah, Juz I, Hadis no. 259, h. 178.
1211 Ibn Al-Mubārak, Musnad Ibn Al-Mubārak, al-Fitan, Hadis no. 244, h. 150.
1212 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Asyribah, Hadis no. 5168, h. 227.
1213 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Musnad al-Syāmiyyīn, Hadis no.
18098, h. 237; Juz V, Hadis no. 22761, h. 318. 1214 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VII, Hadis no. 2689, h. 138; Hadis no. 2720, h. 159.
1215 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz IV, al-Asyribah, Hadis no. 4126, h. 140.
1216 Al-Haitsamī, Bughyat Al-Bāḥits, Juz II, Bāb fī al-Khamr wa Syāribihā, Hadis no. 548, h.
590. 1217 Al-Rabī‘, Musnad Al-Imām Al-Rabī‘, Bāb Taḥrīm Ba‘ihā wa Syurbihā, Hadis no. 626, h.
246. 1218 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XII, al-Asyribah, Hadis no. 24228, h. 171-172.
1219 Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Aḥādīts ‘Ubādah b. al-Ṣāmit Ra., Hadis no. 586, h. 80.
1220 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz IX, al-Asyribah, Hadis no. 17052 dan
17055, h. 234. 1221 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Asyribah, Hadis no. 7237, h. 164.
1222 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, al-Asyribah wa al-Ḥadd fīhā, Hadis no. 17159,
h. 294. 1223 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Asyribah, Hadis no. 2100, h. 155.
1224 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz VII, Musnad ‘Āisyah, Hadis no. 4390, h. 352.
171
Abū Dāwud1225, Ibn Mājah1226, Al-Ṭabrānī
dalam Al-Mu‘jam Al-Kubrā1227 dan Musnad
Al-Syāmiyyīn1228, Al-Baihaqī dalam Al-
Sunan Al-Kubrā1229 dan Syu‘ab Al-Īmān1230,
Ibn Ḥibbān1231, Al-Haitsamī1232, dan Abū
Nu‘aim1233.
3 Abū Mālik Al-
Asy‘arī
Al-Ṭabrānī1234, dan Al-Baihaqī1235. 4 Ibn ‘Abbās
Ibn Mājah1236.
5 Abū Umāmah
Al-Bāhilī
Al-Ṭabrānī1237. 6 Abū Hurairah
,Al-Bukhārī1238, Aḥmad1239, Al-Ṭabrānī1240 .موااست ه ، القائم 104
Al-Tirmidzī1241, Aṣbahānī1242, Al-
Al-Nu‘mān b.
Basyīr
1225 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz III, alAsyribah, Hadis no. 3690-3691, h. 379.
1226 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Fitan, Hadis no. 4020, h. 1333.
1227 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz III, Abū Mālik al-Asy‘arī, Hadis no. 3419, h. 283.
1228 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz III, Mu‘āwiyah ‘an Ḥātim b. Ḥarīts, Hadis no. 2061,
h. 192. 1229 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, al-Asyribah wa al-Ḥadd fīhā, Hadis no. 17160,
h. 295; Juz X, al-Syahādāt, Hadis no. 20778, h. 221. 1230 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī al-Maṭā‘im wa al-Masyārib, Hadis no. 5114, h.
282; Juz V, Hadis no. 5615, h. 16. 1231 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz IV, al-Ṣalāh, Hadis no. 1541, h. 407; Juz XV, al-Tārīkh,
Hadis no. 6758, h. 160. 1232 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-Asyribah, Hadis no. 1384, h. 336.
1233 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz V, Abū Muslim al-Asy‘arī, Hadis no. 6985, h. 3010.
1234 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz III, ‘Abdullāh b. al-‘Abbās, Hadis no. 11228, h. 118.
1235 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz VIII, al-Asyribah wa al-Ḥadd fīhā, Hadis no. 17165,
h. 295. 1236 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, al-Asyribah, Hadis no. 3384, h. 1123.
1237 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz I, Khālid b. Abī Hurairah, Hadis no. 430, h. 243.
1238 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukārī, Juz II, al-Syarikah, Hadis no. 2361, h. 882.
1239 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts al-Nu‘mān b. Basyīr Ra., Hadis
no. 18387, h. 268; Hadis no. 18395-18397, h. 269-270; Hadis no. 18403, h. 270. 1240 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz IX, Dzikr Man Ismuhu Hāsyim, Hadis no. 9310, h.
123. 1241 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, al-Fitan, Hadis no. 2173, h. 470.
1242 Abū Muḥammad ‘Abdullāh b. Muḥammad b. Ja‘far b. Ḥayyān Al-Anṣārī Al-Aṣbihānī, Al-
Amtsāl fī Al-Ḥadīts Al-Nabawī, Pentaḥqīq ‘Abd Al-‘Alī ‘Abd Al-Ḥamīd Ḥāmid, Cet. 2, Dzikr al-Ṣalawāt
al-Khams, Hadis no. 317 (India: Al-Dār Al-Salafiyyah, 1987), h. 369-370.
172
Bazzār1243, Al-Baihaqī1244, dan Ibn
Ḥibbān1245.
105 Lihat hadis ke-48
.جاب يست ، ي قبل 106
Muslim1246, Aḥmad1247, Al-Baihaqī dalam
Al-Sunan Al-Kubrā1248 dan Syu‘ab Al-
Īmān1249, Abū Nu‘aim1250, Al-Dārimī1251,
Ibn Ja‘d1252, ‘Abd Al-Razzāq1253, dan Ibn
‘Asākir1254.
Abū Hurairah
.أولى، ن بت 107
Al-Ḥākim1255, dan Al-Baihaqī1256.
1 ‘Abū Bakr Al-
Ṣiddīq
Al-Ḥākim1257.
2 ‘Abd Al-
Raḥmān b.
Samurah
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr1258,
Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1259, Al-Mu‘jam Al-
3 Ka‘b b. ‘Ajrah
1243 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VIII, Hadis no. 3298, h. 237-238.
1244 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, al-‘Itq, Hadis no. 21199, h. 288.
1245 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-Birr wa al-Iḥsān, Hadis no. 297, h. 532.
1246 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz II, al-Zakāh, Hadis no. 1015, h. 85.
1247 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Musnad Abī Hurairah Ra., Hadis no.
8330, h. 328. 1248 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, al-Istisqā’, Hadis no. 6187, h. 346.
1249 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, al-Rajā’ min Allāh Ta‘ālā, Hadis no. 1159, h. 55; Juz
V, Fī Ṭayyib al-Maṭ‘am wa al-Malbas wa Ijtināb al-Ḥarām wa Ittiqā’ al-Syubuhāt, Hadis no. 5738, h.
49. 1250 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz III, al-Zakāh, Hadis no. 2272, h. 91.
1251 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, al-Raqāq, Hadis no. 2717, h. 389.
1252 Ibn Ja‘d, Musnad b. Ja‘d, Fuḍail b. Marzūq al-Raqāṣī al-Aghar, Hadis no. 2009, h. 296.
1253 ‘Abd Al-Razzāq, Muṣannaf ‘Abd Al-Razzāq, Juz V, al-Manāsik, Hadis no. 8839, h. 19.
1254 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Du‘ā’, Hadis no. 247, h. 215-216.
1255 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Aṭ‘imah, Hadis no. 7164, h. 141.
1256 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Fī Ṭayyib al-Maṭ‘am wa al-Malbas wa Ijtināb al-
Ḥarām wa Ittiqā’ al-Syubuhāt, Hadis no. 5759-5760, h. 56. 1257 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, al-Aṭ‘imah, Hadis no. 7162, h. 141.
1258 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu ‘Ustmān, Hadis no. 525, h. 374.
1259 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Man Ismuhu Ibrāhīm, Hadis no. 2730, h. 211; Juz
IV, Man Ismuhu ‘Abdullāh, Hadis no. 4480, h. 377.
173
Kabīr1260 dan Musnad Al-Syāmiyyīn1261, dan
Al-Baihaqī1262.
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr1263,
Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1264 dan Al-Mu‘jam Al-
Kabīr1265, dan Al-Baihaqī1266.
4 Ibn ‘Abbās
Al-Ṭabrānī1267, dan Abū Nu‘aim1268.
5 ‘Umar b. Al-
Kahṭṭāb
.Al-Ṭabrānī1269 .يستجاب ، أطب 108
Ibn ‘Abbās
Al-Bazzār1270, Al-Ṭabrānī1271, dan Abū .غدي ، يدخل 109
Ya‘lā1272.
Abū Bakr Al-Ṣiddīq
فان 110 .Tamām al-Rāzī1273, dan al-Qurṭubī1274 .صلح ، صن
Ibn ‘Abbās
111 Al-Ṭabrānī1275. 1 Abū Umamah
1260 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XIX, Ka‘b b. ‘Ajrah al-Anṣārī, Hadis no. 15969, h.
135; Hadis no. 15980, h. 141. 1261 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn¸ Juz I, Ibrāhīm b. Abī ‘Ablah ‘an ‘Ikrimah, Hadis no.
63, h. 61. 1262 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Fī Ṭayyib al-Maṭ‘am wa al-Malbas wa Ijtināb al-
Ḥarām wa Ittiqā’ al-Syubuhāt, Hadis no. 5762, h. 57. 1263 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz I, Man Ismuhu Ibrāhīm, Hadis no. 224, h. 147.
1264 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz III, Man Ismuhu Ibrāhīm, Hadis no. 2944, h. 139.
1265 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XI, ‘Abdullāh b. al-‘Abbās, Hadis no. 11216, h. 114.
1266 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IV, Bāb fī Qabḍ al-Yad ‘alā al-Amwāl al-Muḥarramah,
Hadis no. 5518, h. 393. 1267 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz I, Nisbat ‘Umar b. al-Khaṭṭāb Ra., Hadis no. 88, h.
73. 1268 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz I, Ma‘rifat Mā Asnada ‘an al-Nabī Saw., Hadis no.
218, h. 57. 1269 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VI, Hadis no. 6495, h. 310.
1270 Al-Bazzār¸ Musnad Al-Bazzār, Juz I, Hadis no. 43, h. 105.
1271 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VI, Hadis no. 5961, h. 113.
1272 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz I, Musnad Abī Bakr al-Ṣiddīq, Hadis no. 83-84, h. 84.
1273 Abū al-Qāsim Tamām b. Muḥammad al-Rāzī, al-Fawā’id, Pentaḥqīq Ḥamdī ‘Abd al-Majīd
al-Salafī, Juz II, Nuskhat Nāfi‘ b. Abī al-Qāri’, Hadis no. 1516 (Riyad: Maktabat al-Rusyd, 1412 H.), h.
196; sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz II, Nuskhat Nāfi‘ b. Abī al-Qāri’, Hadis
no. 1516, h. 196. 1274 Abū ‘Umar Yūsuf b. ‘Abdillāh al-Namrī al-Qurṭubī, Jāmi‘ Bayān al-‘Ilm wa Faḍlihi,
Pentaḥqīq Abū ‘Abd al-Raḥmān Fawwāz Aḥmad Zamralī, Juz I, Cet. 1, Bāb Dzam al-‘Ālim ‘alā
Mudākhhalat al-Sulṭān al-Ẓālim, Hadis no. 606 (T.tp.: Dār Ibn Ḥazm, 2003), h. 96; sebagaimana yang
terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz I, Bāb Dzam al-‘Ālim ‘alā Mudākhhalat al-Sulṭān al-Ẓālim,
Hadis no. 606, h. 330. 1275 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1606, h. 169.
174
.Al-Baihaqī1276 .ملوكهم ، دين
2 Ka‘b b. Al-
Akhbār
112
، عليكم .المهديين
Ibn Mājah1277, Abū Dāwud1278, Al-
Tirmidzī1279, Al-Dārimī1280, Aḥmad1281, Al-
Ḥākim1282, Ibn Ḥibbān1283, Al-Ṭabrānī
dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1284, Al-Mu‘jam
Al-Kabīr1285 dan Musnad Al-Syāmiyyīn1286,
Al-Baihaqī dalam Syu‘ab Al-Īmān1287, dan
Al-Sunan Al-Kubrā1288, Abū Nu‘aim dalam
Al-Musnad Al-Mustakhraj1289 dan Ma‘rifat
Al-Ṣaḥābah 1290, Al-Baghawī1291, Al-
Bazzār1292, dan Al-Haitsamī1293.
1 Al-‘Irbāḍ b.
Sāriyah
1276 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb Ṭā‘ah Aulā al-Amr, Hadis no. 7389, h. 22; Hadis
no. 7442, h. 42. 1277 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz I, Iftitāḥ al-Kitāb fī al-Īmān wa Faḍā’il al-Ṣaḥābah wa al-
‘Ilm, Hadis no. 42, h. 15. 1278 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Sunnah, Hadis no. 4609, 329.
1279 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, al-‘Ilm, Hadis no. 2676, h. 44.
1280 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz I, al-Muqaddimah, Hadis no. 95, h. 57.
1281 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz IV, Ḥadīts al-‘Irbāḍ b. Sāriyah Ra., Hadis
no. 17184-17185, h. 126. 1282 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak Al-Ḥākim ‘alā Al-Ṣaḥaḥain, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 329, h. 174;
Hadis no. 332-333, h. 176-177. 1283 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-Muqaddimah, Hadis no. 5, h. 178.
1284 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz I, Hadis no. 66, h. 28.
1285 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XVIII, ‘Irbāḍ b. Sāriyah al-Sulamī, Hadis no. 15327,
h. 245; Hadis no. 15332, h. 248; Hadis no. 15334, h. 249. 1286 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz I, Khālid ‘an ‘Abd al-Raḥmān b. ‘Amr al-Sulamī
wa Ḥajar b. Ḥajar al-Kindī, Hadis no. 437, h. 254; Arṭāh b. Abī Bisyr, Hadis no. 697, h. 402; ‘Abdullāh
‘an Yaḥyā b. Abī Muṭā‘, Hadis no. 786, h. 446; Juz II, Abū Salamah ‘an Yaḥyā b. Jābir al-Ṭā’ī, Hadis
no. 1379, h. 298; Juz III, Mu‘āwiyah ‘an Ḍamrah b. Ḥabīb, Hadis no. 2017, h. 172. 1287 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Bāb fī al-Tamassuk bi Mā ‘alaih al-Jamā‘ah, Hadis
no. 7515, h. 66. 1288 Al-Baihaqī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz X, Ādāb al-Qāḍī, Hadis no. 20125, h. 114.
1289 Abū Nu‘aim, Al-Musnad Al-Mustakhraj, Juz I, al-Muqaddimah, Hadis no. 1, h. 35; Hadis
no. 4, h. 37. 1290 Abū Nu‘aim, Ma‘rifat Al-Ṣaḥābah, Juz IV, al-‘Irbāḍ b. Sāriyah al-Sulamī, Hadis no. 5554,
h. 2235. 1291 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz I, al-Īmān, Hadis no. 102, h. 205.
1292 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz X, Hadis no. 4201, h. 137.
1293 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 101, h. 56.
175
Al-Ṭaḥāwī1294.
2 ‘Uqbah b.
‘Āmir
113 Lihat hadis ke-3
.جاهل ، أخاف 114
Aḥmad1295, Al-Bazzār1296, dan Al-
Haitsamī1297.
1 ‘Umar b. Al-
Khaṭṭāb
Al-Ṭabrānī1298, Al-Baihaqī1299, Al-
Bazzār1300, Ibn Ḥibbān1301, dan Al-
Haitsamī1302.
2 ‘Imrān b.
Ḥuṣain
Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1303
dan Al-Mu‘jam Al-Ṣaghir1304.
3 ‘Alī
.ءآء النبي ، ورثة 115Al-Bukhārī1305, Abū Dāwud1306, Al-
Tirmidzī1307, Ibn Mājah1308, Aḥmad1309, Al-
Dārimī1310, Abū Zur‘ah1311, Al-Baghawī1312,
Abū Al-Dardā’
1294 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz III, Bāb Bayān Musykil Mā Ruwiya ‘an Rasūlillāh
Saw. Fī Zamān alladzī Yajibu ‘alā al-Nās fīhi al-Iqbāl ‘alā Khāṣṣatihim wa Tark ‘Āmmatihim, Hadis no.
1186, h. 223. 1295 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Musnad ‘Umar b. al-Khaṭṭāb Ra., Hadis
no. 143, h. 22; Hadis no. 310, h. 44. 1296 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz I, Hadis no. 305, h. 434.
1297 Al-Haitsamī, Ghāyat Al-Maqṣad, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 263, h. 117.
1298 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz XVIII, ‘Imrān b. Ḥuṣain, Hadis no. 15303, h. 237.
1299 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb fī Nasyr al-‘Ilm wa an Lā Yamna‘ahu Ahluhu,
Hadis no. 1775, h. 283. 1300 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz IX, Hadis no. 3514, h. 13.
1301 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 80, h. 281.
1302 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 91, h. 51.
1303 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz VII, Hadis no. 7065, h. 128.
1304 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ṣaghīr, Juz II, Man Ismuhu Muḥammad, Hadis no. 1024, h. 200.
1305 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz I, al-‘Ilm, h. 37.
1306 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz III, al-‘Ilm, Hadis no. 3643, h. 354.
1307 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz V, al-‘Ilm, Hadis no. 2682, h. 48.
1308 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz I, Iftitāḥ al-Kitāb fī al-Īmān wa Faḍā’il al-Ṣaḥābah wa al-
‘Ilm, Hadis no. 223, h. 81. 1309 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Baqī Ḥadīts Abī al-Dardā’ Ra., Hadis
no. 21763, h. 196. 1310 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz I, al-Muqaddimah, Hadis no. 342, h. 10.
1311 Abū Zur‘ah, Al-Fawā’id Al-Mu‘allilah, Juz I, Hadis no. 123, h. 160.
1312 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 129, h. 275.
176
Al-Baihaqī1313, Ibn Ḥibbān1314, Ibn Abī
Syaibah1315, Al-Ṭabrānī1316, Al-Quḍā‘ī1317,
Al-Ṭaḥāwī1318, Ibn ‘Asākir1319, dan Al-
Haitsamī1320.
.Al-Ḥākim dalam Al-Tārīkh1321 .السوء ، علمءآء 116
Anas b. Mālik
.Al-Khaṭīb1322 .بالقرآن ، يزع 117
Umar b. Al-Khaṭṭāb
(mauqūf)
.ح صل ، تسب وا 118Al-Ṭabrānī dalam Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ1323,
Al-Mu‘jam Al-Kabīr1324 dan Musnad Al-
Syāmiyyīn1325.
Abū Umāmah
.حب ، تداعى 119Aḥmad1326, Abū Dāwud1327, Al-
Baghawī1328, Al-Baihaqī1329, Al-Ṭayālisī1330,
dan Ibn Abī Syaibah1331.
Tsaubān
1313 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb fīṬalab al-‘Illm, Hadis no. 1696-1699, h. 262-263;
Bāb fī Nasyr al-‘Ilm wa an Lā Yamna‘ahu Ahluhu, Hadis no. 1912, h. 312. 1314 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 88, h. 289.
1315 Ibn Abī Syaibah, Musnad Ibn Abī Syaibah, Juz I, Hadis no. 47, h. 55.
1316 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz II, ‘Āṣim b. Rajā’ b. Ḥaiwah al-Kindī, Hadis no.
1231, h. 224. 1317 Al-Quḍā‘ī, Musnad Al-Syihāb, Juz II, Inna al-‘Ulamā’ Waratsat al-Anbiyā’, Hadis no. 975,
h. 103. 1318 Al-Ṭaḥāwī, Syarḥ Musykil Al-Ātsār, Juz III, Bāb Bayān Musykil Ḥadīts al-Nabī Saw.
Akhadza Mīrāts Maulāhu alladzī Saqaṭa min Nakhl fa Māta fa Amarahu bi Daf‘ Mīrātsihi ilā Ahl
Qaryatihi, Hadis no. 982, h. 10-12. 1319 Ibn ‘Asākir, Mu‘jam Al-Syuyūkh, Juz I, Adab, Hadis no. 412, h. 343-344.
1320 Al-Haitsamī, Mawārid Al-Ẓamān, Juz I, al-‘Ilm, Hadis no. 81, h. 49.
1321 Tidak ditemukan kitabnya baik berbentuk pdf maupun kitab.
1322 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Juz V, Bāb al-Alif Dzikr Man Ismuhu Aḥmad,
Hadis no. 2030, h. 173. 1323 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1606, h. 169.
1324 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz VIII, Ṣadī b. al-‘Ajlān, Hadis no. 7609, h. 134.
1325 Al-Ṭabrānī, Musnad Al-Syāmiyyīn, Juz IV, Makḥūl ‘an Abī Umāmah, Hadis no. 3443, h.
323. 1326 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, wa Min Ḥadīts Tsaubān Ra., Hadis no.
22450, h. 278. 1327 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, al-Malāḥim, Hadis no. 4299, h. 184.
1328 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, XV, al-Raqāq, Hadis no. 4224, h. 16.
1329 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VII, Bāb fī al-Zuhd wa Qaṣr al-Amal, Hadis no. 10372, h.
297. 1330 Al-Ṭayālisī, Musnad Al-Ṭayālisī, Baqiyyat Aḥādīts Tsaubān, Hadis no. 992, h. 113.
1331 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XXI, al-Fitan, Hadis no. 38402, h. 92-93.
177
120
، لتيحن ، طغىر .يصي
Ibn Abī Al-Dunyā1332. 1 Abū Umāmah
Al-Qurṭubī1333.
2 Abū Al-
Dardā’
Aḥmad1334. 3 Abū Hurairah
Al-Dārimī1335, Sa‘īd b. Manṣūr1336, Al-
Baihaqī1337, dan Ibn Abī Syaibah1338.
Maqṭū‘
1332 Ibn Abī Al-Dunyā, Al-Amr bi Al-Ma‘rūf wa Al-Nahy ‘an Al-Munkar, Hadis no. 31, h. 76.
1333 Abū ‘Umar Yūsuf b. ‘Abdillāh Al-Qurṭubī, Jāmi‘ Bayān Al-‘Ilm wa Faḍlihi, Pentaḥqīq Abū
‘Abd Al-Raḥmān Fawwāz Aḥmad Zamralī, Juz I, Cet. 1, Bāb Dzamm al-Fājir mi al-‘Ulamā’ wa Dzamm
Ṭalab al-‘Ilm li al-Mubāhāh wa al-Dunyā, Hadis no. 618 (T.tp.: Ma’assasat Al-Rayyān, 2003), h. 339;
sebagaimana yang terdapat dalam Maktabah Syāmilah, Juz I, Bāb Dzamm al-Fājir mi al-‘Ulamā’ wa
Dzamm Ṭalab al-‘Ilm li al-Mubāhāh wa al-Dunyā, Hadis no. 618, h. 339. 1334 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Musnad ‘Abdullāh b. ‘Umar b. al-Khaṭṭāb
Ra., Hadis no. 6420, h. 304. 1335 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz I, al-Muqqadimah, Hadis no. 299, h. 102.
1336 Abū ‘Utsmān Sa‘īd b. Manṣūr b. Syu‘bah Al-Khurāsānī Al-Jauzajānī, Sunan Sa‘īd Manṣūr,
Pentaḥqīq Sa‘d b. ‘Abdillāh b. ‘Azīz, Juz III, Cet. 1 (Al-Riyāḍ: Dār Al-‘Asīmī, 1414 H.), h. 829; h. 837. 1337 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz II, Bāb Nasyr al-‘Ilm wa an Lā Yamna‘ahu Ahluhu, Hadis
no. 1918, h. 314; Juz V, Bāb fī Ikhlāṣ al-‘Amal li Allāh ‘Azza wa Jalla, Hadis no. 6956, h. 362. 1338 Ibn Abī Syaibah, Al-Muṣannaf, Juz XIX, al-Zuhd, Hadis no. 36504, h. 408.
178
Lampiran 3. Akurasi Hadis-Hadis dalam Dialog FPI
No
Hadis
Pernyataaan
MRS Akurasi Keterangan
1 Al-Bukhārī Akurat Al-Bukhārī1339.
3 Abū Dāwud Akurat Abū Dāwud1340.
4
Al-Tirmidzī
Tidak
akurat
MRS menambahkan lafad “ ل” sebelum
sedangkan al-Tirmidzī1341 tidak ,”ي وق ر “
menyebutkanya.
6 Ibn Mājah Akurat Ibn Mājah1342.
7 Tidak
akurat
Tidak ada perawi pun yang
meriwayatkan dengan redaksi tersebut,
redaksi akuratnya sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Al-Bazzār1343.
8 Abū Ya‘lā yang
dinukil dari
Mukhtār Al-
Aḥādīts
Tidak
akurat
MRS mengganti “ فإنه” setelah “ عليك menambahkan ,”فإن ها“ dengan ”بت قوى اهلل
huruf “ و” sebelum “ عليك بالهاد”, dan
memotong akhir matan pada hadis yang
diriwayatkan oleh Abū Ya‘lā1344.
9
Al-Jāmi‘ Al-
Ṣaghīr, dan
disebutkan
berasal dari
riwayat Al-
Ṭabrānī dalam
Al-Mu‘jam Al-
Kabīr
Tidak
akurat
Tidak diriwayatkan oleh Al-Ṭabrānī
tetapi Ibn Ḥibbān1345.
1339 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz V, Hadis no. 5875, h. 2300.
1340 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4338, h. 213.
1341 Al-Tirmidzī, Al-Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 1921, h. 322.
1342 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Hadis no. 3974, h. 1315.
1343 Al-Bazzār, Musnad Al-Bazzār, Juz VII, Hadis no. 2928, h. 330.
1344 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Hadis no. 1000, h. 283.
1345 Ibn Hibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, Hadis no. 361, h. 76.
179
11 Hadis Qudsi Akurat
Dinukil dari Jāmi‘ Al-Aḥādīts Al-
Qudsiyyah1346 serta hadis tersebut
diriwayatkan oleh Aḥmad1347.
12
Misykāt Al-
Maṣābīḥ, dan
diriwayatkan
oleh Al-
Baghawī dalam
Maṣābīḥ Al-
Sunnah dan
Syarḥ Al-
Sunnah
Akurat
Sebagaimana dinukil dalam Misykāt Al-
Maṣābīḥ1348, dan diriwayatkan Al-
Baghawī dalam Syarḥ Al-Sunnah1349.
14
Ibn Mājah,
Aḥmad, dan Al-
Tirmidzī
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn
Mājah1350.
15 Muttafaq ‘alaih Akurat
MRS mengganti lafad “من ردم” dengan
pada hadis yang diriwayatkan ”من ردح “
oleh Al-Bukhārī1351, dan Muslim1352.
16 Abū Dāwud Tidak
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Abū Dāwud1353.
17 Akurat Lihat no. hadis ke-3
18 Al-Bukhārī Akurat Al-Bukhārī1354.
19 Abū Dāwud Akurat Abū Dāwud1355.
20 Abū Dāwud Akurat Abū Dāwud1356.
21 Abū Dāwud Akurat Abū Dāwud1357.
1346 Zain Al-Dīn Muḥammad ‘Abd Al-Ra’ūf b. Tāj Al-‘Ārifīn b. ‘Alī b. Zain Al-Ābidīn Al-
Ḥaddādī, Al-Ittiḥāfāt Al-Saniyyah bi Al-Aḥādīts Al-Qudsiyyah, Pentaḥqīq ‘Abd Al-Qādir Al-Arna’ūṭ,
(Bairut: Dār b. Katsīr, t.t.), h. 175. 1347 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Hadis no. 25294, h. 159.
1348 Al-Khaṭīb, Misykāt Al-Maṣābīḥ, Juz III, Hadis no. 5147, h. 116.
1349 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIV, Hadis no. 4155, h. 346.
1350 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Hadis no. 4005, h. 1327.
1351 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, Hadis no. 3168, h. 1221; Hadis no. 6716, h. 2609.
1352 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VIII, Hadis no. 7416 dan 7418, h. 165-166.
1353 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4338, h. 213.
1354 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz VI, Hadis no. 6528, h. 2539.
1355 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4809, h. 402.
1356 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz II, Hadis no. 2480, h. 312.
1357 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis 4811, h. 403.
180
22 Al-Lu’lu’ wa Al-
Marjān
Kurang
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang dinukil dari Al-Lu’lu’ wa Al-
Marjān1358.
23 Al-Tirmidzī Akurat Al-Tirmidzī1359.
24 Al-Lu’lu’ wa Al-
Marjān Akurat
Al-Lu’lu’ wa Al-Marjān1360.
25 Abū Dāwud Akurat Abū Dāwud1361.
26 Ihyā’ ‘Ulūm Al-
Dīn Akurat
Ihyā’ ‘Ulūm Al-Dīn1362.
27
Kurang
akurat
MRS tidak menyebutkan lafad “ ل” pada
awal matan, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Al-Bukhārī1363,
Muslim1364, Ibn Ḥibbān1365, dan Al-
Baghawī1366.
28 Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn Akurat Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn1367.
29
Al-Bukhārī,
Muslim, Al-
Tirmidzī, Ibn
Mājah, dan
Aḥmad
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhārī1368.
30 Muslim
Kurang
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Muslim1369.
31 Nail Al-Auṭār Akurat Nail Al-Auṭār1370.
1358 ‘Abd Al-Bāqī, Al-Lu’lu’ wa Al-Marjān, Juz I, Hadis no. 382-383, h. 129.
1359 Al-Tirmidzī, Al-Sunan Al-Tirmidzī, Juz III, Hadis no. 1293, h. 588.
1360 Muḥammad Fu’ād b. ‘Abd Al-Bāqī, Al-Lu’lu’ wa Al-Marjān, Juz III, Hadis no. 1669, h.
194. 1361 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4347, h. 218.
1362 Abū Ḥāmid Muḥammad b. Muḥammad Al-Ghazālī, Iḥyā’ ‘Ulūm Al-Dīn, Juz II (Bairut: Dār
Al-Ma‘rifat, t.t.), h. 311. 1363 Ibn Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, Hadis no. 3059, h. 1180.
1364 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz V, Hadis no. 4754, h. 181.
1365 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz XIV, Hadis no. 6561, h. 516.
1366 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIV, Haddis no. 3653, h. 487.
1367 Abū Zakariyā Muḥy Al-Dīn Yaḥyā b. Syarf Al-Nawawī, Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn, Pentaḥqīq Māhir
Yāsīn Al-Faḥl, Juz I, Cet. 1, Hadis no. 77 (Bairut: Dār b. Katsīr, 2007), h. 373; Juz II, Hadis no. 347, h.
276. 1368 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, h. 1374.
1369 Musliim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, Hadis no. 2042, h. 11.
1370 Muḥammad b. ‘Alī b. Muḥammad b. ‘Abdillāh Al-Syaukānī Al-Yamanī, Nail Al-Auṭār,
Pentaḥqīq ‘Iṣām Al-Dīn Al-Ṣabābiṭī, Juz VII, Cet. 1 (Mesir: Dār Al-Ḥadīts, 1993), h. 252.
181
32 Kasyf Al-Khafā’
Muzīl Al-Ilbās
Tidak
akurat
MRS menambahkan lafad “ خصمته ي وم-pada Kasyf Al-Khafā’ Muzīl Al ”القيامة
Ilbās1371.
33
Al-Arba‘ūn Al-
Nawāwī, dan
diriwayatkan
oleh Al-
Tirmidzī
Kurang
akurat MRS memotong akhir matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Al-Tirmidzī1372.
34
Al-Bukhārī,
Muslim, Al-
Tirmidzī, Abū
Dāwud, Ibn
Mājah, dan
Aḥmad b.
Ḥanbal
Kurang
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Muslim1373.
35 Kasyf Al-Khafā' Akurat Kasyf Al-Khafā’1374.
36 Ibn Ḥibbān
Tidak
akurat
Tidak diriwayatkan oleh Ibn Ḥibbān1375
tetapi Al-Ṭabrānī1376.
37 Ihyā’ ‘Ulūm Al-
Dīn Akurat
Iḥyā’ ‘Ulūm Al-Dīn1377.
38 Aḥmad, dan Al-
Nasā’ī
Kurang
akurat
MRS menambahkan fā’ jawāb sebelum
pada hadis yang ”مات على شعبة نفاق“
diriwayatkan oleh Al-Nasā’ī1378 dan
Aḥmad1379.
39
Al-Bukhārī,
Muslim, Abū
Dāwud, Al-
Tirmidzī, Al-
Kurang
akurat
MRS memotong awal, dan akhir matan
pada hadis yang diriwayatkan oleh
Aḥmad1380.
1371 Abū Al-Fadā’ Ismā‘īl b. Muḥammad b. ‘Abd Al-Hādī Al-Jirāḥī Al-‘Ajlūnī Al-Dimasyqī,
Kasyf Al-Khafā’ wa Mazīl Al-Ilbās, Pentaḥqīq ‘Abd Al-Ḥamīd b. Aḥmad b. Yūsuf b. Handawī, Juz II,
Cet. 1 (T.tp.: Al-Maktab Al-‘Aṣriyyah, 2000), h. 257. 1372 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2516, h. 667.
1373 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VI, Hadis no. 5059, h. 52.
1374 Abū Al-Fadā’ Al-‘Ajlūnī, Kasyf Al-Khafā’, Juz II, Hadis no. 2796, h. 378.
1375 Ibn Ḥibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz I, Hadis no. 124, h. 331.
1376 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz X, Hadis no. 10450, h. 198.
1377 Al-Ghazalī, Iḥyā’ ‘Ulūm Al-Dīn, h. 310.
1378 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz III, Hadis no. 4305, h. 6.
1379 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Hadis no. 8852, h. 374.
1380 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Hadis no. 8521, h. 344.
182
Nasā.ī, Ibn
Mājah, Mālik,
dan Aḥmad
40 Kurang
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Aḥmad1381.
41
Muslim, Abū
Dāwud, Al-
Tirmidzī, Al-
Nasā’ī, Ibn
Mājah, dan Al-
Dārimī
Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1382, dan Al-Nasā’ī1383.
42 Muslim, dan
Aḥmad Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1384.
43 Al-Tirmidzī,
dan Ibn Mājah
Tidak
akurat
MRS mengganti lafad “منها” dengan “ منه”
setelah “ الياقوتة”, pada hadis yang
diriwayatkan oleh Al-Tirmidzī1385.
44
Al-Ḥākim
Tidak
akurat
MRS mengganti lafad “سيد الشهداء”
dengan “ هداء ر الش ,pada awal matan ”خي
mengganti lafad “قال” dengan “ قام”, dan
menambahkan lafad “ف ذات اهلل” setelah
lafad “فأمره وهناه”, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Al-Ḥākim1386.
45 Tidak
akurat
Tidak ada perawi yang menggunakan
redaksi tersebut, namun hadis tersebut
diriwayatkan oleh Al-Ḥākim1387 dengan
riwayat semakna.
1381 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Hadis no. 9477, h. 424.
1382 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VI, Hadis no. 5039, h. 48.
1383 Al-Nasā’ī, Sunan Al-Kubrā, Juz III, Hadis no. 4370, h. 25.
1384 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VI, Hadis no. 5038, h. 48.
1385 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 1663, h. 187.
1386 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Hadis no. 4884, h. 215.
1387 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Hadis no. 4884, h. 215.
183
47 Al-Bukhārī, dan
Muslim
Kurang
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhārī1388,
dan Muslim1389.
48
Aḥādīs
Mukhtārah min
Al-Ṣaḥīḥāin
Kurang
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang dinukil dari Aḥādīs Mukhtārah min
Al-Ṣaḥīḥāin1390.
49 Muslim Akurat Muslim1391.
50
Al-Bukhārī, dan
Muslim,
sebagaimana
dicantumkan
oleh Al-Nawawī
dalam Al-
Arba‘īn Al-
Nawawī
Kurang
akurat
MRS memotong awal matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhārī1392.
51 Abū Dāwud Akurat Abū Dāwud1393.
52 Iḥyā’ ‘Ulūm Al-
Dīn
Tidak
akurat
MRS mengganti lafad “فان اتعظت”
dengan “ فإن ان ت فعت” pada hadis yang
dinukil dari Iḥyā’ ‘Ulūm Al-Dīn1394.
53 Muslim, dan
Aḥmad
Kurang
akurat
MRS memotong awal matan yang
diriwayatkan oleh Muslim1395.
54
Al-Tirmidzī
sebagaiamana
disebutkan
dalam Riyāḍ Al-
Ṣaliḥīn
Akurat
Lihat pada teks hadis ke-33.
55
Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn
yang
diriwayatkan
oleh Al-Bukhārī
Akurat
Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn1396.
1388 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz III, Hadis no. 2804, h. 1082.
1389 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz V, Hadis no. 4640, h. 143.
1390 Suliamān b. Muḥammad Al-Lahīmīd, Qurrat Al-‘Ainain fī Syarḥ Aḥādīts Mukhtārah min
Al-Ṣaḥīḥain, Juz I, Hadis no. 1 (Saudi: Www. Almotaqeen.Net, t.t.) h. 4. 1391 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz VI, Hadis no. 5032, h. 47.
1392 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz I, Hadis no. 52, h. 28.
1393 Abū Dāwud Al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 3986, h. 59.
1394 Al-Ghazālī, Iḥyā’ ‘Ulūm Al-Dīn, Juz I, h. 63; Juz II, h. 312; h. 330; Juz IV, h. 416.
1395 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VIII, Hadis no. 7703, h. 229.
1396 Al-Nawawī, Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn, h. 246.
184
56
Al-Bukhārī,
Muslim dan Al-
Dārimī
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Dārimī1397.
57 Aḥmad Akurat Aḥmad1398.
58
Al-Jāmi‘ Al-
Saghīr yang
diriwayatkan
oleh Al-Nasā’ī
Akurat
Al-Nasā’ī1399.
59 Al-Bukhārī dan
Aḥmad Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhārī1400.
60
Al-Jāmi‘ Al-
Ṣaghīr yang
diriwayatkan
oleh Al-Dailamī
dalam Musnad
Al-Firdaus
Akurat
Sebagaimana yang dinukil dari Al-Jāmi‘
Al-Ṣaghīr1401.
61 Al-Tirmidzī Akurat Al-Tirmidzī1402.
62 Aḥmad Akurat Aḥmad1403.
63
Kasyf Al-Khafā’
yang
diriwayatkan
oleh Al-
Dāruquṭnī, Al-
Ḍiyā’, Al-
Rūyānī, Al-
Ṭabrānī, Al-
Baihaqī,
Aḥmad, dan Al-
Bukharī
Akurat
Sebagaimana yang dinukil dari Kasyf Al-
Khafā’1404, dan diriwayatkan oleh Al-
Bukhārī1405 dan Al-Dāruquṭnī1406.
1397 Al-Dārimī, Sunan Al-Dārimī, Juz II, Hadis no. 2517, h. 314.
1398 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Hadis no. 20472, h. 45.
1399 Al-Nasa’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, juz III, Hadis no. 4287, h. 30.
1400 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, Hadis no. 2739, h. 1061.
1401 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz II, Hadis no. 4353, h. 416.
1402 Al-Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2260, h. 526.
1403 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Hadis no. 9063, h. 390.
1404 Al-‘Ajlūnī, Kasyf Al-Khafā’, Juz I, Hadis no. 362, h. 127.
1405 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz I, Hadis no. 1289, h. 454.
1406 Al-Dāruquṭnī, Sunan Al-Dāruquṭnī, Juz III, Hadis no. 30, h. 252.
185
64
Muslim, Abū
Dāwud, dan
Aḥmad
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1407.
65
Al-Bukhārī,
Muslim, dan
Aḥmad
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim
66 Muslim, dan Al-
Tirmidzī Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1408.
67
Abū Dāwud,
Al-Tirmidzī,
dan Al-Nasā’ī
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Nasā’ī1409.
68 Abū Dāwud Akurat
69
Aḥmad, Ibn
Mājah, dan
termaktub
dalam Kasyf Al-
Khafā’,
menyebutkan
bahwasanya
hadis tersebut
diriwayatkan
pula oleh Abū
Dwud, Al-
Nasā’ī, dan Al-
Ḥākim.
Tidak
akurat
MRS mengganti lafad “اهلل عز وجل”
dengan “ الالق” sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Aḥmad1410.
70
Muslim, Ibn
Mājah, dan
Aḥmad
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1411 dan Aḥmad1412.
71 Al-Ṭaḥāwī Tidak
akurat
Tidak ada perawi yang meriwayatkan
dengan redaksi tersebut, adapun redaksi
akuratnya sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Ibn Syāhīn1413.
1407 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz VIII, Hadis no. 6955, h, 58.
1408 Muslim, Ṣahīḥ Muslim, Juz II, Hadis no. 1866, h. 189.
1409 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz I, Hadis no. 2023, h. 621; Juz V, hadis no. 9645, h. 477.
1410 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Hadis no. 1095, h. 131.
1411 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim Juz I, Hadis no. 186, h. 50.
1412 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Hadis no. 11478, h. 49; Hadis no.
11532, h. 54. 1413 Ibn Syāhīn, Al-Targhīb fī Faḍā’il Al-A‘māl, Hadis no. 482, h. 139.
186
72
Al-Tirmidzī
Tidak
akurat
MRS mengganti lafad “ قال رجل يا رسولجاء رجل إل النب على ناقة له، “ dengan ”اهلل pada hadis yang ”!يا رسول الله " :ف قال
diriwayatkan oleh Al-Tirmidzī1414.
73 Al-Baihaqī, Al-
Ṭabrānī, dan Al-
Dailamī
Tidak
akurat
Tidak ada perawi yang meriwayatkan
dengan redaksi tersebut, dan hadis
akuratnya diriwayatkan oleh Al-
Baihaqī1415.
74 Muttafaq ‘alaih Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1416.
75 Muslim Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1417.
76 Tidak
akurat
Tidak ada perawi yang meriwayatkan
dengan redaksi tersebut, dan redaksi
akurat sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Al-Ḥākim1418.
77 Tidak
akurat
Tidak ada perawi yang meriwayatkan
dengan redaksi tersebut, dan redaksi
akuratnya sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Al-Kharā’iṭī1419.
78 Al-Bukhārī dan
Muslim Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhārī1420.
79 Aḥmad
Kurang
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Aḥmad1421.
80 Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn Akurat Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn1422.
81 Kurang
akurat
MRS memotong awal, dan akhir matan
pada hadis yang diriwayatkan oleh Al-
Baihaqī1423.
82 Al-Bukhārī Akurat Al-Bukhārī1424.
1414 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2517, h. 668.
1415 Al-Baihaqī, Al-Madkhlal ilā Al-Sunan Al-Kubrā, Hadis no. 113, h. 114.
1416 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz I, Hadis no. 288, h. 68.
1417 Muslim, Ṣaḥīh Muslim, Juz I, Hadis no. 287, h. 67.
1418 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Hadis no. 8136, h. 419.
1419 Al-Kharā’iṭī, Makārim Al-Akhlāq, Juz I, Hadis no. 540, h. 2; Hadis no. 563, h. 2.
1420 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz III, Hadis no. 3094, h. 1191.
1421 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Hadis no. 13539, h. 239.
1422 Al-Nawawī, Riyāḍ Al-Ṣāliḥīn, Juz I, Hadis no. 1, h. 214.
1423 Abū Bakr Al-Baihaqī, Al-Zuhd Al-Kabīr, Hadis no. 957, h. 348.
1424 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz VI, Hadis no. 6552, h. 2550.
187
83
Al-Bukhārī,
Muslim, dan
Aḥmad
Akurat
Lihat no. hadis yang ke-65
84
Al-Bukhārī,
Muslim,
Aḥmad, Mālik,
Al-Tirmidzī,
dan Sunan Al-
Dārimī
Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhārī1425.
85
Al-Bukhārī, Al-
Tirmidzī, dan
Aḥmad
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhārī1426.
86
Al-Tirmidzī,
Abū Dāwud,
dan Aḥmad
Kurang
akurat MRS memotong akhir matan pada hadis
yang diriwayatkan oleh Al-Tirmidzī1427.
87
Muslim, Ibn
Mājah, dan
Aḥmad
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1428.
88
Al-Bukhārī,
Muslim, Al-
Nasā’ī, Ibn
Mājah, dan
Aḥmad
Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhārī1429.
89 Muslim, dan
Aḥmad
Kurang
akurat
MRS memotong awal matan yang
diriwayatkan oleh Muslim1430.
90
Al-Baihaqī, Al-
Ṭabrānī, Al-
Dailamī
Tidak
akurat Lihat no. hadis yang ke-73
91 Al-Lu’lu’ wa la-
Marjān
Kurang
akurat
MRS memotong akhir matan pada hadis
yang dinukil dari Al-Lu’lu’ wa Al-
Marjān1431.
92
Abū Dāwud,
Al-Tirmidzī,
Ibn Mājah, dan
Aḥmad
Tidak
akurat
MRS mengganti lafad “ثنتي وسبعي فرقة”
dengan “ ثلث وسبعي فرقة”, dan
1425 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz II, Hadis no. 1407, h. 537.
1426 Al-Bukhārī, Ṣaḥīh Al-Bukhārī, Juz VI, Hadis no. 6584, h. 2563.
1427 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2270, h. 532.
1428 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VII, Hadis no. 6063, h. 55.
1429 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz II, Hadis no. 1810, h. 674.
1430 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, Hadis no. 2580, h. 126.
1431 Muḥammad Fu’ād ‘Abd Al-Bāqī, Al-Lu’lu’ wa Al-Marjān, h. 812.
188
memotong awal matan, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Ibn Mājah1432.
93 Abū Ya‘lā, b.
Najjār, dan Al-
Daliamī
Tidak
akurat
Tidak ada perawi yang meriwayatkan
dengan redaksi tersebut, dan redakasi
akuratnya sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Al-‘Uqalī1433.
94 Kasyf Al-Khafā’ Akurat MRS memotong akhir matan pada hadis
yang dinukil dari Kasyf Al-Khafā’1434.
95 Aḥmad, Abū
Dāwud, dan Ibn
Mājah
Tidak
akurat
MRS mengganti lafad “عدل” dengan
”إمام “ dengan ”سلطان“ dan lafad ,”حق “
sebagaimana yang diwayatkan oleh Ibn
Mājah1435.
96 Al-Tirmidzī,
dan Aḥmad Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Tirmidzī1436.
97
Muslim,
Aḥmad, dan Al-
Dārimī
Kurang
akurat MRS memotong akhir matan yang
diriwayatkan oleh Muslim1437.
98
Al-Bukhārī,
Muslim, Abū
Dāwud, Al-
Tirmidzī, Al-
Nasā’ī, Ibn
Mājah, dan
Aḥmad
Tidak
akurat MRS mengganti lafad “أحب وكره” dengan
“ ب ويكره ي ” pada hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim1438.
99
Al-Bukhārī,
Muslim dan Al-
Tirmidzī
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1439.
100 Al-Lu’lu’ wa Al-
Marjān Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muslim1440.
101 Akurat Lihat no. hadis yang ke-56
102 Akurat Lihat no. hadis yang ke-57
1432 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Hadis no. 3993, h. 1322.
1433 Al-‘Uqailī, Al-Ḍu‘afā’ Al-Kabīr, Mu‘ādz b. Yāsīn al-Zayyāt, Hadis no. 1782, h. 201.
1434 Al-‘Ajlūnī, Kasyf Al-Khafā’, Juz II, Hadis no. 2317, h. 213.
1435 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Hadis no. 4011, h. 1329.
1436 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2224, h. 502.
1437 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VI, Hadis no. 4911, h. 24.
1438 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VI, Hadis no. 4869, h. 15.
1439 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VI, Hadis no. 4889, h. 19.
1440 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz VI, Hadis no. 4881, h. 17.
189
103
Al-Tirmidzī,
Al-Nasā’ī, Ibn
Mājah, Aḥmad,
dan Al-Dārimī
Akurat Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Aḥmad1441.
104 Al-Tirmidzī,
dan Aḥmad
Tidak
akurat Al-Bukhārī1442.
105 Akurat Lihat no. hadis yang ke-48
106
Al-Arba‘ūn Al-
Nawawiyyah
yang
diriwayatkan
oleh Muslim
Akurat
Muslim1443.
107 Al-Targhīb wa
Al-Tarhīb
Kurang
akurat
MRS memotong awal matan pada hadis
yang dinukil dari Al-Targīb wa Al-
Tarhīb1444.
108 Al-Targhīb wa
Al-Tarhīb
Tidak
akurat
Tidak dinukil dari Al-Targhīb wa Al-
Tarhīb tetapi diriwayatkan oleh Al-
Ṭabrānī1445.
109 Al-Targhīb wa
Al-Tarhīb
Kurang
akurat
MRS mengganti lafad “برام” dengan
pada hadis yang diriwayatkan ”بالرام “
oleh Abū Ya‘lā1446.
110
Al-Jāmi‘ Al-
Ṣaghīr, Faiḍ Al-
Qadīr, yang
diriwayatkan
oleh Al-Dailamī
Akurat Sebagaimana yang dinukil dari Al-Jāmi‘
Al-Ṣaghīr1447 dan Faiḍ Al-Qadīr1448.
111
Kasyf Al-Khafā’
Tidak
akurat
Tidak terdapat dalam Kasyf Al-Khafā’,
dan tidak ada perawi yang meriwayatkan
dengan redaksi tersebut, tetapi hadis itu
diriwayatkan oleh Al-Ṭabrānī1449 dengan
riwayat semakna.
1441 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Hadis no. 22761, h. 318.
1442 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, Juz II, Hadis no. 2361, h. 882.
1443 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, Juz III, Hadis no. 2393, h. 85.
1444 Al-Mundzirī, Al-Taghīb wa Al-Tarhīb, Juz III, Hadis no. 2852, h. 6.
1445 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz Vi, Hadis no. 6495, h. 310.
1446 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz I, Hadis no. 83-84, h. 84.
1447 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz II, Hadis no. 5047, h. 44.
1448 Zain Al-Dīn Muḥammad ‘Abd Al-Ra’ūf Al-Munāwī, Faiḍ Al-Qadīr Syarḥ Al-Jāmi‘ Al-
Ṣaghīr, Juz IV, Hadis no. 5047 (Bairut: Dār Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1994), h. 276. 1449 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1606, h. 169.
190
112 Abū Dāwud,
Ibn Mājah, dan
Aḥmad
Kurang
akurat
MRS menghapus huruf fā’ pada lafad
dan memotong awal dan akhir ,”فعليكم“
matan pada hadis yang diriwayatkan oleh
Ibn Mājah1450.
113 Abū Dāwud Akurat Lihat no. hadis yang ke-3
115 Kurang
akurat
MRS memotong awal dan akhir matan
sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Abū Dāwud1451.
116 Al-Jāmi‘ Al-
Ṣaghīr Akurat
Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr1452.
118
Al-Ṭabrānī
dalam Al-
Mu‘jam Al-
Kabīr dan Al-
Mu‘jam Al-
Ausaṭ
Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-
Ṭabrānī1453.
119 Abū Dāwud,
dan Aḥmad Akurat
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Abū Dāwud1454.
120 Ibn Abī Dunyā,
dan Abū Ya‘lā
Tidak
akurat
Tidak ada perawi yang meriwayatkan
hadis tersebut, tetapi redaksi tersebut
diriwayatkan oleh Ibn Abī Al-Dunyā1455
dengan riwayat semakna.
1450 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz I, Hadis no. 42, h. 15.
1451 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz III, Hadis no. 3643, h. 354.
1452 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz II, Hadis no. 9654, h. 384.
1453 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1606, h. 169.
1454 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4299, h. 184.
1455 Ibn Abī Al-Dunyā, Al-Amr bi Al-Ma‘rūf wa Al-Nahy ‘an Al-Munkar, Hadis no. 32, h. 33.
211
Lampiran 5. Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad al-Attas
Depok, 23 Maret 2018 dengan durasi 24:24.
Pengantar dari penulis: dalam skripsi ini penulis membahas tentang “Kualitas
Sanad dan Akurasi Hadis-Hadis Dalam Buku Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi
Munkar Karya Muhammad Rizieq Syihab”. Ketertarikan penulis memilih
pembahasan ini, berawal dari makalah penulis tentang “Islam dan Nahi Munkar Habib
Rizieq”. Konsep Islam dan Nahi Munkarnya tersebut dituangkan secara terperinci
melalui karya Habib Rizieq yang berjudul Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dan
disertakan juga dalil al-Qur’an dan hadis guna memperkuat konsep-konsepnya.
Namun, dalam skripsi ini penulis mengfokuskan hanya membahas tentang hadis.
A: Mohon perkenalkan diri Habib!
B: Nama saya Muhsin Ahmad al-Attas, dipanggil dengan Habib Muhsin al-Attas. Lahir
01 Januari 1967. Kuliah di Riyad Saudi Arabia, Fakultas Disirasah Islamiyah, Jurusan
Fiqih dan Ushul di Riyad. FPI dideklarasikan di “Pesantren al-Umm” Ciputat. Saat itu
saya menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan. Kemudian beralih menjadi bidang
Dakwah. Kemudian beralih lagi sebagai Ketua Majelis Syura. Kemudian beralih
sebagai Ketua Umum, dan sekarang saya sebagai Dewan Pembina.
A: Terkait dengan keberadaan Habib Rizieq sekarang, yang mana sekarang beliau
masih berada di Luar Negeri, apakah selama ini Habib Muhsin pernah menggantikan
sementara jabatan beliau di FPI?
212
B: Jabatan Habib Rizieq di FPI sebagai Imam Besar, jadi tidak ada yang menggantikan.
Tapi di dalam jajaran kepengurusan ada Ketua Umum yang mengendalikan organisasi,
sedangkan Imam Besar skalanya lebih luas lagi. Meskipun Imam Besar tidak ada tetapi
organisasai ini tetap berlanjut, dan segala sesuatu dapat disampaikan langsung kepada
Habib Rizieq dengan cepat melalui WhatApp, via telepon, email dan lain sebagainya
sehingga tidak ada yang terkendala.
A: Terkait tentang Amar Makruf Nahi Munkar, apakah buku Dialog FPI karya Habib
Rizieq menjadi panduan FPI dalam aksi Amar Makruf Nahi Munkkar?
B: Iya, saya kira sudah menjadi rahasia umum bahwa buku Dialog FPI Amar Ma’ruf
Nahi Munkar menjadi buku rujukan utama ketika menegakkan Amar Makruf Nahi
Munkar. Selain berisi tentang konsep Amar Makruf Nahi Munkar, buku tersebut juga
menyantumkan tentang pengalaman FPI di lapangan sehingga masyarakat ketika
membaca buku tersebut bisa mendapatkan penerangan meskipun masih butuh
penjelasan-penjelasan yang lain.
A: Sistematika dalam buku Dialog FPI berupa Tanya jawab, dan Habib Rizieq
seringkali menguatkan argumentasi atas tuduhan masyarakat terhadap FPI dengan
menggunakan al-Qur’an dan Hadis. Menurut Habib Muhsin, terkait dengan hadis-hadis
dalam buku Dialog FPI, apa fungsi hadis-hadis tersebut? apakah sebagai ḥujjah atau
yang lainnya?
B: Secara naqli hadis-hadis dalam buku Dialog FPI memang dijadikan dasar, dalil,
argumentasi. Sebagian hadis-hadis tersebut memang dijadikan dasar langsung, dan
213
lainnya juga ada hadis-hadis yang secara tidak langsung dijadikan ḥujjah dalam
langkah-langkah Kita (FPI). Jadi, saya kira sejauh mana apakah hadis-hadis tersebut
bisa dijadikan ḥujjah, apakah itu Sahih, Hasan, atau yang lainnya, saya kira Habib
Rizieq sudah mempertimbangkan masalah itu dan tidak asal comot-comot, tidak asal
langsung mengambil dalil dari segi sanad maupun matan, dan terkait ilmu tersebut
Habib Rizieq mumpuni karena ia juga seorang sarjana, akademisi, dan lebih jelasnya
Habib Rizieq lah yang mengetahui hal tersebut. Memang secara langsung kenapa
memakai hadis ini itu, Kami belum pernah mengadakan kajian terkait hal demikian.
Tetapi selama ini Kami percaya dengan keilmuan dan kecerdasan beliau baik dari segi
hadis, fikih, maupun ushul fikih.
A: Terkait tentang gerakan Amar Makruf Nahi Munkar yang di FPI, apakah langkah-
lagkah gerakan tersebut dari dulu hingga sekarang masih menggunakan buku Dialog
FPI?
B: Saya kira, pedoman prinsipnya tetap menggunakan itu, tapi ada beberapa hal yang
Kita evaluasi sehingga Kita menyadari bahwa ada sebuah pembaharuan dalam
pergerakan. Contohnya, Kita sekarang mengedepankan pendekatan hukum, jadi kalau
Kita tidak setuju dengan kebijakan dan lain sebagainya maka Kita akan tuntaskan
secara hukum, dan Kita juga mengadakan yudisial di Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi. Hal-hal tersebut merupakan perkembangan-perkembangan yang berada di
luar dari buku Dialog FPI. Jadi Kami tetap taat terhadap Hukum, juga Konstitusi.
Adapun kemunkaran, meskipun ada di oknum Negara tetap Kita kritisi, bahkan
kemunkaran terbesar yaitu kemunkaran kudeta Konstitusi yang berupa amandemen
214
undang-undang ’45 pun Kita kritisi juga. Namun, berbagai faham, madzhab tenyata
bisa disatukan dalam kekuatan politik Islam, dan disitu FPI menjadi peran yang sangat
penting.
A: Sebagaimana yang telah disebutkan dalam buku Dialog FPI, bahwa pada masa
Presiden RI ke-4, FPI pernah hampir dibubarkan. Bagaimana pendapat Habib Muhsin
tentang hal tersebut? san apa faktor penyebabnya?
B: Membubarkan FPI itu sangat mudah, tidak perlu dibubarkan bisa bubar sendiri.
Bagaimana caranya? Ketika umat Islam diberikan hak politik, hak ekonomi, hak
keadilan, otomasi akan bubar. Kemudian hukum ditegakkan, konstitusi ditegakkan
dengan baik otomatis maka tidak perlu FPI itu. Tetapi karena negara ini, penguasa ini
tidak sesuai dengan konstitusi, melanggar konstitusi, mereka melihat FPI ini adalah
sebagai ancaman, karena Indonesia ini adalah negara yang kaya raya, penuh dengan
sumber daya alam, maka kalau ingin menguasai sumber daya alam di Indonesia ya
harus menjajah. Menjajah tidak harus mendudukin sebagaimana zaman kolonial dulu,
dan akan terganggu untuk menyampaikan opsesinya untuk menjajah Indonesia.
Sehingga FPI adalah sebagai ancaman bagi mereka. Bagaiamana cara melegalisasi dari
pada pembubaran FPI?, jadilah intoleran, kemudian radikalisme, kemudian anti
Bhineka, disematkan semacam itu melalui media sehingga masuk di pikiran orang-
orang akan membenci FPI. Siapa dia?, mereka itulah kekuatan-kekuatan asing,
terutama mereka-mereka yang berada dalam partai politik, di mana notabennya mereka
adalah orang-orang liberal, orang-orang komunis yang tidak kenal agama, yang
menjadi tuhannya adalah duniawi, mereka tidak mempedulikan Halal Haram. Hal
215
itulah yang membuat FPI sebagai ancaman sehingga mendorong supaya dibubarkannya
FPI. Tetapi sampai sekarang tidak pernah terjadi karena umat Islam semakin cerdas.
Keterangan:
A: Penulis
B: Tokoh
191
Lampiran 4. Kualitas Sanad Hadis-Hadis dalam Dialog FPI
No
Hadis
Al-Isnād Kualitas
Sanad Keterangan
4
حدثنا أبو بكر حممد بن أبان حدثنا يزيد بن هرون عن شريك عن 1مرفوعا. ليث عن عكرمة عن ابن عباس
Daif
Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Albānī.2
Pernyataan Al-Albānī diperkuat oleh Al-
Ṣabābiṭī bahwa sanadnya daif karena Laits b.
Abī Sulaim ‘ḍa‘īf3.
6
حدثنا حممد بن يزيد بن خنيس املكي قال حدثنا حممد بن بشارمسعت سعيد ابن حسان املخزومي قال حدثنين أم صاحل عن صفية
4مرفوعا. بنت شيبة عن أم حبيبة زوج النيب
Daif Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Albānī5.
Pernyataan Al-Albānī diperkuat oleh Al-
Ṣabābiṭī bahwa sanadnya daif karena Ummu
Ṣāliḥ lā yu‘rafu ḥāluhā6.
8
Daif
Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Suyūṭī8
dan Al-Albānī9. Penyataan tersebut diperkuat
oleh Al-Haitsamī yang menyebutkan bahwa
sebab kedaifan sanad tersebut karena terdapat
1 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Hadis no. 1921, h. 322.
2 Muḥammad Nāṣir Al-Dīn Al-Albānī, Ḍa‘īf Sunan Al-Tirmidzī, Cet. 1 (Riyad: Al-Maktab Al-Islāmī, 1991), h. 218.
3 Abū Al-‘Alā’ Muḥammad ‘Abd Al-Raḥmān b. ‘Abd Al-Raḥīm Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī bi Syarḥ Jāmi‘ Al-Tirmidzī, Pentakhrīj ‘Isām
Al-Dīn Al-Sabābiṭī, Juz V, Hadis no. 1921, (Kairo: Dār Al-Ḥadīts, 2001), h. 337. 4 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Hadis no. 3974, h. 1315.
5 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Hadis no. 3974, h. 1315.
6 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz VI, Hadis no. 2412, h. 281.
8 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz II, h. 97.
9 Muḥammad Nāṣir Al-Dīn Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr wa Ziyādatuhu (Arab Saudi: Al-Mamlakah Al-‘Arabiyyah Al-
Su‘ūdiyyah, 2000), h. 819.
192
حدثنا عبد األعلى حدثنا يعقوب القمي عن ليث عن جماهد: عن 7مرفوعا. أيب سعيد اخلدري
Laits b. Abī Sulaim mudallis10, Ṣāliḥ ‘ābid
namun ḍa‘īf fī Al-ḥadīts11.
9
ة احلسن بن سفيان الشيباين واحلسني بن عبد اهلل القطان بالرقأخربنا وابن قتيبة واللفظ حلسن قالوا: حدثنا إبراهيم بن هشام بن حيىي بن حيىي الغساين قال: حدثنا أيب عن جدي عن أيب إدريس اخلوالين عن
12مرفوعا. أيب ذر
Daif
Sebagaimana pernyataan Al-Albānī13. Setelah
diteliti kembali, diketahui bahwa kedaifan
sanad ini dikarenakan terdapat Ibrāhīm b.
Hisyām b. Yaḥyā Al-Ghassānī, menurut Abū
Zur‘ah bahwa ia kaddāb14, menurut Al-
Dzahabī bahwa ia matrūk15.
10
حدثنا قتيبة حدثنا عبد العزيز بن حممد عن عمرو بن أيب عمرو وعبد Hasan 16مرفوعا. األنصاري عن حذيفة عن اليماناهلل
Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-
Tirmidzī17, Al-Albānī18, dan Al-Ṣabābiṭī19.
Setelah ditelusuri kembali, diketahui bahwa
kualitasnya hasan karena terdapat perawi yang
bernama ‘Abd Al-‘Azīz b. Muḥammad Ṣadūq
7 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz II, Hadis no. 1000, h. 283.
10 Al-Haitsamī, Majma‘ Al-Zawā’id, Juz X, h. 301; Lihat Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Ta‘rīf Ahl Al-Taqdīs bi Marātib Al-Mauṣūfīna bi Al-Tadlīs, h. 65.
11 Abū Al-Barakāt Muḥammad b. Aḥmad, Al-Kawākib Al-Nīrāt fī Ma‘rifat min Al-Ruwāt Al-Tsiqāt, Pentaḥqīq ‘Abd Al-Qayyūm, Juz II, Cet. 1
(Bairut: Dār Ma,mūn, 1981), h. 493. 12 Ibn Hibbān, Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān, Juz II, Hadis no. 361, h. 76.
13 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, h. 494.
14 Ibn Al-Jauzī, Al-Ḍu‘afā’ wa Al-Matrūkīn, Juz I, h. 59.
15 Abū Faḍl Aḥmad b. ‘Alī b. Ḥajar Al-‘Asqalānī, Al-Syāfi‘ī, Līsān Al-Mīzān, Juz I, Cet. 3 (Bairut: Mu’assasat Al-A‘lamī, 1986), h. 122.
16 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2169, h. 468.
17 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2169, h. 468.
18 Al-Tirmidzī, Pentaḥqīq Al-Albānī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2169, h. 468.
19 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj Al-Sabābiṭī, Juz VI, Hadis no. 2169, h. 19.
193
pernah lupa meriwayatkan hadis20, ‘Amr b.
Abī ‘Amr Maisarah tsiqah rubamā wahm21 dan
‘Abdullāh b. ‘Abd Al-Raḥmān Al-Anṣārī
maqbūl22.
11
حدثنا عبد اهلل حدثين أىب ثنا أبو عامر ثنا هشام يعىن بن سعد عن عثمان عمرو بن هانئ عن عاصم بن عمر بن عثمان عن عروة عن
23مرفوعا. عائشةHasan
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ḥamzah
Aḥmad Zain bahwa isnāduhu ḥasan karena
‘Utsmān b. ‘Amr b. Hāni’ dianggap tsiqah
oleh Ibn Ḥibbān, dianggap majhūl oleh Al-
Mizzī, dan ‘Āṣim b. ‘Amr b. ‘Utsmān
dianggap tsiqah oleh Ibn Ḥibbān, dan sakata
‘anhu para ulama24.
12
أخربنا حممد بن عبد اهلل بن أيب توبة، أنا أبو طاهر احلارثي، أنا حممد بن يعقوب الكسائي، أنا عبد اهلل بن حممود، أخربنا إبراهيم بن عبد ا
اهلل اخلالل، حدثنا عبد اهلل بن املبارك، عن سيف بن أيب سليمان، ل: حدثنا موىل لنا، أنه مسعقال: مسعت عدي بن عدي الكندي، يقو
25مرفوعا. جدي
Daif Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Albānī,
dan penyataan tersebut diperkuat dengan
pendapat Al-Arnaūṭ bahwa hadis di atas
isnāduhu ḍa‘īf karena terdapat perawi
mubham.
20 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 358.
21 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 347.
22 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 311.
23 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz VI, Hadis no. 25294, h. 159.
24 Aḥmad, Al-Musnad Aḥmad b. Ḥanbal, Pentakhrīj Ḥamzah Aḥmad Zain, Juz XVII, Hadis no. 25131 (Kairo: Dār Al-Ḥadīts, 1995), h. 553.
25 Al-Baghawī, Syarḥ Al-Sunnah, Juz XIV, Hadis no. 4155, h. 346.
194
13
ألصم موسى قاال نا أبو العباس اأخربنا أبو عبد اهلل احلافظ وحممد بن ف عن نا أبو أسامة نا عبيد بن إسحاق العطار نا عمار بن سي
26ر مرفوعا.األعمش عن أيب سفيان عن جاب
Daif
Sebagaimana perkataan Al-‘Irāqī27. Setelah
ditelusuri kembali, diketahui bahwa
kedaifannya karena terdapat ‘Ubaid b. Isḥāq
Al-‘Aṭṭār ḍa‘īf28, dan ‘Ammār b. Saif ḍa‘īf Al-
ḥadīts29.
15 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
16 Lihat hadis no. 3. Daif Lihat hadis no. 3.
17 Lihat hadis no. 3. Daif Lihat hadis no. 3.
18 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
19 Sahih HR. Muslim
20 Sahih HR. Muslim
21 Sahih HR. Muslim
22 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
23
حدثنا محيد بن مسعدة حدثنا املعتمر بن سليمان قال مسعت ليثا 30مرفوعا. حيدث عن حيىي بن عباد عن أنس عن أيب طلحة
Daif
Sebagaimana perkataan Al-Albānī31. Dan
pernyataan ini diperkuat oleh Al-Ṣabābiṭī
bahwa Isnāduhu ḍa‘īf karena Laits b. Abī
Sulaim ḍa‘īf32.
24 Sahih HR. Al-Bukhārī
26 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz VI, Hadis no. 7595, h. 97.
27 Al-‘Irāqī, Takhrīj Aḥādīts Al-Iḥyā’, Juz V, Hadis no. 2234, h. 234.
28 Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Ismā‘īl b. Ibrāhīm Al-Mughīrah Al-Bukhārī, Al-Ḍu‘afā’ Al-Ṣaghīr, Pentaḥqīq Maḥmūs Ibrāhīm Zāyid, Cet. 1 (Ḥalb:
Dār Al-Wā‘ī, 1396 H.), h. 74. 29 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 407.
30 Al-Tirmidzī, Al-Sunan Al-Tirmidzī, Juz III, Hadis no. 1293, h. 588.
31 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr wa Ziyādatuhu, Hadis no. 4912, h. 492.
32 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz IV, Hadis no. 1293, h. 188.
195
25
حدثنا حممد بن العالء أخربنا أبو بكر حدثنا مغرية بن زياد املوصلى Hasan 33مرفوعا. بن عمرية الكندىاعن عدى بن عدى عن العرس
Sebagaimana perkataan Albānī.34 Dan
pernyataan ini diperkuat oleh Al-Ṣabābiṭī
isnāduhu ḥasan karena terdapat perawi
Mughīrah b. Ziyād Al-Mūṣilī ṣadūq lahu
auhām35.
26
حدثنا أمحد بن سعيد اجلمال، ثنا قبيصة بن عقبة، ثنا سفيان الثوري، يت معن حبيب بن أيب ثابت، عن أيب الطفيل قال: قيل حلذيفة: ما
36.حذيفة موقوفا األحياء، قال
Hasan Sebagaimana yang dikatakan Ḥilmī bahwa
isnāduhu ḥasan karena Qabīṣah b. ‘Uqbah
ṣadūq37.
27 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
28 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
29 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
30 Sahih HR. Al-Muslim
31
حدثنا أمحد بن صاحل حدثنا ابن وهب حدثىن معاوية بن صاحل عن Daif 38مرفوعا. العالء بن احلارث عن مكحول عن أىب هريرة
Sebagaimana yang dikatakan Al-Albānī39. Dan
penyataan Al-Albānī diperkuat oleh Al-
Ṣabābiṭī, dan Al-Mundzirī bahwa isnāduhu
ḍa‘īf karena Makḥūl tidak mendengarkan
hadis dari gurunya Abū Hurairah40.
33 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4347, h. 218.
34 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr wa Ziyādatuhu, Hadis no. 691, h. 70.
35 Ābādī, ‘Aun Al-Ma‘būd, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz VII, Hadis no. 4337, h. 423.
36 Abū Bakr Al-Syāfi‘ī, Al-Fawā’id Al-Syahīr bi Ghailāniyyāt, Pentaḥqīq Ḥilmī Kāmil As‘ad ‘Abd al-Hādī, Juz I, Hadis no. 423, h. 387-388.
37 Abū Bakr Al-Syāfi‘ī, Al-Fawā’id Al-Syahīr bi Ghailāniyyāt, Pentaḥqīq Ḥilmī Kāmil As‘ad ‘Abd al-Hādī, Juz I, Hadis no. 423, h. 387-388.
38 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz II, Hadis no. 2535, h. 325.
39 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr wa Ziyādatuhu, Hadis no. 6419, h. 642.
40 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz IV, Hadis no. 1293, h. 188.
196
32
41وعا.مسعود مرف نب اهلل عبد نع ،شقيق عن ،األعمش عن وبإسناده
Daif
Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Khaṭīb
bahwa hādzā ḥadīts munkar42, Aḥmad lā aṣla
lahu, Al-Azdī hadis tersebut ditinggalkan
(tarakūhu)43, dan Al-Albānī ḍa‘īf44, munkar45.
33
نا ليث بن املبارك أخرب حدثنا أمحد بن حممد بن موسى أخربنا عبد اهللابن هليعة عن قيس بن احلجاج قال ح وحدثنا عبد اهلل بن بن سعد و ا
عبد الرمحن أخربنا أبو الوليد حدثنا ليث بن سعد حدثين قيس بن 46مرفوعا. الصنعاين عن ابن عباساحلجاج املعىن واحد عن حنش
Sahih
Sebagaimana perkataan Al-Tirmidzī47, Al-
Ṣabābiṭī48, dan Al-Albānī49.
34 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
41 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Juz VIII, h. 370.
42 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Juz VIII, h. 370.
43 Al-Ḥūt Muḥammad b. Darwīsy b. Muḥammad, Asnā Al-Maṭālib fī Aḥādīts Mukhtalifat Al-Marātib, Hadis no. 1315 (Bairut: Dār Al-Kutub Al-
‘Ilmiyyah, t.t.), h. 256. 44 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz XXV, Hadis no. 12093, h. 93.
45 Muḥammad Nāṣir Al-Dīn Al-Albānī, Ghāyat Al-Marām fī Takhrīj Aḥādīts Al-Ḥalāl wa Al-Ḥarām, Cet. 3, Hadis no. 470 (Bairut: Al-Maktab Al-
Islāmī, 1405 H.), h. 271. 46 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2516, h. 667.
47 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2516, h. 667.
48 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz VI, Hadis no. 2516, h. 383.
49 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Sunan Al-Tirmidzī, Juz VI, Hadis no. 2516, h. 6.
197
35
أخربنا أبو عبد اهلل احلافظ أخربين أبو بكر بن عبد العزيز قال: مسعت 50.يوسف بن احلسني يقول مسعت ذا النون املصري
Daif
Sebagaimana penyataan Al-Syaukānī yang
menyebutkan hadis ini dalam Al-Mauḍū‘āt-
nya51, begitu juga Al-Albānī menyatakan
bahwa hadis ini juga mauḍū‘52. Dan setelah
ditelusuri kembali hadis ini daif karena
terdapat perawi yang bernama Dzū Al-Nūn Al-
Miṣrī ḍa‘īf al-ḥadīts53.
36
بدر بن عالربي ثنا عمار بن هشام ثنا العسكري النضر بن أمحد حدثنا 54عا.مرفو مسعود بن اهلل عبد عن سلمة بن شقيق عن األعمش عن
Daif
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ḥamdī
‘Abd Al-Majīd Al-Salafī karena terdapat
perawi yang bernama Al-Rabī‘ b. Badr matrūk
al-ḥadīts55.
37
Daif Lā Aṣla lahu, sebagaimana yang dikatakan Al-
‘Irāqī56.
38 Sahih HR. Muslim
39 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
40 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
41 Sahih HR. Muslim
42 Sahih HR. Muslim
50 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz V, Hadis no. 6868, h. 345.
51 Muḥammad b. ‘Alī b. Muḥammad Al-Syaukānī, Al-Fawā’id Al-Majmū‘ah fī Al-Aḥādīts Al-Mauḍū‘āt, Pentaḥqīq ‘Abd Al-Raḥmān Yaḥyā Al-
Mu‘allimī, Cet. 3, Hadis no. 123 (Bairut: Al-Maktab Al-Islāmī, 1407 H.) h. 257. 52 Al-Albānī, Al-Silsilah Al-Ḍa‘īfah, Juz XI, Hadis no. 76, h. 174.
53 Abū Al-Faḍl Aḥmad b. ‘Alī b. Ḥajar Al-‘Asqalānī Al-Syāfi‘ī, Lisān Al-Mizān, Juz II, Cet. 3 (Bairut: Muassa’sat Al-A‘lamī li-Maṭbū‘āt, 1986),
h. 437. 54 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Juz X, Hadis no. 10450, h. 198.
55 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Kabīr, Pentakhrīj Ḥamdī ‘Abd Al-Majīd Al-Salafī, Juz X, Hadis no. 10450, h. 198.
56 Al-‘Irāqī, Al-Mughnī ‘an Ḥaml Al-Asfār fī Al-Asfār, h. 786.
198
43
ية بن نعيم بن محاد حدثنا بقحدثنا عبد اهلل بن عبد الرمحن حدثنا الوليد عن جبري بن سعد عن خالد بن معدان عن املقدام بن معد
57مرفوعا. يكرب
Sahih
Sebagaimana pernyataan dari Al-Tirmidzī58,
Al-Ṣabābiṭī berkata ḥadīts Ṣaḥīḥ meskipun
isnāduhu ḍa‘īf sebab Baqiyyah b. Al-Walīd
mudallis, dan mu‘an‘īn akan tetapi sanad
tersebut memiliki tābī‘ lain dari Aḥmad dalam
Musnad-nya.59
44
املروزي بسطام بن عمر بن حممد بن أمحد أنا احلافظ علي أبو حدثين ثنا املروزي أشرس بن رافع ثنا: قاال الليث بن وحممد سيار بن أمحد ثنا
عنه هللا رضي جابر عن عطاء عن الصايغ إبراهيم عن الصفار حفيد 60مرفوعا.
Sahih Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Ḥākim
bahwa hadis ini Ṣaḥīḥ Al-Isnād wa lam
yukharrijāhu61.
45 Sahih Lihat hadis no. 44
46
أخربين مكرم بن أمحد القاضي ثنا إبراهيم بن اهليثم البلدي ثنا حممد شة راشد عن الزهري عن عروة عن عائ بن كثري الصنعاين ثنا معمر بنا
62مرفوعا. رضي اهلل عنها
Sahih Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Ḥākim
bahwa hadis ini Ṣaḥīḥ Al-Isnād wa lam
yukharrijāhu63.
47 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
57 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 1663, h. 187.
58 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 1663, h. 187.
59 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz V, Hadis no. 1661, h. 47.
60 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Hadis no. 4884, h. 215.
61 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Hadis no. 4884, h. 215.
62 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Hadis no. 4407, h. 65.
63 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz III, Hadis no. 4407, h. 65.
199
48 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
49 Sahih HR. Muslim
50 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
51 Sahih HR. Muslim
52 مسعت: قال جعفر، حدثنا: قال سيار، حدثنا: قال هارون، حدثنا 64مقطوعا. دينار بن مالك
Hasan
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ṣalāh b.
‘Āyiḍ al-Syalāḥī bahwa isnāduhu ḥasan dari
mukharrij sampai Mālik b. Dīnār65.
53 Sahih HR. Muslim
54 Sahih Lihat hadis no. 33
55 Sahih HR. Al-Bukhārī
56 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
57
حدثنا عبد اهلل حدثين أيب ثنا عبيد اهلل بن حممد قال مسعت محاد بن سلمة حيدث عن علي بن زيد ومحيد يف آخرين عن احلسن عن أيب
66مرفوعا. بكرة
Daif Sebagaiamana yang dikatakan oleh Al-Arna’ūṭ
bahwa semua sanadnya tsiqah kecuali ‘Alī b.
Zaid ḍa‘īf.67
58 أنبأ حممد بن إدريس قال حدثنا عمر بن حفص بن غياث عن أبيه
68مرفوعا. بن سعد عن أبيهاعن مسعر عن طلحة عن مصعب Sahih Sebagaimana perkataan Al-Albānī69, dan Al-
Suyūṭī70.
64 Ibn Abī al-Dunyā, al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar, Hadis no. 90, h. 124.
65 Ibn Abī al-Dunyā, al-Amr bi al-Ma‘rūf wa al-Nahy ‘an al-Munkar, Pentakhrīj Ṣalāḥ b. ‘Āyiḍ al-Syalāḥī, Hadis no. 90, h. 124.
66 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Hadis no. 20472, h. 45.
67 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Hadis no. 20472, h. 45; dan lihat Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 696.
68 Al-Nasa’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, juz III, Hadis no. 4287, h. 30.
69 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Hadis no. 4153, h. 416.
70 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz I, Hadis no. 2620, h. 224.
200
59 Sahih HR. Al-Bukhārī
61
حدثنا إمسعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي الكويف حدثنا عمر 71مرفوعا. بن شاكر عن أنس بن مالكا
Daif
Sebagaiman perkataan Al-Ṣabābiṭī isnāduhu
ḍa‘īf karena ‘Umar b. Syākir ḍa‘īf, namun
ḥadis Ṣaḥīḥ dari jalur syāhid-nya72 yaitu
Aḥmad dari jalur Abū Hurairah.73
62
حدثنا عبد اهلل حدثين أيب ثنا حيىي بن إسحاق انا بن هليعة عن أيب يونس وحسن قال حدثنا بن هليعة قال ثنا أبو يونس عن أيب هريرة
74مرفوعا.
Hasan
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ḥamzah
Aḥmad Al-Zain bahwa isnāduhu ḥasan75,
karena redapat perawi yang bernama Yaḥyā b.
Isḥāq Al-Sailaḥīnī Ṣadūq76, ‘Abdullāh b.
Lahī‘ah Ṣadūq77, dan Al-Ḥasan b. Tsaubān b.
‘Āmir Al-Hauzanī Ṣadūq fāḍil78.
63 Sahih HR. Al-Bukhārī
64 Sahih HR. Muslim
65 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
66 Sahih HR. Muslim
71 Al-Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2260, h. 526.
72 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz VI, Hadis no. 2260, h. 133.
73 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Pentakhrīj Al-Arna’ūṭ, Juz II, Hadis no. 9063, h. 390.
74 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz II, Hadis no. 9063, h. 390.
75 Aḥmad, Al-Musnad, Pentakhrīj Ḥamzah Aḥmad Al-Zain, Juz IX, Hadis no. 9051, h. 96.
76 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 1048.
77 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 538.
78 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 235.
201
67
أنبأ عمرو بن علي قال ثنا حيىي بن سعيد قال مسعت سعيد بن أيب عروبة حيدث عن أيوب عن أيب قالبة عن أيب املهلب عن مسرة
79مرفوعا.
Sahih
Sebagaimana perkataan Al-Albānī80, dan Al-
Arnaūṭ81.
68
-بن عمرو امللكيعىن عبد -حدثنا هارون بن عبد اهلل حدثنا أبو عامر وكان -حدثنا هشام بن سعد عن قيس بن بشر التغلىب قال أخربىن أىب
82مرفوعا. –جليسا ألىب الدرداء
Daif
Sebagaiamana perkataan Al-Ṣabābiṭī bahwa
isnāduhu ḍa‘īf karena Qais b. Bisyr majhūl.83
69 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
70 Sahih HR. Muslim
71
حدثنا علي بن احلسن بن أمحد احلراين، ثنا أيب، ثنا حيىي بن عبد اهلل احلراين، ثنا عمر يعين ابن سامل األفطس، عن أبيه، عن احلسن، عن
84مرفوعا. عروة، عن ابن مسعود
Daif
Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Suyūṭī85,
dan Al-Albanī menambahkan bahwa sebab
kedaifan sanad di atas karena terdapat perawi
‘Umar b. Sālim Al-Afṭas syibh majhūl
(memiliki 2 murid tsiqah, namun tidak ada
yang men-tsiqah kecuali Ibn Ḥibbān), dan
79 Al-Nasā’ī, Al-Sunan Al-Kubrā, Juz I, Hadis no. 2023, h. 621.
80 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ Al-Targhīb wa Al-Tarhīb, Juz II, Hadis no. 2026, h. 218.
81 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz I, Hadis no. 2219, h. 247.
82 Abū Dāwud Al-Sijistānī, sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4091, h. 101.
83 Ābādī, ‘Aun Al-Ma‘būd, Pentakrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz VII, Hadis no. 4045, h. 204.
84 Al-Baghdādī, Al-Targhīb fī Faḍā’il Al-A‘māl, Hadis no. 482, h. 139.
85 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz I, Hadis no. 3350, h. 300.
202
Yaḥyā b. ‘Abdullāh b. Al-Ḍaḥḥāk Al-Ḥarrānī
ḍa‘īf 86.
72
غرية بن حدثنا املحدثنا عمرو بن علي حدثنا حيىي بن سعيد القطان 87مرفوعا. أيب قرة السدوسي قال مسعت أنس بن مالك
Daif
Sebagaimana perkataan Al-‘Irāqī88, dan Al-
Ṣabābiṭī89 bahwa isnāduhu ḍa‘īf, karena
terdapat perawi yang bernama Al-Mughīrah b.
Abī Qurrah Al-Sadūsī mastūr90.
73
وأبو بكر أمحد بن احلسن، قاال: ثنا أبوأخربنا أبو عبد اهلل احلاظ، العباس حممد بن يعقوب، ثنا بكر بن سهل الدمياطي، ثنا عمرو بن هاشم البريويت، ثنا سليمان بن أيب كرمية، عن جويرب، عن الضحاك،
91مرفوعا. عن ابن عباس
Daif
Sebagaimana perkataan Al-‘Irāqī bahwa
isnāduhu ḍa‘īf92. Setelah ditelusuri kembali,
diketahui ke-daif-annya karena terdapat
perawi Juwaibir b. Sa‘īd Al-Azdī ḍa‘īf
jiddan93, Sulaimān b. Abī Karīmah Al-Syāmī
aḥādītsuhu manākīr94, dan Bakr b. Sahl b.
Ismā‘īl Al-Dimyāṭī ḍa‘īf 95.
74 Sahih HR. Al-Bukhārī
75 Sahih HR. Muslim
86 Al-Albānī, Al-Silsilah Al-Ḍa‘īfah, Juz V, Hadis no. 2377, h. 397; dan lihat Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 1059-1060.
87 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2517, h. 668.
88 Al-‘Irāqī, Takhrīj Aḥādīts Al-Iḥyā’, Juz I, Hadis no. 74, h. 208.
89 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentaḥqīq Al-Sabābiṭī, Juz VI, Hadis no. 2517, h. 385.
90 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, Juz II, h. 208.
91 Al-Baihaqī, Al-Madkhlal ilā Al-Sunan Al-Kubrā, Hadis no. 113, h. 114.
92 Al-‘Irāqī, Takhrīj Aḥādīts Al-Iḥyā’, Juz I, Hadis no. 74, h. 208.
93 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 205.
94 Ibn Al-Jauzī, Al-Ḍu‘afā’ wa Al-Matrūkīn, Juz II, h. 24.
95 Badr Al-Dīn Al-‘Ainī, Maghānī Al-Akhyār, h. 109.
203
76
أخربين أبو عبد اهلل حممد بن علي الصغاين مبكة حرسها اهلل تعاىل ثنا إسحاق بن إبراهيم الدبري أنبأ عبد الرزاق أنبأ معمر عن الزهري عن زرارة بن مصعب بن عبد الرمحن بن عوف عن املسور بن خمرمة عن
96موقوفا. عبد الرمحن بن عوف
Sahih Sebagaimana perkataan Al-Ḥākim bahwa
hadis ini Ṣaḥīḥ Al-Isnād wa lam
yukharrijāhu.97
77
حدثنا سعدان بن يزيد ثنا اهليثم بن مجيل ثنا محاد بن سلمة عن جرب بن حبيب عن أم كلثوم بنت أيب بكر رضي اهلل عنه أن عمر بن
Daif 98موقوفا. اخلطاب رضي اهلل عنه
Sebagaimana perkataan ‘Abdullāh b. Bajjāsy
al-Ḥumaidī bahwa hadis ini sanaduhu ḍa‘īf
karena munqaṭi‘ antara perawi ‘Umar dan
Ummu Kultsūm; Umar wafat ketika Ummu
Kultsūm masih kecil, dan ia (Ummu Kultsūm)
lahir setelah ayahnya wafat dan ia tidak pernah
mendengarkan hadis dari ‘Umar99.
78 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
79
حدثنا عبد اهلل حدثين أيب ثنا حسن ثنا محاد بن سلمة عن علي بن 100مرفوعا. زيد بن جدعان عن أنس بن مالك
Daif
Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Arna’ūṭ
karena terdapat perawi yang bernama ‘Alī b.
Zaid b. ‘Abdillāh b. Jad‘ān Al-Taimī Al-Baṣrī
ḍa‘īf101.
80 Sahih HR. Muslim
82 Sahih HR. Al-Bukhārī
96 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Hadis no. 8136, h. 419.
97 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Hadis no. 8136, h. 419.
98 Al-Kharā’iṭī, Makārim Al-Akhlāq, Juz I, Hadis no. 540, h. 873-874.
99 Al-Kharā’iṭī, Makārim Al-Akhlāq, Juz I, Pentaḥqīq ‘Abdullāh b. Bajjāsy b. Tsābit al-Ḥumaidī, Hadis no. 540, h. 873-874.
100 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz III, Hadis no. 13539, h. 239.
101 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Pentakhrīj Al-Arna’ūṭ, Juz III, Hadis no. 13539, h. 239; dan lihat Ibn Ḥajar Al-`Asqalānī, Taqrīb
Al-Tahdzīb, h. 694.
204
83 Sahih Lihat hadis no. 65.
84 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
85 Sahih HR. Al-Bukhārī
86 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
87 Sahih HR. Muslim
88 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
89 Sahih HR. Muslim
90 Daif Lihat hadis no. 73.
91 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
92 حدثنا أبو عمرو حدثنا حدثنا هشام بن عمار حدثنا الوليد بن مسلم
102مرفوعا. قتادة عن أنس ابن مالكSahih Sebagaimana perkataan Muṣṭafā Muḥammad
Ḥusain Al-Dzahabī103.
93
حدثنا احلسن بن علي بن خالد الليثي قال: حدثنا نعيم بن محاد قال: حدثنا حيىي بن ميا ، عن ياسني الزيات، عن سعد بن سعيد أخي حيىي
Daif 104مرفوعا. بن سعيد األنصاري، عن أنسا
Sebagaimana dikatakan oleh Al-Albānī bahwa
lafad hadis ini mauḍū‘105, dan diperkuat juga
oleh penyataan Al-‘Uqailī bahwa hadis ini
tidak Ṣaḥīḥ kemungkinan karena Yāsīn
mengambil hadis ini tidak dari Yaḥyā b. Sa‘d,
dan Sa‘d tetapi mengambil dari bapaknya atau
Abrad106, sedangkan Abrad waḍḍā‘
kadzdzāb107.
102 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Hadis no. 3993, h. 1322.
103 Abū ‘Abdillāh Muḥammad b. Yazīd Al-Qazwīnī, Sunan Ibn Mājah, Pentakhrīj Muṣṭafā Muḥammad Ḥusain Al-Dzahabī, Juz III, Hadis no. 3993
(Kairo: Dār Al-Ḥadīts, 1998), h. 414. 104 Al-‘Uqailī, Al-Ḍu‘afā’ Al-Kabīr, Juz VIII, Hadis no. 1969, h. 302.
105 Al-Albānī, Al-Silsilah Al-Ḍa‘īfah, Juz III, Hadis no. 1035, h. 124.
106 Al-‘Uqailī, Al-Ḍu‘afā’ Al-Kabīr, Juz VII, Hadis no. 1969, h. 302.
107 Ibn Al-Jauzī, Al-Mauḍū‘āt li Ibn Al-Jauzī, Juz I, h. 268.
205
94 ن محدانأيب جعفر ب طالسلمي يقول: قرأت خب عبد الرمحنمسعت أبا
-Sahih Sebagaimana perkataan Mukhtār Aḥmad al 108.أبو حفص قال مسعت أيب يقول: قال قال
Nadawī bahwa sanaduhu ṣaḥīḥ.109
95
حدثنا القاسم بن زكريا بن دينار. حدثنا عبد الرمحن بن مصعب ح نا بن هارون. قاال حدث وحدثنا حممد بن عبادة الوسطي. حدثنا يزيد
إسرائيل. أنبأنا حممد بن جحادة عن عطية العويف عن أيب سعيد اخلدري 110مرفوعا.
Hasan
Sebagaimana perkataan Al-Tirmidzī111. Dan
pernyataan ini diperkuat oleh Muṣṭafā
Muḥammad Ḥusain Al-Dzahabī bahwa perawi
yang bernama ‘Aṭiyyah b. Sa‘d b. Junādah
Ṣadūq yakhṭi’u katsīran112.
96
حدثنا بندار حدثنا ابو داود حدثنا محيد بن مهران عن سعد بن أوس عن زياد بن كسيب العدوي قال كنت مع أيب بكرة حتت منرب ابن
113مرفوعا. عامر
Hasan
Sebagaimana perkataan Al-Tirmidzī114, dan
Al-Ṣabābiṭī115. Setelah ditelusuri kembali,
diketahui bahwa sanad ini hasan karena Ziyād
b. Kusaib Al-‘Adawī maqbūl116, dan Sa‘d b.
Aus Al-‘Adawī Ṣadūq lahu aghālīṭ117.
97 Sahih HR. Muslim
108 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IX, Hadis no. 6831, h. 383.
109 Al-Baihaqī, Syu‘ab Al-Īmān, Juz IX, Pentakhrīj Mukhtār Aḥmad al-Nadawī, Hadis no. 6831, h. 383.
110 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II, Hadis no. 4011, h. 1329.
111 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2174, h. 471.
112 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Pentakhrīj Muṣṭafā Muḥammad Ḥusain Al-Dzahabī, Juz III, h. 422; dan lihat Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-
Tahdzīb, h. 680. 113 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2224, h. 502.
114 Al-Tirmidzī, Sunan Al-Tirmidzī, Juz IV, Hadis no. 2224, h. 502.
115 Al-Mubārakafūrī, Tuḥfat Al-Aḥwadzī, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz VI, Hadis no. 2224, h. 85.
116 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 347.
117 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 368.
206
98 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
99 Sahih HR. Muslim
100 Sahih HR. Al-Bukhārī Muslim
101 Sahih Lihat hadis no. 56
102 Daif Lihat hadis no. 57.
103
حدثنا عبد اهلل حدثين أيب ثنا أبو أمحد الزبريي ثنا سعد بن أوس الكاتب عن بالل بن حيىي العنسي عن أيب بكر بن حفص عن بن
118مرفوعا. حمرييز عن ثابت بن السمط عن عبادة بن الصامت
Sahih
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ḥamzah
Aḥmad Al-Zain119.
104 Sahih HR. Al-Bukhārī
105 Sahih Lihat hadis no. 48
106 Sahih HR. Muslim
107
فحدثناه أبو عمرو بن السماك ثنا جعفر بن حممد بن شاكر ثنا قرة لطيب ابن حبيب ثنا عبد الواحد بن زيد عن أسلم الكويف عن مرة ا
120مرفوعا. عن أيب بكر الصديق رضي اهلل عنه
Daif
Sebagaimana perkataan Al-Ḥākim sakata
‘anhu Al-Dzahabī121.
118 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Juz V, Hadis no. 22761, h. 318.
119 Aḥmad, Al-Musnad, Pentakhrīj Ḥamzah Aḥmad Al-Zain, Juz XVI, Hadis no. 22608, h. 398.
120 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Hadis no. 7164, h. 141.
121 Al-Ḥākim, Al-Mustadrak ‘alā Al-Ṣaḥīḥain, Juz IV, Hadis no. 7164, h. 141.
207
108
حدثنا حممد بن عيسى بن شيبة ثنا احلسن بن علي األحتياطي ثنا أبو عبد اهلل اجلوزجاين رفيق إبراهيم بن أدهم ثنا بن جريج عن عطاء عن
122مرفوعا. بن عباسا
Daif
Sebagaimana perkataan Al-Albānī123. Setelah
ditelusuri kembali, diketahui bahwa sanad ini
daif karena Abū ‘Abdillāh Al-Jauzajānī majhūl
Al-ḥāl124, dan Al-Ḥasan b. ‘Abd Al-Raḥmān
Al-Iḥtiyāṭī ḍa‘īf yasriqu Al-ḥadīts, fīhi naẓar,
sakata ‘anhu125.
109
حدثنا موسى بن حممد بن حيان حدثنا أبو داوود حدثنا عبد الواحد بن زيد عن أسلم عن مرة عن زيد بن أرقم قال: مسعت أبا بكرا
Sahih 126مرفوعا.
Sebagaimana perkataan Al-Albānī127, dan
diperkuat dengan perkataan Muḥammad b.
Ṭāhir Al-Maqdisī bahwa pada jalur ini ‘Abd
Al-Wāḥid b. Zaid Baṣrī laisa bi syai’128. dan
juga diperkuat oleh perkataan Al-Haitsamī
bahwa hadis ini semua perawinya tsiqāt baik
yang diriwayatkan oleh Abū Ya‘lā, Al-Bazzār,
atau Al-Ṭabrānī dalam Al-Ausaṭ129.
122 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz Vi, Hadis no. 6495, h. 310.
123 Al-Albānī, Al-Silsilah Al-Ḍa‘īfah, Juz IV, Hadis no. 1812, h. 292.
124 Karena tidak ada kritikus yang menilainya.
125 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Lisān Al-Mīzān, Juz I, h. 95.
126 Abū Ya‘lā, Musnad Abī Ya‘lā, Juz I, Hadis no. 84, h. 85.
127 Al-Albānī, Al-Silsilah Al-Ṣaḥīḥāh, Juz VI, Hadis no. 2609, h. 388.
128 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Lisān Al-Mīzān, Juz I, h. 388. Lihat Muḥammad b. Ṭāhir Al-Maqdisī, Dzakhyarat Al-Ḥuffādz, Pentaḥqīq ‘Abd Al-
Raḥmān Farīwāī, Juz V, Hadis no. 6320 (Riyad: Dār Al-Salaf, 1996), h. 2710. 129 Al-Haitsamī, Majma‘ Al-Zawāid, Juz X, Hadis no. 18109, h. 524.
208
110
األيلي الدخ بن مسلم ثنا الواسطي عثمان بن حممد بن عبداهلل حدثنا عباس ابن عن مهران بن ميمون عن زياد بن حممد ثنا حيىي بن عمر ثنا
130مرفوعا.
Daif
Sebagaimana yang dikatakan Al-Suyūṭī131 dan
Al-Albānī132. Setelah ditelusuri kembali,
diketahui bahwa sanad ini daif karena
Muḥammad b. Ziyād Al-Yasykarī Al-Ṭaḥḥān
Al-Fa’fa’ kadzdzāb133, dan ‘Umar b. Yaḥyā Al-
Ailī matrūk Al-ḥadīts134.
111
حدثنا أمحد قال حدثنا عبد امللك بن عبد ربه الطائي قال حدثنا 135مرفوعا. موسى بن عمري عن مكحول عن أيب أمامة
Daif
Sebagaimana perkataan Al-Suyūṭī136, dan Al-
Albānī137. Setelah ditelusuri kembali, ketahui
sannad ini daif karena Mūsa b. ‘Umair Al-
Qurasyī matrūk wa qad kadzdzabahu Abū
Ḥātim138, dan ‘Abd Al-Malik b. ‘Ad Rabbih
Al-Ṭā’ī munkar Al-ḥadīts139.
130 Abū Nu‘aim, Ḥilyat Al-Auliyā, Juz IV, Cet. 4, h. 96.
131 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz II, Hadis no. 5047, h. 44.
132 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr wa Ziyādatuhu, Hadis no. 7935, h. 44.
133 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 845.
134 Ibn Al-Jauzī, Al-Ḍu‘afā wa Al-Matrūkīn, h. 829.
135 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1606, h. 169.
136 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz II, Hadis no. 9784, h. 391.
137 Al-Albānī, Al-Silsilah Al-Ḍa‘īfah, Juz X, Hadis no. 4778, h. 280
138 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 984.
139 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Lisān Al-Mīzān, Juz IV, h. 66.
209
112
حدثنا عبد اهلل بن أمحد بن بشري بن ذكوان الدمشقي حدثنا الوليد بن عبد اهلل بن العالء )يعين ابن زبر(. حدثين حيىي بن أيبمسلم حدثنا 140مرفوعا. مسعت العرباض ابن سارية-املطاع قال:
Sahih
Sebagaimana perkataan Al-Arna’ūt141, dan Al-
Albānī142.
113 Daif Lihat hadis no. 3
114 حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا جعفر بن سليمان عن املعلى بن زياد عن
143موقوفا. عثمان النهدي قال مسعت عمر بن اخلطاب أيبSahih Sebagaimana perkataan Aḥmad Muḥammad
Syākir144 dan Al-Albānī145.
115 Sahih HR. Al-Bukhārī
117
مدامحد بن احلسني اهلمذاين أبو حاأخربنا أبو بكر الربقاين أخربنا مدجدي حمحدثنا امحد بن احلارث بن حممد بن عبد الكرميحدثنا ر حدثنا عبيد اهلل بن عمر عن نافع عن بن عم اهليثم بن عدىحدثنا
146موقوفا. قال مسعت عمر بن اخلطاب
Daif
Sebagaimana perkataan ‘Awwād Ma‘rūf
bahwa isnāduhu tālif147 karena al-Haitsam b.
‘Adī kadzdzāb148.
140 Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz I, Hadis no. 42, h. 15.
141 Aḥmad, Musnad Al-Imām Aḥmad b. Ḥanbal, Pentakhrīj Al-Arna’ūṭ, Juz IV, Hadis no. 17184, h. 126.
142 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr wa Ziyādatuhu, Hadis no. 4314, h. 432.
143 Ja‘far Al-Faryābī, Ṣifat Al-Munāfiq, Hadis no. 26, h. 53.
144 Aḥmad, Al-Musnad, Pentakhrīj Aḥmad Muḥammad Syākir, Juz I, Hadis no. 310, h. 296.
145 Al-Albānī, Ṣaḥīḥ wa Ḍa‘īf Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr wa Ziyādatuhu, Hadis no. 2434, h. 244.
146 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Juz V, h. 173.
147 Maksud dari pernyataan sanaduhu tālif adalah sanad tersebut termasuk hadis antara mauḍū‘ dan al-ḍa‘īf jiddan. Lihat ‘Abd al-Mājid al-Ghaurī,
Mu‘jam al-Muṣṭalaḥāt al-Ḥadītsiyyah, h. 109. 148 Al-Khaṭīb Al-Baghdādī, Tārīkh Baghdād, Pentaḥqīq ‘Awwād Ma‘rūf, Juz V, h. 173.
210
118
نا الطائي قال حدث حدثنا أمحد قال حدثنا عبد امللك بن عبد ربه 149مرفوعا. موسى بن عمري عن مكحول عن أيب أمامة
Daif
Sebagaimana perkataan Al-Suyūṭī150, dan Al-
Albānī151. Setelah ditelusuri kembali, ketahui
sannad ini daif karena Mūsa b. ‘Umair Al-
Qurasyī matrūk wa qad kadzdzabahu Abū
Ḥātim152, dan ‘Abd Al-Malik b. ‘Ad Rabbih
Al-Ṭā’ī munkar Al-ḥadīts153.
119 حدثنا عبد الرمحن بن إبراهيم الدمشقى حدثنا بشر بن بكر حدثنا ابن
154مرفوعا. جابر حدثىن أبو عبد السالم عن ثوبانDaif
Sebagaimana perkataan Al-Ṣabābiṭī bahwa
isnāduhu ḍa‘īf karena Abū ‘Abd Al-Salām
Ṣāliḥ b. Rastam Al-Hāsyimī majhūl.155
120
حدثين يعقوب بن عبيد، قال: أخربنا هشام بن عمار، قال: حدثنا محاد بن عبد الرمحن الكليب، قال: حدثين خالد بن الزبرقان القرشي،
156عا.مرفو عن سليمان بن حبيب احملاريب، عن أيب أمامة الباهلي
Daif
Sebagaiamana perkataan Al-‘Irāqī157. Setelah
ditelusuri kembali, diketahui bahwa sanad ini
daif karena Khālid b. Al-Zibriqān munkar Al-
ḥadīts158, dan Ḥammād b. ‘Abd Al-Raḥmān
Al-Kalbī ḍa‘īf 159.
149 Al-Ṭabrānī, Al-Mu‘jam Al-Ausaṭ, Juz II, Hadis no. 1606, h. 169.
150 Al-Suyūṭī, Al-Jāmi‘ Al-Ṣaghīr, Juz II, Hadis no. 9784, h. 391.
151 Al-Albānī, Al-Silsilah Al-Ḍa‘īfah, Juz X, Hadis no. 4778, h. 280
152 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 984.
153 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Lisān Al-Mīzān, Juz IV, h. 66.
154 Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Juz IV, Hadis no. 4299, h. 184.
155 Ābādī, ‘Aun Al-Ma‘būd, Pentakhrīj Al-Ṣabābiṭī, Juz VII, Hadis no. 4290, h. 366.
156 Ibn Abī Al-Dunyā, Al-Amr bi Al-Ma‘rūf wa Al-Nahy ‘an Al-Munkar, Hadis no. 32, h. 33.
157 Al-Irāqī, Takhrīj Aḥādīts Al-Iḥyā’, Juz V, Hadis 2228, h. 228.
158 Al-Dzahabī, Mīzān Al-I‘tidāl fī Naqd Al-Rijāl, Juz II, h. 411.
159 Ibn Ḥajar Al-‘Asqalānī, Taqrīb Al-Tahdzīb, h. 269.
