33
http://bejocommunity.blogspot.com/2010/05/kti- tingkat-pengetahuan-remaja-putri.html Minggu, 02 Mei 2010 KTI TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DALAM MENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH GENETALIA KTI TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DALAM MENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH GENETALIA DI SMA NEGERI 1 GLENMORE KECAMATAN GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Banyak kaum hawa yang tidak percaya diri dengan area pribadi mereka. Karena itu mereka berlomba-lomba menggunakan sabun pembersih khusus untuk area pribadi. (sehingga mereka mudah tergoda dengan beragam produk yang ditawarkan di iklan (Junita, 2009). Tinggal di daerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi, bila ada infeksi atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang mengganggu. Seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis yang disebabkan jamur, bakteri atau kuman

Kti pembersih vagina

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kti pembersih vagina

http://bejocommunity.blogspot.com/2010/05/kti-tingkat-pengetahuan-remaja-putri.htmlMinggu, 02 Mei 2010KTI TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DALAM MENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH GENETALIA

KTI TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DALAM

MENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH GENETALIADI SMA NEGERI 1 GLENMORE KECAMATAN GLENMORE

KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyak kaum hawa yang tidak percaya diri dengan area pribadi mereka. Karena itu

mereka berlomba-lomba menggunakan sabun pembersih khusus untuk area pribadi.

(sehingga mereka mudah tergoda dengan beragam produk yang ditawarkan di iklan

(Junita, 2009).

Tinggal di daerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini

membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan

berlipat. Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi, bila ada infeksi

atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang mengganggu. Seperti bau

yang tidak sedap, menyengat, dan amis yang disebabkan jamur, bakteri atau kuman

Page 2: Kti pembersih vagina

lainnya. Jika infeksi yang terjadi divagina dibiarkan bisa masuk sampai kerahim (Junita,

2009).

1

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Amerika mengungkapkan lebih dari 20 juta

perempuan Amerika menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara rutin. Sekitar

37% perempuan Amerika yang berusia 15-44 tahun menggunakan cairan pembersih

kedalam vagina secara teratur separoh dari perempuan yang menggunakan cairan

pembersih kedalam vagina secara teratur seminggu sekali. Data penelitian tentang

kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di Indonesia pernah menggunakan

cairan pembersih dalam vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis mereka

yang dilakukan secara rutin. Bahkan yang biasa digunakan adalah (51%) sabun (18%)

pembersih cair dengan berbagai merek (Septian, 2009).

Diketahui bahwa perempuan yang secara rutin menggunakan cairan pembersih

kedalam vagina cenderung mempunyai lebih banyak masalah yang berhubungan dengan

kesehatan vaginanya. Masalah – masalah yang dapat ditimbulkan karena menggunakan

cairan pembersih kedalam vagina adalah iritasi vagina, infeksi vagina serta dapat

mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya.

Untuk menjaga organ intim wanita agar selalu sehat dan juga terhindar dari berbagai

macam penyakit kelamin maka hindarilah penggunaan sabun apapun diwilayah vagina dan

hindari penggunaan cairan kimia pewangi (cairan yang khusus untuk membersihkan

vagina). Karena hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Jika

terlalu sering menggunakannya, malah bisa membunuh bakteri baik yang terdapat di

vagina. Efeknya justru akan menimbulkan tumbuhnya jamur, sehingga akan timbul gatal-

Page 3: Kti pembersih vagina

gatal di daerah organ intim. Dan jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam

vagina (Septian, 2009).

Berdasarkan surve awal jumlah penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1

Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Jumlah remaja putri kelas 2

dan 3 banyak 204 orang. Jumlah remaja putra 186 orang. Jadi jumlah remaja total 390

orang. Dalam penelitian ini yang diambil adalah remaja putri yang menggunakan cairan

pembersih genetalia sebanyak 51 responden.

Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan bagaimana cara merawat organ

kewanitaan secara baik dan benar. Dengan adanya masalah tersebut peneliti ingin meneliti

tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.

Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan permasalahan yaitu :

Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan

pembersih genetalia di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten

Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan

pembersih genetalia di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten

Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

Bagi Peneliti

Diharapkan dalam melaksanakan penelitian memiliki tingkat pengetahuan dalam

menggunakan cairan pembersih genetalia.

Page 4: Kti pembersih vagina

2. Secara Praktis

Meningkatan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya dalam menggunakan cairan

pembersih genetalia.

3. Secara Teoritis

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai tingkat

pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Konsep Pengetahuan

Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah seseorang

melakukan suatu pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan tejadi

melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan

pengecapan. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan

telinga (Notoadmodjo, 2005 : 3).

Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung 2 aspek positif dan

aspek negatif. Ke-2 aspek inilah yang akan menentukan sikap sesorang terhadap

obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek di ketahui maka

menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tesebut.

Menurut Long yang di kutip oleh (NurSalam, 2003: 134), makin tua umur

seseorang, makin konstruktif dalam menghadapi masalah yang di hadapi.

b. Tingkat Pengetahuan

Page 5: Kti pembersih vagina

Menurut (Notoadmodjo, 2005: 31), tahap pengetahuan di dalam domain

kognitif terdiri dari 6 tahap :

Tahu ( Know )

Pengetahuan di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali ( Recall ) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di

pelajari atau rangsangan yang telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

Memahami ( Comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaska secara

benar tentang obyek yang di ketahui dan dapat di interpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

Aplikasi ( Aplication )

Aplikasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ).

Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. Dalam konteks atau kondisi

yang lain.

Analisis ( Analysis )

Page 6: Kti pembersih vagina

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja seperti : pengelompokan,

membedakan, dan sebagainya.

Sintesis ( Syntesis )

Sintesis adalah suatu kemampuan meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi - formulasi yang ada misal : dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya. Terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada.

Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian - penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Usia

Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai

dengan pengetahuan yang di dapat.

Pendidikan

Pendidikan sesorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan

lingkungannya. Sehingga akan berbeda sikap orang yang berpendidikan lebih

tinggi dengan yang berpendidikan rendah.

Page 7: Kti pembersih vagina

Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh

dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu.

Media Massa

Dengan masuknya tehnologi akan tersedia pula bermacam – macam media

massa. Media massa tersebut merupakan alat saluran (Channel) untuk

menyampaikan sejumlah informasi sehingga mempermudah masyarakat

menerima pesan. Dengan demikian akan mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang inofasi baru (Notoadmodjo, 2005 : 13).

Sosial Budaya

Kebudayaan berpindah dari setiap generasi manusia. Setiap generasi selalu

melanjutkan apa yang telah mereka pelajari dan juga apa yang mereka sendiri

tambahkan dalam budaya tersebut. Kebudayaan juga sebagai jalan arah di dalam

bertindak dan berfikir sesuai dengan pengalaman yang sudah dimilikinya.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pula pengetahuannya.

Cara mengukur tingkat pengetahuan

Menurut (Arikunto, 2006 : 97), bahwa pengukuran pengetahuan dapat diperoleh

dari kuesioner atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari

subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan tersebut diatas.

Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing – masing tingkat pengetahuan dapat

dilakukan dengan skoring yaitu :

Page 8: Kti pembersih vagina

Tingkat pengetahuan baik bila skore atau nilai 76 – 100 %

Tingkat pengetahuan cukup baik bila skore atau nilai 56 – 75 %

Tingkat pengetahuan kurang baik bila skore atau nilai 40 – 55 %

Tingkat pengetahuan tidak baik bila skore atau nilai < style="">

Konsep Remaja

Pengertian Remaja

Secara psikologis remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan

masyarakat dewasa. Usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang

yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya

tentang masalah hak (Elizabeth B. Hurlock, 1999).

Menurut WHO, remaja adalah :

1) Individu berkembang saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya ia mencapai kematangan seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-

anak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri.

Menurut pendapat Friedman yang dikutip oleh Hendriati Agustiani masa

remaja merupakan masa remaja transisi atau peralihan dari masa anak menuju

masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik

maupun psikis. Perubahan yang jelas tampak adalah perubahan fisik, dimana

tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang

disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja

Page 9: Kti pembersih vagina

juga berubah secara koknitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang

dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepas diri secara emosional dari

orang tua dalam rangka menjalankan sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.

b. Ciri - Ciri Remaja

Adalah beberapa ciri yang harus diketahui, diantaranya adalah :

1) Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat

dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa untuk mengimbangi

pertumbuhan yang cepat ini, remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih

banyak.

2) Perkembangan Seksual

Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah

dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri.

3) Cara Berpikir Kualitas

Ciri ketiga menyangkut hubungan sebab dan akibat. Disini remaja sudah

berpikir sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih

menganggapnya sebagai anak kecil.

4) Emosi yang Meluap-luap

Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan

hormon. Emosi remaja kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran

yang realistis.

5) Mulai Tertarik Pada lawan Jenisnya

Page 10: Kti pembersih vagina

Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya

dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti, kemudian

melarangnya, akan menimbulkan masalah, dan remaja akan bersikap tertutup

terhadap orang tuanya.

6) Menarik perhatian lingkungan

Pada masa ini remaja mulai mencari perubahan dari lingkunganya, berusaha

mendapatkan status dan peranan seperti kegiatan remaja dikampung-kampung

yang diberi peranan remaja akan berusaha mencari peranan diluar rumah bila

orang tua tidak memberi peranan kepadanya karena menganggapnya sebagai

anak kecil.

7) Terikat dengan kelompok

Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya

sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan sedangkan kelompoknya

dinomor satukan (Zulkifli, 2001).

3. Konsep Pembersih

a. Pembersih Daerah Genetalia Eksterna

Tinggal didaerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat, keringat

ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi.

Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan ekosistem di vagina terganggu

sehingga menimbulkan bau tidak sedap serta infeksi, untuk itulah kita perlu

menjaga keseimbangan ekosistem vagina.

Ekosistem vagina adalah lingkaran kehidupan yang ada di vagina. Ekosistem

ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu pathogen dan laktobasillus (bakteri

Page 11: Kti pembersih vagina

baik) jika keseimbangan ini terganggu , baktei laktobasillus akan mati dan bakteri

pathogen akan tumbuh subur dan bakteri pathogen ekosistem vagina adalah

penggunaan sabun pembersih organ intim yang terlalu sering. Sangat banyak

pilihan produk pembersih vagina di pasaran, bahkan, hampir setiap hari

bermunculan iklan yang menawarkan khasiat ampuh produk pembersih vagina itu.

Dari sekian banyak merek yang beredar rata-rata memiliki tiga bahan dasar.

1) Yang berasal dari ekstrak daun sirih yang sangat efektif sebagai anti septik,

membasmi jamur candida albicans dan mengurangi sekresi cairan pada vagina.

Jika pembersih berbahan daun sirih ini digunakan dalam waktu lama, semua

bakteri di vagina ikut mati, termasuk bakteri laktobasillus sehingga

keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.

2) Produk - produk pembersih kewanitaan yang mengandung bahan providone.

Bahan ini merupakan anti infeksi untuk terapi jamur dan berbagai bakteri. Efek

samping yang mengandung bahan ini adalah reaksi alergi berat. Biasanya

mengandung providone iodine sekitar 1% yang tergolong antiseptik kuat.

3) Produk yang merupakan kombinasi laktoserum dan asam laktat laktoserum

berasal dari hasil fermentasi susu sapi dan mengandung senyawa laktat - laktosa

sebagai nutrisi yang diperlukan untuk ekosistem vagina. Sedangkan asam laktat

berfungsi menjaga tingkat PH di vagina pada kisaran 3,8 – 4,2.

Didalam vagina terdapat berbagai macam bakteri 95% laktobasillus, 5% Pathogen,

dalam ekosistem vagina seimbang, bakteri pathogen tidak akan mengganggu.

Misalnya tingkat keasaman menurun. Pertahanan alamiah turun dari rentan

mengalami infeksi (Junita, 2009).

Page 12: Kti pembersih vagina

Sedangkan penggunaan sabun pembersih vagina secara berlebihan, dapat

mengurangi keasaman vagina, sehingga mudah terinfeksi pada area pribadi wanita.

Karena sabun umumnya bersifat basa yang tidak sesuai dengan daerah pribadi yang

bersifat asam (Septian, 2009).

b. Cara Merawat Organ Intim Wanita Yang Baik dan Benar

Kebiasaan menjaga kebersihan organ - organ seksual atau reproduksi

merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan kita. Apalagi kita tinggal di daerah

tropis yang panas dan membuat kita berkeringat. Keringat ini membuat tubuh

lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup seperti itulah

bakteri mudah berkembang biak hingga menimbulkan bau dan penyakit. Karena itu

kita harus menjaga, antara lain dengan cara :

1) Mandi dua kali sehari.

2) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah buang air kecil

dan buang air besar.

3) Mencuci bagian - bagian luar organ - organ seksual kita dengan air

terutama selesai buang air kecil dan besar.

4) Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.

5) Hindari celana ketat karena dapat menyebabkan permukaan organ

reproduksi mudah berkeringat.

6) Sebaiknya kenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun

karena menyerap keringat dengan baik.

7) Dianjurkan untuk mencukur / merapikan rambut kemaluan,

Page 13: Kti pembersih vagina

jika tidak wilayah rahasia kita berpotensi ditumbuhi sejenis jamur atau kutu yang

dapat menimbulkan gatal cara menjaga kebersihan saat menstruasi.

Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi

karena itu kebersihan wilayah kewanitaan kita harus lebih dijaga karena kuman

masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Untuk menjaga

kebersihan gantilah pembalut secara teratur 3 sampai 4 kali sehari atau setelah

buang air kecil dan mandi untuk menghindari pertumbuhan bakteri, sebaiknya

pilih pembalut yang lembut, dapat menyerap dengan baik, tidak mengandung

bahan yang bikin alergi (Misalnya parfum atau Gel) dan dapat melekat dengan

baik pada pakaian dalam (Septian, 2009).

Faktor yang menyebabkan remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia.

1) Faktor Intern

Faktor intern dalam hal ini adalah pengetahuan yang merupakan hasil

dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek

tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoadmodjo, 2005).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

perilaku seseorang dimana perilaku yang didasari oleh pengetahuan kesadaran

dan sikap yang positif maka perilaku akan bersifat langgeng. Pengetahuan

seseorang juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang dapat berasal dari

media masa elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat

dekat (Latipun, 2001).

2) Faktor Ekstern

Page 14: Kti pembersih vagina

a) Lingkungan

Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang

berpengaruh pada diri individu dan berperilaku. Lingkungan turut

berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia.

Lingkungan dapat di golongkan menjadi :

(1) Lingkungan manusia yang termasuk kedalam ini adalah

keluarga, sekolah dan masyarakat termasuk didalamnya kebudayaan, agama,

taraf kehidupan dan sebagainya.

(2) Lingkungan benda yaitu benda yang terdapat disekitar

manusia yang turun memberi warna pada jiwa manusia yang berada

disekitarnya.

(3) Lingkungan geografis

Latar geografis turut mempengaruhi corak kehidupan manusia

masyarakat yang tinggal di daerah pantai mempunyai keahlian,

kegemaran dan kebudayaan yang berbeda dengan manusia yang tinggal

di daerah gersang. dengan lingkungan dapat mempengaruhi perilaku

manusia sehingga kenyataanya akan menuntut suatu keharusan sebagai

makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya

(Purwanto,1999).

b) Keputihan

Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan

darah, keputihan fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi,

pada saat keinginan seks meningkat dan pada waktu hamil, penyebab

Page 15: Kti pembersih vagina

keputihan antara lain adanya infeksi, benda asing. (Manuaba, 2002)

Menurut Dr. Boyke Dian Nugroho, Sp.Og, ada dua jenis keputihan.

(1) Fisiologis

Dengan Ciri

(a) Tidak gatal, tidak berbau

(b) Lendir berwarna bening

(c) Terjadi hanya pada masa subur

(d) Terjadi menjelang haid

(e) Terjadi saat hamil karena terkait dengan faktor

hormonal

(f) Terjadi sehabis berhubungan seks

(g) Karena stres, kelelahan dan celana dalam terlalu

ketat.

(2) Patologis

Dengan Ciri

(a) Keluar lendir berlebihan disertai infeksi

(b) Gatal, pedih, vagina kemerahan

(c) Lendir berubah warna kuning kehijau-hijauan

(Septian,2009)

B. Kerangka Konseptual

Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan :Usia Pendidikan Pengalaman Media massa

Page 16: Kti pembersih vagina

Sosial budayaFaktor penyebab menggunakan cairan pembersih genetalia :Lingkungan Lingkungan manusiaLingkungan benda- Lingkunga geografisKeputihan FisiologisPatologis Tingkat pengetahuan remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia

Baik 76-100%

Cukup Baik 56-75% Kurang Baik 40-55%

Tidak Baik <40%

Keterangan :

= Variabel yang tidak diteliti

= Variabel yang diteliti

Sumber : Modifikasi Arikunto (2006) dan Manuaba (2002).

Gambar : 1. kerangka konseptual variabel penelitian

Page 17: Kti pembersih vagina

Penjelasan : Dalam penelitian kerangka konseptual variabel yang tidak diteliti Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan terdiri dari : Usia, Pendidikan, Pengalaman, Media massa, Sosial budaya Sedangkan variabel yang diteliti Faktor penyebab menggunakan cairan pembersih genetalia terdiri dari : lingkungan manusia, lingkungan benda, lingkunga geografis dan keputihan fisiologis, keputihan patologis Serta tingkat pengetahuan remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia dengan kriteria : baik, cukup baik, kurang baik, tidak baik.

BAB 3

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancang bangun Penelitian

Jenis dan Rancang Bangun ini adalah sesuatu yang vital dalam penelitian, yang

memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi

validitas suatu hasil (Nursalam dan Siti Pariani, 2001). Jenis penelitian kuantitatif yang

berbentuk angka, desain dalam penelitian ini adalah suatu metode penelitian deskriptif

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran suatu keadaan secara

obyektif (Notoadmodjo, 2005 : 138).

B. Variabel dan Devinisi Operasional

Variabel

Variabel penelitian adalah suatu variabel yang digunakan sebagai ciri / sifat /

ukuran yang dimiliki / didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu / variabel penelitian (Notoadmodjo, 2005 : 70). Penelitian ini

variabelnya adalah tingkat pengetahuan remaja putri menggunakan cairan pembersih

genetalia.

21

2. Definisi Operasional

Page 18: Kti pembersih vagina

Definisi Operasional menjelaskan semua variabel dan istilah yang digunakan

dalam penelitian secara operasional sehingga memudahkan pembaca atau penguji

dalam mengingatkan makna penelitian

Tabel 3.1 Tabel Difinisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional kriteriaSkala Ukur

Tingkat pengetahuan remaja putri

Hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan suatu pengindraan terhadap penggunaan cairan pembersih genetalia Sumber : Notoadmojdo (2005)

Baik 76-100%Cukup baik 56-75%Kurang baik 40-55%Tidak baik <40%Sumber : Arikunto (2006)

Ordinal

C. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti

(Notoadmodjo, 2005 : 79)

Dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu remaja putri yang menggunakan cairan

pembersih genetalia sebanyak 204 orang di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore

Kabupaten Banyuwangi.

Sampel

Sampel adalah sebagian / wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 113).

Jika subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan

penelitian populasi tetapi jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10 – 15% atau 20 – 25%.

Dalam penelitian ini sampelnya adalah 51 orang.

Kriteria Sampel

Kriteria Inklusi

Merupakan karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang

terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003 : 96).

Page 19: Kti pembersih vagina

Remaja putri SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten

Banyuwangi

Remaja yang bersedia menjadi responden

Kriteria Eklusi

Yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi

dari studi karena berbagai sebab. Dalam penelitian ini kriteria eklusinya yaitu :

Remaja yang tidak bersedia menjadi responden

Remaja putri yang tidak ada pada saat pengambilan sampel

Besarnya Sampel

Besarnya sampel adalah besar kecilnya sampel atau banyak

sedikitnya sampel yang di ambil dari populasi (Notoadmodjo, 2005). Untuk

menentukan besarnya sampel menggunkan rumus :

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan (Ketetapan yang diinginkan 0,05)

Sampling

Page 20: Kti pembersih vagina

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi

(Nursalam,2003 : 97). Dalam penelitian ini menggunakan jenis random sampling

dengan teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel secara acak stratifikasi.

(Notoadmodjo, 2005 : 86).

Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten

Banyuwangi.

Waktu Penelitian

Penelitian pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2009.

Teknik dan Instrument Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada responden.

Sebelumnya responden diberi penjelasan perihal penelitian yang akan dilakukan bila

responden bersedia maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang telah

disediakan.

Teknik Analisa Data

1. Editing

Memeriksa kembali semua data yang telah terkumpul melalui kuesioner dan

memastikan semua jawaban responden terisi sesuai pernyataan, selama pengisian

kuesioner peneliti mendampingi sehingga apabila hal-hal yang kurang jelas dapat

langsung ditanyakan kepada peneliti. Setelah kuesioner diisi oleh responden,

dikumpulkn kembali pada peneliti untuk diperiksa.

2. Coding

Page 21: Kti pembersih vagina

Memberikan kode pada jawaban responden dengan memberi kode 1,0 sesuai dengan

kategori.

3. Transfering

Memindahkan jawaban dalam media tetentu (master sheet).

4. Tabulating

Yaitu menyusun data dalam bentuk tabel-tabel (dummy table).

Setelah dilakukan editing,koding, transfering, tabulating untuk memberi kode jawaban

responden. Untuk pengetahuan angka satu (1) untuk jawaban ya dan (0) untuk jawaban tidak,

kemudian ditabulasi kedalam tabel. Selanjutnya data di analisa menggunakan teknik deskriptif

dengan prosentase yaitu menggunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase

X : Jumlah Pertanyaan yang benar

Y : Jumlah seluruh pertanyaan

Nilai P mempunyai indeks sebagai berikut :

76 % - 100% : Baik

56 % - 75% : Cukup Baik

40% - 55% : Kurang Baik

<40% : Tidak Baik

(Arikunto, 2006).

Etika Penelitian

Page 22: Kti pembersih vagina

Dalam melakukan penelitian, penelitian mengajukan ijin kepada kepala sekolah SMA

Negeri 1 Glenmore, Kabupaten Banyuwangi untuk mendapatkan persetujuan melakukan

penelitian agar dapat mengirimkan kuesioner pada subyek yaitu siswi di SMA Negeri 1

Glenmore Kabupaten Banyuwangi dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

Lembar Persetujuan Penelitian

Diberikan kepada responden jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak

akan memaksa dan peneliti menghormati haknya.

Anonymity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak mencantumkan nama

subyek, lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.

Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informan yang jelas diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.

Keterbatasan Penelitian

Alat Ukur

Pengumpulan data dengan angket yang dipengaruhi oleh sikap dan harapan yang

bersifat subjektif, sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang terbatas mempengaruhi jumlah sampel yang didapat, sehingga

hasilnya kurang maksimal.

Keterbatasan peneliti dalam riset

Hal ini akan mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 23: Kti pembersih vagina

Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan remaja putri

dalam menggunakan cairan pembersih genetalia di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan

Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Data diambil pada bulan Juli 2009 dengan responden

sebanyak 51 orang pada siswi kelas 2 dan 3 di SMA Negeri 1 Glenmore. Dimana responden

berumur antara 16 – 18 tahun.

Gambaran umum lokasi penelitian SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore

Kabupaten Banyuwangi.

Batas wilayah SMA Negeri 1 Glenmore yaitu :

Sebelah Utara berbatasan dengan persawahan

Sebelah Barat berbatasan dengan rumah sakit Bakti Husada

Sebelah Selatan berbatasan dengan pondok pesantren

Sebelah Timur berbatasan dengan SMP Negeri 3 Glenmore

Tenega didik di SMA Negeri 1 Glenmore antara lain

Kepala Sekolah : 1 Orang

Wakil Kepala Sekolah : 1 Orang

Guru PNS : 17 Orang

Guru Tidak Tetap : 17 Orang

Guru Bantu : 4 Orang

28

Staf TU : 8 Orang

Page 24: Kti pembersih vagina

Sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore

Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 15 kelas, 1 Laboratorium bahasa Inggris, 1

Perpustakaan dan 3 Kantin

Analisa data dalam penelitian ini di tabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi

kemudian dihitung menurut jumlah dan presentase lalu disajikan dalam bentuk deskriptif

dan langkah berikutnya menjelaskan hasil pegolahan data secara naratif.

Data Umum

Dari tabel penelitian tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang kriteria usia remaja

putri di dapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi umur remaja putri kelas 2 dan 3 usia (16 - 18) di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi.

No Umur (Tahun) Jumlah Prosentase1 16 Tahun 24 47,05%2 17 Tahun 16 31,38%3 18 Tahun 11 21,57%

Total 51 100%Sumber : Data Penelitian 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa remaja putri kelas 2 dan 3 yang

berumur 16 tahun sebanyak 24 orang (47,05%) yang berumur 17 tahun sebanyak 16

orang (31,38%) dan yang berumur 18 tahun sebanyak 11 orang (21,57%).

Data Khusus

Tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.

Dari tabel penelitian tentang tingkat pengetahuan remaja putri dalam

menggunakan cairan pembersih genetalia didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi tingkat pengetahuan remaja putri kelas 2 dan 3 dalam menggunakan cairan pembersih genetalia di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi.

No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase

Page 25: Kti pembersih vagina

Remaja Putri1 Baik 8 15,69%2 Cukup Baik 15 29,41%3 Kurang Baik 26 50,98%4 Tidak Baik 2 3,92%

Total 51 100%Sumber : Data Penelitian 2009

Dapat diketahui berdasarakan tabel diatas bahwa memiliki tingkat pengetahuaan

baik sebanyak 8 (15,69%) responden, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup baik

15 (29,41%) responden, yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik 26 (50,98%)

responden dan yang memiliki tingkat pengetahuan tidak baik 2 (3,92%) responden.

Alasan Lingkungan

Dari hasil penelitian tentang alasan lingkungan sebagai faktor penyebab

penggunaan cairan pembersih genetalia didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi pendapat remaja putri kelas 2 dan 3 dalam menggunakan cairan pembersih genetalia dengan alasan lingkungan di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi.

No Alasan Lingkungan Jumlah Prosentase1 Orang tua, teman, media massa 35 68,6%2 Dia Sendiri 7 13,7%3 Memilih dua pilihan 9 17,7%

Total 51 100%Sumber : Data Penelitian 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui alasan remaja putri yang memakai cairan

pembersih genetalia karena orang tua, teman, media massa. Sebanyak 35 (68,6%)

responden, diri sendiri sebanyak 7 (13,7%) responden dan yang memilih dua pilihan

sebanyak 9 (17,7%) responden.

Alasan Keputihan

Dari hasil penelitian tentang alasan keputihan sebagai faktor penyebab penggunaan

cairan pembersih genetalia didapatkan data sebagai berikut :

Page 26: Kti pembersih vagina

Tabel 4.3 Ditribusi pendapat remaja putri kelas 2 dan 3 dalam menggunakan cairan pembersih genetalia dengan alasan keputihan di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi.

No Alasan Keputihan Jumlah Prosentase1 Memakai cairan pembersih genetalia 36 70,59%2 Tidak memakai cairan pembersih genetalia 15 29,41%

Total 51 100%Sumber : Data Penelitian 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui alasan remaja putri yang memakai cairan

pembersih genetalia sebanyak 36 (70,59%) responden. Sedangkan yang tidak

memakai cairan pembersih genetalia sebnayak 15 (29,41%) responden.

Pembahasan

Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian tentang faktor penyebab remaja putri

dalam menggunakan cairan pembersih genetalia. Adapun tujuan pembahasan adalah sebagai

berikut :

Identifikasi tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih

genetalia.

Berdasarkan tabel 4.1 mengenai tingkat pengetahuan tentang cairan pambersih

genetalia yang termasuk dalam kategori kurang baik 26 responden (50,98%). Dari jumlah

kuesioner yaitu 20 pertanyaan yang termasuk dalam kategori kurang baik, pertanyaan

tentang fungsi ekstrak daun sirih sebanyak 28 responden (54,90%), tentang ekosistem

vagina dan penyebab keputihan sebanyak 26 responden (50,98%), tentang keputihan

yang gatal dan berbau sebanyak 25 responden (49,02%), tentang penyebab iritasi 23

responden (45,09%), tentang kuman dan bakteri dapat hidup subur jika keasaman vagina

berkurang dan macam – macam bakteri dalam vagina sebanyak 21 responden (41,17%).

Menurut (Notoadmodjo, 2003 : 122). Dapat dilihat bahwa remaja putri yang mempunyai

tingkat pengetahuan dalam kategori kurang baik lebih banyak dibanding kategori yang

Page 27: Kti pembersih vagina

lain. Ini dapat terjadi karena kurangnya informasi yang didapat. Pengetahuan seseorang

biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber misalnya : media

massa, media elektronik, buku petunjuk, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan ini

dapat membantu keyakinan tertentu sehingga seorang berprilaku didasari oleh

pengetahuan tersebut akan bersifat langgeng, sebaliknya jika tidak didasari oleh

pengetahuan tersebut tidak akan berlangsung lama.

Para remaja putri yang termasuk dalam kategori cukup baik yaitu sebanyak 15

responden (29,41%) dari jumlah kuesioner yaitu 20 pertanyaan yang termasuk dalam

kategori cukup baik, pertanyaan tentang selalu menggunakan cairan pembersih jika

keputihan sebanyak 36 responden (70,58%), tentang cara menjaga organ kewanitaan

dengan baik dan infeksi karena keputihan sebanyak 34 responden (66,66%), tentang

pengertian keputihan sebanyak 32 responden (62,74%), tentang PH dalam vagina

sebanyak 31 responden (60,78%), tentang pengaruh sabun pembersih terhadap keasaman

vagina sebanyak 29 responden (56,86%). Menurut (Notoadmodjo, 2003 : 120).

Menunjukan tingkat pengetahuan cukup baik berarti mereka mampu mengingat materi

yang telah dipelajari sebelumnya ini dimungkinkan karena respon dari responden kurang

baik dalam penerimaan materi. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang

bersangkutan, misalnya tingkat kecerdasan atau tingkat emosional seseorang. Jadi

meskipun stimulasi sama bagi beberapa orang namun responden tiap – tiap orang akan

berbeda.

Para remaja putri yang termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 8 responden

(15,69%) dari jumlah kuesioner yaitu 20 pertanyaan termasuk dalam kategori baik,

pertanyaan merawat organ intim dengan baik dan benar sebanyak 50 responden

Page 28: Kti pembersih vagina

(98,04%), tentang informasi dari orang tua, teman dan media masa sebanyak 43

responden (84,31%), tentang sifat sabun pembersih bersifat basa sebanyak 42 responden

(82,35%), tentang efek samping penggunaan sabun pembersih sebanyak 39 responden

(76,47%). Menurut (Notoadmodjo, 2003 : 123). Menunjukkan tingkat pengetahuan baik

berarti mereka mempunyai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek

kedalam komponen – komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih

ada kaitannya satu sama lainnya.

Sedangkan para remaja putri yang termasuk dalam kategori tidak baik yaitu sebanyak

2 responden (3,92%), dari jumlah kuesioner yaitu 20 pertanyaan yang termasuk dalam

kategori tidak baik, pertanyaan perbedaan keputihan normal dan abnormal sebanyak 6

responden (31,37%), tentang penggunaan sabun berdasarkan keinginan diri sendiri

sebanyak 15 responden (29,41%), tentang ciri – ciri keputian sebanyak 9 responden

(17,64%). Tingkat pengetahuan tidak baik berarti mereka tidak mempunyai kemampuan

untuk memjabarkan materi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, cara fikir dan

keyakinan yang dimiliki oleh masing - masing remaja berbeda sehingga remaja putri sulit

untuk menerima hal – hal yang baru yang diperkenalkan oleh tenaga kesehatan. Hal ini

juga dapat terjadi karena kurangnya informasi yang didapat (Notoadmodjo, 2003 : 124).

Tingkat pengetahuan remaja putri tentang cairan pembersih genetalia berbeda – beda,

hal ini dapat mempengaruhi remaja putri untuk menggunakan atau tidak menggunakan

cairan pembersih genetalia. Sebagian besar remaja putri mempunyai pengetahuan yang

kurang baik ini dapat dipengaruhi oleh usia remaja putri yang berkisar antara 16 – 18

tahun. Selain itu karena remaja putri tersebut masih dalam jenjang SMA yaitu siswi kelas

2 dan 3, dimana jenjang tersebut belum ada pendidikan mengenai kesehatan reproduksi

Page 29: Kti pembersih vagina

wanita. Sehingga pengetahuan merupakan salah satu faktor penyebab remaja putri

menggunakan cairan pembersih genetalia.

Identifikasi Alasan Lingkungan

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil 35 remaja putri (68,6%) memakai cairan

pembersih karena orang tua, teman dan media massa, 9 remaja putri (17,7%) memakai

karena orang tua dan diri sendiri dan 7 remaja putri (13,7%) memakai cairan pembersih

karena diri sendiri.

Lingkungan adalah segala apa yang berpengaruh pada individu dan berprilaku.

Karena turut mempengaruhi perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia,

lingkungan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu lingkungan manusia, lingkungan benda

dan lingkungan geografis. Ketiga lingkungan tersebut saling mempengaruhi, sehingga

dapat mempengaruhi prilaku manusia dan kenyataannya akan menuntut suatu keharusan

sebagai mahkluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.

(Purwanto, 1999).

Dari data diatas yaitu alasan remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia

karena lingkungan. Dimana orang tua dan teman memakai cairan pembersih tersebut

sehingga remaja putri terpengaruh untuk menggunakannya. Di dukung dan berbagai

media massa yang mempromosikan produk – produk tersebut sehingga remaja putri

terpengaruh untuk menggunakannya. Oleh karena itu lingkungan merupakan faktor

penyebab remaja putri menggunakan cairan pembersih genetelia.

Identifikasi Alasan Keputihan

Page 30: Kti pembersih vagina

Berdasarkan tabel 4.3 di dapatkan hasil 36 remaja putri (70,59%) memakai cairan

pembersih genetalia karena keputihan dan 15 remaja putri (29,41%) tidak memakai

cairan pembersih genetalia.

Secara psikis menjadi cantik luar dan dalam umumnya didambakan oleh setiap

wanita. Selain faktor penampilan dan kepribadian, sebaiknya wanita juga memperhatikan

kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi wanita yang sering dikeluhkan adalah

keputihan. Tidak jarang keputihan dapat begitu mengganggu hingga menyebabkan

ketidak nyamanan dalam malakukan aktivitas sehari – hari (Ayurai, 2009).

Dalam keadaan normal, vagina memproduksi cairan yang berwarna bening tidak

berwarna dan jumlahnya tidak berlebihan. Jika sifatnya abnormal yang dapat

menimbulkan gejala – gejala yang dapat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan

menjadi kekuningan hingga kehijauan, jumlah berlebih, berbau tidak sedap, terasa sangat

gatal dan menimbulkan luka didaerah mulut vagina. Jika itu yang terjadi, lebih baik

konsultasi kedokter kandungan. Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium

dengan cara mengambil sedikit cairan untuk diperiksa (Junita, 2009).

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar remaja putri menggunakan cairan

pembersih genetalia karena keputihan. Remaja putri menggunakan cairan pembersih

tersebut agar daerah intim mereka tidak berbau, bersih, wangi dan nyaman. Selain itu

mereka menggunakan cairan pembersih tersebut karena banyak media massa yang

mempromosikan produk – produk tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputihan

merupakan salah satu penyebab remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia.

Keterbatasan

Waktu terbatas, sehingga hasil penelitian kurang sempurna.

Page 31: Kti pembersih vagina

Jawaban pada kuesioner kurang valid, karena dalam menjawab kuesioner ada

kemungkinan jawaban dipengaruhi oleh orang lain.

Kemampuan dan pengetahuan peneliti sebagian peneliti pemula sehingga hasil masih

jauh dari kesempurnaan.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari penelitian dan saran yang dapat diberikan oleh

penulis.

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tentang

tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia di SMA

Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah responden

51 orang yang di ambil bulan Juli 2009 yaitu sebagian besar remaja putri di SMA Negeri 1

Glenmore mempunyai pengetahuan yang kurang baik tentang cairan pembersih genetalia.

Hal ini ditunjukan dengan prosentase 50,98%.

Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian hendaknya dapat dijadikan sebagai gambaran bagi peneliti lain dan dapat

dikembangkan lebih dalam mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti.

2. Bagi Responden (Remaja Putri)

Diharapkan berusaha menambah pengetahuan melalui berbagai media informasi (cetak

dan elektronik).

Page 32: Kti pembersih vagina

39

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Informasi tentang penggunaan cairan pembersih genetalia harus tetap disosialisasikan

lebih luas dan lebih optimal dan tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan dalam

memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya remaja putri bahwa penggunaan

cairan pembersih genetalia secara rutin dapat menimbulkan masalah dengan kesehatan

organ intim pada wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (2006). Produser Penelitian, Soekarto: Rineka Cipta.

Ayurai, (2002). Hubungan Antara Volua Hygienes Dengan Kejadian Keputihan. (http://www.situskespro.com . Diakses 6 April 2009)

Elizabeth, Hurlook, (1999). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Tentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Junita, (2009). Kesehatan Vagina. (http://www.dechacare.com . Diakses 17 Januari 2009)

Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.

Maimunah, S. (2005). Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC.Manuaba, IBG. (2003). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:

Ercon.Notoadmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip Dasar). Jakarta: PT Rineka

Cipta.Notoadmodjo, (2005). Metodologi Konseling. Malang: UMM press.

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Septian, (2009). Cara merawat Organ Intim dengan Baik dan Benar. (http://ti-an.co.cc. Diakses 10 Februari 2009).

Purwanto. (1999). Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta: EGC.

Zulkifli, (2001). Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Page 33: Kti pembersih vagina