Click here to load reader
View
220
Download
0
Embed Size (px)
7/23/2019 Kti Fraktur Femur
1/42
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah satu sebab.
Penyebab trauma antara lain kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga, maupun kecelakaanrumah tangga. Dampak dari kecelakaan tersebut dapat mengakibatkan fraktur atau patah
tulang, cedera tulang belakang, cedera kepala, dan sebagainya. Ditambah dengan semakin
meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan semakin banyaknya
tingkat kecelakaan trauma di bidang transportasi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari medikal record Rumah Sakit Pusat epolisisan Raden
Said Sukanto !akarta, pada bulan !anuari "##$ sampai dengan desember "##$ %umlah klien
yang menderita fraktur sbanyak &'" orang, sedangkan klien yang menderita fraktur femur
sebanyak '" orang ("")*.
Penanganan fraktur harus dilakukan dengan cepat dan tindakan tepat agar imobilisasi
dilakukan sesegera mungkin karena pergerakan pada fragmen tulang dapat menyebabkan
nyeri. erusakan %aringan lunak dan perdarahan yang berlebihan dapat menyebabkan
ter%adinya syok dan komplikasi neuro+askuler.
eperaatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang memegang peranan
penting dalam memenuhi kebutuhan klien dan keluarga secara biopsikososiospiritual dan
kultural. Peraat berperan dalam pemberian asuhan keperaatan pada fraktur femur sinistra
diantaranya dengan usaha promotif yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentangpentingnya men%aga keamanan dan keselamatan diri. -saha pre+entif, peraat men%elaskan
cara pencegahan infeksi lan%ut yang ditimbulkan oleh tindakan pembedahan. Sedangkan
upaya kuratif adalah peraat dapat berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
dan pembedahan. -paya rehabilitatif, peraat mengan%urkan kepada pasien untuk sesegera
mungin melakukan mobilisasi secara bertahap.
mengan%urkan kepada pasien untuk sesegera mungin melakukan mobilisasi secara bertahap,
setelah penatalaksanaan medis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat masalah bagaimana
cara memberikan asuhan keperaatan pada klien dengan fraktur femur sinistra post
pemasangan plate dengan menggunakan pendekatan proses keperaatan
B. Tu%uan Penulisan
/. Tu%uan -mum
-ntuk mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperaatan klien
0raktur 0emur Sinistra Post Pemasangan Plate.
". Tu%uan husus
a. 1ampu melakukan pengka%ian pada klien fraktur femur sinistra post pemasangan plate.
7/23/2019 Kti Fraktur Femur
2/42
b. 1ampu menentukan masalah keperaatan pada klien fraktur femur sinistra post
pemasangan plate.
c. 1ampu merencanakan asuhan keperaatan pada klien fraktur femur sinistra post
pemasangan plate.
d. 1ampu melaksanakan tindakan keperaatan pada klien fraktur femur sinistra postpemasangan plate.
e. 1ampu melaksanakan e+aluasi keperaatan pada klien fraktur femur sinistra post
pemasangan plate.
f. 1ampu mengidentifikasi kesen%angan antara teori dan praktek fraktur femur sinistra post
pemasangan plate.
g. 1ampu mengidentifikasi faktor2faktor pendukung, penghambat serta mencari solusi3
alternatif pemecahan masalah
h. 1ampu mendokumentasikan semua kegiatan keperaatan dalam bentuk narasi
4. 1etode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode 5
/. Deskriptif
a. Studi kasus, yang meliputi obser+asi, partsipasi dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung dan tidak langsung kepada klien dengan cara aancara dengan keluarga, melihat
catatan medis, melihat catatan keperaatan dan informasi dari rekan satu profesi maupun dari
tim lain.b. Studi dokumentasi yaitu menggunakan format pengka%ian untuk melakukan pemeriksaan.
". Studi literature yaitu dengan membaca dan mempela%ari buku kepustakaan yang berkaitan
dengan fraktur femur sinistra untuk mendapatkan dasar2dasar ilmiah yang berhubungan
dengan isi makalah ini.
D. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pada Asuhan eperaatan pada klien Tn. S
dengan fraktur femur sinistra post pemasangan plate di Ruang 1ahoni 66 Rumah Sakit Pusat
epolisian Raden Said Sukanto !akarta, yang dilakukan selama & hari yaitu pada tanggal /7
!uli "#/# sampai /8 !uli "#/#.
9. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun men%adi lima bab yang terdiri dari5 Bab 6
Pendahuluan, terdiri dari latar belakang , tu%uan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan. Bab 66 Tin%auan Teori, terdiri dari pengertian, etiologi,
patofisiologi, proses penyakit, manifestasi klinik, komplikasi, penatalaksaan medis,
klasifikasi fraktur, proses penyembuhan tulang, pengka%ian keperaatan, diagnosa
keperaatan, perencanaan keperaatan, pelaksanaan keperaatan, e+aluasi keperaatan.
Bab 666 Tin%auan asus, terdiri dari pengka%ian keperaatan, diagnosa keperaatan,perencanaan keperaatan, implementasi keperaatan, dan e+aluasi keperaatan. Bab 6:
7/23/2019 Kti Fraktur Femur
3/42
Pembahasan, terdiri dari pengka%ian keperaatan, diagnosa keperaatan, perencanaan
keperaatan, implementasi keperaatan, dan e+aluasi keperaatan. Bab : Penutup, terdiri
dari simpulan dan saran.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
0raktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai %enis dan luasnya.
(Smelt;er dan Bare, "##"*.
0raktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang raan epifisis atau tulang raan sendi.
(Soebroto Sapardan, umpulan uliah 6lmu Bedah*
0raktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas %aringan tulang atau tulang raan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (1ans%oer, "### 5 &7
7/23/2019 Kti Fraktur Femur
4/42
7. 0raktur patologik yaitu fraktur yang ter%adi pada tulang disebabkan oleh melelehnya
struktur tulang akibat proses patologik. Proses patologik dapat disebabkan oleh kurangnya
;at2;at nutrisi seperti +itamin D, kaslsium, fosfor, ferum. 0actor lain yang menyebabkan
proses patologik adalah akibat dari proses penyembuhan yang lambat pada penyembuhan
fraktur atau dapat ter%adi akibat keganasan.
4. Patofisiologi
/. Proses Penyakit
Apabila ter%adi terputusnya kontinuitas tulang, maka hal tersebut akan mempengaruhi
berbagai struktur yang ada disekitarnya, seperti otot dan pembuluh darah. Akibat yang ter%adi
sangat tergantung pada berat ringannya fraktur yang dapat dilihat dari tipe, luas, dan lokasi
fraktur itu sendiri. Pada umumnya ter%adi edema pada %aringan lunak, perdarahan otot dan
persendian, dislokasi atau pergeseran tulang, rupture tendon, putus persarafan, kerusakan
pembuluh darah, dan perubahan bentuk tulang, serta ter%adinya deformitas.
Bila ter%adi patah tulang maka sel2sel tulang akan mati. Perdarahan biasanya ter%adi disekitar
tempat patah dan kedalaman %aringan lunak disekitar tulang tersebut. !aringan lunak biasanya
%uga mengalami kerusakan. Reaksi peradangan hebat timbul setelah fraktur. (Smelt;er dan
Bare, "##"*
". 1anifestasi linis
Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda2tanda fungsiolesa
(tungkai baah tidak dapat diangkat*. ?yeri tekan, nyeri gerak. Tampak adanya deformitas
angulasi lateral atau angulasi anterior, rotasi (ekso3endo*.
Pada tungkai baah, ditemukan adanya perpendekan tungkai. Pada fraktur /3& tengah femur,
pada pemeriksaan harus diperhatikan adanya dislokasi sendi panggul, dan robekan di daerah
ligamen sendi panggul, kecuali itu %uga diperiksa keadaan saraf sciatica dan arteri dorsalis
pedis.
&. omplikasi
1enurut Syl+ia and Price "##/, komplikasi yang biasanya ditemukan antara lain 5
a. omplikasi Aal
/* erusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, 4RT menurun,
cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan
oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan
pembedahan.
"* ompartement Syndrom
ompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang ter%adi karena ter%ebaknya otot,
tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam %aringan parut. 6ni disebabkan oleh oedema atau
perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar
seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat.&* 0at 9mbolism Syndrom
7/23/2019 Kti Fraktur Femur
5/42
0at 9mbolism Syndrom (09S* adalah komplikasi serius yang sering ter%adi pada kasus fraktur
tulang pan%ang. 09S ter%adi karena sel2sel lemak yang dihasilkan bone marro kuning masuk
ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan
gangguan pernafasan, tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam.
7* 6nfeksiSystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada %aringan. Pada trauma orthopedic infeksi
dimulai pada kulit (superficial* dan masuk ke dalam. 6ni biasanya ter%adi pada kasus fraktur
terbuka, tapi bisa %uga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
=* A+askuler ?ekrosis
A+askuler ?ekrosis (A:?* ter%adi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang
bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diaali dengan adanya :[email protected] 6schemia.
8* Shock
Shock ter%adi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang
bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi