Upload
others
View
37
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Kriteria PenilaianPROPER 2020
Direktorat Pengendalian Pencemaran UdaraDirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kriteria Penilaian Dokumen Lingkungan
No. KRITERIA DOKUMEN LINGKUNGAN
1. Dasar Peraturan : PP No. 27 Thn 2012 tentang Izin Lingkungan
2. Aspek Penilaian : Pelaksanaan Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan
3. Komponen Penilaian :
a) Kepemilikan dokumen lingkungan/izin lingkungan
b) Pelaksanaan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin lingkungan:
▪ Luas area dan kapasitas produksi
▪ Pengelolaan lingkungan terutama aspek pengendalian pencemaran air,
pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3
c) Pelaporan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek
pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan
LB3)
Kriteria PROPER BIRU DOKLING
1. Memiliki dokumen lingkungan/izin lingkungan;2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin
lingkungan:a. Luasan area dan kapasitas produksi masih sesuai Dokumen
Lingkungan/Izin Lingkungan.b. Jika pengelolaan lingkungan terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, danPengelolaan LB3 memiliki dasar ketentuan dalamAMDAL/UKL-UPL/RKL-RPL/ Laporan pelaksanaan UKL-UPL.
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan(terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalianpencemaran udara, dan Pengelolaan LB3) melalui SIMPEL.
Kriteria PROPER MERAH DOKLING
1. Memiliki dokumen lingkungan/izin lingkungan;2. Tidak melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin
lingkungan:a. Luasan area dan/atau kapasitas produksi tidak sesuai Dokumen
Lingkungan/izin lingkunganb. Jika Pengelolaan lingkungan terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan PengelolaanLB3 tidak memiliki dasar ketentuan dalam AMDAL/UKL-UPL/RKL-RPL/Laporan pelaksanaan UKL-UPL.
3. Tidak melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan(terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalianpencemaran udara, dan Pengelolaan LB3) melalui SIMPEL.
Kriteria PROPER HITAM DOKLING
Tidak memiliki dokumen lingkungan/izin lingkungan
Ketaatan Pengendalian Pencemaran Udara Sumber TidakBergerak 2020 (Udara emisi)
Ketaatan terhadap sumber emisi
Ketaatan terhadap parameter baku mutu
Ketaatan terhadap jumlah data per parameter yang dilaporkan
Ketaatan terhadap pemenuhan baku mutu emisi udara
Ketaatan terhadap ketentuan teknis
Ketaatan Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak 2020(Udara Ambien, Kebisingan, Kebauan)
Ketaatan terhadap lokasi pemantauan
Ketaatan terhadap parameter baku mutu
Peraturan Pengendalian Pencemaran Udara
● Peraturan Pemerintan No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
● KepmenLH No. 15 tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
● PermenLH No. 07 tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap
● PermenLH No. 18 tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak BagiUsaha dan/atau Kegiatan Industri Carbon Black
● PermenLH No. 13 tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak BagiUsaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi
● PermenLH No. 07 tahun 2012 tentangPengelolaan Emisi Sumber Tidak BergerakBagi Usaha dan/atau Kegiatan IndustriRayon
● PermenLH No. 04 tahun 2014 tentang BakuMutu Emisi Sumber Tidak Bergerak KegiatanPertambangan
● PermenLHK No. 19 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak BagiUsaha dan/atau Kegiatan Semen
● PermenLHK No. 15 tahun 2019 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Termal
● PermenLHK No. 17 tahun 2019 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak BagiUsaha dan/atau Kegiatan Industri Pupukdan Ammonium Nitrat
Kriteria PengendalianPencemaran Udara
01. Titik penaatan (sumber emisi)
02. Pelaporan manual / CEMS
03. Parameter emisi udara
04. Pemenuhan BMEU
05. Persyaratan teknis cerobong
Ketaatan terhadapSumber Emisi
01.
Kriteria Ketaatan terhadap Sumber Emisi
Raport Biru• Pemantauan manual➢Memantau semua sumber
emisi 100%• Pemantauan CEMS➢Memantau sumber emisi
yang wajib CEMS 100%
Raport merah• Pemantauan manual➢Terdapat sumber emisi yang
tidak dipantau atau pemantauan <100%.
• Pemantauan CEMS➢Terdapat memantau sumber
emisi wajib CEMS yang tidak dipantau, <100%.
CATATAN• Industri Manufaktur Prasarana Jasa (MPJ) dan Agro Industri:
Sumber emisi dari proses non pembakaran dari unit produksi, pemantauan udara emisi dapat dilakukan secara bergantian yang diwakili satu cerobong dari tiap unit produksi sehingga semua sumber emisi dapat dipantau
• Agroindustri1. Pengering (dryer) di industri agro wajib dipantau2. Tungku bakar indsutri sawit wajib pantau serta memenuhi BMUE Lampiran VB
Kepmen LH Nomor 13 Tahun 1995
• Sumber emisi tidak wajib pantau 1. Cerobong yang mengalirkan udara masuk, udara keluar dan kegiatan yang
mengeluarkan uap air2. Genset yang berkapasitas kurang dari <100 HP (76,5 KVA), beroperasi <1000
jam/tahun, yang digunakan untuk kegiatan darurat yang beroperasi kurang 200 jam/tahun dan yang digunakan untuk penggerak derek dan peralatan las
3. Cerobong gas buang pada laboratorium
Ketaatan terhadapPemenuhan Parameter
Baku Mutu
02.
Ketaatan terhadap Parameter Baku Mutu
Raport Biru• Pemantauan manual➢Memantau semua
parameter sesuai aturan100%
• Pemantauan CEMS➢Memantau semua
parameter sesuai peraturan
Raport merah• Pemantauan manual➢Terdapat parameter yang
tidak dipantau atau pemantauan parameter<100%.
• Pemantauan CEMS➢Terdapat parameter yang
diwajibkan peraturan tetapitidak dipantau
CATATANATATAN
1. Industri yang tidak mempunyai BMUE spesifik, mengacu pada baku mutu AMDAL atau UKL-UPL2. Bagi industri yang tidak mencantumkan BMUE dalam AMDAL atau UKL-UPL menggunakan baku
mutu lampiran VB, Kepmen LH Nomor 13 Tahun 19953. Untuk Genset mengacu lampiran I huruf a Permen LH Nomor 13 Tahun 20094. Bagi emisi dari kegiatan proses pembakaran < 25 MW atau satuan lain yang setara yang
menggunakan bahan bakar gas, tidak wajib mengukur parameter SO2 dan total partikulat jika kandungan sulfur dalam bahan bakar ≤ 0,5% berat.
5. Sumber emisi yang memliki izin pemanfaatan atau pengolahan wajib memantau seluruh parameter sesuai dengan izin emisi yang diperoleh
6. Wajib mengukur laju alir dari setiap sumber emisi yang dipantauKhusus Untuk Industri Agro
1. Sumber emisi pengering (dryer) dan kamar asap pada industri karet, pembakaran langsung parameter SO2, NO2, Partikulat, NH3, sedangkan pembakaran tidak langsung parameter partikulat dan NH3, dengan baku mutu emisi mengacu pada Lampiran VB Kepmen LH Nomor 13 Tahun 1995.
2. Sumber emisi pengering (dryer) pada industri selain industri karet, pembakaran langsung parameter SO2, NO2, dan Partikulat, sedangkan pembakaran tidak langsung parameter partikulat dengan baku mutu emisi mengacu pada Lampiran VB Kepmen LH Nomor 13 Tahun 1995.
3. Kamar asap pada pengolahan ikan, parameter yang diukur SO2, NO2, dan Partikulat dengan BME mengacu pada Lampiran VB Kepmen LH Nomor 13 Tahun 1995.
Catatan untuk industri wajib CEMS
MIGAS Rayon
Pupuk dan Ammonium Nitrat
• Unit proses pembakaran parameter terpasangCEMS yaitu: SO2, NOx, Opasitas, CO dan Laju Alir,partikulat dan CO2
• Unit perekahan katalitik parameter terpasangCEMS yaitu: SO2, NOx, Opasitas, CO dan Laju Alir,partikulat dan CO2
• Unit pengolahan ulang sulfur sistem clausparameter terpasang CEMS yaitu: SO2 dan laju alir
• Unit absorber dari Refinary Unit dan Liquid NaturalGas parameter terpasang CEMS yaitu: Hidrokarbondan laju alir
• Laju alir dari sumber emisi untuk pentawaran padakegiatan proses pemisahan gas di daratan(onshore)
Unit proses parameter terpasang CEMS yaitu: CS2 dan H2S
• Prilling tower parameter terpasang CEMSyaitu: ammonia (NH3), partikulat (PM)
• Unit asam nitrat pada industri amoniumnitrat parameter terpasang CEMS yaitu:NOx, ammonia (NH3)
• Unit asam sulfat pada industri asam fosfatdan hasil samping parameter terpasangCEMS yaitu : SO2
Catatan untuk industri wajib CEMS
PULP & PAPER BESI BAJA
• Tungku Recovery parameter terpasang CEMS yaitu:total partikulat, total sulfur tereduksi
• Tungku Tanur Putar Pembakaran parameter terpasangCEMS yaitu: total partikulat, total sulfur tereduksi
• Tungku Pelarutan Lelehan parameter terpasang CEMSyaitu: total partikulat, total sulfur tereduksi
• Digester parameter terpasang CEMS yaitu: TRS (totalsulfur tereduksi)
• Unit Pemutihan parameter terpasang CEMS yaitu:clorin dan clorin dioksida
• Penanganan Bahan Baku (Raw MaterialHandling) parameter terpasang CEMS yaitu:total partikulat
• Tanur Oksigen Basa (Basic Oxygen Fumace)parameter terpasang CEMS yaitu: totalpartikulat
• Tanur Busur Listrik (Electric Arc Fumace)parameter terpasang CEMS yaitu: totalpartikulat
• Dapur Pemanas (Reheating Fumace)parameter terpasang CEMS yaitu: totalpartikulat
• Dapur Proses Pelunakan Baja (AnnealingFumace) parameter terpasang CEMS yaitu:total partikulat
• Proses Celup Lapis Metal (Acid Pickling &Regenaration) parameter terpasang CEMSyaitu: total partikulat dan HCl (HydrocloridAcid Fume)
Catatan untuk industri wajib CEMS
TAMBANGPEMBANGKIT
Proses pengolahan, jika energy yang digunakan samadengan atau lebih besar dari 25 MW parameter terpasang
CEMS yaitu: SO2, NOx, Opasitas, O2, dan Laju Alir• PLTU ≥ 25 MW parameter terpasang
CEMS yaitu: SO2, NOx, Partikulat, O2, Hg,CO2 dan Laju Alir
• PLTG ≥ 25 MW parameter terpasang CEMSyaitu: SO2, NOx, Partikulat, O2, dan Laju Alir
• PLTGU ≥ 25 MW parameter terpasangCEMS yaitu: SO2, NOx, Partikulat, O2, danLaju Alir
• PLTD ≥ 25 MW parameter terpasang CEMSyaitu: SO2, NOx, Partikulat, O2, CO dan LajuAlir
• PLTMG ≥ 15 MW parameter terpasangCEMS yaitu: SO2, NOx, Partikulat, O2, COdan Laju Alir
SEMEN• Proses tanur / tungku parameter terpasang CEMS yaitu:
partikulat, SO2, NOx• Proses tanur / tungku dengan memanfaatkan limbah B3
parameter terpasang CEMS yaitu: partikulat, SO2, NOx, CO• Proses dengan Refuse Derived Fuel (RDF) parameter
terpasang CEMS yaitu: partikulat, SO2, NOx, HF, CO
Catatan untuk industri wajib CEMS
Carbon Black
Proses Dryer parameter terpasang CEMS yaitu : SO2, NOx dan total partikulat
Tambahan• Proses penunjang produksi <25 MW dengan
kandungan sulfur >2% dan beroperasi secaraterus menerus parameter terpasang CEMS yaituSO2, NOx, Opasitas, O2, dan Laju Alir
• Wajib melampirkan kandungan sulfur bagipembangkit dan proses penunjang yang memlikikapasitas < 25MW
Ketaatan terhadapJumlah Data
Perparameter yang Dilaporkan
03.
Ketaatan terhadap Jumlah data perparameter
Raport Biru(Data Manual)
1) Melaporkan pemantauan:a.Melaporkan pengukuran secara
manual paling sedikit dilakukan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan,
b.Untuk proses pembakaran (genset) dengan:
✓kapasitas desain < 570 KW pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun;
✓kapasitas desain 570 KW < n < 3 MW pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
✓Kapasitas > 3 MW, pemantauandilakukan paling sedikit satu kali dalam6 bulan
Raport merah(Data Manual)
1.Data pelaporan tidak dipantau100% selama periode penilaian.
2.Tidak melakukan perhitungan neraca massa bagi kegiatan pengolahan nikel mate
3.Melaporkan perhitungan bebanemisi sesuai dengan Baku Mutu Emisi (BME) yang dinyatakandalam beban emisi (industri carbon black dan rayon).
Ketaatan terhadap Jumlah data perparameter
Raport Biru
(Data Manual)
c.Pelaporan unit Ketel uap yang beroperasi < 6 bulan pengujian paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun.
2) Melaporkan perhitungan neraca massa bagi kegiatan pengolahan nikel mate
3) Melaporkan perhitungan beban emisisesuai dengan Baku Mutu Emisi (BME) yang dinyatakan dalam beban emisi (industri carbon black dan rayon).
4) Melaporkan perhitungan beban emisiudara
5) Melaporkan data pemantauan emisimelalui SIMPEL (Sistem PelaporanElektronik Perizinan Bidang LingkunganHidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan)
Raport merah
(Data Manual)
4.Melaporkan perhitungan beban emisi udara
5.Melaporkan data pemantauan emisi melaluiSIMPEL (Sistem PelaporanElektronik Perizinan BidangLingkungan Hidup BagiUsaha dan/atau Kegiatan)
Ketaatan terhadap Jumlah data perparameter
Raport HitamMelaporkan data palsu
Ketaatan terhadap Jumlah data perparameter
Raport Biru(Data CEMS)
a.Data pelaporan CEMS dianggap VALID:i. Pemantauan CEMS, setiap 3 bulan
tersedia data paling sedikit 90-92 haridata pemantauan rata-rata harian dalam operasional normal
ii.Data CEMs rata-rata harian dianggap valid apabila dalam sehari minimal tersedia 18 jam pengukuran, (data pemantauan dilampirkan).
b.Melaporkan seluruh parameter sesuai dalam izin pemanfaatan dan/atau pengolahan
c.Melaporkan perhitungan beban emisiudara
d. Melaporkan data pemantauan emisi
Raport merah(Data CEMS)
a.Data pelaporan tidakmemenuhi 90-92 hari dalamoperasional normal
b.Tidak melaporkan seluruh parameter dalam izin pemanfaatan dan / atau pengolahan
c. Tidak melaporkan data pemantauan emisi melaluiSIMPEL
Ketaatan terhadapPemenuhan Baku Mutu
04.
Ketaatan terhadap Pemenuhan Baku Mutu
Raport Biru(Data Manual)
1) Memenuhi Konsentrasi Parameter Baku Mutu EmisiUdara (BMEU) 100% untukpemantauan manual tiap sumber emisi.
2) Untuk industri carbon black, rayon, nikel matte memenuhi beban emisi parameter yang dipersyaratkan dalam peraturan
Raport merah(Data Manual)
1) Pemantauan manual memenuhi baku mutuparameter <100% tiap sumber emisi
2) Tidak memenuhi beban emisi parameter yang dipersyaratkan
Ketaatan terhadap Pemenuhan Baku Mutu
Raport Biru(Data CEMS)
• Bagi pemantauan yang wajib CEMS, yaitu: data
hasil pemantauanmemenuhi ≥ 95% ketaatan dari data rata-rata harian
yang dilaporkan dalamkurun waktu 3 bulan waktu
operasi
Raport merah(Data CEMS)
Pemantauan CEMS data hasilpemantauan memenuhi <95% ketaatan dari data rata-rata harian selama 3
bulan waktu operasi.
Ketaatan terhadapKetentuan Teknis
05.
Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Raport Biru(MANUAL)
1) Menaati persyaratan tekniscerobong:
a. Mempunyai cerobong emisib.Cerobong dilengkapi lubang
sampling sesuai KEPDAL 205/1996
c.Cerobong dilengkapi pagarpengaman dan tangga
d. Cerobong dilengkapi lantai kerjae. Cerobong dilengkapi kode dan
koordinatf. terdapat sumber listrik
Raport merah(MANUAL)
1) Tidak menaati semuapersyaratan teknis cerobong
2) Tidak melakukan koreksioksigen bagi sumber emisi yang wajib dilakukan koreksi oksigen
3) Tidak melaporkan perhitungan gas rumah kaca bagi industri sesuai dengan peraturan yang berlaku
Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Raport Biru(MANUAL)
2) Menggunakan jasa laboratorium yang terakreditasi dan teregistrasi di KLHK
3) Pengukuran emisi dilakukandengan metode pengujian SNI atau metode pengujian lain yang digunakan secara internasional
4) Bagi sumber emisi yang bakumutunya terdapat koreksioksigen, hasil pengukuran emisiwajib terkoreksi dengan oksigen
Raport merah(MANUAL)
4) Tidak memiliki personel pengendalian pencemaran udara yang tersertifikasi
5) Tidak mencatat penggunaan genset jam/bulan yang berfungsi sebagai cadangan (back up)
Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Raport Biru(MANUAL)
5) Melakukan pencatatanpenggunaan genset (jam/bulan) yang berfungsi sebagaicadangan (back up)
6) Melakukan pencatatan penggunaan boiler jam/bulan yang berfungsi sebagai cadangan
7) Memenuhi sanksi administratifsampai batas waktu yang ditentukan
Raport merah(MANUAL)
6) Tidak mencatat penggunaan boiler jam/bulan yang berfungsi sebagai cadangan
7) Tidak melakukan audit energi
Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Raport Biru(CEMS)
1) Menaati semua persyaratan teknis cerobong
2) Bagi industri yang wajib memasang CEMS, peralatan CEMS beroperasi normal
3)Jika CEMS rusak wajibmelaksanakan pemantauanmanual kualitas emisi setiap 3 (tiga) bulan sekali selama 1 tahun periode penilaian.
Raport merah(CEMS)
1) Tidak menaati persyaratan teknis cerobong
2) Tidak memasang CEMS bagi industri yang wajib memasang CEMS
3) Peralatan CEMS tidak beroperasi normal
Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Raport Biru (CEMS)
4. Memiliki sertifikasi kalibrasiperalatan CEMS oleh eksternal yang berkompeten setiap 1 (satu) tahun sekali.
5. Peralatan CEMS wajib memiliki sistem jaminan mutu (Quality Assurance) dan Pengendalian Mutu (Quality Control)
6. Memenuhi sanksi administrasi sampai batas waktu yang ditentukan
Raport merah(CEMS)
4. Tidak memiliki sistem jaminan mutu dan Pengendalian Mutu pada peralatan CEMS
5. Tidak memperbaiki peralatan CEMS dalam waktu 1 tahun
6. Tidak melakukan sertifikasikalibrasi peralatan CEMS setiap tahun.
7. Pengukuran emisi tidak dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku (isokinetik)
Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Raport HitamEmisi non fugitif tidak
dialirkan melalui cerobong
Kriteria PPU (Ambien, Kebisingan, Kebauan)
Pelaporan
Ketaatan terhadap Dokumen Lingkungan
Titik penaatan(lokasi sesuai dengandokumen lingkungan)
Parameter✓ PP Nomor 41 tahun 1999✓ KepmenLH Nomor 48
tahun 1996 ( Kebisingan )✓ KepmenLH Nomor 50
tahun 1996 ( Kebauan )
Kriteria Ketaatan Udara Ambien terhadap Lokasi
Raport
Biru
Memantau seluruhlokasi sesuai
dengan dokumenlingkungan
Raport
Merah
Tidak memantauseluruh lokasi
sesuai dengandokumen
lingkungan
Kriteria Ketaatan Udara Ambien terhadap Parameter
Raport
Biru
➢ Memantau seluruhparameter sesuai dengandokumen lingkungan
➢ Dokumen lingkungan yang tidak mengatur parameter pemantauan mengacukepada PP 41 tahun 1999
Raport
Merah
➢Tidak memantau seluruhparameter sesuai dengandokumen lingkungan
➢Tidak memantau seluruhparameter sebagaimanatercantum dalam PP 41 tahun 1999
CATATAN:1. Untuk pengukuran partikulat (TSP, PM10, PM2,5) dilakukan 24 jam sesuai dengan PP 41 tahun 19992. Untuk oksidan (O3) dilakukan pengukuran pada waktu maksimum yaitu jam 11.00-14.00 waktu setempat
Kriteria Ketaatan Kebisingan
Raport
Biru
Memantau seluruh lokasisesuai dengan dokumen
lingkungan
Raport
Merah
Tidak memantau seluruhlokasi sesuai dengandokumen lingkungan
Kriteria Ketaatan Kebauan
Raport
Biru
➢ Memantau seluruh lokasisesuai dengan dokumenlingkungan
➢ Memantau seluruhparameter sesuai dengandokumen lingkungan
Raport
Merah
➢Tidak memantau seluruhlokasi sesuai dengandokumen lingkungan
➢Tidak memantau seluruhparameter sesuai dengandokumen lingkungan
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks!e-mail : [email protected]
Subject : PROPER 2020