Kristik Fibrosis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    1/37

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Fibrosis kistik adalah suatu kelainan metabolic yang kompleks,

    mengenai banyak system, ditandai dengan kelainan kelenjar eksokrin

    seperti kelenjar keringat dan pancreas, serta kelenjar yang memproduksi

    mucus seperti kelenjar yang terdapat pada saluran respiratorik, saluran

    cerna, dan saluran reproduksi. Sebagai akibatnya dapat terjadi obstruksi

    dan infeksi respiratoik kronik, gangguan digestif, gangguan reproduksi,

    gangguan elektrolit, dan lain-lain.

    Terdapat dua hipotesis mengenai Fibrosis Kistik. Hipotesis yang

    pertama mengenai hubungan antara transport ion pada epitel saluran

    napas dengan mekanisme pertahanan saluran napas terhadap bakteri

    pathogen, hipotesis yang kedua mengenai peran peptide antimikrobal

    pada AS !air"ay surface li#uid$ yang membentuk lapisan kimia sebagai

    pertahanan saluran napas alamiah. Kedua hipotesis ini yang kemudian

    akan dijelaskan dalam pembahasan dalam bab berikutnya. Fibrosis kistik

    yang klasik mencerminkan kehilangan % fungsi mutasi pada gen &FT'

    dan mempunyai karakteristik adanya infeksi bakteri kronik pada saluran

    napas dan sinus-sinus, gangguan pencernaan lemak oleh karena

    kekurangan en(im eksokrin pancreas, kekurang suburban pada laki-laki

    oleh karena a(oospremia obstruktif dan peningkatan kosentrasi chlor

    dalam keringat. )asien dengan fibrosis kistik yang non klasik, mempunyai

    paling sedikit * salinan !copy$ dari gen mutant yang memberikan

    sebagian dari fungsi protein &FT' dan beberapa pasien selalu tidak

    mempunyai tanda-tanda gangguan saluran pencernaan yang nyata oleh

    karena cadangan dari fungsi eksokrin pancreas. Kadar klor dalam keringat

    pasien fibrosis kistik + mmoll, dimana pada pasien non klasik

    kadarnya lebih rendah !-/ mmoll$ dibandingkan pada pasien yang

    klasik !/-** mmoll$. ebih dari itu kadang-kadang hasil test dapat

    Fibrosis Kistik Page 1

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    2/37

    menunjukan borderline !01-1/ mmoll$ atau normal !20 mmoll$ pada

    bentuk yang non klasik

    3anifestasi klinis dari fibrosis kistik ini sangat beragam dan tidak

    dapat diramalkan, baik dari segi rentang gejalanya !yang berkisar dari

    tanapa gejala hingga adanya gejala yang berat$, maupun dari segi lingkup

    organ atau organ tubuh yang terkena. 4inegara maju, dengan penanganan

    yang baik dan intensif, gejala fibrosis kistik yang dianggap khas seperti

    gangguan pertumbuhan, batuk kronik dan produktif, barrel chest, dan

    distensi abdomen, tidak banyak dijumpai lagi.

    Fibrosis Kistik Page 2

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    3/37

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Anatomi Sistem Pernafasan

    Fibrosis Kistik Page 3

    Bagan 1. Saluran Pernapasan

    AtasSistem pernapasan atas terdiri

    atas hidung dan faring

    Bagan 2.. Saluran Pernapasanbawah terdiri dari trakea

    sampai dengan alveoli tempat

    pertukaran antara oksigen dan

    karbondioksida di dalam tubuh

    manusia

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    4/37

    *. Saluran )ernapasan Atas

    Sistem pernapasan atas terdiri atas hidung dan faring

    a. Hidung

    Hidung terdiri atas nasus e5ternus dan ca6um nasi

    *$ 7asus e5ternus

    7asus e5ternus memiliki ujung yang bebas, yang dilekatkan

    didahi melalui radi5 nasi atau jembatan hidung. ubang luar

    hidung adalah kedua nares atau lubang hidung. setiap dibatasi

    dilateral oleh ala nasi di medial oleh septum nasi.

    'angka nasus e5ternus dibentuk diatas oleh oleh os nasale,processus frontalis ossis ma5illaries, dan pars nasalis ossis

    frontalis. 4iba"ah, rangka ini dibentuk oleh lempeng-lempeng

    tulang ra"an, yaitu cartilage nasi superior dan inferior, dan

    cartilage septi nasi.

    %$ &a6um nasi

    &a6um nasi terletak dinares didepan sampai choanae di

    belakang. 'ongga ini dibagi oleh septum nasi menjadi bagian

    kiri dan kanan. Setiap belahan mempunyai dasar, atap, dinding

    lateral dan didnding medial.

    4asar dibentuk oleh processus palatines ma5illa dan lamina

    hori(ontalis ossis palatine, yaitu permukaan atas palatum

    durum

    8agian atap sempit dan dibentuk dari belakang ke depan

    oleh corpus ossis sphenoidalis, lamina cribrosa ossisethmoidalis, os frontale, os nasale, dan cartilaenis nasi.

    4inding lateral ditandai dengan tiga tonjolan disebut

    chonca nassalis superior, media, dan inferior. Area diba"ah

    setiap chonca disebut meatus.

    'ecessus sphenoiethmoidalis adalah daerah kecil yang

    terletak diatas chonca nasalis superior dan didepan corpus ossis

    sphenoidalis. 4idaerah ini terdapat muara sinus sphenoidalis.

    Fibrosis Kistik Page 4

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    5/37

    3eatus nasi superior terletak diba"ah dan lateral concha

    nasalis superior. 4isini terdapat muara sinus ethmoidalis

    posterior.

    3eatus media terletak diba"ah dan lateral concha media.

    )ada dinding lateral terdapat prominentia bulat, bulla

    ethmoidalis, yang disebabkan oleh penonjolan sinus

    ethmoidalis medii yang terletak diba"ahnya. Sinus ini

    bermuara pada pinggir atas meatus. Sebuah celah melengkung

    disebut hiatus semilunaris, terletak tepat diba"ah bulla. 9junganterior hiatus masuk ke dalam saluran yang berbentuk corong

    disebut infundibulum. Sinus ma5ilaris bermuara pada meatus

    nasi media melalui hiatus semulunaris. Sinus frontalis

    bermuara dan dilanjutkan oleh infundibulum. Sinus

    ethmoidalis anterior juga bermara pada infundibulum.

    3eatus nasi inferior terletak diba"ah dan lateral concha

    inferior dan terdapat muara duktus nasolacrimalis.

    4inding medial atau septum nasi adalah sekat

    osteocartilago yang ditutupi memebrana mukosa. 8again atas

    dibentk oleh laminaperpendicularis ossis ethmoidalis dan

    bagian posteriornya dibentuk oleh os 6omer. 8agaian anterior

    dibentuk oleh cartilage septi.

    3emberan mukosa melapisi ca6um nasi, kecuali

    6estibulum, yang dilapisi oleh kulit tyna telah menglami

    modifikasi. Terdapat dua jenis membrane mucosa, yaitu !*$

    mucosa olfaktorius dan !%$ respiratorius.

    3embrane mucosa olfaktorius melapisi permukaan atas

    concha nasalis superior dan recessus sphenoidalis, juga

    melapisi darerah septum nasi yang berdekatan dan atap.

    Fungsinya adalah menerima rangsangan penghidu dan untuk

    fungsi ini mocosa memiliki sel-sel penghidu khusus. Akson

    Fibrosis Kistik Page 5

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    6/37

    sel-sel ini !serabut n. :lfaktorius$ berjalan melalui lubang

    luang-lubang pada lamina cribrosa ossis ethmoidalis dan

    berakhir pada bulbus olfaktorius. )ermukaan membrane

    mukosa tetap basah oleh sekret kelenjar serosa yang berjumlah

    banyak

    3embran mukosa respiratorius melapisi bagian ba"ah

    ca6um nasi. Fungsinya adalh menghangatkan, melembabkan

    dan membersihkan udara inspirasi. )roses menghanatkan

    terjadi oleh adanya ple5us 6enosus didalam jaringansubmucosa. )roses melembabkan berasal dari banyaknya

    mucus yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar dan sel-sel

    goblet. )artikel debu yan terinspirasiakan menempel pada

    permukaan mucosa yang basah dan lengket. 3ucus yang

    tercemar ini terus-menerus didorong ke belakang oleh kerja

    cilia dari sel-sel silindris bercilia yang meliputi permukaan.

    Sesampainya di faring mucus ditelan.

    )ersarafan ca6un nasi berasal dari ner6us olfaktorius, yang

    bersal dari sel-sel olfaktorius khusus yang terdapat pada

    membrane mucosa yang telah dibicarakan sebelumnya. Saraf

    ini naik ke atas melalui lamina cribrosa dan mencapai bulbus

    olfaktorius.

    Saraf-saraf sensasi umum berasal dari di6isi ophthakmica

    dan ma5illaries ner6us trigeminus. )ersrafan bagaian anteriorca6um ca6un nasi berasal dari ner6us ethmoidalis anterior.

    )ersarafan bagain posterior ca6um nasi berasal dari ramus

    nasalis, ramus nasopalatinus dan ramus palatines ganglion

    pterygopalatinum.

    Suplai arteri untuk ca6um nasi tertama bersal dari cabang-

    cabang arteri ma5ilaris. &abang yan terpenting adalah arteri

    sphenopalatina. Arteri sphenopalatina beranastomosis dengan

    Fibrosis Kistik Page 6

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    7/37

    cabang septalis a. labialis superior yang merupakan cabang

    dari a. fasialis didaerah 6estibulum.

    ;ena-6ena membentuk ple5us yang luas didalam

    submucosa. )le5us ini dialirkan oleh 6ena-6ena yang

    menyertai arteri.

    b. Faring

    Faring terletak dibelakang ca6um nasi, mulut dan laring.

    8entuknya mirip corong dengan bagian atasnya yang lebar

    terletak diba"ah cranium dan bagian ba"ahnya yang sempit

    dilanjutkan sebagai esopagus setinggi 6ertebra cer6ikalis enam.

    Faring mempunyai dinding muscular membranosa yang tidak

    sempurna dibagain depan. 4isini, jaringan muskula membranosa

    diganti oleh aperture nasalia posterior, isthmus faucium dan aditus

    laringes. 4inding faring terdiri atas tiga lapis yaitu mucosa,

    fibrosa dan muscular.

    Faring dibagi menjadi < bagian, yaitu =

    *$ 7asopharyn57asopharyn5 terletak dibalakang rongga hidung, diatas

    palatum mole. 8ila palatum molle diangkat dan dinding

    posterior faring ditarik kedepan, seperti "aktu menelan, maka

    nsopharyn5 tertutup oleh oropharyn5. 7asopharyn5

    mempunyai atap, dasar, dinding anterior, dinding posterior,

    dan dinding lateral

    Atap dibentuk oleh corpus ossis spenoidalis dan pars

    basilaris osiss occipitalis. Kumpulan jaringan limfoid yang

    disebut tonsila pharyngealis, terdapat didalam submucosa

    daerah ini.

    4asar dibenuk oleh permukaan atas palatum molle yang

    miring. >sthmus pharyngeus adalah lubang didasr

    nasopharyn5 diantara pinggir bebas palatum molle dan

    dinding posterior pharyn5. Selama menelan, hubungan antara

    Fibrosis Kistik Page 7

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    8/37

    naso dan oropharyn5 tertutup oleh naiknya palatum molle

    dan tertariknya dinding posterior pharyng ke depan.

    4inding anterior dibentuk oleh aperture nasalis posterior,

    dipsahkan oleh pinggir posterior septum nasi. 4inding

    posterior membentuk permukaan miring yang berhubungan

    dengan atap. 4inding ini ditunjang oleh arcus anterior

    atlantis.

    4inding lateral pada tiap-tiap sisi mempunyai muara tuba

    auditi6a ke pharyn5. )inggir posterior tuba membentuk

    ele6asi disebut ele6asi tuba. 3. Salphingopharyngeus yangmelekat pada pinggir ba"ah tuba, membentuk lipatan 6ertical

    pada membrane mukosa disebut plica Salphingopharyngeus.

    'ecessus pharyneus adalah lekukan kecil pada dinding lateral

    dibelkang ele6asi tuba. Kumpulan jaringan limfoid didalam

    submucosa dibelkang muara tuba disebut tonsila tubalaris.

    %$ :ropharyn5

    :ropharyn5 terletak di belakang ca6um oris dan

    terbentang dari palatum molle sampai ke pinggir atas

    epiglottis.oropharyn5 mempunyai atap, dasar dinding

    anterior, posterior dan dinding lateral.

    Atap dibentuk oleh permukaan ba"ah palatum molle dan

    isthmus oharyngeus. Kumpulan kecil jaringan limfoid

    terdapat didalam submucosa permukaan ba"ah palatum

    mole.

    4asar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah dan celah

    antara lidah dan permukaan anterior epiglottis. 3emberana

    mucosa yang meliputi sepertiga posterior lidah berbentuk

    irregular, yang disebabkan oleh adanya jaringan limfoid

    diba"ahnya disebut tonsila linguae. 3embrane mukosa

    melipat dari lidah menuju ke epiglottis. )ada garis tengah

    terdapat ele6asi, yang disebut plica glossoepiglottica

    mediana, dan dua plica glossoepiglottica lateralis. ekukan

    Fibrosis Kistik Page 8

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    9/37

    kanan dan kiri plica glossoepiglottica mediana disebut

    6allecula.

    4inding anterior terbuka kedalm rongga mulut melalui

    isthmus oropharyn5. 4iba"ah isthmus ini terdapat pars

    pharyngeus lingae.

    4inding posterior disokong oleh corpus 6ertebra

    cer6icalis kedua danbagian atas corpus 6ertebra cer6icalis

    ketiga.

    )ada kedua sisi dinding lateral terdapat arcus

    palatoglossus dan arcus palatolharingeus dengan tonsila

    paltina diantaranya.

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    10/37

    kecuali m. Stylopharyngeus yang dipersarafi oleh n.

    ?lossopharyngeus. )ersarfan sensorik memberana mucosa

    nasopharyn5 terutama berasal dari n. 3a5ilaris. 3embrane

    mucosaoropharyn5 terutama dipersarafi oleh n.

    ?lossopharyngeus. 3embrane mucosa disekitar aditus

    laryngeus dipersarafi oleh n. 'amus lanryngeus internus n.

    ;agus. Suplai arteri pharyn5 berasal dari cabang-cabang a.

    pharyngea ascendens, a. palatine ascenden, a. facialis, a.

    ma5illaries, dan a. ingalis. ;ena bermuara ke ple5us

    6enosus pharyngeus, yang kemudian bermuara ke 6ena

    jugularis interna.

    %. Saluran )ernapasan 8a"ah

    a. aryn5

    aryn5 terletak dibagan anterior leher setingggi kopus

    6ertebra cer6ikaalis >>>-;>. aryn5 menghubungkan bagian inferior

    pharyn5 dengan trakea. aryn5 berfungsi sebagai katup untuk

    melindungi jalan-jalan udara dan menjaga supaya jalan udara

    selalu terbuka, terutama se"aktu menelan. aryn5 juga berfungsi

    sebagai mekanisme fonasi yang dirancang untuk pembentukan

    suara.

    Kerangka laryn5 terdiri dari Sembilan tulang ra"an yang

    berhubungan melalui ligamentum dan membrane. 4ari Sembilan

    tulang ra"an t"erdapat tiga yang tunggal!cartilage thyroidea,

    cartilage cricoidea, dan cartilage epiglotica$, dan tiga tulang ra"an

    berpasangan !cartilage arytenoidea, cartilage corniculata dancartilage cuneiformis$. &artilage tgyroidea adalah yang terbesar

    dari tulang-tulang ra"an laryn5. 8agian dua per tiga cartilage

    thyroidea berupa lembar-lembar yang bersatu dibidang median

    untuk membentuk prominentia laryngea !adam@s apple$, kedua

    lembar berpisah untuk membentuk incisura thyroidea yang

    brbentuk ;. Tepi posterior masing-masing lembar !lamina$

    menonjol keatas sebagai kornu sepurius dan keba"ah sebagai

    Fibrosis Kistik Page 10

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    11/37

    cornu inferius. Tepi superior dan ke dua kornu superior cartilage

    thyroidea dihubungkan dengan os hyoideum oleh membrane

    thyroidea. 8agaian mendian memebrana thyroidea ini yang lebih

    tebal, dikenal sebagai ligamentum thyrohyoideum medianum,

    bagian-bagian lateral yang menebal adalah ligamentum

    thyrohyoideum laterale yang padat mengandung beberapa

    cartilageines triticeae yang menyerupai butur-butir gandung dan

    membantu menutup lubang laring se"aktu menelan. &ornu inferius

    cartilage thyroidea bersendi dnegan permukaan lateral cartilage

    cricoidea pada articulatio crycothyroidea. ?erak-gerak utama pada

    kedua sendi ini adalah rotasi dan gerak luncur cartilage thyroidea

    yang menghasilkan perubahan ukuran panjang plica 6okalis.

    &artilage cricoidea berbentuk seperti cicin stempel yang

    tangkainya menghadap kedepan. 8again posterior !stempel$

    cartilage cricoidea adalah lempengnya, dan bagian anterior

    !tangkai$ membentuk lengkungnya. 3eskipun cartilage cricoidea

    lebih kecil dari pada cartilage thyroidea, tulang ra"an ini lebih

    tebal dan lebih kuat. &artilage cricoidea dihubungkan pada tepi

    ba"ah cartilage thyroidea oleh ligamentum cricothyroideum

    medianum pada cartilage trachealis > oleh ligamentum

    cricotracheale. igamentum cricithyroideum menyebebken adanya

    titik lunak diba"ah cartilage thyroidea. 4isini laryng terletak

    paling dekat pada kulit dan paling mudah dicapai.

    &artilage aritenoidea berbentuk seperti limas bersisi tiga.

    Tulang ra"an ii yang berpasangan, bersendi dengan bagian-bagian

    lateral tepi atas lempeng cartilage cricoidea. 3asing-masing tulang

    ra"an disebelah atas memiliki ape5 !puncak$, disebelah anterior

    procesus 6okalis, dan sebuah procesus muskularis yang menonjol

    kelateral dari alasnya. Ape5 cartilage arytenoidea dilekatakan pada

    plica ary-epiglotica, processus 6okalis pada ligamentum 6okale,

    dan processus muskularis pada musculus crico-arytinoidea

    posterior dan musculus crico-arytinoidea lateralis.

    Fibrosis Kistik Page 11

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    12/37

    Articulatio crico-arytinoidea terletak antara basis cartilage

    arytinoidea dan permukaan superior lempeng cartilage cricoidea.

    Sendi-sendi ini memungkinkan gerak cartilage aritenoidea berikut=

    meluncur saling mendekati atau menjauhi, menjungkit kedepan

    atau ke belakang, dan rotasi. ?arak-gerak ini penting untuk saling

    mendekatkan, mengembangkan dan mengendurkan plica 6ocalis.

    igamentum 6ocale yang elastic terpadapat antara persatuan kedua

    lembar cartilage thyroidea disebelah belakang. igamentum 6okale

    membentuk kerangka plica 6okalis. Selapot yang berbentuk segi

    tiga dan kearah superior dibatasi oleh ligamentum 6ocale, ialah

    ligamnetum cricothyroideum !conus elasticus membrane crico-

    6ocalisB$. igamentum cricothyroideum ini kedepan membaur

    denga ligamentum cricothyroideum medianum.

    &artilage epiglotica memebuat epiglottis lentur. &artilage

    epigotica yang menyerupai daun dan terletak dibalakang radi5

    linguale serta os hyoideum, dan didepan aditus laryngis,

    membentuk abagian superior didnding anterior dan tepi superior

    aditus laryngis. 8agian superior epiglottis adalah lebar dan bebas,

    dan ujung inferiornya yang meruncing melekat pada

    ligamentumthyro-epiglotticum dalam sudut yang dibentuk oleh

    kedua lembar cartilage thyroidea. )ermukaan anterior cartilage

    epiglotica berhubungan dengan os hyoideum melamui ligamentum

    hyo-epigloticum. 3embrane #uadrangularis adalah selambar

    jaringan ikat sub mukosa yang tipis, dan terbentang dari cartilagearytenoidea ke kartilago epiglotica. Tepi inferior membrane

    #uadrangularis ini ebas membentuk ligamentum 6estibulare yang

    dilapisi secara longgar oleh plica 6estibularis. )lica 6estibularis ini

    terletak superior dari pllica 6okalis dan terbentan dari cartilage

    thyroidea ke cartilage arytenoidea. &artilage corniculata dan

    cartilage cuneiformis berupa bintil-bintil kecil di bagian posterior

    alica ary-epiglottica yang melakat pada cartilagenis arytenoidea.

    Fibrosis Kistik Page 12

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    13/37

    Komparteman laring= 8agian dalam laryn5. &a6itas laringis

    meluas dari aditus laringis yang merupakan sarana untuk

    berhubungan dengan laringofaring, samapi setinggi tepi ba"ah

    cartilage cricoidea untuk beralih kedalm lumen tenggorok. &a6itas

    laryngis dibedakan menjadi tiga bagian

    ;estibulum laryngis yang terletak superior terhadap plica

    6estibularis.

    ;entriculus laringis yang terlatak antara plica 6estibularis dan

    diatas plica 6okalis !ke lateral 6entriculus laryngis meluas

    sebagai sinus laringisC dari masing-masing sinus sebuah

    sacculus laringis yang buntu, menonjol ke atas antara plia

    6estibularis dan lamina cartilaginis thyroidea$

    &a6itas infragotica, yakni ca6itas larings inferior yang meluas

    dari plica 6okalis ke tepi inferior cartilage cricoidea, dan disi

    bersatu dengan rongga dalam caranium.

    )lica 6okalis !pita suara sejati$ mengendalikan pembentukan

    bunyi. )uncak masing-masing lipatan berbentuk seperti baji,

    menonjol kemedial kedalam ca6itas laringis, dan alasnya bersandar

    pada lamina cartilaginis thyroidea. 4idalam masing-masing plica

    6okalis terdapat

    Sebuah ligamentum 6okale yang terdiri ari jaringan elastic dan

    berasal dari ligamentum cricothyroideum

    Sebuah musculus 6okalis yang merupakan bagaian musculus

    ary-thyroideus

    ?lottis mencakup plica 6okalis dan processus 6okalis, serta

    rima glottidis !celah antara plica 6okalis$. 8entuk rima glottidis

    berubah-ubah sesuai dengan kedudukan pllica 6okalis. )ada

    pernapasan normal rima glottidis ini adalah sempit dan berbentuk

    bajiC pada pernapasan yang dipaksakan rima glottidis akan melebar.

    'ima glottidis menyempit se"aktu plica ;olakis saling berdekatan

    se"aktu berbicara. )erubahan tegangan dan panjang liapatan suara,

    lebar rima glottidis, dan intensitas hembusan eksoirasi

    menghasilkan tinggi atau rendahnya suara. 8anjar !range$ tingakt

    Fibrosis Kistik Page 13

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    14/37

    nada yang lebih rendah pada laki-lakiterjadi karena rima glottis

    yang lebih panjang.

    )lica 6estibularis !tali suara palsu$ meluas anatara cartilage

    thyroidea dan cartilage arytenoidea. )lica 6estibularis tidak atau

    hampir tidak berperan dalam pemebntukan suaraC plica 6estibulari

    in memiliki fungsi protektif. )lica 6estibulari terdiri dari dua

    lipatan membrane mukosa yang tebal dan meliputi ligamentum

    6estibulare. 'uang antara ligamentum 6estibulare tersebut adalah

    rima 6estibule.

    :tot-otot laryn5. :tot-otot laryn5 dapat dibedakan menjadikelompok ekstrinsik dan intrinsic. :tot-otot ekstrinsik

    menggarakkan laryn5 sebagai kesatuan. 3usculi infrahyoidei

    berfungsi sebagai otot-otot depressor os hyoideum dan laryn5,

    sedangakan musculi suprahyoidei dan stylopharyngeus berfungsi

    sebagai ele6ator os hyoideum dan laryn5. :tot-otot intrinsic

    mengedakan grak pada nagain laryn5, mengbah pan jang dan

    tetagangan plica ;olakis, serta luar dan bentuk rima glottidia.

    Semua otot intrinsic laryn5, kecuali satu, dipersarafi oleh ner6us

    laryngeus recurren, cabang ner6us cranialis DC musculus

    cricothyroideus dipersarafi oleh ner6us laringeus internus. Saraf-

    saraf laryn5. Saraf-saraf laryn5 berasal dari ner6us 6agus melalui

    ramus internus dan ramus e5ternus ner6us laringus superior dan

    ner6us laryngeus recurrens. 7er6us laryngeus superior dipaskan

    dari pertengahan gangliaon inferius cabang ner6us 6agus yang

    terletak ada ujung superior trigonum caroticum.saraf ini berakhir

    menjadi dua cabang didalam sarung carotis C ner6us laringeus

    internus !sensoris dan otonom$ dan ner6us laryngeus e5ternus

    !motorik$. 7er6us laringeus internus yang lebih besar antara kedua

    terminal tadi, menembus membrane thyroidea bersama arteri

    laryngea superior dan mengantar serabut sensoris kepada

    membarana mukosa laryn5 yang terdapat di superior dari lica

    6okalis, teramsuk permukaan superior plica 6okalis. 7er6us

    Fibrosis Kistik Page 14

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    15/37

    laryngeus e5ternus turun dibelakan musculus sternothyroideus

    bersama arteri thyroidea superior. 3ula-mula letaknya pada

    musculus constrictor pharyngis inferior dan kemudian menembus

    otot ini dan mempersarafinya serta juga musculus cricothyroideus.

    7er6us larynngeus recurrens memepersarafi semua otot

    laryn5 intrinsic, kecuali muskulus cricothyroideus ysng dipersrafi

    oleh ner6us laryngeus e5ternusner6us laryngeus recurrens juga

    memba"a serabut sensoris pada membran mukosa laryn5 inferior

    dari plica 6okalis. 8agian akhirnya, yakni ner6us laryngeus

    inferior, memasuki laryng dengan memintas sebelah dalam tepi

    musculus konstriktor pharyngis inferior. Saraf ini terpecah menjadi

    ramus anterior dan posterior yang mengiring arteria inferior

    kedalam laryn5.

    )embuluh darah laryn5. Arteri-arteri laryn5, cabang-cabang

    artria thyroidea superior dan inferior, memasok darah kepada

    laryn5. Arteri laryngea superior mengiringi ramus anatrerior ner6i

    laringealis superior melalaui membrane thyroidea dan kemudian

    bercabang-cabang untuk menghantarkan darah kepada permukaan

    dalan laryn5. Arteria laryngea inferior mengiringi ner6us laringeus

    inferior dan memasok darah kepada memberan mukosa dan otot-

    otot diaspek inferior laryn5.

    ;ena-6ena laryn5 mengikuti arteri laryn5. ;ena laringea

    superior bisanya bersatu dengan 6ena thyroidea superior, lau

    bermuara kedalam 6ena jugularis interna. ;ena laryngea inferior

    bersatu denga 6ena thyroidea inderior dan pleksus 6ena-6ena

    thyroid yang beranastomosis pada aspek anterior trakea.

    )embuluh limfe yang berasal dari laryn5 diatas plica 6okalis

    mengiringi arteria larynge superior melalui membrane thyroidea

    dan ditampung oleh nodi limfe phoidei cer6icales posteriors

    profunsi. )embuluh limfe dari laryn5 diba"ah plica 6okalis

    ditampung oleh nodi lymphoidei cer6icales inferores. %

    b. Trakea

    Fibrosis Kistik Page 15

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    16/37

    Trakea tebentang dari pinggir ba"ah cartilage cricoidea

    !berhadapan dangan corpus 6ertebras ser6ikalis ;>$ dileher sampai

    setinggi angulus sterni pada thora5. Trakea terdapat digaris tengah

    dan berakhir tepat disebelah kanan garis tengah dengan bercabang

    dengan bronkus principalis de5tra dan sinister. )ada pangkal leher

    trakea dapat diraba digaris tengah pada incisura jugularis. Trakea

    disokong oleh cincin tulang ra"an berbentuk seperti sepatu kuda

    yang panjangnya kurang lebih *%,1 cm !1 inci$. Struktur trakea dan

    bronkus di analogkan dengan sebuah pohon, dan oleh karena itu

    dinamakan pohon trakeobronkial. )ermukaan posterior trakea agak

    pipih dibandingkan sekelilingnya karena cincin tulang ra"an di

    daera itu tidak sempurna, dan letaknya di depan esofagus.

    Akibatnya, jika suatu pipa endotrakea !ET$ bulat yang kaku dengan

    balon yang digembungkan dimasukkan selama 6entilasi mekanik,

    dapat timbul erosi di posterior membran tersebut, dan membentuk

    fistula trakeoesofageal. Erosi bagian anterior menembus cincin

    tulang ra"an dapat juga timbul tetapi tidak sering. )embengkakan

    dan kerusakan pita suara juga merupakan komplikasi dari

    pemakaian pipa ET. Tempat trakea bercabang menjadi bronkus

    utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki

    banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk

    berat jika dirangsang.

    8ronkus utama kiri dan kanan tidak simetris. 8ronkus utama

    kanan lebih pendek dan lebih lebar dibandingkan dengan bronkusutama kiri dan merupakan kelanjutan dari trakea yang arahnya

    hampir 6ertikal. Sebaliknya, bronkus utama kiri lebih panjang dan

    lebih sempit dibandingkan dengan bronkus utama kanan dan

    merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.

    8entuk anatomik yang khusus ini mempunyai keterlibatan klins

    yang penting.

    &abang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi

    bronkus lobaris dan kemudian kemudian bronkus segmentalis.

    Fibrosis Kistik Page 16

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    17/37

    )ercabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya

    semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis, yaitu

    saluran udara terkecil yang tidak mengandung al6eoli !kantung

    udara$. 8ronkiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih *

    mm. 8ronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang ra"an, tetapi

    dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.

    Seluruh saluran udara ke ba"ah sampai tingkat bronkiolus

    terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi

    utamanya adalah sebagai penghantar udara ke empat pertukaran gas

    paru.

    Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan

    unit fungsional paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri

    dari !*$ bronkiolus respiratorius, yang terkadang memiliki kantong

    udara kecil atau al6eoli pada dindingnyaC !%$ duktus al6eolaris,

    seluruhnya dibatasi oleh al6eolus, dan ! , yang bertanggung

    ja"ab terhadap sekresi surfaktan. Struktur mikroskopik sebuah

    duktus al6eolaris dan al6eolus-al6eolus berbentuk polygonal yang

    Fibrosis Kistik Page 17

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    18/37

    mengelilinginya. Al6eolus pada hakikatny a merupakan suatau

    gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga

    batas antara cairan dan gas membentuk tegangan permkaan yang

    cenderung mencegah pengembangan saat inspirasi dan cenderung

    kolaps saat ekspirasi. Tetapi untunglah al6eolus dilapisi oleh (at

    lipoprotein !disebut surfaktan$ yang adapat mengurangi tegangan

    permukaan dan mengurangi resistensi terhdapa pengembangan

    pada "aktu inspirasi, dan mencegah kolaps al6eolus pada saat

    ekspirasi. )embentukan dan pengeluaran surfaktan oleh sel lapisan

    al6eolus !tipe >>$ bergantung pada beberapa faktor, yaitu

    kematangan sel-sel al6eolus dan sistem en(im biosintetik,

    kecapatan pergantian surfaktan yang normal, 6entilasi yang

    memadai dan aliaran darah kedinding al6eolus. Surfaktan relati6e

    lambat terbentuk pada kehidupan fetalC sehingga bayi yang lahir

    dengan jumlah surfaktan yang sedikit !biasanya kelahiran

    premature$ dapat berkembang menjadi sindrom ga"at nafas pada

    bayi. Surfaktan disintesis dari asam lemak yang diekstraksi dari

    darah, dengan kecepatan pergantiannya yang cepat. Sehingga bila

    lairan darah ke daerah paru terganggu !misalnya kerena emboli

    paru$, maka jumlah surfaktan pada daerah itu akan berkurang.

    )roduksi surfaktan dirangsang oleh 6entilasi aktif, 6olume tidal

    yang memadai, dan hiper6entilasi periodic !cepat dan dalam$ yang

    dicegah oleh konsentrasi oksigen tinggi pada udara yang

    diinspirasi. Sehingga pemberian oksigen konsentrasi dalam "aktu

    yang lama atau kekgagalan untuk bernapas cepat dan dalam pada

    seorang pasien yang menggunakan 6entilasi mekanik akan

    menurunkan produksi surfaktan dan menyebabkan kolaps al6eolar

    !ateletaksis$.

    c. )aru !pulmo$

    ape5 paru menonjol ke leher. Ape5 ini dapat dipetakan pada

    permukaan anterior tubuh dengan membuat garis melengkung dan

    kon6eks ke atas, dari articulatio sternocla6icularis sampai ke titik

    Fibrosis Kistik Page 18

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    19/37

    yang jaraknya %,1 cm di atas batas lateral dari sepertiga bagian

    medial cla6icula.

    3argo anterior pulmo de5ter dimulai dari belakang

    articulatio sternocla6icularis dan berjalan ke ba"ah sampai hampir

    mencapai garis tengah di belakang angulus sterni. Kemudian

    dilanjutkan ke ba"ah sampai mencapai symphysis 5iphosternalis.

    )inggir anterior paru kiri mempunyai perjalanan yang sama, tetapi

    setinggi cartilago cosatalis >; margo ini berbelok ke lateral dan

    berjalan menjauhi pinggir lateral sternum dengan jarak yang

    berbeda-beda untuk membentuk incisura cardiaca pulmonis sinistri.

    >ncisura ini dibentuk oleh jantung yang menggeser paru ke kiri.

    3argo anterior kemudian berbelok ke ba"ah dengan tajam sampai

    setinggi symphysis 5iphosternalis.

    3argo inferior pulmo pada pertengahan inspirasi mengikuti

    garis melengkung yang menyilang costa ;> pada linea

    mediocla6icularis, costa ;>>> pada linea a5illaris media, dan

    posterior mencapai costa D pada columna 6ertebralis. )erlu

    diketahui bah"a ketinggian margo inferior pulmo berubah selama

    inspirasi dan ekspirasi.

    3argo posterior pulmo berjalan turun dari processus spinosus

    6ertebra cer6icalis ;>> sampai setinggi 6ertebra thoracica D dan

    terletak sekitar 0 cm dari garis tengah.

    Fissura obli#ua paru dapat ditunjukkan pada permukaan

    tubuh dengan menggambar garis dari pangkal spina scapulae

    miring ke ba"ah, lateral, dan anterior, mengikuti perjalanan costa;> sampai articulatio costochondralis ;>. )ada paru kiri, lobus

    superior terletak di atas dan anterior garis iniC lobus inferior terletak

    di ba"ah dan posterior garis ini. )ada paru kanan terdapat fissura

    tambahan, fissura hori(ontalis, yang dapat dilukiskan dengan

    menggambar garis hori(ontal sepanjang cartilago costalis >;

    sampai berpotongan dengan fissura obli#ua pada linea a5illaris

    media. 4i atas fissura hori(ontalis terletak lobus superior dan di

    Fibrosis Kistik Page 19

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    20/37

    ba"ah garis ini terletak lobus medius, di ba"ah dan posterior

    terhadap fissura obli#ua terdapat lobus inferior.

    d. )leura

    )leura adalah membran penutup yang membungkus setiap

    paru. )leura parietal, melapisi rongga toraks !kerangka iga,

    diafragma, mediastinum$. )leura 6iseral, melapisi paru dan

    bersambungan dengan pleura parietal dibagian ba"ah paru. 'ongga

    pleura !ruang intrapleural$, adalah ruang potensial antara pleura

    parietal dan pleura 6iseral yang mengandung lapisan tipis cairan

    pleumas. &airan ini disekresi oleh sel-sel pleural sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan

    !tekanan intrapleural$ agak negatif dibandingkan tekanan atmosfer.

    'esesus pleura, adalah area rongga pleura yang tidak berisi

    jaringan paru. Area ini muncul saat pleura parietal bersilangan dari

    satu permukaan ke permukaan lain. Saat bernapas, paru-paru

    bergerak keluar masuk area ini.

    *$ 'esesus pleura costomediastinal terletak di tepi anterior kedua

    sisi pleura, tempat pleura parietal berbelok dari kerangka iga ke

    permukaan lateral mediastinum.

    %$ 'esesus pleura kostodiafragmatik terletak di tepi poserior kedua

    sisi pleura di anatara diafragma dan permukaan kostal internal

    toraks.

    B. Definisi

    Fibrosis kistik adalah kelainan genetik yg bersifat resesis

    heterogen!dari ayah dan ibu keduanya harus punya$ dengan gambaran

    patobiologik yang mencerminkan mutasi pada gen regulator transmembran

    fibrosis kistik !cystic fibrosis transmembrane conductance

    regulator&FT'$. Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang

    menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, abnormal

    dan akhirnya yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.

    Fibrosis kistik juga merupakan suatu gangguan kronik multisistem yang

    ditandai dengan infeksi endobronkial berulang, penyakit paru obstruktif

    Fibrosis Kistik Page 20

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    21/37

    progresif dan insufisiensi pankreas dengan gangguan absorbsimalabsorbsi

    intestinal. Fibrosis kistik juga merupakan gangguan monogenik yang

    ditemukan sebagai penyakit multisistem, ditandai dengan adanya infeksi

    bakteri kronis pada saluran napas yang pada akhirnya akan menyebabkan

    bronciectasis dan bronchiolectasis, insufisiensi e5okrin pancreas, dan

    disfungsi intestinal, fungsi kelenjar keringat abnormal, dan disfungsi

    urogenital.

    C. Epidemiologi

    Angka kejadian fibrosis kistik relatf tinggi pada orang-orang Kaukasia dan

    keturunannya. Angka kejadian pada orang kulit putih di Amerika, Eropa,

    dan Australia adalah *=%.1 kelahiran hidup. 4i s"edia, tercatat *=1.

    kelahiran hidup. )ada orang non kulit putih, angka kejadian fibrosis kistik

    lebih rendah. )ada orang kulit hitam di Amerika angka kejadian Fibrosis

    kistik adalah *=*G. angka kelahiran hidup, sedangkan pada penduduk

    asli Amerika adalah *=..

    D. Etiologi

    Fibrosis kistik merupakan penyakit yang di"ariskan secara resesi6e

    autosomal. ?en yang bertanggung ja"ab terhadap terjadinya &F telah

    diidentifikasi pada tahun *// sebagai Cystic ibrosis !ransmembrane"

    Fibrosis Kistik Page 21

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    22/37

    Conductance #egulator $lycoprotein !&FT' gene$ yang terletak pada

    lengan panjang kromosom no G.

    )rotein &FT' merupakan rantai polipeptida tunggal, mengandung

    *0 asam amino, yang sepertinya berfungsi untuk cyclic A3)Iregulated

    &lI channel dan dari namanya, mengatur channel ion lainnya. 8entuk

    &FT' yang terproses lengkap ditemukan pada membran plasma di

    epithelial normal. )enelitian biokimia mengindikasikan bah"a mutasi

    F1 menyebabkan kerusakan proses dan degradasi intraseluler pada

    protein &FT'. Sehingga alpanya &FT' pada membrane plasma

    merupakan pusat dari patofisiologi molecular akibat mutasi F1 dan

    mutasi kelompok >->> lainnya. 7amun, mutasi kelompok >>>->;

    menghasilkan protein &FT' yang telah diproses lengkap namun tidak

    berfungsi atau hanya sedikit berfungsi pada membrane plasma.

    ?en &FT' ini membuat protein yang mengontrol perpindahan garam

    dan air di dalam dan di luar sel di dalam tubuh. :rang dengan cystic

    fibrosis, gen tersebut tidak bekerja dengan efektif. Hal ini menyebabkan

    kental dan lengketnya mucus serta sangat asinya keringat yang dapat

    menjadi cirri utama dari cystic fibrosis.

    Fibrosis Kistik Page 22

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    23/37

    3ekanisme terjadinya malfungsi sel pada cystic fibrosis tidak

    diketahui secara pasti. Sebuah teori menyebutkan bah"a kekurangan

    klorida yang terjadi pada protein &FT' menyebabkan akumulasi secret di

    paru-paru yang mengandung bakteri yang tidak terdeteksi oleh system

    imun. Teori yang lain menyebutkan bah"a kegagalan protein &FT'

    menyebabkan peningkatan perla"anan produksi sodium dan klorida yang

    menyebabkan pertambahan reabsorbsi air, menyebabkan dehidrasi dan

    kekentalan mucus. Teori-teori tersebut mendukung sebagian besar

    obser6asi tentang terjadinya kerusakan di cystic fibrosis yang menghambat

    jalanya organ yang dibuat dengan secret yang kental. Hambatan ini

    menyebabkan perubahan bentuk dan infeksi di paru-paru, kerusakan pada

    pancreas karena akumulasi en(im digesti6e, hambatan di usus halus oleh

    kerasnay feses dll.

    E. Klasifikasi

    Secara garis besar, menurut jenis mutasi pada gen &FT', fibrosis

    kistik dapat terbagi menjadi=

    *. Kelas >= defek sintesis protein. 3utasi ini terkait dengan tidak adanya

    protein &FT' pada bagian apikal permukaan sel epitel.

    %. Kelas >>= abnormalitas pelipatan, pemrosesan, dan pengangkutan

    protein. 3utasi ini menyebabkan defek pemrosesan protein dari 'E ke

    ?olgi karena protein yang tidak terlipat dan terglikosilasi sempurna

    dan terdegradasi sebelum mencapai permukaan sel. Kelainan tersering

    abnormalitas gen fibrosis kistik pada penderita adalah mutasi kelas >>

    Fibrosis Kistik Page 23

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    24/37

    yang menyebabkan delesi tiga nukleotida yang menyebabkan

    hilangnya fenilalanin pada posisi asam amino 1 ! F1$.

    >>= defek regulasi. 3utasi kelas ini mencegah akti6asi &FT'

    dengan mencegah pengikatan dan hidrolisis AT) yang penting untuk

    transpor ion. 4engan demikian, jumlah &FT' di permukaan normal,

    namun tidak fungsional.

    0. Kelas >;= penurunan konduksi. 3utasi ini biasanya muncul pada

    domain transmembran &FT' yang membentuk kanal ionik untuk

    transport klorida. Jumlah &FT' di apikal membrane nornam, namun

    dengan penurunan fungsi. Kelas ini biasanya terkait fenotipe yanglebih ringan.

    1. Kelas ;= penurunan jumlah. 3utasi ini mempengaruhi daerah

    pemotongan atau promoter &FT' sehingga menyebabkan turunnya

    produksi normal protein. Kelas ini biasanya terkait fenotipe yang lebih

    ringan.

    . Kelas ;>= kesalahan pengaturan kanal ion terpisah. 3utasi pada kelas

    ini menyebabkan gangguan fungsi regulasi &FT'. &ontohnya, mutasi

    F1 merupakan mutasi pada kelas >> dan kelas >;.

    Selain &FT', penelitian menunjukkan adanya peran gen dan

    lingkungan dalam perkembangan fibrosis kistik.%,

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    25/37

    timbulnya sirosis. )engaruh lingkungan sangat terlihat pada perkembangan

    gangguan saluran pernafasan fibrosis kistik yang merupakan memiliki

    6ariasi fenotipe tak terduga. &ontoh dari pengaruh lingkungan adalah

    6irulensi organisme, tingkat kesuksesan terapi, dan infeksi lanjutan atau

    tambahan dari organisme lain, serta paparan rokok dan alergen.

    Keseluruhannya dapat mempengaruhi tingkat dan progesi6itas penyakit

    paru-paru pada penderita fibrosis kistik.

    . Patofisiologi)enanda diagnostik biofisik epitel saluran pernafasan fibrosis kistik

    adalah peningkatan selisih potensial potential difference !)4$ transepitel.

    )4 transepitel merefleksikan laju transport aktif ion dan resistensi epitel

    terhadap aliran ion. Epitel saluran pernafasan fibrosis kistik

    memperlihatkan abnormalitas absorpsi aktif 7aLdan sekresi aktif &lIyang

    menandakan hilangnya cyclic A&P(dependent kinasedan transporprotein

    kinase C(regulated Cl( oleh &FT'. 7amun, adanya kemiripan fungsi

    Ca2)"activated Cl( channel !&a&&$ yang diekpresikan pada membran

    apikal berpotensi menjadi target terapi untuk menggantikan fungsi sekresi

    &lIdari &FT'.

    4asar kelainan pada epitel saluran pernafasan fibrosis kistik adalah

    regulasi abnormal absorpsi 7aL atau kegagalan fungsi sekunder &FT'

    sebagai inhibitor tonik epithelial *a)channel. 3ekanisme molekular yang

    memediasi aksi ini masih belum diketahui.

    ?angguan pada saluran pernafasan penderita fibrosis kistik.

    Fibrosis Kistik Page 25

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    26/37

    ?angguan pernafasan merupakan manifestasi klinis penderita

    fibrosis kistik pada tahun-tahun a"al kehidupan yang ditandai dengan

    batuk berat dan infiltrat rekuren pada paru-paru disertai dengan kegagalan

    tumbuh-kembang.

    8ersihan mukus merupakan mekanisme pertahanan utama saluran

    pernafasan mela"an bakteri yang diinhalasi. 3ukus tersebut diproduksi

    oleh permukaan saluran pernafasan dengan menjaga 6olume air melalui

    laju absorpsi aktif 7aL dan sekresi &l. Hipotesis utama patofisiologi

    fibrosis kistik pada saluran pernafasan adalah kegagalan regulasi absorpsi

    7aLdan ketidakmampuan sekresi &lImelalui &FT' menurunkan 6olume

    air pada permukaan saluran pernafasan. Keduanya menyebabkan

    penebalan mukus dan deplesi cairan perisiliar yang menyebabkan adhesi

    mukus pada saluran pernafasan dan kegagalan bersihan mukus dari saluran

    pernafasan, baik melalui kerja silia maupun melalui mekanisme batuk.

    >nfeksi khas pada saluran pernafasan fibrosis kistik selalu melibatkan

    lapisan mukus dibandingkan in6asi epitel atau dinding saluran.

    )redisposisi infeksi kronis fibrosis kistik oleh Staphylococcus aureusdan

    Pseudomonas aeruginosa sejalan dengan kegagalan bersihan mukus.

    'endahnya tekanan :%menyebabkan hipoksia dan terjadinya stasis mukus

    yang mempermudah pertumbuhan bakteri di koloni biofilm dalam plak

    mukus yang melekat pada saluran pernafasan fibrosis kistik.

    >nfeksi saluran pernafasan atas merupakan gangguan yang paling

    sering menjadi manifestasi klinis pasien fibrosis kistik. Sinusitis kronis

    seringkali dijumpai pada masa kanak-kanak, menyebabkan obstruksi nasal

    dan rhinorrhea. >nsidensi polip nasal mencapai %1 dan seringkali

    membutuhkan terapi dengan steroid topikal atau tindakan pembedahan.

    )ada infeksi saluran pernafasan ba"ah, gejala a"al adalah batuk

    yang semakin lama semakin persisten diikuti dengan sputum yang kental,

    purulen, dan seringkali ber"arna kehijauan. )eriode remisi bergantian

    dengan eksaserbasi yang ditandai dengan perburukan batuk, turunnya

    berat badan, demam subfebris, peningkatan 6olume sputum, dan

    penurunan fungsi paru-paru. )eriode eksaserbasi akan semakin sering

    Fibrosis Kistik Page 26

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    27/37

    sehingga proses penyembuhan paru-paru tidak sempurna dan memicu

    terjadinya gagal nafas.

    )enderita fibrosis kistik memiliki karakteristik mikrobiologi sputum

    yang khas. +aemophilus influen,ae dan S. aureusmerupakan organisme

    yang sering ditemui pada pasien yang baru didiagnosis menderita fibrosis

    kistik. P. aeruginosa, seringkali mukoid dan resisten antibiotik, biasanya

    didapati pada kultur sekret saluran pernafasan ba"ah sesudahnya.

    Burkholderia !dahulu dikenal sebagai Pseudomonas cepacia$ juga

    ditemukan pada sputum penderita fibrosis kistik dan patogenik. ?ram

    negatif lainnya antara lain Alcaligenes -yloso-idans, B. gladioli, dan

    bentuk mukoid Proteus, scherichia coli, dan /lebsiella. 1 penderita

    fibrosis kistik memiliki Aspergillus fumigatus dalam sputum, *

    penderita ini menunjukkan sindroma alergi aspergilosis bronkopulmonal.

    Kelainan a"al yang didapati pada pasien anak-anak dengan fibrosis

    kistik adalah peningkatan rasio 6olume residual hingga kapasitas total

    paru-paru. Seiring dengan berjalannya penyakit, terdapat perubahan

    re6ersible dan irre6ersible pada perkembanganforced vital capacity!F;&$

    dan forced e-piratory volume in 1 s !FE;*$. Komponen re6ersible

    merefleksikan akumulasi sekret intraluminal danatau reakti6itas saluran

    pernafasan yang didapati pada 0I pasien fibrosis kistik. Komponen

    irre6ersible merefleksikan destruksi dinding saluran pernafasan dan

    bronkiolitis.

    )erubahan a"al pada pencitraan dada penderita fibrosis kistik adalah

    hiperinflasi paru-paru yang menandakan obstruksi saluran pernafasan

    kecil. Setelahnya akan didapati impaksi mukus luminal, konstriksi

    bronkus, dan akhirnya bronkiektasis. )erubahan terberat akan didapati

    pada lobus kanan atas untuk alasan yang belum diketahui.

    ?angguan paru-paru fibrosis kistik dikaitkan dengan banyaknya

    komplikasi intermiten, contohnya pneumothora5 !+* pasien$. Adanya

    darah dalam jumlah kecil di sputum seringkali didapati pada pasien

    fibrosis kistik dengan gangguan paru-paru lanjut. Hemoptisis masif

    mengancam nya"a. 4engan semakin beratnya penyakit, akan timbul

    Fibrosis Kistik Page 27

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    28/37

    gejala gagal nafas yang diikuti dengan gagal jantung.

    ?ambar menunjukkan perbandingan transport ion normal !atas$ dan pada

    fibrosis kistik !ba"ah$ epitel saluran pernafasan. Tanda panah menjelaskan

    rute dan besarnya transpor 7aLdan &lIyang diikuti secara osmotik oleh air

    )ola basal normal transpor ion adalah absorpsi 7aL

    dari lumen melaluiamiloride"sensitive *a)channel. )roses ini dipercepat pada fibrosis kistik.

    Kapasitas untuk memulai sekresi &lI dimediasi cyclic A&P menghilang

    pada epitel pernafasan fibrosis kistik karena tidak ada disfungsi &FT' Cl(

    channel. )ercepatan absorpsi 7aL pada fibrosis kistik menggambarkan

    tidak adanya &FT'.

    !. Menifestasi Klinis

    3anifestasi cystic fibrosis yang umum pada tahun pertama atau kedua

    kehidupan pada traktus respiratorius yang paling sering batuk danatau

    infiltrate pulmoner. Sebagian besar gejala dari cystic fibrosis adalah

    disebabkan oleh banyaknya mucus. ?ejala umumnya adalah=

    *. 8atuk persisten yang disertai sputum dan semakin memburuk

    %. 8atuk dari efek bronkitis dan pneumonia yang dapat menimbulkan

    inflamasi dan kerusakan permanen paru

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    29/37

    *. 4iare

    **. 7afsu makan besar tetapi tidak menambah berat badan dan

    pertumbuhan !cenderung menurun$. >ni hasil dari malnutisi kronik

    karena tidak mendapatkan cukup nutrisi dari makanan

    *%. 7yeri dan ketidaknyamanan pada perut karena terlalu banyak gas

    dalam usus. Hal ini bisa disebabkan oleh disfungsi intestinal.

    )ada saluran napas bagian ba"ah, gejala pertama dari &F adalah

    batuk. Seiring dengan "aktu, batuk menjadi persisten dan menghasilkan

    sputum kental, purulen, dan ber"arna kehijauan. Tak dapat dihindari, masa

    dari stabilitas klinis diinterupsi oleh MeksaserbasiN, didefinisikan oleh

    peningkatan batuk, berat badan menurun, demam subfebris, peningktan

    6olume sputum , dan penurunan fungsi pulmoner. 4alam beberapa tahun

    perjalanan penyakit, eksaserbasi menjadi semakin sering dan

    penyembuhan dari hilangnya fungsi paru tidak sempurna, pada akhirnya

    menyebabkan kegagalan pernapasan

    H. Pemeriksaan isik

    )emeriksaan fisik perlu dilakukan pada daerah hidung dan sinus-sinus

    paranasal untuk mengetahui kondisi yang tak terpantau lainnya yang

    mungkin menyebabkan kekambuhan dari penyakit sinus paranasal antara

    lain =

    E6aluasi daerah "ajah untuk mengetahui perluasan polip di daerah

    hidung, terkadang polip dapat keluar dari rongga hidung.

    4engan pemeriksaan rinoskopi anterior, pembesaran konka, discharge

    purulen dan polip nasi mengkin dapat terlihat.

    E6aluasi endoskopi mungkin menunjukan terjadinya obstruksi

    saluran nafas dan ostium sinus karna polip. 4ischarge purulen dan

    penonjolan prosesus unsinatus mungkin juga terlihat saat endoskopi

    yang menyebabkan obstruksi saluran nafas.

    Fibrosis Kistik Page 29

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    30/37

    )emeriksaan nasofaring juga harus dilakukan. Hipertrofi adenoid

    mungkin terdapat pada pasien anak-anak yang menyebabkansumbatan hidung.

    I. Pemeriksaan pen"n#ang

    )emeriksaan penunjang yang dapat dikerjakan untuk menegakkan

    diagnosis FK antara lain =

    *. )emeriksaan laboratorium

    a. Test kandungan chlorida keringat !s"eat chloride test$

    4ilakukan pengumpulan dan analisis komposisi keringkat

    dengan metoda iontophoresis pilocarpine. Konsentrasi ion klorida

    sekitar mE# keatas merupakan khas diagnostik. 7ilai normal

    rata-rata konsentrasi klorida diba"ah

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    31/37

    a. ebih dari / menunjukkan bukti adanya sinusitis kronik yang

    ditandai dengan opaksifikasi, pergeseran ke medial dinding lateral

    ka6um nasi pada daerah meatus media, serta demineralisasi

    prosesus unsinatus.

    b. Kelainan berupa buging ke arah medial dari kedua dinding lateral

    hidung disertai gambaran mukus 6iskus di sinus maksila terdapat

    hampir pada *% pasien dan merupakan stadium mucucelelike

    yang harus segera ditangani dengan pembedahan

    c. Sinusitis kronik sering menyebabkan gangguan peneumatisasi dan

    hipoplasia dari sinus maksila dan etmoid, juga menyebabkanterganggunya pembentukan sinus frontalis.*0 )asien-pasien

    adolesen dengan KF sering didapatkan tidak terbentuknya sinus

    frontalis pada gambaran &T scannya.

    nfluen(a dan 3ora5ella catarrhalis, sedang jika sinusitis kronik selain

    kuman diatas ditambah dengan organisme Staphylococcus aureus dan

    kuman anaerob seperti 8acteroides, ;eillonella dan Fusobacterium.

    $. Pentalakasaan

    Fibrosis Kistik Page 31

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    32/37

    )enatalaksaan fibrosis kistik meliputi dua hal yaitu medikamentosa dan

    pembedahan.

    *. 3edikamentosa

    )asien fibrosis kistik mungkin mengeluhkan gejala kronik dari

    obstruksi hidungnya berupa discharge purulen atau batuknya sehingga

    dibutuhkan terapi antibiotik efektif terhadap kuman pseudomonas dan

    staphylococci serta digabung dengan irigasi rongga hidung rutin

    !aggresi6e nasal toilet$ mungkin dapat meredakan gejala klinis yang

    ada. >rigasi rongga hidung memegang peranan penting yang sebaiknya

    dilakukan rutin pada pasien yang mulai timbul keluhan. Keluhan ini

    terjadi karena gangguan mucociliary clearance secara kronik. >rigasi

    menggunakan saline bertujuan menurunkan kolonisasi bakteri, mencuci

    keluar sekresi lendir yang menyebabkan obstruksi, dan secara berkala

    membantu 6askonstriksi pembuluh darah konka. >rigasi juga diperlukan

    terhadap semua inter6ensi pembedahan karena "alau tujuan

    pembedahan membesarkan ostium sinus namun tidak ditujukan

    terhadap kerusakan mucociliary clearance yang ditimbulkan akibat

    pembedahan.

    8eberapa ahli menggunakan antibiotik antipseudomonal seperti

    tobramycin sebagai tambahan dalam irigasi rongga hidung dan

    dilaporkan berhasil menurunkan kolonisasi bakteri pseudomonas.

    %. )embedahan

    Terapi pembedahan dilakukan bila terapi medikamentosa tidak

    efektif, bagaimanapun juga pertimbangan pembedahan harus benar-

    benar matang pada pasien FK karena bahaya-bahaya kemungkinan

    terbentuknya mucus kental yang banyak selama operasi dengan anastesi

    umum yang resikonya semakin meningkat sejalan dengan lamanya

    intubasi.

    a. >ndikasi pembedahan pada pasien FK menurut 7ishioka=

    *$ :bstruksi nasi persistent yang disebabkan polip nasi dengan

    atau tanpa penonjolan ke medial dinding lateral hidung.

    %$ 3edialisasi dinding lateal hidung yang dibuktikan melalui &T

    scan "alau tanpa disertai gejala subjektif obstruksi nasi,

    Fibrosis Kistik Page 32

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    33/37

    pembedahan perlu dilakukan karena tingginya pre6alensi

    mucocelelike formations.

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    34/37

    metodaprosedur pembedahan dan pengalaman ahli bedahnya.

    )rinsip utama yang tetap harus dipegang adalah seaman dan

    semaksimal mungkin menghindari komplikasi.

    %$ Angkat polip sebersih dan seaman mungkin sambil mengingat

    kemungkinan terjadi kekambuhan. )rosedur ini secara umum

    ditujukan untuk perbaikan !impro6ement$ tidak untuk

    penyembuhan !cure$. Tinggalkan residual polips jika

    landmarks adekuat tidak memungkinkan.

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    35/37

    BAB III

    PENU%UP

    A. Kesimp"lan

    Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan

    kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, abnormal dan akhirnya

    yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru. Angka kejadian

    fibrosis kistik relatf tinggi pada orang-orang Kaukasia dan keturunannya.

    ?en yang bertanggung ja"ab terhadap terjadinya &F telah diidentifikasi

    pada tahun *// sebagai Cystic ibrosis !ransmembrane"Conductance

    #egulator $lycoprotein!&FT' gene$ yang terletak pada lengan panjang

    kromosom no G.

    Fibrosis Kistik Page 35

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    36/37

    DA%A& PUS%AKA

    *. ?uyton, A. &. %*%. Buku A0ar isiologi /edokteran. %d revis'. Jakarta=

    )enerbit 8uku Kedokteran E?&.

    %. Aru O.sudoyo dkk.%. buku a0ar ilmu penyakit dalam 0ilid ii edisi iv.

    Jakarta. E?&.

    . %G. 8uku Ajar >lmu Kesehatan = !elinga +idung !enggorok

    /epala dan 4eher. Jakarta = 8alai )ustaka FK9>.

    Fibrosis Kistik Page 36

  • 7/24/2019 Kristik Fibrosis

    37/37