13
236 SENASBASA (4) (2020) (E-ISSN 2599-0519) PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA) http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa di Desa Krisik Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar Jawa Timur Dwi Sulistyorini Jurusan Sasra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang [email protected] Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel Diterima 20/9/2020 Direvisi 25/10/2020 Dipublikasikan: 27/10/2020 Adanya ritual bersih desa sebagai wujud nguri-uri budaya Jawa yang menjadi tradisi masyarakat Jawa. Masyarakat desa Krisik kecamatan Wlingi kabupaten Blitar juga melaksanakan bersih desa pada hari Jumat Legi bulan Selo (kalender Jawa). Adanya ritual dalam bersih desa mempunyai tujuan untuk menjaga keharmonisan alam kasad mata, alam ora kasad mata, dan manusia. Oleh karena itu, untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan alam semesta tersebut, maka manusia mempunyai sistem keyakinan yang mendasari pelaksanaan ritual bersih desa. Dalam acara ritual bersih desa Krisik ada suguhan sesaji di danyang telaga Rambut Monte. Danyang merupakan roh halus yang dipercaya masyarakat menetap pada suatu tempat, seperti sumber mata air, gunung, bukit, desa, maupun pohon. Dalam kosmologi Yunani alam ini perlu dijaga karena alam semesta dapat dilukiskan dengan gerak lingkar yang tidak terbatas dimana ada penggerak yang tidak dapat digerakkan oleh apapun, tetapi penggerak itu berada di luar alam semesta. Hal ini tentunya di luar jangkauan manusia sehingga dengan adanya ritual bersih desa dapat sebagai sarana komunikasi dengan penggerak tersebut. Manusia yang berada di alam semesta ini berupaya untuk menjaga keselarasan alam yang damai. Dengan adanya ritual bersih desa merupakan bentuk penghormatan dan syukur masyarakat Desa Krisik dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diampuni semua dosa-dosa cikal bakal dan akal bakal, para pinisepuh, aji sepuh pendahulu desa yang telah berjasa dalam babad desa dan diberikan pahala sesuai dengan amal dan baktinya terhadap Desa Krisik. Selain itu, untuk menjaga kelestarian alam air telaga Rambut Monte agar tetap jernih, ikannya elok dipandang, didukung dengan pepohonan besar dan hijau di sekelilingnya ada mitos yang dipercaya oleh masyarakat pemiliknya. Kata Kunci: There is a bersih desa ritual as a form of Javanese cultural nguri- uri which has become a tradition of Javanese community. The people of Krisik village, Wlingi sub-district, Blitar district also

Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

236

SENASBASA (4) (2020) (E-ISSN 2599-0519)

PROSIDING SEMINAR

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA

Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa di Desa Krisik Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar Jawa Timur

Dwi Sulistyorini Jurusan Sasra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang [email protected]

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel Diterima 20/9/2020 Direvisi 25/10/2020 Dipublikasikan: 27/10/2020

Adanya ritual bersih desa sebagai wujud nguri-uri budaya Jawa yang menjadi tradisi masyarakat Jawa. Masyarakat desa Krisik kecamatan Wlingi kabupaten Blitar juga melaksanakan bersih desa pada hari Jumat Legi bulan Selo (kalender Jawa). Adanya ritual dalam bersih desa mempunyai tujuan untuk menjaga keharmonisan alam kasad mata, alam ora kasad mata, dan manusia. Oleh karena itu, untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan alam semesta tersebut, maka manusia mempunyai sistem keyakinan yang mendasari pelaksanaan ritual bersih desa. Dalam acara ritual bersih desa Krisik ada suguhan sesaji di danyang telaga Rambut Monte. Danyang merupakan roh halus yang dipercaya masyarakat menetap pada suatu tempat, seperti sumber mata air, gunung, bukit, desa, maupun pohon. Dalam kosmologi Yunani alam ini perlu dijaga karena alam semesta dapat dilukiskan dengan gerak lingkar yang tidak terbatas dimana ada penggerak yang tidak dapat digerakkan oleh apapun, tetapi penggerak itu berada di luar alam semesta. Hal ini tentunya di luar jangkauan manusia sehingga dengan adanya ritual bersih desa dapat sebagai sarana komunikasi dengan penggerak tersebut. Manusia yang berada di alam semesta ini berupaya untuk menjaga keselarasan alam yang damai. Dengan adanya ritual bersih desa merupakan bentuk penghormatan dan syukur masyarakat Desa Krisik dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diampuni semua dosa-dosa cikal bakal dan akal bakal, para pinisepuh, aji sepuh pendahulu desa yang telah berjasa dalam babad desa dan diberikan pahala sesuai dengan amal dan baktinya terhadap Desa Krisik. Selain itu, untuk menjaga kelestarian alam air telaga Rambut Monte agar tetap jernih, ikannya elok dipandang, didukung dengan pepohonan besar dan hijau di sekelilingnya ada mitos yang dipercaya oleh masyarakat pemiliknya.

Kata Kunci: There is a bersih desa ritual as a form of Javanese cultural nguri-uri which has become a tradition of Javanese community. The people of Krisik village, Wlingi sub-district, Blitar district also

Page 2: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

237

Bersih Desa , Danyang Kosmologi, Telaga Rambut Monte,

doing bersih desa on Friday Legi in Selo (Javanese calendar). The existence of rituals in bersih desa has the aim of maintaining harmony in the natural kasad mata, the natural ora kasad mata, and the human. Therefore, to maintain harmony and balance in the universe, humans have a belief system that underlies the implementation of bersih desa rituals. The bersih desa in Krisik village, there are offerings in the danyang lake Rambut Monte. Danyang is a spirit that is believed by people to live in a place, such as springs, mountains, hills, villages, or trees. In Yunani cosmology, this nature needs to be maintained because the universe can be described as an infinite circular motion where there is a motion that cannot be moved by anything, but that motion is outside the universe. This is of course beyond the reach of humans so that with the ritual of bersih desa it can be a means of communication with these movers. Humans in this universe strive to maintain a peaceful natural harmony. With the clean village ritual, it is a form of respect and gratitude for the people of Krisik Village by saying a prayer to God Almighty so that all the sins of the forerunner and intellect will be forgiven with charity and dedication to Krisik Village. In addition, in order to preserve the natural preservation of Lake Rambut Monte's water so that it remains clear, the fish are beautiful to look at, supported by large and green trees around it, there is a myth that is believed by the people who own it.

PENDAHULUAN

Telaga Rambut Monte berada di Desa Krisik Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Jarak Desa Krisik dengan Kecamatan Wlingi kurang lebih 20 kilometer ke arah Utara. Desa Krisik tersebut merupakan akses jalan menuju Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Kondisi desa agak sepi dari keramaian, terletak di daerah dataran tinggi yang diapit dengan pegunungan. Masyarakat di desa tersebut mayoritas bekerja sebagai petani. Kehidupan masyarakatnya masih mematuhi aturan-aturan yang ada dan masih melestarikan warisan budaya nenek moyangnya.

Warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat adanya upacara bersih desa. Tradisi upacara bersih desa tersebut masih berkaitan erat dengan keberadaan cerita legenda Rambut Monte. Legenda Rambut Monte yang beredar di masyarakat diyakini bahwa masih ada hubungan dengan kerajaan Majapahit. Petilasan Rambut Monte dibangun oleh seorang resi dari kerajaan Majapahit yang memiliki nama asli Ratu Baka. Cerita tersebut secara turun temurun diwariskan oleh masyarakat Krisik kepada generasi berikutnya.

Bersih desa adalah tradisi masyarakat Jawa yang masih diyakini masyarakat Jawa sebagai upacara untuk tolak balak. Menurut Tohir (2013:41), kebudayaan cara hidup merupakan hidup masyarakat dengan cara terinternalisasi dan tersosialisasi secara berkelanjutan sehingga membentuk pandangan dan pengetahuan, keyakinan dan anggapan -anggapan yang keseluruhannya menjadi dan dijadikan model tindakan dan hasil tindakan. Hal itu tercermin dalam upacara bersih desa yang diyakini dan disepakati oleh masyarakat Desa Krisik Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Bersih Desa merupakan sebuah tradisi tahunan masyarakat Desa Krisik sebagai bentuk dari instrospeksi diri sekaligus bersih-bersih desanya dari gangguan alam ora kasad mata. Oleh karena itu, kosmologi terhadap danyang Telaga Rambut Monte dijaga oleh masyarakat Desa Krisik. Masyarakat Desa Krisik secara sadar melaksanakan upacara

Page 3: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

238

bersih desa sebagai tradisi budaya Jawa dan Islam untuk menghormati para leluhur. Bersih desa memiliki nilai-nilai religiositas bagi masyarakat yang meyakininya. Selain itu, untuk menjaga keharmonisan alam semesta dalam menghormati danyang Telaga Rambut Monte. Danyang merupakan roh halus yang dipercaya masyarakat menetap pada suatu tempat, seperti sumber mata air, gunung, bukit, desa, maupun pohon. Bersih desa dilakukan dengan slametan. Hal itu ditegaskan oleh Endraswara (2006:13), slametan adalah manifestas kultur Jawa asli. Di dalamnya lengkap dengan simbol-simbol sesaji, serta menggunakan mantra-mantra tertentu. Masyarakat Desa Krisik melakukan selamatan dan larung sesaji di telaga Rambut Monte ketika upacara bersih desa. Selamatan sebagai tradisi budaya Jawa yang dapat menjalin kerja sama dan kebersamaan untuk mencapi tujuan yang sama. Hal itu dilakukan juga sebagai upaya pelestarian budaya warisan leluhurnya. METODE

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam upacara bersih desa di Desa Krisik Wlingi Blitar. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakann desain penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Moleong (2014:5), penelitian kualitatif bermaksud memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks yang alamiah. Penelitian kualitatif jenis deskriptif dilaksanakan dengan eksplorasi fenomena kosmologi danyang dalam ritual upacara bersih desa di Desa Krisik Wlingi Blitar untuk menjaga keharmonisan alam semesta.

Sumber data dalam penelitian ini, antara lain informan, tempat dan peristiwa, dan dokumen. Informan atau narasumber yang mengetahui tentang danyang di telaga Rambut Monte dan prosesi ritual bersih desa di Desa Krisik. Informan yang diwawancarai, antara lain kepala desa, sesepuh desa, tokoh masyarakat, dan warga desa yang mengerti tentang pelaksanaan bersih desa Krisik. Tempat atau peristiwa menjadi sumber data merupakan realita yang terjadi di dalam masyarakat terkait kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dan pelaksanaan bersih desa. Peristiwa yang dimaksud, yaitu peristiwa yang berkaitan dengan upacara bersih desa. Dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini berasal dari buku, jurnal, tulisan dalam internet, maupun laporan penelitian yang terkait Telaga Rambut Monte. Sedangkan data dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara dengan informan terkait dengan prosesi ritual upacara bersih desa di Desa Krisik dan keberadaan danyang di Telaga Rambut Monte, hasil pengamatan peneliti terhadap peristiwa yang terjadi Telaga Rambut Monte dan pelaksanaan bersih desa di Desa Krisik.

Teknik pengumpulan data penelitian diperoleh melalui tahapan observasi partisipatioris, wawancara mendalam dengan informan, dan dokumentasi berupa foto. Dalam hal ini peneliti sebagai instrumen utama. Instrumen lain berupa panduan pengamatan, pedoman wawancara terkait upacara bersih desa, kamera dan handy cam untuk memotret kegiatan bersih desa, tape recorder sebagai alat untuk wawancara dengan informan. Observasi/pengamatan dilakukan terhadap ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, kejadian atau peristiwa, perasaan, dan waktu. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia.

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif lebih menekankan pada perilaku masyarakat dan makna dalam prosesi pelaksaanan bersih desa di danyang Telaga Rambut Monte bagi masyarakat Desa Krisik, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Menurut Patton (dalam Moleong, 2014:88), analisis data adalah proses

Page 4: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

239

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data. HASIL DAN PEMBAHASAN Upacara Bersih Desa di Desa Krisik

Bersih desa didefinisikan dalam bahasa Jawa “karamean sing dibarengi slametan lan dedongan ing padesan saben taun kang lumrahe gegayutan karohmatan ing desa utawa mbeneri dina adeging desa”. Bersih desa Krisik merupakan sebuah tradisi tahunan masyarakat desa Krisik sebagai bentuk dari instrospeksi diri sekaligus bersih-bersih desanya dan membersihkan petilasan cikal bakal, akal bakal serta “pepunden” desa. Di samping itu, dalam upacara bersih desa juga melakukan kenduri atau selamatan disertai lantunan doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan lahir batin dan semua yang baik-baik untuk diri sendiri, keluarga, dan Desa Krisik. Kenduri sebelum upacara bersih desa diiringi dengan tayuban dan menjamu tamu yang datang hingga larut malam. Sebagaimana penyelenggaraan hajatan, kenduri ini juga harus menyiapkan semua peralatan dan perlengkapan lengkap dan memasang sesaji di setiap sudut area sebagai simbol “pagar”. Kenduri sebelum acara ini disebut ngule metri. Di dalamnya juga tredapat ritual doa yang dipimpin oleh masing-masing pemimpin agama.

Bersih desa juga bisa dimaknai sebagai wujud dari rasa hormat seluruh perangkat desa dan jajaran yang ada di bawahnya serta seluruh masyarakat Desa Krisik pada umumnya, khususnya masyarakat terhadap cikal bakal atau akal bakal Desa Krisik. Cikal bakal atau akal bakal adalah seseorang yang telah berfikir dan bertindak untuk mengawali kehidupan di Desa Krisik, melalui proses babad desa atau pembukaan pemukiman baru. Selain itu, diadakan upacara bersih desa adalah sebagai perwujudan dari rasa syukur pemerintah Desa Krisik beserta jajarannya serta seluruh masyarakat Desa Krisik kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat, keselamatan, dan rezeki yang telah dilimpahkan. Selain itu, sebagai wujud penghormatan terhadap cikal bakal dan akal bakal, para pinisepuh, aji sepuh pendahulu desa yang telah berjasa dalam babad desa hingga Desa Krisik dapat dihuni dan dijadikan lahan pertanian yang subur. Wujud penghormatan dan rasa syukur ini dilakukan dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diampuni semua dosa-dosa cikal bakal dan akal bakal, para pinisepuh, aji sepuh pendahulu desa, yang telah berjasa dalam babad desa dan diberikan pahala sesuai dengan amal dan baktinya terhadap Desa Krisik.

Bagi masyarakat Desa Krisik, prosesi upacara ini merupakan perayaan besar karena melibatkan seluruh warga masyarakat dan dihadiri pula oleh semua warga. Semua warga meninggalkan semua aktivitasnya hari itu untuk menyaksikan dan mengikuti rangkaian acaranya. Para perangkat desa dan jajarannya lengkap mengenakan pakaian tradisional Jawa beserta para sindennya. Semua peserta memakai busana adat Jawa. Upacara dan selamatan doa ini dipimpin oleh kamitua (sesepuh) desa.

Masyarakat memulai rangkaian tradisi bersih desa ini dengan bergotong-royong membersihkan lingkungan desa, dan lingkungan sekitar punden Rambut Monte. Pada hari Jumat Legi, iringan kirab jolen mulai berangkat ke lokasi situs. Acara dimulai pagi hari dan dilanjutkan dengan acara karnaval budaya. Karnaval budaya ini ditampilkan berbagai pertunjukan kesenian tradisional. Misalnya, tarian, pagelaran tabuh, bantengan, macanan, jaranan, parade kostum bunga, dan lainnya. Namun, acara wajib yang harus ada, yaitu tayub, wayang kulit, dan jaranan atau bantengan. Seni jaranan sangat digemari masyarakat. Seni ini mirip seperti penyelenggaraan di Kabupaten Malang. Hal ini

Page 5: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

240

dikarenakan, Desa Krisik sebelumnya termasuk dalam wilayah Kabupaten Ngantang (Malang) sehingga secara sosiologis memiliki kesamaan budaya dan karakter masyarakat yang sama. Seni jaranan banyak disisipi unsur magis di dalamnya, seperti pemainnya kesurupan (“ndadi”) dan menjadi pemandangan biasa, bahkan menjadi tontonan yang menarik. Tradisi yang sudah melegenda ini banyak dihadiri oleh masyarakat Desa Krisik maupun orang dari luar Desa Krisik. Bahkan, pejabat tingkat kota dan nasional asli Krisik pun turut pula menghadirinya. Mereka turut menyaksikan seluruh rangkaian kegiatan bersih desa, khususnya kegiatan parade budaya dan kirab jolen yang berisikan uba rampen untuk selamatan atau kenduri menuju punden.

Masyarakat menggelar selamatan bersama di lokasi situs candi atau punden ini memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa diberikan keselamatan dan keberkahan. Semua jolen dari seluruh dusun bertemu dan bersatu di lokasi situs Rambut Monte. Mereka melakukan pertunjukan bersama. Tua-muda, laki-perempuan, orang dewasa dan anak-anak menjadi peserta dan penikmat suguhan acara ini. Uba rampen yang mereka bawa bermacam-macam. Semua jolen dihias dengan janur kuning dan diberi identitas RT/RW masing-masing. Ada yang berisi ketan, buah, nasi kotak, dan lain-lain.

Setelah tiba di lokasi situs candi, rombongan kepala desa dan jajaran pejabatnya melanjutkan prosesi larung. Adapun bagian wedhus kendhit yang dilarung berupa kulit, kepala utuh, semua tulang, dan kaki ditambah dengan beras yang dimasak setengah matang (kekel). Sesaji-sesaji itu mulai dilemparkan ke tengah telaga Rambut Monte oleh sesepuh desa dan dimakan oleh ikan-ikan sengkaring yang dianggap warga sebagai ikan keramat. Ikan sengkaring ini tidak boleh diambil atau dipancing karena jika ada yang mengambilnya maka akan terkena musibah atau malapetaka. Konon, sesaji-sesaji yang dilarung tersebut akan segera lenyap secara gaib. Lenyapnya sesaji yang dilarung tidak lama setelah tenggelam di telaga Rambut Monte. Berikut ini gambar larung di telaga Rambut Monte.

Gambar 1

Larung sesaji di Telaga Rambut Monte Sumber: dokumentasi peneliti pribadi

Larung sesaji juga dilakukan oleh semua perangkat desa yang perempuan. Selesai

melarung sesaji, mereka melakukan ritual dengan mengelilingi telaga. Kemudian, selamatan atau kenduri diselenggarakan di situs candi atau punden, yaitu papan panggonan kang dipundi-pundi (dihormati) yang menjadi punjer (pusat) cikal bakal atau akal bakal. Pundhen ini juga bisa disebut sebagai sadranan dan kegiatan kendurinya disebut nyadran. Kegiatan kenduri atau nyadran ini sebenarnya merupakan kegiatan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar arwah nenek moyang dan para leluhur

Page 6: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

241

diampuni dosanya. Pengarah acara meminta semua iringan musik dihentikan sejenak dan semua masyarakat mengikuti acara dengan khidmat. Kamitua mulai berdoa di depan candi, membakar kemenyan, dan berdoa dalam bahasa Jawa yang intinya meminta keselamatan seluruh masyarakat Krisik kepada Tuhan YME melalui Mbah Rambut Monte. Doa juga dilanjutkan oleh sesepuh desa lain dengan bahasa Arab sebagai perwakilan warga muslim. Kamitua ini berfungsi sebagai orang yang ngujubne atau mengantarkan doa.

Setelah kenduri selesai, maka makanan dan sesaji wedhus kendhit yang telah dimasak dibagikan kepada seluruh warga masyarakat yang hadir. Siapapun yang hadir di sana saat itu, wajib mendapatkan berkat (makanan kenduri) dan memakannya agar juga mendapat berkahnya. Kemudian, ritual dilanjutkan dengan tayuban di punden. Tabuhan musik gamelan mengiringi sinden dan gedruk tayub ini. Ada nada tertentu yang memulai tayub untuk melakukan langen beksan, yaitu gerakan kemlelet (tarian tayub seperti orang mabuk yang sok).

Apabila prosesi di Rambut Monte sudah selesai dilanjutkan nyadran di situs Watudakon dengan berjalan kaki dan mengusung kirab jolen seperti semula. Semua sesaji yang dipersembahkan dan ritual yang dilakukan sama.Perbedaannya, pada situs Watudakon tidak ada larung sesaji. Sesaji diletakkan pada sebuah batu besar yang berlubang-lubang seperti dakon. Selama berlangsungya acara di Watudakon, karnaval budaya telah dimulai. Semua masyarakat tumplek blek menyaksikan acara yang menarik ini. Karnaval berlangsung hingga siang hari dan pesertanya berasal dari masing-masing RT/RW setempat.

Malam harinya, ritual dilanjutkan dengan pertunjukan wayang sebagai tradisi ruwatan desa. Kegiatan Bersih Desa selalu ditandai dengan ruwatan murwakala, “luwar saka ing panênung karuwêtan bêbadan lan saka paukuman kang ala” merupakan merupakan pelestarian nilai-nilai budaya warisan leluhur yang adiluhung, penuh dengan simbol makna dan hikmah kebaikan dengan tata cara seperti yang telah diajarkan oleh para sesepuh dan ajisepuh pendahulu Desa Krisik. Sebagai penutup rangkaian acara, pada hari Sabtu dilangsungkan acara pengajian. Fungsi Upacara Bersih Desa di Desa Krisik

Fungsionalisme sebagai perspektif teoritik dalam antropologi bertumpu pada analogi dengan organisme/makhluk hidup. Artinya, sistem sosial-budaya dianalogikan sebagai sistem organisme, yang bagian-bagiannya atau unsur-unsurnya tidak hanya saling berhubungan melainkan juga memberikan peranan bagi pemeliharaan, stabilitas, integrasi, dan kelestarian hidup organisme itu (David Kaplan & Albert Manners, dalam Brata 2007). Kaplan dan Manners juga menegaskan bahwa fungsionalisme adalah metolodologi untuk mengeksplorasi saling ketergantungan. Aturan di dalamnya diupayakan untuk mencari saling hubungan antara fenomena budaya dan konsekuensi yang timbul dari tindak kultural atau proses kultural. Fungsi-fungsi tersebut antara lain (1) fungsi religi, (2) fungsi sosial, (3) fungsi budaya, dan (4) fungsi kelestarian lingkungan.

Fungsi Religi

Rambut Monte dalam cerita legenda merupakan nama seorang sesepuh Kerajaan Majapahit yang bertugas memberikan nasihat dalam bidang religi dan sosial. Tingginya ilmu agama yang dimiliki oleh Rambut Monte ditunjang dengan kemampuannya dalam dunia gaib. Oleh sebab itu, ia memiliki sensitivitas kehebatan lain dalam hubungan dengan makhluk halus. Kemampuan ini dibuktikan dengan keberaniannya memasuki

Page 7: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

242

kawasan hutan belantara yang terkenal angker di Desa Krisik. Dengan keyakinan dan kesaktiannya pula, ia berhasil mengalahkan Rahwana dan Naga yang datang mengganggu. Babad desa yang dilakukan oleh Rambut Monte di Desa Krisik dalam cerita legenda ini membuat masyarakatnya percaya hingga sekarang. Mereka pun menyakralkan area Cagar Budaya Rambut Monte dan menganggap suci air telaganya.

Bentuk penghormatan dan syukur masyarakat Desa Krisik dilakukan dengan menggelar upacara bersih desa secara rutin. Dalam ritual, mereka memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diampuni semua dosa-dosa cikal bakal dan akal bakal, para pinisepuh, aji sepuh pendahulu desa, yang telah berjasa dalam babad desa dan diberikan pahala sesuai dengan amal dan baktinya terhadap Desa Krisik. Hal ini membuat masyarakat percaya bahwa setiap limpahan rezeki yang mereka dapatkan hingga saat ini harus disyukuri dengan mengadakan selamatan atau syukuran sesuai tradisi Jawa yang telah dilakukan turun-temurun. Robertson Smith (dalam Koentjaraningrat, 1987:67-68) menegaskan ada tiga gagasan penting tentang azas-azas religi dan agama. Gagasan pertama sistem upacara disamping sistem keyakinan juga merupakan perwujudan dari religi atau agama. Gagasan kedua upacara religi mempunyai fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas masyarakat. Gagasan ketiga adalah fungsi upacara bersaji. Upacara dengan memuat sesaji merupakan aktivitas untuk mendorong rasa solidaritas dengan nenek moyangnya (danyang). Adapun sesaji tersebut diletakkan di depan situs petilasan Rambut Monte dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2

Sesaji yang ada di petilasan Rambut Monte Sumber: dokumentasi pribadi peneliti

Sesaji tersebut sebagai uba rampe dalam selamatan bersih desa yang

diselenggarakan di depan petilasan Rambut Monte. Hal itu ditegaskan oleh Herusatoto (2000:88), religi orang Jawa dimulai sejak zaman prasejarah. Sebagai tempat pemujaan, mereka membuat monumen dari batu besar. Roh yang bersifat baik dimaksudkan untuk meminta berkah, agar melindungi keluarga. Sedangkan roh yang bersifat jahat, mereka minta agar tidak mengganggunya. Oleh sebab itu, dalam upacara bersih desa diselenggarakan selamatan di situs petilasan Rambut Monte dan berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat bagi desa dan masyarakatnya. Bersih desa juga diartikan sebagai peringatan hari jadi desa saat babad alas. Bersih desa pun wajib dilaksanakan secara rutin. Tidak lupa sesaji juga disertakan dalam acara selamatan tersebut. Sesaji yang disiapkan biasanya berupa hasil bumi dan perlengkapannya lengkap beserta hiasannya. Menurut juru kunci Rambut Monte, ada sesaji wajib yang harus disediakan, yaitu wedhus kendhit yang dimasak dan dilarung ke telaga. Masyarakat pun

Page 8: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

243

bergotong royong dalam penyelenggaraan bersih desa tersebut sebagai salah satu bentuk syukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Fungsi Sosial

Beragamnya profesi, latar belakang pendidikan, keyakinan beragama masyarakat Desa Krisik tidak menghalangi mereka untuk hidup berdampingan dengan damai. Mayoritas penduduk Desa Krisik beragama Islam, tetapi mereka tetap menghormati dan mempersilahkan saat penyelenggaraan nyadran atau nirta dari umat lain (Hindu). Saat upacara bersih desa, diwajibkan seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat, tidak mengarah pada umat agama tertentu. Hal yang mengikat masyarakat Desa Krisik secara sosial-budaya adalah penyelenggaraan selamatan dan upacara bersih desa secara rutin.

Desa merupakan kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga dan mempunyai sistem pemerintahan sendiri atau dipimpin oleh seorang kepala desa. Ikatan geografis ini membuat masyarakat desa dikenal sebagai masyarakat yang harmonis dalam tataran sosiologis. Bersatunya seluruh warga desa untuk gotong-royong membersihkan lingkungan, selamatan, parade budaya, kirab jolen, berdoa, dan larung dalam prosesi upacara mencerminkan solidaritas dan kerukunan hidup sebagai warga desa. Tradisi tersebut berlangsung turun temurun dari nenek moyangnya melalui penyampaian lisan. Hal itu ditegaskan oleh Rohmadi (2013:886), budaya berbicara adalah ikatan sosial dalam interaksi individu dengan individu yang lain dan individu dengan kelompok masyrakat tertentu. Kehidupan masyarakat saling mengenal erat sekalipun tidak memiliki hubungan darah. Ikatan sosial ini tidak tertulis, melainkan terpatri dalam kehidupan dan jiwa warga desa untuk merasa satu kesatuan sebagai saudara.

Profesi petani dan peternak di Desa Krisik mendukung jiwa sosial mereka terikat satu sama lain. Mereka saling membutuhkan dan bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan. Ciri masyarakat desa yang masih setia akan adat yang telah turun-temurun dilakukan semakin mendukung ciri sosial mereka dibandingkan dengan masyarakat kota. Dengan adanya upacara bersih desa yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh masyarakat Desa Krisik sesuai dengan adat turun-temurun, membuktikan adanya fungsi sosial. Adanya kerukunan antar umat beragama, antar profesi, dan jabatan administratif di Desa Krisik turut pula menjadikannya sebagai ciri masyarakat tradisional yang memiliki ikatan sosial yang kuat. Selain itu, upacara bersih desa menumbuh kembangkan rasa andap asor dan tepo seliro masyarakat Desa Krisik dalam bermasyarakat serta bisa mikul dhuwur mendhem jero kepada para leluhur atau sesepuh (cikal bakal, akal bakal) sebagai bibit asal Desa Krisik.

Fungsi Budaya

Sebelum acara parade kirab jolen dan upacara bersih desa diselenggarakan acara tayuban dengan kenduri sebagaimana ritual hajatan budaya Jawa pada umumnya. Kemudian dilanjutkan dengan kirab jolen pada hari Jumat pagi hingga nyadran di situs Rambut Monte. Pada situs Rambut Monte harus dilakukan ritual nyadran pertama kali dibandingkan dengan situs lain yang ada di penjuru Desa Krisik karena Rambut Monte merupakan situs yang paling tua. Acara dilanjutkan dengan kirab/karnaval budaya yang menampilkan seluruh kesenian pertunjukan dari setiap RT/RW. Ada hal yang menarik dari karnaval ini karena ada jaranan/bantengan yang mempunyai kesamaan dengan ritual yang dilakukan di Kabupaten Malang. Berdasarkan sejarah, Desa Krisik sebelumnya termasuk dalam Kabupaten Ngantang (Malang) sehingga ada kedekatan secara historis-sosiologis dengan masyarakat Malang. Acara seni tersebut disaksikan oleh seluruh masyarakat Desa Krisik. Seni jaranan sangat digemari. Seni ini banyak

Page 9: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

244

disisipi unsur magis di dalamnya, seperti pemainnya kesurupan (“ndadi”) dan menjadi pemandangan biasa, bahkan menjadi tontonan yang menarik. Rangkaian ritual ini merupakan bentuk pelestarian budaya yang masih akan tetap dipertahankan oleh masyarakat Krisik. Patuh pada tradisi dan adat budaya yang telah berlangsung turun-temurun tidak menggeser gaya hidup mereka dengan kehidupan modern.

Sesaji wajib yang harus adalah wedhus kendhit. Wedhus kendhit merupakan jenis kambing yang warnanya hitam atau coklat di seluruh tubuhnya kecuali di bagian tengah perut badan kambing terdapat warna putih yang melingkar. Sesaji lainnya adalah hasil bumi dan olahannya. Sesaji-sesaji tersebut dibentuk seperti gunungan atau tumpeng dan dimasukkan pada jolen. Masing-masing RT dan RW membuat jolen sendiri dan diisi dengan makanan kenduri. Arak-arakan sesaji dan jolen berakhir di lokasi cagar budaya Rambut Monte. Sesaji utama berupa wedhus kendhit bagian kulit, tulang, kepala, dan kaki dilemparkan ke tengah telaga yang disebut larung. Sesaji lain yang dilarung juga ada beras yang dimasak setengah matang atau dikekel. Semua punggawa desa melakukan larung sesaji dan berjalan mengelilingi telaga. Setelah larung saji, dilakukan ritual nyadran berupa selamatan dan doa yang dipimpin oleh sesepuh desa. Ada yang menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Arab sebagai bentuk akulturasi dan tepo seliro dengan umat agama lain. Selamatan atau kenduri diselenggarakan di situs candi atau pundhen yang menjadi punjer (pusat) cikal bakal atau akal bakal Dusun Krisik. Setelah nyadran selesai, puncak acaranya adalah tayuban oleh pejabat tertinggi desa dengan sinden. Suara alunan gamelan yang ditabuh menandakan tayub mulai dijalankan. Tabuhan musik tertentu juga menandakan adanya langen beksan, yaitu gerakan tarian kemlelet (kondisi setengah mabuk seperti orang sok). Setiap sesaji dan ritual ini mencerminkan karakter orang Krisik, salah satunya kemlelet tersebut. Oleh sebab itu, setiap pejabat daerah Blitar wajib memiliki kemampuan untuk langen beksan sebagai penghormatan undangan tayub dari warga. Saat tayub berlangsung, semua makanan kenduri dan sesaji yang di ada di jolen langsung dibagikan kepada semua warga yang hadir tanpa kecuali. Rangkaian acara ini satu pun tidak boleh terlewatkan.

Fungsi budaya tersebut dapat dijadikan sebagai ikon wisata budaya Desa Krisik dengan segenap pesonanya sehingga mempunyai nilai jual bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Apalagi, Kepala Desa Krisik berani mengklaim bahwa hanya Desa Krisik yang memiliki acara parade kirab jolen dan bantengan di Kabupaten/Kota Blitar. Segenap rangkaian upacara dan selamatan bersih desa merupakan upaya pelestarian budaya dan tradisi Jawa sebagai referensi tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, hal tersebut untuk kembali kepada “jati diri” sebagai orang Jawa dan orang yang hidup di Pulau Jawa yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang menjaga keharmonisan hubungan antar manusia, manusia dengan alam maupun manusia dengan Sang Pencipta.

Fungsi Kelestarian Lingkungan

Pohon-pohon besar masih dilestarikan di cagar budaya Rambut Monte. Hal ini tentunya untuk mendukung adanya telaga sebagai sumber mata air juga perlu dijaga. Air telaga yang jernih dan didukung dengan hijaunya pepohonan di sekelilingnya merupakan cara melestarikan sumber mata air tersebut. Jika area sekitarnya dibiarkan kering tanpa pepohonan dengan topografi berupa bukit, maka sumber mata air pun akan mengering karena akar-akar pepohonan tersebut yang membantu penyimpanan air tanah. Masyarakat Desa Krisik menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Secara tidak langsung, dengan adanya legenda Rambut Monte, masyarakat memiliki alat pemaksa berlakunya norma sosial untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pohon-pohon

Page 10: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

245

besar di lokasi cagar budaya Rambut Monte tidak boleh ditebang, ikan-ikan di dalam telaga tidak boleh diambil, dan air di telaga disakralkan sebagai air suci. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk menjaga lingkungan tetap lestari. Kesakralan situs candi dan telaga ini memang dijaga oleh masyarakat.

Ikan sengkaring yang dianggap ikan keramat oleh masyarakat juga pernah diambil oleh salah seorang warga dari luar Desa Krisik. meskipun ia mengetahui kesakralan ikan tersebut, tetap saja ia mengambilnya. Akibatnya, orang tersebut tiba-tiba meninggal dalam perjalanan pulang. Ikan berwarna abu-abu tua tersebut memang unik dan ajaib. Ikan tersebut mirip dengan spesies ikan lele tetapi, ukurannya lebih besar sekitar ukuran betis orang dewasa. Ajaibnya karena hanya mau makan dengan makanan yang biasa dimakan manusia. Misalnya, kacang atom dan roti. Oleh karena itu, pengunjung boleh memberinya makan, tetapi tidak boleh mengambil ikan tersebut. Nama ikan sengkaring berdasarkan keterangan petilasan candi disebut sebagai ikan dewa. Ikan tersebut dipercaya sebagai penjelmaan punggawa-punggawa kerajaan Majapahit yang ditugaskan oleh Rambut Monte untuk menjaga telaga. Jumlah ikan dalam telaga tersebut selalu tetap sekalipun ada yang mati. Demikian juga dengan ukurannya, selalu tetap. Hal ini juga yang membuat ikan ini dikatakan ajaib. Berikut ini wujud telaga yang berisi ikan sengkaring.

Gambar 3

Ikan-ikan yang ada di telaga Rambut Monte Sumber: dokumentasi pribadi peneliti

Gambar di atas menunjukkan keberadaan telaga yang masih bersih dan terdapat

ikan sengkaring yang besar-besar. Namun masyarakat tidak ada yang berani mengambilnya. Berdasarkan kepercayaan masyarakat dan beberapa kejadian, jika aturan dilanggar, maka orang tersebut akan mendapatkan mala petaka. Kuatnya mitos yang berkembang sehingga memaksa masyarakat setempat dan para pengunjung harus mematuhi aturan-aturan yang telah dipercaya turun-temurun. Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut menyebabkan lingkungan sekitar area dan Desa Krisik tetap lestari dan memberikan fungsi pada kelestarian lingkungan, khususnya di Desa Krisik Kabupaten Blitar.

Kosmologi Danyang Telaga Rambut Monte dalam Bersih Desa Krisik Pada saat upacara ritual bersih desa, masyarakat Desa Krisik membawa sesaji dan ubarampe kenduri sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan kepada masyarakat Krisik. Selain itu sebagai sarana untuk penghormatan kepada penunggu Desa Krisik yang sering disebut danyang atau pundhen. Situs candi atau pundhen yang menjadi punjer (pusat) cikal bakal atau akal bakal Dusun Krisik sebagai tempat selamatan atau kenduri ketika bersih desa. Sedangkan larung sesaji di telaga Rambut Monte. Pada saat

Page 11: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

246

selamatan dan larung sesaji tentunya ada ujub (doa) yang dibacakan karena hal itu merupakan tradisi Jawa yang diwariskan pada generasi berikutnya, sehingga dilakukan secara turun-temurun. Pembaca ujub biasanya orang yang memiliki kemampuan dan dianggap masyarakat dapat memimpin membaca doa untuk memohon keselamatan kepada Tuhan YME agar terhindar dari malapetaka. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Jawa pada umumnya, ujub dilakukan sebagai sarana berkomunikasi dengan roh-roh halus alam ora kasad mata negatif. Pembaca doa melakukan komunikasi vertikal kepada Tuhan YME untuk mendapatkan kedamaian, ketentraman, keselamatan masyarakat Desa Krisik dan ridha dari Tuhan. Selain itu, juga melakukan komunikasi secara horizontal kepada makhluk Tuhan yang ora kasad mata atau yang mbaureksa desa atau danyang yang bertujuan agar roh-roh halus tidak mengganggu masyarakat Desa Krisik dan tidak menggangu jalannya upacara bersih desa. Hal itu ditegaskan oleh Sulistyorini dan Eggy (2017:116), ritual nyadran dianggap sebagai warisan budaya untuk mengirim doa kepada leluhur, sedangkan aktivitas keagamaan sebagai penutup acara untuk memberikan penguatan rohani kepada penduduk. Ritual bersih desa dilakukan sebagai wujud kosmologi masyarakat untuk menyatukan antara alam nyata, manusia, dan alam adikodrati yang dianggap keramat. Berikut ini gambar ketika ada penunggu telaga Rambut Monte menyambut sesaji yang dilarung.

Gambar 4 Danyang Telaga Rambut Monte menyambut sesaji yang dilarung

Sumber: dokumentasi pribadi peneliti

Gambar di atas menunjukkan adanya penerimaan oleh danyang saat acara larung sesaji sebagai rangkaian upacara ritual bersih desa. Dalam hal ini doa-doa yang dipanjatkan oleh pemimpin doa pun dapat didengar oleh danyang telaga Rambut Monte. Hal itu dibuktikan danyang sebagai makhluk Tuhan yang hidup di alam lain pun ikut menyaksikan upaya manusia ingin menjaga kosmos antara manusia dengan alam ora kasad mata dan TuhanNya. Dalam kosmologi Yunani alam ini perlu dijaga karena alam semesta dapat dilukiskan dengan gerak lingkar yang tidak terbatas dimana ada penggerak yang tidak dapat digerakkan oleh apapun, tetapi penggerak itu berada di luar alam semesta. Hal ini tentunya di luar jangkauan manusia sehingga dengan adanya ritual bersih desa dapat sebagai sarana komunikasi dengan penggerak tersebut. Menurut Endraswara (2006:69), Orang Jawa gemar menggunakan isbat untuk menemukan kesejatian dirinya dan Tuhan. Hal itu sebagai perwujudan pandangan bahwa manusia adalah bagian dari kosmos (alam semesta). Beberapa isbat yang terkait

Page 12: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

247

kosmologi Jawa telah diuraikan oleh leluhur yang mengarah pada kesejatian, biasanya memaparkan isbat mistik. Adanya ritual bersih desa di Desa Krisik ini merupakan aktualisasi diri manusia sebagai bagian dari kosmos. Karena kosmologi berkaitan dengan alam semesta dan manusia yang mempunyai relasi dengan Tuhannya. Hal tersebut ditegaskan oleh Beatty (2001:236), bahwa hubungan Tuhan dan manusia sebagai hubungan makro dan mikro kosmos. Kosmologi sebagai sistem keyakinan yang mendasar pada diri manusia untuk menjaga alam semesta agar harmonis. Selain itu kosmologi ada pada setiap individu dan komunitas atau folk tradisi budaya. Seperti halnya ritual bersih desa di Desa Krisik dilaksanakan karena adanya keyakinan untuk menjaga hubungan antara manusia, alam kasad mata dan alam ora kasad mata. Ada keyakinan bahwa dengan memberi sesaji di danyang telaga Rambut Monte dan selamatan di pundhen yang menjadi punjer (pusat) cikal bakal atau akal bakal Dusun Krisik, para penunggu pundhen dan danyang akan mendengarkan ujub atau doa yang mereka inginkan sehingga akan menyampaikannya kepada Tuhan. Ada keyakinan danyang atau penunggu pundhen adalah orang suci yang dekat dengan Tuhan sehingga akan terjalin hubungan harmonis antara makrokosmos dan mikrokosmos. Saryono (2011:15) mengatakan alam gaib yang spiritual merupakan alam di luar jangkauan pancaindra, yang meliputi adanya Tuhan, dewa-dewa, malaikat, jin-jin, roh-roh, dan sejenisnya. Alam lahir dan gaib dapat disejajarkan dengan makrokosmos (jagad gedhe, brahman), sedangkan alam batin dapat disejajarkan dengan mikrokosmos (jagad cilik atau atman). Jadi secara luas alam diartikan oleh masyarakat Jawa tidak terbatas pada hal-hal fisik tetapi juga nonfisik. Alam dalam arti seluas-luasnya tersebut merupakan sumber penting untuk pembentukan nilai budaya Jawa. Dalam bersih desa di Desa Krisik masih tampak adanya budaya Jawa yang kental, mulai dari ubarampe sesaji, selamatan kenduri, pakaian adat Jawa yang dikenakan oleh para pengikut upacara ritual, sampai seni tradisi yang dipentaskan. Tradisi ini perlu dipertahankan sebagai upaya pelestarian budaya Jawa dan warisan leluhur. SIMPULAN

Telaga Rambut Monte berada di Desa Krisik Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Kehidupan masyarakatnya masih mematuhi aturan-aturan yang ada dan masih melestarikan warisan budaya nenek moyangnya. Warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat adanya upacara bersih desa. Tradisi upacara bersih desa tersebut masih berkaitan erat dengan keberadaan cerita legenda Rambut Monte. Legenda Rambut Monte yang beredar di masyarakat diyakini bahwa masih ada hubungan dengan kerajaan Majapahit.

Pada upacara ritual bersih desa di Desa Krisik mempunya fungsi religi, fungsi sosial, fungsi budaya, dan fungsi kelestarian lingkungan. Selain itu, ritual bersih desa diadakan sebagai wujud penghormatan terhadap cikal bakal dan akal bakal, para pinisepuh, aji sepuh pendahulu desa yang telah berjasa dalam babad desa hingga Desa Krisik dapat dihuni dan dijadikan lahan pertanian yang subur. Wujud penghormatan dan rasa syukur ini dilakukan dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diampuni semua dosa-dosa cikal bakal dan akal bakal, para pinisepuh, aji sepuh pendahulu desa, yang telah berjasa dalam babad desa dan diberikan pahala sesuai dengan amal dan baktinya terhadap Desa Krisik.

Adanya selamatan dan larung sesaji di telaga Rambut Monte sebagai sarana sebagai sarana komunikasi secara horizontal kepada makhluk Tuhan yang ora kasad mata atau yang mbaureksa desa atau danyang yang bertujuan agar roh-roh halus tidak mengganggu masyarakat Desa Krisik dan tidak menggangu jalannya upacara bersih desa. Ritual bersih

Page 13: Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa …

248

desa di Desa Krisik dilaksanakan karena adanya keyakinan untuk menjaga hubungan antara manusia, alam kasad mata dan alam ora kasad mata. Ada keyakinan danyang atau penunggu pundhen adalah orang suci yang dekat dengan Tuhan sehingga akan terjalin hubungan harmonis antara makrokosmos dan mikrokosmos. DAFTAR PUSTAKA Beatty, Andrew. 2001. Variasi Agama di Jawa: Suatu Pendekatan Antropologi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada. Brata, Nugroho Trisnu. 2007. Bahasa dan Dinamika Masyarakat: Sebuah Wacana tentang

Identitas Kebersamaan (Online). http://www.duniaesai. com/ antro/antro2.html, diakses tanggal 20 September 2020

Endraswara, Suwardi. 2006. Mistik Kejawen (Sinkritisme, Simbolisme, dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta:Narasi.

Herusatoto, Budiono. 2000. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Rohmadi, Muhammad. 2013. Foklore dan Folklife sebagai Media Pemertahanan Bahasa

dan Ssatra Lisan dalam Konteks Kesatuan dan Keberagaman Budaya Bangsa. Prosiding Seminar Internasional Foklor dan Folklife dalam Kehidupan Dunia Modern, Kesatuan dan keberagaman. Yogyakarta: Ombak.

Saryono, Djoko. 2011. Sosok Nilai Budaya Jawa: Rekonstruksi Normalis-Idealistis. Malang: Aditya Media Publishing.

Sulistyorini, Dwi dan Eggy Fajar Andalas. 2017. Sastra Lisan (Kajian Teori dan Penerapannya dalam Penelitian). Malang: Madani.

Tohir, Mudjahirin. 2013. Multikulturalisme (Agama, Budaya, dan Sastra). Semarang: Gigih Pustaka Mandiri.