kosakata forensik

Embed Size (px)

Citation preview

KOSAKATA DALAM BUKU AKUNTANSI FORENSIK

DAN AUDIT INVESTIGATIF

DISUSUN OLEH:

VERA BUDIYANTI(1211210006)

LINDA OKTAVIANTI(1211210032)

RIA SAGITA DEWI(1211210039)

YENNI PUSTIKA. H(1211210075)

SITI HARDIYANTI (1211210085)

LELIS ANGGRAENI(1211210127)DESSI WULANDARI(1211210185)ROSDIANA

(1211210198)

NURUL FADLYAH(1211210202)FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PANCASILA

2013-2014BAB 1

AKUNTANSI FORENSIK

1. Akuntansi Forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas termasuk auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan di sektor public.

BAB 2

MENGAPA AKUNTANSI FORENSIK?

1. Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggung jawaban kepada stockholder khususnya dan stakeholder pada umumnya.

BAB 3

LINGKUP AKUNTANSI FORENSIK

1. Corruption Perceptions Index adalah index mengenai persepsi korupsi di suatu negara

2. Asset Recovery adalah upaya pemulihan kerugian dengan cara menemukan dan menguasai kembali asset yang dijarah, misalnya dalam kasus korupsi, penggelapan dan pencucian uang.

3. Expert Witness adalah saksi ahli dalam litigasi, sebagai bagian dari tim penuntut umum atau pembela dalam perkara yang berkenaan dengan fraud

4. Fraud (kecurangan) adalah pengambilan hak seseorang/ organisasi dengan tujuan untuk dimiliki secara pribadi dengan cara melanggar/melawan hukum.

BAB 4ATRIBUT DAN KODE ETIK AKUNTAN FORENSIK SERTA STANDAR AUDIT INVESTIGATIF1. Independen adalah netral atau tidak memihak salah satu.2. Objektif adalah keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.3. Skeptis adalah kurang percaya.4. Kode etik adalah mengatur hubungn antara anggota profesi dengan sesamanya ,dengan pemakai jasanya dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas.BAB 5TATANAN KELEMBAGAAN1. Fraud adalah kecurangan. 2. Korupsi adalah penyalahgunaan uang Negara atau perusahaan secara berlebihan untuk kepentingan pribadi.3. SAI adalah lembaga-lembaga di tingkat nasional yang bertanggung jawab untuk mengaudit penerimaan dan belanja Negara.4. Abuse (penyalahgunaan) adalah perbuatan menyalahgunakan kekayaan yang diperoleh dari hasil jabatannya.

BAB 6FRAUD1. Cybercrime adalah kejahatan yang dilakukan dalam dunia maya.2. Asset misappropriation adalah mengambil asset secara legal yang di lakukan seseorang yang di beri wewenang untuk mengelola dan mengawasi asset tersebut. 3. Billing schmes adalah skema permainan dengn menggunaknan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarana nya.

4. Payroll schmes adalah skema permainan melalui pembayaran gaji.5. Expense reimbursement schmes adalah skema permainan melalui pembayaran kembali biaya-biaya missal nya biaya perjalanan.6. Check tampering adalah skema permainan melalui pemalsuan cek.

7. Register disbursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam cash register.8. Skimming merupakan penjarahan sebelum uang secara fisik masuk ke perusahaan.

9. Misuse adalah penyalahgunaan misalnya penggunaan kendaraan bermotor perusahaan untuk kepentingan pribadi.

10. Fraudulent statement adalah menyajikan laporan keuangan tidak sesuai dengan sebenarnya atau menbaik-baikkan laopran keuangan. 11. Cressey adalah contoh seorang pengacara yang kehilangan tabungan hasil kerjanya bertahun-tahun.12. Kejahatan kerah putih adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang yang memiliki jabatan.BAB 7KORUPSI

Definisi korupsi yang lazim dipergunakan adalah penyalahgunaan wewenang pejabat untuk keuntungan pribadi.

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),

penggelapan dalam jabatan,

pemerasan dalam jabatan,

ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan

menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya Monery laudering adalah pencucian uang

Pencucian uang atau money laundering adalah rangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi terhadap uang haram , yaitu uang dimaksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul uang tersebut dari pemerintah atau otoritas yang berwenang melakukan penindakan terhadap tindak pidana , dengan cara antara lain dan terutama memasukan uang tersebut kedalam keuangan (financial system) sehingga uang tersebut kemudian dapat dikeluarkan dari system keuangan itu sebagai uang yang halalTahap-tahap proses pencucian uang: Placement: Tahap pertama dari pencucian uang adalah menempatkan (mendepositokan) uang haram tersebut ke dalam system keuangan (financial system). Pada tahap placement tersebut, bentuk dari uang hasil kejahatan harus dikonversi untuk menyembunyikan asal-usul yang tidak sah dari uang itu. Misal, hasil dari perdagangan narkoba uangnya terdiri atas uang-uang kecil dalam tumpukan besar dan lebih berat dari narkobanya, lalu dikonversi ke dalam denominasi uang yang lebih besar. Lalu di depositokan kedalam rekerning bank, dan dibelikan ke instrument-instrumen moneter seperti cheques, money orders dll Layering: Layering atau heavy soaping, dalam tahap ini pencuci berusaha untuk memutuskan hubungan uang hasil kejahatan itu dari sumbernya, dengan cara memindahkan uang tersebut dari satu bank ke bank lain, hingga beberapa kali. Dengan cara memecah-mecah jumlahnya, dana tersebut dapat disalurkan melalui pembelian dan penjualan investment instrument Mengirimkan dari perusahaan gadungan yang satu ke perusahaan gadungan yang lain. Para pencuci uang juga melakukan dengan mendirikan perusahaan fiktip, bisa membeli efek-efek atau alalt-alat transfortasi seperti pesawat, alat-alat berat dengan atas nama orang lain. Integration: Integration adakalanya disebut spin dry dimana Uang dicuci dibawa kembali ke dalam sirkulasi dalam bentuk pendapatan bersih bahkan merupakan objek pajak dengan menggunakan uang yang telah menjadi halal untuk kegiatan bisnis melalui cara dengan menginvestasikan dana tersebut kedalam real estate, barang mewah, perusahaan-perusahaan Looting adalah penjarahan

Penjarahan adalah pengambilan barang secara sembarangan ketika kemenangan militer dan politik, atau ketika terjadi bencana atau kerusuhan, seperti perang, bencana alam,atau kerusuhan Penjarahan adalah salah satu bagian dari pencurian.

Code of conduct adalah aturan prilaku atau kode etik

kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesionalBAB 8

MENCEGAH FRAUD

External audit of F/S adalah audit eksternal atas laporan keuangan External Audit Dilakukan OlehExternal Auditor (KAP)yang merupakan orang luar perusahaan External Auditor adalah pihak yang independen Tujuan pemeriksaan adalah memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan. Laporan external auditor berisi opini kewajaran mengenai laporan keuangan dan juga management letter yang berisi pemberitahuan mengenai kelemahan-kelemahan dalam internal control dam saran-saran perbaikan Berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Fraud training for employees adalah pelatihan mengenai fraud untuk karyawan

Cara perusahaan melindungi diri dari pencurian data yang diajarkan kepada karyawan adalah sebagai berikut : menggunakan dan secara teratur memperbarui perangkat lunak antivirus membatasi akses fisik ke data pemegang kartu mengembangkan dan memelihara sistem dan aplikasi pengaman khusus mengenkripsi transmisi data pemegang kartu saat melewati jaringan publik/terbuka melacak dan memantau semua akses ke sumber daya jaringan dan data pemegang kartu secara terus menerus.

Cara perusahaan melindungi diri dari dari tindak penggelapan yang diajarkan kepada karyawan adalah sebagai berikut Melakukan audit eksternal terhadap Laporan Keuangan Membuat dan menetapkan kode etik karyawan Melakukan manajemen sertifikasi atas Laporan Keuangan Melakukan penelaahan Manajemen keuangan dan karyawan Mengembangkan program dukungan karyawan Memberikan pelatihan mengenai fraud bagi manajemen/eksekutif Menyediakan tips anti-fraud secara online bagi karyawan Memberikan pelatihan anti-fraud bagi karyawan Melakukan audit internal secara mendadak Menyediakan hadiah bagi pelapor tindak penggelapan.BAB 9

MENDETEKSI FRAUD

Customized controls adalah hasil dari berpikir positif,ketika pengendalian intern aktif tidak memberikan pemecahan

Focused audit adalah audit terhadap hal-hal tertentu yang sangan khusus yang berdasarkan pengalaman rawan dan sering dijadikan sasaran fraud

Rotasi karyawan kunci adalah merupakan pengendalian intern pasif yang efektif kalau kehadirannya merupakan persyaratan utama dalam melakukan fraud

6 Asas Pelaksanaan Rotasi :

1. Asas Kebutuhan

2. Rotasi dilakukan semata-mata karena adanya kebutuhan yang mendesak dari lembaga terhadap karyawan tersebut, karena tenaga, pikiran,potensinya, keunikannya, kharakteristiknya, kompetensinya dibutuhkan di unit kerja baru yang lebih membutuhkan sekaligus kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan yang bersangkutan.

3. Asas Keterbukaan

4. Sebelum melakukan rotasi sebaiknya memberikan penjelasan kepada yang bersangkutan tentang alasan untuk merotasi. Minat karier yang diinginkannya, berikut alasan-alasannya. Sebaiknya pimpinan menanyakan pada karyawan apakah dia menginginkan/menerima rotasi pekerjaan tersebut ? Tentunya kita berharap pimpinan tidak langsung memindahkan karyawan tanpa menanyakan kesediaannya, karena akan berakibat stress tinggi pada karyawan yang belum siap untuk dipindahkan ( penurunan performa). Tahapan ini sering kali dilupakan oleh atasan di negri ini, mereka sering memindahkan karyawan karena berpikir rotasi pekerjaan selalu bersifat positif. Umumnya resistensi akan tinggi pada tahap ini bila karyawan mendapati pekerjaan barunya memiliki suasana yang tidak menyenangkan.

5. Asas Kemerataan

6. Rotasi sebaiknya juga diberikan kepada karyawan yang sudah lama mengabdi (minimal 10 tahun) di unit kerja yang sama, apalagi yang sudah 20 tahun mengabdi belum pernah di rotasi. Harapannya adalah agar terjadi pemerataan, kebersamaan, dan ikut merasakan rasanya dirotasi.

7. Asas Keikhlasan

8. Rotasi tentunya harus dengan persetujuan dan kesepatanan antara kedua belah fihak berikut alasan-alasannya untuk merotasi, agar yang bersangkutan dapat memahami dan legowo untuk di rotasi, sehingga mereka menyukai suasana pekerjaan yang baru ( meningkatkan motivasi kerjanya).

9. Asas Keseimbangan Rotasi 10. sebaiknya juga mempertimbangkan potensi seseorang di unit kerja yang bersangkutan. Produktifitas kerjanya sangat diandalkan di unit kerja yang bersangkutan, tentunya harus mendapatkan pengganti dengan produktifitas yang seimbang dengan pendahulunya.

11. Asas Pertalian darah

12. Nach ini yang paling unik , pada umumnya selama ini rotasi segera hanya diberlakukan ( terfokus ) pada suami istri yang bekerja di unit kerja yang sama, tetapi masih mengabaikan kakak beradik yang bekerja di unit kerja yang sama pula. Fraudulent financial reporting

kesengajaan atau kecerobohan dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, yang menyebabkan laporan keuangan menjadi menyesatkan secara materiel (kecurangan laporan keuangan) adalah salah saji atau pengabaian jumlah dan pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan.BAB 11

TUJUAN AUDIT INVESTIGATIF

1. Paper trails : menghiangkan jejak dokumen

2. Underground currency : mata uang bawah tanah

3. Aksioma atau postulate : pernyataan (proposition) yang tidak dibuktikan atau diperagakan, dan dianggap sudah jelas dengan sendirinya (self-evident)

4. Tiga aksioma oleh ACFF diistilahkan fraud axioms:Aksioma 1 : fraud is hidden/fraud yang tersembunyi

Aksioma 2 : reverse proof/pembuktian fraud secara timbal balik

Aksioma 3 : existence of fraud/hanya pengadilan yang berhak menetapkan bahwa fraud memang terjadi atau tidak.

BAB 12

INVESTIGASI DAN AUDIT INVESTIGATIF

1. Penyidikan adalah serangkaian kegiatan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti, dan dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi untuk menemukan tersangkanya

2. Prapenuntutan adalah tindakan jaksa untuk memantau perkembangan penyidikan setelah menerima pemberitahuan

3. Penuntutan adalah tindakan penuntut umu yang melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang, sesuai dengan cara yang diatur dalam hukum acara pidana, dengan permintaan agar diperiksa dan diputus oleh hakim disidang pengadil.BAB 13

AUDIT INVESTIGATIF DAN TEKNIK AUDIT

1. Audit umum atau audit keuangan (general audit atau independent audit): audit untuk mengukur tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas suatu perusahaan. Sasarannya adalah: a. Menilai efektivitas satuan kerja yang mengurus keuangan perusahaan dengan nama atau nomenkatur apapun satuan kerja itu dikenal b. Mencari fakta dan infomarsi tentang efisiensi kerja internal satuan yang mengukur keuangan perusahaan.2. Opinion audit: pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus kas menurut SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik)3. Fraud audit: upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.4. Jenis bukti audit (types of audit evidence): Segala informasi yang mendukung angka angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansidan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.5. Memeriksa fisik (physical examination): inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang berwujud (tangible asset). Pada umumnya, pemgujian fisik merupakan sarana ke tujuan untuk meyakinkan kebenaran kuantitas maupun uraian aktiva dan dianggap sebagai salah satu jenis bukti audit yang paling terpercaya dan berguna.6. Meminta konfirmasi (confirmation): penerimaan tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang independent yang memverifikasi keakuratan informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor. Konfirmasi biayanya relatif tinggi dan dapat menimbulkan beberapa ketidaknyamanan bagi pihak yang diminta untuk menyediakan konfirmasi tersebut.7. Memeriksa dokumen (documentation): pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Dokumen dibedakan jadi dua, dokumen internal adalah dokumen yang dipersiapkan dan dipergunakan dalam organisasi klien itu sendiri sedangkan dokumen eksternal adalah yang pernah berada dalam genggaman seseorang di luar organisasi yang mewakili pihak yang menjadi klien dalam bertransasksi.8. Review analitikal (analytic review atau analytical review): perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur analitis dibutuhkan selama fase perencanaan dan penyelesaian atas semua audit.9. Meminta konfirmasi lisan atau tertulis dari auditee (inquiries of the auditee): upaya untuk memperoleh informasi baik secara tertulis maupun lisan dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Bukti ini tidak dapat dinyatakan sebagai bukti yang meyakinkan karena tidak diperoleh dari sumber yang independent dan barangkali cenderung mendukung pihak lain.10. Menghitung kembali (reperformance): melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah sample yang diambil auditor.11. Mengamati (observation): penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas tertentu. Observasi ini sangat berguna dalam pelaksanaan sebagian besar proses audit.12. Kualitas (quality): tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak digunakan dalam dalambisnis,rekayasa, danmanufakturdalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitasproduk ataujasayang dihasilkan, sepertiSix Sigma,TQM,Kaizen, dll.13. Efisiensi (efficiency): penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.14. Pelayanan pelanggan (client service): bentuk pemberian layanan atau servis yang diberikan kepada pelanggan atau konsumen.Persaingan yang semakin ketat sekarang ini, dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi kepada pemenuhan kepuasan pelanggan sebagai tugas utama.15. Due professional care: respeks yang ditunjukkan kepada auditee dan bagaimana auditor memperlakukan dirinya selama proses audit atau dapat dikatakanimage professionalyang diharapkan dari sorang auditor terhadap auditee, dan terdapat anggapan bahwadue professional caremenggambarkan ekspektasi nilai tambah yang dapat diberikan kepada klien dalam bentuk memberikan solusi alih-alih menciptakan problem.

16. Computer forensics: salah satu cabang ilmu forensik yang berkaitan dengan bukti legal yang ditemui pada komputer dan media penyimpanan digital.

17. Kejahatan perpajakan: melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pada hakikatnya, ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dikategorikan sebagai kaidah hukum pajak yang menjadi koridor untuk berbuat atau tidak berbuat. Dengan demikian, melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan dibidang perpajakan tergolong sebagai kejahatan dibidang perpajakan ketika memenuhi kaidah rumusan hukum pajak18. Kejahatan terorganisasi (organized crime): kejahatan tersebutdipimpin oleh seseorang/kelompok mempunyai rancangan terlebih dahuluberbeda dari kejahatan spontan. Dan mempunyai tujuan-tujuan tertentu dimanakejahatan terorganisir mempunyai spesialisasi sendiri dalam melaksanakan tugasnya.19. Barang berwujud (tangiable assets): aset yang memiliki wujud fisik, seperti tanah, bangunan, peralatan, kendaraan, dan lain-lain.20. Laporan dengan persentase per komponen (common-size statements): suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

21. Laporan laba rugi berukuran sama (common-size income statement): Sebuah laporan laba rugi siap untuk analisis common-size karena setiap pos terkait dengan angka kunci seperti penjualan. Dalam berbagai tingkatan, penjualan mempengaruhi hampir seluruh beban dan berguna untuk mengetahui berapa persen dari penjualan yang diwakili oleh tiap pos-pos beban.22. Ceteris paribus: untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan kuantitas suatu barang dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap.23. Pendapat wajar tanpa pengecualian(unqualified opinion): laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku. Kriteria pendapat wajar tanpa pengecualian antara lain: Laporan keuangan lengkap

Tiga standar umum telah dipenuhi

Bukti yang cukup telah diakumulasi untuk menyimpulkan bahwa tiga standar lapangan telah dipatuhi

Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP(Generally Accepted Accounting Principles)

Tidak ada keadaan yang memungkinkan auditor untuk menambahkan paragraf penjelas atau modifikasi laporan24. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion): laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.25. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion): auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Opini ini dikeluarkan ketika auditor tidak puas akan seluruh laporan keuangan yang disajikan.26. Pendapat tidak wajar (adverse opinion): laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.27. Jaminan yang wajar (reasonable assurance)

BAB 14

AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK PERPAJAKAN

1. IRS (internal revenue services): lembagapemerintah federal Amerika Serikatyang mengumpulkanpajakdan menetapkan hukum pendapatan dalam negeri. IRS adalah sebuah lembaga yang tercakup dalam Departemen Keuangan AS dan bertugas menafsirkan dan menerapkan hukum pajak federal.2. Net worth method: teknik audit untuk menelusuri ketidakwajaran penghasilan dan atau pola konsumsi pelaku tindak pidana. Teknik lain adalah dengan menelusuri aliran uang (follow the money) yang selama ini dilakukan oleh PPATK. Meski hampir selalu bersinggungan dengan hukum, bukan berarti akuntansi forensik ini melulu atas permintaan aparat penegak hukum. Pada dasarnya siapapun bisa meminta digelarnya audit forensik, mulai dari masalah perceraian, konflik premi asuransi, gugatan perdata, hingga penilaian terhadap kinerja perusahaan.3. Pajak penghasilan (tax returns): pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukanprogresif,proporsional, atauregresif.4. Non deductible expenses: biaya-biaya usaha yang menurut ketentuan UU PPh tidak boleh dibiayakan atau tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto pada saat Wajib Pajak menghitung penghasilan neto dan PPh terutang.5. Jejak audit (audit trails): urutan kronologis catatan audit, yang masing-masing berisi bukti langsung berkaitan dengan apa yang dihasilkan dari pelaksanaan suatu proses bisnis dan fungsi sistem.6. Itemized/standard deduction: pengurangan yang diperkenankan oleh undang-undang, baik yang bersifat standar (seperti jumlah tanggungan di Indonesia) maupun yang harus dirinci satu per satu (itemized) seperti bunga hipotek untuk pinjaman maksimum $100 juta.

BAB 15FOLLOW THE MONEY

1. Mata uang kejahatan (currency of crime): pemalsuan mata uang dan uang kertas serta pencucian uang.

2. Kejahatan kerah putih (white-collar crime): Suatu tindak kecurangan yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada sektor pemerintahan atau sektor swasta, yang memiliki posisi dan wewenang yang dapat mempengaruhi suatu kebijakan dan keputusan.

3. Letters of credit: suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir yang ditujukan kepada eksportir di luar negri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberikan hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan.

4. Pencucian uang dalam hal terorisme (reverse money laundering)

5. Pencucian uang (money laudering): setiap tindakan menempatkan, mentransfer, membayar, membelanjakan, menyumbangkan, mendepositokan, membawa ke luar negeri, menukarkan aset atau tindakan lain yang di ketahui atau dicurigai sebagai hasil dari tindakan kejahatan supaya mengubah, menggelapkan atau menyamarkan sumber asset sehingga tampaknya berasal dari sumber yang sah atau legal.6. Bailout: Bailout dalam istilah ekonomi dan keuangan digunakan untuk menjelaskan situasi dimana sebuah entitas yang bangkrut atau hampir bangkrut, seperti perusahaan atau sebuah bank diberikan suatu injeksi dana segar yang likuid, dalam rangka untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Seringkali bailout dilakukan oleh pihak pemerintah atau konsorsium beberapa investor yang akan memintaperan kendali pada entitas tersebut sebagai timbal balik untuk dana yang disuntikkan.7. Beban pembuktian terbalik (omkeren van de bewijslast)

8. Data mining: proses menerapkan metode ini untuk data dengan maksud untuk mengungkap pola-pola tersembunyi. Dengan arti lain Data mining adalah proses untuk penggalian pola-pola dari data. Data mining menjadi alat yang semakin penting untuk mengubah data tersebut menjadi informasi. Hal ini sering digunakan dalam berbagai praktek profil, seperti pemasaran, pengawasan, penipuan deteksi dan penemuan ilmiah. Telah digunakan selama bertahun-tahun oleh bisnis, ilmuwan dan pemerintah untuk menyaring volume data seperti catatan perjalanan penumpang penerbangan, data sensus dan supermarket scanner data untuk menghasilkan laporan riset pasar.BAB 16

AUDIT INVESTIGATIF DENGAN MENGANALISIS UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Beberapa konsenp undang-undang :

Alat Bukti yang Sah

Penjelasan undang undang Nomer 31 Tahun 1999 menyebutkan :

Ketentuan perluasan mengenai sumber perolehan alat bukti yang sah yang berupa petunjuk selain diperoleh dari ketentuan saksi, surat, dan keterangan terdakwa, juga diperoleh dari alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu tetapi tidak terbatas pada data penghubung elektronik (electronic data interchange), surat elektronik (e-mail), telegram, teleks, dan faksimili, dan dari dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang daapat dilihat, dibaca, dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang terekam secara elektronik, yang berupa tulisan, suara,gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang memiliki tanda.

Beban Pembuktian Terbalik

Penjelasan undang undang Nomor 31 Tahun 1999 menyebutkan :

Ketentuan mengenai pembuktian terbalik perlu ditambahkan dalam undang undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagai ketentuan yang bersifat premium remidium dan sekaligus mengandung sifat prevensi khusus terhadap pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 atau terhadap penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang Undang 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari korupsi, kolusi, dan Nepotisme, untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi.

Gugatan Perdata atas Harta yang Disembunyikan

Penjelasan Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 menyebutkan :

Dalam Undang Undang ini diatur pula hak negara untuk mengajukan gugatan perdata terhadap harta benda terpidana yang disembunyikan atau tersembunyi dan baru diketahui setelah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap. Harta benda yang disembunyikan atau tersembunyi tersebut diduga atau patut diduga berasal dari tindak pidana korupsi. Gugatan perdata dilakukan terhadap terpidana atau ahli warisnya. Untuk melakukan gugatan tersebut, Negara dapat menunjuk kuasanya untuk mewakili negara.

Perampasan Harta Benda yang Disita

Ketentuan ini dapat dilihat dalam pasal 38 ayat 5 dari Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang berbunyi sebagai berikut :

Dalam hal terdakwa meninggal dunia sebelum putusan dijatuhkan dan terdapat bukti yang cukup kuat bahwa yang bersangkutan telah melakukan tindak pidana korupsi maka hakim atas tuntutan penuntut umum menetapkan perampasan barang barang yang telah disita.

Pembidanaan secara in Absentia

Gugatan kepada ahli waris dapat dilihat dalam kasus korupsi pengadaan alat berat dan abulans oleh Pemda Jawa Barat. Pengalaman mengenai koruptor yang melarikan diri atau tidak hadir dalam persidangan, diatasi ketentuan mengenai pemidanaan secara in absentia.

Memperkaya versus Menguntungkan

Perumusan TPK dalam Pasal 2 Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 berbeda dari perumusan dalam Pasal 3. Dalam Pasal 2, digunakan istilah memperkaya diri sendiri atau orang lain. Sementara itu, dalam Pasal 3 digunakanistilah menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Memperkaya bermakna adanya tambahan kekayaan. Menguntungkan bermakna keuntungan materiil (tambahan kekayaan,uamg,harta) dan inmateriil (timbulnya goodwill, utang budi, dan lain lain).

Pidana Mati

Dalam Pasal 2 ayat 2 dari Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999, dikatakan: dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Penjelasannya berbunyi sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan keadaan tertentu dalam ketentuan ini adalah keadaan yang dapat dijadikan alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu apabila tindak pidana tersebut dilakukan terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat kerusuhan krisis ekonomi dan moneter, dan pengulangan tindak pidana korupsi.

Nullum Delictum

Maknanya dapat dilihat pada pasal 1 ayat (1) KUHP yang berbunyi :

Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan-ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada.

Perumusan pasal 36 dari undang-undang yang disahkan menunjukkan dipertahankannya asas nullum delictum ini. Berikut ini kutipan dari pasal tersebut :

Terhadap segala tindak pidana korupsi yang telah dilakukan sebelum saat undang-undang ini berlaku, tetapi diperiksa dan diadili setelah Undang-undang ini berlaku maka diperlukan Undang-Undang yang berlaku pada saat tindak pidana dilakukan.

Concursus IdealisKonsep concursus idealis dan concursus realis ini terhadap dalam KUHP Bab VI mengenai Perbarengan Tindak Pidana.

Konsep concurus idealis berkenaan dengan satu perbuatan yang tercakup dalam lebih dari satu aturan pidana. Hal ini terlihat dalam pasal 63 yang berbunyi sebagai berikut :

1) Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih dari satu aturan pidana, maka yang dikenakan hanya salah-satu di antara aturan-aturan itu: jika berbeda-beda, yang dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat.

2) Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang diterapkan.

Concursus Realis

Konsep concursus realis ini berkenaan dengan beberapa perbuatan yang dilakukan berbarengan. Hal ini terdapat dalam KUHP Pasal 65 yang berbunyi sebagai berikut :

1) Dalam hal berbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri-sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan,yang diancam dengan pidana pokok yang sejenis, maka dijatuhkan hanya satu pidana.

2) Maksimum pidana yang dijatuhkan ialah jumlah maksimum pidana yang diancam terhadap perbuatan itu, tetapi tidak boleh lebih dari maksimum pidana yang terberat ditambah sepertiga.

Perbuatan Berlanjut

Perbuatan berlanjut ini diatur dalam Pasal 64 ayat 1 KUHP yang berbunyi sebagai berikut :

Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka hanya diterapkan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat.

Lepas dari Tuntutan Hukum versus Bebas

Putusan bebas (vrijspraak) atau bebas murni (zuivere vrijspraak) diatur dalam KUHAP Pasal 191 ayat 1 yang berbunyi :

Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa diputus bebas.

Lepas dari segala tuntutan hukum (ontslag van alle rechtsvervolging) diatur dalam KUHAP Pasal 191 ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut :

jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum.

BAB 17

INVESTIGASI PENGADAAN

Pengadaan Publik Sumber Utama Kebocoran Negara

Secara luas, sistem pengadaan publik indonesia diyakini merupakan sumber utama bagi kebocoran anggaran yang memungkinkan korupsi dan kolusiyang memberikan sumbangan besar terhadap kemerosotan pelayanan jasa bagi rakyat miskin indonesia. Besarnya pengadaan mengesankan skala potensial masalah tersebut.

Apa yang membuat sistem pengadaan menjadi baik? Supaya fungsi efektif, suatu rezim pengadaan perlu mencakup ciri-ciri berikut :

1. Kerangka hukum yang jelas, komprehensif, dan transparan

2. Kejelasan tentang tanggung jawab yang- tanggung jawab dan akuntabilitas fungsional

3. Suatu organisai yang betanggung jawab untuk kebijakan pengadaan dan pengawasan penerapan tepat dari kebijakan tersebut

4. Suatu mekanisme penegakan

5. Staf pengadaan yang terlatih baik

Mengapa kerangka akuntabilitas untuk pengadaan gagal

Kerangka Hukum Cacat

Para efektif dari legislatif pemerintah telah gagal menyediakan kerangka hukum efektif untuk pengadaan publik.

Pemerintah Tidak Terorganisasi untuk Menangani Pengadaan

Pemerintah tidak mengorganisasikan dirinya untuk pengadaan publik. Pemerintah tidak mempunyai badan yang jelas harus bertanggung jawab untuk kebijakan dan pematuhan pengadaan publik.

Intensif-insentif Terdistorsi

Akibat pamong praja yang dikelola dengan buruk dan peradilan lemah, kerangka insentif melenceng jauh sehingga tidak ada imbalan untuk efisiensi dan kejujuran dan tidak ada hukuman untuk korupsi.

Pengadaan Dilakukan di Balik Pintu Tertutup

Pengungkapan publik terbatas terhadap proses pengadaan memperkuaat insentif-insentif buruk tersebut. Sebagian besar proses tersebut berlangsung di balik pintu tertutup. Hasil-hasil penawaran berikut pembenaran yang sesuai dengan pemenangan penawaran tidak diumumkan.

Pengauditan Lemah

Sebagian besar proses audit satu-satunya instrumen yang tersedia untuk menegakkan aturan main dan ketentuan-ketentuan seperti telah dicatat tidak efektif. Efektivitas untuk menegakkan praktik-praktik pengadaan yang baik lebih lanjut disesuaikan oleh auditor pemerintah yang kurang mengenal aturan dan prinsip pengadaan.

Pedoman dan Petunjuk

Pemerintah menerbitkan banyak pedoman dan petunjuk mengenai pengadaan barang dan jasa, baik berupa Keputusan Presiden (Keppres) dan Peraturan Presiden (Perpres) maupun berupa petunjuk/pamflet dan pelatihan oleh Bappenes. Pedoman dan petunjuk ini dimaksudkan untuk mengamankan proses pengadaan barang dan jasa di sektor publik. Banyak praktik dalam pedoman dan petunjuk ini yang dapat dimanfaatkan oleh sektor swasta.

Ivestigasi Pengadaan

Dalam sistem ini, lazimnya ada tiga tahapan besar berikut :

Tahap Pratender (presolicition phase)

Dalam tahap pertama ini, umumnya terjadi kegiatan berikut :

1. Pemahaman mengenai kebutuhan perusahaan atau lembaga akan barang dan jasa yang akan dibeli.

2. Prengumuman mengenai niat perusahaan atau lembaga itu untuk membuat kontrak pengadaan barang atau jasa.

3. Penyusunan spesifikasi (sering kali disingkat spek).

4. Penentuan mengenai kriteria pemenang.

Tahap Penawaran dan Negosiasi (solicitation and negotiation phase)

Skema fraud dalam tahap ini umumnya berupa persekongkolan antara pembeli dan kontraktor yang diunggulkan dan kontraktor pendamping atau pemantas yang meramaikan proses penawaran. Di permukaan, proses tender kelihatannya sah karena peserta tender cukup banyak atau bahkan melimpah.

Tahap Pelaksanaan dan Penyelesaian Administratif

Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan berikut :

1. Perubahan dalam order pembelian.

2. Review yang tepat waktu atas bagian pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan dan untuk bagian mana kontraktor berhak menerima pembayaran.

Diagram

Uraian mengenai skema fraud. Diagram aslinya dalam bahasa inggris yang penulis peroleh dari bahan seminar.sumber aslinya tidak jelas. Pemabayaran uang suap dilakukan sudah kontraktor menerima pembayaran kontrak. Ini dikenal sebagai kickback.

Komputer sebagai Alat Bantu

Teknologi komputasi membantu auditor dalam mendeteksi fraud dalam pengadaan barang. Program khusus dibuat (atau sudah tersedia, seperti ACL) untuk mengidentifikasi :

1. Penyuplai dengan alamat P.O.BOX.,

2. Penyuplai dengan alamat yang sama dengan alamat pegawai.

3. Kontrak yang gagal dalam proses tender, tetapi sekarang menjadi subkontraktor.

4. Pembayarn-pembayaran kepada penyuplai tertentu selama suatu jangka waktu (untuk mendeteksi kemungkinan pembayaran yang berulang-ulang atau pembayaran ganda).

5. Pembayaran kepada penyuplai yang tidak melalui sistem yang ada.

6. Pegawai atau konsultan yang dalam hari yang sama menangani beberapa proyek, atau proyek yang bukan untuk pembeli.

Komputer hanyalah alat bantu. Beberapa kasus penyelewengan dibidang pengadaan yang dibiayai Bank Dunia terungkap dengan bantuan spread sheet yang sederhana.BAB 18

COMPUTER FORENSICS

Computer forensics adalah penerapan teknik teknik analitis dan investigatif untuk mengidentikasi, mengumpulkan, memeriksa, dan melindungi (preserve) bukti atau informasi digital.

Proses hukum yang disebut tadi mengisyaratkan adanya tindak pidana, sengketa perdata, dan huku, administratif meskipun lingkup yang populer adalah tindak pidana yang dikenal sebagai cyber crime, di antaranya :

1. Penyalahgunaan dan penipuan melalui internet.

2. Pemerasan.

3. Pengungkapan rahasia perusahaan.

4. Kegiatan mata-mata industri (industrial espionage)

5. Penyimpangan informasi berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan kejahatan.

Ada tiga langkah utama dalam computer forensics, yakni mengambil image atau imaging mengolah citra atau image itu selanjutnya disebut processing dan menganalisis image yang sudah diproses yang selanjutnya disebut analyzing.

Imaging

Secara sederhana, suatu alat dihubungkan ke salah satu communication port (biasanya paralel port atau scpi port) dan alat ini akan merekam seluruh data yang ada pada electronic storage media (seperti hard disk) dalam komputer secara lengkap, tidak kurang tidak lebih. Hard disk terkadang dilepas dari rumah komputer (computer housing), dikopi secara lengkap, byte-bybyte copy atau mengopi byte demi byte, tanpa ada yang ditambah atau dikurangi. Hal ini penting di pangadilan dan ketika computer forensic specialist melakukan langkah-langkah selanjutnya.

Dari uraian ini, jelas sekali bahwa disk imaging atau disk drive imaging ingin menghasilkan bayangan cermin atau clone, bukan sekadar mengopi seperti dalam bahasa sehari-hari.

Imaging sangat penting karena langkah langkah berikut hanya dilakukan pada hasil imaging dan bukan pada data asli. Data asli harus dipertahankan sebagaimana adanya (preserved).

Processing

Sesudah mendapat bayangan cermin dari data aslinya, citra atau image ini harus diolah untuk memulihkan file yang terlanjur dihapus (deleted) atau yang ditulisi kembali (overwritten) dengan current file. Dengan memulihkan image hasil kopian, files dan folders akan tampil seperti pada media penyimpanan data yang asli.

Analyzing

Pada langkah ketiga inilah, invertigator menunjukkan keahliannya, kreativitasnya, dan penerapan gagasan orisinal. Ketika memeriksa current file, yang sering menjadi perhatian adalah nama file seperti nama-nama seksi untuk bahan pornogafi; dewa perang untuk penyelundupan senjata, warna-warni untuk uang suap kepada pimpinan partai, bahkan istilah yang menunjukan jabatan seorang pejabat sipil atau militer dalam kasus korupsi.

Spesifikasi dari Disk Imaging Tool

Peralatan computer forensics yang canggih,akurat,dan andal mutlak diperlukan dalam menginvestigasi kejahatan yang melibatkan komputer.

Cloning atas Data dalam Ponsel

Pembahasan ini mengenai data cloning juga serupa untuk cloning atas data dalam telepon seluler. Peralatannya lebih sederhana dari peralatan untuk meng-clone data dalam komputer atau peralatan komputer lainnya.

Mengenali Bukti Digital

Perkembangan yang pesat dalam teknologi informasi mengharuskan para akuntan forensik mengenali bukti-bukti digital yang merupakan potensi barang bukti dan alat bukti untuk pembuktian di pengadilan.

Perspektif Hukum dari Bukti Digital

Penulis belum menumukan tulisan mengenai penyidikan, penggeledahan, dan penyitaan informasi digital dari perspektif hukum indonesia, khususnya KUHAP. Tulisan ini disarikan dari suatu makalah United States Department Of Justice. Ia berisi issues penting sehubungan dengan penyidikan dan penyitaan benda-benda teknologi informasi.

Penanganan Perangkat Keras dan Lunak

Untuk memudahkan pembahasan, jenis pemeriksaan dibedakan antara lain :

a. Pemeriksaan dimana informasi yang dicari ada pada komputer dimana pemeriksaan dilakukan.

b. Pemeriksaan atas informasi yang disimpan off-site ditempat lain dimana komputer (ditempat pemeriksaan) digunakan untuk mengakses data.

Informasi Hasil Kejahatan

Informasi hasil kejahatan bisa berupa penggandaan perangkat lunak dengan pelanggaran hak cipta atau harga kekayaan intelektual (termasuk penggandaan buku-buku pedoman untuk menjalankan perangkat lunaknya) dan pencurian informasi perusahaan atau negara yang dirahasiakan.

Karena itu, teori dan praktik yang berlaku untuk penyitaan benda berwujud lazimnya juga berlaku untuk informasi yang merupakan hasil kejahatan.

Informasi sebagai Instrumen Kejahatan

Dalam hal tertentu, informasi dapat digunakan sebagai alat atau instrumen untuk melakukan kejahatan, misalnya perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membuka kode atau password atau untuk memperoleh daftar nomor kartu kredit yang hilang atau dicuri.

Teorinya adalah apabila secara wajar, informasi tersebut patut diduga telah atau dapat digunakan sebagai instrumen kejahatan, penyidik boleh atau dapat menyitanya.

Informasi sebagai Bukti Kejahatan

Bukti kejahatan adalah catatan yng dibuat berupa tulisan tangan yang ada di dekat komputer atau peralatan elektronis lainnya, seperti catatan mengenai password atau sandi-sandi yang dapat memberi petunjuk, daftar nama rekan-rekan yang ikut dalam kejahatan, atau daftar nama korban, dan seterusnya.BAB 19WAWANCARA DAN INTEROGASI1. Wawancara : percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

2. Interogasi : pemeriksaan terhadap seseorang melalui pertanyaan lisan secara teratur fan berurutan pertanyaan.

3. An interview is nonacnonaccusatory : Wawancara adalah tidak menuduh bersifat netral.

4. Investigator : orang yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi tertentu untuk melaksanakan kegiatan investigasi.

5. Tujuan wawancara adalah mengumpulkan informasi. Semakin banyak informasi yang diketahui pemeriksa sebelum wawancara dimulai semakin baik.

6. Behavioral information : keterangan mengenai prilaku orang yang di wawancarai ketika ia menjawab pertanyaan bagaimana ia duduk, kontak mata dengan yang mewawancarainya ekspresi wajah cara memberi tanggapan atau jawaban,pilihan kata atau kalimat semua ini berkaitan dengan apakah ia berkata jujur atau bohong.

7. Behavioral responses : evaluasi atau sikap selama wawancara sering dengan penilaian atas subtansi informasi yang diberikan.

8. Formal interview : wawancara formal yang dilakukan dalam lingkungan terkendali (controled information).

9. Deceptive response : tanggapan yang bersifat menyesatkan.

10. Behavior symptoms of deception : kecemasan yang terlihat dalam gejala tingkah laku penipu.

11. Sporadis : kadang - kadang dicatat, kadang - kadang tidak memberi kesan kepada yang diwawancarai bahwa jawaban tertentu penting. Atau akan menghambat arus informasi selama wawancar.

12. Tujuan informasi : mengetahui yang sebenarnya,artinya siapa yang sebenarnya terjadi siapa yang sebenarnya melakukan berapa jumlah atau nilai fraud sebenarnya.

13. The purpose of an interrogation is to learn the truth : persepsi bahwa tujuan interogasi adalah mendapatkan pengakuan bersalah itu sangat keliru.

14. Earli responses : jawaban lebih awal reaksi dari subjek yang jujur dan terlanjur gugup pada awal wawancara.

15. Response delivery : penyampaian jawaban dilihat dari kecepatan tinggi rendahnya nada dari kejelasan.

16. Response length : panjangnya jawaban peneliti menunjukan bahwa subjek yang jujur biasanya ingin memberikan jawaban yang lebih lengkap dan sering menawarkan informasi tambahan yang tidak diterima investigator, sebaliknya subjek yang berbohong memberikan jawaban yang singkat sekedar memastikan syarat sudah menjawab.BAB 20

OPERASI PENYAMARAN

1. Undercover operation : operasi berkedok

2. Surveillance operation : operasi pengintaian

3. Disguise : samaran

4. Feasonable expetation : harapan yang cukup layak

5. Deceit : tipuan

6. Shadowing : membayangi

7. Loose surveillance : pengintaian yang longgar

8. Closse surveilance : Pengintaian yang ketat

9. Satellite surveilance : pengintaian melalui satelit

10. Basic lead informants : informasi yang memberikan informasi tentang kejahatan yang pernah mereka alami atau ambil bagian

11. Patricipant informants : langsung terlibat dalam pengumpulan bukti - bukti awal dalam investigasi

12. Convert information : informasi yang ditanam ( embedded) dalam situasi atau sekenario selama beberapa tahun dan dimintakan "tip-offs" atau "lead" (infirmasi yabg bersifat petunjuk - petunjuk akan terjadi kejahatan

13. Accomplice/witness informants : informasi yang dari waktu dapat dimintai informasinya.

BAB 21

PENIUP PELUIT

1. Whistleblowing system : sistem peniupan peluit

2. Saksi : orang yang memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penyelidik, penutupan dan pemeriksaan disidang pengadilan tetang suatu perkara pidana.

3. Korban : seseorang yang mengalami penderita fisik, mental, dan kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.

4. Lembaga perlindungan saksi dan korban : lembaga yang berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak - hak lain kepada saksi/korban

5. Perlindungan : upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi/korban.

6. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) : menerbitkan pedoman sistem pelaporan pelanggaran.

BAB 22

HUKUM ACARA PIDANA

1. Hukum Materi : Perbuatan melawan hukum yang hukuman atau sanksinya diatur dalam Hukum Pidana dan Hukum Perdata.

2. Hukum Formeel : Hukum acara (Pidana atau Perdata) yang mengatur bagaimana beracara atau berproses di pengadilan.

3. Rechtsstaat : Asas yang berdasarkan atas hukum.

4. Machtsstaat : Asas yang berdasarkan atas kekuasaan.

5. Presumption of Innocence : Asas praduga tak bersalah, dalam UU No.14 tahun 1970 berbunyi Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, dan atau dihadapkan dimuka pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap

6. Het legaliteits beginsel : Asas legalitas. Dalam asas legalitas, penuntut umum wajib menuntut suatu delik.

7. Het opportuniteits beginsel : Asas oportunitas. Menurut A.Z. Abidin Farid, asas oportunitis yaitu Asas hukum yang memberikan wewenang kepada penuntut umum untuk menuntut atau tidak menuntut dengan atau tanpa syarat seseorang atau korporasi yang telah mewujudkan delik demi kepentingan umum.

8. Accusatoir : Asas akusator, yaitu kebebasan memberi dan mendapatkan nasihat hukum. Perbedaan antara pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan siding pengadilan pada dasarnya dihilangkan.

9. Inquisitoir : Asas inkisator, yaitu tersangka dipandang sebagai objek pemeriksaan. Pemeriksa selalu berusaha mendapatkan pengakuan dari tersangka bahkan terkadang melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan.

BAB 23

HUKUM ACARA PERDATA

1. Testomonium de auditu : Memberi kesaksian mengenai apa yang disampaikan oleh orang lain tidak dianggap sebagai memberi kesaksian.

2. Unus testis nullus testis : Keterangan seorang saksi saja tanpa alat bukti lain tidak boleh dipercaya di muka pengadilan.

3. Decissoir : Sumpah pemutus, adalah sumpah yang oleh pihak yang satu dimintakan kepada pihak lawan, dimana putusan hakim didasarkan pada sumpah tersebut.

4. Suppletoir : Sumpah tambahan, adalah sumpah yang diperintahkan oleh hakim kepada salah satu pihak untuk menambah pembuktian yang dianggapnya kurang meyakinkan.

BAB 24

UNDANG-UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA

1. Comptabiliteit : Amanah harus dipertanggungjawabkan.

2. Chief Financial Officer (CFO) : Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan.

3. Chief Operational Officer (COO) : Setiap menteri/pimpinan lembaga suatu bidang tertentu dalam pemerintahan.BAB 25

UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANGPENGANTAR

1. Money laundering : pencucian uang

2. PPATK : Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan

3. Letter of credit : surat kredit

4. Know Your Customer Principles (KYC) : Prinsip Mengenal Nasabah

UNDANG-UNDANG 15/2002

5. Financial system : Sistem keuangan

Tiga tahap dalam proses pencucian uang

Placement: upaya menempatkan uang tunai hasil kejahatan ke dalam sistem keuangan (sistem perbankan).

Layering: upaya mentransfer harta kekayaan hasil kejahatan yang telah berhasil masuk dalam sistem keuangan melalui tahap placement. Integration: upaya menggunakan kekayaan yang berasal dari tindakan pidana yang telah berhasil masuk dalam sistem keuangan melalui placement dan layering.UNDANG-UNDANG 25/2003

6. Predicate crime: cakupan tindakan pidana asal

7. Mutual legal assistance: kerja sama bantuan timbale balik di bidang hukum

PRINSIP MENGENAL NASABAH (KYC)`

8. Prudential banking: prinsip kehati-hatian

9. Suspicious Transaction Reports: Transaksi keuangan mencurigakan

10. cash Transaction Repots: transaksi keuangan secara tunai

BEBERAPA KONSEP PENTING

11. Kriminalisasi dari Perbuatan Pencucian Uang

12. Nullum delictum: hukum pidana memiliki asas

13. TPPU: Tindak Pidana Pencucian Uang

14. Reverse money laundering: pencucian uang secara terbalik

15. Letter of rogatory: surat rogatori

BAB 26

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

PENGANTAR

1. Negoisasi: suatu cara dimana individu saling berkomunikasi untuk mengatur hubungan mereka dalam bisnis dan kehidupan sehari-harinya. 2. Mini trial: sidang kecil3. Experts determination-experts appraisal: menugaskan penilai independen4. Dading: menyinggung lembaga lain5. Vergelijk: perdamaian 6. Alternative dispute resolution: alternatif penyelesaian sengketa7. Arbitrase: cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh pihak bersengketa.

8. Expertise: wasit memiliki keahlian9. Final dan binding: final dan mengikat

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

10. Alternatif penyelesaian sengketa: lembaga penyelesaian sengketa melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian diluar pengendalian dengan cara konsultasi, negosiasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

MEDIASI

11. Mediasi: sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundangan.12. Mediator: bertugas membantu para pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian.13. Tujuh fungsi mediator dari fuller

1. Catalyst: catalisator, Kehadiran moderator dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang konstruktif bagi diskusi.2. Edutacor: pendidik, Seseorang harus berusaha memahami aspirasi, prosedur kerja, keterbatasan politis , kendala usaha dari para pihak.3. Translator: penerjemah, Mediator harus berusaha menyampaikan dan merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak lainnya melalui bahasa. 4. Resource person: narasumber,Seseorang mediator harus mendayagunakan sumber-sumber informasi yang tersedia.5. Bearer of bad news: penyandang berita jelek.Seorang mediator harus menyadari bahwa pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional.6. Scapegoat: agen realitas.Mediator harus berusaha member pengertian secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin masuk akal tercapai melalui perundingan.7. Kambing hitam: seorang mediator harus siap disalahkan.14. BANI : Badan Arbitrase Nasional Indonesia

15. Foreign elements: Unsur asing

16. Commercial law: hukum perdagangan

17. Substantive law: hokum material yang menjadi dasar pemeriksaan substansi dari sebuah proses arbitrase.

18. Procedural Law: sebagai hukum acara dari sebuah proses arbitrase.

19. Lex arbitri: hukum dari Negara dimana putusan arbitase dibuat.

20. Primary Jurisdiction: untuk membatalkan putusan arbitrase asing yang ada pada Negara dimana putusan arbitrase dibuat.

21. Secondary Jurisdiction: yurisdiksi untuk membatalkan yang ada pada Negara tempat pelakasaan putusan dilangsungkan.BAB 27

U.S. Foreign Corrupt Practices Act dan U.N. Convention Against Corruption (FCPA)

1. FCPA: mengatur jenis-jenis korupsi tertentu yang dilakukan oleh perusahan Amerika Serikat.

2. Agent: perantara

3. Questionable or illegal payments: korporasi melakukan pembayaran haram

4. Improper payments: pembayaran yang tidak patut

5. Anti-bribery provisions): larangan menyuap

6. Record keeping and accounting provision: pembukuan dan sistem pengendalian intern

7. Domestic concerns: perorangan yang merupakan warga Negara

8. Issuer: penerbitan surat berharga

9. SEC Enfotcement Director: direktur penegakan hukum

10. Warning signs: tanda bahaya

11. United Nationans Convention Againts Corruption (UNCAC): konversi PBB menentang korupsi

BAB 28

PENELUSURAN ASET DAN PEMULIHAN KERUGIAN1. Asset tracing: penelusuran asey 2. Loss recovery: pemulihan kerugian 3. Recovery of asset: pemulihan asset terutama uang di bank4. Recovery of proceeds from corruption: pemulihan hasil korupsi5. Upper bound: angka tertinggi6. Lower bound: angka terendah

7. Rough approximations: perkiraan kasar

8. Illegal activities: kegiatan sah

9. The unobserved economy : perekonomian yang tidak teramati

10. Transition economic: perekonomian berkembang

11. Stolen Asset Recovery Initiative: Prakarsa Pengembalian Aset Curian

12. Impeachment: hak angket

13. Presidential Commission on Good Government : PCGG

14. IMF: Inernational Monetary Fund

15. Master of Settlement and Acquistion Agreement: Perjanjian Penyelesaian BLBI dengan Jaminan Aset

16. Master of Refinancing and Note Issuance Agreement : Perjanjiaan Penyelesaian BLBI dengan Jaminan Aset dan Jaminan Pribadi

17. Contingent fee: fee yang besarnya tergantung dari asset yang berhasil ditelusuri

18. Supicious Transaction Report : laporan Transaksi Keuangan yang Mencurigakan

19. Cash Transaction Reports: Transaksi Keuangan Tunai

20. Search : Penyelidikan

21. National interest : kepentingan nasional

22. Tax exemptions: pembebanan pajak

23. Paper trail: jejak- jejak dokumen

24. BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BAB 29

PERHITUNGAN KERUGIAN1. Onrechstmatigedaad : pemikiran yang menghubungkan kerugian dengan perbuatan melawan hukum

2. All catches : keranjang sampah

3. Rechtsvinding : penemuan hukum

4. Kosten, schaden en interessen : biaya, kerugian, dan bunga

5. Wanprestatie : ganti rugi yang timbul akibat cedera janji

6. Schadeberekening : perhitungan kerugian

7. Interessen : kehilangan keuntungan

8. Winstderving : keuntungan yang akan didapat seandainya si berutang tidak lalai

9. Force majeure : diluar kemampuan manusia

10. Conflict of interest : benturan kepentingan

11. Collusion : persekongkolan

12. Appraisal : Jasa Penilai

13. Cross examination : pemeriksaan silang di pengadilan

BAB 30

KRIMINOLOGI DAN VIKTIMOLOGI1. Kriminologi : displin ilmu berurusan dengan kejahatan

2. Viktimologi : melakukan penelitian dan survei mengenai kejahatan dari sisi korban

3. Law making : seberapa jauh penyusunan undang-undang memperhatikan penelitian dan survey mengenai kejahatan dan upaya .

4. Law breaking : mengapa dan bagaimana hukum dilanggar

5. Societal rections : reaksi dari berbagai lapisan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan terhadap kejahatan

6. Deterrent : pencegah

7. Two counts of international money laundering : pencucian uang antarnegara

8. Securities fraud : fraud dalam perdagangan surat berharga

9. Mail fraud : penggunaan jasa pos untuk melakukan fraud

10. Wire fraud : penggunaan jasa telegram untuk melakukan fraud

11. False filing with the SEC: pelaporan palsu ke SEC

12. Investment adviser fraud: fraud dalam memberikan nasihat penanaman

13. False statements : laporan palsu

14. Perjury : sumpah palsu

15. Theft from an employee benefit plan : pencurian dari suatu dana kesejahteraan karyawan

16. Pseudocriminals : pelaku kejahatan karena terpaksa

17. Criminaloids : pelaku kejahatan yang terdorong oleh penyebab lingkungan

18. Habitual criminals : mereka yang memilih menjadi pelaku kejahatan kerena factor lingkungan

19. Mental anomalies : penyimpangan mental

20. Mental conflict : benturan mental

21. Drives : dorongan naluri

Unsur-unsur memperkuat ikatan social

1. Attachment : perasaan seseorang terhadap orang lain

2. commitment : pertaruhan seseorang dalam masyarakatnya

3. involvement : banyak waktu dan sumber daya yang diberikan seorang kepada masyarakat

4. belief : apa yang seseorang percayai di dalam ketaatan terhadap peraturan masyarakatnya.

5. Containment theories : keutuhan masyarakat

Beberapa cara manusia menghadapi strain (hambatan)

1. innovation : tingkah laku yang berani merupakan respons dari dihadangnya tujuan pribadi oleh masyarakat

2. ritualism: individu menaati ketentuan masyarakat

3. retreatism: individu yang terlempar ke luar dari masyarakat

4. rebellion : individu yang tidak dapat menerima struktur budaya

5. conformity : kebanyakan orang menerima tujuan-tujuan masyarakat dan cara-cara mencapainya

22. organized crime : kejahatan yang terorganisasi

23. fraud examiners : pemeriksa kecurangan

24. victim blaming : menyalahkan korban

25. victim defending : membela korban