88
KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 GOWA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : HARTINA MARHAMA MASBA 10533781814 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN

KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI SISWA KELAS XI SMA

NEGERI 10 GOWA

PROPOSAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

HARTINA MARHAMA MASBA

10533781814

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

Page 2: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia

mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

(QS. Al-Baqarah:286)

Janganlah larut dalam satu kesedihan karena masih ada hari esok yang

menyongsong dengan sejuta kebahagiaan.

(penulis)

Kupersembahkan karya ini kepada:

Orang tuaku tersayang Baharuddin dan Masnawati Hakim

Yang selama ini telah sabar, penuh cinta

membimbingku dan menyekolahkanku hingga ku mendapat gelar S.Pd,

Seseorang yang aku sayangi dan aku cintai yang

kelak akan menjadi imamku;

sahabat-sahabatku tercinta atas pengorbanan

serta doa yang tak henti-hentinya mereka berikan

dalam mewujudkan angan dan mimpi serta segenggam

harapan yang mulia demi masa depanku dan kelak karya ini akan aku aplikasikan

kepada bangsa, negara, dan agamaku demi membawa nama baik almamaterku

tercinta.

Page 3: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

ABSTRAK

Hartina Marhama M. Korelasi antara Kebiasaan Membaca Puisi dengan

Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.

Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing Oleh Sitti Aida Azis Dan Kamaruddin Moha.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ada tidaknya korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI

SMA Negeri 10 Gowa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, karena tujuannya mendeskripsikan ada tidaknya korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI

SMA Negeri 10 Gowa.

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan angket dan tes pilihan ganda.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 19 orang siswa. Sampel dalam penelitian

ini menggunakan sampel total. Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis

menunjukkan bahwa rhitung yaitu 0,565 lebih besar daripada rtabel sebesar 0,455

atau dapat digambarkan (0,565 > 0,455) berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara kebiasaan

membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi siswa kelas XI SMA Negeri 10

Gowa. Hipotesis diatas dinyatakan “diterima”.

Kata Kunci : korelasi, kebiasaan membaca , kemampuan mengapresiasi

Page 4: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, saya dapat

menyelesaikan skripsi ini sampai pada taraf penyelesaian walaupun dalam bentuk

yang sederhana.

“Korelasi antara Kebiasaan Membaca Puisi dengan Kemampuan

Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa” merupakan judul skripsi

yang diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana

pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berbagai hambatan penulis lalui dalam penyelesaian skripsi ini, sehingga

wajarlah kalau terdapat banyak kekurangan. Namun, berkat tekad, ketabahan, dan

kesungguhan yang diiringi dengan doa yang tulus kepada Sang Pencipta, maka

berbagai tantangan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam merampungkan

skripsi ini. Segala hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua, Masnawati hakim dan Baharuddin yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, dan mendidik penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula

dengan adanya keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa yang

tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

yang terhormat Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd., pembimbing I dan kepada

Page 5: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Kamaruddin Moha, S.Pd.,M.Pd., pembimbing II, yang telah membimbing,

memotivasi, dan mengarahkan penulis merampungkan proposal ini. Ucapan

terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dr. H. Rahman Rahim. S.E., Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membina universitas ini

sebaik-baiknya. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., P.hd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dra. Munirah, M.Pd.,

ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan dan Drs. H. Nurdin, M.Pd., selaku Penasehat Akademik

serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Gowa, seluruh staf, seluruh siswa yang

telah membantu penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan semestinya,

kepada Mutmainnah Basri yang setia menemani saya selama penelitian dan

teruntuk teman saya Daniel Alfajri yang selalu memberi saya motivasi selama

pembuatan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya juga penulis ucapkan kepada

teman-teman seperjuanganku seluruh rekan kelas G terutama putriani yang selalu

memberi saya masukan selama pembuatan skripisi ini dan segenap mahasiswa

Page 6: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2014 atas segala

kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis.

Akhirnya penulis menyadari sebagai hamba Allah yang tidak luput dari

segala kekhilafan dan keterbatasan mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang

sifatnya konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan segala bantuan dan

pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah

SWT.

Makassar, Agustus 2018

Penulis,

Page 7: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KARTU KONTROL PEMBIMBING I ....................................................... ii

KARTU KONTROL PEMBIMBING II ...................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

ABSTARK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS .. 6

A. Kajian Pustaka ................................................................................... 6

1. Penelitian Relevan ......................................................................... 6

2. Kebiasaan Membaca ..................................................................... 7

a. Pengertian Kebiasaan Membaca ............................................... 7

Page 8: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

3. Sastra ............................................................................................ 8

a. Pengertian Puisi ...................................................................... 10

b. Unsur-unsur Pembangun Puisi ................................................. 11

c. Ciri-ciri Puisi ............................................................................ 13

d. Jenis-jenis Puisi ........................................................................ 17

e. Bentuk dan Gaya dalam Membaca Puisi .................................. 20

4. Apresiasi Puisi sebagai Kegiatan Pembelajaran Puisi................... 24

a. Pengertian Apresiasi .................................................................. 24

b. Tahap-tahap dalam Mengapresiasi ............................................ 25

c. Bekal Awal Mengapresiasi ........................................................ 27

5. Korelasi ......................................................................................... 27

B. Kerangka Pikir ................................................................................... 28

C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian .......................................................... 31

1. Variabel Penelitian ........................................................................ 31

2. Desain Penelitian ........................................................................... 31

B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 32

1. Populasi ......................................................................................... 32

2. Sampel ........................................................................................... 33

C. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 34

D. Instrumen penelitian........................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 35

Page 9: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

F. Teknik Analisis Data.......................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 41

A. Analisis data ....................................................................................... 41

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 52

A. Simpulan ............................................................................................ 52

B. Saran .................................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 54

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Page 10: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Tabel 1. Populasi Penelitian ........................................................................... 32

Tabel 2. Sampel Penelitian ............................................................................. 33

Tabel 3. Kisi – Kisi Instrumen Minat Membaca Puisi ................................... 36

Tabel 4. Penggolongan Pertanyaan Positif dan Negatif Dalam Angkat ........ 36

Tabel 5. Skor Alternatif Jawaban Angket ...................................................... 37

Tabel 6. Skor Nilai dan Tingkat Kebiasaan Membaca Puisi Siswa Kelas

XI SMA Negeri 10 Gowa ............................................................... 37

Tabel 7. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Apresiasi Puisi ................................... 38

Tabel 8. Skor Nilai dan Tingkat Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa

Kelas XI SMAN Negeri 10 Gowa ................................................... 38

Tabel 9. Interferensi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi ...................... 40

Tabel 10. Distribusi Hasil Angket .................................................................. 41

Tabel 11. Distribusi Hasil, Frekuensi, dan Persentase Kebiasaan Membaca

Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa................................. 43

Tabel 12. Distribusi Hasil Tes Apresiasi Puisi............................................... 44

Tabel 13. Distribusi Hasil, Frekuensi, dan Persentase Kemampuan

Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa ........ 45

Tabel 14. Distribusi Hasil Kebiasaan Membaca Puisi dengan Kemampuan

Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa ........ 46

Tabel 15. Tabel Kerja dan Distribusi Kebiasaan Membaca Puisi dengan

Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri

10 Gowa ......................................................................................... 47

DAFTAR LAMPIRAN

Page 11: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Lampiran 1. Daftar hadir siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa .................. 56

Lampiran 2. Angket minat membaca puisi .................................................... 57

Lampiran 3. Data hasil angket minat membaca puisi siswa kelas XI SMA

Negeri 10 Gowa ........................................................................ 60

Lampiran 4. Tes kemampuan apresiasi puisi ................................................. 58

Lampiran 5. Lembar jawaban tes kemampuan apresiasi puisi ....................... 67

Lampiran 6. Kunci jawaban tes kemampuan mengapresiasi puisi ................ 68

Lampiran 7. Tabel nilai r product moment dari person ................................. 69

Page 12: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan untuk menyiapkan individu-

individu menjadi anggota masyarakat yang mandiri. Dalam pengertia n ini,

individu-individu diharapkan mampu berpikir, menemukan, dan menciptakan

sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru

yang bernalar dan lebih dapat dipertanggung jawabkan. Kemandirian sebagai hasil

pendidikan tersebut terbentuk melalui kemampuan berpikir nalar dan kemampuan

berpikir kreatif yang mewujudkan kreativitas. Hasil dari proses belajar tidak

hanya berupa pemahaman atas konsep-konsep, akan tetapi yang lebih penting

adalah aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemandirian sebagai hasil pendidikan tersebut terbentuk melalui

kemampuan berpikir nalar dan kemampuan berpikir kreatif yang mewujudkan

kreativitas. Hasil dari proses belajar tidak hanya berupa pemahaman atas konsep-

konsep, akan tetapi yang lebih penting adalah aplikasinya dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu pembelajaran yang senada dengan hal tersebut adalah

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Belajar bahasa dan sastra Indonesia

tidak hanya menghasilkan individu yang paham konsep tetapi juga individu yang

memiliki keterampilan berbahasa yang nantinya mampu diterapkan dalam

kehidupan.

Sanjaya (2009:128) menyatakan bahwa KTSP atau Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan,

Page 13: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional

Pendidikan (BNSP). Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam KTSP merupakan

sebuah pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan perilaku positif

dalam berbahasa, khususnya bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang terdiri atas

empat keterampilan berbahasa menjadi sebuah mata pelajaran yang aktif

produktif. Artinya, dalam pembelajaran bahasa siswa tidak hanya berfokus pada

teori bahasa, tetapi ditekankan pada sikap dan pemakaian bahasa yang

kontekstual. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar isi yang terkandung dalam materi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

menyangkut empat keterampilan berbahasa.

Tarigan (dalam Yuliyanto, 2014:10) menyatakan bahwa empat

keterampilan berbahasa itu meliputi keterampilan menyimak (listening skills),

keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills),

dan keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan berbahasa

mempunyai hubungan erat antara keterampilan berbahasa satu dengan yang lain.

Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan sehingga

dinamakan caturtunggal. Dalam menguasai keterampilan tersebut, setiap individu

melalui sebuah urutan yang teratur. Mula-mula dari menguasai keterampilan

menyimak kemudian berbicara, selanjutnya membaca dan menulis. Salah satu dari

Page 14: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

keempat keterampilan berbahasa yang penting dikuasai dan dikembangkan di

sekolah adalah keterampilan membaca. Membaca merupakan salah satu kegiatan

yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan.

Pentingnya membaca bagi kehidupan manusia sudah lama disadari.

Melalui membaca akan diperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru yang

dapat meningkatkan kecerdasannya sehingga masyarakat lebih mampu menjawab

tantangan hidup pada masa mendatang. Oleh karena itu, membaca masih terus

dibutuhkan sebagai alat mempelajari berbagai bidang ilmu.

Puisi merupakan salah satu jenis sastra yang paling inti. Puisi hingga

sekarang merupakan pernyataan seni sastra paling baku. Membaca puisi

merupakan sebuah kenikmatan seni yang khusus, bahkan merupakan puncak

kenikmatan seni sastra. Sejak dahulu hingga sekarang puisi selalu diciptakan

orang dan selalu dibaca, dideklamasikan untuk lebih merasakan kenikmatan

seninya dan nilai jiwanya yang tinggi.

Mengacu dari beberapa perkiraan-perkiraan jawaban di atas, peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian guna menguji ada tidaknya korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan menapresiasi puisi siswa kelas XI

SMA Negeri 10 Gowa. Dalam Penelitian ini ruang lingkup bahasa Indonesia yang

di ambil adalah ruang lingkup membaca puisi karena sesuai dengan masalah yang

ada yaitu rendahnya keterampilan membaca khususnya pada membaca puisi.

Page 15: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada korelasi antara kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan

mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI

SMA Negeri 10 Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai bekal pengetahuan skilas

tentang lapangan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Sebagai informasi dan teori baru bagi siswa, guru, dan peneliti lanjut

bahwa pembiasaan membaca puisi dapat meningkatkan kemampuan

mengapresiasi puisi siswa. Selanjutnya, memperkaya pengetahuan, wawasan, dan

pengalaman tentang penggunaan sehingga apresiasi puisi yang dapat

meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi, yaitu melalui pembiasaan

membaca puisi.

Page 16: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

2. Manfaat Praktis

Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat langsung dirasakan manfaatnya bagi

siswa dan guru dalam praktik pembelajaran apresiasi puisi di kelas, yaitu

menerapkan strategi pembiasaan membaca puisi.

2) Memberikan masukan bagi siswa bahwa untuk meningkatkan kemampuan

mengapresiasi puisi, maka harus dilakukan pembiasaan membaca puisi.

3) Bagi peneliti lanjut, dapat dijadikan acuan pertimbangan untuk meneliti

masalah yang relevan.

Page 17: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan

penelitian ini, diantaranya:

a. Sukmawati A (2010), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar

dengan judul “Korelasi antara Kebiasaan Membaca Cerpen dengan

Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas IX C SMP Negeri 3

Bungoro Kabupaten Pangkep”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini

dapat dikategorikan masih kurang.

b. Nursanthi (2012), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar

dengan judul “Korelasi antara Kebiasaan Membaca Teks Drama dengan

Kemampuan Mengapresiasi Teks Drama Siswa Kelas VIII Mts Pesantren

Al Qamar Bajeng Kabupaten Takalar”. Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini dapat dikategorikan masih rendah.

c. Dwi Agustina Wati (2007), dengan judul “Hubungan antara Kebiasaan

Membaca dengan Kemampuan Apresiasi Puisi Siswa Kelas X SMA

Negeri di Kecamatan Sleman Tahun Pelajaran 2006/2007”. Dalam

penelitian tersebut, disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan apresiasi

Page 18: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

puisi siswa kelas X SMA Negeri di Kecamatan Sleman tahun pelajaran

2006/2007.

Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang saya lakukan

sehingga dijadikan sebagai acuan penelitian. Persamaan dari ketiga

penelitian tersebut sama-sama merujuk pada hubungan kebiasaan

membaca. Letak perbedaannya kita bisa melihat dari hasil setiap

penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan objek yang

diteliti juga berbeda-beda.

2. Kebiasaan Membaca

a. Pengertian Kebiasaan Membaca

Tampubolon (dalam Yuliyanto, 2014:12) menyatakan bahwa

membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi

suatu kebiasaan. Sebagaimana halnya dengan kebiasaan-kebiasaan lainnya,

membentuk kebiasaan membaca juga memerlukan waktu yang relatif lama.

Dalam usaha pembentukkan kebiasaan membaca, dua aspek yang perlu

diperhatikan, yaitu, minat (perpaduan antara keinginan, kemauan, dan

motivasi) dan keterampilan membaca. Yang dimaksud dengan keterampilan

membaca disini ialah keterampilan mata dan penguasaan teknik-teknik

membaca. Membaca sekedar membaca saja tidaklah sukar selama seseorang

dapat mengenal huruf. Tetapi membaca untuk memperoleh suatu hasil yang

bermanfaat adalah suatu kecakapan yang perlu diusahakan. Dalam hal ini,

yang perlu diusahakan adalah membina diri untuk terbiasa membaca, karena

Page 19: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

dengan terbiasa membaca seseorang akan memperoleh pengetahuan yang

luas.

Kebiasaan membaca tidak dapat terbentuk dalam waktu yang singkat,

tetapi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang relatif lama atau dengan

kata lain frekuensi membaca sangat mendukung terbentuknya kebiasaan

membaca. Apabila kegiatan membaca semakin sering dilakukan, semakin

tinggi pula seseorang menguasai kata tersebut. Tarigan ( dalam Yuliyanto,

2008:23) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa, termasuk salah

satunya keterampilan membaca mempunyai ciri khas, yaitu keterampilan ini

dikuasai melalui latihan dan praktek secara rutin dengan disertai minat dan

motivasi dari dalam diri seesorang.

3. Sastra

Azis (2011:3) mengemukakan bahwa sastra adalah hasil kegiatan

kreatif manusia dalam mengungkapkan penghayatannya dengan

menggunakan bahasa. Jika diteliti pengertian tersebut ada dua pernyataan

yang menjelaskan istilah sastra. Pertama “mengungkapkan penghayatan”

dan yang kedua “kegiatan kreatif”. Mengungkapkan penghayatan

menyiratkan bahwa sastra itu berawal dari penghayatan terhadap sesuatu

yang kemudian diungkapkan dengan menggunakan bahasa. Penghayatan itu

bisa terhadap benda-benda, atau hal lain termasuk karya sastra lain.

“Mengungkapkan penghayatan” yang menghasilkan karya sastra diperlukan

kreativitas. Tanpa kreativitas tidak akan lahir karya seni.

Page 20: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Sastra, seperti halnya karya seni lain hampir pada setiap zaman

memgang peranan penting selalu mengapresiasikan nilai-nilai kemanusiaan

dan berfungsi sebagai alat meneruskan tradisi suatu bangsa. Satra

merupakan bagian dari kehidupan yang sering dikaji untuk menyin

gkap misteri kehidupan, membantu manusia menyingkap rahasia

keadaanya, jalan menuju kebenaran. Oleh krena itu, sastra sebagai ilmu

pengetahuan memegang peranan yang sangat penting karena berusaha

menyelidiki dengan mengupas berbagai aspek.

Dolla (2014:1) mengemukakan bahwa sastra secara etimologi

(berdasarkan asal usul kata), berasal dari bahasa Sanskerta castra yang

berarti tulisan, karangan, dan kitab. Selanjutnya kata sastra menurunkan kata

susatra yang berarti tulisan, karangan, kitab yang baik atau bernilai seni.

Shadili (2009) mengemukakan bahwa sastra adalah suatu bentuk dan

hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan

kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra terbagi

menjadi dua yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah karya sastra yang tidak

terikat sedangkan puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan

aturan tertentu (Shadili, 2009). Adapun bentuk karya sastra puisi, yaitu:

puisi, pantun, dan syair, sedangkan karya sastra prosa yaitu novel, cerita

pendek atau cerpen, dan drama.

Dari beberapa pendapat pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra

merupakan salah satu kegiatan kreatif yang memiliki nilai dan

mencerminkan realitas sosial kemasyarakatan.

Page 21: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

a. Puisi

1) Pengertian Puisi

Rimang (2011:31) mengemukakan puisi merupakan sebuah olahan

pikiran seseorang, kehadiran puisi dalam menyampaikan pesan kepada

orang lain untuk diberi makna sangat manjur. Ketika seseorang sedang

sedih, sedang jatuh cinta dan lain sebagainya orang yang kaya dengan

imajinasi tentu puisi adalah alatnya.

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua. Karya-karya

besar dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Puisi

adalah salah satu bentuk sastra yang merupakan pancaran susila dan

gejolak kejiwaan yang timbul dalam batin penyair. Pancaran kehidupan

tersebut timbul akibat adanya interaksi langsung maupun tidak langsung,

secara sadar maupun tidak sadar, dalam suatu yang dialaminya yang

diwujudkan dalam bentuk tulisan ditata sedemikian rupa dengan

menggunakan kata-kata yang singkat dan padat.

Pradopo (dalam Azis, 2011:14) mengemukakan bahwa puisi adalah

ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta

penyusunan larik dan bait. Puisi merupakan sebuah olahan pikiran

seseorang, kehadiran puisi dalam menyampaikan pesan kepada orang lain

untuk diberi makna sangat manjur. Ketika seseorang sedang sedih,

sedang jatuh cinta dan lain sebagainya orang kaya dengan imajinasi tentu

puisi adalah alatnya. Wirjosoedarmo (dalam Azis, 2011:10)

mendefinisikan puisi sebagai karangan terikat.

Page 22: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa puisi

merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, yang berwujud

tulisan dan didalamnya terdapat irama, rima,ritma dan lirik dalam setiap

baitnya.

2) Unsur-Unsur Yang Membangun Puisi

Utami (dalam Sari, 2011:48) mengemukakan puisi dibangun atas

dua unsur pokok, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik

puisi, yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, verifikasi, dan

tipografi puisi. Diksi adalah pemilihan kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendegaran dan perasaan. Kata

konkret adalah kata yang dapat membangkitkan imaji (daya barang),

kata-kata yang dapat menyaran arti yang menyeluruh.

Majas adalah bahasa yang figuratif. Bahasa yang figuratif adalah

bahasa yang digunakan penyair atau pengarang untuk mengatakan

sesuatu dengan cara yang tidak biasa yakni secara tidak langsung

mengungkapkan makna. Verifikasi rima, ritma, dan metrum. Rima

adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas

atau orkestrasi, rima adalah pertentangan bunyi tinggi/rendah,

panjang/pendek, keras/lemah yang mengalun dengan teratur sehingga

membentuk suatu keindahan tertentu dan metrum adalah pengulangan

kata-kata yang tetap. Tipografi adalah tata wajah puisi.

Struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat.

Tema adalah gagasan pokok atau subject matter yang dikemukakan oleh

Page 23: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

penyair. Perasaan ialah suasana penyair yang terekspresikan di dalam

puisi. Nada ialah sikap penyair kepada pembaca yang tergambar dalam

puisi. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau

akibat psikologis yang ditimbulkan oleh puisi terhadap pembacanya.

Amanat adalah pesan yang disampaikan penyair melalui puisinya.

Semi (dalam Sari, 2011:49) mengungkapkan hal yang sama

mengenai unsur-unsur yang membangun puisi yakni bentuk fisik dan

bentuk mental. Namun ditambahkan oleh Boulton, tidak mungkin untuk

membedakan bentuk fisik dan bentuk mental secara komplit karena

kedua bentuk itu berinterrelasi satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, bila

harus membicarakan bentuk fisik dan bentuk mental sebuah puisi maka

dalam pembicaraan tidak dapat dilihat pertalian satu sama lain.

Bentuk fisik mencakup penampilan puisi dalam bentuk nada dan

larik puisi, irama, sajak, intonasi, pengulangan, dan perangkat.

Kebahasaan lain. Bentuk mental terdiri dari tema, urutan logis, pola

asosiasi, satuan arti yang dilambangkan, dan pola-pola citra dan emosi.

Kedua bentuk ini, terjalin dan terkombinasi secara utuh yang membentuk

dan memungkinkan sebuah puisi itu memantulkan makna, keindahan,

dan imajinasi bagi pembaca.

Bentuk fisik dan mental sebuah puisi dapat dilihat sebagai satu

kesatuan yang terdiri dari tiga lapisan yaitu: bunyi, arti, dan tema.

Lapisan bunyi yakni lambang-lambang bahasa sastra. Lapisan ini yang

merupakan bentuk fisik sebuah puisi. Lapisan arti yakni sejumlah arti

Page 24: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

yang dilambangkan oleh struktur atau lapisan permukaan yang terdiri

dari lapisan bunyi bahasa. Lapisan tema yakni suatu “dunia” pengucapan

karya sastra, sesuatu yang menjadi tujuan penyair, atau sesuatu efek

tertentu yang didambakan penyair. Lapisan arti dan tema ini merupakan

bentuk mental sebuah puisi. Ketiga lapisan tersebut saling bertautan

antara lapisan bunyi, arti, dan tema.

3) Ciri-ciri puisi

Waluyo (1995:4), menyatakan bahwa jika menghadapi sebuah puisi

tidak hanya berhadapan dengan unsur kebahasaan, tetapi juga kesatuan

bentuk pemikiran yang hendak diucapkan penyair. Unsur kebahasaan

tersebut antara lain:

a) Pemadatan Bahasa

Bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib jika puisi itu dibaca,

deretan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk

larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki

makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut,

diharapkan kata atau frasa juga memiliki makna yang lebih luas dari

kalimat biasa.

b) Pemilihan Kata Khas

Kata-kata yang disiplin oleh seorang penyair bukan kata-kata untuk

prosa atau bahasa sehari-hari. Kata-kata yang dipih dipertimbangkan

betul dari berbagai aspek dan efek dan pengucapannya. Tidak jarang

kata-kata tertentu dicoret beberapa kali karena belum secara tepat

Page 25: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

memiliki pikiran dan suara hati penyair. Faktor-faktor yang

dipetimbangkan dalam pemilihan kata-kata sebagai berikut:

1) Makna kias

Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya atau disebut pula

dengan makna konotatif.

2) Lambang

Lambang adalah suatu pola arti, sehingga antara apa yang

dikatakan dan apa yang dimaksudkan terjadi hubungan asosiasi.

Lambang sendiri tidak langsung menunjukkan sesuatu. Penikmatlah yang

menghubungkan bersifat metaforik namun beberapa lambang masih

bersifat konvensional (Jan Van Lusenburg, 1986:190).

3) Persamaan Bunyi atau Rima

Kemiripan bunyi antara suku-suku kata. Bentuk-bentuk rima yang

paling sering nampak ialah aliterasi (rima komsonan), asonansi (rima

vokal), dan rima akhir.

4) Kata Konkret

Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh

karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih

jelas karena lebih konkret, namun pembaca sering lebih sulit ditafsirkan

maknanya.

5) Pengimajian

Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam

puisinya. Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat

Page 26: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.

Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat

(imajinasi visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil). Imaji

visiual menampilkan kata atau susunan kata-kata yang menyebabkan apa

yang digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilihat oleh pembaca.

Imaji auditif adalah penciptaan ungkapan oleh penyair, sehingga

pembaca seolah-olah mendengarkan suara oleh yang digambarkan oleh

penyair. Imaji taktil adalah penciptaan ungkapan oleh penyair yang

mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaru

perasaannya.

6) Irama (ritme)

Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa,

dan kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu

baris puisi yang menimbulkan gelombang serta menciptakan keindahan.

Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau

panjang-pendek, kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptaka

gelombang yang memperindah puisi.

7) Tata Wajah

Puisi yang mementingkan tata wajah, menciptakan puisi seperti

gambar, disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya membentuk

gambar yang mewakili maksud tertentu. Dibandingkan tata wajah non-

konvensional, jauh lebih banyak puisi dengan tata wajah konvensional

(apa adanya, tanpa membentuk gambar atau bentuk tertentu lainnya).

Page 27: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Beberapa hal yang diungkapkan penyair, antara lain:

a. Tema Puisi

Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan

oleh penyair melalui puisinya, tema mengacu pada penyair. Pembaca

sedikit banyak harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah

menafsirkan tema puisi tersebut. Oleh karena itu, tema bersifat khusus,

objektif (semua pembaca harus menafsirkan sama), dan lugas (bukan

makna kias yang diambil dari konotasinya). Tema yang banyak terdapat

dalam puisi adalah tema ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme,

perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demostrasi,

dan tema kesetiakawanan.

b. Nada dan Suasana Puisi

Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan. Nada

mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itu

terciptalah suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes,

menggurui, memberontak, main-main, serius, masa bodoh, pesimis,

humor, mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya.

c. Perasaan dalam Puisi

Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair

akan dapat ditangkap jika pusi itu dibaca keras dalam deklamasi.

Membaca puisi dengan suara keras akan lebih membantu menemukan

perasaan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi tersebut.

Page 28: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

d. Amanat Puisi

Amanat pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap

pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh

pembaca. Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaru kepada

amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat sangat berkaitan dengan cara

pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan cara pandang

pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang

dikemukakan penyair.

4) Jenis-Jenis Puisi

Waluyo (1995:135) puisi ditinjau dari aspek jenisnya, dapat

dikelompokkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:

a) Bedasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak

disampaikan puisi dibedakan atas puisi naratif, puisi lirik dan puisi

deskriptif.

Puisi naratif, yaitu puisi yang mengungkapkan cerita atau

penjelasan penyair, ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif,

dan ada yang kompleks. Puisi naratif misalnya epik, balada, romansa,dan

syair. Epik adalah salah satu jenis puisi yang panjang, Ia menceritakan

sesuatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya menyangkut tokoh-

tokoh yang gagah perkasa, pemberani dalam membela kebenara. Pada

umumnya epik menyuguhkan sebagian besar tentang konflik fisik atau

spiritual, atau keduanya. Beberapa tokoh cerita biasanya digambarkan

secara luas dan mendetail. Balada adalah puisi yang berisi tentang orang-

Page 29: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

orang perkasa, tokoh pujaan atau orang yang menjadi pujaan. Romansa

adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi

kisah cinta yang berhubungan dengan ksatria, dengan perkelahian dan

petualangan yang menambah percintaan mereka lebih istimewa.

Puisi lirik, yaitu puisi yang mengungkapkan gagasan pribadi

penyair atau aku lirik, ia tidak bercerita. Jenis puisi lirik antara lain: elegi,

ode, dan serenade. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan

duka. Ode, adalah puisi yang berisi pujaan pada seseorang. Suatu hal, dan

sesuatu keadaan. Serenade, adalah sajak percintaan yang dapat

dinyayikan.

Puisi deskriptif, yaitu puisi yang hasil karya penyair yang bertindak

sebagai pemberi kesan terhadap keadaan peristiwa, benda, atau suasana

yang dipandang menarik perhatian penyair. Puisi deskriptif adalah puisi

yang mengedepankan penyair sebagai pemberi kesan terhadap keadaan

atau peristiwa, benda, dan suasana yang dipandang menarik perhatian

penyair. Jenis puisi deskriptif antara lain: satire, kritik sosial, dan puisi

impresionistik. Satire adalah puisi yang berisi sindiran atau kritik

terhadap kejadian yang terjadi.

b) Berdasarkan pada suara ataupun tempat yang cocok untuk pembacaannya

dan jumlah pembaca, puisi dibedakan atas puisi kamar dan puisi

auditorium.

Puisi kamar, yaitu puisi yang cocok dibacakan sendirian atau

dengan satu atau dua pendengar. Puisi auditorium yaitu puisi yang cocok

Page 30: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

untuk dibacakan di auditorium/ mimbar yang jumlah pendengarnya lebih

dari puluhan orang.

c) Berdasarkan sifat atau isi yang dikemukakan puisi tersebut, puisi

dibedakan atas puisi fisikal, puisi platonik, dan puisi metafisikal.

Puisi fisikal bersifat realistis, artinya menggambarkan kenyataan

yang dilukiskan adalah kenyataan dan bukan gagasan seperti hal yang

didengar, dilihat, atau dirasakan. Puisi platonik adalah puisi yang

sepenuhnya berisi hal-hal spiritual atau kejiwaan, dapat juga puisi

tentang pengungkapan cerita seorang kekasih atau orang tua kepada

anaknya, puisi ini juga merupakan pengungkapan ide atau cita-cita. Puisi

metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca

merenungkan Tuhan.

d) Berdasarkan cara menafsirkan makna puisinya, puisi dibedakan menjadi

puisi diafan, puisi gelap, dan puisi prismtik.

Puisi diafan atau polos adalah puisi yang kurang sekali

menggunakan pengimajian, puisi ini biasanya menggunakan kata konkret

dan bahasa figuratfi, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari.

Puisi yang demikian mudah dipahami maknanya seperti puisi anak-anak

atau puisi karya mereka yang baru mencoba belajar menulis puisi.

Puisi gelap adalah puisi yang mempunyai banyak majas, lambang,

dan kiasan sehingga sulit ditafsirkan. Puisi prismatik adalah puisi yang

berisi majas, verifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga

pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya namun makna

Page 31: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

itu bagaikan makna yang muncul karena bahasa puisi bersifat multi

interprestasi. Jika pembaca mempunyai latar belakang pengetahuan yang

cukup mengenai penyair dan kenyataan sejarah maka pembaca akan lebih

cepat dan tepat menafsirkan makna puisi tersebut.

e) Berdasarkan kandungan nilai keilmuwan, puisi dibedakan menjadi puisi

penafsiran dan puisi inspiratif.

Puisi penafsiran merupakan puisi yang mengandung unsur atau

nilai-nilai keilmuwan. Puisi ini diciptakan dengan pertimbangan ilmu

atau pengetahuan dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood

dalam jiwa penyair. Puisi inspiratif adalah puisi yang didasarkan pada

mood atau passion penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang

hendak dilukiskan. Suasana batin penyair benar-benar terlibat dalam

puisi tersebut.

5) Bentuk dan Gaya dalam Membaca Puisi

Suwignyo (dalam Sari, 2011:12) mengemukakan bahwa bentuk dan

gaya baca puisi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) bentuk dan gaya

baca puisi secara poetry reading, (2) bentuk dan gaya baca puisi secara

deklamatoris, dan (3) bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal. Adapun

penjelasan dari bentuk dan gaya baca puisi adalah sebagai berikut:

a) Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Poetry Reading

Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi ini adalah diperkenankannya

pembaca membawa teks puisi. Adapun posisi dalam bentuk dan gaya baca

puisi ini dapat dilakukan dengan (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri,

Page 32: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

duduk, dan bergerak. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan

posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan badan, kepala,

wajah, dan tangan. Intonasi baca seperti keras lemah, cepat lambat, tinggi

rendah dilakukan dengan cara sederhana.

Bentuk dan gaya baca puisi ini relatif mudah dilakukan. Jika pembaca

memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk, maka pesan puisi

disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan kepala: mengenadah, menunduk

menoleh, (2) gerakan raut wajah: mengerutkan dahi, mengangkat alis, (3)

gerakan mata: membelakak, meredup, memejam, (4) gerakan bibir:

tersenyum, mengatup, melongo, dan (5) gerakan tangan, bahu, dan badan,

dilakukan seperlunya.

Selain itu, intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan

keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan

(3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika pembaca memilih

bentuk dan gaya baca puisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang harus

dilakukan pada posisi duduk adalah (1) memilih sikap duduk dengan santai,

(2) arah dan pandangan mata dilakukan secara bervariasi, dan (3)

melakukan gerakan tangan dilakukan dengan seperlunya. Sedangkan yang

dilakukan pada saat berdiri adalah (1) mengambil sikap santai, (2) gerakan

tangan, gerakan bahu, dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan (3)

ekspresi wajah: kerutan dahi, gerakan mata, senyuman dilakukan dengan

wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak adalah (1) melakukan dengan

tenang dan terkendali, dan (2) menghindari gerakan-gerakan yang

Page 33: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

berlebihan. Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras

kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata

b) Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Deklamatoris

Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris adalah

lepasnya teks puisi dari pembaca. Jadi, sebelum mendeklamasikan puisi,

teks puisi harus dihapalkan. Bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan

dengan posisi (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri, duduk, dan bergerak.

Jika deklamator memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka

pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan tangan: mengepal,

menunjuk, mengangkat kedua tangan, (2) gerakan-gerakan kepala: melihat

ke bawah, atas, samping kanan, samping kiri, serong, (3) gerakan-gerakan

mata: membelalak, meredup, memejam, (4) gerakan-gerakan bibir:

tersenyum, mengatup, melongo, (5) gerakan-gerakan tangan, bahu, badan,

dan raut muka dilakukan dengan total.

Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-

kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, (3) membaca

dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika deklamator memilih bentuk dan

gaya dengan posisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang dilakukan pada

posisi duduk adalah (1) memilih posisi duduk dengan santai, kaki agak

ditekuk, posisi miring dan badan agak membungkuk, dan (2) arah dan

pandangan mata dilakuka n bervariasi: menatap dan menunduk. Sedang

yang dilakukan pada posisi berdiri (1) mengambil sikap tegak dengan wajah

menengadah, tangan menunjuk, dan (2) wajah berseri-seri dan bibir

Page 34: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

tersenyum. Yang dilakukan pada saat bergerak (1) melakukan dengan

tenang dan bertenaga, dan (2) kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak

tergesagesa. Intonasi dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras

kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan (3)

membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

c) Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Teaterikal

Ciri khas bentuk dan gaya baca puisi teaterikal bertumpu pada totalitas

ekspresi, pemakaian unsur pendukung, misal kostum, properti, setting,

musik, dan lain-lain, meskipun masih terikat oleh teks puisi/tidak. Bentuk

dan gaya baca puisi secara teaterikal lebih rumit daripada poetry reading

maupun deklamatoris. Puisi yang sederhana apabila dibawakan dengan

ekspresi akan sangat memesona. Ekspresi jiwa puisi ditampakkan pada

perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki,

dan badan harus dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan potensi diri pembaca

puisi harus disinergikan. Pembaca dapat menggunakan efek-efek bunyi

seperti dengung, gumam, dan sengau diekspresikan dengan total. Lakuan-

lakuan pembaca seperti menunduk, mengangkat tangan, membungkuk,

berjongkok, dan berdiri bebas diekspresikan sesuai dengan motivasi dalam

puisi. Aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca.

Inilah bentuk dari gaya baca puisi yang paling menantang untuk dilakukan.

Page 35: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

4. Apresiasi Puisi Sebagai Kegiatan Pembelajaran Puisi

a. Pengertian Apresiasi

Azis (2011:3) mengemukakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan

untuk mengakrabi karya sastra dengan sungguh-sungguh. Di dalam

mengakrabi terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan

setelah itu penerapan.

Moha, (1995:1) lebih jauh mengemukakan bahwa apresiasi sastra

adalah kegiatan yang dialkukan terhadap karya sastra maupun terhadap

pembicaraan sastra sehingga timbul pengetian, pemahaman, penikmatan,

dan penghargaan terhada p karya sastra. Sedangkan menurut Squire dan

Taka (dalam Rimang, 2011:214) mengemukakan bahwa apresiasi sastra

sebagai suatu proses, masa apesiasi sastra melibatkan tiga unsur inti, yakni

(1) aspek kognitif, (2) aspek normatif, dan (3) aspek psikomotorik.

Aspek kognitif berkaitan dengan ktelibatan intelektual pembaca dalam

upaya memahami unsu-unsur kesusastraan yang bersifat objektif. Aspek

emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam

menghayati unsur-unsur keindahan teks yang dibaca. Sedangkan aspek

evaluatif berkorelasi dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik

buruknya dan indah tidaknya; sesuai dengan sebuah karya kritik, tetapi

secaa persoalan cukup dimiliki oleh pembaca.

Dapat diakatakan bahwa seseorang telah memiliki kemampuan

mengapresiasi sastra bila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut yakni: (1)

berusaha dengan seluruh tenaga tanpa paksaan bahkan dengan suka rela

Page 36: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

mencari buku-buku karya sastra kemudian membacanya, (2) selalu

mengarahkan kepada teman-temannya untuk membaca buku-buku sastra

yang dianggap relatif bermutu, (3) bahan yang dibacanya itu dipersoalkan,

dan diskusikan dengan teman-temannya atau dengan orang lain, (4)

menyediakan waktu yang cukup untuk kegiatan membaca, (5) berusaha

untuk mendapatkan hasil-hasil mutakhir, baik berupa buku, majalah,

maupun dari siara radio dan televisi, dan (6) dapat menghubungkan adegan

satu dengan yang lain dari bahan yang dibaca atau yang didengarnya, (7)

menjelaskan suatu tokoh yang mengalami perubahan baik fisik maupun

rohaninya, (8) memiliki gambaran yang jelas dari fakto-faktor cerita itu

dengan faktor geografis, historis, sosial, ekonomi, dan lain-lain, dan (9)

mengemukakan pendapat megenai watak para tokoh yang disukainya

dengan alasan-alasan yang diterima oleh akal sehat.

Berdasarkan beberapa pengertian terdahulu, maka apresiasi sastra

adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga

tumbuh pengertian, penghargaan, dan kepekaan pikiran kritis. Apresiasi

adalah usaha atau poses dalam memahami maksud yang terkandung dalam

karya sastra.

b. Tahap-Tahap Dalam Mengapresiasi

Maidar (dalam Sukmawati, 2010:27) menyebutkan bahwa dalam

proses kegiatan apresiasi melalui tahap-tahap berikut:

Page 37: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

1) Tahap Penikmatan dan Menyenangi

Tindakan operasional yang terjadi pada tahap ini misalnya menonton

bioskop, mendengarkan musik, menonton drama, membaca novel, dan

sebagainya.

2) Tahap Penghargaan

Tindakan operasionalnya yang terjadi pada tahap ini, misalnya melihat

kebaikan nilai atau manfaat suatu karya sastra serta berusaha

menyimpulkannya.

3) Tahap Pemahaman

Tindakan operasionalnya adalah meneliti dan menganalisis unrus

intrinsik dan ekstrinsik suatu karya sastra berusaha menyimpulkannya.

4) Tahap Penghayatan

Tindakan operasionalnya adalah menganalisis lebih lanjut suatu karya,

mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya.

5) Tahap Aplikasi dan Penerapan

Tindakan operasionalnya adalah melahirkan ide baru, mengamalkan

penemuan dan mendayagunakan hasil apresiasi dalam mencapai nilai

mateial dan spiritual untuk kepentingan politik, sosial dan budaya.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dinyatakan bahwa yang

diamksud dengan apresiasi karya sastra, khususnya puisi adalah usaha atau

proses dalam menikmati, memahami, menghargai secara kritis dan sungguh-

sungguh sehingga timbul pengertian, penghargaan, dan kepekaan perasaan

yang baik terhadap karya sastra.

Page 38: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

c. Bekal Awal Mengapresiasi

Kellet (dalam Sukmawati, 2010:15) mengungkapkan bahwa pada saat

ia membaca suatu karya sastra dalam kegiatan tersebut. Ia selalu berusaha

menciptakan suasana serius dan suasana batin riang. Penumbuhan sikap

serius dalam pembaca cipta sastra itu terjadi karena sastra bagaimanapun

lahir dari daya kontemplasi batin pengarang sehingga untuk memahaminya

membutuhkan pemilikan daya kontemplatif pembacanya. Sementara pada

sisi lain sastra meupakan bagian dari seni berusaha menampilkan nilai-nilai

keindahan serta paparan peristiwa yang mampu memberikan kepuasan batin

pembacanya, juga mengandung pandangan yang berhubungan dengan

masalah keagamaan, filsafat, politik maupun bebagai problema yang

berhubungan dengan kompleksitas kehidupan ini. Kandungan makna yang

begitu kompleks serta berbagai problema yang berhubungan dengan

kompleksitas serta berbagai macam nilai keindahan tesebut akan

mewujudkan atau tergambar lewat media tulisan atau struktur wacana.

5. Korelasi

a. Pengertian Korelasi

Korelasi adalah hubungan timbal balik antara dua variabel.

Pengertian ini diperkuat dengan pendapat Arikunto (dalam Nursidah 2016:

18) mengatakan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada

tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti

tidak hubungan itu.

Page 39: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan

untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar

dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel – variabel.

Jadi yang dimaksud dengan korelasi dalam penelitian ini adalah

hubungan timbal balik antara kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan

mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran puisi dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia

yang sesuai dengan KTSP menurut siswa mampu mengusai salah satu

kompetensi dasar. Salah satu kompetensi dasar yang dimaksud, yaitu

mengapresiasi puisi.

Kemampuan mengapresiasi puisi siswa dipengaruhi oleh banyak hal.

Salah satu diantaranya, yaitu pembiasaan membaca puisi. Siswa yang

intensitas pembacaan puisi, maka diduga memiliki kemampuan

mengapresiasi puisi. Dalam penelitian ini dikaji tentang korelasi atau kaitan

antara sikap siswa-siswa terhadap puisi, yaitu membaca cerpen dengan

pengetahuan siswa terhadap puisi, yaitu kemampuan mengapresiasi. Untuk

mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian dengan rancangan penelitian

statistik inferensial.

Page 40: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Untuk membuktikan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian yang

lebih mendalam. Secara sederhana kerangka penelitian ini dapat

digambarkan dalam bagan berikut:

Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia

Pembelajaran Puisi

Peningkatan Pembelajaran

Puisi

Membaca Puisi Pembiasaan Membaca

Puisi

Kemampuan

Mengapresiasi Puisi

Meningkat

1. Tema

2. Diksi

3. Gaya Bahasa

4. Persajakan

5. Amanat

6. nada

Bentuk Dan Gaya

Baca Puisi

1. Membaca Puisi

2. Deklamatoris

3. Teaterical

Temuan

Page 41: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan sementara dalam sebuah penelitian.

Hipotesis dalam penelitian ini ada dua, yaitu hipotesis Nihil dan Hipotesis

kerja.

1. Hipotesis Nihil (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa

kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.

2. Hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah ada korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa

kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.

Hipotesisi Statistiknya :

Ho : r = o

Ha : r > o

Kriteria pengujian hipotesis:

Jika harga rhitung lebih kecil daripada harga rtabel ɑ= 0,05 berarti diterima Ho,

dan jika harga rhitung lebih besar dari pada rtabel pada taraf rtabel ɑ= 0,05 berarti

ditolak Ho.

Page 42: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Varibel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:126). Berdasarkan judul yang

akan diteliti, maka variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.

a. Kebiasaan membaca puisi sebagai variabel bebas (X)

b. Kemampuan mengapresiasi siswa sebagai variabel terikat (Y)

2. Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif

yang bersifat korelasi yang sasarannya adalah mendeskripsikan ada tidaknya

hubungan antara dua variabel. Besar kecilnya hubungan dinyatakan dalam

bilangan. Bilangan yang menyatakan besar kecilnya hubungan itu disebut

koefisien korelasi Hadi (dalam Hikmatul, 2013:37).

Dalam penelitian ini dibahas dua variabel, yakni variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas yaitu kebiasaan membaca puisi (X) dan

variabel terikat yaitu kemampuan mengapresiasi siswa (Y). Hubungan

antarvariabel dapat digambarkan sebagai beriktut:

X Y

Page 43: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Keterangan :

X : Kebiasaan membaca puisi Y : Kemampuan mengapresiasi puisi

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam suatu penelitian ilmiah, penentuan populasi merupakan salah

satu faktor penting, populasi menurut Arikunto (dalam Asrul 2017:32)

adalah seluruh sumber data yang memungkinkan memberi informasi yang

berguna bagi masalah penelitian atau seluruh objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA

Negeri 10 Gowa tahun 2018/2019 sebanyak 174 orang. Namun peneliti

tidak akan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan, melainkan hanya

mengambil sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak terlalu banyak. Lebih

jelasnya mengenai penyebaran populasi, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Populasi Penelitian

No.

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 XI MIA 1 15 17 32

2 XI MIA 2 14 16 30

3 XI MIA 3 12 20 32

4 XI MIA 4 15 16 31

5 XI IIS 1 12 18 30

7 XI IBB 15 4 19

Jumlah 83 251 174

Sumber: Tata usaha SMA Negeri 10 Gowa Tahun Ajaran 2017-2018

Page 44: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan sampel total yakni sebanyak 19 orang. Arikunto (dalam

Asrul, 2017:33) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang akan diteliti. Apabila subjek penelitian kurang dari 100

orang maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Sebaiknya, jika jumlah subjek cukup

besar, maka diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul

representatif atau dapat mewakili. Sedangkan guna untuk

menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling atau definisi

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah jumlah keseluruhan

siswa kelas XI IBB dengan jumlah siswa 19 orang.

Beradasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini

dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel 2. Sampel Penelitian

Nomor

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 XI IBB 1 15 14 19

Sumber: Tata usaha SMA Negeri 10 Gowa Tahun Ajaran 2017-2018

Page 45: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

C. Definisi Operasioanal Variabel

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai variabel yang diteliti,

penulis mengemukakan definisi operasional variabel sebagai berikut:

1. Secara konseptual, kebiasaan membaca puisi adalah aktivitas yang

dilakukan seseorang dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap

dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri agar

menemukan makna puisi dari yang dibacanya dan memperoleh informasi

sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas

dan pembelajaran sepenjang hayat serta dilakukan dengan penuh kesadaran

dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira. Secara operasional

yaitu skor yang diperoleh siswa setelah siswa mengisi angket minat

membaca puisi.`

2. Kemampuan mengapresiasi puisi adalah kemampuan atau kesanggupan

yang dimiliki oleh seseorang dalam memberikan penghargaan terhadap puisi

dengan pemberian nilai yang wajar apa adanya, yang disertai pemahaman

dan pengenalan secara memadai, hingga timbul kepekaan kritis dan

kepekaan perasaan yang baik terhadap puisi tersebut. Secara operasional

yaitu skor yang diperoleh siswa setelah siswa mengerjakan soal tes

kemampuan apresiasi puisi.

D. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan

tergantung pada jumlah variabel yang diteliti Sugiyono (dalam Fitriyah,

Page 46: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

2013:42). Instrumen penelitian ini mencakup angket untuk mengukur

tingkat minat membaca puisi siswa dan tes untuk mengukur kemampuan

apresiasi puisi siswa. Isntrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

atas instrumen penelitian variabel kebiasaan membaca puisi (variabel X)

dan kemampuan mengapresiasi puisi (variabel Y).

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu :

1. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data minat

membaca puisi siswa. Jenis angket dalam penelitian ini yaitu: (1) angket

tertutup (responden tinggal memilih jawaban yang disediakan), (2) angket

langsung karena menjawab secara langsung, (3) angket jenis check list

(responden memberi tanda √). Alasan pemilian angket atau kuesioner

sebagai teknik pengumpulan data karena: (1) subjek merupakan orang yang

paling tahu tentang dirinya sendiri, (2) apa yang dinyatakan subjek

merupakan sesuatu yang benar dan dapat dipercaya, (3) subjek dapat

menginterprestasikan pertanyaan dengan mudah. Penilaian terhadap

jawaban siswa dilakukan dengan memberi nilai menggunakan skala tertentu.

Agar angket minat membaca puisi ini menghasilkan nilai yang dapat

menggambarkan dan mengukur minat membaca puisi seseorang maka

diperlukan standar penilaian dengan skala tertentu. Dalam mengerjakan

angket minat membaca puisi ini, setiap testee harus memilih salah satu di

antara 4 (empat) alternatif jawaban yang ada dari masing-masing item.

Page 47: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Setiap alternatif jawaban mempunyai nilai berbeda-beda. Nilai yang

diberikan berkisar 4-1 jika pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan

positif, nilai 1-4 diberikan jika pertanyaan berupa pertanyaan negatif.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Minat Membaca Puisi

Aspek/

Variabel

Indikator

Jumlah

Butir

Pertanyaan

Minat

Membaca

Puisi

Dorongan atau motivasi untuk membaca

puisi

5

Tujuan atau orientasi membaca puisi 5

Intensitas waktu untuk membaca puisi 5

Media yang dipergunakan untuk

membaca puisi

5

20

Tabel 4. Penggolongan Pertanyaan Positif dan Negatif dalam Angket

Indikator

Nomor

Pertanyaan

Positif

Nomor

Pertanyaan

Negatif

Dorongan atau motivasi untuk membaca

puisi 1, 2, 3 13, 14

Tujuan atau orientasi membaca puisi 4, 5, 6 15, 16

Intensitas waktu untuk membaca puisi 7, 8, 9 17, 18

Media yang dipergunakan untuk

membaca puisi 10, 11, 12 19, 20

Page 48: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Tabel 5. Skor Alternatif Jawaban Angket

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadang – kadang 2 Kadang – kadang 3

Tidak pernah 1 Tidak pernah 4

Tabel 6. Skor Nilai dan Tinkat Kebiasaan Membaca Puisi Siswa Kelas

XI SMA Negeri 10 Gowa, Nurgiyantoro (dalam Asrul, 2017:

24)

No. Interval Nilai Tingkat Kemampuan

1.

2.

3.

4.

5.

71 – 80

61 – 70

51 – 60

41 – 50

< 40

Sangat Baik

Baik

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

2. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan, latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto

(dalam Yulianto, 2014:28). Tes digunakan untuk mengetahui atau mengukur

tingkat kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sehingga diperoleh

gambaran atau deskripsi mengenai suatu hal yang diukur. dalam tes

kemampuan apresiasi puisi instrumen yang dibuat sebanyak 30 soal.

Page 49: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Tabel 7. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Apresiasi Puisi

No Indikator Pertanyaan Butir Soal Jumlah

Soal

1 Siswa dapat menetukan tema puisi 1, 7, 17, 21 5

2

Siswa dapat mengidentifikasi

penggunaan diksi yang ada dalam

puisi

2, 20, 9 3

3

Siswa dapat menentukan gaya

bahasa yang digunakan dalam

puisi

8, 14, 22 3

4 Siswa dapat mengidentifikasi

persajakan yang ada dalam puisi

3, 6, 15, 30 4

5 Siswa dapat memaknai puisi 4, 11, 16, 18, 24,

27

6

6

Siswa dapat menentukan amanat

dalam puisi baik yang tersurat

maupun tersirat

9, 13, 23, 29 4

7

Siswa dapat mengidentifikasi nada

atau suasana yang dipergunakan

oleh pengarang dalam puisi

5, 10, 12, 25, 29 5

30

Tabel 8. Skor Nilai dan Tingkat Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa

Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa, (Nurgiyantoro, 1988:65)

No. Interval Nilai Tingkat Kemampuan

1.

2.

3.

4.

5.

90 – 100

80 – 89

65 – 79

55 – 64

< 55

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Page 50: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

F. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang terkumpul dianalisis dengan

menggunakan

1. Analisi Korelasi

Untuk perhitungan uji hipotesis digunakan analisis korelasi variabel X

dan Y dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment

Arikunto (dalam Asrul, 2017:34) sebagai berikut:

Rumus:

Dimana:

Rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y

N = Jumlah responden

XY = Hasil kali antara variabel X

X = Jumlah nilai kebiasaan membaca puisi

Y = Jumlah nilai kemampuan mengapresiasi puisi

X² = Jumlah seluruh skor variabel X yang dikuadratkan

Y² = Jumlah seluruh skor variabel Y yang dikuadratkan

(X²) = Hasil kali antara variabel X² yang dikuadratkan

(Y²) = Hasil kali antara variabel Y² yang dikuadratkan

n∑XY– (∑X)(∑Y)

rᵪᵧ = √ ) ) )

Page 51: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Analisis product moment dimaksudkan untuk mencari titik nilai

korelasi antara variabel X dan variabel Y apakah meniliki hubungan yang

sangat kuat, kuat, cukup, lemah, atau sangat lemah.

Untuk memberikan penaksiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan

yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 9. Interperensi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi

Interval nilai r٭( Interperensi

0,001 – 0,200

0,201 – 0,400

0,401 – 0,600

0,601 – 0,800

0,801 – 1,000

Korelasi sangat lemah

Korelasi lemah

Korelasi cukup kuat

Korelasi kuat

Korelasi sangat kuat

Sumber : Hariwijaya M dan Triton (dalam Nursanthi, 2012:30 )

Page 52: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Data

Sesuai yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pada ini akan

memperjelas permasalahan yang akan dianalisis dengan menggunakan rumus

koefisien korelasi product moment, untuk kelengkapan analisis data, penulis

memaparkan skor kebiasaan membaca puisi dan skor kemampuan

mengapresiasi puisi. Kedua skor ini akan dianalisis sebagai langkah awal untuk

menentukan data, kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan statistik

inferensial koefisien korelasi product moment sehingga tampak dengan jelas

ada atau tidak ada hubungan kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan

mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.

1. Data Hasil Kebiasaan Membaca Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri

10 Gowa.

Pada tabel dibawah ini akan menggambarkan hasil penelitian kebiasaan

membaca puisi siswa.

Tabel 10. Distribusi Hasil Angket

No

Inisial

Siswa

Skor hasil angket

Kebiasaan Membaca Puisi

(X)

Pertanyaan

(+)

Pertanyaan

(-) Jumlah

1 AW 39 24 63

2 AB 40 23 63

Page 53: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

No Inisial

siswa

Skor hasil angket

Kebiasaan Membaca Puisi

(X)

Pertanyaan

(+)

Pertanyaan

(-) Jumlah

3 ADR 31 22 53

4 FZ 28 23 51

5 GH 34 19 54

6 HC 29 20 49

7 II 37 23 60

8 J 44 26 70

9 MS 31 22 53

10 MAF 33 23 56

11 MAR 37 24 61

12 MI 28 22 50

13 MA 40 29 69

14 NQ 37 17 54

15 SA 28 25 53

16 SAA 28 25 53

17 S 43 37 80

18 SASAM 29 22 51

19 W 42 27 69

Sumber : Hasil Analisis Tes Kebiasaan Membaca Puisi, Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas hasil kebiasaan membaca puisi siswa kelas XI

IBB, maka diklasifikasikan atas lima kategori yaitu, sangat baik, baik, cukup

baik, kurang baik, dan sangat kurang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 54: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Tabel 11. Distribusi Hasil, Frekuensi dan Persentase Kebiasaan

Membaca Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri 10 Gowa,

Tahun Ajaran 2018/2019

No. Nilai Yang

Dicapai Siswa Frekuensi Persentase

Tingkat

Kemampuan

1.

2.

3.

4.

5.

71 – 80

61 – 70

51 – 60

41 – 50

< 40

1

6

10

2

0

5,26%

31,57%

52,63%

10,52%

0

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Jumlah 19 100%

Sumber: hasil Analisis Angket

Berdasarkan tabel 11 pada distribusi frekuensi kebiasaan membaca

puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa menunjukkan bahwa dari 19

responden penelitian terdapat 1 responden (5,26%) dengan tingkat kemampuan

kebiasaan membaca puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa dalam kategori

sangat baik, disusul dengan kategori baik sebanyak 6 responden (31,57%),

serta kategori cukup baik yaitu sebanyak 10 responden (52,63%), 2 responden

(10,52%) dikatakan kurang dan tidak ada responden yang pernyataannya dalam

kategori sangat kurang dalam kebiasaan membaca puisi siswa kelas XI SMA

Negeri 10 Gowa.

Selanjutnya sesuai dengan nilai rata-rata kebiasaan membaca puisi

siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa sebanyak 52,63% dimana nilai rata-rata

tersebut berada pada interval 51 – 60 yang berarti cukup. Jadi, berdasarkan

Page 55: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca puisi siswa kelas

XI SMA Negeri 10 Gowa dikategorikan cukup.

2. Data Hasil Kebiasaan Membaca Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri

10 Gowa.

Pada tabel dibawah ini akan menggambarkan hasil penelitian

kemampuan mengapresiasi puisi siswa.

Tabel 12. Distribusi Hasil Tes Apresiasi Puisi

No

Inisial Siswa

Skor Hasil Tes Apresiasi Puisi (Y)

1 AW 70

2 AB 65

3 ADR 60

4 FZ 75

5 GH 60

6 HC 70

7 II 65

8 J 75

9 MS 60

10 MAF 65

11 MAR 65

12 MI 70

13 MA 70

14 NQ 75

15 SA 60

16 SAA 65

17 S 85

18 SASAM 65

19 W 70

Page 56: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Tabel 13. Distribusi Hasil, Frekuensi dan Persentase Kemampuan

Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri 10

Gowa, Tahun Ajaran 2018/2019

No.

Nilai Yang

Dicapai

Siswa

Frekuensi Persentase Tingkat

Kemampuan

1.

2.

3.

4.

5.

85

75

70

65

60

1

3

5

6

4

5,26%

15,78%

26,31%

31,57%

21,05%

Sangat Baik

Baik

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Jumlah 19 100%

Sumber : Analisis Tes

Berdasarkan tabel 13 tersebut menunjukkan bahwa dari 19 responden

penelitian, terdapat 1 responden (5,26%) dengan kemampuan mengapresiasi

puisi dikategorikan sangat baik, kemudian kategori baik sebanyak 3 responden

(15,78%), disusul pula dengan kategori cukup sebanyak 5 responden (31,57%),

6 responden (31,57%) dikategorikan kurang dan 4 responden (21,05%)

dikategorikan sangat kurang.

Selanjutnya sesuai dengan nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi

puisi siswa sebesar 31,57%, dimana nila rata-rata tersebut berada pada interval

65 yang berarti kurang. Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan

kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa, berada

dalam kategori kurang.

Page 57: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Pada tabel 10 dan tabel 12 diatas menyajikan hasil korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi siswa kelas XI

SMA Negeri 10 Gowa, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan

analisis statistik deskriptif yaitu : “Koefisien korelasi Product Moment”.

Tabel 14. Distribusi Kebiasaan Membaca Puisi Dengan Kemampuan

Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri 10

Gowa.

No Inisial Siswa Skor Angket Skor Tes

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

AW

AB

ADR

FZ

GH

HC

II

J

MS

MAF

MAR

MI

MA

NQ

SA

SAA

S

SASAM

W

63

63

53

51

54

49

60

70

53

56

61

50

69

54

53

53

80

51

69

70

65

60

75

60

70

65

75

60

65

65

70

70

75

60

65

85

65

70

Sumber : Hasil Analisis Angket dan Tes

Page 58: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Dari tabel 12 dapat ditindak lanjuti guna mencari koefisien korelasi

antara kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa

kelas XI SMA Negeri 10 Gowa sebagai variabel Y.

Tabel 15. Tabel Kerja Dari Distribusi Kebiasaan Membaca Puisi Siswa

dengan Kemampuan Menagpresiasi Puisi Siswa Kelas XI

SMA Negeri 10 Gowa.

No Kode X Y X² Y² XY

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

L

L

P

L

L

P

P

P

L

L

L

L

L

L

L

L

L

L

L

63

63

53

51

54

49

60

70

53

56

61

50

69

54

53

53

80

51

69

70

65

60

75

60

70

65

75

60

65

65

70

70

75

60

65

85

65

70

3969

3969

2809

2601

2916

2401

2600

4900

2809

3136

3721

2500

4761

2916

2809

2809

6400

2601

4761

4900

4225

3600

5625

3600

4900

4225

5625

3600

4225

4225

4900

4900

5625

3600

4225

7225

4225

4900

4410

4095

3180

3825

3240

3430

3900

5250

3180

3640

3965

3500

4830

4050

3180

3445

6800

3315

4830

1112 1290 66388 88350 76065

Sumber : Hasil analisis Angket dan Tes

Page 59: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel distribusi kebiasaan

membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa diatas, maka

dapat diketahui sebagai berikut:

Ν : 19

∑xy : 76065

∑x : 1112

∑y : 1290

∑x² : 66388

∑y² : 88350

(∑x²) : 1236544

(∑y²) : 1664100

Selanjutnya, dapat dicari koefisien antara variabel X dan variabel Y

dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:

rᵪᵧ = (19) (76065) – (1112) (1290)

√{ ) ) )}{ ) ) )}

= 1445235 – 1434480

√{ ) ) )}{ ) ) )}

= 10755

√ ) )

n∑XY– (∑X)(∑Y)

rᵪᵧ = √{ ) }{ ) )}

Page 60: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

= 10755

= 10755

19006,50

= 0,565

Nilai 0,565 adalah nilai rhitung yang diperoleh dari hasil analisis

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas

XI SMA Negeri 10 Gowa dengan menggunakan rumus korelasi product

moment. Nilai rhitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel yang

diperoleh dari tabel harga kritik r product moment yang nilainya telah

ditentukan secara pasti (nilai telah dibukukan) Arikunto (1997:66).

Selanjutnya untuk menguji nilai koefisien korelasi yang diperoleh maka

ditentukan harga kritik dari koefisien korelasi (r) Product Moment. Caranya

dengan menentukan terlebi dahulu derajat kebebasan yang rumusnya :

DB = N – 2

Keterangan:

DB : Derajat Kebebasan

N : Jumlah Sampel

Jadi derajat kebebasan yang diperoleh adalah

DB = 19 – 2

= 17

Page 61: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Selanjutnya angka derajat kebebasan itu dipakai untuk mengetahui

harga kritik koefisien korelasi (r) Product Moment, baik pada interval

kepercayaan 5% dengan db (derajat kebebasan) yaitu 17 diperoleh nilai tabel

0,455. Nilai rtabel dapat dilihat pada lampiran 7.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi

siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa telah dibuktikan kebenarannya yakni

memiliki hubungan hubunngan signifikan. Untuk mengetahui nilai pengujian

hipotesis penelitian maka nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel pada

taraf 5%. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Apabila nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel maka hipotesis diterima.

2. Apabila nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka hipotesis ditolak

3. Nilai rtabel yang digunakan sebagai pembanding yaitu diketahui dengan

cara mencari nilai yang berada pada titik pertemuan antara kepercayaan

5% dan N: 19.

Hal tersebut dibuktikan setelah melalui proses analisis data pada

penelitian ini, hasil analisis data menunjukkan nilai r-hitung sebesar 0,565.

Berdasarkan salah satu kriteria pengujian hipotesis yang berbunyi “apabila

nilai rhitung lebih besar dari daripada rtabel, maka hipotesis diterima”. Pengujian

hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan bahwa “ada korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas

XI SMA Negeri 10 Gowa” diterima, karena r-hitung menunjukkan lebih besar

Page 62: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

daripada rtabel pada taraf interval kepercayaan 5% dengan N = 19 yang hanya

sampai pada 0,455 atau digambarkan = (r-hitung 0,565 > r-tabel 0,455).

Adapun salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati A (2010), Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan judul “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca

Cerpen Dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas IX C SMP

Negeri 3 Bungoro Kabupaten Pangkep”. Hasil yang diperoleh dari penelitian

ini dapat dikategorikan masih kurang.

Jadi kesimpulan hasil analisis data tersebut yaitu “ada korelasi antara

kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas

XI SMA Negeri 10 Gowa”. Interperensi terhadap nilai r hasil analisis korelasi

dalam penelitian ini korelasi cukup kuat.

Page 63: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …
Page 64: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

Ada korelasi antara kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan

mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa. Pengujian hipotesis

pada penelitian ini yang menyatakan bahwa “ada korelasi antara kebiasaan

membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA

Negeri 10 Gowa” diterima, karena r-hitung 0,565 menunjukkan lebih besar

daripada r-tabel pada taraf interval kepercayaan 5% dengan N = 19 yang hanya

sampai pada 0,455 atau digambarkan (0,565>0,455).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam penulisan ini dikemukakan

saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada guru, khususnya kepada guru Bahasa Indonesia agar

kiranya lebih meningkatkan lagi kualitas pengajarannya terhadap

pembelajaran sastra terutama puisi sehingga tingkat kebiasaan membaca

puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa dapat meningkat lebih

baik lagi. Guru juga harus terus mencari model dan konsep baru tentang

pembelajaran membaca agar minat belajar siswa terhadap pembelajaran

Bahasa Indonesia tidak menurun.

Page 65: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

2. Agar pihak sekolah jangan pernah merasa puas dengan potensi mendidik

yang baik akan tetapi harus selalu intropeksi diri dan mencari tahu di mana

letak kekurangan dan kelebihan siswa demi membantu dan mengawal

progrsm pendidikan nasional.

3. Siswa hendaknya selalu termotivasi untuk dapat meningkatkan cara belajar

yang efektif sebagai wujud dari sikap belajar untuk mencapai prestasi

belajar yang memuaskan.

4. Kepada pembaca yang budiman agar dapat membuat penelitian yang lebih

baik dari sekarang dan juga dengan hasil penelitian ini dapat membantu

para peneliti selanjutnya untuk selalu mencari hal – hal yang baru untuk

diteliti dan untuk pengembangan diri pribadi, kelompok, dan untuk masa

yang akan datang.

Page 66: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azis, Sitti Aida. 2011. Apresiasi dan Kajian Puisi, Surabaya : Obsolute

Grafika.

Djunaedie, Moha. 1995. Apresiasi Sastra. Ujung Pandang: FPBS IKIP Ujung

Pandang.

Dolla, Abdullah. 2014. Dasar-Dasar Teori Sastra Indonesia. Makassar:

Penerbit Camar.

Fitriyah, Hikmatul. 2013. “Kontribusi Minat Membaca Puisi dan Kemampuan

Apresiasi Puisi Terhadap Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP

Muhammadiyah 1 Depok Sleman Yogyakarta”. Skripsi, Yogyakarta :

Universitas Negeri Yogyakarta.

Luxenburg, Jan Van, Miekel Bal, dan Willem G. Weststeijin. 1986. Pengantar

Ilmu Sastra. Penerjemah Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Nursanthi, 2012. “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca Teks Drama dengan

Kemampuan Mengapresiasi Teks Drama Siswa Kelas VIII Mts

Pesantren Al Qamar Bajeng Kabupaten Takalar”. Skripsi, Makassar,

FKIP Unismuh Makassar.

Nursidah, 2016. Korelasi Keterampilan Menyimak dengan Penguasaan

Kosakata Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Manuju

Satap Tanah Karaeng Kabupaten Gowa. Skripsi, Makassar : Unismuh

Makassar.

Rimang, Siti Suwadah. 2011. Kajian Satra: Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Aura Pustaka.

R, Asrul. 2017. “Hubungan Minat Menulis Puisi dengan Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Di SMPN 1 Alla Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”.

Skripsi, Makassar : Unisversitas Muhammadiyah Makassar.

Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada

Media Group.

Sari, Rininta Citra Ayu. 2011. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi

melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Quantum Pada Siswa

Page 67: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Kelas VII B SMP Negeri Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

Skripsi, Surakarta, FKIP UNS. v

Shadili, Hasan. 2009. Pengertian Sastra Secara Umum dan menurut Para Ahli.

(Online),(https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian

sastrase cara-umu mdan-menurut-para-ahli/, diakses 4 Januari 2018).

Sukmawati A, 2010. “Korelasi antara Kebiasaan Membaca Cerpen dengan

Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas IX C SMP Negeri 3

Bungoro Kabupaten Pangkep”. Skripsi, Makassar, FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Tampubolon, DP. 1990. Kemampuan Membaca (Teknik Membaca Efektif dan

Efisien). Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi.

Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar.

Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga

Wati, Dwi Agustina. 2007. “Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan

Apresiasi Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri Kecamatan Sleman

Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi, Yogyakarta : Universitas Negeri

Yogyakarta.

Yulianto, Edi. 2014. “Hubungan antara Kebiasaan Membaca Karya Sastra

dengan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas XI SMAN Se-

Kecamatan Ngaglik”. Skripsi, Yogyakarta : Universitas Negeri

Yogyakarta.

Page 68: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

BIOGRAFI PENULIS

HARTINA MARHAMA MASBA .Dilahirkan di

Ujung Pandang, 30 Mei 1996, dari pasangan Ayahanda

Baharuddin dan Ibunda Masnawati Hakim, S.Pd.

Penulis masuk sekolah dasar (SD) pada tahun 2002 di

SDN 133 Hila - Hila, dan tamat tahun 2008, tamat

sekolah menengah pertama SMP Negeri 1 Bontotiro

pada tahun 2011, dan tamat sekolah menengah atas SMA Negeri 1 Bontotiro

pada tahun 2014. Kemudian pada tahun yang sama (2014) penulis melanjutkan

pendidikan pada program Strata Satu (S1) dengan Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis mulai aktif pada lembaga kemahasiswaan intra kampus, yaitu

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

periode 2015-2016.

Page 69: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 70: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

LAMPIRAN 1

DAFTAR HADIR KELAS XI IBB

SMA NEGERI 10 GOWA

No Nama

Jenis

Kelamin

L/P

Pertemuan

1 2 3 4

1 Anto Wijaya L

2 Anugrah Bakri L a

3 Asti Dianti Rusady L

4 Fairuz Zamzami L

5 Gilang Hamzah L

6 Herta Cahyani L

7 Indrana Iskandar L

8 Jumriati P

9 M. Safwan L

10 Muh Adrian Fahreza L

11 Muh Aswin Ridwan L

12 Muh. Ichsan P

13 Muhammad Arfah P

14 Nur Qalbi P

15 Sabda Adrian L a

16 Sandika Anugrah L a

17 Suryadi L

18 Syech Abd Syukur Alwan M L

19 Wahyuda L

Page 71: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

LAMPIRAN 2

ANGKET MINAT MEMBACA PUISI

Petunjuk jawaban:

1. Tulislah nama, kelas dan jenis kelamin anda dengan jelas

2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan kamu dengan cara memberi

tanda cek () pada kolom:

SL : selalu

SR : sering

KK : kadang

TP : tidak pernah

Nama :

Kelas :

Jenis kelamin :

No. Pertanyaan SL SR KK TP

1 Apakah kamu punya keinginan untuk

membaca puisi?

2 Apakah kamu terbiasa membaca puisi

baik di sekolah maupun di rumah?

3 Jika ada tugas membaca puisi apakah

kamu melakukannya dengan senang

hati?

4 Apakah kamu merasakan adanya

manfaat dari membaca puisi?

5 Apakah puisi yang kamu baca dapat

mempengaruhi sikap dan perilakumu?

6 Apakah kamu mengalami kesulitan

untuk memahami puisi?

7 Apakah kamu berusaha membaca puisi

minimal satu puisi dalam sehari?

8 Apakah kamu menyediakan waktu

khusus untuk membaca puisi?

Page 72: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

9 Apakah ketika membuka internet kamu

meluangkan waktu untuk membaca

puisi yang ada di blog, website, atau

facebook?

10 Ketika membaca puisi apakah kamu

berusaha menangkap isi atau pesan

puisi yang dibaca?

11 Apakah kamu tertarik pada puisi-puisi

yang dibuat oleh penyair-penyair

terkenal (misalkan: Chairil 87 Anwar) ?

12 Apakah kamu pernah membeli buku

tentang puisi?

13 Apakah kamu merasa bosan saat

membaca puisi?

14 Apakah menurut kamu membaca puisi

itu kurang menarik ?

15 Ketika membaca puisi apakah kamu

merasa biasa saja, perasaan kamu tidak

terbawa ke dalam puisi yang kamu

baca?

16 Ketika membaca puisi apakah kamu

berusaha menangkap isi atau pesan

puisi yang dibaca?

17 Apakah waktu luang yang kamu miliki,

digunakan untuk bermain daripada

membaca puisi?

18 Apakah kamu membaca puisi hanya

karena tugas sekolah?

19 Apakah kamu tertarik membaca puisi

yang ada di koran atau majalah?

20 Jika kamu mempunyai pilihan antara

membaca puisi dan membaca novel,

apakah kamu memilih untuk

membaca novel?

Page 73: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

LAMPIRAN 4

Tes Kemampuan Apresiasi Puisi

Petunjuk :

1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang

(X),

2. Pada huruf A, B, C, dan D pada lembar jawaban yang tersedia!

3. Bacalah puisi berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 1-5!

RINTIHAN DI BULAN RAMADHAN

Karya: Sherly Malinton

Di keheningan malam itu di bulan Ramadhan

Di tepi sebuah jalan yang sepi….

Terdengar tangisan seorang gadis kecil

Meratapi kepergian ibunya ke alam baka….

Tak tahan menanggung derita,

Tiada sanak tiada saudara

Hidup terlunta-lunta

Untuk mencari sesuap nasi

Di malam sepi itu

Terdengar sayup-sayup

Si kecil memanjatkan Doa

Semoga arwah ibunda diterima disisi-Nya….

Di malam yang sepi bulan Ramadhan

Seorang gadis kecil bersujud di tepi jalan

Dengan penuh harapan….

Menanti uluran tangan Insan Pengasih….

1. Tema puisi tersebut adalah…

A. kebahagiaan

B. kesakitan

Page 74: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

C. kesedihan

D. keberanian

2. Baris ke-3 pada bait ke-1 puisi tersebut menggunakan citraan ....

A. pendengaran

B. Penglihatan

C. perasa

D. gerak

3. Sajak yang digunakan dalam bait ke-1 puisi tersebut adalah…

A. a a a a

B. a b a b

C. b a a a

D. b b a a

4. Puisi di atas berkisah tentang…

A. kesedihan seorang gadis yang ditinggal mati ibunya

B. kesedihan seorang gadis yang tidak tahan menderita

C. harapan seorang gadis agar bias ditolong oleh orang lain

D. kesengsaraan seorang gadis yang terlunta-lunta mencari makan

5. Melihat tingkah laku si gadis dapat dipahami bahwa ia seorang anak yang

berkarakter…

A. Cengeng

B. agamis

C. pengemis

D. mudah putus asa

Bacalah kutipan puisi berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 6-

10!

RAKYAT

Karya: Hartojo Andangdjaja

Rakyat ialah kita

Jutaan tangan yang mengayun dalam kerja

Di bumi di tanah tercinta

Page 75: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Jutaan tangan mengayun bersama

Membuka hutan-lalang jadi ladang-ladang berbunga

Mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota

Menaikkan layar menebarkan jala

Meraba kelam di tambang logam batubara

Rakyat ialah tangan yang bekerja

………………..

Angkatan 66

6. Siapakah yang dimaksud “Rakyat” oleh penyair di atas?

A. orang yang hidup di bumi dan tanah air tercinta

B. orang yang sibuk bekerja di hutan dan pabrik

C. orang yang sibuk bekerja di laut dan pertambangan

D. orang yang sibuk bekerja di manapun mereka bekerja

7. Puisi di atas bertemakan tentang…

A. perjuangan

B. percintaan

C. peraduan

D. perjalanan

8. Majas yang digunakan pada baris ke-6 puisi tersebut yaitu…

A. personifikasi

B. sarkasme

C. simile

D. ironi

9. Nilai-nilai yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu…

A. agama

B. moral

C. sosial

D. perjuangan

Page 76: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

10. Suasana yang tergambar dalam puisi tersebut yaitu…

A. tegang

B. tegas

C. ricuh

D. hening

Bacalah kutipan puisi berikut ini dengan seksama untuk menjawab soal nomor

11-

15!

DARI SEORANG GURU KEPADA MURID-MURIDNYA

Karya: Hartojo Andangdjaja

Apakah yang kupunya, anak-anaku

Selain buku-buku dan sedikit ilmu

Sumber pengabdian kepadamu

Kalau di hari minggu engkau datang ke rumahku

Aku takut, anak-anakku

Kursi-kursi tua yang di sana

Dan meja tulis sederhana

Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya

Semua kepadamu akan bercerita

Tentang hidupku di rumah tangga

……………………….

11. Puisi di atas berkisah tentang…

A. guru yang hidup miskin tidak punya apa-apa

B. guru yang hidup sederhana demi murid-muridnya

C. guru yang rumahnya akan roboh dimakan zaman

D. guru yang tidak mau muridnya datang ke rumah

12. Suasana puisi di atas yaitu…

A. mengecewakan

B. memprihatinkan

C. menyebalkan

Page 77: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

D. menyenangkan

13. Amanat puisi di atas yaitu…

A. menghargai jasa guru

B. jangan menjadi guru

C. dilarang ke rumah guru

D. merenovasi rumah guru

14. Bait ke-2 pada baris ke-6 menggunakan citraan…

A. pendengaran

B. penglihatan

C. perasa

D. gerak

15. Bait ke-1 pada puisi tersebut menggunakan sajak…

A. b b b

B. a a a

C. a b a

D. b a b

Bacalah puisi berikut ini dengan seksama untuk menjawab soal nomor 16-20!

Ladang Petani

Karya: A. Hasjmi

Tersisih jauh di luar kota

Mendatar ladang setentang mata

Dalamnya penuh tanam-tanaman

Senang riang pandangan mata

Damai aman hati dan sukma

Di tengah-tengah tanaman muda

Petani berdiri dengan senangnya

Memandang ladang penuh kejayaan

Tumbuh-tumbuhan banyak macamnya

Hanya membayangkan datang zaman sentosa

16. Puisi tersebut mengisahkan tentang kehidupan di…

Page 78: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

A. perkotaan

B. pedesaan

C. metropolitan

D. perindustrian

17. Tema puisi tersebut adalah…

A. perjuangan

B. kebahagiaan

C. kerinduan

D. kejayaan

18. Isi puisi tersebut tentang …

A. keindahan sawah ladang

B. tanaman siap panen

C. suasana di daerah pertanian

D. tumbuhan petani bermacammacam

19. Bait ke-2 pada baris ke-2 menggunakan citraan…

A. perasaan

B. penglihatan

C. pendengaran

D. penciuman

20. Baris / Memandang ladang penuh kejayaan / mengandung majas…

A. Ironi

B. Sarkasme

C. Personifikasi

D. simile

Bacalah puisi berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 21-25!

HAMPA

Karya: Chairil Anwar

Sepi di luar

Sepi menekan mendesak

Lurus kaku pohonan

Page 79: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Tak bergerak

Sampai ke puncak

Sepi memagut

Segala menanti, menanti, menanti

Sepi

Tambah ini menanti jadi mencekik

Memberat mencekung pundak

Sampai binasa segala

Belum apa-apa

21. Tema yang sesuai dengan puisi tersebut adalah ....

A. kesepian

B. kebosanan

C. penantian

D. kehampaan

22. Baris-baris /Lurus kaku pohonan/Tak bergerak/ mengandung majas…

A. personifikasi

B. sarkasme

C. simile

D. ironi

23. Amanat yang tepat dalam puisi tersebut adalah . . .

A. hendaknya jangan membuat seseorang harus menunggu

B. menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan

C. menunggu adalah pekerjaan yang menyedihkan manusia

D. hendaknya seseorang menghindari kebiasaan menunggu

24. Makna yang tepat dalam puisi tersebut adalah…

A. seorang yang kesepian

B. kehampaan saat menunggu

C. daerah yang sangat sepi

D. menanti yang tidak pernah usai

25. Suasana yang tergambar pada puisi tersebut adalah ....

A. bosan

Page 80: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

B. bangga

C. sedih

D. duka

Bacalah puisi berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 25-30!

WAKTU BBM NAIK

Karya: Aulia Rizali

Waktu BBM naik

Darah tinggi ayahku kumat menaik

Aku pun tidak jadi minta uang saku ikut naik

Waktu BBM naik

Tetanggaku semua jadi panik

Mengapa gaji suami mereka makin terusik

Waktu BBM naik

Mahasiswa makan tempe tidak lagi dengan uang secarik

Mogok makan akhirnya jadi kegiatan asyik

Waktu BBM naik

semuanya naik dan naik

Hanya nilai raporku yang tidak naik

26. Tema yang sesuai dengan puisi tersebut yaitu…

A. perindustrian

B. pertambangan

C. perekonomian

D. perdagangan

27. Makna yang tepat dalam puisi tersebut adalah…

A.BBM naik semuanya naik

B.BBM naik membuat sengsara

C.BBM naik tapi nilai raportnya tidak

D.BBM naik nilai raportnya juga naik

28. Suasana yang terdapat dalam puisi tersebut adalah…

A. menyedihkan

Page 81: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

B. memalukan

C. memprihatinkan

D.menjengkelkan

29. Nilai-nilai yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu…

A. agama

B. moral

C. sosial

D. perjuangan

30. Bait pada puisi tersebut menggunakan sajak…

A. b b b

B. a a a

C. a b a

D. b a b

Page 82: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

LAMPIRAN 5

LEMBAR JAWABAN

TES KEMAMPUAN APRESIASI PUISI

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

1. A B C D 16. A B C D

2. A B C D 17. A B C D

3. A B C D 18. A B C D

4. A B C D 19. A B C D

5. A B C D 20. A B C D

6. A B C D 21. A B C D

7. A B C D 22. A B C D

8. A B C D 23. A B C D

9. A B C D 24. A B C D

10. A B C D 25. A B C D

11. A B C D 26. A B C D

12. A B C D 27. A B C D

13. A B C D 28. A B C D

14. A B C D 29. A B C D

15. A B C D 30. A B C D

Page 83: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

LAMPIRAN 6

KUNCI JAWABAN

TES KEMAMPUAN APRESIASI PUISI

1.C 11. B 21.A

2.A 12. B 22. A

3. B 13. A 23. A

4.A 14. A 24. B

5. B 15. A 25. A

6.A 16. B 26. C

7.A 17. D 27. A

8.A 18. C 28. C

9.D 19. A 29. C

10. B 20. A 30. B

Page 84: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

LAMPIRAN 7

Tabel Nilai r Product Moment Dari Person

Db = n-2

Tingkat Signifikansi Untuk Uji 1 arah

0,05 0,025 0,001 0,005 0,0005

Tingkat Signifikansi Untuk Uji 2 arah

0,1 0,05 0,02 0,01 0,001

1 0,9877 0,9969 0,9995 0,9999 1,0000

2 0,9000 0,9500 0,9800 0,9900 0,9990

3 0,8054 0,8783 0,9343 0,9587 0,9911

4 0,7293 0,8114 0,8822 0,9172 0,9741

5 0,6694 0,7545 0,8329 0,8745 0,9509

6 0,6215 0,7067 0,7887 0,8343 0,9249

7 0,5822 0,6664 0,7498 0,7977 0,8983

8 0,5494 0,6319 0,7155 0,7646 0,8721

9 0,5214 0,6021 0,6851 0,7348 0,8470

10 0,4973 0,5760 0,6581 0,7079 0,8233

11 0,4762 0,5529 0,6339 0,6835 0,8010

12 0,4575 0,5324 0,6120 0,6614 0,7800

13 0,4409 0,5140 0,5923 0,6411 0,7604

14 0,4259 0,4973 0,5742 0,6226 0,7419

15 0,4124 0,4821 0,5577 0,6055 0,7247

16 0,4000 0,4683 0,5425 0,5897 0,7084

17 0,3887 0,4555 0,5285 0,5751 0,6932

18 0,3783 0,4438 0,5155 0,5614 0,6788

19 0,3687 0,4329 0,5034 0,5487 0,6652

20 0,3598 0,4227 0,4921 0,5368 0,6524

21 0,3515 0,4132 0,4815 0,5256 0,6402

Page 85: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

22 0,3438 0,4044 0,4716 0,5151 0,6287

23 0,3365 0,3961 0,4622 0,5052 0,6178

24 0,3297 0,3882 0,4534 0,4958 0,6074

25 0,3233 0,3809 0,4451 0,4869 0,5974

LAMPIRAN 8

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 86: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Kegiatan Pembelajaran Di Kelas XI IBB

Page 87: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Kegiatan Pembacaan Puisi

Proses Pembagian Angket dan Tes

Page 88: KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN …

Gerbang SMA Negeri 10 Gowa

Proses Upacara Penaikan Bendera Pada Hari Senin