Upload
ngotram
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA
PADA USAHA PEMBUATAN TEMPE TERHADAP
PENDAPATAN KELUARGA
(Studi Kasus: Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang)
SKRIPSI
OLEH :
ACHMAD ALBAR MURAD D
110304050
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
2
KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA
PADA USAHA PEMBUATAN TEMPE TERHADAP
PENDAPATAN KELUARGA
(Studi Kasus: Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang)
SKRIPSI
OLEH :
ACHMAD ALBAR MURAD D
110304050
AGRIBISNIS
Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
Di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Ir. Lily Fauzia, MSi) (Ir. M. Jufri, MSi)
NIP : 196308221988032003 NIP : 196011101988031003
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
i
ABSTRAK
Achmad Albar Murad D (110304050), dengan judul “KONTRIBUSI
PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN
TEMPE TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA”. Penelitian ini
dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, MSi selaku ketua komisi pembimbing dan
Bapak Ir. M. Jufri, MSi selaku anggota komisi pembimbing.
Tujuan penelitian untuk mengetahui keterlibatan tenaga kerja wanita pada usaha
pembuatan tempe, untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan tenaga kerja
wanita pada usaha pembuatan tempe terhadap pendapatan keluarga, untuk
mengetahui alasan wanita bekerja pada usaha pembuatan tempe.
Metode yang digunakan untuk menentukan daerah penelitian dilakukan secara
purposive, atau sengaja, dan metode pengambilan sampel dengan metode sensus
yaitu mengikutkan semua populasi menjadi sampel. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa keterlibatan wanita dalam
tahapan pekerjaan usaha pembuatan tempe adalah pada pembungkusan dan
pemeraman. Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita sebagai tenaga kerja
pada usaha pembuatan tempe adalah sebesar Rp. 1.050.000/bulan dan kontribusi
pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe terhadap
pendapatan keluarga didaerah penelitian sebesar 29,66% serta alasan wanita
bekerja pada usaha pembuatan tempe adalah untuk menambah pendapatan
keluarga.
Kata kunci : keterlibatan wanita, kontribusi pendapatan, alasan wanita
ii
RIWAYAT HIDUP
Achmad Albar Murad Daulay dilahirkan di Medan, pada tanggal 16 Mei 1993,
sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga ayahanda tercinta M.
Syafi’i Murad Daulay, SE, MSi dan ibunda tercinta Maslurah Darus.
Jenjang Pendidikan yang ditempuh Penulis :
1. Tahun 1999 masuk SD Percobaan Negeri Medan Jln. Sei Petani Medan
2. Tahun 2005 masuk SMP Darussalam Medan Jln. Darussalam
3. Tahun 2008 masuk SMA Panca Budi Medan Jln. Gatot Subroto
4. Tahun 2011 masuk Fakultas Pertanian USU Jurusan Agribisnis
5. Tahun 2014 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa
Dogang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat
6. Tahun 2015 melakukan penelitian skripsi di Kelurahan Tanjung Sari,
Kecamatan Medan Selayang
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Sosial
Ekonomi Pertanian (IMASEP) Fakultas Pertanian USU sebagai anggota.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah serta
limpahan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan berhasil
tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta kritikan yang
membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini
dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing.
2. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku Anggota Komisi pembimbing.
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian USU.
4. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis M.Ec, selaku Sekretaris Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian USU.
5. Para dosen dan staf pegawai Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU.
6. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini, atas bantuannya selama
penulis melakukan penelitian.
7. Tenaga kerja wanita sebagai sumber data penelitian.
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda
M. Syafii Murad Daulay, SE, MSi dan ibunda tercinta Maslurah Darus yang
telah membimbing, membesarkan, dan mendoakan serta adik M. Rezeki Maldini
Murad Daulay.
iv
Teman-teman teristimewa (Siswadi Irwanto, Ary Munandar Hasibuan,
Muhammad Syahrizal, Saidul Khudri, Ismail Hasibuan) yang telah banyak
membantu dan bersedia berbagi ilmu dalam penyelesaian skripsi ini dan teman-
teman seperjuangan di Departemen Agribisnis dan PKP (Penyuluhan Komunikasi
Pertanian) 011 khususnya. Dan kepada teman-teman musisi dalam dunia
permusikan yaitu: The Clays, Masterbation, dan Kemedja Poetih yang telah
mendorong dan mendukung saya lewat doa-doa dan motivasi mereka.
Akhirnya penulis mendoakan kiranya Allah SWT membalas segala kebaikan
mereka semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan dapat
bermanfaat dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi
maupun redaksinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran, dan
masukan yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal
Alamin.
Medan, Juni 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2.Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3
1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
1.4.Kegunaan Penelitian ................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 5
2.2. Landasan Teori ............................................................................................ 9
2.2.1. Pendapatan Keluarga ........................................................................ 9
2.3. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 10
2.4. Kerangka Penelitian .................................................................................. 11
2.5. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ....................................................... 15
3.2. Metode Penentuan Responden .................................................................. 15
3.3. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 16
3.4. Metode Analisis Data ................................................................................ 17
3.5. Definisi dan Batasan Operasional ............................................................. 18
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH 4.1. Wilayah Kelurahan Tanjung Sari .............................................................. 19
4.2. Keadaan Kependudukan Kelurahan Tanjung Sari .................................... 19
4.3. Karakteristik Tenaga Kerja Wanita........................................................... 24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Tahapan Pembuatan Tempe .................................................... 26
5.2. Aktivitas Tenaga Kerja Wanita ................................................................. 40
5.3. Keterlibatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Pembuatan Tempe ......... 41
5.4. Pendapatan Tenaga Kerja Wanita ............................................................. 43
vi
5.1. Pendapatan Keluarga ................................................................................. 44
5.2. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita ........................................... 45
5.1. Alasan Wanita Bekerja Pada Usaha Pembuatan Tempe ........................... 46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ............................................................................................... 48
6.2. Saran.......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1. Jumlah Usaha Pembuatan Tempe di Kota Medan Tahun 2014 ........................ 15
2. Jumlah Populasi dan Sampel Tenaga Kerja Wanita Berdasarkan
Pada Usaha Pembuatan Tempe di Kelurahan Tanjung Sari,
Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 ........................................................ 16
3. Spesifikasi Pengumpulan Data ......................................................................... 16
4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan
Tanjung Sari Tahun 2015 ................................................................................. 20
5. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di
Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2015 ................................................................ 21
6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di
Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2015 ................................................................ 22
7. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2015 ........................ 23
8. Karakteristik Sampel Tenaga Kerja Wanita di Kelurahan
Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang ...................................................... 24
9. Keterlibatan Wanita pada Usaha Pembuatan Tempe di
Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang .................................... 42
10. Rata-rata Upah Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Pembuatan
Tempe Didaerah Penelitian ............................................................................... 43
11. Jumlah Pendapatan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Suami / Bulan ..................... 44
12. Total Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja Wanita Yang
Bekerja Pada Usaha Pembuatan Tempe Di Daerah Penelitian ......................... 45
13. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha
Pembuatan Tempe Terhadap Pendapatan Keluarga Di Daerah
Penelitian .......................................................................................................... 46
14. Alasan Wanita Bekerja Pada Usaha Pembuatan Tempe ................................... 47
viii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................................. 13
2. Biji Kedelai ........................................................................................... 27
3. Proses Penyaringan Ampas Biji Kedelai .............................................. 27
4. Proses Pengambilan Air Panas Dibawah Tungku Pengukusan ............ 28
5. Proses Perendaman Kacang Kedelai ..................................................... 29
6. Proses Penggilingan Kacang Kedelai ................................................... 30
7. Proses Pencucian Kacang Kedelai Dalam Bak ..................................... 31
8. Proses Memasukkan Kedelai Dalam Tungku Pengukus....................... 32
9. Proses Pengukusan / Penguapan Kacang Kedelai................................. 32
10. Proses Pengeluaran Kacang Kedelai Dari Tungku Pengukusan ........... 33
11. Proses Penirisan / Pendinginan Kacang Kedelai ................................... 34
12. Penaburan Larutan Ragi Pada Kacang Kedelai .................................... 35
13. Proses Pengadukan Kacang Kedelai ..................................................... 35
14. Proses Melubangi Bungkus Kemasan Plastik ....................................... 36
15. Kemasan Plastik Yang Sudah Dilubangi .............................................. 36
16. Proses Pembungkusan Dengan Kemasan Plastik Biasa ........................ 37
17. Proses Memasukkan Kacang Kedelai Dalam Mesin ............................ 37
18. Proses Pembungkusan Dengan Menggunakan Mesin .......................... 38
19. Proses Pemeraman Kacang Kedelai ...................................................... 39
20. Produk Tempe Yang Bermerk .............................................................. 39
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden
2. Jumlah Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Perbulan
3. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Pendapatan
Keluarga Perbulan
4. Alasan Tenaga Kerja Wanita Bekerja Pada Usaha Pembuatan
Tempe
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterlibatan wanita dalam kerja produktif akan menimbulkan perubahan sosial,
dikarenakan salah satu wujud perubahan sosial adalah perubahan dalam kerja.
Masuknya wanita dalam pasar kerja atau kerja produktif berpengaruh terhadap
kegiatan ekonomi rumah tangga, sehingga dapat terjadi perubahan struktur
ekonomi keluarga (Wisadirana, 2004).
Bekerja adalah melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan
atau penghasilan. Persentase pria yang bekerja lebih besar daripada wanita
disebabkan pada umumnya pria adalah kepala rumah tangga yang bertanggung
jawab terhadap kebutuhan rumah tangga. Sebaliknya wanita pada umumnya
bukan pencari nafkah yang utama, tetapi fungsinya lebih kepada penambah
pendapatan suami (BPS, 1992).
Sebagian besar dari wanita di Indonesia berupaya menutupi kekurangan
kebutuhan keluarga disebabkan penghasilan suami kecil dan cenderung tidak
menentu. Mereka juga terpaksa bekerja karena suami mendapat musibah, sakit,
tertabrak, serta kecelakaan sehingga wanita yang menjadi kepala rumah tangga
tidak punya pilihan. Wanita itu haruslah bijak dalam mengatur belanja keluarga
rumah tangga. Pengeluaran rutin sehari-hari yang merupakan kebutuhan pokok
seperti makanan dan transport sekolah, haruslah diatur sedemikian rupa supaya
tidak melebihi penghasilan wanita yang didapat sehari-hari (Ari, dkk, 2000).
2
Citra wanita pada aspek sosial disederhanakan kedalam dua peran, yaitu peran
wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat. Peran wanita dalam
keluarga apakah sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai pengurus rumah tangga,
dimana memiliki tugas sebagai pendamping suami, membesarkan anak, mendidik
dan mengurus rumah tangga seperti melakukan pembersihan rumah, menyapu,
memasak, dan lain-lain. Peran wanita dalam masyarakat yaitu dihubungkan
dengan kegiatan sosial sesuai dengan yang ada dimasyarakat, terdiri dari kegiatan
gotong-royong, arisan dan lain-lain. Peranan wanita artinya bagian dari tugas
utama yang harus dilaksanakan seorang wanita (Sugiastuti, 2000).
Adanya keinginan seorang wanita bekerja untuk mencari nafkah dalam
meningkatkan kontribusi pendapatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarganya. Dimana-mana wanita tergolong hanya aktif sebagai ibu rumah
tangga yang mengurus suami, anak, maupun saudaranya akan tetapi fakta
dilapangan justru wanita juga berperan aktif bekerja diluar rumah. Hal ini
disebabkan karena rendahnya pendapatan suami dalam bekerja tentunya wanita
juga berkontribusi membantu mencari nafkah agar kebutuhan keluarga terpenuhi.
Wanita cenderung sangat terampil dan teliti dalam bekerja seperti membuat
kerajinan tangan maupun industri makanan. Sebab dilihat dari hasilnya tentu
dapat memuaskan pihak konsumen yang membeli produk olahan makanan yang
dibuat oleh tenaga kerja wanita seperti dalam usaha pembuatan tempe.
Semakin banyaknya bidang industri yang memperkerjakan lebih banyak wanita
ketimbang pria karena wanita lebih fokus, teliti, dan memiliki spesifikasi
tersendiri pada bidang keterampilan dalam industri rumah tangga yang tergolong
3
sederhana dan tradisional seperti halnya industri konveksi, kerajinan tangan,
maupun makanan olahan yaitu industri makanan tempe dan lain-lain.
Tempe adalah salah satu produk pertanian yang sangat diminati oleh masyarakat
Indonesia pada umumnya, terlebih karena selain rasanya enak dan gurih tetapi
juga mengandung protein, karbohidrat, dan kalsium maupun zat besi yang baik
untuk tubuh. Dan selain dapat diolah dengan direbus ataupun digoreng, tempe
juga dapat dijadikan produk olahan dan campuran bahan makanan lainnya seperti
tauco, lontong sayur, sambal teri kacang, dan lain-lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada banyaknya usaha kerajinan tempe. Pengolahan
hasil pertanian seperti di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang
didominasi oleh industri rumah tangga yang sebagian tenaga kerjanya adalah
wanita yang berkontribusi langsung pada usaha olahan pertanian seperti produk
olahan makanan yaitu tempe. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk
meneliti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe
terhadap pendapatan keluarga.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka identifikasi masalah dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana keterlibatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe di
daerah penelitian?
2. Seberapa besar kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha
pembuatan tempe terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian?
3. Apa alasan wanita bekerja pada usaha pembuatan tempe?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui keterlibatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan
tempe di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha
pembuatan tempe terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui alasan wanita bekerja pada usaha pembuatan tempe.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan
kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan kepada pihak pemerintah
dalam membantu tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Keinginan setiap wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perbaikan
keadaan ekonomi dan keadilan sosial keluarga senantiasa tergambar dari upaya
yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja disektor industri, pertanian
atau mencari nafkah untuk menambah penghasilan dan pendapatan keluarga.
Wanita pada umumnya sangat peka dan memiliki hubungan yang erat dengan
keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, mereka juga tidak akan
segan-segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila
keadaan keluarga mereka yang mengharuskan untuk berbuat demikian.
(Ihromi, 1995;10).
Secara fisiologis, wanita berbeda dengan pria, karena adanya kodrat wanita,
wanita cenderung ditempatkan disekitar lingkungan rumah tangga dan
diperuntukkan untuk mengurus anak sehingga membuat wanita kurang
berkembang sebagai manusia. Mereka menjadi kerdil seumur hidupnya atau dunia
yang serba terbatas. Sementara pria yang berkecimpung diluar rumah dapat
mengembangkan dirinya secara optimal. Secara keseluruhan peran yang diberikan
kepada kaum pria dapat dikatakan lebih menyenangkan karena lebih memberikan
kemungkinan untuk mengembangkan dirinya. Peranan bagi wanita jelas tidak
adil, tetapi banyak wanita menganggap bahwa peran yang diberikan kepada
mereka sebagai suatu yang mulia dan harus dijunjung tinggi. Hal ini juga sering
terjadi pada wanita desa yang boleh dikatakan tidak memiliki kesempatan
6
berkembang seperti teman-teman mereka yang lain. Mereka masih termasuk
golongan yang tidak terjangkau, tertinggal, dan dianggap hanya untuk mengurus
kebutuhan dapur dan kurang diperhatikan. (Budiman, 1997; 24).
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti
Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus,
sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Sediaan fermentasi ini
secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. (Sutikno, 2009).
Selanjutnya disebutkan bahwa warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia
jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga
disebabkan oleh miselia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut.
Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti
menganggap bahwa Rhizopus sp merupakan jamur yang paling dominan. Jamur
yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu
merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh.
(Pangastuti dan Pupus, 1996).
Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada
tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan
terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai
efisiensi protein, serta skor proteinnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh
dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan
7
anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis. Tempe dari biji kedelai dibuat
dengan cara fermentasi biji kedelai oleh kapang (jamur) dan jamur yang sering
dipakai adalah Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus karena jamur tersebut
mempunyai enzim proteolitik yang mampu menguraikan protein (biji kedelai).
(Anonimous., 2009).
Adapun proses atau cara pembuatan tempe yaitu sebagai berikut :
1. Penyortiran
Siapkan biji kedelai yang tua.Biji-biji tersebut perlu disortir agar nantinya
diperoleh produk tempe kualitas baik. Caranya, biji-biji kedelai diletakkan pada
tampah kemudian ditampi.
2. Pencucian I
Biji-biji kedelai dimasukkan ke dalam ember berisi air, lebih baik lagi pada air
yang mengalir. Dengan pencucian ini, kotoran-kotoran yang melekat maupun
tercampur di antara biji-biji tersebut dapat hilang.
3. Perebusan I
Perebusan pertama ini hanya berlangsung sekitar 30 menit. Kemudian biji kedelai
dimasukkan ke dalam panci, lalu direbus di atas tungku sampai biji kedelai
tersebut mendekati setengah matang. Tujuannya adalah agar biji kedelai
mengembang.
4. Perendaman
Setelah perebusan dirasakan cukup, kedelai rebusan tersebut dibiarkan terendam
semalam hingga menghasilkan kondisi asam. Tujuannya, di samping melunakkan
kedelai juga untuk mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk selama fermentasi.
8
5. Pengupasan Kulit
Keesokan harinya dilakukan pengupasan kulit ari, dengan cara kedelai diremas-
remas dalam air kemudian dikuliti dan jadilah keping-keping kedelai.
6. Pencucian II
Sekali lagi keping kedelai dicuci, caranya mirip seperti mencuci beras yang
hendak ditanak.
7. Perebusan II
Perebusan tahap kedua ini dilakukan seperti menanak nasi, sampai keping kedelai
menjadi matang. Tujuannya adalah untuk membunuh bakteri yang kemungkinan
tumbuh selama dalam perendaman.
8. Penirisan dan Pendinginan
Kedelai diambil dari dandang, lalu diletakkan diatas tampah dan diratakan tipis-
tipis. Biarkanlah dingin sampai permukaan keping kedelai kering dan airnya
menetes habis.
9. Peragian
Laru atau ragi diusap-usapkan atau dicampur dan diaduk bersama kedelai hingga
merata benar. Setelah itu, diangin-anginkan sebentar agar kering.
10. Pembungkusan
Kedelai yang sudah bercampur merata dengan larutan ragi kemudian dibungkus.
Ada yang membungkus dengan daun pisang ataupun dengan kemasan plastik.
9
11. Pemeraman
Bila pembungkusnya daun pisang, maka pemeraman dilakukan di dalam tampah
yang ditutup dengan karung goni. Namun, bila pembungkusnya kemasan plastik,
maka pemeraman diletakkan pada rak-rak triplek dan digantung dengan kayu
yang dipaku. Setelah diperam semalam, biasanya kita lakukan penusukan dengan
lidi pada plastik pembungkus. Bertujuan agar udara segar dapat masuk dalam
bahan tempe. Setelah itu diperam satu malam lagi, dan esok pagi jadilah tempe
yang siap dikonsumsi ataupun dijual ke konsumen (Santoso, 1993).
2.2 Landasan Teori
Kontribusi pendapatan merupakan sumbangan nilai hasil yang diterima sebagai
imbalan dari anggota rumah tangga yang bekerja (Sukiyono dan Sriyoto, 1997).
Kontribusi tenaga kerja wanita diperhitungkan berdasarkan perbandingan antara
pendapatan rumah tangga dari kerja diluar pertanian dengan pendapatan total
rumah tangga. Besarnya pendapatan total rumah tangga ditentukan oleh
pendapatan dari sektor pertanian, pendapatan diluar sektor pertanian, serta
pendapatan bukan termasuk upah (Sukiyono dan Sriyoto, 1997).
Sumbangan pendapatan dari kerja rumahan tidak boleh diremehkan, mengingat
ada yang rata-rata 45 % pendapatan rumah tangga berasal dari upah kerja
perempuan buruh rumahan. Pendapatan tertinggi sebagai pekerja perempuan
mencapai 90 % pendapatan rumah tangga (Ihromi, 1995).
2.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga adalah penjumlahan seluruh pemasukan keluarga yaitu
pendapatan suami dan pendapatan istri. Pendapatan keluarga dirumuskan sebagai
berikut (dalam Hernanto, 1984) :
10
Pdk = Pdwanita + Pdsuami
Diketahui :
Pdk = Pendapatan keluarga (Rp/th)
Pdsuami = Pendapatan suami (Rp/th)
Pdwanita = Pendapatan wanita/istri (Rp/th)
2.3 Penelitian Terdahulu
Ririn Marissa (2013) dimana penelitian berjudul “Peranan Tenaga Kerja Wanita
Dalam Industri Sapu Ijuk dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga,
Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang”.
Dalam penelitian ini didapat kesimpulan bahwa pendapatan tenaga kerja wanita
(istri) per bulan adalah sekitar Rp.725.733 dan Rp. 8.708.800 per tahun sedangkan
pendapatan suami per bulan sekitar Rp. 1.219.433 dan Rp. 14.633.200 per tahun.
Persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga
adalah ≤ 50 % yaitu sebesar 37,30 % itu berarti kontribusi tenaga kerja wanita
terhadap total pendapatan keluarga masih kecil namun sudah sangat
mempengaruhi pendapatan keluarga.
Herti Sitorus (2008) dalam penelitian berjudul “Peranan Wanita Dalam Usahatani
Padi Sawah dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga, Desa Sionggang
Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir”. Dalam penelitian ini
diketahui bahwa kontribusi pendapatan wanita sekitar 91,24%, sedangkan
kontribusi pendapatan pria 8,75%, hal ini menunjukkan bahwa wanita
memberikan kontribusi pendapatan yang sangat tinggi.
11
2.4 Kerangka Pemikiran
Pada hakekatnya wanita yang terlibat dalam pekerjaan perlu adanya peranan
sumber daya manusia dalam segi berbagai pekerjaan. Begitu juga dalam rumah
tangga pertanian yang terdiri dari suami dan istri yang sama-sama mencari nafkah
dan berkontribusi dalam menambah pendapatan keluarga. Dalam hal ini perlu
adanya perhatian dari pemerintah karena pada umumnya mereka memiliki
pendapatan yang cukup rendah. Pendapatan wanita sebagai seorang istri berasal
dari hasil industri. Suami yang bekerja sebagai buruh memakan waktu cukup lama
dalam mendapatkan hasil dan pendapatan. Oleh sebab itu diperlukan keterlibatan
seorang wanita yang bekerja pada suatu industri usaha yang mana dapat
membantu pendapatan keluarga yang turut andil dalam menanggulangi kebutuhan
keluarga.
Adapun kegiatan pekerjaan yang ditekuni istri dalam usaha pembuatan tempe
untuk menambah pendapatan keluarga adalah kegiatan membungkus tempe
dengan kemasan plastik maupun daun pisang dan melakukan pemeraman. Tempe
yang dibungkus dengan daun pisang dan bungkus plastik disusun pada tampah
atau digantung kayu yang dipaku maupun diatas kajang-kajang triplek yang
diletakkan pada rak-rak. Pemeraman dilakukan selama 2-3 hari lalu menjadi
tempe yang siap dikonsumsi atau dijual.
Pada tahapan pekerjaan wanita pada usaha tempe, juga adanya alasan wanita yang
bekerja pada industri usaha pembuatan tempe. Seperti adanya keinginan wanita
itu sendiri dalam memperoleh pendapatan, membantu suami agar menambah
pendapatan keluarga, mengisi waktu luang atau lokasinya dekat rumah dengan
usaha pembuatan tempe.
12
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui keterlibatan tenaga kerja wanita dalam
tahapan pekerjaan usaha pembuatan tempe dan kontribusi pendapatan wanita
terhadap pendapatan keluarga serta alasan wanita bekerja pada usaha pembuatan
tempe.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran seperti berikut
ini :
13
Industri Tempe
Tenaga Kerja Wanita
Keterlibatan Wanita :
- Pembungkusan
- Pemeraman
Keterangan :
: Menyatakan hubungan
Alasan Wanita
Pendapatan Suami Pendapatan Wanita/Istri
Pendapatan Keluarga
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
14
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan skema kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga besar.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditetapkan secara purposive atau sengaja berdasarkan
pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Sari
Kecamatan Medan Selayang dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan
tempat usaha pembuatan tempe terbanyak di Kota Medan.
Tabel 1. Jumlah Usaha Pembuatan Tempe di Kota Medan Tahun 2014
No. Kecamatan Industri Pembuatan Tempe (Unit)
1. Medan Timur 1
2. Medan Deli 1
3. Medan Selayang 5
4. Medan Petisah 1
Jumlah 8
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan Tahun 2015
3.2 Metode Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kerja wanita. Metode yang digunakan
dalam penentuan sampel adalah metode sensus. Menurut Singarimbun dan
Effendi (1989) metode sensus yakni, semua populasi dicacah sebagai sampel,
dicacah artinya diselidiki atau diwawancarai. Jumlah tenaga kerja wanita pada
tempat usaha pembuatan tempe di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan
Selayang adalah sebanyak 8 orang.
16
Tabel 2. Jumlah Populasi Dan Sampel Tenaga Kerja Wanita Berdasarkan
Pada Usaha Pembuatan Tempe di Kelurahan Tanjung Sari,
Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014
No. Pengusaha Industri Tempe Populasi Sampel
1. Pasar 6, Gg. Amal 1 1
2. Pasar 6, Gg. Abadi 2 2
3. Pasar 1, Gg. Beo 3 3
4. Pasar 1, Gg. Jati Luhur 2 2
Jumlah 8 8
Sumber : Pra Survei 2015
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada tenaga kerja wanita di
Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan dengan
menggunakan kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau
dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, BPS
(Badan Pusat Statistik) serta literatur-literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Tabel 3. Spesifikasi Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber Data Metode
1. Identitas Wanita Responden Wawancara (dengan kuesioner)
2. Pendapatan Wanita Responden Wawancara (dengan kuesioner)
3. Pendapatan Keluarga Responden Wawancara (dengan kuesioner)
4. Keterlibatan Wanita Responden Wawancara (dengan kuesioner)
5. Alasan Wanita Responden Wawancara (dengan kuesioner)
17
3.4 Metode Analisis Data
Untuk menyelesaikan masalah 1, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan meneliti
keterlibatan tenaga kerja wanita dalam pada usaha pembuatan tempe.
Untuk menyelesaikan masalah 2, yaitu mengenai besarnya kontribusi tenaga kerja
wanita pada usaha pembuatan tempe dianalisis dengan metode deskriptif dengan
tabulasi sederhana yaitu berapa besar kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita
terhadap pendapatan keluarga dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pendapatan Keluarga =
Maka kontribusi tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kontribusi wanita =
Untuk menentukan besar atau kecilnya kontribusi wanita terhadap total
pendapatan keluarga maka diukur dengan :
- Jika kontribusi ≤ 50% dari total pendapatan keluarga maka kontribusi kecil
- Jika kontribusi > 50 % dari total pendapatan keluarga maka kontribusi besar
(Samadi, 2001).
Untuk menyelesaikan masalah 3, dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu
dengan melihat alasan wanita bekerja pada usaha pembuatan tempe.
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami skripsi ini maka dibuat defenisi
dan batasan operasional.
18
3.5.1 Defenisi
1. Kontribusi tenaga kerja wanita secara individual adalah kontribusi yang
diberikan oleh wanita kepada keluarga secara individu tanpa kontribusi
dari suami dan dari anggota keluarga lainnya.
2. Kontribusi pendapatan wanita adalah kontribusi persentase pendapatan
wanita terhadap pendapatan keluarga dalam setahun.
3. Tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha pembuatan tempe adalah
wanita yang sudah berkeluarga dan wanita yang belum berkeluarga.
4. Pendapatan tenaga kerja wanita adalah pendapatan tenaga kerja wanita
yang bekerja di bidang usaha pembuatan tempe.
5. Pendapatan keluarga adalah pendapatan pria dan anggota keluarga lainnya
ditambah pendapatan dari wanita (istri).
6. Produksi tempe adalah hasil dari industri olahan dalam bentuk makanan.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Daerah penelitian dilakukan di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan
Medan Selayang, Kota Medan.
2. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015-2016
3. Sampel adalah tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha pembuatan
tempe.
19
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Luas dan Kondisi Geografis Kelurahan Tanjung Sari
Kelurahan Tanjung Sari termasuk dalam Kecamatan Medan Selayang, Kota
Medan Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 5,20 Km2. Kelurahan
Tanjung Sari berada pada ketinggian 16 meter di atas permukaan laut. Jumlah
penduduk di Kelurahan Tanjung Sari sebesar 39.915 jiwa.
Jarak orbitasi Kelurahan Tanjung Sari sebesar 6 Km dari pusat kota Medan.
Adapun batas-batas Kelurahan Tanjung Sari sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan PB. Selayang II
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Sempakata
3. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan PB. Selayang I
4. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Beringin.
4.2 Keadaan Penduduk
4.2.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Penduduk Kelurahan Tanjung Sari berjumlah 39.915 jiwa dengan rincian 22.332
jiwa laki-laki dan 17.583 jiwa perempuan, dengan 6148 KK. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.
20
No. Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Persentase
(%)
1. 0-4 1.589 3,98
2. 5-9 2.790 6,98
3. 10-14 3.159 7,91
4. 15-19 2.935 7,35
5. 20-24 3.037 7,60
6. 25-29 4.339 10,87
7. 30-34 7.092 17,76
8. 35-39 3.747 9,38
9. 40-44 3.123 7,82
10. 45-49 2.505 6,27
11. 50-54 1.831 4,58
12. 55-59 1.410 3,53
13. > 60 2.358 5,90
Jumlah 39.915 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan 2016
Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan
Tanjung Sari Tahun 2015
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa usia 10-14 tahun yang terdiri dari anak-anak
dan remaja berjumlah 3.159 jiwa (7,91%). Jumlah usia 25-29 tahun yaitu sebesar
4.339 jiwa (10,87%) dan penduduk 30-34 tahun yaitu sebesar 7.092 jiwa (17,76%)
artinya penduduk usia produktif cukup tersedia di daerah penelitian.
4.2.2 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu kunci utama dalam membangun
dan mengembangkan masyarakat, karena pendidikan merupakan fundamental
dasar dalam pembentukan pola pikir dan pandangan masyarakat di tengah-tengah
lingkungannya. Gambaran tingkat pendidikan di Kelurahan Tanjung Sari dapat
dilihat pada Tabel 5.
21
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Persentase
(%)
1. Belum Sekolah dan Tidak Tamat SD 1.574 5,10
2. Tamat SD 4.058 13,16
3. Tamat SLTP 4.541 14,73
4. Tamat SLTA 14.257 46,26
5. Tamat Akademi (D1, D2, D3) 2.532 8,21
6. Sarjana (S1, S2, S3) 3.852 12,50
Jumlah 36.853 100,00
Sumber : Data Monografi Kelurahan 2016
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di
Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2015
Tabel 5 menunjukkan bahwa penduduk Kelurahan Tanjung Sari yang
berpendidikan tamat SLTA ke atas yaitu sebanyak 14.257 jiwa (46,26%),
berpendidikan SLTP sebanyak 4.541 jiwa (14,73%), tamat SD 4.058 jiwa
(13,16%) dan belum sekolah dan tidak tamat SD 1.574 jiwa (5,10%). Penduduk di
daerah penelitian nampaknya sudah maju dilihat dari tingkat pendidikannya
sebagian besar tamat SLTA. Maka diasumsikan akan lebih cepat menerima
inovasi baru yang berkaitan dengan usahanya.
4.2.3 Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di Kelurahan Tanjung Sari
terdiri dari Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, TNI/POLRI, dan sebagainya.Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
22
Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di
Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2015
No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Pegawai Negeri 463 14,34
2. Pegawai Swasta 894 27,69
3. TNI/POLRI 56 1,73
4. Pedagang 366 11,33
5. Tenaga Kesehatan 68 2,10
6. Lain-lain 1.381 42,78
Jumlah 3.228 100,00%
Sumber: Data Monografi Kelurahan 2016
Tabel 6 menunjukkan bahwa penduduk Kelurahan Tanjung Sari memiliki
beragam pekerjaan. Sebahagian besar penduduk Kelurahan Tanjung sari adalah
Pegawai Negeri Sipil sebanyak 463 jiwa (14,34%), Pegawai Swasta 894 jiwa
(127,69%), TNI/POLRI 56 jiwa (1,73%), Pedagang 366 jiwa (11,33%), Tenaga
Kesehatan 68 jiwa (2,10%), dan mata pencaharian lainnya yaitu gabungan dari
berbagai macam pekerjaan yang tidak dapat disebutkan satu per satu sebesar 1.381
jiwa (42,78%).
4.2.4 Sarana dan Prasarana Kelurahan Tanjung Sari
Sarana dan prasarana di Kelurahan Tanjung Sari dapat dilihat pada Tabel 7 berikut
ini :
Diketahui bahwa pada Kelurahan Tanjung Sari terdapat sarana dan prasarana
didaerah tersebut, yaitu : adanya sekolah, fasilitas kesehatan, tempat peribadatan,
tempat olahraga, tempat hiburan, dan pasar.
23
Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2015
No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1. Sekolah :
a. TK
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Perguruan Tinggi
6
6
4
2
2
2. Fasilitas Kesehatan :
a. Puskesmas Pembantu
b. Poliklinik
c. Apotik
d. Posyandu
e. Toko Obat
f. Tempat Dokter Praktek
1
5
6
9
1
9
3. Tempat Peribadatan :
a. Mesjid
b. Langgar
c. Gereja
12
3
11
4. Tempat Olah-Raga :
a. Lapangan Sepak Bola
b. Lapangan Bulu Tangkis
c. Lapangan Voli
d. Lapangan Tenis
Tempat Hiburan :
Diskotik
2
2
4
2
3
5. Pasar
a. Tradisional
b. Toko Swalayan
3
1
Jumlah 94
Sumber: Data Monografi Kelurahan 2016
Dari Tabel 7 dapat dikemukakan bahwa sarana dan prasarana di daerah penelitian
dianggap memadai karena telah memenuhi kebutuhan masyarakat dalam semua
aspek.
24
4.3 Karakteristik Tenaga Kerja Wanita
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah tenaga kerja wanita yang bekerja
pada usaha pembuatan tempe. Karakteristik tenaga kerja wanita dalam penelitian
digambarkan oleh umur tenaga kerja wanita, pengalaman bekerja, pendidikan,
jumlah tanggungan, pendapatan wanita, pendapatan suami. Karakteristik sampel
tenaga kerja wanita di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Karakteristik Sampel Tenaga Kerja Wanita di Kelurahan
Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang
No. Uraian Satuan Range Rata-rata
1. Umur Tahun 24-55 39,2
2. Pengalaman Bekerja Tahun 1-4,5 3,1
3. Pendidikan Tahun 9-12 10,5
4. Jumlah Tanggungan Jiwa 1-4 2,2
5. Pendapatan Wanita Rp/Bln 800.000,00-1.500.000,00 1.050.000,00
6. Pendapatan Suami Rp/Bln 1.200.000,00-6.600.000,00 2.490.000,00
Sumber : Diolah dari Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa umur sampel berkisar antara 24-55 tahun
dengan rataan 39,2 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa sampel
masih berada pada usia produktif sehingga memiliki potensi tenaga kerja yang
cukup besar.
Lama bekerja sampel berkisar antara 1-4,5 tahun dengan rata-rata 3,1 tahun. Dari
rataan tersebut dapat dikatakan bahwa sampel belum terlalu lama bekerja pada
industri pembuatan tempe.
Pendidikan formal berkisar antara 9-12 tahun dengan rataan 10,5 tahun. Dari
rataan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan formal sampel adalah
tamatan SMP dan SMA. Tingkat pendidikan ini sangat mempengaruhi wawasan
25
pengetahuan, pola pikir, cara bertindak, dan pengambilan keputusan dalam
bekerja.
Jumlah tanggungan keluarga sampel berkisar antara 1-4 jiwa dengan rataan
sebesar 2,2 jiwa. Dari tanggungan tersebut diketahui tidak ada yang membantu
sampel pada usaha pembuatan tempe.
Pendapatan wanita berkisar Rp.800.000,00 - Rp.1.500.000,00 dengan rataan
sebesar Rp.1.050.000,00 dalam sebulan. Dari rataan tersebut dapat dikatakan
pendapatan sampel dibawah upah minimum regional kota Medan, tetapi
pendapatan ini dapat membantu pendapatan keluarga.
Pendapatan suami berkisar antara Rp.1.200.000,00 – Rp.6.600.000,00 dengan
rataan sebesar Rp.2.490.000,00 dalam sebulan. Dari rataan tersebut dapat
dikatakan bahwa pendapatan tersebut dikatakan cukup besar, karena upah tersebut
diatas upah minimum regional kota Medan yaitu Rp.2.272.000,00.
26
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan terhadap tenaga kerja wanita di Kecamatan Medan Selayang,
Kota Medan. Usaha pembuatan tempe ini terdapat di Kelurahan Tanjung Sari.
Pada penelitian ini ditetapkan 8 sampel, sampel yang diambil secara keseluruhan
tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha pembuatan tempe tersebut.
5.1 Gambaran Tahapan Pembuatan Tempe
Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang terbuat dari kedelai.
Disamping itu tempe juga termasuk makanan favorit masyarakat sebab tempe
merupakan makanan yang mudah dibuat. Dan tentunya dapat disajikan atau
dicampur dengan banyak pilihan makanan lainnya.
Hal tersebut membuat sebagian pengusaha mendirikan pabrik industri pembuatan
tempe yang sebagian tenaga kerjanya adalah pria dan wanita. Sampai saat ini
usaha pembuatan tempe terus berkembang dengan badan usaha yang sudah
tercatat atas nama pengusaha sendiri. Pengusaha dibantu oleh 8 orang tenaga kerja
wanita dan 7 tenaga kerja pria.
Untuk cara penggajian pengusaha memberikan pilihan kepada seluruh tenaga
kerjanya sesuai kesepakatan bersama. Rata-rata tenaga kerja wanita yang bekerja
pada usaha tempe ini diberi gaji sebulan sekali. Hal ini tentu cukup membantu
para ibu-ibu rumah tangga yang bekerja pada usaha tempe karena dapat
menambah uang belanja dan uang biaya anak sekolah.
Adapun tahapan dalam pembuatan tempe dari bahan baku kacang kedelai mentah
sampai menjadi tempe memerlukan 4 hari proses adalah sebagai berikut:
27
5.1.1 Biji Kedelai dan Perendaman
Pada hari yang pertama, adapun biji kedelai yang berjumlah 200 kg yang akan
dimasukkan kedalam bak yang berisi air, direndam selama kurang lebih 2 jam.
Kemudian memilah kacang kedelai yang bagus dengan mengambil ampas ataupun
kacang kedelai yang mengapung disaring dengan ember penyaringan.
Gambar 2. Biji Kedelai
Gambar 3. Proses Penyaringan Ampas Biji Kedelai
28
5.1.2 Perendaman dan Pengendapan
Setelah itu, kacang kedelai yang sudah dibersihkan kemudian direndam dengan
air panas selama kurang lebih 2 jam dan diendapkan atau dibiarkan selama 1
malam. Dalam bak tersebut yang berisi air panas yang sebelumnya diambil dari
bawah tungku pengukusan dengan menggunakan ember. Tujuan dari perendaman
dengan air panas ini adalah agar kacang kedelai mengembang.
Gambar 4. Proses Pengambilan Air Panas Dibawah Tungku Pengukus
29
Gambar 5. Proses Perendaman Kacang Kedelai Dengan Air Panas
5.1.3 Penggilingan Kacang Kedelai
Pada hari yang kedua kacang kedelai yang sudah diendapkan dan mengembang
itu digiling / dipecah dalam mesin penggilingan secara bertahap dari 7 kg hingga
10 kg. Penggilingan kacang kedelai dilakukan selama kurang lebih 25-30 menit.
Tujuan dari penggilingan tersebut adalah agar kacang kedelai dipecah menjadi
dua bagian.
30
Gambar 6. Proses Penggilingan Kacang Kedelai
5.1.4 Pencucian Kacang Kedelai
Hasil pemecahan kacang kedelai dicuci dan dibilas sampai bersih dalam bak
penampungan dengan saluran pipa air seperti mencuci beras yang hendak ditanak.
Pencucian kacang kedelai tersebut dicuci selama kurang lebih 15-20 menit.
Tujuan dari pencucian agar kadar asam yang ada pada kacang kedelai tersebut
benar-benar hilang.
31
Gambar 7. Proses Pencucian Kacang Kedelai Dalam Bak Penampungan
5.1.5 Pengukusan / Penguapan Kacang Kedelai
Tahap selanjutnya dilakukan pengukusan kacang kedelai dalam tungku penguapan
sampai benar-benar tanak. Kapasitas dalam tungku penguapan yaitu sekitar 200
sampai 250 kg kacang kedelai. Pengukusan / penguapan dilakukan sekitar 20
menit. Tujuannya agar membunuh bakteri yang tumbuh selama dalam
perendaman.
32
Gambar 8. Proses Memasukkan Kacang Kedelai Dalam Tungku Pengukus
Gambar 9. Proses Pengukusan / Penguapan Kacang Kedelai
33
5.1.6 Penirisan dan Pendinginan
Setelah didandang dalam tungku penguapan, kemudian kacang kedelai tersebut
dikeluarkan dan diletakkan ditikar plastik dan diratakan kemudian ditiriskan atau
didinginkan dengan menggunakan 4 buah kipas angin. Lalu kacang kedelai
diaduk dan dibiarkan dingin sampai permukaan kacang kedelai dalam keadaan
kering kira-kira 10-15 menit. Tujuannya agar kedelai benar-benar kering tidak
dalam keadaan basah, sebab keadaan basah mengakibatkan rusaknya penjamuran
pada fermentasi tempe.
Gambar 10. Proses Pengeluaran Kacang Kedelai Dalam Tungku Penguapan
34
Gambar 11. Proses Penirisan / Pendinginan Kacang Kedelai
5.1.7 Peragian Kacang Kedelai
Selanjutnya sesudah ditiriskan dan didinginkan, lalu di beri larutan ragi. Peragian
dilakukan berdasarkan ukuran banyak sikitnya kacang kedelai. Adapun takaran
standar menurut ukuran 10 kg kacang kedelai perbandingan raginya 1 sendok
makan. Kemudian diaduk bersama kedelai hingga merata. Kemudian tetap
biarkan kedelai dianginkan agar mengering.
35
Gambar 12. Penaburan Larutan Ragi Pada Kedelai
Gambar 13. Proses Pengadukan Kacang Kedelai Setelah Diberi Larutan Ragi
36
5.1.8 Pembungkusan Kacang Kedelai
Kedelai yang sudah tercampur merata dengan larutan ragi tersebut kemudian
dibungkus dengan kemasan plastik berdasarkan ukuran dan permintaan, biasanya
dengan ukuran 1-1,8 ons, 2,3-3 ons, 3,5 ons sampai 5,5 ons sedangkan kemasan
plastik yang bermerk ukurannya 1,8 ons dan 2,6 ons saja. Sebelum dilakukan
pembungkusan, plastik pembungkusnya dilubangi dahulu supaya adanya sirkulasi
ruang udara dari kacang kedelai tersebut agar penjamuran menjadi tempe
sempurna. Ada yang membungkusnya dengan kemasan plastik polos, ada juga
yang membungkusnya dengan merk dagang usaha dengan menggunakan mesin
pencetak plastik yang sudah otomatis dilubangi. Pembungkusan kacang kedelai
dilakukan oleh tenaga kerja wanita.
Gambar 14. Proses Melubangi
Kemasan Plastik
Gambar 15. Kemasan Plastik Yang
Sudah Dilubangi
37
Gambar 16. Proses Pembungkusan Dengan Kemasan Plastik Biasa
Gambar 17. Proses Memasukkan Kacang Kedelai Kedalam Mesin Kemasan
38
Gambar 18. Proses Pembungkusan Dengan Menggunakan Mesin
5.1.9 Pemeraman
Pemeraman dilakukan pada gantungan kayu yang dipaku dan diatas kajang-kajang
triplek yang diletakkan pada rak-rak. Proses pemeraman dilakukan kurang lebih
36 jam atau sekitar 3 hari 2 malam. Kemudian pada hari selanjutnya jadilah tempe
yang siap untuk dijual atau dipasarkan ke konsumen. Pemeraman pada kemasan
yang tidak bermerk dapat bertahan kurang lebih 2 hari sedangkan pemeraman
dengan kemasan plastik bermerk dapat bertahan sampai 3 hari.
39
Gambar 19. Proses Pemeraman Kacang Kedelai Menjadi Tempe
Gambar 20. Produk Tempe Yang Bermerk
40
5.2 Aktivitas Tenaga Kerja Wanita
Tenaga kerja yang bekerja pada industri pembuatan tempe ini adalah seorang ibu
rumah tangga yang sehari-hari mengurus rumah tangganya. Sebelum pergi
ketempat bekerja para ibu rumah tangga ini melakukan kewajibannya sebagai istri
dirumah. Seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus anak sekolah dan
suami pergi kerja. Setelah semua selesai sekitar pukul 08.00 wib para tenaga kerja
wanita pergi ke lokasi industri pembuatan tempe yang memang tempatnya tidak
terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Di lokasi industri pembuatan tempe ini para
tenaga wanita bekerja membungkus kepingan kedelai yang sudah tercampur ragi
dan melakukan pemeraman di rak-rak yang telah tersedia. Setelah bekerja 5 jam
sampai pukul 13.00 wib para pekerja wanita pulang kerumah dan kembali
melakukan pekerjaan rumah tangga. Inilah aktivitas tenaga kerja wanita yang
bekerja pada usaha pembuatan tempe setiap hari.
Menurut hasil wawancara kepada responden, para suaminya menyatakan bahwa
isteri yang bekerja sebagai buruh pada usaha pembuatan tempe ini dapat
membantu keuangan keluarga, walaupun yang diterima tenaga kerja wanita dari
pekerjaan ini tidak terlalu besar tetapi cukup berarti. Suami tidak pernah keberatan
karena istri selain dapat bekerja untuk menambah pendapatan keluarga istri juga
dapat menyelesaikan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.
Para suami beranggapan kerja ini hanya kerja sambilan para istri tetapi cukup
membantu pendapatan keluarga dan pekerjaan ini tidak begitu menguras tenaga si
wanita. Disamping itu, pekerjaan ini tidak mengeluarkan ongkos sehingga tidak
ada biaya yang dikeluarkan, sedangkan untuk makan siang mereka bisa pulang
kerumah untuk makan siang.
41
5.3 Keterlibatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Pembuatan Tempe
Dalam suatu sistem pertanian yang memandang keluarga sebagai unit terkecil dari
usaha pertanian, peran keluarga dapat dinilai dari berbagai aspek produktif dan
konsumtif. Dalam kedua aspek ini wanita memiliki tanggung jawab khusus bagi
berlangsungnya fungsi keluarga. Untuk itu berbagai upaya yang dapat dilakukan
oleh wanita dalam membantu dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Di daerah penelitian, umumnya wanita selain sebagai ibu rumah tangga juga
bekerja pada usaha pembuatan tempe. Namun wanita tidak terlibat pada semua
tahapan kegiatan usaha pembuatan tempe tersebut. Dari sebuah pengamatan di
lapangan, secara umum wanita terlibat pada tahapan kegiatan usaha pembuatan
tempe seperti terlihat pada tabel 9.
Tabel 9. Keterlibatan Wanita pada Usaha Pembuatan Tempe di Kelurahan
Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang Tahun 2016
Sumber : Data Primer Keterangan : √ = terlibat
tidak terlibat = ־
No. Tahap Kegiatan Pria Wanita Persentase
(%)
1. Biji Kedelai dan Perendaman √ 11,11 ־
2. Perendaman dan Pengendapan √ 11,11 ־
3. Penggilingan Kacang Kedelai √ 11,11 ־
4. Pencucian Kacang Kedelai √ 11,11 ־
5. Pengukusan / Penguapan √ 11,11 ־
6. Penirisan dan Pendinginan √ 11,11 ־
7. Peragian √ 11,11 ־
8. Pembungkusan 11,11 √ ־
9. Pemeraman 11,11 √ ־
Jumlah 77,77% 22,22% 100%
42
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada usaha pembuatan tempe terdapat 9 tahapan
kegiatan, dan ternyata wanita hanya terlibat dalam tahapan kegiatan
pembungkusan dan pemeraman.
Dalam kegiatan pembungkusan dan pemeraman pada semua sampel umumnya
dikerjakan oleh wanita. Hal ini disebabkan karena pekerjaan ini membutuhkan
ketelitian dan kesabaran untuk membungkus kedelai yang sudah tercampur merata
dengan larutan ragi. Kemudian membungkusnya dengan daun pisang ataupun
dengan kemasan plastik.
Selanjutnya kacang kedelai dibungkus dengan daun pisang dan kemasan plastik,
lalu pemeraman diletakkan diatas kajang-kajang triplek yang disusun pada rak-
rak. Pemeraman bisa dilakukan selama 2-3 hari. Lalu jadilah tempe yang bisa
dikonsumsi dan siap dijual pada konsumen.
Sementara dalam tahapan pekerjaan yang lain wanita tidak terlibat. Hal ini
disebabkan karena kegiatan yang lain membutuhkan tenaga yang jauh lebih besar
sehingga tenaga kerja wanita tidak mampu untuk melakukannya. Jika dilihat dari
keterlibatan tenaga kerja wanita ada sekitar 22,22% sedangkan pria 77,77%.
Artinya tenaga kerja wanita terlibat pada tahapan kegiatan pembungkusan dan
pemeraman.
5.4 Pendapatan Tenaga Kerja Wanita
Pendapatan tenaga kerja wanita sesuai dengan seberapa banyak kacang kedelai
yang dapat dibungkus setiap harinya selama sebulan. Adanya produksi kacang
kedelai yang dibungkus oleh tenaga kerja wanita adalah 1 ons sampai dengan 5,5
43
ons. Upah membungkus rata-rata adalah Rp.1.050.000/bulan. Besarnya upah yang
diterima oleh tenaga kerja wanita setiap bulan dapat dilihat pada tabel 10 berikut.
Tabel 10. Rata-rata Upah Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Pembuatan
Tempe Didaerah Penelitian (Rp/Bulan)
Uraian Rataan Range
1. Jumlah produksi kacang kedelai per hari (kg) 121,25 110-500
2. Volume kacang kedelai yang dibungkus (ons) 806,75 21-2700
3. Upah (Rp/Bln) 1.050.000,00 800.000,00-1.500.000,00
Sumber : Diolah Dari Lampiran 2
Dari Tabel 10 dapat dikemukakan bahwa pendapatan yang diperoleh tenaga kerja
wanita dari usaha pembuatan tempe adalah Rp.1.050.000,00 dalam satu bulan
bekerja. Dengan kata lain pendapatan tenaga kerja wanita dalam satu hari adalah
Rp.35.000,00. Jumlah produksi kacang kedelai dalam satu hari adalah 121,25 dan
volume kacang kedelai yang dibungkus dalam satu hari adalah 806,75. Maka
pendapatan tenaga kerja wanita dari usaha pembuatan tempe sebesar
Rp.1.050.000,00 dalam satu bulan dibandingkan dengan upah minimum kota
Medan sebesar Rp.2.272.000,00 per bulan, maka pendapatan tenaga kerja wanita
pada usaha pembuatan tempe rendah. Dengan demikian hipotesis 1 yang
menyatakan kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan
tempe terhadap pendapatan keluarga besar, ditolak.
5.5 Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga adalah pendapatan wanita ditambah dengan pendapatan
suami. Pekerjaan suami para tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe
bervariasi antara lain pensiunan BUMN, pensiunan PT. Telkom, satpam, dan
44
wiraswasta. Sumber pendapatan suami berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat
pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Pendapatan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Suami / Bulan
No. Uraian Jumlah
(Jiwa)
Pendapatan Rata-rata
(Rp/Bln)
1. Pensiunan BUMN 1 (12,5%) 1.500.000,00
2. Pensiunan PT. Telkom 1 (12,5%) 2.500.000,00
3. Satpam 1 (12,5%) 1.800.000,00
4. Wiraswasta 5 (62,5%) 2.824.000,00
Sumber : Diolah Dari Lampiran 1
Dari Tabel 11 dapat dikemukakan bahwa terdapat 1 jiwa (12,5%) suami
responden pekerjaannya adalah pensiunan BUMN dengan rata-rata penghasilan
perbulan Rp.1.500.000,00 selanjutnya 1 jiwa (12,5%) sebagai pensiunan PT.
Telkom dengan pendapatan perbulan Rp.2.500.000,00 1 jiwa (12,5%) bekerja
sebagai satpam dengan pendapatan setiap bulan Rp.1.800.000,00 dan 5 jiwa
(62,5%) wiraswasta dengan pendapatan rata-rata Rp.2.824.000,00 perbulan. Maka
untuk melihat besarnya pendapatan keluarga dari tenaga kerja wanita yang bekerja
pada usaha pembuatan tempe dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Total Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja Wanita Yang Bekerja
Pada Usaha Pembuatan Tempe Di Daerah Penelitian
No. Uraian Rp/Bulan Range (Rp)
1. Pendapatan wanita/istri 1.050.000,00 800.000,00-1.500.000,00
2. Pendapatan suami 2.490.000,00 1.200.000,00-6.600.000,00
Total Pendapatan Keluarga 3.540.000,00 800.000,00-7.400.000,00
Sumber : Diolah Dari Lampiran 3
Dari Tabel 12 dikemukakan bahwa total pendapatan keluarga adalah Rp.
3.540.000,00 per bulan dengan range Rp.800.000,00 - Rp.7.400.000,00.
45
5.6 Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Pembuatan
Tempe Terhadap Pendapatan Keluarga Di Daerah Penelitian
Dengan memperhatikan kondisi pendapatan suami sebelum adanya pendapatan
istri/wanita dapat dikemukakan 8 responden terhadap 3 (37,5%) pendapatan suami
diatas Upah Minimum Kota Medan, sementara 5 (62,5%) pendapatan suami
dibawah Upah Minimum Kota Medan, setelah wanita (istri) memiliki pendapatan
sendiri, maka pendapatan keluarga diatas Upah Minimum Kota Medan. Keadaan
ini menunjukkan bahwa pendapatan istri sebagai tenaga kerja wanita pada usaha
pembuatan tempe memberikan arti yang cukup penting bagi pendapatan keluarga.
Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap
pendapatan keluarga maka digunakan rumus :
Kontribusi wanita =
x 100%
Keterlibatan tenaga kerja wanita dalam kegiatan ekonomi akan mempengaruhi
besarnya pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup. Besarnya
kontribusi pendapatan responden terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat
pada tabel 13.
Tabel 13. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha
Pembuatan Tempe Terhadap Pendapatan Keluarga Di Daerah
Penelitian
No. Uraian Rp/Bulan Persentase
1. Pendapatan istri 1.050.000,00 29,66
2. Pendapatan suami 2.490.000,00 70,33
Total 3.540.000,00 100
Sumber : Diolah Dari Lampiran 3
Dari Tabel 13 dapat dikemukakan bahwa kontribusi pendapatan tenaga kerja
wanita terhadap pendapatan keluarga adalah 29,66%. Dari data ini dapat
46
dikemukakan bahwa kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga
rendah karena kontribusi < 50%. Maka hipotesis 1 yang menyatakan bahwa
kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga besar
ditolak.
5.7 Alasan Wanita Bekerja Pada Usaha Pembuatan Tempe di Daerah
Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa wanita juga
memberikan peranan yang sangat berarti dalam kegiatan usaha pembuatan tempe
tersebut. Kontribusi tenaga kerja wanita dalam kegiatan tentu sangat membantu
perekonomian keluarga dengan menambah pendapatan keluarga, membantu
suami, dan juga mengurangi ketergantungan seorang istri terhadap suami. Untuk
mengetahui alasan tenaga kerja wanita dalam tahapan pekerjaan dalam usaha
pembuatan tempe ini dapat dilihat dari jawaban wanita tersebut mengapa dia
bekerja pada usaha pembuatan tempe ini.
Dari berbagai alasan wanita bekerja pada usaha pembuatan tempe ini ada yang
menyatakan menambah pendapatan keluarga, lokasinya dekat rumah, mengisi
waktu luang dan daripada menganggur dirumah.
Berdasarkan alasan ini dapat diketahui jumlah dan persentase wanita menurut
alasannya bekerja pada usaha pembuatan tempe dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Alasan Wanita Bekerja Pada Usaha Pembuatan Tempe
No. Alasan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Menambah pendapatan keluarga 4 50
2. Mengisi waktu luang 1 12,5
3. Lokasi dekat rumah 3 37,5
Jumlah 8 100
Sumber : Diolah Dari Lampiran 4
47
Dari tabel 14 dapat dikemukakan bahwa jumlah responden yang terbesar adalah
yang mengatakan alasan menambah pendapatan keluarga yaitu sebanyak 50%,
diikuti oleh alasan mengisi waktu luang sebanyak 12,5% dan terakhir diikuti
alasan lokasinya dekat rumah sebanyak 37,5%.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa alasan wanita bekerja pada usaha
pembuatan tempe dominan untuk menambah pendapatan keluarga sehingga
dengan adanya pendapatan wanita/istri maka total pendapatan rata-rata seluruhnya
dari semua rumah tangga berada diatas Upah Minimum Kota Medan.
48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Keterlibatan tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha pembuatan
tempe hanya pada tahapan pembungkusan dan pemeraman.
2. Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita yaitu rata-rata sebulan
sebesar Rp. 1.050.000,00. Pendapatan ini dibawah upah minimum regional
kota Medan yaitu Rp. 2.272.000,00. Namun pendapatan ini dianggap
sangat membantu perekonomian keluarga. Kontribusi pendapatan tenaga
kerja wanita terhadap pendapatan keluarga adalah 29,66% artinya
kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita rendah.
3. Alasan wanita terhadap usaha pembuatan tempe cukup baik dimana alasan
wanita bekerja pada usaha pembuatan tempe adalah karena ingin
menambah pendapatan keluarga dalam mencukupi kebutuhan rumah
tangga sehari-hari.
6.2 Saran
1. Kepada Tenaga Kerja Wanita
Sebaiknya keterlibatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe
harusnya lebih banyak sehingga upah yang diterima bisa lebih tinggi.
2. Kepada Pemerintah
Diharapkan agar lebih memberdayakan wanita sehingga tenaga kerja
wanita dapat berperan lebih besar dalam upaya meningkatkan
49
kesejahteraan keluarga terutama dibidang industri pembuatan tempe dan
dibuat UKM (Usaha Kecil Menengah) supaya bisa tersalurkan keahlian
wanita tersebut dengan menambah pendapatan keluarganya.
3. Kepada Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk meneliti perbedaan kontribusi tenaga kerja wanita di
Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang dengan daerah lain
yang memproduksi tempe.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. Tempe dan Proses Pembuatannya. http://www.
ad4msan.com/2009/06/tempe-dan-proses-pembuatannya.html. Diakses
pada tanggal 31 agustus 2015.
Ari S, Chamsiah D, Dina L, Johanna AP, Lilik S, Lusi U, Sita A, Sri K, Suwarni
AR. 2000. Perempuan Yang Menuntun. Ashoka Indonesia, Bandung.
BPS, 1999. Profil Statistik Wanita; Ibu dan Anak. BPS, Medan.
Hernanto, F.1984. Ilmu Usaha Tani. PenebarSwadaya:Jakarta.
Ihromi, T.O. 1995. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.
Munandar. 1990. Emansipasi dan Peranan Ganda Wanita Indonesia. UI Press.
Jakarta.
Pangastuti, H ,Pupus T.S. 1996. Proses pembuatan tempe kedelai: III. Analisis
mikrobiologi. Jakarta: Cermin Dunia kedokteran Kalbe Farma.
Samadi, Budi. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber daya manusia. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Santoso, H.B., 1993. Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai. Kanisius, Yogyakarta.
Singarimbun, M dan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
Sukiyono, Ketut dan Sriyoto. 1997. Transformasi Struktural Wanita Transmigran
Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga: Kasus Di Daerah
Transmigrasi Sekitar Kota Madya Bengkulu. Jurnal Agro Ekonomi Volume
16 No. 1 dan 2 Oktober 1997. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Bengkulu.
Sugiastuti. 2000. Wanita Dimata Wanita. Nuansa. Yogyakarta
51
Sutikno. 2009. Fermentasi Tempe.
http://sutikno.blog.uns.ac.id/2009/04/28/fermentasi-tempe/
Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. Malang. UMM Press.
52
Lampiran 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden
No
Sampel
Umur
(Tahun)
Tingkat
Pendidikan
(Tahun)
Pengalaman
Bekerja
(Tahun)
Jumlah
Tanggungan
(Jiwa)
Pendapatan
Istri (Rp)
Pendapatan
Suami (Rp)
Mata Pencaharian
Suami
1 45 9 3 4 800.000 6.600.000 Wiraswasta
2 25 9 4 1 800.000 1.200.000 Wiraswasta
3 24 12 2 1 1.500.000 2.500.000 Wiraswasta
4 52 12 4 2 1.500.000 1.500.000 Pensiunan BUMN
5 55 9 1 3 800.000 2.500.000 Pensiunan PT. Telkom
6 32 12 4,5 3 1000.000 1.820.000 Wiraswasta
7 48 9 3 2 800.000 2.000.000 Wiraswasta
8 33 12 4 2 1.200.000 1.800.000 Satpam
Total 314 84 25,5 18 8.400.000 19.920.000
Rata-rata 39,2 10,5 3,1 2,2 1.050.000 2.490.000
53
Lampiran 2. Jumlah Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Perbulan
No Sampel Jumlah Produksi
Kacang Kedelai per
hari (kg)
Jumlah Kacang Kedelai Yang Dibungkus (ons) Pendapatan (Rp)
1-1,8 ons 2,3-3 ons 3,5-5,5 ons
1. 110 750 - 210
800.000
2. 800.000
3. 200 725 766 43
1.500.000
4. 1.500.000
5.
160 300
680
80
800.000
6. 1.000.000
7. 800.000
8. 500 200 2700 - 1.200.000
Total 970 6454 8.400.000
Rata-rata 121,25 806,75 1.050.000
54
Lampiran 3. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Pendapatan Keluarga Perbulan
No
Sampel
Pendapatan Kontribusi (%)
Wanita (Rp) Suami (Rp) Total (Rp)
1. 800.000 6.600.000 7.400.000 10,81
2. 800.000 1.200.000 2.000.000 40
3. 1.500.000 2.500.000 4.000.000 37,5
4. 1.500.000 1.500.000 3.000.000 50
5. 800.000 2.500.000 3.300.000 24,24
6. 1000.000 1.820.000 2.620.000 30,53
7. 800.000 2.000.000 3.000.000 33,33
8. 1.200.000 1.800.000 3.000.000 40
Total 8.400.000 19.920.000 28.320.000 226,41
Rata-rata 1.050.000 2.490.000 3.540.000 33,30
Kontribusi pendapatan wanita =
x 100%
55
Lampiran 4. Alasan Tenaga Kerja Wanita Bekerja Pada Usaha Pembuatan Tempe
No
Sampel
Alasan bekerja pada usaha pembuatan tempe
1. Menambah pendapatan keluarga
2. Menambah pendapatan keluarga
3. Menambah pendapatan keluarga
4. Menambah pendapatan keluarga
5. Mengisi waktu luang
6. Lokasi dekat rumah
7. Lokasi dekat rumah
8. Lokasi dekat rumah