106
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 1 LAPORAN AKHIR D O K U M E N 1.1 LATAR BELAKANG Penataan ruang pada dasarnya adalah suatu proses, yang meliputi proses perencanaan, proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai suatu sistem. Salah satu bagian penting dari proses menerus tersebut adalah perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk peraturan daerah. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memiliki dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi yang disusun pada Tahun 2012 dengan masa berlaku sampai Tahun 2032. Rencana Tata Ruang ini telah disahkan menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032. Peraturan Daerah ini telah disosialisasikan kepada masyarakat di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi guna tersampaikannya informasi tentang peraturan tersebut. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032 dapat menjadi panduan yang berkekuatan hukum untuk mewujudkan arahan pembangunan yang lebih harmonis, serasi, selaras dan seimbang dan terkoordinasi antar sektor, antar wilayah, maupun antar pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan. Perda ini juga akan semakin mendorong kualitas ruang dan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Banyuwangi secara berkelanjutan. Keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032 akan menjadi alat penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan tata ruang. PENDAHULUAN 1 1

Konten D1392.pdf

  • Upload
    lamnhi

  • View
    270

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N

1.1 LATAR BELAKANG

Penataan ruang pada dasarnya adalah suatu proses, yang meliputi proses

perencanaan, proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan

ruang yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai

suatu sistem. Salah satu bagian penting dari proses menerus tersebut adalah

perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah, mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk

peraturan daerah. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memiliki

dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi yang disusun

pada Tahun 2012 dengan masa berlaku sampai Tahun 2032. Rencana Tata

Ruang ini telah disahkan menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi

Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2012-2032. Peraturan Daerah ini telah disosialisasikan

kepada masyarakat di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi guna

tersampaikannya informasi tentang peraturan tersebut.

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032

dapat menjadi panduan yang berkekuatan hukum untuk mewujudkan arahan

pembangunan yang lebih harmonis, serasi, selaras dan seimbang dan

terkoordinasi antar sektor, antar wilayah, maupun antar pemangku

kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan. Perda ini juga akan semakin

mendorong kualitas ruang dan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten

Banyuwangi secara berkelanjutan. Keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten

Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032 akan menjadi alat

penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi

perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

berwawasan tata ruang.

PENDAHULUAN

11

Page 2: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Seiring dengan pemahaman masyarakat tentang rencana tata ruang wilayah

Kabupaten Banyuwangi, maka tuntutan penyajian informasi yang terkait

dengan perkembangan tata ruang wilayah semakin meningkat. Dilain pihak

pembuatan dan pengembangan database memerlukan penanganan dan

perhatian tersendiri guna mewujudkan kualitas data dan informasi kepada

masyarakat luas.

Untuk mengantisipasi pengembangan wilayah yang tidak terarah maka perlu

dilakukan pengendalian pemanfaatan tata ruang yang mengacu pada

peraturan daerah yang ada. Dalam proses kegiatan pengendalian

pemanfaatan ruang diperlukan suatu aplikasi data yang cepat, akurat dan

informatif. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

sangat diperlukan untuk meningkatkan kelancaran operasional. Teknologi

informasi dan komunikasi yang berkembang demikian pesat merupakan

peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi

secara cepat dan akurat sesuai dengan skala prioritas kebutuhan

1.2 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuannya dari pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah tersedianya suatu sistem informasi

yang dapat memudahkan kinerja pengendalian pemanfaatan ruang dan

meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan.

Sedangkan sasaran dari pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini adalah :

a. Terbentuknya sistem informasi rencana tata ruang wilayah kabupaten

banyuwangi

b. Terlatihnya kemampuan teknis pegawai dalam pengembangan

teknologi informasi terkait dengan tata ruang wilayah

c. Tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam proses pengendalian

pemanfaatan ruang

1.3 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Dasar hukum yang digunakan dalam Penyusunan Sistem Informasi Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi terbagi menjadi data dasar dan

standar teknis, serta referensi hukum.

1.3.1 DATA DASAR DAN STANDAR TEKNIS

Data Dasar yang dipakai dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini adalah :

1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun

2012-2032

2. Peraturan Daerah Kabupaten banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032

Page 3: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Standart Teknis yang digunakan dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini adalah :

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;

3. Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi

Lahan Pertanian Berkelanjutan;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;

6. Peraturan Daerah Kabupaten banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032

1.3.2 REFERENSI HUKUM

Referensi Hukum : Sebagai dasar untuk dalam penyusunan Sistem Informasi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 ini meliputi :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya

Alam Hayati dan Ekosistem;

4. Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

5. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan;

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;

10. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan;

11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman;

12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;

14. Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk

Penataan Ruang Wilayah;

15. Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat

Geografis Titik-Titik garis Pangkal Kepulauan Indonesia;

17. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;

18. Peraturan Pemerintah No.34 tahun 2006 tentang Jalan;

19. Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional;

Page 4: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N

20. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang Kewenangan

Pemerintah,Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

21. Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional;

22. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata

Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi

Lahan Pertanian Berkelanjutan;

24. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1989 tentang

Pengelolaan Kawasan Budidaya;

25. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung;

26. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 tentang

Penggunaan Tanah Bagi Pembangunan Kawasan Industri;

27. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1996 tentang

Kawasan Industri;

28. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.62 Tahun 2000 tentang

Koordinasi Penataan Ruang Nasional;

29. Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980 dan No.

683/KPTS/UM/II/1998 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;

30. Keputusan Menteri Kimpraswil No.27 tahun 2002 tentang Penataan

Pedoman Bidang Penataan Ruang;

31. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.174 Tahun 2004 tentang Pedoman

Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

32. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.7 Tahun 1986 tentang Penetapan

Batas Wilayah Kota di Seluruh Indonesia;

33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis

Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan

Sungai dan Bekas Sungai;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara

Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di

Daerah;

36. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008

tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau

Kecil;

37. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2008

tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;

38. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan;

39. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1989 tentang Pengaturan

dan Pengendalian secara Proporsional Pembangunan Rumah Tinggal di

Wilayah Perkotaan;

Page 5: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N

40. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur No.11 tahun 1991

tentang Penetapan Kawasan Lindung di Propinsi Dati I Jawa Timur;

41. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur Tahun 2005-2020;

42. Peraturan Daerah Kabupaten banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032;

1.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :

a) Ruang Lingkup Kegiatan ;

Ruang Lingkup Kegiatan dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi

Ruang Kabupaten Banyuwangi terdiri dari beberapa kegiatan berikut ini;

Membangun sistem informasi dan pengembangan aplikasi rencana

tata ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi;

Menyediakan software dan menyediakan peralatan untuk

penyajian sistem inforamasi rencana tata ruang wilayah Kabupaten

Banyuwangi;

Melaksanakan pelatihan penggunaan dan operasional sistem; dan

Menyusun pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah

Kabupaten Banyuwangi.

b) Ruang Lingkup Lokasi ;

Ruang lingkup lokasi dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Tata

Ruang Kabupaten Banyuwangi meliputi wilayah administrasi Kabupaten

Banyuwangi dengan luas wilayah perencanaan mencapai 5.782,50

km2.Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 25 kecamatan, 24 kecamatan

lama dan 1 kecamatan baru (Kecamatan Blimbingsari).

Adapun batas administrasi dari Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Timur : Selat Bali

Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso

Pembagian perkotaan dan perdesaan adalah sebagai berikut :

Wilayah Perkotaan Kabupaten Banyuwangi :

1. Banyuwangi

2. Giri

3. Glagah

4. Kalipuro

5. Kabat

Page 6: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Wilayah Perdesaan Kabupaten Banyuwangi :

1. Pesanggaran

2. Siliragung

3. Bangorejo

4. Purwoharjo

5. Tegaldlimo

6. Muncar

7. Cluring

8. Gambiran

9. Tegalsari

10. Glenmore

11. Kalibaru

12. Genteng

13. Srono

14. Rogojampi

15. Singojuruh

16. Sempu

17. Songgon

18. Licin

19. Wongsorejo

20. Blimbingsari

Gambar 1.1 Wilayah Perencanaan

Page 7: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N

1.5 TAHAPAN PEKERJAAN

Secara umum tahapan pekerjaan yang akan dilakukan dalam Penyusunan

Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini

merupakan pengejawantahan atau perwujudan dari proses perencanaan

yang meliputi kegiatan persiapan, digitasi peta, kalibrasi hasil digitasi dan

tahapan entry data. Tahapan pekerjaan secara rinci terurai sebagai berikut :

a) Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan kegiatan yang dilakukan konsultan sebelum

kegiatan pendataan dan identifikasi lapangan dilaksanakan. Dalam tahap

persiapan ini, beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :

3. Melakukan pengecekan ulang terhadap peta spasial terakhir/terbaru

yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

4. Cek Wilayah Perencanaan, terutama mengenai batas-batas wilayah

termasuk koordinat untuk mengetahui bila terjadi pemekaran-

pemekaran wilayah di Kabupaten Banyuwangi.

b) Tahap Digitasi Peta Spasial

Tahap ini pada intinya berisikan kegiatan digitasi untuk menghasilkan atau

mengolah peta spasial, secara rinci kegiatan didalamnya adalah berikut

ini :

1. Citra kabupaten Banyuwangi yang sudah ada diproses terlebih

dahulu dengan menggunakan metode kartografi untuk

menghasilkan informasi yang tepat dan akurat.

2. Melakukan retifikasi citra dengan Geo-reference, yaitu melakukan

penetapan titik-titik koordinat yang digunakan dalam pembuatan

peta spasial berbasis vector. Dengan adanya retifikasi citra, maka

hasil digitasi peta akan memiliki koordinat yang sesuai dengan citra .

3. Melakukan digitasi peta (citra image peta vector), yaitu proses

melakukan digitasi untuk menghasilkan peta digital berbasis Citra.

Peta tersebut nantinya terdapat beberapa layer utama

c) Tahap Kalibrasi Hasil Digitasi

Setelah dilakukan kegiatan persiapan dan digitasi peta spasial, langkah

selanjutnya adalah tahap kalibrasi hasil digitasi. Secara umum dalam tahap

ini ada 2 (dua) tahapan utama yaitu kalibrasi dan survey perubahan lahan.

a. Peta hasil digitasi yang telah dibuat, perlu dilakukan kalibrasi dengan

menggunakan alat GPS pada beberapa titik/lokasi yang digunakan

sebagai sample di Kabupaten Banyuwangi untuk cek ketepatan

koordinat antara peta dan fakta di lapangan.

b. Melakukan survey lapangan terkait dengan kemungkinan adanya

disversi peta hasil digitasi saat ini untuk mengetahui seberapa besar

perubahan-perubahan pemanfaatan lahan di Kabupaten

Banyuwangi.

Page 8: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 8LAPORAN AKHIRD O K U M E N

d) Tahap Entry Data

Setelah dilakukan tahap kalibrasi, langkah selanjutnya adalah tahap

memasukkan data (entry data). Peta yang telah jadi (dalam format digital

- .shp) dilakukan input database, yaitu memasukkan info spasial berupa

data-data sekunder yang berasal dari BPS (seperti data persebaran jumlah

penduduk, potensi pertanian, kesehatan, pendidikan, dll), sehingga

nantinya Peta digital ini dapat diolah untuk bahan analisis lanjut.

Untuk tujuan perencanaan maupun penataan ruang, maka seluruh data

yang berkaitan hendaknya sudah dapat disusun dalam format database

yang seragam. Format ini harus diikuti oleh seluruh institusi yang memiliki

atau bertanggungjawab terhadap data tersebut. Duplikasi data

diupayakan sekecil mungkin apalagi apabila tidak ada sinkronisasi

diantara data yang duplikatif tersebut. Hal ini membutuhkan komitmen

yang tinggi bagi setiap institusi yang terkait karena data tersebut bukan

untuk kepentingan individual namun untuk kepentingan yang lebih besar,

yaitu pembangunan dan pengembangan wilayah melalui perencanaan

tata ruang. Hendaknya ego-sektoral dan ego-institusi dihilangkan sedini

mungkin sebelum sistem informasi ini mulai dilaksanakan, karena SIG

membutuhkan integrasi data dan informasi. Selanjutnya beberapa jenis

data yang dibutuhkan untuk membangun sistem informasi perencanaan

dan penataan ruang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Data Yang Dibutuhkan Dalam Tahap Entry Data

NAMA

INSTANSI

JENIS DATA UNIT DATA

Bappeda Rencana Tata Ruang Wilayah

Banyuwangi

Data fisik wilayah :

Ketinggian lahan

Kemiringan tanah

Jenis tanah

Kemampuan tanah

Kedalaman efektif tanah

Tekstur tanah

Drainase tanah

Penggunaan lahan

Geologi

Hidrologi

Rencana Detail Tata Ruang Kota

Banyuwangi

Studi dan penelitian strategis lainnya.

Kabupaten

Unit

Pengembangan

Kelebihan dari penggunaan Sistem Informasi Geografis adalah kemudahan

untuk updating database. Untuk ke depannya, data yang dibutuhkan dalam

Page 9: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 9LAPORAN AKHIRD O K U M E N

tahap entry data adalah menyesuaikan kebutuhan daerah dan sangat

memungkinkan untuk menjalin integrasi data dan informasi lintas instansi.

1.6 METODOLOGI DAN TEKNIS ANALISA

Pada Penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi 2013, SIG

digunakan sebagai pemutakhiran database, dan alat analisa penggabungan

data dan informasi spasial dan non spasial.

Metode dan teknik analisa pada Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata

Ruang Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 ini akan merujuk pada mekanisme

komponen SIG yang terdiri dari operator – hardware – software – data –

metode, yang dijabarkan sebagai berikut :

Software

Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu

melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi

geografis. Software yang digunakan dalam penyusunan sistem informasi

rencana tata ruang ini adalah Arc Gis 9.3, dengan didukung aplikasi

pengolah data seperti ENVI, Global Mapper, dan plug in pendukung

lainnya. Untuk kebutuhan aplikasi minimum agar Arc Gis 9.3 dapat

dijalankan maka dibutuhkan software sebagai berikut :

Microsoft Net Framework 2

Internet Explorer 7.0 atau diatasnya

Python untuk kebutuhan Geoprocessing

Microsoft Windows Help patch apabila menggunakan windows 7

dan windows vista

Hardware

SIG membutuhkan hardware atau perangkat komputer yang memiliki

spesifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk

menjalankan software-software SIG. berikut ini adalah kebutuhan minimum

untuk pengoperasian Arc Gis 9.3 dan software pendukungnya :

CPU : 1.6 GHz dan rekomendasi diatas tersebut.

Processor : Intel Core 2 Duo, AMD Dual Core, atau Xeon Processor

Memory/RAM : 1 GB, rekomendasi 2 GB atau lebih.

Display : 24 bit color

Resolusi Layar : 1024 x 768, atau diatas tersebut

Kapasistas Hardisk : minimum 3.2 GB

VGA/Graphic Adapter : 24-bit capable graphic accelerator

Operator

Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola

sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai

kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain pemakai SIG

pun memiliki tingkatan tertentu , dari tingkat spesialis teknis yang mendesain

Page 10: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 10LAPORAN AKHIRD O K U M E N

dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG

untuk menolong pekerjaan mereka sehari-hari. Untuk menghindari Maka

dibutuhkan pelatihan untuk operator dan user Sistem Informasi Rencana

Tata Ruang ini agar mereka dapat diandalkan di kemudian hari.

Data

Secara fundamental Arc Gis bekerja dengan dua tipe model data

geografis yaitu model data vektor dan model data raster.

Model Data Vektor. Informasi posisi point, garis dan polygon disimpan

dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui

sepasang koordinat x,y. Bentuk garis , seperti jalan dan sungai

dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point.

Bentuk poligon, seperti zona project disimpan sebagai pengulangan

koordinat yang tertutup.

Gambar 1.2 Ilustrasi Data Vektor

Model Data Raster. Model data ini terdiri dari sekumpulan grid/sel

seperti peta hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing

grid/sel atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada

bagaimana imagetersebut digambarkan. Sebagai contoh, pada

sebuah imagehasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit,

masing – masing pixel direpresentasikan sebagai panjang

gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan bumi

dan diterima oleh satellit dalam satuan luas tertentu yang disebut

pixel. Pada image hasil scanning, masing - masing pixel

merepresentasikan keterangan nilai yang berasosiasi dengan point-

point tertentu pada image hasil scanning tersebut. Dalam SIG, setiap

data Geografis memiliki data tabular yang berisi informasi spasial.

Data tabular tersebut dapat direlasikan olehSIG dengan sumber

data lain seperti basis data yang berada diluar tools SIG.

Page 11: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 11LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 1.3 Ilustrasi Data Raster

Metode

SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan

dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda-beda

untuk setiap permasalahan.

Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi

kedalam format digital. Proses tersebut dinamakan digitasi. Untuk mendigitasi

peta harus dilekatkan pada peta digitasi titik dan garis ditelusuri dengan kursor

digitasi atau keypad. Untuk SIG dengan teknologi yang lebih modern, proses

konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi scanning.

Tipe data yang digunakan dalam SIG mungkin perlu ditransformasi atau

dimanipulasi dengan beberapa cara agar sesuai dengan sistem. Misalnya

terdapat perbedaan dalam skala, sehingga sebelum dimasukkan dan

diintegrasikan harus ditransformasikan dahulu kedalam skala yang sama.

Transformasi ini bisa bersifat sementara untuk ditampilkan saja atau secara

permanen untuk proses analisis. Transformasi juga berlaku untuk system

koordinat yang digunakan.

Tahapan selanjutnya adalah editing merupakan tahap koreksi atas hasil

digitasi. Koreksi tersebut dapat berupa penambahan atau pengurangan arc

atau feature yaitu dengan mengedit arc yang berlebih (overshoot) atau

menambahkan arc yang kurang (undershoot). Editing juga dilakukan untuk

menambahkan arc secara manual seperti membuat polygon, line maupun

point.

Setelah data keruangan dimasukkan maka proses selanjutnya beralih ke

pengelolaan data – data deskrptif , dalam hal ini meliputi annotasi(pemberian

tulisan pada coverage) , labelling (pemberian informasi pada peta

Page 12: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 12LAPORAN AKHIRD O K U M E N

bersangkutan) , dan attributingyaitu tahap dimana setiap Label ID hasil proses

labelling diberi tambahan atribut yang dapat memberikan sejumlah informasi

tentang poligon atau arc yang diwakilinya. Dalam proyek SIG yang kecil

informasi geografi cukup disimpan sebagai file-file – file komputer. Akan tetapi,

jika volume data dan jumlah pemakai data besar, langkah terbaik yang harus

digunakan adalah dengan DBMS Query pada SIG pada dasarnyajuga

merupakan proses analisis tetapi dilakukan secara proses tabular. Secara

fundamental Analisis pada SIG menggunakan analisis spasial. SIG memiliki

banyak kelebihan dalam analisis spasial , tetapi dua hal yang paling penting

yaitu :

Analisis Proximity, Analisis proximity merupakan analisis geografis yang

berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG

menggunakan proses yang disebut buffering (membangun lapisan

pendukung disekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menetukan

dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.

Analisis overlay, Proses integrasi data dari lapisan layer-layer yang

berbeda disebut overlay. Secara sederhana, hal ini dapat disebut

operasi visual, tetapi operasi ini secara analisa membutuhkan lebih dari

satu layer untuk dijoin secara fisik. Sebagai contoh overlay atau spasial

join yaitu integrasi antara data tanah, lereng dan vegetasi, atau

kepemilikan lahan dengan nilai taksiran pajak bumi.

Untuk beberapa tipe operasi geografi, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam

peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan

informasi geografis.

1.7 KELUARAN

Sistem pelaporan yang disyaratkan dalam KAK yang harus dipenuhi oleh

konsultan antara lain adalah :

Laporan Pendahuluan

Laporan Antara

Panduan Operation System

Laporan Akhir

Executive Summary

Album Peta

Sesuai dengan tahapan kegiatan, maka keluaran (sistematika pelaporan)

dalam pelaksanaan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan : yaitu laporan yang merupakan penjabaran dari

usulan teknis yang telah disusun yang mencakup; latar belakang

pekerjaan, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan, metode dan

pendekatan pekerjaan, jadwal pelaksanaan kegiatan maupun

instrument – instrument survey yang akan digunakan dilapangan pada

Page 13: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 13LAPORAN AKHIRD O K U M E N

saat survey lapangan. Sebelum penyerahan buku Laporan Pendahuluan

dilakukan diskusi terhadap muatan Laporan Pendahuluan. Laporan

diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak SPK ditetapkan,

sebanyak 10 (sepuluh) buku dalam format A4, diserahkan setelah direvisi.

Sampul soft cover warna cerah, layout menarik dan informatif.

2. Laporan Antara : merupakan laporan yang berisi mengenai hasil survey,

kajian analisis data dan aplikasi sistem informasi yang digunakan di

dalam Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Banyuwangi. Sebelum penyerahan buku Laporan Antara

dilakukan seminar terhadap hasil laporan data dan aplikasi yang akan

digunakan. Laporan Antara ini diserahkan selambat-lambatnya :

60.(enam puluh) hari sejak SPK ditetapkan, sebanyak 10 (sepuluh) buku

laporan dalam format A4.. Sampul soft cover warna cerah, layout

menarik dan informatif.

3. Panduan Operation System : merupakan buku panduan/modul petunjuk

penggunaan aplikasi sistem informasi yang akan digunakan. Untuk

mendukung kelancaran penggunaan aplikasi sistem informasi rencana

tata ruang ini, maka dilakukan pelatihan yang dilaksanakan dalam

jangka waktu 4 (empat) hari. Panduan Operation System ini diserahkan

selambat-lambatnya: 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak SPK, sebanyak

10 (sepuluh) buku laporan dalam format A4. Sampul soft cover warna

cerah, layout menarik dan informatif.

4. Laporan Akhir : merupakan aplikasi sistem informasi rencana tata ruang

wilayah Kabupaten Banyuwangi sesuai dengan hasil kajian dan analisis.

Sebelum penyerahan buku laporan Akhir dilakukan seminar terhadap

hasil aplikasi yang digunakan. Laporan Akhir ini diserahkan selambat-

lambatnya : 120 (Seratus Dua Puluh) hari kerja sejak SPK, sebanyak 10

(sepuluh) buku laporan dalam format A4.. Sampul soft cover warna

cerah, layout menarik dan informatif.

5. Executive Summary merupakan uraian ringkas laporan akhir yang telah

mendapatkan penyempurnaan. Executive Summary diserahkan bersama

dengan penyerahan dokumen Laporan Akhir sebanyak 10 (sepuluh)

buku dalam format A4, dengan sampul soft cover warna cerah, layout

menarik dan informatif.

6. Album peta berisi peta yang termuat didalam dokumen Penyusunan

Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi

setelah mendapatkan penyempurnaan terhadap Laporan Akhir.

Dokumen Album Peta diserahkan bersama dengan penyerahan

dokumen Laporan Akhir. Album Peta dengan tingkat ketelitian skala

minimal 1:5.000 sampai dengan 1 : 1.000 diserahkan dalam format A3

berwarna sebanyak 5 (lima) album. Sampul album peta soft cover

warna cerah, layout menarik dan informatif.

Page 14: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 14LAPORAN AKHIRD O K U M E N

7. Softcopy data hasil kegiatan didalam CD/DVD blank, diserahkan

bersamaan dengan penyerahan Laporan Akhir, sebanyak 3 keping.

8. Laptop + Master Aplikasi Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah

diserahkan sebanyak 1 (satu) paket.

9. Seluruh proses dari kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 didokumentasikan

dalam bentuk soft copy di dalam keping cd (compact disk) beserta

panduan operation system sebanyak 3 (tiga) keping.

Tabel 1.2 Jenis Laporan dan Uraian Kegiatan tiap Tahap Pekerjaan

JENIS LAPORAN/ URAIAN KETERANGAN

LAPORAN PENDAHULUAN

latar belakang pekerjaan,

maksud dan tujuan,

lingkup pekerjaan,

metode dan pendekatan pekerjaan,

jadwal pelaksanaan kegiatan

instrument – instrument survey yang akan

digunakan dilapangan pada saat survey

lapangan

Ukuran A4

Sebanyak 10 eksemplar

Diserahkan 30 (tiga puluh)

hari setelah Surat Perintah

Kerja (SPK) diterbitkan

LAPORAN ANTARA

Review basis data spasial Kab Banyuwangi

Analisis pemutakhiran basis data fisik dasar

dan lingkungan

Analisis pemutakhiran basis data sarana dan

prasarana wilayah

Analisis pemutakhiran basis data ekonomi

wilayah

Analisis pemutakhiran basis data sosial

demografis

Review SIG Kab Banyuwangi

Analisis pemutakhiran Sistem Informasi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Banyuwangi

Analisis permodelan aplikasi Sistem Informasi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Banyuwangi

Ukuran A4

Sebanyak 10 eksemplar

Diserahkan 60 (enam puluh)

hari setelah Surat Perintah

Kerja (SPK) diterbitkan

Page 15: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 15LAPORAN AKHIRD O K U M E N

JENIS LAPORAN/ URAIAN KETERANGAN

PANDUAN OPERATION SYSTEM

panduan/modul petunjuk penggunaan

aplikasi sistem informasi yang akan digunakan

Ukuran A4

Sebanyak 10 eks

Diserahkan 90 (sembilan

puluh) hari setelah Surat

Perintah Kerja (SPK)

diterbitkan

LAPORAN RENCANA

Finalisasi pemutakhiran peta dasar

Finalisasi pemutakhiran basis data spasial

Finalisasi pemutakhiran SIG

Ukuran A4

Sebanyak 10 eks

Diserahkan 90 (sembilan

puluh) hari setelah Surat

Perintah Kerja (SPK)

diterbitkan

ALBUM PETA

Berisikan peta yang termuat dalam Sistem

Informasi RTRW Kabupaten Banyuwangi

Diserahkan bersama laporan

rencana

Sebanyak 5 eksemplar

Kertas A3

EXECUTIVE SUMMARY

Merupakan laporan yang dibuat setiap bulan

hasilnya berupa kemajuan dari pekerjaan

Diserahkan setiap bulan

Sebanyak 2 Buah / bulan

CD Soft Copy Data

Semua data dan proses pembuatan Sistem

Informasi

3 keping

Diserahkan bersama laporan

rencana

LAPTOP + MASTER APLIKASI SISTEM INFORMASI

Pengadaan Laptop yang sudah tertanam

program aplikasi Sistem Informasi

1 Set

Diserahkan bersama laporan

rencana

Page 16: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 16LAPORAN AKHIRD O K U M E N

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika laporan pendahuluan Penyusunan Sistem Informasi Tata Ruang

Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup yang meliputi

ruang lingkup wilayah studi, ruang lingkup materi, dan ruang lingkup kegiatan,

metoda pelaksanaan studi, dan sistematika pembahasan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi kajian teori mengenai sistem informasi geografis, dan

pengembangan web berbasis Geografis Information System dan

implementasinya pada Perencanaan Sistem Informasi Geografis Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi

BAB 3 GAMBARAN UMUM DATABASE

Bab ini berupa deskripsi tentang data dan informasi yang diperlukan untuk

ditampilkan pada Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Banyuwangi, dengan tetap mengacu pada RTRW Kabupaten Banyuwangi

sebagai informasi utama

BAB 4 SISTEM INFORMASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

BANYUWANGI

Bab ini berisi tentang sistem informasi rencana tata ruang wilayah Kabupaten

Banyuwangi, dengan metode input data dan informasi yang akan disajikan

pada tampilan utama Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Banyuwangi

BAB 5 PANDUAN OPERATION SYSTEM

Berisi mengenai instruksi manual mengenai penggunaan Sistem Informasi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi, dengan panduan yang

sederhana dan diharapkan mampu diterjemahkan oleh user dan operator

Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Page 17: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 17LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Ga

mb

ar

1.4

Ba

ga

nA

lirPe

ny

usu

na

nSis

tem

Info

rma

siR

TRW

Ka

bu

pa

ten

Ba

ny

uw

an

gi

Page 18: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Bab ini akan membahas mengenai kajian teori dan pustaka yang digunakan

dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2013. Untuk itu perlu kita pahami mengenai definisi dari sistem informasi

tata ruang itu sendiri, serta dasar dan konsep dari sistem informasi yang

berbasis Sistem Informasi Geografis. Dengan harapan agar dapat dipahami

mengapa dan bagaimana sistem informasi digunakan dalam perencanaan

tata ruang.

2.1 DEFINISI SISTEM

Menurut Jerry FithGerald; sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-samauntuk

melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Kata

sistem sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu systema, yang mempunyai satu

pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling

berhubungan secara teratur dan merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan (Vaza, 2006).

Karakter atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki sistem adalah :

Memiliki komponen ;

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem

dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap

sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-

komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-

sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan

mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat

mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem,

misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan

industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan

supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka

TINJAUAN PUSTAKA

2

Page 19: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N

perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila

perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistemakuntansi

adalah subsistemnya.

Batas sistem (boundary) ;

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu

kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari

sistem tersebut.

Lingkungan luar sistem (environment) ;

Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi

sistem.

Penghubung sistem (interface) ;

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem

yang lainnya.

Masukan sistem (input) ;

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat

berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal

(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan

supaya sistemtersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang

diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem

komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk

mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah

menjadi informasi.

Keluaran sistem (Output) ;

Merupakan hasil dari energiyang diolah oleh sistem.

Pengolah sistem (Process) ;

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran

yang diinginkan.

Sasaran sistem ;

Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan

ada gunanya.

Sedangkan klasifikasi yang dimiliki sistem adalah :

Sistem abstrak; sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara

fisik (sistem teologia)

Sistem fisik; merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer,

sistem akuntansi, sistem produksi dll.)

Sistem alamiah; sistem yang terjadi melalui proses alam. (sistem

matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll.

Sistem buatan manusia; sistem yang dirancang oleh manusia.

Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan

mesin disebut human-machine system (contoh ; sistem informasi)

Page 20: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Sistem Tertentu (deterministic system); beroperasi dengan tingkah laku

yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat

dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan

(contoh ; sistem komputer)

Sistem tak tentu (probabilistic system); sistem yang kondisi masa

depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur

probabilitas.

Sistem tertutup (close system); sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis

tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secarateoritis

sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-

benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara

relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).

Sistem terbuka (open system); sistem yang berhubungan dan

terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

Sistem yang lebih spesifik adalah sistem terotomasi, yang merupakan bagian

dari sistem buatan manusia dan berinteraksi dengan kontrol oleh satu atau

lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan masyarakat

modern. Sistem terotomasi memiliki sejumlah komponen yaitu :

Perangkat keras (CPU, hardisk, printer, scanner)

Perangkat lunak (sistem operasi, sistem database, program pengontrol

komunikasi, program aplikasi)

Personil (yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan,

mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang

mendukung sistem)

Data (yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka waktu tertentu)

Prosedur (instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem)

Sistem terotomasi terbagi dalam sejumlah kategori :

On-line systems. Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung

input pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan

output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka

dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisah-pisah dalam skala, misalnya

ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi angkutan udara,

reservasi kereta api, perbankan dll.

Real-time systems. Sistem real-time adalah mekanisme pengontrolan,

perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang

dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan

dengan sistemon-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time

biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih

adalah skala detik atau bahkan kadang beberapa menit. Perbedaan

lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai,

sedangkan real-time berinteraksi langsung dengan pemakai dan

lingkungan yang dipetakan.

Page 21: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Decision support system + strategic planning system. Sistem yang

memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para

manajer mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan

organisasi. Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan,

sistem akuntansi dan sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik,

paket pemasaran dll. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan

data tetapi juga fungsi-fungsi matematik, data analisa statistik dan

menampilkan informasi dalam bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana

laporan konvensional.

Knowledge-based system. Program komputer yang dibuat mendekati

kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak khusus seperti LISP

dan PROLOG

Sistem berdasarkan prinsip dasar secara umum terbagi dalam :

Sistem terspesialisasi; adalah sistem yang sulit diterakpan pada

lingkungan yang berbeda (misalnya sistem biologi; ikan yang

dipindahkan ke darat)

Sistem besar; adalah sistem yang sebagian besar sumber dayanya

berfungsi melakukan perawatan harian (misalnya dinosaurus sebagai

sistem biologi menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan

makan dan makan).

Sistem sebagai bagiandari sistem lain; sistem selalu merupakan bagian

dari sistem yang lebih besar, dan dapat terbagi menjadi sistem yang

lebih kecil.

Sistem berkembang; walaupun tidak berlaku bagi semua sistem tetapi

hampir semua sistem selalu berkembang.

Pelaku sistem sendiri terdiri dari 7 (tujuh) kelompok yaitu :

1. Pemakai ;

Pada umumnya ada 3 (tiga) jenis pemakai : operasional, pengawas,

dan eksekutif.

2. Manajemen ;

Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai

yang bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan,

manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri

dan manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan

sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan.

3. Pemeriksa ;

Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakandan bentuk alami

organisasi dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat

menentukan kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya

menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran-ukuran standar

yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis.

Page 22: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N

4. Penganalisa Sistem ;

Fungsi-fungsinya antara lain sebagai :

Arkeolog ; yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem

lama berjalan,

bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang

menyangkut sistem lama.

Inovator ; yaitu yang membantu mengembangkan dan

membuka wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan

lain.

Mediator ; yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua

level, antara lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan

pelaku sistem yang lainnya yang mungkin belum punya sikap dan

cara pandang yang sama.

Pimpinan proyek ; Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih

berpengalaman dari programmer atau desainer. Selainitu

mengingat penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih

dahulu dalam suatu pekerjaan sebelum yang lain bekerja,

adalah hal yang wajar jika penanggung jawab pekerjaan

menjadi porsi penganalisa sistem

5. Pendesain Sistem ;

Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan

pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang

kemudian ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer.

6. Programmer ;

Mengerjakan hasil desain yang diterima dari pendesain sistem dalam

bentuk program.

7. Personel Pengoperasian ;

Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan,

keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan

dan backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang

berjalan tidak besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk

menjalankan sistem.

Hal yang mendasar dalam pengembangan sistem adalah penganalisa sistem

merupakan bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang

memiliki daya guna tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai (user).

Pengembangan sistem dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :

Produktivitas. Kebutuhan pada saat ini menuntut sistem yang lebih

banyak, lebih bagus, dan lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih

banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas. Selain itu

harus didukung oleh kerja ekstra keras, kemampuan pemakai untuk

mengembangkan sendiri, bahasa pemrograman yang bagus,

perawatan sistem yang menunjang, serta disiplin teknis pemakaian

Page 23: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N

perangkat lunak dan perangkat pengembangan sistem yang

terotomasi.

Realibilitas. Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum

menelan waktu 50% dari waktu total pengembangan sistem. Banyak

kasus dari perusahaan-perusahaan mengalami kesalahan dalam

pengembangan sistem, dan masalah krusialnya adalah tidak mudah

untuk mengubah sistem tersebut. Terdapat 2 (dua) cara untuk

meminimalisir dampak dari kesalahan sistem tersebut, yaitu pelacakan

sumber kesalahan, dan menemukan cara untuk mengkoreksi dengan

mengganti program (menambah statemen/algoritma/bahasa

pemrograman)

Maintabilitas. Perawatan sistem mencakup hal berikut ini :

Modifikasi sistem sesuai perkembangan perangkat keras untuk

meningkatkan kecepatan pemrosesan.

Modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai.

Selama ini antara 50-80% pekerjaan yang dilakukan pada

pengembangan sistem dilakukan untuk revisi, modifikasi, konversi,

peningkatan dan pelacakan kesalahan.

2.2 DEFINISI INFORMASI

Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang

diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep,

ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas

dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”.

Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau

situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi,

pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan

informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan

informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang

disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada

definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,

pengalaman, atau instruksi dan alirannya.

Informasi adalah data yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai

contoh, dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel)

seringkali digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada di

dalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi,

sementara angka-angka di dalamnya merupakan data yang telah diberi

konteks sehingga menjadi punya makna dan manfaat.

Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan

data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang

memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data

bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya. Terdapat sebuah

transformasi data menjadi informasi, yaitu input – proses – output yang

digambarkan sebagai berikut ini :

Page 24: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 2.1 Proses Transformasi Data Menjadi Informasi

Kualitas informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus :

Akurat, berarti informasi harus bebas darikesalahan-kesalahan dan tidak

bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan masudnya.

Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima

tidak boleh terlambat.

Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk

pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan

yang lainnya berbeda.

Nilai informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih

efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai

informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost

benefit.

2.3 DEFINISI SISTEM INFORMASI

Banyak aktivitas manusia yang berhubungan dengan sistem informasi. Tak

hanya di negara-negara maju, di Indonesia pun sistem informasi telah banyak

diterapkan dimana-mana, seperti di kantor, di pasar swalayan, di bandara,

dan bahkan di rumah ketika pemakai bercengkerama dengan dunia internet.

Entah disadari atau tidak, sistem informasi telah banyak membantu manusia.

Bahkan dalam penataan ruang, sistem informasi adalah merupakan bagian

darinya. Ada bermacam-macam sistem informasi, antara lain:

Sistem reservasi pesawat terbang: digunakan dalam biro perjalanan untuk

melayani pemesanan/pembelian tiket.

Sistem biometrik yang dapat mencegah orang yang tidak berwenang

memasuki fasilitas-fasilitas rahasia atau mengakses informasi yang bersifat

rahasia dengan cara menganalisa sidik jari atau retina mata.

Sistem POS (Point-Of-Sale) yang diterapkan pada kebanyakan pasar

swalayan dengan dukungan pembaca barcode untuk mempercepat

pemasukan data.

Sistem telemetri atau pemantauan jarak jauh yang menggunakan

teknologi radio, misalnya untuk mendapatkan suhu lingkungan pada

gunung berapi atau memantau getaran pilar jembatan rel kereta api.

Sistem berbasiskan kartu cerdas (smart card) yang dapat digunakan oleh

juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke

input proses output

data informasi

Page 25: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 8LAPORAN AKHIRD O K U M E N

rumah sakit karena di dalam kartu tersebut terekam data-data mengenai

pasien.

Sitem Informasi Geografis sebagai ilmu yang pada akhir-akhir ini sangat

populer di dunia perencanaan. Digunakan untuk pemetaan matra ruang

yang lebih baik dan akurat.

Sesungguhnya yang dimaksud dengan sistem informasi tidak harus melibatkan

komputer. Sistem Informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem

informasi berbasis komputer (Computer-Based Information Systems atau CBIS).

Dalam prakteknya, istilah sistem informasi lebih sering dipakai tanpa embel-

embel berbasis komputer walaupun dalam kenyataannya komputer

merupakan bagian yang penting. Yang dimaksudkan dengan sistem informasi

disini adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Sistem Informasi (SI) atau

Information System (IS) yang menunjukkan sistem yang dapat menghasilkan

informasi yang berguna.

Ada beragam definisi sistem informasi, sebagaimana tercantum di bawah ini:

Menurut Alter (1992)

Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi,

orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai

tujuan dalam sebuah organisasi.

Menurut Bodnar dan Hopwood (1993)

Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak

yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk

informasi yang berguna.

Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990)

Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara

umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan

manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola

data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai.

Menurut Hall (2001)

Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data

dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada

pemakai.

Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999)

Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan,

menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

Menurut Wilkinson (1992)

Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber

daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi

keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan

Page 26: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 9LAPORAN AKHIRD O K U M E N

prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan

dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

2.4 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

A. DEFINISI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) kemungkinan besar masih berkembang,

bertambah, dan sedikit bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG

yang telah beredar di berbagai sumber pustaka. Berikut adalah beberapa

definisi SIG yang telah beredar :

a. Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data

keruangan.

b. Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan

untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan

mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk

berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.

c. Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta

otomatisasi data keruangan.

d. Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki

kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu

pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan

kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir

(output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan

geografi.

e. Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan

keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi

lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di

lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi

yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak

dan struktur organisasi.

f. Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,

perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga

yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan

menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di

permukaan bumi.

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada

suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya

memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu

sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki

sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG

dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan

pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem

informasi lainnya.

Page 27: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 10LAPORAN AKHIRD O K U M E N

B. SEJARAH SIG

Pada 35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu

Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya

sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan

dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip

grafis yang terhubung ke database atribut. Pada tahun 1700-an teknik survey

modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal

pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.

Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta

dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras

komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi

pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di

Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya.

Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian

GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah

data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land

Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah

pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah,

pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada

skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk

keperluan analisis.

CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi

pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,

pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat

national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis

sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi

lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama

Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".

CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk

penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga

aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti

Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor

lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung

pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan

atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut

menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan

1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer

pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem

dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para

pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang

membutuhkan standar pada format data dan transfer.

Page 28: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 11LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI

mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program

Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan

ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

C. SUBSISTEM SIG

SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :

Data Input.

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan

menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-

sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau

mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang

dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.

Data Output

Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran

(termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau

sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun

hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.

Data Management

Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel

atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa

hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.

Data Manipulation & Analysis

Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi y ang dapat dihasilkan

oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi

dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis & logika) dan

pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Sub-sistem SIG di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Sub Sistem Dalam SIG

Page 29: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 12LAPORAN AKHIRD O K U M E N

D. KOMPONEN SIG

Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat

beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :

a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan,

mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori

orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator,

analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder.

b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data

menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi

geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.

c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data

atribut.

Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang

merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan

yang memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara,

citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data

tersebut.

Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek

deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus

penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.

d. Software, adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang

memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis

dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS,

MapInfo, dll)

e. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem

berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan

perangkat pendukung lainnya.

f. Metode, sebuah SIG yang baik adalah yang didukung dengan metode

perencanaan dan desain sistem yang sesuai dengan business rule

pemakai atau organisasi/perusahaan/user SIG tersebut.

Gambar 2.3 Komponen SIG

Page 30: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 13LAPORAN AKHIRD O K U M E N

E. MANFAAT SIG

GIS adalah sebuah aplikasi dinamis, dan akan terus berkembang. Peta yang

dibuat pada aplikasi ini tidak hanya akan berhenti dan terbatas untuk

keperluan saat dibuatnya saja. Dengan mudahnya kita bisa melakukan

peremajaan terhadap informasi yang terkait pada peta tersebut, dan secara

otomatis peta tersebut akan segera menunjukkan akan adanya perubahan

informasi tadi. Semuanya itu dapat Anda kerjakan dalam waktu singkat, tanpa

perlu belajar secara khusus

GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuatnya

berharga bagi perusahaan milik masyarakat atau perseorangan untuk

memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan

kejadian, dan perencanaan strategis lainnya.

GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang

bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS

memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis kita secara keseluruhan

dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan

hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.

GIS memungkinkan kita untuk membuat tampilan peta serta

menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan meng-

klik-nya. GIS memungkinkan kita untuk menggambarkan dan menganalisa

informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang

selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya.

Para pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemasaran, periklanan, real estate,

dan ritel saat ini sudah menggunakan GIS untuk melakukan analisa pasar,

mengoptimalkan kampanye periklanan melalui media masa, analisis terhadap

bidang-bidang tanah, dan membuat model atas pola pengeluaran. GIS akan

merubah banyak hal yang berkait erat dengan pekerjaan Anda, apa pun

bisnis Anda tersebut.

Keuntungan utama alat dari SIG adalah memberi kemungkinan untuk

mengindentifikasi hubungan spasial diantara feature data geografis dalam

bentuk peta. SIG tidak hanya sekedar menyimpan peta menurut pengertian

konvensional yang ada dan SIG tidak pula sekedar menyimpan citra atau

pandangan dari area geografi tertentu. Akan tetapi, SIG dapat menyimpan

data menurut kebutuhan yang diinginkan dan menggambarkan kembali

sesuai dengan tujuan tertentu. SIG menghubungkan data spasial dengan

informasi geografi tentang feature tertentu pada peta. Informasi ini disimpan

sebagai atribut atau karakteristik dari feature yang disajikan secara grafik.

Sebagai contoh, jaringan jalan dapat disajikan dengan jalur tengah jalan

(road centerlines), pada keadaan ini, representasi visual yang sebenarnya dari

jalan tidak akan memberikan terlalu banyak informasi tentang jalan tersebut.

Untuk memperoleh informasi tentang jalan, misalnya lebar atau jenis jalan, kita

Page 31: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 14LAPORAN AKHIRD O K U M E N

dapat menanyakan ke database, kemudian menentukanan simbol tampilan

jalan menurut jenis informasi yang perlu ditampilkan.

SIG dapat juga menggunakan atribut yang tersimpan untuk menghitung

informasi baru mengenai feature peta. Sebagai contoh, untuk menghitung

panjang jalan tertentu atau mendeterminasi luas total dari jenis tanah tertentu.

Saat ini SIG digunakan untuk aplikasi yang beragam, antara lain untuk

kepentingan bisnis, universitas dan pemerintahan.

Definisi umum dapat dijelaskan sebagai: Sistem komputer yang mampu

menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada

permukaan bumi.

SIG juga dapat telah dijelaskan dengan dua cara :

1. Melalui definisi format data; dan

2. Melalui kemampuannya untuk melaksanakan operasi spasial,

menghubungkan kumpulan data dengan menghubungkan lokasi

sebagai kunci umum.

Penginputan data yang paling banyak dilakukan yang berkaitan dengan

idata geografi adalah datacitra satelit. Data ini berbentuk raster atau grid.

Data seperti ini dapat diproses melalui analisa dengan menggunakan

perangkat lunak yang disebut sistem pemprosesan citra (Image Processing

System). Data dapat juga diinput dengan memasukkan data vektor yang ada

di bumi, yaitu dengan menggunakan alat yang dinamakan digitizer.

Semua data yang masuk disimban di data base. Database SIG berbeda

dengan database sistim drafting biasa dimana dengan sistim drafting biasa,

outputnya hanya berbentuk grafik dimana database SIG dapat

menggabungkan data textual dengan data grafik.

2.5 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PERENCANAAN

TATA RUANG

Berdasarkan desain awalnya, tugas utama SIG adalah untuk melakukan

analisa data spasial. Hal ini tentunya sangat berguna dalam perencanaan

tata ruang dan wilayah, dengan melibatkan sistem informasi berbasis SIG

dalam perencanaan tata ruang akan mempermudah dalam mengolah data,

memberi atribut lokasi, melakukan analisa, serta melakukan integrasi data lintas

sektoral dan lintas instansi.

Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan baru.

Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam

bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah

digunakannya data digital. Adapun tugas utama dalam SIG adalah sebagai

berikut :

Page 32: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 15LAPORAN AKHIRD O K U M E N

a. Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut

harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi

data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan

digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis

menggunakan teknologi scanning.

b. Pembuatan Peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel

dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi

otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas

dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan

ke dalam SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai

skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan

karakteristik tertentu.

c. Manipulasi Data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau

manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan

sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu untuk

memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang

tidak dibutuhkan.

d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan

jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus

dilakukan adalah menggunakan database management system

(DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data.

e. Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query

dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG

digunakan untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan

tren.

f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis,

hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat

efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis.

Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan tampilan peta dengan

menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi, dan multimedia.

Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam

mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut

suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya

terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini

merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga

para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya

dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani

data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga

data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam

bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan

meringankan biaya yang diperlukan

Beberapa manfaat dari penggunaan SIG dalam perencanaan tata ruang dan

wilayah adalah :

Page 33: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 16LAPORAN AKHIRD O K U M E N

1) SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan,

pengembangan, atau perbaikan mental yang telah dimiliki oleh setiap

orang yang selalu berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.

2) SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik,

dan menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman,

pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang

(spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat

dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.

3) SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif

terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi.

Semua entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan

informasi baik yang tersirat (implisit) maupun yang tersurat (eksplisit).

4) SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi

hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun

non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.

5) SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data

spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran

simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur

permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.

6) SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat

di permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage

data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’

kembali atau dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga

dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut layer tematik

yang diperlukan.

7) SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan

untuk selalu melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian,

SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang

merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer) dengan

hanya memanipulasi atribut-atributnya.

Berikut ini adalah contoh aplikasi SIG dalam semua sektor pembangunan

wilayah :

Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya

digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah

penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas

perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi.

Sumber Daya Alam: studi kelayakan untuk tanaman pertanian,

pengelolaan hutan, perencanaan tata guna lahan, analisis daerah

bencana alam dan analisis dampak lingkungan.

Lingkungan : pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan

lumpur di sekitar sungai, danau atau laut, pemodelan pencemaran

udara, dll.

Perencanaan : pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota,

relokasi industri, pasar, pemukiman, dll.

Page 34: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 17LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Ekonomi dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank,

pasar swalayan, mesin ATM, show room, dll.

Kependudukan : penyediaan informasi kependudukan, pemilihan

umum, dll

Transportasi: inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis

rawan kemacetan dan kecelakaan, manajemen transit perencanaan

rute, dll.

Telekomunikasi : inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta

pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan

pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan, dll.

Militer : penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistic,

peralatan perang, dll

Gambar 2.4 Ilustrasi Penggunaan SIG dalam Pertahanan Militer

Dalam sebuah organisasi pemerintahan, institusi perencanaan tata ruang

merupakan ujung tombak dalam upaya merencanakan dan melaksanakan

pembangunan wilayah. Dalam kaitan ini maka institusi perencanaan akan

selalu membutuhkan informasi, baik informasi aktual maupun informasi yang

terjadi pada masa lalu. Disini peran SIG sangat signifikan, khususnya dalam

membantu fungsi-fungsi institusi perencanaan seperti :

1. Central Intelligence

Fungsi central intelligence menyatakan bahwa organisasi perencanaan

memiliki tugas komprehensif dalam hal penataan socio-economic, land use

information, housing provision, dan census information dimana informasi-

informasi tersebut umumnya berkaitan dengan masalah perpetaan, foto

udara, laporan, dan data-data digital.

Page 35: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 18LAPORAN AKHIRD O K U M E N

2. Pulse-Taking

Fungsi pulse taking berhubungan dengan pelayanan yang terkait dengan

Early Warning System. Aktivitas ini kadang membutuhkan analisa yang

tajam mengenai kondisi eksisting. Untuk mendukung hal ini, institusi

perencanaan harus dapat mengubah berbagai macam situasi dan

peristiwa yang terjadi di lapangan menjadi pola dan trend yang bermakna.

3. Policy Clarification

Fungsi policy clarification berkaitan dengan tugas institusi perencanaan

untuk memberikan sosialisasi, klarifikasi, serta justifikasi terhadap rencana

spatial dan scenarionya terhadap masyarakat atau stakeholders.

4. Development Planning

Fungsi development planning berkaitan dengan tugas institusi

perencanaan di dalam menyusun produk perencanaan spatial serta

mendayagunakannya untuk kepentingan urban development.

Ketersediaan berbagai jenis dan ragam informasi akan menjadi bagian dari

kegiatan institusi perencanaan.

5. Feedback and Review

Fungsi feedback and review berkaitan dengan dogma bahwa perubahan

akan selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah rencana

spatial. Institusi perencanaan akan memfasilitasi pelaksanaan feedback

and review dengan menggalang usul dan opini dari seluruh stakeholder.

Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang dapat digunakan untuk

menangkap, menyimpan, menganalisa, serta mengelola data dan karakteristik

yang berhubungan yang secara spasial mengambil referensi ke bumi. Lebih

jauh, sistem ini dapat didefinisikan sebagai sistem komputer untuk memadukan,

menyimpan, membagi, serta menampilkan informasi yang mengambil acuan

geografis. Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, ilmu ini memiliki

peranan yang sangat penting. Menata ruang suatu wilayah membutuhkan

dukungan data dan informasi, baik spasial maupun non spasial, yang akurat

dan terkini, terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi

suatu wilayah. Perubahan kondisi wilayah pada daerah yang akan disusun

rencana tata ruangnya, perlu dipahami dengan baik oleh para perencana,

karena kualitas rencana tata ruang sangat ditentukan oleh pemahaman para

perencana terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan. Peta dasar (base

map) adalah informasi spasial utama yang diperlukan sebagai dasar

pemetaan rencana tata ruang, selain data spasial tematik yang terkait

dengan kondisi fisik wilayah, seperti kerentanan terhadap bencana,

keanekaragaman hayati, oseanografi, iklim dan geofisika, serta data fisik

wilayah yang berasal dari suatu proses kajian, analisa, dan survei, diantaranya

berupa data kesesuaian lahan, tutupan lahan, dan penggunaan lahan.

Dengan menggunakan teknologi informasi yang telah berkembang dengan

pesat, sebagian data dan informasi spasial yang diperlukan dalam

perencanaan tata ruang dapat dibangun dalam sebuah sistem informasi yang

berbasis pada koordinat geografis yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem

Page 36: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 19LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Informasi Geografis (SIG). Pada SIG dimungkinkan penggabungan berbagai

basis data dan informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit, maupun

survai lapangan, yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem

informasi yang meng-overlay-kan beberapa layer tematik diatas peta dasar

membantu proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi

perencana, serta dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan

oleh piranti lunak, sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang dapat

lebih efisien dan efektif. SIG digunakan untuk berbagai kepentingan misal

untuk perencanaan, analisis, dan pengambilan keputusan atau kebijakan

daerah. Aplikasi SIG digunakan selama data yang diolah memiliki referensi

geografi. Murai (1999) mengartikan SIG sebagai sistem informasi yang

digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,

menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis, untuk mengambil

keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber

daya alam, transportasi, dan pelayanan umum lainnya.

SIG banyak digunakan untuk berbagai kegiatan terkait perencanaan suatu

kota, seperti analisis dan pengambilan keputusan atau kebijakan mengenai

suatu daerah meliputi pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam,

lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Dengan

menggunakan aplikasi SIG ini akan didapatkan sebuah perspektif yang lebih

riil. Hal ini karena tujuan pokok pemanfaatan SIG adalah untuk mempermudah

mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu

lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam SIG adalah

data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum

dispesifikasi (Dulbahri, 1993). Manfaat SIG dalam perencanaan wilayah dan

kota antara lain adalah :

a. Manajemen Tata Guna Lahan. Pemanfaatan dan pembangunan lahan

yang dimiliki oleh pemerintah daerah perlu dilakukan dengan

pertimbangan dari berbagai aspek. Lokasi fasilitas yang akan dibangun

di daerah perkotaan perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak

melanggar kriteria yang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Misal,

pembangunan tempat penampungan sampah. Dengan kemampuan

SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu

area, kriteria tersebut dapat digabungkan sehingga muncul irisan

daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan

kriteria. Tugas dari daerah adalah terlebih dahulu memasukkan informasi

tentang kondisi dan potensi daerahnya.

b. Inventarisasi Sumber Daya Alam. Data aneka sumber daya alam hasil

penelitian dijadikan modal sebagai bahan baku untuk perencanaan

pembangunan. Secara sederhana manfaat SIG dalam inventarisasi

sumber daya alam adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam

Untuk pengawasan daerah bencana alam

Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan

Page 37: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 20LAPORAN AKHIRD O K U M E N

c. Bidang Sosial dan Budaya. Selain untuk inventarisasi sumber daya alam

dan manajemen tata guna lahan, SIG dapat dimanfaatkan dalam

bidang sosial dan budaya, antara lain sebagai berikut.

Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.

Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.

Untuk pendataan dan pengembangan pusat pertumbuhan dan

pembangunan.

d. Dalam Penataan Ruang. Peran GIS/SIG dalam penataan ruang wilayah,

adalah sebagai alat :

Manajemen database : retrieval informasi keruangan, query,

pembuatan peta.

Analisis dan Pemodelan Keruangan: analisis geoprocessing,

pengukuran.

Konektivitas, dan pembuatan buffer

Keuntungan penggunaan GIS/SIG untuk penataan ruang, antara lain:

Peningkatan analisis

Komunikasi yang lebih baik dengan publik (user)

Efisiensi dalam pengambilan informasi

Pemanfaatan Kemampuan GIS/SIG dalam penataan ruang wilayah

dan kota Fungsi penataan ruang wilayah dan kota mencakup 3 hal

pokok:

Administrasi Umum

Pengendalian Pembangunan

Perencanaan Strategis

Gambar 2.5 Ilustrasi Penggunaan SIG dalam Perencanaan Kota 3 Dimensi

Page 38: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambaran umum database perencanaan Sistem Informasi Rencana TataRuang (RTRW) Kabupaten Banyuwangi ini memuat tentang data yangdisajikan dalam Sistem Informasi, baik dalam bentuk data dan informasi, foto,peta spasial maupun tabulasi.

Pada dasarnya, Sistem Informasi RTRW Kabupaten Banyuwangi akan memuatrencana-rencana yang sudah terwujud sebelumnya di dalam dokumenstrategis Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Dalam tahap penyusunan ini,rencana tata ruang yang disepakati untuk nantinya disajikan dalam konsuladalah Rencana Tata Ruang Wilayah 2011-2031. Bab ini akan membahasmengenai peta dan informasi yang dimuat dalam Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

3.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF

Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7043’ s/d 8046’ Lintang Selatan dan113053’ s/d 114038’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kabupaten Situbondo,Sebelah timur : Selat Bali,Sebelah selatan : Samudera Indonesia,Sebelah barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso.

Secara administratif Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, 28kelurahan dan 189 desa. Untuk lebih lengkapnya mengenai data pembagianwilayah administrasi Kabupaten Banyuwangi ke dalam unit – unit wilayah yanglebih kecil dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1Banyaknya Kelurahan/Desa, Dusun/Lingkungan RW dan RT

Menurut Kecamatan, Tahun 2011

No Kecamatan Kelurahan/Desa Lingkungan/Dusun RW RT

1 2 3 4 5 6

1 Pesanggaran - / 5 0 / 16 64 282

2 Siliragung 0 / 5 0 / 17 50 245

3 Bangorejo 0 / 7 0 / 22 96 381

GAMBARAN UMUMDATABASE PERENCANAAN

3

Page 39: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N

4 Purwoharjo 0 / 8 0 / 29 107 519

5 Tegaldlimo 0 / 9 0 / 26 57 400

6 Muncar 0 / 10 0 / 28 195 753

7 Cluring 0 / 9 0 / 33 153 522

8 Gambiran 0 / 6 0 / 25 90 394

9 Tegalsari 0 / 6 0 / 17 64 318

10 Glenmore 0 / 7 0 / 38 153 469

11 Kalibaru 0 / 6 0 / 23 109 439

12 Genteng 0 / 5 0 / 29 132 553

13 Srono 0 / 10 0 / 40 145 551

14 Rogojampi 0 / 18 0 / 84 252 759

15 Kabat 0 16 0 / 60 213 526

16 Singojuruh 0 / 11 0 / 52 124 363

17 Sempu 0 / 7 0 / 33 130 547

18 Songgon 0 / 9 0 / 50 120 391

19 Glagah 2 / 8 8 / 29 84 305

20 Licin 0 / 8 0 / 37 83 269

21 Banyuwangi 18 / 0 48 / 0 151 540

22 Giri 4 / 2 17 / 13 51 151

23 Kalipuro 4 / 5 14 / 19 111 383

24 Wongsorejo 0 / 12 0 / 31 105 509

Jumlah 2011 28 / 189 87 / 751 2.839 10.569

2010 28 / 189 87 / 751 2.839 10.569

2009 28 / 189 80 / 736 2.775 10.177

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Gambar 3.1 Peta AdministratifSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

Page 40: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N

3.2 KONDISI GEOGRAFI

3.2.1 TOPOGRAFI

Kabupaten Banyuwangi terletak dalam beberapa ketinggian sebagai berikut:

0-50 meter diatas permukaan laut (mdpl) : merupakan wilayah dengandataran rendah, ataupun wilayah yang berada di sekitar kawasan pantai.Wilayah yang berada pada ketinggian tersebut meliputi sebagian dariKecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi,Muncar, Purwoharjo, Tegaldlimo, Bangorejo, Siliragung, Pesanggaran.

50-100 meter diatas permukaan laut (mdpl) meliputi sebagian dariKecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Glagah, Licin, Kabat, Rogojampi,Srono, Cluring, Purwoharjo, Bangorejo, Siliragung dan Pesanggaran.

100-500 meter diatas permukaan laut (mdpl), meliputi sebagian dariKecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Glagah Licin, Kabat, Cluring,Singojuruh, Rogojampi, Genteng, Sempu, Songgon, Glenmore, Kalibaru,Tegaldlimo, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Gambiran,Tegalsari.

500-1000 meter diatas permukaan laut (mdpl) merupakan wilayah berbukityang meliputi sebagian Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Licin,Songgon, Sempu, Glenmore, Kalibaru, Siliragung, Pesanggaran.

1000-2000 meter diatas permukaan laut (mdpl) merupakan daerahpegunungan terletak di sebagian Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin,Songgon, Glenmore, dan Kalibaru.

>2000 meter diatas permukaan laut (mdpl) meliputi sebagian KecamatanWongsorejo, Kalipuro, Licin, Songgon, Glenmore dan Kalibaru.

Gambar 3.2 Peta TopografiSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

Page 41: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N

3.2.2 KEMIRINGAN LAHAN

Kemiringan lahan di Kabupaten Banyuwangi dibagi dalam 6 (enam)kelompok, yaitu:

0 - 2 %, merupakan daerah dataran aluvial sungai dan pantai.Penyebarannya meliputi Kecamatan Banyuwangi, Giri, Rogojampi, Muncar,Kabat, Singojuruh, Genteng, Gambiran, Srono, Cluring, Tegalsari,Wongsorejo, Kalipuro, Sempu, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore,Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.

2 - 8 %, merupakan daerah dataran aluvial sungai dan pantai.Penyebarannya meliputi Kecamatan Banyuwangi, Giri, Rogojampi, Kabat,Singojuruh, Genteng, Gambiran, Srono, Tegalsari, Wongsorejo, Kalipuro,Sempu, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung,Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.

8 – 15 %, mempunyai bentuk medan landai (perbukitan berelief halus)dengan tingkat erosi rendah. Penyebarannya meliputi Kecamatan Kabat,Wongsorejo, Kalipuro, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore,Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.

15 – 25 %, mempunyai bentuk medan agak terjal dengan tingkat erosirendah. Penyebarannya meliputi Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro,Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung, Pesanggaran,Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.

25 – 40 %, mempunyai bentuk medan agak terjal dengan tingkat erosimenengah. Penyebarannya meliputi Kecamatan Kabat, Wongsorejo,Kalipuro, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung,Pesanggaran, Bangorejo, Kabat, Sempu dan Tegaldlimo.

> 40 %, mempunyai bentuk medan sangat terjal (perbukitan berelief kasar)dengan tingkat erosi sedang hingga tinggi. Penyebarannya meliputiKecamatan Kabat, Wongsorejo, Kalipuro, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon,Glenmore, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, dan Tegaldlimo.

Untuk lebih jelasnya kemiringan lahan di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihatpada Tabel 3.2 dan Gambar 3.3

Tabel 3.2Luas Wilayah Kecamatan Menurut Kemiringan (%) Tahun 2011

No Kecamatan Kelerengan Jumlah

0-2% 2-8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pesanggaran 15.857,53 2.524,44 8.216,29 17.163,09 7.966,70 126,19 51.854,24

2 Siliragung 22,74 4.373,63 2.554,93 508,96 1.174,09 374,47 9.008,82

3 Bangorejo 9.021,07 1.820,60 1.097,37 372,80 569,84 54,90 12.936,58

4 Purwoharjo 10.156,90 1.231,68 418,65 157,11 - - 11.964,34

5 Tegaldlimo 21.693,84 6.225,78 24.656,44 1.562,21 1.725,83 295,45 56.159,55

6 Muncar 8.095,10 - - - - - 8.095,10

7 Cluring 6.523,70 - - - - - 6.523,70

8 Gambiran 3.400,34 11,52 - - - - 3.411,86

9 Tegalsari 6.155,14 20,85 - - - - 6.175,99

10 Glenmore 6.733,84 12.115,55 4.842,35 1.958,36 5.987,51 293,75 31.931,36

Page 42: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N

11 Kalibaru 2.370,26 5.695,99 4.866,54 526,14 5.157,37 12,34 18.628,64

12 Genteng 3.883,51 1.264,28 - - - - 5.147,79

13 Srono 6.803,23 180,56 - - - - 6.983,79

14 Rogojampi 7.023,85 313,36 - - - - 7.337,21

15 Kabat 3.629,41 3.585,86 706,04 - 1,45 - 7.922,76

16 Singojuruh 3.131,87 1.013,07 - - - - 4.144,94

17 Sempu 2.533,81 6.549,96 - - 322,57 - 9.406,34

18 Songgon 1.199,10 6.991,59 4.499,88 615,93 5.541,60 778,90 19.627,00

19 Glagah 18,34 3.527,87 2.060,86 410,54 947,04 302,05 7.266,70

20 Licin 4.900,49 780,13 2.539,10 5.303,95 2.461,97 39,00 16.024,64

21 Banyuwangi 2.051,65 482,09 - - - - 2.533,74

22 Giri 1,97 1.612,21 - - - - 1.614,18

23 Kalipuro 1.135,23 7.955,44 7.240,11 1.920,40 1.025,46 511,36 19.788,00

24 Wongsorejo 5.538,85 14.176,48 3.441,68 3.057,39 7.145,88 704,67 34.064,95

Jumlah 2011 131.881,77 82.452,94 67.140,24 33.556,88 40.027,31 3.493,08 358.552,22

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Gambar 3.3 Peta Kemiringan LerengSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

3.2.3 GEOLOGI

Jenis batuan di Kabupaten Banyuwangi dikelompokkan dalam beberapabagian sebagai berikut :

Page 43: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N

a. Endapan Permukaan

Q1 Batu Gamping Terumbu : batu gamping terumbu, tuf danaglomerat

Batuan ini diduga berumur holosen berdasarkan hubungannyayang menjemari dengan batuan hasil erupsi Gunung Api Merapi.Sebaran batuan ini adalah terletak di pantai timur bagian utarameliputi daerah Watudodol, Bangsring dan Selogiri.

QA Aluvium : Kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lempung yangmerupakan endapan pantai.

Bahan-bahannya berasal dari batuan yang lebih tua, berupabatuan gunung api, andesit dan basal, batuan sedimen danpecahan koral serta cangkang. Banyak terdapat di bagian timurdan selatan Kabupaten Banyuwangi.

b. Batuan Sedimen

TMP Formasi Punung : Batu gamping terumbu, batu gamping tufandan napalan

Adanya struktur nendatan dan lipatan pada formasi inimenunjukkan bahwa satuan ini terbentuk dalam lingkunganberlereng (slope). Sebaran formasi ini terdapat di SemenanjungSembulungan yang membentuk formasi Kras.

Qpvk Formasi Kalibaru : Breksi lahar, konglomerat, batu pasir tufan dantuf

Dari batuan dan struktur sedimen yang ada, satuan ini didugadiendapkan pada lingkungan darat, jauh dari sumbernya,sebagai endapan lahar dari Gunung Api Ijen Tertua, dan berumurPlistosen Tengah. Formasi ini terdapat di Kecamatan Kalibarudengan ketebalan 80 m.

Tmj Formasi Jaten : Batupasir, batupasir konglomeratan, batupasirtufan, batupasir gampingan, batulempung, tuf dan batugampingtufan

Formasi ini tebalnya sekitar 50 m, menempati daerah sempitsebelah utara Grajakan.

Tmw Formasi Wuni : terdiri atas breksi gunungapi, konglomerat,batupasir tufan, tuf, napal dan batugamping tufan

Secara stratigrafi formasi batuampar dan menindih selarasformasi jaten, sehingga umurnya ditafsirkan miosen tengahbagian tengah dengan lingkugan pengendapan laut dangkal.Formasi ini tersingkap di Curah Suren dan sedikit di sebelah timurTeluk Grajakan, tebalnya sekitar 200 m.

c. Batuan Gunung Api

Tomb Formasi Batuampar

Penyebaran formasi ini terdapat disebelah barat daya meliputi,Gunung Lembu, Gunung Lampong dan Gunung Genteng.

Page 44: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Qpvi Batuan Gunung Api Ijen Tua ; breksi gungnungapi, breksibatuapung dan tuf

Berupa Breksi gunungapi, breksi batu apung dan tuf. Batuan inimerupakan hasil erupsi Gunungapi Ijen tertua dan Ijen tua.Sebaran batuan ini terdapat di bagian utara meliputi G, Malang,G. Kendeng, G. Ringgit, G. Paweneng, G. Balu dan G. Kukusa.Pada umumnya batuan ini tertutup oleh hutan tropika

Qhv Batuan Gunung Api Raung Suket dan Pendil : breksi gunungapi,lava dan tuf yang berasal dari beberpa sumber erupsi yaitu G.Raung, G. Suket dan G. Pendil.

Batuan ini bersumber dari G. Suket, G. Raung dan G. Pendil, yangmasih terlihat berbentuk kerucut dengan kepundannya. Ketigagunungapi tersebut pada awal kegiatannya bersamaan dengangunungapi ijen tua. Pada umumnya batuan ini ditutupi olehhutan tropika.

Qv (r,m) Batuan Gunung Api Merapi dan Rante

Batuan ini bersumber dari G. Merapi dan kerucut parasitnya G.Rante yang masih ada kawahnya. Kedua gunung ini diduga giatpada bekas kawah Gunungapi Ijen tua, dan pada umumnyaditutupi oleh hutan tropika.

Qhv Batuan Gunung Api Ijen Muda: Berup tuf, breksi gunungapi, lavadan belerang

Tuf, putih kelabu muda, halus, mudah diremas, berlapis tidakteratur. Breksi gunungapi, kelabu, kekuningan, berukuran kerikilsampai bongkah, komponennya basal-andesit menyuduttanggung membundar terpilah buruk dengan massa dasar tuf.Lava terdiri dari andesit-basal, scoria, kelabu, porfiritik. Belerang,kuning, murni tersebar di kawah Gunung Ijen.

Batuan ini bersumber dari gunungapi Pajungan, yang masihterlihat kawahnya dan bentuk kerucutnya. Gunung api Ijen Mudagiat dan muncul di dalam Kaldera Ijen Tua, sedangkangunungapi pujanganmerupakan parasit lereng dari GunungapiRaung.

Qhvr Batuan Gunungapi Raung : breksi gunung api dan tuf

Breksi gunungapi, berwarna coklat, lapuk, berkomponen andesit,batuapung dan basal, berbutir lapili sampai bom, menyuduttanggung, kemas terbuka dan massa dasar tuf kasar. Tufberwarna kekuningan, berbutir halus sedang, agak lapuk.Umurnya diduga holosen. Batuan ini bersumber dari GunungRaung yang terletak di Lembar Banyuwangi.

d. Batuan Terobosan

Tmi (g) Granodiorit dan Dasit

Granodiorit, putih-kelabu, massif, holokristalin, berkristal sedangkasar, umumnya telah berubah dan dibeberapa tempat

Page 45: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 8LAPORAN AKHIRD O K U M E N

bestruktur kekar berlembar. Komposisi mineralnya terdiri darikuarsa, plagioklas, feldspar, hornblende, mineral bijih dan mineralubahan. Tersingkap di daerah sebelah barat Gunung Lembu.

Tmi (a) Andesit, Andesit Profir

Andesit profir, kelabu kehijauan, massif, porfiritik, dengan fenokrishornblende, feldspar, mineral mafik; dalam massadasar feldspar,dijumpai mineral ubahan klorit, kalsit dan serisit.

Gambar 3.4 Peta Geologi BatuanSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

3.2.4 JENIS TANAH

Terdapat 17 jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi yaitu Aluvial CoklatKemerahan, Aluvial Hidromorf, Andosol Coklat Kekuningan, Assosiasi AluvialKelabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan, Assosiasi Andosol Coklat Kekuningandan Regosol Coklat Kekuningan, Asosiaso Latosol Coklat dan Regosol Kelabu,Grumosol Hitam, Grumosol Kelabu, Kompleks Latosol Coklat Kekuningan danLitosol, Kompleks Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol, Kompleks MediteranCoklat dan Litosol, Kompleks Mediteran Merah dan litosol, Kompleks RegosolKelabu dan Litosol, Kompleks Brown Forest Soil, Litosol dan Mediteran, LatosolCoklat Kemerahan, Regosol Coklat, Regosol Kelabu. Dari beberapa jenis tanahtersebut, jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi dikelompokkan dalambeberapa kelompok berikut :

1. Alluvial

a. Bahan induk : alluvial dari aneka macam asal

Page 46: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 9LAPORAN AKHIRD O K U M E N

b. Sifat dan Corak :

warna: kelabu; tekstur : liat; keasaman : aneka; zat organik : kadar lemah; kejenuhan : sedang hingga tinggi permeabilitas : rendah kepekaan erosi : tinggi, tetapi karena daerahnya datar tidak

sampai lanjut tingkatnya Pemakaian : padi sawah, palawija dan perikanan

2. Andosol

a. Bahan induk : abu dan tuf vulkan

b. Sifat dan Corak :

warna: hitam hingga kuning tekstur : lempung hingga debu, liat menurun keasaman : agak masam hingga netral zat organik : lemah Kejenuhan : basa Permeabilitas : sedang Kepekaan erosi : besar Pemakaian : sayuran, bunga-bungaan, teh , kopi, hutan pinus

3. Latosol

a. Bahan induk : tuf vulkan, bahan vulkan

b. Sifat dan Corak :

warna: merah hingga kuning tekstur : liat tetap dari atas hingga ke bawah keasaman : masam hingga agak masam zat organik : kadar rendah hinga agak sedang di lapisan atas,

menurun ke bawah Kejenuhan : basa rendah hingga sedang Permeabilitas : tinggi Kepekaan erosi : kecil Pemakaian : padi sawah, jagung, umbian, kelapa, coklat,

cengkeh, kopi maupun hutan tropika

4. Umusol

a. Bahan induk : merjel, liat, tuf vulkan

b. Sifat dan Corak :

warna: kelabu hingga hitam tekstur : liat makin ke bawah makin meningkat keasaman : sedikit asam hingga alkalin zat organik : kadar rendah kejenuhan : basa tinggi permeabilitas : rendah kepekaan erosi : besar

Page 47: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 10LAPORAN AKHIRD O K U M E N

pemakaian : padi sawah, jagung, kedele, tebu, kapas dan hutanjati

5. Regosol

a. Bahan induk : alluvial dari aneka macam asal

b. Sifat dan Corak :

warna: kelabu hingga kuning tekstur : pasir, kadar liat <40%; keasaman : aneka; zat organik : kadar rendah Kejenuhan : aneka Permeabilitas : tinggi Kepekaan erosi : tinggi Pemakaian : padi sawah, palawija, tebu, sayuran

6. Mediteran Merah

a. Bahan induk : batu kapur keras, batuan sedimen dan tuf vulkan basa

b. Sifat dan Corak :

warna: kuning hingga merah tekstur : lempung liat keasaman : agak masam hingga netral zat organik : rendah Kejenuhan : basa tinggi Permeabilitas : sedang Kepekaan erosi : besar hingga sedang Pemakaian : padi sawah, tegalan, rumput ternak

7. Litosol

a. Bahan induk : batuan beku, batuan sedimen keras

b. Sifat dan Corak :

warna: aneka tekstur : aneka umumnya berpasir keasaman : aneka zat organik : aneka Kejenuhan basa : aneka Permeabilitas : aneka Kepekaan erosi : besar Pemakaian : tanaman keras, rumput, palawija

8. Brown Forest Soil

a. Bahan induk : batu kapur (karang/sedimen)

b. Sifat dan Corak :

warna: coklat hingga kelabu tekstur : liat hingga lempung keasaman : agak asam dilapisan atas makin alkalis dilapisan

bawah zat organik : rendah (< 3%)

Page 48: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 11LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Kejenuhan : basa tinggi Permeabilitas : sedang Kepekaan erosi : besar Pemakaian : hutan jati, ilalang, pekapuran.

Gambar 3.5 Peta Jenis TanahSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

3.2.5 KEDALAMAN EFEKTIF TANAH

Kedalaman efektif tanah menggambarkan ketebalan tanah dan sejauh manaakar tanaman dapat berkembang. Besarnya diukur dari permukaan tanahsampai dengan lapisan di mana akar tanaman tidak dapat lagimenembusnya. Lapisan tersebut biasanya berupa penghalang fisik yangberupa batuan atau lapisan kedap akar. Pada keadaan tertentu lapisantersebut dapat berupa suatu lapisan yang secara kimia mengandung racunyang mematikan akar tanaman.

Kedalaman efektif tanah untuk Kabupaten Banyuwangi dibagai menjadi 4(empat) kelompok, yaitu :

a. >90 cm, tersebar pada seluruh wilayah kecamatan di KabupatenBanyuwangi

Page 49: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 12LAPORAN AKHIRD O K U M E N

b. 60 – 90 cm, tersebar di Kecamatan Tegaldlimo, Bangorejo, Kalipuro danWongsorejo

c. 30-60 cm, tersebar di Kecamatan Tegaldlimo yakni di sekitar di TanjungSembulungan

d. < 30 cm, berada di Kecamatan Wongsorejo

Gambar 3.6 Peta Kedalaman Efektif TanahSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Banyuwangi lebih jelasnya dapatdilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3Jenis dan Luas Kedalaman Efektif Tanah Per Kecamatan

Kabupaten Banyuwangi

No KecamatanKedalaman Efektif Tanah (Ha)

Luas Total (Ha)90 cm Keatas 60-90 cm 30-60 cm < 30 cm

1 Pesanggaran 80,271.00 0.00 0.00 0.00 80,271.00

2 Bangorejo 9,992.54 3,750.46 0.00 0.00 13,743.00

3 Purwoharjo 20,030.00 0.00 0.00 0.00 20,030.00

4 Tegaldlimo 38,987.89 93,229.33 1,930.78 0.00 134,148.00

5 Muncar 14,607.00 0.00 0.00 0.00 14,607.00

6 Cluring 9,744.00 0.00 0.00 0.00 9,744.00

Page 50: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 13LAPORAN AKHIRD O K U M E N

No KecamatanKedalaman Efektif Tanah (Ha)

Luas Total (Ha)90 cm Keatas 60-90 cm 30-60 cm < 30 cm

7 Gambiran 6,690.00 0.00 0.00 0.00 6,690.00

8 Glenmore 42,198.00 0.00 0.00 0.00 42,198.00

9 Kalibaru 40,676.00 0.00 0.00 0.00 40,676.00

10 Genteng 8,234.00 0.00 0.00 0.00 8,234.00

11 Srono 10,077.00 0.00 0.00 0.00 10,077.00

12 Rogojampi 10,233.00 0.00 0.00 0.00 10,233.00

13 Kabat 10,748.00 0.00 0.00 0.00 10,748.00

14 Singojuruh 5,989.00 0.00 0.00 0.00 5,989.00

15 Sempu 17,483.00 0.00 0.00 0.00 17,483.00

16 Songgon 30,184.00 0.00 0.00 0.00 30,184.00

17 Glagah 8,519.00 0.00 0.00 0.00 8,519.00

18 Banyuwangi 3,013.00 0.00 0.00 0.00 3,013.00

19 Giri 2,131.00 0.00 0.00 0.00 2,131.00

20 Kalipuro 26,831.20 4,171.80 0.00 0.00 31,003.00

21 Wongsorejo 27,202.18 8,161.69 0.00 11,116.13 46,480.00

22 Tegalsari 6,500.00 0.00 0.00 0.00 6,500.00

23 Licin 16,034.00 0.00 0.00 0.00 16,034.00

24 Siliragung 9,515.00 0.00 0.00 0.00 9,515.00

Jumlah 455,889.80 109,313.28 1,930.78 11,116.13 578,250.00

Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-2029

3.2.6 TEKSTUR TANAH

Tekstur tanah adalah kasar halusnya bahan padat organik tanah berdasarkanperbandingan fraksi pasir, lempung debu dan air. Tekstur ini akan berpengaruhterhadap pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalammengatur kandungan udara dalam rongga tanah dan persediaan sertakecepatan peresapan air di tanah tersebut. Berdasarkan teksturnya, tanah diKabupaten Banyuwangi dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Halus (liat) tersebar di Kecamatan Tegaldlimo, Purwoharjo, Bangorejo,sebagian Genteng, Siliragung, Cluring dan Muncar.

2. Sedang (lempung) tersebar hampir di seluruh kecamatan di KabupatenBanyuwangi kecuali Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo

3. Kasar (pasir) hanya terdapat di sebagian kecil wilayah kabupatenBanyuwangi, tepatnya di wilayah pantai selatan di KecamatanPurwoharjo dan tegaldlimo.

Data tekstur tanah di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.Jenis dan Luas Tekstur Tanah Per Kecamatan

Kabupaten Banyuwangi

No KecamatanTekstur Tanah (Ha) Luas Total

(Ha)Halus (Liat) Sedang (Lempung) Kasar (Pasir)

1 Pesanggaran 15.4 80,255.6 0.0 80,271.0

2 Bangorejo 8,388.1 5,354.9 0.0 13,743.0

3 Purwoharjo 18,592.1 216.9 1,221.1 20,030.0

4 Tegaldlimo 133,446.0 267.4 434.6 134,148.0

Page 51: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 14LAPORAN AKHIRD O K U M E N

No KecamatanTekstur Tanah (Ha) Luas Total

(Ha)Halus (Liat) Sedang (Lempung) Kasar (Pasir)

5 Muncar 30.5 14,576.5 0.0 14,607.0

6 Cluring 3,540.7 6,203.3 0.0 9,744.0

7 Gambiran 945.4 5,744.6 0.0 6,690.0

8 Glenmore 42,198.0 0.0 0.0 42,198.0

9 Kalibaru 40,676.0 0.0 0.0 40,676.0

10 Genteng 8,234.0 0.0 0.0 8,234.0

11 Srono 10,077.0 0.0 0.0 10,077.0

12 Rogojampi 10,233.0 0.0 0.0 10,233.0

13 Kabat 10,748.0 0.0 0.0 10,748.0

14 Singojuruh 5,989.0 0.0 0.0 5,989.0

15 Sempu 17,483.0 0.0 0.0 17,483.0

16 Songgon 30,184.0 0.0 0.0 30,184.0

17 Glagah 8,519.0 0.0 0.0 8,519.0

18 Banyuwangi 3,013.0 0.0 0.0 3,013.0

19 Giri 2,131.0 0.0 0.0 2,131.0

20 Kalipuro 31,003.0 0.0 0.0 31,003.0

21 Wongsorejo 46,480.0 0.0 0.0 46,480.0

22 Tegalsari 22.5 6,477.5 0.0 6,500.0

23 Licin 16,034.0 0.0 0.0 16,034.0

24 Siliragung 2,839.3 6,675.7 0.0 9,515.0

Jumlah 450,822.1 125,772.3 1,655.6 578,250.0

Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-2029

Gambar 3.7 Peta Tekstur TanahSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

Page 52: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 15LAPORAN AKHIRD O K U M E N

26.9

27.4

27.0

27.3 27.3

26.1

25.8 25.7

26.326.4

27.7

28.2

24

24.5

25

25.5

26

26.5

27

27.5

28

28.5

3.2.7 KLIMATOLOGI

Sepanjang tahun 2011 rata-rata kelembaban udara di Kabupa-tenBanyuwangi diperkirakan mencapai 82 persen. Kelembaban terendah terjadipada bulan Desember dengan rata-rata kelembaban udara sebesar 78persen. Sebaliknya kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Aprildengan besaran 85 persen.

Adapun rata-rata curah hujan selama tahun 2011 adalah 24,8 mm sampai181,6 mm terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juni. Sedang bulan Julisampai dengan Desember angkanya mencapai 4,0 mm sampai 195,5 mm.

Indikasinya dalam semester pertama pada tahun 2011, memiliki hari hujanrelatif lebih banyak yang diikuti dengan curah hujan yang lebih besar pula.Sedang pada semester kedua pada tahun 2011, dengan hari hujan yang lebihsedikit serta diikuti dengan curah hujan yang lebih rendah.

Selain kelembaban, hari hujan dan curah hujan yang biasanya digunakanuntuk mengidentifikasi keadaan iklim, rata-rata suhu udara juga kerap kalidigunakan sebagai ukuran atau tingkat kedinginan suatu daerah.Intepretasinya semakin mendekati angka nol maka daerah tersebut akansemakin dingin, demikian pula sebaliknya.

Selama tahun 2011 rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Agustusyaitu sebesar 25,7 derajat celcius. Sedang tertinggi pada bulan Desembersebesar 28,2 derajat celcius. Sedang bulan-bulan lain angka rata-rata suhuudara yang terjadi sekitar 26 derajat celcius. Sebuah angka dalam ukuranatau tingkat kedinginan suatu wila-yah yang sangat ideal. Artinya dalam rata-rata, bukan berarti setiap wilayah dengan suhu udara yang sama.

Gambar 3.2Rata-rata Suhu Udara (Derajat Celcius) Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2011

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 3.5

Page 53: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 16LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Rata-Rata Curah Hujan (mm3) Menurut Kecamatan dan BulanTahun 2011

No Kecamatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nop Des

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Pesanggaran 16 22 21 16 31 - - - - 6 - 17

2 Siliragung 20 8 10 21 22 - - - - - - 12

3 Bangorejo 41 18 20 17 21 25 8 - - - 22 20

4 Purwoharjo 14 17 18 24 16 10 - - - - - 21

5 Tegaldlimo 14 11 25 18 16 10 - - - - - 26

6 Muncar 25 27 17 32 34 2 - - - 10 12 15

7 Cluring 14 4 5 2 17 1 - - - - - 1

8 Gambiran 29 25 14 28 18 26 10 - - 25 36 17

9 Tegalsari 19 10 19 15 15 - - - 1 4 - 16

10 Glenmore 19 6 12 26 3 19 1 - 6 - - 10

10 Kalibaru 1 16 14 27 19 35 4 - - - - 16

12 Genteng 22 19 19 13 23 5 11 - - 12 22 25

13 Srono 12 25 15 17 13 7 - - - - 13 7

14 Rogojampi 14 19 28 28 13 15 2 2 9 2 22 26

15 Kabat 8 8 13 10 9 3 - - - 2 9 -

16 Singojuruh 16 22 40 23 14 21 9 - 19 1 23 22

17 Sempu 31 25 20 17 17 12 - - 4 - - 19

18 Songgon 22 22 30 35 26 25 24 7 16 10 32 30

19 Glagah 14 12 7 13 7 6 - 2 1 1 12 -

20 Licin 11 8 19 21 9 10 - - 4 - 7 -

21 Banyuwangi 9 7 11 13 12 4 7 - - 10 11 21

22 Giri 31 21 2 33 38 53 14 - 12 16 18 19

23 Kalipuro 7 10 8 7 5 2 8 - 4 8 15 11

24 Wongsorejo 12 17 16 16 20 16 18 - - - 9 10

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Page 54: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 17LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 3.8 Peta Curah HujanSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

3.2.8 HIDROLOGI

Di kabupaten Banyuwangi terdapat beberapa sungai besar dan sungai kecil.Adapun nama – nama sungai dan panjang sungai dapat dikemukakan padaTabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6Nama Sungai dan Panjang Sungai

di Kabupaten Banyuwangi

No Kecamatan Panjang Lokasi Yang Dilalui

1 Kali Selogiri ± 6.173 km Kec.Giri

2 Kali Ketapang ± 10.260 km Kec.Giri

3 Kali Sukowidi ± 15.826 km Kec.Giri

4 Kali Bendo ±15.826 km Kec.Glagah

5 Kali Ketapang ± 10.260 km Kec.Giri

6 Kali Sobo ± 13.818 kmKec.Glagah danBanyuwangi

7 Kali Pakis ± 7.043 km Kec.Banyuwangi

8 Kali Tambong ± 24.347 km Kec.Glagah dan Kabat

9 Kali Binau ± 21.279 km Kec.Rogojampi

10 Kali Bomo ± 7.417 km Kec.Rogojampi

11 Kali Bajulmati ± 20 km Kec.Wongsorejo

12 Kali Setail ± 73.35 kmKec.Gambiran,Purwoharjo, Muncar, danGenteng

13 Kali Probolinggo ± 30,7 km Kec.Genteng

14 Kali Barumanis ± 18 kmKec.Kalibaru danGlenmore

15 Kali Wagud ± 44,6 kmKec.Genteng, Cluring,dan Muncar

16KaliKarangtambak

± 25 km Kec.Pesanggaran

17 Kali Bargi ± 18 kmKec.Bangorejo danPesanggaran

18 Kali Baru ± 80.7 kmKec.Kalibaru danPesanggaran

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Keberadaan air bawah tanah dapat dijumpai pada zona-zona antiklin,perselingan antara lapisan batuan permeabel dan impermeabel, maupunpada takik-takik lereng. Tipe dan karakterisrtik akifer dan air bawah tanahKabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :

A. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir

Page 55: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 18LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Akifer dengan keterusan sangat tinggi, muka air tanah atau tinggipisometri air tanah dekat atau di atas permukaan tanah, sering dijumpaisumber mata air, debit sumur umumnya >20 lt/dt. Potensi air bawahtanah sangat tinggi.

Akifer dengan keterusan tinggi, muka air tanah atau tinggi pisometri airtanah dekat atau di atas permukaan air tanah, kadang-kadangdijumpai sumber mata air, debit sumur umumnya 15-20 lt/dt. Potensi airbawah tanah tinggi.

Akifer sdengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air tanahberagamdari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10 m, debitsumur umumnya 10-15 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak tinggi.

Akifer dengan keterusan sedang, muka air tanah beragam dari dekatpermukaan tanah sampai kedalaman lenbih dari 10 m, debit sumurumumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah sedang.

Akifer dengan keterusan sedang sampai agak rendah, muka air tanahlebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi airbawah tanah agak rendah.

B. Akifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir

Akifer dengan keterusan tinggi, muka air tanah atau tinggi pisometri airtanah dekat atau di atas permukaan tanah, sering dijumpai sumbermata air, debit sumur umumnya 15-20 lt/dt. Potensi air bawah tanahtinggi.

Akifer dengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air tanahberagam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10 m,kadang-kadang dijumpai sumber mata air, debit sumur umumnya 10-15lt/dt. Potensi air bawah tanah agak tinggi.

Akifer dengan keterusan sedang, muka air tanah beragam dari dekatpermukaan tanah sampai kedalaman lebih dari 10 m, debit sumurumumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak sedang.

Akifer dengan keterusan sedang sampai agak rendah, muka air tanahlebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi airbawah tanah agak rendah.

Akifer dengan keterusan agak rendah sampai rendah, muka air tanahlebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi airbawah tanah rendah

C. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir, rekahan dan saluran.

Akifer dengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air tanahberagam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10 m, debitsumur umumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak tinggi.

Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan, saluranpelarutan, dan setempat-setempat pada endapan sisa pelarutanbatuan, muka air tanah pada kedalaman lebih dari 10 m, debit sumurumumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi air bawah tanah sedang.

Page 56: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 19LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan dansaluran pelarutan, potensi air bawah tanah secara umum agak rendah,potensi air bawah tinggi dapat dijumpai pada sungai-sungai bawahtanah.

Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan dansaluran pelarutan, potensi air bawah tanah rendah,

D. Akifer bercelah atau sarang dan daerah air tanah langka

Akifer dengan keterusan sedang, air tanah dangkal dapat diperolehpada daerah pengendapan material rombakan (koluvium), muka airtanah beragam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman lebihdari 10 m, debit sumur umumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanahsedang.

Akifer dengan keterusan agak rendah, setempat air tanah dangkaldalam jumlah terbatas dapat diperoleh pada zona pelapukan batuanpadu, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi air bawahtanah agak rendah.

Akifer dengan keterusan rendah, setempat air tanah dangkal dalamjumlah terbatas dapat diperoleh pada zona pelapukan batuan padu.Potensi air bawah tanah rendah.

Daerah air tanah langka, potensi air bawah tanah sangat rendah.

Gambar 3.9 Peta Daerah Aliran SungaiSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

3.3 KONDISI SOSIAL BUDAYA

3.3.1 KEPENDUDUKAN

Page 57: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 20LAPORAN AKHIRD O K U M E N

A. JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK

Sampai dengan akhir tahun 2011 lalu penduduk Kabupaten Banyuwangitercatat 1.614.482 menurut hasil registrasi oleh Dinas Kependudukan danCatatan Sipil. Sedangkan hasil proyeksi jumlah penduduk yang dilakukanBadan Pusat Statistik pada tahun 2011 didapat bahwa jumlah pendudukKabupaten Banyuwangi sebesar 1.564.833 jiwa.

Untuk lebih jelas mengenai jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010

No KecamatanLuas

Wilayah(Km2)

Prosentasethd. Luas

Kabupaten

JumlahPenduduk

KepadatanPenduduk(Jiwa/km2)

1 2 3 4 5 6

1 Pesanggaran 803 14 48.677 61

2 Siliragung 95 2 44.639 469

3 Bangorejo 137 2 59.787 435

4 Purwoharjo 200 4 65.338 326

5 Tegaldlimo 1.341 23 61.530 46

6 Muncar 146 3 129.641 888

7 Cluring 97 2 70.459 723

8 Gambiran 67 1 58.738 880

9 Tegalsari 65 1 46.408 711

10 Glenmore 422 7 69.862 166

11 Kalibaru 407 7 61.525 151

12 Genteng 82 1 83.582 1015

13 Srono 101 2 87.703 870

14 Rogojampi 102 2 92.884 908

15 Kabat 107 2 67.515 628

16 Singojuruh 60 1 45.521 760

17 Sempu 175 3 71.678 410

18 Songgon 302 5 50.559 168

19 Glagah 77 1 34.167 445

20 Licin 169 3 28.029 166

21 Banyuwangi 30 1 106.600 3538

22 Giri 21 0 28.667 1345

23 Kalipuro 310 5 76.610 247

24 Wongsorejo 465 8 74.714 161

Jumlah 20115.782,50 100 1.564.833 271

2010 5.782,50100 1.556.078

269

2009 5.782,50100 1.587.403

275

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Muncar memilikijumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Banyuwangi, yaitu sekitar 129.641jiwa.Sedangkan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan banyuwangiyaitu sekitar 3.538 jiwa/km2.

Page 58: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 21LAPORAN AKHIRD O K U M E N

B. JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN

Berdasarkan data profil Kabupaten Banyuwangi tahun 2007, pendudukKabupaten Banyuwangi sebagian besar adalah petani sebanyak 371.056 jiwa(46,38%). Meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 358.879 jiwa. Untuklebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.8Perkembangan Mata Pencaharian Penduduk

NO. U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007

1.Pertanian, Kehutanan,Perkebunan & Perikanan

Orang 393.456 409.331 358.879 371.056

2.Pertambangan & Penggalian,Listrik, Gas dan Air, Keuangan

Orang 10.687 9.616 7.637 11.512

3. Industri Pengolahan Orang 69.646 83.212 84.474 91.866

4. Bangunan Orang 39.866 39.807 41.122 42.599

5.Perdagangan besar, eceran,Rumah Makan dan Hotel

Orang 137.992 147.277 136.332 167.403

6.Angkutan, Pergudangan danKomunikasi

Orang 26.111 26.880 37.660 30.362

7. Jasa Kemasyarakatan Orang 113.922 102.034 86.832 85.274

8. Ketenaga Kerjaan :

- Penduduk angkatan kerja usia15 th keatas

Orang 804.764 884.956 820.917 849.316

- Setengah penganggur Orang 0 0 - -

- Penganggur terbuka Orang 59.634 67.804 55.106 49.244

- Pemutusan Hub. Kerja Orang 25 0 - -

- Rata-rata kebutuhan hiduplayak

Rp 358.417 446.830 588.855 690.000

- Rata – Rata UMK Rp. 356.000 372.700 517.500 567.500

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Page 59: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 22LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 3.10 Peta Kepadatan PendudukSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

3.3.2 SOSIAL KEPENDUDUKAN

Posisi Kabupaten Banyuwangi yang merupakan pintu gerbang Propinsi JawaTimur di bagian Timur memancing berbagai etnis dan berbagai ragamkelompok masyarakat dari berbagai daerah untuk menetap di KabupatenBanyuwangi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapanganmemperlihatkan bahwa tipologi etnis yang berkembang di KabupatenBanyuwangi antara lain adalah Etnis Madura, Melayu, Cina, Arab, Bali, Jawadan Osing.

Dari beberapa etnis tersebut, etnis Madura, Jawa, Osing dan Arab dominandibandingkan Bali, Cina dan melayu yang secara spesifik telah mampumembentuk komunitas tersendiri di Kabupaten Banyuwangi, misalnyaKomunitas Madura menempati wilayah yang berdekatan dengan pantaikarena mata pencaharian utama adalah nelayan dan petani seperti diKecamatan Wongsorejo, sebagian kecil di Kecamatan Kalipuro danKecamatan Muncar. Komunitas Osing pada umumnya berada di DesaKemiren Kecamatan Glagah yang berada pada kaki Pegunungan Ijen,komunitas Arab pada umunnya menempati wilayah yang berdekatan denganpusat perdagangan, karena pada umumnya mata pencaharian komunitasArab sebagai pedagang. Sedangkan komunitas Jawa pada umumnyatersebar secara merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.

Masyarakat Banyuwangi memiliki banyak budaya, adat istiadat maupunkesenian daerah. Adat istiadat yang terdapat di Kabupaten Banyuwangiantara lain:

1. Upacara Adat

Upacara Petik Laut

Upacara ”Petik Laut” merupakan kegiatan yang dilakukan olehmasyarakat nelayan Muncar sebagai ucapan rasa syukur kepadapencipta alam atas rizki yang dilimpahkan-Nya. saat ini, upacara petiklaut masih dilakukan oleh masyarakat Muncar yang diadakan setiaptanggal 15 bulan Syuro berupa upacara pelarungan perahu kecil yangberisi berbagai sesaji ke laut yang diiringi oleh ratusan perahu nelayanke Sembulungan.

Upacara Kebo-Keboan, merupakan upacara yang menggambarkanpernyataan rasa syukur dan terima kasih masyarakat di Desa AlasMalang kepada Tuhan YME atas keselamatan dan peningkatan hasilpanen yang diperolehnya selama ini.

Gredoan

Upacara tradisi Ngarah Jodang, merupakan upacara tradisi pelepasansesaji ke laut yang dilakukan pada saat bulan Maulud oleh masyarakatDesa Blimbingsari Kecamatan Rogojampi.

Seblang Bakungan

Seblang Olehsari

Page 60: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 23LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Tari Seblang yakni upacara bersih desa untuk menolak bala

2. Upacara Keagamaan

Kesenian tradisional Gedogan dilakukan dengan menggunakanbeberapa jenis peralatan yang kemudian dipukul-pukul sehinggamenghasilkan bunyi-bunyian.

Siwalatri

Saraswati, upacara agama hindu yang merupakan persembahankepada dewi saraswati, dewi kebijakan dan pengetahuan.

Mekiyis, upacara agama mekiyis dilaksanakan di Pura AgungTawangalun di Pantai Pulau Merah, merupakan upacara adat agamaHindu yang dilaksanakan pada awal tahun Saka. Biasanya merekamengorbankan dirinya ke laut, kemudian mereka melepaskanpersembahan.

Pagerwesi, adalah upacara untuk menghormati senjata ampuh (jimat)yang dilakukan oleh masyarakat Hindu dan dipimpin oleh pendeta,orang yang terhormat dengan tujuan dapat hidup damai dansejahtera, upacara ini untuk membersihkan buana alit dan buanaagung, diadakan di Pura Trianggulasi Kecamatan Tegaldlimo.

Kuningan

Kebo-Keboan, adalah upacara yang menggambarkan rasa syukur danterimakasih masyarakat Desa Alasmalang kepada Tuhan YME ataskeselamatan dan meningkatkan hasil panen.

Gredoan

Seblang Bakungan

Upacara Rebo Wekasan, upacara keagamaan berupa syukuran yangdilakukan pada hari rabu oleh penduduk desa di Kelurahan Klatak danDesa Cacalan untuk meminta kedamaian dan kesejahteraan kepadTuhan YME.

3. Kesenian Daerah

Kesenian tradisional yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi. diantaranyaadalah sebagai berikut:

Gandrung, tari Gandrung menceritakan tentang keterpesonaanmasyarakat Blambangan (Banyuwangi) kepada Dewi Sri yangmembawa kesejahteraan bagi masyarakat, Ungkapan rasa syukurmasyarakat setelah panen tersebut diwujudkan melalui tarianGandrung.

Kuntulan, kesenian tradisional kuntulan, adalah kesenian yangnemenggunakan rebana sebagai instrumen pokok, dinamakankuntulan karena penarinya terlihat serba putih seperti warna burungkuntul (bangau putih).

Bordah, kesenian bordah merupakan bentuk kesenian Islam dengannama lain kasidatul bordah.

Angklung,

Barong,

Page 61: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 24LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Patrol, tradisi masyarakat dalam melakukan tugas kampung malam haripada bulan puasa.

3.4 KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH

PDRB Kabupaten Banyuwangi pada periode 2006-2010 terus meningkatmeskipun perkembangannya fluktuatif setiap tahun. Sektor pertanianmerupakan sektor yang menyumbang pemasukan PDRB paling besar yaitusebesar 48,1% sedangkan pemasukan terbesar kedua adalah berasal darisektor perdagangan, hotel dan restoran (15,5 %).

Tabel 3.9Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

NO.

LAPANGANUSAHA

2006 2007 2008 2009 2010

1 PERTANIAN 6.363.942,86 7.360.119,37 8.601.211,85 9.758.800,80 10.286.265,67

2PERTAMBANGAN DANPENGGALIAN

547.487,89 616.225,67 711.029,49 816.872,65 987.524,97

3INDUSTRIPENGOLAHAN

777.675,82 877.448,54 1.019.477,32 1.159.951,41 1.498.247,89

4LISTRIK, GASdan AIR BERSIH

80.490,37 85.419,36 93.204,04 103.298,19 72.922,56

5 BANGUNAN 34.198,05 38.969,79 46.977,30 53.396,87 153.691,80

6PERDAGANGAN, HOTEL danRESTORAN

3.572.191,53 4.076.643,36 4.826.237,17 5.454.827,45 6.633.865,54

7PENGANGKUTAN danKOMUNIKASI

469.590,35 524.132,40 611.424,63 676.384,26 709.807,64

8

KEUANGAN,PERSEWAANdan JASAPERUSHN.

840.250,91 937.567,09 1.060.524,83 1.169.127,49 1.397.351,27

9 JASA-JASA 883.936,83 995.039,81 1.164.395,32 1.296.468,31 1.527.134,17

JUMLAH 13.569.764,61 15.511.565,39 18.134.481,95 20.489.127,43 23.266.811,50

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2011

Tabel 3.10Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Tahun 2000 Kabupaten BanyuwangiNO.

LAPANGANUSAHA

2006 2007 2008 2009 2010

1 PERTANIAN 4.371.508,37 4.610.837,91 4.852.070,74 5.134.326,25 5.398.617,14

2PERTAMBANGANDANPENGGALIAN

354.370,48 375.773,94 400.032,86 426.031,59 456.012,02

3INDUSTRIPENGOLAHAN

517.825,45 538.906,54 561.314,48 588.452,18 619.869,65

4LISTRIK, GAS DANAIR BERSIH

55.266,02 58.347,90 61.668,00 65.685,97 70.076,58

5 BANGUNAN 28.164,25 30.043,75 32.116,82 33.470,68 36.128,25

6PERDAGANGAN,HOTEL DANRESTORAN

2.025.100,05 2.171.970,61 2.334.754,61 2.511.102,44 2.735.156,35

7PENGANGKUTANDANKOMUNIKASI

390.056,18 405.812,29 429.048,29 451.014,23 475.989,11

8KEUANGAN,PERSEWAAN DANJS PERUSH.

591.591,24 613.594,18 643.935,42 671.011,14 716.831,76

Page 62: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 25LAPORAN AKHIRD O K U M E N

9 JASA-JASA 482.045,10 503.778,56 530.111,77 558.234,84 590.374,94

JUMLAH 8.815.927,14 9.309.065,68 9.845.052,99 10.439.329,32 11.099.055,81

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2011

3.5 PENGGUNAAN LAHAN

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten di Jawa Timur dengan luas

wilayah terbesar yaitu 578.250 Ha dengan berbagai jenis penggunaan

lahannya. Jenis penggunaan lahan di Kabupaten Banyuwangi meliputi : 1)

lahan tidak terbangun : hutan, hutan bakau, tambak, padang rumput, pasir,

perkebunan, sawah irgasi dan sawah tadah hujan, semak belukar, tanah

berbatu. ladang, rawa dan tanggul pasir, 2) lahan terbangun umumnya

berupa permukiman, fasilitas dan industri. Penggunaan lahan di Kabupaten

Banyuwangi terbesar adalah untuk kawasan hutan yaitu sebesar 183.396,34 Ha

dan Permukiman terbangun dengan luas 125.240,95 Ha. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Page 63: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 26LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 3.11 Peta Penggunaan LahanSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031

Tabel 3.11 Luas Penggunaan Tanah Kabupaten Banyuwangi

NO U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007

1.Pemukiman/Terbangun

Ha - 125.240,95 125.240,95 125.240,95

2. Persawahan Ha - 66.675,00 66.532,00 66.531,00

3. Kebun Campur Ha - 2.161,10 2.161,10 2.161,10

4. Perkebunan Ha - 79.644,21 79.644,21 79.644,21

5. Hutan Ha - 183.396,34 183.396,34 183.396,34

6. Tambak / Kolam Ha - 1.782,50 1.782,50 1.782,50

7. Tegalan Ha - 16.215,33 16.215,33 16.215,33

8.Tanah Tandus /Rusak

Ha - 338,00 338,00 338,00

9. Lain – lain Ha - 102.796,57 102.939,57 102.938,57

J u m l a h Ha 578.250 578.250 578.250 578.250

Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-

2029

3.6 PARIWISATA

Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang memilikipotensi pariwisata yang sangat besar namun belum dikembangkan secaraoptimal. Dengan kondisi lingkungan alam yang strategis seperti memilikiwilayah pesisir dan dataran tinggi, membuat Kabupaten Banyuwangi memilikipemandangan alam yang luar biasa untuk dikembangkan sebagai daerahtujuan wisata.

Kabupaten Banyuwangi memliki obyek wisata andalan yang dikenal sebagaiSegitan Berlian atau Diamond Triangle. Segitiga Berlian ini menghubungkanKawah Ijen, Pantai Plengkung serta Pantai Sukamade yang masing-masingmemiliki daya tarik wisata tersendiri dan sudah terkenal di kalangan wisatawanbaik domestik maupun mancanegara. Obyek wisata di Kabupaten

Page 64: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 27LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Banyuwangi berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan PariwisataKabupaten Banyuwangi dibagi menjadi 5 kategori yaitu DTW (Daya TarikWisata) Alam, Perkebunan, Wisata Binaan, Wisata Religi, Wisata Budaya danDTW Minat Khusus/ Buatan Manusia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padatabel berikut.

Tabel 3.12Daya Tarik Wisata Kabupaten Banyuwangi

No

Kecamatan Desa Daya Tarikwisata

Pengelola Fasilitas KondisiPrasarana

1 Licin Taman Sari Kawah Ijen(DTW Alam)

BKSDAJember

1. TempatIbadah,

2. Shelter,3. Camping

Ground,4. Kantin,5. Pondok

Wisata.

Baik

2 Tegaldlimo Kalipait TamanNasionalAlas Purwo(DTW Alam)

PerhutaniBanyuwangi Selatan

1. CampingGround

2. PondokWisata

3. Hotel4. Parkir5. Kantin

Baik

Kalipait Gua IstanaTamanNasionalAlas Purwo(WisataReligi)

- - Baik

3 Songgon Bayu Rowo Bayu(DTW Alam)

PerhutaniBanyuwangi Barat

1. Mushola2. Toilet3. Shelter

Baik

Wisata Agrobayu Lor

HotelKetapangIndah

1. Penginapan2. Sarana Olah

raga

Baik

Songgon Air TerjunLider(DTW Alam)

PerhutaniBanyuwangi Barat

- Baik

4 Purwoharjo Grajagan Pantaigrajagan(DTW Alam)

PerhutaniBanyuwangi Selatan

1. Guest house2. Camping

ground3. Menara

Pandang4. Mainan

Anak-Anak5. Kantin

Baik

Sumbersari HutanMangroveBedul(DTW Alam)

Desa PerahuGundang-Gandung

baik

5 Pesanggaran

Sarongan PantaiSukamade(DTWWisata)

TamanNasionalMeru Betiri

1. Guest house2. Camping

ground3. Pondok

Wisata4. Penangkara

n Penyu

Baik

Pantai - - Baik

Page 65: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 28LAPORAN AKHIRD O K U M E N

No

Kecamatan Desa Daya Tarikwisata

Pengelola Fasilitas KondisiPrasarana

Rajegwesi

Sumberagung

Pulau Merah(DTWWisata)

Desa 1. Toilet2. Shelter

Baik

6 Kalipuro Ketapang Watu Dodol(DTWWisata)

PerhutaniBanyuwangi Utara

1. MainanAnak-Anak

2. TempatParkir

3. Kantin

Baik

Gombengsari Wisata AgroKaliklatak(Perkebunan)

PT. WisataIrjen

1. Penginapan2. Lapangan

Tenis3. Restoran4. Angkutan

Baik

Ketapang Wisata AgroKaloselogiri(Perkebunan)

PTP XII 1. Penginapan

2. KopiLanang

Baik

7 Kalibaru Kalibaruwetan

Air TerjunTirtoKemanten(DTW Alam)

Desa 1. Shelter2. toilet

Baik

Wisata GroMargoUtomo(Perkebunan)

Margoutomo I

1. Hotel2. Restourant3. Pemerahan

Susu4. Kolam

Renang5. Wisata

Kebun

Baik

8 Wongsorejo Bangsring PulauTabuhan(DTW Alam)

PemKabBanyuwangi

Diving danSwimming

Baik

9 Banyuwangi Mandar Pantai Boom(DTWwisata)

PerumPelabuhan

1. Sun Rise2. Terapi

Kesehatan

Baik

Lateng MakamDatuk AbdulRohimBautsir( WisataReligi)

H. AbdulKadir

Tempat Ibadah Baik

Karang Rejo Hoo Tongbio

Yayasan TriDharma

Tempat Ibadah Baik

Kepatihan Inggrisan Kodim 0825 - Baik

10 Rogojampi Blimbingsari PantaiBlimbingsari(DTWWisata)

Desa Kuliner IkanBakar

Baik

Rogojampi PemandianPancoran(wisataBinaan)

Moch.Anwar

1. Parkir2. Souvenir3. Kantin

Baik

Karangbendo PemandianAlam IndahLestari (AIL)(WisataBinaan)

Michael 1. Penginapan2. Kantin3. Toko

Souvenir4. Playground

Baik

Aliyan Kebo- - - -

Page 66: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 29LAPORAN AKHIRD O K U M E N

No

Kecamatan Desa Daya Tarikwisata

Pengelola Fasilitas KondisiPrasarana

keboan(WisataBudaya)

11 Kabat Bunder AntoganIndah(DTW Alam)

Desa 1. PemandianUmum

2. Kantin

Baik

Macan Putih Situs MacanPutih(WisataReligi)

Desa - Baik

12 Muncar Kedungrejo PelabuhanMuncar(DTW Alam)

Desa TempatPelelangan Ikan

Baik

PemandianSembilanPalm(DTWBinaan)

- 1. AgroMangga

2. PlayGround

3. Kantin4. Souvenir5. Tempat

Parkir

Baik

Tambakrejo Umpaksongo(WisataReligi)

PemKabBanyuwangi

- Baik

Petik Laut(wisataBudaya)

- - -

13 Glagah KampungAnyar

Wisata AgroKalibendo(Perkebunan)

PT.PerkebunanKalibendo

1. TempatParkir

2. Penginapan

3. LapanganOlah Raga

Baik

Tamansuruh PemandianTamansuruh(WisataBinaan)

Iman 1. TempatParkir

2. Suvenir3. Kantin

Baik

Kemiren PemandianDWU(WisataBinaan)

PemKabBanyuwangi

1. TempatParkir

2. Suvenir3. Kantin4. Penginapan

Baik

Barong IderBumi(WisataBudaya)

- - -

Olehsari Seblang(WisataBudaya)

- - -

14 Glenmore Kajarharjo Wisata AgroKendengLembu(WisataPerkebunan)

PTPN XIII 1. Penginapan2. Lapangan

Tenis3. Wisata

Kebun

Baik

Karangharjo CandiGumukKancil

ParisadhaHinduDharma

- Baik

Page 67: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 30LAPORAN AKHIRD O K U M E N

No

Kecamatan Desa Daya Tarikwisata

Pengelola Fasilitas KondisiPrasarana

(WisataReligi)

PemandianUmbul Pule(WisataBinaan)

Ali Bayhaki 1. Tempatparkir

2. MainanAnak-Anak

3. AgroSelada

Baik

15 Genteng Kembiritan PemandianAtlanta

H. Kusyairi 1. Parkir2. Souvenir3. Kantin

Baik

16 Singojuruh Alas Malang Kebo-Keboan

- - -

17 Giri Boyolangu Puter Kayun - - -

Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-2029

Berdasarkan data Daya Tarik Wisata diatas, dari 24 Kecamatan yang adahanya 17 Kecamatan yang terdaftar memiliki obyek wisata.

3.7 KARAKTERISTIK TRANSPORTASI

Sistem transportasi di Kabupaten Banyuwangi meliputi transportasi jalan raya,transportasi Kereta Api, transportasi Laut dan transportasi udara. Sistemtransportasi di Kabupaten Banyuwangi melayani dua pola pergerakan yaitupergerakan regional dengan melihat posisi Kabupaten Banyuwangimerupakan jalur menuju ke Pulau Bali. dan pergerakan antar wilayah di dalamlingkup kabupaten yakni pergerakan antar kecamatan dan kecamatandengan ibukota kabupaten.

A. Jaringan Jalan

Sistem jaringan jalan utama (primer) di Kabupaten Banyuwangi dibentukoleh ruas jalan yang menghubungkan Surabaya – Banyuwangi – Jember.Sistem jaringan primer ini melayani lalu lintas regional dan lokaldisepanjang jalur utama.

Beban sistem jaringan jalan utama yang ada saat ini (ada beberapa titikyang sering terjadi kemacetan akan dapat berkurang dengan dibukanyajalur lintas selatan yang merupakan wujud atau dukungan terhadapprogram/kebijakan percepatan pembangunan di sepanjang pantaiselatan Pulau Jawa yang bertujuan untuk:

1. Mengembangkan perwilayahan pembangunan ekonomi dalamrangka meningkatkan produktifitas sumber-sumber alam yangberwawasan lingkungan dalam koridor penataan ruang di wilayahJawa Timur bagian selatan.

2. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD melaluipengembangan jalur aksesbilitas dan distribusi

3. Memberdayakan peran masyarakat dalam optimalisasi sumber-sumber alam dan pembangunan daerah.

Pembangunan jalan lintas selatan di Kabupaten Banyuwangi telahdilaksanakan sejak tahun 2002, dimana pemerintah Propinsi Jawa Timuryang melaksanakan pekerjaan konstruksi jalan, jembatan dan drainase

Page 68: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 31LAPORAN AKHIRD O K U M E N

pada ruas jalan arteri sedangkan pemerintah Kabupaten Banyuwangimelaksanakan sosialisasi program pembangunan jalan lintas selatan,pembebasan lahan, pembangunan dan peningkatan jalan kolektor lintasselatan serta menyusun program strategis yang mendukungpembangunan jalan lintas selatan.

Pembangunan jalan lintas selatan, diharapkan menjadi salah satualternatif dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di wilayahselatan. Kurangnya sarana maupun prasarana transportasi menjadipenyebab utama kurang berkembangnya wilayah bagian selatan..Sehingga dengan dibangunnya jalan yang berkualitas dan memenuhistandard, maka aksesbilitas antar kabupaten di kawasan selatan maupundengan kawasan lainnya menjadi lebih terbuka.

Pembangunan jalan lintas selatan di Kabupaten Banyuwangi meliputi duaruas jalan yakni, ruas jalan arteri sebagai jalan utama dan ruas jalankolektor sebagai jalan sirip atau penghubung ruas jalan utama.Kebutuhan panjang jalan arteri 74,30 Km yang menghubungkanKabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember meliputi ruas jalan :

Banyuwangi - Rogojampi

Rogojampi - Genteng

Genteng - Glenmore

Glenmore - Kendeng Lembu

Kendeng Lembu - Malangsari

Malangsari - Tangki Nol

Perkembangan kondisi jalan di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihatpada tabel berikut.

Tabel 3.13Perkembangan Panjang Jalan Kabupaten, Propinsi dan Negara

KeadaanCondition

2009 2010

Negara /Country

Propinsi /Province

Negara/ Country

Propinsi /Province

(1) (2) (3) (4) (5)

I. JenisPermukaan/

Surface Type:

-Aspal/Asphalt

100.530 114.350 100.530 114.350

-Kerikil/Gravel

- -

-Tanah/Land

- -

-Lainnya/Other

- -

Jumlah/Total100.530 114.350 100.530 114.350

II. Kondisi JalanRoad

Condition :

- Baik/Good 46.980 48.245 49.980 44.305

Page 69: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 32LAPORAN AKHIRD O K U M E N

KeadaanCondition

2009 2010

Negara /Country

Propinsi /Province

Negara/ Country

Propinsi /Province

-Sedang/Medium

53.550 61.905 50.550 62.475

- Rusakringan

Lightlydamaged

- 4.200 - 7.570

- Rusakberat

Hardlydamaged

- - -

Jumlah/Total100.530 114.350 100.530 114.350

III. Kelas JalanRoad Class

- Kelas/ClassI

- - - -

- Kelas/ClassII

34.400 - 34.400 -

- Kelas/ClassIII

- - - -

- Kelas/ClassIII A

66.130 - 66.130 -

- Kelas/ClassIII B

- 17.130 - 17.130

- Kelas/ClassIII C

- 97.220 - 97.220

- Kelas/ClassIV

- - -

- Kelas/ClassV

- - -

-Lainnya/Other

- - -

Jumlah/Total100.530 114.350 100.530 114.350

Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011

B. Angkutan Umum

Kabupaten Banyuwangi dilalui oleh jalur regional dengan rute Bayuwangi– Situbondo – Surabaya serta rute Banyuwangi – Jember merupakan jalurregional Jawa Timur yang cukup padat. Selain jalur regional juga dilayanijalur lokal yang menghubungkan antar wilayah di KabupatenBanyuwangi. Jalur tersebut dilayani oleh angkutan umum yang melayanibaik rute di dalam kota maupun ke luar kota. Jenis angkutan umumpenumpang yang beroperasi di Kabupaten Banyuwangi meliputi buskecil, bus sedang, bus besar dan MPU.

Jumlah terminal angkutan umum di Kabupaten Banyuwangi sebagaiberikut :

1. Terminal Sri Tanjung di Kecamatan Kalipuro

2. Terminal Blambangan di Kecamatan Banyuwangi

Page 70: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 33LAPORAN AKHIRD O K U M E N

3. Terminal Brawijaya di Kecamatan Banyuwangi

4. Terminal Sasak Perot di Kecamatan Giri

5. Terminal Genteng di Kecamatan Genteng

6. Terminal Gambiran di Kecamatan Gambiran

7. Terminal Rogojampi di Kecamatan Rogojampi

8. Terminal Muncar di Kecamatan Muncar

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jenis angkutan yang palingbanyak beroperasi di Kabupaten Banyuwangi di tahun 2010 adalah pickup. Untuk angkutan penumpang, jenis yang paling banyak beroperasiadalah mobil penumpang umum. Sedangkan berdasarkan jeniskendaraan, paling banyak adalah sepeda motor. Secara umum jumlahkendaraan di Kabupaten Banyuwangi selama periode tahun 2006-2010cenderung meningkat

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.14 Perkembangan Banyaknya Kendaraan MenurutJenis Kendaraan Berdasarkan Catatan Dinas Lalu Lintas

Angkutan Jalan Daerah Tahun 2006 – 2010

Jenis kendaraan 2006 2007 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Bus umum 353 91 342 276 1. Bus umum

2. Bus bukan umum 26 36 41 372. Bus bukanumum

3. Mobil box 181 382 424 346 3. Mobil box

4. MobilPenumpangUmum

509 581 268 1484. Mobil

PenumpangUmum

5. Truck umum1.71

42.112

2.180

2.013

5. Truck umum

6. Truck bukanumum

1.575

1.7522

0381.07

26. Truck bukanumum

7. Truck gandeng 270 243 246 206 7. Truck gandeng

8. Kontainer 39 39 47 25 8. Kontainer

9. Pick up4.96

44.798

4.568

4.389

9. Pick up

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 3.15 Perkembangan Banyaknya Kendaraan Menurut Jenis KendaraanBerdasarkan Catatan Kepolisian Resort Banyuwangi Tahun 2006 – 2010

Jenis kendaraan 2006 2007 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Sepeda motor 229.589 271.391 307.592 374.446 398.474

2. J e e p 1.509 1.620 1.693 1.756 1.856

3. S e d a n 2.177 2.335 2.451 2.570 2.666

4. Colt station 10.115 10.955 11.629 12.449 13.496

5. T r u c k 5.297 5.491 5.699 6.025 6.322

6. Colt pick up 7.152 7.360 7.529 7.863 8.382

7. B u s 161 170 183 204 227

Page 71: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 34LAPORAN AKHIRD O K U M E N

8. Ambulance 31 49 56 59 204

9. D o k a r 1.240 1.240 1.240 1.240 1 240

10. B e c a k 1.477 1.477 1.477 1.477 1 477Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011

Untuk wilayah perkebunan, terdapat angkutankhusus sendiri yang dikenal dengan namaPolter. Angkutan ini berbentuk serupa trukhanya saja tidak dilengkapi dengan kacadepan dan samping di bagian kemudi.Angkutan ini digunakan untuk mengangkuthasil perkebunan menuju ke tempatpenyimpanan sementara atau tempatpengolahan hasil produksi perkebunan.

Angkutan ini biasa ditemukan di jalan raya dekat lokasi perkebunan.

C. Transportasi Darat (Kereta Api)

Jaringan rel kereta api membelah wilayah tengah KabupatenBanyuwangi. Jaringan Kereta Api (KA) di Kabupaten Banyuwangi meliputijalur Surabaya, Malang, Probolinggo, Madiun, Nganjuk, dan Jember.Pelayanan arus penumpang Kereta Api di Kabupaten Banyuwangidilayani oleh beberapa jenis kereta baik kelas ekonomi hingga eksekutif.

Terdapat 2 (dua) kategori Stasiun Kereta Api di Kabupaten Banyuwangi:

1. Stasiun Kelas I

Stasiun Kereta Api Banyuwangi

2. Stasiun Kelas II

Stasiun Karangasem

Stasiun Rogojampi

Stasiun Kalisetail

Stasiun Kalibaru

Stasiun Temuguruh

Penumpang kereta api selama periode 2008-2010 cenderung meningkatjumlahnya, dan pada periode 2009 – 2010 jumlahnya tetap. Peningkatanterjadi di tahun 2009 dimana jumlah penumpang kereta api tercatatmencapai angka 995.193 orang penumpang. Naik dari tahunsebelumnya yang berjumlah 956.645 orang penumpang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 3.16Banyaknya Penumpang Kereta Api yang Berangkat

Dan Pendapatan Tahun 2007

No BulanPenumpangBerangkat

Pendapatan (RP)

(1) (2) (3) (4)

1. Januari/January 87.701 2.075.636.500

2. Februari/February 64.550 1.466.715.500

3. Maret/March 80.148 1.790.662.000

Page 72: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 35LAPORAN AKHIRD O K U M E N

4. April/April 74.342 1.693.841.000

5. Mei/May 79.959 1.813.579.000

6. Juni/June 84.517 2.143.980.000

7. Juli/July 93.593 2.169.025.500

8. Agustus/August 74.924 1.980.029.000

9.September/September 103.034 2.396.684.750

10. Oktober/October 86.974 2.003.115.500

11. Nopember/November 82.446 1.755.583.000

12. Desember/December 83.005 2.046.205.500

Jumlah/Total 2010 995.193 23.335.057.250

2009 995.193 23.335.057.250

2008 956.645 21.194.545.000

2004 230.785 4.367.032.875

2003 264.367 5.196.809.190Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011

D. Transportasi Laut

Terdapat 2 pelabuhan laut utama di Banyuwangi yaitu PelabuhanTanjung Wangi yang melayani bongkar muat barang serta PelabuhanMeneng yang melayani penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.

Pelabuhan Tanjungwangi berdasarkan Surat Menteri Perhubungan No.KM.119/0/Phb.73, tanggal 2 Nopember 1973 ditetapkan sebagaipelabuhan yang terbuka untuk perdagangan. Dalam dan luarnegeri/antar negara dan dikategorikan sebagai pelabuhan kelas II.

Arus penumpang di Pelabuhan Tanjung Wangi cenderung menurun tiaptahunnya, hal ini dikarenakan fungsi pelabuhan ini yang lebih cenderungpada aktivitas bongkar muat barang. Berbeda halnya denganPelabuhan Meneng (Pelabuhan Ketapang) yang arus penumpangnyacenderung terus meningkat setiap tahun. Hal ini karena tingginya minatmasyarakat yang menggunakan jalur darat menuju Pulau Bali, sertakarena pesatnya arus migrasi masyarakat Banyuwangi ataupun di luarKabupaten Banyuwangi menuju Bali.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel 3.17

Kunjungan Kapal dan Arus Penumpang Di Pelabuhan Tanjung Wangi Tahun 2010

No. Bulan KapalPenumpang ( Orang )

Debarkasi Embarkasi

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Januari/January 1 90 82

2. Februari/February 2 0 29

3. Maret/March 4 340 412

4. April/April 4 219 379

Page 73: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 36LAPORAN AKHIRD O K U M E N

5. Mei/May 4 235 454

6. Juni/June 5 361 543

7. Juli/July 5 376 498

8. Agustus/August 4 280 401

9. September/September 4 835 923

10. Oktober/October 5 426 444

11. Nopember/November 5 367 673

12. Desember/December 4 365 420

Jumlah/Total 2010 47 3.894 5.258

2009 37 3 767 4 671

2008 47 4.713 5.099Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 3.18

Kunjungan dan Bongkar Muat Kapal Di Pelabuhan Tanjung Wangi Tahun 2010

No Bulan KapalBongkar

( Ton)Muat(Ton)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Januari 71 88.608 14.861

2. Februari 81 134.090 8.745

3. Maret 110 111.283 30.839

4. April 85 96.279 18.165

5. Mei 88 101.815 26.514

6. Juni 108 122.623 4.766

7. Juli 119 120.485 18.807

8. Agustus 134 92.599 1.607

9. September 99 99.958 2.561

10. Oktober 123 111.253 26.342

11. Nopember 120 88.073 17.890

12. Desember 124 119.690 9.125

Jumlah/Total 2010 1.262 1.286.756 180.222

2009 1. 253 723.327 170.658

2008 1.248 759.422 168.259

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 3.19Perkembangan Angkutan Penyeberangan Ketapang - Gilimanuk

No. Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007

1. Kapal Unit 24 24 24 24

2. Trip Kali 105.779 106.775 107.998 101.449

3. Penumpang Orang 3.658.891 992.860 567.621 665.810

4. Barang Ton 4.039.092 222.015 - -

5. Kendaraan :

- Roda Dua Buah 431.205 473.867 420.978 454.777

- Roda Empat Buah 1.550.935 1.404.170 1.260.968 1.279.833Sumber Data : Profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009

E. Transportasi Udara

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengacuperkembangan daerah serta mengantisipasi pertumbuhan wilayahnya,

Page 74: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 37LAPORAN AKHIRD O K U M E N

UjungpandangDenpasar

Malang

Jakarta

Jogjakarta

AMI

KO

E

Banyuwangi

Surabaya

Kabupaten Banyuwangi membangun bandar udara, untuk mendukungmobilitas masyarakat yang semakin tinggi.

Lokasi bandar udara di Kabupaten Banyuwangi terletak sekitar 15 km daripusat kota Banyuwangi. Secara administratif lokasi bandar udaraBanyuwangi ini terletak di Desa Blimbingsari Kecamatan Rogojampi. Letakgeografis Bandar Udara Banyuwangi berada pada posisi 080 18’ 42.70“ LSdan 1140 20“ 16.30“ BT. Terletak pada ketinggian ± 20 – 30 di ataspermukaan laut rata-rata. Kondisi topografi relatif datar, dengankemiringan kurang dari 1 %.

Untuk saat ini Bandar Udara Blimbingsari telah beroperasi namun hanyamelayani pesawat-pesawat kecil (perintis) seperti jenis Pesawat Cessna.Hal ini karena pembangunan fasilitas bandara yang belum sepenuhnyaberjalan sehingga untuk pesawat-pesawat komersial besar bermesinganda tidak dapat dilayani.

Gambar 3.12

Rencana Jalur Penerbangan Bandar Udara Blimbingsari

Page 75: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 38LAPORAN AKHIRD O K U M E N

PEMBERSIHAN LAPANGAN 200.000 M2

PERATAAN TANAH 200.000 M2

PEKERJAAN GRADING DENGAN SIRTU 10.213 M3

PEMBUATAN PAGAR KAWAT DURI 5.290 M’

RELOKASI JALAN 5.991 LS PHASE ULTIMATE RUNAWAY 600 M

Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-

2029

Gambar 3.13

Rencana Pengembangan Bandara

Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-

2029

3.8 FASILITAS UMUM

A. FASILITAS PENDIDIKAN

Kebutuhan pendidikan untuk tingkat Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK),secara keseluruhan sejak tahun 2010 sampai 2011, jumlah sekolah mengalamikenaikan, demikian pula dengan jumlah guru, untuk jumlah murid mengalamipenurunan. Namun demikian keberadaan lembaga sekolah TK ini dapatditemui di setiap desa/kelurahan dengan jumlah paling sedikit ada satulembaga sekolah.

Bagi lembaga Sekolah Dasar Negeri jumlahnya relatif cukup di setiapdesa/kelurahan. Jumlah yang demikian tidak menghambat terhadapmunculnya sekolah-sekolah pada jenjang yang sama, yaitu sekolah yangdikelola yayasan maupun pihak tertentu yang berstatus swasta.

Pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama jumlah sekolah negeritidak ada penambahan antara tahun 2010 hingga 2011demikian pula untuksekolah yang dikelola pihak swasta. Program pendidikan dasar atau seringdisebut dengan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun, secara kelembagaan

Page 76: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 39LAPORAN AKHIRD O K U M E N

di Kabupaten Banyuwangi dapat dikategorikan cukup memadai, karena dariseluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi sudah mempunyai SLTP. Bahkanminimal ada satu SLTP berstatus negeri. Termasuk salah satunya KecamatanLicin sebagai akibat dari pemekaran kecamatan baru. SLTP yang ada tidakikut Kecamatan Glagah sebagai kecamatan induk/lama.

Berlanjut ke jenjang pendidikan setingkat lebih tinggi yang disebutSekolah Menengah. Lembaga SMU sampai dengan tahun 2011lalukeberadaannya masih belum merata disetiap kecamatan. Umumnya daerahbagian barat di Kabupaten Banyuwangi masih belum kebagian wilayahnyamendapat lembaga SMU, baik dari pemerintah maupun pihak-pihak swasta.Meskipun demikian pada tahun 2011 telah terjadi penambahan sebanyak 1sekolah baru untuk SMU dan 2 sekolah baru untuk sekolah kejuruan.

Tabel 3.20Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru TK Negeri dan Swasta

Menurut Kecamatan Tahun 2011

No. KecamatanNegeri Swasta

Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pesanggaran - - - 19 47 961

2 Siliragung - - - 22 65 1,142

3 Bangorejo - - - 19 68 1,264

4 Purwoharjo - - - 31 106 1,787

5 Tegaldlimo - - - 39 80 1,392

6 Muncar - - - 43 139 2,858

7 Cluring - - - 33 105 1,461

8 Gambiran - - - 37 137 1,685

9 Tegalsari - - - 29 88 1,217

10 Glenmore - - - 45 105 1,789

11 Kalibaru - - - 17 69 1,005

12 Genteng - - - 51 209 3,039

13 Srono - - - 44 155 2,346

14 Rogojampi - - - 34 129 2,039

15 Kabat - - - 29 86 1,284

16 Singojuruh - - - 7 22 580

17 Sempu - - - 41 133 1,719

18 Songgon - - - 14 35 612

19 Glagah - - - 10 37 564

20 Licin - - - 5 14 215

21 Banyuwangi 1 11 84 34 149 1,933

22 Giri 1 12 146 11 36 503

23 Kalipuro - - - 29 96 1,376

24 Wongsorejo - - - 21 70 1,190

Jumlah 2011 2 23 230 664 2,180 33,961

2010 2 24 214 653 2,071 36,804

2009 2 22 216 673 2,168 36,911

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Page 77: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 40LAPORAN AKHIRD O K U M E N

B. FASILITAS IBADAH

Tabel 3.21Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatan

Tahun 2011

No Kecamatan Masjid LanggarMusholl

a

GerejaPure Vihara

Kristen Katholik

1 Pesanggaran 58 161 15 15 1 9 7

2 Siliragung 52 314 12 1 - 12 1

3 Bangorejo 72 229 8 1 3 12 -

4 Purwoharjo 21 43 47 9 4 17 3

5 Tegaldlimo 64 228 13 6 2 20 2

6 Muncar 109 445 26 7 2 13 2

7 Cluring 86 405 14 9 - 10 1

8 Gambiran 63 196 20 7 1 2 3

9 Tegalsari 60 167 10 3 2 7 4

10 Glenmore 116 279 37 6 3 4 -

11 Kalibaru 76 235 67 1 1 - -

12 Genteng 92 213 39 9 3 3 -

13 Srono 106 457 40 1 1 2 1

14 Rogojampi 89 469 51 7 1 5 4

15 Kabat 70 335 94 - - - -

16 Singojuruh 41 221 44 1 - - -

17 Sempu 39 118 71 2 - 2 -

18 Songgon 82 238 15 1 1 4 -

19 Glagah 28 51 57 - - - -

20 Licin 49 165 84 - - - -

21 Banyuwangi 59 328 45 18 3 1 4

22 Giri 28 116 39 - - - -

23 Kalipuro 95 253 18 2 - - -

24 Wongsorejo 65 310 49 3 1 1 -

2011 1.620 5.976 915 109 29 124 32

2010 1.761 5.952 1.000 109 29 124 31

2009 1.598 5.962 1.039 108 29 124 32

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

C. FASILITAS KESEHATAN

Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempunyai fasilitaskesehatan berupa Lembaga Rumah Sakit, Puskesmas serta Puskesmas Kelilingdengan jumlah dan keberadaannya sudah relatif mencukupi terhadap jumlahdan persebaran penduduk. Kecuali yang perlu mendapat perhatian dibeberapa kecamatan yang terletak di kawasan selatan KabupatenBanyuwangi perlu didirikan fasilitas kesehatan yang berupa Rumah Sakit.Dikawasan ini untuk bisa mengakses fasilitas kesehatan yang berupa rumahsakit mempunyai kendala jarak yang relatif jauh. Puskesmas Rawat Inapterdekat masih dengan peralatan yang terbatas. Tenaga kesehatan seperti

Page 78: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 41LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Dokter, Perawat dan Bidan pada tahun 2011, mengalami perubahan daritahun sebelumnya. Pertambahan jumlah tenaga kesehatan secarakeseluruhan masih belum sebanding jika dilihat dari persebaran di masing-masing kecamatan.

Tabel 3.22Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan

Tahun 2011

No Kecamatan RS Umum/ Khusus PuskesmasPuskesmasPembantu

1 Pesanggaran - 2 3

2 Siliragung - 1 4

3 Bangorejo - 2 5

4 Purwoharjo - 2 4

5 Tegaldlimo - 2 4

6 Muncar - 4 8

7 Cluring - 2 5

8 Gambiran 1 2 4

9 Tegalsari - 1 3

10 Glenmore 1 2 6

11 Kalibaru - 1 2

12 Genteng 2 2 4

13 Srono - 3 5

14 Rogojampi 2 2 5

15 Kabat 1 2 5

16 Singojuruh - 1 5

17 Sempu - 3 6

18 Songgon - 1 4

19 Glagah - 1 2

20 Licin - 1 3

21 Banyuwangi 4 3 4

22 Giri - 1 2

23 Kalipuro - 2 6

24 Wongsorejo - 2 6

Jumlah 11 45 105

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 3.23Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2011

No KecamatanDokter

Perawat Bidan LainnyaUmum & Gigi

1 Pesanggaran 5 18 11 13

2 Siliragung 2 5 11 8

3 Bangorejo 5 14 19 13

4 Purwoharjo 3 9 16 19

5 Tegaldlimo 5 12 11 19

6 Muncar 6 23 21 35

Page 79: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 42LAPORAN AKHIRD O K U M E N

7 Cluring 4 13 17 25

8 Gambiran 4 10 16 18

9 Tegalsari 2 7 12 3

10 Glenmore 5 12 12 11

11 Kalibaru 2 10 9 6

12 Genteng 5 9 13 17

13 Srono 5 9 13 23

14 Rogojampi 5 11 16 26

15 Kabat 4 7 14 13

16 Singojuruh 3 7 11 9

17 Sempu 6 14 17 23

18 Songgon 1 4 8 10

19 Glagah 2 4 8 6

20 Licin 2 6 5 9

21 Banyuwangi 6 12 13 47

22 Giri 3 5 6 11

23 Kalipuro 4 7 10 16

24 Wongsorejo 4 13 12 14

Jumlah 2011 93 241 301 394

2010 85 258 450 51

2009 88 276 448 46

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 3.24Banyaknya Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Medis Menurut Kecamatan

Tahun 2011

No. Jenis Sarana/Tenaga Medis 2009 2010 2011

1 2 3 4 5

1 Rumah Sakit Umum 2 2 2

2 Rumah Sakit Swasta 9 9 9

3 Puskesmas 45 45 45

4 Puskesmas Pembantu 105 105 105

5 Puskesmas Keliling 30 51 62

6 Posyandu 2 170 2.184 2224

7 Pondok Bersalin 40 17 15

8 Tenaga Medis di RSU 45 65 47

9 Tenaga Paramedis di RSU

Tenaga Keperawatan di RSU Pemerintah 157 155 138

Tenaga Kefarmasian di RSU Pemerintah 23 23 23

Tenaga Kes. Masy. Di RSU Pemerintah 2 3 3

Tenaga Sanitarian di RSU Pemerintah 4 4 4

Tenaga Gizi di RSU Pemerintah 6 6 6

Tenaga Keterampilan Fisik di RSUPemerintah 9 4 4

Tenaga Keteknisan Medis di RSUPemerintah 21 20 18

10 Tenaga Administrasi di RSU 479 156 167

Page 80: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 43LAPORAN AKHIRD O K U M E N

11 Tenaga Medis di Puskesmas 88 85 93

12 Tenaga Paramedis di Puskesmas

Tenaga Keperawatan di Puskesmas 278 235 234

Tenaga Kebidanan di Puskesmas 448 442 470

Tenaga Kefarmasian di Puskesmas 7 15 18

Tenaga Kesehatan Masyarakat diPuskesmas 1 9 0

Tenaga Sanitarian di Puskesmas 14 14 19

Tenaga Gizi di Puskesmas 21 18 17

Tenaga Keterampilan Fisik di Puskesmas 0 0 0

Tenaga Ketehnisan Medisdi Puskesmas 3 4 8

13 Tenaga Administrasi di Puskesmas 308 209 178

14 Tenaga Medis di Dinas Kesehatan 2 2 2

15 Tenaga Paramedis di Dinas Kesehatan

Tenaga Keperawatan & Kebidanan diDinas Kesehatan 6 6 5

Tenaga Kefarmasian di Dinas Kesehatan 3 3 0

Tenaga Kes. Masyarakat di DinasKesehatan 10 11 7

Tenaga Sanitarian di Dinas Kesehatan 4 7 3

Tenaga Gizi di Dinas Kesehatan 3 2 2

Tenaga Keterampilan Fisik di DinasKesehatan 0 0 0

Tenaga Ketehnisan Medis di DinasKesehatan 0 0 0

16 Tenaga Administrasi di Dinas Kesehatan 27 44 35

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

Page 81: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Pada Penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi 2013, SIG

digunakan sebagai pemutakhiran database, dan alat analisa penggabungan

data dan informasi spasial dan non spasial.

Dalam membuat aplikasi Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Kabupaten

Banyuwangi ini dibutuhkan sebuah server web dengan beberapa alat (tool),

bahasa skrip, dan ekstensi khusus. Kali ini diutamakan alat dan ekstensi yang

bersifat gratis dan terbuka (opensource). Beberapa diantara kebutuhan

tersebut ada yang mengikat (wajib adanya) dan beberapa yang lain sifatnya

pilihan (optional).

MAPSERVER

MapServer adalah salah satu alat (pengembang aplikasi Common

Gateaway Interface (CGI)) yang dapat digunakan untuk membangaun

aplikasi SIG berbasis web (web-based GIS). Alat (tool) ini bersifat gratis,

terbuka (open source), didukung oleh banyak pihak dan komunitas yang

besar, mendukung penggunaan di beberapa sistem operasi, didukung oleh

beberapa alat tambahan (sub-tool) dan kerangka kerja (framework) yang

selalu berkembang dan relatif mudah untuk digunakan. Oleh karena itu,

tidak mengherankan jika MapServer banyak digunakan uleh berbagai

pihak (baik komersial maupun non-komersial) termasuk di Indonesia.

ARC GIS 10.1

ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat

lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh Esri. ArcGIS

meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut:

1. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang

dibuat menggunakan produk ArcGIS lainnya;

2. ArcGIS Desktop, memiliki tiga tingkat lisensi:

ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data

spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial

dasar;

ANALISIS DAN SISTEM APLIKASISISTEM INFORMASI RTRW

444

Page 82: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N

ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan

tambahan peralatan untuk memanipulasi

berkas shapefile dabgeodatabase;

ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan

tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis.

Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah

program aplikasi yang memanfaatkan teknologi digital dan memungkinkan

adanya peralihan dari proses monitoring tata ruang yang sebelumnya manual

menjadi digital/komputasi.

Dengan adanya aplikasi ini sangat memungkinkan terciptanya informasi

penataan ruang yang sistematis, akurat, tepat, bisa dimengerti mulai dari

tingkat operasional hingga manajerial, untuk pengendalian pemanfaatan

ruang Kabupaten Banyuwangi dan mendukung Sistem Pengambilan

Keputusan (Decission Support Systems/DSS). Selain itu dengan adanya

database akan mempermudah akses dalam meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat.

Dalam membangun aplikasi Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Kabupaten

Banyuwangi dibutuhkan beberapa tahap. setiap tahapan mungkin saja tidak

hanya dilakukan dalam lingkungan pemrograman web semata, melainkan

dengan alat-alat (tools) bantu lain yang mendukung percepatan ke arah itu.

4.1 ANALISIS SISTEM

Sistem informasi geografis merupakan sebuah sistem yang akan dijalankan

secara online dengan media internet dengan bahasa pemograman php,

menggunakan database mysql dan menggunakan tampilan dari macromedia

dreamweaver 8, oleh karena itu dibutuhkan beberapa informasi dari sistem

yang telah dijalankan sebelumnya oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Tujuannya agar sistem yang dibuat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan tidak menutup kemungkinan sistem ini

bisa dikembangkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan cara

mengetahui sistem sebelumnya yang telah dibuat, maka kita dapat

mengetahui informasi-informasi yang dibutukan untuk membuat sistem ini,

antara lain : dari mana data ini didapat, bagaimana data ini diolah dan

bagaimana bentuk keluaran dari data yang telah diolah tersebut.

4.2 PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem merupakan aplikasi penerapan dari analisa sistem dalam

bentuk gambar dan diagram dengan tujuan mempermudah memahami

sebuah sistem yang dibuat, antara lain : Sistem Flowchart, Diagram Berjenjang,

Diagram Konteks, Data Flow Diagram, Conceputal Data Model, Physical Data

Model dan tabel-tabel dari kamus data

Page 83: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N

4.2.1 Flowchart Pemetaan

Flowchart pemetaan yang dibuat, disini terdapat tiga entitas, antara lain :

masyarakat atau pengunjung situs, admin atau pegawai dinas, dan kepala

dinas.

Gambar 4.1 Flowchart Pemetaan

Sistem ini diawali oleh pengunjung yang mendatangi web gis pemkab

Banyuwangi, untuk melakukan pencarian data peta maka disini pengunjung

akan dihadapkan dengan pilihan, peta rencana dan peta tematik.

Jika pengunjung ingin mendapatkan informasi peta rencana, maka

pengunjung akan diarahkan ke tampilan peta rencana, disini pengujung

melakukan filter peta berdasarkan pilihan menu disebelah kanan peta. Setelah

itu pengunjung dapat melakukan penambahan atau pengeditan peta

Page 84: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N

dengan mensetting besar kecil (Zoom) pada peta atau menambahkan marker

penanda pada peta, lalu peta bisa dicetak sesuai kebutuhan pengunjung.

Sama halnya dengan peta rencana peta tematik juga sama, bagi para

pengunjung yang ingin mendapatakan informasi dari peta tematik.

Bagi admin atau pegawai dinas maka pegawai tersebut diharuskan

melakukan login agar dapat melakukan penambahan atau perubahan data

peta, maka admin akan di hadapkan pada halaman admin yang terdapat

pilihan yang terdiri dari dari edit database peta,review peta dan proses update

file peta (shp) kedalam database peta pada host web sever.

Pada bagian halaman edit database file – file hasil dari editing peta dari

ArcGIS akan di upload dan apa bila peta sudah ada atau hanya melakukan

perubahan maka otomatis database peta terupdate dan jika peta baru

makan akan menambahkan table pada database peta.

Gambar 4.2 Flowchart Update Peta

Page 85: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Pada gambar 4.2 Flowchart pembuatan peta dengan software ArcGIS,

terdapat dua entitas, antara lain : admin atau pegawai dinas, dan kepala

dinas.

Sistem pembuatan peta ini menggambarkan tentang proses pembuatan peta

yang dilakukan admin atau pegawai dinas menggunakan software pemetaan

ArcGIS. Sistem ini dimulai dari admin membuat atau mengedit peta

menggunakan software pemetaan ArcGIS. Setelah pembuatan atau

pengeditan peta selesai, admin dapat memasukkan file peta berupa(sharp

file) atau mengupload file peta tersebut ke web server. Setelah itu web server

akan memproses file tersebut dan mengkonversikan file terserbut kedalam file

database berupa table geometry peta.

Di sisi kepala dinas, kepala dinas akan mendapatkan laporan hasil proses

pembuatan atau perubahan peta yang telah dilakukan oleh pegawai dinas

atau bawahannya, setelah itu kepala dinas akan menerima hardcopy atau

lembar laporan tentang update peta dan juga printout peta yang talah di

update oleng admin atau pegawai dinas tersebut.

4.2.2 Diagram Berjenjang

Pada diagram berjenjang ini, di informasikan bahwa terdapat jenjang proses

dari sebuah data flow diagram, disini pada top atau sistem tertinggi

merupakan gambar proses utama sebuah sistem informasi geografis tata

ruang kota, lalu dibawahnya merupakan proses level 1, level ini merupakan

pemecahan proses yang terjadi pada sistem informasi geografis.

Disini terdapat 5 proses, antara lain : proses login admin, maintenance data

admin,maintenance data peta,maintenance data forum, dan laporan. Pada

level dibawahnya yaitu level 2, terdapat sembilan proses yaitu pemecahan

proses dari maintenance data admin, pemecahan dari proses maintenance

data peta, dan pemecahan dari proses maintenance laporan, pemecahan

dari proses data laporan, pada proses maintenance data admin dibagi

menjadi dua bagian, antara lain : pembuatan admin baru, perubahan data

admin. Pada proses maintenance data peta, dibagi menjadi tiga proses,

antara lain : maintenance data peta dasar, maintenance data peta rencana,

maintenance data peta tematik.

Pada proses maintenance data forum dibagi menjadi dua proses antara lain :

upload jawaban pengunjung, dan peruhaban status topic di forum apakah

masih dibuka atau di tutup. Pada proses laporan terbagi menjadi dua

subproses antara lain : laporan maintenance data peta dan proses laporan

forum diskusi. Pada level 3 di bawah terdapat enam proses diantaranya :

proses upload peta dasar,perubahan data peta dasar, upload peta rencana,

perubahan data peta rencana, upload peta tematik, perubahan peta

tematik.

Page 86: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 4.3 Diagram Berjenjang

4.2.3 Diagram Konteks DFD Level 0

Diagram data flow diagram level 0 adalah diagram awal sebuah sistem

informasi geografis, didalam diagram tersebut terdapat satu sistem utama dan

tiga entitas, sistem tersebut merupakan sistem informasi geografis, dan entitas

antara lain : pengunjung, admin, dan kepala dinas. Pada bagian pengunjung,

arus data yang masuk ke dalam sistem informasi antara lain : cetak atau lihat

peta dasar, cetak atau lihat peta rencana, cetak atau lihat peta tematik, dan

posting pertanyaan pada forum. Data yang didapat oleh pengunjung antara

lain : info peta dasar, info peta rencana, info peta tematik, info pertanyaan

Page 87: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N

dan jawaban pada forum. Pada entitas kepala dinas disini, data peta dasar,

data peta rencana, data peta tematik, dan data forum diskusi diarahkan ke

sistem dan kepala dinas mendapatkan cetakan laporan maintenance peta

dasar, laporan peta rencana, laporan peta tematik dan laporan forum diskusi.

Data Profile

Maintenance Profile

Laporan Peta Tematik

Cetak Atau Lihat Peta Tematik

Data Peta Rencana

Data Peta Tematik

Data Peta Tematik

Laporan Peta Rencana

Data Peta Rencana

Laporan Peta Dasar

Laporan Forum

Data Forum

Posting Forum

Cetak Atau Lihat Peta Rencana

Maintenance Forum

Maintenance Peta Tematik

Maintenance User

Data Forum

Data User Login

Maintenance Peta Dasar

Maintenance Peta Rencana

Cetak Atau Lihat Peta Dasar

Data Peta Dasar

Data Peta Dasar

Data Peta Dasar

Data Peta Tematik

Data Peta Rencana

0

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KEPALA DINAS

PENGUNJUNG

ADMIN

Gambar 4.4 Data Flow Diagram Level 0

Pada entitas admin, disini admin memasukkan data ke dalam sistem informasi

geografis, antara lain : data maintenance user, data manintenance forum,

data maintenance peta dasar, maintenance peta rencana, maintenance

peta tematik, dan data maintenance profile dinas tataruang kota kabupaten.

Sedangkan dari sistem entitas admin mendapatkan data user, data peta

dasar, data peta rencana, data peta tematik, data forum, dan data profile

Page 88: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 8LAPORAN AKHIRD O K U M E N

dinas yang berupa uraian sikat profile pemkab banyuwangi dan kontak yang

bisa dihubungin.

4.2.4 Data Flow Diagram Level 1

Laporan Forum

Laporan Peta Tematik

Data Peta Tematik

Data Peta Rencana

Laporan Peta Rencana

Laporan Peta Dasar

Data Peta Dasar

Posting Forum

Data Forum

Data Peta Tematik

Cetak Atau Lihat Peta Tematik

Data Peta Rencana

Cetak Atau Lihat Peta Rencana

Data Peta Dasar

Cetak Atau Lihat Peta Dasar

Data Profile

Maintenance Profile

Data Forum

Maintenance Forum

Data Peta Tematik

Maintenance Peta Tematik

Data Peta Rencana

Maintenance Peta Rencana

Data Peta Dasar

Maintenance Peta Dasar

Data User Login

Maintenance User

KEPALA DINAS

PENGUNJUNG

ADMIN

1

Maintenance User

Login

2

Maintenance Peta

3

Maintenance

Forum

4

Maintenanace

Profile Dinas

+

5

Lihat Atau Cetak Peta

6

Posting Forum

7

Pembuatan Laporan

Gambar 4.5 Data Flow Diagram Level 1

Data Flow Diagram level 1 merupakan sub sistem dari proses sistem informasi

geografis tata ruang tata wilayah, disini terdapat tuju proses yaitu proses

maintenance user login, maintenance peta , maintenance forum,

Page 89: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 9LAPORAN AKHIRD O K U M E N

maintenance profile dinas, cetak peta, posting forum, laporan dan terdapat

terdapat tiga entitas, antara lain : admin, kepala dinas dan pengunjung.

Pada entitas admin, admin memasukkan beberapa informasi ke dalam

beberapa proses antara lain : maintenance user login, maintenance

peta,maintenance forum, dan maintenance profile. Dan admin mendapatkan

data user login, data peta,data forum , dan profile dinas. Pada entitas kepala

dinas, kepala dinas memaskkan beberapa informasi kedalam proses

pembuatan laporan berupa data peta dasar, data peta rencana, dan data

peta tematik. Kepala dinas mendapatka data laporan dari proses pembuatan

laporan tersebut.

Pada entitas pengunjung, pengunjung mengirimkan beberapa informasi

kepada beberapa proses antara lain : cetak peta, dan posting forum. Pada

entitas pengunjung tersebut, pengunjung memasukkan beberapa data ke

beberapa proses, antara lain cetak peta dasar, cetak peta rencana, cetak

peta tematik, dan posting pertanyaan pada forum diskusi. Dan pengunjung

akan mendapatkan informasi berupa data peta dasar, peta rencana, peta

tematik, dan info forum diskusi.

4.2.5 Data Flow Diagram Level 2

A. Sub Proses Maintenance User Login

Gambar 4.6 Data Flow Diagram Level 1

Pada Gambar 4.6 terdapat dua proses, antara lain proses pembuatan

user baru dan ubah data user. Terdapat satu entitas yaitu entitas admin,

di entitas ini admin memasukkan data user login pada proses pembuatan

user baru lalu data dimasukkan ke dalam database user login dan

mendapat informasi user login, lalu pada proses ubah data user login,

Page 90: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 10LAPORAN AKHIRD O K U M E N

entitas admin memasukkan data ubah user, lalu data tersebut disimpan

dalam database user login

B. Sub Proses Maintenance Peta

Gambar 4.7 Sub Proses Maintenance Peta

Gambar 4.7 diatas merupakan sub proses dari maintenance peta, disini

terdapat entitas admin dan terdapat tiga proses, antara lain : proses

maintenance peta dasar, proses maintenance peta rencana dan proses

maintenance peta tematik. Pada entitas admin, disini arus data yang

masuk ke dalam proses maintenance peta dasar berupa upload peta

dasar dan perubahan data peta dasar. Demikian juga pada kategori

peta yang lainnya arus data peta yang masuk kedalam proses

maintenance peta pada tiap kategori masing - masing.

C. Sub Proses Maintenance Forum

Page 91: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 11LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 4.8 Sub Proses Maintenance Forum

Gambar 4.8 merupakan proses maintenance forum yang terdapat dua

proses yaitu input data jawaban dan proses update status forum. Entitas

admin melakukan input data jawaban dari petanyaan yang sudah

diposting pengunjung lalu admin mendapatkan data info forum, dan

entitas admin juga melakukan update status dari topic forum tersebut

apakan masih open atu belum terselesaikan masalah yang terjadi atau

close sudah terpecahkan dan topic dari forum di tutup. Data jawaban

dari admin maupun pengunjung yang lain disimpan di dalam database

detil forum, sedangkan data pertanyaan disimpan dalam database

forum.

D. Sub Proses Maintenance Profile

Gambar 4.9 Sub Proses Maintenance Profile

Pada Gambar 4.8 Sub Proses maintenance profile terdapat satu entitas

yaitu admin, lalu ada dua proses antara lain, proses penambahan data

profile baru dan update data profile, dimana entitas admin

menambahkan data profile dan mengupdate data profile dinas ke

dalam database profile dinas. Data profile ini berisi tentang kontak dinas

tataruang kota kabupaten banyuwangi.

Page 92: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 12LAPORAN AKHIRD O K U M E N

E. Sub Proses Cetak Peta

Pada Sub Proses Cetak Peta terdapat satu entitas yaitu pengunjung, dan

terdapat tiga proses antara lain : proses cetak peta dasar,cetak peta

rencana dan cetak peta tematik. Pada proses cetak peta dasar entitas

pengunjung memasukkan data peta dasar yang dikehendaki kedalam

system lalu pengunjung akan mendapatkat data peta dasar yang

dikehendaki berupa cetakan (printout) dari peta tersebut. Deminkian pula

untuk kategori peta yang lainnya juga sama.

Gambar 4.10 Sub Proses Maintenance Profile

F. Sub Proses Posting Forum

Page 93: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 13LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 4.11 Sub Proses Posting Forum

Pada Gambar 4.11 Sub Proses Posting Forum, disini terdapat satu entitas

yaitu pengunjung, dan terdapat dua proses antara lain : proses posting

pertanyaan pada forum dan proses upload jawaban pada forum. Pada

proses posting jawaban entitas pengunjung memasukkan data pertanyaan

seputar data peta dan pengunjung akan mendapatkat data forum yang

berupa pertanyaan dan jawaban dari pengunjung lain atau admin,

pengunjung juga dapat memposkan jawaban untuk pertanyaan lainnya.

G. Sub Proses Pembuatan Laporan

Page 94: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 14LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 4.12 Sub Proses Pembuatan Laporan

Pada Gambar 4.12 Sub Proses Pembuatan Laporan, disini terdapat satu entitas

yaitu kepala dinas, dan terdapat empat proses antara lain : proses

pembuatan laporan peta dasar, laporan peta rencana, laporan peta tematik

dan laporan forum. Prose pembuatan laporan peta dasar arus data yang

masuk ke system merupakan data peta yang di reques oleh kepala dinas dan

sistem akan memberikan laporan kepada kepala dinas, demikian halnya pada

kategori peta lainnya.

4.2.6 Conceptual Model

Page 95: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 15LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 4.13 Conceptual Data Model

4.2.7 Physycal Data Model

MAINTENANCE PROFILE

MAINTENANCE PETA T EMATIK

MAINTENANCE PETA RENCANA

MAINTENANCE PETA DASAR

UPDAT E STATUS F ORUM

MEMILIKI

USER LOGIN

USER_ID

PASSWORD

HAK

KETERANGAN

PETA DASAR

ID_DASAR

NAMA

LINK

TGL_SIMPAN

KETERANGAN

PETA RENCANA

ID

NAMA

LINK

TGL_SIMPAN

KETERANGAN

PETA TEMATIK

ID

NAMA

LINK

TGL_SIMPAN

KETERANGAN

FORUM

ID

JUDUL

TOPIK

TGL_POST

KETERANGAN

DETIL FORUM

ID2

JAWABAN

KETERANGAN

PROFILE

ID

NAMA

PROFILE

KETERANGAN

Page 96: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 16LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Gambar 4.14 Physycal Data Model

4.2.8 Kamus Data

ID = ID

ID = ID

ID = ID

ID = ID

ID = ID

ID_FORUM = ID_FORUM

USER_LOGIN

ID varchar(50)

PASSWORD varchar(50)

HAK varchar(20)

KETERANGAN long varchar

PETA_DASAR

ID_DASAR integer

ID varchar(50)

NAMA_DASAR varchar(100)

LINK_DASAR long varchar

TGL_SIMPAN_DASAR timestamp

KETERANGAN_DASAR long varchar

PETA_RENCANA

ID_RENCANA integer

ID varchar(50)

NAMA_RENCANA varchar(100)

LINK_RENCANA long varchar

TGL_SIMPAN_RENCANA timestamp

KETERANGAN_RENCANA long varchar

PETA_TEMATIK

ID_TEMATIK integer

ID varchar(50)

NAMA_TEMATIK varchar(100)

LINK_TEMATIK long varchar

TGL_SIMPAN_TEMATIK timestamp

KETERANGAN_TEMATIK long varchar

FORUM

ID_FORUM integer

JUDUL varchar(100)

TOPIK long varchar

TGL_POST timestamp

KETERANGAN_FORUM long varchar

DETIL_FORUM

ID_DETIL integer

ID_FORUM integer

ID varchar(50)

JAWABAN long varchar

KETERANGAN_DETIL long varchar

PROFILE

ID_PROFILE integer

ID varchar(50)

NAMA_PROFILE varchar(100)

PROFILE long varchar

KETERANGAN_PROFILE long varchar

Page 97: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 17LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Berikut ini adalah kamus data dari sistem informasi geografis tata ruang tata

kota, terdapat 6 database yang diperlukan dalam pembuatan sistem informasi

ini, berikut ini adalah tabel dan field dari masing-masing database tersebut

1. Tabel userlogin

Nama file : userlogin.MYD

Primary key : userID

Foreign key : -

Jenis tabel : database mysql 5

Fungsi : untuk menyimpan data user

Field Type Keterangan

ID varchar(100)Username identification administrator untuk mengakses data

peta pada website GIS

Password varchar(20)Password administrator untuk mengakses data peta website

GIS

hak varchar(10) Hak akses user untuk mengelola website GIS.

keterangan text Atribut untunk menjelaskan data pada tiap baris.

2. Tabel Peta Dasar

Nama File : petadasar.MYD

Primary key : id

Jenis tabel : database mysql 5

Fungsi : menyimpan dan menampilkan data peta dasar

Field Type Keterangan

id varchar(6)Kode peta berupa nomor yang diberikan untuk masing-

masing jenis peta dasar (primary key)

nama varchar(100) Nama masing-masing jenis peta dasar

link text Alamat URL dari peta agar bisa diakses oleh website

tgl_simpan datetime Tanggal upload,edit data peta

keterangan textField atau kolom tambahan untuk menjelaskan data pada

tiap barisnya.

3. Tabel Peta Rencana

Nama File : petarencana.MYD

Primary key : id

Jenis tabel : database mysql 5

Fungsi : menyimpan dan menampilkan data peta rencana

Field Type Keterangan

id varchar(6)Kode peta berupa nomor yang diberikan untuk masing-

masing jenis peta rencana (primary key)

nama varchar(100) Nama masing-masing jenis peta rencana

link text Alamat URL dari peta agar bisa diakses oleh website

tgl_simpan datetime Tanggal upload atau tanggal edit data peta

keterangan text Field atau kolom tambahan untuk menjelaskan dari data

Page 98: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 18LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Field Type Keterangan

pada tiap barisnya.

4. Tabel Peta Tematik

Nama File : petatematik.MYD

Primary key : id

Jenis tabel : database mysql 5

Fungsi : menyimpan dan menampilkan data peta tematik

Field Type Keterangan

id varchar(6)Kode peta berupa nomor yang diberikan untuk masing-

masing jenis peta tematik (primary key)

nama varchar(100) Nama masing-masing jenis peta tematik

link text Alamat URL dari peta agar bisa diakses oleh website

tgl_simpan datetime Tanggal upload,edit data peta

keterangan textField tambahan untuk menjelaskan dari data pada tiap

barisnya.

5. Tabel forum

Nama file : forum.MYD

Primary key : id

Foreign key : -

Jenis tabel : database mysql 5

Fungsi : untuk menyimpan data forum

Field Type Keterangan

id int(11)Kode dari data forum berupa nomor untuk identifikasi forum

diskusi (primary key)

judul varchar(100) Judul dari topik diskusi yang di posting

topik varchar(200)Isi dari pertanyaan yang akan di diskusikan dalam forum di

website.

tgl_simpan datetime Tanggal dimana topic atau pertanyaan di posting ke website.

keteranga

ntext

Field tambahan untuk menjelaskan dari data pada tiap

barisnya.

6. Tabel detilforum

Nama field : detilforum.MYD

Primary key : id

Foreign key : id_forum, id_user

Jenis tabel : databse mysql 5

Fungsi : menyimpan dan menampilkan data tanggapan dari

pertanyaan forum

Field Type Keterangan

id int(11) Kode dari detail forum berupa nomor untuk idenfitikasi detail forum

Page 99: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 19LAPORAN AKHIRD O K U M E N

(primary key)

id_forum int(11) Kode forum, field ini diambil dari tabel forum (foreign key)

id_user int(11) Kode user login, field ini diambil dari table user login (foreign key)

tanggapan text Isi dari jawaban pertanyaan pada forum diskusi.

keterangan textMerupakan field tambahan yang berfungsi sebagai catatan untuk

data tiap barisnya.

Page 100: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N

Tahap pertama dari aplikasi Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Banyuwangi adalah tahap instalasi, pada bab ini akan dijelaskan

secara umum mengenai panduan operasi kerja yang diantaranya adalah

instalasi My SQL Server. Berikut ini adalah panduan instalasi My SQL Server

sebagai aplikasi pengolah database dari Sistem Informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi:

1.Install MySQL server 5.0

PANDUAN OPERATIONAL SYSTEM

5

Page 101: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N

2. Configurasi Mysql server

3.pilih detailed configurasi

Page 102: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N

4. pilih developer machine

5. pilih next

Page 103: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N

6.pilih decision lalu tekan next

\

7.pilih next (default port 3306)

Page 104: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N

8.pilih next

9. Pilih next

Page 105: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N

10. isikan password root lalu pilih next

11.pilih next lalu pilih finish

Page 106: Konten D1392.pdf

Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N

12. copy forder database => folder sigbanyuwangi ke C:\Program Files\MySQL\MySQL Server 5.0\data