11
1 KEGIATAN BELAJAR 1 PEMANFAATAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER RASIONAL Merujuk pada Pernegpan dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya memuculkan paradigma baru profesi guru. Guru tidak lagi dianggap sekedar pelaksana teknis di kelas, tetapi dianggap sebagai suatu jabatan fungsional. Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (Pasal 1 ayat 1). Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 2). Konsekuensinya adalah guru dituntut melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) sehingga guru dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional. Masih merujuk pada Permennegpan dan RB, pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi: 1. Pengembangan diri a) diklat fungsional b) kegiatan kolektif Guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian Guru 2. Publikasi Ilmiah a) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal b) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru 3. Karya Inovatif a) menemukan teknologi tepat guna b) menemukan/menciptakan karya seni c) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya Dengan demikian sebenarnya guru pasti akan mencari kegiatan seperti yang tertuang dalam peraturan tersebut. Namun bila diperhatikan, menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk mewadahi semua kegiatan di atas secara bersamaan tidak mudah dan harus melibatkan berbagai pihak. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya wadah yang dapat melayani beberapa kegiatan (tidak semua kegiatan) dalam rangka pengembangan keprofesian berkelanjutan. Wadah yang dimaksud diantaranya adalah

Konten Batang Napier2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konten Batang Napier2

1

KEGIATAN BELAJAR 1

PEMANFAATAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER

RASIONAL

Merujuk pada Pernegpan dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional

Guru dan Angka Kreditnya memuculkan paradigma baru profesi guru. Guru tidak lagi

dianggap sekedar pelaksana teknis di kelas, tetapi dianggap sebagai suatu jabatan

fungsional. Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang

lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki

oleh Pegawai Negeri Sipil (Pasal 1 ayat 1). Guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 2).

Konsekuensinya adalah guru dituntut melakukan pengembangan keprofesian

berkelanjutan (PKB) sehingga guru dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara

profesional. Masih merujuk pada Permennegpan dan RB, pengembangan keprofesian

berkelanjutan meliputi:

1. Pengembangan diri a) diklat fungsional b) kegiatan kolektif Guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian

Guru 2. Publikasi Ilmiah

a) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal

b) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru 3. Karya Inovatif

a) menemukan teknologi tepat guna b) menemukan/menciptakan karya seni c) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya

Dengan demikian sebenarnya guru pasti akan mencari kegiatan seperti yang tertuang

dalam peraturan tersebut. Namun bila diperhatikan, menyediakan sarana yang dapat

digunakan untuk mewadahi semua kegiatan di atas secara bersamaan tidak mudah dan

harus melibatkan berbagai pihak. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya wadah

yang dapat melayani beberapa kegiatan (tidak semua kegiatan) dalam rangka

pengembangan keprofesian berkelanjutan. Wadah yang dimaksud diantaranya adalah

Page 2: Konten Batang Napier2

2

diklat. Kegiatan diklat umumnya dijabarkan dalam beberapa mata diklat. Mata diklat

inilah sebenarnya yang berperan penting dalam diklat. Secara lebih khusus adalah

materi diklat.

Selain itu dalam kurikulum 2013, pada Standar Proses (Permendikbud No. 65 tahun

2013) menyebutkan bahwa untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik

terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran)

perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

learning). Pendekatan ilmiah (scientific) ini mengamanatkan bahwa dalam

pembelajaran meniscayakan proses mengamati, menanya, menalar, mencoba dan

menyimpulkan.

Jika dicermati secara lanjut maka maka pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran

sangat mendukung penerapan pendekatan ilimiah dan juga sarana pengembangan

keprofesian berkelanjutan.

Secara khusus pemanfaatan alat peraga Batang Napier dapat digunakan untuk meraih

ketercapaian kompetensi pada KI.3 KD.3.1 kelas X terutama pada bagian eksponen dan

juga sebagai sarana meraih kegiatan poin 2.a dan 3.b pada Permenegpan tersebut

apabila dikembangkan dan dipublikasikan

TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat menggunakan alat peraga Batang Napier dalam pembelajaran

untuk menghitung hasil perkalian, pembagian dan penarikan akar

Peserta diklat dapat memodifikasi bentuk alat peraga ataupun mengembangkan

penggunaan alat peraga Batang Napier

PENGANTAR

Batang Napier adalah alat bantu hitung yang dikenalkan oleh John Napier pada sebuah

karya di Edinburgh Skotlandia pada tahun 1617. Batang Napier ini dapat digunakan

untuk menghitung hasil perkalian dan pembagian bilangan bulat. Pemanfaatan lebih

lanjut dapat digunakan untuk menentukan hasil akar suatu bilangan.

BENTUK ALAT PERAGA

Alat peraga ini terdiri dari batang-batang yang ditulisi dengan angka seperti pada

gambar berikut:

Page 3: Konten Batang Napier2

3

Catatan:

Khusus untuk batang “ dan K” tidak terpisah dalam arti batang menyatu.

CARA PENGGUNAAN:

1. Batang Napier untuk menentukan hasil perkalian

a. Perkalian dengan pengali satu angka

Untuk pengali satu angka, hasilnya dapat dilihat langsung pada indeks (pengali)

dengan menjumlahkan bilangan pada jajargenjang

Contoh 1:

Jadi

hasilnya 210 bukan 2010

Page 4: Konten Batang Napier2

4

Jika hasil penjumlahan bilangan dalam jajargenjang sama dengan 10 atau lebih

maka yang ditulis satuannya sedangkan puluhannya ditambahkan pada

jajargenjang di depannya (sebelah kirinya)

Contoh 2:

Jadi

VIDEO 1 Batang Napier untuk Perkalian Nama File: V1_Perkalian Link: ......

{Tayangan video1 memperagakan , }

b. Perkalian dengan pengali dua angka atau lebih

Untuk pengali dengan dua angka atau lebih, proses pengerjaannya mirip

dengan pengali satu angka lalu ditambah 0 di belakang digit terakhir untuk

pengali puluhan, ditambah 00 dibelakang digit terakhir untuk pengali ratusan

dan seterusnya, kemudian hasilnya dijumlahkan.

423 bukan 3663 dan juga bukan 323

Page 5: Konten Batang Napier2

5

Contoh 1:

Contoh 2:

VIDEO 2 Batang Napier untuk Perkalian Nama File: V2_Perkalian Link: ......

{Tayangan video2 memperagakan }

2550

425

850 2550

4250 85000 ________ +

91800

Pertama, mulai dari satuan pada 84 yaitu 4, hasilnya 168

168

Kedua, dilanjutkan untuk puluhan pada 84 yaitu 8, hasilnya

336 tetapi ditulis 3360 karena merupakan puluhan

336

Hasil yang diperoleh kemudian dijumlahkan:

𝟏𝟔𝟖+ 𝟑𝟑𝟔𝟎 3528

Page 6: Konten Batang Napier2

6

2. Batang Napier untuk menentukan hasil pembagian

Untuk hasil pembagian, perhatikan langkah-langkah pada contoh berikut.

Contoh 1:

Langkah pertama, dimulai dari angka paling kiri (nilai tempat

terbesar) dari 7692, yaitu 7. Kemudian dicari angka kolom yang

kurang dari atau sama dengan 7. Ternyata yang memenuhi adalah 6

(kita tulis di bawah angka 7) yang dihasilkan dari indeks 1, sehingga

angka pertama kita tulis 1. Kemudian dilakukan pengurangan (7 – 6)

menghasilkan 1

Setelah itu nilai tempat terbesar kedua dipasang (diturunkan)

sehingga menghasilkan 16. Sama seperti langkah pertama, dicari

angka kolom yang kurang dari atau sama dengan 16. Ternyata yang

memenuhi adalah 12 (kita tulis di bawah angka 16) yang dihasilkan

dari indeks 2.

Langkah ini diteruskan sampai nilai tempat terkecil (satuan).

Sehingga diperoleh hasil ∶

0

6

12

18

24

30

36

42

48

54

Angka

kolom

7 6 9 2 6

1

6

1

7 6 9 2 6

1

6

1 6

2

1 2

4

7 6 9 2 6

1

6

1 6

2

1 2

4 9

8

4 8

1 7 6 9 2 6

1

6

1 6

2

1 2

4 9

8

4 8

1 2 1 2

0

2

Page 7: Konten Batang Napier2

7

Contoh 2:

6 7 3 6 8

0

0

6

6 7 3 6 8

0

0

6 7

8

6 4

3

6 7 3 6 8

0

0

6 7

8

6 4

3 3

4

3 2

1

6 7 3 6 8

0

0

6 7

8

6 4

3 3

4

3 2

1 6 1 6

0

2

0

8

16

24

32

40

48

56

64

72

Angka

kolom

Langkah pertama, dimulai dari angka paling kiri (nilai tempat

terbesar) dari 6736, yaitu 6. Kemudian dicari angka kolom yang

kurang dari atau sama dengan 6. Ternyata yang memenuhi adalah 0

(kita tulis di bawah angka 6) yang dihasilkan dari indeks 0. Sehingga

angka pertama kita tulis 0. Kemudian dilakukan pengurangan (6 – 0)

menghasilkan 6.

Setelah itu nilai tempat terbesar kedua dipasang (diturunkan)

sehingga menghasilkan 67. Sama seperti langkah awal, dicari angka

kolom yang kurang dari atau sama dengan 67. Ternyata yang

memenuhi adalah 64 (kita tulis di bawah angka 67) yang dihasilkan

dari indeks 8.

Langkah ini diteruskan sampai nilai tempat terkecil (satuan).

Sehingga diperoleh hasil ∶

Page 8: Konten Batang Napier2

8

VIDEO 3 Batang Napier untuk Pembagian Nama File: V3_Pembagian Link: ......

{Tayangan video3 memperagakan batang Napier untuk pembagian: , ,

}

3. Batang Napier untuk menentukan hasil akar suatu bilangan

Contoh 1:

Misalkan kita ingin menentukan nilai dari √

Pertama, kita pisahkan atau kita berikan tanda pada bilangan yang akan dibagi mulai dari kanan setiap dua digit. Misalnya 17635 → 1 76 35 874571 → 87 45 71 Jadi untuk 1681 → 16 81

Selanjutnya mulai dari kiri, digit yang sudah dipisah tadi pilih hasil pada batang bertanda “” yang paling dekat tetapi tidak melebihi bilangan yang dimaksud tadi. Sebagai contoh untuk 1681 di diambil 16. Dari angka 16 ini menghasilkan indeks 4 dan menghasilkan nilai K yang sesuai adalah 8. Selanjutnya batang 8 ini disisipkan antara indeks dan batang akar seperti gambar 2. Kemudian dikurangkan seperti pada pembagian, namun dengan catatan setiap menurunkan adalah dua digit langsung. Demikian seterusnya, tetapi waktu menyisipkan harus diingat: jika K hanya satu digit maka langsung disisipkan, tetapi jika dua digit maka digit pada puluhan ditambahkan pada batang awal dan satuannya tetap. Misalnya untuk K=10 dan batang awal yang disisipkan 4 maka sisipanya menjadi batang 5 dan 0 yaitu dari 4+1 dan 0

Gambar 1

Page 9: Konten Batang Napier2

9

Contoh 2:

Menentukan nilai dari √

Gambar 2

16 81 16 → 4 → 8

16

0 81 81 → 1 → selesai

81

0

4 1

12 39 04

9

3 39

3

12 → 3 → 6

indek K

Kita mulai dari digit yang sudah dipisahkan dalam hal ini 12. Selanjutnya bilangan pada batang “” yang paling dekat dan kurang dari 12 adalah 9 dan menghasilkan indeks 3. Bilangan indeks 3 ini menghasilkan atau terkait dengan bilangan 6 pada batang K. Selanjutnya batang 6 disisipkan pada susunan batang Napier seperti gambar 4

Gambar 3

Page 10: Konten Batang Napier2

10

VIDEO 4 Batang Napier untuk Menentukan Akar Nama File: V4_Akar Link: ......

{Tayangan video3 memperagakan batang Napier untuk menentukan nilai akar:

√ , √ }

Kemudian dilanjutkan seperti langkah sebelumnya, dan diperoleh bilangan 1404. Dari bilangan 1404 ini didapatkan indeks 2 yang menghasilkan bilangan 1404. Karena setelah dikurangkan hasilnya 0

maka proses selesai. Jadi √

1404 → 2 → Selesai

12 39 04

9

3 39

352

3 25

1404

indeks

1404

0 Gambar 5

Gambar 4

12 39 04

9

3 39

35

3 25

339 → 5 → 10

indek K

Kemudian bilangan 9 tadi digunakan untuk mengurangi bilangan 12. Setelah itu dua digit langsung diturunkan, dalam contoh ini 39. Jadi diperoleh angka 339. Selanjutnya cari indeks yang menghasilkan bilangan yang paling dekat tetapi tidak lebih dari 339. Dalam contoh ini adalah indeks 5 dengan hasil bilangan 325. Indeks 5 ini menghasilkan nilai K yaitu 10. Hasil 10 ini bukan berarti langsung dikaitkan dengan batang 1 dan 0, tetapi mengikuti aturan awal yaitu 1 ditambahkan pada 6, dan 0 tetap. Jadi batang yang disisipkan adalah 7 dan 0 (mengganti batang 6) seperti gambar 5

Page 11: Konten Batang Napier2

11

Buatlah Batang Napier menggunakan kertas karton atau bahan lain seperti bentuk di

atas. Coba sendiri atau bersama dengan siswa baik dalam kegiatan pembelajaran atau

diluar pembelajaran menggunakan Batang Napier yang telah dibuat untuk menentukan:

1) hasil perkalian berbagai bilangan bulat

2) hasil pembagian berbagai bilangan bulat

3) hasil penarikan akar dari berbagai bilangan bulat

Dengan menggunakan Batang Napier, jelaskan

1) cara menentukan hasil

2) cara menentukan hasil

3) cara menentukan hasil ∶

4) cara menentukan hasil ∶

5) cara menentukan hasil ∶

6) cara menentukan hasil √

7) cara menentukan hasil √

8) cara menentukan hasil √ sampai 3 angka di belakang koma

Buatlah tulisan mengenai pemanfaatan Batang Napier sebagai media pembelajaran.

Isinya dapat berupa respon siswa, tanggapan guru, adanya pengembangan/modifikasi

atau hal-hal lain terkait dengan pemanfaatan Batang Napier

DAFTAR PUSTAKA:

1. Arief Sadiman. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa

2. Yudhi Munadi. 2008. Media Pembalajaran. Jakarta: Gaung Persada Press

AKTIFITAS OFFLINE

DISKUSI:

TUGAS INDIVIDU: