69
/l PERENCANAAN KOMUNIKASI MENGHADAPI TINGGAL LANDAS Oleh: DR. Astrid S. Susanto DEPARTEMEN PENERANGAN R] DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAI\ PERS DAN GRAFIKA DIREKTORAT PEMBINAAN PERS PROYEK PEMBINAAN PERS JAKARTA,1986 DOKUMIINT,A I BAPPBr.\AS

Konten 409a.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konten 409a.pdf

/ l

PERENCANAAN KOMUNIKASIMENGHADAPI

TINGGAL LANDAS

O l e h :DR. Astrid S. Susanto

DEPARTEMEN PENERANGAN R]DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAI\ PERS DAN GRAFIKA

DIREKTORAT PEMBINAAN PERSPROYEK PEMBINAAN PERS

JAKARTA,1986

DOKUMI INT,A I BAPPBr . \AS

Page 2: Konten 409a.pdf

KATA PENGANTAR

Manusia pada dasamya membutuhkan untuk berkomunika-si secara terus menerus dengan manusia lain baik dalam lingkungankelompok bangsanya maupun dengan bangsa lain.

Melalui komunikasi manusia menyampaikan berbagai pesandan harapan dengan menggunakan alat-alat komunikasi sepertisurat kabar, radio, televisi dan sebagainya dengan tujuan untukmemberikan penerangan, pendidikan dan hiburan.

Namun diakui bahwa alat-alat komunikasi tersebut selaindapat menyumbangkan banyak untuk tercapainya kemajuan dankesatuan umat manusia jikalau tidak tepat penggunaannya makahasilnya justru sebaliknya.

Mengingat pentingnya masalah tersebut, maka Proyek Pembi-naan Pers, Direktorat Pembinaan Pers dalam usahanya membinadan mengembangkan Pers Nasional berupaya menerbitkan bukuberjudul "PERENCANAAN KOMUNIKASI MENGHADAPI TING-GAL LANOAS " sesuai dengan materi yang disampaikan DR. Phil.Astrid S. Susanto dalam Seminar Ikatan Sarjana KomunikasiIndonesia (ISKI) di Semarang tanggal 2I - 25 Oktober 1985.

Diharapkan buku ini akan bermanfaat bagi kita bersama.Terima kasih.

Redaksi

Page 3: Konten 409a.pdf

DAFTAR ISI :

KATA PENGAI.{TAR

DAFTAiT ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Perkembangan Komunikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12. Beberapa Faktor Perencanaan Komunikasi ............. 5

BAB II INFORMASI SEBAGAI SIIMBER DAYA (HASIL )MANUSIA.

1. Perkembangan Revolusi Industri Informasi ............. 172. Pengembangan Teknologi Informasi ............2I

BAB IIl LIMA PENDEKATAN MENGENAI PERENCANAANDAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI

1. Pendbkatan Pertumbuhan Ekonomi ......252. Pendekatan Pertumbuhan Sosial ...."......273- Pendekatan Perubahan Struktur Masyarakat ........... 284. Pendekatan Kemampuan Pengembangan

Kemandir ian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .295. Pendekatan Ekonomi Mahro . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

BAB IV PERENCANAAN KOMUNIKASI MENJELANG LE -PAS LANDAS

1. Perencanaan Demi Perubahan . 4l

2. Saran Pendekatan Perencanaan Komunikasi ........... 49

DAFTARKEPUSTAKAAN . . . . . . 6b

Page 4: Konten 409a.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1. PerkembanganKomunikasi

Dalam salah satu tulisan dan analisanya mengenai proses(menuju) industrialisasi dari Jean-Paul Sartre kita menemukanbeberapa pikiran yang secara plastis menggambarkan proses in-dustrialisasi. Pendapat ini merupakan suatu hasil analisa sosio-logik, yang oleh perkembangan lebih lanjut terutama dari negara-negara berkembang - dibuktikan. kebenarannya :

1) perkembangan tidak teqadi secara linear sebagaimanadiduga oleh banyak ilmuwan abad ke-19, yututidak dafimasyarakat feodal menuju kepada masyarakat kapitalislalu ke masyarakat sosialis;

2) perkembangan menuju industrialisasi terjadi dalam gerak-an-gerakan yang mirip dengan gerakan kepiting (= crablike movements) : satu langkah ke belakang/mundur dandua langkah maju dengan kemungkinan besar dari gerak-a,n-gerakan mendadak ke arah maju dan ke arah mun-dur.l)

Gerakan-gerakan mendadak terutama ke semua arah, disebab-kan karena semua orang mengadakan penyesuaian dengan keadaanyang baru, demi eksistensinya. Penyesuaian diri ini tidak hanyaterjadi sekali, tetapi terus menerus, hal mana mengubah lingkung-an sosial sebagai keseluruhan.

I ) Krishan Kumar: Prophecy and progress, Penguin Boohs, 1978. h. 305 dan 307.

Page 5: Konten 409a.pdf

Selain itu, sebagaimanatrialisasi dan pembangunanperan yang menentukan :

negarakeluarga.

umum disadari dalam proses indus-ada dua lembaga yang mempunyai

Terutama untuk nega.ra-negara berkembang dengan kemam-puan organisasi yang mula-mula tidak dipersiapkan oleh bekas pen-jajahnya untuk memerintah bangsa dan di lain pihak kurangnyamodal di tangan individu-individu pada awal kemerdekaannya,dengan sendirinya membuat negara sebagai pengendali modal danpenentu politik yang sangat berkuasa dalam setiap negara berkem-bang. Berbeda dengan perkiraan abad ke-19, bahwa untuk dapatmengirnbangi negara secara mental politik diperlukan organisasi-organisasi antara seperti serikat kerja dan lain-lain, maka temyatabahwa keluargalah yang merupakan satu-satunya unit sosial yangakhimya memperoleh peran "simetrik", yaitu di satu pihak tetapmenjalankan fungsinya yang "tradisional" sebagai unit sosial yangharus menjamin reproduksi umat manusia serta unsur pendidikan.Di lain pihak negzua tetap memerlukan unit sosial keluarga dalammemberikan nilai-nilai identifikasi bangsa maupun memungkin-kan adanya sifat fleksibilitas (demi penyesuaian yang tepat) padaanak-anak. Keluarga akhirnya menjadi suatu lembaga yang dititip-kan berbagai tugas yang tidak mampu diambil alih oleh negara,yaitu memberikan heseimbangan mental kepada individu dalammenghadapi masyarakat. Salah satu unsur penting pula ialah firngsipendidikan agarna yang dahulu lebih merupakan tugas dari lemba-ga-lembaga agarna, kini karena peningkatan jumlah penduduk dikembalikan fungsinya kepada keluarga. Disamping pendidikanformal, keluarga menjadi suatu sumber informasi yang pentingkarena :

'With so many necessary points of contact with their environ-ment - schools, welfare agencies, doctors, hospitals, taxoffices, and so on - families have to be small archives ofinformation and expertise to cope successfully with thewelter of institutional demands made upon them.And these demands come alongside a parallel process whichhas been making it more difficult for family members to live

.)

Page 6: Konten 409a.pdf

near each other, to help and support each other, and at thesame time abolishing or diminishing the significance of the

' informal sources of informafion and advice once available inneighbourhood and community. No wonder that, facedwith these pressures, individuals have felt driven to relymore than ever befoie on the natural sense of obligation andcommitment to help of family members."2)

Betapa benarnya analisa ini dapat dilihat dari peningkatanperanan wanita di daerah pedesaan, di mana ibu-ibu kini dididikdan diajak untuk memperhatikan anaknya dalam bidang gizi,air bersih, lingkungan bersih, PKK dan usaha meningkatkan pen-dapatan dalam usaha mendampingi suami, menjarangkan angkakelahiran dan lain-lain.

Dilihat dari segi ini makin jelaslah bahwa suatu usaha lepasland,as dalam arti sosial berarti mematangkan masyarakatnya da-lam meningkatkan kemandirian dan fleksibilitas diri dalam meng-hadapi berbagai situasi. Untuk ini diperlukan informasi sebanyakmungkin, yaitu bukan saja informasi antar unit-unit kerja atau de-partemen saja, melainkan antaramasyarakat dengan pemerintah an-tara pemerintah dan masyarakat swasta dan antara masyarakat de-ngan masyarakat. Selain etzz komunikasi ini perlu bersifat dua arah(timbal balik), saling mempengamhi, agar supaya pembangunanmemang dapat dinikmati individu dalam usaha mengadakanpembarrgunan untuk manusia Indonesia seutuhnya. Komunikasid.i antara tiga tingkat ipi sangat penting, mengingat bahwa hanyaapabtla ketiga tingkat ini mengalami "lepas landas", barulah dapatdikatakan bahwa masyarahatnya yang lepas landa.s. Dalam kaitanini perarr komunikasi makin meningkat, yaitu karena komunikasiharuslah mengaitkan kepentingan di tingkat mikro dengan kepen-tingan di tingkat makro. Dalam teori komunikasi hal ini dikenaldengan usaha perimpitan kepentingan (= overlapping of interests)ar'taxa ketiga tingkat dalam masyarakat. Perimpitan kepentinganini harrya terjadi apabila SEU atau Subjectiue Expected Utility ter-jamin, yaitu bahwa masing-masing pihak merasa ada manfaatnyadalam kerja sama, antara pihak mikro maupun pihak makro (ne-

2) Ib id. , h. 3 l 7.

Page 7: Konten 409a.pdf

gara). Masalah inilahyangnampaknya merupakan kunci dalamlepas landas yang secara sosiologik ialah tidak lain daripadapening-katan integrasi bangsa melalui peningkatan komunikasi d.an prosesint e raks i / int e gras i ant ar k e lo mh o k ( =int e r sr oup p r o c e s s ).

Makin dekat masyarakat Indonesia mencapai tahap lepaslandas, makin banyak informasi antar-kelompok (sosial, profesimaupun swasta dan pemerintah) y*g diperlukan. Untuk inidiadakarr di sini analisa antara industri informasi primer dan in-dus tri informasi s e kunder.

Selain itu suatu pendekatan yang tidak boleh terlupakandalam perencanaan komunikasi ialah bahwa homunikasi selalutersirat dan terlibat dqlam setiap kegiatan, apakah kegiatan itukegiatan sosial, kegiatan politik maupun kegiatan ekonomik.Karenaitu pendekatan komunikasi yang berpangkal tolak pada kepend,u-dukan juga merupakan salah satu pendekatan yang sangat pentingdalsm p ros es p emerataan informasi.

Oleh karena itu Perencanaan Komunikasi menjelang lepaslandas, memerlukan suatu pendekatan yang multi dimensional,yaitu pendekatan teknis sebagaimana hingga kini terus dilaksa-nakan, pendekatan kependudukan maupun pendekatan sosiolo-gik industrial.

Salah satu pendekatannya ialah melalui pengembangankelom.pok (group development) yar,g merupakan suatu perkem-bangan lebih lanjut dari sistem pendidikan melalui kelompok pen-didikan yang dikenal sebagai "T-group-approach,'. Dalam kaitanini perlu dijelaskan bahwa sesuai dengan definisi dari RobertMerton dengan kelompok (group) diartikan :

"a number of individuals bound by enduring social inter-action in accordance with established pattems. The inter-acting persons both identify themselves as members and arerecognized by others as belonging to the g,roup,'...3)Berdasarkan pendekatan ini yang perfu, diperluas ialah dasar

dai wadah kelornpok hal mana terjadi dengan jalan komunikasi.Dari pengalaman diketahui bahwa hal ini mungkin, sehingga seca.ra

Godwin Chu'. Groups and d,euelopment dafam "Communication for group trans-formation developmerlt", Communication Monographs 2, East West Center.Hawaii, 1976.

3)

Page 8: Konten 409a.pdf

tidak langsung terjadilah reorganisasi kelompok atau bahkan res-trukturisasi kelompok. Proses ini lebih dikenal dengan istilahtransformasi kelompok (group transformation). Melalui proseskomunikasi dengan sendirinya terjadi perubahan struktur sosial.Yaitu karena yang diubah ialah sistem jaringan komunikasi intern(= intemal relational networks) yang merupakan ciri khas darikelompok. Para peneliti optimis bahwa peningkatan kerja samadan peningkatan integrasi dapat dicapai, apabila transformasikelompok terjadi, sehingga dasar yang baru inilah yang merupakandasar kerja sama dengan membagi/memanfaatkan bersama-samasumber-sumber pembangunan yang dimiliki oleh kelompok yanglebih luas dan karenanya akan memperkaya semua pihak.4)

Dalam kaitan ini terpikirkan, bahwa kelompok-kelompokmasyarakat swasta dan pemerintah perlu saling lebih mendehatlagi,hal mana hanya dapat terjadi melalui tukar-menukar informasitentang masing-masing kemampuan, sumber-sumber dan tujuan,sehingga akhirnya terkaitlah kehidupan mikro pada kehidupanmakro. Hal ini merupakan salah satu syarat penting dalam bidangsosial, demi pencapaian tahap lepas landas untuk era industribangsa.

2. Beberapa Faktor Perencanaan Komunikasi

Perencanaan merupakan suatu kegiatan persiapan yang tidakterlepas dai hebijaks&nq&n dan pelaksanaan suatu kegiatan. Sebe-lum diadakan suatu perencanaan, diidentifikasi disadari adanyasuatu masalah atau suatu keinginan yang ingin diwujudkan. Dalamkegiatan komunikasi masalah utamanya ialah mempertemukanpendapat dari komunikator dengan khalayak, melalui penyampai-an pesan. Pesan inilah yang kemudian direncanakan sedemikianrupa, sehingga mampu mencapai khalayak dan menghasilkanpertemua.n pendapat antara komunikator dengan komunikan.Beberapa unsur yang perlu diperhatikan ialah unsur-unsur khala-yak sendiri, yaitu mengetahui seberapa jauhnya khalayak sasarandari komunikator : makin dekat komunikator dengan komunikan,makin sedikit masalah saluran perlu dipikirkan. Berlakulah komu-

4\ I b i d . , h . 2 - 4 .

Page 9: Konten 409a.pdf

nikasi antar pribadi/tatap muka. Lain halnya bila komunikanjauh dari komunikator, maka diperlukanlah saluran yang makirpanjang dan waktu lebih lama. Dengan makin jauhnya komuni-kan makin perlu memperhitungkan berbagai masalah gangguan(= noise factor) yang dapat terjadi dalam bentuk gangguan fisikdan non-fisik/budaya/mental. Berbagai masalah perlu dipertim-barrgkan dalam mengadakan dan memanfaatkan saluran, yaituunsur teknologi yang paling tepat dan murah, yang dengan mudah,murah dan sangat efisien dapat mencapai khalayak dengan hasilpesan diterima (dafam arti dihayati) oleh komunikan. Selain tek-nologi yang ingin dipergunakan, perlu diperhatikan bahwa setiapkegiatan dalam masyarakat terikat oleh berbagai peraturan negara:makin tinggi tingkat peraturannya, makin ia mengikat pemakaiforum masyarakat. Dengan sendirinya perlu dipikirkan lebih lan-jut, masalah tenaga ahli/terdidik/terampil yang diperlukan atauyang sudah atau belum tersedia. Terjadilah perencanaan tenagakerja yang seringkali memerlukan pendidikan khusus. Semua ini,mulai dari pengadaan penilaian lapangan/forum masyarakathingga pengadaan saluran dan semua perangkat kerasnya, pem-buatan pesan dan penuangannya dalam saluran yang cocok satusama lain hingga ke tingkat evaluasi terhadap efektivitas pesan,mencakup pekerjaan perencanaan. Dalam teori manajemen yanglama unsur-unsur ini dikenal dalam unsui 3 M. vaitu :

manmoneymaterial.

Bila ketiga unsur ini - diterapkan terhadap komunikasi perenca-naan menjadi :

man : perencanaan pengadaan atau pemanfaatan tenaga (ahlidan terdidik/terampil) yang ada, atau kebutuhan akan penga-daannya melalui pendidikan atau pengangkatannya dalamstruktur organisasi;rnoney r jumlah dana yang tersedia, atau pengadaannyadengan berbagai kemungkinan, yaitu sesuai status pengadapesan (=komunikator) dalam bidang swasta atau bidang pe-merintah;material .l pesan apa yang ingin diadakan, bahan yang diperlu-

6

Page 10: Konten 409a.pdf

kan untuk pesan (tersedia atau tidak); informasi tentangkomunikan, maupun tentang diri komunikator ataupun

medan (pengiriman) informasi yang harus dilalui oleh pesan.Termasuk dalam medan informasi ini ialah peraturan-per-aturan dan kebijaksanaan yang mengikat komunikan mau-pun komunikator (terjelas dalam hal "film biru" dan "videobiru") .Dalam bidang komunikasi bidang ini dikenal sebagai :

perangkat keras (=hardware)perangkat lunak (=software)mental dan pengetahuan (=brainware)

Mengingat bahwa semua pesan bersaing dalgm medan/foruminformasi dikenallah istilah pemasaran sosial (=social marketing ),karena penyampaian dan proses penerimaan pesan-pesan meng-ikuti prinsip-prinsip pemasaran dari bidang ekonomi. Dalam kaitanini dalam bidang pemasaran dikenal bentuk kegiatan :

pemasaran stimulasi (=stimulation marketing)pem asarzrn kemb ali (=remarke ting)p emas;rzrn sinkron (=synchromarketing). s)

Karena inti dari komunikasi ialah pesarr yang bersifat non-materi dan sukar diukur (=intangible), maka pemasaran yang dila-kukarr ialah pemasararr sosial dalam arti :

1) mencakup (secara formal teoretik) seluruh masyarakat.2) non-benda/non-materi.Dalam situasi pemasaran stimulasi, pesan merupakan pesan

yang baru yang belum dikenal dan dengan sendirinya memerlukartmasa perkenalan. Bila komunikator belum dikenal dapat didugabahwa masa pekenalan akan memerlukan waktu yang lebih pan-jang, atau dana yarrg lebih besar untuk mempengaruhi khalayaksecara serentak dan intensif. Hal ini mengingat kemungkinanbahwa pada saat pesan baru "masuk pasar", maka khalayakbersikap masa bodoh atau sama sekali tidak berminat.

Dalam situasi pemesaran kembali komunikan sudah rneng-urangi perhatiarurya terhadap suatu jenis pesan atau pembawa

5) Philip Kotler : Marketing management : analysis, planning and control, edisi

ke-4, Prentice Hall. Englewood Cliffs NewJersey, 1980 h. 21.

Page 11: Konten 409a.pdf

pesan (=komunikator), sehingga komunikator harus berusahamengadakan perhatian kembali atau "merebut pasaran kembali".Dalam tahap ini, biasanya penjaja jasa/barang akan mencaribentuk-bentuk yang baru dari cara penyajian barang/jz$anya, se-hingga menarik perhatian kembali dari khalayak terdahulu. Perlu-asan pasar juga menggunakan teknik yang sama dengan tahap pema-saran kembali.

Dalam situasi pernasaran sinkron, minat terhadap suatu jasa/

barang ditandai oleh sikap konsumen yang tidak menentu, dalamhal pola waktu maupun pola pemakaian jasa/barang. Fluktuasiterlalu besar, karena tidak memperlihatkan pola.

Untuk bidang komunikasi hal ini iarang terjadi, mengingatbahwa kebutuhan penyampaian atau peny{ian suatu jenis Pesa4,Iebih memperlihatkan pola yang mengikuti pola bud.aya suatumasyarakat atau pola budaya pribadi komunihan-

. Dalam bidang manajemen sendiri dikenal beberapa kendalakomunikasi, sebagaimana digambarkan di halaman berikut, yaitudalam kelompok besar :

1) kendalabudaya2) kendala sosial3) kendala pribadi+) kendala psikologik.6

kvel of

demmd

Economic

outlook

Cost of money

Rate of

technological

change

Political md

regulatory

development

Competiti\B

developmedt

Objectires

Policies

Procedures

Organizationalslructures

Systems

I l"dt"td,-t T'

I Income

]

I Education

II Iob position I

I ' iI

Personalitv I

I Riskattitudes

l./

FIGURE 7 _ 1IMajor Factors influencing industrial Buying Behaviour6)

8

Ibid., h. 23.

Page 12: Konten 409a.pdf

Sebagaimana dapat dilihat, kendala-kendala itu dibagi dalamsub-sub kendala sehingga menjadi :

a) sub-budayab)lapisan sosiala) kelompok referensib) keluarga

peran dan status sosialumur dan siklus hidupkedudukan sosialpekerjaan

d) situasi ekonomie) gaya hidup pribadr

+) kendala psikologikf) kepribadian individua) motivasib) persepsic) proses belajard) sikap dan nilai-nilai

Apabila diteliti dengan sungguh-sungguh, sebenamya masa-lah-masalah yang sangat berperan untuk pemasaran barang/jasadan diperhatikan sekali oleh bidang manajemen, sudah merupakanmasalah-masalah inti yang diperhatikan oleh ilmu komunikasidalam memb ah as/men ganalisa prose s penyamp aian pesan.

Hal ini terutama karena ilmu komunikasi selalu mencari danberusaha menemukan titik pertemuan atau bidang perimpitankepentingan (=overlapping of interests) antata komunikator dankomunikan.

Apabila pendekatan komunikasi menggunakan pendekatan

pemasaran, maka rnemang tepat sekali apabila pendekatan itu

mengikuti prinsip penxasaran sos'ial. Dalam kaitan ini dengan sen-

dirinya terjadi "loncatan pemikiran" lebih lanjut, yaitu melihat

informasi sebagai komoditi yang dapat diperjual belikan (oleh

dunia swasta), tetapi juga tidak (oleh pemerintah atau individu-

individu dalam komunikasi antar pribadi). Namun proses penyam'

paian dan penyebarannya akan selalu mengikuti prins'ip pemasaran

sosial, walaupun tidak selalu akan ada keuntungan dalam bentuk

uang. Bila penyampaian pesan diadakan secara sadar, maka sedikit

1) kendala budaya

2) kendala sosial

3) kendala pribadic,a,bc

Page 13: Konten 409a.pdf

identifikasi masalah

banyak prinsip perencanaan akan dilaksanakan seca"ra sadar mau-pun tidak sadar. HaI ini diadakan demi pencapaian komunikanyang tepat, serta peng-ya-an peszm olehnya.

Karena itu dapatlah dikatakan bahwa untaian kegiatan dankedudukan perencanaan komunikasi adalah sebagai berikut :

perencanaan kebijaksanaan

e v a l u a s i

Bentuk ini merupakan bentuk yang ideal. Dalam kenyataandapat saja terjadi (dan ini lebih sering), bahwa kebijaksanaanme ndahului p erenc anaan, s e hingga p erencanaan harus m enuangkanre n c ana p e la ks an aan s e s u ai d e n gan k e b ij a ks an aan.

Ditinjau dari kaitan antara perencanaan dan kebijaksanaan,dengan sendirinya dikenal perencanaan mikro dan perencanaanrnakro, sebagaimana diketemukan pula kebijaksanaan mikro dankebijaksanaan makro, sehingga dalam perencurnznn makro, masa-lah-masalah kebijaksanaan mikro serta pelakszmaan di tingkatmikro perlu dipertimbangkan pula. Hal ini dilakukan dalam usahamenyerasikan situasi mikro dengan harapan makro. Dalam kaitanini tempat dart Penelitian Komunikasi adalah implisit dalam ke-giatan perencanaan dan kegiatan eoaluasi. Suatu bagan materi pe-nelitian diberikan oleh Adikarya-Middleton di halaman berikut.

1 0

Page 14: Konten 409a.pdf

KERANGKA BIDANG.BIDANG PERIMPITAN PENELITIANILMU KOMUNIKASI

Conseptual Areas

A CommunicationTheory/Analysis

B Research/EvaluationTheory/Analysis

C PlanningTheory/Analysis

D Organization lManage -ment Theory/Analysis

E Advertising/MarketingTheory/Analysis

F CommunicationTechnologyf\,ledia

G EconomicAnalysisiTheory

H S ocial/Cultural/PoliticalAnalysis/Theory

I bnformation Base

for Plarming

J Field Studies/Plans

Plaming Component

I 3 , 6 o

PolicyM"kitg

Plaruring/StrategyDevelop-ment

Implementation

Training ivaluatior General/Oqerall

Ronny Adikaryajohn Middleton et. al : Cornmunication Planning at theIn- the institutional level, .EWC- East-West Communication Institute,Honolulu, Hawaii, 1979, h. VI.

1 1

Page 15: Konten 409a.pdf

Dalam hal penilaian terhadap khalayak atau konsumen,ilmu manajemen tidak berbeda dari ilmu komunikasi, yaitu me-lihat khalayak atau konsumen sebagai pengendali pasar secaratidak langsung, mengingat bahwa seleksi pesan dilakukan olehkhalayak/komunikan, sebagaimana calon konsumen menentukanpilihannya terhadap barang atau jasa yang ingin dibelinya. Secaravisual gambar menjadi sebagai berikut: ?

The customer as thecontrolling function

The customer as the controllngfunction and marketing as theintegrative function

Tidak berbeda dengan pemasaran dalam bidang jasa/barang,juga ilmu komunikasi mengenal beberapa jenis pasar, yaitu :

pasar produk (=product market)pasardemografik (=dgmographicmarket)pasar geografik (=geographic market)pasar kebutuhan (=need market)8)

Dengan sendirinya suatu pendekatan yang autoriter atautotaliter tid.ak mengtrkuti prinsip ini, karena suatu sistem pemerin-tahan autoriter/totaliter mengikuti prinsip koersi dan intimidasi,sedangkan suatu pemerintahan demokratik lebih menggunakanpendekatan persuasif atau dalam keadaan terpaksa menggunakanpendekatan peraasif, yaitu menciptakan wattt lingkungan yarrg

Ib id, . h. 10.idem.

7 )8)

72

6f aCustomer

G

?{oducOi%

9*Aq9q\4 . \

f"")

Page 16: Konten 409a.pdf

memaksakan seseorang bertindak sesuai dengan yang diharap-kan. Contoh terbaik yang aktual ialah Operasi Zebra dengan kali-matnya "Anda sekarang memasuki wilayah Zebra" dan "Wilayah

I terbatas tata tertib lalu lintas." . Pilihan tetap diberikan kepada

I komunikan, tetapi situasi yang paling rnenguntungkan ialah

L d"ngan "mengikuti saja apa yang disarankan."

I nagaimana berbagai negara mengadakan perencanazm komu-

I nikasinya ditentukan oleh sistem politik yang berlaku dalam nega-

I ranya. Contoh di bawah ini merupakan suatu contoh dari AmerikaSerikat yang menganut sistem politik liberal, yang dalam perjalan-

I an sejarah liberalismenya juga telah memperlihatkan perkem-

I bangan pengendalian dan pengawasan terhadap industi peradioan

I di Amerika Serikat. Perubahan-perubahan ini terjadi sebagai akibat

I dari perubahan pendapat umum (liberalisme) Amerika Serikat,

I Vang diterapkan dalam bidang ekonomi dan dengan sendirinya

I mempunyai dampak terhadap perkembangan kebijaksanaan dan

I perencanaan di Amerika Serikat.

I Hal ini tercerminkan dalam tulisan dari Dallas W. Smythe

I tentang "Radio o:, deregulation and relation of the piuate and

I public sectors" "/.

I lati permasalahan ialah perus ahaan revisi dari "Communica-

I tion Act" di Amerika Serikat terutama dalam-bidang peradioan,

I Pendapat-pendapat ekonomik telah berhasil mempengaruhi

I perizinan peradloan di Amerika Serikat,. dan perkembangan

I teknologi dikaitkan dengan aliran-aliran elionomi sejak zaman

I laissez-faire, laissez-passez telah mengadakan serangkaian peraturan

I dan perubahan terhadapnya. Pemikiran dasar ialah bahwa yang

I "dijual" oleh setiap pemancar/studio produksi radio iaJah kekua-

I saan khalayak (:audience power) dengan asumsi kuat bahwa

I barang siapa menguasai khalayak, dialah yang menguasai masyara-

I t<at. Titik sentral dari kehebohan mengenai pengaturan kembali

| (=deregulation) dari "Communication Act" dengan sendirinya

I ialah monopoli sarana pembentuk pendapat umurn, yang di Ame-

Dallas W. Smythe : "Radio : deregulation and the relation of the private and

public sectors", dalam kumpulan tulisan oleh Ellen Wartelle, D. Charles Whitney

dan Sven Windahl: 'Mass Cornmunication Yearbooh", Vol.4, Sage Publication,

Beverly Hills London dll. tahun 1983, h. 6ll - 619.

e)

13

Page 17: Konten 409a.pdf

rika Serikat sebagaimana diketahui berada di tangan-tanganswasta dan terbanyak di Iuar pemerintahnya. Justru sejarah per-aturan terhadap radio (dan kemudian televisi) menjelaskan dam-pak dari teori-teori politik ekonomi, mulai dari aliran yang dila-hirkan oleh Adam Smith dan John Stuart Mill dengan aliranekonomi klasiknya, disusul oleh aliran ekonomi politik dariAlfred Marshall, Pigou dan F.H. Knight, seperti kemudian disusulkembali oleh aliran Chicago yang berusaha mengembalikan penga-ruh dan kebebasan yang lebih besar untuk dunia swasta fiuga da-lam industri informasi) dan ditentang kembali oleh pendukung-pendukung revisi terhadap "Communication Act" sebagaimanadirumuskan oleh FCC. Dua pendapat yang dapat dibahas di siniialah pihak-pihak yang berpegang teguh pada "pasaran bebas"sesuai dengan prinsip laissez-faire, laissez-passez dan pihak-pihakyang melihat perlunya keterbatasan terhadap kebebasan "pasaranpendapat", mengingat bahwa pendapat dan kebebasan pendapatbuhan saja terbatas peninjauannya kepada aspek-aspek ekonomik,tetapi perlu juga ditinjau dari segi politik, yartu tanggung jautabindiuidu (y*S menggunakan maupun dijadikan sasaran pasar pen-dapat) terhadap masyarahat luas.ro) Sebaliknya para penganut"pasaran bebas" berpegang pada prinsip utama hak pemasangiklan melalui radio, sedangkan FCC mengadakan perbedaan antaraproses ekonomik dan proses politik melalui pendapat umum.Penelitian terhadap peninjauan kembali bidang peradioan dilaku-kan tarrggal 5 Oktober tahun 1979 dan dikenal sebagai "Inquiryand proposed rulemaking :" Deregulation of radio" oleh FCC.Walaupun penelitian ini tidak disebar luaskan, sebanyak 22.000komentar terhadapnya diterima oleh FCC, yaitu sebanyak 8%dari industri yang menyetujui pendapat FCC dan 89% dari berba-gai individu dan pihak-pihak di luar industri peradioan,tt) d*setelah mempertimbangkan pendapat-pendapat ini pada tattggul24 Pebruari tahun 1981, FCC mengeluarkan "Decision" yangmerevisi "Communication Act" dalam beberapa pasalnya.

Yang menarik ialah blahwa FCC berhasil menyatukan bebera-pa pendapat "pasaran bebas" (prinsip ekonomi yang berlaku di

Ib id . . h .619Yang mungkin saja adalah dari suatu jenis industri/perusahaan lain/dunia swasta.

l0 )i l )

I 4

Page 18: Konten 409a.pdf

Amerika Serikat) dengan prinsip tanggung jawab sosial, sebagai-rnana telah disebut terlebih dahulu. Para pemasang iklan akhirnyamernperoleh pengakuan sebagai tuntutan deduktif (= deriveddemand) terhadap khalayak radio yang dinilai sebagai kekuasaankhalayak (= audience power), yaitu berdasarkan pasar sesungguh-nya (= real market). Sebaliknya pihak-pihak yattg tidak menyetu-jui revisi berpendapat bahwa 'Jual-beli khalayak" haruslah dida-sarkan pada :

jenis utama dari produk/jasa yang ditransaksikansiapa yang mengadakannya berdasarkan harga bagaimanasiapa yang membelinya berdasarkan harga bagaimana?l2)

Akhimya FCC mencari keseimbangan antara fungsi pengendaliandan pengawasan oleh negara (hal mana juga dalam negara liberaltidak terelakan) dan gagasan "pasaran bebas" dengan pendekatanketerbatasan sumber-sumber (= scarcity of resources) dan mengait-kannya dengan kepentingan umum/masyarakat luas. PendapatFCC condong pada pemikiran bahwa keterbatasan sumber-sumbertidak terkaitkan pada jasa inf.ormasi yang diberikan oleh pihak

swasta, dan nampaknya pihak-pihak radio swasta sema,ta-matamemperhatikan penjualan khalayak (melalui penjualan waktu)kepada pemasang iklan. HaI ini mengakibatkan bahwa Keputusan

FCC tahun 1980 didasarkan pada prinsip keterbatasan informasir3)hal mana antara lain bersumber pada beberapa pendapat dalam

Congress maupun pendapat dari beberapa Hakim Agung.la)Pendekatan sebagaimana terjadi di Amerika Setlkat tidak

dikenal di Indonesia, mengingat bahwa sejak zaman kolonial/penjajahan terutarna radio merupakan monopoli pemerintah.

Kenyataan adanya radio swasta di Indonesia memperlihatkan ada-

nya kecenderungan di Indonesia untuk juga mencai keseim-

bangan antara peran swasta dan peran pemerintah dalam meman-

faatkan saluran-saluran komunikasi elektronika. Dengan sendiri-nya perkembangan tebih lanjut dari perangkat keras/media elek-

tronika di Indonesia, membawa masalah-masalah baru yang juga

meme rlukan selain p e renczurazxr ju ga kebij aks anaan-kebij aks anaan

rbid., h. 6r3.Mungkin yangdimaksudkan ialah informasi yang tidak terlalu berat sebelah;I b i d . . h . 617 .

L2)l3 )14)

I C

Page 19: Konten 409a.pdf

yang sepadan dan cocok untuk Indonesia. Untuk itu diperlukaninformasi yang cukup banyak mengenai perkembangan tekno-logi media elektronika dewasa ini dan dalam jangkauan kemung-kinan perkembangannya menjelang 10 tahun mendatang. Hal inimengingat, bahwa ar,tara lain sistem peradioan (termasuk RRIsendiri) memerlukan suatu peninjauan kembali, yaitu dilihat darisegi politik (swasta dan/atau pemerintah), ekonomik (perangkatkeras dan tenaga terampil/ahli/kerja) maupun dampak sosialp olitik, sosial-ekonomi dan s osial-budayanya.

Dilihat dari segi ini, maka hat-hal yang mendesak dalamPerencanaan Komunikasi di Indonesia dewasa ini ialah :

1) Perencanaan dan pengembangan kebijaksanaan komuni-kasi terutama yang menyangkut masalah media elektro-nika; sebagai akibat perkembangan teknologi komunikasiyang baru yang makin lama makin memerlukan tenagaterdidik jenis baru;

2) Perencanaan dan kebijaksanaan dalam bidang mediacetak dan perpustakaan. Dalarh kaitan ini media cetakterbanyak berada di luar Pemerintah, sedangkan sebalik-nya perpustakaan dan sistem perpustakaan dan kearsipanterutama berada di tangan Pemerintah;

3) Perencanaan komunikasi non-media, termasuk kegiatankomunikasi sosial antar kelompok-kelompok masyara-kat, dengan masyarakat transmigrasi, masyarakat didaerah perbatasan;

4) Perencanaan Kebijaksanaan dalam berbagai media, ter-masuk perizinan tentang penjualan produk media.

1 6

Page 20: Konten 409a.pdf

BAB II

INFORMASI SEBAGAI SUMBER DAYA (HASIL) MANUSIA

t. Perkembangan Revolusi Industri Informasi

Para ilmuwan berpendapat bahwa salah satu sumber dayahasil manusia yang tidak akan habis-habisnya ialah informasi.Oleh karena itulah dapat dikatakan bahwa informasi dalam per-kemb an gan zaman (me ngikuti pe rkemban gan m anusia ) telah meng-alami 5 (lima)revolusi yaitu :

1) penemuan bahasa sebagai alat komunikasi2) penemuan tulisan dan mesin cetak3) penemuan dan pengembangan media massa seperti surat

kabar, radio dan televisi. 4) penemuan komputer yang menyimpan dan menghitung

serta mengadakan kembali informasi yang diperlukanmanusia

5) penggabungan komputer dengan telekomunikasi.

Akibat dari adanya senlua revolusi ini untuk nega.ra berkembangseperti Indonesia, dengan sendirinya mempunyai dampak yangluar biasa terhadap manusia Indonesia dan perkembangannya men-jelang masa depan bangsa. Apabila bagi dunia Barat dan khususnyaBangsa-bangsa dari negara-negara industri revolusi-revolusi infor-masi itu datang secara berurut, tidak demikian halnya bagi negara-negara berkembang. Karena itu pulalah, tidak dapat dihindaribahwa faktor antisipasi dan berkaitan dengan itu faktor peren-canaan, menjadi masalah yang mutlak. Apabila bagi masyarakatindustri perkembangan lebih lanjut dari revolusi-revolusi di atasitu "terbatas" pada reuolusi intelektual yang menghasilkan m:Nya-

T7

Page 21: Konten 409a.pdf

rakat purna-industri (post-industrial societies), maka p€ngaruh-nya bagi negara-negara berkembang tidak terbatas pada intelek-tual saja : revolusi itu membawa dalam dirinya tuntutan terhadapnegara berkembang dalam menanggapi gelombang informasi(dan revolusinya) dalam rnempersiapkan dii dalam bidang :

1) perangkat keras (hardware)2) perangkat lunak (software)3 ) perangk at tenaga terampil/ahli (brainware).Hal ini dilakukan oleh negara-negara berkembang bukan

saja dalam rangka meningkatkan komunikasi sosial-antar bangsa-nya demi peningkatan integrasi dan persatuan bangsa, tetapijngu dalam usaha mengadakan keseimbangan informasi antaranegara berkembang dengan negara yang telah maju, atau antaranegara industri dan negara-negara berkembang. Betapa berat usahaini disebabkan antara lain karena :

1) volume informasi yang melanda negara-negara berkem-b*9.

2) situasi makin meningkatrya harga produksi dan trans-misi.

3) kesukaran bagi negara berkembang untuk memperolehinformasi secara cepat, sekali lagi karena ketertinggalanperangkat kerasnya.

Di negara Barat sendiri dirasakan bahwa (dengan publikasidalam bidang ilmu pengetahuan sebagai contoh), jumlah publikasidalam tahnn 1974 mengalami peningkatan sebanyak 52% dalambentuk jumlah majalah.ls) Namun apabila di satu pihak jumlahpublikasi ini menggembirakan, dalam kenyataan nampal<nya jum-lah jam membaca dari para ilmuwan tidak meningkat/tetap saja,hal mana menunjukkan bq.hua kemarnpuan cerna data yang ter-sedia telah melampaui daya cerna manusia, rllaupun jumlah jamyang tersedea. Semua ini terjadi dalam keadaan di mana semuaharga produksi maupun pengadaan informasi notabene terus me-ningkat.

15) Tahun 1965 sebanyak 26.325 majafah meningkat menjadi 49.440 majalah dalamtahun 1974 (sumber: Martha Boaz : Strategies for meeting the informationneeds of society in the year 2000" Libraries Unlimited Co., Littleton-Colorado,tahun 1981, h. 12.

18

Page 22: Konten 409a.pdf

Dengan demikian nampaknya diperlukan teknologi seleksi

informasi secara tepat cJan 'uluon' sehingga berkembanglah suatu

.p,iof"si boru dalam dunia ilmu pengetahuan dan masing-masing

cabang ilmu pengetahuan: oiti-pembuat abstrak dari berbagai

artikel ilmiah'Keadaan ini iauh berbeda dengan keadaan di negara-negara

berkembang di mana orang haus iiformasi' termasuk informasi

ilmiah.Karena itu, apabila di Indonesia akan berkembang profesi

baru seperti ahli pembuat abstrak, maka hal itu akan terjadi de-

tfun A^* yang berbedapula,yaitu sekedar dengan tujuan meng-

adakan informasi yung t.bih lengkap' Sedemikian rupa teknologi

*.*p"rrgu*hi kehiduian ***iuj,"ga di Amerika Serikat' sehing-

g. ai"-i"hun 1972 io"g'"" di USAmengadakan suatu.Lembaga

i"ngu*^un yang dikenai sebagai Office of Technolog Asessment

iOigl oTA ditugaskan untuk memberi nasehat kepada Congress

dalam masalah dampak teknologi secara positif maup:n negatif

t.rhudup *usyatukat. Namun tiJak lama sesudah itu Russell W'

Peterson *.rr.*ukur, bahwa bukan saja teknologi mempengaruhi

i*-"ftl masy arakat, tetapi sebalikny a masy arakat sendiri Tt*p tt-

nyai pengaruh juga i.rftudup pengadaan dan penggunaanteknologi

Uugi **;/urakatrya-16) Karena itu patokan utama bagi manusia

dalam Penggunaan teknologi - termasuk teknologi komunikasi -

ialah menilainya terhad'ip dampaknya terhadap masyarakat dan

u s a ha u nt u k m e nin e ka t kan kw alit as / m ar t ab at hi dup ny a'

Dalam bidanf informasi, nampaknya teknologi yang dikem-

bangkan lebih banyak ditujukan pada.:

1) penyaluran dan penyebaran informasi'

2j p"rryi*pur,arr dat' pengoiahan data'r1)

. Hal ini tetap menunjukkan bahwa manusia -pa{a y3umnVa

merupakan pihak yffig aitif menentukan jenis teknologi apa yang

d.ikembangkor, ,"hi.rg:gu situp menolak terhadap teknologi (ter'

masuk teknologi komunikasi) tidak pada tempatnya'

Sebaliknya justm pengembangan teknologi telah rnenTung-

kinhan Penunrnan harga d;ri berbagai teknologi' dibandingkan

l 6 )17)

Boaz, Ib id. , h. 16.

Ib id. , h. 17.

Page 23: Konten 409a.pdf

dengan tahun 50-an, sehingga sebenarnya harga informasi harusmenurun juga karena pengadaan dan penyalurannya makin menu-run. Mengapa tidak demikian? HaI ini disebabkan karena nilaijasa oleh tenaga manusia -meningkat, sehingga masalah yang sukardipecahkan antara negara berkembang dengan negara industridalam masa-lah pengiriman dan tukar-menukar informasi, sebe-narnya tersendat pada masalah penggajian ini. Di negara berkem-trang sebaliknya diketemukan situasi di mana nilai jasa manusiamasih rendah, tetapi informasi makin mahal dengan makin sukarproses pengadaannya.

Dilihat dari segi ini, maka teori tentang pengadaan keseim-bangan informasi antara negara berkembang dengan negara indus-tri memang baik dan indah, tetapi pelaksanaannya hampir tidakmungkin, mengingat bahwa di negara industri yang dilibatkanialah nilai jasa oleh tenaga manusia (sesuai dengan usaha setiapnegara untuk ditingkatkan), padahal daya beli informasi di negaraberkembang masih rendah.

Hal ini dengan sendirinya membawa masalah sekali lagi padakemampuan seleksi informasi yang masuk/diperlukan oleh negaraberkembang dai negara industi, sehingga negara berkembangtidak perlu mengeluarkan dana untuk informasi yang akan mu-bazir.

HaI ini tidak beratti bahwa negara-negara berkembang tidakmencoba ikut mempengaruhi harga penjualan dari informasi yangberasal dari negara-negara industri, antara lain yang kemungkinan-nya makin ditingkatkan menjelang tahun 2000.

Sebagai contoh dapat disebut, bahwa negara-negara berkem-b-g dapat mengejar ketertinggalannya dengan negara-negaraindustri, justru dengan makin berkembangnya teknologi kompu-ter. Menjelang tahun 2000 diperkirakan bahwa komputer-kompu-ter yang diadakan akan mempunyai kemampuan dari memorisebanyak 16.000 manusia, yang sama jumlahnya dengan jumlahpemakai kampus universitas rata-rata. Diduga bahwa komputeryang dewasa ini berharga US$ 5 juta, dalam tahun 2080 akan me-nurun 3% dan setiap $ 0,001, mengingat bahwa setiap "bit onlinememory" mengalami penurunan harga 2l% per tahun. Bahkankarena diperkirakan bahwa 100 tahun yang akan datang komputer

20

Page 24: Konten 409a.pdf

hanya diketemukan sebagai komputer bersuara, maka pengadaaninformasi yang diperlukan akan makin murah, karena pemroses-annya juga lebih sederhana.l8)

Kemajuanteknologi komputer di duniadewasa ini telah men-capai 60.000 komponen sehingga suatu prosesor mikro akan mam-pu melaksanakan 4.000.000 penugasan dalam satu (1) detik,halmana mencapai kecepatan 100 kali lebih cepat dibandingkandengan komputer tahun 60-an.

Dengan sendirinya transmisi informasi akan mengalamiperubahan, yaitu makin cepat dan meningkat dalam uolume.Akibat daripadanya iaJah bahwa sistem pengajaran dan pendidikanakan mengalami perubahan, sebagaimana juga perkayaan diridalam berbagai bidang spesialisasi akan terjadil Sistem pendi-dikan terutama di perguruan tinggi akan lebih mengarah padaminat spesialisasi mahasiswa :

1) meningkatkan kebebasan spesialisasi.2) memungkinkan mahasiswa l>elajar lebih efektif dan c fisicn.3) me ningkatkan motivasi bclajar pada mahasiswa. re)

Akibat daripadanya ialah pada satu pihak sentralisasi infor'masi sejenis dan di lain pihak desentralisasi informasi terspesiali'sase. Semua ini akhirnya harus memungkinkan pihak-pihak terspe-sialisasi untuk berkomunikasi satu sama lain, sehingga koordinasidalam arti koordinasi yang demokratik akan makin berkem-b*g.

Nampaknya sistem infor"rnasi yang demikian inilah yangpaling cocok untuk suatu masyarakat industri.

2. Pengembangan Teknologi Informasi

Suatu masyarakat industri tidak dapat tidak memerlukanbanyak sekali informasi : kerjasama arttara pihak ilmuwan yangbercimpung dalam berbagai industri, diperlukan oleh para industri-awan. Dengan istilah ilmiahnya, kebutuhan informasi ini dikenalsebagai kebutuhan informasi oleh industri informasi sekunder,yaitu informasi yang harus memungkinkan industri untuk ber-

plgf,rkst Dalam -suatu masyarakat industri, maka terbanyak te-

18) Branscomb, dalam Boaz, Ibid., h. 17.

19) Russell Ackoff dalam Boaz. Ibid.. h. 20.

27

Page 25: Konten 409a.pdf

naga kerja terdapat dalam bidang industri, sedangkan bagi negara-negara industri yang kini mengalan i perkembangannya menujuke masyarakat informasi, sudah mulai terjadi tahap pergeserantenaga kerja dai sektor industi menuju ke sektor informasi.Sebagai contoh dapat disebut, bahwa apabila dalam tahun 50-antenaga kerja industri di Amerika Serikat berkisar sekitar 65%,maka dalam tahun 80-an (30 tahun kemudian), pergeseran telahterjadi dengan tinggalnya 30To tenaga kerja dalam sektor industri.Hal ini merupakan suatu perubahan yang drastis dan dramatis,mengingat bahwa di Amerika Serikat dalam tahun 1-900 angka %untuk tenaga kerja industri mencapaa 35%.20) Walaupun di Indo-nesia perkembangan masih tetap bersifat dari sektor agraiamenuju sektor industri, narnun tidak dapat dielakkan bahwamungkin Indonesia akan mengalami perkembangan industri di ma-sa depan yang akan mengambil alih banyak'pengetahuan danpengalaman negara-negara industri yang sudah bertumpu padaindustri informasi. Hal ini tidak terelakan karena Indonesia tidakmenutup diri untuk pengaruh positif dari luar negeri dan Indone-sia sendiri dewasa ini sudah mengalami penghargaan dan peng-akuan sebagai negara yang besar dengan harapan masa depan yangbaik di mata berbagai negara, terutama sebagai negara di kawasanAsia Tenggara ataupun ASEAN. Selain itu Indonesia juga akanmengalami masalah-masalah penyebaran informasi secara informalmelalui televisi dan radio, di mana berbagai teknologi dapat me-nunjang mengatasi permasalahan kawasan Indonesia yang sede-mikian luas ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam jangkawaktu 2 (dna) tahun saja setelah satelit DBS dibicarak'an, dewasaini telah dapat dibuat antena-parabola dengan harga yang cukuprendah, sehingga cukup memusingkan pihak-pihak yang harusmemperhatikan masalah keamanan negara (security ).

Kiranya menjelang lepas landas dapat diperkirakan bahwasalah satu sektor pendukung pengembangan industri ialah industriinformasi primer dan sekunder ; industri informasi primer mem-bawa produsen pada konsumen, sedangkan industri informasi

20) John Naisbitt : The major national a.nd. internationalissues whose resolutions require information seruice in

Boaz, Ib id. , h. 32.

22

societal problems andthe year 2000, dalam

Page 26: Konten 409a.pdf

sekunder membantu produsen mengadakan produk yang lebih se-

suai dengan selera dan kebutuiran konsumen. Selain itu akan dapat

diperkirakan bahwa menjelang tahun 2000 diperlukan suatu sistem

informasi yang lebih terintegrasi: yaitu peninekatan integrasi dan

pengembangan jaringan-jaringan dan tukar-menukar informasiantara pemerintah dan masy arakat, antara pemerintah dengan p arausahawarr/industriawan secara timbal balik dan antata masy arakatdan industriawan/usahawan sendiri. Selain itu demi perlindunganmasyarakat ter6adap informasi-informasi yang kurang relevanuntuk dirinya ataupun sekedar hanya mengrntungkan pihakusahawan/industriawan, diperlukan penyebaran saluran-salurankomunikasi antar-masyarakat sendiri, seperti juga antara masya-rakat dengan pemerintah ataupun dari rakyat kepada para usaha-wan/industriawarr. Damp ak darip adanya ialah :

1) peningkatan peran pemerintah dalam mengendalikan(baca : bukan mengadakan sendiri) roda kehidupanekonomi dan industri.

2) peningkatan interdependensi antara masyarakat, peme-rintah dan para industriawan/usahawan.

3) perubahan dalam sistem dan falsafah pendidikan demip enin gkatan diu e rs i fi kas i p e k e rj aan / s p e s ialis as i.

Burt Nanus dalam kaitan ini tidak melupakan sistem nilaiyang merupakan selektor informasi. Beberapa kebutuhan yangakan meningkaf dilihat dari segS permintaan informasi ialah :

1) jasa rekreasi dengan menggunakan sarana komputer.(= rekreasi intelektual)

2) acara kebudayaan untuk mengimbangi perkembanganintelektual.

3) pemanfaatan jasa informasi jasa jauh.2l)

Inilah beberapa prognosa menjelang tahun 2000 yang dengansendirinya bagi Indonesia juga akan menjadi kenyataan. Meng-ingat bahwa pembangunan di Indonesia berjalan dengan sangatpesatnya, tidaklah tidak mungkin bahwa situasi sebagaimana diper-kirakan akan terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara industri

21) Burt Nanus : Used needs for inforrnation in the year 2000, Ibid.,h. 59.

23

Page 27: Konten 409a.pdf

lainnya juga akan terjadi di Indonesia dalam Repelita V, yaituL994. Untuk itu diperlukan persiapan secukupnya, agar supayateknologi komunikasi sungguh-sungguh akan b.ermanfaat bagimanusia.

24

Page 28: Konten 409a.pdf

BAB III

LIMA PENDEKATAN MENGENAI PERENCANAAN DANPENGEIVIBANGAN KOM I.JNIKASI

hrformasi sebagai data terolah yang disalurkan maupun dise-barluaskan, telah lama disadari merupakan salah satu prasaranayang penting demi pengembangan ekonomi maupun industri danilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam rangka komunikasi pem-bangunan terutama untuk penduduk di daerah pedesaan, infor-masi merupakan suatu sarana/alat bantu untuk mengetahui bagai-mana meningkatkan pendapatan dari komunikan di bawah gariskemiskinan maupun yang ingin memperbaiki taraf hidup ekono-minya.

Di bawah ini disampaikan suatu rangkuman dari pemikiran-pemikiran tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin dijadi-kan pilihan/altematif dalam usaha mengembangkan infrastrukturdan kegiatan komunikasi demi pembangunan.

1. PendekatanPertumbuhan-Ekonomi

Pengembangan dari pendekatan ini terjadi pada akhir tahun50-an dan sangat dominan pada akhir tahun 60-an. Titik beratdaripadanya ialah menunjang pembangunan ekonomi melaluipembangunan industrialisasi. Selain itu titik sentral kegiatan pem-bangunan dengan cara ini ialah dengan sangat memperhatikanteknologi yang padat modal (=capital intensive technology) danperencurnaan terpusat. Pikiran utama ialah bagaimzrna negara-negara berkembang dapat mengejar ketertinggalan historiknyaterhadap negara-negara industri. Demikian pula pendekatan ini

25

Page 29: Konten 409a.pdf

merupakan suatu pendekatan yang zom-komunis dan sangatdipengaruhi oleh pemikiran Rostow tentang "The stages of econo-mic growth : a non-communicst manifesto" yang terbit tahun1960. Sebagaimana diketahui dalam pemikiran dari Rostow ini,diadakan identifikasi dan lima(5) taltap perhembangan ,yaitu ;

bercirikan masy arakat tradisionalmasyarakat dengan prahondisi untuk lepas landasmasyarakat dengan kemampuan tahap lepas landasmasyarakat yang dewasamasyarakat dengan konsumsi massa yang tinggi.22)

Mengingat bahwa pemikiran terhadap lepas landas secaraekonomik ialah antara lain berdasarkan penghimpunan (akumula-

si) dana negara berdasarkan tabungan dan investasi, maka ukuran

utama ialah melalui pengukuran terhadap faktor-faktor ini.Komunikasi pembangunan karenanya terutama menunjang

pembangunan ekonomi dan pembangunan industrialisasi suatumasyarakat. Dengan sendirinya kritik terhadap pendekatan komu-

nikasi yang sekedar menunjang tujuan ekonomi ini tidak terhin-dari. Namun demikian pendekatan ini bertahan sampai tahun

70-an. Beberapa kritik terhadap pendekatan komunikasi yang se-kedar menunjang pembangunan ekonomi dan industrialisasi ter-utama datang dari pihak-pihak yang melihat kesenjangan antarakota dan desa, antara teknologi mutakhir dan penggunaannyaseca"ra sangat terbatas, teknologi yang sangat bersifat padat modal(sehingga kurang memungkinkan perkembangan ekonomi padapihak-pihak yang agak jauh dari pusat-pusat perkembangan eko-

nomi dan industri) dan seterusnya.Secara singkat dapat dikatakan bahwa model pertama im :

1) terlalu mengukur masyarakat-masyarakat yang berkem-brtg terhadap masyarakat-masyarakat industri yang

telah mantap industrinya;2) berpandangan seakan-akan ar'llra pembangunan dari

masyarakat agraria menuju ke masyarakat industri hanya

terdap at suatu perkembangan historik y ang u niline ar ;

22\ Wimal Dissanayake : Development and Communication : four approaches, dalam

media Asia tahun 1981, h. 218.

26

Page 30: Konten 409a.pdf

3) faktor-faktor masyarakat berkembang yang "tidak co-cok" dengan syarat-syarat industrialisasi langsung dinilaisebagai "keterbelakangan", sehingga sistem "menyuntikdari luar (negeri)" seakan-akan merupakan satu-satunyaj"l* dengan tidak memghiraukan kemampuan dalamnegeri (endogen);

2. Pendekatan Perturnbuhan Sosial

Pendekatan ini yang dalam banyak hal merupakan reaksiterhadap konsep pertama dan dari contoh-contoh yang telah dise-but tadi, memperlihatkan bahwa pendekatan para kritisi terhadappendekatan pertama lebih bersif at fakafi. Dengan tetap mendasar-kan pemikirannya pada pemikiran bahwa komunikasi merupakansalah satu sarana non-materr untuk mencapai perbaikan hidupdan martabat, tujuan utama ialah melengkapi kekurangan-keku-rangan dari pendekatan pertama, tanpa mengubah mekanismenya.Pertanyaan-pertanyaan yang terlontarkan ialah usaha untuk meng-integrasikan harapan-harapan hidup manusia dalam proses per-kembangan sebagaimana diterima oleh model yang pertama.Harapan-harapan hidup tadi ialah :

bagaimana melibatkan pemerataan keadilan kepada masya-rakat dalam proses pembangunan ekonomi dan industrisekaligus ?bagaimana mengembangkan kemandirian, kemampuan untukmengembangkan diri serta meningkatkan hemampuan mana-jemen, seperti juga pengembangan diri oleh diri (= self-development) ?bagaimana media tradisional dan media komunikasi yangmodern dapat diintegrasikan demi pencapaian khalayakyang berbeda-b eda, tanpa memis ahkan/membedakan perkem-bangan satu sama lain ?bagaimana sebaiknya budaya dapat menunjang dan mem-bantu serta memperlancar pembangunan, mengingat bahwasecara psikologik manusia tidak dapat dipisah dari kebudaya-annya ?bagaimana mengembangkan suatu masyarakat yang lebih

sadar akan sejarah dan identitas dirinya ?

27

Page 31: Konten 409a.pdf

b agaimana memp erhitun gkan faktor-f aktor p engh ambat yangjuga terdapat dalam struktur masyarakat dan bagaimanamengembangkan/menyesuaikannya dengan kebutuhan pem-bangunan ?23)

Berdasarkan pemikiran inilah, maka dalam proses komunika-si lebih dikembangkan komunikasi timbal balih, saling mernpenga-ru h i arttar a?' rm ot or " perub ahan yaitu p eme rintah rdan p emb an gunanmasyarakat yang merupakan sasaran pembangunan pada umum-nya-

3. Pendekatan Perubahan Struktur Masyarakat

Perkembangarr teknologi serta ketergantungan teknologikyang harus dialami oleh negara-negara berkembang terhadap ne-gara-negara industri, merupakan dasar dari pendekatan ketiga.Pemikiran ini sangat dipengaruhi oleh teori dari Galtung, ymgmelihat adanya hambatan komunikasi di masyarakat berkembangsebagai akibat dan dampak dari konstalasi dunia, yaitu adanyasuatu pusat pengaruh/kekuasaan (=the center) dengan adanyasuatu wilayah perbatasan pengaruh (=periphery). Galtung menga-takan bahwa imperialisme ialah hubungan antara negara industridengan negara berkembang, di mana negara industri masih tetapdalam posisi dominan terhadap masyarakat berkembang. Dengandemikian teori ketiga ini merupakan reaksi terhadap situasi hu-bungan internasional dan karenanya mencari sebagai patokan :

pengadaan kesadaran keseimbangan kepentingan arttaranegara berkembang dan negara industri;kesadaran akan adanya ketidak serasian/ketidaksamaanant&ra negara berkembang dalam berbagai kepentingandan kebutuhan;kesadaran akan adanya perbedaan/pertentangan kepen-tingan antara masyarakat perbatasan (=periphery) darinega.ra-negzrra industri (-centre) dengan pusat industri-nya, maupun adanya perbedaan/pertentangan kepenting-an antara masyarakat perbatasan negara industri dan ma-syarakat perbatasan di negara berkembang.2a)

23) Ibid., p. 220 -22r.241 rbid., h. 222 - 223.

28

Page 32: Konten 409a.pdf

Inti dari pendekatan ketiga ini ialah mengatasi nzasalah ke-tidak seimbangan dalam bidang informasi dan pertukaran infor-masi dan mengusahakan pengadaan keseimbangan kembali berda-sarkan prinsip interdependensi (=saling membutuhkan) antaranegara berkembang dan negara industri.

Dengan demikian pendekatan ketiga ini berusaha untuk me-ngembangkan kemandirian negara-ne gara berkembang terhadapnegara industri, demi peningkatan harkat dan martabatnya dalambidang politik dan ekonomi.

4. Pendekatan Kemampuan Pengembangan Kemandirian

Secara salnar-samar pendekatan-pendekatan terdahulu men-jadikan kemandirian (=self-reliance) tujuan dari pembangunan.Dalam kaitan ini fungsi dari komunikasi ialah mencapai perwu-judan dari kemandirian ini dalam berbagai bidang. Pendekatan iniberusaha untuk menggabungkan danmengintegrasikan sejumlahbesar konsep-konsep yang berkembang dan yang dijadikan sasaranpembangunan. Topik-topik/tujuan.tujuan ini ialah :1) partisipasi sukarela2) perkembangan di tingkat pedesaan3) perkembangan desa secara keseluruhan/menyeluruh4) pemanfaatan dari teknologi tepat (guna)5) pemenuhan dari kebutuhan dasar manusia6) pemanfaatan dari sumber-sumber lokal/setempat7) mempertahankan ekosistem yang berimbang (keselarasan

ekologi)S) pengidentifikasian masalah-masalah pembangunan sebagai-

mana juga dilihat oleh masyarakat9) budaya sebagai kekuatan pendorong menuju pembangun-

an,25)

Dengan kemandirian (self-reliance) dimaksudkan :

"the reliance on the natural and human resources availableto a country, and the ability to define developmental pro-blems, set goals, devise strategies and make decisions in-

25) rbid., h. 24.

Page 33: Konten 409a.pdf

dependently and in accordance with one's own social andcultural ethos."

Dikaitkan dengan pandangan dari Galtung, maka kemandi-rian haruslah dikembangkan rnenjadt kemandirian yang dinamis,yaitu dari uilayah perbatasan menuju ke pusat perkembangan.26)

Melihat proses pembangunan yang multidimensional dan ber-sifat multisektoral dengan sendirinya diperlukan suatr pende-katan terintegrasi, dimana dengan sendirinya kegiatan komunikasimenj adi p en ghu bung antar p e la kuny a.

Dilihat secara konseptual, maka perbedaan/p ersamaan antarakeempat pendekatan ini dapat dituangkan dalam bagan di halamanberikut.

26)

30

Main Emphais MeusComnunication

ChmnelFunction ofComunicationChannel

Approach I Economic Growth

Capital Intensive

TechnologyIndutrializationGntra.lized

Mas MediaMobilization of

people forDerelopment

Approach II Social Growth

Iabour IntensiwTechnologyIntegration ofTraditional andModern SystemDecentnlize dPlanning

Mass Mediaand InterpenonalChannels

Facilitation of

Infomation

Exchange Related

to Developmenr

Approach IIIStructurajTmnsformationof Society

Elimimtion ofDependencyRelationship

MainlyIntcrpenomlChmnels

Education of qasesfrading to a Nee'Awareness

Approach IV Self-Dewlopment

Harncssing LocalResourcesSel f- Relia nce

MainlyIntcrpesonal(hannels withSupport ofMas Media

Forming of CommonIdentity andEncoumg€mcnt ofParticipationthrough Emphasison Shared ValuesExperience

Idem.

Page 34: Konten 409a.pdf

5. Pendekatan Ekonomi Makro

Secara ideal suatu perencanaan mendahului suatu rencanapelaksanaan, bahkan kalau dapat mendahului suatu kebijaksanaan.Pada umumnya kenyataan tidaklah demikian: suatu kebijaksanaanterbanyak mendahului suatu perencanaan dan kalaupun perenca-naan sudah ada, pelaksanaan belum menjamin tercapainya tujuankebijaksanaan. DaJ,am bidang komunikasi akhir-akhir ini berkem-bang,lah berbagai cara pendekatan: ada yang mendekati bidangekonomi dan ada pula yang menganalisanya secara makro maupunmikro. Pendekatan makro selanjubrya dapat dilaksanakan terha-dap media dan jenis-jenisnya, seperti juga secara makro denganperhatian khusus terhadap informasi dan perarr pembangunanekonomi.Di bawah ini akan dibahas suatu model analisa denganpendekatan ekonomi makro dengan fokus analisa: ialah informasisebagai komoditi atau prasarana untuk pembangunan dalam bi-dang pemerintahan, swasta maupun oleh masyarakat pada umum-nya.

Pendekatan ini mengadakan perbedaan antara :aktivitas informasi (information activity)kebijaksanaan informasi (information policy)industri informasi (information industry

/economics of information).

Dengan memperhatikan ketiga unsur ini dapatlah diadakananalisa tentang tingkat p erke mb angan/pembangunan suatu mzrsya-rakat, dilihat dari segi komunikasinya. Hal ini dilakukan denganasumsi dasar, bahwa semua informasi merupakan landasan dariberbagai kegiatan antara lain dari bidang/sektor ekonomi. Bebe-rapa data yang perlu disampaikan sebelum meningkat ke pem-bahasan lebih lanjut perlu diadakan di bawah ini :

a. inf,trruasi adalah data yang telah mengalamipengolahannyauntuL dikomunikasikan ("Information is data that have beenor ganize d and c ommunicated" ).27 )

27) Marc Uri Porat: The infonnation econorny : definitionand measurement,Vs-'

Departrnent of commerce, May, 1977, h. 3.

31

Page 35: Konten 409a.pdf

b. kegiatan informasi (= information activity) mencakup bebe-rapa . kegiatan, seperti pemanfaatan dan sumber-sumberinformasi dalam usaha produksi, pengolahan dan penyebaran'informasi

dalam usaha produksi, pengolahan dan penyebaraninformasi dalam bentuk barang dan jasa ("The informationactivity includes all the resources consumed in producing,processing and distributing information goods and ser-vices")28)

Mengingat bahwa informasi merupakan salah satu sarana pen-ting untuk berbagai kegiatan, dikenallah :c. industri informasi yang lebih dikenal dengan istilah/klasifi-

kasi lebih lanjut, yutu sektor informasi primer (=primaryinformation sector).Industri informasi atau sektor informasi primer ini merupa-kan :

"all industries which produce information machines orsell information seruices orr (established) markets. Thissector provides the technical infrastructure for a varietyof information processing and transmission activities.It also offers information for sale as a commodity.Included here are such diverse industries as computermanufacturin g telecomrnunications, printin g, mass me dia,advertising, accounting, and education".

Para ahli ekonomi menganggap bahwa justru bidang-bidanginformasi inilah yang merupakan dasar dari suatu sistemekonomi yang didasarkan pada informasi (information basedeconomy), dengan contoh terjelas Amerika Serikat. Sehu-bungan dengan ini masih diadakan klasifikasi jenis-jenis in-

dustri yang bergerak dalam bidang informasi, yaitu masing-mas ing :

'o 1) the knowledge production and inventive industries2) information distribution and communication indus-

tries3) risk management industries including components of

finance and insurance

28) Idem.

32

Page 36: Konten 409a.pdf

4\ search and coordinating industries, including allmarket information and advertising vendors

5) information processing and transmission services'both electronic and non-electronic

6) information goods industries, including informationmachines

7) selected government activities that have direct marketanalogies in the primary information sector - in-cluding the postal services and education

8) support facilities such as office and education build-ings."29)

Dilihat dari segi ini jelaslah bahwa industri informasi/sektorinformasi primer terdtn dan z

"all market transactions of information goods arrd seraices.Those portions of the govefnment bureaucracy that provideprimary information services are included because they arealmost indistinguishable from the market variety".3o)

Kiranya tercakup oleh definisi ini Departemen Penerangan khususRRI dan TVRI.

Sebaliknya sektor informasi sekunder terdiri dari :

"most of the public bureaucracy and all the private bureau-

cracy. It includes the costs of organizing forms, maintainingmarkets, developing and transmitting prices, regulating mar-kets, monitoring the firm's behaviour and making and enforc-ing rules."31)

Analisa ini didasarkan pada penggunaan informasi maupuntujuan pemakaian/pengadaan inforrnasi dengan mengadakan pem-

bedaan antara :ke giatan/sektor in form asi p rim erke giatan/sektor in form asi s e kun der32)

Pembedaan ini didasarkan pada kenyataan, bahwa ada ke-giatan informasi yang merupakan kegiatan utama dan ada juga

kegiatan dengan informasi sebagai alat ba^ntu/prasyarat untuk

29) rbid., h. 15.30) Idem.3 l ) Ib id . , h . 15 - 16 .32\ rbid., h.3 - 4.

33

Page 37: Konten 409a.pdf

mewujudkan suatu kegiatan lain. Contoh : untuk sektor kesehatandan keluarga berencana, informasi dimaksudkan untuk melak-

sanakan kegiatan pelayanan kesehatan yang diperlukan untukmencapai sasaran kelompok yang tepat. Sebaliknya kegiatan me -

ngumpulkan informasi, mengolah dan menuangkannya dalam suatuiklan, merupakan kegiatan utama dari suatu perusahaan, sehinggadengan istilah ekonomik dapat dikatakan, bahwa nilai tambahinformasi (=added- value) diperoleh melalui pemberian suatu nilai'intelektual (=intellectual content) kepada suatu data, sehinggdmenjadi suatu informasi. Untuk suatu industri yang bekerja dalambidang non-informasi dapatlah dikatakanbahwa semua barang danjasa yang berkaitan dengan informasi seperti teleks, tenaga pengo-

lahan data (melalui komputer atau tidak), pengetik dan ahliprossesor, semuanya merupakan suatu investasi tambahan (=over-head costs), karena sekedar menunjang kegiatan utamanya, yaitu

produksi atau pemberian jasa dalam bidang informasi.

dar

dan

ses

Sehubungan dengan ini, maka analisa informasi yang bersan-

pad.a ekonomi, mengenal kegiatan pemanfaatan informasi

sehubungan dengan itu pembagian jenis industri (dilihat dari

informasi) sebagai berikut :

1) adanya industri informasikegiatan utama)

(dengan informasi sebagai

2) adarrya industri produksi (dengan informasi sebagai alat

isektor pemerintah

produksiSektor iridustri informasi

bantu saja).Pemerintah maupun swasta dapat bekerja dalam kedua

bidang tadi, yaitu daiam bidang industri informasi dan industri

produksi, sebagai industri informasi primer maupun dalam bidang

informasi sekunder. Dalam bagan hal ini akan menjadi: 33)

-_____\.\

Sektor industri/t t'l-" '

.-____-\_ :-- --r sektorswasta

(= sektorinformasi ) i' primer i

(= sektor informasi )' sekunder

33) rbid., h. r5.

34

Page 38: Konten 409a.pdf

Usaha beberapa ahli komunikasi untuk mengadakan analisa keter-pautan antara ekonomi dan informasi, memberikan beberapaarrgka yang menarik tentang Amerika Serikat dalam tahun 1967.Menurut data yang diperoleh, maka dalam tahun 1967 ekonomiAmerika Serikat mencapai GNP-nya dengan perincian 25,lTo dariGNP berasal dari sektor informasi sehunder, sehingga diban-dingkan dengan sektor non-informasi perbandingan hasil GNPUS$ 795,388 berasal dan 46,27o sektor informasi (primer + se-kunder) dan 53,8% dari sektor non-informLxi. Angka-angka inilahyang telah memberikan kesimpulan bahwa di Amerika Serikatsistem ekonomi sangat bertumpu pada ada tidaknya informasi

(="United State Economy is an information based economy").34)

Selain pihak pengada informasi, pemakai informasi sebagaialat bantu, masih dikenal konsumen informasi yang di klasifikasi-kan sebagai "households" (rumah tangga).

Bagaimana semua inform asi disalurkan, dimanfaatkan untukdipergunakan secara langsung atau tidak langsung, sebagai industriinformasi primer atau sekunder atau sebagai unsur masyarakat(=households), sangat ditentukan oleh sarana uertikal dan dampakmendatar (horizontal) dari komunikasi itu sendiri.

Yang dimaksudkan dengan sarana uertikal ialah semua pe-rangkat lunak dan keras maupun kemampuan tenaga kerja (=brain-ware) yang menghasilkan berbagai keputusan yang dikenal sebagaikebijaksanaan komunikase, sedangkan yang dimaksudkan dengandampak mendatar, ialah semua dampak informasi yang dapatdiukur dalam masyarakat, termasuk dalam bidang ekonomi.Apabila dibagankan, bagan menjadi sebagai berikut:3s)

34) rbid., h.1535) rbid., h.9.

35

Page 39: Konten 409a.pdf

sar;[la vertikal :'.-....-pengnastr Keputusan

kebijaksanaantentang teknologiinformasi(termasuk penggu-naan komputer rsis-tem siaran, teleko-munikasi dan infras-struktur komunikasipada umumnya).

sistem logikasistem pemikiransistem pengukuransistem komunikasi

penerapan

,.t ut * pasaran

dampak mendatar

dampak ekonomiberdasarkan

kebijaksanaan informasi/komunikasi

iIII

tanggung jawabPemerintah

IIJ

pemanfaatan media olehpolitik

Untuk dapat mengadakan pengolahan data menjadi inforrnasidiperlukan beberapa prasarana, yaitu :

(=system of logic)(=system of thought)(=system of measurement)(=system of communica-tion).30)

Hingga kini penelitian komunikasi terlalu membatasi diripada 3 ( tiga ) unsur komunikasi saja, yaitu komunikator, saluran/pesan dan komunikan, sehingga keterpautan, antara komunikasidengan sektor-sektor lainnya sukar diketemukan dalam sistem lo-gika dan'sistem pemikiran komunikasi yang mutlak bagi suatuproses komunikasi.

Keterpautan komunikasi dengan bidang ekonomi ialah antaraIain dengan adanyaunsur :

36) rbid., h. 2.

3 6

Page 40: Konten 409a.pdf

tenaga kerja informasi (=information labour/workers)peran gkat keras komunikasi ( =in form ation goods )jasa informasi (=information services).

Setiap kegiatan komunikasi bagaimanapun juga selalu me-Iibatkan sejiimlah tenaga kerja (=information workers/labour),sehingga orang-orang inilah yang akan membuat pesan atau meng-olah data yang dimilikinya menjadi informasi. Pengolahan datamenjadi informasi selanjutnya dilakukan dengan perangkat kerasseperti alat teleks, prosesor dan lain-lain, tetapi juga dengan pe-makaian jasa konsultan perusah aan atau penasehat hukum maupunahli komunikasi, yang semuanya bila menyatu menjadi inuestasiinformasi (=information investment/in formation capital).

Mengingat bahwa informasi merupakan suatu komodittheterogen dalam sifatnya, maka industri dan kegiatan informasisukar dijadikan satu sektor saja, sebagaimana ada sektor pertam-bangan, sektor perhubungan, sektor kesehatan dan lainJain.Karena itulah usaha analisa terhadap sektor informasi perludiadakan berdasarkan klasifikasi kegiatan yang dilakukan terhadapinformasi itu sendiri, yaitu :

sub-sektor produksisub-sektor pengolahan datasub-sektor p enyebaran/distribusisub-sektor peralatan informasisub-sektor jasa informasi.

P e n de k at an t ra di s i o n al m embe daka-n antara ke gi atan -ke gi at anyang sebagai luaran/output menghasilkan informasi, yaitu sektorpendidikan, penelitian dan pengembangan, periklanan, konsultan,manajemen, akuntansi, dan l.ainJain. Kegiatan-kegiatan ini menjualinforrnasi sebagai komoditi, sehingga tugas utama mereka ialahmengadakan bingkisan-bingkisan informasi yang mengalami nilaitambah, karena sebagai hasil pengolahan data berhasil meng-adakan stmkturisasi data yang terolah menjadi informasi untuk"siap pakai."

Dalam pemikiran tradisional ini tercakup pula saluran-saluranhomunikasi karena.luaran yang dihasilkan berkaitan erat denganpenyebaran informasi. Dengan demikian saluran-saluran sekedar

J I

Page 41: Konten 409a.pdf

rn e rup a kan sum b e r-sum b er fisi k y an g m e mung kin kan me nc ap aisum b er-sum b er inform asi.

Beberapa kegiatan perakitan mesin-mesin informasi (informa-tion machines manufacturing) juga tergolong dalam kegiataninformasi primer ini, seperti perakitan dan manufaktur peralatantelevisi, komputer , pemancar, dan lainJain. Bagi jenis perangkatkeras ini, informasi sekedar merupakan masukan (input) yang me-lalui perangkat keras/peralatan akan mampu disebarluaskan ke-pada konsumen yang mencarinya. Jadi perangkat keras/peralatanini merupakan pengalih kode/transformator elektronik yang akhir-nya memungkinkan konsumen untuk memperoleh/menerimainformasi yang dicarinya. Karena itu dikatakan bahwa peralatandilihat dari sektor informasi primer - merupakan alat bantu dalammemberikan pelayanan kepada konsumen. Jelaslah bahwa suatumesin informasi tidak dapat berdiri sendiri dan tidak akan bemilaitanpa kemampuan menerima dan meneruskan/mengolah/men-transformasi informasi untuk konsumen. Dalam konsep lamatentang sektor informasi primer ini dicakup pula penerbitan dariberbagai buku dan majalah, karena orang hanya akan membelibuku, bukan karena bukunya, tetapi karena informasi yang terda-pat dalam buku itu.

Demikian pula industri tilpon dan semua investasi fisik seper-ti gedung-gedun g kantor, sekoiah-sekolah, peralatan telekomunika-si dan gedungnya, hanya bernilai apabila dikaitkan dengan infor-masi yang dapat disebarluaskannya. Tanpa informasi ini, gedung-gedung itu tidak akan bernilai sebagai sarana dalam sektor industriprimer.

Suatu sa.rana perantara ialah kegiatan pembangunan satelityang mempunyai 2 (dua) aspek, yaitu pertama satelit(sebagaipembawa dan pengolsfu informasi) dan dipihak lain roket yangharus meluncurkan satelit ke angkasa, yang tidak digolongkandalam sektor informasi primer lagi, sebab roket dapat berdirisendiri, walaupun sebaliknya satelit tidah akan berfungsi tanpadiluncurkan oleh roket.

Karena itu demi jelasnya diadakan suatu pembatasan, yaitu

bahwa:

"Conceptually, the goods or services must intrinsically convey

3 8

Page 42: Konten 409a.pdf

information or be directly useful in producing, processing,or distributing information to be accounted in the primarysector.t t3?)

Sebagaimana diketahui tidak ada industri informasi yang ber-diri sendiri : berbagai industri saling tunjang-menunjang apabilayang diperlihatkan ialah pasaran informasi (=information market).Pada umumnya berbagai industri informasi merupakan suaturantai industi informasi untuk akhirnya mencapat konsumen(di Amerika Serikat dikenal sebagai sektor "households").

37') Ibid., h.5.

Page 43: Konten 409a.pdf
Page 44: Konten 409a.pdf

BAB IV

PERENCANAAN KOMUNIKASI MENJELANG LEPAS LANDAS

1. Perencanaan demi Perubahan

Apabila masyarakat berkembang sibuk mengejar keterting-

galannya dalam bidang komunikasi demi pencapaian masyarakat

informasi, maka negara-negara industri telah membakukan suatu

istilah baru: masyarakat telekomunikasi (telecommunications

community).Timbulnya suatu teknologi (termasuk teknologi media ko-

munikasi) selalu mengakibatkan perubahan dalam proses komu-

nikasi itu sendiri, yaitu dalam bentuk penyajian, penggunaan

dan arti lambangJambang, struktur informasi, pengorganisasian,

pemakaian dan perubahan maupun pemanfaatannya oleh masya-

rakat. Apabila terlaksana dengan baik, apabila teknologi-teknologi

itu dibarengi dengan penyesuaiannya serta cocok dengan struktur

sosial maupun budaya dan sistem nilai masyarakat, maka suatu

penemuan teknologi komunikasi y*g dimanfaatkan, akan sangat

mendukung kemajuan lingkungannya' Beberapa peneliti dan penu-

lis dalam bidang komunikasi ialah :

Fombum dan Astley yang memfokuskan diri dalam

analisa, bagaimana inovasi dalam bidang telekomunikasi

telah dilaksanakan oleh badan-badan usaha (corporates)

utama, sesuai dengan strateginya, dengan melibatkan

masyarakat dan negaranYa;Herbert Schiller bahkan mengatakan bahwa beberapa

pemain utama dalam industri, berusaha untuk mengubah

(transform) peran dari informasi, yaitu disesuaikan de-

4 )

Page 45: Konten 409a.pdf

ngan suatu masyarakat ekonomi yang mereka idam-idamkan;Philip Elliott mengemukakan berdasarkan analisanya,bagaimana teknologi komunikasi dapat memanfaatkankep en tin gan umum ne gara lain, den gan meniadakan bidang-bidang kepentingan umum (=public sphere) dan menun-

dukkannya kepada kepentingan internasional di mana ba-

dan-badan usaha komunikasi itulah yang menggiringnya,

David Weaver sebaliknya lebih memfokuskan diri terha-dap pemanfaatan informasi-informasi demi kepentinganpribadi dalam lingkungan rumah tangga.

Apabila dalam dekade yang lalu Amerika Serikat dilanda olehperubahan besar-besaran akibat penemuan-penemu?n dalam bi-dang teknologi komunikasi, seperti lahirnya pasar-pasar baru,pengadaan sejumlah peraturan-peraturan baru (=deregulation)oleh pemerintah Amerika Serikat dengan akibat peningkatanpeleburan beberapa perusahaan menjadi satu (-konvergensi),maka sekarang nampaknya ada kecenderungan baru dalam bidangekonomi di Amerika Serikat untuk berbagai jenis kegiatan usaha,yaitu meningkat lagi dalam kaitan perluasan administrasi perusaha-an. Bentuk-bentuk inter-organisasi dan inter-industri bahkanmenjurus pada kemungkinan lintas batas-batas internasional.Perluasan secara geografik menurut beberapa ahli mengakibatkan :

peningkatan peran dan penanggung akibat (=stakehol-ders)penyerapan (=absorption) dari lingkungan/ekologi pen-duduk maupun ekologi bioligik secara mendatar danaertikal, dengan fase terakhir mencapai tahap.interdependensi simbiotik. 38)

Kejadian ini terjadi bersamaan dengan proses pengembanganorganisasi dari tahap bersaing menuju ke kerja sama oligopots-tik, yang semuanya menggunakan suatu sistem tukar-menukarinformasi dengan teknologi mutakhir, demi peningkatan efisiensi

Fomburn dan N. Graham

kumpulan Fllen Partella,

520 - 525.

Asthley : The telecommunication Community,D. Charles Whitney dan Sven Windatil, Op.

38) Charlesdalamcit., h.

A O

Page 46: Konten 409a.pdf

I

dan efektivitas koordinasi. Berbeda dengan perkembangan ter-dahulu di mana perusahaan satu diserap oleh perusahaan yanglain, maka dewasa ini di Amerika Serikat perluasan dan koordinasilebih bersifat :

peningkatan hubungan bilateralp eningkatan hubun gan m ul ti -lateral.

Semua ini akhirnya saling kait-mengait dan menghasilkansuatu jaringan informasi dengan sifat inter-organisasi. Kerjasamademikian dapat bersifat pembahasan secara informal hingga me-ningkat menjadi keterpautan antar tingkat-tingkat direktur dan

' mencakup bahkan bentuk-bentuk kartel, kontrak-kontrak, bentukperusahaan patungan (=joint venture), kepemimpinan yang samadan dengan sendirinya jaringan komunikasi tingkat manajemen.Dalam jangka panjang dengan cara ini akan dapat diketemukan diAmerika Serikat serangkaian jaringan usaha/informasi, usaha yangbersifat sentralistik maupun yang bersifat interdependen, masing-masing dengan melaksanakan tugas fungsionalnya. Apabila pening-katan sentralisasi usaha akan menglrasilkan sentralisasi jaringankomunikasi, maka pendekatan interdependensi akan menglrasilkansuatu jaringan koordinasi yang agak fleksibel terhadap masing-masing partnernya dalam melaksanakan tugas fungsionalnya.Keadaan yang kedua disebut shenario pluralisme, sedangkansentralisasi akan menghasilkan skenario sentralisasi. Dalam keada-an di mana terjadi sekaligus dua (2) proses yang nampaknya ber-tentangan satu sama lairi, para ahli sependapat bahwa akhirnyapendapat umum Amerika Serikat sendiri yang harus menentukanbentuk mana yang akan diizinkannya :

bentuk pluralisme (= Segmented Plycentric Integrated Net-works) ataubentuk sentralisasi. Proses itu dicakup oleh Fombum danAstley dalam gambar di bawah ini :3e)

39) Ibid., h. 525.

43

Page 47: Konten 409a.pdf

Dispenion of FORMpower OF

SINGLEORGANIZATION

GROUPORGANIZATIONS

Concentration Symbioticof power interdependence

INTERDEPENDENCE

Horizontalinterdependence

IIJ

Verticalinterdependence

IJ

Horizontalintegration

II

Verticalintegration

III

DiversificationBusiness/System/Film

JScenario ofcentralization

Collusion

and cartels

Ii

Joint ventureinterlockingdirectorates

IJ

Networks

tI

Scenario ofpluralism

Figure J. : Stages of Industrial growth

Berdasarkan perkembangan ini dalam tahun 1982 di AmerikaSerikat terdaftar 21 juta rumah tangga (=26% dari keseluruhanrumah tangga yang. dapat menerima televisi)yang telah menghu-bungkarr diri dengan teleuisi kabel karena kemudahan-kemudahanyang diakibatkan oleh kaset-kaset video dan lempeng-lempengvideo (=video-disc-recorders/VCR). Sebaliknya juga sistem antenamutakhir memungkinkan penerimaan dari berbagai jaringan kabellokal, yang temyata dapat mempunyai khalayak geografik nasionaL.

Dalam bidang komunikasi tebih lanjut terbuktikan bahwakemajuan teknologi telah mengakibatkan suatu perkembanganinterdepend.ensi simbiotih antata dunia hiburan dan sektor pengo-lah infromasr. Hal ini dimungkinkan oleh :

pengurangan harga prosesor mikro yang memungkinkanpengalihan informasi secara bebas gangguan berdasarkansistem yang cocok;perkembangan dari teknologi transmisi melalui kabelmaupun satelit, yang memungkinkan penurunan hargatransmisi, tetapi sebaliknya telah meningkatkan kemam-

44

Page 48: Konten 409a.pdf

puan perluasan jangkauan geografik untuk dapat dicapaioleh masing-masing lambang/signal.ao)

Dampak dari kemungkinan-kemungkinan ini ialah makinberkurangnya peran dari jasa-jasa pos dan sebaliknya makin me-ningkatnya peran dari telpon maupun "pos elektronik" melaluisistem komputer. Dunia sandiwara merasa terancam oleh pere-kaman video, jaringan kabel umum, kaset-kaset rekaman. Demi-kian pula surat kabar juga merasa terancam oleh berita habeldan naskah tele (=1s1.1exts). Perusahaan-perusahaan iklan merasaterancam oleh saluran-saluran kabel dan kemampuan edit dariberbagai alat rekam. Ancaman-ancaman ini dapat ditambah lagidengan siaran langsung melalui satelit yang dapat diterima dirumah-rumah, serta suatu pusat pelayanan hiburan melalui suatusistem pc ( personal computer),televisi interaktif dan perbelanjaanjarakjauh 11)

40) rbid., h. 527.

4l) rbid., h. 527 - 528.

Page 49: Konten 409a.pdf

Situasi "ancaman" itu dapat digambarkan sebagai berikuta2):

ENTERTAINMENT INDUSTRISOFTWARE

INFORMATION INDUSTRYSOFTI{'ARE

Motion picture studiosIndependent producers (audio, vizual

print)MagazinesPublishing houses

Vide o game manufacturers

Wire servicesNewspaper groupsAdvertising agenciesSoftware producersTeletex services

HARDWARE HARDWARE

EncodingTV networksPre-rec ord iassette manufacturesPrinting plantsRewinding tape manufachrrerTransmissionRadio stationsTV station operatorsCable system operatorsSatellite operatorsDecodingRadio setsTV set manufacturersVide o equipment manufac turersTheater owners

Data transmissionCommon caniersTelephone companiesSatellite operatorsPrinting plantsData processingcomputer manufacturers (personnal

and main frame)Data input/outputeomp[tdtermfa]s and peripheralequipment maJrufacturers

42) rbid., h. 527

+6

Page 50: Konten 409a.pdf

Gambaran ini memberikan kaitan arrtaraperangkat keras danperangkat lunak di satu pihak dan sektor hiburan dan informasidi lain pihak. Kedua pendekatan. ini merupakan fungsi sosialsuatu industri/perusahaan yang bergerak dalam bidang industriinformasi. Gambar ini memperlihatkan keteikatan aertikal antaraindustri perangkat keras dan industri perangkat lunak, sehinggaperkembangan inilah yang di Amerika Serikat telah memungkin-kan adanya tendensi perkembangan perusahaan menuju sentrali-sasi. Sebaliknya suatu program yang dibuat oleh Harvard Univer-sity dan dikenal sebagai Haraard Uniaersity's Program on Infor-mation Resources Policy, telah memisahkan kegiatan informasidari kegiatan hiburan, sehingga berhasillah dipisahkan interdepen-densi bersumbu dua antara masing-masing perangkat lunak dan pe-rangkat keras dalam kedua sektor tadi. Sebagai pengendali ditem-patkanlah oleh team Harvard, para pemilik perangkat keras di ru-mahnya, terutama dengan memanfaatkan teknologi komputermasing-masing dan membentuk suatu komunftas tersendiridapat mengendalikan para produsennya.

Dengan menggunak.rn rzrncangan (=design) ini, ternyata

yang

bah-wa perusahaan-perusahaan yang makin berkonvergensi maupunyang menguasai teknologi komputer, tidak berhasil untuk mem-punyai monopoli khalayak. Sebaliknya dalam masyarakat tele-komunikasi di Amerika Serikat terbentuklah berbagai hubunganinter-organisasional yang berfungsi sebagai sediakala, kali ini dalamberbagai perjanjian dan kontrak-kontrak kecil, bentuk patungandan lainJain, Angka-angka berikut menunjukkan kegagalan pihakindustri untuk menguasai klralayak sekedar karena memiliki danmampu mengembangkan teknologi komunikasi yang makin mu-takhir. Namun contoh ini cukup menjelaskan bahwa suatu tekno-lagi harus dilawan dengan suatu teknologi lain, berdasarkan ting-kat kemampuan masyarakat yang memadai.

Page 51: Konten 409a.pdf

Program Harvard

Ecya3)

University : lrformation Resources Po-

PRODUCTSOFTWARE HARDWARE

ENTERTAINMENT Motion pichrres

Entertainmentprograms

Mass market booksMagazines

TV and cablenetworks

Pay/subscriptionTV

VideotexVideo games

Video equipmentTV stationsCable systemsRadioSatellite

Printing andcopying

Computerhardware

TypewriterPersonnal carrierPhone/telegraph

College/profes-sional booksAdvertisingDirectoriesNewspapers

Packaged softwareTeletextWire services

FUNCTION

INFORMATION

figure : Product/function map of the telecommunications community

Dampak sebagaimana diharapkan oleh team Harvard ialah :radio di "kuasai" oleh 4 jaringan radio serta afiliasinya,dengan menguasai 62To stasiun-stasiun di AS (2,803 dari4,497 buah dalam tahun 1977\;teleaisi "dikuasai" oleh 3 jaringan yang menguasai 84% darisemua stasiun (612 buah dari 728 buah dalam tahun 1977);25 surat kabar utama di AS menguasai (bersama) 52% dari se-mua oplah (tahun 1977);dalam tahun 1978:7 bioskop utama menguasai (bersama)94% dari semua perusahaan sewa-menyewa kaset film;dalam sektor komputer perusahaan IBM menguasat 65%dari barang yang diekspor dalam tahun L977 dan menguasai12% dan perangkat lunak; di dalam tahun 1977;.dalam bidang peralatan tilpon perusahaan AT&T menguasai85% dari pasaran dan GTE 5% dalam tahun 1979;dalam bidang alat penerima televisi, 57% dikuasai olehRCA, Zenith dan Philips secara bersamaan dalam tahun 1980;

43)

48

Ib id. , h. 528.

Page 52: Konten 409a.pdf

37% dari semua pelanggan/jasa kabel dilayani oleh 8 peru-

sahaan utarra dalam sistem pelaksanaan berdasarkan mul-tiple system dalam tahun 1976.4)

Pengalaman di Amerika Serikat dan semua data ini mem-

perlihatkan, bahwa walaupun Amerika Serikat menganut sistemliberal, pengendalian oleh negara tidak terhindarkan. Berikut pula,usaha-usaha pengendalian baru dapat dilaksanakan setelah ber'bagai penyebaran terjadi dan dilaksanakan oleh swasta. HaI initidak perlu terjadi di Indonesia, sebab negara Indonesia berdasar-kan Undang-undang Dasar 1945 bukan merupakan" Nachtwaech-terstaat" atau "Negara Penjaga Malam" yang hanya menin-dak apabila bahaya sudah terjadi.

Dengan demikian usaha perencantum demi perubahan menujulepas landas bagi Indonesia harrs dilaksanakan :

berdasarkan falsafah Pancasila dan Wawasan Nusantaracocok dengan kebudayaan Indonesiacocok dengan tingkat teknologi yang sudah masuk,dengan perkiraan perkembangan teknologi berikut dalambidang komunikasime mp erhatikan kemampuan masyarakatmemperhatikan sy arat-syarat pembangunan sebagaimanatelah dicantumkan dalam berbagai GBHN.

Dengan berpangkal tolak pada patokan-patokan ini, sampai-lah kita pada pilihan mcningkatkan komunikasi sosial bangsa darruntuk itu haruslah dicari suatu pendekatan/teori yang memung-kinkannya, hal mana akan dibahas di bawah ini.

2. Saran Pendekatan Perencanaan Komunikasi Menjelang kpasI-andas

Perencanaan komunikasi me rup akan suatu ke giatan p ersiap andalam melaksanakan suatu kegiatan dalam masa depan fiangkapendek atau jangka panjang). Perencanaan dapat bersifat makrodan iuga bersifat mikro. Perencanaan yang bersifat makro terjadidalam tingkat nasional suatu bangsa, sedangkan perenc:maan

44) Ibid., h.529.

49

Page 53: Konten 409a.pdf

mikro terjadi dalam tingkat sosial. Dalam tingkat sosial perencana-an dapat dilaksanakan oleh individu secara pribadi, atau pun olehsuatu kelompok kecil. Semua kegiatan dilaksanakan dalam usahamencapai tujuan semaksimal mungkin dengan cara yang se-efisienmungkin. Dalam bidang mikro maupun makro, faktor-faktorintem (=endogen) maupun faktor-faktor luar (eksogen) perludiFerhatikan, sehingga pengambilan keputusan tentang suatulangkah dipengaruhi oleh berbagai kekuatan sosial maupun masa-lah -mas alah y ang bersi fat non-manusia.

Apabila terdapat banyak persamaan arrtara perencanaanmikro dan perencmraan makro, namun sejak awal akan diketemu-kan beberapa masalah yang sangat berbeda dan kadang-kadangbahkan bertentangan, sehingga faktor komunikasi dalam kaitanini sangat menentukan. Kegiatan dan perilaku individu dalambarryak hal dianalisa sebagai variabel tid,sk bebx/terikat (de-pendent variable), padahal dalam tingkat makro masalah ini justruditeliti sebagai variabel bebas/menentukan (=independent variable ).Contoh ialah : penelitian tentang kriminalitas, kenakalan remaja.Bahkan unsur-unsur ini sering diteliti sebagai faktor-faktor luaryang diukur dampaknya/seakan-akan "disuntikkan" ke dalamsistem nasional. Hal ini terutarna terjadi apabila ada teknologi-teknologi baru yang dipergunakan dalam berbagai kegiatan, yangdengan sendirinya akan mempengaruhi perilaku dan berkaitandengan itu - proses pengambilan keputusan dalam masyarakat.Kaitan antara masalah mikro dan masalah makro terutama terletakdalam kenyataan bahwa pelaku berasal dari berbagai kegiatan(meskipun pekerjaan dilaksanakan oleh seorang pejabat/aparaturnegara).Namun mengingat bahwa terbanyak penelitian biasanyamembatasi diri pada penelitian di tingkat makro atau tingkatmikro, maka antara mikro dan makro selalu diketemukan suatukekosongan data atau "jurang informasi".

Mengingat bahwa pembangunan ialah pembangunan di segalasektor, dengan tujuan utama dari pembangunan yaitu manusiaIndonesia seutuhnya, maka penelitian yang mengaitkan masalahmikro dengan makro merupakan salah satu jalan/jembatan untukmengurangr/meniadakan "jurang informasi" antara mikro danmakro ini. Karena temyata bahwa bidang yang menjadi masalah

50

Page 54: Konten 409a.pdf

ialah "jurang informasi", maka dalam bidang komunikasi perludicarikan suatu jalan keluar.

Nampaknya komunikasi antara tingkat mikro ,dan makroinilah yang harus diatast oleh pihakpihak yang berkecimpungdalam bidang komunikasi, sehingga dapat dikatakan bahwa paraahli komunikasilah yang harus menemukan jalan keluar ini.Hingga sekarang jalan yang paling mudah dilaksanakan ialah mela-lui penelitiarr dan analisa tentang komunikasi antar-kelompok:yaitu komunikasi arrtara Pemerintah dengan masyarakat, antaraPemerintah dengan sektor swasta (demi industrialisasi) dan antar-masyarakat sendiri. Kekosongan data yang ada itulah yang harusdiisi oleh para peneliti komunikasi.

Hal ini terutama mengingat bahwa penelitian tingkat mikromempunyai beberapa patokan yang berbeda dengan penelitianmakro :

Penelitian mikra cenderung berfokus pada pemanfaatan sub-yektif dari informasi dan data;cenderung menggunakan nilai-nilai subyektif untuk mengana-lisa situasi; para peneliti meneliti masalah-masalah mikroselain makro (="jalan pintas"); penelitian tingkat mikro se-rin g dip en garuhi oleh m as al ah -m as al ah emosional/p eras aan.Berbeda dengan itu, beberapa sifat ldras penelittan makroialah : berpikir secara strategik -jangka panjang;melihat masalah jangka pendek sebagai bagran dari jangkapanjang;menghindari masalah hetegangan antar-kelompok sosial danhanya melihat keperluan nasional/makro ;cenderung untuk mengukur perilaku tingkat makro terhadaptujuan makro (hal mana seringkali tidak relevan satu samalain);mengadakan simplifikasi terhadap masalah kompleks yangdiakibatkan oleh kenyataan bahwa masalah-masalah mikromengakumulasi menjadi masalah makro, dengan berbagaikelomp ok sebagai pelakunya;me ngukur masalah -masalah terh adap ideol o gi ne gara ;meneliti kelompok-kelompok yang diizinkan oleh negara(=corporate groups) seperti partai, perusahaan-perusahaan

51

Page 55: Konten 409a.pdf

yang besar, lembaga-lembaga dan lainlain.Analisa makro sering melupakan bahwa kelompok terdiri

dari dua kelompok :

,berdasarkan azas hukumlbadan hukum dan sejenisr t

KelompoK. , ,--------r- -\berdasarkan ikatan sosial. seperti kelompok sosial

dan agama.

Kekhasan dari suatu analisa makro ialah pengukuran darisuatu kegiatan/perilaku dari suatu kelompok diukur terhadaptujuan dan dampaknya terhadap negara. Peng.rkuran ini selaludiukur terhadap proses pengambilan keputusan dan masalah

sumber kekuasaan. Kemungkinan-kemungkinan dampak selaludiperhitungkan.

Mengingat bahwa yang diteliti dalam tingkat makro ialahnegara sebagai keselumhan, maka dengan sendirinya dicari ke-mungkinan-kemungkinan pengaruh dari luar. Dalam berbagaike giatarr selanjutnya diperlukan masukan y ang p aling b e rp en garu h,yaitu yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari usaha makro.

Suatu perbandingan dan usaha mengatasinya melalui komu-nikasi diadakan di halaman berikut. Dari perbandingan penelitianmakro dan penelitian mikro, jelas sekali mengapa kedua-duanyasukar disatukan, yaitu karena mernang pendekatannya berbeda.Penelitian m akro me mp erh atikan h asil/keberh asilan/ damp ak suatukegiatan, diukur terhadap tujuan negara. Sebaliknya di tingkatmikro yarrg dipentingkan ialah proses sosialnya yang diukur ter-hadap perilaku seorang pelaku. Dalam kaitan ini diadakan suatuanalisaberdasarkan 2 (dua) titik tolak yaitu : ao

proses sebab-akibat ( kausal: Coleman,1973 ), / t

. , ,/ (causal Process)proses soslal ,

".'- kegiatan yang terarah pada tujuan :

(purposive activity)

teori stimulus dan respons (REAKSI)berdasarkan pemanfaatan informasi

45) Hubert M. Blalock dan Paul H. Wilken . Intergroup process : a rnacro+nicroperspectiae, the Free Press, New-York-London, 1979, h. 3 - 8.

52

Page 56: Konten 409a.pdf

Dalam proses pembangunan, Komunihasi Pembangunanmemanfaatkan pendekatan yang kedua, yaitu mengukur perilakuseseorang dengan asumsi optimistik bahwa partisipasi masyarakatdidasarkan pada kegiatan yarlg terarah, berdasarkan informasi yangdiperolehnya dari berbagai sumber informasi, terutama dari berba-gai sumber-informasi negara. Asumsi lebih lanjut dari pendekatan-pendekatan komunikasi Pembangunan ialah nega.ra dan apara-tumya adalah "serba tahu" dan bahwa manusia merupakan mah-luk yang selalu mempunyai tujuan yang ingin diwujudkannya(= goul seeking animal ). Karena itu ada beberapa langkah seleksiyang dilakukan oleh manusia - dengan diukur terhadap tujuan-nya, yartu :

mengukur untung-rugi suatu kegiatanment approach)mengadakan preferensi danbagian dari tujuanmemperhitungkan perwujudanpendek/langsung

dari tujuan dalam jangka

sehubungan dengan faktor-faktor terdahulu : mengada-kan preferensi dan seleksi komunikasi.a6)

Berdasarkan preferensi komunikasi inilah dapat diketahuiingroup/kelompok keakraban seseorang, maupun keterlibatannyadalam masalah-masalah makro. Namun segi perencanaan melihatadanya beberapa kelemahan pelaksanaan mikro, yang sebenarnyamerupakan masalah yangmutlaft ditangani yaitu :

perlu diadakan antisipasi akibat dan dampakmemiliki daya inovasi dan kreativitas.4T)

Secara visual masalah ini digambarkan sebagai berikut :

(=reward-punish-

sasaran sebagai

PreferensiKomunikasi

A (ntisipasi) X H(asil) Manfaat

K(emungkinan) H A.

46) rbid., h. 6 - 7.47t- rbid., h.30 - 31.

Page 57: Konten 409a.pdf

Atau dengan kata-kata meniadi :preferensi kornunikasz berbanding lurus dengan antisipasi danhasil manfaat, dan berbanding terbalik dengan kemungkinanmemperoleh hasil. Dengan sendirinya kemajuan teknologi akanmengubah masyarakat terutama mengubah teknologi komunikasi.Untuk itu perlu dikembangkan beberapa hemampuan diagnosa

(=diagnostic skills) seperti diatas. Kemampuan analisa ini ialahuntuk mengetahui bagaimanaldalam bidang apa orang harus me-nyesuaikan diri, untuk memungkinkan suatu perubahan demiperwujudan tujuan. Setiap perencanaan dimulai dengan diagrosatentang :1) apayangsebenamya sedang terjadi2) apa yang mungkin akan terjadi, seandainya perubahan

tidak dtadakan3) apa yang diharapkan dalam bentuk ideal dalarn situasi yang

sedang dialami.

Selanjutnya diperlukan kemampuan implementasi yangmerup akan I an gkah J an gkah "p enerjemah an " hasil analis a ke adaan,menuju perrrrrujudan dari pencapaian sasaran dan rencana, sesuaidengan arah strategi dan prosedur yang telah ditentukan terlebihdahulu.

Berkaitan dengan ini, tahap pertama yang dikenal sebagaiproses diagnostik mengenal 3(tiga ) sub-tahap, yaitu :a) kesadaran tentang pendapat/analisa yang diadakan berdasar-

kan sistem nilai apa/siapa dengan tujuan apa;Secara makro hal ini berarti bertitik tolak dari kebijaksanaanatau keputusan-keputusan nasional yang lebih tinggi yangmen gin ginkan pe rwujudan suatu pro gram ke giatan ;

b) identifikasi masalah-masalah;

Suatu masalah terjadi apabila ada perbedaan bahkan perten-tarrgarr pendekatan atau apabila ada perbedaan antara kenya-taan dengan cata-ctta, antara kenyataan dan ideal,usaha untukmengatasi masalah dengan mengurangi perbedaan antarakenyataan dengan cita-cita. Dalam kaitan ini pendekat-an umum selalu memaksakan pendekatan kenyataan kearah cita-cita. Dalam keadaan ini hambatan perwujudancita-cita akan lebih besar, sehingga kadang-kadang perlu

54

Page 58: Konten 409a.pdf

c)

d)

dipertimbangkan untuk meninjau kembali tahap cita-citayang ingin dicapai: apakah sasarzrn yang ingin dicapai tidakterlalu tinggi (kurang realistik) dan apakah tidak sebaiknyacita-cita dan sasaran fidekatkan kepada kenyataan, demiperwujudan tirhap pertamrrya iapabila hasil analisa memberi hasil yang kurang memadaidengarr cita-cita, perlu diteliti end-result aariables atauuaiabel tahap aklir. Apabila dalam proses pencapaian ter-jadi hambatan,perlu diteliti interuening uariables atau aariabelantara.

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan dalamproses diagnostik ialah :

bagaimana kemampuan kepemimpinan, pengambilankeputusan dan pemecahan masalah ?bagaimana tingkat kematangan pihak-pihak yang terli-bat dalam proses ini ? Apakah ada kesediaan memikultanggung jawab yang melekat pada jabatan ?tingkat kebutuhan mana (sesuai dengan Maslow) telahdicapai pada saat ini ?Bagaimana dengan faktor motivasi, kesejahteraan pegawaidan hubungan antar karyawan ? Bagimana dengan pe-nyerahan tanggung jawab kepada masing-m.asing karya-

(Herzberg).

Dalam tahap identifikasi masalah perlu dimulai analisa denganpertanyaan : mengapa suatu masalah terjadi ? Kombinasi

. antara identifikasi masalah - variabel akhir dan variabelantara akan membantu dalam menyusun strategi sesuaidengan teori Likert, yaitu dengan mengadakan kaitan antara"variabel bebas" (yang dapat diubah) dan variabel tidak be-bas (= dependent variable).Dalam tahap implementasi diperlukan pengadaan beberapaaltematif langkah-langkah serta penerapan dari strategi yangterutama diarahkan pada pengurangan perbedaan antaracita-cita dan kenyataan, serta apa yang mungkin akan terjadi.Dalam tahap ini perlu diperhitungkan kemungkinan akibatdan dampak dari setiap altematif dan sehubungan dengan iniperlu dipilih bagian mana dari strategi yang paling tepat dapat

5 C

Page 59: Konten 409a.pdf

diwujudkan.e) Untuk dapat menganalisa situasi., Kurt Lewin mengembang-

kan model yang dikenal sebagai force-fteld analysis atauanalisa medan kekuatan.a8) Analisa ini berpangkal tolakpada pemikiran bahwa dalam perwujudan suatu rencana,mau tidak mau selalu diketemukan sejumlah variabel, yaitu:

uariabel, luaran (outvariables) yang dapat diukur terhadapkehasilan/ke mamp uilt sese orang.aariabel antara (=intervening variables) yang merupakankondisi melaksanakan suatu kegiatansasaran jangka pendek (short-range goals)sasaran jangka panjang (long-range goals)

Dalam kaitan ini dalam setiap usaha terdapat kekuatan-kekuatan dan dorongan yang di satu pihak mendorong dan di lainpihak menghambat perwujudan suatu cita-cita. Tergolong dalamkelompok kekuatan: Kekuatan mendorong (=driving forces)yang merupakan kekuatan yang dapat menguasai suatu situasidan mendorongnya ke arah yang diinginkan demi perubahan.

Beberapa contoh kekuatan yang mendorong ialah tekanandari atasan, insentif penghasilan dan penaingan. Kekuatan seba-liknya ialah kekuatan yang mengekang/menghambat dan melawanarah dari kekuatan yang mendorong. Contoh : perasaan tidak sukadengan seseorurng (apati), permusuhan dan perawatan peralatanyang kurang, ymg merupakan kekuatan yang menghambat produk-tivitas. Dalam kaitan ini akan dicapai keseimbangan (=equilib-rium), apabila pengaruh dari kekuatan yang mendorong diim-bangi oleh kekuatan yang menghambat. Situasi ini dapat diubahdengan n'teningkatkan kemampuan dari kekuatan yang mendo-rong atau mengurangi kekuatan yang menghambat.

Dalam bidang makro hal ini berlaku pula, yaitu adanyamedan hekuatan dengan kekuatan yang mendorong maupun ke-kekuatan yang menghambat. Masih dalam bidang komunikaside utasa ini k omuni kasi p em b anganan hara s mend,or ong/ menj adi-kan dirinya suatu kekuatan pendorong pembangtnan. Hal ini

48) Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard : Management of organizational behaaiourutilizing humcn resources, prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 19g2,h. 266 - 269.

56

Page 60: Konten 409a.pdf

diadakarr melalui kesadaran akan perlunya peningkatan interaksiantar kelompok (=intergroup interaction), demi pembangunansuatu landasan informasi menjelang lepas landas. Interaksi Nttarakelompok ini perlu diadakan antara kelomok produksi informasimaupun kelompok pemakai informasi, diadakan secara antar-sek-tor dan lintas disiplin ilmiah. Beberapa tolok ukur penelitiantentarr g tin gkat in t e r a k s i sn t ar-kelomp ok i aI ah :

1) tingkat hesukarelaan kontak antar kelompok2) harapan dalam bentuk imbalan maupun pengorbanan

yan g diperkirakan, y ang t e rs iraf /rrtrinsik3) harapan imbalan maupun pengorbanan yang diperkirakan

secara ekstrinsikldtadakan oleh pihak ketiga di luar pi-hak yang berinteraksi.ae)

Dalam. penelitian ini terlibat beberapa variabel, seperti :l) frekuensi kontak, yaitu jumlah kegiatan interaksi antar

pelaku, terlepas dari lamanya interaksi berlangsung2) Iama kontak, yaitu jumlah waktu yang diperlukan pada

setiap interaksi3) tingkat intimitas antar pelaku, yang dapat dibagi dalam

hubungan jenis kelamin sejenis (unisexual) dan jeniskelamin berbeda-beda (heterosexual) ;

4) tingltat pengukuran status pada waktu kontak berlang-sung antar pelaku : mana yang dominan dan mana yangberstatus sub-ordinasi;

Justru dari tingkat intimitas ini dapat diukur jarak sosialantar pelaku (Bogardus),hal mana selain ditentukan olehpersamaan atau perbedaan tingkat sosial dapat juga diten-tukan oleh perbedaan tingkat ekonomi;

5) sifat kontak yarg tersembunyi atau terbuka (uisibilityof contact); konsep ini mengembangkan kemungkinankontak dengan keadaan simeti atau asimefn .' makintersembunyi suatu kontak, makin besar jarak sosial danmakin tinggi tingkat a-simetrinya;

49) Hubert M. Blalock Jr dan Paul H. Wilken i Intergroup orcesses : a micro-macroperspect;ae, the Free Press, Macmillan, New York, London, 1979, h. 559.

5 l

Page 61: Konten 409a.pdf

legitimitas kontak, artinya kontak sebagaimana diizin-kan oleh kelompok referensi dari masing-masing pela-kunya; tingkat legitimitas ini penting, mengingat bahwasanksi atau imbalan positif akan diberikan oleh kelompokreferensi kepada pelaku, apabila kontak ini diadakan/tidak diadakan;tingkat kemunglinan perkiraan hasil kontak : kontak-kontak antar kelompok dengan frekuensi tinggi tidakdapat menghindari pengorbanan yang tinggi pula, sehing-ga dengan sendirinya dianggap bahwa apabila kontakdengan frekuensi tinggi terjadi di muka umum, makapembenaran oleh kelompok referensi harus (sudah)diperoleh masing-masing pelaku, mengingat adanyaselalu pihak ketiga (atau lebih) y*g harus memberiimbalan atau sanksi (sosial)nya;

8) jumlah konflik yang dapat diperkirakan, yaitu arrtaralain sebagai adanya pihak ketiga sebagai "penilai".

9) tingkat ketergantungan masing-masing pelaku denganhasil hubungan yang simctrik atau asimetrik makin besarkekuasaan satu pihak pelaku dalam kontak, makin a-si-metrik hubungannya; makin sama tingkat pengaruhnya,makin besar kemungkinan tingkat saling mempengaruhi-r]ya;

10) tingkat segregasi sukarela/penjauhan diri secara sukarela.Dalam hal ini untuk Indonesia sangat relevan, terutamadalam usaha pembauran; apabila tingkat penj4uhan dirisecara sukarela sangat tirggt, maka tingkat integrasibangsa dengan sendirinya rendah, sebagaimana dapat di-harapkan dari pelaku yang bersikap demikian.so)

Oleh karena itu, integrasi tujuan melalui komunikas,t sertapeningkatan efektivitas selalu diusahakan. Hal ini terutama berlaku'menjelang tahap lepas landas, di mana sebanyak mungkin perludiusahakan pengintegrasian/pengadaan kepentingan bersama. Halini dapat dicapai melalui peningkatan kesadaran tentang situasibersama. Dilihat dari segi ini jelas sekali bahwa komunikasi danffi

58

6 )

7)

Page 62: Konten 409a.pdf

tukar menukar informasi antar tingkat merupakan suatu tingkatyang penting. Dalam kaitan ini pendekatan pengenxbangan d.aya/kemampuan sumber-sumber manusaeuz sangat bermanfaat. Untuklepas landas nampaknya inilah satu-satunya jalan. Dalam kaitanini terdapat hubungan jelas antara hasil kerja (=performance)dengan harapan (=expectations). Likert menyebutrya effectiueand ineffectiue cycle, atau lingkaran efehtif dnn lingharan kurongefektif.

Digambar hal itu menjadi sebagai

harapan tinggr

ahasil kerja tirggt

berikut :

harapan rendah

thasil kerja rendah

Dikaitkan dengan mothtasi kerja ia berpendapat bahwa per-kembangannya mendekati sistem spiral, yaitu perkembanganhasil kerja dan motivasi kerja yang positif, bila hasil kerja memangpositif. Sebaliknya spiral akan menurun/negatif apabila hasil kerjadan mutu maupun volumenya renclah.sl)

Hal ini berarti bahwa mulai sekarang manusia Indonesia perludisadarkan, bahwa lepas landas bagt Indonesia haru,s diusahakandicapai akhir Repelita V. Kiranya inilah sumbangan pertama daipara ahli komunikasi y*g tergabung dalam ISKI, apabila ini dapatdiwujudkan di masing-masing daerahnya. Dengan modal kesadarandan harapan akan perwujudan lepas landas inilah maka modaluntuk memang lepas landas ikut mulai dibangun oleh para ahlikomunikasi Indonesia. Sumbangan ini tidaklah remeh, mengingatbahwa komunikasi rnelandasi sernua kegiatan hidup manusia,termasuk semua sektor pembangunan, yaitu sektor produktifrnaup un s e kt or in fo rmasi.

Dengan mengetahui masalah-masdah interaksi antar kelom-pok di tingkat makro dapat diambil perkiraan interaksi tingkatmakro, dengan beberapa uariabel umunx yaitu :

1) frekuensi rata+ata dari interaksi antar kelompok danlamanya masingmasin g kontak bcrlangsun g;

2) tingkat rata-rata konflik

51) rb id . ,h .169.

Page 63: Konten 409a.pdf

3) tingkat rata-rata intimitas antar kelompok, angka manamenunjuk kepada faktor keempat, yaitu

4) tingkat rata-rata interaksi sukarela antar kelompok.lz)

Dalam tingkat makro hal ini dapat diperluas dengan variabel :

1) sifat atau ada tidaknya imbalan/sanksi dalam mengadakaninteraksi antar kelompok secara sosial/budaya/ekonomidan politik,hal mana dapat diperhitungkan sebagai nilai/pengorbanan yang harus "dibayar" oleh masing-masingpelaku;

2) seberapa jauh ideologi negara akan mendukung inter-aksi, mengingat bahwa setiap ideologi berorientasi kemasa depan, sehingga imbalan positif atau ganjaran akanterasa,/terjadi di masa depan;

3) adanya segregasi atau tidak di dalam suatu negara, ter-utama segregasi yang didukung oleh peraturan resmi.s3)

Suatu usaha pengukuran tinghat integrasi melalui komdni-hasi dan tukar-menukar informasi diadakan oleh James A. Da-nowski. Melalui tulisannya "Communication network analysisand social phange: group structure and family planning in tutoKorean Villages". Ia memberikan beberapa hasil penelitiannya:

1) apabila usaha untuk mempengamhi makin besar, makakomunikasi langsung makin berkurang (dilihat dari segikelompok sasaran);komunikasi biasanya dapat bersifatbersifat a-simetri;apabila yang diteliti iatah masalahkomunikasi", maka jawaban yang

simetri, tetapi juga

"dengan siapa ber-diperoleh lebih ber-

sifat simetri i Iapabila yang diteliti ialah "dari siapa informasi diterima,maka biasanya komunikasi bersifat a-simetri;apabila diteliti "siapa yang nxernulai prakarsa komr-rnikasi"komunikasi bersifat simetri:

Ibid-, h. 561.Ibid., h. 565 - 575.

2)

3 )

52)53)

60

Page 64: Konten 409a.pdf

+) ad4 beberapa bentuk simpul komunikasi (=node) yangdapat membentuk berbagai pola komunikasi :

a) bentuk pola pohon(tree node)

b) bentukjembatan(bridge node)

c) penghubung sekunder denganciri berkomunikasi (secondarylinker)kurarrg dan 50% datam ke-lompok sendiri, tetapi mempu-nyai hubungan dengan lebihdai 2 kelompok;

d) perantara (=liaison) denganciri komunikasi intra kelom-pok lebih dari 50%, tetapikomunikasi ke luar kurang da-i 50%:

A.5) pola komunikasi intra-kelompok merupakan indikator

terhadap:a) lingkungan kelompokb) persepsi kelompok, kognisi dan peri lakunya;

6) makin a) banyak dan b) makin hompleks suatu masalahyang harus dibahas oleh kelompok, makin homplekss truktur intern kelompok;

7) lingkungan kelompok dapat diukur menurut :unsur keterbukaannya (=openness)ukuran zone (=zone size)ukuran zone integrasi (=zone integration).

6 1

Page 65: Konten 409a.pdf

Keterbuhaarz diukur menurut frekuensi tukar menukarinformasi ar.tara suatu kelompok dan lingkungannya;makin besar volume informasi, makin terbuka suatumasyarakat; makin banyak tukar-menukar informasi,makin banyak informasi :masuk;pemn perantara terjadikarena berdasarkan informasi yang lebih banyak, peran-tara dapat menambahkari informasi kelompok Perantaradapat diukur dari :

a) frekuensi komunikasi (keluar)b) Iamanya komunikasic) jumlah orang dengan siapa perantara berkomunikasi.

8) tingkat hubungan simpul dengan lingkungannya, diten-tukan oleh spasi yang dimilikinya untuk mengadakankomunikasi:

zorre = jumlah hubungan dengan n-kelompok

integrasi zone dipergunakan untuk mengukur tingkattukar-menukar informasi kelompok dengan lingkungan-nya; makin homogen suatu masyarakat makin tirggfrekuensi komunikasinya;makin sedikit informasi, makin kompleks permasalahan,makin kecil kemungkinan integrasi antar kelompok;

9) integrasi zone berbanding terbalik dengan kompleksitasinformasi dengan gambar :

rendah trnggr

r \_ .4 )\.2 v

\ \ i i

\ \ / /\ol\ : /

\iio

qp

\ /oII

62

Page 66: Konten 409a.pdf

10) makin banyak komunikasi intra kelompok, makin banyak

in formasi y an g be rulan glb erkele bih an (= re dundancy ) ;11) frekuensi komunikasi ditentukan oleh faktor-faktor :

kesamaantingkat hombfili;

12) makin bany ak tukar-menukar informas i ant ar-l<elomp ok,

makin sedikit kegiatan "penerjemahan" lambang (=de-

coding);makin banyak kesamaan, makin banyak informasi berle-

bihan/berulang;13) makin banyak pertemuan pendapat dan hubungan

(=connectedness ), makin besar tingkat persatuan, sehing-

ga skor komunihasi kelompok menjadi :

hubungan nyatajumlah kemun gkinan hubungan

L4) makin tinggi tingkat hubungan, makin tersusun pulastruktur intra-kelomp ok ;

15) luas kelompok (=group size) merupakan jumlah orangyang dap at "dikendalikan" melalui komunikasi ;

16) makin banyak informasi dan makin kompleks perma-salahan, makin tinggi struktur kelompok; dari Ashbydikenal Law of requisite aariety, yang menjelaskan bahwamakin kompleks informasi, makin kompleks sistem danstruktur intra-kelompok:makin tinggi keragu-raguan (=uncertainty), makin banyakkomunikasi;

17) keterbukaan kelompok ditentukan oleh tingkat hubunganintra-kelompok;

18) makin luas zorte, makin banyak komunikasi intern dalamjaringan kelompok;makin tinggi tingkat integrasi zone, makin kecil strukturintern kelompok;makin luas kelompok, makin kecil tingkat hubungan

akrab kelompok.sa)

1e)

20)

54\ Ibid., h. 259 -295.

Page 67: Konten 409a.pdf

Mengingat bahwa kamunikasi selalu mempunyai tujuan,haruslah diusahakan adanya beberapa tujuan khusus d.alam sistemkomunikasi di samping integrasi komunikasi antar-bidang kegiatan.Diantara kemampuan baru yang perlu dikembangkan dalammasyarakat ialah pengadaan kemampuan kreatiaitas, halmanadiperoleh melalui informasi yang cukup banyak dan saling terpaut,seperti juga dukungan terhadapnya. Hal ini antara lain dapat di-lihat dari keberhasilan J"pung dalam usaha mengejar ketertinggal-annya dalam bidang industri dan penjualan produk-produknya dipasar intemational.

THE JAPANESE SUCCESS MODEL55)

Sociocultural Government-Environrnent Business

Competitive Organizational Environment

Philip Kotler, Liam Fahey dan Somkid Jatusripitak :majalah World Executive 's Digest, September 1985, h. 12.

3 3 )

Cultural

characteristicsa

{Education

system

Lifetime l+ Employee trainingemplolment anddevelopment

f \.*.^" ^ '/ I\

--"g.mert\ /

I tr' IVhnagement-laborQC Circle .o-oo.ratio,

\--

64

The new competition

Page 68: Konten 409a.pdf

Walaupun kita tidak perlu menjiplak sistem J.p*g dalammanajemen, tetapi dari contoh J.p-rg terbuktikan bahwa untukIepas landas menxang diperlukan suatu pendekatan komunikasidan integrasi antar-bidang, demi efektiaitas yang setinggi-tinggi-nya dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak.

o 9

Page 69: Konten 409a.pdf

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Blalock, Hubert M. dan Paul H. Wilken : Intergroup Processes:A Micro-Macro Perspectiue, The Free Press, New york -London, 1979.

2. Boaz, Martha : Strategies for Meeting the InfonnationNeeds of Society in the Year 2000, Libraries Unlimited Co,Littleton Colorado, 198 1.

3. Chu, Godwin : Group and Deaelopment dalam Communica-tion for Group Tiansforrnation Deuelopment, Communica-tion Monographic.

4. Dissanayake, Wimal, : Deuelopment and'CommunicationFour Approaches, Media Asia, 1981.

5. Hersey, Paul dan Kenneth H. Blauchard: Management ofOrganizational Behauiour, : Utilizing Human Resources,Prentice HaIl, Englewood Cliffs, NewJersey, 1982.Kotler, Philip : Marketing Management : Analysis, Planningand Controf Edisi ke4, Prentice Hall, Englewood Cliffs,NewJersey ,1980.Kotler, Philip, Lian Fahey dan SomkidJastusripitak: TheNew Competation dalam majalah World Executiae's Digest,September 1985.Kumar, Krisnan : Prophecy and Progress, Penguin Book,19 78 .Porat, Marc Uri : The Information Economy : Definitionand Measurement, US Departement of Commerce, MuyL 9 7 7 .Wartele, Ellen, D. Charles Whiteney and Sven Windahl :Mass Communication Years Book, Sage Publication, Bever-ly Hill London dU., 1983.

6 .

7 .

8.

9 .

10.

66