Konsultasi Pemerintah- Swasta (PPC) untuk Negosiasi ... filekepentingan bisnis dibawa ke meja perundingan perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement, FTA). Dalam konteks perundingan

CANADA–INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECTTPSASTEP-BY-STEP GUIDE

SEPTEMBER 2016

IBERMITRA DENGAN

Konsultasi Pemerintah-Swasta (PPC) untuk Negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) di Kanada dan IndonesiaJessica Callista

CANADA–INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECTTPSA

LAPORAN PENELITIANJANUARI 2018

Program d i laksanakan dengan dukungan dana dari Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada

Konsultasi Pemerintah-Swasta (PPC) untuk Negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dan Indonesia ii

Konsultasi Pemerintah-Swasta (PPC) untuk Negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) di Kanada dan IndonesiaOleh: Jessica Callista

Mengenai PengarangJessica Callista bekerja sebagai associate pada Investment, Trade, and Industry Practice Group dari Kantor Hukum Bahar di Indonesia. Dia juga membantu Komite Tetap untuk Lembaga Multilateral dan Perjanjian Perdagangan Bebas Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), serta di Divisi Hubungan Internasional dan Investasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Dia menghasilkan penelitian dan laporan ini selama dua bulan magang di The Conference Board of Canada pada musim gugur 2017.

Mengenai Proyek TPSA Proyek Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Kanada-‒Indonesia adalah proyek lima tahun dengan dana $12 juta yang didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada. Proyek ini dijalankan oleh The Conference Board of Canada, dan mitra implementasi utama Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan RI.

TPSA dirancang untuk menyediakan pelatihan, penelitian dan bantuan teknis untuk lembaga pemerintah Indonesia, sektor swasta (khususnya usaha kecil dan menengah (UKM)), akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat mengenai informasi yang berkaitan dengan perdagangan, analisis kebijakan perdagangan, reformasi perundang-undangan, dan promosi perdagangan dan investasi oleh pihak Kanada, Indonesia, dan para pakar lainnya dari organisasi publik dan swasta.

Tujuan keseluruhan TPSA adalah mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang lebih luas dan mengurangi kemiskinan di Indonesia melalui peningkatan perdagangan dan investasi yang memberdayakan perdagangan antara Indonesia dan Kanada. TPSA hendak meningkatkan peluang-peluang perdagangan dan investasi keberlanjutan dan responsif gender, khususnya bagi UKM-UKM di Indonesia, serta meningkatkan penggunaan analisis perdagangan dan investasi oleh para pemangku kepentingan Indonesia untuk melakukan ekspansi kemitraaan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Kanada.

© Proyek TPSA 2018

Konsultasi Pemerintah-Swasta (PPC) untuk Negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dan Indonesia iii

Daftar IsiRingkasan Eksekutif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

Singkatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Pengenalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

Latar Belakang Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

Pentingnya PPC untuk Perundingan FTA bagi Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

PPC untuk Perundingan FTA di Indonesia dan Kanada . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

Definisi dan Tujuan PPC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

PPC di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

PPC di Kanada . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

Position Papers: Kontribusi Sektor Swasta Kanada terhadap Perundingan FTA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

Mengumpulkan Opini dari Para Anggota . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

Memilih Posisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

Kesimpulan dan Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

Lampiran 1: Daftar Pertemuan dan Conference Call . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22

Konsultasi Pemerintah-Swasta (PPC) untuk Negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dan Indonesia 1

Ringkasan Eksekutif Sebuah mekanisme konsultasi antara pemerintah dan sektor swasta, lazim dikenal sebagai konsultasi pemerintah-swasta (public-private consultation, PPC), perlu diselenggarakan dan dipelihara demi memastikan kepentingan bisnis dibawa ke meja perundingan perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement, FTA). Dalam konteks perundingan FTA, PPC merupakan konsultasi dua arah antara pemerintah dan sektor swasta1 yang dijalankan secara transparan, sistematis, dan berkesinambungan melalui beragam instrumen.

PPC adalah mekanisme yang hidup. Mekanisme ini berubah sejalan dengan perkembangan di suatu negara. Di Kanada, konsultasi mengenai mengenai perundingan FTA telah bergeser ke pendekatan yang lebih inklusif yang melibatkan masyarakat umum (baik pemangku kepentingan bisnis dan non-bisnis). PPC di Kanada dijalankan melalui beragam instrumen yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan Kanada, termasuk:

• Canada Gazette

• situs Global Affairs Canada

• sarana-sarana elektronik lainnya (seperti surat elektronik dan media sosial)

• pertemuan dan conference call

• konsultasi terbuka

Sektor swasta Kanada secara umum merasa bahwa instrumen PPC saat ini telah berhasil dalam mengatasi tujuan PPC untuk negosiasi dan implementasi FTA.

Indonesia, di sisi lain, hanya memiliki PPC dalam jumlah terbatas untuk perundingan FTA. Berdasarkan praktik-praktik PPC di Kanada, laporan ini menawarkan beberapa rekomendasi utama.

Untuk meningkatkan PPC, pemerintah Indonesia perlu:

• membuat portal web yang ramah pengguna satu pintu untuk PPC;

• mendirikan komite untuk mengawasi PPC;

• menyiapkan formulir template untuk input/kontribusi;

• menyiapkan catatan briefing sebelum PPC;

• mengadakan kegiatan pengembangan kapasitas reguler dari para pemangku kepentingan sektor swasta;

• menjalankan rapat teratur dengan sektor swasta.

Untuk meningkatkan PPC, Asosiasi Bisnis Indonesia perlu:

• menjadi lebih proaktif dalam menjangkau pemerintah Indonesia secara teratur;

• terlibat dalam pertukaran informasi dua arah dengan pemerintah Indonesia;

• berkonsultasi dengan panitia in-house;

• melibatkan para anggota dengan keahlian mereka yang relevan atau mitra dengan para pakar eksternal untuk menawarkan masukan berkualitas pada PPC;

• meringkas semua pandangan yang diterima dari para anggota mereka.

Laporan ini menyumbang untuk pengertian yang lebih baik tentang mekanisme PPC di Kanada dan Indonesia. Praktik PPC di Kanada juga dapat menyumbang pada peningkatan praktik PPC Indonesia saat ini demi menyukseskan perundingan FTA Indonesia dan memanfaatkan FTA-FTA demi kepentingan negara mereka.

1 Dalam laporan ini, “sektor swasta” merujuk pada sektor bisnis, diwakili oleh asosiasi-asosiasi bisnis.


SingkatanAPINDO Asosiasi Pengusaha Indonesia

ASEAN The Association of Southeast Asian Nations

CEPA Comprehensive Economic Partnership Agreement

CUSFTA Canada–United States Free Trade Agreement

FTA Free Trade Agreement (Perjanjian Perdagangan Bebas)

GAC Global Affairs Canada

KADIN Indonesia Kamar Dagang dan Industri Indonesia

NAFTA North American Free Trade Agreement

NGO Non-Governmental Organization (LSM, Lembaga Swadaya Masyarakat)

PPC Public-Private Consultation (Konsultasi Pemerintah-Swasta)

SAGIT Sectoral Advisory Group on International Trade

UKM Usaha Kecil Menenga

TPP Trans-Pacific Partnership

WTO World Trade Organization


PengenalanLatar Belakang PenelitianTujuan PenelitianLaporan ini menyediakan:

• sebuah deskripsi komprehensif mengenai mekanisme PPC Kanada dalam konteks perundingan FTA serta ringkasan praktik terbaik dan pelajaran yang dipetik dari Kanada;

• rekomendasi untuk membentuk mekanisme PPC di Indonesia demi mendukung perundingan perdagangan bilateral dan regional;

• praktik terbaik tentang bagaimana mempersiapkan position paper negosiasi perdagangan berdasarkan kebutuhan dan prioritas negara, terutama sektor swasta, mengenai topik dan isu yang relevan;

• daftar pendekatan untuk melakukan konsultasi perundingan FTA oleh pemerintah dan asosiasi sektor swasta, untuk membedakan kepentingan negosiasi yang ofensif dan defensif dan demi menyeimbangkan masukan yang bertentangan dari berbagai industri dan sektor.

Metodologi Untuk mencapai tujuan penelitian, pertemuan dan wawancara dilakukan di Kanada untuk mengumpulkan intelijen dari sumber utama, seperti pejabat pemerintah Kanada dan perwakilan sektor swasta yang terlibat langsung dalam negosiasi perdagangan atau konsultasi mengenai FTA (sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1). Selain itu, studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai mekanisme PPC untuk perundingan FTA di Kanada.

Pentingnya PPC untuk Perundingan FTA bagi IndonesiaSampai dengan Desember 2017, Indonesia memiliki 21 perundingan FTA yang memerlukan konsultasi, baik yang sedang berlangsung maupun mendatang, dengan berbagai mitra perdagangan secara bilateral maupun regional. Masing-masing perundingan FTA termasuk dari salah satu dari tiga status berikut ini: selesai tetapi masih dalam peninjauan (misalnya, FTA yang sudah selesai di mana beberapa bagian masih ditinjau oleh para pihak berdasarkan implementasi), dalam perundingan, serta perundingan mendatang. (Lihat Tabel 1.)

TABEL 1

PERUNDINGAN FTA INDONESIA BERDASARKAN STATUS

Selesai tetapi Masih Dalam Peninjauan Dalam Perundingan Perundingan Mendatang

1. Indonesia–Japan EPA 1. Indonesia–Australia CEPA 1. Indonesia–Turkey CEPA

2. Indonesia–Pakistan PTA 2. Indonesia–EU CEPA 2. Indonesia–Peru PTA

3. Masyarakat Ekonomi ASEAN 3. Indonesia–EFTA CEPA 3. Indonesia–Mozambique PTA

4. Indonesia–Iran PTA 4. Indonesia–Nigeria PTA

5. RCEP 5. Indonesia–Kenya PTA


6. Indonesia–Morocco PTA

7. Indonesia–SACU PTA

8. Indonesia–Sri Lanka PTA

9. Indonesia–Bangladesh PTA

10. Indonesia–Taiwan ECA

11. Indonesia–EAEU

12. Indonesia–GCC

13. ASEAN–Canada FTA

Sumber: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Dua FTA baru-baru ini telah ditandatangani Indonesia: ASEAN-Hong Kong FTA, yang ditandatangani pada 12 November 2017, dan Indonesia-Chile CEPA, ditandatangani pada 14 Desember 2017. Keduanya ditargetkan untuk diratifikasi pada 2018.

Selain perundingan FTA yang tercantum pada Tabel 1, Indonesia memulai sebuah studi mendalam untuk menentukan apakah akan bergabung dengan TPP setelah Presiden Joko Widodo menyatakan minat Indonesia untuk melaksanakannya pada kunjungan beliau ke Amerika Serikat pada Oktober 2015. Mengingat mundurnya Amerika Serikat dari TPP dan kerangka perundingan yang baru-baru ini dicapai oleh 11 anggota TPP (saat ini dinamai CPTPP), Indonesia telah menunda isu ini.

Karena demikian banyaknya perundingan FTA yang terjadi pada saat bersamaan, sangat penting untuk memahami dampak ekonomi dan sosial FTA. Menandatangani FTA tidak semata-mata berarti tarif yang lebih rendah; FTA modern melampaui masalah akses pasar tradisional untuk menyentuh hal-hal yang lebih luas termasuk investasi, tenaga kerja, lingkungan, kerja sama ekonomi, dan pengembangan kapasitas. Penting bagi Indonesia untuk memiliki posisi yang jelas pada setiap topik, membuat keputusan yang menguntungkan saat mengamankan FTA, serta memanfaatkan FTA tersebut demi keuntungan negara.

Mencapai posisi yang jelas tidaklah mudah. Pertanyaan yang perlu dijawab mencakup: Apa yang diharapkan Indonesia dari perundingan FTA? Apa peluang dan tantangannya? Apa yang harus ditawarkan Indonesia terhadap mitra perundingan sebagai imbalan konsesi dan komitmen mereka? Apa yang dibutuhkan Indonesia dari mitra perundingan dalam hal kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas? Sektor swasta Indonesia2 menjalankan peran yang amat penting dalam menjawab pertanyaan semacam itu, mengingat bahwa mereka adalah pelaku pasar yang paling banyak memetik kuntungan atau kerugian dari FTA.

Akan tetapi, perundingan FTA hanya dilakukan antara pemerintah dari pihak-pihak yang berunding. Sektor swasta tidak terlibat di meja perundingan. Untuk memastikan bahwa pandangan dan kepentingan bisnis disampaikan dengan tepat selama perundingan FTA, mekanisme konsultasi antara pemerintah dan sektor swasta perlu ditetapkan dan dipelihara. Singkatnya, konsultasi pemerintah-swasta (PPC) adalah diskusi dua arah yang menghubungkan pemerintah dan sektor swasta melalui berbagai mekanisme. Dengan PPC, sektor swasta akan memiliki mekanisme yang jelas untuk menyampaikan pandangan mereka3

2 Sektor swasta Indonesia merujuk pada asosiasi bisnis yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang didirikan di Indonesia, dan/atau usaha perorangan dengan kewarganegaraan Indonesia.

3 Dalam laporan ini, pandangan-pandangan termasuk komentar, opini, dan rekomendasi.


(berdasarkan pengetahuan, praktik, dan pengalaman mereka) kepada perunding pemerintah, yang akan menerima informasi dan masukan yang tepat dari sektor swasta yang diperlukan dalam perundingan FTA yang berhasil.

PPC antara Pemerintah Indonesia4 dan sektor swasta Indonesia sangat terbatas dalam implementasinya. Akibatnya, sektor swasta sering tidak menerima informasi yang memadai mengenai isu dan status perundingan FTA yang berlangsung. PPC yang sistematis, transparan, dan berkesinambungan antara pemerintah dan sektor swasta merupakan unsur utama dalam perundingan dan implementasi FTA yang berhasil.

4 Pemerintah Indonesia merujuk pada pejabat pemerintah yang bertanggung jawab untuk menjalankan perundingan FTA atas nama Republik Indonesia. Pemimpin perundingan untuk Indonesia adalah Kementerian Perdagangan.


PPC untuk Perundingan FTA di Indonesia dan KanadaDefinisi dan Tujuan PPCDefinisiBerdasarkan penelitian dan pertemuan yang dilakukan di Kanada, PPC dalam konteks perundingan FTA didefinisikan sebagai:

sebuah konsultasi dua arah antara pemerintah dan sektor swasta pada perundingan dan implementasi FTA yang diselenggarakan secara transparan, sistematis, dan berkesinambungan

melalui beragam instrumen.

Konsultasi Dua ArahPPC adalah konsultasi dua arah, yang berarti baik pemerintah maupun swasta bersedia untuk konsultasi. Melalui PPC, pemerintah memberikan informasi mengenai perundingan FTA (pemutakhiran, isu, dan peluang) serta mencari pandangan dari sektor swasta. Selanjutnya, sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya dapat menyampaikan pandangan mereka setiap saat dan memiliki akses langsung ke pemerintah melalui instrumen PPC.

Transparan, Sistematis, dan BerkesinambunganTransparan: Informasi terkait yang diberikan oleh pemerintah (melalui instrumen PPC) dan sektor swasta (melalui position paper) yang tersedia untuk publik.

Sistematis: Ada mekanisme yang terdiri dari keseluruhan proses PPC, mulai dari sosialisasi informasi dan mengumpulkan pandangan untuk memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

Berkesinambungan: PPC dilakukan sebelum, selama, dan setelah setiap putaran perundingan FTA untuk memastikan keterlibatan penuh sektor swasta dan para pemangku kepentingan lainnya.

Instrumen PPCPemerintah menetapkan instrumen PPC tertentu demi menjangkau sektor swasta dan mengakomodasi penyebaran informasi dan pengumpulan berbagai pandangan. Instrumen PPC dikembangkan dari waktu ke waktu baik oleh pemerintah dan sektor swasta untuk meningkatkan implementasi PPC.

TujuanPPC dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan utama berikut ini:

• membangun kepercayaan dan hubungan yang erat serta membangun saling pengertian antara pemerintah dan sektor swasta, dan saling mendukung satu sama lain;

• menyebarkan dan mengumpulkan informasi terkait secara akurat dan tepat waktu;

• mendapatkan pandangan sektor swasta dan pemangku kepentingan utama lainnya;


• mengidentifikasi kepentingan ofensif dan defensif, serta kepekaan ekonomi dan budaya sektor swasta serta pemangku kepentingan lainnya;

• merumuskan posisi yang kukuh untuk perundingan FTA demi keuntungan seluruh negeri.

PPC di IndonesiaImplementasi Saat IniSelama implementasi PPC untuk perundingan FTA, Pemerintah Indonesia diwakili oleh Kementerian Perdagangan sebagai perunding utama bagi Indonesia. (Lihat Grafik 1.) Sektor swasta Indonesia diwakili oleh Komite Tetap untuk Lembaga Multilateral dan Perjanjian Perdagangan Bebas dari KADIN Indonesia dan Divisi Hubungan Internasional dan Investasi APINDO. Selain itu, beberapa pemimpin bisnis juga melakukan komunikasi langsung dengan kementerian terkait dan perunding perdagangan mengenai isu-isu tertentu.

BUKTI 1: PROSES PPC UNTUK PERUNDINGAN FTA

Pemerintah Indonesia Sektor Swasta IndonesiaInstrumen/kegiatan:

PertemuanAcara

Diwakili oleh KADIN Indonesia dan APINDO

Diwakili oleh Kementerian Perdagangan sebagai

pemimpin perundingan

Sumber: Penulis.

Implementasi PPC untuk perundingan FTA di Indonesia sangat terbatas, menunjukkan kelemahan yang dapat menghambat kemampuan negara untuk memperoleh manfaat penuh dari setiap FTA dalam perundingan. Saat ini, PPC di Indonesia dilaksanakan melalui dua instrumen utama: pertemuan dan acara (seperti seminar dan lokakarya).

Pemerintah Indonesia telah mencoba memberikan informasi mengenai perundingan FTA tertentu ke sektor swasta Indonesia (melalui KADIN Indonesia dan APINDO) dengan mengundang mereka ke pertemuan untuk memberikan pemutakhiran mengenai perundingan tersebut. Pemerintah juga meminta pandangan sektor publik selama pertemuan tersebut. Untuk FTA tertentu, perunding pemerintah mencari pandangan sektor swasta melalui e-mail. Namun, instrumen khusus ini memiliki kekurangannya. Sebelum pertemuan, informasi bagi sektor swasta (seperti briefing atau memo berisi pemutakhiran dan informasi terkait perundingan FTA) tidak kerap dilakukan sebelum, selama, dan setelah setiap putaran perundingan FTA.

Pemerintah juga telah mencoba untuk melakukan sosialisasi kepada sektor swasta di berbagai wilayah, khususnya UKM, melalui seminar dan lokakarya tentang FTA (mayoritas terkait ASEAN).

Dari sisi sektor swasta, KADIN Indonesia dan APINDO telah terlibat aktif dalam beberapa perundingan FTA dengan memberikan pandangan mereka mengenai berbagai perjanjian, termasuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA CEPA), Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif


Ekonomi Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA), dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Ekonomi Indonesia-EFTA (IE CEPA). Mereka juga memberikan pendapat apakah Indonesia siap bergabung dengan TPP dengan menghadiri pertemuan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menyampaikan kepentingan bisnis, masalah, dan rekomendasi, serta dengan melakukan studi tentang perjanjian TPP tertentu.

KADIN Indonesia dan APINDO memiliki pendekatan dan metode yang berbeda untuk mendukung perundingan FTA tertentu, seperti yang tampak dari perjanjian berikut:

• Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA CEPA)

KADIN Indonesia dan APINDO telah mendukung konsultasi antara berbagai asosiasi bisnis mengenai perdagangan, investasi, dan hal-hal terkait lainnya di Australia. Mereka juga menghadiri pertemuan dengan tim perunding Indonesia untuk mengumpulkan berita dan pemutakhiran tentang perundingan, yang kemudian mereka sampaikan ke asosiasi bisnis terkait untuk diskusi lebih lanjut.

KADIN Indonesia dan APINDO adalah anggota Indonesia-Australia Business Partnership Group yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan upaya, melakukan diskusi, dan merumuskan rekomendasi dari sektor swasta Indonesia mengenai perundingan FTA. Mereka juga terlibat dalam meninjau laporan Two Neighbours, Partners in Prosperity yang disiapkan oleh Business Partnership Group. Pada 2 Agustus 2016, laporan tersebut dipresentasikan kepada Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Minister of Trade, Tourism, and Investment Australia Steven Ciobo pada pertemuan tingkat menteri gabungan di Jakarta. Laporan berisi berbagai isu penting yang harus diangkat untuk IA CEPA, termasuk rekomendasi untuk negosiasi, ekspektasi bisnis, hambatan terhadap perdagangan, investasi dan kerja sama ekonomi, dan model strategis untuk kemitraan.

Dengan mengkaji laporan tersebut, KADIN Indonesia dan APINDO memastikan bahwa rekomendasi sektor swasta Indonesia telah digabungkan serta bahwa kepentingan bisnis Indonesia dan Australia dimasukkan secara seimbang. Untuk menjaga momentum dan komunikasi, KADIN Indonesia dan APINDO telah menghadiri pertemuan dengan Australian Chamber of Commerce and Industry, Australia Indonesia Business Council, dan Indonesia Australia Business Council.

• Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Ekonomi Indonesia-UE (IEU CEPA)

IEU CEPA diluncurkan secara resmi pada tanggal 18 Juli 2016, dan diharapkan menjadi kesepakatan perdagangan komprehensif yang membahas berbagai aspek hubungan ekonomi antara Indonesia dan UE, termasuk perdagangan barang, perdagangan jasa, tindakan pengamanan perdagangan (trade remedy), investasi, pengadaan barang jasa pemerintah, hak kekayaan intelektual, kebijakan persaingan, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, penyelesaian sengketa, UKM, kerja sama ekonomi, dan pengembangan kapasitas. Untuk lebih memahami berbagai bab IEU CEPA, KADIN Indonesia dan APINDO telah melakukan studi tentang EU-Vietnam FTA dan juga menghadiri pertemuan dengan tim perunding Indonesia untuk mendapatkan pemutakhiran.

Pada April 2017, KADIN Indonesia dan APINDO memulai konsultasi dengan beberapa anggota terpilih (sekitar 70 peserta dari asosiasi sektor bisnis dan perusahaan swasta) untuk mengumpulkan pandangan mereka mengenai peluang bisnis, hambatan perdagangan dan investasi, ruang lingkup kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas, dan lainnya, serta hal-hal yang terkait dengan IEU CEPA. Konsultasi tersebut dirangkum dalam sebuah laporan, yang dipresentasikan KADIN Indonesia dan APINDO kepada tim perunding Indonesia pada 4 September 2017.


Selanjutnya, KADIN Indonesia, APINDO, dan Kamar Dagang Eropa di Indonesia (EuroCham) sepakat untuk berkolaborasi membuat laporan bersama mengenai rekomendasi terhadap tim perunding Indonesia. Laporan tersebut dipresentasikan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla saat beliau berkunjung ke Belgia pada 9–10 Oktober 2017.

• Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-EFTA (IE CEPA)

Serupa dengan pendekatan mereka terhadap IEU CEPA, KADIN Indonesia dan APINDO juga melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan Indonesia mengenai peluang dan hambatan perdagangan, investasi, dan hal-hal lain mengenai negara-negara EFTA (Swiss, Islandia, Norwegia, dan Liechtenstein). Mereka juga menyampaikan beberapa rekomendasi kepada tim perunding Indonesia dan menghadiri pertemuan untuk pemutakhiran status perundingan.

Kegiatan lain yang dilakukan KADIN Indonesia dan APINDO untuk berkontribusi dalam perundingan FTA Indonesia mencakup lokakarya FTA pada bulan Maret 2017. Dimaksudkan untuk membantu memperdalam pemahaman sektor swasta mengenai FTA, lokakarya dua hari dirancang untuk mengakomodasi studi dan diskusi di dalam sektor, difasilitasi oleh tenaga ahli terpilih. Perunding Indonesia juga diundang untuk berpartisipasi dan memberikan pemutakhiran mengenai perundingan FTA. Selama lokakarya, para peserta mendapat pengetahuan umum tentang FTA dan didorong untuk mendiskusikan isu-isu yang lebih spesifik selama diskusi kelompok terfokus (FGD) yang dipimpin oleh para pakar.

Di sisi lain, KADIN Indonesia dan APINDO juga menghasilkan satu buku praktis pada 2017, Free Trade Agreement Practical Guide (Panduan Praktis Perjanjian Perdagangan Bebas), yang bertujuan memberikan dasar bermanfaat untuk aspek-aspek FTA yang dipilih. Buku ini berisi kerangka kerja perdagangan WTO, NAFTA, dan TPP, bersama-sama dengan 32 aspek yang umumnya termasuk dalam FTA (seperti prinsip umum, akses pasar, tarif, tindakan non-tarif, fasilitasi perdagangan, ketentuan asal barang (rules of origin), perdagangan jasa, investasi, perpindahan tenaga kerja (movement of natural persons), dan sebagainya).

Kelemahan UtamaKarena terbatasnya penerapan PPC dan sedikitnya instrumen yang digunakan, terdapat beberapa kelemahan utama dalam mekanisme PPC saat ini untuk perundingan FTA di Indonesia. (Lihat Tabel 2.)

TABEL 2

KELEMAHAN UTAMA MEKANISME PPC SAAT INI UNTUK PERUNDINGAN FTA DI INDONESIA

Kelemahan Utama Deskripsi

Rendahnya kesadaran akan FTA

Sebagian besar perusahaan sektor swasta (khususnya UKM) tidak mengetahui perundingan FTA yang telah selesai atau sedang dilakukan oleh Indonesia. Rendahnya kesadaran akan FTA menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang isu FTA dan pasifnya keterlibatan sektor swasta Indonesia.

Kurangnya transparansi Sektor swasta merasa sulit memperoleh informasi tepat waktu mengenai setiap putaran perundingan FTA (seperti status, isu, dan pemutakhiran) dan implementasi FTA saat ini.


Terbatasnya jumlah pandangan yang diterima dan sedikitnya akses untuk masyarakat umum

Selama konsultasi, pandangan yang diterima terbatas pada entitas sektor swasta tertentu (asosiasi bisnis dan perusahaan) yang mungkin tidak mewakili semua sektor di negara ini.

Selain itu, walaupun PPC lebih kepada konsultasi pemerintah dan sektor swasta, topik yang lebih luas yang tercakup dalam FTA yang lebih baru menunjukkan bahwa PPC harus menjangkau masyarakat umum juga (termasuk pemangku kepentingan non-bisnis), yang belum terjadi sepenuhnya di Indonesia.

Kurangnya informasi tindak lanjut dan tidak ada mekanisme konsultasi berkesinambungan

Sektor swasta merasa sulit untuk menindaklanjuti pandangan yang telah disampaikan kepada Pemerintah Indonesia. Selain itu, konsultasi harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah setiap putaran perundingan FTA.

Terbatasnya akses terhadap perunding

Sektor swasta (khususnya UKM) memiliki akses terbatas terhadap perunding pemerintah untuk konsultasi langsung.

Sumber: Penulis.

PPC di Kanada Sejarah dan Evolusi PPC untuk perundingan FTA di Kanada diimplementasikan pada tahun 1980-an saat Kanada mulai merundingkan Canada-U.S. Free Trade Agreement (CUSFTA) dan bergabung dalam perundingan perdagangan Putaran Uruguay. Mekanisme konsultasi telah berkembang sejak saat itu, dan berbagai faktor telah berkontribusi dalam membentuk kebijakan dan konsultasi perdagangan Kanada mengenai perundingan FTA (seperti WTO, CUSFTA, dan FTA lainnya). Tabel 3 memberikan gambaran umum mengenai sejarah dan evolusi PPC untuk perundingan FTA di Kanada.

TABEL 3

SEJARAH DAN EVOLUSI PPC UNTUK PERUNDINGAN FTA DI KANADA

WTO dan CUSFTA

• Konsultasi diterapkan sebagai bagian dari perundingan Putaran Uruguay GATT/WTO.

• Konsultasi juga dimulai pada tahun 1980-an ketika Kanada merundingkan FTA dengan Amerika Serikat. Pada saat itu, penduduk Kanada dan perwakilan masyarakat sipil menentang perdagangan bebas dengan Amerika Serikat karena mereka merasa hal tersebut akan merusak negara mereka, baik secara ekonomi maupun politik.


SAGIT5 • Konsultasi mengenai perundingan FTA kali pertama dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme formal di antara lembaga pemerintah ketika Pemerintah Kanada6 membentuk sebuah badan konsultatif yang dikenal sebagai Sectoral Advisory Group on International Trade (SAGIT). Operasi SAGIT bersifat rahasia, dengan anggota komite yang ditunjuk oleh pemerintah dan diwajibkan menandatangani perjanjian kerahasiaan.

• Anggota komite terdiri dari para ahli senior dari pemerintah, asosiasi bisnis, serikat pekerja, LSM, dan akademisi.

• Tugas mereka adalah memberikan saran kepada perunding pemerintah dan untuk menginformasikan sektor swasta Kanada7, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan, mengenai prakarsa kebijakan perdagangan baru dan perundingan FTA.

• Pada tahun 2005, 12 SAGIT dibentuk, masing-masing memiliki fokus khusus pada industri yang berbeda, termasuk pertanian, makanan dan minuman, pakaian jadi dan alas kaki, lingkungan, produk ikan dan laut, hasil hutan, dan teknologi informasi.

• Akan tetapi, karena perluasan cakupan FTA, Pemerintah Kanada memutuskan untuk mengadopsi pendekatan baru untuk konsultasi FTA. SAGIT tidak beroperasi lagi.

3Cs • Saat ini, Pemerintah Kanada menggunakan pendekatan “3Cs” untuk konsultasi FTA:

• coordination (koordinasi) antara tiga tingkat pemerintahan di Kanada (federal, provinsi, dan kota) termasuk koordinasi antar instansi pemerintah, khususnya di antara departemen pemerintah federal;

• consultation (konsultasi) antara pemerintah dan sektor swasta, serta pemangku kepentingan lainnya;

• communication (komunikasi) dan konsultasi dengan masyarakat umum, dengan tujuan untuk mendidik, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perundingan dan implementasi FTA.

Pendekatan Inklusif

• Konsultasi mengenai perundingan FTA telah berevolusi dari waktu ke waktu, terutama karena meningkatnya jumlah isu yang dibahas dalam FTA. Banyak FTA telah bergerak melampaui isu-isu tradisional (seperti perdagangan barang, perdagangan jasa, dan hak kekayaan intelektual) untuk menyentuh isu-isu terkait perdagangan yang baru (seperti e-commerce, lingkungan, tenaga kerja, pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta gender).

• Untuk mencakup isu-isu terkait perdagangan yang baru ini, Pemerintah Kanada telah memutuskan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif terhadap mekanisme konsultasi FTA-nya. Akibatnya, sektor swasta Kanada dan pemangku kepentingan lainnya dipersilakan turut serta dalam proses konsultasi.

Sumber: Pengarang.

Instrumen PPCSaat ini, Kanada belum meresmikan mekanisme konsultasi perundingan FTA dengan undang-undang, peraturan, atau kebijakan. Meskipun demikian, baik Pemerintah Kanada maupun sektor swasta Kanada telah menunjukkan ketertarikan mereka terhadap, dan komitmen untuk, saling terkait dalam perundingan FTA. Untuk mendukung komitmen tersebut, pemerintah telah membentuk berbagai instrumen PPC untuk mengumpulkan pendapat dari sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya. Berikut adalah instrumen PPC kunci yang saat ini digunakan di Kanada:

5 Laura Ritchie Dawson dan Christopher Maule, Background Paper on Public Consultation and Trade Policy (Ottawa: Centre for Trade Policy and Law, 2005).

6 Pemerintah Kanada merujuk pada pejabat pemerintah yang bertanggung jawab menjalankan perundingan FTA atas nama Kanada. Konsultasi mengenai perundingan FTA dipimpin oleh Global Affairs Canada (GAC).

7 Sektor swasta Kanada merujuk pada asosiasi bisnis yang terdiri dari perusahaan dan usaha perorangan yang didirikan di Kanada.


• Canada Gazette

Canada Gazette adalah majalah resmi Pemerintah Kanada yang mulai diterbitkan pada 1841. Majalah ini berisi pemberitahuan umum formal, temu resmi, peraturan yang diusulkan, peraturan dan tindakan publik Parlemen, pengumuman departemen dan lembaga pemerintah, serta kadang-kadang beberapa jenis pemberitahuan umum dari sektor swasta. Saat ini, Canada Gazette diterbitkan dalam bentuk cetak dan daring (online).8

Canada Gazette juga berfungsi sebagai alat resmi untuk PPC (yang dianggap diluncurkan secara resmi setelah dipublikasikan di Canada Gazette). Portal konsultasi di situs web pemerintah berisi daftar tautan ke kegiatan konsultasi departemen dan informasi terkait.9

Pemerintah menerbitkan Lembaran Kanada sekali seminggu, dan menggunakannya untuk mencari masukan mengenai isu-isu tertentu yang terkait dengan perundingan FTA. Namun, tidak banyak anggota masyarakat umum yang membacanya. Meski demikian, banyak asosiasi bisnis Kanada menggunakan Canada Gazette untuk mendapatkan informasi penting mengenai FTA. Mereka juga membuat pengiriman secara daring (online) akan pandangan mereka dalam bentuk laporan dan atau position papers.

• Situs web Global Affairs Canada (GAC)

Serupa dengan Canada Gazette, GAC juga memberikan informasi tentang FTA melalui situsnya,10 di mana orang dapat menemukan informasi mengenai konsultasi FTA yang aktif dan tertutup. GAC mengundang sektor swasta Kanada dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengirimkan surat tertulis baik pada konsultasi aktif maupun tertutup, melalui surat elektronik atau surat.

• Sarana elektronik lainnya

Sarana elektronik, seperti situs web, surat elektronik, konsultasi online, survei/kuesioner, dan media sosial, juga digunakan untuk PPC. Pemerintah sering menggunakan sarana-sarana tersebut agar informasi terkait perdagangan tersedia untuk umum. Meskipun instrumen ini tidak dianggap resmi, pemerintah menganggapnya efisien dan efektif dalam mengumpulkan berbagai pandangan sektor swasta dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Dalam dunia globat saat ini, perangkat-perangkat elektronik menawarkan komunikasi yang fleksibel, cepat dan hemat biaya dalam perundingan FTA. Serupa dengan Canada Gazette, asosiasi sektor swasta dan perusahaan kerap memanfaatkan perangkat elektronik untuk mengajukan masukan mereka selama proses PPC.

• Pertemuan dan conference call

Pemerintah dan sektor swasta juga berkomunikasi secara langsung antara satu sama lain melalui rapat dan conference call. Kegiatan ini cenderung berlangsung secara ad hoc. Pejabat pemerintah juga dapat

8 Pemerintah Kanada, “Canada Gazette,” diakses pada 7 Desember 2017, http://www.gazette.gc.ca/gazette/home-accueil-eng.php.

9 Pemerintah Kanada, “Consulting with Canadians,” diakses pada 7 Desember 2017, https://www1.canada.ca/consulting canadians/.

10 Global Affairs Canada, “Free Trade Agreements (FTA) Consultations,” diakses pada 7 Desember 2017, http://www.international.gc.ca/trade-agreements-accords-commerciaux/consultations/fta-ale.aspx?lang=eng.

http://www.gazette.gc.ca/gazette/home-accueil-eng.php

http://www.gazette.gc.ca/gazette/home-accueil-eng.php

https://www1.canada.ca/consultingcanadians/

https://www1.canada.ca/consultingcanadians/

http://www.international.gc.ca/trade-agreements-accords-commerciaux/consultations/fta-ale.aspx?lang=

http://www.international.gc.ca/trade-agreements-accords-commerciaux/consultations/fta-ale.aspx?lang=


dijangkau oleh sektor swasta, yang menganggap pertemuan dan konferensi ini produktif dan efisien, terutama bila mereka memerlukan informasi mengenai bisnis mereka saat mendesak.

• Konsultasi Terbuka

Konsultasi terbuka (seperti seminar dan pertemuan publik) dapat dimulai dan diselenggarakan oleh pemerintah atau sektor swasta. Pemerintah memulai konsultasi terbuka untuk memberi kesempatan kepada para warga Kanada yang tertarik untuk menyampaikan pendapat mereka. Misalnya, pada 2016, pemerintah mengadakan pertemuan publik di University of Toronto mengenai negosiasi TPP. Sektor swasta juga mengundang pejabat pemerintah berbicara pada acara terkait untuk menyebarkan informasi FTA dan memberikan penjelasan lebih lanjut.

Status PPCStatus PPC di Kanada adalah aktif atau tertutup.

PPC aktif terkait dengan perundingan FTA yang sedang berlangsung, dan dapat dijalankan melalui seluruh instrumen PPC yang ada. Misalnya, sektor swasta Kanada dan pemangku kepentingan lainnya dipersilakan untuk mengirimkan masukan mereka ke GAC setiap saat melalui sarana elektronik (seperti surat elektronik dan kuesioner). Instrumen PPC selain sarana elektronik (seperti rapat, conference call, dan konsultasi terbuka) dapat dilakukan setiap minggu atau bulan, tergantung pada masalah dan pentingnya FTA tersebut.

Pada 7 Desember 2017, ada dua PPC aktif:

• Perundingan ulang NAFTA

• Canada-India CEPA

PPC tertutup adalah PPC yang masa konsultasinya (biasanya 30 hari, tapi kadang-kadang lebih lama, tergantung pada FTA) telah selesai. Akan tetapi, pemerintah tetap tertarik dengan opini sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya serta mendorong mereka untuk terus mengusulkan masukan mereka, yang mana berguna untuk diskusi dan perundingan di masa mendatang.

Terdapat banyak PPC tertutup yang menjadi arsip situs web GAC. Yang terbaru, per 7 Desember 2017, yakni:

• perdagangan dengan negara-negara Asia-Pasifik (ditutup pada 30 Oktober 2017);

• kemungkinan diselenggarakannya Perjanjian Perdagangan Bebas Aliansi Kanada-Pasifik (Canada–Pacific Alliance Free Trade Agreement) (ditutup pada 10 September 2017);

• kemungkinan diselenggarakannya Canada–China FTA (ditutup pada 2 Juni 2017);

• kemungkinan diselenggarakannya Canada–MERCOSUR FTA (ditutup pada 29 Mei 2017).

Peserta pada PPCPemerintah Kanada berharap untuk menerima masukan, ide, serta pengalaman-pengalaman dari para pemangku kepentingan Kanada berikut ini:

• komunitas bisnis

– wirausahawan

– perusahaan-perusaahan, termasuk UKM

– lembaga bisnis (asosiasi industri)

• komunitas non-bisnis

– perorangan

– pakar/akademisi

– organisasi masyarakat sipil dan LSM


– serikat buruh

– masyarakat adat

– mahasiswa dan pemuda

– para pemangku kepentingan Kanada yang berkepentingan

Tantangan pada Implementasi PPCSelama konsultasi, dua tantangan utama telah dihadapi oleh Pemerintah Kanada dan sektor swasta Kanada.

Pandangan kontradiktifPendapat yang berbeda sering terjadi dalam setiap konsultasi, karena setiap perusahaan akan memiliki pandangan masing-masing. Akan tetapi, bila pandangan tersebut secara langsung bertentangan antara satu sama lain, pemerintah dan sektor swasta perlu menemukan cara untuk menyeimbangkan pandangan tersebut. Ada berbagai pendekatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak. Bagi pemerintah, mendengarkan semua masukan adalah suatu keharusan. Pemerintah memahami bahwa masing-masing aktor sektor swasta memiliki alasan dan justifikasi tersendiri untuk memilih posisinya, oleh karena itu semua masukan yang diterima harus dipertimbangkan. Atas pandangan yang bertentangan, pemerintah dengan hati-hati menyaring masukan tersebut untuk meringkas poin-poin yang mewakili kepentingan terbaik warga Kanada. Studi komprehensif mengenai aspek-aspek utama seperti dampak ekonomi, politik, dan sosial juga diperhitungkan. Untuk sektor swasta, mayoritas asosiasi bisnis mengadopsi pendekatan serupa dengan pemerintah. Namun, beberapa asosiasi memilih untuk mengadopsi satu pandangan. Asosiasi bisnis memberikan justifikasi berbasis bukti untuk mendukung pandangan mereka dalam position papers mereka.

Keterbatasan Pengetahuan akan Perdagangan InternasionalBeberapa entitas sektor swasta Kanada (khususnya UKM) memiliki pengetahuan terbatas mengenai perdagangan internasional dan FTA, yang dapat memperlambat proses konsultasi. Untuk alasan ini, pemerintah dan sektor swasta telah merancang pendekatan spesifik untuk menyebarkan informasi dan memperkaya pengetahuan mereka. Pemerintah merancang semua informasi terkait tersedia di situs webnya dan terbuka untuk setiap pertanyaan. Perunding pemerintah juga menyelenggarakan acara (seperti konsultasi terbuka), seminar, pertemuan empat mata, dan conference call. Asosiasi bisnis Kanada menggunakan pendekatan serupa untuk menyebarkan informasi. Selain itu, mengingat bahwa mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dengan anggotanya, asosiasi bisnis menyediakan pemutakhiran, briefing, dan memo secara teratur, mengadakan acara (seperti seminar dan perundingan meja bundar), dan mengundang pejabat pemerintah untuk berkomunikasi dan mendidik para anggotanya.

Kekuatan dan KeuntunganImplementasi PPC telah berhasil menghubungkan pemerintah dan sektor swasta dalam konteks perundingan FTA. Tabel 4 mencantumkan kekuatan dan manfaat utama PPC saat diimplementasikan di Kanada.


TABEL 4

KEKUATAN DAN KEUNTUNGAN PPC DI KANADA

Kekuatan Manfaat

Fleksibilitas Pemerintah dan sektor swasta telah memelihara hubungan baik dan membangun kepercayaan satu sama lain. Mereka tidak merasa bahwa tidak adanya undang-undang atau peraturan tentang PPC memiliki dampak negatif yang besar terhadap PPC dan, kenyataannya, menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam melakukan konsultasi yang diperlukan berdasarkan kebutuhan dan prioritas masing-masing FTA. Fleksibilitas mempertahankan momentum PPC dan memungkinkan konsultasi lebih cepat antara pemerintah dan sektor swasta tanpa melalui prosedur yang tidak penting.

Penyebaran informasi yang akurat dan tepat waktu

Pemerintah dan sektor swasta menjangkau satu sama lain sebelum, selama, dan setelah perundingan FTA untuk memastikan informasi yang akurat dan tepat waktu diterima oleh masing-masing pihak.

Transparansi Meskipun pemerintah tetap merahasiakan perundingan FTA dari masyarakat, pelaksanaan PPC menjunjung tinggi transparansi karena sebagian besar dokumen informasi dan position paper tersedia untuk umum. Selanjutnya, pemerintah memastikan bahwa sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya memiliki akses terhadap semua informasi terkait FTA pada waktu yang tepat.

Akses ke semua pihak Pemerintah dan sektor swasta membuat diri mereka tersedia untuk konsultasi dan menjangkau satu sama lain melalui berbagai PPC ketika dibutuhkan. Dengan demikian, masukan dari sektor swasta disampaikan langsung ke pemerintah dan informasi terkait perdagangan juga diterima langsung oleh pihak swasta.

Proses komunikasi Didukung oleh fleksibilitas, transparansi, dan akses terhadap pemerintah, PPC di Kanada telah menjalin komunikasi yang lancar antara pemerintah dan sektor swasta serta antara asosiasi bisnis dan para anggotanya.

Inklusivitas Meskipun FTA PPC berfokus pada bisnis, pemerintah juga mendengarkan pemangku kepentingan non-bisnis untuk mendapatkan informasi yang lebih luas. Sektor swasta juga menyambut baik keterlibatan pemangku kepentingan lainnya dalam proses PPC. Inklusivitas memperkaya masukan yang diterima pemerintah dalam mempersiapkan perundingan FTA.

Sumber: Pengarang.


Studi Kasus PPC di Kanada: TPPTPP pertama kali dinegosiasikan pada 2008 oleh Singapura, Brunei, Selandia Baru, dan Cile. Kanada secara resmi bergabung dalam negosiasi TPP pada 8 Oktober 2012.11 Sebelum bergabung, pada 31 Desember 2011, Pemerintah Kanada meluncurkan sebuah konsultasi komprehensif yang melibatkan publik, provinsi dan wilayah Kanada, bisnis dan LSM, dan pemangku kepentingan lainnya yang berkepentingan.12

Selama konsultasi, pemerintah memberikan briefing umum secara ad hoc dan berkonsultasi dengan para ahli di bidang teknis tertentu mengenai posisi perundingan di Kanada. Pemerintah juga menyelenggarakan acara dalam setiap putaran negosiasi penuh, yang bertujuan memberi kesempatan kepada pemangku kepentingan yang berminat untuk berpartisipasi dalam konsultasi dan untuk terlibat langsung dengan perunding TPP.

Selain itu, informasi tentang TPP tersedia di situs web Canada Gazette. Para pemangku kepentingan yang berminat diundang untuk menyampaikan pandangan mereka melalui surat atau surat elektronik.13

11 Global Affairs Canada, “Canada Joins Trans-Pacific Partnership Round,” diakses pada 7 Desember 2017, http://www.international.gc.ca/media_commerce/comm/news-communiques/2012/12/03a.aspx?lang=eng&view=d.

12 Global Affairs Canada, “Trans-Pacific Partnership Free Trade Negotiations—Consulting Canadians,” diakses pada 7 Desember 2017, http://www.international.gc.ca/trade-agreements-accords-commerciaux/agr-acc/tpp-ptp/consult.aspx?lang=eng.

13 Pemerintah Kanada, “Canada Gazette—Government Notices: Consultations on Potential Free Trade Agreement Negotiations With Trans-Pacific Partnership Members,” diakses pada 7 Desember 2017, http://canadagazette.gc.ca/rp-pr/p1/2011/2011-12-31/html/notice-avis-eng.html#d106.

http://www.international.gc.ca/media_commerce/comm/news-communiques/2012/12/03a.aspx?lang=eng&view=d

http://www.international.gc.ca/media_commerce/comm/news-communiques/2012/12/03a.aspx?lang=eng&view=d

http://www.international.gc.ca/trade-agreements-accords-commerciaux/agr-acc/tpp-ptp/consult.aspx?lan

http://canadagazette.gc.ca/rp-pr/p1/2011/2011-12-31/html/notice-avis-eng.html#d106

http://canadagazette.gc.ca/rp-pr/p1/2011/2011-12-31/html/notice-avis-eng.html#d106


Position Papers: Kontribusi Sektor Swasta Kanada terhadap Perundingan FTAMengumpulkan Opini dari Para AnggotaPendapat anggota asosiasi bisnis Kanada merupakan poin utama dalam sebuah position paper untuk perundingan FTA. Untuk menghasilkan position paper yang informatif dan andal yang mewakili suara bisnis, asosiasi harus menjalani proses pengumpulan pendapat yang terus menerus dari para anggotanya.

Sebelum melakukan konsultasi, asosiasi bisnis Kanada menyebarkan informasi latar belakang mengenai perundingan FTA kepada anggotanya (umumnya melalui surat elektronik). Informasi tersebut berasal dari konsultasi dengan pemerintah dan juga penelitian (dilakukan oleh asosiasi atau orang lain) mengenai topik yang relevan. Untuk masalah teknis, beberapa asosiasi bisnis meminta bantuan dari anggota yang memiliki keahlian khusus, terutama mengenai masalah hukum.

Informasi semacam itu disusun menjadi memo singkat, disusun secara ringkas agar para anggota mengerti poin-poin utama. Oleh karena itu, para anggota diberi informasi latar belakang yang relevan untuk memungkinkan mereka menyampaikan pandangan, keprihatinan, dan gagasan mereka, serta untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka, selama proses konsultasi. Asosiasi bisnis menyebarkan informasi semacam itu baik secara reguler (setiap hari, dwi-mingguan, atau bulanan) dan secara ad hoc (jika perlu, tergantung pada perundingan FTA).

Selain itu, asosiasi bisnis mengatur acara untuk meningkatkan pengetahuan anggota mereka tentang FTA, di mana mereka mengundang pejabat pemerintah/perunding untuk berbicara.

Begitu asosiasi bisnis menyebarkan informasi latar belakang, mereka menggunakan satu atau lebih dari pendekatan berikut untuk mengumpulkan pandangan dari para anggotanya.

Brainstorming dengan Komite InternalAsosiasi bisnis dapat membentuk komite agar berfokus pada topik tertentu (misalnya, Perdagangan internasional atau lingkungan). Dengan banyaknya isu yang tercakup dalam FTA, komite ini dapat diminta untuk melakukan brainstorming gagasan dan berbagi informasi, sehingga meningkatkan masukan asosiasi mengenai perundingan FTA.


Konsultasi Internal dengan Para AnggotaSetelah menyebarkan informasi latar belakang dan brainstorming dengan komite internal (bila perlu), asosiasi bisnis berkonsultasi dengan para anggotanya. Konsultasi sering dilakukan melalui pertemuan dan conference call maupun melalui surat elektronik. Asosiasi menjangkau para anggota mereka secara teratur (setiap hari, mingguan, atau bulanan) dan juga secara ad hoc (bila perlu, tergantung pada perundingan FTA).

Survei Daring (Online) dan KuesionerBeberapa asosiasi bisnis juga melakukan survei daring (online) dan mengirimkan kuesioner kepada para anggotanya untuk lebih memahami pandangan mereka akan isu-isu spesifik dan memperoleh umpan balik yang penting.

Memilih PosisiAsosiasi bisnis Kanada memiliki pendekatan sendiri untuk menentukan posisi mereka berdasarkan masukan yang diterima selama konsultasi internal dengan para anggotanya. Ada dua pendekatan yang diadopsi oleh asosiasi bisnis:

Meringkas Semua Pandangan yang DiterimaSebagian besar asosiasi bisnis Kanada mengumpulkan semua pandangan yang diterima dari para anggotanya (baik yang mendukung maupun yang menentang). Mereka kemudian secara hati-hati meringkas dan menyoroti pandangan mayoritas (baik yang mendukung maupun menentang) dan meletakkan pandangan minoritas di surat-surat jabatan mereka. Pendekatan ini tidak dimaksudkan untuk membingungkan pemerintah, namun untuk memastikan bahwa pemerintah mengetahui semua pandangan sebagai pertimbangan mereka dalam mengidentifikasi kepentingan utama bisnis Kanada untuk perundingan FTA.

Mengadopsi Pandangan MayoritasBeberapa asosiasi bisnis Kanada lebih suka menghadirkan satu pandangan yang mencerminkan suara mayoritas anggota mereka, karena mereka merasa bahwa pendekatan ini menjunjung tinggi kredibilitas asosiasi mereka. Meskipun hanya ada satu pandangan yang disajikan dalam position paper mereka, anggota dengan pandangan berlawanan (minoritas) didorong untuk menyampaikan pandangan mereka kepada pemerintah melalui instrumen PPC lainnya.

Penting untuk dicatat bahwa semua pendapat yang tercantum dalam position paper untuk perundingan FTA harus didukung dengan justifikasi dan bukti kuat seperti data, statistik, analisis pasar, dan pengalaman terdokumentasi.


Kesimpulan dan RekomendasiKesimpulanMeskipun PPC di Kanada tidak diformalkan oleh undang-undang atau peraturan, baik Pemerintah Kanada maupun sektor swasta Kanada telah menunjukkan ketertarikan dan komitmen mereka untuk saling menjangkau mengenai isu-isu terkait perundingan dan implementasi FTA. Pemerintah dan swasta telah membentuk berbagai instrumen PPC sehingga sektor swasta dapat dengan bebas mengekspresikan pandangannya. Pemerintah juga mengundang pemangku kepentingan lainnya untuk mengikuti proses konsultasi dalam perundingan FTA.

Dari perspektif sektor swasta, mekanisme PPC telah menjadi alat advokasi yang efektif di Kanada, dan pendekatan inklusif yang diambil oleh pemerintah dipandang sebagai peluang untuk meningkatkan transparansi dan menangani isu terkait perundingan FTA dari sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya.

Praktik PPC yang luas di Kanada dapat menjadi contoh praktik yang terbaik (best practice) untuk Indonesia, di mana PPC untuk perundingan FTA di Indonesia lebih terbatas.

RekomendasiBagi Pemerintah IndonesiaBerdasarkan mekanisme PPC saat ini yang diterapkan di Kanada, berikut adalah beberapa rekomendasi bagi pemerintah Indonesia.

Mendirikan portal web satu pintu ramah pengguna untuk PPC.Portal tersebut harus beroperasi dengan cara yang mirip dengan Gazette Canada dan situs website GAC dan dijalankan serta dikelola oleh Pemerintah Indonesia (dalam hal ini, Kementerian Perdagangan sebagai perunding utama untuk Indonesia). Pemerintah harus mempublikasikan informasi terkait yang tidak rahasia mengenai FTA secara ringkas dan sederhana untuk memastikan pemahaman sepenuhnya oleh sektor swasta Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya.

Portal ini harus transparan, konsisten, andal, dan mudah diakses oleh semua pihak yang berkepentingan yang ingin berbagi pandangan mereka, tidak hanya sektor swasta.

Portal tersebut harus memberikan kesempatan kepada sektor swasta Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya untuk berkomentar mengenai semua masalah dan juga untuk menawarkan pandangan mereka dalam bentuk pengajuan pendapat atau position paper. Dalam mengomentari atau menyampaikan masukan mereka, sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya juga harus memberikan informasi yang relevan mengenai perusahaan dan lembaga mereka.

Mendirikan komite untuk mengawasi PPC.Meskipun Kanada tidak lagi memiliki komite permanen (SAGIT) untuk memantau PPC-nya, penting untuk membentuk komite semacam itu di Indonesia. Komite ini harus dipimpin oleh pemerintah dan anggotanya


harus melibatkan bisnis Indonesia dan pemangku kepentingan utama lainnya (misalnya, pakar, akademisi, dan lainnya).

Tanggung jawab utama komite adalah memantau pelaksanaan PPC. Komite harus memastikan bahwa semua informasi diberikan dan diperbarui pada waktu yang tepat, dan bahwa sektor swasta serta pemangku kepentingan lainnya memiliki akses dan kesempatan penuh untuk menyampaikan masukan mereka.

Komite juga harus bertanggung jawab atas kegiatan tindak lanjut PPC, memastikan bahwa sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya dikonsultasikan dengan benar dan bahwa seluruh pandangan mereka ditangkap sepenuhnya oleh pemerintah dalam proses konsultasi.

Menyiapkan template formulir untuk masukan/kontribusi.Pemerintah harus menghasilkan template formulir untuk sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya sebagai panduan mereka untuk mengirimkan masukan. Formulir harus tersedia untuk diunduh pada situs webnya.

Tujuan utama pembuatan template formulir adalah untuk membantu sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya menyampaikan perspektif mereka (dengan penjelasan, rincian, justifikasi/bukti, dan informasi penting lainnya) sehingga pemerintah dapat memperoleh masukan yang tepat dan akurat untuk perundingan FTA.

Menyiapkan catatan briefing sebelum PPC.Pemerintah harus menyiapkan catatan briefing tentang isu-isu utama perundingan dan membuatnya tersedia secara daring (online) untuk sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya sebelum melakukan PPC.

Untuk konsultasi internal, asosiasi bisnis juga harus membuat catatan briefing dan menyebarkannya kepada para anggota sebelum melakukan konsultasi internal mengenai perundingan FTA.

Mengadakan kegiatan pengembangan kapasitas secara teratur.Karena negosiasi PPC untuk FTA belum ditetapkan di Indonesia, kegiatan pengembangan kapasitas regular perlu diatur, baik bagi pemangku kepentingan pemerintah maupun sektor swasta untuk menangani masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan PPC dan secara progresif memperbaiki mekanisme PPC. Fasilitator dengan pengetahuan yang luas dan pengalaman terkait di PPC harus diundang untuk berkontribusi dalam upaya pengembangan kapasitas.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah:

• untuk mengembangkan kapasitas bantuan teknis dalam implementasi PPC;

• untuk mendukung pemerintah dan sektor swasta dalam menangani isu-isu pelaksanaan PPC;

• untuk memberikan informasi terbaru tentang implementasi PPC (jika ada).

Mengadakan Pertemuan Reguler.Pertemuan rutin telah terbukti efektif dalam membangun rasa saling percaya dan pengertian dalam konteks PPC Kanada. Baik Pemerintah Indonesia maupun sektor swasta Indonesia akan saling memahami secara lebih baik dan hal ini akan memperkuat hubungan mereka.

Rapat harus dilakukan secara teratur, baik yang dijadwalkan di awal atau disepakati bersama. Komite PPC harus bertanggung jawab untuk menjadwalkan pertemuan ini.


Bagi Asosiasi Bisnis IndonesiaBerikut ini adalah rekomendasi utama untuk asosiasi bisnis Indonesia dalam mempersiapkan position paper untuk perundingan FTA.

Lebih proaktif dalam menjangkau anggota-anggota mereka secara teratur.Asosiasi bisnis dan anggotanya harus secara proaktif menjangkau satu sama lain secara rutin, terutama bila ada masalah pada topik tertentu yang perlu dikomunikasikan dalam proses perundingan FTA. Dengan menjadi lebih proaktif, hubungan antara asosiasi bisnis dan anggotanya akan membaik dan sikap saling mendukung akan terbentuk, sehingga memudahkan asosiasi bisnis untuk merancang position paper mengenai perundingan FTA.

Terlibat dalam pertukaran informasi dua arah dengan pemerintah Indonesia. Informasi tidak harus hanya disebarkan oleh asosiasi bisnis; anggota juga dapat menyebarkan informasi (berdasarkan praktik bisnis mereka) kepada asosiasi bisnis dan perusahaan perorangan (khususnya UKM), sehingga keduanya mengetahui informasi baru dan isu terkini terkait perundingan FTA.

Informasi tentang perundingan FTA harus disebarluaskan secara teratur (setiap satu atau dua minggu).

Berkonsultasi dengan komite in-house. Dalam praktiknya, sebuah asosiasi bisnis terdiri atas beberapa komite yang menangani aspek tertentu (misalnya, komite perdagangan internasional, komite lingkungan, dll.). Dengan banyak isu yang sekarang terjadi, termasuk dalam FTA modern, brainstorming di antara komite penting untuk memastikan bahwa semua perspektif dipertimbangkan. Praktik semacam itu akan memperbaiki pengetahuan asosiasi bisnis secara keseluruhan.

Melibatkan anggota dengan keahlian terkait atau mitra dengan pakar eksternal demi menawarkan masukan berkualitas ke dalam PPC. Position papers perlu didukung dengan bukti kuat. Untuk masalah teknis, anggota dengan keahlian khusus (misalnya, hukum, ekonomi, atau lingkungan) harus terlibat untuk menyertakan pandangan, pengetahuan, dan pengalaman mereka di position papers. Selain itu, bermitra dengan ahli eksternal sering dianjurkan.

Meringkas semua pandangan yang diterima dari para anggota mereka.Dengan banyaknya sektor industri dan berbagai kepentingan bisnis, sektor swasta harus memberikan seluruh pandangan kepada pemerintah sebagai pertimbangan mereka dalam perundingan FTA.


Lampiran 1: Daftar Pertemuan dan Conference CallLembaga Kanada Orang-orang yang Ditemui

Agriculture and Agri-Food CanadaPertemuan pada 18 September 201710:00–11:00Ottawa

• Denis Landreville, Director/Lead Negotiator, Regional Agreements, Trade Negotiations Division

• Alessandro Longo, Trade Policy Analyst, Canada–EU Negotiations, Trade Negotiations Division

• Jasmine Labelle

Global Affairs CanadaPertemuan pada 25 September 201713:30–15:00Ottawa

• Gary Lee, Deputy Director, Trade Policy and Negotiations Division, Asia

• Geneviève Chagnon-Lampron, Deputy Director Trade Policy and Negotiations, Asia

Business Council of CanadaPertemuan pada 26 September 201710:00–11:00Ottawa

• Brian Kingston, Vice-President, Policy, International and Fiscal

Canadian Association of Importers and ExportersConference call pada 29 September 201710:00–10:30Ottawa

• Joy Nott, President and CEO

• James Sutton, Director for Advocacy

Canadian Manufacturers & ExportersConference call pada 29 September 201713:00–14:00Ottawa

• Mathew Wilson, Senior Vice-President

Munk School of Global AffairsPertemuan pada 2 Oktober 201714:00–15:00Toronto

• Mark S. Manger, Associate Professor of Political Economy and Global Affairs

Ontario Ministry of International TradePertemuan pada 3 Oktober 201710:00–11:00Toronto

• Victoria Clark

• Jenarra De Souza, Manajer

Canada China Business CouncilPertemuan pada 3 Oktober 201715:30–16:30Toronto

• Sarah Kutulakos, Executive Director and COO


Canadian Chamber of CommercePertemuan pada 5 Oktober 201710:00–11:30Ottawa

• Adriana Vega, Director, International Policy

• Susanna Cluff-Clyburne, Director, Parliamentary Affairs

Department of Finance CanadaPertemuan pada 5 Oktober 201714:00–15:00 Ottawa

• Anna Kwik, Chief, General Trade Relations

• Scott Winter, Senior International Trade Relations Officer

Montréal InternationalPertemuan pada 16 Oktober 201713:00–14:00Montréal

• Christian Bernard, Chief Economist and Vice-President, Marketing Communication

Quebec Federation of Chambers of CommercePertemuan pada 18 Oktober 20179:00–10:00Montréal

• Pierre-Yves Boivin, Vice-President, Strategy and Economic Affairs

• Marie-Josée Côté, Advisor, Strategy and Economic Affairs

Quebec InternationalPertemuan pada 18 Oktober 201713:30–14:30Québec City

• Melanie Abdel-Malak, Director, International Affairs

Ministry of International Relations of QuebecPertemuan pada 18 Oktober 201715:30–16:30Québec City

• Mathieu Parenteau, Desk Officer—India, Central, South, and Southeast Asia

• Jessie L. Malone, Desk Advisor—India, Central, South, and Southeast Asia

The Asia Pacific Foundation of CanadaConference call pada 23 Oktober 201714:00–15:00Ottawa

• Justin Elavathil, Program Manager, Trade, Investment, and Innovation

• Yushu Zhu, Program Manager, Surveys and Polling

• Pauline Stern, Project Specialist, Trade and Investment

Chamber of Commerce of Metropolitan MontrealConference call pada 23 Oktober 20179:00–9:30Ottawa

• Charles Letourneau, Director, Strategy and Communications

• Erandi Motte Cortes, Director, Market and Entrepreneurship Development

CANADA–INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECTTPSA

Canada Centre, World Trade Centre 5. LT. 15Jl. Jend. Sudirman Kav 29–31 Jakarta 12190, Indonesiap: +62-21-5296-0376, atau 5296-0389f: +62-21-5296-0385e: [email protected]

TPSAPROJECT.COM

tpsaproject.com

Documents

Konsultasi Pemerintah- Swasta (PPC) untuk Negosiasi ... filekepentingan bisnis dibawa ke meja perundingan perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement, FTA). Dalam konteks perundingan