175
KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG REKOMENDASI BADAN KOORDINASI PENGAWAS ALIRAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT (BAKOR PAKEM) MENGENAI PENGHENTIAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) (Analisis Framing Pemberitaan Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif Edisi April – Juni 2008) CONSTRUCTION OF MEDIA NEWS ABOUT RECOMMENDATION OF BADAN KOORDINASI PENGAWAS ALIRAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT (BAKOR PAKEM) TO TERMINATE THE ACTIVITIES OF JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) (Framing Analysis of Republika Online, Kompas.com, and Tempo Interaktif News in April – Juni 2008 Edition) SKRIPSI Disusun oleh: SUSILAWATI 20040530169 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2009

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

  • Upload
    ngokhue

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG REKOMENDASI BADAN KOORDINASI PENGAWAS ALIRAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT

(BAKOR PAKEM) MENGENAI PENGHENTIAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI)

(Analisis Framing Pemberitaan Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif Edisi April – Juni 2008)

CONSTRUCTION OF MEDIA NEWS ABOUT RECOMMENDATION OF BADAN KOORDINASI PENGAWAS ALIRAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT (BAKOR

PAKEM) TO TERMINATE THE ACTIVITIES OF JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI)

(Framing Analysis of Republika Online, Kompas.com, and Tempo Interaktif News

in April – Juni 2008 Edition)

SKRIPSI

Disusun oleh:

SUSILAWATI

20040530169

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2009

Page 2: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG REKOMENDASI BADAN KOORDINASI PENGAWAS ALIRAN KEPERCAYAAN

MASYARAKAT (BAKOR PAKEM) MENGENAI PENGHENTIAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI)

(Analisis Framing Pemberitaan Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif Edisi April – Juni 2008)

CONSTRUCTION OF MEDIA NEWS ABOUT RECOMMENDATION OF BADAN KOORDINASI PENGAWAS ALIRAN KEPERCAYAAN

MASYARAKAT (BAKOR PAKEM) TO TERMINATE THE ACTIVITIES OF JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI)

(Framing Analysis of Republika Online, Kompas.com, and Tempo Interaktif

News in April – Juni 2008 Edition)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP)

Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun oleh:

SUSILAWATI

20040530169

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2009

i

Page 3: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

ii

Page 4: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 30 Januari 2009

Jam : 08.00 – 09.30 WIB

Tempat : Ruang Negosiasi

Susunan Tim Penguji,

Ketua Tim Penguji

Fajar Junaedi, S.Sos., M.Si.

Penguji I Penguji II

Firly Annisa, S.IP. Fajar Iqbal, S.Sos., M.Si.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S-1)

Tanggal: 10 Februari 2009

Fajar Iqbal, S.Sos., M.Si.

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

ii

Page 5: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat), bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Hasyr: 18).

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Alam Nasyrah: 5-8).

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar Rad: 11).

“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat) itu

menggelisahkan kamu.” (Q.S. Ar Rum: 60).

Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam: “Menuntut ilmu adalah

kewajiban bagi setiap umat Islam laki-laki maupun perempuan.”

“Ilmu dinilai bermanfaat bila disertai amal. Yang paling bodoh adalah

manusia bodoh yang tidak berusaha menambah ilmunya; yang paling pandai ialah manusia yang mengandalkan diri pada ilmunya, dan yang paling

utama ialah manusia yang bertakwa.” (Sufyan at Tsauri).

“Kesuksesan 99 persen dipengaruhi oleh kerja keras, 1 persen dipengaruhi

oleh kejeniusan.” (Thomas Alfa Edison).

iii

Page 6: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang yang berarti dalam hidupku:

Kedua orang tuaku:

• Almarhum St. Azwir (Papa)

• Ramayni (Mamak)

Kakak-kakakku:

• Nurhayati, AMK

• Julyanas

• Ade Irma Yani, AMD

Adik-adikku:

• Valentina

• Firmansyah

• Zulkifli Amri

Keluarga besarku di Martapura

Almamaterku

iv

Page 7: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan segala Rahmat, nikmat (iman, Islam, dan kesehatan),

dan Ridha-Mu hamba dapat menyelesaikan skripsi ini hanya dengan waktu 3 bulan 5 hari.

Terima kasih ya Rabb.., Engkau telah memberikan hamba kemudahan dan kelancaran dalam

menyusun skripsi ini, baik dalam proses menyusun hingga menghadapi ujian skripsi. I love

you Alloh Subhanahu Wa Ta’ala... Allahu Akbar!!

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, dengan suri tauladanmu menjadi tolak ukur

untukku dalam menjalani kehidupan ini yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Kedua orang tuaku. Papa (almarhum) yang selalu memberikan dukungannya kepadaku ketika

masih hidup, baik moril maupun materiil, cinta dan kasih sayangnya yang tak ternilai, dan

selalu memperjuangkan semuanya untukku. Walaupun engkau telah tiada, tapi semua

nasehatmu, dan kenangan bersamamu Insya Allah akan ku ingat dan ku kenang selalu. Dan

mamakku, yang selalu mendo’akanku dalam setiap sujudnya, selalu mengingatkanku agar

tetap sabar, dan selalu memberikan dukungan, baik moril, materiil, cinta dan kasih sayangnya

yang tak ternilai, dan selalu memperjuangkan semuanya untukku. Papa, mamak.., jazakallah

khairan katsiran atas semuanya. Berkat didikan kalian berdua, sehingga menjadikanku

seorang yang berakhlak dan berilmu.

Kakak-kakakku sayang (Uni Yati, Abang Anas, dan Kak Ema) dan adik-adikku sayang

(Valen, Firman, dan Amri). Merekalah yang selalu mendukungku dan mengingatkanku agar

tetap sabar dan tetap semangat. Jazakallah khairan katsiran kakak-kakak dan adik-adikku atas

semua dukungan, nasehat, dan do’anya selama ini.

Kakak-kakak iparku (Bang Zakir dan Bang Ary). Jazakallah.. atas semua ilmu, dukungan,

dan do’anya.

Keponakanku Naufal yang pintar dan lucu.., yang selalu membuat bundo tertawa. Semoga

menjadi anak yang sholeh ya sayang.. Aamiiin...

Pak Irman dan Bu Mina. Jazakallah khairan katsiran atas semua ilmu, nasehat, dukungan dan

doanya nya selama ini.

Bu Mufid. Jazakillah atas semua ilmu yang diberikan, dukungan, dan do’anya selama ini..!

Temanku Kenan. Jazakallah atas bantuan, dukungan, dan do’anya selama ini. Afwan.., belum

bisa memberikan harapan banyak maupun sedikit. Aku tidak berani memberikan kepastian,

karena jodoh di tangan Allah. Jika ingin berikhtiar, tafadol! Itu merupakan hakmu. Apabila

v

Page 8: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

berjodohan alhamdulillah, apabila tidak berjodohan jangan kecil hati! Wallahu ‘alam

Bishowab!

Dek Isti. Jazakillah atas semua bantuan dan dukungannya selama ini.

Keluarga besar di Martapura, Danau Ranau, Pekan Baru, Medan, Aceh, Padang, Bandung,

dan Yogyakarta Jazakallah khairan katsiran atas semua dukungan dan do’anya.

Teman-teman Komunikasi angkatan 2003 UMY: (Mbak Alliah, Mbak Arum, Mbak Dania

Mas Sardi) thanks atas sharing, dukungan dan do’anya. (Acies, Holly, Mas Lukman, Mbak

Lalita) ayo semangat ngerjain skripsinya!! Cepat nyusul ya..!

Teman-teman Komunikasi angkatan 2004 UMY:

(Anto, Ari, Delima, Kholis, Lala, Lia, Miftah, Tya) akhirnya aku bisa nyusul kalian juga.

Thanks atas sharing, dukungan, dan doanya.

(Desy, Indah, Lia, Maria, Minie, Mira, Ucha, Sofi, Yeni) subahanallah.., akhirnya kita

bareng juga pake toganya.

(Aini, Angga, Anggie, Dias, Eross, Krisna, Ian, Ive, Mega, Novi, Nimas, Phiti, Rossy,

Siska, Sinta, Teddy, Tomo, Widya) ayo semangat ngerjain skripsinya!! Ayo kalian harus

punya target buat ngejar Juni..!! Semoga Allah memberikan kemudahan dan kelancaran

dalam semua urusan kalian. Aamiiin...

Teman-teman kos ‘Aquatic Garden’: (Mbak Erni) jazakillah atas bantuan, dukungan,

nasehat, dan do’anya selama ini. Oya cepat nyusul juga ya Mba Erni..!! (Astrid, Citra, Diah,

Ifa, Imah, Maya, Ovi, Ratna, Suci, Yuni) yang rajin dan semangat kuliahnya ya dek..!!

Thanks ya dukungan dan do’anya.

Teman-teman MTs: (Aan, Ana, Ary, Bowo, Hadi, Ira, Gusriadi, Joni, Mia, Maya, Nina,

Ratna, Rika, Rina, Sari, Yandri) aku kangen sama kalian semua. Thanks ya atas dukungan

dan do’anya.

Teman-teman SMA: (Angga, Febri, Fauzi, Lamtiur, Lia, Marjiono, Rika) aku rindu sama

kalian semua. Thanks ya atas dukungan dan do’anya.

Teman-teman OKU Timur Sumatera Selatan: (Afrie, Dian, Handoko, kak Ridho, Miko,

Nanang, Ningsih, Ridwan, Tuti, Yando, Wawan, Wida) subahanallah.., akhirnyo kito

ketemu dan biso saling kenal. Asyik dan seru bertemanan dengan kalian.

Saudari-saudariku: (Afni dan Diah) ayo semangat ngerjain skripsinya!! Aku yakin kalian

pasti bisa. Cepat nyusul ya..!!

Saudara-saudara yang jauh di mata tapi lekat di hati: (Akh Aril, Akh Danu, Akh Teguh

Bang Erwin, Mas Gunawan, Mas Yono, dan Mbak Rum) jazakallah atas dukungan dan

do’anya.

vi

Page 9: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

vii

Page 10: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala

rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul “KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG

REKOMENDASI BADAN KOORDINASI PENGAWAS ALIRAN

KEPERCAYAAN MASYARAKAT (BAKOR PAKEM) MENGENAI

PENGHENTIAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI),

(Analisis Framing Pemberitaan Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif Edisi April–Juni 2008)”. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa

Sallam, keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dan juga sebagai sarana untuk

mempraktekkan secara langsung ilmu dan teori yang telah diperoleh selama

menjalani masa studi di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan

baik materil maupun spirituil dari berbagai pihak. Maka, dalam kesempatan ini

vii

Page 11: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

a. Sang penguasa segala yang ada di langit dan di bumi, sumber segala ilmu

pengetahuan dan kebenaran, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Puji syukur

yang tak terhingga atas segala karunia dan hidayah.

b. Bapak Ir. HM. Dasron Hamid Msc., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

c. Bapak Dr. H. Tulus Warsito, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

d. Bapak Fajar Iqbal S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi.

Terima kasih atas kemudahan dan dukungan yang telah diberikan, serta

selaku dosen penguji, terima kasih atas semua masukan dan kesediaannya

untuk menjadi salah satu tim Penguji Ujian Skripsi.

e. Mas Fajar Junaedi, S.Sos., M.Si., selaku dosen pembimbing pertama, dan

Mbak Firly Annisa, S.IP., selaku dosen pembimbing kedua, terima kasih

telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

arahan, serta kemudahan kepada peneliti dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan serta senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan nasehat

sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

f. Semua dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UMY. Terima kasih atas semua

ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada peneliti selama kuliah.

g. Pak Jono dan Mbak Siti. Terima kasih telah membantu kelancaran dan

kesuksesan dalam penyusunan skripsi hingga menuju ujian skripsi.

viii

Page 12: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

h. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu kelancaran, dan

kesuksesan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala melimpahkan rahmat dan

hidayahnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya

penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari

sempurna, maka dengan segala keterbukaan peneliti mengharapkan segala kritik

dan saran untuk membantu proses penyempurnaan di masa mendatang. Besar

harapan peneliti, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 10 Februari 2009

Susilawati

ix

Page 13: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

ABSTRAKSI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relations Susilawati (20040530169) Konstruksi Pemberitaan Media tentang Rekomendasi Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) Mengenai Penghentian Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), (Analisis Framing Pemberitaan Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif Edisi April – Juni 2008) Tahun skripsi: 2009 + 134 halaman + 12 halaman lampiran + 9 tabel + 7 gambar + Daftar Kepustakaan: 29 buku + 1 jurnal + 6 karya ilmiah + 5 majalah + 31 sumber online. Penelitian ini menganalisis konstruksi pemberitaan media tentang Rekomendasi Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) mengenai penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di media Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif edisi April – Juni 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana media Republika online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif mengkonstruksi pemberitaan tentang rekomendasi Bakor Pakem mengenai penghentian kegiatan JAI pada edisi April – Juni 2008; dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konstruksi pemberitaan media Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif tentang rekomendasi Bakor Pakem mengenai penghentian kegiatan JAI pada edisi April – Juni 2008. Kerangka teori dalam penelitian ini dengan menggunakan perspektif interpretif dalam komunikasi; tradisi kritis dalam ilmu komunikasi; media dan konstruksi realitas; dan faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi pemberitaan media, serta media online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis framing dari model Robert N. Entman. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Republika Online membingkai masalah rekomendasi Bakor Pakem merupakan langkah awal yang tepat yang sepenuhnya akan didukung. Sedangkan Kompas.com membingkai masalah keputusan Bakor Pakem merupakan pelanggaran terhadap konstitusi dan hukum yang tidak akan didukung. Sementara itu, Tempo Interaktif membingkai masalah keputusan Bakor Pakem melanggar konstitusi dan hukum sehingga pembubaran Ahmadiyah disesalkan. Adanya perbedaan tersebut ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang meliputi faktor internal media yaitu, faktor organisasi, dan faktor eksternal media yang meliputi, faktor sumber berita dan ideologi. Artinya, berita yang disajikan di media hendaknya tidak diterima begitu saja, tetapi dicerna dan disaring terlebih dahulu, sehingga kita tidak terjebak oleh kepentingan media.

x

Page 14: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

ABSTRACT

University of Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Political Studies Department of Communication Studies Concentration on Public Relations Susilawati (20040530169) Construction of Media News about Recommendation of Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) to Terminate the Activities of Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), (Framing Analysis of Republika Online, Kompas.com, and Tempo Interaktif News in April – Juni 2008 Edition) Year of Thesis: 2009 + 134 pages + 12 pages of annexation + 9 tables + 7 pictures + Bibliography: 29 books + 1 journal + 6 scientific papers + 5 magazines + 31 online resources. This research analyzes the construction of media news about recommendation of Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) to terminate the activities of Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) in the media such as Republika Online, Kompas.com, and Tempo Interaktif in April – June 2008 edition. The intention of this research is to describe how Republika Online, Kompas.com, and Tempo Interaktif construct the news about recommendation of Bakor Pakem to terminate the activities of JAI in April – June 2008 edition and to describe what factors influence the construction of the news about recommendation of Bakor Pakem on to terminate the activities of JAI in Republika Online, Kompas.com, and Tempo Interaktif in April – June 2008 edition. The theories used in this research are interpretive perspective in communication, critical tradition in communication, media and construction of reality, and the factors which influence media news construction, as well as online media. Research method used in this research is Robert N. Entman’s model of framing analysis. The research indicates that Republika Online frames an issue that Bakor Pakem has taken the right first step and will be supported. Kompas.com frames an issue that the decision of Bakor Pakem breaks the constitusion and law which will not be supported. And Tempo Interaktif frames an issue that the decision of Bakor Pakem breaks the constitution and law, and termination of Ahmadiyah is regretted. This difference is influenced by several factors, including internal factors namely organizational factors, and the external factors including sources of news and ideology. It means that the news written in those media should not be taken without any consideration, but should first be analyzed and filtered, so that we won’t be entrapped in the interests of the media.

xi

Page 15: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii

HALAMAN MOTTO.............................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................iv

KATA PENGANTAR..............................................................................................vii

ABSTRAKSI.............................................................................................................x

ABSTRACT.............................................................................................................. xi

DAFTAR ISI.............................................................................................................xii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. ......xvi

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................11

C. Tujuan Penelitian ................................................................................11

D. Manfaat Penelitian..............................................................................12

E. Kerangka Teori ...................................................................................13

E.1. Perspektif Interpretif dalam Komunikasi....................................14

E.2. Tradisi Kritis dalam Ilmu Komunikasi .......................................17

E.3. Media dan Konstruksi Realitas Sosial ........................................20

E.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konstruksi

Pemberitaan Media......................................................................24

xii

Page 16: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

E.5. Media Online...............................................................................29

F. Metode Penelitian................................................................................32

F.1. Analisis Framing .........................................................................32

F.2. Jenis Penelitian............................................................................36

F.3. Objek Penelitian ..........................................................................37

F.4. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................37

a. Studi Pustaka........................................................................... 37

b. Metode Dokumentasi.............................................................. 38

F.5. Teknik Analisis Data...................................................................38

F.6. Sistematika Penulisan..................................................................41

BAB II PROFIL MEDIA

A. Profil Republika ...............................................................................42

1. Sejarah dan Perkembangan Republika ........................................42

2. Visi dan Misi Republika..............................................................51

2.1. Visi Republika……………………………………………..51

2.2. Misi Republika……………………………………………. 51

3. Republika Online .........................................................................51

4. Pengelola PT Republika Media Mandiri .....................................52

B. Profil Kompas ..................................................................................55

1. Sejarah dan Perkembangan Kompas ...........................................55

2. Visi dan Misi Kompas.................................................................61

2.1. Visi Kompas......................................................................... 61

2.2. Misi Kompas........................................................................ 61

xiii

Page 17: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

3. Kompas.com ...............................................................................62

4. Susunan Redaksi PT Kompas Cyber Media................................64

C. Profil Tempo ....................................................................................66

1. Sejarah dan Perkembangan Tempo .............................................66

2. Tempo Interaktif ..........................................................................76

2.1. Layanan dalam Tempo Interaktif..........................................76

2.2. Kewajiban Registrasi............................................................77

3. Visi dan Misi Tempo...................................................................77

3.1. Visi Tempo........................................................................... 77

3.2. Misi Tempo.......................................................................... 77

4. Susunan Redaksi Tempo .............................................................78

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. Frame Republika Online: Rekomendasi Bakor Pakem Merupakan

Langkah Awal yang Tepat yang Sepenuhnya akan Didukung .........83

B. Frame Kompas.com: Keputusan Bakor Pakem Merupakan

Pelanggaran terhadap Konstitusi dan Hukum yang tidak akan

Didukung...........................................................................................94

C. Frame Tempo Interaktif: Keputusan Bakor Pakem Melanggar

Konstitusi dan Hukum sehingga Pembubaran Ahmadiyah

Disesalkan .........................................................................................105

D. Perbandingan Frame Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif ............................................................................................115

xiv

Page 18: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konstruksi Pemberitaan

Media Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif .. .....118

E.1. Republika Online .......................................................................119

E.2. Kompas.com...............................................................................123

E.3. Tempo Interaktif.........................................................................126

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................129

B. Saran..................................................................................................133

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv

Page 19: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dari Cetak ke Layar: Penulisan Berita di Web ..........................................30

Tabel 2. Skema Framing Analysis Model Robert N. Entman.................................39

Tabel 3. Deskripsi Empat Berita Republika Online tentang Rekomendasi Bakor

Pakem Mengenai Penghentian Kegiatan JAI ............................................83

Tabel 4. Frame: Kasus Rekomendasi Bakor Pakem Merupakan Langkah Awal

yang Tepat yang Sepenuhnya akan Didukung ..........................................89

Tabel 5. Deskripsi Empat Berita Kompas.com tentang Rekomendasi Bakor

Pakem Mengenai Penghentian Kegiatan JAI ............................................92

Tabel 6. Frame: Kasus Keputusan Bakor Pakem Merupakan Pelanggaran

terhadap Konstitusi dan Hukum yang tidak akan Didukung.....................99

Tabel 7. Deskripsi Empat Berita Tempo Interaktif tentang Rekomendasi Bakor

Pakem Mengenai Penghentian Kegiatan JAI ............................................104

Tabel 8. Frame: Kasus Keputusan Bakorpakem Melanggar Konstitusi dan

Hukum sehingga Pembubaran Ahmadiyah Disesalkan.............................110

Tabel 9. Perbandingan Frame Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif ....................................................................................................111

xvi

Page 20: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Tradisi Komunikasi ..........................................................................14

Gambar 2. Peta Ideologi.............................................................................................27

Gambar 3. Group Mahaka Media...............................................................................45

Gambar 4. Mayoritas Pembaca Republika.................................................................46

Gambar 5. Profesi Pembaca Republika......................................................................47

Gambar 6. Sebaran Koran Republika.........................................................................47

Gambar 7. Usia Pembaca Republika..........................................................................48

xvii

Page 21: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

xviii

Page 22: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini persoalan yang terjadi di Indonesia tiada habis-habisnya.

Satu masalah belum selesai, muncul masalah lainnya. Masalah lain itu adalah

persoalan yang menyangkut Ahmadiyah. Sejak awal kehadirannya di

Indonesia pada 1924, keberadaan Ahmadiyah sudah memicu kontroversi. Pada

masa itu, para perintis Ahmadiyah berdebat dan menjelaskan teologi

agamanya di hadapan para penantang. Sekarang perseteruan tersebut masih

ada meski tak melalui dialog, melainkan amuk massa (Majalah Tempo, 5–11

Mei 2008).

Pada April 2008, aliran ini kembali banyak diberitakan di berbagai

media massa. Banyaknya pemberitaan tentang aliran ini muncul ketika Badan

Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem)

mengeluarkan rekomendasi kepada Jaksa Agung, Menteri Dalam Negeri, dan

Menteri Agama untuk membubarkan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)

(Yogaswara, 2008: 86). Hasil rekomendasi Bakor Pakem tersebut berdasarkan

pada pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh Bakor Pakem terhadap

ajaran Ahmadiyah selama 3 bulan terhitung sejak bulan Januari hingga April

2008. Pemantauan dan evaluasi itu dilakukan di 33 kabupaten, 55 komunitas,

dan 277 warga Ahmadiyah. Atas rekomendasi dari Bakor Pakem, pemerintah

1

Page 23: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

pun berjanji akan segera mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB)

(Yogaswara, 2008: 87).

Walhasil banyak muncul kontroversi dari berbagai pihak dalam

menanggapi rekomendasi Bakor Pakem tersebut. Bahkan, kontroversi itu

dilakukan dengan tindakan anarkis dalam menyikapi masalah Ahmadiyah ini,

yakni sekelompok anggota masyarakat Desa Parakan Salak Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat, 28 April lalu, merusak masjid milik pengikut

Ahmadiyah (http://republika.co.id/koran_detail.asp?id=330600&kat_id=3,

Sabtu, 7 Juni 2008).

Kontroversi tentang persoalan JAI di media memang sudah muncul

sejak tahun 2005 silam. JAI menjadi sorotan di berbagai media, baik cetak

maupun elektronik. Banyak pendapat beragam yang menanggapi persoalan itu

(Majalah Suluh, September–Oktober 2005). Bahkan, belakangan ini persoalan

JAI semakin mencuat di media ketika rekomendasi Bakor Pakem mengenai

penghentian kegiatan JAI dikeluarkan.

Peristiwa ini mengundang perhatian beberapa media, termasuk dalam

hal ini adalah media online, yaitu Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif. Ketiga media online tersebut menunjukkan perspektif yang berbeda

dalam mengkonstruksi realitas atau peristiwa tersebut, kecuali Kompas.com

dan Tempo Interaktif yang perspektifnya tidak jauh berbeda dalam

mengkonstruksi realitas atau peristiwa tersebut.

Konstruksi pemberitaan Republika Online menyatakan, bahwa Ormas

Islam mendesak pemerintah agar segera mengeluarkan Keputusan Presiden

2

Page 24: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

(Keppres) mengenai pembubaran aliran Ahmadiyah pasca rekomendasi Bakor

Pakem. Dalam teks pemberitaan media online ini menentukan pendapat dari

Ketua Forum Umat Islam Mashadi.

FUI mendesak kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar segera mengeluarkan Keppres mengenai pembubaran organisasi Ahmadiyah, menyita aset-asetnya dan meminta kepada seluruh pengikut dan anggotanya untuk membubarkan diri serta bertaubat kembali kepada agama Islam yang benar (http://republika.co.id/ Online_detail.asp?id=330698&kat_id=23, Jum’at, 18 April 2008).

Rekomendasi Bakor Pakem tersebut disambut baik oleh berbagai

kalangan. Sebagaimana pernyataan Munarman bahwa keputusan yang dibuat

Bakor Pakem merupakan langkah awal yang tepat yang akan didukung

sepenuhnya oleh FUI (http://republika.co.id/Online_detail.asp?id= 330743&

kat_id=23, Jum’at, 18 April 2008).

Akibat dari dikeluarkannya rekomendasi Bakor Pakem tersebut,

Ahmadiyah kemudian melawan karena dianggap sesat dari ajaran Islam

sebenarnya. Konstruksi pemberitaan Kompas.com dengan narasumber juru

bicara Ahmadiyah, Ahmad Mubarik, dengan tegas mengatakan:

Apa yang selama ini diyakini oleh Ahmadiyah sudah dilecehkan dan secara sengaja telah diputarbalikkan dari fakta sebenarnya oleh pihak-pihak tertentu. Mubarik kemudian membantah, bila dikatakan Ahmadiyah tidak mengakui Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi akhir. Hal ini, adalah salah satu dari 12 butir yang dikeluarkan oleh Bakor Pakem yang merekomendasikan agar aliran Ahmadiyah Indonesia menghentikan ajaran dan seluruh kegiatannya (http:// kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/16/20025056/ahmadiyah.mau.lapor.pbb, Kamis, 17 April 2008).

Konstruksi pemberitaan Kompas.com menyatakan, puluhan orang yang

tergabung dalam Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan

Berkeyakinan (AKKBB) menyatakan sikap penolakan terhadap rekomendasi

3

Page 25: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Bakor Pakem tersebut. Keputusan Bakor Pakem yang melarang keberadaan

Ahmadiyah dinilai melanggar konstitusi dan juga hukum internasional.

Keputusan tersebut dinilai hanya didasarkan pada penilaian ajaran agama

tertentu. Hal ini dianggap bertentangan dengan prinsip negara hukum yang

dianut Indonesia (http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/17/1645249

249/dukung.ahmadiyah.desak.cabut.keputusan.rakor.pakem, Jum’at, 18 April

2008).

Sementara itu, konstruksi pemberitaan Tempo Interaktif juga tidak jauh

berbeda seperti apa yang diberitakan Kompas.com. Dalam pemberitaannnya,

Tempo Interaktif menyatakan penolakan terhadap rekomendasi Bakor Pakem

tersebut, sebagaimana pernyataan Koordinator Lembaga Bantuan Hukum

Aswinawati.

Dasar negara menjatuhkan vonis kepada suatu ajaran berdasarkan rujukan kitab suci, pendapat lembaga agama tertentu dan ahli agama, artinya tidak sesuai dengan hukum. "Hal itu akan mengarah pada negara teokrasi," katanya. Sehingga, kata dia, keputusan dari Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan di Masyarakat sudah melanggar konstitusi dan hukum (http://www.tempointeraktif.com/ hg/nasional/2008/04/18/brk,20080418-121550,id.html, Sabtu, 19 April 2008).

Akhirnya Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang peringatan dan

perintah kepada penganut, anggota, dan/atau pengurus Jemaat Ahmadiyah

Indonesia (JAI) dan warga masyarakat, yang disusun oleh Menteri Agama,

Menteri Dalam Negeri, dan Jaksa Agungpun dikeluarkan tanggal 9 Juni 2008.

Namun, menurut Menteri Agama Maftuh Basyuni, setelah terbitnya SKB,

masih tersisa ketidakpuasan dari kedua belah pihak yang merasa pemerintah

4

Page 26: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

belum memberikan ketegasan dalam tuangan SKB dalam format terbaiknya

(Yogaswara, 2008: 98).

Berdasarkan apa yang sudah tertulis di atas, yaitu dari isi berita dan

pernyataan dari para narasumber terlihat sangat berbeda, disampaikan oleh

ketiga media online tersebut. Republika Online menentukan sumber berita dari

kalangan ummat Islam yang terdiri dari para ulama dan ormas Islam sehingga

otomatis mereka akan mendukung rekomendasi Bakor Pakem tersebut.

Sedangkan Kompas.com menentukan sumber berita dari orang-orang yang

berada di belakang Ahmadiyah, yaitu dari para pendukungnya, yang tentunya

akan menolak rekomendasi Bakor Pakem tersebut. Sementara itu, Tempo

Interaktif juga menentukan sumber berita yang sama seperti Kompas.com,

walaupun pemberitaan Tempo Interaktif dianggap terlalu kritis dalam

menyikapi peristiwa ini. Tapi, di balik kekritisan itu Tempo Interaktif ada

keberpihakan dengan suatu kelompok tertentu, sebab tidak ada media

manapun yang netral dalam memberitakan suatu peristiwa.

Ketertarikan peneliti pada peristiwa ini karena peristiwa ini

memunculkan banyak asumsi dan masih menimbulkan kontroversi antara

Bakor Pakem (sebagai pihak yang mengeluarkan rekomendasi mengenai

penghentian kegiatan JAI) dengan pihak Ahmadiyah yang menolak keputusan

Bakor Pakem tersebut.

Obyek penelitian ini akan melibatkan tiga media online yang berskala

nasional, yaitu Republika Online, Kompas.com dan Tempo Interaktif. Hal ini

kemudian menjadi relevan jika kita lihat dari latar belakang ideologi ketiga

5

Page 27: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

media online tersebut. Republika Online merupakan media online dari Surat

Kabar Harian (SKH) Republika yang merupakan salah satu surat kabar

nasional yang terkemuka di tanah air yang dilahirkan oleh kalangan komunitas

Muslim bagi publik di Indonesia (http://republika.co.id/launcher/view/mid/23,

Selasa, 10 Juni 2008). Sementara, Kompas.com merupakan media online dari

SKH terbesar di Indonesia, yaitu Kompas, yang telah terbit sejak 28 Juni 1965

yang digawangi oleh Jakob Oetama dan Auwjong Peng Koen (P. K. Ojong).

Sejak awal 1960-an Auwjong dan Jakob keduanya sama-sama menjadi

pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (Suprichusnul, 2008). Kompas

sangat kompromistis terhadap rezim Presiden Soeharto. Tekanan

pemerintahan Soeharto berlangsung sangat efektif dalam tubuh Kompas,

sehingga menghasilkan gaya penulisan yang penuh kehati-hatian. Pembaca

Kompas diajak berputar-putar dulu ketika membaca berita atau opini Kompas

(Haryanto, 2008). Sedangkan, Tempo Interaktif merupakan media online dari

Koran Tempo yang salah satu pendirinya adalah Goenawan Mohammad yang

adalah mantan Pemimpin Redaksi Majalah Berita Tempo. Goenawan

Mohammad adalah tokoh yang paling berperan bagi tumbuhnya bibit-bibit

Islam Liberal di Indonesia melalui perannya di media. Ia membidangi, atau

setidaknya memfasilitasi terbentuknya kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL)

di markas teater Utan Kayu, jalan Utan Kayu 69 H Jakarta Timur (Handrianto,

2007: 110).

Dengan demikian, asumsi yang berkembang saat ini adalah

bahwasanya ketiga media online tersebut masing-masing memiliki

6

Page 28: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

keberpihakan atas dasar ideologi yang dianut oleh pemilik media. Menurut

Louis Althusser, ideology actually forms the individual’s consciousness and

creates the person’s subjective understanding of experience. In this model the

superstructure (social organization) creates ideology, which in turn affects

individual’s notions of reality (Littlejohn, 2002: 211).

Apabila dilihat dari latar belakang ketiga media online tersebut, maka

Republika Online dalam teks pemberitaannya dinilai akan berpihak kepada

Bakorpakem untuk mendukung rekomendasi tersebut. Sedangkan

Kompas.com dinilai akan memihak pada kelompok Ahmadiyah yang tidak

sepakat atas rekomendasi Bakor Pakem tersebut. Sementara itu, Tempo

Interaktif dinilai sama seperti Kompas.com, yaitu berpihak pada kelompok

Ahmadiyah yang tidak setuju dengan rekomendasi Bakor Pakem tersebut.

Alasan peneliti menjadikan ketiga media online ini sebagai obyek

penelitian, dalam hal ini adalah Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif, dikarenakan adanya perbedaan ideologi dari ketiga media online

tersebut. Selain itu, ketiga media online tersebut paling gencar memberitakan

kasus rekomendasi Bakor Pakem ini. Bahkan, ketiga media online tersebut

paling banyak memberitakan kasus ini, di mana Republika Online

memberitakan kasus ini dari edisi April–Desember 2008, Kompas.com dari

edisi April–Oktober 2008, sedangkan Tempo Interaktif dari edisi April–

November 2008. Sementara itu, alasan peneliti memilih pemberitaan dari

media online adalah karena media online memiliki nilai lebih jika

dibandingkan dengan media cetak. Nilai lebih yang dimiliki media online

7

Page 29: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

antara lain: pertama, dari segi format berita yang disajikan oleh media online:

ringkas tapi padat dengan format berita yang dikemas secara pendek atau tak

bersambung (Majalah Cakram Fokus, Mei – Juni 2006). Kedua, dalam media

online, berita terbaru langsung dapat dikonsumsi kapan saja atau dengan

istilah lain adalah “waktu saji”. Waktu saji yang cepat ini jugalah yang

membuat ralat atas satu berita pun dapat dilakukan dengan cepat, sehingga

berita yang keliru tidak mengendap satu atau dua hari, seperti media cetak.

Media online-lah yang memungkinkan peristiwa dapat tersaji dalam beberapa

detik setelah terjadi (Hetami, 2008). Ketiga, para pembaca dapat mengakses

informasi atau berita dengan cepat dan aktual. Keempat, informasi atau berita

di media online memungkinkan berita masih tersimpan, sehingga para

pembaca dapat mengakses kembali dengan mudah. Kelima, pembaca dapat

berinteraksi dengan komunikator (sumber media) dengan memberikan

komentar atau tanggapan terhadap pemberitaan yang dimuat secara langsung

lewat kolom-kolom yang disediakan oleh media online bersangkutan. Nilai

lebih yang keenam, kapasitas media online dalam menampung berita tidak

terbatas sehingga informasi yang diperlukan dapat terpenuhi.

Media adalah saluran pesan dari komunikator ke komunikan

(penerima). Namun, media tidak hanya sebagai saluran yang bebas, ia juga

agen konstruksi pesan. Pemberitaan dan pesan yang disajikan oleh media

bukanlah realitas atau peristiwa yang sebenarnya. Yang benar adalah bahwa

medialah yang membentuk atau mengkonstruksi realitas atau peristiwa

sesungguhnya. Jadi, apa yang tersaji dalam berita, dan kita baca tiap hari,

8

Page 30: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

adalah produk dari pembentukan realitas oleh media. Media adalah agen yang

secara aktif menafsirkan realitas untuk disajikan kepada khalayak (Eriyanto,

2005: 23).

Pada dasarnya, pekerjaan wartawan atau media adalah membentuk

atau mengkonstruksi realitas. Perspektif atau cara pandang wartawan atau

media inilah yang menentukan bagaimana sebuah pesan dikonstruksi dalam

pandangan tertentu, sehingga berita yang disajikan oleh wartawan atau media

bukanlah fakta yang sebenarnya. Jadi, dari perspektif inilah wartawan atau

media berupaya untuk menyuguhkan berita kepada publik tentang pandangan

tertentu agar pandangannya lebih dapat diterima. Sebab pada dasarnya,

wartawan adalah tukang cerita, pewaris tradisi mendongeng yang sudah setua

umat manusia. Cerita mempunyai latar, pelaku dan alur cerita. Diakui atau

tidak, kami secara terus menerus mengarang tulisan yang menurut kami cocok

untuk kejadian yang sedang kami liput (Broder, 1993: 29).

Seluruh isi pemberitaan di media adalah hasil pembentukan atau

konstruksi wartawan atau media. Dari hasil konstruksi itu media mampu

menciptakan wacana di benak publik, sehingga secara tak sadar publik

berhasil dipengaruhi oleh media. Sebagaimana yang dikemukakan Walter

Lippmann bahwa fungsi media sebagai pembentuk gambaran realitas yang

berpengaruh terhadap khalayak (Hamad, 2004: 25). Media tidak hanya

mempengaruhi khalayak pasif, tapi juga khalayak aktif, sehingga media

mampu mengajak publik untuk menerima apa yang dipikirkan. Hasilnya,

9

Page 31: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

pesan media yang persuasif mampu membentuk opini publik yang diharapkan

oleh pihak media yang bersangkutan.

Fakta yang ditampilkan di media bukanlah cerminan realitas yang

sesungguhnya. Setiap berita yang disajikan wartawan atau media merupakan

hasil kontruksi. Karena merupakan hasil konstruksi, maka berita yang

disajikan merupakan subyektifitas wartawan. Berita-berita yang disajikan pun

tidak lepas dari unsur-unsur kepentingan, baik yang berkaitan dengan ideologi,

politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan agama. Ideologi apapun, dalam

masyarakat manapun, senantiasa subyektif. Unsurnya yang dominan adalah

“tujuan yang diharapkan” (Mallarangeng, dalam Sobur, 2004: 159).

Pada prinsipnya, tidak satupun media memiliki sikap independensi dan

obyektivitas absolut dalam setiap penyajian beritanya. Media dijadikan alat

oleh kelompok-kelompok dominan untuk menyebarkan nilai, ideologi maupun

kepentingan lainnya. Maka dari itu, untuk mengetahui sikap media, yang

dimaksud disini adalah media Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif, dalam menyikapi kasus rekomendasi Bakor Pakem tersebut, akan

terlihat dari pemberitaan oleh masing-masing media online tersebut.

Dengan demikian, untuk mengetahui rahasia di balik pemberitaan dari

ketiga media online tersebut maka peneliti dalam melakukan penelitian ini

dengan menggunakan metode analisis framing. Analisis framing adalah

analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas.

Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami

dan dibingkai oleh media (Eriyanto, 2005: 10). Maka, dari analisis framing

10

Page 32: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

inilah, akan diketahui bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi,

dipahami, dan dibingkai oleh masing-masing media online tersebut. Adapun

topik yang diangkat oleh peneliti adalah tentang rekomendasi Badan

Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem)

mengenai penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dalam

pemberitaan media Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif

edisi April – Juni 2008.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang

diangkat oleh peneliti adalah:

1. Bagaimana Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif

mengkonstruksi pemberitaan tentang rekomendasi Bakor Pakem mengenai

penghentian kegiatan JAI pada edisi April – Juni 2008?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi konstruksi pemberitaan media

Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif tentang

rekomendasi Bakor Pakem mengenai penghentian kegiatan JAI pada edisi

April – Juni 2008?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana media Republika Online, Kompas.com,

dan Tempo Interaktif mengkonstruksi pemberitaan tentang rekomendasi

11

Page 33: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Bakor Pakem mengenai penghentian kegiatan JAI pada edisi April – Juni

2008.

2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi

pemberitaan media Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif

tentang rekomendasi Bakor Pakem mengenai penghentian kegiatan JAI

pada edisi April – Juni 2008.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan disiplin ilmu komunikasi khususnya di bidang komunikasi

massa yang berkaitan dengan analisis teks media khususnya metode

analisis framing yang menjelaskan bagaimana media mengkonstruksi dan

membingkai suatu peristiwa menjadi berita yang disajikan dan ditampilkan

kepada khalayak.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

khalayak tentang wacana yang ditampilkan oleh Republika Online,

Kompas.com, dan Tempo Interaktif mengenai konstruksi pemberitaan

media tentang rekomendasi Bakor Pakem mengenai penghentian kegiatan

JAI yang masih menjadi kontroversi. Selain itu, penelitian ini juga dapat

dijadikan suatu rujukan bagi siapapun yang berminat mengangkat suatu

12

Page 34: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

permasalahan seputar analisis teks media khususnya pada kajian analisis

framing.

E. Kerangka Teori

Teori adalah asumsi, konsep, abstrak, definisi, dan proposisi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat

perhatian (Effendi dan Singarimbun, 1989: 37). Sedangkan, menurut Chaffe

See Steven H., teori adalah pengertian luas yang terbatas sebagai suatu

kumpulan yang diatur dari konsep-konsep dan penjelasan-penjelasan tentang

sebuah kejadian (Littlejohn, 2002: 19).

Dalam bagian kerangka teori ini, peneliti akan mendeskripsikan

beberapa kerangka teori yang dipandang perlu untuk dijadikan pisau analisis

dalam penelitian ini. Sehubungan dengan penelitian ini, maka kerangka teori

yang akan digunakan terlebih dahulu adalah perspektif interpretif dalam

komunikasi. Teori interpretif merupakan teori besar (grand theory) yang

mencoba untuk menafsirkan teks dalam pemberitaan media. Sebab, dalam teks

berita, ada nilai-nilai dan makna yang tersembunyi. Maka dari itu, teori

interpretif ini perlu dibahas terlebih dahulu di dalam kerangka teori ini di

mana teori interpretif lebih menjelaskan pada level makna dan nilai-nilai

dalam teks.

Kerangka teori berikutnya adalah tradisi kritis dalam ilmu komunikasi.

Tradisi kritis masuk ke dalam wilayah interpretif. Dalam hal ini, tradisi kritis

merupakan middle theory yang memiliki pengaruh besar dalam menyinggung

aspek institusional dari media. Tridisi kritis menyatakan bahwa media

13

Page 35: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

mempunyai fungsi dalam menciptakan realitas baru. Maka dari itu, tradisi

kritis ini perlu dibahas dalam kerangka teori.

Adapun untuk kerangka teori berikutnya adalah apa yang disebut

dengan applied theory yang membahas mengenai media dan konstruksi

realitas sosial; faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi pemberitaan di

media; serta media online. Dalam bagian media dan konstruksi realitas sosial

ini, peneliti ingin mendeskripsikan konstruksi media dalam realitas. Realitas

sosial yang terjadi tidak dibentuk secara ilmiah, tetapi dibentuk dan konstruksi

oleh media. Sebab, setiap orang mempunyai interpretasi yang tidak sama

terhadap suatu realitas sosial. Sedangkan dalam faktor-faktor yang

mempengaruhi konstruksi pemberitaan di media ini, peneliti ingin

mendeskripsikan bahwa ada banyak faktor yang berpotensi mempengaruhi

konstruksi pemberitaan di media. Sementara itu, karena peneliti dalam

penelitian ini menggunakan media online, maka peneliti akan menguraikan

perbedaan antara media online dengan media cetak.

E. 1. Perspektif Interpretif dalam Komunikasi

Istilah perspektif sering kita kenal dengan sudut pandang atau cara

pandang. Bagaimana seorang individu itu menilai, memandang suatu realitas

atau peristiwa sosial yang terjadi. Perspektif atau cara pandang individu dalam

memandang suatu realitas sosial tentunya akan berbeda-beda. Individu

memiliki perspektif interpretif yang berbeda-beda dalam menginterpretasikan

atau menafsirkan suatu peristiwa atau realitas sosial yang terjadi, sehingga

dalam teks dari hasil perspektif interpretif individu tersebut memiliki berbagai

14

Page 36: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

makna. Istilah interpretasi dapat merujuk pada proses penafsiran yang sedang

berlangsung, atau hasilnya berasal dari sebuah perspektif atau cara pandang

tertentu.

Menurut Neuman, terdapat tiga pendekatan, yaitu positivisme,

interpretif, dan kritis. Ketiga pendekatan tersebut memiliki tradisi yang

berbeda dalam teori sosial dan teknik penelitiannya (Neuman, 1997: 62).

Namun, di sini peneliti akan lebih banyak menguraikan pendekatan interpretif.

Pendekatan interpretif berangkat dari upaya untuk mencari penjelasan tentang

peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan

pengalaman orang yang diteliti. Interpretif mencoba melihat suatu fakta atau

realitas sebagai sesuatu yang unik dan memiliki konteks dan makna khusus

yang menjadi esensi dalam memahami makna sosial.

Dalam peta tradisi komunikasi, terdapat dua kutub yang saling

berlawanan, namun saling berkaitan, yaitu di antaranya adalah wilayah

objektif dan wilayah interpretif. Peta tradisi komunikasi tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Peta Tradisi Komunikasi

Objective Territory

Interpretive Territory

Critical

Socio-cultural

Rhetorical Socio-

psychological

Phenomenological Semiotic Cybernetic

Sumber: (Griffin, A First Look At Communication Theory, 2003: 33)

15

Page 37: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Jika kita lihat dari peta tradisi komunikasi di atas bahwa tradisi kritis

berada dalam wilayah interpretif. Dalam hal ini, wilayah interpretif lebih

banyak menekankan pada makna dan nilai-nilai dalam teks. Karena meyakini

bahwa makna itu hanya ada di pikiran bukan pada tanda verbal, semua sarjana

interpretif setuju dengan pendapat bahwa sebuah teks dapat memiliki berbagai

makna (Griffin, 2003: 11). Walaupun tidak ada model untuk teori-teori

interpretif yang terbukti secara universal, pakar ilmu humaniora dan para

penafsir lainnya berulangkali menekankan bahwa teori harus memiliki

beberapa atau semua fungsi berikut ini: menciptakan pemahaman,

mengidentifikasi nilai, mengilhami penghargaan terhadap estetika,

memunculkan kesepakatan, dan mengubah masyarakat (Griffin, 2003: 44).

Teori Interpretatif meliputi teori-teori yang mencoba untuk

menemukan makna dalam perilaku dan teks. Teori-teori interpretif

mendeskripsikan proses terjadinya pemahaman, dan membedakan pemahaman

dan penjelasan ilmiah. Teori interpretif mendeskripsikan proses di mana

pikiran aktif mengungkap makna dengan cara apapun (Littlejohn, 1996: 16-

17). Dengan demikian bahwa teori interpretif ditujukan untuk memahami

pengalaman hidup manusia, atau untuk menginterpretasikan makna-makna

dalam teks.

Interpretif berasumsi bahwa ilmu pengetahuan selalu dilihat dari sudut-

sudut tertentu. Kata, bahasa tubuh, atau tindakan yang mempunyai keterkaitan

dengan apa yang telah diberikan oleh suatu kelompok, dalam hal ini, sangat

16

Page 38: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

berbahaya untuk mengasumsikannya dengan hal yang berseberangan dengan

hal tersebut (Griffin, 2003: 509).

Komunikasi melibatkan proses pemaknaan pesan sehingga proses

komunikasi melibatkan pula proses interpretasi. Interpretasi merupakan proses

aktif pemberian makna pada suatu pengalaman (Littlejohn, 2002: 184). Tujuan

interpretasi ini bukanlah untuk menemukan hukum yang mengatur peristiwa-

peristiwa, melainkan untuk mengungkap bagaimana sebenarnya masyarakat

memahami pengalaman mereka sendiri (Littlejohn, 1996: 17).

Kebenaran itu sebagian besar bersifat subyektif–yang berarti sangat

interpretif. Sebab, dalam perspektif interpretif, tidak ada kebenaran yang

mutlak ataupun kesalahan yang absolut. Semua hal dinilai dari perspektif

tertentu sesuai dengan di mana ia berada dalam suatu kelompok. Penilaian

terhadap suatu fakta, realitas atau peristiwa-peristiwa sosial tidak begitu saja

menghasilkan suatu keputusan apakah itu baik atau buruk, benar atau salah.

Semua tergantung dari perspektif yang diyakini.

E. 2. Tradisi Kritis dalam Ilmu Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses di mana narasumber menyampaikan

pesan kepada penerima melalui beragam saluran (Wiryanto, 2004: 6). Dalam

kajian bidang ilmu komunikasi ada tujuh bidang tradisi yang dapat digunakan

untuk memahami proses komunikasi tersebut. Seorang Profesor Komunikasi

Universitas Colorado, Robert Craig, yang telah memetakan tujuh (7) bidang

tradisi dalam teori komunikasi yang disebut sebagai 7 tradisi, yaitu antara lain:

(1) Tradisi Sosiopsikologi (The Socio-Psychological Tradition), (2) Tradisi

17

Page 39: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Sibernetika (The Cybernetic Tradition), (3) Tradisi Retorika (The Rhetorical

Tradition), (4) Tradisi Semiotik (The Semiotic Tradition), (5) Tradisi

Sosiokultural (The Socio-Cultural Tradition), (6) Tradisi Kritis (The Critical

Tradition), dan (7) Tradisi Fenomenologi (The Phenomenological Tradition).

Dalam ranah kajian komunikasi, analisis framing mewakili tradisi

yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk

menganalisis fenomena-fenomena atau aktivitas komunikasi. Maka, dari

ketujuh tradisi komunikasi di atas, analisis framing termasuk ke dalam tradisi

kritis.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tradisi kritis untuk

menganalisis konstruksi pemberitaan Republika Online, Kompas.com, dan

Tempo Interaktif tentang rekomendasi Badan Koordinasi Pengawas Aliran

Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) mengenai penghentian kegiatan

Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) edisi April – Juni 2008.

Dalam tradisi kritis, banyak hal yang mempengaruhi tradisi tersebut,

antara lain teori kritis dari mazhab Marxisme dan mazhab Frankfurt. Teori

Kritis terdiri dari sejumlah pemikiran yang dipegang bersama dengan suatu

kepentingan bersama dalam kualitas dan kehidupan manusia. Teori-teori kritis

memberi jawaban pada masalah ideologi, kekuasaan, dan dominasi. Wacana

kritis meliputi hal-hal sebagai berikut: ideologi, dialektika, penindasan,

kebangkitan kesadaran, penolakan, dan emansipasi (Littlejohn, 2002: 14).

Ada beberapa macam ilmu sosial kritis yang secara garis besar

mempunyai tiga sifat dasar yang utama, antara lain:

18

Page 40: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Pertama, tradisi kritis mencoba untuk memahami sistem yang taken for granted, struktur kekuasaan, dan kepercayaan atau ideologi, yang mendominasi kelompok. Kedua, para teoritisi kritis ingin mengungkap kondisi sosial yang menindas dan susunan kekuasaan yang bertujuan untuk memajukan pembebasan atau lebih bebas dan lebih memenuhi kelompok. Ketiga, ilmu sosial kritis melakukan sebuah upaya sungguh-sungguh untuk memadukan teori dengan praktek atau tindakan (Littlejohn, 2002: 47).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori kritis berhubungan

dengan distribusi kekuasaan dalam masyarakat dan dominasi kepentingan

tertentu terhadap lainnya (Junaedi, 2007: 30).

Teori sosial kritis memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:

a. Teori sosial kritis berlawanan dengan positivisme. Dia beranggapan bahwa pengetahuan adalah konstruksi aktif yang mereka pelajari sehingga tidak sepenuhnya bebas nilai. Sebaliknya, teori sosial kritis percaya bahwa masyarakat ditandai oleh kesejarahan (terus mengalami perubahan).

b. Teori sosial kritis membedakan masa lalu dan masa kini, yang secara umum ditandai oleh dominasi, eksploitasi, dan penindasan. Dalam hal ini, teori sosial kritis mendorong kemungkinan akan kemajuan. Peran teori sosial kritis bersifat politis karena dia memiliki peran dalam mendorong perubahan sosial.

c. Teori sosial kritis berpandangan bahwa dominasi bersifat struktural. Yakni, kehidupan masyarakat sehari-hari dipengaruhi oleh institusi sosial yang lebih besar seperti, politik, ekonomi, budaya, wacana, jender, dan ras.

d. Teori sosial kritis berkeyakinan bahwa struktur dominasi direproduksi melalui kesadaran palsu manusia, dilanggengkan oleh ideologi, reifikasi, hegemoni, pemikiran satu dimensi, dan metafisika keberadaan. Teori sosial kritis mematahkan kesadaran palsu dengan meyakini adanya kuasa manusia, baik secara pribadi maupun secara kolektif untuk mengubah masyarakat.

e. Teori sosial kritis berkeyakinan bahwa perubahan sosial dimulai dari rumah, dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dalam hal ini, teori sosial kritis menghindari determinisme dan mendukung volunterisme.

f. Menurut Marx, teori sosial kritis menggambarkan hubungan antara struktur dan manusia secara dialektis. Teori sosial kritis membangun jembatan dialektis ini dengan menolak determinisme ekonomi.

g. Teori sosial kritis berkeyakinan bahwa manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas kebebasan mereka sendiri serta mencegah mereka dari menindas sesamanya atas nama masa depan kebebasan jangka panjang (Agger, 2003: 7-10).

19

Page 41: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Dari ciri-ciri teori sosial kritis di atas, tidak ada satu teoripun yang

secara eksplisit mendukung keseluruhan dari ketujuh unsur tersebut. Hal ini

karena tradisi kritis itu terlalu luas cakupannya. Sebab, tidak ada skema yang

sempurna. Banyak teoritisi percaya bahwa pertentangan, ketegangan, dan

konflik merupakan aspek-aspek yang tidak dapat dielakkan dari tujuan sosial

dan tidak akan pernah bisa dihapuskan (Littlejohn, 2002: 317).

Kehidupan masyarakat yang terpinggirkan merupakan hasil dari sistem

perekonomian. Masyarakat atau kelompok yang terpinggirkan tersebut berada

di posisi menengah ke bawah, yakni, sebagai para pekerja, buruh dan kaum

miskin. Kelas pekerja ditekan oleh kelompok yang lebih kuat yang

mendapatkan keuntungan dari profit. Seluruh institusi yang mempertahankan

dominasi dalam suatu masyarakat kapitalistik dibuat mungkin oleh sistem

ekonomi ini. Tapi, ketika kelompok pekerja bangkit melawan kelompok

dominanlah alat-alat produksi dapat diubah dan liberasi pekerja dapat tercapai.

Karena, Marx berpikir bahwa alat-alat produksi dalam masyarakat

menentukan sifat masyarakat tersebut (Littlejohn, 1996: 227-228).

E. 3. Media dan Konstruksi Realitas Sosial

Sudah saatnya peran media menjalankan fungsinya dengan

sebagaimana mestinya. Media semestinya apabila menyampaikan suatu

kebenaran harus sesuai dengan kejadian yang faktual. Sebagaimana

dikemukakan Marshall McLuhan, peran media massa adalah sebagai the

extension of man (media adalah ekstensi manusia). Dengan kata lain, media

20

Page 42: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

adalah perpanjangan dan perluasan dari kemampuan jasmani dan rohani

manusia (Rachmadi, dalam Nurudin, 2004: 69).

Namun, dalam perkembangannya, media saat ini sudah tidak

menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Sudah semestinya apabila

media menyampaikan suatu kebenaran yang sesuai dengan kenyataannya.

Kesadaran itulah yang akhirnya memunculkan paradoks terhadap media. Hal

ini karena media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat

dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam.

Media merupakan saluran yang dapat memberikan pengaruh-pengaruh,

baik positif maupun negatif. Bahkan, media juga dimanfaatkan untuk

mengendalikan arah dan memberikan dorongan terhadap perubahan-

perubahan sosial-budaya, dan politik. Namun demikian, semua asumsi yang

telah dikemukakan hanya merupakan refleksi yang tampak dalam teori. Masih

ada beberapa asumsi lain yang menyangkut wujud dan kadar peranan

komunikasi massa dalam masyarakat (McQuail, 1996: 4). Alex Sobur pun

mengatakan bahwa media pada dasarnya adalah cermin dan refleksi dari

masyarakat secara umum. Sebagaimana dikemukakan oleh Althusser dan

Gramsci, mereka sepakat bahwa media massa bukan sesuatu yang bebas dan

independen, tetapi memiliki keterkaitan dengan realitas sosial (Althusser dan

Gramsci, dalam Sobur, 2004: 30). Berbagai kepentinganpun turut berperan

dalam mempengaruhi agenda media dalam pemberitaannya. Karena itu, media

bukanlah saluran yang bebas, dia juga merupakan subyek yang

21

Page 43: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya

(Sobur, 2004: 39).

Istilah konstruksi realitas menjadi terkenal sejak pertama kali

diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang telah

menghasilkan karya berupa tesis mengenai konstruksi sosial atau realitas.

Konstruksi sosial atau realitas digambarkan sebagai proses sosial melalui

tindakan dan interaksinya, di mana individu secara intens menciptakan suatu

realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.

Realitas, menurut Berger, tidak dibentuk secara ilmiah, bukan pula

sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan

dikonstruksi. Dengan pemahaman semacam ini, realitas berwajah ganda /

plural. Setiap orang bisa mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap

suatu realitas sosial (Berger, dalam Eriyanto, 2005: 15). Lebih lanjut, menurut

Berger, realitas sosial dikonstruksi melalui tiga proses, yaitu:

Pertama, eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun kegiatan fisik. Kedua, obyektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dan hasil kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Ketiga, adalah internalisasi yang lebih merupakan penyerapan kembali dunia obyektif ke dalam kesadaran dengan sedemikian rupa sehingga subyektifitas individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial (Berger, dalam Eriyanto, 2005: 14-15).

Pada hakikatnya pekerjaan media adalah mengkonstruksi realitas.

Setiap upaya untuk menceritakan sebuah kejadian atau peristiwa, keadaan,

benda, atau apapun, pada dasarnya adalah usaha mengkonstruksikan realitas.

Baik buruknya realitas tergantung pada bagaimana media mengkonstruksikan

realitas itu sendiri. Dengan demikian, benarlah apa yang dikatakan Tuchman

22

Page 44: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

bahwa berita pada dasarnya adalah realitas yang telah dikonstruksikan

(Sudibyo, Hamad, dan Qodari, dalam Sobur, 2004: 89).

Begitu pula dengan profesi wartawan. Wartawan selalu terlibat dengan

usaha-usaha mengkonstruksi realitas, yakni menyusun fakta yang

dikumpulkannya, ke dalam suatu bentuk laporan jurnalistik berupa berita

(news), karangan khas (feature), atau gabungan keduanya (news feature)

(Sobur, 2004: 88-89). Lebih lanjut gagasan Berger mengenai konteks berita

harus dipandang sebagai konstruksi realitas. Oleh karena itu, sangat mungkin

bahwa terjadi peristiwa yang sama namun dikonstruksi secara berbeda.

Hasil reportase wartawan seperti berita, laporan hasil pengamatan, atau

hasil analisis berupa artikel opini di media, pada dasarnya tidak lebih dari hasil

penyusunan sejumlah realitas ke dalam bentuk sebuah cerita. Karena

menceritakan berbagai peristiwa itulah maka tidak berlebihan apabila

dikatakan bahwa seluruh isi media adalah realitas yang telah dikonstruksikan

(constructed reality). Karena sifat dan faktanya adalah bahwa pekerjaan media

massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka pekerjaan utama media

massa adalah mengkonstruksikan berbagai realitas yang disiarkan. Media

menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi sehingga mampu

membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna. Pembuatan berita di

media pada dasarnya adalah penyusunan dari realitas-realitas sehingga

membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian,

seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang telah dikonstruksikan dalam

bentuk wacana yang bermakna (Hamad, 2004: 11).

23

Page 45: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

E. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konstruksi Pemberitaan Media

Berita-berita yang disajikan dan ditampilkan oleh media pada dasarnya

merupakan akumulasi dari pengaruh yang beragam. Sebab, proses

pembentukan berita merupakan sesuatu yang rumit dan banyak faktor

berpotensi mempengaruhinya (Sudibyo, 2006: 7).

Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi isi pemberitaan di

media, yaitu antara lain faktor internal atau disebut juga dengan faktor

organisasional dan faktor eksternal. Faktor internal atau faktor organisasional

dipengaruhi oleh rutinitas khusus produksi, struktur kepemilikan, baris

editorial, budaya atau etos dari organisasi media tertentu (Devereux, 2003:

78). Sedangkan, faktor-faktor eksternal dipengaruhi oleh:

Kekuatan ekonomi seperti pengiklan atau sponsor, hukum dan peraturan yang diberlakukan oleh negara yang terkait dengan pencemaran nama baik atau fitnah, kemauan (atau keengganan) dari orang yang kuat secara politis dan ekonomi, untuk bekerja sama dalam produksi jenis teks media tertentu seperti laporan berita, dokumentasi investigatif, dan program-program hubungan terkini (Devereux, 2003: 78).

Posisi institusional sangat menentukan kekuasaan yang diberikan

dalam sebuah peran, walaupun kekuasaan ini tidak seluruhnya berasal dari

posisi seseorang dalam struktur organisasi. Kekuasaan yang diasosiasikan

dengan peranan organisasi dan hubungan di antara keduanya, bervariasi baik

lintas maupun di dalam media. Struktur organisasi memiliki dampak yang

mendalam, jika tidak dapat diidentifikasi dengan mudah pada efek isi media

(Shoemaker dan Reese, dalam Devereux, 2003: 91).

24

Page 46: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Dengan demikian, apapun medianya, kekuatan utamanya ada pada

kepemilikan. Di sebagian perusahaan, kepemilikan saham berarti satu suara

bagi para direktur pengurus yang menjalankan perusahaan. Manajemen

tertinggi bukan hanya bagian dari pengurus, melainkan juga bertanggung

jawab atas kepengurusan tersebut (Shoemaker dan Reese, dalam Devereux,

2003: 91).

Di samping faktor-faktor yang telah disebut di atas, masih ada faktor-

faktor lain yang berpotensi mempengaruhi konstruksi pemberitaan di media,

yaitu kepentingan-kepentingan yang bisa bersifat tumpang tindih pada tingkat

perorangan atau kelompok dalam sebuah organisasi media, entah itu

kepentingan agama, kedaerahan serta struktur organisasi media itu sendiri

(Shoemaker dan Reese, dalam Hamad, 2004: 27).

Dari faktor internal ini, sosok jurnalis merupakan pihak yang paling disorot. Sebagai makhluk sosial, seorang wartawan juga mempunyai sikap, nilai, kepercayaan dan orientasi tertentu dalam politik, agama, ideologi, dan aliran di mana semua komponen itu berpengaruh terhadap hasil kerjanya (media content), sehingga kerap kali media tersebut terlibat dalam sebuah hegemoni (politik, budaya, atau ideologi). Di samping itu, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, etnisitas, turut pula mempengaruhi wartawan itu dalam mengkonstruksi realitas (Shoemaker dan Reese, dalam Hamad, 2004: 27-28).

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi konstruksi pemberitaan

media adalah faktor ideologi. Setiap kali kita berbicara tentang media, tidak

bisa lepas dari latar belakang pendidikan wartawan dan ideologi. Hal ini

karena media sarat dengan berbagai kepentingan yang semata-mata mencapai

tujuan yang diharapkan. Media bukanlah sesuatu yang netral di mana berbagai

kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan

25

Page 47: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

perlakuan yang sama dan seimbang (Sudibyo, 2006: 55). Sebab, bagi media,

menempatkan tujuan ideologis menjadi hal terpenting, sedangkan oplah jual

yang tinggi bukan prioritas utama media. Namun, yang perlu digarisbawahi,

praktek-praktek itu mencerminkan ideologi dari si wartawan atau media

tempat ia bekerja (Hall, dalam Sudibyo, 2006: 54).

Ada banyak pengertian ideologi yang telah dikembangkan oleh

beberapa ahli. Dengan kata lain, ideologi digunakan dalam makna yang

berbeda-beda. Raymond Williams (1977) menemukan tiga penggunaan utama

ideologi, yaitu antara lain:

1. A system of beliefs characteristic of a particular class or group.

2. A system of illusory beliefs – false ideas or false consciousness – which

can be contransted with true or scientific knowledge.

3. The general process of the production of meanings and ideas (Fiske, 1990:

165).

Adapun menurut Jane Stokes dalam buku “How To Do Media and

Cultural Studies”, ideologi adalah sistem gagasan atau keyakinan, dan seluruh

artefak media adalah produk-produk sebuah ideologi (Stokes, 2006: 83).

Istilah ideologi pertama kali digunakan oleh filsuf Perancis Destutt de

Tracy pada tahun 1796 untuk menjelaskan ilmu baru yang dia rancang

mengenai analisa sistematik tentang gagasan dan sensasi, tentang makna

turunannya, kombinasinya dan akibat yang ditimbulkan (Thompson, 2004:

51). Selanjutnya, teori ideologi sebagai sebuah praktik dikembangkan oleh

Louis Althusser pada tahun 1971.

26

Page 48: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

For Althusser, ideology is present in the structure of society itself and arises from the actual practices undertaken by institutions within society. As such, ideology actually forms the individual’s consciousness and creates the person’s subjective understanding of experience. In this model the superstructur (social organization) creates ideology, which in turn affects individual’s notions of reality (Littlejohn, 2002: 211).

Ideologi dianggap sebagai kesadaran palsu, sistem berpikir yang sudah

terkena distorsi, baik disadari maupun tidak. Sebagaimana dikemukakan oleh

Magnis Suseno, biasanya ideologi sekaligus dilihat sebagai sarana bagi kelas

atau kelompok yang berkuasa untuk melegitimasikan kekuasaannya secara

tidak wajar (Sobur, 2004: 66). Teori-teori klasik tentang ideologi di antaranya

mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok dominan dengan tujuan

untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka (Eriyanto, 2001: 13).

Menurut Littlejohn, An Ideology is a set of ideas that structure a group’s

reality, a system of representations or a code of meaning governing how

individuals and groups see the (Littlejohn, 2001: 211).

Daniel Hallin membuat ilustrasi dan gambaran menarik yang

membantu menjelaskan bagaimana berita ditempatkan dalam bidang / peta

ideologi (Shoemaker dan Reese, dalam Eriyanto, 2005: 127). Ia membagi

dunia jurnalistik ke dalam tiga bidang, yaitu: bidang penyimpangan (sphere of

deviance), bidang kontroversi (sphere of legitimate controversy), dan bidang

konsensus (sphere of consensus) (Eriyanto, 2005: 127). Bidang / peta ideologi

tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

27

Page 49: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Gambar 2. Peta Ideologi

Sumber: Eriyanto, Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, 2005: 127)

Bidang-bidang tersebut menjelaskan bagaimana realitas dipahami dan

ditempatkan oleh wartawan dalam keseluruhan peta ideologis. Bidang

penyimpangan memberikan gambaran di mana suatu peristiwa, gagasan, atau

perilaku tertentu dikucilkan dan dipandang menyimpang. Secara umum,

peristiwa ini dipandang sebagai sesuatu yang buruk, dan tidak sesuai dengan

nilai-nilai masyarakat. Bidang kontroversi memberikan gambaran di mana

suatu peristiwa masih diperdebatkan / kontroversial. Tentu sebagai kontroversi

ada yang setuju dan ada yang tidak setuju. Bidang ketiga adalah konsensus,

menunjukkan bagaimana realitas tertentu dipahami dan disepakati secara

bersama-sama sebagai realitas yang sesuai dengan nilai-nilai ideologi

kelompok. Peta ideologi yang digambarkan Hallin ini membantu menjelaskan

bagaimana peristiwa diberitakan oleh wartawan dalam pemberitaannya.

Seperti dikatakan Matthew Kieran, berita tidaklah dibentuk dalam ruang

hampa. Berita diproduksi dari ideologi dominan dalam suatu wilayah

kompetensi tertentu. Penjelasan sosio–historis ini membantu menjelaskan

28

Page 50: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

bagaimana dunia disistematisasikan dan dilaporkan dalam sisi tertentu dari

realitas (Eriyanto, 2005: 130).

Ketika berbicara mengenai ideologi media maka hal ini berkaitan erat

dengan bagaimana isi media mengkonstruksikan realitas. Konstruksi realitas

merupakan sarana bagaimana mereka mengemukakan ideologi mereka secara

tersirat untuk dikonsumsi oleh khalayak. Hal ini akan memandu jalan pikiran

khalayak dalam memahami isi yang dikembangkan suatu media. Apakah

media tersebut pragmatis, partisan, independen atau agamis, status quo,

reformis dan sebagainya. Hal ini dikonstruksi melalui pemilihan kata, simbol

dan bahasa yang digunakan media dalam beritanya sehingga menunjukkan

makna realitas sebenarnya yang ingin ditonjolkan kepada publik.

Idealnya, suatu berita bertujuan untuk menyebarkan realitas sosial

kepada masyarakat tetapi kenyataannya memang jauh dari realitas yang

sebenarnya terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Berita lebih

merupakan rekonstruksi tertulis dari realitas sosial (Abrar, 1999: 77).

E. 5. Media Online

Media online merupakan new media (media baru) yang dapat kita

temukan di internet. Menurut Itule dan Anderson, internet is an incredible

source of information—good information that’s readily available, good

information that’s hard to find and simply wrong information (Itule dan

Anderson, 2007: 168).

Perkembangan teknologi komunikasi di bidang elektronik, telah

melahirkan teknologi internet yang semakin menjadikan dunia seolah tiada

29

Page 51: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

batas. Semua orang mempunyai kesempatan untuk menyuarakan opininya

melalui internet (Junaedi, 2007: 16).

Media baru memiliki beberapa ciri utama. Ciri-ciri utamanya meliputi:

Desentralisasi–pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya berada di tangan pemasok komunikasi; kemampuan baik–pengantaran melalui kabel dan satelit mengatasi hambatan komunikasi yang disebabkan oleh pemancar siaran lainnya; komunikasi timbal-balik (inter-activity)–penerima dapat memilih, menjawab, bertukar informasi dan dihubungkan dengan penerima lain secara langsung; kelenturan (fleksibilitas) bentuk, isi, dan penggunaan (McQuail, 1996: 16-17).

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat terutama internet

saat ini membawa pengaruh besar terhadap perubahan bentuk penulisan berita

dari media cetak ke media online, misalnya Surat Kabar Harian Republika

membuat media online dengan nama Republika Online, Surat Kabar Harian

Kompas dengan nama Kompas.com, dan Koran Tempo dengan nama Tempo

Interaktif.

Secara umum, media baru bukan saja telah menjembatani perbedaan pada beberapa media, melainkan juga antara batasan kegiatan komunikasi pribadi dengan batasan kegiatan komunikasi publik. Bahan dan kegunaan media semacam itu dapat dipakai secara bergantian untuk kepentingan pribadi dan publik. Di masa mendatang kenyataan tersebut memberikan pengaruh bukan saja terhadap batasan media yang berbeda, melainkan juga terhadap batas peran institusi media (McQuail, 1996: 17-18).

Perbedaan yang paling mencolok antara media online dan media cetak

adalah pada mediumnya, yang satu virtual, satunya lagi tercetak. Oleh karena

itu, secara teknis ada hal-hal tertentu yang pasti membuat keduanya berbeda.

Perbedaan-perbedaan antara media online dengan media cetak dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

30

Page 52: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Tabel 1. Dari Cetak ke Layar: Penulisan Berita di Web

B k Berita Mulitimedia erita Ceta

Liputan n sumber.

• Jelas, singkat, padat/

lengkap.

n sumber.

• Jelas, singkat,

padat/lengkap.

• Akurat, dengan mencantumka

• Seimbang dan adil.

• Akurat, dengan mencantumka

• Seimbang dan adil.

Struktur • berurutan, dengan awal, tengah, dan akhir.

• engontrol jalan cerita.

• Piramida terbalik untuk pemberitaan.

i pembaca dapat

Penulis dan pembaca mengontrol jalan cerita.

• Berita disajikan dalam bagian-bagian yang dapat dilihat.

Berita disusan secara

Penulis m

Berita dapat disusun secara berurutan atau tidak berurutan, yang berartmelakukan loncat halaman.

Kedalaman • Jumlah ruang yang Ruang yang tidak

terbatas. •

terbatas.

Teks panjang daripada online.

Blok-panjang dari teks lanjutan.

Informasi background

• Subjudul semakin

mudah dibaca dengan cepat.

• ependen yang

belumnya. • Informasi background

yang tidak terbatas via link ke database, jadwal berita terkait, sidebar, dan lain-lain.

• Subjudul semakin mudah dibaca dengan cepat. Begitu pula dengan kata-kata penting dan daftar bertanda dan bernomor.

• Pada umumnya lebih

terbatas.

• Biasanya lebih pendek daripada cetak.

Layar indterhubung dengan link-link, setiap halaman berdiri sendiri, tidak berasumsi bahwa pengguna telah membaca halaman se

31

Page 53: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Gaya penulisan al.

n

• Kalimat sederhana dan singkat.

• Satu gagasan pokok per paragraf.

an

• Kalimat sederhana dan tajam.

• Satu gagasan pokok per paragraf.

• Lebih form

• Kalimat aktif, kata kerja kuat.

• Menghindari jargon daeditorial.

• Kurang formal—tajam, percakapan, singkat.

• Kalimat aktif, kata kerja kuat.

• Menghindari jargon deditorial.

Multimedia diagram. ,

audio, video, animasi.

• Foto, peta, grafik, • Foto, peta, grafik, diagram, plus slide slow

Interaktifitas

untuk editor. pendapat, survey, kuis, dan lain-lain yang mudah dicari.

• Passive—membalik halaman, menulis surat

• Lebih aktif—database, blogs, games, jajak

Ketepatan waktu u menerus.

• Menjadi tidak berlakbegitu dicetak.

• Perlu di—up date terus-

Sumber: Bruce D. Itule & Douglas A. Anderson (News Writing & Reporting For Today’s Media, 2007: 266-267). F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis framing yang mulai populer dan sering digunakan untuk mengkaji

fenomena sosial yang ada.

F. 1. Analisis Framing

Analisis framing sebagai suatu metode analisis isi media, bisa

dikatakan baru. Ia pertama kali berkembang berkat pandangan kaum

konstruksionis. Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri

terhadap media dan teks berita. Paradigma ini memandang, realitas sosial

bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi.

32

Page 54: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson

pada tahun 1955. Frame awalnya dimaknai sebagai struktur konseptual atau

perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan

wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk menghargai

realitas. Kemudian, frame ini dikembangkan lebih jauh oleh Goffman (1974)

yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of

behaviour) yang memandu individu dalam membaca realitas (Sudibyo, 2006:

219-220).

Menurut Eriyanto, analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk

melihat bagimana media melakukan konstruksi realitas. Analisis framing juga

dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media

(Eriyanto, 2005: 10). Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk

mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh

wartawan ketika memilih isu dan menulis berita (Sobur, 2004: 162). Dengan

demikian, analisis framing membantu kita memahami bagaimana realitas

peristiwa yang sama itu dikemas secara berbeda oleh wartawan sehingga

menghasilkan berita yang berbeda (Nugroho, Eriyanto, dan Surdiasis, 1999:

23).

Dalam prakteknya, framing dilakukan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain; dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana penempatan yang mencolok (menempatkan di headline, depan atau bagian belakang), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplikasi, dan lain-lain (Nugroho, Eriyanto, dan Surdiasis, 1999: 21).

33

Page 55: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Ada beberapa definisi framing yang disampaikan oleh berbagai ahli

secara berbeda-beda. Walaupun berbeda dalam penekanan dan pengertian, ada

titik temu utama dari definisi framing tersebut. Berbagai definisi framing dari

berbagai ahli tersebut antara lain yaitu:

Menurut Robert N. Entman, framing adalah proses seleksi dari

berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih

menonjol dibandingakan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan

informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu

mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain (Eriyanto, 2005: 67).

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan

penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas / isu. Penonjolan

adalah proses menjadikan informasi lebih bermakna, lebih menarik, berharga,

atau lebih diingat oleh khalayak (Eriyanto, 2005: 186). Menurut Entman,

dengan menggunakan perangkat framing dalam menganalis teks berita di

media dibagi menjadi empat elemen besar, yaitu: Define problems

(pendefinisian masalah), Diagnose causes (memperkirakan masalah atau

sumber masalah), Make moral judgement (melakukan pilihan moral), dan

Treatment recommendation (menyarankan penyelesaian).

Sedangkan menurut William A. Gamson, pengertian framing adalah:

Cara bercerita atau gagasan yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan obyek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan tersebut adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan pesan-pesan yang ia terima (Eriyanto, 2005: 67).

34

Page 56: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Dalam pandangan Gamson, framing dipahami sebagai seperangkat

gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media memahami dan

memaknai suatu isu. Ada dua perangkat bagaimana ide sentral ini

diterjemahkan dalam teks berita. Pertama, framing device (perangkat

framing). Perangkat ini berhubungan dan berkaitan secara langsung dengan

ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam teks berita. Perangkat framing

ini ditandai dengan pemaknaan kata, kalimat, grafik / gambar, dan metafora

tertentu. Kedua, reasoning devices (perangkat penalaran). Perangkat penalaran

ini berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks tersebut yang merujuk

pada gagasan tertentu. Sebuah gagasan tidak hanya berisi kata atau kalimat,

gagasan itu juga selalu ditandai oleh dasar pembenar tertentu, alasan tertentu,

dan sebagainya (Eriyanto, 2005: 226-227 ).

Adapun menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, framing

adalah strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang

digunakan dalam menentukan informasi, menafsirkan peristiwa, dan

dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita (Eriyanto,

2005: 68).

Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat

struktur besar. Pertama, struktur sintaksis. Sintaksis berhubungan dengan

bagaimana wartawan menyusun peristiwa–pernyataan, opini, kutipan,

pengamatan atas peristiwa–ke dalam bentuk susunan umum berita. Kedua,

struktur skrip. Skrip ini berhubungan dengan bagaimana wartawan

mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga,

35

Page 57: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

struktur tematik. Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan

mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat,

hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Keempat,

struktur retoris. Retoris berhubungan dengan bagaimana wartawan

menekankan arti tertentu ke dalam berita. Keempat struktur tersebut

merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukkan framing dari suatu media

(Eriyanto, 2005: 255-256).

F. 2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif dengan menggunakan analisis teks. Menurut Whitney metode

deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat (Whitney,

dalam Nazir, 1988: 63). Dalam analisis teks seorang peneliti berupaya untuk

menginterpretasikan teks untuk menemukan bentuk-bentuk simbol

komunikasi yang digunakan untuk menciptakan pemaknaan dan penafsiran.

Sebagaimana menurut Jane Stokes, penelitian kualitatif merupakan nama yang

diberikan bagi paradigma penelitian yang terutama berkepentingan dengan

makna dan penafsiran. Peneliti kualitatif menekankan sifat realitas yang

dibangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dengan apa yang

dipelajari dan kendala situasional yang membentuk penyelidikan (Stokes,

2006: xi). Dengan demikian, penelitian kualitatif menekankan bagaimana

pengalaman sosial diciptakan dan diberi makna (Salim, 2001: 11).

36

Page 58: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

F. 3. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah tiga media online, yaitu

Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif pada edisi April – Juni

2008 berdasarkan isu yang berkembang dalam pemberitaan ketiga media

online tersebut. Penelitian terhadap berita yang dimuat pada ketiga media

online tersebut yaitu berkaitan dengan rekomendasi Badan Koordinasi

Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) mengenai

penghentian kegiatan Jemaat Ahamadiyah Indonesia (JAI) adalah berdasarkan

asumsi peneliti yang melihat perbedaan ideologi yang dianut oleh ketiga

media online tesebut. Hal ini terlihat dari pemuatan berita Republika Online

yang cenderung memihak kepada Bakorpakem untuk mendukung

rekomendasi Bakor Pakem tersebut. Sedangkan, Kompas.com dan Tempo

Interaktif, sebaliknya, cenderung memihak kepada Ahmadiyah yang tidak

mendukung atau menolak rekomendasi Bakor Pakem tersebut.

F. 4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan

melalui sumber-sumber tertulis (Subagyo, 1993: 109). Dalam

pengumpulan data ini, teknik yang digunakan adalah studi pustaka yang

diperoleh dari literatur-literatur seperti, buku, artikel, majalah, jurnal, surat

kabar, dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan topik penelitian.

37

Page 59: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu, mencari data tentang hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, legger, agenda dan lain-lain (Arikunto, 1992: 200).

Pengumpulan dokumentasi atau arsip ini seperti laporan tentang

pemberitaan-pemberitaan media massa yang membahas tentang kasus

rekomendasi Bakor Pakem mengenai penghentian kegiatan JAI.

Metode dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dokumen-

dokumen yang ada dan catatan yang dimiliki oleh unit analisis sehingga

dapat dimanfaatkan demi memperoleh dan melengkapi data. Untuk itu,

peneliti mempelajari dokumen-dokumen dan catatan dari media online,

yaitu Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif pada edisi

April – Juni 2008.

F. 5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis framing.

Analisis framing mencoba menangkap segala bentuk pemberitaan dan

memperlihatkan suatu orientasi media dalam membingkai berita dan

memperlakukan fakta. Dengan framing kita juga bisa mengetahui bagaimana

perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika

menyeleksi dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif ini akhirnya

menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan

hendak dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut.

38

Page 60: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Model Robert N. Entman merupakan salah satu model analisis framing

yang menjadi pilihan peneliti dalam mengolah dan menyajikan informasi yang

diperoleh. Alasan peneliti memilih model Entman adalah karena dalam

website National Communication Assosiation (NCA) dikatakan bahwa frame

Entman berhubungan dengan bagaimana media “membingkai” pengungkapan

kebijakan publik dan isu-isu sosial (http://www.natcom.org/research/Profiles/

entman.html, Kamis, 6 November 2008).

Menurut Entman, framing adalah proses seleksi dari berbagai aspek

realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol

dibandingkan aspek lain (Eriyanto, 2005: 67). Framing dapat dipandang

sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga

isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain (Eriyanto,

2005: 186).

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan

penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas / isu. Penonjolan

adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik,

bernilai, atau lebih diingat oleh khalayak (Entman, dalam Eriyanto, 2005:

186).

Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada

pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana

untuk menekankan kerangka berpikir terhadap peristiwa yang diwacanakan

(Eriyanto, 2005: 188). Konsepsi mengenai framing dari Entman tersebut

menggambarkan secara luas bagaimana peristiwa dimaknai dan ditandakan

39

Page 61: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

oleh wartawan. Konsepsi mengenai framing dari Entman tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Define problems (pendefinisian masalah) adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan.

b. Diagnose causes (memperkirakan penyebab masalah), merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab di sini bisa berarti apa (what), tetapi bisa juga berarti siapa (who). Dengan kata lain, pendefinisian sumber masalah ini menyertakan secara lebih luas siapa yang dianggap sebagai pelaku dan siapa yang dipandang sebagai korban.

c. Make moral judgement (membuat pilihan moral) adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan/memberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang dibuat.

d. Treatment recommendation (menekankan penyelesaian). Elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah (Eriyanto, 2005: 189-191).

Perangkat framing yang dikemukakan oleh Entman tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2. Skema Framing Analysis Model Robert N. Entman

Define Problems salah ) asalah apa? (Pendefinisian Ma

Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai m

Diagnose Causes

r masalah) masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah?

(Memperkirakan masalah atau sumbe

Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu

Make Moral Judgement n moral)

dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan?

(Membuat keputusaNilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang

Treatment Recommendation lesaian)

ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?

(Menekankan penyePenyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang

Sumber:Eriyanto, Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, 2005: 188-189)

40

Page 62: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

F. 6. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini oleh peneliti dibagi kedalam empat bab yang

terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III, dan Bab IV. Pada bab I peneliti akan

menyajikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan

sistematika penulisan. Bab II adalah berisi tentang profil-profil media. Dalam

hal ini adalah media online, antara lain Republika Online, Kompas.com, dan

Tempo Interaktif. Bab III berisi mengenai pembahasan dan analisis data dari

hasil penelitian tentang Rekomendasi Badan Koordinasi Pengawas Aliran

Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) mengenai Penghentian Kegiatan

Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dalam pemberitaan Republika Online,

Kompas.com, dan Tempo Interaktif pada edisi April – Juni 2008. Selanjutnya,

pada akhir bab atau bab IV merupakan kesimpulan dan saran dari peneliti

mengenai penelitian ini.

41

Page 63: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

BAB II

PROFIL MEDIA

A. Profil Republika

1. Sejarah dan Perkembangan Republika

Republika adalah surat kabar nasional yang dilahirkan oleh kalangan

komunitas Muslim bagi publik Indonesia. Harian umum Republika didirikan

atas inisiatif Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang motor

penggerak utamanya adalah Prof. Dr.-Ing. B. J. Habibie. Di mana saat itu,

Republika terbit perdana tanggal 4 Januari 1993.

Penerbitan Harian Umum Republika merupakan puncak dari upaya

perpanjangan tangan bagi kalangan umat Islam, khususnya para wartawan

muda profesional yang telah menempuh berbagai langkah. Para wartawan

profesional muda yang dipimpin oleh mantan wartawan Tempo, Zaim

Uchrowi yang telah menempuh berbagai langkah tersebut. Dengan kehadiran

Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), yang dapat menembus

pembatasan ketat pemerintah untuk memperoleh izin penerbitan saat itu,

memungkinkan upaya-upaya tersebut untuk berhasil. Keberhasilan Republika

menapaki usia 10 tahun merupakan buah kerja keras manajemen dan seluruh

awak pekerja di PT Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh perusahaan yang

menerbitkan koran ini sejak 1993 untuk mengelola segala kerumitan itu

(http://republika.co.id/iklan/ index.html, Sabtu, 15 November 2008).

42

Page 64: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat Islam. Karena

sebelum masa itu, aspirasi umat Islam tidak mendapat tempat dalam wacana

nasional. Republika bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi tersebut,

namun juga menumbuhkan pluralisme informasi di masyarakat. Oleh karena

itu, kalangan umat antusias memberi dukungan, antara lain dengan membeli

saham sebanyak satu lembar saham per orang. Sehingga menjadikan PT Abdi

Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika maupun merupakan perusahaan media

pertama yang menjadi perusahaan publik.

Pada awal berdirinya, Republika, yang berafiliasi dengan Islam,

sebenarnya tidak terlalu jauh dari pengaruh Soeharto yang saat itu sedang

gencar-gencarnya membangun jalinan dengan kekuatan Islam, karena

Soeharto beranggapan bahwa militer tidak bisa menjadi tumpuan harapan

untuk semakin memperkuat kekuasaannya. Kelompok Islam saat itu mulai

diperhitungkan dan akhirnya dibentuklah sebuah organisasi Islam yang

bernama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). ICMI inilah yang

nantinya akan menjadi tempat untuk menerbitkan surat kabar Republika

melalui Yayasan Abdi Bangsa (Handoko, 2008: 58).

Para pendiri Yayasan Abdi Bangsa berjumlah 48 orang, yaitu beberapa

menteri pejabat tinggi negara serta pengusaha yang bergabung di dalamnya,

seperti Ir. Drs. Ginandjar Kartasasmita, Ibnu Sutomo, Harmoko, Muhammad

Hasan, Try Sustrisno, Nur Kholis Madjid, Rudini, Bob Hasan, Tien Soeharto,

Probosutedjo, Ir. Aburizal Bakrie, dan lain-lain. Sedangkan Soeharto menjadi

pelindung dari Yayasan Abdi Bangsa dan Prof. Dr.-Ing. B. J. Habibie yang

43

Page 65: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

menjabat sebagai ketua umum ICMI juga bertindak sebagai ketua badan

pembina Yayasan Abdi Bangsa.

Sesuai dengan Undang-Undang Pokok Pers, penerbitan pers haruslah

berbentuk badan usaha. Untuk itulah Yayasan Abdi Bangsa mendirikan PT

Abdi Bangsa pada tanggal 28 November 1992, dan sebulan kemudian, yaitu

tanggal 19 Desember 1992 Republika memperoleh SIUPP (Surat Izin Umum

Penerbitan Usaha Pers) dan mulai resmi berdiri tanggal 4 Januari 1993.

Republika lahir sebagai perwujudan salah satu program ICMI yang dibentuk

pada tanggal 5 Desember 1990. Melalui Yayasan Abdi Bangsa yang dibentuk

pada tanggal 17 Agustus 1992, ICMI menetapkan tiga program utama, yaitu:

1) Pengembangan Islamic Centre, 2) Pengembangan CIDES (Centre for

Information and Development Studies), serta 3) Penerbitan Harian Umum

Republika (Hamad, 2004: 120).

Begitu eratnya hubungan antara Republika dengan ICMI, sehingga

untuk memahami Republika, kita harus mengenal ICMI. Organisasi ini bukan

sekedar perkumpulan cendekiawan Muslim melainkan juga merupakan

perhimpunan kekuatan politik Islam yang pada periode 70-an dan 80-an

banyak dipinggirkan oleh rezim Golkar dan militer. ICMI menyadari bahwa

politik umat Islam sering kalah dalam bidang politik karena kalah dalam

pemikiran dan opini, maka ICMI mendirikan CIDES sebagai tandingan

terhadap lembaga think-think Golkar, CSIS (Central Studies for Indonesian

Strategies) dan Republika sebagai penyeimbang dari pers non-Islam (Hamad,

2004: 121).

44

Page 66: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Setelah B.J. Habibie tidak lagi menjabat sebagai presiden dan seiring

dengan surutnya kiprah politik ICMI selaku pemegang saham mayoritas PT

Abdi Bangsa, akhir 2000, mayoritas saham koran Republika dimiliki oleh

kelompok Mahaka Media. Namun, akhirnya, tahun 2001 Republika diakuisisi

oleh Group PT Mahaka Media (GMM) yang dipimpin oleh Erick Thohir,

karena pada saat itu koran ini mulai terancam kelangsungannya karena beban

utang. Belakangan Presiden Direktur dari Mahaka Group ini terus

mengembangkan sayap korporasinya dengan membeli saham PT Lativi Media

Karya dan menambah bisnis medianya di bidang pertelevisian tanah air

dengan nama tvOne (Handoko, 2008: 61).

Akhirnya mulai tahun 2004, Republika dikelola oleh PT Republika

Media Mandiri (RMM). Sementara, PT Abdi Bangsa sendiri naik menjadi

perusahaan induk (Holding Company), dan Republika berada di bawah

bendera PT Republika Media Mandiri, salah satu anak perusahaan PT Abdi

Bangsa. Di bawah bendera Mahaka Media, kelompok ini juga menerbitkan

majalah Golf Digest, koran Harian Indonesiaberbahasa Mandarin, majalah

Parents, majalah a+, radio Jak FM, dan Jak TV. Mahaka Media juga

melakukan kolaborasi dengan kelompok radio Prambors, terutama radio

Female dan Delta, serta yang terakhir dengan unit bisnis yang lebih besar di

bidang pertelevisian yaitu tvOne. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

45

Page 67: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Gambar 3. Group Mahaka Media

Sumber: (http://republika.co.id/iklan/group.html, Senin, 20 Oktober 2008)

Direktur Grup Mahaka Media, Erick Thohir menuturkan, total SDM

grup Mahaka sudah hampir 700-an, di TV ada 210 orang, Republika 280

orang, Koran berbahasa Cina 50 orang, grup dari majalah total 40-an, radio

banyak, kalau dengan Maxima yang merupakan aliansi partner kita, ada

banyak. Radio One dan Attahiriyah ada 60-an (Majalah Cakram, Januari

2007).

Sejak diakuisisi oleh Grup Mahaka Media yang dipimpin oleh Erick

Thohir, Republika terus mengalami kemajuan yang sesuai dengan prinsip-

prinsip yang dianutnya. Sebagai media cetak yang telah lama berdiri dan

mapan di bawah bendera Mahaka Media, maka Republika semakin

memperkuat eksistensinya dengan berbagai macam inovasi baik dari segi

pemberitaan, penerbitan edisi, penambahan konten informasi, bahkan

membuka situs web di internet yang disampaikan maupun memperkuat

46

Page 68: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

loyalitas konsumennya yang sebagaimana mayoritas beragama Islam sebagai

strategi market yang terus mereka kembangkan dan disesuaikan dengan

perkembangan zaman sehingga menjadi lebih moderat, edukatif dan

berwawasan luas.

Tentu saja strategi ini terkait dengan target audience Republika di

mana mayoritas pembacanya beragama Islam. Hasilnya dapat dikategorikan

bahwa 90 % mayoritas pembaca Republika adalah Muslim, dan 10 % adalah

Non-Muslim. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4. Mayoritas Pembaca Republika

Sumber : (http://republika.co.id/iklan/mayoritas.html, Senin, 20 Oktober 2008)

Berdasarkan gambar di atas tidak dapat dipungkiri bahwa komunitas

yang dimaksud adalah komunitas Muslim. Ini terlihat dari pemberitaan

Republika yang sangat rajin mengagendakan kepentingan umat Islam,

termasuk rubrik-rubrik bertema Islam, semisal ”Kolom Hikmah”, ”Dialog

Jum’at ”, ”Dompet Dhuafa”, ”Jurnal haji”, dan ”Bisnis Ekonomi Syariah”.

Adapun profesi yang menjadi target audience Republika adalah

berasal dari golongan profesional, manajer, eksekutif, pelajar / mahasiswa, dan

47

Page 69: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

pengusaha sampai ibu rumah tangga, dengan mengambil pasar berskala

nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5. Profesi Pembaca Republika

Sumber : (http://republika.co.id/iklan/profesi.html, Senin, 20 Oktober 2008)

Untuk pembaca berpendidikan akademi ke atas, Republika mencapai

rating tertinggi (36,5%) dibanding Media Indonesia (34,3%), Kompas

(30,6%), dan Suara Pembaruan (27,9%) (Hamad, 2004: 123). Sebaran koran

Republika, 53 % berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, Jabar (18%), Jateng

(12%), Jatim (6%) dan luar Jawa (11%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam gambar berikut:

Gambar 6. Sebaran Koran Republika

Sumber : (http://republika.co.id/iklan/sebaran.html, Senin, 20 Oktober 2008)

48

Page 70: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Adapun usia para pembaca Republika sangat beragam, antara lain usia

di bawah 20 tahun sampai dengan usia di atas 50 tahun yang jenis kelaminnya

adalah pria dan wanita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 7. Usia Pembaca Republika

Sumber : (http://republika.co.id/iklan/pembaca.html, Senin, 20 Oktober 2008)

Sejak awal berdiri, Republika memang dekat dengan "sesuatu yang

baru". Tatkala lahir, Republika menggebrak dengan tampilan "Desain Blok"

yang tak lazim. Republika menjadi media pertama yang mengoperasikan

Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ) tahun 1997. Pendekatan tersebut juga

dilakukan kepada komunitas pembaca lokal. Republika menjadi salah satu

koran pertama yang menerbitkan halaman khusus daerah. Selalu dekat dengan

publik pembaca adalah komitmen Republika untuk maju (http://republika.co.

id/iklan/index. html, Sabtu, 15 November 2008).

Kemudian, Republika mengalami kenaikan oplah dari 105 ribu

menjadi 202 ribu eksemplar setelah memberikan warna global pada isi

49

Page 71: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

tulisannya, bersinergi dengan The New York Times (AS) dan New Strait

Times (Malaysia) (Anindhita, 2008).

Republika pun tetap mempertahankan positioning-nya sebagai bacaan

umat Islam sebagaimana diungkapkan oleh Erick Thohir, Direktur Utama

Republika. “Erick menegaskan bahwa Republika masih mempertahankan

positioning tersebut secara konsisten. Bagi Republika, umat Islam adalah

segmen yang tetap menarik dan tentu saja dari sisi bisnis tetap basah

mengingat populasinya paling besar di Indonesia” (Majalah Cakram Fokus,

Mei – Juni 2006).

Walaupun Republika berganti kepemilikan, Republika tidak

mengalami perubahan visi maupun misi. Namun harus diakui, ada perbedaan

gaya dibandingkan dengan sebelumnya. Sentuhan bisnis dan independensi

Republika menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, dari sisi bisnis, koran ini terus

berkembang. Republika menjadi semakin profesional dan matang sebagai

koran nasional untuk komunitas Muslim. Hal ini terbukti dengan penghargaan

yang telah diperoleh oleh Republika, misalnya Republika mampu banyak

meraih penghargaan, di antaranya: pada 1993 mampu menyabet gelar juara

pertama Lomba Perwajahan Media Cetak, tahun 2005 koran terbaik 2004 dari

Dewan Pers, yang menilai dari sisi penerapan kaidah jurnalistik, tahun 2006

koran terbaik 2005 dari Dewan Pers, tahun 2007 koran nasional terbaik 2006

dari Majalah Cakram, dan pemenang Cakram Award 2007 serta beberapa kali

meraih penghargaan dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sebagai

50

Page 72: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

koran berbahasa Indonesia terbaik, peringkat 1 maupun peringkat di

bawahnya.

2. Visi dan Misi Republika

2. 1. Visi Republika

Visi Republika adalah: “Menjadikan Harian Umum Republika sebagai

koran umat yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang

sejuk, toleran, damai, cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip

dalam keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam

yang berdasarkan pemahaman Rahmatan lil ‘alamin”.

2. 2. Misi Republika

Adapun misi Republika adalah: “Menciptakan dan menghidupkan

sistem manajemen yang efisien dan efektif, serta dapat dipertanggungjawab-

kan secara profesional”.

3. Republika Online

Bisnis surat kabar dunia akan terus menghadapi tantangan. Maka,

untuk menghadapi tantangan tersebut, pihak media, khususnya Republika,

berani melakukan perubahan tersebut. Sebab, perubahan adalah keniscayaan

yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, tantangan demi tantangan yang

ada di depan mata Republika adalah momentum terbaik untuk membuat koran

ini senantiasa menjadi referensi utama masyarakat (Majalah Cakram Fokus,

Mei – Juni 2006). Maka, Republika terus membenah diri dan mengembangkan

bisnis cetaknya. Republika melakukan perubahan untuk menjawab tantangan

51

Page 73: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

tersebut dengan melakukan berbagai langkah, mulai dari perubahan tim

manajemen, merancang ulang format koran, isi berita hingga sistem

pencetakan, serta sirkulasi.

Seiring dengan membaiknya kinerja dan kualitas berita yang

disuguhkan para awak Republika, membuat koran ini mendapatkan tempat di

dalam masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat, aktual

dan berkualitas adalah hal mutlak yang harus diberikan, sehingga dibentuklah

Republika Online (ROL). Selain versi cetak, Republika juga memiliki edisi

online yang berisi berita-berita yang diperbarui secara aktual. Republika

Online dibentuk pada tahun 1995 dengan membuka situs web di internet.

Republikalah media yang pertama kali membuka situs berita di internet.

Kemudian, di tahun 2007 institusi media ini mulai mengembangkan

strateginya di dunia digital. Seperti yang dikatakan Erick Thohir, dia

mengatakan:

Salah satu strategi 2007 yang mulai dikembangkan. Kita bisa mendirikan atau mengambil alih perusahaan yang ahli di bidang itu seperti dot com atau IT base, kita sedang melihat pasar dan mencoba memikirkan. Saat ini kita fokus di media. Memang di era digitalisasi, content base tidak bisa dihindari. Kita tetap mencoba tetapi dengan perlahan sesuai dengan kekuatan masing-masing perusahaan (Majalah Cakram, Januari 2007).

4. Pengelola PT Republika Media Mandiri

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Malik Sjafei Saleh.

Komisaris : Drs. Chaerudin, R. Harry Zulnardy.

52

Page 74: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Direksi

Direktur Utama : Erick Thohir.

Direktur Operasional : H. Daniel Wewengkang.

Direktur Pemasaran : Nuky Surachmad.

Direktur Keuangan dan SDM : Rachmat Yuliwinoto.

Kadiv Iklan dan Promosi : Yulianingsih.

Kadiv Sirkulasi : Dedik Supardiono.

Kadiv Produksi : Nurrokhim.

Kadiv Riset dan Pengembangan : Arif Supriyono.

Kadiv SDM : Pryanggana.

Kadiv Keuangan : Hery Setiawan.

Redaksi Pemimpin Redaksi : Ikhwanul Kiram Mashuri. Wakil Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha.

Redaktur Pelaksana : Arys Hilman.

Redaktur Senior : Anif Punto Utomo.

Wakil Redaktur Pelaksana : Agung Pragitya Vazza, Selamat

Ginting, Sri Kumara Dewatasari.

Asisten Redaktur Pelaksana : Endro Cahyono, Subroto, Nina

Chairani Ibrahim, Rakhmat Hadi

Sucipto.

53

Page 75: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Staf Redaksi:

Ahmadun Y. Herfandra, Alwi Shahab, Ismantoro, Budi Utomo, C.

Purwatinigsih, Irianto Pandu Wibowo, Irwan Kelana, Neni Ridarineni,

Priyantono Oemar, Purwadi Tjitrawijata, Damanhuri Zuhri, Khoirul

Azwar Siregar, Taufiqurrahman Bachdari, Wachidah Handasah, Firkah

Fansuri, Burhanuddin Bella, Muhammad Subarkah, Siwi Tri Puji

Budiwiyati, Teguh Setiawan, Dharmawan, Teguh Indra, Nonang MR.,

Mohamad Amin Madani, Indah Wulaningsih, M. Irwan Ariefyanto,

Maghfiroh Yenny, Natalia Endah Hapsari, Nurul S. Hamami, R. Hiru

Muhammad, Rachmat Santosa Basarah, Siti Darojah Sri Wahyuni,

Subroto, Susie Evidia Yuvidianti, Yeyen Rostiyani, Bidramnanta,

Maman Sudiaman, Dewi Mardiani, Elba Damhuri, Lili Hermawan,

Johar Arief, Yusuf Assidiq, Budi Rahardjo, Didi Purwadi, Endro

Yuwanto, Ferry Kisihandi, Mohammad Akbar, Nur Hasan Murtiaji,

Reiny Dwinanda, Mohammad Syakir, Rusdy Nurdiansyah, Iman F.

Yuniarto, Harun Husein, Joko Sadewo, Asep K. Nurzaman, Lukmanul

Hakim, Heri Ruslan, Khosyatillah Rullianti, Rahmad Budi Harto,

Nidia Zuraya, Stevy Maradona, Darmawan Sepriyosa, Palupi Annisa

Auliani, M Bahrul Ilmi, Cepi Setiadi, Prima Resti Ludfiani, Indira

Rezkisari, Rima Ria Lestari, Wulan Tunjung Palupi, Zaky Al Hamzah,

Andri Saubani, E.H. Islamil, Yogi Ardhi Cahyadi.

54

Page 76: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Biro DIY & Jawa Tengah:

Yoebal Ganesha Rasyid (Kepala), Heri Purwata, Eko Widiyatno, Indra

Wisnu Wardhana, M. As'adi, Edi Setyoko.

Biro Jawa Timur: Sunarwoto, M. Anis Fathoni, Wardianto, M. Gufron.

Jawa Barat:

Yusuf Supriyatna (Kepala), Irfan Junaidi (Kepala Redaksi), Djoko

Suceno, Agus Yulianto, Nian Poloan (Medan), Maspriel Aries

(Palembang), Ahmad Baraas (Bali), Andi Nur Aminah (Makassar).

Sekretaris Redaksi : Fachrul Ratzi.

Redaksi : [email protected].

Sekretariat Redaksi : [email protected].

Webmaster ROL : [email protected].

Website : www.republika.co.id.

Alamat Kantor Pusat:

Jl.Warung Buncit Raya No. 37 Jakarta Selatan 12510.

Telp:(021)7803747.

Fax Redaksi: (021)7983623, Fax Usaha: (021) 7800649.

Sumber: (http://republika.co.id/iklan/pengelola.html, Sabtu, 15 November 2008).

B. Profil Kompas

1. Sejarah dan Perkembangan Kompas

Kelahiran Kompas diusulkan pertama kali oleh Jenderal Ahmad Yani,

Menteri dan Komandan Angkatan Bersenjata. Saat itu, dia mengusulkan

kepada Frans Seda untuk menerbitkan sebuah surat kabar yang berimbang,

55

Page 77: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

dapat dipercaya, dan independen. Frans Seda kemudian menyampaikan

gagasan tersebut kepada kedua temannya, yaitu P. K. Ojong (Petrus Kanisius

Ojong atau Ojong Peng Koen) dan Jakob Oetama. Ojong kemudian

menyetujui gagasan tersebut dan menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-

chief pertamanya.

Kompas terbit pertama kali tanggal 28 Juni 1965. Tapi sebelumnya,

keduanya telah mendirikan majalah bulanan Intisari, yang terbit pertama kali

tahun 1963. Jakob Oetama sendiri merintis kariernya sebagai wartawan

mingguan Penabur pada tahun 1955. Setelah Ojong meninggal, Jakob

Oetama-lah yang menjadi nahkoda yang membesarkan Kompas (Hamad,

2004: 116).

Harian ini diterbitkan atas inisiatif Partai Katolik dan sejumlah jurnalis

Katolik. Pada sejarah awalnya, Kompas memperlihatkan kedekatan dengan

Partai Katolik (Nugroho, Eriyanto, dan Surdiasis, 1999: 7). Saat pertama kali

terbit Kompas memilih Partai Katolik untuk dijadikan tempat yang dianggap

paling representatif dan merupakan satu-satunya organisasi sosial yang

diharuskan atau diakui oleh pemerintah pada masa itu dalam menyalurkan

aspirasi masyarakat. Situasi politik pada saat itu memunculkan berbagai

tanggapan dan stereotype tentang ideologi Katolik di belakang nama Kompas

(Alliah, 2008: 57).

Awalnya, harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat, sesuai

dengan badan usahanya yang terbentuk pada tahun 1965 yang terdiri dari

tokoh-tokoh Katolik, seperti P. K. Ojong, Jakob Oetama, R.G. Doeriat, Frans

56

Page 78: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Seda, Policarpus Swantoro, R. Soekarsono bersama beberapa wakil elemen

hierarkis dari Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI), seperti Partai

Katolik, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI),

Pemuda Katolik, dan Wanita Katolik. Namun, pada tanggal 23 Juni 1965,

Presiden Soekarno mengusulkan, nama Bentara Rakyat diubah menjadi

Kompas, artinya penunjuk arah, sehingga diharapakan dengan menggunakan

nama Kompas, harian ini dapat memberikan petunjuk informasi bagi

masyarakat luas. Namun, nama Kompas sering diplesetkan menjadi Komando

Pastor atau Komando Pak Seda (Seda, dalam Hamad, 2004: 116). Hal ini

karena Kompas dilahirkan dari latar belakang orang-orang Katolik seperti P.

K. Ojong, Jakob Oetama, J. Adisubrata, Lie Hwat Nio, Marcel Beding, Tan

Soei Sing, J. Lambangdadja, Tan Tik Hong, Tinon Prabawa, August

Parengkuan, Threes Susilastuti, Threes Phonis Purba, da Eduard Liem yang

menjadi staf redaksi Kompas pada saat pertama kali terbit.

Kehendak pemerintah Orde Baru akan kemandirian surat kabar dari

ikatannya dengan partai politik serta ketika pada tahun 1973 Partai Katolik

difusikan ke dalam PDI, menjadikan Kompas mulai melepaskan diri dari

partai politik dan berusaha menjadi koran yang independen. Saat ini Kompas

bukan hanya menghadirkan dirinya sebagai koran independen melainkan juga

lebih berorientasi pada bisnis (Alliah, 2008: 58). Meskipun demikian, latar

belakangnya sebagai koran yang dekat dengan kekuatan Katolik

mempengaruhi posisi Kompas dalam berbagai perdebatan politik, terutama

apabila perdebatan tersebut menyangkut atau menyinggung kekuatan politik

57

Page 79: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Islam (Nugroho, Eriyanto, dan Surdiasis, 1999: 7).

Pada awal terbit, Kompas menampilkan berita utama di halaman satu

yang berjudul “KAA II Ditunda Empat Bulan”. Pada edisi perdana ini

Kompas menyajikan 4 halaman yang isinya berupa 7 berita dalam negeri dan

11 berita luar negeri, dan 800 eksemplar. Saat terbit Kompas belum ada tajuk

rencana, tapi hanya memuat iklan sebanyak 6 kali. Dengan mengikuti

perkembangan surat kabar harian pada waktu itu, Kompas bertambah menjadi

16 halaman. Kemudian, pada Juli 1986 bertambah lagi menjadi 20 halaman,

dan pada akhirnya Kompas menjadi surat kabar harian pertama yang terbit

dengan 24 halaman.

Setelah P. K. Ojong meninggal pada tanggal 31 Mei 1980,

kepemimpinan Kompas dipegang oleh Jakob Oetama yang membawa Kompas

ke dalam sebuah industri dengan strategi diversifikasi dan investasi sepanjang

1980-an (Alliah, 2008: 59). Jakob mengatakan bahwa media cetak harus terus

menerus melakukan adaptasi secara cerdas, kreatif, dan inovatif jika ingin

bertahan. Kompas juga harus melakukan adaptasi. Dalam beradaptasi, rujukan

utamanya ialah kebutuhan dan aspirasi khalayak pembaca (Oetama, 2001:

139).

Pada perkembangannya, setelah pergantian pemerintahan dari Orde

lama ke Orde Baru ada peraturan baru untuk surat kabar yaitu, surat kabar

harus mandiri tanpa bergantung pada salah satu partai politik. Munculnya

peraturan baru tersebut membuat Partai Katolik mendukung kebijakan politik

tersebut dengan melepaskan Kompas untuk independen dan bebas dari Partai

58

Page 80: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Katolik. Tapi, meskipun Kompas sudah terlepas dari Partai Katolik, namun

stereotype ideologi Kompas tidak mudah terhapus di benak khalayaknya.

Ideologi akan menjadi normatif ketika pendiri dan pemilik media memiliki

latar belakang ideologi yang sama, dan hal ini tentunya akan mempengaruhi

pola dan gaya pemberitaannya. Latar belakang ideologi Kompas inilah yang

menjadikannya menarik untuk dijadikan objek penelitian.

Oplah Kompas mengalami pertumbuhan yang terus meningkat.

Pertama kali oplah Kompas berjumlah 4.800 eksemplar, kemudian dalam

waktu tempo tiga bulan oplahnya meningkat menjadi 8.003 eksemplar. Pada

Mei 1998 oplah Kompas menembus angka 600 ribu per hari, dan pada tahun

2004 oplah Kompas mencapai 530.000 eksemplar, bahkan hingga saat ini

oplah Kompas mencapai 550.000 eksemplar per hari. Khusus untuk edisi

minggunya mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca surat kabar ini semakin

meningkat, yaitu telah mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia.

Pendapatan Kompas dari iklan juga menempati tempat teratas. Pada

awal 1985, surat kabar terbesar di Indonesia itu meraih jumlah Rp 1,5 milyar

per bulan dari iklan. Kalau saja tidak ada pembatasan jumlah halaman (12

halaman) dan persentase halaman iklan (30%-35%), bukan tidak mustahil

Kompas akanmeraih lebih banyak pendapatan dari iklan (http://www.tokoh

indonesia.com/ensiklopedi/j/jakob-oetama/biografi/03.shtml, Senin 2 Juni

2008).

Dengan mengusung idealisme tercapainya misi “Amanat Hati Nurani

Rakyat” yang sekaligus menjadi merk dagang (brand market), Kompas

59

Page 81: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

membidik pasar kelas menengah ke atas (kelas B hingga A-1). Pembaca

Kompas dari segi umur, terbanyak pada umur 25 hingga 40 tahun, dengan

pekerjaan dalam bidang white collar (Hamad, 2004: 117-118).

Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara

nasional. Sebagai koran nasional, peredaran Kompas meliputi hampir seluruh

kota di Indonesia, dan selalu menjadi pemimpin pasar (Hamad, 2004: 118).

AC Nielsen, salah satu lembaga riset menegaskan pada tahun 1999 pangsa

pasar Kompas antara lain, Jakarta 46,77 %, Botabek (Bogor, Tanggerang,

Bekasi) 13,02 %, Jawa Barat 13,02 %, Jawa Tengah dan Yogyakarta 6,67 %,

Sumatera 8,81 %, Kalimantan 2,61 %, dan Indonesia Timur 4,32 %

(Rachman, dalam Nurkholis, 2008: 55).

Menurut Riset Media Nielsen, Kompas merupakan koran nasional

dengan oplah 507 ribu eksemplar dan dibaca oleh 1,8 juta orang. Harian ini

menempati urutan kedua terbesar secara nasional dengan oplah 2,2 juta

eksemplar setelah Pos Kota, dengan keunggulan segmentasi umum dan berita-

berita yang kerap ditulis secara mendalam (Cakram On Newspaper 2005,

dalam Anindhita, 2008).

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis

perusahaan, Kompas menjadi salah satu raksasa di dunia pers. Kompas

memiliki beberapa struktur organisasi yang dikenal dengan nama Kelompok

Kompas Gramedia (KKG).

Saat ini KKG terbagi menjadi beberapa anak perusahaan, antara lain:

Kelompok Percetakan, Kompas, Majalah, Gramedia Pustaka Utama (GPU),

60

Page 82: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Penerbitan dan Multi Media (MMSP), Perdagangan dan Industri, Hotel

Santika, Media Olahraga (Medior), Pers Daerah, Radio Sonora, PT. Kompas

Cyber Media, serta Tabloid Kontan. Memiliki TV7 yang dibeli sahamnya oleh

Para Group dan diubah namanya jadi Trans7 yang bernaung satu dengan Trans

TV dalam Trans Corp. Pada 2005 mereka mempekerjakan sekitar 12.000

pegawai yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kelompok Kompas Gramedia yang mempunyai lebih dari 30 anak

perusahaan di bidang media cetak, media elektronik, ritel, hotel, penerbitan,

bisnis tisu dan sejalan dengan perkembangan grup ini telah menyediakan

lapangan pekerjaan bagi 11.000 karyawan. Saat ini Kelompok Kompas

Gramedia sedang menjajaki kemungkinan kemitraan dengan perusahaan

internasional dan ekspansi regional (http://www.tokohindonesia.com/ensiklo

pedi/j/jakob-oetama/biografi/03.shtml, Senin, 2 Juni 2008).

2. Visi dan Misi Kompas

2. 1. Visi Kompas

Visi Kompas adalah: “Berpartisipasi membangun masyarakat

Indonesia baru berdasarkan Pancasila Melalui prinsip humanisme

transendental (persatuan dalam perbedaan) dengan menghormati individu dan

masyarakat adil dan makmur.”

2. 2. Misi Kompas

Misi Kompas adalah: “Mengantisipasi dan merespon dinamika

masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah perubahan (trend

setter) dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi yang

61

Page 83: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

terpercaya.”

Meskipun Kompas telah menetapkan visinya sebagai pengontrol

kekuasaan pemerintah, namun, pada kenyataannya visinya tersebut sangat

terpengaruh oleh kondisi perpolitikan negara. Sebagai sebuah industri media

yang memiliki oplah terbesar, Kompas cenderung bermain aman dengan

memilih jalan kompromi dan menghindari konfrontasi dengan pemerintah

terutama pada masa orde baru. Menanggapi hal itu, David T. Hill berasumsi

bahwa Kompas becomes synonymous with a style of subtle, in direct and

implicit criticism, often dubbed typically ‘Javanese’ (Hill, dalam Nurkholis,

2008: 59).

3. Kompas.com

Perkembangan zaman yang semakin maju, menjadikan kehidupan

masyarakat akan semakin bergantung pada teknologi komunikasi, dalam hal

ini adalah melalui sistem komunikasi yang berbasis komputer dan internet, di

mana kebutuhan masyarakat tersebut adalah ingin mendapatkan informasi

yang aktual dan disajikan secara cepat. Maka, guna memenuhi kebutuhan

masyarakat tersebut di akhir tahun 1997, manajemen Kompas memutuskan

untuk membuat perusahaan yang fokus pada internet, sehingga didirikanlah

Kompas Cyber Media (KCM). Kompas nampaknya ingin menyajikan berita

terbaru dengan cepat dan akurat bagi para pembacanya dengan memanfaatkan

teknologi internet yang memiliki jangkauan lebih luas daripada edisi cetaknya.

Sebelumnya, Kompas Cyber Media dikenal sebagai Kompas Online,

yang menyediakan edisi internet dari harian Kompas. Namun, sekarang ini

62

Page 84: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

edisi internet dari harian Kompas untuk tampilan halaman depannya bukan

Kompas Cyber Media lagi, tapi Kompas.com, yang sesuai dengan alamat situs

web-nya, yaitu www.kompas.com.

Kompas.com merupakan situs berita terpercaya di Indonesia. Di-up

date selama 24 jam sehari, dengan total orang yang membacanya adalah lebih

dari 15 juta orang. Tingkat kunjungan ke Kompas.com atau lebih dikenal

dengan sebutan page view, rata-rata mencapai 40 juta setiap bulan

(http://www.kompas.com/aboutus.php, Senin, 20 Oktober 2008).

Sebagai situs berita terpercaya yang banyak dikunjungi di tanah air,

Kompas.com seperti media lain juga menawarkan pemasangan iklan (banner)

di internet (online advertising), di mana jenis iklan di sini berbeda dengan

media konvensional lain. Iklan di internet menawarkan bentuk-bentuk iklan

yang kreatif (Rich Media Ads), interaktif, dan sangat menarik (visualisasi)

(http://www.kompas.com/aboutus.php, Senin, 20 Oktober 2008).

Mulai dari banner yang telah akrab di mata pengunjung situs,

Kompas.com pun memiliki berbagai jenis iklan lain yang dapat disesuaikan

dengan kebutuhan pemasang seperti e-mail blast (e-mail broadcast),

microsite, advertorial, polling / kuis / games, e-ditorial marketing yang dapat

digunakan untuk tujuan pendidikan, layanan publik, jasa khusus, dan lain-lain

(http://www.kompas.com/aboutus.php, Senin, 20 Oktober 2008).

Kompas.com juga memberikan layanan lain yang berhubungan dengan

Internet dan Multimedia, seperti web services yang mencakup website

development and maintenance, video profile, CD interaktif, serta berbagai

63

Page 85: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

aplikasi pemograman, yang dapat digunakan dalam website maupun non

website, seperti peluncuran produk, dan lain-lain (http://www.kompas.com/

aboutus.php, Senin, 20 Oktober 2008).

Selama sembilan tahun, ratusan perusahaan dalam dan luar negeri telah

menggunakan jasa dan iklan (banner) di Kompas.com. Berita di Kompas.com

bukan hanya bisa diakses melalui internet, melainkan juga secara mobile

(melalui telepon seluler) (http://www.kompas.com/aboutus.php, Senin, 20

Oktober 2008).

Penulisan berita di dalam media online Kompas.com tidaklah berbeda

bila dibandingkan dengan Koran Kompas versi cetak, gaya penulisannya pun

masih tetap menggunakan gaya jurnalisme yang sama dengan versi cetaknya,

yaitu “jurnalisme kepiting”, hanya saja pemberitaannya terlihat lebih ringkas,

namun tidak mengurangi nilai serta isi beritanya.

4. Susunan Redaksi PT Kompas Cyber Media

Redaksi

Pemimpin Redaksi : Taufik Hidayat Mihardja

Redaktur Pelaksana : Achmad Subechi

Wakil Redaktur Pelaksana : Markus Suprihadi

Wakil Redaktur Pelaksana : Agustinus Wisnubrata

Dewan Redaksi:

Benny N. Joewono, I Made Asdhiana, Bambang Putranto, Antonius

Tjahjo Sasongko, Z. Retno Pudjisriastuti, Taslimah Widianti Kamil,

Jimmy Hitipeuw, B.M. Adam, Jodhi Yudono, Willy Pramudya, Hasuna

64

Page 86: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Daylailatu, Adi Sasono, Glori Kyrious Wadrianto, Johanes Heru

Margianto, Erlangga Djumena, Martian Damanik, Asep Candra, Eko

Hendrawan Sofyan, Angelina Maria Donna Aryanti, Egidius Patnistik,

Adi Sasono, Josephus Primus, Lusia Kus Anna Maryati, Hery Prasetyo,

Fikria Hidayat, I.G.N. Sawabi, Gabriel Abdi Susanto, Aloysius Gonsaga

A.E., Tri Wahono, Rita Ayuningtyas, Dianovita, Inggried Dwi

Wedhaswary, Laksono Hari Wiwoho, Salvanus Magnus Satripatriawan,

Heribertus Kristianto Purnomo, Wiwiek Juwono.

Sekretaris Redaksi: Rosliana Valentina, Tania Frederika Titaley.

Manajemen

Direktur Eksekutif : Taufik Hidayat Mihardja.

Wakil GM Bisnis : Edi Taslim.

Manajer PSDM : Umum M. Trinovita.

Koordinator Keuangan : Holly Emaria Suwandi.

Manajer Sales & Marketing : Tiurmada Suryanti.

Manajer IT : Murfi Abbas Hatumena.

Manajer Kreatif : Riki Kurniadi.

Penjualan dan Pemasaran

Manajer Penjualan dan Pemasaran: Budi Setianto.

Tim Penjualan:

Anita Sari, Avelia Kartika, Dhanang Radityo, Erni Erawati, Kartika

Sarie Fadillah, Laksmi Eraswati, Nur Komaria, Nurmala Indahsari,

65

Page 87: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Rinda Gustina, Ryano D. Indrabayu, Santi Rahayu, Veronica R. Sekar

Wening, V. Widya Tania.

Tim Pemasaran: Atharini Permatasari, Ricky Irawan Aditia, Sadam

Amandar.

Komunikasi: Tommy Anugroho, David Tansen, Okky Brahma

Arimurti.

Redaksi : [email protected] / [email protected].

Iklan : [email protected].

Alamat Kantor Pusat:

Gedung Kompas Gramedia, Unit II Lt. 5.

Jl. Pamerah Selatan No. 22-28

Jakarta 10270, Indonesia.

Telp : 62-21 5350377 / 5350388.

Fax : 62-21 5360678.

Sumber: (http://www.kompas.com/abouts.php, Senin, 20 Oktober 2008). C. Profil Tempo

1. Sejarah dan Perkembangan Tempo

Majalah Tempo edisi perdana diterbitkan bulan Maret 1971 oleh

sejumlah intelektual muda yang waktu itu gelisah melihat situasi sosial politik

kian tak menentu. Salah satu gejala yang mencolok adalah politisasi pers

untuk mendukung ideologi kelompok. Melihat gejala yang tak sehat itu,

beberapa intelektual muda seperti Goenawan Mohammad, Nono Anwar

66

Page 88: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Makarim, dan Fikri Jufri tergerak untuk mendirikan media yang bebas dari

politik dan menyuarakan informasi yang objektif (Al-Fayyadl, 2008).

Sebelumnya, pada Mei 1970, mereka menerbitkan majalah Ekspres.

Tapi percobaan tersebut gagal karena intervensi penguasa. Goenawan

Mohammad keluar dari majalah Ekspres, lalu diikuti oleh teman-temannya,

yaitu Fikri Jufri, dan Christanto Wibisono. Setelah menunggu hampir setahun,

pada 1971, mereka akhirnya sepakat untuk menerbitkan majalah Tempo,

sebuah majalah yang mengusung karakter jurnalisme majalah Time. Di sana

Goenawan Mohammad banyak menulis kolom tentang agenda-agenda politik

Indonesia. Jiwa kritisnya meggiringnya untuk melakukan kritik terhadap rezim

Soeharto yang saat itu menekan pertumbuhan demokrasi di Indonesia. Tempo

dianggap sebagai oposisi yang merugikan kepentingan pemerintah sehingga

dihentikan penerbitannya pada 1994 (Handrianto, 2007: 108).

Atas rekomendasi Menteri Luar Negeri, Adam Malik dan Menteri

Penerangan, Budiardjo, akhir Desember 1970 SIT Tempo keluar menyusul

pada tanggal 12 Januari 1971 keluar SIC-nya lalu pada bulan dan tahun itu

juga nomor perkenalan Tempo muncul di pasaran.

Majalah Tempo adalah majalah berita mingguan Indonesia yang

umumnya meliputi berita politik. Majalah Tempo merupakan majalah pertama

yang tidak memiliki afiliasi dengan pemerintah. Majalah ini pernah dilarang

oleh pemerintah pada tahun 1982 dan 21 Juni 1994 karena dianggap sebagai

oposisi yang merugikan pemerintah.

67

Page 89: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

21 Juni 1994 adalah tanggal bersejarah bagi pers Indonesia. Pada

tanggal itu turun perintah pencabutan SIUPP (Surat Izin Umum Penerbitan

Usaha Pers) terhadap majalah Tempo, yang kemudian disusul dengan

pembredelan tabloid Detik dan tabloid Editor. "Surat sakti" pembredelan itu

diumumkan secara langsung oleh Menteri Penerangan, Harmoko, yang saat itu

dikenal luas sebagai "tangan kanan" rezim Soeharto.

Pembredelan majalah Tempo, maupun tabloid Detik dan Editor tidak

pernah jelas apa penyebabnya. Tapi, banyak orang yakin bahwa Menteri

Penerangan Harmoko, saat itu mencabut SIUPP majalah Tempo karena

laporan majalah ini tentang impor kapal perang dari Jerman. Laporan majalah

tersebut dianggap membahayakan “stabilitas negara”. Laporan utama

membahas keberatan pihak militer terhadap impor oleh Menteri Riset dan

Teknologi, B.J. Habibie. Sekelompok wartawan yang kecewa pada sikap

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang menyetujui pembredelan Tempo,

Detik, dan Editor, kemudian mendirikan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI).

Pembredelan majalah Tempo menorehkan noda hitam dalam sejarah

pers Indonesia, karena sebelumnya nasib serupa juga telah menimpa harian

Indonesia Raya asuhan Mochtar Lubis. Harus diakui, Tempo saat itu memang

menjadi momok buat rezim. Majalah ini bukan saja populer dengan tingkat

independensinya yang tinggi, melainkan juga keberaniannya untuk

mengungkap fakta di lapangan. Ketika banyak media memilih bungkam

mengenai peristiwa tertentu, Tempo berbicara (Al-Fayyadl, 2008).

68

Page 90: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Majalah Tempo adalah anak kandung Orde Baru. Majalah ini muncul

berbarengan dengan naiknya pamor Soeharto sebagai penguasa rezim. Tapi,

walaupun lahir dari rahim Orde Baru, Tempo menempuh jalan yang berbeda.

Tempo tetap menjaga integritasnya dengan mengambil jarak dari pusat-pusat

kekuasaan, terutama terhadap pemerintah.

Satu ilustrasi menarik dari adanya "jarak" ini tergambar dari pertemuan Jenderal Soemitro dengan sejumlah redaktur koran di Jakarta pada 19 Januari 1972. Pertemuan politis ini tampaknya dimaksudkan untuk mengawasi kinerja jurnalisme agar tak terlalu kritis terhadap pemerintah. Menanggapi hal tersebut, Goenawan menulis di Tempo, bahwa kritik adalah bagian dari kerja jurnalisme. Kerja wartawan, kata Goen, adalah "melayani dengan kritik" (Al-Fayyadl, 2008).

Namun, usaha Tempo untuk menampilkan berita secara berimbang dan

obyektif bukan tanpa tekanan. Tantangan pertama datang ketika meletus

peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Peristiwa ini merupakan goncangan

hebat terhadap rezim Orde Baru. Sehingga, akibat peristiwa tersebut sebanyak

11 orang, konon, tewas, dan ratusan lainnya terluka. Sepanjang Orde Baru,

baru kali ini terjadi demonstrasi massal, disertai perusakan yang begitu hebat.

Bagaimana Tempo menanggapi peristiwa Malari tersebut? Tempo lagi-

lagi mencoba menyajikan porsi berita secara imbang. Kedua belah pihak yang

"bermain" di balik peristiwa itu sama-sama dimuat opininya, yaitu antara

pihak Widjojo yang pro-Jepang dan Ali Moertopo yang anti-Jepang. Tempo

dianggap netral dalam konflik elit yang berebut pengaruh tersebut. Diakui

Steele, pemberitaan yang relatif obyektif ini adalah sebagai faktor untuk

menyelamatkan Tempo dari bredel rezim kala itu. Berbeda dengan Tempo, 12

69

Page 91: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

surat kabar harian ibu kota sebutlah misalnya, Harian Kami, The Jakarta

Times, Indonesia Pos resmi ditutup pada saat peristiwa itu.

Perjuangan Tempo tidak berhenti di situ. Dalam hubungannya dengan

rezim Soeharto, Tempo memang tak mudah ditundukkan. Karena

pemberitaannya yang relatif imbang, rezim tak gampang menuduh Tempo

dengan alasan yang masuk akal. Walaupun demikian, di mata sebagian

pejabat, Tempo tetaplah "duri dalam daging". Di satu sisi, Tempo diakui

kredibilitas pemberitaannya. Di sisi lain, ia tetap perlu diawasi. Pemerintah

merasa waswas karena majalah ini terlalu kritis terhadap rezim (Al-Fayyadl,

2008).

Tempo sendiri menyadari posisinya. Karena itu, agar tetap bertahan, ia

harus menggunakan trik dan strategi. Steele menyebut beberapa di antaranya,

seperti mengganti kalimat aktif menjadi pasif (konon, kabarnya, wallahu

a’lam) atau mengutip komentar dari pejabat asing terhadap situasi dalam

negeri. Strategi yang kedua ini biasa disebut pinjam mulut. Ini misalnya

diterapkan ketika Tempo melaporkan insiden Santa Cruz pada 1991 dengan

mengutip ucapan seorang pejabat PBB (Al-Fayyadl, 2008).

Semua strategi itu dipakai untuk menjamin kelangsungan Tempo

sebagai media yang independen dan terbuka. Tekanan bertubi-tubi dari rezim

tidak meluluhkan semangat para wartawan Tempo untuk menghadirkan fakta

secara lebih jernih ke hadapan publik. Ditambah lagi dengan kehadiran

"Catatan Pinggir" Goenawan Mohamad pada setiap edisi, yang mencoba

memberikan kritik terhadap perpolitikan tanah air dengan satir dan ironinya

70

Page 92: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

yang khas, memperkaya Tempo menjadi lebih dari sekadar majalah yang

"enak dibaca" (Al-Fayyadl, 2008).

Akhir Maret 1982, Tempo memang sempat dibekukan karena berani

melaporkan situasi Pemilu waktu itu yang ricuh. Adapun alasan pembekuan

atas majalah ini disebabkan oleh pemberitaan Tempo mengenai insiden pemilu

yang ricuh di Lapangan Banteng yang dimuat dalam edisi 27 Maret, serta

pemuatan gambar yang dapat memanaskan situasi yang berkaitan dengan

berita “UI mogok” dimuat dalam edisi 10 April (Winata, 2008: 55). Hal ini

dinilai oleh Departemen Penerangan telah melanggar konsensus pemerintah

dan pers nasional. Tetapi dua minggu kemudian, Tempo kembali diizinkan

untuk terbit. Usaha pemerintah untuk menekan Tempo selalu menemui batu

sandungan karena keberhasilan strategi Tempo untuk mengambil jarak dengan

kekuasaan, sekaligus melobi kekuasaan untuk memberi jaminan.

Pada tanggal 29 Juni 1982, Menteri Penerangan Ali Murtopo

menyatakan pencairan Surat Izin Terbit Tempo. Bulan Juni Tempo kembali

beredar di kalangan pembacanya. Di tengah persaingan penerbitan majalah-

majalah berita yang ada di Indonesia, tahun 1984 Tempo semakin kuat

posisinya sebagai market leader di jenisnya. Oplah majalah Tempo naik

hingga 136.100 eksemplar dari 103.700 eksemplar (Winata, 2008: 55).

Dalam perkembangannya, tanggal 11 Juli 1987, Majalah Tempo

mengalami banyak cobaan. Majalah berita yang disebut sebagai majalah

terbesar di Asia Tenggara ini mengalami masalah internal, yaitu sebanyak 32

wartawan Tempo bereksodus mendirikan tabloid Editor. Rencana eksodus itu

71

Page 93: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

bermula dari ketidakpuasan yang terakumulasi di kalangan para wartawan

Tempo, termasuk di situ adalah Syu’bah Asa, Saur Hutabarat, Eddy

Harawanto, dan lain-lain. Dalam pandangan mereka, Tempo sudah kehilangan

idealismenya, Tempo sudah merupakan industri.

Permasalahan ini bermula karena para pendiri Tempo, yang sebagian

adalah sastrawan atau seniman, pada satu sisi, tidak dapat menyesuaikan diri

dengan sistem manajemen modern yang diterapkan oleh para senior di Tempo.

Padahal, dalam manajemen redaksi, diterapkan kode etik, in house training,

rapat untuk memutuskan berita dan lain-lain. Sementara itu, dalam

pengelolaan sumber daya manusia, diterapkan sistem yang transparan

menyangkut promosi dan pengelolaan, perekrutan reporter baru hanya dari

universitas-universitas ternama. Manajemen modern ini akhirnya

menyebabkan hilangnya keakraban antara manajer dan wartawan.

Mungkin yang lebih divisif adalah isu uang. Kesuksesan yang

dibarengi dengan sensor yang dilakukan oleh pemerintah yang berarti bahwa

Tempo secara efektif menempati posisi monopoli, menyebabkan kenaikan gaji

dan bonus, dan ini didistribusikan secara tidak merata di antara orang-orang

yang bekerja di majalah tersebut.

Dalam perjalanan sejarahnya, Tempo sering mengalami beberapa

ujian. Mulai dari awal terbit tahun 1971, pergumulan dan pergulatan di

dalamnya, perpecahan-perpecahan, manajemennya, sampai ditutup pada rezim

Soeharto, hingga terbit kembali. Tempo kemudian belajar dari kesalahan-

kesalahan yang pernah dialaminya tersebut. Salah satunya adalah aspek

72

Page 94: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

bagaimana Tempo mengembangkan manajemen modern yaitu dengan

melakukan pembenahan dalam organisasi. Tempo juga belajar dari Kompas,

dengan cara bagaimana Jakob Oetama membagikan bonus kepada wartawan

yang berdasarkan penilainnya sendiri. Kemudian, Tempo menyusun rencana

karier bagi para wartawan Tempo mulai dari masa percobaan, beberapa tahun

menjadi reporter, naik menjadi staf editorial atau penulis, dan kalau periode ini

dilewati akan ada pelatihan lebih lanjut menjadi redaktur penyunting (desk

editor).

Posisi-posisi seperti pemimpin redaksi, redaktur eksekutif, dan asisten redaktur eksekutif dipilih oleh para wartawan yang ada dalam jajaran managing editors. Para wartawan senior yang tidak memiliki jabatan diberi posisi sebagai “senior editors” yang berarti mereka bebas mengembangkan sendiri gagasan-gagasan cerita. Dan pada setiap tahapan itu ada proses magangnya, di mana para kandidat harus menyelesaikan sejumlah penugasan guna membuktikan kemampuan- nya (Hartadi, 2008).

Istirahat terpanjang Tempo terjadi setelah pembredelan 21 Juni 1994.

Sejak itu wartawan Tempo melakukan gerilya, seperti dengan mendirikan

sebuah versi online yang dikenal sebagai Tempo interaktif secara klandestin,

atau mendirikan ISAI (Institut Studi Arus Informasi) pada 1995. Perjuangan

ini membuktikan komitmen Tempo pada demokratisasi dan kebebasan pers,

yang pada zaman Orde Baru dipasung secara sistematis (Al-Fayyadl, 2008).

Akhirnya, pada tanggal 6 Oktober 1998 majalah Tempo diterbitkan

kembali setelah jatuhnya Soeharto pada tahun itu. Majalah yang dibangun

kembali tersebut telah menjadi kritikus yang paling tajam bagi pemerintahan

di era reformasi. Berbagai perubahan dilakukan seperti perubahan jumlah

halaman namun tetap mempertahankan mutunya. Selain menerbitkan majalah,

73

Page 95: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Tempo juga menerbitkan majalah bahasa Inggris yang bernama Tempo

Magazine yang sudah terbit sejak 12 september 2000, dan pada 2 April 2001

Tempo juga menerbitkan surat kabar harian yang bernama Koran Tempo yang

sirkulasinya sudah sebesar 100.000 setiap harinya.

PT Tempo Inti media Tbk., juga meluncurkan Koran Tempo edisi

Jawa Timur – Bali mulai Senin, 24 Maret 2008. Penetrasi usaha ini dilakukan

seiring dengan sistem cetak jarak jauh di Surabaya. Direktur Utama dan

Corporate Chief Editor Tempo Inti Media Bambang Harymurti menjelaskan,

“keputusan cetak jarak jauh diambil semata untuk memenuhi kebutuhan para

pelanggan di Jawa Timur dan Bali yang mengeluhkan keterlambatan sirkulasi.

(Majalah Berita Indonesia, 1 Mei 2008).

Apabila melihat proses perjuangan dalam membangun Tempo di atas,

tidak bisa dilepaskan dari sentuhan tangan Goenawan Mohammad. Bisa

dikatakan bahwa ketika berbicara tentang Tempo tidak akan lengkap tanpa

membicarakan Goenawan Mohammad. Bahkan, Janet Steele menggambarkan

bahwa Tempo adalah Goenawan Mohammad, sebagai orang yang paling

banyak memberi warna kepada majalah berita ini (Hartadi, 2008).

Goenawan Mohammad adalah seorang penulis besar berpengaruh,

seorang jurnalis dan sastrawan, lahir di Karangasem, Batang, Jawa Tengah 29

Juli 1941. Pada masa mudanya, ia lebih dikenal sebagai seorang penyair.

Pandangannya sangat liberal dan terbuka. Ia juga punya andil dalam pendirian

Jaringan Islam Liberal (JIL).

74

Page 96: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Selama kurang lebih 30 tahun ia menekuni dunia pers. Beberapa

karirnya di dunia pers, yaitu antara lain: Redaktur Harian KAMI (1969-1970),

Redaktur Majalah Horison (1969-1974), Pemimpin Redaksi Majalah Ekspres

(1970-1971), Pemimpin Redaksi Majalah Tempo (1971-sekarang), Pemimpin

Redaksi Majalah Swasembada (1985-sekarang) (Handrianto, 2007: 106).

Goenawan Mohammad menghasilkan berbagai karya tulis yang sudah

diterbitkan, diantaranya kumpulan puisi dalam Parikesit (1973) dan Interlude

(1976) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Inggris, Jepang dan

Perancis. Sebagian esainya terhimpun dalam Potret Seorang Penyair Muda

Sebagai Si Malin Kundang (1974), Seks, Sastra, Kita, dan Sinar Kasih (1980).

Tetapi lebih dari itu, tulisannya yang paling terkenal dan populer adalah

Catatan Pinggir (Grafitipers, 1982), sebuah artikel pendek yang dimuat secara

mingguan di halaman paling belakang dari majalah Tempo.

Popularitas Goenawan Mohammad dalam dunia pers tidaklah

diragukan. Dia telah berjasa melahirkan mengader banyak jurnalis di

Indonesia. Tapi, terlepas dari itu, Goenawan juga sukses menggerakkan proses

sekularisasi di Indonesia (Handrianto, 2007: 112).

Pertengahan Juni 1993, Goenawan Mohammad mengundurkan diri

dari Tempo. Walaupun Goenawan Mohammad sudah keluar dari Tempo,

namun pengaruhnya pada Tempo tidak terhenti setelah jabatannya dilepaskan,

dan akhirnya ia menyerahkan jabatannya kepada Fikri Jufri hingga saat ini.

75

Page 97: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

2. Tempo Interaktif

Selain menyediakan berita dalam bentuk surat kabar, PT Tempo Inti

Media Tbk., juga menyediakan berita dalam bentuk online yang bersinergi

dengan versi cetaknya, di mana berita online-nya bisa diakses di alamat situs:

www.tempo.co.id, www.tempointeraktif.com, dan www.tempointeractive.

com.

2. 1. Layanan dalam Tempo Interaktif

Layanan yang terdapat dalam Portal Tempo Interaktif adalah sebagai

berikut:

a. Blog, layanan ini adalah penyediaan fasilitas blog untuk para blogger sebagai media komunikasi. Fasilitas ini merupakan salah satu strategi Tempo Interaktif untuk menjalin pembaca melalui suatu jaringan komunitas.

b. Berita Budaya, layanan ini mengemas berita-berita yang berkaitan dengan masalah budaya.

c. Berita Digital, layanan ini mengemas berita-berita yang berkaitan dengan perkembangan dunia komputer maupun internet.

d. Berita Ekonomi, layanan ini mengemas berita-berita yang berkaitan dengan perkembangan dunia ekonomi.

e. Berita Internasional, layanan ini mengemas berita-berita yang berkaitan dengan perkembangan dunia internasional.

f. Berita Iptek, layanan ini mengemas berita-berita yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

g. Berita Jakarta, layanan ini mengemas berita-berita yang berkaitan dengan kejadian-kejadian di seputar Jakarta.

h. Berita Nasional, layanan ini mengemas berita-berita yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam konteks nasional.

i. Berita Olahraga, layanan ini mengemas berita-berita yang berkaitan dengan perkembangan dunia olahraga.

j. Majalah Tempo, layanan ini mengemas berita-berita yang ditampilkan di majalah Tempo.

k. Koran Tempo, layanan ini mengemas berita-berita yang ditampilkan di koran Tempo.

l. Pusat Data, layanan ini khusus mengupas berta-berita aktual yang ditampilkan secara komplit mulai dari data-data sampai dengan analisis yang tajam.

76

Page 98: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

m. Tempat Foto, layanan ini memuat photo-photo yang sudah pernah ditampilkan di dalam majalah Tempo, Koran Tempo, maupun Tempo Interaktif.

n. Indikator, merupakan layanan dalam bentuk survey kepada pembaca Tempo terkait dengan suatu kejadian yang aktual. .

o. Layanan Dua Bahasa, merupakan layanan yang memungkinkan pembaca untuk menikmati Tempo dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris (Hardianto, 2008: 68-69).

2. 2. Kewajiban Registrasi Untuk dapat mengakses informasi di Tempo Interaktif maka pihak

pengelola mensyaratkan kepada pembaca untuk memdaftar terlebih dahulu.

Hal ini tentunya berbeda dengan Portal Media Online yang lain yang

memperbolehkan pembaca untuk mengakses secara bebas informasi-

informasi di dalam situs media.

3. Visi dan Misi Tempo

3. 1. Visi Tempo

Visi Tempo adalah: “Menjadi acuan dalam proses meningkatkan

kebebasan rakyat untuk berpikir dan mengutarakan pendapat serta

membangun suatu masyarakat yang menghargai kecerdasan dan perbedaan

pendapat.”

3. 2. Misi Tempo

Misi Tempo antara lain adalah:

1) Menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia yang

menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda.

2) Sebuah produk multimedia yang mandiri, bebas dari tekanan kekuasaan

modal dan politik.

77

Page 99: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

3) Terus-menerus meningkatkan apresiasi terhadap ide-ide baru, bahasa, dan

tampilan visual yang baik.

4) Sebuah karya yang bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik.

5) Menjadikan tempat kerja yang mencerminkan Indonesia yang beragam

sesuai kemajuan jaman.

6) Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua sektor.

7) Menjadi lahan yang subur bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkaya

khasanah artistik dan intelektual.

4. Susunan Redaksi Tempo

Pemimpin Redaksi : Bambang Harymurti.

Wakil Pemimpin Redaksi : Toriq Hadad.

Redaktur Eksekutif : Wahyu Muryadi.

Redaktur Pelaksana : Daru Priyambodo, M. Taufiqurraman,

Dian Basuki.

Kepala Biro Daerah : Prasidono Listiaji.

Redaktur TI : Budi Setyarso. Sidang Redaksi:

Agus Hidayat, Ahmad Taufik, Ali Anwar, Elik Susanto, Fajar W.H.,

Grace S. Gandhi, Purwani Diyah Prabandari, Rommy Fibri, Sudrajat.

Biro Jakarta:

Agus Supriyanto, Agriceli H.W., Ami Afriatni, Angelus Tito, Badriah,

Erwin Prima, Erwin Daryanto, Evy Flamboyan, Ewo Raswa, Fanny

Febiana, Indriani Diah S., Khairunnisa, Maria Ulfah, Mawar Kusuma,

78

Page 100: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

M. Fasabeni, M. Nafi, Rr. Ariyani, Suliyanti Pakpahan, Sunariyah,

Suryani Ika Sari,Yuliawati.

Daerah:

L.N. Idayani (Yogyakarta), Rinny Srihartini (Bandung), Setiyardi

(Bandung), Jalil Hakim (Surabaya), R. Fadjri (Yogyakarta), Zed

Abidien (Surabaya).

Fotografi: Agung Chandra, Arie Basuki, Santirta M.

Riset:

Aris Mustafa, Ngarto Februana, Indra Mutiara, Muchtar Wijaya, Sri

Wahyuni, Titis Hutami, Viva Kusnandar.

Penerbitan: Sri Indrayati, Sri Mulungsih.

Informasi Iklan:

Kebayoran Center Blok A11 - A15

Jl. Kebayoran Baru - Mayestik, Jakarta 12440

Telp (021) 725 5625

Faks (021) 720 6995

E-mail : [email protected]

Redaksi Tempo Interaktif:

Kebayoran Center Blok A11 - A15

Jl. Kebayoran Baru - Mayestik, Jakarta 12440

Telp (021) 725 5625

Faks (021) 725 5645

E-mail : [email protected]

79

Page 101: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Teknologi Informasi Tempo:

Jl. Proklamasi No. 72, Jakarta 10320

Telp (021) 3916160, 39899361

Faks (021) 3921947, 3156331

E-mail : [email protected]

Sumber: (http://www.tempointeraktif.com, Selasa, 10 Juni 2008).

80

Page 102: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Pada tanggal 16 April 2008 Badan Koordinasi Pengawas Aliran

Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) mengeluarkan rekomendasi kepada

Jaksa Agung, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama untuk

menghentikan kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). Keluarnya

rekomendasi Bakor Pakem tersebut adalah hasil rapat Bakor Pakem yang

dipimpin oleh Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto yang menyatakan

bahwa dari hasil pemantauan selama tiga bulan, ternyata Ahmadiyah tidak

melaksanakan 12 butir penjelasan Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah

Indonesia yang dibuat tanggal 14 Januari 2008 secara konsisten dan

bertanggung jawab.

Anggota Bakor Pakem yang juga kepala Litbang dan Diklat Depag,

Prof. Atho Mudzhar, menambahkan, dari pemantauan yang dilakukan di 33

kabupaten, 55 komunitas Ahmadiyah, dan 277 warga Ahmadiyah, ditemukan

bahwa Ahmadiyah tetap mengakui ada nabi setelah nabi Muhammad saw.

Sebagai tindaklanjutnya, Bakor Pakem kemudian merekomendasikan agar

warga JAI diperintahkan dan diberi peringatan keras untuk menghentikan

perbuatannya di dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa

Agung, dan Menteri Dalam Negeri sesuai dengan UU No. 1 PNPS Tahun

1965.

81

Page 103: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Dua bulan setelah keluarnya rekomendasi Bakor Pakem tersebut,

pemerintah akhirnya mengeluarkan SKB itu, tepat pada 9 Juni 2008. Namun,

setelah SKB terbit, masih tersisa ketidakpuasan dari kedua belah pihak yang

merasa pemerintah belum memberikan ketegasan dalam tuangan SKB dalam

format terbaiknya.

Pemerintah Indonesia sendiri seakan ragu-ragu dalam bertindak

meskipun telah mendapatkan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia

(MUI) dan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan (Bakor Pakem)

agar melarang segala bentuk kegiatan aliran Jemaat Ahmadiyah di Indonesia.

Tak ayal sikap ragu-ragu pemerintah ini semakin memperparah nasib kaum

Ahmadi (Yogaswara, 2008: 18).

Peristiwa ini menjadi sorotan di berbagai pemberitaan media, baik

media cetak, elektronik maupun media online. Bahkan, akibat peristiwa ini

muncullah perpecahan di antara ummat Islam. Perpecahan di antara ummat

Islam semakin tajam. Perbedaan pendapat tentang sesat atau tidaknya

Ahmadiyah telah membagi ummat Islam ke dalam dua kubu yang saling

bertentangan (Yogaswara, 2008: 17). Maraknya pemberitaan peristiwa ini

semakin menarik untuk diteliti. Hal ini disebabkan oleh pemberitaan yang

berbeda-beda pada setiap media, dalam hal ini adalah media online, di

antaranya Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif yang

memiliki cara tersendiri dalam mengkonstruksi realitas atau peristiwa tersebut.

Ketiga media online tersebut memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi

realitas mengenai rekomendasi Bakor Pakem tersebut. Dari ketiga media

82

Page 104: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

online tersebut menunjukkan perspektif yang berbeda dalam mengkonstruksi

realitas tersebut, kecuali Kompas.com dan Tempo Interaktif yang

perspektifnya tidak jauh berbeda dalam mengkonstruksi realitas tersebut. Ada

perbedaan konstruksi pemberitaan yang terjadi di antara ketiga media online

tersebut, khususnya mengenai kontroversi dengan dikeluarkannya

rekomendasi Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat

(Bakor Pakem) tentang penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

(JAI). Peneliti mengambil empat berita yang disajikan masing-masing dari

ketiga media online tersebut. Berikut ini akan diuraikan masing-masing frame

media online tersebut.

A. Frame Republika Online: Rekomendasi Bakor Pakem Merupakan

Langkah Awal yang Tepat yang Sepenuhnya akan Didukung

Republika Online menurunkan laporan tentang rekomendasi Badan

Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem)

mengenai penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) ini sejak

mulai April sampai Desember 2008. Peneliti memilih empat berita dari edisi

April – Juni 2008 yang dianggap paling representatif dari keseluruhan berita

yang diturunkan Republika Online. Masing-masing dengan judul “FUI Desak

Pemerintah Keluarkan Keppres Pembubaran Ahmadiyah” pada tanggal 17

April 2008, “Polri dan Pemerintah Jangan Diskriminasi” pada tanggal 18

April 2008, “Umat Islam Desak Pemerintah Keluarkan SKB Pelarangan

Ahmadiyah” pada tanggal 09 Mei 2008, “PBNU: SKB Kurang Memuaskan”

83

Page 105: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

pada tanggal 11 Juni 2008. Keempat berita tersebut oleh Republika Online

semuanya ditempatkan pada rubrik “Nasional”.

Problem Indentification. Ada beberapa alasan kenapa bingkai

Republika Online melihat dikeluarkannya rekomendasi Bakor Pakem untuk

menghentikan kegiatan JAI ini adalah sebagai berikut: Pertama, Bakor Pakem

menilai bahwa JAI telah melakukan kegiatan dan penafsiran keagamaan yang

menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam serta menimbulkan keresahan

dan pertentangan dalam masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban

umum. Selain itu, JAI telah nyata-nyata secara sengaja, sistematik, dan

terorganisir melakukan penodaan dan penistaan terhadap agama Islam

sehingga dikeluarkanlah rekomendasi Bakor Pakem tersebut. Maka, frame

yang dikembangkan Republika Online adalah dengan memandang bahwa

keputusan yang dilakukan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan

Masyarakat (Bakor Pakem) untuk menghentikan kegiatan Jemaat Ahmadiyah

Indonesia (JAI) merupakan langkah awal yang tepat yang sepenuhnya akan

didukung. Sebagaimana yang dikatakan Ketua Tim Advokasi FUI,

Munarman. Munarman mengatakan, keputusan yang dibuat Bakor Pakem

merupakan langkah awal yang tepat yang akan didukung sepenuhnya oleh FUI

(http://republika.co.id/Online_detail.asp?id=330698&katid=23, Jum’at, 18 Ap

ril 2008).

Hal ini diperkuat dengan adanya pernyataan dari beberapa kalangan

umat Islam, bahwa rekomendasi Bakor Pakem mengenai penghentian seluruh

84

Page 106: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

kegiatan JAI disambut baik oleh berbagai kalangan (http://republika.

co.id/Online_detail.asp?id=330743&kat_id=23, Juma’at, 18 April 2008).

Kedua, sebagai konsekuensi Republika Online melihat masalah ini,

sumber berita yang diwawancarai adalah sumber berita yang berlatar belakang

dari ulama dan berbagai Ormas Islam yang cenderung menginginkan agar

organisasi JAI segera dibubarkan pasca rekomendasi Bakor Pakem tersebut.

Ulama dan Ormas Islam tersebut antara lain seperti: Ketua Forum Umat Islam

(FUI) Mashadi yang mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar

segera mengeluarkan Keppres (Keputusan Presiden) untuk pembubaran

organisasi Ahmadiyah; Forum Umat Islam Selamatkan Aqidah (Forsa) yang

mendesak pemerintah menerbitkan SKB pelarangan Ahmadiyah; Ketua

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Medan, Andi Jamaro Dulung yang

mengatakan sebaiknya pemerintah membubarkan JAI, dan Ketua Tim

Pengacara Muslim Mahendra Data yang meminta Polri dan Pemerintah tidak

bersikap diskriminatif terhadap Ahmadiyah, serta Koordinator Aliansi Ummat

Islam (Alumi) Jabar, Hedi Muhammad mendesak pemerintah agar segera

menyelesaikan kasus tersebut.

Dalam pemberitaan Republika Online di atas, dengan berdasarkan para

sumber berita tersebut Republika Online terlihat cenderung mendukung

rekomendasi Bakor Pakem. Hal ini dikarenakan bahwa sumber berita yang

dipilih Republika Online adalah berasal dari kalangan ummat Muslim yang

terdiri dari ulama maupun Ormas Islam, sehingga para sumber berita yang

sudah dipilih tersebut tentu akan menyatakan opininya dengan pernyataan

85

Page 107: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

bahwa rekomendasi Bakor Pakem untuk menghentikan kegiatan JAI

merupakan langkah awal yang tepat yang sepenuhnya akan didukung. Sumber

berita yang telah dipilih dan menyatakan opininya tersebut tentunya

berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat oleh wartawan

Republika Online sendiri yang menginginkan agar pandangannya didukung

pembaca. Hal ini juga terkait dengan target audience Republika yang

mayoritas pembacanya adalah ummat Islam, sehingga aspirasi ummat Islam

mendapatkan posisi utama di pemberitaan Republika online.

Argumen ini diperkuat dengan pernyataan Eriyanto yang menyatakan:

Penempatan sumber berita yang menonjol dibandingkan dengan sumber lain; menempatkan wawancara seorang tokoh lebih besar dari tokoh lain; liputan yang hanya satu sisi dan merugikan pihak lain; tidak berimbang dan secara nyata memihak satu kelompok; kesemuanya tidaklah dianggap sebagai kekeliruan atau bias, tetapi dianggap memang itulah praktik yang dijalankan oleh wartawan. Konstruksi wartawan dalam memaknai realitas yang secara strategis menghasilkan laporan semacam itu (Eriyanto, 2005: 27-28). Sebenarnya, dibalik ini semua Republika Online ingin menunjukkan

pandangan ideologisnya kepada para pembaca. Agar pandangan ideologisnya

tersebut dapat diterima bahkan didukung oleh pembacanya. Apalagi segmen

Republika adalah ummat Islam mengingat populasinya yang paling besar di

Indonesia. Argumen ini diperkuat dalam tulisan Akhmad Zaini Abar di dalam

bukunya yang berjudul: 1966–1974 (Kisah Pers Indonesia). Abar menyatakan,

”Pers Muslim adalah pers yang mengekspresikan pandangan ideologisnya

lebih kepada kaum Muslimin pada umumnya (Abar, 1995: 58).

Argumen ini juga semakin diperkuat dalam tulisan Bimo Nugroho,

Eriyanto, dan Frans Sudiarsis di buku mereka yang berjudul: Politik Media

86

Page 108: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

mengemas Berita. Dalam bukunya tersebut, mereka menyatakan, ”secara

terbuka, Republika mendefinisikan dirinya sebagai koran Islam, yang

mencoba menghadirkan pemberitaan dalam perspektif yang Islami. Kedekatan

dengan ICMI mempengaruhi karakter pemberitaan Republika dan orientasi

politiknya” (Nugroho, Eriyanto, dan Surdiasis, 1999: 7).

Tabel 3

Deskripsi Empat Berita Republika Online tentang Rekomendasi Bakor

Pakem Mengenai Penghentian Kegiatan JAI

Edisi Judul Isi Berita/Wawancara Sumber Berita

Kamis, 17 April 2008, 14:28:00

“FUI Desak Pemerintah Keluarkan Keppres Pembubaran Ahmadiyah”

Keputusan Bakor Pakem merupakan langkah awal yang tepat yang akan didukung sepenuhnya oleh FUI, yaitu dengan cara mendesak pemerintah mengeluarkan Keppres pembubaran aliran Ahmadiyah.

Mashadi (Ketua FUI), Munarman (Ketua Tim Advokasi FUI).

Jum’at, 18 April 2008, 22:11:00

“Polri dan Pemerintah Jangan Diskriminasi”

Wawancara Republika Online dengan berbagai sumber berita. Mahendra Data, Hedi Muhammad cenderung menginginkan Ahmadiyah dibubarkan sesuai peringatan dari Bakor Pakem. Arif Rahman, sebaliknya Ahmadiyah tetap menjalankan aktivitas. Rachmat KS seolah-olah membela Ahmadiyah.

Mahendra Data (Ketua Tim Pengacara Muslim), Hedi Muhammad (Koordinator Aliansi Ummat Islam), Arif Rahman (Jubir Ahmadiyah), Rachmat KS (Kapolsek).

87

Page 109: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Jum’at, 09 Mei 2008, 16:32:00

“Umat Islam Desak Pemerintah Keluarkan SKB Pelarangan Ahmadiyah”

SKB yang akan dikeluarkan pemerintah pada 23 April 2008 ditunda tanpa alasan yang jelas. Padahal, sudah jelas Ahmadiyah menyimpang. Karena itu, Forsa menuntut segera keluarkan SKB pelarangan aliran Ahmadiyah di Indonesia.

Sabiqul Imam (Koordinator lapangan dalam aksi Forsa).

Rabu, 11 Juni 2008, 8:21:00

“PBNU: SKB Kurang Memuaskan”

Andi Jamaro Dulung menilai SKB yang dikeluarkan pemerintah belum memuaskan. Menurut dia, sebaiknya pemerintah membubarkan JAI agar tidak menimbulkan polemik dikemudian hari terutama umat Islam yang merasa terganggu atas ajaran yang dibawa oleh aliran yang mengaku ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

Andi Jamaro Dulung (Ketua PBNU Medan).

Sumber: Republika Online edisi April – Juni 2008

Causal Interpretation. Dalam keseluruhan berita yang diturunkan

Republika Online yang dianggap sebagai aktor atau penyebab masalah adalah

pertama, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan orang-orang dibelakangnya.

Aliran ini dan orang dibelakangnya ditempatkan sebagai sebab yang

mengakibatkan berbagai masalah tersebut. Di sini letak dan masalah bukan

pada Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor

Pakem) yang merekomendasikan penghentian kegiatan JAI. Masalah

sebaliknya, diletakkan pada JAI, sebuah aliran yang secara sengaja melakukan

penodaan dan penistaan terhadap agama Islam. Sebaliknya, orang Islam

diposisikan sebagai korban, yang mana HAM-nya hak orang Islam dilanggar

88

Page 110: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

oleh Ahmadiyah. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Ketua Tim Pengacara

Muslim Mahendra Data dengan pernyataannya dalam pemberitaan media ini.

Berikut kutipannya:

Seperti diketahui, Bakor Pakem menggarisbawahi dua kesalahan yang dilakukan Ahmadiyah. Pertama, Ahmadiyah mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, padahal dalam Islam nabi terakhir adalah Rasulullah Muhammad Saw. Kedua, Ahmadiyah mengakui tadzkirah sebagai kitab suci. ''Yang HAM-nya dilanggar adalah hak orang Islam bukannya Ahmadiyah,'' cetus dia. ''Kami memberi peringatan keras terhadap Kontras, LBH Jakarta, YLBHI, dan lainnya, jangan mempelintir soal HAM, memang hanya mereka saja yang mengerti soal HAM, kami juga mengerti,'' katanya menandaskan. Sebenarnya, masih banyak kesalahan yang dilakukan Ahmadiyah. Namun dua kesalahan itu saja sudah dibilang fatal (http://republika.co.id/ Online_detail.asp?id=330916&kat_id=23, Sabtu, 19 April 2008). Berdasarkan pemberitaan Republika Online di atas tentu frame

Republika Online akan mendukung pernyataan dari Mahendra Data, yang

mana Mahendra Data merupakan tokoh Pengacara Muslim. Hal ini mengingat

bahwa Harian Republika dikenal dengan Pers Islami-nya berkaitan dengan

dasar pendirian media ini oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI),

memilih untuk menempatkan diri diposisi kaum Muslim (Anindhita, 2008).

Aktor kedua adalah pemerintah. Pemerintah tampaknya menunda-

nunda pembubaran Ahmadiyah. Dalam pemberitaannya Republika Online

menyitir pendapat Sabiqul Imam, yang mengatakan SKB mengenai

pelarangan aliran Ahmadiyah di Indonesia, yang sedianya akan dikeluarkan

pemerintah pada 23 April 2008 ternyata tidak dilakukan.

"Pemegang wewenang keluarnya SKB, yaitu Menteri Agama, Mentri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung menunda keluarnya SKB tersebut tanpa alasan yang jelas," katanya. Padahal, katanya lebih lanjut, sudah

89

Page 111: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

jelas aliran Ahmadiyah sudah menyimpang dari ajaran pokok agama Islam, sehingga harus dilarang dan dihentikan segala kegiatannya (http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=333397&kat_id=23, Sabtu, 10 Mei 2008). Berdasarkan pemberitaan Republika Online di atas, terlihat bahwa

tampaknya Republika Online menyalahkan pihak pemerintah yang menunda

SKB mengenai pelarangan Ahmadiyah tersebut. Dalam pemberitaannya,

secara tidak langsung Republika Online menyatakan bahwa pemerintah

seolah-olah tidak mendukung pandangannnya untuk mewakili aspirasi dan

kepentingan ummat Islam. Apalagi mengingat kekuasaan di era Susilo

Bambang Yudhoyono, yang mana awal dan sampai saat ini pemerintahannya

terlihat tidak berorientasi pada Islam. Hal ini juga dikarenakan mengingat

ideologinya Republika yaitu Kebangsaan, Kerakyatan dan Keislaman, karena

sebelumnya, Republika hadir diciptakan untuk mewakili aspirasi ummat Islam

dan menciptakan bagaimana Republika membangun Presiden yang lebih

berorientasi Islam dan mempunyai kekuatan politik dan bisnis, agar

pandangan Republika dapat dukungan dari Presiden.

Argumen ini diperkuat dengan pernyataan Hendri Oktariawan dalam

karya ilmiahnya, dengan menyatakan:

Di tengah pertentangan ideologi, Republika hadir setelah sebuah konsep diciptakan untuk mewakili aspirasi dan kepentingan seluruh ummat, dan untuk itu dalam seminar yang diprakarsai oleh ICMI tahun 1991 yang membahas tentang bagaimana membangun Presiden yang berorientasi Islam dan mempunyai kepentingan politik dan bisnis serta mengimbangi Koran Kristen sebelumnya, maka Republika didirikan atas ideologi tersebut (Oktariawan, 2008: 55). Moral Evaluation. Penilaian moral yang diambil Republika Online

yang dikenakan kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menekankan

90

Page 112: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

bahwa ada dua kesalahan yang dilakukan JAI di antaranya adalah, pertama,

Ahmadiyah mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, padahal dalam

Islam Nabi terakhir adalah Rasulullah Muhammad Saw. Kedua, Ahmadiyah

mengakui tadzkirah sebagai kitab suci, maka muncul lah tudingan bahwa

Ahmadiyah telah melakukan kegiatan dan penafsiran keagamaan yang

menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam serta menimbulkan keresahan

dan pertentangan dalam masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban

umum, sehingga Bakor Pakem merekomendasikan agar warga JAI

diperintahkan dan diberi peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya.

Berdasarkan isi pemberitaannya, Republika Online yang memiliki

penilaian tersebut di atas dikarenakan bahwa mengingat Republika dikenal

dengan pers Islami-nya yang lebih menempatkan diri di posisi kaum Muslim

sehingga dalam pandangannya mendukung kaum Muslim yang menyatakan

bahwa aliran Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran ummat Islam yang

benar. Apalagi dalam pemberitaan Republika Online, sumber berita yang

sudah dipilih berasal dari kalangan ummat Islam agar pandangannya dapat

diterima maupun dapat dukungan dari pembaca.

Penilaian moral yang kedua, bagaimana pemerintah yang dianggap

tidak tegas dalam menindaklanjuti rekomendasi Bakor Pakem untuk

menghentikan kegiatan JAI yang dituangkan dalam SKB tiga menteri. Sikap

pemerintah seolah-olah menunda-nunda pembubaran Ahmadiyah tanpa alasan

yang jelas, sehingga dalam berita itu terlihat kecurigaan dalam diri Republika

Online, dengan mengatakan “Sikap ini mengundang pertanyaan apakah

91

Page 113: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Ahmadiyah mempunyai kekhususan sehingga dibedakan dengan Ahmad

Musadek dan Lia Edden”. Argumen ini juga diperkuat yang menyatakan

bahwa pemerintah seperti ragu-ragu dalam bertindak. Ketidaktegasan ini

akhirnya menjadi sebuah “bom waktu” yang siap meledak sewaktu-waktu.

Akhirnya terjadilah Tragedi Monas pada tanggal 1 Juni 2008 (Yogaswara,

2008: 88).

Treatment Recommendation. Rekomendasi Republika Online dalam

kasus ini adalah pertama, agar Ahmadiyah segera dibubarkan sesuai dengan

peringatan dari Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat

(Bakor Pakem) yang menyatakan bahwa Ahmadiyah sesat. Kedua, agar

berbagai Ormas Islam yang ada di tanah air memantau gerak-gerik dan

mengajak Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) ke ajaran Islam yang benar

sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Namun, jika warga Ahmadiyah tidak

berubah juga maka pemerintah harus membubarkan Ahmadiyah. Hal ini

merupakan tindakan terbaik yang direkomendasikan Republika Online untuk

menghilangkan pertentangan/perselisihan dari kalangan umat Islam seluruh

Indonesia. Berikut ini adalah kutipan pemberitaan Republika Online dari

pernyataan PBNU Andi Jamaro Dulung mengenai rekomendasi tersebut.

Untuk itu, kata dia, kewajiban Ormas Islam di tanah air yang harus memantau gerak gerik dan mengajak JAI kembali ke ajaran Islam yang benar berdasarkan Al Qur'an dan Hadist. "Tugas kitalah sebagai Ormas Islam untuk memantau dan mengajak mereka kembali ke jalan yang benar dan jika tidak berubah juga maka pemerintah harus membubarkan Ahmadiyah," ujarnya (http://republika.co.id/Online_ detail.asp?id=337190&kat_id=23, Kamis, 12 Juni 2008).

92

Page 114: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Berdasarkan isi pemberitaannnya, tentu Republika Online akan

memberikan rekomendasi dengan penjelasan seperti itu, hal ini karena

mengingat ideologi yang dianut Republika. Argumen ini diperkuat dengan

pernyataan Ibnu Hamad yang dengan menyatakan:

Ideologi Republika adalah ideologi pemiliknya, PT Abdi Bangsa, yaitu Kebangsaan, Kerakyatan dan Keislaman, dengan tujuan mempercepat terbentuknya ‘civil society’. Orientasi inilah yang sehari-hari dituangkan Republika dalam bentuk informasi dan sajian lainnya. Republika menampilkan Islam dalam wajah moderat (Hamad, 2004: 122). Dengan demikian, berdasarkan Skema Framing Analysis dari model

Robert N. Entman yang skemanya terdiri dari: problem identification, causal

interpretation, moral evaluation, dan treatment recommendation berdasarkan

frame Republika Online tersebut, maka dapat dirincikan berdasarkan tabel di

bawah ini.

Tabel 4

Frame: Kasus Rekomendasi Bakor Pakem Merupakan Langkah Awal yang

Tepat yang Sepenuhnya akan Didukung

Problem Identification Masalah rekomendasi Bakor Pakem

merupakan langkah awal yang tepat yang sepenuhnya akan didukung.

Causal Interpretation Pertama, JAI. JAI dan orang-orang dibelakangnya adalah aktor penyebab, sedangkan orang Islam adalah korban. Kedua, pemerintah.

93

Page 115: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Moral Evaluation Pertama, JAI telah melakukan kegiatan dan penafsiran keagamaan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam serta menimbulkan keresahan dan pertentangan dalam masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum. Kedua, pemerintah yang dianggap tidak tegas dalam menindaklanjuti rekomendasi Bakor Pakem untuk menghentikan JAI yang dituangkan dalam SKB tiga menteri.

Treatment Recommendation Pertama, agar Ahmadiyah segera dibubarkan. Kedua, agar berbagai Ormas Islam di tanah air memantau gerak-gerik dan mengajak JAI ke ajaran Islam yang benar sesuai Al Qur’an dan As Sunnah.

B. Frame Kompas.com: Keputusan Bakor Pakem Merupakan Pelanggaran

terhadap Konstitusi dan Hukum yang tidak akan Didukung

Kompas.com menurunkan laporan tentang rekomendasi Badan

Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem)

mengenai penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah indonesia (JAI) ini sejak

April sampai Oktober 2008. Peneliti memilih empat berita pada edisi April –

Juni 2008 yang dianggap paling representatif dari keseluruhan berita yang

diturunkan Kompas.com. Berita tersebut masing-masing dengan judul

“AKKBB: Keputusan Bakor Pakem Langgar Konstitusi” pada tanggal 16

April 2008; “Dukung Ahmadiyah, Desak Cabut Keputusan Bakor Pakem”

pada tanggal 17 April 2008; “Ratusan Orang Aksi Damai Dukung

Ahmadiyah” pada tanggal 6 Mei 2008; “SKB Ahmadiyah Wajah Buruk SBY–

YK” pada tanggal 12 Juni 2008. Berita-berita tersebut oleh Kompas.com

94

Page 116: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

ditempatkan pada rubrik “Nasional”, kecuali berita pada tanggal 6 Mei 2008

ditempatkan Kompas.com pada rubrik “Megapolitan”.

Problem Identification. Dalam keseluruhan berita yang diturunkan

Kompas.com, frame yang dikembangkan media ini adalah bahwa keputusan

yang dibuat Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat

(Bakor Pakem) mengenai penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

(JAI) merupakan suatu pelanggaran konstitusi dan hukum yang tidak akan

didukung. Frame ini dikuatkan oleh Kompas.com dari pernyataan kelompok

Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB)

yang mana aliansi ini merupakan pembela dan pendukung kelompok

Ahmadiyah.

Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menyatakan, keputusan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) yang melarang Ahmadiyah, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi dan hukum, baik nasional maupun internasional (http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/04 /16/22574964/akkb.keputusan.bakor.pakem.langgar.konstitusi, Kamis, 17 April 2008).

Pada bagian lain, Kompas.com menyatakan keputusan tersebut dinilai

hanya didasarkan pada penilaian ajaran agama tertentu. Hal ini dianggap

bertentangan dengan prinsip negara hukum yang dianut Indonesia

(http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/17/16452493/dukung.ahmadi

yah.desak.cabut.keputusan.rakor.pakem, Jum’at, 18 April 2008).

Demikian disampaikan puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi

Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) saat

menyatakan sikap penolakan terhadap rekomendasi Bakor Pakem soal

95

Page 117: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Ahmadiyah pada 16 April 2008 lalu di hadapan pengurus Komnas HAM di

Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/4) (http://kom

pas.com/index.php/read/xml/2008/04/17/16452493/dukung.ahmadiyah.desak.

cabut.keputusan.rakor.pakem, Jum’at, 18 April 2008).

Berdasarkan isi pemberitaannya, tentu saja Kompas.com menyatakan

bahwa rekomendasi Bakor Pakem merupakan pelanggaran terhadap konstitusi

dan hukum. Hal ini mengingat visi yang dianut oleh Kompas, yaitu visi

humanisme transendental, yang lagi-lagi sering dikaitkan dengan Katolik,

sehingga tentu saja dalam konstruksi pemberitaannya mengenai kasus ini

Kompas.com akan mengutamakan visinya tersebut. Seperti yang ditulis Frans

Seda berikut ini tentang sosok Jakob Oetama sebagai nakhoda Kompas.

“Jakob melihat posisinya sebagai pengusaha dan wartawan, sebagai pengabdian. Jakob adalah seorang Humanis; dan Humanis Kristiani. Pengabdian pada kemanusiaan. Ini kan arti yang paling inti dari penebusan dan penyelamatan Kristiani. Tuhan sendiri begitu menghargai manusia dan kemanusiaan hasil ciptaan-Nya, sehingga mengutus putera-Nya sendiri untuk datang hidup dengan dan di antara manusia (Emanuel) untuk mengabdi dan melalui pengabdian itu membawa penebusan dan penyelamatan bagi manusia. Pengabdian secara profesional sebagai Humanis Kristiani merupakan dasar dari religiositasnya Jakob” (Seda, dalam Hamad: 2004: 116). Argumen ini semakin diperkuat dengan pernyataan Jakob Oetama

dalam tulisannya. Jakob Oetama menuliskan:

Manusia dan kemanusiaan, serta karena itu juga cobaan dan permaslahannnya, aspirasi dan hasratnya, keagungan dan kehinaannya, adalah faktor yang ingin ditempatkan secara sentral dalam visi Kompas. Karena itu, manusia dan kemanusiaan senantiasa diusahakan menjadi nafas pemberitaan dan komentarnya. Apabila orang bicara soal manusia dan kemanusiaan, dalam konteks kebudayaan, sering konotasi yang timbul adalah humanisme sekuler dalam sejarah perkembangan Eropa. Konotasi itu membuat orang cemas, bahkan curiga (Oetama, 2001: 147).

96

Page 118: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Tabel 5

Deskripsi Empat Berita Kompas.com tentang Rekomendasi Bakor Pakem

Mengenai Penghentian Kegiatan JAI

Edisi Judul Isi Berita/Wawancara Sumber Berita

Rabu, 16 April 2008, 22:57 WIB

“AKKBB: Keputusan Bakor Pakem Langgar Konstitusi”

AKKBB menilai keputusan Bakor Pakem yang melarang Ahmadiyah merupakan pelanggaran konstitusi dan hukum. Lebih baik persoalan agama dikembalikan kepada internal agama dan pemerintah lebih baik jangan ikut campur.

Anick HT (Koordinator AKKBB), Jimly Asshiddiqie (Ketua Mahkamah Konstitusi).

Kamis, 17 April 2008, 16:45 WIB

“Dukung Ahmadiyah, Desak Cabut Keputusan Bakor Pakem”

AKKBB menyatakan sikap penolakan terhadap keputusan Bakor Pakem yang melarang Ahmadiyah. Sebab, keputusan Bakor Pakem tersebut dinilai melanggar konstitusi dan juga hukum internasional. Hal ini bertentangan dengan prinsip negara hukum yang dianut Indonesia.

Anick HT (Koordinator AKKBB).

Selasa, 6 Mei 2008, 10:29 WIB

“Ratusan Orang Aksi Damai Dukung Ahmadiyah”

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penentangan terhadap keputusan yang akan dibuat pemerintah terhadap keberadaan aliran Ahmadiyah."Dengan aksi damai ini kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia dibangun berdasar kebhinekaan, bukan oleh satu suku atau satu agama”.

Yendra Budiana (Koordinator lapangan aksi).

97

Page 119: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Kamis, 12 Juni 2008, 21:41 WIB

“SKB Ahmadiyah Wajah Buruk SBY–YK”

Terbitnya SKB tentang Ahmadiyah merupakan wajah buruk kepemimpinan SBY-JK yang diskriminatif, sekaligus juga mengingkari keberagaman yang merupakan fakta sosiologis bangsa Indonesia. Kami menolak secara tegas terbitnya SKB tersebut, karena pemerintah secara sengaja membiarkan ketidakpastian hukum atas Ahmadiyah.

Hendardi (Ketua Badan Pengurus SETARA Institute), Arbi Sanit (Pengamat Politik UI), Yuddy Latief (Paramadhina), Usman Hamid (Kontras).

Sumber: Kompas.com edisi April – Juni 2008

Causal Interpretation. Dalam keseluruhan berita yang diturunkan

Kompas.com yang dianggap sebagai aktor atau penyebab masalah adalah

Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem)

dan pihak pemerintah. Bakor Pakem dan pemerintah ditempatkan sebagai

penyebab masalah yang mengakibatkan berbagai masalah tersebut. Disini

letak dan awal masalah bukan pada Ahmadiyah (yang dituduh melakukan

penodaan dan penistaan terhadap agama Islam). Masalah sebaliknya,

diletakkan pada Bakor Pakem, yang pertama kali yang mengeluarkan

rekomendasi mengenai penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

(JAI), yang mana hasil rekomendasi ini merupakan hasil rapat Bakor Pakem

yang menilai bahwa Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) telah melakukan

kegiatan dan penafsiran keagamaan yang menyimpang dari pokok-pokok

ajaran Islam.

98

Page 120: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Berdasarkan causal interpretation di atas, pandangan Kompas.com

sangat berbeda dengan pandangan Republika Online dalam melihat peristiwa

ini. Hal ini sebabkan perbedaan visi pandangan di antara kedua media online

tersebut. Argumen ini diperkuat dengan pernyataan Jakob Oetama yang

menyatakan, “perbedaan juga disebabkan oleh yang disebut visi pandangan

media yang bersangkutan tentang permasalahan masyarakat. Visi atau

pandangan itu dijabarkan menjadi kebijakan editorial. Visi itu setiap kali

sekaligus menjadi kerangka acuan surat kabar yang bersangkutan” (Oetama,

2001: 145).

Selanjutnya, bagaimana pihak pemerintah yang dianggap jangan ikut

campur dalam persoalan agama. Kecuali, apabila ada yang melakukan

kekerasan terhadap warga Ahmadiyah barulah pemerintah melindunginya. Ini

misalnya dapat dilihat dari bagaimana media ini menyitir pendapat dari Ketua

Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie. Berikut ini kutipannya:

Sementara itu, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, menilai persoalan agama lebih baik dikembalikan kepada internal agama dan pemerintah lebih baik jangan ikut campur. "Tetapi kalau ada kekerasan, barulah pemerintah melindunginya," katanya (http:// kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/16/22574964/akkb.keputusan.bakor.pakem.langgar.konstitusi, Kamis, 17 April 2008). Pada bagian lain, Kompas.com bahkan menentukan pendapat dari

Yendra Budiana yang merupakan koordinator lapangan yang melakukan aksi

sebagai bentuk penentangan terhadap keputusan pemerintah mengenai

keberadaan Ahmadiyah. Berikut kutipannya:

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penentangan terhadap keputusan yang akan dibuat pemerintah terhadap keberadaan aliran Ahmadiyah. "Dengan aksi damai ini kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia

99

Page 121: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

dibangun berdasar kebhinekaan, bukan oleh satu suku atau satu agama. Bagaimana Bhineka Tunggal Ika yang ada di Indonesia bisa dipertahankan," kata koordinator lapangan aksi, Yendra Budiana (http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/06/1029250/ratusan.orang.aksi.damai.dukung.ahmadiyah, Rabu, 7 Mei 2008). Argumen ini semakin diperkuat dengan pernyataan juru bicara

Ahmadiyah, Ahmad Mubarik, mengenai sikap pemerintah yang kurang

mengakui status badan hukum yang diperoleh Ahmadiyah dari pemerintah RI.

Ahmad Mubarik mengatakan, “Kami sedih dan malu dengan sikap pemerintah

yang seperti ini. Kita sudah punya perangkat hukum yang cukup jelas, tapi

dalam praktiknya kok seperti ini?” (Yogaswara, 2008: 81).

Berdasarkan penilaian Kompas.com mengenai kasus ini, pemerintah

juga diposisikan sebagai penyebab masalah. Dalam pemberitaannya, terlihat

Kompas.com seolah-olah menyatakan bahwa pemerintah bersikap membeda-

bedakan agama sesama warga negara. Pemerintah bersikap kurang adil dalam

menangani kasus ini. Hal ini dikarenakan juga tergerakkan oleh visi Kompas

tersebut. Sehingga argumen ini diperkuat oleh Jakob Oetama dalam tulisannya

yang dengan menyatakan:

“Jika misalnya diingatkan bahwa Pancasila pun berprinsip pada kemanusiaan yang adil dan beradab serta kemanusiaan yang bertakwa itu pula, yang berdimensi regiolitas itu pula, yang justru menjadi visi dan semangat surat kabar ini, kiranya jelas duduknya perkara. Apalah artinya kedaulatan dan kemerdekaan negara, jika rakyat atau masyarakatnya tidak ikut menikmati serta merasakannnya. Faham kerakyatan, faham demokrasi Indonesia, sejak zaman pergerakan menjadi bagian integral dari cita-cita serta tujuan Indonesia Merdeka” (Oetama, 2001: 148). Berdasarkan visinya tersebut sudah mulai kelihatan, bagaimana Bakor

Pakem dan pemerintah ditempatkan dalam keseluruhan berita sebagai

100

Page 122: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

penyebab masalah. Sebaliknya, Ahmadiyah secara tidak langsung dipandang

sebagai korban dari keputusan yang diambil Bakor Pakem dan pemerintah.

Hal ini dikarenakan bahwa pandangan Kompas tergerakkan oleh visi itu,

berusaha pula senantiasa peka akan nasib manusia (Oetama, 2001: 147).

Maksud Kompas.com berdasarkan kasus ini, nasib manusia disini adalah

Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Moral Evaluation. Penilaian yang diberikan Kompas.com atas Bakor

Pakem dan pemerintah sebagai sumber masalah ini datang dari dua hal yang

sama-sama negatif terhadap Bakor Pakem dan pemerintah. Pertama, penilaian

moral yang dikenakan kepada Bakor Pakem menekankan bahwa tindakan

Bakor Pakem jelas bertentangan dengan Undang-Undang 1945, di

pemberitaannya mengenai undang-undang tersebut disebutkan “bahwa setiap

warga negara memiliki kebebasan untuk menjalankan agama dan beribadah

agama dan keyakinannya masing-masing”. Bahkan juga bertentangan dengan

Undang-Undang seperti UU 39/1999 dan UU 12/2005. Di pemberitaannya

mengenai undang-undang tersebut disebutkan “bahwa setiap warga negara

berkedudukan sama dan setara di depan hukum dan pemerintahan”. Kedua,

berhubungan dengan bahwa keputusan Bakor Pakem tersebut dinilai hanya

didasarkan pada penilaian ajaran agama tertentu.

Argumen ini diperkuat dengan pernyataan Dawam Rahardjo, yang

merupakan cendekiawan Muslim, mantan Rektor Unisma Bekasi, dan juga

seorang tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang mana dia menjelaskan:

Bahwa pengakuan legal yang diperoleh Ahmadiyah didasarkan pada Pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945, yaitu bahwa: “Negara berdasarkan

101

Page 123: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Ketuhanan Yang Maha Esa” dan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu” (Yogaswara, 2008: 82). Sedangkan, penilaian Kompas.com terhadap pihak pemerintah adalah

pertama, berhubungan dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB)

tentang Ahmadiyah yang mana terbitnya SKB tersebut merupakan wajah

buruk kepemimpinan SBY–JK yang diskriminatif, sekaligus juga mengingkari

keberagaman yang merupakan fakta sosiologis bangsa Indonesia. Dalam berita

itu ditegaskan, “SKB ini benar-benar dibangun atas dasar tekanan dan

kebencian sekelompok orang”. Sehingga pihak-pihak yang berada dibelakang

Ahmadiyah secara tegas menolak terbitnya SKB tersebut, karena pemerintah

telah dianggap secara sengaja membiarkan ketidakpastian hukum atas

Ahmadiyah. Kedua, konstalasi politik akan mengambil dari polemik SKB

Ahmadiyah pada menjelang tahun 2009.

Atas rekomendasi Bakor Pakem tersebut, pemerintah pun berjanji akan

segera mengeluarkan SKB. Kabar ini tentunya mengundang kritik dari

kelompok yang berdiri di pihak Ahmadiyah. Argumen ini semakin diperkuat

dengan pernyataan Direktur Eksekutif Wahid Institute, Ahmad Suaedy yang

menilai negara semestinya tidak perlu turut campur terlalu jauh mengurusi

keyakinan dan ibadah warganya (Yogaswara, 2008: 87).

Dalam pemberitaannya, penilaian moral Kompas.com terhadap Bakor

Pakem dan pemerintah seolah-olah ingin menunjukkan agar pandangannya

dapat diterima oleh para pembaca mengenai kasus ini. Hal ini mengingat

Jakob Oetama yang mana merupakan pendiri dan sekaligus pemilik Kompas,

102

Page 124: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

menambahkan gaya jurnalismenya yang khas dengan nama “Jurnalisme

Makna”. Argumen ini diperkuat oleh pernyataan Hendri Oktariawan dalam

karya ilmiahnya, yang dengan menyatakan:

Dengan gaya jurnalisme makna tersebut, Jakob dengan Harian Kompas-nya dinilai secara konsisten telah berupaya menyadarkan hati nurani para pembaca tentang perlunya bangsa ini menghapuskan nilai-nilai primordial dalam hubungan antar manusia dan kelompok, menanamkan etika dan moral demokrasi serta keadilan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa (Oktariawan, 2008: 46-47). Treatment Recommendation. Ada beberapa rekomendasi yang

disampaikan Kompas.com berkaitan dengan kasus ini, antara lain adalah:

pertama, merekomendasikan agar persoalan tersebut dikembalikan kepada

internal agama. Kedua, mendesak Bakor Pakem untuk mencabut keputusan

tersebut dan mendesak Presiden untuk memerintahkan aparat di bawah

jajarannya untuk menaati konstitusi dan undang-undang. Ketiga, mendesak

aparat penegak hukum agar memberikan perlindungan kepada JAI dan aset-

asetnya, dan menindak tegas pelaku yang melakukan kekerasan terhadap

anggota JAI.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan John Hardianto dalam karya

ilmiahnya, yang dengan menyatakan:

Filosofi yang mendasari para wartawan dan karyawan Kompas untuk mencapai tujuan itu adalah “humanisme transendetal”. Humanisme Transendental, menurut Jakob Oetama, adalah menempatkan manusia pada pusat filosofinya. Dengan berbagai latar belakang religinya, manusia harus aktif terlibat dalam pembangunan keadilan dan “human society” (Hardianto, 2007: 44). Dengan demikian, berdasarkan Skema Framing Analysis dari model

Robert N. Entman yang skemanya terdiri dari: problem identification, causal

103

Page 125: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

interpretation, moral evaluation, dan treatment recommendation berdasarkan

frame Kompas.com tersebut, maka dapat dirincikan berdasarkan tabel di

bawah ini.

Tabel 6

Frame: Kasus Keputusan Bakor Pakem Merupakan Pelanggaran terhadap

Konstitusi dan Hukum yang tidak akan Didukung

Problem Identification Masalah pelanggaran terhadap konstitusi

dan hukum yang tidak akan didukung.

Causal Interpretation Bakor Pakem dan pemerintah. Bakor Pakem dan pemerintah adalah penyebab, sedangkan JAI adalah korban.

Moral Evaluation Pertama, tindakan Bakor Pakem bertentangan dengan UU 1945. Kedua, keputusan Bakor Pakem hanya didasarkan pada penilaian ajaran agama tertentu. Pertama, SKB soal Ahmadiyah merupakan wajah buruk kepemimpinan SBY–JK yang diskriminatif, dan mengingkari keberagaman. Kedua, konstalasi politik akan mengambil dari polemik SKB Ahmadiyah menjelang 2009.

Treatment Recommendation Pertama, agar persoalan tersebut dikembalikan kepada internal agama. Kedua, mendesak Bakor Pakem mencabut keputusan tersebut dan mendesak Presiden untuk memerintahkan aparat di bawah jajarannya untuk menaati konstitusi dan UU. Ketiga, memberikan perlindungan kepada JAI dan aset-asetnya, dan menindak tegas pelaku yang melakukan kekerasan terhadap anggota JAI.

104

Page 126: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

C. Frame Tempo Interaktif: Keputusan Bakor Pakem Melanggar Konstitusi

dan Hukum sehingga Pembubaran Ahmadiyah Disesalkan

Tempo Interaktif menurunkan laporan tentang rekomendasi Badan

Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem)

mengenai penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) ini sejak

April sampai November 2008. Peneliti memilih empat berita dari edisi April –

Juni 2008 yang dianggap paling representatif dari keseluruhan berita yang

diturunkan Tempo Interaktif. Berita tersebut masing-masing dengan judul

“Pembubaran Ahmadiyah Disesalkan” pada tanggal 17 April 2008; “AKKBB

Desak Pemerintah Batalkan SKB Tiga Menteri soal Ahmadiyah” pada tanggal

18 April 2008; “AJI Damai Tolak Surat Keputusan Bersama untuk

Ahmadiyah” pada tanggal 06 Mei 2008; “SKB Tiga Menteri Dinilai

Pelanggaran Negara” pada tanggal 11 Juni 2008. Berita-berita yang

diturunkan pada tanggal 17–18 April 2008, dan 11 Juni 2008 oleh Tempo

Interaktif ditempatkan pada rubrik “Nasional”, sedangkan berita yang

diturunkan pada tanggal 06 Mei 2008 ditempatkan pada rubrik “Nusa”.

Problem Identification. Frame yang dikembangkan Tempo Interaktif

pada kasus rekomendasi Bakor Pakem ini, frame-nya hampir sama seperti apa

yang dikembangkan oleh Kompas.com yang mana masalah yang diangkat

Tempo Interaktif adalah masalah pelanggaran konstitusi dan hukum sehingga

rekomendasi Bakor Pakem mengenai pembubaran Ahmadiyah disesalkan oleh

pihak-pihak yang berada dibelakang Ahmadiyah. Frame ini dikuatkan oleh

105

Page 127: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Tempo Interaktif berdasarkan pandangan Koordinator Lembaga Bantuan

Hukum (LBH) Jakarta, Aswinawati. Berikut ini kutipannya:

Dasar negara menjatuhkan vonis kepada suatu ajaran berdasarkan rujukan kitab suci, pendapat lembaga agama tertentu dan ahli agama, artinya tidak sesuai dengan hukum. "Hal itu akan mengarah pada negara teokrasi," katanya. Sehingga, kata dia, keputusan dari Badan Koordinasi Pengawas aliran Kepercayaan di Masyarakat sudah melanggar konstitusi dan hukum (http://www.tempointeraktif.com/ hg/nasional/2008/04/18/brk,20080418-121550,id.html, Sabtu, 19 April 2008). Hal ini diperkuat yang isinya menyatakan bahwa Aliansi Kebangsaan

untuk Kebebasan Beragama juga menyampaikan rasa keberatannya atas

rekomendasi Bakor Pakem tersebut yang dinilainya telah melanggar konstitusi

(Yogaswara, 2008: 87).

Pada bagian lain, Tempo Interaktif juga menentukan pendapat Gatot

Rianto yang menyatakan bahwa dalam catatan Jaringan Kerja Pemantauan dan

Advokasi Kebebasan Beragama Berkeyakinan, pelanggaran terhadap

kebebasan beragama di Indonesia sudah sering terjadi. “Pelakunya bisa oleh

negara maupun warga negara,” kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum

Bandung itu menunjukkan (http://tempointeraktif.com/, Kamis, 12 Juni 2008).

Dalam pemberitaannya, Tempo Interaktif terlihat liberal. Maka, tentu

saja Tempo Interaktif akan menolak terhadap keputusan Bakor Pakem

tersebut. Tempo Interaktif yang menolak terhadap keputusan Bakor Pakem

tersebut terlihat pada pernyataan yang menyatakan bahwa rekomendasi Bakor

Pakem tersebut melanggar konstitusi dan hukum. Hal ini karena mengingat

visi Tempo, yaitu: “menjadi acuan dalam proses meningkatkan kebebasan

rakyat untuk berpikir dan mengutarakan pendapat serta membangun suatu

106

Page 128: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

masyarakat yang menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat”

(www.tempointeraktif.com, Selasa, 10 Juni 2008).

Berdasarkan visi yang dianut Tempo tersebut, yaitu ada kata seperti

kebebasan rakyat, tentunya kebebasan tersebut tidak hanya kebebasan berpikir

maupun kebebasan berpendapat, melainkan juga kebebasan untuk beragama

dan berkeyakinan. Hal ini juga mengingat pendirinya Tempo adalah

Goenawan Mohammad yang merupakan tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL).

Walaupun Goenawan Mohammad sudah tidak menjabat di keredaksian

Tempo lagi, namun, dia telah meninggalkan pengaruh yang besar terhadap

keredaksian Tempo sekarang. Hal ini bisa dilihat dari pemberitannya Tempo

yang cenderung liberal.

Argumen ini semakin diperkuat dengan tulisan Budi Handrianto dalam

bukunya yang berjudul: 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia (Pengusung Ide

Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme Agama). Dalam bukunya Budi

Handrianto menuliskan: “Meskipun Goenawan Mohammad merupakan

mantan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, yang berarti terlepas dari teknik

jurnalistiknya, bisa dikatakan, Goenawan Mohammad merupakan sosok tokoh

pers yang konsisten dalam meliberalkan Islam di Indonesia

(www.hidayatullah.com, dalam Handrianto, 2007: 112).

Kemungkinan juga termasuk karyawan-karyawan yang ada dalam

struktur organisasi Tempo yang mana bisa terpengaruh terhadap pendiri /

pemilik / pemimpin media tersebut. Sebagaimana yang dikemukakakan oleh

Budi Handrianto dalam tulisannya berikut ini:

107

Page 129: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Tokoh tersebut bisa saja memimpin organisasi besar sehingga bisa mempengaruhi orang banyak dengan “kekuasaan” nya yang ia miliki. Bisa juga ia masuk dalam daftar karena ia seorang penulis aktif / tokoh media yang tulisannya bisa mempengaruhi orang banyak. Penulis tersebut aktif menulis artikel maupun buku yang tersebar di berbagai media, untuk menunjukkan bahwa pendapat tersebut konsisten (Handrianto, 2007: 4). Berdasarkan pernyataan Budi Handrianto di atas, walaupun, Goenawan

Mohammad sudah tidak menjabat dikeredaksian Tempo lagi, namun

Goenawan Mohammad hingga kini masih aktif menulis di kolom “Caping”

(Catatan Pinggir) di Majalah Tempo maupun di Tempo Interaktif.

Tabel 7

Deskripsi Empat Berita Tempo Interaktif tentang Rekomendasi Bakor

Pakem Mengenai Penghentian Kegiatan JAI

Edisi Judul Isi Berita/Wawancara Sumber Berita

Kamis, 17 April 2008 14:37 WIB

“Pembubaran Ahmadiyah Disesalkan”

Sebelumnya Bakor Pakem mengusulkan agar Ahmadiyah dibubarkan bila tidak menghentikan kegiatannya.Yudi Latif menyesalkan pembubaran aliran Ahmadiyah. Menurut dia, kebijakan itu telah memasung kebebasan warga negara untuk menentukan pilihan agama dan aliran kepecayaan. Artinya, ada pelanggaran konstitusi pasal 28 dan pasal 29 UUD. "Pemerintah telah melanggar konstitusi".

Yudi Latif (Direktur Eksekutif Reform Institute).

108

Page 130: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Jum’at, 18 April 2008 13:19 WIB

“AKKBB Desak Pemerintah Batalkan SKB Tiga Menteri Soal Ahmadiyah”

AKKBB mendesak presiden membatalkan SKB tiga menteri yang menyatakan aliran Ahmadiyah menyimpang. SKB itu melanggar konstitusi dan UU No.39 tahun 1999 tentang HAM dan UU No.12 tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik yang menjamin dan melindungi warga negara dalam beribadah dan berkeyakinan.

Aswinawati (Koordinator Lembaga Bantuan Hukum).

Selasa, 06 Mei 2008 19:04 WIB

“AJI Damai Tolak Surat Keputusan Bersama untuk Ahmadiyah”

AJI Damai melakukan demo menolak dikeluarkannya SKB untuk membubarkan Ahmadiyah di Indonesia. Dalam aksi itu, AJI Damai meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyelesaikan kasus Ahmadiyah berdasarkan konstitusi negara dan UU HAM.

Muhammad Subkhi Ridho (Koordinator AJI Damai).

Rabu, 12 Juni 2008 20:14 WIB

“SKB Tiga Menteri Dinilai Pelanggaran Negara”

SKB Tiga Menteri tentang pelarangan kegiatan JAI dinilai semakin menambah daftar pelanggaran yang dilakukan negara terhadap warganya. “SKB ini dapat dipahami sebagai upaya pengekangan terhadap warga negara, khususnya JAI.” Menurut Gatot, pemerintah terlihat bersikap dilematis dalam mengeluarkan kebijakan itu. Juga semakin menunjukkan lagi ditekan kelompok yang selama ini menginginkan pembubaran Ahmadiyah dilarang.

Gatot Rianto (Sekretaris Steering Comitee Jaringan Kerja Pemantauan dan Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan)

Sumber: Tempo Interaktif edisi April – Juni 2008

109

Page 131: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Causal Interpretation. Dalam keseluruhan berita Tempo Interaktif,,

Bakor Pakem dan pihak pemerintah diposisikan sebagai aktor (penyebab

masalah). Sebaliknya, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dipandang dan

diposisikan sebagai korban. Berdasarkan isi pemberitaannya, Tempo Interaktif

terlihat seolah-olah Bakor Pakem merupakan penyebab masalah. Hal ini,

peneliti melihat bahwa Tempo Interaktif terlihat lebih liberal. Berbeda dengan

Republika Online yang terlihat Islami. Sehingga Tempo Interaktif dalam

pemberitaannya cenderung terlihat bahwa seolah-olah Ahmadiyah adalah

pihak korban dari rekomendasi Bakor Pakem.

Argumen ini pun semakin diperkuat dengan pernyataan Direktur

Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta,

Iskandar Zulkarnain, yang dengan menyatakan: “bagaimanapun, dampak dari

keputusan Badan Koordinasi secara personal menimbulkan kecemasan,

ketakutan, dan kekhawatiran bagi warga Ahmadiyah. Dikhawatirkan

timbulnya kembali tindakan anarkitis melahirkan trauma, meski pemerintah

telah memberikan jaminan keamanan” (Majalah Tempo, 5-11 Mei 2008).

Namun, dari keseluruhan pemberitaan media ini yang paling dominan

diposisikan sebagai aktor adalah pihak pemerintah. Dalam kasus ini, pihak

pemerintah yang lebih banyak dipermasalahkan. Hal ini mengingat bahwa

Tempo tetap menjaga integritasnya dengan mengambil jarak dari pusat-pusat

kekuasaan, terutama terhadap pemerintah.

Argumen ini diperkuat oleh pernyataan Sardi Winata dalam karya

ilmiahnya. Sardi Winata menyatakan:

110

Page 132: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Tempo yang sejak jaman Orde Baru terkena represifitas dari aparat negara karena setiap pemberitaanya dianggap terlalu kritis di jaman itu, sampai sekarang pun Tempo merupakan media yang sangat kritis menyikapi setiap fenomena sosial. Sikap Tempo yang mengambil jarak dengan pemerintah membuat setiap ulasan beritanya berbeda dengan banyak media. Tempo lahir dan mati di zaman Orde Baru (Winata, 2008: 7). Argumen ini semakin diperkuat dengan pernyataan Muhammad Al-

Fayyadl dalam artikelnya, yang dengan menyatakan:

Satu hal yang mungkin membedakan Tempo dari media lainnya adalah cara mengemas kritik itu. Tempo melontarkan kritik dengan gaya bahasa yang renyah dan nyaman. Motto Tempo yang terkenal, "enak dibaca dan perlu", hingga kini mewarnai pemberitaan Tempo. Menurut Steele, gaya jurnalisme yang diusung Tempo ini, adalah ingin mendobrak kebekuan bahasa pada masa itu, yang terlalu kental dengan slogan dan bombasme (Al-Fayyadl, 2008). Ini misalnya dapat dilihat dalam teks berita Tempo Interaktif yang

merupakan pernyataan Aswinawati bahwa menurut dia, keputusan pemerintah

itu tidak sesuai dengan dasar negara hukum. "Kalau sesuai negara hukum,

pastinya akan menjamin keberagaman agama," katanya (http://www.tempo

interaktif.com/hg/nasional/2008/04/18/brk,20080418-1215 50,id.html, Sabtu,

19 April 2008).

Pada bagian lain, Tempo Interaktif menyetir pendapat Gatot Rianto.

Menurut Gatot, pemerintah terlihat bersikap dilematis dalam mengeluarkan

kebijakan itu. Juga semakin menunjukkan lagi ditekan kelompok yang selama

ini menginginkan pembubaran Ahmadiyah yang dilarang (http://tempo

interaktif. com/, Kamis, 12 Juni 2008).

Sementara, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang diposisikan

sebagai korban ini terlihat dalam pemberitaan Tempo Interaktif yang misalnya

111

Page 133: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

menceritakan JAI dengan panjang lebar yang mana berbagai pengekangan dan

kekerasan yang dialami JAI. Berita itu berisi dimana markas Jemaah

Ahmadiyah di Bogor sempat disegel oleh MUI, Ormas, dan sejumlah

kelompok pemuda. Berbeda dengan Ahmadiyah, jika menyelesaikan polemik

tidak pernah memakai cara-cara kekerasan. Dalam catatannya, pengikut

Ahmadiyah di Indonesia yang jumlahnya sekitar dua juta, selalu berperilaku

santun dalam mengembangkan gerakannya. Kemudian, SKB yang diterbitkan,

yang mana SKB ini dipahami sebagai upaya pengekangan terhadap warga

negara, khususnya Jemaah Ahmadiyah Indonesia.

Argumen ini semakin diperkuat dalam rubrik opini Majalah Tempo,

yang menyatakan:

Kecemasan dimana-mana. Ketakutan merajalela. Majelis Ulama Indonesia harus bertanggung jawab atas semua ini. Juga Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat – sebuah “hakim” yang merekomendasikan mati-hidupnya sebuah keyakinan di Indonesia. Di atas itu semua patut pula kita bertanya: Dimanakah pemerintah yang pernah berjanji menjaga keamanan warga Ahmadiyah setelah munculnya vonis Majelis Ulama dan Badan Koordinasi (Majalah Tempo, 5–11 Mei 2008). Dari sini sudah mulai kelihatan, bagaimana Bakor Pakem dan

pemerintah ditempatkan dalam keseluruhan berita sebagai tersangka atau

penyebab masalah. Sebaliknya, Ahmadiyah secara tidak langsung dipandang

sebagai korban dari keputusan yang diambil Bakor Pakem dan pihak

pemerintah.

Moral Evaluation. Penilaian moral yang diberikan Tempo Interaktif

terhadap Bakor Pakem dan pemerintah sebagai sumber masalah ini adalah

keputusan yang dibuat Bakor Pakem maupun pemerintah, baik mengenai

112

Page 134: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

penghentian kegiatan JAI maupun SKB soal JAI ini semuanya dianggap

sebagai melanggar konstitusi dan undang-undang. Ini misalnya bisa dilihat

dalam teks pemberitaan Tempo Interaktif yang menyitir pendapat dari Yudi

Latif. Berikut ini kutipannya:

Menurut dia, kebijakan itu telah memasung kebebasan warga negara untuk menentukan pilihan agama dan aliran kepecayaan. "Padahal dalam konstitusi telah mengamanatkan hal itu," katanya. Artinya, ia melanjutkan ada pelanggaran konstitusi pasal 28 dan pasal 29 UUD. "Pemerintah telah melanggar konstitusi," katanya (http://www.tempo interaktif.com/hg/nasional/2008/04/17/brk,20080417-121475,id.html, Jum’at, 18 April 2008).

Kemudian, seharusnya negara memberikan kebebasan pada suatu

ajaran tertentu yang berkembang dan negara juga seharusnya lebih dewasa

dalam mengeluarkan keputusan mengenai persoalan agama. Ini misalnya bisa

dilihat dalam teks pemberitaan Tempo Interaktif yang menyitir pendapat Gatot

Rianto. Berikut ini kutipannya:

Seharusnya, kata Gatot, Negara lebih dewasa dalam mengeluarkan keputusan dengan menghormati hak beragama atau beribadah warganya. “Ini sudah diakui secara tegas dalam instrumen International Covenant On Civil and Political Rights (ICCPR) 1966 yang telah diratifikasi melalui Undang-undang Nomor 15 tahun 2005,” kata Gatot (http://tempointeraktif.com/, Kamis, 12 Juni 2008). Berdasarkan kutipan pemberitaan Tempo Interaktif di atas, tentu saja

Tempo Interaktif memberikan penilaian moral seperti itu dalam kasus ini. Hal

ini dikarenakan mengingat ideologi yang terdapat pada Tempo, yaitu ideologi

agama yang dianut oleh pendiri medianya, yaitu Islam liberal, yang mana

pendiri media ini adalah Goenawan Mohammad (mantan Pemimpin Redaksi

Majalah Tempo) yang merupakan tokoh yang paling berperan bagi tumbuhnya

113

Page 135: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

bibit-bibit Islam liberal di Indonesia melalui perannya di media (Handrianto,

2007: 110).

Treatment Recommendation. Ada beberapa rekomendasi dari Tempo

Interaktif mengenai masalah ini, yaitu pertama, dengan mendesak Presiden

agar Surat Keputusan Bersama (SKB) soal Ahmadiyah dibatalkan. Kedua,

meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, agar menyelesaikan

kasus Ahmadiyah ini berdasarkan konstitusi negara dan Undang-Undang Hak

Asasi Manusia. Ketiga, menyerukan kepada aparat keamanan, untuk menindak

tegas para pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Sebenarnya rekomendasi di atas yang dituangkan dalam pemberitaan

Tempo Interaktif mengenai kasus ini adalah dikarenakan pandangan ideologi

agama yang dianut pendiri media ini, yaitu Goenawan Mohammad, dimana

pendiri media ini selalu semangat mengusung kebebasan, termasuk kebebasan

agama. Hal ini diperkuat dengan pemberitaan Kompas.com yang menyatakan

bahwa Goenawan Mohammad, semangatnya akan sama dengan komunitas

Utan Kayu untuk merawat kebebasan (http://www.kompas.com/index.php/

read/xml/2008/08/08/1051440/goenawan.mohamad.cs.bangun.komunitas.salih

ara, Selasa, 30 Desember 2008).

Argumen ini diperkuat dengan pernyataan Budi Handrianto yang

menyatakan:

Goenawan Mohammad adalah seorang jurnalis dan sastrawan yang kritis dan berwawasan luas. Tanpa lelah, ia memperjuangkan kebebesan berbicara dan berpikir melalui berbagai tulisan dan organisasi yang didirikannya. Tulisannya banyak mengangkat tema HAM, agama, demokrasi, dan sebagainya (Handrianto, 2007: 107).

114

Page 136: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Tabel 8

Frame: Kasus Keputusan Bakorpakem Melanggar Konstitusi dan Hukum

sehingga Pembubaran Ahmadiyah Disesalkan

Problem Identification Masalah pelanggaran konstitusi dan

hukum sehingga pembubaran Ahmadiyah disesalkan.

Causal Interpretation Bakor Pakem dan pemerintah. Bakor Pakem dan pemerintah adalah penyebab, sedangkan JAI adalah korban.

Moral Evaluation Keputusan Bakor Pakem dan pemerintah mengenai penghentian kegiatan JAI maupun SKB soal JAI, semuanya dianggap melanggar konstitusi dan UU. Seharusnya negara memberikan kebebasan pada suatu ajaran tertentu dan juga lebih dewasa dalam mengeluarkan keputusan mengenai persoalan agama.

Treatment Recommendation Pertama, mendesak Presiden agar SKB soal Ahmadiyah dibatalkan. Kedua, meminta kepada Presiden SBY, agar menyelesaikan kasus Ahmadiyah berdasarkan konstitusi negara dan UU HAM. Ketiga, menyerukan kepada aparat keamanan, untuk menindak tegas para pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama.

D. Perbandingan Frame Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif

Berdasarkan pembahasan di atas menunjukkan bagaimana peristiwa

atau realitas yang sama dimaknai dan didefinisikan secara berbeda.

Pendefinisian yang berbeda tersebut disebabkan peristiwa atau realitas

dikonstruksi dan tafsirkan secara berbeda pula. Dalam kasus rekomendasi

115

Page 137: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Bakor Pakem ini, antara Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif

mempunyai definisi yang berbeda atas kasus ini. Republika Online

mendefinisikan rekomendasi Bakor Pakem merupakan langkah awal yang

tepat yang sepenuhnya akan didukung. Sedangkan, Kompas.com

mendefinisikan keputusan Bakor Pakem mengenai penghentian JAI

merupakan suatu pelanggaran konstitusi dan hukum yang tidak akan

didukung. Sementara itu, Tempo Interaktif mendefinisikan kasus ini sebagai

masalah pelanggaran konstitusi dan hukum sehingga rekomendasi mengenai

pembubaran Ahmadiyah disesalkan. Berikut ini adalah ringkasan antara frame

Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif.

Tabel 9

Perbandingan Frame Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif

Elemen Republika

Online

Kompas.com Tempo Interaktif

Frame Masalah rekomendasi Bakor Pakem merupakan langkah awal yang tepat yang sepenuhnya akan didukung.

Keputusan Bakor Pakem merupakan pelanggaran terhadap konstitusi dan hukum yang tidak akan didukung.

Keputusan Bakor Pakem melanggar konstitusi dan hukum sehingga pembubaran Ahmadiyah disesalkan.

116

Page 138: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Problem Identification

Masalah rekomendasi Bakor Pakem merupakan langkah awal yang tepat yang sepenuhnya akan didukung.

Masalah pelanggaran terhadap konstitusi dan hukum yang tidak akan didukung.

Masalah pelanggaran konstitusi dan hukum sehingga pembubaran Ahmadiyah disesalkan.

Causal Interpretation

Pertama, JAI. JAI dan orang-orang dibelakangnya adalah aktor penyebab, sedangkan orang Islam adalah korban. Kedua, pemerintah.

Bakor Pakem dan pemerintah. Bakor Pakem dan pemerintah adalah penyebab, sedangkan JAI adalah korban.

Bakor Pakem dan pemerintah. Bakor Pakem dan pemerintah adalah penyebab, sedangkan JAI adalah korban.

Moral Evaluation JAI telah melakukan kegiatan dan penafsiran keagamaan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam serta menimbulkan keresahan dan pertentangan dalam masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum.

Pertama, tindakan Bakor Pakem bertentangan dengan UU 1945. Kedua, keputusan Bakor Pakem hanya didasarkan pada penilaian ajaran agama tertentu. Pertama, SKB soal Ahmadiyah merupakan wajah buruk kepemimpinan SBY–JK yang diskriminatif, dan mengingkari keberagaman. Kedua, konstalasi politik akan mengambil dari polemik SKB Ahmadiyah menjelang 2009.

Keputusan Bakor Pakem dan pemerintah mengenai penghentian kegiatan JAI maupun SKB soal JAI, semuanya dianggap melanggar konstitusi dan UU. Seharusnya negara memberikan kebebasan pada suatu ajaran tertentu dan juga lebih dewasa dalam mengeluarkan keputusan mengenai persoalan agama.

117

Page 139: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Treatment Recommendation

Pertama, agar Ahmadiyah segera dibubarkan. Kedua, agar berbagai Ormas Islam di tanah air memantau gerak-gerik dan mengajak JAI ke ajaran Islam yang benar sesuai Al Qur’an dan As Sunnah.

Pertama, agar persoalan tersebut dikembalikan kepada internal agama. Kedua, mendesak Bakor Pakem mencabut keputusan tersebut dan mendesak Presiden untuk memerintahkan aparat di bawah jajarannya untuk menaati konstitusi dan UU. Ketiga, memberikan perlindungan kepada JAI dan aset-asetnya, dan menindak tegas pelaku yang melakukan kekerasan terhadap anggota JAI.

Pertama, mendesak Presiden agar SKB soal Ahmadiyah dibatalkan. Kedua, meminta kepada Presiden SBY, agar menyelesaikan kasus Ahmadiyah berdasarkan konstitusi negara dan UU HAM.. Ketiga, menyerukan kepada aparat keamanan, untuk menindak tegas para pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konstruksi Pemberitaan Media

Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif

Berdasarkan hasil penelitian di atas memperlihatkan bahwa setiap

media online, baik Republika Online, Kompas.com, maupun Tempo Interaktif

dalam mengkonstruksi pemberitaan tentang rekomendasi Badan Koordinasi

Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) mengenai

penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) terlihat berbeda-

beda. Kecuali, Kompas.com dan Tempo Interaktif yang tidak jauh berbeda

dalam mengkonstruksi peristiwa tersebut. Hal ini disebabkan karena ada

118

Page 140: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi konstruksi pemberitaan tersebut,

sehingga menampilkan pemberitaan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah

faktor-faktor yang bisa diidentifikasi dari konstruksi pemberitaan ketiga media

online tersebut.

E. 1. Republika Online

a. Faktor Organisasi

Faktor ini berhubungan dengan struktur organisasi yang terdapat dalam

media yang tentunya mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri-sendiri yang

dapat mempengaruhi pemberitaan. Tujuan paling utama yang dicari organisasi

media adalah keuntungan ekonomi. Pada kasus ini bingkai media yang

terbentuk dari Republika Online mewakili kepentingan yang ingin dicapai oleh

struktur organisasi yang ada di dalamnya. Langkah yang diambil Republika

Online dalam kasus rekomendasi Bakor Pakem ini yang mana pemberitannya

terdistorsi dengan latar belakang medianya yang sangat dekat dengan ummat

Islam yang mana ummat Islam merupakan segmen media ini. Sebagaimana

yang dikatakan Direktur Utama Republika, Erick Thohir yang dengan

mengatakan bagi Republika, ummat Islam adalah segmen yang tetap menarik

dan tentu saja dari sisi bisnis tetap basah mengingat populasinya yang paling

besar di Indonesia (Majalah Cakram Fokus, Mei – Juni 2006).

b. Faktor Ekstramedia

Faktor ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media.

Meskipun berada di luar organisasi media, hal-hal di luar organisasi media ini

119

Page 141: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

sedikit banyak dalam banyak kasus mempengaruhi pemberitaan media

(Sudibyo, 2006: 10). Adapun faktor yang termasuk dalam lingkungan di luar

Republika Online adalah sebagai berikut.

Pertama, sumber berita. Sumber berita Republika Online sebagian

besar adalah berasal dari kalangan ummat Islam dan Ormas Islam. Hal ini

tentu saja pemberitaan yang terbentuk selalu memunculkan spekulasi tentang

implikasi laporan ini terhadap aliran Ahmadiyah di bidang agama, khususnya

keyakinan umum ummat Islam. Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang

dinilai oleh Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat

(Bakor Pakem) bahwa JAI telah melakukan kegiatan dan penafsiran

keagamaan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam, dengan adanya

laporan ini maka seakan-akan laporan ini menjadi bukti baru dalam

menindaklanjuti fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 1 Juni 1980 lalu,

terutama berkaitan dengan kesesatan Ahmadiyah.

Sumber berita yang dipilih Republika Online dari empat berita yang

dianalisis adalah enam orang yang berasal dari kalangan Ormas Islam, yaitu

Mashadi (Ketua FUI), Munarman (Ketua Tim Advokasi FUI), Hedi

Muhammad (Koordinator Aliansi Ummat Islam), Sabiqul Imam (Koordinator

lapangan dalam aksi Forsa), Andi Jamaro Dulung (Ketua PBNU Medan),

Mahendra Data (Ketua Tim Pengacara Muslim), sedangkan dua sumber

lainnya adalah Kaler AKP Rachmat KS (Kapolsek) dan Arif Rahman (Jubir

Ahmadiyah).

120

Page 142: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Karena sumber berita yang dipilih oleh Republika Online sebagian

besar dari Ormas Islam, disadari atau tidak oleh pihak media, sumber berita

dari Ormas Islam tentu saja memberikan pernyataan yang bernada negatif

dalam artian mereka memberikan pernyataan yang berkaitan dengan kesesatan

dan menyimpangnya aliran Ahmadiyah di mana Ahmadiyah ini telah

melakukan penistaan dan penodaan terhadap agama Islam, sehingga segala

kegiatan aliran ini harus dilarang dan dihentikan dan aset-asetnya harus disita.

Walaupun, ada pendapat sumber berita lain yaitu dari juru bicaranya

Ahmadiyah sendiri yang memberikan pernyataan bernada kecaman dengan

mengatakan bahwa apabila belum ada keputusan dari presiden, pihaknya akan

terus menjalankan aktivitas, dan pihak luar juga tidak bisa dengan semena-

mena menyita aset Ahmadiyah, karena Ahmadiyah sudah memiliki badan

hukum. Selain itu, sumber berita lain dari aparat keamanan yang mengatakan

pengamanan masjid Ahmadiyah bukan permintaan dari Ahmadiyah, namun

instruksi langsung dari atasan. Jadi, bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

pihaknya sudah menyiapkan satu satuan setingkat peleton. Namun, pernyataan

dari dua sumber berita tersebut hanya sebagai pelengkap saja, apalagi hanya

dijelaskan secara sekilas dalam pemberitaan tersebut, bahkan, pernyataan

sumber tersebut diletakkan di akhir pemberitaan.

Kedua, ideologi. Ideologi disini diartikan sebagai kerangka berpikir

atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat

realitas dan bagaimana mereka menghadapinya. Ia berhubungan dengan

121

Page 143: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas (Sudibyo, 2006:

12).

Pers Islam adalah pers yang mengekspresikan pandangan ideologisnya

lebih kepada ummat Islam pada umumnya. Secara terbuka, Republika

mendefinisikan dirinya sebagai koran Islam, yang mencoba menghadirkan

pemberitaan dalam perspektif yang Islami. Identitas Islami Republika

merupakan daya tarik kuat bagi mayoritas penduduk Indonesia yang beragama

Islam (Anindhita, 2008).

Republika Online merupakan media online dari Surat Kabar Harian

(SKH) Republika yang dengan berlandaskan kepada pernyataan pemilik

medianya, yaitu Erick Thohir yang cenderung mempunyai kedekatan dan

positioning dengan ummat Islam. Selain itu, dalam setiap pemberitaannya,

media ini lebih memprioritaskan pada kepentingan dan aspirasi ummat Islam.

Maka, frame yang dikembangkan oleh Republika Online dalam kasus ini

adalah memberikan sikap kritis dan tegas terhadap pelarangan dan

penghentian Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). Sikap kekritisan dan

ketegasan Republika Online dalam bingkai pemberitaannya ini adalah

berdasarkan pendapat-pendapat kalangan ummat Islam yang menghendaki

pelarangan dan kegiatan JAI tersebut. Apalagi para pembaca media ini adalah

mayoritas dari ummat Islam, sehingga dalam pemberitaannya lebih cenderung

kepada kepentingan dan aspirasi ummat Islam.

122

Page 144: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

E. 2. Kompas.com

a. Faktor Organisasi

Pada faktor ini berhubungan dengan struktur organisasi yang secara

hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Masing-masing komponen dalam

organisasi media bisa jadi mempunyai kepentingan sendiri-sendiri (Sudibyo,

2006: 9). Kekuatan media selalu berujung pada kekuatan untuk mencapai

kepentingan yang kebijakannya ditentukan oleh pemilik media terhadap isi

berita. Kepentingan tersebut tidak lain adalah mencari keuntungan ekonomi.

Pada kasus ini bingkai media yang terbentuk dari Kompas.com mewakili

kepentingan dan tujuan yang ingin dicapai struktur organisasi di dalamnya.

Dalam kasus ini, yang mana Kompas.com menonjolkan pemberitaaan yang

dapat memancing konflik antara pihak Ahmadiyah dan komunitas ummat

Islam. Dari segi penonjolan inilah yang dapat menaikkan pasar pembaca.

Apalagi saat ini, Kompas menghadirkan dirinya sebagai koran yang

independen, dan lebih berorientasi pada bisnis (Nugroho, Eriyanto dan

Sudiarsis, 1999: 7).

b. Faktor Ekstramedia

Faktor ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media.

Adapun faktor yang termasuk dalam lingkungan di luar Kompas.com adalah

sebagai berikut.

Pertama, sumber berita. Pada Kompas.com sumber berita yang

ditentukan lebih beragam jika dibandingkan Republika Online. Namun,

walaupun beragam tapi, sumber berita yang ditentukan oleh Kompas.com

123

Page 145: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

mayoritas adalah dari organisasi maupun kelompok-kelompok “keagamaan”

yang mengusung kebebasan beragama, seperti Anick HT dan Yendra Budiana

dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

(AKKBB), Usman Hamid dari Kontras.

Sumber berita yang lainnya adalah Jimly Asshiddiqie dari Mahkamah

Konstitusi, Hendardi dari Badan Pengurus Setara Institute, Arbi Sanit

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, dan Yuddy Lattief dari Yayasan

Paramadina yang mempunyai hubungan kerja sama dengan Surat Kabar

Harian Kompas pada awal 1990-an mendirikan kelompok diskusi: Forum

Indonesia Muda (Haryanto, 2008).

Pada pemilihan sumber beritanya Kompas.com memperkuat

konstruksinya dengan efek-efek yang memperkuat fungsi framing yang

dikembangkannya bahwa rekomendasi Bakor Pakem tersebut dinilai

melanggar konstitusi dan hukum. Keputusan Bakor Pakem tersebut hanya

didasarkan pada penilaian ajaran agama tertentu. Hal ini dianggap

bertentangan dengan prinsip negara hukum yang dianut di Indonesia.

Menariknya dari keseluruhan sumber berita yang dikutip Kompas.com

tersebut memberikan pernyataan yang menguatkan frame Kompas.com.

Strategi Kompas.com untuk memperkuat fungsi framing-nya adalah dengan

memberikan porsi dan detail yang lengkap dan jelas terhadap sumber berita

yang menguatkan frame serta meletakkannya di awal-awal pemberitaan.

Kedua, ideologi. Pihak media memiliki ideologi yang ingin mereka

refleksikan melalui berita-berita yang mereka sampaikan, yang ditunjukkan

124

Page 146: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

dalam cara penulisan berita, bentuk penceritaan suatu peristiwa, atau

penentuan fakta mana yang harus ditekankan atau justru dihilangkan

(Anindhita, 2008).

Pers kelompok Kristiani adalah pers yang mengekspresikan

pandangana ideologis umat Kristen, baik Katolik maupun Protestan (Abar,

1995: 59). Secara umum sudah diketahui bahwa ideologi yang terdapat pada

Surat Kabar Harian Kompas adalah ideologi agama yang dianut oleh pemilik

sekaligus pendiri medianya, yaitu Katolik. Ketua Majelis Ulama Indonesia

(MUI) KH Cholil Ridwan menilai Kompas memang menjadi alat Katolik atau

missi zending. “Jadi apa-apa yang merugikan umat Islam pasti dimuat”

(http://swaramuslim.net/more.php?id=6091_0_1_0_M Jum’at, 26 Desember

2008). Begitu juga halnya dengan kasus seputar rekomendasi Bakor Pakem

ini, yang mana dalam konstruksi pemberitaan Kompas.com yang merupakan

media online dari Harian Kompas menjadi wacana yang dibicarakan dalam

ruang publik. Kompas.com tidak hanya menyajikan informasi, tetapi juga telah

melakukan praktek kewacanaan, yaitu praktek ideologi terhadap khalayak.

Dalam hal ini nilai-nilai ideologi Kompas.com dapat dilihat dari posisi

strategisnya, yaitu menolak terhadap rekomendasi Bakor Pakem tersebut, dan

memilih posisi keberpihakannya terhadap Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Sikap tersebut tampaknya memang sudah menjadi ideologi Kompas.com

selama ini.

125

Page 147: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

E. 3. Tempo Interaktif

a. Faktor Organisasi

Faktor organisasi juga berpengaruh dalam penyajian berita. Faktor

organisasi disini tidak hanya mencakup siapa saja yang berada pada tataran

keredaksian mereka, akan tetapi lebih dari itu dimana salah satunya adalah

pemilik saham atau pemilik modal yang bisa juga menentukan pola

pemberitaan yang mereka sajikan.

Pada kasus ini, Tempo Interaktif menonjolkan berita yang dapat

menimbulkan konflik antara pihak Ahmadiyah (baik kelompok Ahmadiyah

dan orang-orang dibelakangnya) dan kelompok ummat Islam. Penonjolan

kasus ini merupakan motif ekonomi dari kepemilikan medianya. Menurut Saur

Hutabarat, manajemen redaksi Tempo sudah tidak lagi melihat wartawan

sebagai aset. Namun, akhirnya terungkap bahwa perpecahan ini juga ada motif

ekonomi, yakni ketika Tempo mulai menjadi besar dan kaya, lalu muncul

masalah-masalah mengenai siapa yang menguasai saham, menjadi pimpinan,

dan seterusnya (Hartadi, 2008). Kepemilikan media ini karena alasan-alasan

rumit, telah menjadi masalah yang diperdebatkan serta rasa bingung. Orang-

orang yang ternyata kurang dihargai cenderung pada opini bahwa mereka

bukan hanya harus menerima lebih banyak uang, tetapi karena para pendirinya

telah menjadi kaya, sebagaimana diiyakan semua orang, media tersebut tidak

lagi mendukung rakyat kecil.

126

Page 148: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

b. Faktor Ekstramedia

Faktor ekstramedia yang terdapat pada Tempo Interaktif adalah sebagai

berikut.

Pertama, sumber berita. Dalam Tempo Interaktif sumber berita yang

ditentukan juga lebih beragam. Sumber berita yang ditentukan oleh Tempo

Interaktif sebagian besar merupakan LSM-LSM Liberal, yang

mengatasnamakan HAM, demokrasi, kebebasan berpendapat maupun

beragama, seperti Yudi Latif (Direktur Eksekutif Reform Institute),

Aswinawati (Koordinator Lembaga Bantuan Hukum), Muhammad Subkhi

Ridho (Koordinator AJI Damai), Gatot Rianto (Sekretaris Steering Comitee

Jaringan Kerja Pemantauan dan Advokasi Kebebasan Beragama

Berkeyakinan).

Tempo Interaktif dalam pemilihan sumber beritanya memperkuat

konstruksi pemberitaannya dengan praktek yang juga tidak konsisten, karena

hanya menentukan opini dari LSM-LSM liberal yang mengusung demokrasi,

HAM dan hak kebebasan. Tidak terlihat Tempo Interaktif yang punya itikad

baik mau menyodorkan dari organisasi maupun lembaga yang berbeda dengan

menampilkan opini yang terbukti mampu mematahkan argumen sumber berita

tersebut. Sehingga dalam konstruksi pemberitaannya terlihat bahwa Tempo

Interaktif cenderung menolak keputusan Bakor Pakem dan pemerintah

tersebut, karena keputusan tersebut tidak sesuai dengan dasar negara hukum.

Kedua, ideologi. Realitas yang dikonstruksikan oleh media sering kali

diadopsi oleh masyarakat menjadi realitas sosial yang ada, sehingga unsur

127

Page 149: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

objektivitas sedikit dipertanyakan akibat ada unsur kepentingan (Anindhita,

2008). Sikap ini memang sudah menjadi ideologinya media selama ini.

Diketahui bahwa ideologi yang terdapat pada Tempo adalah ideologi

agama yang dianut oleh pendiri medianya, yaitu Islam liberal. Yang mana

pendiri media ini adalah Goenawan Mohammad (mantan Pemimpin Redaksi

Majalah Tempo) yang merupakan tokoh yang paling berperan bagi tumbuhnya

bibit-bibit Islam liberal di Indonesia melalui perannya di media (Handrianto,

2007: 110). Kemudian, Budi Handrianto melanjutkan:

Popularitas Goenawan Mohammad dalam dunia pers tidaklah diragukan. Dia telah berjasa melahirkan mengkader banyak jurnalis di Indonesia. Tapi, terlepas dari soal itu, Goenawan juga sukses menggerakkan proses sekularisasi di Indonesia. Goenawan Mohammad merupakan sosok tokoh pers yang konsisten dalam meliberalkan Islam di Indonesia (www.hidayatullah.com, dalam Handrianto, 2007: 112). Berdasarkan uraian di atas, maka, jika dilihat dalam seputar kasus

rekomendasi Bakor Pakem ini, dalam konstruksi pemberitaan Tempo

Interaktif yang merupakan media online dari Harian Tempo telah menjadi

wacana dalam ruang publik. Dalam teks pemberitaannnya, Tempo Interaktif

telah melakukan praktek ideologi terhadap publik, dalam hal ini nilai-nilai

ideologi Tempo Interaktif dapat dilihat dalam teks pemberitaannya yang mana

posisinya menolak terhadap keputusan Bakor Pakem maupun pemerintah

tersebut. Dalam teks pemberitaannya posisi Tempo Interaktif terlihat

cenderung keberpihakannya terhadap JAI. Sikap tersebut tampaknya memang

sudah menjadi ideologi Tempo Interaktif selama ini.

128

Page 150: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

129

Page 151: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis framing merupakan salah satu model analisis yang dapat

dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Selain itu,

analisis framing juga dapat dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas

dibingkai oleh media.

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis pada bab III tentang

rekomendasi Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat

(Bakor Pakem) mengenai penghentian kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia

(JAI) maka dapat ditarik suatu kesimpulan bagaimana teknik framing yang

dilakukan oleh Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif dalam

membingkai rekomendasi Bakor Pakem tersebut. Hasil pembahasan dan

analisis tersebut dengan menggunakan analisis framing terlihat adanya

perbedaan di antara ketiga media online tersebut dalam mengkonstruksi

pemberitaan rekomendasi Bakor Pakem tersebut.

Berdasarkan perangkat framing dari model Robert N. Entman, maka

dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konstruksi pemberitaan Republika

Online tentang rekomendasi Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan

Masyarakat (Bakor Pakem) mengenai penghentian kegiatan Jemaat

Ahmadiyah Indonesia (JAI) terlihat cenderung mendukung rekomendasi

Bakor Pakem tersebut. Konsepsi mengenai framing dari Entman tersebut

129

Page 152: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

menggambarkan secara luas bagaimana peristiwa rekomendasi Bakor Pakem

tersebut dimaknai dan ditandakan oleh wartawan.

Elemen framing analysis model Entman terdiri dari problem

identification, causal interpretation, moral evaluation, dan treatment

recommendation. Problem identification dalam konstruksi pemberitaan

Republika Online adalah bahwa masalah rekomendasi Bakor Pakem mengenai

penghentian kegiatan JAI merupakan langkah awal yang tepat yang

sepenuhnya akan didukung. Causal interpretation dalam konstruksi

pemberitaan Republika Online, terlihat bahwa JAI, dan orang-orang

dibelakangnya, serta pihak pemerintah diposiskan sebagai aktor penyebab.

Sedangkan orang Islam diposisikan sebagai korbannya. Moral evaluation

yang disajikan Republika Online terhadap masalah ini, menganggap bahwa

aliran Ahmadiyah sudah jelas menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama

Islam serta menimbulkan keresahan dan pertentangan dalam masyarakat yang

dapat mengganggu ketertiban umum, sehingga keberadaan aliran Ahmadiyah

harus dilarang dan dihentikan segala kegiatannya. Treatment recommendation

Republika Online terhadap masalah ini ada dua, yaitu pertama, agar

Ahmadiyah segera dibubarkan. Kedua, agar berbagai Ormas Islam di tanah air

memantau gerak-gerik dan mengajak JAI ke ajaran Islam yang benar sesuai Al

Qur’an dan As Sunnah. Perspektif Republika Online memberitakan kasus

rekomendasi Bakor Pakem ini dengan menggunakan pandangan kritis, tegas,

dan berani serta selalu mendesak bahkan menuntut pemerintah segera

melarang dan menghentikan segala kegiatan JAI.

130

Page 153: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Berbeda dengan perspektif Kompas.com. Berdasarkan pemberitaan

Kompas.com tentang rekomendasi Bakor Pakem mengenai penghentian

kegiatan JAI dapat disimpulkan bahwa Kompas.com cenderung tidak

mendukung atau menolak terhadap rekomendasi Bakor Pakem tersebut.

Problem identification dalam konstruksi pemberitaan Kompas.com, bahwa

rekomendasi Bakor Pakem merupakan pelanggaran terhadap konstitusi dan

hukum yang tentunya tidak akan didukung. Causal interpretation dalam

konstruksi pemberitaan Kompas.com, terlihat bahwa Bakor Pakem dan

pemerintah diposisikan sebagai penyebab masalah, sedangkan JAI diposisikan

sebagai korban. Moral evaluation dalam konstruksi pemberitaan Kompas.com

terhadap Bakor Pakem ada dua yaitu, pertama, tindakan Bakor Pakem

bertentangan dengan UU 1945. Kedua, keputusan Bakor Pakem hanya

didasarkan pada penilaian ajaran agama tertentu. Sedangkan terhadap

pemerintah juga ada dua, yaitu pertama, SKB soal Ahmadiyah merupakan

wajah buruk kepemimpinan SBY–JK yang diskriminatif, dan mengingkari

keberagaman. Kedua, konstalasi politik akan mengambil dari polemik SKB

Ahmadiyah menjelang 2009. Treatment recommendation Kompas.com

terhadap masalah ini ada tiga, yaitu pertama, agar persoalan tersebut

dikembalikan kepada internal agama. Kedua, mendesak Bakor Pakem

mencabut keputusan tersebut dan mendesak Presiden untuk memerintahkan

aparat di bawah jajarannya untuk menaati konstitusi dan UU. Ketiga,

memberikan perlindungan kepada JAI dan aset-asetnya, dan menindak tegas

pelaku yang melakukan kekerasan terhadap anggota JAI.

131

Page 154: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Sementara itu, perspektif Tempo Interaktif juga sama halnya seperti

Kompas.com. Namun, berbeda dengan perspektif Republika Online. Dimana

dalam pemberitaan Tempo Interaktif mengenai rekomendasi Bakor Pakem ini

dapat disimpulkan bahwa media online ini juga cenderung menolak terhadap

rekomendasi Bakor Pakem tersebut. Problem identification dalam

pemberitaan konstruksi Tempo Interaktif menilai, bahwa rekomendasi Bakor

Pakem tersebut melanggar konstitusi dan hukum, sehingga pembubaran aliran

Ahmadiyah disesalkan. Causal interpretation dalam pemberitaan konstruksi

Tempo Interaktif, yaitu Bakor Pakem dan pemerintah. Bakor Pakem dan

pemerintah adalah penyebab, sedangkan JAI adalah korban. Moral evaluation

Tempo Interaktif terhadap masalah ini adalah bahwa keputusan Bakor Pakem

dan pemerintah mengenai penghentian kegiatan JAI maupun SKB soal JAI,

semuanya dianggap melanggar konstitusi dan UU. Seharusnya negara

memberikan kebebasan pada suatu ajaran tertentu dan juga lebih dewasa

dalam mengeluarkan keputusan mengenai persoalan agama. Sedangkan,

treatment recommendation Tempo Interaktif terhadap masalah ini ada tiga

yaitu, pertama, mendesak Presiden agar SKB soal Ahmadiyah dibatalkan.

Kedua, meminta kepada Presiden SBY, agar menyelesaikan kasus Ahmadiyah

berdasarkan konstitusi negara dan UU HAM. Ketiga, menyerukan kepada

aparat keamanan, untuk menindak tegas para pelaku kekerasan yang

mengatasnamakan agama. Dalam pemberitaannya Tempo Interaktif

menggunakan pandangan yang lebih kritis, berani mengkritisi pihak

pemerintah, bahkan berani memojokkan lembaga tertentu.

132

Page 155: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Perbedaan di antara ketiga media online tersebut, ternyata dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal maupun eksternal media online,

dalam hal ini adalah Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi pemberitaan media online, baik

Republika Online, Kompas.com, maupun Tempo Interaktif adalah faktor

internal media, yaitu faktor organisasi, sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi konstruksi pemberitaan dari ketiga media online tersebut

antara lain faktor sumber berita dan ideologi.

B. Saran

Adapun saran dari peneliti untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sesuai dengan fungsinya yang edukatif dan informatif, media online

(Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif) hendaknya harus

mendidik dalam menyajikan informasi dan pemberitaan kepada khalayak.

2. Media online dalam hal ini (Republika Online, Kompas.com, dan Tempo

Interaktif) dalam menyajikan informasi dan pemberitaan mengenai kasus

rekomendasi Bakor Pakem ini hendaknya tidak memancing maupun

menimbulkan konflik.

3. Media online (Republika Online, Kompas.com, dan Tempo Interaktif)

ketika dalam menyajikan berita online sebaiknya lebih teliti lagi, karena di

beberapa teks berita terdapat kesalahan tulis atau ejaan.

4. Meskipun masing-masing media online (Republika Online, Kompas.com,

dan Tempo Interaktif) memiliki perbedaan karakteristik (baik gaya

pemberitaan, nilai, visi, ideologi, maupun kepentingan), dan kecondongan,

133

Page 156: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

hendaknya objektivitas dan penghindaran manipulasi berita harus menjadi

dasar dari penyajian pemberitaan setiap media online.

5. Bagi para pembaca berita di media online hendaknya jangan langsung

diterima mentah-mentah maupun mudah percaya begitu saja dengan

informasi dan pemberitaan yang disajikan oleh media online tersebut,

karena informasi dan pemberitaan yang disajikan media online bukanlah

realitas atau peristiwa yang sesungguhnya, justru media online tersebut

mencoba mengkonstruksi realitas atau peristiwa menurut perspektif

mereka sendiri. Media online bahkan terkadang tidak jujur terhadap

realitas sosial yang diberitakan. Realitas atau peristiwa dikonstruksi oleh

masing-masing media online yang berdiri di atas perbedaan ideologi dan

kepentingan antara satu media online dengan media online lainnya. Jadi,

hendaknya para pembaca diharapkan menjadi aktif dan kritis dalam

membaca berita di media online.

6. Kepada peminat kajian media, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi sekaligus rujukan untuk melakukan kajian pada media online

lainnya. Memperbanyak referensi dari media online lain juga merupakan

salah satu alternatif yang disarankan peneliti untuk menambah wawasan

dan pengetahuan, sehingga pembaca lebih cerdas, aktif, dan kritis dalam

menghadapi realitas sesungguhnya, sebab media bukanlah cermin atas

realitas yang sesungguhnya terjadi, melainkan hasil konstruksi media.

134

Page 157: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Buku Abar, Akhmad Zaini (1995). 1966–1974 (Kisah Pers Indonesia). Yogyakarta:

LKiS. Agger, Ben (2003). Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya.

Yogyakarta: Kreasi Wacana. Arikunto, Suharsimi (1992). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Yogyakarta: Rineka Cipta. Broder, David S (1993). Berita Dibalik Berita (Analisis Mendalam di Belakang

Layar Bagaimana Jadinya Laporan Jurnalistik). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Devereux, Eoin (2003). Understanding The Media. London: Sage Publications. Effendi, Sofian dan Singarimbun, Masri (1989). Metode Penelitian Survei.

Jakarta: LP3ESD. Eriyanto (2005). Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media).

Yogyakarta: LKiS. Fiske, John (1990). Introduction to Communication Studies. Second Edition.

London and New York: Routledge. Griffin, EM (2003). A First Look At Communication Theory. 4th Edition. USA:

McGraw-Hill Inc. Hamad, Ibnu (2004). Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Sebuah

Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-Berita Politik). Jakarta: Granit.

Handrianto, Budi (2007). 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia (Pengusung Ide

Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme Agama). Jakarta: Hujjah Press. Itule, Bruce D. dan Douglas A. Anderson (2007). News Writing and Reporting. 7th

Edition. New York: McGraw Hill. Junaedi, Fajar (2007). Komunikasi Massa, Pengantar Teoritis. Yogyakarta:

Santusta.

Page 158: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Littlejohn, Stephen W (2002). Theories of Human Communication. 7th Edition. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.

Littlejohn, Stephen W (1996). Theories of Human Communication. 5th Edition.

Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. McQuail, Denis (1996). Tori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Jakarta:

Penerbit Erlangga. Nazir, Mohammad (1988). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Ghalia

Indonesia. Neuman, William Lawrence (1997). Social Research Methods: Qualitative and

Quantitative Approaches. 3th Edition. USA: Allin and Bacon. Nugroho, Bimo, Eriyanto dan Frans Sudiarsis (1999). Politik Media Mengemas

Berita. Jakarta: ISAI. Nurudin (2004). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Oetama, Jakob (2001). Pers Indonesia (Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus). Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Salim, Agus (2001). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (dari Denzin Guba

dan Penerapannya). Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya. Sobur, Alex (2004). Analisis Teks Media (Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Stokes, Jane (2006). How to do Media and Cultural Studies (Penerjemah, Santi

Indra Astusti, Penyunting, Wendratama). Yogyakarta: Bentang. Subagyo, Jaka (1993). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:

Rineka Cipta. Sudibyo, Agus (2006). Politik media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta:

LKiS. Thompson, John B (2004). Ideology and Modern Cultur: Critical Social Theory

in the Era of Mass Communication / John B. Thompson (Kritik Ideologi Global: Teori Sosial Kritis tentang Relasi Ideologi dan Komunikasi Massa), Penerjemah, Haqqul Yakin, Penyunting, Endang Hartatik dan Arif Fahrudin. Yogyakarta: IRCiSoD.

Wiryanto (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Page 159: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Yogaswara, A (2008). Heboh Ahmadiyah: Mengapa Ahmadiyah Tidak Langsung Dibubarkan?. Yogyakarta: Narasi.

Jurnal dan Karya Ilmiah Abrar, Ana Nadhya (1999). Prospek Berita Pemilu Dalam Membentuk Memori

Kolektif Khalayak. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, Volume 3, No. 1 Juli, Fisipol, UGM. Yogyakarta.

Alliah, Siti Nur (2008). Analisis Pemberitaan Nuklir Iran sebagai Isu

Internasional dalam Pemberitaan Media Harian Kompas Edisi Februari-April 2007. Yogyakarta. Skripsi.

Handoko, Ari (2008). Analisis Framing “Kasus Pemberitaan Soeharto Urutan

Pertama Pemimpin yang Diduga Mencuri Kekayaan Negara” Versi Stolen Asset Recovery (StAR) pada Harian Seputar Indonesia dan Republika Edisi September 2007. Yogyakarta: Skripsi.

Hardianto, John (2007). Konstruksi Pemberitaan Media dalam Mengemas Berita

Kebakaran Hutan (Analisis Framing Pemberitaan Kompas Online, Media Indonesia Online, dan Tempo Interaktif). Yogyakarta. Skripsi.

Nurkholis (2008). Analisis Wacana Konstruksi Pemberitaan tentang Soeharto

Pasca Wafat pada Headline Koran Kompas Edisi 28-29 Januari 2008. Yogyakarta. Skripsi.

Oktariawan, Hendri (2008). Konstruksi Media dalam Mengemas Berita Embargo

DK PBB terhadap Iran Melalui Resolusi 1747 (Analisis Framing Media Online Kompas Cyber Media dan Republika Online). Yogyakarta. Skripsi.

Winata, Sardi (2008). Kontroversi Resuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Jilid II di Media Indonesia (Analisis Framing www.media-indonesia dan www.tempointeraktif.com bulan April-Mei 2007). Yogyakarta. Skripsi.

Majalah Berita Indonesia, Koran Tempo Luncurkan Edisi Jawa Timur–Bali, Edisi 56

Tahun III, 1 Mei 2008. Cakram Fokus. Manfaatkan Momentum Perubahan, Mei – Juni 2006. Cakram. Inovasi Tiada Henti, Januari 2007.

Page 160: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Suluh. Ahmadiyah yang Kutahu..., Edisi 23 Tahun V September – Oktober 2005. Tempo. Sabda dari Qadian, 5 – 11 Mei 2008. Website Al-Fayyadl, Muhammad. Tempo Melawan dengan Kata. http://www.equinox

publishing.com/Wars/default.htm, Senin, 17 November 2008. Anindhita. Konstruksi Realitas pada Media Cetak. http://one.indoskripsi.com/

judul-skripsi/ilmu-komunikasi/konstruksi-realitas-pada-media-cetak,Jum’at, 26 Desember 2008.

Hartadi, Kristanto. Belajar dari Tempo. http://www.equinoxpublishing.com/Wars/

default.htm, Senin, 17 November 2008. Haryanto, Ignatius. Enak Dibaca, tetapi ini Sejarah dari Atas. http://www2.

kompas.com/kompas-cetak/0509/17/pustaka/2053888.htm, Senin, 20 Okto ber 2008.

Hetami, Tommy. Koran dan Masa Depan Cyber Media. http://www.suara

merdeka.com/harian/0702/12/opi04.htm, Sabtu 7 Juni 2008. Suprichusnul, P. K. Ojong – Salah Satu Pendiri “Kompas”. http://suprichusnul.

multiply.com/journal/item/236/P.K._OJONG_-_Salah_Satu_Pendiri_Kom pas, Senin, 21 Juli 2008.

http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/16/20025056/ahmadiyah.mau.lap

or.pbb, Kamis, 17 April 2008. http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/17/16452493/dukung.ahmadiyah.

desak. cabut.keputusan.rakor.pakem, Jum’at, 18 April 2008. http://republika.co.id/Online_detail.asp?id= 330743&kat_id=23, Jum’at, 18 April

2008. http://republika.co.id/Online_detail.asp?id=330916&kat_id=23, Sabtu, 19 April

2008. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/04/17/brk,20080417-121475,

id.html, Jum’at, 18 April 2008. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/04/17/brk,20080417-121472,id

.html, Sabtu, 19 April 2008.

Page 161: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

http://republika.co.id/Koran_detail.asp?id=331354&kat_id=3, Kamis, 24 April 2008.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/06/1029250/ratusan.orang.aksi.damai.

dukung.ahmadiyah, Rabu, 7 Mei 2008. http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=333397&kat_id=23, Sabtu, 10

Mei 2008.

http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/j/jakob-oetama/biografi/03.shtml, Se nin, 2 juni 2008.

http://republika.co.id/koran_detail.asp?id=330600&kat_id=3, Sabtu 7 Juni 2008. http://republika.co.id/launcher/view/ mid/23, Selasa, 10 Juni 2008. http://www.tempointeraktif.com, Selasa, 10 Juni 2008.

http://republika.co.id/Online_detail.asp?id=337190&kat_id= 23, Kamis, 12 Juni 2008.

http://republika.co.id/iklan/group.html, Senin, 20 Oktober 2008. http://republika.co.id/iklan/mayoritas.html, Senin, 20 Oktober 2008. http://republika.co.id/iklan/profesi.html, Senin, 20 Oktober 2008. http://republika.co.id/iklan/sebaran.html, Senin, 20 Oktober 2008. http://republika.co.id/iklan/pembaca.html, Senin, 20 Oktober 2008. http://www.kompas.com/aboutus.php, Senin, 20 Oktober 2008.

http://www.natcom.org/research/Profiles/entman.html, Kamis, 6 November 2008. http://republika.co.id/iklan/index.html, Sabtu, 15 November 2008.

http://republika.co.id/iklan/pengelola.html, Sabtu, 15 November 2008.

http://swaramuslim.net/more.php?id=6091_0_1_0_M Jum’at, 26 Desember 2008.

http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/08/08/1051440/goenawan.moh

amad.cs.bangun.komunitas.salihara, Selasa, 30 Desember 2008.

Page 162: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat
Page 163: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

AKKBB: Keputusan Bakor Pakem Langgar Konstitusi Rabu, 16 April 2008 | 22:57 WIB

JAKARTA, RABU - Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menyatakan, keputusan Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) yang melarang Ahmadiyah, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi dan hukum, baik nasional maupun internasional.

"Tindakan Bakor Pakem jelas bertentangan dengan UUD 1945. Juga Undang Undang seperti UU 39/1999 dan UU 12/2005, bahwa setiap warga negara berkedudukan sama dan setara di depan hukum dan pemerintahan," kata Koordinator AKKBB, Anick HT, di Jakarta, Rabu (16/4).

Menurut Anick, di dalam UUD 1945 sudah disebutkan bahwa setiap warga negara memiliki kebebasan untuk menjalankan agama dan beribadah menurut agama dan keyakinannya masing-masing. Oleh karena itu, AKKBB mendesak Presiden untuk memerintahkan aparat di bawah jajarannya untuk menaati konstitusi dan UU tentang Perlindungan kebebasan beragama, termasuk kebebasan menafsir dan mengamalkan ajaran agama sesuai dengan keyakinan dan hati nuraninya.

Selain itu, AKKBB mendesak Presiden untuk memerintahkan aparat di bawah jajarannya untuk melindungi Jamaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan aset-aset yang dimilikinya dari segala bentuk tindak kekerasan dan gangguan keamanan lainnya.

AKKBB juga mendesak aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku kekerasan dan pengrusakan yang telah menyerang, mengancam, menganiaya anggota JAI, merusak aset-aset JAI di berbagai wilayah Indonesia.

Sementara itu, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, menilai persoalan agama lebih baik dikembalikan kepada internal agama dan pemerintah lebih baik jangan ikut campur. "Tetapi kalau ada kekerasan, barulah pemerintah melindunginya," katanya. (ANT) Sumber:http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/16/22574964/akkb.keputusan.bakor.pakem.langgar.konstitusi, Kamis, 17 April 2008.

Page 164: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Dukung Ahmadiyah, Desak Cabut Keputusan Bakor Pakem

Kamis, 17 April 2008 | 16:45 WIB

JAKARTA, KAMIS - Keputusan Bakor Pakem yang melarang keberadaan Ahmadiyah dinilai melanggar konstitusi dan juga hukum internasional. Keputusan tersebut dinilai hanya didasarkan pada penilaian ajaran agama tertentu. Hal ini dianggap bertentangan dengan prinsip negara hukum yang dianut Indonesia.

Demikian disampaikan puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) saat menyatakan sikap penolakan terhadap rekomendasi Bakor Pakem soal Ahmadiyah pada 16 April 2008 lalu di hadapan pengurus Komnas HAM di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/4).

Hadir pada kesempatan tersebut dari pihak Komnas HAM yakni Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim dan Komisioner HAM Ahmad Baso."Secara substantif, tindakan Bakor Pakem ini bertentangan dengan UUD 1945 dan UU Nomor 39 Tahun 1999 dan UU Nomor 12 Tahun 2005. Setiap warga negara berhak berkedudukan sama dan setara di depan hukum dan pemerintahan," ujar Anick HT, Koordinator AKKBB.

AKKBB mengatakan meskipun mengakui keberadaan beberapa agama, negara Indonesia bukanlah negara agama tetapi negara hukum. Keputusan negara harus didasarkan pada pertimbangan hukum, bukan ideologi agama tertentu.

Untuk itu, pihak AKKBB mendesak Bakor Pakem untuk mencabut keputusan tersebut dan mendesak presiden guna memerintah jajarannya agar menaati konstitusi dan undang-undang berkaitan dengan perlindungan kebebasan beragama, termasuk di dalamnya menafsir dan mengamalkan ajaran agama sesuai keyakinan dan hati nuraninya.

Desakan yang sama juga disampaikan kepada aparat penegak hukum agar memberikan perlindungan kepada Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan aset-asetnya dari segala bentuk gangguan keamanan dari pihak lain. 'Mendesak aparat hukum untuk menindak tegas pelaku kekerasan dan perusakan yang telah menyerang, mengancam, menganiaya anggota JAI, dan merusak aset-aset JAI di berbagai wilayah di Indonesia' demikian bunyi salah satu butir pernyataan AKKBB.

SMS Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network Sumber:http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/17/16452493/dukung.ahmadiyah.desak.cabut.keputusan.bakor.pakem, Jum’at, 18 April 2008.

Page 165: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Ratusan Orang Aksi Damai Dukung Ahmadiyah

INGGRIED DWIWEDHASWARY Ratusan orang melakukan aksi damai di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (6/5). Mereka mengenakan pakaian khas jawa, baju surjan. Selasa, 6 Mei 2008 | 10:29 WIB JAKARTA, SELASA - Lebih dari 500 orang yang menamakan dirinya Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan melakukan aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (6/5). Dalam aksinya, mereka menyerukan keberagaman Indonesia dan menolak segala bentuk pendiskriminasian dan pembatasan terhadap kelompok minoritas. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penentangan terhadap keputusan yang akan dibuat pemerintah terhadap keberadaan aliran Ahmadiyah."Dengan aksi damai ini kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia dibangun berdasar kebhinekaan, bukan oleh satu suku atau satu agama. Bagaimana Bhineka Tunggal Ika yang ada di Indonesia bisa dipertahankan," kata koordinator lapangan aksi, Yendra Budiana. Yendra mengatakan, aksi akan diikuti oleh sekitar 1.500 orang, dengan mengitari Bundaran HI sambil menyanyikan berbagai lagu yang menyerukan aspirasi mereka. Puluhan spanduk dengan beragam tulisan, seperti "Save our freedom", "Konstitusi sumber hukum YES, Fatwa sumber hukum NO", mereka usung. Beberapa peserta aksi menggunakan baju khas Jawa, surjan, dan pita merah putih.

Arus lalu lintas di kawasan Bundaran HI tidak mengalami hambatan berarti karena puluhan petugas kepolisian dengan sigap mengatur laju kendaraan. Menurut rencana, para peserta aksi akan melakukan longmarch ke Kantor PBB dan Istana Presiden. (ING)

Sumber:http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/06/1029250/ratusan.orang.aksi.damai.dukung.ahmadiyah, Rabu, 7 Mei 2008.

Page 166: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

SKB Ahmadiyah Wajah Buruk SBY-JK

KOMPAS/AGUSTINUS HANDOKO Stiker berisi penegasan mengenai muslim Non Ahmadiyah tertempel di rumah-rumah penduduk Parakansalak, Kabupten Sukabumi yang bukan Anggota JAI. Kalangan JAI khawatir, penempelan stiker yang dilakukan oleh orang tak dikenal itu bisa menimbulkan provokasi. Kamis, 12 Juni 2008 | 21:41 WIB

JAKARTA, KAMIS - Terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Ahmadiyah merupakan wajah buruk kepemimpinan SBY-JK yang diskriminatif, sekaligus juga mengingkari keberagaman yang merupakan fakta sosiologis bangsa Indonesia. "SKB benar-benar dibangun atas dasar tekanan dan kebencian sekelompok orang," tegas Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, Hendardi, dalam konperensi pers bersama pengamat politik UI Arbi Sanit, Yuddy Latief (Paramadhina), dan Usman Hamid (Kontras), Kamis (12/6).

Hendardi mengatakan, SKB tersebut merupakan upaya pemerintah menjawab ketidakpastian tentang jaminan kebebasan beragama/berkeyakinan dengan ketidakpastian baru. Pemerintah juga telah memanfaatkan kontroversi Ahmadiyah tidak semata untuk membatasi dan mengancam hak jemaah Ahmadiyah, tapi juga mengancam setiap warga negara untuk melakukan tafsir atas agama.

"Negara, melalui SKB ini tidak memberi ruang bagi setiap perbedaan dan merampas kemerdekaan berpikir warga negara, karena kebenaran tafsir atas agama menjadi otoritas negara," tegasnya.

Disamping itu, kata Hendardi, SKB bukan produk hukum yang bisa mengikat dan menuntut kepatuhan publik, karena SKB tidak dikenal dalam tata perundang-undangan Indonesia. Kami menolak secara tegas terbitnya SKB tersebut, karena pemerintah secara sengaja membiarkan ketidakpastian hukum atas Ahmadiyah," tandas Hendardi.

Sedangkan Yuddy Latief menyebutkan ada dua bentuk pelanggaran yang dilakukan negara terkait SKB tersebut. Pertama, pelanggaran terhadap hak sipil yang paling mendasar, yaitu hak untuk beragama. Padahal UUD secara jelas melindungi hak tersebut pada pasal 29.

Kedua, pelanggaran hak kelompok komunitarian untuk menafsirkan agama. Dalam kasus Ahmadiyah ini telah terjadi perlakuan diskriminasi, yang semestinya negara memproteksinya dengan keyakinan mereka itu. "Negara seharusnya melindungi kebebasan beragama, tapi ternyata tidak. Presiden telah gagal sebagai penjaga konstitusi," ujar Yuddy.

Adapun Arbi Sanit menilai SKB tersebut menunjukkan gejala dari negara demokrasi menuju negara teokrasi atau negara totaliter, yang mengatur segala hal, sehingga hukum agama dijadikan sebagai hukum negara. "Mulai tampak gejala radikalisme untuk membangun negara berdasarkan agama tertentu," tegas Arbi.

Sementara Usman Hamid melihat menjelang 2009 konstalasi politik akan mengambil keuntungan dari polemik SKB Ahmadiyah. Para pihak yang berkepentingan akan memakainya sebagai senjata untuk menjatuhkan lawannya. (Persda Network/js) Sumber:http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/06/12/21410596/skb.ahmadiyah.wajah.buruk.sby-jk Jum’at, 13 Juni 2008.

Page 167: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

FUI Desak Pemerintah Keluarkan Kepres Pembubaran Ahmadiyah Kamis, 17 April 2008 14:28:00 Jakarta--RoL-- Forum Umat Islam (FUI) mendesak pemerintah segera mengeluarkan Keputusan Presiden pembubaran aliran Ahmadiyah setelah Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) merekomendasikan penghentian aktivitas Ahmadiyah. "FUI mendesak kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar segera mengeluarkan Keppres pembubaran organisasi Ahmadiyah, menyita aset-asetnya dan meminta kepada seluruh pengikut dan anggotanya membubarkan diri serta bertaubat kembali kepada agama Islam yang benar," kata Ketua FUI Mashadi kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Mashadi memaparkan, Keppres tersebut sesuai dengan kewenangan Presiden berdasarkan Surat Penetapan Presiden Republik Indonesia No 1/1965 tentang Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Selain itu, FUI menuntut pemerintah agar mengambil tindakan tegas apabila pengurus organisasi Ahmadiyah tidak segera membubarkan diri dan menghentikan aktivitasnya. FUI, ujar Mashadi, juga meminta agar pengurus dan anggota Ahmadiyah bertaubat sesuai dengan ajaran Al Qur'an dan As Sunnah berdasarkan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sementara itu, Ketua Tim Advokasi FUI, Munarman mengatakan, keputusan yang dibuat Bakor Pakem merupakan langkah awal yang tepat yang akan didukung sepenuhnya oleh FUI. "Kini, umat menunggu terbitnya Keppres (tentang pembubaran Ahmadiyah)," kata Munarman. Sebelumnya, Bakor Pakem yang berada di bawah koordinasi Kejaksaan Agung, merekomendasikan penghentian segala aktivitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). Ketua Bakor Pakem yang juga Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel), Wisnu Subroto, menyatakan hasil rapat Bakor Pakem pada Rabu (16/4), di Jakarta, menilai bahwa JAI telah melakukan kegiatan dan penafsiran keagamaan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam serta menimbulkan keresahan dan pertentangan dalam masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum. "Bakor Pakem merekomendasikan agar warga JAI diperintahkan dan diberi peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya," ujar Wisnu. Meski demikian, Bakor Pakem mengimbau masyarakat serta para pemuka agama dan organisasi kemasyarakatan Islam guna menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan menghormati proses penyelesaian masalah JAI. antara/abi Sumber: http://republika.co.id/Online_detail.asp?id=330698&kat_id=23, Jum’at 18 April 2008.

Page 168: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Polri dan Pemerintah Jangan Diskriminasi Jumat, 18 April 2008 22:11:00 Laporan: Reni Susanti Bandung--RoL -- Sebanyak 40 ormas Islam dan tim pengacara muslim meminta Polri tidak bersikap diskriminatif terhadap ahmadiyah. Mereka mendesak ahmadiyah segera dibubarkan sesuai dengan peringatan dari Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan (Bakor Pakem) yang menyatakan ahmadiyah sesat.

Seperti diketahui, Bakor Pakem menggarisbawahi dua kesalahan yang dilakukan ahmadiyah. Pertama, ahmadiyah mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, padahal dalam Islam nabi terakhir adalah Rasulullah Muhammad Saw. Kedua, ahmadiyah mengakui tadzkirah sebagai kitab suci.

''Saat Ahmad Musadek dinyatakan sesat, sore harinya polisi langsung membubarkan Al Qiyadah di seluruh Indonesia. Lalu kenapa ahmadiyah tidak,'' ujar Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM), Mahendra Data, dalam konferensi persnya di DPW Persis Jabar, Jalan Pungkur Bandung, Jumat (18/4).

Mahendra mengatakan, pemerintah maupun Polri menunda-nunda pembubaran Ahmadiyah. Sikap ini mengundang pertanyaan apakah ahmadiyah mempunyai kekhususan sehingga dibedakan dengan Ahmad Musadek dan Lia Edden.

Selain itu, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan Komnas HAM. Pertemuan itu terkait dengan dukungan yang diberikan terhadap ahmadiyah atas laporan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

''Yang HAM nya dilanggar adalah hak orang Islam bukannya ahmadiyah,'' cetus dia. Rencana ahmadiyah yang didukung oleh beberapa organisasi untuk melapor ke PBB, ia tidak begitu ambil pusing.

''Kami memberi peringatan keras terhadap Kontras, LBH Jakarta, YLBHI, dan lainnya, jangan mempelintir soal HAM, memang hanya mereka saja yang mengerti soal HAM, kami juga mengerti,'' katanya menandaskan. Sebenarnya, masih banyak kesalahan yang dilakukan ahmadiyah. Namun dua kesalahan itu saja sudah dibilang fatal.

Koordinator Aliansi Ummat Islam (Alumi) Jabar, Hedi Muhammad mendesak pemerintah menyelesaikan kasus tersebut. Karena jika tidak diselesaikan tidak menutup kemungkinan ada aksi ke jalanan. Saat ini, pihaknya masih menunggu sikap pemerintah.

''Kami sudah berkoordinasi untuk tidak ada tindakan anarkis baik di Jabar ataupun Indonesia,'' cetus dia. Semua kegiatan difokuskan di pusat. Orang yang berada di daerah hanya menunggu kebijakan pusat.

Masjid Mubarak yang merupakan sekretariat Ahmadiyah di Bandung beberapa hari ini dijaga ketat Kepolisian. Kapolsek Cibeunying Kaler AKP Rachmat KS mengatakan penjagaan sudah dilakukan sejak Kamis (17/4).

''Pengamanan bukan permintaan dari Ahmadiyah namun instruksi langsung dari atasan,'' cetus dia. Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pihaknya sudah menyiapkan satu satuan setingkat peleton atau sekitar 50 personel dalmas dari Polwiltabes Bandung dan Polresta Bandung Tengah.

Ahmadiah Cabang Bandung Tengah sendiri masih melakukan aktivitasnya. Namun mereka mengecam rencana MUI yang akan mengambil alih aset Ahmadiyah. Jika itu terjadi, MUI akan digugat secara perdata. ''Ahmadiah memiliki badan hukum berupa SK dari menteri hukum dan HAM. sehingga, pihak luar tidak bisa dengan semena-mena menyita aset milik ahmadiah,'' ujar jubir ahmadiah, Arif Rahman.

Arif menambahkan, jika belum ada keputusan dari presiden, pihaknya akan terus menjalankan aktivitas. Pur

Sumber: http://republika.co.id/Online_detail.asp?id=330916&kat_id=23, Sabtu, 19 April 2008.

Page 169: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Umat Islam Desak Pemerintah Keluarkan SKB Pelarangan Ahmadiyah Jumat, 09 Mei 2008 16:32:00 Bandarlampung--RoL-- Ratusan umat Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam Selamatkan Aqidah (Forsa), mendesak pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) yakni Menteri Agama, Menteri Departemen Dalam Negeri, dan Jaksa Agung mengenai pelarangan Ahmadiyah di Indonesia. Aksi menuntut pembubaran aliran Ahmadiyah oleh ratusan umat Islam itu berlangsung di Tugu Adipura (gajah), Enggal, pusat Kota Bandarlampung, Jumat. Mereka memulai aksinya di Jln Raden Intan, depan Masjid Taqwa, usai melaksanakan salat Jumat, lalu melanjutkan perjalanan menuju Tugu Adipura dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan mereka terus-menerus meneriakkan yel-yel berupa tuntutan pembubaran aliran Ahmadiyah. Spanduk dan kertas karton bertuliskan penolakan ajaran Ahmadiyah turut mewarnai aksi mereka. Mereka juga membagi-bagikan surat pernyataan sikap yang berisi menentang aliran tersebut dan tuntutan agar SKB tiga menteri itu segera diterbitkan. Koordinator lapangan, Sabiqul Iman, mengatakan, SKB mengenai pelarangan aliran Ahmadiyah di Indonesia, yang sedianya akan dikeluarkan pemerintah pada 23 April 2008 ternyata tidak dilakukan. "Pemegang wewenang keluarnya SKB, yaitu Menteri Agama, Mentri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung menunda keluarnya SKB tersebut tanpa alasan yang jelas," katanya. Padahal, katanya lebih lanjut, sudah jelas aliran Ahmadiyah sudah menyimpang dari ajaran pokok agama Islam, sehingga harus dilarang dan dihentikan segala kegiatannya. Karena itu, Forsa menuntut segera keluarkan SKB pelarangan aliran Ahmadiyah di Indonesia. Selanjutnya selamatkan aqidah umat Islam dari segala bentuk pendangkalan aqidah yang dilakukan Ahmadiyah. Selain itu mengajak seluruh elemen umat untuk melarang Ahmadiyah. antara/mim Sumber: http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=333397&kat_id=23, Sabtu, 10 Mei 2008.

Page 170: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

PBNU: SKB Kurang Memuaskan Rabu, 11 Juni 2008 8:21:00 Medan--RoL-- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dikeluarkan pemerintah yang berisi tentang pelarangan penyebarluasan ajaran Ahmadiyah belum memuaskan. "Tentangnya pembubaran Ahmadiyah PBNU menyerahkan pada pemerintah, dan keluarnya SKB itu patut kita syukuri meski belum memuaskan," ujar Ketua PBNU, Andi Jamaro Dulung, di Bandara Polonia sesaat sebelum melanjutkan perjalanan menuju Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Sumut, Selasa. Menurut dia, sebaiknya pemerintah membubarkan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) agar tidak menimbulkan polemik dikemudian hari terutama umat Islam yang merasa terganggu atas ajaran yang dibawa oleh aliran yang mengaku ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Dia juga menuturkan, sikap PBNU jelas terhadap Ahmadiyah yakni aliran tersebut menyimpang dari ajaran Islam, sesat dan di luar Islam. "Kami di PBNU telah memutuskan sejak tahun 1995 melalui Rapat Pleno Syuriyah PBNU di Bogor menyatakan bahwa aliran Ahmadiyah menyimpang, sesat dan di luar Islam. Hal yang sama juga dinyatakan dalam Rapat Pleno Syuriyah PBNU tahun 2005 dan Mei 2008," tegasnya. Untuk itu, kata dia, kewajiban ormas Islam di tanah air yang harus memantau gerak gerik dan mengajak JAI kembali ke ajaran Islam yang benar berdasarkan Al Qur'an dan Hadist. "Tugas kitalah sebagai ormas Islam untuk memantau dan mengajak mereka kembali ke jalan yang benar dan jika tidak berubah juga maka pemerintah harus membubarkan Ahmadiyah," ujarnya. Sehari sebelumnya pemerintah mengeluarkan SKB tentang peringatan dan perintah kepada penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI dan warga masyarakat untuk tidak meyebarluaskan aliran tersebut. Hal itu disampaikan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni di Jakarta, yang menjelaskan tentang surat bernomor 3 tahun 2008, nomor Kep-033/A/JA/6/2008 dan nomor 199 tahun 2008, tanggal 9 Juni 2008 itu didampingi Mendagri Mardiyanto dan Jaksa Agung Hendarman Supandji. Jaksa Agung Hendarman Supandji menyatakan, SKB ini bukan pembubaran, tapi bisa berujung kepada penghentian kegiatan JAI. Tentu, jika peringatan tidak diindahkan, penganut JAI akan terkena sanksi sesuai peraturan perundang-undangan, ujarnya. Mendagri Mardiyanto mengatakan, harapan masyarakat sebenarnya meminta Ahmadiyah dibubarkan, tapi dalam SKB ini perlu adanya peringatan dan perintah kepada JAI. Jika dalam perjalanan SKB ini tidak diindahkan, maka aparat dapat mengambil tindakan. Antara/yto Sumber: http://republika.co.id/Online_detail.asp?id=337190&kat_id=23, Kamis, 12 Juni 2008.

Page 171: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

Pembubaran Ahmadiyah Disesalkan Kamis, 17 April 2008 | 14:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latif menyesalkan pembubaran aliran Ahmadiyah. "Negara tidak mempunyai hak untuk membubarkan," kata dia usai Seminar Islam, Nasionalisme dan Konsolidasi Ideologis Partai Politik di Perpustakaan Nasional, Kamis (17/4). Menurut dia, kebijakan itu telah memasung kebebasan warga negara untuk menentukan pilihan agama dan aliran kepecayaan. "Padahal dalam konstitusi telah mengamanatkan hal itu," katanya. Artinya, ia melanjutkan ada pelanggaran konstitusi pasal 28 dan pasal 29 UUD. "Pemerintah telah melanggar konstitusi," katanya. Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan kemarin mengusulkan agar Ahmadiyah dibubarkan bila tidak menghentikan kegiatannya. Badan ini terdiri dari perwakilan kejaksaan, kepolisian, TNI, Badan Intelegen Negara, Kementrian Politik Hukum dan Keamanan, dan Departemen Agama. Majelis Ulama Indonesia (MUI), Yudi melanjutkan, tidak boleh meminta negara untuk menindak keras kelompok yang tidak sealiran. Ia tak yakin apa yang disimpulkan dalam fatwa MUI telah mewakili semua kelompok Islam. Karena Islam adalah polycentre, berbeda dengan sistem di Katholik dengan Vatikan sebagai pusat. (Eko Ari Wibowo) Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/04/17/brk,20080417-121475,id. html, Jum’at, 18 April 2008.

Page 172: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

AKKBB Desak Pemerintah Batalkan SKB Tiga Menteri Soal Ahmadiyah Jum'at, 18 April 2008 | 13:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) mendesak presiden membatalkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang menyatakan aliran Ahmadiyah menyimpang. Koordinator Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta yang tergabung dalam aliansi, Aswinawati mengatakan SKB itu melanggar konstitusi dan Undang Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU nomor 12 tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik yang menjamin dan melindungi warga negara dalam beribadah dan berkeyakinan. "Namun justru sebaliknya dan membatasi hak dan kebebasan," kata Aswi di Sekretariat ahmadiyah, Jakarta, Jumat (18/4). Menurut dia, keputusan pemerintah itu tidak sesuai dengan dasar negara hukum. "Kalau sesuai negara hukum, pastinya akan menjamin keberagaman agama," katanya. Dasar negara menjatuhkan vonis kepada suatu ajaran berdasarkan rujukan kitab suci, pendapat lembaga agama tertentu dan ahli agama, artinya tidak sesuai dengan hukum. "Hal itu akan mengarah pada negara teokrasi," katanya. Sehingga, kata dia, keputusan dari Badan Koordinasi Pengawas aliran Kepercayaan di Masyarakat sudah melanggar konstitusi dan hukum. Aswi menambahkan Negara juga tidak boleh menggolongkan suatu agama dengan adanya agama ordinat dan sub ordinat. "Karena setiap ajaran itu memiliki representasi berbeda," katanya. Negara seharusnya memberikan kebebasan kepada suatu ajaran itu berkembang. (Eko Ari Wibowo) Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/04/18/brk,20080418-121550,id. html, Sabtu, 19 April 2008

Page 173: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

AJI Damai Tolak Surat Keputusan Bersama Untuk Ahmadiyah Selasa, 06 Mei 2008 | 19:04 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Sebanyak 32 elemen masyarakat, yang menamakan diri Aliansi Jogja untuk Indonesia Damai (AJI DAMAI) melakukan demo. Mereka berjalan dari Terminal Parkir Abu Bakar Ali, hingga Gedung Agung, Jalan Malioboro, Yogyakarta, menolak dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama untuk membubarkan Ahmadiyah di Indonesia. "Kalau SKB diberlakukan, Indonesia malah mundur ke belakang," kata Muhammad Subkhi Ridho, Koordinator AJI DAMAI, kepada Tempo, Selasa, (6/5). Alasannya, Ahmadiyah sudah eksis jauh sebelum Indonesia diproklamasikan. "Ahmadiyah salah satu kelompok, yang melahirkan RI. Pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya WR Supratman adalah warga Ahmadiyah," kata Ridho. Selain itu, Ridho mengatakan, Amadiyah tidak pernah memakai cara-cara kekerasan untuk menyelesaikan polemik. Dalam catatannya, pengikut Ahmadiyah di Indonesia yang jumlahnya sekitar dua juta, selalu berperilaku santun dalam mengembangkan gerakannya. Semula, Ridho dan kawan-kawannya akan menemui Sultan Hamengku Buwono ke X, untuk menceritakan keresahan mereka, menyangkut polemik Ahmadiyah. Terlebih di Yogyakarta, Ahmadiyah memiliki pengikut cukup banyak, sekitar 500 orang. "Karena itu kami mendukung Sri Sultan menciptakan kedamaian bagi masyarakat Yogyakarta," kata Ridho. Dalam aksi itu, AJI DAMAI meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyelesaikan kasus Ahmadiyah berdasarkan konstitusi negara dan UU HAM. "Pasal 29 jelas mengatakan menjamin kehidupan beragama dan kepercayaan di Indonesia," ujar Ridho. Mereka juga menyerukan kepada aparat keamanan, menindak tegas para pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama, seperti kasus pembakaran mesjid di Mataram, Sukabumi, Tasikmalaya. Aksi sempat tersendat karena hujan lebat. Selain AJI Damai, angkatan anak muda Ahmadiyah juga turut hadir dalam aksi ini. (Bernarda Rurit) Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2008/05/06/brk,20080506-122605, id.html, Rabu, 7 Mei 2008.

Page 174: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat

SKB Tiga Menteri Dinilai Pelanggaran Negara Rabu, 11 Juni 2008 | 20:14 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG: Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri tentang pelarangan kegiatan jemaah Ahmadiyah dinilai semakin menambah daftar pelanggaran yang dilakukan negara terhadap warganya. “SKB ini dapat dipahami sebagai upaya pengekangan terhadap warga negara, khususnya Jemaah Ahmadiyah Indonesia,” kata Sekretaris Steering Comitee Jaringan Kerja Pemantauan dan Advokasi Kebebasan Beragama Berkeyakinan Gatot Rianto di Bandung, Rabu (10/9). Menurut Gatot, pemerintah terlihat bersikap dilematis dalam mengeluarkan kebijakan itu. Juga semakin menunjukkan lagi ditekan kelompok yang selama ini menginginkan pembubaran Ahmadiyah dilarang. Dalam catatan Jaringan Kerja Pemantauan dan Advokasi Kebebasan Beragama Berkeyakinan, pelanggaran terhadap kebebasan beragama di Indonesia sudah sering terjadi. “Pelakunya bisa oleh negara maupun warga negara,” kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum Bandung itu menunjukkan, . Pelanggaran yang terjadi, kata Gatot, dibagi atas pelanggaran atas kebebasan beragama atau berkeyakinan, kebebasan dari kekerasan, dan hak untuk menjalankan agama atau keyakinan. “Hak ini antara lain kebebasan untuk menjalankan ibadah atau ajaran agama, tempat ibadah, simbol agama, dan perijinan,” ujarnya. Gatot mengaku telah memantau kasus pelanggaran ini sejak tahun 2000 di berbagai kota di Jawa Barat. Setidaknya, kata Gatot, ada 54 kasus yang terjadi. “Kami mengumpulkan data seperti salinan SKB, surat pernyataan, visum dokter, rekaman foto, audio ataupun video,” katanya. Diantaranya, pelanggaran yang dilakukan pemerintah daerah dengan menerbitkan SKB masing-masing. “Misalnya, di Kabupaten Kuningan pada tahun 2002, diterbitkan SKB oleh Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda bersama musyawarah pimpinan daerah dan sejumlah ormas,” ujarnya. Pelarangan serupa, juga terjadi di Bogor dan Bekasi. Bahkan pada Agustus tahun lalu, markas Jemaah Ahmadiyah di Bogor sempat disegel oleh MUI, ormas, dan sejumlah kelompok pemuda. Seharusnya, kata Gatot, Negara lebih dewasa dalam mengeluarkan keputusan dengan menghormati hak beragama atau beribadah warganya. “Ini sudah diakui secara tegas dalam instrumen International Covenant On Civil and Political Rights (ICCPR) 1966 yang telah diratifikasi melalui Undang-undang Nomor 15 tahun 2005,” kata Gatot. (Rana Akbari Fitriawan)

Sumber: http://tempointeraktif.com/, Kamis, 12 Juni 2008

Page 175: KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8688.pdfkonstruksi pemberitaan media tentang rekomendasi badan koordinasi pengawas aliran kepercayaan masyarakat