33
KONSTIPASI PADA ANAK MILA WIDYASTUTI 030.08.162

Konstipasi Pada Anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konstipasi Pada Anak

KONSTIPASI PADA ANAKMILA WIDYASTUTI030.08.162

Page 2: Konstipasi Pada Anak

PENDAHULUAN

Pola defekasi yang normal umumnya dipandang sebagai petanda anak sehat. Sementara orang tua sangat memperhatikan frekuensi defekasi dan karakteristik anaknya. Konstipasi merupakan masalah yang biasa ditemukan pada anak sehingga memicu orang tua untuk memeriksakan anaknya.

Page 3: Konstipasi Pada Anak

Fungsi kolon

Page 4: Konstipasi Pada Anak

REFLEKS DEFEKASI INTRINSIKFeses rektum dinding rektum mengembang signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus gelombang peristaltik mendekati anus sfingter anal interna terbuka & sfingter ani externa relaksasi feses keluar REFLEKS DEFEKASI PARASIMPATISRangsang saraf rektum signal ke spinal cord (sacrum 2-4) kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum meningkatkan gelombang peristaltik melemaskan sfingter anus internal dan meningkatkan refleks defekasi intrinsik.

Page 5: Konstipasi Pada Anak

MEKANISME DEFEKASI

Teregangnya dinding rektum refleks relaksasi dari sfingter anus interna sfingter anus eksterna dan muskulus puborektalis mengadakan relaksasi membentuk sudut antara kanal anus dan rektum terbuka, membentuk jalan lurus bagi tinja untuk keluar melalui anus kemudian mendorong tinja keluar melalui anus epitel sensorik di daerah anus rektum memberitahu individu mengenai sifat tinja, apakah padat, cair, gas, atau kombinasi ketiganya

Page 6: Konstipasi Pada Anak
Page 7: Konstipasi Pada Anak
Page 8: Konstipasi Pada Anak

Tabel 1 frekuensi normal defekasi pada anak

Umur Defekasi/minggu Defekasi/hari

0-3 bulan- ASI- Formula

 5-405-28

 2,92,0

6-12 bulan 5-28 1,8

1-3 tahun 4-21 1,4

>3 tahun 3-14 1,0

Page 9: Konstipasi Pada Anak

EPIDEMIOLOGI

Konstipasi yaitu ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna, yang tercermin dari 3 aspek yaitu, berkurangnya frekuensi berhajat biasanya, tinja lebih keras dari sebelumnya, dan pada palpasi abdomen teraba massa tinja (skibala) dengan atau tanpa disertai enkopresis. (IDAI)

Page 10: Konstipasi Pada Anak

EPIDEMIOLOGI

3% kunjungan dan 10-15% ditangani oleh gastroenterologi anak merupakan kasus konstipasi kronis

90-95% merupakan konstipasi fungsional, hanya 5-10% yang mempunyai penyebab organik.

5-10% bayi dan anak konstipasi disebabkan kelainan anatomis, neurologis, atau penyebab lain.

Page 11: Konstipasi Pada Anak

ETIOLOGI

Page 12: Konstipasi Pada Anak

Tabel 2 Penyebab konstipasi berdasarkan umurNeonatus/Bayi- Meconium plug- Penyakit Hirschprung- Fibrosis kistik- Malformasi anorektal bawaan, termasuk anus imperforata, stenosis ani, anal

band- Chronic idiopatic intestinal pseudo-obstruction- Endokrin: hipotiroid- Alergi susu sapi- Metabolik: diabetes insipidus, renal tubular asidosis- Retensi tinja- Perubahan dietToddler dan umur 2-4 tahun- Fissura ani, retensi tinja- Toilet refusal- Alergi susu sapi - Penyakit Hirschprung segmen pendek- Penyakit saraf: sentral atau muskular dengan hipotoni- Medulla spinalis: meningomielokel, tumor, tethered cord

Page 13: Konstipasi Pada Anak

Usia sekolah- Retensi tinja- Ketersediaan toilet terbatas- Keterbatasan kemampuan mengenali rangsang fisiologis- Preokupasi dengan kegiatan lain- Tethered cordAdolesen- Irritabel bowel syndrome- Jejas medulla spinalis (kecelakaan, trauma)- Diet- Anoreksia- Kehamilan- Laxative abuseSegala usia- efek samping obat, perubahan diet, paska operasi- riwayat operasi anal-rektum- retensi tinja dan enkoporesis akibat distensi tinja kronis- perubahan aktivitas fisik, dehidrasi- hipotiroid

Page 14: Konstipasi Pada Anak

PATOFISIOLOGI

Berkurangnya asupan serat waktu singgah menjadi lama

Sering menahan tinja kolon sigmoid menjadi teregang absorbsi air di kolon ↑ feses semakin mengeras dan kering sulit dievakuasi

Page 15: Konstipasi Pada Anak
Page 16: Konstipasi Pada Anak
Page 17: Konstipasi Pada Anak

DIAGNOSIS Menentukan diagnosis konstipasi minimal didapatkan salah

satu gejala berikut2

Defekasi kurang dari 3 kali seminggu Nyeri saat BAB Impaksi rektum Adanya massa feses di abdomen

Kriteria untuk anak berusia diatas 4 tahun agak berbeda, digunakan kriteria sebagai berikut: Frekuensi BAB kurang atau sama dengan dua kali seminggu

tanpa menggunakan laksatif Dua kali atau lebih episode soiling/enkopresis dalam seminggu Teraba masa feses di abdomen atau rektum pada pemeriksaan

fisik.

Page 18: Konstipasi Pada Anak

DIAGNOSIS

Konstipasi akut jika keluhan berlangsung kurang dari 1-4 minggu

Konstipasi kronis bila berlangsung lebih dari 1 bulan. konstipasi akut mengancam nyawa: tampak tanda

obstruksi usus, dehidrasi dan botulisme infantil

Page 19: Konstipasi Pada Anak
Page 20: Konstipasi Pada Anak
Page 21: Konstipasi Pada Anak
Page 22: Konstipasi Pada Anak
Page 23: Konstipasi Pada Anak

Tabel 4 temuan pada pemeriksaan fisik yang membedakan konstipasi organik dari fungsional

- Gagal tumbuh- Distensi abdomen- Hilangnya lengkung lumbosakral- Pilonidal dimple covered by a tuft hair- Kelainan pigmentasi di garis tengah spina (lumbosakral)- Agenesis sakrum- Bokong datar- Letak anus di depan- Patulous anus- Ampula rekti kosong padahal teraba massa tinja pada palpasi abdomen- Tinja menyemprot bila telunjuk dicabut pada pemeriksaan colok dubur- Darah dalam tinja- Hilangnya kedutan anus- Hilangnya reflek kremaster- Tonus dan kekuatan otot ekstremitas bawah turun- Hilang atau menurunnya fase relaksasi refleks tendon ekstremitas bawah

Page 24: Konstipasi Pada Anak
Page 25: Konstipasi Pada Anak

KOMPLIKASITabel 5 Komplikasi konstipasi kronis pada anak- Nyeri: anus atau abdomen- Fissura ani- Enkopresis- Enuresis- Infeksi salurah kemih/obstruksi ureter- Prolaps rektum- Ulkus soliter- Sindrom stasis Bakteri tumbuh lampau Fermentasi karbohidrat, maldigesti Dekonjugasi asam empedu steatorea

Page 26: Konstipasi Pada Anak

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto polos abdomenMelihat kaliber kolon dan massa tinja di kolon. Bila rectal toucher tidak dapat dilakukan atau tidak teraba adanya distensi rektum oleh massa tinja. Barium enemaMencari penyebab seperti Morbus Hirschprung dan obstruksi usus. Biopsi hisap rektumMelihat adanya ganglion mukosa rektum secara histopatologis untuk memastikan adanya penyakit Hirschprung. ManometriMenilai motilitas kolon Lainnya, mencari penyebab organik

lain, seperti hipotiroidisme, ultrasonografi abdomen, MRI

Page 27: Konstipasi Pada Anak

EDUKASI

Buah-buahan: pepaya, semangka, bengkuang, prune, pear, apel, melon (meningkatkan frekuensi defekasi dan melunakkan tinja, meningkatkan retensi air, mempercepat waktu singgah di dalam kolon)

Air betujuan untuk melunakkan tinja

Page 28: Konstipasi Pada Anak

EVAKUASI TINJA

Fecal impaction adalah massa tinja (skibala) yang teraba pada regio abdomen bawah, rektum yang dilatasi dan penuh dengan tinja yang ditemukan pada rectal toucher atau tinja yang berlebihan dalam kolon yang terlihat pada foto abdomen.1

selama 2-5 hari sampai evakuasi lengkap dan sempurna terapi per oral:

Mineral oil (parafin liquid) dosis 15-30 ml/tahun umur (maksimal 240ml per hari) kecuali bayi

Larutan polietilen glikol (PEG) 20 ml/kg/jam (maksimal 1000 ml/jam) diberikan dengan pipa nasogstrik selama 4 jam per hari

evakuasi per rektal: enema fosfat hipertonik (3 ml/kg 2 kali sehari maksimal 6 kali

enema) enema garam fisiologis (600-1000 ml) atau 120 ml mineral oil Pada bayi digunakan suposituria/enema gliserin 2-5 ml

Page 29: Konstipasi Pada Anak

MODIFIKASI PERILAKU Toilet training segera setelah makan pagi dan malam

berikan waktu 10-15 menit bagi anak untuk BAB mengembangkan refleks

Latihan meningkatkan sensasi rektum, menguatkan dan mengontrol sfingter anus, serta meningkatkan koordinasi kontraksi dan relaksasi otot secara benar

Pada anak dengan soiling akibat nonretensi tinja ditambahkan laksatif

Dikonsulkan ke ahli psikiatri anak: Kecurigaan kearah psikopatologi primer Psikopatologi sekunder yang berhubungan dengan konstipasi Tidak responsif terhadap terapi yang telah diberikan dengan

alasan yang tidak jelas

Page 30: Konstipasi Pada Anak

MEDIKAMENTOSA

Obat umumnya masih diperlukan pada terapi rumatan Laktosa (larutan 70%) dapat diberikan dengan dosis 1-3

ml/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian Mineral oil (parafin liquid) diberikan 1-3 ml/kgBB/hari,

tetapi tidak diberikan pada bayi dan anak dengan gangguan ginjal

Bila respon terapi belum memadai, mungkin perlu ditambahkan cisapride 0,2 mg/kgBB/kali untuk 3-4 kali per hari selama 4-5 minggu

Page 31: Konstipasi Pada Anak

KESIMPULANKonstipasi sering ditemukan pada anak, baik yang akut maupun kronis. Sebagian besar (90%) konstipasi pada anak merupakan konstipasi fungsional. Pada sebagian besar kasus, anamnesis dan pemeriksaan fisik saja sudah cukup memadai untuk penatalaksanaan anak dengan konstipasi. Pada sebagian kecil kasus, yang diduga penyebabnya organik, beberapa pemeriksaan perlu dilakukan untuk memastikan penyebabnya. Pengobatan konstipasi terdiri dari evakuasi tinja bila terjadi skibala dan dilanjutkan dengan terapi rumatan yang terdiri dari obat, modifikasi perilaku, edukasi pada orangtua dan konsultasi. Terapi memerlukan waktu lama (berbulan-bulan) dan memerlukan kerjasama yang baik dengan orangtua. Prognosis umumnya baik sepanjang orangtua dan anak dapat mengikuti program terapi dengan baik.

Page 32: Konstipasi Pada Anak

TERIMAKASIH

Page 33: Konstipasi Pada Anak