8
1 KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017 Information Sheet Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South Sumatra Partnership for Landscape Management Support Project KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNA Contoh Kasus Kemitraan Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan di Sumatera Selatan A. LANSKAP SEMBILANG-DANGKU Lanskap Sembilang-Dangku merupakan lanskap pilot untuk Kemitraan Lanskap Berkelanjutan di Sumatera Selatan dengan luas 1,660,313 hektar yang meliputi wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin (Gambar 1). Daerah ini secara luas meliputi DAS Banyuasin dan daerah aliran sungai yang lebih kecil dari sungai-sungai di Taman Nasional sektor Sembilang di bagian timur. Daerah Aliran Sungai Banyuasin dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu lanskap timur dan utara, yang sebagian besar merupakan lahan gambut dan hutan bakau yang termasuk TN sektor Sembilang, dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan dataran rendah di Sumatera Selatan. Di sisi lain, sebagian besar tanah dari lanskap selatan dan barat merupakan mineral dan bagian dari ekoregion daerah aliran sungai dataran rendah di Sumatera Selatan, dimana terletak dua Suaka Margasatwa (SM), yaitu SM Dangku dan SM Bentayan. Bagian paling barat dari lanskap ini adalah konsesi restorasi ekosistem yang dikelola oleh PT REKI, yang saat ini merupakan rumah bagi populasi kecil Harimau Sumatera. Hal ini telah lama diperkirakan bahwa kedua suaka margasatwa tersebut dan kawasan PT REKI ini berpotensi menciptakan konektivitas habitat harimau. Sementara itu di dalam lanskap, perlindungan lahan hutan tersisa yang berpotensi menciptakan konektivitas habitat akan menjadi prioritas upaya restorasi. Gambar 1. Lanskap Sembilang-Dangku Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 1 02/09/2017 01.13.04

KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

  • Upload
    vumien

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

1KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017

I n f o r m a t i o n S h e e t

K e m i t r a a n P e n g e l o l a a n L a n s k a p S e m b i l a n g D a n g k u South Sumatra Partnership for Landscape Management Support Project

KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNA

Contoh Kasus Kemitraan Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan di Sumatera Selatan

A. LANSKAP SEMBILANG-DANGKULanskap Sembilang-Dangku merupakan lanskap pilot untuk Kemitraan Lanskap Berkelanjutan di Sumatera Selatan dengan luas 1,660,313 hektar yang meliputi wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin (Gambar 1). Daerah ini secara luas meliputi DAS Banyuasin dan daerah aliran sungai yang lebih kecil dari sungai-sungai di Taman Nasional sektor Sembilang di bagian timur. Daerah Aliran Sungai Banyuasin dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu lanskap timur dan utara, yang sebagian besar merupakan lahan gambut

dan hutan bakau yang termasuk TN sektor Sembilang, dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan dataran rendah di Sumatera Selatan.

Di sisi lain, sebagian besar tanah dari lanskap selatan dan barat merupakan mineral dan bagian dari ekoregion daerah aliran sungai dataran rendah di Sumatera Selatan, dimana terletak dua Suaka Margasatwa (SM), yaitu SM Dangku dan SM Bentayan. Bagian paling barat dari lanskap ini adalah konsesi restorasi ekosistem yang dikelola oleh PT REKI, yang saat ini merupakan rumah bagi populasi kecil Harimau Sumatera. Hal ini telah lama diperkirakan bahwa kedua suaka margasatwa tersebut dan kawasan PT REKI ini berpotensi menciptakan konektivitas habitat harimau. Sementara itu di dalam lanskap, perlindungan lahan hutan tersisa yang berpotensi menciptakan konektivitas habitat akan menjadi prioritas upaya restorasi.

Gambar 1. Lanskap Sembilang-Dangku

Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 1 02/09/2017 01.13.04

Page 2: KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

2 KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017

Gambar 2. Perubahan pada penutupan lahan lanskap Sembilang-Dangku dari tahun 1990 sampai dengan 2016 – berdasarkan analisis temporer

1. Penutupan Lahan dan Penggunaan Lahan yang ada

Penutupan lahan dan penggunaan lahan lanskap Sembilang-Dangku telah berubah secara dramatis sejak tahun 1990. Penurunan paling dramatis terjadi pada hutan alam dan lahan, seperti: hutan lahan kering, hutan mangrove dengan kepadatan tinggi, hutan rawa dan kawasan rawa. Padang rumput dan padang alang-alang serta pertanian lahan basah juga mengalami sedikit penurunan. Sebagian besar penurunan ini disebabkan oleh konversi hutan/ lahan yang menjadi pertanian intensif dan juga kebakaran hutan yang terjadi pada

tahun 2015. Angka tersebut ditegaskan dengan adanya peningkatan areal pertanian monokultur (kelapa sawit) dan pertanian lahan kering. Hal positifnya yakni bahwa kawasan hutan mangrove dengan tingkat kepadatan rendah telah mengalami sedikit peningkatan, yang akan menguntungkan ekosistem mangrove.

Selain Taman Nasional sektor Sembilang (bagian dari Taman Nasional Berbak-Sembilang), suaka margasatwa dan sebagian kawasan PT REKI, lanskap Sembilang-Dangku pun memiliki berbagai macam kegunaan.

Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 2 02/09/2017 01.13.05

Page 3: KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

3KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017

Gambar 3. Konsesi pada lanskap Sembilang-Dangku

Gambar 4. Administrasi pedesaan di lanskap Sembilang-Dangku.

Selain petani kelapa sawit dan petani karet masyarakat serta petani padi sawah, ada sekitar 98 perusahaan kelapa sawit, 24 hutan tanaman, dan 28 perusahaan pertambangan (hanya 3 yang aktif) (Gambar 3). Secara administratif, terdapat 215 desa (280,405 rumah tangga dari 1,402,025

orang) di lanskap (Gambar 4). Batas-batas desa ini mencakup keseluruhan area lanskap, walaupun daerah pemukiman mereka tidak mencakup seluruh wilayah desa karena sebagian wilayah desa termasuk di perkebunan kepala sawit atau di kawasan hutan tanaman.

Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 3 02/09/2017 01.13.07

Page 4: KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

4 KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017

2. Lanskap Konservasi Harimau di Sumatera Selatan

Saat ini terdapat enam kawasan lanskap prioritas konservasi (atau TCL = Tiger Conservation Landscape) di Sumatera, antara lain kawasan lindung untuk konservasi harimau yang terdiri dari: Ulumasen-Leuser, Kampar-Kerumutan, Bukit Tigapuluh[1], Kerinci Seblat, Bukit Balai Rejang Selatan dan Bukit Barisan Selatan, Gambar 5[2]. Selain TN Berbak (lihat Gambar 5), kawasan lain dimana populasi kecil harimau ditemukan, tidak dapat diklasifikasikan sebagai TCL, seperti SM Dangku, Hutan Harapan (dikelola oleh PT REKI) dan bagian selatan TN sektor Sembilang.

Pada tahun 2013, telah dilakukan penilaian potensi konektivitas habitat di Sumatera Selatan setelah habitat harimau diprediksi tersebar di lanskap

1 Sumber: http://www.wri.org/blog/2016/06/protecting-tiger-habitat-sumatra-challenges-and-opportunities2 Sumber: WCS (no date) Tiger Conservation in the greater Leuser landscape and the greater Bukit Barisan Selatan

landscape of Sumatra3 Panthera's Technical Report: Defining Potential Tiger Corridors in Eastern Sumatra (tidak tercantum tanggal dan penulis)

Gambar 5. Habitat harimau dan lanskap harimau di Pulau Sumatera

Sembilang-Dangku (Gambar 6)[3]. Rancangan laporan ini selanjutnya menganalisis koridor potensial antara populasi harimau yang diketahui pada lanskap yang menunjukkan hasil yang menarik (Gambar 7). Apabila angka konektivitas ini dilapisi dengan tutupan lahan pada tahun 2014, ditemukan bahwa daerah koridor berada di dalam sejumlah tutupan lahan yang berbeda.

Area ini memiliki luas lebih dari 10,000 hektar adalah: pertanian campuran dengan semak belukar (35,664.89 ha), pertanian lahan kering (19,709.82 ha), perkebunan kelapa sawit (19,499.21 ha), rawa dengan semak belukar (17,756.52 ha), hutan tanaman (17,308.81 ha), sawah padi (12,271.94) dan lahan terbuka (11,079.35). Peta ini akan ditinjau kembali selama pelaksanaan proyek dengan menggunakan tutupan lahan terbaru dari lanskap yang masih dianalisis.

Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 4 02/09/2017 01.13.08

Page 5: KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

5KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017

Gambar 6. Habitat utama harimau di Jambi – Sumatera Selatan.

Gambar 7. Potensi koridor untuk harimau di Sumatera Selatan: (A) Cost-distance surface berdasarkan penilaian ahli mengenai permeabilitas menunjukkan pergerakan harimau pada lanskap. (B) Koridor potensial antara

populasi harimau yang diketahui dari cost-distance surface, menggunakan routing algoritma koridor dengan biaya yang paling rendah. Koridor ini berada pada beberapa tutupan lahan yang berbeda.

Inisiatif untuk membangun koridor habitat antara SM Dangku dan Hutan Harapan telah dibangun sejak tahun 2013 (Alikodra et al 2013), namun sifatnya masih teoritis tanpa memperhatikan pengelolaan lanskap berbasis kemitraan. Tindakan ini tidak hanya berusaha menggali peluang untuk

menciptakan konektivitas habitat melintasi lanskap Sembilang-Dangku, dimana konektivitas Hutan Harapan- SM Dangku menjadi bagiannya, namun juga menjadi kondisi pemungkin yang diperlukan untuk konektivitas habitat berlangsung.

Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 5 02/09/2017 01.13.08

Page 6: KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

6 KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017

B. PELUANG UNTUK MENCIPTAKAN KONEKTIVITAS HABITATDengan keragaman penggunaan lahan yang ada, dikombinasikan dengan populasi manusia dan distribusi melintasi lanskap, menjadikan konektivitas habitat mungkin sulit untuk dibangun. Disinilah konsep pengelolaan lanskap berkelanjutan menjadi faktor vital bagi kelangsungan hidup satwa liar di lanskap. Sustainable Landscape Management (SLM) adalah tentang menyeimbangkan kebutuhan pembangunan masyarakat pedesaan terhadap konservasi lingkungan alam dan keanekaragaman hayati serta jasa ekosistemnya. Namun, SLM hanya dapat dicapai melalui integrasi dari kepentingan ekonomi, lingkungan dan sosial melalui proses pengambilan keputusan. Disinilah Proyek KELOLA Sendang mengambil peran pentingnya.

Areal perkebunan kelapa sawit dan kehutanan di seluruh lanskap memiliki potensi untuk mendukung terciptanya konektivitas habitat, terutama jika kawasan Nilai Konservasi Tinggi/Stok Karbon Tinggi (NKT/SKT) dapat dikelola sehingga dapat mengembangkan habitat loncatan (stepping stones habitat). Dalam rangka mengidentifikasi kawasan pilot untuk KELOLA Sendang, dimana semua komponen SLM dapat digunakan pada waktu dan tempat yang sama termasuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati, ditemukan bahwa kemitraan antara sektor publik (otoritas dari 2 suaka margasatwa, 1 taman nasional dan 4 kesatuan pengelolaan hutan), sektor swasta (25 perusahaan kelapa sawit, 13 hutan tanaman, dan 3 perusahaan pertambangan), dan masyarakat pada 24 desa secara signifikan dapat mendukung pembuatan habitat loncatan termaksud.

Kemitraan multipihak dalam lanskap mempunyai tujuan untuk memastikan hal-hal berikut:

- Konservasi berbagai tipe ekosistem, habitat, dan spesies penting di lanskap

- Pemulihan dan pemeliharaan habitat yang cukup besar untuk melestarikan spesies prioritas seperti spesies harimau dan mangsanya,

- Mendukung peluang yang cukup untuk spesies prioritas agar menyebar dan bermigrasi

- Restorasi bagian yang rusak dari sistem lingkungan kunci, seperti lahan gambut di lanskap, dan

- Pencegahan potensi ancaman pada sistem kunci ekosistem

Proyek KELOLA Sendang memiliki banyak kesempatan dalam menciptakan konektivitas habitat, walaupun dalam membangun kemitraan tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingankan dengan periode implementasi proyek. Kegiatan yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan selama periode proyek adalah menciptakan kondisi pemungkin dari konektivitas habitat harimau antara SM Dangku dan Hutan Harapan yang telah diusulkan sejak tiga tahun yang lalu.

Pada intinya pembuatan konektivitas habitat didukung dengan tujuan dari kemitraan multipihak yang telah dipaparkan di atas, namun tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui pengaturan ulang penggunaan lahan yang telah ada dan menjadikannya sesuai dengan habitat satwa liar (baik harimau maupun mangsanya). Pengaturan ulang penggunaan lahan tersebut harus sesuai dengan SLM.

Dalam prinsipnya, pengelolaan lanskap berkelanjutan didukung oleh 3 pilar, yaitu: partisipasi, integrasi dan monitoring. Pengaturan ulang lahan harus sesuai dengan 3 pilar tersebut guna mencapai tujuan dari kemitraan multipihak di Lanksap Sembilang-Dangku, atau pada periode yang lebih singkat, konektivitas habitat antara SM Dangku dan Hutan Harapan. Tiga pilar tersebut dideskripsikan sebagai berikut:

Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 6 02/09/2017 01.13.09

Page 7: KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

7KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017

4 KPHP = Unit Kesatuan Pemangku Hutan Produksi Meranti; BKSDA = Balai Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Selatan

1. Partisipasi

a. Siapa yang berpartisipasi – menyeimbangkan seluruh kepentingan stakeholder:

Apabila berbicara lanskap maka tidak hanya masyarakat pedesaan (dengan rasio gender yang seimbang, status sosial-ekonomi, etinisitas dan fungsi) yang perlu terlibat dalam pembuatan koridor habitat melalui pengaturan ulang penggunaan lahan, namun baik sektor swasta (perusahaan kelapa sawit dan hutan tanaman) dan sektor publik (seperti KPHP Meranti dan BKSDA[4]

untuk sub-lanskap Dangku-Harapan) termasuk juga perwakilan dari pemerintahan kabupaten dan kecamatan perlu terlibat dalam pembuatan koridor habitat ini.

b. Bagaimana cara masyarakat berpartisipasi – kualitas dan frekuensi partisipasi:

Pemangku kepentingan (stakeholder) utama yang telah disebutkan sebelumnya perlu memiliki kesepahaman mengenai proses perencanaan dan pengelolaan lanskap, yang meliputi hak dan kewajiban. Dalam hal ini mereka harus diberikan hak untuk berbicara dan berdebat secara terbuka yang strategis, dan kehadiran mereka diperlukan pada pertemuan.

c. Kapasitas dalam mempengaruhi proses:

Proses perencanaan pembangunan konektivitas habitat perlu menyertakan kekuatan pemangku-kepentingan yang seimbang dalam berpartisipasi. Contohnya, perwakilan desa dapat melakukan negosiasi dengan perwakilan kabupaten.

2. Integrasi

a. Pengetahuan: Pilihan yang ada harus berdasarkan dari ilmu pengetahuan (spasial, ekologikal dan sosial-ekonomi) dan kearifan lokal (pemetaan partisipatif dan penggunaan sumberdaya)

b. Masyarakat, institusi dan sektor: Proses pembangunan harus mengikutsertakan stakeholder (mewakili publik-swasta-

masyarakat) untuk memastikan bahwa perancanaan dapat terharmonisasi dengan baik.

c. Skala: Skala yang lebih besar meliputi lanskap KELOLA Sendang, sedangkan Dangku-Hutan Harapan sub-lanskap hanya meliputi KPHP Meranti, SM Dangku, Hutan Harapan dan pedesaan disekitarnya.

3. Monitoring (Pemantauan)

Konteks monitoring yang digunakan disini mengacu pada proses peninjauan pengaturan ulang penggunaan lahan yang hasilnya diperlukan untuk menyesuaikan proses pengelolaan lanskap dengan perubahan dan luaran yang tidak dapat diprediksi. Monitoring mengacu pada:

• Membangun indikator, merancang proses pengukuran dan sistem komunikasi

• Mengukur indikator, menganalisis hasil dan mengomunikasikan informasi kepada pengambil keputusan

• Membantu pengambil keputusan dalam menilai seberapa efektif rencana dan kegiatan yang telah dilakukan serta perubahan yang diperlukan. Kritis dalam menyesuaikan rencana dan strategi terhadap perubahan, informasi baru dan tantangan.

C. CAPAIAN PENTING DALAM MEMBANGUN KONEKTIVITASPada poin ini, konsep capaian dalam membangun konektivitas SM Dangku-Hutan Harapan akan dijelaskan. Hal ini dapat diduplikasi pada lanskap Sembilang-Dangku.

1. Klarifikasi penggunaan lahan dan tutupan lahan, dalam memastikan stakeholder utama yang terlibat dalam proses partisipasi.

2. Identifikasi seluruh ekosistem penting, habitat, spesies (contohnya harimau dan mangsa)

Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 7 02/09/2017 01.13.09

Page 8: KONSERVASI HARIMAU DI LANSKAP MULTIGUNAgreenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Factsheet... · dan merupakan kawasan prioritas untuk perlindungan ekoregion gambut dan

8 KELOLA Sendang │ Information Sheet │ Juli 2017

di sub-lanskap beserta ancamannya yang akan didapatkan melalui serangkaian survey lapangan.

3. Identifikasi kawasan prioritas untuk penyebaran dan migrasi spesies pada sub-lanskap yang didukung dengan analisis peta dan pengecekan ground-truth (cek lapangan).

4. Keterlibatan seluruh stakeholder dalam proses perencanaan pengaturan ulang penggunaan lahan yang menghasilkan rencana aksi dalam merestorasi bagian habitat satwa liar yang rusak maupun ekosistemnya, mengatur

The Zoological Society of London (ZSL) Indonesia Jalan Papandayan No.18, Bogor, Jawa Barat, IndonesiaPhone: +62 251 8339222 Mobile: +62 81318020106

The Zoological Society of London is incorporated by Royal Charter Principal Office England. Company Number RC000749Registered address:Regent’s Park, London, England NW1 4RYRegistered Charity in England and Wales no. 208728

This material has been funded by UK aid from the UK government; however the views expressed do not necessarily reflect the UK government's official policies.

Proyek KELOLA Sendang

Durasi ProyekFase insepsi: November 2015 - Agustus 2016Fase Implementasi: September 2016 - Maret 2018

LokasiSembilang - Dangku, Kabupaten Banyuasin & Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Mitra

IDH – The Sustainable Trade InitiativeDeltares – Enabling Data LifeSNV Netherlands Development OrganizationDaemeter ConsultingFPP Forest Peoples Programme

KontakProf. Dr. Damayanti Buchori – KELOLA Sendang Project Director - [email protected] www.zsl.org

habitat cukup besar untuk spesies prioritas serta perencanaan untuk mencegah potensi ancaman dari ekosistem.

5. Keterlibatan pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat dengan mendukung kebijakan yang memadai dalam pengaturan ulang penggunaan lahan dari sub-lanskap Dangku-Hutan Harapan.

6. Mendukung peningkatan mata pencaharian masyarakat lokal pada desa yang terlibat melalui proses pengaturan ulang penggunaan lahan.

Factsheet Konservasi 01 (IND).indd 8 02/09/2017 01.13.09