21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia anak merupakan dunia bermain. Melalui dunia bermain, semua aspek perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak-anak menjadi lebih sehat sekaligus cerdas. Saat bermain anak-anak mempelajari banyak hal penting. Sebagai contoh dengan bermain bersama teman anak-anak akan lebih terasa rasa empatinya, mereka juga bisa mengatasi penolakan dan dominasi serta bisa mengelolah emosi (Dian adriana, 2011) Aspek perkembangan anak dapat ditumbuhkan secara optimal dan maksimal melalui kegiatan bermain. Mengajak anak-anak bermain pada usia pra sekolah telah terbukti mampu meningkatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak, bahkan anak tersebut mengalami malnutrisi. Melalui kegiatan bermain daya pikir anak terangsang untuk mendaya gunakan aspek emosional, sosil, serta fisiknya. Anak-anak bermain dengan menggunakan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak akan terus bermain sepanjang aktifitas tersebut menghiburkannya. Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti bermain (Adriana dian, 2011) Permainan adalah stimulasi yang sangat tepat bagi anak. Sehingga perlu memberi variasi permainan dan sangat baik jika orang tua ikut

KONSEP TEORI BERMAIN

  • Upload
    kristo

  • View
    45

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori bermain

Citation preview

Page 1: KONSEP TEORI BERMAIN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangDunia anak merupakan dunia bermain. Melalui dunia

bermain, semua aspek perkembangan anak ditumbuhkan sehingga

anak-anak menjadi lebih sehat sekaligus cerdas. Saat bermain

anak-anak mempelajari banyak hal penting. Sebagai contoh

dengan bermain bersama teman anak-anak akan lebih terasa rasa

empatinya, mereka juga bisa mengatasi penolakan dan dominasi

serta bisa mengelolah emosi (Dian adriana, 2011)

Aspek perkembangan anak dapat ditumbuhkan secara

optimal dan maksimal melalui kegiatan bermain. Mengajak anak-

anak bermain pada usia pra sekolah telah terbukti mampu

meningkatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak,

bahkan anak tersebut mengalami malnutrisi. Melalui kegiatan

bermain daya pikir anak terangsang untuk mendaya gunakan aspek

emosional, sosil, serta fisiknya. Anak-anak bermain dengan

menggunakan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.

Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain.

Anak akan terus bermain sepanjang aktifitas tersebut

menghiburkannya. Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti

bermain (Adriana dian, 2011)

Permainan adalah stimulasi yang sangat tepat bagi anak.

Sehingga perlu memberi variasi permainan dan sangat baik jika

orang tua ikut terlibat dalam permainan yaitu melalui kegiatan

bermain, sehingga daya pikir anak terangsang dapat meningkatkan

kemampuan fisik, pengalaman dan pengetahuannya, serta

berkembang keseimbangan mental anak (Triharso agung, 2013)

Anak usia pra sekolah biasanya bersifat asosiatif (interaktif

dan kooperatif), juga hubungan dengan teman sebaya.

Page 2: KONSEP TEORI BERMAIN

Berdasarkan pengamatan perawat dilapangan didapatkan

beberapa anak mengalami keterlambatan dibandingkan teman

sebayanya dikelas. Beberapa anak mengalami keterlambatan

dalam hal berimajinasi dan kreatifitas. Oleh sebab itu perawat

bermaksut memberikan terapi bermain menggambar dan mewarnai

sesuai dengan usia anak dimana hal ini baik untuk meningkatkan

stimulus, dan kreatifitas pada anak tersebut.

B. Tujuan1. Tujuan Umum

Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat

mengembangkan Imajinasi dan kreatifitas melalui bermain.

2. Tujuan Khusus

Setelah diajak bermain selama 30 menit anak diharapkan:

a. Dapat meningkatkan kreatifitasnya.

b. Dapat mengembangkan imajinasinya.

c. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

C. ManfaatManfaat permainan yang dilakukan pada anak yaitu:

1. Mendorong imajinasi anak

2. Mendorong kreatifitas anak

3. Meningkatkan rasa percaya diri pada anak.

Page 3: KONSEP TEORI BERMAIN

BAB IIKONSEP TEORI BERMAIN

A. PengertianBermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual,

emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik

untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata,

belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan apa yang

dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong,

2000).

Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan

merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta

merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stress

pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional

anak.

B. Perkembangan motorik, bahasa, sosial/kognisi1. Usia 4 Tahun

Motorik Bahasa Sosial/kognisi

Motorik kasar

Melompat dengan satu kaki

Menangkap bolah dengan

tepat

Melempar bolah bergantian

tangan

Motorik halus

Menggunakan gunting

dengan baik untuk

memotong dengan baik.

Dapat memasang sepatu

tetapi tidak dapat mengikat

talinya.

-Pembendaharaan

sekitar 1500 kata

-Menggunakan kalimat

dari 4 samapai 5 kata

-Menceritakan cerita

dengan melebih-

lebihkan.

-Mengetahui lagu

sederhana.

-Menyebutkan satu

atau lebih warna.

-Memahami analogi

seperti bila api panas

- Sangat mandiri

- Cenderung untuk

keras kepala dan

tidak sabar.

- Agresif secara fisik

dan ferbal

- Mendapat

kebanggan dan

pencapaiain

- Memamerkan secara

dramatis

Page 4: KONSEP TEORI BERMAIN

Dapat menggambar menyalin

bentuk kotak, garis silang,

atau segitiga

berarti es.

2. Usia 5 Tahun

Motorik Bahasa Personal-sosial

Motorik Kasar

Melompat dengan kaki

bergantian

Melempar dan menagkap

bolah dengan baik

Melompat keatas

Bermain skeit dengan

keseimbangan baik

Berjalan mundur dengan

tumit dan jari kaki

Keseimbangan pada kaki

bergantian dengan mata

tertutup

Motorik Halus

Mengikat tali sepatu.

Menggunakan gunting alat

sederhana atau pensil

dengan baik

Menggambar meniru

gambar

Mempunyai

pembendaharaan kata

sampai 2100 kata.

Menggunakan kalimat

6 sampai 8 kata

Menggambar atau

melukis dengan

banyak komentar dan

menyebutkanya satu

persatu

Menyebut 4 atau lebih

warna

Mengetahui nama2

hari dalam seminggu

bulan dan kata yang

berhubungan dengan

waktu yang lainya.

Dapat mengikuti 3

perintah sekaligus

Kurang

memberontak

dibanding sewaktu

usia 4 tahun

Lebih tenang dan

berhasrat

menyelasaikan

uruan

Mandiri tapi dapat

dipercaya, tidak

kasar dan lebih

bertanggung jawab

Mengalami sedikit

rasa takut

mengandalkan

otoritas luar untuk

mengandalkan

dunianya

Berhasr at untuk

melakukan sesuatu

dengan benar

dengan mudah,

mencoba mengikuti

aturan

Menunjukkan sikap

lebih baik

Page 5: KONSEP TEORI BERMAIN

C . Fungsi1. Perkembangan Sensori

a. Mendorong eksplorasi

b. Meningkatkan perkembangan semua indera

c. Memberikan pelampiasan kelebihan energy

d. Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta

koordinasi.

2. Perkembangan yang intelektual

a. Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna.

b. Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep

abstrak.

c. Kesempatan untuk mempraktikan dan memperluas keterampilan

berbahasa.

d. Memberikan sumber–sumber yang beraneka ragam untuk

pembelajaran.

e. Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan

membedakan antara fantasi dan realita.

f. Memberikan kesempatan untuk melatih masa lalu dalam upaya

mengasimilasinya kedalam persepsi dan hubungan baru.

3. Perkembangan sosialisasi dan moral

a. Mengembangkan keterampilan sosial

b. Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui standar moral.

c. Mendorong interaksi dan perkembangan sikap positif terhadap

orang lain.

4. Kreativitas

a. Memungkinkan fantasi dan imajinasi

b. Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus

c. Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat kreatif

Page 6: KONSEP TEORI BERMAIN

6. Nilai Teraupetik

a. Memberikan pelepasan stress dan ketegangan

b. Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal

tentang kebutuhan, rasa takut, dan keinginan.

c. Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak

dapat diterima dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima.

D. Tujuan1. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-

idenya. Permainan adalah media yang sangat efektif untuk

mengsekspresikan berbagai perasaan yang tidak menyenangkan.

2. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan

masalah. Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan

fantasinya untuk mencipakan sesuatu seperti yang ada dalam

pikirannya.

E. Prinsip–prinsip BermainMenurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan agar aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif:

1. Perlu ekstra energy

Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan

nutrisi yang memadai.Asupan atau intake yang kurang dapat

menurunkan gairah anak.Anak yang sehat memerlukan aktifitas

bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun bermain

pasif.Pada anak yang sakit keinginan untuk bermain umumnya

menurun karena energi yang ada dugunakan untuk mengatasi

penyakitnya.

2. Waktu yang cukup

Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga

stimulus yang diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan

mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat

permainannya.

Page 7: KONSEP TEORI BERMAIN

3. Alat permainan

Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan

tahap perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan

hal ini sehingga alat permainan yang diberikan dapat berfungsi

dengan benar dan mempunyai unsur edukatif bagi anak.

4. Ruang untuk bermain

Aktifitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di

halaman, bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau

tempat khusus untuk bermain bila memungkinkan, di mana ruangan

tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk menyimpan

permainannya.

5. Pengetahuan cara bermain

Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-

temannya, atau diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir

adalah yang terbaik karena anak lebih terarah dan berkembang

pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan tersebut.

Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat

permainan yang diberikan, umumnya membuat hubungannya

dengan anak cenderung menjadi kurang hangat.

6. Teman bermain

Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya,

saudara, atau orang tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak

bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri.

Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan mengakrabkan

hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua

untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh anaknya. Teman

diperlukan untuk mengembangkan sosislisasi anak dan membantu

anak dalam memahami perbedaan.

 

Page 8: KONSEP TEORI BERMAIN

F. Faktor yang Mempengaruhi Bermain1. Tahap perkembangan anak

Aktivitas bermain yang tepat harus sesuai dengan tahapan

pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua dan Perawat

harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat

untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Status kesehatan anak

Aktivitas bermain memerlukan energi maka Perawat harus

mengetahui kondisi anak pada saat sakit dan jeli memilihkan

permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip

bermain pada anak yang sedang dirawat di RS.

3. Jenis kelamin

4. Pada dasarnya dalam melakukan aktifitas bermain tidak

membedakan  jenis kelamin laki-laki atau perempuan namun ada

pendapat yang diyakini bahwa permainan adalah salah satu alat

mengenal identitas dirinya. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan

adanya tuntutan perilaku yang berbeda antara laki-laki dan

perempuan dan hal ini dipelajari melalui media permainan.

5. Lingkungan yang mendukung

Lingkungan yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak

mempunyai cukup ruang untuk bermain.

6. Alat dan jenis permainan yg cocok

Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.

Alat permainan harus aman bagi anak.

Page 9: KONSEP TEORI BERMAIN

BAB III KONSEP KEGIATAN

A.TOPIK 1. Sub Topik

Menggambar dan Mewarnai

Coretan merupakan tahapan menggambar dan juga sarana

untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak. Ini

merupakan satu kemampuan untuk mendukung kecerdasan visual-

spasial. Coretan merupakan manifestasi imajinasi anak. Selain itu

lewat menggambar dan mewarnai mereka bias menuangkan

beragam imajinasi yang ada dikepala. Selain itu gambar-gambar

yang mereka hasilkan juga dapat menunjukkan tingkat kreativitas

dan suasana hati masing-masing anak.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anissa Kartikasari tahun

2013 mentatakan bahwa menggambar dan mewarnai dapat

meningkatkan kemampuan motoric halus pada anak.

Adapun tujuan dari menggambar dan mewarnai menurut

Sujino 2008 Yaitu meningkatkan kemampuan motoric halus, motoric

halus yang akan dilatih dari kegiatan menggambar dan mewarnai ini

adalah :

a. Melatih menggerakkan pergelangan tangan dengan kegiatan

menggambar dan mewarnai

b. Agar anak belajar ketetapan koordinasi mata dan tangan serta

menggerakkan pergelangan tangan agar lentur

c. Anak belajar berimajinasi dan berkreasi

2. Sasaran

Anak usia 4 tahun sapai 5 tahun

3. Tempat

TK Balon

4. Waktu : 30 menit

Page 10: KONSEP TEORI BERMAIN

5. Tujuan

Umum :

Setelah dilakukan tindakan program berm ain menggambar dan

mewarnai pada anak diharapkan anak dapat mengebangkan

imajinasi dan kreatifitas, imajinasi serta meningkatkan rasa percaya

diri melalui pengalaman bermain

B. PERENCANAAN1. Karakteristik bermain

a. Melatih imajinasi anak dalam mengambar

b. Melatih anak dalam berkreatifitas

2. Sasaran

Kriteria Klien

a. Anak yang berumur usia pra sekolah ( 4-5tahun )

b. Anak kooperatif

c. Anak dengan komunikasi verbal baik

d. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain3. Metode : Demonstrasi

4. Alat-alat yang digunakan

a. Kertas gambar

b. Pensil warna/ krayon/spidol warna

c. Meja dan kursi

Page 11: KONSEP TEORI BERMAIN

5. Setting ruangan    

     anak anak anak anak anak anak

 

  fasilitator fasilitator fasilitator

anak   anak anak anak anak anak

 

fasilitator fasilitator fasilitator

Leader observer

6. Uraian Tugas Kelompok

a. Leader 

1) Bertugas untuk menjelaskan aturan permainan

2) Memulai dan memimpin permainan

3) Mengatur jalannya permainan

b. Fasilitator

1) Bertugas mendampingi anak selama permainan

2) Membantu anak apabila mengalami kesulitan saat bermain

3) Membantu leader dalam penyediaan fasilitas permainan

c. Obsever

1) Bertugas untuk mengamati jalannya dan respon anak

selama permainan berlangsung.

2) Melakukan evaluasi proses dan hasil permainan

Page 12: KONSEP TEORI BERMAIN

7. Perilaku Anak yang diharapkan

a) Anak dapat  mengatur strategi dan kecermatan.

b) Anak dapat  mengembangkan imajinasi dan mengingat

peraturan permainan

c) Anak dapat berlatih bersosialisasi dengan teman-temannya

d) Anak dapat berlatih bersikap sportif

e) Anak dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan

f) Anak dapat belajar pramatematika yaitu saat menghitung

langkahpada permainan ular tangga dan menghitung titik-titik

yang terdapat pada dadu

8. Rencana Pelaksanaan

a) Persiapan (5 menit)

b) Eksplorasi perasaan perawat

c) Mengingat kembali konsep permainan

d) Persiapan anak, alat dan tempat oleh fasilitator

9. Pelaksanaan (15 menit)

a) Perkenalan anggota terapis dan salam oleh Leader

b) Kontrak waktu permainan oleh Leader

c) Penjelasan permainan oleh Leader

d) Fasilitator menyiapkan permainan

e) Permainan dimulai  oleh Leader

f) Observer mengamati jalannya permainan

g) Fasilitator mendampingi anak dalam bermain

10.Evaluasi (5 menit)

a) Evaluasi proses dan jalannya permainan oleh observer

b) Memberikan reinforcement

c) Permainan diakhiri dan ditutup oleh Leader

11.Antisipasi Masalah

a) Bertengkar dengan anak yang lain     

b) Lerai anak dari perselisihan. Libatkan fasilitator dalam melerai

perselisihan.

Page 13: KONSEP TEORI BERMAIN

c) Menanyakan alasan mengapa bertengkar dan memberikan

pengertian pada anak bahwa bertengkar itu tidak baik.

1) Biarkan anak tenang dahulu, jangan memaksa anak untuk

melanjutkan permainan

2) Jika anak sudah tenang, bujuk anak untuk saling

memaafkan dan melanjutkan permainan

d) Menangis

Tanyakan pada anak alasan ia menangis, lakukan pendekatan

yang baik untuk menenangkan anak. Setelah anak tenang,

motivasi untuk melanjutkan permainan

e) Ingin BAK/BAB

Sebelum permainan dimulai, anak dipersilahkan untuk

BAK/BAB

Jika saat permainan berlangsung, anak ingin BAK/BAB maka

ditemani oleh fasilitator

f) Anak tiba-tiba tidak mau bermain

Tanyakan pada anak mengapa ia tidak mau bermain. Jika

memungkinkan, bujuk anak untuk bermain lagi, jika anak

mengatakan capai atau lelah, anjurkan anak untuk istirahat dan

bermain dapat dilakukan lain waktu

g) Bosan

Berikan permainan selingan, seperti ice breaking dan relaksasi

ringan, terapis membuat situasi yang menyenangkan dan

meningkatkan motivasi

h) Proses Evaluasi

1) Anak terlibat dan aktif dalam terapi bermain

2) Anak  mengikuti terapi bermain sampai selesai

3) Anak mau berinteraksi dengan anak lain dan perawat

4) Anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan melalui

permainan yang telah dilakukan

Page 14: KONSEP TEORI BERMAIN

i) Estimasi biaya

Alat Harga Buku gambar 5 Pensil warna/krayon

Rp. 20.000 Rp. 50.000

Konsumsi Aqua botol Roti

Rp. 20.000Rp. 24.000

Total Rp.120.000

Page 15: KONSEP TEORI BERMAIN

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi

anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada

anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik,

intelektual, sosial, kreatifitas, moral pada anak.

Selain itu kegiatan terapi berain memiliki dampak yang sangat

positif sehingga terapi berain ini dapat dijadikan sebagai kegiatan rutin

di sekolah, untuk meningkatkan stimulus pada anak.

B. SaranTerapi bermain dapat menjadi kegitan yang sangat baik dalam

mmenstimulus kemampuan anak, serta meningkatkan keperayan diri

juga kemampuan bersosialisasi.Mensosialisasikan terapi bermain pada

orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah.        

 

Page 16: KONSEP TEORI BERMAIN

DAFTAR PUSTAKA 

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak

Prasekolah.Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2012.

www.nursingbegin.com

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta

: EGC

Adriana, dian. 2011. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada

Anak. Jakarta: Salemba Medika

 

Page 17: KONSEP TEORI BERMAIN

LEMBAR OBSERVASI

No Nama anak

Kriteria Penilaian KetMemegang

Alat Mewarnai

Menggerakkan Pergelangan

Tanggal

Mewarnai Dengan Rapi

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Rubrik Penilaian Memegang Alat Mewarnai

No Deskritif Skor

1

Anak bisa memegang alat yang digunakan untuk mewarnai menggunakan dua jari telunjuk dan ibu jari dengan posisi berada di tengah-tengah dan cara memegang yang sudah terampil

4

2Anak bias memegang alat yang digunakan untuk mewarnai menggunakan dua jari telunjuk serta ibu jari dengan posisi memegang berada di tengah-tengah

3

3Anak bias memegang alat yang digunakan untuk mewarnai menggunakan dua jari telunjuk serta ibu jari dengan posisi memegang terlalu ke atas atau terlaluke bawah

2

4 Anak memegang alat yang digunakan untuk mewarnai dengan menggunakan ibu jari dan satu jari telunjuk saja 1

Page 18: KONSEP TEORI BERMAIN

Rubrik Penilaian Menggerakkan Pergelangan Tangan

No Deskripsi Skor1 Anak menggerakkan pergelangan tanganya ke kanan

dank e kiri, ke atas dank e bawah serta menggerakkannya secara memutar untuk mewarnai gambar

2 Anak menggerakkan pergelangan tanganya ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah untuk mewarnai

3 Anak menggerakkan pergelangan tangannya ke kanan dan ke kiri atau ke atas dank e bawah untuk mewarnai gambar

4 Anak menggerakkan pergelangan tangannya dengan cara mengetuk-ngetukan alat mewarnai pada obyek gambar yang diwarnai

Rubrik Penilaian Mewarnai Dengan Rapi

No Deskripsi Skor1 Anak bias mewarnai dengan tidak keluar garis dan penuh

serta rapi2 Anak bias mewarnai dengan tidak keluar garis dan penuh3 Anak bias mewarnai dengan tidak keluar garis atau

penuh4 Anak mewarnai gambar dengan keluar garis serta penuh