80
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM ZARKASYI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: ARI MULYASARI NIM: 109011000227 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

  • Upload
    vanthu

  • View
    231

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN

DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM ZARKASYI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

ARI MULYASARI

NIM: 109011000227

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM
Page 3: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM
Page 4: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM
Page 5: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

iv

ABSTRAK

Ari Mulyasari, NIM 109011000227. “Konsep Pendidikan Pondok

Modern Dalam Perspektif KH. Imam Zarkasy”. Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran KH. Imam Zarkasyi dalam

pembentukan Pondok Modern Darussalam Gontor bersama kedua kakak

kandungnya KH. Ahmad Sahal dan KH. Zainuddin Fannanie. Yang terkenal

dengan sebutan Trimurti.

Adapun penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif tentang pemikiran tokoh dengan menggunakan metode deskriptif

analitis. Penelitian ini menggunakan beberapa sumber data primer yaitu buku

“Pedoman Pendidikan Modern” karangan KH. Imam Zarkasyi & KH. Zainuddin

Fannanie dan buku “KH. Imam Zarkasyi, Dari Gontor Merintis Pesantren

Modern”, yang ditulis oleh panitia penulisan riwayat hidup dan perjuangan KH.

Imam Zarkasyi. Selanjutnya, data-data sekunder diperoleh dengan mengkaji buku-

buku tentang KH. Imam Zarkasyi beserta pemikiran-pemikirannya, literatur-

literatur perpustakaan, dan mengunjungi langsung Pondok Modern Darussalam

Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.

Dari penelitian yang dilakukan, penulis menganalisa pemikiran Imam

Zarkasyi dalam pembaharuan pondok modern yang olehnya dibagi menjadi 4

bagian, yaitu pembaharuan dalam bidang metode dan sistem pendidikan,

kurikulum pesantren, struktur dan sistem manajemen pesantren, serta pola pikir

santri dan kebebasan pesantren. Selain itu, menurut Imam Zarkasyi hal yang

paling penting dalam pendidikan pondok modern bukanlah pelajaran semata,

melainkan juga jiwanya. Jiwa itulah yang memelihara kelangsungan hidup

pesantren dan pada akhirnya menemukan filsafat hidup para santrinya. Imam

Zarkasyi dan kedua kakak kandungnya, KH. Ahmad Sahal dan KH. Zainuddin

Fannanie, merumuskan jiwa pesantren itu ada lima yang kemudian disebut dengan

Panca Jiwa Pondok Modern. Kelima jiwa ini adalah jiwa keikhlasan, jiwa

kesederhanaan, jiwa kesanggupan menolong diri sendiri (self help), jiwa ukhuwah

Islamiyah, dan jiwa kebebasan.

Kata kunci : KH Imam Zarkasyi, Pendidikan Pondok Modern

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

Maha Penyayang dan Maha Kuasa karena dengan izin dan kekuatan-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Konsep Pendidikan Pondok Modern

Dalam Perspektif KH. Imam Zarkasyi”, yang merupakan syarat untuk

menyelesaikan pendidikan strata 1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan selalu kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyyah menuju

zaman yang penuh dengan syiar Islam dan ilmu pengetahuan seperti yang kita

rasakan saat ini.

Penulis sadari, bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini penulis

mengalami banyak kesulitan. Hal ini karena adanya keterbatasan dan kemampuan

yang belum sempurna. Namun berkat adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan

dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu dengan rasa

syukur serta hormat penulis mengucapkan terima kasih, terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan beserta Wakil Dekan, Bagian Akademik, Administrasi dan

Keuangan.

2. Dr. Abdul Majid Khon, MA dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., MA., selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan

motivasi dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini

berlangsung.

3. Drs. Masan AF, MA., selaku Penasehat Akademik.

4. Dr. Muhammad Dahlan, M. Hum., sebagai pembimbing skripsi yang telah

meluangkan banyak waktunya guna memberi bimbingan dan arahan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bahrissalim, MA., yang sempat memberikan banyak bantuan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini baik moril maupun materil.

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

vi

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah

memberikan ilmu selama perkuliahan.

7. Kedua orangtua tersayang dan tercinta Ayahanda Abbul Aziz, S. Pd. I dan

Ibunda Nurhasanah, S.Pd., terima kasih untuk segala limpahan kasih sayang,

motivasi, semangat, dan do‟amu. Terima kasih untuk menjadi „dosen

kehidupan‟ terbaik yang pernah kumiliki.

8. Mamah terkasih Rasmiyati yang telah berada disisi Sang Pencipta, terima

kasih untuk bekal yang singkat namun berarti hingga akhir hayat. Skripsi ini

ku persembahkan untukmu, Ma!

9. Om Bagus dan Mba‟ Wie, yang telah bersedia menjadi orangtua dan guru

inspiratif untuk kesuksesan penulis. Semoga Om B, Mba‟ Wie dan keluarga

selalu dalam lindungan dan curahan rahmat Allah SWT.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan PAI 2009 khususnya „kelas F‟, terima

kasih untuk warna-warni yang terlukis selama 5 tahun terakhir.

11. Kakak-kakak dan ade-ade Jurusan PAI, HMI Komisariat Tarbiyah, dan FK2I,

terima kasih untuk pengalaman dan cerita terbaik yang pernah singgah dihati.

12. Keluarga besar Pojok Seni Tarbiyah dan Paduan Suara Mahasiswa FITK,

terima kasih telah menjadi kakak, ade, dan saudara yang setia menjadi tempat

berbagi hati. Terimakasih pula untuk selalu mengajarkan akan arti keikhlasan

dan ketulusan dalam sebuah perjuangan.

13. Sahabat yang sempat memikat dalam ukhuwah jihad, Suci Nurpratiwi, Anggi

Febiana, Fina Nurul Khotimah, Ulfa Iwanda, Nurasiah, Siti Mawaddah, Siti

Fauziyah, Dewi Ratna Anggraini, Sri Yulianah, Nur Indah Cahyani,

Nurmalianis, Ka Nurhasanah, Siti Muthmainnah, Qisti Prawulandari, Yulisa

Desriyanti, Sri Hesti Hardiyathi, Jamilah, Siti Khodijah, Puji Syafitri

Rahmawati, dan ade aku yang manis, Nurlaela Sari. Terimakasih telah

membuat seorang Ari Mulyasari menjadi seperti sekarang ini.

14. Teruntuk kesayangan sulung, bungsu, dan ragil, terima kasih untuk pernah

singgah dan menciptakan jutaan kenangan yang indah dalam berbagai kisah.

Semoga persahabatan ini akan menjadi sejarah yang tak kan pernah pudar

walaupun telah tak bersama dalam langkah.

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

vii

15. Big Family of Cengceremen: Aa, Rizka, Ega, Asih, Pika, Chame, Uyun, Abet,

dan Lia, kamu sangat berarti istimewa dihati s’lamanya rasa ini.. jika tua

nanti kita t’lah hidup masing-masing, ingatlah hari ini…

16. Teteh Ega dan Dede Dillan, terus jadi anak yang baik yaa. Kalian yang

terbaiklah!

17. Ka Indra Munawar, yang telah bersedia memberikan segenap bantuannya

kepada penulis. Terima kasih untuk semangat, motivasi, dan berbagai

bantuannya, ya Ka!

18. Keluarga besar KAHFI BBC Motivator School, terima kasih telah mengubah

hidup dan pola pikir penulis untuk selalu mendekati dan mengenal Sang Ilahi.

19. Rekan-rekan guru dan staff SMPN 4 Tangerang Selatan, terima kasih telah

menerima penulis dengan segenap kekurangan yang dimiliki.

20. Segenap pihak yang tanpa mengurangi rasa hormat tidak dapat disebutkan satu

persatu namanya, terima kasih atas segala bantuan, perhatian dan semangat

yang diberikan kepada penulis.

Penulis memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada semua yang telah membantu penulis, sebagai imbalan jasa

atas semua yang telah dilakukan.

Hanya kepada Allah SWT sajalah penulis berharap semoga apa yang

penulis kerjakan mendapatkan keridhaan dan kecintaan-Nya. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Aamiin..

Jakarta, 26 Januari 2016

Penulis

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH ..................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 5

1. Pembatasan Masalah .......................................................... 5

2. Perumusan Masalah ........................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6

1. Tujuan Penelitian ............................................................... 6

2. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Pesantren Modern ................................................. 7

1. Pengertian Pendidikan ........................................................ 7

2. Sejarah Pondok Pesantren Moderen................................... 13

3. Sejaran Pondok Modern Darussalam Gontor ..................... 17

4. Panca Jiwa Pondok Modern ............................................... 21

5. Peranan Panca Jiwa Sebagai Filsafat Hidup di Pondok

Modern Gontor ................................................................... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian ...................................................................... 27

B. Metodologi Penelitian .............................................................. 27

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

ix

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................... 28

1. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 28

2. Teknik Pengolahan Data .................................................... 29

D. Pengecekan Keabsahan Data.................................................... 29

E. Analisa Data ............................................................................. 29

F. Teknik Penulisan ...................................................................... 30

BAB IV BIOGRAFI DAN KONSEP PONDOK MODERN KH. IMAM

ZARKASYI

A. Biografi KH. Imam Zarkasyi ................................................... 31

B. Karya-karya KH. Imam Zarkasyi ............................................. 37

C. Gagasan, Cita-cita, dan Pembaharuan KH. Imam Zarkasyi….. 39

D. Pendidikan Pondok Modern Menurut KH. Imam Zarkasyi ..... 43

1. Pembaharuan Metode dan Sistem Pendidikan ................... 44

2. Pembaharuan Kurikulum ................................................... 47

3. Pembaharuan Struktur dan Menejemen Pesantren………... 49

4. Pembaharuan Dalam Pola Pikir Santri dan Kebebasan

Pesantren…………………………………………………. 50

5. Pengajaran Bahasa Asing ................................................... 51

6. Nilai dan Jiwa Pondok Modern .......................................... 54

7. Mengintegrasikan Sistem Pondok dan Madrasah .............. 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 65

B. Saran ......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal abad ke-20 situasi pendidikan Islam di Indonesia pada

umumnya masih bercorak tradisional. Kurikulum yang digunakan pada

berbagai lembaga pendidikan Islam masih bercorak dikotomis antara ilmu

agama dan ilmu umum. Orientasi pengajaran masih tertumpu pada penguasaan

materi melalui sistem hafalan yang serba verbalistik, yakni mampu

mengucapkan tapi tidak mengerti maksud dan tujuannya, apalagi

mengamalkannya. Pengajaran bahasa Arab lebih menekankan pada kajian

teori saja, namun belum sampai pada bagaimana penerapan dan

pengamalannya.

Adapun lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pondok pesantren

pada saat itu sebagian besar masih bersifat tradisional, baik dalam segi visi,

misi, tujuan, kurikulum, manajemen, metodologi pembelajaran, maupun

kompetensi gurunya. Lembaga pendidikan pesantren yang seperti ini hanya

mampu menghasilkan ulama ahli ilmu agama, namun kurang mampu

menjawab tantangan masyarakat modern. Padahal, telah diketahui bersama

bahwa dunia pendidikan sangat rentan dengan perubahan. Dinamisnya

pendidikan di Indonesia, membuat lembaga pendidikan di Indonesia tidak bisa

bertahan dalam satu sistem untuk kurun waktu yang panjang. Contohnya saja,

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

2

beberapa perubahan kurikulum yang sering terjadi di Indonesia yang sudah

kita ketahui, mulai dari Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir

Kurikulum 2013.

Dalam hal ini, pesantren oleh sebagian masyarakat dianggap tidak

pernah mengalami perubahan yang sistematik dan mendasar. Bahkan adapula

beberapa masyarakat yang memandang pesantren dengan kesan bahwa

pesantren sebagai simbol keterbelakangan dan ketertutupan. Perubahan yang

terjadi pada pesantren dipahami hampir-hampir merupakan suatu kemunduran

atau dianggap sebagai pengingkaran terhadap jati diri dan watak pesantren.1

Akan tetapi pada pesantren lain, justru didapati perkembangan yang

sebaliknya. Ekspansi lembaga pendidikan umum tidak menjadikan pesantren

pudar dan mundur, akan tetapi lembaga ini mampu bertahan. Bahkan

pesantren juga melakukan banyak penyesuaian dengan pendidikan umum,

sehingga mampu mengembangkan diri, bahkan menempatkan diri pada posisi

penting dalam sistem pendidikan nasional Indonesia secara keseluruhan.

Pada saat situasi pendidikan di Indonesia sedang dalam pola pendidikan

tradisional, muncul kurikulum yang bersifat integrated, yaitu kurikulum yang

memadupadankan antara ilmu agama dan ilmu umum di lembaga pendidikan

Islam yang dipelopori oleh tokoh pembaharu pendidikan Islam, Mahmud

Yunus. Telah banyak kontribusi yang diberikan Mahmud Yunus dalam dunia

pendidikan Islam. Di antaranya adalah, dengan mendirikan Pendidikan Guru

Agama (PGA) serta memasukkan pendidikan agama pada kurikulum

pendidikan umum yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan Nasional.

Beliau juga dikenal sebagai orang yang pertama kali berhasil mendirikan

Perguruan Tinggi Agama Islam. Selain itu Mahmud Yunus juga orang

pertama yang mengembangkan pengajaran bahasa Arab dengan pendekatan

langsung (direct method) atau at-thariqah al-mubasyaroh. Melalui metode

inilah berbagai aspek kebahasaan disatukan dalam sebuah penguatan yang

1 Huda Ali, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama

Jakarta, 2007), h. 39.

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

3

menekankan pada kemampuan mengucapkan secara tepat dan akurat. Melalui

eksperimennya dalam metode pengajaran bahasa ini, beliau mampu

menghasilkan lembaga yang mampu menghasilkan lulusan yang pandai

berbahasa Arab yang setara dengan kemampuan berbahasa Arab yang dikuasai

oleh lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo.

Dalam hal ini, KH. Imam Zarkasyi sebagai ulama jebolan dalam negeri

yang juga merupakan murid kesayangan Mahmud Yunus, ikut andil dalam

mengembangkan pola pendidikan pesantren dengan menggunakan Pondok

Modern Darussalam Gontor sebagai tempat bereksperimennya. Menurut

Imam Zarkasyi pondok adalah lembaga pendidikan agama Islam dengan

sistem asrama, dimana kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat

kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam dibawah bimbingan

kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.2 Sedangkan modern

adalah hal yang baru yang sifatnya mutakhir.3

Nurcholis Madjid mengatakan

modern adalah zaman kekinian.4

Modern di pondok modern Gontor adalah

metode dan sistem pendidikan yang diterapkan menganut sistem pendidikan

klasikal yang terorganisisir dalam bentuk perjenjangan dengan jangka waktu

yang ditetapkan serta diperkenalkan sistem ekstrakulikuler.5

Jadi, pondok

modern Gontor adalah pondok modern yang menggunakan sistem dan

metodenya serta prasarananya sudah memakai alat-alat mutakhir seperti

komputer dan sebagainya yang menitik beratkan pada masalah efisiensi dan

efektifitas pendidikan.

Dalam hal ini, Imam Zarkasyi menekankan pada tujuan pendidikan

yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar siap dan mampu

untuk hidup bermasyarakat sesuai dengan keahliannya. Hal yang demikian

antara lain karena pengaruh hadits Nabi Muhammad SAW, yang sering

2 Tim Penyusun, Biografi KH Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pesantren Modern,

(Ponorogo: Gontor Press, 2006), h. 56. 3 Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), h. 652.

4 Nurcholish Madjid, KH. Imam Zarkasyi: Peran dan Ketokohannya dalam KH. Imam

Zarkasyi di Mata Ummat, (Ponorogo: Gontor Press, 1996), h. 965. 5Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam. Seri Kajian Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 203.

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

4

dikutipnya, yaitu hadits yang berbunyi ناسهم للعخير الناس أنف (manusia yang

baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang banyak). Dengan rumusan

tersebut, Imam Zarkasyi mengarahkan santrinya bukan untuk memasuki suatu

lapangan profesi tertentu; tidak mengarahkan tidak berarti melarang, tetapi

tidak terlalu mempertimbangkan apa yang harus dipersiapkan para santri

untuk memasuki dunia profesi atau perguruan tinggi. Santri dengan bekal

yang diperolehnya selama pendidikan, diharapkan mampu mengembangkan

diri dan menentukan jalan hidupnya sendiri di masyarakat, termasuk

melanjutkan studi perguruan tinggi.

Hingga saat ini, kehadiran Imam Zarkasyi di pandang sebagai ulama

yang disegani dan di pengaruhi oleh bakat dari dalam dirinya, yaitu sebagai

orang yang berbakat, cerdas, dan rajin menuntut ilmu, serta pengaruh dari

lingkungan keluarga yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Berbagai

pengalamannya dalam memajukan dunia pendidikan, telah mendorong Imam

Zarkasyi memeras otak mencari terobosan baru dalam bidang pendidikan,

khususnya pendidikan Islam. Terobosan baru beliau wujudkan hampir pada

seluruh aspek pendidikan: tujuan, kurikulum, metode, serta sikap mental yang

tangguh. Tujuan pendidikan ditekankan pada tercapainya keseimbangan

hidup yang bahagia dunia dan akhirat, sebagai pengganti tujuan pendidikan

lembaga pendidikan tradisional yang hanya mementingkan akhirat saja.

Dalam bidang kurikulum pendidikan sejalan dengan tujuan pendidikan

tersebut. Yaitu kurikulum yang tidak hanya memuat ilmu-ilmu agama saja,

melainkan juga ilmu pengetahuan modern yang didukung oleh kemampuan

penguasaan bahasa Arab dan Inggris, baik secara lisan, tulisan, dan

sebagainya. Dalam bidang metode, diarahkan kepada pendekatan fungsional

pragmatik, yaitu pendekatan yang menekankan pada kemampuan

menggunakan atau mengamalkan setiap bidang keilmuan yang diajarkan,

khususnya dalam bidang bahasa Arab dan Inggris. Hal ini dilakukan sebagai

jawaban atas lemahnya lulusan pondok pesantren dalam menguasai bahasa

Arab dan Inggris secara aktif. Selanjutnya dalam bidang mental diarahkan

pada timbulnya sikap ikhlas mengabdi, hidup sederhana, percaya pada diri

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

5

sendiri, bebas, dan senantiasa mengembangkan sikap persaudaraan dengan

sesama umat Islam atau manusia pada umumnya.

Dari ilustrasi di atas, peneliti merasa tertarik untuk membahas lebih

jauh tentang pemikiran Kyai Pondok Modern yang menjadi salah satu perintis

Pondok Modern Darussalam Gontor, yakni KH. Imam Zarkasyi, sehingga

diterimanya sistem pendidikan pondok modern oleh masyarakat, dengan

mengangkat judul “KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN

DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM ZARKASYI.”

Penulis memilih judul tersebut karena terdorong oleh rasa tanggung

jawab sebagai pendidik Muslim untuk meneruskan perjuangan pendidikan

Islam yang juga merupakan amanah Rasulullah SAW.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah mendasar yang dapat

diidentifikasikan terdiri dari permasalahan berikut:

1. Pada awal abad ke-20 situasi pendidikan Islam di Indonesia masih

bercorak tradisional.

2. Orientasi pengajaran hanya bertumpu pada penguasaan materi.

3. Lembaga pesantren sebagian besar komponennya juga masih bersifat

tradisional.

4. Pendapat sebagian masyarakat bahwa pesantren sebagai simbol

keterbelakangan dan ketertutupan.

5. Munculnya kurikulum yang integrated yang di pelopori oleh Mahmud

Yunus.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah

yang akan dikaji dan diteliti dalam skripsi ini adalah pada konsep KH.

Imam Zarkasyi tentang pendidikan pondok modern.

2. Perumusan Masalah

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

6

Masalah yang dirumuskan dan akan dikaji serta diteliti penulis dalam

tulisan ini adalah

a. Peran KH. Imam Zarkasyi dalam pembaharuan pondok modern.

b. Perspektif KH Imam Zarkasyi tentang konsep pendidikan pondok

modern.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui peran KH. Imam Zarkasyi dalam pembentukan

pondok modern.

b. Untuk mengetahui konsep pendidikan pondok modern dalam perspektif

KH. Imam Zarkasyi.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah:

a. Di harapkan dapat dijadikan rujukan untuk penelitian lebih lanjut.

b. Di harapkan dapat menambah khazanah intelektual Islam di

Indonesia, khususnya di bidang pendidikan. Dengan demikian, skripsi

ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran bagi perumus

kebijakan pendidikan Islam di berbagai perguruan agama Islam, serta

para penyusun konsep pandidikan dalam bidang Pendidikan Islam

sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Selanjutnya, dapat memotivasi para sarjana Muslim untuk selalu

menggali nilai-nilai ilmiah yang terdapat dalam tradisi keilmuan Islam

masa lalu.

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Pesantren Modern

1. Pengertian Pendidikan

Kata “pendidikan” merupakan terjemahan dari kata paedagogos yang

berasal dari bahasa Yunani berarti penuntun anak. Dalam bahasa Romawi

dikenal dengan educare artinya membawa keluar. Bahasa Belanda menyebut

istilah pendidikan dengan nama opvoeden yang berarti membesarkan atau

mendewasakan. Dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah educate/

education yang berarti to give moral and intellectual training artinya

menanamkan moral dan melatih intelektual.1

Dalam konteks pemahaman pendidikan, banyak pakar dan ilmuan yang

berbeda pendapat. Namun paling tidak pemahaman dari Muhibbin Syah bisa

kita jadikan awalan untuk memahami arti dasar dari pendidikan. Menurutnya,

pendidikan adalah memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan

memberi latihan, diperlukan ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak

dan kecerdasan pikiran.2

Jika kita teruskan, maka pendidikan bisa berarti sebagai proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

1 Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori Pendidikan,

(Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993), h. 15. 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 10.

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

8

mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan; atau proses

perbuatan, cara mendidik.3 Maka dari itu, pendidikan merupakan elemen yang

sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. karena dari sepanjang

perjalanan manusia, pendidikan merupakan barometer untuk mencapai

naturasi (pemurnian) nilai-nilai kehidupan.

Oleh karena pentingnya masalah yang berkenaan dengan pendidikan

maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai pendidikan tersebut, yang

dipayungi dalam sistem pendidikan nasional. Sebagaimana diketahui bahwa

visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai

pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga

negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga

mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman.4

Sementara itu, Mastuhu juga menyebutkan bahwa manusia sebagai

makhluk yang telah dikaruniai akal, perasaan, kemauan dan kemampuan-

kemampuan. Dengan demikian, adanya akal, kemauan dan kemampuan

menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang multidimensi, yakni

kehidupan yang bersifat material dan bersifat spritual.5

Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, dalam Islam, Allah

SWT akan mengangkat derajat bagi tiap-tiap manusia yang mempunyai ilmu

dan pendidikan. Hal ini telah termaktub dalam al-Qur’an surat al- Mujadalah

ayat 11:

3 Departemen Diknas, Memahami Makna dan Arti Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, , (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), cet. ke-3, h. 263. 4 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:

Kencana, 2004), h. 11. 5 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian Tentang Unsur Dan Nilai

Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), h. 11.

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

9

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepada kamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis-majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.6

Kandungan surat al-Mujadalah ayat 11 di atas berbicara tentang etika

atau akhlak ketika berada di majlis ilmu. Etika dan akhlak tersebut antara lain

ditujukan untuk mendukung terciptanya ketertiban, kenyamanan dan

ketenangan suasana selama dalam majlis, sehingga dapat mendukung

kelancaran kegiatan ilmu pengetahuan. Pada ayat tersebut juga terkandung

motivasi yang kuat agar orang giat menuntut ilmu pengetahuan, yaitu dengan

memberikan kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah SWT. Namun

dalam perkembangannya motivasi tersebut mengalami pasang surut

pelaksanaannya. Ada saat-saat umat Islam giat mengembangkan ilmu

pengetahuan sebagaimana telah disebutkan di atas dan ada saat-saat umat

mengalami kelesuan, bahkan menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan.7

Ilmu yang dimaksud oleh ayat di atas bukan saja ilmu agama, tetapi ilmu

apapun yang bermanfaat. Dengan demikian menunjukkan bahwa ilmu dalam

pandangan al-Qur’an bukan hanya ilmu agama. Di sisi lain itu juga

menunjukkan bahwa ilmu haruslah menghasilkan khasyyah yakni rasa takut

dan kagum kepada Allah, yang pada gilirannnya mendorong orang yang

berilmu untuk mengamalkan ilmunya serta memanfaatkannya untuk

kepentingan makhluk.8

Seperti diterangkan dalam Al-Qur’an, salah satu etika dalam mencari

ilmu adalah tidak boleh puas setelah sampai pada batas tertentu jenjang ilmu

pengetahuan, karena ilmu pengetahuan ibarat lautan yang tidak bertepi dan

6 DEPAG RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), h. 911.

7 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h.

157. 8 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2003), Cet. I, h. 80.

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

10

tidak pula berbatas. Sejauh manapun manusia meraih ilmu pengetahuan, ia

harus terus menambahnya, dan ia tidak akan mungkin sampai pada batas

kepuasan.9 Jadi betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia untuk meraih

kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.

Dalam segi bahasa, pendidikan berasal dari kata “didik”, mendapat

awalan “pen” dan akhiran “an”, yang berarti proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan.10

Dalam konteks Islam (bahasa Arab)

ada tiga istilah yang mengacu kepada istilah pendidikan, yaitu al-tarbiyah, al-

ta’lim, dan al-ta’dib. Istilah “tarbiyah” (تربية) dari kata kerja “rabba” (رّب)

yang berarti mendidik. Kata tarbiyah, khususnya dalam al-Qur‟an, menunjuk

pada masa anak dan berkaitan dengan usaha yang wajib dilakukan,11

dan

merupakan beban orang dewasa, utamanya orang tua terhadap anaknya.

Sedangkan kata “pengajaran” dalam bahasa arab adalah “ta’lim” ( م يتعل ) dari

kata kerja “allama” ( عّلم) yang berarti “mengajar”.12

Dari dua pengertian di atas, jelas dipahami bahwa pendidikan pada

hakikatnya adalah upaya yang dilakukan seorang pendidik dalam rangka

menuntun anak dalam proses perubahan sikap dan perilaku, dari yang semula

belum baik menjadi baik. Proses pendidikan ini dilakukan bukan sekedar

mengubah prilaku seseorang dari yang belum baik menjadi baik, akan tetapi

lebih kepada memahami makna daripada kebaikan itu sendiri. Dengan kata

lain bahwa setiap manusia memang dituntut untuk selalu melakukan kebaikan.

Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa “pendidikan adalah segala usaha

orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.13

Alisuf Sabri

9 Yusuf Qardhawi, Al-Qur’an Berbicara Tentang Akal Dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Gema

Insani, 1998), Cet.I, h. 238. 10

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 232. 11

Maksum, Madrasah, Sejarah dan Perkembangannya, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), h. 16. 12

Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2005), h. 19. 13

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993), Cet. VI, h. 11.

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

11

dalam bukunya “Ilmu Pendidikan” memaparkan, bahwa yang dimaksud

dengan pendidikan adalah “usaha sadar dari orang dewasa untuk membantu

atau membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak/peserta didik secara

teratur dan sistematis ke arah kedewasaan”.14

Dalam hal ini, Ngalim Purwanto dan Alisuf Sabri sepakat bahwa

pendidikan sejatinya adalah upaya membimbing peserta didik dalam rangka

menuju kedewasaan. Kedewasaan bukan hanya berarti dewasa secara jasmani,

tapi juga dewasa secara rohani.

Sedangkan pendidikan dalam arti umum yaitu proses transmisi

pengetahuan dari satu orang kepada orang lain atau dari satu generasi ke

generasi lainnya, dan berlangsung seumur hidup. Selama manusia masih di

muka bumi maka pendidikan akan terus berlangsung. Pendidikan menurut

Carter V. Good dimaknai oleh Djumransyah dalam bukunya “Filsafat

Pendidikan” sebagai proses sosial yang dapat mempengaruhi individu.

Pendidikan menentukan cara hidup seseorang, karena terjadinya modifikasi

dalam pandangan seseorang disebabkan pula oleh terjadinya pengaruh

interaksi antara kecerdasan, perhatian, pengalaman, dan sebagainya.15

Pengertian tersebut lebih ditekankan pada hal apa saja yang dapat

mempengaruhi proses pendidikan seorang individu, yaitu tentang cara

pandang mereka dalam menentukan sikap dan berperilaku.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, “pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara”.16

Pengertian pendidikan di atas jelas lebih menekankan pada aspek sikap

14

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 5. 15

M. Djumransjah, Filsafat Pendidikan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2008), h. 24. 16

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2009), h. 60.

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

12

yang dibutuhkan bagi individu agar mampu hidup bermasyarakat. Dikutip dari

buku yang berjudul Epistimologi dalam Pendidikan Islam, Prof. Proopert

Lodge, mengatakan bahwa Life is education and education is life. Itu berarti

bahwa membicarakan manusia akan selalu bersamaan dengan pendidikan,

demikian sebaliknya.17

Maksudnya, segala hal yang terjadi di sekitar kita,

hendaknya bisa kita jadikan sebagi sumber pendidikan bagi kita, karena

dengan pengalaman hidup yang demikian, seseorang akan lebih mudah

menemukan makna dibalik kejadian yang mereka alami sendiri.

Selain itu, pendidikan harus diarahkan kepada penguatan kognitif,

afektif, dan psikomotorik secara integratif. Meminjam pengertian pendidikan

yang dibawa oleh Bloom, bahwa dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi

menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi

kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan

pendidikan tersebut yaitu:

a. Cognitive domain (ranah kognitif), berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan

keterampilan berpikir.

b. Affective domain (ranah afektif), berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan

cara penyesuaian diri.

c. Psychomotor domain (ranah psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,

mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.18

Dengan semua penjelasan di atas, pendidikan bisa diartikan sebagai,

segala sesuatu yang dilakukan oleh orang dewasa dalam rangka

mengembangkan kemampuan anak dengan tujuan mempersiapkan mereka

untuk dapat hidup di masa yang akan datang, tentunya tanpa melupan nilai-

nilai yang terkandung dalam pendidikan itu sendiri. Itulah yang dinamakan

17

Chatib Toha, Epistimologi Dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

h. 293. 18

Retno Utari, Taksonomi Bloom dan Cara Penggunaannya, (Jakarta: Widyaswara Madya,

2012), h. 13.

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

13

pendidikan.

2. Sejarah Pondok Pesantren Modern

Pada permulaan berdirinya, bentuk pesantren sangat sederhana.

Kegiatan pengajian diselenggarakan di dalam masjid oleh seorang kyai

sebagai guru dengan beberapa orang santri sebagai muridnya. Mereka yang

menjadi kyai biasanya sudah pernah mukim bertahun-tahun untuk mengaji dan

mendalami pengetahuan islam di Makkah atau Madinah. Atau setidaknya

pernah berguru dengan seorang wali atau kyai terkenal di Nusantara.

Kemudian bermukim di suatu desa dengan mendirikan langgar yang

dipergunakan sebagai tempat untuk sholat berjama‟ah. 19

Tujuan pondok pesantren menurut Zamakhsari Dhofier adalah untuk

memperkaya pikiran murid dengan penjelasan-penjelasan, untuk

meningkatkan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-

nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku yang

jujur dan bermoral serta menyiapkan murid untuk hidup sederhana dan bersih

hati.20

Menurut Hasbullah tujuan pondok pesantren adalah membimbing

manusia menuju kepribadian muslim, mengarahkan masyarakat melalui ilmu

dan amal dan untuk mempersiapkan santri menjadi alim ilmu agama,

bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.21

Yusuf Faisal berpendapat bahwa

tujuan pondok pesantren ada tiga: Pertama, mencetak ulama yang menguasai

ilmu-ilmu agama. Kedua, mendidik muslim yang dapat melaksanakan syari‟at

agama untuk mengisi, membina dan mengembangkan peradaban Islam.

Ketiga, mendidik santri agar memiliki ketrampilan dasar yang relevan dengan

masyarakat religius.13

Pada awalnya, jama‟ah sang kyai hanya terdiri dari beberapa orang saja.

19

Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, (Tangerang: Media Nusantara,

2006), h. 3. 20

Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta:

LP3ES, 1994), h. 21. 21

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1985), h. 24-25.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

14

Setiap menjelang atau selesai sholat berjama‟ah, kyai atau ustadz biasanya

memberikan ceramah pengajian sekedarnya. Isi pengajian biasanya berkisar

pada rukun iman, rukun islam, serta akhlak yang lebih banyak menyangkut

kehidupan sehari-hari. Berkat caranya yang menarik dan keikhlasannya yang

tinggi serta perilakunya yang saleh, lama kelamaan jama‟ahnya bertambah

banyak. Orang yang datang tidak lagi hanya dari penduduk desa tersebut, akan

tetapi juga orang-orang dari luar desa. Sebagian dari mereka yang ikut

mengaji, kemudian ingin tinggal menetap, dekat dengan kyai atau ustadz, dan

bahkan mulai ada orang tua yang ingin menitipkan anaknya kepada sang kyai.

Untuk menampung semua itu, dibangunlah gubuk-gubuk untuk santri yang

menginap dan kemudian dikenal dengan pondok atau asrama. Dari situ,

terbentuklah sebuah pesantren yang di dalamnya terdapat pondok, masjid,

kyai, santri, dan materi pengajian dari kitab salafi (kitab kuning).

Pada umumnya pembelajaran di pesantren mengikuti pola tradisional,

yaitu model sorogan dan model bandongan.22

Metode bandongan atau juga

yang disebut dengan wetonan ialah kegiatan pengajaran di mana seorang kiai

atau ustadz membaca, menterjemahkan, dan mengupas pengertian kitab

tertentu, sementara para santri dalam jumlah yang terkadang cukup banyak,

mereka bergerombol duduk mengelilingi ustadz atau kiai tersebut atau mereka

mengambil tempat yang agak jauh selama suara beliau bisa terdengar oleh

masing-masing orang yang hadir di majlis itu, sambil jika perlu menambahkan

syakal atau harakat dan menulis penjelasannya di sela-sela kitab tersebut.23

Problem penggunaan metode ini adalah tidak adanya dialog antara kiai atau

ustadz dengan santri, sehingga masalah yang dihadapi oleh santri tidak

sepenuhnya bisa dikupas. Selain itu, metode ini cenderung lebih bersifat

teacher centered (berpusat pada guru), santri menjadi pasif, sehingga daya

fikir dan kreatifitas santri menjadi lemah.

Sedangkan metode sorogan adalah santri membacakan kitab kuning di

22

Ismail SM (eds), Dinamika Pesantren dan Madarasah, (Yogyakrata: Pustaka Pelajar,

2002). Cet. I, h. 101. 23

Imam Bawani, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),

Cet. I, h. 98.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

15

hadapan kiai atau ustadz yang langsung menyaksikan keabsahan bacaan santri

baik dalam konteks bahasa maupun makna (Nahwu dan Sharafnya).24

Problem

dalam metode sorogan ini terletak pada alokasi waktu, metode ini memerlukan

waktu yang relatif lama, karena santri harus membaca kitab satu persatu,

sehingga santri harus bersabar untuk antri menunggu giliran membaca, apalagi

kalau jumlah yang diajar sangat banyak, pasti akan membutuhkan banyak

waktu, tenaga dan juga menuntut kesabaran, kerajinan, ketekunan, dan juga

kedisplinan pribadi seorang kiai. Kelemahan lain dalam metode ini adalah

tidak adanya dialog antara murid dengan kiai atau ustadz, dan lebih cenderung

bersifat student centered (terpusat pada murid).

Relevan dengan hal tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan tidak

dapat dilepaskan dari tujuan yang hendak dicapai. Persoalannya adalah di

negara kita konsep penyelenggaraan pendidikan belum tersistem dan tertata

dengan baik. Bukti yang paling nyata adalah perubahan sistem dan tujuannya

manakala roda kepemimpinan dan ranah politik negara berubah atau ganti.

Ganti pemimpin, menteri dan elite-elite negeri, maka sistem dan tujuan

pendidikan kita juga ikut berubah. Intinya, kita belum mapan serta siap

menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.

Padahal, sadar atau tidak sadar, bangsa kita telah mempunyai pola dan

sistem pendidikan tradisional yang begitu mengakar dengan tradisi dan

budaya bangsa kita. Pola pendidikan itu telah jauh-jauh hari dipolakan oleh

lembaga keagamaan yang bernama pesantren. Sehingga dapat dijelaskan

bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan khas Indonesia tertua yang

sudah berabad-abad teruji mampu menghadapi dan sekaligus beradaptasi

dengan berbagai bentuk perubahan.25

Penilaian pesimistis ini bila dilacak muncul dari ketidak akuratan

melihat profil pesantren secara utuh, artinya memang melihat pesantren

“hanya sebagai lembaga tua dengan segala kelemahannya” tanpa mengenal

lebih jauh watak-watak barunya yang terus berkembang dinamik, akan selalu

24

Said Aqiel Siradj, et. al., Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan

Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), Cet. I, h. 223. 25

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren diakses pada12 Mei 2011.

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

16

menghasilkan penilaian yang simplistis atau bahkan reduktif.

Penerapan metode merupakan hal yang sangat penting dalam

pembelajaran, mengingat keberhasilan belajar mengajar sangat ditentukan

oleh penggunaan dan penerapan metode. Penerapan metode yang tepat akan

dapat mengantarkan keberhasilan yang sangat optimal. Oleh karena itu,

pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa,

materi, kondisi lingkungan (setting) di mana pengajaran itu berlangsung.26

Abad ke 20 merupakan abad kesadaran dan kebangkitan kembali

ummat Islam. Munculnya tokoh-tokoh Islam dengan gerakan-gerakan

Islamnya seperti Mu„tamar „Alam Islamy di Mekkah, Palestina, Cairo,

Karachi dan sebagainya, merupakan motor pembangkit kesadaran ummat

Islam untuk bangun dari kelalaiannya, kembali ke kejayaannya dengan ajaran

Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul seperti yang dilakukan oleh bapak-bapak kita

dahulu yang telah berhasil mengangkat perabadan ummat manusia ke puncak

kejayaannya dan kemakmuran, yang disinari dengan cahaya Islam dan dijiwai

dengan semangat pengabdian pemimpin-pemimpinnya.

Tetapi kejayaan kembali ummat Islam tidak akan dapat dicapai dengan

hanya mengenangkan dan membanggakan masa lampau. Hanya dengan amal

perbuatan dan perjuanganlah kejayaannya itu dapat direbut kembali,

dibangkitkan lagi.

Pondok modern telah lama menyadari hal di atas, dan selama

bermujahadah ke arah itu, melalui pendidikan dan pengajaran Islam. Perlu

diketahui bahwa ide mendirikan Pondok Modern dicetuskan justru setelah

KH. Ahmad Sahal (Pendiri Pondok Modern) kembali dari menghadiri

Mu„tamar Alam Islamy (Organisasi Dunia Islam) Far„i Hindy Syarqiyyah

(cabang Indonesia) di Surabaya Jawa Timur pada tahun 1926, di mana beliau

menjadi salah seorang pesertanya.27

26

Basyirudin Usman , Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), h. 32. 27

https://tarbiyahgp3.wordpress.com/2010/01/23/70/. Di akses pada tanggal 27 November

2014.

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

17

3. Sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor

Untuk mengetahui sejauh mana peranan panca jiwa sebagai filsafat hidup

Pondok Modern dalam pendidikan di Pondok Modern Gontor, ada baiknya

kita menilik kembali kepada sejarah berdirinya Pondok Modern Gontor.28

Secara ringkas ada tiga fase berdirinya Pondok Modern Gontor, yaitu:

a. Pondok Tegalsari

Pada pertengahan abad ke-18 hiduplah seorang kyai terkenal bernama

Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari. Tegalsari adalah

sebuah desa terpencil lebih kurang 10 Km ke arah selatan dari kota Ponorogo.

Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang den sungaf Malo, yang mengapit

desa Tegalsari inilah Kyai Ageng itu mendirikan sebuah pondok yang

kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari.

Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman

keemasan; ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di pondok ini.

Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa. Karena besarnya jumlah

santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan-pondokan mereka

juga didirikan di desa-desa sekitar.

Pondok Tegalsari telah menyumbangkan jasa yang besar dalam

pembangunan bangsa Indonesia melalui para alumninya. Di antara mereka

ada yang menjadi kyai, ulama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah,

negarawan, pengusaha, dll. Sekedar menyebut sebagai contoh adalah Paku

Buana II atau Sunan Kumbul, penguasa Kerapaan Kartasura; Raden Ngabehi

Ronggowarsdo, seorang Pujangga Jawa yang masyhur; dan tokoh Pergerakan

Nasional HOS Cokroaminoto.

Setelah Kyai Ageng Hasan Bashari wafat, beliau digantikan oleh putra

ketujuh beliau bernama Kyai Hasan Yahya. Seterusnya Kyai Hasan Yahya

digantikan oleh Kyai Bagus Hasan Bashari II yang kemudian digantikan oleh

Kyai Hasan Anom. Demikianah Pesantren Tegalsari hidup dan berkembang

28

https://tarbiyahgp3.wordpress.com/2009/11/29/peranan-panca-jiwa-pondok-modern-

dalam-pendidikan-di-pondok-modern-gontor-2/. Diakses pada tanggal 29 November 2014

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

18

dari generasi ke generasi, dari pengasuh satu ke pengasuh lain. Namun, pada

pertengahan abad ke-19, atau pada generasi keempat keluarga Kyai Bashari,

Pesantren Tegalsari mulai surut.

Pada masa kepemimpinan Kyai Khalifah, terdapat seorang santri yang

yang sangat menonjol dalam segala bidang. Namanya Sulaiman Jamaluddin,

putera Penghulu Jamaluddin dan cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan

Cirebon. la sangat dekat dengan kyainya dan kyai pun sayang kepadanya.

Maka setelah memperoleh ilmu yang cukup santri Sulaiman Jamaluddin

diambil menantu oleh kyai. Dan jadilah ia kyai muda yang sekarang

dipercaya menggantikan kyai memimpin pesantren saat beliau berhalangan.

Bahkan Sang Kyai akhirnya memberikan kepercayaan kepada santri dan

menantunya ini untuk mendirikan pesantren sendiri di desa Gontor.

b. Pondok Gontor Lama

Gontor adalah sebuah desa teletak + 3 Km sebelah timur Tegalsari dan

12 Km ke arah tenggara dari kota Ponorogo. Pada saat itu Gontor masih

merupakan hutan belantara yang tidak banyak didatangi orang. Bahkan hutan

ini dikenal sebagai tempat persembunyian para perampok, penjahat,

penyamun. dan pemabuk. Jelasnya tempat ini adalah tempat yang kotor dan

sumber dari segala kekotoran. Dalam bahasa Jawa tempat yang kotor itu

disebut nggon kotor yang kemudian disingkat menjadi “Gontor”.

Di desa tersebut Kyai muda Sulaiman Jamaluddin diberi amanat oleh

mertuanya untuk merintis pondok pesantren seperti Tegalsari dengan bekal 40

santri yang dibekalkan oleh Kyai Khalifah kepadanya. Pondok Gontor inilah

yang menjadi cikal bakal dari Pondok Modern Gontor sekarang.

Pondok yang didirikan oleh Kyai Sulaiman Jamaluddin ini berkembang

pesat. Khususnya ketika dipimpin oleh putera beliau yang bernama Kyai

Archam Anom Besari. Santri-santrinya berdatangan dari berbagai daerah di

Jawa. Konon banyak juga santri yang datang dari daerah Pasundan Jawa

Barat. Setelah Kyai Archam wafat, kepemimpinan pondok dilanjutkan oleh

putra beliau Kyai Santoso Anon Besari. Ia adalah generasi ketiga dari pendiri

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

19

Pondok Gontor lama. Pada masa kepemimpinan generasi ketiga ini Gontor

mulai surut, kegiatan pendidikan dan pengajaran di pesantren mulai

memudar. Di antara sebab kemunduran ini adalah karena kurangnya perhatian

terhadap kaderisasi.

Setelah Kyai Santoso wafat Pondok Gontor benar-benar mati. Saudara-

saudara Kyai Santoso tidak ada lagi yang sanggup menggantikannya untuk

mempertahankan keberadaan Pondok. Yang tinggal hanyalah lbu Nyai

Santoso beserta tujuh putera dan puterinya dengan peninggalan sebuah rumah

sederhana dan masjid tua warisan nenek moyangnya.

Tetapi rupanya sang ibu tidak hendak melihat pondok Gontor hanyut

dan lenyap ditelan sejarah. Karena itu beliu mengirimkan tiga orang di antara

puteranya ke beberapa pesantren dan lembaga pendidikan lain untuk

memperdalam agama. Ketiga putera itu adalah Ahmad Sahal (anak kelima),

Zainuddin Fannani (anak keenam), dan Imam Zarkasyi (anak bungsu).

c. Pondok Gontor Baru

Ketiga putera Ibu Nyai Santoso yang sering disebut sebagai “Trimurti”

itulah yang menghidupkan kembali Pondok Gontor. Pembukaan kembali

Pondok Gontor secara resmi dideklarasikan pada Senin Kliwon, 20

September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345.

1) Pembukaan Tarbiyatul Athfal, 1926.

Langkah pertama untuk menghidupkan kembali Pondok Gontor adalah

dengan membuka Tarbiyatul Athfal (TA), suatu program pendidikan tingkat

dasar. Materi, sarana, dan prasarana pendidikannya sangat sederhana. Tetapi,

berkat kesungguhan, keuletan, kesabaran, dan keikhlasan pengasuh Gontor

Baru, usaha ini berhasil membangkitkan kembali semangat belajar

masyarakat desa Gontor. Program TA ini dalam perkembangan berikutrrya

tidak hanya diikuti oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Peserta

didiknya juga tidak terbatas pada masyarakat desa Gontor tetapi juga

masyarakat desa sekitar.

Minat belajar masyarakat sekitar Gontor yang semakin tinggi

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

20

diantisipasi dengan pendirian cabang-cabang TA di desa-desa sekitar Gontor.

Madrasah-madrasah TA di desa-desa sekitar itu ditangani oleh para kader

yang telah disiapkan secara khusus melalui kursus pengkaderan.

2) Pembukaan Sullamul-Muta‟allimin,1932.

Setelah enam tahun TA berdiri, ia disambut dengan kegairahan yang

tinggi oleh para pecinta ilmu. Untuk itu mulailah dipikirkan upaya

pengembangan TA dengan membuka program lanjutan TA yang diberi nama

“Sullamul-Muta‟allimin‟ (SM) tahun 1932. Pada tingkatan ini para santri

diajari secara lebih dalam dan juga pelajaran fiqh, hadis, tafsir, terjemah al-

Qur‟an, cara berpidato, cara membahas suatu persoalan, juga diberi sedikit

bekal untuk menjadi guru berupa ilmu jiwa dan ilmu pendidikan. Di samping

itu mereka juga diajari keterampilan, kesehatan, olah raga, gerakan

kepanduan, dan lain-lain.

3) Pembukaan Kulliyatu-l-Mu‟allimin Al-Islamiyah (KMI), 1936.

Kehadiran TA dan SM telah membawa angin segar yang menggugah

minat belajar masyarakat. Perkembangan tersebut cukup menggembirakan

hati dan benar-benar disyukuri pengasuh pesantren. Kesyukuran tersebut

ditandai dengan “Kesyukuran 10 Tahun Pondok Gontor”. Acara kesyukuran

dan peringatan menjadi semakin sempurna dengan diikrarkannya pembukaan

program pendidikan baru angkatan menengah pertama dan menengah atas

yang dinamakan Kulliyatu-l-Mu‟allimin Al-Islamiyah (KMI) atau Sekolah

Guru Islam, yang menandai kebangkitam sistem pendidikan modern di

lingkungan pesantren.

Kulliyatu-l-Mu‟allimin Al-Islamiyah (KMI) adalah Sekolah Pendidikan

Guru Islam, hampir sama dengan Sekolah Normal Islam, di Padang Panjang.

Model ini kemudan dipadukan ke dalam sistem pendidikan pondok pesantren.

Pelajaran agama seperti yang diajarkan di beberapa pesantren pada umumnya,

diberikan di kelas-kelas. Tetapi pada saat yang sama para santri tinggal di

dalam asrama dengan mempertahankan suasana dan jiwa kehidupan

pesantren. Proses pendidikan berlangsung selama 24 jam, sehingga segala

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

21

yang didengar dan diperhatikan santri di dalam pondok ini adalah untuk

pendidikan. Pelajaran agama dan umum diberikan secara seimbang dalam

jangka 6 tahun. Pendidikan ketrampilam, kesenian, olah raga, organisasi, dan

lain-lain merupakan bagian dari kegiatan kehidupan santri di pondok.

Setelah perjalanan tiga tahun, pelajaran sudah harus ditingkatkan, maka

dibukalah tingkatan yang lebih tinggi bernama Bovenbow. Setelah berjalan 5

tahun, pengembangan tingkatan pendidlkan di KMI menjadi sebagai berikut:

bagian Onderbow, lama belajar 3 tahun dan bagian Bovenbow, lama belajar 2

tahun.

Dalam peringatan 10 tahun di atas, tercetus nama baru untuk Pondok

Gontor yang baru dihidupkan kembali, yakni “Pondok Modern Gontor”.

Nama ini merupakan sebutan masyarakat yang kemudian melekat pada

Pondok Gontor yang nama aslinya adalah “Darussalam”, artinya Kampung

Damai.

4. Panca Jiwa Pondok Modern

K.H. Imam Zarkasyi, salah seorang pendiri pondok, memiliki

pandangan bahwa hal yang paling penting dalam pesantren bukanlah

pelajarannya semata-mata, melainkan juga jiwanya. Jiwa itulah yang akan

memelihara kelangsungan hidup pesantren dan menentukan filsafat

hidupnya.29

Dalam Seminar Pondok Pesantren se-Indonesia tahun 1965 di

Yogyakarta, K.H. Imam Zarkasyi merumuskan jiwa pesantren kepada lima

hal yang tertuang dalam panca jiwa pondok modern. Kelima panca jiwa

tersebut adalah: keikhlasan, kesederhanaan, kesanggupan menolong diri

sendiri (zelp help) atau berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), ukhuwah

Islamiyah, dan jiwa bebas.30

Panca jiwa inilah yang menjadi filsafat hidup

Pondok Modern Gontor. Hal inilah yang menarik seorang Menteri Wakaf

Mesir Syeikh Hasan Baquri untuk berkunjung ke Pondok Modern Gontor

29

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (seri kajian Filsafat Pendidikan

Islam), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), Cet. I, h. 200. 30

Prasaran K.H. Imam Zarkasyi dalam Seminar Pondok Pesantren se-Indonesia di

Yogyakarta, 4 s/d 7 Juli 1965, dalam Diktat Pekan Perkenalan (Gontor: tth) h. 11-14.

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

22

tahun 1956. Beliau mengatakan: “Saya tidak tertarik melihat banyaknya

santri di pondok ini, tetapi yang membuat saya tertarik adalah Pondok

Modern Gontor mempunyai jiwa dan falsafat hidup yang akan menjamin

kelangsungan hidupnya.”31

a. Jiwa Keikhlasan

Artinya sepi ing pamrih (tidak karena didorong keinginan untuk

memperoleh keuntungan tertentu), semata mata untuk ibadah.32

Hal ini harus

meliputi segenap suasana pondok pesantren. Dan apabila sudah terjalin jiwa

keikhlasan antara kyai, guru serta santri, maka akan terdapat suasana hidup

yang harmonis antara kiayi yang disegani dan santri yang taat dan penuh

cinta serta hormat dengan segala keihlasan. Selanjutnya, dengan jiwa

keiklasan diharapkan bahkan diwajibakan bagi seorang santri atau setiap

santri mengerti dan menyadari arti lillah, arti beramal, arti taqwa dan arti

ikhlas.33

b. Jiwa Kesederhanaan

Jiwa kesederhanaan mengandung arti agung, dan bukan berarti pasif

(bahasa jawa = narimo) dan bukan berati suatu kemiskinan ataupun

kemelaratan. Tetapi mengandung unsur kekuatan atau ketabahan hati,

penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup dengan segala

kesulitan. Dan dari balik jiwa kesederhanaan inilah akan terpancar jiwa besar,

berani maju terus dalam menghadapi perjuangan hidup dan pantang mundur

dalam segala keadaan. Selain itu juga akan tumbuh dari jiwa keikhlasan ini

mental/karakter yang kuat yang menjadi syarat bagi suksesnya perjuangan

dalam segala kehidupan.34

c. Jiwa kesanggupan menolong diri sendiri (zelp help) atau berdikari (berdiri

di atas kaki sendiri)

Jiwa ini merupakan senjata ampuh dalam pendidikan di dalam pondok

31

K.H. Abullah Syukri Zarkasyi, Sambutan Pimpinan Pondok Modern Dalam Acara

Puncak Kesyukuran Delapan Windu, Dokumentasi Peringatan Delapan Windu Gontor, (Gontor:

1991) h. 91-98. 32

Ibid, hal 11. 33

Ibid, hal 12. 34

Ibid, hal 12.

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

23

modern. Berdikari bukan saja berarti adlam arti bahwa santri selalu belajar

dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri tetapi juga pondok

pesantren itu sendiri dengan tidak pernah menyandarkan kehidupannya

kepada bantuan atau belas kasihan orang lain. Hal inilah yang dinamakan

sama-sama memberikan iuran dan sama-sama memakai.35

Tetapi tidak kaku

dengan tidak menerima bantuan dari orang yang hendak membantu.

d. Jiwa ukhuwah Islamiyah yang demokratis antara santri

Kehidupan di pondok pesantren yang berjalan selama 24 jam harus

diliputi suasana persaudaraan akrab, sehingga segala kesenangan dirasakan

bersama dengan jalinan persamaan agama. Jiwa ukhuwah tidak hanya berlaku

ketika seorang santri masih menimba ilmu di pondok, akan tetapi jiwa

ukhuwah ini ditujukan kepada persatuan ummat ketika sudah menjadi alumni

dari pondok. Dari jiwa ukhuwah ini K.H. Ahmad Sahal berwasiat kepada

siswa kelas enam yang telah menyelesaikan pelajaran mereka di kelas VI

KMI Pondok Modern Gontor: Jadilah anak-anakku perekat ummat; dan

fahamilah benar-benar arti perekat ummat.36

e. Jiwa Bebas

Arti bebas di sini dititik-beratkan pada perbuatan berpikir dan berbuat,

bebas menentukan masa depannya. Dengan prinsip jiwa bebas ini para santri

harus bebas dalam memilih dan menentukan jalan hidupnya di masyarakat

kelak, dengan jiwa besar dan optimis dalam menghadapi kesulitan.

Tetapi sangat disayangkan apabila jiwa bebas ini diartikan dengan arti-

arti yang negatif. Seperti kebebasan yang keterlaluan (liberal), sehingga

kehilangan arah dan tujuah serta prinsip. Sehingga arti bebas di sini harus

dikembalikan kepada aslinya, yaitu garis-garis disiplin yang positif dengan

penuh tanggung jawab, baik di dalam kehidupan pondok dan masyarakat.

Dan jiwa-jiwa pondok yang terangkum dalam panca jiwa pondok modern

35

Ibid, hal. 13. 36

K.H. Imam Zarkasyi & K.H. Abdullah Sahal, Wasiat, Pesan, Nasehat dan Harapan

Pendiri Pondok Modern, (Gontor: tth) h. 21.

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

24

harus dihidupkan, dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

5. Peranan Panca Jiwa sebagai Filsafat Hidup dalam Pendidikan di Pondok

Modern Gontor

Panca jiwa pondok modern yang menjiwai setiap detik kehidupan di

pesantren. Salah satu peranan penting panca jiwa adalah sebagai falsafat

hidup santrinya. Dan dalam proses pendidikannya, K.H. Imam Zarkasyi

dalam sambutannya pada acara resepsi kesyukuran setengah abad dan

peresmian Masjid Jami‟ Pondok Modern Gontor menyatakan beberapa

semboyan pendidikan yang terilhami dari panca jiwa pondok modern.

Semboyan pendidikan itu adalah: “Berbudi tinggi, berbadan sehat,

berpengetahuan luas dan berpikiran bebas”.37

Dan semboyan ini bukan hanya

sekedar slogan atau sekedar rencana, tetapi adalah suatu hal yang sudah

terlaksana selama bertahun-tahun hingga sekarang. Dan semboyan ini

sekarang dikenal dengan “Motto Pondok Modern”.

Di samping semboyan yang sudah disebut di atas masih banyak lagi

semboyan-semboyan pendidikan untuk para santri sebagai cerminan dari

Panca Jiwa. Hal tersebut diungkapkan oleh K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi

M.A dalam pidatonya pada acara puncak kesyukuran delapan windu 1991.

Beliau mengungkapkan:

“Dari sinilah keluar filsafat hidup, pencerminan dari Panca Jiwa itu, sehingga

banyak semboyan-semboyan pendidikan untuk para santri seperti:

“Hidupilah pondok, jangan menggantungkan hidup dari pondok”

“Berjasalah dan jangan minta jasa”

“Jadilah santri yang: berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup

takut hidup mati saja”

Hidup sekali, hiduplah yang berarti”

Jadilah Santri yang pandai menciptakan pekerjaan, bukan yang mencari

pekerjaan”

“Berkorbanlah dalam berjuang, dengan bondo, bahu, pikir, lek perlu sak

37

Imam Zarkasyi, Sambutan Pimpinan Dalam Acara Resepsi Kesyukuran Setengah Abad

dan Peresmian Masjid Jami’ Pondok Modern Gontor, Kenang-kenangan 1926; Peringatan

Delapan Windu, 1990, (Gontor: 1990) h. 43-44.

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

25

nyawane pisan”

“Patah tumbuh hilang berganti. Sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang

sudah berganti”38

Dapat disimpulkan dari ungkapan di atas bahwa kelima panca jiwa pondok

yang selalu menjiwai kehidupan di pondok mempunyai peran yang sangat

penting di pondok modern. Karena Pondok Modern lebih mementingkan

pendidikan daripada pengajarannya. Adapun arah dan tujuan pendidikan di

pondok modern adalah: kemasyarakatan, hidup sederhana, tidak berpartai dan

tujuan pokoknya “ibadah talabul „ilmi”, bukan untuk menjadi pegawai.39

Arah dan tujuan tersebut adalah wujud kongkrit dari panca jiwa yang selalu

menjiwai kehidupan di Pondok Modern Gontor dan dalam hal ini lebih

menekankan pada masalah jalannya pendidikan dan pengajaran.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Konsep-konsep yang dicanangkan oleh KH. Imam Zarkasyi memang

tidak bisa dipandang sebelah mata. Sudah banyak karya-karya ilmiah yang

mengangkat betapa jitunya konsep-konsep yang digalakkan oleh Imam

Zarkasyi yang bahkan masih diterapkan hingga saat ini, di antaranya :

1. Ta‟lim al-Muta‟allim versi KH. Imam Zarkasyi, karya Mukti Ali, cet I

1991.

2. KH. Imam Zarkasyi: Peran dan Ketokohannya dalam KH. Imam

Zarkasyi di Mata Umma, karya Nurcholish Majid, 1996.

3. Panca Jiwa Pondok Pesantren, dalam Diktat Pekan Perkenalan Pondok

Modern Gontor, 1965.

4. Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, karya Abdullah

Syukri Zarkasyi, 2005.

5. Biografi KH. Imam Zarkasyi: Dari Gontor Merintis Pesantren Modern,

karya Tim Penyusun Gontor Press, 1996.

38

Imam Zarkasyi, Sambutan Pimpinan Dalam Acara Resepsi Kesyukuran Setengah Abad

dan Peresmian Masjid Jami’ Pondok Modern Gontor, Kenang-kenangan 1926; Peringatan

Delapan Windu, 1990, (Gontor: 1990) h. 43-44. 39

Diktat, Loc. Cit, h. 15.

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

26

Menurut Imam Badri, konsep dasar pendidikan yang dihayati,

dikembangkan dan diaktualkan oleh Zarkasyi merupakan suatu proses

pengaktualisasian diri dalam kehidupan manusia secara individu maupun

kelompok.40

Ini disebabkan karena manusia tercipta dengan segala

kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Ada tiga aspek

dalam diri manusia hingga ia dapat mengaktualisasikan dirinya. Pertama,

aspek fisik berpotensi untuk melakukan beragam rekayasa terhadap

perkembangan lingkungannya, yang berjuang pada terwujudnya bangunan

gedung pencakar langit hampir di seluruh belahan bumi. Kedua, akal

berpotensi menggagas seluruh cakrawala kehidupan ini dengan imajinasinya

yang menakjubkan dan pada gilirannya manusia dapat mengeksplorasi

rahasia alam hingga planet paling tinggi sekalipun. Terakhir, aspek jiwa

sebagai pelengkap kedua potensi sebelumnya yang dapat dijadikan sarana

pengembaraan menuju segala sudut planet di seluruh jagad raya.

Menurut Zarkasyi pondok atau pesantren adalah tempat menggembleng

bibit umat. Senada dengan apa yang diutarakan Manfred Ziemek bahwa

tujuan pesantren adalah membentuk kepribadian, memantapkan akhlak dan

melengkapinya dengan pengetahuan.41

Jadi, wajar jika Zarkasyi kemudian

menjadikan lembaga pendidikan Islam yang dipimpinnya sebagai wadah

untuk mencetak kader-kader ulama calon pemimpin umat. Ulama yang

dilahirkan tentunya bukan sekedar ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama

dengan pengertian yang sempit, karena problema dan tantangan yang

dihadapi umat dewasa ini semakin kompleks sehingga memerlukan beragam

pendekatan. Problematika tersebut tidak lagi cukup dihadapi dengan

pendekatan doctrinal-teologis berdasarkan buku-buku keagamaan yang

diajarkan di pesantren. Diperlukan pendekatan lain yakni pendekatan

cultural-sosiologis, yang mana dengan adanya integrasi di antara keduanya

akan memperoleh pemecahan masalah yang lebih komprehensif. Ini adalah

salah satu misi Pondok Gontor yaitu menciptakan “ulama yang intelek”

40

Imam Badri. “Kesadaran Sebagai Manusia,” Majalah Gontor, ed.06, Thn. II, 2004. 41

Imam Bahroni.“Ajaran Aktualisasi Diri Imam Zarkasyi,” Majalah Gontor, ed.06, Thn. II,

2004.

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “Konsep Pendidikan Pondok Modern

Dalam Perspektif KH. Imam Zarkasyi” ini dilakukan dari bulan Oktober

2012 sampai dengan September 2013. Pengumpulan data. mengenai sumber-

sumber tertulis diperoleh dari teks book yang ada di perpustakaan, wawancara,

serta sumber lain yang mendukung penelitian.

B. Metodologi Penelitian

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif,

yang meneliti tentang pemikiran tokoh. Penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, yang sering

disebut juga paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas

sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna,

dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian ini dilakukan pada obyek

yang alamiah, yakni obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi

oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada

obyek tersebut.1

Dalam penelitian kualitatif, masalah yang dibawa oleh penulis masih

remang-remang, bahkan cenderung gelap, kompleks dan dinamis. Oleh karena

1 Sugiyono, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 14.

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

28

itu, masalah dalam penelitian kualitatif deskriptif analitis masih bersifat

sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti.2Dalam penelitian

kualitatif pula, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang dibawa

oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama, masalah yang dibawa oleh

peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Yang kedua,

masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu

memperluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan. Yang ketiga,

masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total,

sehingga harus diganti masalah.

Skripsi ini ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian

kepustakaan, serta observasi. Karena permasalahan yang diteliti mengkaji

pemikiran tokoh, peran dan konsepnya, maka dari itu diperlukan banyaknya

literatur-literatur yang relevan dengan tulisan ini.

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik pengumpulan data

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi ini, penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif tentang pemikiran tokoh. Dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan data menggunakan sumber primer

dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dalam hal ini penulis menggunakan

sumber primer berupa buku yang disusun oleh KH. Imam Zarkasyi dan KH

Zainuddin Fananie yang berjudul Pedoman Pendidikan Modern dan buku

yang disusun oleh panitia penulisan riwayat hidup dan perjuangan KH Imam

Zarkasyi dengan judul KH Imam Zarkasyi Dari Gontor Merintis Pesantren

Modern. Adapun data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dalam hal ini penulis mengkaji

buku-buku tentang KH. Imam Zarkasyi beserta pemikiran-pemikirannya,

2 Ibid., h. 205.

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

29

literatur-literatur perpustakaan, dan mengunjungi langsung Pondok Modern

Darussalam Gontor.

2. Teknik Pengelolahan data

Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis lakukan

adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi

data-data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk

selanjutnya penulis analisis, deskripsikan, dan simpulkan dalam satu

pembahasan yang utuh.

D. Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility

(validitas internal), dependability (reliabilitas), dan confirmability

(obyektivitas). Dalam pengecekan keabsahan data pada skripsi ini, penulis

menggunakan cara confirmability yaitu, data yang telah ditemukan dianalisis

secara cermat dan diteliti, disusun, dikategorikan secara sistematik, dan

ditafsirkan berdasarkan pengalaman, kerangka berfikir dan perspektif peneliti

tanpa prasangka dan kecenderungan-kecenderungan tertentu. Confimability

atau objektivitas dalam penelitian kualitataif berarti jujur, peneliti mencatat

apa yang dilihat, didengar, ditangkap dan dirasakan berdasarkan persepsi dan

keyakinan dia, tidak dibuat-buat atau direka-reka.3

E. Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil bacaan kepustakaan dan wawancara, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam,

3 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta 2013.

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

30

maka analisis data dalam skripsi ini dilakukan sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

F. Teknik Penulisan

Secara teknik, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini

merujuk pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

31

BAB IV

BIOGRAFI DAN KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN

KH. IMAM ZARKASYI

A. Biografi KH. Imam Zarkasyi

Pertengahan abad ke-18 di desa Tegalsari hiduplah seorang kyai

terkenal yakni Kyai Ageng Hasan Besari, seorang pendiri pondok yang di

kenal dengan Pondok Tegalsari yang terletak di sebuah dea terpencil kurang

lebih 10 km ke arah selatan kota Ponorogo. Setelah berhasil membesarkan

pondok Tegalsari yang meluncurkan berbagai tokoh masyarakat seperti: kyai,

ulama, pejabat pemerintah, negarawan, pengusaha, dan lain-lain, akhirnya

Kyai Ageng Hasan Besari wafat yang kemudian beliau digantikan oleh putra

ketujuhnya yang bernama Kyai Hasan Yahya. Seterusnya Kyai Hasan Yahya

digantikan oleh Kyai Bagus Hasan Besari II yang kemudian digantikan oleh

Kyai Hasan Anom Besari. Demikianlah pesantren Tegalsari hidup dan

berkembang dari generasi ke generasi, dari pengasuh satu ke pengasuh yang

lain. Namun pada pertengahan abad ke 19, pesantren Tegalsari mulai surut.

Pada masa kepemimpinan Kyai Khalifah, terdapat seorang santri yang

sangat menonjol dalam segala bidang. Beliau adalah Sulaiman Jamaluddin,

putera Penghulu Jamaluddin dan cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan

Cirebon. Sulaiman Jamaluddin ini sangat dekat dengan kyainya dan kyai-pun

sangat sayang kepadanya. Maka setelah memperoleh ilmu yang cukup, santri

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

32

Sulaiman Jamaluddin diambil menantu oleh kyai. Jadilah ia kini kyai muda

dan di percaya menggantikan kyai memimpin pesantren saat beliau

berhalangan. Bahkan Sang Kyai akhirnya memberikan kepercayaan kepada

santri sekaligus menantunya ini untuk mendirikan pesantren sendiri di desa

Gontor.

Di desa Gontor inilah Kyai muda Sulaiman merintis pondok seperti

Tegalsari yang mana pondok inilah yang menjadi cikal bakal dari Pondok

Modern Gontor sekarang. Pondok Gontor ini berkembang sangat pesat.

Khususnya ketika dipimpin oleh putera Kyai Sulaiman yang bernama Kyai

Archam Anom Besari. Setelah Kyai Archam wafat, kepemimpinan pondok

dilanjutkan oleh putera beliau yakni Kyai Santoso Anom Besari. Pada masa

kepemimpinan generasi ketiga inilah Pondok Gontor mulai surut. Bahkan

setelah Kyai Santoso wafat, Pondok Gontor ini benar-benar mati.

Setelah Kyai Santoso wafat, saudara-saudaranya tidak ada lagi yang

sanggup menggantikan untuk mempertahankan keberadaan pondok. Yang

tinggal hanyalah Ibu Nyai Santoso beserta tujuh putera dan puterinya dengan

peninggalan sebuah rumah sederhana dan masjid tua warisan nenek moyang.

Akan tetapi rupanya sang ibu tidak hendak melihat pondok Gontor

hanyut dan lenyap ditelan sejarah. Karena itu, beliau mengirimkan tiga orang

puteranya ke beberapa pesantren dan lembaga pendidikan lain untuk

memperdalam ilmu agama. Ketiga putera itu adalah Ahmad Sahal (anak

kelima), Zainuddin Fannani (anak keenam), dan Imam Zarkasyi (anak

bungsu), yang sampai saat ini dikenal sebagai pendiri Pondok Modern

Darussalam Gontor dan terkenal dengan sebutan “Trimurti”.

K.H. Imam Zarkasyi lahir di desa Gontor, Jawa Timur pada tanggal 21

Maret 1910 M. Masa kanak-kanak Imam Zarkasyi bukanlah masa yang

menyenangkan. Ia lahir dan dibesarkan pada zaman penjajahan dan zaman

paceklik. Meski termasuk keluarga berada, ia terpaksa makan sawut (parutan

singkong) agar dapat mondok atau bersekolah.1

1 Tim Penyusun Biografi, KH. Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pondok Modern,

(Ponorogo: Gontor Perss, 1996), h. 5.

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

33

Belum genap usia beliau 16 tahun, Imam Zarkasyi muda mula-mula

menimba ilmu di beberapa pesantren yang ada di daerah kelahirannya, seperti

pesantren Josari, pesantren Joresan dan pesantren Tegal Sari. Setelah

menyelesaikan studi di Sekolah Ongkoloro (1925), ia melanjutkan studinya di

Pondok Pesantren Jamsarem, Solo. Pada waktu yang sama beliau juga belajar

di Sekolah Mamba’ul Ulum. Kemudian masih di kota yang sama ia

melanjutkan pendidikannya di Sekolah Arabiyah Adabiyah yang dipimpin

oleh K.H. M. O. Al-Hisyami, sampai tahun 1930. Selama belajar di sekolah-

sekolah tersebut (terutama Sekolah Arabiyah Adabiyah) ia sangat tertarik

dan kemudian mendalami pelajaran bahasa Arab. Sikap wara’nya sangat

menonjol. Wataknya yang pandai, zuhud dalam beribadah, berbudi pekerti

luhur lebih mencerminkan seorang keturunan kyai dari pada keturunan

keluarga periyai atau bangsawan.2

Sewaktu belajar di Solo, guru yang paling banyak mengisi dan

mengarahkan Imam Zarkasyi adalah al-Hasyimi, seorang ulama, tokoh politik

dan sekaligus sastrawan dari Tunisia yang diasingkan oleh Pemerintah

Perancis di wilayah penjajahan Belanda, dan akhirnya menetap di Solo. Di

kota Solo Imam Zarkasyi mendaftarkan dirinya di tiga lembaga pendidikan

Islam, yaitu: Pondok Jamsaren tempat ia mengaji kitab di malam hari, di

madrasah Arabiyah Islamiyah untuk sekolah pagi, dan di madrasah Manbaul

Ulum tempat belajarnya di sore hari. Di pondok Jamsaren, kitab-kitab yang di

pelajari antara lain: Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Fathul Wahab, al-

Hikam, Ihya‟ Ulumuddin, Tafsir Jalalain, Safinatun Najah dan Qiraat

Syatibi. Sedangkan di madrasah Arabiyah Islamiyah di bawah asuhan Ustadz

Mahmud Omar al-Hasyimi. Di Manbaul Ulim materinya sama dengan di

pondok tetapi menggunakan metode yang lebih modern yaitu metode

langsung (direct method). Belum sampai tamat di MAI dan Manbaul Ulum,

Imam Zarkasyi tertarik untuk mengikuti program takhasus Ustadz

Muhammad Omar al-Hasyimi. Tampaknya program takhasus di asrama

2 Tim Penyusun Biografi, KH. Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pondok Modern,

(Ponorogo: Gontor Perss, 1996), h. 4.

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

34

Ustadz Muhammad Omar al-Hasyimi jauh lebih penting dari pada

meneruskan pelajaran di MAI dan Manbaul Ulum. Yang jelas ia sangat

menghomati dan mengagumi gurunya, karena omar al-Hasyimi merupakan

figur yang perlu diteladani terutama dalam cara mendidik dan mengajar

murid-muridnya.

Bersama dengan Muhammad Omar al-Hasyimi Imam Zarkasyi benar-

benar menemukan sosok seorang pendidik, pemikir, politikius, berwawasan

luas yang baik dan terbukti setelah ia benar-benar mahirn dalam berbahasa

Arab dan dapat berbantah-bantahan dengan orang Hadramaut. Di Solo, Imam

Zarkasyi menuntut ilmu selama lima tahun termasuk di takhassus Omar al-

Hasyimi. Sebenarnya setelah selesai belajar di Solo, Imam Zarkasyi

mendapatkan tawaran untuk belajar ke Mesir, tetapi nasibnya belum baik, ia

tergeser oleh calon lain dari keturunan Arab. Namun ia tetap mencari jalan

lain untuk mencari guru yang pernah belajar ke Mesir. Untuk itu Al-Hasyimi

menyarankan kepadanya untuk melanjutkan studi ke Padang Panjang,

Sumatra Barat. Di daerah ini telah banyak ulama lulusan Mesir.3 Akhirnya

setelah menyelesaikan pendidikannya di Solo, Imam Zarkasyi meneruskan

studinya ke Kweekschool di Padang Panjang, Sumatera Barat, sampai tahun

1935.

Setelah tamat belajar di Kweekschool, Imam Zarkasyi diminta

menjadi direktur Perguruan tersebut oleh gurunya, Mahmud Yunus. Tetapi

Zarkasyi hanya dapat memenuhi permintaan dan kepercayaan tersebut selama

satu tahun (tahun 1936), dengan pertimbangan meskipun jabatan itu cukup

tinggi, tetapi ia merasa bahwa jabatan tersebut bukanlah tujuan utamanya

setelah menuntut ilmu di tempat itu. Imam Zarkasyi yang dinilai oleh

Mahmud Yunus memiliki bakat yang menonjol dalam bidang pendidikan,

namun ia melihat bahwa Gontor lebih memerlukan kehadirannya. Di samping

itu, kakaknya Ahmad Sahal yang tengah bekerja keras mengembangkan

pendidikan di Gontor tidak mengizinkan Imam Zarkasyi berlama-lama berada

di luar lingkungan pendidikan Gontor.

3 Ibid., h. 21-29.

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

35

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Padang Panjang, lengkaplah

sudah pengalamannya. Ia mengetahui kelemahan dan kelebihan dua sistem

pendidikan Islam, yaitu pondok dan madrasah. Pondok memiliki kelemahan

dalam bidang metodologi pengajaran, sedangkan madrasah memiliki

kelebihan dalam bidang ini. Pondok memiliki keunggulan dalam sistem

pendidikan dengan sistem kehidupan pondoknya di bawah pengasuhan kyai,

sedangkan madrasah tidak memiliki keunggulan ini.4

Setelah menyerahkan jabatan sebagai direktur Pendidikan

Kweekschool kepada Mahmud Yunus, Imam Zarkasyi kembali ke Gontor.

Pada tahun 1936 itu juga, genap sepuluh tahun setelah dinyatakannya Gontor

sebagai lembaga pendidikan dengan gaya baru, Imam Zarkasyi segera

memperkenalkan program pendidikan baru yang diberi nama Kulliyatu-l

Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) dan ia sendiri bertindak sebagai direkturnya.

Setelah pulang ke Gontor KH. Imam Zarkasyi benar-benar mencurahkan

segala kemampuannya untuk membangun pondok peninggalan leluhurnya.

Sebagian besar kehidupannya dicurahkan untuk kemajuan pondok yang

dicita-citakan bersama kedua kakaknya. Terbukti hingga saat ini Gontor

merupakan pondok modern yang banyak menghasilkan lulusan yang

berprestasi dan diakui oleh lembaga pendidikan dalam maupun luar Negeri.

Semua ini tidak lain karena prinsip KH. Imam Zarkasyi dan kedua kakaknya

yaitu “Bahu, Bondo, pikir, nek perlu sak Nyawane Pisan” (Tenaga, Harta,

Pikiran kalau perlu Nyawa sekalian).5

Pada tahun 1943 Imam Zarkasyi diminta untuk menjadi kepala Kantor

Agama Karesidenan Madiun. Pada masa pendudukan Jepang, Zarkaysi aktif

membina dan menjadi dosen di barisan Hizbullah di Cibarusa, Jawa Barat.

Setelah Indonesia merdeka, Zarkasyi juga aktif dalam membina Departemen

Agama R.I. khususnya Direktorat Pendidikan Agama yang pada waktu itu

menterinya adalah Prof. Dr. H. M. Rasyidi. Tenaga dan pikirannya juga

banyak dibutuhkan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ketika Ki

4 Ibid., h. 29-34.

5 Ibid., h. 247.

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

36

Hajar Dewantoro menjabat sebagai menterinya.

Jabatan-jabatan penting lainnya yang diduduki Imam Zarkasyi di

tengah kesibukannya sebagai pendidik di Gontor adalah sebagai Kepala Seksi

Pendidikan Kementerian Agama dari anggota Komite Penelitian Pendidikan

pada tahun 1946. Selanjutnya selama 8 tahun (1948-1955) ia dipercaya

sebagai Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Islam Indonesia (PGII) yang

sekretarisnya waktu itu dipegang oleh K. H. E. Z. Muttaqin. dan selanjutnya

beliau menjadi penasehat tetapnya.

Imam Zarkasyi juga pernah menjabat sebagai Kepala Bagian

Perencanaan Pendidikan Agama pada Sekolah Dasar Kementerian Agama

(1951-1953), Kepala Dewan Pengawas Pendidikan Agama (1953), Ketua

Majelis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama (MP3A)

Departemen Agama, Anggota Badan Perencana Peraturan Pokok Pendidikan

Swasta Kementerian Pendidikan (1957). Selain itu pada tahun 1959, Zarkasyi

diangkat menjadi Anggota Dewan Perancang Nasional oleh Presiden

Soekarno.

Dalam percaturan internasional, Imam Zarkasyi pernah menjadi

anggota delegasi Indonesia dalam peninjauan ke negara-negara Uni Soviet,

pada tahun 1962. Sepuluh tahun kemudian, ia juga mewakili Indonesia dalam

Mu’tamar Majma’ Al-Bunuth al-Islamiyah (Mu’tamar Akademisi Islam se-

Dunia), ke-7 yang berlangsung di Kairo. Di samping itu, ia juga menjadi

Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat.

Walaupun segala perhatiannya sebagaian besar dicurahkan kepada

kemajuan pondok KH. Imam Zarkasyi tidak lupa terhadap pendidikan anak-

anaknya. Pendidikan KH. Imam Zarkasyi kepada urta-putrinya sangat keras

dan dengan disiplin ketat serta mengutamakan ketaatan penuh dari putra-

putrinya. Ketentuan dan kesungguhan putra-putrinya dalam belajar dan

mengajarkan segala sesuatu juga sangat diperhatikan. Sejak kecil belajar

dengan tekun sudah dibiasakannya. Setelah selesai shalat maghrib sebelum

makan malam dan sesudah shalat Isya adalah masa belajar bagi putra-

putrinya yang masih duduk di sekolah dasar. Kepada putra-putrinya juga

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

37

diajarkan kesederhanaan hidup dan tanggung jawab terhadap penataan rumah

dan pekerjaan rumah tangga lainnya seperti memasak, menyediakan air

panas, membuat kue hari raya bagi anak putri, mengepel, mengatur tempat

tidur dan lain-lain. Di lua rumah putra-putrinya juga diharuskan mengikuti

pekerjaannya, seperti ke sawah pada waktu musim tanam dan musim panen,

membagikan zakat fitrah pada malam hari raya, menanam pohon kelapa ke

kebun dan lain sebagainya. Beliau selalu berpesan agar tidak merasa hina atau

malu dalam mengerjakan setiap pekerjaan yang halal.

Kalau saya dapat mendidik santri ratusan bahkan ribuan, mengapa

saya tidak mampu mendidik anak saya sendiri, begitulah beliau sering

berkata. Begitulah tekad, nalar dan gambaran tentang cara KH. Imam

Zarkasyi dalam mendidik putra-putrinya. Setelah sekian lama mendidik

santri, KH. Imam Zarkasyi mengakhiri hidupnya pada hari selasa 30 April

1985. Kyai yang tidak hanya sukses mendidik santri, melainkan juga putra-

putrinya itu meningal dunia sesuai keinginannya, hidup enak dan bermanfaat

bagi orang banyak, mati pun enak, tidak menyusahkan orang banyak. Beliau

meninggal dengan penuh konsekwen sesuai dengan selogan yang selalu

didengung-dengungkan kepada santri-santrinya bahwa dalam perjuangan kita

harus mengerahkan harta, tenaga, pikiran dan jika kerlu sekaligus nyawa.

Beliau meninggal dunia ketika telah gencar-gencarnya dalam mendidik

santri.6 Imam Zarkasyi meninggal dunia di Rimah Sakit Umum Madiun. Ia

meninggalkan seorang istri dan 11 orang putra-putri.

B. Karya-Karya Imam Zarkasyi

Selain dikenal sebagai aktivis dalam bidang pendidikan, sosial dan

politik kenegaraan, Imam Zarkasyi juga seorang ulama yang produktif dalam

bidang tulis-menulis. Dalam kaitan ini, ia banyak sekali meninggalkan karya

ilmiah yang hingga saat ini masih dapat dinikmati. Ini sesuai dengan niatan

beliau pada awal dibukanya KMI tahun 1936, beliau berkata: “seandainya

saya tidak berhasil mengajar dengan cara ini, saya akan mengajar dengan

6 lok-cit.

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

38

pena.”7

Sebelum memahami karya-karya yang dihasilkan KH. Imam Zarkasyi,

layak kiranya jika terlebih dahulu dipahami pemikiran tentang makna karya.

Karya dalam pandangan KH. Imam Zarkasyi, secara mendasar dihubungkan

dengan prinsip amal jariyah yang membawa manfaat kepada orang lain.

Semakin besar manfaat karya seseorang semakin besar nilai amal jariyah dari

karya itu. Sehingga, karya yang bermanfaat merupakan salah satu bentuk

ibadah dan realisasi ketaqwaan serta menjadi ukuran kebesaran seseorang.

Karangan KH. Imam Zarkasyi dalam bentuk tulisan diantaranya

adalah:

1. Darus al-Lugha al-„Arabiyyah I dan II, merupakan buku pelajaran bahasa

Arab dasar dengan sistem Gontor.

2. Kamus Darus al Lugah al-„Arabiyyah I dan II

3. Al-Tamrinat I, II dan II, merupakan buku latihan dan pendalaman qawa’id

(kaidah-kaidah tata bahasa), uslub (gaya bahasa), kalimat, dan mufradat

(kosa kata).

4. Dalil at-Tamrinat I, II dan III.

5. Amtsilah al-Jumal I dan II, merupakan buku yang berisi contoh-contoh

i’rab dari kalimat lengkap yang benar.

6. Al-Alfazh al-Mutaradifah, buku tentang sinonim beberapa kata dari bahasa

Arab.

7. Qawa‟id al-Imla, buku tentang kaidah-kaidah penulisan arab secara benar.

8. Pelajaran Membaca Huruf Arab I A, I B, dan II, dalam bahasa Jawa.

9. Pelajaran Tajwid, dalam bahasa Arab, lanjutan pelajaran tentang kaidah

membaca al-Qur’an secara benar.

10. Bimbingan Keimanan, buku pelajaran aqidah untuk tingkat dasar dan

bacaan anak-anak.

11. Ushuluddin, buku pelajaran akidah Ahlussunnah wal Jamaah untuk tingkat

menengah dan tingkat lanjutan.

7 Muhammad Arwani, Denyut Nadi Santri, Sebuah Upaya Memaknai Kegiatan Santri

Gontor, (Tajidu Press, Yogyakarta, Cet. I, Desember 2001), h. 41.

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

39

12. Pelajaran Fiqih I dan II, buku pelajaran fiqih tingkat menengah dan dapat

dipergunakan untuk praktek beribadah secara praktis dan sederhana bagi

pemula.

13. Senjata pengandjoer, ditulis bersama kakak kandungnya, KH. Zaenuddin

Fanani.

14. Pedoman Pendidikan Pondok Modern.

15. Kursus Agama Islam ditulis bersama kakanya KH. Zaenuddin Fanani.8

Selain itu Imam Zarkasyi juga menulis beberapa petunjuk teknik bagi

para santri dan guru di Pondok Darussalam Gontor dalam berbagai masalah

yang berkaitan dengan pendidikan di pesantren tersebut, termasuk metode

mengajar beberapa mata pelajaran. Buku-buku karangan beliau hingga kini

masih dipakai di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor dan pondok-

pondok pesantren alumni Gontor serta beberapa sekolah agama.

C. Gagasan, Cita-Cita, dan Pembaharuan KH. Imam Zarkasyi

Lembaga pendidikan pondok pesantren adalah model pendidikan

Islam yang banyak dipakai dan berlaku di beberapa negara Islam. Namun, di

Indonesia lembaga pendidikan pesantren kurang mengalami kemajuan

dikarenakan situasi penjajahan. Sebelum mendirikan lembaga pendidikan

pesantren dengan corak yang modern, K.H. Imam Zarkasyi bersama pendiri

Pondok Gontor lainnya telah mengkaji lembaga-lembaga pendidikan yang

terkenal dan maju di luar negeri, khususnya yang sesuai dengan sistem

pondok pesantren. Ada empat lembaga pendidikan yang mereka kaji dalam

rangka studi banding yang kemudian dikenal sebagai “Sintesa Pondok

Modern”.

Pertama, Universitas Al-Azhar di Mesir merupakan sebuah lembaga

pendidikan swasta, dengan kekayaan wakafnya yang luar biasa, mampu

bertahan bahkan berperan dalam apapun dalam perubahan waktu dan massa.9

8 Ibid, h. 253-254.

9 K.H. Abullah Syukri Zarkasyi, MA, Pidato Pimpinan Pondok Modern dalam Acara

Puncak Kesyukuran Delapan Windu, dokumentasi peringatan delapan windu, (Gontor: 1991) h.

95-96.

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

40

Al-Azhar ini bermula dari sebuah masjid sederhana namun kemudian dapat

hidup ratusan tahun dan telah memiliki tanah wakaf yang mampu memberi

beasiswa untuk mahasiswa seluruh dunia. Kedua, Pondok Syanggit di Afrika

Utara, dekat Libya. Lembaga ini dikenal karena kedermawanan dan

keikhlasan pengasuhnya. Pondok ini dikelola dengan jiwa ikhlas dari

pengasuhnya di samping mendidik murid-muridnya, juga menanggung

kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Ketiga, Universitas Muslim Aligarh

yang membekali mahasiswanya dengan pengetahuan umum dan agama

sehingga mereka mempunyai wawasan yang luas dan menjadi pelopor

kebangkitan Islam di India. Universitas ini dikenal sebagai pelopor

pendidikan modern dan revival of Islam.10

Keempat, masih juga di India,

yaitu Perguruan Shantiniketan yang didirikan oleh seorang filosof Hindu,

Rabindranath Tagore. Perguruan ini terkenal karena kedamaiannya, dan

meskipun terletak jauh dari keramaian, tetapi dapat melaksanakan pendidikan

dengan baik dan bahkan dapat mempengaruhi dunia. Kedamaian di perguruan

tersebut mengilhami Darussalam (kampung damai) untuk Pondok Pesantren

Darussalam Gontor.

Keempat lembaga pendidikan yang dikaji itu selanjutnya menjadi

idaman Imam Zarkasyi dan lembaga pendidikan yang hendak ia bangun

adalah pondok pesantren yang merupakan perpaduan atau sintesa dari

keempat unsur di atas. Semua dipadukan dalam pandangan agama yang

tergolong mazhab Ahlussunah waljama’ah yang mayoritas dianut umat Islam

di Indonesia.

Selain hal-hal di atas, gagasan untuk memberikan warna baru terhadap

Gontor juga diilhami oleh peristiwa dari Kongres Umat Islam Indonesia di

Surabaya yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 1926. Kongres tersebut

dihadiri oleh tokoh-tokoh umat Islam Indonesia seperti HOS. Cokroaminoto,

Mas Mansyur, H. Agus Salim, dan lain-lain. Dalam kongres tersebut

diputuskan agar ummat Islam Indonesia mengutus wakilnya ke Muktamar

10 Tim penyusun, Booklet Pondok Modern Gontor, (Gontor, Edisi I: 2000), h. 5.

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

41

Islam se-Dunia yang akan diadakan di Mekkah. Namun yang menjadi

masalah adalah di sekitar siapa yang ditunjuk menjadi utusannya. Sedangkan

kriteria utusan yang dapat hadir adalah orang yang mahir sekurang-kurangnya

dalam bahasa Arab dan Inggris. Dari sekian banyak peserta muktamar, tak

seorang pun yang memiliki kemampuan kedua bahasa tersebut. Akhirnya

dipilih dua orang utusan, yaitu HOS Cokroaminoto yang menguasai bahasa

Inggris dan Mas Mansyur yang menguasai bahasa Arab.

Peristiwa di atas memberikan kesan mendalam kepada Ahmad Sahal

yang hadir sebagai peserta dalam kongres tersebut. Kesan-kesan itu menjadi

topik diskusi serius bersama Imam Zarkasyi dan Zainuddin Fannani, dan

merupakan masukan pemikiran yang sangat berharga bagi bentuk dan ciri

lembaga pendidikan yang akan dibina pada waktu-waktu selanjumya. Sejalan

dengan ini, Imam Zarkasyi kemudian mencita-citakan bahwa pesantren

Gontor nantinya akan menjadi sebuah lembaga pendidikan yang mampu

mencetak kader-kader Muslim yang mahir dalam bahasa Arab dan Inggris

sekaligus.

Namun demikian, Imam Zarkasyi memiliki pandangan bahwa hal

yang paling penting dalam pesantren bukanlah pelajarannya semata-mata,

melainkan juga jiwanya. Jiwa itulah yang akan memelihara kelangsungan

hidup pesantren dan menemukan filsafat hidup para santrinya. Pada seminar

pondok pesantren se-Indonesia tahun 1965 di Yogyakarta, Imam Zarkasyi

merumuskan jiwa pesantren itu ada lima yang disebutnya dengan Panca Jiwa

Pondok Modern. Kelima jiwa ini adalah keikhlasan, kesederhanaan,

kesanggupan menolong diri sendiri (self help); ukhuwah Islamiyah dan jiwa

bebas. Yang dimaksud dengan jiwa keikhlasan adalah sepi ing pamrih (tidak

karena didorong keinginan untuk memperoleh keuntungan tertentu), semata

mata untuk ibadah, karena Allah.11

Sedangkan yang dikehendaki dengan jiwa

kesederhanaan adalah bahwa dalam kehidupan di pesantren harus diliputi

suasana kesederhanaan. Sederhana bukan berarti pasif atau narimo (pasrah),

11

Ibid, h. 11.

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

42

dan bukan karena melarat atau miskin, tetapi mengandung kekuatan dan

ketabahan dalam diri, penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan.

Dengan demikian, di balik kesederhanaan itu terpancar jiwa besar, berani

maju dalam menghadapi perjuangan hidup dan pantang mundur. Sementara

itu yang dimaksud dengan kesanggupan menolong diri sendiri adalah

berdikari, bukan saja dalam arti bahwa santri harus belajar dan berlatih

mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi juga pondok pesantren itu

sendiri sebagai lembaga pendidikan tidak menyandarkan kehidupannya

kepada bantuan dan belas kasih orang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan

ukhuwah Islamiyah adalah bahwa kehidupan di pondok pesantren harus

diliputi oleh suasana dan perasaan persaudaraan yang akrab, sehingga segala

kesenangan dan kesusahan dapat dirasakan bersama dengan jalinan perasaan

keagamaan. Persaudaraan ini bukan saja selama berada dalam pondok

pesantren, tetapi juga harus mempengaruhi arah persaudaraan dan persatuan

umat yang luas. Selanjutnya yang dimaksud dengan jiwa bebas adalah bebas

dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menemukan masa depan. Para santri

harus bebas menentukan jalan hidupnya di masyarakat kelak, dengan jiwa

besar dan optimis dalam menghadapi kesulitan. Jiwa inilah yang dibawa oleh

santri sebagai bekal pokok dalam kehidupannya di masyarakat. Dan jiwa

pondok pesantren inilah yang harus senantiasa dihidupkan, dipelihara dan

dikembangkan dengan sebaik-baiknya.12

Selain prinsip dan jiwa tersebut di atas, Imam Zarkasyi juga

memiliki pandangan bahwa pada masa kemerdekaan pondok pesantren sudah

seharusnya menatap ke masa depan yang lebih jauh untuk mempertahankan

keberadaannya. Untuk itu harus dipadukan dengan beberapa sikap dasar.

Pertama, senantiasa memperhatikan perkembangan zaman, dan untuk ini

pelajaran yang diberikan di pondok pesantren harus disesuaikan dengan masa

depan kehidupan masyarakat, dengan menggunakan didaktik dan metodik

12

Tim penyusun, K.H. Imam Zarkasyi, Dari Gontor Merintis Pesantren Modern, (Gontor

Press, September 1996), h. 429.

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

43

yang menguntungkan pula, tanpa harus mengubah inti ajaran agama. Kedua,

jika diperlukan pondok pesantren dapat terus mempertahankan kehidupannya

dengan memperhatikan syarat-syarat material. Untuk itu harus ada wakaf

yang menjadi andalan bagi kelangsungan hidup pondok pesantren. Dengan

cara ini, pesantren akan senantiasa dapat meninggikan mutu pendidikan dan

pengajarannya. Ketiga, pondok pesantren jangan melupakan program

pembentukan kader untuk kelanjutan regenerasi, karena hidup matinya

pondok pesantren seringkali sangat tergantung kepada hidup matinya kyai

pendiri pesantren tersebut. Untuk memelihara kelangsungan hidup pondok

pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, tiap-tiap pondok pesantren

harus menyiapkan kader-kader yang akan menggantikannya. Keempat,

perlunya tata cara penyelenggaran pondok pesantren dengan sebaik-baiknya.

Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya memperbaharui keadaan

penyelenggaraan pendidikan pondok pesantren yang pada umumnya bersifat

tradisional. Dengan demikian, segala sesuatu yang berkenaan dengan

penyelenggaraan pondok pesantren dapat diatur dengan sebaik-baiknya dan

seefisien mungkin, termasuk di dalamnya batas-batas hak dan kewajiban kyai,

para santri dan pondok pesantren itu sendiri.13

Langkah-langkah itulah yang dinilai oleh Imam Zarkasyi sebagai

dasar yang dapat menjamin kelangsungan dan perkembangan sebuah lembaga

pendidikan pesantren di masa mendatang. Pikiran-pikiran itulah yang

diterapkan oleh Imam Zarkasyi di lembaga pendidikan yang dipimpinnya,

yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor.

D. Pendidikan Pondok Modern Gontor Menurut KH. Imam Zarkasyi

Imam Zarkasyi bersama dengan dua orang saudaranya merintis suatu

lembaga pesantren yang bercorak modern sehingga dapat dikategorikan

sebagai tokoh pembaharu pendidikan Islam. Abduddin Nata dalam bukunya

Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam membagi konsep pembaharuan

pemikiran Imam Zarkasyi ke dalam empat bidang, yaitu pembaharuan dalam

13

Serba-serbi Singkat tentang Pondok Modern Darussalam Gontor, (Gontor: tth.), h. 4.

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

44

bidang metode dan sistem pendidikan, kurikulum pesantren, struktur dan

sistem manajemen pesantren serta pola pikir santri dan kebebasan

pesantren.14

Selain itu pembaharuan-pembaharuan yang di galakan oleh Imam

Zarkasyi adalah pengajaran bahasa asing, nilai dan jiwa pondok modern, serta

mengintegrasikan sistem pondok dan madrasah.

1. Pembaharuan Metode dan Sistem Pendidikan

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sisteam” yang berarti

komponen yang berhubungan secara teratur dan merupakan suatu

keseluruhan.15

Dengan demikian sistem pendidikan pondok modern adalah

totalitas interaksi dari seperangkat unsur-unsur pendidikan pondok modern

yang bekerja sama secara terpadu dan saling melengkapi satu sama lain

menuju tercapainya tujuan pendidikan pondok modern yang di cita-citakan.16

Perkembangan dunia telah melahirkan suatu kemajuan zaman yang

modern. Perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosio-kultural

seringkali membentuk pada aneka kemapanan. Dan berakibat pada keharusan

untuk mengadakan usaha kontekstualitas bangunan-bangunan sosio-kultural

dengan dinamika modernisasi, tak terkecuali dengan system pendidikan

pondok modern. Karena itu sistem pendidikan pondok modern harus selalu

melakukan upaya rekontruksi pemahaman tentang ajaran-ajarannya agar tetap

relevan dan survive.17

Pondok modern Gontor walaupun namanya pondok pesantren, tetapi

pendidikannya dan pengajarannya adalah bukan seperti pondok pesantren

tradisional ataupun tidak seperti model madrasah sekarang. Pondok modern

Gontor memiliki corak khusus yang merupakan modifikasi dari sistem

pendidikan pondok pesantren dan sistem pengajaran madrasah.

14 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Seri Kajian Filsafat

Pendidikan Islam), (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, Juli 2000) h. 205. 15 Abdurrahman Mas’ud, Pesantren dan Walisongo, Sebuah Interaksi dalam Dunia

Pendidikan, dalam Darori Amin, (ed), Islam dan Kebudayaan Jawa, (Yogyakarta: Gema Media,

2002). h. 244. 16

Mastuhu, op.cit., h. 6. 17 Suwendi, Rekonstruksi Sistem Pendidikan Pesantren: Beberapa Catatan, Marzuki Wahid,

(des), Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, Bandung:

Pustaka Hidayah, 1999), h. 216.

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

45

Kita dapat melihat dengan jelas bahwa sistem pendidikan agama

yang paling baik adalah sistem pondok pesantren, sedangkan system

pengajaran di nilai sebagai sistem terbaik untuk pengajaran agama. Dengan

demikian sistem pendidikan dan pengajaran adalah sistem madrasah dalam

pesantren. Madrasah dalam pesantren inilah menurut mereka yang dimaksud

dengan modern dalam pondok modern Gontor.18

Diantara sistem pendidikan pondok modern yang diterapkan KH.

Imam Zarkasyi adalah sistem klasikal. Dalam sistem klasikal yang dilakukan

KH. Imam Zarkasyi pada awalnya adalah mendirikan madrasah, nama

madrasah yang didirikan KH. Imam Zarkasyi sama dengan madrasah yang

didirikan gurunya Mahmus Yunus, yaitu Kulliyyatul Mua‟llimin al-Islamiyah

(KMI). KH. Imam Zarkasyi mengembangkan madrasahnya ke arah tujuan

pondok pesantren yaitu tafaqquh fi ad-din, guna mencetak ulama dan tokoh

masyarakat dengan menerapkan system belajar yang efektif dan efisien. Hal

ini ditempuh dalam rangka menerapkan eksistensi dalam pengajaran, dengan

harapan bahwa dengan biaya dan waktu yang relatif sedikit dapat

menghasilkan produk yang besar dan bermutu.19

Disamping secara klasikal

juga diperkenalkan sistem ekstra kurikuler dan untuk terlaksananya kegiatan

tersebut diadakan sistem asrama agar tujuan dan asas pendidikan dapat dibina

secara efektif.20

Di samping dengan menggunakan sistem “kasikal”, Imam Zarkasyi

juga memperkenalkan kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kaitan ini para santri

memiliki kegiatan lain di luar jam pelajaran, seperti olahraga, kesenian,

keterampilan, pidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris),

pramuka dan organisasi pelajar. Semuanya ini dijadikan sebagai kegiatan

ekstra kurikuler dalam wadah sistem pesantren yang diselenggarakan oleh

santri sendiri (student government). Dalam mengerjakan semua aktivitas itu,

18 Win Ushuluddin, Sintesa Pendidikan Islam Asia Afrika, (Yogyakarta: Paramadina,

2002), h. 101. 19 Ali Saefuddin, Darus Salam Pondok Modern Gontor, dalam Dawam Raharjo, (ed)

Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1974), cet I, h. 141. 20 Sa’id Aqiel Siradj, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdaya dan Transformasi

Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h. 210-211.

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

46

santri diharuskan tetap tinggal di pondok pesantren (boarding school). Sistem

asrama tetap dipertahankan oleh Imam Zarkasyi, karena selain untuk tidak

meninggalkan ciri khas pesantren, juga dimaksudkan agar tujuan dan asas

pendidikan dapat dibina dan dikembangkan secara lebih efisien dan efektif.

Sehubungan dengan pencapaian tujuan dan berjalannya sistem

pendidikan tersebut, maka di Gontor jam-jam belajar di atur secara ketat,

bahkan untuk ini para santri tidak diperkenankan memasak sendiri. Hal ini

dimaksudkan untuk menghemat waktu. Kegiatan para santri sehari-hari

diawali dengan bangun pagi, sholat Subuh secara berjamaah dan membaca al-

Qur`an. Usai mengaji dilanjutkan dengan latihan berbahasa lnggris yang

dilakukan oleh para tutor, yaitu para santri senior. Setelah itu para santri

segera harus menyiapkan waktu untuk belajar di kelas, mulai dari pukul 07.00

sampai dengan pukul 12.30 dengan istirahat sebanyak dua kali. Keluar dari

kelas semua santri harus shalat Dzuhur berjamaah di Masjid, dilanjutkan

dengan makan siang. Pukul 14.00 tepat bel berbunyi lagi untuk menandai

kegiatan pelajaran kelas yang kedua kalinya bagi santri kelas IV ke bawah

yang dibimbing oleh santri senior selama satu jam. Setelah shalat Ashar

berjamaah santri baru diperbolehkan melakukan kegiatan ekstrakurikuler

seperti olahraga, kesenian, keterampilan dan sebagainya. Untuk ini mereka

bebas memilih kegiatan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya

masing-masing.

Pola dan irama kegiatan pesantren yang demikian padat itu terus

berlangsung di Pondok Modern Gontor hingga saat ini. Itu berlangsung secara

alamiah dengan disiplin yang ketat, tanpa ada peraturan tertulis. Dalam

pandangan K.H. Imam Zarkasyi, peraturan harus diproses menjadi bagian

dari kualitas kesadaran, pikiran dan naluri atau dlomir yang seharusnya

dijadikan pedoman santri untuk membangun kehidupan sosialnya di dalam

pesantren. Perpaduan antara day school system dengan sistem asrama yang

diterapkan K.H. Imam Zarkasyi sekilas memang kelihatan menghilangkan

satu elemen penting dalam tradisi sistem pendidikan pesantren, yaitu

pengkajian kitab-kitab Islam klasik yang sering disebut Kitab Kuning. Namun

dalam kenyataan kesan dan asumsi ini tidak tepat. Karena yang dilakukan

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

47

oleh K.H. Imam Zarkasyi hanya menyangkut metode pengajaran di kelas-

kelas. Sedangkan esensi pelajaran agama yang menjadi inti kitab kuning itu

tetap ada dan dikemas sedemikian rupa dalam buku-buku yang lebih praktis

dan sistematis serta disesuaikan dengan jenjang pendidikan para santri. Pada

saatnya nanti, setelah para santri memasuki jenjang pendidikan terakhir,

mereka diberi kesempatan untuk membongkar dan memahami kumpulan

kitab-kitab kuning dalam jumlah besar dari berbagai disiplin ilmu agama.

Dengan bekal bahasa Arab yang dimiliki sejak kelas satu, para santri

diharapkan sudah dapat membaca dan memahami kitab-kitab tebal itu dengan

sendirinya, tanpa harus dibantu diterjemahkan oleh kyai sebagaimana yang

lazimnya dilakukan pada metode sorogan atau wetonan yang dilakukan

pesantren tradisional. Program yang diterapkan oleh K.H. Imam Zarkasyi itu

diberi nama Program Fathul Kutub.

Di samping itu, K.H. Imam Zarkasyi juga menganjurkan agar para

santri memiliki, membaca dan memahami kitab-kitab yang dipakai di

pesantren tradisional. Kitab-kitab tersebut antara lain Fatbul Qarib, Fatbul

Mu‟in, I‟anatul Thalibin dan sebagainya.21

2. Pembaharuan Kurikulum

Konsep pendidikan Imam Zarkasyi selanjutnya adalah berkenaan

dengan pembaharuan kurikulum. Kurikulum yang diterapkan K.H. Imam

Zarkasyi di Pondok Modern Gontor adalah 100% agama dan 100% umum. Di

samping pelajaran tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih yang biasa diajarkan di

pesantren tradisional, K.H. Imam Zarkasyi juga menambahkan ke dalam

kurikulum lembaga pendidikan yang diasuhnya itu pengetahuan umum,

seperti ilmu alam, ilmu hayat, ilmu pasti (berhitung, aljabar dan ilmu ukur),

sejarah, tata negara, ilmu bumi, ilmu pendidikan, ilmu jiwa dan sebagainya.

Selain itu ada pula mata pelajaran yang amat ditekankan dan harus menjadi

karakteristik lembaga pendidikannya itu, yaitu pelajaran bahasa Arab dan

21

Imam Zarkasyi & Ahmad Sahal, Wasiat, Pesan, Nasehat & Harapan Pendiri Pondok

Modern Gontor, (Gontor: tth), h. 15.

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

48

bahasa Inggris. Penekanan bahasa ini memakai metode langsung (direct

method).22

Pelajaran bahasa Arab lebih ditekankan pada penguasaan

kosakata, sehingga para santri kelas satu sudah diajarkan mengarang dalam

bahasa Arab dengan perbendaharaan kosa kata yang dimilikinya. Pelajaran

ilmu alat, yaitu nahwu dan sharf diberikan kepada santri saat menginjak kelas

II, yaitu ketika mereka sudah agak lancar berbicara dan memahami struktur

kalimat. Bahkan pelajaran seperti Balaghah dan Adabullughah baru diajarkan

pada saat santri menginjak kelas IV. Demikian halnya dengan bahasa Inggris,

Grammar baru diajarkan ketika para santri menginjak kelas III, sedangkan

materi bahasanya sudah diajarkan sejak kelas I.23

Khusus pengajaran bahasa Arab ditempuh dengan metode langsung

(direct method) yang diarahkan kepada penguasaan bahasa secara aktif

dengan memperbanyak latihan (drill), baik lisan maupun tulisan. Dengan

demikian, tekanan lebih banyak diarahkan pada pembinaan kemampuan anak

untuk memfungsikan kalimat secara sempuma, dan bukan pada alat atau

gramatika tanpa mampu berbahasa. Dalam penguasaan bahasa ini, K.H. Imam

Zarkasyi menetapkan semboyan Al-kalimah al-wabidah fi alf jumlatin

khairun min alfi kalimah fi jumlatin wabidah (kemampuan memfungsikan

satu kata dalam seribu susunan kalimat lebih baik daripada penguasaan seribu

kata secara hafalan dalam satu kalimat saja).24

Namun demikian kemampuan

dalam penguasaan bahasa Arab dan Inggris serta berbagai pengetahuan

tersebut tetap harus didasarkan pada asas, jiwa dan kepribadian moral yang

tinggi dan baik, seperti ikhlas, mandiri, sederhana dan sebagainya.

Untuk mendukung tercapainya moralitas dan kepribadian di atas,

kepada para santri diberikan juga pendidikan kemasyarakatan dan sosial yang

dapat mereka gunakan untuk melangsungkan kehidupan sosial ekonominya.

22 Lance Castles, Gontor: Sebuah Catatan Lama (Terjemahan), (Gontor: Trimurti, Cet. I,

1991), h. 8. 23 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 1979) h. 251,

dalam buku karangan Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Seri Kajian

Filsafat Pendidikan Islam), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. I, Juli 2000) h. 206. 24

Djumhur dan Danasaputra, Sejarah Pendidikan, (Bandung: CV. Ilmu, cet. Ke IX 1976),

h. 193, dalam buku karangan Abuddin Nata, Ibid, h. 207.

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

49

Untuk ini kepada para siswa diberikan latihan praktis dalam mengamati dan

melakukan sesuatu yang ia perkirakan akan dihadapinya dalam hidupnya

kelak di masyarakat. Segala sesuatu diorganisasi sedemikian rupa untuk

membedakan gambaran realistik kepada siswa tentang kehidupan dalam

masyarakat. Para siswa dilatih untuk mengembangkan cinta kasih yang

mendahulukan kesejahteraan bersama daripada kesejahteraan pribadi,

kesadaran pengorbanan yang diabdikan demi kesejahteraan masyarakat,

khususnya umat Islam.25

Sejalan dengan hal tersebut, maka di Pondok Modern Gontor

diajarkan pelajaran ekstra seperti etiket atau tata krama yang berupa

kesopanan lahir dan kesopanan batin. Kesopanan batin menyangkut akhlak

dan jiwa, sedangkan kesopanan lahir termasuk gerak-gerik, tingkah laku,

bahkan pakaian.26

Khusus untuk menopang kelangsungan hidup para santri

dalam bidang ekonomi, diberikan pula pelajaran keterampilan seperti

menyablon, mengetik, kerajinan tangan (dekorasi, letter, janur) dan

sebagainya.

3. Pembaharuan Struktur dan Manajemen Pesantren

Demi kepentingan pendidikan dan pengajaran Islam, K.H. Imam

Zarkasyi dan dua saudaranya telah mewakafkan Pondok Pesantren Gontor

kepada sebuah lembaga yang disebut Badan Wakaf Pondok Modern Gontor.

Ikrar pewakafan ini telah dinyatakan di muka umum oleh ketiga pendiri

pondok tersebut. Dengan ditandatanganinya Piagam Penyerahan Wakaf itu,

maka Pondok Modern Gontor tidak lagi menjadi milik pribadi atau

perorangan sebagaimana yang umumnya dijumpai dalam lembaga pendidikan

pesantren tradisional. Dengan cara demikian, secara kelembagaan Pondok

Modern Gontor menjadi miliki ummat Islam, dan semua ummat Islam

bertanggung jawab atasnya.

25

Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986) h. 159.

dalam buku karangan Abuddin Nata, Ibid, h. 207. 26 A. Mukti Ali, Ta‟lim al-Muta‟allim versi Imam Zarkasyi, (Gontor: Trimurti, Cet I 1991)

h. 53.

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

50

Lembaga Badan Wakaf ini selanjutnya menjadi badan tertinggi di

Pondok Gontor. Badan inilah yang bertanggung jawab mengangkat kyai

untuk masa jabatan lima tahun. Dengan demikian, kyai bertindak sebagai

mandataris dan bertanggung jawab kepada Badan Wakaf. Untuk itu Badan

Wakaf memiliki lima program yang berkenaan dengan bidang pendidikan dan

pengajaran, bidang peralatan dan pergedungan, bidang perwakafan dan

sumber dana, bidang kaderisasi, serta bidang kesejahteraan.27

Dengan struktur kepengurusan yang demikian, maka kyai dan

keluarganya tidak punya hak material apa pun dari Gontor. Kyai dan guru-

guru juga tidak mengurusi uang dari para santri, sehingga mereka tidak

pernah membedakan antara santri yang kaya dengan santri yang kurang

mampu. Urusan keuangan menjadi tanggungjawab petugas kantor tata usaha

yang terdiri dari beberapa orang santri senior dan guru yang secara periodik

bisa diganti. Dengan demikian, pengajaran jalannya organisasi pendidikan

menjadi dinamis, terbuka dan obyektif.28

4. Pembaharuan dalam Pola Pikir Santri dan Kebebasan Pesantren.

Sejalan dengan Panca Jiwa Pondok Modern Gontor, bahwa setiap

santri ditanamkan jiwa agar berdikari dan bebas. Sikap ini tidak saja berarti

bahwa santri belajar dan berlatih mengurusi kepentingannya sendiri serta

bebas menemukan jalan hidupnya di masyarakat, tetapi juga bahwa pondok

pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan harus tetap independent dan

tidak bergantung pada pihak lain.29

Prinsip kemandirian tersebut bertolak dan

upaya menghindari kenyataan di mana kebanyakan lembaga pendidikan yang

diselenggarakan pada waktu itu didasarkan pada kepentingan golongan dan

politik tertentu.

Gagasan independensi Imam Zarkasyi itu direalisasikan dengan

menciptakan Pondok Modern Gontor benar-benar steril dari kepentingan

27 Abuddin Nata, Ibid, h. 208. 28 Abuddin Nata, Ibid, h. 208-209. 29

Imam Zarkasyi, Panca Jiwa Pondok Pesantren, (disampaikan pada Seminar Pesantren

Seluruh Indonesia, di Yogyakarta, 4-7 Juli 1965) dalam buku diktat pekan perkenalan, (Gontor:

tth) h. 11-14.

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

51

politik dan golongan apa pun. Hal ini diperkuat dengan semboyan Gontor di

atas dan untuk semua golongan.

Selanjutnya untuk mewujudkan kebebasan dan kemandirian tersebut,

di Gontor para santri diberi kebebasan memilih pilihan-pilihan mata pelajaran

yang ada. Dalam pelajaran hukum Islam misalnya, kitab yang diajarkan

adalah Bidayah al-Mujtahid karya Ulama Besar Ibn Rusyd yang hidup pada

abad ke-12 M. Ulama yang dikenal sebagai komentator Aristoteles ini

menulis bukunya dengan pendekatan komparatif (perbandingan mazhab). Hal

ini merupakan salah satu cermin, di mana paham keagamaan para santri

berada di atas semua golongan mazhab Ahlu Sunnah Waljama’ah. Dengan

demikian, semua mazhab diajarkan kepada para murid tinggal terserah

mereka mau memilih mazhab mana yang lebih cocok. Demikian pula dalam

hal bacaan qunut yang sering diperdebatkan misalnya, para santri bebas

apakah akan membaca qunut atau tidak.

Selanjutnya kemandirian pondok pesantren Gontor ini terlihat dari

adanya kebebasan para santri yang bebas menentukan jalan hidupnya kelak.

K.H. Imam Zarkasyi sering mengatakan bahwa Gontor tidak mencetak

pegawai, tetapi mencetak majikan untuk dirinya sendiri.30

5. Pengajaran Bahasa Asing

Selain diberi pelajaran umum KH. Imam Zarkasyi juga memberi

pelajaran bahasa asing bagi santri pondok modern Gontor. Bahkan kemahiran

berbahasa asing inilah yang menjadi daya tarik pada orang tua untuk

menyekolahkan anak-anaknya di pondok modern Gontor.

Alasan diberikan pengajaran bahasa asing terutama bahasa Arab di

pondok modern ini menurut KH. Imam Zarkasyi adalah pengalaman beliau

ketika mondok di pondok tradisional. Pada waktu itu santri yang belum bisa

bahasa Arab langsung disuruh oleh kyai untuk membaca kitab. Pertama kyai

membaca dulu santri disuruh menirukan. Begitulah terus menerus sampai

menamatkan satu kitab. Ketika tidak tahu santri tidak boleh bertanya karena

30 Kenang-kenangan peringatan Delapan Windu 1990, (Gontor: 1990), h. 17.

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

52

dianggap tidak sopan. Walaupun bisa membaca suatu kitab, belum tentu

santri bisa membaca kitab lain yang belum pernah dikaji. Dari pengalaman

inilah akhirnya diadakan pelajaran bahasa Arab di pondok Modern Gontor

baru setelah memahami bahasa Arab santri bebas membaca kitab apapun

tulisan yang berbahasa arab.31

Para santri pondok Modern Gontor diwajibkan berbicara dengan

bahasa asing setelah mukim selama 6 bulan, baik bahasa arab maupun bahasa

Inggris. Santri dilarang dengan bahasa daerah. Bahasa Indonesia digunakan

hanya untuk melayani tamu yang berkunjung. Menurut Steenbrink alasan

yang dikemukakan untuk menunjukkan pentingnya bahasa arab di luar motif

agama adalah:

a. Bahasa Arab kaya sekali dalam kosa kata dan struktur bahasanya, sehingga

bahasa ini cocok sebagai alat untuk mengekspresikan pikiran dan emosi,

serta sebagai alat untuk mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan.

b. Bahasa Arab mempunyai kepustakaan besar pada semua bidang ilmu

pengetahuan.

c. Bahasa Arab adalah bahasa yang dengan bahasa ini semua ilmu

pengetahuan modern dan kesusastraan modern dapat dikemukakan, baik

dengan bahasa asli maupun bahasa terjemah.

d. Bahasa Arab adalah bahasa dari kelompok terbesar dunia ketiga. Untuk itu

mempersatukan dunia ketiga, bahasa ini patut diperhatikan di Indonesia.

Bahasa Arab kosa katanya banyak yang dijadikan bahasa Indonesia.32

Dengan mempelajari bahasa Arab, para santri diharapkan mampu

membaca kitab yang berbahasa Arab secara mandiri tanpa tergantung kepada

bimbingan kyai atau guru. Tidak saja membaca kitab-kitab kuning klasik,

tetapi juga membaca kitab-kitab, majalah serta tulisan yang berbahasa Arab

yang lain. Dalam mengajarkan bahasa Arab ini, KH. Imam Zarkasyi

menggunakan metode thariqah mubasyarah atau metode langsung. Ada cerita

menarik dari hasil penerapan metode ini, yaitu kisah Nurchalis Madjid ketika

31

Tim Penyusun, op.cit., h. 450. 32

Karel A. Streenbrink, Pondok Madrasah Sekolah, (Jakarta: LP3ES, 1974), h. 176.

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

53

ia mulai mondok di pondok modern Gontor, ayahnya telah memiliki kitab-

kitab yang sangat banyak, dan tidak ada yang mampu membacanya selain

ayahnya sendiri. Namun, ketika suatu saat Nurchalis pulang ke rumah,

dibawanya sebuah bacaan berbahasa arab dari mesir, kemudian ditunjukkan

kepada ayahnya untuk dibaca. Namun, ayahnya tidak dapat membacanya.

Akan tetapi, kemudian ia menunjukkan kepada ayahnya bahwa ia telah

mampu membaca semua kitab-kitab yang dimiliki ayahnya.33

Bahasa asing yang diterapkan KH. Imam Zarkasyi di pondok

modern ini adalah bahasa Inggris, sebab bahasa Inggris merupakan medium

penting untuk komunikasi internasional. Bahasa Inggris merupakan bahasa

terbesar di dunia sekarang ini dan merupkan salah satu bahasa resmi PBB.

Dapat dikatakan bahwa bahasa Inggris adalah kunci untuk ilmu pengetahuan

dunia, karena digunakan untuk medium diskusi ilmiah.34

Menurut Matsuhu ciri khas pondok modern Gontor ini adalah

kedisiplinan yang tinggi dalam penggunaan bahasa asing dalam percakapan

sehari-hari. Bahkan dalam memberi komentar pada siaran sepak bola juga

dilakukan dalam bahasa Arab atau Inggris, di pohon-pohon atau di tempat-

tempat tertentu ditempel daftar kata-kata atau ideom-ideom yang perlu

dikuasai oleh santri. Pemakaian bahasa Arab dan Inggris ini sehari-hari selalu

diawasi dan dibimbing oleh santri senior dan para ustadz. Untuk itu ustadz

semaksimal mungkin harus selalu bersama mereka. Dengan kedisiplinan

tinggi dalam bahasa Arab dan Inggris, diharapkan nantinya para santri dapat

berbicara secara aktif dalam kedua bahasa tersebut, disamping membaca dan

menulis. Dengan mahir berbahasa asing terutama bahasa Inggris maka para

santri akan bisa mengikuti perkembangan zaman yang cenderung dalam

globalisasi yang selalu berubah35

karena pondok modern merupakan yang

selalu tanggap terhadap perubahan dan tuntutan zaman, berwawasan masa

33

Tim Penyusun, op.cit., h. 54. 34

Steenbrink, op.cit., h. 180. 35

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 123.

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

54

depan dan mengutamakan prinsip efektifitas dan efisien.36

Khusus untuk

pelajaran bahasa, metode ini tempuh dengan metode langsung (direct method)

yang diarahkan pada penguasaan bahasa secara efektif dengan cara

memperbanyak latihan (drill) baik lisan maupun tulisan. Dengan demikian

tekanan lebih banyak diarahkan pada pembinaan kemampuan anak untuk

memfungsikan kalimat secara sempurna dan bukan pada alat atau gramatika

tanpa mampu bahasa.37

Disamping pelajaran bahasa atau pelajaran kelas juga

diajarkan etika dan tatakrama yang berupa kesopanan lahir dan kesopanan

batin dan diberikan juga pelajaran ketrampilan.38

6. Nilai dan Jiwa Pondok Modern Gontor

Pandangan-pandangan KH. Zarkasyi tentang pondok modern

bertentangan dengan para orientalis. Para orientalis pada umumnya seperti

Snouck Hurgronye, hanya melihat pondok dari sisi dan bentuk lahirnya.

Misalnya, bentuk rumah, cara berpakaian, peralatan yang digunakan, tata

letak bangunan dan tradisi-tradisi yang statis.

Dalam masyarakat santri, tradisi pondok pesantren adalah sebuah

sistensi. Artinya budaya tersebut diakui sebagai salah satu kultur yang harus

dipertahankan eksistensinya, sekalipun karena tuntutan modernitas pondok

pesantren mesti melaksanakan pendidikan formal. Sebenarnya mengkaitkan

modernitas pondok pesantren dengan budaya kaum santri dapat mempekuat

karakteristik tradisi pondok pesantren, namun tetap tidak akan membuang

keterkaitannya dengan dunia luar. Sebab pondok pesantren bukan lembaga

eksklusif yang enggan mengakomodasikan arus eksternal.39

Menurut KH.

Abdulrrahman Wahid, pondok pesantren tidak dapat dilihat lagi sebagai sub

kultur dalam gejala yang unik dan terpisah dari dunia luar. Sementara

Hadimulyo menyebutkan pondok pesantren sebagai institusi kultural untuk

36 Suwendi, Rekuntruksi Pendidikan Pondok Beberapa Catatan dalam Sa‟id Aqiel Siradj

(ed), Pondok Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h. 217. 37

Abuddin Nata, op.cit., h. 206. 38

Ibid., h. 207 39 Zubaidi Habibullah Asy’ari, Moralitas Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta: LKPSM,

1995), h. 19.

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

55

mengembangkan sebuah budaya yang mempunyai karakteristik tersendiri,

tetapi juga membuka diri terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.40

Menurut Abdurrahman Wahid ada tiga elemen yang mampu

membentuk pondok modern sebagai sebuah sub kultur diantaranaya:

a. Pola kepemimpinan pondok pesantren yang mandiri tidak terkooptasi

oleh negara. Kepemimpinan kyai di pondok pesantren adalah sangat unik

dan mutlak, karena mereka memakai sistem kepemimpinan. Relasi sosial

antara santri dan kyai dibangun atas landasan kepercayaan, bukan karena

faktor klien sebagaimana dilakukan masyarakat pada umumnya. Ketaatan

santri pada kyai lebih diharapkan karena berkah, sebagaimana dipahami

pada konsep sufi. Kyai juga berfungsi sebagai sumber nasihat bagi santri-

santrinya dengan memberikan wejangan-wejangan yang berguna bagi

santrinya bagi kehidupan selanjutnya. Dalam ilmu pendidikan, segi-segi

yang paling penting dari pendidikan adalah prestasi. Perasaan kuat

langsung diberikan dari seorang kyai kepada santrinya melalui

wejanganwejangan dan restu. Hal ini sering dilakukan oleh kyai KH.

Imam Zarkasyi kepada para santrinya ketika telah menginjak kelas akhir.

b. Pondok pesantren adalah memelihara dan mentransfer literaturliteratur dari

generasi ke generasi dalam berbagai abad. Pesantren merupakan model

utama bagi pencarian pengetahuan agama dan lainnya bagi masyarakat

muslim.

c. Pondok pesantren dengan sistem nilai. Dengan bertumpu pada pemahaman

literal tentang ajaran Islam, dalam kenyataan praktis, sistem nilai tidak

bisa dipisahkan dari elemen lain, yakni kepemimpinan kyai dengan

penggunaan literatur umum. Pelembagaan ajaran-ajaran Islam menyeluruh

dan praktek kehidupan kyai-santri sehari-hari sama artinya dengan

memberikan legitimasi kepada kepemimpinan kyai. Keunikan sistem nilai

memainkan peranan penting sebagai framework yang diinginkan

komunitas pondok pesantren demi kepentingan masyarakat pada

40 Abdurrahman Wahid, Pondok Sebagai Sub Kultur dalam Pondok dan Pembaharuan,

(Jakarta: LP3ES, 1993), h. 39.

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

56

umumnya. Keshalihan, misalnya adalah suatu nilai yang digunakan oleh

pondok pesantren untuk mempromosikan solidaritas antara berbagai status

sosial, sebagaimana dapat dilihat dalam metode yang digunakan untuk

mengalihkan abangan menjadi seorang yang berpandangan santri.

Ketiga elemen tersebut sesungguhnya menekankan usaha

rekontruksi dalam bentuk jiwa dan isi pondok pesantren. Kyai,

kesinambungan budaya dan sistem nilai serta metode merupakan seperangkat

penataan yang mesti dibentuk guna persyaratan nilai-nilai yang lebih

sempurna.41

Sistem pendidikan pondok modern yang dibangun dalam rangkai

sejarah telah melahirkan sejumlah jiwa pondok modern yang meniscayakan

standarisasi nilai. Sebelum membahas jiwa pondok modern lebih dahulu

harus diketahui apa pokok isi dari pondok modern. Menurut KH. Imam

Zarkasyi pokok isi pondok modern adalah pendidikan mental dan

karakternya. Selama beberapa abad sejak belum ada sekolah model Barat,

pondok modern telah memberikan pendidikan yang berharga bagi para santri

sebagai kader-kader mubalig dan pemimpin umat dalam berbagai bidang

kehidupan. Di dalam pondok modern itulah terjalin jiwa yang sangat kuat,

yang sangat menentukan falsafah hidup para santri. Adapun pengetahuan

yang mereka dapatkan selama bertahun-tahun tinggal di pondok modern

merupakan bekal kelengkapan (alat) dalam kehidupan mereka kelak.

Kehidupan dalam pondok pesantren dijiwai oleh suasana yang dapat

disebut panca jiwa. Jiwa yang dibangun ini secara keseluruhan akan menjadi

karakteristik-karakteristik yang belum pernah di bangun oleh sistem

pendidikan manapun. Panca jiwa pondok pesantren menurut KH. Imam

Zarkasyi adalah:

a. Jiwa Keikhlasan

Jiwa keikhlasan di pondok modern dipertahankan sekali agar menjadi

sesuatu yang utama serta mewarnai kehidupan seluruh santri dan keluarga

41 Abdurrahman Wahid, Pondok Pesantren Masa Depan dalam Sa‟id Aqiel Siradj, (ed),

Pesantren Masa Depan Wacana Memperdaya dan Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka

Hidayah, 1999), h. 13-18.

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

57

pondok. Pelaksanaan tidak didasarkan atas suatu manajemen, tapi atas

refleksi dan pribadi kyai. Kyai di pondok modern Gontor tidak

mendapatkan gaji dari pondok dan tidak sedikit pun menggunakan uang

pondok untuk kepentingan pribadi. Kyai ikhlas mengorbankan hartanya

untuk kepentingan pondok.

Guru-guru yang membantu kyai dalam mengajar dan membimbing

santri bukanlah pegawai yang menerima gaji. Mereka adalah orang-orang

yang dengan tulus ikhlas mengamalkan ilmunya dan menanamkan amal

jariyahnya serta berjuang menghidupkan pondok. Jiwa ikhlas inilah yang

telah diabaikan, bahkan ada guru yang sebenarnya tidak senang mengajar.

Menurut Zakiyah Daradjat pekerjaan guru dilakukan hanyalah sekedar

untuk mencari nafkah, maka pekerjaannya sebagai guru hanya dinilainya

dari segi materi.42

Jiwa-jiwa keikhlasan yang meliputi seluruh kegiatan guru dan kyai

yang demikian ini adalah sesuatu yang wajib diketahui oleh semua santri

agar menjadi uswah hasanah (teladan yang baik). Dengan keteladanan itu

terciptalah tata batin dan tata pikir bahwa mereka sedang berada dalam

suatu kancah perjuangan yang dipenuhi dengan jiwa dan suasana

keikhlasan. Motto yang a‟mal (ikhlas adalah jiwa pekerjaan). Dengan

demikian para santri secara ikhlas belajar kepada kyai dan guru serta

menerima segala apa yang diperintahkan kepada mereka.tertulis dan

diucapkan di berbagai tempat di pondok ini adalah al-Ikhlas Ruh al-A‟mal

(ikhlas adalah jiwa pekerjaan). Dengan demikian para santri ikhlas belajar

kepada kiyai dan guru serta menerima segala apa yang di perintahkan

kepada mereka.43

b. Jiwa Kesederhanaan

Sederhana dalam pandangan KH. Imam Zarkasyi, tidak berarti miskin,

tetapi harus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Orang yang naik

becak dari Ponorogo ke Jakarta bukanlah orang yang sederhana.

42

Zakiyah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta:Bulan Bintang, 1980), h. 14. 43

Tim Penyusun, op.cit., h. 59.

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

58

Sebaliknya orang yang memaksakan naik pesawat, padahal dia tidak

mampu berarti orang tersebut bukan orang yang sederhana.

Jiwa kesederhanaan di pondok modern ditanamkan kepada santri

melalui cara hidup mereka sehari-hari. Dalam hal makan cukup

memenuhi kriteria makanan yang sehat dan bergizi, tidak perlu enakenak,

tempat tidur tidak pernah kasur yang empuk, tetapi cukup yang dapat

dipakai istirahat. Sedangkan pakaian tidak perlu mahal-mahal, tetapi

cukup yang suci dan menutupi aurat.

Kesederhanaan juga ditanamkan dalam pikiran. Santri dianjurkan tetap

sederhana, apa adanya (realistis), tidak mengkhayal yang bukan-bukan.

Maka di pondok modern Gontor ini tidak ada perbedaan antara anak

orang kaya dan anak orang miskin. Adapun yang membedakan antara satu

santri dengan santri yang lain adalah prestasi masing-masing di dalam

kelas. Kesederhanaan mengandung unsur-unsur kekuatan dan ketabahan

hati dalam menghadapi segala kesulitan. Maka dibalik kesederhanaan itu,

terpancar jiwa besar, berani maju terus dalam menghadapi perjuangan

hidup dan pandang mundur dalam segala keadaan. Bahkan di sinilah

hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat

bagi suksesnya perjuangan dalam segala kehidupan.44

c. Jiwa Kemandirian

Jiwa kemandirian di pondok modern Gontor berjalan seiring dengan

diterapkannya sistem asrama atau pondok. Seperti di pondok pesantren

pada umumnya, di pondok modern Gontor para santri belajar hidup

menolong diri sendiri dalam kebersamaan dengan santri lain. Setiap santri

sejak awal memasuki pondok modern Gontor dituntut untuk dapat

memikirkan sekaligus kebutuhannya sendiri.

Dalam lingkup yang lebih luas, para santri dalam sistem ini juga di

didik secara mandiri dengan mengakomodasikan mereka secara bersama-

sama mengatur kehidupan mereka sendiri di bawah bimbingan dan

pengawasan kyai. Untuk itulah di dalam asrama para santri didik melalui

44

Ibid, h. 60.

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

59

berbagai kegiatan yang bertujuan menanamkan jiwa kemandirian kepada

para santri. Kegiatan tersebut misalnya, klub olah raga, pramuka,

organisasi daerah dan sebagainya.

Bahkan menurut Panji No. 850 edisi 6 1996 menyebutkan Gontor

lewat jasa-jasa alumnusnya ternyata mampu membuktikan citacita guru

mereka KH. Imam Zarkasyi yaitu menegakkan kalimah Allah dengan

banyak mendirikan pondok yang berpola pada system pendidikan serupa.

Sekarang saja banyak alumni pondok modern Gontor yang berhasil

mengembangkan pesantren di daerah-daerah. Selain itu para alumninya

pun sudah banyak yang berkiprah, baik sebagai birokrat dan pejabat

pemerintah, pengusaha serta tokoh masyarakat. Semua itu adalah hasil

penerapan dari jiwa kemandirian dan panca jiwa pondok.

Selain menjadi prinsip pendidikan pesantren, kemudian juga

merupakan ciri khas keberadaan pesantren. Seperti pesantren-pesantren

lainnya, pondok modern Gontor berstatus swasta yang hidup dan

berkembang atas usaha-usaha mandiri. Tidak menggantungkan kepada

bantuan dan belas kasihan pihak lain. Untuk mengembangkan prinsip ini

KH. Imam Zarkasyi sering mengungkapkan dengan kata-kata yang

diplomatis. “Kami bukan maju karena bantuan, tetapi dibantu karena

kami maju”.45

d. Jiwa Ukhuwah Islamiyah

Para santri yang belajar di Kuliatul Mualimin al-Islamiyah (KMI)

berasal dari berbagai daerah, suku, budaya, dan kelompok keagamaan.

Mereka tinggal bersama di dalam asrama, serta saling mengenakan dan

berbagi pengalaman antara mereka. Pada masa awal diberlakukannya

sistem asrama ini, perbedaan-perbedaan dapat menjadi sumber konflik

dan perpecahan antara santri. Padahal saat berdirinya Kuliatul Mualimin

al-Islamiyah (KMI) bangsa Indonesia sedang berusaha menggalang rasa

persatuan dan kebangsaan. Untuk mengatasi hal ini, hal-hal yang berbau

kesukuan dihilangkan. Tidak jarang Imam Zarkasyi berteriak-teriak

kepada santrinya. “saya bukan orang Jawa saya orang Indonesia”.

45

Ibid., h. 62-63.

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

60

Selain itu, berbagai upaya sistematis juga dilakukan sepanjang proses

pendidikan di dalam pondok, yaitu ketika para calon santri resmi diterima

sebagai santri, mereka harus meninggalkan bahasa daerah masing-masing

dan wajib menggunakan bahasa Indonesia serta harus mendisiplinkan diri

untuk berbicara dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. Selain itu, para

santri yang dating dari berbagai suku dan daerah ditempatkan secara acak

dalam beberapa kamar dan tidak dikelompokkan berdasarkan suku dan

daerah, seperti kebudayaan pondok pesantren pada waktu itu.

Menghilangkan sifat fanatisme akan kesukuan dan kedaerahan ini

dilakukan untuk menggalang rasa persatuan dan kebangsaan. Selain itu,

hal ini juga dimaksudkan sebagai jembatan menuju tertanamnya ukhuwah

Islamiyah.

Keinginan kuat KH. Imam Zarkasyi dan kedua kakaknya untuk

menanamkan jiwa ukhuwah Islamiyah dan semangat kebangsaan terlihat

juga dari penanaman bangunan-bangunan asrama dan sekolah, seperti

gedung Indonesia I, Indonesia II, Indonesia III, Tujuh Belas Agustus,

Mesir, Tunis Saudi, dan seterusnya. Meskipun demikian kesenian daerah

tidak dilarang, dan tetap ditampilkan yaitu dalam acara-acara tertentu

untuk memperluas wawasan santri tentang keanekaragaman budaya dan

kebhinekaan bangsa Indonesia. Organisasi daerah santri diperbolehkan,

tetapi hanya disebut konsultan atau perwakilan, dengan tujuan untuk

mempermudah urusan-urusan para santri dan daerah masing-masing.46

e. Jiwa Kebebasan

Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa

depannya, dalam memilih jalan hidup di dalam masyarakat kelak bagi

para santri, dengan berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi

kehidupan. Kebebasan itu sampai kepada bebas kepada pengaruh asing.

Hanya saja dalam kebesaran ini sering kali ditemui unsur-unsur

negatif, yaitu apabila kebebasan itu sampai disalahgunakan, sehingga

46

Ibid., 64.

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

61

terlalu bebas, kehilangan arah dan tujuan atau prinsip. Sebaliknya, ada

pula yang bebas, berpegang teguh kepada tradisi yang dianggap paling

baik sendiri yang pernah menguntungkan pada zamannya, sehingga tidak

pernah menoleh ke arah keadaan sekitar dengan perubahan zamannya.

Akhirnya tidak bebas lagi, karena mengikatkan diri kepada yang diketahui

saja.

Menurut Zarkasyi, kebebasan di pondok modern harus dikembangkan

kepada aslinya, yaitu di dalam garis-garis disiplin yang positif yang penuh

tanggung jawab. Salah satu prinsip yang dijadikan pendidikan dasar oleh

KH. Imam Zarkasyi di pondoknya adalah sikap demokratis.

Kepemimpinan kyai menjadi kepemimpinan yang demokratis. Peran

kepemimpinan kyai dalam beberapa kegiatan didistribusikan kepada guru-

guru senior dan santri-santri senior. Hal ini didorong oleh suatu sistem,

juga sangat kondusif bagi pendidikan dan kaderisasi. Para guru senior

diberi kepercayaan untuk mengatur jalannya pelajaran di KMI dan

sebagai bagian keamanan pondok serta dilibatkan dalam membimbing

kegiatan santri. Sementara santri senior diharuskan menjadi khatib shalat

jum’at, memimpin organisasi, memimpin klub olah raga serta kelompok

diskusi. Sebagai pendidik, KH. Imam Zarkasyi sejak merintis pondok

modern telah aktif terjun langsung dalam membimbing para santri,

mengenal secara langsung satu persatu. Menurut H. Gusti Abdullah Muis,

santri pertama asli Kalimantan tahun 40-an, KH. Imam Zarkasyi dengan

tekun mengunjungi asrama santri dan membimbing mereka belajar serta

mengajak mereka berbicara bahasa Arab.

Dalam sistem madrasah dan dengan kualitas santri yang terus

bertambah, hubungan kyai dan santri berkembang sedemikian rupa,

sehingga hubungan kyai dan santri menjadi tampak rasional. Hubungan

antara kyai dan santri hanya untuk urusan pengelolaan pondok dalam

hubungannya dengan distribusi wewenang tadi. Meskipun demikian,

ikatan batin serta kasih sayang guru terhadap murid tetap seperti layaknya

seorang bapak terhadap anaknya. Hak tersebut dibuktikan dengan masih

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

62

mengenalnya KH. Imam Zarkasyi secara dekat dengan santri senior

sewaktu menjelang akhir hayatnya. Cara melakukan ini, menurutnya

dimulai dengan mengenal anak yang paling pintar atau yang paling taat,

atau sebaliknya, yaitu anak yang paling nakal dan anak yang paling

bodoh.47

Untuk mempertahankan ciri khas pendidikan pesantren panca jiwa

tersebut dijadikan acuan bagi terciptanya sistem dan nilai kehidupan di

dalam pondok, sehingga berbagai kegiatan di dalam pondok tetap harus

berpijak pada lima jiwa tersebut. Itulah sebabnya mengapa di dalam

berbagai kesempatan dan kegiatan KH. Imam Zarkasyi terus

mengingatkan pada santrinya bahwa, “meskipun modern (lembaga

pendidikan di pondok modern Gontor) ini tetap merupakan pondok

pesantren”.

7. Mengintegrasikan Sistem Pondok dan Madrasah

Santri dan pondok akhir-akhir ini banyak menjadi sorotan, baik dari

dalam maupun dari luar Islam bahkan dari luar negeri. Sorotan tersebut

bermacam-macam, ada yang positif yaitu untuk mencari sistem pendidikan

alternatif. Hal ini dorong adanya anggapan bahwa system pendidikan yang

sudah ada tidak sesuai dengan tuntutan zaman, bahkan dirasakan perlu

mencari sistem pengganti, sehingga pondok bisa menjadi pendidikan

alternatif.48

Terlepas dari sorotan tersebut, dibicarakannya pondok akhir-akhir ini

merupakan fenomena adanya keraguan tentang keberadaan santri dan pondok

sekarang ini apakah masih relevan dengan pembangunan umat? Dalam hal ini

pembahasannya dikhususkan kepada santri. Definisi santri telah banyak

dikemukakan orang, namun secara umum ciri gambarannya, santri memiliki

ciri, yaitu, seorang santri mempunyai kepedulian terhadap kewajiban-

kewajiban baik dengan sesama makhluk.

47

Ibid., h.59. 48 Abdul Wahid Zaeni, Dinamika Pondok Kaum Santri, (Yogyakarta: LKPSM, 1996), h.85.

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

63

Namun pondok, terutama kata pondok dapat dilihat sebagai suatu

pikiran yang maju dalam dunia pendidikan. ciri pendidikan ini menampilkan

santri sebagai sentralnya. Pondok diadakan untuk melayani kepentingan para

santri. Ini jarang, atau hampir tidak ada lembaga pendidikan yang

menempatkan cita mengutamakan siswa secara eksplisit.49

Alasan seperti itulah yang membuat KH. Imam Zarkasyi memilih

pondok sebagai model lembaga pendidikannya. Hal ini dapat ditangkap dari

ungkapan KH. Imam Zarkasyi setelah beliau merantau menuntut ilmu,

pemikiran tentang pondok dan pendidikan timbul kembali.

Pondok adalah tempat menggembleng bibit-bibit umat. Ini terjadi

sejak 1000 tahun yang lalu, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.

Maka dari itu pendidikan pemuda-pemuda Indonesia yang berupa pondok ini

sudah ada sebelum adanya sekolah-sekolah ala Barat. KH. Imam Zarkasyi

pun selalu berkata bahwa pendidikan di pondok itulah sebenarnya pendidikan

nasional yang tulen atau pure national. Sesudah mengetahui pondok

merupakan tempat yang baik untuk mendidik, maka KH. Imam Zarkasyi, pak

Sahal, pak Fanani memiliki naluri untuk meneruskan perjuangan ayah kami

menghidupkan kembali pondok. Tapi pondok yang bagaimana yang harus

kita hadapi? Di sanalah akhirnya timbul satu pemikiran-pemikiran baru.

Menurut pandangan KH. Imam Zarkasyi, lembaga pendidikan

pesantren tetap merupakan tempat yang ideal untuk mencetak kader-kader

umat. Pondok mampu menanamkan sikap, pandangan dan filsafat hidup yang

bermanfaat bagi kehidupan santri pada kehidupannya masa depan. Di pondok

pula pendidikan keimanan, ketaqwaan, dan akhlak dapat kita lakukan secara

efektif. Dari pendidikan pondok ini telah lahir tokoh-tokoh pejuang dan

pemimpin masyarakat. Bahkan ada salah satu presiden Indonesia adalah

seorang alumni pondok pesantren sekaligus pengasuh sebuah pondok

pesantren.

Sementara itu pengalaman belajar KH. Imam Zarkasyi tentang

sistem madrasah menunjukkan satu perkembangan yang berarti. Dari

49

Suyoto, Pondok dalam Alam Pendidikan Nasional, dalam Pondok dan Pembaharuan,

(Jakarta: LPES, 1995), h. 57.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

64

pengalaman ini lalu KH. Imam Zarkasyi mendirikan madrasah seperti

madrasah tempatnya dulu bersekolah yaitu Kulliyatul Mu‟alimin. Menurut

Danasaputra madrasah yang didirikan di pondok modern Gontor ini berbeda

dengan madrasah pada umumnya. Perbedaannya yaitu madrasah ini

menggunakan cara baru dalam mendidik pada santrinya. Pada waktu itu

sudah banyak lembaga sejenis yang berdiri, seperti Kulliyatul Mu‟allimin di

Yogyakarta, madrasah-madrasah yang didirikan di pondok Tebuireng,

Tambakberas, Rejoso dan Krapyak.50

Akan tetapi madrasah-madrasah itu

terpisah dari pondok. Madrasah-madrasah itu hanya sebagai tambahan dari

sistem pondok yang tetap mengajarkan kitab-kitab kuning yang khas itu.51

Sedangkan Kulliyatul Mu‟alimin al-Islamiyah (KMI) dalam konsep KH.

Imam Zarkasyi dikembangkan dan diarahkan ke arah tujuan pondok modern

yang tafaqquh fi ad-din, guna mengecek ulama dan tokoh masyarakat dengan

menerapkan metode yang efektif dan efisien. Jika di pondok lain seperti

Tebuireng, Rejoso, Tambak Beras, dan Krapyak terpisah dari pondok, maka

di pondok modern Gontor antara madrasah dan pondok merupakan satu

kesatuan yang tak terpisahkan. Disini sesuai dengan ide KH. Imam Zarkasyi,

madrasah dan pondok merupakan integrasi atau terpadu.

Dalam sistem madrasah ini KH. Imam Zarkasyi bertindak sebagai

direktur KMI sekaligus guru yang mengajar di depan kelas, sementara di

dalam pondok berperan sebagai kyai yang selalu memberikan wejangan-

wejangan moral serta pengarahan-pengarahan tentang wawasan keislaman

dan falsafah hidup yang lebih luas.

50

Danasaputra dan Jumhur, Sejarah Pendidikan, (Bandung: CV. Ilmu, 1976), h. 192. 51

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya, 1985), h. 237.

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikianlah pembahasan tentang pembaharuan pendidikan yang

dilakukan oleh K.H. Imam Zarkasyi. Setelah menyimak pembahasan ini,

penulis menyimpulkan beberapa hal penting yang diambil dari gagasan

pembaharuan K.H. Imam Zarkasyi di Pondok Modern Gontor, di antaranya:

1. K.H. Imam Zarkasyi adalah salah satu tokoh yang berperan dalam

pembaharuan di pondok Modern Gontor dan juga merupakan salah satu

pendiri Pondok Modern Gontor. Adapun beberapa konsep pembaharuan

yang dilakukan oleh Imam Zarkasyi terbagi menjadi 4 bidang, yaitu:

pembaharuan dalam bidang metode dan sistem pendidikan, kurikulum

pesantren, struktur dan sistem manajemen pesantren, serta pola pikir santri

dan kebebasan pesantren.

2. Adapun menurut Imam Zarkasyi bahwa hal yang paling penting dalam

pendidikan pesantren modern bukanlah pelajaran semata, melainkan juga

jiwanya. Jiwa itulah yang memelihara kelangsungan hidup pesantren dan

pada akhirnya menemukan filsafat hidup para santrinya. Beliau

merumuskan jiwa pesantren itu ada lima yang kemudian disebut dengan

Panca Jiwa Pondok Modern. Kelima jiwa ini adalah jiwa keikhlasan, jiwa

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

66

kesederhanaan, jiwa kesanggupan menolong diri sendiri (self help), jiwa

ukhuwah Islamiyah, dan jiwa bebas.

B. Saran

Melalui kajian tentang Konsep Pendidikan Pondok Modern Dalam

Perspektif KH. Imam Zarkasyi, penulis ingin menyampaikan beberapa saran

kepada beberapa komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, dengan

harapan mampu memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan

Islam dan pondok pesantren di Indonesia.

1. Bagi Pendidik

Penulis berharap dapat memberikan informasi mengenai konsep

pendidikan pondok modern yang diusung oleh KH. Imam Zarkasyi dan

aplikasinya ke dalam pendidikan Islam. Selain itu agar bisa menjadi acuan

bagi para pendidik khususnya pendidik yang berada di lingkungan

pesantren, dan umumnya untuk pendidik non pesantren.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

Diharapkan mampu untuk terus mengembangkan kebijakan-

kebijakan pendidikan pondok modern yang fokus pada pengembangan

karakter peserta didik agar peserta didik bukan hanya cerdas secara

intelektual tapi cerdas dalam emosiaonal dan spiritual juga.

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan hendaknya mampu

memberikan kontribusinya dalam mengembangkan pendidikan pondok

modern. Karena di masyarakat itulah seorang anak tumbuh dan

berkembang bersama warga masyarakat lain.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian yang penulis lakukan masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu perlu ada penelitian selanjutnya mengenai

konsep pendidikan karakter yang lebih mendalam. Karena keterbatasan

itulah maka perlu adanya peneliti selanjutnya.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

67

DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. Mukti, Ta’lim al-Muta’allim versi Imam Zarkasyi, (Gontor: Trimurti, Cet I

1991).

Ali, Huda, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Balai Penelitian Dan Pengembangan

Agama Jakarta, 2007).

Arwani, Muhammad, Denyut Nadi Santri, sebuah upaya memaknai kegiatan

santri Gontor, (Tajidu Press, Yogyakarta, Cet. I, Desember 2001).

Badri, Imam. “Kesadaran Sebagai Manusia,” Majalah Gontor, ed.06, Thn.II,

2004.

Bahroni, Imam,“Ajaran Aktualisasi Diri Imam Zarkasyi,” Majalah Gontor, ed.06,

Thn.II, 2004.

Bawani, Imam, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,

Cet I, 1993).

Castles, Lance, Gontor: Sebuah Catatan Lama (terjemahan), (Gontor: Trimurti,

Cet. I, 1991).

Daradjat, Zakiyah, Kepribadian Guru, (Jakarta:Bulan Bintang, 1980).

Daulay, Haidar, Putra, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2004).

DEPAG RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang : CV. Toha Putra, 1989).

Dhofier, Zamakhsari, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

(Jakarta: LP3ES, 1994).

Djumhur dan Danasaputra, Sejarah Pendidikan, (Bandung: CV. Ilmu, Cet IX

1976).

Dumransjah, M., Filsafat Pendidikan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2008).

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1985).

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren

https://tarbiyahgp3.wordpress.com/2010/01/23/70/.

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

68

Ismail SM (eds), Dinamika Pesantren dan Madarasah, (Yogyakrata: Pustaka

Pelajar, Cet I, 2002).

Kenang-kenangan peringatan Delapan Windu 1990, (Gontor: 1990).

Madjid, Nurcholish, KH. Imam Zarkasyi: Peran dan Ketokohannya, dalam KH.

Imam Zarkasyi di Mata Ummat, (Ponorogo: Gontor Press, 1996).

Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, (Media Nusantara:

Tangerang, 2006).

Maksum, Madrasah, Sejarah dan Perkembangannya, (Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999).

Mas’ud, Abdurrahman, Pesantren dan Walisongo, Sebuah Interaksi dalam Dunia

Pendidikan, dalam Darori Amin, (ed), Islam dan Kebudayaan Jawa,

(Yogyakarta: Gema Media, 2002).

Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren, suatu kajian tentang unsur dan

nilai sistem pendidikan pesantren, (Jakarta : INIS, 1994)

Muhadjir, Noeng, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori

Pendidikan, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993).

Nata, Abuddin, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (seri kajian Filsafat

Pendidikan Islam), (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, Juli

2000).

________, Tafsir ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta : Raja Gravindo Persada, 2002).

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta

2013.

Prasaran K.H. Imam Zarkasyi dalam Seminar Pondok Pesantren se-Indonesia di

Yogyakarta, 4 s/d 7 Juli 1965, dalam Diktat Pekan Perkenalan (Gontor:

tth).

Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984).

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993).

Qardhawi, Yusuf, Al-Qur’an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan,

(Jakarta : Gema Insani, 1998).

Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, Cet. I, 1999).

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

69

Saefuddin, Ali, Darus Salam Pondok Modern Gontor, dalam Dawam Raharjo,

(ed) Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, Cet I, 1974).

Serba-serbi Singkat tentang Pondok Modern Darussalam Gontor Gontor; tth.

Shihab, M.Quraish, Tafsir al-Mishbah ( Jakarta : Lentera Hati, 2003).

Siradj, Sa’id, Aqiel, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdaya dan

Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).

Streenbrink, Karel A., Pondok Madrasah Sekolah, (Jakarta: LP3ES, 1974).

Sugiyono, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010).

Suwendi, Rekonstruksi Pendidikan Pondok Beberapa Catatan dalam Sa’id Aqiel

Siradj (ed), Pondok Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).

Suyoto, Pondok dalam Alam Pendidikan Nasional, dalam Pondok dan

Pembaharuan, (Jakarta: LPES, 1995).

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010).

Tim Penyusun, Biografi, KH. Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pondok

Modern,(Ponorogo: Gontor Perss, 1996).

Tim penyusun, Booklet Pondok Modern Gontor, (Gontor, Edisi I: 2000).

Toha, Chatib, Epistimologi dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2009).

Ushuluddin, Win, Sintesa Pendidikan Islam Asia Afrika, (Yogyakarta:

Paramadina, 2002).

Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat

Press, 2002)

Utari, Retno, Taksonomi Bloom dan Cara Penggunaannya, (Widyaswara Madya:

Jakarta, 2012)

Wahid, Abdurrahman, Pondok Pesantren Masa Depan dalam Sa’id Aqiel Siradj,

(ed), Pesantren Masa Depan Wacana Memperdaya dan Transformasi

Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN PONDOK MODERN DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44048/1/ARI... · KONSEP PENDIDIKAN . PONDOK MODERN . DALAM PERSPEKTIF KH. IMAM

70

Wahid, Abdurrahman, Pondok Sebagai Sub Kultur dalam Pondok dan

Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1993).

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Mutiara, Cet II

1979).

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya, 1985).

Zaeni, Abdul, Wahid, Dinamika Pondok Kaum Santri, (Yogyakarta: LKPSM,

1996).

Zarkasyi, Abdullah, Syukri, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005).

Zarkasyi, Abullah, Syukri, Pidato Pimpinan Pondok Modern dalam Acara Puncak

Kesyukuran Delapan Windu, dokumentasi peringatan delapan windu,

(Gontor: 1991).

________, Sambutan Pimpinan Pondok Modern dalam Acara Puncak

Kesyukuran Delapan Windu, dokumentasi peringatan delapan windu,

(Gontor: 1991).

Zarkasyi, Imam & Sahal, Ahmad, Wasiat, Pesan, Nasehat & Harapan Pendiri

Pondok Modern Gontor, (Gontor: tth).

Zarkasyi, Imam, Panca Jiwa Pondok Pesantren, (disampaikan pada Seminar

Pesantren Seluruh Indonesia, di Yogyakarta, 4-7 Juli 1965) dalam buku

diktat pekan perkenalan, (Gontor: tth) hal 11-14

Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986).

Zubaidi Habibullah Asy’ari, Moralitas Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta:

LKPSM, 1995).