101
Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: ANA BI’AUNIKA NIM: 11113048 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ANA BI’AUNIKA

NIM: 11113048

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

Page 2: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

i

Page 3: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

ii

Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ANA BI’AUNIKA

NIM: 11113048

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

Page 4: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

iii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

Hal : Naskah Skripsi Saudari Ana Bi’aunika

Lamp : 4 Eksemplar

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka

naskah skripsi mahasiswi:

Nama : Ana Bi’aunika

NIM : 11113048

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul skripsi : Konsep Pendidikan Islam Perspekif H.M. Arifin

Dapat diajukan kepada fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

untuk diajukan dalam sidang munaqasyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan

sebagaiman mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 23 Agustus 2017

Pembimbing

Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.

NIP. 19680613 199403 1004

Page 5: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

iv

Page 6: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

v

Page 7: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

vi

MOTTO

م و ق ا ب ير م غ ن الل ال ي إ

ى ت م ح ه س ف ن أ ا ب وا م ير غ ي

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri”

(Q.S. Ar-Ra’du ayat 11)

Page 8: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, skripsi ini dapat terselenggara dengan

baik. Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah membantu

mewujudkan mimpiku:

1. Ayahanda Sudarsono dan ibunda Mutiah yang telah memberikan mahkota

kasih sayangnya kepadaku sejak diriku kecil tidak mengerti apa-apa hingga

kini aku mengerti makna hidup. Semoga kalian selalu diberi kesehatan,

keberkahan rizqi dan keberkahan usia untuk bekal ibadah, amin.

2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., dan Bapak Sutrisno, M.Pd., selaku

pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya

penulisan skripsi ini.

3. Kakak dan adik-adikku tercinta Ifa Da’waty, M. Bariq Firizqina, Tuba Nazlul

Huda, yang senantiasa mendukung dan memberi semangat, semoga apa yang

kalian cita-citakan dalam kehidupan ini segera terwujud, amin.

4. Guru-guruku yang telah memberikan dan membagikan ilmunya kepadaku

sehingga aku menjadi manusia pembelajar dan semakin mengerti banyak hal.

5. Sahabat-sahabat PAI Angkatan 2013, terima kasih untuk semua kisah yang

telah kita bagi bersama selama 4 tahun ini. Semoga di manapun kalian berada,

selalu mengamalkan ilmu yang kalian punya dengan hati yang tulus dan ikhlas.

6. Teman-teman PPL SMA N 1 Suruh, teman-teman KKN Desa Papringan Dusun

Kadirojo, terimakasih atas berbagai pengalaman lapangan yang telah kalian

bagi bersama saya.

Page 9: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin peneliti ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat

Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada

henti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada jujungan kita Nabi

Muhammad SAW, beliaulah suri tauladan bagi seluruh umat manusia,

penyempurna akhlak mulia, dan pemimpin yang bijaksana bagi seluruh alam

semesta.

Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada

bantuan, dorongan, serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait, yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi-informasi yang

dibutuhkan.

Terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

4. Bapak Prof. H. Dr. Mansur, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang

senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi selama pengerjaan

penyesesaian skripsi.

5. Bapak Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan nasehat selama peneliti menjadi mahasiswanya.

Page 10: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

ix

6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen IAIN Salatiga yang tidak bisa saya sebutkan

satu-satu yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama menjadi

mahasiswanya.

7. Keluarga tercinta yang telah membesarkan peneliti dengan penuh kasih sayang

dan memberikan bantuan moril dan materil maupun spiritual.

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan, semoga segala bantuan yang

diberikan mendapat balasan dan Ridho Allah SWT, serta tercatat dalam bentuk

amalan ibadah, amin.

Semoga semua jasa baik yang diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan

yang lebih berarti dari Allah SWT, peneliti menyadari masih banyak terdapat

kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karenanya kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

kalangan terutama bagi peneliti sendiri. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Salatiga, 23 Agustus 2017

Ana Bi’aunika

NIM. 11113048

Page 11: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

x

ABSTRAK

Ana Bi’aunika. 2017. Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah Dan

Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.

Kata Kunci: Pendidikan Islam, H. M. Arifin.

Saat ini dikalangan dunia Islam berkembang kesadaran urgensi rekonstruksi

peradaban Islam melalui penguasaan sains dan teknologi, maka perlu dirumuskan

lagi pendidikan Islam yang sesuai tuntutan di masa sekarang.Peneliti tertarik

mengkaji tentang konsep pendidikan Islam perspektif H. M. Arifn sebagai

alternatif pemikiran intelektual untuk menjawab permasalahan pendidikan Islam.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana konsep pendidikan

Islam perspektif H. M. Arifin (2) Bagaimana konsep pendidikan Islam

kontemporer (3) Sejauh mana relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.

M. Arifin terhadap pendidikan Islam kontemporer.

Metode penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).

Sumber data primer dari buku-buku karangan H. M. Arifin yang berkaitan dengan

pendidikan Islam. Sumber data sekundernya, dari buku lain yang berhubungan

dengan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah metode analisis deduktif,

analisis induktif, analisis deskriptif dan analisis interpretasi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah sistem

pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang memimpin

kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai Islam. Tujuannya adalah realisasi

dari cita-cita ajaran Islam yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia

sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat. Kurikulum yang

dipandang baik adalah yang besifat integrated dan komprehensif, mencerminkan

idealitas Al-Qur’an yang tidak memilih jenis disiplin ilmu secara taksonomis

dikotomik. Metode pendidikan mengarahkan tugasnya kepada proses

mempengaruhi dan membentuk kemampuan kognitif, afektif, psikomotor dalam

diri manusia. Sistem pengelolaan pendidikan dalam bentuk formal adalah sekolah

atau madrasah, yang bersifat informal ialah organisasi atau kelompok-kelompok

dalam masyarakat termasuk keluarga. Evaluasi adalah teknik penilaian tingkah

laku anak didik berdasarkan standar perhitungan komprehensif dari seluruh aspek

kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius.

Page 12: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO ........................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

KATA PERSEMBAHAN .......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK .................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

E. Penegasan Istilah ......................................................................... 5

F. Metode Penelitian ........................................................................ 8

G. Sistematika Penulisan .................................................................. 13

BAB II Konsep Pendidikan Islam Perspektif Muzayin Arifin

A. Biografi H. M. Arifin .................................................................. 15

B. Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin ..................... 17

Page 13: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

xii

BAB III Konsep Pendidikan Islam Kontemporer

A. Pengertian Pendidikan Islam Kontemporer ................................. 38

B. Konsep Pendidikan Islam Kontemporer ...................................... 39

C. Kelebihan Pendidikan Islam Kontemporer ................................. 56

BAB IV Relevansi Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M.

Arifin Terhadap Pendidikan Islam Kontemporer

A. Analisis ........................................................................................ 60

B. Relevansi Konsep Pendidikan Islam Perspektif

H. M. Arifin Terhadap Pendidikan Islam Kontemporer ............. 63

BAB V Penutup

A. Kesimpulan .................................................................................. 75

B. Saran ............................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

DAFTARLAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Nota Pembimbing Skirpsi

Lembar Konsultasi

SKK

Page 14: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Di era sekarang dunia telah dilanda perubahan nilai yang cenderung untuk

meninggalkan sistem tradisional. Apakah hal ini disebabkan oleh naluri manusia

yang cenderung untuk meninggalkan sistem nilai tradisional ataukah memang naluri

manusia yang cenderung untuk menyukai hal-hal yang baru dan ada pressure power

dari luar (Arifin, 2016: 44).

Arifin (1991: 139) berpendapat bahwa semakin meningkatnya rising demands

suatu masyarakat atau seseorang, semakin kompleks pula kehidupan jiwanya. Dan

semakin kompleks jiwa seseorang, semakin rigid terhadap penerimaan ajaran agama

yang dibawakan oleh juru dakwah/ penerang agama/ penyuluh agama. Asumsi

demikian berlaku bagi semua orang dewasa yang hidup dalam masyarakat modern

yang disebut masyarakat beradab.

Berangkat dari firman Allah SWT:

روا ما بأن فسهم ر ما بقوم حتى ي غي إن الله ال ي غي

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’du ayat 11).

Ayat ini mengingatkan bahwa manusia sebagai anggota masyarakat janganlah statis

dan jumud dalam hidupnya, melainkan harus dinamis dan konstruktif dalam

melakukan perubahan. Tingkah laku dan usaha perubahan yang dilakukan

hendaknya jangan latah mengikuti ide orang lain yang tidak diketahui arah

tujuannya (Arifin, 1987: 45-46).

Page 15: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

2

Menurut Arifin (1994: 36), Masyarakat Indonesia yang berfalsafah Pancasila

mengambil sikap dan pendirian “tetap mempertahankan sistem nilai lama yang

terbukti baik dan mengambil sistem nilai baru yang paling baik”. Dengan sikap

keterbukaan inilah, peserta didik akan memperoleh kesempatan luas untuk

mengembangkan bakat dan kemampuannya dalam upaya memilih alternatif-

alternatif kehidupan dalam bidang yang dianggap sesuai dengan bakat dan

kemampuannya dan menuntut kepada kemandirian tanggung jawab pribadi dan

ketergantungan kepada diri sendiri (self dependancy).

Tantangan masyarakat muslim di berbagai belahan dunia mengembangkan sains

dan teknologi dimasa mendatang akan semakin berat. Pada dasawarsa terakhir

dikalangan dunia Islam mucul dan berkembang kesadaran tentang urgensi

rekonstruksi peradaban Islam melalui penguasaan sains dan teknologi, masyarakat

muslim tidak hanya berhadapan dengan hambatan internal, tetapi juga eksternal

yang saling berkaitan (Azra, 2012: 11).

Pendidikan Islam khususnya di Indonesia, dewasa ini dihadapkan pada problematika

yang tak kunjung usai. Berbagai wacana dan tawaran yang muncul, baik dari

kalangan pendidik maupun pemerhati dan peneliti pendidikan Islam, dimaksudkan

untuk menyelesaikan masalah krusial ini. Berbagai tawaran tentang proses, prosedur,

metodologi dan pendekatan diajukan dan diwacanakan oleh para pakar guna

membangun suatu kerangka pendidikan Islam yang kokoh, dari yang normatif hingga

yang historis ( Idi dan Suharto,2006: xv). Untuk itulah perlu dirumuskan lagi

pendidikan Islam yang sesuai dengan tuntutan di masa sekarang.

Page 16: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

3

Pandangan dasar tentang keberhasilan suatu pendidikan Islam merupakan prasyarat

yang perlu dipenuhi melalui berbagai daya dan upaya ilmiah. Prasyarat demikian

perlu diwujudkan dalam bentuk pemikiran-pemikiran teoritis dan praktis yang harus

ditindak lanjuti dengan pembentukan sistem keilmuan kependidikan Islam yang bulat

(Arifin, 2014: 7). Pendidikan Islam sendiri perlu memiliki pandangan yang sesuai

dalam praktik dan kelenturan dalam teori-teori kependidikan, ia juga merupakan

eksperimentasi teori pendidikan Islam yang bertugas memfungsionalkan ide-ide

kependidikan dalam proses pelaksanaan baik dalam bentuk formal maupun non

formal.

Inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk mengkaji dan menelaah tentang konsep

pendidikan Islam perspektif H. M. Arifn baik secara teoritis maupun secara praktis,

untuk dijadikan alternatif pemikiran intelektual dan nilai-nilai yang berbeda untuk

menjawab permasalahan pendidikan Islam, mengkritisi dan memahami ulang serta

mengimplementasikan ajaran Islam yang menyejarah di dalam pendidikan agama

Islam.

Sasaran pendidikan Islam secara teori maupun praktik harus mampu memberikan

pandangan yang tepat dan terarah tentang kemungkinan yang objektif dari proses

pertumbuhan dan perkembangan manusia. Diharapkan pendidikan Islam perspektif

H.M. Arifin baik teoritis maupun praktis dapat menetapkan kaidah atau pedoman

konsepsional dan operasional yang dapat menunjukan alternatif-alternatif dalam

proses mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia menuju ke arah

pendewasaan individualitas,sosialitas, dan moralitas (Arifin, 2014: 13-14).

Aspek inilah yang ingin ditonjolkan peneliti dalam skripsi yang berkaitan dengan

pendidikan Islam. Dengan kata lain, sejauh mana posisi, sikap, dan peran pemikiran

H.M. Arifin tentang konsep pendidikan Islam. Dan bagaimana relevansi konsep

Page 17: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

4

pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap pendidikan Islam kontemporer.

Oleh karena itu skripsi ini peneliti beri judulKONSEP PENDIDIKAN ISLAM

PERSPEKTIF H. M. ARIFIN.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin?

2. Bagaimana konsep pendidikan Islam kontemporer?

3. Sejauh mana relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap

pendidikan Islam kontemporer?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin.

2. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam kontemporer.

3. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin dan relevansi

terhadap pendidikan Islam kontemporer.

Page 18: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

5

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah teori tentang konsep pemikiran H. M. Arifin untuk dijadikan

referensi dan acuan bagi para peneliti atau pembaca.

b. Menambah perbendaharaan yang menggunakan metode penelitian libary

researchmengenai pemikiran tokoh pendidikan H.M. Arifin yang dapat

dijadikan solusi bagi permasalahan pendidikan saat ini.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi

fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) IAIN Salatiga pada

khususnya dan kepada fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK)

kampus lain pada umunya mengenai konsep pendidikan Islam perspektif

H.M. Arifin.

b. Memberikan pembahasan yang mendalam bagi peneliti untuk

diimplementasikan dalam dunia pendidikan secara riil.

E. Penegasan Istilah

Penegasan dimaksudkan untuk menghindari kekurang jelasan atau pemahaman

yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat

dalam judul penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang

berhubungan dengan kosep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi.

Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah

tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi

Page 19: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

6

istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya.

Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut:

1. Konsep

Konsep adalah ide umum, pengertian, pemikiran, renungan, dan rencana dasar

(Jumali, 2004: 132). Konsep adalah ide abstrak dari peristiwa konkret yang

dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada

umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (KBBI, 2007:

588).

Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa konsep merupakan

abstraksi dari realita yang menggambarkan tentang intisari atau kesimpulan

suatu hal dan memiliki fungsi sebagai penyederhana tentang suatu hal sehingga

timbul keteraturan dan kemudahan komunikasi.

2. Pendidikan Islam

Menurut UU no. 20 th. 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diartikan juga sebagai proses timbal

balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian diri dengan alam, dengan

teman dan keluarga (Jumali, 2004: 18).

Menurut Uyoh Sadulloh (2014: 5), prinsip dasar pendidikan dari arti luas yaitu:

pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Kedua, bahwa tanggung

jawab pendidikan merupakan tanggung jawab semua manusia; tanggung jawab

orang tua, tanggung jawab masyarakat dan tanggung jawab pemerintah.

Page 20: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

7

Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan

kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita

dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya

(Arifin, 2014: 7).

Menurut Tafsir (2014: 32) pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan

oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan belajar

terhadap seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin.

Dr. Mohd. Fadli Al-Djamaly mengungkapkan pendidikan Islam adalah proses

yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat

derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan

kemampuan ajarnya (pengauh dari luar) (Arifin, 1987 : 16).

Jadi pendidikan Islam adalah, proses memberikan, mengarahkan dan

membimbing kemampuan manusia berdasarkan syariat Islam untuk menjadi

muslim semaksimal mungkin sesuai dengan fitrahnya.

3. Kontemporer

Kontemporer artinya pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini;

dewasa ini (KBBI, 2007:591).

Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa kontemporer adalah masa

kini atau masa sekarang.

Page 21: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

8

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research). Studi

pustaka di sini adalah studi teks yang seluruh substansinya diolah secara

filosofis dan teoritis (Muhadjir, 1992: 158-159).

Data-data yang digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah berbagai

tulisan yang temanya sama dengan judul yang diangkat. Dengan

mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik sumber buku primer maupun

sumber buku sekunder, dicari dari sumber-sumber kepustakaan (Kuswaya,

2011: 11).

2. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka (library

research) Mengumpulkan berbagai sumber data dengan mencari data mengenai

hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan

sebagainya (Arikunto, 2010: 274) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan buku-buku yang ada relevansinya dengan kajian

permasalahan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan buku-buku maupun

data mengenai H. M. Arifin dan konsep pendidikan Islam perspektif H.M.

Arifin.

b. Mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.

Setelah diperoleh data mengenai pendidikan kontemporer dan konsep

pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin kemudian diidentifikasi berasarkan

rumusan masalah yang ingin dijawab oleh peneliti.

c. Menarik suatu kesimpulan sebagai hasil suatu penelitian tentang pokok

permasalahan (Komarudin, 1988: 145). Dari data yang telah diidentifikasi,

Page 22: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

9

maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai konsep pendidikan

Islam perspektif H.M. Arifin dan relevansi terhadap pendidikan Islam

kontemporer.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh

(Arikunto, 2006: 129). Dalam penulisan skripsi ini sumber data yang

digunakan adalah sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun

sumber data terbagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Buku-buku karya H.M. Arifin:

1. Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner) (Bumi Aksara; 2016).

2. Filsafat Pendidikan Islam (Bumi Aksara; 2010)

3. Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum)(Bumi Aksara; 2014).

4. Ilmu Perbandingan Pendidikan (Golden Terayon Press; 2003).

5. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah

Dan Keluarga (Sebagai Pola Pengembangan Metodologi) (Bulan

Bintang; 1977).

6. Teori-Teori Counseling Umum Agama Dan (Golden Terayon Press;

1994).

7. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi (Bumi Aksara; 1991).

8. Pendidikan Dalam Arus Dinamika Masyarakat (Golden Terayon

Press;1991).

9. Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar

Page 23: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

10

10. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama(Golden

Terayo Press; 1994).

11. Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia

12. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama

(Bulan Bintang; 1979).

Dari semua buku karya-karya H. M. Arifin, peneliti memfokuskan pada

lima sumber buku saja yang dijadikan sebagai sumber data primer, karena

dianggap paling banyak membahas materi-materi sesuai dengan penelitian.

Maka yang dijadikan sebagai sumber data primer dalam penelitian skripsi

ini adalah:

1. Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner) (Bumi Aksara; 2016).

2. Filsafat Pendidikan Islam (Bumi Aksara; 2010).

3. Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum)(Bumi Aksara; 2014).

4. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah

Dan Keluarga (Sebagai Pola Pengembangan Metodologi) (Bulan

Bintang; 1977).

5. Pendidikan Dalam Arus Dinamika Masyarakat (Golden Terayon

Press;1991).

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan dan

relevan dengan objek penelitian, baik berupa buku maupun website.

Beberapa diantaranya yaitu:

1. Revitalisasi Pendidikan Islam: buku karya Abdullah Idi Dan Toto

Suharto (Tiara Wacana; 2006).

Page 24: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

11

2. Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Di Tengah Tantangan

Milenium III: buku karya Azyumardi Azra (Kencana; 2012).

3. Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke 21: buku karya Hasan

Langgung (Pustaka Al Husna; 1988).

4. Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Modern: buku

karya Umiarso dan Haris Fathoni Makmur (IRCiSoD; 2010).

4. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Metode Analisis Deduktif

Metode analisis deduktif adalah metode berfikir yang didasarkan pada

pengetahuan umum dimana kita hendak menilai suatu kejadian yang khusus

(Hadi, 1990: 42). Dalam penelitian ini metode analisis deduktif digunakan

untuk menjelaskan pengertian dan konsep pendidikan Islam kontemporer.

b. Metode Analisis Induktif

Metode analisis induktif adalah metode berfikir yang berangat dari fakta-fakta

peristiwa khusus dan konkret, kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang

bersifat umum (Hadi, 1990: 42). Metode ini digunakan untuk mengkaji data

yang telah didapat dan terkait dengan konsep pendidikan Islam yang telah

dipaparkan oleh H.M. Arifin dan dikaitkan dengan relevansi kekinian, atau

pendidikan Islam kontemporer.

c. Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif, yaitu suatu metode yang menguraikan secara

teratur seluruh konsepsi dari tokoh yang dibahas dengan lengkap tetapi ketat

(Sudarto, 1997: 100). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk

Page 25: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

12

mendeskripsikan pemikiran pendidikan H.M. Arifin dalam konteks pendidikan

Islam dan relevansinya terhadap pendidikan Islam kontemporer.

d. Metode Analisis Interpretasi

Metode Analisis Interpretasi, yaitu cara berfikir dengan menggunakan cara

menyelami karya tokoh, agar dapat menangkap arti dan nuansa yang dimaksud

tokoh secara khas (Bakker dan Zubair, 1990: 64). Metode ini digunakan untuk

menganalisis pemikiran tokoh yaitu H.M. Arifin tentang konsep pendidikan

Islam.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi yang disusun terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian

isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul,

halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman

pernyataan orisinalitas, halaman moto, halamankata persembahan, halaman kata

pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi.

Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab

yang rinciannya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan dibahas mengenai: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Konsep Pendidikan Islam Perspektif Muzayyin Arifin, Pada bab ini akan

diuraikan biografi H.M. Arifin, dan konsep pendidikan Islam perspekif H. M. Arifin

BAB III Konsep Pendidikan Islam Konemporer, Pada bab ini akan diuraikan

tentang pengertian pendidikan Islam kontemporer, konsep pendidikan Islam

kontemporer, dan kelebihan pendidikan Islam kontemporer.

Page 26: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

13

BAB IV relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap

pendidikan Islam kontemporer, pada bab ini akan dibahas tentang analsis dan

relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap pendidikan Islam

kontemporer.

BAB V Penutup, pada bab ini akan dibahas kesimpulan peneliti dari pembahasan

skripsi, saran-saran, kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar

pustaka.

Bagian akhir yaitu daftar lampiran yang terdiri dari daftar riwayat hidup peneliti,

nota pembimbing skripsi, lembar konsultasi dan SKK.

Page 27: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

14

BAB II

Konsep Pendidikan Islam Perspektif Muzayyin Arifin

A. Biografi H.M. Arifin

Prof. Dr. H. M. Arifin, M.ed., lahir di Bogor pada tanggal 2 Agustus 1954.

Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wajib Belajar di Nagrog, Ciampea Bogor

tahun 1968. Kemudian melanjutkan pendidikannya di sekolah Pendidikan

Guru Agama (PGA) 4 tahun. Sambil bersekolah beliau tinggal dan menginap

(mondok) di Pondok Pesantren Nurul Ummah dan lulus tahun 1972.

H. M. Arifin melanjutkan pendidikannya pada sekolah Pendidikan Guru

Agama tingkat Atas (PGA A) 6 tahun. Sambil mondok di Pesantren

Jauharatun Naqiyah Cibeber Cilegon Serang Jawa Barat, dan tamat tahun

1974. Setelah itu beliau memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) pada tahun

1979, dan Sarjana Lengkap (baca: Drs) pada Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta (sekarang bernama Universitas Islam Negeri Jakarta),

dan tamat tahun 1981. Gelar Magister bidang Studi Islam diperolehnya tahun

1991, sedangkan gelar Doktor bidang Studi Islam diperoleh pada tahun 1993

masing-masing dari Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Karir H.M. Arifin dimulai sebagai tenaga peneliti lepas pada Lembaga Studi

Pembangunan (LSP) di Jakarta 1981-1982; pada tahun yang sama menjadi

Direktur Koperasi Pelajar Kerja Sama Pemerintah Jepang dengan Indonesia

Page 28: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

15

pada Himpunan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (HP2M). Kemudian

menjadi instruktur pada Lembaga Bahasa dan Ilmu Al Qur’an (LBIQ) Daerah

Khusus Ibukota Jakarta pada tahun 1982-1985.

Setelah itu akhirnya bertugas sebagai dosen Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mulai tahun

1985. Tahun 1990 bertugas pula sebagai dosen Fakultas Pascasarjana UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada bidang mata kuliah Sejarah Sosial dan

Filsafat Pendidikan Islam. Namun, H.M. Arifin wafat pada tahun 2003.

Meski beliau sudah wafat, pemikiran serta peran dan perjuangan beliau bisa

kita ambil hikmah dan nilai-nilainya(http:// ejournal. kopertais4. or. id/

pantura/ index. php/ qura/ article/ view/ 2047. Di akses pada 05 Juni 2017).

H. M. Arifin, di kalangan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dikenal sebagai salah seorang yang concern dengan persoalan pendidikan,

terutama pendidikan Islam. Hidupnya diabdikan sepenuhnya untuk kemajuan

lembaga yang menjadi pilar utama kemajuan peradaban umat manusia. Hal

ini bukan hanya terlihat dari berbagai karya tulis di bidang pendidikan,

melainkan juga keterlibatannya secara langsung dalam mengelola berbagai

lembaga pendidikan.

Adapun karya-karya beliau yaitu:

13. Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner)

14. Filsafat Pendidikan Islam

Page 29: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

16

15. Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum)

16. Ilmu Perbandingan Pendidikan

17. Pendidikan Dalam Arus Dinamika Masyarakat

18. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah Dan

Keluarga (Sebagai Pola Pengembangan Metodologi)

19. Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar

20. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama

21. Teori-Teori Counseling Agama Dan Umum

22. Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia

23. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Filsafat Pendidikan Islam

24. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama

B. Konsep Pendidikan Islam Perspektif H.M. Arifin

1. Pengertian Pendidikan Islam

Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang

lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia

tentang pendidikan. Setiap orang pernah mendengar tentang perkataan

pendidikan, dan setiap orang waktu kecilnya pernah mengalami

pendidikan. Namun tidak setiap orang mengerti dalam arti yang

sebenarnya apa pendidikan itu, dan tidak setiap orang mengalami

pendidikan ataupun menjalankan pendidikan sebagaimana mestinya

(Sadulloh, 2014: 1).

Tujuan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup

masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan. Oleh karenanya perlu

Page 30: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

17

dirumuskan pandangan hidup Islam yang mengarahkan tujuan dan

sasaran pendidikan Islam (Arifin, 2016: 7).

Jika Islam disebut agama yang benar di sisi Allah, maka bila manusia

berpredikat muslim, dia harus menjadi penganut agama yang baik,

menaati ajaran Islam, menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada

dirinya. Ia harus mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajarannya sesuai iman dan akidah islamiah (Arifin, 2016: 7).

Untuk tujuan itulah, manusia harus dididik melalui proses pendidikan

Islam. Berdasarkan pandangan tersebut, pendidikan Islam berarti sistem

pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk

memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam

yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya (Arifin, 2016:

7).

Dengan kata lain, manusia yang mendapatkan pedidikan Islam harus

mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana

diharapkan oleh cita-cita Islam. Maka pengertian pendidikan Islam adalah

suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang

dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman

bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi

(Arifin, 2016: 8).

Mengingat luasnya jangkauan yang harus digarap oleh pendidikan Islam,

maka pendidikan Islam tetap terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan

umat manusia, baik tuntutan di bidang ilmu pengetahuan teknologi

Page 31: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

18

maupun tuntunan pemenuhan kebutuhan hidup rohaniah. Kebutuhan itu

semakin meluas sejalan dengan melauasnya tuntutan hidup manusia itu

sendiri. Oleh karena itu, dilihat dari pengalamannya, pendidikan Islam

berwatak akomodatif terhadap tuntutan kemajuan zaman sesuai acuan

norma-norma kehidupan Islam (Arifin, 2016: 8).

2. Tujuan Pendidikan Islam

Meskipun seorang manusia telah diberi fitrah, bila tanpa memperoleh

kesempatan pendidikan, atau bimbingan/penyuluhan yang cukup

memadai maka ia tidak akan mampu mencapai titik optimal

perkembangan hidupnya yang positif dan konstruktif (Arifin, 1994: 39).

Tatkala orang mendesain pendidikan, maka ia harus memulai dengan

merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan dasar pendidikan

yang menjadi pandangan hidup pendesain itu ia merumuskan tujuan

pendidikan. Jadi tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh

pandangan hidup (way of life) orang yang mendesain pendidikan itu.

Pikiran inilah yang menyebabkan berbeda-bedanya desain pendidikan

(Tafsir, 2010: 75).

Demikian pula yang terjadi dalam proses kependidikan Islam, bahwa

penetapan tujuan akhir itu mutlak diperlukan dalam rangka mengarahkan

segala proses, sejak dari perencanaan program sampai dengan

pelaksanaanya, agar tetap konsisten dan tidak menngalami deviasi-deviasi

(penyimpangan). Adapun tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya

adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi

Page 32: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

19

bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di

dunia dan akhirat (Arifin, 1994: 39-40).

Pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian

manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran,

perasaan dan indera. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia

dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi,

jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya. Dan pendidikan itu mendorong

semua aspek tersebut kearah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan

hidup (Arifin, 1994: 40-41).

Tujuan memiliki peran strategis dalam menentukan kebijakan

kurikulum. Tujuan dalam pendidikan berfungsi sebagai penentu arah,

standar yang hendak dicapai, serta pedoman yang harus dipakai tatkala

pendidik akan melakukan evaluasi tentang keberhasilan proses

pendidikan yang dilakukan. Dengan demikian tujuan menjadi sentra

pengembangan kurikulum (Roqib, 2009: 78-79).

Arifin (1994: 115) berpendapat bahwa manusia baru Indonesia yang

dikehendaki adalah manusia yang serba utuh lahir dan batin. Hidup

duniawi dan uhkrowi, yang mampu membangun diri, masyarakat, dan

negara dengan berbekal ilmu dan ketrampilan yang dijiwai oleh nilai-nilai

agama. Tujuan terakhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi

sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan,

masyarakat, maupun sebagai umat manusia keseluruannya (Arifin, 1994:

41).

Page 33: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

20

Sifat yang demikian membuat pendidikan Islam benar-benar berbeda dari

pendidikan lainnya, baik dari segi tujuan, watak, isi, karakteristik maupun

pengaruh praktisnya. Sifat itu pula yang membuat proses pendidikan

Islam berjalan di atas jalur yang telah digariskan agama Islam dalam arti

luas seperti yang dijelaskan di atas yaitu sebagai agama bagi kehidupan di

dunia dan di akhirat yang meliputi segala persoalan hidup, berbagai hajat

individu, masyarakat, dan seluruh umat manusia (Aly, 2003: 141).

3. Kurikulum dan Materi Pendidikan Islam

Kurikulum pada mulanya diartikan sebagai bahan-bahan pelajaran apa

saja yang harus disajikan dalam proses pembelajaran di dalam suatu

sistem instruksional pendidikan (Arifin, 1994: 183). Dalam ilmu

pendidikan Islam, ia juga menjadi salah satu bahan masukan yang

mengandung fungsi sebagai alat pencapai tujuan pendidikan Islam.

Menurut sifatnya, kurikulum pendidikan Islam dipandang sebagai cermin

idealitas Islam yang tersusun dalam bentuk serangkaian program dan

konsep dalam mencapai tujuan pendidikan. dengan memperhatikan

program-program yang berbentuk kurikulum, kita dapat mengetahui cita-

cita apakah yang hendak diwujudkan oleh proses kependidikan itu

(Arifin, 2016: 136).

Dalam perspektif Islam, keharusan mengitegrasikan unsur religius yang

transendental dengan setiap cabang ilmu menjadi hal yang tak terelakkan.

Sebab jika kedua hal tersebut tidak terintegrasi dengan baik, maka akan

Page 34: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

21

menimbulkan bias pemikiran yang pada gilirannya akan mengakibatkan

rasa kebingungan pada peserta didik (Roqib, 2009: 78).

Dengan demikian, kurikulum yang dapat dipandang baik untuk mencapai

tujuan pendidikan Islam menurut H.M. Arifin (2010: 86) adalah yang

besifat integrated dan komprehensif, mencakup ilmu agama, dan umum.

Oleh karena itu, kurikulum harus besifat dinamis dan konstruktif dalam

arus proses perkembangan masyarakat manusia yang arahnya tidak sama.

Yang dimaksud integratif di sini adalah keterpaduan kebenaran wahyu

dengan bukti-bukti yang ditemukan di alam semesta. Dikatakan struktur

keilmuan integratif di sini bukanlah berarti antara berbagai ilmu tersebut

dilebur menjadi satu bentuk ilmu yang identik, melainkan karakter, corak

dan hakikat antara ilmu tersebut terpadu dalam kesatuan dimensi material

spiritual, akal wahyu, ilmu umum dan ilmu agama, jasmani rohani, dan

dunia akhirat (Muliawan, 2005: xii).

Apalagi bila dilihat bahwa bersamaan dengan pesatnya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi saat ini yang membawa dampak negatif dan

positif itu, peserta didik yang berupa generasi muda kita tergolong

kelompok usia yang rawan dan peka terhadap pengaruh tersebut, semakin

memerlukan ketahanan dan ketangguhan mental spiritual berdasarkan

nilai-nilai keimanan dan takwanya yang berfungsi sebagai benteng

mental, sekaligus filter dalam menghadapi tantangan atau kesulitan yang

mungkin terjadi, justru mereka termasuk generasi muda yang harus

dididik atau dibimbing menjadi kader perjuangan Bangsa di masa depan

Page 35: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

22

jelas menduduki tempat strategis dalam perjuangan tersebut (Arifin,

1994: 116).

Unsur-unsur pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimasukkan ke

dalam content (isi) kurikulum yang didasarkan atas tabiat manusia

sebagai makluk berpikir, merasa, dan menghendaki (unsur kemampuan

kognitif, afektif, dan konatif), diwujudkan dalam bentuk-bentuk: ilmu

pengetahuan akademis, seni budaya, dan ketrampilan bekerja (practical

arts). Dengan ilmu pengetahuan, peserta didik dapat mengetahui sesuatu

dan dengan seni budaya itulah mereka dididik untuk berbuat sesuatu

untuk dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungan hidupnya (Arifin,

2010: 79).

Dari kurikulum pendidikan Islam harus tercermin idealitas Al-Qur’an

yang tidak memilih-milih jenis disiplin ilmu secara taksonomis

dikotomik (Arifin, 2016: 137). Materi yang diuraikan dalam Al Qur’an

menjadi bahan pokok pelajaran yang disajikan dalam proses pendidikan

Islam, formal maupun nonformal. Oleh karena itu, materi pendidikan

yang bersumber dari Al Qur’an harus dipahami, dihayati, diyakini, dan

diamalkan dalam kehidupan umat Islam.

Prinsip penyusunan kurikulum menurut H.M. Arifin (2016: 141):

a. Kurikulum mengandung materi (bahan) ilmu pengetahuan yang

mampu berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup islami.

b. Kurikulum mengandung tata nilai islami yang intrinsik dan ekstrinsik

yang mampu merealisasikan tujuan pendidikan Islam.

Page 36: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

23

c. Kurikulum diproses melalui metode yang sesuai tujuan pendidikan.

d. Kurikulum, metode, dan tujuan pendidikan Islam harus saling

menjiwai dalam proses mencapai produk yang dicita-citakan menurut

agama Islam.

Kategori kurikulum menurut H. M. Arifin (2016: 141):

a. Ilmu pengetahuan dasar yang esensial adalah ilmu-ilmu yang

membahas Al Qur’an dan Hadis.

b. Ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai individu dan

sebagai anggota masyarakat antara lain: antropologi, pedagogik,

psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.

c. Ilmu pengetahuan tentang alam atau disebut al-ulum al-kauniah antara

lain ilmu biologi, botani, fisika, dan astonomi.

Kandungan dalam Al-Qur’an tidak terdapat kontradiksi atau

pemisahan ilmu-ilmu karena semuanya merupakan refleksi dari

kekuasaan Allah atas nama semesta (Arifin, 2016: 142).

4. Metode Dalam Proses Pendidikan Islam

Dalam pengertian letterjik, kata “metode” berasal dari bahasa Greek yang

terdiri dari meta yang berarti “melalui” dan hodos yang berarti jalan, jadi,

metode berarti “jalan yang dilalui”. Dengan demikian, metode dapat

berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan

(Arifin, 1994: 43).

Dalam sejarah pendidikan Islam dapat diketahui bahwa para pendidik

muslim dalam berbagai situasi dan kondisi yang berbeda, telah

Page 37: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

24

menerapkan berbagai metode pendidikan atau pengajaran. Metode-

metode yang dipergunakan tidak hanya metode mendidik atau mengajar

dari para pendidik, melainkan juga metode belajar yang harus digunakan

oleh anak didik (Arifin, 2010: 89-90).

Metode pendidikan yang disampaikan Arifin (2010: 91) lebih

mengarahkan tugasnya kepada pembinaan atau pembentukan sikap dan

kepribadian manusia yang beruang lingkup pada proses mempengaruhi

dan membentuk kemampuan kognitif, kognatif, afektif serta psikomotor

dalam diri manusia.

Metode merupakan cara-cara untuk menyampaikan materi pembelajaran

secara efektif dan efisien, juga untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Dengan metode ini diharapkan akan muncul berbagai kegiatan belajar

peserta didik, sehubungan dengan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh

guru. Dengan kata lain, terciptanya suatu hubungan atau interaksi

edukatif (Gunawan, 2014: 257).

Metode pendidikan yang digunakan H.M. Arifin yang dikutip oleh

Rosyadi, (2004: 214) lebih menekankan pada penelusuran analitis dari

dalam kandungan Al-Qur’an pada hubungan antara pendidik dan peserta

didik dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Pendidikan Islam mengakui adanya fitrah dalam diri manusia yang

dapat dikembangkan melalui proses kependidikan dengan metode

yang tepat.

Page 38: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

25

b. Keyakinan potensi fitrah itu mendorong guru berikhtiar sebaik

mungkin dengan pemilihan metode kependidikan yang efektif dan

efisien.

c. Guru berikhtiar terhadap perkembangan fitrah malalui program

kegiatan kependidikan yang terarah kepada cita-cita Islam.

d. Pendidikan Islam mengupayakan harmonisasi dalam proses mencapai

tujuan, sehingga produk pendidikan sesuai dengan cita-cita Islam.

e. Terciptanya model-model proses belajar mengajar yang fleksibel

terhadap tuntutan kebutuhan kehidupan anak didik sebagai hamba

Allah dan anggota masyarakat.

f. Pendidikan Islam dengan segala ikhtiarnya senantiasa berpegang pada

pengembangan hidup manusia yang berorientasi kepada potensi

keimanan dan ilmu pengetahuan pribadi manusia Muslim.

Adapun prinsip metodologis yang dijadikan landasan psikologis menurut

H. M. Arifin (Rosyadi, 2004: 215) adalah sebagai berikut:

a. Prinsip memberikan suasana kegembiraan.

b. Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut.

c. Prinsip kebermaknaan bagi anak didik.

d. Prinsip pra-syarat.

e. Prinsip komunikasi terbuka.

f. Prinsip pemberian pengetahuan yang baru.

g. Prinsip memberikan perilaku yang baik.

h. Prinsip praktek secara aktif.

Page 39: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

26

i. Prinsip kasih sayang dan pembinaan kepada anak didik dan lain

sebagainya.

5. Lembaga Pendidikan Islam

Salah satu sistem yang memungkinkan proses kependidikan Islam

berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka

mencapai tujuannya adalah institusi atau kelembagaan pendidikan Islam

(Arifin, 2016: 80). Tujuan akan lebih mudah dicapai melalui proses

kependidikan jika ditransformasikan melalui institusi kependidikan,

karena institusi menjadi wadah pengorganisasian dan pelaksanaan

program untuk mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 2016: 120).

Dalam sejarah pendidikan Islam, sejak Nabi melaksanakan tugas dakwah

agama secara aktif, di kota Mekah telah didirikan lembaga di mana Nabi

memberikan pelajaran tentang agama Islam secara menyeluruh di rumah-

rumah dan di masjid-masjid, di dalam masjid inilah berlangsung proses

belajar mengajar berkelompok dalam halaqah dengan masing-masing

gurunya yang terdiri dari para sahabat Nabi (Arifin, 2016: 80). Kemudian

berdiri lembaga pendidikan yang bernama kuttab, satu lembaga

pendidikan dasar yang di dalamnya diajarkan cara membaca dan menulis

huruf Al-Qur’an serta pengajaran ilmu agama dan ilmu Al-Qur’an (Arifin,

2016: 80).

Sistem pengelolaan pendidikan dalam bentuk formal adalah yang disebut

sekolah atau madrasah, sedangkan yang bersifat informal ialah berupa

organisasi atau kelompok-kelompok dalam masyarakat termasuk juga

Page 40: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

27

keluarga, di mana pendidikan berproses lebih banyak melalui sistem

penerangan atau mass educative dari pada individual educative dalam

kelas-kelas sekolah (Arifin, 1977: 24).

Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang menjadi cermin

sebagai umat Islam. Fungsi dan tugasnya adalah merealisasikan cita-cita

umat Islam yang menginginkan agar anak-anaknya dididik menjadi

manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan. Dalam rangka upaya

meraih hidup sejahtera duniawi dan kkebahagiaan hidup di akhirat

(Arifin, 2014: 159).

Lembaga pendidikan dalam bentuk madrasah sudah ada sejak Islam

berkembang di Indonesia. Madrasah itu tumbuh dan berkembang dari

bawah dalam arti masyarakat (umat) yang didasari rasa tanggung jawab

untuk menyampaikan ajaran Islam kepada generasi penerus. Sehingga

madrasah pada waktu itu lebih menekankan pada pendalaman ilmu-ilmu

Islam (Arifin, 2016: 160).

Madrasah dalam bentuk tersebut tercatat dalam sejarah bahwa

keberadaanya telah berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah

mengambil langkah-langkah untuk mengadakan penyempurnaan dan

peningkatan mutu masyarakat yang sejalan dengan laju perkembangan

dan aspirasi madrasah itu meliputi: penataan kelembagaan, peningkatan

sarana dan prasarana, kurikulum dan tenaga guru (Arifin, 2016: 160).

Page 41: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

28

Arifin (1987: 41-45) memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi

lembaga-lembaga pendidikan Islam saat ini meliputi:

a. Politik

Lembaga pendidikan yang berada dalam suatu wilayah negara

merupakan sektor kehidupan budaya bangsa yang terikat dengan

tujuan perjuangan nasional yang berlandaskan falsafah negaranya.

Maka suatu lembaga pendidikan yang tidak bersedia mengikuti politik

negaranya (khususnya dalam bidang pendidikan) akan merasakan

bahwa politik tersebut menjadi tekanan terhadap cita kelembagaan

tersebut.

b. Kebudayaan

Suatu perkembangan kebudayaan dalam abad modern saat ini tidak

dapat terhindar dari pengaruh akulturasi, di mana faktor nilai yang

mendasari kebudayaannya sendiri sangat menentukan survivenya, bila

nilai-nilai kultural suatu bangsa itu melemah, maka bangsa tersebut

akan mudah terperangkap oleh kebudayaan lain sehingga identitas

kebudayaannya sendiri lenyap. Sikap selektif dalam menerima atau

menolak kebudayaan asing perlu dilandasi dengan menganalisa secara

mendalam bersumber pandangan hidup sendiri baik sebagai institusi

ataupun sebagai bangsa. Sikap selektif pada hakikatnya bukanlah

sikap menyerah ataupun netral. Melainkan sikap kreatif selektif. Oleh

karena itu perlu pengetahuan dan wawasan mendalam yang mampu

menjangkau jauh ke masa depan bagi eksistensi hidupnya.

Page 42: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

29

c. IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu bagian dari peradaban

dan kebudayaan manusia, sebagai suatu ciri khas dari zaman modern

saat ini di mana perkembangannya lebih cepat menjalar ke jantung

masyarakat. Teknologi sebagai ilmu pengetahuan terapan adalah hasil

kemajuan budaya manusia yang banyak bergantung kepada manusia

yang menggunakannya. Dengan kata lain, teknologi dapat dijadikan

kekuatan kebudayaan yang bersifat netral dalam tugas dan fungsinya

dan tergantung oleh pribadi manusia dalam pengelolaan dan

pemanfaatannya. Inilah tantangan mutakhir manusia abad ini yang

perlu diberi jawaban oleh lembaga pendidikan Islam di mana norma-

norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan.

d. Ekonomi

Pengaruh kehidupan ekonomi banyak mewarnai corak perkembangan

sistem kependidikan dalam masyarakat bangsa. Oleh karena itu

kehidupan ekonomi suatu bangsa banyak mempengaruhi pertumbuhan

lembaga kependidikan. Bahkan juga mempengaruhi sistem

kependidikan yang diberlakukan serta kelembagaan kependidikan

yang dapat menunjang atau mengembangkan sistem ekonomi yang

diinginkan. Maka dari itu timbullah suatu perencanaan kependidikan

dilihat dari aspek kehidupan ekonomi yang dikenal dengan “ekonomi

pendidikan”. sehingga pendidikan yang diselenggarakan dalam

Page 43: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

30

masyarakat selalu diukur sejauh mana dapat menunjang kehidupan

dan pembangunan di bidang ekonomi tersebut.

Bila dilihat dari sektor ini, maka problem-problem kehidupan

ekonomi perlu dijawab oleh lembaga-lembaga pendidikan, apalagi

bila diingat bahwa hasil pendidikan adalah sama prosesnya dengan

hasil produksi, karena pendidikan bagaikan suatu perusahaan yang

memproduksi tenaga ahli. Ukuran ekonomi bagi suatu lembaga

pendidikan yang demikian itu adalah suatu hal yang terlalu realistis

dan pragmatis. Namun dalam bidang inilah saat ini banyak

memberikan tantangan kepada lembaga pendidikan kita. Jawaban

yang diberikan oleh lembaga pendidikan antara lain tercermin dalam

sistem pendidikan serta kurikulum atau program pendidikan yang

ditetapkan.

e. Kemasyarakatan

Kemasyarakatan adalah suatu lapangan hidup manusia yang

mengandung ide-ide yang sangat laten terhadap pengaruh kebudayaan,

ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai suatu sistem kehidupan,

kemasyarakatan tidak statis dan beku, melainkan berkecenderungan ke

arah perkembangan dinamis yang mengandung implikasi perubahan-

perubahan yang biasa kita kenal sebagai social change. Problem-

problem sosial yang menuntut pemecahan kepada lembaga pendidikan

justru menghidupkan tugas dan fungsi lembaga kependidikan itu

sendiri, mengingat lembaga itu merupakan lembaga kemasyarakatan

Page 44: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

31

yang berfungsi sebagai agent of social change. Maka tantangan dalam

kaitannya dengan social change menuntut jawaban dari lembaga

kependidikan.

f. Sistem nilai

Di era sekarang dunia telah dilanda perubahan nilai yang cenderung

untuk meninggalkan sistem tradisional. Apakah hal ini disebabkan

oleh naluri manusia yang cenderung untuk meninggalkan sistem nilai

tradisional ataukah memang naluri manusia yang cenderung untuk

menyukai hal-hal yang baru dan ada pressure power dari luar. Hal

inilah yang menjadi titik sentral problem yang melahirkan tantangan

terhadap lembaga pendidikan yang salah satu fungsinya adalah

mengawetkan sitem nilai yang telah berkembang di masyarakat.

Dengan demikian peranan lembaga pendidikan dalam perubahan sosial

itu seharusnya semakin diperkokoh dengan sistem dan metode

pengelolaan berdasarkan nilai-nilai yang dapat mempertahankan corak

dan identitas kebudayaannya (Arifin, 2003: 57).

Dari berbagai permasalahan lembaga pendidikan yang disampaikan di

atas, maka H.M. Arifin (2014: 154-155) menyimpulkan pola pemecahan

problema pendidikan Islam yang diharapkan mampu menjawab

permasalahan pendidikan yaitu:

a. Faktor idiil yang melandasi pelaksanaan pendidikan Islam yaitu Al-

Qur’an dan Hadis memerlukan interpretasi baru dari para pakar

muslim yang berfokus pada kemajuan kependidikan Islam. Suatu

Page 45: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

32

interpretasi baru yang berfokus kepada tiga kemampuan dasar

manusia yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik atau Arifin

menyebut ketiganya kemampuan yang bermukim di kepala (head), di

dada (heart), dan di tangan (hand).

b. Faktor struktural kelembagaan pendidikan Islam yang telah eksis

dalam masyarakat, perlu dilakukan inovasi yang benar-benar dapat

mendukung tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan, metode

dan content diperbaiki sedemikian rupa, sehingga mampu menarik

minat peserta didik tanpa mengurangi prinsip-prinsip ajaran dari

sumber pokok Islam. Seperti pesantren atau madrasah sebagai ciri

khas Indonesia, memiliki orientasi ke arah faktor idiil tersebut di atas.

Bukan hanya pesantren plus sekolah umum atau madrasah plus

pengetahuan umum seperti yang telah dianut oleh umat Islam di

beberapa lingkungan masyarakat. Suatu model pesantren yang

berfungsi ganda. Ia merupakan lembaga sosial keagamaan Islam yang

berfungsi sebagai pusat pembinaan mental agama masyarakat sekitar

yang berorientasi kepada modernisasi umat, dan di sisi lain sebagai

lembaga pendidikan agama Islam di lingkungannya yang dinamis dan

aspiratif terhadap tuntutan kemajuan lahiriyah dan batiniyah.

c. Faktor teknis operasional agama di semua jenjang pendidikan umum

perlu lebih diaktualisasikan ke dalam proses yang integralistik dengan

pendidikan intelektual dan ketrampilan sehingga terwujud keserasian

dan keselarasan dalam pencapaian tujuan pendidikan Internasional.

Page 46: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

33

Untuk itu kerja sama antara pelaksana pendidikan di sekolah perlu

ditingkatkan lagi, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi

pendidikan di sekolah-sekolah teknologi yang programnya lebih

teknologis dan eksak perlu lebih intensif diimbangi dengan program

pendidikan yang lebih moralis dan sosialistis-agamis tanpa menghilangkan

ciri-ciri kejuruannya.

Lembaga pendidikan di masa sekarang harus lebih kritis dan dinamis,

berorientasi kekinian sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi

modern selaras dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat masa kini

tanpa meninggalkan nilai fitah yang ada dalam diri setiap manusia.

Sesuai dengan apa yang telah dipaparkan oleh H. M. Arifin mengenai

lembaga pendidikan Islam perspektif beliau, diharapkan mampu

menjawab problema dan menjadi rujukan dalam mengembangkan

lembaga pendidikan Islam ke depan.

6. Evaluasi Dalam Pendidikan Islam

Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian

terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang

bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-

psikologis dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi

yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan

berketrampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan

masyarakatnya (Arifin, 2016: 162).

Page 47: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

34

Menurut Arifin (2016: 162) sasaran evaluasi pendidikan Islam secara

garis besar meliputi empat kemampuan dasar anak didik, yaitu:

a. Sikap dan pengalaman pribadi, hubungan dengan Tuhan.

b. Sikap dan pengalaman dirinya, hubungan dengan masyarakat.

c. Sikap dan pengalaman kehidupannya, hubungannya dengan alam

sekitar.

d. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah

dan selaku anggota masyarakatnya, serta selaku khalifah di muka

bumi.

Keempat kemampuan dasar tersebut dijabarkan dalam klasifikasi

kemampuan teknis masing-masing sebagai berikut (Arifin, 2016: 162):

a. Sejauh mana loyalitas dan kesungguhan untuk mengabdikan dirinya

kepada Tuhan dengan indikasi-indikasi lahiriyah berupa tingkah laku

yang mencerminkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan.

Aspek ini berwujud dalam bentuk tingkah laku yang merujuk kepada

keimanan, ketekunan ibadah, kemampuan praktis dalam mengerjakan

syariat Islam dan cara menanggapi atau melakukan responsi terhadap

permasalahan hidup seperti tawakal, sabar, dan ketenangan batin serta

menahan amarah.

b. Sejauh mana menerapkan nilai-nilai agamanya dan kegiatan hidup

bermasyarakat, seperti berakhlak mulia dalam pergaulan, disiplin

dalam menjalankan norma-norma agama dalam kaitannya dengan

Page 48: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

35

orang lain, misalnya ketepatan memenuhi janji, menunaikan amanat,

tidak berdusta, egoisme, anti sosial dan lain-lain.

c. Bagaimana ia berusaha mengelola dan memelihara serta

menyesuaikan dirinya dengan alam sekitar, apakah ia merusak

lingkungan hidup, apakah ia mampu mengubah lingkungan sekitar

menjadi lebih bermakna bagi kehidupan diri dan masyarakat.

d. Bagaimana dan sejauh mana ia sebagai seorang muslim memandang

dirinya sendiri (self-concept) dalam berperan sebagai hamba Allah

dalam menghadapi kenyataan bermasyarakat yang beraneka macam

budaya dan suku serta agama. Bagaimana seharusnya ia mengelola

dan memanfaatkan serta memelihara kelangsungan hidup dalam

lingkungan sekitar sebagai anugerah Allah. Apakah ia memiliki self-

concept negatif atau positif, memandang dirinya memiliki

kesanggupan untuk berperan posistif dan partisipatif dalam

pembangunan masyarakat; apakah ia mempunyai pendirian dan

pandangan yang tetap, tak berubah-ubah, ataukah ia hanya berperan

sebagai pengikut, bersikap lemah dan tak peduli terhadap

permasalahan hidup lingkungannya.

Al-Qur’an menginspirasi bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia

didik merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan

yang telah dilaksanakan oleh pendidik. Ada tiga tujuan pedagogis dari

sistem evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia yaitu (Arifin, 2016:

163):

Page 49: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

36

a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai

macam problema kehidupan yang dialaminya.

b. Untuk mengetahui sampaimana dan sejauhmana hasil pendidikan

wahyu yang telah diterapkan Rasulullah terhadap umatnya.

c. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman

atau keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling

mulia di sisi Allah yaitu paling bertakwa kepada-Nya, manusia yang

sedang dalam iman dan ketakwaanya, manusia yang ingkar kepada

ajaran Islam.

Dengan menggunakan sistem evaluasi yang tepat sasaran maka seorang

pendidik akan dapat mengetahui dengan pasti tentang kemajuan,

kelemahan, dan hambatan peserta didik dalam pelaksanaan tugasnya, yang

pada gilirannya akan dijadikan bahan perbaikan program atau secara

langsung dilakukan remedial teaching, atau bila dipandang perlu peseta

didik diberi bimbingan belajar secara lebih intensif (Arifin, 2016: 167).

BAB III

Konsep Pendidikan Islam Kontemporer

Page 50: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

37

A. Pengertian Pendidikan Islam Kontemporer

Menurut UU no. 20 th. 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diartikan juga sebagai

proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian diri dengan

alam, dengan teman dan keluarga (Jumali, 2004: 18).

Menurut Uyoh Sadulloh (2014: 5), prinsip dasar pendidikan dari arti luas

yaitu: pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Kedua, bahwa

tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab semua manusia;

tanggung jawab orang tua, tanggung jawab masyarakat dan tanggung jawab

pemerintah.

Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan

kemampuan seseoarang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-

cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak

kepribadiannya (Arifin, 2014: 7).

Menurut Tafsir (2014: 32) pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan

oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan belajar

terhadap seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin.

Dr. Mohd. Fadli Al-Djamaly mengungkapkan pendidikan Islam adalah proses

yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat

Page 51: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

38

derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan

kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar) (Arifin, 1987 : 16).

Jadi pendidikan Islam adalah, proses memberikan, mengarahkan dan

membimbing kemampuan manusia berdasarkan syariat Islam untuk menjadi

muslim semaksimal mungkin sesuai dengan fitrahnya.

Sedangkan kontemporer artinya pada waktu yang sama; semasa; sewaktu;

pada masa kini; dewasa ini (KBBI, 2007:591).

Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa kontemporer adalah

masa kini atau masa sekarang.

Jadi dapat di simpulkan bahwa pendidikan Islam kontemporer adalah

proses memberikan, mengarahkan dan membimbing kemampuan manusia

berdasarkan syariat Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadis untuk menjadi muslim

semaksimal mungkin sesuai dengan fitrahnya yang berorientasi kekinian

sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern selaras dengan

kebutuhan atau tuntutan masyarakat masa kini.

B. Konsep Pendidikan Islam Kontemporer

1. Tujuan

Pembaharuan dan moderinsasi pendidikan Islam adalah suatu upaya

melakukan proses perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan

kondisi pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodox) ke arah yang

lebih rasional, dan profesional sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi saat itu(Suwito, 2005: 162).

Page 52: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

39

Tujuan pendidikan Islam perlu dirumuskan secara tepat karena

menentukan arah, isi, langkah, motivasi, dan tolok ukur keberhasilannya.

Tujuan dirumuskan berdasarkan prinsip menyeluruh, serasi, jelas,

efisisensi, dan efektivitas, bersifat moral dan agama, dinamis dan

mencakup perkembangan sesuai dengan sifat dasar hakikat kemanusiaan

dan tugas kehidupannya. Dalam kerangka ini pendidikan Islam pada

intinya berupaya membangun manusia dan masyarakat secara utuh dan

menyeluruh dalam semua aspek kehidupan yang membawanya kepada

kehidupan yang memiliki budaya dan peradaban tercermin dalam

kehidupan berilmu, beriman, berkepribadian, beretos kerja, profesional,

beramal saleh dan bermoral dalam rangka memperoleh keselamatan,

kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Di sini

tujuan meliputi aspek fisik, intelektual, mental, moral, profesional,

beramal saleh dan sosial dan seluruh kehidupannya dalam mewujudkan

manusia dan masyarakat yang berkualitas, dinamis, kreatif, dan sempurna

dalam kehidupannya (Abdullah, 2001: 258).

Tujuan pendidikan Islam merupakan kelanjutan misi besar yang

terkandung dalam Ilahi dan Sunnah nabi Muhammad SAW. Merujuk

pada dua sumber itulah pendidikan harus bersentuhan dengan segala

dimensi kehidupan. Tidak hanya seputar pendidikan agama, melainkan

juga menyentuh persoalan-persoalan sosial, kultural, ekonomi, politik dan

sebagainya. Pendidikan tidak ingin melahirkan generasi yang berat

sebelah (Mujtahid, 2011: 26).

Page 53: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

40

Untuk menghindari model formulasi dikotomik tersebut, pendidikan

Islam harus kontekstual sesuai dengan persoalan hidup seperti yang

diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Kontekstualisasi pendidikan

Islam dengan persoalan zaman adalah pilihan strategis dan rasional yang

relevan dengan semangat dan spirit doktrin Islam. Pendidikan Islam harus

mengambil pola-pola modern, tetapi tidak mengesampingkan nilai-nilai

spiritual dan akhlakul karimah (Mujtahid, 2011: 26).

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadikan manusia. Sejalan

dengan misi Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Pendidikan Islam

bertujuan untuk menerjemahkan misi besar kitab suci ke dalam realita

kehidupan manusia yang tidak tebatas oleh ruang dan waktu. Pendidikan

Islam juga melahirkan serta mengembangkan semua jenis ilmu

pengetahuan yang senantiasa senafas dengan misi ajaran Al-Qur’an.

Bahkan sesungguhnya ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an harus paralel

sebanding lurus dengan tujuan utama hidup manusia (Mujtahid, 2011: 26-

27).

Maka dapat disimpulkan bahwa dasar tujuan dari pendidikan Islam

kontemporer adalah upaya untuk menumbuh-kembangkan kepribadian

wahiyah, yaitu kepribadian yang berstruktur pada sudut pandang bahwa

Allah adalah Tuhan, Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dan Sunnah

Rasul sebagai uswah. Manusia yang berkepribadian Qur’ani adalah insan

yang hidupnya memerankan ajaran Allah dengan pola mencontoh

Rasulullah. Dengan demikian dasar dalam pendidikan Islam adalah

Page 54: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

41

fungsionalisasi niai-nilai ilahiyah dalam kehidupan manusia. Adapun

tujuannya adalah terbinanya manusia yang berkesadaran hidup menurut

Allah sehingga sikap dan perilakunya di alam berpedoman dengan ajaran-

Nya yakni Al-Qur’an sebagaimana yang di contohkan Rasulullah (https: //

fahdamjad. files. wordpress. com/ 2007/ 09/ pendidikan- islam-.

kontemporer. pdf. diunduh pada 27 Juni 2017).

2. Kurikulum

Menurut Darajat (2011: 122) kurikulum adalah suatu program pendidikan

yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan

pendidikan tertentu.

Menurut padangan modern, kurikulum lebih dari sekadar rencana

pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern ialah

semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.

Pandangan ini bertolak dari sesuatu yang aktual dan nyata yaitu di

sekolah dalam proses belajar. Di dalam pendidikan, kegiatan yang

dilakukan siswa dapat memberikan pengalaman belajar atau dapat

dianggap sebagai pengalaman belajar seperti berkebun, olah raga,

pramuka dan pergaulan selain mempelajari bidang studi. Semuanya itu

merupakan pengalaman belajar yang bermanfaat dan pandangan modern

beranggapan bahwa semua pengalaman belajar itulah kurikulum yang

banyak pengaruhnya dalam pendewasaan anak (Tafsir, 2014: 53).

Menurut darajat (2011: 122) ada dua jenis tujuan yang terkandug di dalam

kurikulum:

Page 55: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

42

a. Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan.

Sebagai lembaga, setiap sekolah pasti memiliki sejumlah tujuan yang

ingin dicapai. Tujuan tersebut biasanya digambarkan dalam bentuk

pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki

peserta didik setelah mereka menyelesaikan seluruh program

pendidikan dari sekolah tersebut.

b. Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi.

Setiap bidang studi dalam kurikulum suatu sekolah juga mempunyai

sejumlah tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan ini digambarkan dalam

bentuk pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diharapkan dapat

dimiliki peserta didik setelah mempelajari suatu bidang studi tertentu.

Materi pendidikan adalah seperangkat bahan yang dijadikan sajian dalam

aktivitas pendidikan. Perumusan tentang materi pendidikan didasarkan

atas konsep dasar dan tujuan pendidikan. Terbentuknya kepribadian yang

Qur’ani sebagaimana dikemukakan di atas adalah tujuan dalam

pendidikan Islam (https: // fahdamjad. files. wordpress. com/ 2007/ 09/

pendidikan- islam-. kontemporer. pdf. diunduh pada 27 Juni 2017).

Sumber materi pendidikan Islam yang diajukan Darajat (2011: 19) yang

dianggap tepat untuk pendidikan Islam di masa modern ini adalah:

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah firman Allah yang berupa wahyu yang

disampaikan oleh Jibril kepada Nabi muhamad SAW. Di

dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan

Page 56: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

43

untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran

yang terkandung dalam Al-Qur’an terdiri dari dua prinsip yaitu

aqidah (berhubungan dengan keimanan) dan syariah

(berhubungan dengan amal) (Darajat, 2011: 19).

Membaca Al-Qur’an berarti memindahkan isinya, sehingga

menjadi kesadaran pembacanya. Belajar membaca Al-Qur’an juga

berarti menginformasikan suatu ilmu kepada penggemarnya.

Telah disepakati umat Islam bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah

yang berarti bahasa Allah. Karena pada hakikatnya Al-Qur’an

adalah bahasa yang dipakai Allah dalam mengemukakan

petunjuk-petunjuk kepada umat-Nya. Tanpa menguasai bahasa Al-

Qur’an manusia tidak akan mengetahui petunjuk yang diberikan

oleh Allah. Karena itu bahasa Al-Qur’an merupakan materi dalam

pendidikan Islam, dengan tujuan peserta didik dapat memahami

makna yang terkandung di dalamnya (https: // fahdamjad. files.

wordpress. com/ 2007/ 09/ pendidikan- islam-. kontemporer. pdf.

diunduh pada 27 Juni 2017).

b. Sunnah Rasul

Para Rasul adalah figur objektif dalam mengembangkan konsepsi

ilahiyah. Sunnah mereka dalam arti sikap dan tingkah laku dalam

pola konkret dalam operasionalisasi misi ilahiyah yang tepat dan

telah terbukti dalam pentas sejarah. Karena itu dalam upaya

menumbuh kembangkan sumber daya ilahiyah di muka bumi,

Page 57: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

44

Sunnah para Rasul sampai kapanpun akan tetap menjadi landasan

operasional yang sekaligus menjadi mukmin dalam melakukan

aktivitasnya, baik yang berkaitan dengan pembinaan pandangan

maupun pembinaan dan penataan sikap (https: // fahdamjad. files.

wordpress.com /2007/09/ pendidikan-islam-.kontemporer.pdf.

diunduh pada 27 Juni 2017).

Hadis Rasul adalah perkataan, perbuatan atau diamnya Rasul

Allah. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua setelah Al-

Qur’an. Sepeti Al-Qur’an Sunnah juga berisi aqidah dan syariah.

Sunnah berisi petunjuk atau pedoman untuk kemaslahatan hidup

manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi

manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu Rasul

Allah menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik

pertama menggunakan rumah Al Arqam ibn Abi Al Arqam,

kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar

membaca dan menulis dan ketiga dengan mengirim para sahabat

ke daerah-daerah yang baru masuk Islam. Semua itu adalah

pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim dan

masyarakat Islam (Langgung, 1980: 20-21).

Yang penting dalam Sunnah ini adalah bagaimana Sunnah dapat

berkaitan dengan pendidikan, bahwa ia mencerminkan segala

tingkah laku Rasulullah yang patut diikuti oleh setiap muslim.

Selain sebagai wujud pengimanan, mencontoh Rasul sebagai suri

Page 58: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

45

tauladan sangat berpengaruh dalam pembentukan watak dan

karakter (Langgung, 1980: 38).

c. Ijtihad

Berakhirnya kenabian dan turunnya wahyu dengan wafatnya Nabi

Muhammad SAW sebagai Rasulullah pada hakikatnya

mengandung nilai yang sangat penting. Manusia, dengan demikian

harus kembali kepada kemampuannya sendiri dengan Al-Qur’an

dan Sunnah Rasul sebagai teladan, untuk berikhtiar menghadapi

dan menyelesaikan persoalannya sendiri di muka bumi ini. Ijtihad

sebagai langkah untuk memperbaharui interpretasi dan

pelembagaan ajaran Islam dalam kehidupan yang berkembang

merupakan semangat kebudayaan Islami (Saefuddin, 1991: 13).

Ijtihad yang dimaksud di sini adalah pengertian yang luas, bukan

ijtihad yang oleh sementara para ulama disebut sebagai ijtihad

fardhi dan jama’i.

Ijtihad yang diarahkan kepada interpretasi waktu al-kaun akan

menghasilkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab

interpretasi manusia atas wahyu akan menghasilkan pemahaman

keagamaan atau agama yang aktual. Sedangkan interpretasi

terhadap al-kaun akan menghasilkan ilmu pengetahuan (Soebahar,

1992: 22).

Page 59: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

46

Untuk dapat mengorganisasikan materi secara tepat, kita dapat melihat

pola organisasi (design) dari kurikulum, salah satunya adalah usulan dari

Nasution (1982: 144-162) berikut:

a. Separate suject curriculum

Kurikulum ini disebut demikian karena semua bahan pelajaran

disajikan dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah

satu dengan yang lain.

b. Correlated curriculum

Kurikulum ini berikhtiar untuk memberikan kepada peserta didik

pengalaman-pengalaman yang ada hubungannya antara pelajaran

satu dengan yang lainnya. Ada yang menghubungkan mata

pelajaran satu dengan yang lain dengan memelihara identitas

pelajaran, ada pula yang menyatukan mata pelajaran dengan

menghilangkan identitas mata pelajaran dalam bidang studi

tertentu.

c. Integrated curriculum

Kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata

pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau

keseluruhan. Suatu unit mempunyai tujuan yang bermakna bagi

anak dan biasanya dituangkan dalam bentuk masalah. Untuk

memecahkan masalah ini peserta didik melakukan serangkaian

aktivitas yang saling bekaitan. Menghadapkan peserta didik

Page 60: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

47

kepada masalah berati merangsangnya untuk berpikir dan ia tidak

akan merasa puas sebelum ia memecahkan masalah itu.

3. Metode

Yang dimaksud dengan metode pendidikan di sini adalah semua cara

yang digunakan dalam upaya mendidik. Kata “metode” di sini diartikan

secara luas. Karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik,

maka metode yang dimaksud di sini mencakup juga metode mengajar

(Tafsir, 2014: 131).

Metode artinya jalan untuk mencapai tujuan, jalan untuk mencapai tujuan

itu bermacam-macam, begitu juga dengan metode. Tidak ada metode

yang terbaik untuk segala mata pelajaran. Mungkin ada metode yang baik

untuk pelajaran tertentu atau oleh guru tertentu (Langgung, 1980: 183).

Jika metode dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat diartikan bahwa

metode adalah jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri

seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran yaitu pribadi

Islami. Selain itu metode dapat pula membawa arti sebagai cara untuk

memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus

berkembang sesuai dengan perkembangan zaman (Nata, 1997: 91-92).

Dasar-dasar penggunaan metode pendidikan Islam yang penting untuk

diperhatikan adalah dasar agamis, biologis, dan psikologis (Roqib, 2009:

94) yang terdiri dari:

a. Tujuan pendidikan dan pembelajaran yang akan disampaikan yang

mencakup domain kognitif (pikir), afektif (dzkikir), dan psikomotorik

Page 61: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

48

(amal) guna mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dunia

akhirat.

b. Peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi dan sekaligus

kelemahan individual dan kolektif sesuai dengan kondisi fisik, psikis

dan usianya. Kompleksitas bakat dan minat masing-masing peserta

didik harus dilihat dan diperlakukan secara humanistis dengan cara

yang bijak.

c. Situasi dan kondisi lingkungan pembelajaran, baik dari aspek fisik-

materiil, sosial, dan psikis emosional.

d. Fasilitas dan media pembelajaran yang tersedia beserta kualitasnya.

e. Kompetensi pendidikan (baik profesional, pedagogis, sosial maupun

kepribadiannya).

Dinamika ini menuntut pendidik untuk bersikap kreatif dengan

senantiasa melakukan pembacaan terhadap dinamika kelima faktor

tersebut dan pendidik secara berkala juga diharapkan melakukan

penelitian tindakan kelas (classroom action research) untuk

mendapatkan reliabilitas dan validitas data yang akan dijadikan dasar

diagnosis terhadap kelemahan pembelajaran yang sedang berlangsung

dan mencari alternatif emenggali metode yang lebih baik (Roqib, 2009:

95).

Kegiatan belajar-mengajar juga harus memadukan secara utuh antara

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dalam seluruh aktivitas belajar.

Kegiatan belajar harus menstimulasi ketiga ranah tersebut dengan

Page 62: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

49

berbagai pendekatan dan metode. Penggunaan pendekatan tidak terpaku

pada satu bentuk saja, tetapi senantiasa dikembangkan dan dimodifikasi

sesuai dengan kebutuhan. Belajar bukan saja pembahasan konsep dan

teori, tetapi juga harus mengarahkan siswa pada dunia aplikasinya.

Pendekatan langsung pada praktik yang memberikan pengalaman nyata,

akan menumbuhkan semangat dan motivasi belajar yang tinggi pada

peserta didik (Zainuddin, 2008: 58).

Metode yang digunakan bersifat dialektis disesuaikan dengan materi,

tujuan, situasi dan kondisi. Macam-macam metode yang ada bisa

menyentuh seluruh dimensi dan potensi peserta didik untuk menjadi

kreatif, aktif, dan dapat berfikir kritis. Penggunaan metode dan

pendekatan tersebut harus didasarkan pada basis berpusat pada siswa

(student active learning). Posisi guru lebih berfungsi sebagai fasilitator,

serta merangsng siwa untuk aktif dan bisa berfikit kritis (Zainuddin,

2008: 58).

4. Lembaga

Lembaga pendidikan merupakan suatu institusi, media, forum, atau situasi

dan kondisi tertentu yang memungkinkan terselenggaranya proses

pembelajaran, baik secara terstruktur maupun secara tradisi yang telah

diciptakan sebelumnya. Pengertian tersebut didasarkan pada pemahaman

bahwa seluruh proses kehidupan manusia pada dasarnya merupakan

kegiatan belajar mengajar atau pendidikan (Roqib, 2009: 121).

Page 63: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

50

Lembaga pendidikan juga dapat berarti sebuah institusi yang memang

sengaja dibentuk untuk keperluan khusus kependidikan dan ada pula

lembaga yang memang tanpa disadari telah berfungsi sebagai sarana

pendidikan dan pembelajaran. Pengertian ini berimplikasi pada

pemahaman yang luas tentang lembaga pendidikan sehingga bisa

memasukkan segala hal yang bisa mendatangkan nilai positif dalam

proses kependidikan dan penyelenggaraannya dikategorikan sebagai

lembaga pendidikan. Jamaah pengajian, aktivitas remaja masjid, dan

contoh keteladanan seorang ibu dalam keluarga termasuk dalam kategori

tersebut (Roqib, 2009: 122).

Lembaga pendidikan Islam di era global ini menghadapi tantangan yang

berat untuk mencetak manusia-manusia yang memiliki keseimbangan

dalam pandangan hidupnya serta memiliki penguasaan atau pengetahuan

agama tetapi sekaligus memiliki pengetahuan umum dan juga memiliki

skill atau kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupan di masa ini.

Kehidupan manusia saat ini dtandai oleh kemajuan sains dan teknologi,

seperti penggunaan komputer atau alat teknologi lain, karena bagi lulusan

pendidikan Islam diharapkan hal itu bukan merupakan sesuatu yang asing.

Sehingga dengan penguasaan terhadap alat teknologi itu mereka dapat

berkiprah secara optimal di tengah-tengah masyarakat. Bahkan bukan saja

dapat menggunakan, menguasai, tetapi dapat mengembangkannya (Indra,

2005: 192).

Kerangka manajemen sistem pendidikan Islam kontemporer yaitu:

Page 64: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

51

1. Visi

Dalam kurun waktu tertentu mampu menciptakan sistem pendidikan

Islam yang ungul dan paripurna dalam segala aspek hidup dan

kehidupan berpribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

2. Misi

a. Menyelenggarakan sisem pendidikan Islam yang up to date.

b. Membangun lembaga pendidikan Islam yang representatif Islami.

c. Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas,

berketrampilan, berwawasan daerah regional, nasional dan

internasional yang berkepribadian muslim muttaqien paripurna.

d. Menghasilkan out come yang siap pakai, memiliki daya saing

yang hebat, berwawasan luas dan berkepribadian muslim

muttaqien paripurna.

3. Strategi

Menciptakan sistem pendidikan Islam kontemporer yang mampu

menjawab segala tantangan dan mengantisispasi segala dampak

negatif dari era globalisasi dan akselerasi ilmu pengetahuan dan

teknologi modern (http:// journal. Iainbengkulu. ac. id. Di akses pada

11 Juli 2017).

Berkaitan dengan semakin meningkatnya tuntutan kualitas pendidikan,

maka pemaknaan pendidikan tidak cukup hanya meletakkannya dalam

pengertian schooling, tuntutan kualitas tidak memungkinkan peserta didik

Page 65: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

52

melakukan kegiatan pendidikan formal saja, tetapi mesti serentak dan

bersamaan dengan perlunya kebersamaan antara pendidikan formal,

nonformal dan informal. Karenanya memberdayakan semua lembaga

pendidikan ini serta mengaturnya menjadi satu kesatuan adalah suatu

upaya untuk lebih memberdayakan pendidikan (Daulay, 2007: 211).

5. Evaluasi

Pengertian evaluasi yaitu: 1.) Sebagai suatu tindakan atau proses untuk

menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala

sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan, 2.) Sebagai

kegiatan penilaian yang terjadi dalam kegiatan pendidikan , dan 3.)

Sebagai alat untuk mengukur sampai di mana penguasaan anak terhadap

bahan pendidikan yang telah diberikan (Rosyadi, 2004: 283-294).

Penilaian atau evaluasi dalam pendidikan sebenarnya ada dua fungsi

yaitu sebagai pengertian (feed back) dan sebagai peneguhan

(reinforcement). Sebagai pengertian ia memberi pedoman bagi pendidik

untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan suatu pengajaran. Sebagai

peneguhan ia bertugas mengekalkan tingkah laku yang diingini dan

menghilangkan yang tidak diingikan. Suatu tingkah laku boleh kekal sebab

ia diteguhkan. Jika akhlak yang diharapkan itu adalah akhlak yang baik

sesuai dengan ajaran Al-Qur’an maka ia harus di teguhkan agar kekal

dalam diri peserta didik. Salah satu caranya yaitu dengan melalui

penilaian, dengan ganjaran atau pujian, atau mungkin dengan angka.

Page 66: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

53

Karena apabila tidak dikuatkan akhlak akan hilang dan pendidikan dinilai

tidak berhasil (Langgung, 1980: 185).

Evaluasi yang digunakan harus secara terpadu antara ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik. Ukuran keberhasilan pendidikan tidak terpaku

pada aspek kognitif yang ditunjukkan dengan angka-angka nlai ujian

nasional (UN) atau indeks prestasi (IP) yang tertinggi saja, tetapi juga

harus berorientasi kepada kematangan emosi (EQ) dan intelekual (IQ)

kematangan spiritual (SQ) dan ketrampilan kerja yang tercermin secara

total dalam diri seseorang (Djohar, 2003: 46).

Diantara sistem evaluasi yang mendasari pendidikan Islam kontemporer

adalah:

a. Nilai physical values yaitu yang bersifat fisik/ jasmaniah yang perlu

menjadi standarisasi pertumbuhan fisik sesuai dengan pertumbuhan

jasmaniah manusia.

b. Nilai etika yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan moral budi pekerti

atau akhlakul karimah sebagai dasar-dasar berperilaku secara standar

normatif Islam baik kepada dirinya, kepada orang lain, terhadap alam,

maupun terhadap sang pencipta.

c. Nilai logikal yaitu kemampuan daya nalar yang harus dikuasai oleh

seorang manusia dari mulai mumayyiz baligh sampai dewasa yang

meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan

sosial, kecerdasan oral, kecerdasan kultural dan kecerdasan berpolitik.

Page 67: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

54

1.) Nilai estetika yaitu nilai yang berhubungan dengan mengapresiasikan

keindahan baik dalam pemeliharaan lingkungan, kebersihan,

keindahan, sampai mengekspresikan nilai-nilai seni budaya yang

Islami.

2.) Teological instrumental yaitu nilai asas manfaat merupakan suatu

kemampuan dalam memanfaatkan segala fasilitas hidup dan

kehidupan baik langsung mapun tidak langsung, baik sederhana

maupun yang kompleks sehingga dapat menjadikan kehidupan yang

lebih sejahtera dan bermakna.

3.) Teological values yaitu nilai yang berkaitan dengan masalah-masalah

keagamaan artinya perkembangan kehidupan beragama dari mulai

mengenal agama secara verbalistis, kepada tingkatan kritis sampai

kesadaran beragama dengan penuh tanggung jawab dalam kerangka

menjunjung tinggi agama Allah (Islam) sesuai dengan peran dan

fungsi dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara (http:// journal. Iainbengkulu. ac. id. Di akses pada 11

Juli 2017).

Pedoman evaluasi pendidikan Islam disusun secara terpadu, yaitu

terdiri dari keberhasilan akademik, watak dan pribadi, keimanan dan

ketakwaan dengan menggunakan pengumpulan data secara terpadu.

Evaluasi tidak hanya dilakukan di sekolah (kelas) oleh guru, tetapi juga

dalam perilaku kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah.

Pedoman evaluasi keberhasilan pendidikan yang disusun dengan berbagai

Page 68: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

55

macam bentuk itu dilaksanakan secara terpadu, dengan prinsip

kesinambungan komprehensif, objektivitas dan transparan, serta

disesuaikan dengan tingkat kematangan, jenjang pendidikan dan

kemampuan siswa (Zainuddin, 2008: 59).

C. Kelebihan Pendidikan Islam Kontemporer

Islam adalah agama paripurna. Dalam pendidikan pun, Islam sungguh unggul

dan tidak ada yang dapat mengunggulinya. Siapapun yang menelaah sistem

pendidikan didalam Islam akan melihat banyak keunggulan. Dibawah ini

akan dijelaskan beberapa kelebihan pendidikan Islam kontemporer:

1. Pendidikan Islam dasarnya adalah akidah islamiyah (iman). Islam

menjadikan akidah sebagai landasan didalam pendidikan. Sejak awal,

kaum Muslim saat menuntut ilmu baik yang fardhu kifayah maupun

fardhu ’ain dasarnya adalah keimanan kepada Allah. Yakni, menuntut

ilmu adalah perintah Allah dan dalam rangka beribadah kepada-Nya. Ilmu

yang diajarkan akan menjadi ilmu yang bermanfaat, bukan hanya di dunia,

melainkan pahalanya mengalir hingga akhirat. Dari sini saja, baik

pendidik maupun peserta didik melakukan proses kegiatan mengajar

belajar dengan dorongan iman dan ibadah. (https:// muhammadsugiono.

wordpress. com/ 2009/ 05/ 02/ keunggulan- pendidikan- islam/. Di akses

pada 11 Juli 2017.)

Bukan sekedar itu, pengaruh akidah ini nampak didalam tujuan dan arah

pendidikan. Perwujudannya muncul di dalam kurikulum dan metode

pendidikan. Dengan kata lain, dalam pendidikan Islam, akidah Islam

Page 69: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

56

harus menjadi dasar penentuan arah dan tujuan pendidikan, penyusunan

kurikulum dan standar nilai ilmu pengetahuan serta proses belajar

mengajar, termasuk penentuan kualifikasi guru serta budaya sekolah yang

akan dikembangkan.

2. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan

memberikan keterampilan dalam ilmu kehidupan. Ada dua hal yang

hendak diraih dalam pendidikan Islam. Pertama adalah terbentuknya

kepribadian Islam. Untuk dapat memiliki kepribadian Islam seseorang

harus memiliki pola berpikir islami (aqliyyah islamiyyah) dan pola jiwa

islami (nafsiyah islamiyyah). Pola berpikir islami dibentuk melalui

pengkajian dan pemahaman Islam. Disinilah peserta didik diberikan

kemampuan dasar ilmu-ilmu keislaman seperti al-Qur’an, bahasa Arab,

Hadits, Akhlak, dll. Sistem pembelajarannya pun dilakukan sedemikian

rupa sehingga peserta didik bukan sekedar hafal melainkan juga mengerti

dan paham. Dengan ’aqliyah islamiyah mereka menilai dan menghukumi

segala hal berdasarkan akidah dan syariat Islam.

Kedua adalah ilmu kehidupan. Islam tidak mencukupkan pada

pembelajaran yang membentuk kepribadian Islam, melainkan juga

mengajari ilmu kehidupan. Ilmu kehidupan tersebut mencakup

professional skill (keahlian profesional) dengan mengajarkan matematika,

IPA, dll. Juga, ilmu kehidupan mencakup life skill (keahlian hidup)

dengan mengajarkan kemandirian, kemampuan komunikasi, bekerja sama

dalam kelompok, siap memimpin dan dipimpin, dll.

Page 70: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

57

Peserta didik juga diarahkan untuk menjadi orang-orang yang

berkompeten dalam bidangnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi pun

diberikan. Jadi, peserta didik dibina kepribadian Islamnya sekaligus diberi

keahlian dalam sains dan teknologi. Dengan demikian, peserta didik

bukan hanya pintar dan dapat menyelesaikan persoalan berdasarkan Islam,

merekapun akan taat kepada Allah SWT dan memiliki perhatian dan

keberpihakan kepada diri sendiri, keluarga, bahkan masyarakat. Peserta

didik seperti ini bukan hanya akan menjadi buah hati orang tua, melainkan

juga akan menjadi generasi cerdas bertakwa calon pemimpin umat.

Mereka paham ilmu agama sekaligus punya keahlian dalam sains dan

teknologi.

3. Tolok ukur bukan sekedar nilai. Konsekuensi dari tujuan di atas, penilaian

bukan hanya didasarkan pada nilai melainkan juga ketaatan kepada Allah

SWT. Disinilah kelulusan ditentukan oleh pendidik/ guru yang

mengetahui gerak-gerik sehari-hari peserta didik.

4. Pendidikan terpadu. Dilihat dari materi yang diberikan, keterpaduan berarti

memadukan antara kepribadian Islam, ilmu keislaman (tsaqofah

islamiyah) dan ilmu kehidupan. Orientasi keluaran (output) dari

pendidikan Islamnya tercermin dari keseimbang pada ketiga unsurnya,

yakni: pembentukan kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah),

penguasaan tsaqofah Islam dan ilmu-ilmu kehidupan (IPTEK dan

keterampilan). Bila dalam orientasi keluaran dari pendidikan yang

sekuleristik ketiga unsur tersebut terpisah satu sama lain dan diposisikan

Page 71: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

58

berbeda dimensi (agama – non agama) dengan proporsi sangat tidak

seimbang yang menyebabkan kegagalan pembentukan karakter dan

kepribadian siswa selama ini, dalam keterpaduan pendidikan Islam ketiga

unsur tersebut harus merupakan satu kesatuan yang utuh. Tanggung

jawab pembinaan kepribadian Islam terhadap peserta didikpun bukan

hanya tugas guru agama, melainkan tugas semua guru. Konsekuensinya

semua guru harus paham ajaran Islam.

Dalam konteks kekinian perlu ada internalisasi nilai-nilai Islam kedalam

mata pelajaran sains. Misalnya, ketika sedang membahas tentang bahan

energi (minyak, batu bara, bensin, dll) ditegaskan bahwa itu semua adalah

nikmat dari Allah SWT.

Ditinjau dari pelakunya, keterpaduan pendidikan berarti memadukan

antara peran guru (sekolah), orang tua, dan lingkungan. Karenanya, perlu

keterpaduan dan kerjasama antara ketiganya. Komunikasi dan peran serta

dari ketiganya perlu searah, harmonis, dan saling berkesinambungan.

BAB IV

Relevansi Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin Terhadap

Pendidikan Islam Kontemporer

A. Analisis

1. Persamaan

Page 72: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

59

Dari konsep pendidikan Islam H. M. Arifin dan konsep pendidikan Islam

kontemporer yang telah dibahas, maka dapat ditemukan beberapa

persamaan yaitu:

a. Pengertian pendidikan Islam H. M. Arifin dengan pengertian

pendidikan Islam kontemporer ditemukan persamaan. Yaitu

membimbing manusia berdasarkan syariat Islam (Al-Qur’an dan Hadis)

untuk menjadi manusia semaksimal mungkin untuk memimpin

kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah

menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya yang berorientasi

kekinian sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern.

b. Tujuan pendidikan Islam antara H. M. Arifin dengan pengertian

pendidikan Islam kontemporer ditemukan korelasi dan persamaan, yaitu

membawa misi kesejahteraan bagi umat manusia yang kepribadiannya

berstruktur pada Allah sebagai Tuhan, Al-Qur’an sebagai pedoman

hidup dan Hadis sebagai uswahsehingga tercipta manusia yang utuh

lahir batin, hidup duniawi dan ukhrawi, mampu membagun diri,

masyarakat dan negara dengan ilmu yang dijiwai dengan nilai agama.

c. Kandungan kurikulum dan materi antara H. M. Arifin dengan

pendidikan Islam kontemporer adalah sama, yaitu difokuskan kepada

Al-Qur’an sebagai sumber utama ilmu dan pedoman hidup yang

dikemas secara modern yang tidak ada pemisahan antara ilmu agama

dan ilmu umum secara taksonomik dikotomik di dalamnya.

Page 73: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

60

d. Ditemukan persamaan dalam hal metode yaitu dari segi pengertian,

yaitu jalan untuk mencapai tujuan atau dapat disebut jalan utuk

menanamkan nilai Islam jika kaitannya dengan pendidikan Islam. Dan

persamaan dari dasar penggunaan atau penerapan metode. Bahwa

metode haruslah fleksibel disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan

kemampuan pendidik, yang bertujuan untuk mengembangkan fitrah

yang sudah ada pada diri setiap peserta didik yang mencakup ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik guna memenuhi tuntutan kehidupan

peserta didik sebagai hamba Allah dan anggota masyarakat.

e. Lembaga pendidikan yang dimaksud H. M. Arifin dan yang dibahas

dalam pendidikan Islam kontemporer ada dua yaitu lembaga formal

yang berupa sekolah, madrasah atau pesantren, sedangkan lembaga non

formal yang bermakna luas yaitu semua hal yang dapat mendatangkan

nilai positif dalam proses kependidikan dan penyelenggaraanya

dikategorikan sebagai lembaga pendidikan. Di mana tantangan lembaga

pendidikan Islam saat ini lebih kompleks yaitu untuk mencetak manusia

yang memiliki keseimbangan dalam pandangan hidup, memiliki

penguasaan ilmu agama, ilmu umum dan skill atau kompetensi yang

bermanfaat bagi kehidupan dan senantiasa bersikap dinamis terhadap

perubahan dan kemajuan. Sehingga lembaga pendidikan harus lebih

kritis berorientasi kekinian sejalan dengan kemajuan ilmu dan

teknologi tanpa meninggalkan nilai fitrah keagamaan dan kebudayaan

yang ada di dalam kehidupan masyarakat.

Page 74: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

61

2. Perbedaan

Dari konsep pendidikan Islam H. M. Arifin dan konsep pendidikan Islam

kontemporer yang telah dibahas, maka dapat ditemukan beberapa

perbedaan yaitu:

a. Pengertian kurikulum menurut H. M. Arifin lebih singkat dan terbatas,

yaitu hanya menyatakan bahwa kurikulum adalah sebagai bahan

pelajaran apa saja yang harus disajikan dalam proses pembelajaran

formal. Sedangkan kurikulum menurut pendidikan Islam kotemporer

menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan bukan hanya terbatas pada

perencanaan dalam pembelajaran klasikal saja, tetapi semua

pengalaman belajar yang bermanfaat dan banyak memberi pengaruh

pendewasaan peserta didik dalam pandangan modern adalah termasuk

dalam bagian kurikulum.

b. Sasaran evaluasi antara H. M. Arifin dengan pendidikan Islam

kontemporer ditemukan perbedaan. Dalam pendidikan Islam

kontemporer, sistem evaluasi didasarkan kepada tiga nilai yaitu nilai

fisik, nilai etika (kepada diri sendiri, orang lain, alam dan Tuhan) dan

nilai logika. Sedangkan sasaran evaluasi H. M. Arifin terdiri dari empat

sikap yang dalam pendidikan Islam kontemporer dapat dimasukkan ke

dalam satu poin yaitu poin nilai etika.

B. Relevansi

1. Relevansi Pengertian Dan Tujuan

Page 75: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

62

Di sini peneliti mencoba memahami hakikat dari pendidikan Islam

perspektif H. M. Arifin. Hal ini menarik untuk dikaji karena tidak sedikit

tulisannya yang telah diterbitkan, baik media cetak maupun media

elektronik yang membahas pendidikan Islam. Apalagi kehadirannya dalam

keilmuwan Islam, menambah dari sekian rentetan cendikiawan Muslim

yang ada di Indonesia.

Baginya, pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat

memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai

dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai

corak kepribadiannya (Arifin, 2016: 7). Hal tersebut mencakup seluruh

aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam

telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik

duniawi maupun ukhrawi. Menurutnya pendidikan Islam berwatak

akomodatif terhadap tuntutan kemajuan zaman sesuai acuan norma-norma

kehidupan Islam (Arifin 2016: 8).

Pengertian pendidikan Islam yang disampaikan H. M. Arifin tersebut

senada dengan pengertian pendidikan Islam kontemporer. Bahwa

pendidikan Islam kontemporer adalah proses memberikan, mengarahkan

dan membimbing kemampuan manusia berdasarkan syariat Islam yaitu Al-

Qur’an dan Hadis untuk menjadi muslim semaksimal mungkin sesuai

dengan fitrahnya yang berorientasi kekinian sejalan dengan kemajuan ilmu

dan teknologi modern selaras dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat

masa kini.

Page 76: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

63

Arifin (1994: 115) berpendapat bahwa manusia baru Indonesia yang kita

kehendaki adalah manusia yang serba utuh lahir dan batin. Hidup duniawi

dan uhkrowi, yang mampu membangun diri, masyarakat, dan negara

dengan berbekal ilmu dan ketrampilan yang dijiwai oleh nilai-nilai

agama. Tujuan terakhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi

sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan,

masyarakat, maupun sebagai umat manusia keseluruannya (Arifin, 1994:

41).

Tujuan dari pendidikan Islam kontemporer adalah upaya untuk

menumbuh-kembangkan kepribadian wahiyah, yaitu kepribadian yang

berstruktur pada sudut pandang bahwa Allah adalah Tuhan, Al-Qur’an

sebagai pedoman hidup, dan Sunnah Rasul sebagai uswah (https: //

fahdamjad. files. wordpress. com/ 2007/ 09/ pendidikan- islam-.

kontemporer. pdf. diunduh pada 27 Juni 2017).

Maka ditemukan relevansi dari kedua konsep tersebut yaitu, bahwa tujuan

pendidikan adalah untuk menumbuh kembangkan manusia yang

berkepribadian yang berstruktur pada sudut pandang bahwa Allah adalah

Tuhan, Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dan Sunnah Rasul sebagai

uswah. Dan realisasi dari kepribadian tersebut adalah sikap penyerahan

diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat,

maupun sebagai umat manusia keseluruannya.

2. Relevansi Kurikulum Dan Materi

Page 77: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

64

Menurut sifatnya, kurikulum pendidikan Islam dipandang sebagai cermin

idealitas Islam yang tersusun dalam bentuk serangkaian program dan

konsep dalam mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 2016: 136). Dengan

demikian, kurikulum yang dapat dipandang baik untuk mencapai tujuan

pendidikan Islam menurut H.M. Arifin (2010: 86) adalah yang besifat

integrated dan komprehensif, mencakup ilmu agama, dan umum. Oleh

karena itu, kurikulum harus bersifat dinamis dan konstruktif dalam arus

proses perkembangan masyarakat manusia.

Dari kurikulum pendidikan Islam harus tercermin idealitas Al-Qur’an yang

tidak memilih-milih jenis disiplin ilmu secara taksonomis dikotomik

(Arifin, 2016: 137). Materi pendidikan adalah seperangkat bahan yang

dijadikan sajian dalam aktivitas pendidikan. Perumusan tentang materi

pendidikan didasarkan atas konsep dasar dan tujuan pendidikan. Sumber

materi pendidikan Islam yang diajukan Darajat (2011: 19) yang dianggap

tepat untuk pendidikan Islam di masa modern ini adalah; Al-Qur’an, Hadis

dan ijtihad. Hal ini berhubungan dan keduanya sama-sama setuju bahwa

Al-Qur’an sebagai sumber ilmu yang ideal dan sesuai dengan modernisasi.

Prinsip penyusunan kurikulum menurut H. M. Arifin (2016: 141):

e. Kurikulum mengandung materi (bahan) ilmu pengetahuan yang

berfungsi sebagai alat mencapai tujuan hidup islami.

f. Kurikulum mengandung tata nilai islami intrinsik dan ekstrinsik yang

mampu merealisasikan tujuan pendidikan Islam.

g. Kurikulum diproses melalui metode yang sesuai tujuan pendidikan.

Page 78: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

65

h. Kurikulum, metode, dan tujuan pendidikan Islam harus saling menjiwai

dalam proses mencapai produk yang dicita-citakan menurut agama

Islam.

Kategori kurikulum menurut H. M. Arifin (2016: 141):

d. Ilmu pengetahuan dasar yang esensial adalah ilmu-ilmu yang

membahas Al-Qur’an dan Hadis.

e. Ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai individu dan

sebagai anggota masyarakat antara lain: Antropologi, pedagogik,

psikologi, soisologi, sejarah, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.

f. Ilmu pengetahuan tentang alam disebut al-ulum al-kauniah antara lain

ilmu biologi, botani, fisika, dan astonomi.

Kandungan dalam Al-Qur’an tidak terdapat kontradiksi atau pemisahan

ilmu-ilmu karena semuanya merupakan refleksi dari kekuasaan Allah atas

nama semesta (Arifin, 2016: 142). Sehingga dikotomi ilmu akan hilang

dengan sendirinya karena penekanan kurikulum yang dijalankan

berdasarkan kepada nilai agama, penguasaan ilmu dan teknologi.

Pendidikan Islam sebagai ilmu dalam pengembangannya perlu

diorientasikan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena

kemampuan manusia untuk berpikir rasional, juga kitab suci Al-Qur’an

telah memberikan ruang gerak perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi sejauh kemampuan rasio dapat mencapainya (Arifin, 2016: 88).

Dalam kurikulum pendidikan Islam H. M. Arifin tidak mengenal istilah

dikotomik ilmu. Istilah tersebut muncul dari hasil warisan penjajah

Page 79: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

66

Belanda yang berusaha utuk memisahkan secara tegas antara ilmu agama

dan ilmu modern (umum). Seperti yang disampaikan Ahmad Tafsir (1994:

98-99) bahwa kurikulum pendidikan Islam harus mencakup seluruh

dimensi manusia. tidak hanya memperhatikan akidah, ibadah, maupun

akhlak saja. Akan tetapi termasuk semua aspek kehidupan yang ada.

3. Relevansi Metode

Jika metode dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat diartikan bahwa

metode adalah jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri

seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran yaitu pribadi

Islami. Selain itu metode dapat pula membawa arti sebagai cara untuk

memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus

berkembang sesuai dengan perkembangan zaman (Nata, 1997: 91-92).

Sedangkan pengertian metode menurut H. M. Arifin secara hakiki adalah

segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik maupun non fisik (Arifin,

1994: 43).

Masalah pendidikan yang begitu kompleks menghendaki perlunya

pembaharuan dan modernisasi dalam metode pendidikan Islam. Metode

pendidikan yang disampaikan Arifin (2010: 91) lebih mengarahkan

tugasnya kepada pembinaan atau pembentukan sikap dan kepribadian

manusia yang beruang lingkup pada proses mempengaruhi dan

membentuk kemampuan kognitif, kognatif, afektif serta psikomotor dalam

diri manusia.

Page 80: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

67

Hal ini selaras dengan metode yang digunakan dalam pendidikan Islam

kontemporer bersifat dialektis disesuaikan dengan materi, tujuan, situasi

dan kondisi. Macam-macam metode yang ada bisa menyentuh seluruh

dimensi dan potensi peserta didik untuk menjadi kreatif, aktif, dan dapat

berfikir kritis. Penggunaan metode dan pendekatan tersebut harus

didasarkan pada basis berpusat pada siswa (student active learning). Posisi

guru lebih berfungsi sebagai fasilitator, serta merangsng siwa untuk aktif

dan bisa berfikit kritis (Zainuddin, 2008: 58).

Khusus megenai metode pendidikan Islam, sasaran prosesnya tidak hanya

terbatas pada masalah internalisasi dan transformasi nilai-nilai agama

tetapi juga ilmu dan teknologi. Metode pendidikan Islam adalah jalan yang

harus dilalui di mana faktor iman dan kemampuan bertakwa dalam

perilaku pribadi dan sosial, dijadikan pusat program kurikuler baik di

lembaga pendidikan umum maupun keagamaan (Arifin, 2014: 75-77).

Metode pendidikan yang digunakan H. M. Arifin yang dikutip oleh

Rosyadi, (2004: 214) lebih menekankan pada penelusuran analitis dari

dalam kandungan Al-Qur’an pada hubungan antara pendidik dan peserta

didik dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

g. Pendidikan Islam mengakui adanya fitrah dalam diri manusia yang

dapat dikembangkan melalui pendidikan dengan metode yang tepat.

h. Keyakinan potensi fitrah itu mendorong guru berikhtiar sebaik mungkin

dengan pemilihan metode kependidikan yang efektif dan efisien.

Page 81: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

68

i. Guru berikhtiar terhadap perkembangan fitrah malalui program

kegiatan kependidikan yang terarah kepada cita-cita Islam.

j. Pendidikan Islam mengupayakan harmonisasi dalam proses mencapai

tujuan, sehingga produk pendidikan sesuai dengan cita-cita Islam.

k. Terciptanya model-model proses belajar mengajar yang fleksibel

terhadap tuntutan kebutuhan kehidupan anak didik sebagai hamba Allah

dan anggota masyarakat.

l. Pendidikan berfokus pada pengembangan manusia yang berorientasi

pada potensi keimanan dan ilmu pengetahuan pribadi manusia Muslim.

Tidak ada satu metode apa pun yang dapat dipandang paling efektif tanpa

dikaitkan dengan kemampuan pendidikan dalam penerapannya. Pada era

kehidupan umat manusia saat ini, masyarakat hanya menyerahkan

pendidikan anak-anaknya kepada sekolah. padahal saat ini banyak terjadi

krisis kependidikan yang dikaitkan dengan faktor moralitas (akhlak) dan

ketrampilan yang kurang siap pakai dalam dunia kerja. Umat Islam

Indonesia perlu berani melakukan terobosan-terobosan baru dalam

menerapkan sistem dan metode yang mampu mengintegrasikan antara

iman dan ilmu serta teknologi modern. Bagaimana agar iman dan takwa

anak didik kita menjadi teladan yang lain (Arifin, 2014: 77-78).

Maka ditemukan relevansi dalam pengertian motode sebagai sarana

untuk mencapai tujuan, yaitu menanamkan pengetahuan agama sesuai

dengan perkembangan zaman. Sehingga sasaran metode yang di

sampaikan H. M. Arifin relevan dengan pendidikan Islam kontemporer

Page 82: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

69

dan pendidikan Islam di Indonesia yaitu tidak hanya pada masalah

iternalisasi pengetahuan saja tetapi juga ilmu dan teknologi, nilai-nilai

agama dan kehidupan. Untuk membentuk kemampuan kognitif, kognatif,

afektif dan psikomotor.

4. Relevansi Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan Islam saat ini menghadapi tantangan yang berat

untuk mencetak manusia yang memiliki keseimbangan pandangan hidup,

memiliki penguasaan agama sekaligus memiliki pengetahuan umum dan

juga memiliki skill atau kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupan di

masa ini. Kehidupan saat ini ditandai oleh kemajuan sains dan teknologi,

seperti penggunaan komputer atau alat teknologi lain, karena bagi lulusan

pendidikan Islam diharapkan hal itu bukan merupakan sesuatu yang asing.

Sehingga dengan penguasaan terhadap alat teknologi itu mereka dapat

berkiprah secara optimal di tengah-tengah masyarakat. Bahkan bukan saja

dapat menggunakan, menguasai, tetapi dapat mengembangkannya (Indra,

2005: 192).

Lembaga pendidikan merupakan suatu institusi, media, forum, atau situasi

dan kondisi tertentu yang memungkinkan terselenggaranya proses

pembelajaran, baik secara terstruktur maupun secara tradisi yang telah

diciptakan sebelumnya. Pengertian tersebut didasarkan pada pemahaman

bahwa seluruh proses kehidupan manusia pada dasarnya merupakan

kegiatan belajar mengajar atau pendidikan (Roqib, 2009: 121).

Page 83: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

70

Sistem pengelolaan pendidikan dalam bentuk formal adalah yang disebut

sekolah atau madrasah, sedangkan yang bersifat informal ialah berupa

organisasi atau kelompok-kelompok dalam masyarakat termasuk juga

keluarga (Arifin, 1977: 24).

Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang menjadi cermin

umat Islam. Fungsi dan tugasnya adalah merealisasikan cita-cita umat

Islam agar anaknya dididik menjadi manusia yang beriman dan berilmu

pengetahuan. Dalam rangka upaya meraih hidup sejahtera duniawi dan

kebahagiaan hidup di akhirat (Arifin, 2014: 159).

H. M. Arifin (2014: 154-155) mengatakan pola pemecahan problema

pendidikan Islam yang diharapkan mampu menjawab permasalahan

pendidikan Islam yaitu:

1. Faktor idiil yang melandasi pelaksanaan pendidikan Islam yaitu Al-

Qur’an dan Hadis memerlukan interpretasi baru yang berfokus kepada

tiga kemampuan dasar manusia yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik

atau Arifin menyebut ketiganya kemampuan yang bermukim di kepala

(head), di dada (heart), dan di tangan (hand).

2. Faktor struktural kelembagaan pendidikan Islam yang telah eksis dalam

masyarakat, perlu dilakukan inovasi yang benar-benar dapat

mendukung tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan, metode dan

content diperbaiki sedemikian rupa, sehingga mampu menarik minat

peserta didik tanpa mengurangi prinsip-prinsip ajaran dari sumber

pokok Islam. Seperti pesantren atau madrasah sebagai ciri khas

Page 84: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

71

Indonesia, memiliki orientasi ke arah faktor idiil tersebut di atas. Ia

merupakan lembaga sosial keagamaan Islam yang berfungsi sebagai

pusat pembinaan mental agama masyarakat sekitar yang berorientasi

kepada modernisasi umat, dan di sisi lain sebagai lembaga pendidikan

agama Islam di lingkungannya yang dinamis dan aspiratif terhadap

tuntutan kemajuan lahiriyah dan batiniyah.

3. Faktor teknis operasional agama di semua jenjang pendidikan umum

perlu lebih diaktualisasikan ke dalam proses yang integralistik dengan

pendidikan intelektual dan ketrampilan sehingga terwujud keserasian

dan keselarasan dalam pencapaian tujuan pendidikan Internasional.

Tuntutan kualitas pendidikan tidak memungkinkan peserta didik hanya

melakukan kegiatan di pendidikan formal saja, tetapi mesti serentak dan

bersamaan dengan perlunya kebersamaan antara pendidikan formal,

nonformal dan informal. Karenanya memberdayakan semua lembaga

pendidikan ini serta mengaturnya menjadi satu kesatuan adalah suatu

upaya untuk lebih memberdayakan pendidikan (Daulay, 2007: 211).

Pendidikan Islam kontemporer yang beranggapan bahwa tuntutan

kualitas pendidikan saat ini semakin kompleks dan tinggi senada dengan

apa yang disampaikan H. M. Arifin. Konsep lembaga pendidikan Islam

yang disampaikan H. M. Arifin menekankan kepada mempersiapkan

peserta didik dalam menghadapi tantangan modenisasi zaman, baik dari

segi penguasaan teknologi, maupun dari segi persiapan mentalnya. Hal ini

relevan dengan pendidikan di Indonesia bahwa saat ini modernisasi telah

Page 85: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

72

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masayrakat, sehingga

diharapkan lembaga pendidikan sebagai tempat dilaksanakannya proses

pendidikan baik formal maupun non formal untuk lebih berinovasi dan

saling bersinergi dalam mempersiapkan perserta didik untuk kehidupan

mereka dimasa mendatang.

5. Relevansi Evaluasi

Pengertian evaluasi yaitu: 1.) Sebagai suatu tindakan atau proses untuk

menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala

sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan, 2.) Sebagai

kegiatan penilaian yang terjadi dalam kegiatan pendidikan , dan 3.)

Sebagai alat untuk mengukur sampai di mana penguasaan anak terhadap

bahan pendidikan yang telah diberikan (Rosyadi, 2004: 283-294).

Sedangkan menurut H. M. Arifin evaluasi dalam pendidikan Islam

merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik

berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh

aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena

manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius,

melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan

berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya (Arifin, 2016: 162).

Maka ditemukan persamaan dari pengertian evalusi yaitu sebagai

teknik penilaian dalam dunia pendidikan yaitu pada penguasaan peserta

didik terhadap berbagai aspek pendidikan yang telah diajarkan.

Page 86: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

73

Untuk mengetahui keberhasilan proses kependidikan Islam diperlukan

sistem evaluasi pendidikan Islam yang tepat sasaran dan tepat guna

(Arifin, 2016: 171), yaitu menyangkut gejala-gejala batiniah dan gejala

lahiriah yang dimanifestasikan oleh tingkah laku manusia muslim

paripurna, yaitu sosok probadi yang bernafaskan Islam, beriman, dan

bertakwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengamalkan dalam

perilaku akhlak al-karimah.

Sedangkan menurut pendidikan Islam kontemporer, evaluasi yang

digunakan harus secara terpadu antara ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Ukuran keberhasilan pendidikan tidak terpaku pada aspek

kognitif yang ditunjukkan dengan angka-angka nlai ujian nasional (UN)

atau indeks prestasi (IP) yang tertinggi saja, tetapi juga harus berorientasi

kepada kematangan emosi (EQ) dan intelekual (IQ) kematangan spiritual

(SQ) dan ketrampilan kerja yang tercermin secara total dalam diri

seseorang (Djohar, 2003: 46). Maka konsep evaluasi pendidikan H. M.

Arifin dengan pendidikan Islam kontemporer ditemukan persamaan yaitu

tidak boleh hanya terpaku pada satu aspek ranah kognitif saja tetapi juga

ranah afektif dan spikomotor sebagai manifestasi ilmu dalam segi tingkah

laku dan ketrampilan.

BAB V

Penutup

A. Kesimpulan

Page 87: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

74

Berdasarkan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan:

1. Konsep pendidikan Islam perspektif H. M. Arifin: (1) Pendidikan

Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan

seseorang memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai

Islam. (2) Tujuan pendidikan Islam adalah realisasi dari cita-cita ajaran

Islam yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai

hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat. (3) Kurikulum yang

dipandang baik adalah besifat integrated dan komprehensif,

mencerminkan idealitas Al-Qur’an yang tidak memilih jenis disiplin

ilmu secara taksonomis dikotomik (4) Metode pendidikan

mengarahkan tugasnya kepada proses mempengaruhi dan membentuk

kemampuan kognitif, , afektif, psikomotor dalam diri manusia. (5)

Sistem pengelolaan pendidikan dalam bentuk formal adalah sekolah

atau madrasah, yang bersifat informal ialah organisasi atau kelompok

dalam masyarakat termasuk keluarga. (6) Evaluasi adalah teknik

penilaian tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan

komprehensif dari seluruh aspek kehidupan mental-psikologis dan

spiritual-religius. sasarannya yaitu: (a) Sikap dan pengalaman pribadi,

hubungan dengan Tuhan (b) Sikap dan pengalaman dirinya, hubungan

dengan masyarakat (c) Sikap dan pengalaman kehidupannya,

hubungannya dengan alam sekitar (d) Sikap dan pandangan terhadap

diri sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakatnya,

serta selaku khalifah di muka bumi.

Page 88: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

75

2. Konsep pendidikan Islam kontemporer: (1) Pendidikan Islam

kontemporer adalah proses memberikan, mengarahkan dan

membimbing kemampuan manusia berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

untuk menjadi muslim semaksimal mungkin sesuai dengan fitrahnya

yang berorientasi kekinian sejalan dengan kemajuan ilmu dan

teknologi modern selaras dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat

masa kini (2) Tujuannya adalah menumbuh-kembangkan kepribadian

wahiyah (3). Kurikulum ialah semua yang secara nyata terjadi dalam

proses pendidikan di sekolah (4) Metode memadukan secara utuh

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dalam seluruh aktivitas belajar

bersifat dialektis disesuaikan dengan materi, tujuan, situasi dan

kondisi. (5) Lembaga pendidikan sebagai institusi yang

memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran, baik secara

terstruktur maupun secara tradisi yang telah diciptakan sebelumnya.

Lembaga pendidikan Islam di era global ini menghadapi tantangan

yang berat untuk mencetak manusia yang memiliki keseimbangan

dalam pandangan hidupnya serta memiliki penguasaan atau

pengetahuan agama sekaligus memiliki pengetahuan umum dan juga

memiliki skill atau kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupan di

masa ini (6) Evaluasi yang digunakan harus secara terpadu antara

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

3. Relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H. M. Arifin terhadap

pendidikan Islam kontemporer: jika dikaitkan keduanya memiliki

Page 89: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

76

korelasi karena saling menekankan aspek kecerdasan intelektual dan

pengembangan manusia seutuhnya disertai internalisasi nilai-nilai

spiritual. Pendidikan Islam perspektif H. M. Arifin sangat relevan

dengan pendidikan Islam kontemporer yaitu terhadap kondisi

pendidikan di Indonesia supaya tidak ada lagi dikotomi ilmu,

terfokusnya sumber pendidikan kepada Al-Qur’an dengan tetap

mengikuti perkembagan sains dan teknologi, tercapainya akhlakul

karimah, terbentuknya kurikulum dan metode yang ideal.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, perlu kiranya peneliti memberikan saran:

1. Bagi Pendidik

Berusaha semaksimal mungkin untuk selalu kreatif dan berinovasi

dalam proses pembelajaran dengan berbagai metode, sehingga peserta

didik dapat menerima pelajaran dengan baik dan maksimal.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat lebih mempercayakan sekolah

berasaskan Islam kepada anaknya selain pengetahuan umum, sehingga

anak dapat menerapkan pengetahuan umum yang baik dengan cara

yang ma’ruf sesuai ajaran pendidikan Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Abudullah, Rahman. 2001. Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam

Rekonstruksi Pemikiran Dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam.

Yoyakarta: UII Press.

Aly, Hery Noer dan Munzier. 2003. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska

Agung Insani.

Page 90: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

77

Arifin, H.M.. 1977. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkunagn

Sekolah Dan Agama (Sebagai Pengembangan Metodologi). Jakarta: Bumi

Aksara.

Arifin, H.M.. 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, H.M.. 1991. Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika Masyarakat Suatu

Pendekatan Filosofis, Pedagogis, Psikologis Dan kontekstual. Jakarta:

Golden Terayon Press.

Arifin, H.M.. 1991. Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arifin, H.M.. 1994. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis Dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin H.M.. 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama.

Jakarta: Golden Terayon Press.

Arifin, H.M.. 1994. Teori-Teori Counseling Umum Dan Agama. Jakarta: Golden

Terayon Press.

Arifin, H.M..2003. Ilmu Perbandingan Pendidikan. Jakarta: Golden Terayon

Press.

Arifin, H.M.. 2010. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, H.M.. 2014. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, H.M.. 2014. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis Dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, H.M.. 2016. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis Dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azizy, Qodri. 2004. Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam (

Persiapan Sdm Dan Terciptanya Masayrakat Madani). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah

Tantangan Milenium III. Jakarta: Kencana.

Bakker, Anton Dan Ahmad Chairis Zubair. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat.

Yogyakarta: Kanisius.

Darajat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 91: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

78

Daulay, Haidar Putra. 2007. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional

Di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Djohar. 2003. Pendidikan Strategik: Alternatif Pendidikan Masa Depan.

Yogyakarta: Lesfi.

Gunawan, Hari. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis Dan Pemikiran Tokoh.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Haris, Muhammad. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Prof. H.M. Arifin. Dalam

Jurnal Ummul Qura Vol VI No 2 September 2015.

http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/qura/article/view/2047.

https://fahdamjad.files.wordpress.com/2007/09/pendidikan-islam-

kontemporer.pdf.

http://journal.iainbengkulu.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/14-SUPARNIS-

PENDIDIKAN-ISLAM-KONTEMPORER.pdf.

https://muhammadsugiono.wordpress.com/2009/05/02/keunggulan-pendidikan-

islam/.

Idi, Abdullah, Toto Suharto. 2006. Revitalisasi Pendidikan Islam. Yogyakarta:

Tiara Wacana.

Indra, Hasbi. 2005. Pendidikan Islam Melawan Gobalisasi. Jakarta: Ridamulia.

Jumali. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Kuswaya, Adang. 2011. Metode Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: Orbittust Corp.

Langgung, Hasan. 1980. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.

Bandung: Al Ma’arif.

Muhadjir, Noeng. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakata: Rake

Sarasin.

Mujtahid. 2011. Reformasi Pendidikan Islam Meretas Mindet Baru, Meraih

Peradaban Unggul. Malang: UIN Maliki Press.

Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Integratif Upaya

Mengintegrasikan Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nasution, S.. 1982. Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmars.

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Page 92: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

79

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif

Di Sekolah, Keluarga Dan Masyarakat. Yogyakarta: LKiS Printing

Cemerlang.

Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Sadulloh, Uyoh. 2014. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Saefuddin, A.M.. 1991. Desekularisasi Tentang Pembangunan Pemikiran Islam

Di Indonesia. Bandung: Mizan.

Soebahar, Abdul Halim. 1992. Wawasan Baru Pendidikan Islam. Pasuruan:

Garoeda Buana Indah.

Suwito. 2005. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Sudarto. 1997. Metode Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Tafsir, Ahmad. 2014. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Pendidikan Islam Integrasi Jasmani, Rohani, dan

Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Page 93: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama : Ana Bi’aunika

2. NIM : 111-13-048

3. Fakutas/ Jurusan : FTIK / PAI

4. Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 14 Desember 1994

5. Alamat : Payaman RT. 01 RW. 02 Kel. Tingkir

Tengah, Kec. Tingkir Kota Salatiga

6. Nama Ayah : Sudarsono

7. Nama Ibu : Mutiah

8. Agama : Islam

B. Pendidikan

1. TK Roudhotul Athfal Sudirman lulus tahun 2001

2. SD N Tingkir Tengah 02 lulus tahun 2007

3. SMP N 3 Salatiga lulus tahun 2010

4. SMA N 1 Tengaran lulus tahun 2013

Demikian daftar riwayat hidup ini peneliti buat dengan sebenar-benanrya.

Salatiga, 23 Agustus 2017

Peneliti,

Ana Bi’aunika

Page 94: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk
Page 95: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk
Page 96: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk
Page 97: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk
Page 98: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk
Page 99: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

DAFTAR NILAI

SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Ana Bi’aunika

NIM : 111-13-048

Jurusan : PAI

Dosen pembimbing : Prof. Dr. Mansur, M. Ag.

No.

Nama Kegiatan

Pelaksanaan

Sebagai

Nilai

1.

OPAK STAIN SALATIGA

2013” Rekontruksi

Paradigma Mahasiswa Yang

Cerdas, Peka dan Peduli”

26-27 Agustus 2013 Peserta 3

2.

OPAK TARBIYAH 2013”

Menjunjung Tinggi Nilai-

Nilai Kearifan Lokal Sebagai

Identitas Pendidikan

Indonesia”

29 Agustus 2013 Peserta 3

3.

UPT PERPUSTAKAAN

STAIN Salatiga ” Library

User Education (Pendidikan

Pemakai Perpustakaan)

16 September 2013

Peserta 2

4.

MASA TA’ARUF (MASTA)

“Making An Incredible Youth

Generation”

06 September 2013 Peserta 2

5.

TRAINING PEMBUATAN

MAKALAH LDK DARUL

AMAL STAIN SALATIGA

18 September 2013 Peserta 2

6.

SEMINAR NASIONAL

BAHASA ARAB “Upaya

Menjaga Eksistensi Dan Masa

Depan Pembelajaran Bahasa

Arab”

09 Oktober 2013 Peserta 8

7. SIBA-SIBI TRAINING UAS SEMESTER GANJIL 2013-

2014

10-11 Januari 2014 Peserta 2

8.

TALK SHOW “How To Be A

Successfull Creative To Face

Asean Economic Comunity

2015”

07 April 2014 Peserta 1

9.

SIBA-SIBI TRAINING UTS

SEMESTER GENAP TAHUN

2014

02-03 Mei 2014 Peserta 2

10. PENDIDIKAN PERS

MAHASISWA TINGKAT 16 November 2014 Peserta 2

Page 100: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk

DASAR “Membangun

Profesionalitas Pers

Mahasiswa LPM DinamikA”

11.

SEMINAR INTERNET

MARKETING “Membangun

Bisnis Online”

05 April 2015 Panitia 3

12.

PELATIHAN JURNALISTIK

TINGKAT LANJUT

“Implementasi Pers

Mahasiswa Terhadap

Dinamika Kampus”

08-10 Mei 2015 Peserta 2

13.

WORKSHOP SEMATHIC

(Sempoa Mathematic)

“Berhitung Cepat & Akurat”

09-10 Juni 2015 Panitia 3

14.

TRAINING MAKALAH

DAN MOTIVASI LDK

FATHIR AR-RASYID

12 September 2015 Peserta 2

15.

SEMINAR NASIONAL

“Wacana Islam Nusantara

Dalam Menjaga Kebhinekaan

Dan Keutuhan NKRI”

31 Oktober 2015 Peserta 8

16.

SEMINAR NASIONAL

“Memandang Jurnalisme Dari

Perspektif Gender”

24 September 2016 Peserta 8

17.

SEMINAR NASIONAL

“Revitalisasi Budaya Filsafat

Dalam Pemikiran Islam

Kontemporer”

03 November 2016 Peseta 8

18.

TALKSHOW”Satu Jam Lebih

Dekat Bersama Kandidat

Walikota dan Wakil Walikota

Salatiga Periode 2017-2022”

05 November 2016 Peserta 2

19.

SEMINAR

NASIONAL”Bersama

Merajut Asa Memberantas

Korupsi di Indonesia”

10 November 2016 Peserta 8

20.

SEMINAR NASIONAL

EDUPRENEUSHIP”Strategi

Marketing Kunci Sukses

Wirausaha”

13 November 2016 Panitia 8

21.

PUBLIC HEARING SEMA &

Sivitas Akademika IAIN

Salatiga “ Suara Hati

Mahasiswa IAIN Salatiga)

17 November 2017 Peserta 2

Page 101: Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifine-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1914/1/SKRIPSI JADI.pdf · Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk