187
i KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H. ABDURRAHMAN WAHID SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh : DIAN APRIANI NIM. 111 13 252 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

  • Upload
    lyduong

  • View
    286

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

i

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF

PERSPEKTIF K.H. ABDURRAHMAN WAHID

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

DIAN APRIANI

NIM. 111 13 252

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

ii

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

iii

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

iv

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

v

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

vi

MOTTO

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

vii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini, kupersembahkan untuk:

1. Ibunda Sri Mulyani (Alm), perempuan terhebat yang diamanahi untuk

hadirkan aku dalam kehidupan ini.

2. Bpk. Sardi dan Ibu Rusmini, yang dipilih Allah untuk senantiasa merawat

serta menjagaku.

3. Abah Ulin Nuha dan Ibu Nyai Charirah, yang tak pernah jenuh dan lelah

dalam menyampaikan ilmu serta nasehatnya.

4. Abah Mahfudz Ridwan sekeluarga, yang senantiasa memberikan

bimbingan dan doanya.

5. Seluruh Keluarga Besarku, yang telah memberikan dukungan serta

senantiasa menumbuhkan semangat ku dalam menimba ilmu.

6. Keluarga Besar PP. Madrasatul Qur’an, Andong, Boyolali dan PP. Edi

Mancoro, Gedangan, Tuntang, yang selalu bersamaku dalam langkah-

langkahku menggapai cita.

7. Sahabat-sahabat terkasihku dalam Keluarga Asma’ Room, Keluarga

Besar Bidik Misi IAIN Salatiga, Keluarga Besar Wanita Karier, dan

Keluarga Besar Mahasiswa Al Khidmah Salatiga, sungguh berada dalam

sisi kalian adalah hal yang luar biasa.

8. Dan teruntuk semuanya, saya ucapkan terimakasih.

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga,

sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK).

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam,

yang berkenan mengoreksi dan mengarahkan judul skripsi di tengah padatnya

tugas.

4. Bapak Drs. A. Sultoni, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik, beserta

bapak dan ibu dosen yang telah berkenan membimbing penulis selama masa

studi.

5. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan, arahan serta ide cemerlangnya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Segenap guru dan kiaiku, yang insyaallah petuahnya adalah obat bagi setiap

jiwa yang gersang.

7. Segenap keluarga besar, dan sahabat-sahabat terbaik yang dikirim oleh Allah

untuk selalu mendampingiku. Jazakumullahu khair al-jaza‟.

Kepada mereka semua, penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas semua amal baik yang

telah diberikan kepada penulis. Akhirnya, dari karya tulis ini penulis berharap

kemanfaatan bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Penulis

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

ix

ABSTRAK

Apriani, Dian. 2017. Konsep Pendidikan Islam Inklusif Perspektif K.H

Abdurrahman Wahid. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M. Ag.

Kata Kunci: Konsep, Pendidikan Islam, Inklusif, Abdurrahman Wahid

Penulisan skripsi ini merupakan sebuah upaya untuk mengupas lebih

dalam tentang sosok pemikir Muslim modernis serta kontroversi, yakni KH.

Abdurrahman Wahid. Tujuan penelitian dalam skripsi ini ada dua hal, yaitu: 1)

Untuk mendiskripsikan konsep Pendidikan Islam Inklusif perspektif KH.

Abdurrahman Wahid; 2) Untuk mendiskripsikan relevansi pemikiran KH.

Abdurrahman Wahid tentang Pendidikan Islam Inklusif dengan pendidikan di era

sekarang.Tujuan tersebut menjawab dari rumusan masalah dalam penelitian ini: 1)

Bagaimana konsep Pendidikan Islam Inklusif menurut KH. Abdurrahman Wahid?

2) Bagaimana relevansi pemikiran KH. Abdurrahman Wahid tentang Pendidikan

Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang?

Jenis penelitian ini adalah Library Research, yaitu penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber literatur perpustakaan. Adapun

sumber data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari buku atau karya-karya K.H Abdurrahman Wahid yang

berkaitan dengan judul penelitian. Sedangkan data sekunder diambil dari literatur

dan buku-buku yang bersangkutan dengan obyek pembahasan penulis. Sementara

itu, metode pengumpulan data dalam karya tulis ini menggunakan metode

dokumentasi dan wawancara.Adapun teknis analisis data menggunakan metode

deduktif, induktif, dan historis.

Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pendidikan Islam

inklusif pemikiran KH. Abdurrahman Wahid adalahkonsep pendidikan Islam

yang berwawasan multikutural dengan menekankan keterbukaan terhadap adanya

keberagaman. Konsep ini diambil dari corak pemikiran Gus Dur yang inklusif

yaitu plural dan humanisme. Dengan corak pemikiran yang plural diharapkan

pendidikan Islam mampu membuka diri terhadap perbedaan, sehingga akan

menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat yang

plural. Kemudian untuk nilai-nilai humanisme, diaktualisasikan dalam pendidikan

Islam sehingga akan menumbuhkan sikap saling menyayangi sesama manusia

tanpa melihat latar belakang agamanya. Di sisi lain, KH. Abdurrahman Wahid

juga menekankan sikap keterbukaan dalam segala aspek pendidikan Islam,

terutama dalam aspek materi yang disampaikan. Dalam penyampaian materi

bukan hanya doktrin ajaran Islam yang disampaikan, melainkan nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya mampu terimplementasi dengan baik dan teraplikasi

dalam masyarakat. Adapun relevansi pendidikan Islam inklusif KH. Abdurrahman

Wahid dengan pendidikan saat ini berujung pada kesimpulan bahwa konsep yang

diusung KH. Abdurrahman wahid sangat relevan, mengingat era pendidikan Islam

sekarang hanya mengajarkan apa yang sesuai kontekstual dan bersifat stagnan.

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... v

MOTTO ............................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 6

E. Metode Penelitian ........................................................................ 7

F. Telaah Pustaka ............................................................................. 13

G. Sistematika Penulisan .................................................................. 17

BAB II BIOGRAFI TOKOH

A. Konteks Internal .......................................................................... 19

1. Riwayat Hidup KH Abdurrahman Wahid ............................ 19

2. Riwayat Pendidikan KH Abdurrahman Wahid .................... 31

3. Karir Sang Guru Bangsa ....................................................... 43

4. Penghargaan ......................................................................... 45

5. Karya-Karya KH Abdurrahman Wahid ................................ 47

B. Konteks Eksternal ....................................................................... 49

1. Aspek Keagamaan ................................................................ 49

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

xi

2. Aspek Sosial Budaya ............................................................ 51

3. Aspek Sosial Politik .............................................................. 53

C. Corak Pemikiran KH Abdurrahman Wahid ................................ 55

1. Pluralisme ............................................................................. 56

2. Neo-Modernis ....................................................................... 60

3. Humanisme ........................................................................... 62

4. Pribumisasi Islam .................................................................. 64

5. Demokrasi .............................................................................. 68

BAB III KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Inklusif ...................................................................... 73

1. Pengertian Inklusif ................................................................ 73

2. Landasan Pendidikan Inklusif ............................................... 82

3. Karakter dan Tujuan Pendidikan Inklusif ............................. 85

B. Pendidikan Islam ......................................................................... 87

1. Pengertian Pendidikan Islam ................................................ 87

2. Landasan Dasar Pendidikan Islam ........................................ 90

3. Konsep dan Tujuan Pendidikan Islam .................................. 92

4. Unsur-Unsur Pendidikan Islam ............................................. 94

C. Pendidikan Islam Inklusif ............................................................ 102

1. Pengertian Islam Inklusif ...................................................... 102

2. Pendidikan Islam sebagai Sistem Kebenaran Universal ....... 104

3. Konsep Pendidikan Islam Berparadigma Inklusif ................ 112

BAB IV PEMIKIRAN TOKOH

A. Analisis Konsep Pendidikan Islam Inklusif Gus Dur .................. 124

1. Inklusivitas Pemikiran Islam Gus Dur .................................. 125

a. Pribumisasi Ajaran Islam ............................................... 125

b. Pluralisme ....................................................................... 127

c. Humanisme ..................................................................... 130

2. Konsep Pendidikan Islam Inklusif Gus Dur ......................... 133

B. Relevansi Pendidikan Islam Inklusif KH Abdurrahman Wahid dengan

Pendidikan saat ini ....................................................................... 144

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 151

B. Saran ........................................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

Lampiran 3 : Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 4 : Ringkasan Skripsi dalam Bentuk Power Point

Lampiran 5 : Pernyataan Melakukan Wawancara

Lampiran 6 : Transkip Wawancara

Lampiran 7 : Foto-foto Penelitian

Lampiran 7 : Lembar SKK

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia dewasa ini, dimana

dengan adanya pendidikan akan mampu menciptakan generasi emas yang

akan membangun kembali peradaban suatu bangsa. Banyak program yang

telah ditawarkan pemerintah guna untuk meningkatkan mutu suatu

pendidikan, serta meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Dengan proses pendidikan yang dilalui setiap manusia inilah yang akan

membedakan manusia dengan makhluk-makluk Allah lainya, hal ini

tercantum dalam Q.S Al-Mujaadilah ayat 11:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

„Berlapang-lapanglah dalam majelis‟, maka lapangkanlah, niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: „Berdirilah

kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat‟. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”(Syamil Qur‟an, 2007:543).

Menurut Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1),

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

2

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara

(Sisdiknas UU RI No. 20 tahun 2003:2). Dari pengertian dapat dipahami

bahwa pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara sadar

dan tersusun dengan tujuan untuk membentuk manusia yang berakhlak dan

memiliki pengetahuan sesuai dengan kemampuannya, yang nantinya akan

mampu diimplementasikan pada kehidupannya dengan tujuan menjadi

individu yang aktif, produktif serta inovatif baik untuk pribadi maupun

masyarakat pada umumnya. Begitu juga dengan pendidikan Islam yang

memiliki tujuan yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan

beragama, berbangsa dan bernegara guna untuk mewujudkan peradaban dunia

yang Islami.

Islam adalah agama yang mengajarkan untuk senantiasa menebarkan

cinta damai kepada semua orang sebagai wujud agama yang Rahmatul

Lil‟alamin, mengajarkan bagaimana bersikap yang baik terhadap perbedaan

yang ada. Ajaran Islam sebagai sebuah sistem yang diyakini oleh penganutnya

yang memiliki nilai-nilai tentang kebenaran yang hakiki dan mutlak untuk

dijadikan sebagai pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di

dalamnya aspek pendidikan (Ramayulis, 2015:4-5). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa Islam telah mengatur segala aspek kehidupan terutama aspek

pendidikan. Maka dari itu pendidikan Islam diharapkan mampu meningkatkan

keimanan dan mengembangkan sikap toleransi terhadap golongan lain.

Karena pendidikan Islam bukan hanya untuk belajar tentang agama atau

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

3

hanya terfokus pada aspek kognitif (pengetahuan) semata, melainkan

bagaimana kita menginterpretasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-

hari, bukan untuk menyalahkan orang lain karena berbeda dengan kita. Tapi

pendidikan yang mampu mengintegrasikan segala aspek, baik aspek akal,

emosi, moral, dan aspek spiritual. Sehingga akan menciptakan insan manusia

yang Islami, yang menghargai perbedaan dan memiliki sikap toleran yang

tinggi.

Di Indonesia pendidikan Islam masih identik dengan dunia Pesantren dan

Madrasah, dimana sistem yang ada di dalamnya masih tertutup dengan alur

perkembangan saat ini. Selain itu antara pendidikan Islam dan pendidikan

umum seakan-akan satu dengan yang lain saling memisahkan diri. Hal ini

juga yang akan menghambat perkembangan pendidikan di Indonesia,

terutama pendidikan Islam. Menurut Arif (2008:xi) Pendidikan Islam

mengalami stagnasi (kemandekan) akut akibat kuatnya pengaruh corak

berfikir normatif-reproduktif dan miopik-narsistik yang disadari atau tidak,

turut dilanggengkan oleh sikap pengharaman terhadap hal-hal yang berbau

filsafat dan kebebasan berfikir kritis yang masih tetap dilestarikan dalam

sistem pendidikan Islam tradisional.

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, karena menyimpan akar

keberagaman dalam hal agama, bahasa, tradisi, dan budaya (Rosyidi, 2009:1).

Begitu halnya dalam dunia pendidikan yang mana dalam komponen-

komponen pendidikan terdapat beberapa lapis yang berbeda-beda. Terutama

dalam lingkungan kelas, akan dijumpai keberagaman pada peserta didik.

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

4

Mereka datang dari background keluarga yang berbeda-beda, karakter yang

berbeda-beda. Disinilah bagaimana pendidikan Islam mampu merangkul

semua kalangan. Pendidikan yang menghargai perbedaan pendapat tanpa

harus mengorbankan akidah yang diyakini, menghargai diri, menghargai

kebenaran, menghargai keindahan, dan menghargai lingkungan, alam kultural

(Rosyidi, 2009:10).

Untuk menciptakan suatu pendidikan yang mencangkup semua aspek

kehidupan yang tertuang dalam Bhineka Tunggal Ika, maka diperlukan

adanya sikap inklusif. Kata inklusif berasal dari bahasa Inggris “inclusive”

yang artinya “termasuk di dalamnya” (Kembara, Tanpa tahun:185). Sikap

inklusif merupakan sikap keterbukaan untuk menghargai kemajemukan yang

ada di Indonesia, jika dikembangkan secara luas akan mampu melahirkan

pluralisme. Dimana nilai-nilai inklusif jika diaktualisasi dalam dunia

pendidikan akan mampu menumbuhkan suatu pembelajaran yang

mengutamakan kebenaran bersama tanpa ada yang mengunggulkan satu

golongan.

Pola pendidikan Islam yang terbuka dengan adanya perubahan-perubahan

di Indonesia dikenalkan oleh salah satu tokoh bahkan termasuk salah satu

pemimpin negara yaitu KH. Abdurrahman Wahid, atau lebih dikenal dengan

sebutan Gus Dur, seorang ulama sekaligus cendikiawan Muslim. Dalam dunia

pendidikan Gus Dur memadukan nilai-nilai tradisional dan Barat modern

yang disebut neomodernisme, yaitu suatu gerakan progresif dalam pemikiran

Islam yang tidak hanya timbul dari modernisme Islam, tetapi juga sangat

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

5

tertarik pada pengetahuan tradisional (Faisol, 2011:16). Beliau yang dikenal

sebagai pelindung kaum minoritas dan tertindas, juga yang memperkenalkan

sikap keterbukaan dan toleransi terhadap keberagaman yang ada. Gus Dur

lebih populer dengan sebutan “Bapak Pluralisme Indonesia” karena beliau

dekat dengan masyarakat manapun, tidak memandang agama, ras, maupun

suku. Baginya semua adalah sama yaitu masyarakat Indonesia yang menyatu

di bawah Bhineka Tunggal Ika.

Untuk menerima dan mengafirmasi pluralisme masyarakat dan

menekankan signifikansi toleransi dan harmoni dalam hubungan antar-

komunal dibutuhkan sikap terbuka, inklusif dan liberal (Masdar, 1999:122).

Dalam hal ini, Gus Dur mengedepankan sikap terbuka (inklusif) dalam

memahami masyarakat yang beranekaragam. Dengan sikap seperti inilah Gus

Dur diterima oleh semua kalangan, baik itu dari kalangan muslim maupun

non muslim, dari masyarakat negara sendiri maupun masyarakat manca

negara.

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji dan

menelaah pemikiran dan gagasan Gus Dur yang sering dianggap nyleneh atau

kontroversial oleh kebanyakan orang. Maka dari itu penulis melakukan

penelitian kepustakaan dengan judul “KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

INKLUSIF MENURUT KH. ABDURRAHMAN WAHID”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Pendidikan Islam Inklusif menurut KH. Abdurrahman

Wahid?

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

6

2. Bagaimana relevansi pemikiran KH. Abdurrahman Wahid tentang

Pendidikan Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang?

C. Tujuan Penilitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan konsep Pendidikan Islam Inklusif menurut KH.

Abdurrahman Wahid.

2. Untuk mendiskripsikan relevansi pemikiran KH. Abdurrahman Wahid

tentang Pendidikan Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi semua

kalangan masyarakat serta kalangan para pendidik secara teoritik dan pratik

antara lain sebagai berikut:

1. Secara Teoritik

Dapat memberikan sumbangan pengembangan konsep pendidikan

inklusif dari pemikiran KH. Abdurrahman Wahid yang dapat

memperkaya khasanah keilmuwan dunia pendidikan Islam untuk

digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Secara Praktik

a. Bagi mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadikan sumber informasi belajar tentang pendidikan Islam

inklusif khususnya mahasiswa keguruan atau tarbiyah sebagai salah

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

7

satu cara penguasaan dalam menumbuhkan sikap inklusif kepada

peserta didik secara efektif.

b. Bagi dosen dan institut, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan informasi untuk menambah partisipasi dan kepedulian

terhadap konsep-konsep pendidikan Islam inklusif dalam

pembelajaran khususnya di lembaga pendidikan Islam.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut

sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan Islam dengan

berparadigma inklusif dalam membangun peradaban Islam melalui

individu-individu yang berkualitas, profesional, dan komponen sesuai

dengan bidang yang dikuasainya.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yaitu

penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan

pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi,

proses penafsiran melalui analisis, dan penyimpulan hasil penelitian dan

rekomendasi yang dapat diajukan (Maslikhah, 2013:82). Penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze

research). Dalam penelitian kepustakaan peneliti harus mengenal

beberapa koleksi alat bantu yang disebut bibliografi sebagai deskripsi

analisis. Bibliografi merupakan daftar informasi buku-buku karya

pengarang atau ahli dalam berbagai bidang, pengarang, keahlian dan

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

8

penerbit tertentu. Dalam hal ini, bibliografi dibedakan menjadi 2 yaitu: a)

bibliografi beranotasi adalah bibliografi yang lebih rinci, tidak hanya

berisi informasi tentang identitas buku, tetapi juga memberikan

keterangan tentang sinopsis isi buku dan literatur terkait. b) bibliografi

kerja yaitu daftar kepustakaan terpilih yang tercatat di atas lembaran kartu

atau buku catatan untuk kepentingan penelitian (Zed, 2008:82-83).

Penulis berusaha mengumpulkan data, menganalisa, dan membuat

interpretasi secara mendalam tentang pemikiran tokoh KH. Abdurrahman

Wahid. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menganalisis proses dan

makna dari sudut pandang peneliti mengenai konsep dan pemikiran

pendidikan inklusif menurut KH. Abdurrahman Wahid, serta relevansinya

dengan masa kini dengan menggunakan teori yang telah ada.

2. Sumber Data

Yaitu subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 1998:114).

Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan dengan cara mengumpulkan data-data dengan cara

mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori dan konsep-konsep

dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, ataupun karya tulis

lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Penelitian ini sumber data

yang dibutuhkan meliputi sumber data primer dan data sumber data

sekunder.

a. Data Primer

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

9

Yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau

petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya (Suryabrata, 1995:84-

85). Sumber data primer dalam penelitian ini diambil langsung dari

buku yang ditulis oleh KH. Abdurrahman Wahid dan yang masih

berhubungan dengan tema peneliti. Diantaranya yaitu adalah buku

Islam Kosmopolitan, Prisma Pemikiran Gus Dur, Dialog Peradaban,

Islam Negara dan Demokrasi, Islam Tanpa Kekerasan, Islamku Islam

Anda Islam Kita, dll.

b. Data Sekunder

Adalah sumber data yang berupa buku-buku serta kepustakaan

yang berkaitan dengan objek material, akan tetapi tidak secara

langsung merupakan karya tokoh agama atau filsuf agama tertentu

yang menjadi objek (Kaelan, 2010:144). Sumber data sekunder dalam

penelitian ini adalah literatur yang sesuai dengan objek penelitian,

baik itu teks buku, majalah, jurnal ilmiah, artikel, rekaman atau kaset,

arsip, dokumen pribadi, dokumen resmi lembaga-lembaga dan lain

sebagainya serta hasil wawancara yang terkait dengan penelitian ini.

Data sekunder yang penulis gunakan diantaranya yaitu buku

Pendidikan Berparadigma Inklusif (Upaya Memadukan Pengokohan

Akidah dengan Pengembangan Sikap Toleransi dan Kerukunan) yang

ditulis oleh Imron Rosyidi, buku Biografi Singkat KH. Abdurrahman

Wahid) yang ditulis oleh Muhammad Rifai, dan buku Membaca

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

10

Pemikiran Gus Dur dan Amin Rais yang ditulis oleh Umaruddin

Masdar, dll yang masih bersangkutan dengan penelitian.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan berbagai

sumber data penelitian, diantaranya yaitu:

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Moleong, 2009:186). Wawancara bertujuan untuk memperoleh

informasi dengan menyelidiki pengalaman masa lalu dan masa kini

para partisipan, guna menemukan perasaan, pemikiran dan persepsi

mereka (Daymon, 2008:262).

Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara lengkap

pemikiran Gus Dur tentang Pendidikan Islam Inklusif. Teknik

wawancara digunakan untuk mewawancarai tokoh-tokoh yang pernah

berjumpa atau berhubungan dengan Gus Dur, baik sahabat maupun

keluarganya.

b. Metode Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat,

legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236).

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

11

Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian yang diperoleh

dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel,

jurnal, majalah, maupun buku-buku yang berkaitan dengan

pembahasan penelitian ini guna menjadi data penguat pembahasan

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi

ini adalah:

a. Deduktif

Metode deduktif adalah metode berfikir yang berdasarkan pada

pengetahuan umum dimana kita hendak menilai suatu kejadian yang

khusus (Hadi, 1981:42). Metode ini digunakan untuk menjelaskan

konsep pendidikan inklusif yang dewasa ini sangat diperlukan dalam

dunia pendidikan masa kini.

b. Induktif

Metode induktif adalah metode berfikir yang berangkat dari

fakta-fakta peristiwa khusus dan konkret, kemudian ditarik

generalisasi-generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1981:42).

Metode ini digunakan untuk membahas data tentang konsep

pendidikan inklusif menurut KH. Abdurrahman Wahid guna ditarik

kesimpulannya dan dicari relevansinya dengan dunia pendidikan

nasional masa kini.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

12

Selain metode deduktif dan metode induktif, peneliti menggunakan

metode analisis isi (content analysis) yaitu konten yang terdapat dalam

buku-buku karya KH. Abdurrahman Wahid.

Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten

dan ide komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen

dan naskah, sedangkan ide komunikasi adalah pesan yang terkandung

sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007:48).

Dalam media massa penelitian dengan metode analisis isi dilakukan

terhadap paragraf, kalimat, dan kata termasuk volume ruangan yang

diperlukan, waktu penulisan, dimana ditulis dan sebaginya, sehingga

dapat diketahui isi pesan secara tepat (Ratna, 2007:49).

Adapun tahapan-tahapan yang peneliti gunakan dalam pengolahan isi

adalah:

1. Tahapan deskripsi, yaitu menguraikan teks-teks dalam buku yang

ditulis oleh Gus Dur yang berhubungan dengan nilai-nilai

pendidikan Islam inklusif.

2. Tahapan interpretasi, yaitu tahapan dimana peneliti menjelaskan

teks-teks dalam buku karya Gus Dur yang berhubungan dengan

nilai-nilai pendidikan Islam inklusif.

3. Tahapan analisis, yaitu tahapan peneliti menganalisis buku karya

Gus Dur yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan Islam

inklusif.

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

13

4. Kesimpulan, yaitu proses mengambil kesimpulan dari

pembahasan dalam buku karya Gus Dur yang berhubungan

dengan nilai-nilai pendidikan Islam inklusif.

F. Telaah Pustaka

Kajian tentang pendidikan Islam inklusif yang dikaji oleh penulis bukan

untuk yang pertama kali dilakukan. Penelitian yang berkaitan dengan judul

penulis sudah banyak dijumpai dalam bentuk skripsi, jurnal, maupun buku.

Berikut ini beberapa literatur yang menjadi acauan pustaka dalam penelitian

penulis, diantaranya yaitu:

1. Buku yang ditulis oleh Imron Rosyidi, M. Th., M.Ed. yang berjudul

“Pendidikan Berparadigma Inklusif” (Rosyidi, 2009). Dalam buku ini

dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama membutuhkan suatu model

pembelajaran yang terbuka dengan adanya perbedaan (Model

Pembelajaran Terpadu), sehingga anak didik akan memiliki sikap

toleransi dan kerukunan terhadap perbedaan beragama. Buku ini memiliki

kesamaan dengan penulis tentang paradigma inklusif terhadap pendidikan

agama, akan tetapi ada yang membedakan yaitu dari segi obyek dan

subyeknya. Skripsi penulis terfokus hanya pada Pendidikan Islam inklusif

dengan subyek yang dibahas yaitu pemikiran Gus Dur.

2. Buku yang ditulis oleh Faisol dengan judul “Gus Dur dan Pendidikan

Islam (Upaya mengembalikan Esensi Pendidikan Di Era Global)” (Faisol,

2011). Dalam buku ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam

haruslah memadukan sesuatu yang tradisional dan modern. Gus dur

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

14

berusaha mensintesiskan kedua pendidikan ini, yaitu pendidikan Islam

klasik dengan pendidikan Barat modern, dengan tidak melupakan esensi

ajaran Islam. Pembelajaran dalam pendidikan Islam yaitu membebaskan

pemikiran manusia dari belenggu-belenggu tradisionalis yang kemudian

ingin didaur ulang dengan pemikiran kritis yang terlahir oleh Barat

Modern. Skripsi penulis memiliki kesamaan dengan buku ini, namun

sedikit perbedaan di dalamnya yaitu bagaimana pendidikan Islam mampu

bersikap terbuka dengan perbedaan sehingga akan menumbuhkan sikap

toleransi kepada semua orang dan menyamaratakan semua pihak.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nandirotul Umah jurusan Pendidikan

Agama Islam fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga dengan judul

“Pendidikan Islam Di Indonesia Dalam Perspektif KH. Abdurrahman

Wahid” (Umah, 2014). Hasil skripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang menjadikan masyarakat

beradab (berakhlak mulia), yaitu masyarakat yang mempunyai dan

menerapkan nilai-nilai kebenaran hakiki yang bersumber dari agama,

masyarakat yang mempunyai tata karma, sopan santun dan berperilaku

menempatkan sesuatu secara proporsional, masyarakat yang menjunjung

tinggi hak asasi manusia; masyarakat yang demokratis serta menjunjung

tinggi kebebasan setiap individu untuk berkreasi dan berprestasi serta

masyarakat yang menghargai kemampuan dan keunggulan pihak lain.

Pendidikan yang menjadi alat memanusiakan manusia, sebagai rumah

pembebasan bagi pluralitas peserta didik, serta menghargai pendapat

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

15

dalam pengambilan keputusan bagi setiap individu tanpa meninggalkan

budaya lokal sebagai alat menggapai kredibilitas yang mencakup segala

aspek keilmuan. Perbedaan kajian yang penulis lakukan terletak pada

konsep inklusif dalam pendidikan Islam itu sendiri.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Wahid Irfan Maghfuri jurusan Pendidikan

Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN SUKA

Yogyakarta dengan judul “Konsep Islam Inklusif Dalam Perspektif Dr.

Alwi Shihab dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Agama Islam”

(Maghfuri, 2013). Dari skripsi ini dapat disimpulkan bahwa implikasi

islam inklusif terhadap Pendidikan Agama Islam yaitu pada tujuan dan

materi. Perbedaan skripsi tersebut dengan skripsi yang akan dikaji penulis

yaitu dari segi konsep dan subyeknya. Skripsi yang akan disusun

membahasa konsep pendidikan Islam inklusif perspektif Gus Dur, dimana

pendidikan Islam yang memiliki sikap keterbukaan karena kemajemukan.

5. Penelitian yang dilakukan Nisa Nurjanah jurusan Pendidikan Agama

Islam fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN SUKA Yogyakarta

dengan judul “Pemikiran Islam Inklusif Dalam Kehidupan Sosial

Beragama Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam (Studi Pemikiran

KH. Abdurrahman Wahid)” (Nurjanah, 2013). Dari skripsi ini dapat

disimpulkan bahwa pemikiran Islam inklusif memiliki relevansi dengan

Pendidikan Islam dalam segi aspek manusia, aspek kurikulum, dan aspek

metode. Skripsi yang akan dikaji oleh penulis memiliki kesamaan dengan

skripsi Nurjanah sama-sama membahas inklusif, hanya saja terdapat

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

16

perbedaan yaitu pada konsep inklusif yang diusung Gus Dur untuk

menumbuhkan sikap keterbukaan dan toleransi pada Pendidikan Islam itu

sendiri.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Novianto jurusan Pendidikan

Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN SUKA

Yogyakarta dengan judul “Aktualisasi Nilai-nilai Islam Inklusif Dalam

Pendidikan Islam (Kajian Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid)”

(Novianto, 2014). Dari penelitian tersebut dapat disimpilkan bahwa nilai-

nilai Islam Inklusif diaktualisasikan di lembaga pendidikan yang bernama

pesantren. Guna untuk menyerukan pandangan humanismenya ditengah

pluralisme yang ada di negeri ini demi tercapainya kehidupan beragama

yang harmonis. Skripsi penulis memiliki kesamaan dengan skripsi Ahmad

Novianto, sama-sama membahas tentang inklusif dalam Pendidikan

Islam. Namun, ada perbedaan yaitu skripsi saudara Ahmad Novianto

membahas aktualisasi nilai Islam inklusif dalam Pendidikan Islam,

sedangkan skripsi penulis akan membahas tentang konsep Pendidikan

Islam Inklusif.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Resdhia Maula Pracahya jurusan

Pendidikan Agama Islam fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hiadyatullah Jakarta dengan judul “Konsep KH. Abdurrahman

Wahid Tentang Pendidikan Islam Multikultural” (Pracahya, 2013). Hasil

dari skripsi saudara Resdhia Maula Pracahya dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Islam multikultural menurut Gus Dur lebih menekankan pada

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

17

aspek psikomotorik ditambah dengan aspek spiritual dan humanisme.

Aspek tersebut akan mencapai dimensi aspek-aspek lainnya secara

naturalistik, menurutnya pula aspek yang digagas tersebut akan menjadi

landasan pluralitasdan multikulturalitas suatu bangsa. Penelitian ini

memiliki kesamaan dengan peneliti penulis, sama-sama mengkaji

pemikiran KH. Abdurrahman Wahid. Akan tetapi obyek yang dikaji

berbeda. Skripsi saudara Resdhia membahas tentang konsep Pendidikan

Islam Multikultural, sedangkan skripsi peneliti tentang konsep Pendidikan

Islam inklusif.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri dari

5 bab, antara lain:

BAB I Pendahuluan

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II Biografi KH. Abdurrahman Wahid

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang konteks

internal yang terdiri dari: riwayat keluarga, riwayat

pendidikan, dan karya-karya KH. Abdurrahman Wahid. Selain

itu, dibahas juga mengenai konteks eksternal yang meliputi:

aspek keagamaan, aspek sosial politik dan aspek budaya.

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

18

BAB III Kajian Teori Pendidikan Islam Inklusif

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang kajian teori

pendidikan Islam inklusif secara umum yang meliputi

beberapa pembahasan diantaranya: pendidikan inklusif,

pendidikan Islam, dan pendidikan Islam inklusif

BAB IV Pemikiran Pendidikan Islam Inklusif KH. Abdurrahman

Dalam bab ini penulis akan menjawab dari rumusan masalah yaitu konsep

pendidikan Islam inklusif perspektif KH. Abdurrahman Wahid yang terdiri

dari: inklusivitas pemikiran Islam KH. Abdurrahman Wahid dan konsep

pendidikan Islam inklusif KH. Abdurahman Wahid. Serta membahas tentang

relevansinya konsep pendidikan Islam inklusif perspektif KH. Abdurrahman

Wahid pada masa kini.

BAB V Penutup

Pada bab ini penulis menyimpulkan dari pemaparan-pemaparan dari

beberapa bab diatas yang meliputi pokok bahasan kesimpulan dan saran.

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

19

BAB II

BIOGRAFI KH. ABDURRAHMAN WAHID

A. Konteks Internal

1. Riwayat Hidup KH. Abdurrahman Wahid

Gus Dur bukan nama asing bagi nama bagi bangsa Indonesia. Sosok

orang besar ini bukan cuma milik NU. Sikapnya yang demokratis dan

humanis, melekatkan kesan yang mendalam pada sebagian besar

masyarakat. Citra humanisme Gus Dur sanggup membawa citra politik

yang positif, yang melampaui garis-garis sektarianisme yang harus diakui

atau masih eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Hadi, Tanpa

Tahun:11).

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dilahirkan di Desa Denanyar,

Kabupaten Jombang, Jawa Timur, di sebuah rumah milik kakek dari

pihak ibunya, Kyai Bisri Syansuri. Rumah ini sendiri berada di dalam

komplek Pondok Pesantren Mambaul Maarif, yang dihuni oleh ribuan

santri dari berbagai penjuru tanah air (Mandan, 2010:20-21).

Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender Islam

(Agustus) 1940. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir 4 Agustus, namun

kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah

kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya‟ban, sama dengan 7

September 1940 (Rifa‟i, 2016:26).

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

20

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil, dengan berat badan 3,5

kg atau lebih. Memilik rambut tebal, hidung sedang, dan kulit halus

(Irawan, 2015:31). Kata “Addakhil” berarti “Sang Penakluk”. Hal ini

dikarenakan Abdurrahman Wahid sebagai anak pertama diharapkan

menjadi pewaris budaya keluarga Hasyim Asyari, menjadi penakluk

seperti halnya Sultan Abdurrahman Addakhil (Abdurrahman I) yang

pernah berkuasa selama 32 tahun para Dinasti Bani Umayyah, Spanyol.

Kata “Addakhil” yang tidak cukup dikenal pada akhirnya diganti menjadi

“Wahid”, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. “Gus”

adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anakkiai

yang berarti “abang” atau “mas” (Al-Madyuni, 2013:93).

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Dus Dur lahir

dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa

Timur. Kakek dari ayahnya adalah KH. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul

Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, KH. Bisri Syansuri, adalah

pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.

Ayah Gus Dur, KH. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis

dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah,

adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah

Tionghoa. Gus Dur mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim

Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah

(Tan Eng Hwa), pendiri Kasultanan Demak. Tan A Lok dan Tan Eng

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

21

Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa, putri Tiongkok yang

merupakan selir Raden Brawijaya V. Tan Kim Han sendiri kemudian

berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis, Louis-Charles Damais

diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qadir Al-Shini yang diketemukan

makamnya di Trowulan (Hadi, Tanpa Tahun:13).

Selain itu silsilah Gus Dur dapat dirinci sebagai berikut, baik dari

pihak ayah maupun dari pihak ibu.

Dari pihak ayah dimulai dari Brawijaya ke VI (Lembu Peteng) –

Djoko Tingkir (Karebet) – Pangeran Banawa – Pangeran Sambo – Ahmad

– Abd. Jabar – Soichah – Lajjinah – Winih – Muhammad Hasyim Asy‟ari

– Wahid Hasyim - Abdurrahman Wahid Addakhil (Gus Dur).

Dari pihak ibu dimulai dari Brawijaya VI (Lembu Peteng) – Djoko

Tingkir (Karebet) – Pangeran Banawa – Pangeran Sambo – Ahmad –

Abd. Jabar – Soichah – Fatimah – K. Hasbullah – Nyai Bisri Syansuri –

Solichah – Abdurrahman Wahid Addakhil (Gus Dur).

Dari sini dapat melihat bagaimana Gus Dur dalam silsilahnya atau

trahnya merupakan campuran darah biru, kalangan priyayi dan darah

putih, kalangan kiai. Selain itu, trahnya Gus Dur adalah trahnya para

pahlawan. Kakeknya, KH. Hasyim Asy‟ari, dari ayahnya, KH. Wahid

Hasyim adalah salah satu dari berbagai tokoh NU yang menjadi tokoh

pahlawan Nasional.

Melihat silsilah tersebut kiranya wajar kalau Gus Dur mewarisi bakat,

mental, dan perjuangan orang-orang besar dan memang menjadi orang

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

22

besar, selain besar fisiknya, besar pemikirannya, besar perjuangannya,

dan besar hatinya.

Memang masih banyak kalangan yang meragukan, terutama kalangan

akademisi modernis, berkaitan dengan pola silsilah tersebut, berkaitan

dengan bagaimana sumbernya masih oral yang perlu penulusuran lebih

jauh. Namun, kalangan masyarakat Jawa abangan dan santri lebih

mempercayainya. Hal ini dikaitkan pula bagaimana Gus Dur pernah

mengaku kalau dirinya masih ada keturunan Cina dan leluhurnya (Rifa‟i,

2015:25-26).

Gus Dur kecil tumbuh seperti halnya anak-anak pada umumnya. Ia

senang dengan segala sesuatu yang baru, suka bertanya, dan kadang suka

kesal sendiri. Kalau meminta sesuatu, ia suka ngeyel dan memaksa.

Kalaupun ada perbedaan Gus Dur dengan anak-anak seumurannya,

maka perbedaan itu adalah pendidikan dan pengajaran ayah, ibu, dan

kakeknya. Solichah, sang ibu, sejak mengandung sudah terbiasa

bertirakat dan berpuasa. Ia terbiasa menjalani laku mengurangi tidur dan

mencegah hal-hal buruk yang dapat mengeruhkan batinnya. Ia terbiasa

berpuasa untuk melatih kepasrahan, keikhlasan, dan kesabaran, demi

menggapai ridha-Nya. Dari batin sang ibu, Gus Dur mulai tampak

berbeda dengan anak kebanyakan. Badannya yang mulai sedikit gemuk

justru berbanding terbalik dengan sedikitnya makan. Ia adalah bocah yang

sepertinya lebih suka menahan lapar.

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

23

Akan halnya dengan sang ayah, Wahid Hasyim, kecintaannya pada

buku dan ilmu pengetahuan rupanya sudah mulai menunjukkan tanda-

tanda menurun pada putranya. Gus Dur diajarinya membaca, menulis, dan

mencintai buku dan kitab. Dan melalui sentuhan lembut hati sang kakek,

ia diperkenalkan dengan dasar-dasar agama (Irawan, 2015:39-40).

Sejak kecil Gus Dur dikenal dengan sebagai anak yang sangat aktif

aktif dan cenderung nakal. Ia pernah diikat dengan tambang ke tiang

bendera di halaman depan sekolah sebagai hukuman bagi leluconnya

yang terlalu jauh atau sikapnya yang kurang sopan. Ketika belum genap

dua belas tahun, ia pernah mengalami patang tulang lengan akibat

kegemarannya memanjat pohon. Pertama-tama, lengannya patah karena

dahan yang diinjaknya patah. Yang kedua, saat ia mengambil makanan di

dapur, ia lalu memakannya di atas dahan sebuah pohon besar. Keenakan

di atas pohon, ia tertidur dan kemudian menggelinding jatuh. Dalam

ingatan Gus Dur, kala itu ia mengalamani patah tulang yang serius,

hingga lengannya menonjol ke luar. Namun akhirnya dokter yang

menanganinya dapat memperbaiki tulang tersebut. Tetapi pengalaman

tersebut tak membuat Gus Dur menjadi anak yang pendiam. Ia tetap aktif

dan bertindak sesuka hatinya (Mandan dkk, 2010:31-32).

Pada akhir tahun 1944, ketika Gus Dur baru berusia empat tahun, ia

diajak ayahnya ke Jakarta. Wahid Hasyim memilih untuk meninggalkan

keluarganya di Jombang, dan ia sendiri bersama putra tertuanya pergi

menetap di Jakarta. Pada saat itu, Wahid Hasyim dan Gus Dur tinggal di

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

24

daerah Menteng, Jakarta Pusat, yang saat itu merupakan daerah yang

diminati oleh pengusaha terkemuka, yang profesional, dan politikus.

Dengan berdiam di daerah Menteng, Wahid Hasyim dan putranya

tertuanya ini berada di pusat kegiatan. Misalnya ketika mereka

melaksanakan ibadah shalat di masjid Matraman yang letaknya tak begitu

jauh, mereka secara teratur bertemu dengan pemimpin-pemimpin

nasionalis, yaitu Mohammad Hatta. Menurut ingatan Gus Dur, saat itu ia

sering membukakan pintu pada sekitar pukul delapan malam. Seorang

laki-laki asing yang berpakaian petani berwarna hitam datang berkunjung

untuk menemui ayahnya. Keduanya kemudian sering bercakap-cakap

selama berjam-jam. Atas permintaan tamu itu, Gus Dur memanggilnya

Paman Hussein. Baru beberapa tahun kemudian ia tahu bahwa orang itu

adalah Tan Malaka, seorang pemimpin komunis yang terkanal. Walaupun

Wahid Hasyim secara efektif memimpin organisasi Islam terbesar di

negeri ini, namun ia juga menjalin hubungan baik dengan komponen-

komponen masyarakat lainnya, termasuk Tan Malaka dan orang-orang

komunis lainnya (Barton, 2016:37).

Pada akhir perang tahun 1949, keluarga Gus Dur pindah ke Jakarta

karena ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama pertama. Dengan

demikian suasana baru telah dimasukinya. Tamu-tamu,yang terdiri dari

para tokoh dengan berbagai bidang profesi yang sebelumnya telah

dijumpai di rumah kakeknya, terus berlanjut ketika ayahnya menjadi

Menteri Agama. Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi Gus

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

25

Dur. Karena secara tidak langsung, Gus Dur juga dapat berkenalan

dengan dunia politik (Hamid, 2010:15-16).

Sejak kecil di Jakarta, Gus Dur terbiasa bergaul dan bercanda dengan

sekelompok aktivis muda teman-teman ayahnya, yang suka berkumpul

dikediamannya. Salah satunya adalah Munawird Sjadzali, yang kemudian

hari menjadi Menteri Agama pada pemerintahan Soeharto. Sang ayah

terkadang menyuruh Gus Dur untuk menyajikan minuman teh dan

sekedar makanan kecil untuk sahabat-sahabatnya. Kadang Gus Dur iseng

mengikat tali-tali sepatu teman-teman ayahnya yang jatuh tertidur.

Di Jakarta Wahid Hasyim memiliki teman yang banyak. Salah

satunya adalah seorang Jerman yang sudah menjadi Islam bernama

Williem Iskandar Bueller yang suka memutar lagu-lagu klasik Eropa di

rumahnya. Gus Dur sering menghabiskan waktu sepulang sekolah di

rumah Bueller ini, untuk menikmati lagu-lagu klasik. Di sinilah Gus Dur

untuk pertama kalinya mendengar karya-karya Beethoven yang kemudian

sangat ia sukai. Sebelumnya Gus Dur sudah menyenangi musik-musik

Arab tradisional yang sering ia dengar di kampung kelahirannya,

Jombang. Banyaknya buku dan majalah di rumah Wahid Hayim,

membuat Gus Dur ikut suka membaca. Tradisi gemar membaca ini telah

membuat Gus Dur memiliki wawasan yang luas, melampaui ukuran anak

seusianya saat itu (Mandan dkk, 2010:33-34).

Selama bertahun-tahun tinggal di Jakarta ini, Gus Dur sering berada

bersama ayahnya dan sering menemaninya pergi ke pertemuan-

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

26

pertemuan. Dengan demikian, ia dapat menyaksikan dunia ayahnya yang

penuh dengan berbagai macam orang dan peristiwa. Ia juga dapat

menyaksikan bagaimana ayahnya ini hidup dalam dunianya tersebut

dengan cara yang sederhana dan gampangan. Wahid Hasyim selalu

berusaha untuk sedapat mungkin mengajak putranya ini bersamanya. Ini

semua karena sang ayah merasa senang ditemani oleh putranya, dan juga

karena hal ini dianggapnya merupakan bagain penting dari pendidikan

anak sulungnya ini (Barton, 2016:43-44).

Pada Sabtu 18 April 1953, Gus Dur bepergian menemani ayahnya

untuk suatu pertemuan NU di Sumedang, Jawa Barat. Di dalam

perjalanan menuju Bandung yang berliku-liku, Wahid Hasyim duduk di

jok bagian belakang bersama sabahatnya, Argo Sutjipto. Sementara Gus

Dur duduk di kursi depan bersama sopir. Mobil yang mereka tumpangi

adalah jenis sedan Chevrolet. Ketika sampai di jalan antara Cimahi dan

Bandung, suasana hujan membuat jalanan menjadi licin. Sopir saat itu

mencoba mempercepat laju kendaraan agar tidak terlambat sampai di

tujuan. Namun ketika melalui sebuah kelokan, sopir kehilangan kontrol

atas laju kendaraan tersebut. Pada saat yang sama dari arah depan melaju

sebuah truk. Pengemudi truk yang melihat bahwa sopir sedan yang ada di

depannya kesulitan mengendalikan kendaraannya, lantas menepi dan

menghentikan laju kendaraannya. Tetapi sedan yang dikendarai Gus Dur

sulit dihentikan, ia malah memutar dan akhirnya menubruk truk yang

sudah terhenti tersebut dengan sangat keras. Wahid Hasyim dan Argo

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

27

Sutjipto terlempar keluar dan mendarat di aspal yang cadas, sementara

sopir dan Gus Dur yang duduk di bagian depan tidak terluka (Mandan

dkk, 2010:35-36).

Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 01.00 siang, tetapi celakanya

mobil ambulan dari Bandung baru tiba di tempat kejadian sekitar pukul

04.00 sore. Gus Dur duduk di tepi jalan menunggu ayahnya yang tak

berdaya hingga ambulan datang. Akhirnya, mereka diangkut ke rumah

sakit di Bandung. Gus Dur tidak tidur menunggui ayahnya. Malam itu,

istri Whaid Hasyim itu tiba di rumah sakit dan menunggui suaminya

bersama Gus Dur. Pada pukul 10.30 pagi keesokan harinya, Wahid

Hasyim tak lagi dapat bertahan dan akhirnya meninggal dunia. beberapa

jam kemudian Argo Sutjipto juga meninggal dunia. Wahid Hasyim, yang

merupakan tokoh harapan banyak orang Indonesia, telah menghembuskan

nafasnya yang terakhir. Ia meninggal dalam usia 38 tahun. Sementara Gus

Dur baru berusia 12 tahun.

Anehnya, walaupun terguncang oleh kecelakaan maut itu, Gus Dur

tetap berfikir tenang. Gus Dur ingat bahwa ketika ia duduk menunggui

ayahnya yang tergolek tak sadarkan diri di tepi jalan, ia mendadak

teringat akan pesan ayahnya bahwa terdapat sejumlah besra uang yang

disimpan di bantalan kecil di tempat duduk bagian belakang. Ia pun

mengambil bantalan itu dan memegangnya erat-erat. Ketika ia berada di

rumah sakit, ia tetap tidak mau menyerahkan bantalan itu kepada orang

lain. Banyak mengira bahwa Gus Dur muda memegangi bantalan itu erta-

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

28

erat karena rasa sedihnya yang dalam. Baru ketika sang ibu tiba ia

menyerahkan bantalan itu kepadanya.

Ketika beranjak dewasa, Gus Dur baru tahu bahwa ayahnya adalah

seorang tokoh yang populer dan berpengaruh. Namun sukar bagi seorang

anak untuk benar-benar memahami hal ini. Barulah ketika ia membawa

pulang jenazah ayahnya ke Jakarta ia baru tahu betapa besar rasa hormat

dan cinta orang kepada ayahnya. Pada saat rombongan melewati jalan-

jalan di Bandung dan kemudian ke jalan raya, Gus Dur tercekam melihat

demikian banyaknya orang yang berbaris di tepi jalan untuk memberikan

penghormatanterakhir kepada ayahnya, Wahid Hasyim. Di setiap kota

dan desa, jalan-jalan dipenuhi oleh orang-orang yang berduka. Mereka

menunggu dengan sabar di tengah terik matahari untuk dapat

menyaksikan perjalanan terakhir seorang tokoh yang sangat mereka

cintai.

Hal yang sama terjadi keesokan harinya ketika iring-iringan jenazah

berangkat dari rumah duka di Matraman ke lapangan udara Halim. Masih

jelas dalam ingatan Gus Dur betapa jalan-jalan di Jakarta dipadati oleh

orang-orang yang ingin menyaksikan perjalanan terakhir ayahnya, Wahid

Hasyim, ke Jawa Timur. Di Surabaya, demikian kenang Gus Dur, lebih

banyak orang lagi berkerumun di jalan-jalan daripada di Jakarta.

Demikian juga kerumunan orang terlihat di setiap desa kecil dan di setiap

kediaman yang dilewati oleh iring-iringan jenazah sepanjang perjalanan

menempuh jarak 80 km, ke Jombang.

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

29

Bagi seorang anak yang baru berusia dua belas tahun, kesabaran yang

ditunjukkan oleh orang-orang ini ketika menunggu di tepi sepanjang jalan

memperlihatkan dengan jelas besarnya cinta mereka terhadap ayahnya.

Hampir setengah abad kemudian, Gus Dur menceritakan bagaimana ia

sangat dipengaruhi oleh kesadaran bahwa orang sangat mencintai

almarhum ayahnya itu. Diingatnya bagaimana ia berusaha memecahkan

arti semuanya ini sambil berfikir: “Apa yang mungkin dapat dilakukan

oleh seorang manusia sehingga rakyat sangat mencintainya? Apakah ada

prestasi yang lebih baik daripada hal ini dalam hidup?” Kenangan yang

pahit namun manis ini tetap tak terlupakan oleh Gus Dur (Barton,

2016:44-46).

Dalam urusan asmara, Gus Dur muda memiliki gaya yang berbeda

dari remaja pada umumnya. Gus Dur muda dikenal sebagai pria pemalu.

Ia lebih memilih buku dan bola sebagai teman daripada harus berpacaran

(Hamid, 2010:17).

Hingga akhir tahun 1966, perjalanan studi Gus Dur di Kairo tidak

menemukan jalan terang. Dan pada saat itu Gus Dur juga menjalin

korespondensi dengan seorang gadis, mantan muridnya di Tambakberas,

Nuriyah, yang sedikit dikenalnya beberapa saat sebelum ia meninggalkan

tanah air. Nuriyah, yang konon merupakan „kembang pesantren‟ sehingga

banyak pria yang meminatinya, pada awalnya tak merespon Gus Dur.

Tetapi Gus Dur terus berusaha mendapatkan tempat di hati Nuriyah.

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

30

Meski terpisah oleh jarak yang jauh, Gus Dur mencoba mendekati

Nuriyah melalui surat.

Pada suatu ketika, pada akhir tahun1966, di tengah kegalauan karena

kegagalan studinya di Kairo, Gus Dur mengirimkan surat yang berisi

kesedihan hati sekaligus kesungguhannya untuk meminang gadis

pujaannya itu. Tetapi kenapa untuk kali itu Nuriyah memberikan jawaban

yang tegas kepada Gus Dur melalui suratnya; “Mengapa orang harus

gagal dalam segala hal? Anda boleh gagal dalam studi Anda, paling tidak

berhasil dalam kisah cinta.” Gus Dur tentu bersuka cinta mendapatkan

jawaban ini. Ia pun segera menulis surat kepada ibunya di Jombang untuk

meminang Nuriyah (Mandan dkk, 2010:50-51).

Pernikah ini berlangsung pada tanggal 11 Juli 1968, Gus Dur

melangsungkan pernikahan jarak jauh. Inilah kejadian heboh pertama dari

Gus Dur untuk keluarga istrinya. Karena Gus Dur masih berada di Mesir,

terpaksa pernikahan dilakukan tanpa menghadirkan mempelai pria (in

absentia). Sehingga pihak keluarga meminta kakek Gus Dur dari garis

ibu, KH. Bisri Syamsuri, yang berusia 68 tahun, untuk mewakili

mempelai pria.

Pernikahan ini smepat membuat geger tamu yang menyaksikan acara

ijab kabul. Namun kesalahpahaman itu hilang setelah pada 11 September

1971, pasangan Gus Dur- Nuriyah melangsungkan pesta pernikahan.

Pernikahan Gus Dur dengan Nuriyah dianugerahi emapat putri.

Mereka adalah Alissa Qatrunnada Munawarah (Lissa), Zannuba Arifah

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

31

Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus (Anita), dan Inayah Wulandari

(Inayah) (Hamid, 2010: 19-20).

Keluarga Gus Dur tampaknya tidak jauh dengan model keluarga

lainnya. Konsepnya tentang suami istri misalnya pernah ia ungkapkan,

Menurut Tiara dalam buku Gus Dur Guru Bangsa Bapak Pluralisme

(Hadi, Tanpa Tahun:21), Istri itu yang terbaik kalau „nggak‟ ikut

campur urusan suami. Dan suami yang baik adalah „nggak‟ mau tahu-

urusan istrinya. Yang penting menghormati hak masing-masing. Saya

nggak pernah cerita-cerita. Zaman saya susah, pulang dari Mesir, saya

kan mengajar di pondok Pesantren. Untuk tambah-tambah

penghasilan istri saya tiap malam menggoreng kacang dan bikin es

lilin, kadang-kadang sampai pukul 02.00 pagi. Esok harinya dijual di

warung-warung. Dan dia tidak guncang. Sampai hari ini. Saya selalu

ingat saat saya menderita dulu.

2. Riwayat Pendidikan KH. Abdurrahman Wahid

a. Pendidikan di Jawa

Gus Dur kecil belajar pada sang kakek, K.H Hasyim Asy‟ari.

Saat serumah dengan kakeknya, ia diajari mengaji dan membaca Al-

Qur‟an. Dalam usia lima tahun ia telah lancar membaca Al-Qur‟an.

Pada saat sang ayah pindah ke Jakarta, di samping belajar formal

di sekolah, Gus Dur juga mengikuti les privat Bahasa Belanda. Guru

lesnya bernama Willem Buhl, berkebangsaan Jerman yang telah

masuk Islam, dan telah mengganti namanya dengan Iskandar.

Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu

menyajikan musik klasik yang biasa dinikmati oleh orang dewasa.

Inilah pertama kali persentuhan Gus Dur dengan dunia Barat dan dari

sini pula Gus Dur mulai tertarik dan mencintai musik klasik (Hamid,

2010:30-31).

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

32

Gus Dur memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar KRIS di

Jakarta Pusat. Ia mengikuti pelajaran di kelas tiga dan kemudian di

kelas empat. Akan tetapi ia kemudian pindah ke Sekolah Dasar

Matraman Perwari, yang terletak di dekat rumah keluarga mereka

yang baru di Matraman, Jakarta Pusat. Pada tahap ini, pendidikan Gus

Dur sepenuhnya bersifat sekuler. Namun, tentu saja ia telah

mempelajari bahasa Arab ketika kecil dan mempunyai cukup

pengetahuan untuk dapat membaca Al-Qur‟an dengan suara keras.

Akan tetapi, baru setelah beranjak remaja, ia mulai belajar bahasa

Arab secara sistematik. Selain itu, Gus Dur dan saudaranya

dianjurkan ayahnya untuk membaca apa saja yang disukai dan

kemudian secara terbuka membicarakan ide-ide yang mereka

temukan, agar anak-anaknya tumbuh besar dengan cakrawala pikiran

yang luas (Barton, 2016:42).

Setahun setelah wafatnya sang ayah, yaitu pada tahun 1954,

setelah lulus SD, Gus Dur melanjutkan sekolah tingkat menengah

pertama ke SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) di

Yogyakarta. Meski tergolong sangat cerdas, entah karena masih

terguncang oleh wafatnya sang ayah, atau karena sebab lain, di SMEP

ini Gus Dur sempat mengalami kegagalan, sehingga harus mengulang

kelas. Gus Dur sendiri beralasan kegagalannya tersebut karena ia

terlalu sering menonoton pertandingan sepakbola dan menonton film.

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

33

Di Yogyakarta, Gus Dur tinggal di rumah teman ayahnya yang

bernama Kiai Haji Junaidi. Yang menarik adalah bahwa Haji Junaidi

bukanlah orang NU, melainkan anggota Muhammadiyah, yang saat

itu menjabat sebagai anggota Majelis Tarjih atau Dewan Penasehat

Agama Muhammadiyah (Mandan dkk, 2010:40). Hal ini sebenarya

mungkin biasa-biasa saja. Akan tetapi saat itu, dan bahkan dalam

beberapa dasawarsa kemudian, secara relatif hampir tidak terdapat

pertautan antara kaum modernis Muhammadiyah dan kaum

tradisionalis NU. Sebagaiman NU, dulu dan juga sekarang,

merupakan organisasi ulama yang mewakili Islam tradisional di

Indonesia, sementara hampir semua kaum muslim modernis

tergabung dalam Muhammadiyah. Kaum modernis dan kaum

tradisionalis berbeda dalam pendekatan mereka ketika menafsirkan

Al-Qur‟an; juga dalam sikap mereka terhadap praktik-praktik dan

kepercayaan mistik serta dalam integrasi budaya mereka ke dalam

kehidupan urban modern (Barton, 2016:49-50).

Proses belajar atau masa pendidikan Gus Dur di masa sekolah

dasar dan lanjutan pertamanya adalah di sekolah-sekolah sekuler.

Inilah yang membedakan dirinya dengan kakek dan ayahnya yang

tidak pernah mencicipi pendidikan sekuler, dan Gus Dur merupakan

penanda generasi santri yang menerima pendidikan modern sejak

awal.

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

34

Ketika Gus Dur sekolah di SMEP di Yogyakarta, diusahakan pula

dan diatur bagaimana ia dapat pergi ke pesantren Al Munawwir di

Krapyak sebanyak tiga kali. Disini ia belajar bahasa Arab dengan KH.

Ali Ma‟shum (Rifa‟i, 2016:31).

Selain belajar dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris,

untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya sekaligus

menggali informasi, Gus Dur aktif mendengarkan siaran lewat radio

Voice of America dan BBC London. Ketika mengetahui bahwa Gus

Dur pandai dalam bahasa Inggris, Sumantri, seorang guru SMEP

yang juga anggota Partai Komunis, memberi buku karya Lenin „What

is To Be Done‟. Pada saat yang sama, anak yang memasuki masa

remaja ini telah mengenal Das Kapital karya Karl Marx, filsafat

Plato, Thales, dan sebagainya. Dari paparan ini tergambar dengan

jelas kekayaan informasi dan keluasan wawasan Gus Dur (Hamid,

2010:32). Ia juga membaca buku Lenin yang lain Infantile

Communism dan buku Mao, Little Red Book-Mao. Namun bagi Gus

Dur saat itu, yang merupakan topik paling menarik dari semua karya

itu adalah aspek sifat kemanusiannya. Dan yang paling menyita

perhatiannya adalah karya-karya sastra dan kebudayaan. Karena

semua bahan pelajaran di pesantren terasa sangat mudah baginya

untuk dikuasai, maka Gus Dur memiliki waktu yang leluasa untuk

memenuhi hasratnya membaca karya-karya warisan ilmuwan dunia

tersebut. Tetapi minat Gus Dur tidak berhenti sebatas itu. Sebagai

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

35

muslim yang masih dalam proses pencarian identitas diri, Gus Dur

juga ingin mengetahui pikiran-pikiran para tokoh Islam, seperti

Sayyid Qutb, Said Ramadhan, Hasan Al-Bana, dan tokoh-tokoh lain

penggerak Ikhwanul Muslimin. Semua itu ia baca dengan sungguh-

sungguh, sehingga ia dapat memahami pikiran para tokoh gerakan

Islam tersebut (Mandan dkk, 2010:42).

Ketika berdiam di Yogyakarta, ia mulai menyukai film secara

serius. Hampir sebagian besar dari waktunya selama tinggal di kota

ini ia habiskan dengan menonton film, apresiasi Gus Dur terhadap

film jauh lebih serius daripada yang ditunjukkan oleh kebanyakan

teman-teman sebayanya.

Di Yogyakarta juga Gus Dur pertama-tama mulai tertarik pada

wayang kulit, yang merupakan pertunjukkan wayang tradisional.

Pertunjukkan wayang kulit ini sering diadakan di sekitar Yogyakarta,

tetapi jarang dipentaskan di ibu kota. Ketika berdiam di Yogyakarta

dan Magelang ia selalu mencari-cari pertunjukkan wayang kulit dan

umumnya ia bisa menonton pertunjukkan ini setiap dua atau tiga

minggu sekali, walaupun untuk itu ia harus menmepuh jarak yang

cukup jauh.

Sebagaimana juga remaja lainnya, Gus Dur juga menyukai sastra

picisan. Baginya, bacaan ini sering mengandung unsur penting dalam

hidupnya. Ia sangat menyenangi cerita silat, yaitu cerita-cerita

mengenai pendekar silat Cina yang ditulis oleh penulis-penulis

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

36

Indonesia keturunan Cina ataupun terjemahan dari tulisan-tulisan asli

dalam bahasa Cina. Cerita silat biasanya berbentuk novel pendek

dalam lima belas jilid atau lebih. Cerita silat memang tak dapat

dianggap sebagai sastra serius. Akan tetapi yang menarik bagi Gus

Dur, ketika ia mengingat-ingat kembali masa awal kegandrungannya

akan cerita silat, terdapat banyak unsur falsafah Cina yang terdapat

dalam cerita-cerita itu yang kemudian mempengaruhi cara berfikirnya

(Barton, 2016:54-55).

Setelah tamat dari SMEP di Yogyakarta pada tahun 1957, Gus

Dur pindah ke Magelang, tepatnya pindah ke Pesantren Tegalrejo di

bawah asuhan kiai kharismatik, Kian Khudori. Di sinilah, Gus Dur

belajar secara penuh dengan dunia pesantren berikut segala

keilmuannya (Rifa‟i, 2016:33). Dari Kiai Khudori inilah, Gus Dur

dikenalkan dengan ritus-ritus sufi dan menanamkan praktik-praktik

ritual mistik. Di bawah bimbingan kiai ini pula, Gus Dur mulai

mengadakan ziarah ke kuburan-kuburan keramat para wali di Jawa.

Pada saat ini pula Gus Dur telah mampu menunjukkan

kemampuannya dalam berhumor dan berbicara (Hamid, 2010:32).

Pelajaran-pelajaran yang diberikan di pesantren Tegalrejo, yang

umumnya selesai diberikan dalam waktu enam tahun, oleh Gus Dur

dapat diselesaikan hanya dalam tempo dua tahun, sampai tahun 1959

(Mandan dkk, 2010:43). Pada saat yang sama ia juga belajar paro

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

37

waktu di Pesantren Denanyar Jombang di bawah bimbingan kakeknya

dari pihak ibu, Kiai Wahab Hasbullah (Rifa‟i, 2016:33).

Selain terus menuntut ilmu, ia juga mulai mengabdi sebagai

pengajar. Kemudian berlanjut menjadi kepala sekolah madrasah. Di

samping itu, ia juga mulai memperlihatkan kemampuan menulisnya.

Tercacat ia mulai menulis sebagai jurnalis di harian Majalah Budaya

Jaya dan Horizon (Al-Madyuni, 2013:98).

b. Belajar di Luar Negeri

1. Universitas Al-Azhar, Kairo

Pada tahun 1963, Wahid menerima beasiswa dari Kementrian

Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo. Ia pergi

ke Mesir pada November 1963 (Hadi, Tanpa Tahun:16). Saat ia

tiba di Al-Azhar ia diberitahu oleh pejabat-pejabat universitas itu

bahwa dirinya harus mengikuti kelas khusus untuk memperbaiki

pengetahuan mengenai bahasa Arab. Gus Dur sebenarnya telah

mempunyai sertifikat yang menunjukkan bahwa ia telah lulus

studi yurisprudendi Islam yang kesemuanya memerlukan

pengetahuan bahasa Arab yang sangat baik, namun sayangnya ia

tidak mempunyai ijasah yang menunjukkan bahwa ia telah lulus

kelas dasar bahasa Arab. Sebagai akibatnya, ia dimasukkan ke

kelas yang benar-benar pemula (Barton, 2016:88).

Sepanjang tahun 1964, Gus Dur hampir tidak pernah masuk

kelas. Ia malah menghabiskan waktunya untuk menonton

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

38

pertandingan sepakbola, membaca di perputakaan, menonton film

Perancis dan ikut dalam diskusi-diskusi. Begitulah Gus Dur

menikmati kota Kairo dengan caranya sendiri (Mandan dkk,

2010:47).

Di Kairo, Gus Dur mendapati bahwa ia dapat menonton film-

film terbaik Perancis, Eropa, Inggris, dan Amerika. Selain itu,

Gus Dur banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan

Universitas Amerika di Kairo. Perpustakaan-perpustakaan yang

ada di Kairo penuh dengan buku, jauh lebih banyak daripada

yang pernah dilihatnya sebelum ia ke kota ini. Jika tidak

membaca di perpustakaan Universitas Amerika, ia sering berada

di perpustakaan Universitas Kairo atau di perpustakaan Prancis.

Di situ pula Gus Dur membaca hampir semua karya William

Faulkner, selain itu ia membaca dan menikmati novel-novel

Ernest Hemingway. Ia juga suka dengan sastra Eropa, terutama

prosanya. Meski demikian, ia juga membaca prosa dan puisi

karya Edgar Allan Poe dan puisi-puisi John Donne. Dihafalnya

sebagian besar dari puisi Donne yang berjudul No Man Is an

Island. Ia juga mulai membaca karya-karya Andre Gide, Kafka

dan Tolstoy, yang sebelumnya tak bisa ia peroleh, karya-karya

Pushkin serta novelis-novelis Eropa.

Adapun buku yang dibawanya ke Kairo yang dianggapnya

berharga yaitu karya Mark dan Lenin, yang ia baca kembali dan

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

39

kemudian ia diskusikan bersama mahasiswa dan kaum

cendikiawan di kedai-kedai kopi. Ia juga berkenalan dengan

pemikiran Eropa . Bagi Gus Dur, Kairo merupakan kota dengan

kehidupan sastra, pencaharian pengetahuan, dan ide-ide baru.

Karena di bawah pemerintahan Nasser terdapat lingkungan

intelektual yang penuh optimisme dan relatif terbuka.

Pada tahun 1964, Gus Dur dan seorang teman, Mustofa Bisri,

membuat majalah bagi Perhimpunan Pelajar Indonesia yang

diketahui oleh Gus Dur sendiri. Ia juga secara teratur

menyampaikan pidato dalam pertemuan-pertemuan mahasiswa

Indonesia dan dengan cepat ia dikenal sebagai pembicara dan

penulis esai yang jenaka dan provokatif. Topik esai yang paling

disenanginya adalah politik Indonesia, masa depan Indonesia,

serta Islam dan modernitas.

Di Al-Azhar Gus Dur mengalami kekecewaan karena

pendekatan yang digunakan adalah menghafal. Karena semua itu

sudah ditempuhnya selama belajar di Pesantren. Al-Azhar

memang murni sebuah universitas Islam dan sangat bangga akan

sejarahnya yang panjang. Universitas ini tidak mau

menggabungkan unsusr-unsur pendidikan modern Barat dalam

program pengajarannya, lebih memprioritaskan hafalan

dibandingkan dengan analisis (Barton, 2016:90-94) .

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

40

Di Mesir, Gus Dur dipekerjakan di Kedutaan Besar

Indonesia. Saat itulah, peristiwa Gerakan 30 September terjadi.

Soeharto, yang saat itu berstatus sebagai Mayor Jenderal,

menangani situasi di Jakarta dan upaya pemberantasan komunis

dilakukan. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kedutaan Besar

Indonesia di Mesir diperintahkan untuk melakukan investigasi

terhadap pelajar universitas dan memberikan laporan kedudukan

politik mereka. Perintah ini diberikan pada Gus Dur, yang

ditugaskan menulis laporan (Hamid, 2010:34-35).

Bagi Gus Dur, Al-Azhar tampaknya terbenam dalam masa

lampau. Sayyid Qutb dan kaum Islamis lainnya terobsesi oleh

ekstrimisme agama, sedangkan pemerintahan Nasser terobsesi

dengan ekstrimisme nasionalis. Sementara itu, di Jawa, NU ikut

serta dalam melampiaskan kebencian dan histeria yang mengubah

manusia beradab menjadi pembunuh-pembunuh berdarah dingin.

Gus Dur masih ingat bahwa untuk beberapa saat ia berfikir untuk

kembali ke Jawa dan menjadi aktivis hak azasi manusia. Namun

demikian, ia tahu bahwa tanpa gelar universitas maka geraknya

akan terbatas hanya di Indonesia dan bahwa ia telah cukup

mengenal Kairo dan ia sangat sadar bahwa masih banyak yang

dapat dipelajarinya di Timur Tengah (Barton, 2016:100-101).

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

41

2. Universitas Baghdad, Irak

Walaupun Gus Dur merasa kecewa dengan studi formalnya

di Kairo, namun ia menarik banyak manfaat dari lingkungan

sosial dan intelektual di sana (Barton, 2016:103). Untungnya,

kondisi yang membosankan di Kairo tersebut, segera terobati

ketika ia mendapat tawaran beasiswa di Universitas Baghdad.

Pada 1960-an, Universitas Baghdad mulai berubah menjadi

universitas bergaya Eropa (Rifa‟i, 2016:34).

Pada tahun pertamanya di universitas ini ia berkenalan

dengan Mahfudz Ridwan, yang berasal dari Salatiga, Jawa

Tengah. Mahfudz menjadi teman Gus Dur yang terpercaya dan

berharga. Catatan kuliah Mahfudz juga sangat berguna baginya

untuk mengikuti ujian.

Di Baghdad, Gus Dur memiliki jadwal yang lebih padat dan

lebih ketat daripada saat di Kairo. Tetapi kebiasaan membaca dan

menonton film masih dilakukan. Di Baghdad, Gus Dur bekerja di

kantor Ar-Rahmadani mulai pukul 11 sampai dua siang. Ar-

Rahmadani adalah perusahaan kecil yang mengkhususkan diri

dalam impor tekstil dari Eropa dan Amerika, selama tiga setengah

tahun. Setiap sore ia sibuk membaca di perpustakaan universitas

untuk membuat tugas makalah secara teratur dan sering kali

cukup panjang. Karena, tugas yang diberikan ditentukan buku

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

42

acuan yang harus dibaca untuk menulis satu makalah (Barton,

2016:104-105).

Di Baghdad pula, Gus Dur belajar bahasa Prancis di pusat

kebudayaan Prancis. Karena jadwal belajar Gus Dur lebih ketat

daripada di Kairo, ia tidak mengikuti diskusi-diskusi di kedai

kopi sesering yang dilakukan di Kairo (Rifa‟i, 2016:35).

Gus Dur sendiri di Baghdad belajar banyak hal. Salah

satunya tentang agama Yahudi, akibat persahabatannya dengan

seorang pemuda Yahudi Irak bernama Ramin. Di perpustakaan

Irak Gus Dur membaca banyak sekali buku dan bahan bacaan

lain. Dan dua tahun terakhirnya di Baghdad, Gus Dur

memfokuskan diri pada riset mengenai sejarah Islam di

Indonesia, sesuai dengan arahan dari para dosennya. Dibacanya

semua sumber dari kaum orientalis dan tulisan-tulisan orang

Indonesia mengenai hal tersebut. Ia tak menduga bahwa

universitas di Baghdad memiliki sumber informasi yang sangat

luas mengenai topik yang ditelitinya tersebut. Dan di akhir tahun

1970, setelah menempuh studi sekitar empat tahun, Gus Dur

menyelesaikan studinya (Mandan dkk, 2010:52-53).

3. Eropa

Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Baghdad,

Gus Dur pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya. Gus

Dur ingin belajar di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

43

pendidikannya di Universitas Baghdad kurang diakui (Hadi,

Tanpa Tahun:17). Utamanya dalam bahasa, misalnya untuk

masuk dalam kajian klasik di Kohln, Gus Dur harus menguasai

bahasa Hebraw, Yunani, atau Latin dengan baik di samping

bahasa Jerman. Gus Dur tidak memenuhi persyaratan itu.

Akhirnya, Gus Dur melakukan kunjungan dan menjadi pelajar

keliling, dari satu universitas ke universitas lainnya (Hamid,

2010:36).

Gus Dur akhirnya tinggal selama enam bulan di Belanda. Ia

menghabiskan banyak waktunya untuk mencari tahu mengenai

kesempatan untuk bisa belajar di Leiden dan di universitas-

universitas di kota-kota yang berdekatan dengan Belanda dan

Jerman. Selama waktu ini, ia mencari uang dengan bekerja di

tempat binatu milik orang Cina. Dari Belanda ia pindah ke

Jerman dan tinggal di sini selama empat bulan dan kemudian ia

tinggal di Prancis selama dua bulan. Setelah itu, ia kembali ke

Tanah Air (Barton, 2016:112).

3. Karir Sang Guru Bangsa

Selesai masa studinya di luar negeri, Gus Dur kembali ke Jakarta dan

berharap masih bisa pergi ke luar negeri lagi untuk belajar di Universitas

McGill di Kanada. Pada masa yang sama, Gus Dur berkeliling pesantren

dan madrasah di seluruh Jawa. Hal ini dilakukan demi menjaga agar nilai-

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

44

nilai tradisional pesantren tidak tergerus, di samping turut

mengembangkan pesantren (Hamid, 2010:41).

Di Jakarta Gus Dur kemudian bertemu dan berkumpul dengan

sejumlah cendikiawan muda yang tergabung dalam Lembaga Penelitian,

Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Diantara

mereka adalah Dawam Rahardjo, Adi Sasono, dan Aswab Mahasin.

Mereka kemudian menerbitkan jurnal yang memuat tulisan-tulisan

mereka, dimana jurnal tersebut menjadi jurnal ilmiah terkemuka di

Indonesia, yaitu jurnal Prisma. Di dalam jurnal itu Gus Dur memaparkan

tulisannya tentang masalah agama, pendidikan, dan sosial. Tahun 1972,

Gus Dur mulai memberikan ceramah dan seminar di berbagai forum. Ia

juga mulai menulis untuk Majalah Tempo dan Harian Kompas. Dengan

tulisan-tulisannya itu Gus Dur dengan cepat dianggap sebagai pengamat

sosial yang tajam (Mandan dkk, 2010:56-57).

Di akhir tahun 1974, Gus Dur diundang oleh kiai senior di Jombang,

Kiai Sobary untuk suatu perbincangan.

“Gus, kakekmu mempercayakan kepada saya Madrasah Aliyah dan

oleh karena itulah sekarang ini saya ingin memintamu untuk mengajar

Kaidah Fiqh karena saya tahu kamu tahu banyak mengenai hal ini.

Saya tidak menyadari hal ini sebelumnya akan tetapi kamu telah

membaca dan memahami buku-buku yang belum pernah saya baca.

Saya juga tahu bahwa kamu hafal kelima puluh empat ketentuan

hukum terkenal dari kaidah fiqh. Datanglah dan mengajar di sini.”

Dengan adanya pesan tersebut, akhirnya Gus Dur mulai mengajar di

Pesantren Tambakberas. Pada tahun berikutnya, Gus Dur ditawari untuk

mengajarkan Kitab Al-Hikmah kepada siswa-siswa. Pada tahun 1977, Gus

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

45

Dur menjabat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin pada Universitas

Hasyim Asy‟ari di Jombang. Dan pada tahun berikutnya, pada bulan

Ramdhan Gus Dur menyampaikan ceramahnya. Kajian yang disampaikan

Gus Dur yaitu Tafsir Jalalain, yang merupakan salah satu tafsir al-Qur‟an

yang terkenal (Barton, 2016:121-124).

Tahun 1982 Gus Dur terjun langsung di ranah politik, berkampanye

bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan partai

gabungan dari empat partai Islam termasuk di dalamnya NU. Pada

tanggal 20 Oktober 1999, Gus Dur terpilih sebagai Presiden Republik

Indonesia menggantikan BJ Habibie. Dan pada tanggal 23 Juli 2000,

MPR melakukan sidang istimewa dan memakzulkan Soekarno Putri

sebagai penggantinya (Al-Madyuni, 2013:101).

4. Penghargaan

Karena perjuangan dan pemikirannya atas kemanusiaan baik di

Indonesia dan di dunia, Gus Dur banyak mendapatkan gelar kehormatan

dari berbagai lembaga dan mendapat berbagai penghargaan dari lembaga

nasional, lokal, maupun internasional. Berikut adalah daftar penghargaan

yang diberikan padanya:

a. 1991, Penghargaan Dakwah Islam dari pemerintah Mesir.

b. 1993, menerima Ramon Magsaysay Award, sebuah penghargaan

yang cukup prestisius untuk kategori Community Leadership.

c. 2004, ditahbiskan sebagai Bapak Tionghoa oleh beberapa tokoh

Tionghoa Semarang di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok.

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

46

d. 2006, mendapatkan Tasrif Award-AJI sebagai pejuang Kebebasan

Pers 2006 dari Aliansi Jurnal Independen (AJI).

e. 2004, Anugrah Mpu Peradah, DPP Perhimpunan Pemuda Hindu

Indonesia, Jakarta, Indonesia.

f. 2004, The Culture of Peace Distungished Award 2003, Internasional

Culture of Peace Project Religions For Peace Trento, Italia.

g. 2003, Global Tolerance, Friends of the United Nations, New York.

h. 2003, World Peace Prize Award, World Peace Prize Awarding

Council (WPPAC), Seoul, Korea Selatan.

i. 2003, Dare to Fail Award, Billi PS Lim, penulis buku paling laris

Dare to Fail, Kuala Lumpur, Malaysia.

j. 2002, Pin Emas NU, Pengurus Besar NU, Jakarta, Indonesia.

k. 2002, Gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), Sampeyan dalem

Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana XII, Surakarta.

l. 2001, Public Service Award, University Columbia, New York.

m. 2000, Ambassador of Peace, Internasional and Interreligious

Federation for World peace, New York, Amerika Serikat.

n. 2000, Paul Harris Fellow, The Rotary Foundation of Rotary

Internasional.

o. 1998, Man of The Year, Majalah REM, Indonesia.

p. 1993, Magsaysay Award, Manila, Filipina.

q. 1991, Islamic Missionary Award, Pemerintahan Mesir.

r. 1990, Tokoh 1990, Majalah Editor, Indonesia.

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

47

s. Penghargaan dari Simon Wiethemtal Center (Yayasan Penegakan

Hak Asasi Manusia), Amerika Serikat (2008).

t. Penghargaan dari Mebal Valor, Amerika Serikat (2008).

u. Penghargaan dan Kehormatan dari Temple University, Philadelphia,

Amerika Serikat, yang mengabadikan namanya sebagai nama

kelompok studi dan pengkajian kerukunan antarumat beragama,

Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study tahun 2008 (Rifa‟i,

2016:54-55).

5. Karya-karya KH. Abdurrahman Wahid

Gus Dur banyak meninggalkan karya tulis pada kita. Kebanyakan

karya tulisnya adalah berbentuk artikel, opini atau essai. Salah satu ciri

khas dari tulisan-tulisannya adalah bagaimana semua persoalan yang

berat dibuat cair dan halus atau mudah sehingga enak untuk dibaca

khalayak umum. Selain itu, beliau juga meninggalkan karya di atas tanah,

yaitu pengembangang pluralisme, demokrasi di berbagai organisasi, baik

sosial keagamaan, sosial politik, maupun lembaga swadaya masyarakat

atau berbagai komunitas lintas agama, ras, suku, maupun ideologi (Rifa‟i,

2016:50-51).

Karya-karya intelektual Gus Dur sejak awal 1970-an hingga akhir

1990-an, karya intelektual itu tersebar dalam berbagai bentuk tulisan dan

dapat diklasifikasikan sebagai berikut, dalam bentuk buku sebanyak 12, 1

buku terjemahan, 20 kata pengantar buku, 1 epilog buku, 41 antologi

buku, 105 tulisan dalam bentuk kolom, 50 makalah, 263 artikel yang

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

48

tersebar dalam berbagai majalah, surat kabar, jurnal, dan media massa

(Al-Madyuni, 2013:103).

Berikut daftar karya tulis dalam bentuk buku:

a. Islamku, Islam Anda, Islam Kita: Agama, Masyarakat, Negara,

Demokrasi, Wahid Institute, 2006.

b. Prisma Pemikiran Gus Dur, LKis, Jogjakarta, 1999.

c. Tabayyun Gus Dur, Pribumisasi Islam, Hak Minoritas, Reformasi

Kultural, 1998.

d. Gus Dur Menjawab Perubahan Zaman, Kompas, Jakarta, 1999.

e. Islam, Negara, Demokrasi, Erlangga, Jakarta, 1999.

f. Mengurai Hubungan Agama dan Negara, Grasindo, Jakarta, 1999.

g. Pergulatan Negara, Agama, dan Kebudayaan, Desantara, Jakarta,

2001.

h. Bungai Rampai Pesantren, CV. Dharma, tanpa tahun, tanpa tempat.

i. Tuhan Tak Perlu Dibela, LKis, Jogjakarta, 1999.

j. Menggerakkan Tradisi, Esai-esai Pesantren, LKis, Jogjakarta, 2001.

k. Gila Gus Dur, LKiS, Jogjakarta, 2000.

l. Kiai Nyentrik Membela Pemerintah, LKiS, Jogjakarta, 1997.

m. Kumpulan Kolom dan Artikel Abdurrahman Wahid Selama Era

Lengser, LKiS, Jogjakarta, 2002.

n. Islam Tanpa Kekerasan, LKiS, Jogjakarta, 1998.

o. Gus Dur Bertutur, 2005.

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

49

p. Islam Kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia dan Trnasformasi

Kebudayaan, 2007 (Rifa‟i, 2016:51-52).

B. Konteks Eksternal

1. Aspek Keagamaan

Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia dengan mayoritas

penduduk beragama Islam. Islam sendiri adalah agama yang secara relatif

datang paling belakang di Indonesia dan hal ini membentuk ekspresinya

di negeri ini. Indonesia tak banyak memberi informasi mengenai proses

perpindahan agama. Akan tetapi, pada saat yang sama, perpindahan

agama, terutama di pedalaman Jawa, sebenarnya terjadi belum terlalu

lama. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa Indonesia masih berada

dalam proses pengislaman. Pendapat ini sering dikemukakan oleh kaum

tradisionalis dan juga kaum modernis. Tentu saja hal ini merupakan

bagain penting dari etos dunia Islam tradisionalis.

Jombang terletak di bagain pedalaman Jawa Timur. Kota ini sama

jauhnya dari Samudra Hindia atau Laut Selatan dan Laut Jawa yang

dangkal di sebelah utara. Oleh karena itu, selama lebih dari seribu tahun

Jombang berfungsi menjadi jalan maritim bebas yang menghubungkan

Jawa dengan Sulawesi, Borneo dengan semenanjung Malaya, Sumatra,

dan bagian-bagian dunia lainnya. Islam pertama-tama mengakar di Jawa-

di kota-kota pelabuhan yang ramai di pantai utara, sekitar seratus atau dua

ratus kilometer sebelah barat laut Jombang. Akan tetapi, di kota-kota

kecil dan di desa-desa pedalaman, tempat dilakukannya kegiatan

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

50

pertanian dan peternakan., pengislaman Jawa, paling tidak selama kedua

kakek Gus Dur masih hidup, belum selesai.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan Islam masuk pertama

kali di Nusantara. Akan tetapi, yang lebih penting adalah bahwa pada

umumnya Islam masuk secara damai. Dimana tidak akan pernah ada yang

tahu dengan rinci bagian sejarah ini dan juga mekanisme yang tepat

mengenai bagaimana masyarakat di kepulauan-kepuluan di Asia

Tenggara berpindah agama menjadi muslim. Biasanya orang menganggap

bahwa salah satu mekanisme penting untuk perpindahan agama adalah

terjalinnya hubungan persahabatan dengan para pedagang yang belayar

kepulauan ini lewat India (Barton, 2016:63-65).

Kegamaan di Indonesia tidak lepas dari pandangan Jawa dunia yang

bersifat mistik. Mistik adalah subsistem yang ada dalam hampir semua

agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan

merasakan emosi bersatu denga Tuhan, tasawuf, dan suluk, atau hal gaib

yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa (Rifa‟i, 2016:153).

Terdapat suatu kelangsungan dimana mistisisme abangan dan

kepriayian, yang juga menyertakan unsur-unsur kepercayaaan pra-Islam,

Hindu, Budha, dan agama lokal Jawa, secara bertahap menyatu dengan

mistisisme sufi ortodoks dari muslim santri.

Cendekian Islam liberal seperti Gus Dur dan kebanyakan ulama NU

terbuka untuk belajar dari tradisi lain, termasuk tradisi-tradisi yang

terdapat di jantung spiritual Jawa dan Asia Tenggara sebelum datangnya

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

51

Islam. Hal ini sejalan dengan keyakinan yang dianut secara luas oleh

kaum tradisionalis bahwa segala sesuatu yang tidak secara jelas

diharamkan oleh Al-Qur‟an dan sunnah Nabi, maka hal itu diizinkan

selama terdapat konsistensi dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang

terkandung dalam Al-Qur‟an dan sunnah Nabi (Barton, 2016:68).

2. Aspek Sosial Budaya

Budaya merupakan pondasi bagi suatu bangsa untuk mencapai sebuah

peradaban atau kemajuan. Menurut M. Hatta dalam skripsi saudara Andri

(2017), menyatakan bahwa kebudayaan adalah ciptaan hidup suatu

bangsa. Maka dari itu, ketika Islam dikenalkan di Nusantara, Islam tidak

serta merta menghilangkan suatu kebudayaan yang ada. Hal ini karena,

ajaran Islam yang disebarkan oleh para wali diproses dengan sublimasi

dan penyempurnaan terhadap budaya dengan sentuhan-sentuhan Islami,

yang tidak memandang dari berbagai aspek, sehingga dengan mudah

dapat diterima di masyarakat (Winarco, 2017:54).

Selanjutnya, di Indonesia terdapat pembedaan diantara orang muslim

yang dinamakan muslim santri (taat) dan muslim bukan santri (sering

disebut abangan). Muslim santri adalah mereka yang ortodoks dalam

mempraktikan ajaran Islam. Sedangkan muslim bukan santri, atau

kadang-kadang disebut sebagai muslim abangan, sering kali dianggap

hanya sebagai muslim nominal oleh banyak muslim santri, walaupun

kaum abangan ini mungkin juga ingin lebih rajin dan lebih teratur dalam

menjalankan shalat dan beribadah. Golongan ketiga, yang lebih kecil lagi

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

52

(jumlahnya), adalah kaum priayi (keturunan bangsawan kraton). Mereka

banyak memiliki persamaan dengan kaum abangan dalam hal

kepercayaan terhadap unsur-unsur Hindu-Budha. Akan tetapi, dalam dua

hal kaum priayi berbeda dari abangan: pertama, pandangan dunia mistik

kaum priayi mengandung beban dan perbaikan kelas, dan kedua,

kebudayaan modern kaum priayi terbentuk oleh adanya hubungan yang

lama terjalin antara mereka dengan Belanda dan pilihan mereka yang

lebih besar akan pendidikan Barat modern dan pekerjaan kantoran

(Barton, 2016:62).

Abdurrahman Wahid tumbuh di lingkungan pesantren yang bercorak

tradisional atau dalam masyarakat yang berbasis tradisionil. Pesantren-

pesantren yang bercorak tradisional tersebut mempunyai basis organisasi

yang kuat di bawah naungan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang

didirikan pada tahun 1926. Sebelumnya telah ada basis organisasi Islam

yang bercorak modern yaitu Muhammadiyah. NU didirikan adalah

sebagai respon atas kekuatiran akan hilangnya kultur dan tradisi sufistik

Islam akibat pengaruh modernisasi, akan tetapi pada saat yang sama NU

tidak menentang adanya ide-ide modernisasi Islam. Hal ini terutama

berkaitan dengan pendekatan modern di berbagai bidang, misalnya

pendidikan, sosial, dan politik. Pesantren sebagai lembaga yang

bernafaskan Islam pada waktu itu hanya mempelajari ilmu-ilmu agama

saja. Ilmu-ilmu agama tersebut secara umum berisikan kurikulum yang

menekankan mata pelajaran Fiqih, Tafsir Hadist, Aqidah akhlak, dan

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

53

bahasa Arab. Sebelum Indonesia merdeka bahasa utama di kalangan

pesantren adalah bahasa Arab dan bahasa lokal. Berbeda dengan santri

pada umumnya, Gus Dur juga mempelajari Ilmu sekuler lainnya seperti

sastra, bahasa Inggris, Belanda, serta ilmu-ilmu lainnya dari hasil bacaan

(Pracahya, 2013, 33-34).

3. Aspek Sosial Politik

Ketika Jepang menduduki Hindia Belanda pada tahun 1942, mereka

menganggap nasionalis santri sebagai orang-orang yang dapat bekerja

sama dengan mereka dalam menjalankan pemerintahan di negeri yang

baru diduduki ini. Alasan Jepang, mereka yang mendapatkan didikan

Belanda, baik pendidikan gereja atau sekuler, lebih mungkin untuk

bersimpati kepada Belanda dan orang-orang Eropa pada umumnya. Untuk

mendapatkan rekan yang dapat dipercaya, Jepang beralih kepada santri.

Pada bulan Oktober 1943, mereka mendirikan organisasi payung bagi

sekuruh kelompok muslim. Organisasi payung ini dinamakan Masyumi

dan menggantikan Majelis Islam A‟la Indonesia (MIAI), sebuah

organisasi yang didirikan pada tahun 1937 sebagai forum diskusi bersama

bagi kaum modernis dan tradisionalis dan diketuai oleh Wahid Hasyim.

Selama masa pendudukan Jepang, kaum nasionalis NU dan

Muhammadiyah bekerja sama sedemikian baiknya sehingga mereka ingin

mempertahankan hubungan baik dengan mengubah Masyumi menjadi

suatu partai politik bagi semua santri (Barton, 2016:76).

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

54

MIAI zaman Jepang ini menjadi satu-satunya badan federasi bersama

dari organisasi-organisasi Islam. Pada awalnya memang pertemuan-

pertemuan yang diadakan MIAI banyak memuji Jepang, di tengah

kekuatan Jepang yang saat itu memang besar dan merebut daerah yang

dijajah Belanda. Pada zaman Jepang ini, ada tokoh penting NU, KH.

Zainal Musthofa yang bergabung dengan NU pada 1933 bersama KH.

Zainal Muhsin saudaranya. Pada tahun 1941, dia sudah ditangkap

Belanda dengan beberapa ulama lain karena membuat propaganda

melawan pemerintah penjajah, dan dibebaskan pada Januari 1942. Ulama-

ulama lain banyak mengalami hal sama kemudian dibebaskan zaman

Jepang. Sekitar April-Mei 1942, KH. Hasyim Asy‟ari, Rais Akbar HBNO

ditangkap Jepang, dipenjara Jombang, lalu dipindahkan ke Mojokerto,

dan kemudian dibawa ke Bubutan Surabaya (Ridwan, 2016:56-57).

Kebudayaan Islam tradisional yang membatasi peran lulusan

pesantren dalam masyarakat elit adalah cara yang diambil oleh NU untuk

bernegoisasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan keterlibatan mereka

dalam masalah-masalah politik. Selama tahun 1950-an, banyak politikus

profesional yang menjalankan pekerjaan purna waktu yang berkaitan

dengan partai politik. Banyak di antara mereka tidak mempunyai latar

belakang pesantren namun mereka dapat diterima, dengan alasan

kemudahan, sebagai wakil dari ulama. Akhirnya, peran politikus

profesional menjadi kuat berakar. Hingga tahap tertentu, hal ini

dicerminkan oleh pembagian kepemimpinan nasional secara umum

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

55

menjadi Syuriah, Majelelis Islam A‟la Indonesia (MIAI) dan Tanfidziyah,

badan pengurus harian, walaupun dalam praktiknya, terdapat hal yang

agak lebih pelik lagi daripada pembagian tersebut. Hampir tidak ada

ulama, bahkan dalam sayap politik NU sendiri, yang mampu dan berhasil

bergaul dengan masyarakat elit di Indonesia selama waktu yang lama.

Penyebab utama dari smeua itu adalah adanya orientasi politik yang

dalam waktu berabad-abad dipengaruhi oleh pemikiran Islam Sunni.

Ironisnya, bahkan setengah abad kemudian, NU tetap saja lebih bisa

mengumpulkan suara daripada mengisi posisi kepemimpinan. Salah satu

dilema yang dihadapi oleh Gus Dur saat menjabat sebagai presiden adalah

bahwa ia hampir-hampir tak bisa menemukan orang-orang baru dalam

NU, yang sementara ini masih menguasai konstituensi pedesaan, yang

benar-benar siap untuk memberikan sumbangsih bagi perpolitikan

nasional. Dan, walaupun Gus Dur memperoleh dukungan yang lebih

besar dari rakyat jelata daripada kebanyakan politikus, namun ia masih

harus berjuang keras untuk mencegah agar pendukung-pendukungnya

yang emosional dari daerah-daerah pedesaan tidak tampak seperti

gerombolan rakyat jelata yang berbahaya (Barton, 2016:83-84).

C. Corak Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid

Gus Dur memang memiliki pemikiran yang cukup unik dan jernih. Boleh

dibilang pemikirannya mampu melewati zamannya, karena banyak

orangharus memikirkan dengan keras apa yang menjadi pemikirannya. Ia juga

dikenal sangat kontroversional.

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

56

Gus Mus menyebut pemikiran Gus Dur sebagai pelajaran Tuhan, sampai

saat ini, pastilah belum atau tak pernah ada orang yang bisa menandingi Gus

Dur dalam banyaknya mengumpulkan julukan (Al-Madyuni, 2013:104).

Perkembangan intelektual Gus Dur dibentuk oleh pendidikan Islam klasik

dan pendidikan Barat modern. Faktor-faktor ini merupakan prasyarat baginya

untuk mengembangkan ide-idenya. Dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan perjalanan, membaca, dan memperdebatkan ide, Gus Dur

mensintesiskan kedua dunia pendidikan ini. Mungkin ia mengerjakan hal ini

lebih lengkap daripada mayoritas intelektual di Indonesia, yang kemudian

membuat Gus Dur menjadi bagian dari gerakan baru dalam pemikiran Islam

di Indonesia. Penekanan pemikiran Gus Dur lebih mengisyaratkan pada hal-

hal yang lebih substansial, mengajarkan kepada kita untuk selalu toleran,

terbuka, dan inklusif (Al-Madyudi, 2013:105).

1. Pluralisme

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pluralitas

berasal dari kata plural; jamak; lebih dari satu. Pluralis adalah kategori

jumlah yang menunjukkan lebih dari satu atau lebih dari dua, bahan yang

mempunyai dualis. Pluralisme adalah keadaan masyarakat yang mejemuk

(bersangkutan dengan sistem sosial dan politik), meliputi kebudayaan

dengan berbagai ragam dan perbedaannya di dalam sebuah masyarakat

(Rifa‟i, 2016:87-88).

Dalam ilmu sosial, pluralisme adalah sebuah kerangka, dimana ada

interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

57

menghormati dan toleransi antara satu dengan yang lain. Mereka hidup

bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi

atau percampuran (Al-Mustaufi, 2014:84).

Pandangan Gus Dur tentang pluralisme sudah terlihat ketika ia

menjabat Ketua PBNU, sekitar era 1980-an ketika itu mulai menguatnya

pola pemerintahan dalam menerapkan kebijakan yang sekterian.

Orang cenderung mengenal Gus Dur dengan dua predikat yang

melekat, yaitu pejuang dan pemikir pluralisme tetapi juga figur yang

kontroversi. Sesungguhnya ia berada di lingkungan masyarakat yang

religius, tradisional dan lebih percaya pada kebenaran tunggal.

Sejak akhir 1970-an, Gus Dur merintis kepemimpinannya di

lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan organisasi Islam

terbesar di Indonesia, tentu segala peran dan fungsinya sangat

diperhitungkan dalam pentas politik nasional. Pengenalan nilai-nilai

moderat terus dilakukan di lingkungan NU dan iklim politik Indonesia.

Melalui karya tulis, ceramah, maupun kebijakan-kebijakan internalnya,

Gus Dur terus menyemaikan nilai-nilai moderat-pluralistik (Al-Mustaufi,

2016:99).

Ketika Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI tahun 2000, prinsip-

prinsip pluralismenya diwujudkan dalam bentuk legal yang tidak sedikit

telah mengubah keseluruhan wajah demokrasi di Indonesia. Salah satunya

dengan mencabut Intruksi Presiden No 14/1967 yang berisi larangan

segala kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadat China yang

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

58

dilakukan di Indonesia. Seiiring dengan itu, Gus Dur menerbitkan

Keputusan Presiden No 6/2000 yang memperbolehkan bangsa Tionghoa

mengekspresikan kebudayaan termasuk kebebasan menjalankan agama di

Indonesia (Al-Mustaufi, 2014:100).

Lebih lanjut, di level hubungan luar negeri, Gus Dur juga berusaha

membuka hubungan diplomasi dengan Israel, menilik sejarah solidaritas

masyarakat Indonesia, jelas-jelas ini lampu merah yang tidak bisa

dilanggar oleh penguasa yang ingin melanggengkan kekuasaannya.

Langkah Gus Dur ini menuai banyak kecaman dari kalangan radikal

Islam dan juga kebanyakan masyarakat.

Pluralisme yang dikenalkan oleh Gus Dur akan dilihat dari dua sisi:

pertama, bagaimana pemahaman pluralisme versi Gus Dur dibanding

dengan pemahaman pluralisme versi–versi yang lain. Kedua, bagaimana

masa depan keberlangsungan pluralitas warisan Gus Dur hidup di

lingkungan NU dan pentas politik nasional Indonesia (Al-Mustaufi,

2014:101-102).

Dalam bidang keagamaan, Gus Dur meyakini Pancasila menjamin

kebebasan beragama bukan hanya sebatas memeluk agama, akan tetapi

juga mencakup peran “etika kemasyarakatan” agama di ruang publik. Di

sinilah letak signifikan sila pertama Pancasila. Kalau hanya sekedar

kebebasan memeluk agama, sila kedua, ketiga, dan seterusnya sudah

cukup menjamin. Keunikan sila pertama, yakni mendorong agama-agama

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

59

menjalankan peran etika kemasyarakatan di ruang publik (Al-Mustaufi,

2013:103).

Ideologi pluralisme yang dibawa Gus Dur dan penghormatannya

terhadap pluralitas sepenuhnya berdasarkan pemahaman yang mendalam

terhadap ajaran Islam dan juga tradisi keilmuwan NU sendiri. Pertama,

prinsip pluralisme secara tegas diakui di dalam kitab suci. Al-Qur‟an

secara tegas mendeklarasikan bahwa pluralitas masyarakat dari segi

agama, etnis, warna kulit, bangsa, dsb. Merupakan keharusan sejarah

yang menjadi kehendak Allah. Karena itu, upaya penyeragaman dan

berbagai bentuk homogenisasi yang lain, termasuk dalam hal pemahaman

dan implementasi ajaran agama, merupakan sesuatu yang bertentangan

dengan semangat dasar al-Quran. Kedua, nalar keagamaan NU

sepenuhnya dibangun di atas spirit pluralisme. NU mengikuti tradisi

pemikiran madzhab yang menjadi pilar tegaknya peradaban fiqh. Ajaran

Islam tidak digali secara langsung dari sumbernya, tetapi melalui

pemikirannya ulama madzhab. Dengan demikian, pemikiran NU terhindar

dari pendekatan tekstual dan interpretasi tunggal terhadap al Qur‟an dan

Hadis (Dzakiri, 2010:63-65).

Bangunan epistemologi dalam teologi pluralisme adalah setiap

agama-agama mempunyai kebenaran dan mempunyai jalan keselamatan

sendirisendiri, karena itu klaim-klaim kebenaran dan keselamatan

sekarang satu-satunya jalan yang sah (teologi eksklusif), yang melengkapi

atau mengisi jalan lain (teologi inklusif) haruslah dilampaui demi alasan-

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

60

alasan teologis dan fenomenologis. Tokoh utama yang paling impresif

mengemukakan paham ini adalah John Harwood Hicks (1993), dan Hans

Kung yang menawarkan proyek teologi pluralis yang bukan sekedar

berhenti pada “koeksistensi” pluralitas, hak setiap agama untuk

bereksistensi secara damai, tetapi lebih dari itu, yaitu “pro-eksistensi”

pluralitas. Sebuah sikap teologis yang mengakui dan bahkan mendukung

eksistensi agama-agama yang plural itu (Masykur, 2016:65).

2. Neo-Modernis

Suatu gerakan progresif dalam pemikiran Islam yang timbul dari

modernisme Islam tetapi juga sangat tertarik pada pengetahuan

tradisional. Neomodernis mengajukan bagi diterimanya pendekatan yang

bersifat holistik terhadap ijtihad. Ia mengambil informasi dari

pengetahuan klasik dan juga pemikiran kritis “Barat” modern dengan

maksud untuk dapat melihat pesan utuh Al-Qur‟an dan penerapannya

dalam masyarakat modern. Aliran ini juga mengajukan argumen bagi

suatu pemahaman Islam yang progresif dan liberal, yang menerima

pluralisme masyarakat modern. Ia mencoba membentuk masyarakat

menjadi lebih islami lewat pendidikan, bukan lewat inisiatif partai politik,

seperti usaha-usaha untuk memperkenalkan konsep syari‟at, atau bahkan

hal-hal yang berkaitan dengan didirikannya „negara Islam‟ (Barton,

2016:xxi).

Perkembangan intelektual Gus Dur dibentuk oleh pendidikan Islam

klasik dan pendidikan Barat modern. Faktor-faktor ini merupakan

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

61

prasyarat baginya untuk mengembangkan ide-ide liberalnya. Dalam

kegiatan-kegiatannya yang berkaitan dengan perjalanan, membaca, dan

memperdebatkan ide, Gus Dur menyintesiskan kedua pendidikan ini.

Barangkali ia mengerjakan hal ini secara lebih lengkap daripada

mayoritas intelektual Islam Indonesia lainnya. Akan tetapi, ia bukanlah

satu-satunya yang seperti itu. Tokoh lain yang mengembangkan

pemikiran tersebut adalah Nurcholis Majid. Latar belakang pendidikan

yang ditempuh oleh Nurcholis dimulai dari madrasah milik ayahnya yang

dijalankan menurut garis tradisionalis namun dipengaruhi oleh ide-ide

modernis. Kemudian dilanjutkan ke Pesantren Modern Gontor Ponorogo,

Jawa Timur (Barton, 2016:138-139).

Pada tahap selanjutnya, Nurcholis sudah menjadi seorang yang

menonjol di kalangan intelek muda Indonesia. Ia adalah ketua pengurus

pusat HMI, organisasi mahasiswa Islam berpengruh yang sebagian besar

bersifat modernis. Ia juga adalah mahasiswa IAIN dengan latar belakang

pesantren yang pertama kali menjadi ketua HMI (Barton, 2016:141).

Menjelang akhir dasawarsa 1970-an, beberapa pengamat mulai

menggunakan istilah neo-modernisme dalam mengacu pada gerakan

Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia. Gerakan pemikiran baru ini,

yang timbul bersamaan dengan munculnya Nurcholis, Djohan, dan Gus

Dur, pada hakikatnya merupakan sintesa antara pengetahuan Islam klasik

dan pemikiran Barat modern. Mereka mencoba mengombinasikan apa-

apa yang terbaik dari modernisme dan tradisionalisme untuk

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

62

menghasilkan sesuatu yang baru atau sesuatu yang dapat melampaui

batas-batas yang ada pada tradisionalisme dan modernisme itu sendiri

(Barton, 2016:151-152).

3. Humanisme

Humanisme merupakan paham yang menempatkan manusia sebagai

pusat realitas. Manusia begitu diagungkan karena kecakapan, tidak hanya

bersifat teknis, tetapi pula normatif. Sebagai pusat realitas, manusia

memiliki dua fungsi ganda, yakni sebagai subjek pengolah alam sekaligus

objek tujuan dari pengolahan alam tersebut (Arif, 2016:39).

Paham seperti itu telah diusung Gus Dur dalam menegakkan keadilan.

Kendati Gus Dur belakangan dikenal sebagai bapak pluralisme dan

demokrasi, namun sebenarnya yang mendasari semua pemikirannya tidak

lain adalah konsep humanisme, memanusiakan manusia (Rifa‟i, 2016:94).

Selanjutnya humanisme Gus Dur berada di dalam dua ranah diskursif.

Pertama, sumbangan agama (Islam) bagi humanisme. Artinya,

humanisme Gus Dur adalah humanisme perspektif Islam, sebagai antitesis

dari humanisme ateis di atas. Dengan demikian, humanisme Islam Gus

Dur menawarkan pandangan lain yang berbeda dengan tradisi humanisme

ateis modern. Pandangan ini lahir dari prinsip ketuhanan atas kemanusian.

Melalui prinsip ini, kemanusian bukan antitesis atas ketuhanan.

Sebaliknya, ia merupakan perintah langsung dari Tuhan sebagai bagian

dari penugasan Allah atas manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi

(khalifatullah fi al-ardh).

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

63

Kedua, humanisme Gus Dur dalam terang HAM di Indonesia. Gus

Dur dalam hal ini akan terlihat sebagai pembela HAM universal. Namun

pada saat bersamaan, sebagai penggerak kemanusian di ranah partikular,

melalui pemanfaatan nilai-nilai partikular masyarakat. Pemanfaatan

partikularisme kultural demi perjuang HAM universal ini ia terapkan

melalui apa yang ia sebut sebagai pendekatan struktural. Yakni,

pendekatan kritis atas ketimpangan struktural yang memberangus

pemenuhan HAM universal tersebut. Menarik karena Gus Dur tidak

terjebak dalam perdebatan universalisme dan partikularisme HAM. Ia

merengkuh semua itu di dalam perjuangan jangka panjang untuk

menegakkan struktur masyarakat berkeadilan sebagai wujud praksis dari

kemanusian (Arif, 2016:55).

Sosok humanis yang ditampilkan oleh Gus Dur dapat dilihat

manakala saat beliau mengajar di Pondok Pesantren Tebuireng. Dalam

setiap ajarannya Gus Dur menekankan perlunya kebersamaan dan

kerukunan antar-umat beragama. Sebab, hanya dengan cara itu umat

Islam bisa hidup damai di bumi. Meski dikenal sebagian orang sebagai

pribadi yang mudah emosional, bagi para santri Tebuireng, Gus Dur

sosok humanis dan tidak membedakan satu dengan lainnya (Hamid,

2010:96).

Pendasaran humanisme dalam Islam, Abdurrahman Wahid pijakkan

pada tradisi intelektual Islam, khususnya pada diri Imam Khalil Al-

Farhidy, pengarang kamus Al- „Ain, yang hidup dikisaran abad kedua

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

64

hijriyah. Perumusan kamus bahasa Arab dalam kerangka susunan yang

mengikuti pembidangan pengetahuan menurut para filsuf Yunani,

menurut Abdurrahman Wahid sebagai titik pijak dari humanisme dalam

Islam. Dalam sebuah tulisannya Abdurrahman Wahid mengatakan :

“Tradisi tidak terputus-putus untuk memelihara kemurnian bahasa

Arab yang dikembangkan kaum lughawiyyun, menemukan

penyalurannya yang alami pada diri Imam Al Khalil al-Farahidy yang

dengan kamusnya berhasil „menghadapkan‟ kemurnian bahasa Arab

kepada cakrawala pengetahuan demikian luas, yang dikenal dunia

luar Islam pada waktu itu. Apa yang dilakukannya itu tidak

menilainya dari apa yang dilakukan Imam Syafi‟i yang

mempertalikan keharusan bersikap normatif dalam memahami ayat-

ayat al- Qur‟an dan sunnah Rasulullah disatu pihak dengan kebutuhan

mempertalikan dengan realitas. Jika pada Imam Syafi‟i upaya

kontekstualisasi hukum agama itu menghasilkan ilmu Usul Fiqh

melalui karya agungnya, Ar-Risalah, maka pada Imam al-Khalil

upaya integratif itu melahirkan Qamus al-Ain yang merupakan titik

tolak bagi pengembangan humanisme dalam Islam. Mengapa

dikatakan titik tolak Humanisme dalam Islam ?, karena melalui

kamus 71 tersebut, generasi-generasi berikutnya langsung

menenggelamkan diri kedalam pencarian wawasan pengetahuan dan

budaya yang demikian universal, yang tidak lagi mengenal dinding-

dinding batas politik, agama, dan etnis. Humanisme atau faham

kemanusian dalam artinya yang paling luas, adalah hasil kolektif dari

para ensiklopedis, filosof dan lughawiyyun yang memperoleh

dorongan luar biasa dari berdirinya Darul Hikmah di bawah

pemerintahan Khalifah Al-Ma‟mu di Baghdad. Titik strategis dari

pendirian Darul Hikmah itulah yang memungkinkan munculnya

humanisme secara keseluruhan dalam Islam, sedangkan karya agung

Imam Khalil itu adalah rintisan atau titik tolak kongkritnya di

beberapa bidang.” (Ridwan, 2015:70-71).

4. Pribumisasi Islam

Pribumisasi, kata Gus Dur, bukan upaya menghindarkan timbulnya

perlawanan dari kekuatan-kekuatan budaya setempat, tetapi justru agar

budaya itu tidak hilang. Inti pribumisasi adalah kebutuhan, bukan untuk

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

65

menghindarkan polarisasi antara agama dan budaya, sebab polarisasi

demikian memang tidak terhindarkan.

Pribumisasi atau upaya rekonsiliasi antara Islam dan budaya

setempat, menurut Gus Dur, adalah meminta agar wahyu dipahami

dengan mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual, termasuk

kesadaran hukum dan rasa keadilannya. Dalam proses ini, pembaharuan

Islam dan budaya tidak boleh terjadi, sebab berbaur berarti hilangnya

sifat-sifat asli. Islam harus tetap ada sifat Islamnya. Al-Qur‟an harus tetap

dalam bahasa Arab terutama dalam salat (Dzakiri, 2010:126-127).

Pribumisasi Islam juga merupakan gagasan Gus Dur yang paling

populer. Hal tersebut bahkan menjadi trend mark darinya, yang menandai

keprihatinan Gus Dur atas ancaman Arabisasi. Sesuatu yang menarik,

pribumisasi Islam ternyata tidak melulu proses indigenisasi Islam ke

dalam budaya lokal dalam artian antropologis. Akan tetapi pula,

kontekstualisasi Islam ke dalam realitas kehidupan dalam kerangka proses

kebudayaan secara filosofis (Arif, 2016:85).

Selanjutnya, pribumisasi Islam merupakan cara baca yang digunakan

Gus Dur untuk melihat proses Islamisasi Nusantara. Dengan demikian,

sebagai gagasan, ia hanya merupakan cara baca untuk melihat realitas.

Oleh karena itu, pribumisasi Islam tidak sebata proses pembumian Islam

dilakukan Gus Dur, tetapi realitas keislaman di Nusantara yang berusaha

dipahami oleh Gus Dur (Arif, 2016:100-101).

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

66

Dalam hubungan antara agama dan kebudayaan merepresantikan

hubungan antara aturan dan perubahan. Sebuah hubungan kontradiktif

yang sering berujung pada ketegangan. Situasi menegang inilah,

pribumisasi kemudian mempertemukan agama dan budaya di dalam

hubungan harmonis tanpa kontradiksi. Oleh karena itu, sebagai realitas

konseptual, pribumisasi Islam tidak an sich berada di ranah

keagamaan,tetapi juga tidak murni di ranah kebudayaan. Pribumisasi

Islam berada di dalam “irisan pertemuan” antara agama dan kebudayaan.

Sebagai “realitas irisan”, ia merupakan proses pembumian aturan Islam

ke dalam realitas budaya yang senantiasa berubah. Maka, pemahaman

atas pribumisasi Islam tidak bisa terlepas dari pemahaman Islam dalam

konteks kebudayaan. Demikian sebaliknya, sebab budaya di dalam

pribumisasi Islam merupakan bagian dari kebudayaan Islam.

Pada titik inilah hubungan agama dan budaya menggambarkan

hubungan ambivalen, tetapi sekaligus saling membutuhkan. Gus Dur

menggambarkan hal ini sebagai berikut:

Agama (Islam) dan budaya mempunyai independensi masing-masing,

tetapi keduanya mempunyai wilayah tumpang tindih. Bisa

dibandingkan dengan indepedensi antara filsafat dan ilmu

pengetahuan. Orang tidak dapat berfilsafat tanpa ilmu pengetahuan,

tetapi tidak bisa dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah filsafat.

Diantara keduanya terjadi tumpang tindih sekaligus perbedaan-

perbedaan.

Agama (Islam) bersumberkan wahyu dan memiliki norma-norma

sendiri. Karena bersifat normatif, maka ia cenderung menjadi

permanen. Sedangkan budaya adalah buatan manusia. Oleh sebab itu,

ia berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan cenderung

selalu berubah. Perbedaan ini tidak menghalangi kemungkinan

manifestasi kehidupan beragama dalam bentuk budaya” (Arif,

2016:102).

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

67

Gagasan pribumisasi Abdurrahman Wahid ini tampaknya ingin

memperlihatkan Islam sebagai sebuah agama yang apresiatif terhadap

konteks-konteks lokal dengan tetap menjaga pada realitas pluralisme

kebudayaan yang ada. Gus Dur dengan tegas menolak “satu Islam” dalam

ekspresi kebudayaan, misalnya semua simbol atau identitas Islam harus

menggunakan ekspresi kebudayaan Arab atau bahasa Arab tempat Islam

lahir. Penyeragaman itu bukan hanya akan mematikan kreativitas

kebudayaan umat, tetapi juga bisa membuat Islam teralienasi atau

diasingkan dari arus utama kebudayaan nasional yang disitu Islam

menjadi sub-sistem keagamaan di dalamnya (Masdar, 1999:140).

Peran besar dalam penyebaran Islam yang dipadukan dengan budaya

setempat adalah Sunan Kalijaga, seorang wali yang tersohor dalam syi‟ar

Islam di tanah Jawa.

Sunan Kalijaga di dalam melaksanakan syi‟ar Islam juga

menggunakan media kesenian dan kebudayaan Jawa. Sehingga syi‟ar

Islam yang dilakukannya dapat berjalan efektif dan relatif lebih mudah.

Hal ini tidak lepas dengan konsep syi‟ar Islamnya yang menggunakan

media kesenian dan kebudayaan (Khaelany, 2014:34).

Dengan dakwah keliling yang dilaluinya, Sunan Kalijaga mampu

menyelami ke berbagai lapisan masyarakat, baik kalangan kaum sudra

(rakyat jelata), namun juga masyarakat kelas menengah dan elite. Dari

kecenderungannya yang suka bergaul tanpa memandang kelas, Sunan

Kalijaga kemudian dikenal sebagai mubaligh anti kasta.

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

68

Melihat sepak terjang Sunan Kalijaga dalam syi‟ar agama Islam yang

menyelaraskan dengan zamannya membuat banyak kaum bangsawan atau

cendekiawan sangat simpatik kepadanya. Selain seorang wali yang kritis,

Sunan Kalijaga juga memiliki toleransi tinggi dalam pergaulan,

berpandangan luas dan memiliki budi pekerti yang luhur (Khaelany,

2014:35).

Sebagaimana anggota Dewan Walisanga lainnya, Sunan Kalijaga di

dalam melaksanakan syi‟ar agama Islam sangat memahami akan keadaan

masyarakat yang masih lekat dengan kepercayaan, Hindu-Budha. Melalui

pemahaman tersebut, maka Sunan Kalijaga selalu menerapkan strategi

yang diselaraskan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Berkat strategi yang berorientasi pada ungkapan Jawa “nut jaman

kelakone”, maka Sunan Kalijaga dapat memperoleh hasilnya tanpa

menimbulkan permasalahan besar. Dalam peribahasa Jawa, ungkapan

tersebut dilukiskan dengan kalimat, “entuk iwake, nanging ora buthek

banyune” (Khaelany, 2014:36).

5. Demokrasi

Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang berarti demokratia

(kekuasaan rakyat), yang terbentuk dari kata demos (rakyat) dan kratos

(kekuatan atau kekuasaan). Demokasi adalah bentuk pemerintahan yang

semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan

keputusan yang dapat mengubah hidup mereka (Al-Mustaufi, 2014:1).

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

69

Sebagai pemikir dan penggerak demokratisasi, Gus Dur tentu

memiliki pemikiran demokrasi. Pemikiran ini merupakan refleksinya atas

kondisi demokrasi di dalam realitas politik, berdasarkan model teoretis

demokrasi yang ia punyai. Oleh karena itu, selayak bahasan ilmu-ilmu

sosial Gus Dur, ia tentu bukan ilmuwan politik yang merumuskan teori-

teori demokrasi. Akan tetapi, seorang penggerak demokratisasi yang

berdasarkan gerakannya pada dasar-dasar pemikiran demokrasi. Dengan

demikian, pemikiran demokrasi Gus Dur secara otomatis bersifat praksis.

Ia digerakkan demi demokratisasi politik di Indonesia (Arif, 2016:183).

Menurut Gus Dur di kehidupan yang modern ini demokrasilah yang

dapat mempersatukan beragam arah yang kecenderungan kekuatan-

kekuatan bangsa. Demokrasi menjadi sedemikian penting dalam sebuah

negara yang pluralistik karena ternyata dalam berkehidupan kebangsaan

yang utuh hanya bisa tercapai dan tumbuh dalam suasana demokratis

meskipun demokrasi untuk saat ini di Indonesia masih menjadi proses

diskusi, tapi suatu saat akan tercapai demokrasi yang sebenarnya (Al-

Madyuni, 2013:107).

Indonesia yang dicita-citakan Gus Dur adalah nagara demokrasi yang

lebih kecil pengaruh militernya dan tidak ada fundamentalisme Islam.

Dalam suasana dilematis Gus Dur lebih memilih negara yang didominasi

militer yang setidaknya bisa melindungi hak-hak minoritas keagamaan,

kesukuan, dan kesatuan nasional, daripada sebuah negara Islam yang

tidak santun terhadap pluralitas (Dzakiri, 2010:47).

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

70

Gagasan substansi demokrasi sangat penting ketika persoalan hukum

masih terpaku hal-hal prosedural yang ditinggikan. Akhirnya, aspek

keadilan yang menjadi spirit demokrasi hanya menjadi kerangka tanpa

daging, tanpa darah, dan tanpa ruh (Rifa‟i, 2016:91).

Namun, meskipun demokrasi telah menjadi pilihan terbaik dan

rasional, Gus Dur menegaskan bahwa demokrasi sebagaimana juga

halnya dengan negara tidaklah pernah sempurna dan memuaskan.

Kerelaan untuk menerima kenyataan justru membangkitkan tekad untuk

selalu mengusahakan perbaikan terus menerus, agar menghampiri

kesempurnaan, sekaligus menjaga agar tidak terjadi kemerosotan dan

kemacetan, apalagi penyimpangan yang tidak perlu.

Penghayatan bahwa demokrasi adalah sebuah proses, yaitu proses

yang ajeg dan tiada henti-hentinya, melahirkan kesanggupan bermartabat,

dengan tekad atau ikrar yang menyatakan bahwa sekalipun belum atau

tidak mampu untuk terlibat atau melibatkan diri dalam setiap sikap atau

perbuatan yang membunuh atau menghambat pertumbuhan demokrasi itu

sendiri (Dzakiri, 2010:49-50).

Cara pandang tentang demokrasi dari waktu ke waktu mengalami

perkembangan sejalan dengan semakin kompleksnya hubungan antar

warga. Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, menurut bahasa

Yunani, definisi yang paling singkat tentang demokrasi adalah apa yang

diucapkan oleh Abraham Lincoln di Gettysburg, Pensylvania, Arnerika

Serikat tahun 1863 yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

71

rakyat Esensi dari demokrasi adalah bahwa rakyat memerintah atau

melakukan pemerintahan oleh dirinya (government by the people),

demokrasi mengandung dua dimensi kontes dan partisipasi yang menurut

Robert Dahl merupakan hal menentukan bagi demokrasi. Demokrasi juga

mengimplikasikan adanya kebebasan sipil dan politik yaitu kebebasan

berbicara, menerbitkan, berkumpul dan berorganisasi, yang dibutuhkan

bagi perdebatan politik dan pelaksanaan kampanye-kampanye pemilihan

itu (Aisyah, 2003:2).

Prasyarat pemerintahan demokratis sebagaimana ajaran Lincoln

tersebut memiliki makna bahwa rakyatlah yang berhak menduduki

jabatan-jabatan di bidang pemerintahan, mereka yang menduduki jabatan

mendapatkan legitimasi dari rakyat, dan setelah terpilih terutama dalam

menjalankan pemerintahan harus sepenuhnya menjadikan

kepemimpinannya untuk rakyat.

Kepala Daerah membutuhkan legitimasi yang terpisah dari DPRD,

sehingga harus dipilih sendiri oleh rakyat, mereka juga harus bertanggung

jawab kepada rakyat. Dengan pemilihan terpisah, Kepala Daerah

memiliki kekuatan yang seimbang dengan DPRD, sehingga mekanisme

checks and balances niscaya akan dapat berjalan dengan baik.Pemilihan

Kepala Daerah secara langsung pada hakekatnya dianggap sebagai bentuk

perwujudan praktek demokrasi yang paling sempurna, karena dengan

pemilihan kepala daerah secara langsung ini diharapkan mampu

memunculkan calon-calon pemimpin yang dikenal dan lebih dekat

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

72

dengan masyarakat. Secara teoritis tentu pilkada langsung memberikan

ruang yang sangat luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif

dalam menentukan pejabat publik di daerahnya masing-masing

(Saraswati, 2011:197).

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

73

BAB III

KAJIAN TEORI PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF

A. Pendidikan Inklusif

1. Pengertian

Dalam konteks Indonesia, pendidikan memiliki dasar-dasar ideologis

yang kuat dalam rangka mencapai Indonesia yang dicita-citakan. Salah

satu poin penting dan tujuan utama berdirinya Republik Indonesia

dirumuskan dengan kalimat “mencerdaskan kehidupan bangsa.” Tujuan

seperti ini jelas menunjukkan betapa pentingnya pendidikan yang pada

esensinya tidak sekedar pengajaran, namun lebih mengacu pada uapaya

pembentukan karakter bangsa (character building) yang ideal (Harisah,

2017:97).

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya

awalan “pe” dan “an” yang mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan

sebagainya). Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“paedagoie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah

ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education”

yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab, istilah

ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan

(Ramayulis, 2015:111).

Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu

kepada term atau istilah al-tarbiyah, al-tadib, dan al-ta‟lim.

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

74

Pendidikan diartikan dengan istilah al-tarbiyah. Menurut Ibn

Mandzur dalam Lisan al-Arabmengatakan bahwa kata al-tarbiyah ini

memiliki tiga akar kata dasar, yang semuanya memiliki arti yang hampir

sama, yaitu rabba-yarbuu-tarbiyatan yang bermakna tambah dan

berkembang, rabbi-yurrabbi-tarbiyatan yang bermakna tumbuh dan

menjadi besar, rabba-yurabbi-tarbiyatan yang bermakna memperbaiki,

menguasai urusan, memelihara, merawat, menunaikan, mengatur dan

menjaga (Gunawan, 2014:2). Menurut Al-Raghib al-Asfahaniy, bahwa

pendidikan itu adalah perbuatan secara sengaja, secara sadar, terencana

dan bersifat gradual serta memiliki pertahapan. Begitu juga dalam hal

proses pendidikan harus dilakukan secara bertahap pula yaitu dengan

memulainya dari hal-hal yang bersifat konkrit ke hal-hal yang bersifat

abstrak, dari hal yang mudah ke hal-hal yang sulit (Ramayulis, 2015:112).

Selain penggunaan istilah al-tarbiyah, istilah pendidikan dalam Islam

juga sering disebut dengan istilah al-ta‟lim yang memiliki cakupan makna

yang luas, diantaranya ada yang bermakna informasi pengetahuan yang

belum diketahui manusia sebagai sebuah keutamaan baik melalui lisan

maupun tulisan (Ramayulis, 2015:116). Beberapa ahli merumuskan

konsep al-ta‟lim, diantaranya yaitu M. Rasyid Ridha (1373 H) dalam

tafsirnya, Al-Manar, ia mendefinisikan al-ta‟lim sebagai sebuah proses

transmisi ilmu pengetahuan (knowledge) pada jiwa individu tanpa ada

batasan dan ketentuan tertentu (Gunawan, 2014:4).

Page 88: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

75

Pendidikan dipadankan dengan istilah al-ta‟dib. Menurut Naquib Al-

Attas, al-ta‟dib berasal dari kata adab yang diartikan dengan ilmu

pengetahuan, pengajaran, dan pendidikan atau pengasuhan. Dengan

mengacu kata adab yang berintikan pengenalan diri pribadi dan

pengakuan yang merupakan unsur fundamental dalam pengenalan yang

benar dalam tempat yang tepat dalam tatanan kemanusiaan serta tatanan

pengetahuan dan wujud (Shofan, 2004:45). Sedangkan menurut Tadjab

al-ta‟dib dalam pendidikan Islam mengandung pengertian “usaha untuk

menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa, sehingga anak

terdorong tergerak jiwa dan hatinya untuk berperilaku dan bersifat

beradab atau sopan santun yang baik sesuai dengan yang diharapkan

(Shofan, 2004:49).

Dari tiga istilah di atas yang digunakan dalam Pendidikan Islam yaitu

tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib terlihat adanya penafsiran, hingga memberi

berbagai peluang bagi munculnya pengertian tentang pendidikan. Akan

tetapi perbedaan itu hanya disebabkan dari perbedaan sudut pandang dan

bukan perbedaan prinsip. Sebab bila pemahaman tersebut masing-masing

dikembalikan kepada asalnya, maka semuanya menyatu kepada sumber

dan prinsip yang sama, yaitu bersumber dari Allah dan didasarkan pada

prinsip ajaranNya. Istilah tarbiyat menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya

Jalaluddin (2003) mengandung arti memelihara, membesarkan, dan

mendidik yang kedalamnya sudah termasuk makna mengajar atau allama.

Selanjutnya, Syed Naguib al-Attas merujuk makna pendidikan dari

Page 89: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

76

konsep ta‟dib, yang mengacu kepada kata adab dan variatifnya.

Berangkat dari pemikiran tersebut ia merumuskan definisi mendidik

adalah membentuk manusia dalam menempatkan posisinya yang sesuai

dengan susunan masyarakat, bertingkah laku secara proporsional dan

cocok dengan ilmu serta teknologi yang dikuasainya.

Pendidikan secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan,

pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada

semua anak didik secara formal maupun non formal dengan tujuan

membentuk anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki

ketrampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya di

masyarakat (Basri, 2014:53).

Sedangkan dalam bukunya Muhmidayeli (2013:66-67), menyatakan

bahwa Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani mengaksentuasikan

pendidikan dengan upaya-upaya yang mengarah pada perubahan tingkah

laku, Muhammad Fadhil al-Jamaly memberikan tekanan pada

penumbuhkembangan kesadaran manusia yang menjadi landasan bagi

moralitasnya kelak, sedangkan Ali Khalil Abul „Ainain memusatkan

kegiatan kependidikan pada pengembangan nilai-nilai asasi dan fur‟iy

manusia. Ketiga batasan pendidikan ini memberikan penekanan makna

pada upaya pemanusian. Mengingat tujuan manusia adalah moralitas,

maka upaya pendidikan di sini mestilah juga mengarah pada memoralkan

manusia atau memanusiakan manusia. Jika demikian berarti, upaya

kependidikan selalu mengarah pada pembaikan atau sesuatu yang lebih

Page 90: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

77

baik. Upaya kependidikan mestilah ditandai dengan perbaikan-perbaikan

dalam kehidupan manusia, sehingga kalau tidak ada perbaikan itu sama

artinya tidak upaya kependidikan itu sendiri.

Pemikiran para ahli didik, Dr. M. Fadhil al-Jamaly menyatakan

pendidikan merupakan upaya mengembangkan, mendorong serta

mengajak manusia lebih maju dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi

dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih

sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan

(Jalaluddin, 2003:75). Sedangkan menurut Samsul Nizar (2005:vii),

pendidikan merupakan sarana yang strategis bagi proses terjadinya

transformasi nilai dan budaya pada suatu komunitas sosial.

Dalam konteks sosio-kultural dan pedagogik, kata pendidikan

memberikan pengertian yang beragam misalnya, Koentjaraningrat seperti

yang dikutip Ngainun Naim dan Achmad Sauqi mendefinisikan

pendidikan sebagai usaha untuk mengalihkan adat-istiadat dan seluruh

kebudayaan dari generasi lama ke generasi baru. Kemudian N. Drijakarya

juga memberikan definisi pendidikan dengan filosofisnya yaitu suatu

perbuatan fundamental dalam bentuk komunikasi antarpribadi, dan dalam

komunikasi tersebut terjadi proses pemanusiaan manusia muda, dalam arti

terjadi proses hominisasi, proses menjadikan seseorang sebagaimanusia

dan humanisasi,proses pengembangan kemanusiaan manusia (Pracahya,

2013:11).

Page 91: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

78

Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara dalam kutipan

skripsi Winarco (2017:77), mengatakan bahwa pendidikan daya upaya

untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter),

pikiran (intelect) dan tubuh individu yang saling berhubungan antara satu

dengan lainnya agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni

kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan

dunianya. Sedangkan menurut Ibnu Khaldun, pendidikan tidak hanya

dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi pendidikan adalah suatu proses,

dimana manusia secara sadar menangkap, menyerap dan menghayati

peristiwa-peristiwa alam sepanjang zaman.

Menurut Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1),

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara (Sisdiknas UU RI No. 20 tahun 2003:2).

Dari paparan yang dikemukan oleh para ahli, bahwasanya pendidikan

memiliki cakupan makna yang sangat luas dalam sepanjang zaman yang

tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Lebih jelasnya, pendidikan

merupakan usaha yang terencana untuk membentuk pribadi yang baik dan

selalu mengikuti perkembangan zaman. Selain itu, pendidikan tidak

hanya menawarkan konsep ajaran saja melainkan segala aspek ditawarkan

Page 92: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

79

oleh pendidikan terutama dalam bertingkah laku dalam kehidupan sosial

masyarakat. Dengan pendidikan diupayakan mampu memoralkan

manusia atau memanusiakan manusia.

Menurut Frieda Mangunsong (2009) dalam Jurnal Ilmiah Ilmu

PendidikanFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (Volume

X No.2 November 2010:74) istilah inklusif sebenarnya menggambarkan

suatu filosofi pendidikan dan sosial, dimana ada kepercayaan bahwa

semua orang (apapun perbedaan yang mereka miliki) adalah bagian yang

berharga dalam kebersamaan masyarakat. Selanjutnya inklusif secara

etimologi memiliki arti terhitung, global, menyeluruh, penuh,

komprehensif dan keterbukaan. Kata inklusif berasal dari benturan kata

bahasa Inggris “inclusive” yang artinya „termasuk di dalamnya‟. Sikap

inklusif dalam beragama merupakan suatu pandangan yang menyatakan

bahwa semua agama memiliki kebenaran dan memberikan manfaat dan

keselamatan bagi para penganutnya, sebagimana di Indonesia terdapat

beraneka ragam agama yang diakui dan banyak penganutnya (Novianto,

2014:19).

Esensi inklusivisme menurut Nurcholish Madjid seperti halnya agama

yang lurus yaitu agama yang membawa pesan-pesan kemanusian

universal (Harisah, 2017:91).

Dengan demikan, konsep inklusif tidak lepas dari konsep dasar

pluralitas atau pluralisme yang tidak lain merupakan rahmat dan

sunatullah dengan menunjukkan bahwa perbedaan yang ada merupakan

Page 93: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

80

suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari, karena manusia hidup dalam

sebuah keberagaman.

Pluralitas agama di Indonesia merupakan persoalan krusial, yang

harus diperhatikan. Kesadaran tentang adanya perbedaan antara satu

dengan lainnya merupakan sikap yang perlu untuk ditanamkan dan

dikembangkan dalam masyarakat, sehingga klaim right and wrong is my

country tidak perlu terjadi yang berbuntut terjadinya konflik agama dan

dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas. Di sisi lain pluralitas

berpotensi pula terhadap “rapuhnya” keimanan seseorang apabila tidak

dibarengi dengan komitmen yang tinggi terhadap agamanya. Apabila

inklusivisme merupakan realitas yang harus dihadapi, maka penting untuk

memahaminya lebih lanjut.

Pendidikan sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan individu

dan masyarakat, merupakan salah satu media yang sangat efektif untuk

mewujudkan masyarakat yang dinamis di tengah pluralitas agama dan

sekaligus dapat menjadi pemicu terhadap terjadinya konflik agama

apabila pendidikan dilaksanakan melalui proses yang tidak tepat. Melalui

pendidikan, manusia diperkenalkan tentang eksistensi diri, hubungannya

dengan sesama, alam dan Tuhannya (Harisah, 2017:100).

Dari keberagaman yang dimiliki Indonesia, tidaklah mungkin jika

pendidikan hanya untuk satu golongan atau hanya untuk masyarakat

tertentu saja. Akan tetapi, pendidikan yang ada disekolah-sekolah akan

Page 94: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

81

menghadapi peserta didik yang lebih beraneka ragam, lebih bervariasi,

lebih heterogen, dan lebih universal.

Dari itulah pendidikan inklusif hadir ditengah-tengah kemajemukan.

Secara umum pendidikan inklusif adalah merupakan pendidikan yang

mengakomodasi berbagai semua anak tanpa memperdulikan keadaan

fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa atau kondisi-kondisi lain, termasuk

anak-anak penyandang cacat, anak-anak berbakat (gifted children),

pekerja anak dan anak jalanan, anak di daerah terpencil, anak-anak dari

kelompok etnis dan bahasa minoritas, anak-anak yang tidak beruntung

dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat.

Menurut Mahabbati dalam seminar Nasional (Diseminasi hasil

pelatihan luar negeri bidang pendidikan dasar program bermutu dikti

Hotel Grand Dafam MM Yogyakarta, 23-25 Mei 2012:2), Pendidikan

inklusif secara konseptual maupun operasional merupakan sistem

pendidikan yang akomodatif terhadap semua komponen pendidikan,

mulai dari siswa, guru, media dansumber belajar, metode, dan sarana

prasarana.Sifat pendidikan inklusif yang terbuka, akomodatif,

komunikatif, dan fleksibel membawa iklim kultural yang positif bagi

perkembangan kepribadian setiap anggota sekolah. Menurut Vaidya &

Zaslavsky dalam seminar Nasional yang disampaikan Mahabbati (2012:4)

menyatakan bahwa penerapan pendidikan inklusif yang baik akan

meningkatkan kemampuan personal seluruh siswa berupa pemahaman

akan keberagaman dan kepedulian kepada sesama. Selain itu, akan

Page 95: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

82

tumbuh juga kompetensi sosial berupa kehangatan dan kemampuan

menjalin persahabatan dan kerjasama pada diri siswa, dan meningkatkan

bobot kegiatan yang berbasis aksesibilitas untuk seluruh siswa, serta

menurunkan kecemasan akan situasi yang kompleks dan penuh tantangan.

Menurut Macarthur menyebut bahwa pendidikan inklusif akan membuka

kesempatan untuk berkembangnya komunikasi dan perasaan penerimaan

terhadap sesama, hingga kemudian menumbuhkan sikap toleransi yang

tinggi. Semua itu dibutuhkan untuk menghadapi modernitas dan

masyarakat yang dewasa ini semakin majemuk adanya.

Dari paparan di atas, disimpulkan bahwa pendidikan inklusif

merupakan pendidikan yang mampu membuka dan menerima adanya

perbedaan yang ada. Dengan pendidikan inklusif akan mampu

menumbuhkan sikap toleran dan saling menghormati bagi peserta didik.

Selain itu, akan membentuk jiwa percaya diri anak didik untuk berteman

atau menjalin pertemanan dengan siapa pun di lingkungan sosial

masyarakat yang multikultur.

2. Landasan Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif sebagai sebuah konsep baru dalam dunia

pendidikan mempunyai landasan sendiri. Disini penulis memaparkan dua

hal yang melandasi konsep pendidikan inklusif dalam mekanismenya,

yaitu landasan filosofis dan landasan yuridis.

a. Landasan Filosofis

Page 96: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

83

Landasan filosofis utama penerapan pendidikan inklusif di

Indonesia adalah Pancasila yang merupakan falsafah bangsa, dasar

negara dan lima pilar sekaligus merupakan cita-cita yang didirikan

atas fondasi yang lebih mendasar lagi, yang disebut Bhineka

Tungggal Ika. Filosofi ini merupakan wujud pengakuan kebhinekaan

manusia. Bertitik tolak dari filosofi Bhineka Tunggal Ika, kelainan

dan keberbakatan merupakan salah satu bentuk kebhinekaan individu

manusia atau disebut “individual differences” seperti halnya

perbedaan warna kulit, suku, ras, bahasa, budaya atau agama. Dalam

individu penyandang kelainan pasti juga mempunyai keunggulan-

keunggulan tertentu, demikian juga di dalam diri individu yang

berbakat tentu juga terdapat kelemahan/kecacatan tertentu, karena

tidak ada makhluk yang diciptakan sempurna. Keunggulan dan

kelemahan/kecacatan harus dapat diwujudkan dalam sistem

pendidikan yang memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa yang

beragam, sehingga mendorong sikap toleransi dan menghargai

perbedaan individu (Rudiyati, 2011:13).

Dalam konteks pendidikan, kalimatun sawa‟ di samping dapat

dijadikanlandasan dan pengakuan pluralisme kehidupan dan

multikultural, ia jugaadalah bentuk manifesto gerakan yang

mendorong kemajemukan (plurality)dan keragaman (diversity)

sebagai prinsip inti kehidupan dan meneguhkanpandangan bahwa

semua kelompok multikultural diperlakukan setara(equality) dan

Page 97: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

84

sama bermartabatnya (dignity). Kalimatun sawa‟ boleh

jadimerupakan ajakan bertauhid secara inklusif, agar umat beragama

dansegenap budaya yang mengitarinya dapat berpindah dari

pemusatanterhadap “diri” kepada “Yang Suci” untuk mengeliminasi

perbedaan-perbedaan yang ada dan menumbuhkan koeksistensi

(Syarif, 2015:14).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis

pendidikan inklusif yaitu Pancasila yang merupakan falsafah bangsa

atau ideologi bangsa. Yang mana, di dalam Pancasila penuh dengan

syarat dan makna. Diantaranya yaitu mampu menyatukan

keberagaman yang ada. Sedangkan, kalimatun sawa‟ mengukuhkan

pengakuan pluralisme di tengah kemajemukan masyarakat. Sehingga

akan menumbuhkan sikap inklusif terhadap adanya perbedaan.

b. Landasan Yuridis

Landasan yuridis yang melandasi kebijakan pendidikan inklusif

di Indonesia yaitu:

1) Undang-Undang Dasar 1945 (a) Pasal 31 ayat 1, “Setiap warga

negara berhak mendapat pendidikan; (b) Pasal 31 ayat 2, “Setiap

warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya”

2) Undang-Undang No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,

Pasal 49,“Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib

Page 98: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

85

memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk

memperoleh pendidikan” (Rudiyati, 2011:14).

3) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (a) pasal 3, “Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”. (b) pasal 4 ayat 2,

“Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang

sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna. (c) pasal 5

ayat 1 dan 3, “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama

untuk memperoleh pendidikan yang bermutu” dan “Warga negara

di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang

terpencil berhak memperoleh pendidikan khusus” (Depag.,

2006:8-10).

3. Karakter dan Tujuan Pendidikan Inklusif

Menurut Mahabbatimengutip pendapat Farrel yang disampaikan

dalam seminar nasional (Diseminasi hasil pelatihan luar negeri bidang

pendidikan dasar program bermutu diktiHotel Grand Dafam MM

Page 99: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

86

Yogyakarta, 23-25 Mei 2012), menyatakan karakter akomodatif

pendidikan inklusif mencakup beberapa hal sebagai berikut:

a. Sifat pendidikan inklusif yang tidak memilih siswa yang homogen

semata, melainkan mau merekrut semua karakteristik semua siswa

dan tidak mengenal istilah mengeluarkan siswa dari sekolah.

b. Pendidikan inklusif menghindari semua aspek negatif labeling.

Pemberian label pada sistem pendidikan inklusif hanya untuk

kepentingan administratif dan klasifikasi semata, bukan untuk

kepentingan pemberian layanan. Bahkan, melalui pendidikan inklusif

label yang tidak merugikan bagi beberapa siswa dihindari dan dirubah

dalam pengertian yang lebih positif.

c. Pendidikan inklusif selalu melakukan checksand balances.

Maksudnya adalah, semua unsur stake holders pendidikan, mulai

dari siswa, guru,orangtua siswa, masyarakat, ahli yang terkait (seperti

ortopedagog, psikolog, dokter), serta pemangku kebijakan bersama-

sama terlibat dalam mendorong dan mendukung pelaksanaan

pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif tidak akan optimal apabila

tidak menyertakan mereka dalam satu sistem yang rapidan

terorganisasi dengan baik.

Dari karakteristik diatas bahwa pendidikan inklusif sangat diperlukan

dalam dunia pendidikan sekarang. Pendidikan yang mengayomi semua

lapisan peserta didik tanpa ada yang dibeda-bedakan, memberikan

Page 100: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

87

pelayanan terhadap semua pihak ditengah keragaman dari latar belakang

yang berbeda pula.

Sifat pendidikan inklusif yang terbuka, akomodatif, komunikatif, dan

fleksibel membawa iklim kultural yang positif bagi perkembangan

kepribadian setiap anggota sekolah. Pendidikan inklusif juga sebagai

bentuk pendidikan yang bertujuan untuk menghargai keanekaragaman

serta mengurangi diskriminasi bagi seluruh peserta didik (Dulisanti,

tt:54), penerapan pendidikan inklusif yang baik akan meningkatkan

kemampuan personal seluruh siswa berupa pemahaman akan

keberagaman dan kepedulian kepada sesama. Selain itu, akan tumbuh

juga kompetensi sosial berupa kehangatan dan kemampuan menjalin

persahabatan dan kerjasama pada diri siswa, dan meningkatkan bobot

kegiatan yang berbasis aksesibilitas untuk seluruh siswa, serta

menurunkan kecemasan akan situasi yang kompleks dan penuh tantangan.

Pendidikan inklusif akan membuka kesempatan untuk berkembangnya

komunikasi dan perasaan penerimaan terhadap sesama, hingga kemudian

menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi. Semua itu dibutuhkan untuk

menghadapi modernitas dan masyarakat yang dewasa ini semakin

majemuk adanya.

B. Pendidikan Islam

1. Pengertian

Melalui perspektif dan pendekatan terminologis, konsep pendidikan

Islam digali dari pendapat atau pandangan para ahli dan pakar mengenai

Page 101: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

88

pendidikan. Kata Islam yang menjadi imbuhan pada kata pendidikan

menunjukkan warna, model, bentuk, dan ciri bagi pendidikan, yaitu

pendidikan yang bernuansa Islam atau pendidikan yang Islami (Mujtahid,

2011:16).

Menurut Marimba dalam bukunya Gunawan yang berjudul

Pendidikan Islam (2014:9) memberi definisi pendidikan Islam sebagai

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam, menuju

kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam. Dari

pengertian tersebut, sangat jelas bahwa pendidikan Islam adalah suatu

proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau

kepribadian secara utuh dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan

rohani.

Sedangkan menurut Soekarno dan Ahmad Supardi dalam bukunya

Shofan dengan judul Pendidikan Berparadigma Profetik (2004:50-51)

memberikan pengertian pendidikan Islam adalah pendidikan yang

berasaskan ajaran atau tuntunan agama Islam dalam usaha membina dan

membentuk pribadi-pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah swt.,

cinta dan kasih kepada kedua orang tua dan sesama hidupnya, cinta

kepada tanah air sebagai karunia yang diberikan oleh Allah, memiliki

kemampuan dan kesanggupan memfungsikan potensi-potensi yang ada

dalam dirinya dan alam sekitarnya, hingga bermanfaat dan memberi

kemaslahatanbagi diri dan bagi masyarakat pada umumnya.

Page 102: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

89

Adapun Zakiah Drajat, pendidikan Islam lebih banyak diarahkan pada

perbaikan sikap mental yang terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi

keperluan diri sendiri maupun orang lain, baik bersifat teoritis maupun

praktis. Sedangkan menurut A. Musthafa, pendidikan Islam yaitu proses

bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan

akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik. Hal ini

dikarenakan pendidikan Islam dapat difungsikan untuk mengarahkan

pertumbuhan dan perkambangan hidup manusia (sebagai makhluk pribadi

dan sosial) pada titik optimal kemampuannya untuk memperoleh

kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Dalam hal ini, pendidik sebagai

sarana dalam membentuk kepribadian manusia seutuhnya sangat

bergantung pada pemegang kebijakan dalam menentukan keberhasilan

proses pendidikan yang telah berjalan di berbagai daerah, mulai sistem

yang sederhana sampai menuju sistem pendidikan Islam yang modern

(Kodir, 2015:18-19).

Dari berbagai definisi pendidikan Islam tersebut dapat disimpulkan

bahwa pendidikan Islam adalah suatu pendidikan atau sebagai bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hukum Islam untuk membentuk pribadi

yang Islami. Selain itu, pendidikan Islam diharapkan mampu membentuk

pribadi yang berakhlak mulia dan mampu meningkatkan ketaqwaan

kepada Allah, mencintai orang tua, sesama manusia dan alam sekitar,

lebih-lebih tumbuh cinta kepada bangsa dan negara.

Page 103: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

90

2. Landasan Dasar Pendidikan Islam

Landasan dasar ini bersumber dari ajaran pokok Islam, yaitu Al-

Qur‟an dan As-Sunnah sebagai sumber utama dan pemikiran (ra‟yu), baik

dalam bentuk ijma‟, qiyas maupun kemaslahatan lainnya serta ajaran

Islam dan realitas kehidupan umat manusia yang tumbuh dan berkembang

dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan demikian, dapat dinyatakan

bahwa landasan sumber dasar pendidikan Islam menurut Abd. Rahman

Abdullah (Kodir, 2015:19) adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur‟an (kalamullah)

Al-Qur‟an merupakan sumber utama dalam ajaran dan kehidupan

umat Islam. Al-Qur‟an merupakan wahyu (kalamullah) yang

disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW (Kodir, 2015:19).

Al-Qur‟an merupakan dasar pendidikan Islam karena al-Qur‟an

menyampaikan pesan-pesan pendidikan kepada umat manusia yang

berakal. Ayat-ayat yang berkaitan dengan akal pikiran manusia cukup

banyak. Bukti bahwa Al-Qur‟an memberikan dorongan agar segala

hal harus menggunakan akal adalah ayat-ayat Allah berikut ini, yang

artinya:

“Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan

berkata: „Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari

kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat

kepadanya?‟ Katakanlah, „Kepunyaan Allah-lah timur dan barat;

Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya ke jalan

yang lurus.”(Basri, 2014:150).

Page 104: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

91

b. As-Sunnah

As-Sunnah bermakna seluruh sikap, perkataan, dan perbuatan

Rasulullah. As-Sunnah merupakan sumber ketentuan Islam yang

kedua setelah Al-Qur‟an, yang merupakan penguatan dan penjelas

dari berbagai persoalan, baik yang ada dalam al-Qur‟an maupun yang

dihadapi dalam persoalan kehidupan umat Islam yang disampaikan

dan dipraktikan Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari, yang

semua ini dapat dijadikan landasan dasar dalam pendidikan Islam

(Kodir, 2015:19).

Dasar pendidikan Islam yang kedua adalah as-Sunnah, yang

merupakan barometer keberhasilan Allah menghadirkan manusia

teladan yang sempurna. Nabi Muhammad terkenal sebagai manusia

yang paling jujur, amanah, tablig, dan fathanah. Pendidikan yang

mencerminkan teladan Nabi Muhammad adalah sistem pendidikan

yang bertujuan membentuk anak didik yang amanah, fathanah, dan

tablig, artinya semua ilmu yang dimiliki wajib diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari, dimanfaatkan dan didakwahkan kepada semua

masyarakat, serta menjaga nama baik Islam sebagai agama yang

kebenarannya universal (Basri, 2014:175).

c. Pemikiran Islam

Pemikiran Islam adalah penggunaan akal budi manusia dalam

rangka memberikan makna dan aktualisasi terhadap berbagai ajaran

Islam yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan

Page 105: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

92

perkembangan zaman yang muncul dalam kehidupan umat manusia

dalam berbagai bentuk persoalan untuk dicarikan solusinya yang

diharapkan sesuai dengan ajaran Islam.

d. Sejarah Islam

Sejarah Islam merupakan dinamika kehidupan dan hasil karya

masa lampau yang pernah terus dikembangkan dalam kehidupan umat

Islam secara terus menerus.

e. Realitas Kehidupan

Realitas kehidupan merupakan kegiatan penting untuk dilihat dan

dicermati dalam kerangka pengembangan pola pendidikan yang

dikehendaki (Kodir, 2015:19-20).

3. Konsep dan Tujuan Pendidikan Islam

Satu hal yang tidak mungkin dipungkiri adalah bahwa setiap manusia

tidak dapat melepaskan dirinya dari faktor lingkungan. Lingkungan

pendidikan baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat senantiasa

mempengaruhi potensi baik manusia. Di sinilah letak pentingnya

pendidikan bagi pengembangan potensi manusia.

Secara mendasar, tugas utama pendidikan adalah mengubah

(transform) potensi dalam diri manusia menjadi kemampuan atau

ketrampilan yang berdaya guna bagi alam semesta. Pendidikan Islam

sesungguhnya adalah solusi bagi penyakit yang menimpa manusia

modern. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dibangun atas dasar

fitrah manusia, yang senantiasa bertujuan menumbuhkan kepribadian

Page 106: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

93

total manusia secara seimbang melalui latihan spiritual, intelektual,

rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia. Pendidikan Islam

bahkan memotivasi semua aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan

kesempurnaan hidup manusia (Idi, dkk., 2006:61-63).

Muhammad Athiyah Al-Abrasyi yang dikutip Omar Muhammad Al-

Toumy Al-Syaibani, telah merumuskan tujuan pendidikan Islam secara

umum ke dalam empat tujuan yaitu:

a. Untuk membentuk akhlak mulia. Kaum muslimin sepakat bahwa

pendidikan akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang

sebenarnya.

b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat. Pendidikan Islam

bukan hanya menitikberatkan pada keagamaan atau keduniaan saja,

melainkan pada keduanya dan memandang kesiapan keduanya

sebagai tujuan yang asasi.

c. Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi kemanfaatan.

Pendidikan Islam tidak hanya segi agama, akhlak, dan spiritual

semata tetapi juga menyeluruh bagi kesempurnaan kehidupan, atau

yang lebih dikenal sekarang dengan nama tujuan-tujuan vokasinal dan

profesional.

d. Menyiapkan pelajar dari segi profesi, teknik dan perusahaan supaya

dapat menguasai profesi tertentu dan ketrmapilam pekerjaan tertentu

agar dapat mencari rizki dalam hidup, di samping memelihara segi

kerohanian dan keagamaan (Shofan, 2004:59).

Page 107: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

94

Sedangkan menurut Abdul Fatah Jalal mengatakan bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah yang

bertakwa. Dengan mengutip QS. Al-Takwir ayat 27, Fatah Jalal

mengatakan bahwa tujuan tersebut adalah untuk semua manusia. Jadi

menurut Islam, tujuan pendidikan adalah harus menjadikan seluruh

manusia “menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah”.

Menghambakan diri maksudnya ialah beribadah kepada-Nya, dengan

tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Agama Islam memang

menghendaki agar manusia itu dididik, supaya mampu merealisasikan

tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan Allah dalam al-

Qur‟an (Gunawan, 2014:12).

4. Unsur-unsur Pendidikan Islam

a. Pendidik

Dalam konsep Islam, pendidik memiliki peran yang sangat

penting. Selain sebagai pengajar, ia juga menjadi bapak rohani

(spiritual father) yang memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada

anak didiknya. Oleh karena itu, pendidik dalam Islam mempunyai

kedudukan yang sangat tinggi, sebagaimana yang dilukiskan dalam

hadist Nabi Muhammad bahwa: “Tinta seorang ilmuwan (ulama)

lebih berharga ketimbang darah para syuhada” (Gunawan,

2014:164).

Kata pendidik berasal dari kata dasar didik, artinya memelihara,

merawat, dan memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu

Page 108: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

95

pengetahuan seperti yang diharapkan (tentang sopan santun, akal

budi, akhlak). Selanjutnya dengan menambahkan awalan pe hingga

menjadi pendidik, yang artinya mendidik. Secara terminologi,

pendidik menurut Ahmad Tafsir adalah “orang yang

bertanggungjawab terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan dan

perkembangan potensi anak didik, baik potensi kognitif maupun

psikomotoriknya” (Ramayulis, 2015:208).

Fadhil al-Djamli, sebagaimana dikutip oleh Ramayulis

mengatakan bahwa pendidik adalah orang yang mengarahkan

manusia kepada kehidupan yang baik, sehingga terangkat derajat

kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimilikinya

(Gunawan, 2014:165). Menjadi pendidik atau guru berdasarkan

tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi

menjadi guru berdasarkan panggilan jiwa atau tuntutan hati nurani

adalah tidak mudah karena lebih menuntun pengabdian kepada anak

didik daripada tuntutan pekerjaan dan material-oriented (Basri,

2014:58).

Dalam pengertian yang lebih luas, pendidik dalam Islam adalah

setiap orang dewasa, yang karena kewajiban agamanya

bertanggungjawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Sedangkan

yang menyerahkan tanggungjawab dan amanat pendidikan adalah

agama, dan wewenang pendidik juga mendapat legimitasi agama,

sedangkan yang menerima tanggungjawab dan amanat pendidikan

Page 109: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

96

adalah setiap orang dewasa. Ini berarti bahwa pendidik merupakan

sifat yang lekat pada setiap orang, karena tanggungjawabnya atas

pendidikan (Gunawan, 2014:165).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik

memiliki tingkat derajat yang lebih tinggi dalam agama. Spiritual

father sebutan yang telah melekat pada sosok pendidik, karena

nasehat-nasehat yang diberikan diharapkan mampu menuntut spiritual

anak didiknya yang lebih baik. Selain itu, juga bertanggungjawab

menuntut perkembangan dan pertumbuhan potensi peserta didik baik

kognitif maupun psikomotorik. Pengetahuan yang disampaikan untuk

mencapai suatu tujuan yang diharapkan dalam akhlak, sopan santun

dan budi pekerti.

b. Peserta Didik

Peserta didik merupakan “raw material” (bahan mentah) dalam

proses transformasi dalam pendidikan (Ramayulis, 2015:249). Dalam

konteks pendidikan ada beberapa istilah yang dipakai dalam

menyebut anak didik, diantaranya adalah “murid, peserta didik, dan

anak didik”. Sebutan “peserta didik” merupakan sebutan yang paling

mutakhir. Istilah ini menekankan pentingnya murid berpatisipasi

dalam proses pembelajaran.

Pengertian peserta didik secara terminologi, secara umum dapat

diartikan sebagai anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik

secara fisik maupun psikologis, untuk mencapai tujuan pendidikannya

Page 110: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

97

melalui lembaga pendidikan. Definisi tersebut memberi arti bahwa

anak didik merupakan anak yang belum dewasa, yang memerlukan

orang lain untuk menjadi dewasa (Gunawan, 2014:208).

Anak didik merupakan subjek utama dalam pendidikan. Para

pendidik selalu berhubungan dengan anak didik, tetapi setelah tugas

pendidik selesai, anak didik dituntut mengamalkan ilmu dalam

kehidupan bermasyarakat. Anak didik dituntut hidup mandiri, mampu

menyelesaikan tugas-tugas pendidikan sesuai dengan kemampuan

yang dimilikinya (Basri, 2014:88).

Selanjutnya siswa dipandang sebagai anak yang aktif, bukan pasif

yang menanti guru untuk memenuhi otaknya dengan berbagai

informasi. Siswa adalah anak yang dinamis yang secara alami ingin

belajar, dan akan belajar apabila mereka tidak merasa putus asa dalam

pelajarannya yang diterima dari orang yang berwenang atau dewasa

yang memaksakan kehendak dan tujuannya kepada mereka. Dalam

hal ini, Dewey menyebutkan bahwa anak itu sudah memiliki potensi

aktif. Membicarakan pendidikan berarti membicarakan keterkaitan

aktivitasnya, dan pemberian bimbingan padanya (Assegaf, 2014:113).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peserta didik

merupakan subjek utama transformasi dalam dunia pendidikan.

Pengertian peserta didik yaitu seorang anak yang sedang tumbuh dan

berkembang untuk menemukan hak yang baru dalam kehidupannya

serta ingin mencapai suatu tujuannya dalam lembaga pendidikan.

Page 111: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

98

c. Kurikulum atau Bahan Ajar

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat

menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Karena kurikulum

merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan

sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada

semua jenis dan tingkat pendidikan (Ramayulis, 2015:307).

Secara etimologis kata “kurikulum” dari bahasa Yunani,

“Curere”, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh para pelari

dari mulai start sampai finish. Pengertian inilah yang kemudian

diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, kurikulum

sering disebut dengan istilah al-manhaj, berarti jalan yang terang

yang dilalui manusia dalam bidang kehidupannya. Hal ini

sebagaimana dikatakan oleh Ibn Mandzur dalam Lisan al-Arab yang

menyebutkan bahwa kurikulum adalah “al-Thariqah al-Wadhih”.

Dari pengertian tersebut, jika kurikulum dikaitkan dengan

pendidikan, maka menurut Muhaimin berkaitan jalan terang yang

dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta nilai-nilai

(Gunawan, 2014:39).

Kurikulum adalah konsep yang sering terdengar dalam dunia

pendidikan, tetapi banyak yang mengartikan kurikulum identik

dengan mata pelajaran atau mata kuliah. Kurikulum bukan sekadar

pelajaran atau mata kuliah yang terdapat dalam proses pembelajaran.

Page 112: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

99

Kurikulum dapat diartikan pula sebagai semua usaha lembaga

pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang disepakati

(Basri, 2014:127).

Definisi-definisi tentang kurikulum telah banyak dirumuskan oleh

para ahli pendidikan. Diantaranya definisi yan dikemukan oleh M.

Arifin yang memandang kurikulum sebagai “seluruh bahan pelajaran

yang harus disajikan pada proses kependidikan dalam suatu sistem

institusional pendidikan”. Sementara Zakiah Daradjat memandang

kurikulum sebagai “suatu program yang direncanakan dalam bidang

pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan

pendidikan tertentu”. Di sini, kurikulum tidak hanya dipandang dalam

artian materi pelajaran, namun juga mencakup seluruh program

pembelajaran dalam kegiatan pendidikan (Ramayulis, 2015:308-309).

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa kurikulum

bukan saja merupakan bahan ajar yang disampaikan kepada peserta

didik semata, akan tetapi seluruh bahan pelajaran yang disajikan

harus ada program yang terencana dan dilaksanakan untuk mencapai

sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.

d. Metode

Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata

metode berasal dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta

berarti “melalui” dan hodos “jalan”. Dalam bahasa Arab, kata metode

dikenal dengan istilah thariqahyang berarti langkah-langkah strategis

Page 113: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

100

yang harus dipersiapkani untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila

dihubungkan dengan pendidikan, maka langkah tersebut harus

diwujudkan dalam proses pendidikan dalam rangka pembentukan

kepribadian peserta didik (Ramayulis, 2015:405).

Menurut A. Tafsir, istilah metode jika dipahami dari asal kata

method (bahasa Inggris), mempunyai pengertian yang lebih khusus,

yakni “cara yang tepat dan cepat dalam mengerjakan sesuatu”.

Ungkapan cara yang paling tepat dan cepat ini membedakan dengan

istilah way (bahasa Inggris) yang berarti “cara” juga. Karena secara

etimologis, metode diartikan sebagai “cara yang paling tepat dan

cepat”.

Dalam pengertian terminologis, para ahli berbeda pendapat

terkait dengan definisi metode pembelajaran tersebut. Al-Abrasyi

mendefinisikan metode sebagai jalan yang kita ikuti untuk memberi

paham kepada murid-murid dalam segala macam pelajaran.

Selanjutnya, Ahmad Tafsir mendefinisikan metode pendidikan

sebagai semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Oleh

karena itu, kata metode di sini diartikan secara luas mencakup juga

metode mengajar, karena mengajar temasuk salah satu upaya

mendidik (Gunawan, 2014:256-257).

Dalam konteks ini, al-Qur‟an sebagai acuan dasar dan sumber

hukum Islam yang primer menegaskan perlunya manusia mencari

jalan (metode) untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bersungguh-

Page 114: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

101

sungguh pada jalan-Nya seperti yang tertuang dalam QS. Al-Maidah

ayat 35, yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah

dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya,

dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu

beruntung”.

Dengan demikian, pendidikan sebagai salah satu jalan untuk

mengenal Allah Swt. perlu juga menggunakan pendekatan dan

metode pembelajaran. Penggunaan satu metode tidak berarti tepat

untuk semua aktivitas pendidikan. Satu metode memiliki kelemahan

dan kelebihan sendiri-sendiri. Karenanya disarankan agar menutupi

kelemahan satu metode dengan menggunakan kelebihan metode lain

(Assegaf, 2014:124).

Dengan metode ini diharapkan akan muncul berbagai kegiatan

belajar peserta didik, sehubungan dengan kegiatan mengajar yang

dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, terciptalah suatu hubungan

atau interaksi edukatif. Proses interaksi ini akan berjalan baik jika

peserta didiknya banyak terlibat aktif. Oleh karena itu, dalam

interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, yang

mengarahkan peserta didiknya agar lebih berkembang, dan

memosisikanpesera didiknya sebagai subjek belajar (Gunawan,

2014:257).

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode

merupakan suatu jalan atau upaya yang dilakukan oleh seorang

Page 115: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

102

pendidik atau pengajar untuk memberi kepemahaman kepada pesera

didik dengan cepat dan tepat.

C. Pendidikan Islam Inklusif

1. Pengertian Islam Inklusif

Inklusif secara etimologis memiliki arti terhitung, global,

menyeluruh, penuh, dan komprehensif. Kata inklusif berasal dari benturan

kata bahasa Inggris “inclusive” yang termasuk di dalamnya. Istilah

inklusif berkaitan dengan banyak aspek hidup manusia yang didasarkan

atas prinsip persamaan, keadilan, dan hak individu (Nurjanah, 2013:12).

Selanjutnya pengertian Islam inklusif adalah suatu paham

keberagaman yang didasarkan pada pandangan bahwa agama-agama lain

yang ada di dunia ini mengandung kebenaran dan dapat memberikan

manfaat serta keselamatan bagi penganutnya. Disamping itu, ia tidak

semata-mata menunjukkan pada kenyataan tentang adanya kemajemukan,

melainkan keterlibatan aktif terhadap kenyataan kemajemukan tersebut

(Nurjanah, 2013:13).

Sikap inklusif dapat dipastikan akan selalu dihadapkan dengan

konteks masyarakat yang plural. Sehingga inklusif dan plural seakan-akan

tidak lepas dari pluralitas. Dengan demikian Islam inklusif-pluralis adalah

paham keberagaman yang didasarkan pada pandangan bahwa agama-

agama lain yang ada di dunia ini sebagai yang mengandung kebenaran

dan dapat memberikan manfaat serta keselamatan bagi penganutnya

(Maghfuri, 2013:13-14).

Page 116: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

103

Teologi Islam yang inklusif adalah rahmat lil „alamin (rahmat bagi

seluruh alam), teologi tersebut adalah pilar moderatisme Islam

(wasatiyyatal-Islam). Di sini, ajaran Islam tidak diarahkan kepada

eksklusivisme seperti membenci agama lain, merendahkan non-muslim,

atau memusuhi, dan menggunakan kekerasan dalam menyiarkan

kebenaran. Sikap inklusif jauh dari itu semua, bahkan sebaliknya,

mempromosikan toleransi dan kerja sama. Perbedaan agama tidak

menjadi penghalang bagi interaksi dan aksi (Harisah, 2017:122).

Diakui masih banyak umat beragama yang mengabaikan nilai-nilai

dan prinsip pluralisme dalam hubungan sosial antar keyakinan di negara

ini. Jika demikian persoalan dalam prinsip pluralisme, lebih-lebih lagi

dalam persoalan prinsip toleransi. Ada banyak indikasi bahwa masyarakat

memahaminya hanya secara sepintas lalu, sehingga toleransi menjadi

seperti tidak lebih dari persoalan prosedural, persoalan tata cara pergaulan

yang “enak” antara berbagai kelompok yang berbeda-beda. Padahal

persoalan toleransi adalah persoalan prinsip, tidak sekedar prosedur

(Harisah, 2017:124).

Pluralisme harus dipahami sebagai pertalian sejati kebhinekaan dalam

ikatan-ikatan keadaban. Menurut Alwi Shihab, pluralisme dapat diartikan

sebagai Pertama, pluralisme tidak sematamenunjuk pada kenyataan

tentang adanya kemajemukan.Namun yang dimaksud dengan pluralisme

adalah keterlibatan aktif terhadapkenyataan kemajemukan tersebut.

Kedua, pluralisme harus dibedakan dengan kosmopolitanisme,

Page 117: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

104

kosmopolitanisme menunjuk suatu realitas di mana aneka ragam, ras,

bangsa hidup berdampingan di suatu lokasi. Ketiga, konsep pluralisme

tidak dapat disamakan dengan relativisme. Seorang relativisme akan

berasumsi bahwa hal-hal yang menyangkut kebenaran atau nilai-nilai

ditentukan oleh pandangan hidup serta kerangka berfikir seorang atau

masyarakatnya. Sebagai konsekuensi dari paham ini adalah agama apapun

harus dinyatakan benar, atau tegasnya semua agama adalah sama.

Keempat, pluralisme agama bukanlah sinkretisme, yakni menciptakan

suatu agama baru dengan memadukan unsurtertentu atau sebagian

komponen ajaran dari beberapa agama tersebut (Mustholih, 2011:18-19).

Untuk mewujudkan kedamaian, kita dituntut untuk mengakui

perbedaan-perbedaan,dan pengakuan terhadap perbedaan menuntut kita

untuk berlaku toleran. Dan dasar dari sikap toleransi adalah kebebasan

(al-huriyyah) dan pengakuan terhadap hak-hak minoritas atau kelompok

yang berbeda (Harisah, 2017:125).

2. Pendidikan Islam sebagai Sistem Kebenaran Universal

Salah satu kesadaran yang berakar kuat dalam pandangan seorang

Muslim adalah Islam merupakan agama universal, agama untuk sekalian

umat manusia, atau agama yang “mendunia” karena risalahnya sebagai

rahmat bagi semesta alam. Sejarah menunjukkan, pandangan ini

melahirkan sikap sosial-keagamaan yang unik di kalangan umat Islam

terhadap agama-agama lain atas dasar toleransi, kebebasan, keterbukaan,

kewajaran, keadilan dan kejujuran.Itulah manifestasi konkret nilai-nilai

Page 118: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

105

madani yang terbukti pernah menjadi pilar tegaknya masyarakat

kosmopolit, masyarakat madani, masa keemasan dunia Islam dan masa

awal Islam dahulu.

Dari segi sosiologis, agama tidak hanya dimaksudkan sebagai

perangkat ajaran yang berlaku mutlak yang datang dari Tuhan, tetapi juga

merupakan bagian yang mendalam dari kebudayaan. Sebagai mana yang

diungkapkan oleh Greet, agama merupakan sistem simbol yang bertindak

untuk memantabkan perasaan-perasaan dan motivasi-motivasi secara kuat

dan bertahan lama dalam diri manusia, dengan cara merumuskan

konsepsi-konsepsi mengenai hukum-hukum yang berlaku umum dan

menyelimuti kosepsi-konsepsi ini dengan suasana kepastian faktual

sehingga suasana hati dan motivasi itu terasa sungguh-sungguh realistis.

Dalam kehidupan masyarakat, agama mempunyai peranan sangat penting,

karena agama berisikan ajaran-ajaran tentang kebenaran yang tertinggi

dan mutlak tantang keberadaan manusia dan petunjuk-petunjuk untuk

hidup bahagia. Oleh karena itu, ajaran agama harus diaktualisasikan

dalam kehidupan para pemeluknya (Sukring, 2016:110).

Pada dataran doktrinal-normatif, jika dilakukan pembacaan secara

dialektis-hermenutis, maka al-Qur‟an sesungguhnya sangat radikal,

liberal, dan arif dalam menyikapi keanekaragaman (pluralitas) agama-

agama.Diungkapkan dalam al-Qur‟an bahwa kebenaran universal,

kebenaran perenial, adalah tunggal walaupun ada kemungkinan

manifestasi lahiriahnya beraneka ragam. Pangkal kebenaran universal itu

Page 119: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

106

adalah tauhid yang memiliki konsekuensi kesediaan diri pasrah

kepadaNya.Konsep kesatuan dasar ajaran ini membawa kita

menujupengakuan konsep kesatuan misi kenabian/kerasulan, yang pada

gilirannya menuju pengakuan konsep kesatuan umat manusia yang

beriman. Meski begitu, keunikan agama tetap perlu dipertahankan dan

diapresiasi, yang ditunjukkan dengan komitmen seseorang terhadap

ajaran agama yang telah dianutnya dalam kerangka kebenaran universal

tersebut sehingga tidak mengarah pada truth claimsepihak yang

berlebihan, eksklusif, dan eksesif. Dengan lain kata, setiap pemeluk

agama harus memutlakkan kebenaran agama yang dianutnya, namun

bersamaan ini ia juga memberikan kemungkinan bagi orang lain yang

menganut agama yang berbeda untuk memutlakkan agama yang

dianutnya (Arif, 2012:7).

Mulyadhi Kartanegara menguraikan nilai-nilai madani yang

menyokong tegaknya masyarakat kosmopolit meliputi: Pertama,

inklusivisme yaitu keterbukaan diri terhadap “unsur luar” melalui

kemampuan melakukan apresiasi dan seleksi secara konstruktif. Kedua,

humanisme dalam artiancara pandang yang memperlakukan manusia

semata-mata karena kemanusiaannya, tidak karena sebab lain di luar itu,

semisal ras, kasta, kekayaan, dan agama. Termasuk kedalam humanisme

di sini adalah sifat egaliter yang memandang manusia sama derajatnya.

Ketiga, toleransi yaitu adanya kelapangdadaan dan kebesaran jiwa dalam

Page 120: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

107

menyikapi perbedaan.Keempat, demokrasi yang memberi ruang bagi

kebebasan berpikir dan penyampaian kritik (Arif, 2012:5).

Kemajemukan dan keragaman agama dan budaya di Indonesia, secara

sosiologis-antropologis, adalah realitas sosial yang niscaya. Agar modal

sosial tersebut tidak kontraproduktif bagi penciptaan tatanan kehidupan

berbangsa yang damai dan harmonis, diperlukan upaya untuk menumbuh-

kembangkan kesadaran akan pluralitas agama yang dimilikinya, sehingga

potensi positif yang terkandung dalam keragaman tersebut dapat

teraktualisasi secara benar dan tepat. Hal yang paling penting adalah

memberikan pemahaman yang mendalam, khususnya kepada generasi

muda, tentang pentingnya mengedepankan toleransi dan kebersamaan

dalam kondisi pluralitas tersebut (Harisah, 2017:2). Kemajemukan bangsa

Indonesia tersebut selain merupakan khazanah kekayaan budaya nasional

dan kekuatan bangsa, bisa juga menimbulkan berbagai problematik atau

persoalan (Basri, 2014:309).

Disadari betul bahwa karena kearifan para pendahulu pendiri bangsa

(the founding fathers) memilih Bhineka Tunggal Ika sebagai prinsip yang

mendasari kemajemukan hidup berbangsa dan bernegara, cita-cita NKRI

dapat diwujudkan dan diwariskan kepada generasi penerus sampai kini

setelah sebelumnya dipertahankan dengan pengorbanan besar dari para

pejuang ibu pertiwi tercinta. Kenyataan ini sudah saatnya menginspirasi

kita, kalangan terdidik, untuk merefleksikan kearifan tersebut dan

mengartikulasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

Page 121: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

108

bernegara sehingga kehadiran dan kiprah kita layak dinilai kontributif

dalam merajut keharmonian, kerukunan, dan integrasi nasional. Ibarat

sebuah pelangi, kemajemukan warga-masyarakat dan warga-negarajustru

mampu melahirkan mozaik keserasian dan keterpaduan warna-warna

karena disikapi dan dikelola dengan penuh kearifan (Arif, 2012:3).

Dalam istilah yang populer belakangan ini, kearifan tersebut

dinamakan dengan kesadaran multikultural, yang sekarang sedang

menghadapi ujian berat akibat menyeruaknya kepermukaan

kecenderungan provinsialisme, sektarianisme, atau radikalisme sebagian

masyarakat di tengah carut-marut kehidupan berbangsa dan bernegara

(Arif, 2012:4).

Multikulturalisme menjadi semacam respons kebijakan baru terhadap

keberagaman. Dengan kata lain, adanya komunitas-komunitas yang

berbeda saja tidak cukup, sebab yang terpenting adalah bahwa komunitas-

komunitas itu diperlakukan sama oleh negara. Oleh karena itu,

multikuralisme sebagai sebuah gerakan menuntut pengakuan (politich of

recognition) terhadap semua perbedaan sebagai entitas dalam masyarakat

yang harus diterima, dihargai, dilindungi serta dijamin eksistensinya.

Lebih jelasnya, multikulturalisme adanya pengakuan yang sama atau

kesederajatan atas keberbagaian baik dalam hal agama, suku, atau budaya

(Abidin, 2009:7).

Sebagai sebuah cara pandang sekaligus gaya hidup, multikulturalisme

menjadi gagasan yang cukup kontekstual dengan realitas masyarakat

Page 122: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

109

kontemporer dengan kekayaan budaya saat ini. Prinsip mendasar tentang

kesetaraan, keadilan, keterbukaan, pengakuan terhadap perbedaan adalah

prinsip nilai yang dibutuhkan manusia di tengah himpitan budaya global.

Oleh karena itu, sebagai sebuah gerakan budaya, multikulturalisme adalah

bagian integral dalam berbagai sistem budaya dalam masyarakat (Abidin,

2009:8).

Menyikapi perbedaan dan kemajemukan dengan optimis dan positif

dengan sedapat mungkin menemukan kesamaan-kesamaan dan

menghindari konflik sebenarnya merupakan esensi dari inklusivisme.

Inklusivisme sendiri menurut Zuhairi Misrawi, hadir dalam rangka

membangun toleransi di tengah perbedaan dan keragaman. Inklusivisme

memandang, karena perbedaanlah membuat manusia lebih mungkin

untuk berseteru antara komunitas dengan komunitas yang lain. Karena itu,

diperlukan sikap inklusif untuk menjadikan perbedaan sebagai potensi

toleransi, bahkan lebih dari itu untuk memajukan masyarakat dari

keterbelakangan dan keterpurukan (Harisah, 2017:16).

Pengakuan kebenaran universal yang menjadi titik temu agama-

agama semestinya mampu mendorong penghayatan nilai-nilai

kemanusiaan yang dianjurkan agama, sebuah nilai global-universal yang

lintas agama, budaya, dan negara. Kebaikan beragama dilihat dari

kesungguhan seseorang mengimani Tuhannya dan kesediaan diri berbuat

baik terhadap sesamanya. Dalam kontekshidup bermasyarakat dan

bernegara yang plural, tipe keberagamaan yang menekankan orientasi

Page 123: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

110

kemanusiaan ini perlu mendapat apresiasi dan penekanan.Demikian

halnya untuk konteks hubungan antarbangsa, sehingga kekhawatiran akan

berlangsungnya clash civilizationantara dunia Timur dan Barat, Islam dan

non Islam, tidak menjadi kenyataan. Hikmah hidup keberagamaan

haruslah bermuara pada komitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, tanpa harusdihambat oleh sentimen kelompok

keagamaan.Agama dalam hal ini dihayati sebagai wadah, ekspresi dan

manifestasi pencarian makna hidup manusia melalui aktualisasi

kemanusiaannya (Arif, 2012:8).

Paradigma keberagamaan yang inklusif-pluralis berarti menerima

pandapat danpemahaman lain yang memiliki basis ketuhanan dan

kemanusiaan. Pemahaman keberagamaanyang multikultural berarti

menerima adanya keragaman ekspresi budaya yang mengandungnilai-

nilai kemanusiaan dan keindahan. Pemahaman yang humanis adalah

mengakui pentingnyanilai-nilai kemanusiaan dalam beragama, artinya

seorang yang beragama harus dapatmengimplementasikan nilai-nilai

kemanusiaan, menghormati hak asasi orang lain, peduliterhadap orang

lain dan berusaha membangun perdamaian bagi seluruh umat manusia

(Zainiyati, 2014:140).

Dengan membangun paradigma pemahaman keberagmaan yang lebih

humanis, pluralis,dan kontekstual diharapkan nilai-niali universal yang

ada dalam agama sepeti kebenaran,keadilan, kemanusiaaan, perdamaian

dan kesejahteraan umat manusia dapat ditegakkan. Lebihkhusus lagi, agar

Page 124: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

111

kerukunan dan kedamaian antar umat bergama dapat terbangun

(Zainiyati, 2014:141).

Pendidikan secara umum bertujuan mencetak dan membangun

manusia Indonesia seutuhnya. Dalam hal ini dipahami bahwa pendidikan,

khususnya pendidikan agama, tidak hanya menyiapkan manusia yang

unggul dari segi intelektualitasnya saja, namun lebih dari itu pendidikan

berupaya seoptimal mungkin membangun manusia berkepribadian dan

memiliki integritas kejiwaan.

Pendidikan agama sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional

memainkan peranan penting dalam penciptaan karakter generasi bangsa

yang beriman dan bermoral baik. Dan tak kalah pentingnya adalah

menyiapkan generasi yang memiliki kesiapan intelektual dan mental

dalam menghadapi fenomena pluralitas dengan kemampuan melakukan

dialog-dialog dan interaksi-interaksi positif dengan pihak lain. Sikap picik

dan eksklusif, bukan saja menghambat perkembangan jiwa dan

intelektualitasnya, bahkan lebih dari itu akan memancing sikap

permusuhan dan kecurigaan yang pada akhirnya membawa pada konflik-

konflik dalam intern masyarakat (Harisah, 2017:3-4).

Dasar ilmu pendidikan adalah Pancasila sila kedua, yaitu Kemanusian

yang Adil dan Beradab. Prinsip kemanusian artinya adalah bahwa produk

akal manusia yang dijadikan rujukan dalam perilaku sosial maupun sistem

budaya. Produk akal ini harus bertitik tolak dari nilai-nilai kemanusian,

Page 125: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

112

memuliakan manusia dan memberikan manfaat serta menghilangkan

kemadaratan bagi manusia.

Dasar ilmu pendidikan dari prinsip kemanusiaan melahirkan prinsip

toleransi, sebagai titik tolak pengamalan demokrasi pendidikan. Karena

cara berfikir manusia yang berbeda-beda, satu sama lainharus saling

menghargai dan mengakui bahwa kebenaran hasil pemikiran manusia

bersifat relatif. Manusia diberikan kebebasan bergerak dan bertindak

sepanjang tidak melakukan kerusakan dan merugikan masyarakat umum

atau hak-hak orang lain. Bebas bukan berarti memaksakan kehendak.

Kemerdekaan adalah kebebasan menjalankan hak-haknya yang diatur

oleh undang-undang. Apabila ilmu pendidikan Islam berdasarkan kepada

prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, ia pun harus berpegang kepada

prinsip keadilan atau al-mizan (keseimbangan)antara hak dan kewajiban;

sebagai titik tolak kesadaran setiap manusia terhadap hak-hak orang lain

dan kewajiban dirinya. Jika ia berkewajiban melakukan sesuatu, ia berhak

menerima sesuatu. Keduanya harus berjalan seimbang dan dirasakan adil

untuk dirinya dan orang lain (Basri, 2014:182-183).

3. Konsep Pendidikan Islam Berparadigma Inklusif

Secara umum, Pendidikan Islam yang dikutip penulis dari skripsi

saudara Pracahya(2013:18) didefinisikan sebagai pendidikan yang

dipahami dan dikembangkan dari ajaran Islam dan nilai-nilai fundamental

yang terkandung dalam al-Qur‟an dan as-Sunah. Pendidikan Islam

sebagai sistem mempunyai orientasi yang jelas bahwa semata-mata

Page 126: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

113

untuk beribadah kepada Allah dan bermanfaat bagi umat manusia. Bisa

dikatakan jika pendidikan Islam belum membentuk pribadi peserta didik

sesuai nilai-nilai universal dan tidak bermanfaat bagi manusia lainnya

maka pendidikan Islam tersebut belum mencapai tujuan. Atas dasar ini,

pendidikan Islam pada dasarnya mengandung nilai-nilai inklusif dan

multikultural. Al-qur‟an menegaskan dalam surat ar-Rum ayat 22 :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit

dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.

Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda

bagi orang-orang yang mengetahui”.

Islam pada dasarnya adalah agama yang toleran terhadap penganut

agama lain. Meskipun agama bersifat plural, tapi semuanya menuju pada

satu kebenaran,yakni kebenaran Tuhan. Bagi kalangan pluralis, semua

agama mengandung kebenaran, sebab pada prinsipnya semua agama dan

ilmu berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam terminologi Islam,

semua kebenaran harus bermuara pada satu kebenaran mutlak, yakni

kebenaran Tuhan. Bahkan, agama Islam sangat menganjurkan umatnya

untuk bersikap toleran dan tidak eksklusif terhadap agama lain (Idi, dkk.,

2006:118).

Di dalam ajaran Islam terdapat suatu pandangan yang universal, yaitu

bahwa manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang terbaik dan

tertinggi/ termulia, serta diciptakan dalam kesucian asal (fitrah), sehingga

Page 127: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

114

setiap manusia mempunyai potensi benar. Disisi lain, manusia juga

diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang dlaif, sehingga setiap

manusia mempunyai potensi salah. Pandangan semacam ini akan

berimplikasi pada sikap dan perilaku seorang muslim yang berhak

menyatakan pendapat, harus mau mendengarkan dan menghargai

pendapat serta pandangan orang lain, tidak berfaham kemutlakan

(absolutisme), serta tidak mengembangkan sistem kultus individu,

fanatisme buta terhadap kelompok, karena kultus hanya diarahkan kepada

Allah semata (Muhaimin, 2003:172).

Salah satu cara untuk menopang kelestarian nasionalisme adalah

perlunya pengembangan budaya inklusivisme dalam beragama. Melalui

paham ini, di satu sisi, seseorang diharapkan dapat meyakini bahwa

agama yang dianutnya yang paling benar, dan di sisi lain, secara

bersamaan dapat bersikap toleran dan bersahabat dengan pemeluk agama

lain (Idi dkk, 2006:119).

Pendidikan Agama (Islam) sebagai media penyadaran umat

dihadapkan pada problem bagaimana mengembangkan pola

keberagamaan berbasis inklusivisme, pluralis dan multikultural, sehingga

pada akhirnya dalam kehidupan masyarakat tumbuh pemahaman

keagamaan yang toleran, inklusif dan berwawasan multikultur. Hal ini

penting sebab dengan tertanamnya kesadaran demikian, sampai batas

tertentu akan menghasilkan corak paradigma beragama yang hanif. Ini

semua mesti dikerjakan pada level bagaimana membawa pendidikan

Page 128: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

115

Agama dalam paradigma yang toleran dan inklusif (Muqoyyidin,

2013:140).

Praktik pendidikan Islam di tanah air pada dasarnya memiliki andil

besar dalam penguatan integrasi bangsa. Upaya untuk memperkokoh

integrasi bangsa melalui sumbangan Islam perlu dimulai dari pemahaman

konteks normatif-teoritis maupun aplikatif-realistis. Maksudnya, konsep

normatif pendidikan Islam yang sangat menjunjung tinggi pluralisme

harus diwujudkan dalam konteks praktis, aplikatif, dan realistis. Atau

setidaknya, kesenjangan antara tataran konseptual (normatif-teoritis) dan

tataran aplikatif-praktis jangan sampai terlalu signifikan. Oleh karena itu,

dengan berpijak pada kondisirealitas masyarakat Indonesia yang hingga

kini belum keluar dari multikrisis, maka upaya pembenahan pendidikan

nasional maupun pendidikan Islam perlu menjadi prioritas (Idi dkk,

2006:126).

Pendidikan agama semestinya menyadarkan peserta didik

bahwaperbedaan perlu dilihat sebagai anugerah, tidak dilihat sebagai

pilihan yang memberi alternatif untuk segera menyudahi perbedaan

tersebut semisal dengan ideologisasi Islam yang mengarah pada upaya-

upaya menjadikan Islam sebagai ideologi alternatif terhadap

Pancasila.Sekiranya perbedaan dianggap anugerah, maka pendidikan

agama mengemban tanggungjawab mendorong prakarsa dialog dan

komunikasi positif dalam rangka mewujudkan saling memahami, saling

Page 129: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

116

menghargai, dan saling mempercayai agar keragaman dan perbedaan

tidak menuai malapetaka (Arif, 2012:11).

Selanjutnya, pendidikan Agama (Islam) bisa membekali peserta didik

kecakapan hidup (life skill) berupa kemampuan untuk menghadapi

berbagai tantangan yang dihadapi dalam sepanjang kehidupannya di

tengah realitas masyarakat yang plural. Konsekuensinya, pendidikan

Agama (Islam) perlu menekankan pada bagaimana mengajarkan tentang

agama (teaching about religion) yang melibatkan pendekatan kesejarahan

dan pendekatan perbandingan. Hal ini bermanfaat untuk menumbuhkan

kesadaran peserta didik mengenai aspek universaldan partikular ajaran

agamanya. Disamping itu, pendekatan tersebut bermanfaat juga untuk

mengatasi kurangnya perhatian selama ini terhadap upaya mempelajari

agama-agama lain dan kurangnya penanaman nilai-nilai moral yang

mendukung kerukunan antar umat beragama lantaran sikap overprotective

sehingga kecurigaan tetap mewarnai cara pandang antar penganut agama.

Secara psikologis, manfaat dari pendekatan tersebut bisa mengondisikan

peserta didik agar belajar bersikap inklusif dan positif terhadap agama

lain dan kelompok yang berbeda (Arif, 2012:11-12).

Proses pendidikan terutama yang berlangsung di lembaga pendidikan

mempunyai peran dalam membentuk watak dan perilaku setiap peserta

didik.Untuk mewujudkan hal tersebut, berbagai komponen yang terlibat

dalam proses pendidikan perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga

mendukung terwujudnya gagasan tersebut. Diantaranya yaitu

Page 130: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

117

merumuskan kurikulum pendidikan Islam yang bermuatan toleransi.

Karena keberadaan kurikulum pendidikan Islam yang bermuatan nilai-

nilai toleransi akan menjadi pedoman bagi para pendidik dalam

menyampaikan materi-materi tentang ajaran Islam yang menghargai

keragaman dan perbedaan. Maka dari segi kurikulum, sejak dini peserta

didik harus diajarkan dan dibiasakan tidak hanya dengan materi pelajaran

yang bersifat normatif-doktrinal-deduktif yang tidak ada hubungannya

dengan konteks budaya, namun juga materi yang bersifat historis-empiris-

induktif. Hal ini mengindikasikan perlunya perimbangan antara materi

yang berupa teks dan konteks. Bahwa teks berisi ajaran normatif yang

masih bersifat umum, sementara konteks berupa realitas empirik-faktual

yang bersifat partikular. Persoalan seringkali muncul justru ketika teks

berhadapan dengan realitas partikular yang heterogen tersebut. Karena

itu, materi pelajaran justru harus berisi realitas yang dihadapi peserta

didik dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, meskipun materi yang

diberikan memuat teks-teks normatif, namun ia juga harus berisikan

kasus-kasus konkrit di masyarakat sehingga anak sadar bahwa ia hidup

dalam situasi nyata yang penuh perbedaan (Muqoyyidin, 2013:143-144).

Setelah aspek kurikulum, sosok pendidik yang berparadigma inklusif-

multikultural juga perlu ditekankan dalam proses pembelajaran agama di

sekolah. Sebab, sebaik apa pun materi yang telah diprogramkan dalam

kurikulum, jika tidak dipahami dan disampaikan oleh pendidik yang

kompeten, maka tidak akan fungsional. Untuk itu, penyiapan tenaga

Page 131: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

118

kependidikan, dalam hal ini guru pendidikan agama, yang mempunyai

paradigma pendidikan inklusif-multikultural harus dilakukan

(Muqoyyidin, 2013:145).

Guru dan sekolah memegang peranan penting dalam

mengimplementasikan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif dan

moderat di sekolah. Apabila guru mempunyai paradigma pemahaman

keberagamaan yang inklusif dan moderat, maka dia juga akan mampu

mengajarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai keberagamaan tersebut

pada siswa di sekolah (Muqoyyid, 2013:146). Peran guru dalam hal ini

meliputi: pertama, seorang guru/dosen harus mampu bersikapdemokratis,

baik dalam sikap maupun perkataannya tidak diskriminatif. Kedua,

guru/dosenseharusnya mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap

kejadian-kejadian tertentu yang adahubungannya dengan agama.Ketiga,

guru/dosen seharusnya menjelaskan bahwa inti dari ajaran agama

adalahmenciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat

manusia, maka pemboman, invasimiliter, dan segala bentuk kekerasan

adalah sesuatu yang dilarang oleh agama. Keempat, guru/dosen mampu

memberikan pemahaman tentang pentingnya dialog dan musyawarah

dalammenyelesaikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan

keragaman budaya, etnis, dan agama (Ainurrofiq, 2007:141).

Seorang guru yang mengapresiasi upaya-memahami semestinya

senantiasa memikirkan apa makna materi yang diajarkan bagi dirinya dan

apa makna materi tersebut bagi para peserta didiknya.Diletakkan dalam

Page 132: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

119

konteks pluralitas agama, budaya, dan masyarakat, diantara makna yang

perlu dipikirkan adalah menyangkut pengembangan how to live and work

together with others, bagaimana hidup dan bekerja bersama dengan orang

lain. Dengan demikian, dalam pendidikan agama gurudituntut untuk

bersifat reflektif yang mengedepankan sintesis, dialog, dan

caring.Sintesis bermakna guru harus selalu bisa memadukan materi

pembelajaran dengan realitas sosial yang ada, khususnya latarbelakang

peserta didik. Dialog bermakna guru menekankan pada pengembangan

kemampuan peserta didik untuk menjadi pendengar yang baik, cakap

menganalisis, dan tangkas memberikan argumen balik secara santun.

Caringbermakna guru harus menjadi figur yang penuh perhatian, tanggap

terhadap kebutuhan, dan peduli akan nasib peserta didik (Arif, 2012:13-

14).

Selanjutnya, dari segi strategi pembelajaran yang digunakan guru

mempunyai peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku peserta

didik dalam konteks inklusif-multikultural. Tanpa adanya metode dan

media yang bagus, materi pembelajaran sebagus apapun akan sulit

dicerna dengan baik oleh peserta didik. Pendidik dapat membuat metode

dan media pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan

kebutuhan serta kondisi objektif peserta didiknya. Dalam konteks ini,

pendidik dituntut sekreatif mungkin untuk mendesain serta menggunakan

metode dan media pembelajaran yang tepat, sehingga dapat memotivasi

peserta didik untuk menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai

Page 133: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

120

toleransi ke dalam kehidupan konkrit sehari-hari (Muqoyyidin,

2013:147).

Sementara terkait media pembelajaran, pendidik agama Islam

misalnya dapat memutar film dan membuat gambar, poster, komik, dan

sebagainya yang memuat nilai-nilai toleransi beragama. Di era teknologi

informasi yang berkembang sangat pesat belakangan ini, kiranya tidak

sulit bagi pendidik agama Islam untuk mencari dan membuat media

bermuatan nilai-nilai toleransi yang bagus dan menarik (Muqoyyidin,

2013:148).

Dari paparan diatas, bahwa pendidikan Islam yang diajarkan bukan

hanya sebatas materi tentang keagamaan yang bersifat kogntif saja. Akan

tetapi, bagaimana pendidikan Islam mampu berkontribusi untuk kesatuan

bangsa negara di tengah masyarakat yang plural. Sikap keterbukaan

(inklusif) untuk menerima perbedaan harus ditanamkan oleh pendidik

kepada anak didiknya. Dimana pendidikan Islam mampu memberi

pengetahuan untuk membangun masyarakat yang damai di tengah

perbedaan.

Dengan demikian konsep Islam inklusif sangat diperlukan dalam

suasana keberagaman saat ini. Karena sikap inklusif berkaitan erat dengan

banyak aspek hidup manusia yang didasarkan atas prinsip persamaan,

keadilan, dan hak individu. Ideologi inklusif memandang bahwa semua

agama memiliki kebenaran dan membawa kemanfaatan bagi para

penganutnya. Selain itu inklusif memandang bahwa agama yang diyakini

Page 134: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

121

seseorang memiliki kebenaran, akan tetapi tidak menutup kemungkinan

bahwa agama yang lain juga benar. Indonesia adalah salah satu negara

yang penuh dengan keberagaman, maka demikian diperlukan adanya

sikap inklusif atau keterbukaan. Dengan adanya sikap inklusif-plural akan

menghindari kebenaran sepihak atau kebenaran yang diyakini sendiri,

tanpa memperdulikan kebenaran yang diyakini orang lain.

Islam merupakan yang universal atau agama yang mendunia karena

risalahnya sebagai rahmat bagi semesta alam. Pandangan ini melahirkan

sikap sosial-keagamaan yang unik di kalangan umat Islam terhadap

agama-agama lain atas dasar toleransi, kebebasan, keterbukaan,

kewajaran, keadilan dan kejujuran. Kemajemukan dan keanekaragama

yang dimiliki masyarakat kita sekarang diperlukan adanya keterbukaan,

saling menerima perbedaan, serta menumbuhkembangkan kesadaran

pluralitas agama yang dimilikinya. Hal itu untuk mewujudkan masyarakat

yang damai dan harmonis. Selain itu, juga diperlukan adanya kesadaran

multikultural, dimana semua perbedaan baik dari segi agama, suku, dan

budaya dianggap sama atau memiliki derajat sama yang harus diterima,

dihargai, dan dilindungi keberadaannya.

Berhubungan dengan pendidikan saat ini, sangat diperlukan sekali

pendidikan yang mampu mencetak manusia-manusia yang toleran dan

terbuka terhadap perbedaan di tengah-tengah masyarakat yang plural. Hal

itu juga untuk menghindari sikap eksklusivisme yang hanya meyakini

kebenaran sendiri atau kebenaran tunggal. Selain itu, menurut Ilmi Najib

Page 135: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

122

(koordinator Gusdurian Malang) dalam wawancara via email,

mengatakan bahwa pendidikan harus menjadi sebuah pintu metodelogis

yang membangun seiring perkembangan zaman, namun tidak keluar dari

nilai-nilai kebangsaan. Karena sudah lama pendidikan bangsa ini bersifat

fungsional, sebagai contoh para peserta didik diatur dalam satu bidang

keilmuwan yang sesuai dengan jurusan. Upaya memberikan pendidikan

yang terbuka dan bebas berfikir dan berkarya masih ilusi di bangsa ini.

Selanjutnya, lembaga pendidikan di bangsa ini harus mempunyai konsep

baru yang memberikan kebebasan dan berkreasi, berpendapat, berfikir

serta bergerak di wilayah segala ilmu pengetahuan. Manusia

berpendidikan tidak sama dengan robot yang bisa diperdaya semaunya

dan menjadi buruh di tanah air. Kemudian Ketua Umum Pengurus Besar

Persatuan Guru Republik Indonesia, Unifah Rosyidi (Harian Kompas,

2017:15) menyerukan agar institusi pendidikan menjadi wadah inklusif

yang membentuk generasi muda menjadi sosok yang demokratis-moderat,

menghormati kebinekaan, serta mengutamakan persataun dan kesatuan

bangsa. Pendidikan Islam pada dasarnya mengandung nilai-nilai inklusif

dan multikultural yang perlu dikembangkan. Maka dari itu, diperlukan

pendidikan Islam yang berparadigma inklusif-multikultural. Dimana

dalam pendidikan Islam inklusif mampu menerima segala perbedaan yang

dimiliki peserta didik, tidak memandang bagaimana latar belakangnya,

keadaan sosial, agama, maupun budaya. Dengan adanya pendidikan Islam

inklusif akan mampu menumbuhkan sikap toleran dan keterbukaan, serta

Page 136: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

123

sikap peduli dengan sesama kepada peserta didik khususnya. Dalam

pendidikan Islam inklusif materi yang disampaikan harus bermuatan

toleransi. Karena dengan materi yang bermuatan toleransi akan menjadi

pedoman bagi para pendidik dalam menyampaikan materi-materi tentang

ajaran Islam yang menghargai keragaman dan perbedaan. Selain itu,

seorang pendidik yang mengajar mempunyai paradigma pemahaman

keberagamaan yang inklusif dan moderat, hal itu diperlukan karena untuk

mengajarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai keberagamaan tersebut

pada siswa di sekolah.

Page 137: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

124

BAB IV

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF

KH. ABDURRAHMAN WAHID

A. Analisis Konsep Pendidikan Islam Inklusif KH. Abdurrahman Wahid

Pendidikan merupakan perbuatan fundamental dalam bentuk komunikasi

antar pribadi, dalam komunikasi tersebut terjadi proses pemanusian manusia

atau bisa dikatakan bahwa pendidikan sebagai proses humanisasi untuk

menghargai segala potensi yang dimiliki oleh manusia. Dengan demikian,

pendidikan diharapkan mampu mengembangkan manusia sebagai makhluk

yang tumbuh dan berkembang dengan segala potensi (fitrah) yang

dimilikinya. Dengan konteks sosial-kultural yang dimiliki Indonesia,

pendidikan akan menghadapi peserta yang lebih beragam dan bervariasi.

Maka dari itu, pendidikan diharapkan mampu menanamkan sikap keterbukaan

dalam menghadapi perbedaan dalam suatu masyarakat.

Hal ini dalam penjelasan KH. Abdurrahman Wahid dapat disimpulkan,

bahwa watak terbuka dan adanya kemauan berdialog dari kalangan pemuka

agama dengan kebudayaan merupakan perspektif tersendiri dalam upaya

menginternalisasikan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat plural dengan

segala latar belakang yang beragam (Wahid, 2007:xxi). Sedangkan proses

belajar dalam Islam menghendaki terciptanya peserta didik yang mampu

memahami segala aspek, bukan dari segi kognitif semata, melainkan mampu

mewujudkan atau tercerminkan dalam perbuatan yang nyata (psikomotorik).

Page 138: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

125

1. Insklusivitas Pemikiran Islam Gus Dur

Beberapa hal yang melatarbelakangi corak pemikiran Gus Dur yaitu

dari faktor pendidikan serta pengalaman yang ditempuhnya mulai dari

pendidikan pesantren, sampai menjelajah di negara Mesir, Baghdad, dan

Eropa. Dengan pengalaman yang ditempuhnya tersebut, maka tidak aneh

jika seorang Gus Dur memiliki pemikiran yang lebih maju dari masanya.

Bisa dikatakan bahwa Gus Dur seorang kosmopolit (yaitu

mengintegrasikan modernisme dan tradisionalisme), inklusif (yaitu

terbuka, menerima hal-hal baru yang dianggap lebih baik untuk agama

dan masyarakat), progresif (yaitu berfikiran maju, bahkan dalam hal-hal

tertentu melewati batas-batas dari kebiasaan pada umumnya).

a. Pribumisasi Ajaran Islam

Salah satu pemikiran inklusif yang diusung oleh Gus Dur yang

menonjol adalah tentang pribumisasi ajaran Islam. Seperti dalam

beberapa karya-karyanya, Gus Dur selalu bersikap terbuka terhadap

segala hal, terutama dalam kebudayaan. Hal itu dikarenakan latar

belakang Gus Dur yang lahir dan tumbuh berkembang di dalam dunia

pesantren. Seperti yang dijelaskan Gus Dur, kebanyakan pesantren

didirikan sebagai salah satu bentuk reaksi terhadap pola kehidupan

tertentu yang dianggap rawan, dan dengan demikian berdirinya

pesantren itu sendiri juga menjadi salah satu bagian dari transformasi

kultural yang berjalan dalam jangka waktu sangat panjang. Karena

hakikat pesantren sebagai titik mula proses transformasi, dengan

Page 139: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

126

sendirinya pesantren dipaksa oleh keadaan menjadi alternatif terhadap

pola kehidupan yang ada. Peranan sebagai pilihan ideal ini sangat

sesuai dengan perwujudan kultural agama Islam yang sampai ke

Kepulauan Nusantara. Sebagaimana dapat disimpulkan dari sejarah

penyebaran Islam di kawasan ini, perwujudan kultural Islam adalah

perpaduan antara doktrin-doktrin formal Islam dan kultus para wali

(yang berpuncak pada kultus wali songo), sebagai sisa pengaruh

pemujaan orang-orang suci (hermits) dalam agama Hindu.

Perwujudan kultural ini tampak nyata sekali dalam asketisme (bahasa

Arab: az-zuhd, sering kali dinamai pula “kealiman” di negeri ini)

yang mewarnai kehidupan agama Islam di Kepulauan Nusantara,

tidak sebagaimana di negeri negeri Arab sendiri sepanjang sejarahnya

(Wahid, 2010:12).Selanjutnya dikatakan juga oleh Gus Dur bahwa

Pribumisasi ajaran Islam adalah pemahaman terhadap nash, baik yang

bersumber dari Al-Qur‟an maupun hadis, dikaitkan dengan masalah-

masalah di negeri ini (Wahid, 1993:152).

Pribumisasi yang dilakukan oleh Gus Dur dikarenakan untuk

melestarikan budaya yang sudah ada di dalam suatu masyarakat. Hal

ini untuk membalik arus perjalanan Islam di negeri kita, dari

formalisme berbentuk „Arabisasi total‟ menjadi kesadaran akan

perlunya dipupuk kembali akar-akar budaya lokal dan kerangka

kesejarahan kita sendiri, dalam mengembangkan kehidupan beragama

Islam di negeri ini. Selanjutnya yang „dipribumikan‟ adalah

Page 140: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

127

manifestasi kehidupan Islam belaka. Bukan ajaran yang menyangkut

inti keimanan dan peribadatan formalnya. Tidak diperlukan „Quran

Batak‟ dan „Hadist Jawa‟. Islam tetap Islam, dimana saja berada.

Akan tetapi tidak berarti semua harus disamakan „bentuk luarnya‟

(Wahid, 2016:108).

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa pribumisasi

yang dilakukan Gus Dur semata-mata untuk mengembalikan budaya-

budaya lokal dalam ajaran Islam, bukan untuk menghilangkan budaya

lokal karena untuk mengikuti budaya lain (Arab). Salah satu contoh,

bagaimana Gus Dur menghargai atau menghormati budaya lokal

yaitu, ucapan salam “assalamualaikum” boleh diganti dengan “kulo

nuwun”, dan “selamat pagi”.

b. Pluralisme

Pluralisme merupakan sikap yang saling menghormati perbedaan-

perbedaan antar kelompok serta toleran terhadap orang lain yang

berbeda, baik dari segi agama, suku, dan ras. Pluralisme hadir karena

masyarakat Indonesia yang beragam, kultur dan budaya yang dimiliki

juga beragam yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Inilah yang

membuat Islam memahami toleransi dan menerima pluralitas, yang

berujung pada penerimaan mayoritas Muslim di negeri ini akan

Pancasila dan penolakan mereka atas negara Islam melalui

penghapusan Piagam Jakarta dari Undang-undang Dasar (UUD) 1945

(Wahid, 2006:342).

Page 141: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

128

Islam adalah agama yang universal. Universalisme Islam

menampakkan diri dalam berbagai manifestasi ajaran-ajarannya.

Rangkaian ajaran yang meliputi berbagai bidang, seperti hukum

agama (fiqh), keimanan (tauhid), serta etika (akhlaq), seringkali

disempitkan oleh masyarakat hingga menjadi hanya kesusilaan belaka

dan dalam sikap hidup (Wahid, 2007:3). Dalam wawancara kepada

Gus Dur, Gus Dur mengatakan bahwa “agama itu kekuatan inspiratif,

kekuatan moral. Jadi agama harus membentuk etika dari masyarakat.

Itu yang paling penting, menurut saya. Lebih dari itu menimbulkan

problem. Ketika kita membentuk etika masyarakat, maka agama itu

sendiri merumuskan masa depan masyarakat itu kayak apa yang

diingini, dengan menilai situasi masyarakat pada saat itu bagaimana.

Karena itu selalu berangkat dari kenyataan-kenyataan. Umpama,

sekarang agama bisa menunjukkan bahwa masyarakat kita ini belum

demokratis betul. Lalu apa yang bisa diperbuat supaya bisa

demokratis betul. Mungkin agama lebih penting lagi berperan di situ.

Tapi dalam kenyataan, malah orang kaya saya yang bikin Forum

Demokrasi, yang marah-marah kalangan agama. Kan lucu. Mereka

nggak ngerti” (Wahid, 1998:153). Akan tetapi dalam konteks

sekarang agama dijadikan alat untuk memecahbelahkan umat

beragama.

Asal pandangan yang menganggap Islam sebagai cara hidup

memiliki keunggulan atas cara-cara hidup lain, sebenarnya tidak

Page 142: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

129

salah. Setiap orang tentu menganggap sistemnya sendiri yang benar.

Karena itu perbedaan cara hidup adalah sesuatu yang wajar. Ini

termasuk dalam apa yang dimaksudkan oleh kitab suci al-Qur‟an:

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laiki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang mulia diantara kamu disisi

Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal”

(QS al-Hujurat, 49:13).

Perbedaan pandangan atau pendapat adalah sesuatu yang wajar

bahkan akan memperkaya kehidupan kolektif kita, sehingga tidak

perlu ditakuti. Kenyataan inilah yang mengiringi adanya perbedaan

kultural (dan juga politik) antara berbagai kelompok Muslim yang

ada kawasan-kawasan dunia. kemudian yang dilarang oleh agama

Islam adalah perpecahan, bukannya perbedaan pendapat. Kitab suci

al-Qur‟an menyatakan:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,

dan janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah nikmat Allah

kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-

musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu lalu menjadilah

kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan

Page 143: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

130

kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah

menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapatkan

petunjuk”(QS Ali Imran, 3:103).

Dengan demikian, perbedaan diakui namun perpecahan/

keterpecah-belahan ditolak oleh agama Islam (Wahid, 2006:351).

Inilah yang diinginkan Gus Dur dalam masyarakat yang plural dan

beragam, agar mampu bersikap toleran terhadap perbedaan.

Selain itu, Islam juga menegakkan penghargaan kepada

perbedaan pendapat dan perbenturan keyakinan. Jika perbedaan

pandangan dapat ditolerir dalam hal paling mendasar seperti

keimanan, tentunya sikap tenggang rasa lebih lagi diperkenankan

dalam mengelola perbedaan pandangan politik dan ideologi. Tampak

nyata dari tilikan aspek ini, bahwa Islam melalui ajarannya memiliki

pandangan universal, yang berlaku untuk umat manusia secara

keseluruhan (Wahid, 2007:6).

c. Humanisme

Humanisme merupakan paham yang menempatkan manusia

sebagai pusat realita kehidupan. Konsep humanisme atau

memanusiakan manusia diusung oleh Gus Dur untuk menegakkan

keadilan bagi setiap manusia. Hal ini dipahami betul oleh Gus Dur

dengan dasar hukum agama al-kutub al-fiqhiyyah kuno, yaitu jaminan

dasar yang diberikan agama samawi terakhir ini kepada warga

masyarakat baik secara perorangan maupun sebagai kelompok.

Jaminan dasar itu yaitu (1) keselamatan fisik warga masyarakat dari

Page 144: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

131

tindakan badani di luar ketentuan hukum (hifdzu an-nafs), (2)

keselamatan keyakinan agama masing-masing, tanpa ada paksaan

untuk berpindah agama (hifdzu ad-din), (3) keselamatan keluarga dan

keturunan (hifdzu an-nasl), (4) keselamatan harta benda dan milik

pribadi dari gangguan atau penggusuran di luar prosedur hukum

(hifdzu al-mal), dan (5) keselamatan hak milik dan profesi (hifdzu al-

aqli) (Wahid, 2007:4).

Jaminan akan keselamatan fisik warga masyarakat mengharuskan

adanya pemerintahan berdasarkan hukum, dengan perlakuan adil

kepada semua warga masyarakat tanpa kecuali, sesuai dengan hak

masing-masing. Hanya dengan kepastian hukum lah sebuah

masyarakat mampu mengembangkan wawasan persamaan hak dan

derajat antara sesaman warganya. Sedangkan jaminan dasar akan

keselamatan keyakinan agama masing-masing bagi para warga

masyarakat atas dasar sikap saling hormat-menghormati, yang akan

mendorong tumbuhnya kerangka sikap tenggang rasa dan saling

pengertian yang besar. Terlepas dari demikian kentalnya perjalanan

sejarah dengan penindasan, kesempitan pandangan, dan kedzaliman

terhadap kelompok minoritas yang berbeda keyakinan atau agama

dari keyakinan mayoritas, sejarah umat manusia membuktikan bahwa

sebenarnya toleransi adalah bagian inherent dari kehidupan manusia

(Wahid, 2007:5).

Page 145: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

132

Jaminan dasar akan keselamatan keluarga menampilkan sosok

moral yang sangat kuat, baik moral dalam arti kerangka etis yang

utuh maupun dalam arti kesusilaan. Kesucian keluarga dilindungi

sekuat mungkin. Karena keluarga merupakan ikatan sosial yang

paling dasar, maka tidak boleh dijadikan ajang manipulasi dalam

bentuk apapun oleh sistem kekuasaan yang ada. Kesucian keluarga

inilah yang melandasi keimanan yang memancarkan toleransi dalam

derajat sangat tinggi (Wahid, 2007:6).

Jaminan dasar akan keselamatan harta benda (al-milk, property)

merupakan sarana bagi berkembangnya hak-hak individu secara

wajar dan proporsional, dalam kaitannya dengan hak-hak masyarakat

atas individu. Masyarakat dapat menentukan kewajiban-kewajibannya

yang diinginkan secara kolektif atas masing-masing individu warga

masyarakat. Tetapi penetapan kewajiban itu ada batas terjauhnya, dan

warga masyarakat secara perorangan tidak dapat dikenakan

kewajiban untuk masyarakat lebih dari batas-batas tersebut. Batas

paling praktis, dan paling nyata jika dilihat dari perkembangan

Sosialisme dan terutama Marxisme-Leninisme saat ini, adalah

pemilikan harta benda oleh individu. Sejarah umat manusia

menunjukkan bahwa hak dasar akan pemilikan harta benda inilah

yang menjadi penentu kreativitas warga masyarakat. Ini bisa berarti

bahwa kesedian melakukan transformasi itulah warga masyarakat

memperlihatkan wajah universal kehidupannya.

Page 146: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

133

Jaminan dasar akan keselamatan profesi menampilkan sosok lain

dari universalitas ajaran Islam. Penghargaan kepada kebebasan

penganut profesi berarti kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan

atas resiko sendiri, mengenai keberhasilan yang ingin diraih dan

kegagalan yang membayanginya. Dengan ungkapan lain, kebebasan

menganut profesi yang dipilih berarti peluang untuk menentukan arah

hidup lengkap dengan tanggungjawabnya sendiri. Namun, pilihan itu

tetap dalam kerangka alur umum kehidupan masyarakat, karena

pilihan profesi berarti meletakkan diri dalam alur umum kegiatan

masyarakat, yang penuh dengan ukuran-ukurannya sendiri (Wahid,

2007:8).

Dengan pemahaman dari kelima jaminan dasar tersebut, Gus Dur

menempatkan posisi manusia dengan sebaik-baik posisi. Gus Dur

menyamakan atau mensetarakan hak-hak setiap individu dengan

seadil-adilnya, tidak ada perbedaan sedikitpun antara kaum minoritas

dengan kaum mayoritas. Bagi Gus Dur semua sama dan harus

diperlakukan sama pula.

2. Konsep Pendidikan Islam Inklusif KH. Abdurrahman Wahid

Salah satu pemikiran yang diungkapkan oleh Gus Dur dalam konteks

pendidikan Islam adalah pendidikan Islam harus beragam serta adanya

pembaruan dalam tubuh pendidikan Islam itu sendiri. Pemikiran tersebut

digagas oleh Gus Dur karena beliau memahami betul kondisi sosial

masyarakat yang majemuk di Indonesia. Keserasian antara pemikiran Gus

Page 147: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

134

Dur dan masyarakat secara umum adalah kemampuannya dalam

memahami berbedaan di tengah-tengah masyarkat yang plural. Sehingga

Gus Dur mewujudkan konsep tersebut ke dalam ruh pemikirannya akan

peran pesantren sebagai salah satu institusi pendidikan Islam yang

maresentasikan pendidikan moral dengan ajaran tradisional sebagai

pewaris tradisi intelektual Islam. Selain itu, pendidikan Islam juga

menawarkan ajaran yang universal yang menampilkan sikap kepedulian

yang besar terhadap hak-hak manusia.

Secara umum unsur-unsur pendidikan ada 9 yaitu: tujuan, kurikulum,

pendidik, peserta didik, lembaga pendidikan, metode, media, evaluasi,

dan lingkungan. Akan tetapi, di sini penulis hanya memaparkan sebagian

dari unsur pendidikan secara umum dalam perspektif Gus Dur, yaitu:

a. Tujuan Pendidikan Islam Inklusif

Salah satu gagasan Gus Dur dalam upaya memperlihatkan citra

pendidikan Islam ke dalam kehidupan kemasyarakatan adalah dengan

pendidikan Islam inklusif atau pendidikan Islam yang berwawasan

multikultural. Dengan adanya pendidikan ini, diharapkan pendidikan

Islam lebih terbuka dengan adanya keberagaman yang ada dalam

masyarakat, sehingga tidak menutup kemungkinan pendidikan Islam

akan mewujudkan sebuah pendidikan yang membebaskan setiap hak

dan kewajiban setiap individu.

Selanjutnya, menurut Gus Dur sifat inklusif atau keterbukaan

yang termanifestasi kultural dan wawasan keilmuwan akan membawa

Page 148: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

135

umat Islam dalam sebuah peradaban Islam ke tingkat sangat tinggi

(Wahid, 2007:4). Landasan dan filososfi utama pemikiran Gus Dur

dalam pendidikan Islam yaitu menitikberatkan pendidikan Islam

sebagai etika sosial (social ethics) dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Karena ketidaksetujuan Gus Dur terhadap formalisasi

ajaran Islam di masyarakat yang mejemuk.

Pendidikan Islam yang benar haruslah mengajarkan “formalisasi

Islam”. Diskusi tentang mewujudkan “Pendidikan Islam yang benar”

memang terjadi, tapi tidak ada seorang peserta pun yang menafikan

dan mengingkari peranan berbagai corak pendidikan Islam yang telah

ada (Wahid, 2006:223).

b. Kurikulum Pendidikan Islam Inklusif

Pemikiran Gus Dur yang plural, tentu tidak lepas dari kondisi

yang berkembang di negeri ini. Dengan realitas sosial yang mejemuk,

dituntut sebuah pemikiran yang cukup beragam, tak terkecuali dalam

pendidikan Islam. Gus Dur dalam hal pendidikan Islam lebih banyak

tercurahkan pada pondok pesantren, sebagai institusi tertua yang

berkembang untuk pertama kali di bangsa ini. Karena di dalam

pesantren yang terdiri dari santri yang berbeda latar belakang,

membutuhkan pemikiran yang cukup beragam dan variasi. Hal itu

juga yang harus tertuang dalam sebuah kurikulum, dimana kurikulum

tersebut mampu menyampaikan materi yang dipahami bukan hanya

Page 149: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

136

dari segi kognitifnya saja, akan tetapi juga menekankan pada aspek

afektif dan psikomotorik.

Selanjutnya menurut Gus Dur, kurikulum yang berkembang di

pesantren selama ini memperlihatkan sebuah pola yang tetap. Pola itu

dapat diringkas ke dalam pokok-pokok berikut: (a) kurikulum

ditunjukkan untuk mencetak ulama dikemudian hari, (b) struktur

dasar kurikulum itu adalah pengajaran pengetahuan agama dalam

segenap tingkatannya dan pemberian pendidikan dalam bentuk

bimbingan kepada santri secara pribadi oleh kiai/guru, (c) secara

keseluruhan kurikulum yang ada berwatak lentur atau fleksibel

(Wahid, 2010:145).

Pandangan Gus Dur dalam memahani jaminan dasar atau

maqasidul syariatmenampilkan universalitas pandangan hidup yang

utuh dan bulat. Pemerintahan berdasarkan hukum, persamaan derajat

dan sikap tenggangrasa terhadap perbedaan pandangan adalah unsur-

unsur utama kemanusian, dan dengan demikian, menampilkan

universalitas ajaran Islam. Dan selanjutnya watak kosmopolitan

muncul dalam sejumlah unsur dominan, seperti hilangnya batasan

etnis, kuatnya pluralitas budaya, dan heterogenitas politik.

Kosmopolitanisme itu bahkan menampakkan diri dalam unsur

dominan yang menakjubkan, yaitu kehidupan baragama yang eklektik

selama berabad-abad (Wahid, 2007:8-9). Selanjutnya dalam

pendidikan Islam inklusif terutama dalam kurikulumnya

Page 150: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

137

mengaharapkan mampu menumbuhkan cara berfikir yang universal

dan siap menerapkan dalam pengetahuannya dalam masyarakat dan

dunia kerja.

c. Pendidik dalam pendidikan Islam Inklusif

Pendidik dalam Islam yaitu orang yang bertanggungjawab

terhadap peserta didik. Bisa dikatakan pendidik sebagai subjek dalam

pembelajaran. Jiwa seorang pendidik dapat dilihat pada diri Gus Dur

yang terekam saat diwawancara dengan jawaban “Ada saja. Lagi pula

anak-anak itu „kan sebenarnya nggak membutuh waktu yang banyak.

Yang penting kita selalu memperhatikan kebutuhan mereka. Jadi apa

yang mereka butuhkan, kita harus tahu dan kemudian kita tanggapi.

Anak empat, macam-macam. Ada yang lebih dekat ke saya, ada yang

lebih dekat ke ibunya. Alisa, anak saya yang sulung, agaknya lebih

dekat ke saya. Untuk masalah duit, mereka pasti ngomong pada saya.

Mungkin ada juga masalah-masalah tertentu yang mereka nggak mau

ngomong sama saya” (Wahid, 1998:162-163). Dalam wawancara

tersebut, Gus Dur memberi contoh sebagai sosok pendidik harus

memberikan perhatian kebutuhan anak didik. Selain itu harus adanya

sikap kepekaan seorang pendidik terhadap peserta didik, hal itu untuk

menumbuhkan kedekatan antara pendidik dan peserta didik.

Pendidik dituntut untuk sebisa mungkin menjadi mediator

(mengembalikan fungsi utama pendidik), karena yang dapat

mengetahui kondisi peserta didik dalam pembelajaran. Diharapakan

Page 151: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

138

seorang pendidik mampu memberikan teladan atau contoh yang baik

kepada peserta didik. Menanamkan sikap keterbukaan terhadap

lingkungan disekitar pembelajaran.

d. Peserta Didik dalam Pendidikan Islam Inklusif

Peserta didik dapat dikatakan sebagai obyek pendidikan, karena

dalam hal ini peserta didik adalah peserta dalam mencari ilmu. Gus

Dur mengistilahkan peserta didik dalam pendidikan Islam dengan

sebutan santri. Menurut Gus Dur, santri adalah siswa yang tinggal di

pesantren, guna menyerahkan diri. Ini merupakan persyaratan mutlak

untuk memungkinkan dirinya menjadi anak didik kiai dalam arti

sepenuhnya. Dengan kata lain, ia harus memperoleh kerelaan sang

kiai dengan mengikuti segenap kehendaknya dan juga melayani

segenap kepentingannya. Pelayanan harus dianggap sebagai tugas

kehormatan yang merupakan ukuran penyerahan diri itu. Kerelaan

kiai ini, yang dikenal di pesantren dengan nama barakah, adalah

tempat berpijak santri di dalam menuntut ilmu (Wahid, 2010:21).

Dalam proses mencari ilmu, peserta didik atau santri akan

berhadapan dengan seorang pendidik atau kiai. Maka dari itu, sebagai

peserta didik harus bersikap tawadhu‟ terhadap guru, serta berjiwa

ikhlas dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

e. Strategi Pendidikan Islam Inklusif

Ajaran-ajaran formal Islam yang dipertahankan sebagai sebuah

“keharusan” yang diterima kaum muslimin dengan ditekankan pada

Page 152: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

139

dua hal yang saling terkaitan dalam pendidikan Islam. Kedua hal itu,

adalah pembaharuan pendidikan Islam dan modernisasi pendidikan

Islam, dalam bahasa Arab: tajdid al-tarbiyah al-Islamiah dan tahdits

al-tarbiyah al-Islamiyah. Dalam istilah pertama, yaitu tajdid al-

tarbiyah al-Islamiyahtentu saja ajaran-ajaran formal Islam harus

diutamakan, dan kaum muslimin harus dididik mengenai ajaran-

ajaran mereka. Yang diubah adalah cara penyampaiannya kepada

peserta didik, sehingga mereka akan mampu memahami dan

mempertahankan kebenaran. Bahwa hal ini memiliki validitas sendiri,

dapat dilihat pada kesungguhan anak-anak muda muslimin terpelajar,

untuk menerapkan apa yang mereka anggap sebagai ajaran-ajaran

yang benar tentang Islam. Contoh paling mudahnya adalah

menggunakan tutup kepala di sekolah non-agama, yang di negeri

inidikenal dengan nama jilbab. Ke-Islaman lahiriyah seperti itu, juga

terbukti dari semakin tingginya jumlah mereka dari tahun ke tahun

yang melakukan ibadah haji kecil atau umroh (Wahid, 2006:225).

Demikian juga, semangat menjalankan ajaran Islam, datangnya

lebih banyak dari komunikasi di luar sekolah, antara berbagai

komponen masyarakat Islam. Dengan kata lain, pendidikan Islam

tidak hanya disampaikan dalam ajaran-ajaran formal Islam di

sekolah-sekolah agama atau madrasah belaka, melainkan juga melalui

sekolah-sekolah non-agama yang berserak-serakan di seluruh penjuru

dunia. tentu saja, kenyataan sepeti itu tidak dapat diabaikan di dalam

Page 153: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

140

penyelenggarakan pendidikan Islam di negeri manapun. Hal lain yang

harus diterima sebagai kenyataan hidup kaum muslimin di mana-

mana, adalah respon umat Islam terhadap tantangan modernisasi

(Wahid, 2006:225).

Karenanya, peta keberagaman pendidikan Islam seperti

dimaksudkan di atas, haruslah bersifat lengkap dan tidak

mengabaikan kenyataan yang ada. Lagi-lagi kita berhadapan dengan

kenyataan sejarah, yang mempunyai hukum-hukumnya sendiri.

Mengembangkan keadaan dengan tidak memperhitungkan hal ini,

mungkin hanya bersifat menina-bobokan kita belaka dari tugas

sebenarnya yang harus kita pikul dan laksanakan. Sikap mengabaikan

keberagaman ini, adalah sama dengan sikapa burung onta yang

menyembunyikan kepalanya di bawah timbunan pasir tanpa

menyadari badannya masih nampak. Jika kita masih bersikap seperti

itu, akan berakibat sangat besar bagi perkembangan Islam di masa

yang akan datang. Karenya jalan terbaik adalah membiarkan

keanekaragaman sangat tinggi dalam pendidikan Islam dan

membiarkan perkembangan waktu dan tempat yang akan menentukan

(Wahid, 2006:227).

Selanjutnya, dalam memahami keberagaman yang ada di

Indonesia, Gus Dur lebih mengedepankan sikap inklusif. Dengan

bekal keilmuwan Islam dan juga khazanah intelektual secara umum

membuatnya menjadi pribadi yang memiliki pandangan komprehensif

Page 154: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

141

terhadap berbagai persoalan yang ada. Kemudian terkait dengan

pendidikan Islam yang identik dengan pesantren sebagai syiar Islam,

Gus Dur menjelaskan beberapa strategi yang digunakan, yaitu:

1) Strategi Politik

Strategi ini menekankan pentingnya formalisasi ajaran-ajaran

Islam ke dalam lembaga-lembaga negara melalui upaya-upaya

formal dan legal yang terus menerus pada gerakan-gerakan Islam

tersebut, terutama melalui partai Islam yang eksplisit atau suatu

partai politik eksklusif bagi orang Islam pada tahap nanti. Untuk

mengantisipasi datangnya tahapan ini, orang-orang Islam harus

belajar mengenai moral Islam yang benar dan menerapkan pola

hidup Islami baik secara pribadi maupun dalam bermasyarakat

(Wahid, 2007:148).

Terkait dengan pendidikan Islam, strategi ini menekankan

adanya etika dalam sebuah lembaga yang dapat menaunginya.

Karena dengan adanya hal itu, pendidikan Islam mampu

terproklamasikan dengan baik.

2) Strategi Kultural

Strategi ini dirancang bagi pengembangan kepribadian yang

matang bagi orang-orang Islam dengan cara memperluas

wawasan mereka, melebarkan ruang lingkup komitmen mereka,

memperdalam kesadaran mereka mengenai kompleksitas

lingkungan umat manusia, dan memperkuat solidaritas mereka

Page 155: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

142

terhadap sesama umat manusia tanpa memandang ideologi

politik, asal usul etnis, latar belakang budaya, dan keyakinan

agama. Agar tujuan ini dapat dicapai maka diperlukan

pengembangan penuh perilaku rasional orang-orang Islam

terhadap kehidupan. Strategi ini menekankan dialog terbuka

dengan seluruh ideologi dan pemikiran-pemikiran filsafat, dengan

tujuan untuk memperdayakan umat Islam agar dapat menyerap

sebanyak mungkin segala macam pengetahuan dan informasi.

Dengan demikian, perilaku ini menghindari segala macam

pelembagaan ajaran-ajaran Islam, karena usaha semacam ini

dalam hal pelembagaan ajaran-ajaran tadi akan mempersempit

mereka ke dalam sikap-sikap eksklusif dan langkah-langkah

sendiri yang menghambat kebebasan mengemukakan pendapat

dan pikiran-pikiran liberal yang sangat dihargai oleh strategi ini

(Wahid, 2007:148-149).

Strategi ini memungkinkan pendidikan Islam untuk lebih

terbuka dengan ajaran-ajaran di luar ajaran Islam. Selanjutnya,

dialog terbuka harus selalu dibiasakan kepada peserta didik untuk

memahamkan akan keberagama yang ada. Selain itu, juga untuk

menghindari sikap eksklusif serta penyempitan cara berfikir

mereka.

Page 156: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

143

3) Strategi Sosial

Melihat perlunya mengembangkan kerangka berpilar

masyarakat dengan menggunakan prinsip-prinsip dan nila-nilai

Islam. Akan tetapi, lembaga-lembaga yang dihasilkan dari

proses-proses ini bukan eksklusif lembaga-lembaga Islam, tapi

“lembaga-lembaga umum” yang dapat diterima oleh semua.

Dengan kata lain, kerangka-kerangka berfikir masyarakat yang

dibangun oleh umat Islam mesti berhubungan dengan yang

dibangun oleh orang lain. Komunalitas ini hendaknya

merefleksikan keinginan bagi suatu transformasi fundamental

atas masyarakat itu dengan usaha-usaha dari mereka sendiri.

Formalisasi ajaran-ajaran Islam bukan bagian dari transformasi

itu, tapi mereka memberikan kontribusi bagi terbentuknya suatu

masyarakat di mana umat Islam dapat mengimplemantasikan diri

mereka secara individual atau secara sosial sebagai etika sosial.

Selain lembaga-lembaga politik, strategi ini mengilhami

terbentuknya suatu komunitas politik yang menjunjung tinggi

aturan hukum, kebebasan mengemukakan pendapat, kerangka

berfikir demokratis negara, pembagian kekayaan bangsa yang

adil, dan lain-lain (Wahid, 2007:149).

Dalam strategi sosiol, Gus Dur mengharapkan pendidikan

Islam khususnya budaya pesantren tidak menutup kemungkinan

terhadap kondisi dan perkembangan zaman yang terus berevolusi.

Page 157: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

144

Strategi sosiokultural juga sangat diperlukan dalam pendidikan

Islam untuk membentuk cara berfikir yang beragam, karena

kondisi bangsa yang terdiri dari berbagai suku, etnis, dan agama.

B. Relevansi Pendidikan Islam Inklusif KH. Abdurrahman Wahid dengan

Pendidikan Saat ini

Perlu diakui bahwa pendidikan Islam yang diterapkan sekarang hanya

berpaku pada aspek kognitif semata. Pengajaran yang diberikan hanya sebatas

menyampaikan bahan ajar saja, tanpa menerapkan nilai-nilai yang terkandung

di dalamnya. Hal ini, dapat dilihat dari beberapa peserta didik yang masih

menutup diri dengan ajaran yang berbeda dengan ajaran yang diyakininya.

Sikap keterbukaan dalam pendidikan Islam belum terimplementasi dengan

baik di lingkungan sekolah. Yang pada dasarnya, keterbukaan sangat

diperlukan karena bangsa kita yang mejemuk dengan keberagaman yang

dimiliki.

Namun, bila kita melihat realitas praktik pembelajaran agama (pendidikan

agama) yang telah berlangsung selama ini, belum mampu mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan secara maksimal. Pembelajaran agama selama

ini masih bersifat tekstual dan normatif, dimana pembelajaran agama

membicarakan terbatas hanya sekedar menerangkan hubungan antara manusia

dan Tuhan-Nya. Sehingga secara tidak langsung kebanyakan pembelajaran

agama tersebut tidak melibatkan kesadaran berkelompok (sosiologis),

kesadaran pencarian asal-usul agama (antropologis), pemenuhan kebutuhan

untuk membentuk kepribadian yang kuat dan ketenangan jiwa (psikologis),

Page 158: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

145

bahkan kesadaran yang berkaitan dengan kejahteraan hidup yang optimal

(ekonomis) (Rosyidi, 2009:51).

Pendidikan saat ini sudah harus beranjak menuju perpaduan antara teori

dan praktik yang diikuti dengan sikap keterbukaan terhadap keberagaman.

Tantangan di era globalisasi ini bukan hanya meruntuhkan nilai-nilai yang

terkandung dalam pendidikan, namun juga menghambat cara berfikir peserta

didik untuk menerima perbedaan yang ada di lingkungan sekitar. Maka dari

itu, arus globalisasi harus disikapi dengan sikap yang netral agar mampu

menyeimbangkan antara pendidikan dan mengikuti arah zaman ini. Dengan

demikian, akan mampu membawa pendidikan ke dalam tahap aplikatif bukan

hanya sekedar teori saja.

Untuk itu, seperti yang telah diuraikan sebelumnya tentang konsep

pendidikan Islam inklusif menurut KH. Abdurrahman Wahid, penulis

memberikan kesimpulan bahwa konsep pendidikan Islam inklusif yang

diterapkan oleh Gus Dur sangat relevan jika diimplementasikan dalam

pendidikan sekarang ini. Sikap keterbukaan dan toleransi harus ditumbuhkan

dalam jiwa peserta didik. Keberagaman yang dimiliki peserta didik karena

latar belakang yang berbeda-beda, mengharuskan seorang pendidik mampu

memahami dengan baik dan betul. Tidak ada yang dibeda-bedakan, karena

semua harus diperlakukan sama dan adil. Inilah yang diinginkan Gus Dur,

suatu pendidikan yang mengajarkan keberagaman, serta mampu

menumbuhkan sikap toleransi terhadap perbedaan.

Page 159: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

146

C. Analisis Penulis Terhadap Tokoh

1) Analisis Tokoh

Sosok Gus Dur adalah sosok yang penuh dengan kontroversi. Setiap

perkataan maupun perbuataannya mampu membuat orang lain sulit untuk

memahaminya. Cara pandang Gus Dur yang jauh ke depan, membuat

orang di sekitarnya sulit untuk mengikuti jejak pikirannya. Dengan

demikian tidak sedikit banyak orang yang memuji atau mencacinya. Akan

tetapi, sepeninggal Gus Dur, apa yang dulunya diucapkan oleh beliau satu

persatu benar adanya. Maka dari itu, menurut analisis penulis Gus Dur

dapat diklasifikasikan dalam 3 hal, yaitu:

a. Sebagai Ulama

Gus Dur dalam menyebarkan risalah Islam berbeda dengan para

ulama pada umumnya. Islam yang dipahami Gus Dur bukan hanya

sebagai formalisasi agama semata, melainkan bagaimana Gus Dur

mampu menginternalisasikan nilai-nilai agama melalui sikap dan cara

pandang beliau. Sehingga Islam yang beliau dakwahkan adalah Islam

yang ramah, yang menjunjung tinggi kemanusian, kesetaraan serta

keadilan. Hal itu pula yang diajarkan oleh Rasulullah selama

berdakwah menyebarkan agama Islam. Dengan pendekatan seperti itu

pula, Islam diterima oleh semua golongan.

b. Sebagai Politikus

Dalam pemerintahan Orde Baru yang penuh dengan

ketidakadilan terhadap rakyat menimbulkan keresahan di kalangan

Page 160: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

147

banyak orang, tak terkecuali Gus Dur. Melihat pemerintahan Orde

Baru yang sangatlah diktator, mendorong Gus Dur untuk menyudahi

semuanya. Maka dari itu, pada era reformasi setelah Orde Baru

tumbang Gus Dur yang menjabat sebagai ketua PBNU mendirikan

sebuah partai politik yang kita kenal dengan Partai Kebangkitan

Bangsa (PKB) dan terjun ke pemerintahan. Itulah strategi Gus Dur

untuk mematahkan sebuah amandemen yang dibuat oleh

pemerintahan Orde Baru. Ketika situasi sosial politik yang tidak

terkendalikan, pimpinan Orde Baru akhirnya dilengserkan.

Selanjutnya, dalam pemilihan presiden baru Gus Dur terpilih sebagai

presiden RI yang ke 4. Di sinilah, awal kebangkitan bangsa Indonesia

untuk menuju negara yang demokratis. Awal mula reformasi, di mana

semua akses informasi terbuka bebas.

Kepemimpinan Gus Dur dalam dunia politik membawa angin

segar bagi bangsa Indonesia. Kepiawiaan Gus Dur dalam membaca

realitas kehidupan, mampu mereformasi kedaulatan yang ada

sebelumnya. Hal itu dilakukan untuk kepentingan bersama, selain itu

dalam pemerintahan Gus Dur dirasa sebagai adanya nafas baru untuk

mencapai sebuah perdamaian. Walaupun tidak sedikit orang yang

tidak setuju. Akan tetapi, menurut penulis Gus Dur telah sukses

dalam mengemban amanah pemerintahan. Gus Dur mengajarkan

keteladan yang sekarang hampir tidak ada dalam pemerintahan.

Semisal, apa yang terjadi dalam pemerintahan sekarang. Banyak

Page 161: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

148

aparat pemerintah yang melakukan korupsi, kebijakan yang

dikeluarkan hanya untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

Gus Dur adalah sosok politik dan public figur yang sikap dan

perbuataannya harus dicontoh dan diteladani. Tapi ada hal yang

ditangkap oleh penulis tentang sosok Gus Dur, bahwa beliau dalam

kebijakan yang diambil baik dalam urusan keluarga maupun sosial

politik sulit untuk diajak kompromi. Karna dalam pemahamannya

yang begitu luas tentang realitas kehidupan, beliau sangat meyakini

apa yang diketahuinya. Yang pada akhirnya kebijakan itu memang

baik hasilnya.

c. Budayawan

Gus Dur tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para

walisongo dalam mengenalkan dan menyebarkan ajaran Islam. Di

mana para walisongo dalam menyebarkan Islam dengan pendekatan

tradisi yang sudah ada dalam masyarakat tersebut. Itu pula yang

dilakukan oleh Gus Dur dalam mengenalkan ajaran Islam.

Keterbukaan Gus Dur terhadap tradisi atau kebiasaan dalam sebuah

masyarakat, mampu dipadukan dengan ajaran-ajaran Islam yang

dibawakan oleh Gus Dur. Dengan itu muncullah istilah pribumisasi

Islam yang dilakukan Gus Dur, memperkenalkan Islam sebagai ajaran

yang damai, penuh kasih sayang. Sehingga Islam mampu diterima

dengan baik pada semua golongan.

Page 162: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

149

d. Cendekiawan

Perjalanan yang ditempuh Gus Dur mulai dari pesantren

kakeknya sampai ke pesantren di wilayah Jawa Tengah, kemudian

dilanjutkan perjalanan pendidikannya di luar negeri, membuat Gus

Dur tumbuh dan berkembang dengan segudang ilmu serta wawasan

pengetahuan yang sangat luas. Pemahaman Gus Dur terhadap Islam

dan kemampuannya dalam membaca situasi kondisi masyarakat,

mampu disikapi oleh Gus Dur dengan santai dan selingi oleh humor.

Gus Dur dalam menghadapi apapun selalu menggunakan kecerdasan

dan kecerdikannya, hal itu termanifestasi melalui sikap dan perkataan

beliau. Maka dari itu, pikiran Gus Dus sering digunakan sebagai

rujukan dalam penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi di

bangsa ini.

Dari uraian di atas, dalam penyelesaiaan tugas akhir ini penulis

menyimpulkan bahwa sosok Gus Dur lebih dominan sebagai seorang

ulama dan politikus. Gur Dur yang dari latar belakangnya adalah anak

seorang tokoh Nasional bahkan sebagai anak Menteri Agama pertama,

cucu Hadrotus Syeh Hasyim Asy‟ari pendiri Organisasi terbesar yaitu

NU, yang tumbuh dalam dunia pesantren tradisional. Akan tetapi dalam

perjalanannya Gus Dur telah menjadi seorang ulama bahkan cendikiawan

muslim yang juga bergerak dalam wilayah pemerintahan.

Page 163: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

150

2) Corak Pemikiran Tokoh

Banyak pemikiran Gus Dur salah satunya yaitu tentang pluralisme.

Menurut penulis, pluralisme yang diusung Gus Dur bukan dari segi

ideologi, di mana meyakini agama lain memiliki kebenaran yang sama

dengan Islam. Akan tetapi pluralisme Gus Dur hanya dalam konteks

kehidupan berbangsa dan bernegara atau dalam kehidupan sosial sebagai

realisasi prinsip kebebasan dalam beragama dan berkeyakinan. Selain itu

Gus Dur lebih suka mengatakan “Semua agama mengajarkan kebaikan

dan kebenaran sesuai keyakinan para pemeluknya”

(www.gusdurfiles.com). Dengan demikian Gus Dur dalam pergaulannya

tidak memandang latar belakang, baik sosial, budaya, ras, golongan,

termasuk agama. Akan tetapi, hal itu tidak menghilangkan identitas dan

keyakinan sebagai seorang muslim.

Page 164: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

151

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis tentang

“Konsep Pendidikan Islam Inklusif Perspektif KH. Abdurrahman Wahid”,

yang telah dijelaskan oleh KH. Abdurrahman Wahid dalam beberapa

karyanya, penulis berkesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep pendidikan Islam inklusif KH. Abdurrahman Wahid adalah

konsep pendidikan Islam yang berwawasan multikutural dengan

menekankan keterbukaan terhadap adanya keberagaman. Konsep ini

diambil dari corak pemikiran Gus Dur yang inklusif sehingga hadir

pemikiran yang plural dan humanisasi. Dengan corak pemikiran yang

plural diharapkan pendidikan Islam mampu membuka diri terhadap

perbedaan, sehingga akan menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan di

tengah-tengah masyarakat yang plural. Kemudian untuk nilai-nilai

humanisme, diaktualisasikan dalam pendidikan Islam sehingga akan

menumbuhkan sikap saling menyayangi sesama manusia tanpa melihat

latar belakang agamanya. Corak pemikiran Abdurrahman Wahid lebih

menekankan sikap keterbukaan dalam segala aspek pendidikan Islam,

terutama dalam aspek materi yang disampaikan. Dalam penyampaian

materi bukan hanya doktrin ajaran Islam yang disampaikan, melainkan

Page 165: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

152

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mampu terimplimentasi dengan

baik dan teraplikasi dalam masyarakat.

2. Adapun relevansi pendidikan Islam inklusif KH. Abdurrahman Wahid

dengan pendidikan saat ini, menurut penulis sangat relevan sekali,

mengingat di era sekarang pendidikan Islam hanya menampilkan segi

kognitifnya daripada afektif dan psikomotorik. Selain itu, pendidikan

Islam sekarang masih mengajarkan secara tekstual dan normatif. Dengan

adanya pendidikan Islam inklusif diharapkan pendidikan Islam lebih

membuka diri untuk mengajarkan ajaran Islam secara luas dan terbuka.

B. Saran

Dengan selesainya penelitian ini, adapun beberapa saran yang penulis

sampaikan, diantaranya yaitu:

1. Bagi seluruh komponen pendidikan agar mampu mengembangkan

pendidikan Islam yang berparadigma inklsuif dalam pelaksanaan

pembelajaran sehingga akan terbentuk peserta didik kritis, toleran

terhadap perbedaan di tengah-tengah masyarakat yang plural, serta

mampu bersikap kasih dan sayang terhadap sesama tanpa memandang

latar belakang agamanya.

2. Bagi seorang pendidik seyogyanya dalam menyampaikan materi ajar

tidak terpaku pada teks-teks semata, akan tetapi bagaimana pembelajaran

yang disampaikan mampu menumbuhkan sikap keberagaman sesuai

dengan Bhineka Tunggal Ika.

Page 166: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

153

3. Bagi kalangan akademisi hendaknya melakukan kajian yang lebih

mendalam tentang nilai-nilai inkusif, terutama dalam dunia pendidikan

sekarang. Dengan pengkajian yang lebih mendalam akan memberikan

solusi alternatif terhadap permasalah yang menyaitkan agama.

Page 167: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abidin, Zainal. 2009. Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikul-

turalisme Cetakan Ke-1. Jakarta: Balai Penelitian Dan Pengembangan

Agama.

Al-Madyuni, MQ. 2013. Sang Kiai Tiga Generasi (KH. M. Hasyim Asy‟ari, KH.

A. Wahid Hasyim, dan KH. Abdurrahman Wahid) Cetakan Ke-1. Tebuireng:

Pustaka Al-Khumul.

Al-Mustaufi, M. Yahya. 2014. AJARAN SANG WALI, Pemikiran Gus Dur dari

Tasawuf hingga Demokrasi Cetakan Ke-1. Tebuireng: Pustaka Al-Khumul.

Arif, Mahmud. 2008. Pendidikan Islam Transformatif Cetakan Ke-1. Yogyakarta:

LkiS Yogyakarta.

Arif, Syaiful. 2016. Humanisme GUS DUR Cetakan Ke-2. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Cetakan Ke-11. Jakarta: PT

Rineka Cipta anggota IKAPI.

Assegaf, Abd. Rachman. 2014. Filsafat Pendidikan Islam (Paradigma Baru

Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif) Cetakan Ke-3.

Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Barton, Greg. 2016. Biografi Gus Dur The Authorized Biography Abdurrahman

Wahid Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Saufa Bekerjasama dengan IRCisoD dan

LkiS.

Basri, Hasan. 2014. Filsafat Pendidikan Islam Cetakan Ke-2. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Daymon, Christine. 2008. Metode-metode Riset Kualitatif dalam Public Relations

dan Marketing Comunications Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Bentang anggota

IKAPI.

Departemen Agama. 2007. Syamil Qur‟an dan Terjemahan.Bogor:

LajnahPentafshihan Mushaf Al Qur‟an.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 2006. Undang-undang dan Peraturan

Pemerintahan RI tentang Pendidikan. DEPAG RI.

Page 168: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Dzakiri, M. Hanif. 2010. 41 Warisan Kebesaran Gus Dur Cetakan Ke-1.

Yogyakarta: LkiS.

Faisol. 2011. Gus Dur & Pendidikan Islam: Upaya Mengembalikan Esensi

Pendidikan di Era Global Cetakan Ke-1. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam (Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh)

Cetakan Ke-1. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodelogi Research. Yogyakarta: UGM Fakultas

Psikologi.

Hadi, Syamsul. t.t. GUS DUR Guru Bangsa, Bapak Pluralisme. Jombang: Zahra

Book.

Hamid, M. 2010. Gus Gerr Bapak Pluralisme & Guru Bangsa Cetakan Ke-1.

Yogyakarta: Pustaka Marwa (Anggota Ikapi).

Harisah, Afifuddin. 2017. Pendidikan Agama Inklusif (Membangun Toleransi dari

Sekolah) Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata.

Idi, Abdullah dkk. 2006. Revitalisasi Pendidikan Islam Cetakan Ke-1.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Irawan, Aguk. 2015. Peci Miring Cetakan Ke-1. Tangerang: PT. Kaurama Buana

Antara.

Jalaluddin. 2003. Teologi Pendidikan Cetakan Ke-3. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Kaelan. 2010. Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta:

Paradigma.

Kembara, Tri. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Surabaya:

Pustaka Dua.

Khaelany, Munawar J. 2014. Sunan Kalijaga Guru Orang Jawa Cetakan Ke-1.

Yogyakarta: Araska Pinang Merah Residence Kav. 14.

Kodir, Abdul. 2015. Sejarah Pendidikan Islam (Dari Masa Rasulullah hingga

Reformasi di Indonesia) Cetakan Ke-1. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mandan, Arief Mudatsir dkk. 2010. Jejak Langkah Guru Bangsa GUS DUR

Cetakan Ke-1. Jakarta: Pustaka Indonesia Satu.

Page 169: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Masdar, Umaruddin. 1999. Membaca Pemikiran Gus Dur dan Amin Rais Cetakan

Ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta:

Orbritrust Corp. Moleong, Lexy. J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif

Cetakan Ke-26. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam Cetakan Ke-1.

Surabaya: Pusat Studi Agama, Politik dan Masyarakat (PSAPM).

Muhmidayeli. 2013. Filsafat Pendidikan Cetakan Ke-2. Bandung: PT Refika

Aditama.

Mujtahid. 2011. Reformasi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Maliki Press

(Anggota IKAPI).

Nizar, Samsul. 2005. Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam:

Potret Timut Tengah Era Awal dan Indonesia Cetakan Ke-1. Ciputat: PT.

Ciputat Press Group.

Ramayulis. 2015. Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan

Islam Cetakan Ke-4). Jakarta Pusat: Kalam Mulia.

Ratna, Nyoman Kuntha. 2009. Teori, Metode Penelitian Pendidikan Sastra (Dari

Strukturalistik hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ridwan, Nur Khalik. 2016. NU & Bangsa 1914-2010 Cetakan Ke- 3. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Rifa‟i, Muhammad. 2016. GUS DUR: Biografi Singkat 1940-2009 Cetakan Ke-5.

Jogjakarta: Garasi House of Book.

Rosyidi, Imran. 2009. Pendidikan Berparadigma Inklusif. UIN-Maliki Press:

Anggota IKAPI.

Sistem Pendidikan Nasional Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang

Pendidikan.

Shofan, Moh. 2004. Pendidikan Berparadigma Profetik (Upaya Konstruktif

Membongkar Dikotomi Sistem Pendidikan Islam) Cetakan Ke-1. Jogjakarta:

IRCisoD.

Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodelogi Penelitian Cetakan Ke-9. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Page 170: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Wahid, Abdurrahman. 1998. Tabayun Gus Dur Pribumisasi Islam Hak Minoritas

Reformasi Kultur. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

. 2006. Islamku Islam Anda Islam Kita. Jakarta: The

Wahid Institute Seeding Plural and Peaceful Islam.

. 2007. Islam Kosmopolitan Nilai-nilai Indonesia &

Trnsformasi Budaya. Jakarta: The Wahid Institute Seeding Plural and

Peaceful Islam.

. 2010. Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren.

Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

. 2016. Tuhan Tidak Perlu Dibela. Yogyakarta: Saufa

(Bekerja sama dengan LKiS).

Zed, Mestika. 2008. Metodelogi Penelitian Kepustakaan Cetakan Ke-2. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia anggota IKAPI.

Sumber Jurnal dan Skripsi:

Andre, Winarco. 2017. Skripsi Konsep Pendidikan Akhlak Perspektif Sholeh

Darat Cetakan Ke-1. Salatiga: IAIN Salatiga.

Aisyah, D. 2003. Hubungan Birokrasi dengan Demokrasi. USU Digital Library.

Arif, M. 2011. Pendidikan Agama Islam Inklusif Multikultural. Jurnal Pendidikan

Islam, 1(1).

Dulisanti, R. (2015). Penerimaan Sosial dalam Proses Pendidikan Inklusif (studi

kasus pada proses pendidikan inklusif di Smk Negeri 2

Malang). INDONESIAN JOURNAL OF DISABILITY STUDIES

(IJDS), 2(1).

Harian Kompas. 2017. Perundangan Perkuat Kebersamaan Sekolah dan

Keluarga. Terbit Selasa, 25 Juli 2017.

Maghfuri, Wahid Irfan. 2013. Skripsi Konsep Islam Inklusif Menurut DR. Alwi

Shihab dan Implikasinya terhadap Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta:

UIN Sunan Kalijaga.

Mahabbati, A. (2012). Pendidikan yang Inklusif dan Menyenangkan. Disampaikan

dalam seminar nasional Diseminasi hasil pelatihan luar negeri bidang

pendidikan dasar program bermutu dikti Hotel Grand Dafam MM

Yogyakarta, 23-25 Mei.

Page 171: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Masykur, S. 2017. Pluralisme Dalam Konteks Studi Agama-

agama. TOLERANSI, 8(1).

Muqoyyidin, A. W. 2013. Membangun Kesadaran Inklusif Multikultural Untuk

Deradikalisasi Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 2(1).

Mustholih, A. 2011. Konsep Pendidikan Pluralisme Menurut Abdurrahman

Wahid dalam Perspektif Pendidikan Islam (Doctoral dissertation, IAIN

Walisongo).

Novianto, Ahmad. 2014. Skripsi Aktualisasi Nilai-nilai Islam Inklusif Dalam

Pendidikan Islam (Kajian Pemikiran Andurrahman Wahid). Jogjakarta:

UIN Sunan Kalijaga.

Nurjanah, Nisa. 2013. Skripsi Pemikiran Islam Inklusif Dalam Kehidupan Sosial

Beragama dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam (Studi Pemikiran

KH. Abdurrahman Wahid). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Pracahya, Resdhia Maula. 2013. Skripsi Konsep KH. Abdurrahman Wahid

Tentang Pendidikan Islam Multikultural. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Rudiyati, S. (2011). Potret Sekolah Inklusif di Indonesia. In Makalah Seminar

Umum AKESWARI.

Saraswati, R. 2011. Calon Perseorangan: Pergeseran Paradigma Kekuasaan

Dalam Pemilukada. Masalah-Masalah Hukum, 40(2).

Sukring. 2016. Solusi Konflik Sosial dalam Perspektif al-Qur‟an. Journal of

Islamic Studies and Humanities Vol. 1, No. 1, Juni 2016:h. 103-122. DOI:

10.18326/millati.v‟lil.103-122.

Syarif, H. Z. 2015. PENDIDIKAN TEOLOGI INKLUSIF; KONSEP DAN

APLIKASI1.

Zainiyati, H. S. 2014. Pendidikan Multikultural: Upaya Membangun

Keberagamaan Inklusif Di Sekolah.ISLAMICA: Jurnal Studi

Keislaman, 1(2).

Sumber Wawancara:

Wawancara dengan Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau yang akrab disapa

Mbak Alissa Wahid, salah satu putri KH. Abdurrahman Wahid, sekaligus

koordinator Jaringan Gusdurian Nasional pada tanggal 3 Juni 2017 di

Masjid Apung Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Page 172: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Wawancara dengan M. Fakhrur Rifa‟i selaku koordinator Gusdurian Yogyakarta.

Wawancara berlangsung pada tanggal 3 Juni 2017 di Masjid Apung

Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Wawancara via e-mail dengan Ilmi Najib selaku koordinator Gusdurian Malang

atau Garuda Malang, pada tanggal 24 Mei 2017.

Page 173: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian
Page 174: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian
Page 175: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Lampiran 3

Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Nama : Dian Apriani

Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 29 April 1994

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Pulo Rt. 05/01, Kel. Mangin, Kec.

Karangrayung, Grobogan

Riwayat Pendidikan :TK Dharma Wanita (2000-2001)

SD N 4 Mangin (2001-2006)

SMP N 1 Karangrayung (2006-2009)

SMA N 1 Andong, Boyolali (2009-2012)

Email : [email protected]

Page 176: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian
Page 177: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian
Page 178: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian
Page 179: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Lampiran 6

BIODATA NARASUMBER

Nama Lengkap : M. Ilmi Khoiron Najib

Tempat, Tanggal Lahir : Mojokerto, 1 Agustus

Agama : Islam

Alamat : Joyo Utomo V Blok F, Merjosari, Malang

Pengalaman Organisasi : Mencari pengalaman di GARUDA Malang

Page 180: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

LEMBAR WAWANCARA

Judul Skripsi : Konsep Pendidikan Islam Inklusif Perspektif KH. Abdurrahman

Wahid

Jurusan : Pendidikan Agama Islam/ FTIK

Pertanyaan :

1. Menurut teman-teman Gusdurian, seperti apa sosok Gus Dur?

2. Apa alasan-alasan bagi Gusdurian menerima pemikiran-pemikiran seorang

Gus Dur?

3. Apa yang perlu diteladani dan ditekuni dari sosok Gus Dur?

4. Pemikiran Gus Dur seperti apakah yang diperlukan di era sekarang

berkaitan dengan pendidikan?

5. Begitu banyak corak pemikiran Gus Dur, seperti demokrasi, pluralisme,

inklusif. Bagaimana corak pemikiran tersebut diaplikasikan dalam dunia

pendidikan saat ini?

Page 181: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

LEMBAR JAWABAN

1. Kami penggerak GARUDA ( Gerakan GUSDRian muda) malang bukan

alasan menerima tidaknya konsep pemikiran Gusdur, namun dari gerakan hati

para penggerak bahwa konseptualisasi dari pemikiran Gusdur sangat relatif

untuk di pakai dalam sosial masyarakat di zaman sekarang ini, dengan

semangat menginternalisasi pancasila sebagai landasan berbangsa dan

bernegara di indonesia.

2. Sikap kesederhanaan dan ksatriaan beliau untuk membela minoritas.

3. Dalam konsep agama, Gusdur memisahkan konsep itu dengan kenegaraan,

namun tidak menghilangkan posisi nilai dari agama, kontekstual pemikiran

Gusdur memberikan nuansa sejuk sebagai Guru bangsa sehingga bangsa ini

menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pendidikan harus menjadi sebuah pintu metodologis yang membangun

seiring perkembangan zaman, namun tidak keluar dari nilai berkebangsaan,

sudah lama pendidikan bangsa ini bersifat fungsional sebagai contoh para

peserta didik di atur dalam satu bidang ke ilmuaan yang sesuai dengan

jurusan. upaya memberikan pendidikan yang terbuka dan bebas berfikir,

berkarya masih ilusi di bangsa ini.

Lembaga pendidikan di bangsa ini harus mempunyai konsel baru yang

memberika kebebasan dan berkreasi, pendapat, berfikir serta bergerak di

wilayah segala ilmu pengetahuan. Manusia berpendidikan tidak sama dengan

robot yang bisa diperdaya semaunya dan menjadi buruh di tanah sendiri.

4. Prisma gusdur adalah salah satu sikap mengidealisir nilai-nilai luhur

berbangsa, yang meletakkan kesemua sikap nilai dari pada kedudukan yang di

agungkan sebagai prinsip pengarah yang telah membawakan bangsa kejayaan

kemerdekaan. Konsep prisma mengambil sikap prinsip-prinsip kebijaksanaan

seperti keserasian tanpa menghilangkan keseimbangan dalam meletakkan

agama, sosial dan politik, sehingga konsep langkah dalam prisma menjadi

sebuah teknis kerangka berfikir dan memutuskan sebuah pembangunan

Page 182: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

negara indonesia yang berlandaskan pancasila, dasar Undang-Undang dasar

1945 dan NKRI.

5. 9 nilai pemikiran Gusdur yang sudah rermaktub pada Jaringan GUSDURia,

yang berisi

a. Ketauhidan yakni berisi dari keimanan kepada Allah sebagai maha, satu-

satunya dzat hakiki, ketauhidan di dapatkan lebih dari sekedar di ucapkan

dan di lafalkan namun pandangan ketauhidan ini menjadi poros nilai-nilai

ideal diperjuangkan Gus dur melampaui kelembagaan dan birokrasi

agama yang di mana di wujudkan dalam.perilaku dan perjuangan sosial,

ekonomi, politik dan kebudayaan dalam menegakkan nilai-nilai

kemanusiaan

b. Kemanusiaan bersumber dari ketauhidan bahwa manusia adalah makhluk

tuhan yang paling mulia yang di percaya mengelola dan memakmurkan

bumi, kemanusiaan merupakan cerminan sifat-sifat ketuhanan,

memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya, merendahkan dan

menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan tuhan sang

pencipta.

c. Keadilan yakni bersumber dari martabat yang harus dibawah oleh

manusia sebagai keseimbangan dan ketetapan dalam kehidupan

bermasyarakat, namun keadilan tidak sendirinya hadir di dalam realitas

kemanusiaan oleh karena itu harus diperjuangkan, dengan membawa

semangat keadilan menyebarkan perjuangan perlindungan dan pembelaan

kepada pada kelompok masyarakat yang di perlakukan tidak adil

merupakan tanggung jawab moral kemanusiaan. Hal ini yang sudah

diperjuangakan oleh Gus dur sepanjang hidupnya.

d. Kesetaraan yakni bersumber dari pandangan bahwa setiap manusia

memiliki martabat yang sama di hadapan tuhan, kesetaraan meniscayakan

adanya perlakuan adil, ketiadaan diskriminasi dan subordinasi, hubungan

sederajat, serta marjinalisasi dalam masyarakat. Nilai ke -4 ini sudah di

perjuangankan sepanjang kehidupan Gusdur, terutama bergeraknya beliau

Page 183: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

melakukan pembelaan dan pemihakan terhadap kaum tertindas dan

dilemahkan yang didalamnya terrdapat kaum minoritas.

e. Pembebasan yakni bersumber dari pandangan bahwa setiap manusia

memiliki tanggung jawab dalam menegakkan kesetaraan dan keadilan,

semangat pembebasan dimikiki oleh jiwa yang merdeka, bebas dari rasa

takut dan otentik, Gusdur selalu memfasilitasi tumbuhnya jiwa-jiwa

merdeka yang mampu membebaskan dirinya dan siapapun.

f. Persaudaraan yakni bersumber dari prinsip-prinsip penghargaan atas

kemanusiaan, keadilan, kesetaraan dan semangat menggerakkan

kebaikan, Gusdur selalu mengajarakan pentingnya menjunjung tinggi

persaudaraan, bahkan terhadap yang berbeda keyakinan, pemikiran, ras,

dan suku.

g. Kesederhanaan yakni bersumber dari jalan pemikiran yang subtansial,

sikap dan perilaku hidup yang wajar dan patut, kesederhanaan menjadi

konsep kehidupan yang di hayati, kesederhanaan menjadi budaya

perlawananan atas sikap berlebihan, materialistik dan konruptif.

h. Keksatriaan yakni bersumber dari keberanian untuk memperjuangkan

nilai- nilai yang diyakini dalam mencapai keutuhan tujuan yang di raih.

Proses perjuangan dilakukan dengan mencerminkan integritas pribadi

dengan penuh tanggung jawab atas konsekuensi yang di ambil.

i. Kearifan lokal yakni bersumber dari nilai-nilai sosial budaya yang

berpijak pada tradisi kehidupan masyarakat. Kearifan lokal Indonesia di

antaranya berwujud dasar negara Pancasila, konstitusi UUD 1945,

Bhinneka Tunggal Ika dan seluruh tatanan nilai kebudayaan Nusantara

yang beradab, Gusdur menggerakkan kearifan lokal dan menjadikannya

sumber gagasan dan pijakan sosial - budaya - politik dalam bergerak

keadilan, kesetaraanvdan kemanusiaan, tanpa kehilangan sikap terbuka

dab progressif terhadap perkembangan peradaban yang harus selalu di

tempuh.

Page 184: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Lampiran 7

Foto-foto Penelitian

Potret KH. Abdurrahman Wahid

Kawasan Makam KH. Abdurrahman Wahid

Page 185: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Wawancara

Foto bareng setelah wawancara dengan Mbak Alissa Wahid di kampus UGM

M. Fakhrur Rifa‟i, selaku koordinator Gusdurian Jogja

Kegiatan Gusdurian (Pecinta Gus Dur)

Page 186: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian

Mbk Alissa sedang mengisi acara Islam Ramah di Kampus, yang diselenggarakan

oleh Gusdurian Jogja di kampus UGM.

Kegiatan Gusdurian Salatiga dan Sobat Muda Salatiga dalam Seminar “Pancasila

Yes! Belajar Bersama Menyayangi Indonesia” di Ruang Bhineka Tungggal Ika

DPRD Salatiga.

Page 187: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF PERSPEKTIF K.H ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2001/1/skripsi fix dian.pdf · Islam Inklusif dengan pendidikan di era sekarang? Jenis penelitian