25
PAGE 1 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN RP09-1304 Oleh: Rulli Pratiwi Setiawan, ST, M.Sc. ©RPS 2014 KONSEP DASAR PERMUKIMAN

Konsep Dasar Permukiman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PWK ITS

Citation preview

Page 1: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 1

PERUMAHAN DAN PERMUKIMANRP09-1304

Oleh:Rulli Pratiwi Setiawan, ST, M.Sc.

©RPS 2014

KONSEP DASAR PERMUKIMAN

Page 2: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 2

Housing in Human Perspective

“One of man’s basic concerns is a house – a place to find protection from the

rain and elements.

But a house can be much more than a building.

It is the social context of his family life – the place where he loves and shares

with those who are closest to him.

And in the world where poorer people are striving for a higher standard of

living, a house can be a symbol of man’s self-respect”

(Pedro Arrupe, S.J.)

Page 3: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 3

Shelter and human needs

Housing needs many different human needs.

The late psychologist Abraham Maslow provided a useful framework for

understanding human needs in his study of human motivation.

In 1954, Maslow proposed that needs be ranked at five levels, creating what

he called a hierarchy of human needs.

Page 4: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 4

Hierarchy of Human Needs (Maslow)

SELF-ACTUALIZATION

NEED

ESTEEM NEEDS

SOCIAL NEEDS

SAFETY NEEDS

PHYSIOLOGICAL NEEDS 5

4

3

2

1

Page 5: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 5

Hierarchy of Human Needs, Maslow

1. Physiological needs

These biological needs are the same for all members of the human

species.

They are most elemental needs.

Human beings need food to eat, air to breathe, space to move in, space in

which to expel the byproducts of body functions, and they need rest and

sleep.

Unless biological needs are at least minimally met, the individual cannot

survive.

Page 6: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 6

Hierarchy of Human Needs, Maslow

2. Safety needs

People want to keep and protect what they have.

Security is experienced as predictability – that is, they know there is

some continuity and stability in what is happening to and around them,

and they know they will be safe from harm.

At this level, ritual and ceremony enter human life.

These contribute to feelings of basic security by suggesting that it is

possible to control the events on which human survival depends.

Page 7: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 7

Hierarchy of Human Needs, Maslow

3. Social needs

These include feelings of belonging, acceptance, and being loved.

They need contact and association with other human beings to become

fully human.

4. Esteem needs

Each human being needs to feel positively about himself.

This comes from a feeling of belonging, of participating effectively in the

group to which one belongs and from which one derives feelings of

security.

It includes feelings of self-confidence, achievement, competence, and

independence.

Page 8: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 8

Hierarchy of Human Needs, Maslow

5. Self-actualization need

Each person has unique abilities and talents.

Unless lower-level needs have been reasonably well met, they may never

be the opportunity to become a self-actualizing person – that is, a person

who has become what he or she is uniquely capable of becoming, a

person who is self-fulfilled.

Page 9: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 9

Housing in the Light of Maslow’s Hierarchy of Needs

1. Physiological needs

Provide a place to rest and sleep, only minimal shelter exists, other

physical needs may be met outside the shelter.

People from different cultures may have different needs of housing

characteristics.

2. Safety needs

Housing creates a shell for its occupants and protects them from the

outside world.

Within its shell, a family or other human group can feel safe.

Page 10: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 10

Housing in the Light of Maslow’s Hierarchy of Needs

3. Social needs

Housing provides a setting for interaction and the intimate activities that

make up our social experiences.

Housing has tremendous impact on social relations.

The form of housing dictates the activities that can take place in it.

4. Esteem needs

In most cultures, housing has a status-conferring function.

In our society, success confers status, and feelings of accomplishment and

achievement are important components of self-esteem.

Page 11: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 11

Housing in the Light of Maslow’s Hierarchy of Needs

5. Self-actualization need

For self-actualizing people and families, housing is more than a place to

live.

It is the place to be and the place to become what each person alone or

as part of a group is uniquely capable of becoming.

Whether or not housing meets this need is a highly subjective evaluation

concerning what factors in housing and in the home environment are

likely to contribute to authentic self-development for each family

member.

Page 12: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 12

Perumahan dan Permukiman

Perumahan dan permukiman dapat dianalogikan sebagai sarang dan habitat

dalam suatu sistem biologi.

Sarang: tempat tinggal makhluk hidup, tempat ia selalu kembali,

membesarkan keturunan, menyimpan makanan, dan tempat berorganisasi

kalau makhluk itu makhluk sosial seperti lebah.

Habitat: lingkungan tempat makhluk itu beredar, mencari makan, dan

bertemu serta bergaul dengan lawan jenisnya atau makhluk yang lain.

Bagi manusia, perumahan bukan sekedar sarang, karena manusia bukan

sekedar makhluk biologi.

Habitat bagi manusia meliputi keseluruhan bumi ini istilah habitat

digunakan sebagai nama organisasi dunia di bawah naungan PBB yang fokus

perhatiannya adalah masalah permukiman.

Page 13: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 13

Perumahan dan Permukiman

Dalam upaya untuk merumuskan kebijakan dan rencana tindak, istilah

habitat tidak lagi digunakan, yang digunakan adalah istilah permukiman.

Permukiman: perumahan atau kumpulan tempat tinggal dengan segala unsur

serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam permukiman.

Perumahan: wadah fisik, Permukiman: wadah fisik dengan isinya, yaitu

manusia yang hidup bermasyarakat dan berbudaya (Kuswartojo dkk, 2005).

Page 14: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 14

Perumahan dan Permukiman

Menurut Charles Abrams, perumahan bukan hanya lindungan, tetapi

merupakan bagian dari kehidupan komunitas dan keseluruhan lingkungan

sosial.

Istilah permukiman muncul di akhir tahun 60-an, yang diartikan sebagai

paduan perumahan dan kehidupan manusia yang menempatinya.

Permukiman dikatakan telah hadir bersamaan dengan kehadiran peradaban

dan kebudayaan manusia itu sendiri.

Page 15: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 15

The Issue of Housing

The word “housing” can be used as “a noun” or as “a verb”.

As a noun housing describes a commodity or product.

The verb “to house” describes the process or activity of housing.

The measures of “housing products” are the alternative physical standards

commonly used.

The measures of “housing activities” are dwelling units, financial costs, time

invested and even human effort.

Page 16: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 16

Unsur Perumahan dan Permukiman

Unsur-unsur perumahan dan permukiman terdiri atas:

1. Manusia, berupa individu, kelompok dan masyarakat

2. Struktur atau bangunan

3. Sistem jaringan, yaitu jaringan fisik, fungsional, ekonomi dan sosial budaya

4. Alam

Page 17: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 17

ALAM

JEJARING

MASYARAKATMANUSIA

LINDUNGAN

Unsur-unsur Dalam Permukiman (Doxiadis, 1971)

Page 18: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 18

Unsur dan Faktor dalam Permukiman

Unsur & Faktor yang mempengaruhi pemukiman sehingga eksistensinya

berperan dalam pembangunan kota:

1. UnsurHunian:

Fungsi kota sebagai sub pusat pemukiman

Prasarana:

Ketersediaan prasarana dalam lingkup pelayanan

Sarana:

Ketersediaan sarana dalam lingkup pelayanan

Page 19: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 19

Unsur dan Faktor dalam Permukiman

Prasarana

Kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman

dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti:

• Jalan, Drainase, Limbah, Persampahan

Sarana

Fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan

kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, seperti:

• Fasilitas pemerintahan, Fasilitas pendidikan, Fasilitas pelayanan kesehatan,

Fasilitas perdagangan, Fasilitas peribadatan, Fasilitas rekreasi dan kebudayaan,

Fasilitas olah raga dan lapangan terbuka, Fasilitas ruang terbuka hijau.

Page 20: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 20

Unsur dan Faktor dalam Permukiman

2. Faktor:

Kehidupan dan penghidupan

Kehidupan: fisik, mental, sosial ataupun psikologis

Penghidupan: ekonomi

Page 21: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 21

Perumahan dan Permukiman di Perkotaan

Kaitan antara pembangunan perumahan dan permukiman dengan penataan

ruang di perkotaan:

RTRW sebagai hasil perencanaan tata ruang, merupakan landasan

pembangunan sektoral. Setiap pembangunan sektoral yang berbasis ruang

perlu mengacu pada rencana tata ruang yang berlaku.

Untuk kawasan perkotaan, alokasi ruang untuk perumahan dan permukiman

merupakan yang terbesar dibandingkan dengan alokasi penggunaan lainnya.

Lingkup pembangunan perumahan dan permukiman senantiasa mencakup

aspek penataan ruang dan aspek penyediaan prasarana dan sarana lingkungan.

Page 22: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 22

Perumahan dan Permukiman di Perkotaan

Issue dan tantangan dalam penataan ruang yang terkait dengan pembangunanperumahan dan permukiman:

Pemanfaatan lahan perumahan dan permukiman belum sepenuhnya mengacupada RTRW, dan masih berorientasi pada pengembangan yang bersifathorizontal.

Izin lokasi pemanfaatan lahan perumahan dan permukiman melebihikebutuhan nyata sehingga meningkatkan luas area lahan tidur (vacant land).

Pemanfaatan lahan perumahan dan permukiman belum memberikan rasakeadilan kepada penduduk berpenghasilan rendah sehingga selalu tersingkirke luar kota dan jauh dari tempat kerja.

Page 23: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 23

Perumahan dan Permukiman di Perkotaan

Issue dan tantangan.....ctd.

Ketidakseimbangan pembangunan desa – kota serta meningkatnya urbanisasi

yang mengakibatkan permukiman kumuh dan berkembangnya masalah sosial

di kawasan perkotaan.

Konflik penggunaan lahan, khususnya antara penggunaan permukiman dengan

penggunaan kawasan lindung.

Pemanfaatan ruang untuk perumahan dan permukiman belum serasi dengan

pengembangan kawasan fungsional lainnya atau dengan program

sektor/fasilitas pendukung lainnya.

Page 24: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 24

Perumahan dan Permukiman di Perkotaan

Issue dan tantangan.....ctd.

Kebutuhan lahan untuk permukiman semakin meningkat seiring dengan terus

meningkatnya jumlah penduduk.

Tantangan terbesar dalam penataan ruang serta pembangunan perumahan

dan permukiman adalah bagaimana memberdayakan peran masyarakat agar

mampu memenuhi kebutuhan perumahannya sendiri yang sehat, aman, serasi,

dan produktif tanpa merusak lingkungan hidup dan merugikan masyarakat

luas.

Page 25: Konsep Dasar Permukiman

PAGE 25

REFERENSI

Budihardjo, Eko. 2006. Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Newmark L. Norma & Patricia J. Thompson. 1977. Self, Space and Shelter: AnIntroduction to Housing. NewYork: Harper and Row Publishers.

Kuswartojo, Tjuk, dkk. 2005. Perumahan dan Permukiman di Indonesia. Bandung:Penerbit ITB.

Turner F.C. John & Robert Fichter. 1972. Freedom to Build. New York: TheMacmillan Company.