37
CHAPTER 5 KONSEP DASAR A. Pengertian Karena penalaran dalam perekayasaan laporan keuangan bersifat deduktif dan normative, penyimpulan dimulai dari suatu premis atau asumsi yang disepakati dan dianggap valid tanpa harus diuji kebenarannya. Akan tetapi, ada keyakinan bahwa premis tersebut bermanfaat untuk landasan pengembangan rerangka konseptual. Premis tersebut biasanya berbentuk konsep dan dinyatakan secara eksplisit atau implisit. Dalam rerangka konseptualnya misalnya FASB menyebut beberapa konsep seperti conservatism, substance over form, dan accrual basis. Konsep semacam itu sering disebut dengan berbagai nama yaitu postulat (postulates), asumsi dasar (basic assumption), basic features, prinsip umum (broad principles) aksioma (axioms), doktrin (doctrines), konvensi (conventions), fundamental (fundamentals), premis dasar, dan kendala (constrains). Konsep tersebut secara umum disebut sebagai konsep dasar (basic concept).disebut konsep dasar karena apabila konsep tersebut dianutmaka akan terdapat implikasi atau konsekuensi akuntansi tertentu. Pada dasarnya konsep adsar tersebut merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkan laporan keuangan. 1

Konsep Dasar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Dasar

CHAPTER 5

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Karena penalaran dalam perekayasaan laporan keuangan bersifat deduktif dan normative,

penyimpulan dimulai dari suatu premis atau asumsi yang disepakati dan dianggap valid

tanpa harus diuji kebenarannya. Akan tetapi, ada keyakinan bahwa premis tersebut

bermanfaat untuk landasan pengembangan rerangka konseptual. Premis tersebut biasanya

berbentuk konsep dan dinyatakan secara eksplisit atau implisit. Dalam rerangka

konseptualnya misalnya FASB menyebut beberapa konsep seperti conservatism,

substance over form, dan accrual basis.

Konsep semacam itu sering disebut dengan berbagai nama yaitu postulat (postulates),

asumsi dasar (basic assumption), basic features, prinsip umum (broad principles)

aksioma (axioms), doktrin (doctrines), konvensi (conventions), fundamental

(fundamentals), premis dasar, dan kendala (constrains). Konsep tersebut secara umum

disebut sebagai konsep dasar (basic concept).disebut konsep dasar karena apabila konsep

tersebut dianutmaka akan terdapat implikasi atau konsekuensi akuntansi tertentu.

Pada dasarnya konsep adsar tersebut merupakan abstraksi atau konseptualisasi

karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkan laporan keuangan.

B. Sumber Konsep Dasar

Terdapat berbagai sumber konsep dasar yang diajukan dengan isi yang berbeda-beda.

Adapun daftar seperangkat konsep dasar dari sumber-sumber yang berbeda adalah

sebagai berikut :

1) Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)

IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih juga

mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar dalam rerangka konseptual IASC, yaitu :

Bais Akrual (accrual basis)

Usaha Berlanjut (going concern)

1

Page 2: Konsep Dasar

2) Paul Grady

Grady mengidentivikasi terdapat 10 konsep dasar sebagai konsep yang mendasari

kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai

keterbatasan (limitations) yang melekat pada statement keuangan.

Kesepuluh konsep dasar tersebut adalah sebagai berikut :

Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi

(asociety and government structure honoring private property right)

Entitas bisnis spesifik (specific business entity)

Usaha nerlanjut (going concern)

Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun (monetary expression in

accounts)

Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama (consistency between

periods for the same entity)

Kenekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen (diversity in

accounting among independent entities)

Konservatisme (conservatism)

Keterandalan data melalui pengendalian internal (dependability of data

through internal control)

Materialitas (materiality)

Ketepatwaktuan dalam laporan keuangan membutuhkan taksiran (timelines in

financial reporting requires estimation)

3) Accounting Principles Board

Accounting Principles Broad (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar

(basic features) dan memuatnya dalam APB Statement no. 4.3. APB mengidentifikasi

tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya

akuntansi, yaitu :

Entitas akuntansi (accounting entity)

Usaha berlanjut (going concern)

Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban (measurement of economic

resource and obligations)

2

Page 3: Konsep Dasar

Periode-periode waktu (time periods)

Pengukuran dalam unit uanga (measurement in terms of money)

Akrual (accrual)

Harga pertukaran (exchange price)

Angka pendekatan (approximation)

Pertimbangan (judgment)

Informasi keuangan umum (general purpose financial information)

Statement keuangan berkaitan secara mendasar (fundamentally related

financial statement)

Substansi dari pada bentuk (substance over form)

Materialitas (materiality)

4) Wolk, Tearney dan Dodd

Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan

beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan (input oriented principles)

dan prinsip berorientasi keluaran (output oriented principles).

Yang termasuk ke dalam prinsip berorientasi masukan yaitu recognition, matching,

conservatism, disclousure, materiality, dan objectivity, sedangkan yang termasuk ke

dalam prinsip berorientasi keluaran yaitu comparability, consistency, dan uniformity.

Adapun keempat konsep yang dikategorikan sebagai postulat adalah sebagai berikut :

Usaha berlanju (going concern)

Periode waktu (time period)

Entitas akuntansi (accounting entity)

Entitas akuntansi (accounting entity)

Unit moneter (monetary unit)

5) Anthony, Hawkins dan Merchant

Anthony, Hawkins dan Merchant mendaftarkan sebelas konsep yang dijadikan basis

dalam membahas isi, bentuk, susunan dan arti penting statement keuangan. Konsep

dasar 1-5 dikategorikan sebagai pelandas statement posisi keuangan (neraca) dan

konsep 6-11 dikategorikan sebagai pelandas statement laba rugi.

3

Page 4: Konsep Dasar

Adapun kesebelas konsep dasar tersebut adalah sebagai berikut :

Pengukuran dalam unit uang (money measurement)

Entitas (entity)

Usaha berlanjut (going concern)

Kos (cost)

Aspek ganda (dual aspect)

Periode akuntansi (accounting period)

Konversatisme (conservatism)

Realisasi (realization)

Penandingan (matching)

Konsistensi (consistency)

Materilaitas (materiality)

6) Paton dan Littleton

Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Patton dan Littleton (1970) merupakan

konsep-konsep dasar yang dikenal sebelum sumber-sumber yang dijelaskan

sebelumnya. Adapun konsep-konsep dasar yang dikemukakan oleh P&L adalah

sebagai berikut :

Entitas Bisnis Atau Kesatuan Usaha (Business Entity)

Kontinuitas Usaha (Continuity Of Activity)

Penghargaan Sepakatan (Measured Cinsideration)

Kos Melekat (Cost Attach)

Upaya Dan Hasil/Caoaian (Effort And Accomplishment)

Bukti Terverivikasi Dan Objektif (Verifiable, Objective Evidence)

Asumsi (Assumption)

C. Konsep Dasar Patton Littleton (Pengertian Dan Implikasinya Masing-Masing)

4

Page 5: Konsep Dasar

1. Entitas Bisnis Atau Kesatuan Usaha (Business Entity)

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau

badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan

kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam

perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut

pandang akuntansi.

Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau

badan usaha diperlakukan sebagai orang (person). Dengan demikian, konsep ini

mempersonifikasikan badan usaha sehingga badan usaha tersebut dapat melakukan

perbuatan hukum dan ekonomik (misalnya membuat kontrak atau memiliki asset) atas

nama badan tersebut dan bukan atas nama pemiliknya. Jadi hubungan antara badan

usaha dan pemiliknya dipandang sebagai hubungan bisnis (hak dan kewajiban atau

utang dan piutang). Pemisahan kedudukan antara kesatuan usaha dengan pemiliknya

mengartikan bahwa fungsi manajemen terpisah dari fungsi investasi.

Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi

berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha, dan bukan pemilik badan

usaha. Dengan kata lain badan usaha atau kesatuan usaha bertindak sebagai kesatuan

pelapor (reporting entity) yang bertanggung jawab kepada pemilik. Kesatuan usaha

merupakan pusat pertanggung jawaban dan statement keuangan merupakan medium

pertanggungjawaban. Konsep dasar ini didukung legitimasinya dari segi administrasi

yang baik. Secara administrasif, pemisahan antara pemilikan dan manajemen

(khususnya perusahaan tidak berbadan hokum) merupakan praktek yang sehat yang

sangat penting. Dari segi yuridis, konsep ini sangan didukung legitimasinya dengan

diakuinya bentuk badan usaha perseroan terbatas (PT) secara hukum.

5

Page 6: Konsep Dasar

Gambar 5.1

Pengertian Konsep Kesatuan Usaha

Kesatuan Usaha Terpisah

Manajemen Pemilik

Berbuat dan bertindak atas namanya sendiri Akuntan

Implikasi konsep kesatuan usaha :

1) Batas Kesatuan

Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuian

usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan

ekonomik. Artinya akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan

ekonomik bukan kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali (control)

oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat

pertanggungjawaban keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara

ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu

kesatuan.

2) Pengertian Ekuitas

Karena hubungamn antara kesatuan usaha terpisah dengan pemilik dan hubungan

tersebut dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha mempunyai

6

Page 7: Konsep Dasar

implikasi terhadap pendefenisian ekuitas. Dengan sudut pandang kesatuan usaha,

secara konseptual ekuitas/modal adalah utang atau kewajiban perusahaan kepada

pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendefenisian secara structural bahwa ekuitas

adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih sebagaimana didefenisikan dalam

rerangka konseptual FASB.

3) Pengertian Pendapatan

Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan (dan untung)

didefenisikan sebagai kenaikan atau aliran masuk asset. Dengan konsep kesatuan

usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan

merupakan asset perusahaan dan bukan asset pemilik. Kalau ada aliran asset masuk,

maka asset perusahaan akan bertambah dan inilah yang disebut dengan pendapatan.

Tambahan asset ini pada akhirnya nanti akan dikembalikan kepada pemilik kalau

perusahaan tidak diteruskan ayau dilikuidasi. Ini berarti bahwa pada saat kas masuk

sebagai pendapatan, perusahaan sebenarnya telah mempunyai hutang kepada

pemilikyang pada saatnya nanti akan dikembalikan. Pada saat terjadi pendapatan atau

kenaikan asset, maka pada saat yuang sama telah terjadi penambahan utang unit

usaha kepada pemilik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan

menambah ekuitas (utang kesatuan usaha kepada pemilik). Jadi pendapatan

menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan usaha pendapatan sebagai

kenaikan (aliran masuk) kas menimbulkan kenaikan utang usaha kesatuan usaha

kepada pemilik (ekuitas). Dengan demikian defenisi pendapatan menurut FASB

konsisten dengan konsep kesatuan usaha.

4) Pengertian Biaya

Penyerahan p[roduk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan asset

(sediaan barangay) berkurang. Berkurangnya asset (sejumlah kos barang terjual)

inilah yang dimaksud dengan biaya. Bila pendapatan yang diperoleh diabaikan atau

dipisahkan dengan berkurangnya asset, maka berkurangnya asset sebesar kos barang

terjual ini akhirnya harus ditanggung oleh pemilik. Jadi, seandainya semua asset

(setelah dikurangi dengan utang) harus dikembalikan kepada pemilik, jumlah rupiah

7

Page 8: Konsep Dasar

yang kembali kepemilik akan berkurang sebesar biaya tersebut. Ini berarti bahwa

pada saat terjadi biaya, utang kepada pemilik akan berkurang dan pemilik harus

bersedia menanggung biaya tersebut karena kesatuan usaha dapat dikatakan bertindak

untuk kepentingan pemilik. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya mengurangi ekuitas.

Sesuai dengamn gagasan P&L, pendapatan dan biaya merupakan pendapatn dan

biaya kesatuan usaha bukan pemilik. Oleh karena itu, pendapatan dan biaya tidak

didefenisikan atas dasar perubahan ekuitas, tetapi atas dasar perubahan asset.

5) Sistem Berpasangan

System berpasangan (double entry) atau aspek ganda (dual aspect) yang

dikemukakan Anthony, Hawkins, dan Merchant sebenarnya merupakan konsekuensi

logis atau turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara manajemen

dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan asset

yang dikelolanya dan sumber asset tersebut. Ini berarti bahwa pengaruh transaksi

terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk utang-piutang dengan

pemilik dan pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk melaksanakan hal ini

dengan mudah dan nyaman, digunakanlah system berpasangan.

6) Persamaan Akuntansi

Konsep kesatuan usaha memisahkan manajemen dengan penyedia dana (investor dan

kreditor) dan manajemen bertanggungjawab kepada mereka. Pertanggungjawaban

menuntut agar asset yang dipercayakan kepada manajemen selalu ditunjukkan sumber

atau asalnya. Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan ini. Hubungan

fungsional inilah yang disebut dengan persamaan akuntansi. Persamaan akuntansi

merupakan cara mengimplikasikan system berpasangan.

7) Artikulasi

Sebagai konsep dasar yang dikemukakan APB, yaitu bahwa statement keuangan

berkaitan secara mendasar (fundamentally related financial statement), artikulasi

sebenarnya merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha. Dengan

artikulasi akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statement laba rugi akan

8

Page 9: Konsep Dasar

sama dengan laba dalam statement perubahan ekuitas, dan jumlah rupiah ekuitas

akhir dalam statement perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas

dalam neraca.

Dengan konsep kesatuan usaha, pendapatan (P), biaya (B), dan laba (P-B)

didefenisikan sebagai perubahan asset yang akhirnya mempengaruhi ekuitas. Dengan

demikian, posisi keuangan awal digabung dengan perubahan akan menghasilkan

posisi keuangan akhir.

Bila dikaitkan dengan focus pengukuran, pendefenisian pendapatan dan biaya

(dengan sendirinya laba) sebagai perubahan asset atau kewajiban sering disebut

dengan pendekatan asset-kewajiban (asset-liability approach). Akibat artikulasi,

laporan laba rugi adalah satu-satunya sarana untuk melaporkan perubahan bersih asset

dan kewajiban. Dengan demikian laba merupakan konsekuensi pengukuran asset dan

kewajiban sebagai fokus. Demikian juga ekuitas semata-mata merupakan akibat atau

produk samping pengukuran perubahan aset bersih sehingga tidak didefinisikan

secara simantik seperti aset atu kewajiban. RK FASB dibangun atas dasar pendekatan

asset-kewajiban sehingga ekuitas didefenisikan sebagai asset dikurangi kewajiban

kemudian laba komprehensif didefenisikan sebagai perubahan ekuitas. Pendefenisian

ekuitas dan laba komprehensife tersebut masih bersifat structural dan belum

sepenuhnya semantic.

Pasangan atau lawan dari pendekatan asset-kewajiban adalah pendekatan pendapatan-

biaya. Pendekatan ini menekankan pendefenisian, pengakuan, dan pengukuran

pendapatan dan biaya (dengan sendirinya laba) sehingga perubahan asset dan

kewajiban dianggap sebagi akibat atau produk samping pengukuran pendapatan dan

biaya.

Pendekatan aset-kewajiban dan pendapatan-biaya mengakibatkan pendefinisian,

pengukuran dan pengakuan element yang satu merupakan produk samping

pendifinisian, pengukuran, dan pengakuan element lainnya. Hal ini terjadi karena

akuntansi menganut pendekatan artikulasian yaitu bahwa sttement keuangan harus

beraktikulasi. Dengan pendekatan ini, semua perubahan aset bersih akibat transakssi

dengan non kepemilikan dilaporkan melalui statement laba-rugi dan laba komperensif

9

Page 10: Konsep Dasar

sehingga integritas statement laba-rugi dapat dipertahankan. Dengan demikian, laba

atau rugi penahan aset harus dilaporkan dalam statement laba-rugi tidak langsung ke

ekuitas sebagai penyesuaian laba ditahan. Pendekatan seperti ini menghalangi

pengukuran element statement laba-rugi terpisah atau indipendent terhadap

pengukuran elemen-elemen neraca. Oleh karena itu, timbullah gagasan tentang non

artikulasian yang memisahkan pengukuran elemen-elemen kedua statement dapat

berbeda sehingga dihasilkan neraca berbassis pengukuran aset-kewajiban dan

statement laba-rugi berbasis pengukuran pendapatan biaya yang indipenden.

2. Kontinuitas Usaha (Continuity Of Activity)

Konsep kesatuan usaha akan menjadi pertimbangan pada saat penyusuna statement

keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses

perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup

perusahaan di masa datang yang tidak pasti. Dalam menghadapi ketidakpastian

kelangsungan usaha, akuntansi menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa

harapan normal atau umum pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan

berkembang bukan untuk mati atau dilikuidasi.

Implikasi konsep kontinuitas usaha (going concern) :

1) Arti Penting Laporan Periodik

Untuk mengukur kinerja akhir perusahaanj secara objektif, akuntan tidak

harus menunggu sampai kesatuan usaha dilikuidasi, karena memang bukan

likuidasi yang menjadi tujuan dari perusahaan. Untuk suatu periode, tingkat

mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu disebut dengan

tingkat imbalan investasi. Tingkat imbalan tersebut dapat diukur secara

periodic. Daya melaba adalah rata-rata dalam jangka panjang tingkat imbalam

periodic tersebut.

10

Page 11: Konsep Dasar

2) Kedudukan Statement Laba Rugi

Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber

ekonomik masuk dan keluar satuan usaha (pendapatan-biaya) harus

dipenggal-penggal dengan periode waktu sebagai wadah atau penakar. Jadi

konsep periode waktu yang dikemukakan oleh Anthony, Hawkins dan

Merchant atau konsep periode akuntansi yang dikemukakan oleh APB

sebenarnya merupakan turunan dari konsep dasar kontinuitas usaha.

Penggalan pendapatan dan biaya untuk satu periode dituangkan dalam

statement laba rugi periodic sehingga statement laba rugi dipandang sebagai

statement yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba

dalam rangka menilai daya melaba.

Pemenggalan aliran data yang terus menerus dalam penggalan waktu sebagai

penakar cendrung memutus keterkaitan antara kejadian-kejadian antarperiode

yang berkaitan. Akibatnya, kalau tidak hati-hati orang cendrung mengartikan

bahwa laba besar suatu periode merupakan indikator kesuksesan manajemen

pada periode tersebut padahal laba yang besar itu sebenarnya hasil penjualan

yang besar akibat kampanye produk secara besar besaran pada periode

sebelumnya.

Oleh karena itu, informasi keuangan yang dituangkan dalam statement

keuangan periodik harus dianggap bersifat tentative (provisional in character)

dan bukannya tuntas (final).

3) Fungsi Neraca dan Penialaian Elemennya

Konsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari penilaian

elemen atau pos neraca dan interpretasi jumlah rupiah yang dimuat di

dalamnya. Dengan konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca

adalah untuk menunjukkan sisa potensi-potensi jasa (services potential) atau

sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi (menjadi biaya) dalam

tahun yang berakhir pada tanggal neraca. Dengan kata lain, neraca berfungsi

menunjukkan potensi jasa yang masih dimilki/dikuasai kesatuan usaha untuk

menghasilkan pendapatan dalam periode-periode berikutnya.

11

Page 12: Konsep Dasar

Oleh karena itu, proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada

setiap pos neraca bukanlah merupakan proses penilaian harga jual tetapi

merupakan pengukuran sisa potensi jasa yang direpresentasi oleh kos yang

melekatpadanya sehingga akuntansi menilai pos-pos neraca pada umumnya

berdasarkan kos historis.

3. Penghargaan Sepakatan (Measured Consideration)

Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau penghargaan

kesepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan

bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif, terutama dalam mengukur sumber

ekonomik yang masuk dan sumber ekonomik yang keluar.

Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah menyediakan

informasi yang terpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas

transaksi pertukaran dengan perusahaan lain. Akuntansi berfungsi untuk

menyimbolkan secara tepat bermacam-macam kegiatan atau transaksi perusahaan

tersebut secara kuantitatif dan bermakna sehingga informasi semantic (objek-ukuran-

hubungan) dapat disampaikan dengan baik dan efektif. Penghargaan sepakatan

merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi objek-objek honogenus

yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antarobjek yang bermakna.

Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam system

akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar dalam penyusunan

berbagai laporan manajerial dan statement keuangan.

1) Istilah yang Tepat

P&L tidak menyebut bahan olah dasar akuntansi sebagai nilai karena setiap orang

kemungkinan akan menilai sesuatu secara berbeda-beda, sehingga nilai akan

menimbulkan banyak interpretasi. Istilah nilai akan memberi kesan bahwa

akuntansi mengolah bahan yang tidak homogenus. Nilai bersifat objektif dan

interpretative sedangkan penghargaan sepakatan adalah apa yang melekat pada

objek sehingga bersifat objektif dan inheren.

12

Page 13: Konsep Dasar

Penghargaan sepakatan dalam sebuah pertukaran merupakan istilah yang

mengandung makna adanya penilaian bersama antara penjual dan pembeli. Pada

saat transaksi terjadi, pencatatan penghargaan sepakatan atau agregat harga

memank dapat dikatakan sebagai pencatatan nilai, tapi beberapa saat setelah

transaksi, nilai dapat berubah tetapi jumlah rupiah yang tercatat tidak. Jumlah

rupiah yang tercatat itulah yang nantinya akan menjadi bahan olahan bagi

akuntan. Jadi, akuntansi tidak mengolah nilai tapi penghargaan kesepakatan.

P&L tidak menggunakan istilah cost untuk menunjuk penghargaan sepakatan

karena cost terlanjur mempunyai makna umum sebagai acquisition cost dari sudut

pandang pihak yang memperoleh sumber ekonomik.

Menurut Soewardjono, istilah cost sebenarnya cukup tepat untuk menyatakan

price aggregate atau measured consideration karena alas an-alasan sebagai

berikut :

Dari segi penjual, walaupun istilah cost tidak cukup luas, aliran masuk

penghargaan sepakatan penjualan/pendapatan yang dicatat (berupa

kas/piutang) akhirnya akan menjadi cost juga kalau sudah digunakan

untuk memperoleh barang atau jasa. Cost akan tetap menjadi pengukur

berbagai pos asset dan kewajiban.

Dari segi pembeli, kalau istilah cost mempunyai keterbatasan karena tidak

dapat menyatakan hal yang sama dari kedua belah pihak dalam suatu

pertukaran, keterbatasan ini sebenarnya tidak menimbulkan masalah

karena akuntansi menganut konsep kesatuan usaha.

2) Jasa di Balik Kos

Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah

untuk mengkuantifikasi objek atau jasa ke dalam satuan yang homogenus dan

juga karena harga dalam satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk

menyatakan kesepakatan dalam pertukaran. Dari segi akuntansi, bukan uang atau

harga yang memiliki arti penting melainkan potensi jasa yang ada dibalik angka

tersebut.

13

Page 14: Konsep Dasar

3) Keterbatasan Informasi Akuntansi

Dengan memahami arti penting kos sebagai bahan olah akuntansi sebenarnya

dapat dikenali keterbatasan akuntansi dalam memberikan informasi untuk

kepentingan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi hanya merupakan

sebagian dari informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusa oleh pihak

eksternal dan manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan dan

kebijakan didasarkan pada dat akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya

keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi

dan akan diwarnai dengan hal-hal yang kualitatif dan subjektif seperti : tujuan

secara keseluruhan, sasaran jangka pendek, sekera pribadi, kepentingan umum,

peraturan pemerintah, alas an politik dan sebagainya.

4. Kos Melekat (Cost Attach)

Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya

sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-

gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini

adalah bahwa tujuan pengelompokan, pemecahan, dan penggabungan kos adalah

untuk mengikuti aliran upaya (effort) dalam menyediakan produk dan jasa.

Produk biasanya mempunyai manfaat yang lebih besar dari pada manfaat masing-

masing komponen pembuat produk secara terpisah.

Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung (embodied

cost) yaitu kos yang benar-benar terkandung dalam suatu objek atau produk

sebagai pasangan kos penggantian, yaitu kos seandainya objek tersebut tidak ada

dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan kos kesempatan.

1) Saat Pengakuan Nilai Tambah

Secara ekonomik, kegiatan perusahaan terdiri atas penggabungan berbagai

factor produksi untuk menghasilkan produk baru yang nilainya lebih tinggi.

Kalau kegiatan produksi menggunakan bahan baku dan bermacam factor

produksi, kegiatan akuntansi menggunakan kos untuk menyatakan

pemprosesan factor produksi tersebut. Tujuan kegiatan akuntansi adalah

14

Page 15: Konsep Dasar

mengikuti secara tepat pengubahan tersebut dengan menggolongkan,

memecah, dan mengikhtisarkan kos bahan baku, kos tenaga kerja, kos jasa

mesin (depresiasi), dan kos factor produksi lainnya sehingga seluruh kos

tersebut secara bersama-sama akan membentuk kos produk. Jadi konsep dasar

kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut harus ada

anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan

dengan kos lain secara tepat.

Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan

tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Kalau kos produk harus

menunjukkan niali, maka ke dalam kos produk tersebut harus dimasukkan

jumlah rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekat pada

produk sebagai akibat proses produksi itu. Nilai tambah ini akan terealisasi

kalau produk telah terjual dan asset (kos) baru masuk ke dalam satuan usaha.

Realisasi pendapatan melalui penjualan sebenarnya menandai dan mengukur

dua macam kos baru sebagai bahan olah akuntansi selanjutnya, yaitu :

Kos baru sebagai penggantian kos yang melekatdan dikorbankan

(keluar dari kesatuan usaha) yang mempresentasi upaya penyediaan

produk atau jasa yang diserahkan kepada pembeli produk.

Kos baru sebagai tambahan asset (laba) yang menunjukkan imbalan

untuk jasa modal yang ditanamkan dan resiko yang ditanggung dalam

menjalankan usaha.

2) Wadah Penggabungan

Dalam mengikuti alur fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan dan

kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti kos

digabungkan dengan produk sebagai wadah atau penakar penggabungan.

Setelah produk diserahkan kepada pelanggan, maka kos yang melekat pada

unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis

dapat disebut dengan kos barang terjual (cost of good sold).

Kos yang ikatannya dengan produk dapat dikenali dengan mudah, biasanya

wadah penggabungannya adalah produk, misalnya kos tenga kerja langsung.

15

Page 16: Konsep Dasar

Kos yang tidak erat kaitannya dengan produk atau sukar dirunut secara praktis

ke produk, maka wadah penggabiungannya adalah periode (waktu) dan akan

membentuk kos periode (period cost), misalnya adalah kos administrasi.

5. Upaya Dan Hasil/Capaian (Effort And Accomplishment)

Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh

hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa

upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya, buakan

sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu entitas melakukan

kegiatan produksi maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk walaupun

belum terealisasi. Secara teknis, kesatuan usaha (entitas) harus menghasilkan atau

menyediakan barang atau jasa untuk menciptakan pendapatan dengan cara

menyerahkan atau menukarkan barang/jasa tersebut.

Terdapat beberapa implikasi pada konsep upaya dan hasil, yaitu :

1) Perlunya Basis Asosiasi

Selisih antara kos masuk dan kos keluar disebut dengan laba. Laba mencerminkan

keefektifan manajemen dalam mengelola sumber ekonomik dan merupakan

informasi penting bagi pihak yang berkepentingan khususnya bagi mereka yang

menyediakan sumber ekonomik yang menanggung resiko akhir. Ukuran

keefektifan akan tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang

menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian, diperlukan dasar asosiassi yang

tepat dan rasional agar kedua komponen tersebut dan agar laba mempunyai makna

atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.

2) Penakar Asosiasi Ideal dan Praktis

Konsep ini merupakan konsekuensi labih lanjut dari konsep kontinuitas usaha,

bahwa untuk menentukan kemajuan perusahaan tidak perlu ditunggu nasib

akhir perusahaan itu terjadi. Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan

dengan perusahaan memerlukan wadah atau penakar kemajuan dari waktu ke

waktu. Yang ditakar adalah biaya sebagai upaya dan pendapatan sebagai hasil.

16

Page 17: Konsep Dasar

Penakar yang dimaksud adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya

dan pendapatan. Penakar yang paling cocok adalah penakar yang dapat

menunjukka secara tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakar

adalah biaya yang benar-benar menyebabkan timbulnya pendapatan yang

masuk dalam penakar tersebut. Kalau penakar sudah ditentukan, masalah

berikutnya adalah menentukan berapakah kos yang harus masuk ke dalam

penakar sehingga dapat dibaca (dihitung) kos yang dapat diperhitungkan

sebagai upaya dan kos pendapatan yang diperhitunhkan sebagai hasil. Karena

tidak semua kos mudah dikaitkan dengan produk, akuntansi beralih kepada

periode waktu sebagai penakar untuk dijadikan dasar dalam menandingkan

kos yang telah dikorbankan (biaya) dan pendapatan. Periode akuntansi

merupakan penakar pengganti yang memang mudah dilaksanakan tetapi

konsep dasarnya tetap, yaitu bahwa untuk mengukur laba yang tepat

dalam suatu periode maka pendapatan dari hasil penjualansejumlah

produk atau jasa harus ditandingkan dengan biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh pendapatan tersebut.

3) Laba Akuntansi vs Ekonomik

Konsep ini mempunyai implikasi terhadap interpretasi laba akuntansi. Dengan

konsep ini laba dipandang sebagai residual atau selisih pengukuran dua

elemen yang berkaitan yaitu pendapatan dan biaya. Laba yang diperoleh

dengan cara seperti ini disebut dengan laba structural atau formal. Disebut

laba formal karena laba tersebut diperoleh dengan menerapkan ketentuan-

ketentuan formal (satandar atau prinsip akuntansi).

4) Kos Aktual

Dalam menandingkan biaya dan hasil, akuntansi hanyalah menandingkan

upaya yang benar-benar telah terjadi oleh suatu entitas sehingga laba yang

diperoleh adalah selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang

benar-benar terjadi.

17

Page 18: Konsep Dasar

5) Asas Akrual atau Himpun

Karena akuntansi mendasarkan diri pada konsep upaya dan hasil dalam

menetukan besarnya laba, akuntansi tidak membatasi pengertian biaya atau

pendapatan pada biaya yang telah dibayar atau pendapatan yang telah

diterima. Akuntansi menekankan substansi suatu kegiatan atau transaksi yang

menimbulkan biaya dan pendapatan. Artinya, akibat suatu transaksi tertentu

yang telah terjadi, berjalannya wkatu sudah dapat menjadi dasar untuk

mengakui biaya atau pendapatan. Karena itu dalam proses penandingan,

akuntansi mendasarkan diri pada asas akrual bukannya asas tunai.

Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang

meyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak entitas timbul lantaran

penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan baiay diakui pada saat

kewajiban timbul karena penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada

barang dan jasa yang diserahkan tersebut. Sebagai konsekuensi asas ini,

akuntanis mengakui pos-pos akrual dan tangguhan.

6) Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah biaya nyata dan bukan hipotesis. Depresiasi untuk satu

periode harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang

diberikan oleh asset tetap tidak terjadi sekaligus pada saat pemerolehan atau

pemberhentian asset tersebut.

Sebagai upaya, penentuan besarnya depresiasi tidak bergantung pada besarnya

laba perusahaan walaupun besarnya biaya depresiasi mempengaruhi besarnya

laba periodic.

7) Kapasitas Menganggur

Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metode tertentu harus tetap

merupakan biaya untuk menghasilkan pendapatan walaupun perhitungan

tersebut menimbulkan atau bahkan menambah rugi perusahaan. Misalnya

biaya depresiasi suatu kendaraan, meskipun kendaraan tersebut tidak

dipergunakan, namun tetap baiya depresiasinya dihitung dan menjadi

18

Page 19: Konsep Dasar

pengurang pendapatan. Ilustrasi seperti inilah yang dimaksud dengan

kapasitas menganggur.

8) Pos-Pos Luar Biasa

Untuk menentukan laba periodic, konsep menandingkan yang berorientasi

jangka panjang akan memasukkan juga akun-akun atau pos-pos berikut :

Untung luar biasa (windfall gains) yaitu timbulnya atau bertambahnya

manfaat ekonomik atau aset yang terjadi tanpa upaya yang jelas dan

direncanakan.

Rugi luar biasa (extraordinary losses) yaitu hilangnya atau

berkurangnya manfaat ekonomik atau aset yang terjadi akibat hal-hal

yang tidak ada hubungannya atau tidak mudah dihubungkan dengan

upaya untuk memperoleh hasil.

6. Bukti Terverifikasi Dan Objektif (Verifiable, Objective Evidence)

Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat

kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya

data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji

kebenarannya. Objenktivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang

melingkupi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data

akuntansi. Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang

kaut dan sah.

1) Arti Penting untuk Pengauditan

Di samping penting karena membantu pencapaian karakteristik kualitatif

informasi yang tinggi, konsep bukti yang dapat diuji kebenarannya dan

objektif itu menjadi penting dalam kaitannya dengan pengauditan untuk

menentukan kewajaran laporan keuangan.

19

Page 20: Konsep Dasar

2) Objektifitas Bukti

Mautz dan Sharaf (1964, hal. 110) menjelaskan pengertian dan lingkup bukti

audit sebagai berikut :

Audit evidence includes all influences on the mind of auditor which affect

his judgement about the truthfulness of the financial statement

propositions, submitted to him for review.

Bukti yang objektif berarti bahwa fakta yang diungkapkan oleh sustu bukti

tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.

3) Objektifitas relative

Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektivitas bukti dalam akuntansi

bersifat relative. Oleh karena itu, konsep objektifitas dalam penciptaan data

akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada

saat penentuan fakta, bukan objektivitas mutlak.

4) Objektivitas dan Keterverifikasian Jangka Panjang

Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang objektif. Konsep

dasar bukti terverifikasi dan objektif dalam akuntansi mengandung elemen

variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektifitas. Tingkat

objektifitas bukti yang paling tinggi pada saat dan keadaan tertentu adalah yang

terbaik asalkan tujuan untuk memperoleh tingkat objektifitas yang tinggi tersebut

tidak bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha. Informasi akuntansi yang

disajikan dalam laporan keuangan periodic diciptakan dan disediakan atas dasar

objektivitas jangka panjang.

7. Asumsi (Assumption)

Asumsi dalam dalam dafta konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan

konsep dasar tetapi lebih merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar

sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan

segala keterbatasannya.

20

Page 21: Konsep Dasar

Asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih konsep yang relevan :

1) Kontinuitas Usaha

Konsep ininhanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada

umumnya. Tingkat kegagalan usaha adalah tinggi terutama untuk perusahaan

kecil. Beberapa perusahaan yang baru didirikan tidak pernah menikmati

kesuksesan usaha dalam periode selanjutnya sehingga dibubarka segera.

2) Periode Satu Tahun

Pelaporan periodic dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah salah satu

kebiasaan penting dalam akuntansi. Untuk tujuan penakaran dalam

penghitungan pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut,

interval waktu yang biasanya digunakan adalah satu tahun, baik tahub

kalender ataupun tahun buku/fiscal.

3) Kos Sebagai Bahan Olah

Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didasarkan atas

asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan

nilai wajar pada saat terjadinya.

4) Daya Beli Uang Stabil

Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai

dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa. Dalam

periode-periode yang mengalami inflasi yang cukup tinggi, asumsi tersebut

jelas tidak berlaku lagi untuk tujuan-tujuan tertentu.

5) Tujuan Mencari Laba

Asumsi ini tidak diragukan kelayakannya. Keinginan untuk menghasilkan

laba adalah karakteristik nyata yang melekat pada perusahaan-perusahaan

komersial pada umumnya.

21

Page 22: Konsep Dasar

Konsep Dasar Lain

Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P&L tersebut merupakan konsep dasar yang

terpadu dan lengkap sebagai landasan konseptual untuk merekayasa pelaporan keuangan.

Beberapa konsep yang belum yang belu tercakup dalam konsep dasar P&L adalah

sebagai berikut :

1) Substansi Daripada Bentuk

Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat

perekayasaan atau dalam menetapkan standar di tingkat penyusun standar,

akuntansi akan menekankan makna atau substansi ekonomik suatu objek atau

kejadian daripada makna yuridisnya, meskipun makna yuridis mungkin

menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi yang berbeda.

2) Pengakuan Hak Milik Pribadi

Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan nhak milik pribadi harus dilindungi

atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat

memiliki sumber ekonomik atau asset. Pemilikan merupakan salah satu cara

untuk mendapatkan penguasaan.

Salah satu perlindungan adalah adanya kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada

pihak lain. Laporan keuangan yang memuat asset dan kewajiban kesatuan usaha

merupakan salah satubentuk pertanggungjawaban tersebut.

3) Keanekaragaman Akuntansi Antar Entitas

Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan (metode) akuntansi antar

entitas merupakan suatui hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi

yang melingkupi dan karakteristik kesatuan usaha individual.

22

Page 23: Konsep Dasar

4) Konservatisme

Konservatisme adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk

mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yangb terjelek dari

ketidakpastian tersebut.

5) Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan Data

Konsep ini menyatakan bahwa system pengendalian internal yang memadai

merupakan sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yang tinggi.

Konsep yang diajukan Grady ini dilandasi penalaran bahwa objektifitas mutlak

dan akuntansi mengakui adanya taksiran-taksiran sehingga keterandalan data

hanya dapat dijamin kalau entitas mempunyai SPI yang memadai.

Manfaat Konsep Dasar

Konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi,

konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun standard an berargumen untuk

menentukan konsep, prinsip, metode, atau teknik yang akan dijadikan standar.

23

Page 24: Konsep Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Soewardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE,

2005.

24