87
KOMUNIKASI ORGANISASI PONDOK PESANTREN AL-FURQAN PUTRI ERENG-ERENG KABUPATEN BANTAENG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh MUTIA NIM : 105271105516 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

KOMUNIKASI ORGANISASI PONDOK PESANTREN AL-FURQAN … · Organisasi Pondok Pesantren Al-furqon Putri Ereng-Ereng kabupaten Bantaeng. ... Sumber data sekunder adalah buku, internet,

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • KOMUNIKASI ORGANISASI PONDOK PESANTREN AL-FURQAN

    PUTRI ERENG-ERENG KABUPATEN BANTAENG

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada

    Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    MUTIA

    NIM : 105271105516

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS AGAMA ISLAM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    1442 H/ 2020 M

  • ABSTRAK

    MUTIA. 105271105516 2020. Komunikasi organisasi pondok pesantren Al-

    furqan putri ereng-ereng kabupaten bantaeng. (dibimbing oleh sudir koadhi

    dan meisil B wulur)

    Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui 1) Apa Bentuk Komunikasi

    Organisasi Pondok Pesantren Al-furqa n Putri Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng.

    2) Apa Tujuan Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Al-furqon Putri Ereng-

    Ereng Kabupaten Bantaeng. 3) Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi

    Organisasi Pondok Pesantren Al-furqon Putri Ereng-Ereng kabupaten Bantaeng.

    Penelitian ini mengungkapkan jenis penelitian kualitatif yang berlokasi di

    pondok pesantren Al-furqan putri ereng-ereng kabupaten bantaeng. Pendekatan

    penelitian yang digunakan adalah pendekatan komunikasi organisasi pada pondok

    pesantren Al-furqan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pimpinan

    pondok pesantren, guru-guru, Pembina, anggota organisasi pondok, dan santri-

    santri. Sumber data sekunder adalah buku, internet, laporan, dan dokumentasi.

    Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan

    dokumentasi. Analisis data penelitian ini melalui reduksi data, penyajian data, dan

    penarikan kesimpulan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan

    pengurus dengan santri menggunakan bentuk komunikasi kelompok, dengan

    tidak melepaskan bentuk komunikasi antar personal satu arah dan dua arah

    dalam menyampaikan materi organisasi. Munazzomah santri dibentuk untuk

    mencapai tujuan bersama, namun untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan

    manajemen yang baik dan benar. Manajemen organisasi santri al-furqan putri

    ereng-ereng meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

    pengawasan serta meliputi tujuan organisasi, struktur organisasi, perilaku

    organisasi, dan budaya organisasi. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa tujuan

    munazzomah santri yaitu untuk menyatukan, mengembangkan, membentuk serta

    memfasilitasi apa yang dibutuhan santri serta membangun jiwa seorang pemimpin

    yang berkepribadian matang.

    vi

  • ABSTRACT

    MUTIA. 105271105516 2020. A Communication of Organisations in Women

    Islamic Boarding School of Al-Furqan Ereng-Ereng in Bantaeng Regency

    (Supervised by Sudir Koadhi and Meisil B Wulur)

    The study aims to establish 1) What a form of communication of organisations in

    women Islamic boarding school of Al-Furqan Ereng-Ereng in Bantaeng regency.

    (2) what is the purpose of the communication of organisations in women Islamic

    boarding school of Al-Furqan Ereng-Ereng in Bantaeng regency. 3) Support and

    inhibitor factors of communication of organisations in women Islamic boarding

    school of Al-Furqan Ereng-Ereng in Bantaeng regency.

    The study shows a type of qualitative research located in women Islamic boarding

    school of Al-Furqan Ereng-Ereng in Bantaeng regency. The study approach used

    is the organizational communication approach in women Islamic boarding school

    of Al-Furqan Ereng-Ereng. Primary sources of data in the study are the

    headmaster of Islamic boarding school, teachers, founders, members of Islamic

    boarding school, and students. The secondary source of data are books, internet,

    reports, and documentation. The method of data collection used is observation,

    interview, and documentation. Analyze the data of this study through data

    reduction, data presentation, and deduction.

    The result of this study is communication by directors with students involve a

    form of group communication, by not relinquitting a one-way and two-way form

    of interpersonal communication in delivering organizational material.

    Organizational student is created to achieve a common goal, but to achieve those

    goals effectively requires good and proper management. The management of the

    organization in women Islamic boarding school of Al-Furqan Ereng-Ereng

    includes the process of planning, organization, administration, and supervision

    and includes the purposes of the organization, organizational structure,

    organizational behavior, and organizational culture. This study has shown that the

    goal of organizational student is to unify, develop, mold and facilitate santri's

    needs and build up the soul of a mature personality leader.

    vii

  • PRAKATA

    Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Al-Furqan Putri

    Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng”

    Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

    dalam memperoleh gelar Serjana Komunikasi pada Fakultas Agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Penulis menyadari bahwa penyusun skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

    adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

    kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

    terhormat:

    1. Kedua orang tua penulis, ayahanda abd jamil A dan ibunda tercinta sitti

    hadisa, yang sangat penulis cintai dan sayangi. Atas do‟a dan kasih sayang

    serta pengorbanan yang tulus kepada penulis sehingga sampai kejenjang

    pendidikan strata satu (S1), kepada keduanya penulis senantiasa

    memanjatkan do‟a dengan penuh harapan semoga Allah swt mengampuni

    dosa-dosa keduanya serta menyayangi keduanya sebagaimana keduanya

    mendidik penulis sejak kecil, dan semoga Allah swt. Memudahkan segala

    urusan keduanya serta memberikan kehidupan yang bahagia terhadap

    keduanya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin

    2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektorat Universitas

    Muhammadiyah Makassar

    viii

  • 3. Bapak Drs. H. Mawardi Pawangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam,

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    4. Bapak Dr. Abbas, Lc, MA Selaku Ketua Prodi Komunikasi Dan Penyiaran

    Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    5. Founder Yayasan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) Dubai Emirat

    Arab, Dr. Syeikh Mohammed Mohammed Thoyyib Khoory

    6. Bapak Dr. Sudir Koadhi, S.S.,M.Pd.I. Pembimbing I, Yang Senantiasa

    Mengiringi Langkah Penulis Dalam Menyelesaikan Skripsi Ini. Dan Ibu Dr.

    Meisil B Wulur, S.Kom.I.,M.Sos.I. Pembimbing II, Yang Senantiasa

    Memberikan Pemikiran Positifnya Dalam Proses Penyelesaian Skripsi Ini

    7. Seluruh Dosen-Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar Atas Kerja

    Samanya

    8. Kaka dan adik yang selalu memotivasi penulis sehingga penulis tetap

    semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

    9. Seluruh teman-teman KPI khusus angkatan 2016 yang selalu memberikan

    semangat kepada penulis agar sama-sama menyelesaikan skripsi.

    Kebersamaan dengan mereka selama 4 tahun membuat penulis memiliki

    keluarga baru di tempat rantauan (Makassar)

    Akhir kata yang patut penulis ucapkan melainkan secerca untaian do‟a dan

    harapan kepada Allah SWT. Semoga semua pihak yang telah memberikan

    bantuan dan bimbingan senantiasa memperoleh ganjaran pahala yang berlipat

    ganda disisi-nya. Dan juga salam perpisahan Kampus dan Almamater ku tercinta

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR, semoga tetap jaya dan maju

    ix

  • serta terus berkarya mencetak generasi-generasi emas untuk kejayaan Agama,

    bangsa dan Negara kita. Aamiin ya Rabbal „Aalamiin.

    جزاكم هللا خيرا كثيرا

    Makassar, 18 Oktober 2020

    MUTIA

    105271105516

    x

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SKRIPSI .................................................................................... i

    PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. ii

    BERITA ACARA MUNAQASYA .............................................................. iii

    SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................. iv

    ABSTRAK ..................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

    DAFTAR ISI…………………………………………………………………. vii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Komunikasi Organisasi ........................................................................ 6

    1. Pengertian komunikasi dan Organisasi ........................................... 6

    2. Pengertian Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli .................. 7

    3. Teori ................................................................................................ 9

    4. Fungsi komunikasi Organisasi ........................................................ 10

    5. Pendekatan Komunikasi Organisasi ............................................... 13

    6. Konsep Komunikasi Organisasi ..................................................... 12

    xi

  • 7. Manfaat Mempelajari Komunikasi Organisasi ............................... 12

    8. Dimensi-Dimensi Komunikasi Dalam Kehidupan Organisasi ....... 13

    B. Organisasi ............................................................................................ 15

    1. Pengertian organisasi ....................................................................... 15

    2. Tujuan organisasi ............................................................................. 16

    3. Ciri-Ciri organisasi .......................................................................... 16

    4. Unsur-Unsur organisasi .................................................................. 17

    5. Bentuk-Bentuk organisasi .............................................................. 17

    6. Penerapan Manajemen Organisasi .................................................. 18

    C. Pondok Pesantren ................................................................................. 23

    1. Pengertian pondok pesantren ........................................................... 23

    2. Tujuan pondok pesantren................................................................. 24

    3. Unsur-Unsur pondok pesantren ....................................................... 25

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................. 28

    1. Jenis Penelitian ................................................................................ 28

    2. Lokasi dan objek penelitian ............................................................. 28

    B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 29

    C. Fokus dan Deskripsi Penelitian ............................................................ 31

    D. Sumber Data Penelitia .......................................................................... 35

    E. Instrumen Penelitian............................................................................. 36

    F. Teknik Pungumpulan Data ................................................................... 36

    G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 38

    xii

  • BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Pengertian dan Sejarah Pondok Pesantren Al-furqa ........................... 41

    1. Profil Pondok Pesantren Al-furqan ................................................. 41

    2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Furqan ........................... 42

    3. Visi Misi……………………………………………………………...43

    4. Kegiatan Pendidikan Dan Ciri Khas Pondok Pesantren ................. 44

    5. Program Pengembangan Pondok Pesantren ................................... 46

    6. Pengembangan Kompetensi Akademik .......................................... 46

    B. Bagaimana Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi Pondok ............... 47

    1. Komunikasi Antra Atasan Dan Bawahan Dalam Organisasi ......... 53

    C. Tujuan Di Bentuknya Komunikasi Dalam Organisasi ........................ 60

    D. Faktor Penghambat Dan Pendukung Komunikasi Organisasi ............

    Pondok ................................................................................................ 64

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan……………………………………………………………. 65

    B. Saran…………………………………………………………………... 66

    DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….... 68

    LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………….. 70

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………….72

    xiii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Proses komunikasi dapat tercapai tidak terlepas dari penggunaan

    bahasa ferbal dan non verbal. bahasa verbal merupakan sarana utama untuk

    menyatakan fikiran, perasaan, maksud, serta tujuan. Hal tersebut dilakukan

    dengan menggunakan kata-kata untuk mempresentasikan berbagai aspek

    realitas individual. Sedangkan bahasa non verbal adalah bahasa yang

    digunakan berdasarkan tanda atau simbol dengan melalui bahasa tubuh

    manusia. Komunikasi dapat menyentuh semua aspek kehidupan sehingga

    dalam ilmu komunikasi di ketengahkan tentan g teori sistem, teori simbol,

    dan bahasa.1

    Pendekatan objektif organisasi merupakan sesuatu yang bersifat fisik

    dan kongkret, dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti,

    sesuatu yang stabil. Sedangkan pendekatan subjektif memandang organisasi

    sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang, terdiri dari tindakan-tindakan,

    interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-orang. organisasi diciptakan

    dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang

    dilakukan orang-orang diantara yang satu dengan lainnya dan tidak eksis

    1Meisil B.Wulur. Komunikasi Dakwah dan Hipnoterapi., (Cirebon: Mentari

    Jaya,2019),h.20

  • 2

    secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi

    tersebut.2

    Komunikasi adalah instrumen yang digunakan manusia dalam

    berinteraksi dengan sesama, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

    kehidupan berorganisasi. Dalam organisasi komunikasi merupakan alat yang

    berfungsi sebagai penghubung serta pembangkit motivasi antar setiap anggota

    sehingga sebuah organisasi dapat berjalan maju. proses komunikasi yang

    efektif merupakan syarat terbinanya kerja sama yang baik untuk mencapai

    tujuan organisasi. Komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan unsur

    pokok selain tujuan organisasi dan motivasi. 3

    Setiap kegiatan manusia, baik itu aktifitas sehari-hari, organisasi

    lembaga dan sebagainya tidak akan lepas dari komunikasi, sehingga dapat

    dipastikan dimana manusia hidup baik secara individu maupun anggota

    masyarakat selalu berkomunikasi, mengapa demikian? Karena komunikasi

    merupakan kebutuhan hidup manusia. Tidak mungkin seseorang menjalani

    hidupnya tanpa berkomunikasi dan komunikasi itu sendiri merupakan unsur

    penting yang membentuk dan memungkinkan berlangsungnya suatu

    masyarakat.4

    2 Chairul Furqon. Hakikat Komunikasi Organisasi.( Di akses tanggal 17-11-2019.

    Makassar) .,h.1

    3 Krisna Mulawarman dan Yeni Rosilawati. Komunikasi Organisasi.Vol.5

    No.1..Jogjakarta 2015.,h.32

    4 Zulkarnain nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta:universitas

    terbuka,1993)cet ke-1,h 2

  • 3

    Jika berbicara organisasi, maka sudah tentu akan berbicara

    komunikasi pula. Komunikasi dan organisasi tidak bisa dipisahkan. Esensi

    organisasi adalah aktifitas dan upaya untuk mengubah, dan merencanakan

    tujuan manusia, baik individua maupun kolektif secara sosial. Hal ini

    merupakan usaha setiap manusia untuk menuju kehidupan yang lebih baik

    dan lebih teratur.

    Komunikasi organisasi menjadi sangat penting kaitannya ketika suatu

    keberhasilan tercapai karena proses komunikasi yang berlangsung di

    dalamnya dapat terwujud dengan baik tanpa ada halangan. Keberhasilan dari

    organisasi ini meliputi bentuk kerjasama yang selaras antar pengurus

    organisasi dengan para anggota yang terlibat. Hasil dari bentuknya suatu

    organisasi adalah untuk meleburkan visi dan misi yang sama menjadi satu

    kesatuan yang utuh untuk tujuan yang bermanfaat bagi semua pihak yang

    mempunyai peran masing-masing di dalamnya. Dengan demikian, dapat

    dikatakan terjadi kesinambungan yang terus menerus untuk bisa melahirkan

    suatu bentuk adaptasi sosial yang menekankan bahwa manusia sebagai

    makhluk sosial memiliki suatu dorongan untuk menjalin kerjasama yang

    bermanfaat dengan orang-orang disekitarnya.5

    Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih

    lanjut mengenai komunikasi organisasi pondok pesantren Al-Furqan Putri

    Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng. Dalam upaya membentuk kemampuan

    5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai

    pustaka,2002),edisi ke-3,h.1076

  • 4

    berkomunikasi dan berorganisasi para santri, adapun alasan penulis

    mengambil judul ini, karena penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

    penerapan komunikasi organisasi yang dilakukan di pondok pesantren Al-

    Furqan antara pimpinan, guru-guru, pembina, santri senior, dan seluruh santri

    yang berada dipondok pesanten Al-Furqan Putri Ereng-Ereng Kabupaten

    Bantaeng. Maka dari itu judul dari penelitian ini adalah “Komunikasi

    Organisasi Pondok Pesantren Al-furqan Putri Ereng-Ereng Kab upaten

    Bantaeng”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Al-furqon Putri

    Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng?

    2. Apa Tujuan Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Al-furqon Putri

    Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng?

    3. Apa faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Organisasi

    Pondok Pesantren Al-furqan Putri Ereng-Ereng kabupaten Bantaeng?

    A. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Untuk Mengetahui bentuk komunikasi Organisasi Pondok Pesantren

    Al-furqan Bantaeng.

  • 5

    2. Untuk Mengetahui Tujuan Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren

    Al-furqan Bantaeng.

    3. Untuk Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi

    Organisasi Pondok Pesantren Al-furqan Bantaeng.

    B. Manfaat Penelitian

    Manfaat dalam penelitian ini terjadi atas manfaat teoritis dan

    manfaat praktis, yaitu sebagai berikut:

    1. Secara teoritis

    Mengetahui apa saja faktor penghambat dan mendukung komunikasi

    organisasi yang terjadi di pondok pesantren Al-furqon putri ereng-

    ereng kabupaten bantaeng.

    2. Secara praktis

    Mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu organisasi islam dalam

    menjalankan struktur organisasinya untuk mencapai tujuan dan

    kegiatan dalam menentukan keberhasilan komunikasi organisasi antara

    para pengurus dengan santri dan para lulusan santri.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Komunikasi Organisasi

    1. Pengertian Komunikasi Organisasi

    Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin Organizare, yang secara

    harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling

    bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada

    juga menamakannya sarana.

    Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada

    peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yang terlibat dalam

    mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

    komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa

    yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-

    faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban

    bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk

    selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi

    dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi

    dilancarkan.6

    Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai

    pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu

    6 Adiprakosa. Blogspot.Com.2008/07, Komunikasi Oganisasi, h.1 (diakses tanggal

    04-12-2019)

  • 7

    organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang di setujui oleh

    organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.

    Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai

    pekerjaan yang harus dilakukan dalam berorganisasi. Misalnya: memo,

    kebijakan, pertanyaan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun

    komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.

    Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara

    individual.7

    2. Pengertian Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli

    Menurut Arnold dan Feldman (1986) komunikasi organisasi adalah

    suatu proses pertukaran informasi diantara orang-orang dalam suatu

    organisasi. dimana didalam terdapat empat tahapan komunikasi yang

    meliputi.8

    a) Attention (Atensi atau perhatian)

    b) Chomperehension (Komperensi)

    c) Acceptance as strue (kebenaran atau fakta)

    d) Retention (Retensi)

    pendapat lain dikemukakan oleh Pace dan Faules, mereka

    berpendapat bahwa komunikasi organisasi merupakan perilaku pengatur

    organisasi yang terjadi diantara orang-orang dalam organisasi. dan juga

    7 Adiprakosa. Blogspot.Com.2008/07, Komunikasi Oganisasi, h.1 (diakses tanggal

    04-12-2019)

    8 Maxmanroe. Pengertian Organisasi. (diakses tanggal 17-11-2019),Makassar,h.8

  • 8

    bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi

    makna atas apa yang terjadi. sementara itu, menurut Wiryanto Komunikasi

    organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan organisasi didalam

    suatu kelompok. baik itu formal dari suatu organisasi.9

    3. Teori Dasar Komunikasi Organisasi

    a) teori sistem social

    Teori ini menyatakan bahwa hubungan-hubungan antara orang-orang,

    memungkinkan suatu organisasi bertahan jauh lebih lama dari pada orang-

    orang biologis yang menduduki jabatan-jabatan tertentu dalam organisasi

    b) Teori Public Relation

    Teori ini menyatakan bahwa public relation adalah keseluruhan upaya

    yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. upaya ini dilakukan

    dalam rangka menciptakan dan yang memilihara niat baik serta saling

    pengertian diantara organisasi dan khalayak. salah satu ahli yang

    mengemukakan teori ini adalah Jefknis.

    c) Teori Kepemimpinan

    Dalam teori ini, dikatakan bahwa pemimpin adalah yang membantu

    anggota untuk memenuhi kebutuhan serta tujuan kelomok secara bersama-

    9 https://www.Max.com.,Vid.organisasi dan teori Organisasi tasamu (diakses tanggal

    18-11-2019)

    https://www.max.com.,vid.organisasi/

  • 9

    sama. Hersey memformalisasikan empat tugas seorang pemimpin, antaranya

    Telling, selling, participating dan delegating.10

    d) Teori Kontinum

    Teori ini menjelaskan enam hal sebagai berikut:

    1. Manajer membuat keputusan lalu mengemumkan secara tegas.

    2. Manajer membuat keputusan dan memberi pilihan.

    3. manajer mengemukakan keputusan dan memberi kesempatan dan

    mempertanyakannya.

    4. manajer mengemukakan keputusan sementara yang masih dapat diubah.

    5. Manajer menentukan batasan dan bawahan diminta memutuskan.

    6. manejer mempersilahkan bawahan mengambil keputusan.11

    e) Teori empat sistem

    Linker menjelaskan bahwa tiga gaya kepemimpinan dalam organisasi

    yaitu:

    1. Penguasa mutlak.

    2. penguasa semi mutlak.

    3. Penasehat

    10

    https://www.Max.com.,Vid.organisasi dan teori Organisasi tasamu (diakses

    tanggal 18-11-2019)

    11 https://www.Max.com.,Vid.organisasi dan teori Organisasi tasamu (diakses

    tanggal 18-11-2019)

    https://www.max.com.,vid.organisasi/https://www.max.com.,vid.organisasi/

  • 10

    f) Teori kepribadian perilaku

    Teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang dapat menentukan ke

    efektifan dari sebuah kepemimpinan. dimana hal tersebut juga berpengaruh

    pada sifat-sifat dan prestasi dari pengikutnya.

    4. Fungsi Komunikasi Organisasi

    a. Fungsi informative

    Diartikan sebagai suatu sistem memproses informasi, dimana setiap

    anggota organisasi diharapkan mampu memberi dan menerima dengan baik

    guna kelancaran dalam menjalankan apa yang menjadi tugasnya.12

    b. fungsi regulative

    Berkaitan dengan peraturan-peraturan dan pedoman yang berlaku

    dalam suatu organisasi.

    c. fungsi persuasive

    Merupakan cara lain dari pada perintah kepada bawahannya. hal ini

    dikarenakan asumsi terkait penggunaan cara yang lebih halus akan

    menyebabkan seseorang lebih menghargai suatu tugas yang dibebankan

    kepadanya.

    d. fungsi integrative

    12

    https://www.Yuksina.com.,Vid.organisasi dan fungsi Organisasi. (diakses tanggal

    18-11-2019

  • 11

    Berkaitan dengan penyediaan saluran yang memungkinkan setiap

    anggota organisasi untuk dapat melaksanakan tugas dan pengerjaannya

    dengan baik.

    5. Pendekatan Komunikasi Organisasi

    a. Pendekatan sistem

    Karl Weick merupakan salah satu ahli yang memperoleh pendekatan

    sistem dalam studi komunikasi organisasi. ia menganggap bahwa sistem

    hierarki, garis komunikasi, dan prosedur operasi standar merupakan musuh

    dari sebuah organisasi. selain itu, Wieck berpandangan bahwa organisasi

    sebagai suatu organisasi yang harus mampu evolisioner yang bersandar pada

    tiga rangkaian proses yaitu penentuan, selesksi, dan penyimpanan.13

    b. Pendekatan Budaya

    Clifort Greetz Berpendapat bahwa organisasi merupakan bagian dari

    suatu budaya organisasi adalah cara hidup bagi para anggota. cara tersebut

    digunakan untuk membentuk sebuah realita bersama serta menjadi pembeda

    dengan budaya lainnya.

    c. pendekatan kritik

    Pandangan ini menganggap bahwa kepentingan organisasi sudah

    mendominasi hampir disemua segi kehidupan dalam masyarakat. pada

    hakikatnya, kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan menjadi

    medium utama didalamnya.

    13

    https://www.Max.com.,Vid.organisasi dan teori Organisasi tasamu (diakses

    tanggal 18-11-2019)

    https://www.max.com.,vid.organisasi/

  • 12

    6. Konsep Komunikasi Organisasi

    a. proses: Organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang dinamis,

    oleh karena itu, proses dibutuhkan agar dapat menciptakan serta

    saling menukar pesan diantara anggotanya.14

    b. pesan: dalam komunikasi organisasi pesan menjadi suatu hal yang

    sangat penting. seseorang dalam oraganisasi harus mampu

    menciptakan dan menerima pesan dengan baik.

    c. jaringan: organisasi ibarat sebuah jaringan yang terdiri atas

    serangkaian seri ini terdiri atas sekumpulan orang yang menduduki

    posisi atau jabatan tertentu.

    7. Manfaat Mempelajari Komunikasi Organisasi

    sebagaimana dijelaskan diawal kehidupan kita tak dapat dipisahkan

    dari sebuah organisasi. oleh karenanya penting bagi kita untuk mempelajari

    komunikasi organisasi. dengan mempelajari studi ini, kita menjadi paham

    posisi kita dalam sebuah organisasi baik formal dalam pekerjaan maupun

    dilingkungan masyarakat.

    Dengan pemahaman yang kita miliki, kita mampu menyesuaikan diri

    dan menempatkan diri dengan atasan maupun dengan bawahan juga dengan

    anggota organisasi yang lain akan menjadi lebih baik saat kita mengetahui

    teorinya. Terlebih bilamana kita menjadi seorang pemimpin dalam organisasi,

    14

    Pakar Komunikasi.com,. Komunikasi organisasi,teori, fungsi, konsep, dan

    penjelasanya.(diakses tanggal 18-11-2019)

  • 13

    dengan mempelajari studi komunikasi organisasi, kita menjadi paham

    bagaimana menjalankan kepemimpinan yang baik guna mencapai tujuan

    organisasi pimpinan.15

    8. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

    a. Komunikasi internal.

    Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan

    antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi,

    seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama

    bawahan. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi

    ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses

    komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa).

    Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

    1) Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari

    bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari

    bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan

    memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi,

    kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan,

    saran-saran, pengaduan-pengaduan kepada pimpinan.

    2) Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari

    karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam

    komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi

    15

    Pakar Komunikasi.com,. Komunikasi organisasi,teori, fungsi, konsep, dan

    penjelasanya.(diakses tanggal 18-11-2019)

  • 14

    atau mengalir antar bagian. Komunikasi horizontal ini memperlancar

    pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini

    membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan

    memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan

    kepuasan kerja.

    b. Komunikasi eksternal.

    Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan

    organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar,

    komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari

    pada pimpinan sendiri.16

    Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah

    terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal

    terdiri dari jalur secara timbal balik:

    1) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini

    dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian

    rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada

    hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti:

    majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah;

    pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.

    16

    Adiprakosa. Blogspot.Com.2008.07, Komunikasi Oganisasi, h.4 (diakses tanggal

    04-12-2019)

  • 15

    2) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak

    kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan

    dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.17

    B. Organisasi

    1. Pengertian Organisasi

    Oraganisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya

    sekelompok orang untuk berkerjasama secara rasionala dan sistematis,

    terkendali, dan terpemimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan

    memanfaatkan sumber daya yang ada.

    pada umumnya organisasi akan memanfaatkan berbagai sumber

    daya tertentu dalam rangka untuk mencapai tujuan, seperti, uang, mesin,

    metode atau cara, lingkungan, sumber daya, manusia, dan sumber daya

    lainnya, yang dilakukan secara sistematis dan rasional dan terkendali. 18

    a) Stone

    menurut Stoner pengertian organisasi adalah pola hubungan-hubungan

    melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan untuk mencapai

    tujuan bersama.

    b) James D. Mooney

    define organisasi adalah suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan

    oleh dua orang atau lebih.

    17

    Adiprakosa. Blogspot.Com>2008/07, Komunikasi Oganisasi, h.4 (diakses tanggal

    04-12-2019)

    18 Maxmanroe.Pengertian Organisasi.(diakses tanggal 17-11-2019),Makassar,h.1

  • 16

    2. Tujuan Organisasi

    secara umum, beberapa tujuan organisasi adalah sebagai berikut:

    a) sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan

    efisien.

    b) meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.

    c) sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan,

    penghargaan, dan pembagian kerja.

    d) sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.

    e) organisasi berperan dalam mengelola lingkungan secra bersama-sama.19

    3. Ciri-ciri Organisasi

    a) terdiri dari sekelompok orang yang pasti memiliki anggota yang

    terdiri dari dua orang atau lebih.20

    b) memiliki tujuan alasan mengapa beberapa orang bekerjasama membentuk

    organisasi adalah karena memiliki tujuan bersama yang ingin diwujudkan.

    dengan adanya tujuan tersebut, para anggota organisasi akan saling bahu

    membahu dalam melakukan usaha untuk mencapai tujuan.

    c) Saling kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi para anggota harus

    saling bekerjasama. tanpa adanya kerjasama antar anggota organisasi maka

    tujuan tidak dapat tercapai secara efektif dan efisien.

    19

    Maxmanroe.Pengertian Organisasi.(diakses tanggal 17-11-2019), Makassar,

    h.4

    20 Maxmanroe.Pengertian Organisasi. (diakses tanggal 17-11-2019), Makassar ,h.4

  • 17

    4. Unsur-Unsur Organisasi

    a. Personil (Man)

    Ini adalah unsur terpenting di dalam sebuah organisasi dimana masing-

    masing personil memiliki tingkatan dan fungsi tersendiri.

    c. kerjasama (Team work)

    Organisasi hanya bisa mencapai tujuan bersama bila para

    anggotanya melakuakn tugas dan tanggung jawab bersama-sama.21

    d. Tujuan bersama

    Ini adalah sasaran yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi, baik dari

    sisi prosedur, program, pola, hingga hasil akhir dari pekerjaan organisasi

    tersebut.22

    e. Peralatan

    Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana berupa

    kelengkapan sebuah organisasi, seperti, kantor, gedung, uang, sumber daya

    manusia, dan lainnya.

    5. Bentuk-bentuk Organisasi

    a) Organisasi Politik

    b) Organisasi Sosial

    c) Organisasi olahraga

    21

    Maxmanroe. Pengertian Organisasi. (diakses tanggal 17-11-2019), Makassar ,h.4

    22 Maxmanroe. Pengertian Organisasi.(diakses tanggal 17-11-2019), Makassar ,h.4

  • 18

    d) Organisasi Agama

    e) Organisasi pemuda

    6. Penerapan Manajemen Oranisasi

    Penerapan manajemen oranisasi adalah untuk memantapkan

    kegiatan organisasi sehingga sebelum melakukan kegiatan atau aktivitas

    pada suatu lembaga atau organisasi termasuk pondok pesantren, ada suatu

    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang telah

    disusun sedemikian rupa.

    Penerapan manajemen organisasi juga sangat membantu lancarnya

    pelaksanaan sebuah kegiatan atau aktivitas organisasi karena telah diatur

    dan diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    Masalah penerapan manajemen organisasi tentunya berbicara

    tentang fungsi manajemen organisasi itu sendiri, untuk lengkapnya

    diuraikan sebagai berikut.

    a. Perencanaan (planning)

    Perencanaan adalah hal yang dilakukan seorang atau kelompok

    sebelum melakukan kegiatan seperti menyusun agenda-agenda apa saja

    yang akan dilakukan dan cara untuk melakukan agenda tersebut.

    Penentuan segala sesuatu terlebih dahulu, untuk melaksanakan

    sebagai kegiatan atau aktivitas, itu yang disebut sebagai istilah planning.

    Adapun rumusan planning ialah planning is decided in advance what is to

    be done (penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan). Penentuan

  • 19

    ini juga merencanakan tindakan secara effectiveness, efficiency dan

    mempersiapkan input dan output.23

    Perencanaan merupakan pemilihan dan menghubungkan fakta,

    menggunakan asumsi-asumsi tentang masa depan dalam membuat

    visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusulkan dan memang

    diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.24

    Menurut Harold Koontz Cyril yang dikutip oleh Melayu S.P

    Hasibuan mengatakan perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang

    berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan,

    prosedur-prosedur, dan program-program dari alternative-alternatif yang

    ada.25

    Perencanaan dilakukan pastinya dalam suatu lembaga organisasi

    termasuk pondok pesantren hendak mencapai tujuan yaitu keberhasilan.

    Al-qur‟an sering memberikan petunjuk kepada perbuatan yang baik untuk

    menciptakan kedamaian dan kebahagiaan bagi aspek kehidupan manusia

    yang beraneka ragam.

    23

    Jawir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, h. 65 24

    George R. Terry, Prinsif-Prinsif Manajemen (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h.

    46. 25

    Melayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah,h. 40.

  • 20

    Stimulasi ini disebutkan dalam Q.S al-Hasyr/59:18.

    ۚ َ ا قَدََّمْت ِلغٍَد ۖ َوٱتَّقُى۟ا ٱَّللَّ َ َوْلتَىُظْر وَْفٌس مَّ َٰٓأَيَُّها ٱلَِّذيَه َءاَمىُى۟ا ٱتَّقُى۟ا ٱَّللَّ يَ

    َ َخبِيٌرٌۢ بَِما تَْعَملُىنَ إِنَّ ٱَّللَّ

    Terjemahannya:

    “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwahlah kepada Allah dan

    hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuat untuk hari

    esok (akhirat).”26

    Perbuatan yang baik dan memperhatikan apa yang akan

    diperbuatnya hari esok di dalam ayat tersebut diatas, tentu terselib didalam

    hati niat yang baik, yang berencana dengan rapid an teratur untuk memulai

    sesuatu tindakan atau aktivitas. Jelas bahwa ayat tersebut menganjurkan

    kepada orang-orang beriman, agar supaya memperhatikan apa yang akan

    diperbuatnya terhadap hari esok.27

    b. Pengorganisasian (organizing)

    Pengorganisasian dalam bahasa inggris organizing atau dalam

    istilah bahasa arab al-tanziem. Pengorganisasian adalah seluru proses

    pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan

    wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat

    26

    Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan, h. 548 27

    Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, h. 68

  • 21

    digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan

    yang telah ditentukan.28

    Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur

    semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia,sehingga

    pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.29

    Wujud dari pelaksanaan pengorganisasian ini adalah tampaknya

    kerja tim yang baik, kesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan,

    dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancer, stabil,

    dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses pengorganisasian

    menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan, dalam hal

    ini al-qur‟an telah menyebutkan betapa urgensinya tindakan kesatuan yang

    utuh, murni dan bulat dalam suatu kelompok termasuk pada pondok

    pesantren.

    Jelas diperlukan penyatuan dalam setiap tindakan yang terpadu,

    utuh dan kuat karenanya dilarang oleh Allah dan tindakan adu domba,

    bercerai, terpecah belah, antara sesama ummat manusia dalam satu akidah

    dan dalam keimanan apalagi dalam sebuah lembaga organisasi yaitu

    pondok pesantren.30

    28

    M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 117. 29

    George R. Terry dan Leslic W. Ruc, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: PT Bumi

    Aksara, 2008), h. 82. 30

    Lihat Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, H.

    72

  • 22

    c. Pelaksanaan (Actuating)

    Pelaksanaan adalah tahap yang direalisasikan perencanaan dan

    pengorganisasian yang telah diformulasikan baik dari sumber daya manusia

    dan alat ke dalam serangkaian kegiatan atau aktifitas dakwah pada lembaga

    organisasi pondok pesantren.

    Fungsi pengarahan adalah mengarahkan semua karyawan agar mau

    bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

    Pengarahan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin untuk

    menggerakan atau mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam

    melaksanakan sesuatu kegiatan usaha dan dapat dilakukan dengan cara

    persuasif atau bujukan dan intruksi, tergantung cara mana yang paling

    efektif dimana dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik serta benar oleh

    karyawan yang ditugasi untuk itu.31

    Faktor pembimbing dan memberikan peringatan merupakan sebagai

    hal penunjang demi suksesnya suatu rencana, sebab jika hal ini diabaikan

    akan memberikan pengaruh kurang baik terhadap kelangsungan suatu roda

    organisasi dan lain-lainnya.32

    d. Pengendalian (controlling)

    Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah

    kegiatan-kegiatan dilakukan sesuai rencana.33

    31

    Melayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah, h. 184 32

    Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, h. 77 33

    George R. Terry, Prinsif-Prinsif Manajemen, h. 18

  • 23

    Pengendalian adalah fungsi yang sangat menunjang dikarenakan

    pengendalian ini dilakukan sebelum proses, saat proses, sampai akhir dari

    proses pelaksanan sebuah kegiatan atau aktifitas dalam sebuah lembaga

    organisasi yaitu pondok pesantren.34

    C. Pondok Pesantren

    1. Pengertian Pondok Pesantren

    Secara etimologis, pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan

    pesantren. Pondok, berasal dari bahasa Arab funduuq yang berarti penginapan.

    Yang dalam pesantren Indonesia lebih disamakan dengan lingkungan

    padepokan yang dipetak-petak dalam bentuk kamar sebagai asrama bagi para

    santri. Sedangkan pesantren merupakan gabungan dari kata pe-santri-an yang

    berarti tempat santri. Sehingga dapat disimpulkan Pondok Pesantren adalah

    tempat atau asrama bagi santri yang mempelajari agama dari seseorang kyai

    atau syaikh.35

    Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang paling

    tua di indonesia. Yang dibawa oleh wali songo dan beberapa wali lainnya

    yang tersebar di seantero indonesia untuk mengajarkan secara Islam, secara

    damai tanpa ada tumpah darah sedikit pun, serta memiliki fungsi sebagai

    34

    Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, h. 78.

    35https://cunseondeok.blogspot.com/2015/11pondok-pesantren.html?m=1 (diakses

    pada tanggal 26 September 2019)

    https://cunseondeok.blogspot.com/2015/11pondok-pesantren.html?m=1

  • 24

    lembaga pendidikan dan dakwah serta lembaga kemasyarakatan yang telah

    memberikan warna pada masyarakat sekitarnya. 36

    Dan pondok pesantren juga telah banyak menelurkan para pahlawan-

    pahlawan bangsa, dan orang-orang ternama yang ada di indonesia. Oleh

    karena itu sudah tidak diragukan lagi pendidikan di pondok pesantren

    sangatlah kaya akan keistimewaan yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang

    dan terperinci.

    Kebersamaan di pondok pesantren sangatlah kental dan erat. Mulai

    dari tidur, makan mandi mengaji sekolah, hingga menjelang tidur lagi.

    Dijalani secara bersama-sama. Bahkan bisa saling membantu dengan ikhlas

    apabila ada salah satu dari teman menghadapi kesulitan atau masalah. Baik

    yang diselesaikan dengan materi maupun tenaga.37

    2. Tujuan Pondok Pesantren

    Adapun tujuan dibentuknya pondok pesantren adalah:

    a. Mencetak ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama.

    b. Mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat agama para

    santri yang telah menamatkan pelajarannya, walaupun tidak

    sampai ketingkat ulama, setidaknya mereka harus mempunyai

    kemampuan melaksanakan syariat agama secara nyata dalam

    36

    Abu Muslim, dkk, Pesantren dan Studi Islam (Cet-1; Yogyakarta: Lembaga

    Ladang Kata, 2015), h.26

    37 Abu Muslim, dkk, Pesantren dan Studi Islam, h.26

  • 25

    rangka mengisi, membina dan mengembangkan suatu peradaban

    dalam perspektif Islami.

    c. Pembentukan akhlak atau kepribadian. Para pengasuh pesantren

    yang notabene sebagai ulama pewaris para Nabi, terpanggil untuk

    meneruskan perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam membentuk

    kepribadian masyarakat melalui para santrinya para pengasuh

    pesantren mengharapkan santri-santrinya memiliki keperibadian

    yang shalih.38

    3. Unsur-unsur pondok pesantren

    Ada lima elemen dalam suatu pondok pesantren, yaitu kyai,

    pondok, mesjid, santri, pengajaran kitab-kitab klasik.

    a. Kyai, adalah tokoh sentral dalam satu pesantren, maju mundurnya

    pesantren ditentukan oleh wibawa dan kharisma sang kyai.

    b. Pondok (Asrama). Pondok merupakan tempat tinggal bersama antara

    kyai dengan para santrinya, di Pondok, seorang santri patuh dan taat

    terhadap peraturan-peraturan yang diadakan, ada kegiatan pada

    waktu tertentu yang mesti dilaksanakan oleh santri. Ada waktu

    belajar, sholat, makan, olahraga, tidur dan bahkan ronda malam.

    Pondok bukanlah semata-mata dimaksudkan sebagai tempat tinggal

    atau asrama para santri, untuk mengikuti dengan baik pelajaran yang

    38 Zulhimma, Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia (Jurnal

    Darul Ilmu, Vol. 01, No.2, 2013), h.167

  • 26

    diberikan kyai, tetapi juga tempat training atau latihan bagi santri

    yang bersangkutan agar mampu hidup mandiri.39

    c. Santri, merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, biasanya terdiri

    dari dua kelompok santri yaitu santri mukim dan santri kalong.

    Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah jauh dan

    menetap dipesantren. Sedangkan santri kalong yaitu murid-murid

    yang berasal dari desa-desa di sekitar pesantren, mereka bolak-balik

    dari rumahnya sendiri.

    d. Mesjid, merupakan sentral kegiatan muslimin baik dalam dimensi

    ukhrawi maupun duniawi dalam ajaran Islam, disamping berfungsi

    sebagai tempat melakukan salat berjamaah setiap waktu salat, mesjid

    juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar. Biasanya waktu

    belajar mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu salat

    berjamaah baik sebelum dan sesudahnya.

    e. Pelajaran kitab-kitab Islam klasik, kitab-kitab Islam klasik yang

    lebih populer dengan sebutan “kitab kuning” kitab-kitab ini ditulis

    oleh ulama-ulama Islam zaman pertengahan. Kepintaran dan

    kemahiran seorang santri diukur dari kemampuannya membaca serta

    mensyarah isi kitab-kitab tersebut. Untuk tahu membaca sebuah

    39

    Zulhimma, Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia. h.170-172

  • 27

    kitab dengan benar, seorang santri dituntut untuk mahir dalam ilmu-

    ilmu bantu, seperti nahwu, sharaf, balaghah, ma’ani,bayan.40

    40

    Zulhimma, Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia. h.170-172

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Dan Lokasi Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dalam

    pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif, yaitu penulis

    memaparkan atau menggambarkan objek penelitian secara objektif sebagai

    realita sosial.

    Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

    berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat postpositivisme sering

    juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang

    realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic/utuh, kompleks, dinamis, penuh

    makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif.41

    Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek alamiah adalah

    objek yang berkembang apa adanya tidak dimanipulasi oleh peneliti dan

    kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.

    2. Lokasi Dan Objek Penelitian

    Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan,

    adapun lokasi penelitiannya yaitu di Pondok Pesantren Al-furqon Putri Ereng-

    Ereng Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, dalam penelitian ini yang

    menjadi subjek penelitian adalah orang-orang yang bergabung dalam

    41

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012), h. 14-15.

  • 29

    organisasi, pimpinan, guru-guru, pembina, santri senior dan santri di pondok

    pesantren Al-furgon. Di mana peneliti akan meneliti tentang bagaimana

    komunikasi organisasi yang diterapkan dalam pondok pesantren Al-furqon.

    B. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian ini diarahkan sebagai pengungkapan pola pikir

    peneliti dalam menganalisis sasarannya atau dalam ungkapan lain pendekatan

    ialah disiplin ilmu yang dijadikan acuan dalam menganalisis objek yang

    diteliti sesuai dengan logika ilmu itu. Pendekatan penelitian biasanya

    disesuaikan dengan profesi peneliti, namun tidak menutup kemungkinan

    peneliti menggunakan multidisipliner.42

    Adapun pendekatan yang digunakan peneliti, yaitu:

    1. Pendekatan Bimbingan Komunikasi Organisasi

    Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat

    digunakan tiga pendekatan, yaitu.

    a. Pendekatan makro

    Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur

    global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Organisasi melakukan

    aktifitas tertentu seperti:

    1) Memproses informasi dan lingkungan.

    2) Mengadakan identifikasi.

    3) Melakukan integrasi dengan organisasi lain.

    42

    Prismamika. Blogspot.Com>2014/04>141. Pendekatan Komunikasi Organisasi,

    h. 1 (diakses tanggal 04-12-2019)

  • 30

    4) Menentukan tujuan organisasi.

    b. Pendekatan mikro

    Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam unit

    dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat

    ini adalah komunikasi antara anggota kelompok seperti:

    1) Komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan.

    2) Komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas

    kelompok.

    3) Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi.

    4) Komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan.

    5) Komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam

    organisasi.43

    c. Pendekatan individual

    Berpusat pada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi.

    Semua tugas-tugas yang diuraikan pada dua pendekatan sebelumnya

    diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya. Ada beberapa

    bentuk komunikasi individual:

    1) Berbicara pada kelompok kerja.

    2) Menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat

    3) Menulis dan mengonsep surat

    4) Berdebat untuk suatu usulan44

    43

    Prismamika. Blogspot.Com>2014/04>141. Pendekatan Komunikasi Organisasi, h.

    1 (diakses tanggal 04-12-2019)

  • 31

    C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian

    a. Fokus

    Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan

    penelitian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti memfokuskan

    penelitiannya pada:

    b. Komunikasi

    c. Organisasi

    1. Deskripsi Fokus Penelitian

    Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan

    penelitian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti memfokuskan

    penelitianya pada komunikasi organisasi dan pondok pesantren.

    Fokus dan deskripsi fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada

    intisari penelitian yang akan dilakukan. Hal tersebut harus dilakukan dengan

    cara ekspilit agar ke depannya dapat meringankan peneliti sebelum turun atau

    melekukan observasi/pengamatan. Fokus penelitian merupakan garis terbesar

    dalam jantungnya penelitian mahasiswa, sehingga observasi dan analisa

    penelitian bakal menjadi lebih terarah.45

    Berdasarkan fokus penelitian, maka peneliti, akan mendeskripsikan

    fokus penelitian yaitu:

    44

    Prismamika. Blogspot.Com>2014/04>141. Pendekatan Komunikasi Organisasi, h.

    1 (diakses tanggal 04-12-2019)

    45Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, Makalah, dan

    Laporan Penelitian) (Makassar: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

    Makassar, 2014), hal. 19

  • 32

    a. Komunikasi dan Organisasi

    komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu

    pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas

    komunikasi ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga memudahkan

    kedua belah pihak untuk saling mengerti.Sementara itu, komunikasi terjadi

    tidak tanpa melalui sebuah proses. Proses komunikasi biasanya dimulai

    dengan adanya bahan pembicaraan yang dilontarkan oleh pembicara yang

    kemudian diterima oleh penerima.

    Organisasi adalah tempat atau wadah yang tersedia untuk

    mengembangkan minat dan bakat yang kita miliki. Banyak sekali organisasi

    yang ada di Indonesia dari organisasi tingkat desa, sekolah, kampus maupun

    organisasi yang sudah bertaraf nasional dan internasional. Namun tidak

    banyak yang tahu pengertian organisasi secara umumnya. Sudah sangat

    banyak bukti yang diberikan ketika kita masuk ke organisasi. Terkadang

    banyak yang masih tidak mengerti pengertian organisasi. Padahal kehidupan

    kita diatur dengan sangat jelas oleh suatu sistem yang dinamakan organisasi.

    Apa itu organisasi? Adalah sekumpulan orang yang berkumpul dalam satu

    naungan dan ingin mencapai satu tujuan yang sama.

    Lebih mudahnya organisasi bisa diibaratkan anggota tubuh ada kepala,

    tangan, badan, kaki dan bagian tubuh yang lainnya. Saling melengkapi

    kekurangan satu sama lain, dengan satu tekad menggapai satu tujuan yang

    nantinya akan dipersembahkan untuk Bangsa dan Negara.

  • 33

    Organisasi mengajarkan kita untuk menganalisa semua kejadian yang

    kita alami itulah pentingnya organisasi selain menambah teman dan

    pengalaman kita diajarkan untuk teliti dan kritis untuk menilai sesuatu agar

    tidak terjadi salah tafsir.

    Organisasi tidak hanya mengajarkan kita untuk kritis setiap saat.

    Menambah jaringan juga sangat penting adanya. Kita tidak akan tahu suatu

    saat kita akan berada di kota mana dan bekerja apa. Dengan sering ikut

    perkumpulan organisasi local daerah maupun luar daerah secara otomatis kita

    menambah jaringan untuk keperluan kita kedepannya46

    .

    b. Pondok Pesantren

    Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pusat penyebaran

    agama Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan

    kedatangan agama Islam di negeri kita. Sebagaiman kita semua

    mengetahuinya bahwa pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam

    yang tertua di Indonesia telah menunjukan kemampuanya dalam mencetak

    kader-kader ulama dan turut berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat Indonesia.

    Pondok pesantren sering juga disebut sebagai lembaga pendidikan

    tradisional yang telah beroperasi di Indonesia semenjak sekolah-sekolah pola

    Barat belum berkembang. Lembaga pendidikan ini telah memiliki sistem

    pengajaran yang unik. Pembinaan kader atau pendidikan guru dengan sistem

    46

    http://www.romadecade.org.pendidikan,.Pengertian Organisasi. (diakses tanggal

    18-11-2019). h.4

    http://www.romadecade.org.pendidikan,.pengertian/

  • 34

    magang yang spesifik pula. Pondok pesantren dengan berbagai keunikannya

    itu telah banyak mewarnai perjuangan bangsa kita dalam melawan

    imperalisme dan merebut kemerdekaan pada zaman revolusi.

    Sebagaian pemerhati mengatakan bahwa istilah pondok pesantren

    berasal dari kata funduk dari Bahasa Arab yang artinya hotel atau rumah

    penginapan. Akan tetapi pondok di dalam pesantren di Indonesia, khususnya

    di pulau Jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan,

    yaitu perumahan sederhana yang di petak-petak dan beberapa kamar-kamar

    merupakan asrama bagi para santri. Dan keseluruhan lingkungan masyarakat

    di mana tempat para santri itu mukim dan menuntut ilmu.

    Pesantren dalam bentuknya semata tidak dapat disamakan dengan

    lembaga pendidikan sekolah yang banyak dikenal sekarang ini. Demikian

    pula, tidak ada kesatuan bentuk dan cara yang berlaku bagi semua pesantren,

    melainkan amat ditentukan oleh kyai sendiri dan pemegang pimpinan, serta

    ditentukan oleh masyarakat lingkunganya yang menjadi pendukung pesantren.

    Masing-masing pertumbuhan pesantren dan penyebarannya sampai di

    pelosok pedesaan adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

    penyiaran agama Islam.

    Pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan yang tumbuh dan

    berkembang di tengah-tengah masyarakat, sekaligus memadukan tiga unsur

    pendidikan yang amat penting, yaitu: ibadah untuk menanamkan iman, tabligh

  • 35

    untuk penyebaran ilmu dan amal untuk mewujudkan kegiatan kemasyarakatan

    dan dalam kehidupan sehari-hari.47

    D. Sumber Data Penelitian

    Untuk penelitian dengan paradigma kualitatif, peneliti harus

    menjelaskan informasi atau data yang dikumpulkan sehubungan dengan fokus

    dan subfokus penelitian.48

    Setiap penelitian ilmiah memerlukan data dalam

    memecahkan masalah yang dihadapinya. Data harus diperoleh dari sumber

    data yang valid, agar data yang terkumpul relevan dengan masalah yang

    diteliti. Sehingga tidak menimbulkan kekeliruan dalam penyusunan

    interpretasi dan kesimpulan.

    Untuk memperoleh data yang bersifat akurat, mula-mula yang

    dilakukan dalam penelitian terhadap data skunder yang kemudian dilanjutkan

    dengan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer.

    1. Sumber data primer, yaitu sumber pokok yang diterima langsung dalam

    penulisan yaitu para pembina/santri.

    2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data pendukung atau pelengkap

    yang diperoleh secara langsung dari dokumen-dokumen, data-data,

    serta buku-buku referensi yang membantu permasalahan penelitian.

    47 Sudjono Prasodjo, Pondok Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1982), hlm. 6. 1

    48Otong Setiawan Dj, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Bandung:

    Yrama Widya, 2018), h. 80

  • 36

    E. Instrumen Penelitian

    Barometer keberhasilan suatu penelitian ini tidak terlepas dari

    instrument yang digunakan sebagai alat untuk mendapatkan data yang cukup

    valid dan akurat dalam suatu penelitian. Adapun instrument penelitian

    menggunakan kamera, alat perekam, pulpen, buku catatan, pedoman

    wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan sebagaia acuan

    dalam mencari informasi yang didalamnya juga tercantum berita acara

    wawancara.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Pengertian Teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-

    cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, dimana

    cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan

    dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontongkan penggunaanya49

    .

    Dalam pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek

    penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti

    menggunakan metode sebagai berikut:

    1. Metode Observasi

    Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan

    pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

    penelitian. Observasi ini menggunakan observasi partisipasi, di mana peneliti

    49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :

    PT. Rineka Cipta, 2002, Cet.XII), hlm. 134.

  • 37

    terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau

    yang digunakan sebagai sumber data penelitian50

    . Dalam observasi secara

    langsung ini, peneliti selain berlaku sebagai pengamat penuh yang dapat

    melakukan pengamatan terhadap gejala atau proses yang terjadi didalam

    situasi yang sebenarnya yang langsung diamati oleh observer, juga sebagai

    pemeran serta atau partisipan yang ikut melaksanakan proses pembinaan

    keagamaan masyarakat.

    Observasi langsung ini dilakukan peneliti untuk mengoptimalkan data

    mengenai pelaksanaan pembinaan keagamaan masyarakat.

    2. Metode Wawancara (interview)

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

    dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan

    pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan jawaban

    atas pertanyaan51

    . Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara

    terstruktur, dimana seorang pewancara menetapkan sendiri masalah dan

    pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban atas

    hipotesis yang disusun dengan ketat52

    .

    50

    Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif

    dan R&D , (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 310.

    51 Lexy. J . Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2000), hlm.135.

    52 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2000), hlm.138.

  • 38

    Melaksanakan teknik wawancara (interview), pewancara harus

    mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia

    bekerja sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi

    yang sebenarnya, Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah secara

    terstruktur (tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa

    pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksudkan

    agar pemebicaraan dalam wawancara lebih terarah dan focus pada tujuan

    yang dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. Selain

    itu juga digunakan sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti

    melalui pertanyaan yang muncul ketika kegiatan wawancara berlangsung53

    .

    3. Metode Dokumentasi

    Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang

    tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti meneliti benda-

    benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,

    notulen rapat, catatan harian dan sebagainya54

    .

    G. Teknik Analisis Data

    Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu

    mendeskripsikan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data yang

    berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan sebagainya,

    53

    Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT

    . Rineka Cipta, 2002, Cet.XII), hlm. 203.

    54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :

    PT . Rineka Cipta, 2002, Cet.XII), hlm. 149

  • 39

    kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap

    kenyataan atau realitas.55

    Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

    memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

    Dalam hal ini nasution menyatakan:

    “Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

    sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

    penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai

    jika mungkin, teori yang grounded. Namun dalam penelitian kualitatif,

    analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersama bersama

    dengan pengumpulan data. Dalam kenyataanya, analisis data kualitatif

    berlangsung selama proses pengumpulan data daripada selsai pengumpulan

    data56

    .”

    Analisi data versi Milws dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan,

    yaitu redaksi data, penyajian data, serta penerikan kesimpulan dan

    verifikasi57

    .

    1. Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan perhatian

    pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan stransformasi data “kasar”

    55

    Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997),

    hlm. 66.

    56 Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ,

    (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, hlm. 335-336.

    57 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (

    Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 85-89.

  • 40

    yang muncul dari catatan lapangan. Redaksi dilakukan sejak

    pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode,

    menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud

    menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data

    tersebut diverifikasi.

    2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersususn

    yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

    pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk

    teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi

    yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

    3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir

    penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan

    melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran

    kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan.

    Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran,

    kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus menyadari bahwa dalam

    mencari makna, ia harus menggunakan pendekatan emik, yaitu dari

    kecamata key information, dan bukan penafsiran makna menurut

    pandangan peneliti (pandangan etik).58

    58

    Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (

    Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 85-89.

  • 41

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Al-Furqan

    1.Profil Pondok Pesantren

    Ereng-ereng adalah sebuah desa yang terletak di lereng Gunung

    Lompo Battang dengan jarak kurang lebih 25 kilo meter dari ibu kota kabupaten

    Bantaeng. Berada dilereng gunung dengan curah hujan cukup tinggi. Tanahnya

    yang subur menjadi salah satu sumber penghasilan sebagian besar penduduk

    Ereng-ereng, hutan yang cukup lebat berubah menjadi ladang-ladang produktif,

    seperti kopi, cengkeh dan beberapa jenis buah-buahan. Meskipun bertanah

    subur tidak semua penduduk berprofesi sebagai petani. Tetapi sebagian lainnya

    berprofesi sebagai Guru, pedagang, pelajar dan lain-lain. Berpenduduk muslim

    yang cukup taat dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi terlihat dengan

    banyaknya berdiri mesjid, sekolah, madrasah dan pesantren dari jenjang TK

    sampai SMA/SMK/Aliyah. Sehingga menjadikan Ereng-ereng sebagai sentral

    pendidikan yang cukup dikenal khususnya di Tompobulu dan di Bantaeng pada

    umumnya, ini terbukti dengan besarnya masyarakat untuk mempercayakan

    pendidikan anak-anak mereka dipesantren. Mereka bukan hanya berasal dari

    daerah-daerah disekitar kab. Bantaeng itu sendiri, tapi juga dari luar daerah

    yaitu Bulukumba, Jeneponto, Bone bahkan Selayar. Dengan kondisi alam yang

    sejuk, karena berada dilereng gunung dan cukup jauh dari perkotaan sehingga

    menjadikan proses belajar mengajar yang aman dan nyaman.

  • 42

    2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Furqan Putri

    Sampai pada waktu didirikannya pondok pesantren Al-furqan putri

    kelurahan Ereng-ereng masih berstatus kampung dari Desa Bayorang Kec.

    Tompobulu tetapi sudah ada Madrasah yang menjadi cikal bakal berdirinya

    pondok pesantren Al-furqan putri.

    Proses berdirinya pondok pesantren Al-furqan puitri adalah sebagai

    berikut:

    a. Tahun 1963 KH. M. Nuh Khaeruddin mendirikan madrasah

    jam‟iyyatul islamiyah Ereng-ereng.

    b. Tahun 1954 madrasah jam‟iyyatul islamiyah diubah menjadi

    madrasah as‟adiyah Cab. 100 Ereng-ereng.

    c. Tahun 1966 pengurus madrasah as‟adiyah Cab. 100 Ereng-ereng

    pecah menjadi dua. Sebagian tetap menjadi pengurus madrasah

    as‟adiyah dan sebagian memisahkan diri termasuk KH. M. Nuh

    Khaeruddin.

    d. Tahun 1967 KH. M. Nuh Khaeruddin bersama pengurus lainnya

    mendirikan lagi perguruan Muhammadiyah Cab. Tompobulu 1

    dengan jenjang pendidikan, TK, Ibtidaiyyah dan PGAB yang

    kemudian berubah menjadi Muallimin, kemudian menjadi

    Tsanawiyah dan Aliyah.

    e. Tahun 1980 perguruan Muhammadiyah cabang Tompobulu 1 Ereng-

    ereng mulai kebanjiran siswa ada dari Luwu, Bulukumba, Selayar,

  • 43

    Jeneponto, Enrekang, Maros, Gowa. Dan mereka tinggal di rumah-

    rumah penduduk karena tidak ada asrama.

    f. Tahun 1985 karena banyaknya siswa dari kabupaten lain yang

    tinggal di Ereng-ereng dan perlu diasramakan, maka timbullah

    pemikiran untuk membagi siswa ini menjadi dua yakni yang mau

    tinggal asrama dibikinkan pesantren dan yang mau tinggal diluar,

    tetap diperguruan muhammadiyah.

    g. Tahun 1986 tepatnya 1 Dzuiqaiddah 1406 H bertepatan dengan

    tanggal 8 juli 1986 M diresmikanlah berdirinya pondok pesantren

    Al-furqan putri Yapqah pusat tompobulu oleh bapak kepala kantor

    Departemen Agama Kab. Bantaeng ( H. Abd. Malik Gassing)

    sebagai pesantren pertama di Kab. Bantaeng yang didirikan oleh

    KH. M. Nuh Khaeruddin.

    3. Visi Misi Lembaga

    a. Visi

    Lahirnya manusia yang sholehah, tafaqquh fiddin dan terampil

    b. Misi

    1) Membentuk manusia yang yang tafaqquh fiddin yang berlandaskan

    Al-qur‟an dan Hadits

    2) Membentuk manusia yang rajin belajar, rajin bekerja, dan rajin

    beribadah

    3) Membentuk manusia yang gemar terhadap sains dan teknologi

  • 44

    4) Membentuk manusia yang sayang terhadap sesam manusia dan

    seluruh alam

    5) Membentuk manusia yang gemar terhadap olahraga, kesenian, belah

    diri, dan lain-lain.

    4. Kegiatan Pendidikan Dan Ciri Khas Pondok Pesantren Al-Furqan

    Putri

    a. Pendidikan Formal

    Sejak berdirinya pondok pesantren Al-furqan putri Yapqah pusat

    Ereng-ereng sudah mengelolah dua jenis jenjang pendidikan formal yaitu

    tingkat SMP/MTs dan tingkat SMA/MA.

    b. Pendidikan Non Formal

    Sejak berdirinya sampai sekarang, pengajian kitab, taman pendidikan

    al-qur‟an tidak pernah berhenti bahkan semakin diperketat dan ditingkatkan

    demikian pula majelis ta‟lim yang diberi nama “Majelis Ta‟lim Basyiran Wa

    Natsiran” yang dihadiri oleh para orang tua/wali santri dan masyarakat setiap

    bulan serta beberapa majelis ta‟lim diluar kampus masih berjalan dengan baik

    sampai sekarang.

    c. Ciri Khas

    Ciri khas pondok pesantren Al-furqan putri Yapqah pusat Ereng-ereng

    adalah bahwa materi kajian utama Al-qur‟an dan Hadits karena keduanya

    merupakan pedoman dan sumber pokok ajaran islam.

    d. Santri dan ustadzah tahun 2020

    1) Jumlah santri

  • 45

    Santri putri : 180 orang

    Total : 180 orang

    2) Jumlah ustadz/ustadzah

    Ustadz : 14 orang

    Ustadzah : 21 orang

    Total : 35 orang

    e. Pola pembinaan santri

    1) Pendidikan formal SMP/MTs dan SMK/MA dilaksanakan dengan

    sistem kelas dari jam. 07:30 s/d 13:30 siang dan libur setiap hari ahad.

    2) Pendidikan non formal yaitu pengajian kitab dilaksanakan secara

    wetonan dan bandongan selesai shalat ashar, shalat isya sampai jam

    22:30 dan shalat subuh sampai 06:30 pagi.

    3) Muhadhara yaitu latihan pidato dan khutbah dilaksanakan setiap

    malam jum‟at.

    4) Muhadtsah dilaksanakan setiap jum‟at sesudah shalat subuh.

    5) Tahfidzul Qur‟an dilaksanakan setiap selesai shalat magrib dan pada

    waktu-waktu kosong.

    6) Majelis ta‟lim yaitu pengajian yang dihadiri para orang tua/wali santri

    dan masyarakat dilaksanakan setiap hari kamis minggu terakhir tiap

    bulan, jam 15:00 s/d 16:00.

    7) Malam bina iman dan taqwah (Mabit) untuk semua santri yaitu

    dilaksanakan sesekali sebulan pada jam 21:00 dilanjutkan shalat lail

    (tahajjud) dan ditutup setelah shalat subuh.

  • 46

    8) Olahraga, pramuka, belah diri dan tadabbur alam.

    5. Program Pengembangan Pondok Pesantren Al-Furqan Putri

    a. Kelembagaan/organisasi pondok pesantren al-furqan putri.

    b. Pondok pesantren al-furqan putri dinaungi oleh yayasan pengajian

    Al-qur‟an dan Hadits (Yapqah).

    c. Sementara ini pondok pesantren Al-furqan putri Yapqah pusat

    Ereng-ereng telah mendirikan dua cabang.

    1) Pondok pesantren Al-furqan Cabang Noling Kec. Bupon Kab, Luwu.

    2) Pondok Pesantren Al-Furqan Cabang Pattallassang Kec. Rumbia Kab.

    Jeneponto.

    d. Pondok pesantren Al-furqan putri yapqah mempunyai organisasi

    santri yaitu organisasi santri pondik pesantren Al-furqan putri

    (ospef) dan lama kepengurusan satu tahun di setiap priode.59

    6. Pengembangan kompetensi akademik

    Pengembangan kompetensi akademik disamping pendidikan formal

    santri sering pula mengikuti kursus dan pelatihan bahasa inggris dan terlebih

    khusus dalam bahasa arab yang di bentuk daurah dan kerjasama dengan

    LIPIA Jakarta. Sedangkan pengembangan keagamaan dilaksanakan melalui

    diskusi, kajian, dan praktek.

    59

    Buku Panduan Pondok Pesantren Al-Furqan Putri Ereng-Ereng Kab.Bantaeng,

    (diambil pada tanggal 10-03-2020), Makassar

  • 47

    B. Bagaimana Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi Pondok

    Pesantren Al-Furqan Putri Ereng-Ereng

    Bentuk komunikasi yang dilakukan pengurus dengan santri

    menggunakan bentuk komunikasi kelompok, dengan tidak melepaskan

    bentuk komunikasi antar personal satu arah dan dua arah dalam

    menyampaikan materi organisasi, baik tentang kegiatan organisasi

    berkaitan dengan organisasi yang dijalankan.

    Organisasi Santri adalah suatu perkumpulan yang terdiri atas

    bagian-bagian tertentu yang beranggotakan orang-orang yang menuntut

    Ilmu agama islam yang bertujuan untuk menjadikan Pesantren menjadi

    lebih kondusif karena seluruh santri diarahkan oleh suatu peraturan

    yang dibuat organisasi atas persetujuan Bagian Kepengasuhan Santri

    dan Pimpinan Pondok Pesantren.60

    Adanya Munadzomah (Organisasi) dalam Pondok Pesantren

    gunanya membuat Pesantren tersebut lebih teratur disisi lain adalah

    membuat para anggota organisasi terlatih untuk mengurus suatu hal,

    karena ketika mereka sudah lulus mereka akan mengurus yang lebih

    besar lagi maka dari itulah diperlibatkanlah mereka dalam suatu

    organisasi, agar mereka menjadi lebih tenang dalam menghadapi karena

    mereka sudah terbiasa dalam Organisasi Santri Semisal

    di Munadzomah Santri dia mendapat bagian untuk menjadi Sekretaris

    60

    Obserfasi Pondok Pesantren Al-Furqan Putri Ereng-Ereng Kab. Bantaeng, Pada

    Tanggal 1 Februari 2020

  • 48

    yang perkerjaanya adalah mengatur segala surat-menyurat yang ada

    di Munadzomah. Dengan dia sudah mengerti dan sudah terbiasa dalam

    mengatur segala surat-menyurat dalam Munadzomah, maka ketika dia

    sudah bekerja diluar dan ternyata dia juga mendapat menjadi bagian

    sekretaris, dia sudah siap menjalaninya. Itulah salah satu gunanya

    organisasi dalam Pondok Pesantren.61

    61

    Kahar Baharuddin, wawancara Dengan Pembina Pondok Pesantren Al-Furqan

    Putri Ereng-Ereng Kab.Bantaeng, Pada Tanggal 3 Februari 2020

  • 49

    STRUKTUR ORGANISASI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN

    AL-FURQAN

    Priode 2019-2020

    Bagian olahraga

    Suci ramadani

    Sekertaris

    khairunnisa

    Bagian keamanan

    Nurlaily muzayyanah

    Bendahara

    Ummu khaerah

    Bagian kesehatan

    Maria ulfah

    Penasehat Dewan guru

    Bagian bahasa

    Isnaeni tahar

    Pembimbing

    pengasuhan

    Pelindung Pimpinan pondok

    Bagian literasi

    Nur diana

    Ketua

    Mutmainna

    Bagian pengajaran

    Nur hikmah

    Bagian kebersihan

    Nur aena

  • 50

    Di setiap bagian Munadzomah santri dari mulai Ketua hingga

    Bagian literasi pastinya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-

    masing maka dari itu disetiap bagian diharuskan untuk membuat

    Program Kerja dan dilaporkan kepada Bagian Kepengasuhan Santri dan

    yang pastinya Program Kerja tersebut harus dilaksankan hingga

    pergantian kepengurusan organisasi.

    Struktur yang tercantum diatas adalah bagian yang paling

    terpenting, sebenarnya masih ada bagian-bagian yang belum tercantum

    seperti Bagian Koperasi, Bagian Fotografi, karena bagian-bagian

    tersebut hanyalah bagian kecil dan biasanya hanya digunakan di Pondok

    Pesantren Modern dan berpengalaman.

  • 51

    BIODATA ORGANISASI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN

    AL-FURQAN

    Priode 2019/2020

    NO Nama Alamat Tempat,Tanggal Lahir Jabatan

    1 Mutmainna Ballangdidi Bulukumba 18 Februari

    2002

    Ketua Ospef

    2 Khairunnisa Balibo Bulukumba 30 Maret 2003 Sekertaris Ospef

    3 Ummul Khaerah Cili'bo Bulukumba 17 Mei 2002 Bendahara Ospef

    4 Khaeral Maratil

    Jannah

    Kassibe' Bendahara Ospef

    5 Nurlaily

    Muzayyanah

    Kayu Colo Jeneponto 17 Desember

    2002

    Bagian Keamanan

    6 Sri Hartika Kampung

    Rangga

    Bantaeng 7 Agustus 2000 Bagian Keamanan

    7 Hanum Salsabila Garuntungan Bagian Keamanan

    8 Wahdatul

    Mukarramah

    Landang Bagian Keamanan

    9 Isnaeni Tahar Cili'bo Bantaeng 4 Agustus 2002 Bagian Bahasa

    10 Aenun Mardia Palayya Bantaeng 15 Februari 2002 Bagian Bahasa

    11 Nur Hidayah Balibo Bagian Bahasa

    12 Nur Hikmah Pakku Bulukumba 6 Mei 2002 Bagian Pengajaran

    13 Mutmannah Takalar Bantaeng 7 Desember 2002 Bagian Pengajaran

    14 Naila Hakim Dongkokang Bagian Pengajaran

    15 Rabiatul

    Adawiyah

    Borong

    Kapala

    Bantaeng 25 September

    2002

    Bagian Kebersihan

    16 Nur Aena Bantaeng 24 April 2002 Bagian Kebersihan

    17 Putri Ayu Andira Palopo Bagian Kebersihan

  • 52

    18 Mifta Rusdianto Tamaona Bagian Kebersihan

    19 Suci Ramadani Balumbung Bulukumba 10 Oktober

    2002

    Bagian Olahraga

    20 Frista Khusnul

    Amalia

    Jatia Bagian Olahraga

    21 Putri Naila Nur

    Mufliha

    Bungayya Bagian Olahraga

    22 Sarmila Kamang-

    Kamang

    Jeneponto 15 Januari 2002 Bagian Kesehatan

    23 Meria Ulfa Sapayya Bagian Kesehatan

    24 Shinta KH.Dawan

    Tato

    Bagian Kesehatan

    25 Erika Nur Awalia Landang Bantaeng 1 Mei 2002 Bagian Literasi

    26 Naswa Sakinah

    Tul Fajriah

    Onto Bantaeng 15 April 2003 Bagian Literasi

    27 Nur Diana Bagian Literasi

    28 Widya Al-Fahira Muroa Bagian Literasi

    1. Komunikasi Anatara Atasan Dan Bawahan Dalam Organisasi

    Komunikasi juga berperan penting di dalam suatu organisasi, salah

    satunya adalah komunikasi antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya.

    Komunikasi yang dilakukan seorang atasan di dalam organisasi

    beragam, ada yang baik dan ada yang tidak baik terhadap bawahan.

    Adakalanya seorang atasan terbebani oleh suatu masalah di luar pondok

    pesantren ataupun masalah-masalah lainnya yang membuat dirinya

    mengalami tekanan. Oleh karena itu, seorang atasan seharusnya dapat berlaku

    https://www.kompasiana.com/tag/atasan

  • 53

    bijak dan menyadari kewajiban mana yang harus dilakukannya saat berada di

    dalam organisasi.

    Tidak semua organisasi berjalan dengan lancar, seorang atasan yang

    baik dan bijaksana menjadi harapan semua bawahan. Namun tidak semua

    bawahan bekerja secara baik dan benar walaupun memiliki atasan yang baik.

    Semua ini merupakan timbal balik bagaimana cara berkomunikasi atau

    menyampaikan pesan secara efektif. Banyak pula alasan bawahan yang

    mengkritisi kelakuan, sikap, sifat dan ekpresi atasan. Dalam hal ini penulis

    mengambil 3 alasan yang menjadikan para bawahan malas bekerja dan tidak

    menyukai para atasan:

    a. Atasan yang kurang berkomunikasi dengan bawahan dan berlaku

    tidak sopan.

    b. Atasan yang sering terlambat masuk dalam organisasi.

    c. Atasan yang sering meninggalkan forum selum waktu selesai tanpa

    adanya alasan yang jelas.

    Atasan dan bawahan dalam satu organisasi selayaknya bekerja sama

    secara rasional, sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali dalam

    memanfaatkan sumber daya manusia, sarana-prasarana, dan lain sebagainya

    yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

    Komunikasi atasan di dalam organisasi sangat penting sebagai alat untuk

    pemberian informasi kepada bawahan untuk tujuan bersama.

    Seorang atasan harus memperhatikan cara berkomunikasinya dengan

    bawahan, memahami cara-cara dalam mengambil kebijaksanaan terhadap

  • 54

    bawahan, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Ketiga hal tersebut merupakan

    modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Selain itu,

    sebagai atasan tidaklah mudah dalam mengatur prilaku dan sikap. Disinilah

    komunikasi vertikal berkembang untuk mencapai kesuksesan organisasi.62

    62

    Mutmainnah. Wawancara Dengan Ketua Organisasi. Pada Tanggal 28 Januari

    2020

  • 55

    PROGRAM KERJA ORGANISASI SANTRI PUTRI PONDOK

    PESANTREN

    AL-FURQON PRIODE 2019/2020

    KETUA ORGANISASI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN AL-

    FURQAN

    a. Berkordinasi langsung dengan Pembina, kesantrian, dan direktur

    pondok

    b. Mengadakan musyawarah kerja

    c. Mengontrol program kerja

    SEKERTARIS ORGANISASI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN

    AL-FURQAN

    a. Pembukaan biodata santri putri

    b. Administrasi persuratan

    c. Pencatatan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dipondok

    d. Pendataan inventaris pondok

    e. Pengadaan struktur organisasi ospef

    BENDAHARA ORGANISASI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN

    AL-FURQAN

    a. Mengakomodasi uang titipan santri putri

    b. Mengeval