34
KOMUNIKASI EFEKTIF DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN MAKALAH KOMUNIKASI EFEKTIF DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Disusun Oleh : 1. IZHATI CHOIRINA 2. ALFIATUS ZAHRO 3. JAMILATUL KHUMAIROH 4. DEWI UMARIAH NANDANI 5. KHAIRUR RISKIYAH 6. KARIMATUL HASANAH PRODI D-III KEBIDANAN

Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

KOMUNIKASI EFEKTIF DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

MAKALAH

KOMUNIKASI EFEKTIF DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh :

1.        IZHATI CHOIRINA

2.        ALFIATUS ZAHRO

3.        JAMILATUL KHUMAIROH

4.        DEWI UMARIAH NANDANI

5.        KHAIRUR RISKIYAH

6.        KARIMATUL HASANAH

PRODI D-III KEBIDANAN

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

PAJARAKAN-PROBOLINGGO

Page 2: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

TAHUN AJARAN 2012-2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-

Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini.

dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah ,yaitu “Komunikasi dalam

Praktik Kebidanan” . Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan

teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami

menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya

makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

Genggong,10 Maret 2013

Penyusun

Page 3: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat

BAB 2 PEMBAHASAN

2.2  Komunikasi Efektif

2.1.1        Pengertian Komunikasi Efektif

2.1.2        Proses komunikasi Efektif

2.1.3        Unsur-unsur dalam komunikasi efektif

2.1.4        Tahapan komunikasi efektif

2.1.5        Tehnik komunikasi efektif

2.1.6        Hambatan/factor yang mempengaruhi

2.1.7        kriteria keberhasilan komunikasi

2.2  Komunikasi Terapeutik

2.2.1        Pengertian Komunikasi Terapeutik

2.2.2        Tujuan Komunikasi Terapeutik

2.2.3        Sikap Komunikasi Terapeutik

2.2.4        Fase Komunikasi Terapeutik

2.2.5        Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik

2.2.6        Faktor Yng Perlu Diperhatikan Dalam Komunikasi Terapeutik

2.2.7        Analisis Transaksi

2.2.8        Dimensi Respons

BAB 3 PENUTUP

3.1     Kesimpulan

3.2     Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala

perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.frase dua atau lebih perlu

ditekankan ,karena sebagian literatur menyebut istilah komunikasi intrapersonal,yakni

komunikasi diri sendiri. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan

respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau symbol,baik

bentuk verbal atau bentuk nonverbal,tanpa harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak

yang berkomunikasi punya suatu sistemsimbol yang sama.Komunikasi efektif terjadi apabila

sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh

komunikan,sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang

namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung

salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan

komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan

nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu

sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya

interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi

tersebut. Namun dalam pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai komunikasi

dalam konteks manajemen dan pemerintahan. Oleh karena itu untuk memenuhi pembelajaran

mata kuliah azas-azas manajemen ini, penulis mengambil judul “Komunikasi” di dalam makalah

yang penulis kerjakan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis mengambil beberapa rumusan

masalah diantaranya:

1.      Apakah yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan terapeutik?

2.      Apa proses komunikasi efektif?

3.      Apa sajakah unsur-unsur dalam komunikasi efektif?

4.      Apa sajakah tahapan dalam komunikasi dalam pelayanan kesehatan?

5. Apa sajakah teknik komunikasi efektif dan terapeutik?

Page 5: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

6. Apa sajakah hambatan atau factor yang mempengaruhi komunikasi efektif?

7. Apa sajakah Kriteria komunkasi efektif?

1.3  Tujuan

Adapun tujuan yang dapat diperoleh dari isi makalah ini antara lain:

1.      Supaya dapat mengetahui pengertian dari komunikasi.

2.      Supaya mengetahui tujuan dari komunikasi.

3.      Supaya dapat memahami unsur-unsur komunikasi.

4.      Supaya dapat mengetahui sejauh mana teknik komunikasi dalam pelayanan kesehatan.

1.4  Manfaat

Sedangkan manfaat dari dari penulisan makalah ini adalah:

1.      Manfaat bagi mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat memacu rasa ingin tahu dari mahasiswa tentang

komunikasi. Mahasiswa dapat menambah wawasannya tentang komunikasi serta dapat

mengaplikasikan dalam member asuhan kebidanan kelak.

2.      Manfaat bagi perguruan tinggi

Makalah ini diharapkan dapat membantu rekan mahasiswa lainnya dalam penyusunan

makalah lain tentang kesehatan. Dan dapat dijadikan refrensi. Selain itu diharapkan juga sebagai

pengetahuan baru yang dapat digunakan sebagai awal sebuah penelitian umum bagi institusi

tertentu.

3.      Manfaat bagi masyarakat

Makalah ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa atau pergururuan tinggi

saja. Makalah ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat dalam memberi

sosialisasi dan penyuluhan. Semua yang terdapat dimakalah ini diharapkan dapat bermanfaat

juga bagi masyarakat umu

Page 6: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Efektif

2.1.1 Pengertian komunikasi efektif

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan perubahan

sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.Tujuan komunikasi efektif adalah memberi

kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga

bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan

bahasa non verbal secara baik. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai komunikasi efektif,

antara lain :

a.         Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi

yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi

sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

b.         Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat

dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh

aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang

relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-

mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi

membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang

efektif.

c.         Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) mengatakan bahwa komunikasi yang efektif

dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara

Page 7: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi

apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.

2.1.2 Proses komunikasi efektif

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut ;

Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manager melibatkan proses

komunikasi sebagai berikut ;

a.       Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan

harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.

Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan

dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa:

1.      Informasi

2.      Ajakan

3.      Rencana kerja

4.      Pertanyaan dan sebagainya

b.      Simbol atau isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga pesannya dapat dipahami

oleh orang lain. Biasanya seorang manager menyampaikan peasan dalam bentuk kata-kata,

gerakan anggota badan, (tangan , kepala, mata, dan bagian muka lainnya ). Tujuan penyampaian

pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, periklaku atau menunjukkan arah

tertentu.

c.       Media atau penghubung

Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio surat kabar, papan pengumuman,

telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan

disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.

d.      Mengartikan kode atau isyarat

Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata dst)maka si penerima pesan harus dapat

mengartikan symbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimngerti / dipahaminya.

e.       Penerima pesan

Page 8: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam

bentuk code /isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.

f.       Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk

verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak

pesannya terhadap sipenerima pesan hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk

mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan

dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Bailkan

yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang

mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan

dilaksanakan atau tidak.

g.      Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh

dalam proses komunikasi, karena setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita.

Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah

menafsirkan pesan yang diterimanya.

2.1.3 Unsur-unsur dalam komunikasi efektif

Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: niat,minat, pandangan, lekat, dan libat.

  Niat menyangkut:

         Apa yang akan disampaikan

         Siapa sasaranya

         Apa yang akan dicapai

         Kapan akan disampaikan

  Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:

         Factor obyektif: merupakan rangsang yang kita terima

         Fakto subyektif: merupakan factor yang menyangkut diri si penerima stimulus

  Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran,menafsirkan

informasi yang diterima tergantung pada pendidikan,pekerjaan, pengalaman dan kerangka piker

seseorang.

  Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.

Page 9: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

  Libat,merupakan keterlibatan panca indra sebanyak-banyaknya.

2.1.4   Tahapan komunikasi efektif

a. Pengirim mempunyai gagasan (ide )

b. Pengirim mengubah gagasan menjadi pesan ( yang dapat dipahami oleh penerima )

c. Pengirim mengirim pesan, melalui media perantara ( verbal/non verbal,lisan /tulisan) dan medium

(telpon, komputer /memo

2.1.5 Teknik komunikasi efektif

2.1.6 Hambatan dalam komunikasi efektif

a.       Hambatan dari proses komunikasi

         Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya

atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

         Hambatan dalam penyediaan / symbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih

atau satu,symbol yang di[ergunakan antara sipengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang

dipergunakan terlalu sulit.

         Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,misalnya

gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

         Hambatan dalam bahsa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.

         Hambatan dari penerima pesan,misalnya kurangnya perhatian pada saat penerima atau

mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih

lanjut.

         Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa

adanya akan tetapi memberika interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

b.      Hambatan fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,

dll. Misalnya :gangguan kesehatan,gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

c.       Hambatan semantik

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang

berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima

d.      Hambatan psikologis

Page 10: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Hambatan spikologis dan social kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:perbedaan

nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

2.1.6 kriteria keberhasilan komunikasi

Untuk memperoleh keefektifan komunikasi , seseorang harus memperhatikan beberapa kriteria

komunikasi sebagai berikut:

a.       Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan tingkat hubungan

dengan orang lain.

b.      Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal balik .

c.       Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal yang bisa terjadi secara

simultan.

d.      Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap peran yang di terima baik secara

langsung maupun tidak langsung ,verbal maupun non verbal.

e.       Pesan yang di terima tidak selalu di asumsikan sama antara penerima dan pengirim.

f.       Pertukaran informasi di butuhkan ilmu pengetahuan.

g.      Pesan yang di kirim dan di terima di pengaruhi oleh pengalaman masa lalu,pendididkan,

keyakinan dan budaya.

h.      Komunikasai di pengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang di komunikasikan orang lain.

i.        Posisi seseorang di dalam system sosio cultural dapat mempengaruhi proses komunikasi.

2.1      Pengertian Komunikasi Terapeutik

2.2.1 Pengertian komunikasi terapeutik

a. Komunikasi terapeutik di definisikan sebagai komunikasi yang di rencanakan secara sadar

dimana kegiatan dan tujuan di pusatkan untuk kesenbuhan pasien (Uripni dkk,2003).

b. Komunikasi terapiutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien

beradaptasi terhadap stress ,mengatasi gangguan psikologis , dan belajar bagaimana berhubungan

dengan orang lain (Northouse , 1998).

c. Komunikasi terapiutik adalah hubungan interpersonal antara perawat dank lien, dalam

hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka

memperbaiki pengalaman emosional klien (Stuart G.W,1998).

Dari beberapa beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi terapiutik

adalah komunikasi yang di lakukan atau di rancang untuk tujuan terapi.Pada profesi kebidanan

komunikasi menjadi sangat penting karena komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan

Page 11: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

proses keperawatan. Dalam asuhan kebidanan,komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku

klien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Stuart,G.W.1998). karena bertujuan untuk

terapi maka komunikasi dalam kebidanan disebut komunikasi terapeutik.

Banyak yang mengira atau berpendapat bahwa komunnikasi terapeutik identik dengan

senyum dan bicara lemah lembut. Pendapat inni tidak salah tapi mungkin terlalu

menyederhanakan arti dari komunikasi terapeutik itu sendiri, karena inti dari komunikasi

terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk tujuan terapi.

2.2.2 Tujuan komunikasi terapeutik

Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih

positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi:

  Membantu pasien memperjelas dan mengurangi baban perasaan dan pkiran

  Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien

  Membantu memengaruhi orang lain,lingkungan fisik, dan diri sendiri

2.2.3 Sikap komunikasi terapeutik

Egan (1992) mengidentifikasi lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik

yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik yaitu :

a.       Berhadapan :

Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda.

b.      Mempertahankan kontak mata :

Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk

tetap berkomunikasi.

c.       Membungkuk kearah klien :

Posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu.

d.      Memperihatkan sikap terbuka:

Tidak melipat kaki atau tangan menunjukikan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap

membantu.

e.       Tetap rileks

Tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan

respon kepada pasient, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.

2.2.4   Fase komunikasi terapeutik

Page 12: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

a. Prainteraksi, merupakan masa persiapan sebelum behubungan dan berkomunikasi dengan

klien. Anda perlu mengevaluasi diri tentang kemampuan yang anda miliki dan membuat rencana

interaksi dengan klien,seperti

a.Evaluasi diri

b.Penetapan tahapan hubungan /interaksi

c.Rencana interaksi

b. Perkenalan ,merupakan kegiatan yang anda lakukan saat pertama kali bertemu atau kontak

dengan klien . seperti dengan,

o   Memberi salam

o   Memperkenalkan diri

o   Menanyakan nama klien

o   Menyepakati pertemuan (kontak)

o   Melengkapi kontrak

o   Menyepakati masalah klien

o   Mengakhiri perkenalan.

c.       Orientasi , fase orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan

fase orientasi adalah memvalidasi keakuratan data,rencana yang telah dibuat dengan keadaan

klien saat ini,dengan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal

yang telah dilakukan bersama klien.

         Member salam

         Memvalidasi keadaan klien

         Mengingatkan kontrak

d.      Fase kerja,meruakan inti hubungan bidan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana

tindakan kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan tindakan

kebidanan adalah:

1)      Meningkatkan pengertian dan pengenalan klien tentang diri,persaan ,pikiran dan perilakunya.

Tujuan ini sering disebut tujuan kognitif.

2)      Mengembangkan, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan klien secara mandiri

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif dan psikomotor.

3)      Melaksanakan terapi/teknis kebidanan

4)      Melaksanakan pendidikan kesehatan

Page 13: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

5)      Melaksanakan kolaborasi

6)      Melaksanakan observasi dan pemantauan.

e.       Fase terminasi,terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan bidan/perawat dengan klien.

Terminasi dibagi menjadi dua,yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.

1)      Terminasi sementara adalah akhir dari setiap pertemuan bidan/perawat dengan klien. Isi

percakapan pada tahap ini disebutkan dibawah ini:

  Tahap evaluasi hasil

  Tahap tindak lanjut

2)      Terminasi akhir ini terjadi jika klien akan pulangdari rumah sakit atau bidan selesai praktik di

rumah sakit. Isi percakapan pada tahap ini diuraikan dibawah ini:

  Tahap evaluasi hasil

  Isi percakapan tindak lanjut

  Tahap eksplorasi perasaan

2.2.5   Teknik-teknik komunikasi terapeutik

Setiap klien tidak sama perlakuannya, oleh karena itu di perlukan penerapan teknik

berkomunikasi yang berbeda pula. Berikut ini adalah teknik komunikasi dari beberapa ahli yang

dapat di terapkan dalam komunikasi terapeutik.

a.       Mendengar aktif dengan penuh perhatian

  Adapun beberapa keterampilan mendengarkan penuh perhatian, yaitu:

1)      pandang klien dan keluarga ketika sedang berbicara.

2)      Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.

3)      Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.

4)      Tidak menyilangkan kaki dan tangan.

5)      Menghindari gerakan yang tidak perlu.

6)      Menganggukkan kepala apabila klien membicarakan hal yang penting atau memerlukan umpan

balik.

7)      Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

  Dua macam teknik mendengar adalah sebagai berikut:

1)      Mendengar pasif.

Page 14: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Kegiatan mendengar dengan pesan non verbal untuk klien misalnya dengan kontak mata,

menganggukkan kepala, dan juga keikut sertaan secara verbal. Mendengar pasif akan dapat

memberdayakan diri kita saat kita mendengar dengan pasif karena kita kurang memahami

perasaan orang lain

2)      mendengar aktif.

Kegiatan mendengar yang menyediakan pengetahuan bahwa kita tahu perasaan orang lain dan

mengerti mengapa dia merasakan hal tersebut.

Keuntungan yang di peroleh jika mampu mengembangkan keterampilan mendengar aktif adalah

sebagai berikut:

         pasien dan kelurga merasa di dengar dan di pahami maksudnya.

         Pasien dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting

         Pasien dan keluarga merasa nyaman dengan keadaan tersebut

         Pasien dan keluarga mampu berkomunikasi

b.      Menunjukkan penerimaan

Menerima di sini diartikan bahwa kita bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa

menunjukkan keraguan atau tidak setuju.

Berikut ini adalah sikap bidan yang menyatakan penerimaan

         Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.

         Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.

         Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.

c.       Mengajukan pertanyaan yang berkaitan

Tujuan seorang bidan mengajukan suatu pertanyaan adalah untuk mendapatkan informasi yang

spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh pasien dan kelurganya. lebih baik jika pertanyaan

tersebut dikaitkan dengan topik yang di bicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial

budaya klien.

d.      Pertanyaan terbuka

Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban “Ya” dan “Mungkin”, tetapi pertanyaan

memerlukan jawaban yang luas sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya, perasaannya

dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberiakan informasi yang di perlukan.

e.       Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri

Page 15: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Mengulang kembali pikiran utama yang telah diekspresikan oleh klien dan keluarga

memberitahukan bahwa bidan telah memberikan umpan balik sehingga klien dan keluarga

mengetahui bahwa pesannya di mengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun,

bidan perlu berhati-hati ketika menggunakan metode ini karena pengertian bisa menjadi rancu

apabila pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.

f.       Pertanyaan klarifikasi.

Berupaya untuk menjelaskan ide atau pikiran pasien yang tidak jelas atau meminta pasien

menjelaskan artinya. Apabila terjadi kesalahpahaman, bidan perlu menghentikan pembicaraan

untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian karena informasi sangat penting dalam

memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang optimal. Supaya pesan dapat sampai dengan

benar, seorang bidan perlu memberikan contoh yang konkret dan mudah untuk di mengertioleh

klien.

g.      Memfokuskan

Metode ini di lakukan dengan tujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih

spesifik dan dapat di mengerti. Bidan tidak seharusnya memutuskan pembicaraanklien ketika

menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang

baru.

h.      Menyampaikann hasil observasi

Seorang bidan perlu memberikan suatu umpan balik kepada klien dan keluarga dengan

menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat di ketahui apakah pesan dapat di terima dengan

benar. Bidan menguraikan kesan yang di timbulkan oleh syarat nonverbal klien.

i.        Menawarkan informasi

Memberikan tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi klien

terhadap keadaannya. Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan kesehatan klien.

Selain itu, hal ini akan menambah rasa percaya klien terhadap bidan itu sendiri. Jika terdapat

informasi yang di tutupi oleh dokter, bidan perlu mengklarifikasi alasannya. Bidan tidak boleh

memberikan nasihat kepada klien ketika memberikan suatu informasi, tetapi di harapkan dapat

memfasilitasi klien untuk membuat suatu keputusan untuk dirinya sendiri.

j.        Diam

Page 16: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Sikap diam akan memberikan kesempatan kepada bidan dan klien untuk mengorganisir

pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan waktu, jika tidak

maka akan dapat menimbulkan perasaan yang tidak enak. Sikap diam yang memungkinkan klien

untuk dappat berkomunikasi secara internal dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya,

dan memproses informasi yang di dapatkannya. Keadaan diam ini juga dapat bermanfaat pada

saat klien dan keluarga harus mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.

k. Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat . Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan yang berikutnya . Meringkas pembicaraan membantu bidan mengulang aspek penting dalam interaksinya sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan .l. Memberikan penghargaanMemberi salam pada klien dan keluarga dengan menyebut namanya menunjukkan kesadaran tentang perubahan yang terjadi , untuk menghargai klien dan keluarga sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung jawab atas dirinya sendiri sebagai individu.Penghargaan tersebut diupayakan jangan sampai menjadi beban yang berat baginya, dalam arti bahwa jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi mendapatkan suatu pujian atau persetujuan dari perbuatan atau tindakan yang dilakukannya. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ini bagus dan sebaliknya bahwa ini buruk.m. MenawarkanBukan tidak mungkin bahwa klien belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk memmbuat dirinya dimengerti. Tidak dipungkiri lagi bahwa sering kali bidan hanya menawarkan kehadirannya . Teknik komunikasi ini harus di lakukan tanpa pamrih dalam arti tidak mengharapkan balasan apa-apa yang telah di lakukannya untuk klien tersebut. Bidan menyediakan diri tanpa respons bersyarat atau respons yang di harapkan.n. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan Memberikan kesempatan kepada klien untuk memiliki inisiatif dalam memilih topik atau masalah pembicaraan . Dalam berinteraksi , bidan dapat menstimulasi klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia sangat di harapkan untuk membuka pembicaraan.

o. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan Teknik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraanyang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan merasa tertarik dengan apa yang akan di bicarakan selanjutnya . Bidan lebih berusaha untuk menafsirkan dari pada mengarahkan diskusi/pembicaraan.p. Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong bidan dank lien untuk melihatnya dalam suatu perspektifKelanjutan dari sebuah kejadian secara teratur akan menolong bidan dan klien untuk melihat kejadian berikutnya sebagai akibat kejadian yang pertama. Bidan akan dapat menentukan pola kesukaran interpersonal dan memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien dalam memenuhi kebutuhannya.

Page 17: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

q. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya Meminta klien untuk memastikan pengertian bidan tentang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh klien. Apabila bidan ingin mengerti klien,maka ia harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien tersebut. Klien harus bebas untuk menguraikan persepsinya kepada bidan . Ketika menceritakan pengalamannya , bidan harus waspada akan timbulnya gejala ansietas atau marah.r. RefleksiMengarahkan kembali ide, perasaan ,pertanyaan , dan isi pembicaraan kepada klien. Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Jika klien bertanya apa yang harus ia pikirkan dan kerjakan atau rasakan ,maka bidan dapat menjawab “Bagaimana menurut anda ?”. Jadi, dengan demikian bidan mengindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga dan klien memiliki hak untuk dapat melakukan hal tersebut, maka klienpun akan dapat berpikir bahwa dirinya adalah manusia yang mempunyai kapasitas dan kemampuan sebagai individu yang terintegrasi dan bukan sebagai bagian dari orang lain.s. AsertifAsertif adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain. Kemampuan asertif antara lain : berbicara jelas , mampu menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya( berani mengatakan tidak tanpa merasa bersalah) serta melindungi diri dari kritik.t. HumorHumor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal, ini dikarenakan tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stress dan meningkatkan keberhasilan dalam asuhan kebidanan. Sullivan – Deane (2008) menyatakan bahwa humor merangsang katekolamin sehingga merasa sehat. Hal ini juga akan meningkatkan toleransi nyeri , mengurangi kecemasan , serta memfasilitasi relaksasi dan meningkatkan metabolisme.

2.2.6 Factor yang perlu diperhatian dalam komunikasi terapeutik

Ada banyak faktor yang memengaruhi penafsiran seseorang dalam mengirimi dan

menerima pesan dalam komunikasi . Adapun faktor yang memengaruhi berlangsungnya proses

komunikasi ada 7, yaitu:

1.      Persepsi.

Persepsi merupakan pantulan perasaan jiwa seseorang terhadap suatu stimulus tertentu yang

terjadi di lingkungannya, baik yang dalam diri individu yang bersangkutan maupun yang di luar

dirinya atau di hadapannya(potter dan perry,1987). Masing-masing orang akan merasakan,

menginterpretasikan, dan memahami lingkungannya secara berbeda. Persepsi biasanya terbentuk

melalui tujuan dan harapan individu. Perbedaan persepsi dapat menjadi batu sandungan untuk

mencapai komunikasi yang efektif. Padahal, persepsi seseorang sangat sulit untuk di ubah

terutama yang telah mengakar lama dalam pikiran yang terjadi dalam pengalaman yang sama.

Page 18: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Persepsi seseorang sangat di pengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang di punyai, budaya,

sosial ekonomi, ras, jenis kelamin dan juga pengalaman yang mereka alami sebelumnya.

2.      Nilai

Nilai merupakan keyakinan seseorang tentang nilai suatu ide atau tingkah laku (potter dan

perry,1987). Menilai suatu tingkah laku atau ide berarti menemukan apakah itu semua cocok

untuk orang lain atau tidak.

Nilai yang di miliki seseorang akan mencerminkan kebutuhan atau keinginan yang di miliki ,

budaya dan refleksi sosial yang di sandangnya, termasuk pola hubungan atau interaksi dengan

orang lain.

3.      Emosi yang memengaruhi jalannya komonikasi di maknai sebagai perasaan subjektif seseorang

tentang kejadian dan memengaruhi bagaimana individu menggunakan kapasitas yang di miliki

dan bagaimana dia berhubungan dengan orang lain (potter dan perry, 1987). Dalam hal ini,

perawat harus mampu memfasilitasi proses komunikasi sehingga emosi tidak akan bercampur

dengan optimalisasi tindakan keperawatan yang sedang di berikan.

4.      Latar belakang sosiobudaya. Budaya yang di punyai seseorang akan membentuk pandangan

umum dan persepsi yang di milikinya tentang dunia tempat mereka tinggal.

5.      Pengetahuan seseorang yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses

komunikasi . perbedaan tingkat pengetahuan membuat proses komunikasi.

6.      Peran dan pola hubungan yang di punyai seseorang. Ada seseorang yang berkomunikasi dengan

orang lain menggunakan pola peran dan hubungan yang tepat sesuai dengan peran dan pola

hubungan yang di punyai lawan bicaranya.

2.2.7 Analisis Transaksi

Eric berne mengembangkan istilah transaksi dalam komunikasi. Transaksi biasa di pakai

di dunia usaha, yakni bila terjadi perundingan dan pelaksanaan jual beli .

Komunikasi timbale balik ialah seseorang mengirim pesan kepada orang lain dan orang

lain itu menjawab dalam bentuk umpan balik. Peristiwa mengirim dan menerima kembali di

sebut oleh eric berne dengan istilah transaksi.

Page 19: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Namun, transaksi antara dua orang tidak selalu mulus, kadang memuaskan kedua belah

pihak, kadang mengecewakan. Orang yang menstimulus transaksi tidak selalu sama. Kalau tidak

sama, kita perlu mengetahui hal yang tidak sama.

Transaksi dalam komunikasi itu akan tergantung pada kedua individu yang menjalankan

dan ini terkait dengan sikap individu tersebut. Sikap individu dalam transaksi menghadirkan

sikap diri (ego state). Menurut eric berne, setiap orang mempunyai tiga sikap diri yaitu:

1.      Sikap diri orang tua.

Sikap orang tua akan Nampak pada sikap dan bicara kita bila kita sedang mencontoh lagak

orang-orang tua. Yang memengaruhi hidup kita selama ini.

2.      Sikap diri dewasa

Sikap kita adalah menghadapi persoalan secara cerdas menggunakan otak, terarah, tidak

berpihak, mengunpulkan keterangan, mencari pemecahan terbaik.

3.      Sikap diri anak

Ketika kita bersikap seperti yang di perlihatkan anak-anak, spontan, ingin campur segala urusan,

main-main, penuh daya cipta, bersungut-sungut, menganggap ringan masalah.

Analisis transaksi mempunyai istilah sendiri yang khas mengenai pokok bahasannya.

Transaksi dapat di katakan imbang, silang, dalam bahasa aslinya, complementary ,crossed,dan

ulterior.

  Transaksi imbang

Dalam komunikasi ,biasanya pesan ditujukan pada salah satu sikap diri.

  Transaksi silang

Komunikasi meleset ,yang sering mengakibatkan kesenjangan dalam komunikasi . hal ini bisa di

karenakan komunikasi yang di kirim dari dan ke “sikap diri” kurang tepat pada situasi tertentu

atau karena pihak yang di ajak komunikasi tidak peka terhadap arah komunikasi itu dan

jawabannya tidak sesuai.

  Transaksi selubung

Dalam komunikasi ,pesan yang di sampaikan harus jelas ,ada keterbukaan sehingga komunikasi

dapat lancer. Tetapi, dalam kenyataan sering terjadi komunikasi yang meleset karena ketidak

terbukaan atau karena terjadi “transaksi selubung”, artinya yang di ucapkan ini dan ini pula yang

terdengar ,tetapi yang di maksud secara terselubung adalah itu belum di tangkap dan di pahami

oleh komunikan .

Page 20: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Dalam komunikasi ,kita sering mengirim dua pesan sekaligus,yaitu yang di ucapkan

terang-terangan dan yang terselubung . Bagi pengirm(komunikator), yang penting adalah yang

terselubung itu, baik tersembunyi di balik kata- kata maupun di ungkapkan dalam bahasa badan

(gerak,kedip mata, senyum , dan sebagainya) . Seorang penceramah biasanya memberikan waktu

untuk Tanya jawab . Tidak semua pernyataan itu relevan dengan topik atau ada pertanyaan yang

menyimpang.

Ada penceramah yang menjawab “ pertanyaan anda baik sekali, tetapi lebih baik di

tanyakan pada kesempatan lain”. Secara terselubung penceramah bermaksud , “pertanyaan anda

ngawur”.

2.2.8 Dimensi Respon

Dimensi respon yang harus dimiliki ada 4:

1)      Kesejatian

Kesejatian adalah pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri kita yang

sebenarnya,yang mana kesejatian dipengaruhi oleh:

  Kepercayaan diri

  Persepsi terhadap orang lain

  Lingkungan

2)      Empati

Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain, bahwa kita telah

memahami bagaimana perasaan orang lain tersebut dan apa yang menyebabkan reaksi mereka

tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang lain. Beberapa aspek dari empati antara lain:

  Aspek mental

  Verbal

  Aspek nonverbal

3)      Respek atau hormat

Respek mempunyai pengertian perilaku yang menunjukkan kepedulian atau perhatian,rasa suka,

dan ,menghargai klien.perawat menghargai klien seorang yang bernilai dan menerima klien

tanpa syarat (Stuart dan Sudeen,1995). Dengan respek maka perawat akan dapat mengakui

kebutuha orang lain untuk dipenuhi, dimengerti dan dibantu dalam keterbatasan waktu yang

dimiliki oleh perawat.

Page 21: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

Perilaku respek dapat ditunjukkan dengan (Smith,1992):

         Melihat kearah klien

         Memberikan perhatian yang tidak terbagi

         Memelihara kontak mata

         Senyum pada saat yang tidak tepat

         Bergerak kearah klien

         Menentukan sapaan yang disukai

         Jabat tangan atau sentuhan yang lembut.

4).Konkret

Perawat menggunakan terminology yang spesifik dan bukan abstrak pada saat mendiskusikan

dengan klien mengenai perasaan ,pengalaman, dan tingkah lakunya. Fungsi dari dimensi ini

adalah mempertahankan respons perawat terhadap perasaan klien,penjelasan dengan akurat

tentang masalah dan mendorong klien memikirkan masalah sp

BAB 3

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

Komunikasi merupakan landasan bagi profesi bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan karena tugas bidan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Proses

komunikasi merupakan suatu penyampaian pesan, ide, atau lambing kepada orang lain agar dapat

mencapai persepsi yang sama sesuai dengan yang dikehendaki oleh komunikator. Tujuan

berkomunikasi adalah memudahakan dan melancarkan pencapaian tujuan. Unsure dasar

komunikasi terdiri atas komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi,

komunikan,lingkungan, dan umpan balik.

Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik dalam asuhan kebidanan

memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak

dalam kehampaan, tetapi dalam dimensi nilai,waktu,dan ruang yang turut memengaruhi

keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutik bagi klien dan juga berpusat

bagi bidan sebagai komunikator.

Page 22: Komunikasi Efektif Dan Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

3.2  SARAN

Sebagai seorang bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan

merupakan kunci utama keberhasilan seorang bidan.Sebaiknya dalam berkomunikasi dengan

klien, seorang bidan harusnya menjaga etika dan penampilannya dalam menghadapi

kliennya.Menjaga hak-hak priabdi dan hak-hak orang lain.Menghormati,menjaga perasaan klien,

dengan melihat kondisi ekonominya.Menjaga rahasia klien.

DAFTAR PUSTAKA

M.Taufik Juliane. 2010 , Komunikasi Terapeutik Dan Konseling Dalam Praktik

Kebidanan . Jakarta Selatan : Salemba Medika

Suryani, S.Kp, MHSc . 2005 , Komunikasi Terapeutik:Teori dan Praktik . Jakarta :EGC

http://chahafshawaty.blogspot.com/2013/03/komunikasi-efektif-dan-komunikasi.html