101
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK DALAM FILM EAT, PRAY, LOVE) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh SHOFA MAYONIA JERIC 1110051000047 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M.

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

(ANALISIS SEMIOTIK DALAM FILM EAT, PRAY, LOVE)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

SHOFA MAYONIA JERIC

1110051000047

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./2014 M.

Page 2: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian
Page 3: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian
Page 4: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

LEMBAR PERNYATAAN

Denganinisayamenyatakanbahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan meraih gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 10 Oktober 2014

Shofa Mayonia Jeric

Page 5: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

i

ABSTRAK

Shofa Mayonia Jeric

Komunikasi AntarBudaya (Analisis Semiotika dalam Film Eat, Pray, Love)

Eat, Pray, Love merupakan film yang bergenre drama Amerika Serikat

pada tahun 2010. Film ini didasari dari novel Eat, Pray, Love yang kisahnya

merupakan kisah nyata dari penulis novel itu sendiri, yang bernama Elizabeth

Gilbert. Film yang berlokasi di 3 Negara yang berbeda ini, mengindikasikan

bagaimana komunikasi antarbudaya terjadi didalam kehidupan. Kemudian film ini

juga memperkenalkan sebagaian kebudayaan Indonesia kemancanegara. Film Eat,

Pray, Love dapat dijadikan contoh betapa pentingnya melihat sisi lain dari sebuah

proses komunikasi massa, yaitu pesan.

Maka dalam hal peneliti merumuskan dua pertanyaan, Apa makna

denotasi, konotasi, dan mitos dalam film Eat, Pray, Love? Kemudian, bagaimana

unsur-unsur komunikasi antar budaya dibentuk dalam film Eat, Pray, Love?

Penelitian ini berfokus pada makna denotasi, konotasi dan mitos dalam

semiotik yang kemudian dikaitkan dengan unsur-unsur komunikasi antarbudaya.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode semiotika dengan menggunakan

teori Roland Barthes, dimana ia menjelaskan tentang makna denotasi, konotasi

serta mitos.

Film ini adalah sebuah kisah nyata yang dialami oleh penulis novel dengan

judul yang sama yaitu Eat, Pray, Love. Film ini mencoba menceritakan secara

visual kisah perjalanan Elizabeth Gilbert di 3 Negara. Eat yang berarti Elizabeth

ingin mencari kebebasan dengan pergi ke Itali untuk berkuliner. Kemudian Pray

mencoba mendekatkan diri dengan cara melakukan ritual meditasi di India. Lalu

yang terakhir Love yaitu mencoba belajar untuk keseimbangan diri dan mencari

cinta sejatinya.

Film Eat, Pray, Love yang menampilkan bagaimana cara berkomunikasi di

3 Negara yang berbeda perlu dikaji secara semiosis. Karena, banyak simbol-

simbol atau tanda-tanda yang mungkin menghadirkan berbagai interpretasi dan

pesan simbolik. Dan faktor inilah yang menjadikan film Eat, Pray, Love yang

notabennya memuat simbol-simbol komunikasi antarbudaya secara dominan perlu

dianalisis menggunakan semiotik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarbudaya terdapat

pada makna tanda-tanda dan kode yang muncul dalam beberapa scene atau adegan

di dalam film Eat, Pray, Love. Peneliti menjelaskannya dalam tabel makna

denotasi, konotasi, dan mitos. Kemudian terdapat pula scene atau adegan yang

berkaitan dengan unsur-unsur komunikasi antarbudaya.

Kata kunci: Film Eat, Pray, Love, Komunikasi Antarbudaya, Denotasi, Konotasi,

dan Mitos, Semiotik

Page 6: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

ii

KATA PENGANTAR

Rangkaian ucapan syukur yang tak terkira selalu penulis panjatkan kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada pemimpin umat, Baginda Nabi

Muhammad saw, beserta keluarga serta para sahabat yang telah menjadi suri

tauladan bagi kita dalam melangkah.Terima kasih penulis ucapkan khusus untuk

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan segala fasilitas

kepada penulis dalam menimba ilmu dan menambah wawasan.

Sebagai manusia biasa, tentunya penulis memiliki keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas

keterbatasan dan kekurangan yang ada pada skripsi ini.Dibalik keberhasilan selalu

ada kebersamaan yang memberikan semangat, bimbingan, motivasi dan doa. Oleh

karena itu, tak lupa pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulisberterimakasihkepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan, Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D, selaku Wakil

Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum, dan Dr. H. Sunandar, MA selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 7: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

iii

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Bapak Rachmat Baihaki, MA., dan Sekretaris Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Ibu Fita Fathurakhman M.si yang telah

membantu dan memberikan motivasi serta menuntun penulis dalam

menempuh pembuatan skripsi.

3. Bapak Dr. H. Sunandar, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu, membimbing penulis dalam membuat skripsi

yang baik dan benar.

4. Bapak Drs. Hamdani, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan kepada penulis terima kasih.

5. Seluruh Dosen dan Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala pengetahuan dan

pengalaman berharga sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staff Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

Perpusatakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis dalam mencari bahan referensi penelitian ini.

7. Kedua orang tua yang sangatpenuliscintai, Bapak H. Jepri Siddik dan Ibu Hj.

Clara Nainggolan, yangdengansegenaphatimerekatidak pernah lelah dan

penuh kesabaran dalam mendidik anak-anaknya, terimakasih untuk kasih

sayang, do’a-do’a, serta nasihat-nasihatnya. Kakak-kakakpenulis Silky

AgustoniaJericdanMirantySeptoniaJericsertakakakiparpenulisIrwan Faisal

dan Semi Riawanyang senantiasamemberikansemangat,

kasihsayangdanbantuanmaterikepadapenulis.

Page 8: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

iv

KepadakembaranpenulisMarwaMayoniaJeric yang bersama-

samamenyelesaikanskripsisampaiakhirnyasidangpadabulandantahun yang

sama.

8. Kepada kedua keponakan penulis Izzeldane Rajaby Irwasky dan Khaidera

Imadeldane Irwaskyyang

selalumembawadanmemberikankeceriaansertasemangatkepadapenulis.

9. Sahabat-sahabat setia KhairinaSabila, UrniaYumalita, Marliana, dan Nadia

Pratama. Terimakasihbanyaksudahmenemanipenulisselama 4 (empat) tahun

inidalamkeadaansusahmaupunsenang.

10. Teman seperjuangan penulis Rosma Aliah, Nurmaliza Nazarani, Popy

Lukitawati selama menyelesaikan skripsi ini selalu menemani penulis dalam

keadaan apapun.

11. Teman-teman KLISE FOTOGRAFI yang

memberikanartikebersamaandanpengalamanserutakterlupakanuntukpenulis.

12. Para senior kakArga, kakFaqih, kakAldi, KakSendi, yang selalu

memberikanjawabansetiap kali penulisbertanya.

13. Teman-teman dari KKN TUNAS 2013, Aziz, Fafaw, Jawa, Nia, Eya, Ryan,

Bang Wahyu, Muamar, Titi, Winda, Encem, Azar, Terima kasihuntuk

kekompakan dan keseruan yang kalian berikan selama satu bulan penuh

sampai saat ini.

14. Teman-teman KPI A, KPI B, KPI C, KPI D, KPI E, KPI F dan KPI G

angkatan 2010 yang telah banyak memberikan kenangan selama masa kuliah,

terima kasih.

Page 9: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

v

Dan untuk semua pihak yang telahmembantu baik secara langsung

ataupun tidak langsung, penulismengucapkanterimakasihbanyak. SemogaAllah

SWT membalas kebaikan dan jasa kalian semua. Penulis memohon maafapabila

melakukan kesalahan dalam penulisan skripsi ini baik yang disengaja maupun

tidak disengaja. Semogaskripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Amiiin Yaa

Robbal Aalamiin.

Wassalam

Jakarta, 10 Oktober2014

Penulis

Page 10: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah .......................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5

D. Metodologi Penelitian ........................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 10

A. Tinjauan Umum Film ............................................................ 10

1. Definisi Film ................................................................... 10

2. Sejarah Film .................................................................... 12

3. Jenis dan Klasifikasi Film ............................................... 14

4. Sinematografi .................................................................. 17

5. Film sebagai Media Dakwah ........................................... 19

6. Hubungan Film dengan Kebudayaan .............................. 20

B. Tinjauan Umum Semiotika ................................................... 22

1. Konsep Dasar Semiotika ................................................. 22

2. Konsep Semiotika Roland Barthes.................................. 26

C. Komunikasi AntarBudaya

1. Definisi Komunikasi AntarBudaya ................................. 31

2. Unsur-unsur Komunikasi AntarBudaya .......................... 36

BAB III GAMBARAN UMUM FILM ................................................... 41

A. Sinopsis Film Eat, Pray, Love .............................................. 41

Page 11: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

vii

B. Tim Produksi ........................................................................ 46

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN .................................. 55

A. Objek Semiotik dalam Film Eat, Pray, Love ....................... 55

B. Pengantar Adegan dalam Film Eat, Pray, Love ................... 58

BAB V PENUTUP .................................................................................. 80

A. Kesimpulan ........................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

viii

DAFTAR TABEL

1. Penjelasan Petanda dan Penanda ................................................................... 23

2. Trikotomi Ikon/ Indeks/ Simbol Pierce ......................................................... 26

3. Peta Tanda Roland Barthes ........................................................................... 29

4. Analisis Tanda Denotasi, Konotasi, Mitos .................................................... 63

Page 13: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

ix

DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)

1. Analisis Potongan Scene Terhadap Unsur-unsur Komunikasi Antarbudaya,

Sistem Kepercayaan, Nilai, dan Sikap .......................................................... 68

2. Analisis Potongan Scene Terhadap Unsur-unsur Komunikasi Antarbudaya,

Unsur Pandangan Dunia (World View) ......................................................... 71

3. Analisis Potongan Scene Terhadap Unsur-unsur Komunikasi Antarbudaya,

Unsur Organisasi Sosial (Social Organization) ............................................ 73

Page 14: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eat, Pray, Love merupakan film yang bergenre drama Amerika

Serikat pada tahun 2010. Film ini didasari dari novel Eat, Pray, Love yang

kisahnya merupakan kisah nyata dari penulis novel itu sendiri, yang bernama

Elizabeth Gilbert. Dalam proses pembuatannya, film ini berlokasi di 3 negara

besar yang pertama Iltali kemudian berpindah ke India dan terakhir di

Indonesia (Bali).

Film ini bercerita tentang si penulis novel yang merasa ada sesuatu

yang hilang di dalam dirinya, sehingga dia memutuskan untuk pergi ke 3

negara besar yaitu Itali, India, dan Indonesia (Bali). Dia memilih Itali karena

disana ia ingin merasakan bebasnya hidup tanpa ada rasa beban sama sekali.

Kemudian dia memilih India karena dia ingin mendekatkan diri kepada Tuhan

karena selama ini ia merasa sangat jauh dengan Tuhan, dan yang terakhir dia

memilih untuk pergi ke Indonesia (Bali) karena disana ia ingin mencari

keseimbangan hidup, ketenangan jiwa atau spiritual.

Film Eat, Pray, Love bukan hanya sekedar film yang bercerita tentang

kisah nyata perjalanan seorang penulis novel dalam menemukan sesuatu yang

hilang dalam dirinya, namun film ini juga mencoba untuk memperlihatkan

bagaimana cara berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda bahasa serta

budaya. Film ini juga memperlihatkan potret kebiasaan atau budaya diketiga

Negara tersebut.

Page 15: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

2

Dalam menjelajahi 3 negara besar, komunikasi antarbudaya sangat

dibutuhkan disini. Karena tanpa berkomunikasi, kita tidak dapat mendapatkan

feedback dari segala sesuatu yang kita dan orang lain inginkan. Komunikasi

antarbudaya menurut Alo Liliweri adalah definisi yang paling sederhana dari

komunikasi antarbudaya yaitu menambah kata budaya ke dalam pernyataan

“komunikasi antara dua orang/lebih yang berbeda latar belakang

kebudayaan”.1

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan. Karena budaya dan

komunikasi sama-sama menentukan siapa berbicara dengan siapa, tentang apa,

bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan

kondisi-kondisi untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.

Perilaku kita sangat bergantung pada budaya tempat tinggal kita sendiri.

Budaya merupakan landasan komunikasi jadi bila budaya beraneka ragam,

maka beraneka ragam pula komunikasinya.2

Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh, bukan hanya

untuk hiburan tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Film digunakan

untuk menyampaikan suatu pesan dan membantu untuk memberikan suatu

penjelasan kepada masyarakat. Menikmati cerita dalam film lebih menarik

dari pada membaca buku atau novel.3

1 Dr. Alo Liliweri, M.S., Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), h. 8 2 Dr. Deddy Mulyana, M.A dan Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. Komunikasi

Antarbudaya Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006), h. 19 3 Prof. Onong Uchjana Effendy.,M.A. Ilmu, Teori, Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:

Cipta Aditya Bakti,2003), hlmn 208

Page 16: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

3

Cerita dalam novel atau buku biasanya lebih cenderung menggunakan

huruf-huruf, sehingga membuat masyarakat harus membaca dengan teliti.

Karena setiap huruf itu adalah sebuah tanda yang memiliki arti atau pesan.

Jadi masyarakat yang membaca sebuah cerita di dalam buku atau novel harus

benar-benar mengerti akan arti atau pesan yang disampaikan cerita di dalam

buku atau novel tersebut. Berbeda dengan cerita dalam film. Di dalam film,

masyarakat tidak perlu membaca dengan teliti. Karena film menyajikan cerita

berupa tingkah laku para pemain cerita di dalam film tersebut. Sehingga

ceritanya terlihat seperti kenyataan.

Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Rangkaian gambar

dalam film menciptakan imajinasi dan sistem penandaan. Semiotika adalah

suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Suatu tanda

menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (Meaning) ialah

hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini

mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan simbol,

bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan

bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda

disusun. 4

Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yang berbentuk

simbol yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memiliki perbedaan

latar belakang budaya. Proses penyampaian informasi, gagasan atau perasaan

di antara mereka disampaikan dengan cara lisan atau tertulis, bahasa tubuh,

4 Drs. Alex Sobur, M.Si. Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), h. 15

Page 17: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

4

gaya atau tampilan pribadi, atau bantuan hal-hal lain yang ada di sekitar

mereka agar pesan atau informasi yang ingin disampaikan jelas maksud dan

tujuannya.5

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memberikan judul

“Komunikasi Antarbudaya (Analisis Semiotik dalam Film Eat, Pray,

Love)”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian dan memberi arah yang tepat

dalam pembatasan masalah ini sehingga tidak terlalu meluasnya pembahasan,

maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah dengan mengambil

adegan-adegan yang berhubungan dengan komunikasi antarbudaya dalam film

Eat, Pray Love yang berupa potongan-potongan adegan dan teks dari film Eat,

Pray, Love.

Berdasarkan batasan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan

yaitu sebagai berikut:

1. Apa makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam film Eat, Pray, Love?

2. Bagaimana unsur-unsur komunikasi antarbudaya dibentuk, dikemas, dan

ditetapkan dalam film Eat, Pray, Love?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

5 Dr. Alo Liliweri, M.S., Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), h. 10

Page 18: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

5

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam film

Eat, Pray, Love melalui konsep semiotika Roland Barthes yang

menjelaskan tentang makna denotasi, konotasi, dan mitos.

2. Ingin mengetahui bagaimana unsur-unsur komunikasi antarbudaya

dibentuk, dikemas, dan ditetapkan dalam film Eat, Pray, Love.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan bisa menambah keilmuan para mahasiswa/i

ilmu komunikasi dalam mengkaji semiotika, khususnya semiotika

dalam film yang dalam penelitian ini menggunakan analisis model

Roland Barthes.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa memjadi contoh kepada para

mahasiswa/I untuk mengetahui cara menggali makna dalam sebuah

proses media massa, khususnya film dengan menggunakan analisis

semiotika.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode

Semiotika merupakan salah satu analisis isi yang menggunakan

pendekatan analisis isi kualitatif. Kemudian metode yang digunakan

adalah deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara

Page 19: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

6

objektif, dengan menggambarkan pesan-pesan secara simbolis dalam film

Eat, Pray, Love.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kediaman penulis yaitu, Ciputat,

Tangerang Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama

maksimal enam bulan sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Terhitung

dari tanggal 28 April 2014 sampai dengan 28 Oktober 2014.

3. Objek dan Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah film Eat, Pray, Love. Dan yang

menjadi objeknya adalah potongan-potongan gambar atau visual yang

terdapat dalam film Eat, Pray, Love yang berkaitan dengan rumusan

masalah penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan dibagi menjadi dua

bagian yang mengamati langsung data-data yang sesuai dengan pertanyaan

penelitian. Adapun instrument penelitiannya adalah:

1) Data Primer, berupa dokumen elektronik satu keping DVD Original film

Eat, Pray, Love dengan teks bahasa Indonesia dan Inggris.

2) Data Sekunder, berupa dokumen tertulis, yaitu seperti resensi film Eat,

Pray, Love baik dari majalah, artikel di internet, dan buku-buku yang

relevan dengan penelitian.

Page 20: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

7

5. Tehnik Analisis Data

Analisis data penelitian ini diawali dengan mengklasifikasikan adegan-

adegan film Eat, Pray, Love yang berhubungan dengan rumusan masalah.

Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan konsep semiotika Roland

Barthes yaitu dengan cara menganalisis setiap adegan yang berhubungan

dengan rumusan masalah berupa makna denotasi, konotasi, dan mitos.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan

kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dan Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Jakarta. Banyak judul

skripsi mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Jakarta yang meneliti tentang

Analisis Semiotika Film, yaitu diantaranya adalah Uray Noviandy Taslim

(108051000190) yang meneliti tentang “Semiotika Perjuangan “Said Nursi”

Menulis Kitab Risalah Nur dalam Film Nur Adam”. Dalam penelitiannya,

uray menggunakan metode analisis Roland Barthes dan Christian Metz karena

keduanya adalah tokoh penting yang memperkenalkan metode semiotika film.

Adapun konsep yang ingin diteliti oleh uray adalah perjuangan Said Nursi

menulis kitab risalah dalam film Nur Adam.6

Ika Kurnia Utami (108051000094) meneliti tentang “Semiotika

Taubat dalam Film Mama Cake”. Dalam penelitiannya, ika menerapkan

metode analisis Roland Barthes kemudian dikaitkan dengan komponen elemen

6 Uray Noviandy Taslim, “Semiotika Perjuangan “Said Nur” Menulis Kitab Risalah Nur

dalam Film Nur Adam” S1, (Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012)

Page 21: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

8

semiotika Steven Campsall, yang mengkaji tentang sinematografi pada

adegan-adegan yang diteliti.7

Rinal Rinoza (104051001846) memiliki judul skripsi “Perspektif

Komunikasi AntarBudaya dalam Film Al-Kautsar”. Disini rinal meneliti

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif analisis. Metodologi ini digunakan karena sesuai dengan konteks

Film Al-Kautsar yang mengisahkan perbedaan antara kedua pemahaman

dalam menginterpretasikan ajaran agama islam dan keteguhan tokoh

protagonis dalam menggunakan kebenaran menuju perubahan di penduduk

desa sekarlangit.

Dari beberapa tinjauan pustaka diatas, maka penulis ingin mengkaji

tentang unsur-unsur komunikasi antarbudaya yang dibentuk, dikemas, dan

ditentukan didalam film Eat, Pray, Love. Kemudian dalam penelitian ini,

penulis mengunakan konsep semiotika Roland Barthes, yang menjelaskan

tentag makna denotasi, konotasi, dan mitos.

F. Sistemika Penulisan

Skripsi ini dalam penulisannya akan dibagi menjadi 5 (lima) bab, dan

masing-masing bab akan dibagi-bagi lagi menjadi sub-sub bab, yaitu sebagai

berikut:

BAB I : Pendahuluan, Pada bab ini, dijelaskan apa saja yang akan

dibahas dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan

7 Ika Kurnia Utami, “Semiotika Taubat dalam Film Mama Cake” S1, (Jkarata:

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013)

Page 22: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

9

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,

Tinjauan Pustaka serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis terdiri dari Defini dan Konsep Film, Definisi

dan Konsep Semiotika, dan Definisi dan Konsep Komunikasi

AntarBudaya.

BAB III : Gambaran umum Film Eat, Pray, Love, Ringkasan Film dan

profil tentang sutradara beserta pemeran dan crew dalam film Eat,

Pray, Love.

BAB IV : Analisis Semiotika Film Eat, Pray, Love. Berisi tentang hasil

penelitian.

BAB V : Penutup. Berisi kesimpulan dan Saran.

Page 23: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum Film

1. Definisi Film

Film hadir ke tengah kehidupan maysrakat sebagai suatu hasil

produksi yang melibatkan banyak tenaga, modal dan peralatan. Tenaga

yang diperlukan membutuhkan kualifikasi tertentu. Pada tingkat tertentu

tenaga-tenaga yang terlibat dalam produksi film harus merupakan tenaga

yang professional. Sebagai suatu hasil produksi, film sebagaimana juga

hasil produksi lainya dituntut untuk memuaskan masyarakat. Dan

masyarakat sebagai konsumen mempunyai faktor-faktor determinan yang

ikut menetukan arah dan lenturnya tuntutan pada suatu hasil produksi.1

Film adalah bagian kehidupan sehari-hari dalam banyak hal.

Bahkan ketika kita sedang bicara sangat dipengaruhi oleh metafora film.

Pada mulanya film tumbuh dengan menyerap penemuan-penemuan yang

telah atau yang tengah terjadi, baik sains, teknologi, dan estetika, seperti

fotografi, kinetograf, dan fonograf. Hasil dari beberapa penemuan itu

terwujud dalam senimatograf, sebuah mesin yang sekaligus bisa

difungsikan sebagai kamera dan proyektor, sehingga memungkinkan

sebuah film bisa ditonton oleh banyak orang dalam satu waktu.2

Selama ini kita dapat mengikuti perkembangan film sebagai suatu

transformasi yang memperoleh sukses. Sejak dimulai dengan apa dengan

1 Drs. Ton Kertapati, Dasar-dasar Publisistik, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal 209

2 Misbach Yusa Biran, sejarah film 1900-1950: bikin film jawa, (Jakarta: Komunitas

Bambu, 2009) hal. xv

Page 24: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

11

apa yang disebut nickelodeon, hingga mencapai tinngkatan seni

stereoscopic, film senantiasa popular dikalangan masyarakat. Dan sebagai

suatu karya seni, maupun alat hiburan atau komersial film selalu berada di

tengah-tengah masyarakat manusia. Kemudian film juga memiliki

keunggulan-keunggulan yang khusus didalam menciptakan ruang dan

waktu tertentu dalam dunia imajinasi publik penontonnya.

Sejalan dengan impressi visual yang semakin sempurna, tekhnik suara

yang dibawakan oleh film pun semakin maju. Dunia dari suara telah dapat

disaring dan dipecah-pecah sampai ke unsur-unsurnya, untuk kemudian

secara selektif diciptakan kembali dalam suatu bentuk suara synthesis yang

harmonis dan memberikan kesegaran dan kepuasan baru bagi mass

audience nya.3

Film memiliki definisi yang beragam, tergantung dari sudut

pandang orang yang mendefinisikannya. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat

gambar negatif (yang akan dibuat potret).

Menurut UU No. 23 Tahun 2009 tentang Perfilman, Pasal 1

menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan

pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan

kaidah senimatografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam Kamus Komunikasi, film

adalah media yang bersifat visual atau audio visual untuk menyampaikan

pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul disuatu tempat.

3 Drs. Ton Kertapati, Dasar-dasar Publisistik, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal 267

Page 25: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

12

Amura dalam bukunya Perfilman Indonesia dalam Era Baru,

mengatakan bahwa film bukan semata-mata barang dagangan melainkan

alat penerangan dan pendidikan. Film merupakan karya sinematografi

yang dapat berfungsi sebagai alat Cultural Education atau Pendidikan

Budaya. Dengan demikian film juga efektif untuk menyampaikan nilai-

nilai budaya.

Secara umum film memiliki empat fungsi yaitu film sebagai alat

hiburan, film sebagai sumber informasi, film sebagai alat pendidikan, dan

film sebagai pencerminan nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa.4

2. Sejarah Film

Awal industri film kebanyakan dibangun oleh wirausaha yang ingin

mendapatkan uang dengan menghibur semua orang. Laumiere bersaudara

adalah ahli mesin yang hebat, dan ayah mereka memiliki pabrik pembuat

plat fotografis. Film mereka yang pertama lebih kecil dari pada film hitam-

putih. Film yang ditampilkan hanya berisi kisah-kisah yang sederhana.

Tidak ada penyunting, kameranya hanya dinyalakan, kemudian dimatikan

saja. Tidak ada transisi pudar, hapus atau kilas balik. Tidak ada grafis

komputer, tidak ada dialog, dan tidak ada musik. Namun demikian, banyak

penonton yang takut melihat lokomotif sistematis yang seperti berjalan

kearah mereka. Mereka sama sekali buta dengan bahasa film.

Khalayak untuk menonton film pertama Lumiere tidak dapat

berbicara bahasa film. Menonton film bagaikan sedang terdampar di

negeri asing yang tidak anda ketahui bahasa dan budayanya. Anda harus

4 Teguh Trianto, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hal. 3

Page 26: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

13

dapat berhasil dengan setiap pengalaman baru yang membantu anda

memahami bahasa dan orang-orangnya dengan lebih baik. Mereka harus

mengembangkan pemahaman perubahan sinematik dalam ruang dan

waktu. Mereka harus mempelajari bagaimana gambar dan suara

digabungkan untuk menciptakan suatu makna. Pembuat film dan penonton

harus tumbuh secara bersama-sama.5

Pendahulu teknis film adalah fotografi. Penemuan tahun 1727

bahwa cahaya menyebabkan nitrat perak menjadi gelap adalah dasar dari

perkembangan teknologi film. Demikian pula fenomena manusia yang

disebut persistensivisi. Mata manusia menangkap gambar selama

sepersekian detik. Jika serangkaian foto menangkap sesuatu yang bergerak

dan jika foto itu digerakkan secara berurutan dengan cepat, maka mata

manusia akan melihatnya sebagai gambar yang bergerak tak putus-putus.

Yang diperlukan adalah kamera yang tepat dan film untuk

menangkap sekitar 16 gambar per detik. Peralatan ini muncul pada 1888.

William Dickson dari laboratorium Thomas Edison mengembangkan

sebuah kamera film. Dickson dan Edison menggunakan film seluloid yang

kemudian disempurnakan oleh George Eastman, yang memperkenalkan

kamera Kodak. Pada 1891 Edison telah mulai memproduksi film.

Film Edison dilihat dengan cara melongok ke sebuah kotak. Di

Perancis, Lumiere bersaudara, yakni Auguste dan Louis, menggunakan

proyeksi untuk film. Dengan memutar film di depan sebuah lampu yang

terang, Lumiere bersaudara memproyeksi gambar film ke tembok. Pada

5 Stanleyn J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Melek Media & Budaya, (Jakarta: PT.

Gelora Aksara Pratama, 2012) hal. 211

Page 27: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

14

tahun 1895 mereka membuka hall eksibisi di Paris yaitu bioskop pertama.

Edison menyadari keuntungan komersial dari proyeksi itu dan dia sendiri

mematenkan proyektor Vitascope, yang dipasarkan pada 1896.6

Di Indonesia film dikenal dengan nama Gambar Idoep. Gambar

idoep muncul di Batavia dan untuk pertama kalinya dipertontonkan pada

warga adalah pada tanggal 5 desember 1900. Pertunjukkan film

berlangsung di Tanah abang, Kebonjae. Film Indonesia mulai muncul

pada masa penjajahan Belanda. Film pertama yang diputar adalah film

dokumenter tentang peristiwa yang terjadi di Eropa dan Afrika Selatan,

termasuk film dokumenter tentang politik yang berisi gambar Sri Baginda

Maha Ratu Belanda bernama Yang Mulia Hertog Hendrig memasuki kota

DenHaag.

Belanda mendirikan bioskop pada masa jajahannya di Indonesia.

Pada awal munculnya film diputar di bioskop. Beberapa bioskop yang

terkenal pada masa itu adalah bioskop Rialto di Tanah Abang (kini

menjadi bioskop surya). Pada tahun 1926, bioskop Indonesia diramaikan

dengan munculnya film Loetoeng Kasaroeng. Cerita film ini diangkat dari

cerita legenda rakyat Jawa Barat. Film ini tergolong sukses pada masanya,

bahkan sempat diputar selama satu minggu penuh di Bandung.7

3. Jenis-jenis dan Klasifikasi Film

a. Jenis-jenis Film

Ada tiga jenis film yang umum dikenal, yaitu film fitur, film

dokumenter, dan film animasi atau kartun. Berikut ini penjelasannya:

6 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Putra Grafika, 2008) hal. 161

7 Teguh Trianto, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hal. 13

Page 28: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

15

1) Film fitur merupakan karya fiksi yang strukturnya selalu berupa

narasi, yang dibuat dalam tiga tahap, yang pertama tahap

praproduksi, tahap produksi dan tahap post-produksi. Tahap

praproduksi merupakan periode ketika skenario diperoleh.

Skenario bisa berupa adapatsi dari novel, cerita pendek, atau

karya lainnya. Tahap produksi merupakan masa berlangsungnya

pembuatan film berdasarkan skenario. Kemudian tahap post-

produksi (editing) ketika semua bagian film yang pengambilan

gambarnya tidak sesuai dengan urutan cerita, disusun menjadi

suatu kisah yang menyatu.

2) Film dokumenter merupakan film nonfiksi yang

menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan setiap individu

menggambarkan perasaannya dan pengalamannya dalam situasi

yang apa adanya. Film dokumenter (documentary film)

didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai karya ciptaan

mengenai kenyataan (creative treatment of actuality). Berbeda

dengan film berita yang merupakan kenyataan, maka film

dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya)

mengenai kenyataan tersebut.

3) Film Animasi atau (cartoon film) dibuat untuk dikonsumsi anak-

anak. Tujuan utama dari film kartun adalah untuk menghibur.

Walaupun tujuan utamanya adalah untuk menghibur, tapi

terdapat pula film-film kartun yang mengandung unsur-unsur

pendidikan. Animasi merupakan teknik pemakaian film untuk

Page 29: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

16

menciptakan ilusi gerakan dari serangkaian gambaran benda dua

atau tiga dimensi. Pada masa kini, hampir semua film animasi

dibuat secara digital dengan komputer.8

b. Klasifikasi Film

Mengklasifikasikan film dalah berdasarkan genre. Genre secara

umum membagi film berdasarkan jenis dan latar ceritanya. Istilah

genre berasal dari bahasa Perancis yang bermakna “bentuk” atau

“tipe”. Pada dasarnya istilah genre mengacu pada istilah Biologi yaitu

genus yang artinya sebuah tingkatakan klasifikasi untuk flora dan

fauna yang tikatannya berada diatas spesies.

Dalam film, genre merupakan jenis dari sekelompok film yang

mempunyai karakter atau pola sama (khas) seperti setting, isi dan

subyek cerita. Dari klasifikasi itu muncullah genre-genre popular

seperti aksi, petualangan, drama, komedi, horror, film noir, roman dan

sebagainya.

Macam-macam genre yang paling umum dan sudah kita ketahu

adalah sebagai berikut:

1) Action-Laga

Film yang biasanya bercerita tentang perjuangan hidup yang

pemeran ini biasanya di perankan oleh orang yang ahli untuk

mempertahankan diri dalam sebuah pertarungan di dalam film.

2) Comedy-Humor

8 http://sinthiasinor.blogdetik.com/2011/07/17/tentang-film/ pkl 13.45, Sabtu, 27 sep 2014

Page 30: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

17

Jenis film yang menggunakan faktor kelucuan dalam

penyajiannya. Genre ini biasanya paling digemari dan bisa

menambah segmentasi penonton.

3) Roman-Drama

Genre ini juga menjadi yang terpopuler dikalangan masyarakat

karena lebih terlihat nyata seperti kehidupan sehari-hari.

4) Mistery-Horor

Genre ini adalah genre khusus dalam dunia perfilman. Karena

genre ini memiliki cakupan yang sempit dan pembahasannya

sering kali diulang bahkan tidak diganti-ganti.9

4. Sinematografi

Yaitu perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan

antara kamera dan objek yang akan di ambil gambarnya. Cut, close up, two

shot, zoom in, slow motion, dan lain-lain, itu semua merupakan istilah-

istilah dalam bidang sinematografi. Berikut penjelasan masing-masing

istilah sinematografi:

1) Acting adalah sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang

perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.

2) Action adalah gerak laku pemeran, yang terjadi dalam suatu

adegan.

3) Addes scene yaitu penambahan adegan.

4) Angle adalah sudut pengambilan gambar

9 M. Bayu Widagdo & Winastwan Gora S, Bikin Film Indie itu Mudah!, (Yogyakarta: C.V.

Andy Offset, 2007) h. 26-27

Page 31: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

18

5) Animator adalah sebutan bagi seorang yang berprofesi sebagai

pembuat animasi

6) Art department atau bagian artistik bertanggung jawab terhadap

rancangan set film

7) Art director yaitu pengarah artistik dari sebuah produksi

8) Asisten producer adalah seorang yang membantu produser dalam

menjalankan tugas

9) Camera department adalah orang yang bertanggung jawab untuk

merawat dan menjaga semua peralatan kamera yang dibutuhkan

untuk memfilmkan sebuah motion picture. Camera departement

juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film,

dan berhubungan dengan laboraturium pemprosesan.

10) First Cameraman atau Penata Fotografi (Director of

Photography), bertanggung jawab terhadap pergerakan dan

penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adengan.

11) Second cameraman bertindak sesuai intstruksi dari kameramen

utama dan melakukan penyesuaian pada kamera atau

mengoperasikan kamera selama syuting.

12) Costume designer yaitu orang yang merancang dan memastikan

produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah

film.

13) Cut atau Hold merupakan perintah dari sutradara agar adegan

diberhentikan namun pemain tetap berada dalam posisi awal pada

saat syuting berlangsung.

Page 32: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

19

14) Cut Back yaitu tehnik mengubah gambar dalam film secara cepat

dari adegan yang sekarang ke adegan lain yang telah dilihat

sebelumnya.

15) Fade in adalah transisi gambar dari gelap ke terang dengan cara

lambat.

16) Fade out adalah transisi gambar dari terang ke gelap dengan cara

lambat.

5. Film Sebagai Media Dakwah

Dakwah adalah mengajak orang lain agar menjalankan perintah

Allah SWT dan menjauhi larangan-nya. Namun secara syar‟i, makna

dakwah adalah menjalankan perintah Allah SWT, baik berupa perkataan

maupun perbuatan, serta meninggalkan semua larangan Allah baik

perbuatan ataupun perkataan.10

Di era informasi sekarang ini, media menjadi suatu hal yang tidak

bisa lepas dari masyarakat. Aktifitas dakwah tidak akan berjalan jika tidak

menggunakan alat atau media. Dan salah satu media yang cukup

berkembang pesat pada saat ini adalah film. Film merupakan salah satu

jenis media yang dapat memberikan pengaruh besar kepada masyarakat.

Oleh karena itu film dapat menjadi media yang cukup efektif dalam

menjalanan dakwah.

Dengan film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran

tentang realitas tertentu yang sudah diseleksi. Seorang sutradara akan

memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan, dan akan

mengesampingkan tokoh lain yang dianggap tidak pas untuk ditampilkan.

10

Fawwaz bin Hulayyil as-Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah, (Jakarta: Darul Haq,

2008). h. 19

Page 33: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

20

Lewat peran yang dimainkan tokoh-tokoh tersebut, film dapat menyajikan

pengalaman imajiner bagi para penontonnya, merindukan pengalaman

ideal yang diidamkannya, atau imajiner itu akan ikut membentuk sikap dan

perilaku khalayak yang menyaksikannya. Pengalaman hidup yang

dihadirkan oleh sosok pribadi terpuji yang menegakkan kebajikan serta

ikut memengaruhi sikap dan konsep idealisasi hidup untuk melihatnya.11

Islam bukanlah agama ritual semata. Sebagian orang juga telah

menganggap Islam sebagai falsafah dan jalan hidup. Itu berarti upaya

untuk mengajak orang lain untuk mengikuti agama Islam sebagai jalan

hidup (way of life) individu maupun kehidupan sosial politik, harus

dilakukan sebagik mungkin.

Islamisasi melalui media film, juga merupakan wacana penting di

era digital ini. Hal ini dikarenakan sifat dari penikmat film yang tergolong

gencar memakai budaya konsumsi kontemporer. Islam, dalam kasus ini,

dapat ditampilkan dengan segar, menarik, hybrid dan modern dalam

rangka menjadikan Islam sebagai agama yang relevan dengan budaya yang

saat ini sedang didominasi kaum kapitalis.12

6. Hubungan Film dengan Kebudayaan

Film mempunyai kesanggupan untuk menciptakan suatu realitas

rekaan sebagai bandingan terhadap realitas. Realitas yang ditampilkan

dalam film adalah realitas yang dibangun oleh pembuat film dengan

mengangkat nilai-nilai atau unsur budaya yang terdapat di dalam

11

Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakkwah, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2012), h. 112 12

Andi Faisal Bakti, Globalisasi: Dakwah Cerdas Era Globalisasi: Antara Tantangan dan

Harapan (Lecture at Palembang), h. 59

Page 34: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

21

masyarakat. Atau sebaliknya, realitas rekaan yang ditampilkan dalam film

kemudian menjadikan sebuah bentukan budaya yang diikuti oleh

penonton.

Deddy Mulyana menyatakan hubungan film dan budaya bersifat

timbal balik. Sama halnya dengan komunikasi dan budaya mempunyai

hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata uang. Budaya menjadi bagian

dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut

menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya

seperti yang dikatakan Edward T. Hall bahwa komunikasi adalah budaya

dan budaya adalah komunikasi. Pada satu sisi komunikasi merupakan

suatu mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya

masyarakat, baik secara horizontal dari suatu masyarakat kepada

masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal dari suatu generasi ke generasi

berikutnya.

Film adalah bagian dari produk budaya yang didalamnya juga

memuat nilai-nilai budaya, sehingga film juga menjadi media efektif untuk

menanamkan nilai budaya. Menurut Deddy Mulyana hubungan film dan

budaya saling mempengaruhi. Di satu sisi, film seperti media massa pada

umumnya merupakan cerminan kondisi masyarakat. Nilai, norma, dan

gaya hidup yang berlaku pada masyarakat akan disajikan dalam film yang

diproduksi. Namun, di sisi lain film juga berkuasa menetapkan nilai-nilai

yang penting dan perlu dianut oleh masyarakat, bahkan nilai-nilai yang

rusak sekalipun. Artinya tidak setiap film dapat dijadikan media

Page 35: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

22

pendidikan, sebab banyak film-film yang isinya dapat merusak moral dan

budaya anak bangsa.

Tidak semua film dapat dijadikan media pembelajaran atau

pendidikan karakter. Meskipun sesungguhnya setiap film yang diproduksi

dan beredar selalu mencerminkan budaya masyarakat pada masanya. Film-

film yang bertema hantu, sebenarnya merupakan rekaman budaya

masyarakat. Artinya di dalam film-film tersebut terkandung nilai-nilai

budaya. Namun unsur entertainment atau hiburannya mendapat porsi yang

lebih dominan, sehingga kurang tepat dijadikan media pendidikan budi

pekerti atau karakter. Karena ingin menghibur, tak jarang film-film ini

memasukkan unsur adegan yang berbau seks yang vulgar, sehingga dapat

mempengaruhi mental remaja yang menontonnya.13

Film bertema cinta juga mengandung nilai-nilai budaya pada

masanya. Namun, film-film yang mengangkat budaya popular kerap kali

terjebak pada unsur hiburan semata dan jatuh pada tema roman picisan,

sehingga kurang memberikan pendidikan berharga bagi penontonnya.

Film-film dengan tema hantu dan cinta memang dibuat untuk tujuan

komersil saja sehingga tak jarang film-film seperti itu lebih

mengedepankan sisi hiburannya saja.

B. Tinjauan Umum Semiotika

1. Konsep dasar Semiotika

Semiotika berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti „tanda‟

atau seme yang berarti „penafsir tanda‟. Kata semiotika atau semiologi

13

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal 13

Page 36: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

23

memiliki beberapa istilah dalam sejarah linguistik yaitu semasiologi,

sememik, dan semik. Nama bidang studi yang disebut “semiotika” telah

muncul di Negara-negara Anglo-Saxon. Seseorang menyebut semiologi

jika dia berfikir tentang tradisi Saussurean. Dalam penerbitan-penerbitan

Prancis, istilah semiologie kerap dipakai. Elements de Semiologie, adalah

salah satu judul yang dipakai oleh Roland Barthes. Namun istilah

semiotics digunakan dalam kaitannya dengan karya Charles Sanders Pierce

dan Charles Morris.

Kedua istilah semiotics dan semiologie sebenarnya memiliki arti

yang sama. Baik semiotika maupun semiologi, keduanya kurang lebih

dapat saling menggantikan karena sama-sama digunakan untuk mengacu

kepada ilmu tentang tanda. Satu-satunya perbedaan kedua istilah ini adalah

bahwa istilah semiologi biasanya digunakan di Eropa, sedangkan

semiotika cenderung dipakai oleh mereka yang berbahasa Inggris.14

Dalam definisi Saussure, semiologi merupakan sebuah ilmu yang

mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat. Tujuan semiologi

adalah untuk menunjukkan bagaimana terbentuknya tanda-tanda beserta

kaidah-kaidah yang mengaturnya. Kemudian istilah semiotika atau

semiotik, yang muncul pada abad ke-19 oleh filsuf aliran pragmatik

Amerika, Charles Sanders Pierce, merujuk pada doktrin formal tentang

tanda-tanda. Yang menjadi dasar pada semiotika adalah konsep tentang

tanda, tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-

14

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal 14

Page 37: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

24

tanda, melainkan dunia itu sendiri pun ikut terkait sejauh hubungannya

dengan realitas.

Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna

(meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau ide dan suatu tanda.

Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas

berurusan dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal,

teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan

maknanya dan bagaimana tanda tersebut disusun.15

Semiotika seperti kata Lechte adalah teori tentang tanda dan

penandaan. Lebih jelas lagi, semiotika adalah suatu disiplin yang

menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana sign

„tanda-tanda‟. Hjelmslev mendefinisikan tanda sebagai suatu

keterhubungan antara wahana ekspresi (expression plan) dan wahana isi

(content plan). Cobley dan Jansz menyebutnya sebagai “discipline is

simply the analysis of signs or the study of the functioning of sign systems”

artinya adalah ilmu analisis tanda atau studi tentang bagaimana sistem

penandaan berfungsi. Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiosis

sebagai “a relationship among a sign, an object, and a meaning” yang

berarti suatu hubungan di antara tanda, objek, dan makna.

Dua aspek tanda memiliki nama standar. Kesan mental bunyi

disebut penanda dan konsep umum yang dimunculkan disebut petanda.

Dengan kata lain, satu aspek tanda bertindak menandakan. Aspek lainnya

15

Ibid, hal 14

Page 38: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

25

adalah apa yang ditandakan. Relasi di antara keduanya disebut sistem

tanda (signification).

Tabel 1: Petanda dan Penanda

Penanda adalah kesan indrawi suatu tanda.

Contoh: imaji mental meninggalkan marka (marks) pada sebuah halaman kertas,

atau imaji mental bunyi udara.

Petanda adalah konsep yang dimunculkan sebuah tanda.

Relasi antara penanda dan petanda, cara kesan indrawi „menunjuk pada‟ atau

memunculkan suatu konsep, disebut sistem pertandaan (signification).

Kedua istilah ini merupakan istilah yang berguna untuk

menekankan dua cara berbeda bagaimana sebuah tanda harus berfungsi

agar bisa menjadi tanda. Penanda dan petanda selalu berjalan bersama.16

Ferdinand de Saussurean mengatakan bahwa tanda-tanda disusun

dari dua elemen, yaitu aspek citra tentang bunyi (semacam kata atau

representasi visual) dan sebuah konsep dimana citra bunyi disandarkan.

Pandangan Saussurean ini merupakan manifestasi konkret dari citra bunyi

dan ini sering diidentifikasi dengan citra bunyi itu sebagai penanda

(signifier). Dalam tanda terungkap citra bunyi ataupun konsep sebagai dua

komponen yang tak terpisahkan. Bagi Saussurean, hubungan antara

penanda dan petanda bersifat arbiter (bebas), baik secara kebetulan

maupun ditetapkan. Prinsip arbiteran bahasa atau tanda tidak dapat

diberlakukan secara mutlak atau sepenuhnya. Ada tanda-tanda yang benar-

benar arbiteran, tetapi ada pula yang hanya relatif. Keartbiteran bahasa

16

Tony Thwaites, dkk, Introducing Cultural And Media Studies Sebuah Pendekatan

Semiotik, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), hal. 42

Page 39: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

26

sifatnya bergradasi. Disamping itu, ada pula tanda-tanda yang bermotivasi,

yang relatif non-arbitrer.

Kemudian Charles Sanders Pierce menyatakan bahwa tanda-tanda

berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya

memiliki hubungan sebab-akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan

konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Pierce menggunakan istilah

ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab-akibat, dan simbol

untuk asosiasi konvensional. Berikut ini tabel yang bisa memperjelas:

Tabel 2: Trikotomi Ikon/ Indeks/ Simbol Pierce17

TANDA IKON INDEKS SIMBOL

Ditandai dengan:

Contoh:

Proses

Persamaan (kesamaan)

Gambar-gambar

Patung-patung

Tokoh besar

Foto Reagan

Dapat dilihat

Hubungan sebab-akibat

Asap/ api

Gejala/ penyakit

Bercak merah/ campak

Dapat diperkirakan

Konvensi

Kata-kata

Isyarat

Harus dipelajari

2. Konsep Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas menengah

Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai

Atlantik di sebelah barat daya Prancis. Ayahnya seorang perwira angkatan

laut, meninggal dalam sebuah pertempuran di Laut Utara. Sepeninggalan

ayahnya, Barthes kecil di asuh oleh ibu, kakek, dan neneknya.

17

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal 15

Page 40: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

27

Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang

getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi Saussurean. Ia juga

intelektual dan kritikus sastra Prancis yang ternama, eksponen penerapan

strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Bartens menyebutnya

sebagai tokoh yang memainkan peranan sentral dalam strukturalisme tahun

1960-an dan 70-an. Barthes berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah

sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat

tertentu dalam waktu tertentu.

Barthes telah menulis banyak buku, dan beberapa diantaranya telah

menjadi bahan rujukan penting untuk studi semiotika di Indonesia. Dalam

bukunya yang terkenal, S/Z (1970), yang oleh Bartens pantas disebut

sebuah buku dengan judul cukup aneh. Buku ini merupakan salah satu

contoh bagus tentang cara kerja Barthes. Dalam buku ini Barthes

menganalisa sebuah novel kecil yang relatif kurang dikenal, berjudul

Sarrasine, ditulis oleh sastrawan Prancis abad ke-19, Honore de Balzac.

Dalam penilaian John Lechte, buku ini ditulis Barthes sebagai upaya untuk

mengeksplisitkan kode-kode narasi yang berlaku dalam suatu naskah

realis. Barthes berpendapat bahwa Sarrasine ini terangkai dalam kode

rasionalisasi, suatu proses yang mirip dengan yang terlihat dalam retorika

tentang tanda mode. Ada lima kode yang ditinjau oleh Barthes yaitu, kode

hermeneutic (kode teka-teki), kode semik (makna konotatif), kode

simbolik, kode proaretik (logika tindakan), dan kode gnomic atau kode

cultural yang membangkitkan suatu badan pengetahuan tertentu.

Page 41: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

28

Pada tahun 1954-1956, sebuah rangkaian tulisan muncul dalam

majalah Prancis, Le Letters nouvelles. Pada setiap terbitannya Roland

Barthes membahas “Mythology of the Month” (Mitologi Bulan Ini),

sebagian besar dengan menunjukkan bagaimana aspek denotatif tanda-

tanda dalam budaya pop menyikapkan konotasi yang pada dasarnya adalah

“mitos-mitos” (myths) yang dibangkitkan oleh sistem tanda yang lebih luas

yang membentuk masyarakat.

John Lechte memaparkan, imaji dan pesan iklan, hiburan, kultur

popular dan literer, serta barang-barang konsumsi sehari-hari menemui

telaah subjektif yang cukup unik dalam hasil dan penerapannya. Cobley &

Jansz mengungkapkan bahwa Barthes membahas fenomena keseharian

yang luput dari perhatian. Dia menghabiskan waktu untuk menguraikan

dan menunjukkan bahwa konotasi yang terkandung dalam mitologi-

mitologi tersebut biasanya merupakan hasil konstruksi yang cermat.18

Salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya

tentang tanda adalah peran pembaca (the reader). Konotasi, walaupun

merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat

berfungsi. Barthes secara panjang lebar mengulas apa yang sering disebut

sebagai sistem pemaknaan tataran kedua, yang dibangun di atas sistem lain

yang telah ada sebelumnya. Sastra merupakan contoh paling jelas sistem

pemaknaan tataran kedua yang dibangun di atas bahasa sebagai sistem

yang pertama. Sistem kedua ini oleh Barthes diebut dengan konotatif, yang

di dalam Mythologies nya secara tegas ia bedakan dari denotatif atau

18

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal 63-68

Page 42: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

29

sistem pemaknaan tataran pertama. Barthes menciptakan peta tentang

bagaimana tanda bekerja.

Tabel 3: Peta Tanda Roland Barthes

1. Signifier

(penanda)

2. Signified

(Petanda)

3. Denotative sign (tanda denotatif)

4. CONNOTATIVE SIGNIFIER

(PENANDA KONOTATIF)

5. CONNOTATIVE SIGNIFIED

(PETANDA KONOTATIF)

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)

Dari tabel diatas, dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda

denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut

merupakan unsur materi: hanya jika kita mengenal tanda “singa”, barulah

konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna

tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang

melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan barthes yang

sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussurean, yang berhenti

pada penandaan dalam tataran denotatif.

Dalam pengertian umum, denotasi adalah konotasi tanda yang

paling stabil dan teruji secara objektif. Sebagai hipitesis bahwa stabilitas

relatif denotasi bisa muncul dengan sejumlah cara:

1) Ketika rentangan makna umum tertentu berlaku umum yaitu

dinisbatkan kepada suatu tanda oleh sejumlah kode dimana tanda

beroperasi.

Page 43: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

30

2) Ketika kode tertentu berfungsi dominan.

3) Ketika tanda bekerja dalam berbagai kode objektif atau ilmiah

tertentu.

Walaupun denotasi merupakan makna yang relatif stabil, namun

denotasi dihasilkan dalam permainan diferensial nilai di antara tanda dan

kode, bukan oleh korespondensi sederhana antara penanda dan petanda.

Stabilitas denotasi sama sekali merupakan perkara relatif, dan oleh

karenanya tak ada perbedaan yang jelas dan absolute antara denotasi dan

konotasi

Konotasi merupakan kumpulan petandanya yang mungkin. Konotasi

muncul melalui kode yang pada dasarnya dimiliki bersama dan bersifat

sosial. Konotasi bukanlah sesuatu yang diciptakan secara personal dari

suatu tanda. Konotasi adalah sesuatu yang diciptakan dari kode yang

tersedia dari suatu tanda. Konotasi sangatlah terstruktur, sekalipun dengan

cara yang sangat aktif dan fleksibel.

Mitos adalah pengkodean. Mitos merupakan sebuah peristilahan

dominan secara metonimis mewakili semua peristilahan dalam suatu

sistem. Sebuah relasi metonimis dominan diantara berbagai peristilahan

secara metonimis mewakili semua relasi. Efek dari mitos adalah

simplifikasi radikal atas semua relasi didalam sistem. Mitos mengkodekan

secara belebihan (over code) keseluruhan sistem kepada satu unsur

dominan tunggal dan satu relasi tunggal.19

19

Tony Thwaites, dkk, Introducing Cultural And Media Studies Sebuah Pendekatan

Semiotik, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), hal. 89-98

Page 44: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

31

Denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah yaitu makna

yang sesungguhnya. Proses signifikasi yang secara tradisional disebut

sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa dengan

arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan tetapi, denotasi menurut

Roland Barthes merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara

konotasi merupakan tingkat kedua. Barthes mengungkapkan, konotasi

identik dengan operasi ideologi yang disebutnya sebagai “mitos”, dan

berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-

nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.

Didalam mitos juga terdapat tiga pola dimensi penanda, petanda,

dan tanda. Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh

suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau, dengan kata lain,

mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran kedua. Didalam mitos

sebuah petanda memiliki beberapa penanda. Imperialism Inggris misalnya,

ditandai oleh berbagai ragam penanda, seperti teh (yang menjadi minuman

wajib ditanam), bendera Union Jack yang lengan-lengannya menyebar

kedelapan penjuru, bahasa inggris yang kini telah menjadi bahasa

internasional, dll. Arti dari segi jumlah, petanda lebih miskin jumlahnya

dari pada penanda, sehingga dalam praktiknya terjadilah pemunculan

sebuah konsep secara berulang-ulang dalam bentuk-bentuk tersebut karena

pengulangan konsep terjadi dalam wujud berbagai bentuk tersebut.20

C. Konsep & Definisi Komunikasi AntarBudaya

1. Definisi Komunikasi AntarBudaya

20

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal 71

Page 45: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

32

Andre L. Rich E dan Denis M. Ogawa dalam buku Larry A.

Samovar dan Richard E. Porter Intercultural Communication A Reader

mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara

orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antar suku bangsa, antar

etnik dan ras, maupun antar kelas sosial.

Charley H. Dood mengatakan komunikasi antarbudaya meliputi

komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi,

antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar

belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para

peserta.

Lustig dan Koester dalam Intercultural Communication

Competence, menyatakan komunikasi antarbudaya adalah suatu proses

komunikasi simbolik, interpretatif, transaksional, kontekstual yang

dilakukan oleh sejumlah orang yang karena memiliki perbedaan derajat

kepentingan tertentu memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda

terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai

makna yang dipertukarkan. Intercultural Communication yang disingkat

ICC, mengartikan komunikasi antarbudaya merupakan interaksi

antarpribadi antara seorang anggota dengan kelompok yang berbeda

kebudayaan.

Dari semua pendapat beberapa tokoh di atas, dalam hal ini peneliti

menggunakan pendapat menurut Alo Liliweri yaitu definisi yang paling

sederhana dari komunikasi antarbudaya adalah menambah kata budaya ke

Page 46: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

33

dalam pernyataan “komunikasi antara dua orang/lebih yang berbeda latar

belakang kebudayaan”.21

Pengertian-pengertian komunikasi antarbudaya diatas,

membenarkan sebuah hipotesis proses komunikasi antarbudaya, bahwa

semakin besar derajat perbedaan antarbudaya maka semakin besar pula

kita kehilangan peluang untuk merumuskan suatu tingkat kepastian sebuah

komunikasi yang efektif. Jadi harus ada jaminan terhadap akurasi

interpretasi pesan-pesan verbal maupun non verbal. Hal ini disebabkan

karena ketika kita berkomunikasi dengan seseorang dari kebudayaan yang

berbeda, maka kita memiliki pula perbedaan dalam sejumlah hal, misalnya

derajat pengetahuan, derajat kesulitan dalam peramalan, derajat

ambiguitis, kebingungan, suasana misterius yang tak dapat dijelaskan,

tidak bermanfaat, bahkan nampak tidak bersahabat.

Dengan demikian manakala suatu masyarakat berada pada kondisi

kebudayaan yang beragam maka komunikasi antarpribadi dapat

menyentuh nuansa-nuansa komunikasi antarbudaya. Disini, kebudayaan

yang menjadi lata belakang kehidupan, akan mempengaruhi perilaku

komunikasi manusia.22

Dalam bukunya, Alo Liliweri mengasumsi sebuah teori

komunikasi antarbudaya merupakan seperangkat pernyataan yang

menggambarkan sebuah lingkungan yang vali tempat dimana teori-teori

21

Dr. Alo Liliweri, M.S., Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007) hal. 8 22

Dr. Alo Liliweri, M.S., Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007) hal. 12

Page 47: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

34

komunikasi antarbudaya itu dapat diterapkan. Ada beberapa asumsi

komunikasi antarbudaya, yaitu:

1. Perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan

Apapun bentuk dan konteksnya, selalu menampilkan perbedaan

iklim antara komunikator dengan komunikan. Karena ada perbedaan

iklim budaya tersebut maka pada umumnya perhatian teoritis atau

praktis dari komunikasi selalu difokuskan pada pesan-pesan yang

menghubungkan individu atau kelompok dari dua situasi budaya yang

berbeda. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam perbedaan itu

umumnya mengimplikasikan bahwa hambatan komunikasi

antarbudaya sering kalii tampil dalam bentuk perbedaan persepsi

terhadap norma-norma budaya, pola-pola berpikir, struktur budaya,

dan sistem budaya.

2. Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antarpribadi

Secara alamiah proses komunikasi antarbudaya berakar dari

relasi sosial antarbudaya yang menghendaki adanya interaksi sosial.

Watzlawick, Beavin dan Jackson menekankan bahwa isi (content of

communication) komunikasi tidak berada dalam sebuah ruang yang

terisolasi. Isi (content) dan makna (meaning) adalah dua hal yang tidak

dapat dipisahkan, dua hal yang esensial dalam membentuk relasi

(relations).

3. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi

Candia Elliot berkata bahwa secara normatif komunikasi

antarpribadi itu mengandalkan gaya berkomunikasi yang dihubungkan

Page 48: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

35

dengan nilai-nilai yang dianut orang. Nilai-nilai itu berbeda diantara

kelompok etnik yang dapat menunjang dan mungkin merusak

perhatian tatkala orang berkomunikasi. Disini gaya itu bisa berkaitan

dengan individu maupun gaya dari sekelompok etnik.

4. Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian

Tujuan komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat

ketidakpatian tentang orang lain. Gudykunstt dan Kim menunjukkan

bahwa orang-orang yang kita tidak kenal selalu berusaha mengurangi

tingkat ketidakpastian melalui peramalan yang tepat atas relasi

antarpribadi. Usaha untuk mengurangi tingkat ketidakpastian itu dapat

dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yakni:

1) Pra-kontrak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol

verbal maupun non verbal (apakah komunikan suka

berkomunikasi atau menghindari komunikasi)

2) Initial contact and impression, yakni tanggapan lanjutan atas

kesan yang muncul dari kontrak awal tersebut.

3) Closure, mulai membuka diri anda yang semula tertutup

melalui atribusi dan pngembangan kepribadian implisit.

5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan

Smith berpendapat bahwa komunikasi dan kebudayaan tidak

dapat dipisahkan. Edward T. Hall mengatakan komunikasi adalah

kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi. Dalam kebudayaan

ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol-

simbol komunikasi dan hanya dengan komunikasi maka pertukaran

Page 49: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

36

simbol-simbol dapat dilakukan, dan kebudayaan hanya akan eksis jika

ada komunikasi.

6. Efektivitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya

Dalam kenyataan sosial disebutkan bahwa manusia tidak dapat

dikatakan berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi. Demikian

pula dapat dikatakan bahwa interaksi antarbudaya yang efektif sangat

tergantung dari komunikasi antarbudaya. Konsep ini juga sekaligus

menerangkan tujuan komunikasi antarbudaya akan tercapai

(komunikasi yang sukses) bila bentuk-bentuk hubungan antarbudaya

menggambarkan upaya apa yang sadar dari peserta komunikasi untuk

memperbaharui relasi antara komunikator dengan komunikan,

menciptakan dan memperbaharui sebuah manajemen komunikasi yang

efektif.23

2. Unsur-unsur Komunikasi AntarBudaya

Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosial-budaya tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial

manusia. Unsur-unsur sosial-budaya merupakan bagian-bagian dari

komunikasi antarbudaya. Bila digabungkan, sebagaimana dilakukan ketika

kita sedang berkomunikasi, unsur-unsur tersebut bagaikan komponen-

komponen suatu sistem, setiap komponen berhubungan dan membutuhkan

satu sama lainnya. Dalam keadaan sebenarnya, unsur-unsur tersebut tidak

terisolasi dan tidak berfungsi sendiri-sendiri. Unsur-unsur tersebut

membentuk suatu matriks yang kompleks mengenai unsur-unsur yang

23

Dr. Alo Liliweri, M.S., Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007) hal. 22

Page 50: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

37

sedang berinteraksi yang beroperasi bersama-sama, yang merupakan suatu

fenomena kompleks yang disebut komunikasi antarbudaya.

Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih,

mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan

eksternal. Dengan kata lain, persepsi adalah cara kita mengubah energi-

energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Secara

umum dipercaya bahwa orang-orang berperilaku sedemikian rupa sebagai

hasil dari cara mereka mempersepsikan dunia yang sedemikian rupa pula.

Komunikasi antarbudaya akan lebih dapat dipahami sebagai perbedaan

budaya dalam mempersepsi objek-objek sosial dan kejadian-kejadian.

Suatu prinsip penting dalam pendapat ini adalah bahwa masalah-masalah

kecil dalam komunikasi sering diperumit oleh perbedaan-perbedaan

persepsi.24

Dalam ilmu sosial-budaya, mempunyai tiga unsur yang

mempunyai pengaruh yang besar dan langsung atas makna-makna yang

kita bangun dalam persepsi kita. Unsur-unsur tersebut adalah sistem-

sistem kepercayaan (belief), nilai (value), sikap (attitude), pandangan

dunia (world view), dan organisasi sosial (social organization). Ketika

ketiga unsur utama ini mempengaruhi persepsi kita dan makna yang kita

bangun dalam persepsi, unsur-unsur tersebut mempengaruhi aspek-aspek

makna yang bersifat pribadi dan subjektif. Berikut ini akan dijelaskan

secara jelas ketiga unsure utama dalam komunikasi antarbudaya.

1) Sistem-sistem kepercayaan, nilai, sikap

24

Dr. Deddy Mulyana, M.A & Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Komunikasi AntarBudaya

(Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya), (Bandung: PT. Remaja Rosda,

2006) hal 25

Page 51: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

38

Kepercayaan secara umum dapat dipandang sebagai kemungkinan-

kemungkinan subjektif yang diyakini individu bahwa suatu objek

atau peristiwa memiliki karakteristik-karakteristik tertentu.

Kepercayaan melibatkan hubungan antara objek yang dipercayai

dan karakteristik-karakteristik tertentu menunjukkan tingkat

kemungkinan subjektif kita dan konsekuensinya, juga

menunjukkan kedalaman atau intensitas kepercayaan kita. Intinya

dari kepercayaan adalah semakin pasti kita dalam kepercayaan kita,

semakin besar pulalah intensitas kepercayaan tersebut.

Nilai-nilai adalah aspek evaluatif dari sistem-sistem kepercayaan,

nilai dan sikap. Dimensi-dimensi evaluatif meliputi kualitas-

kualitas seperti kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan

memuaskan kebutuhan, dan kesenangan. Nilai-nilai dalam suatu

budaya menampakkan diri dalam perilaku para anggota budaya

yang dituntut oleh budaya tersebut. Nilai-nilai ini disebut dengan

nilai normatif. Kebanyakan orang melaksanakan perilaku-perilaku

normatif dan ada sebagian orang yang tidak melaksanakan

perilaku-perilaku normatif. Orang yang tidak melaksanakan

perilaku normatif mungkin akan mendapat sanksi informal ataupun

sanksi yang sudah dibakukan.

Kepercayaan dan nilai memberikan kontribusi bagi pengembangan

dan isi sikap. Kita boleh mendefinisikan sikap sebagai suatu

kecenderungan yang diperoleh dengan cara belajar untuk

merespons suatu objek secara konsisten. Sikap itu dipelajari dalam

Page 52: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

39

suatu konteks budaya. Bagaimanapun lingkungan kita, lingkungan

itu akan turut membentuk sikap kita, kesepian kita untuk

merespons, dan akhirnya perilaku kita.

2) Pandangan Dunia (world view)

Konsep dan uraian abstrak merupakan salah satu unsur

terpenting dalam aspek-aspek perseptual komunikasi antarbudaya.

Pandangan dunia berkaitan dengan orientasi suatu budaya terhadap

hal-hal seperti Tuhan, kemanusiaan, alam, alam semesta, dan masalah-

masalah filosofi lainnya yang berkenaan dengan konsep makhluk.

Pendangan dunia membantu kita untuk mengetahui posisi dan

tingkatan kita dalam alam semesta. Isu-isi pandangan dunia bersifat

abadi dan merupakan landasan paling mendasar dari suatu budaya.

Pandangan dunia sangat mempengaruhi budaya. Efeknya seringkali tak

terlihat dalam hal-hal yang tampak nyata dan remeh seperti pakaian

isyarat, dan perbendaharaan kata. Pandangan dunia mempengaruhi

nilai, sikap, pengguna waktu, dan banyak aspek budaya lainnya.

Dengan cara-cara yang tak terlihat dan tidak nyata, pandangan dunia

sangat mmpengaruhi komunikasi antarbudaya. Oleh karena itu sebagai

anggota suatu budaya setiap perilaku komunikasi mempunyai

pandangan dunia yang tertanam dalam jiwa yang sepenuhnya dianggap

benar dan ia otomatis menganggap bahwa pihak lainnya memandang

dunia sebagaimana ia memandangnya.

3) Organisasi Sosial ( social organization)

Page 53: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

40

Cara bagaimana suatu budaya mengorganisasikan dirinya dan

lembaga-lembaga-lembaganya juga mempengaruhi bagaimana

anggota-anggota budaya mempersepsi dunia dan bagaimana mereka

berkomunikasi. Ada dua unit yang dominan dalam suatu budaya, yang

pertama adalah keluarga. Meskipun organisasi sosial terkecil dalam

suatu budaya, namun keluarga mempunyai pengaruh yang sangat

penting. Keluargalah yang paling berperan dalam mengembangkan

anak selama periode-periode formatif dalam hidup. Keluarga

memberikan banyak pengaruh budaya kepada anak, bahkan sejak

pembentukkan sikap pertamanya. Keluarga membimbing dalam

penggunaan bahasa, mulai dari cara memperoleh kata hingga dialek.

Keluarga juga memberikan persetujuan, dukungan, ganjaran, dan

hukuman yang mempengaruhi nilai-nilai perkembangan anak dan

tujuan-tujuan yang ia ingin capai. Kemudian yang kedua adalah

sekolah, yaitu organisasi sosial yang memiliki kepentingan yang sama

dengan keluarga. Dilihat dari sudut definisi dan sejarahnya, sekolah

diberi tanggung jawab besar untuk mewariskan dan memelihara suatu

budaya. Sekolah merupakan penyambung penting yang

menghubungkan masa lalu dan juga masa depan. Sekolah memelihara

budaya dengan memberi tahu anggota-anggota barunya apa yang telah

terjadi, apa yang penting, dan apa yang harus diketahui seseorang

sebagai anggota budaya.25

25

Dr. Deddy Mulyana, M.A & Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Komunikasi AntarBudaya

(Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya), (Bandung: PT. Remaja Rosda,

2006) hal 29

Page 54: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

41

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM

A. Sinopsis Film Eat, Pray, Love

Diceritakan tentang pengalaman Elizabeth dalam menemukan

kekosongan di dalam hidupnya yang sebenarnya sudah cukup sempurna.Liz

adalah panggilan Elizabeth, dia memiliki karier yang bagus, memiliki rumah

idamannya, teman-teman yang menyayanginya, serta suami yang sangat

mencintainya.Namun dalam kesempurnaannya itu, dia merasa seperti masih

ada yang hilang dalam dirinya.Kemudian dia memutuskan untuk berdoa,

namun konsep itu sangat asing baginya sampai dia memulai dengan “Aku

Penggemar Besarmu”. Dalam islam Tuhan disebut Allah SWT dan Allah

SWT diyakini sebagai Zat Maha Tinggi yang Nyata dan Esa. Pencipta yang

Maha Kuat dan Maha Mengetahui, Yang Abadi, penentu Takdir, dan Hakim

bagi semesta alam. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah SWT adalah

Tuhan yang Maha Esa, tertera dalam Surat Al-Ikhlas 112:1-41:

Artinya: “katakanlah, Dialah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan

yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak

diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan dia” (QS. Al-

Ikhlas:1-4).

Selama Liz menjalani hidup dia jarang sekali berinteraksi dengan

Tuhan.Setelah dia menyadari ada yang hilang dalam dirinya, dia langsung

1 Azharuddin Sahil, Indeks Al-Quran Panduan Mencari Ayat Al-Quran

Berdasarkan Kata Dasarnya, (Bandung: Mizan, 1995), hal, 181

Page 55: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

42

teringat dengan Tuhan. Beberapa petikan dialog Liz yang mencoba

berinteraksi dengan Tuhan:

Liz: “Hallo Tuhan”

“Senang akhirnya bisa bertemu”.

“Maaf aku tidak pernah bicara langsung denganmu”.

“Tapi, kuharap aku sudah mengekspesikan rasa syukurku atas berkahmu yang

diberikan dalam hidup ini”.

“Entah aku harus bagaimana”.

“Aku membutuhkan jawaban”.

“Tolong katakan aku harus bagaimana”.

“Oh tuhan tolonglah aku”.

“Katakan aku harus bagaimana, aku pasti akan patuh”.

Setelah Liz mencoba berinteraksi, Liz menyadari bahwa dia harus pergi

meninggalkan semuanya.Liz memilih meninggalkan zona nyamannya untuk

pergi ketiga negara selama 1 tahun, demi melengkapi sesuatu yang hilang

dalam dirinya.3 negara yang di pilih adalah Italia, India, dan Indonesia.

Untuk pergi mencari hal yang hilang dalam dirinya itu Liz

meninggalkan semua yang dimilikinya di New York. Liz bercerai dengan

suaminya, menjual semua barang yang ia punya, dan meninggalkan orang-

orang yang di sayanginya. Negara yang pertama kali di kunjunginya adalah

Italia.Selama 4 bulan Liz tinggal di Itali.Di negara ini Liz mendapatkan

kembali nafsu makannya yang sempat hilang.Ia bertemu dengan teman-teman

baru yang mengajarinya untuk menikmati hidup dan bergembira. Selama

Page 56: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

43

berada di Itali Liz melakukan kuliner, sehingga berat badannya naik. Namun

Liz sama sekali tidak memikirkan hal itu. Liz juga belajar bahasa Italia.

Setelah 4 bulan berakhir, kemudian melanjutkan perjalanannya

menuju India.Tujuan Liz ke India adalah untuk kembali dekat dengan

Tuhan.Kondisi di India sangat bertolak belakang dengan Italia. Awal mula

berada di India Liz mengalami kesulitan, dia sangat kesulitan dalam

menjalankan tata cara bermeditasi. Semua itu disebabkan karena Liz yang

belum bisa menerima apa yang sedang terjadi dalam diri dan kehidupannya.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan Richard yang membantunya untuk

menyadari dengan apa yang sedang terjadi dan berusaha belajar untuk bisa

menerima apa yang sedang terjadi. Akhirnya Liz kembali menemukan

kehidupan spiritualnya.Ia belajar berdevosi (semacam meditasi), dan

kemudian ia mulai melakukannya dengan rutin. Liz menghabiskan waktu

sampai 4 bulan di India.

Setelah masanya habis di India, kunjungan terakhir Liz adalah

mengunjungi Negara Indoneisa yaitu Bali.Sebelumnya Liz pernah ke Bali,

dan bertemu dengan seorang peramal bernama Ketut Liyer yang juga seorang

ahli pengobatan tradisional. Pada saat itu Ketut mengatakan bahwa Liz akan

kembali ke Bali bertemu dengan Ketut dalam 2 tahun lagi (yaitu sekarang

saat Liz berkeliling ketiga negara) dan akan menghabiskan waktu di bali

selama 4 bulan. Dan ternyata ramalan Ketut benar Liz akhirnya kembali ke

Bali.Sesampainya di Bali, orang yang pertama kali ditemui Liz adalah Ketut

Page 57: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

44

Liyer.Awalnya Ketut lupa pada Liz, kemudian Liz mengingatkan Ketut

dengan sebuah kertas bergambar dewa yang diberikan Ketut kepada Liz dulu.

Pada saat di Bali, selain bertemu dengan Ketut Liyer dan belajar

banyak hal mengenai keseimbangan hidup, Liz juga bertemu dengan Wayan

Nuriasih yang juga berprofesi sebagai ahli pengobatan tradisional Bali. Hari-

hari Wayan dilalui bersama anak perempuannya yang bernama Tutti tanpa

seorang suami.Wayan memberikan banyak masukan dan pelajaran bagi

Liz.Rumah yang dihuni oleh Wayan sudah memiliki banyak kerusakan

dimana-mana. Melihat kebaikan yang telah Liz dapatkan dari Wayan, Liz

membalas dengan cara mengumpulkan donasi dari sahabat-sahabat dekatnya

untuk memberikan bantuan dana bagi Wayan untuk membeli sebuah rumah

baru di Bali.

Dia mengirimkan email kepada sahabat-sahabatnya yang intinya

berisi, seandainya dia sekarang berada di New York dan akan melangsungkan

ulang tahunnya, maka teman-temannya pasti akan memberikan hadiah yang

mahal dan dia juga akan mengadakan pesta ulang tahun yang menghabiskan

banyak uang, kemudian dia mengusulkan pada teman-temannya untuk

menyumbangkan sedikit rezeki mereka untuk membantu Wayan dalam

membeli rumah sebagai kado ulang tahunnya tahun ini, dari hal ini juga Liz

mengatakan bahwa uang mereka akan jauh lebih berguna.

Selain bertemu dengan Ketut Liyer dan Wayan, akhirnya bertemulah

Liz dengan pria yang bernama Felipe yang akhirnya menjadi pasangan hidup

Liz hingga saat ini. Felipe merupakan pria asal Brazil dengan

Page 58: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

45

kewarganegaraan Australia, ia sudah beberapa tahun berada di Indonesia

karena memiliki usaha di Bali.

Film ini juga menjadikan lokasi syuting dan para pemainnya

mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak yang merespon baik film ini.

Sebuah situs online balinews.blog.com mengatakan bahwa Bali mendapat

penghargaan sebagai The Best Leisure Destination In Asia Pasific,

penghargaan tersebut diberikan oleh sebuah majalah terkemuka di Hongkong

bernama Bisnis Travellers Asia Pasific. Sebagian besar keberhasilan Bali

mendapatkan predikat ini karena film yang diperankan oleh Julia Robert yang

berjudul Eat, Pray, Love. Detik.com mengabarkan bahwa KBRI Washington

DC dan Sony Picture Entertaiment menggelar Private Screening film Eat,

Pray, Love di Lowe AMC Theater yaitu sebuah kawasan bergengsi di

Georgetown, Washington DC.

Salah satu pemain film Eat, Pray, Love yang mendapat penghargaan

adalah Ketut Liyer. Dia mendapat penghargaan khusus dari Kementrian

Kebudayan dan Pariwisata. Dalam acara ini juga di tanda tangani MOU

antara Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dengan 7 media nasional

dalam menginformasikan dan mempromosikan pariwisata Indonesia.2

Blitzmegaplex.com juga memberitakan film Eat, Pray, Love menjadi

film pembuka dalam acara Cosmopolitan Film Festival yaitu sebuah festival

film yang menghadirkan berbagai film bertemakan wanita. Acara ini

2 tourismnews.co.id/category/tourism-news/dua-belas-penghargaan-dalam-malam-apresiasi-

visit-indonesia-year-2010

Page 59: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

46

diadakan di blitzmegaplex Pasific Place dan acara ini tidak dibuka untuk

umum (khusus tamu undangan).

B. Tim Produksi

1. Ryan Murphy (Director)

Ryan Murphy adalah seorang penulis, sutradara film dan serial TV

yang berasal dari Amerika. Murphy lahir di Indianapolis, Indiana, pada 30

Novemver 1965. Murphy dibesarkan di keluarga Katolik Irlandia dan

dirinya bersekolah di sekolah Katolik dari kelas 1 sampai 8, dan lulus dari

Warren Central High School di Indianapolis. Ibunya adalah seorang ibu

rumah tangga yang tinggal di rumah dan membesarkan dua anak laki-

lakinya. Sedangkan sang ayah adalah seorang kepala sirkulasi di sebuah

perusahaan surat kabar, sebelum akhirnya pensiun setelah 30 tahun bekerja.

Murphy kuliah di Indiana University, Bloomington. Selama kuliah,

dirinya adalah anggota koran sekolah, Indiana Daily Student, juga anggota

dari paduan suara Singin Hoosiers. Murphy mengakui dengan terbuka

bahwa dirinya adalah seorang gay, dan terkadang dia beribadah di gereja di

Los Angeles.

Murphy memulai karirnya sebagai seorang jurnalis yang bekerja untuk

The Miami Herald, The Los Angeles Times, New York Daily News,

Page 60: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

47

Knoxville News Sentinel dan Entertainment Weekly. Kegiatannya menulis

naskah dimulai pada akhir 1990an, dan Steven Spielberg sempat membeli

naskahnya yang berjudul Why Can't I Be Audrey Hepburn?. Murphy

memenangkan Golden-Globe Award untuk NIP/TUCK yang

diciptakannya,di mana dirinya menjadi eksekutif produser dan sutradara

untuk beberapa episode. Pada 2004, Murphy mendapatkan Enmmy Award

pertamanya dalam kategori Outstanding Directing for a Drama Series.

Dia memulai karinya di televisi pada 1999 dengan seri komedi remaja

yang berjudul POPULAR. Sekarang, dia sedang bekerja untuk seri televisi

komedi musikal GLEE untuk Fox. Kesuksesan serial TV ini dibuktikan

dengan bertambahnya jumlah episode yang bertambah 9 dari 13 episode

yang sudah direncanakan.Pada musim gugur 2009, jumlah episode yang

dibuat adalah 22 episode lengkap. Bahkan season 2 dan 3 dari GLEE sudah

diminta oleh Fox karena rating yang tinggi dan tanggapan yang baik dari

pemirsa.Tidak hanya televisi, Murphy juga berkarya di beberapa film. Pada

2006, Murphy menulis naskah dan menyutradarai film Running G With

Scissors. Setelahnya, beberapa film menjadi buah karya Murphy, seperti

Dirty Tricks, Eat, Pray, Love, Face, Need, juga Alfred Hitchcock and The

Making Of Psycho.3

3http://www.kapanlagi.com/hollywood/r/ryan_murphy/ Rabu, 15 Oktober 2014, pkl 14.30

Page 61: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

48

2. Elizabeth Gilbert (Writter)

Elizabeth Gilbert lahir diWaterbury, Connecticut pada tahun 1969,

dan dibesarkan di sebuah peternakan pohon Natal dari keluarga kecil.

Dia menghadiri NewYork University, dimana ia belajar ilmu politik di

siang hari dan bekerja pada cerita pendeknya pada malam hari. Setelah

kuliah, dia menghabiskan beberapa tahun perjalanan di seluruh negeri,

bekerja dibar, pengunjung dan peternakan, mengumpulkan pengalaman

untuk berubah menjadi fiksi.

Eksplorasi tersebut akhirnya membentuk dasar dari buku

pertamanya koleksi cerita pendek yang disebut peziarah, yang

merupakan finalis untuk penghargaan PEN/Hemingway, dan yang

pindah AnnieProulx memanggilnya "seorang penulis muda bakat pijar".

Selama tahun-tahun awal di NewYork, ia juga bekerja sebagai wartawan

untuk publikasi seperti Spin, GQ dan The New York Times Magazine.

Dia adalah seorang finalis tiga kali untuk The National Magazine

Award, dan artikel yang ditulisnya dalam GQ tentang pengalamannya

bartanding di Lower East Side akhirnya menjadi dasar bagi film

COYOTEUGLY.

Page 62: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

49

Pada tahun 2000, Elizabeth menerbitkan novel pertamanya,

STERNMEN (cerita perang wilayah brutal antara dua pulau nelayan

terpencil di lepas pantai Maine) yang merupakan Buku New York Times

Notable. Pada tahun 2002, Elizabeth menerbitkan THE LAST

AMERICAN MAN kisah nyata dari penebang kayu modern Eustace

Conway. Buku ini, pekerjaan pertamanya non-fiksi, adalah seorang

finalis untuk kedua National Book Award dan Kritik Buku Nasional

Lingkaran Award.

Elizabeth dikenal, namun baginya 2006 memoar EAT, PRAY,

LOVE, yang mencatat perjalanannya sendiri di seluruh dunia, mencari

pelipur lara setelah perceraian yang sulit. Buku itu buku terlaris

internasional, diterjemahkan ke dalam lebih dari tiga puluh bahasa,

dengan lebih dari 10juta kopi terjual di seluruh dunia. Pada tahun 2010,

EAT, PRAY, LOVE dibuat menjadi sebuah film yang dibintangi Julia

Roberts. Buku ini menjadi sangat populer sehingga majalah Time

bernama Elizabeth sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh

didunia.

Pada tahun 2010, Elizabeth menerbitkan tindak lanjut EAT, PRAY,

LOVE disebut COMMITTED, sebuah memoar yang dieksplorasi

perasaan ambivalen padanya tentang lembaga pernikahan. Buku ini

segera menjadi nomor satu New York Times Best seller, dan juga

diterima dengan pujian kritis hangat. Sebagai News week menulis,

bertekad mempertahankan banyak ruefulness komik Gilbert dan mata

Page 63: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

50

terbelalak heran", dan NPR disebut buku "minuman yang kaya wawasan

baru ditemukan dan kebijaksanaan."

Novel terbarunya, THE SIGNATURE OF ALL THINGS,

diterbitkan pada musim gugur 2013, adalah kisah luas eksplorasi botani

abad ke-19. Omagazine menamakannya "novel seumur hidup", dan Wall

Street Journal menyebutnya "pekerjaan yang paling ambisius dan murni

membayangkan karier (Gilbert) dua puluh tahun." Elle Magazine

mengatakan, "Sepertinya Gilbert terus meningkatkan pada bar. "THE

SIGNATURE OF ALL THINGS adalah NewYork Times Bestseller, dan

Janet Maslin menyebutnya "mengasyikkan...hidup dan berdarah panas."

Novel ini bernama Buku Terbaik dari 2013 oleh The New York Times,

OMagazine, The Washington Post, The Chicago Tribune, dan The New

Yorker. Elizabeth Gilbert tinggal di kota sungai kecil Frenchtown,

NewJersey, dimana ia dan suaminya (lebih dikenal sebagai "Itu Brasil

Guy Dari EAT, PRAY, LOVE") menjalankan sebuah toko impor besar

dan menyenangkan disebut DUATOMBOL.4

4http://www.elizabethgilbert.com/ Rabu. 15 Oktober 2014, pkl 15.01

Page 64: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

51

3. Julia Roberts (Elizabeth Gilbert)

Julia Fiona Roberts (lahir di Atlanta, Georgia, 28 Oktober1967;

umur 46 tahun) adalah seorang aktris Amerika Serikat pemenang

Academy Award yang juga mantan fashion model, yang mulai syuting

film pada awal 1990an setelah membintangi komedi romantis, Pretty

Woman, dengan lawan mainnya Richard Gere.

4. Javier Bardem (Felipe)

Javier Ángel Encinas Bardem (lahir 1 Maret1969; umur 45 tahun)

adalah seorang pemeran berkebangsaan Spanyol.Dia dilahirkan di Las

Palmas de Gran Canaria, Spanyol.Ia berasal dari keluarga yang telah

malang melintang di perfilman Spanyol sejak lama. Kakek-neneknya

adalah aktor Rafael Bardem dan Matilde Muñoz Sampedro, ibunya Pilar

Bardem adalah seorang aktris, pamannya Juan Antonio Bardem adalah

Page 65: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

52

sutradara dan penulis naskah, kedua kakaknya Carlos Bardem dan Mónica

Bardem juga aktor. Javier Bardem pertama kali muncul di layar kaca pada

umur enam tahun dalam sebuah mini seri televisi The Scoundrel.

5. James Franco (David)

James Edward Franco (lahir 19 April1978; umur 36 tahun)

merupakan seorang aktor, sutradara, dan produser berkebangsaan

Amerika Serikat. Dia bermain di film utamanya seperti Tristan & Isolde,

Annapolis, dan Flyboys. Dia dilahirkan di Palo Alto, California.Ia

berkarier di dunia film sejak tahun 1999.5

6. Christine Hakim (Wayan)

Herlina Christine Natalia Hakim atau lebih dikenal dengan nama

Christine Hakim lahir di Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956

adalah salah aktris senior dan terkemuka di Indonesia. Orang tuanya

merupakan campuran Minangkabau, Aceh, Banten, Jawa, dan

5http://id.wikipedia.org/wiki/Eat_Pray_Love Rabu, 15 Oktober 2014, pkl 14.17

Page 66: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

53

Lebanon.Hal inilah yang menyebabkan Christine kecil sering

mempertanyakan identitas dirinya.Christine Hakim mengawali karir

sebagai aktris sejak tahun 1973 lewat film berjudul CINTA PERTAMA.

Dari film ini, Christine berhasil meraih piala Citra dalam ajang Festival

Film Indonesia (FFI)1974 di Surabaya. Dia pernah dipercaya menjadi

Dewan Juri Festival Film Internasional Cannes (FFIC) ke-55 di Prancis

pada 15-26 Mei 2002, bersama bintang film Hollywood Sharon Stone

(BASIC INSTINCT), Michele Yeoh (James Bond: TOMORROW

NEVER DIES) dan sutradara David Lynch selaku ketua dewan juri saat

itu. Christine juga menerima penghargaan Nikkei Asia Prizes di bidang

kebudayaan dari koran Jepang, Nikkei Shimbun. Penghargaan nasional

yang diterimanya antara lain delapan kali menerima Piala Citra Pemeran

Wanita Terbaik, Satyalancana Wira Karya dan Bintang Budaya Parama

Dharma. Bersama aktor Ferry Salim, ia menjadi duta UNICEF, yaitu

organisasi di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam bidang

pendidikan. Tak pernah bermain karakter antagonis, bukan berarti tak

mau bermain karakter tersebut, namun Christine hanya mencari karakter

yang pas.Di mana karakter antagonis yang tak berlebihan dan tetap

memiliki sisi baik. Di film JAMILA DAN SANG PRESIDEN, Christine

berperan sebagai karakter antagonis yaitu sebagai sipir penjara.

Kepedulian Christine terhadap warisan bangsa memang tak perlu

diragukan.Hal ini terlihat dari usahanya untuk mengangkat olah raga

pencak silat ke layar lebar. Seperti pada film MERANTAU yang turut ia

bintangi. Bahkan film ini akan diputar pada Festival Film Cannes.

Page 67: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

54

Christine Hakim adalah orang Indonesia pertama yang pernah menjadi

juri dalam Festival Film Cannes dan aktris Indonesia pertama yang

berperan di film Hollywood EAT PRAY LOVE, bersama Julia Robert

di Bali.6

6http://uniqpost.com/profil/christine-hakim/ Rabu, 15 Oktober 2014, pkl 14.09

Page 68: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

55

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Objek Semiotik dalam Film Eat, Pray, Love

Eat, Pray, Love film yang didasari dari novel yang merupakan kisah

nyata dari sang penulis novel Elizabeth Gilbert. Film ini menjelaskan makna

yang tersirat dari setiap kata yang didasari dari pengalaman penulis novel

tersebut. Eat yang dalam bahasa Indonesia berarti makan, dimaknai oleh Liz

sebagai kebebasannya untuk menikmati segala makanan yang di inginkan

semua orang tanpa memikirkan apapun. Liz memilih Negara Itali sebagai

awal dimulai perjalanannya. Itali merupakan Negara yang terkenal dengan

makanan yang sangat menggiurkan bagi semua orang khususnya orang-orang

Barat. Liz memilih Itali karena dia ingin berkuliner menjelajah semua

makanan yang ada disana, sampai berat badannya naik.

Pray atau berdoa adalah perjalanan kedua yang dilalui oleh Liz. India

adalah pilihan Negara kedua bagi Liz. Tujuan liz ke India adalah untuk

mencoba berkomunikasi dengan Tuhan melalui meditasi. Meditasi

merupakan suatu ritual yang dijalankan oleh agama tertentu seperti Hindu.

Meditasi biasanya dilakukan dengan cara mengosongkan pikiran kita dengan

berfikir secara positif dan berlapang. Hal ini dilakukan Liz agar dia tidak

digerumuni perasaan bersalah akibat menuntut cerai suaminya. Liz mencoba

untuk menghilangkan rasa bersalahnya dengan cara bermeditasi atau

berkomunikasi dengan Tuhan.

Page 69: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

56

Perjalanan Liz diakhiri dengan berkunjung ke Negara Indonesia, Bali.

Di bali Liz bertemu dengan seorang kakek tua bernama Ketut Liyer.

Sebelumnya Liz sudah pernah datang ke Bali dan bertemu Ketut Liyer. Ketut

Liyer meramalkan Liz akan datang kembali ke Bali dan bertemu ketut.

Kemudian selain bertemu dengan Ketut Liyer, Liz juga bertemu dengan

seorang janda bernama Wayan. Di bali Liz ingin mendapatkan keseimbangan

hidup.

Dalam film ini terdapat beberapa pesan atau makna yang dapat

dijadikan pelajaran bagi para penontonnya. Disini peneliti ingin

menyampaikan bagaimana cara Liz berkomunikasi dengan orang-orang yang

ada di tiga Negara yang sangat berbeda bahasa serta budaya. Terdapat

beberapa adegan yang berkenaan langsung dengan isi penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan unsur-unsur komunikasi

antarabudaya yang terdapat dalam film ini.

Berbicara tentang film, bisa dipastikan hampir setiap film

menunjukkan tanda yang mengacu kepada suatu hal. Yang lebih identik

menggambarkan sesuatu di luar interpretasi dari film tersebut. Peneliti

mencoba mendeskripsikan dan menjabarkan alur film Eat, Pray, Love dengan

komponen analisis film dan unsur semiotika.

Sebelum menganalisis tentang unsur-unsur komunikasi antarbudaya

yang terdapat dalam film ini, berikut ini peneliti akan memaparkan

komponen-komponen naratif yang dapat dijadikan acuan dalam memahami

adegan-adegan berdasarkan unsur naratif film.

Page 70: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

57

1. Tokoh

Tokoh pada film ini terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu.

Tokoh utama dalam film ini adalah Julia Roberts. Julia Roberts berperan

sebagai Elizabeth Gilberts. Dalam film ini Julia memerankan sifat Liz

yang sedang bingung, sedih, serta resah. Julia memerankan tokoh Liz

sangat menghayati sehingga cerita yang disuguhkan terlihat nyata. Dalam

film ini ada banyak tokoh protagonis. Seperti di Itali dia bertemu dengan

Sofi, yang di perankan oleh Tuva Novotny. Sofi membantu Liz

menemukan guru les bahasa Itali selama dia berada disana. Kemudian

Richard yang berada di India, diperankan oleh Richard Jenkins. Richard

membantu Liz dalam menyelesaikan masalah dalam dirinya sendiri.

Terakhir di Bali ada Ketut Liyer yang diperankan oleh Hadi Subiyanto.

Ketut Liyer adalah seorang peramal dan seorang ahli pengobatan

tradisional.

2. Lokasi

Lokasi utama pada adegan-adegan ini ada 4 Negara, yaitu New

York, Itali, India, dan Indonesia. Keempat lokasi ini memiliki hubungan

penting dalam film ini. Selain itu setting dari keempat tempat ini

merupakan tempat yang memang menjadi sejarah bagi Elizabeth Gilbert

dalam pencarian hidup barunya.

3. Waktu

Waktu yang digunakan dalam film ini adalah, pagi ketika Liz tdi

India dia harus bangun pagi untuk mengikuti meditasi bersama-sama.

Page 71: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

58

Kemudian, siang hari seperti ketika Liz di Itali dia berjalan-jalan

mengelilingi Itali. Kemudian malam hari, seperti ketika Liz di Bali yang

menghadiri acara para pendatang bule yang berkumpul dalam sebuah

pesta pantai. Karena cerita ini berdasarkan kisah nyata, maka sutradara

film menggarap film ini agar benar-benar terlihat seperti nyata, dan para

penontonnya terbawa masuk kedalam cerita.

4. Kepribadian

Kepribadian dari Elizabeth menjadi objek utama dalam penelitian

ini. Baik dari segi perkataan atau perbuatan yang menunjukkan cara dia

berkomunikasi di dalam ketiga Negara yang dia jelajahi. Banyak pesan

langsung maupun tidak langsung yang terlihat dari perilaku dan

perkataan Liz. Seperti contohnya ketika Liz membantu Tulsi untuk

mempercayai suaminya yang dipertemukan melalui perjodohan sesuai

dengan adat istiadat orang India.1 Dan masih banyak lagi perilaku dan

perkataan dari Liz yang mencerminkan kepribadiannya dalam beberapa

adegan yang diteliti.

B. Pengantar Adegan dalam Film

Sebelum masuk ke dalam inti penelitian, peneliti ingin memberi

pengantar agar lebih mudah dalam memahami adegan-adegan yang diteliti.

Mise en scene dalam film ini adalah contoh yang nyata adalah pada simbol

perilaku. Elizabeth Gilbert adalah seorang penulis novel, esai, cerita pendek,

biografi dan memoar Amerika Serikat. Dia semakin dikenal berkat novelnya

1 Terdapat pada durasi 01:25:10

Page 72: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

59

Eat, Pray, Love, yang berisi tentang kisah nyatanya. Sejak desember 2010

novelnya tetap bertahan selama 199 pekan di dalam daftar buku terlaris New

York Times dan di buat menjadi film dengan judul yang sama pada tahun

2010.

Diceritakan bahwa Elizabeth Gilbert, seorang penulis berusia 31 tahun

merasa bahwa kehidupan ibu rumah tangga bukanlah hidup yang ia ingin

jalankan. Setelah melalui pertengkaran dan depresi, Elizabeth akhirnya

bercerai. Ia lantas memutuskan melakukan perjalanan keliling dunia untuk

mencari jati diri dan penyembuhan batin. Tiga tahun kemudian dalam usia

yang masih relatif muda untuk menjadi janda, 34 tahun, Elizabeth memilih

tiga negara di tiga benua, yaitu Italia, India, dan Indonesia sebagai tujuan

perjalanannya.

Pertama, Elizabeth pergi ke Roma, Itali untuk mendapatkan

kesenangan hati dengan cara berkuliner. Dengan teman-teman Italia

kenalannya, Elizabeth menikmati makanan-makanan Italia yang terkenal

sedap sampai puas. Di Roma ia berusaha melupakan pengalaman buruk

perkawinannya dan hal-hal sentimental lainnya. Yang ia kerjakan hanya

bersenang-senang. Pergi ke restoran-restoran yang berbeda-beda setiap hari,

dan berjalan-jalan menjelajahi Itali.

Setelah empat bulan di Italia, Elizabeth memutuskan untuk pergi ke

India Disana ia mengunjungi sebuah Ashram (sebuah kuil Hindu lengkap

dengan asrama) yang terletak di luar kota Mumbai untuk belajar spiritual

dengan seorang guru kenamaan. Bertolak belakang dengan perjalanan dan

Page 73: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

60

pengalamannya di Italia, di India Elizabeth sama sekali tidak ingin

memikirkan dan melakukan hal-hal duniawi. Tujuannya di Ashram hanya

untuk mencari ketenangan spiritual dan mendekatkan diri dengan Tuhan.

Setiap hari dia beryoga, sembahyang, meditasi dan membantu membersihkan

Ashram bersama murid-murid lain.

Setelah dari India, Elizabeth pergi ke Indonesia atau tepatnya Bali. Di

Bali ia berniat menemukan sebuah keseimbangan hidup antara duniawi dan

spiritual. Walaupun sebelumnya Elizabeth pernah mengunjungi Bali, wanita

humoris ini masih belum mengenal budaya Bali dan sama sekali tidak bisa

berbahasa Indonesia. Kemudian ia bertemu dengan seorang guru spiritual

Hindu bernama Pak Ketut Liyer. Elizabeth bercerita tentang perkawinannya

serta perjalanannya keliling dunia. Ketut Liyer menjelaskan bahwa jika ingin

meditasi, sembahyang, dan mendekatkan diri dengan Tuhan tidak harus

melelahkan dan bertele-tele seperti itu. Ia mengajari Elizabeth cara

mendekatkan diri dengan Tuhan yang baik dan mudah, hanyalah kurang lebih

15 menit sampai 30 menit dalam sehari. Yakni saat bangun tidur di pagi hari

dan malam sebelum tidur serta dengan tersenyum dari hati, pikiran, sampai

mulut.

Di Bali pula Elizabeth menemukan cinta sejatinya, Felipe seorang pria

asal Brasil yang sudah lama tinggal di Bali. Dengan Felipe, Elizabeth belajar

tentang seluk-beluk Bali dan budaya Indonesia lebih dalam, berpesta dan

bersosialisasi dengan teman-teman pekerja dan pengusaha asing di Bali. Ia

juga belajar dari Felipe tentang cinta dan hidup damai di Bali.

Page 74: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

61

Efek yang muncul dari serangkaian perpaduan mise en adegan adalah

perwujudan dari serangkaian perilaku dan perkataan Elizabeth yang

memperlihatkan kepribadiannya. Dan juga pemeran yang interpretatif

membangun sebuah narasi yang realistis.

Sistem makna yang diperlihatkan adalah pendekatan denotasi dan

konotasi. Dalam adegan denotasi yang muncul adalah member gambar dewa,

membaca kamus, mengunakan tangan sebagai cara berkomunikasi orang Itali,

name tag silence, pakaian yang digunakan, kitab yang dibaca ketika

bermeditasi, serta obat tradisional. Dan penjelasan makna denotasi dan

konotasi pada film akan dijelaskan selanjutnya.

Pembangunan mise en adegan ini dilakukan dengan teknik tertentu.

Pada adegan-adegan di atas, sepertinya sutradara memfokuskan pada aspek

perilaku, setting dan pemain. Aspek perilaku Elizabeth merupakan yang

menonjol di sini. Pemilihan kapan harus berperilaku juga tidak sembarangan,

disesuaikan dengan momen agar pesan sampai kepada penonton. Setting yang

begitu kuat yaitu di ketiga Negara juga dipilih sutradara dengan cermat.

Dengan keempat setting ini, aspek realitas dari film ini juga sampai kepada

penonton. Begitu pun dengan pemain. Pemain dalam film ini sudah

mengalami seleksi materi dan non materi. Dari segi materi yaitu hubungannya

dengan penampilan fisik. Non materi biasanya berhubungan dengan karakter

yang melekat pada pemain.

Tujuan dari sutradara film ini adalah ingin memperlihatkan Elizabeth

dengan tingkah laku, perkataan serta norma-norma kesopanan dan rasa saling

Page 75: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

62

tolong menolong. Dan cara Elizabeth berkomunikasi dengan orang-orang

disekitarnya selama berada di tiga Negara yang berbeda.

Pada film ini, unsur editing lebih didominasi dalam bentuk cut. Yaitu

perpindahan antara satu shot dengan shot lainnya. Pada film ini tidak terlalu

banyak unsur cut, film ini sangat mengikuti alur sehingga unsur cut sulit

untuk diteliti.

Genre film ini adalah Drama. Dimana sutradara membuat film terlihat

sangat nyata sekali, agar penonton ikut terbawa kedalam cerita yang

ditampilkan.

1. Semiotika dalam Film Eat, Pray, Love

Tanda-tanda dapat dilihat dalam adegan ini dari sesuatu yang

menonjol dan ditampilkan secara alamiah memiliki maksud tertentu.

Akan tetapi, tanda-tanda tersebut merupakan hasil representasi yang

membutuhkan pengetahuan kejadian yang terjadi pada adegan ini.

Pada penelitian ini, peneliti mencoba mencari unsur tanda tersebut

pada adegan-adegan yang berhubungan dengan komunikasi antarbudaya

dengan langkah awal yaitu mengelompokkan tanda-tanda tersebut ke

dalam makna denotasi, konotasi, dan mitos. Pemilihan ketiga makna

tersebut diperoleh dari beberapa objek yang bisa dilihat, didengar, dan

dirasakan. Pada film ini, kedua makna tersebut hanya dipilih berdasarkan

pada tingkat keterkaitannya dengan tujuan penelitian. Adapun makna

denotasi, konotasi, dan mitos dalam film Eat, Pray, Love pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 76: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

63

a. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos dalam Film Eat, Pray, Love

Sebelum melanjutkan penelitian mengenai unsur-unsur

komunikasi antarbudaya dalam film ini, peneliti akan menjelaskan

makna denotasi, konotasi, dan mitos pada film Eat, Pray, Love. Agar

lebih mudah dicerna dan dipahami peneliti akan menjelaskan dengan

menggunakan tabel.

Tabel 5

Analisis Tanda Denotasi, Konotasi, dan Mitos

Gambar & Durasi Makna

Denotasi

Makna Konotasi

Durasi 03:15

Dewa Ketut Liyer

memberikan gambar

ini sebagai penuntun

jalan bagi Liz, setelah

Ketut Liyer meramal

Liz.

Dewa merupakan sesuatu

yang dipuja sesuai

dengan kepercayaan yang

dianut.

Durasi 33:15

Digunakan Liz ketika

sedang berada di Itali

untuk

memudahkannya

berkomunikasi selama

berada disana.

Kamus yaitu berupa buku

yang berisi daftar

kosakata suatu bahasa di

dalam suatu Negara

secara lengkap, tersusun

secara alfabet, dan diberi

penjelasan serta contoh

pemakaiannya bila perlu.

Durasi 43:46

Tangan Liz dan teman-teman

yang berada di Itali

sedang menirukan

gaya orang-orang Itali

menggunakan tangan

sebagai simbol dalam

berkomunikasi.

Orang Itali lebih sering

berkomunikasi dengan

menggunakan tangan.

Durasi 01:06:12

Name Tag

bertuliskan

I am

Silence.

Corella dan Liz

sedang melakukan

ritual meditasi dengan

cara Silence.

Silence adalah salah satu

cara meditasi dengan

melakukan kebisuan

gunanya untuk melatih

mental dan kesabaran

seseorang.

Page 77: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

64

Durasi 01:20:30

Kitab Liz sedang membaca

kitab saat sedang

mengikuti meditasi di

India

Kitab merupakan buku

utama yang berhubungan

dengan agama, ilmu

pengetahuan, atau Tuhan.

Durasi 01:40:55

Ketut Liyer

memberikan kitab

manteranya kepada

Liz untuk dirapikan

penulisannya.

Durasi 02:09:23

Liz memberikan

hadiah terakhir kepada

Ketut Liyer sebuah

kitab berisi mantera-

mantera milik

peninggalan kakek

Ketut yang sudah

dirapihkan oleh Liz.

Durasi 01:25:22

Baju Ketika di India Liz

menggunakan kain

sari saat menghadiri

pernikahan Tulsi.

Baju adalah pakaian yang

digunakan untuk

menutup badan. Biasanya

setiap Negara dan budaya

memiliki baju khas

tersendiri yang

mencerminkan Negara

atau budaya tersebut.

Durasi 01:38:38

Saat Liz kembali ke

Bali, dia

menggunakan baju

batik sebagai simbol

Negara Indonesia.

Durasi 01:38:54

Obat

Tradisional

Ketut Liyer

membacakan beberapa

mantera dan

memberikan setetes

obat kepada anak

balita yang sedang

tumbuh gigi.

Wayan membuatkan

jamu untuk Liz.

Obat Tradisional

merupakan obat

penghilang atau pereda

rasa sakit dengan bahan-

bahan yang terbuat dari

berbagi dedaunan serta

biji-bijian yang diramu

atau dirajik sendiri secara

turun-temurun.

Page 78: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

65

Durasi 01:54:54

Buah-

buahan

Buah Rambutan dan

buah Durian.

Beraneka ragam buah-

buahan yang terdapat di

Indonesia.

Durasi 01:56:07

Pura Pura merupakan

tempat beribadah bagi

orang yang beragama

Hindu

Pura ini dinamakan

sebagai Pura Melanting

yang berarti Kuil

Kemakmuran

2. Unsur-unsur Komunikasi AntarBudaya dalam Film Eat, Pray, Love

Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih,

mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal.

Dengan kata lain, persepsi adalah cara kita mengubah energi-energi fisik

lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Secara umum dipercaya

bahwa orang-orang berperilaku sedemikian rupa sebagai hasil dari cara

mereka mempersepsikan dunia yang sedemikian rupa pula. Komunikasi

antarbudaya akan lebih dapat dipahami sebagai perbedaan budaya dalam

mempersepsi objek-objek sosial dan kejadian-kejadian. Suatu prinsip penting

dalam pendapat ini adalah bahwa masalah-masalah kecil dalam komunikasi

sering diperumit oleh perbedaan-perbedaan persepsi.2

Pada pemahaman keterpaduan hubungan antara persepsi dengan

unsur-unsur budaya dalam berkomunikasi. Unsur-unsur budaya ini bagai

suatu stereo, setiap unsur budaya berfungsi saling berhubungan dengan saling

2 Dr. Deddy Mulyana, M.A & Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Komunikasi AntarBudaya

(Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya), (Bandung: PT. Remaja Rosda,

2006) hal 25

Page 79: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

66

membutuhkan antara satu unsur dengan lainnya. Komunikasi antarbudaya

dipahami dengan perbedaan budaya mempersepsikan dunia, manusia, dan

peristiwa. Perlu dipahami betul bahwa masalah-masalah yang timbul dalam

komunikasi dan berkomunikasi bersumber dari perbedaan-perbedaan

persepsi. Oleh karena itu perlu dipahami betul apa dan bagaimana kerangka

persepsi orang lain tentang pemilihan, penilaian, dan tindakannya terhadap

dunia, manusia, dan peristiwa dari lingkungan eksternal. Dalam komunikasi

antarbudaya diupayakan banyak persamaan pengalaman dan persepsinya

sungguh pun ciri kebudayaan itu sendiri banyak menimbulkan perbedaan

dalam pengalaman dan persepsi.3

Dalam analisis ini penulis menemukan perbedaan persepsi pada

durasi 01:10:39 sampai durasi 01:26:34, disini terjadi perbedaan persepsi

antara Richard dan Liz. Ketika di India Liz merasa tidak nyaman dan tidak

bisa berkonsentrasi dengan meditasinya. Mengetahui Liz memiliki masalah

yang cukup besar, Richard mencoba membantu Liz tetapi sepertinya Richard

salah mengambil jalan maksud niatnya ingin membantu tetapi malah jadi

berdebat dengan Liz. Dalam ilmu sosial-budaya, mempunyai tiga unsur yang

mempunyai pengaruh yang besar dan langsung atas makna-makna yang kita

bangun dalam persepsi kita. Unsur-unsur tersebut adalah:

1. sistem-sistem kepercayaan (believe), nilai (value), sikap (attitude),

2. pandangan dunia (world view), dan

3. organisasi sosial (social organization).

3 Alex H. Rumondor, Materi Pokok Komunikasi AntarBudaya, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 1995), hal 58

Page 80: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

67

Ketika ketiga unsur utama ini mempengaruhi persepsi kita dan makna

yang kita bangun dalam persepsi, unsur-unsur tersebut mempengaruhi aspek-

aspek makna yang bersifat pribadi dan subjektif.4

Disini penulis akan mengkolaborasikan tentang unsur-unsur

komunikasi antarbudaya dalam setiap potongan gambar adegan yang

memperlihatkan komponen-komponen dari masing-masing unsur-unsur

komunikasi antarbudaya. Unsur-unsur tersebut secara langsung sangat

mempengaruhi penciptaan makna untuk persepsi, yang selanjutnya

menentukan tingkah laku komunikasi. Unsur-unsur komunikasi antarbudaya

membentuk suatu keterpaduan hubungan persepsi yang saling berkaitan dan

membutuhkan antara unsur yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini

penulis menyusunnya dengan menggunakan sistem tabel.

4 Dr. Deddy Mulyana, M.A & Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Komunikasi AntarBudaya

(Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya), (Bandung: PT. Remaja Rosda,

2006) hal 29

Page 81: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

68

Gambar 3. Analisis potongan scene terhadap unsur-unsur

komunikasi antarbudaya

1. Sistem-sistem Kepercayaan (Believe), Pandangan Dunia (World View),

dan Organisasi Sosial (Social Organization).

Sistem Kepercayaan, Nilai, dan Sikap Potongan Scene

Sistem kepercayaan

Page 82: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

69

Sistem Nilai

Sistem Sikap

Sistem kepercayaan adalah semakin pasti kita dalam kepercayaan kita,

semakin besar pulalah intensitas kepercayaan tersebut. Dalam film ini, penulis

menemukan sistem kepercayaan yang berhubungan dengan potongan scene

pada durasi ke 01:37:11 sampai 01:37:24. Dalam adegan tersebut

menyampaikan bahwa sebenarnya Tuhan ada didalam diri kita. Walaupun kita

Page 83: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

70

cari kemana-mana, kalau kita tidak yakin maka kita akan selalu tersesat. Jadi

pada intinya kita harus meyakini apa yang akan kita lakukan dan pikirkan

sebelum memulai untuk bertindak.

Sistem nilai adalah aspek evaluatif dari sistem-sistem kepercayaan,

nilai dan sikap. Dimensi-dimensi evaluatif meliputi kualitas-kualitas seperti

kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan, dan

kesenangan. Dalam film ini, sistem nilai pada unsur komunikasi antarbudaya

terdapat pada durasi 36:59 dan 41:02. Pada scene ini terlihat Elizabeth sangat

menikmati perjalanannya di Itali.

Sistem sikap dipelajari dalam suatu konteks budaya. Bagaimanapun

lingkungan kita, lingkungan itu akan turut membentuk sikap kita, kesepian

kita untuk merespons, dan akhirnya perilaku kita.5 Pada durasi 01:09:37 dan

01:12:24 pada film ini, memperlihatkan ketika Elizabeth sulit untuk mengikuti

kebiasaan orang india saat menjalankan ritual meditasi.

5 Dr. Deddy Mulyana, M.A & Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Komunikasi AntarBudaya

(Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya), (Bandung: PT. Remaja Rosda,

2006) hal 29

Page 84: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

71

Gambar 4. Analisis potongan scene terhadap unsur-unsur komunikasi

antarbudaya

2. Pandangan Dunia (World View)

Unsur Komunikasi AntarBudaya Potongan Scene

Pandangan Dunia (World View)

Durasi 43:46

Durasi 43:58

Durasi 44:05

Durasi 44:13

Durasi 01:25:22

Durasi 01:38:38

Page 85: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

72

Pandangan dunia berkaitan dengan orientasi suatu budaya terhadap hal-hal

seperti Tuhan, kemanusiaan, alam, alam semesta, dan masalah-masalah

filosofi lainnya yang berkenaan dengan konsep makhluk. Pendangan dunia

membantu kita untuk mengetahui posisi dan tingkatan kita dalam alam

semesta. Isu-isi pandangan dunia bersifat abadi dan merupakan landasan

paling mendasar dari suatu budaya. Pandangan dunia sangat mempengaruhi

budaya. Efeknya seringkali tak terlihat dalam hal-hal yang tampak nyata dan

remeh seperti pakaian isyarat, dan perbendaharaan kata.6 Dalam gambar

diatas, dijelaskan bahwa Elizabeth mempelajari bagaimana cara orang-orang

di Itali berkomunikasi. Budaya orang Itali dalam berkomunikasi adalah

dengan menggunakan gerakkan tangan, setiap gerakan tanga memiliki makna

atau arti tersendiri. Kemudia pada durasi ke 01:25:22 dan 01:38:38

memperlihatkan bahwa Liz mengenakan baju khas India dan juga

mengenakan baju simbol Negara Indonesia yaitu batik. Dalam hal ini Liz

sebagai mahkluk sosial memiliki sifat sopan dan satun serta mentaati tata

tertib dimanapun dia berada.

6 Ibid, hal 29

Page 86: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

73

Gambar 4. Analisis potongan scene terhadap unsur-unsur komunikasi

antarbudaya

3. Organisasi Sosial (Organization Social)

Unsur Komunikasi

AntarBudaya

Potongan Scene

Organisasi Sosial (Organization

Social)

Page 87: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

74

Page 88: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

75

Page 89: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

76

Page 90: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

77

Page 91: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

78

Organisasi sosial memiliki dua unit yang dominan dalam suatu

budaya, yang pertama adalah keluarga. Meskipun organisasi sosial terkecil

dalam suatu budaya, namun keluarga mempunyai pengaruh yang sangat

penting. Keluargalah yang paling berperan dalam mengembangkan anak

selama periode-periode formatif dalam hidup. Keluarga memberikan banyak

pengaruh budaya kepada anak, bahkan sejak pembentukkan sikap

Page 92: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

79

pertamanya. Dalam gambar diatas terlihat bahwa Liz sedang merayakan Hari

Kasih Sayang dengan keluarganya yang berada di Itali. Kemudian pada

gambar selanjutnya Liz sedang meng-email teman-temannya yang berada di

New York agar membantu memeberikan donasi kepada Wayan agar wayan

bisa membangun rumahnya sendiri. Ada beberapa petikan dialog yang

memiliki makna yang bagus.

Pada durasi 02:07:44

“kelompok kecil di Bali ini menjadi keluargaku, dan kita harus menjaga

keluarga kita diamnpun itu”.

Pada durasi 02:08:06

“saat aku di Itali, aku mempelajari satu kata “Tutti” yang artinya “Semua

Orang”. Jadi saat kamu mau membantu dirimu sendiri, kadang kamu malah

membantu Tutti”.

Page 93: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada skripsi ini, peneliti

mengacu pada fokus permasalahan yang ada. Dengan melihat berbagai

pendekatan teori terhadap objek penelitian, maka kesimpulan peneliti terhadap

masalah tersebut sebagai berikut:

1. Makna tanda denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat pada film Eat,

Pray, Love adalah gambar dewa yang diberikan Ketut Liyer kepada Liz,

kamus yang digunakan Liz sebagai pegangan saat ia pergi ke Itali, simbol

pergerakan tangan sebagai cara berkomunikasi orang Itali, Silence

merupakan ritual meditasi kebisuan bagi orang India, baju atau pakaian

yang dikenakan Liz ketika berada di India dan Bali, Liz sangat

menyesuaikan pakaiannya ketika ia berada di India dan Indonesia.

Kemudian kitab, lalu obat tradisional yang digunakan Ketut Liyer dan

Wayan sebagai obat Herbal yang diracik atau diramu sendiriuntuk

menyembuhkan orang sakit.

2. Unsur-unsur komunikasi antarbudaya yang terdapat pada film Eat, Pray,

Love adalah:

a. Sistem kepercayaan, nilai, dan sikap

Terdapat beberapa adegan pada unsur ini, yaitu:

Sistem kepercayaan: adegan yang mengandung sistem ini terdapat

pada durasi 01:35:52 sampai dengan 01:37:24. Pada durasi

Page 94: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

81

tersebut menceritakan bahwa Elizabeth telah tersadar dari

kesulitannya dalam melaksanakan ritual meditasi guna

mendekatkan diri kepada Tuhan. Liz telah meyakini bahwa Tuhan

itu tidak dicari melainkan Tuhan itu ada dalam diri kita sendiri,

tinggal bagaimana kita mempercayai dan memahaminya. Dalam

hal ini dijelaskan dalam Al-qur’an Surat Ali Imron, ayat 1931:

Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan)

yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada

Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah

bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-

kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang

banyak berbakti” ( QS. Ali „Imron: 193).

Sistem nilai: pada sistem ini film Eat, Pray, Love mengemasnya

dalam adegan ketika Liz berada di itali. Pada durasi 36:59 dan

43:02, pada durasi ini Liz memperlihatkan bahwa dia sangat

menikmati perjalanannya di itali.

Sistem Sikap: pada sistem ini, terdapat di durasi ke 01:09:37 dan

01:12:10. Pada durasi ini menceritakan bahwa Liz sedang berada

di masa sulitnya dalam melakukan ritual meditasi.

b. Pandangan Dunia (World View)

Pada sistem unsur ini, film Eat, Pray, Love memasukkannya

kedalam adegan bagaimana Elizabeth mempelajari cara orang-orang di

1 Azharuddin Sahil, Indeks Al-Quran Panduan Mencari Ayat Al-Quran

Berdasarkan Kata Dasarnya, (Bandung: Mizan, 1995), hal, 484

Page 95: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

82

Itali berkomunikasi. Budaya orang Itali dalam berkomunikasi adalah

dengan menggunakan gerakkan tangan, setiap gerakan tanga memiliki

makna atau arti tersendiri. Kemudia pada durasi ke 01:25:22 dan

01:38:38 memperlihatkan bahwa Liz mengenakan baju khas India dan

juga mengenakan baju simbol Negara Indonesia yaitu batik. Dalam hal

ini Liz sebagai mahkluk sosial memiliki sifat sopan dan satun serta

mentaati tata tertib dimanapun dia berada.

c. Organisasi Sosial (Social Organization)

Keluarga memberikan banyak pengaruh budaya kepada anak,

bahkan sejak pembentukkan sikap pertamanya. Dalam unsur ini

diceritakan bahwa Liz sedang merayakan Hari Kasih Sayang dengan

keluarganya yang berada di Itali. Kemudian pada gambar selanjutnya

Liz sedang meng-email teman-temannya yang berada di New York

agar membantu memberikan donasi kepada Wayan agar wayan bisa

membangun rumahnya sendiri. Ada beberapa petikan dialog yang

memiliki makna yang bagus.

Pada durasi 02:07:44

“kelompok kecil di Bali ini menjadi keluargaku, dan kita harus

menjaga keluarga kita diamnpun itu”.

Pada durasi 02:08:06

“saat aku di Itali, aku mempelajari satu kata “Tutti” yang artinya

“Semua Orang”. Jadi saat kamu mau membantu dirimu sendiri,

kadang kamu malah membantu Tutti”.

Page 96: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

83

Dalam Alquran dijelaskan bahwa sebagai manusia kita harus

menyayangi keluarga kita dan harus saling tolong menolong sesama

manusia. Sesuai dengan Dalil Al qur'an dalam firman Allah SWT pada

Surat Al-Maidah, ayat 22:

Artinya: "...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat

dosa dan permusuhan" (QS. Al-Maidah: 2).

2 Ibid, hal 469

Page 97: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. Prof. Ilmu, Teori, Dan Filsafat Komunikasi.

Bandung: Cipta Aditya Bakti, 2003

Taslim, Uray Noviandy. “Semiotika Perjuangan “Said Nur” Menulis Kitab

Risalah Nur dalam Film Nur Adam”. Skripsi S1, Jakarta: Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012

Utami, Ika Kurnia. “Semiotika Taubat dalam Film Mama Cake”. Skripsi S1,

Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013

Kertapati, Ton. Dasar-dasar Publisistik. Jakarta: Bina Aksara, 1986

Biran, Misbach Yusa. Sejarah film 1900-1950: bikin film jawa. Jakarta:

Komunitas Bambu, 2009

Trianto, Teguh. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013

Baran, Stanleyn J. Pengantar Komunikasi Massa Melek Media & Budaya.

Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2012

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Putra Grafika, 2008

Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Hormerian Pustaka, 2008)

Widagdo, M. Bayu. dan S, Winastwan Gora. Bikin Film Indie itu Mudah!.

Yogyakarta: C.V. Andy Offset, 2007

as-Suhaimi, Fawwaz bin Hulayyil. Begini Seharusnya Berdakwah. Jakarta:

Darul Haq, 2008

Muhtadi, Asep Saeful. Komunikasi Dakkwah. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2012

Bakti, Andi Faisal. Globalisasi: Dakwah Cerdas Era Globalisasi: Antara

Tantangan dan Harapan. Lecture at Palembang

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009

Thwaites, Tony. dan dkk. Introducing Cultural And Media Studies Sebuah

Pendekatan Semiotik. Yogyakarta: Jalasutra, 2011

Page 98: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

pick, Suzana M. Cinema As Sign and Language, Christian Metz, Language and

Cinema, Translate by Donna Jean Umber-Sebeok, Mouton: The Hague

Paris, 1974. pp. 304

Liliweri, Alo. Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007

Samovar, Larry A. Porter, Richard E. McDaniel, Edwin R. Komunikasi Lintas

Budaya. Jakarta: PT. Salemba Humanika, 2010

Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. Komunikasi AntarBudaya

(Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya).

Bandung: PT. Remaja Rosda, 2006

Rumondor, Alex H. Materi Pokok Komunikasi AntarBudaya. Jakarta:

Universitas Terbuka, 1995

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT, RajaGrafindo

Persada, 2006

Badudu, J.S. dan Zain, Sutan Mohammad. Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994

Sahil, Azharuddin. Indeks Al-Quran Panduan Mencari Ayat Al-Quran

Berdasarkan Kata Dasarnya. Bandung: Mizan, 1995

Sumber Lain:

Film Eat, Pray, Love Diakses dari

http://sinthiasinor.blogdetik.com/2011/07/17/tentang-film/ pada pkl

13.45, hari Sabtu, 27 sep 2014

http://www.kapanlagi.com/hollywood/r/ryan_murphy/ Rabu, 15 Oktober 2014,

pkl 14.30

http://www.elizabethgilbert.com/ Rabu. 15 Oktober 2014, pkl 15.01

http://id.wikipedia.org/wiki/Eat_Pray_Love Rabu, 15 Oktober 2014, pkl 14.17

http://uniqpost.com/profil/christine-hakim/ Rabu, 15 Oktober 2014, pkl 14.09

Page 99: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

LAMPIRAN

Lampiran 1

Cover DVD Film Eat, Pray, Love

Page 100: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

Lampiran 2

Cover Novel Eat, Pray, Love

Page 101: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (ANALISIS SEMIOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26750/1/SHOFA... · asli. saya yang diajukan. untuk. ... juga memperkenalkan sebagaian

Lampiran 3

Official Facebook Film Eat, Pray, Love