28
Obat Umum (Dapat dibeli bebas) Nama Produk : MEPRILON Farmasi : Mugi Labs Komposisi : Alpha methylprednisolone Indikasi : Insufisiensi adrenokortikoid primer & kongenital adrenal, ggn reumatik, peny kol hematologik, peny kulit, peny alergi, peny m pemafasan, peny neoplastik, edema, kolife eksaserbasi akut dr sklerosis multipel, meni dg blok subaraknoid. D: Dws 4-48 mg/hr sebagai dosis tunggal terbagi. Sklerosis 160 mg/hr selama dilanjutkan dg 64 mg/hr selama 1 bin Kontra Indikasi : TB, infeksi jamursistemik, ulkus peptik, herpes, DM & varisela Perhatian : Hipertensi, riwayat ulkus peptikum, osteoporosis, divertikulitis, anastomosis usus baru, peny jantung koroner, ggn ginjal. Hamil, laktasi. ES: Ggn elektrolit & cairan tubuh, kelemahan otot, penurunan resistensi thd infeksi, ggn penyembuhan luka, meningkatnya TD, katarak, ggn pertumbuhan pd anak, insufisiensi adrenal, sindroma Gushing, osteoporosis, tukak lambung. Efek Samping : - Interaksi Obat : - Kemasan : ab 4 mg x 5 x 10 (Rp70,000). 16 mg x 3 x 10 (Rp105,000). Dosis -Dewasa : Tab Dws Awal 4-48 mg/hr sbg dosis tunggal atau terbagi. Sklerosis multiped 60 mg/hr selama 1 minggu, kmd 64 mg tiap 2 hr 1 x dim 1 bin. Anak Insufisiensi adrenokortikal 0.117 mg/kgBB/hr atau 3.33 mg/m2 luas permukaan tubuh/hr dim dosis terbagi 3. Indikasi lain 0.417-1.67 mg/kgBB/hr atau 12.5-50 mg/m2 luas permukaan tubuh/hr dim dosis terbagi 3-4. Vial Dws 10^tO mg IM/IV. Utk dosis tinggi 30 mg/kg BB selama min 30 mnt scr IV. Dosis dpt diulangi tiap 4-6 jam. Eksaserbasi akut dr sklerosis multipel 160 mg/hr IM/I V selama 1 minggu, lalu 64 mg/hr selama 1 bin. Luka tulang punggung akut 30 mg/kg BB selama 15 mnt scr IV, lalu dilanjutkan dg 5.4 mg/kg BB/jam dim 45 mnt selama 23 jam. Sbg terapi tambahan utk AIDS yg berhubungan dg pneumosistis carinii Hr ke1 -5 30 mg 2 x/hr scr IV. Hr ke6-10 30mg1 x/hr. Hrke 11-2115mg 1 x/hr. Bay/6 anak Insufisiensi adrenokortikal 0117 mg/kg BB/hr scr IM dg interval 2 hr. Luka tulang punggung akut 30 mg/kg BB scr IV selama 15 mnt, diikuti dg

Komposisi Obat LPT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Komposisi Obat LPT

Obat Umum (Dapat dibeli bebas)

Nama Produk : MEPRILON Farmasi : Mugi Labs Komposisi : Alpha methylprednisolone Indikasi : Insufisiensi adrenokortikoid primer & kongenital adrenal, ggn reumatik, peny kol hematologik, peny kulit, peny alergi, peny m pemafasan, peny neoplastik, edema, kolife eksaserbasi akut dr sklerosis multipel, meni dg blok subaraknoid. D: Dws 4-48 mg/hr sebagai dosis tunggal terbagi. Sklerosis 160 mg/hr selama dilanjutkan dg 64 mg/hr selama 1 bin Kontra Indikasi : TB, infeksi jamursistemik, ulkus peptik, herpes, DM & varisela Perhatian : Hipertensi, riwayat ulkus peptikum, osteoporosis, divertikulitis, anastomosis usus baru, peny jantung koroner, ggn ginjal. Hamil, laktasi. ES: Ggn elektrolit & cairan tubuh, kelemahan otot, penurunan resistensi thd infeksi, ggn penyembuhan luka, meningkatnya TD, katarak, ggn pertumbuhan pd anak, insufisiensi adrenal, sindroma Gushing, osteoporosis, tukak lambung. Efek Samping : - Interaksi Obat : - Kemasan : ab 4 mg x 5 x 10 (Rp70,000). 16 mg x 3 x 10 (Rp105,000). Dosis -Dewasa : Tab Dws Awal 4-48 mg/hr sbg dosis tunggal atau terbagi. Sklerosis multiped 60 mg/hr selama 1 minggu, kmd 64 mg tiap 2 hr 1 x dim 1 bin. Anak Insufisiensi adrenokortikal 0.117 mg/kgBB/hr atau 3.33 mg/m2 luas permukaan tubuh/hr dim dosis terbagi 3. Indikasi lain 0.417-1.67 mg/kgBB/hr atau 12.5-50 mg/m2 luas permukaan tubuh/hr dim dosis terbagi 3-4. Vial Dws 10^tO mg IM/IV. Utk dosis tinggi 30 mg/kg BB selama min 30 mnt scr IV. Dosis dpt diulangi tiap 4-6 jam. Eksaserbasi akut dr sklerosis multipel 160 mg/hr IM/I V selama 1 minggu, lalu 64 mg/hr selama 1 bin. Luka tulang punggung akut 30 mg/kg BB selama 15 mnt scr IV, lalu dilanjutkan dg 5.4 mg/kg BB/jam dim 45 mnt selama 23 jam. Sbg terapi tambahan utk AIDS yg berhubungan dg pneumosistis carinii Hr ke1 -5 30 mg 2 x/hr scr IV. Hr ke6-10 30mg1 x/hr. Hrke 11-2115mg 1 x/hr. Bay/6 anak Insufisiensi adrenokortikal 0117 mg/kg BB/hr scr IM dg interval 2 hr. Luka tulang punggung akut 30 mg/kg BB scr IV selama 15 mnt, diikuti dg 5.4 mg/kg BB/jam dim 45 mnt selama 23 jam. Indikasi lain 0.139-0.835 mg/kg BB tiap12-24 jam scr IM. Sbg terapi tambahan utk AIDS yg berhubungan dg pneumosistis carinii pd anak > 13 thn Sama dg dosis dws -Anak-anak : - -Balita : - Harga : - Gambar : - Terakhir diperbaharui:* Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu* Bila sakit berlanjut, harap menghubungi dokter anda secepatnya

Methylprednisolone

print article

Methylprednisolone

Injeksi IM/IV

Page 2: Komposisi Obat LPT

Komposisi

Methylprednisolone 125 mg

Tiap vial mengandung:

Metilprednisolon natrium suksinat setara dengan

Metilprednisolon 125 mg

Methylprednisolone 500 mg

Tiap vial mengandung:

Metilprednisolon natrium suksinat setara dengan

Metilprednisolon 500 mg

Farmakologi:

Metilprednisolon merupakan kortikosteroid dengan kerja intermediate yang termasuk kategori adrenokortikoid, antiinflamasi dan imunosupresan.

Adrenokortikoid:

Sebagai adrenokortikoid, metilprednisolon berdifusi melewati membran dan membentuk komplek dengan reseptor sitoplasmik spesifik. Komplek tersebut kemudian memasuki inti sel, berikatan dengan DNA, dan menstimulasi rekaman messenger RNA (mRNA) dan selanjutnya sintesis protein dari berbagai enzim akan bertanggung jawab pada efek sistemik adrenokortikoid. Bagaimanapun, obat ini dapat menekan perekaman mRNA di beberapa sel (contohnya: limfosit).

Efek Glukokortikoid:

Anti-inflamasi (steroidal)

Glukokortikoid menurunkan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi, karena itu menurunkan gejala inflamasi tanpa dipengaruhi penyebabnya.

Glukokortikoid menghambat akumulasi sel inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada lokasi inflamasi. Metilprednisolon juga menghambat fagositosis, pelepasan enzim lisosomal, sintesis dan atau pelepasan beberapa mediator kimia inflamasi. Meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui secara lengkap, kemungkinan efeknya melalui blokade faktor penghambat makrofag (MIF), menghambat lokalisasi makrofag: reduksi atau dilatasi permeabilitas kapiler yang terinflamasi dan mengurangi lekatan leukosit pada endotelium kapiler, menghambat pembentukan edema dan migrasi leukosit; dan meningkatkan sintesis lipomodulin (macrocortin), suatu inhibitor fosfolipase A2-mediasi pelepasan asam

Page 3: Komposisi Obat LPT

arakhidonat dari membran fosfolipid, dan hambatan selanjutnya terhadap sintesis asam arakhidonat-mediator inflamasi derivat (prostaglandin, tromboksan dan leukotrien). Kerja immunosupresan juga dapat mempengaruhi efek antiinflamasi.

Immunosupresan

Mekanisme kerja immunosupresan belum dimengerti secara lengkap tetapi kemungkinan dengan pencegahan atau penekanan sel mediasi (hipersensitivitas tertunda) reaksi imun seperti halnya tindakan yang lebih spesifik yang mempengaruhi respon imun, Glukokortikoid mengurangi konsentrasi limfosit timus (T-limfosit), monosit, dan eosinofil. Metilprednisolon juga menurunkan ikatan immunoglobulin ke reseptor permukaan sel dan menghambat sintesis dan atau pelepasan interleukin, sehingga T-limfosit blastogenesis menurun dan mengurangi perluasan respon immun primer. Glukokortikoid juga dapat menurunkan lintasan kompleks immun melalui dasar membran, konsentrasi komponen pelengkap dan immunoglobulin.

Indikasi:

Abnormalitas fungsi adrenokortikal, untuk pengobatan:

Insufisiensi adrenokortikal akut dan kronik primer:

Hidrokortison dan kortison lebih dipilih sebagai terapi pengganti karena aktivitas mineralokortikoidnya yang berarti. Penggantian sodium dan cairan juga dibutuhkan. Pada beberapa pasien penggantian mineralokortikoid tambahan juga mungkin diperlukan.

Insufisiensi adrenokortikoid sekunder:

Penggantian dengan glukokortikoid umumnya mencukupi, mineralokortikoid tidak selalu dibutuhkan.

Gangguan alergi:

Reaksi alergi karena obat.

Reaksi anafilaktik atau anaphytold (pengobatan tambahan)

Penggunaan glukokortikoid umumnya untuk reaksi lambat (yang tidak berhasil dengan tindakan lain dalam 1 jam), atau situasi dimana dapat timbul resiko kekambuhan.

Angioderma (pengobatan tambahan)

Laringeal edema akut non infeksi.

Rinitis alergi parennial (tahunan) atau seasonal (musiman).

Pengobatan sakit karena serum.

Reaksi transfusi urtikaria.

Page 4: Komposisi Obat LPT

Gangguan kolagen:

Diindikasikan selama eksaserbasi akut atau terapi perawatan pada kasus-kasus berikut:

Carditis rheumatik (atau non rheumatik) akut.

Dermatomiositis sistemik (polimiositis):

Glukokortikoid mungkin merupakan obat pilihan pada anak dengan kondisi demikian.

Lupus eritematosus sistemik.

Arteritis giant-cell (temporal).

Penyakit jaringan ikat campuran.

Poliarteritis nodosa.

Polikondritis kambuhan.

Polimialgia rheumatik.

Vaskulitis.

Gangguan pada kulit:

Dermatitis yang bersifat atopik, kontak, eksfoliatif.

Dermatitis herpetiformis bullous.

Dermatitis seboreik berat.

Dermatitis inflamatori berat.

Eritema multiforma berat (sindrom Stevens-Johnson)

Mikosis fungoides.

Phemphigus.

Psoriasis berat.

Pemphigoid.

Sarkoid kutan lokalisasi.

Gangguan saluran pencernaan:

Diindikasikan untuk pengobatan inflamasi pada usus besar seperti di bawah ini:

Page 5: Komposisi Obat LPT

Inflamasi pada usus besar, termasuk colitis ulceratif.

Enteritis regional (penyakit Crohn)

Penyakit celiac berat.

Pemberian secara oral atau parenteral diindikasikan bila terapi sistemik dibutuhkan selama periode kritis penyakit, pemberian dalam jangka waktu lama tidak direkomendasikan.

Gangguan darah:

Anemia hemolitik yang diperoleh (oto imun)

Anemia hipoplastik bawaan (eritroid)

Anemia sel darah merah (eritoblastopenia)

Trombositopenia sekunder (pada orang dewasa)

Trombositopenia purpura idiopatik pada orang dewasa (secara oral atau i.v. Saja, kontraindikasi untuk injeksi i.m.)

Hemolisis.

Penyakit hati:

Hepatitis alkoholik dengan enselofati.

Hepatitis kronis aktif.

Hepatitis non alkoholik pada wanita.

Nekrosis hepatik sub akut.

Hiperkalsemia yang berhubungan dengan neoplasma (atau sarkoidosis).

Inflamasi non rheumatik:

Diindikasikan selama episode akut atau eksaserbasi dari gangguan-gangguan di bawah ini. Injeksi lokal lebih baik dilakukan bila hanya beberapa sendi atau daerah yang terkena.

Bursitis akut atau sub akut.

Epikondilitis.

Tenosinovitis nonspesifik akut.

Penyakit neoplastik (pengobatan tambahan):

Diindikasikan bersama dengan terapi penyakit antineoplastik spesifik yang sesuai, untuk meringankan penyakit neoplastik berikut ini beserta problem yang berhubungan:

Page 6: Komposisi Obat LPT

Leukemia akut atau limfositik kronik.

Limfoma Hodgkin atau non-Hodgkin.

Kanker payudara.

Kanker prostat.

Demam yang disebabkan kanker ganas.

Mieloma ganda.

Sindroma nefrotik:

Diindikasikan untuk menginduksi diuresis atau mengurangi gejala proteinuria pada sindrom idiopatik nefrotik, terapi jangka panjang mungkin diperlukan untuk mencegah kekambuhan.

Penyakit neurologik:

Meningitis tuberkulosa (pengobatan tambahan), diindikasikan untuk pemberian bersama dengan kemoterapi anti tuberkulosa pada pasien dengan blok subarakhnoid.

Sklerosis ganda, diindikasikan untuk pengobatan penyakit eksaserbasi akut.

Neurotrauma: luka pada tulang belakang.

Gangguan pada mata:

Diindikasikan untuk pengobatan alergi kronis atau akut dan kondisi inflamasi oftalmik, seperti:

Klorioretinitis.

Koroiditis posterior difusi.

Konjungtivitis alergi (yang tidak dapat diatasi secara topikal).

Herpes zoster.

Iridosiklitis.

Keratis yang tidak berhubungan dengan herpes simpleks atau infeksi fungal.

Neuritis optik.

Oftalmia simpatika.

Uveitis posterior difusi.

Perikarditis: digunakan untuk menghilangkan inflamasi dan demam.

Polip nasal.

Page 7: Komposisi Obat LPT

Gangguan pernafasan:

Untuk pengobatan dan profilaksis.

Profilaksis:

Diberikan sebelum atau selama pembedahan jantung jika pasien mempunyai gangguan pre-exiting pulmonary dan diberikan sebelum, selama dan setelah pembedahan oral, facial, atau leher untuk mencegah edema yang dapat menghambat jalan nafas.

Pengobatan:

Asma bronkial

Berillosis

Sindrom Loeffler (pneumonitis eosinofil atau sindrom hipereosinofil).

Pneumonia aspirasi.

Sarkoidosis simptomatik.

Tuberkulose paru-paru yang tersebar atau fulminant (pengobatan tambahan): diberikan bersamaan dengan kemoterapi anti tuberkulosa yang sesuai.

Bronkitis asmatik akut dan kronik.

Edema pulmonari nonkardiogenik (disebabkan sensitivitas protamin): pengobatan sebaiknya diberikan dalam injeksi i.v. atau i.m.

Hemangioma, obstruksi saluran nafas pada anak: pengobatan sebaiknya diberikan dalam injeksi i.v. atau i.m.

Pneumonia, pneumosistitis carinii, yang berhubungan dengan sindrom immunodefisiensi yang diperoleh (pengobatan tambahan).

Pada penderita AIDS atau yang mengidap infeksi HIV yang terkena pneumonia pneumocystis.

Penyakit paru-paru, obstruksi kronis (yang tidak dapat dikontrol dengan teofilin dan β-adrenergik agonis).

Status asmatikus: pemberian harus secara i.v. atau i.m.

Gangguan rheumatik:

Injeksi lokal dilakukan bila hanya beberapa sendi atau area yang terlibat. Diindikasikan sebagai terapi tambahan selama episode akut atau eksaserbasi gangguan rheumatik seperti:

Ankilosing spondilitis.

Arthritis psoriatik.

Page 8: Komposisi Obat LPT

Arthritis reumatoid (termasuk arthritis pada anak-anak);

Untuk pasien yang tidak dapat lagi diobati dengan aspirin, antiinflamasi non steroidal, istirahat, dan terapi fisik.

Gout arthritis akut.

Osteoarthritis post traumatik.

Sinovitis osteoarthritis.

Penyakit deposisi kalsium pirofosfat akut (pseudogout; kondrokalsinosis artikularis; sinovitis, yang disebabkan oleh kristal).

Polimialgia rheumatik.

Penyakit reiter.

Pengobatan shock: akibat insufisiensi adrenokortikal.

Pengobatan tiroiditis non supuratif.

Pencegahan dan pengobatan penolakan pencangkokan organ:

diberikan bersamaan dengan immunosupresan lainnya seperti azathioprine atau siklosporin.

Pengobatan trikinosis.

Kontraindikasi:

Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap bahan obat.

Bayi prematur.

Pemberian jangka lama pada penderita ulkus duodenum dan peptikum, osteoporosis berat, penderita dengan riwayat penyakit jiwa, herpes.

Pasien yang sedang diimunisasi.

Dosis:

Dewasa

Secara intramuskular atau intravena, 10-40 mg (base), diulangi sesuai keperluan.

Page 9: Komposisi Obat LPT

Untuk dosis tinggi (pulse terapi): intravena, 30 mg (base) per kg berat badan diberikan sekurang-kurangnya 30 menit. Dosis dapat diulangi setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.

Untuk eksaserbasi akut pada sklerosis ganda: intramuskular atau intravena, 160 mg (base) perhari selama satu minggu, diikuti dengan 64 mg setiap hari selama satu bulan.

Untuk pengobatan luka tulang punggung akut: intravena, 30 mg (base) per kg berat badan diberikan selama 15 menit, diikuti dengan 45 menit infus, 5,4 mg per kg berat badan per jam, selama 23 jam.

Untuk pengobatan tambahan pada AIDS yang berhubungan dengan pneumosistis carinii: intravena, 30 mg (base) dua kali sehari pada hari pertama sampai kelima, 30 mg sekali sehari pada hari keenam sampai kesepuluh, 15 mg sekali sehari pada hari ke sebelas sampai dua puluh satu.

Bayi dan anak:

Insufisiensi adrenokortikal: intramuskular, 117 mikrogram (0,117 mg) (base) per kg berat badan atau 3,33 mg (base) permeter persegi permukaan tubuh sehari (dalam dosis terbagi tiga) setiap hari ke tiga; atau 39 sampai 58,5 mikrogram (0,039 sampai 0,0585 mg) (base) per kg berat badan atau 1,11 sampai 1,66 mg (base) permeter persegi permukaan tubuh sekali sehari.

Untuk pengobatan luka tulang punggung akut: intravena, 30 mg (base) per kg berat badan diberikan selama 15 menit, diikuti selama 45 menit dengan infus 5,4 mg per kg berat badan per jam, selama 23 jam.

Indikasi lain: intramuskular, 139-835 mikrogram (0,139-0,835 mg) (base) per kg berat badan atau 4,16-25 mg (base) permeter persegi permukaan tubuh setiap 12 sampai 24 jam.

Untuk pengobatan tambahan pada AIDS yang berhubungan dengan pneumosistis carinii: Anak-anak berusia 13 tahun atau kurang: dosis belum ditentukan secara pasti. Anak-anak berusia lebih dari 13 tahun: sama dengan dosis dewasa.

Cara pemberian:

Untuk intramuskular atau intravena:

Rekonstitusi serbuk dengan larutan injeksi yang telah disediakan (mengandung benzyl alkohol 0,9%), kocok hingga larut. Pemberian dengan intravena langsung dapat diberikan selama sekurang-kurangnya 1 menit, atau dapat diberikan secara infus intravena dalam 5% dekstrosa, NACl 0,9% atau dektrosa 0,5% dalam NaCl 0,9% selama sekurang-kurangnya 30 menit. Larutan stabil secara fisika dan kimia selama 48 jam.

Efek samping:

Insufisiensi adrenokortikal:

Page 10: Komposisi Obat LPT

Dosis tinggi untuk periode lama dapat terjadi penurunan sekresi endogeneous kortikosteroid dengan menekan pelepasan kortikotropin pituitary insufisiensi adrenokortikal sekunder.

Efek muskuloskeletal:

Nyeri atau lemah otot, penyembuhan luka yang tertunda, dan atropi matriks protein tulang yang menyebabkan osteoporosis, retak tulang belakang karena tekanan, nekrosis aseptik pangkal humerat atau femorat, atau retak patologi tulang panjang.

Gangguan cairan dan elektrolit:

Retensi sodium yang menimbulkan edema, kekurangan kalium, hipokalemik alkalosis, hipertensi, serangan jantung kongestif.

Efek pada mata:

Katarak subkapsular posterior, peningkatan tekanan intra okular, glaukoma, eksoftalmus.

Efek endokrin:

Menstruasi yang tidak teratur, timbulnya keadaan cushingoid, hambatan pertumbuhan pada anak, toleransi glukosa menurun, hiperglikemia, bahaya diabetes mellitus.

Efek pada saluran cerna:

Mual, muntah, anoreksia yang berakibat turunnya berat badan, peningkatan selera makan yang berakibat naiknya berat badan, diare atau konstipasi, distensi abdominal, pankreatitis, iritasi lambung, ulceratif esofagitis.

Juga menimbulkan reaktivasi, perforasi, perdarahan dan penyembuhan peptik ulcer yang tertunda.

Efek sistem syaraf:

Sakit kepala, vertigo, insomnia, peningkatan aktivitas motor, iskemik neuropati, abnormalitas EEG, konvulsi.

Efek dermatologi:

Atropi kulit, jerawat, peningkatan keringat, hirsutisme, eritema fasial, striae, alergi dermatitis, urtikaria, angiodema.

Efek samping lain:

Penghentian pemakaian glukokortikoid secara tiba-tiba akan menimbulkan efek mual, muntah, kehilangan nafsu makan, letargi, sakit kepala, demam, nyeri sendi, deskuamasi, mialgia, kehilangan berat badan, dan atau hipotensi.

Peringatan dan perhatian:

Page 11: Komposisi Obat LPT

Wanita hamil dan ibu menyusui.

Dapat menyebabkan kerusakan fetus bila diberikan pada wanita hamil. Kortikosteroid dapat berdifusi ke air susu dan dapat menekan pertumbuhan atau efek samping lainnya pada bayi yang disusui.

Anak-anak

Pemberian dosis farmakologi glukokortikoid pada anak-anak bila mungkin sebaiknya dihindari, karena obat dapat menghambat pertumbuhan tulang. Jika terapi diperlukan harus diamati pertumbuhan bayi dan anak secara seksama. Alternate-day therapy, yaitu pemberian dosis tunggal setiap pagi hari, meminimalkan hambatan pertumbuhan dan sebaiknya diganti bila terjadi hambatan pertumbuhan. Dosis tinggi glukokortikoid pada anak dapat menyebabkan pankreatitis akut yang kemudian menyebabkan kerusakan pankreas.

Pasien lanjut usia.

Dapat terjadi hipertensi selama terapi adrenokortikoid. Pasien lanjut usia, terutama wanita postmenopausal, akan lebih mudah terkena osteoporosis yang diinduksi glukokortikoid.

Sementara pasien menerima terapi kortikosteroid, dianjurkan tidak divaksinasi terhadap Smalpox juga imunisasi lain terutama yang mendapat dosis tinggi, untuk mencegah kemungkinan bahaya komplikasi neurologi.

Jika kortikosteroid digunakan pada pasien dengan TBC laten atau tuberculin reactivity perlu dilakukan pengawasan yang teliti sebagai pengaktifan kembali penyakit yang dapat terjadi.

Tidak dianjurkan pada pasien dengan ocular herpes simplex karena kemungkinan terjadi perforasi korneal.

Pemakaian obat ini dapat menekan gejala-gejala klinik dari suatu penyakit infeksi.

Pemakaian jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

Interaksi obat:

Enzim penginduksi mikrosom hepatik.

Obat seperti barbiturat, fenitoin dan rifampin yang menginduksi enzim hepatik dapat meningkatkan metabolisme glukokortikoid, sehingga mungkin diperlukan dosis tambahan atau obat tersebut tidak diberikan bersamaan.

Anti inflamasi nonsteroidal.

Pemberian bersamaan dengan obat ulcerogenik seperti indometasin dapat meningkatkan resiko ulcerasi saluran pencernaan. Aspirin harus diberikan secara hati-hati pada pasien hipotrombinernia. Meskipun pemberian bersamaan dengan salisilat tidak tampak meningkatkan terjadinya ulcerasi saluran pencernaan, kemungkinan efek ini harus dipertimbangkan.

Obat yang mengurangi kalium.

Page 12: Komposisi Obat LPT

Diuretik yang mengurangi kadar kalium (contoh: thiazida, furosemida, asam etakrinat) dan obat lainnya yang mengurangi kalium oleh glukokortikoid. Serum kalium harus dimonitor secara seksama bila pasien diberikan obat bersamaan dengan obat yang mengurangi kalium.

Bahan antikolinesterase.

Interaksi antara glukokortikoid dan antikolinesterase seperti ambenonium, neostigmin, atau pyridostigmin dapat menimbulkan kelemahan pada pasien dengan myasthenia gravis. Jika mungkin, pengobatan antikolinesterase harus dihentikan 24 jam sebelum pemberian awal terapi glukokortikoid.

Vaksin dan toksoid.

Karena kortikosteroid menghambat respon antibodi, obat dapat menyebabkan pengurangan respon toksoid dan vaksin inaktivasi atau hidup.

Cara penyimpanan:

Simpan ditempat kering dan sejuk, terlindung dari cahaya.

Sebelum dan sesudah rekonstitusi, simpan pada suhu antara 15-30oC.

Gunakan larutan sebelum 48 jam setelah direkonstitusi.

Kemasan dan Nomor Registrasi:

METHYLPREDNISOLONE 125

Kotak, 1 vial @ 125 mg metilprednisolon kering dan 1 ampul @ 2 ml pelarut, GKL0405037244A1

METHYLPREDNISOLONE 500

Kotak, 1 vial @ 500 mg metilprednisolon kering dan 1 ampul @ 8 ml pelarut, GKL0405037244B1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN PADA SUHU KAMAR (25-30)oC,

TERLINDUNG DARI CAHAYA

Page 13: Komposisi Obat LPT

METHYLPREDNISOLONE

TABLET

Komposisi:

METHYLPREDNISOLONE 4 mg

Tiap tablet mengandung

Metilprednisolon 4 mg

METHYLPREDNISOLONE 8 mg

Tiap tablet mengandung

Metilprednisolon 8 mg

METHYLPREDNISOLONE 16 mg

Tiap tablet mengandung

Metilprednisolon 16 mg

Farmakologi:

Metilprednisolon adalah glukokortioid turunan prednisolon yang mempunyai efek kerja dan penggunaan yang sama seperti senyawa induknya. Metilprednisolon tidak mempunyai aktivitas retensi natrium seperti glukokortikoid yang lain.

Indikasi:

Abnormalitas fungsi adrenokortikal, penyakit kolagen, keadaan alergi dan peradangan pada kulit dan saluran pernafasan tertentu, penyakit hematologik, hiperkalsemia sehubungan dengan kanker.

Page 14: Komposisi Obat LPT

Kontraindikasi:

Infeksi jamur sistemik dan pasien yang hipersensitif.

Pemberian kortikosterooid yang lama merupakan kontraindikasi pada ulkus duodenum dan peptikum, osteoporosis berat, penderita dengan riwayat penyakit jiwa, herpes.

Pasien yang sedang diimunisasi.

Dosis:

Dewasa:

Dosis awal dari metilprednisolon dapat bermacam-macam dari 4 mg - 48 mg per hari, dosis tunggal atau terbagi, tergantung keadaan penyakit.

Dalam multiple sklerosis:

Oral 160 mg sehari selama 1 minggu, kemudian 64 mg setiap 2 hari sekali dalam 1 bulan.

Anak-anak:

Insufisiensi - adrenokortikal:

Oral 0,117 mg/kg bobot tubuh atau 3,33 mg per m2 luas permukaan tubuh sehari dalam dosis terbagi tiga.

Indikasi lain:

Oral 0,417 mg - 1,67 mg per kg berat tubuh atau 12,5 mg - 50 mg per m2 luas permukaan tubuh sehari dalam dosis terbagi 3 atau 4.

Efek samping:

Efek samping biasanya terlihat pada pemberian jangka panjang atau pemberian dalam dosis besar, misalnya gangguan elektrolit dan cairan tubuh, kelemahan otot, resistensi terhadap infeksi menurun, gangguan penyembuhan luka, meningkatnya tekanan darah, katarak, gaangguan pertumbuhan pada anak-anak, insufisiensi adrenal, cushing syndrome, osteoporosis, tukak lambung.

Peringatan dan perhatian:

Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui, kecuali memang benar-benar dibutuhkan, dan bayi yang lahir dari ibu yang ketika hamil menerima terapi kortikosteroid ini harus diperiksa. Kemungkinan adanya gejala hipoadrenalism.

Page 15: Komposisi Obat LPT

Pasien yang menerima terapi kortikosteroid ini dianjurkan tidak divaksinasi terhadap smallpox, juga imunisasi lain terutama yang mendapat dosis tinggi, untuk mencegah kemungkinan bahaya komplikasi neurologi.

Tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak, karena penggunaaan jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Jika kortikosteroid digunakan pada pasien dengan TBC latent atau Tuber Culin Reactivity perlu dilakukan pengawasan yang teliti sebagai pengaktifan kembali penyakit yang dapat terjadi.

Ada peningkatan efek kortikosteroid pada pasien dengan hipotiroidi dari cirrhosis.

Tidak dianjurkan penggunaan pada penderita ocular herpes simplex, karena kemungkinan terjadi perforasi corneal.

Pemakaian obat ini dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit infeksi.

Pemakaian jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

Interaksi obat:

Berikan dengan makanan untuk meminumkan iritasi gastrointestinal.

Penggunaan bersama-sama dengan antiinflamasi non-steroid atau antirematik lain dapat mengakibatkan risiko gastrointestinal, perdarahan gastrointestinal.

Penggunaan bersama-sama dengan anti-diabetes harus dilakukan penyesuaian dosis.

Pasien yang menerima vaksinasi terhadap smallpox, juga imunisasi lain terutama yang mendapat dosis.

Kemasan dan Nomor Registrasi:

METHYLPREDNISOLONE 4 mg : Kotak, 10 blister @ 10 tablet: No. Reg. GKL0305035210A1

METHYLPREDNISOLONE 8 mg : Kotak, 10 blister @ 10 tablet: No. Reg. GKL0305035210B1

METHYLPREDNISOLONE 16 mg : Kotak, 10 blister @ 10 tablet: No. Reg. GKL0305035210C1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN PADA SUHU KAMAR (25-30)oC, TERLINDUNG DARI CAHAYA

Page 16: Komposisi Obat LPT

Dibuat oleh:

PT DEXA MEDICA

JL. BAMBANG UTOYO 138

PALEMBANG - INDONESIA

   

     

     

Methylprednisolone

.: Kemasan & No Reg :.

Methylprednisolone 4 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0508512310A1.

Methylprednisolone 16 mg tablet (1 box berisi 3 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0508512310B1.

.: Farmakologi :.

Methylprednisolone adalah suatu glukokortikoid alamiah (memiliki sifat menahan garam (salt retaining properties)), digunakan sebagai terapi pengganti pada defisiensi adrenokortikal. Analog sintetisnya terutama digunakan sebagai anti-inflamasi pada sistem organ yang mengalami gangguan. Glukokortikoid menimbulkan efek metabolisme yang besar dan bervariasi. Glukokortikoid merubah respon kekebalan tubuh terhadap berbagai rangsangan.

.: Indikasi :.

Kelainan endokrin : insufisiensi adrenokortikal (hydrocortisone atau cortisone merupakan pilihan pertama, kombinasi methylprednilosolone dengan mineralokortikoid

Page 17: Komposisi Obat LPT

dapat digunakan); adrenal hiperplasia kongenital; tiroid non-supuratif; hiperkalemia yang berhubungan dengan penyakit kanker.

Penyakit rheumatik : sebagai terapi tambahan dengan pemberian jangka pendek pada arthritis sporiatik, arthritis rheumatoid, ankylosing spondilitis, bursitis akut dan subakut, non spesifik tenosynovitis akut, gouty arthritis akut, osteoarthritis post-trauma, dan epikondilitis.

Penyakit kolagen : systemik lupus eritematosus, karditis rheumatik akut, dan sistemik dermatomitosis (polymitosis).

Penyakit kulit : pemphigus, bullous dermatitis herpetiformis, eritema multiforme yang berat (Stevens Johnson sindrom), eksfoliatif dermatitis, mikosis fungoides, psoriaris, dan dermatitis seboroik .

Alergi : seasonal atau perenial rhinitis alergi, penyakit serum, asma bronkhial, reaksi hipersensitif terhadap obat, dermatitis kontak dan dermatitis atopik.

Penyakit mata : corneal marginal alergi, herpes zooster opthalmikus, konjungtivitis alergi, keratitis, chorioretinitis, neuritis optik, iritis, dan iridosiklitis.

Penyakit pernafasan : sarkoidosis simptomatik, pulmonary tuberkulosis pulminan atau diseminasi.

Kelainan darah : idiopatik purpura trombositopenia, trombositopenia sekunder pada orang dewasa, anemia hemolitik, eritoblastopenia, hipolastik anemia kongenital.

Penyakit kanker (Neoplastic disease) : untuk terapi paliatif pada leukemia dan lympoma pada orang dewasa, dan leukemia akut pada anak.

Edema : menginduksi diuresis atau remisi proteinuria pada syndrom nefrotik. Gangguan saluran pencernaan : kolitis ulseratif dan regional enteritis. Sistem syaraf : eksaserbasi akut pada mulitipel sklerosis. Lain-lain : meningitis tuberkulosa.

.: Kontra Indikasi :.

Methylprednisolone dikontraindikasikan pada infeksi jamur sistemik dan pasien yang hipersentitif terhadap komponen obat.

.: Dosis :.

Dosis awal bervariasi antara 4–48 mg/hari tergantung pada jenis dan beratnya penyakit, serta respon penderita. Bila telah diperoleh efek terapi yang memuaskan, dosis harus diturunkan sampai dosis efektif minimal untuk pemeliharaan.Pada situasi klinik yang memerlukan methylprednisolone dosis tinggi termasuk multiple sklerosis : 160 mg/hari selama 1 minggu, dilanjutkan menjadi 64 mg/hari selama 1 bulan menunjukkan hasil yang efektif.Jika selama periode terapi yang dianggap wajar respon terapi yang diharapkan tidak tercapai, hentikan pengobatan dan ganti dengan terapi yang sesuai. Setelah pemberian obat dalam jangka lama, penghentian obat sebaiknya dilakukan secara bertahap. Pemberian obat secara ADT (Alternate-Day Therapy) : adalah rejimen dosis untuk 2 hari diberikan langsung dalam 1 dosis tunggal pada pagi hari (obat diberikan tiap 2 hari sekali). Tujuan dari terapi ini meningkatkan farmakologi pasien terhadap pemberian dosis pengobatan jangka lama untuk mengurangi efek-efek yang tidak diharapkan termasuk supresi adrenal pituitari, keadaan :”Cushingoid”, simptom penurunan kortikoid dan supresi pertumbuhan pada

Page 18: Komposisi Obat LPT

anak.

Pada penderita usia lanjut : Pengobatan pada penderita usia lanjut, khususnya dengan jangka lama harus direncanakan terlebih dahulu, mengingat resiko yang besar dari efek samping kortikosteroid pada usia lanjut, khususnya osteoporosis, diabetes, hipertensi, rentan terhadap infeksi dan penipisan kulit.

Pada anak-anak : Dosis umum pada anak-anak harus didasarkan pada respon klinis dan kebijaksanaan dari dokter klinis. Pengobatan harus dibatasi pada dosis minimum dengan periode yang pendek, jika memungkinkan, pengobatan harus diberikan dalam dosis tunggal secara ADT.

.: Efek Samping :.

Efek samping berikut adalah tipikal untuk semua kortikosteroid sistemik. Hal-hal yang tercantum di bawah ini tidaklah menunjukkan bahwa kejadian yang spesifik telah diteliti dengan menggunakan formula khusus.

Gangguan pada cairan dan elektrolit : Retensi sodium, retensi cairan, gagal jantung kongestif, kehilangan kalium pada pasien yang rentan, hipokalemia alkalosis, hipertensi.

Jaringan otot : steroid miopati, lemah otot, osteoporosis, nekrosis aseptik, keretakan tulang belakang, keretakan pathologi.

Saluran pencernaan : ulserasi peptik dengan kemungkinan perforasi dan perdarahan, pankretitis, ulserasi esofagitis, perforasi pada perut, perdarahan gastrik, kembung perut. Peningkatan Alanin Transaminase (ALT, SGPT), Aspartat Transaminase (AST, SGOT), dan Alkaline Phosphatase telah diteliti pada pengobatan dengan kortikosteroid. Perubahan ini biasanya kecil, tidak berhubungan dengan gejala klinis lain, bersifat reversibel apabila pemberian obat dihentikan.

Dermatologi : mengganggu penyembuhan luka, menipiskan kulit yang rentan, petechiae, ecchymosis, eritema pada wajah, banyak keringat.

Metabolisme : Keseimbangan nitrogen yang negatif sehubungan dengan katabolisme protein. Urtikaria dan reaksi alergi lainnya, reaksi anafilaktik dan reaksi hipersensitif. dilaporkan pernah terjadi pada pemberian oral maupun parenteral.

Neurologi : Peningkatan tekanan intrakranial, perubahan fisik, pseudotumor cerebri, dan epilepsi.

Endokrin : Menstruasi yang tidak teratur, terjadinya keadaan „cushingoid“, supresi pada pitutary-adrenal axis, penurunan toleransi karbohidrat, timbulnya gejala diabetes mellitus laten, peningkatan kebutuhan insulin atau hypoglikemia oral, menyebabkan diabetes, menghambat pertumbuhan anak, tidak adanya respon adrenokortikoid sekunder dan pituitary, khususnya pada saat stress atau trauma, dan sakit karena operasi.

Mata : Katarak posterior subkapsular, peningkatan tekanan intrakranial, glaukoma dan eksophtalmus.

Sistem imun : Penutupan infeksi, infeksi laten menjadi aktif, infeksi oportunistik, reaksi hipersensitif termasuk anafilaksis, dapat menekan reaksi pada test kulit.

Page 19: Komposisi Obat LPT

.: Peringatan dan Perhatian :.

Pemberian obat dalam jangka lama dapat menyebabkan katarak subkapsular, glaukoma, dan sekunder infeksi okular yang berhubungan dengan jamur dan virus.

Pemberian methylprednisolone dosis tinggi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, retensi garam dan air, peningkatan ekskresi kalium dan kalsium, serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi jamur, bakteri dan virus

Penderita yang mendapat terapi methylprednisolone jangan diberi vaksinasi cacar. Vaksinasi lain hendaknya tidak diberikan terutama pada pasien yang mendapat terapi methylprednisolone dosis tinggi karena adanya kemungkinan bahaya dari komplikasi neurologik dan berkurangnya respon antibodi.

Pemberian obat pada pasien tuberkulosa laten atau reaktivitas tuberkulin, harus disertai observasi lanjutan karena kemungkinan terjadi reaktivasi dari penyakit tersebut. Selama terapi jangka panjang, pasien harus diberi khemoprofilaksis.

Pemberian pada wanita hamil dan menyusui harus mempertimbangkan besarnya manfaat dibandingkan resikonya.

Penggunaan pada penderita sirosis dan hipotiroid dapat meningkatkan efek kortikosteroid.

.: Interaksi Obat :.

Pemberian methylprednisolone bersama siklosporin meningkatkan efek penghambatan metabolisme dan terjadinya konvulsi pernah dilaporkan.

Obat-obat yang menginduksi enzim hepatik seperti phenobarbital, phenytoin, rifampicin, rifabutin, Karbamazepin, Pirimidon, dan aminogluthetimid dapat meningkatkan klirens methylprednisolone sehingga untuk mendapatkan respon obat yang diharapkan diperlukan peningkatan dosis.

Trolendomycin dan ketokonazole menghambat metabolisme methylprednisolone, sekaligus menghambat klirensnya, akan tetapi pengukuran terhadap dosis harus dilakukan untuk menghindari toksisitas steroid.

Methylprednisolone dapat meningkatkan klirens kronik aspirin dosis tinggi, sehingga menurunkan kadar serum salisat.

Pemberian aspirin bersama kortikosteroid harus diawasi pada pasien hipoprothrombin. Efek methylprednisolone terhadap antikoagulan bervariasi, umumya dapat menurunkan

efek dari antikoagulan. Pernah dilaporkan steroid berinteraksi dengan bloking agen neuromuskular seperti

pankuronium dengan reversi parsial dari blok neuromuskular. Steroid dapat mengurangi efek antikolinesterase pada myasthenia gravis. Efek yang

diharapkan dari senyawa hipoglikemik (termasuk insulin), anti hipertensi dan diuretik antagonis dengan kortikosteroid dan efek hipokalemia dari acetazolamide, loop diuretic, thiazide diuretic dan carbenoxolone menjadi meningkat.

.: Lain-lain :.

Penyimpanan:

Page 20: Komposisi Obat LPT

Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, pada suhu 15 - 30oC

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

ASAM MEFENAMAT

Nov 7

Posted by dr.Rozi Abdullah

Obat Generik :

Mefenamic Acid / Asam Mefenamat

Obat Bermerek :

Analspec, Asimat, Benostan, Cetalmic, Corstanal, Datan, Dogesic, Dolos, Dystan, Fargetix, Femisic, Fensik, Gitaramin, Hexalgesic, Lapistan, Licostan, Mectan, Mefast, Mefinal, Mefinter, Mefix, Menin, Molasic, Nichostan, Opistan, Ponalar, Poncofen, Pondex, Ponsamic, Ponstan, Ponstelax, Stanza, Topgesic, Tropistan

KOMPOSISI / KANDUNGAN

Asam Mefenamat 250 mg : Tiap tablet mengandung Asam Mefenamat 250 mg. Asam Mefenamat 500 mg : Tiap tablet mengandung Asam Mefenamat 500 mg.

FARMAKOLOGI 

Cara Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid atau NSAID) lain yaitu  menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1 & COX-2). Asam mefenamat mempunyai efek antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan antipiretik.

INDIKASI / KEGUNAAN

Indikasi Asam Mefenamat adalah untuk menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, dan nyeri pada persalinan.

Page 21: Komposisi Obat LPT

KONTRAINDIKASI

Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.

Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI

Dewasa dan anak di atas 14 tahun : Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.

Dismenore : Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari.

Menoragia : Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.

EFEK SAMPING

Gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.

Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari, asam mefenamat dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.

INTERAKSI OBAT

Obat yg terikat pada protein plasma : menggeser ikatan dengan protein plasma, sehingga dapat meningkatkan efek samping (contoh : hidantoin, sulfonylurea).

Obat antikoagulan & antitrombosis : sedikit memperpanjang waktu prothrombin & Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase), waktu prothrombin harus dimonitor.

Lithium : meningkatkan toksisitas Lithium dengan menurunkan eliminasi lithium di ginjal. Obat lain yang juga memiliki efek samping pada lambung : kemungkinan dapat meningkatkan

efek samping terhadap lambung.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita hamil. Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya pada sistem kardiovaskular fetus (penutupan prematur duktus arteriosus) & kontraksi uterus.

Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang menyusui.

Terhadap Anak-anak : Belum ada studi ttg keamanan & efikasi penggunaan asam mefenamat pada pasien anak dibawah 14 tahun. Belum ada studi tentang keamanan untuk anak

Terhadap Hasil Laboratorium : Dapat menyebabkan reaksi false-positif tes urin menggunakan tes tablet diazo.

Page 22: Komposisi Obat LPT

KEMASAN

Asam Mefenamat 250 mg, kotak, 10 strip x 10 tablet. Asam Mefenamat 500 mg, kotak, 10 strip x 10 tablet.