47
 1 Hotel Borobudur Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 LOKAKARYA NASIONAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA [KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN] Lokakarya Nasional Biodiversitas ini diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Lokakarya ini diharapkan dapat membangun kesepahaman dan kesepakatan nasional untuk konservasi keanekaragaman hayati termasuk perlindungan, pengawetan dan pemanfaatanya secara berkelanjutan. 

Kompilasi Lokakarya Nasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN

Citation preview

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    1/46

    1

    Hotel Borobudur

    Rabu-Kamis,

    30-31 Oktober 2013LOKAKARYA

    NASIONAL

    KEMENTERIAN

    LINGKUNGAN

    HIDUP INDONESIA

    [KEANEKARAGAMAN HAYATI

    SEBAGAI MODAL DASAR

    PEMBANGUNAN]Lokakarya Nasional Biodiversitas ini diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik

    Indonesia. Lokakarya ini diharapkan dapat membangun kesepahaman dan kesepakatan nasionaluntuk konservasi keanekaragaman hayati termasuk perlindungan, pengawetan dan

    pemanfaatanya secara berkelanjutan.

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    2/46

    2

    Susunan Acara

    Lokakarya Nasional

    KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN

    Hotel Borobudur, Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    09.0009.45 Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)Kementerian Negara Lingkungan Hidup

    Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

    09.4511.00 Keynote Speech

    Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa

    Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim

    Kekayaan Hayati untuk Pembangunan Berkelanjutan

    Pembicara: Prof. Dr. Armida Alisjahbana

    09.4511.00 Pleno

    Legislasi Pengelolaan Kehati

    Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc

    Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) gaps analysis

    Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)

    Moderator: Dr. Jatna Supriatna

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    3/46

    3

    WORKING GROUP

    RUANG 1 RUANG 2 RUANG 3 RUANG 4

    11.0012.30 Subtema 1:

    Kekayaan Hayati Indonesia

    Kekayaan Hayati

    Darat/Terestrial

    (Ekosistem, Spesies

    danGenetik)

    Pembicara :

    1.

    Dr. Kuswata Kartawinata

    (Aspek Ekosistem)

    2.

    Prof. Dr. Roshicon

    Ubaidilah (Aspek Spesies)

    3.

    Kabalitbang Pertanian

    (Aspek Genetik)

    Moderator:

    Dr. Dedi Darnaedi

    Subtema 1:

    Kekayaan Hayati Indonesia

    Kekayaan Hayati Perairan

    (Akuatik) Laut dan Perairan

    Tawar

    (Ekosistem, Spesies dan

    Genetik)

    Pembicara :

    1.

    Zainal Arifin (LIPI) (Aspek

    Ekosistem dan Spesies

    Perairan Laut)

    2.

    Kabalitbang KKP (Aspek

    Ekosistem dan Spesies

    Perairan Tawar)

    3.

    Prof S. Budi Prayitno

    (UNDIP) (Aspek Genetik)

    Moderator:

    Dr. Wawan Ridwan (WWF)

    Subtema 2:

    Kehati dan Ekonomi Hijau

    Sesi I Nilai Ekonomi Kehati

    1.

    Kontribusi Kehati Terhadap

    Pembangunan Ekonomi Makro

    Pembicara:

    Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia

    2.

    Peranan Kehati Dalam

    Pengembangan Industri berdaya

    saing global (Farmasi, Jamu,

    Kosmetik, Pangan)

    Pembicara:

    Biofarma (CEO)

    3. Potensi dan mekanisme

    perdagangan flora dan fauna

    berkelanjutan

    Pembicara:

    Dirjen PHKA Kemenhut

    Moderator :

    Dr. Syarmidi (ITB)

    Subtema 3:

    Keanekaragaman Hayati Pasca 2014

    Sesi I Kebijakan Nasional dan Pengarus-

    utamaan (mainstreaming) Kehati

    1.

    Pengarus-utamaan (mainstreaming)

    Keanekaragaman Hayati Dalam

    Pembangunan Nasional

    Pembicara:

    Dr. Ir. Endah Murniningtyas

    (Bappenas)

    2.

    Kebijakan Fiskal dan Mekanisme

    Pendanan Kehati

    Pembicara:

    Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan

    Fiskal)

    3. Kerangka Pendanaan Pengelolaan

    Keanekaragaman Hayati (HoB)

    Pembicara :

    Dr. Andi (Kementerian Koordinator

    Bidang Perekonomian)

    Moderator:Dr. Jatna Supriatna

    12.3013.30 ISHOMA

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    4/46

    4

    WORKING GROUP

    RUANG 1 RUANG 2 RUANG 3 RUANG 4

    13.3015.00 Kekayaan Hayati

    Darat/Terestrial

    (Ekosistem, Spesies dan

    Genetik)

    Pokok Bahasan:

    -

    Status saat ini (state of the

    art) kekayaan hayati darat,

    pada tingkat ekosistem,

    spesies dan genetik

    -

    Peta kekayaan dan sumber-

    sumber informasi tentang

    kekayaan hayati darat

    Moderator:

    Dr. Dedi Darnaedi

    Kekayaan Hayati Perairan

    (Akuatik) Laut dan Perairan

    Tawar

    (Ekosistem, Spesies dan

    Genetik)

    Pokok Bahasan:

    -

    Status saat ini (state of the

    art) kekayaan hayati

    Perairan Laut dan Perairan

    Tawar, pada tingkat

    ekosistem, spesies dan

    genetik

    -

    Peta kekayaan dan sumber-

    sumber informasi tentang

    kekayaan hayati Perairan

    Laut dan Perairan Tawar

    Moderator:

    Dr. Wawan Ridwan

    Sesi II Pembagian Manfaat (Nagoya

    Protocol)

    1.

    Akses TerhadapSDAGenetik dan

    Pembagian Manfaat

    Pembicara:

    Dr. Sugiono Mulyoprawiro

    (Kementan)

    2.

    Best Practices (Wine Salak)

    Pembicara:

    Pak Suar

    3.

    Bio-piracy

    Pembicara:

    -

    Dr. Suseno (UNPAD)

    -

    Dirjen HAKI

    Moderator:

    Harry Alexander, SH. LLM.

    Sesi II Kehati Pasca 2014: Tata Kelola

    Kelembagaan Kehati Untuk

    Pemanfaatan Lestari

    1. Kelembagaan pengelolaan kehati

    Pembicara:

    Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo,

    MS

    2.

    Peran masyarakat sipil (swasta,LSM)

    Pembicara :

    Dr. Efransyah

    3.

    Peran masyarakat adat dan kearifan

    tradisional

    Pembicara :

    Rahmat Hidayat (Warsi)

    Moderator:

    Ir. Abdon Nababan

    15.0015.30 ISHOMA

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    5/46

    5

    WORKING GROUP

    RUANG 1 RUANG 2 RUANG 3 RUANG 4

    15.3017.00 Kekayaan Hayati

    Darat/Terestrial

    (Ekosistem, Spesies

    danGenetik)

    Pokok Bahasan:

    -

    Ancaman terhadap

    kekayaan hayati darat

    - Nilai Keanekaragaman

    Hayati Darat (Biodiversity

    Value) dalam kekayaan

    hayati Indonesia

    Moderator::

    Dr. Dedi Darnaedi

    Kekayaan Hayati Perairan

    (Akuatik) Laut dan Perairan

    Tawar

    (Ekosistem, Spesies dan

    Genetik)

    Pokok Bahasan:

    -

    Ancaman terhadap

    kekayaan hayati Perairan

    Laut dan Perairan Tawar

    -

    Nilai Keanekaragaman

    Hayati Perairan Laut dan

    Perairan Tawar

    (Biodiversity Value) dalam

    kekayaan hayati Indonesia

    Moderator:

    Dr. Wawan Ridwan

    Sesi III Jasa Ekosistem

    1. Payment for Ecosystem Services

    (PES)

    Pembicara:

    Dr. Bambang Supriyanto,

    Direktur Pemanfaatan dan Jasa

    Lingkungan Kemenhut

    2.

    Valuasi Ekonomi Kehati Sebagai

    Landasan Aset Negara

    Pembicara:

    Dr. Beria Leimona (ICRAF)

    3.

    Potensi dan tantangan

    pengembangan ekowisata

    Pembicara:

    CEO Artha Graha Peduli

    Lingkungan

    Moderator:

    Ir. Haryanto R Putro, MS (IPB)

    Sesi III Kehati Pasca 2014 (Sosialisasi

    dan Best Practice) Untuk Pemanfaatan

    Lestari

    1. Strategi Komunikasi Kehati Kepada

    Masyarakat Luas

    Pembicara :

    Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep

    Kehati dan Pengendalian Kerusakan

    Lahan(1/III)- KLH)

    2.

    Pengembangan Jejaring dan

    Komitmen

    Pembicara:

    MS. Sembiring (Yayasan Kehati)

    3. Desentralisasi pengelolaan kehati

    Pembicara :

    - Bupati Wakatobi, Sulawesi

    Tenggara

    -

    Bupati Kabupatan Belitung Timur

    Moderator:

    Dr. Damayanti Bukhori

    17.0017.15 Kesimpulan dan Penutupan Hari 1 Lokakarya Nasional

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    6/46

    6

    WAKTUHARI 2 (Kamis, 31 Oktober 2013)

    RUANG 1 RUANG 2

    09.0010.30 Subtema 4:

    Keanekaragaman Hayati untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan

    Iklim

    Sesi I Peran Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

    Pembicara:

    -

    Dr. Iman Santoso, (Tim Khusus REDD+) Kementerian Kehutanan

    Republik Indonesia

    -

    Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan

    Kementerian pertanian

    Moderator:

    Dr. Doddy Sukardi (DNPI)

    Subtema:

    Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Kehati

    Sesi I Pengembangan Riset dan SDM Kehati

    1.

    Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati

    Pembicara:

    -

    Dr. Nuramaliyati, Deputi IPH LIPI

    -

    Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Hutan dan Konservasi Alam)

    2.

    Pengembangan SDM Bidang Kehatirooster of experts

    Pembicara:

    Prof. Dr. Sambas Basuni

    Moderator:

    Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS

    10.3011.00 Coffee Break

    11.012.30 Sesi II Penataan Ruang Untuk Pengelolaan Kehati

    Pembicara:

    -

    Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan

    Penataan Ruang Daerah Wilayah II, Kementerian PekerjaanUmum)

    -

    Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan

    pulau-pulau kecil

    - Ir. Bambang Soepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut

    -

    Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA

    dan LH dan kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KLH

    Sesi II Pengembangan Infrastruktur dan Data BaseKehati

    1.

    Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan in-situ,

    taman kehati dll

    Pembicara:

    -

    Drs. Jansen Manansang, M.Sc (Direktur Taman Safari Indonesia)

    -

    Bupati Gunung Kidul (Pengembangan Taman Kehati)

    2.

    Pengembangan Data Base Kehati (Clearing House Mechanism)

    Pembicara:

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    7/46

    7

    Moderator:

    Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo

    -

    Ir. Antung Deddy R., MP (Asdep Kehati dan Pengendalian

    Kerusakan Lahan (1/III) - KLH)

    -

    Akhmat Jauhar Arif (LIPI)

    Moderator :

    Prof. Dr. Ibnu Maryanto

    12.3013.30 ISHOMA

    13.3015.00

    RUANG PLENO

    Pleno: Perumusan Hasil Lokakarya Nasional untuk National Summit

    Fasilitator:

    Dr. Wahjudi Wardojo

    15.0015.30 Penutupan

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    8/46

    8

    Daftar Pembicara

    Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia

    (55 orang, 2 orang diantaranya ada 2 peran)

    NO. NAMA TOPIK BAHASAN

    1. Prof. Dr. Emil Salim Keynote Speech, Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa

    2. Prof. Dr. Armida Alisjahbana Keynote Speech, Kekayaan Hayati Untuk Pembangunan

    Berkelanjutan

    3. Ir. Satya Yudha. M.Sc Legislasi Pengelolaan Kehati

    4. Ir. Arif Yuwono, MA Kebijakan Global-Nasional Pengelolaan Kehati (Aichi, RPJMN/D,

    Nagoya)Gap analysis

    5. Dr. Jatna Supriatna Moderator Plenodan Moderator tema 3, Sesi 1

    6. Dr. Kuswata Kartawinata(Aspek

    Ekosistem)

    Tema 1, Kekayaan Hayati Darat/Terestrial

    (Ekosistem, Spesies danGenetik)

    7. Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah(Aspek

    Spesies)

    8. Kabalitbang Pertanian(Aspek Genetik)

    9. Dr. Dedi Darnaedi Fasilitator Tema 1 Kekayaan Hayati (Terestrial)

    10. Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem) Tema 1, Kekayaan Hayati Perairan (Akuatik) Laut dan Perairan

    Tawar

    (Ekosistem, Spesies dan Genetik)

    11. Kabalitbang KKP (Aspek Species)

    12. Prof. Dr. S. Budi Prayitno (UNDIP) (Aspek

    Genetik)

    13. Dr. Wawan Ridwan (WWF) Fasilitator Tema 1 Kekayaan Hayati (Akuatik)

    14. Dr. Mubariq Ahmad (Bank Dunia) Kontribusi Kehati Terhadap Pembangunan Ekonomi Makro

    15. Biofarma (CEO) Peranan Kehati Dalam Pengembangan Industri Berdaya SaingGlobal (Farmasi, Jamu, Kosmetik, Pangan)

    16. Dirjen PHKA Kemenhut Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna

    Berkelanjutan

    17. Dr. Syarmidi (ITB)/ Direktur di Dirjen

    Perdagangan Internasional Kemdag

    Moderator Tema 2, Sesi 1

    18. Dr. Sugiono Mulyoprawiro (Kementan) Akses TerhadapSDAGenetik dan Pembagian Manfaat

    19. Pa Suar (Wine Salak) Best Practices (Wine Salak)

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    9/46

    9

    20. Dr. Suseno (UNPAD) / Dr. Agil IPB Bio-piracy

    21. Dirjen HAKI Bio-piracy

    22. Harry Alexander Moderator Tema 2, Sesi 2

    23. Bambang Supriyanto Payment for Ecosystem Services(PES)

    24. Dr. Beria Leimona (ICRAF) Valuasi Ekonomi Kehati Sebagai Landasan Asset Negara

    25. CEO Artha Graha Peduli Lingkungan Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata

    26. Ir. Haryanto R. Putro, MS (IPB) Moderator Tema 2, Sesi 3

    27. Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas) Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayati

    Dalam Pembangunan Nasional

    28. Dr. Irfa ampri (Badan Kebijakan Fiscal) Kebijakan Fiskal dan Mekanisme Pendanan Kehati

    29. Dr. Andi Novianto (Kementerian

    Koordinator Bidang Perekonomian)

    Kerangka Pendanaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (HoB)

    30. Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS Kelembagaan Pengelolaan KehatidanModerator tema 5, sesi 1

    31. Dr. Efransyah Peran Masyarakat Sipil (Swasta,LSM)

    32. Rahmat Hidayat (Warsi) Peran Masyarakat Adat dan Kearifan Tradisional

    33. Ir. Abdon Nababan Moderator tema 3, Sesi 2

    34. Ir. Antung Deddy R.,MP Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luas

    35. MS. Sembiring (Yayasan Kehati) Pengembangan Jejaring dan Komitmen

    36. Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara Desentralisasi pengelolaan kehati

    37. Bupati Kabupatan Belitung Timur

    38. Dr. Damayanti bukhori Moderator tema 3, sesi 3

    39. Dr. Iman Santoso Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

    40. Dr. Emelia Harahap

    41. Dr. Doddy Sukardi (DNPI) Moderator tema 4, sesi 1

    42. Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT Penataan Ruang Untuk Pengelolaan Kehati

    43. Dr Subandono Diposaptono

    44. Ir. Bambang Soepijanto, MM. Dirjen

    Planologi Kemenhut

    45. Ir. Wahyu Indraningsih

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    10/46

    10

    46. Prof. Dr Tukirin Partomihardjo Moderator tema 4, sesi 2

    47. Dr. Nuramaliyati, Deputi IPH LIPI Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati

    48. Ir. Adi Susmianto, M.Sc

    49 Prof. Dr. Sambas Basuni Pengembangan SDM Bidang Kehatirooster of experts

    50. Drs. Jansen Manansang, M.Sc Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan in-

    situ, taman kehati dll51. Bupati Gunung Kidul

    52. Ir. Antung Deddy R., MP Pengembangan Data Base Kehati (Clearing House Mechanism)

    53. Akhmat Jauhar Arif (LIPI)

    54. Prof. Ibnu Maryanto Moderator Tema 5, Sesi 2

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    11/46

    11

    KERANGKA ACUAN

    Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia

    Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesia

    LATAR BELAKANG

    Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dikenal memiliki potensi kekayaan

    alam yang luar biasa, baik flora, fauna maupun mikroba yang sebagian diantaranya bersifat

    endemik. Kehidupan manusia sangat bergantung kepada keanekaragaan hayati baik sebagai

    sumber bahan pangan, sandang, papan dan bahan penunjang pengembanganindustri. Dengan berkembangnya teknik biologi molekuler, rahasia potensi yang dimiliki

    setiap makhluk hidup dapat diungkap secara lengkap sehingga kekayaan keanekaragaan

    hayati menjadi sangat berharga terutama sebagai sumber gen. Kekayaan Keanekaragaman

    hayati mencatatkan nama Indonesia sebagai Megadiversity Countrydan menjadi salahsatu

    dari 12 (duabelas) pusat keanekaragaman hayati dunia.Secara ekologis keanekaragaman

    hayati memilik peran penting untuk menjaga keseimbangan iklim serta penyerapan karbon

    yang merupakan kontributor perubahan iklim. Peran keanekaragaman hayati beserta

    ekosistemnya adalah untuk menjaga keseimbangan penyerapan karbon.

    Potensi keanekaragaman hayati Indonesia juga diikuti dengan ancaman terhadap

    kepunahan atau degradasi dari keanekaragaman hayati itu sendiri.Untuk mengantisipasi dan

    mengatasi hal tersebut, Indonesia berkomitmen dalam pelestarian keanekaragaman hayati

    salah satunya dengan meratifikasi Konvensi keanekaragaman Hayati (Convention on

    Biodiversity) melalui Undang-Undang No. 5 tahun 1994.Mandat internasional atas

    keberadaan kawasan pelestarian kehati juga dijamin dengan peraturan perundangan

    Indonesia, antara lain: UU No.5 Tahun 1990, UU No. 41 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah

    No. 28 tahun 2011 dan keputusan-keputusan menteri lainnya. Realisasi penandatangan

    konvensi yang secara legal mengikat (legally binding) atas Indonesia menjadi tolak ukur bagi

    prestasi bangsa Indonesia di mata dunia sehingga Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

    Swasta dan seluruh elemen masyarakat Indonesia memiliki peranan yang penting dalam

    pengelolaan keanekaragaman hayati. Berbagai upaya telah dilakukan dalam usahanya untuk

    melestarikan kekayaan alam hayati yang dapat menjadi tanda keseriusan negara Indonesia

    dalam komitmennya.

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    12/46

    12

    Kekayaanalamhayatisudahdianggappentingdandiakuiperanannyadalammenjagakelestarian

    kehidupandandalamadaptasisertamitigasiperubahaniklim.Meskipunbegitu, rendahnya

    kapasitas pengelolaannya telah menyebabkan terjadinya kemerosotan kehatiyang luar

    biasa. Pemanfaatan yang sangat intensif di tengah minimnya pengetahuan, terbatasnya

    kegiatan penelitian, rendahnya penguasaan teknologi, kurangnya dukungan infrastruktur,dan lemahnya sistem penunjang telah menyumbang kerusakan yang semakin tinggi serta

    tidak optimalnya fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati. Kekayaan alam hayati dinilai

    tidak memberikontri busi signifikan dalam keekonomian daerah maupun nasional.

    Kepedulian terhadap kekayaan alam hayati juga tidak merata dan masih hanya menjadi

    perhatian dari segelintir pihak yang terlibat langsung serta para akademisi yang memang

    berkecimpung di dalamnya.

    Melihat kondisi tersebut, untuk mendukung pelestarian keanekaragaan hayati sebagai

    modal dasar pembangunandiperlukan pengelolaan keanekaragaman hayati secara terpadu

    yang lebih mendorongpada:

    Pengarusutamaan keanekaragaman hayati terutama oleh sektor-sektor yang memiliki

    relevansi lebih langsung dengan pengelolaan keanekaragaman hayati

    Terbangunnya mekanisme atau pengaturan yang memastikan bahwa program-program

    sektoral dan rencana aksi secara langsung memberikan sumbangan pada pelaksanaan

    mandat dari konvensi

    Terbangunnyaplatformpemahaman mengenai arti penting dari keanekaragaman hayati

    dan menyusun langkah strategis yang diperlukan untuk menjaga dan menata

    keanekaragaman hayati serta mengembangkannya menjadi produk yang bernilai tambah

    Terbangunnya tata kelola pemerintah yang baik guna mendukung pemanfaatan kehati

    yang lestari

    Terfasilitasinya partisipasi masyarakat adat dan lokal dalam pengelolaan

    keanekaragamanhayati

    Mendukung pengembangan kapasitas bagi penelitian, pendidikan dan

    komunikasikeanekaragaman hayati

    Terdapatnya jembatan yang menghubungkan antara ilmuwan dan pemangku kebijakan

    Teridentifikasinya keberadaan data dan informasi yang mendukung dalam pengelolaan

    baik di pusat maupun di daerah.

    Berdasarkan haltersebut diatas, maka Kementerian Lingkungan Hidup bermaksud

    melaksanakan Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia yang diharapkan

    dapat membangun kesepahaman dan kesepakatan nasional untuk konservasi

    keanekaragamanhayati termasuk perlindungan, pengawetan dan pemanfaatannya secara

    berkelanjutan.

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    13/46

    13

    TUJUAN

    1. Pengumpulan data dan sumber data keanekaragaman hayati dan pengetahuan

    tradisional terkait sumber daya genetik serta pengembangan jejaringnya,

    2. Menghimpun masukan untuk pengelolaan keanekaragaan hayati, dan

    3. Sosialisasi keanekaragaman hayati kepada DPR, partai politik, lembaga swadaya

    masyarakat, akademisi dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.

    HASIL YANG DIHARAPKAN

    Hasil yang diharapkan pada kegiatan ini adalah:

    1. Terjadinya kesepahaman dan kesepakatan antar beberapa kementerian/lembaga yang

    terkait mengenai pentingnya keanekaragaman hayati dikelola secara baik melalui forum

    atau lembaga strategis.

    2. Terjalinnya komunikasi dan pertukaran informasi keanekaragaman hayati di antara para

    ilmuwan yang tersebar di lembaga penelitian, universitas, lembaga swadaya masyarakat,

    dengan masyarakat luas dan pembuat keputusan.

    3. Rumusan konseptual dan konkrit pembentukan forum strategispengelolaankehati

    AGENDA ACARA

    Lokakarya Nasional akan diselenggarakan selama 2 (dua) hari dengan 5 (lima) subtema yangmasing-masing akan dibagi menjadi Kelompok-kelompok Kerja Subtema. Adapun kelima

    subtema tersebut antara lain:(agenda terlampir)

    1. KekayaanHayati Indonesia

    2. Kehati Dan Ekonomi Hijau

    3. Tata Kelola Keanekaragaman Hayati Dan Strategi Pengarus-Utamaan (Mainstreaming)

    Kehati Dalam Pembangunan Indonesia

    4.

    Keanekaragaman Hayati Untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

    5. PengembanganKapasitasPengelolaanKeanekaragamanHayati Di Indonesia

    WAKTU DAN TEMPAT

    Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel

    Borobudur Jakarta.

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    14/46

    14

    PESERTA

    Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, para

    pakar,organisasi non pemerintahdankelompokmasyarakatsipillainnya, lembagapenelitian,

    swasta, danmitrainternasional

    SEKRETARIAT

    Sekretariat: Asdep Keanekeragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III).

    Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdri. Enu Wahyu, Kantor Kementerian Lingkungan

    Hidup, Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410, Telp/Fax. (021)

    85905770, Email :[email protected],HP.085312317171.

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    15/46

    15

    KERANGKA ACUAN

    LOKAKARYA NASIONAL

    KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA

    Subtema 1:

    KEKAYAAN HAYATI INDONESIA

    LATAR BELAKANG

    Indonesia menduduki posisi penting dalam peta keanekaragaman hayati dunia, karena

    termasuk dalam sepuluh negara yang kekayaan keanekaragaman hayatinya tertinggi, atau

    dikenal sebagai salah satu megadiversity country. Diperkirakan Indonesia memiliki sekitar 90

    tipe ekosistem, mulai dari padang salju di puncak Jayawijaya, alpin, subpegunungan,

    pegunungan hingga hutan hujan dataran rendah, hutan pantai, padang rumput, savana,

    lahan basah, muara dan pesisir pantai, mangrove, padang lamun, terumbu karang hingga

    perairan laut dalam. Walaupun hanya melingkupi 1,3% dari luas total daratan dunia,

    Indonesia memiliki keanekaragaman spesies satwa yang sangat tinggi seperti yang diuraikan

    berikut ini (Dephut 1994; Mittermeier dkk. 1997): sekitar 12% (515 spesies, 39% endemik)

    dari total spesies binatang menyusui, urutan kedua di dunia; 7,3% (511 spesies, 150

    endemik) dari total spesies reptilia, urutan keempat di dunia 17% (1531 spesies, 397

    endemik) dari total spesies burung di dunia, urutan kelima 270 spesies amfibi, 100 endemik,

    urutan keenam di dunia 2827 spesies binatang tidak bertulang belakang, selain ikan air

    tawar. Selanjutnya, Indonesia memiliki 35 spesies primata (urutan keempat, 18% endemik),

    dan 121 spesies kupu-kupu (44% endemik), serta memiliki lebih dari 38.000 spesies

    tumbuhan, 55% diantaranya endemik.

    Meskipun Indonesia memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi, namun tingkat

    keterancaman dan kepunahan spesiesnya juga tinggi. Catatan tentang keterancaman dan

    kepunahan spesies lebih sulit diperoleh ketimbang data tentang kerusakan ekosistem.

    Kedepannya, catatan atau informasi terkait kekayaan hayati, mulai dari statusnya hingga

    tingkat keterancamannya, harus terdokumentasi dan teridentifikasi dengan baik. Sumber

    informasi adalah segala hal yang dapat digunakan oleh seseorang sehingga mengetahui

    tentang hal yang baru,dan mempunyai ciri-ciri yaitu,(1) dapat dilihat, dibaca dan dipelajari,

    (2) diteliti, dikaji dan dianalisis (3) dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatan-

    kegiatan pendidikan, penelitian, laboratorium, (4) ditransformasikan kepada orang lain.Kebutuhan akan sumber informasi menjadi hal yang krusial mengingat banyaknya

    kepentingan yang terkait dengan kekayaan hayati, sehingga memerlukan informasi yang

    komprehensif agar memudahkan dalam menentukan arah kebijakan. Hal tersebut akan

    semakin kuat apabila terbangun sebuah jejaring pakar yang fokus dalam mengawal

    perkembangan kekayaan hayati di Indonesia.

    Berdasarkan hal tersebut di, Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud

    menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya NasionalKeanekaragaman Hayati

    Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesiafokus pada kekayaan hayati darat, aquatik

    laut, dan aquatik air tawar.

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    16/46

    16

    TUJUAN

    1. Mengetahui kekayaan hayati dan pusat-pusat informasi yang tersedia di Indonesia.

    2. Mengembangkan jejaring pakar yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati di

    Indonesia.

    HASIL YANG DIHARAPKAN

    1. Status kekayaan hayatiIndonesia saat ini.

    a. Peta kekayaan sumberdaya alam hayati di Indonesia.

    b. Sumber informasi tentang kekayaan hayati dapat diidentifikasi.

    2. Ancaman terhadap kehati

    3. Nilai keanekaragaman hayati Indonesia.

    MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN

    Subtema Kekayaan Hayati Indonesia akan dirancang dalam 2 (dua) kelompok kerja

    (working group) dan pada setiap kelompok kerja terdapat pemaparan materi dari pakar,

    sebagai berikut:1. Kelompok Kerja I (working groupI) akan menampilkan 3 (tiga) pemaparan materi

    sebagai berikut:

    1.1. Kekayaan Hayati Darat (terestrial)

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan

    - Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati darat, pada tingkat

    ekosistem, spesies dan genetik

    - Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati

    darat

    - Ancaman terhadap kekayaan hayati darat

    -

    Nilai Keanekaragaman Hayati Darat (Biodiversity Value) dalam kekayaanhayati Indonesia

    b. Pemateri:

    1. Dr. Kuswata Kartawinata (Aspek Ekosistem)

    2. Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah (Aspek Spesies)

    3. Kabalitbang Pertanian (Aspek Genetik)

    c. Fasilitator:Dedi Darnaedi

    d. Waktu presentasi:

    Masing-masing selama 20 menit

    2. Kelompok Kerja II (working group II) akan menampilkan 3 (tiga) pemaparan materi

    sebagai berikut:

    2.1. Kekayaan Hayati Perairan Laut

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan

    - Status saat ini (state of the art) Kekayaan Hayati Perairan Laut, pada

    tingkat ekosistem, spesies dan genetik

    -

    Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayatiperairan laut

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    17/46

    17

    - Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan laut

    - Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan Laut (Biodiversity Value) dalam

    kekayaan hayati Indonesia

    b. Pemateri:

    Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem dan Spesies)

    c. Fasilitator:

    Dr. Wawan Ridwan

    d. Waktu presentasi:

    20 menit

    2.2. Kekayaan Hayati Perairan Tawar

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan

    -

    Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati perairan tawar, padatingkat ekosistem, spesies dan genetik

    - Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati

    perairan tawar

    - Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan tawar

    - Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan Tawar (Biodiversity Value) dalam

    kekayaan hayati Indonesia

    b. Pemateri:

    Kabalitbang KKP (Aspek Ekosistem dan Spesies)

    c. Fasilitator:

    Dr. Wawan Ridwan

    d. Waktu presentasi:

    20 menit

    2.3. Kekayaan Hayati Genetik Perairan (akuatik) Laut dan Tawar

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan

    - Status saat ini (state of the art) kekayaan hayati perairan tawar, pada

    genetik- Peta kekayaan dan sumber-sumber informasi tentang kekayaan hayati

    genetik perairan (akuatik) laut dan tawar

    - Ancaman terhadap kekayaan hayati perairan tawar

    - Nilai Keanekaragaman Hayati Genetik Perairan (akuatik) Laut dan Tawar

    (Biodiversity Value) dalam kekayaan hayati Indonesia

    b. Pemateri:

    Prof. S. Budi Prayitno (UNDIP)

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    18/46

    18

    c. Fasilitator:

    Dr. Wawan Ridwan

    d. Waktu presentasi:

    20 menit

    MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)

    Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan

    makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x

    120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari

    prosiding lokakarya

    WAKTU DAN TEMPAT

    Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel

    Borobudur Jakarta.

    PESERTA

    Workshop akan dilaksanakan secara paralel dalam format2 (dua) kelompok kerja dengan

    diikuti masing-masing sekitar 40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi

    Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, para pakar/ahli, organisasi non pemerintah dan

    kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian, swasta, dan mitra internasional.

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    19/46

    19

    AGENDA ACARA

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    09.0009.45 Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)

    Kementerian Negara Lingkungan Hidup

    Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

    09.4511.00 Keynote Speech

    Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa

    Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim

    KekayaanHayati untuk Pembangunan Berkelanjutan

    Pembicara: Prof. Dr.ArmidaAlisjahbana

    Pleno

    LegislasiPengelolaanKehati

    Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc

    Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya)

    gaps analysis

    Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)

    Moderator: Dr. Jatna Supriatna

    WORKING GROUP

    RUANG 1 RUANG 2

    11.0012.30 Subtema 1:

    Kekayaan Hayati Indonesia

    KekayaanHayatiDarat (Terestrial)

    (Ekosistem, Spesies danGenetik)

    Pembicara/Pengantar diskusi :

    4.

    Dr. Kuswata Kartawinata (Aspek

    Ekosistem)

    5.

    Prof. Dr. Roshicon Ubaidilah (Aspek

    Spesies)

    6. Kabalitbang Pertanian (Aspek Genetik)

    Fasilitator:

    Dr. Dedi Darnaedi

    Subtema 1:

    Kekayaan Hayati Indonesia

    KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut

    dan Perairan Tawar

    (Ekosistem, Spesies danGenetik)

    Pembicara/Pengantar diskusi :

    4.

    Dr. Zainal Arifin (Aspek Ekosistem

    dan Spesies Perairan Laut)

    5. Kabalitbang KKP (Aspek Ekosistem

    dan Spesies Perairan Perairan Darat)

    6.

    Prof. S. Budi Prayitno-UNDIP (Aspek

    Genetik Perairan Laut dan Tawar)

    Fasilitator:

    Dr. Wawan Ridwan

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    20/46

    20

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    12.3013.30 ISHOMA

    13.3015.00 KekayaanHayatiDarat (Terestrial)

    (Ekosistem, Spesies danGenetik)

    Pokok Bahasan:

    - Status saat ini (state of the art)

    kekayaan hayati darat, pada tingkat

    ekosistem, spesies dan genetik

    - Peta kekayaan dan sumber-sumber

    informasi tentang kekayaan hayati

    darat

    Fasilitator:

    Dr. Dedi Darnaedi

    KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut

    dan Perairan Tawar

    (Ekosistem, Spesies danGenetik)

    Pokok Bahasan:

    - Status saat ini (state of the art)

    kekayaan hayati

    Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan

    Tawar, pada tingkat ekosistem,

    spesies dan genetik

    -

    Peta kekayaan dan sumber-sumber

    informasi tentang kekayaan hayati

    Perairan(Akuatik)Laut dan Perairan

    Tawar

    Fasilitator:

    Dr. Wawan Ridwan

    15.0015.30 ISHOMA

    15.3017.00 KekayaanHayatiDarat (Terestrial)

    (Ekosistem, Spesies danGenetik)

    Pokok Bahasan:

    - Ancaman terhadap kekayaan hayati

    Darat (Terestrial)

    - Nilai Keanekaragaman Hayati Darat

    (Terestrial) (Biodiversity Value) dalam

    kekayaan hayati Indonesia

    Fasilitator:

    Dr. Dedi Darnaedi

    KekayaanHayati Perairan(Akuatik)Laut

    dan Perairan Tawar

    (Ekosistem, Spesies danGenetik)

    Pokok Bahasan:

    - Ancaman terhadap kekayaan hayati

    perairan laut dan tawar

    - Nilai Keanekaragaman Hayati Perairan

    Laut dan Tawar (Biodiversity Value)

    dalam kekayaan hayati Indonesia

    Fasilitator:

    Dr. Wawan Ridwan

    17.0017.15 Kesimpulandan Penutupan Hari 1 LokakaryaNasional

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    21/46

    21

    KERANGKA ACUAN

    LOKAKARYA NASIONAL

    KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA

    Subtema2:

    KEHATI dan EKONOMI HIJAU

    LATAR BELAKANG

    Keanekaragamanhayati merujuk pada aspek keseluruhan dari sistem penopang kehidupan,

    mencakup aspek sosial, ekonomi dan lingkungan serta aspek sistem pengetahuan dan etika,

    dan kaitan di antara berbagai aspek ini. Nilai-nilai ini memang sudah lama diketahui dan

    diakui, namun karena tidak selalu dapat dinilai secara moneter, maka sering nilainya

    terabaikan. Nilai ekonomi total belum dapat disematkan kepada suatu sumberdaya karena

    adanya kegagalan pasar meskipun saat ini masyarakat dunia mulai berupaya untuk

    memberikan nilai ekonomi totalnya.

    Kekayaanalam hayati, baik liar maupun budidaya, merupakan sumber seluruh sumber daya

    biologi, dimana manusia mendapatkan seluruh kebutuhnnya.Di Indonesia, lebih dari 6000

    spesies tumbuhan dan hewan dimanfaatkan sebagai bahan kebutuhan hidup sehari-hari

    sebagai sumber pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang dan lain sebagainya.

    Pemanfaatannya diketahui sejak lama namun pengembangannya membutuhkan teknologi

    yang biasanyadimiliki oleh perusahaan swasta, atau padatingkat yang lebih luas negara yang

    lebih maju.

    Dibalik nilainya yang sangat besar, kekayaan alam hayati dihadapkan pada permasalahan

    pemanfaatan yang belum lestari dan pemerataan pembagian manfaat antar pihak yang

    belum merata. Status ekonomi dan pengelolaan jasa lingkungan di Indonesia saat ini

    beberapa sudah ada walaupun masih sangat sedikit. Tetapi, proses adopsi dari pemberian

    nilai dan pembagian manfaat ini belum terlihat nyata. Pengembangan ekowisata sudah ada

    tapi belum dikemas secara tuntas saat ini baru lebih cenderung kearah bisnis tetapi belum

    jauh kearah nilainya sebagai hasil dari jasa lingkungan.

    Protokol Nagoya memberi landasan kebijakan pembagian manfaat yang adil diantara pihak-

    pihak yang terlibat dalam pemanfaatan kekayaan alam hayati. Protokol Nagoya jugamemberikan penghargaan terhadap kearifan dan pengetahuan tradisional terkait

    pemanfaatan keanekaragaman hayati dan menjadikannya sebagai bagian dari yang berhak

    menerima pembagian manfaat. Transfer teknologi, pengetahuan dan penguatan kapasitas

    juga difasilitasi oleh protokol ini diantara para pihak yang terlibat dalam pemanfaatan

    kekayaan alam hayati.

    Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud

    menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya NasionalKeanekaragaman Hayati

    Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesiayang merupakan rangkaian working group

    yang salah satunya bertema Kehati dan Ekonomi Hijau. Working group ini dilaksanakan

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    22/46

    22

    dalam rangka pembahasan status ekonomi kekayaan alam hayati Indonesia saat ini dan

    peluang yang dapat diambil kedepannya.

    TUJUAN

    1. Mengetahui status keekonomian kekayaan alam hayati di Indonesia

    2.

    Merumuskan rekomendasi kebijakan untuk pemanfaatan berkelanjutan terhadap

    kekayaan alam hayati Indonesia.

    HASIL YANG DIHARAPKAN

    1. Status kontribusi kehati terhadap pembangunan ekonomi nasional baik secara aktual

    maupun potensial.

    2. Konsep dan praktek mengenai akses dan pembagian manfaat yang adil dari sumber

    daya genetik di Indonesia.

    MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN

    Workshop akan dirancang dalam 3 (tiga) sesi presentasi (panel) dengan paparan padamasing-masing sesi sebagai berikut:

    1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan tentang Nilai Ekonomi

    Kehati, antara lain:

    1.1. Kontribusi Kehati Terhadap Pembangunan Ekonomi Makro

    b. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

    - Peran dan Kontribusi aktual kehati dalam pembangunan ekonomi nasional

    - Potensi kontribusi kehati dalam pembangunan ekonomi nasional

    - Urgensi kontribusi kehati dalam pembangunan ekonomi nasional

    c.

    Pemateri:Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia

    d. Waktu Presentasi

    20 menit

    1.2. Peranan Kehati Dalam Pengembangan Industri Berdaya Saing Global, seperti:

    farmasi, jamu, kosmetik, pangandan lain sebagainya

    a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

    - Peran dan Kontribusi aktual kehati dalam pengembangan industri nasional

    -

    Potensi kontribusi kehati dalam pengembangan industri nasional- Pelaku industri yang memanfaatkan kehati dalam proses produksi

    - Upaya pemanfaatan lestari kehati dalam pengembangan industri nasional

    b. Pemateri:

    CEO Biofarma

    c. Waktu Presentasi:

    20 menit

    1.3.

    Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna Berkelanjutana. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    23/46

    23

    - Potensi dan kondisi perdagangan flora fauna Indonesia

    - Urgensi perdagangan flora-fauna dalam pembangunan Indonesia

    - Pelaku perdagangan flora-fauna Indonesia

    - Mekanisme perdagangan kehati yang berkelanjutan

    b.

    Pemateri:

    Direktorat Jendral PHKA, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia

    c. Waktu Presentasi:

    20 menit

    Moderator Sesi I Nilai Ekonomi Kehati:

    Dr. Syarmidi (ITB)

    2. Sesi II presentasipanel akan menampilkan 3 (tiga) paparan tentang Pembagian

    Manfaat (Nagoya Protocol), antara lain:2.1. Akses Terhadap Sumber daya Genetik (SDG) dan pembagian manfaat

    a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

    - Gambaran dan Status akses terhadap sumber daya genetik Indonesia

    - Upaya pengembangan pemanfaatan sumber daya genetik Indonesia

    - Prinsip dan mekanisme dalam akses sumber daya genetik

    - Prinsip danmekanisme dalam pembagian manfaat (benefit sharing)

    sumber daya genetik

    - Aktor-aktor yang terlibat dan peranannya dalam akses dan pembagian

    manfaat sumber daya genetik

    b. Pemateri:

    Dr. Sugiono Mulyoprawiro, Kementerian Pertanian Republik Indonesia

    c. Waktu Presentasi:

    15 menit

    2.2. Studi kasus(Best practices): Wine Salak

    a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

    - Gambaran studi kasus Wine Salak kaitannya dengan pembagian manfaat

    pada tataran konsep Benefit sharing Nagoya Protocol.- Arah pengembangan studi kasus Wine Salak

    b. Pemateri:

    Pak Suar

    c. Waktu Presentasi:

    15 menit

    2.3. Bio-piracy(ancaman terhadap sumber dayagenetik)

    a.

    Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan- Perkembanganisubio-piracysumber daya genetik Indonesia

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    24/46

    24

    - Kelembagaan yang terlibat dan peranannya dalam penanggulanganbio-

    piracy

    b. Pemateri:

    - Dr. Suseno (UNPAD)

    -

    Direktorat Jendral HAKI

    c. Waktu Presentasi:

    Masing-masing15 menit

    Moderator Sesi II PembagianManfaat (Nagoya Protocol):

    Harry Alexander, SH, LLM

    3. Sesi III presentasi akan menampilkan paparan dengan tema Jasa Ekosistem,antara

    lain:

    3.1.

    Payment for ecosystem services(PES)a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

    - Status dan gambaran implementasi PES di Indonesia

    - Peluang dan upaya optimalisasi PES dalam pembangunan Indonesia

    - Kendala implementasi PES di Indonesia

    - Aktor yang terlibat dan peranannya

    b. Pemateri:

    Dr. Bambang Supriyanto, Direktur Pemanfaatan dan Jasa Lingkungan,

    Kementerian Kehutanan

    c. Waktu Presentasi:

    20 menit

    3.2. Valuasi ekonomi keanekaragaman hayati

    a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

    - Kondisi aktual valuasi ekonomi terhadap kehati

    - Kendala valuasi ekonomi kehati

    - Peluang dan optimalisasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia

    b.

    Pemateri:Dr. Beria Leimona (ICRAF)

    c. Waktu Presentasi:

    20 menit

    3.3. Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata

    a. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

    - Status dan Kondisi Ekowisata

    - Peluang dan Optimalisasi Ekowisata dalam pembangunan nasional

    -

    Prinsip-prinsip ekowisata kaitannya dengan pemanfaatan berkelanjutan- Kendala pengembangan Industri ekowisata Indonesia

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    25/46

    25

    b. Pemateri:

    CEO Artha Graha Peduli Lingkungan

    c. Waktu Presentasi:

    20 menit

    Moderator Sesi III Jasa Ekosistem:

    Ir. Haryanto R. Putro, MS (Institut Pertanian Bogor)

    MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)

    Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan

    makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x

    120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari

    prosiding lokakarya

    WAKTU DAN TEMPAT

    Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel

    Borobudur Jakarta.

    PESERTA

    Workshop akan dilaksanakan denganformat pemaparan materi dan diskusi dalam satu

    ruanganuntuk satu tema tertentudari total 5 tema yang dibahasserta diikuti sekitar 40

    orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi,

    organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga penelitian,swasta, dan mitra internasional

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    26/46

    26

    AGENDA

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    09.0009.45 Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)

    Kementerian Negara Lingkungan Hidup

    Pembukaan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

    09.4511.00 Keynote Speech

    Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa

    Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim

    KekayaanHayati untuk Pembangunan Berkelanjutan

    Pembicara: Prof. Dr. ArmidaAlisjahbana

    Pleno

    LegislasiPengelolaanKehati

    Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc

    Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya)

    gaps analysis

    Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)

    Moderator: Dr. Jatna Supriatna

    WORKING GROUP

    RUANG 3

    11.0012.30 Tema:

    Kehati dan Ekonomi Hijau

    Sesi I Nilai Ekonomi Kehati

    3.

    KontribusiKehatiTerhadapPembangunanEkonomiMakro

    Pembicara:

    Dr. Mubariq Ahmad, Bank Dunia

    4.

    PerananKehatiDalamPengembanganIndustri Berdaya Saing Global, seperti:

    farmasi, jamu, kosmetik, pangandan lain sebagainya

    Pembicara:

    CEO Biofarma

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    27/46

    27

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    5.

    Potensi dan Mekanisme Perdagangan Flora dan Fauna Berkelanjutan

    Pembicara:

    Dirjen PHKA, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia

    Moderator:

    Dr. Syarmidi (ITB)

    12.3013.30 ISHOMA

    13.3015.00 Sesi II PembagianManfaat (Nagoya Protocol)

    4. AksesTerhadapSDAGenetikdanPembagianManfaat

    Pembicara:

    Dr. Sugiono Mulyoprawiro, Kementerian Pertanian Republik Indonesia

    5.

    Best Practices: Wine Salak

    Pembicara:

    Pak Suar

    6. Bio-piracy

    Pembicara:

    - Dr. Suseno (UNPAD)

    -

    Dirjen HAKI

    Moderator:

    Harry Alexander, SH, LLM

    15.0015.30 ISHOMA

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    28/46

    28

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    15.3017.00 Sesi III Jasa Ekosistem

    4.

    Payment for EcosystemServices(PES)

    Pembicara:

    Dr. Bambang Supriyanto, Direktur Pemanfaatan dan Jasa Lingkungan,

    Kementerian Kehutanan

    5. Valuasiekonomikehati

    Pembicara:

    Dr. Beria Leimona (ICRAF)

    6. Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekowisata

    Pembicara:

    CEO Artha Graha Peduli Lingkungan

    Moderator:

    Ir. Haryanto R. Putro, MS (Institut Pertanian Bogor)

    17.0017.15 Kesimpulan dan PenutupanHari 1 LokakaryaNasional

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    29/46

    29

    KERANGKA ACUAN

    LOKAKARYA NASIONAL

    KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA

    Subtema 3:

    KeanekaragamanHayati Pasca 2014

    LATAR BELAKANG

    Keanekaragaman hayati (kehati) merupakan istilah untuk menggambarkan keanekaan

    bentuk kehidupan di bumi baik darat, laut, maupun perairan lainnya, interaksi diantara

    makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya1 serta mencakup fungsi-fungsi

    ekologi yang memberikan manfaat kepada spesies lain termasuk manusia2. Kekayaan

    keanekaragaman hayati Indonesia menjadikan kehati sebagai sumber daya vital bagikeberlanjutan pembangunan nasional. Sehingga, berbagai sektor pembangunan (pertanian,

    kehutanan, industri dan lain-lain) secara langsung maupun tidak langsung bergantung

    terhadap keberadaan keanekaragaman hayati dan fungsi-fungsi lingkungan yang

    diperankannya.

    Pemanfaatan sekitar 6000 jenis tumbuhan, 1000 jenis hewan dan 100 jenis jasad renik oleh

    masyarakat (KPPN 1992, KLH 2006). Potensi keanekaragaman hayati darat (terestrial)

    melalui nilai produk kayu hutan yang mencapai USD 6,5 milyar dan nilai satwaliar sebesar

    USD 1,57 milyar (Dephut 1997), nilai terumbu karang Indonesia sekitar USD 567 juta, nilai

    ikan laut sekitar USD 15,1 milyar, serta rumput laut sebesar USD 16 juta (KLH 2006). Tetapipada kenyataannya kekayaan keanekaragaman hayati tersebut berada dalam ancaman

    kelangkaan akibat dari eksploitasi yang berlebihan (over exploitation), penebangan liar, alih

    fungsi lahan, perburuan liar dan perdagangan ilegal. Mogea dkk (2001) menyatakan bahwa

    Indonesia merupakan negara dengan tingkat keterancaman dan kepunahan spesies tertinggi

    di dunia dan merupakan hot-spot kepunahan satwa. Sementara itu, 44 spesies tanaman

    obat dikategorikan langka (Zuhud dkk. 2001). World Bank (1994) juga melansir bahwa laju

    kerusakan hutan yang disebabkan oleh eksploitasi hutan untuk industri, konversi untuk

    lahan pertanian dan perkebunan serta transmigrasi mencapai 1,3 juta ha per tahun.

    Fakta tersebut menunjukan bahwa lemahnyasistem regulasi dan tata kelola kehati yangcenderung merangsang pemanfaatan sumber daya hayati secara tidak lestari. Sistem

    ekonomi dan kebijakan jugagagal menilai lingkungan dan sumber daya di dalamnya. Selain

    itu, Pengelolaan keanekaragaman hayati di tingkat pusat pun belum mampu menyajikan

    pengertian mengenai pengelolaan, peran dan tanggung jawab tata kelola kehati yang baik

    serta upaya mewujudkan best practices di daerah hingga kelompok masyarakat. Kemudian,

    Persoalan-persoalan keanekaragaman hayati tersebut mempertegas bahwa adanya

    kelemahan tata kelola (governance) dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. Ketidak

    jelasan tanggung jawab dan tumpang tindih wewenang diantara instansi pemerintah serta

    tanggung jawab yang seringkali tidak sejalan dengan kapasitas yang dimiliki menjadi

    salahsatu konsentrasi masalah pada tata kelola konservasi keanekaragamanhayati.Karenanya, tata kelola dan tata kuasa yang baik (good governance) harus memuat

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    30/46

    30

    setidaknya tiga komponen kunci: Partisipasi, Transparansi dan Akuntabilitas. Sehingga untuk

    mencapai good governance tersebut, revitalisasi peran semua stakeholders kehati

    (Pemerintah, Swasta, LSM dan Masyarakat) menjadi kata kunci (keyword) dalam menjawab

    tantangan pengelolaan kehati.

    Permasalahan global keanekaragaman hayati baik ditinjau dari segi geografis, sosial,

    ekonomi, politik dan budaya menempatkan Indonesia sebagai negara yang menjadi fokus

    perhatian dunia karena status keanekaragaman hayatinya. Namun, paradigma

    pembangunan dimasa lalu belum mempertimbangkan kepentingan pengelolaan

    keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Oleh karena itu,Indonesia harus mampu

    memanfaatkan momentum dan tantangan ini untuk pengarus-utamaan (mainstreaming)

    keanekaragaman hayati menjadi prioritas dalam kerangka kebijakan dan perundangan

    nasional serta prioritas dalam program pembangunan nasional. Oleh karena itu, pencapaian

    kondisi tersebut menuntut perubahan mendasar dalam hal persepsi, sistem kebijakan dan

    pengelolaan di berbagai sektor pembangunan yang berkaitan dengan pengelolaan

    keanekaragaman hayati, terutama kehutanan, perikanan, dan pertanian dalam arti luas,serta sektor-sektor lain yang terkait, seperti perindustrian, pertambangan, transmigrasi,

    perdagangan, pariwisata,telekomunikasi dan pendidikan. Kemudian, Pengarus-utamaan

    (mainstreaming) pengelolaan keanekaragaman Hayati secara nasional juga mencakup

    perumusan dan pelaksanaan konsep pengelolaan, rehabilitasi, konservasi, pola tindak dan

    perilaku masyarakat dalam pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati secara

    berkelanjutan, bertanggung jawab dan bertanggung gugat.

    Kementerian Negara Lingkungan Hidup bermaksud menindaklanjuti isu-isu tersebut dengan

    menyelenggarakan Lokakarya Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar

    Pembangunan Indonesia mengenai Keanekaragaman Hayati Pasca 2014 yang akanmenjadi kerangka acuan nasional pada Indonesia National Summit 2013.

    TUJUAN

    1. Merumuskan penguatan tata kelola dan tata kuasa (governance) keanekaragaman

    hayati untuk pembangunan berkelanjutan berbasis Green Economy

    2. Merumuskan strategi pengarus-utamaan (mainstreaming strategy) keanekaragaman

    hayati

    HASIL YANG DIHARAPKAN

    1.

    Strategi penguatan tata kelola dan tata kuasa kehati2. Strategi pengarus-utamaan (mainstreaming strategy) keanekaragaman hayati

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    31/46

    31

    MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN

    Workshop akan dirancang dalam 3 (tiga) sesi presentasi (panel) dengan paparan pada

    masing-masing sesi sebagai berikut:

    1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 3 (dua) paparan dengan subtema Kebijakan

    Nasional dan Pengarus-utamaan (mainstreaming) Kehati, antara lain:

    1.1. Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayatidalam Pembangunan

    Nasional

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    - Status implementasi pengarus-utamaan kehati

    - Strategi dan langkah-langkah Pengarus-utamaan kehati

    b. Pembicara:

    Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas)

    c.

    Waktu presentasi:20menit

    1.2. Kebijakan Fiskal dan Mekanisme Pendanaan Kehati

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    - Status kebijakan fiskal nasional terhadap kehati

    - Peluang dan Tantangan Pendanaan Kehati untuk mendukung

    pembangunan nasional pada aspek kebijakan

    - Mekanisme-mekanisme pendanaan untuk pengelolaan kehati

    b.

    Pembicara:Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan Fiskal)

    c. Waktu presentasi:

    20menit

    1.3. Kerangka Pendanaan Pengelolaan keanekaragaman hayati

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    - Kondisi pendanaan pengelolaan kehati saat ini

    - Tantangan dan Peluang pendanaan pengelolaan Kehati dilihat pada

    pengalaman pendanaan yang pernah bergulir (lesson learnbased onexperience)

    d. Pembicara:

    Dr. Andi Novianto (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)

    e. Waktu presentasi:

    20menit

    Moderator:

    Dr. Jatna Supriatna

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    32/46

    32

    2. Sesi II presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan dengan subtema Tata

    Kelola Kelembagaan Kehati untuk Pemanfaatan Lestari, antara lain:

    2.1. Kelembagaan Pengelolaan Kehati

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    - Perkembangan Kelembagaan Pengelolaan Kehati

    -

    Strategi dan langkah penguatan kelembagaan pengelolaan kehati

    b. Pembicara:

    Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS

    c. Waktu presentasi:

    20menit

    2.2. Peran Swasta dan LSM dalam pengelolaan Kehati

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    -

    Gambaran Peran Swasta dan LSM dalam pengelolaan Kehati- Strategi dan langkah-langkah Penguatan peran Swasta dan LSM dalam

    pengelolaan Kehati

    - Sinergisitas peran dengan stakeholderskehati lainnya

    b. Pembicara:

    Dr. Efransyah

    c. Waktu presentasi:

    20menit

    2.3. Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    - Gambaran Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional dalam

    pengelolaan Kehati

    - Strategi dan langkah-langkah Penguatan masyarakat adat dan kearifan

    tradisional dalam pengelolaan Kehati

    - Sinergisitas peran dengan stakeholderskehati lainnya

    b. Pembicara:

    Rakhmat Hidayat (Warsi)

    c. Waktu presentasi:

    20menit

    Moderator:

    Ir. Abdon Nababan

    3. Sesi III presentasi panel akan menampilkan 3 (tiga) paparan dengan subtema Kehati

    Pasca 2014 (Sosialisasi dan Best Practice) untuk Pemanfaatan Lestari, antara lain:

    3.1.

    Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luasa. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    33/46

    33

    - Status Strategi komunikasi kehati

    - Tantangan, strategi dan langkah-langkah komunikasi kehati masa yang

    akan datang

    b. Pembicara:

    Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep Kehatidan Pengendalian Kerusakan

    Lahan(1/III) - KLH)

    c. Waktu presentasi:

    15menit

    3.2. Pengembangan Jejaring dan Komitmen

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    - Perkembangan jejaring kehati

    - Kontribusi Jejaring terhadap pelestarian kehati

    -

    Strategi sinergisitas dan penguatan Jejaring Kehati

    b. Pembicara:

    MS. Sembiring (Yayasan Kehati)

    c. Waktu presentasi:

    15menit

    3.3. Desentralisasi Pengelolaan Kehati

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    -

    Implementasi pengelolaan kehati pada tingkat daerah- Kendala pengelolan Kehati pada tingkat daerah

    - Upaya penguatan pengelolaan kehati pada tingkat daerah

    b. Pembicara:

    1. Ahmad Fauzi (Kepala Bappeda Provinsi Jambi)

    2. Ir. Abdul Manan, M.Sc (Kepala Bappeda Kabupatan Wakatobi, Sulawesi

    Tenggara).

    c. Waktu presentasi:

    Masing-masing 15menit

    Moderator:

    Dr. Damayanti Bukhori

    MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)

    Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan

    makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x

    120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari

    prosiding lokakarya

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    34/46

    34

    WAKTU DAN TEMPAT

    Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31Oktober 2013 bertempat di Hotel

    Borobudur Jakarta

    PESERTA

    Workshop akan dilaksanakan dengan format pemaparan materi dan diskusi dalam satu

    ruangan untuk satu tema tertentu dari total 5 tema yang dibahas serta diikuti sekitar

    40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah,

    akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga

    penelitian, swasta, dan mitra internasional

    AGENDA

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    09.0009.45 Sambutan oleh Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III)Kementerian

    Negara Lingkungan Hidup

    Pembukaanoleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

    09.4511.00 Keynote Speech

    Kekayaan Hayati sebagai Aset Bangsa

    Pembicara : Prof. Dr. Emil Salim

    Kekayaan Hayati untuk Pembangunan Berkelanjutan

    Pembicara: Prof. Dr. Armida Alisjahbana

    Pleno

    Legislasi Pengelolaan Kehati

    Pembicara: Ir. Satya Yudha. M.Sc

    Kebijakan global-nasional pengelolaan kehati (Aichi, RPJMN/D, Nagoya) gaps

    analysis

    Pembicara: Ir. Arif Yuwono, MA (Kementerian Lingkungan Hidup)

    Moderator: Dr. Jatna Supriatna

    WORKING GROUP

    RUANG 4

    11.0012.30 Tema:

    Keanekaragaman Hayati Pasca 2014

    Sesi I Kebijakan Nasional dan Pengarus-utamaan (mainstreaming) Kehati

    4.

    Pengarus-utamaan (mainstreaming) Keanekaragaman Hayati Dalam Pembangunan

    Nasional

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    35/46

    35

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    Pembicara:

    Dr. Ir. Endah Murniningtyas (Bappenas)

    5. Kebijakan Fiskal dan mekanisme pendanan Kehati

    Pembicara:

    Dr. Irfa Ampri (Badan Kebijakan Fiskal)

    6. Kerangka Pendanaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (HoB)

    Pembicara :

    Dr. Andi Novianto (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)

    Moderator:

    Dr. Jatna Supriatna

    12.3013.30 ISHOMA

    13.3015.00 Sesi II Kehati Pasca 2014: Tata Kelola Kelembagaan Kehati Untuk PemanfaatanLestari

    4. Kelembagaan pengelolaan kehati

    Pembicara:

    Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS

    5. Peran masyarakat sipil (swasta,LSM)

    Pembicara :

    Dr. Efransyah

    6. Peran masyarakat adat dan kearifan tradisional

    Pembicara :

    Rahmat Hidayat (Warsi)

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    36/46

    36

    WAKTU

    HARI 1 (Rabu, 30 Oktober 2013)

    RUANG PLENO

    Moderator: Ir. Abdon Nababan

    15.0015.30 ISHOMA

    15.3017.00 Sesi III KehatiPasca 2014(Sosialisasi dan Best Practice) Untuk Pemanfaatan Lestari

    4. Strategi Komunikasi Kehati Kepada Masyarakat Luas

    Pembicara :

    Ir. Antung Deddy R.,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan(1/III) -

    KLH)

    5. Pengembangan Jejaring dan Komitmen

    Pembicara:

    MS. Sembiring (Yayasan Kehati)

    6. Desentralisasi pengelolaan kehati

    Pembicara :

    - Ahmad Fauzi (Kepala Bappeda Provinsi Jambi)

    - Ir. Abdul Manan, M.Sc (Kepala Bappeda Kabupatan Wakatobi, Sulawesi

    Tenggara)

    Moderator:

    Dr. Damayanti Bukhori

    17.0017.15 Kesimpulan dan Penutupan Hari 1 Lokakarya Nasional

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    37/46

    37

    KERANGKA ACUAN

    LOKAKARYA NASIONAL

    KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA

    Subtema4:

    Keanekaragaman Hayati Untuk Mitigasi dan Perubahan Iklim

    LATAR BELAKANG

    Perubahan iklim benar terjadi saat ini dan menimbulkan dampak yang cukup besar sehingga

    diperlukan adanya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan tersebut. Perubahan

    penggunaan lahan yang terjadi di Indonesia dikhawatirkan menimbulkan kemerosotan

    keanekaragaman hayati yang berdampak pada perubahan iklim. Sebagai contoh fakta

    Indonesia mengalami deforestasi hutan hujan tropis sebesar 72% padatahun 2007 yangmengakibatkan tingginya emisi karbon yang dikeluarkan hutan Indonesia. Pada tahun 2009,

    Binternagel dari Department of Human Geography, Georg-August University Gottingen

    dalam paparannya yang bertajuk "Promoting Adaptation and Mitigation to Climate Change

    (Examples from Europe and South East Asia) menyatakan bahwa Indonesia adalah

    penyumbang gas emisi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan China. Hal tersebut

    tentunya berdampak pada keanekaragaman hayati yang ada. Diperlukan berbagai berbagai

    upaya untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah

    menjaga fungsi ekosistem dan memastikan konsep tataruang yang menjamin keterjagaan

    ekosistem tersebut.

    Fungsi ekosistem harus dijaga untuk melindungi keanekaragaman hayati dan kekayaan

    spesies yang ada di dalamnya. Keanekaragaman hayati harus dapat dilestarikan baik wujud

    maupun fungsinya. Perubahan iklim diharapkan dapat dikendal ikan dengan menjaga

    eksistensi dari kehati. Ekosistem dapat dikelola dan terjaga dengan baik apabila dilakukan

    konsep penataan ruang dengan baik. Saat ini konsep tata ruang yang ada belum sepenuhnya

    berpihak pada kelestarian ekosistem. Sebagai contoh pada dua dekade terakhir terjadi

    perubahan fungsi lahan yang sangat besar dari hutan menjadi pemukiman, pertanian,

    perkebunan dan sektor lain yang berakibat pada berkurangnya ekosistem dan

    keanekaragamanhayati yang ada di dalamnya.

    Melihat permasalahan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) berupaya

    menjembatani berbagai pihak dan kepentingan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan

    yang terangkum dalam Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Dasar

    Pembangunan Indonesia.Lokakarya ini diharapkan dapat merumuskan konsep tata ruang

    yang berpihak pada kelestarian keanekaragaman hayati sehingga nantinya diharapkan dapat

    membantu upaya mitigasi dan adaptasi dalam perubahan iklim.

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    38/46

    38

    TUJUAN

    1. Memahami peran dan fungsi keanekaragaman hayati dalam perubahan iklim

    2. Mendorong kebijakan untuk kepastian tata ruang yang berpihak pada kelestarian

    keanekaragaman hayati sebagai unsur tata lingkungan yang akan membantu dalam

    upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

    HASIL YANG DIHARAPKAN

    Rekomendasi kebijakan mengenai kepastian tataruang yang berpihak kepada kelestarian

    keanekaragaman hayati.

    MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN

    Workshop akan dirancang dalam2 (dua) sesi presentasi (panel) dengan paparan pada

    masing-masing sesi sebagai berikut:

    1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan pamaparan materi mengenai Peran

    Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

    a.

    Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:a. Kondisi perubahan iklim yang sudah terjadi saat ini

    b.Dampak yang ditimbulkan dari bencana akibat perubahan iklim

    c. Urgensi keanekaragaman hayati dalam mendukung adaptasi dan mitigasi

    d.Program Mitigasi dan adaptasi yang sudah dikembangkan di Indonesia

    e. Inovasimitigasi yang dapat dilakukan/ditawarkan kehati dalam pembangunan

    ekonomi nasional

    f. Identifikasi areal yang rentan terhadap perubahan iklim dari aspek kehati

    b. Pemateri:

    a.

    Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Kementerian PertanianRepublik Indonesia

    b.Dr. Iman Santoso (Tim Khusus REDD+), Kementerian Kehutanan Republik

    Indonesia

    c. WaktuPresentasi

    Masing-masing 20 menit

    Moderator:

    Dr. Doddy Sukardi (DNPI)

    2. Sesi II presentasi panel akan menampilkan pemaparan materi mengenaiKepastian Tata

    Ruang Dalam Pengelolaan Kehati

    d. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan:

    a. Urgensi keberadaan ekosistem dalam kaitannya menjaga eksistensi

    keanekaragamanhayati

    b.Konsep tata ruang yang saat ini sudah dilaksanakan dan berdampak terhadap

    ekosistem (keanekaragaman hayati) yang juga berdampak pada perubahan iklim.

    c. Konsep tata ruang yang tepat untuk dilaksanakan guna mendukung kelestarian

    ekosistem

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    39/46

    39

    d.Kebijakan-kebijakan terkait tataruang di Indonesia serta saran yang dapat

    diberikan untuk merumuskan kebijakan yang berpihak pada kelestarian

    ekosistem dan kehati

    e.

    Pemateri:

    1. Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan Penataan Ruang

    Daerah Wilayah II, KementerianPekerjaanUmum)

    2. Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan pulau-pulau

    kecil

    3. Ir. BambangSoepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut

    4. Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH dan

    kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KementerianLingkunganHidup

    f. Waktu Presentasi:

    Masing-masing 15menit

    Moderator:

    Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo

    MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)

    Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan

    makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x

    120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari

    prosiding loka karya.

    WAKTU DAN TEMPAT

    Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel

    Borobudur Jakarta

    PESERTA

    Workshop akan dilaksanakan dengan format pemaparan materi dan diskusi dalam satu

    ruangan untuk satu tema tertentudari total 5 tema yang dibahassertadi ikuti sekitar

    40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah,

    akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga

    penelitian, swasta, dan mitra internasional

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    40/46

    40

    AGENDA

    WAKTU

    HARI 2 (Kamis, 31 Oktober 2013)

    RUANG 1

    09.0010.30 Tema:

    Keanekaragaman Hayati untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

    Sesi I Peran Kehati Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

    Pembicara:

    e. Dr. Emelia Harahap, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Kementerian

    Pertanian Republik Indonesia

    f.

    Dr. Iman Santoso (Tim Khusus REDD+), Kementerian Kehutanan Republik

    Indonesia

    Moderator:

    Dr. Doddy Sukardi (DNPI)

    10.3011.00 Coffee Break

    11.0012.30 Sesi II Kepastian Tata Ruang Untuk Pengelolaan Kehati

    Pembicara:

    -

    Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT (Direktur Pembinaan dan Penataan RuangDaerah Wilayah II, KementerianPekerjaanUmum)

    -

    Dr Subandono Diposaptono Direktur Tata Ruang Laut pesisir dan pulau-

    pulau kecil

    - Ir. BambangSoepijanto, MM., Dirjen Planologi Kemenhut

    - Ir. Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH dan

    kajian kebijakan LH wilayah dan sektor, KementerianLingkunganHidup

    Moderator:

    Prof. Dr Tukirin Partomihardjo

    12.3013.30 ISHOMA

    13.3015.00

    RUANG PLENO

    Pleno: Perumusan Hasil Lokakarya Nasional untuk National Summit

    15.0015.30 Penutupan

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    41/46

    41

    KERANGKA ACUAN

    LOKAKARYA NASIONAL

    KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN INDONESIA

    Subtema 5:

    PENGEMBANGANKAPASITAS PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATIDI

    INDONESIA

    LATAR BELAKANG

    Sejak lama Indonesia dikenal dengan sumber daya hayatinya yang tidak ternilai. Sebagai

    negara kepulauan yang terletak di antara dua benua serta dua samudera, Indonesia

    dikarunia keanekaragaman hayati yang amat kaya dan khas. Kekayaan inilah yang selama ini

    menjadi andalan dalam sebagian besar pembangunan di Indonesia. Dengan kekayaan ini

    juga Indonesia berpotensi menjalankan pembangunan berkelanjutan demi kemakmuran

    rakyatnya, yakni melalui pengelolaan keanekaragaman hayati secara lestari. Namun

    rendahnya kapasitas pengelolaannya telah menyebabkan terjadinya kemerosotan yang luar

    biasa. Pemanfaatan yang sangat intensif di tengah minimnya pengetahuan, terbatasnya

    kegiatan penelitian, rendahnya penguasaan teknologi, kurangnya dukungan infrastruktur,

    dan lemahnya sistem penunjang telah menyumbang kerusakan yang semakin tinggi serta

    tidak optimalnya fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati.

    Sebagai komponen dari lingkungan hidup secara keseluruhan, status keanekaragaman

    hayati Indonesia saat ini sejatinya merupakan resultante yang sepadan dengan kapasitas

    pengelolaannya, karena pada dasarnya kapasitas pengelolaan yang mumpuni akan

    menciptakan kondisi yang lebih baik. Sebaliknya, kapasitas yang kurang memadai tidak akan

    mampu membawa proses pengelolaan untuk mencapai hasil optimal.Dalam hal ini,

    pengelolaan keanekaragaman hayati secara benar sangat tergantung pada kapasitas

    pengelolaan yang ditentukan oleh kemampuan SDM, organisasi dan institusi untuk

    melaksanakan berbagai kebijakan pengelolaan. Komponen-komponen penentu bagi

    kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati ini secara komprehensif harus terus

    ditingkatkan kemampuannya di semua tingkatan pengelolaan. Hal ini diperlukan guna

    mengejar berbagai ketertinggalan serta memperbaiki kegagalan-kegagalan karena praktek

    yang salah terhadap pengelolaan keanekaragaman hayatidi masa lampau. Dengan demikian,pengembangan kapasitas pengelolaan menjadi prasyarat penting dalam meningkatkan

    kualitas dan menjamin penyelamatan keanekaragaman hayati.

    Pengembangan kapasitas merupakan suatu proses yang dialami oleh individu, kelompok,

    organisasi, lembaga dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka agar dapat

    melaksanakan fungsi-fungsi essensial, memecahkan masalah, menetapkan dan mencapai

    tujuan, serta mengerti dan menangani kebutuhan pengembangan diri mereka dalam suatu

    lingkungan yang lebih luas secara berkelanjutan. Peningkatan kapasitas juga dapat

    didefinisikan sebagai sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok,

    organisasi, komunitas atau masyarakat untuk menganalisa lingkungannya; mengidentifikasimasalah-masalah, kebutuhan-kebutuhan, isu-isu dan peluang-peluang; memformulasi

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    42/46

    42

    strategi-strategi untuk mengatasi masalah-masalah, isu-isu dan kebutuhan-kebutuhan

    tersebut, dan memanfaatkan peluang yang relevan; merancang sebuah rencana aksi, serta

    mengumpulkan dan menggunakan secara efektif, dan atas dasar sumber daya yang

    berkesinambungan untuk mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi rencana

    aksi tersebut, serta memanfaatkan umpan balik sebagai pelajaran. Dengan kata lain, tidak

    mungkin terjadi suatu proses pembangunan/pengembangan dalam hal apapun tanpa upaya

    pengembangan kapasitas bagi pelaku maupun sistem yang mengaturnya. Dalam konteks ini,

    terminologi kapasitas yang digunakan adalah kemampuan dari seorang, sebuah organisasi

    atau sebuah sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi dan mencapai tujuan-tujuan

    pengelolaan keanekaragaman hayati secara efektif dan efisien.

    Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Lingkungan Hidup bermaksud

    menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati

    Sebagai Modal Dasar Pembangunan Indonesiatentang pengembangan kapasitas

    pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesiayang difokuskan pada 3 (tiga) dimensi,

    yaitu tenaga kerja (dimensi SDM), modal (dimensi fisik/infrastruktur), dan teknologi (iptekdan sistem informasi manajemen).

    TUJUAN

    Mendorong penguatan kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia.

    HASIL YANG DIHARAPKAN

    1. Rumusan strategi pengembangan kapasitas pengelolaan keanekaragaman hayati di

    Indonesia.

    2. Rumusan peran para pihak dalam pengembangan kapasitas pengelolaan

    keanekaragaman hayati.

    MATERI

    Workshop akan dirancang dalam 2 (dua) sesi presentasi (panel) dengan 2 (dua) paparan

    pada masing-masing sesi sebagai berikut:

    1. Sesi I presentasi panel akan menampilkan 2 (dua) paparan dengan subtema

    Pengembangan Riset dan SDM Kehati, antara lain:

    1.1. Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

    Keanekaragaman Hayati

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    -

    Peranan/kontribusi riset dan pengembangan IPTEk bagi pengelolaankeanekaragaman hayati.

    - Perkembangan IPTEK keanekaragaman hayati, potensi dan kendala

    pengembangannya.

    - Riset, pengembangan dan rekayasa IPTEKkeanekaragaman hayati yang

    pernah dilakukan serta kebutuhan riset kedepan.

    - Urgensi pengembangan IPTEKbagi pengelolaan keanekaragaman hayati.

    - Peran lembaga pendidikan dan penelitian.

    - Solusi Kebijakan terhadap tantangan dan kendala perkembangan Riset

    dan IPTEK kehati

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    43/46

    43

    b. Pemateri:

    1. Dr. Nuramaliyati (Deputi IPH LIPI)

    2. Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Hutan dan Konservasi Alam)

    c.

    Waktu presentasi:

    Masing-masing15 menit

    1.2. Pengembangan SDMBidangKeanekaragaman Hayati

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    - Kedudukan SDM sebagai salah satu penentu keberhasilan pembangunan.

    - Pengertian istilah SDM bidang keanekaragaman hayati.

    - KondisiSDM bidang keanekaragaman hayati saat ini.

    - Urgensipengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati untuk

    menjawab kebutuhan yang mendesak dalam mengembangkan kapasitas

    ilmiah, teknis dan kelembagaan.- Upaya pengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati yang sudah

    ada dan yang masih dibutuhkan.

    - Target/sasaran pengembangan SDM.

    - Prinsip-prinsip dalam pengembangan SDM bidang keanekaragaman

    hayati.

    - Pelaku pengembangan SDM bidang keanekaragaman hayati

    d. Pemateri:

    Prof. Dr. Sambas Basuni (IPB)

    e. Waktu presentasi:

    15 menit

    Moderator:

    Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo, MS

    2. Sesi II presentasi panel akan menampilkan 2 (dua) paparan dengan subtema

    Pengembangan Infrastrukturdan Data Base Kehati, antara lain:

    2.1. Pengembangan Infrastruktur Pengelolaan Keanekaragaman Hayati

    a.

    Ruang lingkup dan pokok bahasan:- Peran infrastruktur dalam mendukung pengelolaan keanekaragaman

    hayati.

    - Jenis/bentuk infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati

    - Deskripsi singkat infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati yang

    ada saat ini.

    - Kondisi infrastruktur pengelolaan keanekaragaman hayati(ideal vs kondisi

    saat ini).

    - Urgensi pengembangan infrastruktur pengelolaan keanekaragaman

    hayati.

    -

    Potensi pengembangan.- Pengembangan Taman Kehati, best practice(oleh Bupati G. Kidul)

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    44/46

    44

    b. Pemateri:

    - Drs. Jansen Manansang, M.Sc(Direktur Taman Safari Indonesia)

    - Bupati Gunung Kidul (Taman Kehati)

    a. Waktu presentasi:

    Masing-masing 15menit

    2.2. Pengembangan Basis DataKeanekaragaman Hayati

    a. Ruang lingkup dan pokok bahasan:

    - Gambaran singkat ketersediaan dan kecukupan data/informasi mengenai

    keanekaragaman hayati Indonesia saat ini baik menyangkut status

    ekosistem, spesies flora dan fauna pada kawasan konservasi, termasuk

    kawasan penyangga dan kawasan lainnya yang mempunyai nilai

    keanekaragaman hayati tinggi serta sumber daya genetik.

    -

    Inisiatif pengadaan dan pengembangan sistem informasi

    keanekaragaman hayati yang pernah dilakukan (penerbitan seri buku,

    pembentukan PIKA, BIC, IBIS, NCIC, NBIN, CHM).

    - Kendala pengembangan basis data keanekaragaman hayati.

    - Urgensi pengembangan basis data keanekaragaman hayati.

    - Prinsip penyusunan basis data keanekaragaman hayati.

    - Mekanisme pembangunan sistem informasi dan pengelolaan basis data

    keanekaragaman hayati di daerah.

    - Pemaparan mengenai Balai Kliring Keanekaragaman Hayati (tujuan,

    sasaran, fungsi, mekanisme mekanisme pertukaran dan pemutakhiran

    data dan informasi, jejaring, rencana dan strategi balai kliring).

    - Pemaparan mengenai Balai Kliring Keamanan Hayati (kedudukan, fungsi,

    prinsip pendirian, informasi minimal yang wajib disediakan,

    kelembagaan).

    b. Pemateri:

    - Ir. Antung Dedy R.,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan Lahan

    (1/III)- KLH)

    - Akhmat Jauhar Arif (LIPI)

    c.

    Waktu presentasi:

    Masing-masing 15 menit

    Moderator:

    Prof. Dr. Ibnu Maryanto

    MAKALAH dan POSTER SUKARELA (Voluntary Poster and Paper)

    Panitia menerima makalah sukarela yang disajikan dalam bentuk presentasi poster dan

    makalah lengkap (full paper). Poster yang disampaikan kepada panitia dalam ukuran 80 cm x

    120 cm sampai 130 cm x 260 cm. Semua makalah akan dipublikasikan sebagai bagian dari

    prosiding lokakarya

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    45/46

    45

    WAKTU DAN TEMPAT

    Workshop akan diselenggarakan pada Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2013 bertempat di Hotel

    Borobudur Jakarta

    PESERTA

    Workshop akan dilaksanakan denganformat pemaparan materi dan diskusi dalam satu

    ruangan untuk satu tema tertentu dari total 5 tema yang dibahas serta diikuti sekitar

    40 orang. Peserta merupakan perwakilan dari Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah,

    akademisi, organisasi non pemerintah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, lembaga

    penelitian, swasta, dan mitra internasional.

    AGENDA ACARA

    WAKTU

    HARI 2 (Kamis,31 Oktober 2013)

    RUANG 2

    09.0010.30 Tema:

    Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Kehati

    1.

    Riset dan Pengembangan IPTEK Kehati

    Pembicara:

    1. Dr. Nuramaliyati (Deputi IPH LIPI)

    2.

    Ir. Adi Susmianto, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian dan

    Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam)

    2. Pengembangan SDMbidangkehatirooster of experts

    Pembicara:

    Prof. Dr. Sambas Basuni (IPB)

    Moderator:

    Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo, MS

    10.3011.00 Coffee Break

  • 5/19/2018 Kompilasi Lokakarya Nasional

    46/46

    46

    WAKTU

    HARI 2 (Kamis,31 Oktober 2013)

    RUANG 2

    11.0012.30 1. Pengembangan infrastrukutur ex: lab, konservasi eksitu dan in-situ,

    taman kehati dll

    Pembicara:

    -

    Drs. Jansen Manansang, M.Sc (Direktur Taman Safari Indonesia)

    -

    Bupati Gunung Kidul

    2.

    Pengembangan Data Base Kehati (ClearingHouseMechanism)

    Pembicara:

    -

    Ir. Antung Dedy R. ,MP (Asdep Kehati dan Pengendalian Kerusakan

    Lahan(1/III) - KLH)

    - Akhmat Jauhar Arif (LIPI)

    Moderator:

    Prof. Dr. Ibnu Maryanto

    12.3013.30 ISHOMA

    13.3015.00

    RUANG PLENO

    Pleno: Perumusan Hasil LokakaryaNasional untuk National Summit

    15.0015.30 Penutupan