Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN HIBAH BERSAING
INTEGRASI KOMPETENSI SPRITUAL DAN SOSIAL KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI KOTA MEDAN
Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun
TIM PENGUSUL:
AKRIM, S.Pd.I., M.Pd 0122127902 (KETUA)
Drs. ZAINAL AZIS, M.M., M.Si 0113126301 (ANGGOTA)
MUNAWIR PASARIBU, S.PdI., M.A 0116078305 (ANGGOTA)
Dibiayai oleh DP2M Ditjen Dikti Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan
Dalam Rangka Pelaksanaan Program Desentralisasi Penelitian Hibah
Bersaing Tahun Anggaran 2014 Nomor: 198/ II.3-AU/ UMSU-P3M/C/2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
OKTOBER 2015
Kode/Nama Rumpun Ilmu*: 797/Pengembangan Kurikulum
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk merancang model integrasi KompetensiSpritual dan Sosial Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Matematika di SMPdalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran danpenilaiannya dan juga mengembangkan buku ajar Matematika kelas VII SMPyang mendukung pengintegrasian kedua Kompetensi tersebut. Penelitian inimerupakan penelitian pengembangan (research and development) yang akandilakukan selama 2 tahun.
Pada tahun pertama ini, telah ditemukan model integrasi kompetensispritual dan sosial kurikulum 2013 pada mata pelajaran Matematika dan jugadraf buku ajar Matematika kelas VII SMP. Perpaduan Kompetensi spritual dansosial dalam pembelajaran dapat diaplikasikan jika pendidik memilihpembelajaran yang bersifat PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,efektif dan menyenangkan) seperti menggunakan problem-based learning,project-based leraning, inquiry learning dan discovery learning) denganmemperhatikan kesesuaian dengan materi pelajaran. Pengembangan buku ajarmatematika kelas VII SMP dilakukan dengan pendekatan Saintifik denganlebih menekankan pengintegrasian kompetensi spritual dan sosial kedalamkompetensi pengetahuan dan keterampilan pada materi pembelajarannya,soal-soal latihan, dan juga tugas projek. Selain itu, pada buku ajar tersebutjuga terdapat kolom “refleksi” dan “renungkan” yang dapat menggiring siswauntuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan nilai-nilai kehidupan.Validasi yang dilakukan terhadap rancangan buku ajar matematika kelas VIISMP dengan melibatkan beberapa dosen matematika dan juga guru SMPmenunjukkan bahwa buku tersebut layak untuk digunakan untuk selanjutnyadiujicobakan pada tahun berikutnya, dengan nilai kelayakan isi sebesar 4,01(kategori baik), kelayakan penyajian 3, 68 (kategori baik) dan kelayakanbahasa dan keterbacaan sebesar 3,74 (kategori baik).
Untuk tahun kedua, peneliti akan melakukan ujicoba terhadap model danbuku ajar tersebut di sekolah-sekolah SMP di kota Medan untuk melihatefektifitasnya. Apabila ditemukan kekurangan, maka peneliti akan melakukanrevisi untuk menyempurnakannya.
i
PRAKATA
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang
telah memberikan berkah berupa kesehatan, kesempatan dan juga pemikiran
yang lapang, sehingga laporan akhir penelitian Hibah Bersaing ini yang
berjudul “Integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial Kurikulum 2013 pada
Mata Pelajaran Matematika Di SMP Negeri Kota Medan” dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu”.
Pada kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang telah
memberikan bantuan dan arahan selama penelitian ini berlangsung hingga
terlaksananya penulisan laporan ini, yaitu diantaranya kepada:
1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Pendidikan
Tinggi Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
yang telah mendanai seluruh kegiatan penelitian ini
2. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah
memberikan dukungan terhadap segala kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh para dosen UMSU.
3. Ketua P3M UMSU beserta seluruh stafnya, yang telah memfasilitasi
dan menjebatani tim peneliti dengan pihak DP2M Dikti sehingga
penelitian ini dapat dilaksanakan.
4. Pihak reviewer baik internal maupun eksternal, yang telah memberikan
masukan terhadap proposal penelitian kami, sehingga layak untuk
diteliti.
5. Kepala Sekolah SMP Negeri 1, SMP Negeri 34, dan SMP Negeri 38
Medan beserta para stafnya yang telah memberikan izin dan fasilitas
kepada kami untuk dapat meneliti di sekolah –sekolah tersebut.
6. Guru-Guru Matematika di SMP Negeri 1, SMP Negeri 34 , dan di SMP
Negeri 38 Medan, yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dalam
observasi yang telah kami lakukan guna memperoleh data dibutuhkan
terkait penelitian ini
ii
7. Murid, dan wali murid SMP Negeri 1, SMP Negeri 34, dan SMP
Negeri 38 Medan sebagai responden wawancara dalam penelitian ini.
8. Pihak- pihak terkait yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu yang
telah memberikan sumbang saran sebagai penguat data primer maupun
sekunder.
Kami mendoakan semoga segala sesuatu yang telah bapak dan ibu
berikan demi kesempurnaan penelitian ini mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna baik
dalam isi maupun sistematikanya yang kemungkinan besar belum dapat
mewakili apa yang telah kami lakukan dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya saran dan masukan yang membangun bagi
kesempurnaan laporan ini, sehingga nantinya dapat menjadi pembelajaran bagi
kami kedepannya.
Medan, 30 Oktober 2015
Ketua Peneliti
Akrim, S.PdI., M.PdNIDN. 0122127902
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN ......................................................................................................... i
PRAKATA............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Kurikulum 2013...................................................................................4
2.2 Struktur Kurikulum pada SMP ............................................................7
2.3 Pelajaran Matematika dalam kurikulum 2013 .....................................9
2.4 Perencanaan Pembelajaran pada Kurikulum 2013 ............................10
2.5 Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 .....................................11
2.6 Penilaian pada Kurikulum 2013.........................................................12
2.7 Roadmap (Peta Jalan) Penelitian .......................................................13
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.......................................16
3.1 Tujuan Penelitian ...............................................................................16
3.2 Manfaat Penelitian .............................................................................16
BAB IV. METODE PENELITIAN ....................................................................18
4.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................18
4.2 Luaran Penelitian ..............................................................................18
4.3 Lokasi Penelitian...............................................................................21
iv
4.4 Fish Bone ...........................................................................................21
4.5 Luaran Penelitian. .............................................................................23
4.6 Teknik Pengumpulan Data.................................................................23
4.7 Teknik Analisis Data.........................................................................23
BAB V. HASIL YANG DICAPAI ......................................................................25
5.1 Analisis Permasalahan dalam Pengimplementasian Kurikulum
2013 Pada Pelajaran Matematika di SMP.........................................25
5.2 Model Integrasi Nilai Spiritual Dan Sosial Kurikulum 2013 Pada
Pelajaran Matematika SMP ..............................................................26
5.2.1 Integrasi Nilai Spritual dan Sosial dalam Perangkat
Perencanaan Pembelajaran Matematika SMP Kurikulum
2013 ..................................................................................... 28
5.2.2 Integrasi Nilai Spritual dan Sosial dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Matematika SMP Kurikulum 2013. ...............30
5.2.3 Integrasi Nilai Spritual dan Sosial dalam Penilaian
Matematika SMP Kurikulum 2013. ......................................35
5.3 Pengembangan Buku Ajar Matematika dalam Pencapaian
Kompetensi Spritual dan Sosial. .......................................................36
5.4 Hasil Validasi Pengembangan Buku Ajar Matematika ....................39
BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ...........................................43
6.1 Hasil Penelitian Tahun Pertama........................................................43
6.2 Rencana Penelitian Tahun Berikutnya..............................................43
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................45
7.1 Kesimpulan .......................................................................................45
7.2 Saran .................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47
v
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SMP / MTs ..............................................................8
Tabel 2.2 Kompetensi Inti Kurikulum SMP / MTs .................................................9
Tabel 4.1 Kriteria Skor Penilaian...........................................................................24
Tabel 5.1 Hasil Penilaian Kelayakan Isi Rancangan Buku Ajar Matematika
Kelas VII SMP ......................................................................................39
Tabel 5.2 Hasil Penilaian Kelayakan Penyajian Rancangan Buku Ajar
Matematika Kelas VII SMP ..................................................................40
Tabel 5.3 Hasil Penilaian Kelayakan Bahasa dan Keterbacaan Rancangan Buku
Ajar Matematika Kelas VII SMP ..........................................................41
Tabel 5.4 Hasil Penilaian Kualitas Buku Ajar Matematika Kelas VII SMP .........42
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Road Map penelitian. ..............................................................15
Gambar 4.2 Prosedur Penelitian.............................................................................20
Gambar 4.1 Bagan Fish bone penelitian ................................................................22
Gambar 5.1 Model Integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial dalam Perencanaan
Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian. ...................27
Gambar 5.2 Alur Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Menurut
Standar Proses. ....................................................................................29
vii
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Instrumen Penelitian
2. Lampiran 2. Personalia
3. Lampiran 3. Seminar Internasional
4. Lampiran 4. Draf Jurnal Internasional
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuaan pendidikan
tertentu (Depdiknas, 2006: 449). Kurikulum mengatur bagaimana pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas, oleh sebab itu kurikulum merupakan acuan bagi
guru dalam menentukan bahan pembelajaran dan metode yang sesuai yang dapat
diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Demi meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, pemerintah telah melakukan beberapa
pergantian Kurikulum sesuai dengan realita situasi pendidikan yang ada. Seperti
halnya fenomene yang akhir-akhir ini menimpa dunia pendidikan Indonesia,
dimana banyaknya terjadi kasus- kasus amoral dilakukan oleh para pelajar mulai
dari tingkat SD hingga SMA, telah memaksa pemerintah khususnya Dekdikbud
untuk menetapkan sebuah Kurikulum yang menekankan penanaman nilai-nilai
spiritual dan sosial pada diri peserta didik yaitu Kurikulum 2013.
Menurut M. Nuh (2012), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, penerapan
Kurikulum 2013 bertujuaan untuk memperbaiki prilaku dan karakter para peserta
didik sehingga kasus-kasus seperti tawuran, pelecehan seksual, bullying,
kekerasan dikalangan remaja dapat diminimalisir. Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pendidikan yang mengintegrasikan kompetensi spritual dan
sosial dan tentunya tanpa menghilangkan kompetensi kognitif dan psikomotorik
adalah merupakan solusi jitu dalam menyelesaikan krisis akhlak dan karakter
dunia pendidikan. Pada Kurikulum 2013, para pelaku pendidikan baik itu kepala
sekolah, guru, dan siswaharus mengintegrasikan kompetensi spiritual dan sosial
pada seluruh mata pelajaran disekolah.Dengan kata lain, dalam setiap proses
pembelajaran, siswa tidak hanya akan memiliki kompetensi pengetahuan
(kognitif) dan keterampilan (psikomotorik), tetapi juga kompetensi spiritual dan
sosial. Namun, hal itulah yang kemudian menimbulkan kekhawatiran dibenak
para pendidik akanketidakmampuan mereka menerapkan kompetensi spiritual dan
2
sosial pada mata pelajaran tertentu seperti Matematika, IPA dan lain-lain.
Keraguan akan efektifitas pelaksanaan kurikukulum 2013 juga
disampaikan oleh beberapa pemerhati pendidikan. Menurut Sekjen Federasi Guru
Indonesia, Listyarti (2013), kompetensi religius tak relevan dengan semua materi
pelajaran, karena tidak semua dogma agama dapat dimasukkan kedalam
pelajaran-pelajaran. Kemudian, Jeirry Sumampow (2014) menyatakan bahwa
fakta di lapangan menunjukkan para guru tidak siap mengimplementasikan
Kurikulum 2013. Pelatihan yang disiapkan dalam dua bulan bagi guru untuk
mengimplementasikan Kurikulum 2013 dianggap tidak realistis. Menurut Susetyo
(2013), materi-materi dalam Kurikulum 2013 harus direvisi karena bertolak
belakang satu sama lain dengan logika akal sehat”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan kurikulum 2013 kemungkinan tidak berjalan mulus dan mengalami
beberapa hambatan baik itu dari sumber daya manusia, perangkat pembelajaran,
serta sarana dan prasarana penunjang.
Polemik pro dan kontra pelaksanaan kurikulum 2013 yang terjadi di
masyarakat serta belum optimalnya pengintegrasian kompetensi spritual dan
sosial dalam pembelajaran telah menginspirasi peneliti untuk melakukan
penelitian menyangkut pengaplikasian kurikulum 2013 pada mata pelajaran
matematika di beberapa sekolah SMP di Kota Medan khususnya pada kelas VII
SMP sehingga nantiny dapat diketahui kekurangan yang tejadi dilapangan.
Selanjutnya, peneliti akan membuat pengembangan model integrasi kompetensi
spritual dan sosial pada mata pelajaran Matematika kelas VII SMP dengan tetap
memasukkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan didalamnya serta
mengembangkan buku ajar yang menekankan nilai-nilai spritual dan sosial.
Penerapan kurikulum 2013 di kota Medan akan baru dilaksanakan serentak pada
tahun ajaran baru 2014 ini, sehingga hasil penelitian ini diharapkan mampu
menjadi evaluasi baik bagi guru, kepala sekolah maupun pemerintah dalam
pengembangan pelaksanaan kurikulum 2013.
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditetapkan rumusan masalah
dalam penelitian adalah:
1. Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika
kelas VII SMP dan apa saja permasalahan yang ditemukan?
2. Bagaimanakah model integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial Kurikulum
2013 pada mata pelajaran Matematika kelas VII SMP dalam proses
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaiannya?
3. Bagaimanakah mengembangkan buku ajar Matematika kelas VII SMP yang
mendukung pengintegrasian Kompetensi Spiritual dan Sosial Kurikulum
2013?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kurikulum 2013
Kurikulum adalah jantungnya pendidikan dimana bahan, proses, isi dan
tujuan pembelajaran ditentukan olehnya. Menurut Nasution (1995), kurikulum
adalah sejumlah mata pelajaran disekolah atau mata kuliah diperguruan tinggi
yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tingkatan. Hal senada juga diutarakan
oleh Unesco (2004: 13), yang menyatakan bahwa “Curriculum is what is learned
and what is taught (context); how it is delivered (teaching-learning methods);
how it is assessed (exams, for example); and the resources used (e.g., books used
to deliver and support teaching and learning)”. Kajian-kajian di beberapa negara
baik di Asia, Eropa maupun Amerika (David L.Grossman, Wing On Lee, dan
Kerry J. Kennedy, eds., 2008) memberikan gambaran bahwa kebijakan tentang
kurikulum sekolah berhubungan erat dengan kepentingan politik pendidikan
nasional dan situasi serta konteks yang mendukungnya. Oleh karena itu,
perubahan suatu kurikulum disuatu negara dapat disebabkan oleh kebutuhanatas
situasi pendidikan yang sedang terjadi.
Kurikulum seyogyanya memberikan perhatian pada seluruh ranah yang
tidak hanya terfokus pada satu ranah kognitif, psikomotorik, atau afektif saja.
Kurikulum yang mampu mengintegrasikan kompetensi spritual, sosial, budaya
dan karakter seiring dengan kompetensi kognitif dan kompetensi psikomotorik
tentunya akan menghasilkan manusia yang madani dan bermartabat. Hal ini sesuai
dengan rumusan kualitas manusia Indonesia dalam Tujuan Pendidikan Nasional
yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
5
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang dicetuskan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006).
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman,
keterampilan, dan pendidikan berkarakter.Siswa dituntut untuk paham atas materi,
aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang
tinggi.
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
1) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti tidak dapat disamakan dengan Standar Kompetensi
(SK).Jika SK pada KTSP diajarkan kepada siswa, kompetensi inti ini bukan untuk
diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran-mata
pelajaran yang relevan.Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti
yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan
dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan
kompetensi inti.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan
mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Menurut Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan (2013), Kompetensi Inti
dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu:
6
1. Kompetensi Inti 1 (berkenaan dengan sikap spritual),
Pada kompetensi reilgius ini, peserta didik dapat dinilai pada muatan-muatan
berikut: a) Ketaatan beribadah, b) Berperilaku syukur, c) Berdoa sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan, d) Toleransi dalam beribadah.
2. Kompetensi Inti 2 (berkenaan dengan sikap sosial),
Pada kompetensi sosial ini, muatan sikap yang dapat diamati anatara lain: a)
Jujur, b) Disiplin, c) Tanggung jawab, d) Santun, e) Peduli, f) Percaya diri,
dan g) Bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam
pembelajaran, misal: kerjasama, ketelitian, ketekunan, dan lain-lain.
3. Kompetensi Inti 3 (berkenaan dengan pengetahuan)
Kompetensi pengetahuan ini dibagi dalam beberapa Kompetensi Dasar yang
bergantung pada mata pelajaran dan materi pembelajaran pada jenjang
tertentu.
4. Kompetensi Inti 4 (berkenaan dengan penerapan pengetahuan).
Kompetensi keterampilan ini dapat berupa hasil karya siswa, unjuk kerja,
proyek, portofolio, dan lain-lain.
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi
Inti kelompok 4).
2) Kompetensi Dasar
Dalam mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata pelajaran
diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencapaian Kompetensi Inti
adalah melalui pembelajaran kompetensidasar yang disampaikan melalui mata
pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Sebagai
pendukung pencapaian Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan
menjadi empat sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu:
7
- Kelompok Kompetensi Dasar Sikap Spiritual (mendukung KI-1) atau
kelompok 1
- Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) atau kelompok
2
- Kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung KI-3) atau
kelompok 3
- Kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau
kelompok 4.
Uraian kompetensi dasar ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut
ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui Kompetensi Inti, tiap mata
pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi
juga memuat kandungan proses yang berguna bagi pembentukan
keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang pentingnya memahami
mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting
mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih
selalu berkembang. Proses berkesinambungan ini adalah untuk memastikan
bahwa pengetahuan berlanjut keketerampilan dan bermuara kesikap sehingga ada
keterkaitan erat yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
2.2 Struktur Kurikulum pada SMP
Beban belajar dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu selama satu
semester. Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-
masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah
Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan
proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran
siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan
pengamatan, bertanya, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajaran yang
8
dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta
didik karena mereka belum terbiasa.
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas:
- Kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik
baik di SMP/MTs.
- Kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
- Mata pelajaran pilihan lintas kelompok minat.
- Untuk MTs dapat menambah dengan mata pelajaran kelompok
peminatan keagamaan.
Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SMP / MTs
MATAPELAJARAN Alokasi Waktu Belajar per Minggu
VII VIII IXKelompok A1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B1. Seni Budaya (termasuk muatanlokal)* 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, danKesehatan (termasuk muatan lokal)
3 3 3
3. Prakarya (termasuk muatanlokal) 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi
kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B
9
adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
Seni Budaya dan Prakarya menjadi dua mata pelajaran yang terpisah. Untuk seni
budaya didalamnya terdapat pilihan yang disesuaikan dengan minat siswa dan
kesiapan satuan pendidik dalam melaksanakannya.
2.3 Pelajaran Matematika dalam kurikulum 2013
Menurut Nasution (1995), pembelajaran matematika sebagai salah satu
bidang studi yang diajarkan di SMP dan MTs mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam.
2. Dengan penggunaan metode matematika, segala sesuatu dalam
pengambilan keputusan dapat diperhitungkan.
3. Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya bangsa.
4. Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.
5. Matematika dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat dan jelas
kepada orang lain.
Dalam kurikulum 2013, pembelajaran matematika harus mengandung 4
kompetensi inti yaitu spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan.
Penintegrasian kompetensi spiritual dan sosial kedalam mata pelajaran
matematika dianggap sulit dan tidak realistis oleh sebagian pihak termasuk oleh
guru pelajaran matematika karena nilai spiritual dan sosial tidak bisa dimasukkan
ke semua materi pembelajaran. Kompetensi inti mata pelajaran matematika kelas
VII SMP dideskripsikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Kompetensi Inti Kurikulum SMP / MTs
KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
10
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
2.4 Perencanaan Pembelajaran pada Kurikulum 2013
RPP merupakan rencana kerja yang menggambarkan prosedur,
pengorganisasian, kegiatan pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang telah ditetapkan yang telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling
banyak mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu) indikator atau
beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.Seorang guru harus
memperhatikan langkah-langkah penyusunan RPP.Dalam RPP Kurikulum 2013
dibagi menjadi tiga langkah besar, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Sebelum menyusun RPP, ada beberapa hal yang harus
diketahui:
1. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.
2. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.
3. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP Kurikulum 2013 terdiri atas: 1) Identitas Mata Pelajaran,
2) Kompetensi Dasar, 3) Indikator Pencapaian Kompetensi, 4) Tujuan
pembelajaran, 5) Materi ajar, 6) Alokasi waktu, 7) Metode pembelajaran, 8)
Kegiatan pembelajaran, 9) Penilaian hasil belajar, 10) Sumber belajar
11
2.5 Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
Pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta
didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta
antara siswa dengan siswa. Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan (2013)
menyatakan ada beberapa langkah yang dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran melalui Kurikulum 2013 secara umum yaitu:
a. Model Pembelajaran Kurikulum 2013
Model pembelajaran dapat dedefinisikan sebagai sebuah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Menurut Kemdikbud,
ada beberapa model pembelajaran yang relevan dengan Kurikulum 2013 antara
lain:
1. Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery learning adalah salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan dan diterapkan dalam pelaksaan pembelajaran kurikulum 2013.
Guru sebagai pelaksana utama pembelajaran tentu berkewajiban untuk memahami
dan menerapkan model pembelajaran ini. Model pembelajaran discovery learning
memiliki beberapa langkah pembelajaran yaitu: persiapan, pelaksanaan, dan
penilaian. Sedangkan pada kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran model
pembelajaran discovery learning mencakup pemberian stimulasi/ rangsangan,
pernyataan /identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi
/pembuktian dan menarik kesimpulan /generalisasi.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Problem based learning adalah metode mengajar yang menggunakan
masalah yang nyata, proses dimana siswa belajar, baik ingatan maupun
keterampilan berpikir kritis. Langkah pembelajaran pada model pembelajaran
berbasis masalah terdiri atas konsep dasar, pendifinisian masalah, pembelajaran
mandiri, dan pertukaran pengetahuan.
12
3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran Proyek merupakan model pembelajaran yang
menggunakan proyek/ kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini memiliki 6
langkah pembelajaran yaitu: 1) penentuan pertanyaan, 2) menyusun rencana
proyek, 3) menyusun jadwal, 4) monitoring, 5) menguji hasil, dan 6) evalusasi
pengalaman. Sistem Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran proyek
adalah Penilaian proyek.Penilaian ini merupakan kegiatan penilaian terhadap satu
tugas yang harus diselesaiakan dalam kurun waktu tertentu.
2.6 Penilaian pada Kurikulum 2013
1. Karakteristik Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.
Belajar Tuntas, 2. Otentik, 3. Berkesinambungan, 4. Menggunakan teknik
penilaian yang bervariasi, 5. Berdasarkan acuan kriteria.
Menurut Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan (2013), Penilaian
kompetensi Spritual dan Sosial dilakukan melalui:
a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran
b. Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi.
c. Penilaian Antar teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik.
13
d. Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik didalam dan diluar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan pesertadidik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2. Pengetahuan
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan beberapa cara yaitu: a) Testulis,
b) Tes Lisan, c) Penugasan
3. Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan beberapa cara yaitu: a) Kinerja
atau Performance, b) Projek, c) Portofolio.
2.7 Roadmap (Peta Jalan) Penelitian
Sejak awal peluncurannya, kurikulum 2013 telah banyak menuai kritikan
dimasyarakat. Banyak pihak yang meragukan keberhasilan kurikulum tersebut
mengingat belum matangnya persiapan guru maupun sekolah untuk
mengimplementasikan kurikulum tersebut. oleh sebab itu, penelitian tentang
bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 di lapangan, akan sangat membantu
dalam menyempurkan kurikulum ini.
Beberapa penelitian terkait pelaksanaan kurikulum 2013 baru dimulai pada
2 tahun belakangan ini, mengingat Kurikulum ini sendiri baru diterapkan secara
serentak pada tahun ajaran 2014/ 2015. Surasa (2013) dalam penelitiannya tentang
pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran Ekonomi di SMA, menyebutkan
bahwa dalam pengembangan komponen Kurikulum 2013, guru belum memiliki
kemampuan yang optimal untuk mengembangkan silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan acuan yang dipaparkan pada
kurikulum 2013.
Simorangkir (2014) yang meneliti tentang manajemen pembelajaran di
SMA menyatakan bahwa pembelajaran di SMA belum terlaksana sesuai dengan
acuan pelaksanaan pemerintah, dimana guru belum mampu mengimplementasikan
kurikulum 2013 dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
Menurutnya, faktor penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah
14
kurangnya buku pegangan yang sesuai dari kurikulum 2013, kemampuan guru
yang belum optimal dalam menggunakan sumber belajar, media pembelajaran,
dan metode dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak
berjalan sesuai yang diharapkan.
Septiani (2014) yang mengkaji tentang kesiapan Implementasi Kurikulum
2013 di Madrasah Ibtidaiyah menyatakan bahwa kesiapan Madrasah Ibtidaiyah
melaksanakan kurikulum 2013 belum begitu optimal. Hal ini terlihat dari kepala
madrasah yang belum sepenuhnya siap dalam hal pembinaan artistik. Kesiapan
pendidik di madrasah ibtidaiyah juga belum sepenuhnya siap dalam hal kesiapan
pedagogik dan profesional. Sedangkan kesiapan sarana prasarana sudah cukup
baik karena hal ini dibuktikan dengan tercapainya kriteria yang telah ditentukan.
Sedangkan kesiapan keuangan belum sepenuhnya memadai dalam hal anggaran
untuk perangkat pembelajaran.
Ilmawati (2014) menemukan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti membawa dampak
baik dalam peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT. Dari
hasil penelitiannya, ditemukan bahwa pelaksanaan ibadah shalat fardlu peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari cenderung meningkat setelah diberlakukannya
kurikulum 2013.
Dari beberapa penelitian diatas, dapat diketahui bahwa secara garis besar
implementasi kurikulum 2013 belum berjalan dengan sempurna. Namun, untuk
penelitian tentang bagaimana pengintegrasian pendidikan karakter berupa
kompetensi Spritual dan Sosial pada mata pelajaran Matematika di SMP belum
pernah dilakukan sebelumnya. Tidak hanya itu, selama ini belum ada penelitian
yang mencoba mengembangkan model RPP, model pembelajaran, dan bank soal
yang dapat dijadikan acuan bagi guru dalam mengintegrasikan Kompetensi
Spiritual dan Sosial pada mata pelajaran matematika di SMP. Oleh sebab itu, hasil
dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
para pemangku kebijakan, pihak sekolah, dan guru dalam menyempurnakan
kurikulum 2013.
15
Berikut ini akan ditampilkan bagan roadmap penelitian:
Gambar 3.1 Bagan Road Map penelitian
Surasa (2013)
Guru belum memiliki kemampuan yang optimaluntuk mengembangkan silabus dan RPP sesuaidengan acuan yang dipaparkan pada kurikulum2013.
Septiani (2014)
Guru belum mampu menggunakan sumber belajar,
media pembelajaran, dan metode pembelajaran
yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Simorangkir (2014)
Kurangnya kesiapan kepala sekolah, guru, dansarana prasarana dalam pengimplementasianKurikulum 2013
Ilmawati (2014)Implementasi Kurikulum 2013 membawa dampakbaik dalam peningkatan keimanan dan ketaqwaansiswa kepada Allah SWT
Penelitian tentang bagaimana pengintegrasian kompetensi Spritual danSosial pada mata pelajaran Matematika di SMP dalam proses perencanaan,pelaksanaan dan penilaian pembelajarannya belum pernah dilakukansebelumnya.
Penelitian Tahun I (2015)
1. Model Integrasi kompetensi Spritual dan Sosial pada mata pelajaranMatematika kelas VII SMP
2. Rancangan Buku Ajar Matematika kelas VII SMP
Penelitian Tahun II (2016)
uji coba dan finalisasi Model dan buku ajar matematika kelas VIISMP
16
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 pada mata
pelajaran matematika kelas VII SMP serta apa saja permasalahan yang
terjadi di lapangan.
2. untuk menyusun model integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial Kurikulum
2013 pada mata pelajaran Matematika di SMP dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.
3. untuk mengembangkan buku ajar Matematika kelas VII SMP yang
mendukung pengintegrasian Kompetensi Spiritual dan Sosial Kurikulum
2013
3.2 Manfaat Penelitian
Implementasi Kurikulum 2013 masih relatif baru dan di kota Medan
sendiri, kurikulum 2013 serentak diterapkan pada tahun ajaran 2014/ 2015. Oleh
sebab itu, penelitian tentang integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial Kurikulum
2013 sangat bermanfaat untuk diteliti sebagai bahan evaluasi dalam
pengembangan Kurikulum 2013
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka
menjadi solusi bagi persoalan pendidikan nilai, moral, budaya dan karakter
bangsa. Kekhawatiran akan gersangnya nilai moral budaya dan karakter bangsa
karena kurikulum yang menitikberatkan hanya pada pengetahuan diharapkan
mampu diatasi melalui penerapan integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial
Kurikulum 2013. Penanaman pendidikan karakter dan budaya bangsa sejak dini
diprediksi mampu menjadikan siswa sebagai penerus generasi bangsa yang dapat
menjadi andalan di era kompetisi persaiangan dunia. Generasi bangsa Indonesia
harus menjadi generasi yang tidak latah dengan budaya asing dan bangga terhadap
hal-hal yang keluar dari jati diri bangsa.
17
Kemudian penelitian ini memungkinkan untuk dapat menjadi instrumen
yang membentuk output pendidikan yang anggun dalam moral unggul dalam
intelektual. Keseimbangan antara pengetahuan (cognitive), keterampilan
(psychomotor), dan sikap (affective) merupakan suatu keharusan yang tidak dapat
ditunda-tunda lagi dalam kurikulum pendidikan karena tak seorangpun yang mau
melihat hasil keluaran pendidikan adalah robot yang tidak memiliki nilai dan
karakter. Melalui Model integrasi kompetensi Spritual dan Sosial pada Kurikulum
2013 ini, peserta didik diharapkan menjadi terbiasa menggunakan nilai etika dan
moralitas yang baik di tengah masyarakat seperti bertanggung jawab, adil,
solidaritas, kerjasama, peka, toleran dan lain-lain.
Selanjutnya, penelitian ini berkontribusi untuk dapat menghasilkan
pengembangan buku ajar yang diperuntukkan bagi guru matematika kelas VII
SMP sehingga dapat membantu guru dalam mengoptimalkan perannya untuk
menanamkan kompetensi spiritual dan sosial pada diri siswa melalui pembelajaran
Matematika.
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and
development) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk
pendidikan dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2010). Produk
yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah model pengintegrasian
kompetensi spritual dan sosial serta buku ajar matematika kelas VII SMP yang
isinya tidak hanya menekankan aspek pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga
aspek spritual dan sosial. Penelitian pengembangan bersifat longitudinal (multi
years). Menurut Borg & Gall (2003), penelitian pengembangan adalah penelitian
yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan. Penelitian pengembangan bukan untuk membuat
teori atau menguji teori melainkan untuk mengembangkan produk-produk yang
efektif untuk digunakan di sekolah.
4.2 Prosedur Penelitian
Secara keseluruhan, penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua tahun
dengan prosedur sebagai berikut:
Tahun I
1. Tahap 1 (identifikasi masalah dan kebutuhan)
Pada tahap ini, Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Melakukan observasi di 3 SMP Negeri di kota Medan yang menerapkan
Kurikulum 2013 untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kurikulum
2013 disekolah-sekolah tersebut dan bagaimana pengintegrasian
Kompetensi Spritual dan Sosial Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
matematika khususnya kelas VII mulai dari perencanaan
pembelajarannya, pelaksanaan pembelajarannya dan juga penilaiannya.
b. Mengumpulkan data terkait permasalahan (kendala) yang dihadapi oleh
guru terkait penerapan kurikulum 2013 terutama dalam memadukan
19
kompetensi spritual dan sosial dengan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan dalam pembelajaran matematika
c. Melakukan wawancara dengan siswa tentang tanggapan dan harapan
mereka mengenai pembelajaran matematika yang menggunakan
kurikulum 2013 .
d. Melakukan diskusi kelompok terarah (focus group discussion) dengan
guru tentang kemungkinan solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang mereka hadapi dalam
pengimplementasian Kurikulum 2013.
2. Tahap 2 (Desain Produk)
Tahap ini bertujuan untuk merancang model pembelajaran matematika
yang mampu memadukan kompetensi spritual dan sosial dengan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Adapun kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini adalah:
a. menyusun model pengintegrasian kompetensi spritual dan sosial
dengan kompetensi pengetahuan dan keterampilan pada mata
pelajaran matematika kelas VII SMP
b. menyusun rencana pembelajaran matematika dengan menekankan
pencapaian kompetensi spritual dan sosial pada diri siswa
c. merancang buku ajar matematika yang isinya mendukung
pencapaian kompetensi spiritual dan sosial
3. Tahap 3 (validasi produk)
Pada tahap ini, produk yang telah dirancang selanjutnya akan
dikonsultasikan dengan beberapa ahli (experts) yang menguasai
permasalahan pembelajaran matematika. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan masukan atau evaluasi terkait produk tersebut sehingga
layak untuk digunakan. Adapun para ahli yang turut menilai rancangan
buku ajar yang telah disusun oleh tim peneliti adalah beberapa dosen
matematika yang berasal dari fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
UMSU.
20
4. Tahap 4 (Revisi I)
Hasil tinjauan dari beberapa ahli akan dijadikan sebagai bahan untuk
merevisi buku ajar yang dirancang. Hasil revisi tahap awal ini selanjutnya
akan diujicoba ke sekolah-sekolah SMP pada tahun selanjutnya.
Tahun Kedua
1. Tahap 1 (Ujicoba Lapangan)
Untuk menguji efektivitas dari model pengintegrasian kompetensi
spritual dan sosial serta buku ajar matematika yang telah dikembangkan
pada tahun sebelumnya, maka dilakukanlah ujicoba pemakaian buku
tersebut pada siswa kelas VII SMP di kota Medan.
2. Tahap 2 (Analisis dan Revisi II)
Dari hasil ujicoba yang dilakukan di sekolah –sekolah, maka akan
dilakukan analisis terhadap respon guru dan siswa terkait model
pengintegrasian kompetensi spritual dan sosial dalam pembelajaran
matematika serta buku ajar tersebut. Apabila ada kekurangan dari model
dan buku ajar tersebut, maka keduanya akan di revisi kembali hingga
menghasilkan model dan buku ajar yang benar-benar teruji.
Prosedur penelitian dapat dilihat pada pada Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Prosedur Penelitian
Identifikasi masalahdan kebutuhan
DesainProduk
Validasiproduk
Revisi Produk (I)
Uji coba dilapangan
Revisi Produk (II)Produk yangteruji
21
4.3 Lokasi Penelitian
Penelitian yang difokuskan pada integrasi kompetensi spritual dan sosial
(Kompetensi Inti I dan II) pada mata pelajaran matematika di SMP kelas VII
berlokasi di 3 SMP Negeri kota Medan dalam rangka mengamati pengintegrasian
kedua kompetensi tersebut pada mata pelajaran Matematika SMP khususnya pada
kelas VII. Setelah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Medan tim
peneliti direkomendasikan untuk melaksanakan penelitian ini di 3 SMP. Hal ini
dikarenakan hanya ada 3 SMP Negeri yang masih mengimplementasikan
Kurikulum 2013 setelah SMP lain mengundurkan diri setelah diberikan pilihan
oleh Menteri Pendidikan. SMP Negeri tersebut antara lain:
1. SMP Negeri 1 Medan beralamat di Jl Bunga Asoka No. 6 Medan Selayang
2. SMP Negeri 34 Medan beralamat di Jl. Brigjen M.Zein Hamid Gg.
Perbatasan Baru Medan Maimun
3. SMP Negeri 38 Medan beralamat di Jl. Marelan VII No. 99 Medan
Marelan
4.4 Fish Bone
Penelitian ini dilakukan selama 2 tahun dimana pada tahun pertama, peneliti
melakukan investigasi terhadap permasalahan yang terjadi dilapangan terkait
pelaksanaan kurikulum 2013 terutama terkait dengan bagaimana guru
menuangkan kompetensi spritual dan sosial pada pembelajaran matematika kelas
VII SMP. Hasil investigasi tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk merancang
pola integrasi kompetensi spritual dan sosial pada mata pelajaran matematika
kelas VII SMP dalam proses perencanaannya, proses pembelajarannya dan juga
penilaiannya. Selain itu, dilakukan juga pengembangan terhadap buku ajar
matematika yang isi didalamnya mendukung teritegrasinya kompetensi spritual
dan sosial dengan kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Pada tahun kedua,
akan dilakukan ujicoba terhadap buku ajar yang telah dikembangkan pada tahun I
untuk melihat efektivitas dari buku tersebut.
22
Berikut ini akan ditampilkan diagram alir penelitian (Fish bone):
Gambar 4.2 Bagan Fish bone penelitian
- Model IntegrasiKompetensispiritual dansosial
- Buku ajarMatematikakelas VII
LembarPenilaian
PelaksanaanKurikulum
Observasi terhadapSumber Daya
Analisis ProsesPelaksanaan Kurikulum
Analisis Bahan
Analisiskelemahan dankendala
Perancangan Modeldan Draf Buku ajar
Penilaian Efektifitas Model danBuku Ajar
Kepala Sekolah
Guru
Siswa
Perencanaanpembelajaran
PelaksanaanPembelajaran
Penilaianpembelajaran
Modelpembelajaran
RPP
Tahun I Tahun I Tahun I
Tahun I Tahun I Tahun II
Revisi I
Publikasi
Evaluasidan refleksi
ValidasiRevisi II
Uji coba dilapangan
Sumberdaya
23
4.5 Luaran Penelitian
Luaran penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada
penerapan kurikulum 2013 yang akan serentak dilakukan pada tahun ajaran 2014/
2015. Adapun luaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah:
1. Tahun I:
- Model integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial Kurikulum 2013 pada
mata pelajaran matematika di kelas VII SMP dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.
- Draf buku ajar Matematika kelas VII SMP
- Seminar Internasional
- Publikasi hasil penelitian Tahun I di jurnal Internasional
2. Tahun II
- Model dan Buku ajar Matematika yang telah teruji
- Seminar Internasional
- Publikasi hasil penelitian Tahun II di jurnal Internasional
4.6 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawanacara dan penyebaran angket. Observasi dilakukan dengan melihat,
mengamati, berdikusi dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan implementasi
Kurikulum 2013 khususnya pada kompetensi reigius dan sosial. Peneliti juga
melakukan wawancara terhadap informan (kepala sekolah, guru, murid) yang
bersangkutan guna mengetahui bagaimana pengintegrasian Kompetensi spritual
dan sosial kedalam kompetensi pengetahuan dan keterampilan pada diri peserta
didik di sekolah tersebut. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tak
berstruktur dimana prosesnya dilakukan secara bebas (informal).
4.7 Teknik Analisis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Adapun data kualitatif yang didapat dari hasil pengamatan di lapangan dianalisis
secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif dari hasil penyebaran angket
24
dianalisis secara statistik deskriptif dengan menggunakan konversi skala lima
(Sukardjo: 2008).
Tabel 5.1 Kriteria Skor Penilaian
Kriteria Interval Skor
Sangat baik X> 4,2
Baik 3,4 < X ≤ 4,2
Cukup 2,6 < X ≤ 3,4
Kurang 1,8 < X ≤ 2,6
Sangat Kurang X ≤ 1,8
25
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
5.1 Analisis Permasalahan dalam Pengimplementasian Kurikulum 2013
pada Pelajaran Matematika di SMP
Identifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pengimplementasian
kurikulum 2013 didapat melalui observasi kelas, wawancara dengan guru
matematika, telaah kurikulum, dan telaah buku teks. Adapun permasalahan
tersebut antara lain:
1. Dalam perencanaan pembelajaran, sebagian guru tidak mengkaji
terlebih dahulu kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus
dicapai, sehinnga mereka mengalami kesulitan dalam menentukan
langkah pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
2. Guru kurang melakukan variasi dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik. Guru hanya melaksanakan
kegiatan yang terdapat pada buku guru saja dan masih menjadi pusat
magnet dalam pembelajaran, sehingga tidak terciptanya pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Selain itu guru
juga belum mampu menanamkan nilai –nilai spritual dan sosial selama
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan kurangnya
kemampuan guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang
mendukung kurikulum 2013..
3. Dalam proses penilaian hasil belajar siswa, guru dituntut untuk
membuat instrumen penilaian yang meliputi 4 kompetensi yaitu
kompetensi spritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Namun
kenyataannya, untuk menilai kompetensi spritual dan sosial, guru
hanya menggunakan teknik observasi tanpa membuat rubrik penilaian
yang jelas, sehingga perkembangan nilai-nilai spritual dan sosial pada
diri siswa tidak dapat terlihat secara objectif.
4. Buku matematika kelas VII SMP berbasis kurikulum 2013 yang
selama ini dipakai belum secara jelas mengintegrasikan nilai spritual
26
dan sosial kedalam kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Sehingga kurang mendukung pencapaian kompetensi spritual dan
sosial. Kemudian, pada beberapa bagian kegiatan belajar belum
tampak secara gamblang perpaduan antara kompetensi spritual dan
sosial dengan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
5.2 Model Integrasi Nilai Spritual dan Sosial Kurikulum 2013 pada
Pelajaran Matematika SMP
Sebagaimana sudah diuraikan pada bagian kajian pustaka, dalam pasal
3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, kegiatan
pembelajaran, selain untuk menjadikan siswa menguasai kompetensi yang
ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan siswa mengenal,
menyadari, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai serta menjadikannya perilaku
yang secara sadar ataupun tidak, siswa akan melakukannya dengan ketulusan dan
keihklasan dalam kehidupan bermasyarakat.
Penanaman nilai spiritual dan sosial secara terintegrasi dalam proses
pembelajaran berupa pengenalan nilai-nilai yang diperolehnya secara sadar akan
pentingnya nilai-nilai dalam kehidupan, dan penginternalisasian nilai-nilai ke
dalam tingkah laku siswa sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas khususnya pada mata pelajaran
matematika. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, peningkatan mutu
pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya
melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing
dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan di
maksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan
berbasis potensi Indonesia.
27
Model integrasi kompetensi spiritual (KI 1) dan sosial (KI 2) dalam
kompetensi pengetahuan (KI 3) dan keterampilan (KI 4) digambarkan melalui
diagram berikut ini:
Gambar 5.2 Model Integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial dalamperencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.
KI 1 & KI2
KI 3 & KI4
KI 1 & 2 secara implisit diaplikasikan terpadudengan KI 3 & 4
Mengikat KI 1 & 2 dalam proses perencanaan,pembelajaran dan penilaian
Proses Perencanaan Proses pembelajaran Proses Penilaian
Langkah-langkah:
1. Mengkaji KI dan KD2. Melihat keterkaitan
KI, KD denganindikator
3. Mencantumkan nilaispritual dan sosialdalam silabus
4. Mencantumkan nilaispritual dan sosial kedalam kegiatanpembelajaran dalamRPP
5. Membuat rubrikpenilaian yang tidakhanya mengukurkognitif,psikomotorik tetapijuga afektif
Perpaduan KI 1 & KI 2dalam pembelajaran dapatdiaplikasikan jika pendidikmemilih pembelajaran yangbersifat PAIKEM(pembelajaran aktif,inovatif, kreatif, afektif danmenyenangkan) sepertiproblem-based learning,project-based leraning,inquiry learning dandiscovery learning) denganmemperhatikan kesesuaindengan materi pelajarandan denganmempertimbangkan 6komponen aktifitas belajarsbb:1. Tujuan2. Input3. Aktifitas4. Pengaturan5. Peran pendidik6. Peran siswa
Pendidik penting untukmembuat rubrikpenilaian sikap yangnilainya dinyatakansecara kualitatif.Adapaun teknik-teknikpenilaian yang dapatdipakai untukmengetahuiperkembangan KI 1& 2adalah:a. observasib. penilaian antar temanc. penilaian diri sendirid. jurnal.
28
Penerapan pembelajaran matematika yang membangun kepribadian siswa
dapat dilakukan guru dengan memperhatikan dan menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan siswa. Dalam penerapannya harus dilakukan secara bertahap dengan
penuh kesabaran dan ketelatenan. Penerapan tersebut jika bertujuan untuk
menghasilkan siswa dengan kemampuan komprehensif yang manusiawi,
mensyaratkan perubahan budaya guru yang selama ini sudah mendarah daging.
Guru dituntut kreativitasnya, bersikap terbuka, kerja keras, tekun, sabar dan iklas
untuk memberi manfaat kepada siswa yang sebesar-besarnya. Sebaiknya diingat,
sebaik apapun alat atau kendaraan yang dipakai, tetap tergantung pada pelaku atau
sopir yang memakai mengarahkannya. Sebaik apapun kurikulum, akan tergantung
pada guru yang mengaplikasikannya.
5.2.1 Integrasi Nilai Spritual dan Sosial dalam Perangkat Perencanaan
Pembelajaran Matematika SMP Kurikulum 2013.
Materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dirumuskan dalam
silabus pada dasarnya ditujukan untuk memfasilitasi siswa menguasai KI atau
KD. Agar komponen tersebut juga memfasilitasi terjadinya pembelajaran yang
dapat membantu siswa mengembangkan karakter, maka minimal perlu dilakukan
adaptasi terhadap komponen kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, dan teknik penilaian dari silabus. Penambahan dan/atau modifikasi
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian serta teknik penilaian dalam silabus
harus memperhatikan kesesuaiannya dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan.
Seperti halnya pada silabus, agar suatu RPP dapat memberi petunjuk
kepada guru dalam menciptakan pembelajaran yang memiliki nilai spiritual dan
sosial maka perlu dilakukan adaptasi terhadap beberapa komponennya. Format
RPP yang memadukan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dengan
kompetensi spritual dan sosial dapat ditemukan dalam lampiran.
29
Perpaduan nilai spiritual dan sosial perlu difasilitasi dan dikembangkan
sejak proses pembelajaran dirancang melalui RPP. Hal itu antara lain dapat
dilakukan dengan cara melakukan perubahan pada tiga komponen RPP berikut ini.
1. Menambah atau memodifikasi kegiatan pembelajaran pada RPP, dengan
membubuhkan kata-kata yang mengandung nilai spiritual dan sosial dalam
tiap kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran yang didesain
bernuansa mengembangkan kompetensi spiritual dan sosial.
2. Menambah atau memodifikasi indikator pencapaian kompetensi pada
RPP terutama pada indikator Kompetensi Dasar yang terkait pengetahuan
dan keterampilan, sehingga memastikan indikator tersebut terintegrasi
dengan pencapaian kompetensi spiritual dan sosial.
3. Menambahan atau memodifikasi teknik penilaian pada RPP baik dengan
pengamatan, penilaian sendiri, penilaian antar teman maupun dengan
jurnal secara konsisten untuk mengembangkan dan/atau mengukur
perkembangan kompetensi spiritual dan sosial siswa.
Gambar 5.1 Alur Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran menurutStandar Proses.
Perencanaan ProsesPembelajaran
- Silabus- Prinsip penyusunan silabus
- RPP- Prinsip penyusunan RPP
Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
KegiatanPendahuluan
Kegiatan Inti Kegiatan Penutup
ProsesPembelajaran
Mengamati(rasa syukur,
teliti, dll)
Menalar(logis,
kreatif,inovatif, dll)
Mengumpulkaninformasi
(sabar, teliti,kerja keras,mandiri, dll)
Menanya(ingin tahu,
percaya diri,dll)
Mengkomunikasikan
(sistematis,kreatif,
inovatif, dll)
30
5.2.2 Integrasi Nilai Spritual dan Sosial dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika SMP Kurikulum 2013.
Nilai spiritual dan sosial secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran
adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya
nilai-nilai, dan penginternalisasian, dalam arti penghayatan terhadap suatu nilai
sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran nilai yang
diwujudkan dalam sikap dan perilaku nilai-nilai ke dalam tingkah laku siswa
sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
Kompetensi spiritual dan sosial dikembangkan bukan melalui
pembelajaran khusus tetapi secara implisit terintegrasi dalam kegiatan
pembelajaran pada semua materi pembelajaran dan dilakukan secara
berkelanjutan dalam arti bahwa proses pendidikan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa merupakan sebuah kegiatan yang merupakan proses berlangsung cukup
panjang, dimulai dari awal siswa masuk sampai selesai dari suatu satuan
pendidikan.
Kegiatan dalam proses pembelajaran di dalamnya memiliki aktivitas yang
menunjang nilai karakter melalui pembelajaran aktif yang telah banyak
didiskusikan guru melalui berbagai kegiatan seperti pembelajaran berbasis
masalah (problem-based learning), pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning), penyelidikan (inquiry learning), dan penemuan (discovery learning).
Setiap aktivitas dalam pembelajaran mengandung nilai-nilai luhur untuk
ditanamkan kepada siswa secara tulus dan terus menerus tanpa ada kebosanan.
Perilaku keseharian di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah berupa tindakan
“keteladanan” oleh guru maupun tenaga kependidikan harus dilakukan dengan
memberi contoh langsung kepada siswa.
Sebuah kegiatan belajar, baik secara eksplisit maupun implisit terbentuk
atas enam komponen. Komponen-komponen yang dimaksud adalah:
1. Tujuan
Terkait dengan tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan nilai karakter
apabila tujuan kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi pada pengetahuan tetapi
juga sikap. Oleh karena itu, perlu ditambahkan orientasi tujuan dalam kegiatan
31
belajar dengan pencapaian sikap atau nilai tertentu, misalnya dalam mata
pelajaran matematika nilai utama yang dikembangkan adalah berpikir logis, kritis,
kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri sedangkan karakter pokok
yang dikembangkan dalam mata pelajaran matematika meliputi religius, jujur,
cerdas, tangguh, peduli, dan demokratis.
2. Input
Input diartikan sebagai bahan/rujukan sebagai titik tolak dilaksanakannya
aktivitas belajar oleh siswa. Input tersebut dapat berupa teks lisan maupun
tertulis, grafik, diagram, gambar, model, charta, benda sesungguhnya, film dan
sebagainya. Input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak
hanya menyajikan materi/ pengetahuan, tetapi yang juga menguraikan nilai-nilai
yang yang terkait dengan materi/pengetahuan tersebut.
3. Aktivitas
Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh siswa (bersama
dan/atau tanpa pendidik) dengan input belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Aktivitas belajar yang dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai
adalah aktivitas-aktivitas belajar aktif yang antara lain mendorong terjadinya
autonomous learning dan bersifat learner-centered. Pembelajaran yang
memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada siswa secara otomatis
akan membantu siswa memperoleh banyak nilai.
4. Pengaturan (setting)
Pengaturan (setting) pembelajaran berkaitan dengan kapan dan di mana
kegiatan dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau
dalam kelompok. Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang
terdidik. Setting waktu penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), misalnya akan
menjadikan siswa terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai waktu dengan
baik. Sementara itu kerja kelompok dapat menjadikan siswa memperoleh
kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan lain-lain.
32
5. Peran Pendidik
Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai oleh siswa
antara lain guru sebagai fasilitator, motivator, partisipan, dan pemberi umpan
balik. Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, guru yang dengan efektif dan
efisien mengembangkan nilai spritual dan sosial siswa adalah mereka yang ing
ngarsa sung tuladha (di depan guru berperan sebagai teladan/memberi
contoh), ing madya mangun karsa (di tengah-tengah siswa, guru membangun
prakarsa dan bekerja sama dengan mereka), tut wuri handayani (di belakang
guru memberi daya semangat dan dorongan bagi siswa).
6. Peran siswa
Peran aktif siswa dalam pembelajaran antara lain sebagai partisipan
diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana
proyek, dsb. Untuk itu guru memfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan
menginternalisasi nilai spritual dan sosial. Agar siswa terfasilitasi dalam
mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, siswa harus diberi
peran aktif dalam pembelajaran.
Adapun pengintegrasian kompetensi spiritual dan sosial yang dapat
ditanamkan dan dikembangkan pada diri siswa terdapat pada kata yang bercetak
tebal.
1. Kegiatan Pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
Untuk kegiatan pendahuluan, macam kegiatan yang dapat dilakukan dan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dapat ditanamkan dan
dikembangkan antara lain seperti berikut ini.
33
a. Guru masuk ruang kelas tepat waktu (kedisiplinan);
b. Ketika guru masuk ruang kelas, mengucapkan salam dengan ramah
kepada siswa (santun, kepedulian);
c. Berdoa sebelum memulai pelajaran dan mendoakan siswa lain yang
sedang sakit agar lekas sembuh (kereligiusan, kepedulian);
d. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (kedisiplinan);
e. Memberikan teguran kepada siswa yang terlambat dengan sopan
(kedisiplinan, santun dan kepedulian)
d. Mengaitkan materi/ kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai-nilai
spiritual dan sosial yang sesuai.
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, yang dapat meliputi proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.
a. Mengamati. Dalam kegiatan mengamati, guru:
1) meminta peserta didik secara mandiri untuk melihat dan mendengar baik
media visual, audio maupun audiovisual tentang topik/tema materi yang
akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang (belajar dari
alam yang selalu mengajarkan kearifan) dengan memuji ciptaan tuhan,
bersyukur atas sempurnyanya cipataannya (religious, bersyukur, mandiri,
berfikir logis, kreatif, ingin tahu);
b. Menanyakan. Dalam kegiatan menanyakan, guru:
2) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dengan sopan
34
dan tertib (ingin tahu, kerja sama, saling menghargai);
c. Mengumpulkan informasi. Dalam kegiatan mengumpulkan informasi, guru:
3) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun);
4) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (kreatif, percaya diri, kritis);
5) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran berbasis masalah, proyek,
penelusuran, penemuan (kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab);
d. Menalar. Dalam kegiatan menalar, guru:
6) memfasilitasi siswa menganalisis pola matematika dengan cermat terkait
dengan permasalahan sehari-hari (teliti, kreatif, kerja keras, percaya diri).
e. Mengkomunikasikan. Dalam kegiatan mengkomunikasikan, guru:
7) memfasilitasi siswa menyajikan secara tertulis atau lisan dengan tanggung
jawab dan percaya diri terhadap hasil pembelajaran, apa yang telah
dipelajari, keterampilan atau materi yang masih perlu ditingkatkan, atau
strategi atau konsep baru yang ditemukan berdasarkan apa yang dipelajari.
(tanggung jawab, percaya diri, kerjasama).
8) memfasilitasi siswa memberikan tanggapan hasil presentasi dengan santun
dan saling menghargai meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi,
sanggahan dan alasan, memberikan tambahan informasi, atau melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya. (santun, rasa hormat, berfikir kritis).
3. Kegiatan penutup
Untuk kegiatan penutup, hal-hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dapat lebih intensif sebagai berikut:
a. Selain kesimpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, siswa agar
difasilitasi untuk mendapat pelajaran moral yang berharga, yang dipetik
dari pengetahuan/ keterampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah
dilaluinya.
b. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan
keterampilan tetapi juga pada perkembangan karakter siswa.
35
c. Umpan balik yang terkait dengan produk maupun proses harus menyangkut
baik kompetensi maupun karakter dan dimulai dengan aspek-aspek positif
yang ditunjukkan oleh siswa untuk menumbuhkan kemandirian.
d. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling
menghargai karya orang lain dan rasa percaya diri.
e. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait
dengan pengembangan kemampuan intelektual tetapi juga kepribadian.
f. Berdoa pada akhir pelajaran
5.2.3 Integrasi Nilai Spritual dan Sosial dalam Penilaian Matematika SMP
Kurikulum 2013.
Untuk mengukur hasil belajar matematika dapat dilakukan dengan
instrumen tes dan nontes. Teknik penilaian untuk mengetahui penguasaan konsep
matematika dilakukan melalui instrumen tes dan diberikan skor sesuai dengan
bentuknya. Instrumen tes digunakan mengukur aspek pengetahuan atau
keterampilan. Instrumen non tes digunakan untuk mengungkap aspek sikap
termasuk nilai-nilai spritual dan sosial. Instrumen non tes dapat berupa lembar
pengamatan yang digunakan oleh guru (pengamat) atau angket isian untuk siswa.
Butir-butir pernyataan pada lembar pengamatan atau angket isian disusun
berdasarkan indikator-indikator dari nilai karakter yang akan diungkap.
Teknik penilaian yang dapat dipakai untuk mengetahui perkembangan
karakter adalah pengamatan atau observasi, penilaian antar teman, dan penilaian
diri sendiri dan jurnal.
Penyusunan istrumen juga didahului dengan menyusun kisi-kisi terlebih
dahulu. Nilai dinyatakan secara kualitatif, misalnya:
BT: Belum Terlihat (apabila siswa belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator).
MT: Mulai Terlihat (apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
36
konsisten).
MB: Mulai Berkembang (apabila siswa sudah memperlihatkan berbagai
tanda-tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK: Membudaya (apabila siswa terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
Perpaduan kompetensi spiritual dan sosial ke dalam kompetensi
pengetahuan dan keterampilan bertujuan untuk membentuk siswa agar memiliki
nilai spiritual dan sosial pada diri seperti religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,
dan demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, kerja keras,
keingintahuan, kemandirian, dan percaya diri.
Nilai-nilai tersebut dideskripsikan dalam indikator-indikator. Sebagai
contoh indikator untuk nilai karakter kerjasama dan kemandirian seperti berikut
ini:
1. Karakter kerjasama memiliki indikator: berdiskusi kepada guru atau teman
tentang materi pelajaran, berupaya mencari dari sumber belajar tentang
konsep/masalah yang dipelajari /dijumpai, berupaya untuk mencari
masalah yang lebih menantang, dan aktif dalam mencari informasi.
2. Karakter kemandirian memiliki indikator: melakukan sendiri tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, memiliki dirinya keyakinan dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan memiliki keyakinan akan
kemampuan dirinya.
Indikator-indikator tersebut digunakan untuk menyusun instrumen
pengamatan/ observasi nilai karakter yang diharapkan.
5.3 Pengembangan Buku Ajar Matematika dalam Pencapaian Kompetensi
Spiritual dan Sosial
Di dalam kegiatan belajar, siswa tak sebatas mencermati apa-apa saja yang
diterangkan oleh guru. Siswa membutuhkan referensi atau acuan untuk menggali
ilmu agar pemahaman siswa lebih luas sehingga kemampuannya dapat lebih
dioptimalkan. Dengan adanya buku ajar, siswa dituntun untuk berlatih, berpraktik,
atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari dari buku tersebut. Oleh karena
37
itu, guru harus secara cerdas menentukan buku ajar yang akan digunakan di dalam
pembelajaran. Karena, pada saat guru tepat menentukan buku ajar terbaik, hal
tersebut akan berpengaruh besar di dalam proses pembelajaran nantinya.
Penulisan buku ajar matematika kelas VII SMP dirancang oleh tim dengan
menggunakan pendekatan saintifiik dan mengikuti standard yang telah ditetapkan
oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) dengan mengikuti 3 aspek
utama yaitu kualitas kelayakan isi, kualitas kelayakan penyajian, kualitas
kelayakan bahasa dan Keterbacaan yang mana setiap aspek memiliki indikator
yang berbeda-beda. Kelayakan isi buku ajar lebih terkait pada apakah materi
mendukung tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar) dari
mata pelajaran tersebut. Materi yang disajikan mencakup semua materi yang
terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Materi
yang disajikan juga mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua
Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya materi yang disajikan mulai dari pengenalan
konsep, definisi, prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan, sampai dengan
interaksi antar-konsep sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik dan sesuai
dengan yang diamanatkan oleh Kompetensi Dasar (KD).
Kelayakan penyajian ditentukan oleh bagaimanaa teknik penyajian, hal-hal
pendukung penyajian dan bagaimana penyajian pembelajaran interaktif dan
partisipatif yang terdapat pada buku tersebut. Sedangkan, kelayakan bahasa dan
keterbacaan lebih berfokus pada kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Dalam rancangan buku ajar ini, dimasukkan berbagai nilai-nilai spritual
dan sosial yang terintegrasi dengan konpetensi pengetahuan dan keterampilan,
baik itu dalam soal-soal latihannya, maupun dalam penjelasan materinya. Selain
itu dibuku ini, terdapat kolom refleksi dan renungkanlah yang dapat menggiring
siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan nilai-nilai kehidupan
38
Contoh soal yang mengintegrasikan kompetensi spritual dan sosial
kedalam kompetensi pengetahuan:
Nilai Spritual dan Sosial: Jujur dan bekerja sama
1. Seorang pedagang semangka yang jujur membeli 6 keranjang semangka.Masing-masing keranjang berisi 25 buah semangka. Rata-rata berat satubuah semangka 5 kg. Harga pembelian tiap keranjang Rp160.000,00.Kemudian keranjang dibuka, ternyata 4% dari keseluruhan semangka itubusuk. Sisanya kemudian dijual dengan harga Rp 1.500,00 per kilo. Untungatau rugikah pedagang itu?
2. Tedy, Saleh dan Aris selalu bekerja sama menanam benih di kebun.Setiap memasukkan benih ke dalam tiga lubang, Tedy merogoh kantongbenih di pinggangnya. Saleh merogoh kantongnya setiap mengisi 4lubang, sementara Aris merogoh kantongnya setelah mengisi 5 lubang. Jikapada lubang petama mereka mengisi bersamaan setiap berapalubangkah mereka akan mengisi bersama lagi?
Contoh pengintegrasian nilai spritual dan sosial yang terdapat pada kolom
“renungkan” di bagian akhir materi dalam setiap Bab.
39
5.4 Hasil Validasi Pengembangan Buku Ajar Matematika
Untuk melihat apakah buku ajar Matematika yang telah dirancang oleh tim
peneliti layak atau tidak untuk digunakan, maka tahap pertama yang harus
dilakukan adalah dengan memvalidasi kelayakan dari buku tersebut dengan
meminta masukan atau pendapat beberapa ahli dibidang matematika. Untuk
tahap awal, beberapa ahli yang diminta untuk memvalidasi buku ini adalah 4
orang dosen matematika yang mengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UMSU dan juga 6 orang guru Matematika kelas VII. Hasil
penilaian terhadap kualitas buku ajar dihitung dengan skala 1-5, dengan
kriteria:
X > 4,2 = Sangat baik
3,4 < X ≤ 4,2 = Baik
2,6 < X ≤ 3,4 = Cukup
1,8 < X ≤ 2,6 = Kurang
X ≤ 1,8 = Sangat Kurang
Tabel 5.1 Hasil Penilaian Kelayakan Isi Rancangan Buku AjarMatematika Kelas VII SMP
No. Kelayakan Isi Validator Total SkorRata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Materi menunjangpencapaian kompetensi intidan kompetensi dasar.
5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 48 4,8
2 Kelengkapan materi sesuaidengan kurikulum.
5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 47 4,7
3 Kemutakhiran materi 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 36 3,64 Materi mendorong
keingintahuan4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 36 3,6
5 Kebenaran konsep (definisi,rumus, hukum dansebagainya.
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38 3,8
6 Bahan ajar yang dibuatsesuai dengan karakteristiksiswa.
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9
7 Keberagaman nilai 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 39 3,98 Pengayaan terhadap ilmu
pengetahuan4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9
40
9 Mengaplikasikan konsepdalam kehidupan.
5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 43 4,3
10 Kegiatan/soal latihanmendukung konsep denganbenar.
4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36 3,6
4,01
Dari data yang ditampilkan di tabel 5.1, diketahui bahwa skor rata-rata
untuk kelayakan isi dari buku ajar yang dirancang oleh tim peneliti adalah 4,01
yang artinya berkategori Baik. Indikator kelayakan isi no 1 dan 2 mendapatkan
penilaian tertinggi dari validator yaitu 4,8 (sangat baik) dan 4,7 (sangat baik)
dimana mereka menganggap bahwa materi yang terdapat pada buku ajar
matematika kelas VII SMP sudah menunjang pencapaian Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar serta kelengkapan materi juga sudah sesuai dengan
kurikulum 2013. Namun walaupun demikian, mereka juga menyarankan untuk
melakukan perbaikan terhadap beberapa soal latihan karena dianggap masih
belum sepenuhnya mendukung konsep dengan benar.
Tabel 5.2 Hasil Penilaian Kelayakan Penyajian Rancangan BukuAjar Matematika Kelas VII SMP
No. Kelayakan Penyajian Validator Total SkorRata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Konsistensi sistematikasajian dalam bab
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41 4,1
2 Keruntutan konsep 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 37 3,73 Kata- kata kunci baru pada
setiap awal bab3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 34 3,4
4 Kesesuaian format penulisan 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 35 3,5
5 Terdapat tujuan pelajaran 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 44 4,46 Terdapat latihan/contoh soal
yang realistik dankontekstual.
4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 36 3,6
7 Ilustrasi sesuai danmemperjelas konsep.
4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 34 3,4
8 Gambar disajikan denganjelas dan menarik.
4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 35 3,5
41
9 Penggunaan warna, bagandan gambar dapatmeningkatkan motivasi danbelajar siswa.
4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 34 3,4
10 Gambar yang disajikandalam bahan ajar sudahsesuai dengan materi.
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36 3,6
11 Terdapat peta konsepMatematika dengan benar.
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9
12 Terdapat ringkasan materi. 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 35 3,513 Kelengkapan penyajian (kata
pengantar, daftar isi, daftarpustaka, dll)
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38 3,8
3,68
Data diatas menunjukkan bahwa tiga belas indikator yang terdapat dalam
kelayakan penyajian buku ajar matematika kelas VII SMP tersebut berada pada
range 34-41, dengan skor rata –rata 3,68. Itu artinya dapat dikatakan bahwa
penyajian buku matematika tersebut berkualitas baik walaupun ada beberapa
komponen yang harus direvisi oleh tim seperti pada penulisannya yang masih
terdapat kesalahan, ilustrasi atau gambar yang menurut validator masih
membutuhkan penyempurnaan agar dapat menarik minat siswa dalam
mempelajarinya.
Tabel 5.3 Hasil Penilaian Kelayakan Bahasa dan KeterbacaanRancangan Buku Ajar Matematika Kelas VII SMP
No. Kelayakan Bahasa danKeterbacaan
Validator Total SkorRata-Rata1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Menggunakan kaidahbahasa indonesia yang baikdan benar
4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37 3,7
2 Menggunakan ejaan yangdisempurnakan (EYD)
4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 36 3,6
3 Menggunakan istilah yangsesuai dengan konsep yangmenjadi pokok bahasan
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 3,9
4 Bahasa di sesuaikan dengantahap perkembangan siswa(komunikatif)
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38 3,8
42
5 Mengunakan bahasa yangdapat memotivasi siswa(Dialogis dan interaktif)
4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37 3,7
6 Bahasa yang digunakansederhana lugas dan mudahdipahami
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 37 3,7
7 Penggunaan istilah, simbol,dan ikon konsisten antarbagian dalam buku
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38 3,8
3,74
Data pada tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa kelayakan bahasa dan
keterbacaan buku ajar matematika yang dirancang oleh tim peneliti bernilai 3,66
atau berkategori baik. Namun walaupun begitu, validator menganggap ada
beberapa hal yang memang harus direvisi terutama pada kata-kata yang tidak
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar.
Tabel 5.4 Hasil Penilaian Kualitas Buku Ajar Matematika Kelas VII
SMP Secara Keseluruhan
No Aspek Skor
1 Kelayakan Isi 4,01
2 Penyajian 3,68
3 Bahasa dan Keterbacaan 3,74
Skor Rata-Rata 3,81
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan buku
ajar matematika kelas VII SMP yang telah dirancang oleh tim memiliki kualitas
yang baik. Namun, ada beberapa kekurangan pada buku ajar tersebut yang masih
perluh direvisi sehingga nantinya layak untuk diuji cobakan di lapangan pada
tahun berikutnya. Adapun kekurangan tersebut terletak pada soal latihan, Materi
mendorong keingintahuan, kata-kata kunci, format penulisan, ilustrasi atau gambar,
dan penggunaan bahasa.
43
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1 Hasil Penelitian Tahun Pertama
Adapun hasil yang telah dicapai pada tahun pertama adalah:
1. Model integrasi Kompetensi Spritual dan Sosial Kurikulum 2013 pada
mata pelajaran Matematika kelas VII SMP dalam proses perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaiannya
2. Draft buku ajar yang mendukung pengintegrasian kompetensi spritual dan
sosial pada pelajaran Matematika kelas VII SMP.
3. Hasil validasi terhadap model dan buku ajar dari beberapa dosen dan guru
Matematika. Hasil validasi tersebut menunjukkan bahwa model dan buku
ajar tersebut layak digunakan untuk diujicobakan pada tahun berikutnya.
4. Publikasi hasil penelitian di seminar dan jurnal internasional
6.2 Rencana Penelitian Tahun Berikutnya
Rencana Penelitian pada tahun kedua merupakan kelanjutan dan
penyempurnaan dari apa yang telah dikerjakan pada tahun pertama. Adapun
kegiatan yang akan dikerjakan pada tahun kedua adalah sebagai berikut:
1. Melakukan ujicoba terhadap model integrasi kompetensi spritual dan
sosial pada mata pelajaran Matematika baik dalam proses perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun penilaiannya
dengan cara mengimplementasikannya di beberapa sekolah SMP
dikota Medan
2. Melakukan ujicoba terhadap buku ajar matematika kelas VII yang
telah disusun dan divalidasi di tahun pertama untuk melihat
keefektifan buku ajar tersebut.
3. Melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan guru dan siswa
untuk mengetahui respon, saran, ataupun kritikan terkait model dan
buku ajar yang telah dikembangkan oleh tim peneliti
44
4. Melakukan revisi untuk menyempurkan model dan buku ajar tersebut
sesuai dengan masukan dan kebutuhan dari guru dan siswa
5. Mempatenkan buku ajar yang telah disempurnakan
6. Mempublikasikan hasil penelitian tahun kedua melalui seminar
internasional dan juga jurnal internasional
45
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil sesuai dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengintegrasian kompetensi spritual dan sosial dalam pembelajaran
matematika di SMP Negeri 1 , 3 4 , d a n 3 8 Medan belum dilakukan
secara optimal, baik itu dari segi perencanaan pembelajarannya,
pelaksanaan pembelajaran hingga segi penilaiannnya. Oleh karena itu,
pengembangan model pengintegrasian kompetensi spritual dan sosial
sangat perluh dilakukan.
2. Perpaduan Kompetensi spritual dan sosial dalam pembelajaran dapat
diaplikasikan jika pendidik memilih pembelajaran yang bersifat PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) seperti
menggunakan problem-based learning, project-based leraning, inquiry
learning dan discovery learning) dengan memperhatikan kesesuaian
dengan materi pelajaran.
3. Pengembangan buku ajar matematika kelas VII SMP dilakukan dengan
pendekatan Saintifik dengan lebih menekankan pengintegrasian
kompetensi spritual dan sosial kedalam kompetensi pengetahuan dan
keterampilan pada materi pembelajarannya, soal-soal latihan, dan juga
tugas projek. Selain itu, pada buku ajar tersebut juga terdapat kolom
“refleksi” dan “renungkan” yang dapat menggiring siswa untuk
mengaitkan materi yang dipelajari dengan nilai-nilai kehidupan.
4. Validasi yang dilakukan terhadap rancangan buku ajar matematika kelas
VII SMP dengan melibatkan beberapa dosen matematika dan juga guru
SMP menunjukkan bahwa buku tersebut layak untuk digunakan untuk
selanjutnya diujicobakan pada tahun berikutnya, dengan nilai kelayakan
isi sebesar 4,01 (kategori baik), kelayakan penyajian 3, 68 (kategori baik)
dan kelayakan bahasa dan keterbacaan sebesar 3,74 (kategori baik)
46
7.2 Saran-saran
Berdasarkan realita yang ditunjukkan pada hasil penelitian, maka saran-
saran yang dapat diajukan oleh tim peneliti antara lain:
1. Guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam
menggunakan variasi model pembelajaran yang tepat untuk mendukung
terciptanya integrasi kompetensi spritual dan sosial bersama-sama dengan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan di dalam pembelajaran
matematika.
2. Pihak sekolah diharapkan memastikan bahwa seluruh proses
perencanaan, proses pembelajaran dan proses penilaian yang dilakukan
guru dapat mengintegrasikan dengan baik kompetensi spiritual dan sosial
dengan kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sehingga tujuan dari
pelaksanaan kurikulum 2013 dapat tercapai.
3. Pemerintah hendaknya memberikan pelatihan atau workshop yang lebih
optimal kepada para guru untuk memantapkan peran mereka dalam
pengimplementasian kurikulum 2013, dan pemerintah juga diharapkan
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan maupun kendala
yang terjadi dilapangan.
4. Kelanjutan penelitian ini sangat diperluhkan untuk mengujicoba
kepraktisan dan keefektifan model dan buku ajar yang telah disusun, oleh
karenanya Direktorat Riset dan Pengabdian masyarakat Kemenristek Dikti
diharapkan memberikan kesempatan kepada Tim peneliti untuk
melanjutkan penelitian ini di tahun berikutnya .
47
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kota Medan. 2012. Medan dalam Angka. Medan: BPS Medan.
Borg, Gall & Gall. 2003. Educational Research.USA: Allyn and Bacon
David L. Grossman, Wing On Lee, dan Kerry J. Kennedy (eds.). 2008.Citizenship Curriculum in Asia and The Pacific. Hong Kong: CERC TheUniversity Hong Kong and Springer.
Depdiknas. (2006). Kumpulan Permendiknas Tentang Standar NasionalPendidikan (SNP) dan Panduan KTSP: Panduan penyusunan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan SekolahMenengah. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pendidikan Dasar dan MenengahDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Disdik Kota Medan. 2013. Data SMP se-Kota Medan. Diakses pada 10 Maret2014 dari http://disdik.pemkomedan.go.id.
Ilmawati, Iftitah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Mata PelajaranPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Dalam Pembiasaan ShalatFardlu Peserta Didik Kelas VII SMP Praja Mukti Surabaya.Undergraduate Thesis, Uin Sunan Ampel Surabaya.
Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta:Balitbang Kemdikbud.
_______________2013.Panduan Teknis Penilaian di SMP. Jakarta: DirjenPendidikan Dasar
Listyarti, R. 2013. 4 Kompetensi Inti dalam Kurikulum 2013 Dinilai TakRelevan.Diakses pada 10 April 2014 di http://news.detik.com/read/2013/02/15/185701/2171554/10/4-kompetensi-inti-dalam-kurikulum-2013-dinilai-tak-relevan?nd772204btr.
Miles, M. B. dan Huberman, A. M. 1994.Qualitative Data Analysis. London:Sage Publishers.
Nasution, A.H. 1995. Beberapa Tujuan Mempelajari Matematika. Jakarta: DirjenPendidikan Tinggi.
Nuh, M. 2012. Raih Prestasi, Junjung Tinggi Budi Pekerti. Jakarta:Kemendikbud. Diakses15 April 2014 di http://118.98.166.62/content/berita/utama/raih-prestasi-2-2-2.html.
48
Simorangkir, Elly Sabeth. 2015. Manajemen Pembelajaran Kurikulum 2013 OlehGuru Kelas X (Studi Deskriptif Kualitatif Di SMA Negeri 1 Putri Hijau).Masters Thesis, Universitas Bengkulu.
Septiani, Gunik . 2014. Kesiapan Implementasi Kurikulum 2013 Di MadrasahIbtidaiyah Kabupaten Bantul. Skripsi Thesis, Uin Sunan Kalijaga.
Surasa, Nisa Nuraini. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Pada PelaksanaanPembelajaran Ekonomi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Malang). Skripsi,Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Sukardjo dkk. 2008. Desain Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta:PPs UNY
Sugiono. 2010. Metode Penulisan Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susetyo, R.B. 2013.Aktivis pendidikan khawatirkan kurikulum 2013.Diakses pada10 April 2014 di http://www.antaranews.com/berita/384951/aktivis-pendidikan-khawatirkan-kurikulum-2013.
Sumampow, J. 2014. Gencar, Desakan Tunda Kurikulum 2013.Diakses 15 April2014 di http://edukasi.kompas.com/read/2013/04/09/1209122/Gencar.Desakan. Tunda. Kurikulum. 2013.
Unesco. (2004). Changing Teaching Practise: Using Curriculum differentiationtorespond to students’ Diversity: France.
UU No 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasioanl. Jakarta.
49
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARANKURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS
VII SMP
Nama Guru :Nama Sekolah :Observasi Ke- :Tanggal :
No Indikator Diskripsi Hasil Temuan
Kegiatan Pendahuluan
1 Guru mengkondisikan suasana belajar yangmenyenangkan.
2 Guru mendiskusikan kompetensi yang sudahdipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitandengan kompetensi yang akan dipelajari dandikembangkan.
3 Guru menyampaikan kompetensi yang akandicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
4 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dankegiatan yang akan dilakukan..
5 Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaianyang akan digunakan
Kegiatan Inti
6 Mengamati
a. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukanproses mengamati.
b. Siswa mengamati dengan indra (membaca,mendengar, menyimak, melihat, menonton,dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.
7. Menanyaa. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
proses menanyab. Siswa membut dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentanginformasi yang belum dipahami, informasitambahan yang ingin diketahui, atau sebagaiklarifikasi.
8. Mengumpulkan informasi/mencoba
50
Catatan:
a. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukanproses menanya.
b. Siswa mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak,melakukan eksperimen, membaca sumberlain selain buku teks, mengumpulkan data darinara sumber melalui angket, wawancara, danmemodifikasi/ menambahi/mengem-bangkan
9. Menalar/mengasosiasia. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
proses menalar/ mengasosiasikan.b. Siswa mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, menganalisis data dalam bentukmembuat kategori, mengasosiasi ataumenghubungkan fenomena/informasi yangterkait dalam rangka menemukan suatu pola,dan menyimpulkan.
10. Mengkomunikasikana. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
proses mengkomunikasikan.b. Siswa menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis,dan menyajikan laporan meliputi proses,hasil, dan kesimpulan secara lisan
Kegiatan Akhir11. Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.12. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan.13. Guru bersama siswa memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran.14 Guru melakukan penilaian.15. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,layanan konseling dan/atau memberikan tugasbaik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.
16. Guru menyampaikan rencana pembelajaran padapertemuan berikutnya.
51
PEDOMAN WAWANCARA GURU MENGENAI HAMBATAN YANGDITEMUI GURU DALAM IMPLEMENTASI PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA SMP
Responden/ Nama responden :Hari/ Tanggal :Tempat :
N o Pertanyaan Jawaban Pertayaan
1. Perencanaan pembelajaran Kurikulum 2013
a. Apakah Bapak mengalami hambatan dalamperencanakan pembelajaran dalam Kurikulum2013?
Jika iya,- Apa saja hambatannya?- Bagaimana mengatainya?
Jika tidak, apa alasannya?
Ya Tidak
2. Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013
a. Apakah Bapak mengalami hambatan dalampelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum2013?
Jika iya,- Apa saja hambatannya?- Bagaimana mengatasinya?
Jika tidak, apa alasannya?
Ya Tidak
b. Apakah proses pembelajaran yang dilaksanakantelah sesuai dengan RPP?
Jika tidak, apa alasannya?
Ya Tidak
c. Apakah Bapak menggunakan mediapembelajaran?
Jika iya, apakah penggunaan media sudahsesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran?- Jika sudah, bagaimana penggunaannya?- Jika belum, apa alasannya?
Jika tidak, apa alasannya?
Ya Tidak
d. Apakah pemilihan sumber sudah sesuai untukmencapaitujuan pembelajaran?
Jika iya, bagaimana penggunaannya? Jika tidak, apa alasannya?
Ya Tidak
52
Catatan:
3. Penilaian pembelajaran Kurikulum 2013
a. Apakah Bapak mengalami hambatan dalampenilaian pembelajaran dalam Kurikulum 2013?
Jika iya,- Apa saja hambatannya?- Bagaimana mengatainya?
Jika tidak, apa alasannya?
Ya Tidak
53
54
55
56
Lampiran 3. Seminar Internasional
Hasil penelitian ini diseminarkan pada seminar internasional “The International Conference onMathematics, Science, Education, and Technology” di Padang pada tanggal 22 Oktober2015
575757
58
Lampiran 4. Draf Jurnal Internasional
59
The integration of Spiritual and Social Competencies on
Curriculum 2013 in Math subject in State Junior High School of Medan
AkrimMuhammadiyah University of North Sumatera
Jl. Kapten muchtar Basri No. 3 [email protected]
AbstractThe purpose of this research is to find integration model of spiritual and
social competencies contained in the lesson planning, implementation of learning,and assessment of learning, especially in mathematics in the first grade of juniorhigh school (VII SMP) which is able to integrate spiritual and social competencieswhile inserting the competence of knowledge and skills in it. In the field, theresearchers found some things that hinder the integration of the two competencies,namely the teachers still do not fully understand how the planning that isintegrated with core competence (KI) 1 and core competence (KI) 2, the learningmodel used in the learning process does not yet support the process of forming thecharacter of the students. Similarly, in giving exercise, the teacher does not insertspiritual and social values in essay test and just sticking with multiple choicequestions.
The Integration of spiritual and social value in learning is very dependenton the learning model that corresponds to the characteristics of learning materials.It can be applied if teachers choose the PAIKEM learning (active learning,innovative, creative, effective and fun) such as problem-based learning, project-based learning, inquiry learning and discovery learning). The assessment ofspiritual and social competencies should be carried out through the observation,inter-students assessment, self-assessment and teacher’s journal. Therefore,teachers need to make a rubric of attitude assessment expressed qualitatively..
Keyword: Competence, Spritual and Social, curriculum 2013
I. INTRODUCTIONCurriculum is a set of plans and arrangements regarding the objectives,
content and learning materials and methods used as guidelines for the organizationof learning activities to achieve certain educational purpose (Depdiknas, 2006:449). Curriculum regulates how the implementation of learning in the classroom,and therefore the curriculum is a reference for teachers in determining the learningmaterials and the appropriate methods that can be applied to achieve educationalgoals. In order to enhance the quality of education in Indonesia for the better, thegovernment has made several changes of curriculum in accordance with thereality of the situation existing education. As with phenomena which recentlybefell the world of education in Indonesia, where many cases occurredunscrupulous performed by students ranging from elementary to high schoollevel, has forced the government especially Dekdikbud (Department of Education
60
and Culture) to establish a curriculum that emphasizes the cultivation of spiritualand social values on the learners, that is Curriculum 2013.
According to Nuh M. (2012), Minister of Education and Culture, theimplementation of Curriculum 2013 aims to correct the behavior and character ofthe learners so that cases such as fights, sexual harassment, bullying, violence,among adolescents can be minimized. Curriculum 2013, which emphasizes oneducation that integrates spiritual and social competencies and of course withoutlosing the cognitive and psychomotor competencies is a perfect solution to resolvethe crisis of morals and character education. On the Curriculum 2013, theperpetrators of good education is the principal, teachers, and students have tointegrate the spiritual and social competence in all subjects in school. In otherwords, in each of the learning process, students not only will have thecompetencies of knowledge (cognitive) and skills (psychomotor), but alsospiritual and social competence. However, it was later raised concerns in theminds of educators will be their inability to apply the spiritual and socialcompetence in specific subjects such as Mathematics, Science and others.
Polemic pros and cons of the implementation of the curriculum 2013 thatoccurred in the community has inspired researchers to conduct research regardingthe application of curriculum 2013 in mathematics at some junior high school inthe city of Medan, to know the deficiencies of curriculum 2013 that occur in thefield whether it is derived from human resources as teachers, as well as learningdevices. Furthermore, from the results of the investigation, researchers will designthe integration pattern of spiritual and social competence in process of lessonplanning, the implementation of learning, and assessment of learning and alsodevelop Math textbook, for the first grade of Junior High School which integratespiritual and social competence with knowledge and skills in it. Theimplementation of curriculum 2013 in the city of Medan is started simultaneouslyin the academic year 2014, so the results of this study are expected to be a goodevaluation for teachers, principals and government in the development ofcurriculum 2013.
II. REVIEW OF LITERATURE2.1 Curriculum 2013
Curriculum is the heart of education where the materials, processes,content and learning objectives determined by it. According to Nasution (1995),the curriculum is a number of subjects at school or lectures in university that mustbe taken to achieve a level. The same thing also expressed by UNESCO (2004:13), which states that "Curriculum is what is learned and what is taught (context);how it is delivered (teaching-learning methods); how it is assessed (exams, forexample); and the resources used (eg, books used to deliver and support teachingand learning) ". Studies in several countries in Asia, Europe and the USA (DavidL.Grossman, Wing On Lee and Kerry J. Kennedy, eds., 2008) suggests that thepolicy on the school curriculum is closely linked to the interests of nationaleducation policy and situation as well as context that supports it. Therefore, acurriculum change in a country can be caused by the need of education situation ishappening.
61
Curriculum should give attention to the whole sphere that is not onlyfocused on the cognitive, psychomotor or affective only. Competence curriculumthat is able to integrate spiritual, social, cultural and cognitive competence in linewith the character and competence of psychomotor course will produce a civil anddignified man. This is in accordance with the formulation of the human quality ofIndonesia in the National Education Goals set forth in Law No. 20 of 2003 onNational Education System:
National education serves to develop the ability and characterdevelopment as well as the civilization of dignity in the context of the intellectuallife of the nation, aimed at developing students' potentials in order to become aman of faith and fear of God Almighty, noble, healthy, knowledgeable, capable,creative, independent and become citizens of a democratic and responsible.
Curriculum 2013 is a new curriculum proposed by the Ministry ofEducation and Culture of the Republic of Indonesia to replace the Education UnitLevel Curriculum (Curriculum 2006). Curriculum 2013 is a curriculum thatpromotes understanding, skills and character education. Students regulate on thematerial, active in discussions and presentations as well as having good mannersdiscipline.
a. Core Competence and Basic Competence1. Core Competence (KI)
Core Competence cannot be equated with Competency Standards (SK). IfSK in the KTSP (Education Unit Level Curriculum) is taught to students, the corecompetency is not to be taught, but to be formed through learning process. Everysubject must be submitted to the core competencies that have been formulated. Inother words, all the subjects that are taught and learned in the classroom shouldcontribute to the formation of core competence.
The core competence serves as organizing element of basic competence.As an organizing element, core Competence is a binder for the vertical andhorizontal organization of basic competency. Vertical organization of BasicCompetence is the link between the the Basic Competence content of class orlevel of education to a level above that meet the principles of learning in whichthere is a continuous accumulation of the content learned. Horizontal organizationis the link between the Basic Competence content of the subject with the BasicCompetence content of different subjects in the weekly meetings and the sameclass so that a process of mutually reinforcing can happen.
According to the Ministry of Education and Culture (2013), designed corecompetencies in four inter-related groups, namely:
1. Core Competence 1 (related to the spiritual attitude)In this religious competence, students can be judged on the followingcharges: a) Obedience worship, b) Conduct of gratitude, c) Pray before andafter the activity, d) Tolerance in worship.
2. Core Competence 2 (related to social attitude)In this social competence, the attitudes which can be observed : a) Honest,b) Discipline, c) Responsibility, d) polite, e) Caring, f) Confident, and the
62
other attitudes according to its competence in learning, for example:cooperation, thoroughness, perseverance, and others.
3. Core Competence 3 (related to knowledge)Knowledge competence is divided into several basic competencies thatdepend on the subjects and the learning material at a certain level.
4. Core Competence 4 (related to skill).The forms of skill Competence are result of students’ works, students'performance, project, portfolio, and others.The four groups are the reference of basic competencies and should be
developed in every learning activity integratively. Competences that relates toreligious and social attitudes are developed indirectly (indirect teaching) whenstudents learn about knowledge (core competence 3) and skill (core competence4).
2. Basic Competence (KD)In supporting core competencies, learning -outcomes of a subject are
explained into basic competencies. The achievement of core competence isobtained through learning basic competence conveyed through subjects. Theformulation is developed by taking into account the characteristics of learners,initial capabilities, as well as the characteristics of a subject. As a supporter of theachievement of core competencies, basic competencies are grouped into fouraccording to the formula that supports core competencies, namely:
- Basic competence group of spiritual Attitude (supporting corecompetence-1) or group 1
- Basic competence group of social attitudes (supporting core competence-2) or group 2
- Basic competence group of knowledge (supporting core competence-3) orgroup 3
- Basic competence group of skills (supporting core competence-4) or group4.The description of basic competence is to ensure that the achievements of
the learning does not stop until the knowledge alone, but must continue to skills,and comes down to attitude. Through the core competence, each subject isemphasized not only to contain the knowledge, but also includes content that isuseful to the process of skill formation. It also contains a message about theimportance of understanding these subjects as part of the formation of attitudes.The ongoing process is to ensure that knowledge continues to skill and empties toattitude so that there is a close relationship between basic competence ofknowledge, skills, and attitudes.
2.2 Lesson Plan of Curriculum 2013Lesson Plan is a work plan that describes procedures, organizing, learning
activities to achieve the basic competencies that have been established which havebeen outlined in the syllabus. Lesson plan most scope covers the basiccompetencies that comprise one) indicator or several indicators for one session ormore. A teacher must pay attention to the steps the preparation of lesson plan. in
63
Curriculum 2013 is divided into three major steps, preliminary activities, coreactivities and closing activities. Before preparing lesson plans, there are somethings you should know:
1. Lesson plan is derived from the syllabus for directing the activities oflearners in order to achieve basic competency. Every teacher in theeducational unit Lesson Plan obliged to prepare a complete and systematic.
2. Lesson plan are prepared for every basic competence which can beimplemented in one meeting or more.
3. The teacher designed a fragment of the Lesson Plan for each meetingtailored to scheduling in the education unit.Components of lesson plan in Curriculum 2013 consists of: 1)
Identification of Subjects, 2) Basic Competence, 3) Achievement IndicatorsCompetence, 4) The learning objectives, 5) Teaching materials, 6) Allocation oftime, 7) Method of learning, 8) learning activities, 9 ) assessment of learningoutcomes, 10) learning resources
2.3 The Implementation of Learning in Curriculum 2013Learning is an effort to create a climate and services on the ability,
potential, interests, talents, and needs of diverse learners to enable the optimalinteraction between teachers and students, and between students and students. TheMinistry of Education and Culture (2013) stated that there are several steps thatcan be implemented in learning through the curriculum in 2013 in general,namely:
a. Learning Model in Curriculum 2013The learning model can be defined as a conceptual framework that
describes a systematic procedure in organizing learning experiences to achievespecific learning objectives, and serves as a guideline for the designers of learningand teachers in planning and implementing learning activities. AccordingKemdikbud, there are several models of learning that are relevant to thecurriculum in 2013, among others:
1. Discovery Learning ModelDiscovery learning is one of learning model developed and implemented
in curriculum 2013. Discovery learning refers to various instructional designmodels that engages students in learning through discovery. Teachers as mainimplementers of learning is certainly obliged to understand and apply this learningmodel. Discovery learning model has some learning steps, namely: preparation,implementation, and assessment. In main activities, the implementation ofdiscovery learning include stimulation, statement (problem identification), datacollection, data processing, verification (evidence) and drawing conclusions(generalizations).
2. Problem-based Learning ModelProblem-based learning is a teaching method in which students learn about
a subject through the experience of solving a real problem. It is a format that
64
simultaneously develops both problem solving strategies and disciplinaryknowledge bases and skills by placing students in the active role of problem-solvers confronted with an ill-structured situation that simulates the kind ofproblems they are likely to face as future managers in complex organizations.Learning steps in problem-based learning consist of basic concepts, problemsdefinition, independent learning, and knowledge exchange.
3. Project-based Learning ModelProject-based learning is a teaching method in which students gain
knowledge and skills by working for an extended period of time to investigate andrespond to an engaging and complex question, problem, or challenge. Teacherassigns students to carry out exploration, appraisal, interpretation, synthesis, andfinding information to produce various forms of learning outcomes. This learningmodel has six learning steps, namely: 1) the determination of the question, 2)drawing up project plans, 3) scheduling, 4) monitoring, 5) testing results, and 6)Experience-evaluation. Assessment system conducted on the project –basedlearning is the project assessment. Every project (task) will be assessed based onstudents’ ability in finishing it within a predetermined time.
2.4 Assessment in Curriculum 20131. Characteristics of Assessment
Assessment in Curriculum 2013 has the following characteristics: 1.Completed study, 2. Authentic, 3. Continuous 4. Using valuation techniquesvaried, 5. Based on the reference of criterion. According to the Ministry ofEducation and Culture (2013), the assessment of Spiritual and Social competencyis done through:a. Observation
It is an assessment technique conducted continuously using the senses,either directly or indirectly by using observation format that contains a number ofbehavior indicators observed. This is done during lessons and outside learningb. Self-Assessment
It is an assessment technique conducted by asking learners to express theirown weakness and superiority in the achievement of competence.c. Peer Assessment
It is an assessment technique done by asking learners to assess each otherrelated to attitudes and daily behavior of the learners.d. Journal of Teacher’s Notes
It is a teacher’s record inside and outside the classroom which containsinformation on the results of observations about the strengths and weaknesses ofstudents related to their attitudes and behavior.
2. KnowledgeKnowledge aspect can be assessed in several ways, namely: a) written test,
b) Oral test, c) Assignment
65
3. SkillsAspects of skills can be assessed in several ways, namely: a) Performance,
b) Project, c) Portfolio.
III. RESEARCH METHODS1. Research Approach
This study is developmental research that aims to develop educationalproducts and test the effectiveness of the product. This research was conducted for2 years where the first year, researchers conducted an investigation of theproblems that occur in the field related to the implementation of the curriculum2013 mainly related to how the teacher pours spiritual and social competence inmathematics in the first year of junior high school. The results of theseinvestigations became the basis for researcher to design a integration model ofspiritual and social competencies in mathematics in the planning process, thelearning process and assessment. In addition, in the second year of this research,the researcher will develop the mathematics textbook which supports theintegration of spiritual and social competencies into knowledge and skillcompetencies.
2. Research LocationThe research was conducted at several schools of Junior High School in
the city of Medan that use the curriculum 2013, namely SMPN 1, SMPN 34 andSMPN 38 Medan.
3. Research ProceduresThe procedures of the reasearch are shown in the following figure:
IV. Results and DiscussionA. Integration of Spiritual and Social Values on Curriculum 2013
Mathematics of Junior High School.As already described in the literature review in the third section, Law
Number 20 year 2003 about National Education System, learning activities,beside to make students are able in competing that had targeted, not only that butalso the student taught so that the students know, realize, care, and internalize to
Identification ofproblem and need
Designingthe product
Validatingthe product
Revising theProduct (I)
Experimenting in thefield
Revising theProduct (II)
Product tested
66
do the behavior realizely or not, the student will do it with happily in their dailylife and their social life.
To grow up the spiritual values and social are integrated in learningprocess such us introduce values gotten realizely about the important values life,and internalize values into the behavior of students daily through a learningprocess , moreover when learn in the class and outside of the class, especially inmathematics. regarding with the aim of national education to improve the qualityof education is directed to improve the quality of Indonesian human sourcesdevelopment through heart, mind, taste and exercise so that have a competitiveedge to facing of global challenges. The relevancy of education to producegraduated according with indonesian need potential.
1. The Integration of Spiritual and Social Values in Planning ofMathematics Learning
Learning materials, learning activities, indicators of achievementcompetencies, appraisal, allocation of time, and learning resources are defined inthe syllabus is basically intended to facilitate students master KI (corecompetence) or KD (basic competence). So that these components also facilitateslearning can help students develop character, the minimum necessary to adapt thecomponents of learning activities, indicators of achievement of competencies, andassessment techniques from the syllabus. Addition or modification of learningactivities, indicators of achievement and assessment techniques in the syllabusmust pay attention to compliance with the Core Competence and BasicCompetence relating to knowledge and skills.
As in the syllabus, in order that Lesson Plan may provide guidance toteachers in creating learning that has spiritual and social values, it is necessary toadapt to some of its components. Lesson Plan format that combines theknowledge and skills competencies with the spiritual and social competence canbe found in the appendix. A blend of spiritual and social values needs to befacilitated and developed since the learning process is designed by Lesson Plan. Itwas, among others, can be done by making changes to the Lesson Plan followingthree components.
1) Addition or modify the learning activities in the Lesson Plan, as well asadding valuable words of spiritual and social formation of values in eachlearning activity so nuanced learning activities designed to developspiritual and social competence
2) Addition or modify the indicators of achievement of competencies in theLesson Plan primarily on basic competencies indicators related knowledgeand skills, thereby ensuring indicators related to the achievement ofspiritual and social competence.
3) Addition or modify the Lesson Plan assessment techniques on well withobservations, self-assessment, peer assessment and journals consistently todevelop and / or measuring the development of spiritual and socialcompetence of students.
67
Figure 4.1 the Flow of Planning and Learning Process according to StandardProcess
The integration of alternative spiritual and social competence that can beimplanted and developed to students and progress on the word bold.
1) Opening activity.In opening activity, teacher:
a. prepare students psychologically and physically to follow thelearning process;
b. ask questions to remaind the student about the lesson beforecontinue the next lesson.
c. explain the purpose of learning or basic competenciesthat will beachieved;
In the opening activities, kinds of activities that can be done and thevalues of spiritual and social that can be implanted and developedinclude the following.
a. Teacher entered the classroom on time (discipline);b. When the teacher entered the classroom, says greeting to the
students (politely);c. Pray before starting the lesson and pray for other students who are
ill in order to get well (religiousness, careness);d. Ensuring that every students come on time (discipline);e. Give warn to students who come late politely (discipline, polite and
careness)
Plan of LearningProcess
- Syllabus- Principle of syllabus
- Lesson Plan- Principle of lesson plan
Requirements for the Implementation of LearningProcess
Implementation of learning proccess
Opening Activity Main Activity Closing Activity
LearningProcess
Observing(grateful,
accurate, etc)
Reasoning(logic,
creative,innovative,etc
)
Collecting theinformation
(patient, accurate,hard work,
independent ,etc )
Asking(curiosity,
confidence ,etc )
Communicate( systematic,creative,innovative,etc)
68
f. Linking the material / competencies that will be learn with spiritualvalues and appropriate social.
g. convey the scope of material and the description explanation ofactivities according to the syllabus.
2) Main ActivityMain activity is learning process to achieve basic competence that will be
done interactively, inspiratif, interesting, challenging, to motivate the students totake an active action, and giving enough chance and space for initiative, creativity,and antonomously based on their talent, max, physical progress and pshycologic’sstudents. This Main activity use according with students’s characteristics and thesubject that can collect the information of observation process, asking, andcommunicating.
a. ObservingIn observing activity, the teacher asks the students independently to seeand hear visual medial, audio and audiovisual about the topic / material’stheme they will learn by applying the principles of nature with praise ofcreation, grateful for the perfection of his creators (religious, grateful, self-contained, logical thinking, creative, curious);
b. AskingAsking activity, the teacher facilitates the interaction between students andteachers, environment, and other learning resources politely and orderly(curious, cooperation, mutual respect);
c. Gathering informationIn collecting information, the teacher:1. facilitating students by giving assignments, discussions, and others to
come up with new ideas both orally and in writing (creative,confident, critical, respectful, polite);
2. Provide an opportunity to think, analyze, solve problems and actwithout fear (creative, confident, critical);
3. facilitating learners in problem-based learning, project, search,discovery (cooperation, mutual respect, responsibility);
d. ReasoningIn reasoning activity, the teacher facilitates the students analyze thepatterns of mathematics closely related to everyday problems(conscientious, creative, hard working, confident).
e. communicatingIn communicating activity, teacher:1. facilitate the students present written or oral with responsibility and
confidence in learning outcomes, what they have learned, skills ormaterials that still need to be improved, or strategicies or newconcepts were found based on what is learned. (responsibility,confidence, co-operation).
2. facilitate the presentation of the results of the students responded withcourtesy and respect include give the question and answer session toconfirm, denial and reason, give additional information, or complete
69
the information or other responses. (courtesy, respect, criticalthinking).
3). Closing ActivityThings that need to be taken to ensure that the integration of spiritual
values and social can be more intensive is as follows:a. beside the conclusions relating knowledge aspects, students should be
facilitated to obtain a valuable moral lesson, learned from theknowledge and skill or through a learning process in the past.
b. Assessment not only measures the student achievement the knowledgeand skills but also on the development of student character.
c. Feedback related to the product or process should involve bothcompetence and character and begin with the positive aspects pointedby students to grow up self-reliance.
d. The students’ works are displayed to develop the mutual respect withother people's work and confidence.
e. Follow-up the activities remedial learning, enrichment programs,counseling services and provide good assignments individualy andgroup assignment given in order not only related to the developmentof intellectual ability but also personality ability.
f. Pray at the end of the lesson.
2. The Integration of Spiritual and Social Values in Mathematics LearningProcess
Spiritual and social values are integrated in learning process is theintroduction of values, facilitating obtaine the awareness the importance of values,in sense of appreciation to a value that is the truth of faith and awareness of thevalue embodied in the attitudes and behavior of values into the daily studentsthrough a learning process,moreover inside and outside the classroom. SpiritualCompetence and social development not through special learning but implicitlyintegrated in the learning activities at all learning materials and be sustainable inthe sense that the educational process of cultural values and national character isan activity that is the process is quite long, starting from the beginning studentsentry until completion of an educational unit.
Learning Process activities has activities that support the character valuethrough active learning that has been discussed by teachers through variousactivities such as problem-based learning (problem-based learning), project-basedlearning (project-based learning), investigation (inquiry learning), and invention(discovery learning). Each learning activity contains the noble values to beimparted to students sincerely and continuously without any boredom. The dailybehavior of teachers and education personnels in the school and outside the schoolin the form of "exemplary" by must be done by giving directly example to thestudents.
A learning activities, either explicitly or implicitly formed of sixcomponents. The components are:
70
a) GoalsLearning activities instill character values when the purposes of such
activities are not only focused on knowledge but also attitudes. Therefore, itshould be added goal orientation in learning activities to the achievement of anattitude or a certain value, for example in mathematics, primary values developedare logical, critical, hard work, curiosity, independence, self-confidence, while themain character of the principal developed in subjects mathematics includereligious, honest, intelligent, strong, caring, and democratic.
b) InputInput is defined as material / reference as a starting point the
implementation of learning activities by students. Input may be either oral orwritten text, graphs, diagrams, drawings, models, Charta, real objects, films andso on. Input that introduce the values are not only present material/ knowledge,but also describe outlines the values that are associated with the material /knowledge.
c) ActivityLearning activity is what had done by the students (together with and / or
without teacher) with input to achieve learning objectives. Learning activities thatcan help students to internalize the values is active learning activities thatencourage autonomous learning and learner-centered. Learning which facilitatesautonomous learning and student-centered learning will automatically helpstudents to gain a lot of value.
d) Settinglearning setting related when and where the project is implemented, how
long, whether individually, pairs, or groups. Each setting has implications for thevalues of education. Time setting of short task completion, for example, will makestudents accustomed to work quickly and appreciate the time well. Meanwhile,working in group can make the students gain ability to cooperate, mutual respect,and others.
e) Teacher’s RoleTeacher’s role who facilitate internalized values by students include the
teacher as a facilitator, motivator, participants, and giving feedback. Like aquotation of Ki Hajar Dewantara, the teachers who effectively and efficientlydevelop the value of spiritual and social students are those who ing ngarsa sungtuladha (in front, the teacher serves as role models / give an example), ing middleMangun intention (in the midst of students, teachers build initiative and cooperatewith them), tut wuri Handayani (behind, the teacher gives spirit andencouragement for students).
f) Student’s RoleThe active participation of students in learning are as participants of
discussion, experimentation actors, presenters of discussion and experiment
71
results, project implementers, etc. Therefore, a teacher facilitates students toknow, care, and internalize the spiritual and social values. In facilitating studentsto know, care, and have character, the students should be given an active role inlearning.
3. The Integration of Spiritual and Social Values in Assessment ofMathematics Learning
To measure the results of learning, teacher can perform test and non-testinstruments to the students. Assessment techniques to determine the mastery ofmathematical concepts is usually done by the test instrument. The test instrumentis used to measure aspects of knowledge or skill. Non-test instrument is used toreveal aspects of attitudes, including spiritual and social values. Non-testinstrument includes the observation sheet used by teachers (observer) orquestionnaire for students. Beads of statement on the observation sheet orquestionnaire are prepared based on indicators of the character values revealed.
Assessment techniques that can be used to determine the spritual andsocial development are observation, inter-students assessment and self-assessment. The instrument composition is fisrtly preceded by arranging the testspecification. The socres are stated qualitatively, for example:
a. BT (Belum Terlihat): Unseen yet (if the students have notdemonstrated early signs of character stated in the indicator).
b. MT (Mulai Terlihat): Start visible (when students begin to show thecharacter that is stated in the indicator but not consistently).
c. MB (Mulai Berkembang): Start to Develop (when students are alreadyshowing some characters stated in indicators and begin consistently).
d. MK (Membudaya): Civilized (if the students continuously performcharacter stated in the indicator consistently).
The integration of spiritual and social competence into the knowledge andskills competence is to shape students’ spiritual and social values in math subjectwhich consist of the following characters such as religious, honest, intelligent,firm, care, and democratic, logical reasoning, critical, creative and innovative,hard working, curiosity, independence and confidence.
Those values are described in the indicators. For example, the indicator toform the team working and independence characters as follows:
1. The character of team working has indicators: disscusing to the teacher ora friend about the subject matter, trying to find sources to learn about theconcept/ issue learned / found, attempting to find a more challengingproblem, and active to seek information.
2. The character of independence has indicators: accomplising the students’own assignment, having confidence to solve problems, and possesingconfidence of their abilities.
4. Model of Spiritual and Social Competence Integration into Knowledgeand Skill Competencies in Mathematics of Junior High School.
In learning Proccess, students are expected actively to develop their ownpotentials, doing the process of internalization, socializing with the others and
72
comprehending the good values into their personality in social interaction,improving the community more prosperous and also developing national life to bedignitary. Therefore, learning which has religious and social values should beimplemented integratedly, through good planning, appropriate methods andmodels of learning and correct assessments combining attitude elements. Below isdescribed model of of the spiritual and social competencies integration into theknowledge and skills competencies:
Figure 5.2 Integration Pattern of Spiritual and Social Competencies into Knowledgeand Skill Competencies in planning, learning and assessing processes
KI 1 & KI 2 KI 3 & KI 4
KI 1 & 2 implicitly applied integrated with KI 3 &4
Binding KI 1 and 2 in the process of planning,learning and assessing
Planning Process Learning Process Assessing Process
Steps:1. Assessing KI and
KD2. Relating KI, KD
with the indicators.3. List the spiritual and
social values in thesyllabus
4. Mentioning theattitude value to thelearning activities inthe Lesson Plan
5. Making anassessment rubricthat measures notonly cognitive andpsychomotor butalso affective
The integration of KI1 andKI2 in learning can beapplied if educators choosethe PAIKEM learning (active,innovative, creative, effectiveand fun learning) such asproblem-based learning,project-based learning,inquiry learning anddiscovery learning) bynoticing the appropriatenessto the subject matter andtaking into account the sixcomponents of learningactivities as follows:1. Purpose2. input3. Activity4. Settings5. Teacher’s Role6. student’s Role
Teacher needs to make arubric of attitudeassessment expressedqualitatively. assessmenttechniques that can beused to determine thedevelopment KI 1 and 2are:
a. Observationb. Inter-students
assessmentc. self-assessmentd. journal.
73
Note:KI 1 : spritual competence KI 3 : knowledge competenceKI 2 : social competence KI 4 : skill competence
The implementation of mathematics instruction that builds students'personalities is done by observing and adjusting to the students’ environmentts.The implementation needs to be applied gradually with full of patience anddiligence. If the implementation aims to produce students with the comprehensiveand humanitarian capabilities, it requires teachers to change their teaching habit.The teacher is demanded to have creativity, open mind, hardworking , diligence,patience and sincere to give great benefit to the students as much as possible.Remember, the good vehicles used, depend on the driver, the good curricullumapplied, depend on the teacher.
V. CONCLUSIONS AND SUGGESTIONSA. Conclusions
After analyzing the data, the conclusions can be drawn are as follows:1) The Integration of spiritual and social competence in mathematics at state
Junior High School 1, 34, and 38 Medan in terms of planning, the learningprocess until the assessing process is not done optimally. This is due to alack of students understanding in applying curriculum 2013.
2) In learning activity, most teachers have not been using a varied learningmodel in accordance with the characteristics of the material and learners,whereas, the variation in teaching methods is needed in order to establishand improve the students’ interest in learning mathematics. The integrationof KI 1 and 2 in learning can be applied if teachers choose the PAIKEMlearning (active learning, innovative, creative, effective and fun) such asproblem-based learning, project-based learning, inquiry learning anddiscovery learning).
3) The assessment of spiritual and social competencies should be carried outthrough the observation, inter-students assessment, self-assessment andteacher’s journal. Learners' progress can be known by teachers andparents, and even by the students themselves. The assessment of spiritualand social values in mathematics learning carried out integratedly with theteaching and learning activities. However, teachers often provideassessment portion only on the cognitive domain. Therefore, teachersneed to make a rubric of attitude assessment expressed qualitatively..
B. SuggestionsIn relation to conclusions previously stated, suggestions are stated
as the following:1. Teachers are expected to improve their ability to use a variety of
appropriate learning models to support the integration of spiritual andsocial competencies into knowledge and skill competencies inmathematics learning.
2. The school is expected to ensure that the entire process of planning,learning activity and assessment process teachers do, can integrate well
74
both spiritual and social competencies into knowledge and skillcompetencies, so that the purpose of the implementation of thecurriculum 2013 can be achieved.
3. The government should provide training or workshop that is moreoptimal for teachers to strengthen their role in the implementation ofcurriculum 2013, and the government is also expected to makeimprovements to the deficiencies and obstacles that occur in the field.
REFERENCES
BPS Kota Medan. 2012. Medan dalam Angka. Medan: BPS Medan.
David L. Grossman, Wing On Lee, dan Kerry J. Kennedy (eds.). 2008.Citizenship Curriculum in Asia and The Pacific. Hong Kong: CERC TheUniversity Hong Kong and Springer.
Depdiknas. (2006). Kumpulan Permendiknas Tentang Standar NasionalPendidikan (SNP) dan Panduan KTSP: Panduan penyusunan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan SekolahMenengah. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pendidikan Dasar dan MenengahDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Disdik Kota Medan. 2013. Data SMP se-Kota Medan. Diakses pada 10 Maret2014 dari http://disdik.pemkomedan.go.id.
Ilmawati, Iftitah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Mata PelajaranPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Dalam Pembiasaan ShalatFardlu Peserta Didik Kelas VII SMP Praja Mukti Surabaya.Undergraduate Thesis, Uin Sunan Ampel Surabaya.
Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta:Balitbang Kemdikbud.
_______________2013.Panduan Teknis Penilaian di SMP. Jakarta: DirjenPendidikan Dasar
Listyarti, R. 2013. 4 Kompetensi Inti dalam Kurikulum 2013 Dinilai TakRelevan.Diakses pada 10 April 2014 di http://news.detik.com/read/2013/02/15/185701/2171554/10/4-kompetensi-inti-dalam-kurikulum-2013-dinilai-tak-relevan?nd772204btr.
Miles, M. B. dan Huberman, A. M. 1994. Qualitative Data Analysis. London:Sage Publishers.
75
Nasution, A.H. 1995. Beberapa Tujuan Mempelajari Matematika. Jakarta: DirjenPendidikan Tinggi.
Nuh, M. 2012. Raih Prestasi, Junjung Tinggi Budi Pekerti. Jakarta:Kemendikbud. Diakses15 April 2014 di http://118.98.166.62/content/berita/utama/raih-prestasi-2-2-2.html.
Simorangkir, Elly Sabeth. 2015. Manajemen Pembelajaran Kurikulum 2013 OlehGuru Kelas X (Studi Deskriptif Kualitatif Di SMA Negeri 1 Putri Hijau).Masters Thesis, Universitas Bengkulu.
Sugiono. 2010. Metode Penulisan Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta