61
i Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan USULAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI EVALUASI DAMPAK KEGIATAN WISATA PESISIR TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI PULAU NUSA PENIDA KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG TIM PENGUSUL Ida Bagus Suryawan, ST, M.Si (NIDN: 0029127802) Made Sukana, SST. Par.,M.Par. (NIDN: 0031127904) I Gede Anom Sastrawan, S.Par. (NIK: 517103050392001) PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANa Februari 2015

Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

i

Kode/Nama Bidang Ilmu: 699

Bidang Ilmu : Kepariwisataan

USULAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

EVALUASI DAMPAK KEGIATAN WISATA PESISIR

TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

DI PULAU NUSA PENIDA KECAMATAN NUSA PENIDA

KABUPATEN KLUNGKUNG

TIM PENGUSUL

Ida Bagus Suryawan, ST, M.Si (NIDN: 0029127802)

Made Sukana, SST. Par.,M.Par. (NIDN: 0031127904)

I Gede Anom Sastrawan, S.Par. (NIK: 517103050392001)

PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS

UDAYANa

Februari 2015

Page 2: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

ii

Page 3: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

iii

DAFTAR ISI

Hal

BAB I PENDAHULUAN .............................................................

1

1.1 Latar Belakang ........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3

1.3 Tujuan penelitian .................................................................... 3

1.4 Manfaat penelitian.................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................

6

2.1. Pariwisata ...............................................................................

6

2.2. Potensi Wisata........................................................................ 8

2.3. Pariwisata Kerakyatan............................................................ 9

2.4. Pembangunan Ekonomi Pariwisata........................................ 12

2.5. Penelitian Sebelumnya ........................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................

22

3.1. Jenis Penelitian....................................................................... 22

3.2. Data Penelitian ....................................................................... 22

3.3. Variabel Penelitian ................................................................. 22

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...................... 23

3.4.1. Definisi Operasional .................................................... 23

3.4.2. Pengukuran Variabel.................................................... 24

3.5 Teknisk Analisis Data ............................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................

29

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN I JUSTIFIKASI ANGGARAN

LAMPIRAN II DUKUNGAN PRASARANA

LAMPIRAN III SUSUNAN ORGANISASI PENELITI DAN PEMBAGIAN

TUGAS

LAMPIRAN IV BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI SERTA

MAHASISWA

LAMPIRAN V SURAT PERNYATAAN PERSON

Page 4: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.................................................................................... 18

Page 5: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

v

RINGKASAN

Pulau Nusa Penida didominasi oleh kegiatan wista berbasis wisata pesisir.

Dengan kegiatan ini, pengelolaan wisata pantai harus mengacu kepada kaidah

pembangunan berkelanjutan yang terdiri atas keberlanjutan secara ekonomi,

lingkungan dan sosial (Susilo, 2003). Mengacu kepada perkembangan

kepariwisataan di Nusa Penida, sejumlah permasalahan. Peran serta masyarakat

dan pemerintah yang dapat mewujudkan keberhasilan ini, dengan bergerak secara

sinergis, sehingga akan lebih memberikan manfaat positif terhadap kehidupan

masyarakat khususnya manfaat ekonomi. Manfaat yang diharapkan bisa diambil

dalam penelitian ini dalam aspek teoritis, secara global akan bisa memberikan

awareness pada semua pihak yang bergerak pada sektor perekonomian pariwisata

khususnya. Diketahuinya dampak kegiatan pariwisata terhadap ekonomi

masyarakat diharapkan sekaligus dapat menjawab kondisi ideal yang diharapkan

bahwa setiap kegiatan pariwisata yang berkembang disebuah daerah, memberikan

kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan metode campuran (mixed method), yang mengombinasikan atau

mengasosiasikan bentuk kualitatifdan bentuk kuantitatif. Dalam pendekatan ini

akan mengandung asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan

kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran kedua pendekatan tersebut dalam

satu penelitian. Kegiatan pariwisata yang dimaksud dalam penellitian ini

didefinisikan menjadi sejumlah variable yaitu : Atraksi Wisata yang dibagi

menjadi atraksi alam, atraksi budaya, atraksi buatan. Tiap jenis atraksi akan dibagi

kedalam tipologi atraksi yaitu atraksi berbasis site ataulokasi dan atraksi berbasis

event atau kegiatan. Aksesbilitas wisata terdiri atas sarana transportasi dan

prasarana transportasi yang memuat informasi kwalitas dan kuantitas. Ancilary

yang didefinisikan kedalam kelembagaan yang ada di Nusa Penida terkait dengan

pengelolaan potensi wisata baik kelembagaan adat maupun kelembagaan

professional.

Amenities yang dijabarkan terkait dengan ketersediaan dan lokasi

akomodasi dan fasilitas pendukung pariwisata. Definisi kehidupan masyarakat

lebih ditekankan pada karakteristik demografi dan kegiatan ekonomi masyarakat.

Karakteristik demografi dijabarkan menjadi jumlah penduduk, pekerjaan

penduduk dan tingkat pendidikan penduduk. Kebutuhan masyarakat di definisikan

kedalam kebutuhan fisik (Physiological need), ebutuhan memperoleh keamanan

atau keselamatan (security or safety need), kebutuhan bermasyarakat (social

need), kebutuhan untuk memperoleh kehormatan (Esteem need), kebutuhan untuk

memperoleh kebanggaan

Page 6: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagaimana seharusnya mengelola pariwisata, sangat tergantung siapa dan

ingin ke mana konsep pengembangan pariwisata diarahkan.Banyak praktisi dan

akademisi telah mencoba mensintesa beberapa konsep dengan mengkombinasikan

ilmu pariwisata modern dengan kebiasaan dan tradisi lokal. Bila dicermati,

bahwa kecenderungan trend pariwisata dunia ke depan adalah back to nature, to

the indigenous.Modernisasi, kapitalisme, dan globalisasi akan memakan dirinya

sendiri dan orang akan mencari sesuatu yang hilang, yaitu keunikan lokal.

Konsep yang bisa dijadikan landasan pendukung pariwisata kerakyatan

yang salah satunya bermotifkan pelestarian alam adalah konsep yang sudah ada

sejak dahulu di Bali sebagai filosofi kehidupan , yaitu konsep “Tri Hita Karana “.

Dalam modul pembelajaran “Tropical Plant Curriculum Project (Made S.Utama

dan Kohdrata, 2011), “Tri Hita Karana” (THK) berasal dari bahasa sansekerta,

dimana Tri berarti tiga, Hita berarti sejahtera, dan Karana berarti penyebab. Tri

Hita karana memiliki arti tiga hubungan harmonis yang menyebabkan

kebahagiaan. Pengelolaan pariwisata lebih cenderung memanfaatkan sumber daya

local yang ada baik sumber daya berbasis alam, budaya maupun buatan. Kajian

tentang hubungan antara penduduk dengan sumberdaya alam dan lingkungan

mempunyai arti penting, karena pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan

oleh penduduk apabila kurang memperhatikan karakteristiknya, akan

mengakibatkan penurunan kualitas sumberdaya dan lingkungan (Verstappen,

1983; Dietz, 2000).

Kearifan lokal erat kaitannya dengan pencapaian konsep “Ajeg Bali” yang

sampai saat ini keberhasilannya belum juga terlaksana dengan maksimal. Menurut

Prof. Nyoman Sirtha dalam tema “Menggali Kearifan Lokal untuk AjegBali”

dalam http://www.balipost.co.id (2003) ;bentuk-bentuk kearifan lokal dalam

masyarakat dapat berupa: nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hokum

Page 7: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

2

adat, dan aturan-aturan khusus. Oleh karena bentuknya yang bermacam-macam

dan ia hidup dalam aneka budaya masyarakat maka fungsinya menjadi bermacam-

macam.Jika dilihat dari sudut kacamata budaya, Fuad Hasan menyampaikan

bahwa budaya Nusantara yang plural merupakan kenyataan hidup (living reality)

yang tidak dapat dihindari.Kebhinekaan ini harus dipersandingkan bukan

dipertentangkan.Keberagaman ini merupakan manifestasi gagasan dan nilai

sehingga saling menguat dan untuk meningkatkan wawasan dalam saling

apresiasi. Kebhinekaannya menjadi bahan perbandingan untuk menemukan

persamaan pandangan hidup yang berkaitan dengan nilai kebajikan dan

kebijaksanaan (virtue and wisdom).

Dalam pandangan sosial dan budaya, peran kearifan lokal pada sektor

pariwisata kerakyatan khususnya di kancah pariwisata sangatlah penting. Menurut

pandangan penulis, kunci penting dari keberhasilan pelaksanaan pariwisata

kerakyatan adalah sinergi antara dua golongan, yaitu partisipasi antara pemerintah

dan masyarakat. Pencapaian sukses tidak akan terwujud, jika hanya

diimplementasikan pada satu sisi golongan saja. Berikutnya adalah kontinyuitas

dari program-program penunjang pariwisata kerakyatan perlu diperhatikan. Tanpa

memperhatikan kontinyuitas, maka program akan tidak berjalan dengan baik

sesuai harapan kita bersama.

Pada kasus sejumlah daerah, sector pariwisata memberikan kontribusi

ekonomi yang cukup bagi sebuah daerah. Dampak pariwisata secara umum dapat

digolongkan kedalam dua golongan yaitu dampak terhadap devisa denagara

secara makro dan dampak ekonomi mikro terhadap masyarakat dan daerah.

Terhadap masyarakat dan daerah, pariwisata memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan sektor swasta, pembangunan infrastruktur, mendorong pertumbuhan

ekonomi dan penciptaan lapangan kerja (Nizar, 2011). Hubungan komplementer

perdagangan dan pariwisata dapat diperlihatkan dengan hubungan substitusi

sebagai bentuk wujud nyata perdagangan antar daerah. Wisata untuk tujuan

berlibur dikatakan dapat mempengaruhi perdagangan akibat adanya kebutuhan

konsumsi wisatawan yang tidak ada di tempat tujuan wisata. Hal ini mendorong

kebutuhan impor bagi daerah tujuan wisata dari daerah lain untuk memenuhi

Page 8: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

3

kebutuhan wisatawan (Gallego, 2011). Hal yang sangat berbeda dijabarkan oleh

Kadir dan Yusoff (2010) yang menjabarkan bahwa tidak terdapat hubungan

jangka panjang antara perdagangan dengan pariwisata, namun diperoleh

hubungan satu arah (pengaruh kausalitas) dari perdagangan terhadap pariwisata.

Shan dan Wilson (2001) berpendapat bahwa ada hubungan saling mempengaruhi

antara perjalanan dengan perdagangan. Dengan sejumlah teori dan pendapat para

pakar tersebut, diharapkan kegiatan pariwisata berpengaruh atau bahkan

memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat yang ada

disekitar daya tarik wisata.

1.2 Rumusan Masalah

Banyak pendapat dari berbagai kalangan kurang memperhatikan

pentingnya peranan pariwisata kerakyatan sebagai tonggak mewujudkan

kemajuan sektor pariwisata di Bali yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan belum

maksimalnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan

program penerapan pariwisata kerakyatan. Pulau Nusa Penida didominasi oleh

kegiatan wista berbasis wisata pesisir. Dengan kegiatan ini, pengelolaan wisata

pantai harus mengacu kepada kaidah pembangunan berkelanjutan yang terdiri atas

keberlanjutan secara ekonomi, lingkungan dan social (susilo, 2003). Mengacu

kepada perkembangan kepariwisataan di Nusa Penida, sejumlah permasalahan

yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan wisata yang ada di Nusa Penida ?

2. Sejauh mana korelasi antara pariwisata dengan kehidupan masyarakat

Pulau Nusa Penida ?

3. Apakah kegiatan wisata pesisir di Nusa Penida telah memberikan

kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Hingga saat ini, sektor pariwisata merupakan sektor yang menjadi andalan

perekonomian di Bali. Perlu ditindak lanjuti suatu program yang kontinyu

Page 9: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

4

berbasis ekowisata untuk lebih memantapkan perkembangan sektor ini. Peran

serta masyarakat dan pemerintah yang dapat mewujudkan keberhasilan ini,

dengan bergerak secara sinergis, sehingga akan lebih memberikan manfaat positif

terhadap kehidupan masyarakat khususnya manfaat ekonomi.

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kegiatan wisata yang ada di Nusa Penida sebagai

dasar penentuan besaran potensi ekonomi yang ada.

2. Hubungan antara pariwisata dengan kehidupan masyarakat Pulau Nusa

Penida baik dari sector industry, pengelolaan dan kelembagaan potensi

wisata

3. Informasi terkait kontribusi pariwisata terhadap pemenuhan kebutuhan

ekonomi masyarakat mulai kebutuhan terendah hingga kebutuhan yang

lebih tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan bisa diambil dalam penelitian ini dalam aspek teoritis,

secara global akan bisa memberikan awareness pada semua pihak yang bergerak

pada sektor perekonomian pariwisata khususnya. Diketahuinya dampak kegiatan

pariwisata terhadap ekonomi masyarakat diharapkan sekaligus dapat menjawab

kondisi ideal yang diharapkan bahwa setiap kegiatan pariwisata yang berkembang

disebuah daerah, memberikan kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan:

1. Menggali potensi wisata dan pengggambaran kegiatan pariwisata yang ada

dan peran serta masyarakat dalam perkembangannya

2. Meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakat akan pentingnya

suatu sinergi dalam keberhasilan sektor pariwisata yang dapat memberikan

kontribusi nyata baik pihak yang ada didalamnya

3. Dengan memadukan proteksi destinasi wisata pada pengembangan

ekonomi pariwisata, yaitu berupa undang-undang atau kebijakan tertentu

Page 10: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

5

yang dikeluarkan dari pemerintah, maka pembangunan ekonomi

pariwisata yang berkelanjutan akan tercapai.

Page 11: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Secara etimologi, pariwisata terdiri dari dua kata yaitu pari dan wisata.

Pari berarti banyak, lengkap, berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan

atau bepergian. Maka pariwisata artinya adalah suatu perjalanan yang dilakukan

secara berkali-kali.

Definisi pariwisata telah banyak dikemukakan oleh para ahli di bidang

pariwisata, namun dalam definisi tersebut masih terdapat beberapa perbedaan

dalam pendefinisian. Beberapa pengertian atau definisi pariwisata yang pernah

dikemukakan oleh para ahli dalam bidang pariwisata, antara lain:

1. Menurut Hunzieker dan Kraf (1942), pariwisata adalah keseluruhan fenomena

dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan

persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya, dengan maksud bukan

untuk menetap di tempat yang disinggahinya dan tidak berkaitan dengan

pekerjaan yang menghasilkan upah. Perjalanan yang dilakukan biasanya

didorong oleh rasa ingin tahu untuk keperluan yang bersifat rekreatif dan

edukatif. (dalam Kohdyat, 1996:2)

2. Menurut McIntosh dan Gupta (1980:8), pariwisata didefinisikan sebagai

gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,

bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses

menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung

lainnya.

3. Menurut Wahab (1996), pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang

dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian

diantara orang-orang di dalam negara itu dan daerah lain (daerah tertentu)

untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan

berbeda dengan apa yang dialaminya di tempat ia memperoleh pekerjaan

tetap (dalam Andy Aryawan,2002:10). Dari beberapa pengertian

Page 12: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

7

pariwisata di atas terdapat satu kesamaan dalam pengertian tentang

pariwisata yaitu bahwa kegiatan ini merupakan fenomena yang

ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia yaitu kegiatan

perjalanan/travelling. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas,

kegiatan manusia yang dilakukan dalam rangka rekreasi atau untuk

mencari menikmati suasana yang berbeda membutuhkan suatu obyek atau

tempat untuk singgah. Pemandangan alam, dalam hal ini adalah

pemandangan rawa berperan sebagai suatu obyek atau atraksi untuk

memenuhi kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan wisata. Segala

hal yang berhubungan dengan kegiatan wisata dengan obyek

pemandangan alam berupa perairan selanjutnya dapat disebut sebagai

pariwisata air.

Definisi luas tentang pariwisata yaitu perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain

yang bersifat sementara dan dilakukan oleh perorangan maupun kelompok

sebagai usaha untuk mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan

dengan lingkungan hidup dan dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Kodhyat

dalam Spillane, 1987:35).

Dalam UU No.10/2009 tentang kepariwisataan , dinyatakan bahwa

pariwisata adalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Dalam undang – undang yang

sama dinyatakan bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait

dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul

sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah,

dan pengusaha.

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas pada dasarnya

pariwisata timbul sebagai akibat dari aktivitas manusia yang berkaitan dengan

kebutuhan manusia yaitu perjalanan. Perjalanan yang dilakukan adalah bersifat

sementara waktu, tidak untuk melakukan pekerjaan tetap dan tidak dalam usaha

Page 13: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

8

untuk mencari upah/nafkah.

2.2. Potensi Wisata

Dalam perekonomian masyarakat yang sedang berkembang, arti

kebudayaan dalam keseluruhannya akan terkait juga dengan identitas masyarakat

yang menghasilkannya. Masalah tersebut menjadi perlu mendapat perhatian jika

dikaitkan dengan dan dimasukkan dalam perspektif pembinaan persatuan dan

kesatuan bangsa, tidak terkecuali bagi kita, sebagai masyarakat post-colonial,

kebudayaan yang merupakan bagian inti mempunyai peran dannilai-nilai atau

konsep-konsep dasar yang memberikan arah bagi berbagai tindakan.

Nilai-nilai budaya bercitra Indonesia karena dipadu dengan nilai-nilai lain

yang sesungguhnya diderivasikan dari nilai-nilai budaya lama yang terdapat

dalam berbagai sistern budaya etnik local.Kearifan lokal pada dasarnya dapat

dipandang sebagai landasan bagi pernbentukan jatidiri bangsa

secaranasional.Kearifan-kearifan lokal merupakan indikator yang membuat suatu

budaya bangsa memiliki akar.Pengembangan pariwisata kerakyatan yang relevan

dan kontekstual memiliki arti penting bagi berkembangnyasuatu bangsa.Dalam

sudut ketahanan budaya, di samping juga mempunyai arti penting bagi identitas

daerah itu sendiri.Karya-karya seni budaya yang digali dan sumber-sumber lokal

menjadi potensi yang mampu membangkitkan potensi pada sektor ekonomi

pariwisata dari berbagai pengaruh yang merintangi jalan berkembangnya sektor

ini. Beberapa faktor yang menentukan dari kearifan lokal yang menjadikannya

berpotensi untuk dijadikan daya tarik wisata, bisa ditinjau dari sudut ekonomi,

sosial, budaya, dan ekologi (Kallayanamitra, 2012: 8):

- Bernilai ekonomis bagi wisatawan (produk unik dan harga yang murah)

- Pengembangan pariwisata berbasis kemasyarakatan(keunikan sosial)

- Pengembangan budaya lokal (mengangkat budaya khas suatu daerah)

- Kelestarian alam (menyajikan keindahan desa atau alam)

Page 14: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

9

2.3. Pariwisata Kerakyatan

Pariwisata kerakyatan pada hakekatnya berlandaskan sistem ekonomi

kerakyatan. Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis

kekuatan ekonomi rakyat. Ini mengandung makna dimana kegiatan ekonomi atau

usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang secara swadaya

mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya

(Setiawina, Materi V, 2013). Hal ini berhubungan dengan pariwisata khususnya di

Ubud, yang kecendrungan perekonomiannya berbasis pariwisata kerakyatan.

Perbandingan antara citra wisatwan dan bentuk layanan jasa membantu meningkatkan

sikap positif wisatawan terhadap produk wisata sehingga keinginan untuk membeli

produk meningkat (sirgy, 1985). Kondisi ini sudah banyak terjadi pada sjeumlah daerah

yang mengembangkan pariwisata kwalitas (bukan kuantitas).

Pariwisata kerakyatan merupakan konsep pariwisata alternatif sebagai

antisipasi teerhadap pariwisata konvensional. Pariwisata alternatif (alternative

tourism) mempunyai pengertian ganda, di satu sisi dianggap sebagai salah satu

bentuk kepariwisataan yang ditimbulkan sebagai reaksi terhadap dampak-dampak

negatif dari pengembangan pariwisata konvensional. Di sisi lain dianggap sebagai

bentuk kepariwisataan yang berbeda dari pariwisata konvensional untuk

menunjang kelestarian lingkungan (Kodyat, 1997).

Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisatayang berwawasan

lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan

sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan

(id.wikipedia.org). Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif

pada kegiatan pariwisata konvensional.Dampak negatif ini bukan hanya

dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tapi juga para budayawan,

tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri.Dampak berupa

kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol,

berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai

mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat setempat, serta banyak

lagi efek negatif lainnya.

Page 15: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

10

Local genius dan kearifan lokal mengambil peranan penting dalam

pengembangan ekowisata. Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius,

Local genius ini merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch

Wales. Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius

ini (lihat Ayatrohaedi, 1986). Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa

localgenius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa

yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan

asingsesuai watak dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19).

Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakan

bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji

kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang.Beberapa contoh yang bisa

mendukung pernyataan tersebut, yaitu:

1. mampu bertahan terhadap budaya luar.

2. memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.

3. mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya

asli.

4. mempunyai kemampuan mengendalikan.

5. mampu memberi arah pada perkembangan budaya.

Beberapa bentuk kearifan lokal yang berkaitan dengan pelestarian alam

juga diungkapkan oleh Prof. Nyoman Sirtha dalam “Menggali Kearifan Lokal

untuk Ajeg Bali” dalam http://www.balipost.co.id (2003), bentuk-bentuk kearifan

lokal dalam masyarakat dapat berupa: nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-

istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Oleh karena bentuknya yang

bermacam-macam dan ia hidup dalam aneka budaya masyarakat maka fungsinya

menjadi bermacam-macam. Beberapa fungsi dan makna kearifan lokal, yaitu:

1. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.

2. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan

dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate.

3. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan,

misalnya

Page 16: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

11

pada upacara saraswati, kepercayaan dan pemujaan pada pura Panji.

4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.

5. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.

6. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.

7. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan

penyucian roh leluhur.

8. Bermakna politik, misalnya upacara nangluk merana dan kekuasaan patron

Client

Sejumlah kasus pengelolaan pariwisata berbasis alam telah menjadi

pelajaran yang berharga bagi hubungan antara manusia dengan lingkungan.

Rodger et al. (2007) menyoroti kebutuhan untuk lebih memahami pertemuan

antara pengunjung dan satwa liar. Mereka mencatat bahwa pemahaman tentang

konteks sosial dan lingkungan, pariwisata satwa liar umumnya harus memberikan

kontribusi penting bagi keberlanjutan satwa liar. Wells (1997) membedakan

antara dampak ekonomi dari wisata alam, yang ia mendefinisikan sebagai jumlah

uang yang dihabiskan oleh alam turis dalam perekonomian tentang wisata,

akomodasi, makanan, souvenir, dll, dan nilai ekonomi total, yang meliputi

manfaat ekonomi luas, konservasi yang dapat dikaitkan dengan tujuan wisata

alam. Penggunaan langsung oleh wisatawan adalah hanya salah satu dari nilai-

nilai ekonomi yang mengalir dari tujuan wisata alam '(Wells, 1997).

Dari penjelasan fungsi-fungsi tersebut tampak betapa luas ranah kearifan

lokal, mulai dari yang sifatnya sangat teologis sampai yang sangat pragmatis dan

teknis. Pada kenyataannya semua hal dalam kehidupan masyarakat Hindu -Bali

khususnya, tidak bisa lepas dari peranan kearifan lokal.

Pariwisata kerakyatan hendaknya pengetahuan dasar yang diperoleh dari

hidup dalam menjaga keseimbangan alam. Hal ini terkait dengan budaya dalam

masyarakat yang terakumulasi dan diteruskan. Kebijaksanaan ini dapat menjadi

abstrak dan konkret, tetapi karakteristik penting adalah bahwa itu berasal dari

pengalaman atau kebenaran yang diperoleh dari kehidupan. Kebijaksanaa yang

nyata dari pengalaman mengintegrasikan tubuh, jiwa dan lingkungan. Ini

menekankan menghormati orang yang lebih tuadan pengalaman kehidupan

Page 17: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

12

mereka. Selain itu, nilai-nilai moral lebih dari hal-hal materi (Nakorntap etal.

dalam Mungmachon, 2012: 176).

Penerapan pariwisata kerakyatan pada sektor ekowisata di era globalisasi,

merupakan masalah terbesar manusia untuk dihadapi zaman sekarang, dimana

adanya ketidakmampuan untuk mengoptimalkan pelestarian alam. Kemampuan

ini dapat berasal dari menggunakan kearifan lokal. Masyarakat yang tinggal

dikota-kota modern harus mempelajari kearifan lokal lama dan disesuaikan

dengan keadaan mereka (Na Thalang dalam Mungmachon, 2001: 177). Masalah

yang ditimbulkan oleh globalisasi memprovokasi banyak orang untuk mencari

cara-cara untuk lebih baik mengelola hidup mereka. Ini merupakan cara berbeda

tergantung pada pilihan yang dibuat oleh individu. Sifat yang bijaksana dan

berpengetahuan yang sangat diperlukan untuk penelitian ini, sehingga

memungkinkan untuk memilih kerangka yang tepat bagi masyarakat untuk belajar

hidup bertanggung jawab dan bijaksana. Selain itu, efek langsung adalah hanya

salah satu dari tiga kelas efek multiplier dalam perekonomian: dua lainnya adalah

efek tidak langsung yang timbul dari pendirian yang menerima barang pembelian

pengeluaran wisatawan dan jasa dari sektor-sektor lain dalam ekonomi lokal; dan

efek yang terjadi dari penduduk lokal menghabiskan mereka upah, gaji, laba

didistribusikan, sewa dan bunga atas barang dan jasa dalam perekonomian lokal

(Cooper et al., 1998) diinduksi.

Dengan pendayagunaan aspek sosial, budaya, dan pelestarian pada

lingkungan berbasis ekowisata, maka akan bisa meningkatkan minat bagi

wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata. Akan menambah nilai

tersendiri bagi masyarakat Bali umumnya, bahwa perekenomian yang

berkembang dan bermutu adalah perekonomian yang selalu berpegang pada dasar

penjagaan lingkungan yang menjadi penggerak pariwisata kerakyatan.

2.4. Pembangunan Ekonomi Pariwisata

Pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin ekonomi penghasil

devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara tidak terkecuali di Indonesia.

Namun demikian pada prinsipnya pariwisata memiliki spektrum fundamental

Page 18: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

13

pembangunan yang lebih luas bagi suatu negara.

Berdasarkan beberapa jenis pengembangan pariwisata oleh Pearce (1992),

destinasi merupakan gabungan dari produk dan pelayanan yang tersedia di satu

lokasi yang dapat menarik pengunjung diluar wilayah bersangkutan.

Franch and Martini menjelaskan pengertian manajemen destinasi: as the strategic,

organizational and operative decisions taken to manage the process of definition,

promotion and commercialisation of the tourism product [originating from within

the destination], to generate manageable flows of incoming tourists that are

balanced, sustainable and sufficient to meet the economic needs of the local actors

involved in the destination (2002:5). Inti pemikiran diatas menegaskan bahwa

manajemen destinasi berkenaan dengan keputusan strategis, organisasional dan

operatif yang dilakukan untuk mengelola proses pendefinisian, promosi dan

komersialisasi produk pariwisata untuk mewujudkan arus turis yang seimbang,

berkelanjutan dan berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi disuatu

destinasi. Segala sesuatau yang berhubungan dengan pengembangan, pemasaran,

layanan dan aktivitas pendukung harus diidentifikasi secara tepat sesuai dengan

hal-hal yang dibutuhkan dalam perencanaan wisata. Perencanaan tersebut

tentunya jangan sampai menghilangkan keunikan dari kawasan wisata, yaitu

pemandangan alam, kawasan perairan, taman-taman, dan lain-lain. Diharapkan

secara bersama-sama, para pelaku tersebut dapat membangun serta

mengembangkan elemen-elemen kepariwisataan sesuai dengan peran,

tanggungjawab, dan motivasi masing-masing.

Pariwisata akan terwujud dengan adanya suasana dan fasilitas pendukung,

lingkungan alam dan sosial ekonomi serta masyarakat dan pengunjung dengan

berbagai macam ketertarikan. Ada lima pendekatan untuk perencanaan wisata

yang diidentifikasikan oleh para ahli. Lima pendekatan ini dapat diterapkan pula

dalam perencanaan wisata air. Empat diantaranya dikemukakan oleh Getz

(1987:45) dan ditambah lagi satu pendekatan yang dikemukakan oleh Page

(1995:185). Pendekatan-pendekatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 19: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

14

1. Boosterism. Merupakan suatu pendekatan sederhana yang melihat pariwisata

sebagai suatu atribut positif untuk suatu tempat dan penghuninya. Obyek-

obyek yang terdapat di suatu lingkungan ditawarkan sebagai aset bagi

pengembangan kepariwisataan tanpa memperhatikan dampaknya, yang

menurut Hall (1991:22) nyaris dapat dikatakan bukan sebagai suatu bentuk

dari perencanaan pariwisata. Masyarakat setempat tidak dilibatkan dalam

proses perencanaan dan daya dukung wilayah yang ada tidak begitu

dipertimbangkan.

2. The Economic-Industry Approach. Pendekatan ini merupakan pendekatan

yang sangat luas digunakan oleh kota-kota yang menganggap pariwisata

sebagai suatu industri yang dapat mendatangkan manfaat-manfaat ekonomi

bersama-sama dengan penciptaan lapangan kerja serta munculnya

kesempatan- kesempatan dalam pembangunan. Konsep pariwisata dengan

pendekatan ini adalah sebagai suatu ekspor bagi sistem perkotaan, dan

pemasaran digunakan untuk menarik pengunjung yang merupakan

pembelanja tertinggi. Tujuan-tujuan ekonomi lebih dinomorsatukan daripada

tujuan-tujuan sosial dan lingkungan, yaitu dengan menetapkan sasaran utama

berupa pengalaman menarik bagi pengunjung dan tingkat kepuasan yang

dialami oleh para wisatawan.

3. The Physical-Spatial Approach Pendekatan ini didasarkan pada tradisi

“penggunaan lahan” geografis dan perencana- perencana dengan pendekatan

rasional untuk perencanaan lingkungan perkotaan. Kepariwisataan dilihat di

dalam suatu range konteks, tetapi dimensi lingkungan dianggap juga sebagai

isu kritis dari daya dukung sumber daya wisata di dalam kota. Strategi-

strategi perencanaan yang berbeda berdasarkan prinsip-prinsip keruangan

digunakan di sini, misalnya pengelompokan pengunjung di kawasan-kawasan

utama, atau pemecahan untuk menghindarkan terlalu terkonsentrasinya

pengunjung di satu kawasan, dan pemecahan untuk menghindarkan

kemungkinan terjadinya konflik-konflik. Hanya saja satu kritik bagi

pendekatan ini adalah masih kurang mempertimbangkan dampak sosial dan

Page 20: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

15

kultural dari wisata perkotaan.

4. The Community Approach Merupakan pendekatan yang lebih menekankan

pada pentingnya keterlibatan maksimal dari masyarakat setempat di dalam

proses perencanaan. Perencanaan tradisional top-down, dimana perencana

menetapkan agenda yang perlu dimodifikasi untuk memasukkan kebutuhan

dan keinginan masyarakat lokal di dalam proses perencanaan dan penentuan

keputusan. Jadi, community tourism planning ini menganggap penting suatu

pedoman pengembangan pariwisata yang dapat diterima secara sosial (social

acceptable). Pendekatan ini menekankan pada pentingnya manfaat-manfaat

sosial dan kultural bagi masyarakat lokal bersama-sama dengan suatu range

pertimbangan ekonomi dan lingkungan. Menurut Haywood (1988), dalam

penerapan rencana, “bentuk politis” dari proses perencanaan tersebut

seringkali terjadi penurunan derajat misalnya dari kemitraan (partnership)

menjadi penghargaan (tokenism).

5. Sustainable Approach (Sustainable tourism planning) Pendekatan ini adalah

pendekatan yang diidentifikasi oleh Page, merupakan pendekatan

keberlanjutan berkepentingan dengan masa depan yang panjang atas sumber

daya dan efek-efek pembangunan ekonomi pada lingkungan yang mungkin

juga menyebabkan gangguan kultural dan sosial untuk memantapkan pola-

pola kehidupan dan gaya hidup individual. Dalam konteks perencanaan

pariwisata, pembangunan berkelanjutan didasarkan pada beberapa prinsip

yang ditetapkan oleh the World Commission on the Environment and

Development (the Brundtland Commission) pada tahun 1987 yang menurut

Hall (1991) berhubungan dengan eguity, the needs of economically marginal

populations, and the idea of technological and social limitations on the

ability of the environment to meet present and future needs.

Untuk menindaklanjuti adanya beberapa prinsip tersebut diatas, Dutton dan

Hall (1989) mengidentifikasikan mekanisme-mekanisme yang dapat digunakan

sebagai pedoman pencapaian suatu pendekatan berkelanjutan yang realistik untuk

perencanaan pariwisata, yaitu sebagai berikut:

Page 21: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

16

1. Mendorong kerjasama dan saling perhatian untuk meningkatkan manfaat dari

setiap pendekatan, sehingga perencanaan pariwisata harus kooperatif dan

didasarkan pada sistem pengendalian terpadu.

2. Mengembangkan mekanisme koordinasi industri.

3. Meningkatkan kepedulian konsumen mengenai pilihan-pilihan yang

berkelanjutan dan tidak-berkelanjutan, termasuk manfaat-manfaat dari

manajemen pengunjung.

4. Meningkatkan kepedulian produsen atas manfaat-manfaat perencanaan

pariwisata yang berkelanjutan.

5. Menggantikan pendekatan-pendekatan perencanaan konvensional dengan

perencanaan strategik, untuk ini disyaratkan semua pihak yang

berkepentingan membuat komitmen yang pasti untuk tujuan-tujuan yang

berkelanjutan.

6. Memberi perhatian yang lebih besar atas keperluan perencanaan kualitas

pengalaman wisatawan, dengan suatu pandangan atas keberlanjutan jangka

panjang dari produk wisata, bersama-sama dengan memantapkan atraksi dari

kawasan tujuan wisata. Pariwisata berkelanjutan dapat dikatakan sebagai

pembangunan yang mendukung secara ekologis sekaligus layak secara

ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya,

pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan upaya terpadu dan

terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur

penyediaan, pengembangan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sumber daya

alam dan budaya secara berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan dapat

didefinisikan sebagai pembangunan kepariwisataan yang sesuai dengan

kebutuhan wisatawan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan

dan memberi manfaat baik bagi generasi sekarang maupun generasi yang

akan datang (Puslitbang BP. Budpar, 2003).

Pariwisata budaya mempunyai peran penting dalam membantu

masyarakat lokal mencapai potensi penuh mereka. Adanya kesepakatan tentang

Page 22: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

17

tantangan dan peluang yang dihadapi masyarakat setempat dalam menggunakan

pariwisata sebagai alat untuk pengembangan ekonomi, budaya dan sosial.

Pemerintah perlu aktif membantu masyarakat lokal untuk mencapai pembangunan

pariwisata berkelanjutan. Menurut laporan Konferensi Internasional WTO (2006:

21-23) tentang pariwisata budaya dan komunitas lokal, terdapat beberapa unsur

yang direkomendasikan untuk memperluas penggunaan pariwisata budaya sebagai

alat yang efektif dalam pembangunan ekonomi lokal, yaitu:

1. Membantu masyarakat dan pejabat publik dalam memahami sifat sistem

pariwisata alam.

2. Membantu masyarakat dan pejabat publik agar bisa menentukan pengalaman

pengunjung dengan lebih baik.

3. Mengadopsi proses analisis dan dokumentasi yang menyangkut masyarakat

yang memiliki beragam ukuran.

4. Mengembangkan proyek interdisipliner meneliti isu yang membawa kapasitas

dan batasan-batasan dalam pertumbuhan.

5. Meningkatkan basis pengetahuan yang ada tentang pariwisata budaya dan

masyarakat lokal.

6. Mengembangkan perencanaan berbasis masyarakatdan teknik manajemen.

7. Mengembangkan kasus persatuan pariwisata budaya berbasis bantuan

masyarakat.

8. Mengadaptasikan model tujuan wisata kewisata budaya di masyarakat daerah.

Dari penjelasan tersebut dapat diuraikan, bahwa masyarakat memiliki

kendali utama dalam pengembangan sektor pariwisata yang berbasis ekowisata.

Sebagian besar fasilitas wisata disediakan oleh masyarakat, dimana semua

fasilitas tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila

semua ruang lingkup bersatu padu, maka system ekonomi pariwisata yang

berkelanjutan akan berjalan dengan baik. Masyarakatlah pemegang kunci utama

perkembangan ekonomi pariwisata berbasis ekowisata. Dapat dikatakan bahwa

masyarakat berperan sebagai jumlah keseluruhan pengalaman wisatawan yang

berwisata pada suatu daerah, hal ini bisa dilihat pada gambar 2.1:

Page 23: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

18

Gambar 2.1 Masyarakat sebagai pengalaman berwisata

Sumber: Konfererensi Internasional WTO (2006)

Berdasarkan beberapa wacana dalam konferensi tersebut, maka peran

pariwisata kerakyatan dalam pembangunan ekonomi pariwisata , dapat dijabarkan

sebagai berikut:

- Penambahan pada pendapatan penduduk lokal

- Adanya banyak peluang bagi penduduk yang masih remaja maupun

yang belum bekerja

- Menyebabkan peningkatan permintaan produk lokal

- Adanya budaya revitalisasi

- Menyebabkan peningkatan kebanggaan masyarakat

- Peningkatan kapasitas dalam pengambilan keputusan masyarakat

2.5 Penelitian sebelumnya

Konferensi internasional WTO (2006) melaporkan tentang “Pariwisata

Budaya dan Komunitas Lokal telah meneliti dan menghasilkan suatu deskripsi

Tentang peluang yang ditawarkan oleh kegiatan wisata budaya berkelanjutan

untuk kontribusi ekonomin pembangunan; kewajiban etis untuk berkontribusi

pada pengentasan kemiskinan, dan kebutuhan untuk melestarikan nilai-nilai

spiritual, seni dan budaya situs warisan dan tradisi yang ada disemua negara.Dari

sudut pandang komunitas, tujuan penting dari pembangunan pariwisata

Page 24: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

19

diharapkan bisa menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi, menciptakan

lapangan kerja baru, dan meningkatkan arus devisa. Setiap perkembangan tersebut

juga diharapkan bisa melindungi lingkungan dan terutama budaya lokal,

wisatawan yang tertarik di tempat pertama yang mereka kunjungi. Potensi wisata

budaya di masyarakat lokal diharapkan bisa menjadi pertimbangan utama dalam

diskusi mengenai kebijakan tentang pengentasan kemiskinan.

Vipriyanti (2008) meneliti mengenai “Banjar Adat dan Kearifan Lokal”,

yang menjelaskan tentang norma ketegasan adalah faktor yang paling penting

untuk sukses dari Bali untuk mempertahankan ruang publik yang dikelola oleh

masyarakat. Ketegasan norma cenderung untuk mendorong kelanjutan kegiatan

dalam kehidupan sosial, sumber daya, dan pelestarian lingkungan hidup, serta

kepercayaan pada Tuhan. Frekuensi dalam kegiatan umum di Bali pada masing-

masing banjar adat minimal 12 kali selama enam bulan. Ini membuat fungsi

kontrol sosial secara efektif terutama pada perilaku anggota banjar adat yang

menyimpang atau kerusakan pada sumber daya properti umum yang memiliki

oleh banjar adat.

Secara garis besar kegiatan pariwisata didominasi pertukaran barang dari

daerah asal menuju ke daerah tujuan wisata. Dengan kondisi ini seharusnya

perkembangan kegiatan ekonomi tidak hanya berlangsung di sumber wisatawan

tetapi juga terjadi di daerah tujuan wisatawan. Namun, ini dampak positif dari

pengganda ekonomi hanya merupakan cerminan sebagian dari nilai ekonomi total

wisata alam karena ada juga nilai-nilai non-penggunaan yang signifikan untuk

menambahkan ke dalam persamaan. Nilai-nilai ini termasuk nilai eksistensi yang

merupakan jumlah individu akan siap untuk membayar untuk mengetahui bahwa

daerah atau spesies terus ada (Tisdell, 2003). Penelitian Pendleton dan Rooke

(2006) menunjukkan bahwa nilai-nilai non-pasar untuk scuba-diving atau

snorkeling hari di perairan hangat rangers dari US $ 3 sampai US $ 199 per hari

untuk snorkeling dan US $ 31 sampai US $ 319 per hari untuk scuba-diving,

dengan surplus konsumen untuk non-penduduk umumnya melebihi bahwa bagi

warga mereka mengutip karya leeworthy et al. Dengan cara yang sama bahwa

efek langsung dan tidak langsung dapat dilihat dalam manfaat ekonomi pariwisata

Page 25: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

20

satwa laut demikian juga, yang mereka terwujud dalam biaya membangun dan

mempertahankan tujuan wisata alam dan atraksi. Biaya langsung adalah mereka

yang terlibat dalam 'pembelian tanah, penyusunan rencana pengelolaan, belanja

modal, pengembangan dan pemeliharaan jalan dan fasilitas, dan semua

manajemen dan administrasi biaya berulang' (Wells, 1997, hal. 21).

Biaya tidak langsung menyangkut dampak negatif yang timbul, seperti

kerusakan properti atau cedera pribadi yang disebabkan oleh satwa liar.

Sementara ini mungkin kurang jelas daripada di lokasi terestrial mana kerusakan

tanaman dan predasi ternak di pinggiran Taman Nasional telah banyak

didokumentasikan (lihat, misalnya Newmarket al., 1994).

Keprihatinan menggambarkan kekuatan diferensial nyata tidak hanya

antara berbagai jenis pemangku kepentingan tetapi juga di dalam masyarakat lokal

itu sendiri, itu jauh dari membangun homogen dan, sebagai Burke y (1993)

berpendapat, ada kebutuhan untuk mengungkap model keharmonisan masyarakat

hidup. Anggota masyarakat dibedakan oleh etnis, kelas, jenis kelamin dan usia.

Tidak hanya ada ditandai perpecahan antara orang-orang di masyarakat

dengan status istimewa dan miskin, tetapi bahkan di antara orang miskin, baris

divisi yang tajam ditarik sesuai dengan acces ke sumber daya, pasar dan lapangan

kerja, baik formal maupun informal. Dalam kasus perikanan pesisir di negara-

negara berkembang, misalnya, situasinya mungkin mirip dengan yang dijelaskan

oleh Ellis dan Allison (2004) untuk danau dan lahan basah di Afrika di mana

rumah tangga wealtheir aset sendiri yang berkaitan dengan perikanan (kapal,

jaring, perangkap) , serta lahan pesisir dan bisnis, dan mungkin memiliki kontrol

atas daerah memancing terbaik.

Salah satu cara di mana marginalisasi lapisan masyarakat, termasuk orang

tua dan cacat, dapat berbagi di ambil dari pendapatan ekowisata adalah melalui

penjualan cinderamata wisata. Healy (1994) merangkum keuntungan dari rumah

dan produksi kerajinan berbasis desa di bawah lima judul: kompatibilitas dengan

Page 26: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

21

kegiatan pedesaan; manfaat ekonomi (khususnya distribusi yang lebih adil);

pengembangan produk, keberlanjutan; dan pendidikan wisata.

Mungmachon (2012) dalam penelitiannya yang mempunyai tema

“Pengetahuan dan Kearifan Lokal”, menjabarkan bahwa terabaikan pentingnya

pengetahuan dan kearifan lokal. Dalam usia pendidikan sekolah, pengembangan

globalisasi berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menguji

pengetahuan dankearifan lokal di masyarakat dengan masalah akibat

pembangunan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa orang-orang tidak sadar

karena pengaruh yang masuk dan kemudian menyebar di dalam masyarakat.

Pengaruh ini menyebabkan banyak masalah lingkungan dan sosial, termasuk

hilangnya pengetahuan tradisional dan kearifan. Era globalisasi telah tiba, namun

dampak negatif yang dirasakan. masalah mereka perlu dipelajari secara kolektif

untuk memulihkan kearifan tradisional dan pengetahuan yang tetap,dan

mengintegrasikan pengetahuan baru. Kemasyarakatan merupakan suatu kekayaan,

dan memiliki dampak lingkungan dan sosial yang positif.

Sutarso (2012: 505) menyampaikan tentang kaitan kearifan lokal dengan

dunia pariwisata dengan tema “Menggagas Pariwisata Berbasis Budaya dan

Kearifan Lokal”, yang memberikan pendapat bahwa nilai lokal disamping mampu

menginspirasi tumbuhnya kearifan lokal (local indigeneus), di satu sisi tumbuh

menjadi nilai-nilai kehidupan yang memberi makna pada kehidupan dan interaksi

sesama mereka. Nilai strategis budaya lokal telah menginpirasi berbagai daerah

untuk mengembangkan potensi lokalitas dalam pengembangan pariwisata.

Dengan pertimbangan tersebut, dijelaskan bahwa pengembangan pariwisata tidak

boleh meminggirkan budaya dan spirit lokal.Perlu adanya gagasan pengembangan

pariwisata yang sejalan dengan pengembangan budaya dan semangat manusia

beserta cipta, rasa dan karsanya. Gagasan tersebut dikembangkan berdasarkan

asumsi bahwa pembangunan daya tarik wisata didasarkan pada pembangunan

masyarakat dan budayanya.

Page 27: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan metode campuran (mixed method), yang mengombinasikan atau

mengasosiasikan bentuk kualitatifdan bentuk kuantitatif. Dalam pendekatan ini

akan mengandung asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan

kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran kedua pendekatan tersebut dalam

satu penelitian (Creswell dan Clark, 2007). Penelitian ini juga menjelaskan

hubungan kausalitas antara variabel independen (variabel kegiatan pariwisata)

dengan variabel dependen (sumber daya pariwisata, proteksi destinasi wisata dan

dampak ekonomi pariwisata).

3.2 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari

data primer di lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari hasil survey

lapangan, data instansional maupun survey sekunder dari buku / dokumen teknis.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel yang tidak dapat diukur secara

langsung atau unobserved variable yang sering juga disebut dengan variabel laten

atau konstruk. Variabel penelitian ini meliputi :

A. Variabel Kegiatan Pariwisata

1. Atraksi Wisata

a. Atraksi alam

b. Atraksi budaya

c. Atraksi buatan

2. Aksesbilitas wisata

a. Sarana transportasi

Page 28: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

23

b. Prasarana Transportasi

3. Ancilary

a. Kelembagaan adat

b. Kelembagaan profesional

4. Amenities

a. Akomodasi

b. Pendukung pariwisata

B. Variabel kehidupan masyarakat

1. Karakteristik demografi

a. Jumlah penduduk

b. Pekerjaan penduduk

c. Tingkat pendidikan penduduk

2. Kegiatan Ekonomi

a. Penghasilan penduduk

b. Pengeluaran penduduk

c. Penguasaan kegiatan ekonomi

C. Variabel kebutuhan masyarakat

1. Kebutuhan fisik (Physiological need).

2. Kebutuhan memperoleh keamanan atau keselamatan (security or safety

need),

3. Kebutuhan bermasyarakat (social need),

4. Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan (Esteem need),

5. Kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.4.1 Definisi Operasional

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, terdapat variabel eksogen dan

endogen dalam penelitian ini. Definisi operasional dalam penelitian ini, dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Page 29: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

24

1. Kegiatan pariwisata yang dimaksud dalam penellitian ini

didefinisikan menjadi sejumlah variable yaitu : Atraksi Wisata yang

dibagi menjadi atraksi alam, atraksi budaya, atraksi buatan. Tiap

jenis atraksi akan dibagi kedalam tipologi atraksi yaitu atraksi

berbasis site / lokasi dan atraksi berbasis even / kegiatan.

Aksesbilitas wisata terdiri atas sarana transportasi dan prasarana

transportasi yang memuat informasi kwalitas dan kuantitas. Ancilary

yang didefinisikan kedalam kelembagaan yang ada di Nusa Penida

terkait dengan pengelolaan potensi wisata baik kelembagaan adat

maupun kelembagaan professional. Amenities yang dijabarkan

terkait dengan ketersediaan dan lokasi akomodasi dan fasilitas

pendukung pariwisata

2. Definisi kehidupan masyarakat lebih ditekankan pada karakteristik

demografi dan kegiatan ekonomi masyarakat. Karakteristik

demografi dijabarkan menjadi jumlah penduduk, pekerjaan

penduduk dan tingkat pendidikan penduduk.

3. Kebutuhan masyarakat di definisikan kedalam kebutuhan fisik

(Physiological need), ebutuhan memperoleh keamanan atau

keselamatan (security or safety need), kebutuhan bermasyarakat

(social need), kebutuhan untuk memperoleh kehormatan (Esteem

need), kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan

3.4.2 Pengukuran Variabel

Dalam penelitian terdapat 2 (dua) jenis angket yaitu angket terbuka dan

angket tertutup. Penelitian ini menggunakan angket tertutup, yaitu angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa, sehingga responden diminta untuk

memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan

memberikan tanda silang (x) atau tanda check list (v). Check list atau daftar cek

adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang diamati (Riduwan,

2008: 99-100). Angket ini disebarkan kepada masyarakat yang bergerak pada

sektor pariwisata di Nusa Penida. Pengukuran merupakan hal yang wajib

Page 30: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

25

dilaksanakan dalam penelitian ilmiah, karena pengukuran adalah jembatan untuk

menuju observasi. Penelitian selalu mengharuskan pengukuran variabel dalam

bidang yang diteliti. Prosedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan

definisi operasional variabel. Di dalam kerangka pemikiran telah dikemukakan

mengenai variabel-varibel penelitian.Untuk mempermudah analisis data, maka

variabel yang digunakanharus terukur terlebih dahulu, pengukuran variabel dalam

penelitian ini adalah menggunakan skala likert. Skala Likert adalah skala

pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar antara “sangat tidak

setuju” hingga “sangat setuju” yang mengharuskan responden menentukan derajat

persetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing dari

serangkaian pernyataan mengenai obyek stimulus (Malhotra, 2005: 298). Skala

Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dengan lima tingkat

degradasi nilai. Alternatif jawaban mempunyai bobot atau skor nilai sebagai

berikut:

Sangat Tidak Setuju (STS) = diberi skor 1

Tidak Setuju (TS) = diberi skor 2

Netral (N) = diberi skor 3

Setuju (S) = diberi skor 4

Sangat Setuju (SS) = diberi skor 5

Indikator- indikator yang terukur dapat dijadikan landasan untuk membuat

item instrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh

responden yang bersangkutan. Penggunaan skala likert pada variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian dijadikan sebagai ukuran

untuk menyusun instrument berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala likert ini

kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan menambah bobot dari

jawaban dipilih. Nilai rata-rata dari masing-masing responden dapat

dikelompokkan dalam kelas interval dengan jumlah kelas = 5, sehingga interval

tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Page 31: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

26

Nilai maksimum - nilai minimum

Interval = Jumlah kelas

= 5 – 1 / 5 = 0,80

Dari informasi diatas diketahui kriteria pendapat responden mengenai penerapan

pariwisata kerakyatan, partisipasi masyarakat dan pemerintah, potensi wisata,

proteksi destinasi wisata , dan pembangunan ekonomi pariwisata,adalah sebagai

berikut:

a. Nilai jawaban 1 ,00 - 1 ,79 = Sangat Tidak Setuju

b. Nilai jawaban 1 ,80 - 2,59 = Tidak Setuju

c. Nilai jawaban 2,60 - 3,39 = Netral

d. Nilai jawaban 3,40 - 4, 1 9 = Setuju

e. Nilai jawaban 4,20 - 5,00 = Sangat Setuju

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam

penelitian ini adalah analisis SEM. Penelitian ini diolah menggunakan program

SPSS dan AMOS. SPSS digunakan untuk input data yang diperoleh dari hasil

penelitian, sedangkan aplikasi AMOS digunakan untuk tampilan hasil penelitian

yang mudah agar bisa dilihat hubungan antar variabelnya. Adapun asumsi-asumsi

penggunaan SEM menurut Ferdinand (2002: 51), bahwa asumsi-asumsi yang

harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis

dengan pemodelan SEM adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Sampel

Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan ini adalah minimum

berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi untuk

setiap estimated parameter. Karena itu bila kita mengembangkan model

dengan 20 parameter, maka minimum sampel yang harus digunakan adalah

sebanyak 100 sampel.

2. Normalitas dan Linearitas

Page 32: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

27

Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji

dengan metode-metode statistik. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik

untuk normalitas terhadap data tunggal maupun normalitas multivariat

dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Uji

linearitas dapat dilakukan dengan mengamati scatterplots dari data yaitu

dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk

menduga ada tidaknya linearitas. Dengan menggunakan kriteria critical ratio

sebesar ± 2,58, pada tingkat signifikansi 0, 01 (1%) dapat disimpulkan bahwa

berdistribusi normal (Ferdinand, 2002: 174).

3. Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara

univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi-observasi lainnya. Evaluasi outliers univariat yang mempunyai z-

score ≥ 3.0 akan dikategorikan sebagai outliers, sedangkan evaluasi outliers

multivariat memiliki tingkat signifikansi 0,001 berdasarkan nilai chi-square

pada derajad bebas yang ditentukan (Ferdinand, 2002: 174-175).

4. Multicollinearity dan Singularity

Multikolinearitas dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians. Nilai

determinan matriks kovarians sangat kecil (extremely small) memberi

indikasi adanya problem multikolinearitas atau singularitas. Nilai determinan

matriks kovarians sampel yang jauh dari angka nol mencerminkan bahwa

tidak ada mutikolinearitas atau singularitas (Ferdinand, 2002: 176).

Page 33: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

28

NO

JENIS KEGIATAN

TAHUN 2015

MA

R

AP

R

ME

I

JU

N

JU

L

AG

S

SE

P

OK

T

1. Penjajagan

2. Pengumpulan Data

3. Pengolahan Data

4. Draf Laporan

5. Lokakarya/Seminar

6. Penyusunan Laporan

7. Laporan Akhir dan Penggandaan

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Pembiayaan (TAHUN I)

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) Ket. (%)

1. Gaji dan Upah Rp. 7.500.000 30%

2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan Rp. 10.000.000 40%

3. Perjalanan Rp. 2.500.000 10%

4. Lain-Lain (Adminintrasi, Laporan, Lokakarya/Seminar,

dan Publikasi)

Rp. 5.000.000 20%

JUMLAH Rp. 25.000.000 100%

4.2 Jadwal Penelitian

Page 34: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

29

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Ekowisata. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekowisata.

Anonim.2003. Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg

Bali.http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/9/17/bd1hl.htm.

Buckley, R. (2003) Case Studies in Ecotourism. CAB International, Wallingford,

UK.

Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D., Shepherd, R. And Wanhill, S.(1998)

Tourism: Principles and Practice. Prentice-Hall, Harlow, UK>

Fachruddin Hari A.P., Achmad Fahrudin, Niken T M Pratiwi, Setyo Budi S.

Kajian Kejerlanjutan Pengelolaan Wisata Pantai di Pantai Pasir Putih Bira,

Bulukumba Sulawesi Selatan. Jurnal kepariwisataan Indonesia. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Badan

Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

kreatif. Vol 8 Nomor 3 September 2013.

Ferdinand, A. 2002.Structural Equation Modelling Dalam Penelitian

Manajemen.Semarang : Fakultas Ekonomi Undip.

Gallego, Maria SantanaRodriguez, Francisco J. Ledesma., and rodriguez, Jorge V.

Perez (2011). On The Relationship Between Tourism and Trade, In Fabio

Cerina, Anil Markandya and Michael McAleer (Eds.) Economics of

Sustainable Tourism, Newyork : Routledge.

Healy, R. (1994) Tourist merchandise as a means of generating local benefits

from ecotourism. Journal of Sustainable Tourism 2(3), 137-151.

http ://komunikasi.unsoed.ac.id/sites/default/files/35.joko-sutarso-ums.pdf

Kadir, N. and Jusoff K. (2010). The Cointegrasion and causality test for tourism

and trade in Malaysia. International Journal of Economics and Finance.

Vol 2(1)

Kallayanamitra, C. 2012. Sustainability of Community-Based Tourism:

Comparison of Mae Kam Pong Village at Chiang Mai Province and Ta Pa

Pao Village. Lamphun Province.

Page 35: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

30

King, P. 2000. Protecting Local Heritage Places.Australian Heritage Commission.Planning Excellence Award 1999-2000.

Kongprasertamorn, K. 2007. Local Wisdom, Environmental Protection and

CommunityDevelopment : The Clam Farmers In Tambon Bangkhunsai,

Phetchaburi Province, Thailand.MANUSYA: Journal of Humanities 10.1.

Mungmachon, M.R. 2012.Knowledge and Local Wisdom: Community Treasure.

International Journal of Humanities and Social Science.Ubon Ratchathani

University, Thailand. Vol. 2 No. 13.

Newmark, W.D., Manyanza, D.N., Gamassa, D.-G.M. and Sariko, H.I. (1994)

The conflict between wildlife and local people living adjacent to protected

areas in Tanzania: human density as a predictor. Conservation Biology 8,

249-255.

Nizar, Muhammad Afdi. (2011, Juni) Pengaruh Pariwisata Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia.

Pedleton, L.H. and Rooke, J. (2006) Understanding the potential economic impact

of SCUBA diving and snorkelling: California. Available at:

http://linwoodp.bol.ucla.edu/dive.pdf

Putra, K.G.D. 2009.Tinjauan Strategis, Peluang dan Tantangan Pengembangan

Pariwisata Berbasis Budaya dan Masyarakat Lokal di Indonesia.

http://kgdharmaputra.blogspot.com/2009/08/tinjauan-strategis-peluang-

dan.html.

Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta

Rodger, K., Moore, S.A. and Newsome, D. (2007) Wildlife tours in Australia:

characteristics, the place of science and sustainable futures. Journal of

SustainableTourism 15(2), 160-179.

Setiawina, N.D. 2013. Sistem Ekonomi Kerakyatan. Denpasar: Universitas

Udayana.

Shan J. and Wilson K. (2001) Causality between trade and tourism : empirical

evidence from china. Applied Economics Letters. Vol. 8 pp 279 – 283

SIRGY M. J. (1985). Using Self-Congruity And Ideal Congruity To Predict

Purchase Motivation. Journal of business research, 13, 195 – 200.

Page 36: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

31

Susilo, S.B. (2003), Keberlanjutan pembangunan pulau – pulau kecil : Studi kasus

Kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari Kepulauan Seribu (Disertasi).

Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2003. 233p

Sutarso, J. t.t.MengagasPariwisata Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal.

Tisdell, C. (2003) Economic aspects of ecotourism: wildlife-based tourism and its

contribution to nature. Sri Lankan Journal of Agricultural Economics 5(1),

83-95.

Utama, M.S. dan Kohdrata, N. 2011.Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan

Kearifan Lokal (Modul Pembelajaran). Denpasar: Universitas Udayana.

Vipriyanti, N.U. 2008. Banjar Adat and Local Wisdom : Community Management

for Public Space Sustainability in Bali Province. Konferensi Biennial

IASC ke-12.England 14-18 Juli.

Wells, M.P. (1997) Economic perspectives on nature tourism, conservation and

development. Environment Department Papers No. 55. Environmental

Economic Series. Environmentally Sustainable Development. The World

Bank. Available at:

http://www.icrtourism.org/publications/Economicperspectivestourism.pdf

Wisnawa, M.B. 2012. Pariwisata Kerakyatan.

http://madebayu.blogspot.com/2012/02/pariwisata-kerakyatan.html.

World Tourism Organization. 2006. Cultural Tourism and Local Communities.

UNWTO International Conference on Cultural Tourism and Local

Communities.Yogyakarta 8-10 Februari.

Page 37: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

32

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. JUSTIFIKASI PENGUNAAN ANGGARAN

TAHUN 2015

No.

Uraian

Volume Harga

Satuan Jumlah

(Rp.)

%

20.00% 1 Ketua Peneliti (1 orang, 8 bulan) 8 OB 300.000 2.400.000 2 Anggota Peneliti (2 orang, 8 bulan) 19 OB 200.000 3.800.000 3 Pengolah Data (1 penelitian) 1 Paket 1.3000.000 1.300.000

7.500.000 II BAHAN HABIS PAKAI DAN

PERALATAN

Alat Tulis Kantor

40.00%

1 Kertas HVS A4 70 gram Cap Sinar Dunia isi 500 lbr 20 Buah 40.000 800.000

2 Bateray Alkaline AA 20 Buah 5.000 100.000 3 CD-RW isi 5 buah 30 Buah 3000 90.000 4 Ballpoint Biasa Merk Pilot Isi 12 20 Buah 1500 30.000 5 Map Box File Bantex 40 Buah 5000 200.000 6 Map Holder Plastik 40 Buah 5000 200.000 7 Buku Kwitansi Besar Isi 100 4 Buah 15000 60.000 8 Binder Clips 70 Kotak 1000 70.000 9 Tinta HP Laserjet C8061 X Colour 2 Buah 2.000.000 4.000.000

10 Tinta HP Laserjet C8061 X Black 2 Buah 1.850.000 3.700.000 11 Kertas C.D. Folio 10 Buah 35.000 350.000 12 Kertas F4 Sinar Dunia 70 gram 10 Buah 40.000 400.000

10.000.000 III PERJALANAN

1 Sewa Kendaraan (Kota Denpasar- Kab.Klungkung) (3 orang,

3hari/bulan, 8 bulan)

30

OH

55.000

1.650.000

10.00%

2 Sewa Boat Penyebrangan Sanur – Nusa Penida

10

OH

85.000

850.000

2.500.000 IV LAIN-LAIN (administrasi, publikasi,

lokakarya/seminar, laporan)

1 Administrasi Kelembagaan 1 Paket 500,000 100,000

25.00% 2 Publikasi (Jurnal Nasional,

Internasional, HaKI) 1 Paket 1.400.000 1,000,000

3 Seminar 1 Paket 2.500.000 1,000,000 4 Laporan 1 Paket 855,000 400,000

5.000.000

TOTAL BIAYA 25.000.000 100%

Page 38: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

33

2. DUKUNGAN PRASARANA

Penelitian menggunakan Laboratorium Destinasi Pariwisata, Program Studi (S1)

Destinasi Pariwisata, Fak. Pariwisata, Universitas Udayana. Ada pun yang disediakan

oleh laboratorium adalah data based, peminjaman alat perekam (3 Unit), Kamera Pro (1

Unit), LCD (1 Unit), Layar (1 Unit) dan Laptop (2 Unit). Termasuk pula peminjaman

ruangan laboratorium untuk rapat tim peneliti dan presentasi-presentasi hasil sementara

penelitian.

3. SUSUNAN ORGANISASI PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS

No

Nama / NIDN

Instansi Asal

Bidang ilmu

Alokasi

waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1.

Ida Bagus Suryawan, ST,

M.Si

PS. S1 Destinasi

Pariwisata, Fak.

Pariwisata,

Univ. Udayana

Kepariwisataan

(699)

10

jam/minggu

-Koordinasi

-Riset Lapangan

-Interpretasi Data

2.

Made Sukana, SST.

Par.,M.Par.

PS. S1 Industri

Perjalanan

Wisata, Fak.

Pariwisata,

Univ. Udayana

Kepariwisataan

(699)

6

jam/minggu

-Riset Lapangan

-Pengayaan

Konseptua-

Teoritis

Pariwisata

-Interpretasi Data

3.

I Gede Anom Sastrawan,

S.Par

PS. S1 Destinasi

Pariwisata, Fak.

Pariwisata,

Univ. Udayana

Kepariwisataan

(699)

6

jam/minggu

-Riset Lapangan

-Pengolahan Data

-Interpretasi Data

Page 39: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

34

4. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI SERTA

MAHASISWA YANG TERLIBAT

3.1. KETUA PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ida Bagus Suryawan, ST, M.Si L 2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli 3. Jabatan Struktural III a 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 197812292005 01 001 5. NIDN 0029127802 6. Tempat dan Tanggal Lahir Palangkaraya, 29 Desember 1978 7. Alamat Rumah Jl. Cokroaminoto gang Jempiring No.3 Ubung -

Denpasar Utara

8. Nomor Telepon/Faks /HP 08123806658 9. Alamat Kantor Jl. R Goris No. 7 10. Nomor Telepon/Faks 0361 223798 11. Alamat e-mail [email protected] 12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 12 orang; S-2= 0 Orang; S-3= 0 Orang 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Kebijakan Pembangunan Pariwisata

2.Perencanaan Kawasan Wisata 3.Proses Perencanaan Pariwisata 4.Pengantar Statistik 5.Statistik Pariwisata 6. Metodelogi Penelitian 7. Pembiayaan Pembangunan Pariwisata 8. Studi Dampak Pariwisata 9. Studi Kelayakan Pariwisata 10. Geografi Pariwisata 11. Wisata Perkotaan

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Institut Teknologi

Nasional Malang Universitas

Udayana

Bidang Ilmu Teknik Planologi Ilmu Lingkungan Tahun Masuk 1997 2007 Tahun Lulus 2002 2012 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Arahan

Pemanfaatan Ruang

dalam Penanganan

Arus Migrasi masuk

di Kota Denpasar

Strategi Pengelolaan

Potensi Ekowisata

di Desa Cau Belayu

Page 40: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

35

Nama Pembimbing/Promotor Agustina Nurul

Hidayati, Ibu

Sasongko

Prof. Made Antara,

Prof. Kasa

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Thesis dan Desertasi)

No.

Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1. 2013 Pengembangan desa Wisata di

Kecamatan Sebatik induk kabupaten

APBD 87

2. 2013 Pemetaan Pola Guna Lahan di

kawasan Mangupura Kabupaten

APBD 180

3. 2013 Revisi Tata Ruang Jalur Hijau di

Kabupaten Jembrana

APBD 170

4. 2013 Pengembangan dan Pemutahiran Web

BIPR

APBN 460

5. 2012 Penyusunan RIPPDA Kabupaten

Nunukan

APBD 350

6. 2012 Pemetaan Pencemaran Limbah B3 di

Denpasar Timur

APBD 44

7. 2011 Pengembangan Sumber Daya Manusia

di Kawasan Geopark Kintamani

APBN 350

8. 2011 Penyusunan Ranperda

Ketenagalistrikan Provinsi Bali

APBD 78

9. 2011 Evaluasi Kinerja SPAM di Provinsi

Bali

APBN 170

10 2011 Penyusunan Ranperda Pertambangan

Batuan Provinsi Bali

APBD 86

11 2010 Pengembangan Kelembagaan dalam APBD 80

12 2010 Percepatan Penyediaan Infrastruktur di

Provinsi Bali (Jalan Tol Soka - Seririt,

IPLT Suwung)

APBD 94

13 2009 Penyusunan Database Subak Sawah APBD 72

14 2009 Penyusunan Database Subak Abian APBD 74

15 2009 Monitoring dan Evaluasi Program

CBD 140 desa adat di Kabupaten

Tabanan

APBD 48

Page 41: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

16 2009 Penyusunan Standar Harga Barang di

Kabupaten Klungkung

APBD 44

17 2009 Penyusunan Data Tata Ruang Provinsi

Bali

APBD 92

18 2008 Penyusunan SLHD Kabupaten

Klungkung

APBD 75

19 2008 Penyusunan RPIJM Provinsi Bali APBD 170

20 2008 Fasilitasi perumahan Swadaya di

Provinsi Bali

APBD 45

21 2008 Evaluasi pemanfaatan lahan di

Kabupaten Buleleng

APBD 89

22 2008 Penyusunan Sistem Informasi

Manajemen Jalan di Kabupaten Bangli

APBD 148

23 2008 Penyusunan Sistem Informasi

Pendidikan di Kabupaten Buleleng

APBD 146

24 2008 Pemetaan dan Penelitian Pasir di

Provinsi Bali

APBD 42

25 2008 Penyusunan Sistem Informasi

Pariwisata di Kabupaten Bangli

APBD 41

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No.

Tahun

Judul

Pengabdian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp.) 1. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

Queen Hotel

Pemrakarsa 15

2. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

MA Hotel

Pemrakarsa 15

3. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

Hotel Aniyar

Pemrakarsa 15

4. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

Queen Hotel

Pemrakarsa 15

5. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

Hotel Fortune

Pemrakarsa 15

6. 2012 Pengembangan Belulang Spiritual

Dreamland

Swadaya

desa

2

7. 2012 Penyusunan jalur / tracking sungai di

Cau Belayu

Swadaya 0,5

8. 2012 Penentuan harga paket wisata di Formadat - 9. 2011 FGD Pengelolaan Pusat Kuliner di

Lempenge

Swadaya

DPRD

6

10. 2011 Sosialisasi Mitigasi Bencana di

Lombok Utara

APBD 30

36

Page 42: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

37

No. Nama Pertemuan ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan

1. Bintek Pariwisata dan Olahraga Kebijakan

pengembangan

Desember 2013/Denpasar

2. Bimbingan Teknis Pariwisata

Berkelanjutan

Pengembangan

pariwisata

November 2012 / Denpasar

3. Seminar hasil penelitian

Pariwisata

Pengembangan

Sumber Daya

Manusia di

Januari 2012 / Denpasar

4. Lokakarya pariwisata Pengembangan

sumber daya

Manusia untuk

November 2011

5. Lokakarya Pariwisata Pengembangan

Sumber Daya

Manusia Untuk

22 November 2011, Kintamani

11 2011 Pengabdian masyarakat dalam bentuk

Aksi Kebersihan dan Penghijauan

Swadaya

Fakultas

-

12 2010 Sistem Informasi Akomodasi

Pariwisata di Kabupaten Badung

APBD 38

13 2010 Sistem Informasi Akomodasi

Pariwisata di Kota Denpasar

APBD 36

14 2008 Pengabdian kepada masyarakat di

Subak Blumbungan Desa Sibang Kaja

Kecamatan Abian Semal Kabupaten

Badung. Tema ” Pendekatan Ekologis

dalam Penataan Lingkungan Subak

Blumbungan Kabupaten Badung”

APBN -

15 2008 Gerakan Penghijauan Kampus

Universitas Udayana Tahun 2008.

Tema ”Meningkatkan Budaya Citra

APBN -

*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer

Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun

Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nama Jurnal 1 Prosiding Senastek 2014 2014 Senastek 2 3 4

Dst.

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/

Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

Page 43: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

38

6. Focus Group Discussion Potensi Wisata

di Desa

Belandingan,

6 November 2011, Desa Batur

Tengah

7. Focus Group Discussion Potensi Wisata

di Desa

Trunyan,

5 November 2011, Desa

Kedisan

8. Lokakarya Silabus dan SAP

Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana

Geografi

Pariwisata

29 Oktober 2010, Fakultas

Pariwisata

9. Lokakarya Silabus dan SAP

Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana

Pembiayaan

Pembangunan

Pariwisata

29 Oktober 2010, Fakultas

Pariwisata

10. Lokakarya Silabus dan SAP

Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana

Kebijakan

Pembangunan

Pariwisata

15 Oktober 2010, Fakultas

Pariwisata

11. Lokakarya Silabus dan SAP

Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana

Pembangunan

Pariwisata

Berkelanjutan

15 Oktober 2010, Fakultas

Pariwisata,

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit

1. Studi dan Analisis Dampak

Sektor Pariwisata 2012 97 -

2. Pariwisata dan Wilayah Kota 2012 188 -

3. Geografi dalam Konteks 2011 160 -

4. Aplikasi Pembangunan

Berkelanjutan dalam Pariwisata 2011 117 -

5. Aplikasi GIS dalam Penyajian

Sistem Informasi Pariwisata 2010 133 -

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Thema Tahun Jenis No.P/ID 1 2 3 4

Dst.

H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

Page 44: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

39

Page 45: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

40

3.2.Anggota

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Made Sukana, SST. Par.,M.Par. L 2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli 3. Jabatan Struktural III/b 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19791231 200312 1 002 5. NIDN 0031127904 6. Tempat dan Tanggal Lahir Songan/ 23 April 1979 7. Alamat Rumah Perum. Pondok Intan Asri Blok A/7, Sedang, Badung.

8. Nomor Telepon/Faks /HP 081338228299 9. Alamat Kantor Jl. R Goris No. 7 10. Nomor Telepon/Faks 0361-22 37 98 11. Alamat e-mail [email protected] [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 12 orang; S-2= 0 Orang; S-3= 0 Orang 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Sosiologi Pariwisata

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3. Sistem Pariwisata 4. Manajemen Sumber Daya Manusia 5. Kewirausahaan 6. Pemasaran Destinasi Pariwisata

1. Riwayat Pendidikan:

Tamat Th. 1991 SDN 1 Songan, Kec. Kintamani. Kab. Bangli, Prop. Bali. Tamat Th. 1994 SLTPN 4 Kintamani. Kec. Kintamani. Kab. Bangli. Prop. Bali.

Tamat 2 Juni 1997 SMUN 1 Bangli. Kab. Bangli. Prop. Bali . Tamat 28 Oktober 2002. Memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Pariwisata (SST.Par.)

pada Program Studi Pariwisata, Universitas Udayana, Denpasar,

Bali. Tamat 22 Juli 2005 Memperoleh gelar Master Pariwisata (M.Par.) pada Program

Magister Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana, Universitas

Udayana, Denpasar, Bali. 2. Riwayat Pekerjaan:

21-22 Okt 2000 Coordinator Liason Officer Pada Seminar: Dilema Tajen dalam

Masyarakat Bali, PCMI Bali. Th. 2002-2003 Import Staff PT. Pacific Express, Jl. Hang Tuah 3X, Denpasar,

Bali Nov 2002-Nov 2003 Asisten Dosen (Honorer) di Program Studi Pariwisata Universitas

Udayana, Denpasar, Bali. 1 Desember 2003 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Program Studi Pariwisata

Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

(Kep. Mendiknas RI, No. 7950/A2/KP/2004. Tgl 4 Maret 2004) 1 Januari 2005–Sekarang. Diangkat Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Program

Studi Pariwisata Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

Page 46: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

41

14 Agst-14 Nov 2000 Job Training di Department Food and Beverage (F&B) Hotel Radisson Bali, Indonesia.

2 Maret-27 Agst 2001 Job Training di Bagian Guest Service Agent (GSA), Front Office, Grand Copthorne Waterfront Hotel, Singapore

28 Sept -11 Okt 2004. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (Diklat Prajab III) Angkatan II Tahun 2004 yang diselenggarakan oleh Badan

Diklat Prop. Bali 29 – 30 Nop 2004 Pelatihan Metodologi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Di

Universitas Udayana, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM)

dan Lembaga Penelitian (Lemlit), Universitas Udayana, Bukit-

Jimbaran. 10 Juli 2006 Pelatiah Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)

bagi Dosen-Dosen Perguruan Tinggi di Denpasar 25-26 Agustus 2006 Pelatihan Ekowisata Nasional yang dilaksanakan atas kerjasama

Bali Tourism Board (BTB), Diparda Prop. Bali dan Puslit Budpar

UNUD. 21-22 Desember 2006 Training of Trainer (TOT) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Tinggi, Badan Penjaminan Mutu Universitas Udayana (BPMU).

3. Riwayat Tugas

(Kep. Mendiknas RI, No. 1581/J14.11/KP.02.03/2004, Tgl. 28

Desember 2004).

1 Agustus 2005 Pengangkatan Pertama dalam Jabatan Fungsional Dosen sebagai

ASISTEN AHLI (IIIa)

(Kep. Mendiknas RI, No. 58/J14/KP.00.14/2005. Tgl 31 Juli 2005) 1 Desember 2006 Menerima jabatan tenaga pengajar sebagai ASISTEN AHLI (III

a)

(Kep. Mendiknas RI, No. 73/J14/KP.00.14/2006. Tgl 30 Nopember

2006) 1 Desember 2006 Sekretaris Laboratorium Manajemen Objek dan Atraksi Wisata

Program Studi Pariwisata UNUD

(Kep. KPS No. 1022/J14.11/PP.03.06/2006) 1 Desember 2006

(Anggota) Tim Penyusun Rencana Kinerja (Renja) Program Studi Pariwisata UNUD

(Kep. KPS No. 1026/J14.11/ PR.00.04/2006) 1 Desember 2006

(Anggota) Tim Penyusun Proposal Hibah Kompetisi (PHK) Program Studi Pariwisata UNUD

(Kep. KPS No. 1024/J14.11/ PR.00.05/2006) 20 Desember 2006 Tim Penyusunan Evaluasi Diri Program Studi Pariwisata UNUD

(Kep. KPS No. 1105/J14.11/ PR.00.05/2006) 20 Desember 2006 Tim Penyusunan Akreditasi Jenjang Pendidikan Diploma IV

Pariwisata Program Studi Pariwisata UNUD

(Kep. KPS No. 1106/J14.11/PR.00.05/2006) 22 Mei 2007 Menerima jabatan tenaga pengajar sebagai ASISTEN AHLI (III

b)

terhitung 1 April 2007.

(Kep. Mendiknas RI, No. 240/J14.11/KP.02.03/2007. Tgl 22 Mei

2007)

4. Mata Kuliah yang diasuh dan jumlah SKS

Mata Kuliah Jumlah SKS Sosiologi Pariwisata 3 SKS Manajemen Objek dan Daya Tarik Wisata 3 SKS Psikologi Pariwisata 2 SKS Ekowisata 2 SKS

5. Kegiatan Pelatihan:

Page 47: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

42

28 Oktober 2005 Pelatihan Bahasa Asing pada Masyarakat Desa Bona Kabupaten

Gianyar 14 September 2006 Strategi Pengembangan dan Pemasaran Pantai Amed Sebagai Objek

Wisata Diving 13 Oktober 2006 Pemberdayaan Masyarakat Adat Dalam Mengelola Obyek Wisata

6. Hasil Penelitian :

Tahun 1999 Pemanfaatan Kunang-Kunang (Pteropthyx Sp. ; Lampyridae)

Sebagai Atraksi Wisata Dalam Mendukung Ekoturisme di Kawasan

Wisata Ubud.

Juara I Nasional Lomba Karya Inovatif Produktif (LKIP) Tingkat

Mahasiswa. Oktober 2002 Keberadaan Usaha Pondok Wisata Di Kelurahan Kuta Kabupaten

Badung, Skripsi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Program

Studi Pariwisata Universitas Udayana (Tidak Diterbitkan). Oktober 2004

(Anggota Peneliti) Dinamika Pariwisata dan Hubungannya Dengan Dinamika

Pembangunan Bali, Kerjasama Antara Bank Indonesia Denpasar

Dengan Program Magister Kajian Pariwisata, Program Pasca

Sarjana, Universitas Udayana Th. 2004 (Anggota Peneliti)

Pemahaman Masyarakat Mengenai Budaya Lokal Dan Budaya Wisatawan Di Bali, Program Magister Kajian Pariwisata, Program

Pasca Sarjana, Universitas Udayana. Juli 2005 Sikap dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Ubud Kabupaten Gianyar

Terhadap Wisatawan Cina, Tesis Untuk Memperoleh Master

Pariwisata Di Program Magister Kajian Pariwisata, Program

Pasacasarjana, Universitas Udayana (Tidak Diterbitkan) September 2005 (Anggota Peneliti)

Kajian Karakteristik Pengembangan Potensi Pariwisata Di Wilayah Kabupaten Bangli Dalam Rangka Penyusunan Rencana

Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Bangli Desember 2006 (Anggota Peneliti)

Evaluasi/Observasi Sewa Rumah di Lingkungan Kota Denpasar, Kerjasama Setda Propinsi Bali dengan Pusat Penelitian

Kependudukan dan Sumber Daya Manusia UNUD Januari 2007 (Fasilitator)

Survey Branding Bali 2007, Pemerintah Provinsi Bali melalui Bali Branding Team.

Juni 2007

(Ketua Peneliti) Pengembangan Potensi Pertanian Sebagai Objek Wisata Agro Di Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli

Juni 2007 (Fasilitator)

Respon Masyarakat Lokal Terhadap Rencana Pengembangan Pariwisata Di Pulau Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota

Denpasar Juni 2007 (Anggota Peneliti)

Perencanaan Kawasan Bendungan (Embung) Telaga Tunjung Sebagai Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Tabanan

Juni 2007

(Ketua Peneliti) Pengembangan Desa Wisata Bayung Gede, Kecamatan Kintamani,

Kabupaten Bangli Juli 2007 (Anggota Peneliti)

Pengembangan Kereta Gantung Sebagai Sarana Wisata Di Objek Wisata Kintamani, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali

7. Publikasi Ilmiah

Analisis Pariwisata

Volume 7, No. 1, 2005

(ISSN 1410.3729)

Sikap dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Ubud Kabupaten Gianyar Terhadap Wisatawan Cina

Analisis Pariwisata

Volume 7, No. 2, 2006

(ISSN 1410.3729)

Postmodernisme dan Pariwisata Kerakyatan

8. Pengabdian Masyarakat

Page 48: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

43

22 November 1997 Diklat Kewirausahaan Pemuda Dan Stadium General Kewirausahaan,

Kerjasama Kantor Menteri Pemuda dan Olah Raga RI dengan Universitas

Udayana. 26 Sept 1998 Prospek Ekoturisme Sebagai Alternatif Pengembangan PAriwisata Yang

Berkelanjutan, Dalam Rangka Dies Ke-36 Universitas Udayana. 28 April 1999 Pariwisata Dalam Kajian Keilmuan, Program Studi Pariwisata, Universitas

Udayana, Denpasar. 2 Oktober 1999 Ekowisata : Prospek, Peluang dan Tantangannya Di Bali, Program Studi

Pariwisata, Universitas Udayana, Denpasar. 11 Desember 1999 Pendidikan dan Pelestarian Kepribadian Bangsa, Perhimpunan Alumni

Dari Jepang (PERSADA), Universitas Udayana, Denpasar. 3 Mei 2000 Diskusi Panel : Menilik Permasalahan Manajemen Pengelolaan Sampah

Dari Aspek Dampak Lingkungan Dan Dampak Kesehatan Di Kota Denpasar, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar.

26 Nopember 2004 Pariwisata Dalam Era Pemerintahan Baru, Fakultas Sastra, Universitas

Udayana, Denpasar. 29 April 2005 Seminar HUT XX Program Studi Pariwisata UNUD dengan tema “

Menigkatkan Pengetahuan Civitas Akademika dalam Mengidentifikasi

Uniqueness dan Interpretation Objek dan Daya Tarik Wisata, Program

Studi Pariwisata, Universitas Udayana. 21 Pebruari 2006 Studium General & International Seminar on “Sustainable Development”,

Tourism Study Program, Udayanan University. 29 April 2006 Seminar Internasional “The Internasional Seminar on Tourism and Cross

cultural Understanding and Communication”, diselenggarakan dalam

Tanah Lot

September 2007 Pelatihan Wisata Agro Pada Masyarakat Petani Desa Belok Sidan

Kecamatan Petang

Kabupaten Badung September 2007 Pelatihan Budaya Lokal Dan Wisatawan Pada Pramuwisata Di

Objek Wisata Sangeh, Kabupaten Badung September 2007 Pelatihan Ekowisata Pada Masyarakat Petani Rumput Laut Desa

Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

9. Pembimbing Skripsi

Lusi Rahmawati

0012041061 (Ujian Tgl. 11-04-2006)

Peranan Dinas Pariwisata Propinsi Bali Dalam Penertiban

Pramuwisata Di Kabupaten Badung, Skripsi, Program Studi Pariwisata, UNUD, 2006.

Wayan Subandi 0012041037

(Ujian Tgl. 13-04-2006)

Potensi Pertanian dan Tanaman Holtikultura Banjar Lawak Desa Belok Sidan dalam Menunjang Pengembangan Wisata Agro Di

Kabupaten Badung, Skripsi, Program Studi Pariwisata, UNUD,

2006. I Kadek Agus Swandana 0212014027

(Ujian Tgl. 17-07-2006)

Pengembangan Pertanian Rumput Laut Sebagai Ekowisata Di Desa Lembongan Kecamatan Nusa Penida Kabupaten

Klungkung, Skripsi, Program Studi Pariwisata, UNUD, 2006.

I Nyoman Gede Ngurah Rai (0212014083)

(Ujian Tgl. 21-10-2006)

Strategi Pengembangan Wisata Trekking Sebagai Wisata Alternatif di Kawasan Gunung Batur, Kecamatan Kintamani,

Kabupaten Bangli, Skripsi, Program Studi Pariwisata, UNUD,

Oktober 2006. I Wayan Kariasa 0212014038

(Ujian Tgl. 21-10-2006)

Peranan Yayasan Bintang Danu Dalam Pengelolaan Objek

Wisata Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli,

Skripsi, Program Studi Pariwisata, UNUD, Oktober 2006.

10. Seminar

Page 49: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

44

29 Sept 1999 Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Pada Universitas Udayana. 22 Februari 2000 Pemenang Pertama Bidang Sosbudhum Lomba Karya Inovatif Produktif

rangka HUT dan Badan Kekeluargaan XXI tanggal 1 Mei 2006, Program

Studi Pariwisata, Universitas Udayana. 1 Desember 2006 Seminar Pariwisata dengan Topik: “Potensi dan Prospek Pengembangan

Pariwisata Kabupaten Wakatobi; Propinsi Sulawesi Tenggara” Oleh:

Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi Sulawesi

Tenggara, Program Studi Pariwisata UNUD 28 April 2007 Pariwisata dan Pengentasan Kemiskinan, Program Studi Pariwisata

Universitas Udayana 17 Mei 2007 Studium General on Signing an Academic Agreement Between Udayana

University and Yongsan University 30 Mei 2007 Kajian Metode Etnografi dalam Riset Pariwisata, Program Studi

Pariwisata Universitas Udayana 21 Juli 2007 Pemahaman Hak Kekayaan Intelektual Perguruan Tinggi, diselenggarakan

atas kerjasama Forum komunikasi Delapan Perguruan Tinggi (FK8PT)

Universitas Udayana dengan UPT. Sentra HKI Universitas Udayana. 12 Desember 2007 Seminar dan Pameran Tourism Field Study (TFS) 2007 Jurusan

Manajemen Kepariwisataan: Persepsi Wisatawan terhadap Produk Wisata

Bali.

11. Lokakarya/Semiloka :

3-4 Maret 2000 Antisipasi Dan Implementasi Otonomi Yang Efektif Dan Efisien Mutlak

Perlu Demi Pembangunan Bali Yang Berlanjut, Bali Human Ecology

Study Group (Bali-HESG) Bekerjasama dengan UNUD dan BAPPEDA

Prov. Bali, Denpasar.

24 April 2001 Team Building Workshop, Grand Copthorne Waterfront Hotel. 24-25 Agustus 2004 Lokakarya Satuan Acara Perkuliahan (SAP) di Program Studi Pariwisata

Universitas Udayana, Denpasar. 29 Agustus 2006 Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Metodologi Penelitian Pariwisata

yang dilaksanakan Program Studi Pariwisata dalam rangka Dies Natalis

44 Universitas Udayana tanggal 29 September 2006 23 September 2006 Optimalisasi SKS dan Penyusunan Panduan Pelaksanaan SKS berbasis

Student Centre Process, LP3 Universitas Udayana. 3-4 Nopember 2006 The 4

th International Seminar and Workshop on Traditional Culture in a

Changing World “Ecological Challenges to Sustainable Development of

Bali”, Seatle Group USA and Bali HESG. 23 Desember 2006 Semiloka Pembuatan Proposal Program Hibah Kompetisi (PHK), Badan

Penjaminan Mutu Universitas Udayana (BPMU). 27 Juli 2007 Dialog Pariwisata Bali: Kearifan Lokal di Tengah Kapitalisme Global”,

Diselenggarakan atas kerjasama Pusat Penelitian Kebudayaan dan

Kepariwisataan Universitas Udayana, Forum Komunikasi dan

Konsultasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Udayana,

dan Bali Travel News 6 Oktober 2007 Evaluasi dan Penyusunan Kurikulum D4 Pariwisata dan S2 Pariwisata,

diselenggarakan oleh Badan Penjaminan Mutu Universitas Udayana

(BPUM), bekerjasama dengan Program Pendidikan D4 Pariwisata dan

Program Studi Magister Kajian Pariwisata 17 Nopember 2007 Menjadikan Kajian Pariwisata sebagai Program Unggulan di Universitas

Udayana, dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Delapan Perguruan

Tinggi (FK8PT) Universitas Udayana

12. Penghargaan :

Page 50: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

45

(LKIP) Tingkat Nasional, PIMNAS, Dijen Dikti, Depdiknas RI.

9 November 2002 Lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tertinggi/Cumlaude

(dengan pujian) Pada Program Studi Pariwisata Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

4 Agustus 2005 Lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Cumlaude (dengan pujian) Pada Program Magister Kajian Pariwisata, Program

Pasacasarjana, Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

13. Rencana Tahun 2008 a. Penelitian

No Judul Biaya Tempat 1 Sikap Dan Perilaku Pedagang Terhadap Wisatawan Di

Pasar Seni Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten

Gianyar

Rp. 5.000.000,- Pasar Seni

Sukawati

2 Kajian Potensi Wisata Bahari Di Desa Lembongan,

Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung Rp. 5.000.000,- Desa

Lembongan 3 Kajian Potensi Pariwisata Di Wilayah Kabupaten

Klungkung, Provinsi Bali Rp. 5.000.000,- Kabupaten

Klungkung 4 Kajian Pengembangan Potensi Ekowisata Di Desa

Pakraman Kiadan, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung

Rp. 5.000.000,- Desa Plaga

b. Pengabdian

No Judul Biaya Tempat 1 Sosialisasi Penerapan Prinsip-Prinsip Ekowisata Pada

Masyarakat Objek Wisata Air Panas Banjar, Kabupaten

Buleleng.

Rp. 4.000.000,-

2 Sosialisasi Wisata Agro Pada Masyarakat Petani Desa

Catur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Rp. 4.000.000,-

3 Pelatihan Bahasa Mandarin Pada Pedagang di Pasar Seni Ubud, Kabupaten Gianyar

Rp. 4.000.000,-

4 Pelatihan Bahasa Jepang Pada Pramuwisata di Objek Wisata Sangeh, Kabupaten Badung

Rp. 4.000.000,-

5 Pelatihan Bahasa Inggris Pada Masyarakat Banjar Lawak, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten

Badung

Rp. 2.000.000,-

c. Seminar Ilmiah

No Judul Biaya Tempat A Studium General on Signing an Academic Agreement

Between Udayana University and Bremen University,

Germany

PS.Pariwisata UNUD

B Studium General on Signing an Academic Agreement Between Udayana University and Prince of Songkla

University

PS.Pariwisata UNUD

C Seminar dan Pameran Tourism Field Study (TFS) 2008 Jurusan Manajemen Kepariwisataan

Ps. Pariwisata STP Bali, Nusa Dua

D Lokakarya Kurikulum PS. Pariwisata Ps. Pariwisata PS.

Pariwisata,

UNUD E Seminar tentang Buku Ajar Ps. Pariwisata PS.

Pariwisata,

UNUD

Page 51: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

46

Page 52: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

47

3.3. Anggota

1. Nama Lengkap (dengan gelar) I Gede Anom Sastrawan, S.Par L 2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli 3. Jabatan Struktural III/a 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 5171030503920001 5. NIDN - 6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 5 Maret 1992 7. Alamat Rumah Jl. Ir Ida Bagus Oka gang Keris No: 6 Panjer

8. Nomor Telepon/Faks /HP 0361-224572/081294638390 9. Alamat Kantor Jl. R Goris No. 7 10. Nomor Telepon/Faks 0361-224572 11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 0 orang; S-2= 0 Orang; S-3= 0 Orang

1. Teknologi Informasi Pariwisata

2. Sistem Pariwisata

3. Kebijakan Pembangunan Pariwisata

4. Perencanaan Destinasi Pariwisata

5. Proses Perencanaan Pariwisata

A. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas

Udayana Universitas

Udayana

Page 53: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

48

Bidang Ilmu Destinasi Pariwisata Kajian

Pariwisata

Tahun Masuk 2010 2014 Tahun Lulus 2014 - Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Strategi

Pengembangan

Potensi Pantai

Crystal Bay Di

Desa Sakti,

Kecamatan Nusa

Penida, Kab.

Klungklung

Nama Pembimbing/Promotor Pembimbing I :

Drs. I Nyoman

Sunarta, M.Si

Pembimbing II:

Ida Bagus

Suryawan, ST.,

M.Si.

B. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Thesis dan Desertasi)

No.

Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1 2011 Pengembangan Sumber Daya Manusia

di Kawasan Geopark Kintamani APBN 350

2 2012 Penyusunan RIPPDA Kabupaten

Nunukan APBN 350

Page 54: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

C. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul

Pengabdian Pendanaan

Sumber *) Jml (Juta Rp.)

49

Page 55: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

50

No. Nama Pertemuan ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan

1. Bintek Pariwisata dan Olahraga Kebijakan

pengembangan Desember 2013/Denpasar

2. Bimbingan Teknis Pariwisata

Berkelanjutan Pengembangan

pariwisata November 2012 / Denpasar

1. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

Queen Hotel Pemrakarsa 15

2. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

MA Hotel Pemrakarsa 15

3. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

Hotel Aniyar Pemrakarsa 15

4. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

Queen Hotel Pemrakarsa 15

5. 2013 Pendampingan penyusunan UPL UKL

Hotel Fortune Pemrakarsa 15

6. 2012 Pengembangan Belulang Spiritual Dreamland

Swadaya desa

2

7. 2012 Penyusunan jalur / tracking sungai di

Cau Belayu Swadaya 0,5

8. 2012 Penentuan harga paket wisata di Formadat - 9. 2011 FGD Pengelolaan Pusat Kuliner di

Lempenge Swadaya

DPRD 6

10. 2011 Sosialisasi Mitigasi Bencana di

Lombok Utara APBD 30

11 2011 Pengabdian masyarakat dalam bentuk

Aksi Kebersihan dan Penghijauan Swadaya

Fakultas -

12 2010 Sistem Informasi Akomodasi

Pariwisata di Kabupaten Badung APBD 38

13 2010 Sistem Informasi Akomodasi

Pariwisata di Kota Denpasar APBD 36

*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer

Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya

D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun

Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nama Jurnal 1 Prosiding Senastek 2014 2014 Senastek 2 3 4

Dst.

E. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/

Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

Page 56: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

51

3. Seminar hasil penelitian

Pariwisata Pengembangan

Sumber Daya

Manusia di

Januari 2012 / Denpasar

4. Lokakarya pariwisata Pengembangan

sumber daya

Manusia untuk

November 2011

5. Lokakarya Pariwisata Pengembangan

Sumber Daya

Manusia Untuk

22 November 2011, Kintamani

6. Focus Group Discussion Potensi Wisata

di Desa

Belandingan,

6 November 2011, Desa Batur

Tengah

7. Focus Group Discussion Potensi Wisata

di Desa

Trunyan,

Abang Batudinding, Buahan,

Songan A dan

Songan B

5 November 2011, Desa

Kedisan

F. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit

1.

2.

3.

4.

5.

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Thema Tahun Jenis No.P/ID 1 2 3 4

Dst.

G. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya

dalam 5 Tahun Terakhir

Page 57: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa

Sosial Lainnya Tahun Tempat Respon

1.

2.

3.

4.

5.

52

Page 58: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

53

Page 59: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

1. Nama : I Made Jodi Artawan

2. Nim : 1212015021

3. Umur : 20 Tahun

4. Jenis kelamin : Laki-laki

5. Pendidikan : Mahasiswa

6. Alamat : Jl. Dr. Goris No 7

7. No hp : 085738286287

ASISTEN PENELITIAN (MAHASISWA)

Asisten Peneliti I

Asisten Peneliti II 1. Nama : I Komang Agus Sugiarta

2. Nim : 1212015042

3. Umur : 20 Tahun

4. Jenis kelamin : Laki-laki

5. Pendidikan : Mahasiswa

6. Alamat : Jl. Dr Goris No 7

7. No hp : 081916727274

54

Page 60: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

55

Page 61: Kode/Nama Bidang Ilmu: 699 Bidang Ilmu : Kepariwisataan

56