40
KODE ETIK GURU NAMA : SITI NURHASANAH NIM : H1C1001013 MATA KULIAH : LEGISLASI PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEMDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2013

Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

KODE ETIK GURU

NAMA : SITI NURHASANAH

NIM : H1C1001013

MATA KULIAH : LEGISLASI PROFESI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEMDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2013

BAB 1

Page 2: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Akhir-akhir ini pendidikan menjadi masalah yang ramai dibicarakan.Berbicara

mengenai pendidikan berarti berbicara tentang profesiguru. Pada saat ini profesi guru

merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan siswa dan siswi, hal

tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan bangsa ini, guru

yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang berkualitas juga,

begitu pun sebaliknya, seorang guru yang tidak berkualitas akan menjadikan bangsa ini

menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang terjajah lagi, selain itu  

saat ini profesi guru dijamin kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu, orang-orang berlomba-

lomba untuk menjadi seorang guru. Namun, menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah

ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain adalah syarat admistrasi, teknis, psikis,

dan fisik, selain itu seorang guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,

sosial dan professional.

Namun,kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru dalam menjalankan

profesinya tersebut tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun pelanggaran terhadap

norma-norma menjadi seorang guru, sehingga pemerintah menetapkan suatu aturan atau

norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di Indonesia yang dikenal dengan “Kode

Etik Guru”. Dengan adanya Kode Etik Guru ini, diharapkan para guru dapat menjalankan

tugasnya dengan baik sebagaimana telah ditetapkan dalam Kode Etik Guru tersebut.

1.2  Rumusan Masalah

1.     Apakah pengertian Kode Etik Guru?

2.     Apakah isi dari kode etik guru?

3.     Apakah hakikat kode etik guru terhadap guru di Indonesia?

4.     Apakah tujuan kode etik guru?

5.     Apakah fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia?

1.3  Tujuan

Page 3: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

1.     Untuk menjelaskan pengertian Kode Etik Guru

2.     Untuk menjelaskan isi dari kode etik guru

3.     Untuk menjelaskan hakikat kode etik guru terhadap guru di Indonesia

4.     Untuk menjelaskan tujuan kode etik guru

5.     Untuk menjelaskan fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia

1.4  Manfaat

1.     Dapat mengetahui pengertian Kode Etik Guru

2.     Dapat mengetahui isi dari Kode Etik Guru

3.     Dapat mengetahui hakikat Kode Etik Guru terhadap guru di Indonesia

4.     Dapat mengetahui tujuan Kode Etik Guru

5.     Dapat mengetahui fungsi Kode Etik Guru di Indonesia

BAB 2

Page 4: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian  Kode Etik Guru

Interpretasi tentang kode etik belum memiliki pengertian yang sama. Berikut ini ada

beberapa pengertian mengenai kode etik:

2.1.1       Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Pasal 28 menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai

pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan di luar kedinasan". Dalam

Penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya Kode Etik ini,

Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat

mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan

tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik

Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di simpulkan, bahwa

kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam

melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari- hari.

2.1.2       Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan

bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah

laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan bekerja sebagai

guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode

Etik Guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan moral, dan

(2) sebagai pedoman tingkah laku.

2.1.3       Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD), Pasal 43, dikemukakan

sebagai berikut: (1) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan, dan martabat guru

dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode

etik; (2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang

mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.

Secara harfiah, “kode etik” berarti sumber etik.Etik berasal dari

perkataan ethos, yang berarti watak.Istilah etik (ethica) mengandung makna nilai-nilai

yang mendasari perilaku manusia.Term etik berasal dari bahasa filsafat, bahkan

menjadi salah satu cabangnya.Etik juga disepadankan dengan istilah adab, moral, atau

Page 5: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

pun akhlaq.Etik artinya tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan

kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan

suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis

sebagai pedoman dalam berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma

yang dianut oleh sekolompok orang atau masyarakat tertentu.Dalam kaitannya dengan

Istilah profesi, kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar

kegiatan anggota suatu profesi.

Jadi “kode etik guru” diartikan sebagai aturan tata-susila keguruan.Aturan-

aturan tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) melibatkan

dari segi usaha.Maksud dari kode etik guru di sini adalah norma-norma yang

mengatur hubungan kemanusiaan (relationship) antar guru dengan lembaga

pendidikan (sekolah); guru dengan sesama guru; guru dengan peserta didik; dan guru

dengan lingkungannya.Sebagai sebuah jabatan pekerjaan, profesi guru memerlukan

kode etik khusus untuk mengatur hubungan-hubungan tersebut.

2.2 Isi Kode Etik Guru

Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII, yang

terdiri dari Sembilan item berikut:

2.2.1       Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk

manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

Maksud dari rumusan ini, sesuai dengan roeping-nya, guru harus mengabdikan

dirinya secara ikhlas untuk menuntun dan mengantarkan anak didik seutuhnya, baik

jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental agar menjadi insan pembangunan

yang menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan berbagai aktivitasnya dengan

mendasarkan pada sila-sila pada Pancasila. Guru harus membimbing anak didiknya

kearah hidup yang selaras, serasi dan seimbang.

2.2.2       Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai

dengan kebutuhan anak didik masing-masing

Page 6: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

Berkaitan dengan item ini, maka guru harus mendesain program pengajaran

sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setiap anak didik.Yang lebih penting lagi guru

harus menerapkan kurikulum secara benar, sesuai dengan kebutuhan masing-masing

anak didik.Kurikulum dan program pengajaran untuk tingkat SD harus juga

diterapkan di SD, kurikulum untuk tingkat perguruan tinggi harus juga diterapkan

untuk perguruan tinggi begitu seterusnya. Bukan asal gampangnya saja, kurikulum

untuk program SMP dapat digunakan di SD, SMA dan bahkan digunakan untuk

perguruna tinggi. Hal semacam ini berarti guru sudah melanggar kejujuran

profesional.

2.2.3       Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi

tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

Dalam kaitan belajar-mengajar, guru perlu mengadakan komunikasi dan

hubungan baik dengan anak didik.Hal ini terutama agar guru mendapatkan informasi

secara lengkap mengenai diri anak didik. Dengan mengetahui keadaan dan

karakteristik anak didik ini, maka akan sangat membantu bagi guru dan siswa dalam

upaya menciptakan proses belajar-mengajar yang optimal. Untuk ini ada hal-hal yang

perlu diperhatikan, yakni:

a.      Segala bentuk kekakuan dan ketakutan harus dihilangkan dari perasaan

anak didik, tetapi sebaliknya harus dirangsang sedemikian rupa sehingga sifat

terbuka, berani mengemukakan pendapat dan segala masalah yang

dihadapinya.

b.     Semua tindakan guru terhadap anak didik harus selalu mengandung unsur

kasih sayang, ibarat orang tua dengan anaknya. Guru harus bersifat sabar,

ramah, terbuka.

c.      Diusahakan guru dan anak didik dalam satu kebersamaan orientasi agar

tidak menimbulkan suasana konfli. Sebab harus dimaklumi bahwa sekolah

atau kelas merupakan kumpulan subjek-subjek yang heterogen, sehingga

keadaannya cukup kompleks.

Kemudian yang harus diingat oleh guru adalah dalam mengadakan

komunikasi.Hubungan yang harmonis dengan anak didik itu tidak boleh

disalahgunakan.Dengan sifat ramah, kasih sayang dan saling keterbukaan dapat

Page 7: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

diperoleh informasi mengena diri anak didik secara lengkap.Ini semata-mata demi

kepentingan belajar anak didik, tidak boleh untuk kepentingan guru, apalagi untuk

maksud-maksud pribadi guru itu sendiri.

2.2.4       Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan

dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah, maksudnya bagaimana guru itu

dapat menciptakan kondisi-kondisi optimal, sehingga anak itu bisa belajar, harus

belajar, perlu dididik dan perlu bimbingan. Usaha menciptakan suasana kehidupan

sekolah sebagaimana dimaksud diatas, akan menyangkut dua hal.

Pertama, yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar di kelas secara

langsung. Untuk ini meliputi hal-hal berikut:

1.     Pengaturan tata-ruang kelas yang lebih kondusif untuk kepentingan

pengajaran.

2.     Menciptakan iklim atau suasana belajar-mengajar yang lebih serasi dan

menyenangkan, misalnya pembinaan situasi keakraban di dalam kelas. Untuk

menciptakan iklim yang lebih serasi ini antara lain dengan:

a.      Adanya keterikatan antara guru dengan anak didik, anak didik

dengan anak didik;

b.     Menetapkan standar tingkah-laku;

c.      Diadakan diskusi-diskusi kelompok;

d.     Memberi penghargaan dan pemeliharaan sengat kerja.

Kedua, menciptakan kehidupan sekolah dalam arti luas yakni meliputi sekolah

secara keseluruhan.Dalam hubungan ini dituntut adanya hubungan baik dan interaksi

antara guru dengan guru, guru dengan anak didik, guru dengan pegawai, pegawai

deengan anak didik. Dengan demikian, memang dituntut adanya keterlibatan semua

pihak di dalam lembaga kependidikan, sehingga dapat menunjang berhasilnya proses

belajar-mengajar.

Page 8: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

Selanjutnya dalam mengusahakan keberhasilan proses belaja-mengajar itu,

guru juga harus membina hubungan baik dengan orang tua murid. Melalui hal ini

diharapkan dapat mengetahui keadaan anak didiknya dan bagaimana kegiatan

belajarnya di rumah.Juga untuk mengetahui beberapa hal tentang anak didik melalui

orang tuanya, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan kegiatan

belajar-mengajar yang lebih baik.Hubungan baik antara guru dengan orang tua murid

merupakan factor yang tidak dapat ditinggalkan, karena keberhasilan belajar anak

didim tidak dapat dipisahkan dengan bagaimana keadaan dan usaha orang tua

murid.Apalagi kalau ada kaitannya dengan tugas dan kewajiban guru sebagai

pendidik, dalam upaya membina kepribadian anak didik, maka andil orang tua sangat

menentukan (ingat tri pusat pendidikan).

2.2.5       Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya

maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

Sesuai denga tri pusat pendidikan, masyarakat ikut bertanggung jawab atas

pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu,gru juga harus membina hubungan baik

dengan masyarakat, agar dapat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana proses

belajar mengajar. Dalam hal ini mengandung dua dimensi penglihatan, yakni

masyarakat disekitar sekolah,  bagi guru sangat penting untuk selalu memelihara

hubungan baik, Karena guru akan mendapat masukan, pengalaman serta memahami

berbagai kejadian atau perkembangan masyarakat itu. Hal ini dapat dimanfaatkan

sebagai usaha pengembangan sumber belajar yang lebih mengena demi kelancaran

proses belajar mengajar. Sebagai contoh guru yang sedang menerangkan sesuatu

pelajaran, kemudian untuk memperjelas dapat diberikan ilustrasi dengan beberapa

perkembanganyang terjadi di masyarakat sekitar.Di samping itu jika sekolah

mengadakn berbagai kegiatan, sanagt memerlukan kemudahan dari masyarakat

sekitar.

Selanjutnya jika dilihat dari masyarakat secara luas, kererikan atau hubungan

baik guru dengan masyarakat luas itu akan mengembangkan pengetahuan guru

tentang persepsi kemasyarakatan yang lebih luas. Misalnya tentang budaya

masyarakat dan bagaimana masyarakat  sebagai pemakai lulusan.

2.2.6       Guru secara sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan

meningkatkan mutu profesinya.

Page 9: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, guru harus selalu

meningkatkan mutu profesinya, baik dilaksanakan secara perseorangan ataupun

secara bersama-sama. Hal ini sangat penting, karena baik buruknya layanan kan

mempengaruhi vitra guru ditenga-tengan masyarakat. Adapun cara-cara

meningkatkan mutu profesi guru dapat dilakukan sebagai berikut:

1.     Secara sendiri-sendiri, yaitu dengan jalan:

a.      Menekuni dan mempelajari secaa kontinu pengetahuan-

pengetahuan yang berhubunga dengan teknik atau proses belajar-

mengajar secara umum, misalnya pengetahuan-pengetahuan tentang

PBM (Proses Belajar Mengajar), ilmu-ilmu lain yang relevan dengan

tugas keguruanya;

b.     Mendalami spesialisasi bidang studi yang diajarkan;

c.      Melakukan kegiatan-kegiatan mandiri yang relevan denga tugas

keprofesiannya;

d.     Mengembangkan materi dan metodologi yang sesuai denga

kebutuhan pengajaran;

e.      Melakukan supervisi dialog dan konsultasi denga guru-guru yang

sudah lebih senior.

2.     Secara bersama-sama,dapat dilakukan misalnya dengan:

a.      Mengikuti berbagai bentuk penataran dan lokakarya;

b.     Mengikuti program pembinaan keprofesian secara khusus,

misalnya program akta ataupun reedukasi bagi yang merasa belum

memenuhi kompetensinya;

c.      Mengadakan kegiatan diskusi dan salig tukar pikiran dengan

teman sejawata terutama yang berkaitan dengan peningkatan mutu

profesi.

2.2.7       Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik

berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.

Page 10: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

Kerja sama dan pembinaan hubungan antar guru di lingkungan tempat kerja,

merupakan usaha yang sangat penting. Sebab dengan pembinaan kerja sama antar

guru di suatu lingkungan kerja akan dapat meningkatkan kelancaran mekanisme kerja,

bahkan juga sebagai langkah-langkah peningkatan mutu profesi guru secara

kelompok. Bergayut dengan ini guru juga perlu membina hubungan dengan sesama

guru secara keseluruhan, termasuk guru-guru di luar lingkungan tempat kerja. Hal ini

dapat memberi masukan dan menambah pengalaman masing-masing guru, karena

mungkin perkembangan di suatu daerah berbeda dengan perkembangan daerah yang

lain (study komperasi).

2.2.8       Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu

organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.

Salah satu ciri profesi adalah dimilikinya organisasi professional.Begitu juga

guru sebagai tenaga professional kependidikan, juga memiliki organisasi

professional.Di Indonesia wadah atau organisasi professional itu adalah PGRI, atau

juga ISPI.Untuk meningkatkan pelayanan dan sarana pengabdiannya organisasi itu

harus tetap dipelihara, dibina bahkan ditingkatkan mutu dan kekompakkan. Sebab

denga peningkatan mutu organisasi berarti akan mampu merencanakan dan

melaksanakan program yang bermutu dan yang sesuai denga kebutuhan masyarakat.

Karena itu organisasi PGRI dan ISPI harus lebih ditingkatkan dan perlu setiap

kali mengadakan pertemuan antarpara guru di berbagai daerah atau mungkin secaraa

nasional.Dalam pertemuan itu dibicarakan berbagi program yang bermanfaat, terutam

bagaimana upaya meningkatkan mutu organnisasi tersebut.Peningkatan mutu

organisasi professional itu, di samping untuk melindungi kepentingan anggota (para

guru) juga sebagai wadah kegiatan pembinaan dan peningkatan mutu profesionalisme

guru.

2.2.9       Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang pendidikan.

Guru adalah bagian warga negara  dan warga nasyarakat yang merupakan

aparat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Atau aparat pemerintah

di bidang pendidikan.Pemerintah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai

Page 11: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

pengelola bidang pendidikan sudah pasti memiliki ketentuan-ketentuan yang

merupakan policy, agar pelaksanaan dapat terarah.

Guru sebagai aparat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan

pelaksanaan langsung kurikulum dan proses belajar-mengajar, harus memahami dan

melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh pemerintah mengenai

bagaimana menangani persoalan-persoalan pendidikan. Dengan melaksanakan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan itu, diharapkan proses pendidikan berjalan

lancer sehingga bisa menopang pelaksanaan pembangunan bangsa secara integral.

Tetapi harus diingat bahwa kebijaksanaan atau ketentuan-ketentuan

pemerintah itu biasanya bersifat umum.Oleh karena itu guru sebagai pelaksana yang

paling operasional harus memahami secara cermat dan kritis serta

mengembangkannya secara rasional dan kreatif yang akhirnya dapat mendukung

policy pihak Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Untuk mengarahkan

kepada maksud-maksud sebagaiman disebutkan diatas, maka perlu dilakukan hal-hal

antara lain sebagai berikut:

1.     Guru harus memahami betul-betul maksud dan arah kebikjasanaan

pendidikan nasional, agar dapat mengambil langkah-langkah secara tepat.

2.     Guru harus terus-menerus meningkatkan profesi dan kesadaran guru

untuk memenuhi hakikat keprofesiannya.

3.     Dilkuakn penilaian, pengawasan dan sanksi yang objektif dan rasional.

4.     Pemimpin lembaga-lembaga pendidikan harus bersifat terbuka, dalam

upaya menerjemahkan setiap ketentuan dari Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

5.     Guru yang semata-mata sebagai kiat dan pelaksana pemerintah di bidang

kurikulum dan proses belajar-mengajar, perlu netral, tidak memihak pada

golongan politik apa pun.

6.     Dalam melaksanakan kebijakan pemerintah (Departemen Pendidika dan

Kebudayaan), yang berkenaan dengan pembaruan di bidang pendidikan, perlu

diupayakan kerja sama antara pemrintah dan organisasi professional guru

(PGRI) dan juga dengan ISPI.

Page 12: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

Dengan memahami Sembilan butir kode etik guru seperti diuraikan di atas,

diharapka guru mampu berperan secara aktif dalam upaya memberikan motivasi

kepada subjek belajar yang dihadapi oleh anak didik/subjek belajar berarti akan dapat

dipecahkan atas bimbingan guru dan kemampuan serta kegairahan mereka

sendiri.Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar akan berjalan degan baik,

sehingga hasilnya optimal.

Adapun menurut kesepakatan para guru Indonesia, dalam melaksanakan tugas

profesinya guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik

Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah

dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putera-

puteri bangsa. Sehingga Kode Etik Guru Indonesia pun dirumuskan sebagai berikut:

Bagian Satu

Pengertian, tujuan, dan Fungsi

Pasal 1

1)     Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan

diterima oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku

dalammelaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota maasyarakat dan

warga negara.

2)     Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

pasal ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik

dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan

tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar,membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, serta sikap

pergaulan sehari-hari di dalam dan luar sekolah.

Pasal 2

Page 13: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

1)     Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku

bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan

bermartabat yang dilindungi undang-undang.

2)     Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan

norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru

dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan

rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai

agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.

Bagian Dua

Sumpah/Janji Guru Indonesia

Pasal 3

1)     Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud

pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi nilai-

nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman

bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

2)     Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi

profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.

3)     Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh

penyelenggara satuan pendidikan.

Pasal 4

1)     Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.

2)     Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara

perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.

Bagian Tiga

Page 14: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional

Pasal 5

Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :

1)     Nilai-nilai agama dan Pancasila

2)      Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional.

3)     Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi

perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan

spiritual,

Pasal 6

1)     Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

a)     Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga

didik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan

mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.

b)     Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati

dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga

sekolah, dan anggota masyarakat.

c)     Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki

karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas

layanan pembelajaran.

d)     Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan

menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.

e)     Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-

menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan

suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang

efektif dan efisien bagi peserta didik.

Page 15: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

f)      Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa

kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang

di luar batas kaidah pendidikan.

g)     Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap

gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi

peserta didik.

h)     Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya

untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan

kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.

i)      Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-

kali merendahkan martabat peserta didiknya. Guru bertindak dan

memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.

j)      Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi

kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.

k)     Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan

penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta

didiknya.

l)      Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi

peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,

menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.

m)   Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk

alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan

pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.

n)     Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan

profesionalnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar

norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama

o)     Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan

profesional dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-

keuntungan pribadi.

Page 16: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

2)     Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :

a)     Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan

efisien dengan Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses

pedidikan.

b)     Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur

dan objektif mengenai perkembangan peserta didik.

c)     Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang

lain yang bukan orangtua/walinya.

d)     Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan

berpatisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

e)     Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa

mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan

pada umumnya.

f)      Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk

berkonsultasin dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan,

dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan.

g)     Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional

dengan orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-

keuntungan pribadi.

3)     Hubungan Guru dengan Masyarakat :

a)     Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif

dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan

pendidikan.

b)     Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam

mengembnagkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan

pembelajaran.

c)     Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat

Page 17: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

d)     Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk

meningkatkan prestise dan martabat profesinya.

e)     Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan

masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan

kesejahteraan peserta didiknya

f)      Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi

nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan

dengan masyarakat.

g)     Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta

didiknya kepada masyarakat.

h)     Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam

kehidupam masyarakat.

4)     Hubungan Guru dengan sekolah:

a)     Guru memelihara dan eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi

sekolah.

b)     Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif

dalam melaksanakan proses pendidikan.

c)     Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.

d)     Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar

sekolah.

e)     Guru menghormati rekan sejawat.

f)      Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat

g)     Guru menjunung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan

kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.

h)     Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan

juniornya untuk tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan

yang relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.

Page 18: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

i)      Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan

pendapat-pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas

pendidikan dan pembelajaran

j)      Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan

kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.

k)     Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat

meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan

tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.

l)      Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang

dari kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat

profesionalnya.

m)   Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru

berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon

sejawat.

n)     Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan

pendapat yang akan merendahkan martabat pribadi dan profesional

sejawatnya

o)     Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional

sejawatnya atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarnya.

p)     Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk

pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.

q)     Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang

langsung atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan

sejawat.

5)     Hubungan Guru dengan Profesi :

a)     Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi

Page 19: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

b)     Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu

pendidikan dan bidang studi yang diajarkan

c)     Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya

d)     Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi

dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab

atas konsekuensiinya.

e)     Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab,

inisiatif individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional

lainnya.

f)      Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan

pendapat yang akan merendahkan martabat profesionalnya.

g)     Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang

dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya

h)     Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud

menghindari tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat

kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.

6)     Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :

a)     Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta

secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi

kepentingan kependidikan.

b)     Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang

memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan

c)     Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi

pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru

dan masyarakat.

d)     Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi

dalam menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan

bertanggungjawab atas konsekuensinya.

Page 20: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

e)     Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu

bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam

tindakan-tindakan profesional lainnya.

f)      Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan

pendapat yang dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi

profesinya.

g)     Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu

untuk memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.

h)     Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai

organisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan

7)     Hubungan Guru dengan Pemerintah :

a)     Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program

pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD

1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang

Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-Undang lainnya.

b)     Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan

kehidupan berbudaya.

c)     Guru berusaha menciptakan, memeliharadan meningkatkan rasa

persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

berdasarkan pancasila dan UUD1945.

d)     Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh

pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan

pembelajaran.

e)     Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang

berakibat pada kerugian negara.

Page 21: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

Bagian Empat

Pelaksanaan , Pelanggaran, dan sanksi

Pasal 7

1)     Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan

Kude Etik Guru Indonesia.

2)     Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik

Guru Indonesia kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan, masyarakat

dan pemerintah.

Pasal 8

1)     Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan

Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang

berkaitan dengan protes guru.

2)     Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

3)     Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.

Pasal 9

1)     Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan

pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan wewenang

Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

2)     Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus objektif

3)     Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.

4)     Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya

pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga

harkat dan martabat profesi guru.

Page 22: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

5)     Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru

Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia,

organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.

6)     Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa

bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum sesuai dengan jenis

pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

Bagian Lima

Ketentuan Tambahan

Pasal 10

Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan di

Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru Indonesia dan peraturan

perundang-undangan.

Bagian Enam

Penutup

Pasal 11

1)     Setiap guru secara sungguh-sungguh menghayati,mengamalkan serta

menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.

2)     Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih

organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

3)     Dewan Kehormatan Guru Indonesia menetapkan sanksi kepada guru

yang telah secara nyata melanggar Kode Etik Guru Indonesia.

Page 23: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

2.3 Hakikat Kode Etik Guru

Pada dasarnya guru adalah tenaga professional di bidang kependidikan yang memiliki

tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar menjadi manusia yang

berpribadi (pancasila).Dengan demikian, guru memiliki kedudukan yang sangat penting dan

tanggung jawab yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program

pendidikan.Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atar buruknya suatu bangsa di

masa mendatang banyak terletak di tangan guru.

Sehubungan dengan itu guru sebagai tenaga professional memerlukan pedoman atau

kode etik guru agar terhidar dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman

baginya untuk tetap professional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi).Setiap guru

yang memegang keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu berpegang epada kode etik

guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada pada profesi itu sendiri.

Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa sangat diperlukan.

Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah

baik. Ia akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalau

kode etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan

kehilangan pola umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru akan dapat dilihat

bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode etik yang sudah disepakati bersama

tersebut. Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk-betuk professional selalu dituntut

adanya kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan kehilangan pamornya sebagai guru

atau boleh dikatakan hidup diluar lingkup keguruan.

2.4  Tujuan Kode Etik Guru

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk

kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.profesi itu sendiri.Secara umum tujuan

mengadakan kode etik adalah sebagai berikut.

2.4.1       Menjunjung tinggi martabat profesi.

Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat,

agar mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh

Page 24: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-

tanduk atau kelakuan anggotanya yang dapat mencemarkan nama baik profesi.

2.4.2       Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

Kesejahteraan mencakup lahir (atau material) maupun batin (spiritual,

emosional, dan mental).Kode etik umumnya memuat larangan-larangan untuk

melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya.

Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorarium anggota profesi

dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa saja yang mengadakan tarif di bawah

minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan seprofesi. Dalam hal

kesejahteraan batin, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada

anggotanya untuk melaksanakan profesinya.

2.4.3    Pedoman berperilaku

Kode etik mengandung peraturan yang membatasi tingkah laku yang tidak

pantas dan tidak jujur bagi para anggota prof'esi dalam berinteraksi dengan sesama

rekan anggota profesi.

2.4.4.     Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Kode etik berkaitan dengan peningkatan kegiatanpengabdian profesi, sehingga

bagi para anggota profesidapat dengan mudah mengetahui tugas dan

tanggungjawabpengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya.Olehkarena itu, kode

etik merumuskan ketentuan-ketentuanyang perlu dilakukan para anggota profesi

dalammenjalankan tugasnya.

2.4.5       Untuk meningkatkan mutu profesi

Kode etik memuat norma norma dan anjuran agar paraanggota profesi selalu

berusaha untuk meningkatkan mutupengabdian para anggotanya.

2.4.6       Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

Kode etik mewajibkan setiap anggotanya untuk aktifberpartisipasi dalam

membina organisasi profesi dankegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.Dari

uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwatujuan suatu profesi menyusun kode etik

adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara

Page 25: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan

meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi profesi.

2.5  Fungsi  Kode Etik Guru

Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan bagi

profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu profesi.

Gibson and Mitchel (1995;449), sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota

suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta

pertanggungjawaban jika anggota profesi yang bertindak di luar kewajaaran.

Secara umum fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:

1.     Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,

sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.

2.     Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.

3.     Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.

4.     Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

5.     Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

6.     Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

Page 26: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

BAB 3

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah :

1.     Bahwa Kode Etik Guru merupakan aturan tata-susila keguruan. Aturan-aturan

tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) melibatkan dari segi

usaha.

2.     Aturan yang terdapat dalam Kode Etik Guru dirumuskan oleh PGRI dan para

guru di Indonesia

3.     Kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena dengan kode etik

penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Dan

akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.

4.     Tujuan kode etik guru antara lain adalah menjunjung tinggi martabat profesi,

menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, pedoman berperilaku,

menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, meningkatkan mutu profesi

dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

5.     Fungsi kode etik guru antara lain adalah agar guru memiliki pedoman dan arah

yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, bertanggungjawab atas profesinya,

terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal,  meningkatkan kualitas dan

kuantitas pelayanan, membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri dan

terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

3.2  Saran

1.     Sebaiknya sebagai sseorang guru yang professional harus mematuhi kode etik guru.

2.     Dengan adanya kode etik guru, sebaiknya seorang guru tidak melakukan tindakan-

tindakan yang menyimpang dari kode etik guru.

3.     Dalam melaksanakan profesi keguruannya, sebagai seorang orang guru harus sesuai

dengan kode etik guru yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.

Page 27: Kode Etik Guru Dan Penjelasannya

DAFTAR PUSTAKA

Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo Persada:Jakarta

Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya Offset:Bandung

http://syadiashare.com/kode-etik-guru-di-indonesia.html(di posting tanggal 11 Maret 2011, pada hari minggu pukul 10:30)

wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uu_14_2005.pdf(di posting tanggal 11 Maret 2011, pada hari minggu pukul 10:30)

www.4shared.com/office/Bod3Ajru/ kode - etik - guru - indonesia .html di posting tanggal 12 Maret 2011, pada hari Senin pukul 13:30)

file.upi.edu/.../ETIKA.../pert_4_dan_5_kode_etik_guru.pdfdi posting tanggal 12Maret 2011, pada hari Senin pukul 13:30)

www.uin-malang.ac.id/index.php?... kode - etik - guru .di posting tanggal 12Maret 2011, pada hari Senin pukul 13:30)