16
sangkuriang Zaman dahulu, disebuah kerajaan tinggal seorang puteri yang sangat cantik, Dayang Sumbi namanya. Karena kecantikanya, banyak raja dan pangeran yang ingin mempersuntingnya, sehingga mereka saling berperang memperebutkan dayang sumbi. Untuk menghindari peperangan dan mencegah jatuhnya banyak korban, dayang sumbi mengasingkan diri di hutan ditemani seekor anjing jantan yang bernama si Tumang. Pada suatu hari ketika dayang sumbi tengah menenun kain, tempat tenun yang dia gunakan terjatuh. Karena gubuknya berada di atas pohon, dayang sumbi malas untuk mengambilnya. Lalu secara tak sengaja terlontar sumpah dari mulutnya. Siapapun yang mengambilkan tempat tenun itu dan membawanya padanya, maka jika dia lelaki akan dijadikan suami, dan jika perempuan akan dijadikan saudara. Tak disangka, ternyata si tumang yang mengambilkanya. Maka dayang sumbi harus menepati sumpah yang telah diucapkanya. Karena malu, sang raja mengasingkan dayang sumbi di tengah hutan bersama si tomang. Namun tanpa diketahui oleh dayang sumbi, si tomang sebenarnya adalah seorang dewa yang sangat tampan. Karena suatu kesalahan, dia diusir dari kahyangan dan dikutuk menjadi seekor anjing. Ketika bulan purnama, maka si tomang akan mampu berubah menjadi pemuda yang gagah dan tampan. Singkat cerita, akhirnya dayang sumbi mengandung dan lahirlah seorang anak lelaki yang kuat dan cerdas, dia diberi nama Sangkuriang. Karena memiliki keturunan dewa, sangkuriang memiliki

Kliping Dongeng

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SMP N 1 Cimanggu

Citation preview

Page 1: Kliping Dongeng

sangkuriang

Zaman dahulu, disebuah kerajaan tinggal seorang puteri yang sangat cantik, Dayang Sumbi namanya. Karena kecantikanya, banyak raja dan pangeran yang ingin mempersuntingnya, sehingga mereka saling berperang memperebutkan dayang sumbi. Untuk menghindari peperangan dan mencegah jatuhnya banyak korban, dayang sumbi mengasingkan diri di hutan ditemani seekor anjing jantan yang bernama si Tumang.

Pada suatu hari ketika dayang sumbi tengah menenun kain, tempat tenun yang dia gunakan terjatuh. Karena gubuknya berada di atas pohon, dayang sumbi malas untuk mengambilnya. Lalu secara tak sengaja terlontar sumpah dari mulutnya. Siapapun yang mengambilkan tempat tenun itu dan membawanya padanya, maka jika dia lelaki akan dijadikan suami, dan jika perempuan akan dijadikan saudara. Tak disangka, ternyata si tumang yang mengambilkanya. Maka dayang sumbi harus menepati sumpah yang telah diucapkanya. Karena malu, sang raja mengasingkan dayang sumbi di tengah hutan bersama si tomang. Namun tanpa diketahui oleh dayang sumbi, si tomang sebenarnya adalah seorang dewa yang sangat tampan. Karena suatu kesalahan, dia diusir dari kahyangan dan dikutuk menjadi seekor anjing. Ketika bulan purnama, maka si tomang akan mampu berubah menjadi pemuda yang gagah dan tampan. Singkat cerita, akhirnya dayang sumbi mengandung dan lahirlah seorang anak lelaki yang kuat dan cerdas, dia diberi nama Sangkuriang. Karena memiliki keturunan dewa, sangkuriang memiliki wajah yang tampan dan juga gagah. Tiap hari dia berburu di hutan ditemani oleh si tomang, ayahnya. Namun sang kuriang tidak tahu bahwa si tomang adalah ayah kandungnya.Hingga pada suatu hari, dayang sumbi ingin memakan hati menjangan. Sangkuriang pun pergi ke hutan untuk berburu. Namun sudah lama dia mengitari hutan, tak satupun dia temukan. Akhirnya Sang kuriang melihat seekor babi hutan, dia berniat menangkap babi itu untuk diambil hatinya, dan berbohong pada ibunya bahwa itu adalah hati menjangan. Lalu sangkuriang memerintahkan si tomang untuk mengejar babi itu, namun si tomang tidak mau dan hanya duduk diam. Sang kuriang lalu mencoba menakuti si tomang dengan panahnya, berharap si tomang menurut. Namun tanpa disengaja, anak panah itu terlepas mengenai si tomang, dan mati.Karena merasa bingung, akhirnya sang kuring mengambil hati si tomang dan membawanya pada ibunya, dia berkata bahwa itu adalah hati menjangan. Namun betapa terkejutnya dayang sumbi setelah tahu bahwa itu hati si tomang, suaminya. Dayang sumbi marah dan.memukul kepala sangkuriang dengan gayung dari batok kelapa hingga terluka. Karena ketakutan, sang kuriang

Page 2: Kliping Dongeng

akhirnya lari pergi dari rumah.Dayang sumbi merasa menyesal setelah kejadian itu, dan dia bertapa meminta pada yang kuasa agar suatu saat bisa bertemu lagi dengan anaknya. Sementara itu, sang kuriang mengembara berkeliling ke seluruh negeri. Dia berguru pada banyak pertapa sakti, hingga kini dia menjadi pemuda yang gagah, tampan, dan sakti mandra guna. Hingga beberapa tahun berlalu, pengembaraan sang kuriang membawanya kembali ke tempat dayang sumbi bertapa. Tak sengaja mereka bertemu di sungai. Dayang sumbi yang tak tahu bahwa itu adalah anaknya, akhirnya jatuh cinta, begitupun sangkuriang yang tak tahu bahwa wanita cantik itu adalah ibu kandungnya. Mereka berdua akhirnya saling jatuh cinta.Namun ketika tengah membelai rambut sangkuriang yang bersandar dipangkuannya, dayang sumbi melihat bekas luka yang dimiliki sangkuriang. Begitu sadar bahwa pemuda di depannya adalah anaknya sendiri, dayang sumbi langsung menolak sangkuriang dan berkata bahwa dia adalah ibunya.Sang kuriang yang sudah dibutakan cinta, tak percaya dan tak mau perduli. Dia tetap memaksa agar dayang sumbi mau menikah dengannya. Akhirnya, dayang sumbi mencoba menolak dengan halus. Dia mau menikah dengan sebuah syarat. Yaitu, sangkuriang harus mampu membuat sebuah perahu besar dan membendung sungai citarum dalam waktu satu malam. Karena kesaktian yang dimiliki, sang kuriang menyanggupi. Dia meminta bantuan pada makhluk-makhluk halus yang menjadi anak buahnya berkat kesaktianya. Bendungan dan perahu hampir selesai kurang dari satu malam.Melihat hal itu, dayang sumbi menjadi gelisah. Dia berdo'a pada Sang Maha Kuasa agar bendungan itu tidak bisa selesai. Dayang sumbi lalu melemparkan kain putih yang ditenunnya. Secara ajaib, kain itu bercahaya sangat terang seperti cahaya fajar. Sehingga para makhluk halus yang membantu sangkuriang ketakutan lalu menghilang. Menyadari pekerjaanya gagal, sang kuriang menjadi marah. Dia menendang perahu yang dibuatnya ke angkasa, dan jatuh tertelungkup di tanah. Dan konon katanya, perahu yang ditendang itu kini berubah menjadi gunung Tangkuban parahu. Sedangkan dayang sumbi agar bebas daru kejaran anaknya, berubah menjadi sebuah bunga.NABANG SI PENUNGGANG PAUS

Pada suatu masa saat pulau Andalas dipimpin oleh Sultan Alam, datanglah raja dari Negeri Penyu bernama Si Meulu, menjumpai Sultan Alam, “Sultan Alam yang perkasa, hamba datang ke isatana tuan untuk mengadukan permasalahan yang sedang kami hadapi”, jelas Raja penyu Si Meulu dengan air mata berlinang.

“Wahai Raja Penyu sahabatku sampaikanlah apa yang menyebabkan engkau gelisah dan bersedih“, pinta Sultan Alam.

“Negeri hamba, pulau penyu, sudah tidak aman lagi, seekor naga raksasa bernama Smong telah menyerang dan membunuh rakyat hamba, setiap hari ada korban yang jatuh, sebagian rakyat hamba sudah mengungsi kepenjuru dunia karena khawatir akan dimangsa oleh Smong si naga raksasa itu”, jelas Raja Penyu sambil menangis.Sultan Alam terpukul mendengar penderitaan

Page 3: Kliping Dongeng

rakyat dari kerajaan penyu, beliau sangat sedih atas kejadian tersebut. “ Sahabatku, aku akan membantu Kerajaan Penyu mengusir naga Smong tersebut”, janji Sultan Alam dengan suara bergetar.Tak lama kemudian Sultan Alam mengumpulkan para menteri dan panglima kesultanan Alam dan menceritakan penderitaan Raja penyu Si Meulu dan rakyatnya di negeri Penyu. Maka berdirilah seorang Panglima Laot dan berkata,” Padukan Sultan Alam Perkasa nan bijaksana, izinkan hamba berbicara”.

“Silahkan Panglima Laot,” Sultan mempersilahkan.

“Sudah banyak laporan dari kapal dagang dan nelayan-nelayan dari Barus bahwasanya mereka melihat makhluk raksasa dari kejauhan saat belayar, makhluk itu bila bergerak menyebabkan gelombang yang tinggi”, Jelas Panglima Laot.

“Bagaimana cara kita mengusir makhluk tersebut Pang Laot?”, Tanya Sultan Alam.

“Hamba sudah berdiskusi dengan laksamana-laksaman angkatan laut kita, mereka semua ngeri mendekati perairan negeri Raja penyu Si Meulu, beberapa nelayan telah melihat banyak penyu melarikan diri dari pulau itu dengan tergesa-gesa”, tambah Panglima Laot.

Tiba-tiba seorang pangeran dari Negeri Barus berdiri, ”Yang Mulia Sultan Alam yang Perkasa, raja dari raja-raja negeri Andalas, izinkan hamba pangeran dari Barus berbicara mewakili Ayahanda hamba”.

“Silahkan Ananda, putra raja dari negeri Barus”, Sultan mempersilahkan.

“Kalau Paduka berkenan, saya mengenal seorang bocah, putra dari seorang Laksamana di Negeri hamba, ayahandanya telah lama hilang di laut, konon bocah tersebut telah mengelilingi seluruh samudra untuk mencari Ayahandanya namun belum berhasil menemukannya. Dia menguasai lautan lebih dari siapapun, kami menyebutnya Nabang si penunggang paus”, Jelas Pangeran dari Barus.

“Namun hamba tidak tahu dimana keberadaan bocah tersebut saat ini, karena dia hidupnya di laut dan selalu berpindah-pindah”, tambah Pangeran dari Barus.

“Lalu bagaimana kita mengenalinya?”, Tanya Sultan Alam.

“Apabila kita mendengar suara seruling yang sangat merdu namun menyayat hati penuh kesedihan, itu tandanya bocah tersebut ada di sekitar daerah tersebut”, jelas Pangeran dari Barus.

Sultan Alam terkesima mendengar cerita tersebut dan segera setelah pertemuan selesai Sultan memanggil Sahabatnya si Elang Raja.

“Elang Raja terbanglah engkau, carilah seorang bocah bernama Nabang si penunggang paus, saya ingin bertemu dengannya”, perintah Sultan kepada Elang Raja.

Maka terbanglah si Elang Raja menunaikan perintah sang Sultan. Keesokan harinya saat matahari mulai terbit di depan Istana Alam berdiri seorang bocah kurus berperawakan tinggi dengan seruling yang menggelantung di dadanya.

“Hamba diminta menghadap Sultan Alam yang Perkasa, raja dari raja-raja Negeri Andalas”, Jelas seorang bocah tersebut kepada pengawal Istana.

Kemudian pengawal istana membawa bocah tersebut kedalam istana untuk menghadap sang Sultan yang semalaman tidak bisa tidur memikirkan malapetaka yang menimpa sahabatnya raja penyu.

Page 4: Kliping Dongeng

“Engkaukah Nabang si penunggang paus?”, tanya Sultan penasaran.

“Benar tuanku, hamba bernama Nabang yang paduka maksud”, jawab bocah itu.

“Nyanyikanlah sebuah lagu untukku”, pinta Sultan.

“Hamba hanya menyanyikan lagu kesedihan Paduka Tuannku”, tambah Nambang.

“Ya, saya ingin mendengarkannya”, pinta Sultan Alam.

Kemudian bocah tersebut mulai meniup serulingnya, Sultan dan orang-orang di istana yang mendengar alunan seruling tersebut seketika mengalirkan air mata merasakan kesedihan yang mendalam dari alunan seruling tersebut. Setelah selesai mengalunkan sebuah lagu dengan serulingnya bocah tersebut bertanya, ”Tuangku Sultan Alam yang Perkasa, raja dari raja-raja negeri Andalas, apakah yang paduka inginkan dari hamba sehingga paduka meminta hamba menghadap paduka?”

“Ananda Nabang si penunggang paus, sahabat saya Raja Si Meulu, Raja penyu dari Negeri Penyu, telah datang menceritakan malapetakan yang mereka alami, seekor naga raksasa bernama Smong telah menyerang pulau mereka, naga Smong tersebut memangsang penyu-penyu tersebut”, terang Sultan Alam.

Nabang si penunggan paus mendengar dengan seksama.

“Tiada laksamana kesultanan yang berani menghadapinya, saya ingin mengangkat seorang laksaman untuk menghadapi naga Smong tersebut, seorang putra dari laksaman pemberani dari negeri Barus, Nabang si penunggang paus”, Sultan menjelaskan maksudnya.

“Sebuah kapal besar lengkap dengan peralatan perang dan pasukan angkatan laut pilihan sudah kami siapkan untuk Ananda laksamana”, jelas panglima perang kesultanan Alam.

Nabang si penunggang paus masih terkesima tidak terucap sepatah katapun, hingga akhirnya dia tersedar dan berkata, ”Sultan Alam yang perkasa, tiada makhluk yang mampu mengalahkan naga Smong tersebut, hamba tidak perlu kapal dan pasukan karena akan sia-sia, biarlah hamba pergi sendiri menjalankan perintah tuanku”.

Setalah memberi penghormatan kepada Sultan Alam, Nabang si penunggang paus pergi meninggalkan istana menuju pantai sambil meniup seruling dengan alunan kesedihan.

Keesokan harinya terjadilah perkelahian yang dasyat di samudra dekat pula penyu, negerinya Raja penyu Si Meulu, seorang bocah yang menunggangi ikan paus raksasa bertarung melawan naga raksasa. Beberapa kali bocah tersebut terlempar dari punggung ikan paus yang terpukul oleh ekor naga dan juga beberapa kali naga terjerebah ke dasar samudra terkena serudukan ikan paus. Pertarungan yang dasyat tersebut sepertinya akan dimenangkan oleh naga Smong, ikan paus sahabat si Nabang sudah terhuyung-huyuh dan jatuh kedasar samudra sedangkan naga smong terus menyerangnya. Saat melihat sahabatnya jatuh kedalam samudra, si Nabang mengambil serulingnya dan meniupkan alunan sedih, tanpa diduga naga yang mendengar alunan seruling tersebut menjadi tenang dan berhenti menyerang ikan paus dan tak lama kemudian tertidur pulas, setiap seruling itu berhenti mengalun naga Smong tersebut akan terbangun, maka ditiup lagi seruling itu oleh si Nabang. Kemudian ikan paus sahabat si Nabang mendorong naga Smong yang tertidur itu kedasar samudra dan mengurungnya didalam celah didasar samudra.

Keesokan harinya, Elang Raja datang menemui Sultan Alam, “Tuanku Sultan Alam, hamba membawa pesan dari laksamana Nabang si penunggang paus, bahwa dia sudah menyelesaikan tugasnya dan sudah mengurung Smong si naga raksasa tersebut di dasar samudra,”

Page 5: Kliping Dongeng

Sultan Alam gembira sekali mendengar berita dari Elang Raja.

“Paduka Tuanku, laksaman Nabang si penunggan paus, juga meminta kepada Tuanku Sultan Alam menyampaikan kepada rakyat seluruh negeri Andalas apabila suatu hari nanti naga raksasa tersebut terbangun, dia akan mengamuk sehingga bumi bergoncang kuat maka mintalah rakyat untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, naga Smong akan menghisap air laut hingga surut lalu dia akan menghamburkannya sehingga air laut bergelombang tinggi akan menyapu daratan. Kemudian naga Smong akan tertidur lagi untuk mengumpulkan tenanganya dan akan terbangun lagi untuk menggoyang dasar samudra tempat dia dikurung”, Jelas Elang Raja.

Maka sejak itu Nabang si penunggang paus menetap di pulau penyu bersama Raja penyu Si Meulu dan rakyatnya, menjaga pulau tersebut dari amukan gelombang raksasa yang sekali-sekali menyerang pulau Si Meulu.

ASAL USUL PULAU NUSAKAMBANGAN

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang raja yang angkuh dan sombong, Prabu Aji

Pramosa adalah seorang raja yang sangat berkuasa di daerahnya karena kesaktian yang dimilikinya. Dia mencari dan terus menambah kesaktiannya di berbagai pelosok daerah di Nusantara. Dia juga mencari orang-orang sakti untuk dikalahkannya. Dia tidak ingin ada satu orangpun yang bisa menandingi kesaktiannya. Para prajuritnya pun diutus untuk mencari orang-orang sakti ke seluruh pelosok negeri. Prajurit-prajuritnya pun akhirnya menemukan seorang Resi yang konon memiliki kesaktian yang luar biasa. Resi itu bernama Resi Karno atau Kyai Jamur.

Segera setelah itu, sang Prabu pun mendatangi kediaman Kyai Jamur. Namun sebelumnya, Kyai Jamur telah diberi tahu oleh abdinya bahwa Prabu Aji Pramosa akan mendatanginya dan mengajaknya bertanding. Kyai Jamur lebih memilih untuk menghindari kedatangan sang Prabu dengan melakukan perjalanannya ke arah barat. Prabu Aji Pramosa pun sangat murka. Dia dan prajuritnya memutuskan untuk mengejar Kyai Jamur sampai ketemu dan berniat akan membunuhnya sebagai balasan karena Kyai Jamur dianggap telah menentang titah paduka.

Kyai Jamur melakukan perjalanan ke arah barat, menelusuri hutan-hutan dan sungai-sungai hingga ke daerah pesisir selatan pulau Jawa, singgahlah Kyai Jamur di suatu daerah yang kini bernama Cilacap. Kyai Jamur menemukan sebuah gua di tepi laut. Di gua itu sang Resi pun bertapa. Rombongan sang Prabu pun telah sampai di daerah itu. Rombongan itu pun menemukan sebuah gua dan mereka memutuskan untuk bertapa. Di dalam gua itu mereka menemukan sang resi sedang bertapa. Tanpa pikir panjang rombongan sang Prabu menghampiri sang resi dan langsung membunuhnya. Sang Prabu dikejutkan karena jasad sang resi menghilang tanpa bekas.

Tiba-tiba…

Prabu Aji Pramosa dan rombongan dikejutkan oleh suara gemuruh ombak dan badai pasir disertai angin yang dahsyat. Gemuruh ombak dan angin itu disertai dengan munculnya seekor naga yang

Page 6: Kliping Dongeng

sangat besar. Naga itu hendak memakan rombongan sang Prabu. Kian lama ombak itu kian membesar dan banyak penyu-penyu menepi ke teluk. Hingga akhirnya teluk itu diberi nama Teluk Penyu yang menjadi obyek wisata utama Kota Cilacap.

Tidak hanya sampai disitu, naga itu kian mendekat ke arah sang prabu. Dengan tergesa-gesa sang prabu melepaskan anak panahnya ke arah naga. Anak panah melesat tepat di ulu hati naga. Naga itu pun menghilang dan ombak serta gemuruh angin berhenti seketika. Tak lama kemudian muncullah seorang wanita yang sangat elok rupawan. Wanita bernama Dewi Wasowati. Wanita itu mendekati sang prabu guna berterima kasih kepada sang prabu karena telah memanahnya. Itu artinya sang prabu telah membantunya untuk bisa kembali ke wujud aslinya yaitu dari seekor naga yang menakutkan menjadi manusia seutuhnya. Sebagai ucapan terima kasih, wanita itu memberikan setangkai kembang Wijaya Kusuma. Konon, siapa saja yang dapat memiliki bunga gaib ini, maka ia akan menurunkan raja-raja besar di Tanah Jawa. Maka, daerah itu dinamakan “Nusakembangan” atau biasa disebut Nusakambangan yang artinya Pulau yang banyak ditumbuhi bunga.

Setelah menerima bunga itu, sang prabu pulang dengan menaiki perahu. Namun sang prabu merasa sangat kecewa karena bunga itu jatuh di laut. Setelah sampai di kerajaan, sang prabu mendapat berita bahwa di pulau karang dekat Nusakambangan tumbuh bunga yang aneh dan ajaib. Ternyata bunga Wijaya Kusuma yang ia jatuhkan terdampar dan tumbuh di atas pulau karang itu. Sampai saat ini keberadaan bunga Wijaya Kusuma masih dilestarikan di pulau Nusakambangan. Di pulau Nusakambangan juga ditumbuhi banyak bunga-bunga liar yang tidak kalah indah dengan bunga Wijaya Kusuma.

LEGENDA KEMBANG WIJAYAKUSUMA

Pada zaman dahulu, menurut legenda, ada setangkai kembang, atau bunga yang tidak pernah layu sepanjang musim.Bunga langka itu, konon, tidak hanya berkhasiat menyembuhkan aneka penyakit, tetapi juga menghidupkan orang mati. Orang-orang terdahulu percaya, asal muasal bunga ajaib itu dari benang sari Bunga Wijaya Kusuma milik dewa Wisnu di kayangan, yang jatuh dan tumbuh di dunia. Bunga dewata inilah

yang kemudian dicari orang untuk dijadikan jimat agar pemiliknya hidup abadi di dunia.

Pada suatu ketika, ada seorang raja dari Tanah Jawa yang bermimpi menemukan bunga Wijaya Kusuma tumbuh di sebuah pulau karang di laut selatan. “Aku bermimpi! Aku tak bisa mati!” teriak raja dalam tidurnya. “Ada apa, Kanda? Siapa yang tak bisa mati?” tanya permaisuri yang terbangun karena teriakan suaminya. “Ah, Dinda. Kita akan hidup selamanya. Aku tahu di mana tempat Kembang Wijaya Kusuma berada,” jawab baginda yang kemudian menceritakan perihal mimpinya.

Page 7: Kliping Dongeng

   Keesokan harinya, baginda segera memanggil semua punggawa kepercayaannya. Mereka diperintahkan memetik Bunga Wijaya Kusuma yang tumbuh di Pulau Karang di Laut Selatan, yang dikenal sebagai Pulau Karang Badong. “Tetapi Baginda, bunga itu tidak bisa dipetik pada sembarang waktu,” kata penasihat istana. “Apa maksudmu tidak bisa dipetik sepanjang waktu?” tanya raja tidak senang. “Maksudnya bunga itu hanya bisa dipetik ketika cuaca di langir sedang cerah dan Laut Selatan sedang tenang…” “Ah, kamu sungguh bodoh, kalau aku menunggu saranmu, bunga itu sudah diambil orang!” kata raja tak dapat dibantah lagi.

   Akhirnya, tanpa mampu menolak perintah raja, serombongan punggawa kerajaan berangkat meninggalkan istana menuju Laut Selatan. Sebenarnya, mereka pergi dengan dibayangi rasa waswas dan ketakutan. Petugas istana pernah menyatakan bahwa siapa pun yang melanggar pantangan akan mendapat malapetaka, bukan panjang umur.

   Sampai di pantai Laut Selatan, perasaan mereka bertambah kecut. Ketika itu, ombak pantai Laut Selatan bergelora setinggi bukit. Pulau Karang Badong yang ada di tengah samudera kadang tampak dan kadang lenyap terhalang gelombang. Suasana yang demikian memang bukan saat yang tepat memenuhi perintah raja.

   Di tengah rasa bingungdan keputusasaan itu, mereka melihat seorang nelayan duduk merenung sambil memandangi laut yang bergelora. Para punggawa kerajaan itu segera menghampirinya. “Kenapa engkau duduk melamun seorang diri di sini? Mana nelayan yang lain?” tanya para punggawa utusan raja itu. “Oh, maafkan hamba, Gusti. Hamba hanya sedang merenungi nasib,” jawab nelayan itu terbata-bata dan tidak mengingat pertanyaan para utusan raja itu. “Merenungi nasib? Memangnya kenapa dengan nasibmu?” desak para punggawa raja. “Hamba benar-benar menjadi nelayan yang tak berguna, Gusti. Hamba seorang nelayan, tetapi tidak memiliki perahu,” ujar nelayan itu mengiba.

   Mendengar jawaban nelayan itu, para utusan raja berseri-seri wajahnya. mereka menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya. “Baik, aku akan mengubah nasibmu,” kata para utusan raja itu bersungguh-sungguh. “Mengubah nasib hamba, Gusti?” “Benar. Jangankan perahu, lebih dari itu kamu akan memilikinya. Asalkan…” “Asalkan apa, Gusti. Katakanlah…,” sahut nelayan itu tak sabar. “Asalkan kamu bisa mengambil Kembang Wijaya Kusuma…,” “Kembang Wijaya Kusuma yang tumbuh di Pulau Karang Badong itu, Gusti?” tegas nelayan itu. “Benar, apakah kamu tahu?” “Hamba tahu gusti, tetapi sangat berbahaya sekarang ini untuk pergi ke sana,” jawab nelayan itu.

   Namun, pada akhirnya, nelayan itu pergi juga karena tergiur banyaknya hadian yang akan diterima. Dengan meminjam perahu milik saudaranya, nelayan itu nekat menempuh ganasnya ombak Pantai Laut Selatan menuju Pulau Karang Badong, tempat tumbuhnya Kembang Wijaya Kusuma.

   Nelayan itu harus benar-benar mengerahkan segenap keberanian dan keterampilannya agar bisa sampai ke Pulau Karang Badong. Begitu sampai, nelayan itu cepat-cepat mendaki tebing tinggi untuk segera bisa memetik bunga langka itu.

    Akan tetapi, begitu dia berhasil memetiknya, tiba-tiba saja di sekelilingnya sudah berdiri wajah-wajah menyeramkan. Wajah-wajah setan juga ingin memiliki bunga dewata agar bisa hidup selamanya.“Ha…apakah kamu sudah bosan hidup berani memetik bunga itu! Ayo serahkan bunga itu?” teriak setan-setan berwajah seram itu. “Tidak, bunga ini untuk raja,” kata nelayan itu sambil berlari menerobos kepungan setan-setan itu dengan senjata parangnya.

    Nelayan itu terus berlari menuju perahunya. Namun, betapa kecewanya ketika ia melihat perahunya sudah berkeping-keping dihantam ombak di antara baru karang. Tubuh nelayan itu

Page 8: Kliping Dongeng

langsung menggigil ketakutan membayangkan nasibnya, mati ditelan ganasnya ombak Laut Selatan, atau dibunuh oleh setan penunggu Pulau Karang Badong.

    Akhirnya, ketika para setan yang mengejarnya semakin dekat, nelayan itu tidak punya pilihan lagi. “Oh Dewa, tolonglah hambamu ini!” teriak nelayan itu dan kemudian menceburkan diri ke dalam ombak yang bergulung-gulung. Tubuh nelayan itu timbul tenggelam dalam gulungan ombak. Namun jiwa nelayannya menjadikan dia tidak menyerah. Dengan sekuat tenaga, dia berenang meraih sebuah papan yang rupanya berasal dari pecahan perahu miliknya.

    Nasib baik masih bersama nelayan itu. dengan memeluk erat-erat pecahan papan, tubuh nelayan itu ditemukan oleh para punggawa dalam keadaan sekarat pada keesokan harinya. Namun, para utusan raja itu ternyata tidak bertanggung jawab. Mengetahui keadaan nelayan yang sekarat, para utusan raja itu hanya mengambil Kembang Wijaya Kusuma, sementara tubuh nelayan yang malang itu dibiarkan begitu saja.

    Namun, pada akhirnya, raja dan punggawa yang telah berani melanggar pantangan itu harus menanggung akibatnya. Satu per satu punggawa raja itu mati tanpa diketahui sebabnya yang pasti. Sementara itu, raja sendiri menjadi gila dan meninggalkan istana.

    Nelayan yang semula begitu mengutuk para utusan raja yang telah membohonginya, akhirnya masih dapat bersyukur. Dia bersyukur meskipun tidak mendapatkan perahu. Jiwanya masih selamat.

    Lalu, bagaimana nasib Kembang Wijaya Kusuma itu? Bunga itu menghilang secara gaib, kembali kepada para dewa.

Dongeng Jaka Tarub – Cerita Rakyat Jaka Tarub

Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa tinggallah seorang Janda bernama Mbok Randa. Ia tinggal seorang diri karena suaminya sudah lama meninggal dunia. Suatu hari, ia mengangkat seorang anak Laki-laki menjadi anaknya. Anak angkatnya diberi nama Jaka Tarub. Jaka Tarub pun tumbuh beranjak dewasa.

Jaka Tarub menjadi pemuda yang sangat tampan, gagah, dan baik hati. Ia juga memiliki

kesaktian. Setiap hari, ia selalu membantu ibunya di sawah. Karena memiliki wajah yang sangat tampan banyak gadis-gadis cantik yang ingin menjadi istrinya. Namun, ia belum ingin menikah.

Setiap hari ibunya menyuruh Jaka Tarub untuk segera menikah. Namun, lagi-lagi ia menolak permintaan ibunya. Suatu hari Mbok Randa jatuh sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya. Jaka Tarub sangat sedih.

Sejak kematian Mbok Randha, Jaka Tarub sering melamun. Kini sawah ladangnya terbengkalai.“Sia-sia aku bekerja. Untuk siapa hasilnya?” demikian gumam Jaka Tarub.Suatu malam, Jaka Tarub bermimpi memakan Daging Rusa. Pada saat ia terbangun dari tidurnya, ia pun langsung pergi ke hutan. Dari pagi sampai siang hari ia berjalan. Namun, ia sama sekali tidak menjumpai Rusa. Jangankan Rusa, Kancil pun tidak ada.

Page 9: Kliping Dongeng

Suatu ketika, ia melewati telaga itu dan secara tidak sengaja ia melihat para bidadari sedang mandi disana. Di telaga tampak tujuh perempuan cantik tengah bermain-main air, bercanda, ber-suka ria. Jaka Tarub sangat terkejut melihat kecantikan mereka.

Karena jaka Tarub merasa terpikat oleh tujuh bidadari itu, akhirnya ia mengambil salah satu selendangnya. Setelahnya para bidadari beres mandi, merekapun berdandan dan siap-siap untuk kembali ke kahyangan.

Mereka kembali mengenakan selendangnya masing-masing. Namun salah satu bidadari itu tidak menemukan selendangnya. Keenam kakaknya turut membantu mencari, namun hingga senja tak ditemukan juga. Karena hari sudah mulai senja, Nawangwulan di tinggalkan seorang diri. Kakak-kakanya kembali ke Khayangan. Ia merasa sangat sedih.

Tidak lama kemudian Jaka Tarub datang menghampiri dan berpura-pura menolong sang Bidadari itu. Di ajaknya bidadari yang ternyata bernama Nawang Wulan itu pulang ke rumahnya. Kehadiran Nawang Wulan membuat Jaka Tarub kembali bersemangat.

Singkat cerita, merekapun akhirnya menikah. Keduanya hidup dengan Bahagia. mereka pun memiliki seorang putri cantik bernama Nawangsih. Sebelum mereka menikah, Nawang wulan mengingatkan kepada Jaka Tarub untuk tidak menanyakan kebiasan yang akan dilakukannya nanti setelahnya ia menjadi istri.

Rahasianya Nawang Wulan yaitu, Ia memasak nasi selalu menggunakan satu butir beras, dengan sebutir beras itu ia dapat menghasilkan nasi yang banyak. Setelah mereka menikah Jaka Tarubsangat penasaran. Namun, dia tidak bertanya langsung kepada Nawang wulan melainkan ia langsung membuka dan melihat panci yang suka dijadikan istrinya itu memasak nasi. Ia melihat Setangkai padi masih tergolek di dalamnya, ia pun segera menutupnya kembali. Akibat rasa penasaran Jaka Tarub. Nawang Wulan kehilangan kekuatannya. Sejak saat itu, Nawang Wulan harus menumbuk dan menampi beras untuk dimasak, seperti wanita umumnya.

Karena tumpukan padinya terus berkurang, suatu waktu, Nawangwulan tanpa sengaja menemukan selendang bidadarinya terselip di antara tumpukan padi. ternyata selendang tersebut ada di lumbung gabah yang di sembunyikan oleh suaminya.

Nawang wulan pun merasa sangat marah ketika suaminyalah yang mencuri selendangnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke kahyangan. Jaka Tarub pun meminta maaf dan memohon kepada istrinya agar tidak pergi lagi ke kahyanngan, Namun Nawangwulan sudah bulat tekadnya, hingga akhirnya ia pergi ke kahyangan. Namun ia tetap sesekali turun ke bumi untuk menyusui bayinya. Namun, dengan satu syarat, jaka tarub tidak boleh bersama Nawangsih ketika Nawang wulan menemuinya. Biarkan ia seorang diri di dekat telaga.

Jaka Tarub menahan kesedihannya dengan sangat. Ia ingin terlihat tegar. Setelah Jaka Tarub menyatakan kesanggupannya untuk tidak bertemu lagi dengan Nawangwulan, sang bidadaripun terbang meninggalkan dirinya dan Nawangsih. Jaka Tarub hanya sanggup menatap kepergian Nawangwulan sambil mendekap Nawangsih. Sungguh kesalahannya tidak termaafkan. Tiada hal lain yang dapat dilakukannya saat ini selain merawat Nawangsih dengan baik

Page 10: Kliping Dongeng

SI KANCIL DAN GIGI HARIMAU

Pada suatu pagi yang cerah di hari minggu,si kancil sedang asik berlari-lari pagi.Liburan sekolah dia manfa'atkan untuk mengunjungi padang rumput di pinggir hutan.Udara yang segar dan langit yang cerah sangat menyenangkan untuk di nikmati,jarang bisa melihat langit yang biru dan luas di tengah-tengah hutan yang lebat di desanya.Kali ini si kancil pergi sendiri,karena ketika dia berangkat tadi si ranggo dan buny masih tertidur lelap.Sang mentari sudah mulai tinggi bertengger di cakrawala.Tanda bagi si kancil untuk segera pulang ke rumah.Si kancilpun berlari-lari kecil dan masuk ke dalam hutan.Sesekali dia berhenti untuk memakan daun-daun muda yang dia lewati.Tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara geraman yang sangat keras dan menyeramkan.Hingga seluruh tubuhnya gemetar di buatnya.Dan di lihatnya seekor harimau yang besar dan gagah telah menyeringai di depanya.Perasaan terkejut dan takut meliputi hati si kancil.Dia tahu..Bahwa tubuh dengan corak belang-belang,kuku yang panjang,dan taring yang tajam di depanya adalah king Loreng,Dia adalah raja penguasa seluruh hutan yang terkenal lalim dan kejam,serta suka bertindak semena-mena.Kancil sadar kalau hidupnya dalam bahaya,tapi bukan si kancil kalau sampai dia kehabisan akal.Maka si kancilpun tidak berusaha lari.Dia tetap berjalan santai dengan pura-pura berjalan pincang mengangkat salah satu kaki belakangnya.

"Woi mahluk kecil..!! Apa kau tak mengenal aku?".Teriak harimau.

"Hamba mengenal anda paduka.Tentunya dengan tubuh gagah,kuku,taring,dan tubuh bercorak khas,tak ada yang tak mengenali paduka..Raja Loreng".Jawab kancil merendah.

"Berarti kamu tahu nyawa mu dalam bahaya,kenapa kau tak coba lari?".Tanya harimau penasaran.

"Secepat dan segesit apapun hamba lari,hamba tahu tak akan bisa mengalahkan kecepatan dan kegesitan paduka.Dan ahirnya hamba pasti tertangkap juga..Apa lagi dengan keadaan kaki hamba yang pincang ini..".Kata kancil."Hahahaha..Benar..Benar..Kau tak mungkin bisa mengalahkan kecepatan ku.Tapi..Tak asik kalau kita tak main kejar-kejaran dulu,aku mau kamu lari..Dan nanti aku akan mengejar mu..Kalo cuma begini saja,gak ada tantanganya sama sekali..".Pinta harimau."Kalau itu memang keinginan paduka,hamba akan turuti.Tapi sebelumnya..Jika boleh hamba minta satu permintaan..".Kata kancil.

"Oh..Iya..Iya..Silahkan..Aku tak akan menolak permintaan hewan seperti mu yang sebentar lagi akan mati jadi sarapan ku.Memangnya kamu minta apa..?".Tanya harimau.

"Hamba hanya minta tolong..Tolong paduka cabutkan duri yang menancap di kaki belakang hamba,agar hamba bisa berlari dengan normal..".Pinta si kancil.

"Hahaha..Cuma itu? Baiklah..Akan ku cabutkan duri dari kaki mu".Harimau pun kemudian menundukan kepalanya di belakang kancil,untuk melihat duri yang menancap di kaki belakangnya.Tapi ketika harimau itu sudah menunduk sangat rendah,tiba-tiba si kancil menendang dengan sekuat tenaga.Karena kejadian itu,si harimau pun berteriak kesakitan karena satu giginya patah.Dan si kancil tidak menyianyaiakan kesempatan itu.Ketika harimau meraung-raung menahan sakit,secepat kilat kancil berlari dan menghilang di balik semak-semak.Nah..Mulai hari itulah perseteruan antara kancil dan harimau di mulai..Harimau yang merasa harga dirinya di injak-injak oleh kancil,menyimpan dendam yang terus di tahan.

Page 11: Kliping Dongeng